hubungan konsep diri dan kepercayaan diri dengan interaksi sosial remaja … · 2013. 7. 22. ·...

138
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA PANTI ASUHAN NUR HIDAYAH SURAKARTA SKRIPSI Dalam rangka penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata I Psikologi Oleh: Nuly Hartiyani G 0105038 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: others

Post on 21-Nov-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

INTERAKSI SOSIAL REMAJA PANTI ASUHAN NUR HIDAYAH

SURAKARTA

SKRIPSI

Dalam rangka penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat

guna memperoleh gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata I Psikologi

Oleh:

Nuly Hartiyani

G 0105038

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul : Hubungan Konsep Diri dan Kepercayaan Diri dengan Interaksi

Sosial Remaja Panti Asuhan Nur Hidayah Surakarta

Nama Peneliti : Nuly Hartiyani

NIM/ Semester : G0105038

Tahun : 2011

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Pembimbing dan Penguji Skripsi Prodi Psikologi

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta pada: Hari : ………….. Tanggal: …………..

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping Dra. Sri Wiyanti, M.Si Aditya Nanda Priyatama, S.Psi, M.Si NIP 195208141984032001 NIP 197810222005011001

Koordinator Skripsi

Rin Widya Agustin, M.Psi NIP 197608172005012002

Page 3: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal dengan judul : Hubungan Konsep Diri dan Kepercayaan Diri dengan Interaksi

Sosial Remaja Panti Asuhan Nur Hidayah Surakarta

Nama Peneliti : Nuly Hartiyani

NIM/ Semester : G0105038

Tahun : 2005

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Pembimbing dan Penguji Proposal Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta pada:

Hari : ………….. Tanggal: …………..

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dra. Sri Wiyanti, M.Si Aditya Nanda Priyatama, S.Psi, M.Si

NIP 195208141984032001 NIP 197810222005011001

Koordinator Skripsi

Rin Widya Agustin, M.Psi

NIP 197608172005012002

Page 4: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul:

Hubungan Konsep Diri dan Kepercayaan Diri dengan Interaksi Sosial Remaja Panti

Asuhan Nur Hidayah Surakarta

Nuly Hartiyani, G0105038, Tahun 2011

Telah diuji dan disahkan oleh Pembimbing dan Penguji Sripsi Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Hari : ………….. Tanggal: …………..

1. Pembimbing Utama Dra. Sri Wiyanti, M.Si (__________________)

2. Pembimbing Pendamping Aditya Nanda P. S.Psi, M.Si (__________________)

3. Penguji I Dra. Tuti Hardjajani, M.Si (__________________)

4. Penguji II Nugraha Arif Karyanta, S.Psi (__________________)

Surakarta, _______________

Ketua Program Studi Psikologi Koordinator Skripsi Drs. Hardjono, M.Si Rin Widya Agustin, M.Psi NIP 195901191989031002 NIP 197608172005012002

Page 5: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

MOTTO

Setiap kenikmatan yang kamu rasakan, maka datangnya dari Allah. (QS. An-Nahl: 53)

Kesabaran merupakan cahaya yang terang dalam kehidupan.

( HR. Muslim )

Do The best, Be The Best, and

Let God Take The Rest

( Marching Band Sebelas Maret )

Page 6: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

Persembahan

Karya ini kupersembahkan kepada :

Mama dan Kakakku ( Nury ) dan seluruh keluargaku,

untuk segala motivasi, semangat, dorongan, dan kasih sayang

Teman-temanku, untuk menjadi inspirasi dan sumber keceriaan

Dan almamaterku, untuk semua ilmu yang berharga

Terimakasih semuanya ......

Page 7: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas segala rahmat, nikmat, dan anugrah yang terlimpah serta

hidayah Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

baik. Penyelesaian skripsi ini bukanlah akhir dari sebuah perjalanan, akan tetapi

sebagai awal bagi penulis untuk bisa melangkah ke depan dengan lebih baik

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari

bimbingan, bantuan, dukungan, dan doa dari berbagai pihak, oleh karena itu

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. AA. Subiyanto, MS selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan arahan diawal

memasuki perkuliahan dan penyusunan skripsi.

2. Bapak Drs. Hardjono, M.Si selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan

kemudahan dalam perijinan penelitian.

3. Ibu Rin Widya Agustin, M.Psi., selaku Koordinator Skripsi Program Studi

Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan pengarahan diawal pembuatan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Sri Wiyanti, M.Si selaku pembimbing utama dan Bapak Aditya

Nanda Priyatama, S.Psi, M.Si selaku pembimbing II yang telah meluangkan

waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan, saran, kritik, dan dukungan

yang sangat bemanfaat dalam penyelesaian skripsi ini.

Page 8: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

5. Ibu Dra. Tuti Hardjajani, M.Si selaku penguji I dan Bapak Nugraha Arif

Karyanta, S.Psi selaku penguji II yang telah memberikan masukan, saran, dan

kritik yang bermanfaat bagi penulis.

6. Bapak Bagus Wicaksana, M.Si selaku pembimbing akademik untuk semua

bimbingan dan ilmu yang telah diberikan.

7. Bapak Muji Tri Priyono selaku Kepala Panti Asuhan Nur Hidayah Surakarta

yang telah memberikan ijin bagi peneliti sehingga dapat melakukan penelitian.

8. Bapak Jay selaku Koordinator pengasuh Panti Asuhan Nur Hidayah Surakarta

yang telah memberikan banyak bantuan selama penelitian dan kepada Mba

Eny dan Bu Ratna terima kasih atas bantuannya.

9. Seluruh dosen Program Studi Psikologi yang telah banyak memberikan ilmu,

motivasi serta pengalaman yang berarti dan staf Program Studi Psikologi yang

telah membantu dalam urusan administrasi.

10. Semua adik-adik Panti Asuhan Nur Hidayah Surakarta yang telah memberikan

inspirasi dan partisipasinya untuk penelitian ini.

11. Semua adik-adik Panti Asuhan Mardhatillah untuk partisipasinya dalam

penelitian ini.

12. Ibu Sudarminingsih, mamaku tersayang yang telah memberikan dorongan,

doa, kasih sayang dan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

13. Kakakku tersayang Nury Handayani terimakasih atas semangat yang telah

diberikan dalam penulisan skripsi ini.

14. Rohmat Adil Alhakim untuk semua motivasi, inspirasi, semangat, doa, dan

harapan.

Page 9: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

15. Semua teman-teman Wisma Putri Kemuning yang telah menjadi keluarga

kedua yang selalu memberikan dukungan, keceriaan, dan semangat.

16. Semua teman-teman Marching Band Sebelas Maret Surakarta untuk semua

semangat, doa, motivasi, keceriaan, dan pengalaman yang tak terlupakan.

Arem-aremku Galuh, Amna, Mba Jatu terima kasih untuk semangatnya.

17. Untuk Dana, Diah, Ditdut, Rikuuw, Desti, Vita, Maya, Nia dan semua teman-

teman Psikologi angkatan 2005 yang telah banyak memberikan motivasi,

bantuan, keceriaan, dan kekompakan yang tak terlupakan.

18. Terimakasih untuk kakak tingkat 2004, Mba Wita, Mas Fajar dan semuanya

atas bantuannya untuk mengajarkan segala hal dan adik angkatan 2006, 2007

yang telah memberikan semangat selama mengerjakan skripsi ini.

Surakarta, Januari 2011

Penulis

Page 10: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

ABSTRAK

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA PANTI ASUHAN NUR HIDAYAH

SURAKARTA

Nuly Hartiyani G.0105038

Manusia sebagai mahluk sosial memiliki kebutuhan untuk berhubungan atau menjalin interaksi dengan orang lain. Interaksi dalam hal ini dapat berupa interaksi antara individu satu dengan yang lainnya hingga interaksi dengan masyarakat luas. Interaksi dapat berjalan dengan baik didukung oleh konsep diri dan kepercayaan diri yang dimiliki oleh individu. Terutama pada remaja, melakukan interaksi merupakan suatu kebutuhan untuk dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap pasif dan terkadang menutup diri dalam berinteraksi dengan orang lain disekitarnya, oleh karena itu diperlukan konsep diri yang positif dan kepercayaan diri yang tinggi tertanam dalam diri remaja panti asuhan agar dapat menjalin komunikasi yang baik dengan orang lain di lingkungan sekitar remaja maupun dengan masyarakat luas.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dan kepercayaan diri dengan interaksi sosial remaja Panti Asuhan Nur Hidayah Surakarta. Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian ini adalah remaja Panti Asuhan Nur Hidayah yang berusia 13-17 tahun. Penelitian ini menggunakan teknik studi populasi dengan jumlah sampel keseluruhan sebanyak 40 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah skala konsep diri, skala kepercyaan diri dan skala interaksi sosial. Analisis data menggunakan teknik analisis regresi ganda.

Hasil perhitungan menggunakan analisis regresi ganda menunjukkan korelasi rx1y sebesar 0,426 pada taraf signifikan p < 0,05. Artinya ada korelasi positif yang signifikan antara konsep diri dengan interaksi sosial, dan korelasi rx2y sebesar 0,379 pada taraf signifikan p < 0,05 memiliki arti ada korelasi positif yang signifikan antara kepercayaan diri dengan interaksi sosial. Selain itu berdasarkan hasil analisis data diketahui ada hubungan yang signifikan antara konsep diri dan kepercayaan diri dengan interaksi sosial ditunjukkan dengan nilai Ry (1,2) sebesar 0,432, p-value 0,022 < 0,05 dan Freg 4,244 > Ftabel 3,252. Sumbangan efektif konsep diri dan kepercayaan diri terhadap interaksi sosial dilihat dari koefisien determinan (R2) sebesar 18,7% yang berarti masih terdapat 81,3 % faktor lain yang mempengaruhi interaksi sosial selain konsep diri dan kepercayaan diri.

Kata kunci : konsep diri, kepercayaan diri, dan interaksi sosial

Page 11: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN SELF CONCEPT AND SELF CONFIDENCE WITH SOCIAL INTERACTION OF ADOLESCENT IN

PANTI ASUHAN NUR HIDAYAH SURAKARTA

Nuly Hartiyani G.0105038

Human as a social creature needs to relate or make interaction with others. In this case, the interaction is not only between one person to another but also one person to all of the people of the society. Interaction is a need to develop human potential, especially for adolescents. Adolescents who live without their parents in any reasons, have a tendency to be an introvert person and sometimes become irresponsive with other people around them. Therefore, positive self concept and high self confidence are needed to make adolescents, who lived in orphanage, build a good communication with other people in their surroundings and widely society. The aim of this research is to find out the relationship between self concept and self confidence with social interaction of adolescent in Panti Asuhan Nur Hidayah Surakarta. The method which was used in this study was quantitative approach. Subjects of this reaserch were adolescents who lived in Panti Asuhan Nur Hidayah Surakarta at age range between 13 years old until 17 years old. This research used population study with amount of all samples were 40. The instruments which was used to collect the data were self concept scale, self confidence scale, and social interaction scale. These were analyzed by multiple regression analysis technique.

The result of calculation using multiple regression analysis showed correlation rx1 y of 0,426 at significant level p < 0,05. This was meant that there was a significant positive correlation between self concept with social interaction, and rx2y of 0,379 at significant level p < 0,05 showed that there was a significant positive correlation between self confidence with social interaction. Furthermore, based on the result analysis of the data was known that there was a significant correlation between self concept and self confidence with social interaction showed with Ry (1,2) value of 0,432, p-value 0,022 < 0,05 and Freg 4,244 > Ftable 3,252. The effective contribution of self concept and self confidence toward social interaction was seen from determinant coefficient (R2) is 18,7% which meant that there was still 81,3% of the other factors that affected social interaction besides self concept and self confidence.

Keywords : self concept, self confidence, social interaction

Page 12: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………. i

PERNYATAAN KEASLIAN ……………………………………………… ii

HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………….. iii

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….. iv

MOTTO ….………………………………………………………………… v

UCAPAN TERIMA KASIH DAN PENGHARGAAN …………………… vi

KATA PENGANTAR ……………………………………………………... vii

ABSTRAK ..……………………………………………………………….. x

ABSTRACT ……….………………………………………………………. xi

DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. xii

DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. xv

DAFTAR GAMBAR …….………………………………………………… xvi

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………. xvii

BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………

A. Latar Belakang …………………………………………………. 1

B. Rumusan Masalah …………………………………………….... 11

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………………….... 12

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Interaksi Sosial

1. Pengertian Interaksi Sosial …………………………………. 14

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial ……….... 18

3. Bentuk-bentuk interaksi sosial ……………………………... 24

4. Syarat-syarat terjadinya interaksi sosial ……………………. 27

B. Konsep Diri

1. Pengertian Konsep Diri ……………………………………. 32

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri ……………. 35

3. Aspek-aspek dari konsep diri ……………………………… 39

4. Komponen dalam konsep diri ……………………………… 42

Page 13: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

5. Arti penting konsep diri dalam menentukan perilaku ……… 43

C. Kepercayaan Diri

1. Pengertian kepercayaan diri ……………………………….. 45

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya

kepercayaan diri ……………………………………………

48

3. Aspek-aspek kepercayaan diri …………………………….. 50

4. Proses pembentukan rasa percaya diri …………………….. 51

5. Ciri-ciri kepercayaan diri ………………………………….. 52

6. Perkembangan kepercayaan diri …………………………... 56

D. Remaja Panti Asuhan …………………………………………. 58

E. Hubungan Antara Konsep Diri dan Kepercayaan Diri dengan

Interaksi Sosial pada Remaja ………………………………….

60

F. Hubungan Antara Konsep Diri dengan Interaksi Sosial pada

Remaja …………………………………………………………

64

G. Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan Interaksi Sosial

pada Remaja …………………………………………………...

65

H. Kerangka Pemikiran …………………………………………... 67

I. Hipotesis ………………………………………………………. 70

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel Penelitian ……………………………….. 71

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ……………………… 71

C. Populasi dan Sampel …………………………………………… 73

D. Teknik Pengumpulan Data …………………………………….. 73

E. Validitas dan Reliabilitas ……………………………………… 80

F. Teknik Analisis Data …………………………………………... 81

BAB IV. HASIL PENELITIAN

A. Persiapan Penelitian …………………………………………… 82

1. Orientasi Tempat Penelitian ………………………………. 82

2. Persiapan Administrasi ……………………………………. 85

Page 14: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

3. Persiapan Alat Pengumpulan Data ………………………... 86

B. Pelaksanaan Penelitian

1. Review Professional Judgement ............................................ 87

2. Pengumpulan Data untuk Uji Coba ……………………….. 87

3. Uji Validitas dan Reliabilitas ……………………………… 88

4. Penyusunan Alat Ukur Penelitian …………………………. 95

5. Pelaksanaan Penelitian …………………………………….. 99

C. Analisis Data

1. Uji Asumsi Dasar ………………………………………….. 100

2. Uji Asumsi Klasik …………………………………………. 102

3. Uji Hipotesis ………………………………………………. 104

4. Mean Empirik dan Mean Hipotetik ………………………. 109

5. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif ……………… 112

D. Pembahasan ……………………………………………….. 113

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ……………………………………………………….. 118

B. Saran ……………………………………………………………… 120

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 121

LAMPIRAN ………………………………………………………………. 125

Page 15: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Tabel Distribusi Skor Skala ……………………………………. 74

Tabel 2 Blue Print Skala Interaksi Sosial ………………………………. 75

Tabel 3 Blue Print Skala Konsep Diri ………………………………….. 77

Tabel 4 Blue Print Skala Kepercayaan Diri …………………………….. 79

Tabel 5 Jumlah Anak Yatim Piatu Panti Asuhan Nur Hidayah tahun

2010 …………………………………………………………….

85

Tabel 6 Disitribusi Aitem Skala Interaksi Sosial yang Valid dan Gugur . 90

Tabel 7 Disitribusi Aitem Skala Konsep Diri yang Valid dan Gugur ….. 92

Tabel 8 Disitribusi Aitem Skala Kepercayaan Diri yang Valid dan

Gugur …………………………………………………………..

94

Tabel 9 Distribusi Aitem Skala Interaksi Sosial untuk Penelitian ……… 96

Tabel 10 Distribusi Aitem Skala Konsep Diri untuk Penelitian …………. 97

Tabel 11 Distribusi Aitem Skala Kepercayaan Diri untuk Penelitian …… 98

Tabel 12 Uji Normalitas …………………………………………………. 100

Tabel 13 Uji Linieritas …………………………………………………… 101

Tabel 14 Uji Anova ………………………………………………………. 105

Tabel 15 Tabel Koefisien Analisis Regresi Berganda …………………… 106

Tabel 16 Tabel Korelasi Antar Variabel ………………..……..…………. 107

Tabel 17 Deskripsi Data Penelitian ……………………………………… 108

Tabel 18 Kategorisasi Skala Interaksi Sosial dan Distribusi Subjek …….. 109

Tabel 19 Kategorisasi Skala Konsep Diri dan Distribusi Subjek ………... 110

Tabel 20 Kategorisasi Skala Kepercayaan Diri dan Distribusi Subjek ….. 111

Page 16: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR BAGAN

Gambar 1 Kerangka Pikiran ……………………………………………… 69

Gambar 2 Pengujian Autokorelasi ……………………………………….. 104

Page 17: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

Alat Ukur Penelitian Sebelum Uji Coba

1. Skala Interaksi Sosial (I) …………………………………………… 128

2. Skala Konsep Diri (II) …………………………………………….... 130

3. Skala Kepercayaan Diri (III) ……………………………………….. 132

LAMPIRAN B

Data Uji Coba Skala Penelitian

1. Data Uji Coba Skala Interaksi Sosial ………………………………. 137

2. Data Uji Coba Skala Konsep Diri ………………………………….. 139

3. Data Uji Coba Skala Kepercayaan Diri ……………………………. 141

LAMPIRAN C

Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Penelitian

1. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Interaksi sosial ……………….. 144

2. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Konsep diri …………………... 146

3. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Kepercayaan diri …………….. 148

LAMPIRAN D

Alat Ukur Penelitian ( setelah uji coba )

1. Skala Interaksi sosial ………………………………………………. 152

2. Skala Konsep Diri …………………………………………………. 153

3. Skala Kepercayaan diri ……………………………………………. 155

LAMPIRAN E

Data Penelitian

1. Data Skala Interaksi sosial …………………………………………. 158

2. Data Skala Konsep Diri …………………………………………….. 160

3. Data Skala Kepercayaan Diri ………………………………………. 162

LAMPIRAN F

Analisis Data Penelitian

1. Hasil Analisis Deskriptif …………………………………………… 167

2. Uji Normalitas ……………………………………………………… 168

Page 18: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

3. Uji Linearitas ………………………………………………………. 172

4. Uji Multikolinearitas ……………………………………………….. 174

5. Uji Heteroskesdastisitas ……………………………………………. 175

6. Uji Autokorelasi ……………………………………………………. 176

7. Uji Hipotesis Analisis Regresi ……………………………………... 177

8. Sumbangan Efektif dan Sumbangan Relatif ……………………….. 179

LAMPIRAN G

1. Surat Ijin Penelitian ………………………………………………… 185

2. Surat Tanda Bukti Ijin Penelitian …………………………………... 186

Page 19: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia merupakan mahluk yang kompleks, dikatakan demikian karena

manusia mengalami perkembangan dan pertumbuhan baik secara fisik maupun

secara psikis sesuai dengan tahapan perkembangannya. Di dalam perjalanan

perkembangannya, seseorang akan melewati dan mengalami suatu perkembangan

remaja atau masa-masa remaja yang memiliki makna khusus dibanding dengan

masa perkembangan lainnya. Dikatakan memiliki makna khusus karena masa

remaja merupakan masa seseorang akan mengalami peralihan dari masa anak-

anak menuju masa dewasa. Pada masa peralihan ini remaja merasakan pergolakan

fisik dan psikis yang kuat ibarat badai dan topan. Masa remaja memiliki tempat

yang kurang jelas dalam tahapan perkembangan seseorang, karena berada pada

masa transisi antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Masa anak-anak

adalah masa seseorang belum berkembang secara penuh, karena pada tahap ini

seseorang belajar untuk mengenal dunia luar atau lingkungan sekitarnya dengan

meniru bicara ataupun tindakan orang lain. Lain halnya dengan masa dewasa,

yakni masa seseorang telah berkembang secara penuh, telah melewati hampir

semua tahapan perkembangannya, dan siap dalam menerima kedudukannya dalam

masyarakat.

Perjalanan hidup yang dialami oleh seseorang tidak selamanya berjalan

dengan baik. Beberapa mengalami masa anak-anak dengan dihadapkan pada

pilihan yang sulit bahwa anak harus berpisah dari keluarganya karena berbagai

Page 20: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

sebab, seperti ditinggalkan oleh salah satu diantara kedua orang tua atau bahkan

kedua orang tua sekaligus, bahkan beberapa sebab adalah karena keterbatasan

ekonomi dari orang tua sehingga anak ditelantarkan. Hal ini dapat menghambat

terpenuhinya kebutuhan psikologis pada diri anak, karena keadaan tersebut

membuat anak menjadi tidak berdaya. Terlebih lagi dengan tidak adanya sosok

seseorang yang dapat untuk diajak berbagi cerita atau seseorang yang menjadi

panutan dalam menyelesaikan masalah.

Anak-anak dengan keterbatasan tersebut dipelihara oleh pemerintah

maupun swasta dalam suatu lembaga yang disebut panti asuhan. Panti asuhan

merupakan suatu lembaga kesejahteraan sosial sebagai pengganti fungsi keluarga

yang bertanggung jawab dalam pemenuhan kebutuhan fisik, psikis, maupun sosial

kepada anak asuhannya serta memberikan bekal dasar yang dibutuhkan anak asuh

dalam perkembangannya. Pada saat anak melewati masa remaja pemenuhan

kebutuhan fisik, psikis, dan sosial merupakan hal yang penting bagi

perkembangan kepribadiannya.

Masa remaja dalam hal ini merupakan salah satu masa yang sulit untuk

dijalani karena pada masa ini seseorang akan mengalami berbagai perubahan,

diantaranya perubahan intelektual dan pola pikir, perubahan fisik, tanggung jawab,

perasaan, dan perubahan sosial yang menuntut remaja terjun kedalam masyarakat

luas. Berbagai penyesuaian diharapkan dapat dilakukan oleh remaja baik dalam

hal pola pikir, tanggung jawab, maupun secara fisik, sehingga anak dapat menjadi

dewasa secara fisik, psikologis, dan sosial. Pada remaja juga mengalami kondisi

adanya kesenjangan antara keamanan yang dirasakan pada masa anak-anak

Page 21: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

dengan pembentukan otonomi pribadi yang disebut sebagai penundaan psikologis

(Erikson dalam Ester, 2007).

Masa remaja adalah masa yang penuh dengan krisis, baik krisis fisik,

psikis, maupun sosial yang kesemuanya itu bertujuan untuk pengembangan diri

remaja. Hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa remaja didalam perkembangannya

mengalami berbagai masalah sehubungan dengan meningkatnya daya pikir,

perasaan, dan penyesuaian diri dengan lingkungan sekitar. Khususnya dalam

melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan sekitar, remaja dituntut untuk

berinteraksi dengan lingkungan tempat remaja tersebut tinggal, karena pada

hakikatnya remaja sebagai manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat

lepas dari kehidupan bersama dalam kehidupannya. Sebagai mahluk sosial,

manusia akan selalu membutuhkan orang lain dalam hidupnya, oleh karena itu

manusia akan selalu mengadakan hubungan atau interaksi dengan orang lain.

Seperti halnya dengan remaja yang mulai memiliki peran didalam masyarakat

sebagai bagian dari sistem masyarakat dituntut untuk berinteraksi dengan

lingkungan disekitarnya. Interaksi dalam hal ini dapat berarti interaksi sesama

manusia dan juga interaksi antara manusia dengan masyarakat serta lingkungan

tempat individu tinggal (Erikson dalam Ester, 2007).

Interaksi dengan lingkungan sekitar termasuk keluarga turut memberi

peran pada remaja untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Sama

halnya dengan remaja yang tinggal di panti asuhan, interaksi dengan lingkungan

panti asuhan sebagai pengganti keluarga memberikan dorongan untuk

berkembangnya potensi yang ada dalam diri remaja, akan tetapi remaja panti

Page 22: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

asuhan pada umumnya cenderung untuk menutup diri atau mengabaikan pendapat

orang lain dilingkungan sekitarnya. Hal ini seperti diungkapkan oleh Nurul (2001)

dalam penelitiannya pada anak-anak panti asuhan memberikan hasil sebanyak

57% anak-anak panti asuhan cenderung untuk mengandalkan kemampuannya

sendiri dan cenderung untuk mengabaikan pendapat orang lain, baik pendapat

pengasuh di panti asuhan ataupun pendapat guru di sekolah. Hal ini

menggambarkan bahwa dalam lingkungan panti asuhan anak-anak belum

menemukan sosok yang dapat dijadikan panutan dan juga sosok teman yang dapat

berkomunikasi dengan baik, dengan kondisi tersebut interaksi pun tidak dapat

berjalan dengan baik.

Margareth (dalam Nurul, 2001) dalam laporan hasil penelitiannya

mengungkapkan bahwa perawatan anak di yayasan tidak cukup baik, karena anak

hanya dipandang sebagai makhluk biologis bukan sebagai makhluk psikologis

serta makhluk sosial. Pada kenyataannya selain pemenuhan kebutuhan fisiologis,

anak juga membutuhkan kasih sayang untuk mencapai perkembangan psikis yang

sehat seperti halnya vitamin dan protein bagi perkembangan biologis. Selain itu,

berbagai peraturan yang harus ditaati ditemui oleh remaja di dalam panti asuhan

juga seringkali membuat remaja merasa kurang bebas dan terbatasi sehingga

potensi dalam diri remaja kurang berkembang dengan baik. Disamping itu,

seringkali remaja menemui kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan peraturan

ketat di dalam panti asuhan sehingga tidak jarang remaja dilanda rasa bosan dan

merasa tertekan.

