hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd l1)...

120
KARYA AKHIR HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD-L1) DENGAN DERAJAT TUMOUR-INFILTRATING LYMPHOCYTES (TILs) PADA ADENOKARSINOMA KOLOREKTAL THE CORRELATION BETWEEN PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD-L1) EXPRESSION AND THE DEGREE OF TUMOUR- INFILTRATING LYMPHOCYTES (TILs) IN COLORECTAL ADENOCARCINOMA NURSAKTI HAMZAH PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-1 (Sp.1) PROGRAM STUDI ILMU PATOLOGI ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2019

Upload: others

Post on 13-Jan-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

KARYA AKHIR

HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD-L1) DENGAN DERAJAT TUMOUR-INFILTRATING

LYMPHOCYTES (TILs) PADA ADENOKARSINOMA KOLOREKTAL

THE CORRELATION BETWEEN PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD-L1) EXPRESSION AND THE DEGREE OF TUMOUR-INFILTRATING LYMPHOCYTES (TILs) IN COLORECTAL

ADENOCARCINOMA

NURSAKTI HAMZAH

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-1 (Sp.1) PROGRAM STUDI ILMU PATOLOGI ANATOMI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2019

Page 2: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

KARYA AKHIR

HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1

(PD-L1) DENGAN DERAJAT TUMOUR-INFILTRATING LYMPHOCYTES (TILs) PADA ADENOKARSINOMA KOLOREKTAL

THE CORRELATION BETWEEN PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD-L1) EXPRESSION AND THE DEGREE OF TUMOUR-INFILTRATING LYMPHOCYTES (TILs) IN COLORECTAL

ADENOCARCINOMA

NURSAKTI HAMZAH C107215204

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-1 (Sp.1) PROGRAM STUDI ILMU PATOLOGI ANATOMI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2019

Page 3: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

i

HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1

(PD-L1) DENGAN DERAJAT TUMOUR-INFILTRATING

LYMPHOCYTES (TILs) PADA ADENOKARSINOMA KOLOREKTAL

KARYA AKHIR

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Spesialis-1 (Sp.1)

Program Studi

Ilmu Patologi Anatomi

Disusun dan diajukan oleh

NURSAKTI HAMZAH

Kepada

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-1 (Sp.1)

PROGRAM STUDI ILMU PATOLOGI ANATOMI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2019

Page 4: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

ii

Page 5: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

iii

Page 6: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

iv

PRAKATA

Alhamdulilah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang

atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga karya akhir ini dapat diselesaikan

dengan baik. Penulisan karya akhir ini merupakan salah satu persyaratan dalam

rangka penyelesaian Program Pendidikan Dokter Spesialis Patologi Anatomi

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar. Disamping itu, penulis

bermaksud untuk menyumbangkan pikiran mengenai programmed death-ligand 1

(PD-L1) dan tumour-infiltrating lymphocytes (TILs) pada adenokarsinoma kolorektal.

Dalam penelitian dan penulisan karya akhir ini, penulis mendapat banyak

bantuan dari berbagai pihak dan karena itu ucapan terimakasih yang sebesar-

besarnya disampaikan kepada:

1. dr. Upik A. Miskad, Ph.D, SpPA(K), sebagai pembimbing pertama yang

dengan penuh perhatian membimbing dan memberikan dorongan pada

penyusunan karya akhir ini.

2. Prof. dr. Syarifuddin Wahid, Ph.D, SpPA(K), Sp.F sebagai pembimbing

kedua dalam penelitian yang selalu membimbing, mendukung, mereview

dan mendorong penulis hingga menyelesaikan karya akhir ini.

3. Dr. dr. Andi Alfian Zainuddin, MKM yang telah membimbing dan membantu

penulis dalam metodologi penelitian dan analisis statistik dalam karya akhir

ini.

4. dr. Ni Ketut Sungowati, Sp.PA(K), sebagai salah satu penguji dalam

meneliti, mereview dan dengan penuh ketulusan membimbing penulis baik

dalam penelitian ini maupun sebagai pengajar.

Page 7: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

v

5. dr. Muh. Husni Cangara, PhD, Sp.PA sebagai salah satu penguji dalam

penelitian dan dengan penuh ketulusan membimbing penulis baik dalam

penelitian maupun pada masa pendidikan.

6. Dr. dr. Berti Julian Nelwan, Mkes, Sp.PA sebagai Ketua Departemen

Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin yang selama

ini telah membimbing sekaligus membina penulis selama menempuh masa

pendidikan.

7. Dr. dr Rina Masadah, M.Phil, Sp.PA(K), yang pada saat penulis menyusun

karya akhir ini masih menjabat sebagai Ketua Program Studi Departemen

Patologi Anatomi yang selama ini telah membimbing dan mendorong penulis

untuk menyelesaikan karya akhir ini dan membimbing penulis selama

menempuh masa pendidikan.

8. Seluruh staf pengajar di bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin tanpa terkecuali (dr. Truly D.Dasril Sp.PA(K), dr.

Djumadi Achmad, Sp.PA(K), dr. Mahmud Ghaznawie, Sp.PA(K), dr.

Cahyono Kaelan, Sp.PA(K),SpS.,PhD, dr. Gunawan Arsyadi, Sp.PA(K),

Dr.dr. Gatot S.Lawrence, Sp.PA(K), dr. Anna Maria Tjoanto, Sp.PA(K),

dr.Juanita, Sp.PA, dr. Ruth Norika Amin, M.Kes,Sp.PA, dr. Imeldy

Prihatni M.Kes,Sp.PA, dr. Andy Visi Kartika, M.Kes,Sp.PA, dr. Syamsu

Rijal, M.Kes,Sp.PA, dr. Devy Marisca, M.Kes, Sp.PA) atas bantuan dan

bimbingan selama penulis menempuh pendidikan maupun dalam penyusunan

karya akhir ini.

9. Rektor dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makasar,

atas kesediaannya menerima penulis menjadi peserta didik di Program

Page 8: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

vi

Pendidikan Dokter Spesialis-1, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Makasar.

10. Manajer Program Pendidikan Dokter Spesialis Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin.

11. Kementrian Kesehatan Republik indonesia atas bantuan dana pendidikan

melalui Beasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis Kemenkes sejak

tahun 2016.

12. Semua teman sejawat residen di Bagian Patologi Anatomi Fakultas

Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar atas bantuan dan

dorongannya selama penulis menjalani masa pendidikan dan dalam

penyusunan karya akhir ini, khususnya dr. Halidah Rahawarin, M.Kes,

Sp.PA, dr. Yolanda Manule, dr. Huswatun Hasanah, dr. Rini Yusriany,

dan juga atas kerjasama dan kekompakannya selama ini.

13. Seluruh pegawai di Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas

Hasanuddin dan Laboratorium Patologi Anatomi Rumah Sakit Universitas

Hasanuddin dan Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makasar, serta

karyawan Sentra Diagnostik Patologia Makassar.

14. Orang tua (ayahanda Hamzah(alm.) dan ibunda Sitti Nuriah(almh.)), kakak-

kakakku (Hasyim Hamzah, Nurwahidah Hamzah, Thabrani Hamzah,

Hamdani Hamzah dan Nurjannah Hamzah), dan seluruh keluarga atas doa,

dukungan dan kasih sayangnya kepada penulis.

15. Yang tercinta suami (Muhammad Yusuf Achmad,ST), dan anak (Arung

Najwan Yusuf) yang telah menjadi pendorong dan penyemangat terbesar

bagi penulis selama menjalani pendidikan.

Page 9: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

vii

16. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat di sebutkan satu

persatu.

Akhirnya hanya Allah SWT yang dapat membalas semua amalan kebaikan yang

telah diberikan. Semoga karya akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan

rahmat-Nya senantiasa tercurah bagi kita semua. Akhir kata, penulis memohon maaf

yang sebesar-besarnya apabila dalam tulisan ini terdapat hal-hal yang tidak

berkenan.

Makassar, 10 Juni 2019

NURSAKTI HAMZAH

Page 10: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

viii

ABSTRAK

Nursakti Hamzah

Hubungan Ekspresi Programmed Death-Ligand 1 (PD-L1) dengan Derajat

Tumour-Infiltrating Lymphocytes (TILs) pada Adenokarsinoma Kolorektal

Dibimbing oleh Upik A. Miskad, Syarifuddin Wahid

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ekspresi programmed

death-ligand 1 (PD-L1) sel tumor dengan derajat tumour-infiltrating lymphocytes

(TILs) pada adenokarsinoma kolorektal. Penelitian ini dilakukan dengan metode

cross-sectional dengan mengambil 52 sampel adenokarsinoma kolorektal periode

tahun 2014-2016 secara simple random. Terhadap spesimen dari sampel dilakukan

pewarnaan imunohistokimia dengan antibodi rabbit monoclonal PD-L1 dan dilakukan

penilaian derajat TILs stroma berdasarkan pewarnaan hematoxylin-eosin (H-E).

Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara ekspresi PD-L1

sel tumor dengan derajat TILs pada adenokarsinoma kolorektal berdasarkan uji Chi-

square, yaitu diperoleh nilai p=0,017 (p<0,05). Hasil ini mengindikasikan bahwa

derajat TILs berpotensi untuk digunakan sebagai salah satu faktor prediktif terhadap

ekspresi PD-L1 sel tumor pada adenokarsinoma kolorektal.

Kata Kunci : PD-L1, TILs, adenokarsinoma kolorektal.

Page 11: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

ix

ABSTRACT

Nursakti Hamzah

The Correlation between Programmed Death-Ligand 1 (PD-L1) Expression and

the Degree of Tumour-Infiltrating Lymphocytes (TILs) in Colorectal

Adenocarcinoma

Supervised by Upik A.Miskad, Syarifuddin Wahid

The purpose of this study was to find out the correlation between programmed

death-ligand 1 (PD-L1) expression of tumour cell and the degree of tumour-

infiltrating lymphocytes (TILs) in colorectal adenocarcinoma. Cross-sectional method

was used in this study by taking 52 samples of colorectal adenocarcinoma in the

period of 2014-2016 using simple random technique. To each specimen of the

samples, for PD-L1, immunohistochemistry (IHC) staining was performed using a

rabbit monoclonal antibody, and the assessment of degree of stromal TILs was

done on hematoxylin-eosin (H-E) staining. The result of this study showed that there

was a significant correlation between PD-L1 expression of tumour cell and the

degree of TILs in colorectal adenocarcinoma based on the Chi-square test where the

value of p = 0.017 (p < 0.05) was obtained. It indicates that the degree of TILs has a

potential to be used as one of the predictive factors to PD-L1 expression of tumour

cell in colorectal adenocarcinoma.

Keywords: PD-L1, TILs, colorectal adenocarcinoma

Page 12: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA AKHIR iii

PRAKATA iv

ABSTRAK viii

ABSTRACT ix

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xiv

DAFTAR GAMBAR xv

DAFTAR LAMPIRAN xvii

DAFTAR SINGKATAN xviii

BAB I. PENDAHULUAN 1

I.1. Latar Belakang Masalah 1

I.2. Rumusan Masalah 6

I.3. Tujuan Penelitian 6

I.3.1. Tujuan Umum 6

I.3.2. Tujuan Khusus 7

I.4. Hipotesis 7

I.5 Manfaat Penelitian 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 9

II.1. Anatomi dan Histologi Kolorektal 9

II.2. Kanker Kolorektal 12

II.2.1. Definisi Kanker Kolorektal 12

II.2.2. Insiden Kanker Kolorektal 13

Page 13: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

xi

II.2.3. Jenis Kanker Kolorektal 14

II.2.4. Faktor Resiko Kanker Kolorektal 14

II.2.5. Sistem Grading Adenokarsinoma Kolorektal 16

II.2.6. Sistem Staging Kanker Kolorektal 17

II.2.7. Karsinogenesis Kanker Kolorektal 18

II.3. Aspek Imunologi Tumor 23

II.3.1. Antigen Tumor 23

II.3.2. Respon Imun Terhadap Tumor 27

II.3.3. Checkpoint Signaling Imun 32

II.4. Faktor Prognostik Pada Kanker Kolorektal 42

II.4.1. Tumour-Infiltrating Lymphocytes (TILs) 42

II.4.2. Ekspresi Programmed Death-Ligand 1

(PD-L1) 43

II.5. Penanganan Kanker Kolorektal 44

Kerangka Teori 49

Penjelasan Kerangka Teori 50

BAB III. KERANGKA KONSEP 52

III.1. Identifikasi Variabel 52

III.2. Klasifikasi variabel 52

Kerangka Konsep 53

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN 54

IV.1. Desain Penelitian 54

IV.2. Tempat dan Waktu Penelitian 54

IV.3. Populasi Penelitian 54

IV.4. Sampel dan Cara Pengambilan Sampel 54

IV.5. Perkiraan Besar Sampel 55

IV.6. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 55

Page 14: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

xii

IV.6.1. Kriteria Inklusi 55

IV.6.2. Kriteria Eksklusi 56

IV.7. Cara Kerja 56

IV.7.1. Alokasi Subyek 56

IV.7.2. Prosedur Pewarnaan Hematoxylin-Eosin 57

IV.7.3. Prosedur Pewarnaan Imunohistokimia 58

IV.7.4. Interpretasi Hasil Pewarnaan

Imunohistokimia 59

IV.7.5. Metode Skoring Tumour-Infiltrating

Lymphocytes (TILs) 59

IV.8. Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif 62

IV.8.1. Definisi Operasional 62

IV.8.2. Kriteria Obyektif 63

IV.9. Pengolahan dan Analisa Data 65

IV.10. Alur Penelitian 66

IV.11. Personalia Penelitian 66

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 67

V.1. Hasil Penelitian 67

V.1.1.Jumlah Sampel 67

V.1.2. Karakteristik Sampel 74

V.1.3. Analisis Perbedaan Derajat TILs

Berdasarkan Grade Histopatologi 75

V.1.4. Analisis Perbedaan Ekspresi PD-L1

Berdasarkan Grade Histopatologi 77

V.1.5. Analisis Hubungan Ekspresi PD-L1

dengan Derajat TILs 78

V.2. Pembahasan 79

Page 15: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

xiii

V.2.1. Perbedaan Derajat TILs Berdasarkan

Grade Histopatologi 81

V.2.2. Perbedaan Ekspresi PD-L1 Berdasarkan

Grade Histopatologi 83

V.2.3. Hubungan Ekspresi PD-L1 dengan

Derajat TILs 85

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 87

VI.1. Kesimpulan 87

VI.2. Saran 87

DAFTAR PUSTAKA 89

Page 16: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Tabel 1. Kriteria derajat histologi adenokarsinoma kolorektal 17

Tabel 2. Karakteristik sampel 74

Tabel 3. Derajat TILs berdasarkan grade histopatologi 75

Tabel 4. Ekspresi PD-L1 sel tumor berdasarkan grade histopatologi 77

Tabel 5. Ekspresi PD-L1 sel tumor dengan derajat TILs 78

Page 17: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

xv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Gambar 1. Anatomi kolorektal 9

Gambar 2. Histologi kolorektal yang menunjukkan empat lapisan

dinding usus besar. 12

Gambar 3. Perubahan morfologi dan molekuler pada adenoma-

carcinoma sequence. 21

Gambar 4. Perubahan morfologi dan molekuler pada mismatch repair

pathway 23

Gambar 5. Tiga fase ‘cancer immunoediting’ terdiri dari fase

elimination, equilibrium, dan escape 30

Gambar 6. Struktur gen, mRNA dan protein PD-L1 35

Gambar 7. Struktur protein PD-L1 36

Gambar 8. PD-1/PD-L1 signaling, menurunkan proliferasi, survival

dan produksi sitokin dari sel T CD8+ 41

Gambar 9. Konsep imunoterapi pada suatu kanker 46

Gambar 10. Langkah-langkah dalam penilaian derajat TILs 61

Gambar 11. TILs stroma dilaporkan dalam persentase 62

Gambar 12. Adenokarsinoma rekti diferensiasi baik, obj.4x 68

Gambar 13. Adenokarsinoma rekti diferensiasi sedang, obj.10x 68

Gambar 14. Adenokarsinoma kolon diferensiasi buruk, obj.4x 68

Gambar 15. TILs derajat rendah, obj.4x(A) dengan area stroma

yang menunjukkan TILs 10%, obj.10x(B) 69

Gambar 16. TILs derajat sedang. Area stroma yang menunjukkan

TILs 20% obj.10x (A) dan area stroma dengan TILs

30%, obj.10x (B) 70

Page 18: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

xvi

Gambar 17. TILs derajat tinggi, obj.4x (A), dengan area stroma

yang menunjukkan TILs 70%, obj.10x (B) 70

Gambar 18. A,B: sampel dengan ekspresi PD-L1 positif (terwarnai

pada ≥ 50% sel tumor/skor 2), obj.4x 71

Gambar 19. A,B: sampel dengan ekspresi PD-L1 positif (terwarnai

pada 5%-49% sel tumor/skor 1), obj.4x 71

Gambar 20. A,B: sampel dengan ekspresi PD-L1 negatif (< 5%

sel tumor yang terwarnai / skor 0), obj.4x 72

Gambar 21. Ekspresi PD-L1 dengan intensitas kuat, obj.40x 72

Gambar 22. Ekspresi PD-L1 dengan intensitas sedang, obj.40x 72

Gambar 23. Ekspresi PD-L1 dengan intensitas lemah, obj.40x 73

Gambar 24. Ekspresi PD-L1 negatif, obj.40x 73

Page 19: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Keterangan Kelaikan Etik (Ethical Clearence)

2. Daftar Sampel Penelitian

Page 20: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

xviii

DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN

PD-L1 programmed death-ligand 1

TILs tumour-infiltrating lymphocytes

H-E hematoxylin-eosin

MHC major histocompatibility complex

MSI microsatellite instability

MSI-h microsatellite instability-high

NK natural killer

IFN-γ interferon-gamma

PD-1 programmed death-1

FAP familial adenomatous polyposis

MMR mismatch repair

EMAST elevated microsatellite alterations at selected

tetranukleotida repeats

CEA carcinoembryogenic antigen

AFP Α-fetoprotein

APC antigen presenting cell

CTLA-4 cytotoxic T-lymphocyte-associated antigen 4

TCR T-cell receptor

ITIM immune receptor tyrosine-based inhibitory motif

ITSM immunoreceptor tyrosine-based switch motif

MAPK mitogen-activated protein kinase

PI3K phosphoinositide 3-kinase

HIF-1 hypoxia-inducible factor alpha

HRE hypoxia response element

STAT-3 signal transducer and activation of transcription-3

Page 21: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

xix

miR microRNA

Bcl-xl B-cell lymphoma-extra large

TGF-β Transforming growth factor beta

APC adenomatous polyposis coli

DNA deoxyribose-nucleic acid

RNA ribose-nucleic acid

KRAS Kirsten rat sarcoma viral oncogene homolog

BRAF B-Raf proto-oncogene, serine/threonine kinase

HER-2 human epidermal growth factor receptor

EBV Epstein-Barr virus

HPV human papilloma virus

HTLV-1 human T-lymphotropic virus type 1

Treg regulatory T cell

CD cluster of differentiation

Page 22: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Kanker kolorektal adalah keganasan ketiga yang paling sering

ditemukan dan merupakan penyebab utama kematian keempat akibat

kanker di dunia, dan terhitung sekitar 1,4 juta kasus baru dan hampir

700.000 kematian di tahun 2012. (Ferlay et al., 2015; Arnold et al., 2016)

Pada tahun 2030, diperkirakan kejadiannya meningkat 60% menjadi lebih

dari 2,2 juta kasus baru dan 1,1 juta kematian. (Arnold et al., 2016)

Kanker kolorektal merupakan kanker paling terbanyak ketiga pada

pria dan yang kedua pada wanita. Pada tahun 2012, di seluruh dunia

diperkirakan terdapat 746.000 kasus baru pada pria (10,0% dari total

insiden kanker pada pria) dan terdapat 614.000 kasus baru pada wanita

(9,2% dari total insiden kanker pada wanita). (Ferlay et al., 2015)

Kematian akibat kanker kolorektal di seluruh dunia lebih banyak

dilaporkan di wilayah yang kurang berkembang, yaitu 52% pada tahun

2012 yang dianggap menggambarkan kelangsungan hidup yang lebih

buruk di wilayah ini. (Ferlay et al., 2015) Di Indonesia, data tahun 2012

menunjukkan insiden kanker kolorektal pada pria menempati urutan kedua

terbanyak setelah kanker paru-paru dan terbanyak ketiga pada wanita

setelah kanker payudara dan kanker serviks. Sementara angka kematian

akibat kanker kolorektal menempati urutan ketiga penyebab kematian

Page 23: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

2

terbanyak pada pria akibat kanker, dan urutan keempat penyebab

kematian terbanyak pada wanita. (WHO, 2014) Di Makassar, berdasarkan

data dari Rumah Sakit Pendidikan Dr.Wahidin Sudirohusodo (RSWS)

tercatat lebih dari 100 kasus kanker kolorektal tipe adenokarsinoma

selama tahun 2017.(Data rekam medik RSWS)

Menurut jenis histopatologinya, kanker kolorektal memiliki berbagai

macam jenis. Dari berbagai penelitian yang dilakukan mengenai kanker

kolorektal, jenis yang paling banyak ditemukan adalah adenokarsinoma,

yaitu lebih dari 90% kasus. (Fleming, Ravula, Tatishchev, & Wang, 2012 ;

Schneider & Langner, 2014)

Limfosit yang ditemukan pada area tumor dikenal dengan sebutan

tumour-infiltrating lymphocytes (TILs). (Jakubowska, Kisielewski,

Kańczuga-Koda, Koda, & Famulski, 2017; Yao et al., 2017) TILs

dianggap sebagai gambaran respon imun primer host melawan tumor,

dimana TILs merupakan salah satu bagian penting dari lingkungan mikro

tumor yang berperan dalam menekan pertumbuhan tumor. (Gooden,

Bock, Leffers, Daemen, & Nijman, 2011; Mei et al., 2014; Bupathi & Wu,

2016) Salah satu subpopulasi dari TILs yang memegang peran penting

dalam imunitas terhadap tumor adalah sel T sitotoksik CD8+ yang

merupakan bentuk respon imun adaptif, yang dapat melakukan fungsi

surveilans dengan mengenali dan membunuh secara langsung sel-sel

target, dalam hal ini sel-sel tumor yang mengekspresikan peptida yang

berasal dari antigen tumor dan dipresentasikan pada molekul major

Page 24: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

3

histocompatibility complex (MHC) kelas I. (Abbas, Lichtman, & Pillai, 2017;

Yao et al., 2017)

Saat ini, derajat TILs dapat dinilai dari preparat yang menggunakan

pewarnaan hematoxylin-eosin (H-E) sesuai rekomendasi International

TILs Working Group, 2014. TILs dapat dinilai pada intratumor, yaitu TILs

yang bersentuhan langsung dengan sel tumor atau berada dalam sarang

tumor, dan pada stroma tumor, yaitu area di antara sarang tumor.

