hubungan antara dukungan sosial orang tua dan …repository.usd.ac.id/31015/2/139114085_full.pdf ·...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DAN
KOMPETENSI SOSIAL PADA ANAK USIA 9 – 11 TAHUN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
Ignatia Roswita Sri Rohani Napitupulu
139114085
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSETUJI]AN
SKRIPSI
HIJBTINGAI\I AT{TARA DUKI]NGAI\I SOSIAL ORANG TUA DAN KOMPETENSI
SOSIAL PAI}A ANAK USIA 9 - 11 TAHTIN
Dpsen Pembimbing,
aa
11
Dr. Titik Kristiyffii, M.Psi., Psi. Tanggal: 3 il JUL lu ru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA DI]KUNGAII SOSIAL ORANG TUA DAN KOMPETENSI
SOSIAL PAI}AANAKUSIA 9 - 11 TAHTIN
Disusun oleh:
Ignatia Roswita Sri Rohani Napitupulu
1391 r40S5
Telah dipertanggungiawabkan di depan Panitia Penguii
Pada Tanggal 1 Z Jlr[- l01B
-fancla Tangan
M)/,a#?MW1.
2.
3.
Yosyakarta, :i il JtJt_ ?0lB
Fakultas Psikologi
{Jnivesitas Sanata Dharma
Ketua
Pengqi 1
Penguji 2
Susunan Panitia Penguj i
Nama Lengkap
Dr. T-itik Kristiyani, M. Psi", Psi"
Dr. I-arsisins Priyo Widiyant*, M.Si.
Ratri Snnar Asfuti, S.Psi", M" Si.
iii
Psi.. Psi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
To give, and not to count the cost.
To fight, and not to heed the wounds.
To toil, and not to seek for rest.
To labor, and not to ask for any reward.
Save that of knowing that we do Thy will.
(St. Ignatius of Loyola)
One day, you’re not able to do something
and then you are able to do it the next day,
you’re challenging yourself.
There’s definitely something addictive about the process.
(IR)
If you don’t ask, you don’t get.
You have to share your desire with
at least one other person
to really put it out there,
to take a stand for it,
to say,
‘This is what I desire.’
(Malika Chopra)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk:
Yesus dan Bunda Maria,
yang selalu mendengarkan dan memberikan pertolongan
dalam perjalanan hidupku.
Bapak, Ibu, dan Adikku,
Yang selalu mendukungku, menolongku saat aku tidak tahu harus berbuat apa,
memberikanku cinta tanpa syarat
selama ini.
Semua pihak yang selalu mendukungku dalam proses pengerjaan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DAN
KOMPETENSI SOSIAL PADA ANAK USIA 9 – 11 TAHUN
Ignatia Roswita Sri Rohani Napitupulu
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara dukungan sosial orangtua dan
kompetensi sosial pada anak usia 9 – 11 tahun. Hipotesis penelitian ini adalah terdapat hubungan
positif antara dukungan sosial orangtua dan kompetensi sosial pada anak usia 9 – 11 tahun.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional dengan teknik
pengambilan sampel purposive sampling. Subjek dalam penelitian ini adalah 136 siswa SD Pangudi
Luhur Yogyakarta yang berusia 9 – 11 tahun (kelas 4 dan kelas 5 SD). Alat pengumpulan data yang
digunakan berupa skala dukungan sosial orangtua dengan koefisien reliabilitas alpha cronbach
setelah diujicobakan sebesar 0,837 dan kompetensi sosial dengan koefisien reliabilitas alpha
cronbach setelah diujicobakan sebesar 0,749. Hasil uji korelasi Spearman’s Rho menunjukkan
koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0,547 dan taraf signifikansi 0,000 (p < 0.05). Hasil tersebut
mengindikasikan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara dukungan sosial orang
tua dan kompetensi sosial pada anak usia 9 – 11 tahun.
Kata Kunci: dukungan sosial orangtua, kompetensi sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
THE RELATIONSHIP BETWEEN PARENTAL SOCIAL SUPPORT AND
SOCIAL COMPETENCE IN CHILDREN AGED 9 – 11 YEARS
Ignatia Roswita Sri Rohani Napitupulu
ABSTRACT
This research aimed to examine the relational between parental social support and social
competence in children aged 9 – 11 years. The hypothesis of this study was that there was a positive
relationship between parental social support and social competence in children aged 9 – 11 years.
This research was a quantitative method using correlational study with the sample taking technique
using purposive sampling. Respondents in this research were 136 elementary school students of
Pangudi Luhur Yogyakarta aged 9 – 11 years (4th grade and 5th grade). Data were collected used
parental social support scale with coefficient reliability alpha cronbach after tested 0,837 and social
competence with cofficient reliability alpha cronbach after tested 0,749. The result of correlation
test of Spearman’s Rho showed correlation coefficient of 0,547 and significance level of 0,000
(p<0,05). These finding indicates that there is a positive and significant relationship between
parental social support and social competence in children aged 9 – 11 years
Key words: parental sosial support, social competence
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah Yang Maha Kasih atas
segala berkat dan penyertaan-Nya sehingga penulis mampu melalui seluruh proses
penulisan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Psikologi di Universitas Sanata Dharma.
Peneliti menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini telah melibatkan
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Dr. Titik Kristiyani, M. Psi., Psi., selaku dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma dan Dosen Pembimbing Skripsi yang dengan
penuh kesabaran telah meluangkan waktu dan memberikan banyak
masukan semenjak seminar hingga akhir pembuatan skripsi ini. Terima
kasih, semoga Tuhan selalu memberkati setiap karya Ibu.
2. Ibu Monica Eviandaru Madyaningrum, Ph. D., selaku Ketua Program Studi
Psikologi Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak T. M. Raditya Hernawa, M. Psi., Psi. dan Bapak Prof. A.
Supratiknya, Ph. D., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu
memberikan dukungan dan arahan selama penulis menjalani perkuliahan.
4. Bapak/Ibu Dosen dan Staf Karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan dan pengalaman
yang bermanfaat.
5. Bruder Kepala Sekolah dan Bapak Staf Sekretariat SD Pangudi Luhur
Yogyakarta yang telah memberikan kemudahan dan memberikan izin
penelitian di sekolah.
6. Bapak, Ibu, dan Adikku tersayang, terima kasih untuk dukungan dan doa
yang selalu diberikan selama ini.
7. Keluarga besar yang selalu memberikan banyak dukungan dengan doa saat
pengerjaan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
8. Teman-teman bimbingan skripsi, terlebih untuk Putri, Phina, Sonya, dan
Monic yang selalu saling mendukung, menguatkan, dan berbagi informasi
dalam pengerjaan skripsi ini.
9. Mbak Putri, Mbak Vanny, Mbak Lia, Gege, Ezra, Willy, Yosef, Karola,
Yeni, Bu Emy, Bu Magda, Wahyu, Anin, dan Mas Gigih yang selalu
mendukung, selalu meluangkan waktu untuk mendengarkan, dan saling
menguatkan.
10. Mbak Widya dan juga adik Arei yang selalu mengingatkan untuk semangat
mengerjakan skripsi.
11. Teman-teman Psikologi angkatan 2013, terkhusus Kelas A 2013: Paskal,
Evlyn, Dhita, Dhani, Yesi, Mbak Dia, Etha, Vivi, Cindy, Bella, Doni, Hans,
SS, Anti, Koko Edwin, Vena, Tom, Yoyo, Clara, Leviana Bella, Bella
Anette, Vio, Gaby, Lia, Yaya, Vita, Rista, Sefa, Keke, Citra, Dea, Vero,
Sonya, Yessica, Lias, Rani. Terimakasih untuk dinamikanya selama kuliah
bersama. See you on top! Tuhan Memberkati.
12. PSIBK (Pusat Studi Individu Berkebutuhan Khusus), Laboratorim
Psikologi, dan Sekreatriat PKKN yang telah memberikan banyak
pengalaman serta pengetahuan baru selama menjadi staff.
13. Kelompok AMOR, CLC (Catholic Life Community), yang sudah menjadi
kekuatan dan membimbing di saat aku kehilangan arah.
14. Lee Sun Hee, Lee Moon Sae, Park Hyo Shin, IU (Lee Ji Eun), Jeon In Kwon,
Gilgu Bonggu (GB9), Gwon Se Eun, Kim Yuna, Lyn, Baek Ji Young, Han
Dong Geun, Choi Hyo In, Kim Jong Hyun, Lee Hi, Yoon Mi Rae, So Hyang,
Jung Seung Hwan, JeHwi, Vincent Blue, Crush, Sondia, Punch, Sam Kim,
Eddy Kim, Eric Nam, Lasse Lindh, Urban Zakapa, 4MEN, SHINee, Day6,
HyukOh, Standing Egg, Super Junior, EXO, Banda Neira, Ebiet G. Ade,
Sheila On 7, HIVI!, Adhitia Sofyan, Kunto Aji, dan Dialog Dini Hari,
terimakasih banyak sudah membantu menemani setiap mengerjakan skripsi
ini dengan hadir di playlist laptopku, menguatkanku dengan suara indah
kalian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING............................ ii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iii
HALAMAN MOTTO................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.................................. vi
ABSTRAK..................................................................................................... vii
ABSTRACT..................................................................................................... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH.................. ix
KATA PENGANTAR................................................................................... x
DAFTAR ISI.................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL........................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xix
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1
B. Rumusan Masalah........................................................................ 10
C. Tujuan Penelitian.......................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian........................................................................ 11
1. Manfaat Teoritis...................................................................... 11
2. Manfaat Praktis....................................................................... 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
BAB II. LANDASAN TEORI........................................................................ 12
A. Kompetensi Sosial.............................................................................. 12
1. Pengertian Kompetensi Sosial..................................................... 12
2. Aspek Kompetensi Sosial............................................................ 13
2.1. Kemampuan mengelola emosi............................................. 13
2.2. Kemampuan untuk berkomunikasi....................................... 14
2.3. Kemampuan untuk menyelesaikan masalah......................... 14
2.4. Kesadaran sosial................................................................... 15
3. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kompetensi Sosial ............... 16
3.1. Faktor Internal....................................................................... 16
3.1.1. Jenis Kelamin.............................................................. 16
3.1.2. Karakter..................................................................... 17
3.1.3. Kecerdasan................................................................. 17
3.1.4. Temperamen.............................................................. 18
3.2. Faktor Eksternal.................................................................... 19
3.2.1. Hubungan Orangtua................................................... 19
3.2.2. Hubungan Guru.......................................................... 19
3.2.3. Teman Sebaya............................................................ 20
3.2.4. Status Ekonomi Sosial (SES)..................................... 21
B. Dukungan Sosial Orangtua................................................................. 21
1. Pengertian Dukungan Sosial Orangtua......................................... 21
2. Aspek Dukungan Sosial Orangtua................................................ 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
2.1. Dukungan Emosional atau Penghargaan............................... 23
2.2. Dukungan Nyata atau Instrumental....................................... 24
2.3. Dukungan Informasi.............................................................. 24
2.4.Dukungan Persahabatan.......................................................... 25
C. Anak Usia 9 – 11 Tahun..................................................................... 25
D. Dinamika Hubungan Antara Dukungan Sosial Orangtua dan
Kompetensi Sosial Pada Anak Usia 9 – 11 Tahun.............................
26
E. Skema Penelitian................................................................................. 31
F. Hipotesis............................................................................................. 32
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN...................................................... 33
A. Jenis Penelitian.................................................................................... 33
B. Variabel Penelitian.............................................................................. 33
C. Definisi Operasional........................................................................... 34
1. Kompetensi Sosial........................................................................ 34
2. Dukungan Sosial Orangtua........................................................... 34
D. Subjek Penelitian................................................................................ 35
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data.................................................. 35
1. Penyusunan Blueprint................................................................... 37
1.1. Skala Kompetensi Sosial........................................................ 37
1.2. Skala Dukungan Sosial Orangtua.......................................... 38
2. Penulisan Item............................................................................... 39
3. Review dan Revisi Item................................................................ 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
4. Validitas Isi................................................................................... 41
4.1. Skala Kompetensi Sosial........................................................ 41
4.2. Skala Dukungan Sosial.......................................................... 42
5. Uji Coba Pendahuluan.................................................................. 43
6. Uji Coba Alat Ukur....................................................................... 43
F. Reliabilitas Alat Ukur......................................................................... 46
G. Metode Analisis Data.......................................................................... 47
1. Uji Hipotesis................................................................................. 47
2. Uji Asumsi.................................................................................... 47
2.1. Uji Normalitas........................................................................ 47
2.2. Uji Linearitas......................................................................... 48
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................... 49
A. Hasil Penelitian................................................................................... 49
1. Pelaksanaan Penelitian.................................................................. 49
2. Deskripsi Subjek........................................................................... 49
3. Deskripsi Data Penelitian.............................................................. 50
4. Reliabilitas Data Penelitian........................................................... 51
5. Hasil Uji Asumsi........................................................................... 52
5.1. Uji Normalitas........................................................................ 52
5.2. Uji Linearitas......................................................................... 53
6. Hasil Uji Hipotesis........................................................................ 53
7. Hasil Analisis Tambahan.............................................................. 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
B. Pembahasan......................................................................................... 54
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 61
A. Kesimpulan....................................................................................... 61
B. Keterbatasan Penelitian..................................................................... 61
C. Saran................................................................................................. 62
1. Bagi Orangtua............................................................................. 62
2. Bagi Subjek................................................................................. 62
3. Bagi Peneliti Selanjutnya............................................................ 62
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 63
LAMPIRAN.................................................................................................... 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Blueprint Skala Kompetensi Sosial.......................................... 38
Tabel 2. Blueprint Skala Dukungan Sosial Orangtua............................. 39
Tabel 3. Skor Berdasarkan Kategori Jawaban........................................ 40
Tabel 4. Distribusi Item Skala Kompetensi Sosial Orangtua Setelah
Uji Coba..................................................................................
45
Tabel 5. Distribusi Item Skala Dukungan Sosial Orangtua Setelah Uji
Coba........................................................................................
46
Tabel 6. Deskripsi Subjek...................................................................... 50
Tabel 7. Deskripsi Data Penelitian......................................................... 51
Tabel 8. Reliabilitas Alat Ukur.............................................................. 52
Tabel 9. Hasil Uji Normalitas................................................................ 52
Tabel 10. Hasil Uji Linearitas.................................................................. 53
Tabel 11. Hasil Uji Korelasi antara Kompetensi Sosial dan Dukungan
Sosial Orangtua pada Anak Usia 9-11 Tahun ........................
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Skala Kompetensi Sosial dan Dukungan Sosial Orangtua...... 72
Lampiran 2. Uji Reliabilitas dan Seleksi Item Skala Kompetensi Sosial
Uji Coba..................................................................................
85
Lampiran 3. Uji Reliabilitas dan Seleksi Item Skalla Dukungan Sosial
Orangtua Uji Coba..................................................................
92
Lampiran 4. Skala Kompetensi Sosial dan Dukungan Sosial Orangtua
untuk Pengambilan Data.........................................................
97
Lampiran 5. Uji Reliabilitas Skala Pengambilan Data............................... 106
Lampiran 6. Hasil Uji One Sample T-Test................................................ 108
Lampiran 7. Hasil Uji Normalitas............................................................. 110
Lampiran 8. Hasil Uji Linearitas............................................................... 112
Lampiran 9. Hasil Uji Korelasi................................................................ 114
Lampiran 10. Surat Keterangan Penelitian................................................. 116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang akan selalu berhubungan dengan
orang dan lingkungan yang ada di sekitarnya. Ciri utama sebagai manusia
yang berkualitas baik adalah memiliki perkembangan fisik, intelegensi,
emosional, sosial, dan spiritual secara seimbang dan maksimal.
Perkembangan sosial yang baik merupakan salah satu hal utama yang
harus dimiliki anak untuk membuat relasi dengan dunia di sekitarnya,
seperti memiliki relasi yang baik dengan teman-temannya saat berada di
sekolah. Kasus terkait dengan perkembangan sosial yang paling banyak
terjadi pada anak-anak adalah gangguan perilaku dan bullying. Kasus ini
menunjukkan bahwa perkembangan sosial pada anak tidak berkembang
dengan baik. Anak yang secara sosial berkembang dengan baik adalah
anak yang mampu berkomunikasi dengan baik pada orang lain dan hal ini
akan berintegrasi dengan perilaku mereka sehingga mampu berkompromi
dengan konflik yang akan mengganggu hubungan mereka dengan orang
lain (Semrud-Clikeman, 2007). Penelitian ini akan berfokus pada
kompetensi sosial anak-anak usia 9-11 tahun.
Anak-anak yang berusia 9 sampai dengan 11 tahun adalah anak-anak
yang masuk dalam kategori masa anak pertengahan. Pada usia ini,
umumnya anak berada di kelas 4 dan kelas 5 Sekolah Dasar (SD). Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
masa pertengahan ini anak diharapkan sudah dapat memahami emosi
seperti rasa bangga atau malu, memahami bahwa dalam satu situasi dapat
mengalami lebih dari satu emosi, menyadari kejadian yang dialami akan
menyebabkan suatu emosi yang dirasakan, mampu untuk menekan atau
mengungkapkan reaksi-reaksi emosi negatif seperti kemarahan, memiliki
strategi untuk mengendalikan emosi, dan memiliki rasa simpati secara
tulus pada orang lain (Denham, Bassett, & Wyatt, 2007; Kuebli, 1994;
Thompson, 2009a; Thompson & Goodvin, 2005 dalam Santrock 2012).
Peneliti menemukan beberapa kasus bullying di Indonesia yang
merupakan permasalah yang terjadi saat anak memiliki kompetensi sosial
yang rendah. Pada kasus bullying, KPAI menyatakan bahwa terjadi
peningkatan jumlah anak sebagai pelaku bullying di sekolah yaitu pada
tahun 2014, terdapat 67 kasus dan pada tahun 2015, terdapat 79 kasus. Di
kota Yogyakarta sendiri memiliki 14 kasus yang tercatat oleh Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY pada tahun 2014.
