hubungan antara pola asuh orangtua dengan ...repository.usd.ac.id/31397/2/139114062_full.pdfhubungan...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANGTUA DENGAN
KONFORMITAS PADA REMAJA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memeroleh Gelar Sarjana
Psikologi Program Sarjana Psikologi
Disusun oleh:
Dalupeni Widyaningrum
139114062
Program Studi Psikologi
Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Karya ini saya persembahkan kepada kedua orangtua dan adik saya yang
saya sayangi.
Terimakasih karena telah mendengar cerita dan kleluh kesah yang saya
sampaikan.
Karena dukungan dan doa mereka saya dapat menyelesaikan penelitian ini.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN MOTTO
“Kelabu tak pernah menjadi warna impianku, namun ia awal
dari rintik hujan yang menjemput pelangi”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANGTUA DENGAN
KONFORMITAS PADA REMAJA
Dalupeni Widyaningrum
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara persepsi pola asuh
orang tua yang dimiliki remaja dengan konformitas pada remaja. Penelitian ini
ingin melihat hubungan pada empat jenis pola asuh yaitu authoritative,
authoritarian, permissive, dan neglecting. Subjek dalam penelitian ini adalah
remaja berusia 14 hingga 18 tahun yang tinggal bersama kedua orangtua.
Penelitian ini menggunakan dua skala, yaitu skala persepsi pola asuh dan skala
konformitas. Koefisien reliabilitas skala persepsi pola asuh adalah 0,902 dan
koefisien reliabilitas untuk skala konformitas adalah 0,824. Teknik analisis data
menggunakan uji korelasi Rank-Spearman. Hasil dari penelitian ini menyatakan
bahwa terdapat hubungan yang rendah yang tidak signifikan antara persepsi pola
asuh authoritative (r=-0,116; p=0,279), authoritarian (r=0,072; p=0,636),
permissive (r=0,024; p=0,865), dan neglecting (r=-0,112; p=0,280) dengan
konformitas pada remaja.
Kata kunci: persepsi pola asuh orangtua, konformitas, remaja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
THE CORRELATION BETWEEN PARENTING STYLE WITH
CONFORMITY IN ADOLESCENCE
Dalupeni Widyaningrum
ABSTRACT
This study aimed to determine the correlation between parenting perception with
conformity in adolescence. This study aimed to determine the correlation in four
kind of parenting perceptions, they were authoritative, authoritarian, permissive,
and neglecting. Subjects in this study were adolescents around 14 years old to 18
years old who lived with both of their parents. This research used two scales, they
were parenting perception scale and conformity scale. Reliability coefficient of
parenting perception scale is 0,902 and reliability coefficient of conformity scale
is 0,824. The analysis technique used Rank-Spearman correlation test. The result
showed there is low correlation that does not significant between authoritative
(r=-0,116; p=0,279), authoritarian (r=0,072; p=0,636), permissive (r=0,024;
p=0,865), and neglecting (r=-0,112; p=0,280) parenting perception with
conformity.
Keywords: parenting perception, conformity, adolescence
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Rasa syukur penulis kepada Tuhan Yang Maha Esa, dalam penulisan skripsi
ini penulis menemukan beberapa kesulitan dan karenaNya penulis dapat
menyelesaikan penelitian ini dengan sebaik-baiknya. Banyak pembelajaran yang
penulis dapatkan dalam proses penyelesaian penelitian ini yang semoga dapat
berguna di masa depan penulis.
Dalam proses penulisan skripsi ini penulis mendapatkan banyak bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapka rasa terima kasih
kepada:
1. Dr. Titik Kristiyani, M.Psi. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma
2. Monica Eviandaru M., M.App.Psych., Ph.D. selaku Kepala Program Studi
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
3. T.M. Raditya Hernawa, M.Psi. dan Prof. A. Supratiknya, Ph.D. selaku Dosen
Pembimbing Akademik yang telah mendampingi penulis menempuh masa
studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
4. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing dan memberikan masukan
kepada penulis.
5. Ratri Sunar Astuti, M.Si, Monica E. Madyaningrum, M.App., Ph.D., dan
Edward Theodorus, M.App.,Psy selaku dosen penguji yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Passchedona Henrietta P.D.A.D.S.,S.Psi., M.A., dan R. Landung E.
Prihatmoko, M.Psi yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis
menyelesaikan skripsi ini.
7. Kedua orangtua penulis yang selalu mendoakan, mendukung, dan
medengarkan semua keluh kesah penulis.
8. Bapak/Ibu dosen dan karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
yang telah mengajar dan membantu penulis untuk menuntut ilmu dari awal
semester hingga sekarang.
9. Kepala dan wakil kepala, guru-guru, serta siswa/i SMA Ananda Bekasi yang
telah memberi izin dan meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam
pengumpulan data.
10. Adik kandung penulis yang telah menemani, mendukung, dan membantu
penulis dalam pengerjaan skripsi.
11. Rekan-rekan mahasiswa, Karina, Claudia, Dewi, Devina, Estu, Cangik, Zer,
Fena, dan masih banyak lagi rekan penulis yang telah bersedia memberikan
masukan kepada penulis.
12. Sahabat-sahabat penulis yaitu Jennifer, Reska, Merry, Okta, Desy, dan Lia
yang telah membantu ataupun memberikan dukungan emosional pada penulis.
13. Subjek penelitian yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi skala
penelitian ini.
14. Serta berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian
penelitian ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
Penulis merasa penelitian ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan
saran masih diperlukan untuk menyempurnakan penelitian ini.
Yogyakarta, April 2018
Penulis,
Dalupeni Widyaningrum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ...................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
ABSTRACT .......................................................................................................... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ......................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xviii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xx
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xxi
BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 10
1. Manfaat Teoretis .................................................................... 10
2. Manfaat Praktis ...................................................................... 10
BAB II : LANDASAN TEORI ........................................................................ 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
A. Pola Asuh ..................................................................................... 11
1. Definisi Pola Asuh ................................................................ 11
2. Pola Asuh di Indonesia .......................................................... 12
3. Aspek-aspek Pola Asuh.......................................................... 14
a) Penerimaan/responsivitas ............................................... 14
b) Tuntutan/kontrol ............................................................. 15
4. Jenis-jenis Pola Asuh ............................................................. 16
a) Authoritarian .................................................................. 17
b) Permissive ....................................................................... 17
c) Authoritative ................................................................... 18
d) Neglecting ....................................................................... 19
B. Konformitas ................................................................................. 20
1. Definisi Konformitas .............................................................. 20
2. Aspek-aspek Konformitas ...................................................... 21
a) Kekompakan ................................................................... 21
b) Kesepakatan .................................................................... 21
c) Ketaatan .......................................................................... 22
3. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Konformitas .................... 22
C. Masa Remaja ................................................................................ 26
1. Definisi Masa Remaja ............................................................ 26
2. Karakteristik Remaja .............................................................. 27
3. Hubungan Remaja dengan Orangtua ..................................... 28
4. Hubungan Remaja dengan Teman Sebaya ............................. 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
5. Remaja Santri ......................................................................... 30
D. Dinamika Hubungan Persepsi Pola Asuh Orangtua dengan
Konformitas pada Remaja ............................................................ 31
E. Hipotesis ....................................................................................... 34
F. Skema ........................................................................................... 35
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 37
A. Jenis Penelitian ............................................................................. 37
B. Variabel Penelitian ....................................................................... 37
1. Variabel Bebas ....................................................................... 37
2. Variabel Tergantung............................................................... 37
C. Definisi Operasional..................................................................... 37
1. Pola Asuh ............................................................................... 37
2. Konformitas ........................................................................... 38
D. Subjek Penelitian .......................................................................... 38
E. Alat Pengumpulan Data ............................................................... 39
1. Pola Asuh ............................................................................... 39
2. Konformitas ........................................................................... 40
3. Pemberian Skor ...................................................................... 41
F. Pengujian Instrumen Penelitian.................................................... 42
1. Validitas ................................................................................. 42
2. Seleksi Aitem ......................................................................... 44
a) Skala Persepsi Pola Asuh Orangtua ................................. 45
b) Skala Konformitas ............................................................ 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
3. Reliabilitas ............................................................................. 51
G. Metode Analisis Data ................................................................... 52
1. Uji Asumsi ............................................................................. 52
a) Uji Normalitas .................................................................. 52
b) Uji Linearitas .................................................................... 53
2. Uji Hipotesis .......................................................................... 53
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 54
A. Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 54
B. Deskripsi Subjek Penelitian ......................................................... 54
C. Deskripsi Data Penelitian ............................................................. 56
1. Persepsi Pola Asuh ................................................................. 56
2. Konformitas ........................................................................... 57
D. Hasil Penelitian ............................................................................ 57
1. Uji Asumsi ............................................................................. 57
a) Uji Normalitas .................................................................. 57
b) Uji Linearitas .................................................................... 60
2. Uji Hipotesis .......................................................................... 64
E. Pembahasan .................................................................................. 69
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 75
A. Kesimpulan ................................................................................. 75
B. Keterbatasan Penelitian .............................................................. 76
C. Saran ........................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
LAMPIRAN ......................................................................................................... 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi Jenis Pola Asuh Orangtua .................................................. 16
Tabel 3.1 Sebaran Aitem Skala Persepsi Pola Asuh Orangtua Sebelum Uji Coba..
.............................................................................................................................. 40
Tabel 3.2 Sebaran Aitem Skala Konformitas Sebelum Uji Coba ........................ 41
Tabel 3.3 Sebaran Aitem Skala Konformitas dengan Aitem Pengganti Sebelum
Uji Coba Kedua .................................................................................. 44
Tabel 3.4 Sebaran Aitem Skala Persepsi Pola Asuh Orangtua Setelah Uji Coba 46
Tabel 3.5 Skala Persepsi Pola Asuh Orangtua Yang Digunakan Dalam Penelitian
............................................................................................................. 47
Tabel 3.6 Sebara Aitem Skala Konformitas Setelah Uji Coba Pertama .............. 48
Tabel 3.7 Sebaran Aitem Skala Konformitas dengan Aitem Pengganti Setelah Uji
Coba Kedua ......................................................................................... 49
Tabel 3.8 Skala Konformitas yang Digunakan dalam Penelitian ........................ 50
Tabel 3.9 Tabel Klasifikasi Relliabilitas ............................................................. 51
Tabel 4.1 Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ............................. 54
Tabel 4.2 Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Usia ............................................ 55
Tabel 4.3 Deskripsi Jenis Persepsi Pola Asuh ..................................................... 56
Tabel 4.4 Deskripsi Data Persepsi Pola Asuh Orangtua ...................................... 56
Tabel 4.5 Deskripsi Data Konformitas ................................................................ 57
Tabel 4.6 Uji Normalitas Data Persepsi Pola Asuh Authoritative ....................... 58
Tabel 4.7 Uji Normalitas Data Persepsi Pola Asuh Authoritarian ...................... 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
Tabel 4.8 Uji Normalitas Data Persepsi Pola Asuh Permissive ........................... 59
Tabel 4.9 Uji Normalitas Data Persepsi Pola Asuh Neglecting ........................... 59
Tabel 4.10 Uji Normalitas Data Konformitas ...................................................... 60
Tabel 4.11 Uji Linearitas Persepsi Pola Asuh Authoritative dengan Konformitas ..
............................................................................................................. 61
Tabel 4.12 Uji Linearitas Persepsi Pola Asuh Authoritarian dengan Konformitas
............................................................................................................. 62
Tabel 4.13 Uji Linearitas Persepsi Pola Asuh Permissive dengan Konformitas . 63
Tabel 4.14 Uji Linearitas Persepsi Pola Asuh Neglecting dengan Konformitas .. 64
Tabel 4.15 Tabel Tingkat Hubungan ................................................................... 65
Tabel 4.16 Uji Hipotesis Persepsi Pola Asuh Authoritative dengan Konformitas
............................................................................................................. 66
Tabel 4.17 Uji Hipotesis Persepsi Pola Asuh Authoritarian dengan Konformitas
............................................................................................................. 67
Tabel 4.18 Uji Hipotesis Persepsi Pola Asuh Permissive dengan Konformitas 68
Tabel 4.19 Uji Hipotesis Persepsi Pola Asuh Neglecting dengan Konformitas 69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Hubungan Persepsi Pola Asuh Authoritative dengan
Konformitas ................................................................................. 35
Gambar 2.2 Skema Hubungan Persepsi Pola Asuh Authoritarian dengan
Konformitas ................................................................................. 35
Gambar 2.3 Skema Hubungan Persepsi Pola Asuh Permissive dengan
Konformitas ................................................................................. 36
Gambar 2.4 Skema Hubungan Persepsi Pola Asuh Neglecting dengan
Konformitas ................................................................................. 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 : SKALA ..................................................................................... 84
LAMPIRAN 2 :HASIL VALIDITAS DENGAN INDEKS VALIDITAS ISI (IVI)
............................................................................................................................ 130
LAMPIRAN 3 : HASIL RELIABILITAS ......................................................... 149
LAMPIRAN 4 : SURAT KETERANGAN MELAKUKAN PENELITIAN .... 159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Budaya Asia lebih kolektif dibandingkan budaya Barat (Myers, 1999).
Individu dianggap bagian dari suatu kelompok tertentu, maka suatu kelompok
dianggap bertanggung jawab terhadap individu. Dengan demikian individu
juga dianggap menggambarkan suatu kelompok tertentu (Myers, 1999).
Konformitas dapat dilihat sebagai hal buruk, baik, maupun netral
(Myers, 1999). Perilaku konformitas yang dilakukan berdasarkan norma
sosial dapat dilihat sebagai perilaku yang baik dilakukan di masyarakat (Baron
& Byrne, 2005). Perilaku konformitas di sini penting untuk menghindari
kekacauan sosial (Baron & Byrne, 2005). Perilaku konformitas yang dianggap
baik salah satunya adalah mengantri (Myers, 1999) , perilaku tersebut sangat
penting dilakukan di lingkungan sosial (Baron & Byrne, 2005). Individu yang
besar di lingkungan Asia biasanya menghormati orang yang lebih tua serta
melakukan tradisi yang biasanya dilakukan (Myers, 1999). Melakukan
konformitas memang hal yang wajar, namun saat harus mengubah perilaku
menjadi tidak sesuai dengan nilai diri atau berkaitan dengan perilaku negatif
maka hal tersebut menjadi masalah (Aronson, Wilson, & Akert, 2005).
Konformitas juga dapat dipandang buruk. Seseorang yang konformis
kurang memiliki sikap kritis sehingga ia cenderung mengikuti pendapat
maupun keputusan yang dibuat orang lain (Ma’rufah, Matulessy, &
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Noviekayati, 2014). Salah satu penyebab seseorang melakukan konformitas
adalah karena ingin diterima oleh suatu kelompok (Aronson, Wilson, & Akert,
2005).
Walaupun orang di negara Asia seharusnya wajar melakukan
konformitas, namun dampak negatif dari konformitas banyak ditemukan di
Indonesia. Penelitian-penelitian sebelumnya banyak yang membahas
mengenai konformitas dan dampak-dampak yang cenderung negatif. Beberapa
penelitian sebelumnya menyatakan bahwa konformitas memengaruhi perilaku
negatif pada remaja dan perilaku agresi. Perilaku konformitas juga dapat kita
lihat pada keseharian serta dapat memengaruhi gaya hidup seseorang. Seperti
yang dikatakan Priastuti, Pratiwi, & Supriyono (2014) bahwa konformitas
teman sebaya berperan dalam pemilihan jurusan kuliah. Penelitian tersebut
mengatakan bahwa dengan adanya konformitas teman sebaya, pemilihan
jurusan kuliah menjadi tidak sesuai dengan minat pribadi remaja.
Penelitian sebelumnya mengatakan bahwa konformitas memengaruhi
perilaku-perilaku negatif. Perilaku negatif tersebut meliputi kenakalan remaja
(Mantiri & Adriana, 2012), menyontek (Raharjo &Marwanto, 2015), perilaku
minum minuman beralkohol (Cipto & Kuncoro, 2010), serta perundungan
(Tis’Ina & Suroso, 2015). Perilaku negatif tersebut dilakukan oleh remaja
dikarenakan keinginan mereka untuk diterima oleh suatu kelompok (Mantiri &
Adriana, 2012; Cipto & Kuncoro, 2010). Perilaku menyontek juga kerap
ditemukan saat ujian yang sedang berlangsung (Toiskandar, 2015; Liputan6,
2012). Para siswa menyontek dengan cara saling menukarkan jawaban antar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
teman (Toiskandar, 2015). Seseorang mengatakan karena sudah menyontek
sudah biasa, maka ia akan menjadi tidak percaya diri jika tidak melakukannya
(Margianto, 2012). Minuman keras oplosan juga sudah memakan banyak
korban di berbagai tempat (Fitriani, 2018). Seseorang minum minuman keras
oplosan biasanya karena teman-temannya yang minum saat berkumpul
(Fitriani, 2018). Kemudian, sebagian besar peminum minuman beralkohol
berada pada usia remaja (Purba, 2017).
Perundungan terjadi di lingkungan yang telah sering terjadi
perundungan, sehingga perilaku ini dianggap wajar untuk dilakukan di
lingkungan tersebut (Levianti dalam Tis’Ina & Suroso, 2015). Kasus
perundungan telah banyak terjadi, tak jarang korban mengalami luka parah
bahkan kehilangan nyawanya (Fikri, 2018; Achmad, 2017). Tercatat sebanyak
84% remaja usia 12-17 tahun pernah menjadi korban perundungan (Fikri,
2018). Seseorang mengatakan ia pernah melakukan perundungan karena
teman-teman lainnya melakukannya (Achmad, 2017).
Penelitian sebelumnya mengatakan bahwa perilaku agresi juga
dipengaruhi oleh konformitas (Utomo& Warsito, 2013). Sarwono & Meinarno
(2009) juga mengatakan bahwa salah satu perilaku konformitas adalah
perkelahian antar pelajar atau tawuran. Kasus tawuran telah banyak terjadi dan
tidak jarang memakan korban jiwa (Ades, 2016; Panduwinata, 2016). Pelaku
biasanya beralasan karena solidaritas antar teman (Panduwinata, 2016; Utomo
& Warsito, 2013). Tawuran umumnya terjadi pada anak usia remaja (Ades,
2016; Panduwinata, 2016; Utomo& Warsito, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Konformitas juga dapat memengaruhi gaya hidup seseorang (Aronson,
Wilson, & Akert, 2005). Risani (2016) menyatakan bahwa mahasiswa
mengikuti suatu organisasi dilatarbelakangi dari beberapa hal, salah satunya
adalah “ikut-ikutan”. Untuk mahasiswa yang ikut-ikutan biasanya mengikuti
kegiatan di luar organisasi yang dilakukan oleh teman-temannya tersebut,
seperti karaoke, belanja, ataupun sekedar nongkrong di café. Kemudian
perilaku konsumtif juga berhubungan dengan konformitas (Fitriyani, Widodo,
& Fauzia, 2013). Penelitian tersebut mengatakan bahwa mahasiswa cenderung
mudah terpengaruh oleh teman-temannya untuk membeli suatu barang
(Fitriyani, Widodo, & Fauzia, 2013). Untuk diterima suatu kelompok
seseorang harus menyesuaikan diri dengan gaya hidup kelompoknya, salah
satunya dengan konformitas. Perilaku konformitas akan menjadi masalah jika
tidak sesuai dengan nilai diri dari individu tersebut (Aronson, Wilson, &
Akert, 2005).
Berdasarkan paparan tersebut dapat dilihat bahwa remaja rentan untuk
bersikap konformis pada perilaku yang bersifat negatif. Hal tersebut dapat
disebabkan karena remaja berada dalam fase pencarian identitas diri (Berk,
2012). Remaja menjadi mudah terpengaruh norma-norma ataupun kelompok
tertentu. Dalam perkembangannya, konformitas yang tinggi pada remaja
menjadikan lingkungan remaja sangat penting. Remaja menjadikan teman-
temannya sebagai acuan. Remaja cenderung menghabiskan lebih banyak
waktu dengan teman-temannya (Papalia & Feldman, 2014). Tidak heran jika
para remaja sering menceritakan rahasia mereka kepada teman-temannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
(Papalia & Feldman, 2014). Karena masa remaja ini erat kaitannya dengan
teman sebaya, maka mereka cenderung mengikat diri mereka dalam suatu
persahabatan atau ke dalam sebuah geng (Papalia & Feldman, 2014). Pada
konsep pertemanan remaja, di dalamnya terdapat kerjasama dan hubungan
timbal balik (Berk, 2012). Hal ini memperkuat asumsi bahwa remaja rentan
terhadap konformitas.
