hubungan antara pola asuh orangtua dengan ...repository.usd.ac.id/31397/2/139114062_full.pdfhubungan...

181
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANGTUA DENGAN KONFORMITAS PADA REMAJA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memeroleh Gelar Sarjana Psikologi Program Sarjana Psikologi Disusun oleh: Dalupeni Widyaningrum 139114062 Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 11-Sep-2020

36 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANGTUA DENGAN

KONFORMITAS PADA REMAJA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memeroleh Gelar Sarjana

Psikologi Program Sarjana Psikologi

Disusun oleh:

Dalupeni Widyaningrum

139114062

Program Studi Psikologi

Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Karya ini saya persembahkan kepada kedua orangtua dan adik saya yang

saya sayangi.

Terimakasih karena telah mendengar cerita dan kleluh kesah yang saya

sampaikan.

Karena dukungan dan doa mereka saya dapat menyelesaikan penelitian ini.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

HALAMAN MOTTO

“Kelabu tak pernah menjadi warna impianku, namun ia awal

dari rintik hujan yang menjemput pelangi”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANGTUA DENGAN

KONFORMITAS PADA REMAJA

Dalupeni Widyaningrum

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara persepsi pola asuh

orang tua yang dimiliki remaja dengan konformitas pada remaja. Penelitian ini

ingin melihat hubungan pada empat jenis pola asuh yaitu authoritative,

authoritarian, permissive, dan neglecting. Subjek dalam penelitian ini adalah

remaja berusia 14 hingga 18 tahun yang tinggal bersama kedua orangtua.

Penelitian ini menggunakan dua skala, yaitu skala persepsi pola asuh dan skala

konformitas. Koefisien reliabilitas skala persepsi pola asuh adalah 0,902 dan

koefisien reliabilitas untuk skala konformitas adalah 0,824. Teknik analisis data

menggunakan uji korelasi Rank-Spearman. Hasil dari penelitian ini menyatakan

bahwa terdapat hubungan yang rendah yang tidak signifikan antara persepsi pola

asuh authoritative (r=-0,116; p=0,279), authoritarian (r=0,072; p=0,636),

permissive (r=0,024; p=0,865), dan neglecting (r=-0,112; p=0,280) dengan

konformitas pada remaja.

Kata kunci: persepsi pola asuh orangtua, konformitas, remaja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

THE CORRELATION BETWEEN PARENTING STYLE WITH

CONFORMITY IN ADOLESCENCE

Dalupeni Widyaningrum

ABSTRACT

This study aimed to determine the correlation between parenting perception with

conformity in adolescence. This study aimed to determine the correlation in four

kind of parenting perceptions, they were authoritative, authoritarian, permissive,

and neglecting. Subjects in this study were adolescents around 14 years old to 18

years old who lived with both of their parents. This research used two scales, they

were parenting perception scale and conformity scale. Reliability coefficient of

parenting perception scale is 0,902 and reliability coefficient of conformity scale

is 0,824. The analysis technique used Rank-Spearman correlation test. The result

showed there is low correlation that does not significant between authoritative

(r=-0,116; p=0,279), authoritarian (r=0,072; p=0,636), permissive (r=0,024;

p=0,865), and neglecting (r=-0,112; p=0,280) parenting perception with

conformity.

Keywords: parenting perception, conformity, adolescence

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

KATA PENGANTAR

Rasa syukur penulis kepada Tuhan Yang Maha Esa, dalam penulisan skripsi

ini penulis menemukan beberapa kesulitan dan karenaNya penulis dapat

menyelesaikan penelitian ini dengan sebaik-baiknya. Banyak pembelajaran yang

penulis dapatkan dalam proses penyelesaian penelitian ini yang semoga dapat

berguna di masa depan penulis.

Dalam proses penulisan skripsi ini penulis mendapatkan banyak bantuan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapka rasa terima kasih

kepada:

1. Dr. Titik Kristiyani, M.Psi. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas

Sanata Dharma

2. Monica Eviandaru M., M.App.Psych., Ph.D. selaku Kepala Program Studi

Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

3. T.M. Raditya Hernawa, M.Psi. dan Prof. A. Supratiknya, Ph.D. selaku Dosen

Pembimbing Akademik yang telah mendampingi penulis menempuh masa

studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

4. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing dan memberikan masukan

kepada penulis.

5. Ratri Sunar Astuti, M.Si, Monica E. Madyaningrum, M.App., Ph.D., dan

Edward Theodorus, M.App.,Psy selaku dosen penguji yang telah meluangkan

waktunya untuk membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

6. Passchedona Henrietta P.D.A.D.S.,S.Psi., M.A., dan R. Landung E.

Prihatmoko, M.Psi yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis

menyelesaikan skripsi ini.

7. Kedua orangtua penulis yang selalu mendoakan, mendukung, dan

medengarkan semua keluh kesah penulis.

8. Bapak/Ibu dosen dan karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

yang telah mengajar dan membantu penulis untuk menuntut ilmu dari awal

semester hingga sekarang.

9. Kepala dan wakil kepala, guru-guru, serta siswa/i SMA Ananda Bekasi yang

telah memberi izin dan meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam

pengumpulan data.

10. Adik kandung penulis yang telah menemani, mendukung, dan membantu

penulis dalam pengerjaan skripsi.

11. Rekan-rekan mahasiswa, Karina, Claudia, Dewi, Devina, Estu, Cangik, Zer,

Fena, dan masih banyak lagi rekan penulis yang telah bersedia memberikan

masukan kepada penulis.

12. Sahabat-sahabat penulis yaitu Jennifer, Reska, Merry, Okta, Desy, dan Lia

yang telah membantu ataupun memberikan dukungan emosional pada penulis.

13. Subjek penelitian yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi skala

penelitian ini.

14. Serta berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian

penelitian ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

Penulis merasa penelitian ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan

saran masih diperlukan untuk menyempurnakan penelitian ini.

Yogyakarta, April 2018

Penulis,

Dalupeni Widyaningrum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ...................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ............................................................................................ v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... vi

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

ABSTRACT .......................................................................................................... viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ......................... ix

KATA PENGANTAR ........................................................................................... x

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xviii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xx

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xxi

BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 10

1. Manfaat Teoretis .................................................................... 10

2. Manfaat Praktis ...................................................................... 10

BAB II : LANDASAN TEORI ........................................................................ 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

A. Pola Asuh ..................................................................................... 11

1. Definisi Pola Asuh ................................................................ 11

2. Pola Asuh di Indonesia .......................................................... 12

3. Aspek-aspek Pola Asuh.......................................................... 14

a) Penerimaan/responsivitas ............................................... 14

b) Tuntutan/kontrol ............................................................. 15

4. Jenis-jenis Pola Asuh ............................................................. 16

a) Authoritarian .................................................................. 17

b) Permissive ....................................................................... 17

c) Authoritative ................................................................... 18

d) Neglecting ....................................................................... 19

B. Konformitas ................................................................................. 20

1. Definisi Konformitas .............................................................. 20

2. Aspek-aspek Konformitas ...................................................... 21

a) Kekompakan ................................................................... 21

b) Kesepakatan .................................................................... 21

c) Ketaatan .......................................................................... 22

3. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Konformitas .................... 22

C. Masa Remaja ................................................................................ 26

1. Definisi Masa Remaja ............................................................ 26

2. Karakteristik Remaja .............................................................. 27

3. Hubungan Remaja dengan Orangtua ..................................... 28

4. Hubungan Remaja dengan Teman Sebaya ............................. 29

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

5. Remaja Santri ......................................................................... 30

D. Dinamika Hubungan Persepsi Pola Asuh Orangtua dengan

Konformitas pada Remaja ............................................................ 31

E. Hipotesis ....................................................................................... 34

F. Skema ........................................................................................... 35

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 37

A. Jenis Penelitian ............................................................................. 37

B. Variabel Penelitian ....................................................................... 37

1. Variabel Bebas ....................................................................... 37

2. Variabel Tergantung............................................................... 37

C. Definisi Operasional..................................................................... 37

1. Pola Asuh ............................................................................... 37

2. Konformitas ........................................................................... 38

D. Subjek Penelitian .......................................................................... 38

E. Alat Pengumpulan Data ............................................................... 39

1. Pola Asuh ............................................................................... 39

2. Konformitas ........................................................................... 40

3. Pemberian Skor ...................................................................... 41

F. Pengujian Instrumen Penelitian.................................................... 42

1. Validitas ................................................................................. 42

2. Seleksi Aitem ......................................................................... 44

a) Skala Persepsi Pola Asuh Orangtua ................................. 45

b) Skala Konformitas ............................................................ 47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi

3. Reliabilitas ............................................................................. 51

G. Metode Analisis Data ................................................................... 52

1. Uji Asumsi ............................................................................. 52

a) Uji Normalitas .................................................................. 52

b) Uji Linearitas .................................................................... 53

2. Uji Hipotesis .......................................................................... 53

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 54

A. Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 54

B. Deskripsi Subjek Penelitian ......................................................... 54

C. Deskripsi Data Penelitian ............................................................. 56

1. Persepsi Pola Asuh ................................................................. 56

2. Konformitas ........................................................................... 57

D. Hasil Penelitian ............................................................................ 57

1. Uji Asumsi ............................................................................. 57

a) Uji Normalitas .................................................................. 57

b) Uji Linearitas .................................................................... 60

2. Uji Hipotesis .......................................................................... 64

E. Pembahasan .................................................................................. 69

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 75

A. Kesimpulan ................................................................................. 75

B. Keterbatasan Penelitian .............................................................. 76

C. Saran ........................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 79

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvii

LAMPIRAN ......................................................................................................... 84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Jenis Pola Asuh Orangtua .................................................. 16

Tabel 3.1 Sebaran Aitem Skala Persepsi Pola Asuh Orangtua Sebelum Uji Coba..

.............................................................................................................................. 40

Tabel 3.2 Sebaran Aitem Skala Konformitas Sebelum Uji Coba ........................ 41

Tabel 3.3 Sebaran Aitem Skala Konformitas dengan Aitem Pengganti Sebelum

Uji Coba Kedua .................................................................................. 44

Tabel 3.4 Sebaran Aitem Skala Persepsi Pola Asuh Orangtua Setelah Uji Coba 46

Tabel 3.5 Skala Persepsi Pola Asuh Orangtua Yang Digunakan Dalam Penelitian

............................................................................................................. 47

Tabel 3.6 Sebara Aitem Skala Konformitas Setelah Uji Coba Pertama .............. 48

Tabel 3.7 Sebaran Aitem Skala Konformitas dengan Aitem Pengganti Setelah Uji

Coba Kedua ......................................................................................... 49

Tabel 3.8 Skala Konformitas yang Digunakan dalam Penelitian ........................ 50

Tabel 3.9 Tabel Klasifikasi Relliabilitas ............................................................. 51

Tabel 4.1 Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ............................. 54

Tabel 4.2 Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Usia ............................................ 55

Tabel 4.3 Deskripsi Jenis Persepsi Pola Asuh ..................................................... 56

Tabel 4.4 Deskripsi Data Persepsi Pola Asuh Orangtua ...................................... 56

Tabel 4.5 Deskripsi Data Konformitas ................................................................ 57

Tabel 4.6 Uji Normalitas Data Persepsi Pola Asuh Authoritative ....................... 58

Tabel 4.7 Uji Normalitas Data Persepsi Pola Asuh Authoritarian ...................... 58

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xix

Tabel 4.8 Uji Normalitas Data Persepsi Pola Asuh Permissive ........................... 59

Tabel 4.9 Uji Normalitas Data Persepsi Pola Asuh Neglecting ........................... 59

Tabel 4.10 Uji Normalitas Data Konformitas ...................................................... 60

Tabel 4.11 Uji Linearitas Persepsi Pola Asuh Authoritative dengan Konformitas ..

............................................................................................................. 61

Tabel 4.12 Uji Linearitas Persepsi Pola Asuh Authoritarian dengan Konformitas

............................................................................................................. 62

Tabel 4.13 Uji Linearitas Persepsi Pola Asuh Permissive dengan Konformitas . 63

Tabel 4.14 Uji Linearitas Persepsi Pola Asuh Neglecting dengan Konformitas .. 64

Tabel 4.15 Tabel Tingkat Hubungan ................................................................... 65

Tabel 4.16 Uji Hipotesis Persepsi Pola Asuh Authoritative dengan Konformitas

............................................................................................................. 66

Tabel 4.17 Uji Hipotesis Persepsi Pola Asuh Authoritarian dengan Konformitas

............................................................................................................. 67

Tabel 4.18 Uji Hipotesis Persepsi Pola Asuh Permissive dengan Konformitas 68

Tabel 4.19 Uji Hipotesis Persepsi Pola Asuh Neglecting dengan Konformitas 69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xx

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Hubungan Persepsi Pola Asuh Authoritative dengan

Konformitas ................................................................................. 35

Gambar 2.2 Skema Hubungan Persepsi Pola Asuh Authoritarian dengan

Konformitas ................................................................................. 35

Gambar 2.3 Skema Hubungan Persepsi Pola Asuh Permissive dengan

Konformitas ................................................................................. 36

Gambar 2.4 Skema Hubungan Persepsi Pola Asuh Neglecting dengan

Konformitas ................................................................................. 36

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 : SKALA ..................................................................................... 84

LAMPIRAN 2 :HASIL VALIDITAS DENGAN INDEKS VALIDITAS ISI (IVI)

............................................................................................................................ 130

LAMPIRAN 3 : HASIL RELIABILITAS ......................................................... 149

LAMPIRAN 4 : SURAT KETERANGAN MELAKUKAN PENELITIAN .... 159

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Budaya Asia lebih kolektif dibandingkan budaya Barat (Myers, 1999).

Individu dianggap bagian dari suatu kelompok tertentu, maka suatu kelompok

dianggap bertanggung jawab terhadap individu. Dengan demikian individu

juga dianggap menggambarkan suatu kelompok tertentu (Myers, 1999).

Konformitas dapat dilihat sebagai hal buruk, baik, maupun netral

(Myers, 1999). Perilaku konformitas yang dilakukan berdasarkan norma

sosial dapat dilihat sebagai perilaku yang baik dilakukan di masyarakat (Baron

& Byrne, 2005). Perilaku konformitas di sini penting untuk menghindari

kekacauan sosial (Baron & Byrne, 2005). Perilaku konformitas yang dianggap

baik salah satunya adalah mengantri (Myers, 1999) , perilaku tersebut sangat

penting dilakukan di lingkungan sosial (Baron & Byrne, 2005). Individu yang

besar di lingkungan Asia biasanya menghormati orang yang lebih tua serta

melakukan tradisi yang biasanya dilakukan (Myers, 1999). Melakukan

konformitas memang hal yang wajar, namun saat harus mengubah perilaku

menjadi tidak sesuai dengan nilai diri atau berkaitan dengan perilaku negatif

maka hal tersebut menjadi masalah (Aronson, Wilson, & Akert, 2005).

Konformitas juga dapat dipandang buruk. Seseorang yang konformis

kurang memiliki sikap kritis sehingga ia cenderung mengikuti pendapat

maupun keputusan yang dibuat orang lain (Ma’rufah, Matulessy, &

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

Noviekayati, 2014). Salah satu penyebab seseorang melakukan konformitas

adalah karena ingin diterima oleh suatu kelompok (Aronson, Wilson, & Akert,

2005).

Walaupun orang di negara Asia seharusnya wajar melakukan

konformitas, namun dampak negatif dari konformitas banyak ditemukan di

Indonesia. Penelitian-penelitian sebelumnya banyak yang membahas

mengenai konformitas dan dampak-dampak yang cenderung negatif. Beberapa

penelitian sebelumnya menyatakan bahwa konformitas memengaruhi perilaku

negatif pada remaja dan perilaku agresi. Perilaku konformitas juga dapat kita

lihat pada keseharian serta dapat memengaruhi gaya hidup seseorang. Seperti

yang dikatakan Priastuti, Pratiwi, & Supriyono (2014) bahwa konformitas

teman sebaya berperan dalam pemilihan jurusan kuliah. Penelitian tersebut

mengatakan bahwa dengan adanya konformitas teman sebaya, pemilihan

jurusan kuliah menjadi tidak sesuai dengan minat pribadi remaja.

Penelitian sebelumnya mengatakan bahwa konformitas memengaruhi

perilaku-perilaku negatif. Perilaku negatif tersebut meliputi kenakalan remaja

(Mantiri & Adriana, 2012), menyontek (Raharjo &Marwanto, 2015), perilaku

minum minuman beralkohol (Cipto & Kuncoro, 2010), serta perundungan

(Tis’Ina & Suroso, 2015). Perilaku negatif tersebut dilakukan oleh remaja

dikarenakan keinginan mereka untuk diterima oleh suatu kelompok (Mantiri &

Adriana, 2012; Cipto & Kuncoro, 2010). Perilaku menyontek juga kerap

ditemukan saat ujian yang sedang berlangsung (Toiskandar, 2015; Liputan6,

2012). Para siswa menyontek dengan cara saling menukarkan jawaban antar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

teman (Toiskandar, 2015). Seseorang mengatakan karena sudah menyontek

sudah biasa, maka ia akan menjadi tidak percaya diri jika tidak melakukannya

(Margianto, 2012). Minuman keras oplosan juga sudah memakan banyak

korban di berbagai tempat (Fitriani, 2018). Seseorang minum minuman keras

oplosan biasanya karena teman-temannya yang minum saat berkumpul

(Fitriani, 2018). Kemudian, sebagian besar peminum minuman beralkohol

berada pada usia remaja (Purba, 2017).

Perundungan terjadi di lingkungan yang telah sering terjadi

perundungan, sehingga perilaku ini dianggap wajar untuk dilakukan di

lingkungan tersebut (Levianti dalam Tis’Ina & Suroso, 2015). Kasus

perundungan telah banyak terjadi, tak jarang korban mengalami luka parah

bahkan kehilangan nyawanya (Fikri, 2018; Achmad, 2017). Tercatat sebanyak

84% remaja usia 12-17 tahun pernah menjadi korban perundungan (Fikri,

2018). Seseorang mengatakan ia pernah melakukan perundungan karena

teman-teman lainnya melakukannya (Achmad, 2017).

Penelitian sebelumnya mengatakan bahwa perilaku agresi juga

dipengaruhi oleh konformitas (Utomo& Warsito, 2013). Sarwono & Meinarno

(2009) juga mengatakan bahwa salah satu perilaku konformitas adalah

perkelahian antar pelajar atau tawuran. Kasus tawuran telah banyak terjadi dan

tidak jarang memakan korban jiwa (Ades, 2016; Panduwinata, 2016). Pelaku

biasanya beralasan karena solidaritas antar teman (Panduwinata, 2016; Utomo

& Warsito, 2013). Tawuran umumnya terjadi pada anak usia remaja (Ades,

2016; Panduwinata, 2016; Utomo& Warsito, 2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

Konformitas juga dapat memengaruhi gaya hidup seseorang (Aronson,

Wilson, & Akert, 2005). Risani (2016) menyatakan bahwa mahasiswa

mengikuti suatu organisasi dilatarbelakangi dari beberapa hal, salah satunya

adalah “ikut-ikutan”. Untuk mahasiswa yang ikut-ikutan biasanya mengikuti

kegiatan di luar organisasi yang dilakukan oleh teman-temannya tersebut,

seperti karaoke, belanja, ataupun sekedar nongkrong di café. Kemudian

perilaku konsumtif juga berhubungan dengan konformitas (Fitriyani, Widodo,

& Fauzia, 2013). Penelitian tersebut mengatakan bahwa mahasiswa cenderung

mudah terpengaruh oleh teman-temannya untuk membeli suatu barang

(Fitriyani, Widodo, & Fauzia, 2013). Untuk diterima suatu kelompok

seseorang harus menyesuaikan diri dengan gaya hidup kelompoknya, salah

satunya dengan konformitas. Perilaku konformitas akan menjadi masalah jika

tidak sesuai dengan nilai diri dari individu tersebut (Aronson, Wilson, &

Akert, 2005).

Berdasarkan paparan tersebut dapat dilihat bahwa remaja rentan untuk

bersikap konformis pada perilaku yang bersifat negatif. Hal tersebut dapat

disebabkan karena remaja berada dalam fase pencarian identitas diri (Berk,

2012). Remaja menjadi mudah terpengaruh norma-norma ataupun kelompok

tertentu. Dalam perkembangannya, konformitas yang tinggi pada remaja

menjadikan lingkungan remaja sangat penting. Remaja menjadikan teman-

temannya sebagai acuan. Remaja cenderung menghabiskan lebih banyak

waktu dengan teman-temannya (Papalia & Feldman, 2014). Tidak heran jika

para remaja sering menceritakan rahasia mereka kepada teman-temannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

(Papalia & Feldman, 2014). Karena masa remaja ini erat kaitannya dengan

teman sebaya, maka mereka cenderung mengikat diri mereka dalam suatu

persahabatan atau ke dalam sebuah geng (Papalia & Feldman, 2014). Pada

konsep pertemanan remaja, di dalamnya terdapat kerjasama dan hubungan

timbal balik (Berk, 2012). Hal ini memperkuat asumsi bahwa remaja rentan

terhadap konformitas.