Kasus yang dilaporkan pada Disdikpora DIY meningkat menjadi 16 kasus
pada akhir tahun 2015. Hal ini diikuti dengan berita pada akhir tahun 2016,
yaitu terjadi kekerasan (bullying) pada siswa kelas 2 sekolah dasar (SD)
yang berada di daerah Mlati, Sleman (Ari, 2016). Selain itu, ada pula kasus
siswi kelas 4 sekolah dasar (SD) di Jawa Tengah yang menjadi korban
bullying teman-teman sekelasnya karena tidak mau mengikuti keinginan
keinginan dari ketua geng di kelas tersebut (Nugroho, 2017). Kasus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
lainnya yang paling baru terjadi adalah siswa kelas V sekolah dasar (SD)
ditemukan gantung diri (bunuh diri) karena sering diejek oleh temannya di
sekolah (Lempe, 2018). Kasus bullying ini menandakan bahwa pelaku dan
korban dari bullying memiliki kompetensi sosial yang kurang baik. Hal ini
ditandai dengan pelaku dan korban tidak mampu mengelola emosi dan
mengidentifikasi emosi orang lain. Pelaku bullying juga tidak mampu
mengenal perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial karena tidak
menyadari bahwa perilaku yang diberikannya pada orang lain yaitu
bullying merupakan perilaku yang tidak dapat diterima. Kemampuan
mengelola dan mengidentifikasi emosi, serta mengenal perilaku yang tidak
dapat diterima secara sosial adalah beberapa kemampuan yang
menandakan bahwa anak memiliki komptensi sosial yang baik.
Permasalahan lainnya yang menandakan bahwa kompetensi sosial anak
rendah adalah anak yang mengalami gangguan perilaku. Gangguan
perilaku ini meliputi externalizing dan internalizing. Externalizing
contohnya adalah perilaku anak yang mengganggu lingkungan sekitarnya
dan anak yang menunjukkan perilaku agresif sedangkan Internalizing
contohnya adalah anak yang menarik diri dari lingkungan sosialnya dan
anak yang memiliki gangguan kecemasan saat berada di lingkungan
sosialnya. Di Indonesia pada tahun 2015, Badan Pusat Statistik (BPS) DKI
Jakarta mencatat bahwa jumlah anak usia 2 tahun ke atas yang memiliki
gangguan perilaku atau emosional mencapai 1,16 % dari jumlah penduduk
DKI Jakarta. Anak yang memiliki kompetensi sosial yang rendah juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
biasanya mendapatkan penolakan oleh teman sebayanya dan hal ini
berasosiasi dengan kejahatan atau kenakalan (penggunaan obat-obatan
terlarang, seks di luar nikah, dan berkelahi) pada saat anak beranjak
menjadi remaja, pencapaian akademik yang buruk, serta anak yang pada
akhirnya harus putus sekolah karena memiliki masalah saat berada di
sekolahnya (Rose-Krasnor, 1997).
Anak yang memiliki gangguan perilaku, menjadi pelaku, dan korban
dari bullying merupakan anak yang kurang mampu dalam kompetensi
sosial (Henricsson & Rydell, 2006). Padahal jika anak memiliki
kompetensi sosial yang baik, maka anak akan memiliki teman lebih
banyak, membangun hubungan positif dengan orang lain, dan sukses
secara akademik (Welsh, Parke, Widaman, & O’Neil, 2001), sehingga
mereka akan terhindar dari gangguan perilaku dan bullying. Kompetensi
sosial juga merupakan fondasi harapan untuk berinteraksi di masa depan
dengan orang lain dan kemampuan yang dipakai individu untuk membuat
keputusan yang bersifat positif (Orpinas & Horne, 2006; Semrud-
Clikeman, 2007). Selain itu, kompetensi sosial yang dimiliki seseorang
dapat menyelesaikan konflik tanpa kekerasan, perencanaan untuk masa
depan, bertahan dalam tekanan teman sebaya yang negatif, membuat
pertemanan, dan merasa nyaman saat berada di sekitar orang dengan
budaya yang berbeda (Orpinas & Horne, 2006; Semrud-Clikeman, 2007).
Kompetensi sosial juga membuat anak memiliki kemampuan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
beradaptasi dengan lingkungan yang dinamis dan untuk menilai perilaku
yang dipilih sudah efektif atau belum (Saarni, 1999 dalam Semrud-
Clikeman, 2007).
Kompetensi sosial dipengaruhi oleh intelegensi emosional (Contreras
& Cano, 2016; Pilch, 2008; Yip & Martin, 2006), kelekatan pada orang tua
(de Minzi, 2010), dukungan yang diberikan oleh orang tua (Burt,
Obradović, Long, & Masten, 2008), dukungan teman sebaya (V.
Vidanović, 2007 dalam Plisnic, 2013), dukungan guru (Elias & Haynes,
2008), dukungan dari komunitas terdekat (V. Vidanović, 2007 dalam
Plisnic, 2013), perilaku orang tua (Webster-Stratton, Reid, & Hammond,
2001), keterampilan sosial orang tua (Frey, Hirschstein, & Guzzo, 2000),
dukungan dari keluarga besar (Burrows, 2005; Muni, Rath, & Choudhury,
1997), dan dukungan intimasi (Guralnick, Hammond, Neville, & Connor,
2008). Dukungan sosial orang tua menjadi perhatian peneliti sebagai salah
satu faktor yang memengaruhi kompetensi sosial. Dukungan sosial orang
tua menjadi hal penting dalam mengajarkan dan meningkatkan kompetensi
sosial pada anak karena orang tua merupakan orang yang terdekat secara
emosi dengan anak (Handayani & Wahyuningsih, 2008). Anak
memerlukan dukungan dari keluarga, yaitu dukungan dari orang tua.
Alasannya adalah anak yang didukung oleh orang tuanya, tidak memiliki
banyak masalah pada perilaku (Jackson & Warren, 2000; McGroder,
2000) dan memiliki kompetensi sosial yang lebih baik (McGroder, 2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Hal ini sama dengan yang diungkapkan oleh Orpinas dan Horne (2006),
bahwa dukungan yang diberikan oleh orang tua dapat membantu
mengurangi permasalahan dalam perilaku dan bullying. Hal ini
dikarenakan orang tua memiliki hubungan yang paling kuat dalam hal
emosional dengan anak dan mereka lebih banyak menghabiskan waktu
dengan anak daripada guru dan teman (Orpinas & Horne, 2006).
Hubungan yang kuat secara emosional dan memiliki waktu bersama lebih
banyak inilah yang menjadikan orang tua lebih memiliki kesempatan
untuk memberikan pengetahuan mereka mengenai keterampilan prososial
(Orpinas & Horne, 2006). Anak yang memiliki keterampilan prososial
akan lebih sedikit terpapar oleh masalah pada perilaku. Penelitian lainnya
menyatakan bahwa kompetensi sosial dibangun dari awal dengan
caregiver, yang kemudian dilanjutkan dengan interaksi dengan teman
sebaya, teman dekat, dan relasi romantis (Burt, Obradovic, Long, &
Masten, 2008). Rose-Krasnor (1997) menyatakan anak yang memiliki
orang tua dengan kompetensi sosial yang baik dan mendukung secara
positif akan menjadikan anak juga memiliki relasi yang baik dengan orang
lain dan lebih berkompeten secara sosial. Orang tua yang mendukung
anaknya secara positif akan membuat komunikasi antara anak dan orang
tua menjadi baik sehingga anak dapat menceritakan permasalahan yang
mereka miliki. Saat orang tua mengetahui permasalahan yang dimiliki
anak, orang tua dapat membantu anak untuk memikirkan strategi untuk
memecahkan permasalahan yang dimiliki oleh anak, sehingga anak dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
belajar untuk memecahkan permasalahan yang dimilikinya (Orpinas &
Horne, 2006). Perkembangan dalam level tertinggi hanya dapat dicapai
dengan mengintegrasi diri (self) dan orientasi lainnya di luar diri menjadi
sebuah startegi yang kolaboratif (Rose-Krasnor, 1997). Hubungan yang
saling mendukung antara orang tua dan anak juga berasosiasi dengan
perkembangan yang sehat dalam autonomy (Grotevant & Cooper, 1986
dalam Rose-Krasnor, 1997). Dukungan yang diberikan oleh orang tua juga
dapat membantu anak untuk mengembangkan bagaimana ia melihat
perspektif dari orang lain yang merupakan kemampuan yang penting untuk
kompetensi sosial (Semrud-Clikeman, 2007). Semakin anak bertambah
dewasa, mereka akan mampu untuk mengambil melihat situasi dan
menganalisisnya secara objektif (Woolfolk, 2004 dalam Semrud-
Clikeman, 2007).
Orang tua merupakan salah satu sumber dari dukungan sosial.
Sarafino dan Smith (2011) menyatakan bahwa dukungan sosial merupakan
kesenangan yang dirasakan, penghargaan akan kepedulian, dan membantu
seseorang menerima orang-orang atau kelompok-kelompok lain. Orang tua
merupakan keluarga inti pertama yang berperan mengarahkan anak dalam
pembentukan nilai dan tujuan di masa depan. Dukungan dari orang tua
dapat memberikan pengaruh baik positif maupun negatif pada anak
melalui apa yang mereka komunikasikan dan bagaimana mereka
mengkomunikasikan mengenai perilaku yang beresiko tinggi (Herrenkohl,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
et al., 2001). Hubungan antara orang tua dan anak memiliki pengaruh yang
kuat terhadap agresi pada anak. Perilaku agresif secara terus menerus dan
sistematis meningkat saat relasi antara anak dan orang tua menurun
(Orpinas et al., 1999), serta kurangnya pemantauan akan membuat anak
beresiko terpapar pengaruh teman sebaya untuk melakukan tindak
kekerasan (Orpinas & Horne, 2006). Secara konsisten pula, diketahui dari
hasil penelitian sebelumnya bahwa orang tua pelaku bullying merupakan
orang tua yang kurang hangat, menggunakan authoritarian sebagai gaya
pengasuhan, dan tidak suportif terhadap anak mereka (Baldry &
Farrington, 1998). Saat orang tua mengembangkan hubungan yang buruk
dengan anak-anak mereka, tidak berkomunikasi dengan baik, anak-anak
lebih mungkin untuk terlibat dalam berbagai perilaku berisiko tinggi
seperti perilaku antisosial, kenakalan, alkohol, penyalahgunaan obat,
penggunaan rokok, dan aktivitas seksual dini (Orpinas & Horne, 2006).
Penelitian sebelumnya yang sudah pernah dilakukan adalah mengenai
hubungan antara keterlibatan ayah dan kompetensi sosial pada remaja
madya yang menunjukkan bahwa domain afektif yang dimiliki ayah
memiliki korelasi yang paling besar dengan kompetensi sosial (Ambarsari
& Aswanti, 2013). Penelitian lainnya mengenai kompetensi sosial adalah
mengenai hubungannya dengan perilaku cyberbullying pada remaja yang
menunjukkan bahwa semakin tinggi kompetensi sosial remaja, maka
semakin rendah perilaku cyberbullying dan semakin rendah kompetensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
sosial remaja, maka semakin tinggi perilaku cyberbullying yang dilakukan
(Emilia & Leonardi, 2013). Penelitian mengenai kompetensi sosial lain
yang dilakukan di Indonesia adalah mengenai kompetensi sosial yang
dimiliki oleh guru (Ashsiddiqi, 2012; Bahari, 2012; Muspiroh, 2016;
Saparuddin, 2017).
Berdasarkan penelitian sebelumnya mengenai permasalahan yang
terjadi akibat rendahnya kompetensi sosial, maka peneliti ingin melakukan
penelitian untuk menguji faktor yang berkorelasi dengan kompetensi sosial
pada anak. Dari berbagai faktor yang dapat memengaruhi kompetensi
sosial, peneliti tertarik untuk memilih dukungan sosial orang tua pada
penelitian ini. Penelitian ini memiliki keunikan dibandingkan dengan
penelitian-penelitian sebelumnya. Pada penelitian ini, peneliti
menggunakan anak yang berusia 9 sampai dengan 11 tahun, yang duduk di
kelas 4 dan kelas 5 sekolah dasar (SD) untuk menjadi subjek, sedangkan
penelitian terdahulu lebih banyak menggunakan remaja (Drózdz &
Pokorski ,2007; Blumberg et al., 2008; Laible & Carlo, 2004) dan guru
(Jennings & Greenberg, 2009). Peneliti ingin anak sendiri yang
memberikan penilaian terhadap dukungan sosial orang tua yang
didapatkan dan kompetensi sosial yang anak miliki, sedangkan pada
penelitian sebelumnya yang memberikan penilaian adalah orang tua atau
guru (Denham et al., 2003). Peneliti memilih anak yang berusia 9 sampai
dengan 11 tahun karena anak pada usia tersebut berada dalam masa anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
pertengahan dan akhir sebelum menuju ke masa remaja, sehingga memiliki
pemahaman yang lebih baik daripada siswa kelas 1, 2, dan 3. Harapannya
adalah dari penelitian ini, dapat diketahui apakah dukungan sosial yang
orang tua berikan pada anak berhubungan dengan kompetensi sosial yang
dimiliki anak atau tidak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Apakah
ada hubungan antara dukungan sosial orang tua dan kompetensi sosial
pada anak usia 9 – 11 tahun?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan sebelumnya, tujuan
penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara dukungan sosial
orang tua dan kompetensi sosial pada anak usia 9 – 11 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah memberikan
sumbangan ilmiah pada perkembangan psikologi, khususnya psikologi
perkembangan untuk mengetahui hubungan dukungan sosial orang tua
dan kompetensi sosial pada anak usia 9 – 11 tahun.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah agar dapat
memberikan informasi pada anak, orang tua, dan sekolah mengenai
hubungan dukungan sosial orang tua serta kompetensi sosial pada anak
usia 9 – 11 tahun. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan
pengertian mengenai pentingnya kompetensi sosial pada anak usia 9 –
11 tahun dan pentingnya hubungan sosial yang diberikan oleh orang tua
pada anak usia 9 – 11 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kompetensi Sosial
1. Pengertian Kompetensi Sosial
Semrud-Clikeman (2007) mengemukakan bahwa kompetensi
sosial adalah kemampuan seseorang untuk memiliki sudut pandang
berbeda pada setiap situasi dan mengaplikasikan pengalaman yang
dimiliki pada lingkungan sosialnya. Definisi lainnya dari kompetensi
sosial adalah kemampuan untuk menjalin hubungan yang sukses dengan
orang lain (Joksimovic, 2004 dalam Aličković,2014) dan mampu
memahami situasi sosial, serta berfungsi dalam hubungan interpersonal
(Mlinarević & Thomas, 2010 dalam Aličković,2014). Upton (2012) juga
mengemukakan bahwa kompetensi sosial adalah kemampuan untuk
menjalin hubungan dengan orang lain dan kemampuan memahami situasi
sosial, serta berinteraksi dengan teman sebayanya. Pendapat lainnya
berasal dari Orpinas dan Horne (2006), yang menyatakan bahwa
kompetensi sosial merupakan pengetahuan dan keterampilan seseorang
yang sesuai dengan tugas perkembangan pada usianya, sehingga dapat
berfungsi baik di lingkungan sosialnya. Meskipun begitu kompetensi
sosial tidak selalu menjamin kesuksesan dalam kehidupan tapi menjadi
salah satu hal yang penting karena kompetensi sosial merupakan fondasi
untuk interaksi di masa depan yang dibangung dengan orang lain dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
bagaimana anak megembangkan persepsi (baik, buruk, benar, salah,
diterima, dan tidak diterima) tentang perilaku mereka sendiri dalam
lingkungan sosialnya (Semrud-Clikeman, 2007).
Berdasarkan definisi kompetensi sosial yang sudah dipaparkan,
dapat disimpulkan bahwa kompetensi sosial merupakan kemampuan
seseorang untuk memahami situasi sosial yang berdasarkan pada
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki agar dapat berinteraksi
dengan lingkungan sosialnya.
2. Aspek Kompetensi Sosial
Menurut Orpinas dan Horne (2006); Semrud-Clikeman (2007);
Schneider, Attili, Nadel, dan Weissberg (1989), kompetensi sosial
memiliki 4 aspek, yaitu:
2.1. Kemampuan mengelola emosi
Semrud-Clikeman (2007), mengungkapkan bahwa kemampuan
ini meliputi memahami keadaan emosi orang lain melalui perilaku
atau isyarat non-verbal, ekspresi wajah, dan gerak tubuh seseorang.
Kemampuan mengelola emosi menurut Orpinas dan Horne (2006),
merupakan bagian dari kecerdasan sosial, yaitu kemampuan untuk
mengelola emosi dan berelasi dengan orang lain, seperti mengelola
emosi secara pribadi dan mengidentifikasi emosi orang lain. Jadi,
kemampuan mengelola emosi merupakan kemampuan memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
keadaan emosi, mengelola emosi secara pribadi, dan
mengidentifikasi emosi orang lain.
2.2. Kemampuan untuk berkomunikasi
Semrud-Clikeman (2007) berpendapat bahwa kompetensi
sosial juga berhubungan dengan kemampuan untuk memulai
interaksi yang dilihat dari komunikasi yang jelas, responsif, dan
dapat masuk dalam pembicaraan yang sedang berlangsung dengan
orang lain. Hal ini berupa kedekatan saat berinteraksi, intensitas
volume, serta memahami konteks budaya terkait bersentuhan saat
berkomunikasi seperti menepuk, memeluk, dan bersalaman.
2.3. Kemampuan untuk menyelesaikan masalah
Semrud-Clikeman (2007) menyebutkan bahwa kemampuan
menyelesaikan masalah meliputi kemampuan untuk
menggunakan pengalaman di masa lalu sebagai informasi untuk
mencari jalan keluar, fleksibilitas dalam menyelesaikan dan
memahami sesuatu, serta kemampuan berpikir bahwa tidak semua
orang memiliki pola pikir yang sama dengan dirinya.