Konformitas dapat dipengaruhi beberapa faktor. Yang pertama adalah
kohesivitas yang mengatakan bahwa seseorang meniru perilaku orang lain
yang dia sukai dan tidak akan meniru perilaku dari orang yang ia tidak sukai
(Baron & Byrne, 2005). Selanjutnya adalah ukuran kelompok (Baron &
Byrne, 2005), yang mengatakan bahwa dengan ukuran kelompok yang besar
maka seseorang akan semakin konformis. Faktor selanjutnya adalah norma
sosial deskriptif dan injungtif yang mengatakan bahwa norma sosial
memengaruhi perilaku seseorang (Myers, 2012). Faktor selanjutnya adalah
keseragaman suara (Myers, 2012). Sebuah kelompok biasanya menginginkan
keseragaman, tekanan ini dapat membuat seseorang bertindak seragam dengan
kelompoknya (Myers, 2012). Faktor selanjutnya adalah status yang
mengatakan bahwa seseorang dengan status yang rendah akan cenderung
mengikuti perilaku atau pendapat seseorang dengan status yang lebih tinggi
(Myers, 2012). Respons umum juga dapat memengaruhi konformitas (Myers,
2012). Tekanan sosial untuk menjadi seragam dapat memengaruhi seseorang
untuk berperilaku sesuai dengan respons umum yang ada (Myers,2012).
Selanjutnya adalah komitmen sebelumnya (Myers, 2012) yang menyatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
bahwa seseorang yang telah memiliki komitmen sebelumnya cenderung
mempertahankan komitmennya dan tidak mudah terpengaruh oleh hal lainnya
(Myers, 2012). Kemudian keluarga juga dapat memengaruhi konformitas
(Efendi, 2013). Menurut penelitian yang dilakukan Efendi (2013), pola asuh
yang diterima memengaruhi tingkat konformitas.
Berdasarkan faktor-faktor yang telah disebutkan, keluarga merupakan
faktor utama dalam perkembangan remaja. Hal ini dikarenakan keluarga
merupakan tempat pertama seorang anak berkomunikasi dan hal ini
memengaruhi perkembangan selanjutnya (Berns, 2013). Tholib (dalam Efendi,
2013) mengatakan bahwa pola asuh merupakan hal utama yang memengaruhi
perkembangan sosial anak. Hal ini menjadikan pola asuh sebagai variabel
yang penting dalam perkembangan remaja.
Pola asuh dapat dilihat dari sudut pandang seorang anak. Anak memiliki
penilaiannya sendiri mengenai pola asuh yang ia terima dari orangtuanya
(Wulaningsih & Hartini, 2015). Anak akan menilai secara subyektif pola asuh
yang ia terima positif atau negatif (Wulaningsih & Hartini, 2015). Persepsi
anak mengenai pola asuh orangtuanya ini akan memengaruhi perkembangan
anak selanjutnya (Wulaningsih & Hartini, 2015).
Pola asuh orangtua dibagi menjadi empat, yaitu authoritarian,
authoritative, permissive,dan neglecting (Baumrind dalam King, 2016). Pola
asuh authoritarian adalah pola asuh yang sangat kaku. Orangtua dengan pola
asuh ini cenderung membatasi serta menghukum anak. Orangtua jarang
memberikan kesempatan diskusi pada anak serta perintahnya bersifat mutlak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Kemudian pola asuh authoritative menggunakan kontrol pada anak, namun
tetap hangat. Anak didorong untuk menjadi sosok yang mandiri. Orangtua
dengan pola asuh ini menggunakan metode diskusi dengan anak. Selanjutnya
adalah pola asuh neglectful. Orangtua dengan pola asuh ini ini cenderung
kurang terlibat dalam kehidupan anak atau mengabaikan anak. Yang terakhir
adalah pola asuh permissive yang memberikan kontrol sangat sedikit pada
anak. Orangtua cenderung memberikan kebebasan pada anak untuk
melakukan apa saja yang ia mau.
Penelitian lain mengatakan bahwa pola asuh yang berbeda menghasilkan
individu yang berbeda (Lamborn, Mounts, Steinberg, & Dornbusch, 1991).
Penelitian tersebut juga mengatakan bahwa pola asuh authoritarian
menghasilkan remaja yang cenderung patuh dan konformis. Pola asuh
authoritarian dikatakan dapat berdampak buruk bagi perkembangan
psikososial remaja. Hal ini dikarenakan pola asuh authoritarian dapat
menurunkan kompetensi dan kepercayaan diri remaja tersebut (Lamborn,
Mounts, Steinberg, & Dornbusch, 1991). Penelitian yang serupa juga
mengatakan bahwa anak yang dibesarkan dengan pola asuh authoritarian,
cenderung menjadikan teman-teman mereka sebagai referensi dalam banyak
hal (Bednar & Fisher, 2003). Mereka cenderung melakukan konformitas
berdasarkan perilaku teman-temannya.
Penelitian dengan tema serupa menunjukkan hasil yang berbeda. Anak
yang diasuh dengan pola asuh yang tinggi di kedua aspeknya akan
menunjukkan konformitas yang lebih tinggi (Efendi, 2013). Pola asuh yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
tinggi di kedua aspeknya dapat dikategorikan menjadi pola asuh authoritative
(Bee, 1997). Penelitian tersebut mengatakan bahwa semakin besar keterlibatan
orangtua maka anak akan semakin bersikap konformis pada norma-norma
sosial yang ada (Efendi, 2013). Anak dengan tingkat pola asuh yang tinggi
lebih dapat bertindak sesuai dengan norma sosial yang berlaku di masyarakat.
Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan hubungannya dengan konformitas
dari dua jenis pola asuh yang berbeda dan juga di lingkungan yang berbeda.
Penelitian yang dilakukan di lingkungan budaya yang berbeda ini juga
memiliki pandangan yang berbedda mengenai konformitas. Peneliti kemudian
ingin melihat bagaimana jenis pola asuh lainnya berhubungan dengan
konformitas jika dilihat dari lingkungan yang sama.
Beberapa penelitian serupa telah dilakukan sebelumnya, walaupun
demikian peneliti kesulitan menemukan penelitian terbaru yang mengkaitkan
kedua variabel ini. Dua dari penelitian sebelumnya dilakukan pada seting
tempat yang memiliki budaya yang berbeda, sementara penelitian terbaru yang
dilakukan oleh Efendi (2013) melihat pola asuh orangtua secara keseluruhan
dan terbatas pada lingkugan santri. Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin
melihat hubungan antara kedua variabel tersebut pada subjek yang lebih luas.
Peneliti juga merasa penting untuk meneliti hubungan pada masing-masing
jenis pola asuh. Hal ini berkaitan dengan pernyataan yang mengatakan bahwa
pola asuh yang berbeda dapat menghasilkan individu yang berbeda (Lamborn,
Mounts, Steinberg, & Dornbusch, 1991)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Berdasarkan paparan di atas peneliti bermaksud untuk melihat apakah
terdapat hubungan antara persepsi pola asuh orangtua dengan konformitas
pada remaja. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
penelitian ini melihat pada seluruh jenis pola asuh dan melihat hubungannya
dari masing-masing jenis pola asuh dengan konformitas. Selain itu pola asuh
dilihat dari persepsi remaja yang menerima pola asuh tersebut.
B. Rumusan Masalah
Konformitas identik terjadi pada usia remaja. Tidak sedikit masalah yang
timbul dengan latar belakang konformitas pada usia remaja. Banyak faktor
yang memengaruhi konformitas, salah satunya adalah keluarga. Pola asuh
yang diterapkan dalam keluarga merupakan hal utama yang memengaruhi
perkembangan remaja. Berdasarkan paparan sebelumnya, peneliti ingin
melihat apakah terdapat hubungan antara persepsi pola asuh orangtua dengan
konformitas pada remaja.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan antara persepsi pola asuh orangtua dengan konformitas pada remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat menyumbang pemikiran mengenai ilmu
psikologi serta menambah wawasan mengenai pola asuh serta konformitas.
2. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi orangtua
agar dapat menerapkan pola asuh yang sesuai untuk anak, khususnya
berkaitan dengan konformitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pola Asuh
1. Definisi Pola Asuh
Baumrind (dalam Respati, Yuliana, & Widiana, 2006)
mendefinisikan pola asuh sebagai cara atau strategi orangtua untuk
membesarkan anaknya. Pola asuh dapat dilihat dari bagaimana orangtua
memenuhi kebutuhan anak, melindungi, mendidik, dan memengaruhi
perilaku dari anak (Baumrind dalam Respati, Yuliana, & Widiana, 2006).
Santrock (2002) berpendapat bahwa pengasuhan adalah cara orangtua
membuat anaknya menjadi individu yang berkembang sesuai dengan tahap
perkembangannya.
Lestari (dalam Efendi, 2013) mengatakan bahwa pola asuh adalah
cara orangtua berinteraksi dengan anak. Pola asuh merupakan cara
orangtua memerlakukan, mendisiplinkan atau mengontrol anak, serta
pemberian dukungan pada anak (Lestari dalam Efendi, 2013).
Lahey (2012) berpendapat bahwa pola asuh adalah tindakan orangtua
untuk merawat, melindungi, serta memberikan pengalaman untuk
pembelajaran anak. Lahey (2012) mengatakan bahwa perilaku merawat
adalah seperti memberi makan atau kebutuhan-kebutuhan lain yang
dimiliki anak. Perilaku melindungi dapat berupa pengobatan saat sakit
ataupun berupa pengawasan/kontrol terhadap perilaku anak. Pengalaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
dan pembelajaran seperti orangtua yang mengajarkan keterampilan pada
anak (membaca, menulis, berhitung, dan lainnya) ataupun saling bercerita
(Lahey, 2012).
Berdasarkan definisi yang telah disampaikan, peneliti menyimpulkan
bahwa definisi pola asuh adalah cara orangtua untuk membesarkan
anaknya (Baumrind dalam Respati, Yuliana, & Widiana, 2006). Cara
membesarkan anak yang dilakukan orangtua dapat berupa bagaimana
orangtua memperlakukan anak, mendidik, mengontrol, serta memberikan
dukungan pada anak.
2. Pola Asuh di Indonesia
Penelitian ini bermaksud menggunakan teori pola asuh dari
Baumrind. Teori Baumrind ini dikembangkan di negara dengan budaya
yang berbeda, sehingga peneliti memiliki kekhawatiran tentang teori
Baumrind yang akan digunakan dalam penelitian ini. Peneliti khawatir jika
teori pola asuh Baumrind ini tidak sesuai jika digunakan dalam penelitian
ini yang akan dilakukan di Indonesia. Rudy dan Grusec (2006)
mengatakan bahwa kelompok dengan budaya kolektif cenderung
menerapkan pola asuh authoritarian dalam mengasuh anaknya,
dibandingkan dengan kelompok dengan budaya individualistis. Walaupun
demikian, anak yang diasuh dengan pola asuh authoritarian tidak selalu
menunjukkan perilaku yang negatif (Rudy & Grusec, 2006). Negara yang
berada pada daerah Asia biasanya memiliki budaya kolektif, maka mereka
akan lebih menerapkan pola asuh authoritarian, dibandingkan negara barat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
yang memiliki budaya individualistis (Rudy & Grusec, 2006). Dari
penelitian tersebut dikhawatirkan di Indonesia pola asuh yang digunakan
hanya terpusat pada pola asuh authoritarian.
Teori pola asuh dari Baumrind dapat diaplikasikan di Indonesia. Hal
ini sesuai dengan penelitian lain mengenai pola asuh yang menggunakan
teori Baumrind. Penelitian-penelitian tersebut tidak menunjukkan hasil
seperti penelitian Rudy & Grusec (2006). Penelitian lain yang dilakukan di
Indonesia menunjukkan pola asuh authoritative lebih banyak digunakan
orangtua ataupun dipersepsi oleh anak (Longkutoy, Sinolungan, & Opod,
2015; Wulaningsih & Hartini, 2015; Respati, Yulianto, & Widiana, 2006).
Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa pola asuh yang
digunakan cenderung beragam di Indonesia dan dengan angka tertinggi
pada pola asuh authoritative (Longkutoy, Sinolungan, & Opod, 2015;
Wulaningsih & Hartini, 2015; Respati, Yulianto, & Widiana, 2006).
Penelitian sebelumnya tersebut menunjukkan bahwa teori Baumrind
dengan caranya membagi jenis pola asuh dapat diterapkan di Indonesia.
Berdasarkan hal yang telah disampaikan, peneliti akan menggunakan
teori pola asuh dari Baumrind dalam penelitian ini. Penelitian-penelitian
sebelumnya telah menunjukkan bahwa teori Baumrind dapat diaplikasikan
di Indonesia. Kekhawatiran yang disampaikan dapat dibantahkan
berdasarkan penelitian-penelitian yang telah disampaikan. Pola asuh yang
digunakan di Indonesia cenderung beragam dan dapat mencakup keempat
jenis pola asuh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
3. Aspek-aspek Pola Asuh
Baumrind membagi jenis-jenis pola asuh berdasarkan dua aspek pola
asuh (Santrock, 2007a). Dua aspek pola asuh tersebut adalah
penerimaan/responsivitas dan tuntutan/kontrol (Bee, 1997; Santrock,
2007a; Erikson; Maccoby & Martin dalam Shaffer & Kipp, 2014). Kedua
aspek ini membentuk keempat jenis pola asuh yang telah dijelaskan
sebelumnya (Santrock, 2007a).
a) Penerimaan/responsivitas (accepting/responsive)
Penerimaan/responsivitas dapat ditunjukkan dengan dukungan
dan juga respons terhadap kebutuhan anak. Orangtua yang memiliki
penerimaan/responsivitas yang baik biasanya menunjukkan senyuman
pada anak, pemberian hadiah, dan memberi dukungan. Orangtua ini
biasanya hangat dan membuat anak merasa nyaman. Sementara
orangtua yang memiliki penerimaan/responsivitas yang rendah akan
menunjukkan perilaku seperti menghukum, kurang mendukung anak,
mengkritik, dan mengabaikan anak.
Anak yang mendapatkan penerimaan/responsivitas akan
cenderung memiliki perkembangan yang baik (Shaffer & Kipp, 2014).
Anak akan memiliki konsep diri yang tinggi, penghargaan diri yang
tinggi, dan mampu menjalin relasi yang baik dengan teman-temnanya
(Shaffer & Kipp, 2014). Anak juga akan memiliki empati yang tinggi
(Bee, 1997). Sedangkan untuk anak yang kurang mendapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
penerimaan/responsivitas cenderung kurang mampu mejalin relasi
dengan teman-temannya (Shaffer & Kipp, 2014).
b) Tuntutan/kontrol (demanding/controlling)
Tuntutan/kontrol biasanya berupa pengendalian serta
pengawasan terhadap perilaku anak. Dengan adanya tuntutan dan
kontrol anak menjadi tidak bebas melakukan hal yang ia inginkan.
Orangtua dengan tuntutan/kontrol biasanya selalu mengawasi apa yang
anak lakukan.
Anak yang menerima tuntutan/kontrol secara konsisten
cenderung tumbuh menjadi individu yang kompeten dan percaya pada
kemampuan sendiri (Bee, 1997). Anak yang menerima
tuntutan/kontrol secara cukup atau tidak berlebihan akan lebih mampu
membuat keputusan bagi dirinya sendiri (Shaffer & Kipp, 2014).
Tuntutan/kontrol yang diberikan secara berlebihan atau pun terlalu
longgar tidak baik untuk perkembangan anak (Bee, 1997). Hal tersebut
dapat menjadikan anak sulit untuk dikontrol serta memiliki kesulitan
untuk menjalin relasi dengan temannya (Bee, 1997).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Tabel 2.1 Klasifikasi Jenis Pola Asuh Orangtua
Tingkat tuntutan/
kontrol
Tingkat penerimaan/responsivitas
Tinggi Rendah
Tinggi Authoritative Authoritarian
Rendah Permissive Neglecting
Berdasarkan aspek-aspek yang telah dijelaskan, Baumrind (dalam
Bee, 1997) melihat empat kombinasi yang spesifik, yaitu:
1) Permissive : memiliki kasih sayang tinggi, namun
rendah dalam tuntutan, kontrol, dan
komunikasi.
2) Authoritarian : tinggi dalam kontrol dan tuntutan, namun
rendah dalam kasih sayang dan
komunikasi.
3) Authoritative : tinggi dalam kedua aspek.
4) Neglecting / uninvolved : rendah pada kedua aspek. Awalnya
Baumrind tidak menyadari kombinasi ini,
namun studi lanjutan memasukkannya
sebagai hal yang perlu dipelajari.
4. Jenis-jenis Pola Asuh
Berdasarkan teori Baumrind (dalam Bee, 1997) pola asuh dapat
dibedakan menjadi empat, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
a) Authoritarian
Menurut aspeknya, pola asuh authoritarian memiliki kontrol
yang tinggi pada anak, namun kurang responsif pada kebutuhan anak
(Shaffer & Kipp, 2014). Pola asuh authoritarian sangat kaku dan
cenderung membatasi anak (Baumrind dalam King, 2016). Orangtua
biasanya menerapkan banyak aturan, menuntut, serta menginginkan
anak untuk patuh (Shaffer & Kipp, 2014). Orangtua sering menerapkan
hukuman pada anak dan jarang memberikan kesempatan untuk
berdiskusi (Baumrind dalam King, 2016). Orangtua biasanya meminta
anak melakukan sesuatu tanpa menjelaskan alasannya (Baumrind
dalam King, 2016; Shaffer & Kipp, 2014). Orangtua dengan pola asuh
authoritarian biasanya kurang sensitif dengan kebutuhan anak (Shaffer
& Kipp, 2014).
Anak yang dibesarkan dengan pola asuh authoritarian biasanya
memiliki inisiatif dan kecakapan sosial yang kurang baik (King, 2016),
serta agresivitas yang lebih tinggi (Bee, 1997). Selain itu ia cenderung
membandingkan dirinya dengan orang lain (King, 2016), hal tersebut
dikarenakan anak memiliki penghargaan diri yang rendah (Bee, 1997).
b) Permissive
Pola asuh permissive memberikan kontrol yang sangat sedikit
pada anak (Baumrind dalam King, 2016; Shaffer & Kipp, 2014),
namun orangtua sangat responsif terhadap kebutuhan anak (Baumrind
dalam King, 2016). Orangtua membebaskan anak untuk melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
apapun yang ia mau (Shaffer & Kipp, 2014). Orangtua denga pola asuh
permissive jarang mengawasi serta mengontrol perilaku anak (Shaffer
& Kipp, 2014). Anak yang diasuh dengan pola asuh permissive
biasanya menunjukkan perilaku yang kurang baik (Bee, 1997).
Anak dengan pola asuh permissive cenderung memiliki
kompetensi sosial yang kurang baik dalam hal menghargai orang lain
(King, 2016). Selain itu, anak juga menunjukkan perilaku yang tidak
dewasa di sekolah maupun di antara teman-temanya, kurang memiliki
tanggung jawab dan kurang mandiri (Bee, 1997).
c) Authoritative
Pola asuh authoritative menggunakan kontrol yang cukup pada
anak dan responsif terhadap anak (Baumrind dalam King, 2016).
Orangtua memiliki penerimaan dan respons yang baik terhadap
kebutuhan anak (Shaffer & Kipp, 2014). Orangtua dengan pola asuh
authoritative biasanya memberikan tuntutan dengan alasan yang jelas
(Shaffer & Kipp, 2014). Orangtua menggunakan metode diskusi di
dalamnya dan membiarkan anak terlibat untuk mengambil sebuah
keputusan (Shaffer & Kipp, 2014). Anak dengan pola asuh
authoritative biasanya menunjukkan perilaku yang positif (Bee, 1997).
Anak yang dibesarkan dengan pola asuh authoritative biasanya
memiliki kemampuan sosial yang baik dan percaya diri (King, 2016).
Kemudian anak juga memiliki penghargaan diri yang tinggi dan lebih
mandiri (Bee, 1997).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
d) Neglecting
Pada pola asuh neglecting, orangtua memiliki kontrol dan
respons yang rendah terhadap anak (Santrock, 2007a). Orangtua
dengan pola asuh neglecting biasanya kurang terlibat dalam kehidupan
anak (Baumrind dalam King, 2016). Orang tua cenderung acuh pada
anaknya atau tidak mempedulikan anaknya (Shaffer & Kipp, 2014).
Biasanya orangtua dengan pola asuh neglecting adalah orangtua yang
menolak keberadaan anaknya (Shaffer & Kipp, 2014). Selain itu,
terdapat kemungkinan orangtua tersebut memiliki masalah, sehingga
kurang memiliki waktu untuk mengurus anaknya (Shaffer & Kipp,
2014). Orangtua dengan pola asuh neglecting tidak memberikan
kontrol, termasuk juga tuntutan pada anaknya. Orangtua juga kurang
responsif terhadap kebutuhan anak (Shaffer & Kipp, 2014)
Anak yang diasuh denngan pola asuh neglecting biasanya
menunjukkan perilaku yang negatif (Bee,1997). Dampaknya dapat
berupa anak yang memiliki masalah dengan teman sebaya atau orang
yang lebih tua (Bee, 1997). Anak dengan pola asuh neglecting
biasanya memiliki kemampuan sosial dan kemandirian yang buruk
(King, 2016). Pada remaja, mereka akan lebih impulsif dan bersikap
antisosial (Bee, 1997).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
B. Konformitas
1. Definisi Konformitas
Konformitas merupakan kecenderungan seseorang untuk bertindak
sesuai dengan apa yang masyarakat atau kelompok harapkan (Baron,
Byrne, & Branscombe, 2006). Harapan dari masyarakat biasanya
mengenai bagaimana seseorang seharusnya bertindak di berbagai macam
situasi (Baron, Byrne, & Branscombe, 2006).