Beberapa penelitian saat ini menyimpulkan bahwa TILs pada stroma

lebih baik digunakan sebagai parameter dalam diagnostik dibandingkan

TILs intratumor dengan menggunakan pewarnaan H-E. Penilaian TILs

pada stroma tidak akan dipengaruhi oleh densitas dan pola pertumbuhan

tumor, oleh karena TILs dinilai pada area di antara sarang tumor.

(Salgado et al., 2015)

Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa infiltrasi limfosit memiliki

kaitan dengan survival yang lebih baik pada beberapa tipe kanker.

(Gooden et al., 2011) Penelitian dengan skala cukup besar dengan

menggunakan 2369 sampel pasien kanker kolorektal di Israel

mengarahkan bahwa TILs merupakan salah satu indikator prognostik

setelah disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, etnis, stadium, grade, dan

status microsatellite instability (MSI). (Rozek et al., 2016) Hyuk et al dalam

penelitiannya memperoleh hasil adanya hubungan yang signifikan antara

derajat TILs dengan derajat diferensiasi tumor pada kanker kolorektal,

yaitu derajat TILs yang rendah berhubungan dengan derajat diferensiasi

Page 25: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

4

yang buruk. Penelitian tersebut juga mengkonfirmasi bahwa derajat TILs

berhubungan secara signifikan dan independent dengan prognosis yang

buruk terhadap overall survival tetapi bukan terhadap disease-free survival

berdasarkan analisis multivariate. (Hyuk, 2012) Beberapa penelitian juga

telah menunjukkan bahwa dengan adanya infiltrasi TILs, baik TILs

intratumor maupun TILs pada stroma tumor, memiliki kontribusi terhadap

prognosis yang lebih baik pada kanker kolorektal. (Deschoolmeester,

Baay, Lardon, Pauwels, & Peeters, 2011)

Pada tahap awal karsinogenesis, sel-sel imun yang menginfiltrasi

tumor terutama sel T CD8+ dan sel natural killer (NK) berpotensi

membatasi pertumbuhan tumor atau mencegah metastasis sel tumor.

Namun, tumor juga dapat mengembangkan beberapa mekanisme untuk

menghindari respon imun tubuh. (Parcesepe, Giordano, Laudanna,

Febbraro, & Pancione, 2016; Smith & Kang, 2014)

Programmed death-1 (PD-1; CD279) adalah salah satu bagian

dari sel T regulator yang terekspresi pada permukaan sel T, sel B dan NK

aktif. (Keir, Butte, Freeman, & Sharpe, 2008; Wang et al., 2016) PD-1

dapat mengalami upregulasi selektif akibat paparan yang persisten

terhadap antigen, sehingga ekspresi PD-1 pada sel T merupakan salah

satu penanda akan sel T yang exhausted (kelelahan). (Dong, Sun, &

Zhang, 2017) Ligannya, programmed death -ligand 1 (PD-L1; B7-H1 dan

CD274) terekspresi pada sel tumor, sel T dan sel B, makrofag, dan

sejumlah tipe sel tertentu. Ikatan antara PD-L1 dengan PD-1 akan

Page 26: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

5

menghantarkan sinyal inhibitor yang akan mengurangi produksi sitokin

dan proliferasi sel T dan pada akhirnya akan menyebabkan peningkatan

apoptosis sel T. Ekspresi PD-L1 pada tumor telah digambarkan sebagai

marker prediktif untuk respon tumor terhadap imunoterapi anti-PD-1 atau

anti-PD-L1 dalam beberapa tipe keganasan. (L. Wang et al., 2016)

Penelitian sebelumnya dengan sampel kanker kolorektal yang

dilakukan oleh Rosenbaum et al di Amerika Serikat mendapatkan bahwa

secara histologik, tumor dengan ekspresi PD-L1 positif lebih cenderung

dengan diferensiasi yang buruk, dan berhubungan secara signifikan

dengan usia yang lebih tua dan pada jenis kelamin wanita. Namun, dalam

penelitian tersebut menggambarkan tumor dengan PD-L1 positif

mengandung sejumlah besar TILs CD8+ dan secara signifikan TILs lebih

cenderung pada tumor dengan ekspresi PD-L1 positif. (Rosenbaum,

Bledsoe, Morales-Oyarvide, Huynh, & Mino-Kenudson, 2016) Sedangkan

penelitian oleh Masugi et al, mengungkapkan ekspresi PD-L1 tumor

kolorektal berbanding terbalik dengan kadar TILs pada analisis

univariabel, namun tidak memiliki hubungan yang signifikan pada analisis

multivariabel. Sampai saat ini, masih sedikit yang diketahui tentang

hubungan yang kompleks antara PD-L1 dan TILs. (Masugi et al., 2017)

Penelitian ini pertama dilakukan dengan mengambil sampel

penderita kanker kolorektal di Makassar, untuk menilai derajat TILs

(pada stroma) dan ekspresi PD-L1 sel tumor pada kanker kolorektal tipe

adenokarsinoma, dan selanjutnya untuk menentukan apakah derajat TILs

Page 27: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

6

memiliki korelasi dengan ekspresi PD-L1, yang penting untuk digunakan

sebagai faktor prediktif maupun prognostik pada penderita kanker

kolorektal.

I.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas dapat

dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan derajat TILs pada adenokarsinoma

kolorektal derajat diferensiasi baik, sedang, dan diferensiasi buruk?

2. Apakah terdapat perbedaan ekspresi PD-L1 sel tumor pada

adenokarsinoma kolorektal derajat diferensiasi baik, sedang, dan

diferensiasi buruk?

3. Apakah terdapat perbedaan derajat TILs pada adenokarsinoma

kolorektal dengan ekspresi PD-L1 sel tumor yang negatif dan

positif?

I.3. Tujuan Penelitian

I.3.1. Tujuan Umum

Menentukan hubungan ekspresi PD-L1 sel tumor dengan derajat

TILs pada kanker kolorektal tipe adenokarsinoma.

Page 28: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

7

I.3.2. Tujuan Khusus

1. Menentukan derajat TILs pada adenokarsinoma kolorektal

diferensiasi baik, diferensiasi sedang, dan diferensiasi buruk

dengan pewarnaan H-E.

2. Menentukan ekspresi PD-L1 sel tumor pada adenokarsinoma

kolorektal diferensiasi baik, diferensiasi sedang, dan diferensiasi

buruk dengan pewarnaan immunohistokimia.

3. Membandingkan derajat TILs antara adenokarsinoma kolorektal

dengan sel tumor yang menunjukkan ekspresi PD-L1 positif dan

adenokarsinoma kolorektal dengan sel tumor yang menunjukkan

ekspresi PD-L1 negatif.

I.4. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Terdapat perbedaan derajat TILs dengan derajat

diferensiasi adenokarsinoma kolorektal : semakin rendah

derajat TILs, semakin buruk derajat diferensiasinya.

2. Terdapat perbedaan ekspresi PD-L1 pada sel tumor dengan

derajat diferensiasi adenokarsinoma kolorektal : semakin

positif ekspresi PD-L1 pada sel tumor, semakin buruk derajat

diferensiasinya.

Page 29: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

8

3. Terdapat hubungan ekspresi PD-L1 sel tumor dengan

derajat TILs pada adenokarsinoma kolorektal : semakin

positif ekspresi PD-L1 pada sel tumor, maka semakin

rendah derajat TILs.

I.5. Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi ilmiah tentang konsep biologis hubungan

ekspresi PD-L1 dan derajat TILs pada kanker kolorektal tipe

adenokarsinoma.

2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar penelitian lebih

lanjut terutama aspek imunologi pada kanker kolorektal.

3. Data penelitian ini dapat digunakan sebagai faktor prediktif dan

faktor prognostik penderita kanker kolorektal terutama untuk

kepentingan imunoterapi.

Page 30: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Anatomi dan Histologi Kolorektal

Usus besar (kolorektal) memanjang dari ileum terminal ke kanalis

anus. Selain rektum dan appendiks vermiform, usus besar dibagi

menjadi empat bagian: kolon kanan atau kolon ascendens, kolon tengah

atau kolon transversum, kolon kiri atau kolon descendens, dan kolon

sigmoid. Sigmoid bersambungan dengan rektum, yang berakhir pada

kanalis anus. (AJCC, 2006)

Gambar 1. Anatomi kolorektal (Mescher, 2013)

Page 31: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

10

Saekum merupakan kantong berongga yang berawal dari

segmen proksimal kolon kanan. Ukurannya 6 cm hingga 9 cm dan diliputi

oleh peritoneum. Kolon ascendens berukuran panjang 15-20 cm dengan

permukaan posteriornya (maupun kolon descendens) hanya memiliki

sedikit peritoneum sehingga kontak langsung dengan retroperitoneum.

Sebaliknya, permukaan anterior dan lateral dari kolon ascendens (dan

kolon descendens) memiliki serosa dan berada intraperitoneal. Fleksura

hepatika menghubungkan kolon ascendens dengan kolon transversum

melewati hanya bagian inferior ke hepar dan anterior ke duodenum.

(AJCC, 2006)

Kolon transversum sepenuhnya intraperitoneal, ditunjang oleh

mesenterium panjang yang melekat pada pankreas. Fleksura splenik

menghubungkan kolon transversum ke kolon descendens, melewati

bagian inferior ke limpa dan anterior ke cauda pankreas. Ukuran kolon

descendens sepanjang 10–15 cm. Kolon kembali lagi menjadi

sepenuhnya intraperitoneal di kolon sigmoid, dimana mesenterium

berkembang pada batas medial dari m.psoas major posterior belakang

dan meluas ke rektum. Transisi dari kolon sigmoid ke rektum ditandai oleh

fusi tenia dari kolon sigmoid untuk membentuk otot longitudinal

sirkumferensial dari rektum yang berada kira-kira 12–15 cm dari linea

dentata. (AJCC, 2006)

Rektum memiliki panjang sekitar 12 cm, memanjang di proksimal

dari fusi tenia ke puborektalis ring di distal. Rektum diliputi oleh

Page 32: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

11

peritoneum di depan dan di kedua sisi pada sepertiga atas dan hanya di

dinding anterior pada sepertiga bagian tengahnya. Peritoneum

direfleksikan di lateral dari rektum untuk membentuk fossa perirectal dan

di anterior, uterus atau lipatan rektovesikal. Tidak ada lapisan peritoneal di

sepertiga bawah, yang sering diketahui sebagai ampula rektum. Kanalis

anal, yang panjangnya 3-5 cm, memanjang dari puborectalis sling ke anal

verge. (AJCC, 2006)

Histologi dinding usus besar terdiri dari empat lapisan : (Mescher,

2013)

1. Lapisan mukosa, terutama mengandung kelenjar intestinal tubular

yang berada hingga ke muskularis mukosa, dilapisi oleh sel-sel

goblet dan sel absortif dengan sejumlah kecil sel-sel

neuroendokrin. Sel-sel absortif kolumnar atau kolonosit memiliki

mikrovili yang iregular dan ruang interselular yang berdilatasi untuk

absorbsi cairan yang aktif. Sel-sel goblet yang memproduksi mukus

lubrikan menjadi lebih banyak di sepanjang kolon dan rektum. Stem

cell epitelial berada pada sepertiga bawah setiap kelenjar.

2. Lapisan submukosa, memiliki vaskularisasi yang baik.

3. Lapisan muskularis, memiliki lapisan sirkuler yang khas, dengan

otot longitudinal luar hanya ada pada tenia coli.

4. Lapisan serosa, dengan adventitia pada rektum.

Pada kanalis anal, epitel kolumnar yang melapisi rektum berubah

menjadi epitel skuamous berlapis dari kulit anus. Di dekat anus, lapisan

Page 33: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

12

sirkular dari muskularis rektum membentuk spinkter anus interna, dengan

kontrol selanjutnya oleh otot striae dari spinkter anus eksterna. (Mescher,

2013)

Gambar 2. Histologi kolorektal yang menunjukkan empat lapisan dinding usus

besar. (Mescher, 2013)

II.2 Kanker Kolorektal

II.2.1 Definisi Kanker Kolorektal

Kanker kolorektal didefinisikan sebagai keganasan yang timbul

pertama kali di kolon atau rektum yang merupakan bagian akhir dari

Page 34: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

13

traktus gastrointestinal. Keganasan yang berasal dari epitel kolorektal

disebut dengan karsinoma kolorektal. (S.R. Hamilton, F.T. Bosman,

P.Boffetta, M.Ilyas, 2010)

II.2.2 Insiden Kanker Kolorektal

Kanker kolorektal merupakan kanker paling terbanyak ketiga pada

pria dan yang kedua pada wanita. Pada tahun 2012, di seluruh dunia

diperkirakan terdapat 746.000 kasus baru pada pria (10,0% dari total

insiden kanker pada pria) dan terdapat 614.000 kasus baru pada wanita,

(9,2% dari total insiden kanker pada wanita). (Ferlay et al., 2015)

Di Indonesia, data tahun 2012 menunjukkan insiden kanker

kolorektal pada pria menempati urutan kedua terbanyak setelah kanker

paru-paru dan terbanyak ketiga pada wanita setelah kanker payudara dan

kanker serviks. Sementara angka kematian akibat kanker kolorektal

menempati urutan ketiga penyebab kematian terbanyak pada pria akibat

kanker, dan urutan keempat penyebab kematian terbanyak pada wanita.

(WHO, 2014) Di Makassar, berdasarkan data dari Rumah Sakit

Pendidikan Dr.Wahidin Sudirohusodo (RSWS) tercatat lebih dari 100

kasus kanker kolorektal tipe adenokarsinoma selama tahun 2017.

(Data rekam medik RSWS)

Page 35: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

14

II.2.3 Jenis Kanker Kolorektal

Menurut jenis histopatologinya, kanker kolorektal memiliki berbagai

macam jenis. Dari berbagai penelitian yang dilakukan mengenai kanker

kolorektal, jenis yang paling banyak ditemukan adalah adenokarsinoma.

Lebih dari 90% karsinoma kolorektal adalah adenokarsinoma. Karsinoma

kolorektal jenis lainnya yang lebih jarang meliputi karsinoma

neuroendokrin, sel skuamous, sel spindel dan undifferentiated carcinoma.

(Fleming et al., 2012)

Lebih dari 90% karsinoma kolorektal merupakan adenokarsinoma

yang berasal dari sel-sel epithelial dari mukosa kolorektal, dimana formasi

glandular menjadi dasar dalam grading histopatologi pada

adenokarsinoma kolorektal. (Fleming et al., 2012; S.R. Hamilton, F.T.

Bosman, P.Boffetta, M.Ilyas, 2010) Pada penelitian mengenai gambaran

histologi kanker kolorektal dari tahun 1998-2001 di Amerika Serikat

dengan 522.630 kasus kanker kolorektal didapatkan gambaran

histopatologis dari karsinoma kolorektal sebesar 96% berupa

adenokarsinoma, 2% karsinoma lainnya (termasuk karsinoid tumor), 0,4%

epidermoid carcinoma, dan 0,08% berupa sarcoma. (Stewart, Wike, Kato,

Lewis, & Michaud, 2006)

II.2.4 Faktor Resiko Kanker Kolorektal

Secara umum perkembangan kanker kolorektal merupakan

interaksi antara faktor lingkungan dan faktor genetik. Kanker kolorektal

Page 36: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

15

dapat berkembang dari faktor lingkungan yang bersifat multipel yang

beraksi terhadap predisposisi genetik. Terdapat banyak faktor yang dapat

meningkatkan atau menurunkan resiko terjadinya kanker kolorektal.

Faktor resiko terhadap kanker kolorektal sendiri dapat dibagi menjadi dua,

yaitu faktor yang dapat dimodifikasi seperti merokok dan konsumsi

alkohol, dan yang tidak dapat dimodifikasi seperti riwayat kanker

kolorektal atau polip adenoma individu dan keluarga. (Komite

Penanggulangan Kanker Nasional, 2017)

Beberapa faktor resiko terhadap kanker kolorektal : (Komite

Penanggulangan Kanker Nasional, 2017)

a. Faktor genetik. Sekitar 20% kasus kanker kolorektal memiliki riwayat

keluarga. Kerentanan genetik misalnya pada familial adenomatous

polyposis (FAP) dan hereditary nonpolyposis colon cancer syndrome

menyebabkan kanker kolorektal.

b. Penurunan aktifitas fisik dan obesitas dihubungkan dengan resiko

kanker kolon. Aktifitas fisik yang teratur bersifat protektif yang

dikatakan dapat mengurangi resiko kanker kolorektal hingga 50%.

Sementara kurangnya aktifitas fisik dapat menyebabkan kelebihan

berat badan yang dapat menjadi faktor yang meningkatkan resiko

kanker kolorektal.

c. Faktor diet. Beberapa peneltian, termasuk yang dilakukan oleh

American Cancer Society, menemukan bahwa konsumsi tinggi

daging merah dan/atau daging yang telah diproses meningkatkan

Page 37: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

16

resiko kanker kolorektal, begitu pula dengan mengkonsumsi daging

merah yang dimasak pada temperatur tinggi dengan waktu masak

yang lama. Selain itu, mengkonsumsi sedikit buah dan sayur juga

memiliki resiko kanker kolorektal yang lebih tinggi.

d. Vitamin D. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa individu dengan

kadar vitamin D yang rendah meningkatkan resiko kanker kolorektal,

namun hubungan vitamin D dan kanker sampai saat ini masih belum

diketahui secara pasti.

e. Merokok dan alkohol. Banyak penelitian telah membuktikan bahwa

merokok tobako dapat menyebabkan kanker kolorektal. Individu

yang mengkonsumsi alkohol secara sedang dengan 2-4 porsi per

hari selama hidupnya, memiliki resiko 23% lebih tinggi terhadap

kanker kolorektal dibanding individu yang mengkonsumsi kurang dari

1 porsi alkohol perhari.

