hubungan antara self-efficacy dengan ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan...

60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Skripsi Dalam Rangka Penyusunan Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Pendidikan Strata I Psikologi oleh: Noor Fitriana Annisa Putri G 0107068 Pembimbing: 1. Dra. Sri Wiyanti, M. Si. 2. Aditya Nanda Priyatama, S. Psi., M. Si. PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: ngonhu

Post on 16-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI

AKADEMIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Skripsi

Dalam Rangka Penyusunan Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Program Pendidikan Strata I Psikologi

oleh:

Noor Fitriana Annisa Putri

G 0107068

Pembimbing:

1. Dra. Sri Wiyanti, M. Si.

2. Aditya Nanda Priyatama, S. Psi., M. Si.

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara

tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Jika terdapat

hal-hal yang tidak sesuai dengan ini, maka saya bersedia derajat kesarjanaan saya

dicabut.

Surakarta, Juli 2012

Noor Fitriana Annisa Putri

Page 3: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul : Hubungan antara Self-efficacy dengan Prokrastinasi

Akademik pada Mahasiswa Program Studi Psikologi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Nama Peneliti : Noor Fitriana Annisa Putri

NIM : G 0107068

Tahun : 2012

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Pembimbing dan Penguji Skripsi

Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret pada:

Hari : ..... ........................

Tanggal : .............................

Pembimbing I

Dra. Sri Wiyanti, M.Si.

NIP. 195208141984032001

Pembimbing II

Aditya Nanda Priyatama, S.Psi., M. Si.

NIP. 197810222005011002

Koordinator Skripsi

Rin Widya Agustin, M.Psi.

NIP. 197608172005012002

Page 4: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul:

Hubungan antara Self-efficacy dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa

Program Studi Psikologi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Noor Fitriana Annisa Putri, G 0107068, Tahun 2012

Telah diuji dan disahkan oleh Pembimbing dan Penguji Skripsi

Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret pada:

Hari :

Tanggal :

1. Ketua Sidang

Dra. Sri Wiyanti, M.Si.

NIP. 195208141984032001

2. Sekretaris

Aditya Nanda Priyatama, S.Psi., M. Si.

NIP. 197810222005011002

3. Anggota I

Drs. Thulus Hidayat, SU., MA.

NIP. 130250480

4. Anggota II

Dra. Tuti Hardjajani, M.Si.

NIP. 195012161979032001

( )

( )

( )

( )

Surakarta,

Ketua Program Studi Psikologi,

Drs. Hardjono, M.Si.

NIP. 195901191989031002

Koordinator Skripsi,

Rin Widya Agustin, M.Psi.

NIP.197608172005012002

Page 5: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

HALAMAN MOTTO

Tidak ada harga atas waktu, tapi waktu sangat berharga. Memiliki waktu

tidak menjadikan seseorang kaya, tetapi menggunakannya dengan baik adalah

sumber dari semua kekayaan.

Mario Teguh

Cara untuk menjadi di depan adalah memulai sekarang. Jika memulai

sekarang, tahun depan Anda akan tahu banyak hal yang sekarang

tidak diketahui, dan Anda tak akan mengetahui masa depan

jika Anda menunggu-nunggu.

William Feather

Page 6: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

Persembahan

Karya ini dipersembahkan kepada:

Orangtuaku yang selalu mendoakan dan melakukan yang terbaik untukku.

Kakakku, dan keluarga besar yang selalu mendukungku.

Seluruh guru dan pembimbing yang telah memberikan ilmunya.

Sahabat-sahabatku yang memberi warna dalam hidupku.

Almamaterku tercinta

Page 7: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

limpahan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang

berjudul “Hubungan antara Self-efficacy dengan Prokrastinasi Akademik

pada Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Sebelas Maret

Surakarta” dengan baik dan lancar. Satu hal yang penulis sadari, bahwa karya ini

dapat terselesaikan juga karena bantuan dari berbagai pihak. Rasa terima kasih

sudah sepantasnya disampaikan dengan hati yang tulus kepada segenap pihak atas

segala partisipasinya dalam pelaksanaan dan penyelesaian karya ini. Untuk itu

dengan kerendahan hati, diucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM, selaku

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang

memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi.

2. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian skripsi.

3. Ibu Dra. Sri Wiyanti, M.Si., selaku dosen pembimbing I, yang telah

meluangkan waktu di sela-sela kesibukannya untuk memberikan arahan,

bimbingan, dan masukan yang sangat bermanfaat bagi penyelesaian skripsi

ini, serta terimakasih untuk semangat dan motivasi yang telah ibu berikan

selama proses penyusunan skripsi.

Page 8: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

4. Bapak Aditya Nanda Priyatama, S.Psi., M. Si., selaku dosen pembimbing II,

yang telah meluangkan waktu dengan sabar memberikan bimbingan, bantuan,

masukan, dan ilmu yang bermanfaat bagi penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Drs. Thulus Hidayat, SU., MA. yang telah berkenan menjadi dosen

penguji I dan memberikan kritik dan saran bagi penyelesaian skripsi ini.

6. Ibu Dra. Tuti Hardjajani, M.Si. yang telah berkenan menjadi dosen penguji II

dan memberi masukan yang bermanfaat bagi penyelesaian skripsi ini.

7. Ibu Rin Widya Agustin, M.Psi. selaku Koordinator Skripsi yang telah

memberikan bantuan dan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

8. Bapak Arista Adi Nugroho, S.Psi., M.M. selaku pembimbing akademik yang

telah memberikan arahan dan motivasi selama penulis menempuh studi.

9. Seluruh staf pengajar di Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta atas segala ilmu yang sangat berharga

selama penulis menempuh studi.

10. Staf tata usaha (Mas Dhimas dan Mas Rian), staf perpustakaan (Mbak Ana),

dan seluruh pegawai (Bu Jan, Pak dan Buk No, Mas Aan.) di Program Studi

Psikologi atas segala dukungan dan bantuannya selama ini.

11. Orang tuaku tercinta, Bapak Joko Slameto dan Almh Ibu Siti Farida, atas

segala cinta kasih, doa, dukungan, motivasi dan pengorbanan yang tiada

hentinya sehingga membuatku bersemangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga karya ini bisa membuat Bapak dan Ibu bangga.

Page 9: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

12. Kakakku tersayang Muhammad Arief Bonis Saputra yang telah memberikan

motivasi, dukungan, dan semangat dalam penyusunan skripsi ini.

13. Seluruh mahasiswa Program Studi Psikologi angkatan 2008, 2009, dan 2010

atas bantuan, kesediaan, dan kerjasamanya untuk membantu penulis dalam

penelitian.

14. Sahabat-sahabatku tersayang, Retno Dewi Utami, Rifa Kurnia, Nurwidya

Rahmawati, Nurul Azizah, Ayu Yulita, Jessica Sebayang, Aan Nurfitriana

dan Paulus Herry atas segala tawa, tangis, canda, bantuan, dukungan, dan

semangatnya selama ini. Semoga persahabatan kita kekal selamanya. Aku

sayang kalian semua.

15. Sesha, Sandi, Icha, Pipit, Tegar, Hertin, Yunita, Rarat, Yuli, Yashinta,

Himma, Apip dan semua teman-teman Psikologi 2007, terima kasih untuk

dukungan, bantuan, suka, duka, canda dan kebersamaan selama ini. Aku

bahagia mengenal kalian semua.

Akhir kata penulis berharap semoga Skripsi ini berguna bagi penulis

maupun semua pihak yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Penulis

Page 10: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI

AKADEMIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Noor Fitriana Annisa Putri

Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Mahasiswa sebagai bagian dari institusi pendidikan dituntut untuk mampu

berprestasi dengan optimal, dan selalu dihadapkan dengan tugas-tugas yang

bersifat akademik maupun non akademik. Tugas yang banyak, deadline,

perkuliahan, dan kegiatan non akademik yang semuanya memerlukan kerja keras

untuk memenuhi target waktu yang telah ditetapkan. Kondisi ini membuat

mahasiswa rentan melakukan prokrastinasi akademik yang ditandai dengan

kelambanan, keterlambatan menghadiri kuliah, terlambat dalam menyelesaikan

tugas hingga menunda belajar untuk ujian. Individu yang memiliki self-efficacy

rendah dapat meningkatkan perilaku prokrastinasi akademik individu tersebut.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara self-efficacy

dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Program Studi Psikologi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa Program Studi Psikologi

Universitas Sebelas Maret Surakarta. Sampel diambil dengan kriteria mahasiswa

angkatan 2008, 2009 dan 2010 yang masih aktif kuliah. Teknik pengambilan

sampel menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan skala

self-efficacy dan skala prokrastinasi akademik. Teknik analisis data yang

digunakan adalah analisis korelasi product moment.

Hasil analisis menggunakan teknik korelasi product moment diperoleh

nilai koefisien korelasi (r) sebesar -0,488 serta taraf sigifikansi 0,000 < 0,05. Hasil

analisis tersebut, dapat dikemukakan ada hubungan negatif antara self-efficacy

dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Program Studi Psikologi

Universitas Sebelas Maret Surakarta. Sumbangan self-efficacy terhadap

prokrastinasi akademik sebesar 23,8%.

Kata kunci: self-efficacy, prokrastinasi akademik

Page 11: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

ABSTRACT

CORRELATION BETWEEN SELF-EFFICACY AND ACADEMIC

PROCRASTINATION ON THE STUDENTS OF PSYCHOLOGY

DEPARTMENT SEBELAS MARET

UNIVERSITY SURAKARTA

Noor Fitriana Annisa Putri

Sebelas Maret University, Medical Faculty, Psychology Department

Students as an a part of the education institutions demanded to be able

achievement optimally, and always faced with an academic tasks and non

academic. Many tasks, deadlines, classes and non-academic activities, which all

require work hard to meet the deadlines has been set. These conditions make

students vulnerable to academic procrastination which characterized by slow in

action, late attending the lecture, late in completing the task until delay the

studying for exams. Individuals who have a low self-efficacy can improve the

behavior of the individual academic procrastination. The purpose of this study

was to determine the relationship between self-efficacy to academic

procrastination on the students of Psychology Department in UNS Surakarta.

The population of this research is all students of Psychology Department

in UNS Surakarta. The samples were taken with the criteria of the student of class

2008, 2009,and 2010 which still active in college. Purposive sampling used as

sampling technique. The data collection uses self-efficacy acale and academic

procrastination scale. Data analysis technique used in this research is product

moment.

