histologi respirasi

9
HAND OUT HISTOLOGI SISTEM RESPIRASI DISUSUN OLEH: DRA. LISTIJANI SUHARGO, M.Si. Sub pokok bahasan: 1. Anatomi dan Fungsional Sistem Respirasi 2. Epitel Respirasi 3. Histologi Rongga hidung, Sinus Paranasalis, dan Nasopharynx 4. Histologi Larynx 5. Histologi Trakea 6. Histologi Bronkus 7. Histologi Bronkiolus 8. Histologi Saluran alveolus dan Alveolus ANATOMI DAN FUNGSIONAL SISTEM RESPIRASI Sistem respirasi berperan untuk penyediaan oksigen untuk darah dan membuang CO2. Sistem respirasi dibagi menjadi 2 bagian utama yaitu bagian konduksi dan bagian respirasi. Bagian konduksi meliputi rongga hidung, nasopharynx, larynx, trakea, bronkus dan bronkiolus. Bagian ini berperan untuk (1) menyediakan saluran di mana udara dapat mengalir ke dan dari paru-paru, (2) memelihara udara yang diinspirasi (dibersihkan, dibasahi dan dihangatkan). Untuk melaksanakan fungsi tersebut, maka pada saluran respirasi terdapat tulang- tulang rawan, serabut elastin dan otot polos. Tulang rawan berperan sebagai penyokong dinding bagian konduksi. Serabut-serabut elastin dapat menjamin fleksibilitas struktur dan memungkinkan kembali ke bentuk semula setelah meregang. Berkas otot polos terdapat pada lamina propria dan berperan untuk 1

Upload: aritrisnawati

Post on 07-Feb-2016

222 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

histo

TRANSCRIPT

Page 1: histologi respirasi

HAND OUTHISTOLOGI SISTEM RESPIRASIDISUSUN OLEH: DRA. LISTIJANI SUHARGO, M.Si.

Sub pokok bahasan:1. Anatomi dan Fungsional Sistem Respirasi2. Epitel Respirasi3. Histologi Rongga hidung, Sinus Paranasalis, dan Nasopharynx4. Histologi Larynx5. Histologi Trakea6. Histologi Bronkus7. Histologi Bronkiolus8. Histologi Saluran alveolus dan Alveolus

ANATOMI DAN FUNGSIONAL SISTEM RESPIRASI

Sistem respirasi berperan untuk penyediaan oksigen untuk darah dan

membuang CO2. Sistem respirasi dibagi menjadi 2 bagian utama yaitu bagian

konduksi dan bagian respirasi.

Bagian konduksi meliputi rongga hidung, nasopharynx, larynx, trakea,

bronkus dan bronkiolus. Bagian ini berperan untuk (1) menyediakan saluran di

mana udara dapat mengalir ke dan dari paru-paru, (2) memelihara udara yang

diinspirasi (dibersihkan, dibasahi dan dihangatkan). Untuk melaksanakan fungsi

tersebut, maka pada saluran respirasi terdapat tulang-tulang rawan, serabut elastin

dan otot polos. Tulang rawan berperan sebagai penyokong dinding bagian

konduksi. Serabut-serabut elastin dapat menjamin fleksibilitas struktur dan

memungkinkan kembali ke bentuk semula setelah meregang. Berkas otot polos

terdapat pada lamina propria dan berperan untuk mengurangi diameter saluran

berarti mengatur aliran udara selama inspirasi dan ekspirasi.

Pada pemeliharaan udara, pembersihan dilakukan oleh epitel bersilia yang

berfungsi membuang partikel-partikel debu dan zat-zat lain. Untuk membasahi

saluran respirasi diperlukan peranan dari kelenjar-kelenjar mukus (sel-selnya

terdiri sel mukosa dengan granul sekresi yang besar dan jernih) dan seromukus

(gabungan sel serosa dan mukosa, dimana sel serosa mempunyai granul sekresi

yang mudah diwarnai). Untuk menghangatkan diperlukan peranan dari pembuluh

darah.

1

Page 2: histologi respirasi

EPITEL RESPIRASI

Terdapat 6 macam epitel respirasi antara lain :

1. Sel-sel epitel yang meliputi beberapa bentuk antara lain :epitel silindris

berlapis semu dan bersilia, epitel kubus dan bersilia, epitel kubus dan epitel

gepeng

2. sel goblet

3. sel brush dengan banyak mikrovilli (reseptor sensoris).

4. sel basal (merupakan sel-sel generatif)

5. sel granula

6. sel serosa dan mukosa pada kelenjar mukus dan seromukus

HISTOLOGI RONGGA HIDUNG, SINUS PARANASALIS

DAN NASOPHARYNX

Rongga hidung

Rongga hidung terdiri atas 2 struktur yang berbeda :

di luar adalah vestibulum dan di dalam fossa nasalis.