II.2.5 Sistem Grading Adenokarsinoma Kolorektal

Sistem grading berdasarkan World Health Organization (WHO), yang

mengklasifikasikan adenokarsinoma kolorektal menjadi 4 derajat (grade),

yaitu : (S.R. Hamilton, F.T. Bosman, P.Boffetta, M.Ilyas, 2010)

Page 38: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

17

Tabel 1. Kriteria derajat histologi adenokarsinoma kolorektal

Kriteria Kategori diferensiasi

Grade Descriptive grade

>95% bentukan glandular

Well- differentiated

1 Low

50-95% bentukan glandular

Moderately differentiated

2 Low

>0-49% bentukan glandular

Poorly differentiated

3 High

High level of microsatellite instability

Variable Variable Low

Kategori ” undifferentiated carcinoma “ (grade 4) ditujukan untuk karsinoma

tanpa bentukan glandular, produksi mucin, atau neuroendocrine, squamous atau

diferensiasi sarcomatoid;

Klasifikasi yang dikemukakan oleh C. Dukes (1929-1935)

memberikan dasar pada berbagai sistem stadium yang digunakan

sekarang. Klasifikasi ini terbagi menjadi 2 gambaran histopatologi, yaitu

kedalaman penetrasi ke dalam dinding dan ada atau tidaknya metastase

pada kelenjar limfe regional. Klasifikasi TNM saat ini lebih banyak dipakai

menggantikan klasifikasi lainnya, termasuk klasifikasi Dukes. (S.R.

Hamilton, F.T. Bosman, P.Boffetta, M.Ilyas, 2010)

II.2.6 Sistem Staging Kanker Kolorektal

Klasifikasi staging (pentahapan) kanker digunakan untuk

menentukan luas atau ekstensi kanker dan nilai prognostik pasien. Sistem

yang paling banyak digunakan adalah sistem TNM yang dibuat oleh

Page 39: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

18

American Joint Committee on Cancer (AJCC) dan International Union for

Cancer Control (UICC). Sistem ini mengklasifikasikan ekstensi tumor

primer (T), kelenjar getah bening regional (N) dan metastasis jauh (M),

sehingga staging akan dinilai berdasarkan T, N dan M. Klasifikasi TNM

yang terbaru adalah TNM edisi ke 7 dan mulai digunakan pada 1 Januari

2010. (Edge & Compton, 2010; Jacques et al., 2009)

II.2.7 Karsinogenesis Kanker Kolorektal

Mekanisme terjadinya kanker kolorektal dianggap merupakan

kejadian molekuler yang heterogen termasuk faktor genetik dan

epigenetik. Setidaknya terdapat 2 jalur genetik yang telah dikenal luas

yaitu melalui jalur APC/β-catenin dan jalur microsatellite instability (MSI).

Kedua jalur ini merupakan akumulasi dari berbagai mutasi, akan tetapi

berbeda dalam hal gen-gen yang terlibat pada masing-masing jalur.

Sementara faktor epigenetik, paling sering disebabkan oleh proses

metilasi yang kemudian menginduksi gene silencing, dan dapat

meningkatan progresifitas pada kedua jalur tersebut. (Kumar, Abbas, &

Aster, 2015)

Sekitar 5% dari semua kanker kolorektal disebabkan oleh mutasi

genetik yang diwariskan, dan sisanya 95% kasus, sekitar 20% memiliki

riwayat keluarga yang terkena namun tidak dapat dikategorikan ke

sindrom kanker kolorektal herediter manapun. Hal ini dikatakan mungkin

Page 40: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

19

disebabkan oleh perubahan genetik sekunder akibat predisposisi yang

diturunkan, atau faktor dari diet dan lingkungan. (Dintinjana, Redzović, &

Dintinjana, 2014)

Adenoma-Karsinoma Sequence / Jalur APC/β-catenin

Transformasi dari mukosa kolon normal menjadi kanker invasif

dapat berkembang melalui suatu tahapan akumulasi perubahan genetik

dan epigenetik. Sebagian besar kanker kolorektal berkembang dari

kondisi adenoma yang sudah ada sebelumnya yang memiliki lesi

malignan genetik, dimana transformasi ini dapat berlangsung selama 10-

15 tahun. Perkembangan kanker kolorektal didasari oleh faktor spesifik

dan mekanisme patogenetik yang bersifat kompleks dan heterogen.

Faktor-faktor etiologi termasuk paparan lingkungan dan pola makan,

masih menjadi tantangan besar dalam mendefinisikan agen spesifik yang

mempengaruhi resiko kanker kolorektal (Dintinjana et al., 2014)

Pada jalur ini, yang khas adalah mutasi dari APC (adenomatous

polyposis coli) pada proses neoplastik awal. Untuk bisa menyebabkan

adenoma, kedua kopi gen APC harus mengalami inaktifasi fungsional,

baik melalui proses mutasi genetik ataupun melalui proses epigenetik.

Gen APC merupakan kunci negatif dari regulator β-catenin, sebuah

komponen dari jalur Wnt signaling. β-catenin merupakan protein

sitoplasmik tetapi bekerja pada nukleus sebagai faktor transkripsi. Protein

APC normalnya mengikat dan memicu degradasi β-catenin, sehingga

apabila fungsi APC hilang, maka β-catenin akan menumpuk dan

Page 41: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

20

ditranslokasi ke inti sel, yang kemudian akan membentuk kompleks

dengan DNA-binding factor TCF, selanjutnya mengaktifkan transkripsi gen

termasuk MYC dan cyclin D1 yang akan memicu proliferasi sel. (Kumar et

al., 2015)

Mutasi APC selanjutnya diikuti oleh mutasi gen lainnya, misalnya

mutasi aktivasi KRAS, yang akan memicu pertumbuhan sel dan

mencegah terjadinya apoptosis. Pendapat bahwa mutasi KRAS

merupakan kejadian terakhir pada perkembangan kanker kolorektal,

didukung oleh hasil penelitian bahwa mutasi KRAS jarang (<10%)

ditemukan pada adenoma yang berukuran kurang dari 1 cm, tetapi sering

(sekitar 50%) ditemukan pada adenoma yang berukuran lebih dari 1 cm

dan pada adenokarsinoma kolorektal. (Kumar et al., 2015)

Polip adenomatosa atau adenoma adalah lesi prekursor yang

penting untuk kanker. Hanya sebagian kecil adenoma berkembang

menjadi kanker, dimana adenoma berukuran >1 cm diperkirakan memiliki

kemungkinan 15% berkembang menjadi karsinoma selama periode 10

tahun. Individu dengan familial adenomatous poliposis yang sangat

mempengaruhi perkembangan adenoma, dapat berkembang menjadi

kanker kolorektal pada dekade ketiga sampai kelima kehidupan.

(Dintinjana et al., 2014)

Progresifitas tumor juga dihubungkan dengan mutasi pada gen-gen

penekan tumor (tumor suppressor genes), seperti gen-gen yang

Page 42: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

21

mengkode SMAD2 dan SMAD4 yang merupakan efektor sinyal

transforming growth factor beta (TGF-β). Secara normal, sinyal TGF-β

menghambat siklus sel, sehingga hilangnya fungsi dari gen tersebut

menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak terkontrol. Gen penekan tumor

TP53, diketahui mengalami mutasi pada 70%-80% kanker kolon. (Kumar

et al., 2015)

Gambar 3. Perubahan morfologi dan molekuler pada adenoma-carcinoma

sequence. (Kumar et al., 2015)

Microsatellite Instability (MSI) Pathway

Mikrosatelit merupakan pengulangan singkat urutan nukleotida

yang tersebar di seluruh genom. Karena dari cara berulang itu maka

rentan terhadap kesalahan selama replikasi. Sistem mismatch repair

(MMR) deoxyribose-nucleic acid (DNA) dapat mengenali dan

memperbaiki kesalahan ini. Microsatellite instability (MSI) adalah

konsekuensi dari ketidakmampuan sistem MMR memperbaiki kesalahan.

Anggota sistem MMR yang telah diidentifikasi adalah MSH2, MLH1,

MSH6, PMS2, MLH3, MSH3, PMS1, dan Exo1.73. Sekitar 60% dari

Page 43: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

22

semua kanker, terdapat bentuk lain dari MSI (EMAST-elevated

microsatellite alterations at selected tetranukleotida repeats). (Dintinjana

et al., 2014)

Pada pasien dengan defisiensi MMR DNA, mutasi-mutasi akan

tertimbun di dalam pengulangan mikrosatelit, yang dihubungkan dengan

MSI. Kondisi ini dihubungkan dengan MSI-high atau tumor MSI-h.

Beberapa rangkaian mikrosatelit berlokasi pada gen yang mengkode

atau mempromosi regulasi pertumbuhan sel, misalnya gen yang

mengkode reseptor TGF-β tipe II. Oleh karena TGF-β menghambat

proliferasi sel epitel kolon, maka mutasi reseptor TGF-β tipe II dapat

menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak terkontrol. (Kumar et al.,

2015)

Subset microsatellite unstable dari kanker kolon tanpa disertai

mutasi dari MMR DNA, menunjukkan adanya hipermetilasi CpG island

(CIMP). Pada tumor ini, region promotor MLH1 mengalami hipermetilasi,

sehingga menyebabkan penurunan ekspresi MLH1 dan fungsi perbaikan.

Mutasi aktivasi pada onkogen BRAF(B-Raf proto-oncogene) sering

ditemukan pada kanker ini, sebaliknya, KRAS dan TP53 tidak mengalami

mutasi. Dengan demikian gabungan antara MSI, mutasi BRAF, metilasi

pada target tertentu, seperti MLH1 merupakan ciri dari jalur

karsinogenesis ini. (Kumar et al., 2015)

Page 44: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

23

Gambar 4. Perubahan morfologi dan molekuler pada mismatch repair pathway.

(Kumar et al., 2015)

II.3. Aspek Imunologi Tumor

II.3.1 Antigen Tumor

Berbagai tumor ganas mengekspresikan berbagai jenis molekul

yang akan dikenali oleh sistem imun sebagai antigen asing. Jika sistem

imun mampu bereaksi terhadap tumor pada seorang individu, tumor

tersebut pasti mengekspresikan antigen yang dilihat sebagai antigen asing

(nonself) oleh sistem imun individu tersebut. (Abbas, Abul K,

Lichtman,Andrew H. and Pillai, 2016)

Klasifikasi dari antigen tumor ini awalnya dibagi dua berdasarkan

pola ekspresinya, yaitu tumor-spesific antigen dan tumor-associated

antigen. Tumor-spesific antigen merujuk pada antigen yang diekspresikan

hanya oleh sel tumor dan tidak pada sel normal, bisa bersifat unik hanya

diekspresikan oleh satu jenis tumor dan bisa pula oleh beberapa tumor

Page 45: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

24

dengan tipe yang sama. Sementara tumor-associated antigen merujuk

pada antigen yang diekspresikan baik oleh sel tumor maupun oleh sel

normal namun mengalami perubahan atau disregulasi. (Abbas et al.,

2017)

Sekarang ini klasifikasi modern berdasarkan pada struktur

molekuler, sumber antigen yang diekspresikan oleh sel tumor yang

menstimulasi sel T, dan respon antibodi terhadap pejamunya.

Berikut ini merupakan pembagian utama dari antigen : (Abbas et al., 2017)

A. Produk dari gen-gen yang bermutasi.

Onkogen dan gen-gen tumor supressors yang bermutasi akan

menghasilkan protein yang berbeda dengan protein seluler normal

yang akhirnya bisa memicu respon tumor. Contoh produk onkogen

adalah mutasi Ras, yang didapatkan pada sekitar 10 % karsinoma

pada manusia. Contoh produk gen tumor supressors adalah p53 yang

bermutasi yang didapatkan pada sekitar 50% tumor pada manusia.

Produk-produk dari gen ini bisa berupa protein sitosol maupun nuklear

yang mengalami degradasi dalam proteasom sehingga bisa

dipresentasikan oleh molekul MHC kelas I.

B. Protein seluler yang tidak bermutasi namun terekspresi secara

abnormal.

Antigen tumor ini merupakan protein normal yang ekspresinya

abnormal, sehingga memacu sistem imun. Contohnya adalah HER2

Page 46: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

25

(human epidermal growth factor receptor 2) /Neu yang mengalami

overekspresi pada kanker payudara dan karsinoma lainnya.

C. Antigen dari virus onkogenik.

Produk dari virus onkogen ini berperan sebagai antigen yang dapat

memicu respon dari sel T. Kebanyakan dari tumor yang diinduksi oleh

virus DNA ini, protein antigen yang mengkode virus terdapat dalam

nukleus, sitoplasma, dan membran plasma sel tumor. Protein virus

yang disintesis secara endogen ini dapat diproses dan

dipresentasikan oleh molekul MHC pada permukaan sel tumor.

Peptida virus ini merupakan antigen asing, karenanya tumor yang

diinduksi virus DNA ini merupakan tumor paling imunogenik yang

diketahui. Contohnya virus EBV (Epstein-Barr virus) penyebab

limfoma sel B dan kanker nasofaring, HPV (human papilloma virus)

penyebab karsinoma di serviks, orofaring dan tempat lain, dan lain-

lain. Contoh virus RNA (retrovirus) adalah human T-lymphotropic

virus type 1 (HTLV-1) yang merupakan penyebab leukimia atau

limfoma sel T pada orang dewasa.

D. Antigen Onkofetal

Protein ini terekspresi normal selama perkembangan normal fetus

tetapi tidak pada jaringan matur, terekspresi pada level tinggi pada

beberapa jenis kanker. Contohnya adalah carcinoembryogenic

antigen (CEA) yang konsentrasinya meningkat pada keganasan kolon,

pankreas, lambung, dan payudara. Α-fetoprotein (AFP) juga

Page 47: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

26

merupakan antigen onkofetal yang meningkat pada karsinoma hepar,

kanker sel germinal, dan kadang-kadang pada kanker pankreas dan

lambung. Protein ini juga digunakan sebagai penanda tumor sehingga

cukup penting untuk kepentingan diagnosis.

E. Antigen berupa glikolipid dan glikoprotein yang mengalami perubahan

Kebanyakan dari tumor pada manusia dan tumor eksperimental

mengekspresikan glikoprotein dan glikolipid permukaan yang

konsentrasinya lebih tinggi ataupun dalam bentuk abnormal, yang

dapat berfungsi sebagai penanda diagnostik maupun terapi target.

Molekul ini dapat berupa gangliosid, antigen blood group, dan musin.

Gangliosid yaitu GM2, GD2, dan GD3 merupakan glikolipid yang

mengalami overekspresi pada neuroblastoma, melanoma, dan banyak

sarkoma.

F. Antigen tissue-spesific differentiation

Tumor-tumor dapat mengekspresikan molekul yang secara normal

hanya terekspresi pada sel asal tumor dan tidak pada jaringan

lainnya. Antigen ini disebut differentiation antigens karena spesifik

untuk stadium diferensiasi tertentu dari berbagai macam jenis sel.

Contohnya adalah tyrosine pada melanoma yang merupakan antigen

diferensiasi melanosit. Contoh lain adalah CD10 dan CD20 yang

merupakan penanda permukaan dari tumor-tumor yang berasal dari

sel B. Antigen-antigen ini merupakan molekul normal diri sendiri

sehingga biasanya tidak menginduksi respon imun yang kuat.

Page 48: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

27

II. 3. 2 Respon Imun Terhadap Tumor

Selama lebih dari satu abad telah dikemukakan bahwa fungsi

fisiologis sistem imun adaptif adalah untuk mencegah pertumbuhan

berlebihan sel yang bertransformasi dan menghancurkan sel-sel

tersebut sebelum sel-sel ini menjadi tumor yang berbahaya.

Pengendalian dan eliminasi sel ganas oleh sistem imun disebut sebagai

immune surveillance. (Abbas, Abul K, Lichtman,Andrew H. and Pillai,

2016)

Menurut Dunn et al, terminologi yang lebih luas dan lebih tepat

adalah cancer immunoediting yang mencakup 3 proses yaitu 3 E :

elimination, equilibrium, dan escape. (Dunn, Bruce, Ikeda, Old, &

Schreiber, 2002)

A. Fase Elimination

Fase ini mewakili proses yang dulunya merupakan konsep cancer

immunosurveillance, yang bila mampu mengeradikasi tumor yang

berkembang, maka tumor tidak akan masuk ke fase selanjutnya. Fase

ini meliputi konsep dasar dari cancer immunosurveillance, dimana saat

berhasil menghentikan perkembangan tumor, maka dapat dikatakan

menggambarkan suatu proses editing yang sempurna tanpa melewati

tahap selanjutnya. Pada tahap awal dari eliminasi, ketika suatu tumor

solid mencapai ukuran tertentu, maka tumor akan bertumbuh invasif

dan membutuhkan pasokan darah yang cukup akibat produksi dari

Page 49: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

28

protein-protein yang stromagenik dan angiogenik. Pertumbuhan yang

invasif menyebabkan kerusakan minor di jaringan sekitar yang akan

menginduksi sinyal inflamatori dan akhirnya akan menarik sel-sel dari

sistem imun innate (sel Natural Killer T (NKT), NK, sel T γδ, makrofag,

dan sel dendritik) ke lokasi tersebut. Struktur pada sel-sel yang

bertransformasi akan dikenali oleh infiltrasi sel imun seperti sel NKT,

NK, atau sel T γδ yang nantinya akan menstimulasi produksi dari IFN-γ.

Pada fase kedua, IFN-γ yang pertama kali diproduksi dapat

menyebabkan kematian tumor dalam jumlah yang terbatas sebagai

akibat mekanisme antiproliferatif dan apoptotik. Selain itu, juga dapat

menginduksi produksi dari kemokin CXCL 10 (interferon- inducible

protein-10, IP-10), CXCL 9 (monokine induced by IFN-γ, MIG) dan

CXCL 11 (inteferon-inducible T cell chemoacttractant, I-TAC) dari sel

tumor itu sendiri sebagaimana dari jaringan normal sekitarnya.

Setidaknya beberapa dari kemokin ini memiliki kapasitas angiostatik

yang poten yang dapat menghambat pembentukan pembuluh darah

baru dalam tumor yang pada akhirnya dapat meningkatkan kematian

sel-sel tumor. Debris sel tumor yang terbentuk baik akibat langsung

maupun tidak langsung dari produksi IFN-γ pada tumor, kemudian akan

diingesti oleh sel dendritik pada kelenjar limfe. Kemokin yang diproduksi

selama proses inflamasi yang menghebat akan menarik lebih banyak

sel-sel NK dan makrofag pada lokasi yang dimaksud. Pada fase ketiga,

sel NK yang menginfiltrasi tumor dan makrofag akan berinteraksi

Page 50: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

29

secara timbal balik dalam memproduksi IFN-γ dan IL-12, dan akan

membunuh lebih banyak sel tumor melalui mekanisme yang melibatkan

tumor necrosis factor-related apoptosis-inducing ligand, perforin dan

reactive oxygen, serta nitrogen intermediate. Saat pembersihan oleh

kelenjar limfe, sel-sel dendritik baru yang berimigrasi akan

menginduksi sel-sel T helper CD4+ spesifik tumor untuk menghasilkan

IFN-γ yang pada akhirnya akan memfasilitasi perkembangan sel T

CD8+ spesifik tumor. Pada fase keempat, sel-sel T CD8+ dan CD4+

akan menetap pada lokasi tumor, dan sel-sel T sitolitik akan

menghancurkan sisa-sisa sel tumor yang mengekspresikan antigen

yang imunogenitasnya meningkat akibat paparan dari produksi lokal

IFN-γ.

B. Fase Equilibrium

Pada fase ini sistem imun pejamu dan sel tumor yang lolos dari fase

eliminasi memasuki equilibrium yang dinamis, dimana sel-sel limfosit

dan IFN-γ memberikan tekanan secara terus menerus terhadap sel

tumor namun tidak dapat dieliminasi sepenuhnya, terdiri dari sel tumor

yang bermutasi dan tidak stabil secara genetik. Periode ini mengikuti

pola seleksi Darwin, dimana meskipun banyak sel tumor yang

dihancurkan, tetapi muncul varian baru dengan mutasi yang berbeda

yang meningkatkan resistensinya terhadap respon imun. Hasil akhir

dari fase ini adalah populasi baru klon tumor dengan immunogenitas

yang berkurang, berasal dari populasi parental yang heterogen akibat

Page 51: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

30

manipulasi dari sistem imun. Sepertinya periode ini merupakan yang

terpanjang dari ketiga fase, dan dapat berlangsung lebih dari periode

bertahun-tahun.

