hubungan antara kecerdasan emosional ...hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN
PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PAI
(Penelitian Korelasional pada Siswa Kelas VIII MTs Al-Hidayah Arco
Bojongsari Depok)
Oleh:
Karmila
(109011000112)
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
LEMBAR PENGESAIIAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi be{udul : Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Prestasi
Belajar Siswa (Penelitian Korelasional Pada Siswa Kelas VIII MTs Al-Hidayah
Arco kota Depok). Disusun oleh Karmila, NIM 109011000112, Jurusan
Pendidikan Agama Islam. Fakultas llrnu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Isiam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan
dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang
munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 10 April 2014
Yang mengesahkan
Dra. Eni Rosda Syarbaini, M. Psi
NIP. 19530813 198003 2 001
LENIBAR PERSETUJUAN
Skripsi ber,iudul "Hubungan .ltiura Kecerdasnn Emosional dengan Prestasi
Belajar Sistta Pada Pelajaran P-{1 Penclitian Kolelasional pada siswa MTs Al-Hidayah
Arco Kelas \/III" disusun oleh Kanlila. NIN{ 109011000112. diajukan kepada Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas lslam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan
telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 24 Apri| 2014 dihadapan
dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd.I) dalam
bidang Pendidikan Agama Islam.
lakarta 24 April 2014
Panitia Ujian Munaqosah
Tanggal
Ketua Panitia (Ketua Jurusan)
Dr. H. Abdul Maiid Khon. M.AelrIP. 19s80707 198703 1005
Sekretaris (Sekretaris Jurusan)
Hi. Marhamah Saleh. Lc.. MANIP. 19720313 200801 2 010
Penguji IDr. Zaimudin. M.AsNrP. 19590705 199103 1 002
Penguji II
Yudhi Munadi. M.AeNIP. 19701203 199803 1003
MengetahuiDekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
!/r.*t
7/5.zav
{&: #
kti W
ifa'i. M.A. Ph.DNrP. 19s91020 198603 2 001
LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Karmila
109011000112
Pendidikan Agama Islam
2009/2010
Jl. Sawangan Elok Kel. Duren Seribu 001/008 Kec. Bojong
Sari Kota Depok 16518 Jawa Barat
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skipsi yang berjudul Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan
Prestasi Belajar Siswa pada pelajaran PAI adalah benar hasil karya sendiri di
bawah bimbingan dosen:
Nama
NIM
Jurusan
Angkatan Tahun
Alamat
Nama
NIP
Dosen Jurusan
: Dra. Eni Rosda Syarbaini, M.Psi
: 19530813 198003 2 001
: Pendidikan Agama Islam
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila pemyataan skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
l*ulta,23 April 2014
Menyatakan,
KarmilaNrM. 1090r000112
v
ABSTRAK
Karmila (NIM: 109011000112)
Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar Siswa
pada Pelajaran PAI (Penelitian Korelasional pada Siswa Kelas VIII MTs Al-
Hidayah Arco Sawangan Depok)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jawaban mengenai ada tidaknya
hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa. Penelitian
ini dilaksanakan di MTs Al-Hidayah Arco Sawangan Depok. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasional.
Subyek dalam penelitian ini berjumlah 60 orang siswa yang diambil sacara
random sampling dari seluruh siswa kelas VIII MTs Al-Hidayah Arco tahun
ajaran 2013-2014. Kecerdasan emosional ini diukur dengan skala kecerdasan
emosional model Likert berdasarkan indikator-indikator kecerdasan emosional
yaitu kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial
yang diambil dari buku Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran karya
Hamzah B. Uno dan dikembangkan sesuai kebutuhan penelitian.
Data prestasi belajar sdiambil dari hasil perhitungan angket prestasi belajar
agama siswa MTs Al-Hidayah Arco tahun ajaran 2013-2014.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara kecerdasan
emosional dengan prestasi belajar siswa Kelas VIII MTs Al-Hidayah Arco. Hal
ini dapat dilihat dari perolehan perhitungan angka dengan rumus product moment,
yang memperoleh nilai rxy sebesar rhitung > rtabel = .569 > .250 dengan taraf
signifikansi 5% sedangkan bila diambil taraf signifikansi 1% diperoleh nilai rxy
sebesar rhitung > rtabel = .569 > .325. Dengan demikian, hipotesis yang
menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional
dengan prestasi belajar siswa di MTs Al-Hidayah Arco dapat diterima.
Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa MTs Al-Hidayah Arco
disarankan kepada seluruh guru agar dapat mengembangkan kecerdasan
emosional siswa baik pengaturan diri, kesadaran diri, motivasi, empati dan
keterampilan sosial dalam upaya meningkatkan proses pembelajaran sehingga
dapat meraih prestasi belajar yang optimal. Kepada orang tua agar lebih
meningkatkan perhatiannya dalam mengembangkan kecerdasan emosional siswa
agar mereka semakin percaya diri dan mandiri demi mencapai prestasi yang
optimal.
Kata Kunci: Kecerdasan Emosional, Prestasi Belajar, Pelajaran PAI.
KARMILA (PAI)
v
ABSTRACT
Karmila (109011000112)
Relation of Among Emotional Intellegence with the Achievement Learn the
Student of Iesson Islam Education (Korelasional Research in the Student
Class VIII of Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Hidayah Arco Sawangan-
Depok)
This research aim to to know the answer hit there do not it him relation of
among emotional intellegence with the achievement learn the student. This
research is executed in MTs Al-Hidayah Arco of Sawangan-Depok. Method used
in this research is method of korelasional research.
Subyek in this research amount to 60 student people is taken away by
random sampling from entire/all student of class of VIII MTs Al-Hidayah Arco of
teaching year 2013-2014. This Emotional intellegence measured with the
emotional intellegence scale model the Likert of pursuant to emotional
intellegence indicator that is self awareness, self arrangement, motivate the,
empathy and social skill which is taken away from by a New Orientation book in
Psychology of Study of masterpiece Hamzah B. Uno and developed by according
to research requirement.
Achievement data learn the took from result of calculation of achievement
enquette learn the religion of student MTs Al-Hidayah Arco school year 2013-
2014.
Research result indicate that there is relation of among emotional
intellegence with the achievement learn the student of Class of VIII MTs Al-
Hidayah Arco. This Matter is visible from acquirement of number calculation
with the formula of product moment, obtaining value rxy of equal to rhitung >
rtabel = . 569 > . 250 with the level signifikansi 5% while if/when taken [by] level
signifikansi 1% obtained by value rxy of equal to rhitung > rtabel = . 569 > . 325.
Thereby, hypothesis expressing there are relation which signifikan of among
emotional intellegence with the achievement learn student in acceptable MTs Al-
Hidayah Arco.
To increase achievement learn the student of MTs Al-Hidayah Arco
suggested to entire/all teacher of to be can develop the emotional intellegence of
good student of self arrangement, self awareness, the motivate , social skill and
empathy in the effort improving study process so that can reach for the
achievement optimal learn. To parent of to be more improving is its attention in
developing emotional intelligence student to be them progressively self
confidence and self-supporting for the shake of reaching optimal achievement.
Keyword: Emotional Intellegence, Achievement Learn, Lesson of Islamic
Religion Education.
KARMILA (PAI)
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Segala puji bagi Allah penulis panjatkan atas segala karunia, taufiq, inayah
serta hidayah-Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ini. Shalawat beserta salam semoga tercurahkan kepada
junjungan kita penghulu alam yakni Nabi Muhammad SAW, rasul pilihan yang
membawa umatnya dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang dengan ilmu
pengetahuan. Serta untaian doa semoga tercurahkan kepada keluarga, kerabat,
sahabat, hingga kepada seluruh pengikutnya sampai akhir zaman.
Skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan
Prestasi Belajar Siswa Penelitian di MTs Al-Hidayah Arco Sawangan Depok” ini,
penulis susun dalam rangka memenuhi dan melengkapi syarat-syarat mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S1) pada jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa selesainya penyusunan
skripsi ini tidaklah semata-mata atas usaha sendiri, namun berkat bantuan,
motivasi dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menghaturkan
ucapan terimakasih kepada :
1. Nurlena Rifai, M.A, Phd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarig Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag dan Hj. Marhamah Saleh, Lc, MA selaku
Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dra. Eni Rosda Syarbaini, M.Psi, sebagai Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing, memberi nasehat kepada
penulis dengan ikhlas demi keberhasilan penulis.
iii
4. H. Aminuddin Yakub, M.Ag sebagai Dosen Penasehat Akademik yang
telah meluangkan waktunya untuk penulis berkonsultasi dan memberi
motivasi demi keberhasilan penulis.
5. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN syarif
Hidayatullah Jakarta yang penuh tanggung jawab dalam mendidik penulis
selama menimba ilmu di sini.
6. Seluruh staf dan karyawan Jurusan Pendidikan Agama Islam .
7. Segenap pengelola perpustakaan, baik Perpustakaan Utama maupun
Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah
memberikan fasilitas kepada penulis dalam mencari buku serta data0dat
yang dibutuhkan.
8. H. Amung Sutisna sebagai Kepala Sekolah MTs Al-Hidayah Arco yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di
sekolah yang dipimpinnya.
9. Bapak/Ibu Guru, TU Mts Al-Hidayah Arco yang telah membantu penulis
dalam mengumpulkan data-data penelitian.
10. Ayahanda Kawih, dan Ibunda Aminah tercinta yang telah mencurahkan
kasih sayangnya kepada penulis, memberikan dukungan moril maupun
materil serta doa kepada penulis dalam menyelesaikan jenjang pendidikan
di Perguruan Tinggi ini. Mudah-mudahan Allah SWT selalu meridhoi
perjuangan beliau dan memberi keberkahan untuknya, Amiin Ya
Robbal’alamiin.
11. Saudara-saudaraku yang selalu memberi semangat kepada penulis
khususnya teh Nurfarida SE, Yanih.
12. Calon suamiku tercinta yakni Nur Afif awaludin S.Pd yang telah
membantu penulis baik tenaga pikiran maupun materil semoga Allah
membalas semua kebaikannya dengan kebaikan yang berlipat ganda.
13. Teman-teman PAI C serta teman sebimbingan bu Rini, teh Nadia, Endah
dan Agus yang telah memberi dukungan dan motivasi demi
terselesaikannya karya tulis ini.
iv
14. Kepada seluruh pihak yang telah memberikan kntribusinya dalam skripsi
ini yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Akhirnya atas jasa dan bantuan dari semua pihak, baik berupa
moril maupun materil, penulis doakan semoga allah membalasnya dengan
imbalan kebaikan pula yang berlipat ganda serta karunia dan hidayahnya
yang tak terhingga. Dan mudah-mudahan juga Allah memberi petunjuk
kepada penulis untuk selalu berada dalam jalan yang lurus dan yang
diridhoi-Nya, majauhkan penulis dari ketidaktahuan, kesalahan berfikir,
kesalahan berucap. Semoga karya tulis ini bermanfaat dan mendapat
Berkah-Nya.
Jakarta, 13 april 2014
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH ............................................................iv
ABSTRAK ....................................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 3
C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 4
D. Rumusan Masalah ...................................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 4
F. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Prestasi Belajar ........................................................................................... 6
1. Pengertian Prestasi Belajar ................................................................... 6
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ........................... 8
3. Pengukuran Prestasi Belajar ................................................................ 13
B. Kecerdasan Emosional .............................................................................. 16
1. Pengertian Kecerdasan Emosional ...................................................... 16
2. Indikator Kecerdasan Emosional ......................................................... 21
x
3. Pengembangan Kecerdasan Emosional ............................................... 30
4. Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional .......................... 32
5. Pengukuran Kecerdasan Emosional .................................................... 33
6. Kecerdasan Emosional dan Prestasi Belajar ........................................ 35
C. Hasil Penelitian Yang Relevan .................................................................. 36
D. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 37
E. Hipotesa Penelitian .................................................................................... 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 40
B. Metode Penelitian ...................................................................................... 40
C. Populasi dan Sampel Penelitian................................................................. 41
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 41
E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ........................................ 44
F. Teknik Analisis Data ................................................................................. 49
G. Hipotesis Statistik ...................................................................................... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data ........................................................................................... 52
1. Gambaran Umum Subyek Penelitian .................................................. 53
B. Hasil Analisis dan Interpretasi Data Utama .............................................. 61
1. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Prestasi
Belajar Siswa ....................................................................................... 62
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan .............................................................................................. 65
xi
B. Implikasi ................................................................................................... 65
C. Saran ......................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 57
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kisi-kisi skala kecerdasan emosional ....................................................... 42
Tabel 2. Instrumen Prestasi Belajar Siswa .............................................................. 43
Tabel 3. Hasil uji validitas kecerdasan emosional ................................................... 45
Tabel 4. Hasil uji validitas prestasi belajar .............................................................. 46
Tabel 5. Hasil uji reliabilitas kecerdasan emosional ............................................... 48
Tabel 6. Hasil uji reliabilitas prestasi belajar siswa ................................................ 48
Tabel 7. Keadaan siswa MTs Al-Hidayah Arco ..................................................... 54
Tabel 8. Keadaan pendidik dan tenaga kependidikan MTs Al-Hidyah Arco ......... 54
Tabel 9. Keadaan sarana dan prasarana MTs Al-Hidayah Arco .............................. 55
Tabel 10. Gambaran umum siswa MTs Al-Hidayah Arco berdasarkan jenis
kelamin .................................................................................................... 56
Tabel 11. Gambaran umum siswa MTs Al-Hidayah Arco berdasarkan urutan
kelahiran dalam keluarga ......................................................................... 56
Tabel 12. Gambaran umum siswa MTs Al-Hidayah Arco berdasarkan jumlah
anggota keluarga ...................................................................................... 57
Tabel 13. Gambaran umum siswa MTs Al-Hidayah Arco berdasarkan taraf
pendidikan orang tua ............................................................................... 58
Tabel 14. Gambaran umum siswa MTs Al-Hidayah Arco berdasarkan jenis
pekerjaan orang tua ................................................................................. 59
Tabel 15. Gambaran umum siswa MTs Al-Hidayah Arco berdasarkan jumlah
penghasilan orang tua perbulan ............................................................... 60
Tabel 16. Proporsi prestasi belajar siswa kelas VIII Mts Al-Hidayah Arco ........... 61
Tabel 17. Hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa
kelas VIII MTs Al-Hidayah Arco ........................................................... 62
Tabel 18. Perhitungan koefisien determinasi kecerdasan emosional dengan
prestasi belajar siswa kelas VIII MTs Al-Hidayah Arco ......................... 63
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang berfungsi
sebagai sarana siswa belajar berbagai hal. Pendidikan itu sendiri adalah
suatu kegiatan yang dijalankan dengan maksud mengubah sekaligus
mengembangkan prilaku yang lebih baik.
Dalam pendidikan formal, belajar menghasilkan adanya perubahan
pada sikap, pengetahuan dan keterampilan. Hasil dari proses belajar tersebut
tercermin dalam prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi
belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Faktor internal salah satunya adalah memiliki Emotional
Intellegence atau kecerdasan emotional (EQ), Para ahli berpendapat bahwa
untuk meraih prestasi belajar yang optimal, seseorang tidak hanya memiliki
Intelligence yang tinggi. Taraf Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi bukan
merupakan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan seseorang,
karena ada faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar. IQ tidak dapat
berfungsi dengan baik tanpa partisipasi penghayatan emosional terhadap
mata pelajaran yang disampaikan di sekolah. Kedua kecerdasan itu saling
melengkapi. Keseimbangan antara IQ dan EQ merupakan kunci
keberhasilan belajar siswa di sekolah. Pendidikan di sekolah tidak hanya
mengembangkan IQ saja melainkan juga perlu mengembangkan kecerdasan
emosional siswa.
Menurut Goleman yang di kutip dari Paton bahwa IQ hanya
menyumbang 20% bagi kesuksesan seseorang,sedangkan 80% adalah
sumbangan faktor kekuatan-kekuatan lain, diantaranya adalah kecerdasan
emosional, dan sosial.1
1 Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta:PT Bumi
Aksara,2008), Cet Ke-3, Hal.74
2
Di zaman modernisasi seperti sekarang ini, banyak orang dewasa
yang kurang memperhatikan perkembangan kecerdasan emosional, anak-
anak di sekitar mereka. Hingga kini masih banyak orang tua yang memuja
kecerdasan intelektual dengan mengandalkan kemampuan berlogika semata.
