hubungan antara gaya komunikasi pimpinan dan …repository.untag-sby.ac.id/329/7/jurnal.pdf ·...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA GAYA KOMUNIKASI PIMPINAN
DAN PRODUKTIVITASKINERJA KARYAWAN
(Studi Kasus Karyawan Divisi Teknik Indosat Ooredoo Regional East Java&
Bali Nusra)
BRYLIAN REZA HANANTA
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya komunikasi
yang diterpakan oleh pimpinan dan produktivitas kinerja karyawan divisi teknik
Indosat Ooredoo Regional East JavaBali Nusra di Surabaya. Terdapat enam gaya
komunikasi yaitu the controlling style, the equalitarian style, thestructuring style,
the dynamic style, the relinquishing style dan the withdrawal style,Peneliti
menghubungkanya dengan aspek kinerja, menggunakan limaaspekkinerja
karyawan yang dikemukakan oleh Guritno dan Waridin (2005), yaitu mampu
meningkatkan target pekerjaan, mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu,
mampu menciptakan inovasi dalam menyelesaikan pekerjaan, mampu
menciptakan kreativitas dalam menyelesaikan pekerjaan dan mampu
meminimalkan kesalahan pekerjaan.Jenis penelitian yang di gunakan adalah
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode penelitian yang
digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian yang bersifat studi kasus yaitu
salah satu metode penelitian ilmu sosial. Untuk memilih metode yang akan
digunakan dalam penelitian, tergantung pada tiga hal yaitu tipe pertanyaan
penelitian, kontrol yang dimiliki peneliti terhadap peristiwa perilaku yang akan
diteliti, fokus terhadap fenomena penelitian (Kontemporer atau Historis).
Hasil penelitian menunjukan gaya komunikasi “Controlling Style
danEqualitarian Styledapat memenuhi ke lima aspek kinerja yaitu meningkatkan
target pekerjaan, menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, menciptakan inovasi
dalam menyelesaikan pekerjaan, menciptakan kereatifitas dalam menyelesaikan
pekerjaan dan mampu meminimalakan kesalahan pekerjaan. Sedangkan
Structuring style dapat memenuhi tiga aspek dari kinerja yaitu meningkatkan
target pekerjaan, menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, dan mampu
meminimalakan kesalahan pekerjaan.
Kata Kunci : gaya komunikasi pimpinan, kinerja karyawan
ABSTRACT
This study aims to determine the relationship between communication
styles presented by the leadership and employee performance productivity of
Indosat Engineering Division Ooredoo Regional East Java Bali Nusra in
Surabaya. There are six communication styles: the controlling style, the
equalitarian style, the structuring style, the dynamic style, the relinquishing style
and the withdrawal style, the researchers connect it to the performance aspect,
using the five aspects of employee performance proposed by Guritno and Waridin
(2005) Which is able to improve job targets, able to complete the job on time, able
to create innovation in completing the work, able to create creativity in
completing the job and able to minimize work errors. The type of research that is
used is descriptive research with qualitative approach. The research method used
by the researcher is a research method that is a case study that is one method of
social science research. To choose the method to be used in the study, it depends
on three types of research question types, the researcher's control of the behavior
event to be studied, the focus on the research phenomenon (Contemporary or
Historical).
The results of this study show that communication style "Controlling Style
and Equalitarian Style can fulfill the five aspects of performance that is to
increase job target, complete work on time, create innovation in completing work,
create kereatifitas in finish work and able to minimize work errors. While
Structuring style can meet three aspects of performance that is to increase the
target job, complete the work on time, and able to minimize work errors.
Keywords: communication style of leadership, employee performance
PENDAHULUAN
Selain manusia sebagai makhluk individu, manusia juga adalah makhluk sosial.
Di dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berkomunikasi dengan manusia
lainnya termasuk diantaranya di rumah, sekolah dan lingkungan sosial lainnya
seperti organisasi perusahaan. Dalam organisasi atau perusahaan juga
membutuhkan komunikasi yang baik antara atasan dan karyawan, antara
perusahaan dan masyarakat umum. Komunikasi merupakan hal yang mengikat
kesatuan organisasi. Komunikasi membantu anggota-anggota organisasi mencapai
tujuan individu dan tujuan organisasi.
