hubungan antara kecerdasan emosional dan hasil belajar bahasa inggris
TRANSCRIPT
Nama :Auwaluddin
Tugas:English Language Research
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan salah satu unsur kebudayaan yang lahir dari kebutuhan dasar (basic need)
manusia dalam upaya meningkatkan peradabannya. Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi
antar manusia dan fungsi lain adalah sebagai alat berfikir, mengungkapkan perasaan dan pendukung
keseluruhan pengetahuan manusia.
Bahasa juga merupakan alat komunikasi yang efektif dan efisien dalam menyampaikan informasi,
ide, gagasan, dan perintah.Untuk itu, pembelajaran bahasa, khususnya bahasa Inggris memegang peranan
yang sangat penting di era globalisasi ini. Hal ini dikarenakan bahasa Inggris merupakan bahasa
perhubungan global dalam berbagai aktivitas internasional, misalnya dalam forum komunikasi, ekonomi,
politik dan sebagainya. Untuk itu penguasaan bahasa Inggris sangat diperlukan karena merupakan syarat
utama untuk mampu menjalin hubungan komunikasi di tingkat internasional, untuk mewujudkan hal
tersebut,pembelajaran bahasa dapat dilakukan baik secara formal maupun non formal.
Dari dulu hingga sekarang bahasa Inggris masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan
membosankan , dan seringkali menimbulkan rasa takut dan kecemasan, Hal ini disebabkan oleh banyak
nya kegagalan-kegagalan berupa nilai ujian yang jelek dan sudah menjadi hal yang lumrah dalam
pelajaran tersebut. Kegagalan ini menjadi pengalaman buruk bagi mereka dan secara berangsur-angsur
memicu kecemasan serta akhirnya mempengaruhi perkembangan keyakinan pada diri siswa
(www.mathandreadinghelpforkids.org). sehingga pencapaian hasil belajar Bahasa Inggris siswa belum
optimal, kalau dibiarkan hal ini dapat menghambat perkembangan pengetahuan mereka.
Siswa yang merasa takut terhadap pelajaran bahasa Inggris sering kali mudah menjadi sangat
gelisah dan memerlukan waktu lama untuk menghilangkan sumber-sumber ketakutan itu. Ketakutan
siswa akan meningkat dan biasanya mereka mudah melupakan materi yang mereka pelajari. Jadi
ketakutan terhadap bahasa Inggris memegang peranan penting bagi seseorang (siswa) dalam
menghindarkan diri dari mempelajari dan menggunakan keterampilan-keterampilan berbahasa .
Keyakinan negatif yang dimiliki siswa dapat menyebabkan mereka merasa tidak mampu untuk
berhadapan dan menekuni pelajaran bahasa Inggris,siswa akan menghindari, tidak termotivasi atau
bermalas-malasan dalam mengikuti pelajaran dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.
Tekanan baik dari sekolah berupa tugas-tugas pelajaran khususnya bahasa Inggris, kegagalan
dalam ujian maupun tuntutan orang tua terhadap siswa tidak jarang menyebabkan stres dan kecemasan.
Banyak orang tua yang membebankan kepada anak-anak mereka dengan tuntutan akademik yang sulit
untuk dicapai (Bandura, 1997). Kondisi seperti ini membutuhkan kualitas emosional yang prima dalam
berbagai bentuknya seperti Self tolerance (kemampuan untuk mengatur emosi yang memicu stres atau
cemas), flexibility (kemampuan untuk beradaptasi dan menyesuaikan diri terhadap situasi tertentu),
optimisme dan kemandirian. Kualitas emosional tersebut dapat dimiliki oleh siswa yang memiliki
kecerdasan emosi yang memadai.
Siswa yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi dapat mengelola stres dan menemukan
cara yang tepat menghadapi stres tersebut. Namun akan terjadi sebaliknya jika seseorang memiliki
kecerdasan emosional yang rendah, mereka akan sulit menemukan cara menghadapi stres tersebut.
Kecerdasan emosional juga dapat digunakan dalam pengambilan keputusan dan tindakan. Mereka yang
memiliki kecerdasan emosional yang tinggi akan mengambil keputusan dan melakukan tindakan yang
tepat saat situasi kritis dan mendesak. Selain itu kecerdasan emosional juga berguna dalam penyesuaian
diri dan membina hubungan yang baik dengan orang lain. Mereka yang memiliki kecerdasan emosional
mengetahui perasaan dirinya dan orang lain, dapat menahan diri, dan bersikap empatik sehingga membuat
orang lain merasa nyaman, tenang, dan senang bergaul dengannya. Hal ini membuktikan bahwa
kecerdasan emosional sama pentingnya dengan IQ.