C.Fase Escape

Pada fase ini, varian sel tumor yang telah diseleksi pada fase

equilibrium sebelumnya dapat berkembang dalam lingkungan dengan

sistem imun yang intak. Adanya defek dari sistem imun ini

kemungkinan besar muncul ketika perubahan genetik dan epigenetik

membuat sel tumor resisten terhadap deteksi dan/atau eliminasi sistem

imun, yang membuat tumor dapat meluas dan bisa dideteksi secara

klinis, dan bahkan dapat menyebabkan kematian.

Gambar 5. Tiga fase ‘cancer immunoediting’ terdiri dari fase elimination, equilibrium, dan escape. Pada a dan b : sel-sel tumor yang sedang berkembang (biru), varian sel tumor (merah), stroma dan sel-sel yang tidak bertransformasi (abu-abu). Pada c : varian tambahan dari tumor (oranye) yang terbentuk dari fase equilibrium. Lingkaran kecil berwarna oranye menandakan sitokin, dan flashes

putih menandakan aktivitas sitotoksik limfosit melawan sel tumor. (Dunn et al., 2002)

Page 52: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

31

Tubuh mampu melawan dan mengeliminasi sel-sel tumor melalui

mekanisme pertahanan oleh sel-sel imun. Akan tetapi tumor

menggunakan beberapa mekanisme untuk dapat menghindari destruksi

oleh sistem imun : (Abbas, Lichtman, & Pillai, 2016).

Beberapa tumor menghambat ekspresi antigen yang menjadi

sasaran serangan sistem imun. Tumor ini disebut antigen loss

variant. Jika antigen yang hilang tersebut tidak terlibat dalam

pemeliharaan sifat-sifat keganasan tumor tersebut, maka sel tumor

varian tersebut akan terus tumbuh dan menyebar.

Tumor lain ada yang menghambat ekspresi MHC kelas I, sehingga

mereka tidak dapat menyajikan antigen kepada sel T CD8+. Sel

NK mengenali molekul yang diekspresikan oleh sel tumor, namun

tidak pada sel normal, dan sel NK akan teraktivasi jika sel

targetnya tidak mempunyai molekul MHC kelas I. Oleh karena itu

sel NK mempunyai mekanisme untuk membunuh sel tumor negatif

MHC kelas I.

Tumor mengikat jalur yang menghambat aktivasi sel T. Beberapa

tumor mengekspresikan ligan untuk reseptor penghambat sel T

(misalnya programmed death-1 (PD-1)). Tumor juga mungkin

hanya memicu sedikit produksi kostimulator B pada antigen

presenting cell (APC), menyebabkan kecenderungan pengikatan

yang lebih memilih reseptor penghambat cytotoxic T-lymphocyte-

associated antigen 4 (CTLA-4) pada sel T daripada reseptor

Page 53: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

32

perangsang CD28. Hasil akhirnya adalah penurunan aktivasi sel T

setelah pengenalan antigen tumor. Beberapa jenis tumor dapat

memicu regulatory T cell (Treg), yang juga menekan respon imun

anti tumor.

Terdapat tumor lain yang dapat mensekresi sitokin imunosupresif,

misalnya TGF-β, atau memicu sel Treg yang menekan respon

imun.

II.3.3 Checkpoint Signaling Imun

Neoantigen yang dihasilkan oleh kanker sebagai akibat dari

adanya sejumlah perubahan genetik maupun epigenetik, menjadi

potensial untuk dikenali oleh sistem imun, sehingga dapat memicu respon

imun sel T. Koordinasi oleh sel T sitotoksik yang akan berikatan dengan

sel-sel kanker dan melakukan pembunuhan, diperlukan agar proteksi

sistem imun menjadi efektif. (He, Hu, Hu, & Li, 2015) Dalam kondisi

fisiologis yang normal, terdapat status keseimbangan antara molekul

checkpoint imun yang membuat respon imun dari sel T tetap dalam

intensitas dan cakupan yang tepat agar meminimalkan kerusakan pada

jaringan normal di sekitarnya, dan mencegah reaksi autoimun. Namun,

beberapa jalur dimanfaatkan oleh sel kanker untuk melakukan upregulasi

sinyal negatif melalui molekul permukaan sel, yang akan menghambat

aktivasi atau menginduksi apoptosis dari sel T, dan pada akhirnya dapat

Page 54: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

33

memicu progresitas dan metastasis dari kanker. (He et al., 2015; Zou,

2005)

Penelitian pada molekul checkpoint imun saat ini terutama

difokuskan pada CTLA-4, PD-1 dan ligannya PD-L1 (B7H1) dan PD-L2

(B7DC). Berbeda dengan CTLA-4 yang meregulasi aktivitas sel T

terutama pada stadium awal, PD-1 membatasi aktivitas sel T dalam

lingkungan mikro tumor terutama pada stadium yang lebih lanjut dari

pertumbuhan tumor. (He et al., 2015; Zou, 2005)

CTLA-4 (CD152) adalah glikoprotein membran yang hampir

menyerupai CD28, berikatan dengan ligan yang sama dari famili B7

(CD80 dan CD86) pada permukaan antigen APC. Adanya stimulasi

antigenik dari T-cell receptor (TCR), menyebabkan sel T memperoleh

kapasitas untuk mengekspresikan CTLA-4 yang akan mengikat molekul

B7 dengan afinitas yang lebih besar dari CD28. Interaksi CTLA-4/B7 akan

menghambat respon sel T, yang berbeda halnya dengan ikatan CD28/B7

yang mengaktifkan imunitas sitotoksik. Sehingga, hal ini penting dalam

mempertahankan toleransi imun. (Passardi, Canale, Valgiusti, & Ulivi,

2017)

Programmed Death-1 (PD-1) dan Programmed Death-Ligand 1(PD-L1)

Pada saat sel T mengenali antigen yang diekspresikan oleh MHC

pada sel target, sitokin inflamasi kemudian diproduksi yang akan memulai

proses inflamasi. Sitokin ini menyebabkan programmed death-ligand 1

Page 55: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

34

(PD-L1) terekspresi di jaringan, mengaktifkan protein programmed death-1

(PD-1; CD279) pada sel T yang mengarah pada toleransi imun. (Alsaab,

Sau, Alzhrani, & Tatiparti, 2017)

PD-1 adalah suatu co-reseptor inhibitor yang terekspresi pada

permukaan sel T CD8+ dan CD4+, sel NK, limfosit B, dan beberapa jenis

TILs. (Passardi et al., 2017) Selain itu, PD-1 dapat mengalami upregulasi

selektif akibat adanya paparan yang persisten terhadap antigen, sehingga

ekspresi PD-1 pada sel T merupakan salah satu penanda akan T sel yang

exhausted (kelelahan) . (Dong et al., 2017)

PD-1 adalah protein transmembran tipe 1 yang dikode oleh gen

PDCD1. Struktur PD-1 tediri dari suatu extracelular IgV domain, suatu

regio transmembran hidrofobik, dan intracellular domain. Intracellular tail

meliputi suatu bagian yang potensial fosforilasi yang berlokasi pada

immune receptor tyrosine-based inhibitory motif (ITIM) dan

immunoreceptor tyrosine-based switch motif (ITSM). Penelitian

menunjukkan bahwa ITSM aktif penting untuk efek inhibitor PD-1 terhadap

sel T. (He et al., 2015)

PD-1 memiliki dua ligan yaitu PD-L1 juga disebut B7-H1; (CD274)

dan PD-L2 (B7-DC; CD273), yang keduanya merupakan coinhibitor. (He

et al., 2015)

PD-L1 dikode oleh gen CD274 yang berada pada kromosom 9

manusia pada band p24. PD-L1 adalah protein 40kDa yang mengandung

Page 56: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

35

290 asam amino. Disebutkan bahwa regio promoter dari gen CD274

mengandung beberapa elemen yang memberikan respon terhadap IFN-γ ,

yang diperlukan untuk upregulasi ekspresi PD-L1 yang dimediasi oleh

IFN-γ. (Guo, Lin, & Kwok, 2017) PD-L1 berperan sebagai protein

transmembran yang terdiri dari satu regio transmembran dan dua

extracellular domain, Ig-C dan Ig-V. PD-L1 juga memiliki cytoplasmic

domain yang pendek dan menyalurkan sinyal intraselular. Gen CD274

yang mengkode protein PD-L1 terdiri atas 7 ekson yang masing-masing

ekson mengkode bagian tertentu dari protein PD-L1. (Chen J., Jiang,C.C.,

Jin L., and Zhang, 2015)

Gambar 6. Struktur gen, mRNA dan protein PD-L1. Gen PD-L1 mengandung 7

ekson, ekson 1 mengkode 5’UTR dan ekson 2-6 masing-masing mengkode signal sequence, IgV-like domain, IgC-like domain, transmembrane dan intracellular domain,dan ekson 7 mengkode intracellular domain dan 3’UTR. Protein PD-L1 mengandung satu transmembrane domain dan 2 extracellular

domain, IgV-like dan IgC-like. (Chen J., Jiang,C.C., Jin L., and Zhang, 2015)

Page 57: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

36

Gambar 7. Struktur protein PD-L1. (Guo et al., 2017) Regulasi PD-L1

Programmed death-ligand 1 (PD-L1) terekspresi pada sel tumor, sel

T dan sel B, makrofag, dan sejumlah tipe sel tertentu. (L. Wang et al.,

2016) PD-L1 terdapat pada membran plasma dan sitoplasma sel kanker,

tapi tidak semua kanker atau tidak semua sel dalam suatu kanker

mengekspresikan PD-L1. Ekspresi PD-L1 dipicu oleh molekul

proinflamatori yang multipel, termasuk IFN-γ tipe I dan II, TNF-α, LPS,

GM-CSF, dan VEGF, begitu pula dengan sitokin IL-10 dan IL-4, dimana

IFN-γ merupakan pemicu yang paling poten yang dihasilkan oleh sel T

yang teraktivasi. (He et al., 2015) Sementara itu, berbeda halnya dengan

PD-L1 yang dapat terekspresi pada sejumlah tipe sel tertentu, ekspresi

PD-L2 sangat terbatas pada APC. (Chen J., Jiang,C.C., Jin L., and Zhang,

2015)

Page 58: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

37

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekspresi PD-L1 diregulasi

oleh beberapa signaling pathway, faktor transkripsional, dan faktor

epigenetik. (Chen J., Jiang,C.C., Jin L., and Zhang, 2015)

1. Signaling Pathway

MAPK Pathway

Aktivasi mitogen-activated protein kinase (MAPK) signalling

pathway dapat menyebabkan upregulasi ekspresi PD-L1. MAPK

pathway berperan dalam upregulasi PD-L1 melalui aktivasi

onkogenik dari EGFR pada non small cell lung carcinoma (NSCLC).

MAPK pathway juga terlibat dalam upregulasi PD-L1 pada sel-sel

kanker yang mendapatkan terapi obat kemoterapi. Contohnya,

paclitaxel menyebabkan ekspresi PD-L1 yang dihilangkan oleh

MEK inhibitor U0126. Selain itu, konsentrasi cisplatin juga memicu

ekspresi PD-L1 melalui aktivasi MAPK.

PI3K/Akt Pathway

Peranan Phosphoinositide 3-kinase (PI3K)/Akt pathway

dalam regulasi PD-L1 pada sel kanker pertama kali dicetuskan oleh

penemuan bahwa penambahan PI3K inhibitor pada sel-sel

melanoma yang resisten terhadap BRAF inhibitor menyebabkan

pengurangan ekspresi PD-L1. Hal ini didukung oleh observasi

bahwa penurunan PTEN menyebabkan upregulasi PD-L1 yang

dihapus oleh inhibisi Akt. Menariknya, meskipun upregulasi

transkripsional telah menunjukkan berkaitan dengan peningkatan

Page 59: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

38

PD-L1 yang diperantarai oleh PI3K/Akt, mekanisme

posttranslational juga terlibat, aktivasi Akt pada sel-sel kanker kolon

menyebabkan upregulasi protein PD-L1 tanpa mempengaruhi level

dari ekspresi mRNA PD-L1. Tampaknya, pathway PI3K/Akt

meregulasi ekspresi PD-L1 baik melalui mekanisme transkripsional

maupun posttranslational dengan cara yang tergantung tipe sel dan

jaringan. Sementara inhibisi Akt menyebabkan penurunan ekspresi

PD-L1, efektor downstream mTOR/S6 tidak menunjukkan sebagai

perantara Akt dalam menyebabkan ekspresi PD-L1. Sebaliknya,

nuclear factor NF-ϰB yang merupakan target downstream dari Akt,

menunjukkan meregulasi ekspresi PD-L1. Akt mengaktivasi NF-ϰB,

yang menyebabkan upregulasi PD-L1 secara transkripsional.

2. Faktor Transkripsional

Sejumlah faktor transkripsional telah dibuktikan memiliki peranan

dalam penghindaran sel kanker dari sistem imun.

HIF-1 (hypoxia-inducible factor alpha)

Peningkatan level HIF-1 berhubungan dengan peningkatan

ekspresi PD-L1, mengarahkan bahwa lingkungan yang hipoksia

menyebabkan peningkatan ekspresi HIF-1, dan juga dapat

menyebabkan penekanan sistem imun dalam hal memicu

proliferasi sel dan menghambat apoptosis. HIF-1 meregulasi PD-L1

dengan berikatan dengan hypoxia response element (HRE) dari

promoter PD-L1 untuk mengaktifkan transkripsi PD-L1.

Page 60: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

39

STAT3

STAT3 (signal transducer and activation of transcription-3) telah

dibuktikan berikatan dengan promoter PD-L1 untuk meregulasi

ekspresi PD-L1 secara transkripsional. Latent membran protein 1

(LMP1) dari virus Epstein Barr (EB) meningkatkan ekspresi PD-L1

seiring dengan peningkatan phosphorylated STAT3 (pSTAT3) dan

inhibisi dari pSTAT3 inhibitor oleh JAK3 inhibitor CP-690550

mengurangi LMP1 menyebabkan ekspresi PD-L1.

NF-ϰB

Nuclear factor NF-ϰB yang merupakan faktor transkripsional umum

terlibat dalam ekspresi PD-L1 yang dipicu oleh LMP1 sebagai NF-

ϰB inhibitor caffeic acid phenethyl ester menurunkan picuan PD-L1.

NF-ϰB juga sebagai mediator utama dari ekspresi PD-L1 yang

dipicu oleh IFN-γ.

3. Faktor Epigenetik

Regulasi epigenetik juga telah dibuktikan terlibat dalam ekspresi

PD-L1 pada sel kanker. Beberapa microRNA (miRs) telibat dalam

regulasi ekspresi PD-L1. MiR-513, miR-570,miR-34a dan miR-200

memiliki hubungan timbal balik dengan ekspresi PD-L1. MiRs

tersebut dapat berkomplemen dengan 3-untranslated regions dari

PD-L1 untuk menekan ekspresi protein PD-L1. MiR-197

menurunkan ekspresi PDL1 secara tidak langsung dengan

menargetkan PD-L1 regulator STAT3.

Page 61: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

40

PD-1/PD-L1 Signaling

Sejumlah penelitian melaporkan bahwa PD-L1 dapat berinteraksi

dengan PD-1, dan interaksi ini menghantarkan sinyal penghambat untuk

meregulasi toleransi imun dan imunopatologi. PD-1/PD-L1 signaling dapat

menggunakan efek inhibitornya pada respon imun melalui jalur signaling

seperti phosphatase-1 (SHP-1), T-cell receptor (TCR), Phosphoinositide 3-

kinase (PI3K). (Guo et al., 2017)

Interaksi PD-L1 pada sel T efektor dengan PD-1 akan menghambat

transduksi sinyal TCR, menyebabkan inhibisi aktivitas sitotoksik sel T.

SHP-1 dapat meregulasi aktivitas sel T CD8+ dan melakukan inhibisi

SHP-1 melalui sodium stibogluconate meningkatkan fungsi tyrosine-based

inhibitory motif (ITIM) dan immunoreceptor tyrosine-based switch motif

(ITSM). ITSM dapat menyebabkan terjadinya fosforilasi tyrosine pada

ITSM motif dari PD-1, kemudian mengambil SHP-1 dan SHP-2 ke ITSM

motif. Setelah pengambilan tersebut, jalur signaling dapat menghambat

stop signal, dan menghambat interaksi sel T dan sel dendritik. Akhirnya,

blokade transduksi signal TCR menyebabkan inhibisi PI3K/Akt (Akt

dikenal sebagai Protein kinase B) dan mitogen-activated protein kinase

(MAPK) signaling. Dan yang terpenting, inhibisi aktivasi PI3K menekan

ekspresi B-cell lymphoma-extra large (Bcl-xl) dan aktivasi Akt, yang

akhirnya akan menyebabkan peningkatan apoptosis sel T. (Guo et al.,

2017)

Page 62: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

41

Gambar 8. PD-1/PD-L1 signaling, menurunkan proliferasi, survival dan produksi

sitokin dari sel T CD8+. (X. Wang, Teng, Kong, & Yu, 2016)

PD-L1 bukan hanya menghambat fungsi aktivasi sel T melalui jalur

PI3K/Akt dan jalur Ras/MEK/ERK, tapi juga melalui inhibisi faktor

transkripsi yang penting untuk survival sel T. Interaksi PD-1 dan PD-L1

juga dilaporkan menghambat ekspresi GATA-3 dan T-bet. GATA-3

merupakan faktor transkripsi untuk diferensiasi sel Th2. Sedangkan T-bet,

diketahui sebagai faktor transkripsi T-box, yang dapat berkontribusi

terhadap perkembangan sel T. (Guo et al., 2017)

Namun apakah semua jenis kanker menggunakan mekanisme

yang sama dari PD-L1 signaling, dimana beberapa jenis kanker memiliki

prognosis yang berbeda yang mungkin disebabkan karena mekanisme

PD-L1 yang berbeda, masih dianggap belum terlalu jelas dan masih

diperlukan eksplorasi lebih lanjut. (X. Wang et al., 2016)

Page 63: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

42

II.4. Faktor Prognostik Pada Kanker Kolorektal

II.4.1. Tumour-Infiltrating Lymphocytes (TILs)

Mekanisme pertahanan anti tumor lokal menggambarkan

perkembangan dan organisasi dari lingkungan mikro tumor. Komposisi

dari populasi sel dan proporsi relatif dari adanya sel-sel inflamasi pada

area ini memberikan efek pada kualitas dan karakteristik dari respon

inflamasi. Limfosit yang ditemukan langsung pada area tumor dikenal

dengan sebutan tumour-infiltrating lymphocytes (TILs). (Jakubowska et al.,

2017; Yao et al., 2017) TILs terdiri dari subset limfosit dengan proporsi

yang berbeda, antara lain sel T CD8+, sel T CD4+, sel Natural Killer (NK),

dan sel B, dimana sel limfosit T dianggap sebagai bagian yang paling

dominan pada lingkungan mikro tumor dan memiliki peran utama dalam

respon imun anti-tumor. (Antohe et al., 2019) Subtipe limfosit T sebagai

bagian dari TILs memiliki peranan tersendiri dalam lingkungan mikro

tumor. Sel T CD8+ akan mengenali dan dapat membunuh secara

langsung sel-sel tumor yang mengekspresikan peptida yang berasal dari

antigen tumor dan dipresentasikan pada molekul major histocompatibility

complex (MHC) kelas I. (Abbas et al., 2017) Adapun sel T helper CD4+

akan membantu mengaktifkan sel T CD8+ untuk menekan pertumbuhan

tumor. Sementara sel T regulator (Treg), merupakan salah satu subtipe

dari sel T yang dapat menekan respon imun anti-tumor dengan

menghambat aktivitas sel T CD8+. (Smith & Kang, 2014)

Page 64: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

43

Hyuk et al dalam penelitiannya memperoleh hasil adanya

hubungan yang signifikan antara derajat TILs dengan derajat diferensiasi

tumor pada kanker kolorektal, yaitu derajat TILs yang rendah

berhubungan dengan derajat diferensiasi yang buruk. Penelitian tersebut

juga mengkonfirmasi bahwa derajat TILs berhubungan secara signifikan

dan independent dengan prognosis yang buruk terhadap overall survival

tetapi bukan terhadap disease-free survival berdasarkan analisis

multivariate. (Hyuk, 2012) Beberapa penelitian juga telah menunjukkan

bahwa infiltrasi TILs, baik di dalam sarang tumor maupun di stroma tumor,

berkontribusi terhadap prognosis yang lebih baik. (Deschoolmeester et al.,

2011)

II.4.2 Ekspresi Programmed Death-Ligand 1 (PD-L1)

Ekspresi PD-L1 pada sel tumor dapat menggambarkan

penghindaran imun. (Koganemaru et al., 2017; Pardoll, 2016) Penelitian

sebelumnya melaporkan bahwa ekspresi PD-L1 yang tinggi pada sel

tumor berhubungan dengan stadium tumor yang lebih lanjut dan survival

yang buruk pada kanker kolorektal.(S. Shi et al., 2013) Kogenmaru et al

pada penelitiannya menyimpulkan bahwa ekspresi PD-L1 yang tinggi

pada sel tumor memiliki dampak yang negatif terhadap survival penderita

kanker kolorektal stadium III. (Koganemaru et al., 2017)

Peranan ekspresi PD-L1 pada karsinoma kolorektal masih kurang

jelas, beberapa penelitian yang dipublikasikan melaporkan hasil yang

Page 65: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

44

bertentangan apakah ekspresi PD-L1 memberikan indikasi prognosis yang

lebih baik atau lebih buruk. (Rosenbaum et al., 2016)

Penelitian yang dilakukan oleh Shi et al menunjukkan bahwa

pasien dengan ekspresi positif PD-L1 memiliki resiko yang tinggi terhadap

kematian dibandingkan dengan pasien dengan ekspresi negatif PD-L1.