Page 23: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Remaja yang pada dasarnya adalah mahluk sosial disamping mulai

memiliki peran didalam masyarakat juga membutuhkan orang lain di dalam

kehidupannya untuk melakukan interaksi dan melakukan berbagai kegiatan. Sears

(dalam Yioe dan Agoes, 2002) menjelaskan bahwa interaksi sosial merupakan hal

yang mendasar di dalam kehidupan manusia. Interaksi sosial terjadi bukan hanya

karena manusia sebagai mahluk sosial dan untuk mempertahankan hidupnya,

tetapi juga untuk melakukan berbagai kegiatan. Bagi remaja, melakukan interaksi

dengan orang lain di luar lingkungan keluarga merupakan kebutuhan yang penting.

Sebuah penelitian dilakukan oleh Larson dkk (dikutip oleh Sears, dalam Yioe dan

Agoes, 2002), hasilnya adalah 74,1% waktu remaja dihabiskan dengan orang lain

di luar lingkungan keluarganya, terutama dengan teman-teman sebayanya.

Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa interaksi sosial merupakan

kebutuhan yang penting dan mendasar bagi remaja mengingat sebagian besar

waktu mereka dihabiskan bersama orang-orang di luar lingkungan keluarganya.

Berinteraksi dengan teman-teman sebayanya seringkali membuat remaja

memiliki keinginan untuk menjadi pusat perhatian, karena remaja merasa dirinya

telah memiliki peran di dalam lingkungannya. Sama halnya dengan remaja yang

tinggal di panti asuhan juga memiliki keinginan untuk memiliki peran di dalam

lingkungannya, baik lingkungan di dalam panti asuhan maupun di luar panti

asuhan seperti di sekolah karena remaja panti asuhan juga menempuh pendidikan

di sekolah umum, akan tetapi adanya perbedaan lingkungan sosial antara remaja

yang tinggal dengan keluarga sendiri dengan remaja yang tinggal di panti asuhan

Page 24: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

tidak dapat dihindarkan dalam memberikan pengalaman interaksi sosial bagi

remaja.

Remaja di panti asuhan dihadapkan pada para pengasuh yang berperan

sebagai pengganti orang tua. Melalui para pengasuh ini maka sosok orang tua

yang hilang akan tergantikan. Akan tetapi kenyataan ini sulit untuk dicapai secara

memuaskan karena di dalam panti asuhan pengasuh dihadapkan pada kenyataan

untuk mengasuh dalam jumlah yang cukup besar (mencapai 30 anak),

dibandingkan dengan di dalam keluarga atau di rumah yang diasuh oleh orang tua

sendiri dengan jumlah yang relatif sedikit. Sehubungan dengan adanya kondisi

tersebut seringkali remaja panti asuhan merasa kurang mendapat perhatian dari

pengasuh, bahkan tidak jarang yang merasa kurang terpenuhinya fasilitas fisik.

Remaja dalam lingkungan panti asuhan mengalami masa perkembangan dan

meniti hidupnya dalam lingkungan yang terbatas dan suasananya juga jauh

berbeda dengan suasana di rumah sendiri. Hal ini memberikan akibat pada remaja

dalam mengadakan interaksi dengan lingkungan sekitarnya cenderung

menunjukkan sikap pendiam, pasif, serta kurang responsif terhadap orang lain.

Disamping itu, remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung menunjukkan sikap

menutup diri atau introvert terhadap orang lain yang berada dilingkungannya.

Kecenderungan remaja panti asuhan untuk bersikap pendiam dan pasif

turut didorong oleh penilaian remaja tersebut terhadap keadaan dirinya. Remaja

panti asuhan cenderung memiliki penilaian yang negatif terhadap keadaan dirinya

yang hanya anak panti asuhan dan memiliki pikiran “saya hanya anak panti

asuhan” di dalam dirinya. Pemikiran seperti ini dipengaruhi oleh situasi di dalam

Page 25: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

panti asuhan yang mengharuskan remaja untuk mengikuti semua aturan-aturan

yang dibuat di dalam panti asuhan, sehingga remaja merasa dirinya tidak memiliki

kesempatan untuk berkembang menjadi lebih baik. Permasalahan tersebut

berkembang sebagai akibat dari kurangnya dimiliki konsep diri yang positif dalam

diri remaja panti asuhan. Konsep diri merupakan pandangan atau persepsi

individu mengenai dirinya yang bersifat fisik, psikologis maupun sosial. Hurlock

(1978) menjelaskan bahwa konsep diri adalah pandangan individu mengenai

dirinya.

Konsep diri terdiri dari dua komponen yakni konsep diri sebenarnya yang

merupakan gambaran mengenai diri dan konsep diri ideal yang merupakan

gambaran individu mengenai kepribadian yang diinginkan. Wima (2009)

mengungkapkan bahwa konsep diri memiliki pengaruh yang cukup besar dalam

menentukan perilaku seseorang, oleh karena itu seseorang akan berperilaku sesuai

dengan konsep diri yang dimiliki. Hasil penelitian Parlikar (dalam Ester, 2007)

menyatakan bahwa konsep diri memiliki korelasi positif dengan kemampuan

penyesuaian personal, sosial, dan berbagai penyesuaian di bidang lain. Konsep

diri yang positif akan menimbulkan perilaku yang positif pula. Sebaliknya jika

individu memiliki konsep diri yang negatif, maka akan menimbulkan perilaku

yang kurang baik dan pada umumnya lebih banyak mengalami psikopatologi atau

gangguan psikologis. Sebuah penelitian dilakukan oleh Rosenberg (dalam Ester,

2007) mendukung hal ini, dijelaskan bahwa remaja dengan konsep diri yang

rendah menunjukkan karakteristik neurotic dan penyesuaian sosial yang kurang

baik. Seperti halnya yang diungkapkan Hellen (2006) bahwa konsep diri yang

Page 26: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

positif cenderung mendorong untuk bersikap optimis dalam menghadapi situasi

apa saja diluar diri individu. Remaja dengan konsep diri yang positif akan lebih

dapat menyesuaikan diri dalam situasi apapun yang terjadi dilingkungannya dan

tidak jarang cenderung untuk memiliki peran didalamnya. Keinginan untuk

memiliki peran bahkan menjadi pusat perhatian di dalam lingkungan, tentunya

tidak dapat terlepas dari rasa percaya diri yang dimiliki dalam diri remaja.

Seseorang yang memiliki percaya diri yang tinggi akan lebih dapat menjalin

interaksi dengan orang-orang disekitarnya dengan lebih baik. Sebaliknya

seseorang dengan percaya diri yang rendah akan selalu merasa rendah diri dan

cenderung untuk menarik diri dari pergaulan.

Kepercayaan diri merupakan hal yang tidak asing lagi dalam kehidupan

para remaja. Terkadangpun remaja mengalami krisis kepercayaan diri dalam

menentukan perilaku yang dapat diterima oleh lingkungan sekitarnya. Neill

(2005), menjelaskan bahwa kepercayaan diri merupakan keyakinan yang dimiliki

oleh seseorang tentang penilaian terhadap kemampuannya, sehingga dapat

memperoleh keberhasilan yang diharapkan. Kepercayaan diri tersebut merupakan

perpaduan antara perasaan positif terhadap diri dan keyakinan akan sesuatu yang

berharga didalam diri dengan keyakinan akan kompetensi yang dimiliki untuk

dapat menjalankan tugas ataupun menyelasaikan masalah yang dihadapi.

Kepercayaan diri dapat diartikan sebagai suatu yang menunjukkan

keyakinan terhadap tinggi atau rendahnya kemampuan yang dimiliki. Seseorang

dengan kepercayaan diri tinggi memiliki keyakinan yang kuat terhadap

kemampuan dirinya dan memiliki pengetahuan yang akurat tentang kapasitas yang

Page 27: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

ada dalam dirinya. Sebaliknya, seseorang dengan kepercayaan diri rendah atau

kehilangan kepercayaan diri, memiliki perasaan negatif terhadap dirinya, serta

memiliki keyakinan lemah terhadap kemampuan dirinya dan juga memiliki

pengetahuan yang kurang akurat terhadap kapasitas yang ada dalam dirinya.

Kepercayaan diri seseorang terkait dengan dua hal yang paling mendasar dalam

praktek kehidupan (Neill, 2005). Pertama adalah kepercayaan diri berkaitan

dengan perjuangan seseorang dalam meraih sesuatu yang diinginkan. Seperti

halnya diungkapkan oleh Mark Twin (2005), bahwa memiliki komitmen yang

utuh dan rasa percaya diri merupakan hal yang dibutuhkan dalam mencapai

prestasi yang dicita-citakan. Kedua adalah kepercayaan diri berkaitan dengan

kemampuan seseorang dalam menghadapi masalah yang menghambat

perjuangannya. Seseorang dengan kepercayaan diri tinggi akan cenderung

memiliki pandangan bahwa dirinya mampu untuk mencari penyelesaian dari

masalah yang ada dihadapannya. Sebaliknya, seseorang dengan kepercayaan diri

rendah akan cenderung memiliki pandangan bahwa dirinya tidak mampu untuk

menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Mohammad Ali (2005)

mengungkapkan bahwa lemahnya kepercayaan diri seseorang akan membuatnya

lari dari tantangan yang membentang dihadapannya. (www.kreasiqukaryaqu.com)

Beberapa penelitian mengenai kepercayaan diri pada remaja telah

dilakukan sebelumnya. Salah satunya yang dilakukan oleh Indriyati (2007)

dengan subjek siswi SMP Negeri 3 Salatiga menunjukkan bahwa kepercayaan diri

pada remaja juga dipengaruhi oleh komunikasi yang terjalin dengan orang tua.

Hasilnya menunjukkan bahwa sebanyak 46% remaja memiliki kepercayaan diri

Page 28: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

yang tinggi dengan komunikasi yang baik dengan orang tuanya. Hal ini

menunjukkan bahwa lingkungan disekitar individu turut berperan dalam

terbentuknya kepercayaan diri seseorang. Dapat dikatakan bahwa kepercayaan diri

yang dimiliki oleh ramaja tidak dapat terbentuk secara spontan, akan tetapi

terbentuk seiring dengan perkembangan kepribadian individu serta pengalaman

yang diperoleh individu tersebut.

Permasalahan internal pada diri remaja panti asuhan selain masalah dalam

tercapainya konsep diri yang positif juga mengenai kepercayaan diri yang dimiliki

oleh remaja panti asuhan. Konsep diri positif terbentuk dengan dukungan tidak

hanya dari dalam diri remaja itu sendiri, tetapi juga dukungan dari orang-orang

sekitar terutama keluarga. Remaja panti asuhan dihadapkan pada kenyataan

bahwa sosok keluarga terutama orang tua telah tergantikan oleh para pengasuh

yang dapat mendukung sepenuhnya terbentuknya konsep diri positif dalam diri

remaja. Sama halnya dengan kepercayaan diri, Hambly (1992) mengungkapkan

bahwa kepercayaan diri lebih banyak berkaitan dengan hubungan seseorang

dengan orang lain, dengan cara tidak merasa inferior dihadapan siapapun dan

merasa sebaik seperti orang lain, tidak merasa canggung dihadapan orang banyak,

dan merasa nyaman dengan kehidupan yang diinginkan. Bagi remaja yang tinggal

di panti asuhan memiliki kepercayaan diri akan membuat remaja tentram dengan

dirinya sendiri dan juga dengan lingkungan disekitarnya, baik dilingkungan panti

asuhan maupun dilingkungan sekolah. Perasaan tentram yang dimiliki remaja

panti asuhan juga tidak dapat lepas dari konsep dirinya sebagai pandangan

terhadap dirinya secara keseluruhan, karena dengan konsep diri yang positif

Page 29: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

remaja panti asuhan akan mampu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan

sekitarnya serta mampu untuk berperilaku baik sesuai dengan norma dan aturan

yang berlaku dalam masyarakat. Konsep diri yang dimiliki oleh remaja

berkembang melalui proses seiring dengan perkembangan individu tersebut.

Proses untuk membentuk konsep diri positif dan kepercayaan diri pada diri remaja

tentunya tidak hanya datang dari sisi individu itu sendiri, akan tetapi dukungan

dari orang-orang sekitar sangatlah penting terutama dari keluarga yang akan

membentuk perilaku individu. Perilaku yang sesuai membuat remaja akan dengan

mudah berkomunikasi dengan orang lain selanjutnya akan mengarah terjadinya

suatu interaksi. Hal tersebut akan membuat remaja panti asuhan dapat menjalin

interaksi yang baik berawal dari interaksi dengan teman-teman sesama penghuni

panti asuhan, interaksi dengan teman-teman yang berada disekolah, dapat

menjalin komunikasi yang baik dengan guru disekolah hingga interaksi dengan

masyarakat luas.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengambil judul

penelitian : Hubungan Antara Konsep Diri dan Kepercayaan Diri dengan Interaksi

Sosial Pada Remaja Panti Asuhan Nur Hidayah Surakarta.

B. Rumusan Masalah

Mengacu pada uraian diatas maka rumusan masalah yang akan diungkapkan

adalah:

1. Apakah terdapat hubungan positif antara konsep diri dan kepercayaan diri

dengan interaksi sosial pada remaja di Panti Asuhan?

Page 30: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

2. Apakah terdapat hubungan positif antara konsep diri dengan interaksi

sosial pada remaja di Panti Asuhan?

3. Apakah terdapat hubungan positif antara kepercayaan diri dengan interaksi

sosial pada remaja di Panti Asuhan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Mengetahui hubungan positif antara konsep diri dan kepercayaan diri

dengan interaksi sosial pada remaja di Panti Asuhan

b. Mengetahui hubungan positif antara konsep diri dengan interaksi sosial

pada remaja di Panti Asuhan

c. Mengetahui hubungan positif antara kepercayaan diri dengan interaksi

sosial pada remaja di Panti Asuhan

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi serta deskripsi

mengenai hubungan antara faktor-faktor internal yang ada pada diri

individu seperti konsep diri dan kepercayaan diri dalam membentuk

interaksi sosial, serta faktor eksternal seperti interaksi sosial khususnya

pada remaja yang hidup dalam panti asuhan.

2. Memberi informasi kepada remaja tentang pentingnya konsep diri yang

positif dan kepercayaan diri yang tinggi untuk mencapai interaksi

sosial yang memadai.

Page 31: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

b. Manfaat praktis

1. Bagi remaja, dapat memberikan informasi dan pandangan mengenai

pentingnya konsep diri dalam pergaulan sehingga remaja dapat lebih

mengerti keadaan dirinya dan lebih memahami berinteraksi didalam

masyarakat.

2. Bagi panti asuhan, dapat memberi masukan tentang cara untuk

menumbuhkan konsep diri yang positif dan kepercayaan diri yang

tinggi pada anak asuh sehingga dapat berinteraksi secara baik dengan

masyarakat luas.

Page 32: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Interaksi Sosial

1. Pengertian Interaksi Sosial

Setiap manusia dituntut untuk mengadakan hubungan dengan manusia

lainnya. Sebagai mahluk sosial, manusia akan saling membutuhkan satu dengan

yang lainnya dalam segala hal di dalam kehidupannya. Hubungan yang terjalin

antara individu satu dengan yang lainnya dapat terbentuk dalam sebuah interaksi.

Interaksi berarti satu pertalian sosial antara individu satu dengan individu lainnya,

sehingga individu yang bersangkutan saling mempengaruhi satu dan yang lainnya

(Chaplin, 1981). Interaksi dalam hal ini dapat berupa interaksi antara individu satu

dengan individu yang lainnya, serta antara kelompok satu dengan kelompok

lainnya. Setiap anggota dalam suatu kelompok memiliki peranannya masing-

masing, dan peran tersebut saling mempengaruhi satu sama lain. Seperti contoh

dalam sebuah keluarga, dalam hal ini keluarga merupakan kelompok terkecil

didalam masyarakat, orang tua memiliki peran penting dalam membimbing anak-

anaknya sebelum terjun ke dalam masyarakat yang lebih luas. Yarkin (1981)

secara umum menjelaskan bahwa interaksi sosial terbentuk dari rangkaian bentuk

pandangan atau pikiran tentang orang lain. Hal serupa dikemukakan oleh Bimo

(2002), bahwa interaksi sosial merupakan hubungan yang terjadi antara individu

satu dengan yang lainnya, dalam hal ini individu yang satu mempengaruhi

individu yang lainnya dan juga sebaliknya. Jadi terdapat hubungan yang saling

Page 33: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

timbal balik, hubungan ini dapat individu dengan individu lain, individu dengan

kelompok, ataupun kelompok individu dengan kelompok yang lain.

Melalui interaksi sosial individu menyesuaikan diri dengan individu yang

lain. Penyesuaian diri dalam hal ini mengandung arti bahwa individu dapat

menyatukan diri dengan lingkungan sekitarnya, ataupun juga dapat mengubah

lingkungan menjadi sesuai dengan keadaan individu tersebut dan juga sesuai

dengan yang diinginkan individu. Interaksi sosial yang terlihat sederhana ini

sebenarnya merupakan suatu proses yang cukup kompleks yang dilandasi oleh

berbagai faktor psikologis. Pendapat tersebut diperkuat oleh Bonner (dalam

Soelaiman dan Noer, 1981) yang mengungkapkan bahwa interaksi sosial

merupakan hubungan antara dua atau lebih individu manusia, didalamnya perilaku

individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki perilaku

individu yang lain, atau sebaliknya.

Soekanto (2000) mengungkapkan bahwa interaksi sosial merupakan syarat

utama terjadinya berbagai aktivitas sosial. Dapat dikatakan bahwa interaksi sosial

merupakan kunci utama dari semua kehidupan seseorang. Tanpa adanya interaksi

sosial maka akan sulit dicapai kehidupan bersama. Seperti halnya yang

diungkapkan Gillin dan Gillin (dalam Soekanto, 2000) bahwa interaksi sosial juga

merupakan hubungan sosial yang menyangkut hubungan antara perorangan

individu, kelompok-kelompok individu maupun antara individu dengan kelompok,

dan hubungan ini merupakan hubungan yang bersifat dinamis. Berjabat tangan,

saling menegur, dan saling berbicara pada saat dua orang bertemu dapat dikatakan

sebagai awal dari dimulainya sebuah interaksi sosial. Seperti halnya dikatakan

Page 34: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Gillin dan Gillin (dalam Soekanto, 2000) sebelumnya bahwa interaksi sosial juga

terjadi antara kelompok-kelompok individu, yang biasanya terjadi pada kelompok

sebagai suatu kesatuan tanpa melibatkan perasaan pribadi anggotanya. Contohnya

seperti yang dikemukakan oleh Gillin dan Gillin (dalam Soekanto, 2000) adalah

dalam Perang Dunia kedua saat negara Perancis yang berseteru dengan Jerman.

Pada suatu patroli, Perancis berhasil menawan tiga orang tentara Jerman setelah

dibawa oleh tentara Perancis ternyata dua orang diantara tentara tersebut saling

mengenal dan berteman sebelum terjadinya perang. Hal ini membuktikan bahwa

interaksi sosial tersebut tidak bersifat pribadi, karena tentara tersebut bukanlah

bermusuhan secara pribadi, akan tetapi bermusuhan secara kelompok, dalam hal

ini negara Perancis dan Jerman, yang saling berseteru.

Interaksi sosial bersifat positif, seperti halnya yang diungkapkan oleh

Sarwono (1987) bahwa interaksi sosial adalah hubungan antara dua orang atau

lebih yang keduanya saling bergantung untuk mencapai hal yang positif. Dapat

dilihat dalam kelompok-kelompok murid yang berada didalam sebuah kelas, saat

guru memberikan tugas kelompok pada muridnya maka setiap anggota kelompok

akan bahu-membahu menyelesaikan tugas tersebut dengan sebaik-baiknya agar

dapat nilai yang bagus dan pujian dari guru mereka. Disamping bersifat positif,

interaksi sosial juga dapat berakibat negatif, karena adanya interaksi sosial maka

terjadi perbenturan atau perbedaan pendapat yang dapat menimbulkan konflik,

bahkan akhirnya dapat menimbulkan permusuhan.

Burgio (1981) mengungkapkan bahwa interaksi sosial adalah aktifitas

yang membutuhkan hampir semua individu dalam kehidupan sehari-hari dan

Page 35: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

individu yang memiliki kesulitan berhubungan dengan orang lain sering merasa

tidak nyaman, cemas, terkucilkan, atau perilaku yang menyimpang. Dinamika

interaksi sosial mencakup penilaian harapan akan kemampuan untuk

meminimalisir ketidakcocokkan antara keberhasilan penyajian diri dengan

perilaku yang sebenarnya. Seperti halnya dikatakan Calhoun dan Acocella (1995),

seseorang membutuhkan orang lain dan cenderung menghabiskan sebagian besar

dari waktunya untuk berinteraksi sosial. Kegiatan sosial tersebut mengajarkan

pada keyakinan, nilai, dan perilaku yang dapat diterima orang lain disekitar

individu. Proses belajar untuk menjadi sosial dinamakan sosialisasi, dengan

interaksi dengan orang lain seseorang belajar mengendalikan tubuhnya, berbicara,

berpikir, menggunakan kebiasaan dan peraturan masyarakat, memberikan

tanggapan kepada orang lain, mempedulikannya, dan mengambil perilaku yang

cocok dengan mereka. Fazio (1981) menjelaskan bahwa interaksi sosial terbentuk

dari persepsi seseorang melalui proses penyimpulan terhadap orang lain yang

diamatinya dan ditemuinya.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat dikatakan bahwa interaksi

sosial adalah hubungan antara dua orang atau lebih yang bersifat dinamis,

didalamnya terdapat saling ketergantungan secara psikologis untuk mencapai

sesuatu yang bersifat positif. Interaksi sosial juga merupakan suatu kebutuhan

dalam kehidupan manusia. Setiap individu pada hakikatnya adalah mahluk sosial

yang memiliki dorongan untuk bermasyarakat dan juga mendorong manusia untuk

melakukan pergaulan. Pergaulan tersebut akan mempunyai dampak terhadap

Page 36: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

perubahan tingkah laku, gagasan, dan akan memberikan corak pada kehidupan

pribadinya.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial

Kelangsungan interaksi sosial walaupun bentuknya sederhana, ternyata

merupakan proses yang kompleks. Berawal dari sebuah interaksi yang sederhana

seringkali muncul masalah yang perlu diselesaikan sehingga diperlukan suatu

strategi penanganan yang efektif sesuai dengan masalah yang dihadapi. Apabila

individu memiliki strategi penanganan masalah yang menuju ke arah positif, maka

hal tersebut akan menunjang interaksi individu dengan lingkungannya.

Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang

bersifat dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara

individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan

kelompok lainnya, maupun antara individu dengan kelompok. Interaksi juga

memiliki simbol didalamnya yang diartikan sebagai sesuatu yang memiliki nilai

atau makna yang diberikan kepada individu atau suatu kelompok yang

menggunakannya. Soekanto (2000) mengatakan bahwa suatu proses interaksi

berlangsung didasarkan pada berbagai faktor yang bergerak secara terpisah

maupun dalam keadaan tergabung. Faktor-faktor tersebut yakni faktor imitasi,

sugesti, identifikasi, dan simpati.

a. Faktor imitasi

Faktor imitasi menurut Gerungan (2004) memiliki peranan yang besar

dalam proses interaksi sosial. Seperti halnya seorang anak yang belajar

untuk berbicara dengan mengimitasi dari apa yang dikatakan oleh orang

Page 37: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

tuanya, selanjutnya dengan berbicara merupakan alat komunikasi yang

terpenting untuk mengarah pada proses interaksi. Dampak positif dari

imitasi adalah dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah

dan nilai-nilai yang berlaku. Disamping dampak positif, imitasi juga dapat

menimbulkan dampak negatif apabila yang ditiru adalah tindakan-tindakan

yang salah ataupun menyimpang secara moral atau hukum, dan apabila hal

ini ditiru oleh individu dalam jumlah besar, maka proses imitasi dapat

menimbulkan kesalahan kolektif dalam jumlah yang besar. Soekanto

(2000) menjelaskan bahwa dampak negatif lain dari imitasi adalah dapat

melemahkan pengembangan daya kreasi seseorang. Salah satu sebab

individu melakukan imitasi adalah karena merasa perlu untuk meniru apa

yang dilakukan oleh orang lain, terutama orang yang dikagumi oleh

individu tersebut. Pendapat serupa dikemukakan oleh G. Tarde (dalam

Bimo, 2002) bahwa imitasi merupakan faktor yang mendasari atau

melandasi interaksi sosial. Masyarakat adalah sekelompok manusia yang

individu-individu didalamnya mengimitasi antara satu dengan yang

lainnya. Bahkan masyarakat yang sebenarnya adalah apabila manusia

mulai untuk meniru kegiatan manusia lainnya. Imitasi tidak berlangsung

secara spontan, akan tetapi ada faktor yang mendorong individu untuk

melakukan imitasi diantaranya adalah faktor psikologis. Chorus (dalam

Soelaiman dan Noer, 1981) menambahkan bahwa masyarakat tidak

dengan mudah melakukan imitasi, ada beberapa syarat yang harus

dipenuhi diantaranya adalah adanya minat ataupun perhatian yang cukup

Page 38: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

besar terhadap sesuatu yang akan diimitasi, adanya sikap menjunjung

tinggi dan mengagumi hal yang akan diimitasi, dan adanya perbedaan

pengertian, tingkat perkembangan, serta tingkat pengetahuan dari individu

yang melakukan imitasi.

b. Faktor sugesti

Sugesti merupakan sebuah pengaruh psikologis yang datang dari diri

sendiri maupun dari orang lain. Umumnya sugesti diterima oleh individu

tanpa diiringi oleh kritik dari individu tersebut. Seperti halnya

diungkapkan oleh Bimo (2002) bahwa sugesti memiliki tujuan dan

maksud yang jelas karena seseorang dengan secara aktif memberikan

pandangan-pandangannya agar dapat diterima oleh orang lain. Sugesti

memiliki peran penting dalam interaksi sosial karena dengan sugesti

berbagai pandangan akan secara cepat menyebar diantara banyak orang.

