hubungan intensitas bimbingan orang tua...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA
DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DI MI NUR ASHOLIHAT
LENGKONG WETAN SERPONG
SKRIPSI
Disusun Sebagai Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Stara Satu
(S-1) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
oleh :
SITI NOVY PEBRYANTI
NIM 109018300041
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H / 2014 M
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Siti Novy Pebryanti
NIM : 109018300041
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Alamat : Kp Tegal RT/RW 015/003 Ds Kedung dalem Kec Mauk
Tangerang
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Hubungan Intensitas Bimbingan Orang tua
dengan Hasil Belajar Siswa di MI Nur As-Sholihat Lengkong Wetan
Serpong. Adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
Nama pembimbing I : Mu’arif SAM, M.Pd
NIP : 19650717 199403 1 005
Nama pembimbing II : Nuryani, MA
NIP : 19820628 200912 2 003
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, 03 Mei 2014
Yang menyatakan
Siti Novy Pebryanti
i
ABSTRAK
SITI NOVY PEBRIYANTI, NIM 109018300041, Hubungan Intensitas
Bimbingan Orang tua dengan Hasil Belajar Siswa di MI Nur As-Sholihat
Lengkong Wetan Serpong.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan intensitas bimbingan
orang tua dengan hasil belajar siswa di MI Nur As-Sholihat Lengkong Wetan
Serpong. Penelitian ini dilakukan di MI Nur As-Sholihat Lengkong Wetan Serpong.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survey dengan teknik
korelasional untuk mencari hubungan antara variabel intensitas bimbingan orang tua
dengan variabel hasil belajar siswa. Hasil uji hipotesis dengan korelasi product
moment menunjukkan angka 0.70-0.90 yang berarti bahwa ada hubungan antara
intensitas bimbingan orang tua dengan hasil belajar siswa di MI Nur As-Sholihat
pada kelas IV, V, & VI.
Kata kunci : Intensitas Bimbingan Orang tua dan Hasil belajar.
ABSTRAK
SITI NOVY PEBRIYANTI, NIM 109018300041, Hubungan Intensitas Bimbingan Orang
tua dengan Hasil Belajar Siswa di MI Nur As-Sholihat Lengkong Wetan Serpong.
This study aims to determine the relationship of the intensity of parental guidance with
student learning outcomes in MI Nur As-Sholihat Lengkong Wetan Serpong. This research was
conducted in MI Nur As-Sholihat Lengkong Wetan Serpong. The method used in this study is a
survey method with a correlation technique to find the relationship between the intensity of the
parental variables with the variables of student learning outcomes. The results of the hypothesis
testing showed the product moment correlation 0.70-0.90 which means that there is a
relationship between the intensity of parental guidance with student learning outcomes in MI Nur
As-Sholihatin.
Keywords: Intensity Guidance Parents and learning outcomes.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Shawalat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada junjungan alam Nabi
Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan kepada pengikut-Nya yang selalu teguh dan
setia dalam mengikuti dan mengamalkan ajaran-Nya.
Skripsi yang berjudul “Hubungan Intensitas Bimbingan Orang tua dengan Hasil
Belajar siswa di MI Nur As-Sholihat Lengkong Wetan Serpong” ditulis untuk
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan yang baik ini,
izinkanlah penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada
semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah memberikan bantuan dan dorongan
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ketua dan Sekretaris Jurusan KI-PGMI FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Muarif SAM, Mpd, dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan
waktu dan kemudahan selama proses bimbingan serta memberikan saran serta
dukungan kepada penulis selama pembuatan skripsi ini.
4. Nuryani, MA, dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dan
kemudahan selama proses bimbingan serta memberikan saran serta dukungan
kepada penulis selama pembuatan skripsi ini.
5. Dosen penguji I Dr, Fauzan, MA yang telah meluangkan waktu dan kemudahan
selama proses bimbingan.
6. Dosen penguji II Dindin Ridwanudin, M.Pd yang telah meluangkan waktu dan
kemudahan selama proses bimbingan
iii
7. Seluruh Dosen dan staf Jurusan KI-PGMI dan FITK UIN Sayrif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan segenap ilmu dan keahlian kepada penulis serta
turut melancarkan usaha pembuatan skripsi ini sebagai syarat menyelesaikan
S1.
8. Kepada kedua orang tuaku tercinta dan tersayang, terima kasih atas segala doa
dan dorongan yang tak mungkin dapat aku nilai kecuali dengan cinta dan maaf
jika selama ini belum bisa menjadi anak yang baik. Semua ini aku
persembahkan untuk kalian.
9. Kepada suamiku tercinta, terima kasih atas doa dan dorongan yang tak mungkin
dapat aku nilai dengan cinta dan maaf jika selama ini belum bisa menjadi istri
yang baik. Semua ini aku persembahkan untuk suamiku dan anakku.
10. Saudara-saudaraku: Ayu, Indri, Ziah, dan Izik, terima kasih kalian telah
menghiburku.
11. Sahabat-sabahatku KI-PGMI angkatan 2009 yang tak bisa disebutkan satu
persatu, yang tak pernah letih menjaga silatuhrahmi , semoga silatihrahmi yang
selama ini erjalin erat tetap terjaga untuk selamanya.
12. Semua pihak yang turut membantu selama perkuliahan dan penyelesaian studi
penulis.
Semoga ALLAH SWT membalas kebaikan seluruh pihak yang terlibat dalam
penyusunan skripsi ini dengan limpahan dan rahmat dan kasih sayang-Nya. Peneliti
menyedari bahwa terdapat cacat dan cela dalam karya ini, untuk itu peneliti mohon
maaf atas segala kekurangan didalamnya dan senantiasa berharap karya ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca.
Jakarta, 03 Mei 2014
Penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENYATAAN PENULIS
LEMBAR PENGESAHAN PENULIS
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
ABSTRAK ……………………………………………………...………………… i
KATA PENGANTAR …………………………………………………..……….. ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………….……….. iv
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………….………………. vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………….………………. 1
B. Identifikasi Masalah ………..……………………………………. 8
C. Pembatasan Masalah ……………………..……………………… 8
D. Perumusan Masalah ……………………………………………. 8
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………………………. 8
F. Kegunaan Penelitian …………………………………………….. 9
BAB II KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori …………………………………………………….. 10
1. Hasil Belajar ………………………………………….………… 10
2. Intensitas Bimbingan Orang tua ……………….…………… 19
3. Kerangka Berpikir …………………………….………………. 28
B. Hasil Yang Relevan …………………………………………….. 29
C. Hipotesis Penelitian …………………………………….………. 30
v
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………….….. 31
B. Metode Penelitian ……………………………………………...……… 31
C. Populasi dan Sampel …………………………………………….. 32
D. Teknik Pengumpulan Data ……………………………….…….. 32
E. Kisi-kisi Instrumen Intensitas Bimbingan Orang tua dalam hasil belajar
siswa ……………………………………………………..……… 33
F. Uji validitas dan Reliabilitas Instrumen …………………………….. 34
G. Teknik Analisis Data ……………………………………...……… 37
H. Hipotesis Penelitian …………………………………...………… 38
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek PEnelitian …………………………………… 39
1. Gambaran MI Nur As-Sholihat ………………..…………… 39
2. Keadaan Guru dan Karyaawan …………………………………….. 39
3. Keadaan Siswa MI Nur As-Sholihat …………………………….. 41
B. Deskripsi Data ……………………………………………………. 41
1. Data Hasil Belajar Siswa ……………..……………………… 41
2. Data Intensitas Bimbingan Orang tua ……………………………. 45
C. Analisis Data …………………………………………………… 48
1. Uji Prasyarat ……………………………………………………. 48
2. Pengujian Hipotesis …………………………….……………… 53
D. Pembahasan ……………………………………..……………… 58
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan …………………………………………………….. 60
B. Saran …………………………………………………………….. 60
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………...……………… 62
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Angket intensitas Bimbingan Orang tua …...……….……………. 64
Lampiran 2: Nilai MID semester II kelas IV, V, & V ....…..……………………. 69
Lampiran 3: Hasil Uji Validitas ….………………………..………………….. 72
Lampiran 4: Distribusi Frekuensi Tentang Intensitas Bimbingan Orang tua …….. 73
Lampiran 5: Perhitungan Untuk Mperoleh Koefisien Korelasi Antara Intensitas
Bimbingan Orang tua Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa………….. 76
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan
merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui
proses pembelajaran. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa warga Negara berhak mendapat
pedidikan, dan ayat (3) menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu system pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan
dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa
yang di atur dengan Undang-Undang.1 Pendidikan merupakan sarana mutlak yang
dipergunakan untuk mewujudkan masyarakat madani yang mampu menguasai,
mengembangkan, mengendalikan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Pendidikan secera sederhana, dapat merujuk pada Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI). Pendidikan adalah merupakan proses pengubahan sikap dan tat
laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
uapaya pengajaran dan pelatihan. Dari pengertian KBBI terlihat bahwa melalui
pendidikan: satu, orang ,mengalami perubahan sikap dan tata laku; dua, orang
berpsroses menjadi dewasa, menjadi matang dalam sikap dan tata laku; tiga,
proses pendewasaan ini dilakukan melalui upaya pengajaran dan pelatihan.2
Pendidikan merupaka proses, cara, dan perbuatan mendidik.
Pendidikan berasal dari kata “didik” lalu kata ini mendapat awalan me
sehingga menjadi “mendidik” artinya memelihara dan member latihan. Dalam
memelihara dan memebri latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan
pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. “Pendidikan” dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahnun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006)
h 47 2 Damsar. Pengantar Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2011) h. 8
2
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan. Dalam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat
diartikan sebagai proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang
memeroleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai
dengan kebutuhan.3
Pendidikan adalah: usaha secara langsung sengaja dari orang dewasa untuk
dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedwasaan yang selalaudi artikan
mampu menimnulkan tanggung jawab moril dari segala perbuatannya. Orang
dewasa itu adalah orang tua si anak atau orang tua atas dasar tugas dan
kedudukannya dalam kewajiban untuk mendidik misalnya guru disekolah, kiai
dalam lingkungan keagamaan, kepala-kepala asrama dan sebagainya. Segala
pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang
hidup. Pendidikan juga merupakan suatu ilmu terapan yaitu terapan dari ilmu atau
disiplin, pendidikan juga merupaka suatu bidang studi, dalam bidang studi
tersebut yaitu teori pendidikan yang dikembangkan.
Pendidikan juga pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai
lembaga pendidikan formal, dan segala pengaruh yang diupayakan sekolah
terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai
kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan
dan tugas-tugas social mereka.4usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,
masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan,
yang berlangsung disekolah untuk mempersiapkan perserta didik agar dapat
memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup di masa yang akan datang.
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik untuk
kehidupan. Pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada
segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh
segenap kegiatan pendidikan. Proses pendidikan merupakan kegiatan mobilitas
segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan
3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan (Bandung,: PT remaja Rosdakarya,2010), h.10
3
pendidikan. Adapun tujuan utama pengelolaan proses pendidikan yaitu terjadinya
proses belajar dan pengalaman belajar yang optimal.5
Tujuan pendidikan adalah pertumbuhan, tujuan pendidikan adalah tidak
terbatas pada pengembangan kemampuan, tujuan pendidikan adalah sama dengan
tujuan hidup atau mempersiapkan hidup. Dalam arti sederhana pendidikan dapat
diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan
nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan. Selanjutnya pendidikan dapat
diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang
lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang
lebih tinggi.
Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam
segala lingkungan dan sepanjang hidup.6 Pendidikan juga merupakan suatu ilmu
terapan yaitu terapan dari ilmu atau disiplin, pendidikan juga merupaka suatu
bidang studi, dalam bidang studi tersebut yaitu teori pendidikan yang
dikembangkan.
Adapun unsur-unsur proses pendidikan siswa berstatus sebagai subjek
didik. Menyebutkan demikian oleh karena peserta didik adalah subjek atau pribadi
yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya individu yang memiliki potensi
fisik dan psikis, sehingga merupakan insan yang unik, individu yang sedang
berkembang, individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan
manusiawi, individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri. Guru adalah
orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran
peserta didik. Materi pendidikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun
diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. lingkungan keluarga
merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah
anak pertama-tama mendapat didikan dan bimbingan. Tugas utama dari keluarga
bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan. Lingkungan
5 Budhi Rachman. “Pengertian dan Unsur-unsur Pendidikan,” www://calon-
guru.blogspot.com/.html, kamis 17102013 10.52
6 Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Raja grafindo persada, 2002), h. 3
4
sekolah merupakan bagian dari pendidikan dalani keluarga, yang sekaligus juga
merupakan lanjutan dari pendidikan dalam keluarga. Di samping itu, kehidupan di
sekolah adalah jembatan bagi anak yang menghubungkan kehidupan dalam
keluarga dengan kehidupan dalam masyarakat kelak. Lingkungan masyarakat
merupakan lingkungan ketiga setelah keluarga dan sekolah. Pendidikan yang
dialami masyarakat ini, telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu
setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah.
Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut tampak lebih luas.
Bimbingan orang tua sangat , peting bagi perkembangan pribadi anak, adanya
motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua dan
anak. Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi
kedudukan orang tua terhadap keturunannya.
Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga yang pada gilirannya
akan menjadi tanggung jawab masyarakat, bangsa dan Negara. Memelihara dan
membesarkan anak. Memberi pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan
dan keterampilan yang berguna bagi kehidupan anak kelak.7
Pendidikan sering dimaknai sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan
dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan, baik potensi jasmani amaupun
potensi rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan
kebudayaan.8
Menurut Suwarno dalam buku ilmu pendidikan Hj.Zurinal Z berpendapat
pendidikan dikenal dengan istilah educate atau to educate yang berarti
mengeluarkan sesuatu yang berada didalam atau memperbaikimoral dan melatih
intelektual. Menurut john Dewey dalam buku ilmu pendidikan Hj.Zurinal Z
berpendapat pendidikan sebagai rekontruksi atau reorganisasi pengalaman agar
lebih bermakna, sehingga pengalaman tersebut dapat mengarahkan pengalaman
yang didapat berikutnya.