The analysis result using the technique obtained product moment

correlations coefficient value correlation (r) of -0.488 and significance level

0.000 <0.05. The results of such an analysis, it can be stated existing a negative

relationship between self-efficacy with academic procrastination on the students

of Psychology Department in UNS Surakarta. Contribution of self-efficacy toward

academic procrastination of 23.8%.

Key Word : self-efficacy, academic procrastination.

Page 12: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ................................................................................. v

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. vi

KATA PENGANTAR ................................................................................. vii

ABSTRAK ................................................................................................... x

ABSTRACT ................................................................................................ xi

DAFTAR ISI ............................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv

DAFTAR BAGAN ...................................................................................... vxi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvii

BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 12

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 12

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 12

BAB II. LANDASAN TEORI ................................................................ 14

A. Prokrastinasi Akademik ......................................................................... 14

1. Pengertian Prokrastinasi Akademik ................................................. 14

2. Teori Perkembangan Prokrastinasi Akademik ................................. 21

Page 13: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

3. Aspek-aspek Prokrastinasi Akademik .............................................. 23

4. Jenis-jenis Tugas Prokrastinasi Akademik ....................................... 27

5. Penyebab Terjadinya Prokrastinasi Akademik ................................. 28

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prokrastinasi Akademik ............ 30

7. Cara Mengatasi Prokrastinasi .......................................................... 37

B. Self-efficacy ........................................................................................... 39

1. Pengertian Self-efficacy ................................................................... 39

2. Sumber Self-efficacy ........................................................................ 43

3. Aspek-aspek Self-efficacy ................................................................ 48

4. Proses Self-efficacy .......................................................................... 52

C. Hubungan Antara Self-efficacy dengan Prokrastinasi Akademik

Pada Mahasiswa ..................................................................................... 56

D. Kerangka Pemikiran ............................................................................... 60

E. Hipotesis ................................................................................................ 62

BAB III. METODE PENELITIAN ......................................................... 63

A. Identifikasi Variabel Penelitian .............................................................. 63

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................................ 63

C. Populasi, Sampel, dan Sampling ............................................................. 65

D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 66

E. Validitas dan Reliabilitas........................................................................ 71

F. Teknik Analisis Data .............................................................................. 72

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 74

A. Persiapan Penelitian ............................................................................... 74

Page 14: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

1. Orientasi Kancah Penelitian............................................................... 74

2. Persiapan Alat Ukur .......................................................................... 77

3. Pelaksanaan Uji Coba ........................................................................ 78

4. Analisis Daya Beda Aitem dan Reliabilitas ........................................ 79

5. Penyusunan Alat Ukur untuk Penelitian dengan

Nomor Urut Baru .............................................................................. 83

B. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................... 84

1. Penentuan Responden ........................................................................ 84

2. Pengumpulan Data ............................................................................ 85

3. Pelaksanaan Skoring.......................................................................... 85

C. Analisis Data.......................................................................................... 86

1. Uji Asumsi ........................................................................................ 86

2. Hasil Uji Hipotesis ............................................................................ 88

3. Sumbangan Self-efficacy terhadap Prokrastinasi Akademik ............... 90

4. Hasil Analisis Deskriptif ................................................................... 91

D. Pembahasan ........................................................................................... 93

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 98

A. Kesimpulan ............................................................................................ 98

B. Saran…….. ............................................................................................ 99

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 100

LAMPIRAN

Page 15: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tabel Distribusi Skor Skala ............................................................ 67

Tabel 2. Blue-print Skala Prokrastinasi Akademik ....................................... 69

Tabel 3. Blue-print Skala Self-efficacy ......................................................... 70

Tabel 4. Distribusi Butir Aitem Valid dan Gugur Skala Prokrastinasi

Akademik Setelah Uji Coba ............................................................ 80

Tabel 5. Hasil Analisis Reliabilitas Skala Prokrastinasi Akademik ............... 81

Tabel 6. Distribusi Butir Aitem Valid dan Gugur Skala

Self-efficacy Setelah Uji Coba ......................................................... 82

Tabel 7. Hasil Analisis Reliabilitas Skala Self-efficacy ................................. 82

Tabel 8. Distribusi Butir Aitem Skala Prokrastinasi Akademik

dengan Nomor Urut Baru ................................................................ 83

Tabel 9. Distribusi Butir Aitem Skala Self-efficacy

dengan Nomor Urut Baru ................................................................ 84

Tabel 10. Hasil Uji Normalitas ..................................................................... 87

Tabel 11. Hasil Uji Linieritas ....................................................................... 88

Tabel 12. Hasil Analisis Korelasi Bivariate Pearson ..................................... 89

Tabel 13. Sumbangan Self-efficacy terhadap Prokrastinasi Akademik .......... 91

Tabel 14. Hasil Analisis Deskriptif Statistik ................................................. 91

Tabel 15. Kategorisasi Subjek Berdasar Skor Skala Penelitian ..................... 92

Page 16: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 Kerangka Pemikiran ………………………………………………..62

Page 17: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. Skala Uji Coba ....................................................................... 110

Lampiran B. Distribusi Nilai Uji Coba Skala ............................................... 119

Lampiran C. Validitas dan Reliabilitas Skala ............................................... 126

Lampiran D. Skala Penelitian ...................................................................... 131

Lampiran E. Distribusi Nilai Skala Penelitian ............................................. 140

Lampiran F. Analisis Data ........................................................................... 150

Lampiran G. Surat Penelitian ...................................................................... 153

Lampiran H. Jadwal Kegiatan Penyusunan Skripsi ...................................... 155

Page 18: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Memasuki era teknologi dan globalisasi banyak tantangan dan persaingan

yang harus dihadapi oleh setiap manusia dalam berbagai bidang kehidupan.

Menghadapi kondisi tersebut, seseorang dituntut untuk mampu menyesuaikan diri

dengan berbagai perubahan yang terjadi sehingga mendorong setiap orang untuk

selalu dapat meningkatkan kemampuan dan keahliannya agar dapat bersaing dan

menyesuaikan diri dalam dunia global. Kualitas sumber daya manusia (SDM)

memegang peranan penting dalam kondisi persaingan global yang penuh dengan

tekanan dan kompetisi. Kaitannya dengan manusia yang berkualitas, mahasiswa

adalah aset nasional yang diharapkan mampu menguasai suatu bidang sehingga

keahliannya menjadi siap bersaing di pasaran kerja untuk mempertahankan

eksistensi bangsa dan aktualisasi diri sesuai dengan bidang keahliannya.

Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar dalam

perguruan tinggi. Mahasiswa dalam tahap perkembangannya digolongkan sebagai

remaja akhir dan dewasa awal, yaitu usia 18-21 tahun dan 22-24 tahun

(Monks, dkk., 2002). Remaja akhir dan dewasa awal merupakan tahap

perkembangan yang sulit dan kritis. Tugas perkembangan pada masa tersebut

menuntut perubahan besar dalam bersikap dan berperilaku sehingga mampu

mengarahkan diri dan mengambil keputusan untuk mencapai tujuan yang

diharapkan (Hurlock, 2002). Mahasiswa dituntut belajar meninggalkan pola

Page 19: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

perilaku anak-anak dan mempelajari perilaku dewasa untuk mengadakan

persiapan memasuki masa dewasa. Status (tingkat) pendidikan yang lebih tinggi

atau bahkan tertinggi diantara siswa-siswa lainnya yang masih duduk di bangku

sekolah baik SD, SMP maupun SMU, mahasiswa diharapkan menjadi tulang

punggung atau penerus guna menjadi tenaga profesional yang berkualitas

sehingga mampu menerapkan keahliannya di tengah-tengah masyarakat yang

semakin ketat dalam persaingan kerja.

Disiplin, kreatif, dan memiliki etos kerja yang tinggi adalah indikator

sumber daya manusia yang berkualitas (Ghufron, 2004). Mahasiswa dikatakan

sebagai sumber daya manusia yang berkualitas tinggi jika dirinya dapat

menunjukkan perilaku yang mencerminkan adanya kedisiplinan, kreativitas

maupun etos kerja yang tinggi dalam mengerjakan tugasnya. Menurut Pascale,

dkk. (dalam Rumiani, 2006) daya saing yang dimiliki oleh seseorang tergantung

pada perilaku yang berorientasi pada kesempatan, tidak statis dan tidak

membuang waktu dengan percuma. Hal tersebut berarti mahasiswa dituntut

mampu menggunakan waktu dengan efektif sehingga efisiensi waktu menjadi

bermanfaat, namun sampai sekarang masih dijumpai ketidaksiapan dalam

memenuhi tuntutan tersebut. Banyak mahasiswa yang mengulur waktu dan

melakukan penundaan terhadap tugas dan kewajiban sebagai salah satu bentuk

ketidakdisiplinan yang dapat menghambat terciptanya sumber daya manusia yang

berkualitas.

Perilaku yang tidak disiplin dalam penggunaan waktu dalam suasana

ilmiah psikologi dikenal dengan istilah prokrastinasi. Prokrastinasi adalah suatu

Page 20: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

kecenderungan menunda pekerjaan untuk melakukan tindakan yang tidak

berguna, sehingga tidak menyelesaikan tugas tepat waktu karena

ketidaknyamanan yang dirasakan (Solomon dan Rothblum, 1984). Hal tersebut

menunjukkan bahwa seorang mahasiswa yang mengalami prokrastinasi cenderung

melakukan kegiatan yang tidak terarah dan tidak terprogram, sehingga tugas akan

terbengkalai tidak selesai tepat waktu. Senecal, dkk. (1995) mengemukakan

bahwa prokrastinasi adalah saat seseorang seharusnya melakukan suatu kegiatan

dan bahkan mungkin ingin melakukannya, namun gagal memotivasi diri untuk

melakukan aktivitas tersebut dalam jangka waktu yang diinginkan atau

diharapkan. Kegagalan dalam memotivasi diri tersebut dapat mengakibatkan

seseorang banyak kehilangan waktu untuk mengerjakan pekerjaannya dan banyak

waktu yang sebenarnya bermanfaat menjadi terbuang percuma. Pendapat para ahli

di atas dapat dipahami bahwa mahasiswa yang mengalami prokrastinasi sulit

memotivasi diri sehingga pekerjaan yang seharusnya mudah menjadi sulit, tugas

yang seharusnya dapat diselesaikan dengan cepat menjadi mengalami

keterlambatan.

Prokrastinasi umum terjadi di lingkungan akademik (Senecal, dkk., 1995).

Anak-anak usia sekolah, dari SD hingga SMA, cenderung lebih banyak mengisi

waktunya dengan melakukan aktivitas lain yang menurutnya menyenangkan

seperti bermain video game, komputer dan menonton televisi daripada

mengerjakan tugas akademiknya. Hal tersebut juga terjadi pada mahasiswa yang

menghabiskan sebagian waktunya untuk aktivitas lain yang tidak bersifat

akademik. Solomon dan Rothblum (1984) melakukan penelitian di salah satu

Page 21: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Universitas di Amerika Serikat dengan jumlah subjek sebanyak 342 orang. Hasil

penelitian menunjukkan presentasi yang tinggi dari masalah prokrastinasi pada

beberapa tugas-tugas akademik tertentu. Data prokrastinasi tugas akademik

terungkap bahwa 46% subjek penelitian melakukan prokrastinasi dalam menulis

makalah, 27,6% menunda belajar untuk ujian, 30,1% menunda membaca tugas

mingguan, 10,6% menunda untuk tugas mata pelajaran yang lebih mudah, 23%

menunda tugas untuk pertemuan berikutnya.

Ellis dan Knaus (dalam Senecal, dkk., 1995) memperkirakan bahwa 95%

dari mahasiswa Amerika melakukan prokrastinasi dan 20 orang adalah orang yang

suka menunda-nunda kronis. Penelitian yang dilakukan Edwin dan Sia (2007)

menemukan dari 295 mahasiswa sebanyak 30,9% mahasiswa Fakultas Psikologi

Universitas Surabaya tergolong sebagai high sampai dengan very high

prokrastinator yaitu kelompok responden yang memiliki kerentanan tinggi

terhadap penundaan pengerjaan tugas akademik. Penelitian tentang prokrastinasi

telah banyak dipaparkan dari berbagai sudut pandang yang berbeda, hal tersebut

menunjukkan pentingnya untuk melakukan penelitian dalam masalah

prokrastinasi.

Penelusuran awal dilakukan peneliti pada bagian administrasi Program

Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret berdasarkan

wisuda maret 2011, yang memperlihatkan lamanya masa studi atau keterlambatan

menyelesaikan studi. Tercatat pada mahasiswa angkatan 2004 yang telah lulus

adalah sebanyak 39 mahasiswa dari 54 mahasiswa, artinya sekitar 28% mahasiswa

lainnya terlambat lulus. Pada angkatan 2005 yaitu dari 40 mahasiswa, 24

Page 22: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

mahasiswa telah lulus dan sekitar 40% terlambat lulus. Angkatan 2006 mahasiswa

yang telah lulus sebanyak 22 mahasiswa dari 70 mahasiswa, jadi sekitar 69%

mahasiswa lainnya masih dalam proses pengerjaan skripsi.

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor

232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan kurikulum Pendidikan tinggi dan

Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa bab III pasal 5 ayat 1 menyatakan bahwa

Sistem Kredit Semester untuk jenjang pendidikan S-1 dijadwalkan untuk delapan

semester yang dapat ditempuh dalam waktu kurang dari delapan semester atau

selama delapan semester (Hayyinah, 2004). Artinya secara normal mahasiswa

hanya membutuhkan waktu selama delapan semester untuk dapat menyelesaikan

kuliahnya dan pada dasarnya setiap mahasiswa mampu menyelesaikan kuliahnya

dalam jangka waktu delapan semester atau empat tahun. Berdasarkan data wisuda

maret 2011, dapat dilihat bahwa sebagian mahasiswa Program Studi Psikologi

membutuhkan waktu yang melebihi batas normal untuk menyelesaikan studinya.

Proses belajar di Program Studi Psikologi banyak d iberi tugas pada

tiap-tiap mata kuliah, yang menuntut mahasiswa untuk lebih mandiri dan disiplin

dalam mengatur waktu. Apalagi beberapa mata kuliah memberikan jenis tugas

yang bersifat praktikum dan penelitian lapangan yang membutuhkan banyak

waktu. Sebagian besar mata kuliah di Program Studi Psiko logi beberapa tugasnya

berupa menulis makalah seperti laporan penelitian, laporan praktikum maupun

tinjauan literature dan telah ditetapkan batas waktu pengumpulan laporan oleh

dosen pengajar. Misalnya pada mata kuliah kesehatan mental yang memberikan

tugas kerja lapangan yang berupa penyuluhan tentang kesehatan mental di

Page 23: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

masyarakat dan membuat laporan dari hasil penyuluhan tersebut. Selain itu, pada

mata kuliah teknik konseling, memberikan tugas praktek konseling dan

mahasiswa juga harus membuat laporan hasil praktek konseling. Mata kuliah

eksperimen memberikan praktek berupa praktikum dan penelitian eksperimen

yang juga membuat laporan penelitian. Padahal menurut penelitian Solomon dan

Rothblum (1984) menunjukkan bahwa tugas menulis makalah adalah tugas yang

cenderung paling sering ditunda oleh mahasiswa dan cukup menjadi masalah bagi

mahasiswa.

Pada umumnya mahasiswa melakukan penundaan dengan mengerjakan

tugas pada akhir batas pengumpulan tugas yang telah ditetapkan. Hal tersebut

sesuai dengan wawancara tidak terstuktur yang dilakukan peneliti pada beberapa

mahasiswa Program Studi Psikologi. Hasil wawancara menggambarkan bahwa

sebagian mahasiswa Program Studi Psikologi melakukan prokrastinasi akademik

yang terwujud dengan tertundanya pengerjaan tugas yang seharusnya bisa

dikerjakan langsung setelah dosen memberikannya tetapi baru dikerjakan

menjelang batas waktu pengumpulan. Hasil survey yang dilakukan peneliti juga

menunjukkan dari 30 mahasiswa sekitar 26,7% mengerjakan tugas saat mendekati

waktu pengumpulan dan 36,7% memilih untuk tidak mengerjakan dan

menyelesaikan tugas segera setelah dosen memberikannya dengan alasan malas,

lebih suka mengerjakan saat tertekan dan merasa lebih mudah berpikir ketika

mendekati batas waktu. Selain itu, kebanyakan mahasiswa belajar bila sudah

mendekati waktu ujian atau ketika ada kuis saja. Ditunjukkan juga oleh hasil

survey sekitar 73,3% mahasiswa tidak setuju mempersiapkan diri jauh hari untuk

Page 24: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

belajar menghadapi ujian semester dan 46,7% biasa begadang untuk belajar ketika

keesokan harinya ada ujian dengan alasan masih ingin bermain, malas, menyukai

belajar dengan “Sistem Kebut Semalam”, dan lebih mudah menghafal saat

tertekan. Mahasiswa banyak menghabiskan waktunya untuk aktivitas lain yang

tidak mengarah pada proses akademik. Sekitar 66,7% mahasiswa lebih

mementingkan kegiatan yang menyenangkan daripada belajar dan mengerjakan

tugas dengan alasan untuk refreshing sebelum mengerjakan tugas, malas, dan

karena belajar membosankan.

Steel (dalam Sia, 2006) menyatakan sekalipun prokrastinasi terkadang

tidak merugikan, namun prokrastinasi tidak pernah menguntungkan. Apabila ada

dampak positif dari prokrastinasi pada jangka pendek misalnya mengurangi

kecemasan seperti dapat mengatasi stres dan bad mood, namun berkurangnya

kecemasan tersebut hanya sementara waktu, hal tersebut tidaklah sebanding

dengan dampak negatif yang harus dibayar pada jangka panjang. Dampak negatif

tersebut seperti banyaknya waktu yang terbuang sia-sia, tugas-tugas menjadi

terbengkalai, bahkan bila diselesaikan hasilnya tidak optimal. Pernyataan Steel

didukung pula dengan hasil penelitian dari Tice dan Baumeister (1997) yang

menemukan bahwa prokrastinasi memang memiliki keuntungan dalam

mengurangi stres akibat tuntutan tugas, akan tetapi seiring berjalannya waktu dan

mendekatnya batas penyelesaian tugas ternyata tingkat stres pada prokrastinator

meningkat dan bahkan bertambah.

Berdasarkan penelitian Sia (2006) prokrastinasi berkorelasi negatif dengan

prestasi akademik. Semakin tinggi tingkat prokrastinasi individu, semakin rendah

Page 25: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

prestasi akademik yang diperoleh. Secara teoretis, hasil ini dapat dijelaskan

berdasarkan gangguan fungsi psikologis individu. Individu yang berprokrastinasi

umumnya tidak memberikan perhatian penuh pada tugas yang dihadapi.

Gangguan konsentrasi tersebut umumnya akan disertai pula dengan emosi negatif

berupa rasa frustrasi, marah dan rasa bersalah, khususnya ketika tenggang waktu

sudah semakin mendekat (Sia, 2006). Hal tersebut menunjukkan individu yang

melakukan prokrastinasi cenderung memiliki prestasi akademik yang rendah

seperti penurunan nilai dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas akademik

serta menimbulkan efek-efek negatif bagi kesehatan fisik ataupun psikis.

Semb dkk (dalam Solomon dan Rothblum, 1984) mengatakan bahwa

prokrastinasi akademik cenderung meningkat dengan semakin lama masa studi

mahasiswa di perguruan tinggi karena kebiasaan menunda waktu yang tidak

disadari oleh mahasiswa sesungguhnya telah memperpanjang masa studi.

Mahasiswa yang dari awal sudah sering menunda pekerjaan ataupun tugas-tugas,

selanjutnya mahasiswa akan cenderung mengulur-ulur waktu sehingga dalam

melakukan dan menyelesaikan pekerjaan atau tugas-tugasnya tidak bisa tepat

waktu. Jika mahasiswa sudah sering melakukan prokrastinasi akademik yang

demikian, maka akan berdampak juga pada lamanya masa studi yang harus

ditempuh oleh mahasiswa, apabila berkelanjutan bisa mengakibatkan Drop Out

(DO) bagi mahasiswa. Dengan demikian, prokrastinasi akademik menjadi suatu

masalah yang perlu mendapat perhatian secara serius.

Solomon dan Rothblum (1984) menyatakan ada dua hal utama yang

menyebabkan terjadinya prokrastinasi akademik yaitu ketakutan kegagalan dan

Page 26: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

keengganan terhadap tugas. Ketakutan akan kegagalan dan keengganan dalam

mengerjakan tugas menjadi hambatan bagi mahasiswa yang mengalami

prokrastinasi untuk menyelesaikan tugasnya secepat mungkin. Beban tugas yang

dirasakan berat bahkan jika menurutnya melampaui batas kemampuan juga

seringkali menjadi hambatan lain bagi mahasiswa. Mahasiswa akan mengerjakan

tugas-tugasnya dalam tekanan dan perasaan malas untuk menyelesaikan tugas

akan sering sekali dirasakan oleh mahasiswa. Pada akhirnya mahasiswa akan

terbiasa menunda pekerjaannya. Menghadapi penyebab prokrastinasi akademik

tersebut diperlukan keyakinan mahasiswa akan kemampuannya untuk menghadapi

permasalahan dan melakukan tindakan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan

tugas untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Keyakinan seseorang akan

kemampuan yang dimiliki oleh Bandura disebut self-efficacy.

Bandura (1977) mendefinisikan self-efficacy sebagai suatu keyakinan

individu bahwa dirinya dapat berhasil melaksanakan perilaku untuk mendapatkan

hasil yang diharapkan. Self-efficacy merupakan keyakinan individu mengenai

kemampuannya untuk mengatur atau menjalankan suatu kegiatan yang

dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan. Keyakinan yang dimiliki individu

mempengaruhi emosi, pikiran dan tingkah laku individu seperti memilih

keputusan-keputusan yang akan diambil serta usaha-usaha dan keteguhannya pada

saat menghadapi hambatan (Bandura, 1993). Pengaruh self-efficacy pada cara

berfikir individu akan mampu mengarahkan motivasi dan tindakannya untuk

mencapai suatu hasil yang bersifat positif bagi individu. Oleh karena itu,

keyakinan mahasiswa terhadap kemampuannya untuk mengerjakan tugas

Page 27: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

seringkali mempengaruhi perilaku yang dihasilkan untuk menyelesaikan tugas

tersebut.

Bandura (1993) mengemukakan bahwa individu yang memiliki

self-efficacy yang rendah akan menghindari semua tugas dan menyerah dengan

mudah ketika masalah muncul. Individu menganggap kegagalan sebagai

kurangnya kemampuan yang ada, selain itu individu mempunyai anggapan bahwa

sesuatu lebih sulit dari yang sebenarnya sehingga individu menjadi tertekan,

depresi, dan memiliki pandangan sempit dalam memecahkan suatu masalah.

Sebaliknya individu yang memiliki self-efficacy tinggi dapat beradaptasi secara

cepat pada permasalahan yang dihadapinya dan tidak menjadi cemas atau panik

saat menghadapi permasalahan tersebut (Wade dan Tavris, 2007). Self-efficacy

dapat mempengaruhi usaha yang dikeluarkan dan daya tahan individu dalam

menghadapi hambatan atau rintangan (Liebert dan Priegler dalam Hadi, 2004).

Semakin kuat persepsi self-efficacy semakin giat dan tekun usaha-usahanya untuk

mencapai sesuatu yang diinginkan. Orang yang memiliki self-efficacy yang tinggi

diyakini sebagai orang yang mampu berperilaku tertentu untuk dapat mencapai

hasil yang diinginkan atau target yang ditetapkan. Friedman dan Schustack (2008)

menyatakan bahwa tanpa self-efficacy, individu bahkan enggan mencoba

melakukan suatu perilaku. Individu yang tidak yakin dapat memproduksi hasil

sesuai keinginannya, individu tersebut akan memiliki sedikit motivasi untuk

bertindak.

Self-efficacy mahasiswa sangat menentukan usaha yang dikeluarkan dan

daya tahan mahasiswa untuk bertahan dalam menghadapi rintangan dan hambatan

Page 28: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

tugas-tugas perkuliahan. Mahasiswa yang memiliki self-efficacy tinggi akan

menuangkan seluruh kemampuan yang dimiliki untuk dapat mencapai sesuatu

yang diinginkan. Ketika menghadapi kesulitan-kesulitan dalam setiap tugas

perkuliahan, mahasiswa akan berusaha mencari cara-cara yang efektif dan efisien

dengan mengatur kemampuan dan waktu yang dimiliki untuk menyelesaikan

tugas tersebut. Sedangkan mahasiswa yang memiliki self-efficacy rendah akan

menghindari semua tugas, usaha yang dilakukan menurun dan menyerah dengan

mudah ketika masalah muncul. Kurangnya usaha dan kegigihan yang dimiliki

dapat menyebabkan kegagalan mahasiswa untuk mengatasi rintangan dan

menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan. Hal tersebut menunjukkan pentingnya

self-efficacy pada mahasiswa. Self-efficacy dapat membuat mahasiswa lebih yakin

akan kemampuan dirinya untuk menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung

jawabnya sebagai mahasiswa, tidak membuang waktu dalam mengerjakan

tugas-tugas yang diberikan dan segera menyelesaikan tugas-tugas tersebut.

Fenomena di atas membuat peneliti ingin melakukan penelitian pada

mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan

tujuan untuk mengetahui hubungan antara self-efficacy dengan prokrastinasi

akademik dan merumuskannya pada penelitian yang berjudul “Hubungan antara

Self-efficacy dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Program Studi

Psikologi Universitas Sebelas Maret Surakarta”.

Page 29: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian diatas maka rumusan masalah yang akan

diungkapkan adalah:

“Apakah terdapat hubungan antara self-efficacy dengan prokrastinasi

akademik pada mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Sebelas Maret

Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara self-efficacy

dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Program Studi Psikologi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan untuk mendapat beberapa

manfaat, antara lain:

1. Manfaat teoritis

a. Memberi informasi kepada mahasiswa tentang prokrastinasi yang terjadi

pada mahasiswa.

b. Memberi informasi kepada mahasiswa dampak prokrastinasi yang dapat

memperpanjang masa studi.

c. Memberi informasi kepada mahasiswa tentang pentingnya self-efficacy

yang tinggi untuk mencegah terjadinya prokrastinasi akademik.

Page 30: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

2. Manfaat praktis

a. Bagi mahasiswa, memberi masukan kepada mahasiswa untuk

meningkatkan self-efficacy sebagai upaya memperlancar keberhasilan

akademik serta memberi gambaran pada mahasiswa bahwa prokrastinasi

akan membuahkan penyesalan dalam penyelesaian studi di perguruan

tinggi

b. Bagi instansi terkait, sebagai sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak

terkait di perguruan tinggi utamanya dosen, agar dapat memberikan

motivasi kepada mahasiswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan

sehingga tidak terjadi prokrastinasi.

Page 31: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Prokrastinasi Akademik

1. Pengertian Prokrastinasi Akademik

Waktu adalah sumber daya yang sangat berharga. Banyak individu

tidak menyadari telah melewatkan waktunya dengan tidak efisien untuk hal-

hal yang tidak berguna. Salah satu perilaku yang tidak efisien dalam

penggunaan waktu adalah prokrastinasi. Prokrastinasi adalah kebiasaan yang

dapat mengganggu produktivitas setiap orang baik dilihat dari tingkat

ekonomi, pekerjaan, usia, atau kategori lainnya (Knaus, 2010). Setiap

individu baik tua maupun muda, kaya atau miskin, pengangguran ataupun

profesional yang sukses dapat melakukan prokrastinasi. Lay, dkk. (dalam

Wolters, 2003) menyebutkan bahwa prokrastinasi merupakan akibat dari satu

atau lebih sifat kepribadian yang menetap yang menyebabkan individu

melakukan prokrastinasi dalam konsep atau situasi yang berbeda-beda.

Bangsa Mesir Kuno mengartikan prokrastinasi dengan dua arti.

Pengertian yang pertama menunjukkan suatu kebiasaan yang bermanfaat

untuk menghindari kerja yang tidak penting dan usaha yang impulsif

sehingga menghemat tenaga, sedangkan arti yang lain menunjukkan

kebiasaan yang berbahaya akibat dari kemalasan dalam menyelesaikan suatu

tugas yang penting untuk penghidupan, seperti mengerjakan ladang ketika

waktu menanam tiba (Burka dan Yuen, 2008). Hal tersebut berarti

Page 32: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

prokrastinasi memiliki makna yang positif bila penundaan dimaksudkan

sebagai usaha yang membangun untuk menghindari keputusan yang impulsif

dan tanpa pemikiran yang matang, serta bermakna negatif apabila penundaan

dilakukan karena kemalasan atau tanpa tujuan yang pasti. Boice (1996)

menambahkan bahwa prokrastinasi mempunyai dua karakteristik. Pertama,

prokrastinasi dapat berarti menunda sebuah tugas yang penting dan sulit

daripada tugas yang lebih mudah, lebih cepat diselesaikan, dan menimbulkan

lebih sedikit kecemasan. Kedua, prokrastinasi dapat berarti juga menunggu

waktu yang tepat untuk bertindak agar hasil lebih maksimal dan resiko

minimal dibandingkan apabila dilakukan atau diselesaikan seperti biasa pada

waktu yang telah ditetapkan.

Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin “procrastinare” dengan

awalan “pro” yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran

“crastinus” yang berarti keputusan hari esok dan jika digabungkan menjadi

menangguhkan atau menunda sampai hari berikutnya (Desimone dalam

Ferrari, dkk., 1995). Ferrari, dkk. (1995) menyatakan bahwa kombinasi istilah

tersebut digunakan berkali-kali dalam naskah Latin dalam pengertian yang

lebih positif, yaitu memutuskan untuk menunggu musuh keluar dan

menunjukkan kesabaran dalam konflik politik.

Bagi para nenek moyang, prokrastinasi mengandung pengambilan

keputusan yang rumit tentang saat yang tepat untuk tidak bertindak, sebagai

lawan kata dari impulsivitas dan bertindak tanpa pertimbangan matang.

Prokrastinasi baru diartikan negatif sejak industrialisasi (revolusi industri)

Page 33: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

pada pertengahan abad ke-18. Sejak itu istilah tenggat waktu menjadi

semakin dikenal dan prokrastinasi juga semakin sering dimunculkan.

Berdasarkan Webster New Collegiate Dictionary (dalam Ferrari, dkk., 1995),

kata kerja “procrastinate” berarti menangguhkan dengan sengaja dan pada

umumnya mempunyai arti negatif karena dilakukan terhadap sesuatu yang

seharusnya diselesaikan. Menurut definisi tersebut menunjukkan bahwa

prokrastinasi merupakan perilaku yang bersifat tidak menguntungkan dan

merugikan diri sendiri.

Pertama kali istilah prokrastinasi digunakan oleh Brown dan

Holtzman untuk menggambarkan sesuatu kecenderungan menunda-nunda

penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan (Hayyinah, 2004). Silver (dalam

Ferrari, dkk., 1995) menyatakan bahwa seseorang yang melakukan

prokrastinasi tidak bermaksud untuk menghindari atau tidak mau tahu dengan

tugas yang dihadapi, akan tetapi individu hanya menunda-nunda untuk

mengerjakannya sehingga menyita waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan tugas. Secara umum prokrastinasi didefinisikan sebagai

kecenderungan perilaku untuk memulai sesuatu dengan lambat dan membawa

konsekuensi yang buruk bagi seseorang yang melakukannya (Dewitte dan

Schouwenberg dalam Deyling, 2008). Steel (2007) menambahkan bahwa

prokrastinasi adalah perilaku menunda-nunda secara sukarela terhadap

pekerjaan yang sudah terjadwal dan penting untuk dilakukan walaupun

mengetahui bahwa penundaanya dapat menghasilkan dampak yang buruk.

Page 34: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Boice (1996) menyatakan bahwa individu yang melakukan

prokrastinasi cenderung untuk menunggu keajaiban, berharap munculnya

inspirasi yang hebat tanpa melakukan sesuatu. Individu yang menunda senang

untuk memulai pekerjaan tanpa pikir panjang dan tanpa tujuan,

mengharapkan keberhasilan datang secara spontan dan tanpa direncanakan.

Ainslie (dalam Ferrari, dkk, 1995) mengemukakan bahwa ada kecenderungan

yang kuat pada manusia untuk memilih hasil (reward) jangka pendek

daripada tujuan jangka panjang, karena tujuan jangka pendek menyediakan

kesenangan dengan segera. Silver dan Sabini (dalam Lavoie, 2000)

menambahkan bahwa seseorang lebih memilih aktivitas yang memberikan

kesenangan daripada mengerjakan tugas. Hal tersebut didasarkan pada

keyakinan bahwa tugas bisa menunggu beberapa menit untuk dikerjakan dan

individu akan mendapatkan kesenangan jangka pendek tanpa menyadari

akibat jangka panjang yang dialami dari penundaan tersebut yang pada

akhirnya akan berujung pada kemalasan.

Ellis dan Knaus (dalam Ferrari, dkk., 1995) menyebutkan adanya

keyakinan irasional yang dimiliki oleh seorang prokrastinator. Individu

menunda memulai tugas karena adanya ketakutan akan gagal dan

berpandangan bahwa segala sesuatu harus dilakukan dengan benar, sehingga

merasa lebih aman untuk tidak melakukannya dengan segera karena akan

menghasilkan sesuatu yang tidak optimal. Hal tersebut berarti bahwa individu

menunda untuk mendapatkan waktu tambahan agar menghasilkan sesuatu

pekerjaan yang terbaik. Standar penyelesaian tugas yang tinggi dan keyakinan

Page 35: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

rasional dalam menghadapi tugas diperkirakan tugas tidak mungkin

diselesaikan secara tepat waktu. Hal tersebut menunjukkan bahwa seseorang

yang melakukan prokrastinasi sadar akan kebutuhannya terhadap suatu tugas

tetapi karena adanya keyakinan irasional seseorang tersebut gagal untuk

melakukan tugas dalam jangka waktu yang diharapkan atau diharuskan

sehingga mengganggu performa seseorang terhadap tugas tersebut.

Vestervelt (dalam Sia Tjundjing, 2006) berpendapat bahwa secara

umum selain meliputi komponen perilaku, prokrastinasi juga meliputi

komponen afektif dan kognitif. Komponen perilaku prokrastinasi

diindikasikan dengan kecenderungan kronis atau kebiasaan menunda dan

bermalas-malasan sehingga baru memulai mengerjakan dan menyelesaikan

tugas mendekati waktu. Terkait komponen kognitif, prokrastinasi

didefinisikan sebagai suatu yang sangat kurang sesuai antara intensi, prioritas

atau penentuan tujuan berhubungan dengan pengerjaan tugas-tugas yang telah

ditetapkan. Prokrastinasi juga disertai afeksi negatif, misalnya merasa

tertekan atau tidak nyaman.

Burka dan Yuen (2008) juga menyebutkan bahwa seorang

prokrastinator akan mengalami “the cycle of procrastination (lingkaran

prokrastinasi)”, yang berarti bahwa seseorang dapat melakukan prokrastinasi

secara berulang-ulang pada suatu tugas dan tugas-tugas lainnya. Pengertian

tersebut berarti seorang prokrastinator sadar dirinya menghadapi tugas-tugas

yang bermanfaat dan penting bagi dirinya (prioritas utama), akan tetapi

Page 36: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

dengan sengaja menunda secara berulang-ulang, hingga berakibat munculnya

perasaan tidak nyaman, cemas, dan merasa bersalah dalam dirinya.

Berdasarkan pendapat diatas dapat dikatakan bahwa prokrastinasi

adalah suatu tindakan menunda yang dilakukan secara sengaja dan

berulang-ulang memulai atau menyelesaikan kinerja dengan melakukan

aktivitas lain yang tidak penting sehingga menghambat kinerja dalam rentang

waktu yang terbatas dan akhirnya menimbulkan ketidaknyamanan emosi pada

dirinya.

Prokrastinasi dapat dilakukan pada setiap area atau jenis pekerjaan.

Seseorang dapat melakukan prokrastinasi pada hal-hal tertentu saja atau pada

semua hal. Jenis-jenis tugas yang sering ditunda oleh prokrastinator yaitu

tugas-tugas rumah tangga, pekerjaan kantor, aktivitas akademik, masalah

kesehatan, hubungan sosial dan masalah keuangan (Burka dan Yuen, 2008).

Prokrastinasi pada area atau bidang akademik yang pada umumnya dilakukan

oleh pelajar atau mahasiswa disebut prokrastinasi akademik. Prokrastinasi

akademik dan non-akademik menjadi istilah yang digunakan oleh para ahli

untuk membagi jenis-jenis tugas yang cenderung sering ditunda oleh

prokrastinator.

Prokrastinasi non-akademik adalah penundaan yang dilakukan pada

jenis tugas nonformal atau tugas yang berhubungan dengan kehidupan

sehari-hari, misalnya tugas rumah tangga, tugas sosial, maupun tugas kantor

(Ferrari, dkk., 1995). Prokrastinasi akademik adalah jenis penundaan yang

dilakukan pada jenis tugas formal yang berhubungan dengan tugas akademik

Page 37: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

atau kinerja akademik (Aitken dalam Ferrari, dkk., 1995). Tugas akademik

tersebut meliputi mengetik makalah, membaca buku pelajaran, membayar

SPP, mengikuti perkuliahan, mengerjakan tugas sekolah atau tugas kursus,

belajar untuk ujian, mengembalikan buku perpustakaan, maupun membuat

karya ilmiah.

Rothblum dkk (1986) mendefinisikan prokrastinasi akademik sebagai

kecenderungan untuk selalu menunda-nunda tugas akademik dan selalu

mengalami masalah yang berkaitan dengan tindakan menunda atau

meninggalkan tugas tersebut. Jeremy Hsieh (dalam Hayyinah, 2004)

menganggap prokrastinasi akademik sebagai suatu kecenderungan sifat yang

dimiliki oleh pelajar yang sering menghadapi tugas-tugas yang mempunyai

batas waktu. Noran (dalam Akinsola dkk, 2007) mendefinisikan prokrastinasi

akademik sebagai bentuk penghindaran dalam mengerjakan tugas yang

seharusnya diselesaikan individu. Individu yang melakukan prokrastinasi

lebih memilih menghabiskan waktu dengan teman atau pekerjaan lain yang

sebenarnya tidak begitu penting daripada mengerjakan tugas yang harus

diselesaikan dengan cepat.

Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa prokrastinasi

akademik adalah suatu tindakan menunda yang dilakukan secara sengaja dan

berulang-ulang memulai atau menyelesaikan suatu tugas akademik, dan

menggantinya dengan aktivitas lain yang lebih menyenangkan dirinya dan

tidak begitu penting sehingga menghambat kinerja akademik individu

maupun orang lain.

Page 38: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

2. Teori Perkembangan Prokrastinasi akademik

Pada dasarnya setiap individu pada masa perkembangannya

mengalami hambatan-hambatan tertentu. Hambatan tersebut dapat menjadi

suatu masalah jika individu tersebut tidak dapat menyelesaikannya, Ferrari,

dkk. (1995) mengemukakan tentang teori perkembangan yang menyangkut

perilaku prokrastinasi akademik, yaitu:

a. Teori Psikoanalisis dan Psikodinamik

Penganut psikodinamik beranggapan bahwa pengalaman masa

kanak-kanak akan membentuk proses kognitif seseorang ketika dewasa,

terutama trauma masa kanak-kanak. Seseorang yang pernah mengalami

trauma akan suatu tugas tertentu, misalnya gagal menyelesaikan tugas

akan cenderung melakukan prokrastinasi ketika seseorang tersebut

dihadapkan lagi pada suatu tugas yang sama. Hal tersebut menunjukkan

bahwa seseorang akan teringat pada pengalaman kegagalan dan perasaan

tidak menyenangkan yang pernah dirasakannya di masa lalu sehingga

seseorang menunda mengerjakan tugasnya yang dipersepsikannya akan

mendatangkan perasaan seperti masa lalu.

Berkaitan konsep tentang penghindaran dalam tugas, Freud

(dalam Ferrari, dkk., 1995) menyatakan bahwa seseorang yang

dihadapkan pada tugas yang mengancam ego maka dalam alam bawah

sadar akan timbul ketakutan dan kecemasan. Perilaku prokrastinasi

merupakan akibat dari penghindaran tugas dan sebagai mekanisme

pertahanan diri. Hal tersebut berarti seseorang melakukan penundaan

Page 39: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

sebagai pertahanan diri untuk menghindari tugas dan tidak

menyelesaikan tugas yang dirasakan mengancam keberadaan egonya.

b. Teori Behavioristik

Penganut behavioristik beranggapan bahwa perilaku prokrastinasi

akademik muncul akibat proses pembelajaran. Seseorang melakukan

perilaku prokrastinasi karena pernah mendapatkan punishment atas

perilaku tersebut. Seseorang yang pernah merasakan sukses dalam

melakukan tugas sekolah dengan melakukan prokrastinasi maka

cenderung akan mengulangi lagi perbuatannya. Sukses yang pernah

dirasakannya akan dijadikan reward untuk mengulangi perilaku yang

sama di masa yang akan datang (Bijou, dkk. dalam Ferrari, dkk., 1995).

Selain itu, adanya kegiatan lain yang memberikan reward lebih

menyenangkan daripada kegiatan yang diprokrastinasi dapat

memunculkan perilaku prokrastinasi akademik. Seseorang cenderung

melakukan kegiatan yang dipandang lebih menyenangkan seperti

bermain game daripada belajar atau mengerjakan tugas sekolah.

c. Teori Kognitif dan Behavioral-Kognitif

Prokrastinasi akademik dari sudut pandang behavioral-kognitif

terjadi karena adanya keyakinan irasional yang dimiliki oleh seseorang.

Keyakinan irasional tersebut disebabkan oleh suatu kesalahan dalam

mempersepsikan suatu tugas. Seseorang memandang tugas sebagai

sesuatu yang berat dan tidak menyenangkan dan menunda untuk

menyelesaikannya karena merasa tidak mampu untuk menyelesaikan

Page 40: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

tugasnya secara memadai. Selain itu, seseorang melakukan prokrastinasi

karena ketakutan yang berlebihan pada kegagalan. Hal tersebut membuat

individu menunda mengerjakan tugas karena takut jika gagal

menyelesaikannya akan mendatangkan penilaian yang negatif akan

kemampuannya.

3. Aspek-aspek Prokrastinasi Akademik

Millgram (dalam Ferrari, dkk., 1995) memandang prokrastinasi dari

segi yang lebih luas dan sistematik, yang menekankan empat aspek dari

prokrastinasi, yaitu:

a. Serangkaian perilaku penundaan

Suatu penundaan dapat dikategorikan sebagai prokrastinasi

apabila penundaan tersebut dilakukan berulang-ulang oleh individu.

Penundaan ini akan terlihat sebagai serangkaian perilaku yang memiliki

pola dan tahapan-tahapan tertentu. Penundaan ini meliputi penundaan

untuk mulai mengerjakan tugas dan penundaan untuk menyelesaikan

tugas sampai tuntas apabila tugas telah mulai dikerjakan.

b. Menghasilkan perilaku di bawah standar

Prokrastinasi akan memaksa individu untuk menyelesaikan tugas

di saat terakhir yang akan menyebabkannya tergesa-gesa sehingga

hasilnya tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan orang lain

maupun standar individu sendiri. Silver (dalam Ferrari, dkk., 1995)

menyatakan bahwa individu yang melakukan prokrastinasi kehilangan

Page 41: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

kesempatan untuk menyelesaikan tugas secara optimal dan sukses.

Keterlambatan dan kegagalan dalam menyelesaikan tugas sesuai dengan

standar merupakan hal yang seringkali dialami oleh individu yang

melakukan prokrastinasi.

c. Melibatkan suatu tugas yang dipersepsikan penting untuk dilakukan oleh

individu

Prokrastinasi dilakukan pada tugas-tugas yang menurut individu

penting untuk dilakukan atau bisa disebut sebagai tugas primer. Tugas

primer memiliki batas waktu pengerjaan yang seharusnya dilakukan dan

lebih diprioritaskan dibandingkan dengan tugas-tugas yang lain. Individu

yang melakukan prokrastinasi cenderung tidak segera menyelesaikan

tugas primer tersebut dan bahkan mengerjakan tugas lain yang tidak

penting.

d. Menghasilkan keadaan emosi yang tidak menyenangkan

Individu yang melakukan prokrastinasi mengalami kecemasan

ketika memikirkan tugas-tugas yang dihadapi, mempersiapkan rencana

untuk menyelesaikan tugas dan ketika menghadapi tugas tersebut secara

nyata. Kecemasan akan menyebabkan ketidaknyamanan pada diri

individu yang melakukan prokrastinasi. Ketidaknyamanan tersebut akan

terus dialami individu selama perilaku prokrastinasi berlangsung.

Page 42: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Tokoh lain yang juga mengemukakan mengenai aspek prokrastinasi

adalah Schouwenburg (dalam Ferrari, dkk., 1995) yang lebih khusus dalam

penerapan prokrastinasi akademik, yaitu:

a. Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan tugas yang dihadapi

Individu yang melakukan prokrastinasi mengetahui bahwa tugas

yang dihadapinya harus segera diselesaikan dan berguna bagi dirinya,

akan tetapi individu tersebut menunda-nunda untuk mulai

mengerjakannya atau menunda-nunda untuk menyelesaikan sampai

tuntas apabila dirinya sudah mulai mengerjakan sebelumnya.

b. Kelambanan dan keterlambatan dalam mengerjakan tugas

Seorang prokrastinator memerlukan waktu yang lebih lama

daripada waktu yang dibutuhkan pada umumnya dalam mengerjakan

suatu tugas. Prokrastinator tersebut menghabiskan waktu yang

dimilikinya untuk mempersiapkan diri secara berlebihan, maupun

melakukan hal-hal yang tidak dibutuhkan dalam penyelesaian suatu tugas

tanpa memperhitungkan keterbatasan waktu yang dimilikinya. Tindakan

tersebut yang kadang mengakibatkan seseorang tidak berhasil

menyelesaikan tugasnya secara memadai.

c. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual

Seseorang yang melakukan prokrastinasi mempunyai kesulitan

untuk melakukan sesuatu sesuai dengan batas waktu yang telah

ditentukan sebelumnya. Seorang prokrastinator sering mengalami

keterlambatan dalam memenuhi tenggat waktu yang telah ditentukan,

Page 43: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

baik oleh orang lain maupun rencana yang telah ditentukannya sendiri.

Waktu pengerjaan tugas yang telah direncanakan tidak sesua i dengan

kinerja yang dilakukan sehingga menyebabkan keterlambatan dalam

penyelesaian tugas.

d. Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan

tugas yang harus dikerjakan

Seseorang yang melakukan prokrastinasi dengan sengaja tidak

segera melakukan tugasnya, akan tetapi menggunakan waktu yang

dimilikinya untuk melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih

menyenangkan, seperti membaca (koran, majalah, atau buku cerita

lainnya), menonton televisi, bermain video game, dan mengobrol dengan

teman, sehingga menyita waktu yang dimilikinya untuk mengerjakan

tugas yang seharusnya diselesaikan. Solomon dan Rothblum (1984)

menambahkan bahwa seseorang melakukan prokrastinasi akademik pada

tugas-tugas yang tidak menyenangkan atau membosankan.

Berdasarkan uraian diatas, aspek-aspek prokrastinasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah aspek-aspek prokrastinasi dari Schouwenberg,

yaitu penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan tugas yang dihadapi,

kelambanan dan keterlambatan dalam mengerjakan tugas, kesenjangan waktu

antara rencana dan kinerja aktual, dan melakukan aktivitas lain yang lebih

menyenangkan daripada melakukan tugas yang seharusnya dikerjakan.

Pemilihan aspek tersebut dengan pertimbangan bahwa aspek-aspek

Page 44: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

prokrastinasi yang dikemukakan oleh Schouwenberg lebih mengacu pada

bidang akademik dan tepat digunakan pada area prokrastinasi akademik.

4. Jenis-jenis Tugas Prokrastinasi Akademik

Solomon dan Rothblum (1984) mengemukakan bahwa prokrastinasi

akademik biasa terjadi pada enam area akademik, yaitu:

a. Tugas menulis (mengarang)

Tugas menulis atau mengarang meliputi penundaan melaksanakan

kewajiban atau tugas-tugas menulis, antara lain menulis makalah,

laporan, maupun tugas observasi lapangan.

b. Belajar menghadapi ujian

Tugas belajar mencakup penundaan belajar untuk menghadapi ujian

misalnya ujian tengah semester, akhir semester atau ulangan mingguan.

c. Tugas membaca

Tugas membaca meliputi adanya penundaan untuk membaca buku atau

referensi yang berkaitan dengan tugas akademik yang diwajibkan.

d. Kinerja tugas administratif

Kinerja tugas administratif seperti menyalin catatan, mendaftarkan diri

dalam presensi kehadiran, dan mengembalikan buku ke perpustakaan.

e. Menghadiri pertemuan akademik

Menghadiri pertemuan antara lain penundaan maupun keterlambatan

dalam menghadiri pelajaran atau kuliah, menghadiri seminar.

Page 45: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

f. Kinerja akademik secara keseluruhan

Penundaan kinerja akademik keseluruhan yaitu menunda mengerjakan

atau menyelesaikan tugas-tugas akademik secara keseluruhan.

5. Penyebab Terjadinya Prokrastinasi

Steel (2007) menjabarkan penyebab terjadinya prokrastinasi, yaitu:

a) Aversion to the task (Keengganan pada tugas)

Beberapa prokrastinasi akademik berhubungan dengan penghindaran dir i

teerhadap tugas yang tidak menyenangkan. Mahasiswa bisa saja memiliki

kemampuan untuk mengerjakan, namun tidak berkeinginan untuk segera

memulai atau menyelesaikan tugas akademik tersebut. Hal tersebut

karena mahasiswa tersebut menyadari akan adanya ancaman dari tugas

tersebut antara lain seperti akan menyita waktu, pikiran, tenaga dan

mengeluarkan biaya yang besar untuk mencari data.

b) Worry about failure (Cemas tentang kegagalan)

Beberapa mahasiswa merasa cemas dengan hasil yang akan diperoleh

setelah mengerjakan tugas akademik. Mahasiswa ingin mendapatkan

nilai yang sempurna dan tidak menginginkan adanya kecacatan dari tugas

yang dikerjakan. Pada akhirnya mahasiswa menunda untuk

menyelesaikan karena selalu muncul kekhawatiran akan kesempurnaan

tugasnya.

Page 46: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

c) Depression or mood related (Depresi atau berhubungan dengan mood)

Faktor ini berhubungan dengan mood, atau dalam beberapa kasus

berkaitan dengan depresi yang dialami pelaku prokrastinasi. Kaitannya

dengan mood, individu akan menunda mengerjakan atau menyelesaikan

tugas jika moodnya belum positif. Jadi selama moodnya negatif, individu

akan melakukan prokrastinasi.

d) Rebellion (Perlawanan)

Merupakan perlawanan atau respon terhadap suatu tugas. Perlawanan

tersebut karena tugas dirasa tidak adil dalam proporsi, tidak penting dan

terlalu banyak diberikan di satu wakktu. Hal tersebut membuat individu

akan melakukan prokrastinasi sebagai bentuk perlawanan terhadap tugas

yang diterimanya.

e) Impulsiveness (Impulsif)

Individu yang impulsif akan mudah sekali teralihkan konsentrasinya,

perhatian individu mudah beralih pada sesuatu yang dilihatnya daripada

tugas yang harus dikerjakan. Individu akan sulit untuk memfokuskan diri,

yang pada akhirnya berimbas pada tidak selesainya tugas yang

dikerjakan.

f) Time management issue (Masalah manajemen waktu)

Faktor ini sangat sesuai pada konteks akademik. Misalnya, seorang

mahasiswa yang baru saja memulai aktivitas akademik setelah liburan

panjang. Mahasiswa akan terbiasa dengan aturan waktu yang lebih

longgar (tidak ada deadline tugas) sehingga mempersepsikan waktu

Page 47: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

dengan santai. Masalah muncul ketika mahasiswa mendapat suatu tugas

akademik, mahasiswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas

tersebut (menunda menyelesaikan) karena konteks waktu yang dimiliki

mahasiswa lebih longgar, sedangkan tugas tersebut memiliki batas waktu

untuk dikumpulkan.

g) Environmental (Lingkungan)

Individu yang berada pada suatu lingkungan tertentu akan mempengaruhi

kecenderungan prokrastinasinya. Misalnya, ketika berada di dalam

perpustakaan beberapa individu cenderung tidak fokus dengan tugasnya

(mencari teori), namun justru tertarik dengan buku-buku lain yang tidak

berkaitan dengan tugasnya tersebut.

h) Enjoy working under pressure (Menikmati bekerja di bawah tekanan)

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat individu yang merasa

senang dan tertantang ketika bekerja dalam tekanan, dalam hal ini adalah

bekerja menjelang batas akhir pengumpulan tugas. Individu merasa

mendapatkan ide- ide kreatif jika berada dalam tekanan (Tice dan

Baumeister, 1997).

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prokrastinasi Akademik

Burka dan Yuen (2008) menyatakan bahwa faktor- faktor yang

mempengaruhi prokrastinasi antara lain:

Page 48: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

a. Faktor internal

Burka dan Yuen menyatakan bahwa kondisi emosional yang ada

pada individu akan menyebabkannya melakukan prokrastinasi. Kondisi

emosional tersebut antara lain perasaan, ketakutan, harapan, impian,

keraguan dan tekanan. Prokrastinasi digunakan sebagai strategi untuk

melindungi diri dari ketakutan-ketakutan yang mengancam individu.

Apapun jenis ketakutan yang dimiliki individu akan membuatnya merasa

aman dengan menunda hal-hal tertentu. Berikut ini uraian mengenai lima

ketakutan tersebut, yaitu:

1) Takut gagal

Takut gagal dapat diartikan sebagai adanya kekhawatiran

yang berlebihan terhadap kemungkinan terjadinya kegagalan. Faktor

ini melibatkan adanya faktor kognitif seperti berpikir bahwa tidak

melakukan sesuatu adalah lebih baik daripada melakukannya dan

gagal, adanya harapan yang terlalu tinggi pada d irinya sehingga

khawatir akan kemungkinan tidak dapat memenuhi harapan tersebut.

Individu merasa lebih baik tidak melakukannya daripada

membiarkan orang lain tahu akan kekurangan dirinya.

2) Takut sukses

Takut sukses adalah ketakutan akan konsekuensi yang

mungkin didapat dari keberhasilan yang dicapai. Faktor ini

melibatkan hal-hal seperti khawatir bahwa sukses akan

mendatangkan tuntutan dan tanggung jawab yang lebih besar

Page 49: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

sehingga individu takut akan selalu hidup di bawah tekanan dan

tidak punya waktu luang untuk bersenang-bersenang. Selain itu,

individu khawatir akan dijauhi teman-teman karena perasaan iri atas

keberhasilan yang didapatkan atau akan menyakiti orang lain karena

khawatir keberhasilan yang didapat menjadi berita buruk bagi orang

lain dan menggunakan penundaan untuk menahan diri sehingga

individu tidak akan hidup dengan perasaan bersalah.

3) Takut kehilangan kontol

Takut kehilangan kontrol dapat diartikan sebagai adanya

suatu kekhawatiran yang berlebihan akan kehilangan kontrol

terhadap dirinya. Hal-hal yang ditentukan oleh orang lain seperti

batas waktu atau aturan-aturan akan dilihat individu sebagai sesuatu

yang dapat menghilangkan kontrol pada dirinya.

4) Takut terpisah

Takut terpisah adalah pada saat seorang individu merasa

tidak aman dan terlalu khawatir akan menjadi sendirian. Individu

mempunyai sifat ketergantungan pada orang lain sehingga kesulitan

dalam membuat keputusan. Prokrastinasi memberikan indikasi pada

orang lain bahwa individu tersebut membutuhkan bantuan. Individu

menjadi melakukan prokrastinasi saat dirinya tidak yakin pada

dirinya sendiri bisa berhasil menghadapi suatu hal.

Page 50: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

5) Takut keintiman

Takut keintiman menunjukkan adanya kekhawatiran terlalu

dekat atau intim dengan orang lain. Individu takut menjadi terbatasi

apabila membiarkan orang lain menjalin hubungan yang dekat

dengannya. Individu takut apabila orang lain akan menuntut lebih

dan lebih melebihi yang diinginkannya. Prokrastinasi dapat berarti

individu tersebut melarikan diri.

b. Faktor ekstenal

Faktor-faktor yang berasal dari luar mempunyai pengaruh

terhadap persepsi dan reaksi seseorang, termasuk mengenai prokrastinasi.

Faktor lingkungan yang mempengaruhi individu melakukan prokrastinasi

antara lain:

1) Pemberontakan terhadap kontrol dari figur otoritas

Figur orang yang mempunyai otoritas misalnya orang tua

dapat meninggalkan akibat yang berkelanjutan pada kemampuan

individu dalam melakukan sesuatu. Prokrastinasi bisa menjadi

sebuah cara untuk memberontak terhadap kontrol dari orang tua dan

mengembalikan kontrol pada dirinya dengan terlambat mengerjakan

tugas atau bahkan tidak mengerjakannya sama sekali. Sikap,

pemikiran dan aturan-aturan yang dipelajari di dalam keluarga

berkontribusi pada timbulnya prokrastinasi.

Page 51: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

2) Model kesuksesan dan kegagalan

Orang tua, guru, tetangga, saudara, dan orang-orang di sekitar

individu yang biasa melakukan penundaan terhadap pekerjaan

merupakan model bagi individu untuk melakukan prokrastinasi.

Ferrari, dkk. (1995) juga mengemukakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi prokrastinasi akademik, yaitu:

a. Faktor internal

Faktor internal yaitu faktor- faktor yang terdapat di dalam diri individu

yang mempengaruhi prokrastinasi. Faktor-faktor tersebut meliputi:

1) Kondisi fisik

Faktor dari dalam diri individu yang turut mempengaruhi

munculnya prokrastinasi akademik adalah berupa keadaan fisik dan

kondisi kesehatan individu, misalnya kelelahan. Seseorang yang

mengalami kelelahan, misalnya karena kuliah dan banyaknya

kegiatan akan memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk

melakukan prokrastinasi. Seseorang yang berada dalam kondisi yang

tidak sehat maka cenderung menunda beraktivitas dan menjadikan

kondisi kesehatannya tersebut sebagai alasan untuk menunda-nunda

kegiatan.

2) Kondisi psikologis

Kondisi psikologis meliputi karakteristik kepribadian, faktor

kognitif, kepercayaan diri dan motivasi (Wolters, 2003).

Karakteristik kepribadian yang dimiliki individu yang

Page 52: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

mempengaruhi seseorang untuk mempunyai suatu kecenderungan

prokrastinasi, antara lain conscientiousness (ketekunan), pusat

kendali, harga diri, konsep diri, dan regulasi diri yang kurang baik

(Wolters, 2003). Selain itu, prokrastinasi sering dihubungkan dengan

persepsi individu terhadap tugas, menyenangkan atau tidak

menyenangkan, perfeksionisme dan ketakukan akan kegagalan

(Burka dan Yuen, 2008).

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal yaitu faktor- faktor yang terdapat di luar diri

individu yang mempengaruhi prokrastinasi. Faktor- faktor tersebut antara

lain:

1) Gaya pengasuhan orangtua

Pengasuhan anak yang tidak tepat dan tidak memandirikan

dapat mengakibatkan kelak menjadi orang dewasa yang suka

menunda-nunda pekerjaan. Hasil penelitian Ferrari dan Ollivete

(dalam Ferrari, dkk., 1995) menemukan bahwa tingkat pengasuhan

otoriter ayah menyebabkan munculnya kecenderungan perilaku

prokrastinasi yang kronis pada subjek penelitian anak perempuan.

Berdasarkan hasil penelitian Ghufron (2004) ditemukan bahwa

persepsi anak terhadap penerapan disiplin orangtua berpengaruh

pada tingkat prokrastinasi akademik remaja. Hasil penelitian tersebut

menunjukkan hubungan negatif antara persepsi anak terhadap

penerapan disiplin otoriter orangtua dengan tingkat prokrastinasi

Page 53: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

akademik. Artinya, semakin positif persepsi anak terhadap

penerapan disiplin otoriter orangtua, maka semakin rendah tingkat

prokrastinasi akademik anak. Sebaliknya, hubungan antara persepsi

anak terhadap penerapan disiplin permisif dengan tingkat

prokrastinasi adalah searah atau positif, yang artinya semakin positif

persepsi anak terhadap penerapan disiplin permisif orangtua, maka

semakin tinggi tingkat prokrastinasi anak.

2) Tingkat sekolah

Tingkat sekolah juga akan mempengaruhi prokrastinasi

(Rosario dkk, 2009). Kecenderungan mahasiswa melakukan

prokrastinasi meningkat seiring dengan semakin lamanya mahasiswa

tersebut kuliah di perguruan tinggi. Hasil penelitian yang dilakukan

oleh Hill dkk (dalam Ferrari, dkk., 1995) menemukan bahwa ada

peningkatan sekitar 50% perilaku penundaan pada perubahan dari

mahasiswa baru ke mahasiswa tingkat empat selama lebih dari tiga

tahun masa perkuliahan.

3) Reward dan punishment

Adanya objek lain yang memberikan reward lebih

menyenangkan daripada objek yang diprokrastinasi dapat

memunculkan perilaku prokrastinasi akademik. Selain reward yang

diperoleh, prokrastinasi akademik juga cenderung dilakukan pada

jenis tugas sekolah yang mempunyai punishment atau konsekuensi

Page 54: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

dalam jangka waktu yang lebih lama daripada tugas yang memiliki

konsekuensi jangka pendek.

4) Tugas yang terlalu banyak

Prokrastinasi dapat terjadi karena tugas yang terlalu banyak dan

menuntut penyelesaian pada waktu yang hampir bersamaan.

5) Kondisi lingkungan

Perilaku prokrastinasi akademik juga dapat disebabkan

kondisi lingkungan tertentu. Kondisi yang menimbulkan stimulus

tertentu dapat menjadi reinforcement atau penguatan bagi munculnya

perilaku prokrastinasi. Kondisi lingkungan yang tingkat

pengawasannya rendah atau kurang akan menyebabkan timbulnya

kecenderungan prokrastinasi dibandingkan dengan lingkungan yang

penuh pengawasan. Pengawasan yang kurang akan mendorong

seseorang untuk berperilaku tidak tepat waktu.

7. Cara Mengatasi Prokrastinasi

Saltz (Van Wyk, 2004) mengemukakan tentang cara-cara mengatasi

perilaku prokrastinasi, cara-cara tersebut antara lain:

a) Menentukan prioritas

Mendisiplinkan diri untuk menggunakan waktu dengan bijaksana dan

membuat daftar yang berguna. Melakukan hal penting terlebih dahulu.

Melihat masing-masing tugas, tidak melihat secara keseluruhan. Hal

Page 55: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

tersebut akan membantu individu untuk menghindari perasaan yang

terlalu berlebih.

b) Mengenal motif yang mengalahkan diri

Mengenal kualitas diri-sendiri tentang sesuatu yang menyebabkan

prokrastinasi, seperti takut akan kegagalan, keraguan, dan manajemen

waktu yang buruk.

c) Merubah kesempurnaan tujuan

Mencoba untuk dapat menyelesaikan tugas tanpa ingin sempurna. Lihat

tugas dikerjakan untuk kepentingan diri sendiri. Tujuannya adalah

memungkinkan mengerjakan tugas dengan baik dalam waktu yang telah

ditentukan.

d) Mendisiplinkan diri

Menggunakan waktu secara baik dan jangan membuat hal-hal yang tidak

penting. Jika memutuskan untuk istirahat dari tugas selama lima menit,

jangan mengikuti hal-hal yang mengalihkan yang dapat membuat

individu tidak melanjutkan mengerjakan tugasnya.

e) Merubah perilaku lama setahap demi setahap

Sangatlah mungkin untuk berubah, tetapi merubah perilaku lama

memang cukup sulit. Lakukanlah tahap demi tahap secara perlahan jadi

individu dapat memulai untuk menciptakan perilaku-perilaku yang sehat.

Page 56: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

B. Self-Efficacy

1. Pengertian Self-Efficacy

Keyakinan diri merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan

manusia. Keyakinan yang dimiliki seseorang dalam melakukan sesuatu atau

kemampuan menghadapi kendala pada umumnya disebut self-efficacy.

Bandura (1997) mendefinisikan self-efficacy sebagai keyakinan seseorang

terhadap kemampuannya untuk mengorganisasikan dan melaksanakan

serangkaian tindakan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Keyakinan

tersebut merupakan rasa percaya terhadap kemampuan diri yang mendorong

seseorang untuk meraih segala sesuatu yang diinginkannya. Hal tersebut tidak

tergantung pada jenis keterampilan atau keahlian yang dimiliki oleh

seseorang, tetapi lebih berhubungan dengan keyakinan tentang sesuatu yang

dapat dilakukannya dengan berbekal keterampilan atau keahlian yang

dimilikinya. Oleh karena itu berbeda orang dengan keahlian yang sama, akan

terjadi perbedaan pula dalam mencapai hasil yang diinginkan. Salah satu

faktor yang menentukan tersebut adalah self-efficacy seseorang. Alwisol

(2009) menyatakan bahwa self-efficacy sebagai persepsi diri sendiri mengenai

keberfungsian dirinya dalam situasi tertentu. Self-efficacy berhubungan

dengan keyakinan bahwa seseorang memiliki kemampuan melakukan

tindakan yang diharapkan.

Baron dan Byrne (1991) menjelaskan bahwa self-efficacy merupakan

bagian dari self-concept yaitu keyakinan seseorang akan kemampuannya

untuk menangani tugas secara efektif dan melakukan tindakan yang

Page 57: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

diperlukan. Individu dengan keyakinan yang tinggi mengenai kemampuannya

memandang tugas yang sulit sebagai tantangan dan mengerjakannya dengan

optimis daripada menghindari tugas tersebut. Hal serupa diungkapkan oleh

Myers (2002) bahwa dalam kehidupan sehari-hari, self-efficacy mengarahkan

individu untuk menghadapi tujuan yang menantang dan untuk bertahan dalam

menghadapi kesulitan. Kreitner dan Kinicki (1998) menyatakan bahwa

self-efficacy adalah keyakinan seseorang tentang dimilikinya peluang untuk

berhasil menyelesaikan suatu tugas tertentu. Seseorang yang yakin dapat

melakukan suatu tugas lebih memiliki peluang untuk berhasil menyelesaikan

tugas dengan lancar daripada orang-orang yang tidak yakin mampu

menangani suatu tugas dengan baik. Bandura (dalam Friedman dan

Schustack, 2008) menambahkan bahwa self-efficacy memiliki dampak yang

penting bahkan menjadi motivator utama terhadap keberhasilan seseorang.

Seseorang dengan self-efficacy yang tinggi ketika awalnya tidak berhasil,

orang tersebut akan mencoba cara yang baru dan bekerja lebih keras.

Konsep self-efficacy berhubungan dengan penilaian seseorang

mengenai kemampuannya untuk bertindak dalam suatu tugas atau situasi

tertentu (Pervin dan Jhon, 1997). Penilaian self-efficacy mempengaruhi

kemampuan seseorang merasa, berpikir, memotivasi diri dan berperilaku.

Perasaan dan pikiran individu terhadap self-efficacy menentukan besarnya

usaha yang dikeluarkan dan lamanya individu untuk bertahan dalam

menghadapi hambatan dan pengalaman yang tidak menyenangkan. Tingginya

self-efficacy yang dipersepsikan akan memotivasi sesorang secara kognitif

Page 58: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

untuk bertindak lebih tepat dan terarah untuk mencapai tujuan yang

diharapkan. Hal serupa juga dikemukakan oleh Bandura (dalam Baron dan

Byrne, 2003) bahwa self-efficacy merupakan evaluasi seseorang terhadap

kemampuan atau kompetensinya untuk melakukan tugas, mengatasi

hambatan dan mencapai tujuan. Hal tersebut menggambarkan bahwa

seseorang menetapkan tujuan dan membuat penilaian tentang kemampuannya

untuk melakukan tindakan yang diperlukan untuk pencapaian tujuan tersebut.

Orang cenderung menetapkan tujuan yang lebih tinggi untuk dirinya sendiri

ketika memiliki self-efficacy yang tinggi dalam bidang tertentu (Ormrod,

2009).

Myers (2002) menjelaskan bahwa self-efficacy merupakan perasaan

yang dimiliki oleh individu yang merasa dirinya adalah orang yang mampu

melakukan tindakan dengan tepat. Seseorang dengan self-efficacy yang kuat

tetap tenang dalam menghadapi masalah dan mencari solusi, bukan

memikirkan kekurangan dari dirinya. Sebaliknya individu dengan

self-efficacy rendah akan bersikap setengah hati dan mudah menyerah ketika

menghadapi kesulitan. Selain itu, self-efficacy juga mempengaruhi seseorang

mengatasi kekecewaan dan stres dalam mengejar tujuan hidup (Pervin dan

Jhon, 1997). Anak-anak maupun orang dewasa yang memiliki perasaan

self-efficacy yang kuat, pada umumnya lebih tekun, tidak cemas, dan tidak

tertekan sehingga hidupnya jauh lebih sehat dan secara akademik lebih

sukses.

Page 59: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Wade dan Travis (2007) mendefinisikan self-efficacy sebagai

keyakinan seseorang bahwa dirinya mampu meraih hasil yang diinginkan,

seperti penguasaan suatu keterampilan baru atau mencapai tujuan. Santrock

(2009) menambahkan bahwa self-efficacy merupakan keyakinan bahwa

seseorang dapat menguasai situasi dan menciptakan hasil yang positif. Jadi

seseorang yang memiliki keyakinan yang kuat, untuk menguasai suatu

keterampilan atau melaksanakan tugas akan lebih siap, bekerja lebih keras,

lebih tekun dalam menghadapi kesulitan dan mencapai hasil sesuai tujuan

yang diharapkan. Hal tersebut tidak jauh berbeda dengan pendapat Wood dan

Bandura (dalam Cloninger, 2009) yang menjelaskan bahwa perasaan

self-efficacy mengarah pada ketekunan dalam menghadapi rintangan.

Ketekunan yang dimiliki seseorang dalam berperilaku pada akhirnya

mengarah pada kesuksesan yang lebih besar.

Elliot dkk (2000) menyebutkan bahwa self-efficacy mengacu pada

keyakinan individu akan kemampuannya dalam mengontrol perilaku dan

tuntutan lingkungannya sehingga mendapatkan hasil sesuai dengan yang

diharapkan. Hasil yang diharapkan berarti bahwa individu percaya dirinya

dapat melakukan perilaku yang diperlukan untuk mendapatkan hasil tertentu.

Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa individu yang yakin bahwa dirinya tidak

berhasil dalam menghadapi tuntutan lingkungan cenderung fokus pada

ketidakefisienan dan hanya memperhatikan kesulitan saja. Rasa keberhasilan

saat berkinerja dapat menyebabkan individu mengeluarkan usaha dan

bertahan menghadapi permasalahan. Individu yang mengalami kesulitan

Page 60: HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN ......memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

ketika memiliki keyakinan bahwa dirinya mampu berhasil, individu akan

dapat mengesampingkan efek negatif dari kesulitan tersebut dan

menghasilkan motivasi sehingga dapat berkinerja dengan baik.

Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa self-efficacy

adalah keyakinan diri individu terhadap kemampuannya untuk

mengorganisasikan, mengontrol dan melaksanakan serangkaian tindakan

dengan menggunakan keterampilan yang dimiliki untuk melaksanakan tugas

secara efektif, sehingga dapat mencapai hasil yang diharapkan. Self-efficacy

memiliki dampak yang penting bahkan menjadi motivator utama terhadap

keberhasilan seseorang.

2. Sumber Self-Efficacy

Bandura (1997) menyatakan bahwa self-efficacy dapat diperoleh,

dipelajari dan dikembangkan dari empat sumber informasi. Pada dasarnya

keempat hal tersebut adalah stimulasi atau kejadian yang dapat memberikan

inspirasi atau pembangkit positif untuk berusaha menyelesaikan tugas atau

masalah yang dihadapi. Bandura (1997) mengemukakan empat sumber

penting yang digunakan individu dalam membentuk self-efficacy, yaitu:

a. Enactive mastery experience (Pengalaman keberhasilan)

Pengalaman keberhasilan sebelumnya adalah sumber yang paling

penting mempengaruhi self-efficacy seseorang, karena memberikan bukti

yang paling akurat berkenaan dengan kemampuan seseorang dalam

melakukan sesuatu. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa hasil yang