hubungan antara jiwa wirausaha mahasiswa dengan …

15
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 1, Mei 2018 82 HUBUNGAN ANTARA JIWA WIRAUSAHA MAHASISWA DENGAN MOTIVASI, LINGKUNGAN KELUARGA DAN PENDIDIKAN PADA POLITEKNIK LP3I JAKARTA KAMPUS CIMONE Oleh: Rahayu Tri Utami Administrasi Bisnis, Politeknik LP3I Jakarta Gedung sentra Kramat Jl. Kramat Raya No. 7-9 Jakarta Pusat 10450 Telp. 021 – 31904598 Fax. 021 – 31904599 Email: [email protected] ABSTRAK Semakin maju suatu Negara semakin banyak orang yang terdidik, dan banyak pula orang yang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha. Pembangunan akan lebih berhasil jika ditunjang oleh wirausahawan yang dapat membuka lapangan kerja karena kemampuan pemerintah sangat terbatas. Pemerintah tidak akan mampu menggarap semua aspek pembangunan karena sangat banyak membutuhkan anggaran belanja, personalia dan pengawasan. Karya dan kasta hanya terdapat pada orang yang berpikir kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang. Proses kreatif dan inovarif tersebut biasa diawali dengan munculnya ide-ide dan pemikiran-pemikiran untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai tambah barang dan jasa yang menjadi sumber keunggulan untuk dijadikan peluang. Kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda untuk dijadikan peluang dan nilai tambah di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda. Pengindraan kemampuan wirausaha ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana mahasiswa dapat terwujud menjadi wirausaha dengan melihat peluang-peluang yang ada dilingkungannya. Sebagai faktor-faktor indikatornya adalah: Jiwa Kewirausahaan, Motivasi, Lingkungan, dan Pendidikan. Sebagai alat ukur dalam penginderaan kemampuan mahasiswa terhadap peluang usaha.Kendala yang perlu diketahui adalah tidak semua mahasiswa dapat menjadi pengusaha dan sukses. Hal ini perlu ada penanganan selanjutnya untuk dapat mengetahui lebih lanjut lagi dari penginderaan tersebut. Kata kunci :Wirausaha, Mahasiswa dan Kewirausahaan.

Upload: others

Post on 25-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA JIWA WIRAUSAHA MAHASISWA DENGAN …

JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 1, Mei 2018

82

HUBUNGAN ANTARA JIWA WIRAUSAHA MAHASISWA DENGAN

MOTIVASI, LINGKUNGAN KELUARGA DAN PENDIDIKAN

PADA POLITEKNIK LP3I JAKARTA KAMPUS CIMONE

Oleh:

Rahayu Tri Utami

Administrasi Bisnis, Politeknik LP3I Jakarta

Gedung sentra Kramat Jl. Kramat Raya No. 7-9 Jakarta Pusat 10450

Telp. 021 – 31904598 Fax. 021 – 31904599

Email: [email protected]

ABSTRAK

Semakin maju suatu Negara semakin banyak orang yang terdidik, dan banyak pula orang

yang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha. Pembangunan

akan lebih berhasil jika ditunjang oleh wirausahawan yang dapat membuka lapangan kerja

karena kemampuan pemerintah sangat terbatas. Pemerintah tidak akan mampu menggarap

semua aspek pembangunan karena sangat banyak membutuhkan anggaran belanja,

personalia dan pengawasan. Karya dan kasta hanya terdapat pada orang yang berpikir

kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang. Proses kreatif dan inovarif tersebut

biasa diawali dengan munculnya ide-ide dan pemikiran-pemikiran untuk menciptakan

sesuatu yang baru dan berbeda. Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai tambah barang

dan jasa yang menjadi sumber keunggulan untuk dijadikan peluang.

Kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan

berbeda untuk dijadikan peluang dan nilai tambah di pasar melalui proses pengelolaan

sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda.

Pengindraan kemampuan wirausaha ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana

mahasiswa dapat terwujud menjadi wirausaha dengan melihat peluang-peluang yang ada

dilingkungannya. Sebagai faktor-faktor indikatornya adalah: Jiwa Kewirausahaan,

Motivasi, Lingkungan, dan Pendidikan. Sebagai alat ukur dalam penginderaan kemampuan

mahasiswa terhadap peluang usaha.Kendala yang perlu diketahui adalah tidak semua

mahasiswa dapat menjadi pengusaha dan sukses. Hal ini perlu ada penanganan selanjutnya

untuk dapat mengetahui lebih lanjut lagi dari penginderaan tersebut.

Kata kunci :Wirausaha, Mahasiswa dan Kewirausahaan.

Page 2: HUBUNGAN ANTARA JIWA WIRAUSAHA MAHASISWA DENGAN …

JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 1, Mei 2018

83

ABSTRACT

The more advanced a State the more people are educated, and many people are

unemployed, the more it feels the importance of the entrepreneurial world. Development

will be more successful if supported by entrepreneurs who can open employment because

the ability of the government is very limited. The government will not be able to work on

all aspects of development because it requires a lot of budget, personnel and supervision.

Works and castes are only found in people who think creatively and innovative action for

the creation of opportunities. The creative and innovative process usually begins with the

emergence of ideas and thoughts to create something new and different. Something new

and different is the added value of goods and services that become a source of excellence

to be an opportunity.

Entrepreneurship is an ability to create something new and different to be an opportunity

and value added in the market through the process of managing resources in new and

different ways.

The sense of entrepreneurial ability is intended to know the extent to which students can be

realized to be entrepreneur by looking at opportunities that exist in the environment. As

the indicator factors are: Soul Entrepreneurship, Motivation, Environment, and

Education. As a measuring tool in sensing the ability of students to business opportunities.

The obstacle to note is that not all students can become entrepreneurs and succeed. It is

necessary to have further handling to be able to find out more from the sensing.

Keywords: Entrepreneurship, Student and Entrepreneurship.

