hubungan motivasi olahraga dan kemampuan motorik...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN MOTIVASI OLAHRAGA DAN KEMAMPUAN MOTORIK DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA
DAN KESEHATAN SISWA SD NEGERI 16 SITOGA KECAMATAN SINTUK TOBOH GADANG
KABUPATEN PADANG PARIAMAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Tim Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Olahraga Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
A.D VERNANDES NIM. 59095
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2014
i
ABSTRAK
A.D VERNANDES : Hubungan Motivasi Olahraga Dan Kemampuan Motorik Dengan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan Siswa SDNegeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman
Masalah dalam penelitian ini yaitu rendahnya hasil belajar
pendidikan jasmaniOlahraga dan kesehatan siswa SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi Olahraga dan kemampuan motorik dengan hasil belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan siswa SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman.
Jenis penelitian ini adalah korelasional. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariamanyaitu berjumlah sebanyak 77 orang, terdiri dari kelas IV yang berjumlah sebanyak 39 orang dan kelas V berjumlah sebanyak 38 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakanpurposive sampling. Dengan demikian jumlah sampel di dalam penelitian ini adalah sebanyak 36 orang. Data motivasi olahraga diperoleh dari hasil penyebaran angket kepada siswa yang terpilih menjadi sampel, variabel kemampuan motorik diperoleh dari hasil pengukuran terhadap kemampuan motorik siswa dan data hasil belajar penjasorkes diperoleh dari nilai siswa yang tertera di dalam rapor. Data dianalisis dengan korelasi productmoment dan dilanjutkan dengan korelasi ganda.
Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa motivasi olahraga mempunyai hubungan secara signifikan, karena ditemukanrhitung
0,341> rtabel 0,329 dan thitung = 2,11> ttabel 1,69 05.0 . Variabel
kemampuan motorik mempunyai hubungan secara signifikan karena ditemukan rhitung 0,402 > rtabel 0,329 dan thitung = 2,56 > t tabel 1,69
05.0 Sedangkan variabel motivasi olahraga dan kemampuan motorik secara bersama-sama mempunyai hubungan secara signifikan dengan hasil belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dan diterima kebenarannya secara empiris, karena ditemukan rhitung = 0,487> rtabel
0,329 dan Fhitung = 5,13> Ftabel 3,29.
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Penulis Ucapkan Kehadirat Allah SWT Yang Telah
Memberikan Rahmat Dan Karunia-Nya, Sehingga Penulis Dapat
Menyelesaikan Skripsi Yang Berjudul “Hubungan motivasi Olahraga dan
kemampuan motorik dengan hasil belajar pendidikan jasmani olahraga
dan kesehatan siswa SD Negeri 16 sintuk Toboh Gadang Kabupaten
Padang Pariaman”.
Penulisan skripsi ini merupakan sebagai salah satu syarat untuk
melengkapi tugas dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di
Universitas Negeri Padang. Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan. Penulisan skripsi ini banyak mendapat
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak baik secara moril maupun
materil.. Sebagai tanda hormat penulis pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terimakasih yang tidak terhingga kepada:
1. Drs. H. Arsil, M. Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragan
Universitas Negeri Padang, yang telah memberikan kesempatan dan
fasilitas belajar selama perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini.
2. Drs. Yulifri, M. Pd Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang, yang telah
memberi kesempatan dan mengizinkan penelitian ini.
3. Drs. Yulifri, M. Pd dan Drs. Zarwan, M. Kes yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, pemikiran,
iii
pengarahan dan bantuan secara moril maupun materil yang sangat
berarti kepada penulis.
4. Drs. Willadi Rasyid, M. Pd, Drs. Edwarsyah, M. Kes dan Drs.
Nirwandi, M. Pd yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
menguji penulis dan memberikan saran, bimbingan dan pemikiran.
5. Kepala SD Negeri 16 Sintoga Kec. Sintuk Toboh Gadang Kabupaten
Padang Pariaman yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan
penelitian di sekolah tersebut dan siswa yang terpilih menjadi sampel
yang telah membantu kelancaran pengambilan data.
6. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah berjuang untuk
membimbing dan memenuhi segala kebutuhan perkuliahan penulis
sehingga bisa mengerjakan penulisan skripsi ini dengan baik.
7. Seluruh staf pengajar dan karyawan Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Padang.
Akhir kata penulis do’akan semoga semua amal yang diberikan
kepada penulis mendapat imbalan yang setimpal dan bermanfaat bagi kita
semua. Maka pada kesempatan ini penulis mengharapkan saran dan
kritikan dari pembaca demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini.
Amin…Amin.. Ya Robal.. Alamin.
Padang, Juli 2014
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. . Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. . Identifikasi Masalah ............................................................. 4
C. . Pembatasan Masalah .......................................................... 4
D. . Rumusan Masalah ............................................................... 5
E. . Tujuan Penelitian ................................................................. 5
F. . Kegunaan Penelitian ............................................................ 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar Penjasorkes ............................................. 7
2. Motivasi Berolahraga .................................................... 11
3. Kemampuan Motorik Siswa Sekolah Dasar .................. 14
B. Kerangka Konseptual .......................................................... 21
C. Hipotesis Penelitian ............................................................. 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................... 24
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 24
C. Populasi dan Sampel .......................................................... 24
D. Jenis dan Sumber Data ....................................................... 25
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data .................................... 36
F. Teknik Analisa Data ............................................................ 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
v
1. Motivasi Berolahraga .................................................... 34
2. Kemampuan Motorik ..................................................... 36
3. Hasil Belajar Penjasorkes ............................................. 38
B. Uji Persyaratan Analisis ...................................................... 39
C. Uji Hipotesis ........................................................................ 40
D. Pembahasan dan Hasil Penelitian ...................................... 43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................... 49
B. Saran ................................................................................ 49
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 51
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Populasi Penelitian ................................................................................ 25
2. Sampel Penelitian .................................................................................. 25
3. Distribusi Hasil Data Motivasi Berolahraga ............................................ 35
4. Distribusi Hasil Data Kemampuan Motorik ............................................. 36
5. Distribusi Hasil Data Hasil Belajar Penjasorkes ..................................... 39
6. Rangkuman Uji Normalitas Data ............................................................ 40
7. Rangkuman Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Antara X1 dengan Y ..... 41
8. Rangkuman Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Antara X2 dengan Y ..... 42
9. Rangkuman Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Antara X1danX2
10. Secara Bersama-sama dengan Y .......................................................... 43
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Konseptual .................................................................... 22
2. Sasaran Tes Koordinasi Mata-Kaki ............................................... 27
3. Lintasan Shuttle Run ..................................................................... 28
4. Testi Berdiri di Depan Garis Start .................................................. 29
5. Testi Mengambil Balok Kayu ......................................................... 29
6. Testi Meletakkan Balok Kayu pada ½ Lingkaran ........................... 30
7. Sit and Reach Test ........................................................................ 31
8. Histogram Motivasi Olahraga ........................................................ 35
9. HistogramFrekuensi Kemampuan Motorik..................................... 37
10. Histogram Frekuensi Hasil Belajar Penjasorkes ............................ 39
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kisi-kisi Angket .............................................................................. 53
2. Format Pengisian Angket .............................................................. 54
3. Angket Penelitian ........................................................................... 55
4. Rekap Data Motivasi Olahraga ...................................................... 58
5. Rekap Hasil Data Tes Kemampuan Motorik .................................. 59
6. Rekap Data Hasil Belajar Penjasorkes .......................................... 60
7. Uji Normalitas Variabel Motivasi Berolahraga ................................ 62
8. Uji Normalitas Variabel Kemampuan Motorik ................................ 63
9. Uji Normalitas Variabel Hasil Belajar Penjasorkes ........................ 64
10. Uji Hipotesis X1 dan Y .................................................................... …65
11. Korelasi Ganda .............................................................................. 66
12. Surat Izin Penelitian Dari Fakultas Ilmu Keolahragaan UNP ......... …67
13. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Dari SD Negeri
16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang
Pariaman ………………………………………………………………….68
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan pendidikan nasional merupakan tujuan yang bersifat paling
umum dan merupakan sasaran akhir yang harus dijadikan pedoman
oleh setiap usaha pendidikan. Artinya setiap lembaga dan
penyelenggara pendidikan harus dapat membentuk manusia sesuai
dengan pandangan hidup dan filsafat suatu bangsa yang dirumuskan
pemerntah dalam bentuk undang-undang. Secara jelas tujuan
pendidikan nasional yang bersumber dari system nilai Pancasila yang
dirumuskan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, yang
merumuskan bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreaktif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berpedoman dari penjelasan di atas,maka dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa pendidikan di selenggarakan bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik, sehingga nantinya mereka
menjadi manusia yang cakap, berilmu, mandiri, kreaktif, sehat,
berakhlak mulia dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta
menjadi manusia yang bertanggung jawab, dan menjadi warga Negara
yang demokratis. Di samping itu melalui pendidikan terciptanya
manusia yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan salah
satu mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum Sekolah Dasar.
2
Menurut Mulyasa (2010:49) kelompok mata pelajaran pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan pada SD/MI/SDLB dimaksud untuk
“meningkatkan potensi fisik dan menanamkan sportifitas serta
kesadaran hidup sehat”. Artinya peserta didik setelah mendapat
pembelajaran penjasorkes yang diberikan guru akan dapat memahami
dan menerapkan kesadaran hidup sehat dan meningkatkan potensi fisik
serta mempunyai sikap sportifitas yang tinggi.
Mengajar sering diistilahkan dengan pembelajaran dalam kontek
standar proses pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan tidak hanya
sekedar menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga dimaknai sebagai
proses mengatur lingkungan supaya siswa belajar. Hal ini
mengisaratkan bahwa dalam proses belajar mengajar siswa harus
dijadikan sebagai pusat kegiatan. Sukmadinata (2003:155) mengartikan
belajar sebagai “suatu perubahan di dalam kepribadian yang dinamis
prestasinya sebagai pola-pola respon yang baru berbentuk
keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.
Dari uraian di atas, maka dalam pembelajaran penjasorkes perlu
memberdayakan semua potensi siswa seperti berkembangnya
pengetahuan, keterampilan, adanya perubahan sikap dan tingkah laku
siswa kearah yang lebih baik. Dengan demikian diharapkan akhir dari
proses pembelajaran penjasorkes tersebut siswa akan mendapat atau
memperoleh hasil belajar, setelah guru penjasorkes melakukan
evaluasi atau penilaian. Dapat juga diartikan bahwa hasil dari suatu
interaksi tindak belajar dan tindak mengajar adalah hasil belajar. Dari
sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar,
dari sisi siswa hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak
proses belajar.
Berdasarkan informasi dan wawancara penulis lakukan pada guru
penjasorkes SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang
Kabupaten Padang Pariaman, ternyata hasil belajar penjasorkes siswa
masih banyak yang rendah, khususnya pada siswa kelas IV, kelas V.
3
Gambaran data yang diberikan guru penjasorkes, dari 77 orang siswa
hanya sebanyak 45 orang (58,44%) hasil belajar penjasorkes siswa
berada di atas nilai rata-rata kelas yaitu 7 dan sebanyak 32 orang
(41,56%) hasil belajar penjasorkes berada di bawah nilai rata-rata
kelas.
Rendahnya hasil belajar penjasorkes siswa di SD Negeri 16
Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman,
mungkin disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah mungkin
kemampuan guru dalam mengajar, pemilihan metoda dan media yang
kurang tepat, sarana dan prasarana yang belum memadai, status gizi
siswa yang buruk, tingkat kesegaran jasmani yang belum begitu baik,
lingkungan belajar yang kurang kondusif, motivasi berolahraga yang
rendah dan mungkin juga disebabkan kemampuan motorik atau gerak
mereka yang rendah.
Setelah penulis mendapatkan informasi tentang hasil belajar
penjasorkes siswa SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang
Kabupaten Padang Pariaman, maka penulis melakukan observasi ke
lapangan pada saat siswa mengikuti proses pembelajaran penjasorkes.
Dari hasil observasi dan pengamatan tersebut, penulis menduga
motivasi berolahraga dan kemampuan motorik siswa masih rendah. Hal
ini terlihat dari penampilan dan sikap mereka ketika guru penjasorkes
memberikan materi pembelajaran, banyak yang bermain sesuka
hatinya, ada yang malas, sedikit saja bergerak sudah berhenti,
geraknya tidak lincah, tidak mampu melakukan gerakan yang diajarkan
guru dan sebagainya.