Setiap bentuk organisasi mengedepankan sebuah komunikasi agar tercipta hasil
yang selaras. Biasanya proses komunikasi dalam suatu organisasi meliputi atasan
dan bawahan dengan metode penyampaian yang terarah dari suatu atasan ke
bawahannya yang semata-mata semua berorientasi berdasarkan organisasi.
Indosat Ooredoo (lengkapnya PT Indosat Tbk., sebelumnya bernama Indosat)
merupakan penyedia layanan telekomunikasi dan informasi terdepan di Indonesia
dengan menyediakan layanan seluler prabayar dan paskabayar (Mentari, IM3,
Matrix), layanan 3G dengan teknologi HSDPA, hingga jaringan super 4G-LTE
layanan data tetap termasuk layanan Multimedia, Internet dan Layanan
Komunikasi Data (MIDI)dan layanan telekomunikasi tetap (telepon tetap)
termasuk layanan SLI dan layanan telepon tetap nirkabel. Terdapat berbagai divisi
di dalam Indosat Ooredoo , salah satunya Divisi Teknik yang memliki beberapa
Sub-Divisi, dan setiap Divisi memiliki pimpinan.
Apabila masalah ini dikaitkan dengan Divisi Teknik yang berada di lingkungan
Indosat Ooredoo Regional East Java& Bali Nusra, dapat dikaji bahwa untuk
memperlancar proses pencapaian tujuan dari Perusahaan tersebut, terlebih pada
masa krisis ekonomi seperti sekarang ini yang menuntut perusahaan agar berusaha
mengatasi kesulitan tersebut. Untuk mencapai tujuan perusahaan sangat
dibutuhkan kinerja karyawan yang baik, dalam hal ini kinerja karyawan Divisi
Teknik Indosat Ooredoo Regional East Java& Bali Nusra, dalam mencapai target
perusahaan. Diperlukan sistem komunikasi yang baik dari seluruh karyawan,
peningkatan motivasi kerja karyawan yang efektif dan efisien, pemanfaatan
fasilitas dan saran yang ada secara tepat pula, serta gaya dari seorang pemimpin
untuk memimpin.
Landasan Teori Pengertian Komunikasi
Dalam mencari definisi komunikasi, tentunya terlebih dahulu harus memahami
makna kata komunikasi. Komunikasi mengandung makna bersama-sama
(common).
Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin yaitu,
communicatio yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Dengan kata sifat
communis yang berarti bersama-sama atau umum.
Melalui definisi komunikasi diatas, maka diperoleh suatu definisi sederhana dari
komunikasi yaitu proses penyampaian pesan antara dua orang atau lebih, yang
digunakan untuk memperoleh umpan balik.
Banyak Definisi Komunikasi yang dikemukakan oleh para ahli. Salah satu
pengertian Komunikasi yang dikemukakan oleh Wilbur Schramm yang dikutip
oleh A.W. Widjaja, bahwa : “Apabila kita mengadakan komunikasi maka kita
harus mewujudkan persamaan antara kita dengan orang lain”.
Di dalam komunikasi harus terjadi kesamaan arti dan makna dalam penyampaian
pesan agar terjadi pertukaran pikiran antara komunikator dengan komunikan.
Komunikasi sering dipandang sebagai cara dasar untuk mempengaruhi perubahan
perilaku dan yang mempersatukan proses psikologi seperti persepsi, pemahaman
dan motivasi.
Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi berlangsung dalam konteks organisasi. Komunikasi
organisasi secara sederhana dapat didefinisikan sebagai komunikasi antar manusia
(human communication) yang terjadi dalam konteks organisasi. Atau dengan
meminjam definisi dari “Goldhaber”, komunikasi organisasi diberi batasan
olehnya yaitu :
“Komunikasi organisasi adalah sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat
hubungannya saling menguntungkan satu sama lain (the flow of messages within a
network of interpendent relationship), yaitu bahwa arus komunikasi dalam
organisasi meliputi komunikasi vertical dan horizontal”
Masing-masing arus komunikasi tersebut mempunyai perbedaan fungsi yang
sangat tegas. “Ronald Adler dan George Rodman” dalam buku Understanding
Human Communication menguraikan masing-masing fungsi dari kedua arus
komunikasi dalam organisasi yang terdiri dari:
A. Arus Komunikasi Vertikal
B. Arus Komunikasi Horizontal
Gaya Komunikasi
Gaya komunikasi (communication style) didefinisikan sebagai seperangkat
perilaku antarpribadi yang terspesialisasi digunakan dalam suatu situasi tertentu (a
specialized set of intexpersonal behaviors that are used in a given situation).