Kemampuan menyelesaikan masalah merupakan strategi yang
digunakan untuk menyelesaikan masalah atau untuk memahami
situasi serta untuk menemukan solusi yang paling adaptif
(Ciarrochi et al., 2003 dalam Semrud-Clikeman, 2007). Spivack,
Platt, dan Shure (dalam Schneider, Attili, Nadel, dan Weissberg
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
(1989) menjelaskan bahwa kemampuan menyelesaikan masalah
meliputi kepekaan terhadap permasalahan sosial,
mempertimbangkan makna lain dalam menyelesaikan masalah,
dan mempertimbangkan segala konsekuensi dari solusi yang
dipilih untuk memecahkan masalah.
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa
kemampuan untuk menyelesaikan masalah merupakan
kemampuan untuk menggunakan pengalaman di masa lalu
sebagai informasi untuk mempertimbangkan konsekuensi dan
menemukan solusi yang adaptif.
2.4 . Kesadaran Sosial
Orpinas dan Horne (2006) menyatakan bahwa kesadaran
sosial merupakan kemampuan seseorang untuk mampu
mendeteksi atau mengenal adanya perilaku yang tidak dapat
diterima secara sosial. Kesadaran untuk merespon sesuatu
meliputi pandangan dan komunikasi yang dinilai sebagai
kemampuan untuk memulai interaksi dengan orang lain, serta
kemampuan untuk membangun komunikasi interpersonal secara
efektif, memahami orang lain yang dipengaruhi oleh
kemampuan kognitif sosial (Schneider, Attili, Nadel, &
Wissberg, 1989).
Kesadaran sosial pada penelitian Oppenheimer (1989)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
menyatakan bahwa kesadaran sosial memiliki faktor yaitu
peranan dan pandangan sosial, wawasan sosial yang merupakan
pemahaman sosial yang terdiri dari pengetahuan sosial dan
penilaian moral, serta komunikasi sosial yang didalamnya
terdapat sumber komunikasi dan penyelesaian masalah.
Kesadaran sosial meliputi keterampilan, kemampuan, dan proses
individu untuk mendapatkan tujuan sosialnya. Dalam usaha
menguasai lingkungan di sekitarnya, kesadaran sosial terlibat
secara efektif dalam interaksi interpersonal yang kompleks agar
dapat digunakan untuk memahami orang secara efektif
(Chandler, 1977; Flavell, 1985; Selman, 1976; Shantz, 1983
dalam Oppenheimer, 1989).
3. Faktor – Faktor yang Memengaruhi Kompetensi Sosial
Faktor yang memengaruhi kompetensi sosial terbagi menjadi dua,
yaitu:
3.1. Faktor Internal
Faktor Internal yang memengaruhi kompetensi sosial, meliputi:
3.1.1. Jenis Kelamin
Muthmainah (2006), menyatakan bahwa jenis kelamin
merupakan konsep analisis yang digunakan untuk memberikan
perbedaan pada laki-laki dan perempuan dilihat dari sisi non-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
biologis, yakni aspek sosial, budaya, maupun psikologis. Jenis
kelamin berpengaruh pada kompetensi sosial karena biasanya
anak laki-laki memiliki agresi lebih besar daripada anak
perempuan (Grunbaum et al., 2004). Anak yang memiliki agresi
dan membully memiliki kompetensi yang rendah (Orpinas &
Horne, 2006). Pada tahun 2003, dilaporkan bahwa sebanyak 41%
anak laki-laki terlibat dalam perkelahian di sekolah selama
setahun sebelum survey dilakukan, sedangkan anak perempuan
dilaporkan sebanyak 25% yang terlibat dalam perkelahian
(Orpinas & Horne, 2006).
3.1.2. Karakter
Karakter merupakan pola pemikiran, emosi, dan perilaku,
bersama dengan mekanisme psikologis yang menentukan
penyesuaian terhadap lingkungan (Funder, 2001). Karakter yang
dimiliki oleh anak yaitu rasa dalam diri mereka mengenai hal
yang benar dan adil, menjadi hal yang dipertimbangkan dalam
mengambil keputusan (Orpinas & Horne, 2006). Dalam penelitian
ditemukan bahwa pendidikan karakter yang diberikan pada siswa
sekolah dasar lebih efektif dalam meningkatkan kompetensi sosial
(Miller, Kraus, & Veltkamp, 2008).
3.1.3. Kecerdasan
Perkembangan kognitif atau kecerdasan anak dapat dilihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
dari cara berpikir, mengungkapkan alasan, dan cara
menyelesaikan permasalahan (Orpinas & Horne, 2006).
Perkembangan kognitif anak menggambarkan kemampuan anak
untuk berpikir dan memecahkan masalah. Untuk mengembangkan
kompetensi sosial terdapat dua area kognitif yang relevan yaitu
komponen kognitif atribusi (Proses Berpikir A-E) dan
kemampuan memecahkan masalah (Orpinas & Horne, 2006).
Kemampuan memecahkan masalah sendiri merupakan salah satu
aspek dari kompetensi sosial.
3.1.4. Temperamen
Temperamen adalah konstruksi yang menggambarkan
respons biologis seseorang terhadap lingkungan, seperti
kesengsaraan, ritme, keramahan, dan gairah (Orpinas & Horne,
2006). Semrud-Clikeman (2007) mengungkapkan bahwa
keramahan berkontribusi pada kompetensi sosial. Jika anak
memiliki keramahan yang tinggi maka anak akan meminta lebih
sering berada bersama dengan ibunya sehingga mendorong
interaksi, namun jika anak memiliki keramahan yang rendah,
maka anak tidak akan meminta interaksi terlalu banyak dan akan
lebih mencari interaksi sosial yang tidak menyenangkan dan
berusaha menguranginya melalui cara lain seperti menangis
(Semrud-Clikeman, 2007). Anak yang tidak dapat mengelola
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
emosi mereka dengan baik biasanya memiliki pengalaman
kesulitan untuk mengeluarkan perasaan mereka dan menunjukkan
masalah dengan kompetensi sosial (Diener & Kim, 2003).
3.2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang memengaruhi kompetensi sosial, meliputi:
3.2.1. Hubungan Orang Tua
Keterampilan dasar dalam hubungan dipelajari dalam ikatan
hubungan orang tua dan anak. Kemampuan mengelola,
memengaruhi, dan memecahkan masalah diperoleh dalam
hubungan awal ini dan kemudian diterapkan pada hubungan
dengan teman sebaya yang berada pada tahap selanjutnya (Semrud-
Clikeman, 2006). Pola interaksi yang positif dengan ibu akan
terkait langsung dengan kompetensi sosial. Berkebalikan dengan
pola interaksi yang positif dengan ibu, seorang ibu yang terlalu
mengontrol anaknya berkorelasi dengan penerimaan teman sebaya
dan kompetensi sosial yang rendah (McDowell & Parke, 2000;
Olsen et al., 2002). Pola interaksi ayah yang terlalu direktif
terhadap anak akan membuat anak memiliki tingkat kompetensi
sosial yang rendah (McDowell et al., 2003).
3.2.2. Hubungan Guru
Guru merupakan seseorang yang penting di dalam kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
karena dapat memfasilitasi atau dapat menghalangi proses yang
terjadi di sekolah (Baker, 1999; Schaps & Solomon, 2003). Guru
yang memiliki fungsi sebagai salah satu figur kelekatan
menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki kelekatan aman
pada guru terlihat siap untuk mengeksplorasi lingkungan fisik dan
sosial mereka secara lebih tepat (Pianta, 1998). Guru, lingkungan
kelas yang positif, komunikasi yang baik, dan kepemimpinan yang
terbagi, akan membuat lingkungan yang nyaman bagi anak
sehingga anak akan memiliki kompetensi sosial yang baik (Orpinas
& Horne, 2006).
3.2.3. Teman Sebaya
Teman sebaya adalah suatu kumpulan individu berusia sama,
yang berpikir dan bertindak bersama-sama (Havighurst dalam
Hurlock, 1997). Hubungan teman sebaya dipengaruhi oleh
pemahaman emosional dan kualitas bermain (Semrud-Clikeman,
2006). Cillesen dan Bellmore (2004) juga menyatakan bahwa
pemahaman anak terhadap diri dan teman sebaya adalah hal
penting yang berpengaruh pada saat anak akan memasuki grup
pertemanan, mengelola emosi mereka, dan memecahkan masalah
atau konflik. Kemampuan mengelola emosi dan memecahkan
masalah merupakan aspek dari kompetensi sosial, sehingga teman
sebaya akan berpengaruh pada kompetensi sosial yang dimiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
oleh anak.
3.2.3. Status Ekonomi Sosial (SES)
Mayer dalam Soekanto (2007) berpendapat bahwa Status
Ekonomi Sosial (SES) merupakan kedudukan individu atau
keluarga berdasarkan unsur ekonomi di masyarakat. Anak yang
bersekolah di area yang berpenghasilan rendah secara konsisten
menunjukkan prestasi akademik yang rendah dan perkembangan
kompetensi sosial yang tidak baik (Hoff & Mitchell, 2006; NCES,
2002; Pogrow, 2006), sedangkan keluarga dengan pendapatan dan
pendidikan yang lebih tinggi akan cenderung menunjukkan pola
pengasuhan yang otoritatif (Conger et al., 1992) sehingga
menumbuhkan kompetensi sosial pada anak (Querido, Warner, &
Eyberg, 2002)
B. Dukungan Sosial Orang Tua
1. Pengertian Dukungan Sosial Orang Tua
Peran orang tua dalam memberikan dukungan pada anak
merupakan hal yang penting karena orang tua adalah orang terdekat
dengan anak secara emosi. Salah satu dukungan orang tua kepada
anaknya dapat berupa dukungan sosial sehingga peneliti menggunakan
dukungan sosial untuk menjelaskan dukungan dari orang tua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Dukungan sosial mengacu pada kenyamanan, perhatian, penghargaan,
atau bantuan yang tersedia bagi seseorang dari orang lain atau
kelompok lain (Uchino dalam Sarafino, 2004).
Taylor (2011) berpendapat bahwa dukungan sosial merupakan
informasi yang diterima dari orang lain bahwa seseorang itu dicintai,
diperhatikan, dihargai, dan bernilai, serta merupakan bagian dari
jaringan komunikasi saling membutuhkan, yang didapatkan dari orang
tua, suami, orang yang dicintai, saudara, teman, hubungan sosial, dan
komunitas.
Pendapat lainnya berasal dari Gottlieb (dalam Kuntjoro, 2002),
yang berpendapat bahwa dukungan sosial merupakan informasi verbal
atau non verbal, bantuan yang nyata atau tindakan yang diberikan oleh
seseorang yang dekat dengan subjek di lingkungan sosialnya atau
berupa kehadiran dan hal yang memberikan keuntungan emosional atau
berpengaruh pada perilaku penerimanya. Hal ini dapat dilihat sebagai
fakta sosial atas dukungan yang terjadi dan diberikan orang lain kepada
seseorang (perceived support) dan kognisi pada seseorang yang
mengacu pada persepsi terhadap dukungan yang diterima (received
support) (Schwarzer & Leppin dalam Smet, 1994).
Santrock (2012) berpendapat bahwa orang tua merupakan tokoh
penting yang akan membuat anak menjalin hubungan dengan
lingkungannya dan merupakan sistem dukungan saat menapaki dunia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
sosial yang lebih luas serta kompleks. Dukungan sosial yang diberikan
oleh orang tua akan memiliki fungsi protektif pada anak. Hal ini akan
memberikan anak rasa aman dalam kehidupannya yang akan
meningkatkan rasa percaya diri, keterampilan, dan strategi coping atau
penyesuaian pada stres. Seseorang yang menerima dukungan dari orang
tua akan lebih mampu menyelesaikan tugas yang sulit, tidak mengalami
gangguan kognitif, mampu berkonsentrasi, dan tidak menunjukkan
kecemasan saat melaksanakan tugas yang diberikan (Cutrona, et al.,
1994).
Berdasarkan beberapa pengertian yang telah disebutkan, dapat
disimpulkan bahwa dukungan sosial orang tua merupakan kenyamanan,
perhatian, penghargaan, atau bantuan yang tersedia bagi anak yang
diberikan oleh orang tua sehingga dapat meningkatkan kepercayaan
diri, keterampilan, serta strategi penyesuaian terhadap stres.
2. Aspek Dukungan Sosial Orang tua
Empat aspek dukungan sosial orang tua menurut Gardner dan
Cutrona (2004), Uchino, 2004 (dalam Sarafino & Smith, 2011) adalah
sebagai berikut:
2.1 Dukungan Emosional atau Penghargaan (Emotional or Esteem
Support)
Dukungan emosional atau penghargaan meliputi empati,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
peduli, perhatian positif, dan dorongan orang tua kepada anak.
Dukungan ini memberikan kenyamanan dan kepastian, dengan rasa
memiliki serta dicintai pada saat stres.
2.2 Dukungan Nyata atau Instrumental (Tangible or Instrumental
Support)
Dukungan ini melibatkan bantuan langsung, seperti ketika
orang tua memberi atau meminjamkan uang kepada anak atau
membantu mengerjakan tugas pada saat stres. Dukungan ini
meliputi aktivitas seperti penyediaan benda, misalnya alat kerja,
buku, meminjamkan atau memberikan uang, dan membantu
menyelesaikan tugas praktis (Will dalam Orford, 1992).
2.3 Dukungan Informasi (Informational Support)
Dukungan ini meliputi pemberian saran, arahan, atau umpan
balik tentang bagaimana anak melakukan suatu hal. Dukungan
informasi memiliki dua bentuk (Douse dalam Orford, 1992).
Pertama, pemberian informasi mengenai suatu keahlian yang dapat
memberi solusi pada suatu masalah. Misalnya, orang yang sakit
mungkin mendapat informasi dari keluarga atau dokter tentang
bagaimana cara mengobati penyakit tersebut. Kedua, pemberian
informasi yang membantu dalam evaluasi performansi pribadinya
(appraisal support).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
2.4 Dukungan Persahabatan (Companionship Support)
Dukungan ini mengacu pada ketersediaan orang tua untuk
menghabiskan waktu bersama anak, sehingga memberikan rasa
keanggotaan dalam keluarga atau lingkungan yang memiliki minat
dan aktivitas sosial. Dukungan persahabatan dapat meliputi
membuat lelucon, membicarakan minat, dan melakukan kegiatan
yang menyenangkan (Barren & Ainlaiy dalam Orford, 1992).
C. Anak Usia 9 – 11 Tahun (Masa Anak-Anak Usia Pertengahan)
Anak yang berusia 9 sampai dengan 11 tahun, umumnya duduk di
kelas 4 dan kelas 5 Sekolah Dasar (SD). Dalam tahapan perkembangan,
usia ini masuk pada tahap usia pertengahan (Middle Childhood). Anak
yang masuk dalam kategori usia pertengahan adalah anak yang berada
pada usia 6 sampai dengan 11 tahun (Papalia, Olds, & Feldman, 2009).
Menurut Erickson (Papalia, Olds, & Feldman, 2009), anak pada tahap ini
memiliki perkembangan psikososial industry vs inferiority. Anak pada
tahap ini belajar mengenai keterampilan yang dibutuhkan untuk memenuhi
tuntutan lingkungan, jika tidak berhasil memenuhinya maka anak akan
merasa inferior. Anak pada tahap ini juga memiliki keutamaan pada
kompetensi. Anak akan melihat diri mereka mampu menguasai
keterampilan dan menyelesaikan tugas. Namun, jika anak memiliki sisi
industry yang terlalu besar, mereka akan menolak hubungan sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Dari aspek kognitif berdasarkan teori Piaget, anak usia pertengahan
sudah memasuki tahap konkrit operasional. Anak sudah dapat
menggunakan operasi mental seperti penalaran dan menyelesaikan masalah
yang konkrit (nyata). Anak sudah dapat berpikir secara logis karena sudah
mampu mengambil berbagai aspek dari situasi dalam pertimbangan
mereka. Namun, pemikiran mereka terbatas dalam situasi nyata yang
terjadi saat ini (Papalia, Olds, & Feldman, 2009).
Jadi, anak usia pertengahan sudah belajar mengenai keterampilan untuk
memenuhi tuntutan di lingkungannya. Anak juga sudah memiliki
kemampuan kognitif untuk berpikir secara logis dan mengambil berbagai
aspek dari situasi dalam pertimbangan mereka.
D. Dinamika Hubungan Antara Dukungan Sosial Orang Tua dan
Kompetensi Sosial Pada Anak Usia 9 – 11 Tahun
Dukungan sosial orang tua merupakan kenyamanan, perhatian,
penghargaan, atau bantuan yang tersedia bagi anak yang diberikan oleh
orang tua. Dukungan yang diberikan orang tua pada anak mampu
memberikan rasa aman, perhatian, dan perasaan dihargai sehingga dapat
meningkatkan rasa percaya diri, keterampilan, dan penyesuaian terhadap
stress (Semrud-Clikeman, 2007). Dukungan orang tua memiliki hubungan
yang positif dengan kemampuan mengelola emosi anak (Kartika &
Sugiarti, 2015) yang merupakan salah satu kemampuan yang membentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
kompetensi sosial. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh
Herrenkohl et al. (2001), bahwa orang tua dapat memberikan pengaruh
positif dan negatif pada anak melalui komunikasi mengenai perilaku yang
beresiko tinggi. Dukungan dari orang tua merupakan konstruksi
multidimensi yang melibatkan tidak hanya kehangatan dan kasih sayang,
tetapi juga penerimaan, keterlibatan, dan pemahaman (Barber & Thomas,
1986; Ferreira & Thomas, 1984).
Dukungan dari orang tua adalah cara untuk menunjukkan kasih
sayang, kepedulian, dan penghargaan untuk orang lain. Cutrona et al.