Banyak juga orang tua yang hanya melihat pada hasil prestasi yang diraih
oleh anak-anaknya, tanpa peduli pada usaha atau bagaimana cara anak
mendapatkan prestasi tersebut. Orang tua merasa bangga bila melihat
anaknya mempunyai nilai rapor yang bagus, menjadi juara kelas, dan anak
tersebut dianggap lebih berhasil dibandingkan dengan anak yang nilainya
lebih rendah. Tentu saja hal ini tidak salah, tetapi tidak juga benar seratus
persen. Peserta didik juga harus memiliki kecerdasan emosional yaitu
kemampuan untuk mengenali emosi diri sendiri, mengelola emosi diri,
memotivasi diri sendiri, empati dan membina hubungan dengan orang lain
dengan kata lain memiliki kemampuan menyesuaikan diri, dapat mengerti
orang lain, menghargai orang lain dan bisa memahami orang lain.2
Banyak contoh disekitar kita membuktikan bahwa orang yang
memiliki kecerdasan otak saja, atau banyak memiliki gelar yang tinggi
belum tentu sukses berkiprah di dunia pekerjaan. Bahkan seringkali yang
berpendidikan formal lebih rendah ternyata banyak yang lebih berhasil.
Kebanyakan program pendidikan hanya berpusat pada kecerdasan akal IQ,
padahal yang diperlukan sebenarnya adalah bagaimana mengembangkan
kecerdasan hati, seperti ketangguhan, inisiatif, optimisme, kemampuan
beradabtasi yang kini telah menjadi dasar penilaian baru.3
Dapat dikatakan bahwa kecerdasan emosional siswa sangat
berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajarnya.4
2 Makmun Mubayidh, Kecerdasan & Kesehatan Emosional Anak, (Jakarta : Pustaka Al-
Kautsar, 2010), Cet Ke-4, Hal. 20 3 Ary Ginanjar Agustian, ESQ (Emosional, Spiritual Quotient, (Jakarta : Arga Wijaya
Persada, 2001), Hal. 56 4 Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta:PT Bumi
Aksara,2008), Cet Ke-3, Hal.70
3
Kenyataannya, dalam proses belajar mengajar di sekolah sering
ditemukan banyak anak yang cerdas namun kurangnya pengembangan
kecerdasan emosionalnya seperti motivasi diri yang rendah, kurang ikut
merasakan apa yang dirasakan orang lain, kurang menyesuaikan diri dengan
orang lain, sehingga ada siswa yang terhambat kegiatan belajar di
sekolahnya dan menginginkan untuk pindah dari sekolah tersebut dan
kurang menghargai orang lain sehingga terhambatnya proses belajar dan
sekaligus pecapaian prestasi belajar yang optimal.
Berdasarkan hasil pengamatan prapeneltian pada siswa MTs Al-
Hidayah Arco, disini para siswanya banyak menghadapi beberapa
permasalahan, baik masalah prestasi belajar maupun masalah pengendalian
emosional siswa dalam proses belajar.
Oleh karena itu, Dalam kaitan pentingnya kecerdasan emosional
siswa sebagai salah satu faktor penting untuk meraih prestasi belajar, maka
penulis tertarik untuk meneliti : ”HUBUNGAN ANTARA
KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR
SISWA”.
Penelitian korelasional pada siswa kelas VIII MTs Al-Hidayah Arco
Bojongsari Depok.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dapat di
identifikasi sebagai berikut :
1. Siswa kurang mampu mengendalikan emosi dalam proses belajar
2. Siswa kurang bisa mengelola emosi
3. Masih banyak siswa yang kurang memiliki motivasi untuk meraih
prestasi belajar yang optimal
4. Banyak siswa yang kurang memiliki empati
4
5. Siswa kurang memiliki ketrampilan sosial dalam membina hubungan
yang kaitannya dengan mengerti orang lain, bisa memahami orang lain,
menghargai orang lain dan kemampuan menyesuaikan diri.
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi, sebagai berikut :
1. Prestasi belajar yang dimaksud adalah hasil angket yang berupa hasil
belajar dari pelajaran Agama Islam
2. Kecerdasan emosional yang dimaksud yaitu meliputi : mengenali emosi
diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang
lain (empati), dan keterampilan sosial.
3. Siswa yang di maksud adalah siswa kelas VIII MTs Al-Hidayah Arco.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di
atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi
belajar siswa pada pelajaran PAI?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan umum penelitian ini adalah untuk menelaah dan
mengkaji bagaimana hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi
belajar siswa.
Sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa yang meliputi
: (1) mengenali emosi diri, (2) mengelola emosi, (3) memotivasi diri sendiri,
(4) empati, dan (5) keterampilan sosial.
5
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, antara lain :
1. Bagi Guru
Sebagai informasi dalam upaya mengembangkan kecerdasan emosional
siswa
2. Bagi siswa
Berusaha meningkatkan kecerdasan emosionalnya agar dapat meraih
prestasi yang optimal.
3. Bagi sekolah
Menjadi informasi tentang perkembangan kecerdasan emosional siswa
sekaligus membantu proses pengembangan kecerdasan emosional siswa.
6
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Prestasi belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari pembelajaran, karena
belajar merupakan suatu proses sedangkan prestasi belajar adalah hasil dari
proses pembelajaran tersebut.
Sebelum membahas tentang pengertian prestasi belajar, perlu
diketahui pengertian dari belajar itu sendiri.
Menurut W.S. Winkel bahwa belajar adalah Suatu aktifitas mental/psikis,
yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang
menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman,
keterampilan nilai-sikap, Perubahan itu bersifat relatif konstan dan
berbekas.1
Menurut Thorndike (dalam Hamzah B. Uno) menjelaskan: “Belajar
adalah proses interaksi antara pikiran, perasaan, atau gerakan yang
menghasilkan perubahan yang dapat berwujud kepada sesuatu yang konkrit
atau non konkrit”.2
Para pakar psikologi menambahkan bahwa pengalaman hidup sehari-
hari dalam bentuk apapun sangat memungkinkan untuk diartikan sebagai
belajar, dengan alasan sampai batas tertentu pengalaman hidup juga
berpengaruh besar terhadap pembentukan kepribadian organisme yang
bersangkutan.3
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu
proses interaksi antara pikiran, perasaan, dan gerakan yang dapat
menghasilkan perubahan, baik dalam sikap maupun pengetahuan, dan
1 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta : Media Abadi, 2004), cet.6, hal. 59
2 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya,(Jakarta:PT Bumi Aksara, 2008),
cet.3, hal. 11 3 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Logos wacana ilmu, 2001), hal 65
7 `
perubahan tersebut ditimbulkan oleh pengalaman yang nyata yang dialami
oleh dirinya sendiri.
Sedangkan prestasi belajar dapat diartikan suatu bentuk grafik yang
biasa dipergunakan untuk melukiskan hasil belajar peserta didik, baik secara
individual maupun kelompok, baik dalam satu bidang studi maupun untuk
beberapa bidang studi, baik dalam satu waktu maupun dalam deretan waktu
tertentu.4
Di dalam bukunya Sumadi Suryabrata yang berjudul Psikologi
Pendidikan ditemukan bahwa prestasi belajar ialah untuk mengetahui pada
waktu dilakukan penilaian itu sudah sejauhmanakah kemampuan anak didik
tersebut. Hasil dari tindakan penilaian tersebut dapat dinyatakan dalam
perumusan yang bermacam-macam, ada yang digolongkan dengan lambang
A, B, C, D, E, ada yang menggunakan skala angka dari 0 sampai 10, dan ada
yang memakai angka dari 0 sampai 100, dan selanjutnya pada setiap akhir
masa tertentu di Sekolah dasar tiap-tiap 4 bulan dan di Sekolah Lanjutan tiap-
tiap 6 bulan sekali, sekolah mengeluarkan raport tentang kelakuan, kerajinan,
dan kepandaian murid-murid yang menjadi tanggung jawab guru. Raport itu
merupakan perumusan terakhir yang diberikan oleh guru mengenai kemajuan
atau hasil belajar murid-muridnya selama masa tertentu itu.5
Salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan dalam belajar
adalah motivasi. Besar kecilnya pengaruh tersebut tergantung pada
intensitasnya. Pengaruh motivasi tersebut terhadap prestasi belajar tergantung
pada kondisi dalam lingkungan dan kondisi individu itu sendiri.6
McClelland menekankan pentingnya kebutuhan berprestasi karena
orang yang berhasil dalam akademik, bisnis, dan industri adalah orang yang
berhasil menyelesaikan segala sesuatu.7
4 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Rajawali Pers, 1995), hal.461
5 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta:Rajawali Pers, 2010),cet.5, hal. 296
6 Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara, 2006), hal.110
7 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya,(Jakarta:PT Bumi Aksara, 2008),
cet.3, hal. 47
8 `
Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah
dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan oleh anak didik atau dapat
digambarkan pada suatu tingkatan keberhasilan yang dicapai oleh anak didik
dalam penguasaan terhadap ilmu pengetahuan atau keterampilan yang
dilandasi dengan perubahan tingkah laku yang pada umumnya diketahui dari
hasil belajar tersebut yaitu raport.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Untuk meraih prestasi belajar yang optimal, dipengaruhi oleh faktor
dalam diri anak didik (internal) dan faktor dari luar diri anak didik (eksternal).
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Drs.
Sumadi Suryabrata :
a. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri anak didik dibagi menjadi
dua, yaitu :
1). faktor-faktor sosial
2). faktor-faktor nonsosial
b. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak didik dibagi
menjadi dua, yaitu :
1). faktor-faktor fisiologis
2). faktor-faktor psikologis8
Menurut Dr. Muhibbin syah, faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar adalah sebagai berikut :
a. Faktor Internal meliputi :
1) Faktor fisiologis
Secara umum, kondisi fisiologis yaitu seperti kesehatan
jasmani yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh
dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan
intensitas anak didik dalam mengikuti pelajaran.
Begitu pula dengan kesehatan panca indera yang menandai
pendengaran dan penglihatan, juga sangat mempengaruhi
8 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta:Rajawali Pers, 2010),cet.5, hal.233
9 `
kemampuan anak didik dalam menyerap informasi dan
pengetahuan khususnya yang disajikan di kelas.
2). Faktor psikologis
Faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang
esensial adalah sebagai berikut :
a). Inteligensi
Inteligensi pada umumnya dapat diartikan sebagai
kemampuan psikofisik untuk mereaksi rangsangan atau
menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang
tepat.9 Prestasi seseorang ditentukan juga oleh tingkat
kecerdasannya, tingkat kecerdasan seseorang ditentukan
baik oleh bakat bawaan (berdasarkan gen yang diturunkan
dari orang tuanya) maupun oleh faktor lingkungan
(termasuk semua pengalaman dan pendidikan yang pernah
di perolehnya).10
Ciri-ciri intelektual adalah mudah
menangkap pelajaran, ingatannya baik, penalaran tajam
(berpikir logis-kritis), daya konsentrasinya baik dan lain
sebagainya itu semua adalah mencerminkan seseorang
yang memiliki kecerdasan.11
b). Kecerdasan Emosional (EQ)
Kecerdasan emosional (EQ) merupakan kemampuan
untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi
diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati). Dan
keterampilan sosial. Kecerdasan emosi bekerja secara
sinergi dengan keterampilan kognitif atau intelektual,
orang-orang yang berprestasi tinggi memiliki keduanya.
Yang diperlukan untuk sukses atau berprestasi dimulai
dari keterampilan intelektual, tetapi seseorang juga
9 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Logos wacana ilmu, 2001), hal 148
10 Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakart:PT
Gramedia, 1985), hal. 19 11
Ibid., hal. 33
10 `
memerlukan kecakapan emosi untuk memanfaatkan
potensi bakat mereka secara penuh. Karena menurut
Goleman yang dikutip oleh paton bahwa IQ hanya
mendukung sekitar 20 % faktor yang menentukan
keberhasilan, sedangkan 80% sisanya berasal dari faktor
lain termasuk kecerdasan emosional.12
c). Bakat
Secara umum bakat adalah kemampuan potensial yang
dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada
masa yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya
setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi
untuk mencapai prestasi sampai ketingkat tertentu sesuai
dengan potensi yang dimilikinya.13
Ciri-ciri anak yang
berbakat yaitu membaca lebih cepat dan banyak, dapat
memberikan banyak gagasan, terbuka terhadap
rangsangan-rangsangan dari lingkungan, peka terhadap
sesuatu, mempunyai pengamatan yang tajam dan
sebagainya.14
Anak yang memiliki bakat tentang suatu
objek maka mudah bagi dia menguasai objek tersebut
sebagai contoh anak yang berbakat matematika,
diperkirakan dia akan mampu mencapai prestasi tinggi
dalam bidang itu. Jadi prestasi yang sangat menonjol
dalam salah satu bidang mencerminkan bakat yang unggul
dalam bidang tersebut.15
d). Minat
Secara sederhana minat berarti kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap
12
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta : PT Bumi
Aksara, 2008), cet ke-3, hal. 69 13
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Logos wacana ilmu, 2001), hal 151 14
Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakart:PT
Gramedia, 1985), hal. 30 15
Ibid., hal.18
11 `
sesuatu. Minat seperti yang dipahami tersebut dapat
mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar anak
didik dalam bidang-bidang studi tertentu. Jadi minat
adalah perasaan senang dan puas terhadap suatu objek
tertentu.
e). Motivasi
Pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal
seseorang yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.16
Ciri-ciri motivasi adalah tekun menghadapi tugas, ulet
menghadapi kesulitan, selalu berusaha berprestasi sebaik
mungkin, senang dan rajin belajar, penuh semangat dan
lain sebagainya.17
Siswa yang motivasi berprestasinya
tinggi hanya akan mencapai prestasi akademik yang tinggi
apabila : a) rasa takutnya akan kegagalan lebih rendah
daripada keinginannya untuk berprestasi, b) tugas-tugas di
dalam kelas cukup memberi tantangan, tidak terlalu
mudah dan tidak terlalu sukar sehingga memberi
kesempatan untuk berhasil.18
b. Faktor eksternal meliputi :
1). Lingkungan sosial
Lingkungan sosial siswa dapat dibagi lagi menjadi tiga
macam yaitu :
a). Orang tua dan keluarga
Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi
kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga siswa itu
sendiri atau dapat di sebut juga dengan pola asuh orang
tua. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga,
dan ketegangan keluarga, semuanya dapat memberi
16
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Logos wacana ilmu, 2001), hal 152 17
Utami Munandar Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakart:PT
Gramedia, 1985), hal. 34 18
Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara, 2006), hal.110
12 `
dampak baik dan buruk terhadap kegiatan belajar dan
prestasi dicapai oleh siswa.
b). Sekolah
Lingkungan sekolah seperti para guru (kepala sekolah dan
wakil-wakilnya), dan teman-teman sekelas dapat
mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru
yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang
simpatik dan memperlihatkan suri tauladan yang baik dan
rajin khususnya dalam belajar, misalnya rajin membaca
dan berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif
bagi kegiatan belajar siswa.
c). Masyarakat
Masyarakat dan tetangga juga adalah teman-teman
sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut.
Kondisi masyarakat di lingkungan kumuh yang serba
kekurangan dan anak-anak penganggur misalnya, akan
mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Paling tidak siswa
tersebut akan sulit menemukan teman belajar atau
berdiskusi.
2). Lingkungan nonsosial
Faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung
sekolah dan letaknya misalnya lingkungan sekolah yang
letaknya jauh dari keramaian seperti pasar dan jalan yang
ramai sehingga menimbulkan keadaan belajar yang nyaman
dan tidak berisik, dan rumah tempat tinggal keluarga siswa
dan letaknya, misalnya tinggal di lingkungan yang kumuh,
pergaulan yang tidak baik, sehingga seseorang akan kesulitan
untuk belajar misalnya untuk kegiatan belajar kelompok dan
13 `
lain sebagainya. Faktor-faktor inilah yang dipandang turut
menentukan tingkat prestasi belajar siswa.19
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa, prestasi belajar siswa
itu dipengaruhi oleh kedua faktor tersebut, baik yang berasal dari dalam diri
anak didik (internal) maupun dari luar diri anak didik (eksternal). Kecerdasan
emosional (EQ) adalah salah satu faktor internal yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa, karena keterampilan kecerdasan emosi bekerja secara sinergi
dengan keterampilan intelektual , oleh karena itu kecerdasan emosional (EQ)
mencakup semua sifat seperti : Mengenali emosi diri, mengelola emosi,
memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain dan keterampilan sosial.