PENDAHULUAN

Wirausaha merupakan potensi

pembangunan, baik dalam jumlah

maupun dalam mutu wirausaha itu

sendiri.Sekarang ini kita menghadapi

kenyataan bahwa jumlah wirausahawan

Indonesia masih sedikit dan mutunya

belum bisa dikatakan hebat, sehingga

persoalan pembanguan wirausaha

Indonesia merupakan persoalan

mendesak bagi suksesnya pembangunan.

1. Jika kita perhatikan manfaat adanya

wirausaha banyak sekali, salah

satunya adalah: Menambah daya

tamping tenaga kerja, sehingga dapat

mengurangi pengangguran.

2. Sebagai generator pembangunan

lingkungan, bidang produksi,

distribusi, pemeliharaan lingkungan.

Kesejahteraan dan sebagainya.

3. Menjadi contoh bagi anggota

masyarakat lain, sebagai pribadi

unggul yang patut dicontoh,

diteladani karena seorang wirausaha

itu adalah orang yang terpuji, jujur,

berani, hidup tidak merugikan orang

lain.

Mengingat pentingnya wirausaha

terdidik maka permasalahan tentang hal

hal yang berkaitan dengan jiwa wira

usaha menarik untuk diteliti dan

dikembangkan.Demikian juga dengan

penelitian ini, korelasi antara jiwa wira

usaha dengan motivasi, tingkat

pednidikan dan lingkungan keluaarga

cukup menari untuk dijadikan sebagai

obyejk peniklitian. Dengan demikian

variabel variabel dalam penelitian ini

berkaitan dengan aspek aspek

kewirausahaan yang meilputi jiwa wira

usaha, motivasi, pendidikan dan

lingkungan keluarga.

Variabel-variabel yang digunakan

sebagai alat untuk mengetahui korelasi

antara jiwa kewirausahaan dengan

motivasi, lingkungan keluarga dan

pendidikan mahasiswa Politeknik LP3I

Jakarta Kampus Cimone dalam

Page 3: HUBUNGAN ANTARA JIWA WIRAUSAHA MAHASISWA DENGAN …

JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 1, Mei 2018

84

menghadapi peluang usaha perlu

ditentukan dalam suatu penelitian

merupakan tahapan penting dalam proses

penelitian kuantitatif, dimana variable

yang dimaksud adalah meliputi: Jiwa

Kewirausahaan, Motivasi, Lingkungan

(Keluarga), dan Pendidikan. Dalam

penginderaan minat mahasiswa dalam

menghadapi peluang berwirausaha. Ada

dua cara manusia dalam bekerja yaitu

berwirausaha atau bekerja dengan orang

lain. Bekerja dengan orang lain ataupun

berwirausaha sama-sama memberikan

ruang bagi manusia dalam

mengembangkan keilmuan ataupun

keahlian yang dimilikinya dalam

merespon perubahan. Seseorang dengan

gagasan–gagasannya yang mampu

membuat perubahan ataupun beradaptasi

dengan perubahan disebut dengan

wirausaha. Penumbuhan minat wirausaha

tidak dapat dilakukan serta merta tanpa

adanya pendidikan dan pelatihan yang

dapat menggerakkan jiwa kewirausahaan

seseorang. Apabila seseorang yang

mempunyai pendidikan rendah, maka dia

tidak mempunyai keberanian mengambil

risiko. Hal ini dapat menghambat

perkembangan aktualisasi dirinya.

Pengetahuan kewirausahaan

mendukung nilai-nilai wirausaha

terutama bagi mahasiswa, sehingga

diharapkan menumbuhkan jiwa usaha

untuk berwirausaha.Sikap, motivasi dan

minat mahasiswa sangat dibutuhkan bagi

mahasiswa yang berwirausaha agar

mampu mengidentifikasi peluang usaha,

kemudian mendayagunakan peluang

usaha untuk menciptakan peluang kerja

baru. Minat mahasiswa dan pengetahuan

mereka tentang kewirausahaan

diharapkan akan membentuk

kecenderungan mereka untuk membuka

usaha baru di masa mendatang.

Definisi variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati

yang memungkinkan peneliti untuk

melakukan observasi atau pengukuran

secara cermat terhadap suatu objek atau

fenomena (Alimul Hidayat, 2007).

Berdasarkan penelitian tersebut untuk

mendapatkan gambaran yang jelas

mengenai variabel penelitian pengaruh

jiwa kewirausahaan terhadap motivasi,

lingkungan keluarga dan pendidikan

mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta

Kampus Cimone kemampuan mahasiswa

terhadap peluang usahadapat diuraikan

lebih jelas definisi operasionalnya

sebagai berikut.

1. Jiwa Kewirausahaan

Proses kreatif dan inovasi hanya

dilakukan oleh orang-orang yang

memiliki kepribadian kreatif dan inovatif,

yaitu orang-orang yang memiliki jiwa,

sikap dan perilaku kewirausahaan,

dengan ciri-ciri :

a. Penuh percaya diri, indikatornya

adalah penuh keyakinan, optimis,

berkomitmen, disiplin,

bertanggungjawab.

b. Memiliki inisiatif, indikatornya

adalah penuh energy, cekatan

dalam bertindak dan aktif.

c. Memiliki motif berprestasi,

indikatornya terdiri atas orientasi

pada hasil wawancara ke depan.

d. Memiliki jiwa kepemimpinan,

indikatornya adalah berani tampil

beda, dapat dipercaya dan tangguh

dalam bertindak.

e. Berani mengambil risiko dengan

penuh perhitungan (oleh karena

menyukai tantangan).

Untuk melihat secara lebih

komprehensif tentang jjiwa

kewirausahaan, perlu dipaparkan di sini

konsep tentang kewirausahaan. Konsep

tentang kewirausahaan dapat

dideskripsikan dengan definisi yaitu

bahwa kewirausahaan adalah proses

penciptaan sesuatu yang baru pada nilai

menggunakan waktu dan upaya yang

diperlukan, menanggung resiko

keuangan, fisik serta resiko social,

menerima imbalan moneter yang

Page 4: HUBUNGAN ANTARA JIWA WIRAUSAHA MAHASISWA DENGAN …

JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 1, Mei 2018

85

dihasilkan serta kepuasan dan kebebasan

pribadi (Hisrich et al: 2008, 19).