Konformitas dapat dipengaruhi beberapa faktor. Yang pertama adalah

kohesivitas yang mengatakan bahwa seseorang meniru perilaku orang lain

yang dia sukai dan tidak akan meniru perilaku dari orang yang ia tidak sukai

(Baron & Byrne, 2005). Selanjutnya adalah ukuran kelompok (Baron &

Byrne, 2005), yang mengatakan bahwa dengan ukuran kelompok yang besar

maka seseorang akan semakin konformis. Faktor selanjutnya adalah norma

sosial deskriptif dan injungtif yang mengatakan bahwa norma sosial

memengaruhi perilaku seseorang (Myers, 2012). Faktor selanjutnya adalah

keseragaman suara (Myers, 2012). Sebuah kelompok biasanya menginginkan

keseragaman, tekanan ini dapat membuat seseorang bertindak seragam dengan

kelompoknya (Myers, 2012). Faktor selanjutnya adalah status yang

mengatakan bahwa seseorang dengan status yang rendah akan cenderung

mengikuti perilaku atau pendapat seseorang dengan status yang lebih tinggi

(Myers, 2012). Respons umum juga dapat memengaruhi konformitas (Myers,

2012). Tekanan sosial untuk menjadi seragam dapat memengaruhi seseorang

untuk berperilaku sesuai dengan respons umum yang ada (Myers,2012).

Selanjutnya adalah komitmen sebelumnya (Myers, 2012) yang menyatakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

bahwa seseorang yang telah memiliki komitmen sebelumnya cenderung

mempertahankan komitmennya dan tidak mudah terpengaruh oleh hal lainnya

(Myers, 2012). Kemudian keluarga juga dapat memengaruhi konformitas

(Efendi, 2013). Menurut penelitian yang dilakukan Efendi (2013), pola asuh

yang diterima memengaruhi tingkat konformitas.

Berdasarkan faktor-faktor yang telah disebutkan, keluarga merupakan

faktor utama dalam perkembangan remaja. Hal ini dikarenakan keluarga

merupakan tempat pertama seorang anak berkomunikasi dan hal ini

memengaruhi perkembangan selanjutnya (Berns, 2013). Tholib (dalam Efendi,

2013) mengatakan bahwa pola asuh merupakan hal utama yang memengaruhi

perkembangan sosial anak. Hal ini menjadikan pola asuh sebagai variabel

yang penting dalam perkembangan remaja.

Pola asuh dapat dilihat dari sudut pandang seorang anak. Anak memiliki

penilaiannya sendiri mengenai pola asuh yang ia terima dari orangtuanya

(Wulaningsih & Hartini, 2015). Anak akan menilai secara subyektif pola asuh

yang ia terima positif atau negatif (Wulaningsih & Hartini, 2015). Persepsi

anak mengenai pola asuh orangtuanya ini akan memengaruhi perkembangan

anak selanjutnya (Wulaningsih & Hartini, 2015).

Pola asuh orangtua dibagi menjadi empat, yaitu authoritarian,

authoritative, permissive,dan neglecting (Baumrind dalam King, 2016). Pola

asuh authoritarian adalah pola asuh yang sangat kaku. Orangtua dengan pola

asuh ini cenderung membatasi serta menghukum anak. Orangtua jarang

memberikan kesempatan diskusi pada anak serta perintahnya bersifat mutlak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

Kemudian pola asuh authoritative menggunakan kontrol pada anak, namun

tetap hangat. Anak didorong untuk menjadi sosok yang mandiri. Orangtua

dengan pola asuh ini menggunakan metode diskusi dengan anak. Selanjutnya

adalah pola asuh neglectful. Orangtua dengan pola asuh ini ini cenderung

kurang terlibat dalam kehidupan anak atau mengabaikan anak. Yang terakhir

adalah pola asuh permissive yang memberikan kontrol sangat sedikit pada

anak. Orangtua cenderung memberikan kebebasan pada anak untuk

melakukan apa saja yang ia mau.

Penelitian lain mengatakan bahwa pola asuh yang berbeda menghasilkan

individu yang berbeda (Lamborn, Mounts, Steinberg, & Dornbusch, 1991).

Penelitian tersebut juga mengatakan bahwa pola asuh authoritarian

menghasilkan remaja yang cenderung patuh dan konformis. Pola asuh

authoritarian dikatakan dapat berdampak buruk bagi perkembangan

psikososial remaja. Hal ini dikarenakan pola asuh authoritarian dapat

menurunkan kompetensi dan kepercayaan diri remaja tersebut (Lamborn,

Mounts, Steinberg, & Dornbusch, 1991). Penelitian yang serupa juga

mengatakan bahwa anak yang dibesarkan dengan pola asuh authoritarian,

cenderung menjadikan teman-teman mereka sebagai referensi dalam banyak

hal (Bednar & Fisher, 2003). Mereka cenderung melakukan konformitas

berdasarkan perilaku teman-temannya.

Penelitian dengan tema serupa menunjukkan hasil yang berbeda. Anak

yang diasuh dengan pola asuh yang tinggi di kedua aspeknya akan

menunjukkan konformitas yang lebih tinggi (Efendi, 2013). Pola asuh yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

tinggi di kedua aspeknya dapat dikategorikan menjadi pola asuh authoritative

(Bee, 1997). Penelitian tersebut mengatakan bahwa semakin besar keterlibatan

orangtua maka anak akan semakin bersikap konformis pada norma-norma

sosial yang ada (Efendi, 2013). Anak dengan tingkat pola asuh yang tinggi

lebih dapat bertindak sesuai dengan norma sosial yang berlaku di masyarakat.

Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan hubungannya dengan konformitas

dari dua jenis pola asuh yang berbeda dan juga di lingkungan yang berbeda.

Penelitian yang dilakukan di lingkungan budaya yang berbeda ini juga

memiliki pandangan yang berbedda mengenai konformitas. Peneliti kemudian

ingin melihat bagaimana jenis pola asuh lainnya berhubungan dengan

konformitas jika dilihat dari lingkungan yang sama.

Beberapa penelitian serupa telah dilakukan sebelumnya, walaupun

demikian peneliti kesulitan menemukan penelitian terbaru yang mengkaitkan

kedua variabel ini. Dua dari penelitian sebelumnya dilakukan pada seting

tempat yang memiliki budaya yang berbeda, sementara penelitian terbaru yang

dilakukan oleh Efendi (2013) melihat pola asuh orangtua secara keseluruhan

dan terbatas pada lingkugan santri. Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin

melihat hubungan antara kedua variabel tersebut pada subjek yang lebih luas.

Peneliti juga merasa penting untuk meneliti hubungan pada masing-masing

jenis pola asuh. Hal ini berkaitan dengan pernyataan yang mengatakan bahwa

pola asuh yang berbeda dapat menghasilkan individu yang berbeda (Lamborn,

Mounts, Steinberg, & Dornbusch, 1991)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

Berdasarkan paparan di atas peneliti bermaksud untuk melihat apakah

terdapat hubungan antara persepsi pola asuh orangtua dengan konformitas

pada remaja. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah

penelitian ini melihat pada seluruh jenis pola asuh dan melihat hubungannya

dari masing-masing jenis pola asuh dengan konformitas. Selain itu pola asuh

dilihat dari persepsi remaja yang menerima pola asuh tersebut.

B. Rumusan Masalah

Konformitas identik terjadi pada usia remaja. Tidak sedikit masalah yang

timbul dengan latar belakang konformitas pada usia remaja. Banyak faktor

yang memengaruhi konformitas, salah satunya adalah keluarga. Pola asuh

yang diterapkan dalam keluarga merupakan hal utama yang memengaruhi

perkembangan remaja. Berdasarkan paparan sebelumnya, peneliti ingin

melihat apakah terdapat hubungan antara persepsi pola asuh orangtua dengan

konformitas pada remaja.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan antara persepsi pola asuh orangtua dengan konformitas pada remaja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat menyumbang pemikiran mengenai ilmu

psikologi serta menambah wawasan mengenai pola asuh serta konformitas.

2. Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi orangtua

agar dapat menerapkan pola asuh yang sesuai untuk anak, khususnya

berkaitan dengan konformitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pola Asuh

1. Definisi Pola Asuh

Baumrind (dalam Respati, Yuliana, & Widiana, 2006)

mendefinisikan pola asuh sebagai cara atau strategi orangtua untuk

membesarkan anaknya. Pola asuh dapat dilihat dari bagaimana orangtua

memenuhi kebutuhan anak, melindungi, mendidik, dan memengaruhi

perilaku dari anak (Baumrind dalam Respati, Yuliana, & Widiana, 2006).

Santrock (2002) berpendapat bahwa pengasuhan adalah cara orangtua

membuat anaknya menjadi individu yang berkembang sesuai dengan tahap

perkembangannya.

Lestari (dalam Efendi, 2013) mengatakan bahwa pola asuh adalah

cara orangtua berinteraksi dengan anak. Pola asuh merupakan cara

orangtua memerlakukan, mendisiplinkan atau mengontrol anak, serta

pemberian dukungan pada anak (Lestari dalam Efendi, 2013).

Lahey (2012) berpendapat bahwa pola asuh adalah tindakan orangtua

untuk merawat, melindungi, serta memberikan pengalaman untuk

pembelajaran anak. Lahey (2012) mengatakan bahwa perilaku merawat

adalah seperti memberi makan atau kebutuhan-kebutuhan lain yang

dimiliki anak. Perilaku melindungi dapat berupa pengobatan saat sakit

ataupun berupa pengawasan/kontrol terhadap perilaku anak. Pengalaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

dan pembelajaran seperti orangtua yang mengajarkan keterampilan pada

anak (membaca, menulis, berhitung, dan lainnya) ataupun saling bercerita

(Lahey, 2012).

Berdasarkan definisi yang telah disampaikan, peneliti menyimpulkan

bahwa definisi pola asuh adalah cara orangtua untuk membesarkan

anaknya (Baumrind dalam Respati, Yuliana, & Widiana, 2006). Cara

membesarkan anak yang dilakukan orangtua dapat berupa bagaimana

orangtua memperlakukan anak, mendidik, mengontrol, serta memberikan

dukungan pada anak.

2. Pola Asuh di Indonesia

Penelitian ini bermaksud menggunakan teori pola asuh dari

Baumrind. Teori Baumrind ini dikembangkan di negara dengan budaya

yang berbeda, sehingga peneliti memiliki kekhawatiran tentang teori

Baumrind yang akan digunakan dalam penelitian ini. Peneliti khawatir jika

teori pola asuh Baumrind ini tidak sesuai jika digunakan dalam penelitian

ini yang akan dilakukan di Indonesia. Rudy dan Grusec (2006)

mengatakan bahwa kelompok dengan budaya kolektif cenderung

menerapkan pola asuh authoritarian dalam mengasuh anaknya,

dibandingkan dengan kelompok dengan budaya individualistis. Walaupun

demikian, anak yang diasuh dengan pola asuh authoritarian tidak selalu

menunjukkan perilaku yang negatif (Rudy & Grusec, 2006). Negara yang

berada pada daerah Asia biasanya memiliki budaya kolektif, maka mereka

akan lebih menerapkan pola asuh authoritarian, dibandingkan negara barat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

yang memiliki budaya individualistis (Rudy & Grusec, 2006). Dari

penelitian tersebut dikhawatirkan di Indonesia pola asuh yang digunakan

hanya terpusat pada pola asuh authoritarian.

Teori pola asuh dari Baumrind dapat diaplikasikan di Indonesia. Hal

ini sesuai dengan penelitian lain mengenai pola asuh yang menggunakan

teori Baumrind. Penelitian-penelitian tersebut tidak menunjukkan hasil

seperti penelitian Rudy & Grusec (2006). Penelitian lain yang dilakukan di

Indonesia menunjukkan pola asuh authoritative lebih banyak digunakan

orangtua ataupun dipersepsi oleh anak (Longkutoy, Sinolungan, & Opod,

2015; Wulaningsih & Hartini, 2015; Respati, Yulianto, & Widiana, 2006).

Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa pola asuh yang

digunakan cenderung beragam di Indonesia dan dengan angka tertinggi

pada pola asuh authoritative (Longkutoy, Sinolungan, & Opod, 2015;

Wulaningsih & Hartini, 2015; Respati, Yulianto, & Widiana, 2006).

Penelitian sebelumnya tersebut menunjukkan bahwa teori Baumrind

dengan caranya membagi jenis pola asuh dapat diterapkan di Indonesia.

Berdasarkan hal yang telah disampaikan, peneliti akan menggunakan

teori pola asuh dari Baumrind dalam penelitian ini. Penelitian-penelitian

sebelumnya telah menunjukkan bahwa teori Baumrind dapat diaplikasikan

di Indonesia. Kekhawatiran yang disampaikan dapat dibantahkan

berdasarkan penelitian-penelitian yang telah disampaikan. Pola asuh yang

digunakan di Indonesia cenderung beragam dan dapat mencakup keempat

jenis pola asuh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

3. Aspek-aspek Pola Asuh

Baumrind membagi jenis-jenis pola asuh berdasarkan dua aspek pola

asuh (Santrock, 2007a). Dua aspek pola asuh tersebut adalah

penerimaan/responsivitas dan tuntutan/kontrol (Bee, 1997; Santrock,

2007a; Erikson; Maccoby & Martin dalam Shaffer & Kipp, 2014). Kedua

aspek ini membentuk keempat jenis pola asuh yang telah dijelaskan

sebelumnya (Santrock, 2007a).

a) Penerimaan/responsivitas (accepting/responsive)

Penerimaan/responsivitas dapat ditunjukkan dengan dukungan

dan juga respons terhadap kebutuhan anak. Orangtua yang memiliki

penerimaan/responsivitas yang baik biasanya menunjukkan senyuman

pada anak, pemberian hadiah, dan memberi dukungan. Orangtua ini

biasanya hangat dan membuat anak merasa nyaman. Sementara

orangtua yang memiliki penerimaan/responsivitas yang rendah akan

menunjukkan perilaku seperti menghukum, kurang mendukung anak,

mengkritik, dan mengabaikan anak.

Anak yang mendapatkan penerimaan/responsivitas akan

cenderung memiliki perkembangan yang baik (Shaffer & Kipp, 2014).

Anak akan memiliki konsep diri yang tinggi, penghargaan diri yang

tinggi, dan mampu menjalin relasi yang baik dengan teman-temnanya

(Shaffer & Kipp, 2014). Anak juga akan memiliki empati yang tinggi

(Bee, 1997). Sedangkan untuk anak yang kurang mendapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

penerimaan/responsivitas cenderung kurang mampu mejalin relasi

dengan teman-temannya (Shaffer & Kipp, 2014).

b) Tuntutan/kontrol (demanding/controlling)

Tuntutan/kontrol biasanya berupa pengendalian serta

pengawasan terhadap perilaku anak. Dengan adanya tuntutan dan

kontrol anak menjadi tidak bebas melakukan hal yang ia inginkan.

Orangtua dengan tuntutan/kontrol biasanya selalu mengawasi apa yang

anak lakukan.

Anak yang menerima tuntutan/kontrol secara konsisten

cenderung tumbuh menjadi individu yang kompeten dan percaya pada

kemampuan sendiri (Bee, 1997). Anak yang menerima

tuntutan/kontrol secara cukup atau tidak berlebihan akan lebih mampu

membuat keputusan bagi dirinya sendiri (Shaffer & Kipp, 2014).

Tuntutan/kontrol yang diberikan secara berlebihan atau pun terlalu

longgar tidak baik untuk perkembangan anak (Bee, 1997). Hal tersebut

dapat menjadikan anak sulit untuk dikontrol serta memiliki kesulitan

untuk menjalin relasi dengan temannya (Bee, 1997).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Tabel 2.1 Klasifikasi Jenis Pola Asuh Orangtua

Tingkat tuntutan/

kontrol

Tingkat penerimaan/responsivitas

Tinggi Rendah

Tinggi Authoritative Authoritarian

Rendah Permissive Neglecting

Berdasarkan aspek-aspek yang telah dijelaskan, Baumrind (dalam

Bee, 1997) melihat empat kombinasi yang spesifik, yaitu:

1) Permissive : memiliki kasih sayang tinggi, namun

rendah dalam tuntutan, kontrol, dan

komunikasi.

2) Authoritarian : tinggi dalam kontrol dan tuntutan, namun

rendah dalam kasih sayang dan

komunikasi.

3) Authoritative : tinggi dalam kedua aspek.

4) Neglecting / uninvolved : rendah pada kedua aspek. Awalnya

Baumrind tidak menyadari kombinasi ini,

namun studi lanjutan memasukkannya

sebagai hal yang perlu dipelajari.

4. Jenis-jenis Pola Asuh

Berdasarkan teori Baumrind (dalam Bee, 1997) pola asuh dapat

dibedakan menjadi empat, yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

a) Authoritarian

Menurut aspeknya, pola asuh authoritarian memiliki kontrol

yang tinggi pada anak, namun kurang responsif pada kebutuhan anak

(Shaffer & Kipp, 2014). Pola asuh authoritarian sangat kaku dan

cenderung membatasi anak (Baumrind dalam King, 2016). Orangtua

biasanya menerapkan banyak aturan, menuntut, serta menginginkan

anak untuk patuh (Shaffer & Kipp, 2014). Orangtua sering menerapkan

hukuman pada anak dan jarang memberikan kesempatan untuk

berdiskusi (Baumrind dalam King, 2016). Orangtua biasanya meminta

anak melakukan sesuatu tanpa menjelaskan alasannya (Baumrind

dalam King, 2016; Shaffer & Kipp, 2014). Orangtua dengan pola asuh

authoritarian biasanya kurang sensitif dengan kebutuhan anak (Shaffer

& Kipp, 2014).

Anak yang dibesarkan dengan pola asuh authoritarian biasanya

memiliki inisiatif dan kecakapan sosial yang kurang baik (King, 2016),

serta agresivitas yang lebih tinggi (Bee, 1997). Selain itu ia cenderung

membandingkan dirinya dengan orang lain (King, 2016), hal tersebut

dikarenakan anak memiliki penghargaan diri yang rendah (Bee, 1997).

b) Permissive

Pola asuh permissive memberikan kontrol yang sangat sedikit

pada anak (Baumrind dalam King, 2016; Shaffer & Kipp, 2014),

namun orangtua sangat responsif terhadap kebutuhan anak (Baumrind

dalam King, 2016). Orangtua membebaskan anak untuk melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

apapun yang ia mau (Shaffer & Kipp, 2014). Orangtua denga pola asuh

permissive jarang mengawasi serta mengontrol perilaku anak (Shaffer

& Kipp, 2014). Anak yang diasuh dengan pola asuh permissive

biasanya menunjukkan perilaku yang kurang baik (Bee, 1997).

Anak dengan pola asuh permissive cenderung memiliki

kompetensi sosial yang kurang baik dalam hal menghargai orang lain

(King, 2016). Selain itu, anak juga menunjukkan perilaku yang tidak

dewasa di sekolah maupun di antara teman-temanya, kurang memiliki

tanggung jawab dan kurang mandiri (Bee, 1997).

c) Authoritative

Pola asuh authoritative menggunakan kontrol yang cukup pada

anak dan responsif terhadap anak (Baumrind dalam King, 2016).

Orangtua memiliki penerimaan dan respons yang baik terhadap

kebutuhan anak (Shaffer & Kipp, 2014). Orangtua dengan pola asuh

authoritative biasanya memberikan tuntutan dengan alasan yang jelas

(Shaffer & Kipp, 2014). Orangtua menggunakan metode diskusi di

dalamnya dan membiarkan anak terlibat untuk mengambil sebuah

keputusan (Shaffer & Kipp, 2014). Anak dengan pola asuh

authoritative biasanya menunjukkan perilaku yang positif (Bee, 1997).

Anak yang dibesarkan dengan pola asuh authoritative biasanya

memiliki kemampuan sosial yang baik dan percaya diri (King, 2016).

Kemudian anak juga memiliki penghargaan diri yang tinggi dan lebih

mandiri (Bee, 1997).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

d) Neglecting

Pada pola asuh neglecting, orangtua memiliki kontrol dan

respons yang rendah terhadap anak (Santrock, 2007a). Orangtua

dengan pola asuh neglecting biasanya kurang terlibat dalam kehidupan

anak (Baumrind dalam King, 2016). Orang tua cenderung acuh pada

anaknya atau tidak mempedulikan anaknya (Shaffer & Kipp, 2014).

Biasanya orangtua dengan pola asuh neglecting adalah orangtua yang

menolak keberadaan anaknya (Shaffer & Kipp, 2014). Selain itu,

terdapat kemungkinan orangtua tersebut memiliki masalah, sehingga

kurang memiliki waktu untuk mengurus anaknya (Shaffer & Kipp,

2014). Orangtua dengan pola asuh neglecting tidak memberikan

kontrol, termasuk juga tuntutan pada anaknya. Orangtua juga kurang

responsif terhadap kebutuhan anak (Shaffer & Kipp, 2014)

Anak yang diasuh denngan pola asuh neglecting biasanya

menunjukkan perilaku yang negatif (Bee,1997). Dampaknya dapat

berupa anak yang memiliki masalah dengan teman sebaya atau orang

yang lebih tua (Bee, 1997). Anak dengan pola asuh neglecting

biasanya memiliki kemampuan sosial dan kemandirian yang buruk

(King, 2016). Pada remaja, mereka akan lebih impulsif dan bersikap

antisosial (Bee, 1997).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

B. Konformitas

1. Definisi Konformitas

Konformitas merupakan kecenderungan seseorang untuk bertindak

sesuai dengan apa yang masyarakat atau kelompok harapkan (Baron,

Byrne, & Branscombe, 2006). Harapan dari masyarakat biasanya

mengenai bagaimana seseorang seharusnya bertindak di berbagai macam

situasi (Baron, Byrne, & Branscombe, 2006).