3. Pengukuran Prestasi Belajar
Dalam pengukuran prestasi belajar ini akan dijelaskan alat-alat
penilaian hasil belajar, yakni tes subjektif maupun tes obyektif. Tes sebagai
alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada anak
didik untuk mendapat jawaban dari anak didik dalam bentuk lisan (tes lisan)
dan dalam bentuk tulisan (tes tulis), Atau dalam bentuk perbuatan (tes
tindakan). Tes pada umumnya digunakan untuk mengukur dan menilai hasil
belajar siswa dalam bidang kognitif, afektif dan psikomotorik.20
a. Tes Subjektif
Pada umumnya tes subjektif berbentuk esai (uraian). Tes bentuk
esai adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang
bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Ciri-ciri pertanyaannya
didahului dengan kata-kata seperti : uraikan, jelaskan, mengapa,
bagaimana, bandingkan, simpulkan, dan sebagainya.
b. Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat
dilakukan secara objektif. Hal ini memang dimaksudkan untuk mengatasi
19
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Logos wacana ilmu, 2001), hal 154 20
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2010), cet.15, hal. 35
14 `
kelemahan-kelemahan dari tes bentuk esai. Dalam penggunaan tes
objektif ini jumlah soal yang diajukan jauh lebih banyak daripada tes
esai. Biasanya cakupan materinya yang luas, mudah untuk
mengoreksinya, dan tidak bisa menilai atau mengukur kemampuan
anak.21
Macam-macam tes objektif sebagai berikut :
1). Bentuk soal benar-salah (true-false)
Bentuk soal Benar-Salah adalah bentuk tes yang soal-soalnya berupa
pernyataan. Sebagian dari soal pernyataan itu merupakan pernyataan
yang benar dan sebagian lagi merupakan pernyataan yang salah. Pada
umumnya bentuk soal benar-salah dapat dipakai untuk mengukur
pengetahuan siswa tentang fakta, definisi, dan prinsip.
2). Bentuk soal menjodohkan (mathcing test)
Bentuk soal menjodohkan terdiri atas dua kelompok pernyataan yang
pararel. Kedua kelompok pernyataan ini berada dalam satu kesatuan.
Kelompok sebelah kiri merupakan bagian yang berisi soal-soal yang
harus dicari jawabannya. Dalam bentuk yang paling sederhana jumlah
soal sama dengan jumlah jawabannya, tatapi sebaiknya jumlah
jawaban yang disediakan dibuat lebih banyak daripada soalnya karena
hal ini akan mengurangi kemungkinan siswa menjawab betul dengan
hanya menebak.
3). Bentuk soal pilihan ganda (multiple choice item test)
Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban
yang benar atau paling tepat. Dilihat dari strukturnya, bentuk soal
pilihan ganda terdiri atas :
a) Stem : pertanyaan atau pernyataan yang berisi permasalahan
yang akan ditanyakan.
21
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009),
cet.9, hal. 162
15 `
b) Option : sejumlah pilihan atau alternatif jawaban
c) Kunci : jawaban yang benar atau paling tepat
d) Distractor (pengecoh) : jawaban-jawaban lain selain kunci
jawaban.22
4). Bentuk soal isian (completion test)
Completion test biasa kita sebut dengan istilah tes isian, tes
melengkapi, atau tes menyempurnakan. Completion test terdiri atas
kalimat-kalimat yang ada bagian-bagiannya yang dihilangkan. Bagian
yang dihilangkan atau yang harus diisi oleh anak didik ini adalah
merupakan pengertian yang kita minta dari anak didik.
Ada juga Completion test yang tidak berbentuk kalimat-kalimat
pendek seperti yang dijelaskan diatas, tetapi merupakan kalimat-
kalimat berangkai dan memuat banyak isian.23
Adapun ciri-ciri
Completion test adalah :
a). Tes tersebut terdiri atas susunan kalimat yang bagian-bagiannya
sudah dihilangkan
b). Bagian-bagian yang dihilangkan itu diganti dengan titik-titik
(.........)
c). Titik-titik itu harus diisi atau dilengkapi atau disempurnakan oleh
siswa, dengan jawaban (yang oleh guru) telah dihilangkan.24
Dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini untuk mengukur
prestasi anak didik menggunakan angket.
22
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2010), cet.15, hal. 45 23
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009),
cet.9, hal. 175 24
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Rajawali Pers, 1995),
hal.116
16 `
B. Kecerdasan Emosional
1. Pengertian Kecerdasan Emosional
Sebelum membahas tentang pengertian kecerdasan emosional, perlu
diketahui pengertian dari kecerdasan itu sendiri dan emosi. Intelligence
adalah potensi yang dimiliki seseorang untuk beradabtasi dengan
lingkungannya.25
Intelligence atau kecerdasan mengandung arti yang amat
luas, menurut Gardner yang diambil dari bukunya Monty P. Satiadarma yang
berjudul mendidik kecerdasan menjelaskan bahwa :
Inteligensi bukan merupakan suatu konstruk unit tunggal namun
merupakan konstruk sejumlah kemampuan yang masing-masing dapat
berdiri sendiri. Ia beranggapan bahwa sekurang-kurangnya ada 8 bentuk
inteligensi yaitu:
1). Inteligensi bahasa (Linguistik)
2). Inteligensi logika-matematika (Logic-Mathematical)
3). Inteligensi keruangan (Spatial)
4). Inteligensi musikal (Musical)
5). Inteligensi kinestetik (Bodily-kinesthetic)
6). Inteligensi Interpersonal
7). Inteligensi Intrapersonal.
8). Intelligensi naturalis26
Sedangkan menurut David Wechsler, seorang penguji kecerdasan,
dalam bukunya Makmun Mubayidh yang berjudul Kecerdasan dan Kesehatan
Emosional Anak menurutnya “Kecerdasan adalah; kemampuan sempurna
(komprehensif) seseorang untuk berperilaku terarah, berpikir logis, dan
berinteraksi secara baik dengan lingkungannya. Sejak tahun 1940, David
Wechsler mengisyaratkan akan adanya unsur intelektual dan non- intelektual
yang dikandung oleh akal, yaitu unsur emosi dan faktor-faktor pribadi dan
sosial.27
Setelah mengetahui arti dari kecerdasan, perlu diketahui pula
pengertian dari emosi.
25
Monti P. Satia Darma, Mendidik Kecerdasan, (Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2003),
Cet. 1, hal. 26 26
Ibid., hal. 5 27
Makmun Mubayidh, Kecerdasan & Kesehatan Emosional Anak, (Jakarta : Pustaka Al-
Kautsar, 2010), Cet Ke-4, Hal. 13
17 `
Menurut Davies dan rekan-rekannya menjelaskan bahwa “intelligence
emosi adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan emosi dirinya
sendiri dan orang lain, membedakan satu emosi dengan lainnya, dan
menggunakan informasi tersebut untuk menuntun proses berpikir serta
perilaku seseorang.” mereka mengemukakan bahwa kemampuan ini suatu
yang amat penting dalam kemampuan psikologis seseorang.28
Beck mengungkapkan pendapat James dan Lange yang dikutip dari
buku Hamzah B.Uno yang menjelaskan bahwa emosi adalah “persepsi
perubahan jasmaniah yang terjadi dalam memberi tanggapan (respon)
terhadap suatu peristiwa. Definisi ini bermaksud menjelaskan bahwa
pengalaman emosi merupakan persepsi dari reaksi terhadap situasi”.29
Kata emosi sejak lama dianggap memiliki kedalaman dan kekuatan
sehingga dalam bahasa latin, emosi dijelaskan sebagai motus anima yang
artinya jiwa yang menggerakkan kita. Emosi bukan sesuatu yang bersifat
positif atau negatif, tetapi emosi berlaku sebagai sumber energi autentisitas,
dan semangat manusia yang paling kuat. Emosi pada dasarnya adalah
dorongan untuk bertindak, oleh karena itu emosi merujuk pada suatu perasaan
dan pikiran-pkiran khasnya, suatu keadaan biologis, psikologis, dan
serangkaian kecenderungan untuk bertindak.30
Perasaan itu termasuk gejala
jiwa yang dimiliki oleh setiap orang, hanya corak dan tingkah lakunya saja
yang berbeda. Perasaan lebih erat hubungannya dengan pribadi seseorang,
oleh sebab itu tanggapan perasaan antara satu orang dengan orang lain
terhadap hal yang sama pastilah berbeda.31
Golongan utama emosi dan beberapa anggota kelompoknya sebagai
berikut :
a. Amarah : bringas, mengamuk marah besar, jengkel, kesal hati.
28
Monti P. Satia Darma, Mendidik Kecerdasan, (Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2003),
Cet. 1, hal.27. 29
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta : PT Bumi
Aksara, 2008), cet ke-3, hal. 62 30
Ibid., hal. 62 31
Akhyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta : PT Mizan Publika,
2004), Cet ke-1, hal.149
18 `
b. Kesedihan : pedih, sedih, muram, suram, putus asa, depresi berat.
c. Rasa takut : cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut
sekali, waspada, sedih, tidak tenag, ngeri, takut sekali.
d. Kenikmatan : bahagia, gembira, puas, riang, senang, terhibur,
bangga, takjub, rasa terpesona.
e. Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa
dekat, bakti, hormat, kasmaran, kasih.
f. Terkejut : terkesiap, terkejut.
g. Jengkel : hina, jijik, muak, benci, tidak suka.
h. Malu : rasa salah, malu hati, kesal, sesal, dan hati hancur lebur.32
Menurut Saphiro (dalam Hamzah B. Uno) istilah “Kecerdasan
Emosional” pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh dua orang ahli,
yaitu Peter Salovey dan John Mayor. Kecerdasan emosional merupakan
kemampuan seperti kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan
menghadapi frustrasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-
lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres
tidak melumpuhkan kemampuan berfikir, berempati dan berdoas.33
Kecerdasan emosional muncul dari beberapa pengalaman, bahwa
kecerdasan intelektual yang tinggi saja tidak cukup untuk menghantarkan
orang menuju suskes. Banyak contoh disekitar kita membuktikan bahwa
orang yang memiliki kecerdasan otak saja, memiliki gelar yang tinggi, belum
tentu sukses di dunia pekerjaan. Seringkali justru yang berpendidikan formal
lebih rendah, banyak yang ternyata mampu lebih berhasil. Kebanyakan
program pendidikan hanya berpusat pada kecerdasan akal (IQ), padahal
diperlukan pula pengembangan kecerdasan emosional seperti ketangguhan,
inisiatif, optimisme, dan kemampuan beradaptasi.34
Menurut Daniel Goleman
pengembangan kecerdasan emosional, orang-orang sukses selain memiliki
kecerdasan intelektual yang tinggi tetapi juga memiliki stabilitas emosi,
32
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta : PT Bumi
Aksara, 2008), cet ke-3, hal. 65 33 Ibid., hal. 68 34
Ary Ginanjar Agustian, ESQ, (Jakarta : Arga Wijaya Persada, 2001), hal 41
19 `
motivasi kerja yang tinggi, mampu mengendalikan stress, tidak mudah putus
asa dll. Pengalaman-pengalaman demikian memperkuat keyakinan bahwa
disamping kecerdasan intelektual juga ada kecerdasan emosional. Orang yang
memiliki kecerdasan yang tinggi adalah mereka yang mampu mengendalikan
diri (mengendalikan gejolak emosi), memelihara, dan memacu motivasi untuk
terus berupaya dan tidak mudah menyerah atau putus asa, mampu
mengendalikan dan mengatasi stress, mampu menerima kenyataan, dapat
merasakan kesenangan meskipun dalam kesulitan.35
Keterampilan kecerdasan emosi bekerja secara sinergi dengan
keterampilan kognitif, orang-orang berprestasi tinggi memiliki keduanya.
Makin kompleks pekerjaan, makin penting kecerdasan emosi. Emosi yang
lepas kendali dapat membuat orang pandai menjadi bodoh. Tanpa kecerdasan
emosi, orang tidak akan mampu menggunakan kemampuan kognitif mereka
sesuai dengan potensi yang maksimum. Kemudian, Doug Lennick
menegaskan “yang diperlukan untuk sukses dimulai dengan ketrampilan
intelektual, tetapi orang juga memerlukan kecakapan emosi untuk
memanfaatkan potensi bakat mereka secara penuh. Penyebab kita tidak
mencapai potensi maksimum adalah ketidaktrampilan emosi”.
Kecerdasan emosionallah yang memotivasi seseorang untuk mencari
manfaat dan mengaktifkan aspirasi dan nilai-nilai yang paling dalam,
mengubah apa yang dipikirkan menjadi apa yang dijalani. Kecerdasan
emosional menuntut seseorang belajar mengakui dan menghargai perasaan
pada dirinya dan orang lain untuk menanggapi dengan tepat, menerapkan
dengan efektif informasi dan energi, emosi dalam kehidupan dan pekerjaan
sehari-hari.
Jadi kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami
dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber
informasi, koneksi dan pengaruh yang manusiawi.36
35
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung:PT
Remaja Rosda Karya, 2009)Cet ke-5, hal. 97 36
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta : PT Bumi
Aksara, 2008), cet ke-3, hal. 65-71
20 `
Intelligensi memang sedemikian berpengaruh pada perkembangan
manusia. Atau dengan kata lain bahwa perkembangan jiwa seseorang amat
ditentukan oleh perkembangan penggunaan alat pikirnya. Namun ia bukan
satu-satunya alat yang menentukan tingkat perkembangan manusia. Selain
inteligensi, emosi juga berpengaruh terhadap perkembangan manusia. Pada
abad 19 orang-orang Barat begitu mengagumi akan pentingnya IQ sebagai
faktor penentu kesuksesan hidup. Namun belakangan ini posisi IQ mulai
bergeser dan digantikan dengan kecenderungan baru yakni bahwa justru
“Kecerdasan Emosional” (EQ) dinilai sngat lebih berpengaruh pada
kesuksesan seseorang.
Kecerdasan emosi ini menekankan tentang bagaimana seseorang
mampu menjalin hubungan baik dengan orang lain, menanamkan rasa empati,
juga bagaimana cara mengalahkan emosi dengan cara memotivasi diri.37
Seseorang yang cerdas emosi adalah mereka yang selalu berusaha
untuk mempertahankan pikiran dan sikap positif sepanjang masa, walaupun
pada saat itu sedang dihinggapi perasan-perasaan negatif. Dia akan selalu
berjuang untuk mengubah perasaan negatif menjadi positif agar benar-benar
bisa memancarkan sikap yang menyenangkan dan cocok dengan
lingkungannya, kemudian berupaya menerjemahkan diri ke dalam prilaku
yang sedap dipandang mata dan serasi. Perasaan negatif menjadi positif tidak
bisa secara langsung dinilai, namun dapat disimpulkan dari caranya
bertindak..38
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
kecerdasan emosional disini adalah kemampuan untuk memiliki kesadaran
diri, pengaturan diri, dan motivasi yang tinggi serta memiliki kecakapan
sosial yang meliputi empati dan keterampilan sosial yang tinggi pula.
37
Akhyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta : PT Mizan Publika,
2004), Cet ke-1, hal 158 38
Hanif Ismail, Jurnal Pendidikan & Kebudayaan, (Jakarta : Badan Penelitian &
pengembangan Departement Pendidikan Nasional, 2006) Tahun Ke-12, No. 061 SSN 0215-2673,
Hal. 456
21 `
2. Indikator Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional menentukan potensi kita untuk mempelajari
keterampilan-keterampilan praktis yang di dasarkan pada lima indikatornya :
mengenali emosi diri, mengelola emosi, motivasi diri sendiri, empati dan
membina hubungan dengan orang lain.39
Selanjutnya akan dijelaskan berikut
ini :
a. Mengenali Emosi Diri
Kesadaran diri adalah mengetahui apa yang kita rasakan pada suatu
saat dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri,
memiliki tolak ukur yang realitas atas kemampuan diri dan kepercayaan
diri yang kuat.40
Sedangkan menurut John Mayer, kesadaran diri berarti
waspada, terhadap suasana hati maupun pikiran kita.41
Dalam mengenali
emosi itu juga berarti dapat memahami konsekuensi dan akibat yang
ditimbulkan emosi serta dapat membedakan antara emosi dengan
prilaku.42
Unsur kesadaran diri dalam kecerdasan emosi melahirkan kecakapan
yang meliputi kesadaran emosi, penilaian diri secara teliti dan percaya
diri. Selanjutnya akan dipaparkan sebagai berikut :
1). Kesadaran emosi, menurut Goleman orang memiliki kecakapan
kesadaran emosi adalah
a). Tahu emosi mana yang sedang mereka rasakan dan
mengapa.
b). Menyadari keterkaitan antara perasaan mereka dengan
dengan yang mereka pikirkan, perbuat dan katakan.