Siswa yang memiliki kecerdasan emosi tinggi adalah siswa yang bahagia,percaya diri, populer,
dan lebih sukses di sekolah. Mereka lebih mampu menguasai gejolak emosinya, menjalin hubungan yang
manis dengan orang lain,dapat mengelola stres, dan memiliki kesehatan mental yang baik (Hartini,
2002).Salovey, Mayer, & Caruso (2000) menambahkan bahwa anak-anak yang cerdas secara emosi
memiliki kemampuan untuk memahami emosi diri sendiri dan orang lain, dan menggunakan emosi
sebagai informasi untuk memandu pikiran dan tindakan.
Siswa yang memiliki kecerdasan emosional rendah lebih terlihat menarik diri dari pergaulan atau
masalah sosial seperti: lebih suka menyendiri dan kurang bersemangat; sering cemas dan depresi; serta
nakal dan agresif (Goleman, 2004).Sekarang semakin banyak anak yang memiliki ciri-ciri tersebut, hal ini
menandakan adanya kemerosotan emosi/penurunan kecerdasan emosional.
Sebenarnya, rasa cemas dan takut terhadap bahasa Inggris tidaklah selalu berdampak negatif
karena pada dasarnya perasaan takut itu akan memicu otak emosional, bagian rasa cemas yang muncul
akan memusatkan perhatian pada ancaman yang sedang dihadapi, memaksakan pikiran untuk terus
menerus memikirkan bagaimana mengatasi permasalahan yang ada dan mengabaikan hal-hal lain untuk
sementara waktu, sehingga siswa akan memfokuskan diri pada permasalahan bahasa Inggris yang sedang
dihadapinya.
Saat seorang siswa mengalami beban tugas yang berlebih atau mengalami stres,peran kecerdasan
emosional sangat dibutuhkan. Orang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi dapat mengelola
stres dan menemukan cara yang tepat menghadapi stres tersebut. Namun akan terjadi sebaliknya jika
seseorang memiliki kecerdasan emosional yang rendah, mereka akan sulit menemukan cara menghadapi
stres tersebu
Siswa dengan kecerdasan emosi memiliki keterampilan non kognitif seperti keuletan, bertahan
menghadapi frustasi dan gangguan mood yang dapat mempengaruhi konsentrasinya dan memicu stres
serta kecemasan dalam belajar sehingga membantunya dalam menekuni dan sukses dalam pelajaran
bahasa Inggris. .
Menurut Robert K. Cooper dan Ayman Sawaf “Kecerdasan emosional” dianggap akan
dapat membantu siswa dalam mengatasi hambatan-hambatan psikologis yang ditemuinya dalam belajar.
Menurutnya kecerdasan emosional adalah “Kemampuan merasakan, memahami dan secara efektif
menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi, dan pengaruh
manusiawi”.
Sedangkan menurut Goleman (2002 : 512), kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang
mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi, menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya
melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.
Dari alasan tersebut penulis tertarik untuk meneliti tentang “Hubungan antara kecerdasan
emosional dengan hasil belajar Bahasa Inggris pada siswa kelas III Mas Oemar Diyan Di Indrapuri”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapatlah dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
“Apakah ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar Bahasa Inggris pada siswa kelas
III Mas Oemar Diyan Di Indrapuri” ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian dalam penulisan ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dan hasil belajar bahasa inggris siswa kelas III dalam
kaitannya dalam peningkatan mutu pendidikan di Mas oemar diyan indrapuri.
D. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada masalah psikologis siswa yang meliputi kecerdasan emosional nya
dan pengaruhnya terhadap hasil belajar bahasa inggris.Berdasarkan pertimbangan peneliti dalam beberapa
hal, maka penelitian ini hanya dilaksanakan pada siswa kelas III Madrasah Aliyah Swasta (MAS) Oemar
Diyan Di Indrapuri.
E. Manfaat Penelitian
Dari segi teoritis,hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
pengembangan teori di bidang pendidikan khususnya mata pelajaran Bahasa Inggris dan dapat memberi
gambaran mengenai hubungan kecerdasan emosional dengan hasil belajar bahasa inggris.
Dari segi praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi kepada
para orang tua, konselor sekolah dan guru kususnya guru Bahasa Inggris di Mas Oemar Diyan Di
Indrapuri dalam upaya pengembangan dan peningkatan kualitas pengajaran dengan senantiasa
memperhatikan kecerdasan emosional siswa guna meningkatkan hasil belajar dan memotivasi siswa
untuk menggali kecerdasan emosional yang dimilikinya .
F. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian yang mengangkat tentang materi Emotional Intelligence di berbagai
perguruan tinggi. Dari beberapa penelitian tersebut terdapat berbagai macam fokus yang ingin dianalisis,
baik mengenai peranannya, hubungannya, dan urgensi emosional inteligence. Dari beberapa penelitian
tentang emosional dapat desebutkan sebagai berikut.