7AdiMiraha. “Lingkungan Pendidikan,”www:kmplnmakalah.blogspot.com/2013/01/.html
rabu 10.52 8 Hj. Zurinal Z, Ilmu Pendidikan pengantar dan dasar-dasar pelaksanaan pendidikan,
(Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h.1
5
Ilmu pendidikan pendidikan adalah proses pengemganagn potensi,
kemampuan dan kapasitas, kemudian disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan
yang baik, didukung dengan alat (media) yang disusun sedemikian rupa, sehingga
pendidikan dapat digunakan untuk menolong orang lain atau dirinya sendiri dalam
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan dengan tuntunan bagi
pertumbuhan anak-anak,. Hal ini berarti dalam pendidikan adalah upaya
menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada diri anak-anak agar mereka
menjadi manusia dan anggota masyarakat yang mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Para ahli didik umumnya menyatakan
bahwa pendidikan dalam keluarga/orang tua merupakan pendidikan yang pertama
dan utama.Karena dilembaga inilah anak mendapatkan pendidikan yang pertama
kali.
Fungsi dan peranan orang tua dalam memberikan dorongan dan bimbingan
kepada anaknya yang berupa contoh teladan yang bagus/baik.9 Juga dikatakan
lingkungan yang utama karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah dalam
keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah
dalam keluarga.
Didalam pasal 1 UU perkawinan nomer 1 tahun 1974. Dinyatakan bahwa
perkawinan adalah ikatan lahir dan batin antara seorang pria dan wanita sebagai
suamu istri dengan tujuan membentuk kaluarga yang bahagia dan sejahtera,
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Easa. Anak yang lahir dari perkawinan ini
adalah anak yang sah dan menjadi hak dan tanggung jawab kedua orang tuannya
memelihara dan mendidiknya dengan sebaik-baiknya. Kewajiban orang tua
mendidik anak ini terus berlanjut samapai ia dikawinkan atau dapat berdiri sendiri
dan mandiri., kewajiban dan tanggung jawab orang tua akan kembali apabila
perkawinan antara keduanya putus karena sesuatu hal anak ini kembali menjadi
tanggung jawab orang tua.
9 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, ( Bandung : CV Pustaka Setia, 1998 ), h. 211
6
Dari pernyataan tersebut memberi makna bahwa bimbingan orang tua
terhadap pendidikan anak sangat penting. Karena itu, yang bertanggung jawab
sepenuhnya terhadap pendidikan seorang anak adalah orang tua, di samping
lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. bahwa “persiapan yang
dilakukan orang tua bagi keberhasilan pendidikan anaknya antara lain ditunjukkan
dalam bentuk bimbingan terhadap kegiatan pembelajaran anak di sekolah dan
menekankan arti penting pencapain prestasi oleh sang anak”.10
Bentuk bimbingan
orang tua pada pendidikan anaknya dapat dilakukan dengan bimbingan pada
kegiatan belajar anak, dalam hal ini pengawasan terhadap belajar anak dan
pemberian motivasi.
Dengan demikian terlihat betapa besar tanggung jawab orang tua terhadap
anaknya. Bagi seorang anak, keluarga merupakan tempat pendidikan pertama
bagi seorang anak hidup sebab karakter seorang anak dibentuk oleh lingkungan
keluarganya, pada lingkungan keluarga dimana ia menjadi pribadi atau diri
sendiri. Keluarga juga merupakan wadah bagi anak dalam konteks proses
belajarnya untuk mengembangkan dan membentuk diri dalam fungsi sosialnya.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pasal 7 ayat (1) disebutkan bahwa : Orang tua
berperan serta dalam memilih satuan pendidikan anaknya. Ayat (2) disebutkan
bahwa: Orang tua dari anak usia dini wajib belajar berkewajiban memberikan
pendidikan dasar kepada anaknya.11
Hal yang berkaitan dengan pendidikan adalah proses belajar mengajar.
Dimana proses tersebut meliputi tiga aspek lingkungan yang saling berkaitan
yaitu, lingkungan sekolah, lingkungan rumah dan lingkungan masyarakat. Dari
ketiga aspek yang ada, lingkungan rumah merupakan lingkungan yang sangat
berperan penting dalam proses belajar, karena seorang anak akan mendapat
pengajaran pertamanya di dalam keluarga.
10Suwito. “ Bentuk Perhatian-perhatian Orang tua‟” www.psychologymania.com.html
selasa 10.02
11 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen
dan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, (Bandung;
Citra Umbara, 2006) h. 78
7
Pada hakekatnya setiap siswa membutuhkan sebuah bimbingan dari orang
tua, untuk mengembangkan hasil belajarnya. Oleh karena itu, keluarga sangat
berperan penting dalam perkembangan emosional, intelektual, dan social. Dari
keluargalah seorang anak mampu menjadi anak yang berani, dan semangat.
Bimbingan sangat dibutuhkan pada diri anak sebagai dorongannya dalam belajar,
agar menjadi pribadi yang lebih baik dan mampu meningkatkan hasil belajarnya.
Hasil belajar adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang demi
mendapatkan suatu nilai yang ingin di capai, dan untuk mencapainya harus
bekerja keras dan berusaha.
Dari latar belakang diketahui bahwa, bukan hanya tanggung jawab sekolah
saja tetapi juga merupakan tanggung jawab orang tua maka disinilah pentingnya
bimbingan orang tua atau arahan orang tua dalam hasil belajar siswa.
Ketersediaan realitasnya anak harus mempunyai semangat belajar yang tinggi, dan
kemauan yang keras dan pantang menyerah. Agar proses pendidikan berhasil
maka dibutuhkan lingkungan yang mendukung. Orang tua hendaknya mempunyai
waktu yang cukup untuk berinteraksi dengan anak dan memberikan bimbingan
atau arahan pada proses pendidikan anak. Selain itu, banyak juga orang tua yang
tidak peduli terhadap pendidikan ank-anknya. Mereka hanya berfikir pada
kebutuhan finansial anaknya. Bahkan ada satu kondisi dimana orang tua
membiarkan anaknya berbuat semauya. Orang tua tidak ambil peduli jika si anak
tidak masuk sekolah atau bolos. Masyarakat kurang memahami bahwa
mempunyai peran yang besar dalam proses pendidikan. Sebagai ilustrasi adalah
apabila terjadi ada anak bolos sekolah dan bergerombol di sekitar tempat
tinggalnya, mereka acuh tak acuh dan membiarkan saja hal itu terus terjadi.
Mestinya masyarakat ambil bagian dalam proses pendidikan tersebut dan
menyuruh anak-anak bolos di sekitar tempat tinggalnya untuk kembali ke
sekolahnya.
Oleh karena itu penulis meneliti adakah “HUBUNGAN INTENSITAS
BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DI MI
NUR ASHOLIHAT LENGKONG WETAN SERPONG”.
8
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka diidentifikasikan beberapa
masalah penting, diantaranya adalah:
1. Kurangnya pemahaman orang tua terhadap perkembangan anak
2. Kurangnya pemahaman orang tua terhadap pendidikan di sekolah
3. Orang tua kurang memahami tentang cara membimbing anak
4. Kurangnya bimbingan orang tua terhadap kegiatan belajar anak di rumah
maupun disekolah sehingga mnempengaruhi hasil belajarnya.
5. Hasil belajar psikomotoris siswa kelas IV, V, & VI MI Nur As-Sholihat
Lengkong Wetan Serpong
C. Pembatasan Masalah
Pada penelitian ini masalah yang terperinci dalam identifikasi
masalah akan di batasi oeleh peneliti. Masalah yang akan dikaji oleh peneliti
ini terkait dengan bimbingan orang tua. Karena keterbatasan waktu dan biaya
yang dimiliki oleh penulis, agar tidak menyimpang dari masalah utama, maka
penulis membatasi kajian peneliti kepada: “ Hubungan intensitas bimbingan
orang tua dengan hasil belajar psikomotoris siswa di kelas IV, V & VI MI
Nur As-Sholihat Lengkong Wetan Serpong?
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah diatas maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah terdapat hubungan
intensitas bimbingan orang tua dengan hasil belajar psikomotoris siswa di
kelas IV, V & VI MI Nur As-Sholihat Lengkong Wetan Serpong?”.
E. Tujuan dan manfaat penelitian
1. Tujuan penelitian
Untuk mengetahui hubungan intensitas bimbingan orang tua dengan hasil
belajar siswa di MI Nur Asholihat Lengkong wetan Serpong.
9
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian di harapkan mempunyai kegunaan sebagai berikut:
a. Bagi orang tua sebagai bahan masukan aka tanggung jawab dalam
memberikan bimbingan yang baik terhadap anak.
b. Bagi guru dan kepala sekolah sebagai bahan masukan yang berguna untuk
kepentingan bimbingan orang tua dan anak didik.
F. Kegunaan Penelitian
1. Sebagai masukan bagi guru-guru di SDN MI Nur Asholihat terutama
guru agar dapat menarik minat peserta didik dalam belajar.
2. Untuk menambah dan memperluas wawasan
10
BAB II
LANDASAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN
DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil belajar
Hasil brelajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
ia menerima pengalaman belajarnya. Hord Ward Kingsley membagi tiga macam
hasil belajar, yakni:
(a) keterampilan dan kebiasaan,
(b) pengetahuan dan pengertian,
(c) sikap dan cita-cita.
Masing- masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah
ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil
belajar, yakni:
(a) informasi verbal,
(b) keterampilan intelektual,
(c) strategi kognitif,
(d) sikap, dan
(e) keterampilan motoris.
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan
kurikuler, maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari
Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yakni
ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.
a. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,
11
sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah
dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.
b. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
c. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni:
(a) Gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar,
(b) Kemampuan perseptual,
(c) Keharmonisan atau ketepatan,
(d) Gerakan keterampilan kompleks, dan
(e) Gerakan eekspresif dan interpretatif.
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar.Diantara
ketiga ranah itu, ranah kognitif yang paling banyak dinilai oleh para guru
disekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam
menguasai isi bahan pengajaran.12
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsure yang sangat
fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini
berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan amat
bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di
sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Sebagian orang
bertanggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau
menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi
pelajaran. Orang yang bertanggapan demikian biasanya akan segera merasa
bangga ketika anak-anaknya telah mampu menyebutkan kembali secara lisan
sebagian besar informasi yang terdapat dalam buku teks atau yang diajarkan oleh
guru. Disamping itu pula ada yang memendang belajar adalah sebagai pelatih
belaka seperti yang tampak pada pelatihan membaca dan menulis. 13
12 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung: PT. Rmaja rosda
karya, 2009), h.22 13 Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan ( Bandung,: PT remaja Rosdakarya,2010), h.88
12
Menurut james Wittaker dalam buku fadilla suralaga psikologi pendidikan
dalam perspektif islam mendefiniskan belajar adalah sebagai proses dimana
tingkah laku ditumbuhkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Menurut
Chaplin dalam buku psikologi pendidikan dalam perspektif islam mendefiniskan
merumuskan dua macam belajar, yaitu: pertama, belajar adalah perolehan
perubahan tingkah laku yang relative menetap sebagai akibat dari latihan dan
pengalaman; kedua: belajar adalah proses memperoleh respons-respons karena
adanya latihan khusus.14
Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan
hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan
kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan
prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Kita pun hidup
menurut hidup dan bekerja menurut apa yang kita pelajari. Belajar itu ukan
sekedar pengalaman. Belajar adalah suatu proses, dan bukan suatu hasil. Karena
itu belajar berlangsung secara aktif dan integrative dengan menggunakan
berbagai bentuk perbuatan untuk mancapai tujuan.
Menurut Cronbach, dalam buku Psiokologi karangan Abror Abd.
Rachman mendefiniskan “Learning is shawn by a change in behavior as a result
of experience” belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam
mengalami itu si pelajar menggunakan panca inderanya. Menurut Gagne dalam
buku Psiokologi karangan Abror Abd. Rachman mendefiniskan belajar
merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku,
yang keadaanya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan
sesudah melakukan tindakan yang serupa itu.15
Belajar menimbulkan sesuatu
perubahan (dalam arti, tingkah laku, kapasitas) yang relative tetap, perubahan itu
pada pokoknya membedakan antara keadaan sebelum individu berada dalam
situasi belajar dan sesudah melakukan belajar, perubahan itu juga dilakukan lewat
kegiatan atau usaha atau praktek yang disengaja atau diperkuat.
14 Fadilla Suralaga, dkk, Psikologi Pendidikan dalam Perspekstif Islam (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2005). H. 62 15Abror, Abd, Rachman. Psikologi Pendidikan (Yogya: PT Tiara Wacana Yogya, 1993)
h. 66-67
13
Belajar adalah berubah, maksudnya belajar berarti usaha mengubah
tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu
yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu
pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian,
harga diri, minat, watak, penyesuaian diri.16
Belajar itu sebagai rangkaian
kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembanganpribadi manusia
seutuhnya, yang berarti menyangkut unsure cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif,
afektif dan psikomotor.
Belajar atau yang disebut juga dengan learning, adalah perubahan yang
secara relative berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman-
pengalaman. Belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang amat penting
bagi kelangsungan hidup manusia, belajar membantu manusia menyesuaikan diri
(adaptasi) dengan lingkungan. Dengan adanya proses belajar inilah manusia
bertahan hidup (survived).17
Belajar dimaknai dengan suatu proses bagi sesorang untuk memperoleh
kecakapan, keterampilan, dan sikap.18
Belajar didefinisikan sebagai suatu
perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang relative menetap sebagai hasil
dari sebuah pengalaman
b. Teori-teori tentang belajar
Untuk memperjelas pengertian tentang pentingnya belajar, prinsip-prinsip
belajar dan bagaimana proses belajar itu terjadi.