M. Scarborough dan Thomas W.

Zimmerer (1993:6-7), mengemukakan

delapan karakteristik kewirausahaan

sebagai berikut :

a. Desire for responsibility yaitu

memiliki rasa tanggung jawab yang

besar terhadap usaha yang baru

dirintisnya.

b. Preference for moder-ate risk.

Entrepreneur lebih

memperhitungkan risiko. Entre-

preneur melihat peluang bisnis

berdasar pengetahuan, latar

belakang, dan pe-ngalaman

mereka.

c. Confidence in their ability to

succeed. Entrepreneur seringkali

memiliki rasa percaya diri yang

tinggi. Sebuah studi yang digelar

oleh National Federation of Inde-

pendent Business. (NFIB)

mengemukakan sepertiga

entrepreneur merasa memiliki

peluang sukses sebesar 100%.

d. Desire for immediate feedback.

Entrepreneur ingin mengetahui

bagaimana tanggapan orang lain

tentang cara yang mereka sedang

jalankan, dan untuk itu mereka

senang sekali jika mendapat

masukan dari or-ang lain.

e. Highlevel of energy. Entrepreneur

terkesan memiliki energi yang lebih

besar dibandingkan dengan

kebanyakan orang.

f. Future orientation. Entrepreneur

diberkahi kemampuan yang baik

dalam melihat sebuahpeluang.

g. Skill at organizing. Entrepreneur

mempunyai kemampuan

menempatkan orang sesuai bidang

dan kemampuannya.

h. Value of achievement over money.

Dalam menjalankan bisnisnya,

yang menjadi kekuatan utama

entrepreneur adalah sebuah

pencapaian kesuksesan, dan uang

hanyalah sebuah simbol untuk

menandakan sebuah pencapaian

2. Motivasi

Motivasi dalam konteks

kewirausahaan menurut Harmaizar

(2009:4) dapat diartikan sebagai

keinginan, meningkatkan semangat, ulet,

sabar, dan pantang menyerah. Untuk

menjadi wirausahan motivasi adalah

sangat penting karena tanpa adanya

motivasi maka apa yang dijalankan oleh

seorang wira usaha berpotensi untuk

tidak mendapatkan apa yang menjadi

tujuan. Hal ini lebih ditegaskan lagi

dengan kenyataan bahwa kebanyakan

mereka yang berhasil dalam dunia wira

usaha adalah memiliki motivasi yang

kuat yang mendorong tindakan mereka

mereka mengetahui dengan baik yang

menjadi motivasinya dan memelihara

motivasi tersebut dalam setiap

tindakanya (Rosmiati et. al., 2015).

Motif berprestasi kewirausahaan

(Teori David McClelland, 1961):

seorang wirausaha melakukan kegiatan

usaha didorong oleh kebutuhan untuk

berprestasi, berhubungan dengan orang

lain dan untuk mendapatkan kekuasaan

baik secara finansial maupun secara

sosial. Wirausaha melakukan kegiatan

usaha dimotivasi oleh:

1. Motif berprestasi (need for

achievement)

Orang melakukan kegiatan

kewirausahaan didorong oleh ke-

inginan mendapatkan prestasi dan

pengakuan dari keluarga maupun

masyarakat.

2. Motif berafiliasi (need for

affiliation)

Orang melakukan kegiatan

kewirausahaan didorong oleh ke-

inginan untuk berhubungan dengan

orang lain secara sosial

kemasyarakatan.

3. Motif kekuasaan (need for power)

Orang melakukan kegiatan

kewirausahaan didorong oleh ke-

Page 5: HUBUNGAN ANTARA JIWA WIRAUSAHA MAHASISWA DENGAN …

JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 1, Mei 2018

86

inginan mendapatkan kekuasaan

atas sumberdaya yang ada.

Peningkatan kekayaan,

pengusahaan pasar sering menjadi

pendorong utama wirausaha

melakukan kegiatan usaha.

3. Lingkungan (keluarga)

Dalam hubunganya dengan

terbentuknya jiwa wira usaha, peran

lingkungan keluarga cukup penting

karena lingkungan keluarga merupakan

lingkungan pertama dan utama yang

mempengaruhi perkembangan dan

tingkah laku anak. Di lingkungan

keluarga anak mendapatkan perhatian,

kasih sayang, dorongan, bimbingan,

keteladanan, dan pemenuhan kebutuhan

ekonomi dari orang tua sehingga anak

dapat mengembangkan segala potensi

yang dimilikinya demi perkembangannya

di masa mendatang. Selain itu di dalam

keluarga akan ditanamkan nilai-nilai

norma hidup dan pada akhirnya akan

dipakai oleh anak (Desy et al., 2014).

Lingkungan keluarga tertentu dapat

membentuk karakter dan jiwa wirausaha

sesorang dan dari uraian tersebut dapat

dikatakan bahwa terdapat hubungan

positif antara lingkungan keluarga untuk

terbentuknya atau menguatnya jiwa

wirausaha.

4. Pendidikan

Tabel 1.

Kisi-Kisi Pengaruh Dalam Berwirausaha

Pengetahuan yang diperoleh selama

sekolah atau kuliah merupakan modal

dasar yang digunakan untuk

berwirausaha, juga pengalaman selama

praktek pada mata kuliah kewirausahaan

dapat dijadikan sebagai modal untuk

berwirausaha. Pendidikan sebagai sebuah

proses memiliki hubungan dengan

kewirausahaan.Sejauh ini hubunganya

ditunjukkan dengan adanya fenomena

bahwa pendidikan pendidikan

kewirausahaan menjadi factor yang

berpengaruh signifikan terhadap jumlah

wirausaha di suatu Negara

(Suhadi et. al: 2012:51). Berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh

Puspitaningsih (2016) menunjukan

kecederungan bahwa pendidikan

kewirausahaan berpengaruh terhadap self

efficacy. Ini menunjukan bahwa adanya

matakuliah kewirausahaan telah

menumbuhkan rasa yakin dalam

dirimahasiswa untuk berwirausaha.

Namun demikian sejauh ini belum

benyak penelitian yang meneliti

hubungan antara tingkat pendidikan

dengan jiwa wirausaha.