Di sisi lain, sugesti juga dapat memberikan dampak negatif dalam

perkembangan kepribadian seseorang, karena akan menimbulkan sifat

ketergantungan dengan orang lain dan juga menurunnya daya kreatif

individu. Gerungan (2004) berpendapat bahwa sugesti memiliki peranan

dalam pembentukan norma-norma yang ada dalam masyarakat karena

banyaknya pedoman tingkah laku yang diambil dari adat kebiasaan tanpa

adanya pertimbangan lebih lanjut dari orang tua, guru, ataupun lingkungan

sekitarnya. Menurut Soekanto (2000) faktor sugesti berlangsung pada saat

seseorang memiliki suatu pandangan atau suatu sikap dari dalam dirinya,

kemudian pandangan atau sikap tersebut diberikan kepada pihak lain dan

Page 39: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

diterima oleh pihak yang bersangkutan. Pada dasarnya proses sugesti

memiliki kesamaan dengan imitasi, hanya saja titik tolaknya yang berbeda.

Berlangsungnya sugesti dapat terjadi karena pihak yang menerima dilanda

oleh emosi, dan emosi tersebut yang menghambat daya berfikirnya secara

rasional. Apabila orang yang memberikan pandangan adalah orang yang

berwibawa atau yang memiliki kekuasaan, maka hal tersebut dapat juga

memicu terjadinya sugesti, karena pandangan atau sikap yang diberikan

olehnya merupakan bagian terbesar dari kelompok yang bersangkutan atau

masyarakat. Hal serupa dikemukakan oleh Soelaiman dan Noer (1981),

bahwa pandangan yang mendapatkan banyak dukungan oleh mayoritas

dari masyarakat akan cenderung diterima oleh banyak orang tanpa

pertimbangan apapun. Seperti contohnya suatu pandangan atau pendapat

yang dikemukakan oleh seorang tokoh masayarakat tertentu besar

kemungkinan untuk dipercaya bahkan diikuti oleh anggota masyarakat

tersebut.

c. Faktor identifikasi

Identifikasi menurut Freud (dalam Bimo, 2002) merupakan sebuah

dorongan untuk menjadi sama atau identik dengan orang lain. Seperti

halnya pada anak yang diajarkan norma-norma atau aturan-aturan sosial

dari orang tuanya, maka akan tertanam dalam diri anak sesuatu yang baik

dilakukan dan juga yang tidak baik dilakukan. Soekanto (2002)

menjelaskan bahwa faktor identifikasi bersifat lebih mendalam daripada

imitasi. Dikatakan demikian karena kepribadian seseorang terjadi

Page 40: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

berdasarkan proses identifikasi. Identifikasi sebenarnya merupakan suatu

perasaan dalam diri individu yang mendorong individu tersebut untuk

menjadi sama dengan pihak lain. Proses identifikasi itu sendiri dapat

berlangsung tanpa adanya kesadaran dari individu, maupun dengan diikuti

kesadaran dari individu atau secara disengaja karena seringkali individu

cenderung membutuhkan sosok ideal tertentu didalam proses

kehidupannya. Sosok ideal tersebut merupakan sosok yang dikenal dengan

baik oleh individu sehingga identifikasi dapat belangsung, dan pandangan

serta sikap yang dimiliki sosok tersebut dapat menyatu kedalam diri

individu. Seperti halnya dikemukakan oleh Bimo (2002) seorang anak

yang mengidentifikasi sikap dan norma-norma dari orang tuanya,

kemudian menjadikan sikap tersebut perilakunya sehari-hari. Seiring

dengan perkembangan anak yang beranjak remaja dan mulai berinteraksi

dengan lingkungan yang lebih luas maka anak mulai beralih dengan

mengidentifikasi orang-orang didalam masyarakat yang dianggap ideal.

Pendapat lain dikemukakan oleh Gerungan (2004) bahwa seseorang yang

telah dikatakan dewasa seringkali akan mengidentifikasi dirinya dalam

kondisi tertentu, misalnya orang tua yang mengidentifikasi dirinya dengan

anak-anak mereka dalam suatu keadaan tertentu, sehingga akan terjadi

keadaan timbal balik yang merupakan ciri dari interaksi sosial. Dengan

demikian berlangsungnya identifikasi mengakibatkan terjadinya pengaruh-

pengaruh yang lebih mendalam dibandingkan dengan proses imitasi dan

Page 41: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

sugesti walaupun kemungkinan proses identifikasi pada mulanya diawali

oleh imitasi sehingga sugesti tersebut tetap ada.

d. Faktor simpati

Soelaiman dan Noer (1981) merumuskan simpati sebagai perasaan tertarik

seseorang terhadap orang lain. Simpati lebih didasarkan pada perasaan,

seseorang dapat secara tiba-tiba merasa tertarik dengan orang lain seperti

dengan dirinya. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Soekanto (2000)

bahwa proses simpati sebenarnya merupakan suatu proses seseorang

merasa tertarik pada pihak lain. Dorongan utama dalam proses ini adalah

keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.

Proses simpati akan dapat berkembang di dalam suatu keadaan individu

yang satu sama lain saling mengerti, berbeda dengan identifikasi yang

didorong oleh keinginan untuk belajar dari pihak lain yang dianggap

kedudukannya lebih tinggi dan harus dihormati karena memiliki kelebihan

dan kemampuan tertentu yang patut dijadikan contoh. Disamping individu

tertarik dengan individu lain, Bimo (2002) mengemukakan bahwa individu

juga dapat menunjukkan penolakan terhadap sikap orang lain, sikap ini

yang disebut dengan antipati. Berbeda dengan simpati yang bersifat positif,

antipati memiliki sifat negatif. Adanya simpati antara individu satu dengan

yang lainnya maka akan terjalin saling pengertian yang mendalam.

Dengan demikian interaksi sosial yang terjalin atas dasar simpati akan

lebih mendalam bila dibandingkan dengan interaksi atas dasar sugesti

maupun imitasi.

Page 42: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Hal-hal tersebut diatas merupakan faktor-faktor minimal yang menjadi

dasar bagi berlangsungnya proses interaksi sosial yakni adanya faktor imitasi,

faktor sugesti, faktor identifikasi, dan faktor simpati. Dikatakan demikian karena

didalam kenyataannya proses interaksi sosial tersebut memang sangat kompleks,

sehingga terkadang sulit mengadakan pembedaan tegas antara faktor-faktor

tersebut (Soekanto, 2000).

Herbert Blumer (dalam Kamanto, 2004) berpendapat bahwa interaksi

adalah pada saat manusia bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna yang

dimiliki sesuatu tersebut bagi manusia. Selanjutnya makna yang dimiliki sesuatu

itu berasal dari interaksi antara seseorang dengan sesamanya. Banyak orang

menganggap bahwa warna merah berarti berani dan warna putih berarti suci.

Makna warna tersebut menurut Blumer (dalam Kamanto, 2004) berasal atau

muncul dari interaksi sosial. Makna tidak bersifat tetap namun dapat dirubah,

perubahan terhadap makna dapat terjadi melalui proses penafsiran yang dilakukan

orang ketika menjumpai sesuatu, proses tersebut disebut dengan interpretative

process. Blumer (dalam Kamanto, 2004) menekankan bahwa makna yang muncul

dari interaksi tersebut tidak langsung diterima oleh individu, akan tetapi

ditafsirkan terlebih dahulu.

3. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

Interaksi sosial berlangsung dalam berbagai wujud ataupun bentuk yang

menggambarkan suatu proses interaksi berlangsung. Soekanto (2002)

mengemukakan interaksi sosial dapat berupa kerja sama (co-operation),

persaingan (competition), pertikaian (conflict), dan juga dapat berupa akomodasi

Page 43: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

(accommodation). Sebagai contoh dalam sebuah kelompok individu, kemudian

kelompok tersebut kedatangan anggota baru didalamnya. Tentunya tidak semua

anggota kelompok yang lama dapat menerima kehadiran anggota baru, yang

akhirnya menimbulkan suatu konflik didalam kelompok tersebut. Untuk

mencegah agar konflik yang terjadi tidak berlanjut, maka pemimpin kelompok

berusaha untuk mereda konflik yang terjadi dan mengatasi masalah yang ada,

sehingga tercapai suatu keadaan akomodasi yang menjadi dasar suatu kerja sama.

Pendapat lain dikemukakan oleh Gillin dan Gillin (dalam Soekanto, 2002)

bahwa ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat dari interaksi

sosial, yakni proses asosiatif dan proses disosiatif. Bentuk-bentuk interaksi sosial

yang berkaitan dengan proses asosiatif dapat terbagi atas bentuk kerja sama,

akomodasi, dan asimilasi. Kerja sama merupakan suatu usaha bersama individu

dengan individu atau kelompok dengan kelompok untuk mencapai satu atau

beberapa tujuan. Akomodasi dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang

didalamnya terjadi keseimbangan dalam interaksi antara individu dengan individu

atau kelompok dengan kelompok berkaitan dengan norma-norma sosial dan nilai-

nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Usaha-usaha tersebut dilakukan untuk

mencapai suatu kestabilan. Asimilasi merupakan suatu proses yang didalamnya

terdapat pihak-pihak yang berinteraksi mengidentifikasikan dirinya dengan

kepentingan serta tujuan kelompok. Proses asosiatif ini dapat dilihat misalnya

pada masyarakat suatu kompleks perumahan dalam melaksanakan kerja bakti

membersihkan kompleks. Kerja bakti ini dilakukan secara gotong royong sebagai

wujud dari kerja sama anggota masyarakat, dalam hal ini gotong royong

Page 44: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

dilakukan tidak hanya melibatkan satu atau dua orang saja tetapi juga kelompok-

kelompok masyarakat sehingga terjadi suatu keseimbangan peran didalamnya.

Kerja bakti ini secara perlahan-lahan menimbulkan pemahaman bahwa kebersihan

lingkungan kompleks adalah tanggung jawab semua masyarakat yang tinggal

didalamnya.

Bentuk interaksi yang berkaitan dengan proses disosiatif ini dapat terbagi

atas bentuk persaingan, kontravensi, dan pertentangan. Persaingan merupakan

suatu proses sosial individu ataupun beberapa kelompok manusia yang bersaing

secara personal ataupun secara kelompok, mencari keuntungan melalui bidang-

bidang kehidupan. Bentuk kontravensi merupakan bentuk interaksi sosial yang

sifatnya berada antara persaingan dengan pertentangan. Hal ini ditandai oleh

gejala-gejala adanya ketidakpastian mengenai diri seseorang atau suatu rencana

dan juga perasaan tidak suka yang disembunyikan. Kontravensi dapat juga

merupakan sikap mental yang tersembunyi terhadap orang lain ataupun terhadap

unsur-unsur kebudayaan dari suatu masyarakat tertentu. Sikap tersembunyi

tersebut dapat berubah menjadi kebencian apabila terus tertanam dalam diri

individu, namun tidak menimbulkan suatu pertikaian atau pertentangan.

Pertentangan merupakan suatu proses sosial individu atau kelompok yang

berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang

disertai dengan ancaman dan kekerasan.

Untuk tahapan proses asosiatif dan disosiatif Mark L. Knapp (dalam

Kamanto, 2004) menjelaskan tahapan interaksi sosial untuk mendekatkan dan

untuk merenggangkan. Tahapan untuk mendekatkan meliputi tahapan memulai

Page 45: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

(initiating), menjajaki (experimenting), meningkatkan (intensifying),

menyatupadukan (integrating) dan mempertalikan (bonding). Sebagai contoh

dalam tahapan-tahapan ini, misalnya saat seseorang mendapatkan pekerjaan baru

kemudian memasuki lingkungan kerja yang baru kemungkinan besar seseorang

akan memulai suatu obrolan ringan dengan rekan-rekan di tempat kerjanya. Hasil

komunikasi tersebut akan dijadikan dasar untuk hubungan selanjutnya. Tahapan

untuk merenggangkan meliputi membeda-bedakan (differentiating), membatasi

(circumscribing), memacetkan (stagnating), menghindari (avoiding), dan

memutuskan (terminating). Hal-hal yang semula dilakukan secara bersama-sama

lambat laun mulai dilakukan sendiri-sendiri. Keegoisan dari tiap individu mulai

muncul dan menguat, sedangkan toleransi terhadap orang lain mulai menurun.

Kemudian komunikasi mulai menjadi suatu hal yang menimbulkan konflik karena

cenderung ditanggapi dengan bantahan ataupun sangkalan.

Dapat dikatakan bahwa interaksi sosial berlangsung dalam bentuk positif

dan juga dalam bentuk negatif. Bentuk positif dari interaksi sosial dapat berupa

kerja sama dalam suatu kelompok individu untuk mencapai suatu tujuan bersama,

sedangkan bentuk negatif dari interaksi sosial dapat berupa pertentangan antara

individu dalam suatu kelompok atau antara kelompok satu dengan yang lainnya

yang menimbulkan konflik dan akhirnya menjadi terputusnya suatu komunikasi.

4. Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak ada kontak sosial

(social contact) dan komunikasi sebagai syarat yang harus dipenuhi untuk

terjadinya interaksi antara individu satu dengan individu yang lainnya.

Page 46: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

a. Kontak sosial (social contact)

Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya hubungan sosial.

Soekanto (2002) menjelaskan bahwa kontak secara fisik terjadi apabila

terjadi hubungan antara anggota badan seperti misalnya bersalaman atau

berjabat tangan. Sebagai gejala sosial, kontak tidak selalu harus bersifat

fisik karena individu dapat menjalin hubungan dengan individu lainnya

tanpa harus bersentuhan langsung secara fisik, misalnya dengan berbicara

dengan orang lain maka telah terjadi kontak sosial. Seiring dengan

perkembangan teknologi, manusia dapat melakukan hubungan atau kontak

dengan pihak lain tanpa harus bertatap muka secara langsung, misalnya

dengan menggunakan pesawat telepon, individu dapat menjalin kontak

dengan pihak lain yang berada ditempat yang tidak terjangkau bila harus

bertatap muka secara langsung. Kontak sosial dapat berlangsung antara

individu satu dengan individu lainnya, antara individu satu dengan suatu

kelompok tertentu ataupun sebaliknya, serta antara kelompok manusia

dengan kelompok manusia lainnya.

b. Komunikasi

Komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dan diikuti oleh

pemberian sebuah penafsiran serta reaksi terhadap informasi yang

disampaikan tersebut. Bimo (2002) mengemukakan bahwa melalui

komunikasi individu dapat menyampaikan berbagai ide, pemikiran,

ataupun pengetahuan yang didapatnya kepada orang lain secara timbal

balik. Selanjutnya melalui komunikasi manusia dapat berkembang dan

Page 47: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

dapat melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Hal serupa dikemukakan

oleh Soekanto (2002) bahwa komunikasi memiliki arti penting yakni

sebuah tafsiran yang diberikan oleh individu terhadap perilaku orang lain,

dalam hal ini perilaku berupa cara berbicara, gerak bahasa tubuh ataupun

sikap, selain itu juga penafsiran terhadap perasaan yang ingin

disampaikan. Kemudian orang tersebut akan memberikan reaksi terhadap

sesuatu yang ingin disampaikan tersebut. Penafsiran yang muncul dalam

komunikasi memiliki berbagai macam arti, terutama terhadap tingkah laku

orang lain. Seperti contoh adalah seulas senyum dapat memberikan

bermacam-macam arti bagi orang lain, dapat diartikan sebagai sikap

bersahabat dan ramah, akan tetapi juga dapat memunculkan arti sikap sinis

dan sikap ingin menunjukkan kemenangan. Bimo (2002) selanjutnya

mengungkapkan bahwa apabila komunikasi berlangsung secara terus-

menerus maka akan terjadi interaksi, yakni proses saling mempengaruhi

antara individu satu dengan individu lainnya.

Dapat dikatakan bahwa interaksi sosial terjadi bila adanya kontak sosial

diantara individu satu dengan yang lainnya, akan tetapi tanpa adanya komunikasi

maka interaksi tidak dapat berjalan dengan baik. Seorang individu melakukan

kontak sosial dengan orang lain seperti berjabat tangan dapat dikatakan telah

terjadi interaksi sosial, namun apabila tidak diiringi dengan suatu komunikasi

maka dapat dikatakan bahwa interaksi sosial tidak terjadi, karena tidak adanya

suatu informasi yang disampaikan sehingga tidak menimbulkan suatu reaksi

Page 48: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

apapun dari pihak lain. Kontak sosial dan komunikasi berjalan saling melengkapi

untuk mewujudkan terjadinya suatu interaksi sosial.

Disamping itu Kamanto (2004) mengungkapkan bahwa interaksi sosial

juga memiliki aturan, dan aturan tersebut dapat dilihat melalui dimensi ruang dan

dimensi waktu dari Robert T Hall serta definisi situasi dari W.I. Thomas (dalam

Kamanto, 2004). Hall (dalam Kamanto, 2004) menjelaskan dimensi ruang

dengan membagi ruangan dalam interaksi sosial menjadi 4 batasan jarak, yaitu

jarak intim, jarak pribadi, jarak sosial, dan jarak publik. Masing-masing jarak

tersebut memiliki dua tahap didalamnya, yakni tahap dekat dan tahap jauh. Jarak

intim meliputi keterlibatan individu dengan orang lain secara fisik yang juga

disertai oleh keterlibatan intensif dari organ panca indera seperti penglihatan,

sentuhan kulit, hembusan nafas, dan juga suara. Interaksi dalam jarak intim

berlangsung pada saat misalnya dua orang atlet gulat yang terlibat dalam suatu

pertandingan gulat. Gulat dapat dikatakan sebagai olahraga dengan jarak dekat

karena atlet satu sama lain terlibat intensif secara fisik seperti bersentuhan kulit,

hembusan nafas serta penglihatan. Tahap jauh dalam jarak intim terjadi apabila

individu terpaksa berada pada jarak intim dengan orang lain yang tidak dikenalnya,

seperti dalam kendaraan umum, maka individu tersebut akan berusaha sebisa

mungkin menghindari kontak fisik dengan orang lain disekitarnya. Jarak pribadi

meliputi individu yang memiliki hubungan dekat dengan individu lainnya, seperti

sepasang suami dan istri, hubungan ini pun dapat dikatakan sebagai interaksi

tahap dekat pada jarak pribadi. Interaksi tahap jauh pada jarak pribadi adalah

ketika sekolompok individu dalam sebuah permainan kelompok, setiap anggota

Page 49: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

kelompok saling menyentuh pada saat merentangkan tangan dan rangsangan

terhadap panca indera berangsur menurun.

Jarak sosial meliputi interaksi antara individu yang saling berbincang

secara normal tanpa harus saling menyentuh. Tahap dekat pada jarak sosial dapat

dijumpai dalam suatu kelompok individu yang sedang berdiskusi secara informal

ataupun berdiskusi dalam keadaan santai. Tahap jauh pada jarak sosial adalah

ketika terjadi hubungan kerja formal yang memiliki batasan yang jelas. Jarak

publik meliputi interaksi yang terjadi antara individu yang harus berada didepan

umum seperti pemuka agama atau politikus. Selain aturan mengenai ruang, Hall

(dalam Kamanto, 2004) juga menjelaskan aturan mengenai waktu. Pada dimensi

waktu ini terlihat adanya batasan toleransi waktu yang dapat mempengaruhi

bentuk interaksi, seperti contohnya individu yang terbiasa dengan budaya tepat

waktu berada pada lingkungan atau masyarakat yang terbiasa dengan

keterlambatan, maka individu pada awalnya akan merasa tidak nyaman dan

mempengaruhi interaksinya dengan orang lain disekitarnya.

Aturan yang terakhir adalah dimensi situasi yang dikemukakan oleh W.I.

Thomas (dalam Kamanto, 2004). Definisi situasi merupakan penafsiran individu

terhadap rangsangan dari luar sebelum memberikan reaksi. Individu menerima

rangsangan dari luar kemudian sebelum memberikan reaksi, terlebih dahulu

individu menafsirkan rangsangan yang diterimanya. Sebagai contoh seorang pria

yang memberikan seulas senyum kepada seorang wanita, maka senyuman tersebut

diseleksi dan diberi makna oleh wanita tersebut. Apabila menurut definisi situasi

wanita tersebut senyuman merupakan makna bahwa pria tersebut tertarik padanya

Page 50: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

dan ingin berkenalan, maka wanita tersebut cenderung akan memberikan reaksi

yang sesuai dengan penafsirannya, seperti membalas senyuman pria tersebut.

Definisi situasi ini dibuat oleh individu dan masyarakat. Thomas (dalam Kamanto,

2004) berpendapat bahwa aturan atau norma dibuat agar kepentingan pribadi

tidak bertentangan dengan kepentingan masyarakat

B. Konsep Diri

1. Pengertian Konsep Diri

Secara umum konsep diri dapat didefinisikan sebagai evaluasi individu

mengenai diri sendiri atau penilaian individu mengenai dirinya sendiri. Selain itu,

dapat juga dikatakan bahwa konsep diri adalah keyakinan, pandangan atau

penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri. Seperti halnya diungkapkan oleh

Turner (dalam Markus dan Kunda, 1986) menggambarkan konsep diri sebagai

gambaran diri dari individu tentang dirinya disetiap waktu. Pudjijogyanti (1995)

mengemukakan bahwa konsep diri merupakan sikap dan pandangan individu

terhadap seluruh keadaan dirinya. Hal tersebut dapat dilihat dari sikap individu

terhadap keadaan dirinya, baik secara fisik maupun psikis, dalam cara individu

tersebut menempatkan diri dalam masyarakat.

Brophy (dalam Ermida, 2006) menjelaskan bahwa konsep diri dapat

dipandang sebagai persepsi seseorang tentang kelebihannya, kelemahannya,

kemampuan serta perilakunya. Individu dengan konsep diri yang positif akan

lebih cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru daripada individu

dengan konsep diri yang negatif. Brooks (dalam Jalaludin, 2005) mendefinisikan

konsep diri sebagai persepsi fisik, psikis, dan sosial tentang diri individu yang

Page 51: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

didapatkan dari pengalaman dan interaksinya dengan orang lain. Hal tersebut

menunjukkan bahwa interaksi individu dengan lingkungan disekitarnya

merupakan hal penting dalam membentuk konsep diri individu.

Hellen (2006) menjelaskan bahwa konsep diri adalah kesadaran atau

pengertian tentang diri sendiri yang mencakup pandangan tentang dunia, kepuasan

tentang kehidupan, dapat menghargai atau menyakiti diri sendiri, mampu

mengevaluasi diri sendiri dan persepsi mengenai diri sendiri. Selanjutnya

dikatakan Marsh (1984) bahwa konsep diri yang positif adalah memiliki

keyakinan terhadap kemampuan diri dan upaya untuk tercapainya sebuah

kesuksesan, bukan pandangan terhadap kegagalan dikarenakan usaha yang kurang

maksimal. Individu dengan konsep diri positif memiliki harapan untuk

memperoleh hasil yang lebih baik dengan melakukan usaha yang maksimal.

Pendapat lain diungkapkan oleh Hamilton dan Scheerer (dalam

Wonderlich, 1996) bahwa persepsi individu mengenai pikiran dan perasaan orang

lain tentang dirinya secara signifikan mempengaruhi konstruksi konsep diri

individu tersebut. Konsep diri adalah suatu gambaran dari sesuatu yang ada dalam

pikiran individu, pendapat orang-orang disekitar lingkungan individu tentang

dirinya, dan gambaran diri yang dikehendaki (Burns, 1993). Secara umum

digambarkan bahwa konsep diri belum terbentuk saat individu lahir, namun

konsep diri dipelajari melalui kontak sosial dan pengalaman individu dalam

berhubungan dengan orang lain disekitarnya. Pandangan individu tentang dirinya

dipengaruhi oleh cara individu tersebut mengartikan pandangan orang lain

terhadap dirinya.

Page 52: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Seperti halnya diungkapkan Centi (dalam Fasti, 2006) bahwa konsep diri

merupakan gagasan tentang diri sendiri yang berisikan mengenai cara individu

melihat dirinya sendiri sebagai pribadi, mengenai yang dirasakan oleh individu

tentang dirinya sendiri, dan mengenai harapan individu terhadap diri sendiri akan

menjadi manusia seperti yang diharapkannya. Penglihatan individu atas diri

sendiri sebagai pribadi ini disebut sebagai gambaran diri. Perasaan individu atas

dirinya sendiri merupakan penilaian individu atas dirinya sendiri. Harapan

individu atas diri sendiri menjadi cita-cita diri.

Carl Rogers (dalam Baron dan Byrne, 2004) menjelaskan bahwa konsep

diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang paling penting. Konsep diri

merupakan skema kognitif yang mengatur tentang cara individu mengetahui

dirinya serta cara individu mengolah informasi yang sesuai dengan dirinya.

Konsep diri dalam hal ini termasuk harga diri, merupakan aspek yang penting

dalam berfungsinya individu sebagai seorang manusia. Dikatakan demikian

karena manusia sangat memperhatikan berbagai hal mengenai dirinya, termasuk

didalamnya gambaran mengenai siapa dirinya, memiliki nilai yang positif atau

negatif individu dalam memandang dirinya, dan citra yang ditampilkan individu

kepada orang lain.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat dikatakan bahwa konsep diri

merupakan pandangan atau persepsi individu mengenai keadaan dirinya dan

perasaan individu tentang dirinya. Persepsi tentang diri ini dapat bersifat fisik,

psikologis, maupun sosial. Konsep diri merupakan gambaran yang bersifat

pribadi, dinamis dan evaluatif yang setiap individu mengembangkan konsep diri

Page 53: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

tersebut dalam interaksinya dengan lingkungan disekitarnya baik secara fisik

maupun psikologis.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri

Konsep diri tidak terbentuk secara spontan sewaktu individu lahir, akan

tetapi konsep diri terbentuk seiring dengan perkembangan dan proses belajar

sepanjang hidup individu. Willey (dalam Calhoun dan Acocella, 1995)

mengemukakan bahwa dalam perkembangan konsep diri individu sumber

informasi yang digunakan adalah interaksi individu dengan orang lain disekitar

individu. Seperti halnya diungkapkan oleh Argyle (dalam Hardy dan Heyes, 1988)

bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan dan perkembangan konsep

diri individu meliputi 4 faktor yaitu:

a. Perbandingan dengan dengan orang lain.