Dalam penelitian tersebut juga membuktikan bahwa ekspresi PD-L1

berhubungan dengan gambaran klinik dan patologik yang buruk pada

pasien kanker kolorektal, dan selain itu juga menunjukkan bahwa derajat

ekspresi PD-L1 juga prediktif terhadap perkembangan penyakit dan

kematian spesifik kanker. Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa pasien

dengan ekspresi positif PD-L1 secara signifikan memiliki risiko tinggi

terhadap perkembangan kanker, kematian spesifik kanker dan overall

survival yang lebih pendek. Peningkatan resiko ini tidak tergantung pada

usia, ukuran tumor, lokasi tumor, status diferensiasi, dan stadium TNM.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ekspresi PD-L1 sebagai prediktor

terhadap prognosis yang buruk pada kanker kolorektal. (S. Shi et al.,

2013)

II.5. Penanganan Kanker Kolorektal

Penatalaksanaan kanker kolorektal bersifat multidisiplin yang

melibatkan beberapa spesialisasi/subspesialisasi. Pilihan dan

rekomendasi terapi tergantung pada beberapa faktor, antara lain stadium

kanker, histopatologi, kemungkinan efek samping, atau kondisi pasien.

Page 66: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

45

Terapi bedah merupakan modalitas utama untuk kanker stadium dini

dengan tujuan kuratif. Kemoterapi adalah pilihan pertama pada kanker

stadium lanjut dengan tujuan paliatif. Pada kanker rektum, radioterapi

merupakan salah satu modalitas utama terapi. Saat ini, terapi biologis

(targeted therapy) dengan antibodi monoklonal telah berkembang pesat

dan dapat diberikan dalam berbagai situasi klinis, baik sebagai obat

tunggal maupun kombinasi dengan modalitas terapi lainnya. (Komite

Penanggulangan Kanker Nasional, 2017)

Imunoterapi adalah pendekatan terapeutik aktif yang dirancang

untuk memicu sistem imun dalam merespon tumor-specific antigen dan

menyerang sel tumor. (Koido et al., 2013) Perkembangan imunoterapi

yang paling menonjol dalam dekade terakhir adalah munculnya

checkpoint inhibitor, yang merupakan antibodi monoklonal yang

memodifikasi jalur sinyal MHC-TCR dengan menargetkan molekul co-

inhibitor seperti PD-1, PD-L1/2. (Lynch & Murphy, 2016) Selain itu,

pemberian antibodi anti-CTLA-4 dan anti-PD-1 disebutkan juga dapat

menekan secara efektif jalur penghambat aktivasi sel T reaktif pada tumor.

(Sun, Suo, Yan, & Crc, 2016)

Page 67: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

46

Gambar 9. Konsep imunoterapi pada suatu kanker. APC menyajikan antigen

tumor dan molekul B7 pada sel T CD8+. CTLA-4 dan CD28 pada sel T akan berkompetisi untuk berikatan dengan B7, dimana CTLA-4 memiliki afinitas yang lebih besar untuk berikatan dengan B7 sehingga menyebabkan T-cell deactivation (A). Antibodi anti-CTLA-4 mencegah ikatan CTLA-4/B7 dan menyebabkan ikatan antara CD28/B7 sehingga menghasilkan T-cell activation (B). Ikatan antara PD-1 pada sel T dengan PD-L1 menghasilkan T-cell deactivation (C). Antibodi anti-PD-1 (ataupun anti-PD-L1) mencegah ikatan PD-1/PD-L1 dan menyebabkan pelepasan molekul sitotoksik untuk membunuh sel tumor (D). (Davies, 2014)

Kontras dengan beberapa keganasan seperti pada melanoma,

kanker ginjal maupun kanker paru, karsinoma kolorektal umumnya

menunjukkan tingkat respon yang rendah terhadap penghambat PD-1

atau PD-L1. Namun, subset dari karsinoma kolorektal dengan MSI dan

peningkatan TILs menunjukkan respon terhadap agen anti-PD-1.

(Rosenbaum et al., 2016)

Sejak keberhasilan terapi checkpoint inhibitor dibuktikan pada

melanoma maligna, kanker sel renal, dan kanker paru, beberapa

Page 68: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

47

percobaan telah dilakukan pada tumor solid, khususnya pada kanker

kolorektal metastase. Pada kanker kolorektal, uji klinik fase II dilakukan

dengan menggunakan pembrolizumab sebagai terapi kanker kolorektal

mismatch repair-deficient dan mismatch repair-proficient. Pembrolizumab

diberikan secara intravena dengan dosis 10mg/kg setiap 14 hari.

Sebanyak total 32 pasien kanker kolorektal terdaftar dalam uji ini, dengan

10 pasien di antaranya dengan tumor mismatch repair-deficient dan 18

pasien dengan tumor mismatch repair-proficient. Pada pasien dengan

mismatch repair-deficient memiliki tingkat immune –related objectived

respone sebesar 40% dan tingkat immune- related progression- free

survival pada 30 minggu sebesar 78%, dan sangat kontras dengan pasien

mismatch repair-proficient yang memiliki tingkat immune –related

objectived respone sebesar 0% dan tingkat immune- related

progression- free survival sebesar 11%. Meskipun penelitian ini dalam

kohort relatif kecil pada pasien kanker kolorektal, namun hasil

penelitiannya signifikan dan memberikan dukungan yang lebih jauh

terhadap konsep mutasi yang berkaitan dengan pengenalan neoantigen

adalah komponen penting dalam respon imun anti tumor endogen.

Dengan demikian, pasien dengan mismatch repair–deficient bisa

bermanfaat terhadap pemberian imunoterapi checkpoint inhibitor anti PD–

1, namun masih diperlukan penelitian yang lebih lanjut untuk mendukung

kesimpulan ini. (Sun et al., 2016)

Page 69: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

48

Saat ini, sejumlah uji klinis fase III sedang dilakukan untuk

mengetahui kegunaan anti-PD-1 atau anti-PD-L1 pada kanker kolorektal

dengan mismatch repair–deficient. Dua uji klinis menggali penggunaan

pembrolizumab atau atezolizumab pada first line dengan metastasis, dan

dan satu uji klinis menggali penggunaan atezolizumab dalam kombinasi

dengan asam folinic, fluorourasil, dan oxaliplatin sebagai terapi adjuvant

untuk kanker kolorektal dengan mismatch repair–deficient stadium III.

(Overman, Ernstoff, & Morse, 2018)

Page 70: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

49

Kerangka Teori

Keterangan :

+ = efek stimulatori

- = efek inhibitori

† = mekanisme pembunuhan sel tumor

SEL T

SEL T

Sel Tumor

† TCR Signaling

TCR

(+) MHC

APC

TCR

MHC

TCR

MHC

(-) TCR

Signaling

SHP–1, SHP–2

(-)

PI3K

/Akt

↓Bcl-xl

Apoptosis

CTLA4 CD28

(-) (+)

B7

Sel NK IFN- γ

makrofag

IL-12

Kemokin

(+)

ELIMINASI

ESCAPE

*MAPK pathway

*PI3K/Akt pathway

*HIF-1

*STAT3

*NF-ϰB

*miR-513

*miR-570

*miR-34a

*miR-200

*miR-197

(+)

CD8

Derajat TILs

PD-L1

(+)

(+)

(-)

PD-1

Page 71: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

50

Penjelasan Kerangka Teori

Pada saat sel T mengenali antigen yang diekspresikan oleh major

histocompatibility complex (MHC) pada sel target, dalam hal ini antigen

tumor, sitokin inflamasi kemudian diproduksi yang akan memulai proses

inflamasi dan akan menarik sel-sel imun, terutama sel-sel natural killer

(NK) dan makrofag pada tahap awal dari fase eliminasi tumor. Sel NK

akan melepaskan interferon-γ (IFN-γ) yang dapat membunuh sel-sel tumor

dalam jumlah yang terbatas melalui mekanisme anti-proliferatif dan

apoptotik yang dimilikinya. Selain itu, dilepaskan pula kemokin yang

bersifat angiostatik terhadap tumor sehingga juga dapat membunuh sel-

sel tumor. Selanjutnya, sel NK dan makrofag berinteraksi positif dalam

melepaskan sitokin, yaitu IFN-γ oleh sel NK dan IL-12 oleh makrofag

sehingga akan menambah lebih banyak sel-sel tumor yang dapat dibunuh.

Pada tahap lebih lanjut, sel-sel T helper CD4+ akan memfasilitasi

perkembangan sel T CD8+ yang akan mengaktifkan respon sitotoksik dari

sel T untuk dapat memusnahkan sel-sel tumor secara sempurna sehingga

dapat dikatakan jika proses eliminasi tumor berhasil.

Namun, tumor juga menemukan cara agar bisa lolos dari respon

imun host, sehingga memasuki fase escape, di antaranya sel tumor akan

menghambat ekspresi MHC kelas I agar tidak dapat menyajikan antigen

pada sel T CD8+. Tumor juga mungkin hanya memicu sedikit produksi

kostimulator B7 pada antigen presenting cell (APC) dan cenderung untuk

lebih berikatan dengan cytotoxic T lymphocyte-associated antigen 4

Page 72: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

51

(CTLA-4) yang merupakan reseptor penghambat dibandingkan berikatan

dengan CD28 yang merupakan reseptor perangsang terdapat aktivasi sel

T. Selain itu, sel tumor diketahui mengekspresikan programmed death-

ligand 1 (PD-L1). Ekspresi PD-L1 sendiri dapat dipicu oleh IFN-γ yang

dihasilkan oleh sel T yang teraktivasi, dan diregulasi oleh beberapa

signaling pathway, faktor transkripsional maupun faktor epigenetik yang

dapat memicu maupun menghambat ekspresi PD-L1. Jika PD-L1

berikatan dengan programmed-death 1 (PD-1) dari sel T yang

menyebabkan terjadinya fosforilasi tyrosine pada immunoreceptor

tyrosine-based switch motif (ITSM) motif dari PD-1, kemudian mengambil

SHP-1 dan SHP-2 ke ITSM motif, selanjutnya akan menghambat

transduksi signal T-cell receptor (TCR). Akhirnya, blokade transduksi

signal TCR menyebabkan inhibisi PI3K/Akt dan mitogen-activated protein

kinase (MAPK) signaling, dimana inhibisi aktivasi PI3K dapat menekan

ekspresi B-cell lymphoma-extra large (Bcl-xl) dan aktivasi Akt, yang

akhirnya akan menyebabkan peningkatan apoptosis sel T dan akan

berpengaruh pada derajat tumour-infiltrating lymphocytes (TILs).

Page 73: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

52

BAB III

KERANGKA KONSEP

III.1. Identifikasi Variabel

Pada penelitian ini terdapat tiga variable, yaitu :

1. Ekspresi PD-L1

2. Derajat TILs

3. PD-1/PD-L1 signaling pathway

III.2. Klasifikasi Variabel

1. Jenis variabel berdasarkan skala pengukuran, yaitu :

a. Ekspresi PD-L1 : variabel ordinal

b. Derajat TILs : variabel ordinal

2. Peran variabel berdasarkan fungsinya, yaitu :

a. Variabel bebas : ekspresi PD-L1

b. Variabel antara : PD-1/PD-L1 signaling pathway

c. Variabel tergantung : derajat TILs.

Page 74: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

53

Kerangka Konsep

Keterangan :

Ekspresi

PD-L1 sel tumor Derajat TILs

Ekspresi

PD-1

Variabel bebas

Variabel tergantung

Variabel antara Variabel yang

tidak diteliti

PD-1/PD-L1 Signaling Pathway

(-)

TCR Signaling

(-) PI3/Akt signaling

↓ Bcl-xl

Apoptosis

sel T

Page 75: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

54

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

IV.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan suatu penelitian observasi analitik dengan

desain Cross Sectional untuk mengetahui ekspresi PD-L1 sel tumor pada

adenokarsinoma kolorektal yang dihubungkan dengan derajat TILs.

IV.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada Laboratorium Patologi Anatomi RS.

Universitas Hasanuddin Makassar, antara bulan Januari 2019 sampai

Maret 2019.

IV.3. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah jaringan biopsi dan reseksi asal

kolorektal yang dikirim ke Laboratorium Patologi Anatomi RSUP

Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar dan RS. Universitas Hasanuddin

Makassar tahun 2014 sampai tahun 2016, dan didiagnosa sebagai

adenokarsinoma kolorektal dengan pewarnaan H-E.

IV.4. Sampel dan Cara Pengambilan Sampel

Sampel adalah seluruh populasi terjangkau yang memenuhi kriteria

inklusi dan dipilih secara acak (simple random sampling).

Page 76: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

55

IV.5. Perkiraan Besar Sampel

N = (𝑍𝛼 √2𝑃𝑄 + 𝑍𝛽 √𝑃1𝑄1+𝑃2𝑄2 )

2

(𝑃1−𝑃2)2

Keterangan :

N : Jumlah sampel

Zα : tingkat kemaknaan = 90%

P1 : proporsi efek standar

P2 : proporsi efek yang diteliti

q : (1-p)

Zβ : power = 80%

Perkiraan besar sampel minimal adalah 22.

IV.6. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

IV.6.1. Kriteria Inklusi

a. Sediaan biopsi dan reseksi kolorektal yang disertai dengan data

klinik dasar pasien.

b. Sediaan preparat/slide biopsi (dengan ukuran yang adekuat untuk

pemeriksaan dengan beberapa lapangan pandang mikroskopik)

dan reseksi kolorektal yang didiagnosis sebagai adenokarsinoma

kolorektal dengan pewarnaan H-E, oleh dua orang Spesialis

Patologi Anatomi.

Page 77: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

56

c. Blok parafin dari jaringan yang didiagnosa sebagai

adenokarsinoma kolorektal yang diproses sesuai standar untuk

pemeriksaan menggunakan pewarnaan imunohistokima.

IV.6.2. Kriteria Eksklusi

a. Sediaan dari jaringan yang didiagnosa sebagai adenokarsinoma

kolorektal tanpa disertai data klinik dasar yang lengkap.

b. Sediaan preparat/slide dari jaringan yang didiagnosis sebagai

adenokarsinoma kolorektal pada pewarnaan H-E dengan ukuran

yang terlalu kecil/sedikit.

c. Sediaan blok parafin dari jaringan yang didiagnosa sebagai

adenokarsinoma kolorektal yang sudah rusak ataupun habis

dipotong.

.

IV.7. Cara Kerja

IV.7.1. Alokasi Subyek

1. Seluruh sampel yang memenuhi syarat berdasarkan pemeriksaan

histopatologi sebagai adenokarsinoma kolorektal.

2. Seluruh sampel yang memenuhi syarat diambil blok paraffin dan

dilakukan pewarnaan kemudian dikelompokkan berdasarkan

ekspresi PD-L1 dan membandingkan setiap kelompok tersebut

berdasarkan derajat TILs.

Page 78: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

57

IV.7.2. Prosedur Pewarnaan Hematoxylin-Eosin

Setelah pengumpulan blok jaringan, jaringan didinginkan kembali

dalam lemari es, kemudian dipotong dengan mikrotom setebal 3 µm.

Selanjutnya jaringan hasil potongan mikrotom dimasukkan ke dalam water

bath dengan suhu ± 60oC. Potongan dalam water bath diambil

menggunakan kaca objek polysilane, ditiriskan sampai kering, kemudian

diletakkan di atas slide warmer bersuhu ± 60oC selama 15 menit,

kemudian dilakukan pewarnaan.

Slide jaringan yang telah siap untuk diwarnai lalu direndam dalam 2

wadah larutan xylol masing-masing selama 5 menit, kemudian direndam

dalam 2 wadah larutan alkohol 95% masing-masing selama 2 menit,

dilanjutkan dengan merendam slide dalam larutan alkohol 70% selama 2

menit. Slide tersebut selanjutnya dibilas dengan air mengalir selama 5

menit lalu direndam dalam larutan Hematoxylyn Mayer selama 15 menit

dan dibilas kembali dengan air mengalir sampai slide berwarna biru.

Setelah itu slide direndam dalam larutan Eosin 1% selama 5 menit,

kemudian direndam kembali dalam deretan alkohol, dimulai dari alkohol

70% selama 2-5 menit kemudian dalam 2 wadah larutan alkohol 95%

masing-masing selama 2-5 menit. Setelah langkah dehidrasi tersebut,

slide direndam dalam larutan carbol xylol selama 5 menit, lalu direndam

dalam larutan xylol selama 2-5 menit. Slide tersebut lalu ditiriskan dan

ditutup menggunakan deck glass dengan bantuan entelan sebagai cairan

Page 79: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

58

perekat. Slide-slide yang telah ditutup tersebut siap untuk dilihat di bawah

mikroskop cahaya.

IV.7.3. Prosedur Pewarnaan Imunohistokimia

Sediaan preparat dideparafinisasi dengan xylene, 2 kali masing-

masing selama 5 menit dan direhidrasi masing-masing selama 5 menit

berturut-turut dengan alkohol 96%, alkohol 80% dan alkohol 70%.

Kemudian dicuci dengan air mengalir selama 5 menit. Slide dimasukkan

ke dalam larutan TRS, lalu dipanaskan pada microwave selama 10 menit.

Setelah didinginkan dan dicuci dengan PBS 2 kali, masing-masing selama

5 menit. Lalu pinggir jaringan ditandai, selanjutnya dilakukan perokside

block selama 15 menit. Preparat dicuci kembali dengan PBS 2 kali,

masing-masing selama 5 menit, kemudian diberi protein block selama 5

menit, dan dicuci lagi dengan PBS 2 kali, masing-masing selama 5 menit.

Pemberian antibodi primer PD-L1 menggunakan rabbit monoclonal antibody,

clone 28-8 (CELL MARQUE) dengan dilusi 1:50. Sediaan lalu dicuci

dengan PBS 2 kali, masing-masing selama 5 menit. Diberikan Ultratek

anti-polyvalent (ScyTek) selama 10 menit. Sediaan dicuci kembali dengan

PBS 2 kali, masing-masing selama 5 menit. Kemudian diberi Ultratek HRP

(ScyTek) selama 10 menit, lalu dicuci kembali dengan PBS 2 kali, masing-

masing selama 5 menit. Selanjutnya sediaan diinkubasi dengan

chromogen Diaminobenzidine (DAB) dan dicuci dengan air mengalir

Page 80: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

59

selama 5 menit, kemudian direndam di larutan hematoxylin selama 5

menit. Sediaan lalu dicuci kembali dengan air mengalir. Setelah itu

dilakukan dehidrasi dengan alkohol bertingkat (alkohol 70%, alkohol 80%,

alkohol 96%) masing-masing selama 5 menit lalu dilakukan clearing ( xylol

I, xylol II) masing-masing selama 5 menit. Slide lalu dikeringkan, kemudian

diberi entelan lalu ditutup dengan deck glass.