Gaya komunikasi merupakan cara penyampaian dan gaya bahasa yang baik. Gaya
yang dimaksud sendiri dapat bertipe verbal yang berupa kata-kata atau nonverbal
berupa vokalik, bahasa badan, penggunaan waktu, dan penggunaan ruang dan
jarak.
Pengalaman membuktikan bahwa gaya komunikasi sangat penting dan
bermanfaat karena akan memperlancar proses komunikasi dan menciptakan
hubungan yang harmonis. Masing-masing gaya komunikasi terdiri dari
sekumpulan perilaku komunikasi yang dipakai untuk mendapatkan respon atau
tanggapan tertentu dalam situasi yang tertentu pula. Kesesuaian dari satu gaya
komunikasi yang digunakan, bergantung pada maksud dari pengirim (sender) dan
harapan dari penerima (receiver).
METODE PENELITIAN
Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dimana penelitian kualitatif adalah
metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada objek yang alamiah,
dimana peneliti berperan sebagai instrument kunci.
Kriteria dalam penelitian kualitatif adalah data yang pasti. Data yang pasti adalah
data yang sebenarnya terjadi sebagaimana adanya, bukan data yang sebenarnya
terlihat, terucap, tetapi data yang mengandung makna dibalik yang terlihat dan
terucap tersebut, diperlukan beberapa sumber data dan berbagai teknik
pengumpulan data.
Pendekatan penelitian ini memiliki beberapa sifat penelitian diantaranya:
eksploratif, eksplanatif, evaluatif dan deskriptif. Dari berbagai sifat penelitian
yang ada, peneliti memilih penelitian yang bersifat deskriptif. Adapun pengertian
dari penelitian Deskriptif adalah penelitian yang hanya mengumpulkan informasi
secara rinci dan hanya memaparkan suatu atau peristiwa saja tidak mencari atau
menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.
Penelitian deskriptif digunakan untuk:
1. Mengumpulkan informasi yang aktual secara rinci yang melukiskan gejala
yang ada,
2. Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek
yang berlaku,
3. Membuat perbandingan atau evaluasi,
4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang
sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan
keputusan pada waktu yang akan datang.
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian
yang bersifat studi kasus yaitu salah satu metode penelitian ilmu sosial. Untuk
memilih metode yang akan digunakan dalam penelitian, tergantung pada tiga hal
yaitu:
a. Tipe pertanyaan penelitian,
b. Kontrol yang dimiliki peneliti terhadap peristiwa perilaku yang akan diteliti,
c. Fokus terhadap fenomena penelitian (Kontemporer atau Historis).
Alasan peneliti memilih metode studi kasus berdasarkan tiga hal tersebut
adalah karena studi kasus merupakan penelitian yang lebuh cocok untuk
pertanyaan yang berbunyi how atau why, bagaimana dan kenapa. Setiap analisis
kasus mengandung data berdasarkan wawancara, data pengamatan, data
dokumenter, kesan dan pernyataan orang lain mengenai kasus tersebut. Sesuai
dengan perumusan masalah yang ada yaitu mempertanyakanBagaimana
Hubungan Antara Gaya Komunikasi Pimpinan Dan Produktivitas Kinerja
Karyawan Divisi Teknik Indosat Ooredoo Regional East Java& Bali Nusra, dan
fokus terletak pada fenomena kontemporer, yaitu terjadi pada masa sekarang
dalam kehidupan nyata.
Kesimpulan studi kasus yang diambil tidak berlaku secara umum, tetapi
hanya terbatas pasa suatu kasus-kasus tertentu yang sedang ditekiti pada objek
tertentu atau perusahaan yang bersangkutan. Metode ini membutuhkan peran
langsung peneliti untuk terjun langsung ke lapangan (tempat penelitian) dalam
mengumpulkan data melalui narasumber untuk mengevaluasinya.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam studi kasus ini adalah
mengumpulkan data melalui wawancara dengan narasumber yang terkait dengan
objek dan juga melakukan studi pustaka. Teknik pengumpulan data seperti ini di
klasifikasi menjadi Data Primer dan Data Sekunder, yaitu:
Data Primer
Data primer adalah pengunpulan data melalui Wawancara.Wawancara
merupakan sumber informasi studi kasus yang sangat penting karena peneliti
dapat terjun langsung ke lapangan bertatap muka langsung dengan narasumber
yang berkompeten dalam lingkup penelitian serta mencari data-data yang
diperlukan. Melalui data primer, isi sumber bahan lebih dapat dipercaya dan jelas.
Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder
dari data yang kita butuhkan. Pengumpulan data yang dilakukan denganObservasi,
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
untuk melakukan pengamatan secara langsung di lapangan. Teknik ini digunakan
untuk mengamati Gaya Komunikasi Pimpinan Dan Produktivitas Kinerja Karyawan
Divisi Teknik Indosat Ooredoo Regional East Java& Bali Nusra. Dalam penelitian
ini dilakukan pengamatan langsung. Pengamatan yang dilakukan terkait kinerja
karyawan yang mempunyai beberapa indikator yaitu mampu meningkatkan target
pekerjaan, mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, mampu menciptakan
inovasi dalam menyelesaikan pekerjaan, mampu menciptakan kreativitas dalam
menyelesaikan pekerjaan, memiliki kuantitas kerja standar atau tidak, memiliki
kualitas kerja standar atau tidak.
Key Informan/Narasumber
Narasumber yang dipilih untuk membantu peneliti dalam mengumpulkan data
serta informasi adalah Karyawan Divisi Teknik Indosat Ooredoo Regional East
Java& Bali Nusra Alasan memilih Divisi Teknik karena Peneliti ingin mengetahui
gaya komunikasi yang di terapkan oleh para manager divisi tehnik dalam
menghadapi para staffnya, terkait dengan topik penelitian yaitu Hubungan Antara
Gaya Komunikasi Pimpinan Dan Produktivitas Kinerja Karyawan.
Berkaitan dengan penelitian ini, narasumber yang akan diwawancarai oleh
peneliti adalah Para MangerDivisi Tehnik dan beberapa staff serta pegawai yang
berkompeten untuk menjadi nara sumber, yaitu:
1. SYAIFUL ASMAWAN, Act DH EJBN Tech Region & Service Assurance
East Java Manager
2. YUNANTO MARDI HARJONO, Fault Tracking & Reporting Manager
3. NANANG ARIFIN, Fault Tracking & Reporting Staff
4. HARRY PURWANTO, Fault Handling Manager
5. DIATMA RISNO, Fault Handling Staff
6. ARY BUDHIYANTO, CORE, CME, BACKBONE & B2B Operation
Manager
7. WAHYU EKO ARIYADI, CORE, CME, BACKBONE & B2B Operation
Staff
Teknik Analisis Data Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dengan terkumpulnya data yang telah
diperoleh dan wawancara mendalam dengan para narasumber, maka peneliti
mendeskripsikan dan menjabarkan dengan menggunakan pendekatan kualitatif
yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Kesimpulan yang di dapat dari pengertian diatas adalah dari data yang
diperoleh peneliti, maka peneliti harus melakukan proses menganalisis data yaitu
dengan melakukan tahap-tahapan sebagai berikut:
1. Menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari
wawancara serta pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan,
gambar, foto dan sebagainya,
2. Melakukan Reduksi Data dengan jalan melakukan abstraksi. Yaitu
merupakan usaha membuat rangkuman inti,
3. Menyusun rangkuman-rangkuman tersebut ke dalam suatu satuan dan
kemudian dikategorisasikan ke dalam langkah berikutnya,
4. Mengadakan keabsahan data,
5. Melakukan penafsiran data dalam mengolah hasil sementara menjadi teori
substansif dengan menggunakan beberapa metode tertentu.
Dalam Buku Teori Komunikasi yang disusun oleh S. Djuarsa Sendjaja,
terdapat enam gaya komunikasi yaitu the controlling style, the equalitarian style,
thestructuring style, the dynamic style, the relinquishing style dan the withdrawal
style, dengan penjelasan sebagai berikut:
1. The Controlling Style
Gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, ditandai dengan adanya satu
kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku,
pikiran dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya
komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one-way
communications.