KERANGKA BERPIKIR

Dalam kaitanya dengan subjek

penelitian, penelitian pengaruh jiwa

kewirausahaan terhadap motivasi,

lingkungan keluarga dan pendidikan

mahasiswaPoliteknik LP3I Jakarta

Kampus Cimone ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan antara motivasi dengan jiwa

wirausaha?

2. Untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan antara tingkat pendidikan

dengan jiwa wirausaha?

3. Untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan antara latar belakang

keluarga dengan jiwa wirausaha?

4. Untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan motivasi, tingkat

pendidikan dan lingkungan (keluarga)

secara bersama-sama dengan jiwa

Page 6: HUBUNGAN ANTARA JIWA WIRAUSAHA MAHASISWA DENGAN …

JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 1, Mei 2018

87

wirausaha di Politeknik LP3I Jakarta

Kampus Cimone ?

DESAIN PENELITIAN

Desain penelitian dalam penelitian

pengaruh jiwa kewirausahaan terhadap

motivasi, lingkungan keluarga dan

pendidikan mahasiswaPoliteknik LP3I

Jakarta Kampus Cimone ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.

Desain Penelitian

HIPOTESIS

Berikut ini adalah hipotesis

penelitian pengaruh jiwa kewirausahaan

terhadap motivasi, lingkungan keluarga

dan pendidikan mahasiswa Politeknik

LP3I Jakarta Kampus Cimone yang akan

dibuktikan dengan menganalisis data

yang akan diperoleh.

1. Motivasi

a. H0: Tidak terdapat hubungan

antara motivasi dengan jiwa

wirausaha

Ha: Terdapat hubungan antara

motivasi dengan jiwa wirausaha

2. Latar Belakang Pendidikan

a. H0 : Tidak terdapat hubungan

antaralatar pendidikan dengan

jiwa wirausaha

b. Ha: Terdapat hubungan antara

pendidikan dengan jiwa

wirausaha

3. Latar Belakang Keluarga

a. H0 : Tidak terdapat hubungan

antara lingkungan keluarga

dengan jiwa wirausaha

Ha: Terdapat hubungan antara

lingkungan keluarga dengan jiwa

wirausaha

SAMPEL

Sampel adalah bagian dari populasi

yang dipilih melalui cara tertentu yang

mewakili karakteristik tertentu, jelas dan

lengkap yang dianggap mewakili

populasi.

Sampel penelitian adalah sejumlah

responden penelitian yang diambil dari

populasi penelitian dengan cara tertentu.

Adapun karakteristik dari

mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta

Kampus Cimoneyang dijadikan sampel

adalah:

a. Mahasiswa yang sedang mengikuti

perkuliahan Kewirausahaan

b. Mahasiswa semester 2

c. Berjenis kelamin laki-laki dan

perempuan

d. Sudah lama merintis usaha

e. Baru merintis usaha yang dimiliki

Adapun perhitungan pengambilan

sampel menurut Rumus Taro Yamane :

Namun sebelumnya peneliti harus

menentukan ukuran sample (sample size)

dengan mengunakan rumus Taro Yamane

(dalam Jalaludin Rahmat, 1997:82)

sebagai berikut :

𝑛 =𝑁

𝑁𝑑² + 1

Keterangan :

nc = Jumlah sample.

N = Jumlah Populasi.

d² = Presentase yang digunakan

dengan taraf kesalahan 5%,

karena penelitian ini termasuk

ilmu sosial.

Page 7: HUBUNGAN ANTARA JIWA WIRAUSAHA MAHASISWA DENGAN …

JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 1, Mei 2018

88

Tabel. 2.

Sampel mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta

Kampus Cimone

Dengan menggunakan rumus Taro

Yamane, maka dapat diperoleh ukuran

sample sebagai berikut :

𝑛 =𝑁

𝑁𝑑2 + 1

𝑛 =253

253(5%)2 + 1

𝑛= 154,9 (dibulatkan 𝟏𝟓𝟓 orang)

Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah

pedoman tertulis tentang wawancara,

atau pengamatan, atau daftar pertanyaan,

yang dipersiapkan untuk mendapatkan

informasi dari responden.

Dalam penelitian hubungan jiwa

kewirausahaan terhadap motivasi,

lingkungan keluarga dan pendidikan

mahasiswaPoliteknik LP3I Jakarta

Kampus Cimone ini, instrumen yang

digunakan adalah angket

(kuesioner).Angket adalah alat

pengumpul data untuk kepentingan

penelitian.Angket digunakan dengan

mengedarkan formulir yang berisi

beberapa pertanyaan kepada beberapa

subyek (responden) untuk mendapat

tanggapan secara tertulis.

Penyusunan butir-butir angket

didasarkan atas kisi-kisi angket yang

telah dikontruksi sesuai landasan teori

yang telah dikaji.Pertanyaan dalam

angket berpedoman pada indikator dari

variabel-variabel penelitian yang

dijabarkan dalam beberapa butir soal.

Semua butir soal dalam angket

berupapertanyaan obyektif sehingga

responden hanya memberi tanda silang

(X) pada salah satu jawaban yang

dianggap paling sesuai dengan

keadaannya. Untuk mengukur pendapat

responden dalam penelitian ini,

digunakan skala Likert. Skala Likert

merupakan skala yang mengukur

kesetujuan atau ketidaksetujuan

seseorang terhadap serangkaian

pernyataan berkaitan dengan keyakinan

atau perilaku mengenai suatu obyek

tertentu. Dalam angket ini akan

disediakan lima alternatif jawaban. Setiap

butir soal diberi skor masing-masing

yaitu:

1. Untuk jawaban “Sangat Setuju”

diberi skor 1

2. Untuk jawaban “Setuju” diberi skor

2

3. Untuk jawaban “Netral” diberi skor

3

4. Untuk jawaban “Tidak Setuju” diberi

skor 4

5. Untuk jawaban “Sangat Tidak

Setuju” diberi skor 5.