Vestibulum adalah bagian rongga hidung paling anterior yang melebar,

kira-kira 1,5 cm dari lubang hidung. Bagian ini dilapisi oleh epitel berlapis pipih

yang mengalami keratinisasi, terdapat rambut-rambut pendek dan tebal atau

vibrissae dan terdapat banyak kelenjar minyak (sebasea) dan kelenjar keringat.

Fossa nasalis dibagi menjadi 2 ruang oleh tulang septum nasalis. Dari

masing-masing dinding lateral terdapat 3 penonjolan tulang yang dikenal sebagai

concha, yaitu concha superior, concha tengah dan concha inferior.

Dinding fossa nasalis terdiri dari sel epitel silindris berlapis semu bersilia,

sel-sel goblet yang menghasilkan mucus. Pada lamina propria terdapat jaringan

ikat dan kelenjar serous dan mukus yang mendukung sekresi sel goblet, dan juga

terdapat vena yang membentuk dinding tipis yang disebut cavernous bodies.

Pada concha superior dan septum nasal membentuk daerah olfaktori

dengan sel-sel khusus yang meliputi sel-sel olfaktori, sel pendukung dan sel sel

basal. Sel olfaktori merupakan neuron bipolar/ sel neuroepitel, yang mempunyai

akson pada lamina propria dan silia pada permukaan epitel. Silianya mengandung

reseptor olfaktori yang merespon bahan yang menghasilkan bau. Pada laminar

proprianya terdapat kelenjar Bowman, alveoli dan salurannya dilapisi oleh sel

2

Page 3: histologi respirasi

epitel kubus. Kelenjar ini menghasilkan sekresi serous yang berwarna

kekuningan.

HISTOLOGI PHARYNXPharynx dibatasi oleh epitel respirasi. Pharynx terdiri dari nasopharynx

dan oropharynx. Nasopharynx dilapisi oleh epitel respirasi sedang oropharynx

dilapisi oleh epitel berlapis pipih. Limfosit banyak dijumpai di bawah epitel dari

pharynx. Jaringan ikat adalah fibroelastik yang dikelilingi oleh otot lurik.

HISTOLOGI LARYNXLarynx menghubungkan pharynx dengan trakea. Larynx mempunyai 4

komponen yaitu lapisan mukosa dengan epitel respirasi, otot ektrinsik dan

intrinsic, tulang rawan. Tulang rawannya meliputi tulang rawan tiroid, krikoid

dan arytenoids (merupakan tulang rawan hialin). Otot intrinsik menentukan

posisi, bentuk dan ketegangan dari pita suara, otot ekstrinsik menghubungan

tulang rawan dengan struktur lain dari leher.

Pita suara terdiri dari epitel berlapis pipih yang tidak kornifikasi, lamina

propria dengan jaringan ikat padat yang tipis, jaringan limfatik dan pembuluh

darah.

HISTOLOGI TRAKEATrakea adalah saluran pendek (10-12 cm panjangnya) dengan diameter

sekir 2 cm. Trakea dilapisi oleh epitel respirasi. Sejumlah sel-sel goblet terdapat di

antara sel-sel epitelnya, dan jumlah tergantung ada tidaknya iritasi kimia atau

fisika dari epitelium ( yang dapat meningkatkan jumlah sel goblet). Iritasi yang

berlangsung dalam waktu yang lama dapat mengubah tipe sel dari tipe sel epitel

berlapis pipih menjadi metaplasia. Pada lapisan epitel terdapat sel brush, sel

endokrin (sel granul kecil ), sel klara (sel penghasil surfaktan) dan sel serous.

Lapisan-lapisan pada trakea meliputi lapisan mukosa, lapisan submukosa

dan lapisan tulang rawan trakeal dan lapisan adventitia. Lapisan mukosa meliputi

lapisan sel-sel epitel respirasi dan lamina propria. Lamina proprianya banyak

mengandung jaringan ikat longgar dengan banyak serabut elastik, yang

selanjutnya membentuk membran elastik yang menghubungkan lapisan mukosa

3

Page 4: histologi respirasi

dan submukosa. Pada submukosa terdapat kelenjar muko-serous yang

mensekresikan sekretnya menuju sel-sel epitel.

Tulang rawan pada trakea berbentuk huruf C yang terdiri dari tulang rawan

hialin. Ujung-ujung dorsal dari huruf C dihubungkan oleh otot polos dan

ligamentum fibroelastin. Ligamentum mencegah peregangan lumen berlebihan,

dan kontraksi otot polos menyebabkan tulang rawan saling berdekatan. Hal ini

digunakan untuk respon batuk. Tulang rawan trakea dapat mengalami osifikasi

dengan bertambahnya umur.