Pesan-pesan yag berasal dari komunikator satu arah ini, tidak berusaha ‘menjual’
gagasan agar dibicarakan bersama namun lebih pada usaha menjelaskan kepada
orang lain apa yang dilakukannya. The controlling style of communication ini
sering dipakai untuk mempersuasi orang lain supaya bekerja dan bertindak secara
efektif, dan pada umumnya dalam bentuk kritik. Namun demkian, gaya
komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, tidak jarang bernada negatif
sehingga menyebabkan orang lain memberi respons atau tanggapan yang negatif
pula.
2. The Equalitarian Style
Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan. The
equalitarian style of communication ini ditandai dengan berlakunya arus
penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah
(two-way traffic of communication).
Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya,
setiap anggota organisasi dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam
suasana yang rileks, santai dan informal. Dalam suasana yang demikian,
memungkinkan setiap anggota organisasi mencapai kesepakatan dan pengertian
bersama.
Fokus Penelitian Gaya komunikasi adalah perilaku komunikasi yang dilakukan seseorang
dalam suatu organisasi yang bertujuan untuk mendapatkan feedback(umpan balik)
dari orang lain terhadap pesan organisasional yang disampaikan.
Adapun gaya komunikasi pemimpin Divisi Teknik Indosat Ooredoo Regional
East Java& Bali Nusra adalah pola perilaku dan cara berkomunikasi atau
berinteraksi kepada pegawai/bawahannya, sehingga terjadinya umpan balik yang
dapat mempengaruhi aktivitas orang lain (bawahannya) serta meningkatkan
motivasi kerja pegawai.
Peneliti ingin mengetahui hubungan antara gaya komunikasi pimpinan dan
Produktivitas kinerja karyawan. Sedangkan gaya komunikasi yang akan peneliti
jadikan acuhan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. The Controlling Style,
- Komunikasi terjadi satu arah (one way communication)
- Bersifat mengendalikan ditandai dengan adanya satu kehendak atau
maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku seseorang
- Menggunakan kekuasaan dan wewenang untuk memaksa orang lain
mematuhi pandangannya
- Memberi perintah, butuh perhatian orang lain
2. The Equalitarian Style,
- Komunikasi terjadi secara dua arah (two communication), akrab, hangat,
saling menghargai
- Memberikan tugas khusus kepada orang yang ahli dibidangnya
- Menekankan pengertian bersama sehingga mencapai kesepakatan
bersama
- Terbuka, dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam
suasana yang rileks dan informal
- Memiliki sikap kepedulian yang tinggi serta kemampuan dalam membina
hubungan baik
- Penyaluran informasi berjalan baik
- Efektif dalam memelihara empati dan kerjasama khususnya dalam situasi
untuk mengambil keputusan terhadap suatu permasalahan
3. The Structuring Style,
- Objektif, tidak memihak
- Memantapkan struktur
- Menegaskan ukuran, prosedur atau aturan yang dipakai
Hasil penelitian
Gambar 4.3 Hasil
Gaya komunikasi Aspek-aspek Kinerja
Controlling style - Meningkatkan target pekerjaan
- Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu
- Menciptakan inovasi dalam
menyelesaikan pekerjaan
- Menciptakan kereatifitas dalam
menyelesaikan pekerjaan
- Mampu meminimalakan kesalahan
pekerjaan
Equalitarian style - Meningkatkan target pekerjaan
- Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu
- Menciptakan inovasi dalam
menyelesaikan pekerjaan
- Menciptakan kereatifitas dalam
menyelesaikan pekerjaan
- Mampu meminimalakan kesalahan
pekerjaan
Structuring style - Meningkatkan target pekerjaan
- Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu
- Mampu meminimalakan kesalahan
pekerjaan
Gaya Komunikasi Controlling style dan Equalitarian style sama-sama
mampu memenuhi ke lima aspek kinerja, hanya saja setiap karyawan
memiliki penilain tersendiri dalam menyikapi gaya komunikasi yang di
gunakan oleh para pimpinan.
“saya pribadi lebih prefer dengan pimpinan yang bisa di ajak kerjasama
dengan begitu kami dapat menyampaikan aspirasi ataupun unek-unek kami
tentang pekerjaan”
Bapak Diatma Risno dan Bapak Nanang Arifin mengatakan bahwa
pimpinan yang baik adalah pimpinan yang mengerti bawahanya,tidak hanya
memberikan pekerjaan tapi juga dapat memberikan saran dan solusi kepada
bawahanya jika mengalami kendala.