Aronson, Wilson dan Akert (2005) berpendapat bahwa konformitas

adalah perubahan suatu perilaku berdasarkan pengaruh dari orang lain atau

bayangan mengenai harapan orang lain.

Sears, Freedman, dan Peplau (1991) mengatakan bahwa seseorang

yang bertindak berdasarkan perilaku setiap orang lain disebut sebagai

konformitas. Jika seseorang melakukan hal tersebut dengan terpaksa maka

hal ini disebut kepatuhan (Sears, Freedman, & Peplau, 1991). Konformitas

ini dapat dikatakan sebagai bentuk dari ketaatan seseorang (Sears,

Freedman, & Peplau, 1991).

Myers (1999) mendefinisikan konformitas tidak hanya berperilaku

seperti perilaku orang lain, melainkan menjadi terpengaruh oleh perilaku

orang lain. Myers (2012) mengatakan bahwa konformitas adalah

perubahan perilaku dan kepercayaan seseorang sesuai dengan tindakan

orang lain dan bagaimana seseorang bertindak. Perilaku yang muncul

biasanya berbeda dari perilaku yang biasanya dilakukan orang tersebut

(Myers, 2012).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

Kiesler & Kiesler (dalam Myers, 1999) mengatakan bahwa

konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan sebagai hasil dari

imajinasi terhadap tekanan kelompok.

Berdasarkan definisi yang telah disampaikan, peneliti menyimpulkan

konformitas adalah perilaku seseorang yang dilakukan karena setiap orang

lainnya melakukan hal tersebut (Sears, Freedman, & Peplau, 1991).

Seseorang melakukan sesuatu berdasarkan bagaimana orang lain

melakukannya, hal ini yang dikatakan konformitas. Konformitas juga

dapat terjadi karena adanya tekanan dari suatu kelompok sosial (Sears,

Freedman, & Peplau, 1991).

2. Aspek-aspek dalam Konformitas

Terdapat beberapa aspek dalam konformitas menurut Sears (dalam

Meilinda, 2013), yaitu:

a) Kekompakan

Kekompakan merupakan kekuatan dari sebuah kelompok. Hal ini

dapat memengaruhi seseorang untuk tetap berada dalam suatu

kelompok. Hubungan remaja yang baik dengan kelompoknya

menyebabkan perasaan suka terhadap anggota kelompoknya. Dengan

demikian timbul harapan pada anggota kelompok tersebut.

b) Kesepakatan

Pendapat kelompok menimbulkan tekanan yang sangat besar

bagi seorang individu, terutama dalam mengambil keputusan. Hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

menyebabkan seseorang menyesuaikan diri terhadap pendapat

kelompok.

c) Ketaatan

Tekanan yang ada dalam kelompok menyebabkan seseorang mau

melakukan hal tertentu, walaupun ia sendiri tidak menyukainya.

Semakin taat seseorang, maka semakin konformis juga orang tersebut.

3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Konformitas

Aronson, Wilson dan Akert (2005) mengatakan bahwa seseorang

melakukan konformitas dapat dikarenakan mereka tidak tahu apa yang

harus dilakukan pada situasi yang tidak biasa. Selain itu konformitas dapat

disebabkan karena seseorang tidak ingin diejek atau dihukum karena tidak

menjadi bagian dari yang lainnya (Aronson, Wilson, & Akert, 2005).

Mereka memilih untuk bertindak sesuai dengan harapan kelompok

terhadapnya untuk menghindari penolakan atau tidak diperhitungkan dari

kelompok tersebut (Aronson, Wilson, & Akert, 2005; Baron & Byrne,

2005).

Berikut ini faktor-faktor yang memengaruhi konformitas dari

beberapa ahli:

a) Kohesivitass

Baron & Byrne (2005) mengatakan bahwa kita biasanya meniru

perilaku dari orang yang kita sukai dan memilih untuk tidak meniru

dari orang yang tidak kita sukai atau tersingkir. Dengan demikian,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

semakin tinggi ketertarikan seseorang pada orang lain maka semakin

tinggi konformitas, dan sebaliknya.

Myers (2012) mengatakan, semakin kohesif suatu kelompok,

maka kelompok tersebut memiliki kontrol terhadap anggota

kelompoknya yang juga semakin besar. Seseorang biasanya memilih

suatu kelompok yang menggambarkan diri mereka, misalnya ras/etnis.

Kemudian orang tersebut akan menjadikan kelompok tersebut sebagai

dasar dalam berperilaku atau pun berpikir.

b) Ukuran kelompok

Baron & Byrne (2005) mengatakan bahwa ukuran kelompok

adalah faktor yang penting dalam konformitas seseorang. Baron dan

Byrne (2005) mengatakan bahwa konformitas meningkat sejalan

dengan jumlah anggota dalam suatu kelompok. Semakin besar ukuran

kelompok, maka semakin besar juga kemungkinan seseorang untuk

bersikap konformis (Baron & Byrne, 2005; Myers, 2012), walaupun

hal tersebut berarti harus berperilaku tidak sesuai dengan keinginan

(Baron & Byrne, 2005).

c) Norma sosial deskriptif dan norma sosial injungtif

Norma deskri2ptif adalah norma yang memberitahu seseorang

mengenai perilaku yang umumnya dilakukan orang-orang pada situasi

tertentu (Myers, 2012). Norma ini berupa informasi perilaku, seperti

perilak apa yang efektif dan adaptif untuk dilakukan seseorang pada

situasi tertentu (Myers, 2012). Berbeda dengan deskriptif, norma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

injungtif mengatakan apa yang sebaiknya (harus) dan yang tidak

sebaiknya (tidak boleh) dilakukan seseorang pada situasi tertentu

(Myers, 2012). Norma-norma tersebut adalah norma yang berperan

dalam konformitas

d) Keseragaman suara

Beberapa penelitian mengatakan bahwa seseorang yang

mengganggu keseragaman akan menurunkan tingkat sosial dalam

suatu kelompok (Myers, 2012). Dalam kelompok biasanya mereka

menginginkan suatu keseragaman. Untuk menjadi berbeda biasanya

seseorang memerlukan orang lain juga untuk menjadi berbeda (Myers,

2012). Dengan demikian, orang-orang yang berbeda akan memiliki

perasaan atau ikatan yang hangat karena merasa sama-sama berbeda.

Walaupun demikian, mereka akan menolak jika dikatakan saling

terpengaruh.

e) Status

Status dapat memengaruhi seseorang untuk melakukan

konformitas. Semakin tinggi status seseorang, maka ia memiliki

pengaruh yang semakin tinggi (Myers, 2012). Dengan demikian,

semakin rendah status seseorang, maka akan membuatnya mudah

terpengaruh oleh orang lain (Myers, 2012). Contohnya, seseorang yang

berstatus junior akan mudah terpengaruh dengan seseorang dengan

status senior.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

f) Respons umum

Seseorang lebih sulit untuk menunjukkan pendapat pribadinya di

depan umum (Myers, 2012). Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh

tekanan untuk menjadi seragam (Myers, 2012). Berbeda saat seseorang

memberikan pendapat dengan privasi yang terjaga. Hal tersebut

membuat seseorang akan menyampaikan pendapat pribadinya dengan

leluasa (Myers, 2012). Seperti dengan menuliskan pendapatnya dan

hanya dibaca oleh orang tertentu.

g) Komitmen sebelumnya

Setelah seseorang memutuskan sesuatu di depan publik, jarang

untuk mereka mengubah keputusan tersebut (Myers, 2012). Walaupun

di bawah tekanan sosial, biasanya mereka akan tetap mempertahankan

keputusan tersebut (Myers, 2012).

h) Keluarga

Keluarga adalah tempat pertama anak berkomunikasi dengan

orang lain (Berns, 2013). Keluarga merupakan lingkungan sosial

pertama yang anak kenal (Berns, 2013). Dalam keluarga inilah anak

mendapatkan status serta latar belakang budaya keluarga (Berns,

2013). Hal-hal tersebutlah yang nantinya akan memengaruhi anak

dalam masa perkembangannya (Berns, 2013). Lingkungan keluarga ini

lah yang nantinya memengaruhi perkembangan seseorang selanjutnya.

Bennett (dalam Berns, 2013) mengatakan bahwa anak dengan

latar belakang Asia atau Latin menunjukkan kepatuhan, rasa hormat,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

serta menerima pihak otoritas dibandingkan dengan anak dengan latar

belakang Eropa Amerika. Penelitian lain juga mengatakan bahwa

keluarga dengan cara pengasuhan yang berbeda akan menunjukkan

anak dengan sifat dan kemampuan yang berbeda (Lamborn, Mounts,

Steinberg, & Dornbusch, 1991). Anak yang diasuh dengan keluarga

authoritarian menunjukkan perilaku yang cenderung patuh dan

konformis terhadap tuntutan orangtua (Lamborn, Mounts, Steinberg, &

Dornbusch, 1991). Selain itu penelitian lain juga mengatakan bahwa

keluarga dengan pengasuhan yang berbeda menunjukkan tingkat

konformitas terhadap norma sosial yang berbeda pula (Efendi, 2013).

C. Masa Remaja

1. Definisi Masa Remaja

Masa remaja adalah proses mempersiapkan diri untuk memasuki

masa dewasa (Santrock, 2007b). Masa remaja diawali dengan mulainya

masa pubertas dan berakhir pada aspek kultural (Santrock, 2007b). Akhir

dari masa remaja ini bergantung pada budaya yang ada di lingkungan

individu tersebut (Santrock, 2007b).

Pada masa remaja, perubahan fisik dan mulainya masa pubertas

adalah hal yang penting (Papalia & Feldman, 2014). Para ahli memberikan

batasan usia yang berbeda-beda, namun tetap saling mendekati. Papalia &

Feldman (2014) menentukan usia antara 11 tahun hingga 19 atau 20 tahun

sebagai batasan usia remaja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

Desmita (2007) mengatakan bahwa batasan usia remaja adalah antara

12 tahun hingga 21 tahun. Dari rentang usia tersebut masih dapat

dibedakan menjadi tiga kategori lagi. Usia remaja awal adalah antara usia

12 tahun hingga 15 tahun (Desmita, 2007). Kemudian untuk remaja

pertengahan antara usia 15 tahun hingga 18 tahun(Desmita, 2007). Remaja

akhir berada pada rentang usia antara 18 tahun hingga 21 tahun (Desmita,

2007).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan subjek remaja dengan

rentang usia 14 hingga 18 tahun (Santrock, 2011). Hal ini dikarenakan

remaja pada usia ini sedang berada pada puncak konformitas, sehingga

mereka akan melakukan konformitas terhadap kelompok sebayanya

(Santrock, 2011).

2. Karakteristik Remaja

Dalam masanya, remaja wajar mengalami berbagai perubahan.

Perubahan fisik/biologis, sosio-emosional, dan kognitif akan dialami pada

masa remaja (Santrock, 2007b). Perubahan fisik/biologis berupa

perubahan tinggi tubuh, hormonal, dan saat remaja memasuki masa

pubertas (Santrock, 2007b). Siklus tidur remaja pun juga mungkin untuk

mengalami perubahan (Santrock, 2007b). Aspek kognitif mengalami

perubahan, yaitu seputar kemajuan cara berpikir, seperti berpikir abstrak,

idealistik, dan logis (Santrock, 2007b). Selanjutnya adalah aspek sosio-

emosional yang mengalami perubahan, seperti munculnya tuntutan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

menjadi mandiri, meningkatnya konflik dengan orangtua, dan keinginan

menghabiskan waktu dengan teman (Santrock, 2007b).

Hubungan remaja dengan teman sebaya menjadi lebih intim

(Santrock, 2007b). Remaja tiba pada masa saat ia akan lebih terbuka pada

teman sebayanya dibandingkan dengan orangtua (Santrock, 2011).

Berbagai macam pengaruh pun dapat berasal dari teman-teman sebayanya

(Desmita, 2007).

Menurut Erikson (dalam Santrock, 2011), remaja berada dalam fase

identitas vs kebingungan identitas. Pada fase atau masa ini remaja bertugas

untuk melakukan pencarian identitas (Santrock, 2011). Remaja akan

mencoba untuk mengeksplorasi dan melakukan banyak hal. Jika remaja

gagal dalam fase ini, maka ia akan mengalami kebingungan identitas

(Santrock, 2011). Dampaknya, remaja dapat menarik diri dari pergaulan

sosial atau terlalu melebur dengan suatu kelompok yang dapat

menyebabkan ia kehilangan identitasnya (Santrock, 2011).

3. Hubungan Remaja dengan Orangtua

Orangtua memiliki peranan penting pada masa remaja (Desmita,

2007). Orangtua memiliki peran untuk memenuhi kebutuhann-kebutuhan

yang dimiliki remaja (Desmita, 2007). Kualitas hubungan antara remaja

dan orangtua menjadi hal yang berkaitan dengan masalah pada remaja

(Santrock, 2011). Semakin baik kualitas hubungan remaja dan orangtua,

maka remaja akan semakin terhindar dari masalah yang mungkin muncul

pada masa remaja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

Pengawasan dari orangtua juga adalah hal yang penting. Kurangnya

pengawasan orangtua berkaitan dengan kenakalan remaja (Santrock,

2011). Pengawasan yang kurang dapat mengakibatkan remaja terlibat

suatu masalah. Orangtua yang memiliki kepercayaan serta menunjukkan

penerimaan pada remaja, memiliki kemungkinan lebih besar untuk remaja

menjadi semakin terbuka pada orangtua (Santrock, 2011). Orangtua yang

memiliki remaja yang terbuka dapat mempermudah tindakan pencegahan

dan pengarahan pada anak.

4. Hubungan Remaja dengan Teman Sebaya

Teman sebaya merupakan hal yang penting pada masa remaja

(Santrock, 2011). Remaja menghabiskan sebagian besar waktunya dengan

teman sebaya (Desmita, 2007; Papalia & Feldman, 2014). Pada masa

remaja, pengaruh teman sebaya meningkat (Desmita, 2007).

Prinsip pertemanan pada remaja cenderung ke arah persahabatan

(Desmita, 2007). Remaja cenderung tergantung pada sahabatnya.

Persahabatan juga menjadi wadah bagi remaja untuk memenuhi

kebutuhannya (Santrock, 2011). Untuk mendapatkan kenyamanan dan rasa

kebersamaan remaja biasanya menghabiskan waktu dengan sahabatnya.

Selain persahabatan, teman sebaya juga identik dengan pengalaman

ditolak dan diabaikan (Desmita, 2007). Kedua hal tersebut dapat membuat

remaja merasa kesepian atau memiliki rasa permusuhan (Desmita, 2007).

Selain itu, teman sebaya juga berpeluang menjadi pengaruh buruk pada

remaja, seperti masuknya narkoba, kenakalan, dan perilaku lainnya yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

tidak diinginkan (Desmita, 2007). Penyalahgunaan narkoba sangat

berkaitan dengan teman-teman yang dimiliki remaja (Santrock, 2011).

Teman-teman yang menyalahgunakan narkoba dapat membawa pengaruh

tersebut kepada seorang remaja.

5. Remaja Santri

Remaja santri hidup di lingkungan yang berbeda dengan remaja

biasa. Lingkungan remaja memiliki aturan yang jelas dari saat bangun

tidur hingga menjelang tidur (Nadzir & Wulandari, 2013). Hal tersebut

berbeda dengan remaja lain yang bersekolah di sekolah biasa. Remaja

santri terbiasa beraktivitas dengan aturan-aturan yang ada (Nadzir &

Wulandari, 2013). Remaja santri juga memiliki tingkat religiusitas yang

cenderung tinggi dibandingkan dengan remaja biasa (Ismail, 2009).

Remaja yang memiliki tingkat religiusitas yang cenderung tinggi terbiasa

berperilaku berdasarkan norma-norma agamanya (Ismail, 2009).

Remaja yang tinggal di lingkungan berbeda akan memengaruhi

bagaimana remaja bersikap terhadap norma-norma yang ada. Berdasarkan

hal yang disampaikan, remaja santri cenderung beraktivitas dengan

menaati norma-norma yang ada dibandingkan remaja biasa pada

umumnya. Remaja santri terbiasa hidup dengan aturan yang ada di

lingkungan santri (Nadzir & Wulandari, 2013). Dengan tingkat religiusitas

yang tinggi maka remaja santri akan lebih menaati norma-norma agama

dibandingkan remaja biasa pada umumnya (Ismail, 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

D. Dinamika Hubungan Persepsi Pola Asuh Orangtua dengan Konformitas

pada Remaja

Salah satu faktor yang memengaruhi konformitas seseorang adalah

lingkungan keluarga. Hal-hal yang diterima anak dalam keluarga nantinya

akan memengaruhi perkembangannya (Berns, 2013). Salah satu hal yang

terdapat dalam lingkungan keluarga adalah pola asuh orangtua. Bagaimana

seorang remaja memersepsikan pola asuh yang ia terima dari orangtua

menjadi hal yang penting (Wulaningsih & Hartini, 2015). Perbedaan persepsi

pola asuh yang diterapkan orangtua dapat memengaruhi perkembangan anak

(Wulaningsih & Hartini, 2015). Menurut Baumrind (dalam Bee, 1997) pola

asuh dibagi menjadi empat, yaitu authoritative, authoritarian, peprmissive,

dan neglecting.

Berdasarkan teori dan penelitian yang ada, menunjukkan bahwa pola

asuh yang berbeda akan menghasilkan anak dengan perilaku yang berbeda

juga. Salah satu aspek dari pola asuh adalah aspek penerimaan/responsivitas

yang dapat berupa kehangatan (Baumrind dalam Bee, 1997). Jika tidak ada

kehangatan, maka anak akan merasa ditolak. Anak yang merasa dirinya

mengalami penolakan memungkinkan ia melakukan konformitas. Seperti yang

telah disampaikan, bahwa konformitas dapat dilakukan seseorang sebagai

upaya untuk menghindari penolakan (Baron & Byrne, 2005). Anak dapat

melakukan konformitas dalam upaya untuk menghindari penolakan atau

hukuman dari orangtuanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

Baumrind (dalam King, 2016) mengatakan bahwa orangtua dengan pola

asuh authoritative menggunakan kontrol pada anak, namun tetap responsif

pada kebutuhan anak. Orangtua biasanya menerapkan diskusi dalam keluarga

yang melibatkan anak (Shaffer & Kipp, 2014; Santrock, 2007a). Anak dengan

pola asuh authoritative biasanya menunjukkan perilaku yang positif (Bee,

1997). Mereka biasanya menjadi anak yang dewasa dan berkembang sesuai

umurnya (Santrock, 2007a). Selain itu anak dengan pola asuh ini biasanya

menjadi anak yang mandiri (Santrock, 2007a; Respati, Yulianto, & Widiana,

2006), menunjukkan konsep diri yang positif, dan memiliki kepercayaan diri

terhadap kemampuannya sendiri (Respati, Yulianto, & Widiana, 2006). Hal ini

menunjukkan anak tidak akan tergantung pada orang lain karena percaya pada

kemampuan sendiri, sehingga anak akan lebih jarang untuk melakukan

konformitas.

Pola asuh authoritarian adalah pola asuh yang memiliki kontrol tinggi

serta respons yang rendah terhadap kebutuhan anaknya (Shaffer & Kipp,

2014). Pola asauh authoritarian cenderung kaku dan membatasi anak

(Baumrind dalam King, 2016). Selain itu orangtua juga menerapkan banyak

aturan yang dimaksudkan untuk membuat anak menjadi patuh (Shaffer &

Kipp, 2014). Anak dengan dengan pola asuh ini tidak terbiasa mengemukakan

pendapatnya. Dengan demikian anak yang diasuh denga pola asuh

authoritarian biasanya memiliki inisiatif dan kecakapan sosial yang kurang

(King, 2016). Kemudian anak dengan pola asuh ini juga memiliki

penghargaan diri yang rendah (Bee, 1997) dan juga kepercayaan diri yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

rendah (King, 2016). Hal ini dapat membuat seseorang tergantung pada orang

lain, sehingga anak akan cenderung melakukan konformitas.

Pola asuh selanjutnya adalah permissive. Pola asuh ini memiliki kontrol

yang rendah, namun orangtua sangat responsif terhadap kebutuhan anak

(Baumrind dalam King, 2016; Shaffer & Kipp, 2014). Orangtua dalam pola

asuh ini cenderung membiarkan anak melakukan apapun yang diinginkan

(Santrock, 2007a). Dampak dari pola asuh permissive adalah anak sulit

mengontrol perilakunya sendiri dan sulit untuk menghargai orang lain

(Santrock, 2007a). Selain itu anak dengan pola asuh ini cenderung

mendominasi lingkungannya dan egosentris (Santrock, 2007a). Dengan

demikian anak menjadi seseorang yang sulit untuk menurut atau patuh pada

orang lain (Santrock, 2007a) yang menjadikan anak cenderung tidak bersikap

konformis.