Di samping itu banyak siswa perempuan ketika jam istirahat hanya
duduk sambil jajan, begitu juga siswa laki-laki hanya sebahagian kecil
melakukan aktivitas bermain atau berolahraga dan sebagian lainnya
duduk main game yang ada di handpone mereka, sehingga hal ini
penulis berpraduga penampilan dan sikap serta kebiasaan siswa akan
berpengaruh pada kemampuan motorik mereka, bahkan penulis
4
cendrung mengatakan kemampuan motorik siswa rendah dan berakibat
pada hasil belajar penjasorkes mereka, karena dalam pembelajaran
penjasorkes banyak berhubungan dengan gerakan.
Dari uraian di atas, benar atau tidaknya dugaan penulis yang
menyatakan rendahnya hasil belajar penjasorkes siswa SD Negeri 16
Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman, ada
hubungannya dengan motivasi berolahraga dan kemampuan motorik
mereka. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin melakukan suatu
penelitian dengan suatu harapan ditemui kebenaran dan sebagai solusi
dalam mengatasi permasalahan tentang hasil belajar penjasorkes ini.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah rendahnya kemampuan
motorik siswa seperti yang telah di uraikan di atas, maka dapat
diidentifikasi masalah yaitu sebagai berikut:
1. Motivasi berolahraga
2. Status gizi
3. Kesegaran jasmani
4. Lingkungan belajar
5. Sarana dan prasarana
6. Kemampuan guru dalam mengajar
7. Metoda pembelajaran
8. Media pembelajaran
C. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah yang telah dikemukan di atas, banyaknya
variabel yang mempengaruhi hasil belajar penjasorkes, maka peneliti
membatasi penelitian ini hanya dua variabel yaitu:
1. Motivasi berolahraga
2. Kemampuan motorik
5
D. Rumusan Masalah
Dari pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan masalah
yakni sebagai berikut:
1. Apakah terdapat hubungan motivasi berolahraga dengan hasil
belajar penjasorkes siswa SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh
Gadang Kabupaten Padang Pariaman.
2. Apakah terdapat hubungan kemampuan motorik dengan hasil
belajar penjasorkes siswa SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh
Gadang Kabupaten Padang Pariaman.
3. Apakah terdapat hubungan motivasi berolahraga dan kemampuan
motorik secara bersama-sama dengan hasil belajar penjasorkes
siswa SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten
Padang Pariaman.
E. Tujuan Penelitian
Berpedoman pada rumusan masalah di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Hubungan motivasi berolahraga dengan hasil belajar penjasorkes
siswa di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten
Padang Pariaman.
2. Hubungan kemampuan motorik dengan hasil belajar penjasorkes
siswa di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten
Padang Pariaman.
3. Hubungan antara motivasi berolahraga dan kemampuan motorik
secara bersama-sama dengan hasil belajar penjasorkes siswa di SD
Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang
Pariaman.
F. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi:
6
1. Penulis sendiri sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
Negeri Padang.
2. Guru penjasorkes sebagai masukan dalam meningkatkan hasil
belajar penjasorkes dperlukan motivasi berolahraga dan
kemampuan motorik siswa.
3. Pihak sekolah sebagai sumbangan ilmu kasanah tentang motivasi
berolahraga dan kemampuan motorik siswa yang berkaitan dengan
hasil belajar penjasorkes.
4. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Padang sebagai bahan bacaan di
Perpustakaan
5. Peneliti selanjutnya sebagai referensi dalam menelti dengan kajian
yang sama secara mendalam.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar Penjasorkes
Guru perlu mengenal hasil belajar dan kemajuan belajar siswa
karena belajar menurut Slameto (1995:2) adalah “suatu proses
usaha yang di lakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam lingkungan”. Sementara Syaiful
(1994:21) mengartikan “belajar sebagai suatu aktifitas yang
dilakukan secara sadar atau mendapatkan sejumlah kesan dari
bahan yang telah dipelajari,sehingga terjadilah perubahan dalam
diri individu.
Sedangkan Sukmadinata ((2005:155) mengatakan belajar
“merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan
sebagai pola-pola respon yang baru yang berbentuk keterampilan,
sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”. Dengan demikian
pengertian belajar, maka belajar merupakan suatu aktivitas yang
dilakukan secara sadar yang mengakibatkan terjadinya perubahan
sikap, tingkah laku, pengetahuan dan kecakapan. Artinya
seseorang yang sudah belajar akan terjadi perubahan kepribadian
ke arah yang lebih baik dan hal ini terjadi karena adanya respon
terhadap situasi, sehingga dia ingin untuk belajar dan akhir dari
proses belajar tersebut siswa menerima hasil dari belajarnya
setelah guru melakukan evaluasi. Menurut Dimyati dkk (2006:200)
mengatakan bahwa “evaluasi hasil belajar merupakan proses untuk
menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian dan/atau
pengukuran hasil belajar”.
Belajar mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan merupakan suatu upaya pengembangan seluruh
8
kepribadian individu, baik segi fisik maupun psikis. Dalam proses
belajar penjasorkes di Sekolah Dasar sasaran belajar ini sering
dirumuskan dalam bentuk tujuan pembelajaran. Menurut Nana
Sudjana (2009:22) ada empat unsur utama dalam proses belajar
mengajar yaitu:
1) Tujuan, sebagai arah dari proses belajar mengajar pada
hakekatnya adalah rumusan tingkah laku yang diharapkan
dapat dikuasai siswa setelah menerima dan menempuh
pengalaman belajar. 2) Bahan adalah seperangkat
pengetahuan ilmiah yang dijabarkan darikurikulum untuk
disampaikan atau dibahas dalam proses belajar mengajar agar
sampai kepada tujuan yang telah ditetapkan. 3) Metoda dan
alat adalah cara atau teknik yang digunakan yang digunakan
dalam mencapai tujuan. 4) Penilaian adalah upaya atau
tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah
ditetapkan itu tercapai atau tidak. Dengan kata lain, penilaian
berfungsi sebagai alat untuk keberhasilan proses dan hasil
belajar siswa.
Berpedoman pada penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa satu unsur yang penting dalam proses belajar mengajar di
sekolah adalah guru melakukan penilaian yang berfungsi untuk
mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran, seperti dalam
pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.
Selanjutnya penilaian tersebut berfungsi sebagai alat yang dapat
mengukur apakah tujuan pembelajaran dapat dicapai atau tidak
sesuai dengan tujuan kurikulum yang telah ditetapkan. Selanjutnya
Sukmadinata (2003:179) menjelaskan bahwa hasil belajar adalah:
Merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-
kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang,
penguasaan hasil belajar seseorang dapat dilihat dari
prilakunya, baik prilaku dalam bentuk penguasaan penetahuan,
9
keterampilan berfikir maupun keterampilan motorik”. Di sekolah
hasil belajar dalam mata pelajaran dilambangkan dengan
angka-angka atau huruf misalnya pada pendidikan dasar
dilambangkan dalam bentuk angka 0 sampai angka 10, dan
diperguruan tinggi dilambangkan dengan huruf A, B, C, D dan
E.
Menurut teori Bloom dalam Nana Sudjana (2009:22)
mengatakan secara garis besar membagi tiga ranah dari hasil
belajar yaitu: 1) ranah kognitif, 2) ranah afektif dan 3) ranah
psikomotorik”. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar
intelektual yang terdiri dari 6 aspek yakni pengetahuan atau
ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Ranah afektif yaitu yang berkenaan dengan sikap yang terdiri dari
lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian,
organisasi, dan internalisasi.
Sedangkan ranah psikomotorik adalah yang berkenaan dengan
hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak, ada 6 aspek
yakni gerakan refleks, keterampilan gerak dasar, kemampuan
perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan
kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif. Sementara Nana
Sudjana (2009:22) mengatakan bahwa “hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya”.
Demikian dapat diartikan bahwa seseorang untuk mendapatkan
hasil belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang
didapat dari proses belajar merupakan hasil dari penguasaan tiga
ranah tersebut yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotoris. Semua
ranah tersebut yang menjadi evaluasi yang dilakukan guru
penjasorkes untuk mengetahui apakah suatu tujuan pembelajaran
di sekolah dapat dicapai dengan baik atau tidak dan siswa juga
10
mengetahui sampai dimana usahan dan keberhasilan mereka
dalam belajar.
Berpedoman pada kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP)
di Sekolah Dasar yang dikemukakan oleh Depdiknas, (2007:296)
mata pelajaran Pendidikan Jasmani, olahraga dan kesehatan
bertujuan untuk:
Mengembangkan keterampilan pengelolahan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta
pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan
olahraga yang terpilih, meningkatkan pertumbuhan fisik,
keterampilan gerak dasar, memahami konsep aktivitas jasmani
dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk
mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat
dan kebugaran, keterampilan, serta memiliki sikap yang positif’’.
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa melalui
pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, dapat
mengembangkan potensi siswa dalam berbagai cabang olahraga
yang digemarinya. Juga dapat meningkatkan kesegaran jasmani
melalui berbagai aktivitas fisik, keterampilan gerak dasar dan
memahami konsep pola hidup sehat. Sehingga diharapkan melalui
proses pembelajaran yang diikuti siswa dengan baik,
perkembangan dan pertumbuhan fisik siswa menjadi lebih
sempurna.
Bila dikaitkan dengan motivasi maka merupakan suatu
keharusan bagi seorang guru penjasorkes untuk memotivasi siswa
di dalam berolahraga, karena di dalam proses pembelajaran
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dijabarkan berbagai
keterampilan berolahraga melalui aktivitas bermain atau dalam
bentuk permainan. Hal ini merupakan salah satu faktor yang dapat
meningkatkan pencapai tujuan penjasorkes dan siswa
mendapatkan hasil belajar dengan baik.
11
Selanjutnya hasil belajar siswa tentu akan lebih baik, apabila di
dukung oleh faktor kemampuan motorik yang dimiliki siswa.
Sehingga dengan kemampuan motorik baik, mereka akan mudah
melakukan keterampilan jasmani, olahraga yang merupakan materi
dalam pembelajaran penjasorkes. Di samping itu siswa akan dapat
menyelesaikan gerakan-gerakan atau keterampilan gerak dalam
berbagai olahraga seperti olahraga permainan, senam dan atletik.
Hal ini merupakan materi yang harus dipelajari dan dievaluasi
setelah siswa mengalami belajar selama satu semester.
2. Motivasi Berolahraga
Motif sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek
untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu
tujuan. Dengan demikian motif dapat diartikan sebagai daya
penggerak bagi manusia dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Berawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai
daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada
saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan tersebut untuk
mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak.
Sardiman (2007:73) menjelaskan bahwa motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
munculnya “feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap
tujuannya ”Artinya bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yang
komplek, karena motivasi yang menyebabkan suatu perubahan
energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan berhubungan
dengan persoalan, gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi,
untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu yang didorong
karena adanya kebutuhan dan tujuan yang diinginkan. Misalnya
saja siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak
energi untuk melakukan kegiatan berolahraga misalnya saja dalam
kegiatan berolahraga dalam pembelajaran penjasorkes di sekolah.
12
Tanpa adanya motivasi dalam diri seseorang, sesuatu yang
diinginkan berkemungkin kurang dapat dicapai dengan baik,
misalnya seseorang dalam melakukan suatu latihan olahraga tanpa
didukung oleh motivasi, mungkin tujuan latihan tersebut kurang
tercapai dengan baik. Motivasi berolahraga bervariasi antara
individu yang satu dengan yang lain karena perbedaan kebutuhan
dan kepentingan, baik disebabkan karena perbedaan
tingkatperkembangan umurnya, minat, pekerjaan dan kebutuhan-
kebutuhan lainnya.
Michael Passer seorang psikolog olahraga dalam Setyobroto
(2002:27) mengatakan bahwa adanya indikasi enam kategori
utama motif-motif yang menumbuhkan minat anak-anak
berpartisipasi dalam program-program olahraga yaitu sebagai
berikut:
1) Untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan, 2)
Untuk berhubungan dan mencari teman, 3) Untuk mencapai
sukses dan mendapat pengakuan, 4) Untuk latihan dan
menjadi sehat dan segar, 5) Untuk menyalurkan emosi, 6)
Untuk mendapatkan pengalaman penuh tantangan dan yang
mengembirakan.
Berpedoman pada uraian pendapat yang dikemukakan di
atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa seorang anak
Sekolah Dasar melakukan kegiatan berolahraga, mungkin
mempunyai tujuan dan harapan menyalurkan emosi, dan untuk
mendapat kegembiraan serta kesenangan dengan teman-teman. Di
samping itu mungkin juga mereka berolahraga untuk kesegaran
dan mengembangkan keterampilan dan kemampuan.