Skripsi yang ditulis oleh Hanik Badriyah pada taun 2012 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta yang berjudul Pengaruh kecerdasan emosional dan motivasi
belajarTerhadap hasil belajar matematika siswa kelas xi Sma negeri 1 bangsri tahun ajaran 2011/2012
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi, menggambarkan dan mengkaji pengaruh kecerdasan emosional
terhadap hasil belajar matematika.
Skripsi selanjutnya berjudul Hubungan antara Emotional Intelligence(EI) dengan Hasil Belajar
pada Siswa Kelas XI IPS 3 SMU Lab SchoolJakarta Timur. Skripsi ini ditulis oleh Amalia Sawitri
Wahyuningsih tahun 2004 Universitas Persada Indonesia Y.A.I Jakarta. Dalam penelitian
inimenggunakan pendekatan kuantitaf yang mengukur tentang hubungan antara emosional inteligensi
dengan hasil belajar siswa. Analisi datanya denganmenggunakan Produc Momen dan nilai koefisien
reliabilitasnya menggunakanrumus Alpha Cronbach.
Skripsi yang ditulis oleh Siti Rofiah yang berjudul Pengaruh Emotional Intelligence Terhadap
Akhlak Siswa Di Madrasah Aliyah Negeri (Man) Malang 1 Tlogomas yang membahas tentang
pentingnya Emotional Intelligence pada diri siswa sebagai salah satu faktor yang sangat berpengaruh
dalam pembentukan akhlaknya.
Skripsi yang ditulis oleh Gatot Nurluqman pada tahun 1997 Universitas Islam Negeri (UIN)
Malang yang berjudul Urgensi Emotional Intelligence(EI) Sebagai Paradigma Baru Pendidikan Anak Di
Lingungan Keluarga.Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif ini memaparkan tentang
pentingya mengembangkan dan menjadikan paradigma Emotional Intelligence(EI) sebagai konsep yang
harus mendapat perhatian untuk dikembangkan dalam lingkungan pendidikan formal maupun non formal,
namun penelitian ini juga tidak memisahkan antara urgensi aspek-aspek kecerdasan yang lain termasuk
didalamnya kecerdasan spritual dengan memberikan nilai yang berlebihan terhadap aspek Emotional
Intelligence (EI) sebagai paradigma yang begitu penting dalam usaha mendidik dan membesarkan anak.
Skripsi yang di tulis oleh Yusuf Habibi pada tahun 2009 Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana
Malik Ibrahim Malang, yang berjudul ―Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kemandirian Belajar
Siswa Al-HidayahWajak Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dan
menggunakan metode pengujian statistic sampel 100% dari populasi 85 responden. Temuan penelitian di
analisis dengan menggunakan analisis regresi satu predictor dengan skor kasar, menunjukkan adanya
pengaruh positif antara kecerdasan emosional terhadap kemandirian belajar siswa jurusan IPS Al-
Hidayah Wajak Malang.
Skripsi dengan judul ―Peranan Emotional Intelligence (EI) dalam Meningkatkan Kualitas Hasil
Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa AMK Kosgoro I Lawang Malang‖ yang ditulis oleh Andik
Bambang tahun 2004 Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Penelitian yang menggunakan
pendekatan kualitatif ini dilatar belakangi oleh pendapat para ahli yang mengatakan bahwa IQ hanya
mempunyai peran sekitar 20% dalam menentukan keberhasilan hidup. Sedangkan 80% sisanya ditentukan
oleh faktor-faktor lain.
Dari beberapa penelitian di atas, ada yang memiliki persamaan judul maupun pembahasan yang
akan dibahas dalam skripsi yang akan peneliti tulis.Namun persamaan itu hanya terdapat pada satu segi
saja seperti pada Emosional Inteligensi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa belum ada satu skripsi pun
yang membahas tentang Hubungan antara Kecerdasn Emotional dan hasil belajar bahasa inggris, yang
akan dilakukan penelitian pada siswa kelas III Madrasah Aliyah Swasta (MAS) Oemar Diyan Di
Indrapuri.
G. Sistematika Skripsi
Agar memperoleh gambaran yang lebih jelas dan menyeluruh mengenai skripsi ini. Maka secara
global penulis merinci dalam sistematika pembahasan ini sebagai berikut.
Bab I, merupakan kerangka dasar yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian,
Bab II, berisi tentang kajian pustaka, dengan bab ini dapat dijadikan dasar untuk penyajian dan
analisis data yang ada relevansinya dengan rumusan masalah.
Bab III, berisi tentang metode-metode yang akan digunakan dalam penelitian, diantaranya:
pendekatan dan jenis penelitiaN, data dan sumber data,populasi dan sampel, intrumen, pengumpulan data,
dan análisis data.
Bab IV, berisi tentang laporan hasil penelitian terdiri atas latar belakang obyek, penyajian dan
analisis data.
Bab V, memaparakan tentang temuan data dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan.
Bab VI, penutup dari seluruh rangkaian pembahasan yang berisi tentang kesimpulan dan saran-
saran.