Analisis Data
Suatu proses menganalisis hasil penelitian yang didiskusikan untuk mencari
hubungan antara konsep/teori yang digunakan dengan hasil penelitian, sehingga
diperoleh suatu hubungan dari konsep/teori dengan hasil peneltian yang
dilakukan, dengan adanya analisis ini diharapkan dapat memberikan gambaran
mengenai hubungan antara gaya komunikasi yang diterapkan oleh seorang
pemimpin dan Produktivitas kinerja karyawan di divisi teknik Indosat Ooredoo
EJBN (East java Bali Nusra) Surabaya.
Gaya komunikasi pimpinan bisa diartikan “perilaku komunikasi yang
dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau bagaimana cara seorang
pimpinan/atasan berkomunikasi dalam suatu kelompok atau organisasi tertentu,
gaya komunikasi pimpinan disini menunjukan adanya hubungan antara gaya
komunikasi pimpinan dan Produktivitas kinerja karyawan yaitu seberapa banyak
mempengaruhi kontribusi kepada organisasi.
Pemimpin disini menunjukan kebutuhan saling mempercayai, menghargai
sesama anggota dan menghargai pekerjaan, hal ini bisa dilihat dari kuantitas kerja
standar yaitu meningkatkan target pekerjaan dengan cara pembagian tugas,
pembagian tugas kerja yang ada di divisi teknik sudah mengacu pada program
kerja divisi teknik, artinya pembagian tugas kerja ditentukan oleh pimpinan
melalui program kerja tersebut. Beliau berpendapat bahwa dengan tercapainya
kuantitas kerja standar maka akan mampu meningkatkan target pekerjaan dan
optimal untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama.
Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, sudah berjalan dengan baik, dengan
pimpinan yang selalu mengingatkan agar menyelesaiakan pekerjaan tidak terlalu
mendekati batas waktu, serta konsisten artinya harus selalu konsisten antara apa
yang di kerjakan dengan waktu penyelesaian pekerjaan. Dengan begitu kualitas
kerja standar dan pemanfaatan waktu kerja yang di sesuaikan dengan kebijakan
perusahaan telah terlaksanakan.
Dari caraDivision Head yaitu Bapak Syaiful Asmawan (Act DH EJBN Tech
Region & Service Assurance East Java Manager), Dalam pembagian tugas kerja
ditentukan oleh beliau melalui program kerja. Beliau selalu memantau pekerjaan
bawahanya dimana jika tidak sesuai beliau akan langsung menegurnya dan
mengkritik bawahanya.
Sedangkan cara para manager yaitu Bapak Ary Budhiyanto (CORE, CME,
BACKBONE & B2B Operation Manager), Bapak Harry Purwanto (FAULT
HANDLING MANAGER) dan Bapak Yunanto Mardi Harjono (FAULT
TRACKING & REPORTING MANAGER) berkomunikasi secara langsung sampai
pengambilan suatu keputusan yang dimana selalu melibatkan staff untuk dibahas
atau didiskusikan bersama sehingga mencapai kesepakatan yang bertujuan untuk
menciptakan inovasi dan Kreativitas dalam menyelesaikan pekerjaan,
meningkatkan visi misi organisasi dan agar tujuan yang diinginkan bersama dapat
tercapai, semua tidak merasa tertekan. Demi tercapainya tujuan yang diinginkan
oleh organisasi. Dengan adanya rapat koordinasi dan rapat bulanan juga rapat
dadakan maka itu akan menjamin sebuah kekompakan dalam bekerja dan
pimpinan tidak membeda-bedakan antar staff satu dengan staff yang lain,
sehingga kedua belah pihak dapat bekerjasama dengan baik.
Dari hasil wawancara penelti dengan para Pimpinan yaitu Bapak Syaiful
Asmawan (Act DH EJBN Tech Region & Service Assurance East Java Manager),
Bapak Ary Budhiyanto (CORE, CME, BACKBONE & B2B Operation Manager),
Bapak Harry Purwanto (FAULT HANDLING MANAGER) dan Bapak Yunanto
Mardi Harjono (FAULT TRACKING & REPORTING MANAGER) dan
wawancara dari beberapa staff yang bekerja disana, maka diperoleh hasil bahwa
gaya komunikasi “Controlling Style,Equalitarian Style dan Structuring style”,
yang menonjol digunakan para pimpinan divisi teknik dalam menjalankan
kepemimpinanya, dapat di katakan memiliki hubungan antara gaya komunikasi
pimpinan dan Produktivitas kinerja karyawan divisi teknik Indosat Ooredoo EJBN
(East Java Bali Nusra) karena memiliki beberapa faktor yang mendukung seperti:
1. Controlling Style:
- Pembagian tugas kerja yang diterapkan pimpinan terhadap staffnya
membantu meningkatkan target pekerjaan.