39
Daniel Goleman, Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi, (Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama 2005),cet-6, hal. 39 40
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta : PT Bumi
Aksara, 2008), cet ke-3, hal.85 41
Ibid., hal.74 42 Makmun Mubayidh, Kecerdasan & Kesehatan Emosional Anak, (Jakarta : Pustaka Al-
Kautsar, 2010), Cet Ke-4, Hal. 135
22 `
c). Mengetahui bagaimana perasaan mereka memengaruhi
kinerja.
d). Mempunyai kesadaran yang menjadi pedoman untuk nilai-
nilai dan sasaran-sasaran mereka.
2). Penilaian Diri, orang yang memiliki penilaian diri secara teliti
dan pengukuran yang akurat maka ia akan :
a). Sadar tentang kekuatan dan kelemahannya
b). Menyempatkan diri untuk merenung, belajar dari
pengalaman
c). Terbuka terhadap umpan balik yang tulus, bersedia
menerima umpan perspektif baru, mau terus belajar dan
mengembangkan diri sendiri
d). Mampu menunjukkan rasa humor dan bersedia memandang
diri sendiri dengan perspektif yang luas
3). Percaya diri, orang yang memiliki kepercayaan diri adalah
mereka yang :
a). Berani tampil dengan keyakinan diri; berani menyatakan
“keberadaannya”
b). Berani menyuarakan pandangan yang tidak populer dan
bersedia berkorban
c). Tegas, mampu membuat keputusan yang baik kendati
dalam keadaan yang tidak pasti dan tertekan.43
b. Mengelola emosi
Mengelola emosi yaitu menangani perasaan agar perasaan dapat
terungkap dengan pas. Kecakapan ini bergantung pula pada kesadaran
diri. Mengelola emosi berhubungan dengan kemampuan untuk
menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan, atau
ketersinggungan, dan akibat-akibat yang timbul karena gagalnya
43
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta : PT Bumi
Aksara, 2008), cet ke-3, hal.88
23 `
keterampilan emosional dasar. Sementara orang-orang yang pintar dapat
bangkit kembali dengan jauh lebih cepat dari kemerosotan dan kejatuhan
dalam kehidupan. Sedangkan mereka yang buruk kemampuannya dalam
ketrampilan ini akan terus-menerus bertarung melawan perasaan
murung.44
Kemudian unsur pengaturan diri atau mengelola emosi dalam
kecerdasan emosional, melahirkan kecakapan yang meliputi kendali diri,
sifat dapat dipercaya, kewaspadaan, dan adaptabilitas. Selanjutnya akan
dijelaskan sebagai berikut :
1). Menurut Goleman orang yang cakap dalam kendali diri adalah
mereka yang memiliki keterampilan berikut :
a). Mengelola dengan baik perasaan implusif dan emosi yang
menekan mereka
b). Tetap teguh, tetap positif, dan tidak goyah walaupun dalam
situasi yang paling berat.
c). Berpikir dengan jernih dan tetap terfokus kendati dalam
tertekan
2). Orang yang memiliki kecakapan dalam sifat dapat dipercaya
adalah mereka yang memiliki kualifikasi sebagai berikut :
a). Bertindak menurut etika dan tidak pernah mempermalukan
orang
b). Membangun kepercayaan lewat keandalan diri dan
autentitas
c). Mengakui kesalahan sendiri dan sendiri dan berani dan
berani menegur perbuatan tidak etis orang lain
d). Berpegang pada prinsip secara teguh walaupun apabila
akibatnya menjadi tidak disukai
44
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta : PT Bumi
Aksara, 2008), cet ke-3, hal.74
24 `
3). Orang yang memiliki kecakapan dalam kewaspadaan, antara lain:
a). Memenuhi komitmen dan mematuhi janji
b). Bertanggung jawab sendiri untuk memperjuangkan tujuan
mereka
c). Terorganisasi dan cermat dalam bekerja
4). Orang yang memiliki kecakapan Adaptabilitas, antara lain ;
a). Terampil menangani beragamnya kebutuhan, bergesernya
prioritas dan pesatnya perubahan
b). Siap mengubah tanggapan dan taktik untuk menyesuaikan
diri dengan keadaan
c). Luwes dalam memandang situasi.45
c. Memotivasi diri sendiri
Memotivasi diri adalah menggunakan hasrat yang paling dalam
untuk menggerakkan dan menuntut kita menuju sasaran, membantu kita
mengambil inisiatif dan bertindak sangat efektif, serta untuk bertahan
menghadapi kegagalan dan frustasi.
Sementara itu untuk unsur yang berkaitan dengan motivasi dalam
kecakapa emosi melahirkan kecakapan yang meliputi dorongan
berprestasi, komitmen dan optimisme. Akan dijelaskan sebagai berikut:
1). Orang yang memiliki kecakapan dorongan untuk berprestasi
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a). Berorientasi kepada hasil, dengan semangat juang tinggi
untuk meraih tujuan dan memenuhi standar
b). Menetapkan sasaran yang menantang dan berani
mengambil resiko yang telah diperhitungkan
c). Mencari informasi sebanyak-banyaknya guna mengurangi
ketidak pastian dan mencari cara yang lebih baik
45
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta : PT Bumi
Aksara, 2008), cet ke-3, hal.88
25 `
d). Terus belajar untuk meningkatkan kinerja mereka.
2). Orang yang memiliki kecakapan dalam Komitmen, mempunyai
karakter sebagai berikut:
a). Siap berkorban demi pemenuhan sasaran perusahaan yang
lebih penting
b). Merasakan dorongan semangat dalam misi yang lebih besar
c). Menggunakan nilai-nilai kelompok dalam pengambilan
keputusan dan penjabaran pilihan-pilihan
d). Aktif mencari peluang guna memenuhi misi kelompok.
3). Optimisme, adalah mereka yang mempunyai keterampilan
berikut:
a). Tekun dalam mengejar sasaran kendati banyak halangan
dan kegagalan
b). Bekerja dengan harapan untuk sukses, bukannya takut
gagal
c). Memandang kegagalan atau kemunduran sebagai situasi
yang dapat dikendalikan ketimbang sebagai kekurangan
pribadi.46
d. Empati
Empati berarti merasakan yang dirasakan oleh orang lain, mampu
memahami perspektif mereka, menumbuhkan hubungan saling percaya
dan menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang.47
Menurut teori
Titchner, (dalam Hamzah B. Uno) empati berasal dari semacam peniruan
secara fisik atas beban orang lain, yang kemudian menimbulkan perasaan
yang serupa dalam diri seseorang. Orang yang empatik lebih mampu
menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan
apa-apa yang dibutuhkan atau dikehendaki orang lain.48
46
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta : PT Bumi
Aksara, 2008), cet ke-3, hal.89 47
Ibid., hal:85 48
Ibid., hal:74
26 `
Berkaitan dengan unsur empati dalam kecerdasan emosi, yang
meliputi: memahami orang lain, pengembangan orang lain, dan
mengatasi keragaman. Goleman menjelaskan pula dengan rinci.
1). Dalam memahami orang lain, mereka memiliki keterampilan
sebagai berikut:
a) Memperhatikan isyarat-isyarat emosi dan
mendengarkannya dengan baik
b) Menunjukkan kepekaan dan pemahaman terhadap
perspektif orang lain
c) Membantu berdasarkan pemahaman terhadap kebutuhan
dan perasaan orang lain
2). Orang yang memiliki kecakapan dalam mengembangkan orang
lain adalah orang yang:
a). Mengakui dan menghargai kekuatan, keberhasilan dan
perkembangan orang lain
b). Menawarkan umpan balik yang bermanfaat dan
mengidentifikasi kebutuhan orang lain untuk berkembang
c). Menjadi mentor, memberikan pelatihan pada waktu yang
tepat, dan penugasan yang menantang serta memaksakan
dikerahkannya keterampilan seseorang
3). Orang yang memiliki kecakapan mendayagunakan keragaman
adalah mereka yang:
a). Hormat dan mau bergaul dengaan orang-orang dari
berbagai latar belakang
b). Memahami beragamnya pandangan dan peka terhadap
perbedaan antar kelompok
c). Memandang keragaman sebagai peluang, menciptakan
lingkungan yang memungkinkan semua orang sama-sama
maju kendati berbeda-beda
27 `
d). Berani menentang sikap membeda-bedakan dan
intoleransi49
e. Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial yaitu menangani emosi dengan baik ketika
berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi dan
jaringan sosial, berinteraksi dengan lancar, menggunakan keterampilan-
keterampilan untuk mempengaruhi dan memimpin, bermusyawarah dan
menyelesaikan perselisihan dan mampu untuk bekerja sama dan bekerja
dalam tim. 50
Keterampilan sosial atau yang disebut dengan hubungan
antar sesama manusia, bahwa persaudaraan antar sesama manusia itu
terletak pada upaya yang sungguh-sungguh dan terus menerus dalam
membina kekuatan dalam prinsip-prinsip akhlak, prinsip kebenaran,
kejujuran, ketaqwaan, saling menghormati, saling menghargai, saling
menyayangi dan lain-lain. Dengan mengamalkan amar ma’ruf nahi
munkar secara terus menerus merupakan upaya pokok dalam membina
hubungan antar sesama manusia yang sesuai dengan sunnah dan petunjuk
Allah serta rasulNya Muhammad SAW.51
Dalam firman Allah surat Al-
Hujurat ayat 10 di sebutkan :
“Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu
damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah
supaya kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat : 10)52
Hubungan antara manusia dengan manusia adalah persaudaraan
karena Allah karena ingin menjadikan diri sebagai Rahmatan Lil
‘Alamiin. Rasa persaudaraan atau hubungan sesama manusia di jalan
49
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta : PT Bumi
Aksara, 2008), cet ke-3, hal.90 50
Ibid., hal:85 51
Zuardin Azzaino, Asas-asas Sosiologi Ilahiah, (Jakarta : Pustaka Al-Hidayah, 1990),
cet ke-1, hal. 36 52
Ibid., hal. 33
28 `
Allah adalah kekuatan pengikat kelompok yang paling kuat dan abadi.
Persaudaraan itu berarti saling membantu dan membebani seseorang
hanya sekedar sesuai dengan kemampuannya yakni saling menghormati,
menghargai, dan menyayangi.53
Dan pada pembahasan terakhir yang berkaitan dengan unsur
keterampilan sosial dalam kecerdasan emosional adalah komunikasi dan
pengaruh, kepemimpinan dan katalisator perubahan, pengikat jaringan
dan kemampuan tim. Goleman juga menjelaskan secara lebih luas yaitu :
1). Komunikasi, orang yang memiliki kecakapan komunikasi adalah
mereka yang memiliki kemampuan berikut:
a). Efektif dalam memberi dan menerima, menyertakan isyarat
emosi dalam pesan-pesan mereka.
b). Menghadapi masalah-masalah sulit tanpa ditunda
c). Mendengarkan dengan baik, berusaha saling memahami,
dan bersedia berbagi informasi secara utuh
d). Menggalakkan komunikasi terbuka dan tetap bersedia
menerima kabar buruk sebagaimana kabar baik.
2). Pengaruh, orang yang memiliki kecakapan pengaruh adalah
mereka yang:
a). Terampil dan persuasi
b). Menyesuaikan presentasi untuk menarik hati pendengar
c). Menggunakan strategi yang rumit seperti memberi
pengaruh tidak langsung untuk membangun konsensus dan
dukungan
d). Memadukan dan menyelaraskan peristiwa-peristiwa
dramatis agar menghasilkan sesuatu secara efektif.
3). Kepemimpinan, adalah mereka yang:
53
Ibid., hal. 37
29 `
a). Mengartikan dan membangkitkan semangat untuk meraih
visi serta misi bersama
b). Melangkah di depan untuk memimpin apabila diperlukan,
tidak peduli sedang di mana
c). Memandu kinerja orang lain namun tetap memberikan
tanggung jawab kepada mereka
d). Memimpin melalui teladan.
3). Orang yang memiliki katalisator perubahan, adalah mereka yang
mempunyai kecakapan berikut:
a). Menyadari perlunya perubahan dan dihilangkannya
hambatan
b). Menantang status quo untuk menyatakan perlunya
perubahan
c). Menjadi pelopor perubahan dan mengajak orang lain ke
dalam perjuangan itu
d). Membuat model perubahan seperti yang diharapkan oleh
orang lain.
4). Pengikat jaringan, adalah mereka yang memiliki kkemampuan
berikut:
a). Menumbuhkan dan memelihara jaringan tidak formal yang
meluas
b). Mencari hubungan yang saling menguntungkan
c). Membangun hubungan saling percaya dan memelihara
keutuhan anggota
d). Membangun dan memelihara persahabatan pribadi di antara
sesama mitra kerja.
5). Orang yang memiliki kecakapan dalam kemampuan tim adalah
mereka yang:
a). Menjadi teladan dalam kualitas tim seperti respek,
kesediaan membantu orang lain dan kooperasi
30 `
b). Mendorong setiap anggota tim agar berpartisipasi secara
aktif dan penuh antusiasme
c). Membangun identitas tim, semangat kebersamaan, dan
komitmen.54
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
indikator kecerdasan emosional memiliki keterampilan seseorang dalam
mengelola emosi dalam perasaan sendiri maupun orang lain dan memiliki
memotivasi dalam dirinya, sehingga dapat melahirkan pengaruh dalam
memahami dan kemampuan merasakan serta menjalin hubungan yang
baik dengan orang lain. Dari indikator kecerdasan emosional tersebut
penulis menggunakannya untuk mengembangkan instrumen penelitian.
3. Pengembangan Kecerdasan Emosional
Kajian tentang perkembangan emosional dalam bidang psikologi
masih relatif baru. Apakah emosional dipelajari atau ditentukan sebelumnya
secara biologis, atau apakah anak dapat melakukan manajemen terhadap
pengalaman dan perilaku emosionalnya.
Dalam perspektif Islam, segala macam emosi dan ekspresinya,
diciptakan oleh Allah untuk membentuk manusia yang lebih sempurna.
Dalam Al-Qur’an dinyatakan :
Artinya : “Dan bahwasannya Dialah yang menjadikan manusia
tertawa dan menangis, dan bahwasannya Dialah yang mematikan dan
menghidupkan.” (QS. Al-Najm : 43-44)
Al-Qur’an dan Hadis banyak membahas tentang ekspresi emosi
manusia. Berbagai ekspresi emosi dasar manusia, mulai dari kesedihan,
kemarahan, ketakutan, dan lain-lain diungkapkan dengan bahasa yang indah
54
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta : PT Bumi
Aksara, 2008), cet ke-3, hal.91
31 `
dalam Al-Qur’an dan Hadis. Emosi lain yang lebih kompleks, seperti malu,
sombong, bangga, iri hati, dengki, penyesalan, dan lain-lain juga terangkaikan
dalam berbagai kalimat. Demikian juga tentang cinta dan benci.55
Kemampuan mengontrol emosional diperolehnya melalui peniruan
dan latihan (pembiasaan). Dalam proses peniruan, kemampuan orang tua atau
guru dalam mengendalikan emosinya sangatlah berpengaruh. Apabila anak
dikembangkan di lingkungan keluarga yang suasana emosinya stabil, maka
perkembangan emosi anak cenderung stabil atau sehat. Sebaliknya, apabila
kebiasaan orang tua dalam mengekspresikan emosinya kurang stabil atau
kurang terkontrol (seperti : marah-marah, mudah mengeluh, kecewa dan
pesimis dalam menghadapi masalah), maka perkembangan emosi anak
cenderung kurang stabil atau kurang sehat.56
Ada beberapa cara untuk mengembangkan kecerdasan emosional
(EQ) yang dirumuskan oleh John Gottman, yaitu :
Langkah Pertama : Menyadari emosional anak, dalam menyadari emosional
anak ini agar orang tua merasakan apa yang dirasakan oleh anaknya. Oleh
karena itu orang tua dapat sadar secara emosional dan dengan demikian siap
menjadi pelatih emosi bagi anak-anaknya. Kesadaran emosional hanyalah
berarti kita mengenali kapan kita merasakan suatu emosi, dapat
mengidentifikasi perasaan kita, dan peka terhadap hadirnya emosi dalam diri
orang lain.
Langkah Kedua : Mengakui emosi sebagai kesempatan, maksudnya dalam
meraih kesempatan entah kesempatan itu berwujud dari sebuah nilai
matematika yang buruk, atau pengkhianatan seoarang teman, pengalaman-
pengalaman negatif semacam itulah dapat berguna sebagai peluang yang baik
sekali untuk berempati, untuk membangun kedekatan dengan orang lain, dan
untuk membantu cara-cara menangani perasaan mereka itu.
55
Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan Islami, (Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada, 2008), cet ke-2, hal. 161 56
Syamsu Yusuf, Nani M. Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta : Rajawali
Pers, 2011), cet ke-1, hal.63-64
32 `
Langkah Ketiga : Mendengarkan dengan empati, yaitu menggunakan mata
mereka untuk mengamati petunjuk fisik emosi-emosi seseorang. mereka
menggunakan imajinasi mereka untuk melihat situasi tersebut dari titik
pandang seseorang itu. Tetapi yang paling penting mereka menggunakan hati
mereka untuk merasakan apa yang sedang dirasakan oleh seseorang.