1. Teori Behaviorisme
Rumpun teori ini disebut dengan behaviorisme karena sangat
menekankan pada prilaku atau tingkah laku yang dapat diamati. Beberapa
cirri umum yang Nampak pada rumpun teori belajar behaviorisme, yaitu :
16 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: PT Grafindo
Persada,2012), h. 20 17Zikri Neni Iska, Perkembangan Peserta didik perspektif psikologi (Jakarta : Kizi
Brother‟s, 2011), h.65 18 Hj. Zurinal Z, Ilmu Pendidikan Pengantar dan Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan,
(Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 117
14
- Mengutamakan unsure-unsur atau bagian kecil
- Bersifat mekanitis
- Menekankan peranan lingkungan
- Mementingkan pembentukkan reaksi dan respon
- Menekankan pentingnya latihan
2. Teori Pengkondisian Operan
Suatu hal yang penting dalam pengkondisian operan berlaku “generalisasi
dan disriminasi” dimana organism menggeneralisasikan apa yang telah
dipelajarinya.
3. Teori belajar sosial
Teori belajar sosial sering disebut juga sebagai teori belajar pengamatan.
Menurut Bandura dalam buku psikologi pendidikan dalam perspektif islam
mendefiniskan bahwa tingkah laku manusia bukan semata-mata reflex otomatis
terhadap stimulus malainkan juga akibat reaksi timbul sebagai hasil interaksi
antara lingkungan dengan skema lingkungan manusi itu sendiri.
4. Teori perubahan
Menurut Al-Ghazali sebagaimana dalam buku psikologi pendidikan dalam
perspektif islam mendefiniskan akhlak megalami perubahan atau dengan kata lain
akhlak dapat diperoleh dan diubah melalui proses belajar.19
c. Jenis-Jenis Belajar
Keanekaragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan
kebtuhan kehidupan manusia yang juga bermacam-macam. Belajar bisa dibedakan
menjadi 8 jenis belajar, yaitu:
1. Belajar abstrak
Jenis belajar ini merupakan kegiatan yang menggunakan cara-cara
berfikir abstrak, yang bertujuan untuk memperoleh pemahaman dan
pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata. Untuk itu mempelajari hal-hal
19 Fadilla Suralaga, dkk, Psikologi Pendidikan dalam Perspekstif Islam (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2005). h. 63-73
15
yang abstrak ini diperlukan prinsip, konsep dangeneralisasai. Yang termasuk
jenis ini mislanya: belajar matematika, kimia, tahuid dan sebagainya.
2. Belajar keterampilan
Jenis belajar yang satu ini menggunakan gerakan-gerakan motorik
yakni yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan neuromuscular dengan
tujuan untuk memperoleh dan menguasai keterampilan jasmaniah tertentu.
Untuk memperoleh hasil yang maksimal, maka belajar keterampilan
membutuhkan latihan-latihan yang intensif dan teratur.
3. Belajar sosial
Pada dasarnya belajar socsal ini belajar untuk memahami masalah-
masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuannya
untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-
masalah sosial seperti masalah keluarga, masalah dengan teman atau
masalah-masalah lain yang bersifat kemasyarakatan
4. Belajar pemecahan masalah
Belajar pemecahan masalah merupakan masalah yang menggunakan
metode-metode ilmiah atau berfikir secara sistematis, logis, teratur dan teliti.
Tujuannya untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk
memecahkan masalah rasional, lugas dan tuntas.
5. Belajar rasional
Belajar rasioanal adalah belajar mengguanakan kemampuan berfikir
secara logis dan rasional (sesuai dengan akal sehat). Tujuannya ialah untuk
memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan
konsep-konsep.
6. Belajar kebiasaan
Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan
baru atau kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Belajar kebiasaan, selain
menggunakan perintah, suri tauladan dan pemgalaman khusus, juga
menggunakan hukuman dan ganjaran.
7. Belajar apresiasi
16
Belajar apresisasi adalah mempertimbangkan (judgement) arti penting
atau nilai suatu objek. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh dan
mengembangkan kecakapam ranah rasa (affective skill) yang dalam hal ini
kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu misalnya
apresiasi sastra, apresiasi musik dan sebagainya.
8. Belajar pengetahuan
Belajar pengetahuan adalah belajar dengan cara melakukan penyelidikan
mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu.20
Menurut Gagne dalam buku Fadilla Suralaga, Psikologi Pendidikan dalam
Perspekstif Islam mendefinisikan jenis-jenis belajar dapat dikembangkan menjadi
5 kategori, yaitu:
a. Belajar informasi verbal, yaitu belajar untuk memperoleh pengetahuan
dengan menggunakan bentuk bahasa lisan atau tertulis yang meliputi cap
nama suatu objek, atau menyangkut data atau fakta. Dengan informasi
verbal inilah manusia dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang
lain dan dapat mengatur kehidupannya sehari-hari.
b. Belajar kemahairan intelektual, yang berhubungan dengan lingkungan
sekitar dalam bentuk satu representasi, khususnya konsep dan berbagai
lambing atau simbol. Mulai dari persepsi, pembentukan konsep, menyusun
kaidah, dan menentukan prinsip.
c. Belajar pengaturan kegiatan intelektual ialah belajar bagaimana cara
menangani aktifitas belajar dan berpikir sendiri, misalnya dalam proses
pemecahan masalah yang menuntut pendekatan-pendekatan yang tepat
dengan mengatur arus pikiran diri sendiri.
d. Belajar keterampilan motorik, yang melibatkan kemampuan otot, urat dan
persendian secara langsung. Cirri utamanya adalah kemampuan
automatisme. Contohnya terampil dalam membaca dan menulis, terampil
dalam melakukan gerakan-gerakan tertentu dan sebagainya.
20 Fadilla Suralaga, dkk, Psikologi Pendidikan dalam Perspekstif Islam (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2005). H. 81-83
17
e. Belajar sikap, misalnya sikap disiplin dan bekerja dengan jujur dengan
menanamkan penghayatan dan perasaan melalui pemberitahuan,
penanaman keyakina, dan pembiasaan.21
d. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, dibagi menjadi dua faktor terdiri dari
1. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri
a. Kesehatan adalah sehat fisik dan atau tidak berpenyakitan. Pada tubuh
diri manusia, terciptanya kesatuan system biologis (keutuhan kerja
organ tubuh manusia)
b. Intelegensi adlaah kecerdasan yang dimiliki seseorang baik kecerdasan
intelektual, kecerdasan emosional (social) maupun kecerdasan spiritual
/ agama.
c. Bakat adalah kemamapuan manusia yang dibawah sejak lahir
d. Motivasi adalah dorongan dari dalam untuk berbuat atau melalaukan
sesuatu
e. Cara belajar adalah suatu teknik untuk melakukan perubahan kea rah
lebih baik
2. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri (artinya bahwa
perilaku belajar terjadi karena faktor luar)
Adapaun faktor eksternal dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Keluarga adalah orang tua (ayah dan ibu) kakak dan adik
b. Sekolah adalah temapat anak mendapat ilmu pengetahuan dan
mendapatkan nilai-nilai moral, kebaikan dari guru sebagai pendidik
c. Masyarakat adalah orang-orang diluar keluarga dan sekolah
d. Teman sebaya adalah orang-orang yeng menjadi teman bermain dan
bersenang-senang22
21 Ibid, h 83-84
22 Ibid h. 73
18
e. Hal-hal yang harus dilakukan untuk mencapai keberhasilan belajar
Untuk mencapai keberhasilan belajar ada beberapa hal yang perlu dilakukan,
yaitu:
a. Belajar dengan teratur dan hemat tenaga
Azas keteraturan dalam belajar harus menjadi tindakan siswa setiap
harinya. Hindari sistem belajar kebut semalam pada waktu ujian atau tes,
karena hal tersebut akan menyebabkan tubuh lemas dan kepala pusing
sehingga menyebabkan belajar tidak efektif.
b. Disiplin dan bersemangat
Belajar secara teratur bisa terlaksana jika siswa disiplin menaati rencana
kegiatan yang telah dibuat. Dengan disiplin akan membuat siswa memiliki
kecakapan mengenai cara atau teknik belajar yang baik. Kalau ini sudah
menjadi suatu kebiasaan maka belajar tidak lagi menjadi beban yang berat.
Adapun cara untuk memotivasi diri agar timbul semangat untuk belajar
adalah dengan :
1) Menpunyai tujuan dan target yang akan dicapai
2) Keinginan untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain
3) Tertarik dan cinta kepada yang dihadapi
4) Ingin meniru orang-orang yang maju
5) Adanya rasa persaingan yang positif dengan teman
6) Mempunyai cita-cita dan ada sesuatu yang sangat diharapkan.
c. Adanya pengaturan waktu, kapan untuk tidur, istirahat, belajar, makan,
olahraga, dan lain-lain setiap harinya.
Untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal cara belajar juga sangat
besar pengaruhnya terhadap hasil belajar. Adapun cara belajar yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Cara mengikuti pelajaran
Datang ke sekolah harus tepat waktu dan tidak terlambat. Dengan datang
awal akan memberikan kesempatan bagi tubuh untuk istirahat sejenak dan
ini akan sangat membantu.
2) Cara membaca buku
19
Setelah piulang dari sekolah, siswa istirahat terlebih dahulu agar tubuh
tidak terlalu diporsil dalam belajar, setelah itu siswa membaca buku
dengan tujuan mengingat kembali poelajaran yang telah diberikan guru
sewaktu disekolah.
Jadi hasil belajar adalah kemampuan yang di miliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya, adapun dari faktor hasil belajar dari siswa, dari
faktor jasmani ialah panca indera berfungsi sebagaimana mestinya mengalami
sakit atau perkembangan tidak sempurna, dan dari faktor psiokologis terdiri
kecerdasan anak dalam belajar, serta bakat kecakapan nyata yang di milikinya di
dalam kelas. Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia.
Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu
sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup
manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Kita pun hidup menurut hidup dan
bekerja menurut apa yang kita pelajari. Belajar itu ukan sekedar pengalaman.
Belajar adalah suatu proses, dan bukan suatu hasil. Karena itu belajar
berlangsung secara aktif dan integrative dengan menggunakan berbagai bentuk
perbuatan untuk mancapai tujuan.
2. Intensitas Bimbingan Orang Tua
a. Pengertian Bimbingan Belajar
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam
membuat pilihan-pilihan dan penyesuaian-penyesuaian yang bijaksana. Bantuan
itu berdasarkan atas prinsip demokrasi yang merupakan tugas dan hak setiap
individu untuk memilih jalan hidupnya sendiri sejauh tidak mencapuri hak orang
lain. Kemampuan membuat pilihan seperti itu tidak diturunkan tetapi harus
dikembangkan.23
Bimbingan membantu setiap individu untuk lebih mengenali
23H. Prayitno, dkk, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Rineka Cpta 2004),
Cet, Ke-2 h. 93 1
20
berbagai informasi tentang dirinya sendri, membantu individu untuk mencapai
pemahaman dan pengarahan diri secara maksimal kepada sekolah, keluarga dan
masyarakat. Dari pengertian tersebut, maka menjadi jelas bahwa pengertian
bimbingan di sekolah memiliki arti yang berbeda dengan pengertian bimbingan di
bidang-bidang lain. Walaupun hakikatnya sama yaitu usaha memberikan bantuan.
Di sekolah bimbingan bertujuan membawa individu untuk memahami masalah
yang sedang dihadapinya untuk selanjutnya mampu menentukan tindakan yang
harus dilakukan guna memecahkan masalah yang dihadapinya itu.24
Bimbingan adalah suatu proses teknis yang teratur, bertujuan untuk
menolong individu dalam memilih penyelesaianyang cocok terhadap kesukaran
yang dihadapinya, dan membuat rencana untuk mencapai penyelesaiaan tersebut,
serta memyesuaikan diri terhadap suasana baru yang membawa kepada
penyelesaian. 25
Menurut Bimo Walgito mengenai bimbingan adalah bantuan atau
pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu-individu
dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya,
agar individu atau sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan
hidupnya.26
Seperti telah di sebut di atas bahwa, istilah „bimbingan‟ merupakan
terjemahan dari kata „guidance‟. Kata “guidance” yang kata dasarnya “guide”
memiliki beberapa arti
(a) menunjukan jalan (showing the way),
(b) memimpin (leading),
(c) memberikan petunjuk (giving instruction),
24 Elfi Mu‟awanah, dkk, Bimbingan Konseling Islami (Jakarta: Bumi Askara 2012), hlm
48-54 25 Attia Mahmoud Hana, Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan (Jakarta: Bulan bintang,
1978), h. 53 26 Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyeluhuan Di Sekolah (Jakarta: Bumi Askara 20012),
hlm 52
21
(d) mengatur (regulating),
(e) mengarahkan (governing), dan
(f) memberi nasehat (giving advice).
Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa pertama, bimbingan
merupakan suatu proses yang berkelanjutan. Artinya kegiatan bimbingan tidak
dilakukan secara kebetulan, incidental, tidak sengaja, asal-asalan, melainkan
kegiatan yang di lakukan secara sengaja, berencana, sistematis, dan terarah pada
tujuan.Kedua, bimbingan merupakan proses membanti individu. Membantu dalam
arti tidak memaksa.Bimbingan tidak memaksakan siswa untuk menuju suatu
tujuan yang di tetapkan oleh pembimbing, melainkan membantu mengarahkan
individu/siswa ke arah tujuan yang sesuai dengan potensi secara optimal. Pilihan
dalam pemecahan masalah di tentukan oleh individu/siswa sendiri , sedangkan
pembimbing hanya membantu mencari alternative solusinya saja.27
Bimbingan dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada
individu yang dilakukan secara keseinambungan supaya individu tersebut dapat
memahami dirinya sendiri, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat
bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntunan dan keadaan lingkungan sekolah,
keluarga, dan masyarakat dan kehidupan pada umumnya.28
b. Fungsi bimbingan
Layanan yang diberikan ditinjau dari mkasud memberikan bimbingan
ddibedakan berdasarkan fungsinya, yaitu sebagai berikut :
1. Bimbingan berfungsi preventif (pencegahan)
Usaha bimbingan ditunjukkan kepada siswa atau sekelompok siswa yang
belum bermasalah agar siswa tersebut terhindar dari kesulitan-kesulitan
dalam hidupnya. Bimbingan ini maksudnya untuk mencegah timbulnya
kesulitan pada siswa. Bimbingan preventif ini misalnya : meberikan informasi
27 Tohirin, Bimbingan dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2009), h. 15-18 28 Dewa ketut sukardi, Pengantar Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. (
Jakarta: PT Rineka cipta, 2008) h. 36
22
cara belajar yang efisien kepada siswa, membentuk kelompok dan
menyediakan papan bimbingan untuk menyampaikan informasi-informasi
yang dianggap perlu diketahui siswa. Biasanya bimningan yang bersifat
preventif disampaika dalam bentuk kelompok
2. Bimbingan berfungsi kuratif (penyembuhan/korektif)
Usahabimbingan yang ditunjukkan kepada siswa yang mengalami kesulitan
agar setelah menerima layanan dapat memecahkan sendiri kesulitannya.