Selanjutnya, pola asuh neglecting yang rendah pada kedua aspek pola

asuh (Baumrind dalam Bee, 1997). Anak yang diasuh dengan pola asuh

neglecting memiliki kemungkinan menerima penolakan dari orangtua (Shaffer

& Kipp, 2014). Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, penyebab

seseorang melakukan konformitas adalah untuk menghindari penolakan

(Baron & Byrne, 2005). Hal ini menunjukkan bahwa anak dengan pola asuh

neglecting memungkinkan untuk melakukan konformitas. Selain itu, anak

dengan pola asuh neglecting juga menunjukkan kemandirian yang rendah

(King, 2016). Dengan kemandirian yang kurang anak akan menjadi tergantung

pada orang lain dan mengikuti nilai atau pendapat orang tertentu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

Berdasarkan hal yang telah dibahas sebelumnya, peneliti menyimpulkan

persepsi remaja mengenai pola asuh yang diterapkan orangtua memiliki

hubungan dengan konformitas pada remaja. Peneliti menyimpulkan bahwa

persepsi pola asuh authoritarian dan neglecting akan berhubungan secara

positif dengan perilaku konformitas pada remaja, sedangkan persepsi pola

asuh authoritative dan permissive akan berhubunngan secara negatif dengan

konformitas pada remaja.

Konformitas dilakukan terhadap orang tua sendiri sebagai upaya

menghindari hukuman atau penolakan, dan di lingkungan lain sebagai upaya

anak untuk mendapatkan penerimaan.

E. Hipotesis

Berdasarkan paparan sebelumnya peneliti mengambil hipotesis, yaitu:

1. Terdapat hubungan yang negatif antara persepsi pola asuh authoritative

dengan konformitas pada remaja.

2. Terdapat hubungan yang positif antara persepsi pola asuh authoritarian

dengan konformitas pada remaja.

3. Terdapat hubungan yang negatif antara persepsi pola asuh permissive

dengan konformitas pada remaja.

4. Terdapat hubungan yang positif antara persepsi pola asuh neglecting

dengan konformitas pada remaja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

F. Skema

Gambar 2.1 . Skema Hubungan Persepsi Pola Asuh Authoritative dengan

Konformitas

Gambar 2.2 . Skema Hubungan Persepsi Pola Asuh Authoritarian dengan

Konformitas

Authoritative

Kontrol cukup

Mandiri

Responsif Konsep diri

positif

Percaya kemampuan

sendiri

Konformitas rendah

Authoritarian

Kontrol tinggi

Inisiatif kurang

Kecakapan sosial kurang

Konformitas tinggi

Kurang responsif

Kepercayaan diri rendah

Penghargaan diri rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

Gambar 2.3 . Skema Hubungan Persepsi Pola Asuh Permissive dengan

Konformitas

Gambar 2.4 . Skema Hubungan Persepsi Pola Asuh Neglecting dengan

Konformitas

Permissive

Kontrol yang sedikit

Sulit mengontrol perilakunya

Responsif

Kepercayaan diri tinggi

Mendominasi

Egosentris

Kurang menghargai

oranglain

Konformitas rendah

Neglecting

Kontrol yang rendah

Kemandirian buruk

Kurang responsif mengalami

penolakan

Menghindari penolakan di tempat lain

Konformitas tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah korelasional. Penelitian

korelasional adalah penelitian yang dilakukan saat peneliti ingin melihat

hubungan dari dua variabel ataupun lebih (Clark-Carter, 2004). Jenis

penelitian ini melibatkan pengukuran serta penentuan korelasi atau hubungan

antara dua variabel (Smith & Davis, 2010).

B. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pola asuh.

2. Variabel Tergantung

Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah konformitas.

C. Definisi Operasional

1. Pola Asuh

Pola asuh yang diamksud dalam penelitian ini adalah cara orangtua

untuk membesarkan anaknya (Baumrind dalam Respati, Yuliana, &

Widiana, 2006). Pola asuh terdiri dari dua aspek, yaitu

penerimaan/responsivitas dan tuntutan/kontrol (Santrock, 2007a).

Penerimaan/responsivitas dapat dilihat dari cara orangtua memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

dukungan serta respons terhadap kebutuhan anak. Aspek kedua, yaitu

tuntutan/kontrol biasanya berupa pengawasan terhadap anak.

Dalam penelitian ini pola asuh dilihat dari persepsi remaja sebagai

anak. Selanjutnya persepsi pola asuh orangtua dilihat berasarkan jenisnya.

Terdapat empat jenis persepsi pola asuh yang akan dilihat dalam penelitian

ini, yaitu authoritative, authoritarian, permissive, dan neglecting.

Penentuan persepsi pola asuh orangtua pada subjek dilakukan dengan

melihat tinggi rendahnya skor pada masing-masing aspek pola asuh yang

dimiliki subjek kemudian disesuaikan dengan jenis pola asuh tersebut.

2. Konformitas

Konformitas adalah perilaku seseorang yang dilakukan karena setiap

orang lainnya melakukan hal tersebut (Sears, Freedman, & Peplau, 1991).

Dalam penelitian ini konformitas diukur menggunakan skala konformitas

berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Sears (dalam Meilinda,

2013). Aspek-aspek tersebut yaitu kekompakan, kesepakatan, dan ketaatan

(Sears dalam Novianty & Putra, 2014). Semakin tinggi skor yang

diperoleh subjek berdasarkan skala konformitas, maka semakin tinggi juga

konformitas subjek.

D. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah remaja pada usia 14 hingga 18 tahun

(Santrock, 2011). Selain itu, subjek juga tinggal bersama orangtuanya dan

memiliki kedua orangtua yang masih lengkap.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

E. Alat Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan dua skala, yaitu:

1. Pola asuh

Dalam penelitian ini, pegumpulan data pola asuh menggunakan skala

Likert. Dalam skala ini subjek diminta untuk memberikan tanda pada

kolom yang telah disediakan dengan keterangan Sangat Setuju (SS),

Setuju (S), Tidak Setuju (TS), atau Sangat Tidak Setuju (STS) sesuai

dengan keadaan subjek.

Subjek kemudian dikelompokkan menjadi beberapa jenis pola asuh,

yaitu authoritative, authoritarian, permissive, dan neglecting. Subjek

dengan skor penerimaan/responsivitas dan tuntutan/kontrol yang tinggi

digolongkan memiliki pola asuh authoritative. Subjek dengan skor

penerimaan/responsivitas yang tinggi namun skor tuntutan/kontrol yang

rendah digolongkan dalam pola asuh permissive. Subjek yang memiliki

skor tinggi pada tuntutan/kontrol dan rendah pada

penerimaan/responsivitas digolongkan pada authoritarian. Kemudian

subjek yang memiliki skor rendah pada kedua aspek digolongkan memiliki

pola asuh neglecting.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Tabel 3.1 Sebaran Aitem Skala Persepsi Pola Asuh Orangtua Sebelum

Uji Coba

No. Aspek Indikator

Favorable Unfavorable

Jumlah

(No. Aitem) (No. Aitem)

1

Penerimaan/

responsivitas

Responsif 4, 7, 26, 32 13, 36, 41, 42 8

50% Dukungan 19, 22, 31, 38 2, 12, 28, 30 8

Penerimaan 37, 39, 46, 47 14, 23, 35, 43 8

2

Tuntutan/

kontrol

Membatasi/

mengontrol

3, 16, 18, 25,

27, 33, 40, 44

1, 9, 11, 17,

20, 21, 45, 48

16

50%

Menuntut 5, 6, 10, 15 8, 24, 29, 34 8

Jumlah 24 (50%) 24 (50%) 48 100%

2. Konformitas

Dalam penelitian ini, pegumpulan data konformitas menggunakan

skala Likert. Dalam skala ini subjek diminta untuk memberikan tanda pada

kolom yang telah disediakan dengan keterangan Sangat Setuju (SS),

Setuju (S), Tidak Setuju (TS), atau Sangat Tidak Setuju (STS) sesuai

dengan keadaan subjek.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

Tabel 3.2 Sebaran Aitem Skala Konformitas Sebelum Uji Coba

No. Aspek Indikator

Favorable Unfavorable

Jumlah

(No. Aaitem) (No. Aaitem)

1 Kekompakan

Keseragaman

perilaku

2, 15, 16, 17 6, 7, 8, 29 8 25%

Menjaga hubungan

baik dengan teman

12, 22, 25, 28

26, 27, 30,

32

8 25%

2 Kesepakatan Menyesuaikan diri 13, 18, 19, 31 5, 10, 11, 14 8 25%

3 Ketaatan

Taat pada

aturan/tuntutan

yang ada

9, 20, 3, 21 1, 4, 23, 24 8 25%

Jumlah 16 (50%) 16 (50%) 32 100%

3. Pemberian Skor

Penelitian ini menggunaka skala Likert sebagai alat pengambilan data.

Dalam skala Likert terdapat aitem favorable dan unfavorable. Untuk

penetuan skor aitem favorable, jawaban Sangat Setuju (SS) diberikan skor

4, Setuju (S) diberikan skor 3, Tidak Setuju (TS) diberikan skor 2, dan

Sangat Tidak Setuju (STS) diberikan skor 1. Sementara aitem unfavorable

sebaliknya. Jawaban SS diberikan skor 1, S diberikan skor 2, TS diberikan

skor 3, dan STS diberikan skor 4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

F. Pengujian Instrumen Penelitian

1. Validitas

Sejauh mana akurasi alat ukur untuk mewakili hal yang menjadi

tujuan ukurnya disebut validitas (Supratiknya, 2014; Azwar, 2009). Skala

dikatakan valid bila dibuat sesuai dengan batas-batas berdasarkan hal yang

ingin diukur (Azwar, 2009). Skala Pola Asuh dibuat berdasarkan aspek-

aspek pola asuh yang dikemukakan oleh Baumrind (Santrock, 2007a),

yaitu penerimaan/responsivitas dan tuntutan/kontrol. Kemudian skala

konformitas dibuat berdasarkan aspek-aspek konformitas yang

dikemukakan oleh Sears (dalam Meilinda, 2013) yaitu kekompakan,

kesepakatan, dan ketaatan.

Penelitian ini menggunakan validitass isi. Validitas isi adalah taraf

yang dimiliki unsur-unsur dalam suatu alat ukur mampu mengukur atau

mewakili konstruk yang dituju (Supratiknya, 2016). Penelitian ni

menggunakan indeks validitas isi (IVI) untuk mengukurnya (Supratiknya,

2016). Untuk mendapatkan skor IVI, peneliti perlu melakukan penilaian

ahli terlebih dahulu dengan skor ordinal dari 1 – 4 (Supratinya, 2016).

Skor IVI memiliki kisaran dari 0 – 1 (Supratiknya, 2016).

Skor IVI taraf aitem dihitung dengan rumus di bawah ini:

Sementara untuk IVI taraf skala total:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Penilaian kedua skala dilakukan dengan dosen pembimbing dan 10

orang lainnya pada tanggal 27 Oktober 2017 hingga 10 November 2017.

IVI-I pada skala pola asuh memiliki skor antara 0,8 – 1 dan IVI-S sebesar

0,95.

Kemudian untuk IVI-I skala konformitas memiliki skor antara 0,8 –

1 dan IVI-S skala sebesar 0,94. Skala konformitas mengalami penambahan

aitem setelah uji coba pertamanya karena aitem yang lolos terlalu sedikit

dan tidak sesuai dengan blueprint yang direncanakan. Untuk uji validitas

skala konformitas yang kedua dilakukan dengan dosen pembimbing

dengan IVI-I dan IVI-S sebesar 1. Berdasarkan skor validitas isi dan total,

kedua skala dapat dikatakan valid karena skor yang didapatkan ≥0,78

(Supratiknya, 2016).

Berikut ini adalah tabel persebaran data skala konformitas untuk uji

coba kedua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

Tabel 3.3 Sebaran Aitem Skala Konformitas dengan Aitem Pengganti

Sebelum Uji Coba Kedua

No. Aspek Indikator

Favorable Unfavorable

Jumlah

(No. Aitem) (No. Aitem)

1 Kekompakan

Keseragaman

Perilaku

2, 6, 15,16,

17

7, 8, 29, 33,

37 10 25%

Menjaga

hubungan baik

dengan teman

12, 22,25,

28, 39

18, 26, 27,

30, 32

10 25%

2 Kesepakatan

Menyesuaikan

diri

5, 13, 19, 31,

35

10, 11, 14,

34, 38, 10 25%

3 Ketaatan

Taat pada

aturan/tuntutan

yang ada

3, 4, 9, 21,

36

1, 20, 23,

24, 40

10 25%

Jumlah 16 (50%) 16 (50%) 40 100%

2. Seleksi Aitem

Uji coba pertama dilakukan pada tanggal 13 November 2017 hingga

18 November dilakukan secara online dengan google form dan pembagian

skala secara langsung. Setelah memilah skala, terdapat beberapa skala

yang tidak dapat digunakan karena subjek yang tidak sesuai kriteria dan

subjek yang tidak mengisi skala dengan lengkap. Setelah memilah,

terdapat 47 skala yang digunakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

Untuk melakukan seleksi aitem biasanya daya diskriminasi dilihat

dari skor korelasi aitem total (Azwar, 2009). Daya diskriminasi aitem

merupakan parameter yang menyatakan suatu aitem mampu membedakan

individu memiliki suatu atribut atau tidak (Periantalo, 2015). Salah satu

fungsi dari daya diskriminasi adalah mendukung skor reliabilitas skala

(Periantalo, 2015). Pada umunya standar atau batas skor korelasi aitem

total ≥0,30, namun apabila aitem yang gugur masih terlalu banyak maka

batas bias diturunkan menjadi ≥0,25 (Azwar, 2009). Seleksi item

dilakukan pada kedua skala yang digunakan dalam penelitian ini.

a) Skala Persepsi Pola Asuh Orangtua

Skala ini mulanya terdiri dari 48 item dengan 24 item aspek

penerimaan/responsivitas dan 24 item aspek tuntutan/kontrol. Setelah

melakukan uji coba, karena terlalu banyak aitem yang gugur, maka

batas koefisien korelasi aitem-total diturunkan menjadi 0,25.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Tabel 3.4 Sebaran Aitem Skala Persepsi Pola Asuh Orangtua

Setelah Uji Coba

No. Aspek Indikator

Favorable Unfavorable

Jumlah

(No. Aitem) (No. Aitem)

1

Penerimaan/

responsivitas

Responsif

(4), 7, 26, 32

(13), 36,

(41), (42)

8

50% Dukungan

19, 22,

31*,(38)

2, 12, (28),

30

8

Penerimaan

37, 39, (46),

47*

(14), 23, 35,

(43)

8

2

Tuntutan/

kontrol

Membatasi/

mengontrol

3*, 16, 18,

25, 27, 33*,

40, 44*

1, 9*, 11*,

17*, 20*,

21*, 45, 48

16

50%

Menuntut

5*, 6*, 10*,

15

8*, 24, 29,

34

8

Jumlah 24 (50%) 24 (50%) 48 100%

* : Aitem yang gugur

() :Aitem yang digugurkan

Setelah melakukan seleksi aitem hingga menyesuaikan pada

blueprint didapatkan 26 butir aitem yang digunakan dalam

pengumpulan data. Skala pola asuh ini terdiri dari 13 butir aitem pada

kedua aspeknya dengan kisaran koefisien korelasi aitem-total 0,231 –

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

0,715. Terdapat satu butir aitem yang dipertahankan untuk

mempertahankan proporsi pada setiap aspek yaitu item nomor 17.

Tabel 3.5 Skala Persepsi Pola Asuh Orangtua yang Digunakan

dalam Penelitian

No. Aspek Indikator

Favorable Unfavorable

Jumlah

(No. Aitem) (No. Aitem)

1

Penerimaan/

responsivitas

Responsif 7, 26, 32 36

50% Dukungan 19, 22 2, 12, 30

Penerimaan 37, 39 23, 35

2

Tuntutan/

kontrol

Membatasi/

mengontrol

16, 18, 25,

27, 40

1, 17, 45, 48

50%

Menuntut 15 24, 29, 34

Jumlah 13 (50%) 13 (50%)

(26)

100%

b) Skala Konformitas

Skala ini mulanya terdiri dari 32 item dengan 8 aitem pada

keempat indikator. Setelah melakukan ui coba, karena terlalu banyak

item yang gugur, maka batas koefisien korelasi aitem-total diturunkan

menjadi 0,25.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Tabel 3.6 Sebaran Aitem Skala Konformitas Setelah Uji Coba

Pertama

No. Aspek Indikator

Favorable Unfavorable

Jumlah

(No. Aitem) (No. Aaitem)

1 Kekompakan

Keseragaman

Perilaku

2*, 15*, 16*,

17*

6*, 7*, 8*, 29 8 25%

Menjaga hubungan

baik dengan teman

12, 22*, 25*,

28*

26*, 27*,

30*, 32*

8 25%

2 Kesepakatan Menyesuaikan diri

13, 18, 19,

31*

5, 10*, 11, 14 8 25%

3 Ketaatan

Taat pada

aturan/tuntutan

yang ada

9*, 20*, 3*,

21*

1*, 4*, 23*,

24*

8 25%

Jumlah 16 (50%) 16 (50%) 32 100%

* : aitem yang gugur

Skala konformitas pada uji coba yang pertama, walaupun batas

koefisien aitem-total telah diturunkan menajdi ≥0,25, aitem yang gugur

masih terlalu banyak dan salah satu aspeknya kehilangan seluruh aitem

yang mewakilinya. Kemudian peneliti membuat aitem-aitem

penggantinya dan melakukan uji coba yang kedua untuk skala

konformitas.

Skala konformitas untuk uji coba kedua terdiri dari 40 aitem

dengan 10 aitem pada masing-masing indikator. Aitem-aitem yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

sebelumnya tidak gugur dipertahankan pada uji coba kedua. Uji coba

yang kedua dilakukan pada tanggal 27 November 2017 hingga 2

Desember 2017 secara online dengan google form. Setelah memilah,

beberapa subjek gugur dikarenakan tidak sesuai dengan kriteria yang

dibutuhkan. Skala konformitas kali ini uga diseleksi dengan batas 0,25.

Tabel 3.7 Sebaran Aitem Skala Konformitas dengan Aitem

Pengganti Setelah Uji Coba Kedua

No. Aspek Indikator

Favorable Unfavorable

Jumlah

(No. Aitem) (No. Aitem)

1 Kekompakan

Keseragaman

Perilaku

2*, 6*, 15,16,

17*

7*, 8*, (29),

33*, 37 10 25 %

Menjaga

hubungan baik

dengan teman

12*, 22*,25*,

28*, 39*

18*, (26), 27,

30, 32*

10 25%

2 Kesepakatan

Menyesuaikan

diri

5*, 13, (19),

31*, 35

10*, (11),

(14), 34,(38), 10 25%

3 Ketaatan

Taat pada

aturan/tuntutan

yang ada

3, 4, 9*, 21*,

36*

1*, 20*, 23*,

24, 40*

10 25%

Jumlah 7 5 40 100%

* : aitem yang gugur

() : aitem yang digugurkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Setelah melakukan seleksi aitem peneliti mempertahankan aitem

nomor 12 untuk mempertahankan proporsi. Didapatkan 12 butir aitem

yang terdiri dari 3 butir aitem pada setiap indikatornya. Skala ini

memiliki aitem dengan kisaran koefisien korelasi aitem-total 0,274 –

0,666. Hasil seleksi aitem ini yang digunakan peneliti dalam

pengumpulan data.

Tabel 3.8 Skala Konformitas yang Digunkan dalam Penelitian

No. Aspek Indikator

Favorable Unfavorable

Jumlah

(No. Aitem) (No. Aitem)

1 Kekompakan

Keseragaman

Perilaku 15,16 37

3 25%

Menjaga

hubungan baik

dengan teman

12 27, 30

3 25%

2 Kesepakatan

Menyesuaikan

diri

13, 35 34 3 25%

3 Ketaatan

Taat pada

aturan/tuntutan

yang ada

3, 4 24

3 25%

Jumlah 7 5 12 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

3. Reliabilitas

Reliabilitas adalah konsisitensi suatu alat ukur yang digunakan

(Supratiknya, 2014; Azwar, 2009). Alat ukur yang tidak reliabel tidak

dapat dipercaya untuk digunakan dalam pengukuran (Azwar, 2009).

Reliabilitas suatu alat ukur dinyatakan dengan koefisien reliabilitas dengan

rentang 0 hingga 1,00 (Azwar, 2009). Jika suatu alat ukur memiliki

koefisien reliabilitas mendekati angka 1 maka dikatakan alat ukur tersebut

dapat dipercaya (Azwar, 2009). Sebaliknya jika koefisien reliabilitasnya

mendekati angka 0, maka alat ukur tersebut tidak dapat dipercaya (Azwar,

2009). Untuk suatu penelitaian skor 0,70 sudah cukup untuk digunakan

dalam penelitian (Periantalo, 2015).