Selanjutnya anak-anak yang senang melakukan kegiatan
berolahraga atau dapat dikatakan mereka memiliki motivasi yang
tinggi, karena mereka berharap dapat mencapai kepuasan untuk
mendapatkan nilai mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan
13
kesehatan (penjasorkes) karena dalam pembelajaran penjasorkes
tersebut banyak menuntut kegiatan atau aktivitas olahraga. Artinya
mereka berolahraga ingin mengembangkan keterampilan dan
kemampuan dengan motivasi yang tinggi ada hubungannya
dengan harapann hasil belajar penjasorkes menjadi lebih baik.
Setyobroto (2002:24) jenis motivasi terdiri dari: “motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik”. Artinya dalam diri siswa ada dua
motivasi yang dapat dikembangkan yaitu motivasi intrinsik,
Sardiman (2007:89) menjelaskan motivasi intrinsik adalah “motif-
motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang
dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan
untuk melakukan sesuatu”.
Sedangkan motivasi ekstrinsik dikemukakan oleh Prayitno
(1973:127) sebagai “motif-motif yang muncul berkat adanya tarikan-
tarikan dari luar yang sebenarnya tidak mempunyai hubungan
langsung dengan tindakan dan hasil yang ditimbulkan oleh motif-
motif tersebut”. Kedua jenis motivasi inilah yang dapat membuat
seorang siswa mau mengikuti atau melakukan kegiatan olahraga,
baik dalam proses pembelajaran penjasorkes, maupun dalam
mengisi waktu luangnya dengan teman-teman sebaya mereka
setelah pulang sekolah.
Motivasi berolahraga merupakan sebagai daya penggerak
yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu,
terutama bila kebutuhan tersebut untuk mencapai tujuan sangat
dirasakan/mendesak yaitu tujuan dalam berolahraga. Aktivitas
jasmani dan olahraga merupakan aspek penting bagi kehidupan
manusia, begitu juga pada anak berusia sekolah dasar. Menurut
Harsuki (2002:30) olahraga (sport) dapat diartikan sebagai aktivitas
jasmani yang dilembagakan yang peraturannya ditetapkan bukan
oleh pelakunya atau secara eksternal dan sebelum melakukan
aktivitas tersebut.
14
Di sekolah dasar penekanan pada tujuan untuk mengenal dan
mengermari serta menyenangi olahraga. Misalnya saja olahraga
pendidikan yang diberikan pada proses pembelajaran yang
dirancang khusus dalam kurikulum di sekolah dasar yaitu dalam
mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan,
(penjasorkes) yang menekankan pencapaian tujuan pendidikan.
Luthan dkk, (1991:13) mengatakan bahwa:
1) Ciri-ciri hakiki dalam olahraga adalah: olahraga merupakan
sub bagian dari permainan yang ditandai dengan kebebasan
dan kegiatan sukarela tanpa paksaan, 2) ciri khas dalam
olahraga, berorientasi pada kegiatan jasmani dalam wujud
kemampuan motorik (gerak) atau dapat dikatakan olahraga
menekankan pada kemampuan gerak ketimbang non motorik,
3) olahraga merupakan sebagai realitas atau olahraga
dilakukan dalam suasana yang tak sebenarnya namun
keterlibatan seseorang dalam olahraga merupakan sesuatu
yang nyata.
Berpedoman pada uraian di atas, maka olahraga dapat
diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan dengan secara
sukarela tanpa paksaan, yang berorientasi kepada kegiatan
jasmani dalam wujud dalam kegiatan gerak. Kemampuan atau
keterampilan gerak tersebut dipelajari dan dilatih. Di samping itu
olahraga dapat juga dikatakan sebagai sebuah realitas yang
dilakukan dalam suasana yang menyenangkan dan adanya suatu
keterlibatan seseorang dalam berolahraga secara nyata.
3. Kemampuan Motorik Siswa Sekolah Dasar
Dalam kehidupan manusia gerak merupakan suatu kebutuhan
dan mempunyai nilai yang sangat strategis bagi manusia dalam
kehidupannya. Hal ini dapat dikatakan demikian karena melalui
gerak manusia dapat mengatasi berbagai persoalan dalam
15
hidupnya. Gerak dibutuhkan manusia untuk bekerja dan
mempertahankan hidupnya dari ancaman yang datang dari
lingkungan, serta melalui gerak manusia dapat mengalami sendiri
suatu pengalaman atau melalui geraknya manusia dapat
menyakinkan dirinya terhadap sesuatu. Kiram (2000:5)
menjelaskan bahwa:
Di dalam belajar motorik, pengertian gerak tidak hanya dilihat
dari perubahan tempat, posisi dan kecepatan tubuh manusia
melakukan aksi-aksi dalam olahraga, tetapi gerak gerak juga
diartikan atau dilihat sebagai hasil atau penampilan yang
nyata dari proses-proses motorik. Penampilan nyata
maksudnya adalah gerak sebagai sesuatu yang bisa diamati,
sedangkan motorik adalah suatu proses yang tidak dapat
diamati dan merupakan penyebab terjadinya gerak.
Berdasarkan kutipan di atas, maka dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa pengertian motorik dan gerak seringkali tidak
dapat dipisahkan, karena keduanya memang terdapat hubungan
sebab akibat. Artinya gerak sebagai sesuatu yang dapat diamati,
sedangkan motorik merupakan proses terjadinya gerak. Kemudian
perkembangan motorik tercermin dalam munculnya keterampilan
baru, misalnya bila diperhatikan pada awalnya anak-anak bergerak
tanpa sengaja (reflek), kemudian gerak anak semakin lama
semakin berkembang dan anak-anak mendapat keterampilan baru
seperti berlari, melompat, dan sebagainya. Selanjutnya untuk
mengembangkan keterampilan ini anak-anak harus mengulang-
ulang keterampilan tersebut berkali-kali sampai terjadinya
penyempurnaan gerak atau motorik.
Kemampuan motorik menurut Luthan (2002:12) merupakan
“kualitas kemampuan seseorang yang dapat mempermudah dalam
melakukan keterampilan gerak”. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa kemampuan motorik yang baik akan dapat mempermudah
16
seseorang dalam belajar keterampilan gerak, begitu juga bagi
siswa SD Negeri 16 Sinuk Toboh Gadang Kabupaten Padang
Pariaman. Artinya siswa yang memiliki kemampuan motoriknya
tinggi akan mudah melakukan keterampilan gerak, misalnya saja
gerak dalam aktivitas sehari-harinya seperti belajar mata pelajaran
penjasorkes.
Gusril (2006:1) mengatakan bagi anak Sekolah Dasar
“kemampuan motorik merupakan kesanggupan anak dalam
memperagakan suatu keterampilan. Dengan sanggupnya anak-
anak dalam melakukan keterampilan tentunya akan memotivasi
anak untuk bergerak”. Dengan demikian dapat diartikan bahwa
gerak penting artinya dalam meningkatkan kemampuan motorik.
Kemampuan motorik yang baik akan dapat meningkatkan hasil
belajar penjasorkes, karena pembelajaran penjasorkes banyak
menampilan gerak.
Kiram (2000:5) mengartikan motorik adalah “suatu peristiwa
laten yang meliputi keseluruhan proses-proses pengendalian dan
pengaturan fungsi-fungsi organ tubuh baik secara fisiologis maupun
secara psikis yang menyebabkan terjadinya suatu gerakan”.
Sedangkan pengertian motorik menurut Sukintaka (2004:77)
“merupakan gerak dari dorongan dalam (internal) yag diarahkan
kepada beberapa maksud lahiriah (external) dengan ujud
keterampilan rendah, sedangkan movement dengan ujud
mempunyai pengertian gerak lahiriah yang dapat diamati dan ia
mengutamakan ketepatan”.
Berdasarkan dua pendapat di atas, maka jelaslah bahwa
motorik adalah suatu peristiwa latin dalam bentuk wujud gerak
seseorang, akibat adanya dorongan dalam diri yang dapat diamati.
Misalnya saja seorang anak untuk belajar berjalan akan akan
diamati dan hal ini merupakan suatu peristiwa laten akibat adanya
dorongan untuk bergerak. Pengembangan model motorik tersebut
17
menurut Gusril (2006:7) adalah “dengan mengeksplorasi jenis-jens
permainan yang dilakukan oleh siswa sekolah dasar, baik waktu di
sekolah maupun di luar sekolah”.
Kemampuan motorik menurut Cholik Mutohir (2004:74) adalah
“kapasitas seseorang dalam bergerak dilihat dilihat dari fisik dan
daya fisik yang mengacu kepada otot”. Sementara Selanjutnya
Luthan (1988:213) mengatakan “kemampuan motorik juga
dikatakan sebagai kualitas kemampuan seseorang yang dapat
mempermudah dalam melakukan keterampilan gerak”. Selain itu
juga, kemampuan motorik merupakan kualitas umum yang dapat
ditingkatkan melalui latihan.
Dari penjelasan di atas, jelas sekali bahwa kemampuan
motorik merupakan kualitas kemampuan seseorang (individu)
dalam melakukan gerakan yang dipandang sebagai landasan
keberhasilan untuk menyelesaikan keterampilan gerak. Dengan
demikian dapat dikatakan seseorang yang memiliki kemampuan
motorik yang tinggi, diduga akan lebih berhasil dalam
menyelesaikan tugas keterampilan motorik khusus. Hal ini tentunya
dapat ditingkatkan melalui latihan-latihan dan dalam bermain.
Gusril (2005:10) menjelaskan di dalam operasionalnya,
motorik (gerak) dikatakan sebagai ”perubahan tempat, posisi dan
kecepatan tubuh atau bagian tubuh manusia yang terjadi dalam
suatu dimensi ruang dan waktu serta dapat diamati secara objektif”.
Misalnya sewaktu siswa Sekolah Dasar melakukan lari, jalan,
lompatan dan memanjat serta kejar-kejaran. Selanjutnya untuk
meningkatkan kemampuan motorik anak-anak Sekolah Dasar,
tentunya diperlukan pengertian dan pemahaman tentang:
1) Tahap Kemampuan Motorik Siswa sekolah Dasar
Pengertian dan pemahaman motorik, penting artinya
dalam meningkatkan kemampuan motorik anak seusia sekolah
dasar, karena pada anak-anak usia sekolah dasar pada
18
umumnya memiliki pengalaman-pengalaman gerakan.
Pengalaman gerakan yang mereka miliki pada umumnya
pengalaman gerakan yang mereka peroleh dari berbagai aksi
motorik yang mereka lakukan dari kehidupan sehari-hari.
Sehingga variasi pengalaman gerakan yang mereka miliki
terbatas pada vaiasi-variasi yang mereka lakukan sehari-hari.
Misalnya berjalan, berlari, melompat, melempar, memanjar,
berguling dan sebagainya. Tetapi belum lagi terarah pada suatu
cabang olahraga tertentu, walaupun pengalaman gerakan yang
mereka miliki tersebut akan membantu mempermudah
penguasaan keterampilan motorik olahraga.
Berkembangnya kemampuan motorik sangat ditentukan
oleh dua faktor pertumbuhan dan perkembangan. Kedua faktor
ini masih harus didukung oleh latihan sesuai dengan
kematangan anak dan gizi yang baik. Pertumbuhan yang
dimaksud disini adalah perubahan kuantitatif dari organ tubuh
yang dapat diukur dalam panjang (cm=sentimeter), dalam berat
(kg=kilogram) atau dalam ukuran isi. Sedangkan perkembangan
merupakan proses perubahan menuju ke arah yang lebih baik.
Dalam arti lain merupakan perubahan kualitatif misalnya
berkaitan dengan kepribadian, psikis dan perubahan fungsi otot
menjadi lebih baik.
Selanjutnya dapat dikataan keterampilan motorik tidak
akan berkembang melalui kematangan saja, melainkan
keterampilan motorik tersebut harus dipelajari. Sehingga
keterampilan motorik anak yang dipelajar dapat meningkatkan
kualitas keterampilan motorik. Masa kecil sering dikatakan saat
ideal untuk mempelajari keterampilan motorik, karena
berkembangnya kemampuan motorik sangat ditentukan oleh
dua faktor yaitu: pertumbuhan dan perkembangan. Dari kedua
19
faktor ini masih didukung dengan latihan sesuai dengan
kematangan kematangan anak, dan gizi yang baik.
Tahap atau fase belajar motorik adalah suatu fase yang
menggambarkan keadaan penguasaan keterampilan motorik
seseorang dalam melaksanakan gerakan-gerakan olahraga.
Kemampuan seseorang untuk dapat menguasai keterampilan-
keterampilan motorik olahraga berbeda-beda. Sukintaka
(2004:80-90) mengelompokkan tahap-tahap kemampuan
motorik siswa kelas V dan VI (umur 10-12 tahun) Sekolah Dasar
sebagai berikut:“1) Aktivitas rekreasi, 2) aquatik, 3) permainan
dan olahraga, 4) aktivitas ritmik, 5) aktivitas pengembangan, 6)
tes terhadap diri sendiri.