Maksudnya mengobati/menyembuhkan masalah yang dihadapi siswa.
3. Bimbingan berfungsi preservative/perseveratif (pemeliharaan/penjagaan)
Usaha bimbingan yang ditunjukkan kepada siswa seudah dapat memecahkan
masalahnya. Bimbingan ini maksudnya untuk menjaga dan memelihara
keadaan yang sudah baik agar tidak terulang kembali.
4. Bimbingan berfungsi developmental (pengambangan)
Usaha bimbingan yang diberikan kepada siswa agar kemampuan yang mereka
miliki dapat ditingkatkan. Bimbingan ini maksdunya mengembangkan
potensi yang ada pada siswa.
5. Bimbingan berfungsi distributive (penyaluran)
Fungsi bimbingan dalam membantu siswa untuk menyalurkan kemampuan
(kecerdasan, bakat) minat, cita-cita, prestasi akademis, hobi dan sebagainya
kearah pendidikan dan pekerjaan yang sesuai.
6. Bimbingan berfungsi adaptif (Pengadaptasian)
Fungsi bimbigan dalam hal membantu staf sekolah (kepala sekolah, guru,
pegawaiadministrasi) untuk menyesuaikan strateginya dengan minat,
kebutuhan serta kondisi siswa. Strategi kepala sekolah misalnya berupa
pengelolaan sekolah, pengaturan jadwal pelajaran, pemilihan pelajaran
keterampilan, pembentukan kelompok olahraga dan sebagainya. Staretegi
guru berupa cara penyajian bahan pelajaran, pemilihan teknik mengajar,
penggunaan media belajar, pengaturan tempat duduk dikelas, perlakuan
kepada siswa dan sebagainya, sedangkan strategi pegawai administrasi berupa
cara member pelayanan kepada siswa. Strategi-strategi yang mereka gunakan
23
terlebih-lebih guru hendaknya betul-betul disesuaikan dengan kebutuhan dan
minat siswa agar siswa merasa aman dan puas di sekolah.
7. Bimbingan berfungsi Adjustif (penyesuaian)
Fungsi bimingan dalam hal membantu siswa agar dapat menyesuaikan diri
secara tapat dalam lingkungannya, terutama dalam lingkungan sekolah,
keluarga dan masyarakat. Fungsi bimbingan ini adlah adanya layanan
orientasi bagi siswa yang baru masuk pada lembaga sekolah, memberikan
informasi mengenai cara bergaul dalam kelompok dan sebagainya.29
c. Jenis-jenis bimbingan
1. Bimbingan pendidikan
Usaha bimbingan yang diberikan kepada siswa untuk mengatasi kesulitan
dalam bidang pendidikan. Bentuk bidang pendidikan ini misalnya
menyediakan informasi mengenai jurusan, informasi mengenai kelanjutan
studi, menyelenggarakan orientasi kepada siswa baru dan sebagainya.
2. Bimbingan belajar
Usaha bimbingan kepada siswa untuk mengatasi kesulitan dalam belajar.
Bentuk bimbingan dalam belajar misalnya membantuk kelompok belajar,
memberikan informasi tentang cara belajar yang baik, member informasi cara
mengatur jadwal belajar, cara memusatkan perhatian dalam belajar, member
informasi tentang pola belajar, dan sebagainya.
Bimbingan belajar/pendidikan/akademik merupakan bimbingan dalam
menemukan cara belajar yang tepat, memilih program yang sesuai, mengatsi
kesulitan belajar, tuntunan belajar. Dalam hal ini termasuk memberikan
bimbingan untuk mengembangkan kebiasan belajar yang efektif untuk
bekerja di masa mendatang, memahami kekuatan diri (potensi diri/bakat. IQ,
EQ, SQ) menilai kesenjangan antara tujuan yang diharapkan dengan hasil
ujian, dan mengumpulkan berbagai informasi diri untuk pemilihan studi
lanjut.
29 Elfi mu‟awanah, dkk. Bimbingan dan Konseling Islami di Sekolah ( Jakarta: PT bumi
askara, 2009), h. 71-73
24
3. Bimbingan pribadi
Usaha yang di tunjukkan kepada siswa dalam usahanya mengatasi kesulitan
belajar. Bentuk bimbingan ini misalnya memberikan role playing,
psikodrama, informasi cara bergaul, dan sebagainya.
4. Bimbingan sosial
Usaha bimbingan yang bertujuan membantu siswa mengatasi kesulitannya
dalam bidang sosial. Bentuk bimbingan ini misalnya informasi cara
berorganisasi, cara bergaul agar disenangi kelompok, cara-cara mendapatkan
biaya sekolah tanpa harus mengorbankan belajar, dan sebagainya. Bimbingan
sosial merupakan bimbingan dalam menghadapi emosi diri, membina
hubungan kemanusiaan dengan sesame di berbagai lingkungan, dengan
anggota keluarga, pergaulan teman sejenis.
5. Bimbingan pekerjaan
Usaha bimbingan yang membantu siswa untuk mengatasi kesulitan dalam
bidang pekerjaan. Bentuk bimbingan ini misalnya memberikan informasi
tentang pekerjaan, karya wisata ke pabrik, ke perusahaan, cara melamar
pekerjaan, cara memilih dan memnetukkan pekerjaan, dan sebagainya.
6. Bimbingan dalam penggunaan waktu luang
Jenis bimbingan ini bertujuan membantu siswa dalam mengisi waktu
luangnya dengan kegiatan-kegiatan yang produktif. Karena biasanya dalam
keadaan „nganggur‟ anak akan berpikir yang tidak baik dan sangat mudah
berpengaruh pada hal-hal yang negative. Karena itu, sebaiknya waktu luang
tersebut di isi dengan kegiatan yang bermanfaat, misalnya dengan berternak,
berdagang, berkemah, dan lain sebagainya.30
d. Bimbingan Belajar Oleh Orang tua
Bimbingan belajar merupakan suatu bantuan yang dapat diberikan oleh
seseorang yang telah terdidik pada orang lain yang mana usianya tidak ditentukan
30Elfi mu‟awanah, dkk. Bimbingan dan Konseling Islami di Sekolah ( Jakarta: PT bumi
askara, 2009), h. 80-96
25
untuk dapat menjalani kegiatan dalam hidupnya dan bias suatu bentuk kegiatan
dalam proses belajar yang dilakukan oleh seseorang yang telah memiliki
kemampuan lebih dalam banyak hal untuk diberikan kepada orang lain yang mana
bertujuan agar orang lain dapat menemukan pengetahuan baru yang belum
dimilikinya serta dapat diterapkan dalam kehidupannya.
Sesungguhnya sejak lahir anak dalam keadaan suci dan telah membawa fitrah
beragama, maka orang tuanyalah yang merupakan sumber untuk mengembang
fitrah beragama bagi kehidupan anak dimasa depan. Sebab cara pergaulan, aqidah
dan tabiat adalah warisan orang tua yang kuat untuk menentukan subur tidaknya
arah pendidikan terhadap anak segala usaha yang dilakukan oleh orang tua dalam
memberikan bantuan kepada anaknya baik secara moril dan materi. Mengatasi
dalam masalah belajar baik sei sekolah maupun di luar sekolah yang meliputi
pemberian perhatian, pemberian semangat, pemberian arahan, pemberian
nasihat dan penyediaan fasilitas.31
Sebelum anak dewasa, orang tua
berkewajiban untuk mendidik anaknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan
keterampilan. Seperti anak diajarkan berbicara, diajarkan berhitung, diajarkan
membaca dan sebagainya. Ketika anak mencapai usia belajar, maka orang tua
harus bertanggung jawab memasukan anaknya ke sekolah dan membiayai
pendidikannya di sekolah. Terhadap hal ini Abu Ahmadi mengemukakan sebagai
berikut: “Keluarga adalah wadah yang sanagat penting di antara indidvidu dan
grup, dan merupakan kelompok social individu yang pertama dimana anak-anak
menjadi anggotanya.
Dan keluarga sudah barang tentu yang pertama menjadi tempat untuk
mengadakan sosialisasi anak-anak. Ibu, Ayah, dan saudara-saudaranya adalah
orang yang pertama dimana anak mengadakan kontak sosial dan pertama pula
mengajarkan hal-hal tertentu kepada anak itu samapi anak memasuki sekolah.32
Agar bimbingan dapat berjalan seauai dengan tujuan yang diinginkan oelh orang
31Enung Fatimah. “Psikologi Tentang BImbingan,”www.anak ciremai.com/.html kamis
17.42
32Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1992). H 103
26
tua maka bimbingan tidak terlepas dari peranan kedua orang tua yaitu peranan ibu
dan peranan ayah dalam membimbing anaknya. Berikut ini penulis menguraikan
peranan-peranan tersebut:
a. Peranan Ibu
Pendidikan seorang ibu terhadap anaknya merupakan pendidikan dasar
yang tidak dapat diabaikan sama sekali. Maka dari itu, seorang ibu hendaklah
seorang yang bijaksana dan pandai mendidik anak-anakya. Sebagian orang
mengatakan seorang ibu adalah pendidikan bangsa.
Nyata betapa berat tugas seorang ibu sebagai pendidik dan pengatur rumah
tangga. Baik buruknya pendidikan ibu terhadap anaknya akan berpebgaruh besar
terhadap perkembangan dan watak anaknya di kemudian hari. Seorang ibu yang
selalu khawatir dan selalu menurutkan keinginan anak-anaknya, akan berakibat
kurang baik.mdemikian pula tidak baik seorang ibu berlebih-lebihan mencurahkan
perhatian kepada anaknya. Asalkan pernyataan disertai rasa kasih saying yang
terkandung dalam hati ibunya, anak itu dengan mudah akan tunduk kepada
pimpinanya.
Sesuai dengan fungsi serta tanggung jawabnya sebagai anggota keluarga,
dapat disimpulkan bahwa peranan ibu dalam pendidikan anak-anaknya adalah
sebagai berikut:
Sumber dan pemberi kasih sayang
Pengasuh dan pemelihara
Tempat mencurahkan isi hati
Pengatur kehidupan dalam rumah tangga
Pembimbing kehidupan pribadi
Pendidik dal segi-segi emosional
b. Peranan Ayah
Disamping ibu ayahpun memegang peranan yang penting pula. Anak
memandang ayahnya sebagai sebagai orang yang tertinggi gengsinya atau
prestesinya. Kegiatan seorang ayah terhadap pekerjaannya sehari-hari sungguh
besar pengaruh terhadap anak-anaknya, lebih-lebih anak yang sudak besar.
27
Meskipun demikian, di beberapa keluarga masih dapat kita lihat
kesalahan-kesalahan pendidikan yang diakibatkan tindakan seorang ayah. Karena
sibuknya bekerja mencari nafkah, si ayah tidak ada waktu untuk bergaul
mendekati anak-anaknya. Lebih celaka lagi seorang ayah yang sengaja tidak mau
berurusan dengan pendidikan anaknya. Ia mencari kesenanagan bagi dirinya
sendiri saja. Segala kekrungan dan kesalahan yang terdapat di dalam rumah
tangga mengenai pendidikan anak-anaknya dibebeankan kepada istrinya.
Tanpa dimaksud mendiskriminasikan tugas dan tanggung jawab ayah dan
ibu di dalam keluarga, ditinjau dari fungsi dan tugasnya sebagai seorang ayah.
Peranan ayah dalam pendidikan anak-anaknya yang lebih dominan adalah sebagai
berikut:
Sumber kekuasaan di dalam keluarga,
Penghubung intern keluarga dengan masyrakat atau dunia luar,
Pemberi perasaan aman baagi seluruh amggota keluarga,
Perlindung terhadap ancaman dari luar,
Hakim atau yang mengadili jika ada perselisihan,
Pendidikan dalam segi-segi rasional.
Sebagai kepala keluarga, Ayah merupakan salah satu seumber kekuasaan
bagi anggota keluarganya. Sehingga dalam lingkup keluarga yang sangat
pontensial uantuk memberikan peraturan-peraturan yang terletak pada sang
ayah.33
Jadi bimbingan orang tua adalah segala usaha yang dilakukan oleh orang
tua dalam memberikan bantuan kepada anaknya baik secara moril dan materi.
Mengatasi masalah belajar baik di sekolah ataupun di luar sekolah, yang meliputi,
perhatian, pemberian semangat, pemberian arahan, mengawas, fasilitas, dan
33 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT. Remaja
Rosada karya. 2009) h.82-83
28
pengawasan.34
Sejak seorang anak lahir, ibunyalah yang selalu ada di
sampingnya. Oleh karena itu ia meniru perangai ibunya dan biasanya seorang
anak lebih cinta kepada ibunya, apabila ibu itu menjalankan tugasnya dengan baik
dan penuh kasih sayang. Ibu merupakan orang yang mula-mula dikenal anak yang
menjadi temanya dan yang pertama untuk dipercayainya. Kunci pertama dalam
mengarahkan pendidikan dan membentuk mental si anak terletak pada peranan
orang tuanya, sehingga baik buruknya budi pekerti itu tergantung kepada budi
pekerti orang tuanya.
3. Kerangka berpikir
Bimbingan orang tua adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh
orang tua kepada siswa dalam menghadapi kesulitan yang dihadapinya.