(1994) mengungkapkan bahwa seseorang yang menerima dukungan dari
orang tua lebih mampu menyelesaikan tugas yang sulit, tidak mengalami
gangguan kognitif, memiliki konsentrasi yang baik, dan tidak
menunjukkan kecemasan dalam melaksanakan suatu tugas.
Dukungan orang tua dalam bentuk persahabatan yang berupa orang
tua menghabiskan waktu bersama anak akan memberikan rasa
keanggotaan akan dapat anak untuk lebih memiliki rasa empati dan
menunjukkan perilaku prososial. Hal ini sesuai dengan pendapat mengenai
hubungan yang hangat dan dukungan yang diberikan orang tua akan
mendorong keterikatan orang tua dan anak yang aman, yang pada akhirnya
akan meningkatkan empati, kompetensi sosial, dan harga diri pada anak
(Laible, Carlo, & Raffaeli, 2000). Dukungan dan kehangatan yang
diberikan oleh orang tua dianggap sangat penting dalam mendorong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
simpati, atau kemampuan anak untuk memahami dan menanggapi secara
emosional pada tekanan yang berasal dari luar, kompetensi sosial, atau
kesuksesan pertemanan dengan teman sebaya, dan harga diri, serta secara
khusus, iklim afektif rumah dianggap menjadi faktor penting dalam
sosialisasi simpati dan kompetensi sosial, sekaligus menjadi tempat
penting untuk pengembangan harga diri (Garber et al., 1997; Zahn-Waxler
& Radke-Yarrow, 1990).
Dukungan instrumental yang diberikan oleh orang tua dalam
bentuk bantuan langsung atau memberikan contoh, akan membantu anak
untuk menerapkan hal tersebut dalam kehidupan sehari-harinya. Dukungan
instrumental yang diberikan dapat membantu memfasilitasi anak agar
terhindar dari pengaruh teman sebaya yang memiliki perilaku yang
beresiko (penggunaan obat-obatan dan kekerasan) (Orpinas & Horne,
2006). Dengan memberikan anak kebutuhan yang diperlukan, maka anak
akan berada pada kelompok pertemanan yang baik dan anak dapat
memahami perilaku yang dapat diterima atau ditolak secara sosial yang
merupakan salah satu syarat anak memiliki kompetensi sosial yang baik
(Orpinas & Horne, 2006). Sedangkan dukungan informasi merupakan
pemberian saran, arahan, saran, atau umpan balik tentang bagaimana anak
tersebut melakukannya yang dapat membantu anak dalam menyelesaikan
masalah. Dukungan informasi dapat membantu anak dalam
mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan memecahkan masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Dukungan informasi ini sendiri merupakan dukungan dengan memberikan
saran, arahan, atau umpan balik mengenai apa yang anak lakukan. Hal ini
sesuai dengan hal yang diungkapkan oleh Leidy, Guerra, dan Toro (2010),
yaitu saat orang tua menetapkan batasan dan menjelaskan alasan tindakan
mereka, anak-anak akan belajar untuk berpikir dengan hati-hati,
mengevaluasi solusi yang mereka pikirkan, dan mengantisipasi
konsekuensi yang akan mereka hadapi, sehingga anak akan memliki
banyak pemecahan masalah sosial yang efektif. Mereka juga dapat belajar
bagaimana bergaul dengan orang lain (self-efficacy sosial) dengan
mempraktikkan keterampilan interaksi. Keluarga yang mendidik anaknya
secara positif dan terpadu juga akan meningkatkan kemampuan anak
dalam menyelesaikan masalah yang merupakan salah satu aspek yang
memengaruhi kompetensi sosial pada anak (Leidy, Guerra, & Toro, 2010).
Perkembangan kompetensi sosial pada anak dipengaruhi oleh interaksi dan
dukungan dari orang-orang terdekatnya yaitu keluarga, terutama orang tua.
Penelitian ini menggunakan anak usia 9 - 11 tahun sebagai subjek.
Anak usia 9 – 11 tahun merupakan anak yang masuk pada tahap usia
pertengahan (6 – 11 tahun) dalam tahapan perkembangan (Papalia, Olds, &
Feldman, 2009). Dalam tahap usia pertengahan ini, anak diharapkan sudah
mampu mengontrol reaksi emosi sehingga dapat memahami situasi yang
sedang terjadi dan tidak terlalu masuk dalam keadaan emosional mereka
(Rydell et al., 2003). Anak pada tahapan ini juga diharapkan semakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
berkembang strategi pemecahan masalahnya karena hal ini berelasi dengan
perkembangan kompetensi sosial mereka (Blair, 2002). Selain itu,
kemampuan seperti bernegosiasi, memecahkan masalah, dan kompromi
berkembang dalam tahapan usia pertengahan ini (Semrud-Clikeman,
2007). Mengelola perilaku emosional secara tepat dan mampu
menggambarkan perasaan dan pikirian menjadi lebih penting dan dalam
hal ini berelasi dengan kompetensi sosial (Semrud-Clikeman, 2007).
Berdasarkan penjelasan di atas, dukungan sosial yang diberikan
orang tua pada anak usia 9 – 11 tahun memiliki hubungan dengan
kompetensi sosial. Diawali dengan dukungan orang tua yang dapat
memberikan perasaan aman, memberikan perhatian, dan perasaan dihargai
sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri, keterampilan, dan
penyesuaian terhadap stres. Hal ini akan membuat anak dapat
meningkatkan kompetensi sosial mereka dalam pengelolaan emosi,
komunikasi, penyelesaian masalah, dan kesadaran sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Dukungan Sosial Orang Tua tinggi:
-Dukungan Emosional atau Penghargaan,
orang tua peduli, empati, memberikan
perhatian positif, dan dorongan.
-Dukungan Nyata atau Instrumental, orang
tua membantu menyelesaikan tugas dan
menyediakan benda yang dibutuhkan.
-Dukungan Informasi, orang tua
memberikan saran, informasi, dan arahan
mengenai cara melakukan suatu hal.
-Dukungan Persahabatan, orang tua
menghabiskan waktu bersama,
membicarakan minat, membuat lelucon,
dan melakukan kegiatan yang
menyenangkan.
-Mampu mengelola emosi.
-Mampu berkomunikasi.
-Mampu menyelesaikan masalah.
-Mampu mendeteksi adanya perilaku yang
tidak dapat diterima secara sosial.
Kompetensi Sosial Tinggi
E. Skema Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
G. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan yang positif antara
dukungan sosial orang tua dengan kompetensi sosial pada anak usia 9 – 11
tahun. Jadi, semakin tinggi dukungan sosial orang tua, maka semakin
tinggi kompetensi sosial pada anak usia 9 – 11 tahun, dan sebaliknya,
semakin rendah dukungan sosial orang tua, maka semakin tinggi
kompetensi sosial pada anak usia 9 – 11 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis
penelitian korelasional. Menurut Azwar (2017), penelitian korelasional
adalah penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki sejauh mana variasi
pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel
lain. Penelitian ini ingin melihat korelasi antara dukungan sosial orang tua
dengan kompetensi sosial pada anak usia 9 - 11 tahun.
B. Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Variabel Dependen : Kompetensi Sosial
2. Variabel Independen : Dukungan Sosial Orang Tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
C. Definisi Operasional
1. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial adalah kemampuan seseorang untuk
memahami situasi sosial yang berdasarkan pada pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki agar dapat berinteraksi dengan lingkungan
sosialnya. Kompetensi sosial diukur menggunakan Skala Kompetensi
Sosial yang disusun oleh Sutedjo, Napitupulu, Ismadiyani, Wisung, dan
Arung-Padang, berdasarkan empat aspek, yaitu kemampuan mengelola
emosi, kemampuan berkomunikasi, kemampuan menyelesaikan
masalah, dan kesadaran sosial, yang diberikan kepada subjek untuk
diminta mengisi sendiri.
Skor kompetensi didapatkan dari menjumlahkan skor total pada
setiap aspek kompetensi sosial. Semakin tinggi skor total yang
didapatkan, maka semakin tinggi kompetensi sosial yang dimiliki oleh
anak. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh,
maka semakin rendah kompetensi sosial yang dimiliki oleh anak.
2. Dukungan Sosial Orang tua
Dukungan sosial orang tua adalah kenyamanan, perhatian,
penghargaan, atau bantuan yang tersedia bagi anak yang diberikan
oleh orang tua sehingga dapat meningkatkan kepercayaan diri,
keterampilan, strategi penyesuaian terhadap stres. Dukungan sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
orang tua diukur dengan menggunakan persepsi dari anak sendiri
mengenai dukungan sosial yang diberikan oleh orang tua. Dalam hal
ini dukungan sosial orang tua (ayah dan ibu) diukur dengan Skala
Dukungan Sosial Orang Tua yang memiliki empat aspek (Gardner &
Cutrona, 2004; Uchino, 2004, dalam Sarafino&Smith, 2011), yaitu
dukungan emosional atau penghargaan, dukungan nyata atau
instrumental, dukungan informasi, dan dukungan persahabatan. Skala
ini disusun sendiri oleh peneliti.
Skor skala dukungan sosial orang tua pada anak usia 9 - 11 tahun
akan didapatkan dari menjumlahkan skor total pada setiap aspek
dukungan sosial orang tua. Semakin tinggi skor total yang didapatkan,
maka semakin tinggi dukungan sosial orang tua (ayah dan ibu). Begitu
pun sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh, maka
semakin rendah dukungan sosial orang tua (ayah dan ibu) yang
didapatkan.
D. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode
purposive sampling, yaitu teknik penelitian dengan pertimbangan tertentu.
Pemilihan dalam kelompok subjek didasarkan pada ciri-ciri tertentu yang
memiliki hubungan erat dengan ciri-ciri populasi yang diketahui
sebelumnya (Margono, 2004). Subjek yang digunakan dalam penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
adalah anak usia 9 - 11 tahun yang termasuk dalam kategori usia
pertengahan (Papalia, Olds, & Feldman, 2009).
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan
menyebarkan skala untuk diisi oleh subjek. Skala merupakan alat
pengumpulan data yang berisi penyataan-pernyataan yang ditulis, disusun,
dan dianalisis, sehingga respon individu terhadap pernyataan dapat diberi
skor dan diinterpretasikan (Azwar, 2001).
Skala yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah dua, yaitu
Skala Dukungan Sosial Orang Tua dan Skala Kompetensi Sosial. Kedua
skala menggunakan model skala Likert dengan item favorable dan item
unfavorable. Skala penelitian ini menggunakan empat pilihan respon
pernyataan, yaitu SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai), dan
STS (Sangat Tidak Sesuai). Respon dari item favorable pada respon
Sangat Sesuai akan memiliki bobot nilai empat, respon Sesuai memiliki
bobot nilai tiga, dua untuk respon Tidak Sesuai, dan respon Sangat Tidak
Sesuai memiliki bobot nilai satu. Respon pada item unfavorable akan
memiliki bobot nilai satu pada respon Sangat Sesuai, dua untuk respon
Sesuai, tiga untuk respon Tidak Sesuai, dan untuk respon Sangat Tidak
Sesuai akan memiliki bobot nilai empat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
1. Penyusunan Blueprint
Sebelum membuat skala untuk dua variabel, peneliti menyusun
blueprint terlebih dahulu. Penyusunan blueprint masing-masing skala
adalah sebagai berikut:
1.1 Skala Kompetensi Sosial
Skala kompetensi sosial disusun oleh peneliti berdasarkan
empat aspek kompetensi sosial yang dikemukakan oleh Semrud-
Clikeman (2007), serta Orpinas dan Horne (2006). Keempat aspek
tersebut adalah kemampuan mengelola emosi, kemampuan untuk
berkomunikasi, kemampuan untuk menyelesaikan masalah, dan
kesadaran sosial. Blueprint Skala Kompetensi Sosial dapat dilihat
pada Tabel 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 1.
Blueprint Skala Kompetensi Sosial
K
e
t
e
r
a
n
g
a
n
:
R
F
:
Mampu merespon secara fleksibel
PP : Memahami perasaan orang lain
IO : Mampu memulai interaksi secara verbal dan nonverbal
RK: Mampu merespon saat berkomunikasi
KT: Membuat keputusan yang tepat
PB : Memahami sudut pandang yang berbeda dari dirinya
PD : Memahami perilakunya dapat diterima orang lain
PT : Memahami tanda-tanda perilaku tidak diterima orang lain
1.2 Skala Dukungan Sosial Orang Tua
Skala Dukungan Sosial Orang Tua disusun peneliti berdasarkan
empat aspek sosial dukungan sosial orang tua yang dikemukakan
oleh Gardner dan Cutrona (2004), serta Uchino (2004). Keempat
aspek tersebut adalah dukungan emosional atau penghargaan,
dukungan nyata atau instrumental, dukungan informasi, dan
dukungan persahabatan. Blueprint Skala Dukungan Sosial Orang
Tua dapat dilihat pada Tabel 2.
Aspek Indikator Item
Presentase Favorable Unfavorable
Kemampuan
Mengelola
Emosi
RF 2 2 12,5%
PP 2 2 12,5%
Kemampuan
Untuk
Berkomunikasi
IO 2 2 12,5%
RK 2 2 12,5%
Kemampuan
Untuk
Menyelesaikan
Masalah
KT 2 2 12,5%
PB 2 2 12,5%
Kesadaran
Sosial
PD 2 2 12,5%
PT 2 2 12,5%
Total 16 16 32 (100%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Tabel 2.
Blueprint Skala Dukungan Sosial Orang Tua
Aspek Item
Presentase Favorable Unfavorable
Dukungan
Emosional atau
Penghargaan
4 4 25%
Dukungan Nyata
atau Instrumental 4 4 25%
Dukungan
Informasi 4 4 25%
Dukungan
Persahabatan 4 4 25%
Total 16 16 32 (100%)
2. Penulisan Item
Pada tahap ini, peneliti melakukan penulisan item sesuai dengan
blueprint skala yang telah disusun sebelumnya. Peneliti menulis 32
item kompetensi sosial dan 32 item dukungan sosial orang tua yang
didasari oleh definisi masing-masing atribut psikologis yang telah
ditetapkan. Peneliti mengasumsikan bahwa dengan jumlah item yang
ditulis, maka akan didapatkan sekitar 50% item yang berkualitas untuk
disusun sebagai bentuk item final. Jumlah item yang tidak terlalu
banyak juga mempertimbangkan konsentrasi dan keterbatasan waktu
subjek karena kuesioner dibagikan di tengah-tengah waktu kegiatan
belajar mengajar di sekolah. Selain itu, jumlah item yang tidak terlalu
banyak juga bertujuan untuk mengantisipasi adanya kelelahan dan
kebosanan subjek pada saat mengisi kuesioner.
Jenis skala yang digunakan untuk mengukur kompetensi sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
dan dukungan sosial orang tua pada penelitian ini adalah Skala Likert.
Pilihan respon yang disediakan ada empat pilihan, yaitu “Sangat
Sesuai”, “Sesuai”, “Tidak Sesuai”, dan “Sangat Tidak Sesuai”. Pada
Skala Kompetensi Sosial dan Skala Dukungan Sosial Orang Tua tidak
memiliki pilihan respon netral. Skala dukungan sosial orang tua pada
penelitian ini menggunakan respon dari anak sendiri (persepsi). Hal ini
dikarenakan peneliti ingin mengetahui anak merasa didukung oleh
orang tuanya atau tidak.
Subjek diminta untuk memberikan respon yang paling
menggambarkan subjek pada setiap pernyataan yang diberikan. Skor
pernyataan favorable dan unfavorable untuk setiap kategori dapat
dilihat pada tabel 3.
Tabel 3.
Skor Berdasarkan Kategori Jawaban
Jawaban Item
Favorable Unfavorable
Sangat Sesuai 4 1
Sesuai 3 2
Tidak Sesuai 2 3
Sangat Tidak Sesuai 1 4
3. Review dan Revisi Item
Setelah melakukan penulisan item, peneliti memeriksakan item
pada dosen pembimbing skripsi. Review item yang dilakukan meliputi
pemeriksaan terhadap ketepatan dan kesesuaian penulisan isi item
dengan definisi serta aspek yang telah ditentukan. Setelah dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
pemeriksaan item, peneliti melakukan revisi sesuai dengan catatan yang
diberikan.
4. Validitas Isi
Pengujian validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah
validitas isi yang dilakukan oleh dosen pembimbing skripsi (expert
judgement) dan 5 orang teman peneliti (peer judgement). Pemeriksaan
validitas ini untuk melihat taraf kesesuaian dan ketepatan item dengan
konstruk psikologis yang akan diukur (Supratiknya, 2014). Judgement
memberikan penilaian mengenai kesesuaian antara aspek, indikator, dan
item yang akan dihitung indeks validitas isinya. Skala yang memiliki
validitas isi yang baik jika IVI-S ≥ 0,90 (Supratiknya, 2014).
4.1 Skala Kompetensi Sosial
Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan, diperoleh jumlah
item yang tidak valid (Indeks Validitas Isi-Item ≤ 0,78) sebanyak
11 item dan item yang valid sebanyak 21 item dari 32 item. Peneliti
tetap menggunakan 11 item yang tidak valid tersebut dengan
perbaikan pada kalimatnya. Setelah memperbaiki item, item skala
dinyatakan valid dengan Indeks Validitas Isi Skala (IVI-S) sebesar
0,92.
4.2 Skala Dukungan Sosial Orang Tua
Hasil penilaian indeks validitas isi item pada Skala Dukungan
Sosial Orang Tua yang dilakukan menunjukkan bahwa ada 4 item
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
yang tidak valid (Indeks Validitas Isi-Item ≤ 0,78) sehingga
terdapat 28 item yang valid dari 32 item. Peneliti tetap
menggunakan 4 item yang tidak valid tersebut dengan merevisi
kalimatnya. Setelah memperbaiki item, diperoleh hasil seluruh item
skala dinyatakan valid dengan Indeks Validitas Isi Skala (IVI-S)
sebesar 0,97.