Tabel 3.9 Tabel Klasifikasi Realibilitas (Periantalo, 2015)

Dalam penelitian ini koefisien reliabilitas menggunakan alpha

cronbach yang dapat menggunakan software SPSS 22 for Windows. Skala

pola asuh yang telah melalui tahap seleksi aitem memiliki koefisien alpha

Skor Klasifikasi

≥0,90 Sangat bagus

0,8 – 0,89 Bagus

0,7 – 0,79 Cukup bagus

0,6 – 0,7 Kurang bagus

≤0,6 Tidak bagus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

cronbach sebesar 0,902 yang dapat dikatakan sangat bagus (Periantalo,

2015).

Berbeda dengan skala pola asuh, skala konformitas setelah melalui

tahap seleksi aitem, banyak aitem yang gugur. Pada salah satu aspek

semua aitem yang dibuat gugur, sehingga dengan aitem yang ada tidak

dapat mewakili konformitas walaupun dengan skor alpha cronbach

sebesar 0,77. Setelah melakukan uji coba kedua kalinya untuk skala

konformitas dan melakukan seleksi pada aitem-aitemnya skala

konformitas ini memiliki skor alpha cronbach sebesar 0,824 yang dapat

dikatakan bagus (Periantalo, 2015).

G. Metode Analisis Data

1. Uji Asumsi

a) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah data yang ada

telah terdistribusi secara normal atau tidak (Riadi, 2016). Dalam

penelitian ini menggunakan uji normalitas Kolmogorov Smirnov. Data

dapat dikatakan terdistribusi normal jika nilai probabilitasnya lebih

besar dari 0,05 (p>0,05), namun jika nilai probabilitasnya lebih kecil

dari 0,05 (p< 0,05) maka data dikatakan tidak terdistribusi dengan

normal (Siregar, 2013). Saat jumlah subjek kurang dari 50 maka

peneliti melakukan uji normalitas Shapiro-Wilk dengan data dikatakan

terdistribusi normal jika nilai probabilitasnya lebih besar dari 0,05

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

(p>0,05) dan dikatakan tidak terdistribusi normal jika nilai

probabilitasnya lebih kecil dari 0,05 (p< 0,05) (Santoso, 2010).

b) Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui data

dari dua variabel dalam penelitian memiliki hubungan yang linear atau

tidak (Kasmadi & Sunariah, 2013). Uji linearitas ini dilakukan

sebelum melakukan uji korelasi sebagai prasyarat (Kasmadi &

Sunariah, 2013). Antar variabel dapat dikatakan memilki hubungan

linear jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (p<0,05) (Kasmadi

& Sunariah, 2013). Dalam penelitian ini uji linearitas dilakukan

dengan Test for Linearity pada program SPSS 22 for Windows.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui terdapat hubungan

persepsi pola asuh orangtua dengan konformitas atau tidak. Dalam

penelitian ini peneliti akan menggunakan uji korelasi Pearson Product

Moment Correlation jika data terdistribusi normal, jika data tidak

terdistribusi normal maka akan digunakan uji korelasi Rank-Spearman

(Siregar, 2013; Sarwono, 2006). Uji korelasi dilakukan melalui program

SPSS 22 for Windows.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Data dari penelitian ini diperoleh dengan membagikan skala penelitian

secara langsung kepada subjek dan secara online dengan google form.

Pengambilan data secara langsung dilakukan di SMA Ananda Bekasi pada

tanggal 3 Januari 2018. Sedangkan pengambilan data secara online dilakukan

dari tanggal 16 Desember 2017 hingga 3 Januari 2018. Setelah melakukan

pengambilan data lalu peneliti memilah data subjek yang sesuai dengan

kriteria yang dibutuhkan dan mendapatkan 283 skala yang dapat diolah yang

terdiri dari 169 subjek dari SMA Ananda Bekasi dan 114 subjek yang mengisi

skala secara online.

B. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah remaja usia 14 hingga 18 tahun yang

tinggal bersama kedua orangtuanya. Deskripsi subjek dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Deskripsi Data Subjek Berdasasrkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Lak-laki 108 38,16%

Perempuan 175 61,84%

Total 283 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

Dari tabel 4.1 dapat kita ketahui perbandingan jumlah subjek

berdasarkan jenis kelamin. Penelitian ini memiliki 108 subjek laki-laki dengan

persentase sebesar 38,16 % dan 175 subjek perempuan dengan persentase

sebesar 61,84%. Dengan demikian jumlah subjek perempuan lebih banyak

dibandingkan laki-laki.

Tabel 4.2 Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Persentase

14 tahun 7 2.47%

15 tahun 67 23.67%

16 tahun 72 25.44%

17 tahun 108 38.16%

18 tahun 29 10.25%

Total 283 100%

Dalam penelitian ini subjek berada pada kisaran usia 14 hingga 18 tahun.

Berdasarkan tabel 4.2 dapat kita lihat perbandingan data subjek berdasarkan

usia. Penelitian ini memiliki subjek dengan usia 14 tahun sebanyak 7 orang

dengan persentase 2,47%, subjek dengan usia 15 tahun sebanyak 67 orang

dengan persentase 23,67%, subjek dengan usia 16 tahun sebanyak 72 orang

dengan persentase 25,44%, subjek dengan usia 17 tahun sebanyak 108 orang

dengan persentase 38,16%, dan subjek dengan usia 18 tahun sebanyak 29

orang dengan persentase 10,25%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

C. Deskripsi Data Penelitian

1. Persepsi Pola Asuh

Peneliti menghitung Z-Score untuk mengetahui tinggi rendahnya

aspek pola asuh pada subjek yang kemudian dikelompokkan menjadi

empat pola asuh. Z-score dikatakan tinggi saat nilainya menghasilkan

angka positif dan dikatakan rendah saat menghasilkan angka negatif.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.3 Deskripsi Jenis Persepsi Pola Asuh

Authoritative Authoritarian Permissive Neglecting Jumlah

N 89 45 54 95 283

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat perbandingan jumlah pada

masing-masing jenis persepsi pola asuh. Dapat dilihat bahwa subjek yang

memiliki persepsi pola asuh authoritative adalah sebanyak 89 orang,

persepsi pola asuh authoritarian sebanyak 45 orang, persepsi pola asuh

permissive sebanyak 54 orang, dan yang paling banyak yaitu 95 orang

subjek mempersepsi pola asuh orangtua sebagai pola asuh neglecting.

Tabel 4.4 Deskripsi Data Persepsi Pola Asuh Orangtua

Aspek

Teoretik Empirik

Min Max Mean Min Max Mean

Penerimaan/

responsivitas

13 52 32,5 23 52 41,15

Tututan/kontrol 13 52 32,5 22 52 42,06

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

Selanjutnya peneliti melihat deskripsi data dengan membandingkan

mean teoretik dengan mean empiriknya. Berdasarkan tabel 4.4 dapat

dilihat bahwa mean empirik pada kedua aspek persepsi pola asuh orangtua

lebih besar dari mean teoretiknya. Hal tersebut menunjukkan bahwa

subjek cenderung mempersepsi tinggi pola asuh orangtua pada kedua

aspeknya.

2. Konformitas

Untuk melihat gambaran umum dari variabel konformitas, peneliti

membandingkan mean teoretik dengan mean empirik berdasarkan data

yang ada.

Tabel 4.5 Deskripsi Data Konformitas

Teoretis Empirik

Min Max Mean Min Max Mean

Konformitas 12 48 30 16 38 27,59

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa mean empirik lebih kecil

dibandingkan dengan mean teoretiknya. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa subjek cenderung memiliki taraf konformitas yang rendah.

D. Hasil Penelitian

1. Uji Asumsi

a) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan SPSS 22 for

Windows dengan hasil sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Tabel 4.6 Uji Normalitas Data Persepsi Pola Asuh Authoritative

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Authoritative .124 89 .002 .976 89 .097

a. Lilliefors Significance Correction

Dengan jumlah subjek 89 orang, maka kita melihat nilai

probabilitas Kolmogrov-Smirnov. Data dikatakan terdistribusi normal

jika p>0,05. Berdasarkan tabel 4.6 data subjek dengan persepsi pola

asuh authoritative terdistribusi tidak normal (p<0,05).

Tabel 4.7 Uji Normalitas Data Persepsi Pola Asuh Authoritarian

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Authoritarian .170 45 .002 .937 45 .016

a. Lilliefors Significance Correction

Dengan jumlah subjek 45 orang, maka kita melihat nilai

probabilitas Shapiro-Wilk. Data dikatakan terdistribusi normal jika

p>0,05. Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa data subjek dengan

persepsi pola asuh authoritarian tidak terdistribusi normal (p<0,05).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Tabel 4.8 Uji Normalitas Data Persepsi Pola Asuh Permissive

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Permissive .094 54 .200* .983 54 .618

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Dengan jumlah subjek 54 orang, maka kita melihat nilai

probabilitas Kolmogrov-Smirnov. Data dikatakan terdistribusi normal

jika p>0,05. Berdasarkan tabel 4.8 dapat dikatakan bahwa data subjek

dengan persepsi pola asuh permissive terdistribusi normal (p>0,05).

Tabel 4.9 Uji Normalitas Data Persepsi Pola Asuh Neglecting

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Neglecting .109 95 .007 .906 95 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Dengan jumlah subjek 95 orang, maka kita melihat nilai

probabilitas Kolmogrov-Smirnov. Data dikatakan terdistribusi normal

jika p>0,05. Berdasarkan tabel 4.9 dapat dikatakan bahwa data subjek

dengan pola asuh neglecting tidak terdistribusi secara normal (p<0,05).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

Tabel 4.10 Uji Normalitas Data Konformitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Konformitas .072 283 .001 .989 283 .032

a. Lilliefors Significance Correction

Dengan jumlah subjek 283 orang, maka kita melihat nilai

probabilitas Kolmogrov-Smirnov. Data dikatakan terdistribusi normal

jika p>0,05. Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa data

konformitas tidak terdistribusi normal (p<0,05).

b) Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan menggunakan SPSS 22 for Windows.

Berikut adalah hasil uji linearitas yang telah dilakukan:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

Tabel 4.11 Uji Linearitas Persepsi Pola Asuh Authoritative dengan

Konformitas

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

KonformitasV

*

Authoritative

Between

Groups

(Combined) 270.628 17 15.919 1.456 .138

Linearity 4.184 1 4.184 .383 .538

Deviation

from

Linearity

266.444 16 16.653 1.523 .116

Within Groups 776.495 71 10.937

Total 1047.124 88

Antar variabel dikatakan linear jika p<0,05. Berdasarkan tabel

4.11 dapat dilihat bahwa persepsi pola asuh authoritative dan

konformitas tidak berada dalam garis linear.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

Tabel 4.12 Uji Linearitas Persepsi Pola Asuh Authoritarian dengan

Konformitas

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Konformitas

N *

Authoritarian

Between

Groups

(Combined) 150.594 15 10.040 .486 .929

Linearity 9.172 1 9.172 .444 .510

Deviation

from

Linearity

141.423 14 10.102 .489 .920

Within Groups 598.650 29 20.643

Total 749.244 44

Antar variabel dikatakan linear jika p<0,05. Berdasarkan tabel

4.12 dapat dilihat bahwa persepsi pola asuh authoritarian dan

konformitas tidak berada dalam garis linear.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Tabel 4.13 Uji Linearitas Persepsi Pola Asuh Permissive dengan

Konformitas

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Konformitas

P *

Permissive

Between

Groups

(Combined) 124.938 15 8.329 .649 .815

Linearity 1.987 1 1.987 .155 .696

Deviation

from

Linearity

122.951 14 8.782 .685 .774

Within Groups 487.432 38 12.827

Total 612.370 53

Antar variabel dikatakan linear jika p<0,05. Berdasarkan tabel

4.13 dapat dilihat bahwa persepsi pola asuh permissive dan

konformitas tidak berada dalam garis linear.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Tabel 4.14 Uji Linearitas Persepsi Pola Asuh Neglecting dengan

Konformitas

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Konformitas

N *

Neglecting

Between

Groups

(Combined) 265.280 25 10.611 1.115 .351

Linearity 19.972 1 19.972 2.099 .152

Deviation

from

Linearity

245.309 24 10.221 1.074 .395

Within Groups 656.678 69 9.517

Total 921.958 94

Antar variabel dikatakan linear jika p<0,05. Berdasarkan tabel

4.14 dapat dilihat bahwa persepsi pola asuh neglecting dan

konformitas tidak berada dalam garis linear.

2. Uji Hipotesis

Berdasarkan uji asumsi yang telah dilakukan yang mengatakan

bahwa data yang ada tidak terdistribusi normal, maka uji hipotesis

menggunakan uji korelasi Rank-Spearman. Hal ini tersebut dilakukan

karena pengujian nonparametris tidak mensyaratkan pemenuhan uji asumsi

(Sugiyono, 2011). Tingkat hubungan dapat dillihat berdasarkan nilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

koefisien korelasinya. Sugiyono (2011) membagi kekuatan hubungan

menjadi beberapa tingkatan, sebagai berikut:

Tabel 4.15 Tabel Tingkat Hubungan

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 - 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan SPSS 22 for

Windows. Berikut adalah hasi uji hipotesis yang telah dilakukan:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Tabel 4.16 Uji Hipotesis Persepsi Pola Asuh Authoritative dengan

Konformitas

Correlations

Authoritative Konformitas

Spearman's rho Authoritative Correlation

Coefficient

1.000 -.116

Sig. (2-tailed) . .279

N 89 89

Konformitas Correlation

Coefficient

-.116 1.000

Sig. (2-tailed) .279 .

N 89 89

Berdasarkan tabel 4.16 dapat dilihat bahwa koefisien korelasi sebesar

-0,116, dengan signifikansi 0,279 (p>0,05). Hal tersebut menyatakan

bahwa terdapat hubungan yang sangat rendah yang tidak signifikan antara

persepsi pola asuh authoritative dengan konformitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Tabel 4.17 Uji Hipotesis Persepsi Pola Asuh Authoritarian dengan

Konformitas)

Correlations

Authoritarian Konformitas

Spearman's rho Authoritarian Correlation

Coefficient

1.000 .072

Sig. (2-tailed) . .636

N 45 45

Konformitas Correlation

Coefficient

.072 1.000

Sig. (2-tailed) .636 .

N 45 45

Berdasarkan tabel 4.17 dapat dilihat bahwa koefisien korelasi sebesar

0,072, dengan signifikansi 0,636 (p>0,05). Hal tersebut menyatakan

bahwa terdapat hubungan yang sangat rendah yang tidak signifikan antara

persepsi pola asuh authoritarian dengan konformitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Tabel 4.18 Uji Hipotesis Persepsi Pola Asuh Permissive dengan

Konformitas

Correlations

Permissive Konformitas

Spearman's rho Permissive Correlation

Coefficient

1.000 .024

Sig. (2-

tailed)

. .865

N 54 54

Konformitas Correlation

Coefficient

.024 1.000

Sig. (2-

tailed)

.865 .

N 54 54

Berdasarkan tabel 4.18 dapat dilihat bahwa koefisien korelasi sebesar

0,024, dengan signifikansi 0,865 (p>0,05). Hal tersebut menyatakan

bahwa terdapat hubungan yang sangat rendah yang tidak signifikan antara

persepsi pola asuh permissive dengan konformitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Tabel 4.19 Uji Hipotesis Persepsi Pola Asuh Neglecting dengan

Konformitas

Correlations

Neglecting Konformitas

Spearman's rho Neglecting Correlation

Coefficient

1.000 -.112

Sig. (2-tailed) . .280

N 95 95

Konformitas Correlation

Coefficient

-.112 1.000

Sig. (2-tailed) .280 .

N 95 95

Berdasarkan tabel 4.19 dapat dilihat bahwa koefisien korelasi sebesar

-0,112, dengan signifikansi 0,280 (p>0,05). Hal tersebut menyatakan

bahwa terdapat hubungan yang sangat rendah yang tidak signifikan antara

persepsi pola asuh neglecting dengan konformitas.

E. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara keempat jenis

pola asuh orangtua yang dilihat dari persepsi anak dengan konformitas pada

remaja. Keempat jenis persepsi pola asuh orangtua adalah authoritative,

authoritarian, permissive, dan neglecting.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Uji hipotesis menyatakan bahwa persepsi pola asuh authoritative

memiliki hubungan yang sangat rendah dan tidak signifikan dengan

konformitas. Dengan demikian hipotesis pertama ditolak. Hal ini menyatakan

bahwa pola asuh authoritative tidak memiliki hubungan yang berarti dalam

perilaku konformitas yang ada pada remaja.

Selanjutnya, uji hipotesis juga menunjukkan bahwa persepsi pola asuh

authoritarian memiliki hubungan yang sangat rendah dan tidak signifikan

dengan konformitas pada remaja. Hal tersebut menunjukkan bahwa pola asuh

authoritarian tidak memiliki hubungan yang berarti terhadap konformitas

pada remaja. Dengan demikian hipotesis kedua ditolak.

Hasil yang serupa juga ditunjukkan untuk uji hipotesis yang

selanjutnya, yaitu terdapat hubungan yang sangat rendah dan tidak signifikan

antara persepsi pola asuh permissive dengan konformitas pada remaja. Hal ini

menyatakan bahwa pola asuh permissive tidak memiliki hubungan yang

berarti dengan tingkat konformitas yang ada pada remaja. Dengan demikian

hipotesis ketiga ditolak.

Uji hipotesis juga menyatakan bahwa terdapat hubungan yang sangat

rendah dan tidak signifikan antara pola asuh neglecting dengan konformitas

pada remaja. Hal ini menunjukkan bahwa pola asuh neglecting tidak memiliki

hubungan yang berarti dengan tingkat konformitas pada remaja. Dengan

demikian hipotesis keempat ditolak.

Penelitian ini memeroleh rata-rata teoretik aspek

penerimaan/responsivitas sebesar 32,5 dan rata-rata empirik sebesar 41,15.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

Hal ini menunjukkan subjek mendapat penerimaan/responsivitas yang

cenderung tinggi. Saat subjek mendapat penerimaan/responsivitas yang

cenderung tinggi maka subjek cenderung tumbuh menjadi individu yang

memiliki konsep diri yang tinggi, penghargaan diri yang tinggi, serta mampu

menjalin relasi yang baik dengan teman-temannya (Shaffer & Kipp, 2014).

Aspek tuntutan/kontrol dengan rata-rata teoretik sebesar 32,5 dan rata-

rata empirik sebesar 42,06. Hal ini menunjukkan bahwa subjek menerima

tuntutan dan kontrol yang cenderung tinggi. Jika tuntutan/kontrol diterima

subjek secara konsisten, maka subjek dapat berkembang menjadi individu

yang kompeten dan percaya pada kemampuannya sendiri (Bee, 1997), selain

itu subjek juga mampu membuat keputusan bagi dirinya sendiri (Shaffer &

Kipp, 2014).

Konformitas memiliki rata-rata teoretik sebesar 30 dan rata-rata

empirik sebesar 27,59. Hal ini berbeda dengan yang dikatakan Santrock

(2011) bahwa remaja usia 14-18 tahun yang sedang berada pada puncak

konformitas. Hal tersebut menunjukkan bahwa subjek cenderung memiliki

konformitas yang rendah. Dapat dikatakan bahwa subjek jarang melakukan

perilaku konformitas.

Berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan menggunakan uji korelasi

Rank-Spearman, keempat jenis persepsi pola asuh tidak memiliki hubungan

yang berarti dengan konformitas. Hal ini berbeda dengan penelitian

sebelumnya (Efendi, 2013). Penelitian tersebut mengatakan terdapat hubungan

positif yang signifikan antara pola asuh dengan konformitas (Efendi, 2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Dalam penelitian ini yang melihat pola asuh dari persepsi anak menunjukkan

bahwa tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan konformitas.

Perbedaan hasil dapat disebabkan pilihan subjek yang digunakan

dalam penelitian. Penelitian sebelumnya fokus pada santri (Efendi, 2013),

sementara penelitian ini menggunakan remaja secara umum sebagai subjek.

Dapat dikatakan berdasarkan penelitian sebelumnya, pola asuh memiliki

hubungan dengan konformitas dalam lingkungan santri. Sedangkan pada

remaja secara lebih luas persepsi pola asuh tidak memiliki hubungan dengan

konformitas.

Penelitian sebelumnya mengatakan bahwa pola asuh orangtua

berhubungan dengan konfomitas remaja santri (Efendi, 2013). Penelitian

tersebut memiliki perbedaan mengenai subjek dengan penelitian kali ini.

Penelitian sebelumnya memiliki subjek remaja santri, sementara dalam

penelitian ini memiliki subjek remaja biasa. Remaja santri tinggal di

lingkungan yang berbeda dengan remaja biasa. Remaja santri terbiasa dituntut

menjalankan norma-norma yang ada di lingkungan santri (Ismail, 2009). Hal

tersebut dilakukan dari saat bangun tidur hingga menjelang tidur (Nadzir &

Wulandari, 2013). Remaja yang tinggal di lingkungan santri terbiasa

mengikuti aturan-aturan yang berada di lingkungannya. Berbeda dengan

remaja yang bersekolah di sekolah biasa yang menjalankan aturan sekolah saat

masuk hingga jam pulang sekolah tiba dan lebih banyak menghabiskan waktu

dengan orangtua dibandingkan remaja santri. Hal tersebut menunjukkan

bahwa remaja biasa dan remaja santri diasuh dengan cara yang berbeda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Perbedaan cara seorang remaja dibesarkan ini dapat memengaruhi perilaku,

salah satunya konformitas.