Konsep diri tergantung pada cara individu dalam membandingkan dirinya

dengan orang lain yang serupa dengan dirinya. Individu akan

membandingkan semua hal yang terdapat dalam dirinya dengan orang lain

yang memiliki kesamaan dengan dirinya, misalnya seorang anak

perempuan cenderung akan membandingkan dirinya dengan saudara

perempuannya ataupun teman perempuannya mengenai hal yang

dimilikinya mulai dari perilaku hingga penampilan.

b. Reaksi dari orang lain.

Reaksi yang memiliki pengaruh terhadap pembentukan konsep diri

individu adalah reaksi yang berasal dari orang terdekat dilingkungan

sekitar yang memiliki arti penting bagi individu seperti orang tua, sahabat

Page 54: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

dan guru. Orang tua merupakan kontak sosial yang paling awal dialami

oleh seorang anak. Sesuatu yang diberikan oleh orang tua akan lebih

mengena dalam diri anak hingga dewasa dibandingkan dengan sesuatu

yang diberikan oleh orang lain.

c. Peranan seseorang.

Individu memiliki gambaran diri yang berbeda antara individu satu dengan

individu yang lainnya, melalui penggambaran ini individu memainkan

peranannya. Harapan dan pengalaman yang berkaitan dengan perbedaan

peran tersebut memiliki pengaruh terhadap konsep diri individu. Individu

akan menggabungkan lebih banyak peran dalam konsep dirinya seiring

dengan perkembangan yang dialami individu tersebut.

d. Identifikasi dengan orang lain.

Pada dasarnya individu ingin memiliki beberapa sifat dari orang lain yang

dikaguminya. Pada umumnya individu melakukan identifikasi dengan

orang lain yang berjenis kelamin sama dengan dirinya. Anak-anak

khususnya mengagumi orang dewasa dan seringkali mencoba untuk

menjadi pengikut dari orang dewasa tersebut dengan meniru beberapa

nilai, keyakinan, dan perbuatan.

Calhoun dan Acocella (1995) mengemukakan bahwa individu dengan

konsep diri positif lebih dapat menerima keadaan yang sebenarnya mengenai

dirinya, dalam hal ini penerimaan diri berarti individu mengenal dengan baik

dirinya sendiri dan dapat menerima dirinya sendiri secara apa adanya yang

meliputi kelebihan dan kekurangannya. Individu dengan konsep diri positif lebih

Page 55: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

dapat menerima dan memahami berbagai fakta tentang dirinya. Secara pribadi

individu dapat menyerap semua informasi dari luar, sehingga tidak satupun dari

informasi tersebut yang menjadi ancaman bagi dirinya.

Individu yang memiliki konsep diri positif ditandai dengan lima hal,

yakni :

a. Individu yakin akan kemampuannya dalam mengatasi suatu masalah.

Individu dalam menghadapi suatu masalah akan berusaha untuk

mengatasi masalahnya tersebut dengan berbagai macam cara.

b. Individu merasa setara dengan orang lain. Artinya individu merasa

bahwa dirinya layak untuk disejajarkan dengan orang lain dalam hal

apapun dan individu merasa bahwa hasil dari pemikirannya patut

untuk diperhitungkan.

c. Individu menerima pujian tanpa rasa malu. Individu akan menerima

pujian sebagai penghargaan atas hasil kerjanya ataupun hasil

pemikirannya, sehingga pujian tersebut dijadikan motivasi bagi

individu untuk lebih baik kedepannya.

d. Individu sadar bahwa setiap orang memiliki berbagai perasaan,

keinginan, dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui orang lain.

Artinya individu dapat menyesuaikan diri dengan baik sesuai dengan

harapan dan kebutuhan orang lain.

e. Individu mampu memperbaiki dirinya dengan cara berusaha untuk

merubah perilaku yang menurutnya tidak diharapkan oleh orang lain.

Hal tersebut berarti individu dapat menghadapi sesuatu yang menjadi

Page 56: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

tantangan bagi dirinya, karena merubah perilaku tersebut merupakan

tantangan bagi individu agar dapat diterima oleh orang lain.

Konsep diri individu tidak selamanya positif. Sebagai perbandingan

diungkapkan oleh Brooks dan Emmert (dalam Jalaludin, 2005) empat tanda orang

yang memiliki konsep diri negatif, yakni :

a. Peka terhadap kritik. Individu tersebut tidak tahan dengan kritik yang

diterimanya, mudah marah, dan mudah naik pitam. Bagi individu

tersebut koreksi atau kritik dari orang lain seringkali dipandang

sebagai usaha untuk menjatuhkan harga dirinya.

b. Responsif terhadap pujian. Individu tidak dapat menyembunyikan rasa

senangnya pada waktu menerima pujian. Bersamaan dengan

kesenangan terhadap pujian, maka individu cenderung akan bersikap

hiperkritis terhadap orang lain dan cenderung untuk meremehkan

sesuatu yang dihasilkan oleh orang lain.

c. Cenderung akan merasa tidak disukai orang lain. Individu akan

merasa tidak diperhatikan, karenanya individu akan bereaksi pada

orang lain sebagai musuh, sehingga tidak dapat melahirkan

kehangatan dan keakraban persahabatan. Individu akan menganggap

dirinya sebagai korban dari sistem sosial yang tidak benar.

d. Bersikap pesimis terhadap kompetisi. Hal tersebut terungkap dalam

keengganan individu untuk bersaing dengan orang lain dalam

membuat prestasi.

Page 57: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Calhoun dan Acocella (1995) menjelaskan bahwa individu dengan konsep

diri negatif hanya mengetahui sedikit mengenai dirinya. Ada dua jenis konsep diri

negatif, yakni persepsi individu tentang dirinya yang tidak teratur, dalam hal ini

individu tidak memiliki perasaan kestabilan dan keutuhan diri. Individu tersebut

tidak mengetahui yang menjadi kelemahan ataupun kekuatan dalam dirinya. Jenis

yang lainnya adalah konsep diri yang terlalu stabil dan terlalu teratur atau dapat

dikatakan kaku. Individu dengan konsep diri tersebut memiliki citra diri yang

cenderung terlalu stabil dan sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan

sekitarnya.

3. Aspek-aspek Konsep Diri

Konsep diri merupakan faktor yang dipelajari dan terbentuk dari

pengalaman individu dalam berhubungan dengan dunia luar. Pudjijogyanti (1995)

mengungkapkan bahwa konsep diri terbentuk dari proses individu menerima

tanggapan yang diberikan oleh individu lain, selanjutnya tanggapan tersebut

dijadikan cermin bagi individu untuk menilai dan memandang dirinya sendiri.

Saat individu lahir kemudian menginjak tahun pertamanya orang tua atau anggota

lain didalam keluarga merupakan orang yang pertama kali dikenal oleh individu,

dengan demikian individu akan menerima tanggapan pertama adalah dari

lingkungan keluarga. Proses ini akan terus berlanjut hingga individu mampu

untuk melepas ketergantungannya pada keluarga dan berhubungan dengan

lingkungan yang lebih luas. Konsep diri yang terbentuk dalam diri individu

memiliki beberapa aspek yang terkandung didalamnya. Berzonsky (dalam Miftah

dan Usmi, 2006) mengungkapkan bahwa aspek dari konsep diri antara lain :

Page 58: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

a. Aspek fisik, yakni cara penilaian individu terhadap segala sesuatu

yang terlihat mata yang dimilikinya seperti tubuh, uang, dan barang.

b. Aspek sosial, yakni tentang peranan sosial yang dimainkan individu

serta tentang penilaian individu terhadap kinerja peran tersebut.

c. Aspek moral, meliputi nilai dan prinsip yang memberikan arti serta

arah bagi kehidupan individu.

d. Aspek psikis, meliputi pikiran, perasaan dan sikap individu terhadap

dirinya sendiri.

Pendapat lain dikemukakan oleh Burns (1993) bahwa konsep diri individu

mengandung aspek-aspek antara lain yaitu:

a. Identitas yakni keadaan diri individu, dalam hal ini identitas

merupakan pandangan individu secara keseluruhan mengenai dirinya.

b. Kepuasan yakni perasaan individu dalam merasakan tentang dirinya

yang dipersepsikan.

c. Tingkah laku yakni cara individu mempersepsikan tingkah lakunya

sendiri.

d. Diri fisik yakni cara individu dalam memandang kesehatan tubuh dan

penampilanya.

e. Diri pribadi meliputi gambaran yang dimiliki individu mengenai

tercapainya pribadi yang memadai.

f. Diri sosial meliputi gambaran yang dimiliki individu mengenai

interaksi sosialnya dengan orang lain.

Page 59: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Calhoun dan Acocella (1995) mengemukakan bahwa konsep diri

merupakan gambaran mental yang dimiliki individu. Gambaran mental yang

dimiliki oleh individu memiliki tiga aspek yakni :

a. Pengetahuan individu mengenai dirinya sendiri. Pengetahuan dalam

hal ini merupakan pengetahuan yang dimiliki individu mengenai

sesuatu yang individu ketahui tentang dirinya yang mengacu pada

istilah kuantitas yakni usia, jenis kelamin, pekerjaan, serta mengacu

pada istilah kualitas yakni individu yang baik hati, egois, tenang, dan

memiliki temperamen tinggi.

b. Pengharapan individu mengenai dirinya sendiri di masa yang akan

datang. Pengharapan tersebut meliputi pandangan individu mengenai

segala sesuatu yang mungkin didapat oleh individu di masa

mendatang. Pengharapan yang dimiliki individu berbeda antara

individu satu dengan individu yang lainnya.

c. Penilaian individu terhadap dirinya sendiri. Penilaian tersebut meliputi

pengukuran individu terhadap dirinya mengenai keadaan saat ini

dengan sesuatu yang menurutnya dapat terjadi pada dirinya. Dalam

hal ini individu berfungsi sebagai penilai terhadap dirinya sendiri.

Melalui beberapa uraian diatas dapat dikatakan bahwa konsep diri

memiliki beberapa aspek, yakni aspek fisik dari individu mencakup sesuatu

kasat mata yang dimiliki oleh individu, aspek moral individu mencakup

seluruh nilai dan prinsip yang mengarahkan kehidupan individu, aspek

psikologis individu meliputi seluruh penilaian individu terhadap dirinya

Page 60: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

sendiri, dan peranan sosial yang dimainkan oleh individu dalam lingkungan

sekitarnya maupun dalam masyarakat luas.

4. Komponen dalam Konsep Diri

Konsep diri merupakan bentuk keyakinan seseorang terhadap dirinya

sendiri yang juga mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang. Konsep diri

memiliki beberapa komponen menurut Fitts (1996), yakni sebagai berikut:

a. Diri secara fisik

Merupakan gambaran kebanggaan individu akan citra tubuh yang

terlihat maupun keseluruhan pribadinya. Hal tersebut menggambarkan

pandangan individu terhadap keadaan fisiknya dan hal lain yang

berhubungan dengan citra fisik individu, seperti kesehatan,

penampilan, ketampanan.

b. Diri secara pribadi

Merupakan harapan ideal individu terhadap jangkauan hidup dan

kehidupannya atau kemungkinan diri individu akan menjadi seperti

yang diinginkan individu tersebut dan harapan tersebut merupakan

aspirasi setiap individu. Hal ini merupakan gambaran penilaian

individu dalam merasakan sebagai diri yang kuat dan menggambarkan

pilihan terhadap kepribadian individu terlepas dari penilaian terhadap

tubuh dan hubungan individu dengan orang lain disekitarnya.

c. Diri secara keluarga

Merupakan gambaran kebanggaan individu terhadap citra orang tua,

ayah, ibu, serta anggota keluarga lainnya seperti sanak saudaranya.

Page 61: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Hal ini menggambarkan persepsi diri individu dalam kaitannya

dengan kelompok primer seperti keluarga dan teman dekatnya.

d. Diri secara sosial

Merupakan gambaran kebanggaan individu terhadap citra kelompok

sosial yang didalamnya individu tersebut terkait dalam komitmen

kelompok. Hal tersebut menggambarkan persepsi diri individu dalam

kaitannya dengan interaksi sosial individu dengan orang lain.

e. Diri secara etika moral

Merupakan gambaran individu mengenai hubungan yang terjalin

antara individu dengan Tuhan dan peraturan atau norma hidup yang

berlaku dalam masyarakat.

Melalui uraian yang telah dipaparkan, dapat dikatakan bahwa komponen-

komponen konsep diri yang mempengaruhi terbentuknya konsep diri pada setiap

individu adalah diri secara fisik, diri secara pribadi, diri secara keluarga, diri

secara sosial, dan diri secara etika moral.

5. Arti Penting Konsep Diri dalam Menentukan Perilaku

Perilaku yang timbul pada diri individu tidak lepas dari konsep diri yang

terkandung dalam diri individu tersebut. Pudjijogyanti (1995) mengungkapkan

bahwa konsep diri mempunyai peranan penting dalam menentukan perilaku

individu. Penggambaran diri individu akan tampak dari keseluruhan perilaku yang

timbul. Hal tersebut berarti bahwa perilaku individu akan sesuai dengan cara

individu dalam memandang dirinya sendiri. Pudjijogyanti (1995) mengemukakan

Page 62: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

tiga alasan yang dapat menjelaskan peran penting konsep diri dalam menentukan

perilaku individu, yakni :

a. Konsep diri memiliki peranan dalam mempertahankan keselarasan batin

(inner consistency). Alasan tersebut berawal karena pada dasarnya

individu berusaha mempertahankan keselarasan batinnya, apabila timbul

perasaan, pikiran, atau persepsi pada diri individu yang tidak seimbang

atau saling bertentangan maka akan terjadi situasi psikologis yang kurang

menyenangkan. Selanjutnya individu akan mengubah perilakunya untuk

menghilangkan ketidakselarasan tersebut.

b. Seluruh sikap dan pandangan individu terhadap dirinya mempengaruhi

individu tersebut dalam menafsirkan pengalamannya. Setiap individu akan

memiliki pandangan yang berbeda dalam menafsirkan sebuah kejadian

yang terjadi dihadapannya karena masing-masing individu memiliki sikap

dan pandangan yang berbeda terhadap dirinya sendiri. Penafsiran positif

ataupun negatif pada sebuah kejadian dipengaruhi oleh sikap dan cara

individu dalam memandang keadaan dirinya.

c. Konsep diri turut menentukan harapan dalam diri individu. Pengharapan

individu tersebut merupakan inti dari konsep diri. Seperti halnya yang

diungkapkan oleh McCandless (dalam Pudjijogyanti, 1995) bahwa konsep

diri merupakan kesatuan harapan serta penilaian perilaku yang merujuk

kepada harapan individu tersebut.

Pudjijogyanti (1995) mengemukakan bahwa konsep diri mempunyai

peranan penting dalam menentukan perilaku individu. Mengenai cara individu

Page 63: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

dalam memandang dirinya akan tampak dari keseluruhan perilaku, dapat

dikatakan bahwa perilaku individu akan sesuai dengan cara individu memandang

dirinya sendiri. Apabila individu memandang negatif terhadap dirinya dalam

menghadapi suatu masalah dengan beranggapan bahwa individu tersebut tidak

memiliki cukup kemampuan untuk menyelesaikan masalah tersebut, maka seluruh

perilakunya akan menunjukkan ketidakmampuan dalam menghadapi

permasalahan tersebut.

Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa perilaku individu

ditentukan serta diarahkan oleh konsep diri yang dimiliki oleh individu tersebut.

Pengarahan perilaku individu merupakan peran dari konsep diri yang ditunjukkan

dengan kenyatan bahwa individu berusaha untuk memperoleh keseimbangan

dalam dirinya, individu juga dihadapkan pada pengalaman dalam kehidupannya,

serta individu dipenuhi kebutuhannya untuk tercapainya suatu prestasi.

C. Kepercayaan Diri

1. Pengertian Kepercayaan Diri

Setiap individu memiliki keyakinan atau kepercayaan sendiri terhadap

sesuatu yang dimiliki dalam dirinya, disamping itu juga terhadap sesuatu yang

dapat dilakukan oleh individu untuk orang lain dilingkungan sekitarnya. Thursan

(2002) secara sederhana menggambarkan rasa percaya diri sebagai suatu

keyakinan individu terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan

keyakinan tersebut membuat individu merasa memiliki kemampuan untuk dapat

mencapai berbagai tujuan dalam hidupnya. Rasa percaya diri tersebut merupakan

Page 64: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

keyakinan diri yang mendorong individu untuk meraih segala sesuatu yang

menjadi cita-citanya. Gould dan Weinberg (dalam Marko dan Monty, 2005)

menjelaskan bahwa rasa percaya diri merupakan keyakinan yang dimiliki individu

mengenai kemampuan dirinya dalam mencapai suatu keberhasilan. Kepercayaan

diri merupakan milik pribadi individu yang penting dan turut menentukan dalam

kebahagiaan hidup individu tersebut. Hal serupa diungkapkan oleh Waterman

(dalam Wisjnu, 1991) bahwa individu dengan kepercayaan diri yang baik

merupakan individu yang dapat bekerja secara efektif dan melaksanakan tugas

dengan baik, serta memiliki rencana terhadap masa depannya. Individu yang tidak

memiliki kepercayaan diri akan tumbuh menjadi individu yang tidak kreatif dan

tidak produktif. Hal serupa diungkapkan oleh Mastuti dan Aswi (2008) bahwa

kepercayaan diri adalah sikap positif individu yang membuat dirinya mampu

untuk mengembangkan penilaian positif, baik terhadap diri sendiri maupun

terhadap lingkungan sekitar individu ataupun situasi yang sedang dihadapi. Hal

tersebut menggambarkan bahwa kepercayaan diri merupakan pandangan positif

individu terhadap kemampuannya dalam menghadapi semua masalah dalam

hidupnya.

Angelis (dalam Ana dkk, 2006) menjelaskan bahwa kepercayaan diri

berawal dari tekad pada diri sendiri untuk melakukan segala hal yang diinginkan

ataupun segala hal yang dibutuhkan dalam hidup, dan kepercayaan diri individu

terbina dari keyakinan individu terhadap dirinya sendiri. Keyakinan individu pada

diri sendiri terhadap kemampuan untuk mencari penyelesaian dari masalah yang

dihadapi, serta sikap positif yang didasari pada keyakinan mengenai kemampuan

Page 65: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

yang dimiliki individu. Selanjutnya White (2009) mengungkapkan bahwa

kepercayaan diri individu meliputi tiga hal yakni keyakinan terhadap tercapainya

suatu prestasi, ketekunan, dan kesadaran terhadap diri sendiri mengenai segala

sesuatu yang ada dalam dirinya.

Adler (dalam Lauster, 1997) menjelaskan bahwa kebutuhan manusia yang

paling penting adalah kebutuhan akan kepercayaan terhadap diri sendiri, karena

dengan kepercayaan terhadap diri sendiri manusia akan mampu untuk mencapai

sesuatu yang diinginkan dan sesuatu yang dibutuhkan. Melalui kepercayaan diri

yang dimiliki individu mampu memahami kebutuhan diri yang seharusnya

dipenuhi untuk mencapai sesuatu yang diinginkan. Anthony (dalam Ana dkk,

2006) menyatakan bahwa kepercayaan diri merupakan sikap positif pada diri

individu dalam menerima dirinya sesuai dengan kenyataan, mengembangkan

kesadaran diri, berpikir positif terhadap diri sendiri, memiliki kemandirian, dan

mampu untuk mencapai segala sesuatu yang diinginkan. Individu yang memiliki

kepercayaan diri akan berusaha untuk mencapai segala sesuatu yang menjadi

harapan serta cita-citanya. Tina dan Sri (1998) mengungkapkan bahwa

kepercayaan diri merupakan aspek kepribadian individu yang berfungsi dalam

pengaktualisasian potensi yang dimiliki individu tersebut. Selanjutnya Anita

(2003) menjelaskan bahwa individu yang memiliki percaya diri merasa mampu

untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang diserahkan kepadanya dan masalah

yang ada dihadapannya serta mampu untuk mengambil keputusan. Individu

tersebut mampu mempertimbangkan berbagai pilihan untuk mencari solusi dari

berbagai tantangan yang menghadangnya.

Page 66: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa kepercayaan diri

merupakan suatu keyakinan dalam diri individu terhadap segala aspek yang

terdapat dalam dirinya. Keyakinan tersebut membuat individu merasa mampu

untuk dapat mencapai segala tujuan dalam hidupnya, merasa mampu dalam

menghadapi berbagai tantangan yang ada dihadapannya, serta mampu

menumbuhkan sikap positif dalam menghadapi segala masalah dalam hidupnya.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Kepercayaan Diri

Rasa percaya diri yang dimiliki oleh individu tidak terbentuk dengan

sendirinya, akan tetapi berkaitan dengan kepribadian individu secara keseluruhan.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya kepercayaan diri

individu, yakni:

a. Keadaan fisik

Sumadi Suryabrata (1984) mengungkapkan bahwa bila individu memiliki

keadaan jasmani yang kurang sempurna, maka muncul perasaan dalam diri

individu bahwa dirinya kurang berharga untuk dibandingkan dengan orang

lain. Perasaan yang demikian dapat disebut sebagai rasa rendah diri. Hal

serupa diungkapkan Lauster (1997) bahwa ketidakmampuan fisik dapat

menyebabkan rasa rendah diri yang terlihat dengan jelas. Perasaan rendah

diri tersebut selanjutnya menyebabkan individu menjadi kurang percaya

diri. Individu yang memiliki fisik yang menurutnya kurang sempurna,

cenderung akan merasa dikucilkan dari lingkungannya dan hal tersebut

yang membuat individu cenderung untuk menarik diri dari pergaulan,

misalnya menjadi pendiam dan penyendiri.

Page 67: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

b. Harga diri

Harga diri menurut Neill (2005) adalah perasaan positif individu terhadap

dirinya, perasaan individu terhadap sesuatu yang dimilikinya yang

dirasakan memiliki nilai atau berharga, dan sikap individu dalam meyakini

bahwa terdapat sesuatu yang bernilai, bermartabat atau berharga di dalam

dirinya. Thursan (2002) menjelaskan bahwa individu yang memiliki harga

diri yang tinggi cenderung memiliki kepercayaan diri yang tinggi pula.

Melalui harga diri yang tinggi, individu akan dapat mengaktualisasi

potensi yang ada dalam dirinya. Pengaktualisasian potensi tersebut dapat

berdampak positif, maka akan meningkatkan kepercayaan diri individu,

sebaliknya dapat berdampak negatif yang selanjutnya menimbulkan rasa

rendah diri dan dapat membuat individu mudah tersinggung, sehingga

individu akan menjauhi pergaulan dengan orang lain, menyendiri, tidak

berani mengemukakan pendapat, dan tidak berani bertindak. Lama

kelamaan hal tersebut dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan diri

individu.

c. Tingkat pendidikan

Monks (1994) menyatakan bahwa tingkat pendidikan memiliki pengaruh

dalam menentukan kepercayaan diri. Semakin tinggi tingkat pendidikan

individu, maka semakin banyak yang telah dipelajari individu berarti

individu semakin mengenal dirinya baik kelebihan maupun kekurangannya

sehingga individu mampu dalam menentukan standar keberhasilannya.

Thursan (2002) menambahkan bahwa tingkat pendidikan formal dapat

Page 68: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

menjadi salah satu alat utama yang menentukan tinggi rendahnya status

sosial individu, selain itu adanya gelar-gelar yang dapat diperoleh oleh

individu yang telah menamatkan pendidikan tinggi tertentu juga turut

menentukan semakin tingginya status sosial pada diri individu. Anthony

(dalam Ana dkk, 2006) menyatakan bahwa individu yang memiliki tingkat

pendidikan yang tinggi akan mampu memenuhi tantangan hidup dengan

penuh percaya diri serta memperhatikan sesuatu dari sudut pandang

kenyataan.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi terbentuknya kepercayaan diri individu adalah keadaan fisik dari

inidividu, harga diri dari individu, dan tingkat pendidikan yang telah dicapai oleh

individu.

3. Aspek-aspek Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri yang terdapat dalam diri individu memiliki beberapa

aspek yang terkandung didalamnya. Lauster (1997) mengemukakan aspek-aspek

kepercayaan diri, yakni:

a. Keyakinan terhadap kemampuan diri, yakni sikap individu tentang dirinya

yang mengerti dengan baik terhadap tindakan yang dilakukannya. Hal

tersebut berarti bahwa individu mengerti mengenai tindakan yang harus

dilakukan dalam menghadapi tantangan hidup. Tercermin dari sikap

individu yang berhati-hati, ketidaktergantugan, toleransi terhadap orang

lain, dan memiliki cita-cita.

Page 69: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

b. Optimis, yakni sikap individu yang selalu berpandangan baik dalam

menghadapi segala hal tentang diri, harapan, dan kemampuannya. Individu

dengan sikap optimis akan selalu memiliki penilaian positif dan keyakinan

terhadap sesuatu yang telah dilakukan dan yang akan dilakukan.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa aspek kepercayaan diri

yang dimiliki individu yakni keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri dan

sikap optimis dalam menghadapi suatu masalah.