Aronson, Wilson dan Akert (2005) berpendapat bahwa konformitas
adalah perubahan suatu perilaku berdasarkan pengaruh dari orang lain atau
bayangan mengenai harapan orang lain.
Sears, Freedman, dan Peplau (1991) mengatakan bahwa seseorang
yang bertindak berdasarkan perilaku setiap orang lain disebut sebagai
konformitas. Jika seseorang melakukan hal tersebut dengan terpaksa maka
hal ini disebut kepatuhan (Sears, Freedman, & Peplau, 1991). Konformitas
ini dapat dikatakan sebagai bentuk dari ketaatan seseorang (Sears,
Freedman, & Peplau, 1991).
Myers (1999) mendefinisikan konformitas tidak hanya berperilaku
seperti perilaku orang lain, melainkan menjadi terpengaruh oleh perilaku
orang lain. Myers (2012) mengatakan bahwa konformitas adalah
perubahan perilaku dan kepercayaan seseorang sesuai dengan tindakan
orang lain dan bagaimana seseorang bertindak. Perilaku yang muncul
biasanya berbeda dari perilaku yang biasanya dilakukan orang tersebut
(Myers, 2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Kiesler & Kiesler (dalam Myers, 1999) mengatakan bahwa
konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan sebagai hasil dari
imajinasi terhadap tekanan kelompok.
Berdasarkan definisi yang telah disampaikan, peneliti menyimpulkan
konformitas adalah perilaku seseorang yang dilakukan karena setiap orang
lainnya melakukan hal tersebut (Sears, Freedman, & Peplau, 1991).
Seseorang melakukan sesuatu berdasarkan bagaimana orang lain
melakukannya, hal ini yang dikatakan konformitas. Konformitas juga
dapat terjadi karena adanya tekanan dari suatu kelompok sosial (Sears,
Freedman, & Peplau, 1991).
2. Aspek-aspek dalam Konformitas
Terdapat beberapa aspek dalam konformitas menurut Sears (dalam
Meilinda, 2013), yaitu:
a) Kekompakan
Kekompakan merupakan kekuatan dari sebuah kelompok. Hal ini
dapat memengaruhi seseorang untuk tetap berada dalam suatu
kelompok. Hubungan remaja yang baik dengan kelompoknya
menyebabkan perasaan suka terhadap anggota kelompoknya. Dengan
demikian timbul harapan pada anggota kelompok tersebut.
b) Kesepakatan
Pendapat kelompok menimbulkan tekanan yang sangat besar
bagi seorang individu, terutama dalam mengambil keputusan. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
menyebabkan seseorang menyesuaikan diri terhadap pendapat
kelompok.
c) Ketaatan
Tekanan yang ada dalam kelompok menyebabkan seseorang mau
melakukan hal tertentu, walaupun ia sendiri tidak menyukainya.
Semakin taat seseorang, maka semakin konformis juga orang tersebut.
3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Konformitas
Aronson, Wilson dan Akert (2005) mengatakan bahwa seseorang
melakukan konformitas dapat dikarenakan mereka tidak tahu apa yang
harus dilakukan pada situasi yang tidak biasa. Selain itu konformitas dapat
disebabkan karena seseorang tidak ingin diejek atau dihukum karena tidak
menjadi bagian dari yang lainnya (Aronson, Wilson, & Akert, 2005).
Mereka memilih untuk bertindak sesuai dengan harapan kelompok
terhadapnya untuk menghindari penolakan atau tidak diperhitungkan dari
kelompok tersebut (Aronson, Wilson, & Akert, 2005; Baron & Byrne,
2005).
Berikut ini faktor-faktor yang memengaruhi konformitas dari
beberapa ahli:
a) Kohesivitass
Baron & Byrne (2005) mengatakan bahwa kita biasanya meniru
perilaku dari orang yang kita sukai dan memilih untuk tidak meniru
dari orang yang tidak kita sukai atau tersingkir. Dengan demikian,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
semakin tinggi ketertarikan seseorang pada orang lain maka semakin
tinggi konformitas, dan sebaliknya.
Myers (2012) mengatakan, semakin kohesif suatu kelompok,
maka kelompok tersebut memiliki kontrol terhadap anggota
kelompoknya yang juga semakin besar. Seseorang biasanya memilih
suatu kelompok yang menggambarkan diri mereka, misalnya ras/etnis.
Kemudian orang tersebut akan menjadikan kelompok tersebut sebagai
dasar dalam berperilaku atau pun berpikir.
b) Ukuran kelompok
Baron & Byrne (2005) mengatakan bahwa ukuran kelompok
adalah faktor yang penting dalam konformitas seseorang. Baron dan
Byrne (2005) mengatakan bahwa konformitas meningkat sejalan
dengan jumlah anggota dalam suatu kelompok. Semakin besar ukuran
kelompok, maka semakin besar juga kemungkinan seseorang untuk
bersikap konformis (Baron & Byrne, 2005; Myers, 2012), walaupun
hal tersebut berarti harus berperilaku tidak sesuai dengan keinginan
(Baron & Byrne, 2005).
c) Norma sosial deskriptif dan norma sosial injungtif
Norma deskri2ptif adalah norma yang memberitahu seseorang
mengenai perilaku yang umumnya dilakukan orang-orang pada situasi
tertentu (Myers, 2012). Norma ini berupa informasi perilaku, seperti
perilak apa yang efektif dan adaptif untuk dilakukan seseorang pada
situasi tertentu (Myers, 2012). Berbeda dengan deskriptif, norma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
injungtif mengatakan apa yang sebaiknya (harus) dan yang tidak
sebaiknya (tidak boleh) dilakukan seseorang pada situasi tertentu
(Myers, 2012). Norma-norma tersebut adalah norma yang berperan
dalam konformitas
d) Keseragaman suara
Beberapa penelitian mengatakan bahwa seseorang yang
mengganggu keseragaman akan menurunkan tingkat sosial dalam
suatu kelompok (Myers, 2012). Dalam kelompok biasanya mereka
menginginkan suatu keseragaman. Untuk menjadi berbeda biasanya
seseorang memerlukan orang lain juga untuk menjadi berbeda (Myers,
2012). Dengan demikian, orang-orang yang berbeda akan memiliki
perasaan atau ikatan yang hangat karena merasa sama-sama berbeda.
Walaupun demikian, mereka akan menolak jika dikatakan saling
terpengaruh.
e) Status
Status dapat memengaruhi seseorang untuk melakukan
konformitas. Semakin tinggi status seseorang, maka ia memiliki
pengaruh yang semakin tinggi (Myers, 2012). Dengan demikian,
semakin rendah status seseorang, maka akan membuatnya mudah
terpengaruh oleh orang lain (Myers, 2012). Contohnya, seseorang yang
berstatus junior akan mudah terpengaruh dengan seseorang dengan
status senior.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
f) Respons umum
Seseorang lebih sulit untuk menunjukkan pendapat pribadinya di
depan umum (Myers, 2012). Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh
tekanan untuk menjadi seragam (Myers, 2012). Berbeda saat seseorang
memberikan pendapat dengan privasi yang terjaga. Hal tersebut
membuat seseorang akan menyampaikan pendapat pribadinya dengan
leluasa (Myers, 2012). Seperti dengan menuliskan pendapatnya dan
hanya dibaca oleh orang tertentu.
g) Komitmen sebelumnya
Setelah seseorang memutuskan sesuatu di depan publik, jarang
untuk mereka mengubah keputusan tersebut (Myers, 2012). Walaupun
di bawah tekanan sosial, biasanya mereka akan tetap mempertahankan
keputusan tersebut (Myers, 2012).
h) Keluarga
Keluarga adalah tempat pertama anak berkomunikasi dengan
orang lain (Berns, 2013). Keluarga merupakan lingkungan sosial
pertama yang anak kenal (Berns, 2013). Dalam keluarga inilah anak
mendapatkan status serta latar belakang budaya keluarga (Berns,
2013). Hal-hal tersebutlah yang nantinya akan memengaruhi anak
dalam masa perkembangannya (Berns, 2013). Lingkungan keluarga ini
lah yang nantinya memengaruhi perkembangan seseorang selanjutnya.
Bennett (dalam Berns, 2013) mengatakan bahwa anak dengan
latar belakang Asia atau Latin menunjukkan kepatuhan, rasa hormat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
serta menerima pihak otoritas dibandingkan dengan anak dengan latar
belakang Eropa Amerika. Penelitian lain juga mengatakan bahwa
keluarga dengan cara pengasuhan yang berbeda akan menunjukkan
anak dengan sifat dan kemampuan yang berbeda (Lamborn, Mounts,
Steinberg, & Dornbusch, 1991). Anak yang diasuh dengan keluarga
authoritarian menunjukkan perilaku yang cenderung patuh dan
konformis terhadap tuntutan orangtua (Lamborn, Mounts, Steinberg, &
Dornbusch, 1991). Selain itu penelitian lain juga mengatakan bahwa
keluarga dengan pengasuhan yang berbeda menunjukkan tingkat
konformitas terhadap norma sosial yang berbeda pula (Efendi, 2013).
C. Masa Remaja
1. Definisi Masa Remaja
Masa remaja adalah proses mempersiapkan diri untuk memasuki
masa dewasa (Santrock, 2007b). Masa remaja diawali dengan mulainya
masa pubertas dan berakhir pada aspek kultural (Santrock, 2007b). Akhir
dari masa remaja ini bergantung pada budaya yang ada di lingkungan
individu tersebut (Santrock, 2007b).
Pada masa remaja, perubahan fisik dan mulainya masa pubertas
adalah hal yang penting (Papalia & Feldman, 2014). Para ahli memberikan
batasan usia yang berbeda-beda, namun tetap saling mendekati. Papalia &
Feldman (2014) menentukan usia antara 11 tahun hingga 19 atau 20 tahun
sebagai batasan usia remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Desmita (2007) mengatakan bahwa batasan usia remaja adalah antara
12 tahun hingga 21 tahun. Dari rentang usia tersebut masih dapat
dibedakan menjadi tiga kategori lagi. Usia remaja awal adalah antara usia
12 tahun hingga 15 tahun (Desmita, 2007). Kemudian untuk remaja
pertengahan antara usia 15 tahun hingga 18 tahun(Desmita, 2007). Remaja
akhir berada pada rentang usia antara 18 tahun hingga 21 tahun (Desmita,
2007).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan subjek remaja dengan
rentang usia 14 hingga 18 tahun (Santrock, 2011). Hal ini dikarenakan
remaja pada usia ini sedang berada pada puncak konformitas, sehingga
mereka akan melakukan konformitas terhadap kelompok sebayanya
(Santrock, 2011).
2. Karakteristik Remaja
Dalam masanya, remaja wajar mengalami berbagai perubahan.
Perubahan fisik/biologis, sosio-emosional, dan kognitif akan dialami pada
masa remaja (Santrock, 2007b). Perubahan fisik/biologis berupa
perubahan tinggi tubuh, hormonal, dan saat remaja memasuki masa
pubertas (Santrock, 2007b). Siklus tidur remaja pun juga mungkin untuk
mengalami perubahan (Santrock, 2007b). Aspek kognitif mengalami
perubahan, yaitu seputar kemajuan cara berpikir, seperti berpikir abstrak,
idealistik, dan logis (Santrock, 2007b). Selanjutnya adalah aspek sosio-
emosional yang mengalami perubahan, seperti munculnya tuntutan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
menjadi mandiri, meningkatnya konflik dengan orangtua, dan keinginan
menghabiskan waktu dengan teman (Santrock, 2007b).
Hubungan remaja dengan teman sebaya menjadi lebih intim
(Santrock, 2007b). Remaja tiba pada masa saat ia akan lebih terbuka pada
teman sebayanya dibandingkan dengan orangtua (Santrock, 2011).
Berbagai macam pengaruh pun dapat berasal dari teman-teman sebayanya
(Desmita, 2007).
Menurut Erikson (dalam Santrock, 2011), remaja berada dalam fase
identitas vs kebingungan identitas. Pada fase atau masa ini remaja bertugas
untuk melakukan pencarian identitas (Santrock, 2011). Remaja akan
mencoba untuk mengeksplorasi dan melakukan banyak hal. Jika remaja
gagal dalam fase ini, maka ia akan mengalami kebingungan identitas
(Santrock, 2011). Dampaknya, remaja dapat menarik diri dari pergaulan
sosial atau terlalu melebur dengan suatu kelompok yang dapat
menyebabkan ia kehilangan identitasnya (Santrock, 2011).
3. Hubungan Remaja dengan Orangtua
Orangtua memiliki peranan penting pada masa remaja (Desmita,
2007). Orangtua memiliki peran untuk memenuhi kebutuhann-kebutuhan
yang dimiliki remaja (Desmita, 2007). Kualitas hubungan antara remaja
dan orangtua menjadi hal yang berkaitan dengan masalah pada remaja
(Santrock, 2011). Semakin baik kualitas hubungan remaja dan orangtua,
maka remaja akan semakin terhindar dari masalah yang mungkin muncul
pada masa remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Pengawasan dari orangtua juga adalah hal yang penting. Kurangnya
pengawasan orangtua berkaitan dengan kenakalan remaja (Santrock,
2011). Pengawasan yang kurang dapat mengakibatkan remaja terlibat
suatu masalah. Orangtua yang memiliki kepercayaan serta menunjukkan
penerimaan pada remaja, memiliki kemungkinan lebih besar untuk remaja
menjadi semakin terbuka pada orangtua (Santrock, 2011). Orangtua yang
memiliki remaja yang terbuka dapat mempermudah tindakan pencegahan
dan pengarahan pada anak.
4. Hubungan Remaja dengan Teman Sebaya
Teman sebaya merupakan hal yang penting pada masa remaja
(Santrock, 2011). Remaja menghabiskan sebagian besar waktunya dengan
teman sebaya (Desmita, 2007; Papalia & Feldman, 2014). Pada masa
remaja, pengaruh teman sebaya meningkat (Desmita, 2007).
Prinsip pertemanan pada remaja cenderung ke arah persahabatan
(Desmita, 2007). Remaja cenderung tergantung pada sahabatnya.
Persahabatan juga menjadi wadah bagi remaja untuk memenuhi
kebutuhannya (Santrock, 2011). Untuk mendapatkan kenyamanan dan rasa
kebersamaan remaja biasanya menghabiskan waktu dengan sahabatnya.
Selain persahabatan, teman sebaya juga identik dengan pengalaman
ditolak dan diabaikan (Desmita, 2007). Kedua hal tersebut dapat membuat
remaja merasa kesepian atau memiliki rasa permusuhan (Desmita, 2007).
Selain itu, teman sebaya juga berpeluang menjadi pengaruh buruk pada
remaja, seperti masuknya narkoba, kenakalan, dan perilaku lainnya yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
tidak diinginkan (Desmita, 2007). Penyalahgunaan narkoba sangat
berkaitan dengan teman-teman yang dimiliki remaja (Santrock, 2011).
Teman-teman yang menyalahgunakan narkoba dapat membawa pengaruh
tersebut kepada seorang remaja.
5. Remaja Santri
Remaja santri hidup di lingkungan yang berbeda dengan remaja
biasa. Lingkungan remaja memiliki aturan yang jelas dari saat bangun
tidur hingga menjelang tidur (Nadzir & Wulandari, 2013). Hal tersebut
berbeda dengan remaja lain yang bersekolah di sekolah biasa. Remaja
santri terbiasa beraktivitas dengan aturan-aturan yang ada (Nadzir &
Wulandari, 2013). Remaja santri juga memiliki tingkat religiusitas yang
cenderung tinggi dibandingkan dengan remaja biasa (Ismail, 2009).
Remaja yang memiliki tingkat religiusitas yang cenderung tinggi terbiasa
berperilaku berdasarkan norma-norma agamanya (Ismail, 2009).
Remaja yang tinggal di lingkungan berbeda akan memengaruhi
bagaimana remaja bersikap terhadap norma-norma yang ada. Berdasarkan
hal yang disampaikan, remaja santri cenderung beraktivitas dengan
menaati norma-norma yang ada dibandingkan remaja biasa pada
umumnya. Remaja santri terbiasa hidup dengan aturan yang ada di
lingkungan santri (Nadzir & Wulandari, 2013). Dengan tingkat religiusitas
yang tinggi maka remaja santri akan lebih menaati norma-norma agama
dibandingkan remaja biasa pada umumnya (Ismail, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
D. Dinamika Hubungan Persepsi Pola Asuh Orangtua dengan Konformitas
pada Remaja
Salah satu faktor yang memengaruhi konformitas seseorang adalah
lingkungan keluarga. Hal-hal yang diterima anak dalam keluarga nantinya
akan memengaruhi perkembangannya (Berns, 2013). Salah satu hal yang
terdapat dalam lingkungan keluarga adalah pola asuh orangtua. Bagaimana
seorang remaja memersepsikan pola asuh yang ia terima dari orangtua
menjadi hal yang penting (Wulaningsih & Hartini, 2015). Perbedaan persepsi
pola asuh yang diterapkan orangtua dapat memengaruhi perkembangan anak
(Wulaningsih & Hartini, 2015). Menurut Baumrind (dalam Bee, 1997) pola
asuh dibagi menjadi empat, yaitu authoritative, authoritarian, peprmissive,
dan neglecting.
Berdasarkan teori dan penelitian yang ada, menunjukkan bahwa pola
asuh yang berbeda akan menghasilkan anak dengan perilaku yang berbeda
juga. Salah satu aspek dari pola asuh adalah aspek penerimaan/responsivitas
yang dapat berupa kehangatan (Baumrind dalam Bee, 1997). Jika tidak ada
kehangatan, maka anak akan merasa ditolak. Anak yang merasa dirinya
mengalami penolakan memungkinkan ia melakukan konformitas. Seperti yang
telah disampaikan, bahwa konformitas dapat dilakukan seseorang sebagai
upaya untuk menghindari penolakan (Baron & Byrne, 2005). Anak dapat
melakukan konformitas dalam upaya untuk menghindari penolakan atau
hukuman dari orangtuanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Baumrind (dalam King, 2016) mengatakan bahwa orangtua dengan pola
asuh authoritative menggunakan kontrol pada anak, namun tetap responsif
pada kebutuhan anak. Orangtua biasanya menerapkan diskusi dalam keluarga
yang melibatkan anak (Shaffer & Kipp, 2014; Santrock, 2007a). Anak dengan
pola asuh authoritative biasanya menunjukkan perilaku yang positif (Bee,
1997). Mereka biasanya menjadi anak yang dewasa dan berkembang sesuai
umurnya (Santrock, 2007a). Selain itu anak dengan pola asuh ini biasanya
menjadi anak yang mandiri (Santrock, 2007a; Respati, Yulianto, & Widiana,
2006), menunjukkan konsep diri yang positif, dan memiliki kepercayaan diri
terhadap kemampuannya sendiri (Respati, Yulianto, & Widiana, 2006). Hal ini
menunjukkan anak tidak akan tergantung pada orang lain karena percaya pada
kemampuan sendiri, sehingga anak akan lebih jarang untuk melakukan
konformitas.
Pola asuh authoritarian adalah pola asuh yang memiliki kontrol tinggi
serta respons yang rendah terhadap kebutuhan anaknya (Shaffer & Kipp,
2014). Pola asauh authoritarian cenderung kaku dan membatasi anak
(Baumrind dalam King, 2016). Selain itu orangtua juga menerapkan banyak
aturan yang dimaksudkan untuk membuat anak menjadi patuh (Shaffer &
Kipp, 2014). Anak dengan dengan pola asuh ini tidak terbiasa mengemukakan
pendapatnya. Dengan demikian anak yang diasuh denga pola asuh
authoritarian biasanya memiliki inisiatif dan kecakapan sosial yang kurang
(King, 2016). Kemudian anak dengan pola asuh ini juga memiliki
penghargaan diri yang rendah (Bee, 1997) dan juga kepercayaan diri yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
rendah (King, 2016). Hal ini dapat membuat seseorang tergantung pada orang
lain, sehingga anak akan cenderung melakukan konformitas.
Pola asuh selanjutnya adalah permissive. Pola asuh ini memiliki kontrol
yang rendah, namun orangtua sangat responsif terhadap kebutuhan anak
(Baumrind dalam King, 2016; Shaffer & Kipp, 2014). Orangtua dalam pola
asuh ini cenderung membiarkan anak melakukan apapun yang diinginkan
(Santrock, 2007a). Dampak dari pola asuh permissive adalah anak sulit
mengontrol perilakunya sendiri dan sulit untuk menghargai orang lain
(Santrock, 2007a). Selain itu anak dengan pola asuh ini cenderung
mendominasi lingkungannya dan egosentris (Santrock, 2007a). Dengan
demikian anak menjadi seseorang yang sulit untuk menurut atau patuh pada
orang lain (Santrock, 2007a) yang menjadikan anak cenderung tidak bersikap
konformis.