5. Uji Coba Pendahuluan
Hal yang dilakukan selanjutnya oleh peneliti adalah melakukan
uji coba pendahuluan pada 5 orang yang memiliki karakterisik yang
sama dengan subjek penelitian. Uji coba pendahuluan dilakukan pada
tanggal 6 Desember 2017 sampai dengan 8 Desember 2017. Langkah
ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah item-item yang
dibuat dapat dipahami oleh subjek, dan melihat waktu yang dibutuhkan
oleh subjek untuk menyelesaikan pengisian skala (Supratiknya, 2014).
Selain itu, uji coba pendahuluan ini dilakukan untuk mengetahui apakah
petunjuk dipahami oleh subjek sehingga dapat meminimalisir kesalahan
dalam pengerjaan. Pertanyaan dan saran pada saat uji coba pendahuluan
digunakan peneliti untuk memperbaiki skala yang telah disusun.
6. Uji Coba Alat Ukur
Uji coba alat ukur dilakukan terhadap 60 orang sampel per
skala, sehingga memiliki total 120 orang yang menjadi sampel uji coba.
Uji coba alat ukur dilakukan pada sampel yang memiliki kesamaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
karakteristik dengan subjek penelitian. Uji coba alat ukur untuk Skala
Kompetensi Sosial dilakukan pada tanggal 13 Desember 2017 dan
tanggal 15 Januari 2018. Uji coba alat ukur untuk Skala Dukungan
Sosial Orang Tua dilakukan pada tanggal 14 Desember 2017. Dari 120
skala yang disebar, diperoleh 120 skala yang terisi lengkap dan dapat
dianalisis.
Selanjutnya peneliti menyeleksi item berdasarkan hasil uji coba
yang telah dilakukan. Seleksi item dilakukan dengan memilih item yang
memiliki daya diskriminasi item tinggi. Daya diskriminasi item
didapatkan dengan melakukan penghitungan koefisien korelasi item-
total. Item dikatakan memuaskan apabila memiliki koefisien korelasi
item-total ≥0,30 (Azwar, 2010). Item yang baik juga harus memiliki
koefisien korelasi total item yang bernilai positif (Supratiknya, 2014).
Item yang memiliki koefisien korelasi item total bernilai negatif atau
<0,30 harus digugurkan.
Hasil uji coba alat ukur Skala Kompetensi Sosial menunjukkan
bahwa terdapat 18 item yang memiliki koefisien korelasi item total
<0,30 dan bernilai negatif sehingga harus digugurkan. Namun, peneliti
menurunkan koefisien korelasi item-total menjadi ≥0,20 pada hasil uji
coba alat ukur Skala Kompetensi Sosial karena jumlah item pada Skala
Kompetensi Sosial tidak mencukupi jika menggunakan koefisien
korelasi item total ≥0,30. Hal ini sesuai dengan hal yang dikemukakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Azwar (2017) yang mengungkapkan bahwa jika jumlah item yang lolos
tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, dapat dipertimbangkan untuk
menurunkan batas kriteria. Item yang memiliki koefisien korelasi item-
total <0,20 berjumlah 7 item, yang kemudian digugurkan. Setelah
dilakukan pengguguran terhadap 7 item, peneliti kembali menghitung
koefisien korelasi item total. Berdasarkan hasil penghitungan tersebut,
diperoleh hasil bahwa masih terdapat 2 item yang memiliki koefisien
korelasi item-total <0,20 sehingga harus digugurkan. Pada akhirnya
terdapat 23 item yang memiliki koefisien korelasi item-total ≥0,20
sehingga dapat dinyatakan lolos. Kemudian peneliti melakukan
penyetaraan jumlah item pada setiap indikator sehingga menggugurkan
7 item lagi yang memiliki koefisien korelasi item-total terendah pada
setiap aspek. Namun, pada saat memeriksa kembali koefisien korelasi
item-total ada 1 item yang memiliki koefisien korelasi item-total <0,20
yaitu 0,110 sehingga peneliti menggugurkannya. Dengan demikian,
terdapat 15 item yang digunakan oleh peneliti untuk pengambilan data.
Distribusi item skala Kompetensi Sosial dapat dilihat pada Tabel 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel 4.
Distribusi Item Skala Kompetensi Sosial Setelah Uji Coba
Keterangan:
1. Item yang dicetak tebal dengan tanda bintang (*) adalah item yang
gugur atau tidak lolos.
2. Item dengan tanda bintang (*) tanpa ditebalkan adalah item yang
digugurkan untuk menyeimbangkan jumlah item antar aspek.
3. Item di dalam tanda kurung (()) adalah nomor item yang digunakan pada
saat pengambilan data.
Hasil uji coba alat ukur Skala Dukungan Sosial Orang Tua
menunjukkan bahwa terdapat 8 item yang memiliki koefisien korelasi
item-total <0,30 dan bernilai negatif, sehingga harus digugurkan. Dari
hasil uji coba ini terdapat 24 item yang memiliki koefisien korelasi
item-total ≥0,30, dan dapat dikatakan sebagai item yang lolos. Namun,
dengan mempertimbangkan item yang sebarannya tidak merata antara
aspek satu dengan yang lainnya, maka peneliti menggugurkan lagi 8
item yang memiliki koefisien korelasi item-total terendah pada setiap
aspek. Hasil akhir seleksi item menunjukkan bahwa terdapat 16 item
Aspek Indikator Item Jumlah
Item
Lolos Favorable Unfavorable
Kemampuan
Mengelola
Emosi
RF 1*, 5(1) 17*, 21(9) 2
PP 9*, 13(5) 25*, 29(13) 2
Kemampuan
Untuk
Berkomunikasi
IO 18*, 22(10) 2(2),6* 2
RK 26(6), 30* 10*, 14(14) 2
Kemampuan
Untuk
Menyelesaikan
Masalah
KT 3*, 7* 19(3), 23(11) 2
PB 11*, 15(15) 27(7), 31* 2
Kesadaran
Sosial
PD 20*, 24* 4(4), 8(12) 2
PT 28*, 32* 12*, 16(8) 1
Jumlah Item
Lolos
5 10 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
yang digunakan untuk pengambilan data. Distribusi item Skala
Dukungan Sosial Orang Tua dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5.
Distribusi Item Skala Dukungan Sosial OrangTua Setelah Uji Coba
Keterangan:
1. Item yang dicetak tebal dengan tanda bintang (*) adalah item yang
gugur atau tidak lolos.
2. Item dengan tanda bintang (*) tanpa ditebalkan adalah item yang
digugurkan untuk menyeimbangkan jumlah item antar aspek.
3. Item di dalam tanda kurung (()) adalah nomor item yang digunakan pada
saat pengambilan data.
F. Reliabilitas Alat Ukur
Uji reliabilitas skala pada penelitian ini dilakukan dengan
menghitung koefisien reliabilitas Alpha Cronbach dengan SPSS for
windows versi 20. Reliabilitas skala semakin tinggi apabila koefisien
reliabilitas semakin mendekati angka 1,00. Sebaliknya, apabila koefisien
reliabilitas semakin mendekati angka 0 maka reliabilitas skala semakin
rendah (Azwar, 2017). Reliabilitas suatu alat ukur dianggap memuaskan
apabila memiliki koefisien ≥0,70 (Guilford, 1956 dalam Supratiknya,
Aspek Item Jumlah
Item Lolos Favorable Unfavorable
Dukungan
Emosional atau
Penghargaan
1*,5(1),
9*,13(9)
20(5),24*,
28(13),32* 4
Dukungan Nyata
atau Instrumental
17*,21(2),
25(14),29*
2*,6(6),
10(10),14* 4
Dukungan
Informasi
3(3),7*,
11(11),15*
18*,22(7),
26(15),30* 4
Dukungan
Persahabatan
19(4),23*,
27*,31*
4*,8(8),
12(12),16(16) 4
Jumlah Item
Lolos 7 9 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
2014). Dari hasil uji coba, Skala Kompetensi Sosial memiliki koefisien
sebesar 0,749, sedangkan Skala Dukungan Sosial Orang Tua memiliki
koefisien reliabilitas sebesar 0,837. Dapat disimpulkan bahwa Skala
Kompetensi Sosial dan Skala Dukungan Sosial Orang Tua yang telah
disusun peneliti dikatakan reliabel.
G. Metode Analisis Data
1. Uji Hipotesis
Santoso (2010) mengungkapkan bahwa jika asumsi terpenuhi, maka
hipotesis penelitian ini akan diuji menggunakan uji statistik parametrik,
Product Moment Pearson, sedangkan jika uji asumsi tidak terpenuhi
akan menggunakan uji statistik non-parametrik yaitu Spearman Rho.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS 20 for
windows. Hipotesis penelitian dapat diterima jika memiliki nilai
signifikansi <0,05. Syarat melakukan uji hipotesis dengan analisis
parametrik adalah melakukan uji asumsi yang terdiri dari uji normalitas
dan uji linearitas.
2. Uji Asumsi
2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan salah satu syarat dalam perhitungan
statistik parametrik. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui
data yang dimiliki peneliti memiliki sebaran yang normal atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
tidak. Penelitian ini menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov.
Jika signifikansi <0,05 maka data tidak berdistribusi normal,
sedangkan jika signifikansi >0,05 maka data berdistribusi normal
(Priyatno, 2014). Analisis data dilakukan dengan menggunakan
program SPSS 20 for windows.
2.2 Uji Linearitas
Salah satu syarat lain yang harus dipenuhi adalah uji
linearitas dengan tujuan mengetahui kedua variabel penelitian
memiliki hubungan yang linear atau tidak. Dua variabel dinyatakan
memiliki hubungan yang linier bila memiliki signifikansi <0,05
(Priyatno, 2014). Analisis data dilakukan dengan menggunakan
program SPSS 20 for windows.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan data penelitian dilaksanakan di SD Pangudi Luhur
Yogyakarta pada hari Sabtu, 3 Februari 2018. Peneliti menyebarkan
136 skala penelitian pada anak usia 9 – 11 tahun secara klasikal pada
siswa kelas 4.2, 4.3, 5.1, dan 5.2. Waktu pengerjaan kurang lebih 30
menit.
Sebelum subjek mengisi skala yang telah dibagikan, peneliti
melakukan rapport dengan memperkenalkan diri, menjelaskan cara
mengisi identitas, dan cara mengisi skala. Kemudian subjek mengisi
skala dan mengumpulkan kembali pada peneliti saat sudah selesai
mengisi skala. Semua skala terisi dan terkumpul sesuai dengan jumlah
yang dibagikan.
2. Deskripsi Subjek
Deskripsi subjek penelitian seperti jenis kelamin, usia, urutan
kelahiran, jumlah saudara, pekerjaan ayah, dan pekerjaan ibu dapat
dilihat pada Tabel 6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 6.
Deskripsi Subjek
Kategori Jumlah Presentase
Usia 9 tahun 51 37,5%
10 tahun 59 43,4%
11 tahun 26 19,1%
Kelas 4 77 56,6%
5 59 43,4%
Urutan Kelahiran 1 76 55,9%
2 40 29,4%
3 17 12,5%
4 3 2,2%
Jumlah Saudara 0 27 19,8%
1 53 39%
2 40 29,4%
3 10 7,4%
4 4 2,9%
5 2 1,5%
Pekerjaan Ayah Dokter 2 1,5%
Dosen 4 2,9%
Guru 3 2,2%
Karyawan 85 62,4%
Pelukis 1 0,7%
Pensiunan 2 1,5%
Petani 1 0,7%
PNS 8 5,9%
Sutradara 1 0,7%
Wiraswasta 29 21,3%
Pekerjaan Ibu Apoteker 2 1,5%
Dokter 1 0,7%
Dosen 1 0,7%
Guru 9 6,6%
Ibu Rumah Tangga 54 39.7%
Karyawan 26 19,1%
Pensiunan 1 0,7%
Perawat 4 2,9%
PNS 5 3,7%
Wiraswasta 33 24,1%
Total 136 100%
3. Deskripsi Data Penelitian
Peneliti melakukan analisis deskriptif untuk melihat rata-rata,
nilai minimum, nilai maksimum, dan standar deviasi dalam data
empirik dan teoritik pada variabel Kompetensi Sosial serta Dukungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Sosial Orang Tua. Deskripsi data penelitian yang dihitung dengan
menggunakan program SPSS 20 for windows dapat dilihat pada Tabel
7.
Tabel 7.
Deskripsi Data Penelitian
Statistik Kompetensi Sosial Dukungan Sosial
Orang Tua
Empirik Teoritik Empirik Teoritik
Rata-rata 49,65 37,5 54,46 40
X maks. 60 60 64 64
X min. 34 15 35 16
Standar Deviasi 4,860 7,5 4,751 8
Koef. Uji Beda 119,124 113,657
Sign. 0,000 0,000
Berdasarkan deskripsi data penelitian di atas, dapat dilihat
bahwa variabel kompetensi sosial memiliki mean empirik yang lebih
tinggi daripada mean teoritik. Variabel dukungan sosial orang tua juga
memiliki mean empirik yang lebih tinggi daripada mean teoritik. Hasil
uji beda one sample t-test pada kompetensi sosial dan dukungan sosial
orang tua memiliki perbedaan yang signifikan antara mean empirik dan
teoritik. Hal ini berarti bahwa subjek memiliki tingkat kompetensi
sosial dan dukungan sosial orang tua yang tinggi.
4. Reliabilitas Data Penelitian
Dari data yang diperoleh, didapatkan nilai reliabilitas dari
masing-masing skala. Nilai reliabilitas dapat dilihat pada tabel 8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 8.
Reliabilitas Alat Ukur
Skala Cronbach’s
Alpha
Interpretasi
Kompetensi Sosial .753 Alat ukur reliabel
Dukungan Sosial Orang Tua .711 Alat ukur reliabel
Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada tabel 8, dapat disimpulkan
bahwa kedua skala yang digunakan dalam penelitian ini reliabel atau
dapat dikatakan memiliki tingkat konsistensi.
5. Hasil Uji Asumsi
5.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan uji One
Sample Kolmogorov-Smirnoov Test pada SPSS 20 for windows.
Dari uji normalitas diperoleh hasil variabel kompetensi sosial yang
memiliki nilai signifikansi sebesar 0,200 (p>0,05), sedangkan
variabel dukungan sosial orang tua memiliki nilai signifikansi
sebesar 0,035 (p<0,05). Dengan demikian variabel kompetensi
sosial dikatakan memiliki sebaran yang normal, sedangkan variabel
dukungan sosial orang tua tidak memiliki sebaran yang normal.
Hasil uji normalitas kedua variabel penelitian dapat dilihat pada
Tabel 9.
Tabel 9.
Hasil Uji Normalitas
Variabel Signifikansi Interpretasi
Kompetensi Sosial 0,200 Terdistribusi Normal
Dukungan Sosial
Orang Tua 0,035
Tidak Terdistribusi
Normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
5.2 Uji Linearitas
Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa variabel kompetensi
sosial dan dukungan sosial orang tua memiliki nilai signifikansi
sebesar 0,000 (p<0,05). Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa kedua variabel memiliki hubungan yang bersifat linear. Hasil
uji linearitas dengan menggunakan SPSS 20 for windows dapat
dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10.
Hasil Uji Linearitas
Variabel Signifikansi Interpretasi
Kompetensi Sosial
0,000 Linear Dukungan Sosial Orang
Tua
6. Hasil Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil uji asumsi yang dilakukan, maka uji hipotesis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji korelasi Spearman Rho
dengan menggunakan program SPSS 20 for windows. Uji korelasi
kedua variabel menunjukkan koefisien korelasi yang diperoleh sebesar
0,547 dengan taraf signifikansi 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa
terdapat hubungan positif yang signifikan antara kompetensi sosial dan
dukungan sosial orang tua pada anak usia 9 – 11 tahun. Hasil uji
korelasi antara kompetensi sosial dan dukungan sosial orang tua dapat
dilihat pada Tabel 11.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 11.
Hasil Uji Korelasi antara Kompetensi Sosial dan Dukungan Sosial Orang Tua
pada Anak Usia 9 – 11 tahun
Variabel
Independen
Variabel
Dependen
Kefisien
Korelasi (r)
Sign. Interpretasi
Dukungan
Sosial Orang
Tua
Kompetensi
Sosial 0,547 0,000
Ada
Hubungan
Positif
Signifikan
7. Hasil Analisis Tambahan
Peneliti melakukan penghitungan koefisien determinasi untuk
melihat sumbangan efektif variabel independen terhadap variabel
dependen. Koefisien determinasi merupakan angka yang menyatakan
besarnya kontribusi yang diberikan (Siregar, 2013). Hasil
penghitungan menunjukkan bahwa dukungan sosial orang tua
memiliki koefisien determinasi sebesar 0,299, yang berarti dukungan
sosial orang tua memiliki sumbangan sebesar 29,9% terhadap
kompetensi sosial.
B. Pembahasan
Hasil uji korelasi antara dukungan sosial orang tua dan kompetensi
sosial menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
diterima. Hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar
0,547 dengan signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05). Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan
yang positif dan signifikan antara variabel dukungan sosial orang tua dan
kompetensi sosial pada anak usia 9 – 11 tahun. Hal tersebut menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
bahwa semakin tinggi dukungan sosial orang tua pada anak usia 9 – 11
tahun, maka semakin tinggi tingkat kompetensi sosial yang dimiliki.
Sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial orang tua pada anak usia 9 –
11 tahun, maka semakin rendah tingkat kompetensi sosial yang dimiliki.