Langkah Keempat : Membantu menemukan solusi, ada beberapa tahap
dalam proses memecahkan masalah yaitu; menentukan batas-batas sasaran,
memiliki pemecahan masalah yang mungkin, mengevaluasi pemecahan
masalah yang disarankan, dan memilih satu pemecahan masalah. Kita dapat
membantu seseorang melalui tahap tersebut. Tetapi terkadang seseorang
dapat memecahkan masalah dengan pengalaman
Langkah Kelima : Menjadi teladan, adalah tindakan ampuh dan efektif yang
dapat dilakukan oleh seorang pengembang atau pelatih emosi. Keteladanan
dapat mempengaruhi perilaku dan tindakan tanpa banyak kata-kata.secara
umum seseorang lebih senang melihat teladan daripada banyak diceramahi
panjang lebar.57
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pengembangan
kecerdasan emosional dapat dilakukan dengan menyadari emosionalnya
sendiri, dapat melihat dari apa yang dirasakan oleh orang lain, dapat
menemukan solusi atau memecahkan masalah serta dapat menjadi contoh
bagi orang lain, itu semua dilakukan agar dapat mengembangkan emosional
yang ada pada dirinya sendiri.
4. Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional
Di bawah ini merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kecerdasan emosional secara umum terdiri dari dua macam, yaitu :58
57
Agus Nggermanto, Quantum Quotient Cara Praktis Melejitkan IQ, EQ, SQ yang
harmonis, (Bandung: Nuansa, 2001), hal. 102 58 Ardi Djaja, Artikel diakses pada hari rabu tanggal 12 Maret 2014 dari http://ard-
cerdasnet.blogspot.com/2013/01/faktor-faktor-dan-aspek-yang mempengaruhi kecerdasan
emosional.html
33 `
a. Faktor Keturunan
Orang tua merupakan orang yang pertama kali berperan dalam
pembentukan pribadi anak, manakala orang tua memiliki latar belakang
dan pribadi yang baik, maka langsung maupun tidak langsung akan
berpengaruh pada pribadi anak begitupun sebaliknya.
b. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kecerdasan emosional
terdiri dari 3 macam, yaitu :
1) Lingkungan keluarga, Adapun lingkungan keluarga yang dapat
mempengaruhi kecerdasan emosional seseorang diantaranya adalah :
nilai-nilai dalam keluarga, cara orang tua mendidik anak, teladan yang
diberikan orang tua kepada anak, dan keharmonisan keluarga.
2) Lingkungan sekolah, Adapun lingkungan sekolah yang dapat
mempengaruhi kecerdasan emosional seseorang diantaranya adalah :
suri tauladan yang diberikan oleh guru, materi pendidikan yang
diberikan, teman sekolah, peraturan atau tata tertib sekolah.
3) Lingkungan masyarakat, Adapun lingkungan masyarakat yang dapat
mempengaruhi kecerdasan emosional seseorang diantaranya adalah :
budaya atau adat istiadat setempat, dan teman sepermainan
Dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional seseorang dapat
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor keturunan dan faktor lingkungan
yang terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan
masyarakat.
5. Pengukuran Kecerdasan Emosional
Adapun cara-cara yang digunakan untuk menghitung EQ yaitu :
a. Diantara teknik yang digunakan untuk menghitung EQ adalah EQ-I
(Emotional Quotient Inventory). Teknik ini ditemukan oleh Dr.
Reuven Baron sejak seabad lalu. Ini adalah ujian yang dilakukan
sendiri oleh si peserta ujian. Caranya, seseorang menjawab sendiri
daftar pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
34 `
b. Ujian kedua adalah skala EQ Multifaktor (MEIS – Multifactor
Emotional Intelligence Scale). Ini adalah ujian untuk mengukur
kemampuan seseorang dalam menghadapi, membedakan, memahami,
dan menyikapi emosi.
c. Ujian ketiga adalah menghitung kompetensi emosi. Ini adalah ujian
360°, dimana seseorang diminta untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan seputar orang yang hendak dihitung EQ-nya yang telah dia
kenal. Ini adalah skala baru, dan setengah bagiannya diadopsi dari
skala-skala lain yang beragam. Dewasa ini, tidak ada kajian yang
mengisyaratkan kemampuan-rekaan yang dihasilkan oleh ujian ini.
d. Cara lain untuk mengukur EQ adalah dengan mengukur kemampuan
dan potensi tersebut secara parsial, di mana akumulasi kemampuan
dan potensi tersebut membentuk EQ secara umum. Ada ujian
istimewa untuk mengukur kemampuan-kemampuan parsial, di
antaranya adalah ujian SASQ yang dirancang oleh Seligman. SASQ
digunakan untuk mengukur optimisme-bawaan dan optimisme yang
dipelajari. SASQ terbukti mampu mengidentifikasi orang-orang yang
mempunyai kemampuan dari berbagai kalangan, mulai dari
mahasiswa, pedagang, dan lain-lain.59
Dalam penelitian ini untuk mengukur kecerdasan emosional siswa
menggunakan skala kecerdasan emosional yang dikembangkan dari teori
kecerdasan emosional yang dikutip dari buku Orientasi Baru dalam Psikologi
Pembelajaran, karya Hamzah B. Uno. Pengembangan teori kecerdasan
emosional tersebut diambil dari indikator kecerdasan emosional yang terdiri
dari mengelai emosi diri, mengelola emosi, motivasi, empati dan
keterampilan sosial.
59
Makmun Mubayidh, Kecerdasan & Kesehatan Emosional Anak, (Jakarta : Pustaka Al-
Kautsar, 2010), Cet Ke-4, Hal. 33-36
35 `
6. Kecerdasan Emosional dan Prestasi Belajar
Menurut Goleman, “keberhasilan siswa dalam belajarnya tidak hanya
ditentukan oleh IQ melainkan juga ditentukan oleh EQ, oleh keselarasan
perkembangan antara IQ dan EQ”. EQ adalah kemampuan seseorang
mengatur kehidupan emosinya, agar dapat mengungkapkannya secara selaras
melalui ketrampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati
dan ketrampilan sosial.60
Siswa yang memiliki EQ yang tinggi, lebih mampu mengenal emosi
sendiri, lebih mampu secara bijaksana menentukan sikap dan mengambil
keputusan, lebih mampu mengendalikan emosi diri agar dapat terungkap
dengan seimbang dan selaras, lebih mampu memotivasi diri, lebih tekun
dalam menghadapi frustasi, lebih trampil menyelesaikan konflik dan
mengatasi stress sehingga kemampuan berpikirnya tidak terganggu dan
sekaligus cukup berkonsentrasi terhadap berbagai materi pelajaran yang
diterimanya. Siswa tersebut lebih mampu berempati, peka terhadap perasaan
orang lain, lebih peduli kepada keadaan sekitarnya. Dengan demikian lebih
mudah bergaul dan berkomunikasi dapat bekerja sama dengan baik dalam
lingkungan sosialnya.
Menurut Goleman “EQ terbentuk karena adanya kerjasama yang
selaras antara pikiran dan perasaan”. Apabila pasangan ini berinteraksi
dengan baik, EQ akan meningkat dan dengan demikian kemampuan
inteligensi juga akan bertambah. EQ diperlukan untuk dapat mengatasi
tantangan dan hambatan yang muncul baik dalam diri maupun diluar diri
siswa yang dapat secara langsung mempengaruhi psikologis siswa.61
Dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatan emosional,
perhatian akan perkembangan intelektual anak dianggap penting, hal ini
sejalan dengan pandangan Semiawan (dalam Hamzah B. Uno) bahwa
stumulasi intelektual sangat dipengaruhi keterlibatan emosional, bahkan
60
Nuraida, Character Building Guru PAI, (Jakarta : Aulia Publishing House, 2008), Cet.
Ke-2, Hal. 78 61
Nuraida, Character Building Guru PAI, (Jakarta : Aulia Publishing House, 2008), Cet.
Ke-2, Hal. 78
36 `
emosional juga amat menentukan perkembangan intelektual anak secara
bertahap, artinya secara timbal balik faktor kognitif juga terlibat dalam
perkembangan emosional. Dengan demikian, antara EQ dengan IQ tidak
dapat dipisahkan perannya satu sama lain. Keberadaan IQ sangat menunjang
berfungsinya IQ begitupun sebaliknya, atau dapat dikatakan antara IQ dan EQ
ibarat dua sisi mata uang dalam satu koping logam.62
Dari pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kecerdasan
emosional merupakan salah satu faktor penting yang seharusnya dimiliki oleh
setiap siswa, karena seorang siswa itu memiliki kebutuhan untuk meraih
prestasi belajar yang lebih optimal di sekolah.
C. Hasil Penelitian Yang Relevan
Sebelum mengajukan penelitian dalam kajian skripsi ini, penulis
terlebih dahulu melakukan survei terhadap hasil penelitian yang membahas
tema tentang kecerdasan emosional yang dikorelasikan dengan prestasi
belajar, yaitu dengan membaca dan memahami skripsi-skripsi yang telah ada
di perpustakan, terutama yang kaitannya dengan kecerdasan emosional siswa.
Di antara penelitian yang relevan adalah:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Riki Firmansyah dalam skripsi S1nya
pada Jurusan Pendidikan Agama Islam STAI Al-Hamidiyah Depok tahun
2009 yang berjudul “Hubungan antara kecerdasan emosional dengan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI”, studi kasus pada siswa
kelas IX MTs Al-Hidayah Rawa Denok Pancoran Mas Kota Depok, yang
menyimpulkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara
kecerdasan emosional dengan hasil belajar PAI.
2. Penelitian yang dilakukan oleh A. Badru Tamam, Jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013 yang
berjudul “Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar IPS
62
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta : PT Bumi
Aksara, 2008), cet ke-3, hal.116
37 `
siswa”, studi penelitian pada siswa kelas V MI Darul Ulum Pamijahan
Bogor. Dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan yang sangat erat
dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa.
Penelitian tersebut membahas tentang kecerdasan emosional dan ada
yang membahas tentang prestasi belajar dan juga motivasi sehingga dapat
dikatakan bahwa penelitian tersebut relevan dengan penelitian ini yang juga
membahas tentang kecerdasan emosional dan prestasi belajar siswa.
Perbedaannya ada pada variabel bebas dan objek penelitian pada peneliti,
variabel bebasnya adalah prestasi dari seluruh mata pelajaran di sekolah. Dan
penelitian ini dilakukan di kelas VIII MTs Al-Hidayah Arco kota Depok.
Sedangkan dalam penelitian Riki variabel bebasnya adalah hasil belajar
pelajaran PAI saja, dan obyek yang ditelitinya adalah siswa kelas IX MTs Al-
Hidayah Rawa Denok Pancoran Mas Depok. Sedangkan pada penelitian
Badru Tamam variabel bebasnya hasil belajar IPS dan obyek penelitiannya di
kelas V MI Darul Ulum Pamijahan Bogor.
D. Kerangka Berpikir
Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan yang diperoleh
setelah mengalami kegiatan belajar mengajar di sekolah dalam kurun waktu
tertentu. Prestasi belajar di pengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
adalah kecerdasan emosional.
Kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali perasaan diri
sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan mengelola emosi dengan baik,
kemampuan memotivasi diri sendiri, dapat merasakan apa yang dirasakan
orang lain, dan dapat berhubungan baik dengan orang lain. Kecerdasan
emosional terdiri dari kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan
keterampilan sosial.
Kesadaran diri merupakan cara mengetahui apa yang kita rasakan
pada suatu saat dan menggunakannya untuk memandu pengembalian
keputusan diri sendiri, memiliki tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri
dan kepercayaan diri yang kuat, sedangkan pengaturan diri, merupakan cara
38 `
menangani emosi kita yang sedemikian rupa sehingga berdampak positif.
Siswa yang memiliki kesadaran diri yang tinggi dan pengaturan diri yang
tinggi, dia akan mempunyai kepercayaan diri yang tinggi terutama dalam
belajar dan sehingga pada tahap akhir pembelajaran akan mampu
mendapatkan prestasi belajar yang lebih optimal.63
Motivasi, menggunakan hasrat kita yang paling dalam untuk
menggerakkan kita menuju sasaran. Membantu kita mengambil inisiatif dan
bertindak sangat efektif, serta untuk bertahan menghadapi kegagalan dan
frustasi. Empati, merasakan yang dirasakan orang lain, mampu memahami
persfektif mereka, menumbuhkan hubungan saling percaya dan
menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang. Seorang siswa yang
memiliki motivasi dan empati yang tinggi, maka ia akan giat belajar dan
mampu memahami orang lain, maka siswa tersebut akan semakin bertambah
pengetahuan dan pengalamannya sehingga berdampak pada prestasi belajar
yang lebih baik lagi.64
Keterampilan sosial, menangani emosi dengan baik ketika
berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi pada
jaringan sosial, berinteraksi dengan lancar, menggunakan kemampuan ini
untuk memengaruhi dan memimpin, bermusyawarah dan menyelesaikan
perselisihan dan bekerja sama dalam tim. Seorang siswa yang memiliki
keterampilan sosial yang tinggi ia mampu membaca situasi dan kondisi ia
dapat saling menghargai orang lain, merasa nyaman tinggal di lingkungan
tempat belajarnya, dan itu semua akan dapat menerima dirinya dan mencapai
prestasi belajar yang optimal.65
Kecerdasan emosional adalah kecerdasan yang sangat diperlukan
untuk berprestasi. Kita tidak boleh melupakan peran motivasi positif dalam
mencapai prestasi. Motivasi positif itu berupa kumpulan perasaan antusiasme,
63
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta : PT Bumi
Aksara, 2008), cet ke-3, hal. 85 64
Hamzah B. Uno Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta : PT Bumi
Aksara, 2008), cet ke-3, hal. 85 65
Ibid., hal. 85
39 `
gairah, dan keyakinan diri untuk selalu berlatih tak henti-hentinya secara
rutin. Keuntungan tambahan atas sukses dalam kehidupan yang didorong oleh
motivasi, selain karena kemampuan bawaan lainnya, dapat dilihat pada unjuk
kerja yang menakjubkan. Dalam artian inilah kecerdasan emosional
merupakan kecakapan utama, kemampuan yang secara mendalam
mempengaruhi semua kemampuan lainnya, baik memperlancar maupun
menghambat kemampuan-kemampuan itu.66
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa jika siswa memiliki
kesadaran diri yang tinggi dalam belajarnya, memiliki pengaturan diri yang
baik, motivasi belajar yang tinggi, dapat merasakan yang dirasakan oleh
orang lain dan dapat menjalin hubungan yang baik dengan semua orang.
Dapat dijelaskan bahwa itu semua memiliki korelasi yang tinggi dan dapat
mempengaruhi prestasi belajarnya.
E. Hipotesa Penelitian
Untuk menguji ada atau tidaknya hubungan variabel X (Kecerdasan
Emosional) dengan variabel Y (Prestasi Belajar), maka penulis mengajukan
hipotesa sebagai berikut :
Ha: Terdapat korelasi positif dan signifikan antara kecerdasan emosional
dengan prestasi belajar siswa.
Ho: Tidak terdapat korelasi positif dan signifikan antar kecerdasan emosional
dengan prestasi belajar siswa.
66
Agus Efendi Revolisi Kecerdasan Abad 21, (Bandung : Alfabeta, 2005), hal.183
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Al-Hidayah Arco kota Depok.
Tepatnya di jalan Kemang No.2 Komplek Arco Durenseribu Kecamatan
Bojongsari Kota Depok. Alasan memilih sekolah ini karena sekolah ini
memiliki karakteristik yang sesuai dengan penelitian. Adapun pelaksanaan
penelitian ini di mulai dari bulan januari sampai dengan bulan februari 2014.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasi, yaitu
penelitian yang melihat hubungan antara dua variabel atau lebih.
Penelitian ini terdiri dari dua variabel, variabel bebas (independent
variabel) dan variabel terikat (dependent variabel).
Selanjutnya akan dijelaskan masing-masing variabel tersebut :
1. Variabel bebas ( independent variabel )
Variabel bebas adalah variabel yang meramalkan dan
memunculkan pengaruh terhadap suatu variabel terikat. Variabel bebas
atau sebagai variabel “X” yaitu kecerdasan emosional siswa MTs Al-
Hidayah Arco.