IV.7.4. Interpretasi Hasil Pewarnaan Imunohistokimia

Ekspresi PD-L1 adalah deteksi protein PD-L1 pada membran sel

dengan menggunakan mikroskop cahaya oleh 2 orang Spesialis Patologi

Anatomi berdasarkan metode imunohistokimia. Ekspresi positif akan

tampak terwarnai coklat yang terlingkar keseluruhan dan atau sebagian

pada lokasi antigen, yakni pada membran sel tumor yang dideteksi.

IV.7.5. Metode Skoring Tumour-Infiltrating Lymphocytes (TILs)

Metode skoring TILs yang digunakan serupa dengan metode skoring

TILs pada kanker payudara berdasarkan rekomendasi International TILs

Working Group, 2014 adalah sebagai berikut : (Salgado et al., 2015)

1. TILs dilaporkan dalam kompartemen stroma (=% TILs stroma),

yaitu area yang diinfiltrasi oleh sel-sel radang mononuklear pada

seluruh area stroma tumor. Area yang ditempati oleh sel-sel tumor

Page 81: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

60

dan stroma pada area jaringan yang masih normal tidak dilakukan

penilaian. Persentase yang dilaporkan adalah nilai rata-rata dari

beberapa area stroma yang representatif yang menggambarakan

berbagai densitas TILs ( tidak berfokus pada area hot spot).

2. Area dengan artefak, nekrosis, dan hialinisasi regresif di sekitar

area tumor tidak dilakukan penilaian.

3. Dilakukan penilaian terhadap semua sel-sel inflamatori

mononuklear, termasuk limfosit dan sel plasma, sedangkan

granulosit dan leukosit PMN lainnya tidak dilakukan penilaian.

Page 82: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

61

Gambar 10. Langkah-langkah dalam penilaian derajat TILs. (Salgado et al.,

2015)

Page 83: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

62

Gambar 11. TILs stroma dilaporkan dalam persentase. (Salgado et al., 2015)

IV.8. Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif

IV.8.1. Definisi Operasional

1. Adenokarsinoma kolorektal adalah gambaran proliferasi epitel

kelenjar kolorektal dengan inti atipia, pleomorfik, kromatin kasar,

dan nukleoli prominent yang sudah menginvasi melewati membran

basal, dengan derajat diferensiasinya dinilai berdasarkan

persentase bentukan tubuler yang terlihat.

Page 84: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

63

2. Ekspresi PD-L1 adalah kuantitas sel tumor kolorektal yang

terwarnai coklat pada membran sel, diperoleh melalui hasil

pemeriksaan histopatologi menggunakan pewarnaan

imunohistokimia yang dilihat dengan mikroskop cahaya.

3. Derajat TILs adalah densitas sel-sel inflamatori mononuklear dalam

area stroma tumor, diperoleh melalui hasil pemeriksaan

histopatologi menggunakan pewarnaan H-E, dilihat dengan

mikroskop cahaya, sesuai dengan rekomendasi dari Intenational

TILs working group, 2014.

4. Pewarnaan imunohistokimia PD-L1 adalah deteksi kompleks

antigen-antibodi PD-L1 dengan menggunakan antibodi rabbit

monoclonal PD-L1.

IV.8.2. Kriteria Obyektif

1. Ekspresi PD-L1 dihitung berdasarkan besarnya persentase

sel-sel tumor yang terwarnai pada intensitas apapun

berdasarkan pewarnaan imunohistokimia.

Skor 0 = <5%,

Skor 1 = 5-49%,

skor 2 = ≥50%.

Selanjutnya skor dikategorikan “negatif” jika memiliki skor 0, dan

“positif” jika memiliki skor 1-2. (Rosenbaum et al., 2016)

Page 85: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

64

Adapun intensitas pewarnaan imunohistokimia dengan

menggunakan antibodi PD-L1 yang terwarnai terlingkar secara

keseluruhan dan atau sebagian pada membran sel tumor

ditentukan berdasarkan skoring :

Skor 0 = tidak terwarnai

Skor 1 = terwarnai lemah

Skor 2 = terwarnai sedang

Skor 3 = terwarnai kuat

Pewarnaan dinyatakan “negatif” jika tidak terwarnai (skor 0), dan

“positif” jika terwarnai dengan intensitas apapun (skor 1,2,3).

(Phillips et al., 2015)

2. TILs dihitung berdasarkan besarnya persentase sel-sel

inflamatori mononuklear pada area stroma tumor, yaitu area

stroma di antara sarang tumor, termasuk pada area invasive

margin tumor, sesuai rekomendasi dari International TILs

working group, 2014. Persentase ditentukan berdasarkan nilai

rata-rata densitas TILs dari 5 area stroma (menggunakan

pembesaran mikroskopik objective (obj.)10x) dengan densitas

TILs yang beragam (tidak berfokus pada area hot spot), untuk

kemudian dapat menilai TILs stroma dengan lebih jelas

(menggunakan pembesaran mikroskopik yang lebih kuat).

Sampel dikelompokkan berdasarkan nilai skoring :

Page 86: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

65

Skor 1 = rendah (0-10% TILs),

skor 2 = sedang (20-40% TILs),

skor 3 = tinggi (50-90% TILs).

(Jakubowska et al., 2017)

3. Grade histopatologi adenokarsinoma kolorektal yaitu :

1) Diferensiasi baik : bentukan tubuler kelenjar yang masih baik

pada tumor lebih besar dari 95%.

2) Diferensiasi sedang : bentukan tubuler kelenjar pada tumor

sekitar 50-95%.

3) Diferensiasi buruk : bentukan tubuler kelenjar pada tumor

kurang dari 50%. (S.R. Hamilton, F.T. Bosman, P.Boffetta,

M.Ilyas, 2010)

IV.9. Pengolahan dan Analisa Data

Semua data yang diperoleh dari hasil penelitian dicatat dan

dikelompokkan berdasarkan tujuan dan jenis data, kemudian

dilakukan analisa yang sesuai, yaitu :

1. Analisis Univariat : untuk mendeskripsikan karakteristik data dasar

berupa distribusi frekuensi, nilai rata-rata, standar deviasi dan

rentangan nilai.

2. Analisis bivariat :

Uji X2 (Chi square) : Untuk membandingkan 2 variabel yang

berskala nominal antara dua kelompok atau lebih yang tidak

Page 87: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

66

berpasangan. Pada penelitian ini digunakan untuk menilai ada

tidaknya korelasi antara ekspresi PD-L1 tumor dengan derajat TILs.

IV.10. Alur Penelitian

IV.11. Personalia Penelitian

Pelaksana : dr. Nursakti Hamzah

Pembimbing I : dr. Upik A. Miskad, Ph.D, Sp.PA(K)

Pembimbing II : Prof. dr. Syarifuddin Wahid, Ph.D, Sp.PA(K), Sp.F

Pembimbing Metodologi Penelitian : Dr.dr. Andi Alfian Zainuddin, MKM.

Pengumpulan data dan slide yang telah didiagnosa sebagai

adenokarsinoma kolorektal

Pengumpulan blok parafin yang sesuai kriteria

Pembuatan slide menggunakan

pewarnaan imunohistokimia PD-L1

Penentuan skoring ekspresi PD-L1

berdasarkan hasil pewarnaan imunohistokimia

oleh dua orang Spesialis Patologi Anatomi

Melakukan analisa data secara statistik

Penentuan grade histopatologi dan

skoring derajat TILs berdasarkan

hasil pewarnaan Hematoxylin-Eosin

oleh dua orang Spesialis Patologi

Anatomi

Page 88: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

67

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

V.1 Hasil Penelitian

V.1.1 Jumlah Sampel

Pada penelitian ini, sebanyak 52 sampel dikumpulkan dari

laboratorium Patologi Anatomi RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar

dan RS Universitas Hasanuddin Makassar periode tahun 2014-2016 yang

didiagnosis sebagai adenokarsinoma kolorektal. Sampel yang

dikumpulkan dan memenuhi kriteria inklusi kemudian dievaluasi ulang

oleh dua orang Spesialis Patologi Anatomi dengan diagnosis konsisten.

Kemudian dilakukan penilaian terhadap derajat tumour-infiltrating

lymphocytes (TILs). Pewarnaan imunohistokimia dilakukan untuk

mengamati dan menentukan ekspresi programmed death-ligand 1 (PD-L1)

pada sel tumor tiap sampel.

Dari seluruh sampel yang dikumpulkan, diperoleh 15 sampel

dengan derajat diferensiasi baik, 33 sampel diferensiasi sedang, dan

sebanyak 4 sampel dengan diferensiasi buruk dengan gambaran

histopatologi sesuai yang ditunjukkan Gambar 12-14.

Page 89: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

68

Gambar 12. Adenokarsinoma rekti diferensiasi baik, obj.4x.

Gambar 13. Adenokarsinoma rekti diferensiasi sedang, obj.10x.

Gambar 14. Adenokarsinoma kolon diferensiasi buruk, obj.4x.

Page 90: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

69

Penentuan derajat TILs dilakukan dengan melakukan penilaian

besarnya persentase sel-sel inflamatori mononuklear pada area stroma

tumor sesuai rekomendasi dari International TILs working group, 2014.

Pada penelitian ini, TILs yang dinilai adalah TILs stroma. TILs

dikategorikan ke dalam tiga kelompok, skor 1 = rendah (0-10% TILs), skor

2 = sedang (20-40% TILs), skor 3 = tinggi (50-90% TILs).

Gambar 15. TILs derajat rendah, obj.4x(A) dengan area stroma yang menunjukkan TILs 10%, obj.10x(B).

A

B

Page 91: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

70

Gambar 16. TILs derajat sedang. Area stroma yang menunjukkan TILs

20%,obj.10x (A) dan area stroma dengan TILs 30%, obj.10x (B).

Gambar 17. TILs derajat tinggi, obj.4x (A), dengan area stroma yang menunjukkan TILs 70%, obj.10x (B)

A

B

A

B

Page 92: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

71

Sementara penentuan ekspresi PD-L1 dilakukan dengan menilai

besarnya persentase sel-sel tumor yang terwarnai coklat secara melingkar

keseluruhan dan atau sebagian pada membran sel tumor dengan

intensitas apapun pada pewarnaan imunohistokimia, sebagaimana yang

diperlihatkan pada Gambar 18-24.

Gambar 18. A,B : sampel dengan ekspresi PD-L1 positif (terwarnai pada ≥ 50%

sel tumor / skor 2), obj.4x.

Gambar 19. A,B : sampel dengan ekspresi PD-L1 positif (terwarnai pada 5%-49% sel tumor / skor 1), obj.4x.

Page 93: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

72

Gambar 20. A,B: sampel dengan ekspresi PD-L1 negatif (< 5% sel tumor yang

terwarnai / skor 0), obj.4x.

Gambar 21. Ekspresi PD-L1 dengan intensitas kuat, obj.40x.

Gambar 22. Ekspresi PD-L1 dengan intensitas sedang, obj.40x.

Page 94: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

73

Gambar 23. Ekspresi PD-L1 dengan intensitas lemah, obj.40x.

Gambar 24. Ekspresi PD-L1 negatif, obj.40x.

Page 95: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

74

V.1.2 Karakteristik Sampel

Karaktristik umum sampel dijabarkan sebagai berikut.

Tabel 2. Karakteristik sampel (n=52)

Karakteristik N Minimum Maksimum Mean SD

Umur (tahun) 52 29 81 55,83 11,575

Karakteristik: n (%)

Umur :

< 40 tahun 4 (7,7)

≥ 40 tahun 48 (92,3)

Jenis Kelamin :

Laki-laki 27 (51,9)

Perempuan 25 (48,1)

Grade histopatologi:

Diferensiasi baik 15 (28,8)

Diferensiasi sedang

Diferensiasi buruk

33 (63,5)

4 (7,7)

Derajat TILs :

Rendah 23 (44,2)

Sedang

Tinggi

21 (40,4)

8 (15,4)

Ekspresi PD-L1 :

Positif 44 (84,6)

Negatif 8 (15,4)

Berdasarkan Tabel 2, didapatkan bahwa dari total 52 sampel,

kategori umur <40 tahun sebanyak 4 (7,7%) sampel dan kategori umur

Page 96: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

75

≥40 tahun sebanyak 48 (92,3%) sampel dengan mean pada umur 55,83

tahun, usia minimum 29 tahun dan maksimum pada usai 81 tahun.

Jumlah sampel dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 27 (51,9%)

sampel dan jenis kelamin perempuan sebanyak 25 (48,1%) sampel.

Berdasarkan grade histopatologi, jumlah sampel yang tergolong derajat

diferensiasi baik sebanyak 15 (28,8%), diferensiasi sedang sebanyak 33

(63,5%), dan diferensiasi buruk sebanyak 4 (7,7%) sampel. Jumlah

sampel dengan TILs derajat rendah diperoleh sebanyak 23 (44,2%)

sampel, derajat sedang sebanyak 21 ( 40,4%) sampel, dan derajat tinggi

sebanyak 8 (15,4%) sampel. Adapun ekspresi PD-L1 positif sebanyak 44

(84,6%) sampel, dan ekspresi PD-L1 negatif diperoleh sebanyak 8

(15,4%) sampel.

V.1.3 Analisis Perbedaan Derajat TILs Berdasarkan Grade

Histopatologi

Tabel 3. Derajat TILs berdasarkan grade histopatologi

Grade Histopatologi

Derajat TILs Total (%)

Rendah (%) Sedang (%) Tinggi (%) Diferensiasi

Baik

7 (46,7)

6 (40,0)

2 (13,3)

15 (100)

Diferensiai sedang

Diferensiasi

buruk

13 (39,4)

3

(75,0)

14 (42,4)

1

(25,0)

6 (18,2)

0

(0,0)

33 (100)

4

(100)

Total 23 (44,2)

21 (40,4)

8 (15,4)

52 (100)

Uji Chi-square

p = 0,619

Page 97: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

76

Berdasarkan Tabel 3, dari total 52 sampel, terdapat 23 (44,2%)

sampel dengan derajat TILs rendah, 21 (40,4%) sampel dengan derajat

TILs sedang, dan sebanyak 8 (15,4%) sampel dengan derajat TILs tinggi.

Pada kelompok derajat diferensiasi baik, dari total 15 sampel, sebanyak 7

(46,7%) sampel dengan derajat TILs rendah, 6 (40,0%) dengan derajat

TILs sedang, dan sebanyak 2 (13,3%) sampel dengan derajat TILs tinggi.

Pada kelompok derajat diferensiasi sedang, dari total 33 sampel,

sebanyak 13 (39,4%) sampel dengan derajat TILs rendah, 14 (42,4%)

dengan derajat TILs sedang, dan sebanyak 6 (18,2%) sampel dengan

derajat TILs tinggi. Adapun pada kelompok derajat diferensiasi buruk, dari

total 4 sampel, sebanyak 3 (75,0%) sampel dengan derajat TILs rendah,

1 (25,0%) sampel dengan derajat TILs sedang, dan tidak terdapat (0,0%)

sampel dengan derajat TILs tinggi. Berdasarkan uji Chi-square, diperoleh

nilai p = 0,619 (p > 0.05) sehingga disimpulkan tidak terdapat perbedaan

yang bermakna derajat TILs pada sampel adenokarsinoma kolorektal

derajat diferensiasi baik, sedang, dan diferensiasi buruk.

Page 98: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

77

V.1.4 Analisis Perbedaan Ekspresi PD-L1 Berdasarkan Grade

Histopatologi

Tabel 4. Ekspresi PD-L1 sel tumor berdasarkan grade histopatologi

Grade histopatologi

Ekspresi PD-L1 Total (%)

Positif(%) Negatif(%)

Diferensiasi

Baik

12

(80,0)

3

(20,0)

15

(100)

Diferensiasi

sedang

Diferensiasi

buruk

29

(87,9)

3

(75,0)

4

(12,1)

1

(25,0)

33

(100)

4

(100)

Total 44

(84,6)

8

(15,4)

52

(100)

Uji Chi- Square

Tabel 4 menunjukkan dari total 52 sampel, terdapat 44 (84,6%)

sampel dengan ekspresi PD-L1 sel tumor positif dan 8 (15,4%) sampel

dengan ekspresi PD-L1 sel tumor negatif. Dari total 15 sampel yang

termasuk dalam derajat diferensiasi baik, sebanyak 12 (80,0%) sampel

dengan ekspresi PD-L1 sel tumor positif dan 3 (20,0%) sampel dengan

ekspresi PD-L1 sel tumor negatif. Pada kelompok sampel dengan derajat

diferensiasi sedang, dari total 33 sampel, sebanyak 29 (87,9%) sampel

dengan ekspresi PD-L1 sel tumor positif dan 4 (12,1%) sampel dengan

ekspresi PD-L1 sel tumor negatif. Sementara pada kelompok sampel

dengan derajat diferensiasi buruk, dari total 4 sampel, sebanyak 3

(75,0%) sampel dengan ekspresi PD-L1 sel tumor positif dan 1 (25,0%)

p=0,683

Page 99: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

78

sampel dengan ekspresi PD-L1 sel tumor negatif. Berdasarkan uji Chi-

square, diperoleh nilai p = 0,683 (p > 0.05) sehingga disimpulkan tidak

terdapat perbedaan yang bermakna ekspresi PD-L1 sel tumor pada

sampel adenokarsinoma kolorektal derajat diferensiasi baik, sedang, dan

diferensiasi buruk.

V.1.5 Analisis Hubungan Ekspresi PD-L1 dengan Derajat TILs

Tabel 5. Ekspresi PD-L1 sel tumor dengan derajat TILs

Ekspresi PD-L1 Derajat TILs Total

(%)

Rendah(%) Sedang(%) Tinggi(%)

Positif 22

(50,0)

18

(40,9)

4

(9,1)

44

(100)

Negatif 1

(12,5)

3

(37,5)

4

(50,0)

8

(100)

Total 23

(44,2)

21

(40,4)

8

(15,4)

52

(100)

Uji Chi- Square

Tabel 5 memperlihatkan, pada kelompok sampel dengan ekspresi

PD-L1 sel tumor positif, dari total 44 sampel, sebanyak 22 (50,0%) sampel

menunjukkan TILs dengan derajat rendah, 18 (40,9%) sampel dengan

TILs derajat sedang, dan 4 (9,1%) sampel dengan TILs derajat tinggi..

Sementara pada kelompok ekspresi PD-L1 sel tumor negatif, dari total 8

sampel, sebanyak 1 (12,5%) sampel menunjukkan TILs dengan derajat

rendah, 3 (37,5%) sampel dengan TILs derajat sedang, dan 4 (50,0%)

p = 0,017

Page 100: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

79

sampel dengan TILs derajat tinggi. Dengan uji hipotesis Chi-square,

diperoleh nilai p =0,017 (p < 0.05) yang berarti secara statistik terdapat

hubungan bermakna antara ekspresi PD-L1 sel tumor dengan derajat

TILs.

V.2. Pembahasan

Pada penelitian ini, penilaian TILs stroma juga mencakup TILs

pada area stroma di invasive margin tumor, sebagaimana pada penelitian

oleh Iseki et al sebelumnya yang menilai TILS stroma pada area invasive

front dari tumor, dimana area ini dianggap sebagai area yang optimal

untuk menilai TILs. (Iseki, Shibutani, Maeda, & Nagahara, 2018)

Pelaporan TILs dalam bentuk persentase oleh kebanyakan ahli

patologi lebih mendekati 5-10% dari nilai yang dianggap lebih sesuai

untuk digambarkan, misalnya persentase TILs dengan nilai 13,5% jarang

dilaporkan, dan kebanyakan ini akan dilaporkan sebagai nilai 15%.

(Salgado et al., 2015) Sebagaimana pada penelitian ini, TILs

dikategorikan ke dalam tiga kelompok, skor 1 = rendah (0-10% TILs), skor

2 = sedang (20-40% TILs), skor 3 = tinggi (50-90% TILs). Beberapa nilai

antara 10-20% atau antara 40-50%, akan ditentukan oleh observer untuk

dimasukkan ke dalam kelompok yang lebih mendekati dengan hasil

penilaian. Sebagai contoh, nilai 13,5% dilaporkan sebagai nilai 15%,

namun dimasukkan ke dalam skor 1 = rendah (0-10% TILs).

Page 101: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

80

Berbagai penelitian menilai TILs dengan melibatkan penilaian

terhadap subpoplasi TILs, terutama CD4+ dan CD8+ pada sejumlah tipe

kanker. (F. Shi et al., 2018; Salima, Gandamihardja, & Harsono, 2016;

Hassan, 2015) Namun, pada penelitian ini hanya menilai TILs stroma

berdasarkan pewarnaan H-E, tanpa menilai subpopulasi dari TILs.