Kiram (2000:23) mengemukakan kemampuan seseorang
untuk dapat menguasai keterampilan-keterampilan motorik
olahraga berbeda-beda, perbedaan tersebut ditentukan oleh:
“kemampuan kondisi dan koordinasi yang dimiliki, perbedaan
usia, pengalaman gerakan, jenis kelamin, frekuensi latihan,
perbedaan tujuan dan motivasi dalam mempelajari suatu
keterampilan motorik serta perbedaan suatu kemampuan
kognitif”.
Dengan demikian tentunya kita sebagai guru pendidikan
jasmani ataupun orang tua dirumah, untuk dapat memberi
kesempatan belajar keterampilan pada anak. Banyak anak
yang tidak mempunyai kesempatan belajar keterampilan
motorik disebabkan faktor orang tua, lingkungan yang tidak
memiliki tempat bermain, banyaknya tugas-tugas yang
diberikan guru di sekolah dan sebagainya.
2) Unsur-unsur kemampuan Motorik
Harsono (1988:155). Mengatakan bahwa “unsur-unsur
yang terkandung dalam kemampuan motorik yaitu kekuatan,
kecepatan, keseimbangan, kelincahan, daya tahan dan
20
koordinasi gerakan”. Dengan demikian dapat diartikan bahwa
unsur-unsur kemampuan motorik terdiri dari beberapa
komponen kondisi fisik seperti kelincahan, daya tahan,
kecepatan dan koordinasi gerakan dan kekuatan.
Menurut Depdiknas (2000:108) ”secara fisiologis
kekuatan merupakan kemampuan otot mengatasi beban atau
tahanan, sedangkan secara fisikalis kekuatan merupakan hasil
perkalian antara massa dengan percepatan”. Seseorang tanpa
memiliki kekuatan tidak akan bisa melompat, mendorong,
menarik, menahan, mengangkat dan lain-lain sebagainya.
Kecepatan diartikan sebagai kemampuan yang
berdasarkan kelentukan dalam satuan waktu tertentu, semakin
jauh jarak yang ditempuh maka semakin tinggi kecepatannya.
Daya tahan adalah keadaan atau kondisi tubuh yang mampu
untuk bekerja untuk waktu yang lama tanpa mengalami
kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan pekerjaan
tersebut Sedangkan keseimbangan adalah kemampuan
seseorang untuk mempertahankan tubuh dalam berbagai
posisi. Keseimbangan tersebut dibagi dalam dua bentuk yaitu
keseimbangan statis dan keseimbangan dinamis.
Wahjoedi (2001:61) mengemukakan bahwa “koordinasi
adalah kemampuan untuk melakukan gerakan secara tepat,
cermat dan efisien. Dengan demikian dapat dikatakan
seseorang yang memiliki koordinasi gerakan dengan baik,
maka dia akan mampu melakukan gerakan secara tepat dan
efesien. Sementara Kiram (1994:12) mengartikan “koordinasi
merupakan hubungan timbal balik antara pusat susunan syaraf
dengan alat gerak dalam mengatur dan mengendalikan impuls
dan kerja otot untuk pelaksanaan suatu gerakan”.
Selanjutnya dalam pembentukan, pembinaan dan
pengembangan keterampilan motorik olahraga pada anak-anak
21
usia sekolah dasar harus dikelolah dengan baik karena pada
usia tersebut merupakan fase yang sangat menentukan bagi
perkembangan keterampilan motorik mereka dalam suatu
cabang olahraga tertentu. Dalam hal ini guru pendidikan
jasmani sekolah dasar perlu memahami setiap ciri-ciri
koordinasi gerakan yang merupakan faktor yang sangat
menentukan keberhasilan seseorang dalam penguasaan
keterampilan motorik dalam olahraga.
Unsur-unsur yang terkandung dalam kemampuan motorik
inilah dibutuhkan siswa dalam melakukan gerakan-gerakan
jasmani dan olahraga dalam pembelajaran penjasorkes di
sekolah. Artinya kemampuan motorik penting sekali bagi siswa,
sehingga mereka dapat menyelesaikan gerakan secara tepat,
cermat dan efesien. Begitu juga bagi siswa SD Negeri 16
Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang
Pariaman, sehingga mereka mampu mengikuti proses belajar
dengan baik dan hasil belajar pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan menjadi lebih baik.
B. Kerangka Koseptual
Berdasarkan kajian teori sebagai landasan berfikir dalam
penelitian ini dapat digambarkan kerangka konseptual, yang berkaitan
dengan hubungan motivasi berolahraga dengan kemampuan motorik
dengan hasil belajar penjasorkes siswa SD Negeri 16 Sintoga
Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman. Hasil belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya”.
Motivasi merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual,
peranannya yang khas yaitu dalam hal penumbuhan gairah, merasa
senang dan semangat untuk berolahraga. Motivasi berolahraga bagi
anak-anak sekolah dasar yang merupakan hal penting dalam
22
mengikuti proses belajar penjasorkes. Sedangkan kemampuan
motorik merupakan kualitas kemampuan siswa yang dapat
mempermudah dalam melakukan keterampilan gerak.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa motivasi berolahraga
dan kemampuan motorik yang baik akan dapat mendorong siswa
untuk aktif berolahraga dan mempermudah siswa dalam belajar
keterampilan gerak, begitu juga bagi siswa Sekolah Dasar Negeri16
Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman,
sehingga diduga berkemungkinan hasil belajar penjasorkes mereka
dapat dicapai dengan baik. Dalam arti lain faktor motivasi berolahraga
dan kemampuan motorik merupakan dua faktor yang diduga ada
hubungannya dengan hasil belajar penjasorkes siswa. Untuk lebih
jelasnya hubungan tersebut dapat digambarkan pada kerangka
konseptual seperti yang terlihat pada gambar 1 berikut ini.
Gambar 1. Kerangka Konseptual
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka konseptual yang telah
dikemukakan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Motivasi Berolahraga
(X1)
Kemampuan Motorik
(X2)
Hasil Belajar Penjasorkes
(Y)
23
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi berolahraga
dengan hasil belajar penjasorkes siswa SD Negeri 16 Sintoga
Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan motorik
dengan hasil belajar penjasorkes siswa SD Negeri 16 Sintoga
Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi berolahraga dan
kemampuan motorik secara bersama-sama dengan hasil belajar
penjasorkes siswa SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang
Kabupaten Padang Pariaman.
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah korelasional yang
bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel yaitu: variabel
bebas motivasi berolahraga (X1) dan kemampuan motorik (X2),
sedangkan variabel terikat adalah hasil belajar penjasorkes siswa (Y)
SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang
Pariaman.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 16 Sintoga
Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman. Sedangkan
waktu penelitian ini akan dilakukan setelah seminar proposal disetujui.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2002:57) “populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini
adalah siswa SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang
Kabupaten Padang Pariaman yaitu berjumlah sebanyak 77 orang,
terdiri dari kelas IV yang berjumlah sebanyak 39 orang dan kelas V
berjumlah sebanyak 38 orang. Untuk lebih jelasnya rincian tentang
jumlah populasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel. 1 di
halaman berikutnya.
25
Tabel 1. Populasi Penelitian
No. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 IV 22 orang 17 orang 39 orang
2 V 14 orang 24 orang 38 orang
Jumlah 36 orang 41 orang 77 orang
2. Sampel
Sampel secara sederhana diartikan sebagai bagian dari
populasi yang akan dijadikan sebagai sumber data dalam suatu
penelitian. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan
menggunakan teknik purposive sampling yaitu “pengambilan
sampel didasarkan pada maksud yang telah ditetapkan
sebelumnya atau dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu”.
(Yusuf, 2005:105).
Maka sampel yang diambil dalam penelitian ini hanya siswa
yang laki-laki saja, dengan pertimbangan perbedaan kemampuan
kondisi fisik siswa , agar populasi homogen waktu dan keterbatasan
yang penulis miliki. Dengan demikian jumlah sampel dalam
penelitian ini berjumlah sebanyak 36 orang siswa laki-laki, dengan
rincian 22 orang dari kelas IV dan 14 orang dari kelas V. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2. Sampel Penelitian
No. Kelas Jumlah
1 IV 22 orang
2 V 14 orang
Jumlah 36 orang
D. Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang berasal
dari: hasill penyebaran angket untuk mendapatkan data motivasi
26
berolahraga dan hasil belajar penjasorkes diperoleh dari guru penjas,
serta pengukuran terhadap kemampuan motorik siswa. Sedangkan
sumber data dalam penelitian ini yaitu siswa SD Negeri 16 Sintoga
Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman yang terpilih
sebagai sampel.
E. Teknik dan Alat Pengumpul Data
Teknik dan alat pengumpul data yang digunakan adalah:
1. Motivasi Berolahraga
Untuk memperoleh data motivasi berolahraga digunakan
angket yang disebarkan kepada siswa yang terpilih menjadi sampel
dalam penelitian. Angket yang disebarkan berisi pertanyaan-
pertanyaan yang berdasarkan pada indikator dari masalah yang
diteliti yakni motivasi berolahraga.Angket ini berupa isian tertutup,
dimana jawaban dari pertanyaan yang diajukan jawabannya telah
disediakan dan responden hanya memilih salah satu alternatif
jawaban tersebut. Untuk menjawab angket di dalam penelitian ini
digunakan 2 (dua) kategori jawaban menurut (Sugiyono, 2008:139)
yaitu: Ya (1) dan Tidak (0).
2. Tes Kemampuan Motorik untuk siswa Sekolah Dasar (SD) menurut
Winarno (2006:87). Adapun rangkaian tes kemampuan motorik
tersebut yakni sebagai berikut:
a. Tes koordinasi mata kaki
Tujuan tes ini untuk mengukur koordinasi mata kaki siswa
(teste) dalam bergerak, tes ini digunakan untuk anak berusia 10-
15 tahun. Alat dan perlengkapan : kapur atau pita untuk membuat
garis, formulir dan alat tulis, sasaran berbentuk lingkaran terbuat
dari kertas dengan diameter 65 cm dengan ketinggian 1,25 meter
dan jarak antara teste dengan sasaran 2 meter dan dibatasi
dengan pita.
27
Pelaksanaan: (1) Sasaran ditempel pada tembok dengan
ketinggian bawahnya setinggi 1,25 meter, teste berdiri dibelakang
garis pembatas dengan jarak teste 2 meter dari tembok sasaran.
(2) teste melaksanakan tes dengan cara melambungkan bola ke
atas, menendang bola ke sasaran, menimbang bola yang
memantul dari sasaran sebelum bola jatuh di lantai dan
menangkapnya kembali. (3) sebelum melaksanakan tes teste
diberi kesempatan untuk mencoba agar beradaptasi dengan tes
tersebut. (4) tes dianggap berhasil apabila bola yang ditendang
mengenai sasaran, bola yang memantul dapat di timang dan di
tangkap kembali di depan garis batas. (5) teste memperoleh
kesempatan melakukan tes 10 kali menggunakan kaki kanan dan
10 kali menggunakan kaki kiri.
Penskoran, (1) satu tendangan yang mengenai sasaran dan
dapat di tangkap dengan benar memperoleh skor 1 (satu).(2)
jumlah skor yang diperoleh siswa (teste) adalah tendangan yang
mengenai sasaran, di timang dan mampu ditangkap kembali oleh
siswa, (3) jumlah skor tertinggi yang mampu diraih teste adalah
20. Untuk lebih jelasnya pelaksanaan tes koordinasi mata kaki
dapat dilihat pada gambar 2.
1,25 m
testee
2 m
Gambar2. Sasaran Tes Koordinasi Mata Kaki
65 cm
28
b. Tes Kelincahan (Shuttle Run 4 x 10 Meter)
Tes ini bertujuan untuk mengukur kelincahan siswa dalam
bergerak mengubah arah. Tingkat usia dari anak usia 9 tahun
sampai dengan mahasiswa. Alat / perlengkapan yang dibutuhkan
adalah:
1) Stopwatch sesuai dengan keperluan
2) Formulir dan alat tulis
3) Lapangan: Lintasan lari yang datar berjarak 10 meter dengan
kedua ujungnya dibatasi oleh garis lurus. Pada kedua ujung
lintasan dibuat setengah lingkaran dengan jari-jari 30 cm, untuk
tempat balok-balok (Gambar 3).
Gambar 3. Lintasan Shuttle Run
Sumber: (Winarno, 2006)
4) Petugas: Stater 1 orang, pengambil waktu menurut keperluan,
pengawas 1 orang dan pencatat 1 orang.