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang diberikan kepada sesorang atau
sekelompok orang secara terus menerus dan sistematis agar individu atau
sekelompok orang menjadi priibadi yang mandiri. Dengan demikian terlihat
betapa besar tanggung jawab orang tua terhadap anaknya. Bagi seorang anak,
keluarga merupakan persekutuan hidup pada lingkungan keluarga dimana ia
menjadi pribadi atau diri sendiri. Keluarga juga merupakan wadah bagi anak
dalam konteks proses belajarnya untuk mengembangkan dan membentuk diri
dalam fungsi sosialnya.
Anak sebagai individu di tengah keluarga, selalu berhubungan dengan
orang tuanya ketidak berdayaan anak akan mengimplikasikan pula ketergantungan
kepada orang tuannya sebagai orang dewasa. Keadaan anak yang tidak
berday.Keadaan anak tidak berdaya mengundang tanggung jawab orang tua untuk
melaksanakan kewajibannya, yaitu mendidik.Anak yang berperan sebagai anak
didik membutuhkan bimbingan dan pengarahan dari orang tuanya.Sikap dan
tindakan orang tua memberikan stimulus dan mempengaruhi terhadap
perkembangan belajar anak.
34 Enung Fatimah. “Psikologi Tentang Bimbingan,” www.anak ciremai.com/.html kamis
17.42
29
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
1. Lutfiyah (2009) Masalah pokok dalam penelitian ini adalah adanya hasil
belajar yang baik akibat pengaruh bimbingan orang tua terhadap anaknya
dalam menyongsong cita-cita di masa depan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui untuk sejauh Mana Pengaruh Bimbingan Orang Tua
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.35
2. Fitri Yulianti (2008) penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
pengaruh bimbingan orang tua terhadap hasil belajar siswa dan untuk
mengetahui ada tidaknya Hubungan Bimbingan Orang Tua Terhadap
Hasil Belajar Siswa. Penelitian Dilaksanakan Di SMP Negeri 3
Pamulang. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kolerasional.36
3. Rahmawati Tanjung (2009), bertujuan untuk mengetahui bagaimana
bimbingan yang diberikan oleh orang tua siswa-siswa di SMK
muhammadiyah 01 ciputat dan bagaimana hasil belajar siswa-siswi di
SMK muhammadiyah 01 ciputat, dan juga untuk mengetahui hubungan
yang signifikan antara bimbingan orang tua dengan hasil belajar siswa di
SMK muhammadiyah 01 ciputat Hubungan Antara Bimbingan Orang Tua
Dengan Motivasi Belajar Siswa Di Smk Muhammadiyah 01 Ciputat.37
4. Ratna Umami (2008), skripsi Hubungan Antara Bimbingan Orang Tua
Pada Masa Puberdengan Prestasi Belajar Siswa (studi penelitia di SMP
Negeri 3 Pamulang), bertujuan untuk mengetahui jawaban bagaimana
hubungan bimbingan orang tua pada masa puber dengan prestasi belajar
35 Lutfiyah, “Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Siswa”, Skripsi
FITK UIN Syarif Hidayatulah, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syahid, 2009), h. 39. 36 Fitri Yulianti, “Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Siswa”,
Skripsi FITK UIN Syarif Hidayatulah, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syahid, 2008), h.30. 37 Rahmayanti Tanjung “Hubungan Antara Bimbingan Orang Tua Dengan Motivasi
Belajar Siswa Di Smk Muhammadiyah 01 Ciputat.” Skripsi FITK UIN Syarif Hidayatulah,
(Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syahid, 2008), h.30
30
siswa dan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan sub-variabel
bimbingan orang tua pada masa puber dengan prestasi belajar siswa.38
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian adalah hasil kajian pustaka atau proses rasional daari
penelitian yang telah mempunyai kebenaran secara teoritik. Hipotesis dapat
dianggap sebagai jawaban sementara terhadap masalah yang telah dirumuskan
dalam suatu penelitian dan masih perlu diuji kebenarannya dengan menggunakan
empirik.
Hipotesis dari penelitian hubungan intensitas bimbingan orang tua dengan
hasil belajar siswa di MI Nur Asholihat adalah:
Ho: tidak ada hubungan yang signifikan intensitas bimbingan orang tua
dengan hasil belajar.
H1: ada hubungan yang signifikan antara intensitas bimbingan orang tua
dengan hasil belajar.
38Ratna Umami “Hubungan Antara Bimbingan Orang Tua Pada Masa Puber Dengan
Prestasi Belajar Siswa Di SMP Negeri 3 Pamulang.” Skripsi FITK UIN Syarif Hidayatulah,
(Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syahid, 2008), h.40
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di sekolah MI Nur As-Sholihat Serpong yang
terletak di Jalan Raya Pon-Pes Alhusaini Kampung Perigi Rt/Rw 02/10 Lengkong
Wetan Serpong 012-70207667 dan waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari
sampai dengan bulan Maret 2014, dengan tahapan kegiatan sebagai berikut :
Tabel 1
Kegiaatan penelitian
No Kegiatan Bulan
1 Konsultasi dengan Kepala MI Nur As-sholihat Januari 2014
2 Penyusunan instrument Januari 2014
3 Penyebaran instrument kepada siswa kelas VI MI
Nur Asholihat
Maret 2014
4 Pengolahan dan analisis data Maret 2014
5 Penyelesaian laporan penelitian Maret 2014
B. Metode penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survey dengan
teknik studi korelasional untuk mencari hubungan antara variabel intensitas
bimbingan orang tua dengan variabel hasil belajar siswa.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah “Intensitas Bimbingan Orang
Tua (variabel x),” dan variabel terkaitnya adalah “Hasil Belajar (variabel y)”.
Seberapa besar tingkat signifikansinya. Secara sistematis variabal yang diteliti
akan di gambarkan sebagai berikut :
rxy
x : Variabel intensitas bimbingan orang tua
y : Variabel hasil belajar
X Y
32
rxy : Koefisien kolerasi antara y dan x39
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.40
Populasi target dalam
penelitian ini seluruh siswa yang berjumlah 228 siswa, dan terjangkau hanya kelas
IV, V, VI MI yang berjumlah 100 siswa MI Nur Asholihat tahun ajaran
2013/2014 karena kelas tersbut penulis anggap siswa sudah bisa membaca dan
mengisi angket.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. sampel diambil dengan teknik sampling sistematis dari populasi
terjangkau. Pengambilan sampel diambil degan cara undian.41
Dan dari kelas
tersebut setiap siswa diberi nomor dari 1-100 yang kemudian diambil hanya
nomor yang genap untuk memilih 50 siswa yang akan dijadikan sampel. Sampel
dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV, V dan VI. Sampel diambil secara
sistematis sampling karena bertujuan mengetahui intensitas bimbingan orang tua
dan sampel dari 50 siswa hanya di ambil 50 % dari jumlah 100 siswa MI Nur
Asholihat.
D. Teknik pengumpulan data
Untuk mengelola data dalam penulisan ini, penulis melakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
39 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Bandung: Alfabeta, 2011), cet. Ke-12, h.68 40 Ibid h. 119 41 Sugiono, MetodePenelitianPendidikanPendekatanKuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2013) h 61
33
1. Angket, (Kuisioner) bertujuan untuk memperoleh data tentang pengaruh
bimbingan oorang tua terhadap hasil belajar. Angket tentgang pemberian
bimbingan orang tua dan hasil belajar sebanyak 25 item dengan di mana
penulis memberikan pertanyaan yang disertai jumlah arternatif jawaban.
2. Studi dokumen, teknik ini bertujuan untuk memperoleh data hasil belajar
yang di ambil dari hasil nilai MID semester II tahun ajaran 2013/2014
E. Kisi-kisi instrumen intensitas bimbingan orang tua dalam hasil
belajar
1. Definisi konseptual
Bimbingan orang tua adalah segala usaha yang dilakukan oleh orang tua dalam
memberikan bantuan kepada anaknya baik secara moril dan materi. Mengatasi
masalah belajar baik di sekolah ataupun di luar sekolah, yang meliputi, nasihat,
penyediaan fasilitas, perhatian, semangat, pengarahan
Tabel 2
Kisi instrument Intensitas bimbingan orang tua
Variabel Indikator Pernyataan
Butir Jumlah
Bimbingan orang
tua dalam hasil
belajar siswa
- Memberi
nasihat
- Penyediaan
fasilitas
- Memberi
perhatian
- Member
pengarahan
1, 2, 3, 4, 5, 6
7, 8, 9, 10*,
11, 12, 13*,14,
15, 16,17,18
19, 20, 21*, 22
6
4
8
4
34
- Memberi
semangat
23, 24, 25* 3
2. Definisi operasional
Dengan menggunakan skor angket yang di peroleh para siswa setelah menjawab
butir-butir pertanyaan yang mengukur variabel intensitas bimbingan orang tua
yang meliputi beberapa indikator nasehat, penyediaan fasilitas, perhatian,
semangat, pengarahan
Pada intensitas bimbingan orang tua digunakan skla likert, dangan
menggunakan empat jawaban yaitu dan dengan skor sebagai berikut :
Tabel 3
Skala Penilaian Instrumen
No Pilihan Bobot Skor (+)
1 SS : Selalu 4
2 S : Sering 3
3 P : Pernah 2
4 TP : Tidak pernah 1
F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrument
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui instrument yang digunakan.
Instrument yang valid dan reliable merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan
hasil penelitian yang valid dan reliable, sehingga penguji harus menguji angket
yang akan disebarkan.
Berikut meruapakan penjelasan masing-masing penguji instrument tersebut :
1. Validitas Instrument
Validitas adalah instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa
yang seharusnya diukur. Dengan demikian kevalidan suatu instrument sangat
35
diperlukan dalam penelitian. Dalam hal ini kesesuaina antara butir-butir
pernyataan instrument dengan indicator instrument.
Untuk mengetahui valid tidaknya butir soal, maka r-hitung dibandingkan
dengan r-tabel pearson Product moment dengan taraf 5% jika r-hitung > r-tabel
maka soal tersbut valid, dan jika r-hitung < r-tabel maka soal tersbut tidak valid.
Untuk mendapatkan data, penulis melakukan penyebaran angket atau
kuesioner kepada siswa kelas IV, V, VI yang terdiri dari 3 kelas sebanyak 25
pertanyaan dengan jumlah responden 50 siswa, setelah itu dilakukan uji validitas.
Instrument yang telah valid diperoleh 21 pertanyaan dari 25 pertanyaan dalam
angket, lalu data tersebut dijumlahkan kemudian hasil penjumlahan dijadikan
acuan perhitungan korelasi.
Tabel 4
Hasil uji validitas
Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r table Kriteria
1 0.618 0,284 Valid
2 0.489 0,284 Valid
3 0.391 0,284 Valid
4 0.535 0,284 Valid
5 0.466 0,284 Valid
6 0.333 0,284 Valid
7 0.537 0,284 Valid
8 0.554 0,284 Valid
9 0.489 0,284 Valid
10 0.151 0,284 Tidak Valid
11 0.533 0,284 Valid
12 0.422 0,284 Valid
13 0.065 0,284 Tidak Valid
14 0.618 0,284 Valid
15 0.466 0,284 Valid
36
16 0.537 0,284 Valid
17 0.531 0,284 Valid
18 0.519 0,284 Valid
19 0.490 0,284 Valid
20 0.438 0,284 Valid
21 0.263 0,284 Tidak Valid
22 0.330 0,284 Valid
23 0.317 0,284 Valid
24 0.519 0,284 Valid
25 0.219 0,284 Tidak Valid
Pengujian validitas dari instrument penelitian dilakukan dengan angka
korelasi atau r hitung dari nilai jawaban tiap responden untuk tiap butir
pertanyaan. Kemudian dibandingkan dengan r table. Nilai r table 0.284 didapat
dari jumlah atau 50-2 = 48, tingkat signifikan 5 % maka didapat r table 0.284.
setiap butir pertanyaan dilakukan valid jika angka korelasional yang diperoleh
dari perhitungan lebih besar atau sama dengan dari r tabel.
2. Reliabilitas Instrument
Reliabilitas adalah instrument dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
pengumpul data karena instrument tersbut sudah baik.42
Reliabilitas menunjuk
pada tingkat keterladanan sesuatu artinya dapat dipercaya dan diandalkan. Dalam
penelitian ini uji reliabilitas instrument menggunakan bantuan SPSS 16.0 pada
Analyze-Scale-Reliability Analiyze.
Sedangkan menurut imam Ghazali menyatakan bahwa alat ukur dapat
dikatakan reliable jika nilai reliabilitas > 0,600, adalah standarisasi nilai
reliabilitas.43
42 Sugiono, MetodePenelitianPendidikanPendekatanKuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2013) h 61 43 Duwi priyatno, Mandiri belajar analisis data dengan SPSS, (Jakarta: PT. Buku Seru,
2013), h. 30
37
Hasil perhitungan uji reliabilitas dapat dilihat dalam tabel Reliability
Statistic pada kolom Cronbach’s Alpha berikut ini:
Tabel 5
Hasil perhitungan Reliabilitas Instrumen
Cronbach’s Alpha N of item
.648 40
G. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan. Dalam proses ini digunakan statistic
yang salah satu fungsi pokoknya adalah menyederhakan data penelitian. Setelah
data terkumpul kemudian data dikelompokkan dan ditabulasikansesuai dengan
variabel masing-masing yaitu:
Variabel x (variabel bebas), yaitu bimbingan orang tua
Variabel y (variabel terikat), yaitu hasil belajar siswa
Untuk mengetahui kegiatan hubungan antara x dan y, digunakan rumus koefisien
sebagai berikut:
Bentuk rumus produck Moment
(∑ ) (∑ )(∑ )
* (∑ (∑ ) )+{ (∑ (∑ ) }44
Keterangan:
= koefisien korelasi antara x dan y
∑ = Jumlah skor x
∑ = Jumlah skor y
∑ = product moment x di kali y
= Jumlah sampel penelitian
∑ = Jumlah kuadrat skor x
∑ = jumlah kuadrat skor y
44 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta : Bumi Aksara, 1990 )
38
Setelah diperoleh nilai koefisien kolerasi selanjutnya menjadi nilai Degre Of
Freedom atau drajat kebeasan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
DF = N-Nr
N = Number Of Cases ( subjek penelitian )
Nr = banyaknya variabel yang dikorelasikan
H. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah yang ada, maka penulis menyertakan
hipotesis sebagai dugaan sementara yang akan mengarah kepada penelitian yang
didasarkan pada informasi yang menyakinkan sebagai berikut :
Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan intensitas bimbingan orang tua
dengan hasil belajar.