Hasil penelitian yang menunjukkan hasil yang positif antara dukungan
sosial orang tua dan kompetensi sosial pada anak usia 9-11 tahun (kelas 4
dan kelas 5) di SD Pangudi Luhur Yogyakarta kemungkinan disebabkan
oleh komunikasi yang baik terjalin antara anak dan orang tua. Saat anak
memiliki komunikasi yang baik, maka orang tua dapat memberikan saran,
solusi, dan umpan balik pada anak sesuai dengan pernyataan Douse (dalam
Orford, 1992). Orang tua dari anak yang bersekolah di SD Pangudi Luhur
Yogyakarta sebagian besar memiliki pendidikan yang baik sehingga
memiliki perkerjaan yang baik dan dapat menyediakan kebutuhan yang
dibutuhkan oleh anak sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa orang tua
memberikan dukungan nyata atau instrumental. Orang tua anak yang
bersekolah di SD Pangudi Luhur Yogyakarta juga menyediakan waktu
untuk bersama anaknya pada hari Minggu atau hari libur. Hal ini
menunjukkan bahwa orang tua memberikan dukungan persahabatan
dengan menyediakan waktu bagi anak. Saat anak didukung secara sosial
oleh orang tua, maka anak akan memiliki kompetensi sosial yang tinggi.
Kompetensi sosial yang tinggi pada anak di SD Pangudi Luhur
Yogyakarta dibuktikan dengan guru yang menyatakan bahwa anak-anak
kelas 4 dan kelas 5 tidak memilih-milih dalam pertemanan. Anak kelas 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
dan kelas 5 juga mampu untuk bekerja kelompok dan hasilnya juga baik.
Mereka juga mau membantu teman lain yang kesulitan dalam pelajaran di
kelas dan tidak saling mengganggu saat guru menjelaskan. Anak-anak juga
jarang bertengkar satu sama lain.
Dukungan sosial orang tua yang bersifat positif seperti memberikan
perhatian pada perilaku, menghabiskan waktu dengan kegiatan yang
menyenangkan, mendorong mereka mengikuti kegiatan, dan terlibat dalam
memecahkan masalah (Brooks, 2011) dapat meningkatkan kompetensi
sosial mereka. Sikap hangat dan ekspresi positif orang tua membantu anak
mengembangkan kontrol, yaitu kemampuan untuk mengamati dan
merencanakan perilaku, meredam respon dominan yang tidak sesuai, serta
melakukan respon yang kurang dominan namun tepat. Hal ini juga
dinyatakan oleh Laible, Carlo, dan Raffaeli (2000) bahwa kehangatan dan
orang tua yang mendukung akan berelasi pada tingkat empati yang
dimiliki anak, kompetensi sosial, serta perasaan menghargai diri. Saat
orang tua meyakini kompetensi sosial merupakan hal yang penting dan
memberikan contoh pada anak mereka, maka kompetensi sosial pada anak
akan meningkat (Brooks, 2011). Orang tua yang memiliki kemampuan
untuk mengasuh secara positif akan meningkatkan kompetensi sosial pada
anak (Lundahl, Risser, & Lovejoy, 2006). Anak-anak akan lebih mudah
untuk menerapkan nilai-nilai orang tua jika hubungan anak dan orang tua
saling responsif (Kochanska & Thompson, 1997). Namun, dukungan
orang tua yang diberikan pada anak tidak harus selalu bersifat positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Adakalanya orang tua harus bersikap lebih sedikit keras pada anak saat
yang dilakukan anak tidak sesuai dengan lingkungan sosialnya, sehingga
anak belajar beradaptasi dengan orientasi lain dan mengintegrasikannya
dengan diri mereka (Rose-Krasnor, 1997). Meskipun orang tua terlihat
tidak mendukung dengan bersikap keras, namun hal ini dilakukan agar
anak mampu untuk mengetahui hal yang diinginkan oleh lingkungan
sekitarnya. Hal ini berhubungan dengan kompetensi sosial yang
merupakan kemampuan untuk mencapai tujuan pribadi sembari tetap
mempertahankan relasi positif antara diri (self) dan orientasi lain (Rose-
Krasnor, 1997).
Hasil uji hipotesis dalam penelitian ini didukung dengan hasil
penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa tingginya dukungan
orang tua (dukungan keluarga) berhubungan dengan tingginya kompetensi
sosial (Odo, Ezema, Eke, & Onyenyirionwu, 2017). Penelitian sebelumnya
juga menyatakan bahwa dukungan yang diberikan oleh orang tua (ibu)
merupakan prediktor yang paling konsisten untuk meningkatkan
kompetensi sosial (Laible & Carlo, 2004), sedangkan kehangatan yang
diberikan oleh ayah lebih menunjukan perubahan kompetensi sosial pada
anak (Taylor et al, 2015). Begitu pula dengan Leidy, Guerra, dan Toro
(2012) yang menyatakan bahwa orang tua yang mampu berkomunikasi
secara terbuka dan menjaga kedekatan mereka dengan anak akan lebih
banyak menunjukkan perubahan yang lebih baik pada kompetensi sosial,
khususnya dalam kemampuan memecahkan masalah dan kemandirian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
sosial. Hal ini dapat terjadi karena hingga usia remaja awal, orang tua dan
keluarga merupakan sumber dukungan utama pada anak. Orang tua
memberikan informasi mengenai emosi, penilaian, informasi, insrumental
seperti pemberian cinta, uang, keamanan, dan nasihat dalam situasi
tertentu dapat memainkan peran penting dalam perkembangan kompetensi
sosial.
Hasil analisis tambahan dari penelitian ini menunjukkan bahwa
dukungan sosial orang tua memberikan sumbangan sebesar 29,9%
terhadap kompetensi sosial pada anak usia 9 – 11 tahun. Faktor lain
sebanyak 70,1% yang kemungkinan memengaruhi kompetensi sosial pada
anak usia 9 – 11 tahun antara lain adalah kognitif, temperamen,
pengalaman sosial pada masa-masa awal, interaksi dengan teman sebaya,
ekonomi keluarga, gaya pengasuhan, lingkungan sekolah, hubungan
dengan guru, gender, dan budaya (Cutting & Dunn, 1999; Deptula, Cohen,
Phillipsen, & Ey, 2006; Fabes, Gaertner, & Popp, 2008; Hurlock, 1991;
Mulder, 2008; Piaget dalam Oden, 1987, Rose-Krasnor, 1997). Kognitif
pada anak akan mempengaruhi anak saat berada di suatu situasi berbahaya
dan bagaimana keyakinan (beliefs) yang mereka miliki dapat menunjukkan
emosi dan aksi yang harus mereka tunjukkan pada situasi tersebut
(Orpinas & Horne, 2006). Temperamen akan mempengaruhi anak dalam
memberikan respon dan memodifikasi respon tersebut saat berada di suatu
lingkungan (Semrud-Clikeman, 2007). Pengalaman sosial yang pernah
diterima anak pada masa-masa awal akan mempengaruhi anak dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
berespon pada lingkungannya dan anak yang secure attachment dengan
orangtuanya akan mempengaruhi anak dalam membuka negosiasi antara
anak dengan orang lain agar dapat memenuhi kebutuhan yang diperlukan
anak dan mengekspresikan perasaan mereka (Rose-Krasnor, 1997).
Interaksi dengan teman sebaya juga memiliki pengaruh pada kompetensi
sosial yaitu interaksi dengan teman sebaya memberi anak validasi pada
diri bahwa mereka diterima oleh lingkungannya sehingga anak tidak
kehilangan pengalaman sosial yang akan didapatkan saat berinteraksi
dengan teman sebayanya, dan membuat anak memiliki perilaku yang
positif (prososial) (Rose-Krasnor, 1997; Semrud-Clikeman, 2007).
Ekonomi dalam keluarga yang tidak terlalu baik akan dapat mengisolasi
anak dari sistem dukungan sosial yang seharusnya anak dapatkan (Orpinas
& Horne, 2006). Anak yang berada dalam ekonomi keluarga yang tidak
terlalu baik akan merasakan kemampuan orang tua dalam mengasuh yang
tidak baik karena orang tua disibukkan dengan bekerja di berbagai tempat
untuk memenuhi kebutuhan dalam keluarga dan tidak menghabiskan
waktu yang banyak untuk mendampingi anak (Orpinas & Horne, 2006).
Lingkungan sekolah dan hubungan dengan guru mempengaruhi anak
dalam tingkat agresi dalam kelas, pencapaian akademik, dan perilaku
negatif anak terhadap sekolah (Pianta, 1999 dalam Orpinas & Horne,
1999). Gender diketahui memiliki peran penting untuk mempengaruhi
kompetensi sosial pada anak (Rose-Krasnor, 1997). Rose-Krasnor (1997)
menyatakan bahwa saat agresi dinyatakan sebagai perilaku yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
berhubungan dengan konflik secara fisik, maka anak laki-laki lebih agresif
daripada anak perempuan. Perilaku agresi menunjukkan bahwa anak
memiliki kompetensi sosial yang rendah. Dalam budaya, anak yang berada
pada grup minoritas akan memiliki nilai perilaku sosial yang berbeda
daripada anak yang berada pada grup mayoritas. Anak yang berada pada
grup minoritas akan memiliki perbedaan dalam kesempatan untuk
memiliki interaksi sosial, model untuk menunjukkan kesuksesan, dan
metode untuk mencapai tujuan sosial mereka daripada anak yang berada di
grup mayoritas (Ogbu, 1981 dalam Rose-Krasnor, 1997). Kompetensi
sosial secara definisi dibentuk oleh tugas, tujuan, dan perspektif yang
dientukan secara kultural sehinggan budaya dimana anak berada akan
berpengaruh pada kompetensi sosial yang dimiliki oleh anak (Rose-
Krasnor, 1997).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara dukungan
sosial orang tua dan kompetensi sosial pada anak usia 9 – 11 tahun. Hasil
uji hipotesis menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan
antara dukungan sosial orang tua dan kompetensi sosial pada anak usia 9 –
11 tahun. Hubungan positif dan signifikan ini berarti semakin tinggi
dukungan sosial orang tua maka semakin tinggi kompetensi sosial yang
dimilikinya, begitu pula sebaliknya. Dukungan sosial orang tua
memberikan sumbangan 29,9% pada kompetensi sosial.
B. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini tidak sempurna dan memiliki
kelemahan. Kelemahan dalam penelitian ini antara lain adalah peneliti
tidak menyebutkan secara khusus mengenai orang tua (ayah atau ibu). Hal
ini kemungkinan menyebabkan kebingungan pada anak saat memberikan
respon pada skala. Kemudian kelemahan lainnya adalah peneliti hanya
mengambil data dari satu sekolah sehingga data yang didapatkan kurang
representatif hasilnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
C. Saran
1. Bagi orang tua
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial orang tua
dengan kompetensi sosial memiliki hubungan yang positif. Oleh karena
itu, diharapkan orang tua dapat tetap mendukung anak dengan
memberikan rasa nyaman dan dicintai, membantu memberikan solusi
jika anak sedang memiliki masalah, menyediakan kebutuhan yang
diperlukan oleh anak, serta lebih banyak memberikan waktu bersama
dengan anak. Saat anak merasa didukung oleh orang tuanya, maka anak
akan dapat meningkatkan kompetensi sosial mereka.
2. Bagi subjek
Bagi subjek penelitian agar dapat mempertahankan dan
meningkatkan hubungan dan interaksi yang baik dengan orang tua
sehingga akan memberikan dampak positif bagi kompetensi sosial
yang dimiliki.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian dengan topik
yang serupa, disarankan untuk menyebutkan secara khusus mengenai
orang tua yang ada dalam skala (ayah dan ibu) dan mengambil data di
beberapa sekolah sehingga data yang didapatkan hasilnya lebih
representatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
DAFTAR PUSTAKA
Aličković, A. M. (2014). Pedagogical understanding of emphaty as an aspect
of social competence. Metodički obzori: časopis za odgojno-obrazovnu
teoriju i praksu, 9(20), 47-57.
Ambarsari, S., & Aswanti, M. (2013). Hubungan antara keterlibatan ayah dan
kompetensi sosial pada remaja madya. Program Studi Reguler Fakultas
Psikologi Universitas Indonesia.
Ari, S. (2016). Bocah Kelas 2 SD Jadi Korban Kekerasan Teman Sekolah,
Pembuluh Darah Kemaluannya Pun Pecah. Diakses dari
http://jogja.tribunnews.com/2016/11/09/bocah-kelas-2-sd-jadi-korban-
kekerasan-teman-sekolah-pembuluh-darah-kemaluannya-pun-pecah pada
tanggal 11 April 2018.
Ashsiddiqi, H. (2012). Kompetensi sosial guru dalam pembelajaran dan
pengembangannya. Ta'dib, 17(01), 61-71.
Azwar, S. 2001. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Azwar, S. 2010. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. 2017. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Bahari, Y. (2012). Mengapa kompetensi sosial diperlukan?. Jurnal Cakrawala
Kependidikan, 7(1).
Baker, J. A. (1999). Teacher-student interaction in urban at-risk classrooms:
Differential behavior, relationship quality, and student satisfaction with
school. The Elementary School Journal, 100(1), 57-70.
Baldry, A. C., & Farrington, D. P. (1998). Parenting influences on bullying and
victimization. Legal and Criminological Psychology, 3(2), 237-254.
Barber, B. K., & Thomas, D. L. (1986). Dimensions of fathers' and mothers'
supportive behavior: The case for physical affection. Journal of
Marriage and the Family, 783-794.
Blair, C. (2002). School readiness: Integrating cognition and emotion in a
neurobiological conceptualization of children's functioning at school
entry. American psychologist, 57(2), 111.
Blumberg, S. J., Carle, A. C., O’connor, K. S., Moore, K. A., & Lippman, L.
H. (2008). Social competence: Development of an indicator for children
and adolescents. Child Indicators Research, 1(2), 176.
Brooks, J. (2011). The Process of Parenting Edisi Kedelapan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Burrows, S. J. (2005). Link Between Parental Friendships and Children's
Social Competence in Preschool Children (Doctoral Dissertation,
Oklahoma State University).
Burt, K. B., Obradović, J., Long, J. D., & Masten, A. S. (2008). The interplay
of social competence and psychopathology over 20 years: Testing
transactional and cascade models. Child Development, 79(2), 359-374.
Cillesen, A.H.N., & Bellmore, a.d. (2004). Social Skills and Interpersonal
Perception in Early and Middle Childhood. In P.K. Smith & C.H. Hart
(Eds.), Blackwell Handbook of Childhood Social Development (pp 355-
374). London: Blackwell Publishing.
Contreras, L., & del Carmen Cano, M. (2016). Child-to-parent violence: The
role of exposure to violence and its relationship to social-cognitive
processing. The European Journal of Psychology Applied to Legal
Context, 8(2), 43-50.
Conger, R. D., Conger, K. J., Elder, G. H., Lorenz, F. O., Simons, R. L., &
Whitbeck, L. B. (1992). A family process model of economic hardship
and adjustment of early adolescent boys. Child Development, 63(3), 526-
541.
Cutrona, C. E., Cole, V., Colangelo, N., Assouline, S. G., & Russell, D. W.
(1994). Perceived parental social support and academic achievement: An
attachment theory perspective. Journal of personality and social
psychology, 66(2), 369.
Cutting, A. L., & Dunn, J. (1999). Theory of mind, emotion understanding,
language, and family background: Individual differences and
interrelations. Child development, 70(4), 853-865.
de Minzi, M. C. R. (2010). Gender and cultural patterns of mothers’ and
fathers’ attachment and links with children’s self‐competence, depression
and loneliness in middle and late childhood. Early Child Development
and Care, 180(1-2), 193-209.
Denham, S. A., Blair, K. A., DeMulder, E., Levitas, J., Sawyer, K., Auerbach–
Major, S., & Queenan, P. (2003). Preschool emotional competence:
Pathway to social competence?. Child Development, 74(1), 238-256.
Deptula, D. P., Cohen, R., Phillipsen, L. C., & Ey, S. (2006). Expecting the
best: The relation between peer optimism and social competence. The
Journal of Positive Psychology, 1(3), 130-141.
Diener, M.L., & Kim, D.-Y. (2003). Maternal and child predictors of preschool
children's social competence. Journal of Applied Developmental
Psychology, 25, 3-24.
Drózdz, E., & Pokorski, M. (2007). Parental attitudes and social competence in
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
adolescents. Journal of Physiology and Pharmacology, 58(5), 175-184.
Elias, M. J., & Haynes, N. M. (2008). Social competence, social support, and
academic achievement in minority, low-income, urban elementary school
children. School Psychology Quarterly, 23(4), 474.
Emilia, & Leonardi, T. (2013). Hubungan antara kompetensi sosial dengan
perilaku cyberbullying yang dilakukan oleh remaja usia 15-17 tahun.
Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial, 2 (2).
Fabes, R. A., Gaertner, B. M., & Popp, T. K. (2006). Getting Along with
Others: Social Competence in Early Childhood. In K. McCartney & D.
Phillips (Eds.), Blackwell handbooks of developmental psychology.
Blackwell handbook of early childhood development (pp. 297-316).
Malden: Blackwell Publishing.
Ferreira, A., & Thomas, D. L. (1984). Adolescent perception of parental
behavior in the united states and brazil. Parenting Studies.
Frey, K. S., Hirschstein, M. K., & Guzzo, B. A. (2000). Second step:
Preventing aggression by promoting social competence. Journal of
Emotional and Behavioral Disorders, 8(2), 102-112.
Funder, D. C. (2001). Accuracy in personality judgment: Research and theory
concerning an obvious question. In B. W. Roberts & R. Hogan (Eds.),
Decade of behavior. Personality psychology in the workplace (pp. 121-
140). Washington, DC, US: American Psychological Association.
Garber, J., Robinson, N. S., & Valentiner, D. (1997). The relation between
parenting and adolescent depression: Self-worth as a mediator. Journal of
Adolescent Research, 12(1), 12-33.
Gardner, K. A., & Cutrona, C. E. (2004). Social Support Communication in
Families. Handbook of Family Communication, 495-512.
Grunbaum, J.A., Kann, L., Kinchen, S., Ross,K., Hawkins, J., Lowry, R., et al.
(2004). Youth risk behavior surveillance-united states, 2003. Morbidity
and Mortality Weekly Report, 53 (SS-2), 1-96.