Penelitian lain yang membahas pola asuh autoritarian yang

memengaruhi anak menjadi lebih konformis (Lamborn, Mounts, Steinberg, &

Dornbusch, 1991) memiliki perbedaan latar belakang budaya dengan

penelitian ini. Hal tersebut dapat menjadi penyebab perbedaan perilaku yang

dihasilkan. Perbedaan budaya inilah yang menyebabkan terdapatnya hasil

penelitian yang berbeda. Budaya yang berbeda dapat memengaruhi bagaimana

perkembangan perilaku seseorang (Rudy & Grusec, 2006).

Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan pola asuh orangtua

yang memiliki hubungan dengan perilaku remaja, seperti kemandirian (Bee,

1997; Respati, Yulianto, & Widiana, 2006; Santrock, 2007a; King, 2016),

pengambilan keputusan (Shaffer & Kipp, 2014), bahkan konsep diri (Respati,

Yulianto, & Widiana, 2006). Berbeda dengan hal tersebut, dalam penelitian ini

konformitas menjadi salah satu variabel yang tidak berhubungan oleh pola

asuh. Konformitas yang dilakukan remaja tidak berhubungan dengan jenis

persepsi pola asuh orangtua. Hal ini dapat disebabkan karena remaja

melakukan konformitas adalah untuk mendapatkan pengakuan dari teman-

teman sebayanya dan menghindari penolakan (Aronson, Wilson, & Akert,

2005; Baron & Byrne, 2005). Hal tersebut berkaitan dengan fase pencarian

identitas yang sedang dialami remaja (Santrock, 2011). Penelitian ini

menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara keempat jenis persepsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

pola asuh orangtua denan konformitas pada konformitas pada remaja, namun

bukan berarti persepsi mengenai pola asuh menjadi tidak penting.

Peran orangtua sangat penting saat usia remaja (Desmita, 2007).

Kualitas yang terjalin dapat memengaruhi perilaku remaja (Santrock, 2011).

Walaupun peran orangtua pada usia remaja sangat penting, penelitian ini

mengatakan bahwa persepsi pola asuh orangtua tidak ambil bagian dalam

perilaku konformitas pada remaja. Santrock (2011) mengatakan bahwa remaja

adalah puncak seseorang melakukan konformittas. Dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa subjek cenderung memiliki konformitas yang cenderung

rendah, walaupun demikian bukan berarti mereka tidak melakukan konfrmitas

sama sekali. Konformitas yang dilakukan remaja dilakukan agar mereka

diterima dalam suatu kelompok (Aronson, Wilson, & Akert, 2005(Aronson,

Wilson, & Akert, 2005; Baron & Byrne, 2005). Remaja melakukan

konformitas agar dianggap benar oleh orang lain (Aronson, Wilson, & Akert,

2005; Baron & Byrne, 2005). Hal tersebut dapat membantu remaja agar

diterima oleh teman-teman sebayanya. Hubungan remaja dengan teman

sebayanya menjadi penting karena mereka menghabiskan sebagian besar

waktunya bersama teman-teman atau sahabatnya. Hal tersebut menjadikan

teman sebaya sebagai tempat seorang remaja memenuhi kebutuhannya selain

orangtuanya (Santrock, 2011). Penerimaan dan penolakan yang berasal dari

teman sebaya kemudian menjadi sangat penting di usia remaja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, hasil

penelitian menunjukkan hubungan yang sangat rendah dan tidak signifikan

antara persepsi pola asuh authoritative dengan konformitas pada remaja.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa tidak terdapat hubungan berarti

atau signifikan antara persepsi pola asuh authoritative dengan konformitas

pada remaja.

Terdapat hubungan yang sangat rendah namun tidak signifikan

antara persepsi pola asuh authoritarian dengan konformitas. Dalam

pembahasan dapat dilihat bahwa hasil menunjukkan tidak terdapat

hubungan yang berarti antara persepsi pola asuh authoritarian dengan

konformitas pada remaja.

Ada hubungan yang sangat rendah dan tidak signifikan antara pola

asuh permissive dengan konformitas pada remaja. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang berarti antara persepsi

pola asuh permissive dengan konformitas pada remaja.

Terdapat hubungan yang sangat rendah namun tidak signifikan

antara pola asuh neglecting dengan konformitas pada remaja. Hasil

penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan yang berarti atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

signifikan antara persepsi pola asuh neglecting dengan konformitas pada

remaja.

Penelitian ini tidak menunjukkan adanya hubungan yang signifikan.

Hal tersebut dapat dikarenakan adanya faktor-faktor lain yang

memengaruhi hubungan antara pola asuh dan konformitas pada remaja.

Misalnya seperti lingkungan tempat remaja di asuh dan budaya yang

berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Walaupun memiliki

hubungan yang tidak signifikan, pola asuh tetap menjadi hal yang penting

dalam perkemangan remaja. Penerimaan/responsivitas dan

tuntutan/kontrol yang cukup akan membantu anak untuk berkembang.Oleh

karena itu, cara orangtua membesarkan anak tetaplah perlu diperhatikan.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan sebaik mungkin, namun penelitian ini

tetap memiliki keterbatasan antara lain:

1. Tidak seluruh subjek dalam penelitian ini menerima debrief, terutama

pada subjek online. Hal ini dikarenakan kondisi pada saat pengambilan

data. Namun peneliti telah menuliskan tujuan secara sederhana pada

skala yang dibagikan.

2. Peneliti kurang mengontrol suasana saat melakukan pengambilan data.

Saat pengambilan data di SMA Ananda Bekasi kondisinya cenderung

tidak kondusif. Subjek beberapa kali terlihat mengisi skala sambal

berbincang dan duduk bergerombol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Walaupun penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, namun

penelitian ini telah dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada. Dengan

demikian hasil yang ditunjukkan dalam penelitian ini tetap sesuai dengan

tujuan dan dapat dipertanggungjawabkan.

C. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengajukan

saran untuk penelitian selanjutnya:

1. Penelitian selanjutnya juga diharapkan memerhatikan konten yang

terdapat pada skala dimengerti subjek. Hal ini terlihat saat peneliti

melakukan pengambilan data terdapat subjek yang bertanya mengenai

konten pada skala. Hal ini menjadikan pemahaman subjek mengenai

konten dari skala penting agar jawaban yang diberikan sesuai.

2. Peneliti juga perlu memerhatikan suasana saat pengambilan data. Hal

ini merupakan salah satu keterbatasan dalam penelitian ini yang tidak

dapat mengontrol suasana saat pengambilan data. Saat pengambilan

data yang dilakukan di sekolah, suasana di beberapa kelas kurang

kondusif. Seperti kelas yang berisik dan subjek yang berkumpul saat

mengisi skala. Kelas yang berisik dapat mengganggu konsentrasi

subjek saat mengisi skala, yang kemudian dapat berpengaruh pada

jawaban yang diberikan. Subjek yang berkumpul saat mengerjakan

juga dapat memengaruhi jawaban yang diberikan. Hal tersebut dapat

terjadi karena subjek dapat mengisi skala sesuai dengan pandangan

sosial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

3. Peniliti selanjutnya disarankan meneliti variabel lain yang mungkin

berhubungan dengan konformitas. Dalam penelitian ini persepsi pola

asuh tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan

konformitas. Dengan demikian peneliti selanjutnya diharapkan

menelusuri variabel-variabel lain yang mungkin berhubungan dengan

konformitas.

4. Walaupun penelitian ini tidak menunjukkan hubungan yang signifikan

antara pola asuh dan konformitas, peneliti menyarankan kepada

orangtua untuk menerapkan pola asuh dengan kedua aspek yang

seimbang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

DAFTAR PUSTAKA

Ades. (2016, Agustus 25). DPRD : Cegah tawuran, pemkot harus berikan

perhatian khusus. Retrieved April 28, 2017, from Detak.co.id:

http://www.detak.co.id/nusantara/item/7202-dprd-cegah-tawuran-pemkot-

harus-berikan-perhatian-khusus

Andriani, M., & Ni'matuzahroh. (2013). Konsep diri dengan konformitas pada

komunitas hijabers. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 1(1), 110-126.

Aronson, E., Wilson, T. D., & Akert, R. M. (2005). Social psychology: Fifth

edition. New Jersey: Pearson Education.

Azwar, S. (2009). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baron, R. A., & Byrne, D. (2005). Psikologi sosial , Edisi Kesepuluh, Jilid 2.

Jakarta: Erlangga.

Baron, R. A., Byrne, D., & Branscombe, N. R. (2006). Social psychology,

eleventh edition. Boston: Pearson Education.

Bednar, D. E., & Fisher, T. D. (2003). Peer referencing in adolescenet decision

making as a function of perceived parenting style. Adolescence, 38(152),

607-621.

Bee, H. L. (1997). The developing child, eightth edition. New York: Addison-

Wesley Education.

Berk, L. E. (2012). Development trough the lifespan (Edisi kelima): Dari prenatal

sampai remaja , transisi menjelang dewasa (Volume 1). Yogyakarta:

PUSTAKA PELAJAR.

Berns, R. M. (2013). Child, family, school, community: Socialization and support,

10th edition. Stamford: Cengage Learning.

Binham. (2012, Oktober 11). Masalah minuman keras dikalangan remaja.

Retrieved Mei 19, 2018, from Binham's Blog:

https://binham.wordpress.com/2012/10/11/mengatasi-masalah-minuman-

keras/

Cipto, & Kuncoro, J. (2010). Harga diri dan konformitas terhadap kelompok

dengan perilaku minum minuman beralkohol pada remaja. Proyeksi, 5(1,)

75-85.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Clark-Carter, D. (2004). Quantitative psychological research: A student's

handbook. New York: Psychology Press.

Desmita. (2007). Psikologi perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Efendi, A. M. (2013). Hubungan antara konsep diri dan pola asuh orang tua

dengan konformitas santri. Jurnal Penelitian Humaniora, 14(1), 1-8.

Fikri, D. A. (2018, Mei 4). 4 Kasus bullying paling menggemparkan di Indonesia,

korbannya ada yang meninggal. Retrieved Mei 21, 2018, from Okezone

Life Style: https://lifestyle.okezone.com/read/2018/05/04/196/1894566/4-

kasus-bullying-menggemparkan-di-indonesia-korbannya-ada-yang-

meninggal

Fitriyani, N., Widodo, P. B., & Fauzia, N. (2013). Hubungan antara konformitas

dengan perilaku konsumtif pada mahasiswa di Genuk Indah Semarang.

Jurnal Psikologi Undip, 12(1), 55-68.

Ismail, W. (2009). Analisis komparatif perbedaan tingkat religiusitas siswa di

lembaga pendidikan pesantren, MAN, dan SMUN. Lentera Pendidikan,

12(1), 87-102.

Kasmadi, K., & Sunariah, N. S. (2013). Panduan modern penelitian kuantitatif.

Bandung: Alfabeta.

King, L. A. (2016). Psikologi umum:Sebuah pandangan apresiatif (The science of

psychology-an aAppreciative view, 3rd ed). Jakarta Selatan: Salemba

Humanika.

Kuznetsova, M. (2015, Juni 17). Mengapa menyontek? Retrieved Mei 19, 2018,

from Kompasiana: https://www.kompasiana.com/njlien/mengapa-

menyontek_54f8946da3331120188b457d

Lahey, B. B. (2012). Psychology an introduction, eleventh edition. New York:

McGraw-Hil.

Lamborn, S. D., Mounts, N. S., Steinberg, L., & Dornbusch, S. M. (1991).

Patterns of competence and adjustment among adolescent from

authoritative, authoritarian, indulgent, and neglectful families. Child

Development, 62(5), 1049-1065.

Liputan6. (2012, April 17). Sejumlah siswa tertangkap mencontek. Retrieved Mei

19, 2018, from Liputan 6:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

https://www.liputan6.com/news/read/389459/sejumlah-siswa-tertangkap-

mencontek

Longkutoy, N., Sinolungan, J., & Opod, H. (2015). Hubungan pola Asuh orang

tua dengan kepercayaan diri siswa SMP Kristen Ranotongkor Kabupaten

Minahasa. Jurnal e-Biomedik (eBm), 3(1), 93-99.

Mantiri, G. P., & Andriani, F. (2012). Pengaruh konformitas dan persepsi

mengenai pola asuh otoriter orang tua terhadap kenakalan remaja (Juvenile

deliquency). JURNAL Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, 1(2), 1-8.

Ma'rufah, S., Matulessy, A., & Noviekayati, I. (2014). Persepsi terhadap

kepemimpinan kiai, konformitas dan kepatuhan santri terhadap peraturan

pesantren. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia, 3(2), 97-113.

Meilinda, E. (2013). Hubungan antara penerimaan diri dan konformitas terhadap

intensi merokok pada remaja di SMK Istiqomah Muhammadiyah 4

samarinda. eJournal Psikologi, 1(1), 9-22.

Myers, D. G. (1999). Social psychology, sixth edition. United States of America:

McGraw-Hill Companies.

Myers, D. G. (2012). Psikologi sosial, edisi 10, buku 1. Jakarta Selatan: Salemba

Humanika.

Nadzir, A. I., & Wulandari, N. W. (2013).Hubungan religiusitas dengan

penyesuaian diri siswa pondok pesantren. Jurnal Psikologi Tabularasa,

8(2), 698-707.

Novianty, L., & Putra, D. (2014). Hubungan antara konformitas terhadap teman

sebaya dengan perilaku bullying pada siswa SMPN 22 Tangerang.

NEOTIC Psychology,4(1), 81-100.

Panduwinata, A. (2016, November 21). Tragis, tawuran, pelajar di tangerang

tewas dibacok. Retrieved April 28, 2017, from Warta Kota:

http://wartakota.tribunnews.com/2016/11/21/tragis-tawuran-pelajar-di-

tangerang-tewas-dibacok

Papalia, D. E., & Feldman, R. D. (2014). Menyelami perkembangan

manusia:Edisi 12 - Buku 2. Jakarta Selatan: Salemba Humanika.

Periantalo, J. (2015). Penyusunan skala psikologi: Asyik, mudah, & bermanfaat.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

Priastuti, D. P., Pratiwi, A., & Supriyono, Y. (2014). Hubungan konformitas

teman sebaya dengan intensi pemilihan jurusan kuliah pada siswa kelas xi

di SMA Negeri 3 Malang. Jurnal Psikologi

Purba, D. O. (2017, Agustus 8). Sebagian besar peminum alkohol di Jabodetabek

belum cukup umur. Retrieved Mei 19, 2018, from Kompas.com:

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/08/15/14125091/sebagian-

besar-peminum-alkohol-di-jabodetabek-belum-cukup-umur

Raharjo, P. G., & Marwanto, A. (2015). Pengaruh kepercayaan diri dan

konformitas teman sebaya terhadap perilaku menyontek siswa kelas xi

jurusan teknik pengelasan. Jurnal Pendidikan Vokasional Teknik Mesin,

3(4), 255-262.

Respati, W. S., Yulianto, A., & Widiana, N. (2006). Perbedaan konsep diri antara

remaja akhir yang mempersepsi pola asuh orang tua authoritarian,

permissive, dan authoritative. Jurnal Psikologi, 4(2), 119-138.

Riadi, E. (2016). Statistika penelitian (Analisis manual dan IBM SPSS).

Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Risani, A. (2016, September 02). 6 Alasan mahasiswa ikut organisasi. Retrieved

March 08, 2017, from Kompasiana:

http://www.kompasiana.com/ahmadrisani/6-alasan-mahasiswa-ikut-

organisasi_57c8fb7eb27a61463c1e17b3

Rudy, D., & Grusec, J. E. (2006). Authoritarian parenting in individualist and

collectivist groups: Associations with maternal emotion and cognition and

children's self-esteem. Journal of Family Psychology, 20(1), 68-78.

Santoso, A. (2010). Statistik untuk psikologi dari blog menjadi buku. Yogyakarta:

Penerbit Universitas Sanata Dharma.

Santrock, J. W. (2002). Life-span dDevelopment: Perkembangan masa hidup,

edisi 5, jilid I. Jakarta: Erlangga.

Santrock, J. W. (2007a). Children: Ninth edition. New York: McGrwaw-Hill.

Santrock, J. W. (2007b). Remaja, edisi kesebelas. Jakarta: Erlangga.

Santrock, J. W. (2011). Life-span development: Perkembangan masa-hidup,edisi

ketigabelas, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Sarwono, J. (2006). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Yogyakarta:

GRAHA ILMU.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Sarwono, S. W., & Meinarno, E. A. (2009). Psikologi sosial. Jakarta: Salemba

Humanika.

Sears, D. O., Freedman, J. L., & Peplau, L. A. (1991). Psikologi sosial, jilid 2.

Jakarta: Erlangga.

Shaffer, D. R., & Kipp, K. (2014). Developmental psychology:Childhood and

adolescence, 9th edition, international edition. U.S.A.: WADSWORTH

Cengage Learning.

Siregar, S. (2013). Metode penelitian kuantitatif: Dilengkapi perbandingan

perhitungan manual & SPSS. Jakarta: kencana.

Smith, R. A., & Davis, S. F. (2010). The psychologist as detective: An

introduction to conducting research in psychology: Fifth edition. Upper

Saddle River: Pearson.

Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan, kombinasi (Mixed

methods). Bandung: Alfabeta.

Supratiknya, A. (2014). Pengukuran psikologis. Yogyakarta: Universitas Sanata

Dharma.

Supratiknya, A. (2016). Kuantifikasi validitas isi dalam asesmen psikologis.

Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.

Tis'Ina, N. A., & Suroso. (2015). Pola asuh otoriter, konformitas, dan perilaku

school bullying. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia, 4(2), 153-161.

Toiskandar. (2015, April 14). Aksi saling contek warnai ujian nasional. Retrieved

Mei 21, 2018, from Okezone News:

https://news.okezone.com/read/2015/04/14/65/1133852/aksi-saling-

contek-warnai-ujian-nasional

Utomo, H., & Warsito, H. (2013). Hubungan antara frustasi dan konformitas

dengan perilaku agresi pada suporter Bonek Persebaya. Character : Jurnal

Penelitian Psikologi, 1(1).

Wulaningsih, R., & Hartini, N. (2015). Hubungan antara persepsi pola asuh

orangtua dan kontrol diri remaja terhadap perilaku merokok di pondok

pesantren. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental, 4(2), 119-126.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

LAMPIRAN 1 :

SKALA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

SKALA PADA UJI COBA PERTAMA

Perkenalkan, saya Dalupeni Widyaningrum dari Fakultas Psikologi,

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam rangka menyelesaikan tugas

akhir, saya melakukan sebuah penelitian yang memerlukan sejumlah data. Dalam

mengumpulkan data saya membutuhkan keterlibatan teman-teman untuk mengisi

kuisioner.

Data yang saya peroleh dari teman-teman akan saya gunakan untuk

kepentingan penelitian ini dengan sebaik-baiknya. Data tersebut akan sangat

berguna jika teman-teman menjawab sesuai dengan kondisi teman-teman dan

bukan berdasarkan yang baik atau buruk di masyarakat. Saya mengerti jika ada

data yang bersifat rahasia. Oleh karena itu saya akan menjaga kerahasiaan semua

data yang teman-teman berikan dan hanya akan saya gunakan dalam penelitian

saya kali ini.

Saya mengucapkan terimakasih atas kesediaan teman-teman untuk terlibat

dalam penelitian ini.

Yogyakarta, Oktober 2017

Dalupeni Widyaningrum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

LEMBAR PERSETUJUAN

Setelah saya membaca penjelasan mengenai penelitian ini, saya bersedia untuk

berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan oleh Dalupeni Widyaningrum.

Penelitian ini menggunakan kuisioner.

Jawaban yang saya berikan dalam kuisioner ini berdasarkan keadaan saya yang

sesungguhnya, tanpa pengaruh orang lain ataupun berdasarkan hal yang benar dan

salah di masyarakat.

Saya mengizinkan peneliti menggunakan jawaban-jawaban yang saya berikan

untuk kepentingan penelitian.

Menyetujui

……...., .................2017

(…………)

DATA RESPONDEN

Nama (inisial) :

Jenis Kelamin * : Laki-laki/Perempuan

Usia :

Saat ini tinggal dengan* : Ayah dan Ibu/ Ayah saja/ Ibu saja/

Lainnya:…..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

(*) coret yang tidak perlu

PETUNJUK PENGISIAN

Di bawah ini terdapat pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan

keadaan teman-teman. Bacalah setiap pernyataan yang ada dengan teliti,

kemudian berikan tanda silang (X) pada jawaban yang paling sesuai dengan diri

teman-teman pada kolom sebelah.

SS : jika teman-teman Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut

S : jika teman-teman Setuju dengan pernyataan tersebut

TS : jika teman-teman Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut

STS : jika teman-teman Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut

Jika teman-teman ingin mengganti jawaban, coret jawaban sebelumnya

kemudian berikan tanda silang pada jawaban yang dianggap benar.

Tidak ada jawaban yang benar ataupun salah. Jawablah semua pernyataan

berdasarkan keadaan teman-teman yang sesungguhnya dan jangan ada yang

terlewatkan.