Rancangan Analisis data terdiri dari

uji :

1. Uji Validitas

Uji Validitas adalah suatu ukuran

yang menunjukkan tingkatan-tingkatan

kevaliditasan dan kesahihan suatu

instrument. Instrumendikatakan valid jika

dapat mengukur apa yang diinginkan

danmengungkap data variabel yang

diteliti secara tepat.Tinggi rendahnya

validitas instrument menunjukan sejauh

mana data yang terkumpul tidak

menyimpang dari gambaran tentang

variabel yang dimaksud. Adapun

pengujian validitas tiap butir dengan skor

Page 8: HUBUNGAN ANTARA JIWA WIRAUSAHA MAHASISWA DENGAN …

JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 1, Mei 2018

89

total yang merupakan jumlah tiap skor

butir menggunakan rumus

produkmoment:

𝒓𝒙𝒚

= 𝒏 ∑ 𝒙𝒚 − (∑ 𝒙)(∑ 𝒚)

√[𝒏 ∑ 𝒙𝟐 − (∑ 𝒙)𝟐]. [𝒏 ∑ 𝒚𝟐 − (∑ 𝒚)𝟐]

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi product

moment

n = jumlah data

x = variabel x

y = variabel y

x2 = kuadrat jumlah skor x

y2 = kuadrat jumlah skor y

Instrumen dinyatakan valid apabila

nilai r ≥ 0,30. Validitas data diukur

dengan cara membandingkan nilai hitung

r dan nilai tabel r kriterianya jika nilai

hitung r lebih besar (>) dari nilai tabel r,

maka item instrument tersebut valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas menunjukan bahwa

suatu instrumen cukup dapat dipercaya

untuk menggunakan sebagai alat

pengumpulan data.Pengujian reliabilitas

instrument dilakukan dengan “internal

consistency” dengan teknik belah dua

kelompok (Split half), yaitu kelompok

ganjil dan kelompok genap. Kemudian

skor data tiap kelompok tersebut

dikolerasikan, hasil dari koefisien

kolerasi tersebut dimasukan kedalam

rumus Spearmen Brown (Sugiyono

2012:149) sebagai berikut:

𝒓𝒊 =𝟐𝒓𝒃

(𝟏+𝒓𝒃)

Keterangan:

ri = Realibilitas Internal Seluruh

Instrumen

rb = Kolerasi Antara kelompok

pertama (ganjil) dan kedua

(genap).

3. Uji Asumsi Klasik

Model regresi linear berganda dapat

disebut sebagai model yang baik jika

memenuhi syarat asumsi klasik. Oleh

karena itu, uji asumsi klasik ini sangat

diperlukan sebelum melakukan analisis

regresi.

a. Uji normalitas data sebaiknya

dilakukan sebelum data diolah

berdasarkan model-model penelitian.

Data yang baik dan layak digunakan

dalam penelitian adalah data yang

memiliki distribusi normal. Menurut

Moore (1983) dalam Sudarmanto

(2013:101) menyatakan bahwa

asumsi normalitas konsen pada

tingkat persebaran data atau skor

berkisar pada distribusi standar baku

atau standar normal.

b. Uji Multikolinearitas, menurut

Sudarmanto (2013:224)dimaksudkan

untuk membuktikan ada tidaknya

hubungan yang linier antara variabel

bebas satu dengan variabel bebas

lainnya. Cara untuk mengetahui

gejala, antara lain :

1) Nilai F test yang sangat tinggi,

serta tidak atau hanya sedikit nilai

t test yang dsignifikan.

2) Meregresikan model analisis dan

melakukan uji korelasi antar

variabel dependen dengan

menggunakan Variance Inflating

Factor (VIF) dan Tolerance

Value. Batasan VIF adalah 10 dan

ToleranceValue adalah 0.1, jika

VIF lebih besar dari 10 dan nilai

Tolerance Value lebih kecil dari

0.1 maka terjadi multikolinearitas

dan harus dikelompokkan dari

model.

c. Uji Heteroskedastisitas, menurut

Sudarmanto (2013:224)

dimaksudkan untuk mengetahui

apakah variasi residual absolute

sama atau tidak sama untuk semua

pengamatan. Cara yang dapat

dilakukan untuk mengetahui gejala

Page 9: HUBUNGAN ANTARA JIWA WIRAUSAHA MAHASISWA DENGAN …

JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 1, Mei 2018

90

heteroskedastisitas yaitu, jika ada

pola tertentu seperti titik-titik (poin-

poin) yang ada membentuk suatu

pola tertentu yang beraturan

(bergelombang, melebar kemudian

menyempit), maka terjadi

heteroskedastisitas.

4. Uji Korelasi

Menurut Sugiyono (2012:155)

korelasi dapat dikatakan sebagai suatu

hubungan timbal balik atau sebab akibat

antara dua buah kejadian. Korelasi

bermanfaat untuk mengukur hubungan

antara dua variabel (kadang lebih dari

dua variabel) dengan skala-skala tertentu.

Keeratan hubungan dinyatakan dalam

bentuk koefisien korelasi. Nilai koefisien

korelasi merupakan nilai yang digunakan

untuk mengukur kekuatan (keeratan)

suatu hubungan antar variabel. Sifat nilai

koefisien korelasi adalah positif (+) atau

negatif (-).

Sifat dari korelasi tersebut akan

menentukan arah dari korelasi. Keeratan

atau kekuatan korelasi dapat

dikelompokkan. Menurut Sugiyono

(2012:155), keeratan korelasi dapat di

lihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.

Interpretasi Koefiensi Korelasi Nilai r

Sumber : Sugiyono, 2012

5. Uji Determinasi (R2)

Koefisien determinasi pada intinya

mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan varian

variabel dependen atau terikat. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol

dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti

kemampuanvariabel-variabel independen

atau bebas dalam menjelaskan variasi

variabel dependen sangat terbatas.

Menurut Sugiyono (2012:158), untuk

menyatakan besar kecilnya hubungan

variabel X terhadap variabel Y dapat

ditentukan dengan rumus koefisien

determinan. Koefisien determinan adalah

kuadrat dari koefisien korelasi PPM yang

dikaitkan dengan 100%. Nilai R2

dikatakan baik jika di atas 0,5 karena

nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1.