- Pimpinan menggunakan kekuasaan dan wewenang untuk memaksa
karyawan mematuhi pandanganya, membuat pekerjaan yang di berikan
pada karyawan dapat selesai tepat waktu, dan mampu untuk
meminimalkan kesalahan dalam pekerjaan.
- Dalam keaadaan tertekan karyawan di tuntut untuk mampu menciptakan
kereatifitas dan inovasi dalam menyelesaikan pekerjaan.
2. Equalitarian Style:
- Kekakraban pemimpin dengan karyawannya membuat komunikasi
menjadi lancar. Sehingga mampu meminimalkan kesalahan pekerjaan
dan meningkatkan target pekerjaan.
- Dengan menjaga kekompakan tim, pekerjaan dapat di selesaikan tepat
waktu.
- Hubungan baik pimpinan dengan karyawanya dapat menciptakan
inovasi dalam menyelesaikan pekerjaan.
- Hubungan baik pimpinan dengan karyawanya dapat menciptakan
Kreativitas dalam menyelesaikan pekerjaan.
3. Structuring Style:
- Penyaluran informasi yang diterapkankepada staffnya,berperan dalam
meminimlakan kesalahan pekerjaan.
- Menegaskan ukuran, prosedur atau aturan yang dipakai berperan dalam
meningkatkan pekerjaan dan menyelesaikan pekerjaan tepat waktu
Gaya komunikasi “Controlling Style”yang di terapkan Division Headyaitu
Bapak Syaiful Asmawan (Act DH EJBN Tech Region & Service Assurance East
Java Manager),dan Gaya Komunikasi “Equalitarian Style”yang di terapkan para
manager divisi teknik yaitu Bapak Ary Budhiyanto (CORE, CME, BACKBONE
& B2B Operation Manager), Bapak Harry Purwanto (FAULT HANDLING
MANAGER) dan Gaya Komunikasi “Structuring style” yang diterpkan Bapak
Yunanto Mardi Harjono (FAULT TRACKING & REPORTING
MANAGER)merupakan Gaya komunikasi yang sangat ideal dan strategis, karena
pimpinan melakukan pekerjaan sesuai dengan tupoksi divisi teknik, memantapkan
tujuan organisasi dengan pemberian tugas menurut struktur organisasi dan
berperan dalam meningkatkan kinerja para staff dan karyawanya.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui wawancara terhadap
narasumber, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian tentang Hubungan
Antara Gaya Komunikasi Pimpinan Dan Produktivitas Kinerja Karyawan Divisi
Teknik Indosat Ooredoo Regional East Java& Bali Nusra adalah:
1. Adanya hubungan Gaya komunikasi pemimpin dan Produktivitas kinerja karyawan
yang diteliti di Indosat Ooredoo khususnya divisi teknik mengarah kepada gaya
komunikasi “Controlling Style, Equalitarian Style dan Structuring
style”.CaraDivision Head yaitu Bapak Syaiful Asmawan (Act DH EJBN
Tech Region & Service Assurance East Java Manager), Dalam pembagian
tugas kerja yang ditentukan oleh beliau melalui program kerja. Beliau selalu
memantau pekerjaan bawahanya dimana jika tidak sesuai beliau akan
langsung menegurnya dan mengkritik bawahanya, adalah penerapan dari
gaya komunikasi “Controlling Style“ Sedangkan para Manager yaitu Bapak
Ary Budhiyanto (CORE, CME, BACKBONE & B2B Operation Manager),
Bapak Harry Purwanto (FAULT HANDLING MANAGER) dan Bapak
Yunanto Mardi Harjono (FAULT TRACKING & REPORTING MANAGER)
yang menerapkan gaya komunikasi “Equalitarian Style dan Structuring
style”menekankan komunikasi terjadi secara dua arah (two way communication)
yang menimbulkan feedback atau umpan balik, dimana selalu melibatkan staff
untuk dibahas atau didiskusikan bersama sehingga mencapai kesepakatan
yang bertujuan untuk menciptakan inovasi dan Kreativitas dalam
menyelesaikan pekerjaan meningkatkan visi misi organisasi dan agar tujuan
yang diinginkan bersama dapat tercapai, terbuka dalam menerima
gagasan/pendapat serta masukan-masukan dari bawahan.