H1: Ada hubungan yang signifikan antara intensitas bimbingan orang tua
dengan hasil belajar.
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Gambaran MI Nur As-sholihat Lengkong Wetan Serpong
Sekolah MI Nur As-sholihat merupakan sebuah lembaga pendidikan
swasta yang bernaung dibawah sebuah yayasan Al-Husainy yang terletak di Kp.
Perigi Lengkong Wetan Serpong Tangerang Selatan-Banten. Sekolah ini berdiri
pada tahun 1991 di atas seluas 1 Hektar yang merupakan wakaf dari keluarga H.
Sano. Pendiri yayasan Tarbiyah Nur As-sholihat yaitu Hj. Syarifah Alawiyah.
Sekolah ini mempunyai tujuan yang didasari oleh kepedulian remaja dan tokoh-
tokoh masyarakat sekitar terhadap pendidikan islam dan juga terhadap masyarakat
ekonomi lemah terutama dalam hal pendidikan putra-putrinya. Hal ini terlihat
pada salah satu tujuan didirikannya MI NUr As-sholihat yakni untuk menolong
masyarakat mengengah ke bawah agar dapat menyekolahkan putra-putrinya.
2. Keadaan Guru dan Karyawan
Guru adalah profesi/pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus. Oleh
karenanya tingkat pendidikan guru merupakan modal yang sangat penting dalam
melaksanakan tugas mendidik, megajar, dan melatih siswa.
Untuk keadaan guru pada MI Nur As-sholihat memiliki tenaga pengajar
dan tenaga kependidikan yang bervariatif dilihat dari jenis kelamin, jabatan,
maupun pendidikan seperti tabel berikut:
Tabel 6
Tenaga pengajar atau guru dan karyawan MI Nur As-sholihat
No Nama Guru Jenjang Jabatan Bidang studi
1 Drs. Suryadi Yahya S1/ Pendidikan
Bahasa Arab
Kepala
sekolah
Bahasa Arab
2 Faradillah S.Sos S1/ Komunikasi Wakil Bahasa
40
Penyiaran Islam kepsek inggris
3 Suryati S.Pdi S1/ pendidikan
Bahasa
Indonesia
Guru Bahasa
Indonesia
4 Suamah S.pdi S1/ Pendidikan
IPS
Guru IPS
5 Ayatusyifa S.Pdi S1/ Pendidikan
Matematika
Guru Matematika
6 Nana Supriyatna
A.Md
D3/ Manajeman
computer
Guru Komputer
/TIK
7 Ishaq S.Pdi S1/ Pendidikan
Agama Islam
Guru Agama
(Hadits,
akhlak)
8 Wahidin S.Pdi S1 Guru Penjas
9 Heru yanto S.Pdi S1/ Pendidikan
IPA
Guru IPA
10 Sy. Salma. A. Md D3/ Pendidikan
Agama islam
Guru Seni Budaya
11 Sy. Syadiah. S.sos S1/ Komunikasi
penyiaran Islam
Guru PKN
12 Eki Ruhiyat MA Guru Pramuka
13 Sy. Nur MA Karyawan TU
14 Nurahmatussoliha MA Karyawan TU
Sumber data: Dokumen Tata Usaha MI Nur As-sholihat Lengkong Wetan
Serpong
Dari tabel secara umum guru MI Nur As-Sholihat lulusan S1 namun,
masih terdapat sebagaian latar belakang pendidikannya tidak sesuai dengan
41
bidang studi yang diampu apalagi di antara mereka bukan lulusan pendidikan. Hal
ini akan mempengaruhi kemampuan penguasaan materi pelajaran dan strategi
pembelajaran, kecuali jika mereka diberi kesempatan untuk mengikuti diklat-
diklat pembelajaran. Oleh karena itu, pihak sekolah perlu terus menerus membina
profesionalisme guru dengan berbagai cara ( In Service Training, Studi lanjut dan
lain-lain).
3. Keadaan siswa MI Nur As-sholihat
Keadaan siswa-siswi yang ada di MI Nur As-sholihat Lengkong Wetan
Serpong bervariatif, artinya sekolah tersebut memiliki beberapa kelas yang cukup,
dan siswa-siswinya dari tahun ketahun ada peningkatan.
Tabel 7
Keadaan siswa MI Nur As-sholihat45
B. Deskripsi Data
1. Data hasil belajar siswa
Hasil belajar yang dimaksud adalah nilai MID yang diperoleh siswa
setelah dilaksanakannya ulangan MID semester II. Adapun nilai yang di peroleh
penulis dari nilai MID semester II dengan data sebagai berikut.
45 Dokumen MI Nur A-sholihat
Kelas I Kelas II Kelas
III
Kelas
IV
Kelas
V
Kelas
VI Jumlah
L P L P L P L P L P L P L P Jml
22 28 23 16 17 22 21 19 8 22 9 21 100 128 228
42
Tabel 8
Nilai MID semester II kelas IV, V, & VI MI Nur As-sholihat
Lengkong Wetan Serpong
Nama Nilai
IV 76
IV 79
IV 78
IV 77
IV 74
IV 73
IV 76
IV 75
IV 80
IV 72
IV 77
IV 72
IV 78
IV 71
IV 68
V 62
43
V 71
V 76
V 74
V 68
V 72
V 67
V 73
V 80
V 68
V 74
V 63
V 76
V 77
V 69
VI 67
VI 64
VI 74
VI 79
VI 75
VI 67
44
VI 66
VI 68
VI 73
VI 67
VI 68
VI 66
VI 67
VI 63
VI 64
VI 69
VI 72
VI 63
VI 67
VI 76
Jumlah 3571
Berdasarkan tabel 6, hasil belajar siswa dapat dikualifikasi. Data mengenai
hasil belajar MID semester II dapat dilihat pada nilai rata-ratanya dengan
menggunakan rumus : ∑
46
Keterangan:
∑ = Jumlah nilai Y
N = Number of cases
46 Anas Sudijiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Presada),
2010, hal. 85
45
= 71,42
2. Data intensitas bimbingan orang tua
Langkah pertama yang penulis lakukan sebelum menganalisis data terlebih
dahulu penulis menentukkan data yang akan di analisis. Data pertama adalah
intensitas bimbingan orang tua siswa yang di isi 50 siswa sebagai responden, dan
data yang ke dua adalah hasil belajar siswa di sekolah. Untuk data pertama penulis
memenentukkan skor responden yang menjawab hasil angket yang terdiri dari 5
option yaitu :
Tabel 9
Penentuan Skor Nilai Hasil Penelitian
Option Alternative jawaban Skor
A Selalu 4
B Sering 3
C Pernah 2
D Tidak pernah 1
Untuk analisis data, penulis menguraikan terlebih dahulu rekapitulasi nilai
hasil pengisian angket tentang intensitas bimbingan orang tua terdiri dari beberapa
tabel yang berhubungan dengan analisis data sebagai berikut :
Tabel 10
Distribusi Frekuensi Tentang Intensitas Bimbingan Orang tua
No Nama A (4) B(3) C (2) D (1) Jumlah angket Jumlah skor
1 IV 10 3 10 3 21 70
46
2 IV 6 10 13 0 21 80
3 IV 15 6 0 1 21 79
4 IV 9 2 17 2 21 78
5 IV 13 4 2 2 21 70
6 IV 15 4 1 0 21 74
7 IV 6 14 5 1 21 77
8 IV 7 10 7 4 21 76
9 IV 12 0 6 10 21 70
10 IV 18 0 1 0 21 74
11 IV 16 3 2 2 21 79
12 IV 10 5 4 2 21 65
13 IV 18 2 1 0 21 80
14 IV 12 5 3 0 21 73
15 IV 11 6 4 0 21 70
16 V 7 8 6 0 21 64
17 V 12 7 1 1 21 72
18 V 17 1 1 0 21 77
19 V 13 7 1 0 21 75
20 V 13 4 2 2 21 70
21 V 15 4 1 1 21 75
47
22 V 11 6 2 0 21 70
23 V 13 7 1 0 21 75
24 V 20 0 0 1 21 81
25 V 11 7 2 1 21 70
26 V 13 7 1 0 21 75
27 V 12 0 8 1 21 65
28 V 17 2 0 1 21 77
29 V 16 4 1 0 21 78
30 V 10 9 1 1 21 70
31 VI 11 6 3 0 21 69
32 VI 10 5 4 2 21 65
33 VI 10 8 3 0 21 70
34 VI 9 5 6 2 21 65
35 VI 15 4 2 0 21 76
36 VI 9 10 1 1 21 69
37 VI 12 4 2 3 21 67
38 VI 11 7 2 1 21 70
39 VI 12 6 0 9 21 75
40 VI 11 5 5 0 21 69
41 VI 12 5 3 1 21 70
48
42 VI 13 0 7 1 21 68
43 VI 10 8 2 2 21 70
44 VI 9 4 8 1 21 65
45 VI 6 9 3 3 21 60
46 VI 10 8 3 0 21 70
47 VI 10 3 5 3 21 62
48 VI 9 7 3 2 21 65
49 VI 8 8 7 0 21 70
50 VI 17 3 0 1 21 78
Untuk mengetahui nilai rata-rata intensitas bimbingan orang tua, maka
penulis menggunakan rumus : ∑
Keterangan :
∑
N = Number of cases
= 71,64
C. Analisis Data
1. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi berdistribusi
normal atau tidak. Untuk mengetahui nilai berdistribusi normal atau tidak dihitung
dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0.
49
Analisis
1. Hipotesis yang diuji adalah:
Ha : data berasal dari distribusi normal
H0 : data tidak berasal dari distribusi normal
2. Kriteria pengujian yaitu:
Jika signifikansi Kolmogorav-Smirnov atau Shapiro-Wilk > 0,05
maka terima H0
Jika signifikansi Kolmogorav-Smirnov atau Shapiro-Wilk < 0,05
maka tolak H0
Adapun hasil analisis uji normalitas intensitas bimbingan orang tua dan
hasil belajar dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 11
Uji Normalitas Intensitas Bimbingan Orang tua
One-sample Kolmogorav-Smirnov Test
Intensitas bimbingan
orang tua
N 50
Normal parametersa Mean 85.46
Std. deviation 11.132
Most Extreme Differences Absolute .128
Positive .112
negative -128
Kolmogorav-Smirnov Z 906
Asymp. Sig (2-tailed) 384
Test distribution is Normal
Uji normalitas pertama dilakukan terhadap data intensitas bimbingan
orang tua. Hasil perhitungan uji normalitas dengan menggunakan SPSS 16.0
dengan uji Analyze- nonparametris test – sample K-S. Diperoleh hasil output di
50
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
atas dapat dilihat bahwa Asymp.Sig (2-tailed)= 0,384, maka sesuai dengan
ketentuan 0,384 > 0,05 atinya nilai tersebut normal.
Gambar 11.1
Plot Normalitas
Normal P-P Plot of Intensitas Bimbingan orang tua
Sesuai dengan gambar grafik di atas ini, titik-titik menyebar di sekitas
baris dan mengikuti garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa nilai yang
dihasilkan dari uji normalitas tersebut adalah normal.
Ex
pected
Cu
m P
rob
Observed Cum Prob
51
Tabel 12
Uji Normalitas Hasil belajar
One-sample Kolmogorav-Smirnov Test
Hasil belajar siswa
N 49
Normal parametersa Mean 78.98
Std. deviation 3.455
Most Extreme Differences Absolute .101
Positive .101
negative -.086
Kolmogorav-Smirnov Z .710
Asymp. Sig (2-tailed) .695
Test distribution is Normal
Uji normalitas kedua dilakukan terhadap data hasil belajar siswa. Hasil
perhitungan uji normalitas dengan menggunakan SPSS 16.0 dengan uji Analyze-
nonparamteris test-sample K-S. Diperoleh hasil output di atas dapat dilihat bahwa
Asymp.Sig (2-tailed) = 0,695, maka sesuai dengan ketentuan 0,695 > 0,05 artinya
nialai tersebut normal.
Maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal karena
perhitungan dari intensitas bimbingan orang tua sebesaar (0,321) dan hasil belajar
sebesar (0,939) berada lebih besar dari taraf signifikansi 5% atau > 0,05.
52
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
Gambar 12.1
Plot Hasil Belajar
Normal P-P Plot of Hasil Belajar
Sesuai dengan gambar grafik di atas ini, titik-titik menyebar di sekitar
baris dan mnegikuti garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa nilai yang
dihasilkan dari uji normalitas tersebut adalah normal.
b. Uji Homogenitas
Setelah data dinayatakan berdistribusi normal. Maka dilanjutkan pada uji
homogenitas. Adapun uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah
sampel berasal dari varians yang sama atau tidak. Dalam uji homogenitas ini
penulis menggunakan bantuan program SPSS 10.0 pada pilihan One Way
ANOVA. Berikut merupakan analisis dan kriteria pengujian hipotesis.
Ex
pected
Cu
m P
rob
Observed Cum Prob
53
1. Hipotesis yang diuji adalah:
H0 : Varians populasi adalah identik (varians angket dan hasil
belajar adalah sama)
H1 : Varians populasi adalah tidak identik (varians angket dan
hasil belajar adalah tidak sama)
a. Kriteria pengujian yaitu:
Jika signifikansi levene’s Test > 0,05 maka terima H0
Jika signifikansi levene’s Test < 0,05 maka tolak H0
Berikut hasil uji homogenitas angket siswa :
Tabel 13
Uji Homogenitas
Test of Homogenety of Variances
Angket
Levene Statistic df1 df2 Sig
.937 10 37 .482
Berdasarkan tabel perhitungan uji homogenitas dengan SPSS 16.0, diketahui
bahwa levene statistic adalah 0,937 dengan nilai signifikansi 0,482. Oleh karena
probabilitas > 0,05, maka H0 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa data
tersebut homogeny.
2. Pengujian Hipotesis
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan
perhitungan koefisien. Untuk menghitung koefisien korelasi antara lain intensitas
bimbingan orang tua dengan hasil belajar siswa digunakan Person Product
Moment yaitu:
54
Table 14
Perhitungan Untuk Mperoleh Koefisien Korelasi Antara Intensitas
Bimbingan Orang tua Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa
Untuk mencari koefisien kolerasi anatara Intensitas Bimbingan Orang tua
(variable X) dengan hasil belajar siswa (variable Y) dilakukan dengan rumus
koefisien kolerasi Product Moment. Adapun langkah-langkah perhitungan dapat
dilihat pada table berikut:
No Skor
X Y XY X2 Y2
1 70 76 5320 4900 5776
2 80 79 6320 6400 6241
3 79 78 6162 6241 6084
4 78 77 6006 6084 5929
5 70 74 5180 4900 5476
6 74 73 5402 5476 5329
7 77 76 5852 5929 5776
8 76 76 5700 5776 5625
9 70 80 5600 4900 6400
10 74 72 5328 5476 5184
11 79 77 6083 6241 5929
12 65 72 4680 4225 5184
13 80 78 6240 6400 6084
14 73 71 5183 5329 5041
15 70 68 4760 4900 4624
55
16 64 62 3968 4096 3844
17 72 71 5112 5184 5041
18 77 76 5852 5929 5776
19 75 74 5550 5625 5476
20 70 68 4760 4900 4624
21 75 72 5400 5625 5184
22 70 67 4690 4900 4489
23 75 73 5475 5625 5329
24 81 80 6480 6561 6400
25 70 68 4760 4900 4624
26 75 74 5550 5625 5476
27 65 63 4095 4225 3669
28 77 76 5852 5929 5776
29 78 77 6006 6084 5992
30 70 69 4830 4900 4761
31 69 67 4623 4761 4489
32 65 64 4160 4225 4096
33 70 74 5180 4900 5476
34 65 79 5135 4225 6241
35 76 75 5700 5776 5625
36 69 67 4623 4761 4489
37 67 66 4422 4489 4356
38 70 68 4760 4900 4624
39 75 73 5475 5625 5329
56
40 69 67 4623 4761 4489
41 70 68 4760 4900 4624
42 68 66 4488 4624 4356
43 70 67 4690 4900 4489
44 65 63 4095 4225 3969
45 60 64 3840 3600 4096
46 70 69 4830 4900 4761
47 62 72 4464 3844 5184
48 65 63 4095 4225 3669
49 70 67 4690 4900 4489
50 78 76 5928 6084 5776
Jumlah 3582 3571 256777 257910 25630
7
N= 50 ∑
∑ ∑
∑
∑
Dari data tersebut, maka dapat dicari nilai koefisien korelasi sebagai berikut:
(∑ ) (∑ )(∑ )
* (∑ (∑ ) )+{ (∑ (∑ ) }
( ) ( )
√* ( ) + * ( ) +
√* + * +
√
√ = 0,703
57
Dari hasil perhitungan di atas ternyata angka korelasi antara variabel X
dan variabel Y bertanda posotif dengan memperhatikan besarnya rxy yang
diperoleh yaitu 0,703.
Selanjutnya untuk mengetahui apakah hubungan itu signifikan atau tidak
maka r hasil perhitungan dibandingkan dengan r tabel. Dan sebelum
membandingkannya, telebih dahulu dicari derajat kebesannnya atau df (degrees of
freedom) dengan menggunakan rumus:
Df = N-nr
= 50-2
= 48
Dengan df sebesar 48 jika dikonsultasikan dengan tabel r, masing-masing
untuk r 5% sebesar 0,284 dan untuk r 1% sebesar 0,368. Jika dikihat dari r tabel
tersebut, ternyata rxy sebesar 0,703. Lebih besar dari pada tabel r, baik dari pada
taraf signifikansi 5% maupun 1%. Dengan demikian Hipotesa Alternatif (Ha)
diterima, dan hipotesa Nol (H0) di tolak, artinya : “terdapat kolerasi yang
signifikan antara intensitas bimbingan orang tua siswa dengan hasil belajar siswa
kelas IV, V, & VI MI Nur As-sholihat Lengkong wetan Serpong .”
Selanjutnya untuk mengetahui besar kontribusi (sumbangan) yang
diberikan variabel X dalam menunjang keberhasilan variabel Y, maka harus
diketahui terlebih dahulu suatu koefisien yang disebut dengan koefisien penentuan
(coefficient of Determation) dengan rumus sebagai berikut:
KD = rxy2 x 100%
= (0,703)2 x 100 %
= 0,494209 x 100 %
= 49, 4209 %
= 49,42 %
58
Dari perhitungan hasil KD sebesar 49,42 % maka dapat diketahui
intensitas bimbingan orang tua siswa pada kelas IV, V, & VI MI Nur As-sholihat
Lengkong wetan Serpong dalam memperangaruhi hasil belajar siswa adalah
sebesar 49,42%.
D. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor intensitas bimbingan orang tua
dalam membimbinganak dalam belajar diperoleh rata-rata sebesar 71,64 dan
untuk skor hasil belajar siswa diperoleh rata-rata sebesar 71,42, ini menunjukkan
bahwa skor intensitas bimbinagn orang tua dalam membimbing anak belajar
terhadap peningkatan hasil belajar anak yang rendah akan membentuk hasil yang
kurang baik terhadap hasil belajar anak. Dari hasil penelitian diatas, dapat
disimpulkan bahwa bimbingan yang datang karena adanya rangsangan dari luar
individu (ekstrinsik) sangat diperlukan dalam hal ini orang tua mempunyai
tanggung jawab yang besar dalam mendidik anak. Mengapa intensitas bimbingan
orang tua perlu diberikan, tak lain karena siswa senantiasa berada dalam keadaan
tetap, bisa terjadi siswa yang mempunyai motivasi ini tdak sampai berada pada
tingkatan yang sangat rendah, perlu ditingkatkan dengan orang tua yang selalu
memberikan bimbingan penuh kepada anak terutama dalam mengontrol
belajarnya. Pada siswa yang tingkat motivasi belajarnya lemah, justru bimbingan
orang tua sangat diperlukan, untuk membangkitkan semangat belajar anak. Begitu
pentingnya fungsi intensitas bimbingan orang tua terhadap kegiatan belajar anak,
oleh karena itu, orang tua sebagai orang yang paling dekat dan bertanggung jawab
terhadap anak-anaknya harus senantiasa dapat membimbing anak dalam belajar
agar dapat mencapai hasil yang memuaskan.
Selanjutnya, dari perhitungan rxy korelasi diperoleh sebesar 0,703 dan
apabila hasil tersebut diinterprestasikan secara sederhana dengan mencocokkan
hasil perhitungan dengan angka indeks korelasi r product moment, ternyata
besarnya rxy yang diperoleh terletak antara 0,70-0,90 yang berarti “ Antara
variabel X dan variabel Y terdapat korelasi tinggi. Hal ini berarti setiap bimbingan
59
orang tua dalam memperhatikan anak dalam belajar yang besar atau tinggi akan
diikuti pula dengan besarnya peningkatan hasil belajar yang dipeoleh siswa.
Kontribusi dari hasil korelasinya ditunjukkan sebesar 49,42%. Artinya salah satu
faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah bimbingan orang tua dalam
lingkungan keluarga. Dalam lingkungan keluarga pihak orang tualah yang turut
mempengaruhi kemajuan hasil belajar anak, bahkan mungkin dapat dikatakan
faktor yang sangat penting, karena sebagian besar waktu belajar dilaksanakan
dirumah, keluarga kurang mendukung situasi belajar. Seperti kericuhan keluarga,
kurang perhatian orang tua, kurang perlengkapan belajar dan mempengaruhi
berhasil tidaknya belajar. Dengan demikian betapa pentingnya bimbingan yang
diberikan oleh orang tua untuk tercapainya keberhasilan belajar anak, untuk itu
sebagai orang tua haruslah membimbing anaknya dengan baik sehingga apa yang
diinginkan orang tua dapat tercapai, dalam hal ini keberhasilan anak dalam
belajar.
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Terdapat hubungan posotif yang signifikan antara intensitas bimbingan
orang tua dengan hasil belajar siswa dalam belajar. Hal ini ditunjukkan dari hasil
kolerasi antara hubungan intensitas bimbingan orang tua dengan hasil belajar
siswa sebesar 0.703, dan apabila hasil tersebut diinterprestasikan secara sederhana
dengan mencocokkan hasil perhitungan dengan angka indeks kolerasi r product
moment, ternyata dari hasil korelsi intensitas bimbingan orang tua dengan hasil
belajar siswa terletak antara 0.70-0.90 yang berarti, antara intensitas bimbingan
orang tua dalam mempengaruhi hasil belajar siswa terdapat kolerasi. Dan
kontribusi dari hasil korelasinya sebesar 49.42%. dari hasil tersebut dapat terlihat
bahwa meningkat atau menurunnya hasil belajar siswa salah satunya ditentukkan
oleh intensitas bimbingan orang tua. Maka semakin tinggi tingkat intensitas
bimbingan orang tua yang diberikan maka semakin baik hasil belajar yang akan
dicapai siswa.
B. Saran
1. Orang tua lebih intensif lagi dengan cara memberikan nasihat,
memberikan perhatian, memberikan pengarahan, memberikan semangat
dan penyediaan fasilitas. Masalah intensitas bimbingan orang tua terhadap
peningkatan hasil belajar siswa perlu di tingkatkan oleh setiap orang tua.
Walaupun intenistas bimbingan orang tua sudah baik namun alangkah
baiknya orang tua lebih meningkatkan lagi bimbingannya terhadap anak
agar menjadi lebih baik sehingga apa yang diharapkan orang tua terhadap
peningkatan hasil belajar anak sesuai dengan apa yang diinginkan. Orang
tua hendaknya tidak hanya memberikan bimbingan saja kepada anak
untuk meningkatkan hasil belajarnya tetapi juga perlu bekerjasama
dengan pihak sekolah agar ada komunikasi yang baik antara orang tua
dengan pihak sekolah. Adanya kerjasama dengan pihak sekolah tidak
61
menutup kemungkinan anak merasa lebih dibimbing dan anak akan
semangat dalam menerima pelajaran yang tentunta hal ini akan dapat
meningkatkan hasil belajarnya.
2. Sebaiknya pihak dari sekolah perlu terus menerus untuk mengingatkan
orang tua siswa untuk membimbing putra-putrinya di rumah. Sekolah
sebagai lembaga pendidikan yang kedua hendaknya juga menjalin
hubungan baik dengan pihak orang tua dalam rangka mengatasi masalah-
masalah yang timbul pada anak, disamping dengan adanya hubungan
yang baik antara orang tua dengan pihak sekolah juga dapat mengetahui
secara tidak langsung seberapa besar bimbingan yang diberikan oleh
orangtua terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
3. Bagi seorang guru keberhasilan yang dicapai oleh siswa dalam pelajaran
secara tidak langsung membuktikakn keberhasilan guru dalam
memberikan pengajaran kepada siswanya, oleh karena itu guru dan pihak
orang tua harus bekerjasama dalam member bimbingan kepada anak
dengan memotivasi anak dalam belajar, sehingga dengan adanya
kerjasama guru dengan pihak orang tua peningkatan hasil belajar siswa
dapat tercapai sesuai dangan harapan yang diinginkan.
62
DAFTAR PUSTAKA
Abd, Rachman, Abror.. Psikologi Pendidikan. Yogya: PT Tiara Wacana, 1993.
Mirahaja,Adi. Lingkungan Pendidikan. www.kmplnmakalah.blogspot.com.html
rabu 10.52
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara,
2009.
Ahmadi, Abu. Sosiologi Pendidikan. Surabaya: PT. Bina Ilmu, 2009.
Rachaman, Budhi. “Pengertian dan Unsur-unsur Pendidikan,” www://calon-
guru.blogspot.com/.html, kamis 17102013 10.52
Damsar. Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2011.
Ketut Sukardi, Dewa. Pengantar Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Di
Sekolah. Jakarta: PT Rineka cipta, 2008.
Lutfiyah. Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Siswa. FITK
UIN Syarif Hidayatulah. Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syahid, 2009.
Mahmoud Hana, Attia. Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan. Jakarta: Bulan
Bintang, 1978.
Mu‟awanah, Elfi, dkk. Bimbingan Konseling Islami. Jakarta: Bumi Askara, 1978.
Mudyahardjo, Redja. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2002.
Neni Iska, Zikri. Perkembangan Peserta didik perspektif psikologi. Jakarta : Kizi
Brother‟s, 2011.
Purwanto, Ngalim. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT. Remaja
Rosada karya, 2009.
Prayitno, H, dkk. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta
Cet, Ke-2, 2004.
Priyatno, Duwi. Mandiri belajar analisis data dengan SPSS. Jakarta: PT. Buku
Seru, 2013.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
rosda karya, 2009.
Suralaga, Fadilla dkk. Psikologi Pendidikan dalam Perspekstif Islam . Jakarta:
UIN Jakarta Press, 2005.
63
Suwito. Bentuk Perhatian-perhatian Orang tua. www.psychologymania.ccom.
Selasa 10.02
Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT Grafindo
Persada, 2012.
Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabetacet. Ke-12, 2011.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta, 2013.
Sudijiono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Presada, 2010.
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan. Bandung,: PT remaja Rosdakarya, 2010.
Tohirin. Bimbingan dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2009.
Tanjung, Rahmayanti. Hubungan Antara Bimbingan Orang Tua Dengan Motivasi
Belajar Siswa Di Smk Muhammadiyah 01 Ciputat. FITK UIN Syarif
Hidayatulah. Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syahid, 2008.