Guralnick, M. J., Hammond, M. A., Neville, B., & Connor, R. T. (2008). The
relationship between sources and functions of social support and
dimensions of child and parent related stress. Journal of Intellectual
Disability Research, 52(12), 1138-1154.
Handayani, A., & Wahyuningsih, H. (2008). Hubungan dukungan orangtua
dengan ketrampilan sosial pada tunagrahita. Universitas Islam Indonesia.
Henricsson, L., & Rydell, A. M. (2006). Children with behaviour problems:
The influence of social competence and social relations on problem
stability, school achievement and peer acceptance across the first six
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
years of school. Infant and Child Development, 15(4), 347-366.
Herrenkohl, T. I., Guo, J., Kosterman, R., Hawkins, J. D., Catalano, R. F., &
Smith, B. H. (2001). Early adolescent predictors of youth violence as
mediators of childhood risks. The Journal of Early Adolescence, 21(4),
447-469.
Herrenkohl, T. I., Huang, B., Kosterman, R., Hawkins, J. D., Catalano, R. F., &
Smith, B. H. (2001). A comparison of social development processes
leading to violent behavior in late adolescence for childhood initiators
and adolescent initiators of violence. Journal of Research in Crime and
Delinquency, 38(1), 45-63.
Herrenkohl, T.I., Guo, H., Kosterman, R., Hawkins, J.D., Catalano, R.F., &
Smith, B.H. (2001). Early adolescent predictors of youth violence as
mediators of childhood risks. Journal of Early Adolescence, 21, 447-469.
Hoff, D. L., & Mitchell, S. N. (2006). Pay-to-play: fair or foul?. Phi Delta
Kappan, 88(3), 230-234.
Hurlock, E. B. 1991. Children Development. McGraw Hill.
Hurlock, E. B. 1997. Child Development 6E. McGraw Hill.
Jackson, Y., & Warren, J. S. (2000). Appraisal, social support, and life events:
Predicting outcome behavior in school‐age children. Child Development,
71(5), 1441-1457.
Jennings, P. A., & Greenberg, M. T. (2009). The prosocial classroom: Teacher
social and emotional competence in relation to student and classroom
outcomes. Review of Educational Research, 79(1), 491-525.
Kartika, V., Sugiarti, L.R. (2015). Hubungan antara dukungan sosial keluarga
dengan kecerdasan emosional remaja di panti asuhan. Fakultas Psikologi
Universitas Semarang. Jurnal Mahasiswa, Assertive Vol.2.
Kochanska, G., & Thompson, R. A. (1997). The emergence and development
of conscience in toddlerhood and early childhood. Parenting and
Children’s Internalization of Values, 53-77.
Koentjoro, W. (2002). Pendekatan dukungan sosial keluarga. E-Journal
Psikologi, 1.
Laible, D. J., & Carlo, G. (2004). The differential relations of maternal and
paternal support and control to adolescent social competence, self-worth,
and sympathy. Journal of Adolescent Research, 19(6), 759-782.
Laible, D. J., Carlo, G., & Raffaelli, M. (2000). The differential relations of
parent and peer attachment to adolescent adjustment. Journal of Youth
and Adolescence, 29(1), 45-59.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Leidy, M. S., Guerra, N. G., & Toro, R. I. (2010). A review of family-based
programs to prevent youth violence among latinos. Hispanic Journal of
Behavioral Sciences, 32(1), 5-36.
Leidy, M. S., Guerra, N. G., & Toro, R. I. (2012). Positive parenting, family
cohesion, and child social competence among immigrant latino families.
Hispanic Journal of Behavioral Sciences
Lempe. (2018). Diduga Tak Kuat Dibully Bocah Kelas V SD Anak Tukang
Tambal Ban Gantung Diri. Diakses dari
http://www.tribunnews.com/regional/2018/02/07/diduga-tak-kuat-
dibully-bocah-kelas-v-sd-anak-tukang-tambal-ban-gantung-diri?page=all
pada tanggal 24 April 2018.
Lundahl, B., Risser, H. J., & Lovejoy, M. C. (2006). A meta-analysis of parent
training: Moderators and follow-up effects. Clinical Psychology Review,
26(1), 86-104.
Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
McDowell, D.J., & Parke, R.D. (2000). Differential knowledge of display rules
for positive and negative emotion: Influence for parents, influence on
peers. Social Developmental, 9, 415-432.
McDowell, D.J., Parke, R.D., & Wang, S.J. (2003). Differences between
mothers' and fathers' advice giving style and content: Relations with
social competence and psychological functioning in middle childhood.
Merrill-Palmer Quartely, 49, 55-76.
McGroder, S. M. (2000). Parenting among low‐income, african american
single mothers with preschool age children: Patterns, predictors, and
developmental correlates. Child Development, 71(3), 752-771.
Miller, T. W., Kraus, R. F., & Veltkamp, L. J. (2008). Character education as a
prevention strategy for school-related violence. In School violence and
primary prevention (pp. 377-390). Springer, New York, NY.
Mulder, S. (2008). The domains that influence the development of social
competence in children: A literature review.
Muni*, A. K., Rath, A., & Choudhury, A. (1997). Family resources and
development of social competence in disadvantaged children in india.
Early Child Development and Care, 132(1), 105-114.
Muspiroh, N. (2016). Peran kompetensi sosial guru dalam menciptakan
efektifitas pembelajaran. Edueksos: Jurnal Pendidikan Sosial &
Ekonomi, 4(2).
Muthmainah, S. (2006). Studi Tentang Perbedaan Evaluasi Etis, Intensi Etis,
dan Orientasi Etis Dilihat dari Gender dan Disiplin Ilmu: Potensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Rekruitment Staf Profesional pada Kantor Akuntan Publik. Simposium
Nasional Akuntansi IX, Padang.
NCES. (2002).The Nation’s Report Card. Washington, DC: U.S. Government
Printing Office.
Nugroho. (2017). Siswi SD Ini Disika di Sekolah Karena Menolak Keinginan
Ketua Geng. Diakses dari
https://regional.kompas.com/read/2017/08/01/16164921/siswi-sd-ini-
disiksa-di-sekolah-karena-menolak-keinginan-ketua-geng pada tanggal
28 April 2018.
Oden, S. (1987). The Development of Social Competence in Children.
Odo, V. O., Ezema, I. J., Eke, O. H., & Onyenyirionwu, U. G. (2017). Family
support, achievement motivation and gender as predictors of social
competence among nigerian secondary school adolescents. Practicum
Psychologia, 5(1).
Olsen, S.F., Yang, C., Hart, C.H., Robinson, C.C., Wu, P., Nelson, D.A.,
Nelson, L.J., Jin, S., & Wo, J. (2002). Maternal psychological control
and preschool children's behavioral outcomes in china, rusia, and the
united states. Intrusive Parenting: How Psychological Control Affects
Children and Adolescents (pp.235-262).
Oppenheimer, L. (1989). The nature of social action: Social competence versus
social conformism. In Social Competence in Developmental Perspective
(pp. 41-69). Springer, Dordrecht.
Orford, J. (1992). Community Psychology: Theory and Practice. New York:
John Wiley and Sons, Ltd.
Orpinas, P., & Horne, A. M. (2006). Bullying Prevention: Creating a Positive
School Climate and Developing Social Competence. Washington, DC:
American Psychological Association.
Orpinas, P., Murray, N., & Kelder, S. (1999). Parental influences on students’
aggressive behaviors and weapon carrying. Health Education &
Behavior, 26(6), 774-787.
Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2009). Perkembangan Manusia.
Jakarta: Salemba Humanika.
Pianta, R.C. (1998). Enhancing Relationship Between Children and Teachers.
Washington, DC: American Psychological Association.
Pilch, I. (2008). Machiavellianism, emotional intelligence and social
competence: Are machiavellians interpersonally skilled?. Polish
Psychological Bulletin, 39(3), 158-164.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Plisnic, S. (2013). Characteristics of social competence of children with
parental care and children without parental care. Research in Pedagogy,
3(2), 113.
Pogrow, S. (2006). Restructuring high–poverty elementary schools for success:
A description of the hi-perform school design. Phi Delta Kappan, 88,
223-229.
Priyatno, D. (2014). SPSS 22: Pengolahan Data Terpraktis. Yogyakarta: CV.
Andi Offset.
Querido, J. G., Warner, T. D., & Eyberg, S. M. (2002). Parenting styles and
child behavior in african american families of preschool children.
Journal of Clinical Child and Adolescent Psychology, 31(2), 272-277.
Rose-Krasnor, L. (1997). The nature of social competence: A theoritical
review. Journal of Social Development, 6 (1), 111-136.
Rydell, A. M., Berlin, L., & Bohlin, G. (2003). Emotionality, emotion
regulation, and adaptation among 5-to 8-year-old children. Emotion, 3(1),
30.
Santoso, A. (2010). Statistik Untuk Psikologi Dari Blog Menjadi Buku.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Santrock, J. W. (2012). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup
Edisi 13 Jilid I. Jakarta: Erlangga
Saparuddin, S., & Iskandar, M. (2017). Implementasi kompetensi sosial guru
terhadap motivasi belajar siswa. Tarbawi: Jurnal Pendidikan Agama
Islam,1(1), 59-67.
Sarafino, E., & Smith, T. (2011). Health Psychology Biopsychosocial
Interaction (7th ed). United States Of Amerika: John Willey & Sons.
Schaps, E., & Solomon, D. (2003). The role of the school's social environment
in preventing student drug use. Journal of Primary Prevention, 23(3),
299-328.
Schneider, B. H., Attili, G., Nadel, J., & Weissberg, R. P. (Eds.). 1989. Social
Competence In Developmental Perspective (Vol. 51). London: Kluwer
Academic Publisher.
Semrud-Clikeman, M. (2007). Social Competence in Children. USA: Springer
Science+Business Media, LLC.
Siregar, S. 2014. Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: Grasindo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Soekanto, S. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada.
Supratiknya, A. 2014. Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Penerbit
Universitas Sanata Dharma.
Taylor, S. E. (2011). Social Support: A Review. The Handbook of Health
Psychology, 189, 214.
Taylor, Z. E., Conger, R. D., Robins, R. W., & Widaman, K. F. (2015).
Parenting practices and perceived social support: Longitudinal relations
with the social competence of mexican-origin children. Journal of
Latina/o Psychology, 3(4), 193.
Uchino, B. N. (2004). Social Support and Physical Health: Understanding The
Health Consequences of Relationships. Yale University Press.
Upton, P. (2012). Developmental Psychology. Pearson Prentice Hall.
Webster-Stratton, C., Reid, M. J., & Hammond, M. (2001). Preventing conduct
problems, promoting social competence: A parent and teacher training
partnership in head start. Journal of clinical child psychology, 30(3),
283-302.
Welsh, M., Parke, R. D., Widaman, K., & O'Neil, R. (2001). Linkages between
children's social and academic competence: A longitudinal analysis.
Journal of School Psychology, 39(6), 463-482.
Yip, J. A., & Martin, R. A. (2006). Sense of humor, emotional intelligence, and
social competence. Journal of Research in Personality, 40(6), 1202-
1208.
Zahn-Waxler, C., & Radke-Yarrow, M. (1990). The origins of empathic
concern. Motivation and Emotion, 14(2), 107-130.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran 1.
Skala Kompetensi Sosial dan Dukungan Sosial Orangtua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
TRYOUT
SKALA KOMPETENSI SOSIAL
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Yth. Adik-adik
Yang berpartisipasi dalam penelitian ini
Dengan hormat,
Kami mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma yang beridentitas di bawah
ini:
1. Stephina Valencia H. S (139114022)
2. Ignatia R. S. R. N (139114085)
3. Putri Ismadiyani (139114117)
4. Philosophia N. A. Wisung (139114157)
5. Monica Angelina I. A. P (139114172)
Memohon bantuan dan kesediaan Adik-adik untuk mengisi kuesioner dalam rangka
tugas akhir kami. Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kesediaan Adik-adik
untuk mengisi kuesioner ini.
Hormat kami,
Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
PERNYATAAN KESEDIAAN
Aku yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Urutan Kelahiran : anak ke…… dari…… bersaudara
Pekerjaan Orangtua :
Dengan ini menyatakan bahwa aku bersedia mengisi kuesioner ini dengan sukarela
tanpa paksaan dari pihak tertentu demi membantu terlaksananya penelitian.
Yogyakarta, …. Desember 2017
(……………………………..)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
PETUNJUK CARA MENJAWAB
Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan, baca dan pahami pernyataan tersebut dengan baik
dan berikan tanda silang (x) pada kolom pilihan jawaban yang tersedia. Pilihan jawaban
tersebut, yaitu :
STS : Sangat Tidak Sesuai
TS :Tidak Sesuai
S : Sesuai
SS : Sangat Sesuai
Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang kamu pilih:
Contoh :
Pertanyaan STS TS S SS
Saya menyukai bunga X
Jika ingin memperbaiki jawaban, berikan garis pada jawaban pertama, lalu memberikan
jawaban kedua di kolom pilihan.
Contoh :
Pertanyaan STS TS S SS
Saya menyukai bunga X X
Beberapa pernyataan ini tentang hubunganmu teman-temanmu di sekolah. Tidak ada jawaban
yang salah dan benar. Semua pernyataan harus diisi. Setiap orang mempunyai jawaban yang
pasti berbeda-beda, maka pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan dirimu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
STS: Sangat Tidak Sesuai ; TS: Tidak Sesuai ; S: Sesuai ; SS: Sangat Sesuai
77
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Aku tidak mengejek teman yang telah mengejekku.
2. Aku menunggu untuk diajak temanku ke kantin saat istirahat.
3. Aku mengerjakan tugas kelompok sebelum bermain.
4. Aku suka menyalin tugas dari temanku.
5. Walaupun kalah, aku memberikan selamat pada temanku yang
menang dalam lomba cerdas cermat.
6. Aku lebih suka bermain sendiri di dalam kelas saat istirahat.
7. Aku memisahkan temanku yang berkelahi.
8. Aku menggangu temanku yang sedang mengerjakan tugas.
9. Temanku merasa sedih ketika dimarahi guru.
10. Aku mengabaikan pertanyaan temanku.
11. Aku mendengarkan ide temanku saat kerja kelompok.
12. Aku tidak mengerti alasan temanku pergi saat aku mengejeknya.
13. Temanku merasa gembira saat mendapat nilai yang bagus.
14. Aku hanya diam ketika mengerjakan tugas kelompok.
15. Aku mendengarkan ide permainan dari temanku.
16. Aku merasa guru tidak akan marah ketika aku mencontek saat ujian.
17. Aku marah pada temanku karena ia menginjak kakiku dengan tidak
sengaja.
18. Aku mengajak temanku ke kantin saat istirahat.
19. Aku lebih suka bermain daripada membantu temanku yang
kesulitan mengerjakan tugas.
20. Aku mengerjakan ujian tanpa mencontek.
21. Aku menjauh dari teman-teman yang mendapatkan nilai tinggi di
kelas.
22. Aku mengajak temanku untuk bermain bersama.
23. Aku ikut menyemangati temanku ketika berkelahi.
24. Aku membantu temanku saat sedang piket kelas.
25. Aku tidak tahu apa yang temanku rasakan saat ia menangis.
26. Aku akan menjawab pertanyaan dari temanku.
27. Aku merasa ideku yang paling benar saat kerja kelompok.
28. Aku mengerti alasan temanku pergi, saat aku menggejeknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
STS: Sangat Tidak Sesuai ; TS: Tidak Sesuai ; S: Sesuai ; SS: Sangat Sesuai
78
No. Pernyataan STS TS S SS
29. Aku mengabaikan temanku yang menangis.
30. Aku memberikan pendapat ketika mengerjakan tugas kelompok.
31. Aku ingin usulan permainanku yang dipakai untuk bermain.
32. Aku tahu temanku cemberut saat aku memamerkan barang baru
milikku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
TRYOUT
SKALA DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Yth. Adik-adik
Yang berpartisipasi dalam penelitian ini
Dengan hormat,
Saya mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma yang beridentitas di
bawah ini:
Nama: Ignatia R. S. R. N
NIM: 139114085
Memohon bantuan dan kesediaan Adik-adik untuk mengisi kuesioner dalam rangka
tugas akhir saya. Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kesediaan Adik-adik
untuk mengisi kuesioner ini.
Hormat saya,
Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
PERNYATAAN KESEDIAAN
Aku yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Urutan Kelahiran : anak ke…… dari…… bersaudara
Pekerjaan Orangtua :
Dengan ini menyatakan bahwa aku bersedia mengisi kuesioner ini dengan sukarela
tanpa paksaan dari pihak tertentu demi membantu terlaksananya penelitian.
Yogyakarta, …. Desember 2017
(……………………………..)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
PETUNJUK CARA MENJAWAB
Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan, baca dan pahami pernyataan tersebut dengan baik
dan berikan tanda silang (x) pada kolom pilihan jawaban yang tersedia. Pilihan jawaban
tersebut, yaitu :
STS : Sangat Tidak Sesuai
TS :Tidak Sesuai
S : Sesuai
SS : Sangat Sesuai
Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang kamu pilih:
Contoh :
Pertanyaan STS TS S SS
Saya menyukai bunga X
Jika ingin memperbaiki jawaban, berikan garis pada jawaban pertama, lalu memberikan
jawaban kedua di kolom pilihan.
Contoh :
Pertanyaan STS TS S SS
Saya menyukai bunga X X
Beberapa pernyataan ini tentang hubunganmu teman-temanmu di sekolah. Tidak ada jawaban
yang salah dan benar. Semua pernyataan harus diisi. Setiap orang mempunyai jawaban yang
pasti berbeda-beda, maka pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan dirimu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
STS: Sangat Tidak Sesuai ; TS: Tidak Sesuai ; S: Sesuai ; SS: Sangat Sesuai
83
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Orangtuaku menanyakan kegiatan yang ku lakukan saat sedang
bersama.
2. Orangtuaku menolak untuk membelikanku buku bacaan.
3. Saat aku bertanya, orangtuaku akan menjawabnya.
4. Orangtuaku sibuk dengan pekerjaannya.
5. Saat aku mendapatkan nilai yang jelek, orangtuaku memberikan
semangat padaku.