Koefisien determinan dicari

menggunakan rumus :

𝐾𝐷 = 𝑟2x 100%

Keterangan :

KD = Nilai Koefisien Determinasi

r = Nilai Koefisien Korelasi

6. Uji Simultan

Menurut Sudarmanto (2013:236) uji

simultan ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh bersama-sama variabel

independen terhadap variabel dependen.

Hasilnya menunjukkan variabel

independen secara bersama-sama

pengaruhnya terhadap variabel dependen

jika p-value (pada kolom sig) di tabel

Anova lebih kecil dari 0,05 (level of

significant) yang ditentukan, artinya

signifikan atau F-hitung (pada kolom F)

lebih besar dari F-tabel. F-tabel dihitung

dengan cara df = k, dan df2 = n-k-1, k

adalah jumlah variabel independen.

Sebagai dasar pengambilan keputusan

sebagai berikut.

a. Jika nilai sig < 0,05 maka

hipotesis alternatif (Ha) diterima

(α)

b. Jika nilai sig > 0,05 maka

hipotesis alternatif (Ha) ditolak

(α)

Page 10: HUBUNGAN ANTARA JIWA WIRAUSAHA MAHASISWA DENGAN …

JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 1, Mei 2018

91

7. Uji Parsial

Menurut Sudarmanto (2013:232) uji

hipotesis secara parsial ini bertujuan

untuk mengetahui besarnya pengaruh

masing-masing variabel independen

secara individual (parsial) terhadap

variabel dependen. Hasil uji ini pada

output SPSS 20.0 dapat dilihat pada tabel

Coefficients. Nilai dari uji ini dapat

dilihat dari P-value (pada kolom Sig.)

pada masing-masing variabel

independen, jika p-value lebih kecil dari

0,05 (level of significant) yang

ditentukan, artinya signifikan atau t-

hitung (pada kolom t) lebih besar dari t –

tabel (dihitung dari two-tailed = 5%).

a. Jika nilai sig < 0,05 maka hipotesis

alternatif (Ha) diterima

b. Jika nilai sig > 0,05 maka hipotesis

alternatif (Ha) ditolak

8. Regresi Berganda

Untuk mengukur sejauh mana

hubungan variabel motivasi, lingkungan

(keluarga), dan pendidikan terhadap jiwa

kewirausahaan, maka digunakan metode

pengujian regresi berganda.Regresi

berganda didasarkan pada hubungan

fungsional ataupun kausal satu variabel

independen dengan variabel dependen.

Persamaan umum regresi berganda

dikutip dari Sudarmanto (2013:233)

adalah :

Y = +β1X1 + β2X2 + β3X3

Dimana:

Y :

:

X1 :

X2 :

X3 :

β 1 :

β 2 :

β 3 :

Jiwa kewirausahaan

parameter konstanta

variabel motivasi

variabel lingkungan

(keluarga)

variabel pendidikan

koefisien variabel X1

koefisien variabel X2

koefisien variabel X3

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data yang diperoleh dari

kuesioner yang telah disebar kepada

Mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta

kampus Cimone dengan karakteristik

responden pada penelitian ini meliputi

program/kelas,.

1. Uji Validitas

Dengan jumlah responden sebanyak

155, maka nilai r-tabel dapat diperoleh

melalui df (degree of freedom) = n – k,

sehingga df = 155 – 2 = 153, maka r-tabel

sebesar = 0,1567. Pernyataan yang

dikatakan valid harus memiliki r-hitung

yang merupakan nilai Corrected Item-

Total Correlation lebih besar dari r-tabel.

Berdasarkan perhitungan output SPSS

dapat dilihat sebagai berikut.

2. Uji Reliabilitas

Berdasarkan tabel 4. penelitian

variabel kualitas produk, promosi, harga

dan penjualan menghasilkan angka

Cronbach’s Alpha sebesar lebih besar

dari 0,60 yang merupakan syarat

reliabilitas. Maka dapat disimpulkan

bahwa pernyataan tersebut adalah reliabel,

artinya bahwa hasil pengukuran bersifat

konsisten dan stabil.

Tabel 4.

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Page 11: HUBUNGAN ANTARA JIWA WIRAUSAHA MAHASISWA DENGAN …

JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 1, Mei 2018

92

3. Uji Normalitas

Gambar 2

Uji Asumsi Normal P-plot

Sumber : Hasil olahan data, 2017

Dari gambar 2.terlihat titik-titik

menyebar di sekitar garis diagonal, serta

penyebarannya mengikuti arah garis

diagonal. Oleh karena itu model regresi

berganda layak dipakai untuk

memprediksi pengaruh dari variabel

independen (motivasi, lingkungan

(keluarga) dan pendidikan) terhadap

variabel dependen (jiwa kewirausahaan).

Hal ini juga didukung oleh gambar

diagram histogram. Dimana pada grafik

histogram dan poligon frekuensi tersebut

membentuk suatu gambar yang

mengkerucut dan membentuk suatu

lonceng. Oleh karena itu hal ini

menunjukkan bahwa model regresi layak

digunakan karena berdistribusi normal.

Gambar 3

Histogram Variable

Sumber : Hasil olahan data, 2017

4. Multikolinearitas

Hasil pengujian multikolinearitas

berdasarkan tabel coefficients dari output

SPSS menghasilkan nilai Tolerance

masing-masing variabel lebih besar dari

0,10 dan nilai VIF setiap variabel lebih

kecil dari 10. Maka antar variabel

independen tidak mempunyai

hubunganatau tidak saling berhubungan

satu sama lain.

5. Heterokedastisitas

Gambar 4.

Uji Asumsi Heteroskedastisitas

Sumber : Hasil olahan data, 2017

Dari grafik pada gambar diatas,

terlihat bahwa titik-titik menyebar secara

acak, tidak membentuk pola tertentu

yang jelas, serta tersebar baik diatas

maupun dibawah angka 0 dan diantara 2

dan -2. Hal ini menunjukkan bahwa tidak

terjadi heteroskedastisitas pada model

regresi berganda.