5) Prosedur pelaksanaan:
a) Start dilakukan dengan start berdiri
Star dan Finish
29
b) Pada aba-aba “bersedia” testi dengan salah satu ujung jari
kaki sedekat mungkin dengan garis start (Gambar 4)
Gambar 4. Testi Berdiri di Depan Garis Start
Sumber: (Winarno, 2006)
c) Setelah tenang, aba-aba “siap” diberikan testi siap untuk
berlari.
d) Pada aba-aba “Ya” testi segera berlari menuju garis batas
untuk mengambil dan memindahkan balok pertama ke
setengah lingkaran yang berada ditempat garis start
(Gambar 5)
Gambar 5. Testi Mengambil Balok Kayu
30
Sumber: (Winarno, 2006)
e) Kemudian kembali lagi menuju ke garis batas untuk
mengambil dan memindahkan balok kedua ketengah
lingkaran yang berada ditempat garis start (Gambar 6)
Gambar 6. Testi Meletakkan Balok Kayu pada ½ Lingkaran
Sumber: (Winarno, 2006)
f) Bersamaan dengan aba-aba “Ya”, stopwatch dijalankan dan
dihentikan pada saat terakhir diletakkan, stopwatch
dihentikan.
Catatan: Balok kayu dapat diganti dengan benda lain yang
mendekati ukuran balok kayu tersebut. Setiap testi diberi
kesempatan melakukan 2 kali, balok harus diletakan tidak boleh
dilemparkan dan balok diletakan di dalam setengah lingkaran.
6) Pencatatan hasil:
a) Hasil dicatat adalah waktu yang dicapai oleh testi untuk
menempuh jarak 4 X 10 meter.
b) Waktu yang dicapai dihitung sampai per sepuluh detik
c) Hasil kedua percobaan dicatat
c. Tes Kelentukan Tegak
Untuk mengukur kelentukan tubuh dilakukan dengan
menggunakan sits and reach test menurut Winarno (2006:93)
dengan menggunakan alat Flexiometer dengan Validitas tes berupa
31
Logical Validity dan Reliabitas yang digunakan adalah tes ulang (test
re-test). Dengan petunjuk pelaksanaan yaitu:
a) Perlengkapan yaitu blangko catatan, ballpoint, bangku swedia dan
penggaris yang ada skalanya.
b) Petugas yaitu seorang pemandu tes dan seorang pencatat skor.
c) Pelaksanaan tes yaitu: testi duduk telunjur, kedua tungkai lurus,
telapak kaki menempel penuh pada bangku swedia, testi dengan
kedua tangannya mencoba meraih atau meletakkan jari-jari
tangan ke depan pada tempat yang telah ditentukan sejauh
mungkin dan dipertahankan selama tiga detik. Tidak
diperkenankan berlatih, diberikan tiga kesempatan melakukan tes.
d) Penilaian yaitu skor yang dicatat berupa angka yang mampu diraih
oleh testi dari jarak terjauh dalam tiga kali pelaksanaan. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 6 di bawah ini.
Gambar 7. Sit and Reach Test
3. Hasil belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan siswa
diperoleh dari nilai siswa yang tertera di dalam rapor
F. Teknik Analisis Data
Uji persyaratan analisis terlebih dahulu yang dilakukan dengan uji
normalitas dengan menggunakan uji liliefors. Setelah dilakukan uji
persyaratan analisis, maka dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui
beberapa besar hubungan variabel bebas dengan variabel
terikatdengan menggunakan rumus korelasi product moment. Adapun
32
rumus korelasi product moment menurut Riduwan (2005:99) sebagai
berikut :
))()()((
))(()(
2222 YYnXXn
YXXYNrxy
Ket : rxy = koefisien korelasi
N = Jumlah Total
= Sigma/Jumlah
X1 = Motivasi Berolahraga
X2 = Kemampuan Motorik
Y = Hasil belajar penjasorkes
Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi yang berfungsi apabila
peneliti ingin mencari makna hubungan variabel X terhadap Y, maka
hasil korelasi Pearson Product Moment (PPM) tersebut diuji dengan uji
signifikansi dengan rumus:
Dimana:
thitung = Nilai t
r = Nilai koefisien korelasi
n = Jumlah sampel
Rumus korelasi ganda menurut Riduwan, (2005:141) yakni
sebagai berikut:
Yr
XrXYrXYrXYXrYxrR
XX
Yxx
2.1
2
2
1
2
.2.11
)2.1).(.2).(.1(2
Keterangan :
R X1X2Y = Koefisien korelasi ganda
rX1Y = Jumlah Koefisien Korelasi antara X1 dan Y
rX2Y = Jumlah koefisien korelasi antara X2 dan Y
rX1X2 =jumlah koefisien korelasi antara X1 dan X2
2
1
1
2
r
nrt
y
h
33
Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi korelasi ganda, dicari
Fhitung kemudian dibandingkan dengan Ftabel. Dengan menggunakan
rumus seperti dibawah ini:
Fhitung = R2
K___
(1 – R2)
n – k - 1
Dimana:
R2 = Nilai Koefisien korelasi ganda
n = Jumlah sampel
k = Jumlah variabel prediktor
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Dekripsi Data
Variabel yang diteliti di dalam penelitian ini sebagai variabel
bebas adalah:motivasi olahraga (X1) dan kemampuan motorik (X2),
sedangkan sebagai variabel terikat adalah hasil belajar pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk
Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman. Selanjutnya akan
diuraikan hasil penelitian yang mencakup: deskripsi data, uji
persyaratan analisis hipotesis, uji hipotesis dan pembahasan.
1. Motivasi Olahraga
Berdasarkan hasil datamotivasi olahraga dari 36 orang siswa
di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten
Padang Pariaman, didapatkan skor tertinggi motivasi olahraganya
adalah 29 dan skor terendah 16, sedangkan range (jarak
pengukuran) yaitu 13.
Berdasarkan data kelompok tersebut diperoleh nilai rata-rata
hitung (mean) adalah 23,19, dan nilai tengah (median) 23.
Simpangan baku (standar deviasi) adalah sebesar 2,89.
Selanjutnya distribusi frekuensi hasil datamotivasi olahraga siswa di
SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten
Padang Pariamantersebut dapat dilihat pada tabel 3 di halaman
berikutnya.
35
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Hasil DataMotivasi olahraga
Siswa di SD Negeri 16 sintuk Toboh Gadang
Kelas Interval Kategori Frekuensi
Absolut
Frekuensi
Relatif
27 – 29 Baik Sekali 3 8,33%
24 – 26 Baik 14 38,89%
21 – 23 Sedang 14 38,89%
18 – 20 Kurang 3 8,33%
15 – 17 Kurang Sekali 2 5,56%
Jumlah 36 100%
Pada Tabel 3 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dari 36
orang siswa, untuk variabel motivasi olahraga, siswa yang memiliki
kelas interval 15 – 17 adalah 2 orang (5,56%), kelas interval 18 –
20 adalah 3 orang (8,33%) dan kelas interval 21 – 23 adalah
sebanyak 14 orang (38,89%). Sedangkan yang memiliki kelas
interval 24 – 26 adalah sebanyak 14 orang (38,89%) dan kelas
interval 27 – 29 adalah 3 orang (8,33%). Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar 8.
Gambar 8. Histogram Motivasi Olahraga SiswaSD Negeri 16 Sintoga
Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman
36
Selanjutnya berdasarkan hasil data yang telah dikemukakan,
maka dapat disimpulkan bahwasiswa yang memiliki motivasi
olahraga skor di atas kelompok rata-rata adalah sebanyak 17 orang
(47,22%) dan motivasi olahraga skor dalam kelompok rata-rata
adalah 5 orang (13,89%). Sedangkan untuk skor di bawah
kelompok rata-rata yaitu sebanyak 14 orang (38,89%).
2. Kemampuan Motorik
Hasil data variabel kemampuan motorik dari 36 orang siswa
di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten
Padang Pariaman, didapatkan skor tertinggi adalah 20 dan skor
terendah yaitu 11. Sedangkan range (jarak pengukuran) dari
kemampuan motorik tersebut adalah 9. Berdasarkan data
kelompok untuk variabel kemampuan motorik, diperoleh nilai rata-
rata hitung (mean) adalah 16,67 dan nilai tengah (median)nya
adalah 17. Sedangkan simpangan baku (standar deviasi) adalah
2,12. Selanjutnya distribusi frekuensi hasil datakemampuan
motorik siswaSD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang
Kabupaten Padang Pariaman tersebut dapat dilihat pada tabel 4 di
bawah ini.
Tabel 4. Distribusi Hasil Data Kemampuan Motorik Siswa di SD
Negeri 16 sintoga Kabupaten Padang Pariaman
Kelas Interval Kategori Frekuensi
Absolut
Frekuensi
Relatif
19 – 20 Baik Sekali 9 25%
17 – 18 Baik 12 33,33%
15 – 16 Sedang 10 27,78%
13 – 14 Kurang 4 11,11%
11 – 12 Kurang Sekali 1 2,78%
Jumlah 36 100
37
Berdasarkan pada Tabel 4 di halaman, maka dapat
disimpulkan bahwa dari 36 orang siswa yang terpilih menjadi
sampel dalam penelitian ini, yang memiliki kemampuan motorik
untuk kelas interval 11 - 12 yaitu hanya 1 orang (2,78%), kelas
interval 13 - 14 adalah 4 orang (11,11%) dan kelas interval 15 - 16
yaitu sebanyak 10 orang (27,78%). Sedangkan untuk kelas interval
17 – 18 adalah sebanyak 12 orang (33,33%) dan kelas interval 19 –
20 adalah sebanyak 9 orang (25%). Untuk lebih jelasnya variabel
kemampuan motorik tersebut dapat dilihat pada gambar 9.
Gambar 9. Histogram Frekuensi Kemampuan Motorik
Berdasarkan uraian penskoran tentang variabel kemampuan
motorik siswa di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang
Kabupaten Padang Pariaman yang telah dikemukakan di atas,
maka dapat disimpulkan bahwasiswa yang memiliki kemampuan
motorik dengan skor di atas kelompok rata-rata adalah sebanyak
10 orang (27,78%) dan skor dalam kelompok rata-rata adalah
sebanyak 11 orang (30,56%). Sedangkan untuk skor di bawah
kelompok rata-rata yaitu sebanyak 15 orang (41,67%).
38
3. Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Berdasarkan data hasil belajar penjasorkes dari 36 orang
siswa di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang
Kabupaten Padang Pariaman, didapatkan skor tertinggi adalah 78
dan skor terendah yaitu 64, sedangkan range (jarak pengukuran)
adalah 14. Berdasarkan data kelompok yang telah diuraikan di
atas, maka diperoleh rata-rata hitung (mean) 70,50, nilai tengah
(median) adalah 70, dan simpangan baku (standar deviasi) 4,02.
Selanjutnya distribusi datahasil belajar pendidikan jasmani olahraga
dan kesehatan di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang
Kabupaten Padang Pariaman tersebut dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Distribusi Frekuensi DataHasil Belajar Penjasorkes
Kelas Interval Kategori Frekuensi
Absolut
Frekuensi
Relatif
76 – 78 Baik Sekali 4 11,11%
73 – 75 Baik 9 25%
70 – 72 Sedang 10 27,78%
67 – 69 Kurang 6 16,67%
64 – 66 Kurang Sekali 7 19,44%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan Tabel 5 di atas, dapat disimpulkan bahwa dari
36 orang siswa, yang memiliki datahasil belajar penjasorkes
dengan kelas interval 64 - 66 adalah 7 orang (19,44%), kelas
interval 67 - 69 adalah 6 orang (16,67%) dan kelas interval 70 - 72
adalah sebanyak 10 orang (27,78%). Sedangkan kelas interval 73 -
75 adalah sebanyak 9 orang (25%) dan kelas interval 76 – 78
adalah 4 orang (11,11%). Untuk lebih jelasnya variabel hasil
belajarpenjasorkes siswa di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk
Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariamandapat dilihat
histogram pada gambar 10 berikut.
39
Gambar 10. Histogram Frekuensi Hasil BelajarPenjasorkes
Berdasarkan data tentang hasil belajar penjasorkes yang
telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa siswadi
SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten
Padang Pariamanyang memiliki hasil belajar, dengan skor di atas
kelompok rata-rata adalah sebanyak 14 orang (38,89%) dan yang
memiliki hasil belajar skor dalam kelompok rata-rata hanya 1 orang
(2,78%). Sedangkan hasil belajar penjasorkes untuk skor di bawah
kelompok rata-rata yaitu sebanyak 21 orang (58,33%).
