hubungan ilmu dengan etika ppt
DESCRIPTION
hubungan ilmu dengan etikaTRANSCRIPT
HUBUNGAN ILMU DENGAN ETIKA
OLEHKELOMPOK 1
PENDAHULUAN Etika merupakan cabang aksiologi
yang pada pokoknya membicarakan masalah predikat-predikat nilai “betul” (“right”) dan “salah” (“wrong”) dalam arti “susila” (“moral”) dan “ tidak susila” (“immoral”). Menurut Robert C. Solomon dalam Etika: Suatu Pengantar,
etika adalah bagian filsafat yang meliputi hidup baik, menjadi orang baik, dan menginginkan hal-hal yang baik dalam hidup
Ilmu adalah sesuatu yang ‘bebas nilai’. Mengapa? Karena manusia. Manusia yang bersungguh-sungguh mengkaji dan berusaha mengembangkan ilmu, akan menganggap nilai -bagian dari etika- sebagai salah satu penghambat. Dalam Zubair (2002:72), upaya manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus sebagai simbol dari otonomi manusia itu sendiri
PENDAHULUAN (Lanjt)
RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang terssebut, maka dapat dirumuskan masalah yaitu kaitan antara etika dengan ilmu
TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan dan manfaat ialah untuk mengetahui hubungan etika dengan
ilmu beserta perkembangannya
PEMBAHASAN1. Pertentangan Ontologis: Ilmuan dan
Gereja Copernicus (1473-1543) dan kemudian diteruskan
oleh Galileo (1564-1642), berteori tentang “bumi berputar mengelilingi matahari”, bukan
sebaliknya seperti yang diyakini dalam ajaran gereja. Agama (gereja) adalah mata air sebagian besar tatanan moral dalam pengertian metafisik menentang pernyataan Copernicus itu. Perbedaan pendapat antara ilmuan dan kalangan gereja ini menandai babak dimulainya pertentangan antara ilmu pengetahuan dan agama. Galileolah yang kemudian menjadi tumbal pada puncak pertentangan ini ketika menghadapi pengadilan agama agar ia mencabut pernyataannya bahwa bumi mengelilingi matahari.
2. Otonomi Pengembangan Ilmu
Berkat otonomi ini pula, ilmuan dapat berekspansi melalui proses-proses
ontologis sehingga melahirkan berbagai ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan ini dibangun atas dasar kajian-kajian epistemologis terhadap obyek-obyek pengetahuan yang dilahirkan oleh proses ontologis sebelumnya. Ilmu pengetahuan berkembang pesat pada tahap ini, karena berbagai macam metode ilmiah untuk mendapatkan pengetahuan, dikembangkan dikembangkan terus oleh para ilmuan.
3. Tingkatan Aksiologi Pengetahuan
Dalam filsafat ilmu, menurut Bertrand Russel, tahap ini disebut juga tahap manipulasi. Dalam tahap ini, ilmu tidak saja bertujuan menjelaskan gejala- gejala alam untuk tujuan pengertian dan pemahaman ontologi
dan epistemologi), melainkan juga untuk memanipulasi faktor-faktor yang terkait dengan alam untuk mengontrol dan mengarahkan proses-proses alam yang terjadi
4. Pertentangan Aksiologis: Ilmuan dan Humanis
Kalangan humanis kemudian mengajukan sejumlah pertanyaan etis yang penting. Antara lain pertanyaan itu adalah: untuk
apa sebenarnya ilmu harus dipergunakan? Dimanakah batas ilmu harusnya berkembang? Namun pertanyaan ini tidak urgen bagi ilmuan dan tidak merupakan tanggung jawab bagi perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri. Penelaahan tujuan ilmu pengetahuan itu dikembangkan dan diterapkan, untuk tulisan penerapan hasil-hasil ilmu pengetahuan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan penghidupan manusia
5. Aspek Etika (Moral) Ilmu Pengetahuan
Ketika manusia memanfaatkan ilmu pengetahuan untuk tujuan praktis, mereka dapat saja hanya memfungsikan “id”-nya, sehingga dapat dipastikan bahwa manfaat pengetahuan mungkin diarahkan untuk hal-hal yang destruktif. Milsanya dalam pertarungan antara id dan ego, dimana ego
kalah sementara super-ego tidak berfungsi optimal, maka tentu—atau juga nafsu angkara murka yang mengendalikan tindak manusia menjatuhkan pilihan dalam memanfaatkan ilmu pengetahuan—amatlah nihil kebaikan yang diperoleh manusia, atau malah mungkin kehancuran
PENUTUTUP Dari uraian di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa Etika dan ilmu mempunyai relasi dalam kedirian masing-masing. Etika jelas memiliki pengaruh dalam eksistensi apa yang disebut ilmu. Sebelum analisis lebih lanjut, perlu sedikit dijelaskan apa sebenarnya etika itu. Etika merupakan cabang aksiologi yang pada pokoknya membicarakan masalah predikat- predikat nilai “betul” (“right”) dan “salah” (“wrong”) dalam arti “susila” (“moral”) dan “tidak susila” (“immoral”).
TERIMA KASIH