4. Proses Pembentukan Rasa Percaya Diri

Rasa percaya diri tidak muncul secara spontan, akan tetapi terbentuk

melalui beberapa proses. Thursan (2002) mengemukakan bahwa secara garis

besar terbentuknya rasa percaya diri yang kuat terjadi melalui proses sebagai

berikut:

a. Terbentuknya kepribadian yang baik sesuai dengan proses perkembangan

yang melahirkan berbagai kelebihan tertentu. Kepribadian individu yang

terbentuk seiring dengan perkembangan individu tersebut turut

mendukung dalam memunculkan suatu keahlian tertentu dalam diri

individu.

b. Pemahaman individu terhadap berbagai kelebihan yang dimilikinya dan

kemudian melahirkan keyakinan kuat untuk berbuat segala sesuatu dengan

memanfaatkan kelebihannya tersebut. Keyakinan yang dimiliki individu

tersebut akan membantu individu dalam menyelesaikan segala tantangan

dalam hidupnya

Page 70: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

c. Pemahaman dan reaksi positif individu terhadap berbagai kelemahan yang

ada dalam dirinya agar tidak menimbulkan rasa rendah diri atau rasa sulit

untuk menyesuaikan diri. Individu menyadari bahwa setiap manusia akan

memiliki kekurangan disamping kelebihan yang telah dimiliki.

d. Pengalaman dalam menjalani berbagai aspek kehidupan dengan

menggunakan segala kelebihan yang ada pada diri individu. Seiring

dengan perkembangan individu, maka berbagai pengalaman dalam

mengahadapi tantangan dalam hidup turut mendukung terbentuknya rasa

percaya diri yang baik dalam diri individu

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa terbentuknya

kepercayaan diri melalui beberapa proses diantaranya adalah terbentuknya

kepribadian yang baik, yang selanjutnya adalah pemahaman individu terhadap

kelebihan yang dimilikinya, kemudian pemahaman dan reaksi positif terhadap

kekurangan dalam dirinya, dan selanjutnya pengalaman individu dalam menjalani

kehidupan. Kekurangan dalam proses tersebut dimungkinkan akan memberi

akibat individu mengalami hambatan untuk memperoleh kepercayaan diri.

5. Ciri-ciri Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri yang dimiliki oleh individu memiliki beberapa ciri yang

tercermin melalui perilaku individu tersebut. Zakiah (2001) menjelaskan bahwa

ciri-ciri individu yang memiliki kepercayaan diri adalah tidak memiliki keraguan

dan perasaan rendah diri dalam dirinya, tidak takut untuk memulai suatu

hubungan baru dengan orang lain, tidak suka mengkritik dan aktif dalam

pergaulan dan pekerjaan, tidak mudah tersinggung, berani mengemukakan

Page 71: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

pendapat, berani bertindak, dapat mempercayai orang lain, dan selalu optimis

dalam menghadapi masalah.

Mastuti dan Aswi (2008) mengungkapkan bahwa karakteristik individu

yang memiliki rasa percaya diri yang proporsional diantaranya adalah:

a. Memiliki kepercayaan akan kompetensi atau kemampuan diri, sehingga

individu merasa tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan,

ataupun rasa hormat dari orang lain.

b. Menghindari menunjukkan sikap konformis untuk diterima oleh orang lain,

baik dalam kelompok tertentu ataupun dalam masyarakat. Individu akan

cenderung bersikap sewajarnya ketika bertemu dengan orang lain.

c. Memiliki keberanian dalam menerima dan menghadapi penolakan orang

lain, sehingga individu memiliki keberanian untuk menjadi diri sendiri.

Individu merasa yakin terhadap segala sesuatu yang terdapat dalam dirinya.

d. Memiliki pengendalian diri yang baik, individu mampu mengatur

emosinya dengan baik sehingga mampu menghindari menyakiti perasaan

orang lain.

e. Memiliki pandangan terhadap keberhasilan atau kegagalan yang diperoleh

melalui usaha dari diri sendiri, dalam hal ini individu tidak mudah

menyerah pada nasib ataupun keadaan, serta tidak tergantung pada

harapan akan bantuan dari orang lain.

f. Memiliki cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain dan

situasi di luar dirinya. Individu berusaha selalu berpikir positif dalam

menghadapi sikap orang lain.

Page 72: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

g. Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika

harapan itu tidak terwujud, individu akan tetap mampu melihat sisi positif

dalam dirinya dan dalam situasi yang terjadi.

Pendapat lain diungkapkan oleh Thursan (2002) bahwa individu dengan

kepercayaan diri memiliki beberapa ciri, yakni:

a. Memiliki kompetensi dan kemampuan diri yang memadai, sehingga

individu mampu menghadapi serta mencari penyelesaian dari masalah

dalam hidupnya.

b. Berpikir positif, yakni individu menyadari dan mengetahui bahwa dirinya

memiliki kekuatan untuk mengatasi berbagai rintangan yang menghadang.

c. Mandiri, yakni sikap individu untuk tidak bergantung pada orang lain dan

melakukan sesuatu dengan mengoptimalkan kemampuan yang dimilikinya.

d. Optimis, yakni individu selalu memandang masa depannya dengan

harapan yang baik dan berpikir positif tentang masa depannya.

e. Berani menerima dan menghadapi penolakan dari orang lain. Individu

mampu menerima pandangan dari orang lain serta individu berani untuk

menjadi dirinya sendiri.

f. Bersikap tenang yakni individu tidak cemas atau gugup serta mampu

menguasai diri dalam menghadapi situasi tertentu.

g. Mampu bersosialisasi dengan orang lain yakni individu mampu menjalin

komunikasi dengan orang lain yang baru dikenalnya serta menyesuaikan

diri dengan baik dalam lingkungan yang baru.

h. Mampu menetralisir ketegangan yang muncul didalam berbagai situasi.

Page 73: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Kepercayaan diri yang dimiliki oleh individu tidak selalu baik, disamping

individu dengan kepercayaan diri yang baik memiliki karakteristik tertentu,

individu dengan kepercayaan diri yang kurang baik pun memiliki beberapa

karakteristik tertentu. Rini (2002) menggambarkan beberapa karakteristik individu

yang kurang percaya diri, diantaranya yakni:

a. Individu cenderung menunjukkan sikap konformis agar mendapatkan

pengakuan dan penerimaan dari orang lain ataupun di dalam kelompok

tertentu.

b. Individu menyimpan rasa takut atau kekhawatiran didalam dirinya

terhadap penolakan yang diberikan oleh orang lain.

c. Individu cenderung memiliki kesulitan dalam menerima kekurangan dalam

dirinya dan memandang rendah kemampuan diri sendiri, namun disisi lain

memiliki harapan yang tidak realistik terhadap dirinya sendiri.

d. Individu cenderung memiliki sikap pesimis, yakni mudah menyerah dalam

mencari penyelesaian suatu masalah yang sulit dan mudah menilai segala

sesuatu dari sisi negatif.

e. Individu takut terhadap suatu kegagalan, sehingga individu cenderung

menghindari segala resiko dan tidak memiliki keberanian untuk mencapai

suatu keberhasilan.

f. Individu cenderung menolak pujian yang ditujukan secara tulus, karena

tidak memiliki keyakinan dalam dirinya sendiri.

g. Individu mudah menyerah pada nasib, sehingga memiliki ketergantungan

terhadap keadaan serta ketergantungan terhadap bantuan dari orang lain.

Page 74: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

h. Individu selalu memposisikan diri sebagai yang terakhir, karena menilai

dirinya tidak mampu untuk lebih baik dari orang lain.

Bimo (dalam Tina dan Sri, 1998) menjelaskan upaya untuk membantu

individu yang memiliki kepercayaan diri yang kurang baik adalah dengan

menanamkan sifat percaya diri. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan

memberikan suasana atau kondisi yang demokratis, yakni dengan cara individu

dilatih untuk berpikir secara mandiri dan ditempatkan pada kondisi yang aman

sehingga individu tidak merasa takut untuk membuat kesalahan. Kondisi

demokrasi tersebut membuat individu melakukan evaluasi terhadap dirinya dan

belajar dari pengalaman.

6. Perkembangan Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri yang dimiliki oleh individu akan terus mengalami

perkembangan seiring dengan perkembangan individu, akan tetapi perkembangan

kepercayaan diri tersebut dapat mengalami peningkatan atau bahkan mengalami

penurunan. Mastuti dan Aswi (2008) menjelaskan bahwa perkembangan

kepercayaan diri individu dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni:

a. Pola asuh

Kepercayaan diri tidak diperoleh individu secara spontan, melainkan

melalui proses yang berlangsung sejak individu berusia dini dalam

kehidupan bersama orangtua. Telah disebutkan bahwa banyak faktor yang

mempengaruhi kepercayaan diri individu, namun faktor pola asuh dan

interaksi pada usia dini merupakan faktor dasar bagi pembentukan rasa

percaya diri. Sikap yang dimunculkan orangtua akan diterima oleh anak

Page 75: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

sesuai dengan persepsinya pada saat itu. Orangtua yang menunjukkan

sikap perhatian yang tulus dengan anaknya akan membangkitkan rasa

percara diri pada anak, sehingga anak akan merasa bahwa dirinya berharga

di mata orangtuanya, meskipun tidak bisa dipungkiri bahwa anak

seringkali melakukan kesalahan. Sikap perhatian orangtua terhadap anak

akan membuat anak merasa bahwa dirinya dihargai dan dikasihi. Anak

dicintai dan dihargai bukan tergantung pada prestasi yang dicapainya atau

perbuatan baik yang dilakukannya, namun karena eksistensinya, maka

anak tersebut di masa mendatang akan tumbuh menjadi individu yang

mampu menilai positif dirinya dan mempunyai harapan yang realistik

terhadap dirinya. Hal yang sama dilakukan oleh orangtua yakni

meletakkan harapan realistik terhadap diri anak mereka.

Perbedaan akan terlihat dari orangtua yang kurang memberikan

perhatian pada anak mereka dengan sikap orangtua yang suka mengkritik

dan sering memarahi anak, namun bila anak berbuat baik tidak pernah

memberikan pujian, serta tidak pernah merasa puas dengan hasil yang

dicapai oleh anak. Orangtua juga seringkali menunjukkan sikap

ketidakpercayaan pada kemampuan dan kemandirian anak mereka dengan

bersikap overprotective pada anak yang semakin membuat anak takut

untuk menjadi mandiri. Tindakan overprotective tersebut akan

menghambat perkembangan kepercayaan diri pada anak, dalam hal ini

anak tidak memiliki kesempatan belajar untuk mengatasi masalah dan

tantangan dengan dirinya sendiri, karena semua yang dibutuhkan telah

Page 76: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

disediakan dan dibantu oleh orangtua. Anak selanjutnya akan merasa

bahwa dirinya lemah, selalu gagal, tidak pernah menyenangkan dan

membahagiakan orangtua, sehingga anak akan merasa rendah diri, baik di

mata saudara kandungnya yang lain ataupun di hadapan teman-temannya.

b. Pola Pikir Negatif

Individu hidup dalam lingkungan masyarakat akan mengalami

berbagai masalah dan kejadian, serta mengalami bertemu dan

berkomunikasi dengan orang-orang yang baru dikenalnya. Reaksi individu

terhadap orang lain ataupun terhadap suatu peristiwa dipengaruhi oleh cara

berpikir individu tersebut dalam mempersepsikan sesuatu yang ada

dihadapannya. Individu yang memiliki rasa percaya diri yang lemah

cenderung mempersepsi segala sesuatu dari sisi negatif. Individu tersebut

tidak menyadari bahwa pandangan negatif tersebut berasal dari dalam

dirinya yang tidak yakin akan kemampuan yang dimilikinya.

D. Remaja Panti Asuhan

Seorang individu pada perkembangannya akan melewati suatu tahapan

perkembangan salah satunya adalah remaja atau masa-masa remaja. Hurlock

(2006) menjelaskan bahwa remaja merupakan masa peralihan individu dari anak-

anak menuju dewasa atau dapat dikatakan bahwa masa remaja merupakan masa

transisi antara masa anak-anak menuju masa dewasa. Masa transisi ini membuat

remaja memiliki tempat yang kurang jelas dalam tahapan perkembangan individu,

berbeda dengan masa anak-anak dan masa dewasa yang memiliki perbedaan yang

berarti. Masa anak-anak adalah masa seseorang belum berkembang secara penuh

Page 77: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

artinya pada masa ini seseorang mulai belajar untuk mengenal dunia luar atau

lingkungan sekitarnya dengan meniru cara bicara dan juga tindakan orang lain.

Lain halnya dengan masa dewasa yakni masa seseorang telah berkembang secara

penuh dan telah melewati hampir semua tahapan perkembangannya serta telah siap

dalam menerima kedudukannya didalam masyarakat. Remaja tidak memiliki status

yang jelas karena dirinya bukanlah lagi seorang anak-anak, namun belum dapat

juga dikatakan telah dewasa (Hurlock, 2006).

Remaja dalam perkembangannya tidak dapat lepas dari dari peran orang

tua yang merupakan sosok yang menjadi panutan dalam membentuk

kepribadiannya, namun dapat dipahami bahwa tidak semua remaja memiliki

kesempatan untuk tinggal dengan orang tuanya. Beberapa sebab terjadi dalam

kehidupan masyarakat yang terpaksa membuat anak terpisah dengan orang tuanya,

yakni orang tua yang memiliki keterbatasan ekonomi sehingga harus merantau

mencari nafkah, selain itu ada juga sebab orang tua sudah tidak ada, sehingga anak

harus tinggal di panti asuhan dan melewati masa remaja di dalam panti asuhan.

Tinggal dalam panti asuhan tentunya memiliki perbedaan berarti dengan tinggal

dalam rumah sendiri dengan keluarga, dalam panti asuhan terdapat tata tertib yang

harus dipatuhi oleh semua penghuni panti asuhan tanpa terkecuali. Adanya tata

tertib ini seringkali membuat remaja menjadi bosan dan merasa tertekan.

Nurul (2001) dalam hasil penelitiannya menggambarkan bahwa anak yang

tinggal di panti asuhan mengalami masalah psikologis dengan karakteristik

diantaranya adalah kepribadian yang inferior, pasif, bersikap apatis, menarik diri,

mudah putus asa, penuh dengan ketakutan dan kecemasan. Disamping karakteristik

Page 78: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

tersebut, anak yang tinggal di panti asuhan cenderung menunjukkan perilaku yang

negativistis, takut untuk melakukan kontak dengan orang lain, lebih menyukai

sendirian, menunjukkan rasa bermusuhan, dan lebih egosentrisme, sehingga akan

sulit menjalin hubungan sosial dengan orang lain.

Menurut Eny, salah satu pengasuh pada Panti Asuhan Nur Hidayah

Surakarta, remaja yang tinggal di panti asuhan pandai untuk menyembunyikan

masalah yang sedang dihadapinya dan cenderung untuk memanupulasi keadaan

dirinya. Di sisi lain, remaja panti memiliki sikap kemandirian yang cukup tinggi

karena telah ditanamkan sejak dini untuk tidak bergantung dengan orang lain.

E. Hubungan Antara Konsep Diri dan Kepercayaan Diri dengan

Interaksi Sosial pada Remaja

Sebuah pepatah mengatakan "No man is a island" yang artinya tidak ada

manusia yang dapat hidup sendiri. Gambaran diri manusia melalui pepatah

tersebut cukup substansial karena manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang

suka berinteraksi. Interaksi yang dimaksud pun tidak selalu eksklusif antar

manusia, tetapi juga inklusif dengan seluruh mikrokosmos, termasuk interaksi

manusia dengan seluruh alam ciptaan Tuhan. Interaksi memiliki arti yakni satu

pertalian sosial antar individu yang sangat baik sehingga individu yang

bersangkutan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya (Chaplin, 1981).

Interaksi antara individu satu dengan individu yang lainnya ataupun dengan suatu

kelompok individu tertentu dapat dikatakan sebagai interaksi sosial. Sears (dalam

Yioe dan Agoes, 2002) menjelaskan, bahwa interaksi sosial merupakan hal yang

mendasar di dalam kehidupan manusia. Interaksi sosial terjadi bukan hanya

Page 79: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

karena manusia sebagai mahluk sosial dan untuk mempertahankan hidupnya,

tetapi juga untuk melakukan berbagai kegiatan. Bagi remaja melakukan interaksi

dengan orang lain diluar lingkungan keluarga merupakan kebutuhan yang penting.

Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan individu karena

tanpa interaksi sosial tidak mungkin ada kehidupan bersama. Gillin dan Gillin

(dalam Soekanto, 2000) mengungkapkan bahwa interaksi sosial juga merupakan

hubungan sosial yang dinamis menyangkut hubungan antara individu satu dengan

individu yang lainnya, antara individu dengan suatu kelompok tertentu maupun

antara kelompok satu dengan kelompok lainnya. Bagi remaja berinteraksi dengan

teman sebaya seringkali membuatnya memiliki keinginan untuk menjadi pusat

perhatian, karena remaja merasa dirinya telah memiliki peran di dalam lingkungan

sekitarnya. Keinginan untuk menjadi pusat perhatian tentunya tidak dapat terlepas

dari rasa percaya diri yang dimiliki dalam diri remaja. Individu yang memiliki

percaya diri yang tinggi akan lebih dapat menjalin interaksi dengan orang lain

disekitarnya dengan lebih baik. Sebaliknya individu dengan percaya diri yang

kurang atau rendah akan selalu merasa rendah diri dan cenderung untuk menarik

diri dari pergaulan.

Neill (2005) menjelaskan bahwa kepercayaan diri atau disebut self-

confidence merupakan keyakinan yang dimiliki oleh seseorang tentang penilaian

terhadap kemampuannya, sehingga dapat memperoleh keberhasilan yang

diharapkan. Kepercayaan diri atau self confidence tersebut merupakan perpaduan

antara self esteem yakni perasaan positif terhadap diri dan keyakinan akan sesuatu

yang berharga didalam diri dan self-efficacy yakni keyakinan akan kompetensi

Page 80: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

yang dimiliki untuk dapat menjalankan tugas ataupun menyelasaikan masalah

yang dihadapi. Kepercayaan diri dapat diartikan sebagai efek dari yang dirasakan,

diyakini, dan diketahui oleh individu. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri

yang rendah atau kehilangan kepercayaan diri memiliki perasaan negatif terhadap

dirinya, memiliki keyakinan lemah terhadap kemampuan dirinya, dan punya

pengetahuan yang kurang akurat terhadap kapasitas yang dimilikinya.

Kepercayaan diri seseorang juga berkaitan dengan dua hal yang paling mendasar

dalam praktek kehidupan. Pertama, kepercayaan diri terkait dengan usaha

seseorang dalam memperjuangkan keinginannya untuk meraih sesuatu yang

diinginkan. Kedua, kepercayaan diri terkait dengan kemampuan seseorang dalam

menghadapi masalah yang menghadang untuk mencapai keinginannya.

Kepercayaan diri seseorang dapat terbentuk karena adanya konsep diri, kondisi

fisik, pengalaman hidup, kegagalan dan kesuksesan, pendidikan, serta peran

lingkungan.

Kepercayaan diri yang dimiliki oleh seseorang dipengaruhi oleh konsep

diri yang ada dalam dirinya. Konsep diri itu sendiri merupakan semua ide, pikiran,

kepercayaan dan pendirian yang individu ketahui tentang dirinya dan hal tersebut

mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Thursan (2002)

menjelaskan bahwa langkah awal untuk menumbuhkan rasa percaya diri adalah

pemahaman diri yang berarti pemahaman terhadap kelebihan dan kekurangan diri

sendiri. Brophy (dalam Ermida, 2006) mengemukakan bahwa konsep diri juga

dapat dipandang sebagai persepsi seseorang tentang kelebihannya, kelemahannya,

kemampuan juga perilakunya. Seseorang dengan konsep diri yang positif akan

Page 81: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

lebih cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru daripada seseorang

dengan konsep diri yang negatif (Ermida, 2006). Selanjutnya Hellen (2006)

menjelaskan bahwa konsep diri yang positif cenderung mendorong seseorang

untuk bersikap optimis dan sangat percaya diri untuk menghadapi situasi yang ada

diluar diri individu. Konsep diri juga merupakan evaluasi seseorang mengenai

dirinya sendiri atau penilaian seseorang mengenai dirinya sendiri. Melalui

evaluasi ini seseorang dapat memahami diri sendiri dan akan tahu siapa dirinya

yang kemudian akan berkembang menjadi kepercayaan diri.

Mastuti dan Aswi (2008) mengungkapkan bahwa kepercayaan diri

merupakan sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk

mengembangkan penilaian positif terhadap lingkungan sekitar atau situasi yang

sedang dihadapi, dengan adanya kepercayaan diri tersebut individu mampu

mengadakan interaksi dengan lingkungan disekitarnya. Hal serupa diungkapkan

oleh Hambly (1992) bahwa kepercayaan diri lebih banyak berkaitan dengan

hubungan seseorang dengan orang lain, dengan cara tidak merasa inferior

dihadapan siapapun dan merasa sebaik seperti orang lain, tidak merasa canggung

dihadapan orang banyak, dan merasa nyaman dengan sesuatu yang diinginkan.

Seseorang yang memiliki kepercayaan diri akan merasa tentram dengan dirinya

sendiri, teman, dan masyarakat. Hal tersebut akan membuat seseorang dapat

menjalin interaksi yang baik dengan masyarakat luas.

Coleman (dalam Tina dan Sri, 1998) mengungkapkan bahwa kepercayaan

diri remaja berkembang melalui evaluasi terhadap diri sendiri, karena dengan

evaluasi tersebut remaja dapat mengetahui tentang dirinya dan akan memahami

Page 82: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

keadaan dirinya. Remaja dengan kepercayaan diri yang tinggi akan dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungan disekitarnya, dan akan berinteraksi dengan

orang-orang yang ada disekitarnya. Disamping kepercayaan diri yang tinggi,

konsep diri positif yang dimiliki oleh remaja juga mendorong individu dalam

melakukan interaksi dengan orang lain dan juga berperan dalam lingkungan

sekitar tempat remaja berada.

F. Hubungan Antara Konsep Diri dengan Interaksi Sosial pada Remaja

Masa remaja dalam perjalanan perkembangan seseorang merupakan masa

yang memiliki makna khusus dibandingkan dengan masa perkembangan yang lain.

Memiliki makna khusus dalam hal ini adalah bahwa masa remaja merupakan

masa seseorang mengalami masa peralihan dari masa anak-anak menuju ke masa

dewasa. Pada masa peralihan ini remaja merasakan pergolakan fisik dan psikis

yang kuat ibarat badai dan topan. Kedudukan masa remaja dalam perjalanan

perkembangan seseorang yang berada pada masa transisi antara masa anak-anak

dan masa dewasa membuat masa remaja memiliki tempat yang kurang jelas dalam

tahapan perkembangan. Hurlock (2006) mengungkapkan bahwa remaja tidak

memiliki status yang jelas karena dirinya bukanlah lagi seorang anak dan belum

dapat dikatakan sudah dewasa.

Seiring dengan perkembangan seseorang yang telah mencapai masa remaja

maka konsep diri yang dimiliki perlahan-lahan telah terbentuk dalam diri

seseorang. Pudjijogyanti (1995) menjelaskan bahwa konsep diri merupakan sikap

dan pandangan individu terhadap seluruh keadaan dirinya. Konsep diri memiliki

pengaruh yang cukup besar dalam menentukan perilaku seseorang, oleh karena itu

Page 83: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

seseorang akan berperilaku sesuai dengan konsep diri yang dimilikinya (Wima,

2009). Konsep diri yang positif akan menimbulkan perilaku yang baik dari

seseorang. Sebaliknya jika seseorang memiliki konsep diri yang negatif, maka

akan menimbulkan perilaku yang kurang baik dan pada umumnya lebih banyak

mengalami gangguan psikologis.

Hasil Penelitian Parlikar (dalam Ester, 2007) mengatakan bahwa konsep

diri memiliki korelasi positif dengan kemampuan penyesuaian personal, sosial,

dan berbagai penyesuaian dibidang lain. Hal ini menunjukkan bahwa remaja yang

memiliki konsep diri positif akan mampu untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungan sekitarnya. Penyesuaian diri dalam hal ini merupakan hal yang penting,

karena pada hakikatnya remaja adalah manusia yang merupakan mahluk sosial

dan tidak dapat hidup sendiri. Konsep diri positif yang dimiliki remaja akan

memudahkannya untuk menjalin interaksi dengan orang lain disekitarnya dan juga

dengan lingkungan tempat tinggalnya.

G. Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan Interaksi Sosial pada

Remaja

Seseorang yang memasuki masa remaja akan mengalami berbagai

perubahan dalam dirinya, diantaranya perubahan intelektual dan pola pikir,

perubahan fisik, tanggung jawab, perasaan, dan perubahan sosial yang menuntut

remaja untuk terjun kedalam masyarakat luas. Erikson (dalam Ester, 2007)

memandang bahwa masa remaja adalah masa yang penih dengan krisis, baik

krisis fisik, psikis, maupun sosial yang kesemuanya bertujuan untuk

pengembangan diri remaja.

Page 84: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Masa remaja juga masa seseorang merasa telah memiliki peran dalam

lingkungannya. Perasaan memiliki peran ini menimbulkan keinginan dalam diri

remaja untuk menjadi pusat perhatian didalam lingkungannya. Keinginan untuk

menjadi pusat perhatian tentunya tidak terlepas dari rasa percaya diri yang

dimiliki dalam diri remaja. Kepercayaan diri merupakan hal yang tidak asing

lagi dalam kehidupan remaja. Thursan (2002) menjelaskan bahwa rasa percaya

diri merupakan suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang

dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa memiliki kemampuan

untuk dapat mencapai berbagai tujuan dalam hidupnya. Kepercayaan diri yang

dimiliki akan mendorong seseorang untuk meraih segala sesuatu yang menjadi

cita-citanya. Remaja dengan kepercayaan diri yang tinggi memiliki keyakinan

untuk dapat meraih cita-citanya.

Rasa percaya diri dibutuhkan oleh remaja tidak hanya dalam mendorong

remaja untuk meraih cita-cita yang diinginkan, tetapi juga memudahkan remaja

untuk berperan dalam lingkungannya. Larson dkk (dikutip oleh Sears, dalam

Yioe dan Agoes, 2002) mengungkapkan bahwa remaja menghabiskan sebagian

besar waktunya dengan orang lain, terutama dengan teman-teman sebayanya

sehingga dapat dikatakan bahwa interaksi sosial merupakan kebutuhan yang

penting dan mendasar bagi remaja. Seseorang dengan kepercayaan yang tinggi

akan lebih dapat menjalin interaksi dengan orang lain disekitarnya dengan lebih

baik. Sebaliknya seseorang dengan kepercayaan diri yang rendah akan selalu

merasa rendah diri dan cenderung untuk menarik diri dari pergaulan sehingga

interaksi tidak dapat berjalan dengan baik.

Page 85: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

H. Kerangka Pemikiran

Setiap individu akan mengalami masa remaja dalam tahapan

perkembangan kehidupannya. Kehidupan remaja tidak dapat dipisahkan dari

lingkungan tempat tinggalnya, terutama keluarga. Peran keluarga dalam hal ini

penting dalam membentuk konsep diri serta kepercayaan diri yang berkembang

dalam diri remaja. Dapat dipahami bahwa tidak semua remaja dapat tinggal

bersama keluarganya, terutama orang tuanya. Berbagai sebab terjadi dalam

kehidupan masyarakat yang terpaksa membuat anak terpisah dengan orang

tuanya, yakni banyak orang tua yang merantau mencari nafkah sehingga anak

harus tinggal dengan neneknya, ada juga orang tua yang bercerai sehingga anak

ikut saudara atau neneknya, bahkan ada juga disamping sebab keduanya, orang

tua sudah tidak ada sehingga anak harus tinggal di panti asuhan.

Panti asuhan merupakan suatu lembaga kesejahteraan sosial sebagai

pengganti fungsi keluarga yang bertanggung jawab dalam pemenuhan kebutuhan

fisik, psikis, maupun sosial kepada anak asuhannya serta memberikan bekal dasar

yang dibutuhkan anak asuh dalam perkembangannya, sehingga anak-anak panti

asuhan dapat memperoleh kesempatan yang luas dan memadai bagi

perkembangan kepribadiannya sama halnya seperti anak-anak yang diasuh oleh

orang tuanya. Berkembang didalam lingkungan panti asuhan tentunya memiliki

perbedaan dibandingkan dengan berkembang dalam lingkungan keluarga, karena

dalam panti asuhan pengasuhan dilakukan oleh beberapa orang pengasuh kepada

anak asuh dengan jumlah yang besar (mencapai 30 anak), sedangkan didalam

keluarga atau dirumah pengasuhan kepada anak dengan jumlah yang relatif kecil

Page 86: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

(1-5 anak) dan diasuh oleh orang tua sendiri. Anak yang dibesarkan dalam

lingkungan panti asuhan mengalami masa perkembangan dan melalui hidupnya

dalam lingkungan yang terbatas, maka masa remaja pun juga dilalui didalam panti

asuhan yang suasananya berbeda dengan rumah sendiri. Remaja panti asuhan juga

dihadapkan pada peraturan dan tata tertib didalam panti yang harus dipatuhi

sehingga seringkali membuat remaja merasa kurang bebas dan terbatasi sehingga

potensi dalam diri remaja kurang berkembang dengan baik. Disamping itu,

seringkali remaja menemui kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan peraturan

ketat di dalam panti asuhan sehingga tidak jarang remaja dilanda rasa bosan dan

merasa tertekan.

Permasalahan yang bergejolak didalam diri remaja yang tinggal di panti

asuhan juga tidak lepas dari masalah dalam tercapainya konsep diri yang positif

serta kepercayaan diri yang dimiliki oleh remaja yang tinggal di panti asuhan.

Remaja panti asuhan cenderung memiliki penilaian yang negatif terhadap keadaan

dirinya yang hanya anak panti asuhan dan memiliki pikiran “saya hanya anak

panti asuhan” di dalam dirinya. Pemikiran seperti ini dipengaruhi oleh situasi di

dalam panti asuhan yang mengharuskan remaja untuk mengikuti semua aturan-

aturan yang dibuat di dalam panti asuhan, sehingga remaja merasa dirinya tidak

memiliki kesempatan untuk berkembang menjadi lebih baik.

Konsep diri positif itu sendiri akan mendorong remaja panti asuhan untuk

bersikap optimis dalam menghadapi segala tantangan yang ada dihadapannya,

terutama dalam menjalin interaksi dengan orang lain baik didalam lingkungan

panti asuhan maupun diluar panti asuhan seperti di sekolah bahkan hingga

Page 87: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

interaksi dengan masyarakat luas. Sama halnya dengan kepercayaan diri yang

dimiliki dalam diri remaja panti asuhan, karena kepercayaan diri akan membuat

remaja panti asuhan merasa tentram dengan dirinya sendiri, teman sesama

penghuni panti asuhan dan juga teman di sekolah, serta masyarakat. Konsep diri

yang dimiliki turut mendukung perasaan tentram remaja panti asuhan dalam

menghadapi lingkungan sekitarnya sehingga mampu berperilaku baik dan sesuai

dengan norma yang berlaku dalam masyarakat. Perilaku yang sesuai membuat

remaja panti asuhan akan dengan mudah berkomunikasi dengan orang lain

selanjutnya akan mengarah terjadinya suatu interaksi. Hal tersebut akan membuat

remaja panti asuhan dapat menjalin interaksi yang baik berawal dari interaksi

antara sesama penghuni panti asuhan, antara teman-teman di sekolah, interaksi

dengan guru di sekolah hingga interaksi dengan masyarakat luas.

Uraian diatas dapat digambarkan melalui kerangka pemikiran sebagai

berikut :

Gambar 1

Kerangka Pemikiran

Konsep Diri Remaja

Kepercayaan Diri Remaja

Interaksi sosial

Page 88: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

I. Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan beberapa hipotesis yang

akan dibuktikan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Ada hubungan positif antara konsep diri dan kepercayaan diri dengan

interaksi sosial remaja panti asuhan.

2. Ada hubungan positif antara konsep diri dengan interaksi sosial remaja

panti asuhan.

3. Ada hubungan positif antara kepercayaan diri dengan interaksi sosial

remaja panti asuhan.

Page 89: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel merupakan suatu konsep yang mempunyai pengertian yang

menggambarkan adanya variasi. Variabel dapat disebut sebagai suatu konstruk

yang bervariasi atau yang dapat memiliki berbagai nilai tertentu. Variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel tergantung : Interaksi sosial

2. Variabel bebas : a. Konsep diri

b. Kepercayaan diri

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal

yang didefinisikan dan dapat diamati atau dapat diobservasi. Konsep dapat

diamati atau diobservasi penting, karena hal yang dapat diamati tersebut membuka

kemungkinan bagi seseorang untuk melakukan penelitian, sehingga dapat

diperoleh suatu hasil yang menggambarkan kebenaran yang faktual berdasarkan

temuan-temuan di lapangan.

1. Interaksi sosial

Interaksi sosial merupakan hubungan antara individu satu dengan individu

lain yang keduanya saling mempengaruhi. Interaksi dapat juga berarti satu

pertalian sosial antara individu satu dengan yang lain sehingga individu yang

bersangkutan saling mempengaruhi satu dan yang lainnya. Interaksi sosial

merupakan kunci dari semua kehidupan seseorang, karena tanpa interaksi sosial

Page 90: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

tidak akan dicapai kesepakatan dan kebersamaan didalam kehidupan. Untuk

mengetahui interaksi sosial yang dimiliki oleh remaja panti asuhan diungkapkan

melalui skala sikap interaksi sosial yang dibuat berdasarkan bentuk-bentuk dari

interaksi sosial. Bentuk tersebut yakni kerja sama, akomodasi, dan asimilasi

(Soekanto, 2000). Semakin tinggi skor yang dihasilkan maka semakin baik pula

interaksi yang dilakukan oleh individu tersebut.

2. Konsep diri

Konsep diri dapat didefinisikan sebagai gambaran individu mengenai

dirinya sendiri yang diyakini sebagai nilai diri yang direalisasi dalam perilaku

sehari-hari. Disamping itu dapat juga dikatakan bahwa konsep diri merupakan

pandangan atau persepsi seseorang terhadap keadaan dirinya sendiri. Konsep diri

yang dimiliki seseorang mampengaruhi perilakunya ditengah masyarakat. Konsep

diri yang dimiliki oleh remaja panti asuhan diungkap melalui skala sikap konsep

diri yang dibuat berdasarkan aspek konsep diri yang meliputi aspek fisik, aspek

psikis, aspek sosial, dan aspek moral (Berzonsky dalam Miftah dan Usmi, 2006).

Semakin tinggi skor yang dihasilkan, maka semakin positif pula konsep diri yang

dimiliki individu tersebut.

3. Kepercayaan diri

Kepercayaan diri merupakan sikap positif individu yang mendorong

dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun

terhadap lingkungan sekitarnya. Disamping itu dapat juga dikatakan bahwa

kepercayaan diri adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuan yang ada

dalam dirinya. Kepercayaan diri yang dimiliki remaja panti asuhan diungkap

Page 91: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

melalui skala kepercayaan diri yang dibuat berdasarkan ciri-ciri individu yang

memiliki kepercayaan diri yakni memiliki kompetensi diri, berfikir positif atau

optimis, mandiri, berani menerima penolakan orang lain, dan mampu

bersosialisasi dengan orang lain (Thursan, 2002). Semakin tinggi skor yang

dihasilkan maka semakin tinggi pula kepercayaan diri yang dimiliki individu

tersebut.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan individu atau subjek yang diteliti yang

memiliki beberapa karakteristik yang sama. Populasi pada penelitian ini

adalah semua remaja yang ada di Panti Asuhan Nur Hidayah Surakarta

yang berusia 13-17 tahun, dengan jumlah populasi sebanyak 40 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang representative atau dapat

mewakili dari populasi yang akan diteliti yakni yang memiliki ciri-ciri

yang sama dengan populasi. Sampel pada penelitian ini adalah remaja

yang berusia 13-17 tahun dan tinggal di panti asuhan. Sampel berjumlah

sebanyak jumlah populasi yakni 40 orang, dikarenakan jumlah populasi

yang terbatas maka semua anggota populasi dijadikan sampel.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

skala psikologi. Skala psikologi memiliki karakteristik khusus yang

Page 92: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

membedakannya dari bentuk alat pengumpulan data yang lain seperti angket,

daftar isian, ataupun inventori.

Tiga jenis skala sikap yang digunakan didalam penelitian ini, yaitu skala

sikap tentang interaksi sosial, skala sikap tentang konsep diri, dan skala sikap

tentang kepercayaan diri. Tiap-tiap skala sikap memiliki ciri-ciri empat alternatif

jawaban yang dipisahkan menjadi pernyataan favorable dan unfavorable, yaitu

Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), serta Sangat Tidak Setuju

(STS).

Tabel 1 Tabel Distribusi Skor Skala

Pilihan Jawaban Bentuk Pernyataan Favorable Unfavorable

Sangat Setuju (SS) 4 1 Setuju (S) 3 2 Tidak Setuju (TS) 2 3 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

1. Skala Interaksi Sosial

Skala interaksi sosial yang digunakan pada penelitian ini disusun

berdasarkan bentuk-bentuk dari interaksi sosial. Bentuk tersebut yakni

kerja sama, akomodasi, dan asimilasi yang dikemukakan oleh Soekanto

(2000).

Skala interaksi sosial dalam penelitian ini terdiri atas aitem

favorable dan aitem unfavorable yang masing-masing terdiri atas empat

alternatif jawaban. Aitem favorable adalah aitem yang mengandung nilai-

nilai yang mendukung secara positif terhadap suatu pernyataan tertentu.

Aitem unfavorable adalah aitem yang mengandung nilai-nilai yang

mendukung secara negatif terhadap suatu pernyataan tertentu.

Page 93: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Tabel 2 Blue print Skala Interaksi Sosial

Konsep Dasar Aspek Indikator No. Aitem Jumlah favorable unfavorable

Interaksi sosial merupakan hubungan antara individu satu dengan individu lain yang keduanya saling mempengaruhi, dapat juga berarti satu pertalian sosial antara individu satu dengan yang lain sehingga individu yang bersangkutan saling mempengaruhi satu dan yang lainnya.

1. Kerja sama 1.1. Memiliki keinginan menolong orang lain

1.2. Mampu bekerja sama dengan orang lain

1.3. Memiliki tujuan untuk kepentingan bersama

1,2,3

6,7,8

11,12,13

4,5

9,10

14,15

15

2. Akomodasi 2.1. Mampu berkomunikasi dengan baik

2.2. Mampu menghormati orang lain

2.3. Mampu menjalin interaksi dengan orang lain

16,17,18

21,22,23

26,27,28

19,20

24,25

29,30

15

3. Asimilasi 3.1. Merasa sama dengan orang lain

3.2. Mampu bersahabat dengan orang lain

3.3. Mampu memahami keadaan orang lain

31,32,33

36,37,38

41,42,43

34,35

39,40

44,45

15

Jumlah 27 18 45

Page 94: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

2. Skala Konsep Diri

Skala konsep diri yang digunakan dalam penelitian ini disusun

berdasarkan aspek konsep diri yang yang dikemukakan oleh Berzonsky

(dalam Miftah dan Usmi, 2006) meliputi aspek fisik, aspek psikis, aspek

sosial, dan aspek moral.

Skala konsep diri dalam penelitian ini terdiri atas aitem favorable

dan aitem unfavorable yang masing-masing terdiri atas empat alternatif

jawaban. Aitem favorable adalah aitem yang mengandung nilai-nilai yang

mendukung secara positif terhadap suatu pernyataan tertentu. Aitem

unfavorable adalah aitem yang mengandung nilai-nilai yang mendukung

secara negatif terhadap suatu pernyataan tertentu.

Page 95: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Tabel 3 Blue print Skala Konsep Diri

Konsep Dasar Aspek Indikator No. Aitem Jumlah favorable unfavorable

Konsep diri merupakan gambaran individu mengenai dirinya sendiri yang diyakini sebagai nilai diri yang direalisasi dalam perilaku sehari-hari. Konsep diri yang dimiliki seseorang mampengaruhi perilakunya ditengah masyarakat.

1. Aspek fisik

1.1. Percaya dirinya menarik

1.2. Mampu bicara dengan baik

1.3. Yakin dengan keadaan tubuh yang dimiliki

1,2,3

6,7,8

11,12,13

4,5

9,10

14,15

15

2. Aspek psikis

2.1. Yakin dengan kemampuan diri

2.2. Percaya dirinya berarti bagi orang lain

2.3. Memiliki keinginan meraih cita-cita

16,17

20,21

24,25

18,19

22,23

26,27

12

3. Aspek sosial

3.1. Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan

3.2. Mampu menjalin interaksi dengan orang lain

3.3. Mampu bekerja sama

28,29

32,33

36,37

30,31

34,35

38,39

12

4. Aspek moral

4.1. Mampu bersikap sesuai dengan norma

4.2. Mampu bersikap jujur

4.3. Mampu mengambil keputusan

40,41

44,45

48,49

42,43

46,47

50,51

12

Jumlah 30 21 51

Page 96: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

3. Skala Kepercayaan Diri

Skala kepercayaan diri yang digunakan dalam penelitian ini

disusun berdasarkan ciri-ciri individu yang memiliki kompetensi diri,

berfikir positif atau optimis, mandiri, berani menerima penolakan orang

lain, dan mampu bersosialisasi dengan orang lain yang dikemukakan oleh

Thursan (2002).

Skala kepercayaan diri dalam penelitian ini terdiri atas aitem

favorable dan aitem unfavorable yang masing-masing terdiri atas empat

alternatif jawaban. Aitem favorable adalah aitem yang mengandung nilai-

nilai yang mendukung secara positif terhadap suatu pernyataan tertentu.

Aitem unfavorable adalah aitem yang mengandung nilai-nilai yang

mendukung secara negatif terhadap suatu pernyataan tertentu.

Page 97: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Tabel 4 Blue print Skala Kepercayaan Diri

Konsep Dasar Aspek Indikator No. Aitem Jumlah favorable unfavorable

Kepercayaan diri merupakan sikap positif individu yang mendorong dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan sekitarnya. Dapat juga dikatakan sebagai keyakinan seseorang terhadap kemampuan yang ada dalam dirinya.

1. Memiliki kompetensi diri

1.1. Mampu menyelesaikan masalah

1.2. Mampu bersaing dengan orang lain secara sehat

1,2,3

6,7,8

4,5

9,10

10

2. Berpikir positif atau optimis

2.1. Yakin dengan kemampuan yang dimiliki

2.2. Yakin dengan keputusan yang diambil

2.3. Mampu mengatasi rintangan yang menghadang

11,12,13

16,17,18

21,22,23

14,15

19,20

24,25

15

3. Mandiri 3.1. Mampu mengarahkan diri sendiri

3.2. Mampu mencapai tujuan yang diharapkan

26,27

30,31

28,29

32,33

8

4. Berani menerima penolakan orang lain

4.1. Mampu bersikap tenang dihadapan orang lain

4.2. Merasa bangga terhadap diri sendiri

4.3. Yakin dengan dirinya sendiri

34,35

38,39

42,43

36,37

40,41

44,45

12

5. Mampu bersosialisasi

5.1. Mampu berbicara sopan

5.2. Mengalihkan emosi menjadi motivasi

5.3. Menerima penolakan sebagai pelajaran

46,47

50,51

54,55

48,49

52,53

56,57

12

Jumlah 31 26 57

Page 98: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

E. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang berarti tingkat ketepatan dan

kecermatan suatu alat ukur dalam menjalankan fungsi ukurnya. Validitas dapat

berarti kemampuan yang dimiliki alat ukur tersebut untuk mengukur atribut yang

alat tersebut dirancang untuk mengukurnya.

Untuk menguji validitas alat ukur dalam penelitian ini digunakan validitas

isi. Validitas isi yaitu dengan menguji butir pertanyaan atau butir pernyataan yang

diestimasi dengan berdasarkan pendapat professional (professional judgement).

Untuk penelitian ini pengujian butir pertanyaan atau butir pernyataan diestimasi

melalui pendapat professional (professional judgement) yaitu pembimbing, yang

dilakukan sebelum melaksanakan try out atau uji coba terhadap alat ukur.

Selanjutnya dilakukan seleksi aitem yang fungsi ukurnya sesuai dengan fungsi

ukur skala yang dikehendaki. Hal tersebut dilihat dari konsistensi antara fungsi

aitem dengan fungsi skala secara keseluruhan disebut dengan konsistensi aitem

total, yang akan menghasilkan koefisien korelasi aitem total (rix). Uji validitas

tersebut dikenakan pada tiga skala yang akan digunakan dalam penelitian ini, dan

ketiga skala tersebut akan diuji validitas aitemnya dengan menggunakan Product

moment dari Pearson.

2. Reliabilitas

Reliabilitas merupakan terjemahan dari kata reliability. Berbagai nama

muncul sebagai nama lain dari reliabilitas seperti, keterpercayaan, keterandalan,

keajegan, kestabilan, ataupun konsistensi, akan tetapi ide pokok yang terkandung

Page 99: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

dalam konsep reliabilitas adalah bahwa hasil dari suatu pengukuran dapat

dipercaya. Hasil pengukuran dapat dikatakan reliabel apabila dalam pelaksanaan

pengukuran yang dilakukan berulang-ulang terhadap kelompok subjek yang sama

diperoleh hasil yang relatif sama. Suatu alat ukur dikatakan reliabel atau dapat

dipercaya apabila alat ukur tersebut dapat menunjukkan konsistensi hasil

pengukurannya apabila alat ukur tersebut relevan atau tidak dengan teknik yang

akan digunakan Cronbach. Teknik untuk mengetahui reliabilitas alat ukur dalam

penelitian ini menggunakan analisis reliabilitas Cronbach’s Alpha.

F. Teknik Analisis Data

Langkah selanjutnya adalah menguji hipotesis yaitu untuk membuktikan

adanya hubungan antara konsep diri dan kepercayaan diri dengan interaksi sosial

remaja panti asuhan, maka teknik analisis data yang digunakan adalah teknik

Statistic Parametric Multiple Regression dan dengan bantuan program SPSS 16.0

for Windows. Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji hubungan

antara dua variabel bebas yaitu konsep diri dan kepercayaan diri dengan satu

variabel tergantung yaitu interaksi sosial, serta memprediksi seberapa besar

variabel-variabel bebas tersebut berpengaruh terhadap interaksi sosial.

Page 100: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Persiapan Penelitian

1. Orientasi Tempat Penelitian

Penentuan terhadap tempat penelitian dan persiapan mengenai segala sesuatu

yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian merupakan tahap awal yang dilakukan

peneliti sebelum melaksanakan penelitian. Penentuan tempat penelitian ini

disesuaikan dengan populasi yang sebelumnya telah ditetapkan oleh penulis sehingga

penelitian mengenai “Hubungan Konsep Diri dan Kepercayaan Diri dengan Interaksi

Sosial Pada Remaja Panti Asuhan” ini dilaksanakan di Panti Asuhan Nur Hidayah

Surakarta.

Panti Asuhan Nur Hidayah Surakarta berdiri pada tahun 1992 berdasarkan

akte Notaris Anton Wahyu Pramono, SH Nomor 10 tanggal 7 Februari 1992 yang

telah diadakan perubahan masing-masing melalui Notaris Tjondro Santoso, SH

dengan Akta Perubahan Nomor 75 tanggal 24 April 1993 dan Notaris H. Made Tony

Rodhiyarto, SE., SH Nomor 7 tanggal 15 Januari 2004. Panti Asuhan Nur Hidayah

ini berkantor pusat di Jl. Pisang Nomor 12 Kelurahan Kerten Kecamatan Laweyan

Surakarta. Panti Asuhan Anak Yatim Nur Hidayah sudah terdaftar dalam Ijin ORSOS

nomor 283/ORSOS/2003/2007 tanggal 6 Maret 2007 yang dikeluarkan oleh Dinas

Kesejahteraan Sosial Propinsi Jawa Tengah. Yayasan Nur Hidayah Surakarta

bergerak dibidang pendidikan dan sosial.

Page 101: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Pada tahun 1997 diresmikan Panti Asuhan Yatim Putra tingkat Sekolah Dasar

dengan jumlah anak asuh sebanyak 20 orang. Asrama Panti Asuhan Yatim Putra ini

berada di Jl. Pisang No. 23 Kerten Surakarta. Saat ini jumlah anak asuh yang diasuh

sebanyak 27 orang.

Pada tahun 2002 didirikan Panti Asuhan Yatim Putri di Jl. Pisang I No. 1

Kerten Surakarta. Saat ini jumlah anak asuh putri sebanyak 20 orang. Selanjutnya

pada tanggal 21 Juli 2007 Panti Asuhan Yatim Putra yang terletak di Jl. Bone Timur

III Kelurahan Banyuanyar Surakarta diresmikan oleh Walikota Surakarta. Saat ini

jumlah anak asuh yang menempati sebanyak 14 orang, dengan diresmikannya asrama

yang baru di Banyuanyar tersebut, maka jumlah seluruh anak asuh putra dan putri

Panti Asuhan Nur Hidayah Surakarta adalah sebanyak 61 orang.

Pada tanggal 20 Maret 2010, diresmikan oleh Ir. H. Joko Widodo penggunaan

Wisma Yatim Yayasan Nur Hidayah Surakarta yang berada di Jl, Pisang No. 2 Kerten

Laweyan Surakarta. Diatas lahan 300 meter persegi tersebut dibangun bangunan

berlantai dua. Lantai 1 dipergunakan untuk kegiatan life skill, poliklinik, serta

majalah Nur Hidayah, sedangkan pada lantai 2 dipergunakan untuk asrama yatim

putri Panti Asuhan Nur Hidayah Surakarta. Hingga saat ini Panti Asuhan Nur

Hidayah Surakarta telah memiliki empat asrama untuk anak asuhnya, dua asrama

untuk putra dan dua untuk putri.

Jumlah anak asuh Panti Asuhan Nur Hidayah Surakarta terus mengalami

pasang surut seiring dengan tingkat sekolah, ada yang sudah lulus dan bekerja

sehingga digantikan dengan anak baru. Saat ini Panti Asuham Nur Hidayah Surakarta

Page 102: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

menampung sebanyak 72 anak asuh dengan usia sekolah Taman Kanak-kanak (TK)

hingga usia Sekolah Menengah Atas (SMA). Panti Asuhan Nur Hidayah akan terus

menerima anak asuh dengan kategori yatim, yatim piatu, dan miskin.

Panti Asuhan Nur Hidayah Surakarta memiliki visi dan misi sebagai berikut :

Visi Panti Asuhan Nur Hidayah Surakarta

Mewujudkan tegaknya pengamalan ajaran Islam dalam setiap aspek

kehidupan umat

Misi Panti Asuhan Nur Hidayah Surakarta

1. Membentuk generasi robbani yang cerdas, disiplin, dan bertaqwa kepada

Allah SWT.

2. Mengembangkan sikap kepedulian (khidmatul ummah), tanggung jawab, dan

komitmen (iltizam) bagi Izzah Islam wal Muslimin.

3. Mengembangkan sumber-sumber ekonomi produktif berbasis umat

4. Berperan aktif sebagai perekat dan pemersatu umat

Yayasan Nur Hidayah Surakarta memiliki beberapa tujuan, diantaranya

adalah:

1. Membangun Markazul Islamy (Islamic Centre) yang memiliki sarana dan

prasarana yang lengkap dan dikelola secara profesional dalam rangka

mendukung berbagai aktivitas keislaman di kota Surakarta.

2. Mendidik generasi Qur'ani yaitu SDM muslim yang lurus, bersih dan benar

ibadahnya, mulia akhlaqnya, luas wawasannya, kuat jasmaninya, produktif

serta profesional dalam bidang keahliannya.

Page 103: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Keseluruhan jumlah anak yatim di Panti Asuhan Yatim Nur Hidayah Surakarta

yang berada di empat lokasi pada tahun 2010, dapat dituliskan dalam tabel berikut.

Tabel 5 Jumlah Anak Yatim Piatu Panti Asuhan Nur Hidayah Tahun 2010

No Sekolah Asrama Putra Asrama Putri Jumlah Kerten Banyuanyar Putri 1 Putri 2

1. TK - 1 1 1 3 2. SD 8 12 1 4 25 3. SMP 9 9 7 4 29 4. SMA 10 2 7 - 19

Jumlah 23 24 16 9 72

2. Persiapan Administrasi

Persiapan administrasi penelitian meliputi segala urusan perijinan yang

diajukan pada pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan penelitian. Permohonan

ijin tersebut diantaranya peneliti meminta surat pengantar dari Program Studi

Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang ditujukan

kepada Pimpinan Panti Asuhan Nur Hidayah Surakarta untuk memberikan surat

pengantar penelitian dengan nomor 821/H 27.1.17.3/TU/2010 agar bisa melakukan

penelitian di Panti Asuhan Nur Hidayah Surakarta. Setelah mendapat surat pengantar

dari program studi Psikologi kemudian peneliti mengajukan permohonan kepada

pihak Panti Asuhan Nur Hidayah Surakarta dan setelah mendapatkan ijin dari pihak

panti asuhan berupa surat ijin penelitian dengan nomor 250/YNH/X/2010, peneliti

baru bisa mengadakan penelitian sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh

pihak panti asuhan.

Page 104: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

3. Persiapan Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

psikologi, yang terdiri dari skala interaksi sosial, skala konsep diri, dan skala

kepercayaan diri.

a. Skala Interaksi Sosial

Skala interaksi sosial yang digunakan pada penelitian ini disusun berdasarkan

bentuk-bentuk dari interaksi sosial. Bentuk tersebut yakni kerja sama, akomodasi,

dan asimilasi yang dikemukakan oleh Soekanto (2000). Skala interaksi sosial

dalam penelitian ini berjumlah 45 aitem yang terdiri atas 27 aitem favorable dan

18 aitem unfavorable yang masing-masing terdiri atas empat alternatif jawaban.

b. Skala Konsep Diri

Skala konsep diri yang digunakan dalam penelitian ini disusun berdasarkan

aspek konsep diri yang yang dikemukakan oleh Berzonsky (dalam Miftah dan

Usmi, 2006) meliputi aspek fisik, aspek psikis, aspek sosial, dan aspek moral.

Skala konsep diri dalam penelitian ini berjumlah 51 aitem yang terdiri atas 30

aitem favorable dan 21 aitem unfavorable yang masing-masing terdiri atas empat

alternatif jawaban.

c. Skala Kepercayaan Diri

Skala kepercayaan diri yang digunakan dalam penelitian ini disusun

berdasarkan ciri-ciri individu yang memiliki kompetensi diri, berfikir positif atau

optimis, mandiri, berani menerima penolakan orang lain, dan mampu

bersosialisasi dengan orang lain yang dikemukakan oleh Thursan (2002). Skala

Page 105: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

kepercayaan diri dalam penelitian ini berjumlah 57 aitem yang terdiri atas 31

aitem favorable dan 26 aitem unfavorable yang masing-masing terdiri atas empat

alternatif jawaban.

B. Pelaksanaan Penelitian

1. Review Professional Judgement

Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian pada subjek penelitian,

ketiga skala yang akan digunakan dalam penelitian ini terlebih dahulu dilakukan

review professional judgement. Setelah skala dinilai mampu untuk mengungkap

atribut yang hendak diukur, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan uji coba.

2. Pengumpulan Data untuk Uji Coba

Setiap pengukuran dengan menggunakan skala psikologi diharapkan agar

mampu memperoleh hasil yang objektif dan akurat. Salah satu upaya yang dilakukan

untuk mencapai hasil yang objektif dan akurat adalah alat ukur yang digunakan harus

valid dan reliabel. Untuk mengetahui valid dan reliabel dari suatu alat ukur perlu

dilakukan uiji coba (try out) terlebih dahulu.

Proses pelaksanaan uji coba dilakukan pada tanggal 10 Oktober 2010 dengan

subjek remaja yang berusia 13-17 tahun yang tinggal di Panti Asuhan Mardhatilah

Kartasura yang berjumlah 25 orang. Panti Asuhan Mardhatillah yang berada di

Kartasura memiliki kemiripan dengan Panti Asuhan Nur Hidayah, diantaranya adalah

merupakan panti asuhan muslim dan memiliki jumlah pengasuh yang sama. Kegiatan

yang dilakukan oleh penghuni kedua panti asuhan juga relatif sama. Pengumpulan

Page 106: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

data dilakukan dengan memberikan skala yang terdiri dari skala interaksi sosial, skala

konsep diri, dan skala kepercayaan diri. Rata-rata waktu yang diperlukan subjek

untuk mengisi ketiga skala adalah kurang lebih 45 menit. Pengambilan skala

dilakukan setelah subjek selesai mengisi semua aitem pada ketiga skala tersebut.

Setelah semua skala terkumpul, maka selanjutnya dilakukan skoring terhadap

masing-masing skala tersebut untuk dilakukan pengujian validitas dan reliabilitasnya.

3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Setelah dilakukan uji coba aitem dari ketiga skala, kemudian dilakukan

skoring atau pemberian skor. Penentuan skor didasarkan pada penyusunan alternatif

jawaban pada ketiga skala ini yang menggunakan model skala Likert yang telah

dimodifikasi dengan menghilangkan pilihan jawaban ragu-ragu (Azwar, 2003). Pada

setiap aitem disediakan empat alternatif jawaban untuk masing-masing aitem

favorable dan aitem unfavorable yang terdiri dari SS (Sangat Sesuai) bernilai 4, S

(Sesuai) bernilai 3, TS (Tidak Sesuai) bernilai 2, dan STS (Sangat Tidak Sesuai)

bernilai 1 untuk aitem favorabel. Penilaian untuk aitem unfavorabel terdiri dari

Sangat Sesuai (SS) bernilai 1, Sesuai (S) bernilai 2, Tidak Sesuai (TS) bernilai 3, dan

Sangat Tidak Sesuai (STS) bernilai 4.

Penghitungan validitas dan reliabilitas aitem ketiga skala yang digunakan

dalam penelitian ini menggunakan penghitungan validitas dan reliabilitas dengan

bantuan komputer program SPSS for MS windows versi 16.0.

Page 107: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

a. Uji Validitas

Uji validitas yang dilakukan adalah dengan construct validity yang dibantu

dengan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16.0.

Kevalidan tiap-tiap butir aitem dapat dilihat dari nilai corrected item-total corelation

tiap-tiap butir aitem tersebut pada hasil output SPSS pada tabel item-total statistics.

Aitem yang dinyatakan valid adalah aitem yang memiliki nilai korelasi lebih besar

atau sama dengan 0,25. Berikut hasil uji validitas dari masing-masing skala.

1. Skala interaksi sosial

Penghitungan validitas skala interaksi sosial diperoleh hasil dari 45 aitem

yang diujicobakan diperoleh 26 aitem yang valid dan 19 aitem yang gugur. Aitem

yang valid adalah nomor 2, 3, 5, 6, 8, 9, 11, 12, 15, 17, 20, 23, 25, 29, 30, 31, 32,

33, 34, 35, 36, 37, 38, 40, 43, dan 45. Aitem yang gugur adalah nomor 1, 4, 7, 10,

13, 14, 16, 18, 19, 21, 22, 24, 26, 27, 28, 39, 41, dan 42. Aitem yang valid

mempunyai koefisien validitas (rht) bergerak dari 0,249 sampai dengan 0,560

dengan p < 0,05. Distribusi aitem skala interaksi sosial yang valid dan gugur

dapat dilihat pada tabel.

Page 108: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Tabel 6 Distribusi Aitem Skala Interaksi Sosial yang Valid dan Gugur

No Aspek Indikator No. Aitem Jumlah favorable Unfavorable

valid gugur valid gugur 1. Kerja sama 1.1 Memiliki

keinginan menolong orang lain

1.2 Mampu bekerja sama dengan orang lain

1.3 Memiliki tujuan untuk kepentingan bersama

5,30 12,32,37 3,23

1 -

39

- 2

38

4,21

22

13

5 5 5

2. Akomodasi 2.1 Mampu berkomunikasi dengan baik

2.2 Mampu menghormati orang lain

2.3 Mampu menjalin interaksi dengan orang lain

17,31

11,25,40

35

14 -

16,41

-

15,33 6

19,24 -

26

5 5 5

3. Asimilasi 3.1 Merasa sama dengan orang lain

3.2 Mampu bersahabat dengan orang lain

3.3 Mampu memahami keadaan orang lain

-

36,43

9,20, 29

7,27,42

18 -

34 8

45

44

28

10

5 5 5

Jumlah 18 9 8 10 45

Page 109: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

2. Skala konsep diri

Penghitungan validitas skala konsep diri diperoleh hasil dari 51 aitem

yang diujicobakan diperoleh 28 aitem yang valid dan 23 aitem yang gugur. Aitem

yang valid adalah nomor 1, 5, 6, 8, 9, 12, 17, 19, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30,

32, 36, 38, 40, 41, 43, 44, 45, 46, 47, dan 49. Aitem yang gugur adalah nomor 2,

3, 4, 7, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 18, 20, 23, 31, 33, 34, 35, 37, 39, 48, 50, dan 51.

Aitem yang valid mempunyai koefisien validitas (rht) bergerak dari 0,248 sampai

dengan 0,784 dengan p < 0,05. Distribusi aitem skala interaksi sosial yang valid

dan gugur dapat dilihat pada tabel.

Page 110: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Tabel 7 Distribusi Aitem Skala Konsep Diri yang Valid dan Gugur

No Aspek Indikator No. Aitem Jumlah favorable unfavorable

valid gugur valid gugur 1. Aspek fisik 1.1 Percaya dirinya

menarik 1.2 Mampu bicara

dengan baik 1.3 Yakin dengan

keadaan tubuh yang dimiliki

1,28,27 6,8 25,47

-

14

50

5

30

49

4

10

15

5 5 5

2. Aspek psikis 2.1 Yakin dengan kemampuan diri

2.2 Percaya dirinya berarti bagi orang lain

2.3 Memiliki keinginan meraih cita-cita

17

21

24,43

16

20 -

19 -

-

18

7,23

2,42

4 4 4

3. Aspek sosial 3.1 Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan

3.2 Mampu menjalin interaksi dengan orang lain

3.3 Mampu bekerja sama

29,46

32

36,37

-

33 -

- - -

13,48

34,35

38,39

4 4 4

4. Aspek moral 4.1 Mampu bersikap sesuai dengan norma

4.2 Mampu bersikap jujur

4.3 Mampu mengambil keputusan

22,40

44,45

12

- - 3

9,26 -

41

-

11,31

51

4 4 4

Jumlah 21 6 7 17 51

Page 111: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

3. Skala kepercayaan diri

Penghitungan validitas skala kepercayaan diri diperoleh hasil dari 57

aitem yang diujicobakan diperoleh 38 aitem yang valid dan 19 aitem yang gugur.

Aitem yang valid adalah aitem nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 12, 14, 15, 16, 18,

21, 23, 25, 29, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 40, 42, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 55,

56, dan 57. Aitem yang gugur adalah aitem nomor 7, 11, 13, 17, 19, 20, 22, 24,

26, 27, 28, 30, 31, 32, 39, 41, 43, 53, dan 54. Aitem yang valid mempunyai

koefisien validitas (rht) bergerak dari 0,260 sampai dengan 0,803 dengan p <

0,05. Distribusi aitem skala interaksi sosial yang valid dan gugur dapat dilihat

pada tabel.

Page 112: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Tabel 8 Distribusi Aitem Skala Kepercayaan Diri yang Valid dan Gugur

No Aspek Indikator No. Aitem Jumlah favorable unfavorable

valid gugur valid gugur 1. Memiliki

kompetensi diri

1.1 Mampu menyelesaikan masalah

1.2 Mampu bersaing dengan orang lain secara sehat

1,6,48

3,4,47

- -

2,46

5,49

- -

5 5

2. Berpikir positif atau optimis

2.1 Yakin dengan kemampuan yang dimiliki

2.2Yakin dengan keputusan yang diambil

2.3 Mampu mengatasi rintangan yang menghadang

50

9,14, 51

15,52

7,13 -

11

8,16

10

12, 18

-

17 -

5 5 5

3. Mandiri 3.1 Mampu mengarahkan diri sendiri

3.2 Mampu mencapai tujuan yang diharapkan

25

23,29

19

-

33

-

22

20,26

4

4

4. Berani menerima penolakan orang lain

4.1 Mampu bersikap tenang dihadapan orang lain

4.2 Merasa bangga terhadap diri sendiri

4.3Yakin dengan dirinya sendiri

21, 34

-

36

-

27,31

43

-

35

-

24,30

28

32,54

4

4

4

5. Mampu bersosialisasi

5.1 Mampu berbicara sopan

5.2 Mengalihkan emosi menjadi motivasi

5.3 Menerima penolakan sebagai pelajaran

42, 55

38, 44

40, 57

- -

-

37 -

45, 56

41

39,53

-

4 4

4

Jumlah 24 7 14 12 57

Page 113: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan setelah uji validitas, kemudian aitem-aitem yang

valid dicari koefisien reliabilitasnya. Penghitungan koefisien reliabilitas ini

menggunakan teknik analisis Alpha Cronbach. Cara menghitungnya dilakukan

dengan bantuan komputer program SPSS for MS windows release versi 16.0.

Melalui penghitungan reliabilitas untuk 26 aitem yang valid dari skala

interaksi sosial diperoleh koefisien reliabilitas (rtt) sebesar 0,788, sedangkan untuk 28

aitem yang valid dari skala konsep diri diperoleh koefisien reliabilitas (rtt) sebesar

0,824, dan 38 aitem yang valid dari skala kepercayaan diri diperoleh koefisien

reliabilitas (rtt) sebesar 0,829. Perhitungan dan perincian selengkapnya dapat dilihat

pada lampiran.

Berdasarkan hasil dari penghitungan koefisian reliabilitas dari ketiga skala

maka diperoleh koefisien reliabilitas dari masing-masing skala yaitu skala interaksi

sosial sebesar 0,788, skala konsep diri sebesar 0,824, dan skala kepercayaan diri

0,829. Dapat dilihat bahwa koefisien reliabilitas (rtt) dari ketiga skala > 0,60 maka

dapat dinyatakan bahwa ketiga skala tersebut valid dan reliabel yang selanjutnya

dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian.

4. Penyusunan Alat Ukur Penelitian

Langkah selanjutnya yang dilakukan setelah pengujian validitas dan

reliabilitas adalah mempersiapkan aitem-aitem yang valid kemudian didistribusi

ulang untuk mengambil data penelitian, sedangkan aitem-aitem yang gugur tidak

Page 114: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

diikutsertakan dalam pengambilan data penelitian. Adapun distribusi ulang skala

yang digunakan untuk penelitian dapat dilihat pada tabel.

Tabel 9 Distribusi Aitem Skala Interaksi Sosial untuk Penelitian

No Aspek Indikator No. Aitem Jumlah Favorable Unfavorable

1. Kerja sama 1.1 Memiliki keinginan menolong orang lain

1.2 Mampu bekerja sama dengan orang lain

1.3 Memiliki tujuan untuk kepentingan bersama

5 (1),30 (10), 12 (2),32 (11),37 (21) 3 (13),23 (22)

- 2(12) 38 (3)

2 4 3

2. Akomodasi 2.1 Mampu berkomunikasi dengan baik

2.2 Mampu menghormati orang lain

2.3 Mampu menjalin interaksi dengan orang lain

17 (4),31 (14) 11 (5),25 (15),40 (25) 35 (17)

- 15 (6),33 (16) 6 (20)

2 5 2

3. Asimilasi 3.1 Merasa sama dengan orang lain

3.2 Mampu bersahabat dengan orang lain

3.3 Mampu memahami keadaan orang lain

- 36 (7),43 (18) 9 (8),20 (19),29 (23)

34 (9) 8 (24) 45 (26)

1 3 4

Jumlah 18 8 26 Catatan: nomor yang diberi tanda ( ) adalah nomor urut baru.

Page 115: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Tabel 10 Distribusi Aitem Skala Konsep Diri untuk Penelitian

No Aspek Indikator No. Aitem Jumlah Favorable Unfavorable

1. Aspek fisik 1.1 Percaya dirinya menarik

1.2 Mampu bicara dengan baik

1.3 Yakin dengan keadaan tubuh yang dimiliki

1 (1),28 (11),27 (15) 6 (2),8 (12) 25 (23),47 (25)

5 (3) 30 (16) 49 (19)

4 3 3

2. Aspek psikis 2.1 Yakin dengan kemampuan diri

2.2 Percaya dirinya berarti bagi orang lain

2.3 Memiliki keinginan meraih cita-cita

17 (4) 21 (17) 24 (20),43 (24)

19 (6) - -

2 1 2

3. Aspek sosial 3.1 Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan

3.2 Mampu menjalin interaksi dengan orang lain

3.3 Mampu bekerja sama

29 (5),46 (18) 32 (7) 36 (8),37 (21)

- - -

2 1 2

4. Aspek moral 4.3 Mampu bersikap sesuai dengan norma

4.4 Mampu bersikap jujur

4.3 Mampu mengambil keputusan

22 (26),40 (28) 44 (14),45 (27) 12 (10)

9 (13),26 (22) - 41(9)

4 2 2

Jumlah 21 7 28 Catatan: nomor yang diberi tanda ( ) adalah nomor urut baru.

Page 116: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Tabel 11 Distribusi Aitem Skala Kepercayaan Diri untuk Penelitian

No Aspek Indikator No. Aitem Jumlah Favorable Unfavorable

1. Memiliki kompetensi diri

1.1 Mampu menyelesaikan masalah

1.2 Mampu bersaing dengan orang lain secara sehat

1 (1),6 (16),48 (34) 3 (13),4 (17),47 (36)

2 (3),46 (15) 5 (6),49 (29)

5 5

2. Berpikir positif atau optimis

2.1 Yakin dengan kemampuan yang dimiliki

2.2Yakin dengan keputusan yang diambil

2.3 Mampu mengatasi rintangan yang menghadang

50 (2) 9 (4),14 (20),51 (25)

15 (19),52 (37)

8 (18),16 (21) 10 (24)

12 (26),18 (31)

3 4 4

3. Mandiri 1.2 Mampu mengarahkan diri sendiri

3.2 Mampu mencapai tujuan yang diharapkan

25 (5) 23 (7),29 (14)

33 (38) -

2

2

4. Berani menerima penolakan orang lain

4.1 Mampu bersikap tenang dihadapan orang lain

4.2 Merasa bangga terhadap diri sendiri

4.3Yakin dengan dirinya sendiri

21 (9),34 (22) - 36 (23)

- 35 (8) -

2

1

1

5. Mampu bersosialisasi

5.1 Mampu berbicara sopan

5.2 Mengalihkan emosi menjadi motivasi

5.3 Menerima penolakan sebagai pelajaran

42 (10),55 (30) 38 (37),44 (32) 40 (12),57 (28)

37 (11) - 45 (33),56 (35)

3 2

4

Jumlah 24 14 38 Catatan: nomor yang diberi tanda ( ) adalah nomor urut baru.

Page 117: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

5. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal 27, 28 dan 30 Oktober 2010 dengan jumlah

subjek yang dipergunakan dalam penelitian sebanyak 40 orang remaja penghuni Panti

Asuhan Nur Hidayah Surakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan

skala penelitian yang terdiri dari skala interaksi sosial, skala konsep diri, dan skala

kepercayaan diri kepada masing-masing subjek. Rata-rata waktu yang dipergunakan

subjek untuk mengisi seluruh skala adalah 35 menit. Setelah 40 eksemplar skala

penelitian terkumpul, selanjutnya dilakukan pemeriksaan kelengkapan data terhadap

masing-masing 40 eksemplar skala tersebut, kemudian dilakukan pemberian skor atau

skoring terhadap masing-masing eksemplar skala, selanjutnya skor tersebut akan

dipergunakan dalam analisis data. Berdasarkan hasil penskoran data diperoleh skor

total pada masing-masing subjek yang bervariasi (dapat dilihat pada lampiran).

C. Analisis Data

Perhitungan analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis

regresi ganda. Perhitungan dalam analisis ini dilakukan dengan bantuan komputer

program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16.0. Perhitungan

dilakukan setelah syarat uji asumsi terpenuhi, dalam hal ini uji asumsi meliputi uji

asumsi dasar dan uji asumsi klasik.

Page 118: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

1. Uji Asumsi Dasar

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui populasi data terdistribusi

normal atau tidak. Data yang diuji adalah sebaran data pada skala interaksi

sosial, skala konsep diri, dan skala kepercayaan diri. Pengujian normalitas

dalam penelitian ini menggunakan teknik One Sample Kolmogorov Smirnov

Test (ks-z) dengan menggunakan bantuan komputasi Statistical Product and

Service Solution (SPSS) for Windows Release 16.0. Uji normalitas sebaran

dengan teknik One Sample Kolmogorov Smirnov Test (ks-z) ini dikatakan

normal jika p > 0,05 (Priyatno, 2009).

Uji normalitas pada variabel interaksi sosial diperoleh sebesar 0,107

dengan p 0,200 > 0,05. Uji normalitas pada variabel konsep diri diperoleh

sebesar 0,079 dengan p 0,200 > 0,05. Sedangkan uji normalitas pada variabel

kepercayaan diri diperoleh sebesar 0,090 dengan 0,200 > 0,05.

Tabel 12 Uji Normalitas

Variabel Ks-z P Keterangan Interaksi Sosial 0,107 0,200 Normal Konsep Diri 0,079 0,200 Normal Kepercayaan Diri 0,090 0,200 Normal

Berdasarkan keterangan tabel di atas bisa diketahui bahwa variabel

interaksi sosial, konsep diri, dan kepercayaan diri memiliki sebaran yang

normal. Hasil uji normalitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Page 119: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

b. Uji Linieritas

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui bentuk linieritas hubungan

antara variabel bebas dan variabel tergantung. Pengujian linieritas dalam

penelitian ini menggunakan test for linierity dengan bantuan komputer

program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16.0. Dua

variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linier bila signifikansi (pada

kolom linierity) kurang dari 0,05.

Uji linieritas hubungan antara konsep diri dengan interaksi sosial

diperoleh Sig. pada kolom Linierity sebesar 0,001 (0,001 < 0,05). Sedangkan

uji linieritas hubungan antara kepercayaan diri dengan interaksi sosial

diperoleh Sig. pada kolom Linierity sebesar 0,008 (0,008 < 0,05). Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 13 Uji Linieritas

Variabel Sig. pada kolom Linierity

Keterangan

Konsep Diri dengan Interaksi Sosial

0,001 0,001 < 0,05 (linier)

Kepercayaan Diri dengan Interaksi Sosial

0,008 0,008 < 0,05 (linier)

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa hubungan antara masing-

masing variabel bebas dengan variabel tergantung bersifat linier. Hasil uji

linieritas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Page 120: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolineritas

Uji multikolineritas dibutuhkan untuk mengetahui ada atau tidaknya

variabel bebas yang memiliki kemiripan dengan variabel bebas lainnya dalam

satu model. Pada analisis regresi dua prediktor, model harus terbebas dari

multikolineritas. Deteksi multikolineritas dapat dilihat dari nilai Variance

Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang

dari 0,1 maka dapat dinyatakan bahwa model terbebas dari multikolineritas.

Hasil uji Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance pada hasil output

SPSS tabel coefficients, tiap-tiap variabel memiliki VIF sebesar 2,618

(diartikan bahwa 2,618 < 10) dan nilai Tolerance sebesar 0,382 (diartikan

bahwa 0,382 > 0,1). Berdasarkan hasil uji multikolineritas tersebut maka

dapat dinyatakan bahwa model regresi dua prediktor terbebas dari

multikolineritas dan dapat digunakan dalam penelitian.

b. Uji Heteroskesdastisitas

Uji heteroskesdastisitas dilakukan untuk menguji terjadinya perbedaan

variance residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain

atau gambaran hubungan antara nilai yang diprediksi dengan studentized

delete residual nilai tersebut. Cara untuk memprediksi ada atau tidaknya

heteroskesdastisitas pada suatu model dapat dilihat pada pola gambar

Scatterplott yang menyatakan bahwa model tersebut tidak terdapat gejala

heteroskedastisitas, apabila:

Page 121: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

1) Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0.

2) Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.

3) Penyebaran titik-titik data tidak membentuk pola bergelombang melebar

kemudian menyempit dan melebar kembali.

4) Penyebaran titik-titik data tidak berpola

Hasil analisis pola gambar Scatterplott (pada lampiran) dapat dilihat

bahwa pada pola gambar titik-titik data menyebar, tidak mengumpul di atas

atau di bawah saja sehingga model regresi dalam penelitian ini terbebas dari

heteroskedastisitas.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mendeteksi bahwa variabel tergantung

tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri, baik nilai periode sebelumnya atau

nilai periode sesudahnya. Untuk menguji adanya autokorelasi dalam

penelitian ini digunakan uji DW (Durbin-Watson). Model regresi linier

berganda terbebas dari autokorelasi jika nilai Durbin-Watson hitung terletak

di daerah No Autocorelation atau nilai hitung Durbin-Watson mendekati atau

disekitar angka 2.

Hasil analisis menunjukkan nilai Durbin-Watson sebesar 2,169. Untuk

mengetahui apakah nilai hitung tersebut terletak di daerah no Autocorelation,

maka terlebih dahulu menentukan nilai dl (batas bawah) dan du (batas atas)

dari nilai Durbin Watson tersebut. Penentuan nilai du dan dl berdasarkan pada

tabel uji Durbin Watson dengan k=2 dan N=40 (k=jumlah variabel bebas dan

Page 122: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

N= jumlah sampel) maka diperoleh nilai dl=1,391 dan nilai du=1,6.

Perhitungan selanjutnya 4-du (4-1,6=2,4) dan 4-dl (4-1,391=2,609). Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2 berikut ini:

negatif No autocorelation positif

autocorelation autocorrelation

0 dl du 2 4-du 4-dl 0

1,391 1,6 2,4 2,609

2,169 (nilai hitung Durbin Watson)

Gambar 2. Pengujian autokorelasi

Hasil analisis diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 2,169. Berdasarkan

gambar di atas, diketahui bahwa nilai 2,169 dikatakan dekat atau disekitar

angka 2 dan terletak di daerah No autocorrelation, jadi model ini terbebas dari

autokorelasi.

3. Uji Hipotesis

Setelah uji asumsi terpenuhi, maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis

dengan teknik analisis regresi ganda. Analisis regresi ganda digunakan untuk

mengetahui nilai F-test, dengan nilai F dapat diketahui apakah variabel

konsep diri dan kepercayaan diri secara bersama-sama berkorelasi secara

signifikan terhadap variabel interaksi sosial. Hasil F-test menunjukkan

Page 123: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

variabel konsep diri dan kepercayaan diri secara bersama-sama berpengaruh

terhadap variabel interaksi sosial jika p-value (pada kolom Sig.) lebih kecil

dari level of significant yang ditentukan, atau F hitung (pada kolom F) lebih

besar dari F tabel. Hasil F-test pada output SPSS dapat dilihat pada tabel

Anova. Melalui hasil uji ini dapat diperoleh keputusan diterima tidaknya uji

hipotesis.

Berdasarkan uji anova menunjukkan p-value 0,022 < 0,05 artinya

signifikan, sedangkan F hitung 4,244 > F tabel 3,252 artinya signifikan. Dapat

dikatakan bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan konsep diri

dan kepercayaan diri bersama-sama berkorelasi secara signifikan terhadap

interaksi sosial dapat diterima. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di

bawah ini dan perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 14 Uji Anova

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 288.796 2 144.398 4.244 .022a

Residual 1258.804 37 34.022

Total 1547.600 39

a. Predictors: (Constant), kepercayaandiri, konsepdiri

b. Dependent Variable: interaksisosial

Hubungan antara konsep diri dan kepercayaan diri dengan interaksi sosial

pada remaja Panti Asuhan Nur Hidayah Surakarta dapat digambarkan dalam

persamaan regresi. Sesuai dengan hasil analisis, dapat dilihat nilai konstanta

Page 124: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

dan nilai variabel bebas (konsep diri dan kepercayaan diri) yang dapat

memprediksi yang terjadi pada variabel tergantung (interaksi sosial) melalui

persamaan regresi yang diperoleh dari tabel hasil analisis regresi linear

berganda. Hasil analisis regresi linear berganda dapat dilihat pada tabel.

Tabel 15 Koefisien Analisis Regresi Linear Berganda

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 55.065 10.708 5.143 .000

konsepdiri .281 .200 .337 1.404 .169 .382 2.618

kepercayaandiri

.058 .122 .114 .474 .638 .382 2.618

a. Dependent Variable: interaksisosial

Persamaan regresi pada hubungan ketiga variabel tersebut adalah

Y = a + bX1 + cX2

Y = 55,065 + 0,281 X1 + 0,058 X2

Persamaan garis tersebut mengandung arti bahwa konstanta adalah 55,065

mempunyai arti jika tidak ada konsep diri dan kepercayaan diri, maka

interaksi sosial adalah sebesar 55,065. Rata-rata skor interaksi sosial pada

remaja (kriterium Y) akan mengalami perubahan sebesar 0,281 untuk setiap

unit perubahan yang terjadi pada variabel konsep diri (prediktor X1) dan juga

diperkirakan akan mengalami perubahan sebesar 0,058 untuk setiap unit

perubahan yang terjadi pada variabel kepercayaan diri (prediktor X2).

Persamaan garis tersebut dapat dilihat pada lampiran.

Page 125: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

Berdasarkan hasil output SPSS diketahui pula hubungan antara masing-

masing variabel bebas (konsep diri dan kepercayaan diri) dengan variabel

tergantung yaitu interaksi sosial yang dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 16 Korelasi Antar Variabel

interaksisosial konsepdiri kepercayaandiri

Pearson Correlation

Interaksisosial Konsepdiri Kepercayaandiri

1.000 .426 .379

.426 1.000

.786

.379

.786 1.000

Sig.(1-tailed) Interaksisosial Konsepdiri Kepercayaandiri

. .003 .008

.003 .

.000

.008

.000 .

N Interaksisosial Konsepdiri Kepercayaandiri

40 40 40

40 40 40

40 40 40

Besar perhitungan korelasi antara variabel konsep diri dengan interaksi

sosial yang dihitung dengan koefisien korelasi rx1 y adalah 0,426 dan p =

0,003 (p < 0,05). Ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang

signifikan antara konsep diri dengan interaksi sosial.

Besar perhitungan korelasi antara variabel kepercayaan diri dengan

interaksi sosial yang dihitung dengan koefisien korelasi rx 2 y adalah 0,379

dan p=0,008 (p < 0,05). Ini berarti terdapat hubungan positif yang signifikan

antara kepercayaan diri dengan interaksi sosial.

Page 126: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

4. Mean Empirik (ME) dan Mean Hipotetik (MH)

Berikut ini disajikan deskripsi data penelitian, deskripsi data penelitian

dijelaskan sebagai gambaran umum mengenai data penelitian yang lengkap dan

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 17 Deskripsi Data Penelitian

Skala Jumlah subjek

Data hipotetik M SD

(σ)

Data empirik M SD

(σ) Skor Min

Skor Maks

Skor Min

Skor Maks

Interaksi Sosial 40 26 104 65 13 75 100 85,9 6,299

Konsep Diri 40 28 112 70 14 70 100 86.2 7,522 Kepercayaan Diri

40 38 152 95 19 82 138 114,38 12,382

Keterangan: M : Mean SD (σ) : Standar Deviasi

a. Skala Interaksi Sosial

Skala interaksi sosial akan dikategorikan untuk mengetahui tinggi

rendahnya nilai subjek. Kategorisasi yang dilakukan adalah dengan

mengasumsikan bahwa skor populasi subjek terdistribusi secara normal,

sehingga skor hipotetik didistribusi menurut model normal. Skor minimal

yang diperoleh subjek adalah 26 x 1 = 26 dan skor maksimal yang dapat

diperoleh subjek adalah 26 x 4 = 104, maka jarak sebarannya adalah 104 – 26

= 78 dan setiap satuan deviasi standarnya bernilai 78 : 6 = 13, sedangkan

rerata hipotetiknya 26 x 2,5 = 65. Apabila subjek digolongkan dalam 5

Page 127: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

kategorisasi, maka akan diperoleh kategorisasi serta distribusi skor subjek

seperti pada tabel.

Tabel 18 Kategorisasi Skala Interaksi Sosial dan Distribusi Skor Subjek

Standar Deviasi Skor Kategorisasi Subjek

Rerata empirik Frek

(N) Presentase

(%) (MH-3σ)≤ X < (MH-1,8σ) 75≤ X < 80 Sangat rendah 6 15

(MH-1,8σ)≤ X < (MH-0,6σ) 80 ≤ X < 85 Rendah 12 30 (MH-0,6σ)≤ X < (MH+0,6σ) 85 ≤ X < 90 Sedang 10 25 85,9 (MH+0,6σ)≤ X <(MH+1,8σ) 90 ≤ X < 95 Tinggi 9 22,5 (MH+1,8σ)≤ X < (MH+3σ) 95 ≤ X < 100 Sangat tinggi 3 7,5

Jumlah 40 100

Berdasarkan kategori skala interaksi sosial seperti terlihat pada tabel,

dapat diambil kesimpulan bahwa secara umum bahwa remaja di Panti Asuhan

Nur Hidayah Surakarta memiliki tingkat interaksi sosial yang sedang.

b. Skala Konsep Diri

Skala konsep diri akan dikategorikan untuk mengetahui tinggi rendahnya

nilai subjek. Kategorisasi yang dilakukan adalah dengan mengasumsikan

bahwa skor populasi subjek terdistribusi secara normal, sehingga skor

hipotetik didistribusi menurut model normal. Skor minimal yang diperoleh

subjek adalah 28 x 1 = 28 dan skor maksimal yang dapat diperoleh subjek

adalah 28 x 4 = 112, maka jarak sebarannya adalah 112 – 28 = 84 dan setiap

satuan deviasi standarnya bernilai 84 : 6 = 14, sedangkan rerata hipotetiknya

28 x 2,5 = 70. Apabila subjek digolongkan dalam 5 kategorisasi, maka akan

diperoleh kategorisasi serta distribusi skor subjek seperti pada tabel.

Page 128: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

Tabel 19 Kategorisasi Skala Konsep Diri dan Distribusi Skor Subjek

Standar Deviasi Skor Kategorisasi Subjek

Rerata empirik Frek

(N) Presentase

(%) (MH-3σ)≤ X < (MH-1,8σ) 70 ≤ X < 76 Sangat rendah 3 7,5

(MH-1,8σ)≤ X < (MH-0,6σ) 76 ≤ X < 82 Rendah 10 25 (MH-0,6σ)≤ X < (MH+0,6σ) 82 ≤ X < 88 Sedang 10 25 86.2 (MH+0,6σ)≤ X <(MH+1,8σ) 88 ≤ X < 94 Tinggi 10 25 (MH+1,8σ)≤ X < (MH+3σ) 94 ≤ X < 100 Sangat tinggi 7 17,5

Jumlah 40 100

Berdasarkan kategori skala konsep diri seperti terlihat pada tabel, dapat

diambil kesimpulan bahwa secara umum remaja Panti Asuhan Nur Hidayah

Surakarta memiliki tingkat konsep diri yang sedang.

c. Skala Kepercayaan Diri

Skala kepercayaan diri akan dikategorikan untuk mengetahui tinggi

rendahnya nilai subjek. Kategorisasi yang dilakukan adalah dengan

mengasumsikan bahwa skor populasi subjek terdistribusi secara normal,

sehingga skor hipotetik didistribusi menurut model normal. Skor minimal

yang diperoleh subjek adalah 38 x 1 = 38 dan skor maksimal yang dapat

diperoleh subjek adalah 38 x 4 = 152, maka jarak sebarannya adalah 152 – 38

= 114 dan setiap satuan deviasi standarnya bernilai 114 : 6 = 19, sedangkan

rerata hipotetiknya 38 x 2,5 = 95. Apabila subjek digolongkan dalam 5

kategorisasi, maka akan diperoleh kategorisasi serta distribusi skor subjek

seperti pada tabel.

Page 129: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

Tabel 20 Kategorisasi Skala Kepercayaan Diri dan Distribusi Skor Subjek

Standar Deviasi Skor Kategorisasi Subjek

Rerata empirik Frek

(N) Presentase

(%) (MH-3σ)≤ X < (MH-1,8σ) 82 ≤ X < 93,2 Sangat rendah 2 5

(MH-1,8σ)≤ X < (MH-0,6σ) 93,2 ≤ X < 104,4 Rendah 4 10 (MH-0,6σ)≤ X < (MH+0,6σ) 104,4 ≤ X < 115,6 Sedang 12 30 114,38 (MH+0,6σ)≤ X <(MH+1,8σ) 115,6 ≤ X < 126,8 Tinggi 16 40 (MH+1,8σ)≤ X < (MH+3σ) 126,8 ≤ X < 138 Sangat tinggi 6 15

Jumlah 40 100

Berdasarkan kategori skala kepercayaan diri seperti terlihat pada tabel,

dapat diambil kesimpulan bahwa secara umum remaja Panti Asuhan Nur

Hidayah Surakarta memiliki tingkat kepercayaan diri yang sedang.

5. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif

Hasil analisis menunjukkan :

a. Sumbangan relatif (SR) konsep diri terhadap interaksi sosial sebesar

76,78% dan sumbangan relatif (SR) kepercayaan diri terhadap interaksi

sosial sebesar 23,22%. Hasil tersebut menunjukkan besarnya sumbangan

masing-masing prediktor terhadap kuadrat regresi.

b. Sumbangan efektif (SE) konsep diri terhadap interaksi sosial sebesar

14,36% dan sumbangan efektif (SE) kepercayaan diri terhadap interaksi

sosial sebesar 4,31%. Total sumbangan efektif konsep diri dan

kepercayaan diri terhadap interaksi sosial sebesar 18,67% yang

ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi (R2) yaitu dengan nilai 0,187.

Page 130: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

Perhitungan selengkapnya mengenai sumbangan relatif dan sumbangan efektif

dapat dilihat pada lampiran.

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan hipotesis yang menyatakan

adanya hubungan konsep diri dan kepercayaan diri secara bersama-sama memberikan

kontribusi yang signifikan terhadap interaksi sosial remaja panti asuhan, diterima.

Hasil analisis dengan menggunakan teknik analisis regresi ganda diperoleh nilai R

sebesar 0,432, p-value 0,022 yang < dari 0,05 dan F hitung sebesar 4,244, nilai F

tersebut > dari F tabel sebesar 3,252. Hasil tersebut berarti bahwa konsep diri dan

kepercayaan diri dapat digunakan sebagai prediktor untuk memprediksi interaksi

sosial remaja panti asuhan pada Panti Asuhan Nur Hidayah Surakarta, semakin tinggi

konsep diri dan kepercayaan diri yang dimiliki remaja panti asuhan, maka semakin

tinggi interaksi sosialnya. Sebaliknya semakin rendah konsep diri dan kepercayaan

diri yang dimiliki remaja panti asuhan maka semakin rendah interaksi sosialnya.

Berdasarkan uji hipotesis diketahui bahwa hipotesis yang berbunyi ada

hubungan positif antara konsep diri dengan interaksi sosial remaja panti asuhan,

diterima. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rx1 y adalah 0,426 dan p = 0,003 (p <

0,05). Nilai tersebut menunjukan adanya hubungan positif yang signifikan antara

konsep diri dengan interaksi sosial remaja panti asuhan. Semakin tinggi konsep diri

Page 131: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

maka semakin tinggi interaksi sosialnya, begitu juga sebaliknya semakin rendah

konsep diri maka semakin rendah pula interaksi sosialnya.

Konsep diri memiliki peranan penting dalam menentukan perilaku individu,

cara individu dalam memandang dirinya akan tampak dari keseluruhan perilaku yang

ditimbulkan (Pudjijogyanti, 1995). Terutama pada remaja yang mulai memiliki peran

didalam masyarakat, dituntut untuk berinteraksi dengan lingkungan tempat remaja

tinggal. Konsep diri positif yang dimiliki remaja akan tercermin melalui perilaku

remaja dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Hipotesis terakhir yang menyatakan terdapat hubungan positif antara

kepercayaan diri dengan interaksi sosial remaja panti asuhan, diterima. Hal tersebut

dapat dilihat dari nilai rx 2 y adalah 0,379 dan p = 0,008 (p < 0,05). Nilai tersebut

mempunyai arti semakin tinggi kepercayaan diri remaja panti asuhan maka semakin

tinggi pula interaksi sosialnya, begitu juga sebaliknya semakin rendah kepercayaan

diri remaja panti asuhan maka semakin rendah interaksi sosialnya.

Kepercayaan diri merupakan hal yang tidak asing lagi bagi remaja, terkadang

remaja mengalami krisis kepercayaan diri dalam menentukan perilaku yang dapat

diterima oleh lingkungan sekitarnya. Remaja dengan kepercayaan diri yang tinggi

akan lebih dapat menjalin interaksi dengan orang lain disekitarnya dengan lebih baik.

Berdasarkan hasil uji hipotesis diatas dapat dikatakan bahwa konsep diri dan

kepercayaan diri yang dimiliki remaja Panti Asuhan Nur Hidayah Surakarta turut

mendorong remaja dalam menjalin interaksi dengan lingkungan disekitarnya, baik

Page 132: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

lingkungan di dalam panti asuhan maupun di luar panti asuhan seperti di sekolah.

Konsep diri yang positif membuat remaja panti asuhan memiliki perasaan sama

dengan orang lain dan layak untuk disejajarkan dengan orang lain dalam hal apapun.

Sama halnya dengan kepercayaan diri yang tinggi membuat remaja mampu untuk

memulai hubungan baru dengan orang lain dan aktif dalam pergaulan baik di dalam

lingkungan panti asuhan maupun si luar panti asuhan hingga masyarakat luas.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa skor konsep diri remaja berada pada

kategori sedang dengan prosentase 25%, 82 ≤ X < 88 dengan rerata empirik 86,2 dan

rerata hipotetik 70. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa konsep diri pada remaja

penghuni Panti Asuhan Nur Hidayah Surakarta termasuk dalam kategori sedang.

Konsep diri yang positif mampu mendorong remaja untuk bersikap optimis dalam

menghadapi situasi apapun. Konsep diri positif tidak hanya datang dari dalam diri

remaja, akan tetapi juga dengan dukungan dari orang terdekat terutama orang tua.

Bagi remaja panti asuhan peranan pengasuh sebagai pengganti orang tua sangatlah

penting dalam upaya untuk meningkatkan konsep diri remaja panti asuhan. Remaja

dengan konsep diri yang positif akan mampu untuk menyesuaikan diri dalam situasi

ataupun kondisi apapun yang terjadi didalam lingkungannya, sehingga remaja panti

asuhan mampu untuk berinteraksi dengan lingkungan di dalam panti asuhan maupun

di luar panti asuhan seperti di sekolah serta di dalam masyarakat.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa skor kepercayaan diri remaja berada

pada kategori sedang dengan prosentase 30%, 104,4 ≤ X < 115,6 dengan rerata

empirik 114,38 dan rerata hipotetik 95. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa

Page 133: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

kepercayaan diri remaja penghuni Panti Asuhan Nur Hidayah Surakarta termasuk

dalam kategori sedang. Hambly (1992) mengungkapkan bahwa kepercayaan diri

lebih banyak berkaitan dengan hubungan seseorang dengan orang lain dengan cara

tidak merasa inferior dihadapan siapapun, merasa sebaik seperti orang lain, dan

merasa nyaman dihadapan orang banyak. Bagi remaja panti asuhan memiliki rasa

percaya diri yang tinggi terkait dengan peran pengasuh di dalam panti asuhan sebagai

pengganti orang terdekat terutama orang tua. Pengasuh di dalam panti asuhan

memiliki peran penting dalam meningkatkan kepercayaan diri remaja panti asuhan

dalam rangka mengembangkan segala potensi yang dimiliki oleh remaja panti asuhan.

Kepercayaan diri juga membuat remaja panti asuhan merasa tentram dengan

dirinya sendiri dan dengan lingkungan sekitarnya, dengan demikian remaja akan

mudah bersosialisasi dengan orang lain yang selanjutnya menuju pada terjadinya

suatu interaksi.

Skor interaksi sosial pada remaja Panti Asuhan Nur Hidayah Surakarta adalah

sedang berada pada kategori sedang dengan presentase 25%, 85 ≤ X < 90 dengan

rerata empirik 85,9 dan rerata hipotetik 65. Hal ini menggambarkan bahwa remaja

Panti Asuhan Nur Hidayah Surakarta mampu menjalin hubungan serta komunikasi

dengan baik, sehingga hal tersebut mengarah pada interaksi sosial yang dapat berjalan

lancar dengan orang lain di lingkungan sekitar baik dengan sesama penghuni panti

asuhan, dengan teman-teman dan guru di sekolah, maupun masyarakat.

Upaya yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan konsep diri yang positif

serta meningkatkan kepercayaan diri adalah dapat dengan menciptakan suasana atau

Page 134: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

kondisi yang demokratis, yakni dengan cara remaja diberikan kebebasan untuk

berpikir secara mandiri dan ditempatkan pada kondisi yang aman sehingga remaja

tidak merasa takut untuk membuat kesalahan. Hal ini akan membuat remaja

melakukan evaluasi terhadap dirinya dan belajar dari pengalaman. Upaya tersebut

dapat diterapkan dalam panti asuhan salah satunya dengan cara mengoptimalkan

kegiatan diskusi baik dengan pengasuh maupun diskusi dengan sesama penghuni

panti asuhan. Hal ini penting dilakukan agar anak-anak yang tinggal di panti asuhan

khususnya yang telah berusia remaja dapat meningkatkan kepercayaan diri untuk

dapat menjalin komunikasi yang baik dengan lingkungan sekitarnya. Komunikasi

yang baik akan mengarah pada terjalinnya interaksi yang baik berawal dari interaksi

sesama penghuni panti asuhan, di luar panti asuhan seperti di sekolah, hingga

interaksi dengan masyarakat luas.

Berdasarkan dari nilai koefisien determinasi (R2) diketahui besarnya

sumbangan efektif kedua variabel bebas (konsep diri dan kepercayaan diri) terhadap

variabel tergantung (interaksi sosial) sebesar 18,67%, artinya sebesar 18,67%

interaksi sosial remaja panti asuhan dapat dijelaskan oleh variabel konsep diri dan

kepercayaan diri yang dimiliki sedangkan sisanya sebesar 81.33% dipengaruhi oleh

beberapa variabel lainnya, antara lain penerimaan diri, pola komunikasi yang terjalin

antara pengasuh dengan anak asuh, pengaruh teman sebaya baik di dalam panti

asuhan maupun di luar panti asuhan, dan penyesuaian diri remaja.

Penelitian ini dapat digunakan pada penelitian lainnya sejauh memiliki

persamaan subjek yakni remaja yang tinggal di panti asuhan, namun penelitian ini

Page 135: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

tidak dapat terlepas dari beberapa kelemahan antara lain keterbatasan alat ukur dan

ruang lingkup penelitian, sehingga penelitian selanjutnya diharapkan lebih

memperhatikan variabel-variabel lain yang terkait dengan interaksi sosial pada remaja

panti asuhan. Melalui penelitian selanjutnya yang disertai dengan perubahan dan

penyempurnaan dalam teknik pengukuran, pemakaian alat ukur, prosedur penelitian,

maupun memeperluas ruang lingkup penelitian diharapkan dapat memberikan hasil

penelitian dengan lebih baik.

Page 136: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan positif antara konsep diri dan kepercayaan diri dengan

interaksi sosial remaja Panti Asuhan Nur Hidayah Surakarta. Hasil ini

berdasarkan nilai p-value 0,022 < 0,05 dan F hitung sebesar 4,244, nilai F

tersebut > dari F tabel sebesar 3,252.

2. Terdapat hubungan positif antara konsep diri dengan interaksi sosial remaja

Panti Asuhan Nur Hidayah Surakarta. Hasil ini berdasarkan nilai rx 1 y adalah

0,426 dan p = 0,003 (p < 0,05). Hal ini berarti semakin tinggi konsep diri

maka semakin tinggi interaksi sosialnya, begitu juga sebaliknya semakin

rendah konsep diri maka semakin rendah pula interaksi sosialnya.

3. Terdapat hubungan positif antara kepercayaan diri dengan interaksi sosial

remaja Panti Asuhan Nur Hidayah Surakarta. Hasil ini berdasarkan nilai rx 2 y

adalah 0,379 dan p = 0,008 (p < 0,05). Hal ini berarti semakin tinggi

kepercayaan diri maka semakin tinggi pula interaksi sosialnya, begitu juga

sebaliknya semakin rendah kepercayaan diri remaja panti asuhan maka

semakin rendah interaksi sosialnya.

Page 137: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

4. Besarnya sumbangan relatif konsep diri terhadap interaksi sosial adalah

78,5% dan sumbangan relatif kepercayaan diri terhadap interaksi sosial

sebesar 21,5%. Untuk besarnya sumbangan efektif konsep diri terhadap

interaksi sosial adalah 14,68% dan sumbangan efektif kepercayaan diri

terhadap interaksi sosial adalah 4,02%. Total sumbangan efektif konsep diri

dan kepercayaan diri terhadap interaksi sosial sebesar 18,7% yang

ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi (R2) yaitu dengan nilai 0,187. Hal

ini menunjukkan bahwa peran konsep diri dan kepercayaan diri terhadap

interaksi sosial sebesar 18,7% dan selebihnya yaitu 81,3% ditentukan oleh

faktor lainnya yang lebih efektif seperti penerimaan diri, pola komunikasi

yang terjalin antara pengasuh dengan anak asuh, dan penyesuaian diri remaja.

5. Berdasarkan kategorisasi yang dilakukan terhadap skor yang diperoleh subjek

yakni remaja yang tinggal di Panti Asuhan Nur Hidayah Surakarta dapat

dikatakan bahwa interaksi sosial remaja tergolong sedang, konsep diri remaja

tergolong sedang, dan kepercayaan diri remaja tergolong sedang.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat mengungkapkan beberapa saran

diantaranya :

1. Kepada pengasuh, pentingnya menjalin komunikasi yang efektif dengan anak-

anak asuh agar tercipta suasana yang menyenangkan di dalam panti asuhan

sehingga anak-anak merasa tidak kehilangan sosok orang tua sebagai panutan

dalam menghadapi permasalahan.

Page 138: HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA … · 2013. 7. 22. · potensi yang ada dalam dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan cenderung bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

2. Kepada pengasuh, selalu menjaga keharmonisan di dalam panti asuhan

sehingga terjaga rasa kekeluargaan yang erat diantara sesama penghuni panti

asuhan serta anak asuh merasa telah mendapatkan pengganti keluarga yang

hilang.

3. Kepada pengasuh, selalu memberikan dukungan serta motivasi kepada anak

asuh dalam hal apapun, baik dalam hal akademis maupun non akademis, agar

konsep diri positif dan kepercayaan diri yang tinggi secara perlahan

berkembang dalam diri anak asuh terutama yang telah berusia remaja.

4. Kepada remaja panti asuhan, lebih meningkatkan konsep diri yang dimiliki

dan juga menanamkan kepercayaan diri tinggi untuk mengembangkan potensi

yang dimiliki dalam diri remaja agar mampu bersaing dengan remaja lainnya

dalam bidang apapun baik dalam bidang akademik maupun sosial.

5. Kepada peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk

penelitian yang sejenis dengan memperluas ruang lingkup penelitian, seperti

interaksi sosial yang diarahkan didalam sekolah, jumlah sampel penelitian

ditambah, serta dapat juga dibandingkan antara laki-laki dan perempuan.