B. Uji Persyaratan Analisis
Sebelum melakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini, maka terlebih dahulu di lakukan uji persayaratan
analisis dengan uji normalitas datauntuk mengetahui apakah data dari
variabel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak dapat digunakan
uji Lilliefors. Hipotesis uji Lilliefors:
40
Ho : Lo<Lt data berdisribusi normal
Ha : Lo>Lt data tidak berdistribusi normal
Tabel 6. Rangkuman Uji Normalitas Data
Variabel Lo Lt Kesimpulan
Motivasi olahraga (X1) 0,083
0,148 Normal Kemampuan motorik (X2) 0,130
Hasil belajar (Y) 0,131
Berdasarkan pada tabel 6 di atas, ternyata hasil uji Lilliefors
yang di observasi Lo< Lt )05.0 , jika Lo lebih kecil dari Lt hal ini
berarti ketiga data variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu
motivasi olahraga, kemampuan motorik dan hasil belajar
penjasorkes adalah berdistribusi normal.
C. Uji Hipotesis
1. Uji Hipotesis Penelitian Pertama (X1 dengan Y)
Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah
Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi
olahragadenganhasil belajar penjasorkes siswa di SD Negeri 16
Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman.
Berdasarkanuji besarnya koefisien korelasi, dilakukan analisis
korelasi product moment dan untuk menguji keberartian (signifikan)
koefisien korelasi dilanjutkan dengan uji t korelasi.
Hasil analisis korelasi antara motivasi olahraga (X1) dengan
hasil belajarpenjasorkes siswa di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk
Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman (Y) adalah diperoleh
rhitung 0,341> rtabel 0,329 artinya terdapat hubungan yang signifikan
antara motivasi olahragadenganhasil belajarpenjasorkes siswa di
SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten
Padang Pariaman. Untuk menguji signifikan koefisien korelasi
41
motivasi olahragadengan hasil belajarpenjasorkes tersebut
dilakukan uji t. Uji t tersebut dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 7. Rangkuman Uji Keberartian Koefisien KorelasiAntara
Variabel Motivasi olahraga DenganHasil belajarPenjasorkes
Koefisien
Korelasi
Koefisien
Determinasi t hitung t tabel Kesimpulan
0,341 0,1163 2,11 1,69 Signifikan
Berdasarkan tabel 7 di atas, ternyata thitung = 2,11> ttabel
1,69 05.0 . Dengan demikian dapat disimpulan bahwa terdapat
hubungan yang berarti (signifikan) antara motivasi olahraga dengan
hasil belajar penjasorkes di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk
Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman, diterima
kebenarannya secara empiris.
2. Uji Hipotesis Penelitian Ke Dua (X2 dengan Y)
Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah
Terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan motorik
denganhasil belajar penjasorkes di SD Negeri 16 Sintoga
Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman. Untuk
melihatbesarnya koefisien korelasi adalah dengan menggunakan
analisis korelasiproduct moment dan untuk menguji keberartian
(signifikan) koefisien korelasi dilanjutkan dengan uji t korelasi.
Berdasarkan hasil analisis korelasi antara kemampuan
motorik (X2) dengan hasil belajar penjasorkes (Y) diperoleh
rhitung0,402> rtabel 0,329, artinya terdapat hubungan yang signifikan
antara kemampuan motorik dengan hasil belajar penjasorkes siswa
di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten
Padang Pariaman. Untuk menguji signifikan koefisien korelasi
antara kemampuan motorik dengan hasil belajarpenjasorkes siswa
42
di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten
Padang Pariaman dilakukan uji t.
Untuk lebih jelasnya hasil rangkuman uji t atau uji koefisien
korelasi antara kemampuan motorik dengan hasil
belajarpenjasorkes di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh
Gadang Kabupaten Padang Pariamantersebut, dapat dilihat pada
tabel 8.
Tabel 8. Rangkuman Uji Keberartian Koefisien Korelasi Antara
Variabel Kemampuan Motorik Dengan Hasil belajar Penjasorkes
Koefisien
Korelasi
Koefisien
Determinasi thitung t tabel Kesimpulan
0,402 0,329 2,56 1,69 Signifikan
Berdasarkan tabel 8 di atas, ternyata thitung = 2,56>
ttabel1,69 05.0 . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang berarti (signifikan) antara kemampuan
motorik dengan hasil belajarpenjasorkes di SD Negeri 16 Sintoga
Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman,diterima
kebenarannya secara empiris.
3. Pengujian Hipotesis Ketiga (X1 dan X2 dengan Y)
Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian yaitu
Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi olahraga dan
kemampuan motorik secara bersama-sama denganhasil belajar
penjasorkes siswa di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh
Gadang Kabupaten Padang Pariaman. Pengujian hipotesis ke tiga
ini dilakukan menggunakan korelasi ganda. Berdasarkan hasil
perhitungan korelasi ganda diperoleh rhitung = 0,487 > rtabel 0,329
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat hubungan yang
signifikan (berarti) antara motivasi olahraga dan kemampuan
43
motorik secara bersama-sama denganhasil belajarpenjasorkes
siswa di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang
Kabupaten Padang Pariaman.Untuk lebih jelasnya hasil rangkuman
uji t atau uji koefisien korelasi antara motivasi olahraga dan
kemampuan motorik secara bersama-sama dengan hasil belajar
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di SD Negeri 16
Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang
Pariamantersebut, dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9. Rangkuman Uji Keberartian Koefisien KorelasiAntara
VariabelMotivasi Olahraga Dan Kemampuan Motorik Secara
Bersama-Sama Terhadap Hasil Belajar Penjasorkes
Koefisien
Korelasi
Koefisien
Determinasi Fhitung F tabel Kesimpulan
0,487 0,329 5,13 3,29 Signifikan
Berdasarkan tabel 9 di halaman sebelumnya, ternyata t hitung
= 5,13> t tabel 3,29 05.0 . Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan yang berarti (signifikan) antara motivasi
olahraga dan kemampuan motorik secara bersama-sama terhadap
hasil belajar penjasorkes di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk
Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariamandi atas,diterima
kebenarannya secara empiris.
D. Pembahasan
Hipotesis pertama yang diajukan di dalam penelitian ini adalah
Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi olahraga dengan
hasil belajar penjasorkes siswa di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk
Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman.
Berdasarkan hasil analisis data, ternyata motivasi olahraga
mempunyai hubungan secara signifikan dengan hasil belajar
penjasorkes di terima kebenarannya secara empiris. Artinya semakin
44
tinggi motivasi olahraga, maka sejalan dengan itu semakin tinggi pula
hasil belajar penjasorkes siswa di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk
Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman.
Siswa memperoleh hasil belajar penjasorkes setelah mereka
mengikuti proses pembelajaran selama lebih kurang tiga bulan dan
kemudian dilakukan evaluasi atau ujian tengah semester oleh guru
penjasorkes. Hasil belajar menurut Sardiman, (2007:26) meliputi: “a)
hal ikhwal keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif), b)
hal ikhwal personal, kepribadian atau sikap (afektif), c) hal ikhwal
kelakuan, keterampilan atau penampilan (psikomotorik)”.
Berdasarkan data tentang hasil belajar penjasorkes, dari 36
orang siswa diSD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang
Kabupaten Padang Pariaman, hanya 4 orang dalam kategori baik
sekali dan 9 orang dalam kategori baik, artinya sebagian besar siswa
yang terpilih menjadi sampel hasil belajar penjasorkesnya dalam
kategori sedang,kurang dan kurang sekali. Klasifikasi atau kategori ini
dilakukan berdasarkan data kelompok dalam penelitian ini dan yang
menjadi acuannya adalah nilai rata-rata kelompok tersebut.
Dengan demikian,jelaslah bahwa hasil belajar penjasorkes
siswa masih banyak yang rendah, salah satu variabel yang dapat
mempengaruhi hasil belajar penjasorkes tersebut adalah motivasi
siswa dalam olahraga. Dari hasil data motivasi olahraga yang
diperoleh dari jawaban pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sesuai
dengan indikator motivasi, maka sebanyak 19 orang motivasi
olahraganya dalam kategori sedang, kurang dan kurang sekali. Artinya
hanya sebagian siswa yang memiliki motivasi dalam kategori baik
sekali dan baik.
Motivasi olahraga dapat diartikan sebagai kekuatan dari dalam
diri individu atau yang menggerakan dan mengarahkan, sehingga
individu tersebut terjadi perubahan tingkah laku dalam mencapai suatu
tujuan. Dalam hal ini tentunya tujuannya adalah berolahraga atau
45
bagaimana tingkah lakunya atau perbuatannya dalam berolahraga.
Biasanya siswa yang memiliki motivasi yang tinggi berolahraga akan
terlihat dari sikap dan tingkah lakunya, misalnya dia rajin, tekun dan
lebih bersemangat, bergairah dan senang dalam berolahraga.
Namun menurut Setyobroto (2002:27) “motivasi berolahraga
bervariasi antara individu yang satu dengan lain karena perbedaan
kebutuhan dan kepentingan, baik disebabkan karena perbedaan
tingkat perkembangan umurnya, minat, pekerjaan dan kebutuh-
kebutuh lainnya”. Artinya bila dikaitkan dengan motivasi berolahraga
bagi anak-anak seusia Sekolah Dasar, tentunya mereka
kepentingannya untuk kebugaran jasmani dan meningkatkan
kemampuan dan keterampilan gerak, yang mungkin erat
hubungannya dengan pembelajaran penjasorkes, dan dapat
meningkatkan hasil belajar penjasorkes mereka.
Hipotesis Kedua yang diajukan di dalam penelitian ini adalah
Terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan motorik
denganhasil belajar penjasorkes siswa di SD Negeri 16 Sintoga
Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman.
Berdasarkan hasil analisis data, ternyata kemampuan motorik
mempunyai hubungan secara signifikan dengan hasil belajar
penjasorkes siswa dan di terima kebenarannya secara empiris. Artinya
semakin tinggi kemampuan motorik siswa, maka berkemungkinan
semakin baik hasil belajar penjasorkes yang mereka peroleh. Siswa
untuk mendapatkan hasil belajar penjasorkes tersebut harus ikut
beberapa macam tes atau evaluasi tentang keterampilan gerak
(motorik) dalam olahraga dan pengetahuan tentang kesehatan, sesuai
dengan materi pembelajaran yang diberikan guru penjas berdasarkan
kurikulum pada semester tersebut.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil belajar
penjasorkes tersebut erat kaitannya dengan kemampuan motorik
siswa, sehingga dengan kemampuan motorik yang baik mereka
46
dengan mudah melakukan keterampilan gerak dalam pembelajaran
penjasorkes. Hal ini sesuai dengan pendapat Luthan (1988:213) yang
menyatakan bahwa “kemampuan motorik sebagai kualitas
kemampuan seseorang yang dapat mempermudah dalam melakukan
keterampilan gerak.Selain itu juga, kemampuan motorik merupakan
kualitas umum yang dapat ditingkatkan melalui latihan”.
Selanjutnya Cholik Mutohir (2004:74) menjelaskan bahwa
kemampuan motorik adalah “kapasitas seseorang dalam bergerak
dilihat dilihat dari fisik dan daya fisik yang mengacu kepada otot”.
Artinya daya fisik yang mengacu kepada otot, sangat dibutuhkan oleh
siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran penjasorkes yang
banyak hubungannya dengan kemampuan fisik, misalnya saja siswa
akan berlari, memukul, mendorong, menahan, menarik, melompat dan
sebagainya dalam berbagai aktivitas jasmani dan olahraga. Semua ini
membutuhkan unsur-unsur kemampuan motorik.
Unsur-unsur motorik menurut Harsono (1988:155). Mengatakan
bahwa “unsur-unsur yang terkandung dalam kemampuan motorik
yaitu kekuatan, kecepatan, keseimbangan, kelincahan, daya tahan
dan koordinasi gerakan”. Dengan demikian dapat diartikan bahwa
unsur-unsur kemampuan motorik terdiri dari beberapa komponen
kondisi fisik seperti kelincahan, daya tahan, kecepatan dan koordinasi
gerakan dan kekuatan.
Dengan memiliki kemampuan motorik baik, siswa tentu
mempunyai daya tahan, kecepatan, keseimbangan, kelincahan dan
koordinasi gerakan yang baik pula. Hal ini akan sangat berarti dalam
mengikuti proses pembelajaran, proses evaluasi pembelajaran dan
membawa dampak positif terhadap hasil belajar penjasorkes yang
mereka dapatkan, serta telah terbukti memang dalam penelitian ini
yang menyatakan terdapat hubungan yang sinigfikan antara
kemampuan motorik dengan hasil belajar penjasorkes.
47
Hipotesis Ketiga yang diajukan di dalam penelitian ini adalah
Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi olahraga dan
kemampuan motorik secara bersama-sama dengan hasil belajar
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di SD Negeri 16 Sintoga
Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman.
Berdasarkan hasil analisis data, ternyata motivasi olahraga dan
kemampuan motorik secara bersama-sama mempunyai hubungan
secara signifikan dengan hasil belajar pendidikan jasmani olahraga
dan kesehatan di terima kebenarannya secara empiris. Artinya
semakin tinggi motivasi olahraga dan semakin baik kemampuan
motorik siswa, maka semakin baik pula hasil belajar penjasorkes
siswa di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten
Padang Pariaman.