Pada Tabel 2 yang menggambarkan karakteristik umum sampel,

terlihat bahwa pada kategori umur, sampel penderita adenokarsinoma

kolorektal yang berusia <40 tahun jauh lebih sedikit dibandingkan dengan

yang berusia ≥40 tahun (4 vs 48 sampel). Hasil yang serupa juga

didapatkan pada penelitian oleh Shi et al yang melaporkan angka yang

lebih tinggi pada penderita kanker kolorektal >40 tahun, dan terutama

pada usia >60 tahun. (S. Shi et al., 2013) Hal ini sesuai dengan

kecenderungan peningkatan resiko kanker kolorektal pada usia yang lebih

tua. (Amersi, Agustin, & Ko, 2005) Mekanisme terjadinya kanker kolorektal

dianggap merupakan kejadian molekuler yang heterogen termasuk faktor

genetik dan epigenetik. (Kumar et al., 2015) Transformasi dari mukosa

kolon normal menjadi kanker invasif dapat berkembang melalui suatu

tahapan akumulasi perubahan genetik dan epigenetik. Sebagian besar

kanker kolorektal disebutkan berkembang dari kondisi adenoma yang

sudah ada sebelumnya yang memiliki lesi malignan genetik, dimana

transformasi ini dapat berlangsung selama 10-15 tahun. (Dintinjana et al.,

2014) Adanya rentang waktu yang cukup lama ini mungkin menjadi salah

Page 102: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

81

satu faktor yang mendasari lebih banyaknya kasus-kasus kanker

kolorektal yang ditemukan pada usia yang lebih tua.

Sementara itu, hubungan jenis kelamin terhadap perkembangan

kanker kolorektal masih dianggap belum jelas. (Amersi et al., 2005) Pada

penelitian ini, didapatkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan jumlahnya

hampir sama, meskipun jenis kelamin laki-laki sedikit lebih banyak

dibandingkan perempuan (27 vs 25 sampel). Beberapa penelitian

sebelumnya juga memperoleh hasil yang serupa, seperti penelitian oleh

Valentini et al yang mendapatkan jumlah subyek penelitian penderita

kanker kolorektal dengan jenis kelamin laki-laki yang kurang lebih sama

dengan jumlah penderita dengan jenis kelamin perempuan. (Valentini et

al., 2018)

V.2.1 Perbedaan Derajat TILs Berdasarkan Grade Histopatologi

Dalam penelitiannya, Hyuk et al memperoleh hasil adanya

hubungan yang signifikan antara derajat TILs dengan derajat diferensiasi

tumor pada kanker kolorektal, yaitu derajat TILs yang rendah

berhubungan dengan derajat diferensiasi yang buruk. (Hyuk, 2012)

Namun berdasarkan penelitian oleh Huszno et al, didapatkan bahwa

terdapat kecenderungan TILs dengan derajat yang lebih tinggi pada

sampel penderita kanker payudara dengan grade histopatologi yang lebih

tinggi (lebih buruk). (Huszno, N., Lange, K., & Nowara, 2017)

Berdasarkan uji hipotesis Chi-square, pada penelitian ini tidak

Page 103: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

82

didapatkan adanya perbedaan yang bermakna derajat TILs antara

kelompok sampel dengan derajat diferensiasi baik, diferensiasi sedang,

dan diferensiasi buruk. Perbedaan hasil yang kontroversial dengan

penelitian sebelumnya mungkin disebabkan karena perbedaan jumlah

sampel dan distribusi kelompok sampel yang tidak sama.

Pada penelitian ini, sebagaimana yang diperlihatkan pada Tabel 3,

dimana pada derajat diferensiasi buruk lebih banyak ditemukan memiliki

TILs dengan derajat rendah. Dikemukakan bahwa ekspresi programmed

death-1 (PD-1) dapat mengalami upregulasi pada sel T yang exhausted

(kelelahan) terhadap paparan yang terus-menerus dari antigen tumor.

(Dong et al., 2017) PD-1 yang diekspresikan pada sel T jika berikatan

dengan programmed death-ligand 1 (PD-L1) yang diekspresikan oleh sel

tumor akan menghambat transduksi signal T-cell receptor (TCR),

menyebabkan inhibisi aktivitas sitotoksik sel T dan pada akhirnya dapat

meningkatkan apoptosis pada sel T. (Guo et al., 2017; Karwacz, Arce,

Bricogne, Kochan, & Escors, 2012) Beberapa penelitian sebelumnya

menemukan adanya hubungan yang bermakna antara overekspresi PD-1

dengan derajat diferensiasi tumor pada beberapa tipe kanker. (Kawahara

et al., 2018; Mo et al., 2016) Hal ini mungkin dapat dikaitkan dengan

meningkatnya sel T yang exhausted seiring dengan peningkatan grade

histopatologi tumor.

Beberapa penelitian menyatakan bahwa infiltrasi limfosit yang tinggi

pada kanker kolorektal dihubungkan gambaran molekular yang spesifik

Page 104: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

83

pada kanker ini, dalam hal ini microsatellite instability-high (MSI–h).

(Masugi et al., 2017) MSI–h bersifat lebih imunogenik dibandingkan

dengan tumor microsatellite stable akibat adanya sejumlah besar peptida

abnormal akibat mutasi frameshift.(Deschoolmeester et al., 2011)

Selain itu, sejumlah besar Treg diketahui juga terdapat pada berbagai tipe

tumor, termasuk tumor pada kolorektal, yang kemungkinan dipicu oleh sel-

sel tumor yang berproliferasi maupun yang telah mati yang menyediakan

sejumlah besar self-antigen yang akan dikenali oleh Treg. Disebutkan

pula, peningkatan Treg kemungkinan juga dipicu oleh kondisi inflamasi

pada tumor yang merekrut Treg. Dipercaya, Treg dapat menekan respon

imun anti tumor pada lingkungan mikro tumor. Peningkatan Treg pada

area tumor, akan mempengaruhi ratio sel T CD8+ dengan Treg, dan

dilaporkan berhubungan dengan prognosis yang buruk pada sejumlah

keganasan. (Nishikawa & Sakaguchi, 2010)

Hal ini mungkin dapat dikaitkan dengan adanya sampel dengan derajat

diferensiasi yang lebih buruk, tetapi memiliki derajat TILs yang tinggi.

Namun, pada penelitian ini, tidak dilakukan penilaian terhadap profil

molekular maupun subpopulasi TILs pada sampel.

V.2.2 Perbedaan Ekspresi PD-L1 Berdasarkan Grade Histopatologi

Berdasarkan yang diperlihatkan pada Tabel 4, diperoleh bahwa

ekspresi PD-L1 sel tumor positif didapatkan baik pada kelompok sampel

Page 105: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

84

dengan derajat diferensiasi baik, diferensiasi sedang maupun pada

sampel dengan diferensiasi buruk. Pada penelitian ini, PD-L1 terekspresi

bukan hanya pada membran sel tumor saja, namun sebagian juga

terekspesi pada sitoplasma. Hal ini juga didapatkan dari penelitian-

penelitian sebelumnya dari berbagai jenis kanker yang menilai ekspresi

PD-L1 pada membran dan sitoplasma sel. (Sunshine et al., 2017; Hua et

al., 2012; Mahoney et al., 2016; Pan, Ye, Wu, An, & Wu, 2015) Diketahui

bahwa PD-L1 merupakan protein transmembran yang terdiri dari satu

regio transmembran dan dua extracellular domain, Ig-C dan Ig-V. Selain

itu, PD-L1 juga memiliki cytoplasmic domain yang pendek dan

menyalurkan sinyal intraselular. (Chen J., Jiang,C.C., Jin L., and Zhang,

2015)

Penelitian oleh Rosenbaum et al di Amerika Serikat mendapatkan

bahwa secara histologik, tumor dengan ekspresi PD-L1 positif lebih

cenderung dengan diferensiasi yang buruk. (Rosenbaum et al., 2016)

Sementara Lin et al dalam penelitiannya menggunakan analisis univariat

mendapatkan bahwa ekspresi PD-L1 memiliki hubungan yang signifikan

dengan stadium tumor yang lebih tinggi. (Lin et al., 2017)

Berdasarkan uji hipotesis Chi-square, pada penelitian ini tidak

didapatkan adanya perbedaan yang bermakna ekspresi PD-L1 sel tumor

antara kelompok sampel derajat diferensiasi baik, diferensiasi sedang,

maupun diferensiasi buruk. Perbedaan hasil yang kontroversial dengan

penelitian sebelumnya mungkin disebabkan karena perbedaan jumlah

Page 106: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

85

sampel, distribusi kelompok sampel yang tidak seimbang, dan

penggunaan antibodi PD-L1 dengan clone yang berbeda.

Menurut Kim et al, mekanisme mendasar upregulasi PD-L1 pada

sel-sel kanker kolorektal CIMP-H (CpG island methylator phenotype-high)

dan MSI-h terutama pada yang diferensiasi buruk masih belum jelas.

Beberapa penelitian mengenai PD-L1 terhadap sejumlah keganasan,

seperti non-small cell lung cancer, renal cell carcinoma, dan kanker

payudara sedikit banyak memberikan petunjuk bahwa peningkatan

gambaran epithelial-mesenchymal transition (EMT) mungkin ada

hubungannya dengan ekspresi PD-L1 pada sel tumor, dimana derajat

diferensiasi yang buruk dianggap salah satu bagian dari EMT. (Kim, Park,

Cho, Lee, & Kang, 2016)

V.2.3 Hubungan Ekspresi PD-L1 dengan Derajat TILs

Saat ini, telah banyak penelitian yang menyatakan bahwa ekspresi

PD-L1 memiliki kaitan yang signifikan dengan adanya infiltrasi TILs pada

beberapa kanker. (Lin et al., 2017)

Lin et al dalam penelitiannya mendapatkan bahwa infiltrasi TILs

umumnya didapatkan pada sampel penderita dengan sel tumor yang

mengekspresikan PD-L1. (Lin et al., 2017) Sedangkan penelitian oleh

Masugi et al, mengungkapkan ekspresi PD-L1 tumor kolorektal

berbanding terbalik dengan kadar TILs pada analisis univariabel, namun

Page 107: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

86

tidak memiliki hubungan yang signifikan pada analisis multivariabel.

(Masugi et al., 2017)

Berdasarkan uji hipotesis Chi-square, didapatkan hubungan yang

bermakna antara ekspresi PD-L1 sel tumor dengan derajat TILs pada

penelitian ini, yaitu ekspresi PD-L1 yang positif lebih banyak ditemukan

pada adenokarsinoma kolorektal dengan derajat TILs yang lebih rendah.

Tabel 5 memperlihatkan bahwa pada sampel dengan ekspresi PD-

L1 sel tumor yang positif lebih cenderung dengan derajat TILs yang lebih

rendah. Interaksi PD-L1 pada sel T efektor dengan PD-1 akan

menghambat transduksi signal TCR, menyebabkan inhibisi aktivitas sel T

sitotoksik. Akhirnya, blokade transduksi signal TCR menyebabkan inhibisi

PI3K/Akt dan MAPK signaling. Dan yang terpenting, inhibisi aktivasi PI3K

menekan ekspresi B-cell lymphoma-extra large (Bcl-xl) dan aktivasi Akt

(Protein kinase B), yang akhirnya akan menyebabkan peningkatan

apoptosis sel T. (Guo et al., 2017) Hal ini akhirnya berpengaruh pada

jumlah sel T, dan mungkin menjelaskan diperolehnya derajat TILs yang

lebih rendah.

Di sisi lain, adanya infiltrasi sel-sel T merupakan salah satu faktor

yang dapat memicu ekspresi PD-L1 sel tumor akibat adanya interferon-γ

yang dilepaskan oleh sel T. (Kim et al., 2016) Hal ini mungkin dapat

dikaitkan dengan adanya sampel dengan ekspresi PD-L1 sel tumor yang

positif, namun dengan derajat TILs yang tinggi.

Page 108: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

87

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

VI.1 Kesimpulan

1. Tidak terdapat perbedaan bermakna derajat tumour-

infiltrating lymphocytes (TILs) pada adenokarsinoma

kolorektal derajat differensiasi baik, sedang, dan buruk.

2. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna ekspresi

programmed death-ligand 1 (PD-L1) sel tumor pada

adenokarsinoma kolorektal derajat differensiasi baik, sedang,

dan buruk.

3. Terdapat hubungan bermakna antara ekspresi PD-L1 sel

tumor dengan derajat TILs pada adenokarsinoma kolorektal,

yaitu ekspresi PD-L1 sel tumor yang positif berhubungan

dengan derajat TILs yang lebih rendah.

VI. 2 Saran

1. Penilaian derajat TILs dapat digunakan sebagai prediktif

terhadap ekspresi PD-L1 sel tumor pada adenokarsinoma

kolorektal.

2. Pemeriksaan imunohistokimia PD-L1 sebaiknya dilakukan

untuk prediktif dan prognostik pada penderita kanker

kolorektal, terutama untuk kepentingan imunoterapi.

Page 109: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

88

3. Pada penelitian berikutnya, penilaian derajat TILs maupun

ekspresi PD-L1 sel tumor yang menghubungkan dengan

grade histopatologi, sebaiknya dilakukan dengan

menggunakan sampel dengan jumlah yang lebih banyak

dengan karakteristik sampel yang lebih seragam atau

seimbang, terutama pada kelompok grade histopatologi.

4. Pada penelitian berikutnya dengan menggunakan sampel

kanker kolorektal, penilaiaan derajat TILs sebaiknya juga

menilai profil molekular sampel, terutama status

microsatellite-instability.

5. Perlu dilakukan penelitian lanjutan yang mengkonfirmasi

derajat TILs dengan menilai subpopulasi TILs, terutama sel T

sitotoksik dengan pewarnaan imunohistokimia menggunakan

antibodi CD8.

Page 110: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

89

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Abul K, Lichtman,Andrew H. and Pillai, S. (2016). Basic Immunology: Functions and Disorders of the Immune System. American Journal of Epidemiology (Vol. 155). https://doi.org/10.1093/aje/155.2.185-a

Abbas, A. K., Lichtman, A., & Pillai, S. (2017). Cellular and Molecular Immunology (9th ed.). Philadelphia: Elsevier Inc.

AJCC. (2006). Colon and Rectum (Sarcomas, lymphomas, and carcinoid tumors of the large intestine or appendix are not included.). American Joint Committee on Cancer, 107–118. https://doi.org/10.1186/1477-7800-3-34

Alsaab, H. O., Sau, S., Alzhrani, R., & Tatiparti, K. (2017). PD-1 and PD-L1 Checkpoint Signaling Inhibition for Cancer Immunotherapy : Mechanism , Combinations , and Clinical Outcome, 8(August), 1–15. https://doi.org/10.3389/fphar.2017.00561

Amersi, F., Agustin, M., & Ko, C. Y. (2005). Colorectal Cancer : Epidemiology , Risk Factors , and Health Services, 18(3), 133–140.

Antohe, M., Nedelcu, R. I., Nichita, L., Popp, C. G., Cioplea, M., Brinzea, A., … Bleotu, C. (2019). Tumor infiltrating lymphocytes : The regulator of melanoma evolution ( Review ), 4155–4161. https://doi.org/10.3892/ol.2019.9940

Arnold, M., Sierra, M. S., Laversanne, M., Soerjomataram, I., Jemal, A., & Bray, F. (2016). Global patterns and trends in colorectal cancer incidence and mortality. Gut, 66(4), 683–691. https://doi.org/10.1136/gutjnl-2015-310912

Bupathi, M., & Wu, C. (2016). Biomarkers for immune therapy in colorectal cancer: mismatch-repair deficiency and others. Journal of Gastrointestinal Oncology, 7(5), 713–720. https://doi.org/10.21037/jgo.2016.07.03

Chen J., Jiang,C.C., Jin L., and Zhang, Z. D. (2015). Regulation of PDL1 : A novel role of prosurvival signalling in cancer, 1–31.

Davies, M. (2014). New modalities of cancer treatment for NSCLC : focus on immunotherapy, 63–75.

Deschoolmeester, V., Baay, M., Lardon, F., Pauwels, P., & Peeters, M. (2011). Immune Cells in Colorectal Cancer : Prognostic Relevance and Role of MSI, 377–392. https://doi.org/10.1007/s12307-011-0068-5

Page 111: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

90

Dintinjana, R. D., Redzović, A., & Dintinjana, M. (2014). Molecular Pathways of Colorectal Carcinogenesis are Promising Mistery ?, 1–5. https://doi.org/10.4172/2157-2518.S10-003

Dong, Y., Sun, Q., & Zhang, X. (2017). PD-1 and its ligands are important immune checkpoints in cancer, 8(2), 2171–2186.

Dunn, G. P., Bruce, A. T., Ikeda, H., Old, L. J., & Schreiber, R. D. (2002). Cancer immunoediting : from immuno- surveillance to tumor escape. Nature Immunology, 3(11), 991–998. https://doi.org/10.1038/ni1102-991

Edge, S. B., & Compton, C. C. (2010). The american joint committee on cancer: The 7th edition of the AJCC cancer staging manual and the future of TNM. Annals of Surgical Oncology, 17(6), 1471–1474. https://doi.org/10.1245/s10434-010-0985-4

Ferlay, J., Soerjomataram, I., Dikshit, R., Eser, S., Mathers, C., Rebelo, M., … Bray, F. (2015). Cancer incidence and mortality worldwide : Sources , methods and major patterns in GLOBOCAN 2012, 386. https://doi.org/10.1002/ijc.29210

Fleming, M., Ravula, S., Tatishchev, S. F., & Wang, H. L. (2012). Colorectal carcinoma: Pathologic aspects. Journal of Gastrointestinal Oncology. https://doi.org/10.3978/j.issn.2078-6891.2012.030

Gooden, M. J. M., Bock, G. H. De, Leffers, N., Daemen, T., & Nijman, H. W. (2011). The prognostic influence of tumour-infiltrating lymphocytes in cancer : a systematic review with meta-analysis. British Journal of Cancer, 105(1), 93–103. https://doi.org/10.1038/bjc.2011.189

Guo, L., Lin, Y., & Kwok, H. F. (2017). The function and regulation of PD-L1 in immunotherapy. ADMET and DMPK, 5(3), 159. https://doi.org/10.5599/admet.5.3.442

Hassan, Z. M. (2015). Comparative Analysis of CD4+ and CD8+ T Cells in Tumor Tissues, Lymph Nodes and the Peripheral Blood from Patients with Breast Cancer, 19(January), 35–44. https://doi.org/10.6091/ibj.1289.2014

He, J., Hu, Y., Hu, M., & Li, B. (2015). Development of PD-1/PD-L1 Pathway in Tumor Immune Microenvironment and Treatment for Non-Small Cell Lung Cancer. Scientific Reports, 5(July), 1–9. https://doi.org/10.1038/srep13110

Hua, D., Sun, J., Mao, Y., Chen, L., Wu, Y., & Zhang, X. (2012). B7-H1 expression is associated with expansion of regulatory T cells in colorectal carcinoma, 18(9), 971–978. https://doi.org/10.3748/wjg.v18.i9.971

Page 112: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

91

Huszno, J., N., E. Z., Lange, D., K., Z., & Nowara, E. (2017). The association of tumor lymphocyte infiltration with clinicopathological factors and survival in breast cancer, 68(1), 26–32.

Hyuk, L. J. (2012). Prognostic Significance of Tumor-Infiltrating Lymphocytes for Patients With Colorectal Cancer. Archives of Surgery, 147(4), 366. https://doi.org/10.1001/archsurg.2012.35

Iseki, Y., Shibutani, M., Maeda, K., & Nagahara, H. (2018). A new method for evaluating tumor- infiltrating lymphocytes ( TILs ) in colorectal cancer using hematoxylin and eosin ( H-E ) - stained tumor sections, 1–12.

Jacques, F. F., Isabelle, S., R., D., S., E., C., M., M., R., … Bray. (2009). Colon and Rectum Cancer Staging. American Cancer Society, 1.

