homeostasis 1

3
Sarah Nurainina 1512 100 017 Histopatologi Hewan HOMEOSTASIS Homeostasis adalah kondisi statis dinamis internal tubuh yang relative dipertahankan secara konstan terhadap berbagai rangsang. Setiap sel dengan masing-masing kerjanya yang spesifik selalu mempertahankan homeostasis. Kingkungan internal tubuh yang jarus dipertahankan homeostasisnya yaitu konsentrasi molekul nutrisi, konsentrasi O 2 dan CO 2 , konsentrasi zat sisa, pH, konsentrasi cairan, garam & elektrolit, suhu dan volume & tekanan. Pengaturan aktivitas sistem tubuh untuk mempertahankan homeostasis dibagi menjadi 2 yaitu pengendalian intrinsik berupa respon kompensasi yang dilakukan oleh organ yang bersangkutan dan pengaturan ekstrinsik berupa respon organ yang merangsang kerja dari sistem pengendalian lain, dalam hal ini sistem saraf dan endokrin. Pada kondisi patologis, homeostasis akan terpengaruh secara keseluruhan dan bila homeostasis tidak dapat dipertahankan maka penyakit akan benar-benar menyerang dan dapat menyebabkan kematian. Ketika suatu aktivitas yang tidak umum terjadi proses adaptasi untuk menjaga homeostasis tubuh yaitu dengan atrofi, hipertrofi, metaplasia dan hyperplasia. Organ utama yang menjaga

Upload: sarah-nurainina

Post on 12-Nov-2015

2 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

homeostasis of cell

TRANSCRIPT

Sarah Nurainina1512 100 017Histopatologi Hewan

HOMEOSTASIS

Homeostasis adalah kondisi statis dinamis internal tubuh yang relative dipertahankan secara konstan terhadap berbagai rangsang. Setiap sel dengan masing-masing kerjanya yang spesifik selalu mempertahankan homeostasis. Kingkungan internal tubuh yang jarus dipertahankan homeostasisnya yaitu konsentrasi molekul nutrisi, konsentrasi O2 dan CO2, konsentrasi zat sisa, pH, konsentrasi cairan, garam & elektrolit, suhu dan volume & tekanan. Pengaturan aktivitas sistem tubuh untuk mempertahankan homeostasis dibagi menjadi 2 yaitu pengendalian intrinsik berupa respon kompensasi yang dilakukan oleh organ yang bersangkutan dan pengaturan ekstrinsik berupa respon organ yang merangsang kerja dari sistem pengendalian lain, dalam hal ini sistem saraf dan endokrin.

Pada kondisi patologis, homeostasis akan terpengaruh secara keseluruhan dan bila homeostasis tidak dapat dipertahankan maka penyakit akan benar-benar menyerang dan dapat menyebabkan kematian. Ketika suatu aktivitas yang tidak umum terjadi proses adaptasi untuk menjaga homeostasis tubuh yaitu dengan atrofi, hipertrofi, metaplasia dan hyperplasia. Organ utama yang menjaga homeostasis tubuh adalah membran sel yang berfungsi menjadi penjaga bagi apa-apa saja yang dapat masuk ke dalam sel dan yang dikeluarkan sel. Membran sel melindungi sel dari rangsangan dari luar yang dapat mengganggu homeostasis dari sel. Membran sel mempertahankan kondisi homeostasis melalui proses difusi, osmosis dan filtrasi. Transport pasif molekul seperti difusi dilakukan sel ketika sel mengalami kekurangan molekul sehingga harus ada tambahan molekul yang diambil ke dalam sel dari lingkungan. Difusi terjadi tanpa membutuhkan energi karena molekul hanya menuruni gradient konsentrasinya saja. sedangkan osmosis adalah difusi air dimana air akan menuruni gradien konsentrasinya melalui membran semipermeabel.

Mekanisme yang dilakukan dalam menjaga homeostasis antara lain dengan adanya negative feedback dan positive feedback. Negative feedback atau umpan balik negatif adalah bentuk pengaturan homeostasis dimana rangsang yang diterima akan melalui serangkaia mekanisme yang menghasilkan respon berupa pengurangan atau pengembalian keadaan seperti semula. Contohnya pada pengaturan homeostasis tekanan darah dimana tekanan darah yang naik akan merangsang baroceptor naik, rangsangan simpatik turun, parasimpatik naik, menyebabkan denyut jantung dan kekuatan kontraksi. Selanjutnya terjadi dilatasi pembuluh darah yang menyebabkan tekanan darah turun. Sedangkan mekanisme positive feedback adalah bentuk pengaturan homeostasis dimana suatu rangsang akan menghasilkan respon yang berkelanjutan, contohnya terjadi pada aliran Na+ pada syaraf. Jika terdapat rangsang pada sel syaraf akan menyebabkan perubahan permeabilitas selaput yang memungkinkan adanya aliran ion sodium (Na+) masuk kedalam neuron. Aliran masuk ion Na+ pada fase awal terjadinya potensial aksi menghasilkan respon depolarisasi yang menyebabkan aliran masuk ion Na+ lebih lanjut.

Referensi:

Guyton A.C., Hall J.E. 1996. Textbook of Medical Physiology. 9th Edition. Philadelphia: WB Saunders CompanyMarieb E.N. 2001. Human Anatomy and Physiology. 5th Edition. San Fransisco.

Sherwood L. 2001. Human Physiology 3rd Edition. Forth Worth: Saunders College Publishing.

Vanders A.J., Sherman J.H., Luciano D.S. 1994. Human Physiology. 6th Edition. New York: McGraw-Hill Publishing Company.