2. Variabel Terikat ( dependent variabel )
Variabel terikat adalah variabel yang diramalkan atau
dimunculkan oleh variabel bebas. Variabel terikat atau sebagai variabel
“Y” yaitu prestasi belajar siswa kelas VIII MTs Al-Hidayah Arco
semester 1.
Apabila dapat dibuktikan adanya hubungan positif yang
signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat, maka dapat
dikatakan bahwa kecerdasan emosional atau sub variabel kecerdasan
emosional mempunyai peranan yang bermakna dalam menentukan
prestasi belajar siswa kelas VIII MTs Al-Hidayah Arco.
41
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah suatu kumpulan atau kelompok besar yang menjadi
lingkup penelitian. Kelompok besar tersebut dapat berupa makhluk
hidup, benda-benda, lembaga-lembaga, organisasi dan lain-lain.1
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Al-
Hidayah Arco, adapun jumlah keseluruhan populasi untuk penelitian ini
adalah sebanyak 120 siswa.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Bila
populasi besar dan peneliti tidak mungkin untuk meneliti semua yang ada
dalam semua populasi, maka peneliti menggunakan sampel yang diambil
dari populasi tersebut. Dalam penelitian ini jumlah sampel yang penulis
tetapkan adalah 50% dari populasi, yaitu sebanyak 60 siswa yang diambil
secara random sampling dengan pertimbangan bahwa siswa tersebut
mempunyai karakter yang sama.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah suatu cara yang dapat dipakai oleh
peneliti untuk memperoleh data yang akan diteliti. Dalam proses
pengumpulan data penelitian ini, peneliti menggunakan :
1. Laporan Prestasi
Prestasi belajar dalam penelitian ini diperoleh dari hasil
perhitungan dari nilai angket.
Angket ini dengan menggunakan empat alternatif jawaban, yaitu
Selalu (SL), Sering (SR), Pernah (P), Tidak Pernah (TP). Dimana
pilihan jawaban di atas diberi skala nilai : 4, 3, 2, 1.
.
1 Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2012), cet ke-8, hal. 250
42
2. Skala kecerdasan emosional
Skala kecerdasan emosional ini terdiri dari 30 item pernyataan.
Skala kecerdasan emosional ini di ambil dari buku Hamzah B. Uno
yang berjudul “Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran”. Skala
ini disusun dengan menggunakan model skala likert, berdasarkan
indikator-indikator kecerdasan emosional yaitu kesadaran diri,
pengaturan diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial. Skala ini
dengan menggunakan empat alternatif jawaban, yaitu Sangat Setuju
(SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).
Dimana pilihan jawaban di atas diberi skala nilai : 4, 3, 2, 1, untuk
jawaban favorable, sedangkan untuk jawaban unfavorable diberi skala
nilai : 1, 2, 3, 4.
Kisi-kisi skala kecerdasan emosional dapat dilihat pada Tabel I
sebagai berikut :
Tabel 1
Kisi-kisi Skala Kecerdasan Emosional
No. Indikator Sub Indikator No. Butir Jumlah
1. Kesadaran diri a). Kesadaran emosi
b). Penilaian diri
c). percaya diri
1, 2
3, 4
5, 6
2
2
2
2. Pengaturan diri a). Kendali diri
b). Sifat dapat dipercaya
c). kewaspadaan
d). Adaptabilitas
7, 8
9
10, 11
12
2
1
2
1
3. Motivasi a). Dorongan untuk berprestasi
b). Optimis
c). Komitmen
13, 14
15, 16
17, 18
2
2
2
4. Empati a). Memahami orang lain
b). Pengembangan orang lain
c). Mengatasi keragaman
19, 20
21, 22
23, 24
2
2
2
43
5. Keterampilan
sosial
a). Komunikasi dan pengaruh
b). Kepemimpinan dan
katalisator perubahan
c). Pengikat jaringan
d). Kemampuan tim
25, 26
27
28, 29
30
2
1
2
1
Jumlah 30
Skala penelitian ini berbentuk pernyataan. Penilaiannya menggunakan
skala Likert, dimana subyek diminta memilih 1(satu) dari 4(empat) alternatif
jawaban yang telah disediakan dan harus dipilih oleh subyek sesuai dengan
keadaan diri subyek yang sebenarnya.
Tabel 2
Instrumen Prestasi Belajar Siswa
Variabel Dimensi Aspek yang
Diamati Indikator Jml
Prestasi
Belajar
Siswa
(Y)
Pendidikan
Agama Islam
Kognitif Beriman kepada
Allah
Taat dan takut
kepada Allah
Menghormati guru
dan membina
hubungan antar
sesama
16
9
Afektif Mensyukuri
nikmat yang telah
diberikan Allah
Memiliki prestasi
keimanan yang
tinggi
44
Bersikap baik
kepada semua
ciptaan Allah
10
Psikomotorik Bertaqwa kepada
Allah
Mengerjakan tugas
dengan baik dan
menjalankan
amanah
Membantu,
menghargai dan
berbuat baik
kepada orang lain
E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
1. Validitas penelitian
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat pengukur itu mengukur apa yang ingin di ukur.2 Dengan kata lain
validitas berarti suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
keshahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid akan mempunyai
validitas yang tinggi dan jika suatu instrumen yang tidak valid akan
mempunyai validitas yang rendah. Uji validitas skala kecerdasan emosional
dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus product moment dengan
menghitung korelasi antara skor tiap item dengan skor total pada setiap sub
skala. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
r x y = n ∑ X Y – (∑ X) (∑ Y)
√{n∑X² - (∑X)²} {n∑Y² - (∑Y)²}
2 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survey, (Jakarta: LP3ES)
Cet.4, Hal.124
45
Ket :
r x y : koefisien korelasi
n : jumlah subyek
X : skor setiap item
Y : skor total
∑XY : hasil kali skor X dan Y untuk setiap responden
∑X : jumlah skor X
∑Y : jumlah skor Y
∑X² : jumlah kuadrat seluruh skor X
∑Y² : jumlah kuadrat seluruh skor Y
Hasil Uji Validitas Variabel Penelitian
Peneliti melakukan uji coba skala penelitian kecerdasan emosional
kepada 30 responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan
responden penelitian. Hasil uji coba dari 30 item menunjukkan bahwa
terdapat 3 item yang tidak valid, yaitu nomor 1, 4, dan 5. Item yang tidak
valid tidak dipakai dalam penelitian. Jumlah item yang dipakai dalam skala
kecerdasan emosional adalah 27.
Untuk mengetahui hasil uji validitas variabel penelitian dapat dilihat
pada Tabel 2 sebagai berikut :
Tabel 3
Hasil Uji Validitas Kecerdasan Emosional
No.
Sub Variabel
Indikator
Nomor
valid
Nomor
yang tidak
valid
1. Kesadaran diri a). Kesadaran emosi
b). Penilaian diri
c). percaya diri
27, 7
13, 29
8, 20
46
2. Pengaturan diri a). Kendali diri
b). Sifat dapat dipercaya
c). kewaspadaan
d). Adaptabilitas
15, 2
22
11, 26
6
3. Motivasi a). Dorongan untuk berprestasi
b). Optimis
c). Komitmen
14, 19
1, 10
24, 5
1
5
4. Empati a). Memahami orang lain
b). Pengembangan orang lain
c). Mengatasi keragaman
21, 28
30, 4
18, 12
4
5. Keterampilan
sosial
a). Komunikasi dan pengaruh
b). Kepemimpinan dan
katalisator perubahan
c). Pengikat jaringan
d). Kemampuan tim
25, 3
17
16, 9
23
Jumlah 30 3
Tabel 4
Hasil Uji Validitas Prestasi Belajar Siswa
Variabel
Dimensi
Indikator
No valid No yang
tidak
valid
Prestasi
Belajar
Siswa
Pendidikan
Agama
Islam
Kognitif :
Beriman kepada Allah
Taat dan takut kepada Allah
Menghormati guru dan
membina hubungan antar
sesama
1, 2, 3, 9,
11, 12, 13,
14, 15, 17,
22, 24, 25,
26, 32
5, 18
Afektif :
Mensyukuri nikmat yang telah
8, 19, 21,
16, 23
47
diberikan Allah
Memiliki prestasi keimanan
yang tinggi
Bersikap baik kepada semua
ciptaan Allah
28, 30, 31,
35
Psikomotorik :
Bertaqwa kepada Allah
Mengerjakan tugas dengan baik
dan menjalankan amanah
Membantu, menghargai dan
berbuat baik kepada orang lain
4, 10, 20,
27, 29, 33,
34
6, 7
Jumlah 29 6
2. Reliabilitas Penelitian
Setelah item-item tersebut diketahui validitasnya maka kemudian
dihitung reliabilitasnya. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat sejauh
mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Rumus statistik yang
digunakan untuk menguji reliabilitas adalah Alpha Cronbach :
α = (n)(S²- ∑ S1²)
(n-1) S²
Ket.
α : koefisien alpha
n : jumlah item dalam skala
S² : varian total dari skor tes
S1² : varian dari setiap item skala
Reliabilitas dinyatakan dengan koefisien reliabilitas yang angkanya
berkisar antara 0 sampai dengan 1,00. Jika angka reliabilitas mendekati 1,00
menunjukkan reliabilitas yang tinggi, tetapi jika angka reliabilitas semakin
rendah dan mendekati 0 maka hal tersebut menunjukkan tingkat reliabilitas
yang rendah.
48
Hasil uji reliabilitas terhadap variabel kecerdasan emosional diperoleh
nilai Alpha seperti pada Tabel 3 berikut ini :
Tabel 5
Hasil Uji reliabilitas terhadap Kecerdasan Emosional
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 60 100.0
Excludeda 0 .0
Total 60 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Hasil uji reliabilitas dari variabel kecerdasan emosional, yaitu
kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial
menunjukkan reliabilitas nilai yang cukup baik. Dimana masing-masing
indikator Croanbach Alpha mendekati 0.70. dapat dikatakan bahwa seluruh
item skala kecerdasan emosional adalah reliabel.
Hasil uji reliabilitas terhadap angket prestasi belajar diperoleh nilai
alpha sebagai berikut :
Tabel 6
Hasil Uji Reliabilitas Prestasi Belajar
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 60 100.0
Excludeda 0 .0
Total 60 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.659 28
49
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.667 30
Hasil uji reliabilitas dari variabel prestasi belajar agama siswa,
menunjukkan reliabilitas nilai yang cukup baik. Dimana indikator Croanbach
Alpha mendekati 0.70. dapat dikatakan bahwa seluruh item prestasi belajar
siswa adalah reliabel.
F. Teknik Analisis Data
Adapun tujuan dari analisa data adalah mensederhanakan data ke
dalam bentuk yang mudah dibaca dan di interpretasikan hasilnya. Dalam hal
ini kerap kali menggunakan statistik karena memang salah satu fungsi
statistik adalah mensederhanakan data. Untuk penelitian korelasi, dimana
ingin diketahui hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi
belajar dan hubungan antara sub variabel kecerdasan emosional (mengenali
emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, empati, dan
keterampilan sosial) dengan prestasi belajar.
1. Analisis Data Kontrol
Untuk mengetahui gambaran umum dari keseluruhan subyek
penelitian, maka digunakan perhitungan prosentase, dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
P = F x 100%
N
Keterangan
P : Angka Prosentase
F : Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N : jumlah individu
50
100 : angka tetap
2. Analisis Data Utama
Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Prestasi
Belajar Siswa MTs Al-Hidayah Arco
1). Untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara dua
variabel penelitian tersebut maka dapat digunakan teknik
statistik korelasi Product Moment dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
Keterangan
rxy : Angka indeks korelasi
N : Jumlah responden
X : Skor setiap item
Y : Skor total
(∑x)² : Kuadrat jumlah skor item
∑x : Jumlah skor item
(∑y)² : Kuadrat jumlah skor total
∑y : Jumlah skor total
Hasil perhitungan akan di interpretasikan dengan
merujuk pada tabel nilai r produck moment pada level
signifikan 5%. Jika hasil perhitungan lebih besar dari r tabel,
maka korelasi dianggap signifikan atau Ho ditolak dan Ha
diterima. Namun jika hasil perhitungan lebih kecil dari nilai r
tabel, korelasi dianggap tidak signifikan atau Ho diterima dan
Ha ditolak.
2). Setelah uji korelasi dilakukan, kemudian untuk mengetahui
seberapa besar sumbangan variabel kecerdasan emosional
51
dengan prestasi belajar siswa yang dinyatakan dalam persen
(%), maka digunakan rumus koefisien determinasi sebagai
berikut :
SS regresi (∑Xy¹)²
R = =
SS total ∑ y² ∑y¹²
Keterangan
R² : koefisien determinasi
SS Regresi : jumlah kuadrat regresi
SS Total : jumlah kuadrat total
Semua perhitungan statistik dilakukan dengan menggunakan
program SPSS.
G. Hipotesis Statistik
Adapun yang menjadi hipotesis statistik dalam penelitian ini
adalah :
Ha : ρ ≠ o
Ho : ρ = o
ρ : nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan.
Keterangan :
Ha: Terdapat korelasi positif dan signifikan antara kecerdasan
emosional dengan prestasi belajar siswa.
Ho: Tidak terdapat korelasi positif dan signifikan antar
kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa.
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Dalam bab IV ini akan dijelaskan tentang pelaksanaan penelitian,
gambaran umum subjek penelitian, serta hasil analisis dan interpretasi data.
Selanjutnya akan dijelaskan sebagai berikut :
A. Deskripsi Data
Sebelum menjelaskan deskripsi data, terlebih dahulu peneliti menjelaskan
pelaksanaan penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VIII MTs Al-Hidayah Arco.
Pelaksanaan penyebaran dan pengisian skala kecerdasan emosional ini diberikan
langsung oleh peneliti kepada siswa, agar memperoleh data yang diperlukan.
Penyebaran skala dilaksanakan pada :
Hari : Kamis
Tanggal : 06 Februari 2014
Pukul : 14.00 s/d 15.00 WIB
Jumlah sampel : 60
Prosedur penyebaran skala kecerdasan emosional sebagai berikut :
1. Peneliti menemui guru piket kemudian bertemu dengan kepala sekolah
MTs Al-Hidayah Arco dengan membawa surat izin penelitian dari
FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk meminta izin ingin
melaksanakan penelitian di sekolah MTs Al-Hidayah Arco.
2. Peneliti memperkenalkan diri lalu menjelaskan maksud dan tujuan
penyebaran skala kecerdasan emosional kepada para siswa yang
menjadi subyek dalam penelitian ini.
3. Peneliti membagikan skala kepada siswa yang menjadi subyek dalam
penelitian ini dan menjelaskan tatacara pengisian pada setiap butir item
skala kecerdasan emosional.