No. Pernyataan Jawaban

SS S TS STS

1. Saya suka menolong orang X

2. Saya peduli terhadap lingkungan sosial X X

SKALA A

No. Pernyataan Jawaban

SS S TS STS

1 Orangtua saya terbiasa tidak menerima kabar bila

saya pulang terlambat dari yang seharusnya

2 Orangtua saya tidak peduli walaupun saya berhasil

melakukan sesuatu

3 Orangtua menetapkan aturan pada penampilan saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

4 Orangtua memerhatikan saya ketika saya sedang

sedih

5 Orangtua ingin saya melakukan sesuatu dengan

sebaik mungkin

6 Orangtua ingin saya berperilaku dengan sopan pada

siapa saja

7 Orangtua saya mendengarkan dan merespon dengan

baik saat saya bercerita mengenai keluh kesah saya

8 Orangtua saya tidak mengharuskan saya mendapat

nilai baik dalam pelajaran

9 Orangtua tidak pernah menghubungi saya untuk

meminta kabar saya

10 Orangtua menuntut saya dalam prestasi akademik

11 Orangtua mengizinkan saya berpenampilan seperti

apapun

12 Orangtua saya kurang memerhatikan saat saya

mengalami kesulitan

13 Orangtua mengabaikan saya walaupun saya sedang

sedih

14 Orangtua tidak melibatkan saya dalam diskusi

keluarga

15 Orangtua saya mengajarkan saya untuk berperilaku

sesuai dengan norma yang ada

16 Orangtua menegur saya saat saya salah

17 Orangtua saya membebaskan saya pulang pada pukul

berapa pun

18 Orangtua saya memberi hukuman dengan alasan

yang jelas

19 Orangtua menyemangati saya untuk melakukan

sesuatu dengan sungguh-sungguh

20 Orangtua mengizinkan saya mengikuti kegiatan

apapun tanpa batasan

21 Orangtua tidak menetapkan peraturan yang ketat

pada saya

22 Orangtua saya membantu saat saya mengalami

kesulitan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

23 Orangtua tidak memercayakan saya untuk

menyelesaikan masalah saya sendiri

24 Orangtua membebaskan saya dalam berperilaku

walaupun tidak sesuai norma yang ada

25 Orangtua sering menghubungi saya untuk memantau

kegiatan saya

26 Orangtua sering meluangkan waktu untuk saya

27 Orangtua meminta saya mengabari jika saya

melakukan kegiatan di luar jadwal biasanya

28 Orangtua tidak pernah menanyakan hobi saya

29 Orangtua tidak mempermasalahkan bagaimana cara

saya memperlakukan orang lain

30 Orangtua saya kurang memerhatikan hal-hal yang

saya sedang tekuni dengan sungguh-sungguh

31 Orangtua mendukung hobi yang saya sukai

32 Orangtua merawat dan memberikan perhatian lebih

saat saya sakit

33 Orangtua menegur saya bila saya pulang larut malam

34 Orangtua saya tidak mempermasalahkan bagaimana

saya melakukan suatu kegiatan

35 Orangtua mengabaikan pendapat saya

36 Orangtua jarang mendengarkan keluh kesah saya

37 Orangtua memberikan kesempatan untuk saya

berpendapat

38 Orangtua memberikan pujian saat saya berhasil

melakukan hal tertentu

39 Orangtua dan saya terbiasa melakukan diskusi untuk

menyelesaikan masalah dalam keluarga

40 Orangtua terlibat untuk menentukan kegiatan mana

yang boleh dan tidak boleh saya ikuti

41 Orangtua sibuk dengan urusannya walaupun saat

saya sedang sakit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

42 Orangtua sibuk dengan kegiatan mereka

43 Orangtua saya tidak memberikan saya kesempatan

untuk mengemukakan pendapat

44 Orangtua menetapkan peraturan dengan ketat

45 Orangtua saya tidak pernah menghukum saya

46 Orangtua mempertimbangkan pendapat yang saya

kemukakan

47 Orangtua percaya saya bisa menyelesaikan masalah

saya sendiri

48 Orangtua tidak menegur saya walaupun saya

melakukan kesalahan

SKALA B

No. Pernyataan Jawaban

SS S TS STS

1 Saya merasa bebas melakukan apapun walaupun

bertentangan dengan aturan kelompok

2 Saya hanya akan melakukan tindakan yang sesuai

dengan tujuan kelompok

3 Saya akan melakukan hal tertentu karena tuntutan

kelompok

4 Saya hanya melakukan hal yang saya sukai walaupun

sudah dipaksa melakukan hal tertentu

5 Saya nyaman menyampaikan pendapat saya

walaupun itu berarti menjadi berbeda

6 Saya biasa melakukan hal yang tidak sesuai dengan

tujuan kelompok

7 Saya terbiasa melakukan sesuatu walaupun tidak

disukai orang lain

8 Saya akan melakukan hal yang ingin dilakukan

walaupun tidak sesuai dengan orang lain

9 Saya akan melakukan suatu hal yang tidak saya sukai

demi kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

10 Saya akan menyanggah suatu keputusan bila menurut

saya tidak sesuai

11 Saya akan menyampaikan pendapat saya walaupun

teman saya tidak menyetujuinya

12 Saya biasanya membenarkan pendapat teman saya

untuk menjaga hubungan

13 Saya tidak ingin menjadi seseorang yang berbeda

dari orang lain

14 Saya akan menyampaikan pendapat saya walaupun

bertentangan dengan pendapat mayoritas

15 Saya akan melakukakan tindakan yang disukai orang

lain

16 Saya melakukan hal sesuai dengan yang orang lain

lakukan

17 Saya merasa cemas saat memiliki pendapat yang

berbeda dengan orang lain

18 Saya akan diam saat saya memiliki pendapat yang

berbeda dari kelompok

19 Saya akan mengikuti pendapat mayoritas walaupun

kurang sesuai dengan pendapat sendiri

20 Saya akan melakukan sesuatu yang sesuai dengan

aturan kelompok

21 Saya akan menghindari perilaku yang tidak sesuai

dengan aturan kelompok

22 Saya berusaha menghindari perselisihan dengan

teman saya apapun alasannya

23

Saya hanya melakukan hal yang saya ingin lakukan

walaupun tidak sesuai dengan yang diinginkan

kelompok

24 Saya tidak menjadikan aturan kelompok sebagai

batasan bagi diri saya

25

Saya akan mengikuti cara teman dalam melakukan

suatu hal karena saya memiliki hubungan baik

dengannya

26 Saya tidak mengharapkan pujian dari orang lain dari

apa yang saya kerjakan

27

Saya melakukan sesuatu dengan cara sendiri tanpa

mempertimbangkan bagaimana orang lain

melakukannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

28 Saya melakukan suatu hal agar memperoleh pujian

dari teman

29 Saya terbiasa untuk memiliki pendapat yang berbeda

dengan orang lain

30

Saya akan menyampaikan ketidaksetujuan pada

teman saya walaupun hal tersebut memengaruhi

hubungan kami

31 Saya akan mengikuti keputusan yang telah mayoritas

ambil ambil karena ada tekanan kelompok

32 Saya tidak masalah memiliki perselisihan dengan

teman selama dengan alasan yang jelas

Terimakasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

SKALA PADA UJI COBA PERTAMA BENTUK ONLINE

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

SKALA KONFORMITAS PADA UJI COBA KEDUA

PETUNJUK PENGISIAN

Di bawah ini terdapat pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan

keadaan teman-teman. Bacalah setiap pernyataan yang ada dengan teliti,

kemudian berikan tanda silang (X) pada jawaban yang paling sesuai dengan diri

teman-teman pada kolom sebelah.

SS : jika teman-teman SANGAT SETUJU dengan pernyataan tersebut

S : jika teman-teman Setuju dengan pernyataan tersebut

TS : jika teman-teman Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut

STS : jika teman-teman SANGAT TIDAK SETUJU dengan pernyataan

tersebut

Jika teman-teman ingin mengganti jawaban, coret jawaban sebelumnya

kemudian berikan tanda silang pada jawaban yang dianggap benar.

Tidak ada jawaban yang benar ataupun salah. Jawablah semua pernyataan

berdasarkan keadaan teman-teman yang sesungguhnya dan jangan ada yang

terlewatkan.

No. Pernyataan Jawaban

SS S TS STS

1. Saya suka menolong orang X

2. Saya peduli terhadap lingkungan sosial X X

No. Pernyataan Jawaban

SS S TS STS

1 Saya tetap melakukan suatu hal walaupum saya tahu

hal tersebut akan menimbulkan sanksi bagi diri saya

2 Saya akan datang ke suatu acara bersama teman-

teman agar terlihat kompak

3 Saya merasa setiap aturan dibuat dengan tujuan yang

baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

4 Saya akan melakukan hal yang tidak saya sukai jika

kelompok saya membutuhkannya

5 Saya akan menghindari perilaku yang membuat saya

berbeda dari teman-teman

6 Saya berperilaku seperti teman-teman agar diakui

oleh mereka

7 Saya tidak akan melakukan sesuatu hanya karena

teman-teman saya melakukannya

8 Saya merasa tidak ada keharusan bertindak seperti

yang orang lain lakukan

9 Saya senang jika bisa mengikuti peraturan yang ada

10 Saya biasanya aktif menyampaikan pendapat dalam

diskusi kelompok

11 Saya akan menyampaikan pendapat saya walaupun

teman saya tidak menyetujuinya

12 Saya biasanya membenarkan pendapat teman saya

untuk menjaga hubungan

13 Saya tidak ingin menjadi seseorang yang berbeda

dari orang lain

14 Saya akan menyampaikan pendapat saya walaupun

bertentangan dengan pendapat mayoritas

15 Saya melakukan hal yang tidak saya sukai karena

teman-teman saya yang lain melakukannya

16 Saya merasa senang jika melakukan suatu hal seperti

orang lain

17 Saya terbiasa mengikuti pendapat yang diberikan

orang lain

18 Saya merasa lebih nyaman menyelesaikan masalah

saya sendiri tanpa bantuan

19 Saya akan mengikuti pendapat mayoritas walaupun

kurang sesuai dengan pendapat sendiri

20 Saya merasa peraturan membatasi saya dalam

banyak hal

21 Saya memiliki pandangan negatif pada orang yang

melanggar peraturan

22 Saya merasa gelisah jika hubungan saya dengan

teman sedang tidak baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

23 Saya merasa peraturan tidak harus selalu diikuti

24 Saya tidak akan melakukan hal yang tidak saya sukai

meski kelompok memaksa saya

25 Saya hanya akan mengikuti kegiatan yang teman-

teman saya ikuti

26 Saya lebih suka mengambil keputusan sendiri tanpa

bantuan teman-teman

27 Saya akan mengikuti kegiatan yang saya sukai

walaupun teman-teman saya tidak

28 Saya biasa mendengarkan pendapat teman-teman

dalam mengambil keputusan

29 Saya terbiasa untuk memiliki pendapat yang berbeda

dengan orang lain

30

Saya akan menyampaikan pendapat saya walaupun

hal tersebut dapat memengaruhi hubungan saya

dengan teman.

31 Saya cenderung pasif dalam diskusi kelompok

32 Saya merasa baik-baik saja walaupun hubungan saya

dengan teman sedang kurang baik

33

Saya tidak akan menunggu teman saya jika hal

tersebut membuat saya terlambat datang ke suatu

acara

34

Saya merasa wajar bila pendapat yang saya

sampaikan berbeda dengan yang teman-teman

sampaikan

35 Saya akan diam saat saya memiliki pendapat yang

berbeda dari kelompok

36 Saya biasanya menghindari sanksi yang berasal dari

melanggar peraturan

37 Saya hanya melakukan hal yang saya sukai walaupun

tidak bersama teman-teman

38 Saya merasa berbeda dari orang lain adalah hal yang

baik

39 Saya lebih menyukai saat teman-teman saya

membantu dalam menyelesaikan masalah saya

40 Saya merasa wajar bila seseorang pernah melanggar

suatu aturan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

SKALA KONFORMITAS PADA UJI COBA KEDUA DALAM BENTUK

ONLINE

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

SKALA YANG DIGUNAKAN DALAM PENELITIAN

PETUNJUK PENGISIAN

Di bawah ini terdapat pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan

keadaan teman-teman. Bacalah setiap pernyataan yang ada dengan teliti,

kemudian berikan tanda silang (X) pada jawaban yang paling sesuai dengan diri

teman-teman pada kolom sebelah.

SS : jika teman-teman SANGAT SETUJU dengan pernyataan tersebut

S : jika teman-teman Setuju dengan pernyataan tersebut

TS : jika teman-teman Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut

STS : jika teman-teman SANGAT TIDAK SETUJU dengan pernyataan

tersebut

Jika teman-teman ingin mengganti jawaban, coret jawaban sebelumnya

kemudian berikan tanda silang pada jawaban yang dianggap benar.

Tidak ada jawaban yang benar ataupun salah. Jawablah semua pernyataan

berdasarkan keadaan teman-teman yang sesungguhnya dan jangan ada yang

terlewatkan.

No. Pernyataan Jawaban

SS S TS STS

1. Saya suka menolong orang X

2. Saya peduli terhadap lingkungan sosial X X

SKALA A

No. Pernyataan Jawaban

SS S TS STS

1 Orangtua saya terbiasa tidak menerima kabar bila

saya pulang terlambat dari yang seharusnya

2 Orangtua saya tidak peduli walaupun saya berhasil

melakukan sesuatu

3

Orangtua saya mendengarkan dan merespon

dengan baik saat saya bercerita mengenai keluh

kesah saya

4 Orangtua saya kurang memerhatikan saat saya

mengalami kesulitan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

5 Orangtua saya mengajarkan saya untuk

berperilaku sesuai dengan norma yang ada

6 Orangtua menegur saya saat saya salah

7 Orangtua saya membebaskan saya pulang pada

pukul berapa pun

8 Orangtua saya memberi hukuman dengan alasan

yang jelas

9 Orangtua menyemangati saya untuk melakukan

sesuatu dengan sungguh-sungguh

10 Orangtua saya membantu saat saya mengalami

kesulitan

11 Orangtua tidak memercayakan saya untuk

menyelesaikan masalah saya sendiri

12 Orangtua membebaskan saya dalam berperilaku

walaupun tidak sesuai norma yang ada

13 Orangtua sering menghubungi saya untuk

memantau kegiatan saya

14 Orangtua sering meluangkan waktu untuk saya

15 Orangtua meminta saya mengabari jika saya

melakukan kegiatan di luar jadwal biasanya

16 Orangtua tidak mempermasalahkan bagaimana

cara saya memperlakukan orang lain

17 Orangtua saya kurang memerhatikan hal-hal yang

saya sedang tekuni dengan sungguh-sungguh

18 Orangtua merawat dan memberikan perhatian

lebih saat saya sakit

19 Orangtua saya tidak mempermasalahkan

bagaimana saya melakukan suatu kegiatan

20 Orangtua mengabaikan pendapat saya

21 Orangtua jarang mendengarkan keluh kesah saya

22 Orangtua memberikan kesempatan untuk saya

berpendapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

23 Orangtua dan saya terbiasa melakukan diskusi

untuk menyelesaikan masalah dalam keluarga

24 Orangtua terllibat untuk menentukan kegiatan

mana yang boleh dan tidak boleh saya ikuti

25 Orangtua saya tidak pernah menghukum saya

26 Orangtua tidak menegur saya walaupun saya

melakukan kesalahan

SKALA B

No. Pernyataan Jawaban

SS S TS STS

1 Saya merasa setiap aturan dibuat dengan tujuan

yang baik

2 Saya akan melakukan hal yang tidak saya sukai

jika kelompok saya membutuhkannya

3 Saya biasanya membenarkan pendapat teman saya

untuk menjaga hubungan

4 Saya tidak ingin menjadi seseorang yang berbeda

dari orang lain

5 Saya melakukan hal yang tidak saya sukai karena

teman-teman saya yang lain melakukannya

6 Saya merasa senang jika melakukan suatu hal

seperti orang lain

7 Saya tidak akan melakukan hal yang tidak saya

sukai meski kelompok memaksa saya

8 Saya akan mengikuti kegiatan yang saya sukai

walaupun teman-teman saya tidak

9

Saya akan menyampaikan pendapat saya

walaupun hal tersebut dapat memengaruhi

hubungan saya dengan teman.

10

Saya merasa wajar bila pendapat yang saya

sampaikan berbeda dengan yang teman-teman

sampaikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

11 Saya akan diam saat saya memiliki pendapat yang

berbeda dari kelompok

12 Saya hanya melakukan hal yang saya sukai

walaupun tidak bersama teman-teman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

SKALA PENELITIAN BENTUK ONLINE

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

LAMPIRAN 2 :

HASIL VALIDITAS

DENGAN INDEKS

VALIDITAS ISI (IVI)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

HASIL VALIDITAS SKALA PERSEPSI POLA ASUH

No. Aspek Indikator Variasi

Sikap Aitem J1 J2 J3 J4 J5 J6 J7 J8 J9 J10 Skor

1

Penerimaan/

responsifitas

(Penerimaan/

responsifitas

dapat

ditunjukkan

dengan

dukungan dan

juga respon

terhadap

kebutuhan

anak.)

Responsif

(Orangtua

merespon

kebutuhan

anak, dapat

ditunjukkan

dengan

senyuman

atau

pemberian

hadiah)

Fav

Orangtua merawat dan

memberikan perhatian lebih

saat saya sakit

4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 1

2 Unfav

Orangtua sibuk dengan

urusannya walaupun saat

saya sedang sakit

4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 1

3 Fav Orangtua sering meluangkan

waktu untuk saya 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 1

4 Unfav Orangtua sibuk dengan

kegiatan mereka 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 1

5 Fav Orangtua memerhatikan saya

ketika saya sedang sedih 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 0.9

6 Unfav Orangtua mengabaikan saya

walaupun saya sedang sedih 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 1

7 Fav

Orangtua saya

mendengarkan dan merespon

dengan baik saat saya

bercerita mengenai keluh

kesah saya

4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 1

8 Unfav Orangtua jarang

mendengarkan keluh kesah 4 4 3 4 4 3 2 4 3 4 0.9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

saya

9 Dukungan

(Orangtua

biasanya

hangat dan

membuat

anak merasa

nyaman.)

Fav Orangtua mendukung hobi

yang saya sukai 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1

10 Unfav Orangtua tidak pernah

menanyakan hobi saya 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 1

11 Fav

Orangtua saya membantu

saat saya mengalami

kesulitan

4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 1

12 Unfav

Orangtua saya kurang

memerhatikan saat saya

mengalami kesulitan

4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 1

13 Fav

Orangtua menyemangati

saya untuk melakukan

sesuatu dengan sungguh-

sungguh

4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 1

14 Unfav

Orangtua saya kurang

memerhatikan hal-hal yang

saya sedang tekuni dengan

sungguh-sungguh

4 4 3 3 4 3 2 3 3 4 0.9

15 Fav

Orangtua memberikan pujian

saat saya berhasil melakukan

hal tertentu

4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1

16 Unfav

Orangtua saya tidak peduli

walaupun saya berhasil

melakukan sesuatu

4 4 4 2 3 3 2 4 3 4 0.8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

17

Penerimaan

(Orangtua

menunjukkan

perilaku yang

menerima

keadaan

anak.)

Fav

Orangtua memberikan

kesempatan untuk saya

berpendapat

4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1

18 Unfav

Orangtua saya tidak

memberikan saya

kesempatan untuk

mengemukakan pendapat

4 4 4 4 4 2 2 3 4 4 0.8

19 Fav

Orangtua percaya saya bisa

menyelesaikan masalah saya

sendiri

4 4 4 3 4 2 4 2 3 4 0.8

20 Unfav

Orangtua tidak

memercayakan saya untuk

menyelesaikan masalah saya

sendiri

4 4 4 3 3 2 4 2 3 4 0.8

21 Fav

Orangtua

mempertimbangkan

pendapat yang saya

kemukakan

4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 0.9

22 Unfav Orangtua mengabaikan

pendapat saya 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 1

23 Fav

Orangtua dan saya terbiasa

melakukan diskusi untuk

menyelesaikan masalah

dalam keluarga

4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 0.9

24 Unfav Orangtua tidak melibatkan

saya dalam diskusi keluarga 4 4 4 4 4 3 2 2 4 4 0.8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

25 Tuntutan/

kontrol

(Dengan

adanya

tuntutan dan

kontrol anak

menjadi tidak

bebas

melakukan

hal yang ia

inginkan.)

Membatasi/

mengontrol

(Kontrol

biasanya

berupa

pengendalian

serta

pengawasan

terhadap

perilaku anak

.)