2. Tercapainya kuantitas kerja standar yaitu meningkatkan target pekerjaan dengan
dengan cara pembagian tugas (job description),pembagian tugas kerja yang ada
di divisi teknik sudah mengacu pada program kerja divisi teknik, artinya
pembagian tugas kerja ditentukan oleh pimpinan melalui program kerja
tersebut. Dengan tercapainya kuantitas kerja standar maka akan mampu
meningkatkan target pekerjaan dan optimal untuk mencapai tujuan yang
diinginkan bersama.
3. Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dengan pimpinan yang selalu mengingatkan
agar menyelesaikan pekerjaan tidak mendekati batas waktu (deadline). Dengan
begitu kualitas kerja standar dan pemanfaatan waktu kerja yang di sesuaikan
dengan kebijakan perusahaan telah terlaksanakan.
4. “Structuring Style” merupakan gaya komunikasi yang strategis. Pimpinan
disini selain melakukan dua arah komunikasi (two way communication)
yang menimbulkan feedback atau umpan balik dan menerapkan atau
memberlakukan aturan/prosedur yang harus ditaati sesuai dengan struktur
kerja, jadwal kerja namun tak terkecuali bagi pimpinan, jadi semua berlaku
bagi siapa pun.
5. “Equalitarian Style” merupakan gaya komunikasi yang sangat ideal di
dalam sebuah institusi atau organisasi karena gaya komunikasi seperti ini
menjamin berlangsungnya tindak berbagi informasi di antara para anggota
dalam suatu organisasi.
6. “Controlling Style” merupakan gaya komunikasi yang kurang diterima
karena bersifat mengendalikan, ditandai dengan adanya satu kehendak atau
maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku. Gaya ini efektif
bila di gunakan para pimpinan untuk mencapai suatu tujuan dengan
menggunakankekuasaan dan wewenang untuk memaksa orang lain
mematuhi pandangannya
DAFTAR PUSTAKA
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi (Jakarta, PT.Bumi Aksara,2002) hal 23
Fatmawati. 2015. Gaya Komunikasi Kepemimpinan. http://fatmawati-
ilmukomunikasi-untad.blogspot.co.id/2015/03/gaya-komunikasi-
kepemimpinan.html. Diakses pada tanggal 10 Juli 2017, pukul 23.10 WIB.
Guritno, Bambang dan Waridin. 2005. Pengaruh Persepsi Karyawan Mengenai
Perilaku Kepemimpinan, Kepuasan Kerja Dan Motivasi Terhadap Kinerja. JRBI.
Vol 1. No 1.
Hendra Gilang Prasetia. (2013). HUBUNGAN GAYA KOMUNIKASI PEMIMPIN
DENGAN KINERJA PEGAWAI BIRO SOSIAL SEKRETARIAT DAERAH
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. E-journal ILKOM FISIP UNMUL.
https://indosatooredoo.com/id/about-indosat
Husnaina Malisa Safitri. 2002. Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Kerjasama Tim,
Dan gaya Komunikasi Terhadap Kepuasan Kerja Serta DampaknyaTerhadap
Kinerja Pegawai Pada Sekertariat Daerah Kota
Sabang.http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/n!@file_skripsi/44206120043
%20Husnaina.pdfDiakses pada tanggal 10 Juli 2017, pukul 23.10 WIB
Lexy Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung,PT.remaja
Rosdakarya,2004) hal 248
Moleong Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung
2004.
R.Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi (Bandung,PT.Remaja
Rosdakarya,2001) hal 17
S.Djuarsa Sendjaja, dkk. Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta, Universitas
Terbuka, 1996) hal 7 GAYA KOMUNIKASI
Sofian Effendy dan Christ Manning dalam Masri Sngarimbun, Metode Survei
(Jakarta, PT.LP3ES,1989)hal 263
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, PT. Alfabeta, Bandung 2005.