Meskipun dua variabel yang diteliti yaitu motivasi olahraga dan
kemampuan motorik ditemukan mempunyai hubungan secara
signifikan dengan hasil belajar penjasorkes siswa dan diterima
kebenaranya secara empiris, namun hasil belajar penjasorkes
sebagian besar siswa yang menjadi sampel di SD Negeri 16 Sintoga
Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman masih
rendah. Dua variabel penyebabnya adalah rendahnya motivasi
olahraga siswa dan tingkat kemampuan motorik siswa, gambaran data
tentang kedua variabel ini dapat dilihat pada halaman 35 dan 36.
Hasil belajar penjasorkes tidak hanya dipengaruhi oleh variabel
motivasi olahraga dan kemampuan motorik saja, melainkan banyak
variabel lain yang dapat mempengaruhi hasil belajar penjasorkes
siswa. Diantaranya sarana dan prasarana pembelajaran, kemampuan
guru dalam mengajar dan pemilihan metode dan media yang tepat
untuk suatu materi pembelajaran, status gizi dan kesegaran jasmani
siswa juga dapat mempengaruhi kesiapan siswa dalam belajar, begitu
juga dengan lingkungan belajar. Lingkungan yang aman dan nyaman
bagi siswa untuk melakukan aktivitas bermain misalnya tentu akan
48
dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, sehingga mereka
serius, rajin dan bersemangat mengikuti pembelajaran. Jadi dapat
dikatakan bahwa banyak faktor yang perlu diketahui, dipahami dan
dimengerti serta dapat mempengaruhi hasil belajar penjasorkes.
Semua ini merupakan tanggung jawab bersama, baik siswa, guru dan
orang tua, karena orang tua penting memberikan perhatian dan
pengawasan terhadap anaknya dalam belajar, sehingga hasil belajar
dapat ditingkatkan.
49
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan kepada hasil analisis dan dan pembahasan yang telah
di uraikan pada bagian terdahulu, maka pada bab ini dapat ditarik
kesimpulan dan saran yakni sebagai berikut:
A. Kesimpulan
1. Motivasi olahraga mempunyai hubungan secara signifikan
dengan hasil belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
dan diterima kebenarannya secara empiris, karena ditemukanrhitung
0,341> rtabel 0,329 dan thitung = 2,11> ttabel 1,69 05.0 .
2. Kemampuan motorik mempunyai hubungan secara signifikan
dengan hasil belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
dan diterima kebenarannya secara empiris, karena ditemukan rhitung
0,402 > rtabel 0,329 dan thitung = 2,56 > t tabel 1,69 05.0 .
3. Motivasi olahraga dan kemampuan motorik secara bersama-
sama mempunyai hubungan secara signifikan dengan hasil belajar
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dan diterima
kebenarannya secara empiris, karena ditemukan rhitung = 0,487> rtabel
0,329 dan Fhitung = 5,13> Ftabel 3,29.
B. Saran
Beradasarkan kepada kesimpulan dalam penelitian ini, maka
disarankan kepada:
1. Guru agar lebih meningkatkan kreaktivitas dalam mengajar
mungkin dengan mengembangkan model-model pembelajaran,
sehingga motivasi siswa dapat ditingkatan.
2. Siswa agar menyadari bahwa belajar merupakan suatu kebutuhan
dalam mencapai hasil belajar yang diinginkan, misalnya saja cara
50
belajar dan kemampuan motorik harus ditingkatkan dan
sebagainya.
3. Orang tua atau wali murid agar memperhatikan keseimbangan
kebutuhan gizi anaknya, karena hal ini berpengaruhi terhadap hasil
belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.
4. Pihak sekolah agar melengkapi sarana dan prasarana
pembelajaran, sehingga kemampuan motorik siswa dapat
ditingkatkan dan mengadakan kerjasama dengan dinas kesehatan
tentang pemahaman dan pentingnya keseimbangan gizi dengan
aktvitas yang mereka lakukan, sehingga siswa tidak mengalami
kelebihan berat badan.
51
DAFTAR PUSTAKA
Arsil, 2010. Evaluasi Pendidikan Jasmani Dan Olahraga. Malang: Wineka
Media.
Depdiknas, 2000. Dasar-Dasar Kepelatihan Olahraga. Jakarta: Proyek
Pendidikan Jasmani Luar Biasa.
----------, 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta.
Dimyati, 2006. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineke Cipta.
Gusril, 2005. Model Pengembangan Motorik Siswa Sekolah Dasar.
Padang: FIK-Universitas Negeri Padang.
Gusril, 2006. Model Pengembangan Motorik Siswa Sekolah Dasar.
Padang: FIK-Universitas Negeri Padang.
Harsono. 1988. Coaching Dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching.
Jakarta: P2LPTK.
Harsuki. 2003. Perkembangan Olahraga Terkini, Kajian Para Pakar.
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Kiram, Yanuar. 1994. Belajar Motorik.Padang: FIK Universitas Negeri
Padang.
----------. 2004. Belajar Motorik.Padang: FIK Universitas Negeri Padang.
Lutan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik : Pengantar Teori dan
Metode. Jakarta: Depdikbud.
--------, 2001. Mengajar Untuk Belajar Dalam Pendidikan Jasmani.
Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.
Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Yakarta : PT. Rineka Cipta.
Mulyasa. 2010. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Mutohir, T. Cholik (2004). Perkembangan Motorik Pada Masa Anak-Anak,
Jakarta“ PPKKO, Dirjen Olahraga Depdiknas.
Prayitno, 1973. Motivasi Belajar. Jakarta P2LPTK.
Riduwan, 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan
Peneliti Pemula. Jakrta: Alfabeta.
52
Sardiman, 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Setyobroto, 2002. Psikologi Olahraga. Jakarta: Percetakan Universitas
Negeri Jakarta.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor- faktor yang Mempengaruhi. Jakarta.
PT. Rineka Cipta.
Sudjana, 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sukintaka, 2004. Teori Pendidikan Jasmani: Filosofi Pembelajaran Dan
Masa Depan. Bandung: Nuansa.
Sukmadinata. (2003). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:
PT Remaja Rusda Karya.
Syaiful. 1994. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Undang-undang Republik Indonesia No. 20, Tahun 2003. Tentang Sistim
Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdikbud.
Wahjoedi. 2001. Landasan Evaluasi Pendidikan Jasmani. Jakarta: Pt Raja
Grafindo Persada.
Yusuf. 2005. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press.
53
KISI-KISI ANGKET
No Variabel Indikator Nomor Soal
1 Motivasi
instrinsik
a) Tekun
b) Giat
c) Disiplin
d) Semangat
e) Perasaan
1,2,3,4,5,6,7,
8,9,10,11,12,
13,14,15
2. Motivasi
ekstrinsik
a) Pujian
b) Hadiah
c) Guru penjas
d) Teman sebaya
e) Orang tua
f) Lingkungan
16,17,18,19,20
,21,22,23,24,25,
26,27,28,29.30
54
FORMAT PENGISIAN ANGKET
Isilah angket dibawah ini dengan baik dan benar sesuai dengan pendapat
kamu!
1. Isilah dengan tanda silang (x) pada setiap pertanyaan yang kamu
anggap benar
2. Setiap jawaban yang kamu berikan dijamin kerahasiaannya.
Nama :
Tempat/Tanggal Lahir :
Usia :
Jenis Kelamin :
Kelas :
Nama Sekolah :
55
ANGKET PENELITIAN
No Pertanyaan Jawaban
1 2 3 4
Ya Tidak
Motivasi Instrinsik
1 Apakah kamu punya keinginan sendiri untuk
berolahraga?
2 Kamu senang mengikuti pembelajaran
penjasorkes karena ada materi permainan
olahraga ?
3 Apakah setiap ada kegiatan bermain dalam
suatu cabang olahraga selalu kamu inginkan ?
4 Pada saat belajar penjasorkeskamu selalu
mengikuti dengan rajin dan serius?
5 Apakah mata pelajaran penjasorkes adalah
mata pelajaran yang paling kamu senangi ?
6 Merasa kurang senang apabila kamu tidak
diikutkan dalam kegiatan bermain atau
berolahraga?
7 Apakah kamu tahu dengan rajin berolahraga
dapat meningkatkan kemampuan motorik ?
8 Dalam mengikuti latihan dan bermain olahraga,
apakah kamu selalu yang terbaik?
9 Walaupun kesehatan fisik kamu tidak fit, apakah
kamu akan tetap bersemangat
mengikutipermainan sepakbola atau permainan
olahraga lainnya?
10 Apakah kamu tidak merasa kecewa apabila
tidak dikutkan bermain dengan teman sebaya?
56
11 Apakah kamu punya inisiatif sendiri untuk
bermain dengan teman-teman, meskipun tidak
dalam pembelajaran penjasorkes?
12 Apakah kamu selalu memahami dan mengerti
setiap kegiatan olahraga yang kamu lakukan?
13 Apakah kamu merasa marah apabila diganggu
teman dalam bermain?
14 Apakah kamu suka bermain sepakbola untuk
mengisi waktu luang di sore hari?
15 Apakah kamu ikut berolahraga karena ingin
mengembangkan keterampilan dan kemampuan
yang kamu miliki?
Motivasi Ekstrinsik
16 Menyenangi kegiatan olahraga karena kamu
ingin dipuji orang lain ?
17 Apakah orang tua kamu memberkan
kesempatan untuk bermain atau berolahraga ?
18 Apakah kamu selaju rajin dan tekun berolahraga
hanya untuk mendapatkan nilai yang bagus
dalam mata pelajaran penjasorkes?
19 Apakah dalam setiap kegiatan latihan dan
bermain olahraga, kamu selalu ingin bersaing
dengan teman-teman ?
20 Setiap kegiatan olahraga yang kamu lakukan,
karena diajakoleh teman kamu?
21 Apakah lingkungan tempat tinggal kamu punya
lapangan tempat bermain yang membuat kamu
senang untuk berolahraga?
22 Bermain sepak bola atau bolavoli merupakan
olahraga yang paling kamu sukai ?
57
23 Apakah peralatan olahraga seperti bola, net,
raket dan lapangan yang baik dan cukup
tersedia di sekolah yang membuat kamu tertarik
untuk berolahraga ?
24 Tanpa berpakaian olahraga yang lengkap kamu
tetap bersemangat mengikuti kegiatan olahraga
dan bermain di lapangan ?
25 Apakah kamu selalu diikuti sertakan dalam
pertandingan olahraga di sekolah kamu?
26 Buk guru yang cantik dan pak guru yang gagah,
itukah yang membuat kamu tertarik dan senang
bermain atau berolaharaga ?
27 Apakah kamu punya keinginan untuk berlatih
dan bermain dalam cabang olahraga prestasi
seperti sepakbolamini, bola basket dan bolavoli
mini, dan sepak takraw untuk menjadi yang
terbaik di sekolah kamu ?
28 Apakah kamu senang belajar olahraga senam,
meskipun belajarnya dilakukan di atas rumput
karena sekolah tidak punya ?
29 Latihan olahraga bela diri seperti karate,
taekuwondo kamu juga ikutikarena kamu ingin
menjadi anak kuat ?
30 Apakah kamu terbiasa dengan kesekolah
dengan berjalan kaki ?