4. Peneliti mengumpulkan kembali skala yang telah di isi oleh siswa
53
1. Gambaran Umum Subyek Penelitian
Pada bagian ini akan dipaparkan profil sekolah, keadaan siswa, keadaan
pendidik, tenaga kependidikan, sarana, prasarana MTs Al-Hidayah Arco, serta
gambaran secara umum sampel penelitian yang merupakan analisis data kontrol
yang terdiri dari jenis kelamin, urutan kelahiran, jumlah anggota keluarga,
pendidikan orang tua, jenis pekerjaan orang tua, dan jumlah penghasilan keluarga
per bulan.
a. Profil MTs Al-Hidayah Arco
1). Nama Madrasah : AL –HIDAYAH ARCO
2). Nomor Stastis Madrasah : 12232760016
3). NPSN : 20279719
4). Akreditasi : B
5). Alamat Lengkap :
a). Jalan : Kemang No. 02 Komplek ARCO
b). Kelurahan : Durenseribu
c). Kecamatan : Bojongsari
d). Kota : Depok
e). Telp.dan Faximile : (0251) 8615592
f). Kode Pos : 16158
6). Nama Kepala Madrasah : Drs. H. Amung Sutisna
7). No. Tlp / HP : 08170180565
8). Nama Yayasan : AL – HIDAYAH
9). Alamat Yayasan : JL. Kemang No. 02 Komplek Arco
Bojongsari Depok
10). No. Telp.Yayasan : (0251) 8611 835
11). No.Akte Pendirian Yayasan : 001/YK-SK/V/2000
12). Kepemilikan Tanah : Yayasan
a). Status Tanah : Wakaf
b). Luas Tanah : 850 M2
54
13). Status Bangunan : Yayasan
14). Luas Bangunan : 500 M2
Keadaan siswa MTs Al-Hidayah Arco tahun ajaran 2013/2014
berjumlah 120 orang siswa/i, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4
berikut :
Tabel 7
Keadaan Siswa MTs al-Hidayah Arco Tahun 2013/2014
Berdasarkan Kelas, dan Jumlah Siswa
Keadaan pendidik dan tenaga kependidikan di MTs Al-Hidayah Arco
dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini :
Tabel 8
Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Tahun
Ajara
n
Kelas 7
Kelas 8
Kelas 9
Jumlah Kelas
(7+8+9)
Jml
Siswa
Jml
Rombel
Jml
Siswa
Jml
Rombel
Jml
Siswa
Jml
Rombel
Jml
Siswa
Jml
Rombel
2013/
2014
83
2
120
3
105
3
217
8
No Pendidik Jml Kependidikan Jml
1 Guru PNS diperbantukan
tetap
2 Tenaga Kependidikan tetap 1
2 Guru tetap Yayasan 9 Tenaga Honorer 1
3 Guru honorer -
4 Guru tidak tetap 9
Jumlah 20 Jumlah 2
55
Keadaan sarana dan prasarana di MTs Al-Hidayah Arco belum
memenuhi syarat, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini :
Tabel 9
Keadaan Sarana dan Prasarana MTs Al-Hidayah Arco
Berdasarkan Jenis dan Jumlah
No
Jenis Sarana
dan Prasarana
Jumlah
Ruang
Jumlah
Ruang
Kondisi
Baik
Jumlah
Ruang
Kondisi
Rusak
Katagori Kerusakan
Rusak
Ringan
Rusak
Sedang
Rusak Berat
1 Ruang Kelas 6 6 0 0 0 0
2 Perpustakaan 1 1 0 0 0 0
3 R.Lab.IPA 0 0 0 0 0 0
4 R. Lab. Bioligi 0 0 0 0 0 0
5 R. Lab. Fisika 0 0 0 0 0 0
6 R. Lab.Kimia 0 0 0 0 0 0
7 R.
Lab.Komputer
1 1 0 0 0 0
8 R. Lab.Bahasa 0 0 0 0 0 0
9 R. Pimpinan 0 0 0 0 0 0
10 R. Guru 0 0 0 0 0 0
11 R.Tata Usaha 0 0 0 0 0 0
12 R. Konseling 0 0 0 0 0 0
13 Tempat Ibdah 1 1 0 0 0 0
14 R. UKS 0 0 0 0 0 0
15 Toilet 0 0 0 0 0 0
16 Gudang 0 0 0 0 0 0
17 R. Sirkulasi 0 0 0 0 0 0
18 Tempat ORR 0 0 0 0 0 0
19 R.OSIS 1 1 0 0 0 0
56
Gambaran umum subyek penelitian berdasarkan jenis kelamin dapat
disajikan dalam Tabel 7 berikut ini :
Tabel 10
Gambaran Umum Siswa MTs Al-Hidayah Arco
Berdasarkan Jenis Kelamin
N=60
Jenis Kelamin Jumlah Siswa Persentase %
Laki-laki 29 48%
Perempuan 31 52%
Jumlah 60 100%
Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh siswa MTs Al-Hidayah Arco
dalam penelitian berjumlah 60 orang yang terdiri dari 29 laki-laki (48%) dan 31
perempuan (52%). Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa perbandingan
jumlah siswa perempuan lebih banyak dari laki-laki.
Gambaran umum subyek penelitian berdasarkan urutan kelahiran disajikan
dalam Tabel 8 sebagai berikut :
Tabel 11
Gambaran Umum Siswa MTs Al-Hidayah Arco
Berdasarkan Urutan Kelahiran dalam Keluarga
N=60
Urutan Kelahiran Jumlah Siswa Persentase %
1 23 38%
2 21 35%
3 12 20%
4 3 5%
5 1 2%
Jumlah 60 100%
57
Berdasarkan urutan kelahiran pada umumnya siswa MTs Al-Hidayah Arco
yang merupakan anak pertama 23 orang (38%), sebagai anak kedua 21 orang
(35%), sebagai anak ketiga 12 orang (20%), sebagai anak keempat 3 orang (5%),
dan 1 orang (2%) sebagai anak kelima. Dapat dikatakan bahwa pada umumnya
siswa MTs Al-Hidayah Arco sebagian besar berasal dari anak sulung (anak
pertama).
Gambaran umum subyek penelitian berdasarkan jumlah anggota keluarga
disajikan dalam Tabel 9 di bawah ini :
Tabel 12
Gambaran Umum Siswa MTs Al-Hidayah Arco
Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga
N=60
Jumlah Anggota
Keluarga
Jumlah Siswa Persentase %
2 2 3%
3 7 12%
4 25 42%
5 17 28%
6 4 7%
7 4 7%
8 1 2%
Jumlah 60 100%
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa MTs Al-Hidayah Arco
berdasarkan jumlah anggota keluarga yaitu ada 2 orang (3%) tinggal dalam
keluarga yang jumlahnya lima orang, 7 orang (12%) tinggal bersama keluarga
yang jumlahnya tiga orang, 25 orang (42%) tinggal bersama keluarga yang
jumlahnya empat orang, 17 orang (28%) tinggal dalam keluarga yang jumlahnya
lima orang, 4 orang (7%) tinggal bersama keluarga yang jumlahnya enam orang, 4
orang (7%) yang tinggal dalam keluarga yang jumlahnya tujuh orang dan yang
58
tinggal dalam keluarga yang berjumlah delapan orang hanya 1 orang (2%). Dapat
diambil kesimpulan bahwa pada umumnya siswa MTs Al-Hidayah arco berada
dalam keluarga besar.
Gambaran umum subyek penelitian berdasarkan pendidikan orang tua,
disajikan dalam Tabel 10.
Tabel 13
Gambaran Umum Siswa MTs Al-Hidayah Arco
Berdasarkan Taraf Pendidikan Orang Tua
N=60
Tingkat
Pendidikan
Ayah Ibu
Jumlah Siswa Persen Jumlah Siswa persen
SD 10 17% 20 33%
SLTP 12 20% 16 27%
SMU 26 43% 18 30%
Perguruan Tinggi 12 20% 6 10%
Jumlah 60 100% 60 100%
Siswa MTs Al-Hidayah Arco sebagian besar pendidikan ayahnya sampai
SMU yakni 26 orang (43%), 12 orang (20%) berpendidikan sampai SLTP dan
Perguruan Tinggi (S1), dan 10 orang (17%) ayahnya berpendidikan sampai SD.
Sedangkan taraf pendidikan ibu dari siswa MTs Al-Hidayah Arco
sebagian besar berpendidikan SD yaitu 20 orang (33%), 18 orang (30%) sampai
SMU, 16 orang (27%) sampai SLTP, dan 6 orang (10%) sampai perguruan tinggi.
Dapat dikatakan bahwa pada umumnya siswa MTs Al-Hidayah Arco sebagian
besar pendidikan orang tua (ayah) tamatan SMU dan (ibu) tamatan SD.
59
Gambaran umum subyek penelitian berdasarkan jenis pekerjaan orang tua,
disajikan dalam Tabel 11 sebagai berikut :
Tabel 14
Gambaran Umum Siswa MTs Al-Hidayah Arco
Berdasarkan Jenis Pekerjaan Orang Tua
N=60
Pekerjaan
Orang Tua
Ayah Ibu
Jumlah Siswa Persen Jumlah Siswa persen
Pegawai Negeri 5 8% 3 5%
Pegawai Swasta 9 15% - -
Wiraswasta 45 75% 15 25%
ABRI - - - -
Tidak bekerja 1 2% 42 70%
Jumlah 60 100% 60 100%
Tabel di atas menjelaskan jenis pekerjaan orang tua yaitu pekerjaan ayah
dan pekerjaan ibu. Dari 60 siswa MTs Al-Hidayah sebagian besar ayahnya
bekerja sebagai wiraswasta yakni 45 orang (75%), 9 orang (15%) bekerja sebagai
pegawai swasta, 5 orang (8%) sebagai pegawai negeri dan 1 orang (2%) tidak
bekerja.
Sedangkan jenis pekerjaan ibu sebagian besar dari 60 siswa MTs Al-
Hidayah Arco yang menjadi Ibu Rumah Tangga sebanyak 42 orang (70%), 15
orang (25%) sebagai wiraswasta dan 3 orang (5%) sebagai pegawai negeri. Dapat
dilihat bahwa pada umumnya siswa MTs Al-Hidayah Arco pekerjaan orang tua
(ayah) sebagian besar wiraswasta dan (ibu) tidak bekerja dalam arti sebagai Ibu
Rumah Tangga.
60
Gambaran umum subyek penelitian berdasarkan jumlah penghasilan orang
tua perbulan disajikan dalam Tabel 12 berikut ini :
Tabel 15
Gambaran Umum Siswa MTs Al-Hidayah Arco
Berdasarkan Jumlah Penghasilan Orang Tua Per Bulan
N=60
Jumlah penghasilan keluarga Ayah Ibu
Jumlah Siswa persen Jumlah Siswa persen
Tidak bekerja - - 42 70%
Rp.300.000 – Rp.600.000 12 3% 7 12%
Rp.600.000 – Rp.1.000.000 16 27% 3 5%
Rp.1.000.000 – Rp.2.000.000 28 47% 5 8%
Rp.2.000.000 – Rp.3.500.000
Rp.3.500.000 – Rp.5.000.000
>5.000.000
5
8
1
8%
13%
2%
2
-
1
3%
-
2%
Jumlah 60 100% 60 100%
Tabel di atas terlihat bahwa penghasilan ayah perbulan yaitu, 12 orang
(3%) penghasilannya Rp.300.000 – Rp.600.000, 16 orang (27%) penghasilannya
Rp.600.000 – Rp.1.000.000, 28 orang (47%) berpenghasilan RP.1.000.000 –
Rp.2.000.000, 5 orang (8%) penghasilannya Rp.2.000.000 – Rp.3.500.000, 8
orang (13%) penghasilannya Rp.3.500.000 – Rp.5.000.000, dan penghasilannya di
atas Rp.5.000.000 hanya 1 orang.
Penghasilan ibu perbulan yaitu 7 orang (12%) penghasilannya antara
Rp.300.000 – Rp.600.000, 3 orang (5%) penghasilannya Rp.600.000 –
Rp.1.000.000, 5 orang (8%) penghasilannya antara RP.1.000.000 – Rp.2.000.000,
2 orang (3%) penghasilannya Rp.2.000.000 – Rp.3.500.000, dan berpenghasilan
di atas RP.5.000.000 hanya 1 orang dan selebihnya bekerja sebagai Ibu Rumah
Tangga.
61
Dapat dikatakan bahwa pada umumnya siswa MTs Al-Hidayah Arco,
penghasilan orang tua per bulan masih dibawah UMR.
B. Hasil Analisis dan Interpretasi Data Utama
Pada bagian ini akan dipaparkan analisis dan interpretasi data utama, yaitu
korelasi dan hipotesis hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar
siswa kelas VIII MTs Al-Hidayah Arco.
Sebelum mengemukakan hasil korelasi dan pengujian hipotesis, maka
akan disajikan terlebih dahulu gambaran tentang prestasi belajar siswa kelas VIII
MTs Al-Hidayah Arco yang diambil dari nilai raport semester 1 tahun pelajaran
2013-2014.
Proporsi prestasi belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 13 berikut :
Tabel 16
Proporsi Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII
MTs Al-Hidayah Arco
Dari Tabel 10 di atas menunjukkan bahwa nilai prestasi belajar siswa MTs
Al-Hidayah Arco dengan jumlah responden (N) 60, yaitu nilai terendah 7,75, nilai
tertinggi 8,49. Nilai rata-rata prestasi belajar siswa MTs Al-Hidayah Arco adalah
80,6. Sedangkan KKM di sekolah MTs Al-Hidayah Arco adalah 7,50. Dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa MTs Al-Hidayah Arco dapat
dikategorikan tinggi karena nilainya berada di atas nilai KKM dan itu berarti
mengacu kepada norma pengukuran keberhasilan siswa MTs Al-Hidayah Arco.
N Minimum Maximum Mean
Std. Error
Mean
Std.
Deviation
Prestasi Belajar
N
60
60
7.75 8.49 80.64833 2.72936 21.14157
62
Selanjutnya akan dipaparkan apakah variabel kecerdasan emosional
berkorelasi / berhubungan positif dengan prestasi belajar siswa MTs Al-Hidayah
Arco.
1. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar
Siswa MTs Al-Hidayah Arco
Hipotesis
Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional
dengan prestasi belajar siswa.
Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan
emosional dengan prestasi belajar siswa.
Perhitungan korelasi digunakan, untuk mengetahui hubungan
antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa. Hasil
perhitungan tersebut dapat dilihat pada Tabel 14 di bawah ini.
Tabel 17
Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar
Siswa Kelas VIII MTs Al-Hodayah Arco
Correlations
VAR00001 VAR00002
VAR00001 Pearson Correlation 1 .569**
Sig. (2-tailed) .000
N 60 60
VAR00002 Pearson Correlation .569** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
63
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari hasil perhitungan
korelasi antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa MTs
Al-Hidayah Arco diperoleh koefisien korelasi sebesar .569 (rhitung =
.569), untuk menguji hipotesis rhitung maka dikonsultasikan dengan rtabel
product moment. Nilai rtabel product moment diketahui pada taraf
signifikan 5% = .250, sedangkan pada taraf 1% = .325.
Dapat disimpulkan bahwa perbandingan antara rhitung dengan rtabel,
dimana rhitung pada taraf signifikan 5% maupun 1% lebih besar dibanding
dengan rtabel (.569 > .250/.325). Dengan demikian berarti hipotesis nol
(Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dapat dikatakan
terdapat hubungan positif yang signifikan antara kecerdasan emosional
dengan prestasi belajar siswa.
Untuk melihat seberapa besar sumbangan kecerdasan emosional
terhadap prestasi belajar siswa, maka digunakan perhitungan koefisien
determinasi. Hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 15 berikut ini
Tabel 18
Perhitungan Koefisien Determinasi Kecerdasan Emosional dengan
Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII MTs Al-Hidayah Arco
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .569** .230 .217 18.71140
a. Predictors: (Constant), VAR00001
Dapat dilihat hasil perhitungan koefisien determinasi kecerdasan
emsional menunjukkan bahwa nilai korelasi sebesar .569, dan signifikan
pada taraf 0,05(250) ataupun 0,01(325) artinya ada hubungan positif
yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar
siswa. Koefisien determinasi kecerdasan emosional menunjukkan bahwa
sumbangan kecerdasan emosional adalah sebesar R Square = 57%
terhadap prestasi belajar siswa MTs Al-Hidayah Arco, dengan demikian
64
sumbangan kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa sangat
bermakna, artinya 57% prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh
kecerdasan emosional dan selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain.
65
BAB V
KESIMPULAN
Dalam bab 5 ini akan dipaparkan kesimpulan hasil penelitian berdasarkan
hasil analisis data, beserta implikasi dan saran-saran yang berkaitan dengan hasil
penelitian ini.
A. Kesimpulan
Hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa
Hasil penelitian tentang hubungan antara kecerdasan emosional dengan
prestasi belajar siswa MTs Al-Hdayah Arco menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang positif dan signifikan, terbukti dan dapat terlihat bahwa dengan
tingginya nilai hasil analisis data yang diperoleh. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa kecerdasan emosional sangat berperan dan memberikan
sumbangan terhadap prestasi belajar siswa MTs Al-Hidayah Arco. Semakin tinggi
kecerdasan emosional yang dimiliki oleh siswa maka semakin tinggi pula prestasi
belajar yang dapat diperolehnya.
B. Implikasi
Sebagai suatu penelitian yang telah dilakukan di lingkungan pendidikan
maka kesimpulan yang ditarik tentu mempunyai implikasi dalam bidang
pendidikan dan juga penelitian-penelitian selanjutnya, sehubungan dengan hal
tersebut maka implikasinya adalah sebagai berikut :
Hasil penelitian mengenai variabel kecerdasan emosional yang diduga
mempunyai hubungan dengan prestasi belajar siswa, ternyata menunjukkan
hubungan yang signifikan. Variabel kecerdasan emosional memberikan kontribusi
yang besar terhadap prestasi belajar siswa. Maka dalam pembelajaran diperlukan
adanya usaha dan upaya dari pihak siswa maupun guru, untuk mengembangkan
kecerdasan emosional siswa untuk mencapai prestasi belajar yang optimal.
66
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa yang lebih optimal, ada beberapa saran yang
dapat diajukan, antara lain :
1. Bagi para siswa hendaknya dapat mengembangkan kecerdasan emosional
agar mencapai prestasi belajar yang lebih optimal.
2. Para guru hendaknya dapat membantu mengembangkan kecerdasan
emosional siswa di sekolah, agar siswa memiliki rasa percaya diri yang
tinggi, peduli dengan orang lain dan motivasi berprestasi yang tinggi,
sehingga diakhir pembelajarannya mendapatkan prestasi belajar yang
lebih optimal.