Tabel 5. Korelasi

Sumber : Hasil olahan data, 2017

Page 12: HUBUNGAN ANTARA JIWA WIRAUSAHA MAHASISWA DENGAN …

JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 1, Mei 2018

93

Dari tabel correlation di atas dapat

dilihat besar hubungan tiap variabel.

Kesimpulan yang didapat adalah jiwa

kewirausahaan merupakan variabel yang

paling dominan atau paling besar

hubungannya dengan motivasi, dan

memiliki hubungan yang positif atau

searah dengan jiwa kewirausanaa. Besar

hubungan dari masing-masing dimensi

lingkungan (keluarga) bervariatif, dan

dimensi pendidikan memiliki hubungan

paling besar dengan dimensi jiwa

kewirausahaan.

6. Determinasi

Tabel 6.

Model Summary

Sumber : Output SPSS, 2017

Tabel model summary menghasilkan

nilai koefisien determinasi atau R square

sebesar= 0,878 yang menunjukkan

goodness of fit test atau kelayakan model

regresi. Dari tabel tersebut dapat

diketahui Koefisien Determinasi bahwa

dari semua variabel independen motivasi,

lingkungan (keluarga), dan pendidikan

memiliki kemampuan untuk menjelaskan

variasi dari variabel dependen jiwa

kewirausahaan sebesar 0,878 atau 87,8%

sedangkan sisanya 0,122 atau 12,2%

dijelaskan oleh variabel-variabel lain

yang tidak diteliti pada penelitian ini.

7. Parsial

Tabel 7.

Hasil Pengujian Regresi

a. Koefisien regresi constant sebesar

= 0,12 memiliki probabilitas sig. =

(0,920). memberikan arti bahwa jiwa

kewirausahaan akan memiliki nilai

0,12 jika motivasi, lingkungan

(keluarga), dan pendidikan terhadap

diabaikan.

b. Koefisien regresi motivasi sebesar β1

= 0,498 memiliki probabilitas (sig.)

= 0,000. Karena sig motivasi lebih

kecil dari pada taraf uji yang

digunakan dalam penelitian atau Sig.

< a atau 0,000 < 0,05 maka pengaruh

variabel terhadap jiwa

kewirausahaan adalah signifikan dan

T hitung (13.666) > T tabel (1,960)

Maka Ho ditolak atau secara

parsial variabel motivasi signifikan

mempengaruhi jiwa kewirausahaan.

c. Koefisien regresi lingkungan

(keluarga) sebesar β2 = 0,482

memiliki probabilitas (sig.) = 0,000.

Karena sig lingkungan lebih kecil

dari pada taraf uji yang digunakan

dalam penelitian atau Sig. > a atau

0,705> 0,05 maka pengaruh variabel

terhadap penjualan adalah tidak

signifikan dan T hitung (12,833) < T

tabel (1,960) Maka Ho diterima

atau secara parsial variabel

lingkungan tidak signifikan

mempengaruhi jiwa kewirausanaan.

d. Koefisien regresi harga sebesar β3 =

0,06 memiliki probabilitas (sig.) =

0,705. Karena sig harga lebih besar

dari pada taraf uji yang digunakan

dalam penelitian atau Sig. > a atau

0,380> 0,05 maka pengaruh variabel

terhadap jiwa kewirausahaan adalah

tidak signifikan dan T hitung (0,380)

< T tabel (1,960) Maka Ho

diterima atau secara parsial variabel

pendidikan tidak signifikan

mempengaruhi jiwa kewirausahaan.

Page 13: HUBUNGAN ANTARA JIWA WIRAUSAHA MAHASISWA DENGAN …

JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 1, Mei 2018

94

8. Simultan Tabel 8.

Anova

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan :

F hitung (362.035) > F tabel (288.8)

Dan Nilai Sig. (0,000) < 0,05

Maka Ho ditolak yang berarti bahwa

variabel independen motivasi,

lingkungan (keluarga) dan pendidikan

secara simultan signifikan

mempengaruhi variabel dependen yaitu

jiwa kewirausahaan.

Hasil perhitungan selanjutnya

digunakan untuk mengetahui persamaan

regresi berganda yang didapat adalah :

PEMBAHASAN

Berdasarkan analisa data

terkonfirmasi bahwa lingkungan keluarga

memiliki korelasi positif dengan jiwa

wirausaha dalam artian bahwa semakin

mendukung lingkungan keluarga maka

semakin besar pula potensinya bagi

sesoarang yang memiliki lingukangan

keluarga yang kondusif dengan

pengembangan jiwa wirausaha. Hal ini

dapat dipahami karena secara teoritis

dalam hubunganya dengan terbentuknya

jiwa wirausaha, peran lingkungan

keluarga cukup penting karena

lingkungan keluarga merupakan

lingkungan pertama dan utama yang

mempengaruhi perkembangan dan

tingkah laku anak. Di lingkungan

keluarga anak mendapatkan perhatian,

kasih sayang, dorongan, bimbingan,

keteladanan, dan pemenuhan kebutuhan

ekonomi dari orang tua sehingga anak

dapat mengembangkan segala potensi

yang dimilikinya demi perkembangannya

di masa mendatang.

Berkenaan dengan tingkat

pendidikan, dari analisa data ditemukan

fakta bahwa tidak terdapat korelasi antara

tingkat pendidikan dengan jiwa

wirausaha. Dari fakta ini dapat dipahami

bahwa tingkat pendidikan tidak

menjamin terbentuknya jiwa wirausaha

seperti yang dikemukakan oleh (Hisrich

et. al., 2008: 75) bahwa sebagian orang

tidak terlalu memerlukan pendidikan

untuk menjadi seorang pengusaha

dibandingkan dengan populasi umum.

Lebih lanjut menurut Hisrich et. al.,

2008: 75, untuk beberapa kasus,

pendidikan formal tidak terlalu penting

untuk memulai sebuah bisnis baru seperti

yang dicontokan oleh orang orang yang

keluar sekolah seperti Andrew Canergie,

William Durant, Henry Ford, dan

William Lear. Namun terlepas dari tidak

berkorelasinya antatar tingkat pendidikan

dengan jiwa wirausaha dalam penelitian

ini, pada dasarnya pendidikan sangatlah

penting dalam perjalanan

pengusaha.Pendidikan memainkan

peranan penting dalam membantu para

pengusaha dalam mengatasi masalah

masalah yang mereka hadapi.