Jakubowska, K., Kisielewski, W., Kańczuga-Koda, L., Koda, M., & Famulski, W. (2017). Stromal and intraepithelial tumor-infiltrating lymphocytes in colorectal carcinoma. Oncology Letters, 14(6), 6421–6432. https://doi.org/10.3892/ol.2017.7013

Karwacz, K., Arce, F., Bricogne, C., Kochan, G., & Escors, D. (2012). PD-L1 co-stimulation, ligand-induced TCR down-modulation and anti-tumor immunotherapy, 1(1), 86–88. https://doi.org/10.1002/emmm.201100165.www.landesbioscience.com

Kawahara, T., Ishiguro, Y., Ohtake, S., Kato, I., Ito, Y., Ito, H., … Nakaigawa, N. (2018). PD-1 and PD-L1 are more highly expressed in high-grade bladder cancer than in low- grade cases : PD-L1 might function as a mediator of stage progression in bladder cancer, 1–6.

Keir, M. E., Butte, M. J., Freeman, G. J., & Sharpe, A. H. (2008). PD-1 and Its Ligands in Tolerance and Immunity. https://doi.org/10.1146/annurev.immunol.26.021607.090331

Kim, J. H., Park, H. E., Cho, N., Lee, H. S., & Kang, G. H. (2016). Characterisation of PD-L1-positive subsets of microsatellite-unstable colorectal cancers. Nature Publishing Group, 115(4), 490–496. https://doi.org/10.1038/bjc.2016.211

Koganemaru, S., Inoshita, N., Miura, Y., Miyama, Y., Fukui, Y., Ozaki, Y., … Takano, T. (2017). Prognostic value of programmed death-ligand 1 expression in patients with stage III colorectal cancer. Cancer Science, 108(5), 853–858. https://doi.org/10.1111/cas.13229

Koido, S., Ohkusa, T., Homma, S., Namiki, Y., Takakura, K., Saito, K., … Tajiri, H. (2013). Immunotherapy for colorectal cancer. World Journal of Gastroenterology, 19(46), 8531–8542.

Page 113: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

92

https://doi.org/10.3748/wjg.v19.i46.8531

Komite Penanggulangan Kanker Nasional, K. K. R. (Ed.). (2017). PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN KANKER KOLOREKTAL. Jakarta.

Kumar, V., Abbas, A. K., & Aster, J. C. (2015). Pathologic Basic of Disease. 9Ed. Philadelphia: Elsevier.

Lin, G., Fan, X., Zhu, W., Huang, C., Zhuang, W., & Xu, H. (2017). Prognostic significance of PD-L1 expression and tumor infiltrating lymphocyte in surgically resectable non-small cell lung cancer Patient characteristics, 8(48), 83986–83994.

Lynch, D., & Murphy, A. (2016). The emerging role of immunotherapy in colorectal cancer. Annals of Translational Medicine, 4(16), 305–305. https://doi.org/10.21037/atm.2016.08.29

Mahoney, K. M., Sun, H., Liao, X., Hua, P., Callea, M., & Freeman, G. J. (2016). Antibodies to the cytoplasmic domain of PD-L1 most clearly delineate cell membranes in immunohistochemical staining, 3(12), 617–632. https://doi.org/10.1158/2326-6066.CIR-15-0116.Antibodies

Masugi, Y., Nishihara, R., Yang, J., Mima, K., Da Silva, A., Shi, Y., … Ogino, S. (2017). Tumour CD274 (PD-L1) expression and T cells in colorectal cancer. Gut, 66(8), 1463–1473. https://doi.org/10.1136/gutjnl-2016-311421

Mei, Z., Liu, Y., Liu, C., Cui, A., Liang, Z., Wang, G., … Li, C. (2014). Tumour-infiltrating inflammation and prognosis in colorectal cancer : systematic review and meta-analysis, (February), 1595–1605. https://doi.org/10.1038/bjc.2014.46

Mescher, A. L. (2013). Junqueira’s Basic Histology, Text and Atlas 13th Ed. McGraw Hill Education.

Mo, Z., Liu, J., Zhang, Q., Chen, Z., Mei, J., Liu, L., … You, Z. (2016).

Expression of PD ‑ 1 , PD ‑ L1 and PD ‑ L2 is associated with

differentiation status and histological type of endometrial cancer, 944–950. https://doi.org/10.3892/ol.2016.4744

Nishikawa, H., & Sakaguchi, S. (2010). Regulatory T cells in tumor immunity, 767, 759–767. https://doi.org/10.1002/ijc.25429

Overman, M. J., Ernstoff, M. S., & Morse, M. A. (2018). Where We Stand With Immunotherapy in Colorectal Cancer : Toxicity Management, 239–247.

Pan, Z., Ye, F., Wu, X., An, H., & Wu, J. (2015). Clinicopathological and

Page 114: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

93

prognostic significance of programmed cell death ligand1 ( PD-L1 ) expression in patients with non-small cell lung cancer : a meta-analysis, 1(3), 462–470. https://doi.org/10.3978/j.issn.2072-1439.2015.02.13

Parcesepe, P., Giordano, G., Laudanna, C., Febbraro, A., & Pancione, M. (2016). Cancer-Associated Immune Resistance and Evasion of Immune Surveillance in Colorectal Cancer. Gastroenterology Research and Practice, 2016. https://doi.org/10.1155/2016/6261721

Pardoll, D. M. (2016). The blockade of immune checkpoints in cancer immunotherapy, 12(4), 252–264. https://doi.org/10.1038/nrc3239.The

Passardi, A., Canale, M., Valgiusti, M., & Ulivi, P. (2017). Immune checkpoints as a target for colorectal cancer treatment. International Journal of Molecular Sciences, 18(6). https://doi.org/10.3390/ijms18061324

Phillips, T., Simmons, P., Inzunza, H. D., Cogswell, J., Novotny, J., Taylor, C., & Zhang, X. (2015). Development of an Automated PD-L1 Immunohistochemistry (IHC) Assay for NonSmall Cell Lung Cancer, (August). https://doi.org/10.1097/PAI.0000000000000256

Rosenbaum, M. W., Bledsoe, J. R., Morales-Oyarvide, V., Huynh, T. G., & Mino-Kenudson, M. (2016). PD-L1 expression in colorectal cancer is associated with microsatellite instability, BRAF mutation, medullary morphology and cytotoxic tumor-infiltrating lymphocytes. Modern Pathology, 29(9), 1104–1112. https://doi.org/10.1038/modpathol.2016.95

Rozek, L. S., Schmit, S. L., Greenson, J. K., Tomsho, L. P., Rennert, H. S., Rennert, G., & Gruber, S. B. (2016). Tumor-Infiltrating lymphocytes, Crohn’s-like lymphoid reaction, and survival from colorectal cancer. Journal of the National Cancer Institute, 108(8), 1–8. https://doi.org/10.1093/jnci/djw027

S.R. Hamilton, F.T. Bosman, P.Boffetta, M.Ilyas, H. M. (2010). World Health Organization Classification Tumours of the Digestive System.

Salgado, R., Denkert, C., Demaria, S., Sirtaine, N., Klauschen, F., Pruneri, G., … Loi, S. (2015). The evaluation of tumor-infiltrating lymphocytes (TILS) in breast cancer: Recommendations by an International TILS Working Group 2014. Annals of Oncology, 26(2), 259–271. https://doi.org/10.1093/annonc/mdu450

Salima, S., Gandamihardja, S., & Harsono, A. L. I. B. (2016). Korelasi antara Ekspresi Tumor Infiltrating, (38), 43–47.

Schneider, N. I., & Langner, C. (2014). Prognostic stratification of

Page 115: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

94

colorectal cancer patients : current perspectives, 291–300.

Shi, F., Chang, H., Zhou, Q., Zhao, Y.-J., Wu, G.-J., & Song, Q.-K. (2018). Distribution of CD4 + and CD8 + exhausted tumor- infiltrating lymphocytes in molecular subtypes of Chinese breast cancer patients, 6139–6145.

Shi, S., Wang, L., Wang, G., Guo, Z., Wei, M., & Meng, Y. (2013). B7-H1 Expression Is Associated with Poor Prognosis in Colorectal Carcinoma and Regulates the Proliferation and Invasion of HCT116 Colorectal Cancer Cells, 8(10), 1–11. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0076012

Smith, H. A., & Kang, Y. (2014). The Metastasis-Promoting Roles of Tumor-Associated Immune Cells (Vol. 91). https://doi.org/10.1007/s00109-013-1021-5.The

Stewart, S. L., Wike, J. M., Kato, I., Lewis, D. R., & Michaud, F. (2006). A population-based study of colorectal cancer histology in the United States, 1998-2001. Cancer, 107(SUPPL.), 1128–1141. https://doi.org/10.1002/cncr.22010

Sun, X., Suo, J., Yan, J., & Crc, H. (2016). 2016 Colorectal Cancer : Global view Immunotherapy in human colorectal cancer : challenges and prospective, 22(28), 6362–6372. https://doi.org/10.3748/wjg.v22.i28.6362

Sunshine, J. C., Nguyen, P. L., Kaunitz, G. J., Cottrell, T. R., Berry, S., Esandrio, J., … Taube, J. M. (2017). PD-L1 Expression in Melanoma : A Quantitative Immunohistochemical Antibody Comparison, (12), 1–8. https://doi.org/10.1158/1078-0432.CCR-16-1821

Valentini, A. M., Pinto, F. Di, Cariola, F., Guerra, V., Caruso, M. L., & Pirrelli, M. (2018). PD-L1 expression in colorectal cancer defines three subsets of tumor immune microenvironments, 9(9), 8584–8596.

Wang, L., Ren, F., Wang, Q., Baldridge, L. A., Monn, M. F., Fisher, K. W., … Cheng, L. (2016). Significance of Programmed Death Ligand 1 (PD-L1) Immunohistochemical Expression in Colorectal Cancer. Molecular Diagnosis & Therapy, 20(2), 175–181. https://doi.org/10.1007/s40291-016-0188-1

Wang, X., Teng, F., Kong, L., & Yu, J. (2016). PD-L1 expression in human cancers and its association with clinical outcomes, 5023–5039.

WHO. (2014). Indonesia, cancer country profiles, 22–23.

Yao, W., He, J., Yang, Y., Wang, J., Qian, Y., Yang, T., & Ji, L. (2017). The Prognostic Value of Tumor- infiltrating Lymphocytes in

Page 116: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

95

Hepatocellular Carcinoma : a Systematic Review and Meta- analysis. Scientific Reports, (July), 1–11. https://doi.org/10.1038/s41598-017-08128-1

Zou, W. (2005). IMMUNOSUPPRESSIVE NETWORKS IN THE TUMOUR ENVIRONMENT AND THEIR THERAPEUTIC RELEVANCE, 5(April). https://doi.org/10.1038/nrc1586

Page 117: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

96

Page 118: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

TILs PD-L1

No. No.Slide H-E

Blok Umur (tahun)

Jenis

Kelamin

Persentase area TILs Lokasi Derajat diferensias

i

Low (0-10%)

Moderate (20-40%)

High (50-90%)

Skor 0 (<5%)

Skor 1 (5-49%)

Skor 2 (≥50%)

Negatif Positif Positif

1 P14.2424 + 81 L 60,40,50,50,50 = 50% rektum sedang 50% sedang

2 P14.2678 (3) + 46 P 10,10,5,5,10 = 8% rektum sedang 10% sedang

3 P14.3227 (I) + 49 P 40,10,5,2,2 = 12% colon baik 10% lemah

4 P14.3681 (3) + 58 L 30,25,20,10,5 = 18% colon sedang 20% lemah

5 P14.3405 + 77 L 60,60,50,60,60 =58% rektum baik 60% -

6 P14.3323 (3) + 55 P 50,60,50,50,60 = 55% rektum baik 55% -

7 P14.2824 (3) + 71 P 70,60,50,60,40 = 56% caecum sedang 60% -

8 P14.3581(2) + 65 P 40,10,20,5,5 = 16% rektum sedang 20% sedang

9 P14.3656(2) + 56 L 10,10,10,10,5 = 9% rektum sedang 10% sedang

10 P15.2189 A + 68 P 10,5,5,10,10 = 8% Colon buruk 10% lemah

11 P15.1761 + 45 L 10,10,10,5,10 = 9% colon buruk 10% lemah

12 P15.1744(1) + 67 P 10,10,5,5,10 = 8% rektum sedang 10%

13 P15.1813(I2) + 49 L 10,40,10,30,25 =23% rektum sedang 25% lemah

14 P15.3104(1) + 64 L 40,40,10,10,5 = 21% rektum buruk 20% lemah

15 P15.2661(A) + 68 L 30,5,5,10,5 = 11% rektum sedang 10% lemah

16 H15.802(IA) + 24 P 5,5,10,5,10= 7% colon sedang 10%

17 P15.3243 A + 42 P 20,15,5,10,5 =11% >>PMN rektum baik 10% lemah

18 P15.2745(2A) + 52 P 45,60,50,60,60 =55% rektum sedang 55% lemah

19 H15.457 - 61 P 30,30,40,20,20 =28% colon jelek 30%

20 P15.3596 (IA) + 60 L 10,20,5,10,`15 =12% rektum sedang 10% sedang

21 P15.3571 A + 29 L 10,10,20,50,20 = 22% colon sedang 20% lemah

22 P15.3568 A + 37 L 10,10,10,20,20 = 14% colon sedang 15% lemah

23 P15.3686 A + 45 P 40,10,5,5,15 = 15% colon buruk 15% lemah

24 P15.3530 B + 58 P 5,5,10,5,10= 7% rektum baik 10% sedang

25 P15.3760 B + 43 P 30,50,30,40,40 = 38% rektum sedang 40% kuat

26 P15.3761(1) + 54 L 20,50,20,20,40 = 30% colon sedang 30% kuat

27 P15.3985 B +→ - 60 P 70,20,30,30,40 = 38% colon baik 40%

28 P15.4229 A + 76 L 5,5,30,5,10 = 11% rektum sedang 10% kuat

29 P15.4170 Ia + 75 P 20,30,50,30,50 = 36% rektum sedang 40% kuat

30 P15.4101 4A + 46 L 5,20,10,5,20 = 12% colon sedang 10% lemah

31 P15.1120(5) +→ - 55 P 50,60,40,50,40 = 48% caecum baik 50%

32 P15.2409 A + 54 L 10,5,5,5,10 = 7% rektum baik 10% lemah

Page 119: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

33 P16.0990 IB + 52 P 20,30,10,20,10 = 18% rektum sedang 20% sedang

34 P16.1041 B + 60 L 20,10,30,20,30 = 22% rektum baik 20% lemah

35 P16.1120 B + 63 P 20,40,30,40,50 = 36% rektum baik 40% sedang

36 P16.1181 IA + 36 L 50,10,40,5,20 = 25% colon sedang 25% lemah

37 P16.1584 IA + 52 P 45,45,50,50,40 =46% rektum sedang 50% sedang

38 P16.1976 B + 68 L 40,30,40,20,30 =32% rektum sedang 30% lemah

39 P16.2070 A + 68 L 50,20,30,50,10 = 32% colon sedang 30% kuat

40 P16.2315 (1) + 69 L 50,40,40,50,50 = 46% rektum sedang 50% sedang

41 P16.2325 IA + 65 P 10,10,10,5,5 = 8% Sigmoid baik 10% kuat

42 P16.2543 + 38 L 10,10,10,20,5 =11% rektum sedang 10% kuat

43 P16.2587 B + 43 P 50,50,60,30,40 =46% rektum sedang 50% sedang

44 P16.2643 B + 51 P 20,10,10,5,10 = 11% sigmoid sedang 10% lemah

45 P16.2742 IA + 53 L 20,30,30,30,30 = 28% colon sedang 30% kuat

46 P16.2796 IID + 63 L 20,10,10,5,20 = 13% colon sedang 15% sedang

47 P16.3077 A + 46 P 10,5,5,20,10 = 10% rektum sedang 10% lemah

48 H15.008 IIA + 54 P 10,10,5,5,10 = 8% colon baik 10% kuat

49 P16.0520 B + 52 P 5,5,10,10,10 = 8% colon sedang 10% lemah

50 P16.2639 B + 52 P 30,10,30,20,20 = 22% rektum baik 20% sedang

51 H15.096 - 65 P 10,10,5,10,5 = 8% rektum sedang 10%

52 H16.440 + 62 L 30,20,20,10,10 = 18% rektum baik 20% lemah

53 P15.3968 A + 49 L 60,40,50,50,50 = 50% rektum sedang 50%

54 P15.4269 A + 74 L rektum baik 10%

55 P14.2487 - 46 P 10,10,40,20,10 =18% rektum baik 20%

56 P14.3128 - 57 P 25,5,5,5,10 = 10% rektum baik 10%

57 P14.2450 - 67 L 60,50,50,50,40 = 50% colon baik 50%

58 P14.3543 - 52 P 60,50,50,40,60= 52% colon sedang 50%

59 P14.3895 A + 48 P 60,40,30,20,40 = 38% rektum sedang 40% -

60 P14.3466 - 40 P 60,50,40,50,40 = 48% rektum jelek 50%

61 P14.4755 - 54 P 10,40,10,5,5 = 14% colon sedang 15%

62 P15.3603 - 58 P 20,10,10,5,5 = 10% rektum sedang 10%

63 P15.2174 - 83 L 50,40,40,30,50 = 42% rektum sedang 40%

64 P16.1712 - 84 L 10,5,5,10,5 = 7% rektum sedang 10%

65 H15.435 - 59 P 10,5,20,10,5 = 10% colon sedang 10%

66 P16.2746 - 42 L 50,40,40,50,50= 46% colon sedang 50%

67 P16.3190 - 58 L 70,60,50,50,60= 58% colon sedang 60%

68 P16.2741 - 59 P 50,30,20,30,20 = 30% rektum sedang 30%

69 H14.744 IA + 47 P 10,30,30,20,10 = 20% rektum baik 20% lemah

70 H15.054 A + 74 L 5,10,10,20,5 = 8% rektum sedang 10% sedang

71 H15.270 B + 51 L 30,10,5,5,10 = 12% colon jelek 10%

72 H15.393 B + 69 P 50,40,50,30,40 = 42% colon sedang 40%

73 H15.426 - 64 P 50,40,30,10,20 = 30% rektum sedang 30%

Page 120: HUBUNGAN EKSPRESI PROGRAMMED DEATH-LIGAND 1 (PD L1) …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · karya akhir hubungan ekspresi programmed death-ligand 1 (pd-l1) dengan derajat

74 H16.0469 + 58 P 10,40,30,20,30 = 26% rektum sedang 30%

75 H16.0499 B + 58 L 5,10,5,10,20= 10% rektum baik 10% sedang

76 H16.0571 B + 58 P 5,10,5,5,10= 7% colon sedang 10%

77 H16.0869 A + 57 L 20,40,30,10,10 = 22% rektum sedang 20% sedang

78 H16.0960 A + 49 P 40,50,30,50,40= 42% rektum baik 40% kuat

79 H16.0970 B + 42 L 50,40,20,10,10= 26% caecum baik 30%

80 H16.0994 A + 58 P 5,10,5,5,10 =7% rektum sedang 10%

81 P14.0513 (3) + 72 P 50,40,10,20,30 = 30% colon sedang 30%

82 P14.0710 (1) + 79 L 40,30,10,10,5 = 19% colon sedang 20%

83 P14.0764 (3) + 57 L 60,50,40,40,50 = 48% colon sedang 50%

84 P14.0880 (3) + 57 L 20,30,20,40,20 =26% colon sedang 30%

85 P14.1181 (3) + 48 L 40,30,30,40,30 =34% colon sedang 35%

86 P14.1384 (3) + 76 L 20,10,10,5,5 = 10% colon sedang 10%

87 P14.1775 (3) + 42 P 50,50,40,50,40 = 46% colon sedang 50%

88 P14.1898 (3) + 65 L 20,40,10,10,5= 17% colon sedang 20%

89 P14.1978 (3) + 54 L 40,30,10,5,10 = 19% colon sedang 20%

90 P14.2183 (3) + 66 P 50,60,50,40,50 = 50% colon sedang 50%

91 P15.1436 (3) + 69 P 50,40,20,40,30 = 36% rectum sedang 40%

92 P15.0300 (3) - 69 P rectum sedang 20%

93 P15.0322 (3) - 56 L rectum jelek 10%

94 P15.1433 (1) - 73 L 20,10,10,10,20 = 15% rectum sedang 15%

95 P15.0529 (3) + 70 L 20,20,40,10,10 = 20% rectum jelek 20%

96 P15.0576 (2) + 63 P 40,40,20,20,40 = 32% rectum sedang 30%

97 P15.0313 (3) + 49 P 40,30,40,10,20 =32% caecum sedang 30%

98 P15.0959 (1) - 36 P 40,30,30,20,30 = 30% rectum baik 30%

99

100