Lapisan adventitia terdiri dari jaringan ikat fibrous. Trakea bercabang dua

yaitu dua bronkus utama

HISTOLOGI BRONKUS dan BRONKIOLUSBronkus primer kiri dan kanan bercabang membentuk 3 bronkus pada

paru-paru kanan dan 2 bronkus pada paru-paru kiri. Bronkus-bronkus ini

bercabang berulang-ulang membentuk bronkus-bronkus yang lebih kecil, dan

cabang-cabang terminalnya dinamakan bronkiolus. Masing-masing bronkiolus

bercabang-cabang lagi membentuk 5 – 7 bronkiolus terminalis. Tiap-tiap

bronkiolus terminalis bercabang menjadi 2 bronkiolus respiratorius atau lebih.

Histologi bronkus terdiri dari lapisan mukosa, submukosa, dan lapisan

adventitia. Lapisan mukosa terdiri dari lapisan sel-sel epitel silindris berlapis

semu bersilia dengan lamina propria yang tipis (dengan banyak serabut elastin),

limfosit yang tersebar dan berkas otot polos yang silang menyilang tersusun seperti

spiral. Limfosit dapat berupa nodulus limfatikus terutama pada percabangan

bronkus. Lapisan submukosa terdiri dari alveoli dari kelenjar mukosa dan

seromukosa. Pada lapisan adventitia terdapat tulang rawan berupa lempeng-

lempeng tulang rawan dan jaringan ikat longgar dengan serabut elastin.

Histologi bronkiolus meliputi lapisan mukosa, submukosa dan adventitia.

Lapisan mukosa seperti pada bronkus, dengan sedikit sel goblet. Pada bronkiolus

terminalis, epitelnya kubus bersila dan mempunyai sel-sel Clara (dengan

permukaan apical berbentuk kubah yang menonjol ke dalam lumen). Pada lamina

propria terdapat jaringan ikat (terutama serabut elastin) dan otot polos. Pada

bronkiolus tidak ada tulang rawan dan kelenjar. Lapisan adventitia juga terdiri

dari jaringan ikat elastin. Lapisan otot pada bronkiolus lebih berkembang

4

Page 5: histologi respirasi

dibandingkan pada bronkus. Pada orang asma diduga resistensi jalan udara

karena kontraksi otot bronkiolus.

Bronkiolus respiratorius dilapisi oleh epitel kubus bersilia, dan pada

tepinya terdapat lubang-lubang yang berhubungan dengan alveoli. Pada bagian

distal dari brionkiolus respiratorius, pada lapisan epitel kubus tidak ada silianya.

Terdapat otot polos dan jaringan ikat elastin.

HISTOLOGI SALURAN ALVEOLARIS DAN

ALVEOLUSSaluran alveolaris dibatasi oleh lapisan epitel gepeng yang sangat tipis.

Dalam lamina propria terdapat jala-jala sel-sel otot polos yang saling menjalin.

Jaringan ikatnya berupa serabut elastin dan kolagen. Serabut elastin

memungkinkan alveoli mengembang waktu inspirasi dan sebut kolagen berperan

sebagai penyokong yang mencegah peregangan berlebihan dan kerusakan kapiler-

kapiler halus dan septa alveoli yang tipis. Saluran alveolaris bermuara pada atria

(suatu ruang yang terdiri dari dua atau lebih sakus alveolaris).

Alveolus merupakan suatu kantung kecil yang terbuka pada salah satu

sisinya pada sakus alveolaris. Pada kantung kecil ini O2 dan CO2 mengadakan

pertukaran antara udara dan darah. Alveolus dibatasi oleh sel epitel gepeng yang

tipis dengan lamina propria yang berisi kapiler dan jaringan ikat elastin.

LATIHAN SOAL:

1. bagaimana tipe sel epitel pada:

organ Tipe sel epitelVestibulumFossa nasalispharynxlarynxTrakeaBronkusbronkiolusalveolus

5

Page 6: histologi respirasi

2. Kelenjar mukosa dan seromukosa terdapat pada saluran respirasi mana?

organ Ada (+), tidak ada (-)VestibulumFossa nasalispharynxlarynxTrakeaBronkusbronkiolusalveolus

3. Pada organ-organ berikut terdapat otot polos, beri tanda!

organ Ada (+), tidak ada (-)VestibulumFossa nasalispharynxlarynxTrakeaBronkusbronkiolusalveolus

4. jaringan-jaringan ikat pada saluran respirasi terutama terdiri dari

jaringan ikat………..

6