Uhbiyati, Nur. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung : CV Pustaka Setia, 1998.
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan
dosen dan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2003
tentang Sisdiknas.
Umami, Ratna. Hubungan Antara Bimbingan Orang Tua Pada Masa Puber
Dengan Prestasi Belajar Siswa Di SMP Negeri 3 Pamulang. FITK UIN
Syarif Hidayatulah. Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syahid, 2008.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahnun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Walgito, Bimo. Bimbingan dan Penyeluhuan Di Sekolah. Jakarta: Bumi Askara,
2012.
Yulianti, Fitri. Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Siswa.
FITK UIN Syarif Hidayatulah. Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syahid,
2008.
Zurinal Z, Hj. Ilmu Pendidikan pengantar dan dasar-dasar pelaksanaan
pendidikan. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.
64
Lampiran 1
Uji coba penelitian
ANGKET HUBUNGAN INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA
DENGAN HASIL BELAJAR SISWA MI NUR ASHOLIHAT ”.
Nama :
Kelas :
PETUNJUK:
1. Pada angket ini terdapat pernyataan, untuk mengukur sejauh mana
hubungan intensitas bimbingan orang tua denganhasil belajar bahasa
indonesia. Pertimbangkan baik-baik setiap pernyataan dalam kaitannya
dengan pembelajaran dan tentukan kebenarannya kemudian berilah tanda
(ceklis) pada jawaban yang benar dengan pilihanmu
2. Pertimbangkan setiap pernyatakan secara terpisah dan tentukan
kebenarannya.
3. Jawabanmu jangan di pengaruhi oleh jawaban terhadap pernyataan lain.
4. Catat respon anda pada lembar jawaban yang tersedia. Terima kasih.
5. Penggolongan dalam angket rasa percaya diri berdasarkan kriteria dan
kondisi.
KETERANGAN PILIHAN JAWABAN:
Selalu
Sering
Pernah
Tidak pernah
NO Pernyataan SL SR P TP
1 Orang tua saya menasehati agar saya belajar
secara teratur
2 Orang tua saya menasehati agar saya tidak
menunda waktu dalam menyelesaikan tugas/PR
3 Orang tua saya menasehati agar saya tidak
menyalin ataupun mencontek tuga/PR kepada
orang lain
4 Orang tua saya menasehati agar saya
menyelesaikan tugas/PR dengan baik
65
5 Orang tua saya menasehati agar saya berhati-
hati dalam menjawab tugas/PR
6 Orang tua saya menasehati agar saya
mempelajari materi pelajaran yang besok di
ajarkan
7 Orang tua saya menyediakan ruang belajar
yang memadai
8 Orang tua saya memberi biaya untuk mengikuti
les
9 Orang tua saya menyediakan buku alat tulis
yang saya butuhkan dalam pelajaran
10 Orang tua saya membelikan meja belajar untuk
belajar di rumah
11 orang tua saya mengingatkan saya untuk
menyelesaikan tugas/PR
12 Orang tua saya menjaga ketenangan pada saat
saya belajar ataupun menyelesaikan tugas /PR
13 Orang tua saya melarang orang lain untuk tidak
menganggu saya ketika belajar
14 Orang tua saya menanyakan kesulitan yang
saya hadapi dalam belajar
15 Orang tua saya menanyakan nilai hasil yang
saya peroleh dalam tugas /PR
16 Orang tua saya menegur ketika melihat saya
tidak belajar di rumah
17 Orang tua saya menegur saya ketika saya
menonton tv pada waktu belajar di rumah
18 Orang tua saya memperhatikan usaha belajar
yang saya hadapi
19 Orang tua memberi arahan yang saya hadapi
dalam belajar
66
20 Orangtua saya menyuruh saya untuk
mengerjakan yang tugas dari pada bermain
21 Ketika tidak bisa mendampingi orang tua saya
meminta saudara untuk mendampingi saya
belajar di rumah
22 Orang tua saya menyemangati saya agar saya
mencapai hasil nilai yang baik
23 Orang tua saya berjanji akan memberikan
hadiah jika saya lebih giat dalam belajar
24 Orang tua saya tidak mencela saya saat saya
mendapatkan nilai kurang bagus
25 Orang tua membangunkan dari tidur dengan
kasih sayang
Uji peneitian
ANGKET HUBUNGAN INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA
DENGAN HASIL BELAJAR SISWA MI NUR ASHOLIHAT ”.
Nama :
Kelas :
PETUNJUK:
6. Pada angket ini terdapat pernyataan, untuk mengukur sejauh mana
hubungan intensitas bimbingan orang tua denganhasil belajar bahasa
indonesia. Pertimbangkan baik-baik setiap pernyataan dalam kaitannya
dengan pembelajaran dan tentukan kebenarannya kemudian berilah tanda
(ceklis) pada jawaban yang benar dengan pilihanmu
7. Pertimbangkan setiap pernyatakan secara terpisah dan tentukan
kebenarannya.
8. Jawabanmu jangan di pengaruhi oleh jawaban terhadap pernyataan lain.
9. Catat respon anda pada lembar jawaban yang tersedia. Terima kasih.
10. Penggolongan dalam angket rasa percaya diri berdasarkan kriteria dan
kondisi.
KETERANGAN PILIHAN JAWABAN:
Selalu
Sering
67
Pernah
Tidak pernah
NO Pernyataan SL SR P TP
1 Orang tua saya menasehati agar saya belajar
secara teratur
2 Orang tua saya menasehati agar saya tidak
menunda waktu dalam menyelesaikan tugas/PR
3 Orang tua saya menasehati agar saya tidak
menyalin ataupun mencontek tuga/PR kepada
orang lain
4 Orang tua saya menasehati agar saya
menyelesaikan tugas/PR dengan baik
5 Orang tua saya menasehati agar saya berhati-
hati dalam menjawab tugas/PR
6 Orang tua saya menasehati agar saya
mempelajari materi pelajaran yang besok di
ajarkan
7 Orang tua saya menyediakan ruang belajar
yang memadai
8 Orang tua saya memberi biaya untuk mengikuti
les
9 Orang tua saya menyediakan buku alat tulis
yang saya butuhkan dalam pelajaran
10 orang tua saya mengingatkan saya untuk
menyelesaikan tugas/PR
11 Orang tua saya menjaga ketenangan pada saat
saya belajar ataupun menyelesaikan tugas /PR
12 Orang tua saya menanyakan kesulitan yang
saya hadapi dalam belajar
13 Orang tua saya menanyakan nilai hasil yang
68
saya peroleh dalam tugas /PR
14 Orang tua saya menegur ketika melihat saya
tidak belajar di rumah
15 Orang tua saya menegur saya ketika saya
menonton tv pada waktu belajar di rumah
16 Orang tua saya memperhatikan usaha belajar
yang saya hadapi
17 Orang tua memberi arahan yang saya hadapi
dalam belajar
18 Orangtua saya menyuruh saya untuk
mengerjakan yang tugas dari pada bermain
19 Orang tua saya menyemangati saya agar saya
mencapai hasil nilai yang baik
20 Orang tua saya berjanji akan memberikan
hadiah jika saya lebih giat dalam belajar
21 Orang tua saya tidak mencela saya saat saya
mendapatkan nilai kurang bagus
69
Lampiran 2
Nilai MID semester II kelas IV, V, & VI MI Nur As-sholihat Lengkong
Wetan Serpong
Nama Nilai
IV 76
IV 79
IV 78
IV 77
IV 74
IV 73
IV 76
IV 75
IV 80
IV 72
IV 77
IV 72
IV 78
IV 71
IV 68
V 62
V 71
V 76
V 74
V 68
70
V 72
V 67
V 73
V 80
V 68
V 74
V 63
V 76
V 77
V 69
VI 67
VI 64
VI 74
VI 79
VI 75
VI 67
VI 66
VI 68
VI 73
VI 67
VI 68
VI 66
VI 67
VI 63
71
VI 64
VI 69
VI 72
VI 63
VI 67
VI 76
72
Lampiran 3
Hasil uji validitas
Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r table Kriteria
1 0.618 0,284 Valid
2 0.489 0,284 Valid
3 0.391 0,284 Valid
4 0.535 0,284 Valid
5 0.466 0,284 Valid
6 0.333 0,284 Valid
7 0.537 0,284 Valid
8 0.554 0,284 Valid
9 0.489 0,284 Valid
10 0.151 0,284 Tidak Valid
11 0.533 0,284 Valid
12 0.422 0,284 Valid
13 0.065 0,284 Tidak Valid
14 0.618 0,284 Valid
15 0.466 0,284 Valid
16 0.537 0,284 Valid
17 0.531 0,284 Valid
18 0.519 0,284 Valid
19 0.490 0,284 Valid
20 0.438 0,284 Valid
21 0.263 0,284 Tidak Valid
22 0.330 0,284 Valid
23 0.317 0,284 Valid
24 0.519 0,284 Valid
25 0.219 0,284 Tidak Valid
73
Lampiran 4
Distribusi Frekuensi Tentang Intensitas Bimbingan Orang tua
No Nama A
(4)
B(3) C (2) D (1) Jumlah
angket
Jumlah
skor
1 IV 10 3 10 3 21 70
2 IV 6 10 13 0 21 80
3 IV 15 6 0 1 21 79
4 IV 9 2 17 2 21 78
5 IV 13 4 2 2 21 70
6 IV 15 4 1 0 21 74
7 IV 6 14 5 1 21 77
8 IV 7 10 7 4 21 76
9 IV 12 0 6 10 21 70
10 IV 18 0 1 0 21 74
11 IV 16 3 2 2 21 79
12 IV 10 5 4 2 21 65
13 IV 18 2 1 0 21 80
14 IV 12 5 3 0 21 73
15 IV 11 6 4 0 21 70
16 V 7 8 6 0 21 64
17 V 12 7 1 1 21 72
18 V 17 1 1 0 21 77
19 V 13 7 1 0 21 75
20 V 13 4 2 2 21 70
74
21 V 15 4 1 1 21 75
22 V 11 6 2 0 21 70
23 V 13 7 1 0 21 75
24 V 20 0 0 1 21 81
25 V 11 7 2 1 21 70
26 V 13 7 1 0 21 75
27 V 12 0 8 1 21 65
28 V 17 2 0 1 21 77
29 V 16 4 1 0 21 78
30 V 10 9 1 1 21 70
31 VI 11 6 3 0 21 69
32 VI 10 5 4 2 21 65
33 VI 10 8 3 0 21 70
34 VI 9 5 6 2 21 65
35 VI 15 4 2 0 21 76
36 VI 9 10 1 1 21 69
37 VI 12 4 2 3 21 67
38 VI 11 7 2 1 21 70
39 VI 12 6 0 9 21 75
40 VI 11 5 5 0 21 69
41 VI 12 5 3 1 21 70
42 VI 13 0 7 1 21 68
43 VI 10 8 2 2 21 70
44 VI 9 4 8 1 21 65
75
45 VI 6 9 3 3 21 60
46 VI 10 8 3 0 21 70
47 VI 10 3 5 3 21 62
48 VI 9 7 3 2 21 65
49 VI 8 8 7 0 21 70
50 VI 17 3 0 1 21 78
Untuk mengetahui nilai rata-rata intensitas bimbingan orang tua, maka
penulis menggunakan rumus : ∑
Keterangan :
∑
N = Number of cases
= 71,64
76
Lampiran 5
Perhitungan Untuk Memperoleh Koefisien Korelasi Antara Intensitas
Bimbingan Orang tua Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa
Untuk mencari koefisien kolerasi anatara Intensitas Bimbingan Orang tua
(variable X) dengan hasil belajar siswa (variable Y) dilakukan dengan rumus
koefisien kolerasi Product Moment. Adapun langkah-langkah perhitungan dapat
dilihat pada table berikut:
No Skor
X Y XY X2 Y2
1 70 76 5320 4900 5776
2 80 79 6320 6400 6241
3 79 78 6162 6241 6084
4 78 77 6006 6084 5929
5 70 74 5180 4900 5476
6 74 73 5402 5476 5329
7 77 76 5852 5929 5776
8 76 76 5700 5776 5625
9 70 80 5600 4900 6400
10 74 72 5328 5476 5184
11 79 77 6083 6241 5929
12 65 72 4680 4225 5184
13 80 78 6240 6400 6084
14 73 71 5183 5329 5041
15 70 68 4760 4900 4624
77
16 64 62 3968 4096 3844
17 72 71 5112 5184 5041
18 77 76 5852 5929 5776
19 75 74 5550 5625 5476
20 70 68 4760 4900 4624
21 75 72 5400 5625 5184
22 70 67 4690 4900 4489
23 75 73 5475 5625 5329
24 81 80 6480 6561 6400
25 70 68 4760 4900 4624
26 75 74 5550 5625 5476
27 65 63 4095 4225 3669
28 77 76 5852 5929 5776
29 78 77 6006 6084 5992
30 70 69 4830 4900 4761
31 69 67 4623 4761 4489
32 65 64 4160 4225 4096
33 70 74 5180 4900 5476
34 65 79 5135 4225 6241
35 76 75 5700 5776 5625
36 69 67 4623 4761 4489
37 67 66 4422 4489 4356
38 70 68 4760 4900 4624
39 75 73 5475 5625 5329
78
40 69 67 4623 4761 4489
41 70 68 4760 4900 4624
42 68 66 4488 4624 4356
43 70 67 4690 4900 4489
44 65 63 4095 4225 3969
45 60 64 3840 3600 4096
46 70 69 4830 4900 4761
47 62 72 4464 3844 5184
48 65 63 4095 4225 3669
49 70 67 4690 4900 4489
50 78 76 5928 6084 5776
Jumlah 3582 3571 256777 257910 25630
7
N= 50 ∑
∑ ∑
∑
∑
Dari data tersebut, maka dapat dicari nilai koefisien korelasi sebagai berikut:
∑ (∑ ) ( ∑ )
√* ∑ (∑ ) + * ∑ (∑ ) +
( ) ( )
√* ( ) + * ( ) +
√* + * +
√
√ = 0,703
Nuryani, M.Pd