Fav Orangtua menetapkan

peraturan dengan ketat 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 1

26 Unfav

Orangtua tidak menetapkan

peraturan yang ketat pada

saya

3 4 4 3 4 2 2 4 3 4 0.8

27 Fav Orangtua menegur saya saat

saya salah 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 1

28 Unfav

Orangtua tidak menegur saya

walaupun saya melakukan

kesalahan

4 4 3 4 4 2 2 4 4 4 0.8

29 Fav

Orangtua terlibat untuk

menentukan kegiatan mana

yang boleh dan tidak boleh

saya ikuti

4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 1

30 Unfav

Orangtua mengizinkan saya

mengikuti kegiatan apapun

tanpa batasan

4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 1

31 Fav

Orangtua saya memberi

hukuman dengan alasan yang

jelas

4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 1

32 Unfav Orangtua saya tidak pernah

menghukum saya 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 1

33 Fav Orangtua menegur saya bila

saya pulang larut malam 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1

34 Unfav

Orangtua saya membebaskan

saya pulang pada pukul

berapa pun

3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

35 Fav

Orangtua sering

menghubungi saya untuk

memantau kegiatan saya

4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 1

36 Unfav

Orangtua tidak pernah

menghubungi saya untuk

meminta kabar saya

4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 0.9

37 Fav

Orangtua meminta saya

mengabari jika saya

melakukan kegiatan di luar

jadwal biasanya

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1

38 Unfav

Orangtua saya terbiasa tidak

menerima kabar bila saya

pulang terlambat dari yang

seharusnya

4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1

39 Fav Orangtua menetapkan aturan

pada penampilan saya 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1

40 Unfav

Orangtua mengizinkan saya

berpenampilan seperti

apapun

3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 1

41

Menuntut

(Orangtua

memberikan

tuntutan pada

hal yang

anak

lakukan.)

Fav

Orangtua ingin saya

melakukan sesuatu dengan

sebaik mungkin

4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 1

42 Unfav

Orangtua saya tidak

mempermasalahkan

bagaimana saya melakukan

suatu kegiatan

4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

43 Fav Orangtua menuntut saya

dalam prestasi akademik 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 1

44 Unfav

Orangtua saya tidak

mengharuskan saya

mendapat nilai baik dalam

pelajaran

4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 1

45 Fav

Orangtua ingin saya

berperilaku dengan sopan

pada siapa saja

4 4 3 4 4 4 4 2 3 4 0.9

46 Unfav

Orangtua tidak

mempermasalahkan

bagaimana cara saya

memperlakukan orang lain

3 4 3 4 3 3 3 2 3 4 0.9

47 Fav

Orangtua saya mengajarkan

saya untuk berperilaku sesuai

dengan norma yang ada

3 4 2 4 3 3 4 3 3 4 0.9

48 Unfav

Orangtua membebaskan saya

dalam berperilaku walaupun

tidak sesuai norma yang ada

4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 1

Skor Total

0.95

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

HASIL VALIDITAS SKALA KONFOREMITAS (1)

No. Aspek Indikator Variasi

Sikap Aitem J1 J2 J3 J4 J5 J6 J7 J8 J9 J10 Skor

1 Kekompakan

(Kekompakan

merupakan

kekuatan dari

sebuah

kelompok. Hal

ini dapat

memengaruhi

seseorang

untuk tetap

berada dalam

suatu

kelompok.)

Keseragaman

perilaku

(Kekompakan

dapat

ditnjukkan

dengan

perilaku yang

serupa.)

Fav

Saya melakukan hal sesuai dengan

yang orang lain lakukan 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 0.9

2

Unfav

Saya akan melakukan hal yang ingin

dilakukan walaupun tidak sesuai

dengan orang lain 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 1

3 Fav

Saya akan melakukakan tindakan yang

disukai orang lain 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 0.9

4 Unfav

Saya terbiasa melakukan sesuatu

walaupun tidak disukai orang lain 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 1

5

Fav

Saya merasa cemas saat memiliki

pendapat yang berbeda dengan orang

lain 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 0.9

6 Unfav

Saya terbiasa untuk memiliki pendapat

yang berbeda dengan orang lain 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 1

7 Fav

Saya hanya akan melakukan tindakan

yang sesuai dengan tujuan kelompok 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 1

8 Unfav

Saya biasa melakukan hal yang tidak

sesuai dengan tujuan kelompok 4 4 4 4 3 3 2 4 3 3 0.8

9 Menjaga

hubungan baik Fav

Saya melakukan suatu hal agar

memperoleh pujian dari teman 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 0.9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

10 dengan teman

(Hubungan

remaja yang

baik dengan

kelompoknya

menyebabkan

perasaan suka

terhadap

anggota

kelompoknya.)

Unfav

Saya tidak mengharapkan pujian dari

orang lain dari apa yang saya kerjakan 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 1

11

Fav

Saya berusaha menghindari

perselisihan dengan teman saya apapun

alasannya 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1

12

Unfav

Saya tidak masalah memiliki

perselisihan dengan teman selama

dengan alasan yang jelas 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 0.9

13 Fav

Saya biasanya membenarkan pendapat

teman saya untuk menjaga hubungan 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 0.9

14

Unfav

Saya akan menyampaikan

ketidaksetujuan pada teman saya

walaupun hal tersebut memengaruhi

hubungan kami 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 0.9

15

Fav

Saya akan mengikuti cara teman dalam

melakukan suatu hal karena saya

memiliki hubungan baik dengannya 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 0.9

16

Unfav

Saya melakukan sesuatu dengan cara

sendiri tanpa mempertimbangkan

bagaimana orang lain melakukannya 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 0.9

17 Kesepakatan

(Tekanan

kelompok

menyebabkan

seseorang

menyesuaikan

diri dengan

Menyesuaikan

diri

(Seseorang

menyesuaikan

diri dengan

pendapat

kelompok.)

Fav Saya akan diam saat saya memiliki

pendapat yang berbeda dari kelompok 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 0.9

18 Unfav

Saya akan menyampaikan pendapat

saya walaupun teman saya tidak

menyetujuinya 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 1

19 Fav

Saya akan mengikuti pendapat

mayoritas walaupun kurang sesuai 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

pendapat

kelompok

tersebut.)

dengan pendapat sendiri

20

Unfav

Saya akan menyampaikan pendapat

saya walaupun bertentangan dengan

pendapat mayoritas 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1

21

Fav

Saya akan mengikuti keputusan yang

telah mayoritas ambil karena ada

tekanan kelompok 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 0.9

22

Unfav

Saya akan menyanggah suatu

keputusan bila menurut saya tidak

sesuai 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 1

23 Fav

Saya tidak ingin menjadi seseorang

yang berbeda dari orang lain 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 0.9

24

Unfav

Saya nyaman menyampaikan pendapat

saya walaupun itu berarti menjadi

berbeda 4 4 2 4 4 4 4 3 3 3 0.9

25 Ketaatan

(Tekanan yang

ada dalam

kelompok

menyebabkan

seseorang mau

melakukan hal

tertentu,

walaupun ia

sendiri tidak

Taat pada

aturan/tuntutan

yang ada

(Seseorang

mau

melakukan hal

tertentu

walaupun tidak

menyukainya.)

Fav

Saya akan melakukan suatu hal yang

tidak saya sukai demi kelompok 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 0.9

26

Unfav

Saya hanya melakukan hal yang saya

ingin lakukan walaupun tidak sesuai

dengan yang diinginkan kelompok 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 0.9

27 Fav

Saya akan melakukan hal tertentu

karena tuntutan kelompok 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 1

28

Unfav

Saya hanya melakukan hal yang saya

sukai walaupun sudah dipaksa

melakukan hal tertentu 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 0.9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

29 menyukainya.)

Fav

Saya akan melakukan sesuatu yang

sesuai dengan aturan kelompok 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1

30

Unfav

Saya tidak menjadikan aturan

kelompok sebagai batasan bagi diri

saya 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 0.9

31 Fav

Saya akan menghindari perilaku yang

tidak sesuai dengan aturan kelompok 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 1

32

Unfav

Saya merasa bebas melakukan apapun

walaupun bertentangan dengan aturan

kelompok 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 0.9

Skor Total 0.94

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141

HASIL VALIDITAS SKALA KONFOREMITAS (2)

No. Aspek Indikator Variasi

Sikap Aitem Judgement Skor

1

Kekompakan

(Kekompakan

merupakan

kekuatan dari

sebuah

kelompok. Hal

ini dapat

memengaruhi

seseorang untuk

tetap berada

dalam suatu

kelompok.)

Keseragaman

perilaku

(Kekompakan

dapat

ditnjukkan

dengan

perilaku yang

serupa.)

Fav

Saya merasa senang

jika melakukan suatu

hal seperti orang lain

3 1

2

Unfav

Saya merasa tidak ada

keharusan bertindak

seperti yang orang

lain lakukan

3 1

3

Fav

Saya melakukan hal

yang tidak saya sukai

karena teman-teman

saya yang lain

melakukannya

3 1

4

Unfav

Saya tidak akan

melakukan sesuatu

hanya karena teman-

teman saya

melakukannya

3 1

5

Fav

Saya terbiasa

mengikuti pendapat

yang diberikan orang

lain

3 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

6

Unfav

Saya terbiasa untuk

memiliki pendapat

yang berbeda dengan

orang lain

4 1

7

Fav

Saya akan datang ke

suatu acara bersama

teman-teman agar

terlihat kompak

3 1

8

Unfav

Saya tidak akan

menunggu teman saya

jika hal tersebut

membuat saya

terlambat datang ke

suatu acara

3 1

9

Fav

Saya berperilaku

seperti teman-teman

agar diakui oleh

mereka

3 1

10

Unfav

Saya hanya

melakukan hal yang

saya sukai walaupun

tidak bersama teman-

teman

3 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

11

Menjaga

hubungan baik

dengan teman

(Hubungan

remaja yang

baik dengan

kelompoknya

menyebabkan

perasaan suka

terhadap

anggota

kelompoknya.)

Fav

Saya biasa

mendengarkan

pendapat teman-

teman dalam

mengambil keputusan

3 1

12

Unfav

Saya lebih suka

mengambil keputusan

sendiri tanpa bantuan

teman-teman

3 1

13

Fav

Saya merasa gelisah

jika hubungan saya

dengan teman sedang

tidak baik

3 1

14

Unfav

Saya merasa baik-

baik saja walaupun

hubungan saya

dengan teman sedang

kurang baik

3 1

15

Fav

Saya biasanya

membenarkan

pendapat teman saya

untuk menjaga

hubungan

4 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

16

Unfav

Saya akan

menyampaikan

pendapat saya

walaupun hal tersebut

dapat memengaruhi

hubungan saya

dengan teman.

4 1

17

Fav

Saya hanya akan

mengikuti kegiatan

yang teman-teman

saya ikuti

4 1

18

Unfav

Saya akan mengikuti

kegiatan yang saya

sukai walaupun

teman-teman saya

tidak

4 1

19

Fav

Saya lebih menyukai

saat teman-teman

saya membantu dalam

menyelesaikan

masalah saya

4 1

20

Unfav

Saya merasa lebih

nyaman

menyelesaikan

masalah saya sendiri

tanpa bantuan

4 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145

21

Kesepakatan

(Tekanan

kelompok

menyebabkan

seseorang

menyesuaikan

diri dengan

pendapat

kelompok

tersebut.)

Menyesuaikan

diri

(Seseorang

menyesuaikan

diri dengan

pendapat

kelompok.)

Fav

Saya akan diam saat

saya memiliki

pendapat yang

berbeda dari

kelompok

4 1

22 Unfav

Saya akan

menyampaikan

pendapat saya

walaupun teman saya

tidak menyetujuinya

4 1

23

Fav

Saya akan mengikuti

pendapat mayoritas

walaupun kurang

sesuai dengan

pendapat sendiri

4 1

24

Unfav

Saya akan

menyampaikan

pendapat saya

walaupun

bertentangan dengan

pendapat mayoritas

4 1

25

Fav

Saya cenderung pasif

dalam diskusi

kelompok

3 1

26

Unfav

Saya biasanya aktif

menyampaikan

pendapat dalam

diskusi kelompok

3 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146

27

Fav

Saya tidak ingin

menjadi seseorang

yang berbeda dari

orang lain

4 1

28

Unfav

Saya merasa berbeda

dari orang lain adalah

hal yang baik

3 1

29

Fav

Saya akan

menghindari perilaku

yang membuat saya

berbeda dari teman-

teman

3 1

30

Unfav

Saya merasa wajar

bila pendapat yang

saya sampaikan

berbeda dengan yang

teman-teman

sampaikan

3 1

31

Ketaatan

(Tekanan yang

ada dalam

kelompok

menyebabkan

seseorang mau

melakukan hal

tertentu,

walaupun ia

Taat pada

aturan/tuntutan

yang ada

(Seseorang

mau

melakukan hal

tertentu

walaupun

tidak

Fav

Saya senang jika bisa

mengikuti peraturan

yang ada

3 1

32

Unfav

Saya merasa

peraturan tidak harus

selalu diikuti

3 1

33

Fav

Saya merasa setiap

aturan dibuat dengan

tujuan yang baik

3 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147

34

sendiri tidak

menyukainya.)

menyukainya.)

Unfav

Saya merasa

peraturan membatasi

saya dalam banyak

hal

3 1

35

Fav

Saya akan melakukan

hal yang tidak saya

sukai jika kelompok

saya

membutuhkannya

3 1

36

Unfav

Saya tidak akan

melakukan hal yang

tidak saya sukai

meski kelompok

memaksa saya

3 1

37

Fav

Saya memiliki

pandangan negatif

pada orang yang

melanggar peraturan

3 1

38

Unfav

Saya merasa wajar

bila seseorang pernah

melanggar suatu

aturan

3 1

39

Fav

Saya biasanya

menghindari sanksi

yang berasal dari

melanggar peraturan

3 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148

40

Unfav

Saya tetap melakukan

suatu hal walaupum

saya tahuhal tersebut

akan menimbulkan

sanksi bagi diri saya

3 1

Skor Total 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149

LAMPIRAN 3 :

HASIL RELIABILITAS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150

RELIABILITAS SKALA PERSEPSI POLA ASUH ORANGTUA (UJI

COBA)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 42 100.0

Excludeda 0 .0

Total 42 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.884 48

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

p1 145.2766 163.117 .454 .880

p2 145.1064 162.967 .621 .878

p3 145.5957 173.333 .013 .887

p4 145.3404 164.577 .529 .880

p5 144.7021 172.301 .112 .885

p6 144.5106 172.777 .105 .885

p7 145.1915 162.854 .575 .879

p8 145.8511 170.651 .110 .887

p9 144.8085 169.680 .281 .883

p10 145.7234 174.422 -.051 .888

p11 145.6809 172.439 .056 .886

p12 145.2553 161.238 .671 .877

p13 145.2340 164.748 .512 .880

p14 145.2553 163.238 .457 .880

p15 144.7872 169.736 .304 .883

p16 144.6809 170.265 .278 .883

p17 145.0426 167.042 .314 .883

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151

p18 145.4043 165.898 .365 .882

p19 144.9362 163.365 .555 .879

p20 145.7872 176.258 -.135 .890

p21 145.8298 173.623 -.016 .888

p22 145.1702 163.579 .698 .878

p23 145.6170 166.241 .413 .881

p24 144.9574 163.476 .526 .879

p25 145.2553 167.716 .344 .882

p26 145.2553 162.890 .606 .878

p27 144.8085 163.636 .627 .878

p28 145.3191 167.613 .291 .883

p29 145.0426 165.216 .523 .880

p30 145.4468 162.079 .563 .879

p31 145.0638 170.757 .176 .884

p32 144.7872 163.084 .627 .878

p33 144.7660 171.792 .133 .885

p34 145.8723 165.766 .437 .881

p35 145.3191 163.396 .586 .879

p36 145.5745 165.337 .343 .882

p37 145.2340 161.835 .625 .878

p38 145.1702 165.492 .493 .880

p39 145.2553 161.716 .644 .878

p40 145.1915 166.680 .382 .882

p41 145.1702 165.101 .465 .880

p42 145.4468 166.600 .363 .882

p43 145.2340 167.444 .290 .883

p44 145.9362 177.322 -.180 .891

p45 145.4894 168.212 .255 .884

p46 145.3404 166.186 .489 .880

p47 145.2979 172.562 .069 .886

p48 144.9787 169.630 .252 .883

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152

RELIABILITAS SKALA KONFORMITAS (UJI COBA 1)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 42 100.0

Excludeda 0 .0

Total 42 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach’s

Alpha

N of Items

.559 32

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach’s

Alpha if Item

Deleted

p1 77.7447 29.194 -.221 .589

p2 77.9149 27.775 .013 .564

p3 77.8936 26.228 .303 .536

p4 78.3830 28.328 -.088 .578

p5 78.6809 25.352 .333 .527

p6 77.9787 27.152 .120 .554

p7 78.0851 28.601 -.127 .585

p8 78.4681 27.211 .103 .556

p9 78.1064 26.575 .144 .551

p10 78.8298 27.840 -.024 .572

p11 78.8511 25.695 .313 .531

p12 78.1489 25.782 .266 .536

p13 78.6383 24.019 .550 .498

p14 78.6383 24.671 .420 .514

p15 78.0426 27.433 .033 .565

p16 78.3404 26.925 .129 .553

p17 78.4255 26.250 .222 .542

p18 78.4894 25.951 .256 .537

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153

p19 78.2553 24.933 .402 .518

p20 77.8298 27.796 .084 .557

p21 77.8298 26.927 .159 .550

p22 77.7447 26.759 .142 .552

p23 78.0000 29.043 -.208 .584

p24 78.5319 26.733 .120 .555

p25 78.3191 25.918 .251 .538

p26 78.5745 26.685 .174 .548

p27 78.3404 27.229 .094 .557

p28 78.8298 26.840 .157 .550

p29 78.3191 25.265 .348 .525

p30 78.6170 27.633 .019 .565

p31 78.2128 27.693 .012 .566

p32 78.6596 26.795 .107 .556

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

154

REALIBILITAS SKALA KONFORMITAS (UJI COBA 2)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 49 100.0

Excludeda 0 .0

Total 49 100.0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.680 40

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

p1 89.8367 65.056 .079 .681

p2 89.5306 65.004 .108 .679

p3 89.8367 59.931 .450 .655

p4 90.4490 59.419 .585 .648

p5 90.0204 62.687 .217 .672

p6 90.6735 62.974 .247 .670

p7 90.7551 64.730 .098 .680

p8 91.0000 63.833 .207 .673

p9 89.2041 66.374 -.022 .686

p10 90.8367 65.598 .056 .681

p11 90.8367 63.181 .284 .669

p12 89.9388 63.392 .183 .675

p13 90.1633 60.223 .513 .653

p14 90.6327 62.696 .312 .667

p15 90.5714 61.500 .373 .662

p16 90.0612 61.642 .329 .664

p17 90.0000 63.625 .191 .674

p18 90.4898 66.630 -.059 .692

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

155

p19 89.8163 61.736 .369 .663

p20 90.1837 64.820 .078 .682

p21 89.6735 68.266 -.180 .699

p22 88.9796 68.520 -.231 .696

p23 90.1224 67.776 -.140 .697

p24 90.4286 59.625 .581 .649

p25 90.5306 64.629 .116 .679

p26 90.0612 62.559 .268 .669

p27 90.8571 62.500 .347 .665

p28 89.4490 66.294 -.018 .686

p29 90.5510 62.503 .367 .665

p30 90.5510 62.628 .354 .665

p31 90.5714 63.792 .160 .676

p32 89.5714 67.958 -.148 .701

p33 90.1837 64.445 .106 .680

p34 90.8980 63.385 .343 .668

p35 90.4694 61.754 .360 .663

p36 89.8163 65.070 .048 .685

p37 90.5510 62.294 .345 .665

p38 90.4286 61.250 .408 .660

p39 89.5510 65.169 .074 .681

p40 90.6122 65.701 .026 .684

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

156

REALIBILITAS SKALA POLA ASUH (PENELITIAN)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 42 100.0

Excludeda 0 .0

Total 42 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of

Items

.902 26

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

p7 78.7660 87.531 .588 .897

p1 78.8511 88.434 .416 .901

p26 78.8298 87.623 .615 .896

p32 78.3617 88.019 .616 .896

p36 79.1489 88.782 .383 .902

p19 78.5106 87.342 .612 .896

p22 78.7447 88.107 .715 .895

p2 78.6809 88.265 .582 .897

p12 78.8298 86.318 .687 .894

p30 79.0213 85.934 .647 .895

p37 78.8085 86.680 .647 .895

p39 78.8298 87.275 .612 .896

p23 79.1915 90.028 .425 .900

p35 78.8936 87.097 .670 .895

p16 78.2553 93.064 .292 .902

p18 78.9787 89.673 .380 .901

p25 78.8298 91.710 .308 .902

p27 78.3830 88.328 .624 .896

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

157

p40 78.7660 91.488 .305 .902

p17 78.6170 91.372 .270 .904

p45 79.0638 90.974 .297 .903

p48 78.5532 91.818 .328 .902

p15 78.3617 93.497 .231 .903

p24 78.5319 88.211 .521 .898

p29 78.6170 89.024 .560 .897

p34 79.4468 89.948 .428 .900

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

158

REALIBILITAS SKALA KONFORMITAS (PENELITIAN)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 49 100.0

Excludeda 0 .0

Total 49 100.0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.824 12

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

p3 22.8980 20.760 .602 .799

p4 23.5102 21.755 .562 .804

p13 23.2245 21.136 .666 .795

p15 23.6327 22.279 .453 .813

p16 23.1224 22.110 .434 .815

p24 23.4898 22.172 .511 .808

p27 23.9184 22.910 .441 .814

p30 23.6122 23.784 .317 .823

p34 23.9592 24.415 .274 .825

p35 23.5306 21.796 .540 .806

p37 23.6122 22.784 .433 .814

p12 23.0000 21.708 .474 .812

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

159

LAMPIRAN 4 :

SURAT KETERANGAN

MELAKUAKAN

PENELITIAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Scanned by CamScanner

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI