hs-3

16
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Objek Penelitian Penelitian dilakukan pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pidie sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah Kecerdasan Emosional, lingkungan kerja dan motivasi kerja, kinerja pegawai serta Kinerja organisasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pidie. 3.2. Populasi dan Penarikan Sampel Menurut Arikunto (2002 : 108) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitian juga disebut studi populasi atau studi sensus. Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh para pegawai pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pidie. Jumlah pegawai Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pidie saat ini 41

Upload: faisal-ia

Post on 13-Feb-2016

226 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

Page 1: hs-3

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian dilakukan pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten

Pidie sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah Kecerdasan Emosional,

lingkungan kerja dan motivasi kerja, kinerja pegawai serta Kinerja organisasi Dinas

Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pidie.

3.2. Populasi dan Penarikan Sampel

Menurut Arikunto (2002 : 108) populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah

penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitian

juga disebut studi populasi atau studi sensus. Populasi yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah seluruh para pegawai pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Kabupaten Pidie. Jumlah pegawai Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten

Pidie saat ini berjumlah sebanyak 111 orang, Sementara sampel adalah bagian dari

populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik

tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi, karena jumlah

populasi relatif kecil, maka seluruh populasi dijadikan sampel dalam penelitian ini.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data untuk penulisan karya akhir ini

penulis menggunakan kuisioner yang terdiri dari item-item pertanyaan yang

41

Page 2: hs-3

42

dibagikan kepada pegawai Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pidie,

sesuai dengan variabel yang diteliti.

3.4. Skala Pengukuran

Untuk mengukur variabel dalam penelitian ini digunakan skala Likert

dengan lima rentangan. Skala Likert dapt digunakan untuk mengukur item-item

pernyataan yang bersifat positif maupun negatif terhadap masalah yang diteliti.

Alternatif penilaian dalam pengukuran untuk item-item yang bersifat positif

adalah dari jawaban responden mulai dari jawaban sangat tidak setuju, tidak setuju,

kurang setuju, setuju dan sangat setuju. Kelima dimensi diatas dinilai dengan

menggunakan lima kategori pengukuran sebagaimana dijelaskan pada tabel berikut

ini :

Tabel 3.1Skala Pengukuran

No Keterangan (pilihan) Score1.2.3.4.5.

Sangat tidak setuju = sangat tidak baikTidak setuju = tidak baikKurang Setuju = kurang baikSetuju = baikSangat setuju = sangat baik

12345

3.5. Operasional Variabel

Operasional variabel dalam penelitian ini, terdiri atas variabel eksogen yaitu

kepemimpinan (x1), kecerdasan emosional (x2), budaya organisasi (x3), kemudian

variabel endogen yaitu kinerja pegawai (Y) dan kinerja organisasi (Z). Adapun

penjelasan rinci mengenai operasional variabel dapat dilihat pada matrik berikut:

Page 3: hs-3

43

Tabel 3.2.Operasional Variabel

No Variabel Definisi Variabel Indikator Ukuran Skala Item Pertanyaan

Eksogen1. Kecerdasan

Emosional (X1)

Kemampuan untuk memonitor perasaan dan emosi dirinya dan orang lain untuk membedakan antara keduanya, dan menggunakan informasi tersebut untuk mengarahkan pikiran dan tindakan seseorang. Salovey & Mayer, (2006)

Mengenali emosi diri Mengelola emosi Memotivasi diriMengenali emosi

orang lainMembina hubunganSalovey & Mayer, 2006

1-5 Interval A1 – A5

2. Lingkungan kerja (X2)

Suatu keadaan berbentuk fisik yang terdapat disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun tidak langsung, (Sedarmayanti,2007)

PeneranganKebersihanPewarnaanKebisinganSuhu udaraRasa nyamanHubungan antar

pegawai dan pimpinan

(Sedarmayanti,2007)

1-5 Interval B1 – B7

3. Motivasi kerja (X3)

Sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi kearah tujuan-tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi sesuatu kebutuhan individual (Robbins, 2007)

Mutu pekerjaan meningkat

Tugas sesuai kemampuan

Inisiatif kerja tinggi Hubungan kerja Pengorbanan

1-5 Interval C1 – C5

Endogen

4. Kinerja pegawai (Y)

Prestasi kerja/hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai/pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menpan Nomor 63/KEP/M. PAN/7/2003

Pekerjaan selesai tepat waktu

Tekun dalam menjalankan pekerjaan

Kinerja diukur dari disiplin kerja

Penghargaan atas prestasi kerja

Kualitas kerjaMenpan Nomor 63/KEP/M. PAN/7/2003

1-5 Interval D1 – D5

5. Kierja Organisasi (Z)

Sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya, AKIP, (2012)

Masukan Proses Keluaran Hasil Manfaat DampakAKIP, (2012)

1-5 Interval E1 – E6

Page 4: hs-3

44

3.6. Peralatan Analisis Data

Peralatan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan analisis jalur (path analsis). Analisis jalur (path analsis) merupakan

teknik statistik yang digunakan untuk menguji hubungan kausal antara dua atau

lebih variabel, dan juga digunakan untuk melihat pengaruh langsung dan tidak

langsung dari seperangkat variabel sebagai variabel penyebab terhadap variabel

lainnya yang merupakan variabel akibat (Ghozali dan Fuad, 2005).

Teknik analisa jalur ini merupakan data yang memiliki skala ordinal, harus

dinaikkan menjadi skala interval dengan menggunakan metode interval berurutan

(methods of) seccussive interval- MSI) (Riduwan, 2004), dengan langkah kerja

sebagai berikut,

(a) Memperhatikan frekuensi (f) banyaknya responden yang memberikan respon

atas jawaban pernyataan.

(b) Untuk setiap item hitung frekuensi (f) jawaban, tentukan berapa responden

yang mendapat skor 1, 2, 3, 4 dan 5.

(c) Menentukan proposi (p) dengan cara frekuensi dibagi oleh banyaknya

responden.

(d) Menghitung proporsi kumulatif

(e) Hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh dengan

menggunakan tabel distribusi normal.

(f) Menghitung scale value (sv) dengan rumus sebagai berikut;

SV= Density at lower limit−Density at upper limitAreaunder upper limit−Arealower limit

Page 5: hs-3

45

(g) Merupakan nilai skala (scala value) terkecil menjadi sama dengan satu (1) dan

mentransformasikan masing-masing skala menurut perubahan skala terkecil

sehingga diperoleh nilai skala transformasi (transformed scale value). Semua

perhitungan menggunakan program komputer methods of successive interval

(MSI).

3.6.1. Analisis Faktor

Analisis faktor adalah suatu teknik statistik yang mengkorelasikan antara

satu variabel dengan variabel lainnya, yang bertujuan untuk mencari beberapa faktor

(dimensi) yang tersirat dari sekelompok variabel independen (Ma’ruf, 2005:75).

Analisis faktor dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

a. Merumuskan masalah

Membuat rumusan masalah berdasarkan pada teori, penelitian sejenis terdahulu

dan pemikiran peneliti variabel yang diamati.

b. Membuat matrik korelasi

Membuat matrik korelasi untuk variabel-variabel yang tidak saling berhubungan

dengan variabel lain, variabel-variabel yang tidak saling berhubungan dengan

variabel lain akan dikeluarkan dari analisis. Untuk menguji variabel saling

berhubungan diperlihatkan oleh nilai determinasi (R) yang mendekati 0, nilai

KMO (Keiser-Meyer-Olkin) harus lebih besar dari 0.5, uji bartlett dan uji MSA.

- Nilai determinasi matrik korelasi harus menunjukkan angka yang mendekati

nol. Hal ini menunjukkan bahwa antar variabel terbukti saling berhubungan

(berkorelasi).

Page 6: hs-3

46

- Uji KMO

Keiser-Meyer-Olkin menunjukkan bahwa pengambilan sampel cukup

memadai dengan menggunakan analisis faktor dalam mariks korelasi, nilai

KMO harus lebih besar dari 0,5.

- Uji Barlett

Yaitu untuk menguji keindependenan dari variabel yang ada. Hasil Bartlett

Test of Sphericity menunjukkan bahwa antar variabel terjadi korelasi, nilai

signifikansi yang diperoleh harus menunjukkan (signifikan < 0,05) sehingga

model faktor dapat digunakan.

- Uji MSA

Measure of Sampling Adequency (MSA) menunjukkan hubungan antar

variabel. Hubungan antar variavel sangat erat dalam model harus memenuhi

kriteria MSA > 0,5.

c. Penentuan Jumlah Faktor

Penentuan jumlah faktor dapat dilihat pada komponen prinsip pada inisial

statistik yang menurunkan satu atau lebih faktor dari variabel-variabel yang

telah lolos pada uji variabel sebelumnya (Santoso, 2006:14).

d. Interpretasi Faktor

Interpretasi atas faktor yang telah terbentuk, khususnya memberi nama atas

faktor yang terbentuk yang bisa dianggap bisa mewakili variabel-variabel

anggota faktor tersebut (Santoso, 2006:14).

Page 7: hs-3

X1

X2

X3

Y

ε1ρYX1

ρYX2

ρYX3

rX2X1

rX3X1

rX3X2

47

3.6.2. Pengujian Hipotesis

Peralatan analisis data yang digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis

penelitian adalah analisis jalur (path analysis). Asumsi-asumsi standar yang harus

dipenuhi sebelum membangun model path analysis antara lain: (1) berbentuk

rekursif; (2) hubungan satu arah; (3) linier, aditif dan kausal, (4) berdistribusi

normal; (5) tidak ada multikolini; dan (6) semua variable terukur, minimal dalam

skala interval. Model jalur sesuai dengan kerangka pemikiran seperti pada gambar

3.1 berikut ini:

Substruktur 1

Gambar 3.1. Diagram Jalur Substruktur 1

Persamaan matematis untuk diagram jalur substruktur 1 adalah:

Y = ρYX1 + ρYX2 + ρYX3 + ε1

dimana: Y = Kinerja PegawaiX1 = Kecerdasan EmosionalX2 = Lingkungan KerjaX3 = Motivasi Kerjaρ = Koefisien jalurε1 = Structural error

Page 8: hs-3

48

Substruktur 2

Gambar 3.2. Diagram Jalur Substruktur 2

Persamaan matematis untuk diagram jalur substruktur 2 adalah:

Z = ρZX1 + ρZX2 + ρZX3 + ε2

dimana: Z = Kinerja Organisasi

X1 = Kecerdasan EmosionalX2 = Lingkungan KerjaX3 = Motivasi Kerjaρ = Koefisien jalur

ε2 = Structural error

Substruktur 3

Gambar 3.3. Diagram Jalur Substruktur 3

Persamaan matematis untuk diagram jalur substruktur 3 adalah:

Y = ρyz + 3dimana: Y = Kinerja Pegawai

Z = Kinerja Organisasi

Y Z

3

ρzy

X1

X2

X3

Z

ε2

ρZX1

ρZX2

ρZX3

rX2X1

rX3X1

rX3X2

Page 9: hs-3

X1

X2

X3

Y Z

ε1ε2

ρZX1

ρZX2

ρZX3

PzY

ρYX1

ρYX2

ρYX3

rX2X1

rX3X1

rX3X2

49

Sedangkan mengenai pengaruh langsung dan tidak langsung dari masing-

masing variabel dapat dijelaskan pada Gambar 3.4. berikut ini:

Gambar 3.4. Diagram Jalur

Dalam penelitian ini analisis jalur dilakukan dengan menggunakan bantuan

program SPSS . Sesuai dengan model jalur yang telah digambarkan pada gambar

3.1, gambar 3.2, dan gambar 3.3 diatas, maka estimasi model dilakukan dalam tiga

tahap, yaitu: (1) tahap pertama, melakukan analisis regresi untuk persamaan

substruktur 1; (2) tahap kedua, melakukan analisis regresi untuk persamaan

substruktur 2; dan (3) tahap ketiga, malakukan analisis korelasi.

3.7. Pengujian Hipotesis

Pengujian pengaruh antar variabel secara parsial maupun simultan dilakukan

dengan menggunakan besarnya angka taraf signifikansi penelitian. Kriteria untuk

pengujian hipotesis adalah:

Jika probability value (p) < taraf signifikansi (α = 5%) maka H0 ditolak dan Ha

diterima

Page 10: hs-3

50

Jika probability value (p) > taraf signifikansi (α = 5%) maka H0 diterima dan Ha

ditolak

3.8. Uji Reliabilitas dan Validitas

Uji Reliabilitas

Kehandalan (reliability) suatu pengukuran menunjukkan sejauhmana

pengukuran tersebut tanpa bias (bebas kesalahan – error free) dan karena itu

menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam

instrumen. Dengan kata lain, kehandalan suatu pengukuran merupakan indikasi

mengenai stabilitas dan konsistensi dimana instrumen mengukur konsep dan

membantu menilai ketepatan sebuah pengukuran (Sekaran, 2005 : 40).

Dalam pengujian keandalan ini digunakan tes konsistensi internal yaitu

sistem pengujian terhadap kelompok tertentu, kemudian dihitung skornya dan diuji

konsistensinya terhadap berbagai item yang ada dalam kelompok tersebut. Untuk

maksud itu digunakan metode cronbach alpha yang biasa digunakan untuk menguji

keandalan dengan menggunakan skala Likert.

Nilai koefisien alpha atau cronbach alpha dapat bervariasi dari 0 hingga 1.

Bila nilai alpha ini < 0,6 atau kurang memberikan indikasi bahwa dari alat ukur

tersebut kurang keandalannya, (Malhotra, 2006 : 305). Penelitian ini menggunakan

nilai koefisien minimum 0,6 untuk menentukan keandalan (reliabilitas) hasil

pengukuran.

Uji Validitas

Validitas konstruk dapat dinilai dari validitas konvergen dan validitas

diskriminan. Validitas konvergen adalah sejauhmana skala berkorelasi positif

dengan ukuran lain yang saling membangun. Semua langkah-langkah ini tidak perlu

Page 11: hs-3

51

diperoleh dengan menggunakan teknik skala konvensional (Malhotra, 226:2006).

Validitas diskriminan adalah mengukur sejauhmana konstruksi yang tidak

berkorelasi dengan perbedaan lain dari yang seharusnya dilakukan, menunjukan

kurangnya hubungan antara konstruksi yang berbeda, Ma’ruf (2005:95). Analisis

faktor paling sering digunakan dalam memastikan validitas konstruk, dimana

validitas konvergen dapat dilihat pada muatan faktor yang cukup besar (> 0.7), dan

pemilihan metode varimax dapat memastikan bahwa diantara konstruk berbeda

secara signifikan (validitas diskriminan). Menurut analisis faktor yang sudah

dijalankan validitas konstruk dapat dipertanggungjawabkan secara metodologi, logis

dan teoritis.