Selanjutnya, pola asuh neglecting yang rendah pada kedua aspek pola
asuh (Baumrind dalam Bee, 1997). Anak yang diasuh dengan pola asuh
neglecting memiliki kemungkinan menerima penolakan dari orangtua (Shaffer
& Kipp, 2014). Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, penyebab
seseorang melakukan konformitas adalah untuk menghindari penolakan
(Baron & Byrne, 2005). Hal ini menunjukkan bahwa anak dengan pola asuh
neglecting memungkinkan untuk melakukan konformitas. Selain itu, anak
dengan pola asuh neglecting juga menunjukkan kemandirian yang rendah
(King, 2016). Dengan kemandirian yang kurang anak akan menjadi tergantung
pada orang lain dan mengikuti nilai atau pendapat orang tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Berdasarkan hal yang telah dibahas sebelumnya, peneliti menyimpulkan
persepsi remaja mengenai pola asuh yang diterapkan orangtua memiliki
hubungan dengan konformitas pada remaja. Peneliti menyimpulkan bahwa
persepsi pola asuh authoritarian dan neglecting akan berhubungan secara
positif dengan perilaku konformitas pada remaja, sedangkan persepsi pola
asuh authoritative dan permissive akan berhubunngan secara negatif dengan
konformitas pada remaja.
Konformitas dilakukan terhadap orang tua sendiri sebagai upaya
menghindari hukuman atau penolakan, dan di lingkungan lain sebagai upaya
anak untuk mendapatkan penerimaan.
E. Hipotesis
Berdasarkan paparan sebelumnya peneliti mengambil hipotesis, yaitu:
1. Terdapat hubungan yang negatif antara persepsi pola asuh authoritative
dengan konformitas pada remaja.
2. Terdapat hubungan yang positif antara persepsi pola asuh authoritarian
dengan konformitas pada remaja.
3. Terdapat hubungan yang negatif antara persepsi pola asuh permissive
dengan konformitas pada remaja.
4. Terdapat hubungan yang positif antara persepsi pola asuh neglecting
dengan konformitas pada remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
F. Skema
Gambar 2.1 . Skema Hubungan Persepsi Pola Asuh Authoritative dengan
Konformitas
Gambar 2.2 . Skema Hubungan Persepsi Pola Asuh Authoritarian dengan
Konformitas
Authoritative
Kontrol cukup
Mandiri
Responsif Konsep diri
positif
Percaya kemampuan
sendiri
Konformitas rendah
Authoritarian
Kontrol tinggi
Inisiatif kurang
Kecakapan sosial kurang
Konformitas tinggi
Kurang responsif
Kepercayaan diri rendah
Penghargaan diri rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Gambar 2.3 . Skema Hubungan Persepsi Pola Asuh Permissive dengan
Konformitas
Gambar 2.4 . Skema Hubungan Persepsi Pola Asuh Neglecting dengan
Konformitas
Permissive
Kontrol yang sedikit
Sulit mengontrol perilakunya
Responsif
Kepercayaan diri tinggi
Mendominasi
Egosentris
Kurang menghargai
oranglain
Konformitas rendah
Neglecting
Kontrol yang rendah
Kemandirian buruk
Kurang responsif mengalami
penolakan
Menghindari penolakan di tempat lain
Konformitas tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah korelasional. Penelitian
korelasional adalah penelitian yang dilakukan saat peneliti ingin melihat
hubungan dari dua variabel ataupun lebih (Clark-Carter, 2004). Jenis
penelitian ini melibatkan pengukuran serta penentuan korelasi atau hubungan
antara dua variabel (Smith & Davis, 2010).
B. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pola asuh.
2. Variabel Tergantung
Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah konformitas.
C. Definisi Operasional
1. Pola Asuh
Pola asuh yang diamksud dalam penelitian ini adalah cara orangtua
untuk membesarkan anaknya (Baumrind dalam Respati, Yuliana, &
Widiana, 2006). Pola asuh terdiri dari dua aspek, yaitu
penerimaan/responsivitas dan tuntutan/kontrol (Santrock, 2007a).
Penerimaan/responsivitas dapat dilihat dari cara orangtua memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
dukungan serta respons terhadap kebutuhan anak. Aspek kedua, yaitu
tuntutan/kontrol biasanya berupa pengawasan terhadap anak.
Dalam penelitian ini pola asuh dilihat dari persepsi remaja sebagai
anak. Selanjutnya persepsi pola asuh orangtua dilihat berasarkan jenisnya.
Terdapat empat jenis persepsi pola asuh yang akan dilihat dalam penelitian
ini, yaitu authoritative, authoritarian, permissive, dan neglecting.
Penentuan persepsi pola asuh orangtua pada subjek dilakukan dengan
melihat tinggi rendahnya skor pada masing-masing aspek pola asuh yang
dimiliki subjek kemudian disesuaikan dengan jenis pola asuh tersebut.
2. Konformitas
Konformitas adalah perilaku seseorang yang dilakukan karena setiap
orang lainnya melakukan hal tersebut (Sears, Freedman, & Peplau, 1991).
Dalam penelitian ini konformitas diukur menggunakan skala konformitas
berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Sears (dalam Meilinda,
2013). Aspek-aspek tersebut yaitu kekompakan, kesepakatan, dan ketaatan
(Sears dalam Novianty & Putra, 2014). Semakin tinggi skor yang
diperoleh subjek berdasarkan skala konformitas, maka semakin tinggi juga
konformitas subjek.
D. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah remaja pada usia 14 hingga 18 tahun
(Santrock, 2011). Selain itu, subjek juga tinggal bersama orangtuanya dan
memiliki kedua orangtua yang masih lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
E. Alat Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan dua skala, yaitu:
1. Pola asuh
Dalam penelitian ini, pegumpulan data pola asuh menggunakan skala
Likert. Dalam skala ini subjek diminta untuk memberikan tanda pada
kolom yang telah disediakan dengan keterangan Sangat Setuju (SS),
Setuju (S), Tidak Setuju (TS), atau Sangat Tidak Setuju (STS) sesuai
dengan keadaan subjek.
Subjek kemudian dikelompokkan menjadi beberapa jenis pola asuh,
yaitu authoritative, authoritarian, permissive, dan neglecting. Subjek
dengan skor penerimaan/responsivitas dan tuntutan/kontrol yang tinggi
digolongkan memiliki pola asuh authoritative. Subjek dengan skor
penerimaan/responsivitas yang tinggi namun skor tuntutan/kontrol yang
rendah digolongkan dalam pola asuh permissive. Subjek yang memiliki
skor tinggi pada tuntutan/kontrol dan rendah pada
penerimaan/responsivitas digolongkan pada authoritarian. Kemudian
subjek yang memiliki skor rendah pada kedua aspek digolongkan memiliki
pola asuh neglecting.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tabel 3.1 Sebaran Aitem Skala Persepsi Pola Asuh Orangtua Sebelum
Uji Coba
No. Aspek Indikator
Favorable Unfavorable
Jumlah
(No. Aitem) (No. Aitem)
1
Penerimaan/
responsivitas
Responsif 4, 7, 26, 32 13, 36, 41, 42 8
50% Dukungan 19, 22, 31, 38 2, 12, 28, 30 8
Penerimaan 37, 39, 46, 47 14, 23, 35, 43 8
2
Tuntutan/
kontrol
Membatasi/
mengontrol
3, 16, 18, 25,
27, 33, 40, 44
1, 9, 11, 17,
20, 21, 45, 48
16
50%
Menuntut 5, 6, 10, 15 8, 24, 29, 34 8
Jumlah 24 (50%) 24 (50%) 48 100%
2. Konformitas
Dalam penelitian ini, pegumpulan data konformitas menggunakan
skala Likert. Dalam skala ini subjek diminta untuk memberikan tanda pada
kolom yang telah disediakan dengan keterangan Sangat Setuju (SS),
Setuju (S), Tidak Setuju (TS), atau Sangat Tidak Setuju (STS) sesuai
dengan keadaan subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tabel 3.2 Sebaran Aitem Skala Konformitas Sebelum Uji Coba
No. Aspek Indikator
Favorable Unfavorable
Jumlah
(No. Aaitem) (No. Aaitem)
1 Kekompakan
Keseragaman
perilaku
2, 15, 16, 17 6, 7, 8, 29 8 25%
Menjaga hubungan
baik dengan teman
12, 22, 25, 28
26, 27, 30,
32
8 25%
2 Kesepakatan Menyesuaikan diri 13, 18, 19, 31 5, 10, 11, 14 8 25%
3 Ketaatan
Taat pada
aturan/tuntutan
yang ada
9, 20, 3, 21 1, 4, 23, 24 8 25%
Jumlah 16 (50%) 16 (50%) 32 100%
3. Pemberian Skor
Penelitian ini menggunaka skala Likert sebagai alat pengambilan data.
Dalam skala Likert terdapat aitem favorable dan unfavorable. Untuk
penetuan skor aitem favorable, jawaban Sangat Setuju (SS) diberikan skor
4, Setuju (S) diberikan skor 3, Tidak Setuju (TS) diberikan skor 2, dan
Sangat Tidak Setuju (STS) diberikan skor 1. Sementara aitem unfavorable
sebaliknya. Jawaban SS diberikan skor 1, S diberikan skor 2, TS diberikan
skor 3, dan STS diberikan skor 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
F. Pengujian Instrumen Penelitian
1. Validitas
Sejauh mana akurasi alat ukur untuk mewakili hal yang menjadi
tujuan ukurnya disebut validitas (Supratiknya, 2014; Azwar, 2009). Skala
dikatakan valid bila dibuat sesuai dengan batas-batas berdasarkan hal yang
ingin diukur (Azwar, 2009). Skala Pola Asuh dibuat berdasarkan aspek-
aspek pola asuh yang dikemukakan oleh Baumrind (Santrock, 2007a),
yaitu penerimaan/responsivitas dan tuntutan/kontrol. Kemudian skala
konformitas dibuat berdasarkan aspek-aspek konformitas yang
dikemukakan oleh Sears (dalam Meilinda, 2013) yaitu kekompakan,
kesepakatan, dan ketaatan.
Penelitian ini menggunakan validitass isi. Validitas isi adalah taraf
yang dimiliki unsur-unsur dalam suatu alat ukur mampu mengukur atau
mewakili konstruk yang dituju (Supratiknya, 2016). Penelitian ni
menggunakan indeks validitas isi (IVI) untuk mengukurnya (Supratiknya,
2016). Untuk mendapatkan skor IVI, peneliti perlu melakukan penilaian
ahli terlebih dahulu dengan skor ordinal dari 1 – 4 (Supratinya, 2016).
Skor IVI memiliki kisaran dari 0 – 1 (Supratiknya, 2016).
Skor IVI taraf aitem dihitung dengan rumus di bawah ini:
Sementara untuk IVI taraf skala total:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Penilaian kedua skala dilakukan dengan dosen pembimbing dan 10
orang lainnya pada tanggal 27 Oktober 2017 hingga 10 November 2017.
IVI-I pada skala pola asuh memiliki skor antara 0,8 – 1 dan IVI-S sebesar
0,95.
Kemudian untuk IVI-I skala konformitas memiliki skor antara 0,8 –
1 dan IVI-S skala sebesar 0,94. Skala konformitas mengalami penambahan
aitem setelah uji coba pertamanya karena aitem yang lolos terlalu sedikit
dan tidak sesuai dengan blueprint yang direncanakan. Untuk uji validitas
skala konformitas yang kedua dilakukan dengan dosen pembimbing
dengan IVI-I dan IVI-S sebesar 1. Berdasarkan skor validitas isi dan total,
kedua skala dapat dikatakan valid karena skor yang didapatkan ≥0,78
(Supratiknya, 2016).
Berikut ini adalah tabel persebaran data skala konformitas untuk uji
coba kedua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 3.3 Sebaran Aitem Skala Konformitas dengan Aitem Pengganti
Sebelum Uji Coba Kedua
No. Aspek Indikator
Favorable Unfavorable
Jumlah
(No. Aitem) (No. Aitem)
1 Kekompakan
Keseragaman
Perilaku
2, 6, 15,16,
17
7, 8, 29, 33,
37 10 25%
Menjaga
hubungan baik
dengan teman
12, 22,25,
28, 39
18, 26, 27,
30, 32
10 25%
2 Kesepakatan
Menyesuaikan
diri
5, 13, 19, 31,
35
10, 11, 14,
34, 38, 10 25%
3 Ketaatan
Taat pada
aturan/tuntutan
yang ada
3, 4, 9, 21,
36
1, 20, 23,
24, 40
10 25%
Jumlah 16 (50%) 16 (50%) 40 100%
2. Seleksi Aitem
Uji coba pertama dilakukan pada tanggal 13 November 2017 hingga
18 November dilakukan secara online dengan google form dan pembagian
skala secara langsung. Setelah memilah skala, terdapat beberapa skala
yang tidak dapat digunakan karena subjek yang tidak sesuai kriteria dan
subjek yang tidak mengisi skala dengan lengkap. Setelah memilah,
terdapat 47 skala yang digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Untuk melakukan seleksi aitem biasanya daya diskriminasi dilihat
dari skor korelasi aitem total (Azwar, 2009). Daya diskriminasi aitem
merupakan parameter yang menyatakan suatu aitem mampu membedakan
individu memiliki suatu atribut atau tidak (Periantalo, 2015). Salah satu
fungsi dari daya diskriminasi adalah mendukung skor reliabilitas skala
(Periantalo, 2015). Pada umunya standar atau batas skor korelasi aitem
total ≥0,30, namun apabila aitem yang gugur masih terlalu banyak maka
batas bias diturunkan menjadi ≥0,25 (Azwar, 2009). Seleksi item
dilakukan pada kedua skala yang digunakan dalam penelitian ini.
a) Skala Persepsi Pola Asuh Orangtua
Skala ini mulanya terdiri dari 48 item dengan 24 item aspek
penerimaan/responsivitas dan 24 item aspek tuntutan/kontrol. Setelah
melakukan uji coba, karena terlalu banyak aitem yang gugur, maka
batas koefisien korelasi aitem-total diturunkan menjadi 0,25.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 3.4 Sebaran Aitem Skala Persepsi Pola Asuh Orangtua
Setelah Uji Coba
No. Aspek Indikator
Favorable Unfavorable
Jumlah
(No. Aitem) (No. Aitem)
1
Penerimaan/
responsivitas
Responsif
(4), 7, 26, 32
(13), 36,
(41), (42)
8
50% Dukungan
19, 22,
31*,(38)
2, 12, (28),
30
8
Penerimaan
37, 39, (46),
47*
(14), 23, 35,
(43)
8
2
Tuntutan/
kontrol
Membatasi/
mengontrol
3*, 16, 18,
25, 27, 33*,
40, 44*
1, 9*, 11*,
17*, 20*,
21*, 45, 48
16
50%
Menuntut
5*, 6*, 10*,
15
8*, 24, 29,
34
8
Jumlah 24 (50%) 24 (50%) 48 100%
* : Aitem yang gugur
() :Aitem yang digugurkan
Setelah melakukan seleksi aitem hingga menyesuaikan pada
blueprint didapatkan 26 butir aitem yang digunakan dalam
pengumpulan data. Skala pola asuh ini terdiri dari 13 butir aitem pada
kedua aspeknya dengan kisaran koefisien korelasi aitem-total 0,231 –
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
0,715. Terdapat satu butir aitem yang dipertahankan untuk
mempertahankan proporsi pada setiap aspek yaitu item nomor 17.
Tabel 3.5 Skala Persepsi Pola Asuh Orangtua yang Digunakan
dalam Penelitian
No. Aspek Indikator
Favorable Unfavorable
Jumlah
(No. Aitem) (No. Aitem)
1
Penerimaan/
responsivitas
Responsif 7, 26, 32 36
50% Dukungan 19, 22 2, 12, 30
Penerimaan 37, 39 23, 35
2
Tuntutan/
kontrol
Membatasi/
mengontrol
16, 18, 25,
27, 40
1, 17, 45, 48
50%
Menuntut 15 24, 29, 34
Jumlah 13 (50%) 13 (50%)
(26)
100%
b) Skala Konformitas
Skala ini mulanya terdiri dari 32 item dengan 8 aitem pada
keempat indikator. Setelah melakukan ui coba, karena terlalu banyak
item yang gugur, maka batas koefisien korelasi aitem-total diturunkan
menjadi 0,25.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel 3.6 Sebaran Aitem Skala Konformitas Setelah Uji Coba
Pertama
No. Aspek Indikator
Favorable Unfavorable
Jumlah
(No. Aitem) (No. Aaitem)
1 Kekompakan
Keseragaman
Perilaku
2*, 15*, 16*,
17*
6*, 7*, 8*, 29 8 25%
Menjaga hubungan
baik dengan teman
12, 22*, 25*,
28*
26*, 27*,
30*, 32*
8 25%
2 Kesepakatan Menyesuaikan diri
13, 18, 19,
31*
5, 10*, 11, 14 8 25%
3 Ketaatan
Taat pada
aturan/tuntutan
yang ada
9*, 20*, 3*,
21*
1*, 4*, 23*,
24*
8 25%
Jumlah 16 (50%) 16 (50%) 32 100%
* : aitem yang gugur
Skala konformitas pada uji coba yang pertama, walaupun batas
koefisien aitem-total telah diturunkan menajdi ≥0,25, aitem yang gugur
masih terlalu banyak dan salah satu aspeknya kehilangan seluruh aitem
yang mewakilinya. Kemudian peneliti membuat aitem-aitem
penggantinya dan melakukan uji coba yang kedua untuk skala
konformitas.
Skala konformitas untuk uji coba kedua terdiri dari 40 aitem
dengan 10 aitem pada masing-masing indikator. Aitem-aitem yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
sebelumnya tidak gugur dipertahankan pada uji coba kedua. Uji coba
yang kedua dilakukan pada tanggal 27 November 2017 hingga 2
Desember 2017 secara online dengan google form. Setelah memilah,
beberapa subjek gugur dikarenakan tidak sesuai dengan kriteria yang
dibutuhkan. Skala konformitas kali ini uga diseleksi dengan batas 0,25.
Tabel 3.7 Sebaran Aitem Skala Konformitas dengan Aitem
Pengganti Setelah Uji Coba Kedua
No. Aspek Indikator
Favorable Unfavorable
Jumlah
(No. Aitem) (No. Aitem)
1 Kekompakan
Keseragaman
Perilaku
2*, 6*, 15,16,
17*
7*, 8*, (29),
33*, 37 10 25 %
Menjaga
hubungan baik
dengan teman
12*, 22*,25*,
28*, 39*
18*, (26), 27,
30, 32*
10 25%
2 Kesepakatan
Menyesuaikan
diri
5*, 13, (19),
31*, 35
10*, (11),
(14), 34,(38), 10 25%
3 Ketaatan
Taat pada
aturan/tuntutan
yang ada
3, 4, 9*, 21*,
36*
1*, 20*, 23*,
24, 40*
10 25%
Jumlah 7 5 40 100%
* : aitem yang gugur
() : aitem yang digugurkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Setelah melakukan seleksi aitem peneliti mempertahankan aitem
nomor 12 untuk mempertahankan proporsi. Didapatkan 12 butir aitem
yang terdiri dari 3 butir aitem pada setiap indikatornya. Skala ini
memiliki aitem dengan kisaran koefisien korelasi aitem-total 0,274 –
0,666. Hasil seleksi aitem ini yang digunakan peneliti dalam
pengumpulan data.
Tabel 3.8 Skala Konformitas yang Digunkan dalam Penelitian
No. Aspek Indikator
Favorable Unfavorable
Jumlah
(No. Aitem) (No. Aitem)
1 Kekompakan
Keseragaman
Perilaku 15,16 37
3 25%
Menjaga
hubungan baik
dengan teman
12 27, 30
3 25%
2 Kesepakatan
Menyesuaikan
diri
13, 35 34 3 25%
3 Ketaatan
Taat pada
aturan/tuntutan
yang ada
3, 4 24
3 25%
Jumlah 7 5 12 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
3. Reliabilitas
Reliabilitas adalah konsisitensi suatu alat ukur yang digunakan
(Supratiknya, 2014; Azwar, 2009). Alat ukur yang tidak reliabel tidak
dapat dipercaya untuk digunakan dalam pengukuran (Azwar, 2009).
Reliabilitas suatu alat ukur dinyatakan dengan koefisien reliabilitas dengan
rentang 0 hingga 1,00 (Azwar, 2009). Jika suatu alat ukur memiliki
koefisien reliabilitas mendekati angka 1 maka dikatakan alat ukur tersebut
dapat dipercaya (Azwar, 2009). Sebaliknya jika koefisien reliabilitasnya
mendekati angka 0, maka alat ukur tersebut tidak dapat dipercaya (Azwar,
2009). Untuk suatu penelitaian skor 0,70 sudah cukup untuk digunakan
dalam penelitian (Periantalo, 2015).
Tabel 3.9 Tabel Klasifikasi Realibilitas (Periantalo, 2015)
Dalam penelitian ini koefisien reliabilitas menggunakan alpha
cronbach yang dapat menggunakan software SPSS 22 for Windows. Skala
pola asuh yang telah melalui tahap seleksi aitem memiliki koefisien alpha
Skor Klasifikasi
≥0,90 Sangat bagus
0,8 – 0,89 Bagus
0,7 – 0,79 Cukup bagus
0,6 – 0,7 Kurang bagus
≤0,6 Tidak bagus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
cronbach sebesar 0,902 yang dapat dikatakan sangat bagus (Periantalo,
2015).
Berbeda dengan skala pola asuh, skala konformitas setelah melalui
tahap seleksi aitem, banyak aitem yang gugur. Pada salah satu aspek
semua aitem yang dibuat gugur, sehingga dengan aitem yang ada tidak
dapat mewakili konformitas walaupun dengan skor alpha cronbach
sebesar 0,77. Setelah melakukan uji coba kedua kalinya untuk skala
konformitas dan melakukan seleksi pada aitem-aitemnya skala
konformitas ini memiliki skor alpha cronbach sebesar 0,824 yang dapat
dikatakan bagus (Periantalo, 2015).
G. Metode Analisis Data
1. Uji Asumsi
a) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah data yang ada
telah terdistribusi secara normal atau tidak (Riadi, 2016). Dalam
penelitian ini menggunakan uji normalitas Kolmogorov Smirnov. Data
dapat dikatakan terdistribusi normal jika nilai probabilitasnya lebih
besar dari 0,05 (p>0,05), namun jika nilai probabilitasnya lebih kecil
dari 0,05 (p< 0,05) maka data dikatakan tidak terdistribusi dengan
normal (Siregar, 2013). Saat jumlah subjek kurang dari 50 maka
peneliti melakukan uji normalitas Shapiro-Wilk dengan data dikatakan
terdistribusi normal jika nilai probabilitasnya lebih besar dari 0,05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
(p>0,05) dan dikatakan tidak terdistribusi normal jika nilai
probabilitasnya lebih kecil dari 0,05 (p< 0,05) (Santoso, 2010).
b) Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui data
dari dua variabel dalam penelitian memiliki hubungan yang linear atau
tidak (Kasmadi & Sunariah, 2013). Uji linearitas ini dilakukan
sebelum melakukan uji korelasi sebagai prasyarat (Kasmadi &
Sunariah, 2013). Antar variabel dapat dikatakan memilki hubungan
linear jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (p<0,05) (Kasmadi
& Sunariah, 2013). Dalam penelitian ini uji linearitas dilakukan
dengan Test for Linearity pada program SPSS 22 for Windows.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui terdapat hubungan
persepsi pola asuh orangtua dengan konformitas atau tidak. Dalam
penelitian ini peneliti akan menggunakan uji korelasi Pearson Product
Moment Correlation jika data terdistribusi normal, jika data tidak
terdistribusi normal maka akan digunakan uji korelasi Rank-Spearman
(Siregar, 2013; Sarwono, 2006). Uji korelasi dilakukan melalui program
SPSS 22 for Windows.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Data dari penelitian ini diperoleh dengan membagikan skala penelitian
secara langsung kepada subjek dan secara online dengan google form.
Pengambilan data secara langsung dilakukan di SMA Ananda Bekasi pada
tanggal 3 Januari 2018. Sedangkan pengambilan data secara online dilakukan
dari tanggal 16 Desember 2017 hingga 3 Januari 2018. Setelah melakukan
pengambilan data lalu peneliti memilah data subjek yang sesuai dengan
kriteria yang dibutuhkan dan mendapatkan 283 skala yang dapat diolah yang
terdiri dari 169 subjek dari SMA Ananda Bekasi dan 114 subjek yang mengisi
skala secara online.
B. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah remaja usia 14 hingga 18 tahun yang
tinggal bersama kedua orangtuanya. Deskripsi subjek dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Deskripsi Data Subjek Berdasasrkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Lak-laki 108 38,16%
Perempuan 175 61,84%
Total 283 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Dari tabel 4.1 dapat kita ketahui perbandingan jumlah subjek
berdasarkan jenis kelamin. Penelitian ini memiliki 108 subjek laki-laki dengan
persentase sebesar 38,16 % dan 175 subjek perempuan dengan persentase
sebesar 61,84%. Dengan demikian jumlah subjek perempuan lebih banyak
dibandingkan laki-laki.
Tabel 4.2 Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Persentase
14 tahun 7 2.47%
15 tahun 67 23.67%
16 tahun 72 25.44%
17 tahun 108 38.16%
18 tahun 29 10.25%
Total 283 100%
Dalam penelitian ini subjek berada pada kisaran usia 14 hingga 18 tahun.
Berdasarkan tabel 4.2 dapat kita lihat perbandingan data subjek berdasarkan
usia. Penelitian ini memiliki subjek dengan usia 14 tahun sebanyak 7 orang
dengan persentase 2,47%, subjek dengan usia 15 tahun sebanyak 67 orang
dengan persentase 23,67%, subjek dengan usia 16 tahun sebanyak 72 orang
dengan persentase 25,44%, subjek dengan usia 17 tahun sebanyak 108 orang
dengan persentase 38,16%, dan subjek dengan usia 18 tahun sebanyak 29
orang dengan persentase 10,25%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
C. Deskripsi Data Penelitian
1. Persepsi Pola Asuh
Peneliti menghitung Z-Score untuk mengetahui tinggi rendahnya
aspek pola asuh pada subjek yang kemudian dikelompokkan menjadi
empat pola asuh. Z-score dikatakan tinggi saat nilainya menghasilkan
angka positif dan dikatakan rendah saat menghasilkan angka negatif.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.3 Deskripsi Jenis Persepsi Pola Asuh
Authoritative Authoritarian Permissive Neglecting Jumlah
N 89 45 54 95 283
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat perbandingan jumlah pada
masing-masing jenis persepsi pola asuh. Dapat dilihat bahwa subjek yang
memiliki persepsi pola asuh authoritative adalah sebanyak 89 orang,
persepsi pola asuh authoritarian sebanyak 45 orang, persepsi pola asuh
permissive sebanyak 54 orang, dan yang paling banyak yaitu 95 orang
subjek mempersepsi pola asuh orangtua sebagai pola asuh neglecting.
Tabel 4.4 Deskripsi Data Persepsi Pola Asuh Orangtua
Aspek
Teoretik Empirik
Min Max Mean Min Max Mean
Penerimaan/
responsivitas
13 52 32,5 23 52 41,15
Tututan/kontrol 13 52 32,5 22 52 42,06
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Selanjutnya peneliti melihat deskripsi data dengan membandingkan
mean teoretik dengan mean empiriknya. Berdasarkan tabel 4.4 dapat
dilihat bahwa mean empirik pada kedua aspek persepsi pola asuh orangtua
lebih besar dari mean teoretiknya. Hal tersebut menunjukkan bahwa
subjek cenderung mempersepsi tinggi pola asuh orangtua pada kedua
aspeknya.
2. Konformitas
Untuk melihat gambaran umum dari variabel konformitas, peneliti
membandingkan mean teoretik dengan mean empirik berdasarkan data
yang ada.
Tabel 4.5 Deskripsi Data Konformitas
Teoretis Empirik
Min Max Mean Min Max Mean
Konformitas 12 48 30 16 38 27,59
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa mean empirik lebih kecil
dibandingkan dengan mean teoretiknya. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa subjek cenderung memiliki taraf konformitas yang rendah.
D. Hasil Penelitian
1. Uji Asumsi
a) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan SPSS 22 for
Windows dengan hasil sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 4.6 Uji Normalitas Data Persepsi Pola Asuh Authoritative
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Authoritative .124 89 .002 .976 89 .097
a. Lilliefors Significance Correction
Dengan jumlah subjek 89 orang, maka kita melihat nilai
probabilitas Kolmogrov-Smirnov. Data dikatakan terdistribusi normal
jika p>0,05. Berdasarkan tabel 4.6 data subjek dengan persepsi pola
asuh authoritative terdistribusi tidak normal (p<0,05).
Tabel 4.7 Uji Normalitas Data Persepsi Pola Asuh Authoritarian
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Authoritarian .170 45 .002 .937 45 .016
a. Lilliefors Significance Correction
Dengan jumlah subjek 45 orang, maka kita melihat nilai
probabilitas Shapiro-Wilk. Data dikatakan terdistribusi normal jika
p>0,05. Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa data subjek dengan
persepsi pola asuh authoritarian tidak terdistribusi normal (p<0,05).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 4.8 Uji Normalitas Data Persepsi Pola Asuh Permissive
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Permissive .094 54 .200* .983 54 .618
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Dengan jumlah subjek 54 orang, maka kita melihat nilai
probabilitas Kolmogrov-Smirnov. Data dikatakan terdistribusi normal
jika p>0,05. Berdasarkan tabel 4.8 dapat dikatakan bahwa data subjek
dengan persepsi pola asuh permissive terdistribusi normal (p>0,05).
Tabel 4.9 Uji Normalitas Data Persepsi Pola Asuh Neglecting
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Neglecting .109 95 .007 .906 95 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Dengan jumlah subjek 95 orang, maka kita melihat nilai
probabilitas Kolmogrov-Smirnov. Data dikatakan terdistribusi normal
jika p>0,05. Berdasarkan tabel 4.9 dapat dikatakan bahwa data subjek
dengan pola asuh neglecting tidak terdistribusi secara normal (p<0,05).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 4.10 Uji Normalitas Data Konformitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Konformitas .072 283 .001 .989 283 .032
a. Lilliefors Significance Correction
Dengan jumlah subjek 283 orang, maka kita melihat nilai
probabilitas Kolmogrov-Smirnov. Data dikatakan terdistribusi normal
jika p>0,05. Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa data
konformitas tidak terdistribusi normal (p<0,05).
b) Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan menggunakan SPSS 22 for Windows.
Berikut adalah hasil uji linearitas yang telah dilakukan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Tabel 4.11 Uji Linearitas Persepsi Pola Asuh Authoritative dengan
Konformitas
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
KonformitasV
*
Authoritative
Between
Groups
(Combined) 270.628 17 15.919 1.456 .138
Linearity 4.184 1 4.184 .383 .538
Deviation
from
Linearity
266.444 16 16.653 1.523 .116
Within Groups 776.495 71 10.937
Total 1047.124 88
Antar variabel dikatakan linear jika p<0,05. Berdasarkan tabel
4.11 dapat dilihat bahwa persepsi pola asuh authoritative dan
konformitas tidak berada dalam garis linear.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel 4.12 Uji Linearitas Persepsi Pola Asuh Authoritarian dengan
Konformitas
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Konformitas
N *
Authoritarian
Between
Groups
(Combined) 150.594 15 10.040 .486 .929
Linearity 9.172 1 9.172 .444 .510
Deviation
from
Linearity
141.423 14 10.102 .489 .920
Within Groups 598.650 29 20.643
Total 749.244 44
Antar variabel dikatakan linear jika p<0,05. Berdasarkan tabel
4.12 dapat dilihat bahwa persepsi pola asuh authoritarian dan
konformitas tidak berada dalam garis linear.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 4.13 Uji Linearitas Persepsi Pola Asuh Permissive dengan
Konformitas
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Konformitas
P *
Permissive
Between
Groups
(Combined) 124.938 15 8.329 .649 .815
Linearity 1.987 1 1.987 .155 .696
Deviation
from
Linearity
122.951 14 8.782 .685 .774
Within Groups 487.432 38 12.827
Total 612.370 53
Antar variabel dikatakan linear jika p<0,05. Berdasarkan tabel
4.13 dapat dilihat bahwa persepsi pola asuh permissive dan
konformitas tidak berada dalam garis linear.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tabel 4.14 Uji Linearitas Persepsi Pola Asuh Neglecting dengan
Konformitas
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Konformitas
N *
Neglecting
Between
Groups
(Combined) 265.280 25 10.611 1.115 .351
Linearity 19.972 1 19.972 2.099 .152
Deviation
from
Linearity
245.309 24 10.221 1.074 .395
Within Groups 656.678 69 9.517
Total 921.958 94
Antar variabel dikatakan linear jika p<0,05. Berdasarkan tabel
4.14 dapat dilihat bahwa persepsi pola asuh neglecting dan
konformitas tidak berada dalam garis linear.
2. Uji Hipotesis
Berdasarkan uji asumsi yang telah dilakukan yang mengatakan
bahwa data yang ada tidak terdistribusi normal, maka uji hipotesis
menggunakan uji korelasi Rank-Spearman. Hal ini tersebut dilakukan
karena pengujian nonparametris tidak mensyaratkan pemenuhan uji asumsi
(Sugiyono, 2011). Tingkat hubungan dapat dillihat berdasarkan nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
koefisien korelasinya. Sugiyono (2011) membagi kekuatan hubungan
menjadi beberapa tingkatan, sebagai berikut:
Tabel 4.15 Tabel Tingkat Hubungan
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 - 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan SPSS 22 for
Windows. Berikut adalah hasi uji hipotesis yang telah dilakukan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Tabel 4.16 Uji Hipotesis Persepsi Pola Asuh Authoritative dengan
Konformitas
Correlations
Authoritative Konformitas
Spearman's rho Authoritative Correlation
Coefficient
1.000 -.116
Sig. (2-tailed) . .279
N 89 89
Konformitas Correlation
Coefficient
-.116 1.000
Sig. (2-tailed) .279 .
N 89 89
Berdasarkan tabel 4.16 dapat dilihat bahwa koefisien korelasi sebesar
-0,116, dengan signifikansi 0,279 (p>0,05). Hal tersebut menyatakan
bahwa terdapat hubungan yang sangat rendah yang tidak signifikan antara
persepsi pola asuh authoritative dengan konformitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tabel 4.17 Uji Hipotesis Persepsi Pola Asuh Authoritarian dengan
Konformitas)
Correlations
Authoritarian Konformitas
Spearman's rho Authoritarian Correlation
Coefficient
1.000 .072
Sig. (2-tailed) . .636
N 45 45
Konformitas Correlation
Coefficient
.072 1.000
Sig. (2-tailed) .636 .
N 45 45
Berdasarkan tabel 4.17 dapat dilihat bahwa koefisien korelasi sebesar
0,072, dengan signifikansi 0,636 (p>0,05). Hal tersebut menyatakan
bahwa terdapat hubungan yang sangat rendah yang tidak signifikan antara
persepsi pola asuh authoritarian dengan konformitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Tabel 4.18 Uji Hipotesis Persepsi Pola Asuh Permissive dengan
Konformitas
Correlations
Permissive Konformitas
Spearman's rho Permissive Correlation
Coefficient
1.000 .024
Sig. (2-
tailed)
. .865
N 54 54
Konformitas Correlation
Coefficient
.024 1.000
Sig. (2-
tailed)
.865 .
N 54 54
Berdasarkan tabel 4.18 dapat dilihat bahwa koefisien korelasi sebesar
0,024, dengan signifikansi 0,865 (p>0,05). Hal tersebut menyatakan
bahwa terdapat hubungan yang sangat rendah yang tidak signifikan antara
persepsi pola asuh permissive dengan konformitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Tabel 4.19 Uji Hipotesis Persepsi Pola Asuh Neglecting dengan
Konformitas
Correlations
Neglecting Konformitas
Spearman's rho Neglecting Correlation
Coefficient
1.000 -.112
Sig. (2-tailed) . .280
N 95 95
Konformitas Correlation
Coefficient
-.112 1.000
Sig. (2-tailed) .280 .
N 95 95
Berdasarkan tabel 4.19 dapat dilihat bahwa koefisien korelasi sebesar
-0,112, dengan signifikansi 0,280 (p>0,05). Hal tersebut menyatakan
bahwa terdapat hubungan yang sangat rendah yang tidak signifikan antara
persepsi pola asuh neglecting dengan konformitas.
E. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara keempat jenis
pola asuh orangtua yang dilihat dari persepsi anak dengan konformitas pada
remaja. Keempat jenis persepsi pola asuh orangtua adalah authoritative,
authoritarian, permissive, dan neglecting.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Uji hipotesis menyatakan bahwa persepsi pola asuh authoritative
memiliki hubungan yang sangat rendah dan tidak signifikan dengan
konformitas. Dengan demikian hipotesis pertama ditolak. Hal ini menyatakan
bahwa pola asuh authoritative tidak memiliki hubungan yang berarti dalam
perilaku konformitas yang ada pada remaja.
Selanjutnya, uji hipotesis juga menunjukkan bahwa persepsi pola asuh
authoritarian memiliki hubungan yang sangat rendah dan tidak signifikan
dengan konformitas pada remaja. Hal tersebut menunjukkan bahwa pola asuh
authoritarian tidak memiliki hubungan yang berarti terhadap konformitas
pada remaja. Dengan demikian hipotesis kedua ditolak.
Hasil yang serupa juga ditunjukkan untuk uji hipotesis yang
selanjutnya, yaitu terdapat hubungan yang sangat rendah dan tidak signifikan
antara persepsi pola asuh permissive dengan konformitas pada remaja. Hal ini
menyatakan bahwa pola asuh permissive tidak memiliki hubungan yang
berarti dengan tingkat konformitas yang ada pada remaja. Dengan demikian
hipotesis ketiga ditolak.
Uji hipotesis juga menyatakan bahwa terdapat hubungan yang sangat
rendah dan tidak signifikan antara pola asuh neglecting dengan konformitas
pada remaja. Hal ini menunjukkan bahwa pola asuh neglecting tidak memiliki
hubungan yang berarti dengan tingkat konformitas pada remaja. Dengan
demikian hipotesis keempat ditolak.
Penelitian ini memeroleh rata-rata teoretik aspek
penerimaan/responsivitas sebesar 32,5 dan rata-rata empirik sebesar 41,15.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Hal ini menunjukkan subjek mendapat penerimaan/responsivitas yang
cenderung tinggi. Saat subjek mendapat penerimaan/responsivitas yang
cenderung tinggi maka subjek cenderung tumbuh menjadi individu yang
memiliki konsep diri yang tinggi, penghargaan diri yang tinggi, serta mampu
menjalin relasi yang baik dengan teman-temannya (Shaffer & Kipp, 2014).
Aspek tuntutan/kontrol dengan rata-rata teoretik sebesar 32,5 dan rata-
rata empirik sebesar 42,06. Hal ini menunjukkan bahwa subjek menerima
tuntutan dan kontrol yang cenderung tinggi. Jika tuntutan/kontrol diterima
subjek secara konsisten, maka subjek dapat berkembang menjadi individu
yang kompeten dan percaya pada kemampuannya sendiri (Bee, 1997), selain
itu subjek juga mampu membuat keputusan bagi dirinya sendiri (Shaffer &
Kipp, 2014).
Konformitas memiliki rata-rata teoretik sebesar 30 dan rata-rata
empirik sebesar 27,59. Hal ini berbeda dengan yang dikatakan Santrock
(2011) bahwa remaja usia 14-18 tahun yang sedang berada pada puncak
konformitas. Hal tersebut menunjukkan bahwa subjek cenderung memiliki
konformitas yang rendah. Dapat dikatakan bahwa subjek jarang melakukan
perilaku konformitas.
Berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan menggunakan uji korelasi
Rank-Spearman, keempat jenis persepsi pola asuh tidak memiliki hubungan
yang berarti dengan konformitas. Hal ini berbeda dengan penelitian
sebelumnya (Efendi, 2013). Penelitian tersebut mengatakan terdapat hubungan
positif yang signifikan antara pola asuh dengan konformitas (Efendi, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Dalam penelitian ini yang melihat pola asuh dari persepsi anak menunjukkan
bahwa tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan konformitas.
Perbedaan hasil dapat disebabkan pilihan subjek yang digunakan
dalam penelitian. Penelitian sebelumnya fokus pada santri (Efendi, 2013),
sementara penelitian ini menggunakan remaja secara umum sebagai subjek.
Dapat dikatakan berdasarkan penelitian sebelumnya, pola asuh memiliki
hubungan dengan konformitas dalam lingkungan santri. Sedangkan pada
remaja secara lebih luas persepsi pola asuh tidak memiliki hubungan dengan
konformitas.
Penelitian sebelumnya mengatakan bahwa pola asuh orangtua
berhubungan dengan konfomitas remaja santri (Efendi, 2013). Penelitian
tersebut memiliki perbedaan mengenai subjek dengan penelitian kali ini.
Penelitian sebelumnya memiliki subjek remaja santri, sementara dalam
penelitian ini memiliki subjek remaja biasa. Remaja santri tinggal di
lingkungan yang berbeda dengan remaja biasa. Remaja santri terbiasa dituntut
menjalankan norma-norma yang ada di lingkungan santri (Ismail, 2009). Hal
tersebut dilakukan dari saat bangun tidur hingga menjelang tidur (Nadzir &
Wulandari, 2013). Remaja yang tinggal di lingkungan santri terbiasa
mengikuti aturan-aturan yang berada di lingkungannya. Berbeda dengan
remaja yang bersekolah di sekolah biasa yang menjalankan aturan sekolah saat
masuk hingga jam pulang sekolah tiba dan lebih banyak menghabiskan waktu
dengan orangtua dibandingkan remaja santri. Hal tersebut menunjukkan
bahwa remaja biasa dan remaja santri diasuh dengan cara yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Perbedaan cara seorang remaja dibesarkan ini dapat memengaruhi perilaku,
salah satunya konformitas.
Penelitian lain yang membahas pola asuh autoritarian yang
memengaruhi anak menjadi lebih konformis (Lamborn, Mounts, Steinberg, &
Dornbusch, 1991) memiliki perbedaan latar belakang budaya dengan
penelitian ini. Hal tersebut dapat menjadi penyebab perbedaan perilaku yang
dihasilkan. Perbedaan budaya inilah yang menyebabkan terdapatnya hasil
penelitian yang berbeda. Budaya yang berbeda dapat memengaruhi bagaimana
perkembangan perilaku seseorang (Rudy & Grusec, 2006).
Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan pola asuh orangtua
yang memiliki hubungan dengan perilaku remaja, seperti kemandirian (Bee,
1997; Respati, Yulianto, & Widiana, 2006; Santrock, 2007a; King, 2016),
pengambilan keputusan (Shaffer & Kipp, 2014), bahkan konsep diri (Respati,
Yulianto, & Widiana, 2006). Berbeda dengan hal tersebut, dalam penelitian ini
konformitas menjadi salah satu variabel yang tidak berhubungan oleh pola
asuh. Konformitas yang dilakukan remaja tidak berhubungan dengan jenis
persepsi pola asuh orangtua. Hal ini dapat disebabkan karena remaja
melakukan konformitas adalah untuk mendapatkan pengakuan dari teman-
teman sebayanya dan menghindari penolakan (Aronson, Wilson, & Akert,
2005; Baron & Byrne, 2005). Hal tersebut berkaitan dengan fase pencarian
identitas yang sedang dialami remaja (Santrock, 2011). Penelitian ini
menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara keempat jenis persepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
pola asuh orangtua denan konformitas pada konformitas pada remaja, namun
bukan berarti persepsi mengenai pola asuh menjadi tidak penting.
Peran orangtua sangat penting saat usia remaja (Desmita, 2007).
Kualitas yang terjalin dapat memengaruhi perilaku remaja (Santrock, 2011).
Walaupun peran orangtua pada usia remaja sangat penting, penelitian ini
mengatakan bahwa persepsi pola asuh orangtua tidak ambil bagian dalam
perilaku konformitas pada remaja. Santrock (2011) mengatakan bahwa remaja
adalah puncak seseorang melakukan konformittas. Dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa subjek cenderung memiliki konformitas yang cenderung
rendah, walaupun demikian bukan berarti mereka tidak melakukan konfrmitas
sama sekali. Konformitas yang dilakukan remaja dilakukan agar mereka
diterima dalam suatu kelompok (Aronson, Wilson, & Akert, 2005(Aronson,
Wilson, & Akert, 2005; Baron & Byrne, 2005). Remaja melakukan
konformitas agar dianggap benar oleh orang lain (Aronson, Wilson, & Akert,
2005; Baron & Byrne, 2005). Hal tersebut dapat membantu remaja agar
diterima oleh teman-teman sebayanya. Hubungan remaja dengan teman
sebayanya menjadi penting karena mereka menghabiskan sebagian besar
waktunya bersama teman-teman atau sahabatnya. Hal tersebut menjadikan
teman sebaya sebagai tempat seorang remaja memenuhi kebutuhannya selain
orangtuanya (Santrock, 2011). Penerimaan dan penolakan yang berasal dari
teman sebaya kemudian menjadi sangat penting di usia remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, hasil
penelitian menunjukkan hubungan yang sangat rendah dan tidak signifikan
antara persepsi pola asuh authoritative dengan konformitas pada remaja.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa tidak terdapat hubungan berarti
atau signifikan antara persepsi pola asuh authoritative dengan konformitas
pada remaja.
Terdapat hubungan yang sangat rendah namun tidak signifikan
antara persepsi pola asuh authoritarian dengan konformitas. Dalam
pembahasan dapat dilihat bahwa hasil menunjukkan tidak terdapat
hubungan yang berarti antara persepsi pola asuh authoritarian dengan
konformitas pada remaja.
Ada hubungan yang sangat rendah dan tidak signifikan antara pola
asuh permissive dengan konformitas pada remaja. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang berarti antara persepsi
pola asuh permissive dengan konformitas pada remaja.
Terdapat hubungan yang sangat rendah namun tidak signifikan
antara pola asuh neglecting dengan konformitas pada remaja. Hasil
penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan yang berarti atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
signifikan antara persepsi pola asuh neglecting dengan konformitas pada
remaja.
Penelitian ini tidak menunjukkan adanya hubungan yang signifikan.
Hal tersebut dapat dikarenakan adanya faktor-faktor lain yang
memengaruhi hubungan antara pola asuh dan konformitas pada remaja.
Misalnya seperti lingkungan tempat remaja di asuh dan budaya yang
berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Walaupun memiliki
hubungan yang tidak signifikan, pola asuh tetap menjadi hal yang penting
dalam perkemangan remaja. Penerimaan/responsivitas dan
tuntutan/kontrol yang cukup akan membantu anak untuk berkembang.Oleh
karena itu, cara orangtua membesarkan anak tetaplah perlu diperhatikan.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan sebaik mungkin, namun penelitian ini
tetap memiliki keterbatasan antara lain:
1. Tidak seluruh subjek dalam penelitian ini menerima debrief, terutama
pada subjek online. Hal ini dikarenakan kondisi pada saat pengambilan
data. Namun peneliti telah menuliskan tujuan secara sederhana pada
skala yang dibagikan.
2. Peneliti kurang mengontrol suasana saat melakukan pengambilan data.
Saat pengambilan data di SMA Ananda Bekasi kondisinya cenderung
tidak kondusif. Subjek beberapa kali terlihat mengisi skala sambal
berbincang dan duduk bergerombol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Walaupun penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, namun
penelitian ini telah dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada. Dengan
demikian hasil yang ditunjukkan dalam penelitian ini tetap sesuai dengan
tujuan dan dapat dipertanggungjawabkan.
C. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengajukan
saran untuk penelitian selanjutnya:
1. Penelitian selanjutnya juga diharapkan memerhatikan konten yang
terdapat pada skala dimengerti subjek. Hal ini terlihat saat peneliti
melakukan pengambilan data terdapat subjek yang bertanya mengenai
konten pada skala. Hal ini menjadikan pemahaman subjek mengenai
konten dari skala penting agar jawaban yang diberikan sesuai.
2. Peneliti juga perlu memerhatikan suasana saat pengambilan data. Hal
ini merupakan salah satu keterbatasan dalam penelitian ini yang tidak
dapat mengontrol suasana saat pengambilan data. Saat pengambilan
data yang dilakukan di sekolah, suasana di beberapa kelas kurang
kondusif. Seperti kelas yang berisik dan subjek yang berkumpul saat
mengisi skala. Kelas yang berisik dapat mengganggu konsentrasi
subjek saat mengisi skala, yang kemudian dapat berpengaruh pada
jawaban yang diberikan. Subjek yang berkumpul saat mengerjakan
juga dapat memengaruhi jawaban yang diberikan. Hal tersebut dapat
terjadi karena subjek dapat mengisi skala sesuai dengan pandangan
sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
3. Peniliti selanjutnya disarankan meneliti variabel lain yang mungkin
berhubungan dengan konformitas. Dalam penelitian ini persepsi pola
asuh tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan
konformitas. Dengan demikian peneliti selanjutnya diharapkan
menelusuri variabel-variabel lain yang mungkin berhubungan dengan
konformitas.
4. Walaupun penelitian ini tidak menunjukkan hubungan yang signifikan
antara pola asuh dan konformitas, peneliti menyarankan kepada
orangtua untuk menerapkan pola asuh dengan kedua aspek yang
seimbang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
DAFTAR PUSTAKA
Ades. (2016, Agustus 25). DPRD : Cegah tawuran, pemkot harus berikan
perhatian khusus. Retrieved April 28, 2017, from Detak.co.id:
http://www.detak.co.id/nusantara/item/7202-dprd-cegah-tawuran-pemkot-
harus-berikan-perhatian-khusus
Andriani, M., & Ni'matuzahroh. (2013). Konsep diri dengan konformitas pada
komunitas hijabers. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 1(1), 110-126.
Aronson, E., Wilson, T. D., & Akert, R. M. (2005). Social psychology: Fifth
edition. New Jersey: Pearson Education.
Azwar, S. (2009). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Baron, R. A., & Byrne, D. (2005). Psikologi sosial , Edisi Kesepuluh, Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Baron, R. A., Byrne, D., & Branscombe, N. R. (2006). Social psychology,
eleventh edition. Boston: Pearson Education.
Bednar, D. E., & Fisher, T. D. (2003). Peer referencing in adolescenet decision
making as a function of perceived parenting style. Adolescence, 38(152),
607-621.
Bee, H. L. (1997). The developing child, eightth edition. New York: Addison-
Wesley Education.
Berk, L. E. (2012). Development trough the lifespan (Edisi kelima): Dari prenatal
sampai remaja , transisi menjelang dewasa (Volume 1). Yogyakarta:
PUSTAKA PELAJAR.
Berns, R. M. (2013). Child, family, school, community: Socialization and support,
10th edition. Stamford: Cengage Learning.
Binham. (2012, Oktober 11). Masalah minuman keras dikalangan remaja.
Retrieved Mei 19, 2018, from Binham's Blog:
https://binham.wordpress.com/2012/10/11/mengatasi-masalah-minuman-
keras/
Cipto, & Kuncoro, J. (2010). Harga diri dan konformitas terhadap kelompok
dengan perilaku minum minuman beralkohol pada remaja. Proyeksi, 5(1,)
75-85.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Clark-Carter, D. (2004). Quantitative psychological research: A student's
handbook. New York: Psychology Press.
Desmita. (2007). Psikologi perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Efendi, A. M. (2013). Hubungan antara konsep diri dan pola asuh orang tua
dengan konformitas santri. Jurnal Penelitian Humaniora, 14(1), 1-8.
Fikri, D. A. (2018, Mei 4). 4 Kasus bullying paling menggemparkan di Indonesia,
korbannya ada yang meninggal. Retrieved Mei 21, 2018, from Okezone
Life Style: https://lifestyle.okezone.com/read/2018/05/04/196/1894566/4-
kasus-bullying-menggemparkan-di-indonesia-korbannya-ada-yang-
meninggal
Fitriyani, N., Widodo, P. B., & Fauzia, N. (2013). Hubungan antara konformitas
dengan perilaku konsumtif pada mahasiswa di Genuk Indah Semarang.
Jurnal Psikologi Undip, 12(1), 55-68.
Ismail, W. (2009). Analisis komparatif perbedaan tingkat religiusitas siswa di
lembaga pendidikan pesantren, MAN, dan SMUN. Lentera Pendidikan,
12(1), 87-102.
Kasmadi, K., & Sunariah, N. S. (2013). Panduan modern penelitian kuantitatif.
Bandung: Alfabeta.
King, L. A. (2016). Psikologi umum:Sebuah pandangan apresiatif (The science of
psychology-an aAppreciative view, 3rd ed). Jakarta Selatan: Salemba
Humanika.
Kuznetsova, M. (2015, Juni 17). Mengapa menyontek? Retrieved Mei 19, 2018,
from Kompasiana: https://www.kompasiana.com/njlien/mengapa-
menyontek_54f8946da3331120188b457d
Lahey, B. B. (2012). Psychology an introduction, eleventh edition. New York:
McGraw-Hil.
Lamborn, S. D., Mounts, N. S., Steinberg, L., & Dornbusch, S. M. (1991).
Patterns of competence and adjustment among adolescent from
authoritative, authoritarian, indulgent, and neglectful families. Child
Development, 62(5), 1049-1065.
Liputan6. (2012, April 17). Sejumlah siswa tertangkap mencontek. Retrieved Mei
19, 2018, from Liputan 6:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
https://www.liputan6.com/news/read/389459/sejumlah-siswa-tertangkap-
mencontek
Longkutoy, N., Sinolungan, J., & Opod, H. (2015). Hubungan pola Asuh orang
tua dengan kepercayaan diri siswa SMP Kristen Ranotongkor Kabupaten
Minahasa. Jurnal e-Biomedik (eBm), 3(1), 93-99.
Mantiri, G. P., & Andriani, F. (2012). Pengaruh konformitas dan persepsi
mengenai pola asuh otoriter orang tua terhadap kenakalan remaja (Juvenile
deliquency). JURNAL Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, 1(2), 1-8.
Ma'rufah, S., Matulessy, A., & Noviekayati, I. (2014). Persepsi terhadap
kepemimpinan kiai, konformitas dan kepatuhan santri terhadap peraturan
pesantren. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia, 3(2), 97-113.
Meilinda, E. (2013). Hubungan antara penerimaan diri dan konformitas terhadap
intensi merokok pada remaja di SMK Istiqomah Muhammadiyah 4
samarinda. eJournal Psikologi, 1(1), 9-22.
Myers, D. G. (1999). Social psychology, sixth edition. United States of America:
McGraw-Hill Companies.
Myers, D. G. (2012). Psikologi sosial, edisi 10, buku 1. Jakarta Selatan: Salemba
Humanika.
Nadzir, A. I., & Wulandari, N. W. (2013).Hubungan religiusitas dengan
penyesuaian diri siswa pondok pesantren. Jurnal Psikologi Tabularasa,
8(2), 698-707.
Novianty, L., & Putra, D. (2014). Hubungan antara konformitas terhadap teman
sebaya dengan perilaku bullying pada siswa SMPN 22 Tangerang.
NEOTIC Psychology,4(1), 81-100.
Panduwinata, A. (2016, November 21). Tragis, tawuran, pelajar di tangerang
tewas dibacok. Retrieved April 28, 2017, from Warta Kota:
http://wartakota.tribunnews.com/2016/11/21/tragis-tawuran-pelajar-di-
tangerang-tewas-dibacok
Papalia, D. E., & Feldman, R. D. (2014). Menyelami perkembangan
manusia:Edisi 12 - Buku 2. Jakarta Selatan: Salemba Humanika.
Periantalo, J. (2015). Penyusunan skala psikologi: Asyik, mudah, & bermanfaat.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Priastuti, D. P., Pratiwi, A., & Supriyono, Y. (2014). Hubungan konformitas
teman sebaya dengan intensi pemilihan jurusan kuliah pada siswa kelas xi
di SMA Negeri 3 Malang. Jurnal Psikologi
Purba, D. O. (2017, Agustus 8). Sebagian besar peminum alkohol di Jabodetabek
belum cukup umur. Retrieved Mei 19, 2018, from Kompas.com:
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/08/15/14125091/sebagian-
besar-peminum-alkohol-di-jabodetabek-belum-cukup-umur
Raharjo, P. G., & Marwanto, A. (2015). Pengaruh kepercayaan diri dan
konformitas teman sebaya terhadap perilaku menyontek siswa kelas xi
jurusan teknik pengelasan. Jurnal Pendidikan Vokasional Teknik Mesin,
3(4), 255-262.
Respati, W. S., Yulianto, A., & Widiana, N. (2006). Perbedaan konsep diri antara
remaja akhir yang mempersepsi pola asuh orang tua authoritarian,
permissive, dan authoritative. Jurnal Psikologi, 4(2), 119-138.
Riadi, E. (2016). Statistika penelitian (Analisis manual dan IBM SPSS).
Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Risani, A. (2016, September 02). 6 Alasan mahasiswa ikut organisasi. Retrieved
March 08, 2017, from Kompasiana:
http://www.kompasiana.com/ahmadrisani/6-alasan-mahasiswa-ikut-
organisasi_57c8fb7eb27a61463c1e17b3
Rudy, D., & Grusec, J. E. (2006). Authoritarian parenting in individualist and
collectivist groups: Associations with maternal emotion and cognition and
children's self-esteem. Journal of Family Psychology, 20(1), 68-78.
Santoso, A. (2010). Statistik untuk psikologi dari blog menjadi buku. Yogyakarta:
Penerbit Universitas Sanata Dharma.
Santrock, J. W. (2002). Life-span dDevelopment: Perkembangan masa hidup,
edisi 5, jilid I. Jakarta: Erlangga.
Santrock, J. W. (2007a). Children: Ninth edition. New York: McGrwaw-Hill.
Santrock, J. W. (2007b). Remaja, edisi kesebelas. Jakarta: Erlangga.
Santrock, J. W. (2011). Life-span development: Perkembangan masa-hidup,edisi
ketigabelas, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Sarwono, J. (2006). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Yogyakarta:
GRAHA ILMU.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Sarwono, S. W., & Meinarno, E. A. (2009). Psikologi sosial. Jakarta: Salemba
Humanika.
Sears, D. O., Freedman, J. L., & Peplau, L. A. (1991). Psikologi sosial, jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Shaffer, D. R., & Kipp, K. (2014). Developmental psychology:Childhood and
adolescence, 9th edition, international edition. U.S.A.: WADSWORTH
Cengage Learning.
Siregar, S. (2013). Metode penelitian kuantitatif: Dilengkapi perbandingan
perhitungan manual & SPSS. Jakarta: kencana.
Smith, R. A., & Davis, S. F. (2010). The psychologist as detective: An
introduction to conducting research in psychology: Fifth edition. Upper
Saddle River: Pearson.
Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan, kombinasi (Mixed
methods). Bandung: Alfabeta.
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran psikologis. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
Supratiknya, A. (2016). Kuantifikasi validitas isi dalam asesmen psikologis.
Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.
Tis'Ina, N. A., & Suroso. (2015). Pola asuh otoriter, konformitas, dan perilaku
school bullying. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia, 4(2), 153-161.
Toiskandar. (2015, April 14). Aksi saling contek warnai ujian nasional. Retrieved
Mei 21, 2018, from Okezone News:
https://news.okezone.com/read/2015/04/14/65/1133852/aksi-saling-
contek-warnai-ujian-nasional
Utomo, H., & Warsito, H. (2013). Hubungan antara frustasi dan konformitas
dengan perilaku agresi pada suporter Bonek Persebaya. Character : Jurnal
Penelitian Psikologi, 1(1).
Wulaningsih, R., & Hartini, N. (2015). Hubungan antara persepsi pola asuh
orangtua dan kontrol diri remaja terhadap perilaku merokok di pondok
pesantren. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental, 4(2), 119-126.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
SKALA PADA UJI COBA PERTAMA
Perkenalkan, saya Dalupeni Widyaningrum dari Fakultas Psikologi,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam rangka menyelesaikan tugas
akhir, saya melakukan sebuah penelitian yang memerlukan sejumlah data. Dalam
mengumpulkan data saya membutuhkan keterlibatan teman-teman untuk mengisi
kuisioner.
Data yang saya peroleh dari teman-teman akan saya gunakan untuk
kepentingan penelitian ini dengan sebaik-baiknya. Data tersebut akan sangat
berguna jika teman-teman menjawab sesuai dengan kondisi teman-teman dan
bukan berdasarkan yang baik atau buruk di masyarakat. Saya mengerti jika ada
data yang bersifat rahasia. Oleh karena itu saya akan menjaga kerahasiaan semua
data yang teman-teman berikan dan hanya akan saya gunakan dalam penelitian
saya kali ini.
Saya mengucapkan terimakasih atas kesediaan teman-teman untuk terlibat
dalam penelitian ini.
Yogyakarta, Oktober 2017
Dalupeni Widyaningrum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
LEMBAR PERSETUJUAN
Setelah saya membaca penjelasan mengenai penelitian ini, saya bersedia untuk
berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan oleh Dalupeni Widyaningrum.
Penelitian ini menggunakan kuisioner.
Jawaban yang saya berikan dalam kuisioner ini berdasarkan keadaan saya yang
sesungguhnya, tanpa pengaruh orang lain ataupun berdasarkan hal yang benar dan
salah di masyarakat.
Saya mengizinkan peneliti menggunakan jawaban-jawaban yang saya berikan
untuk kepentingan penelitian.
Menyetujui
……...., .................2017
(…………)
DATA RESPONDEN
Nama (inisial) :
Jenis Kelamin * : Laki-laki/Perempuan
Usia :
Saat ini tinggal dengan* : Ayah dan Ibu/ Ayah saja/ Ibu saja/
Lainnya:…..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
(*) coret yang tidak perlu
PETUNJUK PENGISIAN
Di bawah ini terdapat pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan
keadaan teman-teman. Bacalah setiap pernyataan yang ada dengan teliti,
kemudian berikan tanda silang (X) pada jawaban yang paling sesuai dengan diri
teman-teman pada kolom sebelah.
SS : jika teman-teman Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut
S : jika teman-teman Setuju dengan pernyataan tersebut
TS : jika teman-teman Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut
STS : jika teman-teman Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut
Jika teman-teman ingin mengganti jawaban, coret jawaban sebelumnya
kemudian berikan tanda silang pada jawaban yang dianggap benar.
Tidak ada jawaban yang benar ataupun salah. Jawablah semua pernyataan
berdasarkan keadaan teman-teman yang sesungguhnya dan jangan ada yang
terlewatkan.
No. Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
1. Saya suka menolong orang X
2. Saya peduli terhadap lingkungan sosial X X
SKALA A
No. Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
1 Orangtua saya terbiasa tidak menerima kabar bila
saya pulang terlambat dari yang seharusnya
2 Orangtua saya tidak peduli walaupun saya berhasil
melakukan sesuatu
3 Orangtua menetapkan aturan pada penampilan saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
4 Orangtua memerhatikan saya ketika saya sedang
sedih
5 Orangtua ingin saya melakukan sesuatu dengan
sebaik mungkin
6 Orangtua ingin saya berperilaku dengan sopan pada
siapa saja
7 Orangtua saya mendengarkan dan merespon dengan
baik saat saya bercerita mengenai keluh kesah saya
8 Orangtua saya tidak mengharuskan saya mendapat
nilai baik dalam pelajaran
9 Orangtua tidak pernah menghubungi saya untuk
meminta kabar saya
10 Orangtua menuntut saya dalam prestasi akademik
11 Orangtua mengizinkan saya berpenampilan seperti
apapun
12 Orangtua saya kurang memerhatikan saat saya
mengalami kesulitan
13 Orangtua mengabaikan saya walaupun saya sedang
sedih
14 Orangtua tidak melibatkan saya dalam diskusi
keluarga
15 Orangtua saya mengajarkan saya untuk berperilaku
sesuai dengan norma yang ada
16 Orangtua menegur saya saat saya salah
17 Orangtua saya membebaskan saya pulang pada pukul
berapa pun
18 Orangtua saya memberi hukuman dengan alasan
yang jelas
19 Orangtua menyemangati saya untuk melakukan
sesuatu dengan sungguh-sungguh
20 Orangtua mengizinkan saya mengikuti kegiatan
apapun tanpa batasan
21 Orangtua tidak menetapkan peraturan yang ketat
pada saya
22 Orangtua saya membantu saat saya mengalami
kesulitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
23 Orangtua tidak memercayakan saya untuk
menyelesaikan masalah saya sendiri
24 Orangtua membebaskan saya dalam berperilaku
walaupun tidak sesuai norma yang ada
25 Orangtua sering menghubungi saya untuk memantau
kegiatan saya
26 Orangtua sering meluangkan waktu untuk saya
27 Orangtua meminta saya mengabari jika saya
melakukan kegiatan di luar jadwal biasanya
28 Orangtua tidak pernah menanyakan hobi saya
29 Orangtua tidak mempermasalahkan bagaimana cara
saya memperlakukan orang lain
30 Orangtua saya kurang memerhatikan hal-hal yang
saya sedang tekuni dengan sungguh-sungguh
31 Orangtua mendukung hobi yang saya sukai
32 Orangtua merawat dan memberikan perhatian lebih
saat saya sakit
33 Orangtua menegur saya bila saya pulang larut malam
34 Orangtua saya tidak mempermasalahkan bagaimana
saya melakukan suatu kegiatan
35 Orangtua mengabaikan pendapat saya
36 Orangtua jarang mendengarkan keluh kesah saya
37 Orangtua memberikan kesempatan untuk saya
berpendapat
38 Orangtua memberikan pujian saat saya berhasil
melakukan hal tertentu
39 Orangtua dan saya terbiasa melakukan diskusi untuk
menyelesaikan masalah dalam keluarga
40 Orangtua terlibat untuk menentukan kegiatan mana
yang boleh dan tidak boleh saya ikuti
41 Orangtua sibuk dengan urusannya walaupun saat
saya sedang sakit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
42 Orangtua sibuk dengan kegiatan mereka
43 Orangtua saya tidak memberikan saya kesempatan
untuk mengemukakan pendapat
44 Orangtua menetapkan peraturan dengan ketat
45 Orangtua saya tidak pernah menghukum saya
46 Orangtua mempertimbangkan pendapat yang saya
kemukakan
47 Orangtua percaya saya bisa menyelesaikan masalah
saya sendiri
48 Orangtua tidak menegur saya walaupun saya
melakukan kesalahan
SKALA B
No. Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
1 Saya merasa bebas melakukan apapun walaupun
bertentangan dengan aturan kelompok
2 Saya hanya akan melakukan tindakan yang sesuai
dengan tujuan kelompok
3 Saya akan melakukan hal tertentu karena tuntutan
kelompok
4 Saya hanya melakukan hal yang saya sukai walaupun
sudah dipaksa melakukan hal tertentu
5 Saya nyaman menyampaikan pendapat saya
walaupun itu berarti menjadi berbeda
6 Saya biasa melakukan hal yang tidak sesuai dengan
tujuan kelompok
7 Saya terbiasa melakukan sesuatu walaupun tidak
disukai orang lain
8 Saya akan melakukan hal yang ingin dilakukan
walaupun tidak sesuai dengan orang lain
9 Saya akan melakukan suatu hal yang tidak saya sukai
demi kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
10 Saya akan menyanggah suatu keputusan bila menurut
saya tidak sesuai
11 Saya akan menyampaikan pendapat saya walaupun
teman saya tidak menyetujuinya
12 Saya biasanya membenarkan pendapat teman saya
untuk menjaga hubungan
13 Saya tidak ingin menjadi seseorang yang berbeda
dari orang lain
14 Saya akan menyampaikan pendapat saya walaupun
bertentangan dengan pendapat mayoritas
15 Saya akan melakukakan tindakan yang disukai orang
lain
16 Saya melakukan hal sesuai dengan yang orang lain
lakukan
17 Saya merasa cemas saat memiliki pendapat yang
berbeda dengan orang lain
18 Saya akan diam saat saya memiliki pendapat yang
berbeda dari kelompok
19 Saya akan mengikuti pendapat mayoritas walaupun
kurang sesuai dengan pendapat sendiri
20 Saya akan melakukan sesuatu yang sesuai dengan
aturan kelompok
21 Saya akan menghindari perilaku yang tidak sesuai
dengan aturan kelompok
22 Saya berusaha menghindari perselisihan dengan
teman saya apapun alasannya
23
Saya hanya melakukan hal yang saya ingin lakukan
walaupun tidak sesuai dengan yang diinginkan
kelompok
24 Saya tidak menjadikan aturan kelompok sebagai
batasan bagi diri saya
25
Saya akan mengikuti cara teman dalam melakukan
suatu hal karena saya memiliki hubungan baik
dengannya
26 Saya tidak mengharapkan pujian dari orang lain dari
apa yang saya kerjakan
27
Saya melakukan sesuatu dengan cara sendiri tanpa
mempertimbangkan bagaimana orang lain
melakukannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
28 Saya melakukan suatu hal agar memperoleh pujian
dari teman
29 Saya terbiasa untuk memiliki pendapat yang berbeda
dengan orang lain
30
Saya akan menyampaikan ketidaksetujuan pada
teman saya walaupun hal tersebut memengaruhi
hubungan kami
31 Saya akan mengikuti keputusan yang telah mayoritas
ambil ambil karena ada tekanan kelompok
32 Saya tidak masalah memiliki perselisihan dengan
teman selama dengan alasan yang jelas
Terimakasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
SKALA KONFORMITAS PADA UJI COBA KEDUA
PETUNJUK PENGISIAN
Di bawah ini terdapat pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan
keadaan teman-teman. Bacalah setiap pernyataan yang ada dengan teliti,
kemudian berikan tanda silang (X) pada jawaban yang paling sesuai dengan diri
teman-teman pada kolom sebelah.
SS : jika teman-teman SANGAT SETUJU dengan pernyataan tersebut
S : jika teman-teman Setuju dengan pernyataan tersebut
TS : jika teman-teman Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut
STS : jika teman-teman SANGAT TIDAK SETUJU dengan pernyataan
tersebut
Jika teman-teman ingin mengganti jawaban, coret jawaban sebelumnya
kemudian berikan tanda silang pada jawaban yang dianggap benar.
Tidak ada jawaban yang benar ataupun salah. Jawablah semua pernyataan
berdasarkan keadaan teman-teman yang sesungguhnya dan jangan ada yang
terlewatkan.
No. Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
1. Saya suka menolong orang X
2. Saya peduli terhadap lingkungan sosial X X
No. Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
1 Saya tetap melakukan suatu hal walaupum saya tahu
hal tersebut akan menimbulkan sanksi bagi diri saya
2 Saya akan datang ke suatu acara bersama teman-
teman agar terlihat kompak
3 Saya merasa setiap aturan dibuat dengan tujuan yang
baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
4 Saya akan melakukan hal yang tidak saya sukai jika
kelompok saya membutuhkannya
5 Saya akan menghindari perilaku yang membuat saya
berbeda dari teman-teman
6 Saya berperilaku seperti teman-teman agar diakui
oleh mereka
7 Saya tidak akan melakukan sesuatu hanya karena
teman-teman saya melakukannya
8 Saya merasa tidak ada keharusan bertindak seperti
yang orang lain lakukan
9 Saya senang jika bisa mengikuti peraturan yang ada
10 Saya biasanya aktif menyampaikan pendapat dalam
diskusi kelompok
11 Saya akan menyampaikan pendapat saya walaupun
teman saya tidak menyetujuinya
12 Saya biasanya membenarkan pendapat teman saya
untuk menjaga hubungan
13 Saya tidak ingin menjadi seseorang yang berbeda
dari orang lain
14 Saya akan menyampaikan pendapat saya walaupun
bertentangan dengan pendapat mayoritas
15 Saya melakukan hal yang tidak saya sukai karena
teman-teman saya yang lain melakukannya
16 Saya merasa senang jika melakukan suatu hal seperti
orang lain
17 Saya terbiasa mengikuti pendapat yang diberikan
orang lain
18 Saya merasa lebih nyaman menyelesaikan masalah
saya sendiri tanpa bantuan
19 Saya akan mengikuti pendapat mayoritas walaupun
kurang sesuai dengan pendapat sendiri
20 Saya merasa peraturan membatasi saya dalam
banyak hal
21 Saya memiliki pandangan negatif pada orang yang
melanggar peraturan
22 Saya merasa gelisah jika hubungan saya dengan
teman sedang tidak baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
23 Saya merasa peraturan tidak harus selalu diikuti
24 Saya tidak akan melakukan hal yang tidak saya sukai
meski kelompok memaksa saya
25 Saya hanya akan mengikuti kegiatan yang teman-
teman saya ikuti
26 Saya lebih suka mengambil keputusan sendiri tanpa
bantuan teman-teman
27 Saya akan mengikuti kegiatan yang saya sukai
walaupun teman-teman saya tidak
28 Saya biasa mendengarkan pendapat teman-teman
dalam mengambil keputusan
29 Saya terbiasa untuk memiliki pendapat yang berbeda
dengan orang lain
30
Saya akan menyampaikan pendapat saya walaupun
hal tersebut dapat memengaruhi hubungan saya
dengan teman.
31 Saya cenderung pasif dalam diskusi kelompok
32 Saya merasa baik-baik saja walaupun hubungan saya
dengan teman sedang kurang baik
33
Saya tidak akan menunggu teman saya jika hal
tersebut membuat saya terlambat datang ke suatu
acara
34
Saya merasa wajar bila pendapat yang saya
sampaikan berbeda dengan yang teman-teman
sampaikan
35 Saya akan diam saat saya memiliki pendapat yang
berbeda dari kelompok
36 Saya biasanya menghindari sanksi yang berasal dari
melanggar peraturan
37 Saya hanya melakukan hal yang saya sukai walaupun
tidak bersama teman-teman
38 Saya merasa berbeda dari orang lain adalah hal yang
baik
39 Saya lebih menyukai saat teman-teman saya
membantu dalam menyelesaikan masalah saya
40 Saya merasa wajar bila seseorang pernah melanggar
suatu aturan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
SKALA KONFORMITAS PADA UJI COBA KEDUA DALAM BENTUK
ONLINE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
SKALA YANG DIGUNAKAN DALAM PENELITIAN
PETUNJUK PENGISIAN
Di bawah ini terdapat pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan
keadaan teman-teman. Bacalah setiap pernyataan yang ada dengan teliti,
kemudian berikan tanda silang (X) pada jawaban yang paling sesuai dengan diri
teman-teman pada kolom sebelah.
SS : jika teman-teman SANGAT SETUJU dengan pernyataan tersebut
S : jika teman-teman Setuju dengan pernyataan tersebut
TS : jika teman-teman Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut
STS : jika teman-teman SANGAT TIDAK SETUJU dengan pernyataan
tersebut
Jika teman-teman ingin mengganti jawaban, coret jawaban sebelumnya
kemudian berikan tanda silang pada jawaban yang dianggap benar.
Tidak ada jawaban yang benar ataupun salah. Jawablah semua pernyataan
berdasarkan keadaan teman-teman yang sesungguhnya dan jangan ada yang
terlewatkan.
No. Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
1. Saya suka menolong orang X
2. Saya peduli terhadap lingkungan sosial X X
SKALA A
No. Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
1 Orangtua saya terbiasa tidak menerima kabar bila
saya pulang terlambat dari yang seharusnya
2 Orangtua saya tidak peduli walaupun saya berhasil
melakukan sesuatu
3
Orangtua saya mendengarkan dan merespon
dengan baik saat saya bercerita mengenai keluh
kesah saya
4 Orangtua saya kurang memerhatikan saat saya
mengalami kesulitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
5 Orangtua saya mengajarkan saya untuk
berperilaku sesuai dengan norma yang ada
6 Orangtua menegur saya saat saya salah
7 Orangtua saya membebaskan saya pulang pada
pukul berapa pun
8 Orangtua saya memberi hukuman dengan alasan
yang jelas
9 Orangtua menyemangati saya untuk melakukan
sesuatu dengan sungguh-sungguh
10 Orangtua saya membantu saat saya mengalami
kesulitan
11 Orangtua tidak memercayakan saya untuk
menyelesaikan masalah saya sendiri
12 Orangtua membebaskan saya dalam berperilaku
walaupun tidak sesuai norma yang ada
13 Orangtua sering menghubungi saya untuk
memantau kegiatan saya
14 Orangtua sering meluangkan waktu untuk saya
15 Orangtua meminta saya mengabari jika saya
melakukan kegiatan di luar jadwal biasanya
16 Orangtua tidak mempermasalahkan bagaimana
cara saya memperlakukan orang lain
17 Orangtua saya kurang memerhatikan hal-hal yang
saya sedang tekuni dengan sungguh-sungguh
18 Orangtua merawat dan memberikan perhatian
lebih saat saya sakit
19 Orangtua saya tidak mempermasalahkan
bagaimana saya melakukan suatu kegiatan
20 Orangtua mengabaikan pendapat saya
21 Orangtua jarang mendengarkan keluh kesah saya
22 Orangtua memberikan kesempatan untuk saya
berpendapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
23 Orangtua dan saya terbiasa melakukan diskusi
untuk menyelesaikan masalah dalam keluarga
24 Orangtua terllibat untuk menentukan kegiatan
mana yang boleh dan tidak boleh saya ikuti
25 Orangtua saya tidak pernah menghukum saya
26 Orangtua tidak menegur saya walaupun saya
melakukan kesalahan
SKALA B
No. Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
1 Saya merasa setiap aturan dibuat dengan tujuan
yang baik
2 Saya akan melakukan hal yang tidak saya sukai
jika kelompok saya membutuhkannya
3 Saya biasanya membenarkan pendapat teman saya
untuk menjaga hubungan
4 Saya tidak ingin menjadi seseorang yang berbeda
dari orang lain
5 Saya melakukan hal yang tidak saya sukai karena
teman-teman saya yang lain melakukannya
6 Saya merasa senang jika melakukan suatu hal
seperti orang lain
7 Saya tidak akan melakukan hal yang tidak saya
sukai meski kelompok memaksa saya
8 Saya akan mengikuti kegiatan yang saya sukai
walaupun teman-teman saya tidak
9
Saya akan menyampaikan pendapat saya
walaupun hal tersebut dapat memengaruhi
hubungan saya dengan teman.
10
Saya merasa wajar bila pendapat yang saya
sampaikan berbeda dengan yang teman-teman
sampaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
11 Saya akan diam saat saya memiliki pendapat yang
berbeda dari kelompok
12 Saya hanya melakukan hal yang saya sukai
walaupun tidak bersama teman-teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
LAMPIRAN 2 :
HASIL VALIDITAS
DENGAN INDEKS
VALIDITAS ISI (IVI)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
HASIL VALIDITAS SKALA PERSEPSI POLA ASUH
No. Aspek Indikator Variasi
Sikap Aitem J1 J2 J3 J4 J5 J6 J7 J8 J9 J10 Skor
1
Penerimaan/
responsifitas
(Penerimaan/
responsifitas
dapat
ditunjukkan
dengan
dukungan dan
juga respon
terhadap
kebutuhan
anak.)
Responsif
(Orangtua
merespon
kebutuhan
anak, dapat
ditunjukkan
dengan
senyuman
atau
pemberian
hadiah)
Fav
Orangtua merawat dan
memberikan perhatian lebih
saat saya sakit
4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 1
2 Unfav
Orangtua sibuk dengan
urusannya walaupun saat
saya sedang sakit
4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 1
3 Fav Orangtua sering meluangkan
waktu untuk saya 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 1
4 Unfav Orangtua sibuk dengan
kegiatan mereka 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 1
5 Fav Orangtua memerhatikan saya
ketika saya sedang sedih 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 0.9
6 Unfav Orangtua mengabaikan saya
walaupun saya sedang sedih 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 1
7 Fav
Orangtua saya
mendengarkan dan merespon
dengan baik saat saya
bercerita mengenai keluh
kesah saya
4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 1
8 Unfav Orangtua jarang
mendengarkan keluh kesah 4 4 3 4 4 3 2 4 3 4 0.9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
saya
9 Dukungan
(Orangtua
biasanya
hangat dan
membuat
anak merasa
nyaman.)
Fav Orangtua mendukung hobi
yang saya sukai 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1
10 Unfav Orangtua tidak pernah
menanyakan hobi saya 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 1
11 Fav
Orangtua saya membantu
saat saya mengalami
kesulitan
4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 1
12 Unfav
Orangtua saya kurang
memerhatikan saat saya
mengalami kesulitan
4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 1
13 Fav
Orangtua menyemangati
saya untuk melakukan
sesuatu dengan sungguh-
sungguh
4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 1
14 Unfav
Orangtua saya kurang
memerhatikan hal-hal yang
saya sedang tekuni dengan
sungguh-sungguh
4 4 3 3 4 3 2 3 3 4 0.9
15 Fav
Orangtua memberikan pujian
saat saya berhasil melakukan
hal tertentu
4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1
16 Unfav
Orangtua saya tidak peduli
walaupun saya berhasil
melakukan sesuatu
4 4 4 2 3 3 2 4 3 4 0.8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
17
Penerimaan
(Orangtua
menunjukkan
perilaku yang
menerima
keadaan
anak.)
Fav
Orangtua memberikan
kesempatan untuk saya
berpendapat
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1
18 Unfav
Orangtua saya tidak
memberikan saya
kesempatan untuk
mengemukakan pendapat
4 4 4 4 4 2 2 3 4 4 0.8
19 Fav
Orangtua percaya saya bisa
menyelesaikan masalah saya
sendiri
4 4 4 3 4 2 4 2 3 4 0.8
20 Unfav
Orangtua tidak
memercayakan saya untuk
menyelesaikan masalah saya
sendiri
4 4 4 3 3 2 4 2 3 4 0.8
21 Fav
Orangtua
mempertimbangkan
pendapat yang saya
kemukakan
4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 0.9
22 Unfav Orangtua mengabaikan
pendapat saya 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 1
23 Fav
Orangtua dan saya terbiasa
melakukan diskusi untuk
menyelesaikan masalah
dalam keluarga
4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 0.9
24 Unfav Orangtua tidak melibatkan
saya dalam diskusi keluarga 4 4 4 4 4 3 2 2 4 4 0.8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
25 Tuntutan/
kontrol
(Dengan
adanya
tuntutan dan
kontrol anak
menjadi tidak
bebas
melakukan
hal yang ia
inginkan.)
Membatasi/
mengontrol
(Kontrol
biasanya
berupa
pengendalian
serta
pengawasan
terhadap
perilaku anak
.)
Fav Orangtua menetapkan
peraturan dengan ketat 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 1
26 Unfav
Orangtua tidak menetapkan
peraturan yang ketat pada
saya
3 4 4 3 4 2 2 4 3 4 0.8
27 Fav Orangtua menegur saya saat
saya salah 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 1
28 Unfav
Orangtua tidak menegur saya
walaupun saya melakukan
kesalahan
4 4 3 4 4 2 2 4 4 4 0.8
29 Fav
Orangtua terlibat untuk
menentukan kegiatan mana
yang boleh dan tidak boleh
saya ikuti
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 1
30 Unfav
Orangtua mengizinkan saya
mengikuti kegiatan apapun
tanpa batasan
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 1
31 Fav
Orangtua saya memberi
hukuman dengan alasan yang
jelas
4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 1
32 Unfav Orangtua saya tidak pernah
menghukum saya 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 1
33 Fav Orangtua menegur saya bila
saya pulang larut malam 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1
34 Unfav
Orangtua saya membebaskan
saya pulang pada pukul
berapa pun
3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
35 Fav
Orangtua sering
menghubungi saya untuk
memantau kegiatan saya
4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 1
36 Unfav
Orangtua tidak pernah
menghubungi saya untuk
meminta kabar saya
4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 0.9
37 Fav
Orangtua meminta saya
mengabari jika saya
melakukan kegiatan di luar
jadwal biasanya
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1
38 Unfav
Orangtua saya terbiasa tidak
menerima kabar bila saya
pulang terlambat dari yang
seharusnya
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1
39 Fav Orangtua menetapkan aturan
pada penampilan saya 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1
40 Unfav
Orangtua mengizinkan saya
berpenampilan seperti
apapun
3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 1
41
Menuntut
(Orangtua
memberikan
tuntutan pada
hal yang
anak
lakukan.)
Fav
Orangtua ingin saya
melakukan sesuatu dengan
sebaik mungkin
4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 1
42 Unfav
Orangtua saya tidak
mempermasalahkan
bagaimana saya melakukan
suatu kegiatan
4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
43 Fav Orangtua menuntut saya
dalam prestasi akademik 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 1
44 Unfav
Orangtua saya tidak
mengharuskan saya
mendapat nilai baik dalam
pelajaran
4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 1
45 Fav
Orangtua ingin saya
berperilaku dengan sopan
pada siapa saja
4 4 3 4 4 4 4 2 3 4 0.9
46 Unfav
Orangtua tidak
mempermasalahkan
bagaimana cara saya
memperlakukan orang lain
3 4 3 4 3 3 3 2 3 4 0.9
47 Fav
Orangtua saya mengajarkan
saya untuk berperilaku sesuai
dengan norma yang ada
3 4 2 4 3 3 4 3 3 4 0.9
48 Unfav
Orangtua membebaskan saya
dalam berperilaku walaupun
tidak sesuai norma yang ada
4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 1
Skor Total
0.95
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
HASIL VALIDITAS SKALA KONFOREMITAS (1)
No. Aspek Indikator Variasi
Sikap Aitem J1 J2 J3 J4 J5 J6 J7 J8 J9 J10 Skor
1 Kekompakan
(Kekompakan
merupakan
kekuatan dari
sebuah
kelompok. Hal
ini dapat
memengaruhi
seseorang
untuk tetap
berada dalam
suatu
kelompok.)
Keseragaman
perilaku
(Kekompakan
dapat
ditnjukkan
dengan
perilaku yang
serupa.)
Fav
Saya melakukan hal sesuai dengan
yang orang lain lakukan 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 0.9
2
Unfav
Saya akan melakukan hal yang ingin
dilakukan walaupun tidak sesuai
dengan orang lain 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 1
3 Fav
Saya akan melakukakan tindakan yang
disukai orang lain 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 0.9
4 Unfav
Saya terbiasa melakukan sesuatu
walaupun tidak disukai orang lain 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 1
5
Fav
Saya merasa cemas saat memiliki
pendapat yang berbeda dengan orang
lain 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 0.9
6 Unfav
Saya terbiasa untuk memiliki pendapat
yang berbeda dengan orang lain 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 1
7 Fav
Saya hanya akan melakukan tindakan
yang sesuai dengan tujuan kelompok 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 1
8 Unfav
Saya biasa melakukan hal yang tidak
sesuai dengan tujuan kelompok 4 4 4 4 3 3 2 4 3 3 0.8
9 Menjaga
hubungan baik Fav
Saya melakukan suatu hal agar
memperoleh pujian dari teman 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 0.9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
10 dengan teman
(Hubungan
remaja yang
baik dengan
kelompoknya
menyebabkan
perasaan suka
terhadap
anggota
kelompoknya.)
Unfav
Saya tidak mengharapkan pujian dari
orang lain dari apa yang saya kerjakan 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 1
11
Fav
Saya berusaha menghindari
perselisihan dengan teman saya apapun
alasannya 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1
12
Unfav
Saya tidak masalah memiliki
perselisihan dengan teman selama
dengan alasan yang jelas 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 0.9
13 Fav
Saya biasanya membenarkan pendapat
teman saya untuk menjaga hubungan 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 0.9
14
Unfav
Saya akan menyampaikan
ketidaksetujuan pada teman saya
walaupun hal tersebut memengaruhi
hubungan kami 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 0.9
15
Fav
Saya akan mengikuti cara teman dalam
melakukan suatu hal karena saya
memiliki hubungan baik dengannya 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 0.9
16
Unfav
Saya melakukan sesuatu dengan cara
sendiri tanpa mempertimbangkan
bagaimana orang lain melakukannya 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 0.9
17 Kesepakatan
(Tekanan
kelompok
menyebabkan
seseorang
menyesuaikan
diri dengan
Menyesuaikan
diri
(Seseorang
menyesuaikan
diri dengan
pendapat
kelompok.)
Fav Saya akan diam saat saya memiliki
pendapat yang berbeda dari kelompok 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 0.9
18 Unfav
Saya akan menyampaikan pendapat
saya walaupun teman saya tidak
menyetujuinya 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 1
19 Fav
Saya akan mengikuti pendapat
mayoritas walaupun kurang sesuai 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
pendapat
kelompok
tersebut.)
dengan pendapat sendiri
20
Unfav
Saya akan menyampaikan pendapat
saya walaupun bertentangan dengan
pendapat mayoritas 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1
21
Fav
Saya akan mengikuti keputusan yang
telah mayoritas ambil karena ada
tekanan kelompok 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 0.9
22
Unfav
Saya akan menyanggah suatu
keputusan bila menurut saya tidak
sesuai 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 1
23 Fav
Saya tidak ingin menjadi seseorang
yang berbeda dari orang lain 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 0.9
24
Unfav
Saya nyaman menyampaikan pendapat
saya walaupun itu berarti menjadi
berbeda 4 4 2 4 4 4 4 3 3 3 0.9
25 Ketaatan
(Tekanan yang
ada dalam
kelompok
menyebabkan
seseorang mau
melakukan hal
tertentu,
walaupun ia
sendiri tidak
Taat pada
aturan/tuntutan
yang ada
(Seseorang
mau
melakukan hal
tertentu
walaupun tidak
menyukainya.)
Fav
Saya akan melakukan suatu hal yang
tidak saya sukai demi kelompok 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 0.9
26
Unfav
Saya hanya melakukan hal yang saya
ingin lakukan walaupun tidak sesuai
dengan yang diinginkan kelompok 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 0.9
27 Fav
Saya akan melakukan hal tertentu
karena tuntutan kelompok 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 1
28
Unfav
Saya hanya melakukan hal yang saya
sukai walaupun sudah dipaksa
melakukan hal tertentu 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 0.9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
29 menyukainya.)
Fav
Saya akan melakukan sesuatu yang
sesuai dengan aturan kelompok 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1
30
Unfav
Saya tidak menjadikan aturan
kelompok sebagai batasan bagi diri
saya 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 0.9
31 Fav
Saya akan menghindari perilaku yang
tidak sesuai dengan aturan kelompok 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 1
32
Unfav
Saya merasa bebas melakukan apapun
walaupun bertentangan dengan aturan
kelompok 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 0.9
Skor Total 0.94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
HASIL VALIDITAS SKALA KONFOREMITAS (2)
No. Aspek Indikator Variasi
Sikap Aitem Judgement Skor
1
Kekompakan
(Kekompakan
merupakan
kekuatan dari
sebuah
kelompok. Hal
ini dapat
memengaruhi
seseorang untuk
tetap berada
dalam suatu
kelompok.)
Keseragaman
perilaku
(Kekompakan
dapat
ditnjukkan
dengan
perilaku yang
serupa.)
Fav
Saya merasa senang
jika melakukan suatu
hal seperti orang lain
3 1
2
Unfav
Saya merasa tidak ada
keharusan bertindak
seperti yang orang
lain lakukan
3 1
3
Fav
Saya melakukan hal
yang tidak saya sukai
karena teman-teman
saya yang lain
melakukannya
3 1
4
Unfav
Saya tidak akan
melakukan sesuatu
hanya karena teman-
teman saya
melakukannya
3 1
5
Fav
Saya terbiasa
mengikuti pendapat
yang diberikan orang
lain
3 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
6
Unfav
Saya terbiasa untuk
memiliki pendapat
yang berbeda dengan
orang lain
4 1
7
Fav
Saya akan datang ke
suatu acara bersama
teman-teman agar
terlihat kompak
3 1
8
Unfav
Saya tidak akan
menunggu teman saya
jika hal tersebut
membuat saya
terlambat datang ke
suatu acara
3 1
9
Fav
Saya berperilaku
seperti teman-teman
agar diakui oleh
mereka
3 1
10
Unfav
Saya hanya
melakukan hal yang
saya sukai walaupun
tidak bersama teman-
teman
3 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
11
Menjaga
hubungan baik
dengan teman
(Hubungan
remaja yang
baik dengan
kelompoknya
menyebabkan
perasaan suka
terhadap
anggota
kelompoknya.)
Fav
Saya biasa
mendengarkan
pendapat teman-
teman dalam
mengambil keputusan
3 1
12
Unfav
Saya lebih suka
mengambil keputusan
sendiri tanpa bantuan
teman-teman
3 1
13
Fav
Saya merasa gelisah
jika hubungan saya
dengan teman sedang
tidak baik
3 1
14
Unfav
Saya merasa baik-
baik saja walaupun
hubungan saya
dengan teman sedang
kurang baik
3 1
15
Fav
Saya biasanya
membenarkan
pendapat teman saya
untuk menjaga
hubungan
4 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
16
Unfav
Saya akan
menyampaikan
pendapat saya
walaupun hal tersebut
dapat memengaruhi
hubungan saya
dengan teman.
4 1
17
Fav
Saya hanya akan
mengikuti kegiatan
yang teman-teman
saya ikuti
4 1
18
Unfav
Saya akan mengikuti
kegiatan yang saya
sukai walaupun
teman-teman saya
tidak
4 1
19
Fav
Saya lebih menyukai
saat teman-teman
saya membantu dalam
menyelesaikan
masalah saya
4 1
20
Unfav
Saya merasa lebih
nyaman
menyelesaikan
masalah saya sendiri
tanpa bantuan
4 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
21
Kesepakatan
(Tekanan
kelompok
menyebabkan
seseorang
menyesuaikan
diri dengan
pendapat
kelompok
tersebut.)
Menyesuaikan
diri
(Seseorang
menyesuaikan
diri dengan
pendapat
kelompok.)
Fav
Saya akan diam saat
saya memiliki
pendapat yang
berbeda dari
kelompok
4 1
22 Unfav
Saya akan
menyampaikan
pendapat saya
walaupun teman saya
tidak menyetujuinya
4 1
23
Fav
Saya akan mengikuti
pendapat mayoritas
walaupun kurang
sesuai dengan
pendapat sendiri
4 1
24
Unfav
Saya akan
menyampaikan
pendapat saya
walaupun
bertentangan dengan
pendapat mayoritas
4 1
25
Fav
Saya cenderung pasif
dalam diskusi
kelompok
3 1
26
Unfav
Saya biasanya aktif
menyampaikan
pendapat dalam
diskusi kelompok
3 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
27
Fav
Saya tidak ingin
menjadi seseorang
yang berbeda dari
orang lain
4 1
28
Unfav
Saya merasa berbeda
dari orang lain adalah
hal yang baik
3 1
29
Fav
Saya akan
menghindari perilaku
yang membuat saya
berbeda dari teman-
teman
3 1
30
Unfav
Saya merasa wajar
bila pendapat yang
saya sampaikan
berbeda dengan yang
teman-teman
sampaikan
3 1
31
Ketaatan
(Tekanan yang
ada dalam
kelompok
menyebabkan
seseorang mau
melakukan hal
tertentu,
walaupun ia
Taat pada
aturan/tuntutan
yang ada
(Seseorang
mau
melakukan hal
tertentu
walaupun
tidak
Fav
Saya senang jika bisa
mengikuti peraturan
yang ada
3 1
32
Unfav
Saya merasa
peraturan tidak harus
selalu diikuti
3 1
33
Fav
Saya merasa setiap
aturan dibuat dengan
tujuan yang baik
3 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
34
sendiri tidak
menyukainya.)
menyukainya.)
Unfav
Saya merasa
peraturan membatasi
saya dalam banyak
hal
3 1
35
Fav
Saya akan melakukan
hal yang tidak saya
sukai jika kelompok
saya
membutuhkannya
3 1
36
Unfav
Saya tidak akan
melakukan hal yang
tidak saya sukai
meski kelompok
memaksa saya
3 1
37
Fav
Saya memiliki
pandangan negatif
pada orang yang
melanggar peraturan
3 1
38
Unfav
Saya merasa wajar
bila seseorang pernah
melanggar suatu
aturan
3 1
39
Fav
Saya biasanya
menghindari sanksi
yang berasal dari
melanggar peraturan
3 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
40
Unfav
Saya tetap melakukan
suatu hal walaupum
saya tahuhal tersebut
akan menimbulkan
sanksi bagi diri saya
3 1
Skor Total 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
RELIABILITAS SKALA PERSEPSI POLA ASUH ORANGTUA (UJI
COBA)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 42 100.0
Excludeda 0 .0
Total 42 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.884 48
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
p1 145.2766 163.117 .454 .880
p2 145.1064 162.967 .621 .878
p3 145.5957 173.333 .013 .887
p4 145.3404 164.577 .529 .880
p5 144.7021 172.301 .112 .885
p6 144.5106 172.777 .105 .885
p7 145.1915 162.854 .575 .879
p8 145.8511 170.651 .110 .887
p9 144.8085 169.680 .281 .883
p10 145.7234 174.422 -.051 .888
p11 145.6809 172.439 .056 .886
p12 145.2553 161.238 .671 .877
p13 145.2340 164.748 .512 .880
p14 145.2553 163.238 .457 .880
p15 144.7872 169.736 .304 .883
p16 144.6809 170.265 .278 .883
p17 145.0426 167.042 .314 .883
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
p18 145.4043 165.898 .365 .882
p19 144.9362 163.365 .555 .879
p20 145.7872 176.258 -.135 .890
p21 145.8298 173.623 -.016 .888
p22 145.1702 163.579 .698 .878
p23 145.6170 166.241 .413 .881
p24 144.9574 163.476 .526 .879
p25 145.2553 167.716 .344 .882
p26 145.2553 162.890 .606 .878
p27 144.8085 163.636 .627 .878
p28 145.3191 167.613 .291 .883
p29 145.0426 165.216 .523 .880
p30 145.4468 162.079 .563 .879
p31 145.0638 170.757 .176 .884
p32 144.7872 163.084 .627 .878
p33 144.7660 171.792 .133 .885
p34 145.8723 165.766 .437 .881
p35 145.3191 163.396 .586 .879
p36 145.5745 165.337 .343 .882
p37 145.2340 161.835 .625 .878
p38 145.1702 165.492 .493 .880
p39 145.2553 161.716 .644 .878
p40 145.1915 166.680 .382 .882
p41 145.1702 165.101 .465 .880
p42 145.4468 166.600 .363 .882
p43 145.2340 167.444 .290 .883
p44 145.9362 177.322 -.180 .891
p45 145.4894 168.212 .255 .884
p46 145.3404 166.186 .489 .880
p47 145.2979 172.562 .069 .886
p48 144.9787 169.630 .252 .883
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
RELIABILITAS SKALA KONFORMITAS (UJI COBA 1)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 42 100.0
Excludeda 0 .0
Total 42 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach’s
Alpha
N of Items
.559 32
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach’s
Alpha if Item
Deleted
p1 77.7447 29.194 -.221 .589
p2 77.9149 27.775 .013 .564
p3 77.8936 26.228 .303 .536
p4 78.3830 28.328 -.088 .578
p5 78.6809 25.352 .333 .527
p6 77.9787 27.152 .120 .554
p7 78.0851 28.601 -.127 .585
p8 78.4681 27.211 .103 .556
p9 78.1064 26.575 .144 .551
p10 78.8298 27.840 -.024 .572
p11 78.8511 25.695 .313 .531
p12 78.1489 25.782 .266 .536
p13 78.6383 24.019 .550 .498
p14 78.6383 24.671 .420 .514
p15 78.0426 27.433 .033 .565
p16 78.3404 26.925 .129 .553
p17 78.4255 26.250 .222 .542
p18 78.4894 25.951 .256 .537
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
p19 78.2553 24.933 .402 .518
p20 77.8298 27.796 .084 .557
p21 77.8298 26.927 .159 .550
p22 77.7447 26.759 .142 .552
p23 78.0000 29.043 -.208 .584
p24 78.5319 26.733 .120 .555
p25 78.3191 25.918 .251 .538
p26 78.5745 26.685 .174 .548
p27 78.3404 27.229 .094 .557
p28 78.8298 26.840 .157 .550
p29 78.3191 25.265 .348 .525
p30 78.6170 27.633 .019 .565
p31 78.2128 27.693 .012 .566
p32 78.6596 26.795 .107 .556
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
REALIBILITAS SKALA KONFORMITAS (UJI COBA 2)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 49 100.0
Excludeda 0 .0
Total 49 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.680 40
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
p1 89.8367 65.056 .079 .681
p2 89.5306 65.004 .108 .679
p3 89.8367 59.931 .450 .655
p4 90.4490 59.419 .585 .648
p5 90.0204 62.687 .217 .672
p6 90.6735 62.974 .247 .670
p7 90.7551 64.730 .098 .680
p8 91.0000 63.833 .207 .673
p9 89.2041 66.374 -.022 .686
p10 90.8367 65.598 .056 .681
p11 90.8367 63.181 .284 .669
p12 89.9388 63.392 .183 .675
p13 90.1633 60.223 .513 .653
p14 90.6327 62.696 .312 .667
p15 90.5714 61.500 .373 .662
p16 90.0612 61.642 .329 .664
p17 90.0000 63.625 .191 .674
p18 90.4898 66.630 -.059 .692
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
p19 89.8163 61.736 .369 .663
p20 90.1837 64.820 .078 .682
p21 89.6735 68.266 -.180 .699
p22 88.9796 68.520 -.231 .696
p23 90.1224 67.776 -.140 .697
p24 90.4286 59.625 .581 .649
p25 90.5306 64.629 .116 .679
p26 90.0612 62.559 .268 .669
p27 90.8571 62.500 .347 .665
p28 89.4490 66.294 -.018 .686
p29 90.5510 62.503 .367 .665
p30 90.5510 62.628 .354 .665
p31 90.5714 63.792 .160 .676
p32 89.5714 67.958 -.148 .701
p33 90.1837 64.445 .106 .680
p34 90.8980 63.385 .343 .668
p35 90.4694 61.754 .360 .663
p36 89.8163 65.070 .048 .685
p37 90.5510 62.294 .345 .665
p38 90.4286 61.250 .408 .660
p39 89.5510 65.169 .074 .681
p40 90.6122 65.701 .026 .684
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
REALIBILITAS SKALA POLA ASUH (PENELITIAN)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 42 100.0
Excludeda 0 .0
Total 42 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
.902 26
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
p7 78.7660 87.531 .588 .897
p1 78.8511 88.434 .416 .901
p26 78.8298 87.623 .615 .896
p32 78.3617 88.019 .616 .896
p36 79.1489 88.782 .383 .902
p19 78.5106 87.342 .612 .896
p22 78.7447 88.107 .715 .895
p2 78.6809 88.265 .582 .897
p12 78.8298 86.318 .687 .894
p30 79.0213 85.934 .647 .895
p37 78.8085 86.680 .647 .895
p39 78.8298 87.275 .612 .896
p23 79.1915 90.028 .425 .900
p35 78.8936 87.097 .670 .895
p16 78.2553 93.064 .292 .902
p18 78.9787 89.673 .380 .901
p25 78.8298 91.710 .308 .902
p27 78.3830 88.328 .624 .896
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
p40 78.7660 91.488 .305 .902
p17 78.6170 91.372 .270 .904
p45 79.0638 90.974 .297 .903
p48 78.5532 91.818 .328 .902
p15 78.3617 93.497 .231 .903
p24 78.5319 88.211 .521 .898
p29 78.6170 89.024 .560 .897
p34 79.4468 89.948 .428 .900
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
REALIBILITAS SKALA KONFORMITAS (PENELITIAN)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 49 100.0
Excludeda 0 .0
Total 49 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.824 12
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
p3 22.8980 20.760 .602 .799
p4 23.5102 21.755 .562 .804
p13 23.2245 21.136 .666 .795
p15 23.6327 22.279 .453 .813
p16 23.1224 22.110 .434 .815
p24 23.4898 22.172 .511 .808
p27 23.9184 22.910 .441 .814
p30 23.6122 23.784 .317 .823
p34 23.9592 24.415 .274 .825
p35 23.5306 21.796 .540 .806
p37 23.6122 22.784 .433 .814
p12 23.0000 21.708 .474 .812
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI