hubungan antara sikap terhadap pelestarian...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP PELESTARIAN HUTAN DENGAN TINDAKAN PELESTARIAN HUTAN PADA MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL
KERINCI SEBLAT PROVINS! JAMBI
Oleh: Fakhrul Razy
NIM: 0071020105
FAKUL TAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1428 H/ 2007 M
HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP PELESTARIAN HUTAN DENGAN TINDAKAN PELESTARIAN HUTAN PADA MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL
KERINCI SEBLAT PROVINS! JAMBI
Skiripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk rnernenuhi syarat
syarat rnernperoleh gelar Sarjana Psikologi
Oleh:
Fakhrul Razy NIM : 0071020105
Di Bawah Bimbingan:
\11~ij\\J Prof. H. H~i. n Yasun M.si
1 146
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATUL.LAH
JAKARTA
1428 H/ 2007 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul "Hubungan Antara Sikap Terhadap Pelestarian
Taman Nasional Kerinci Seblat bengan Tindakan Pelestarian Hulan Pada
Masyarakat Sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat Provinsi Jambi" telah
diajukan dalam sidang munaqosyah Fakultas Psikologi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27 Februari 2007. Skripsi
ini telah diterima sebagi salah satu syarat untuk mernperoleh gelar
Sarjana Strata I (81) pad a Fakultas Psikologi.
Dekan/ Ketua me
Hartati M.si
Jal<arta, 27 Februari 2007
Sidang Munaqosyah
Pembantu Dekan I/ Sekretaris rnerangkap anggota
( ra. H". ~rotun
NIP: 150238773
Anggdta
Pemb ~binq II .~ 1 • ff/
\.\~V JI
, v~f Prof. 'h~1dan Yasun. M.si Peng 1 ill
"Bukanlah ilmu itu dengan memperbanyak
riwaya t tetapi ilmu i tu cahaya
yang Allah letakkan dalam hati
Apabila seseorang memuji dirinya
maka hilanglah cahayanya
Wajiblah atas orang yang menuntut ilmu
bahwa dia memiliki kebesaran,
ke tenangan dan ke taku tan"
(IMAM MALIK)
pelestarian hutan tidak diikuti dengan tindakan aktif masyarakat dalam pelestarian Taman Nasional Kerinci Seblat.
Dalam penelitian selanjutnya, disarankan bagi peneliti lainnya supaya dapat menutupi kekurangan dan kelemahan dari proses penelitian yang telah dilaksanakan, dan disarankan mempertajam kajian permasalahan dan kualitas dari instrumen penelitian.
(G) Daftar bacaan 30 buah (1881-2006)
ABSTRAK
(C) Fakhrul Razy
(A) Fakultas Psikologi (B) Januari 2007
(0) Hubungan Antara Sikap terhadap pelestarian hutan dengan Tindakan terhadap Pelestarian Hutanpada Masyarakat sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat di Provinsi Jambi
(I:) xi + 75 halaman + lampiran (F)
Penl:!litian ini dilatarbelakangi oleh rasa ingih tahu penulis terhadap fenotnena sosial di Provinsi Jambi yaitu mengenai sikap masyarakat terhi:ldap pelestarian hutan dan hubungannya dengan tlndakan pelestarian hufair oleh masyarakat sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat. Tujuan dari pet\l:\lilian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara sikap terhadap pelestarian hutan dengan tindakan pelestarlan hutan pada masyarakat sekitar Taman Nasionalkerinci Seblat Provinsi Jambi.
Sikal:J terhadap pelestarian hutan merupakan penilaian positif-negatif masyarakat terhadap kegiatan pelestarian hutan berdasarkan pen~etahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh masyarakat tersebut. Tiridakan pelestarian hutan adalah tindakan nyata yarl!:j dilkukan masyarakat dalam kegiatan pelestarian hutan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dei1gan metode survey. Adapun variable yang terlibat dalam penelitian lni adalah sikap masyarakat sekitar hutan sebagal variable bebas 1 (X1), tindakan pelel!tarian hutan sebagai (X2) dan pelestarlan TN,kS sebagai variable teriktlt (Y). Populasi dari penelitian ini adalah kepala keluarga pada mai:lyarakat Desa Lempur Mudik Kee. Gunung Ray!l, Kab. Kerinci, Prov. Jambi yang berjumlah 258 orang. Sampel yang digunakan 25% dari populasi yaitu 64,5 yang kemudian dibulatkan menjadl 65 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik samplin~1 acak sederhana. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan sl(ala slkap terhadap pelestarian hutan yang terdiri dari 23 item pernyataan dengan reliabilitas alpha sebesar 0,831 pada harga kritik rho spearman 0,01 dan skala tindakan yang terdiri dari 17 item pertanyaan dengan reliabllltas alpha sebesar 0,656 pada harga kritik rho spearman 0,01.
Hasil dari penelitian diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap pelestarian hutan den~1an tindakan pelestarian hutan pada masyarakat sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat Provinsi. Jambi, dengan menggunakan program spss 12.0 versi windows, diperoleh keputusan bahwa r-hitung < r-tabel (0,250 < 0,317), maka Ho diterima dan H1 ditolak, dengan kofesien korelasi sebesar 0,250 yang signifikan pada taraf 0,44. Artinya, sikap positif masyarakat terhadap
KAT A PENGANt AR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Penyayang, atas karunia dan hidayah-Nya lah penulis dapat mehyelesaikan skripsi ini. Sholawat beserta salam ke~pada Nabi Besar Muhclmmad SAW yang telah menuntun umatnya dari kejahiliyahan mehuju manusia yang beradab.
Penulis sangat menyadari akan kelemahan dan segala keterbatasan dalclm menyelesaikan skripsi ini, oleh karena itu penulis mengucapkan teritlill kasih kepada:
kedlia orang tua Bapak (H. Bukhari Usman). Mak (Hj. Syafinar) terift\akasih atas segala doa-doa, nasihat dan bekal serta kesabaran sel~ma penulis merantau menuntut ilmu, jazakumullohl ahsanul jazaa
lbu Netty Hartaty, M.si selaku Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta
Bapak Hamdan Yasun dan Bapak A Syahid selaku dosen pembimbing yang telah menuntun dan membimbing penulis dalam menyusun skripsi ini.
Bapak Akhmad Baidun selaku dosen pembiml.'.>ing akademik, dan seluruh dosen-dosen dan staff pengajar yang telah memberikan ilmunya ~•elama perkuliahan.
Keluarga Widodo yang telah memberikan tempat men!Jinap penulis selama penelitian, dan Bapak Camat Gunung Raya, Kades Lempur Tengah, Kades Lempur Mudik, Kades Dusun Baru Lempur terimakasih atas kerjasamanya,
Terimakasih kepada teman-teman angkatan 2000 atas motivasinya, lyoh, Leli, Eva dan Evi makasih doanya, Faisal, Anwar, Aanf/, dan teman-teman satu koss: Rahman, Bakhtar, dan Wildan terima kasih atas servis komputernya, terimakasih juga kepada kawan-kawan mahasiswa IMAJI Awen, Shaufy, Fauzan, Ina, Heru, Reni, Saidati, Mutiara dkk.
Terimakasih juga untuk teman-teman alumni Ponpes Darunnajah Hendri, Aldiyawan, Bade, Ida, Dadah, Gato!, Pon salam sukses selalu untuk semua.
Untuk keluarga besar: Maktuo dilei,Tino Mudik, Pak Titi, Bang Tiar, Kak Hajir, Diva dan Alif, dan Umi Zahra. Terima kasih atas dokungan dan doanya
Dan terimakasih atas semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga Allah SWT Yang Maha Agung membalasnya
Demikianlah pengantar dari penulis, semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi khalayak umum dan khususnya bagi pihak yang membutuhkan
Penulis,
Fakhrul Razy
Halaman Judul Halaman Pengesahan Halaman Persetujuan Motto Abstraksi Kata Pengantar Daftar lsi Daftar Tabel Daftar Lampiran
DAFTAR ISi
ii iii iv v vii ix xi xii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1 1.1. Latar belakang masalah ............................................................ 1 1.2. ldentifikasi masalah .................................................................. 8 1.3. Pembatasan dan perumusan masalah ............................................. 8
1.3.1. Pembatasan masalah ........................................................... 8 1.3.2. Perumusan masalah ............................................................ 10
1.4. Tujuan dan manfaat penelitian...... ... . .. . .. ... . .. . . . .. . . .... . .. .. .. . ... ........ .. 1 O 1.5. Sistematika Penulisan ................................................................. 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 12 2.1. Masalah Sikap ........................................................................ 13
2.1.1. Pengertian Sikap .......................................................... 12 2.1.2. Struktur Sikap...... ... ... ... ...... ... ......... ....... ... ... ... ...... ... ... 16 2.1.3. Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Sikap ................ 18 2.1.4. Pengukuran Sikap ......................................................... 21 2.1.5. Penelitian Tentang Sikap ................................................ 21
2.2. Masalah Tindakan ..................................................................... 22 2.2.1. Jenis-jenis tindakan ........................................................ 25 2.2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan... ................ ... 26 2.2.3. konsistensi sikap-tindakan .............................................. 28
2.3. Pelestarian Hutan ....................................... ., ............................ 30 2.3.1. Pengertian Hutan .......................................................... 31 2.3.2. Pelestarian Hutan .......................................................... 31
2.4. Kawasan Hutan Taman Nasional Kerinci Seblat.. ............................ 36 2.4.1. Lokasi Taman Nasional Kerinci Seblat (Tl\IKS) ..................... 38 2.4.2. Manfaat Keberadaan TNKS Bagi Masyarakat Kerinci ............ 38 2.4.3. lnstitusi/Lembaga Pendukung Pelestarian TNKS .................. 40 2.4.4. Program Pemerintah dalam Pelestarian TNKS ..................... 41
2.5.Kerangka Berfikir ....................................................................... 43
BAB Ill METODE PENELITIAN ........................................................ 44 3 .1 . Jenis penelitian ......................................................................... 44
3.1.1. Pendekatan penelitian .................................................... 44 3.1.2. Metode Penelitian ........................................................... 44 3.1.3. Definisi variabel dan operasional variabel. ......................... 45
3.2. Pengambilan Sampel. ................................................................ 46 3.2.1. Populasi dan sampel.............................. .. .. .. ...... .. .. .. .. .. .. 46 3.2.2. Tehnik Pengambilan Sampel. .......................................... 47 3.2.3. Kriteria subjek ................................................................ 48
3.3. Teknik Pengumpulan data .......................................................... 49 3.3.1. Metode dan instrumen penelitan ..................................... 49 3.3.2. Teknik lnstrumen Penelitian ............................................ 49 3.3.3. Teknik Pengolahan Data ................................................ 56
3.4. Pilot study ............................................................................... 56 3.5. Prosedur penelitian ................................................................... 58
BAB IV PRESENTASI DAN ANALISA DATA ..................................... 59 4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian ............................................. 59
4.1.1. Kondisi Umum Desa Lempur Mudik....... .. .. .. .. .. .. . .. . .. .. .. .. .. . 60 4.1.2. Luas Wilayah dan Penggunaan Tanah...... .... .. .. .. .. .. .... ..... 60 4.1.3. Keadaan Sosial Masyarakat... .... .. .... . ... .. ...... .. .. .. .. .. .. . .. .. .. 61
4.2. Gamba ran Um um Subjek Penelitian ............................................... 62 4.2.1. Berdasarkan Jen is Kelamin .............................................. 62 4.2.2. Berdasarkan Usia ......................................................... 63 4.2.3. Berdasarkan Tanggungan Keluarga ................................. 63
4.3. Kondisi Umum TNKS di Desa Lempur Mudik ................................. 64 4.4. Presentasi Data ........................................................................ 68
4.4.1. Kategorisasi Skor Penelitian........................................... 68 4.4.2. Uji Hipotesis ................................................................ 69
4.5. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 70 BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN .................................... 72 5.1. Kesimpulan ............................................................................. 72 5.2. Diskusi. .................................................................................. 72 5.3. Saran ..................................................................................... 74
DAFT AR PUST AKA....................................................................... 76 LAMPI RAN
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
1. Tab el luas kerusakan hutan TNKS ........................................... 5
2. Gambaran TNKS ................................................................... 37
3. Tabel scoring item skala sikap ................................................. 51
4. Tabel Blue print skala sikap .................................................... 52
5. Tabel tryout coba ska la sikap .................................................. 53
6. Tabel scoring item ska la sikap ................................................. 54
7. Ta be I Blue print ska la tindakan ........ \ .................................... 54
8. Tabel tryout ska la tindakan .................................................... 55
9. Tabel Penggunaan tanah Desa Lempur Mudik ......................... 60
10. Tabel jumlah penduduk ......................................................... 61
11. Tabel sosial ekonomi masyarakat.. .......................................... 61
12. Gambaran um um subjek berdasarkan jenis kelamin .................... 62
13. Gamba ran um um subjek berdasarkan usia .............................. 63
14. Gambaran berdasarkan tanggungan keluarga .......................... 63
15. Tabel skor sikap responden .................................................... 68
16. Tabel skor tindakan responden ............................................... 69
17.Tabel korelasi sikap dan tindakan ........................................... 70
LAMPI RAN
Lampiran 1 Surat izin penelitian ke Dinas Kehutanan Kab. Kerinci
Lampiran 2 Surat izin penelitian ke Kantor Camat Gunung Raya, Kab. Kerinci
Lampiran 3 Surat izin meneliti dari Dinas KESBANG <lt Politik, Kab. Kerinci
Lampiran 4 Kata pengantar penelitian
Lampiran 5 Pernyataan kesediaan responden
Lampiran 6 Skala sikap masyarakat sekitar hutan
Lampiran 7 Skala tindakan masyarakat sekitar hutan
Lampiran 8 Data mentah tryout sikap masyarakat sekitar hutan
Lampiran 9 Data mentah tryout tindakan masyarakat sekitar hutan
Lampiran 1 O Nilai validitas dan reliabilitas tryout skala sikap
Lampiran 11 Nilai validitas dan reliabilitas tryout skala tindakan
Lampiran 12 Data mentah penelitian skala sikap
Lampiran 13 Data mentah penelitian tindakan masyarakat
Lampiran 14 Tabel korelasi sikap dan tindakan
BABI
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Artinya: "Te/ah tampak kerusakan di darat dan di taut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia supaya Allah merasakan (memberikan cobaan)
kepada mereka sebagian akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali
kepada jalan yang benar." (Q.S. Ar-Rum:41)
Manusia diamanatkan oleh Tuhan sebagai khalifah di muka bumi antara lain
untuk menjaga kelestarian alam. Namun dalam kenyaitaannya, menjaga
kelestarian alam bukan pula hal yang mudah dan pada kenyataannya banyak
mengalami berbagai macam gangguan, contohnya pelestarian hutan.
Mempertahankan hutan dalam bentuk kawasan konservasi seperti cagar
alam, taman rekreasi, taman nasional adalah solusi yang diusulkan oleh para
ilmuwan dan pecinta alam untuk mempertahankan areal-areal yang
dipertahankan sebagai hutan perawan. Sementara bagi penduduk yang
tinggal di sekitar dan di dalam hutan merupakan sumber mata pencaharian
dan bagian dari wilayah pedesaan yang batas teritorialnya ditandai secara
tradisional, yang dikuasai oleh masyarakat desa sesuai dengan sistem
kepemilikan dan tataguna yang digariskan oleh hukum adat. (Y. Aumeeruddy
1994;102).
Penebangan liar yang tidak bertanggung jawab (i/leg.al /oging), perburuan liar
satwa langka, dan pencurian terhadap jenis flora yan~1 tumbuh di hutan-hutan
adalah contoh lain dari berbagai macam gangguan yang dilakukan oleh
manusia dalam menjaga kelestarian hutah.
Wal hi, (2004: 1) melaporkan b<Ahwa Indonesia memiliki 10% hutan tropis
dunia yang masih tersisa. Hutan indonesia memiliki 12% dari jumlah spesies
binatang menyusui/mamalia, pemilik 16% spesies binatang reptil dan ampibi,
1519 spesies burung dan 25% dari spesies ikan dunia. Sebagian diantaranya
adalah endemik atau hanya dapat ditemui di daerah tersebut.
Sadan Planologi DEPHUT, (dalam Walhi, 2004:1) menyatakan luas hutan
alam asli Indonesia menyusut dengan kecepatan yang sangat
mengkhawatirkan. Hingga saat ini, Indonesia telah k1:ihilangan hutan aslinya
sebesar 72%.
Penebangan hutan Indonesia yang tidak terkendali selama puluhan tahun
dan menyebabkan terjadinya penyusutan hutan tropis secara besar-besaran.
Laju kerusakan hutan periode 1985-1997 tercatat ·J ,6 juta hektar pertahun,
sedangkan pada periode 1997-2000 menjadi 3,8 juta hektar pertahun. lni
menjadikan Indonesia merupakan salah satu tempat dengan tingkat
kerusakan hutan tertinggi di dunia. Di Indonesia berdasarkan hasil
penafsiran citra landsat tahun 2000 terdapat 101,73 juta hektar hutan dan
lahan rusak, diantaranya seluas 59,62 juta hektar berada dalam kawasan
hutan.
Dalam Undang-undang No.41 Tahun 1999 tentang Ke,hutanan, Pasal 8
disebutkan bahwa: (1) Pemerintah dapat menetapkan kawasan hutan tertentu
untuk tujuan khusus, (2) Penetapan kawasan hutan demgan tujuan khusus
dimaksud untuk kepentingan umum, seperti: penelitian dan pengembangan,
pendidikan latihan, serta keagamaan dan budaya. (Walhi, 2004)
Kawasan dengan kategori tersebut ditetapkan oleh pemerintah sebagai hutan
tetap, hutan yang keberadaanya terus dipertahankan baik itu sebagi hutan
lindung, atau hutan konservasi, atau hutan produksi. (EH. Muntasib, 1999:3).
Laporan Depatemen Kehutanan (dalam Sujarwo, 2004:3) menyebutkan telah
terjadi kerusakan kawasan hutan pada Hutan Diklat Bukit Suligi Riau yang
pada awalnya luas hutan tersebut adalah 2.183 hektar dengan kondisi masih
berhutan dan belum mengalami penjarahan. Setelah reformasi dan adanya
krisis ekonomi mengakibatkan terjadinya pengerusakan hutan, sehingga luas
hutan diperkirakan masih utuh hanya tinggal 30% saja, dan selebihnya
menjadi lahan kritis dan perkebunan sawit liar.
Dinas Kehutanan Kabupaten Kerinci (2004) melaporkan, bahwa pada
kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat telah banyak terjadi kerusakan
akibat penebangan hutan yang dilakukan masyarakat ataupun kelompok
yang mengatasnamakan perusahaan. Masyarakat di sekitar hutan
menjadikan kawasan hutan Taman Nasional sebagai areal perladangan
untuk berc.ocok tanam masyarakat namun yang sangat disayangkan aktifitas
ini dilakukan berpindah-pindah. Adapun kelompok yang mengatasnamakan
perusahaan dalam skala besar mengangkut hasil hutan berupa kayu untuk
kepentingan perusahaan mereka.
Seiring kebutuhan ekonomi yang meningkat dan akibat pertambahan
penduduk yang kian pesat tidak sedikit penebangan hutan dilakukan secara
liar dan tidak bertanggung jawab oleh oknum masyarakat ataupun kelompok
tertentu. Hal ini menyebabkan terjadinya penebangan di dalam kawasan
hutan semakin marak terjadi baik yang legal maupun illegal. Bila penebangan
hutan liar ini tidak dihentikan akan berakibat kerusakan yang parah dan
hilangnya fungsi hutan sebagai pengatur tata air.
Hutan yang rapat tumbuhnya sangat besar manfaatnya, baik sebagai
pelindung tanah dari erosi maupun sebagai pengatur tata air. Dengan
adanya hutan, air hujan yang jatuh, tidak akan lansung menyentuh
permukaan tanah, akan tetapi mengenai tajuk dan daun serta serasah yang
ada di bawah tegakan pohon, sehingga tanah aman dari erosi serta tata air
dapat teratur. (Muntasib EH, 1999:56)
Tim PSDA Watch bekerja sama dengan KLH (2005) rnelaporkan, bahwa
kegiatan illegal logging (penebangan liar) meningkat diperkuat dengan
adanya sawmill legal sebanyak 82 perusahaan dan yang illegal sebanyak
111 perusahaan dan gangguan hutan lainnya. Hal tesebut menyebabkan
kerusakan hutan di Taman Nasional Kerinci Seblat yang meliputi empat
provinsi tersebut semakin kritis sampai pada tahun 2000, adapun luas
kerusakan hutan di Taman Nasional Kerinci Seblat yang mengalami
kerusakan tersebut meliputi antara lain dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 1.1.
Luas Kerusakan Hutan Taman Nasional Keriinci Seblat (TNKS)
N PROVINS! KABUPATEN LUAS KERUSAKAN 0
Kerinci 276,40m'
1. Jam bi Merangin 130,48m'
Bungo 64m'
Pesisir Selatan 414m' 2. Sumatera Baral
Solok Sawah Lunto 912m'
Bengkulu Rejang Lebong 126 m' 3.
Bengkulu Utara 462m'
4. Sumatera Selatan Musi rawas 60,25 m'
Kerusakan hutan ini jika dibiarkan terus menerus akibat yahg bisa terjadi
adalah bencana banjir ataupun tanah longsor yang dapat membahayakan
masyarakat kawasan hutan. Kerusakan hutan di Taman nasional Kerihci
Seblat (TNKS) dapat mengancam kehidupan masyarakat sekitar hutan
tersebut, mengingat TNKS merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) utama,
yaitu DAS Batanghari, DAS Musi dan DAS wilayah Pesisir bagian barat. DAS
tersebut sangat penting peranannya terutama untuk memenuhi kebutuhan air
bagi masyarakat sekitar. (PSDA Watch, 2005:1).
Penebangan yang disertai dengan pembakaran hutan dapat mengakibatkan
kabut asap berkepanjangan yang meyebabkan jarak pandang manusia hanya
sebatas lima meter, tentu saja hal ini dapat mengakibatkan sistem
transportasi darat, laut ataupun udara menjadi tergangg1u.
Sujarwo (2004) melakukan penelitian tentang pengetahuan, sikap dan
tindakan masyarakat terhadap pelestarian hutan dengan mengambil kasus di
sekitar hutan Diklat Tabo-Tabo, Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi
Selatan. Dari penelitian tersebut disimpulkan adanya hubungan yang sangat
nyata antara sikap dan tindakan masyarakat dalam pelestarian. Hal ini berarti
bahwa sikap sangat menentukan tindakan masyarakat dalam pelestarian
Hutan Diklat Tabo-Tabo.
Berdasarkan hasil survei dan pengukuran ulang yang dilaksanakan oleh
Badan Pendidikan dan Latihan Kehutanan (2003) dip1~roleh bahwa hutan
Diklat Tabo-Tabo luasnya mencapai 601,262 hektar dari 500 hektar pada
awalnya dan kondisinya semakin baik.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa penelitian hutan dalam kategori
Hutan Diklat Tabo-tabo lebih mudah dilakukan karena petugas Dinas
Kehutanan setempat dapat mengontrol lingkungan fisik hutan dan
masyarakat sekitarnya. Akan tetapi hal ini berbeda clengan kategori Taman
Nasional Kerinci Seblat yang jauh lebih luas dan kondi:sinya yang sangat kritis
akibat pen\::lbangan liar dan gangguan hutan yang banyak dilakukan oleh
masyarakat dan perusahaan kayu yang sudah berlangsung cukup lama.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut itu penulis tertarik untuk
mengangkat rnasalah fenomena sosial di daerah Jambi tersebut dengan
judul:
"HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP PELESTARIAN HUTAN
DENGAN TINDAKAN PELESTARIAN HUTAN PADA MASYARAKAT
SEKITAR TAMAN NASIONAL KERINCI SEBLAT on PROVINS! JAMB!"
1.2. ldentifikasi Masalah
Dari latar belakang rnasalah tersebut, peneliti akan rn1~ngemukakan beberapa
aspek-aspek masalah yang muncul dalam penelitian ini, antara lain:
1. Bagairnana sikap masyarakat sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat
terhadap pelestarian hutan?
2. Bagaimana tindakan masyarakat sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat
terhadap pelestarian hutan?
3. Bagaimana hubungan antara sikap terhadap pelestarian hutari dengan
tindakan pelestarian hutan pada masyarakat sekitar Taman Nasional
Kerinci Seblat?
1.3. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.3.1. Pembatasan masalah
Untuk memudahkan pembahasan dalam penelitian ini dan agar penelitian ini
terarah dan tidak meluas, maka perlu adanya suatu pembatasan masalah.
Masalah dalam penelitian ini yang dibatasi pada:
1. Sikap yang dimaksud peneliti dalam masalah ini adalah sikap
masyarakat sekitar kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat terhadap
pelestarian hutan
2. Adapun yang dimaksud tentang tindakan adalah tindakan atau
perbuatan yang nyata dan aktual yang dilakukan masyarakat sekitar
Taman Nasional Kerinci Seblat-Jambi terhadap pelestarian hutan
3. Masyarakat sekitar hutan yaitu kelompok orang yang tinggal di desa
sekitar hutan dan melakukan kegiatan yang berinteraksi dengan
sumber daya hutan untuk mendukung kehidupannya. Dalam penelitian
ini penulis mengambil kasus pada masyarakat sekitar hutan di
kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat Provinsi Jambi.
4. Pelestarian hutan yang dimaksudkan penulis adalah upaya-upaya
untuk menjaga keberlangsungan fungsi-fungsi TNKS, baik sebagai
fungsi sosial budaya, fungsi ekonomi dan fun£1si ekologi.
Taman Nasional Kerinci Seblat berada di empat provins.i di Pulau Sumatera,
yaitu:
a. Provinsi Jambi meliputi tiga kabupaten yaitu; Kab. Kerinci, Kab.
Merangin dan Kab. Bungo.
b. Provinsi Bengkulu meliputi Kab. Bengkulu Utara dan Kab. Rejang
Le bong
c. Provinsi Sumatera Barat meliputi Kab. Solak dan Kab. Pesisir Selatan
d. Provinsi Sumatera Selatan meliputi Kabupaten Musi Rawas
Dalam penelitian ini penulis lebih menfokuskan pada pelestarian hutan
dikawasan TNKS di Provinsi Jambi tepatnya di Kabupaten Kerinci.
1.2.2. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah tersebut diatas dapat dirumuskan masalah dalam
penelitian ini, yaitu:
Bagaimana hubungan antara sikap masyarakat sekitar hutan terhadap
pelestarian Taman Nasional Kerinci Seblat dengan tinclakan masyarakat
dalam pelestarian hutan di Provinsi Jambi?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana hubungan
antara sikap dan tindakan masyarakat sekitar hutan dalam pelestarian Taman
Nasional Kerinci Seblat, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi
Adapun manfaat penelitian ini secara teoritis penulis berharap agar penelitian
ini dapat menambah khasanah keilmuan bagi bidang psikologi sosial
khususnya mengenai masyarakat sekitar hutan dan berguna bagi penelitian
selanjutnya. Sedangkan secara praktis sebagai bahan masukan bagi
pemerintah daerah dalam upaya pelestarian hutan d;rn mengetahui aspek
aspek psikologis masyarakat sekitar hutan khususnya aspek prilaku berupa
sikap dan tindakan.
1.4. SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam penulisan proposal skripsi ini penulis men!munakan APA STYLE.
Untuk memudahkan penulisan, maka penulis membagi pembahasan sebagai
berikut:
BABI :PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menjelaskan latar belakang masalah,
identifikasi masalah, batasan dan perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian dan sistimatika penulisan
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
Dalam bab ini dijelaskan tentang pengertian sikap, struktur sikap,
faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap, pengertian tindakan,
aspek-aspek tindakan, gambaran umum Taman Nasional Kerinci
Seblat (TNKS)
BAB Ill : METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini ini diuraikan jenis penelitian,subyek penelitian,
instrumen penelitian dan analisis statistik.
BAB IV : HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini dipaparkan latar belakang subjek penelitian, gambaran
umum Taman Nasional Kerinci Seblat, metode' dan upaya pemerintah
dalam pelestarian TNKS, dan hasil penelitian.
BAB V : PENUTUP
Kesimpulan Dan Saran-Saran
DAFTAR PUSTAKA
Sedangkan menurut Doob (1947 dalam Freedman, 1970) mengemukakan:
an attitude as an imp/licit, drive producing response considered socially significant in the individuals society. And attitude toward any given object, idea, or person is enduring system with a cognityive component, an affective component, and behavioral tendency.
Sikap sebagai sesuatu yang tersembunyi, mendorong terbentuknya suatu
tanggapan sosial yang signifikan di dalam masyarakatnya. Dan sikap
mengarah kepada setiap objek, gagasan yang diberikan, atau orang yang
terpaut oleh suatu sistem dengan komponen kognitif, l<omponen affel<tif, dan
l<ecenderungan bertingl<ah laku.
Doob menyatakan sikap merupakan dorongan implisit yang menghasilkan
respon yang signifikan dalam lingkungan individu. la juga menambahkan
bahwa sikap terhadap suatu objek, ide atau orang merupakan sistem yang
terdiri dari tiga komponen, yaitu komponen kognitif, lcornponen afektif,
komponen kecenderungan tingkah laku.
Pendapat lain menurut Ellis (dalam Purwanto, 2003) megutarakan:
Attitude involve some knowledge of situation. However, the essential aspect of the attitude is found in the fact that some characteristic feeling or emotion is experinced, and as we would accordingly expect, some definite tendency to action is associated.
Sikap melibatkan beberapa pengetahuan tentang situasi. Bagaimanapun,
aspelc penting dari sikap sebenarnya terdapat di dalam beberapa
karakteristik perasaan atau pengalaman emosii, dan ketika kita menginginkan
harapan, maka terhubung dengan kecenderungan untuk bertindak.
Ellis menyimpulkan bahwasanya faktor perasaan dan juga kecenderungan
untuk bereaksi memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan
sikap. Suatu stimulus ataupun rangsangan akan direspon dengan sikap yang
berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini terganntung pada emosi atau
perasaan tiap-tiap induividu tersebut.
Krech, dalam Oskamp Stuart, dkk, (1994) mengtJngkapkan bahwa sikap
adalah suatu sistem yang terpusat pada objek sikap dan terdiri atas tiga
komponen, yaitu: kognisi, afeksi dan kecenderungan tindakan.
Menurut Fishbein & Ajzen, (1980); Petty & Caicoppe (1979) dalam Azwar,
2000: 78) menyatakan bahwa sikap merupakan suatu konstruk multidimensi
yang terdiri atas kognisi, afeksi, dan konasi. Semua kornponen tersebut
bersifat evaluatif namun mempunyai peryataan yang berbeda-beda. Menurut
penggabungan beberapa definisi dari Chaiken; Eagly; Myers dan Ajzen,
dalam Sarlito W Sarwono (1999) disimpulkan bahwa ciri khas dari sikap
adalah: (1) Mempunyai objek tertentu (orang, perilaku, konsep, situasi, benda
dan sebagainya) dan (2) Mengandung penilaian (setuju-tidak setuju, suka
tidak suka).
Dr. W.A. Gerungan, Dipl., Psych (2004) rnenyatakan bahwa pengertian
attitude dapat kita terjernahkan dengan sikcip terhadfap objek tertentu yang
dapat rnerupakan sikap pandangan, atau perasaan, tetapi sikap tersebut
disertai dengan kecenderungan untuk bertihdak sesuai dengan sikap objek
itu. Jadi, attitude senantiasa terarahkan kepada sesuatu hal, suatu objek.
Tidak ada attitude tanpa ada objeknya.
Jadi, dari pernyataan teori-teori tersebut penulis dapat rnenyirnpulkan bahwa
sikap adalah respon atau penilaian positif atau negatif pada individu atau
kelornpok terhadap suatu objek baik berupa rnateri (benda, penernuan sains,
alat teknologi) atau nonrnateri seperti kebijakan, norrna, situasi atau keadaan
sosial berdasarkan pengalarnan atau pengetahuan yang dirniliki oleh individu
atau kelornpok tersebut.
2.1.2. Struktur Sikap
(Azwar, 2000: 23) Berasaskan skerna triadic, struktur sikap atas tiga
kornponen yang saling rnenunjang yaitu kornponen kognitif, kornponen afektif,
dan kornponen perilaku.
a. Komponen kognitif, kornponen ini berisikan k1:1percayaan
seseorang rnengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi
setiap objek. Di dalarn kornponen ini terdiri dari fikiran, argurnen,
generalisasai, streotype, rasionalisasi, dan evaluasi. Kepercayaan
berawal dari apa yang telah dilihat dan diketahui sehingga
terbentuk suatu ide ataupun gagasan mengenai sifat atau
karakteristik umum suatu objek. Hal ini dapat kita contohkan pada
·seseorang yang mempunyai sikap negatif tmhadap seseorang
yang ingin mecari kerja di daerah yang ia tempati maka ia akan
mempunyai pandangan bahwa orang tersebut tidak akan
mendapatkan pekerjaannya. Sikap seperti ini tidak akan mudah
berubah dan memerlukan suatu pembuktian dan penelitian lebih
lanjut untuk mengubah sikap tersebut. Maka dapat dikatakan jika
seseorang yang mempunyai sikap negatif teihadap pencari kerja
tersebut, besar kemungkinan pencari kerja tersebut akan
mempunyai sikap yang sama dengan mereka.
b. komponen afeksi, komponen ini menyangkut tentang masalah
emosi, perasaan, yang berhubungan dengan suatu objek.
Perasaan ataupun emosi tersebut dapat dinyatakan dengan suka
atau tidak suka, setuju atau tidak setuju. Sikap positif dalam
komponen ini dapat berupa dukungan ataupun pujian sedangkan
sikap negatifnya dapat berupa penolakan. Untuk mempelajari
komponen afeksi ini dapat diketahui melalui pengalaman Jangsung
ataupun melalui pengalaman orang lain dengan objek sikap atau
dengan mengasosiasikan dengan objek kejadian yang sebenarnya
tidak berhubungan. Hal ini dapat dicontohkan apabila seseorang
yang mempunyai sikap negatif terhadap orang yang mempunyai
latar belakang yang berbeda dalam hal budaya namun pada suatu
saat orang tersebut memberikan suatu kebaikan yang positif untuk
orang tersebut , kemungkinan besar orang tersebut akan menyukai
dan menerima orang itu.
c. komponen konatif, komponen ini merupakan kesiapan untuk
bertingkah laku atau bertindak terhadap terhadap objek sikap
menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungannya
berkaitan dengan objek sikap yang dihadapi. Sikap positif terhadap
objek tertentu menimbulkan kesiapan untuk mendekati objek atau
menolaknya. Hal ini dicontohkan dengan orang yang bersikap
positif terhadap orang lain yang berbeda budayanya akan
cenderung lebih menerima mereka.
2.1.3. Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Sil<ap
Sikap terbentuk melalui proses intreraksi individu dengan individu lainnya dan
interaksinya dengan lingkungan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
terbentuknya sikap antara lain adalah:
a. Pengalaman Pribadi, pengalaman seseorang mempengaruhi
sikapnya terhadap suatu objek. Pengalaman pribadi yang
menyenangkan dapat membentuk sikap positif terhadap suatu objek,
sebaliknya pengalaman yang tidak menyenangk:an dapat membentuk
sikap negatif terhadap suatu objek. Pengalaman yang sangat efektif
dalam pembentukan sikap adalah pengalaman langsung yang dialami
oleh individu.
b. Orang yang dianggap penting, manusia adalah makhluk sosial dan
tiap-tiap indidu cenderung untuk konformis dan menghindari konflik
sehingga lebih banyak meniru seseorang yano mempunyai karisma.
Orang yang dianggap penting biasanya adalah orang tua atau orang
yang lebih tua dan orang yang dituakan dalam suatu kelompok
ataupun komunitas.
c. Kebudayaan, kebudayaan merupakan keseluruhan gagasan,
tindakan, dan hasil dari karya manusia dalam rangka kehidupan
bermasyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar
(Koentjaraningrat, 1990). Kebudayaan memiliki norma-norma tertentu
yang secara tidak langsung dapat membentuk sikap sehingga
kebudayaan mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap
individu ataupun masyarakat. Streotype yang terdapat pada suatu
budaya secara tidak langsung membentuk sikap positif dan negatif.
Suatu objek sikap yang dianggap baik pada suautu kebudayaan
mungkin dapat dipandang unfavorable di kebudayaan lain.
d. Lembaga pendidikan dan lembaga agama, pembentukan sikap
seseorang juga dapat terbentuk dengan pertukaran informasi dan
pengetahuan yang dapat diperoleh dari lembaga1 pendidikan.
Lembaga agama memegang peranan pentin~1 dalam pembentukan
moral dan penentuan sistem kepercayaan dan konsep moral tersebut
sangat berperan dalam menentukkan sikap individu.
e. Media massa dan elektronik, pembentukan opini dalam kepercayaan
seseorang banyak dipengaruhi oleh media massa sebagai sarana
komunikasi. Dalam mempengaruhi sikap media massa ataupun
media elektronika ini bersifat netral sehingga clalam penyampaian
informasi tersebut kurang sesuai dengan kenyataan yang terjadi di
masyarakat.
f. Faktor emosional, emosi berfungsi sebagai penyalur frustasi atau
pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego sehingga emosi
tersebut mendasari dari pembentukkan sikap. (Azwar, 2000)
Sedangkan menurut Sarlito Wirawan Sarwono (2000) menyebutkan bhawa
sikap dapat terbentuk melalui empat macam cara, antara lain:
a. Adopsi, yaitu kejadian yang terjadi berulang-ulang dan terus
menerus dan lama-kelamaan secara beri!ahap diserap ke
dalam diri individu dan mempengaruhi terbentuknya sikap.
b. Differensiasi, yaitu dengan berkembangnya intelegensi;
bertambahnya pengalaman dan sejalan dengan bertambahnya
usia maka ada hal-hal yang tadinya dianggap sejenis sekarang
dipandang tersendiri.
c. lntegrasi, pembentukan sikap terjadi secara bertahap dimulai
dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan hal
tertentu, sehingga terbentuk sikap men!;ienai hal tersebut.
d. Trauma, merupakan pengalaman-pengalaman yang tiba-tiba
mengejutkan yang meninggalkan kesan-kesan mendalam
pada jiwa orang bersangkutan, pengalaman traumatis yang
dapat juga menyebabkan terbentuknya sikap.
2.1.4. Pengukuran Sikap
Pada prinsipnya pengukuran sikap dilakukan dengan menggunakan daftar
pernyataan tentang sikap. Subjek ataupun responden cfiminta memberikan
jawabannya dengan menyatakan sikap positif (favorable) seperti; setuju,
sependapat, atau suka atau sikap negatif (unfavorable). Dalam penelitian ini
penulis menggunakan ska/a Likert. Dari berbagai teknik pengukuran sikap
yang diajukan oleh para pakar, skala yang dibuat oleh Hensis Likert
merupakan skala yang paling populer. (Hari Susianto, 1992)
2.1.5. Penelitian Tentang Sikap
Sebagian diantara hasil-hasil penelitian memperlihatkan adanya indikasi
hubungan yang kuat antara sikap dan prilaku (reviu Wicker, dalam Baron &
Byrne, 1991; Brannon et.al., 1973 dan DeFJeur & Westie, 1958 dalam Allen,
Guy & Edgley, 1980) dan sebagian yang Jain menunjukan betapa Jemahnya
hubungan antara sikap dengan prilaku (antara lain LaPiere, 1934; Greenwald,
1989 dalam Baron & Byrne, 1991). Di Indonesia, hasil penelitian Abdullah
dan Sudjarwo mengungkapkan bahwa para siswa SMA di Provinsi Lampung
memiliki sikap yang positif terhadap profesi guru akan tetapi ternyata mereka
tidak berminat dan tidak ingin bekerja sebagai guru (Abdullah & Sudjarwo,
1993 dalam Azwar, 2000:16)
Sujarwo (2004) melakukan penelitian tentang pengetahuan, sikap dan
tindakan masyarakat sekitar hutan terhadap pelestarian hutan dengan
mengambil kasus di sekitar hutan Diklat Tabo-Tabo Kabupaten Pangkep
Provinsi Sulawesi Selatan. Dari penelitian tersebut disimpulkan adanya
hubungan yang sangat nyata antara sikap dan tindakan masyarakat dalam
pelestarian.
2.2. MASALAH TINDAKAN
Tindakan dalam bahasa lnggris dikenal dengan istilah Action yang diartikan
sebagai tingkahlaku bertujuan, dan pengertian lainnya yaitu suatu pola
kompleks dari perbuatan-perbuatan tingkah laku.
Tentang tindakan McDougall (1999:32) menyebutkan:
.. . acts are the expression of ''ideas''. and that evwy "ideas" is by its vety nature a tendency to movement . ....
Tindakan merupakan ekspresi dari "gagasan-gagasan", dan setiap "gagasan-
gagasan" tersebut dengan sangat alaminya cenderung untuk melakukan
pergerakan ...
Sedangkan menurut Mises (1949: 1.1.1) tindakan manusia adalah:
"Human action is purposeful behavior. Or we may say: Action is will put into operation and transformed into an agency, is aiming at ends and goals, is the ego's meaningful response to stimuli and to the conditions of its environment, is a person's conscious adjustment to the state of the universe that determines his life. Such paraphrases may clarify the definition given and prevent possible misinterpretations. But the definition itself is adequate and does not need complement or commentary".
Tindakan manusia adalah perilaku bertujuan. Atau kita boleh mengatakan:
Tindakan merupakan sesuatu yang dipergunakan dalarn mengerjakan suatu
pekerjaan atau kegiatan dan tersalurkan melalui agen, yang membawa
kepada peyelesaian dan tujuan akhir, yaitu tanggaparu ego yang beralasan
terhadap rangsangan dan kondisi-kondisi pada llngkungannya. Yaitu
kesadaran seseorang terhadap pilihannya yang dapat mempengaruhi dalam
kehidupannya. Pernyataan-pernyataan tersebut cukup memperjelas
pengertian yang diberikan dan mencegah kemungkinan kesalahan
mendefinisinya. Tetapi definisinya sendiri adalah cukup dan tidak
memerlukan komplemen dan komentar.
tingkah Jaku kelompok adalah fungsi dari kepribadian individu maupun situasi
sosial (1945).
2.2.1. Jenis-jenis Tindakan
Pada dasarnya tindakan terbagi menjadi dua macam yaitu tindakan yang
dilakukan dengan sadar, dan tindakan tak sadar atau bawah sadar. lstilah
"tak sadar" digunakan oleh praxeology dan istilah "bawah sadar" dan "tak
sadar"diterapkan oleh psikoanalisa dengan hasil riset dan pikiran yang
berbeda. (Mises, 1949: 1.1.4)
Tindakan bukan sekedar memberi pilihan. Manusia dituntutjuga untuk
menunjukan pilihan pada suautu situasi yang mana pristiwa atu hal-hal
tersebut tak mampu dihindari atau akan terjadi. Tindakan manusia adalah
memilih, menentukan, dan mencoba untuk menjangka1J suatu penyelesaian.
Praxeologi tidak membedakan antara "aktif atau giat" dan "pasif atau malas".
Manusia yang selalu meningkatkan kondisinya dapat dikatakan suatu
tindakan. Namun, manusia yang tidak melakukan apapun atau memilih untuk
diam dalam menentukan keadan juga merupakan bentuk dari tindakan.
Kedua hal tersebut menunjukkan tindakan manusia dalam meraih suatu
tujuan terdiri dari dua bentuk tindakan yaitu menahan d,iri dan bertentangan
atau menolak untuk bertindak. (Mises, 1949: 1.1.8)
2.2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Tindakan
Tindakan manusia dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Mises (1949:
1.1.10) menyebutkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi manusia untuk
bertindak antara lain;
I. Uneasiness (rasa gelisah), pikiran manusia seialu membayangkan
dirinya agar senantiasa berada dalam keadan yang baik, dan tindakan
merupakan alat untuk mengarahakannya menuju penyempurnaan
hasil yang diinginkan.
2. The image of a more satisfactory state, Gambaran lebih terhadap
kepuasan diri, manusia yang merasa puas terhadap pencapaian
keinginanya akan merasakan kebahagiaan yang sempurna, sehingga
dirinya tidak mebutuhkan tindakan lagi untuk ke~puasan dirinya.
3. The expectation that purposeful behavior, yaitu harapan kepada
tindakan, tindakan manusia juga dipengaruhi oleh harapan yang penuh
arti terhadap tindakan yang dilakukan untuk dapat mencapai tujuannya
dan mengurangi rasa gelisah dalam pikirannya.
Adapun kepuasan yang selalu menjadi tujuan akhir dari manusia untuk
bertindak bersifat individualistik. Kepuasan individu satu berbeda dengan
kepuasan individu yang lain hal ini disebabkan oleh berbedanya tujuan yang
diinginkan dalam bertindak tersebut.
Menurut Feurbach dalam Miles (1949:1.1.18) menyatakan bahwa tiap-tiap
tindakan manusia digerakkan oleh naluri atau instingnya yang terdapat dalam
diri manusia tersebut. Namun manusia tidak sama dalam bertindak dengan
hewan. Manusia diberikan kemampuan untuk melakukan peyesuaian
tindakannya. Manusia mempunyai kemampuan untuk menekan dorongan hati
atau keinginan instingnya dalam mencukupi kebutuhannya. Selain itu
manusia juga mampu menyusun berbagai keinginannya kedalam suatu skala,
sehingga ia mampu untuk memilih; singkatnya ia bertindak. Hal inilah yang
membedakan antara manusia dengan hewan.
Manusia merupakan makhluk sosial sehingga dalam kehidupan
bermasyarakat diperlukan suatu tindakan yang sama agar kehidupan mereka
tetap terjalin dalam hubungan yang baik antara sesama individu dan terhadap
lingkungannya. Sebagaimana teori yang dikemukakan oleh Neil Smelser
(dalam Sarlito, 1976: h 100) tentang mekanisme kelompok. la mengatakan
bahwa tingkahlaku atau tindakan kelompok sosial (mas:sa) ditimbulkan oleh
enam faktor yang secara logis, yaitu:
I. Keadaan masyarakat yang penuh tekanan (structural strain) dimana
masyarakat dalam hal-hal tertentu tidak lagi merasa aman. Misalnya:
adanya kebijakan pemerintah tidak dibolehkan lagi melakukan ladang
berpindah sehingga petani tidak aman lagi untuk berladang.
reaksi individual. Respons evaluatif berarti bahwa bentuk reaksi yang
dinyatakan sebagai sikap itu timbulnya didasari oleh proses evaluasi dalam
diri individu yang memberi kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk nilai
baik-buruk, positif-negatif, menyenangkan-tidak menyenangkan, yang
kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap. (Azwar,
2000:15)
Warner & DeFeur (1969 dalam Allen, Guy, & Edgley, 1980 dalam Azwar,
2000: 16) mengemukakan tiga postulat untuk mengindentifikasi tiga
pandangan umum mengenai hubungan sikap dan prilaku sebagai berikut:
1. Postulat konsistensi
Postulat konsitensi mengatakan bahwa sikap VElrbal merupakan
petunjuk yang cukup akurat untuk memprediksil<an apa yang akan
dilakukan oleh seseorang bila ia dihadapkan pada suatu objek sikap.
2. Postulat Variasi independen
Postulat variasi independen mengatakan bahwa tidak ada alasan
untuk menyimpulkan bahwa sikap dan prilaku berhubungan secara
konsisten. Sikap dan perilaku merupakan dua dimensi dalam diri
individu yang berdiri sendiri, terpisah, dan berbeda. Mengetahui sikap
tidak berarti dapat memprediksi perilaku.
3. Postulat konsistensi tergantung
Postulat konsistensi tergantung menyatakan bahwa hubungan sikap
dan perilaku ditentukan oleh faktor-faktor situasional tertentu. Norma
norma, peranan, keanggotaan kelompok, kebudayaan merupakan
kondisi ketergantungan yang dapat mengubah hubungan sikap dan
perilaku.
Kurtner, dkk (1952, dalam David 0. Sears dkk, 1994:141) menemukan
ketidakkonsitenan antara sikap verbal yang tidak toh~ran dan prilaku toleran
yang tarnpak. Suatu kelompok yang terdiri dari dua orang wanita kulit putih
dan satu wanita kulit hitam duduk disebelah restoran yang mereka masuki.
Tetapi kemudlan mereka menelpon untuk mernesan tempat bagi suatu
kelompok yang juga terdiri dari orang kulit hitam dan mereka ditolak oleh
enam diantara restoran itu.
2.3. PELESt ARIAN HUT AN
2.3.1. Pengertian Hutan
Menurut Undang-undang No.41Tahun1999 tentang Kc:!hutanan disebutkan
bahwa hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi
sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan
alam dan lingkungannya yang satu dengan yang lainnya tidak dapat
dipisahkan.
Dalam Kamus Kehutanan volume 1 (1989), mendefinisikan hutan sebagai
suatu ekosistem yang bercirikan liputan pohon yang cukup luas, baik yang
lebat atau yang kurang Jebat. Selanjutnya Simon (19H3) menyatakan bahwa
hutan adalah sebagai asosiasi masyarakat tumbuh-tumbuhan dan binatang
uang didominasi oleh pohon-pohon atau vegetasi berkayu, yang mempunyai
luasan tertentu sehingga dapat membentuk suatu iklim mikro dan kondisi
ekologi yang spesifik.
Junus et al. (1985, dalam Sujarwo, 2004) mendefinisikan hutan sebagai suatu
areal di atas permukaan bumi ini yang ditumbuhi oleh pohon-pohon yang
agak rapat dan luas sehingga pohon-pohon, tumbuh-tumbuhan lainnya dan
binatang-binatang yang hidup di areal tersebut memilil<i hubungan antara
satu dengan yang lain dan membentuk persekutuan hidup alam hayati dan
lingl<ungannya.
2.3.2. Pelestarian Hutan
Pelestarian hutan terl<ait erat dengan konsep Pengelolaan Hutan Lestari
(PHL). Jsl<andar etal.(2003) menyebutl<an bahwa PHL mengandung tiga
dimensi utama untul< mewujudkan kelestarian sumber daya hutan, yaitu
l<elestarian fungsi ekologi, ekonomi dan sosial. Praktek Pengelolaan Hutan
Lestari merupakan wujud nyata atas tingkat keberlanjutan usaha di sektor
kehutanan (dimensi kelestarian el<onomi), derajat keramahan terhadap
lingkungan hidup (dimensi kelestarian fungsi ekologi) serta tinggi rendahnya
kadar harmonis interaksi sosial budaya dengan komunitas lokal (dimensi
kelestarian fungsi sosial).
Selanjutnya Suhendang E. (2002) juga menjelaskan bahwa konsep
pengelolaan mencakup hutan sebagai: (1) fungsi ekonomi adalah
keseluruhan hasil hutan yang dapat dipergunakan untuk memenuhi
kebutuhan kehidupan manusia dalam melakukan berbagai tindakan
ekonomi, (2) fungsi ekologis adalah berbagai bentukjasa hutan yang
diperlukan dalam memelihara dan meningkatkan kua/itas lingkungan,
misalnya fungsi hutan untuk mengendalikan erosi, memelihara kesuburan
tanah, habitat flora dan fauna, dan fungsi-fungsi hutan untuk mengendalikan
penyakit tanaman pertanian, dan (3) fungsi sosial budaya adalah barang dan
jasa yang dapat dihasilkan oleh hutan yang dapat memenuhi kepentingan
umum, terutama bagi masyarakat di sekitar hutan untuk berbagai
kepentingan dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya, rnisalnya penyediaan
lapangan pekerjaan, penyediaan kayu bakar, penyediaan lahan untuk
bercocok tanam, serta untuk berbagai fungsi yang diperlukan dalam rangka
melaksanakan kegiatan pendidikan, pelatihan, serta untuk kegiatan budaya
dan keagamaan.
IITO (1992, dalam Adhar,1995 dalam Sujarwo, 2004:16) mendefinisikan
bahwa secara operasional pengelolaan hutan lestari (Sustainable Forest
Management) itu adalah pengelolaan hutan yang perlu mencakup unsur
unsur: (1) hasil yang berkesinambungan berupa kayu, hasil hutan lainnya dan
jasa, (2) mempertahankan sifat biodiversitas yang tin!~gi dalam perencanaan
tata guna lahan yang integratif yang mencakup jaringan kerja kawasan
lindung dan kawasan konservasi, (3) menjaga stabilit<3S fungsi dan ekosistem
hutan dengan penekanan pada produktivitas yang diperlukan untuk
regenerasi dan pemeliharaan hutan, (4) meningkatkan dampak positif pada
areal disekitar hutan dan sekaligus mengambil langkah-langkah untuk
meminimalkan dampak yang merugikan, (5) proses untuk meningkatkan
partisipasi masyarakat dan penyelesaian perbedaan pendapat yang timbul,
(6) memberi peluang yang cukup luas untuk kemungkinan perubahan
tataguna lahan pada masa mendatang.
Departemen Kehutanan (1997), menyatakan bahwa pelestarian hutan
adalah sebagai suatu upaya atau serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk
mempertahankan agar hutan dapat memberikan manfaat dan pengaruhnya
yang positif secara berkelangsungan dari satu generasi ke generasi
beril<utnya.
Adapun kegiatan-kegiatan pelestarian hutan yang dirnaksud adalah: (1)
penyuluhan tentang hutan dan kehutanan bagi masyarakat luas; (2)
pengusahaan hutan dan pemungutan hasil hutan dengan tepat; (3)
pemanfaatan dan penggunaan hasil hutan yang tepat; (4) pemulihan lahan
kritis dan hutan gundul atau hutan yang tidak/kurang produktif; (5)
perlindungan hutan secara preventif dan represif; (6) pelestarian dan
pengawetan alam, antara lain terhadap flora dan fauna yang dilindungi
dengan tepat.
Pemanfaatan sumber daya hutan tidak hanya untuk diarahkan untuk
menghasilkan keuntungan ekonomi semata, akan tetapi yang lebih penting
menjamin keberlanjutan fungsi-fungsi sumber daya hutan secara terus
menerus dari generasi ke generasi. Menurut Muntasib (1999) manfaat hutan
dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Hutan sebagai sumber Kekayaan Plasma Nutfah dan
Keanekaragaman Hayati. Hutan terutama hutan tropis seperti
hutan di Indonesia mempunyai keanekaragaman hayati
(biodiversity) yang sangant tinggi, karena di daerah tropik yang
penyinaran mataharinya penuh sepanang tahun, mempunyai
suhu rata-rata 27° C dan kelembaban yang itnggi maka dengan
sendirinya hutan mempunyai kekayaan plasma nutfah yang
tinggi pula.
2. Hutan sebagai Pelindung Tanah dan Erosi dan Pengatur Tata
Air.
Hutan yang rapat tumbuhnya sangat besar manfaatnya, baik
bag pelindung tanah dari erosi maupun sebagi pengatur tata air.
Dengan adanya hutan, air hujan yang jatuh, tidak akan lansung
menyentuh permukaan tanah, akan tetapi mengenai tajuk dan
daun seta serasah yang ada di bawah tEigakan, sehingga tanah
aman dari erosi serta tata air dapat teratur.
3. Hutan Menyerap Karbondioksida dan Memproduksi Oksigen
Tumbuh-tumbuhan termasuk pohon dalam proses
pernafasannya menghisap oksigen dan mengeluarkan
karbondioksida, akan tetapi pada proses fotosintesis, terjadi
sebaliknya, tumbuh-tumbuhan akan menyerap karbondioksida
dan mengeluarkan oksigen.
4. Hutan sebagai Sumber Hasil Hutan
Dari hutan banyak sekali sumber alam yang dapat
dimanfaatkan untuk keberlangsungan hidup manusia, antara
lain kayu yang digunakan untuk keperluan masyarakat untuk
perumahan dan keperluan rumah tangga lainnya, begitu pula
dengan rotan, damar dan beragam hasil hutan lainnya
5. Hutan sebagai Sumber Mata Pencaharian dan Tempat Hidup
Sebagian Masyarakat. Hutan dapat dijadiJ(an salah satu dari
surnber rnata pencaharian oleh rnasyanakat antara lain seperti
usaha rotan, darnar dan lain-lain. Banyak hutan-hutan di
nusantara rnerupakan ternpat hidup bagi sebagian rnasyarakat,
baik yang tinggal disekitar hutan rnaupun yang tinggal jauh di
dalarn pedalarnan hutan tersebut.
6. Hutan sebagai Ternpat Pendidil<an, Pelatihan dan Rel<reasi
Hutan juga dapat berfungsi sebagai ternpat untuk rnernpelajari
alarn secara langsung ataupun sebagai ternapat pelatihan dan
penelitian bagi rnahasiswa atau rnasyarakat urnurn yang
berhubungan dengan yang rnereka pelajari di bangku kuliah.
Selain itu, hutan juga rnenjadi sarana rekreasi yang yang
rnenjadi pilihan bagi para wisatawan demostik rnaupun
mancanegara sehingga rnarnpu rnenarnbah devisa untuk
negara.
2.4. KAWASAN HUTAN TAMAN NASIONAL KERINCI SEBLAT
Tarnan Nasional adalah l<awasan pelestarian alam yang mempunyai
ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatl<an untuk
keperluan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya,
pariwisata dan rekreasi.(Peraturan Pernerintah No.34/2002)
Tabel 2.5. Tabel Status Taman Nasional Kerinci Seblat
Diumumkan/dinyatakan Menteri Pertanian No."136/X/1982 seluas 1.484.650 Ha.
Ditunjuk Menteri Kehutanan SK No. 192/Kpts-11/1996 denQan luas 1.386.000 Ha.
Letak Prov. Sumatera Ba rat, Prov. Jambi, Prov. Sumatera Selatan, Prov. Benakulu
Temoeratur Udara 07°-28° C Curah Hujan Rata-rata 3.000 mm/tahun
Ketinooian Tempat 500-3.800 m dol
Hutan-hutan Kerinci awalnya mendapat status dilindungi dari Pemerintah
Kolonia! Belanda pada tahun 1929, status tersebut dipertahankan oleh
Pemerintah Indonesia. Status Taman Nasional yang cliperoleh pada tahun
1991, telah menjadikan taman nasional ini pusat konservasi hutan-hutan di
Sumatera dan kepulauan Indonesia pada umumnya. Taman Nasional ini
merupakan kawasan konservasi alam yang ketiga terbesar di Indonesia.
(Y.Aumeeruddy, 1994:101).
Dalam sejarah pembentukannya, taman nasioanal ini rnerupakan penyatuan
dari kawasan-kawasan Cagar Alam lnderapura dan Bukit Tapan, Suaka
Margasatwa Rawasa Huku Lakitan-Bukit Kayu Embun dan Gunung Seblat,
hutan lindung dan hutan produksi terbatas di sekitarnya yang berfungsi hidro-
orologis yang sangat vital bagi wilayah sekitarnya. (Tarnan Nasional Kerinci
Seblat, 2004)
2.4.1. Lokasi Taman Nasional Kerinci Seblat (TNtCS)
Taman Nasional Kerinci Seblat sebagian besar merupakan rangkaian
pegunungan Bukit Barisan selatan di Pulau Sumatera bagian tengah. Secara
geografi TNKS terletak pada 100°31'18" - 102°44' Lintang Timur dan 17'13"-
326'14" Lintang Selatan. Taman Nasional Kerinci Seblat berada di empat
provinsi di Pulau Sumatra seluas 1.368.000 Ha, yaitu :
a. Provinsi Jambi seluas 422.190 Ha (30,86%) yang meliputi tiga
kabupaten yaitu; Kab. Kerinci, Kab. Merangin dan Ka.b. Bungo.
b. Provinsi Bengkulu seluas 310.910 Ha (22,73%) meliputi Kab. Bengkulu
Utara dan Kab. Rejang Lebong
c. Provinsi Sumatera Barat 353.780 Ha (25,86%) meliputi Kab. Solak,
Kab. Sawahlunto Sijunjung dan Kab. Pesisir SEilatan
d. Provinsi Sumatera Selatan 281.120 Ha (:W,55%) yang meliputi
Kabupaten Musi Rawas
2.4.2. Manfaat Keberadaan TNKS Bagi Masyarakat Kerinci
Keberadaan Taman Nasional Kerinci Seblat merupakan aset sumber daya
alam bagi daerah Provinsi Jambi. Adapun manfaat TNKS bagi
keberadaannya di Kabupaten Kerinci -Jambi antara lain:
a. TNKS merupakan kawasan pelestarian, yaitu kawasan taman nasional
ini merupakan kawasan dengan ciri tertentu, baik di darat maupun di
perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan
keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga
berfungsi sebagai sistem penyangga kehidupan. (Warta Kebijakan,
2003)
b. TNKS merupakan sumber pengatur tata air, keberadaan TNKS sendiri
yang banyak menyimpan mata air dapat memberikan manfaat yang
besar bagi masyarakat dalam pengairan lahan-lahan pertanian mereka
dan menjadi pencegah terhadap terajadinya bencana banjir dan tanah
longsor
c. Merupakan tempat/habitat flora dan fauna. Di dalam hutan Taman
Nasional Kerinci Seblat memiliki 4000 jenis tumbuhan yang didominasi
oleh Family Dipterocarpaceae, dengan flora yang langka dan endemik
yaitu Pinus Kerinci (Pinus Merkusii Strain Kerinc0, Kayu Pacat
(Harpu/ia Alborera), Bunga Raflesia (Rafflesia Amo/di), Bunga Bangkai
(Amorphophallus Titanum dan A. Decussi/vae). TNKS juga merupakan
habitat dari berbagai satwa langka yang dilindungi oleh pemerintah,
seperti Harimau Loreng Sumatera, Badak Sumatera, Gajah Sumatera,
Kucing Emas dan jenis hewan lainnya. (Taman Nasional Kerinci
Seblat, 2004)
d. Merupakan daerah hulu sungai DAS Batang hari, TNKS merupakan
daerah hulu sungai terpanjang di Sumatera yaitu Sungai Batanghari
yang mengalir di sepanjang daerah Jambi yang sangat vital
peranannya untuk memenuhi kebutuhan air bagi hidup dan kehidupan
jutaan orang yang tinggal didaerah tersebut.
e. Merupakan sumber kebutuhan bagi masyarakat. Hasil penelitian
Biological Science Club (BScC) pada tahun 1993 di daerah buffer zone
ditemukan 115 jenis vegetasi etlmobotanical yang banyak digunakan
masyarakt setempat untuk keperluan seperti obat-obatan, kosmetik,
makanan, anti nyamuk, dan keperluan rumah tangga lainnya.
2.4.3. lnstitusi/Lembaga Pendukung Pelestarian TNKS
Dalam pelestarian kawasan hutan TNKS pemerintah bekerja sama dengan
pihak swasta lokal ataupun badan dunia PBB serta dibantu dengan peran
aktif masyarakat. Adapun lembaga-lembaga tersebut antara lain;
a. Balai TNKS, yaitu suatu lmbaga yang diberi wewenang oleh
pemerintah pusat untuk mengelola Taman Nasional yang bertugas
mengawasi dan melakukan patroli-patroli terhadap
penyalahgunaan hasil hutan
b. Pemerintah Daerah, mengatur kebijakan-kebijakan terhadap
pendayagunaan dan pelestarian TNKS dengan berkerjasama
dengan Pemerintahan Pusat.
c. Sadan Usaha Milik Negara/Swasta bekerjasama dengan Bank
pemerintah dan swasta,dan WWF, berfungsi :sebagai badan
pembantu pemerintah baik dalam hal dana ataupun tenaga dalam
pelestarian hutan kawasan hutan TNKS
d. LSM, sebagai lembaga pengontrol kebijakan pemerintah dalam
pendayagunaan dan pelestarian TNKS
e. Kelompok Masyarakat, yaitu kelompok-kelompok masyarakat yang
dibentuk dan dikaderisasi oleh pemerintah clalam usaha
pelestarian hutan
2.4.4. Program Pemerintah dalam Pelestarian TNKSi
Pemerintah dalam menerapkan kebijakan-kebijakannyi~ dalam pelestarian
hutan TNKS tidak akan berjalan baik jika tidak mengikutsertakan peran
masyarakat sekitar hutan itu tersebut. Sehingga pemer.intah membuat
beberapa program antara lain;
a) Pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan TNKS melalui kegiatan
Agroforestry, yaitu pemberdayaan masyarakat dengan kegiatan
penanaman kembali setelah penebangan yang dilakukan
masyarakat dengan dibimbing oleh petugas penyuluh kehutanan
dari Dinas Kehutanan Kab.Kerinci. Kegiatan ini direkomendasikan
oleh lembaga-lembaga pemerintah dan non pemerintah konservasi
internasional. Sistem pertanian tebas-bakar di l<erinci telah
berkembang menjadi dua tipe sistem agroforestry yaitu (1) ladang,
yakni sistem agroforestry dengan siklus budidaira pepohonan
bergantian dengan tanaman musim, (2) pelak, yakni sistem
agroforestry kompleks dengan komponen utama kopi atau l<Ulit
manis, dipadukan berbagai spesies pepohonan asal hutan.
(Y.Aumeeruddy, 1994:105)
b) Pendidikan dan pelatihan kader konservasi, rnelatih dan mendidik
masyarakat dengan membentuk kelompok-kHlompok pengkaderan
yang dididik langsung oleh petugas penyuluh lapangan kehutanan
c) Hutan Kemasyarakatan, program pemerintah dalam memberikan
pE;Jmahaman hutan sebagai milik negara dan dipergunakan sebaik
baiknya oleh masyarakat dengan tangglmg jawab
d) Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL), gerakan
nasional dengan bekerjasama dengan masyarakat sekitar kawasan
hutan dalam merehabilitasi kembali hutan yang mengalami
kerusakan-kerusakan
Dalam melaksanakan program-program tersebut, peme1rintah bekerjasama
dengan LSM, Sadan Usaha Milik Negara/Swasta, Bank Pemerintah dan
swasta dan WWF yang sifatnya membantu pemerintah yang berfungsi dalam
pendanaan ataupun tenaga dalam upaya pelestarian hutan kawasan hutan
TNKS
2.5. KERANGKA BERFIKIR
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikatakan bahwa pelestarian Taman
Nasional Kerinci Seblat (TNKS) sangat membutuhkan adanya kerjasama
berbagai pihak terutama masyarakat sekitar hutan, oh>h karena itu sikap
masyarakat sekitar hutan di kawasan TNKS menjadi penting untuk diketahui.
Adapun skema kerangka bertikir berdasarkan bagan adalah sebagai berikut:
Sikap
Masyarakat
Tindakan
Pelestarian J TNKS
Asumsi peneliti; bahwa adanya hubungan antara sikap dengan tindakan
masyarakat sekitar hutan TNKS terhadap kegiatan pe~estarian hutan.
Semakin positif sikap masyarakat sekitar hutan maka semakin positif pula
tindakan masyarakat terhadap kegiatan pelestarian hutan TNKS Berdasarkan
kerangka bertikir diatas, peneliti dapat merumuskan hipotesa penelitian
sebagai berikut:
a) Hipotesis 1, jika terdapat hubungan yang signifikan antara sikap
terhadap pelestarian dengan tindakan pelestarian hutan pada
masyarakat Taman Nasional Kerinci Seblat Provinsi Jambi.
b) Hipotesis 0, jika tidak terdapat hubungan yang si11nifikan antara sikap
terhadap pelestarian hutan dengan tindakan pelestarian hutan pada
masyarakat Taman Nasional Kerinci Seblat Provinsi Jambi.
BAB Ill
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
3.1.1. Pendekatan penelitian
Peneliti memilih penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang merupakan
penelitian yang informasinya atau data-datanya dikelola dengan statistik.
(Kountur, 2004). Dalam hal ini data yang didapat diolah dengan
menggunakan angka-angka.
3.1.2. Metode penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode
survey yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu
masyarakat atau kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu
gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih. (Altherton & Klemmack,
1982; dalam Soehartono, 2002)
Dalam penelitian ini selain mencari hubungan antara sikap masyarakat
sekitar hutan dan tindakannya terhadap pelestarian hutan Taman Nasional
Kerinci Seblat, juga bertujuan untuk memberi gambaran umum masyarakat
sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat Provinsi Jambi.
r~.__,_----.. --·------··-; I . . \ ff•UJT/IM,li 1 UIN · . , i
3.1.3. Definisi variabel dan operasional variabel
Adapun definisi variabel dalam penelitian ini antara lain:
1. Sikap terhadap pelestarian hutan adalah penilaian positif-negatif
masyarakat sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat terhadap kegiatan
pelestarian hutan.
2. Tindakan terhadap pelestarian hutan adalah kegiatan secara sadar
yang dilakukan oleh masyarakat sekitar Taman Nasional Kerinci
Seblat dalam pelestarian hutan.
3. Pelestarian hutan adalah kebijakan pemerintah yang melibatkan
masyarakat dalam upaya pelestarian hutan
Adapun operasional variabel dalam penelitian ini adalall:
1. Sikap terhadap pelestarian hutan, dengan indikatornya antara lain:
a,. sikap terhadap penyuluhan tentang hutan
b. sikap terhadap batas kawasan hutan
c. sikap terhadap pemanfaatan hasil hutan
d. sikap terhadap pemulihan lahan kritis
e. sikap terhadap perlindungan preventif dan represif
f. sikap terhadap pengawetan dan pelestarian alam
2. Tindakan terhadap pelestarian hutan, adapun indikatornya antara lain:
a. mengikuti penyuluahn kehutanan
b. memberi batas kawasan hutan
c. pemanfaatan hasil hutan
d. pemulihan lahan kritis
e. perlindungan preventif dan represif
f. pelestarian dan pengawetan alam
3.2 Pengambilan Sampel
3.2.1. Populasi dan sampel
Populasi merupakan totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki
karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan dite•liti. (Hasan, 2002).
Populasi dalam penelitian ini berdasarkan data yang d] dapat dari Kantor
Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci 2006, bahwa Kepala Keluarga
pada masyarakat yang bermukim di sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat,
berjumlah 258 orang Kepala Keluarga yang tersebar di Desa Lempur Mudik
dan Desa Dusun Baru Lempur, Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci
(Monografi Desa, 2006). Adapun kepala keluarga dipilih dengan asumsi
bahwa kegiatan pelestarian hutan banyak dilakukan oleh kepala keluarga.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara
tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang
dianggap dapat mewakili populasi. (Hasan, 2002). Adapun jumlah populasi
yang berjumlah 258 orang merupakan jumlah yang besar dan melebihi 100
peneliti mengambil 25% dari jumlah keseluruhan populasi. Dengan
perhitungan sebagai berikut: 258 / 100 = 2,65 X 25 = 64,5 responden. Dari
angka tersebut peneliti membulatkannya menjadi 65 responden.
Pengambilan jumlah sampel ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2002)
yang menyebutkan bahwa apabila jumlah populasi lebih dari 100 atau besar
maka jumlah sampel yang dapat diambil 1 O sampai demgan 15% atau 20
sampai dengan 25%. Gay (dalam Sevilla et al. 1993, 8ingaribuan dan S.
Effendi, 1995) juga menyebutkan bahwa untuk penelitian korelasional,
sampel yang diperlukan lebih besar dari 30 sampel agar hasilnya dapat
dianalisis secara statistik.
3.2.2. Teknik pengambilan sampel
Untuk mendapatkan cara dan hasil obyektif, maka tekhnik pemilihan subyek
dalam penelitian ini menggunakan tekhnik sampling ac:ak (Random
Sampling). W. Feller (1957) dalam Kerlinger (1992) mendefinisikan sampling
acak adalah metode pengambilan suatu bagian (sampeil) yang mungkin
terambil dari n yang besarnya tetap, namun memiliki probabilitas sama untuk
terpilih.
Pengambilan sampel dengan teknik ini peneliti mengambil sampel dengan
jalan undian. Masing-masing warga populasi dituliskan pada sehelai
guntingan kertas, kemudian digulung sehingga tak terlihat tulisan nama
seseorang kepala keluarga. Dari 258 gulungan kertas. tadi lalu dikocok,
selanjutnya diambil satu persatu sampai mencapai jurnlah 65 gulungan.
Mereka yang terpilih adalah warga populasi yang terpilih sebagai sampel
penelitian.
3.2.3. Kriteria subyek
Agar sampel yang terpilih representatif, maka ditentukan kriteria-kriteria
subyek. Kriteria subjek merupakan sifat-sifat umum dari populasi. Sifat-sifat
umum dari suatu populasi (ciri khas) adalah sifat-sifat yang paling sering dan
demikian cenderung terdapat dalam sebarang sampel acak (Stilsson, 1966
dalam Kerlinger, 1992; 190).
Penulis telah menentukan kriteria-kriteria masyarakat sekitar hutan yang
dijadikan subjek penelitian yang disesuaikan dengan keibutuhan penelitian.
Kriteria tersebut adalah:
a. Subyek merupakan kepala keluarga (KK) pada rnasyarakat yang telah
bermukim di sekitar hutan TNKS, minimal 3 tahun.
b. Subyek memiliki latar belakang pendidikan minimal SLTP, dengan
tujuan subjek mampu membaca sehingga mempermudah dalam
quisioner dalam penelitian.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
3.3.1. Metode dan instrumen penelitian
Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan peneliti yaitu dengan cara
menyebarkan skala sikap terhadap pel~starian hutan yang mengacu pada
model skala liker! dengan metode rating yang dijumlahkan (method of
Summated rating). Metode rating yang dijumlahkan merupakan metode
penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respon sebagai
dasar penentuan nilai skalanya (Azwar, 2003: 34).
Skala tindakan pelestarian hutan merupakan skala kategori respon yang juga
mengacu pada model skala Liker! digunakan untuk mengukur tindakan
masyarakat sekitar hutan terhadap pelestarian Taman Nasional Kerinci
Seblat.
3.3.2. lnstrumen penelitian
lnsrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala sikap
terhadap pelestarian Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dan skala
tindakan masyarakat dalam pelestarian TNKS. Adapun penjelasannya adalah
sebagai berikut:
a. Skala Sikap terhadap pelestarian hutan
Untuk memperoleh data yang dapat mengungkap masalah dalam penelitian
ini, alat ukur yang digunakan untuk mengukur sikap subjek terhadap
pelestarian hutan menggunakan skala likert (Sarlito, 1996).
Skala sikap adalah kumpulan pertanyaan mengenai objek sikap. Dari respon
subjek pada pertanyaan tersebut kemudian dapat diarnbil kesimpulan
mengenai arah dan intensitas seseorang. Pada beber.apa bentuk skala dapat
pula diungkap mengenai keluasan dan konsistensi sikap (Azwar, 1995).
Pertanyaan-pertanyaan atau item yang membentuk skala sikap kemudian
dikenal dengan nama pernyataan (statement). Statem13nt sendiri didefinisikan
sebagai pernyataan yang menyangkut objek psikologi (Mar'at. 1984).
Skala ini mengukur derajat setuju (sikap positif) dan tidak setuju (sikap
negatif) dengan alternatif jawaban yang berjenjang mulai dari tidak setuju
sampai dengan sangat setuju dengan skor 1-5. Dalam ·skala ini skor akhir
subjek merupakan skor total dari jawaban setiap pernyataan. Ada lima
alternatif jawaban untuk subyek, yaitu sangat setuju (S8), setuju (S), ragu
ragu (R), tidak setuju (TS), dan sangat tudak setuju (STS).
Sedangkan kelemahan skala ini adalah sulit untuk meninterpresentasikan
jawaban pada kategori ragu-ragu (R) yang timbul ketika ingin menentukan
sikap seseorang sebagai sikap positif atau negatif, untuk menghindari
masalah tersebut dalam penelitian ini alternatif jawaban ragu-ragu ditiadakan.
Skoring yang digunakan untuk setiap kategori pada pt~nelitian ini untuk setiap
item adalah berdasarkan norma pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.3.2.a Sk . It Sk I S"k T h d P I t . n ormg em aa 1 ap er a ap •~es aria
Skala Favorable Unfavorable SS 4 1 s 3 2
TS 2 3 STS 1 4
Selanjutnya skor subyek pada setiap pernyataan dijumlahkan. Jadi makin
tinggi skor subjek, maka makin positif pula sikap terhaclap pelestarian TNKS ,
semakin rendah skor subjek, maka semakin negatif pula sikap terhadap
pelestarian TNKS.
Untuk rnengukur tingkat sikap responden dalarn penelitian ini digunakan
beberapa indikator tentang aspek-aspek pelestarian. Masing-masing aspek
tersebut diukur menggunakan satu atau lebih pertanyaan dengan jurnlah 36
item yang terdiri dari 18 item favorable dan 18 item unfavorable. Pengukuran
secara rinci terhadap masing-masing aspek dalam peles;tarian hutan adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.3.2.b. Tabel Blue Print Skala Sikap
INDIKATOR SIKAP JM N ASPEK PELESTARIAN
0 HUT AN KOGNITIF KONATIF AFEKTIF L
FAV UNFAV FAV UNFAV FAV UNFAV 1. Penyuluhan tentang hutan 1 19 7 25 13 31 6 2. Batas kawasan hutan 2 20 8 26 14 32 6 3. Pernanfaatan hasil hutan 3 21 9 27 15 33 6 4. Pernulihan lahan kritis 4 22 10 28 16 34 6
5. Perlindungan preventif dan 5 23 11 29 17 35 6 re pres if
6. Pengawetan dan pelestarian 6 24 12 30 18 36 6 a lam
TOTAL 6 6 6 6 6 6 36
Try Out dilakukan pada tanggal 21-23 Juli 2006 yang dilaksanakan di Desa
LempurTengah, Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci, Provinsi
Jam bi.
Peneliti menyebar angket skala sikap terhadap pelestarian TNKS berjumlah
40 angket. Adapun yang kembali hanya 35 angket, sehingga angket yang
dapat diolah adalah 35 angket.
Dari hasil analisa skala sikap terhadap pelestarian TNKS dengan menguji
validitas dan realibilitas dengan hasil 23 item valid dari 36 item yang ada.
Dengan hasil uji realibilitas 0,831 yang menunjukkan tes ini reliabel. Dan dari
pengujian validitas tersebut dapat dilihat pada tabel berikut, yang diberi tanda
bintang:
Tabel 3.3.2.c Hasil Try out Skala Sikap Pelest.arian Hut.an
N ASPEK PELESTARIAN INDIKATOR SJKAP JM
0 HUT AN KOGNJTJF KONATIF AFEKTJF L
FAV UNFAV FAV UNFAV FAV UNFAV 1. Penyuluhan tentang 1* 19 7* 25* 13* 31* 6
hutan 2. Batas kawasan h utan 2* 20 8* 26* 14 32* 6 3. Pemanfaatan hasil hutan 3 21 9 2'(* 15 33* 6 4. Pemulihan lahan kritis 4* 22* 10* 28* 16* 34* 6 5. Perlindungan preventif 5 23* 11 21)* 17* 35* 6
dan represif 6. Pengawetan dan pelestarian 6 24* 12 30 18* 36* 6
a ram TOTAL 6 6 6 e; 6 6 36
b. Skala Tindakan Pelestarian Hutan
Untuk mengukur tindakan responden dalam penelitian ini peneliti
menggunakan skala tindakan pelestarian hutan yang te~rdiri dari beberapa
indikator tindakan dan aspek-aspek pelestarian. Masin11-masing aspek diukur
menggunakan satu atau lebih pertanyaan. Untuk kategori respons berupa
frekuensi kejadian, subjek diminta menyatakan frekuem>i timbulnya tindakan
sebagaimana yang digambarkan dalam pernyataan.
Pilihan-pilihan jawabannya adalah TP = Tidak Pernah, KO= Kadang-kadang,
SR= Sering, SL = Selalu (Azwar 1999).
Tabel 3.3.2.d Tabel Skoring Item Skala Tindakan Pelestarian Hutan
Skala Favorable Unfavorable SL 4 1 SR 3 2 KD 2 3 TP 1 4
Jika sifat pertanyaan positif (favourable), tindakan selalu lebih dari 4 kali
/bulan dan rutin (skor 4), sering 3 kali/bulan (skor 3), kadang-kadang atau
hanya 2 kali/bulan (skor 2) dan tidak pernah sekalipun (skor 1) dan
sebaliknya jika sifat pertanyaan negatif (unfavourable) ..
Hasil pengukuran tindakan responden dihitung berdasarkan total yang
diperoleh responden. Hasil pengukuran dikategorikan rnenjadi: 1) positif, 2)
negatif. Adapun tindakan dalam aspek pelestarian hutan adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.3.2.e Tabel Blue Print Skala Tindakan Pelestarian Hutan
TIN DAKAN
No ASPEK PELESTARIAN HUTAN Gamban3n Harapan JML Uneasiness
kepuasan terhadap tindakan
1 Mengikuti Penyuluhan 1,7,22 11, 17 19,23,24 8 kehutanan
2 Memberi Batas kawasan hutan 2.3,9 12 20 5 3 Pemanfaatan hasil hutan 4 13.14 32 4 4 Pemulihan lahan kritis 35 18.21.25 26 28 36 7 5 Perlindungan preventif & 5,8,10,33 15,27 29,31 8
re pres if 6 Pelestarian alam 6,34 16 30 4
TOTAL 14 12 10 36
Adapun skala tindakan tersebut terdiri dari 36 item yang disebar bersamaan
dengan penyebaran Skala sikap terhadap pelestarian hutan. Perhitungan
validitas digunakan rumus Product Moment Pearson dengan bantuan SPSS
versi 12.0 for windows. Setelah dilakukan uji validitas diperoleh hasil 19 item
gugur dan 17 item pernyataan yang valid dan layak di9unakan untuk
penelitian. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut, yang diberi tanda
bintang:
Tabel 3.3.2.f T b I H a e asll Trv Out aa mda an Sk I T" k p elestarian
TINDAKf>,N
No ASPEK PELESTARIAN HUTAN Gambaran Hara pan JM
Uneasiness kepuasan terhadap L tindakan
1 Mengikuti Penyuluhan 1,7*,22 11, 17 19,23*,24* 8 kehutanan
2 Memberi Batas kawasan hutan 2,3,9 12 20* 5 3 Pemanfaatan hasil hutan 4 13,14 32* 4 4 Pemulihan lahan kritis 35* 18*, 21*, 28*,36 7
25*, 26* 5 Perlindungan preventif & 5,8, 10,33 15*, 27* 29*,31* 8
represif 6 Pelestarian alam 6,34* 16 30 4
TOTAL 14 12 10 3 6
Uji reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach dan diperoleh hasil bahwa
' koefisien reliabilitasnya adalah 0,656. berdasarkan data tersebut, instrument
yang digunakan reliabel karena koefisien korelasinya mElndekati angka 1.00.
(Azwar, 2003)
3.3.3.Teknik pengolahan data
Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah dan dianalisis untuk dapat
menjawab masalah dan hipotesa penelitian. Dikarenakan penelitian ini untuk
meriguji keeratan hubungan antara variabel bebas variabel terikat yang
dinyatakan dalam hipotesis penelitian, maka peneliti menggunakan metode
analisis korelasi non-parametrik formula Spearman-Brown, dalam
perhitungannya penulis menggunakan program SPSS 12.0 for windows.
Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
s- B = rxx' =
keterangan:
2(r1.2) 1+ r 1.2
rxx' = angka indeks korelasi
r 1.2 = koefesien korelasi antara kedua belahan
3.4. Pilot Study
Dalam menguji instrumen dilakukan pada 35 responden yang memiliki kriteria
yang sama dengan masyarakat sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat.
Adapun uji instrumen penelitian ini antara lain:
1) Uji validitas skala
Untuk menguji validitas skala, penguji menggunakan rumus Product
moment Pearson, dengan rumus:
r XY -- (I:X) (I:Y) rxy =
~ { rx• i - ctxi) 2 }tN { I Yi2 -- (IYi) 2 }/N
Keterangan:
keterangan :
rxy = angka indeks korelasi product moment
n = jumlah subjek
x = skor item
y = skor total
2) Uji reliabilitas skala
Uji reliabilitas terhadap instrumen penelitian dilakukan dengan
menggunakan rumus Alpha Cronbach. Dengan rum us:
K r S' j a = -------------- { 1 - ---------- }
k-1 S1 x
keterangan:
a = koefesien reliabilitas alpha
k = jumlah item
3.5. Prosedur Penelitian
1.Tahap Awai, mengurus perizinan yakni:
a. Membuat surat izin penelitian di fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta
b. Methinta izn penelitian kepada Bupati Kerinci, .Kepala Kantor
KESBANG & Politik, Kantor Kehutancln & Konservasi Tanah, Kantor
Balai TNKS Kabupaten Kerinci untuk melakuka1n penelitian di
Kecamatan Gunung Raya
c. Meminta izin kepada Camat Gunung Raya, Kepala Desa Lempur
Mudik Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci
2. Penyusunan alat ukur, yakni dengan:
a. Membuat blue print skala, pedoman wawancara
b. Melakukan try out
c. Mengolah data
3 Tahap pelaksanaan, penelitian dilaksanakan pada tanggal 22 Juli sampai
dengan 26 Juli 2006, yaitu sebagai berikut:
a. Menyebar skala dan melakukan observasi
b. Mengolah data
4. Tahap akhir, yaitu:
a. Menganalisa data
b. Membuat laporan
BABIV
PRESENT ASI DAN ANALISA DATA
Setelah melakukan penelitian di lapangan, diperoleh data dari pengumpulan
skala yang disebarkan kepada responden. Maka, pad.a bab empat ini
disajikan tentang gambaran umum daerah penelitian, gambaran umum
subjek pelitian dan presentasi data yang diperoleh set•9lah dilakukan
pengolahan statistik beserta interpretasinya.
4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian
4.1.1. Kondisi Umum Desa Lempur Mudik
Secara administratif Desa Lempur Mudik Termasuk wih~yah Kecamatan
Gunung Raya, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Desa Lempur Mudik
berjarak 3 Km dari Pusat Kecamatan, 45 Km dari lbukota Kabupaten, dan
443 Km dari lbukota Provinsi Jambi. (Monografi Desa L•9mpur Mudik, 2006)
Adapun batas-batas wilayah Desa Lempur Mudik adalah sebagai berikut:
a. sebelah Utara
b. sebelah Selatan
c. sebelah Barat
d. sebelah Timur
: Desa LempurTengah
: Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS)
: Bukit Tarawa
: Air Lempur (Desa Ds. Baru Lempur)
Desa Lempur Mudik termasuk desa yang berada pada dataran tinggi dengan
ketinggian 600 -700 diatas permukaan laut (dpl), suhu rata-rata 28°-30°C.
Wilayah Desa Lempur Mudik mempunyai kemiringan ·10°-20°, dengan kondisi
tanah yang datar sampai bergunung, mempunyai dua musim yaitu musim
hujan dan musim kemarau, dengan curah hujan rata-r;ata 4000 mm/thn.
(Monografi Desa Lempur Mudik, 2006)
4.1.2. Luas Wilayah dan Penggunaan Tanah
Secara keseluruhan luas wilayah Desa Lempur Mudik 2745 hektar.
Penggunaan tanah di desa tersebut adalah seluas 216,75 hektar atau 7,89 %
dari luas keseluruhan desa, sedangkan sisanya 92, 11 % adalah areal Taman
Nasional Kerinci Seblat. Adapun penggunaan tanahnya adalah untuk tanah
wakaf yaitu 0,25 ha, irigasi 110 ha, persawahan 15 ha, tanah untuk
pemukiman 20 ha, tanah kering/tegalan seluas 60 ha. Dengan tabel sebagai
berikut:
Tabel 4.1.2 T b IP a e enaaunaan T h D ana esa L em our M d"k u I Penggunaan Tanah Lu as Prosentase
1. Tanah Wakaf 0,25 hektar 0,12 % 2. Persawahan 15 hektar 6,92% 3. lrigasi 110 hektar 50,74 % 4. Pemukiman 20 hektar 9,23% 5. Tanah Kering 60 hektar 27,68 % 6. Jalan 10 hektar 4.6% 7. Em pang 0,5 hektar 0,23% 8. Pekuburan 1 hektar 0.46%
Jumlah 216, 75 hektar 100 %
4.1.3. Keadaan sosial Masyarakat
Mayarakat Desa Lempur Mudik berasal dari suku Kerinci dan menganut
agama Islam. Jumlah penduduk Desa Lempur Mudik sampai dengan tahun
2006 adalah 972 jiwa, yang terdiri dari 258 Kepala Keluarga (KK). Komposisi
penduduk Desa Lempur Mudik terdiri atas 499 jiwa la\<i-laki dan 473 jiwa
perempuan.
Tabel 4.1.3.a Tabel Jumlah Penduduk
Jenis Kelarnin Jurnlah Prosentase Laki-laki 499 jiwa 51,34 % Wanita 473 jiwa 48,66 %
Jurnlah 972jiwa 100 %
Dari tabel tersebut dapat diketahui jumlah penduduk yang berjenis kelamin
laki-laki lebih banyak dari pada penduduk yang berjenis kelamin perempuan.
Adapun tentang keadaan sosial ekonomi masyarakat d•ssa Lempur Mudik
memiliki mata pencaharian tani 560 orang, karyawan 10 orang, swasta 12
orang, jasa 2 orang, buruh tani 98 orang.
Tabel 4.1.3.b Tab IS . I Ek e OS la "M onom1 k t D asvara a esa L empur M dik u
Mata Pencaharian Jurnlah Pmsentase 1. Tani 560 orang 82, 11 % 2. Karyawan 10 orang 1,46 % 3. Swasta 12 orang 1,76 % 4. Jasa 2 orang 0,29% 5. Buruh tani 98 orang 14,37 %
Jurnlah 682 oranq 100 %
4.2. Gambaran Umum subjek Penelitian
Berdasarkan hasil dari penyebaran data lewat angket kepada 65 responden.
skala yang kembali berjumlah 130 skala yang terdiri dari skala sikap terhadap
pelestarian hutan dan skala tindakan pelestarian hutan. Adapun data
responden yang dianalisis adalah sebanyak 65 responden.
Seluruh responden yang dipilih adalah kepala keluarga pada masyarakat
sekitar hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) ~l'ang tersebar di desa
yaitu desa Lempur Mudik, Kecamatan Gunung Raya, f<abupaten Kerinci,
Provinsi Jambi.
4.2.1. Berdasarkan jenis kelamin.
Adapun jumlah responden berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2.1. G b am aran u mum S b" kB d k J . K I ·n u 11e er asar an ems eam1
Jenis Kelamin Jumlah Pr·osentase Laki-laki 59 orang 90,77 % Perempuan 6 oranq 9,:23 %
Jumlah 65 orana 100%
Berdasarkan jenis kelamin, maka dapat diketahui responden laki-laki lebih
banyak yaitu berjumlah 59 orang atau 90,77 % dari kesHluruhan jumlah
populasi. Sedangkan responden perempuan dengan status janda sebanyak 6
orang atau 9,23 %. (Monografi Desa, 2006)
4.2.3. Berdasarkan usia
Adapun garnbaran responden berdasarkan tingkatan usia adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.2.3. G b am aran umum u ne er asar an s1a S b" kB d k u·
No Usia Ju ml ah Prosentase 1. Dewasa awal (18-40 Tahun) 41 orang1 63,07% 2. Dewasa rnadya (40-60 tahun) 18 orang 27,69% 3. Manuia (diatas 60 tahun) 6 orang 9,23%
Jumlah 65 orana 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang berusia 18-40 tahun
berjurnlah 41 orang atau 63,07% dari keseluruhan subjek penelitian.
Responden yang berusia 40 - 60 tahun berjurnlah 18 orang atau 27,69%.
Adapun yang berusia diatas 60 tahun sebanyak 6 orang atau 9,23% dari
keseluruhan subjek. (Monografi Desa Lempur Mudik, 2006)
4.2.4. Berdasarkan Tanggungan Keluarga
Peneliti juga rnengkelornpokkan responden berdasarkan jurnlah tanggungan
keluarga, dengan tabel sebagi berikut:
Tabel 4.2.4. Gamb a ran u mum S . kB d k T Uble er asar an anaaunaan e K luarga
Jumlah tanggungan Jumlah KK Prosentase keluaraa
0-3 orang 19 orang 29,23 % 4- 7 orang 38 orang 58,46 % > 8 orang 8 orang 12,31 %
Jumlah 65 orana 100 %
Dari tabel tersebut diketahui kepala keluarga yang m19mpunyai junlah
tanggungan keluarga sebanyak 0- 3 orang berjumlah 19 KK atau 29,23%
dari keseluruhan subjek. Pada Kepala Keluarga yang mempunyai
tanggungan keluarga sebanyak 4 - 7 orang berjumlah 38 KK atau 58,46%.
Sedangkan subjek yang memiliki tanggungan keluarga yang lebih dari 8
orang berjumlah 8 kepala keluarga atau 12,31% dari ~:eseluruhan subjek.
(Monografi Desa Lempur Mudik, 2006)
4.3. Kondisi Umum Taman Nasional Kerinci Seblat di Desa
Lempur Mudik
Hutan-hutan Kerinci awalnya mendapat status dilindun9i dari Pemerintah
Kolonia! Belanda pada tahun 1929, status tersebut dipentahankan oleh
Pemerintah Indonesia. Status Taman Nasional, yang diperoleh pada tahun
1991, telah menjadikan taman nasional ini pusat konse1vasi hutan-hutan di
Sumatera dan kepulauan Indonesia pada umurnnya: Taman nasional ini
merupakan kawasan konservasi alam yang ketiga terbesar di Indonesia.
(Balai TNKS, Kab. Kerinci, 2006)
Menurut penuturan para penjelajah lnggris yang mengunjungi Kerinci pada
abad ke XVII, sistem pertanian dorninan adalah perladangan tebas-bakar
yang diikuti bera, dan padi sawah di dataran rendah. Binatang buruan saat itu
merupakan menu penting bagi penduduk setempat. Statistik Pemerintah
Kolonia! (van Aken, 1915) menunjukkan bahwa berbagai hasil hutan dari
Kerinci, terutama resin dan rotan, diperdagangkan di pantai barat.
Pengembangan budidaya pepohonan komersial (kopi, kulit manis, karet)
meluas mulai tahun 1920an, didukung modernisasi peirdagangan dan
pembangunan jalan raya tahun 1922 yang menghubungkan lembah Kerinci
dengan pelabuhan Padang. Ladang-ladang mulai ditanami pepohonan, dan
selanjutnya berubah menjadi lahan budidaya pepohonan. Penanaman pohon
mendorong transformasi lahan-lahan hutan. Di satu sisi petani membuka
hutan untuk budidaya tanaman pangan bagi kebutuhan setempat, sementara
kebutuhan akan uang tunai mendorong perluasan budidaya tanaman
komersil. Nilai ekonomi lahan mulai meningkat dan banyak terjadi transaksi
lahan.
Masyarakat Kerinci mengalami perubahan mendasar, khususnya setelah
orang-orang kaya membeli lahan, dan berkembangnya konsep hak milik
pribadi. Perubahan tersebut berdampak pada irama transformasi hutan.
Setelah gelombang pembukaan hutan pada awal abad XX, terjadi gelombang
monokulturasi kebun pepohonan komoditas ekspor pada tahun 1970-an,
ketika ekonomi Indonesia mulai pulih. Di samping itu, akhir tahun 1970-an,
dilaksanakan pembangunan jalan secara besar-besaran, yang diikuti dengan
pengembangan fasilitas perbankan.
Berdasarkan wawancara peneliti dengan seorang tokoh masyarakat Lempur
(Samsir Alam, 2006) kawasan hutan adat desa ini secara alami berbatasan
dengan 3 buah bukit, dimulai dari U/ak Karang 50 Tumbi yaitu daerah Tiduran
Sawoh, Tanah Merah sampai Bukit Tangis dii wilayah utara, diteruskan
menuju Rawa Sejam dengan arah Barat menuju Sungai Riang yang dibatasi
oleh Gunung Kunyit, dilanjutkan sampai Sungai F.'iang yang berbatasan
dengan Kee. Batang Merangin dengan batas Bukit Sumbing. Dari ketiga bukit
tersebut gunung kunyit merupakan daerah yang me!mpunyai penampakan
bentang alamnya paling menojol dengan ketinggian 897 mdpl.
Secara adat hutan ini merupakan hulu dari beberapa sungai dan secara
ekologis merupakan salah satu habitat satwa langka yang dilindungi, seperti
harimau, rusa, kijang, kambing hutan dan berbagai jenis burung, reptilia,
serta beberapa jenis insekta. Berdasarkan survei yang dilakukan pada tahun
1993 terdapat 81 jenis burung, 14 jenis mamalia, dan !52 vegetasi mulai dari
jenis lumut, pakis, liana hingga pohon kayu yang bernilai ekonomi seperti
Meranti ( Shorea parvo!ia), Sibayang (Shorea sp), Kelukup (Shorea sp),
tembesu (Fragraea fragrans), Ketaping (Termina/ia belerica), Borneo,
Jelutung, Balam, Kompas (Koompassia malaccensis), Tenggeris, Beringin,
Pulai, dan lainnya. Fungsi lain dari hutan ini adalah sebagai sumber tempat
mendapatkan ramuan oat-obatan, kayu perumahan, atau keperluan lain
untuk masyarakat desa di kemudian hari.
Pada tingkat desa pengelolaan hutan atlat desa ini dilakukan oleh lembaga
perwakilan rnasyarakat desa dalam bentuk Kelompok Kerja Hutan Adat Desa
yang terdiri dari; Koordinator, Sekretaris, dan Bendahara. Tiga koordinator
bidang yakni; Bidang perencanaan dan pelaporan, Biclang pengamanan
hutan, dan Bidang pemanfaatan hutan. Kesadaran dan tanggung jawab
rnasyarakat desa cukup besar dalam rnelindungi hutan ini, karena mereka
rnerasa rnemilikinya.
Adapun fungsi hutan-hutan adat ini bagi rnasyarakat deisa dapat memenuhi
kebutuhan mereka antara lain:
a. Fungsi ekonomi, mernproduksi aneka hasil hutan.
b. Fungsi keagamaan, mernpertahankan keterkaitan dengan leluhur.
c. Fungsi sosial, dengan perantaraan seorang shaman yang memiliki
kekuasaan besar atas penduduk.
d. Fungsi lingkungan, jelas ditunjukkan oleh penclucluk yang melindungi
tutupan hutan untuk menjaga mata air dan sungai.
4.4. Presentasi Data
Pengolahan data merupakan kegiatan yang dilakukan oleh para peneliti,
karena mustahil para peneliti akan mendapatkan kesimpulan yang berarti
tanpa didahului oleh kegiatan pengolahan data tersebut. (Ridwan, 2004).
4.4.1. Kat~gorisasi Skor Penelitian
Pada skaia sikap masyarakat sekitar hutan terhadap pelestarian hutan,
peneliti mengkatagorikan kedalam dua kategori, yaitu sikap positif dan sikap
negatif. Skala sikap terdiri dari 23 item dengan 4 alternatif jawaban (skor 1
sampai 4), maka skor negatif yang mungkin diperoleh responden adalah 1 X
23 = 23, dan skor positif yang diperoleh responden adalah 4 X 23 = 92, serta
mean teoritisnya adalah 23 + 92 = 115 I 2 = 57,5. Maka, responden yang
memiliki skor dibawah mean teoritis 57,5 dikatagorikan memiliki sikap
terhadap pelestarian hutan yang negatif, sedangkan yang memiliki skor sama
dengan atau diatas 57 ,5 dikatagorikan memiliki sikap terhadap pelestarian
hutan yang positif.
Tabel 4.4.1.a T b I Sk S"k R a e or I ao esoon en ter a ao e es r1an u d h d P I ta . H tan
Skorsikap Jumlah
responden Kategori Responden
Prosentase CX\
x < 52,5 Bersikap 3 orang 4,61 % neQative
x > 52,5 Bersikap 62 orang 9!5,38% oositif
Jumah 65 orana 100%
Pada skala tindakan masyarakat sekitar hutan terhadap pelestarian hutan,
peneliti juga mengkatagorikan kedalam dua kategori, yaitu tindakan aktif dan
tindakan pasif. Skala tindakan ini terdiri dari 17 item dengan 4 alternatif
jawaban (skor 1 sampai 4), maka skor pasif yang mungkin diperoleh
responden adalah 1 X 17 = 17, dan skor aktif yang diperoleh responden
adalah 4 X 17 = 68, serta mean teoritisnya adalah 17 + 68 = 8512 = 42,5.
Maka, responden yang memiliki skor dibawah mean teoritis 42,5
dikatagorikan memiliki tindakan terhadap pelestarian hutan yang pasif,
sedangkan yang memiliki skor sama dengan atau diatas 42,5 dikatagorikan
memiliki tindakan terhadap pelestarian hutan yang aktlf.
Tabel 4.4.1.b T b I Sk r d k a e or m a an ter a ao e estanan h d P I H utan Skor
tindakan Kategori Jumlah Prosentase responden Responden
(X) x <42,5 Bertindak pasif 50 orang 76,92 %
X:::_42,5 Bertindak aktif 15 orang 23,07 % Jumah 65 orano 100%
4.4.2. Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil output dengan perhitungan statistik rnelalui rumus Product-
moment Spearman's Rho, dengan menggunakan bantuan sistem komputer
SPSS 12.0 for windows, diperoleh hasil seperti yang digambarkan pada
tabel, yaitu nilai p-va/ue pada kolom sig. (2-tailed) 0,05 /eve/ of significant@
adalah 0,250. Jadi, r-hitung (0,250) < r-tabel (0,317). Hal ini menunjukkan
hipotesis 1 ditolak dan hipotesis nihil diterima. Artinya tidak ada hubungan
yang signifikan antara sikap terhadap pelestarian hutan dengan tindakan
pelestarian hutan pada masyarakat sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat
Provinsi Jambi.
Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.4.2
Hubungan Sikap terhadap Pelestarian Hutan dan Tindakan Pelestarian Huta111
T<ltal Sikap
Spearman's rho Correlation 1.000
Coefficient sikap terhadap
Sig. (2-tailed) pelestarian hutan
N 65
Correlation .250*
Coefficient tindakan pelestarian hutan Sig. (2-tailed) .044
N 65 • Correlation 1s significant at the 0.05 level (2-tailed).
4.5. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Total Tindakan
.250*
.044
65
1.000
65
Berdasarkan nilai koefisien korelasi (0,250*), dapat diartikan bahwa sikap
positif masyarakat dalam pelestarian hutan tidak menentukan tindakan
masyarakat terhadap pelestarian hutan Taman Naional Kerinci Seblat.
Dengan kata lain, Sikap masyarakat Desa Lempur Mudik yang positif tentang:
penyuluhan kehutanan, batas kawasan hutan, pemanfaatan hasil hutan,
rehabilitasi lahan kritis, perlindungan hutan secara preventif, dan pengawetan
alam tidak menentukan tindakan positif masyarakat terhadap pelestarian
Taman Nasional Kerinci Seblat Provinsi Jambi.
BABV
KESIMPULAN DISKUSI DAl\J SARAN
Pada bab ini penulis mengetengahkan tentang kesimpulan hasil penelitian
yang peroleh di lapangan, kemudian penulis mendiskusikan hasil penelitian
tersebut dengan teori yang telah dibahas pada bab sebelumnya, dan saran
penulis untuk penelitian selanjutnya.
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data dan interpretasi data yang telah dilakukan,
maka dapat ditarik kesimpulan tidak ada hubungan yang signifikan antara
sikap terhadap pelestarian hutan dengan tindakan terhadap pelestarian hutan
pada masyarakat sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat Provinsi Jambi.
Artinya sikap positif masyarakat terhadap pelestarian hutan tidak diikuti
dengan tindakan aktif masyarakat dalam pelestarian hutan Taman Nasional
Kerinci Seblat.
5.2. Diskusi
Hasil penelitian diperoleh bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan
antara sikap terhadap pelestarian hutan dengan tindakan terhadap
pelestarian hutan pada masyarakat sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat.
72
Hal ini membuktikan bahwa sikap tidak selalu dapat rnemprediksi tindakan
atau prilaku seseorang atau kelompok, disebabkan oleh banyak faktor.
Adapun faktor tersebut adalah keadaan dan tingkat ekonomi masyarakat
yang rendah, sehingga mereka berani untuk membuk.a lahan di dalam Taman
Nasional, meskipun mereka menyadari bahwa tindakan tersebut dilarang oleh
adat dan pemerintah. Faktor lain yang diduga mempengaruhi tindakan pasif
masyarakat sekitar Taman nasional Kerinci Seblat dalam pelestarian hutan
adalah kurangnya kontrol sosial dari pemerintah maupun lembaga
masyarakat itu sendiri. Pemanfaatan hasil hutan yang tidak melibatkan
masyarakat sekitar Taman Nasional kerinci Seblat adalah faktor lain yang
menyebabkan tindakan pasif masyarakat dalam upaya pelestarian hutan.
Faktor-faktor tersebut sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Neil
Smelser (dalam Sarlito, 1976:h 100) bahwa tindakan k•elompok sosial
dipengaruhi oleh enam faktor, yaitu:
1. Structural Strain, keadaan masyarakat yang pen uh tekanan, dimana
masyarakat dalam hal-hal tertentu tidak lagi merasa aman.
2. Structural Conduciveness, keadaan masyarakat yang cocok untuk
terjadinya tingkahlaku masa.
3. Generalized belief, adanya kepercayaan pada masyarakat bahwa
sesuatu hal sedang atau akan terjadi, misalnya banyak anggota
masyarakat yang percaya bahwa pemerintah tidak akan menindak
mereka yang berladang di kawasan hutan.
73
4. Mobilization for action, ada kemudahan-kemudahan tertentu untuk
menggerakan kelompok.
5. Lack of social control, kontrol sosial yang kurang, misalnya:
pemerintah tidak lagi mampu mengendalikan p,eladangan berpindah
oleh masyarakat.
6. Triggering factor, adanya pristiwa pencetus.
Hasil dari penelitian ini sesuai pula dengan pernyataan Waner & DeFeur
(1969) yaitu pada postulat variasi independen hubungan sikap dan tindakan
(prilaku) tidak ada alasan untuk menyimpulkan bahwa sikap dan prilaku
berhubungan secara konsisten. Sikap dan prilaku merupakan dua dimensi
dalam diri individu yang berdiri sendiri, terisah dan berbeda. Mengetahui
sikap tidak berarti dapat memprediksi tingkah laku.
5.3. Saran
Penulis menyadari betul bahwa dalam penulisan skripsi ini terdapat berbagai
macam kekurangan dan kelemahan terutama dalam proses penelitiannya,
maka penulis menyampaikan beberapa saran untuk menutupi kekurangan
kekurangan yang berkaitan dengan penelitian ini. Adapun saran tersebut
adalah sebagai berikut:
74
Sikap masyarakat terhadap pelestarian hutan merupakan penilaian positif
negatif terhadap kegiatan pelestarian hutan. Diharapkan sikap masyarakat
yang positif terhadap pelestarian hutan dapat pula te1wujud pada tindakan
aktif mereka dalam melestarikan hutan. Bagi pemerintah diharapkan dapat
memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk bisa memanfaatkan hasil
hutan non kayu untuk menambah pendapatan mereka. Sehingga masyarakat
ikut merasakan manfaat keberadaan kawasan Taman Nasional di lingkungan
mereka dan menjaga kelestariannya.
Penulis menyarankan untuk perbaikan dan J)enyempurnaan pada penelitian
selanjutnya bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan
masalah yang sama, untuk dapat menutupi kelemahan serta kekurangan
dengan lebih mempertajam kajian permasalahannya dan kualitas dari
instrumen penelitian dengan menggunakan teori-teori yang aktual dan
bahasa yang mudah dipahami sehingga memudahkan responden dalam
memberikan jawaban.
75
DAFTAR PUSTAKA
D.J. Nurani Idris. (1999) Mengenal Daerah Kerinci, Kuntum Budi: Bukit Tinggi.
David, 0. Sears, Jonatahan L. Freedman, L. Anne P13plau. (1994) Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.
E. H. Muntasib. (1999). Hutan dan Lingkungan, Pusat Penyuluhan Kehutanan dan Perkebunan Departemen Kehutanan dan Perkebunan bekerja sama dengan Fakulatas Kehutanan IPB,
H.A. Rasyid Yakin. (1972). Menggali Adat Lama Pusaka Usang di Sakti Alam K~rinci. Kuntum Budi , Bukit Tinggi.
Hurlock, Elizabeth B. Developmental Psychology: A Ufe-Span Approach, Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, lstiwidayanti (1991). Jakarta: Erlangga.
I Shill, David. (1972) "International Enclopedia of The Social Sciences" New York: MC Millan.
Kerlinger, Fred. N. (2000). Azas-Azas Penelitian Behavioral, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Koentjaraningrat. (1983). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Yogyakarta: Djambatan.
Padmowihardjo S. (1999) Psikologi Be/ajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.
PEMDA TK II Kerinci. (1985). Mengenal Lebih Dekat Sakti Alam Kerinci. Kerinci: PEMDA Tk. II Kerinci.
Saefuddin Azwar. (2000) Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, Jakarta: Pustaka Pelajar.
Sarwono W. Sarlito, (1995). Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali
Sarwono W. Sarlito. (1999). Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka
SarwonoW. Sarlito. (2007). Psikologi Sosial. Jakarta: Bulan Bintang.
Stork, Rodney. (1985) Sociology. California: Wadsworth Publishing Company.
Taufani Zulkifli. (2001 ). Diktat Metodologi Penelitian, Jakarta.
Tim Pengelola Sumber Daya Alam (PSDA) Watch dan KLH. (2005). Laporan dan lnvestigasi Illegal Logging di Taman Nasional Kerinci Seb/at, Jakarta.
W. A. Gerungan. (2004). Psiko/ogi Sosial, Bandung: Rafika Aditama.
W. J. S Poerwadarminta. Kamus Umum Bahasa lndom~sia Cet. Ill, Jakarta: Balai Pustaka.
C.M. Umar. (1978). Persepsi Bekas Narapidana di Jak11rta Tehadap Lingkungan Sosial, Khususnya Penerimaan dari Lingkungan Sosial. skripsi mahasiswa fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Harihanto. (2001 ). Persepsi, Sikap, dan Perilaku Masycrrakat Terhadap Air Sungai, Disertasi Doktor. Program Pascasarjana, IPB,
Mauludi, A. (1989). Jarak Sosial Pada WN/ Golongan Asli Islam, Cina Islam, dan Cina Non Islam. Skripsi mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Jakarta.
R.M. Darmawan. (1978). Sikap Mahasiswa Suku Bangsa Jawa Terhadap Cina. Skripsi Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Jakarta.
Sujarwo. (2004) "Pengetahuan,Sikap dan Tindakan masyarakat Sekitar Hutan dalam Pelestarian Hutan". tesis mahasiswa SPIP Begor,
Surrachmad. (1982)."Sikap Masyarakat Terhadap Membuang Sampah Sembarangan", skripsi mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Mises, Ludwing., Human Action: A Treatise on Economics http://www.econlib.org/librarv/enc/bios ( 9 Mare1t 2006).
Taman Nasional Kerinci Seblat http://www.dephut.go.id/INFORMASl/tamnas.a§Q ( 9 Maret 2006).
WALHI, Hutan Indonesia Menjelang Kepunahan http: I I www.walhi.or.id/kampanye/hutan ( 9 Maret 2006).
Wiyono, Warta Kebijakan http://www.cifor.or. ( 9 Maret 2006).
Y. Aumeeruddy, Agroforest Khas Indonesia http://www.warsi.or.id/bulletin/Alam Sumatera/vol1 No2/As1 23.htm (9 Maret 2006).
PEMERINTAH KABUPATEN KERINGI KECAMATAN GUNUNG RAYA
Jal an .......... . Nomor ....... . Telp ........... . LEMPUR
REKOMENDASI PENELITIAN Nomor : 070/?-73 /TRANTIB
Kode Pos. 37174.
Berdasarkan Surat Bapak Kepala Kantor Kesbang dan Politik Kabupaten Kerinci Nomor: 070 I 286 I Kesbang-Pol. Tanggal 17 Juli 2006. tentann surat izin Penelitian.
kepada: Sehubungan dengan hal tersebut diatas dengan ini rnemberi Rekomendasi
N a m a No. Pokok. Pekerjaan Agama Kebangsaan Ala mat
: FAKHRUL RAZY. : 00710201056. : Mahasiswa. : Is lam. : Indonesia. : Sungai Pen uh.
Untuk melakukan penelitian di Desa Lempur Mudik dan Desa Baru Lempur Kecamatan Gunung Raya mulai tanggal 24 Juli s/d 1 O Agustus 2006. dengan tema I judul
"HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT SEKITAR HUTAN TERHADAP PELESTARIAN HUTAN TAMAN NASIONAL KERINCI SEBLAT PROPINSI JAMB!" Dengan ketentuan sebagai berikut :
I. Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu melapor kepada Kepala Kantor/ Pimpinan untuk mendapat petuajuk seperlunya.
2. Wajib menjaga tata tertib dan mentaati ketentuan dan adat istiadat yang berlaku di Daerah penelitian.
3. Tidak dibenarkan melakukan penelitian yang tidak ada kaitannya dengan judul penelitian dimaksud.
4. Tidak menggunakan surat izin penelitian ini untuk tujuan tertentu yang dapat mengganggu kestabilan pemerintah.
5. Surat izin penelitian ini akan dieabut kembali apabila pemegangnya tidak mentaati ketentuan-ketentuan diatas.
6. Tidak dibenarkan memiliki, membeli, memindahkan, tempat benda-benda yang bersejarah yang ada di Desa-desa yang bersangkutan.
Demikianlah untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.-
Tcmbusan disampaikan kepada Yth.
· Lempur, 24 Juli 2006,
CAMA~G RA YA
Drs.HASFERI 11.KMAL.MSi. Penata Tk.! / NIP. 010 191 828.
? I. Bapak Bupati Kerinci di Sungai Penuh. 2. Bapak Kepala kantor Kehutanan dan Konservasi Tanah Kab.Kerinci di Sur1gai Penuh. 3. Bapak Kepala Balai TNKS Kab.Kerinci di Sungai Penuh. 4. Sdr. Kepala Desa Yangbersangkutan.
PEMER!lfl'AH KABUPATEN KERINCI
JIBCAMATAN GUNUNCI RAYA JeUru1 ............. _ ••••.••• l"io111or ••••••••••••••••• , Telp.
L£MPUR
SURAT KIITERANOAN TELAH MEL/\KSl\NAMC! PENELIT!Af'i Nomor : 070/ 2-TJ, /l'rantib.
37174
Membaca : Surat Izin Penelitian mengadakan &uvey dart Kepala Kantor Kesbang dan Politlk Kab. Kerlncl Nomor 070f286/Kesb1mg-Pol tanggal 17 Juli 2006 ten tang lzln melaksanakan Penelltlan.
Menatngat : Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2004 tanoaal 18 Mel 2004. tentang Orgeuili>ewi Peranglmt Daerah Kab. Kerinci.
Memperhatikan : Proposal ·yaml bersangkutan. Memberi lzln Kepada
Nam a NIM Pekedaan Ag am a l\ebangsaan Alamat
: FAKHRUL HAZY : 0071020105. : Mahasiswa :Islam : Indonesia. : sungal Penuh.
u n tu k : Melakukan Peneiitian dengan judul :
"ffUIIDNGAN ANTARA SllfAP DAN TiNDAKAN JllASYARAKAT SEKITAR lIUTAN TERllADAP PELESTARJAN lIUTAN TAMAN NASIONAL n:ERINCl SEBLAT
PROWNSI JAJllBI "
Tempat Penelitian : Desa Lempur Mudik dan Desa Lempur Dusun Baru Kee.On.Raya.
Wa ktu : Tanggal 22 Juli s/d 26 Juli 2006.
Telah melaksanakan Penelitian di Desa Lempur Mudik dan Desa Lempur Duon &ru Kecamatan Qunung ~1a, se .. uai denganjadwal yang telah dltentukan.
Demlkian disampaikan untuk di pergunalran sebagaimana mesti nya.
Kr:Ct,MA
GUrlUNG ' . ,,. IA!,, JllSJ
IY • TE!"IBUSAN,disampaikan kepada Yth : ~::--"' 1. Bapak 6upatl Kerlnci di Sunga! Penuh • 2. Bapak Kakan Kesbang dan Politik J(ab. Kerinci. 3. &pal< Kepala Kantor Kehutanan danKonoervruil Tanah Kab, J\erlnci. 4. Bapal{ Kepala Bala! TNKS Kab. Kerlnci. 5. Yang bersangkutan.
Ska~ Sikap Masyarakat Sekitar Hutan terhadap Pelestarian TNKS
Saya mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam NegEiri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta yang sedang melakukan penelitian. Saya meminta kesediaan
saudari menjadi responden untuk mengisi pernyataan dibawah ini. Saya akan
menjaga dan menjamin kerahasiaan jawaban saudara. Atai> partisipasi dan
kerjasamanya saya ucapkan banyak terima kasih.
IDENTITAS
Nama
Usia
Pendidikan
Jumlah Tanggungan Keluarga
Petunjuk Pengisian
Petunjuk pilihan jawaban :
Di lembar ini terdapat skala sikap. Pilihlah jawaban dengan cara men - cheklis (x)
yang tersedia pada kolom disebelah kanan. Tidak ada jawaban yang salah, semua
jawaban dapat dikatakan benar. Karena itu pilihlah jawaban yang sesuai dengan
keadaan diri anda saat ini. Setelah selesai diharapkan anda memeriksa kembali
agar tidak ada jawaban yang terlewat.
Petunjuk Pilihan Jawaban :
SS : bila anda sangat setuju atau sangat sesuai dengan pernyataan.
S : bila anda setuju atau sesuai dengan pernyataan.
TS : bila anda merasa tidak setuju atau tidak sesuai dengan
pernyataan.
STS : bila anda sangat tidak setuju atau sangat tidak sei;uai dengan
pernyataan.
Respond en,
SKALA SIKAP TERHADAP PELESTARIAN T Al\IIAN NASIONAL
NO PERNYATAAN SS s TS STS Taman nasional ad al ah kawasan milik
I. negara yang dilarang dikelola untuk keoentingan oribadi
2. Kegiatan menanam pohon dilahan miring dapat mencegah terjadinya longsor
3. Penangkapan pencurian kayu oleh polisi membuat jera penebang liar
4. Melestarikan hutan adalah tngas kita bersama
5. Saya akan mengajak teman-teman say a menghadiri kegiatan penyuluhan
6. Saya akan memarahi tetangga saya jika ia terlihat merusak tanda batas kawasan hutan
7. Saya akan menanami tanaman di lahan miring agar tidak longsor Sa ya bahagia keluarga saya bergotong
8. royong menananm kembali pohon yang sudah ditebang
9. Ha ti say a menjadi tenang jika polisi menangkap peladang liar di taman nasional Saya tidak menggembalakan hewan temak
I 0. say a ke dalam hutan untuk menjaga tanaman langka tidak punah
11. Taman nasional adalah tanah leluhur saya jadi sava bebas berladang di mana saia
12. Penangkapan penebang liar membuat masyarakat takut masuk ke hutan
13. Melestarikan hutan bukanlah tugas saya
14. Saya tidak ikut penyuluhan karena menyita waktu sava
15. Saya berladang berpindah-pindah karena menambah penghasilan saya Saya menebang po hon besar untuk '
16. persediaan kavu baker di rumah ;
17. Say a menjadikan I ah an kosong untuk pembuangan sampah keluarga
18. Saya menjual tanaman langka dari taman nasional karena harganva mahal
NO PERNYATAAN SS s TS STS
19. Merokok di dalam kw as an hutan mempunvai kepuasan tersendiri
20. Saya benci petugas kehutanan memasuki desa saya
21. Saya tidak senang berladang di satu tempat karena mengurangi pendapatan sava
22. Sa ya takut ditangkap petugas jika mengambil ranting kavu untuk kavu bakar
23. Saya bahagia menemukan lahan kosong untuk dijadikan lading saya
Skala Tindakan Masyarakat Sekitar Hutan
terhadap Pelestarian TNKS
Saya mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta yang sedang melakukan penelitian. Saya meminta kesediaan
saudara menjadi responden untuk menjawab beberapa pertanyaan yang saya
ajukan. Saya akan menjaga dan menjamin kerahasiaan jawaban saudara. Atas
partisipasi dan kerjasamanya saya ucapkan banyak terima kasih.
IDENTITAS
Nama
Usia
Pendidikan
Jumlah Tanggungan Keluarga
Pilihan Jawaban :
SL : bila anda sela/u rutin me/akukan Tindakan yang sesuai dengan pertanyaan
SR : bila anda sering Melakukan Tindakan sesuai dengan pertanyaan.
KO : bila anda kadang-kadang Melakukan Tindakan sesuai dengan pertanyaan
TP : bila anda tidak pemah melakukan tindakan sesuai d1:!ngan pertanyaan
Responden,
SKALA TINDAKAN TERHADAP PELESTARIAN I-IUTAN NO PERNYATAAN SL SR KD TP
I. Say a membuka ladang dalam kawasan hutan karena mencari pekeriaan lain susah. I
Sa ya memilih berangkat ke la dang daripada 1
2. menghadiri penyuluhan karena menyita waktu berladang sava Memberi tanda batas antara ladang saya dengan
3. Taman Nasional membuat say a tenang saat berladang
4. Membantu polsi menangkap pencuri kayu menyebabkan desa aman dari bahaya longsor.
5. Menanam kembali pohon di lahan yang kosong, sava tidak merasa terbebani
6. Saya mengajak tetangga saya merambah pohon di dalam hutan agar lebih cepat membuka ladang
7. Saya menanam beberapa pohon di ladang kopi saya untuk menjal;ja tanah agar tidak lonll:sor Saya menghadiri kegiatan penyuluhan agar dapat
8. membantu pemerintah melestarikan tam an nasional. Saya mengajak tetangga saya untnk menghadiri
9. penyuluhan agar kita memahami tentang taman nasional. Ikut bekerja sama menanam pohon di lahan yang
10. tandus berarti saya membantu menjaga taman nasional
11. Saya menanam bibit pohon di sekitar ladang saya agar hutan asli tidak punah.
12. Saya membiarkan anak kecil bermain korek api karena tidak berbahaya bagi hutan
13. Saya menanam pohon di lahan yang kosong dan berharap agar pohon itu tumbuh meniadi besar.
14. Saya melarang orang merokok di dalam kawasan taman nasional agar tidak terjadi kebakaran.
15. Saya membuang sampah ke dalan1 hutan agar lingkungan desa saya menjadi bersih
16. Saya tidak mencegah orang yang membawa hewan langka dari hutan karena takut dipukul
17. Saya mengajak tetangga menanam pohon di lahan kritis agar tidak sulit mencari mata air
DATA MENTAH TRYOUT SKALA SIKAP ~ 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 TOTAL
1 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 1 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 4 4 3 3 2 3 4 3 3 3 4 121
2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 1 4 4 4 4 3 4 4 3 4 2 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 127 3 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 5 3 3 4 1 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 4 4 125 4 4 4 3 4 3 4 2 3 3 4 1 3 2 2 2 3 3 2 3 3 4 4 3 3 2 1 3 3 2 4 3 2 2 1 3 3 101 5 4 4 3 4 2 4 3 2 4 4 1 3 4 3 1 3 3 2 4 4 3 4 2 3 3 2 3 3 4 4 3 2 2 2 3 4 109
6 4 2 4 1 4 4 1 4 4 1 4 1 4 4 1 4 4 1 4 1 1 4 1 3 1 3 1 3 1 3 3 3 1 1 3 3 92
7 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 3 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 3 1 1 3 91 8 4 4 1 4 3 4 4 2 4 4 1 1 2 2 4 4 4 1 4 2 3 4 2 4 4 1 2 1 1 4 1 1 1 1 4 4 97 9 4 4 1 4 3 4 4 2 3 3 1 1 1 2 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 1 4 1 1 1 4 4 107
10 4 4 3 3 2 3 3 3 2 4 2 4 3 4 2 3 4 4 1 2 3 4 4 4 3 3 2 3 4 2 4 3 4 4 3 3 113
11 4 4 3 4 4 2 4 4 4 3 4 3 4 2 1 4 4 4 1 2 1 1 2 3 4 3 4 4 3 2 4 2 4 3 4 4 113 2 4 4 3 3 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 1 3 3 4 2 2 1 1 1 1 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 111 3 4 4 4 3 1 2 2 3 3 3 4 3 4 3 1 3 3 4 1 2 4 3 3 4 3 2 4 3 3 4 3 4 3 2 3 3 108 4 4 4 3 2 4 2 3 3 2 4 4 4 2 3 4 2 3 4 3 3 3 4 2 3 4 3 4 4 2 3 1 3 1 3 3 3 109 5 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 2 2 4 4 1 1 4 3 4 4 3 3 2 2 2 3 4 4 3 4 3 2 115 6 4 4 3 3 4 3 3 2 2 2 3 4 4 4 1 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 2 2 3 4 115 7 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 1 3 3 2 3 3 2 1 3 4 3 3 2 1 3 4 1 4 1 3 4 2 2 2 2 103 6 4 4 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 3 4 1 3 4 4 1 1 1 2 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 114 9 4 4 3 3 4 3 1 1 1 1 3 3 4 4 1 3 4 3 3 2 1 1 1 3 2 4 4 4 3 4 4 3 4 2 1 3 99 0 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 2 2 3 1 1 1 3 1 1 2 3 2 2 2 3 4 4 4 3 3 2 4 4 4 3 103 1 4 3 4 3 2 2 2 4 4 3 4 4 4 3 2 3 1 4 1 1 1 2 3 3 3 3 4 4 3 2 3 1 3 4 3 4 104 2 4 4 3 4 2 2 3 3 4 4 3 3 3 4 1 1 4 4 1 1 2 4 4 4 2 3 3 2 3 4 4 2 4 1 1 3 104 3 4 3 3 2 4 3 3 1 2 3 3 3 4 4 4 2 3 4 1 3 4 2 3 4 3 2 4 4 3 2 3 4 3 4 2 4 110
' 4 3 3 3 4 3 2 1 3 4 4 3 2 3 3 3 1 3 1 2 3 3 4 1 1 1 2 4 3 2 3 4 4 3 4 3 100 ; 4 3 4 4 3 2 3 3 3 4 4 3 2 1 2 1 4 4 1 1 3 4 3 2 3 3 4 1 2 4 1 2 4 4 1 4 101 ; 4 3 4 3 2 2 2 3 4 2 3 2 1 3 3 2 1 1 4 3 3 2 1 2 2 1 3 3 4 4 1 1 2 1 3 2 67
' 4 4 3 3 3 3 4 3 2 2 3 4 2 3 2 3 4 4 1 2 3 4 4 4 4 4 3 3 2 2 3 4 3 4 3 4 113
' 4 4 3 3 3 4 4 1 1 1 4 4 4 2 2 3 4 4 1 1 1 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 11Z
' 4 4 4 4 3 3 2 2 2 1 4 3 2 2 2 3 4 4 1 2 4 4 4 3 3 2 2 3 3 4 4 3 2 1 3 4 105 ) 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 1 4 4 4 4 3 3 2 2 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 3 116
4 4 4 2 2 3 1 1 1 1 2 3 4 4 2 1 1 4 1 1 1 2 3 4 4 3 3 2 4 2 1 1 2 2 1 1 62 1 1 1 2 4 4 3 2 2 3 4 4 2 1 4 1 2 1 4 3 4 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 4 75 4 4 4 2 1 2 1 1 1 2 3 2 1 4 4 1 1 4 3 4 4 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 4 2 3 1 1 77
4 3 3 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 3 1 2 4 4 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 60 4 3 3 4 3 2 2 3 3 4 2 4 2 4 3 4 3 1 1 1 4 1 2 4 4 1 1 2 1 1 4 3 1 1 1 1 88
137 126 112 107 105 107 98 93 99 107 110 102 100 111 69 99 112 110 79 76 95 100 91 103 96 88 101 98 98 96 103 95 94 84 95 111 3607
DATA MENTAH TRYOUT SKALA TINDAKAN PELESTARIAN HUTAN Re! 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 OTAL
1 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 3 4 2 3 3 4 4 4 4 2 1 3 4 4 123
2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 1 3 3 3 4 4 4 1 1 2 2 3 2 2 3 2 4 4 3 117
3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 2 4 3 4 3 2 3 4 3 4 2 4 4 4 1 2 4 4 4 1 4 3 3 118
4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 1 4 4 4 2 4 4 4 4 2 2' 3 5 3 2 2 2 4 1 4 4 1 2 1 4 4 3 109
5 4 4 3 4 4 1 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3 4 3 1 4 1 1 3 4 3 120
6 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 1 3 4 3 3 4 1 4 4 3 2 1 4 4 3 1 1 3 4 111 7 3 4 4 4 4 3 3 3 3 1 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 2 4 4 4 1 4 4 4 4 2 4 121
8 4 2 4 1 4 4 1 4 4 1 4 1 4 4 1 4 4 1 4 1 1 4 1 3 1 3 1 3 1 3 3 3 1 1 3 3 92
9 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 3 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 3 1 1 3 92
10 4 4 1 4 3 4 4 2 4 4 1 1 2 2 4 4 4 1 4 2 3 4 2 4 4 1 2 1 1 4 1 1 1 1 4 4 97
11 4 4 1 4 3 4 4 2 3 3 1 1 2 2 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 1 4 1 1 1 4 4 108
12 4 4 3 3 2 3 3 3 2 4 2 4 3 4 2 3 4 4 1 2 3 4 4 4 3 3 2 3 4 1 4 3 4 4 3 3 112
13 4 4 3 4 4 2 4 4 4 3 4 3 4 2 2 4 4 4 1 2 1 1 2 3 4 3 4 4 3 2 4 2 4 3 4 4 114
14 4 4 3 3 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 1 3 3 4 2 2 1 1 1 1 2 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 110
15 4 4 4 3 2 2 2 3 3 3 4 3 4 3 1 3 3 4 1 2 4 3 3 4 3 2 4 3 3 4 3 4 3 2 3 3 109
16 4 4 3 2 4 2 3 3 2 4 4 4 2 3 4 2 3 4 3 3 3 4 2 3 4 3 4 4 2 3 1 3 1 3 3 3 109 17 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 1 2 4 4 1 2 4 3 4 4 3 3 2 2 2 3 4 4 3 4 3 2 115
18 4 4 3 3 4 3 • 3 2 2 2 3 4 4 4 1 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 2 2 3 4 115
19 4 3 4 4 4 ,4 4 4 3 3 4 1 3 3 2 3 3 2 1 3 4 3 3 1 1 3 4 1 4 2 3 4 2 1 2 1 101
20 4 4 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 3 4 1 3 4 4 1 1 1 2 3 4 4 3 3 4 3 4 4 5 3 4 4 4 116
21 4 4 3 3 4 3 2 1 1 1 3 3 4 4 1 3 4 3 3 2 1 2 1 3 2 4 4 4 3 4 4 3 4 2 1 3 101
22 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 2 2 3 1 1 1 3 1 1 2 3 2 2 2 3 4 4 4 3 3 2 4 3 4 3 102
23 4 3 4 3 2 2 2 4 4 3 4 4 4 3 2 3 1 4 1 1 1 2 3 3 3 3 4 4 3 2 3 1 3 4 3 4 104
24 4 4 3 4 2 2 3 3 4 4 3 3 3 4 1 1 4 4 1 1 2 4 4 4 2 3 3 2 3 4 4 2 4 1 1 3 104
25 4 3 3 2 4 3 3 2 2 3 3 3 4 4 4 2 3 4 1 3 4 2 3 4 3 2 4 4 3 2 3 4 3 4 2 4 111
26 4 3 3 3 4 3 2 2 3 4 4 3 2 3 3 3 1 3 1 2 3 3 4 1 1 1 2 4 3 2 3 4 4 3 4 3 101
27 4 3 4 4 3 2 3 3 3 4 4 3 2 2 2 1 4 4 1 1 3 4 3 2 3 2 4 2 2 4 1 2 4 4 2 4 103
28 4 4 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 2 4 2 126
29 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 1 3 4 2 4 1 2 3 1 2 4 2 115
30 3 4 4 2 4 3 4 4 3 4 4 4 4 2 3 4 3 4 3 2 4 2 3 4 2 4 4 4 3 2 4 4 1 4 4 3 120
31 3 4 4 4 3 3 3 1 3 4 4 3 4 2 4 4 4 4 3 4 3 4 1 4 4 3 3 4 4 3 4 4 1 1 4 2 117
32 4 4 4 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 1 4 4 4 4 4 1 1 2 1 2 4 2 116
33 4 4 4 2 4 4 3 4 3 2 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 1 4 4 127
34 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 3 3 2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 129
35 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 132 Tot 136 131 118 111 121 107 114 106 109 113 124 106 119 110 94 113 123 115 91 92 101 111 105 105 100 98 117 107 108 99 112 100 83 94 114 110 3917
ability
Warnings
space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or J d in the analysis. _
Case Processing Summary
N % es Valid 35 100.0
Excluded• 0 .o Total 35 100.0
Listwise deletion based on all variables Jn the procedure.
11iability Statistics
mbach's l\lpha N of Items
.831 36
elations
Correlations
TOTAL VAR00001 l\L Pearson Correlation 1 .337*
Sig. (2-tailed) .048 N 35 35
00001 Pearson Correlation .337* 1 Sig. (2-tailed) .048 N 35 35
orrelat1on 1s significant at the 0.05 level (2-tailed).
ilations
Correlations
TOTAL VAR00002 \L Pearson Correlation 1 .482*'
Sig. (2-tailed) .003 N 35 35
10002 Pearson Correlation .482*' 1 Sig. (2-tailed) .003 N 35 35
:Orrelation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
lations
Correlations
TOTAL VAR00003 TAL Pearson Correlation 1 .092
Sig. (2-tailed) .601 N 35 35
'<00003 Pearson Correlation .092 1 Sig. (2-tailed) .601 N 35 35
·elations
Correlations
TOTAL VAR00004 .AL Pearson Correlation 1 .554*'
Sig. (2-tailed) .001 N 35 35
100004 Pearson Correlation .554*' 1 Sig. (2-tailed) .001 N 35 35
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
elations
Correlations
TOTAL VAR00005 ~L Pearson Correlation 1 .308
Sig. (2-tailed) .072 N 35 35
)0005 Pearson Correlation .308 1 Sig. (2-tailed) .072 N 35 35
~lations
Correlations
TOTAL VAR00006 ,L Pearson Correlation 1 .329
Sig. (2-tailed) .053 N 35 35
0006 Pearson Correlation .329 1 Sig. (2-tailed) .053 N 35 35
lations
Correlations
TOTAL VAR00007 fAL Pearson Correlation 1 .586tt
Sig. (2-tailed) .000 N 35 35
W0007 Pearson Correlation .586*' 1 Sig. (2-tailed) .000 N 35 35
Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-tailed).
elations
Correlations
TOTAL VAROOOOS 'AL Pearson Correlation 1 .300
Sig. (2-tailed) .080 N 35 35
'.00008 Pearson Correlation .300 1 Sig. (2-tailed) .080 N 35 35
t!lations
Correlations
TOTAL VAR00009 ~L Pearson Correlation 1 .304
Sig. (2-tailed) .076 N 35 35
)0009 Pearson Correlation .304 1 Sig. (2-tailed) .076 N 35 35
!lations
Correlations
TOTAL VAR00010 IL Pearson Correlation 1 .349*
Sig. (2-tailed) .040 N 35 35
0010 Pearson Correlation .349* 1 Sig. (2-tailed) .040 N 35 35
)ffelat1on 1s significant at the 0.05 level (2-tailed).
lations
Correlations
TOTAL VAR00011 rAL Pearson Correlation 1 .309
Sig. (2-tailed) .071 N 35 35
100011 Pearson Correlation .309 1 Sig. (2-tailed) .071 N 35 35
elations
Correlations
TOTAL VAR00012 AL Pearson Gorrelation 1 .310
Sig. (2-talled) .070 N 35 35
00012 Pearson Correlation .310 1 Sig. (2-tailed) .070 N 35 35
alations
Correlations
TOTAL VAR00013 ~L Pearson Correlation 1 .338*
Sig. (2-tailed) .047 N 35 35
)0013 Pearson Correlation .338* 1 Sig. (2-tailed) .047 N 35 35
orrelation 1s significant at the 0.05 level (2-tailed).
~lations
Correlations
TOTAL VAR00014 <L Pearson Correlation 1 .173
Sig. (2-tailed) .320 N 35 35
0014 Pearson Correlation .173 1 Sig. (2-tailed) .320 N 35 35
lations
Correlations
TOTAL VAR00015 fAL Pearson Correlation 1 -.325
Sig. (2-tailed) .057 N 35 35
~00015 Pearson Correlation -.325 1 Sig. (2-tailed) .057 N 35 35
·elations
Correlations
TOTAL VAR00016 'AL Pearson Correlation 1 .465*
Sig. (2-tailed) .005 N 35 35
:00016 Pearson Correlation .465*' 1 Sig. (2-tailed) · .005 N 35 35
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
~lations
Correlations
TOTAL VAR00017 ~L Pearson Correlation 1 .426*
Sig. (2-tailed) .011 N 35 35
)0017 Pearson Correlation .426* 1 Sig. (2-taiied) .011 N 35 35
orrelat1on 1s s1gmficant at the 0.05 level (2-tailed).
1lations
Correlations
TOTAL VAR00018 L Pearson Correlation 1 .414*
Sig. (2-lailed) .014 N 35 35
0018 Pearson Correlation .414* 1 Sig. (2-taiied) .014 N 35 35
rrelation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
rations
Correlations
TOTAL VAR00019 'AL Pearson Correlation 1 .064
Sig. (2-tailed) .715 N 35 35
to0019 Pearson Correlation .064 1 Sig. (2-tailed) .715 N 35 35
elations
Correlations
TOTAL VAR00020 AL Pearson Correlation 1 .217
Sig. (2-tailed) .210 N 35 35
00020 Pearson Correlation .217 1 Sig. (2-tailed) .210 N 35 35
~lations
Correlations
TOTAL VAR00021
'L Pearson Correlation 1 .075 Sig. (2-tailed) .668 N 35 35
)0021 Pearson Correlation .075 1 Sig. (2-tailed) .668 N 35 35
1lations
Correlations
TOTAL VAR00022 L Pearson Correlation 1 .365*
Sig. (2-tailed) .031 N 35 35
0022 Pearson Correlation .365* 1 Sig. (2-tailed) .031 N 35 36
1rrelat1on 1s significant at the 0.05 level (2-tailed).
lations
Correlations
TOTAL VAR00023 rAL Pearson Correlation 1 .483"
Sig. (2-tailed) .003 N 35 35
<00023 Pearson Correlation .483* 1 Sig. (2-tailed) .003 N 35 35
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
elations
Correlations
TOTAL VAR00024 'AL Pearson Correlation 1 .486*
Sig. (2-tailed) .003 N 35 35
'.00024 Pearson Correlation .486*' 1 Sig. (2-tailed) .003 N 35 35
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
:ilations
Correlations
TOTAL VAR00025 ~L Pearson Correlation 1 .454*'
Sig. (2-tailed) .006 N 35 35
)0025 Pearson Correlation .454~ 1 Sig. (2-tailed) .006 N 35 35
:orrelat1on 1s significant at the 0.01 level (2-tailed).
~lations
Correlations
TOTAL VAR00026 'L Pearson Correlation 1 .598 ..
Sig. (2-tailed) .000 N 35 35
0026 Pearson Correlation .598*' 1 Sig. (2-tailed) .000 N 35 35
orrelat1on 1s significant at the 0.01 level (2-tailed).
lations
Correlations
TOTAL VAR00027 rAL Pearson Correlation 1 .597•
Sig. (2-tailed) .000 N 35 35
<00027 Pearson Correlation .597*' 1 Sig. (2-tailed) .ODO N 35 35
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
elations
Correlations
TOTAL VAR00028 AL Pearson Correlation 1 .632 ..
Sig. (2-tailed) .ODO N 35 35
00028 Pearson Correlation .632" 1 Sig. (2-tailed) .000 N 35 35
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
~lations
Correlations
TOTAL VAR00029 ~L Pearson Correlation 1 .551*'
Sig. (2-tailed) · .001 N 35 35
)0029 Pearson Correlation .551*' 1 Sig. (2-tailed) .001 N 35 35
:orrelation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
1lations
Correlations
TOTAL VAR00030 L Pearson Correlation 1 .323
Sig. (2-tailed) .058 N 35 35
0030 Pearson Correlation .323 1 Sig. (2-tailed) .058 N 35 35
lations
Correlations
TOTAL VAR00031 "AL Pearson Correlation 1 .618*'
Sig. (2-tailed) .000 N 35 35
to0031 Pearson Correlation .618* 1 Sig. (2-tailed) .000 N 35 35
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
elations
Correlations
TOTAL VAR00032 AL Pearson Correlation 1 .464''
Sig. (2-tailed) .005 N 35 35
00032 Pearson Correlation .464*' 1 Sig. (2-tailed) .005 N 35 35
.. ~orrelation 1s significant at the 0.01 level (2-tailed).
~lations
Correlations
TOTAL VAR00033 \L Pearson Correlation 1 .462*
Sig. (2-tailed) .005 N 35 35
10033 Pearson Correlation .462~ 1 Sig. (2-tailed) .005 N 35 35
:orrelation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
lations
Correlations
TOTAL VAR00034 L Pearson Correlation 1 .502*'
Sig. (2-tailed) .002 N 35 35
)034 Pearson Correlation .502* 1 Sig. (2-tailed) .002 N 35 35
lrrelat1on 1s significant at the 0.01 level (2-tailed).
:ations
Correlations
TOTAL VAR00035 rAL Pearson Correlation 1 .591*'
Sig. (2-tailed) .000 N 35 35
100035 Pearson Correlation .591*' 1 Sig. (2-tailed) .000 N 35 35
Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-talled).
elations
Correlations
TOTAL VAR00036 AL Pearson Correlation 1 .644*"'
Sig. (2-tailed) .000 N 35 35
00036 Pearson Correlation .644* 1 Sig. (2-tailed) .000 N 35 35
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
DATA VALID TRYOUT SKALA SIKAP IS 1 2 3 4 5 6 7 6 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1 ll 19 20 21 22 23 TOTAL 1 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 2 3 4 4 3 3 :l 4 3 3 3 4 80 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 2 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 84 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 83 4 4 4 4 2 4 2 3 3 2 4 3 3 2 1 3 3 2 3 2 2 1 3 3 63 5 4 4 4 3 4 4 3 3 2 4 2 3 3 2 3 3 4 :1 2 2 2 3 4 71 6 4 2 1 1 1 4 4 4 1 4 1 3 1 3 1 3 1 :1 3 1 1 3 3 53 7 4 4 1 4 4 4 4 4 1 3 1 1 1 1 1 1 1 a 1 3 1 1 3 52 8 4 4 4 4 4 2 4 4 1 4 2 4 4 1 2 1 1 1 1 1 1 4 4 62 9 4 4 4 4 3 1 4 4 1 4 4 4 4 2 4 3 4 4 1 1 1 4 4 73
10 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 4 3 4 4 3 3 80 11 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 2 3 4 3 4 4 3 ,, 2 4 3 4 4 80 12 4 4 3 2 4 4 3 3 4 1 1 1 3 3 3 3 4 4. 3 4 3 4 4 72 13 4 4 3 2 3 4 3 3 4 3 3 4 3 2 4 3 3 3 4 3 2 3 3 73 14 4 4 2 3 4 2 2 3 4 4 2 3 4 3 4 4 2 1 3 1 3 3 3 68 15 4 4 3 4 4 3 2 4 4 3 4 4 3 3 2 2 2 4. 4 3 4 3 2 75 16 4 4 3 3 2 4 4 4 4 2 3 3 3 4 4 3 4 3 3 2 2 3 4 75 17 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 2 1 3 4 1 4 3 4 2 2 2 2 65 18 4 4 3 3 4 3 3 4 4 2 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 80 19 4 4 3 1 1 4 3 4 3 1 1 3 2 4 4 4 3 4 3 4 2 1 3 66 !O 4 4 3 4 4 2 1 1 3 3 2 2 2 3 4 4 4 3 2 4 4 4 3 70 !1 4 3 3 2 3 4 3 1 4 2 3 3 3 3 4 4 3 3 1 3 4 3 4 70 !2 4 4 4 3 4 3 1 4 4 4 4 4 2 3 3 2 3 4 2 4 1 1 3 71 !3 4 3 2 3 3 4 2 3 4 2 3 4 3 2 4 4 3 3 4 3 4 2 4 73 !4 4 3 3 2 4 2 3 1 3 3 4 1 1 1 2 4 3 3 4 4 3 4 3 65 !5 4 3 4 3 4 2 1 4 4 4 3 2 3 3 4 1 2 1 2 4 4 1 4 67 !6 4 3 3 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 3 3 4 1 1 2 1 3 2 47. '.7 4 4 3 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 3 4 3 4 79 '.8 4 4 3 4 1 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 81 '.9 4 4 4 2 1 2 3 4 4 4 4 3 3 2 2 3 3 4 3 2 1 3 4 69 'o 4 3 3 3 3 3 4 4 4 2 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 2 3 3 77 ,1 4 4 2 1 1 4 1 1 4 2 3 4 4 3 3 2 4 1 1 2 2 1 1 55 ,2 1 1 2 3 3 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 4 36 ,3 4 4 2 1 2 1 1 1 4 1 1 2 2 2 1 1 1 1 4 2 3 1 1 43 4 4 3 1 1 2 2 2 4 4 . 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 41 5 4 3 4 2 4 2 4 3 1 1 2 4 4 1 1 2 1 4 3 1 1 1 1 54 a 137 126 107 98 107 100 99 112 110 100 91 103 96 88 101 98 98 103 95 94 84 95 111 2353
Reliabilitas dan validitas Skala Tindakan P1elestarian Hutan
Warnings
' space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated';"] d in the analysis. _
Case Processing Summary
N % es Valid 35 100.0
Excluded• 0 .0 Total 35 100.0
Listwise deletion based on all variables in the procedure.
11iability Statistics
mbach's Aloha N of Items
.656 36
Correlations
VAROOOO TOTAL 1
AL Pearson Correlation 1 -.233 Sig. (2-tailed) .178 N 35 35
00001 Pearson Correlation -.233 1 Sig. (2-tailed) .178 N 35 35
Correlations
TOTAL VAR00002 <L Pearson Correlation 1 .330
Sig. (2-tailed) .053 N 35 35
)0002 Pearson Correlation .330 1 Sig. (2-tailed) .053 N 35 35
Correlations
TOTAL VAR00003 ,L Pearson Correlation 1 .247
Sig. (2-tailed) .152 N 35 35
0003 Pearson Correlation .247 1 Sig. (2-tailed) .152 N 35 35
Correlations
TOTAL VAR00004 TAL Pearson Correlation 1 .175
Sig. (2-tailed) .315 N 35 35
~00004 Pearson Correlation .175 1 Sig. (2-tailed) .315 N 35 35
Correlations
TOTAL VAR00005 rAL Pearson Correlation 1 .116
Sig. (2-tailed) .507 N 35 35
W0005 Pearson Correlation .116 1 Sig. (2-tailed) .507 N 35 35
Correlations
TOTAL VAR00006 AL Pearson Correlation 1 -.036
Sig. (2-tailed) .836 N 35 35
00006 Pearson Correlation -.036 1 Sig. (2-tailed) .836 N 35 35
Correlations
TOTAL VAR00007 ~L Pearson Correlation 1 .366*
Sig. (2-tailed) .030 N 35 l:35
)0007 Pearson Correlation .366* 1 Sig. (2-tailed) .030 N 35 35
orrelation is significant at the 0.05 level (2-lailed).
Correlations
TOTAL VAR00008 1L Pearson Correlation 1 .062
Sig. (2-talled) .725 N 35 35
10008 Pearson Correlation .062 1 Sig. (2-tailed) .725 N 35 35
Correlations
TOTAL VAR00009 rAL Pearson Correlation 1 -.147
Sig. (2-tailed) .398 N 35 35
<00009 Pearson Correlation -.147 1 Sig. (2-tailed) .398 N 35 35
Correlations
TOTAL VAR00010 'AL Pearson Correlation 1 .042
Sig. (2-tailed) .809 N 35 35
100010 Pearson Correlation .042 1 Sig. (2-tailed) .809 N 35 35
Correlations
TOTAL VAR00011 AL Pearson Correlation 1 .170
Sig. (2-tailed) .330 N 35 35
00011 Pearson Correlation .170 1 Sig. (2-tailed) .330 N 35 35
Correlations
TOTAL VAR00012 ~L Pearson Correlation 1 .324
Sig. (2-tailed) .058 N 35 35
)0012 Pearson Correlation .324 1 Sig. (2-tailed) .058 N 35 35
Correlations
TOTAL VAR00013 IL Pearson Correlation 1 .242
Sig. (2-tailed) .161 N 35 35
10013 Pearson Correlation .242 1 Sig. (2-tailed) .161 N 35 35
Correlations
TOTAL VAR00014 ITAL Pearson Correlation 1 -.063
Sig. (2-tailed) .720 N 35 35
R00014 Pearson Co(relation -.063 1 Sig. (2-tailed) .720 N 35 35
Correlations
TOTAL VAR00015 fAL Pearson Correlation 1 .501*'
Sig. (2-tailed) .002 N 35 35
~00015 Pearson Correlation .501*' 1 Sig. (2-tailed) .002 N 35 35
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
TOTAL VAR00016 'AL Pearson Correlation 1 .283
Sig. (2-tailed) .100 N 35 35
'.00016 Pearson Correlation .283 1 Sig. (2-tailed) .100 N 35 35
Correlations
TOTAL VAR00017 l\L Pearson Correlation 1 .263
Sig. (2-tailed) .127 N 35 35
00017 Pearson Correlation .263 1 Sig. (2-tailed) .127 N 35 35
Correlations
TOTAL VAR00018 \L Pearson Correlation 1 .500'
Sig. (2-tailed) .002 N 35 35
10018 Pearson Correlation .500' 1 Sig. (2-tailed) .002 N 35 35
orrelation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
TOTAL VAR00019 TAL Pearson Correlation 1 .378*
Sig. (2-tailed) .025 N 35 35
~00019 Pearson Correlation .378* 1 Sig. (2-tailed) .025 N 35 35
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
TOTAL VAR00020 "AL Pearson Correlation 1 .703••
Sig. (2-tailed) .000 N 35 35
100020 Pearson Correlation .703*' 1 Sig. (2-tailed) .000 N 35 35
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
TOTAL VAR00021 AL Pearson Correlation 1 .451*'
Sig. (2-tailed) .007 N 35 35
00021 Pearson Correlation .451*' 1 Sig. (2-tailed) .007 N 35 35
~orrelat1on 1s significant at the 0.01 level (2-taded).
Correlations
TOTAL VAR00022 IL Pearson Correlation 1 .045
Sig. (2-tailed) .797 N 35 35
10022 Pearson Correlation .045 1 Sig. (2-tailed) .797 N 35 35
Correlations
TOTAL VAR00023 rAL Pearson Correlation 1 .537*'
Sig. (2-tailed) .001 N 35 35
100023 Pearson Correlation .537*' 1 Sig. (2-tailed) .001 N 35 35
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
TOTAL VAR00024 AL Pearson Correlation 1 .397*
Sig. (2-tailed) .018 N 35 35
:00024 Pearson Correlation .397* 1 Sig. (2-tailed) .018 N 35 35
:orrelation 1s significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
TOTAL VAR00025 l\L Pearson Correlation 1 .485"'
Sig. (2-tailed) .003 N 35 35
00025 Pearson Correlation .485* 1 Sig. (2-tailed) .003 N 35 35
correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
TOTAL VAR00026 ~L Pearson Correlation 1 .390'
Sig. (2-tailed) .021 N 35 35
)0026 Pearson Correlation .390* 1 Sig. (2-tailed) .021 N 35 35
~rrelation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
TOTAL VAR00027 AL Pearson Correlation 1 .434~
Sig. (2-tailed) .009 N 35 35
00027 Pearson Correlation .434*' 1 Sig. (2-tailed) .009 N 35 35
Correlation is significant at the 0.01 level (2-talled).
Correlations
TOTAL VAR00028 l\L Pearson L:orrelation 1 .434*'
Sig. (2-tailed) . .009 N 35 35
D0028 Pearson Correlation .434*' 1 Sig. (2-tailed) .009 N 35 35
~orrelabon 1s significant at the 0.01 level (2-talied).
Correlations
TOTAL VAR00029 \L Pearson Correlation 1 .488"
Sig. (2-tailed) .003 N 35 35
10029 Pearson Correlation .488' 1 Sig. (2-tailed) .003 N 35 35
:orrelat1on 1s significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
TOTAL VAR00030 ,L Pearson Correlation 1 .098
Sig. (2-tailed) .577 N 35 35
0030 Pearson Correlation .098 1 Sig. (2-tailed) .577 N 35 35
Correlations
TOTAL VAR00031 fAL Pearson Correlation 1 .387*
Sig. (2-tailed) .022 N 35 35
~00031 Pearson Correlation .387' 1 Sig. (2-tailed) .022 N 35 35
:orrelation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
TOTAL VAR00032 AL Pearson Correlation 1 .337*
Sig. (2-tailed) .048 N 35 35
'00032 Pearson Correlation .337* 1 Sig. (2-tailed) .048 N 35 35
:orrelation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
TOTAL VAR00033 ~L Pearson Correlation 1 -.149
Sig. (2-tailed) .392 N 35 35
)0033 Pearson Correlation -.149 1 Sig. (2-tailed) .392 N 35 35
Correlations
TOTAL VAR00034 ,L Pearson Correlation 1 .381*
Sig. (2-tailed) .024 N 35 35
0034 Pearson Correlation .381* 1 Sig. (2-tailed) .024 N 35 35
1rrelation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
TOTAL VAR00035 TAL Pearson Correlation 1 .490*'
Sig. (2-tailed) .003 N 35 35
R00035 Pearson Correlation .490*' 1 Sig. (2-tailed) .003 N 35 35
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
TOTAL VAR00036 "AL Pearson Correlation 1 -.086
Sig. (2-tailed) .622 N 35 35
100036 Pearson Correlation -.086 1 Sig. (2-tailed) .622 N 35 35
DATA VALID TRYOUT SKALA TINDAKAN JADID Respon 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1" '· 13 14 15 16 17 TOTAL
1 3 2 4 4 4 4 3 4 2 3 3 4 4 4 2 3 4 57
2 4 4 1 3 3 3 4 4 1 1 2 ., i. 3 2 3 4 4 48
3 4 4 3 2 3 4 4 2 4 4 4 1. 2 4 4 4 3 56 4 3 4 4 2 2 3 3 2 2 2 4 1. 4 1 2 4 4 47
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 1 3 4 60 6 4 2 1 3 4 3 4 1 4 4 3 2 1 4 3 1 3 47
7 3 4 4 4 4 1 4 1 4 2 4 4 4 4 4 4 2 57
8 1 1 1 4 1 1 1 3 1 3 1 3 1 3 3 1 3 32
9 4 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 24 10 4 4 1 4 2 3 2 4 4 1 2 1 1 1 1 1 4 40 11 4 4 1 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 1 1 4 56 12 3 2 4 1 2 3 4 4 3 3 2 3 4 4 3 4 3 52 13 4 2 4 1 2 1 2 3 4 3 4 4 3 4 2 3 4 50 14 2 1 4 2 2 1 1 1 2 3 3 3 4 4 3 3 4 43
15 2 1 4 1 2 4 3 4 3 2 4 3 3 3 4 2 3 48
16 3 4 4 3 3 3 2 3 4 3 4 4 2 1 3 3 3 52 17 4 1 4 1 2 4 4 4 3 3 2 2 2 4 4 4 3 Sl 18 3 1 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 2 3 53
19 4 2 2 1 3 4 3 1 1 3 4 1 4 3 4 1 2 43
20 3 1 4 1 1 1 3 4 4 3 3 4 3 4 s 4 4 S2 21 2 1 3 3 2 1 1 3 2 4 4 4 3 4 3 2 1 43 22 4 1 3 1 1 2 2 2 2 3 4 4 4 3 2 3 4 4S 23 2 2 4 1 1 1 3 3 3 3 4 4 3 3 1 4 3 45
24 3 1 4 1 1 2 4 4 2 3 3 2 3 4 2 1 1 41 25 3 4 4 1 3 4 3 4 3 2 4 4 3 3 4 4 2 5S 26 2 3 3 1 2 3 4 1 1 1 2 4 3 3 4 3 4 44
27 3 2 4 1 1 3 3 2 3 2 4 2 2 1 2 4 2 41
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 64
29 4 4 4 4 4 4 2 4 1 3 4 2 4 2 3 2 4 SS 30 4 3 4 3 2 4 3 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 60 31 3 4 4 3 4 3 1 4 4 3 3 4 4 4 4 1 4 S7 32 3 4 4 4 3 4 4 1 4 4 4 4 4 1 2 2 4 S6 33 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 4 63 34 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 6S 35 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 6S
Total 114 94 115 91 92 101 lOS lOS 100 98 117 107 108 112 100 94 114 1767
DATA SKALA SIKAP TERHADAP PELESTARIAN HUTAN p< 1 ' , I " '" .Lb LO ,, , n , /" IUIML
1 4 ' 4 4 : 4 ' " ' ' : J J 0 ' : 1 1 n;
' 4 4 4 4 " 4 " 4 4 J ' : ' ' , , ' n•
J ' 4 ' . ' ' ' ' ' J J . L : L : . ·, . l 0<
4 " 4 4 I ' ' ' 4 . : ' . J : : ' : ) l 1 6J
• . . ' : 4 ' = : 4 ' ' J L : j ' 2 ' 1 D<
t ' , ' I ' 4 ' . 4 . ' . . ' - ' : 1 n·
, 4 4 ' 4 4 ' 4 ' 4 . 4 1 J l J ' ' rn
' 4 ' 4 ' . 4 . ' ' . 4 ' ' J J 1 , bl
' ' 4 ' ' : ' ' ' 4 ' 4 J ] : J ' , m
10 " 4 - ' . . . . ' ' • ' . ' J ' . : . be
Ll ' 4 ' ' : ' ' ' ' 4 ' J J :• , ' 2 . b/
:2 ' 4 • ' 4 . ' . ' J : I : ' . rn
.: ' ' : ' : ' : ' : : ' J " 1 J "
.4 ' 4 • • ' ' ' 4 . ' : J J . ,_ J ' • : . o•
·' ' ' : ' ' ' . • ' : ' : : ' . ---;! 1 ' 3 l ,{ ' ' : ' . . 4 . . ' : : : J . :1 ' : ' . . m
.I ' 3 4 4 : J : ' ' ' ' ] , l J :c ' ' . ' ,,
·' ' ' : ' . : : . ' ' : ' : :1 . J ' : ' bl
.9 ' ' : ' ' ' • ' . : J , : ' . ' . o• 1 ' ' = ' ' ' ' ' ' ' ' ' : ' : ' ' J b:
' : ' ' ' ' . ' : : . . : J J . J n•
' . 4 . : . ' . ' ' J ' .. . 1 1 : b: . 4 . ' : ' . : . ' l ' . - : : 1 ' n . ' : J ' . ' • .
• ' ' 1 J . J .. : 1 J J ' ' ' . ' 4 ' . ' ' ' . J '· : l :
I 4 . : . . . . . . ' • • ' : . .. : 1 . il ' . : ' . . . . ' . l ' . <! . ; . ; : ' . J ' . . ' . . : : . : l. J : . 1 , b:
' . ' . . ' . ' ' , : ' ~ J : . J ; , I ' • : : : : ' ' . ' .
' . . ' . : : . , : : b,
• 4 ' 4 ' . l . ' ' . . : ' l
. ·; 1 1 61 • ' . ' : ' . ' . . ' ' l o•
' l ' ' 4 " 4 ' 4 ' l
' ' l l ) ' J 64 q ' : ' . ' . 4 4 ' . ' J J J . ' 1 " 5 " J ' ' 4 ' 4 : 4 ' 4 J ' ' : 2 ] ] ~ b • ' ' : ' 4 • 4 • j ' ] ' ' ' 1
7 ' l " ' 4 : 4 ' 4 ' : 1 : : ' ' J ' l ·' : ' b/ . ' ' . ' ' . 4 • l ' ] J 3 J n·
" 4 " l 4 " ' : ' ' ' ' : ' ~ 0 1 1 : : bt . 4 ' : ' . ' ' . l ' ' ' j 2 1 l n•
l " 4 " 4 ' ' 4 ' 4 ' 4 J : : bt . 4 . 4 ' ' ' . ' : 4 J J ] ' ' 1 - hl
l ' 4 4 4 " 4 • ' • ' J J J ,, . ' ' 4 : ' ' l ' . ' ' : . J ' 1 hl
' ' 4 3 3 4 " 4 " ' ' 4 l : l ' l J : : n•
' l 4 ' ' : ' ' ' . 4 : ' . ' ' ' ' ; , b.
' ' ' ' ' 4 ' " 4 1 : J -{ l 3 1 , ' n;
' 4 : ' ' : ' : ' - : . ' , ) : u•
' ' ' : ' ' ' . ' .1 L l 2 1 : ' " "' l ' ' ' : ' : ' ' ' ' J . ' l J m
' ' . : . ' ' l " : : : ] L . 1 J 1 n·
' 4 J ' ' : : : : ' J . ' . . , ; ' hi
' ' l : ' ' 4 ' . . 4 , ' l : ' , l : 1 n·
" ' : ' ' ' . ' ' . J J : ' ' . J h
4 l : ' . ' ' ' : ' ' ' . J 1 l ·: f;'
' J ' : 4 : ' ' . : : J . ' ' l h
' l . ' 4 ' ' . 4 . 4 . l ' , l l • n·
" J , ' : . ' ' ' : ' : . : ' ' . : ' ' . • . ' . 4 l ' : J . 1 ' l :
" . - . ' ' " • ' • ' J ] . l b • . J : ' 4 . . . ' ' . . : J . h . l • l . . . . ' , 4 l 1 J j ] ' ' l 2 J l n . l ' 4 ' I • ' . • : . . , . ; 1 . h.
4 ' ' , ' . . ' . , : ' ' ' : J ' 2 l 3 l n• . : 4 ' : ' " . . J " . ' . . : . hi
260 242 231 242 245 244 238 239 245 247 241 115 120 119 118 119 117 116 117 116 116 118 112 4077
DATA SKALA TINDAKAN PELESTARIAN HUTAN 1rtesp 1 L 3 ' - t ' ' H. "
,, ,, " J.: 1f 11 1vlAL
- ' ' ' ' ' ' l 3 4 : ' - ' 4:
' ' 1 ' ' j ] 1 ; -_, : " 4 ,. ' ' ' 2 '< 4 ' ' ' ' . : j J'
' ' ' j ' ' j ] , A ·1 L " 4 43
' L 2 ' 3 ' 2 : ' ' ' : ,. t : ' ] j ' 3 j ,
' -, 1 4 : ] ' "'
I ' 3 j ' J 3 - ' 3 : ' ' ' . ' J'
' : ' ] ' ] : ] ' -1 -, :l 3 : j ,.
" L j 1 ' 1 ] 1 l 3 J <'
,, j . - ] 4 : L : , ] -, '\ 1 j j/
11 L L 1 ' ' - ' 3 I l 1 : 4J
lL j j l ' : j ~ I -, j 4 < ..
L< L L J 1 ' ' ' 3 ' ' l L 4 4J
"" j ' ' L 1 l ' ·3 -, 4 ' j : < 4
1 j j j 1 L ' 2 ' ' : : 3 4 ' ' "' " 3 ' j 3 : 3 a ' 2 1 3 ' .< 4t 11 ' ' 1 L ' 1 : - ' ' 2 , l ' ' ,_ J.t ' L 4 3 : 3 : " ·1 -, 4 ' j 0 41
" ' L ' J " ' ,
1 3 1 4 ] 1 jf
2( j 4 1 1 ' 4 3 -, ·1 3 ) 0 L 43 L L ' ' " 2 ' 3 ' " ' 01
"' L j ' l ' ' l ' ' l 4 3 ' : ' L < ' 1 1 3 1 2 n L 3 1 ' j Of
'" j 4 ' 1 L ' L 3 2 ' l
" 3 L ' j L 3 L ~ 2 -, -, L L ' j"
.c j 3 2 ' 1 ' " 2 j ' 01 ,, : L 4 J J " -' ' 3 j ' ' j J L L "" '°' " j 2 " l 1 2 1 2 ) A 4 j ' '" ,,
' J 4 ' " L _, l j , ' 2 ' J L 4;
" 4 j l L 2 ' ? 2 2 3 4 4U J. ' --
: ' ' " L ' ' 4 3 ' 1 : 3 ' 2 1 / ' ' 4"
J. : ' ' ' : ' ' --2 - ' ' : - ] ' "
04 " 4 2 ' ' 1 ' 3 : 2 2 j ' ' "' J. ' ' ' : - : ' ' ' '
, - ' J "
"' ' 2 ' ' j 3 : 3 3 ; ' - ' ~ ,, 4 ] 3 ' : ' ] ] ; 3 ' l
"' ' I ' : 3 ' ' ; '
, ' :
,. ' ' 2 ' l 3 ' ' ' -,
' ' 4 "' "' 4 : , 4 ' J ' ' ' : ' ~ l l 4 4: 41 L ' ] 2 ' l '
-, ' 1 ) : 1 '
,.
"' ' I 4 ' ' - ' l ' ' 1 1 ' 4l ·- 4 ' ] 4 ] " : l , -1 l : J ' ;:
"" 4 L - 1 1 l 1 3 3 1 /
4: 4 , ] J ' : 2 j : 1 l ] l 1 "' "" 4 2 I
' l -1 -: , 1 l l " "' j ' 1 ' ' - ,
' l J 2 " J ' " "' l l 1 L : -, : 1 L ' 1 '<1
4: ' ' • ' ' l 1 3 1 l " J 0.
' ' ' 1 ' : 3 '
-1 : 1 L 2 ,. ,, " ' J j j ' L j ' - l ' ) 1 " ' ' 4l
" L L 1 L ' ] 2 2 -1 ·2 ? 1 1 ' 2 /
JC ' L 4 L ' / 2 J / 2 3 J 1 " ' ' o.
04 j 2 l 3 ' ' 1 1 1 1 1 1 " ) /
,_ L L J l ) L 1 - 3 1 ' l L'
JC l 2 ' 2 l 1 J 2 1 3 ) 3 ' l " ,, L L J l ) 2 l -- 3 ' ' : -Jc ' 2 1 1 ' L 3 2 1 1 ' .< " ,, L L 1 l 1 L _,
' ' J " v• J " ' J j ' 0 3 '
] " ' ,. b] 2 3 J 1 L 1 1 3 ' L ' " OL ' ' ' l 1 3 ' 1 2 ' ' '" "' ' L J 1 1 L ' 1 1 ' l L ' LI
o4 J L ' 1 j 1 2 , 2 3 ? 3 l '" DC 2 " 2 ' ' 1 L 1 l • j ' J "" tot a l•u iv; ""' "°' '"' loc '" "' '" '"' ,.~ 1 <• h• 14/ .14 ]4' '"" /4.0/
Nonparametric Correlations
Hubungan Sikap terhadap Pelestarian Hutan dan Tindakan pelestarlan Hutan
Total Sikap Spearman's rho sikap Correlation Coefficient 1.000
terhadap Sig. (2-tailed) pelestarian hutan N 65 tindakan Correlation Coefficient .250* pelestarian Sig. (2-tailed) .044 hutan
N 65 -
Page 1