Analisa data juga menunjukkan

terdapatnya korelasi antara Motivasi

dengan jiwa wirausaha.Korelasi antara

dua variabel tersebut dapat dipahami

karena secara teoritis, motivasi dan jiwa

wirausaha adalah dua hal yang sangat

terkait. Untuk menjadi wirausahan

motivasi adalah sangat penting karena

tanpa adanya motivasi maka apa yang

dijalankan oleh seorang wira usaha

berpotensi untuk tidak mendapatkan apa

yang menjadi tujuan. Hal ini lebih

ditegaskan lagi dengan kenyataan bahwa

kebanyakan mereka yang berhasil dalam

dunia wirausaha adalah memiliki

motivasi yang kuat yang mendorong

tindakan mereka mereka mengetahui

dengan baik yang menjadi motivasinya

Y = 0.2 + 0,498 X1+0,482 X2+0,06 X3

Page 14: HUBUNGAN ANTARA JIWA WIRAUSAHA MAHASISWA DENGAN …

JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 1, Mei 2018

95

dan memelihara motivasi tersebut dalam

setiap tindakanya (Rosmiati et. al., 2015)

SIMPULAN DAN IMPLIKASI

Dari hasil penelitian yang dilakukan

tentang hubungan antara motivasi,

lingkungan keluarga, dan pendidikan

dengan jiwa wirausaha dapat

disimpulkan beberapa hal antara lain:

Lingkungan keluarga memiliki

korelasi positif dengan jiwa wirausaha.

Hal ini ditunjukkan dengan nilai

signifikansi 0,482 dengan interpretasi

vahwa apabila nilai signifikansi < dari

alpa 0,05 maka dapat dikatakan bahwa

motivasi memiliki hubungan dengan

jiwa wirausaha. Implikasi dari temuan ini

adalah bahwa perlu didorong lebih lanjut

pendidikan karakter dalam keluarga yang

akan memperkuat jiwa wirausaha.

Berdasarkan temuan, diperoleh fakta

bahwa tingkat pendidikan tidak

berkorelasi dengan jiwa wirausaha.Fakta

ini berbanding lurus dengan beberapa

temuan dari penelitian sebelumnya yang

menyatakan bahwa dalam beberapa kasus

ada beberapa kasus yang menunjukan

tingkat pendidikan tidak penting untuk

memulai usaha baru. Namun demikian

pendidikan juga sangat penting bagi

pengusaha untuk mengatasi

permasalahan permasalahan dalam dunia

bisnis.

Motivasi memiliki korelasi dengan

jiwa wirausaha yang dimiliki oleh

mahasiswa Politeknik LP3I Kampus

Cimone hal ini ditandai dengan nilai

signifikansi 0,498 dengan interpretasi

bahwa apabila nilai signifikansi < dari

alpa 0,05 maka dapat dikatakan bahwa

motivasi memiliki hubungan dengan

jiwa wirausaha.Implikasi dari temuan ini

adalah perlu dikembangkan sebuah

model pendidikan kewirausahaan yang

dapat meningkatkan motivasi untuk

memunculkan wirausaha wirausaha yang

tangguh. Secara teoritis motivasi dapat

ditumbuhkan dengan adanya pendidikan

yaitu pendidikan dan pelatihan

kewirausahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Hidayat. 2007. Metode

Penelitian Kebidanan Dan Tehnik

Analisis Data. Surabaya: Salemba

Alma, Buchari. 2007, Kewirausahaan

untuk mahasiswa dan

umum.Bandung : Alfabeta

Hisrich, Robert D, Michael P. Peters,

Dean A Shepherd. 2008.

Kewirausahaan. Jakarta:

Salemba Empat.

Prabowo, Rokh Eddy Kis

Indriyaningrum. 2015.

Membangun Jiwa Wirausaha

Sebagai Upaya Meningkatkan

Daya Saing Universitas Stikubank

Semarang

Puspitaningsih, Flora. 2016.Pengaruh

Pendidikan Kewirausahaan Dan

Lingkungan Keluarga Terhadap

Minat Wirausaha Dengan Self

Efficacy Sebagai Variabel

Intervening Pada Mahasiswa

STKIP PGRI TrenggalekSTKIP

PGRI Trenggalek

Rosmiati, Donny Teguh Santosa Junias,

Munawar. 2015. Sikap, Motivasi,

Dan Minat Berwirausaha

Mahasiswa. JMK, VOL. 17, NO.

1, MARET 2015, 21–30 DOI:

10.9744/jmk.17.1.21–30 ISSN

1411-1438 print / ISSN 2338-

8234

Suryana, Kewirausahaan ; Kiat dan

Proses Menuju Sukses. 2011,

Jakarta :Penerbit Salemba Empat.

Page 15: HUBUNGAN ANTARA JIWA WIRAUSAHA MAHASISWA DENGAN …

JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 1, Mei 2018

96

Siswoyo, B.B. 2006.Strategi

Pengembangan Usaha Kecil.

Seminar Ekonomi Indonesia 2006

Di Blitar 8 Maret 2006.

Suhadi Agus,.W, Eko Suhartanto, Hary

Tjan Silalahi, M Setiawan Kus

mulyono. 2011. Prasetya Mulya

EDC on Entrepeunership

Education: Strategi

Komprehensip Membentuk

Wirausaha Terdidik. Jakarta:

Prasetya Mulya and EDC

Publishing

Waworuntu, Bob. 2016. Perilaku

Organisasi; Beberapa Model dan

Sub Model Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia

Yanti, Putu Eka Desy, I Made Nuridja, I

Ketut Dunia. 2014. Pengaruh

Lingkungan Keluarga terhadap

Berwirausaha Siswa Kelas XI

SMK Negeri 1 Vol: 4 N0: 1

Tahun: 2014 Universitas

Pendidikan Ganesha Singaraja

Indonesia.

Zaharuddin, Harmaizar 2009.

Menangkap Peluang Usaha.

Jakarta: Dian Anugrah Perkasa