58
REKAP DATA MOTIVASI
OLAHRAGA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 Agung Prayuda 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25
2 Aldo Renoldi 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 26
3 Anggi Aldila Putra 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 22
4 Yogi Isra 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 26
5 Yusuf Rahmad Dani 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25
6 Rahmad Setia Putra 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 23
7 Ridal Bastian 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26
8 Muhamad Arifan 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 18
9 Zikri Alfitrah 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 16
10 Ari Wahyudi 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26
11 Riski Wahyudi 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 21
12 M. Fahrezi Ramadoni 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24
13 Salman Alfarisi 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 27
14 Fikri Alfarisi 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 17
15 Dimas Aidil Masoni 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23
16 Rafi Alfino 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25
17 Khairul Fuadi 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
18 Wahyuda Marnur 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29
19 Genta Putra Pesada 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 26
20 Ferdi Septian Putra 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 19
21 David Hidayatullah 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21
22 Doni Hidayatullah 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 23
23 Aris Cokro Bintoro 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25
24 Wahyudi Ozi S 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 22
25 Doni Kusuma 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 23
26 Muhamad Reza A 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 22
27 Septiawan Riski M 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25
28 Deni Saputra 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 22
29 M. Alfarezi 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 21
30 M. Ilham 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23
31 Alfindo Erianto 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 24
32 Novrianto Ramadoni 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 20
33 Rahmad Illahi 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 22
34 Feri Fernando M 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 25
35 Azwarman 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 22
36 Novrianto Rahmadan 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 24
No NamaNomor Soal
JML
59
REKAP HASIL DATA TES KEMAMPUAN MOTORIK
No Nama Kelincahan T- Score Nilai Kelentukan T- Score NilaiKoordinasi
Mata-KakiT- Score Nilai
Kemampuan
Motorik
1 Agung Prayuda 12 56.79 18.93 30.2 36.7 12.23 5 55.3 18.43 17
2 Aldo Renoldi 13 43.21 14.4 30.1 36.36 12.12 2 36.83 12.28 13
3 Anggi Aldila Putra 14 29.64 9.88 30 36.02 12 7 67.62 22.54 15
4 Yogi Isra 12 56.79 18.93 30.5 37.72 12.57 4 49.14 16.38 16
5 Yusuf Rahmad Dani 13 43.21 14.4 30.7 38.4 12.8 3 42.99 14.33 14
6 Rahmad Setia Putra 11 56.79 18.93 35 53.03 17.68 4 49.14 16.38 18
7 Ridal Bastian 12 29.64 9.88 40 70.05 23.35 4 49.14 16.38 17
8 Muhamad Arifan 13 56.79 18.93 35.7 55.42 18.47 5 55.3 18.43 19
9 Zikri Alfitrah 14 29.64 9.88 30.2 36.7 12.23 2 36.83 12.28 11
10 Ari Wahyudi 11 56.79 18.93 35 53.03 17.68 6 61.46 20.48 19
11 Riski Wahyudi 12 43.21 14.4 35.2 53.72 17.9 3 42.99 14.33 16
12 M. Fahrezi Ramadoni 13 56.79 18.93 30 36.02 12 5 55.3 18.43 16
13 Salman Alfarisi 13 56.79 18.93 35.1 53.37 17.79 7 67.62 22.54 20
14 Fikri Alfarisi 12 56.79 18.93 30.2 36.7 12.23 3 42.99 14.33 15
15 Dimas Aidil Masoni 12 43.21 14.4 35.2 53.72 17.9 5 55.3 18.43 17
16 Rafi Alfino 13 56.79 18.93 35.2 53.72 17.9 2 36.83 12.28 16
17 Khairul Fuadi 13 56.79 18.93 35 53.03 17.68 2 36.83 12.28 16
18 Wahyuda Marnur 12 43.21 14.4 36.1 56.78 18.92 4 49.14 16.38 17
19 Genta Putra Pesada 13 56.79 18.93 30.7 38.4 12.8 5 55.3 18.43 17
20 Ferdi Septian Putra 15 43.21 14.4 30.5 37.72 12.57 2 36.83 12.28 13
21 David Hidayatullah 12 56.79 18.93 34.2 50.31 16.77 4 49.14 16.38 17
22 Doni Hidayatullah 13 56.79 18.93 36.5 58.14 19.38 6 61.46 20.48 20
23 Aris Cokro Bintoro 11 56.79 18.93 32 42.82 14.27 4 49.14 16.38 17
24 Wahyudi Ozi S 14 43.21 14.4 36 56.44 18.81 4 49.14 16.38 17
25 Doni Kusuma 13 56.79 18.93 31.2 40.1 13.37 4 49.14 16.38 16
26 Muhamad Reza A 12 56.79 18.93 37.4 61.2 20.4 5 55.3 18.43 19
27 Septiawan Riski M 13 43.21 14.4 39.1 66.99 22.33 8 73.78 24.59 20
28 Deni Saputra 14 56.79 18.93 31.3 40.44 13.48 4 49.14 16.38 16
29 M. Alfarezi 11 56.79 18.93 37.2 60.52 20.17 6 61.46 20.48 20
30 M. Ilham 12 56.79 18.93 36 56.44 18.81 6 61.46 20.48 19
31 Alfindo Erianto 14 29.64 9.88 37.3 60.86 20.29 4 49.14 16.38 16
32 Novrianto Ramadoni 12 56.79 18.93 36.4 57.8 19.26 2 36.83 12.28 17
33 Rahmad Illahi 12 56.79 18.93 35.5 54.74 18.24 5 55.3 18.43 19
34 Feri Fernando M 14 29.64 9.88 34 49.63 16.54 2 36.83 12.28 13
35 Azwarman 12 56.79 18.93 36.2 57.12 19.04 3 42.99 14.33 17
36 Novrianto Rahmadan 12 56.79 18.93 37 59.84 19.95 2 36.83 12.28 17
Nilai Rata-rata 12.61 34.11 4.14
Simpangan Baku 0.99 2.94 1.62
60
REKAP DATA HASIL BELAJAR PENJASORKES
No Nama Hasil Belajar Penjasorkes
1 Agung Prayuda 66
2 Aldo Renoldi 73
3 Anggi Aldila Putra 73
4 Yogi Isra 73
5 Yusuf Rahmad Dani 70
6 Rahmad Setia Putra 70
7 Ridal Bastian 77
8 Muhamad Arifan 72
9 Zikri Alfitrah 69
10 Ari Wahyudi 70
11 Riski Wahyudi 70
12 M. Fahrezi Ramadoni 65
13 Salman Alfarisi 75
14 Fikri Alfarisi 65
15 Dimas Aidil Masoni 71
16 Rafi Alfino 74
17 Khairul Fuadi 74
18 Wahyuda Marnur 78
19 Genta Putra Pesada 68
20 Ferdi Septian Putra 66
21 David Hidayatullah 65
22 Doni Hidayatullah 78
23 Aris Cokro Bintoro 70
24 Wahyudi Ozi S 68
25 Doni Kusuma 64
26 Muhamad Reza A 75
27 Septiawan Riski M 75
61
28 Deni Saputra 67
29 M. Alfarezi 76
30 M. Ilham 67
31 Alfindo Erianto 67
32 Novrianto Ramadoni 70
33 Rahmad Illahi 70
34 Feri Fernando M 64
35 Azwarman 73
36 Novrianto Rahmadan 70
62
UJI NORMALITAS VARIABEL MOTIVASI BEROLAHRAGA (X1)
No Xi zi Fr(zi) Fcum (zi) Luas Kurva
Normal Baku F(zi) S(zi) │F(zi)-S(zi)│
1 16 -2.49 1 1 0.4936 0.0064 0.0278 0.0214
2 17 -2.14 1 2 0.4838 0.0162 0.0556 0.0394
3 18 -1.80 1 3 0.4641 0.0359 0.0833 0.0474
4 19 -1.45 1 4 0.4265 0.0735 0.1111 0.0376
5 20 -1.10 1 5 0.3643 0.1357 0.1389 0.0032
6 21 -0.76 3 8 0.2764 0.2236 0.2222 0.0014
7 22 -0.41 6 14 0.1591 0.3409 0.3889 0.0480
8 23 -0.07 5 19 0.0279 0.4721 0.5278 0.0557
9 24 0.28 3 22 0.1103 0.6103 0.6111 0.0008
10 25 0.63 6 28 0.2357 0.7357 0.7778 0.0421
11 26 0.97 5 33 0.3340 0.8340 0.9167 0.0827
12 27 1.32 2 35 0.4066 0.9066 0.9722 0.0656
13 29 2.01 1 36 0.4778 0.9778 1.0000 0.0222
Mean 23.19
SD 2.89
Max 29 Lobservasi 0.083 < Ltabel 0,148
Min 16
Median 23
Keterangan :
zi = Skor baku
F(zi) = Peluang skor baku
S(zi) = Proporsi skor baku
Fr(zi) = Frekuensi skor baku
Fcum (zi) = Frekuensi kumulatif skor baku
63
UJI NORMALITAS VARIABEL KEMAMPUAN MOTORIK (X2)
No Xi zi Fr(zi) Fcum (zi) Luas Kurva
Normal Baku F(zi) S(zi) │F(zi)-S(zi)│
1 11 -2.46 1 1 0.4931 0.0069 0.0278 0.0209
2 13 -1.78 3 4 0.4625 0.0375 0.1111 0.0736
3 14 -1.33 1 5 0.4082 0.0918 0.1389 0.0471
4 15 -0.88 2 7 0.3106 0.1894 0.1944 0.0050
5 16 -0.54 8 15 0.2054 0.2946 0.4167 0.1221
6 17 -0.07 11 26 0.0279 0.5921 0.7222 0.1301
7 18 0.47 1 27 0.1808 0.6808 0.7500 0.0692
8 19 0.88 5 32 0.3106 0.8106 0.8889 0.0783
9 20 1.38 4 36 0.4162 0.9162 1.0000 0.0838
Mean 16.67
SD 2.12
Max 20 Lobservasi 0.130 < Ltabel 0,148
Min 11
Median 17
Keterangan :
zi = Skor baku
F(zi) = Peluang skor baku
S(zi) = Proporsi skor baku
Fr(zi) = Frekuensi skor baku
Fcum (zi) = Frekuensi kumulatif skor baku
64
UJI NORMALITAS VARIABEL HASIL BELAJAR PENJASORKES
No Xi zi Fr(zi) Fcum (zi) Luas Kurva
Normal Baku F(zi) S(zi) │F(zi)-S(zi)│
1 64 -1.62 2 2 0.4474 0.0526 0.0556 0.0030
2 65 -1.37 3 5 0.4147 0.0853 0.1389 0.0536
3 66 -1.12 2 7 0.3686 0.1314 0.1944 0.0630
4 67 -0.87 3 10 0.3078 0.1922 0.2778 0.0856
5 68 -0.62 2 12 0.2324 0.2676 0.3333 0.0657
6 69 -0.37 1 13 0.1443 0.3557 0.3611 0.0054
7 70 -0.12 8 21 0.0478 0.4522 0.5833 0.1311
8 71 0.12 1 22 0.0478 0.5478 0.6111 0.0633
9 72 0.37 1 23 0.1443 0.6443 0.6389 0.0054
10 73 0.62 4 27 0.2324 0.7324 0.7500 0.0176
11 74 0.87 2 29 0.3078 0.8078 0.8056 0.0022
12 75 1.12 3 32 0.3686 0.8686 0.8889 0.0203
13 76 1.37 1 33 0.4147 0.9147 0.9167 0.0020
14 77 1.62 1 34 0.4474 0.9474 0.9444 0.0030
15 78 1.87 2 36 0.4693 0.9693 1.0000 0.0307
Mean 70.50
SD 4.02
Max 78 Lobservasi 0.131 < Ltabel 0,148
Min 64
Median 70
Keterangan :
zi = Skor baku
F(zi) = Peluang skor baku
S(zi) = Proporsi skor baku
Fr(zi) = Frekuensi skor baku
Fcum (zi) = Frekuensi kumulatif skor baku
65
UJI HIPOTESIS X2Y
No X2 X22 Y Y
2 X2Y
1 17 273 66 4356 1091
2 13 167 73 5329 944
3 15 219 73 5329 1081
4 16 255 73 5329 1165
5 14 192 70 4900 969
6 18 312 70 4900 1236
7 17 273 77 5929 1273
8 19 346 72 5184 1340
9 11 131 69 4761 791
10 19 362 70 4900 1332
11 16 242 70 4900 1088
12 16 271 65 4225 1070
13 20 390 75 5625 1481
14 15 230 65 4225 986
15 17 286 71 5041 1201
16 16 268 74 5476 1211
17 16 265 74 5476 1206
18 17 275 78 6084 1292
19 17 280 68 4624 1137
20 13 171 66 4356 864
21 17 301 65 4225 1128
22 20 384 78 6084 1529
23 17 273 70 4900 1157
24 17 273 68 4624 1124
25 16 263 64 4096 1038
26 19 371 75 5625 1444
27 20 418 75 5625 1533
28 16 264 67 4489 1090
29 20 394 76 5776 1509
30 19 377 67 4489 1300
31 16 241 67 4489 1039
32 17 283 70 4900 1178
33 19 344 70 4900 1297
34 13 166 64 4096 826
35 17 304 73 5329 1272
36 17 291 70 4900 1193
∑ 600 10155 2538 179496 42416
66
KORELASI GANDA
Variabel Y X1 X2
Y
0,341 0,402
X1 0,341
0,174
X2 0,402 0,174
Rumus Korelasi Ganda
rhitung 0,487 > rtabel 0,329
Fh = =
Fh = = 5,13
Ft = 3,29
Kriteria pengujian adalah, apabila F hitung > F table, maka Ho
ditolak dan berarti Ha diterima. Ternyata 5,13 > 3,29 pada £ 0,05.
Harga F table 3,29 dengan dk penyebut n – k – 1 = 33 dan dk
pembilang k = 2
2.1
2
2
1
2
.2.11
)2.1).(.2).(.1(2
XX
Yxxr
XrXYrXYrXYXrYxrR
67
68