3. Bagi orang tua agar lebih memperhatikan dan membantu anak mereka
dalam mengembangkan kecerdasan emosionalnya agar dapat lebih
mandiri dan selalu berusaha untuk mencapai prestasi belajar yang
optimal.
4. Bagi para peneliti hendaknya untuk lebih mengembangkan penelitian
hubungan kecerdasan emosional ini dengan prestasi belajar siswa,
seperti: menambah variabel-variabel lain yaitu: motivasi, atau juga
melihat hubungan antara masing-masing indikator kecerdasan emosional
dengan prestasi belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara,
2009
Azhari, Akhyas, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta : PT Mizan
Publika, 2004), Cet ke-1, hal.149
Agustian, Ary Ginanjar, ESQ, Jakarta : Arga Wijaya Persada, 2001
Azzaino, Zuardin, Asas-asas Sosiologi Ilahiah, Jakarta : Pustaka Al-Hidayah,
1990
Djaali, Psikologi Pendidikan, Jakarta:Bumi Aksara, 2006
Darma, Monti P. Satia, Mendidik Kecerdasan, Jakarta: Pustaka Populer Obor,
2003
Djaja, Ardi, Artikel diakses pada hari rabu tanggal 12 Maret 2014 dari http://ard-
cerdasnet.blogspot.com/2013/01/faktor-faktor-dan-aspek-yang
mempengaruhi kecerdasan emosional.html
Efendi, Agus, Revolisi Kecerdasan Abad 21, Bandung : Alfabeta, 2005
Goleman, Daniel, Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi, Jakarta :
PT Gramedia Pustaka Utama 2005
Hasan, Aliah B. Purwakania, Psikologi Perkembangan Islami, Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada, 2008
Ismail, Hanif, Jurnal Pendidikan & Kebudayaan, Jakarta : Badan Penelitian &
pengembangan Departement Pendidikan Nasional, 2006 Tahun Ke-12, No.
061 SSN 0215-2673
Munandar, Utami, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah,
Jakart:PT Gramedia, 1985
Mubayidh, Makmun, Kecerdasan & Kesehatan Emosional Anak, Jakarta : Pustaka
Al-Kautsar, 2010
Masri, Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survey, Jakarta:
LP3ES
Nggermanto, Agus, Quantum Quotient Cara Praktis Melejitkan IQ, EQ, SQ yang
harmonis, Bandung: Nuansa, 2001
Nuraida, Character Building Guru PAI, Jakarta : Aulia Publishing House, 2008
Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta : Logos wacana ilmu, 2001
Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Rajawali Pers, 1995
Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta:Rajawali Pers, 2010
Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2010
Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan,
Bandung:PT Remaja Rosda Karya, 2009
Uno, Hamzah B, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta : PT
Bumi Aksara, 2008
Uno, Hamzah B., Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta:PT Bumi Aksara,
2008
Winkel, W.S, Psikologi Pengajaran, Yogyakarta : Media Abadi, 2004
Yusuf, Syamsu, Nani M. Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta :
Rajawali Pers, 2011
LAMPIRAN – LAMPIRAN
L a m p i r a n |
UJI REFERENSI
NO. Judul Buku Paraf
Dosen
BAB I
1. Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran,
(Jakarta:PT Bumi Aksara,2008), Cet Ke-3, Hal.74
2. Makmun Mubayidh, Kecerdasan & Kesehatan Emosional Anak,
(Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2010), Cet Ke-4, Hal. 20
3. Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran,
(Jakarta:PT Bumi Aksara,2008), Cet Ke-3, Hal.70
BAB II
1. W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta : Media Abadi,
2004), cet.6, hal. 59
2. Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya,(Jakarta:PT
Bumi Aksara, 2008), cet.3, hal. 11
3. Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Logos wacana ilmu,
2001), hal 65
4. Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Rajawali
Pers, 1995), hal.461
5. Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta:Rajawali Pers,
2010),cet.5, hal. 296
6.
Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara, 2006), hal.110
7. Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya,(Jakarta:PT
Bumi Aksara, 2008), cet.3, hal. 47
8.
Sumadi Suryabrata, ............................................hal. 233
9.
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Logos wacana ilmu,
2001), hal 148
L a m p i r a n |
10. Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak
Sekolah, (Jakart:PT Gramedia, 1985), hal. 19
11.
Utami Munandar,...................................................hal 33
12. Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran,
(Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008), cet ke-3, hal. 69
13. Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Logos wacana ilmu,
2001), hal 151
14. Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak
Sekolah, (Jakart:PT Gramedia, 1985), hal. 30
15.
Utami Munandar,.............................................hal18
16.
Muhibbin Syah, ...............................................hal 152
17.
Utami Munandar...............................................hal. 34
18.
Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara, 2006), hal.110
19. Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Logos wacana ilmu,
2001), hal 154
20. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung
: PT Remaja Rosdakarya, 2010), cet.15, hal. 35
21. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta :
Bumi Aksara, 2009), cet.9, hal. 162
22. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung
: PT Remaja Rosdakarya, 2010), cet.15, hal. 45
23. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta :
Bumi Aksara, 2009), cet.9, hal. 175
24. Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Rajawali
Pers, 1995), hal.116
L a m p i r a n |
25. Monti P. Satia Darma, Mendidik Kecerdasan, (Jakarta: Pustaka
Populer Obor, 2003), Cet. 1, hal. 26
26.
Monti P. Satia Darma, ................................................hal. 5
27. Makmun Mubayidh, Kecerdasan & Kesehatan Emosional Anak,
(Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2010), Cet Ke-4, Hal. 13
28. Monti P. Satia Darma, Mendidik Kecerdasan, (Jakarta: Pustaka
Populer Obor, 2003), Cet. 1, hal.27.
29. Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran,
(Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008), cet ke-3, hal. 62
30.
Hamzah B. Uno,.....................................................hal. 62
31. Akhyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta : PT
Mizan Publika, 2004), Cet ke-1, hal.149
32. Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran,
(Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008), cet ke-3, hal. 65
33.
Hamzah B. Uno, ......................................................hal. 68
34. Ary Ginanjar Agustian, ESQ, (Jakarta : Arga Wijaya Persada,
2001), hal 41
35. Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses
Pendidikan, (Bandung:PT Remaja Rosda Karya, 2009)Cet ke-5, hal.
9
36. Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran,
(Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008), cet ke-3, hal. 65-71
37. Akhyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta : PT
Mizan Publika, 2004), Cet ke-1, hal 158
38.
Hanif Ismail, Jurnal Pendidikan & Kebudayaan, (Jakarta : Badan
Penelitian & pengembangan Departement Pendidikan Nasional,
2006) Tahun Ke-12, No. 061 SSN 0215-2673, hal 456
39. Daniel Goleman, Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak
Prestasi, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama 2005),cet-6, hal. 39
L a m p i r a n |
40. Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran,
(Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008), cet ke-3, hal.85
41.
Hamzah B. Uno,............................................. hal.74
42. Makmun Mubayidh, Kecerdasan & Kesehatan Emosional Anak,
(Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2010), Cet Ke-4, Hal. 135
43.
Hamzah B. Uno,..................................................hal.74
44.
Hamzah B. Uno.................................................. hal:85
45.
Hamzah B. Uno,................................................. hal:74
46.
Hamzah B. Uno,................................................. hal:85
47. Zuardin Azzaino, Asas-asas Sosiologi Ilahiah, (Jakarta : Pustaka
Al-Hidayah, 1990), cet ke-1, hal. 36
48.
Zuardin Azzaino, ,..................................hal. 33
49.
Zuardin Azzaino, ,..................................hal. 37
50. Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan Islami,
(Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2008), cet ke-2, hal. 161
51. Syamsu Yusuf, Nani M. Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik,
(Jakarta : Rajawali Pers, 2011), cet ke-1, hal.63-64
52. Agus Nggermanto, Quantum Quotient Cara Praktis Melejitkan IQ,
EQ, SQ yang harmonis, (Bandung: Nuansa, 2001), hal. 102
53.
Ardi Djaja, Artikel diakses pada hari rabu tanggal 12 Maret 2014
dari http://ard-cerdasnet.blogspot.com/2013/01/faktor-faktor-dan-
aspek-yang mempengaruhi kecerdasan emosional.html
54. Makmun Mubayidh, Kecerdasan & Kesehatan Emosional Anak,
(Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2010), Cet Ke-4, Hal. 33-36
L a m p i r a n |
55. Nuraida, Character Building Guru PAI, (Jakarta : Aulia Publishing
House, 2008), Cet. Ke-2, Hal. 78
56.
Nuraida, ......................................................................Hal. 78
57. Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran,
(Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008), cet ke-3, hal.116
58. Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran,
(Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008), cet ke-3, hal. 85
59.
Hamzah B. Uno, .......................................hal. 85
60.
Hamzah B. Uno, .......................................hal. 85
61. Agus Efendi Revolisi Kecerdasan Abad 21, (Bandung : Alfabeta,
2005), hal.183
BAB III
1. Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : PT
Remaja Rosdakarya, 2012), cet ke-8, hal. 250
2. Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survey,
(Jakarta: LP3ES) Cet.4, Hal.124
Mengetahui,
Dra. Eni Rosda Syarbaini, M. Psi
NIP. 19530813 198003 2 001
L A M P I R A N |
PETUNJUK PENGISIAN
Para siswa MTs Al-Hidayah Arco yang terhormat
Bacalah “Basmalah” sebelum anda mengisi
pernyataan ini
Bacalah setiap pernyataan dengan teliti sebelum
menjawab
Berilah tanda cheklis (√) pada pernyataan yang anda
anggap sesuai dengan pendapat anda, contoh alternatif
jawabannya adalah :
SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
Data yang diperoleh dari skala ini di olah secara
kelompok dan akan dirahasiakan
Setelah selesai, periksalah sekali lagi jangan sampai
ada pernyataan yang terlewati
L A M P I R A N |
DATA PRIBADI
Nama : .................................................
Kelas : .................................................
Tempat, Tanggal Lahir : .................................................
Jenis Kelamin : L / P
Anak Ke- : ............. dari ............... Saudara
Jumlah seluruh anggota keluarga : ............................................
IDENTITAS ORANG TUA
Pekerjaan Orang Tua :
No. Pekerjaan Ayah Ibu
1. Tidak Bekerja
2. Wiraswasta
3. Pegawai negeri
4. Pegawai swasta
5. Lain-lain
Pendidikan Terakhir Orang Tua :
No. Pendidikan Ayah Ibu
1. SD
2. SLTP
3. SMU
4. Perguruan Tinggi
5. Lain-lain
Penghasilan Orang tua Tiap Bulan :
No. Penghasilan Ayah Ibu
1. Rp. 300.000 – Rp. 600.000,-
2. Rp. 600.000 – Rp. 1.000.000,-
3. Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000,-
4. Rp. 2.000.000 – Rp. 3.500.000,-
5. Rp. 3.500.000 – Rp. 5.000.000,-
6. > Rp. 5.000.000,-
L A M P I R A N |
NO.
PERNYATAAN
SS
S
TS
STS
1. Sewaktu galau, saya mengetahui faktor penyebabnya
2. Setiap mengambil keputusan dan melaksanakannya,
saya dalam kondisi sadar
3. Sewaktu belajar, saya dipengaruhi oleh suasana hati
4. Saya menyadari kekurangan dan kelebihan yang ada
pada diri saya
5. Belajar bagi saya menyenangkan, karena akan
membuat saya sukses
6. Dalam bergaul dengan orang lain, saya bersikap
terbuka
7. Saya berusaha untuk mendapatkan nilai yang
maksimal dalam semua pelajaran
8. Kesabaran penting bagi saya, walaupun dalam
menghadapi situasi yang sulit
9. Saya dapat berpikir dengan tenang, meskipun dalam
keadaan tertekan
10. Dalam kehidupan saya, saya berusaha untuk
menghargai dan menjaga perasaan orang lain
11. Dalam menjalankan tugas yang diberikan kepada
saya, saya jalani dengan penuh tanggung jawab
12. Saya berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan
saya
13. Saya berusaha untuk mendapatkan nilai yang
maksimal dalam semua pelajaran
14. Saat ada ulangan atau tidak, saya tetap belajar
15. Saya tidak cepat putus asa ketika menemui kesulitan
belajar
16. Untuk meningkatkan prestasi belajar, saya belajar
dengan sungguh-sungguh
17. Ketika guru menjelaskan pelajaran, saya sangat
memperhatikan
18. Saya mengerjakan tugas-tugas dari guru dengan baik
dan tepat waktu
Keterangan : SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
L A M P I R A N |
19. Ketika orang lain bicara, saya menjadi pendengar
yang baik
20. Melihat teman yang sukses, saya sangat senang
21. Saya senang bergaul dengan orang-orang dari
berbagai macam kalangan
22. Dengan senang hati, saya memberikan bantuan
kepada teman / orang yang membutuhkan
23. Saya memberi pertolongan dengan ikhlas
24. Saya tidak suka membeda-bedakan antar sesama
teman
25. Saya memberikan support / dukungan kepada teman
untuk sukses
26. Jika ada teman yang mengalami masalah, saya
berusaha membantunya
27. Bagi saya berteman sangat menyenangkan
28. Saya mengajak teman-teman, untuk aktif dalam
menjalankan kegiatan-kegiatan sekolah
29. Dalam kegiatan di sekolah, saya menjaga
komunikasi yang baik dengan teman-teman
30. Bagi saya, memelihara persahabatan adalah sesuatu
yang sangat penting
L a m p i r a n |
Nama :
Jenis kelamin : P / L
Kelas :
Petunjuk Pengisian:
1. Sebelum mengisi angket ini, bacalah Basmallah.
2. Isi nama, jenis kelamin dan kelas kamu.
3. Pernyataan berjumlah 35 butir, yang dikerjakan maksimal 30 menit.
4. Isi angket ini dengan memberi tanda centang (√) pada kolom SL (selalu), SR
(sering), P (pernah), dan TP (tidak pernah), sesuai dengan jawaban pilihanmu.
5. Bila telah selesai akhiri dengan Hamdalah.
SELAMAT MENGERJAKAN
No Pertanyaan Pilihan
SL SR P TP
1 Saya senang mengikuti pelajaran Agama Islam
2 Saya memberi salam dan berjabat tangan jika bertemu
dengan guru
3 Saya menghormati dan menyayangi orang tua
4 Saya bersedia membantu dan menolong orang lain jika
membutuhkan
5 Saya shalat lima waktu tepat pada waktunya apabila ada
kesempatan
6 Saya akan disiplin dan mentatati peraturan walaupun
tidak ada guru yang mengawasi
7 Saya berpuasa sebulan penuh selama bulan Ramadhan
kecuali ada halangan
8 Saya senantiasa berbuat baik kepada semua makhluk
ciptaan Allah
L a m p i r a n |
9 Saya membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an setiap hari
10 Saya melakukan shalat lima waktu berjama’ah di masjid
11 Saya yakin Allah selalu mengawasi perbuatan kita
12 Saya yakin bahwa Allah SWT membalas setiap
perbuatan yang kita perbuat
13 Saya tidak membeda-bedakan antar sesama teman
14 Saya melakukan segala sesuatu apapun semata-mata
karena Allah, bukan karena dipaksa orang lain
15 Saya mencintai Allah dan RasulNya
16 Saya berusaha meminta maaf kepada orang lain jika
saya berbuat salah kepadanya
17 Saya menghormati dan menghargai orang lain
18 Saya bersungguh-sungguh dalam menimba ilmu
19 Saya senantiasa memaafkan orang lain yang berbuat
salah kepada saya
20 Saya memenuhi janji yang telah saya buat dengan siapa
pun
21 Saya berkata jujur dan tidak pernah berbohong
22 Saya belajar dengan rajin dan penuh semangat
23 Saya melakukan hal-hal sunnah seperti puasa senin
kamis dan shalat duha
24 Saya menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi
segala larangan-Nya
25 Saya senang menjalin tali silaturahmi dan menjaga
ukhuwah Islamiyah
26 Saya bersemangat dalam menggapai ridho Allah
27 Saya shalat zuhur berjamaah di sekolah
28 Saya bersedia memberikan infaq atau shodaqoh
L a m p i r a n |
29 Saya berbakti kepada kedua orang tua
30 Saya bersifat tabah dan menerima apabila ada masalah
31 Saya bersyukur atas apa yang diberikan oleh Allah
32 Saya taat dan patuh kepada guru
33 Saya menjalankan amanah dengan penuh rasa tanggung
jawab
34 Saya mengajak teman untuk selalu berbuat Amr Ma’ruf
35 Saya berusha menjadi teladan yang baik bagi semua
orang
Terima kasih atas kerjasamanya