6. Orangtuaku menolak membantuku mengerjakan PR.
7. Saat aku nakal, orangtuaku memberikan nasehat.
8. Orangtuaku menolak untuk bermain bersama.
9. Orangtuaku memberikan pujian padaku saat aku mendapatkan nilai
yang baik.
10. Orangtuaku menolak untuk membantuku belajar sebelum ujian.
11. Saat aku bercerita tentang cita-cita, orangtuaku akan memberikan
informasi tentang cita-citaku.
12. Orangtuaku menolak untuk pergi liburan bersama.
13. Saat sakit, orangtuaku akan merawatku.
14. Orangtuaku menolak untuk membantuku membersihkan kamar.
15. Orangtuaku menjelaskan alasan saat melarangku melakukan
sesuatu.
16. Saat bersama denganku, orangtuaku fokus dengan handphone
mereka.
17. Orangtuaku memberikan uang saku padaku.
18. Orangtuaku memintaku mencari jawaban sendiri untuk pertanyaan
yang aku ajukan.
19. Orangtuaku mau bercanda denganku.
20. Orangtuaku menolak mendengarkan cerita tentang perasaanku.
21. Orangtuaku membantuku memahami materi pelajaran.
22. Orangtuaku menyalahkan perbuatanku tanpa memberikan alasan.
23. Orangtuaku menanyakan kegiatan yang kusukai.
24. Orangtuaku marah saat aku mendapatkan nilai yang jelek.
25. Orangtuaku membelikan barang kebutuhan sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
STS: Sangat Tidak Sesuai ; TS: Tidak Sesuai ; S: Sesuai ; SS: Sangat Sesuai
84
No. Pernyataan STS TS S SS
26. Saat aku diminta mengerjakan sesuatu, orangtuaku kurang
memberikan contoh untuk mengerjakannya.
27. Orangtuaku mengajakku untuk berolahraga bersama.
28. Orangtuaku diam saja pada saat aku menangis.
29. Orangtuaku menyiapkan sarapan pagi sebelum berangkat ke
sekolah.
30. Saat aku bertengkar dengan temanku, orangtuaku menolak
memberikan solusi.
31. Orangtuaku mau mendengarkan ceritaku saat bersama.
32. Orangtuaku bersikap biasa saja saat aku memiliki masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran 2.
Uji Reliabilitas dan Seleksi Item Skala Kompetensi Sosial Uji Coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Hasil Uji Reliabilitas dan Analisis Item
Skala Kompetensi Sosial
Tahap 1:
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 60 100.0
Excludeda 0 .0
Total 60 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
.772 32
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
KS1 99.13 76.897 .354 .762
KS2 99.42 78.315 .260 .768
KS3 98.57 78.046 .327 .764
KS4 98.58 77.298 .372 .762
KS5 98.15 80.570 .274 .767
KS6 98.10 81.515 .199 .770
KS7 98.52 80.051 .223 .769
KS8 98.32 79.847 .231 .768
KS9 99.20 80.264 .123 .776
KS10 98.53 78.490 .311 .765
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
KS11 98.58 78.756 .249 .768
KS12 98.72 81.630 .073 .777
KS13 98.15 79.960 .316 .766
KS14 98.32 77.779 .400 .761
KS15 98.63 78.914 .338 .764
KS16 97.97 79.694 .521 .762
KS17 98.60 80.346 .188 .770
KS18 98.55 79.845 .195 .771
KS19 98.38 77.630 .333 .763
KS20 98.18 81.576 .070 .777
KS21 98.28 76.410 .508 .756
KS22 98.28 80.105 .278 .767
KS23 98.10 77.142 .482 .758
KS24 98.38 80.851 .204 .769
KS25 98.98 79.000 .236 .769
KS26 98.72 77.156 .406 .760
KS27 98.70 78.485 .316 .765
KS28 99.10 78.634 .202 .772
KS29 98.33 75.718 .547 .754
KS30 98.72 78.817 .277 .766
KS31 98.98 82.051 .058 .777
KS32 99.58 77.434 .269 .768
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Tahap 2:
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 60 100.0
Excludeda 0 .0
Total 60 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
.785 25
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
KS1 77.10 59.481 .326 .778
KS2 77.38 60.715 .233 .784
KS3 76.53 60.016 .335 .777
KS4 76.55 59.438 .373 .775
KS5 76.12 61.935 .325 .779
KS7 76.48 61.813 .229 .782
KS8 76.28 61.732 .228 .782
KS10 76.50 59.712 .376 .775
KS11 76.55 60.625 .256 .782
KS13 76.12 62.071 .289 .780
KS14 76.28 59.901 .400 .774
KS15 76.60 61.193 .310 .778
KS16 75.93 61.826 .487 .776
KS19 76.35 59.316 .366 .775
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
KS21 76.25 58.699 .508 .768
KS22 76.25 61.784 .296 .779
KS23 76.07 59.724 .446 .772
KS24 76.35 62.672 .197 .783
KS25 76.95 61.167 .219 .784
KS26 76.68 59.406 .401 .773
KS27 76.67 60.158 .345 .776
KS28 77.07 60.979 .177 .789
KS29 76.30 58.146 .542 .766
KS30 76.68 60.661 .288 .780
KS32 77.55 59.709 .257 .783
Tahap 3:
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 60 100.0
Excludeda 0 .0
Total 60 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
.785 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
KS1 71.05 53.167 .300 .780
KS2 71.33 54.362 .205 .786
KS3 70.48 53.305 .338 .777
KS4 70.50 52.593 .390 .774
KS5 70.07 55.080 .335 .778
KS7 70.43 54.894 .242 .782
KS8 70.23 55.029 .222 .783
KS10 70.45 53.099 .372 .775
KS11 70.50 54.424 .216 .785
KS13 70.07 55.351 .283 .780
KS14 70.23 53.233 .401 .774
KS15 70.55 54.692 .287 .780
KS16 69.88 55.054 .490 .775
KS19 70.30 52.010 .420 .772
KS21 70.20 51.790 .539 .766
KS22 70.20 54.875 .312 .779
KS23 70.02 53.068 .447 .772
KS25 70.90 54.532 .210 .785
KS26 70.63 52.779 .400 .773
KS27 70.62 53.630 .331 .777
KS29 70.25 51.377 .562 .764
KS30 70.63 53.728 .306 .779
KS32 71.50 53.610 .218 .787
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Tahap 4:
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 60 100.0
Excludeda 0 .0
Total 60 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
.749 16
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
KS2 50.00 27.932 .246 .748
KS4 49.17 27.294 .369 .733
KS5 48.73 29.385 .270 .742
KS8 48.90 28.803 .233 .746
KS13 48.73 29.385 .251 .743
KS14 48.90 27.685 .392 .732
KS15 49.22 28.884 .258 .743
KS16 48.55 28.828 .537 .730
KS19 48.97 26.677 .422 .728
KS21 48.87 26.660 .531 .719
KS22 48.87 28.965 .292 .740
KS23 48.68 27.000 .521 .721
KS26 49.30 27.332 .392 .731
KS27 49.28 27.935 .324 .738
KS29 48.92 26.078 .593 .712
KS32 50.17 28.921 .110 .767
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 3.
Uji Reliabilitas dan Seleksi Item Skala Dukungan Sosial Orangtua Uji Coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Hasil Uji Reliabilitas dan Analisis Item
Dukungan Sosial Orangtua
Tahap 1:
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 60 100.0
Excludeda 0 .0
Total 60 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
.838 32
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
DO1 101.27 105.995 .073 .843
DO2 100.72 101.969 .406 .832
DO3 100.50 103.203 .400 .833
DO4 101.20 103.044 .230 .838
DO5 100.97 96.609 .560 .826
DO6 100.87 99.406 .459 .830
DO7 100.73 102.673 .316 .835
DO8 100.87 101.575 .373 .833
DO9 100.67 102.836 .323 .834
DO10 100.67 98.158 .562 .827
DO11 100.90 102.159 .355 .833
DO12 100.80 102.366 .359 .833
DO13 100.33 102.904 .515 .832
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
DO14 100.95 101.947 .314 .835
DO15 101.05 107.133 .021 .843
DO16 100.73 102.402 .302 .835
DO17 100.65 103.214 .309 .835
DO18 101.17 102.989 .238 .837
DO19 101.05 102.591 .332 .834
DO20 100.85 99.994 .410 .832
DO21 100.65 100.299 .522 .829
DO22 100.85 98.943 .460 .830
DO23 100.98 104.796 .176 .839
DO24 101.15 100.164 .328 .835
DO25 100.40 102.176 .487 .831
DO26 100.92 98.213 .545 .827
DO27 100.92 102.518 .252 .837
DO28 100.63 100.982 .512 .830
DO29 100.47 103.575 .314 .835
DO30 100.93 104.945 .126 .841
DO31 100.88 102.206 .295 .835
DO32 100.87 100.660 .384 .832
Tahap 2:
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 60 100.0
Excludeda 0 .0
Total 60 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
.854 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
DO2 76.45 74.116 .381 .849
DO3 76.23 75.572 .329 .851
DO5 76.70 69.569 .539 .843
DO6 76.60 70.515 .539 .843
DO7 76.47 74.829 .283 .853
DO8 76.60 72.244 .469 .846
DO9 76.40 75.532 .244 .854
DO10 76.40 70.244 .588 .842
DO11 76.63 74.948 .278 .853
DO12 76.53 73.812 .389 .849
DO13 76.07 75.046 .467 .848
DO14 76.68 73.508 .333 .851
DO16 76.47 73.304 .365 .850
DO17 76.38 75.156 .286 .852
DO19 76.78 75.054 .275 .853
DO20 76.58 71.400 .459 .847
DO21 76.38 72.376 .525 .845
DO22 76.58 70.315 .522 .844
DO24 76.88 72.647 .303 .854
DO25 76.13 74.456 .442 .848
DO26 76.65 70.231 .574 .842
DO28 76.37 72.101 .597 .843
DO29 76.20 75.688 .270 .853
DO32 76.60 71.939 .437 .847
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Tahap 3:
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 60 100.0
Excludeda 0 .0
Total 60 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
.837 16
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
DO3 49.77 40.724 .327 .834
DO5 50.23 36.928 .475 .827
DO6 50.13 36.829 .553 .821
DO8 50.13 38.050 .489 .825
DO10 49.93 37.318 .531 .823
DO11 50.17 40.616 .232 .839
DO12 50.07 38.911 .444 .828
DO13 49.60 40.346 .467 .829
DO16 50.00 39.051 .357 .833
DO19 50.32 40.661 .233 .839
DO20 50.12 37.291 .488 .825
DO21 49.92 38.688 .485 .826
DO22 50.12 36.851 .517 .823
DO25 49.67 39.955 .433 .829
DO26 50.18 36.390 .614 .817
DO28 49.90 38.125 .604 .820
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Lampiran 4
Skala Kompetensi Sosial dan Dukungan Sosial Orangtua untuk Pengambilan Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
SKALA PENELITIAN
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Yth. Adik-adik
Yang berpartisipasi dalam penelitian ini
Dengan hormat,
Saya mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma yang
beridentitas di bawah ini:
Nama: Ignatia R. S. R. N
NIM: 139114085
Memohon bantuan dan kesediaan Adik-adik untuk mengisi kuesioner dalam
rangka tugas akhir saya. Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dan
kesediaan Adik-adik untuk mengisi kuesioner ini.
Hormat saya,
Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
PERNYATAAN KESEDIAAN
Aku yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Urutan Kelahiran : anak ke…… dari…… bersaudara
Pekerjaan Orangtua : -Ayah:
-Ibu :
Dengan ini menyatakan bahwa aku bersedia mengisi kuesioner ini dengan
sukarela tanpa paksaan dari pihak tertentu demi membantu terlaksananya
penelitian.
Yogyakarta, …. Februari 2018
(……………………………..)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
PETUNJUK CARA MENJAWAB
Berikut ini ada beberapa pernyataan tentang kegiatan Adik-adik bersama
orangtua di rumah dan teman-teman di sekolah. Adik-adik diminta untuk membaca setiap
pernyataan, setelah itu memberikan tanda silang (X) pada pilihan yang ada.
Berikut ini adalah pilihan jawaban yang disediakan:
STS : Sangat Tidak Sesuai
TS : Tidak Sesuai
S : Sesuai
SS : Sangat Sesuai
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang kamu pilih:
Contoh :
Pernyataan STS TS S SS
Aku senang bermain dengan teman-
temanku.
X
Jika ingin memperbaiki jawaban, silahkan Adik-adik berikan tanda garis atau
coretan (-) di tanda silang sebelumnya, lalu memberikan jawaban kedua di kolom pilihan.
Contoh :
Pernyataan STS TS S SS
Orangtuaku mengajakku jalan-jalan. X X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Pilihan adik-adik diharapkan sesuai dengan diri adik-adik atau sesuai dengan
pengalaman adik-adik bersama teman-teman di sekolah dan orangtua di rumah.
Tidak ada jawaban yang salah dan benar. Semua pernyataan harus diisi. Setiap
orang mempunyai jawaban yang pasti berbeda-beda, maka pilihlah jawaban yang paling
sesuai dengan dirimu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
STS: Sangat Tidak Sesuai ; TS: Tidak Sesuai ; S: Sesuai ; SS: Sangat Sesuai
103
SKALA A
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Saat aku mendapatkan nilai yang jelek,
orangtuaku memberikan semangat padaku.
2. Orangtuaku membantuku memahami materi
pelajaran.
3. Saat aku bertanya, orangtuaku akan menjawabnya.
4. Orangtuaku mau bercanda denganku.
5. Orangtuaku menolak mendengarkan cerita tentang
perasaanku.
6. Orangtuaku menolak membantuku mengerjakan
PR.
7. Orangtuaku menyalahkan perbuatanku tanpa
memberikan alasan.
8. Orangtuaku menolak untuk bermain bersama.
9. Saat sakit, orangtuaku akan merawatku.
10. Orangtuaku menolak untuk membantuku belajar
sebelum ujian.
11. Saat aku bercerita tentang cita-cita, orangtuaku
akan memberikan informasi tentang cita-citaku.
12. Orangtuaku menolak untuk pergi liburan bersama.
13. Orangtuaku diam saja pada saat aku menangis.
14. Orangtuaku membelikan barang kebutuhan
sekolah.
15. Saat aku diminta mengerjakan sesuatu, orangtuaku
kurang memberikan contoh untuk
mengerjakannya.
16. Saat bersama denganku, orangtuaku fokus dengan
handphone mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
STS: Sangat Tidak Sesuai ; TS: Tidak Sesuai ; S: Sesuai ; SS: Sangat Sesuai
104
SKALA B
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Walaupun kalah, aku memberikan selamat pada
temanku yang menang dalam lomba cerdas cermat.
2. Aku menunggu untuk diajak temanku ke kantin
saat istirahat.
3. Aku lebih suka bermain daripada membantu
temanku yang kesulitan mengerjakan tugas.
4. Aku suka menyalin tugas dari temanku.
5. Temanku merasa gembira saat mendapat nilai yang
bagus.
6. Aku akan menjawab pertanyaan dari temanku.
7. Aku merasa ideku yang paling
benar saat kerja kelompok.
8. Aku merasa guru tidak akan marah ketika aku
mencontek saat ujian.
9. Aku menjauh dari teman-teman
yang mendapatkan nilai tinggi di kelas.
10. Aku mengajak temanku untuk bermain bersama.
11. Aku ikut menyemangati temanku ketika berkelahi.
12. Aku mengganggu temanku yang sedang
mengerjakan tugas.
13. Aku mengabaikan temanku yang menangis.
14. Aku hanya diam ketika mengerjakan tugas
kelompok.
15. Aku mendengarkan ide permainan dari temanku.
-Periksa kembali jawaban Adik-adik, jangan sampai ada yang terlewati-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran 5
Uji Reliabilitas Skala Pengambilan Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Hasil Uji Reliabilitas Data
1. Data Kompetensi Sosial
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 136 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 136 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
,753 15
2. Data Dukungan Sosial Orangtua
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 136 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 136 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
,711 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Lampiran 6
Hasil Uji One Sample T-Test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
HASIL UJI ONE SAMPLE T-TEST
1. Kompetensi Sosial
One-Sample Test
Test Value = 136
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Kompetensi
Sosial
119,12
4
135 ,000 49,647 48,82 50,47
2. Dukungan Sosial Orangtua
One-Sample Test
Test Value = 136
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Dukungan
Sosial
Orangtua
133,65
7
135 ,000 54,456 53,65 55,26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 7
Hasil Uji Normalitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Hasil Uji Normalitas Kompetensi Sosial dan Dukungan Sosial
1. Uji Normalitas Kompetensi Sosial
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
Kompetensi Sosial ,068 136 ,200*
2. Uji Normalitas Dukungan Sosial
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
Persepsi Dukungan
Orangtua
,079 136 ,035
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 8
Hasil Uji Linearitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Hasil Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Kompetensi Sosial *
Persepsi Dukungan
Orangtua
Between
Groups
(Combined) 70,368 21 70,368 4,688 ,000
Linearity 1085,505 1 1085,505 72,311 ,000
Deviation
from
Linearity
19,611 20 19,611 1,306 ,189
Within Groups 1711,334 114 15,012
Total 3189,059 135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Lampiran 9
Hasil Uji Korelasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Hasil Uji Korelasi
1. Hasil Uji Korelasi antara Dukungan Sosial Orangtua dan Kompetensi Sosial
Correlations
Kompetensi
Sosial
Persepsi Dukungan
Orangtua
Spearman's rho Kompetensi
Sosial
Correlation Coefficient 1,000 ,547**
Sig. (1-tailed) . ,000
N 136 136
Persepsi
Dukungan
Orangtua
Correlation Coefficient ,547** 1,000
Sig. (1-tailed) ,000 .
N 136 136
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Lampiran 10
Surat Keterangan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI