hubungan panjang lengan, kekuatan lengan, panjang …digilib.unila.ac.id/55111/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN PANJANG LENGAN, KEKUATAN LENGAN, PANJANG
TUNGKAI DAN POWER TUNGKAI DENGAN HASIL LONCAT
HARIMAU PADA MAHASISWA PENJASKESREK UNIVERSITAS
LAMPUNG ANGKATAN 2017
(Skripsi)
Oleh
Mahendra Dinatha Oseda
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ii
ABSTRAK
HUBUNGAN PANJANG LENGAN, KEKUATAN LENGAN, PANJANG
TUNGKAI DAN POWER TUNGKAI DENGAN HASIL LONCAT
HARIMAU PADA MAHASISWA PENJASKESREK UNIVERSITAS
LAMPUNG ANGKATAN 2017
Oleh
MAHENDRA DINATHA OSEDA
Masalah dalam penelitian ini adalah mencari hubungan panjang lengan, kekuatan
lengan, panjang tungkai dan power tungkai terhadap hasil loncat harimau.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan sampel
sebanyak 30 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen loncat
harimau. Analisis data menggunakan teknik uji korelasional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang lengan memberikan hubungan
dengan loncat harimau sebesar 14,25%, kekuatan lengan memberikan hubungan
dengan loncat harimau sebesar 23,66%, panjang tungkai memberikan hubungan
dengan loncat harimau sebesar 14,68%, dan power tungkai memberikan hubungan
dengan loncat harimau sebesar 44,49%. Kesimpulan penelitian ini menunjukan
bahwa power tungkai memberikan hubungan paling besar dengan loncat harimau.
Kata kunci : kekuatan lengan, loncat harimau, panjang lengan, panjang tungkai,
power tungkai.
iii
ABSTRACT
RELATIONSHIP LONG ARM, ARM STRENGTH, LONG LEG AND
POWER LEG TIGER JUMPING WITH RESULTS IN FORCE LAMPUNG
UNIVERSITY STUDENTS PENJASKESREK 2017
By
MAHENDRA DINATHA OSEDA
The problem in this research is to find an arm's length relationship, the arm strength,
leg length and leg power to the results of a tiger jump.
This type of research is descriptive correlation with a sample of 30 people. Data
collection technique used instrument tiger jump. Analysis of the data using data
analysis techniques and test correlation.
Many aspects of the physical conditions that affect the outcome of a tiger jump, but
researchers only take this aspect of arm length, arm strength, leg length and leg
power.
The results showed that the arm's length relationship with the results provide a tiger
jump of 14.25%, the arm strength provides the link with the results of the tiger jump
of 23.66%, the long legs giving relationship with the tiger jump result of 14.68%,
and power limbs give relationship with the results of the tiger jump of 44.49%.
Conclusion This study shows that the power limbs provide the greatest correlation
with the results of a tiger jumping at Lampung University student Penjaskesrek
force in 2017.
Keywords : arm length, arm strength, leg length, leg power, tiger jump
HUBUNGAN PANJANG LENGAN, KEKUATAN LENGAN, PANJANG
TUNGKAI DAN POWER TUNGKAI DENGAN HASIL LONCAT
HARIMAU PADA MAHASISWA PENJASKESREK UNIVERSITAS
LAMPUNG ANGKATAN 2017
Oleh
Mahendra Dinatha Oseda
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
viii
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Mahendra Dinatha
Oseda, lahir di Desa Bukit Kemuning,
Kecamatan Bukit Kemuning, Kabupaten
Lampung Utara Provinsi Lampung pada
tanggal 1 Agustus 1994, sebagai anak ke-1 dari
tiga bersaudara, Penulis dilahirkan dari
pasangan Bapak Edi Emran dan Ibu Idawati.
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 1
Pasuruan, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung pada tahun
2006, kemudian Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1
Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung pada tahun
2009, dan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Kalianda, Kabupaten
Lampung Selatan, Provinsi Lampung pada tahun 2012.
Pada tahun 2014, penulis diterima sebagai mahasiswa pada Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Program Studi
Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan melalui jalur SBMPTN. Demikianlah
riwayat hidup penulis sampaikan dan mudah mudahan penulis dapat
menjadiorang yang berguna bagi agama, keluarga, masyarakat, bangsa dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
ix
MOTTO
Barang Siapa Bersungguh-Sungguh, Sesungguhnya Kesungguhannya
Itu
Adalah Untuk Dirinya Sendiri.
(QS Al-Ankabut [29] : 6)
Ilmu Itu Lebih Baik Dari Harta, Ilmu Itu Menjaga Engkau dan
Engkau Menjaga Harta. Ilmu Itu Penghukum (Hakim) dan Harta
Sebagai Terhukum. Harta Itu Berkurang Apabila Dibelanjakan,
Tetapi Ilmu Akan Bertambah Bila Dibelanjakan.
(Ali bin Abi Thalib)
Pelajaran Yang Tidak Menyakitkan Juga Tidak Memiliki Makna
(Mahendra Dinatha Oseda)
x
PERSEMBAHAN
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas semua anugerah
yang telah diberikan kepada ku, karya tulis sederhana ini ku
persembahkan kepada:
Ibunda Idawati dan Ayahanda Edi Emran yang telah memberikan
segalanya untukku, membesarkanku, mendidikku, mendukungku
dengan penuh kesabaran dan kasih sayang serta selalu mendoakan
kesuksesanku dan kebahagiaanku.
Adik-adik yang ku sayangi M.Iqbhal P.O dan Aisyah Putri Oseda, dan
seluruh keluarga, serta semua pihak yang mendukung dan
mendoakan keberhasilanku serta almamaterku tercinta
Universitas Lampung.
xi
SANWACANA
Puji syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul ”HUBUNGAN PANJANG LENGAN, KEKUATAN LENGAN,
PANJANG TUNGKAI DAN POWER TUNGKAI DENGAN HASIL
LONCAT HARIMAU PADA MAHASISWA PENJASKESREK
UNIVERSITAS LAMPUNG ANGKATAN 2017” adalah dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di
Universitas Lampung. Dalam Penulisan skripsi ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd selaku Pembimbing Utama, Bapak
Lungit Wicaksono, M.Pd selaku Pembimbing Kedua dan Bapak Dr. Rahmat
Hermawan, M.Kes selaku penguji utama yang telah memberikan perbaikan
dan pengarahan kepada penulis dalam penyelesaian karya tulis kepada penulis.
Tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P selaku Rektor Universitas Lampung.
2. Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd, selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
3. Dr. Riswandi, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan (IP) FKIP
Universitas Lampung.
xii
4. Drs. Akor Sitepu, M.Pd selaku Ketua Program Studi Penjaskesrek Universitas
Lampung.
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskesrek FKIP Unila yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuan saat penulis menyelesaikan perkuliahan.
6. Kepala program studi Penjaskesrek Universitas Lampung yang telah
memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.
7. Bapak D r s . Edi Emran dan I b u D r a . Idawati orang tua kandung
penulis, M.Iqbhal.Putra Oseda dan Aisyah Putri Oseda adik kandung penulis,
serta keluarga yang selalu memberikan doa, motivasi, semangat, terimakasih
atas dukungan dan kasih sayangnya untuk kesuksesanku.
8. Keluarga penjaskesrek unila, baik yang masih aktif di kampus ataupun alumni
yang selalu memberikan pengalaman dan arahanya.
9. Kepada teman-teman yaitu Yuan, Anggi, dan Mando Terima kasih atas
semangat, dukungan persabahatan kebersamaan dan sapa hangat kalian selama
ini.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Bandar Lampung, 19 Desember 2018
Penulis,
Mahendra Dinatha Oseda
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 4
C. Rumusan Masalah ........................................................................ 5
D. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ....................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Senam Lantai ................................................................................ 7
B. Loncat Harimau ............................................................................ 11
C. Kekuatan Otot .............................................................................. 13
D. Panjang Lengan .......... .................................................................. 15
E. Power Tungkai .................................................... ......................... 16
F. Pengertian Tungkai ................................. ..................................... 19
G. Penelitian Yang Relevan .............................................................. 22
H. Kerangka Fikir .............................................................................. 23
I. Hipotesis ........................................................................................ 26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian.......................................................................... 28
B. Populasi Dan Sampel ................................................................... 29
C. Variabel Penelitian ....................................................................... 29
D. Desain Penelitian .......................................................................... 31
E. Instrumen Penelitian...................................................................... 32
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 33
xiv
G. Analisis Data ................................................................................ 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................ 45
1. Deskripsi Data ........................................................................ 45
2. Analisis Statistik .................................................................... 52
3. Uji Hipotesis .......................................................................... 54
B. Pembahasan .................................................................................. 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................... 59
B. Saran .............................................................................................. 60
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 61
LAMPIRAN ............................................................................................ 63
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Konveksi Standing Broad Jump ................................................ 33
2. Tabel Uji Normalitas Panjang Lengan ...................................... 38
3. Tabel Uji Normalitas Kekuatan Lengan ................................... 39
4. Tabel Uji Normalitas Panjang Tungkai ..................................... 40
5. Tabel Uji Normalitas Power Tungkai ....................................... 40
6. Tabel Uji Normalitas Loncat Harimau ...................................... 41
7. Tabel Uji Linier Panjang Lengan .............................................. 41
8. Tabel Uji Linier Kekuatan Lengan ........................................... 41
9. Tabel Uji Linier Panjang Tungkai ............................................. 41
10. Tabel Uji Linier Power Tungkai ............................................... 42
11. Tabel Uji Homogenitas Panjang Lengan .................................. 42
12. Tabel Uji Homogenitas Kekuatan Lengan ................................ 42
13. Tabel Uji Homogenitas Panjang Tungkai ................................. 43
14. Tabel Uji Homogenitas Power Tungkai .................................... 44
15. Interpretasi Koefisien Korelasi ................................................. 52
16. Tabel Hasil Uji Hipotesis .......................................................... 52
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Teknik Gerakan Loncat Harimau .............................................. 13
2. Otot Lengan ............................................................................... 15
3. Otot Tungkai Atas ..................................................................... 18
4. Otot Tungkai Bawah ................................................................. 19
5. Otot-Otot Tungkai Atas ............................................................. 21
6. Otot-Otot Tungkai Bawah ......................................................... 22
7. Desain Penelitian ....................................................................... 30
8. Anthropometer .......................................................................... 31
9. Push And Pull Dynamometer .................................................... 31
10. Standing Broad Jump Test ........................................................ 32
11. Diagram Batang Tinggi Badan .................................................. 46
12. Diagram Batang Berat Badan .................................................... 47
13. Diagram Panjang Lengan .......................................................... 47
14. Diagram Power Tungkai ........................................................... 48
15. Diagram Panjang Tungkai ......................................................... 49
16. Diagram Power Tungkai ........................................................... 50
17. Diagram Loncat Harimau .......................................................... 51
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat Izin Penelitian .................................................................. 64
2. Surat Balasan Penelitian ............................................................ 65
3. Surat Keterangan Expert Judgement ......................................... 66
4. Skala Observasi Loncat Harimau .............................................. 67
5. Data Tes Dan Pengukuran ......................................................... 68
6. Data Tes Loncat Harimau ......................................................... 69
7. Lampiran Uji Normalitas Panjang Lengan ............................... 70
8. Lampiran Uji Normalitas Power Lengan .................................. 71
9. Lampiran Uji Normalitas Panjang Tungkai .............................. 72
10. Lampiran Uji Normalitas Power Tungkai ................................. 73
11. Lampiran Uji Normalitas Loncat Harimau ............................... 74
12. Lampiran Uji Linier .................................................................. 75
13. Lampiran Uji Homogenitas Panjang Lengan ............................. 77
14. Lampiran Uji Homogenitas Kekuatan Lengan ......................... 78
15. Lampiran Uji Homogenitas Panjang Tungkai .......................... 79
16. Lampiran Uji Homogenitas Power Tungkai ............................. 80
17. Lampiran Panjang Lengan dan Loncat Harimau ...................... 81
18. Lampiran Kekuatan Lengan dan Loncat Harimau .................... 83
xviii
19. Lampiran Panjang Tungkai dan Loncat Harimau ..................... 85
20. Lampiran Power Tungkai dan Loncat Harimau ........................ 87
21. Lampiran Tabel Distribusi Panjang Lengan ............................. 89
22. Lampiran Tabel Distribusi Kekuatan Lengan ........................... 90
23. Lampiran Tabel Distribusi Panjang Tungkai ............................ 91
24. Lampiran Tabel Distribusi Power Tungkai ............................... 92
25. Lampiran Tabel Distribusi Loncat Harimau ............................. 93
26. R Tabel ...................................................................................... 94
27. L Tabel ...................................................................................... 95
28. F Tabel ...................................................................................... 96
29. Dokumentasi Penelitian ............................................................ 97
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan bagian intergral dari pendidikan
secara keseluruhan, dan bertujuan untuk mengembangkan aspek
kebugaran jasmani dan keterampilan berpikir kritis.
Ruang lingkup Pendidikan Jasmani meliputi permainan dan
olahraga, aktivitas pengembangan, aktivitas senam, aktivitas ritmik,
aktivitas air, pendidikan luar sekolah dan kesehatan. Pendidikan jasmani
merupakan pendidikan yang mengaktualisasikan potensi-potensi aktivitas
manusia berupa sikap, tindakan, dan karya yang diberi bentuk, isi, dan
arah untuk menuju kebulatan kepribadian sesuai dengan cita-cita
kemanusiaan, untuk menjaga keseimbangan antara perkembangan
kecerdasan otak dan keterampilan jasmani.
Persatuan senam dunia Federation Internasionale de Gimnastique
atau singkatan FIG yang di Indonesiakan menjadi Federasi Senam
Internasional, senam dibagi menjadi 6 kelompok yaitu : senam artistik
(artistic gymnastics), senam ritmik sportif (sportif rhythmic gymnastics),
senam akrobatik (acrobatic gymnastics), senam aerobik sport (sports
aerobic), senam trampoline (trampolinning), senam umum (general
gymnastics).
2
Senam artistik diartikan sebagai senam yang mengabungkan
aspek tumbling dan akrobatik untuk mendapatkan efek-efek artistik dari
gerakan-gerakan yang dilakukan. Efek artistik dihasilkan dari besaran
(amplitudo) gerakan serta kesempurnaan gerak dalam menguasai tubuh
ketika melakukan berbagai posisi. Gerakan- gerakan tumbling di
gabung dengan akrobatik yang dilaksanakan secara terkontrol, maupun
memberikan pengaruh mengejutkan yang mengandung rasa keindahan.
Menurut Margono (2009: 79) senam lantai yaitu latihan senam
yang dilakukan di atas matras, unsur-unsur gerakannya terdiri dari
mengguling, melompat, meloncat, berputar di udara, menumpu dengan
tangan atau kaki untuk mempertahankan sikap seimbang atau pada saat
meloncat ke depan atau ke belakang. Senam lantai dalam pendidikan
olahraga memiliki beragam gerak yang sangat komplek, antara lain guling
ke depan, guling ke belakang, lompat harimau, hand stand, sikap lilin,
meroda, dll.
Loncat harimau merupakan salah satu dari berbagai macam
gerakan senam lantai. Loncat harimau adalah merupakan pengembangan
dari gerakan guling kedepan, yang di kembangkan dengan gerakan loncat
dan melayang diudara jaraknya lebih jauh dan tinggi. Untuk dapat
melakukan gerakan loncat harimau seorang mahasiswa terlebih dahulu
harus menguasai gerakan guling ke depan. Pada dasarnya gerakan loncat
harimau sama dengan berguling ke depan akan tetapi gerakannya
didahului dengan loncatan ke atas. Dalam pembelajaran loncat harimau
dosen senam sangat berperan penting dalam keberhasilan, tidak hanya itu
3
dosen senam juga berperan penting dalam keselamatan mahasiswa. Dosen
senam berada di sisi matras dengan menempatkan tangan ditekuk
mahasiswa dan membantunya dengan agak mengangkatnya. Cara
membantu seperti ini dilakukan bantuan dalam latihan loncat harimau
(dalam Muhajir, 2004 : 147).
Loncat harimau adalah gerakan pada saat melakukan tolakan
dengan 2 kaki, melayang di udara kemudian melakukan pendaratan di
mana kedua tangan menjulur ke depan yang bertujuan untuk menopang
tubuh kemudian tengkuk leher dimasukan ke dalam kemudian berguling
ke arah depan melalui bagian belakang badan (tengkuk) punggung,
pinggang dan panggul belakang yang gerakannya membentuk menyerupai
bulatan dan dilanjutkan dengan berdiri.
Dalam loncat harimau adalah gerakan menolak dengan dua kaki.
Tolakan yang benar dan maksimal akan mendukung keberhasilan loncatan
karena semakin tinggi tubuh melayang di udara maka akan semakin lama
mendarat dan di tambah dengan daya dorong ke depan dari tolakan
awalan, akan tetapi perpaduan dorongan ke atas dan dorongan ke depan
sehigga tubuh semakin lama melayang di udara pada akhirnya hasil
loncatnya akan semakin jauh. Tolakan sekuat-kuatnya ke arah atas depan
dengan kecondongan badan 40-50 derajat.
Banyak sekali aspek fisik yang mempengaruhi hasil loncat harimau
yaitu panjang lengan, panjang tungkai, power tungkai, power lengan,
kelentukan, koordinasi gerak dan masih banyak lainnya. Akan tetapi
peneliti hanya mengambil aspek panjang lengan, kekuatan lengan, panjang
4
tungkai, dan power tungkai, karena aspek yang lainnya sudah banyak
diteliti oleh peneliti senam lantai lainya.
Berdasarkan uraian di atas penulis menganggap banyak aspek yang
mempengaruhi kemampuan dan hasil loncat harimau, selain gerak dasar
loncat harimau itu sendiri, juga kemampuan fisik yang meliputi panjang
lengan, power lengan, panjang tungkai dan power tungkai. Oleh sebab itu,
peneliti bermaksud mengadakan penelitian tentang “Hubungan Panjang
Lengan, Kekuatan Lengan, Panjang Tungkai Dan Power Tungkai Dengan
Hasil Loncat Harimau Pada Mahasiswa Penjaskesrek Universitas
Lampung Angkatan 2017.”
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat
diidentifikasi adalah sebagai berikut :
1. Perlu kondisi fisik yang baik agar loncat harimau bisa dilakukan dengan
baik.
2. Pemberian latihan kondisi fisik latihan dapat mempengaruhi hasil
loncat harimau.
3. Tumpuan salah satu atau ke dua tangan kurang kuat sehingga
keseimbangan badan kurang sempurna dan akibatnya badan jatuh
kesamping.
4. Unsur kondisi fisik seperti panjang lengan, power lengan, panjang
tungkai dan power tungkai dapat mempengaruhi keberhasilan loncat
harimau.
5
C. Rumusan masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Seberapa besar hubungan panjang lengan dengan hasil loncat harimau
pada mahasiswa Penjaskesrek Universitas Lampung angkatan 2017?
2. Seberapa besar hubungan kekuatan lengan dengan hasil loncat harimau
pada mahasiswa Penjaskesrek Universitas Lampung angkatan 2017?
3. Seberapa besar hubungan panjang tungkai dengan hasil loncat harimau
pada mahasiswa Penjaskesrek Universitas Lampung angkatan 2017?
4. Seberapa besar hubungan power tungkai dengan hasil loncat harimau
pada mahasiswa Penjaskesrek Universitas Lampung angkatan 2017?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sesuai dari
permasalahan yang di angkat adalah :
1. Untuk mengetahui dan memberikan informasi tentang besarnya
hubungan panjang lengan dengan hasil loncat harimau.
2. Untuk mengetahui dan memberikan informasi tentang besarnya
hubungan power lengan dengan hasil loncat harimau.
3. Untuk mengetahui dan memberikan informasi tentang besarnya
hubungan panjang tungkai dengan hasil loncat harimau.
6
4. Untuk mengetahui dan memberikan informasi tentang besarnya
hubungan power tungkai dengan hasil loncat harimau.
E. Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini berguna untuk memberikan informasi tentang
hubungan kekuatan,panjang lengan, daya ledak, panjang tungkai, dan
kelentukam terhadap performa lompat harimau. Penulis berharap hasil
penelitian ini dapat bermanfaat bagi :
1. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi senam lantai
pada loncat harimau khususnya agar lebih mengetahui berbagai
komponen kondisi fisik yang bermanfaat untuk menunjang penampilan
loncat harimau.
2. Bagi Pelatih Senam
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan pelatih senam tentang
pembelajaran senam khususnya pada materi loncat harimau dan
dipahami.
3. Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi gambaran dalam upaya
penelitian yang lebih luas.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Senam Lantai
Istilah senam berasal dari bahasa inggris Gymnastic dalam bahasa
aslinya merupakan kata serapan dari bahasa Yunani Gymnos yang berarti
telanjang, sedangkan tujuan dari senam adalah meningkatkan daya tahan
tubuh, kekuatan, kelentukan, kelincahan, koordinasi, serta kontrol tubuh
Mahendra (2000: 7). Menurut Hidayat yang dikutip oleh Mahendra (2000:
1) kata Gymnastic tersebut dipakai untuk menunjukkan kegiatan-kegiatan
fisik yang memerlukan keleluasaan gerak sehingga perlu dilakukan dengan
telanjang atau setengah telanjang. Menurut Hidayat yang dikutip oleh
Mahendra (2000: 2) senam sebagai suatu latihan tubuh yang dipilih dan
dikonsrtuk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun
secara sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani,
mengembangkan keterampilan dan menanamkan nilai-nilai mental
spiritual , sedangkan Soekarno (1986: 4) mengatakan, Senam merupakan
latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan berencana, disusun
sistematis dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara
keseluruhan dengan harmonis.
8
Sementara itu Peter H. Wener seperti yang dikutip Mahendra
(2000: 3) mengatakan senam sebagai bentuk latihan tubuh pada lantai atau
pada alat yang dirancang untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan,
kelentukan, koordinasi, serta kontrol tubuh. Berdasarkan beberapa
pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa senam merupakan
latihan tubuh yang disusun secara sistematis dan berencana, yang diawali
oleh gerakan dasar yang membangun pola gerak lokomotor sekaligus
manipulatif dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara
harmonis.
Pada zaman modern ini perkembangan olahraga senam banyak
sekali macamnya, oleh karena itu dibatasi kegiatan senam yang dikelola
Persatuan Senam Dunia Federation Internasionale de Gimnastique atau
singkatan FIG yang di Indonesiakan menjadi Federasi Senam
Internasional. Menurut FIG, senam dibagi menjadi 6 kelompok.
1. Senam artistik (artistic gymnastics)
Senam artistik (artistic gymnastics) diartikan sebagai senam yang
meggabungkan aspek tumbeling dan akrobbatik untuk mendapatkan
efek-efek artistik dari gerakan-gerakan yang dilakukan. Efek artistik
dari besaran (amplitudo) gerakan serta kesempurnaan gerak dalam
menguasai tubuh ketika melakukan sebagai posisi. Gerakan-gerakan
tumbling digabung dengan akrobatik yang dilaksanakan secara
terkontrol, mampu memberikan pengaruh mengejutkan yang
mengandung rasa keindahan. Senam artistik (artistic gymnastics)
9
diartikan sebagai senam yang meggabungkan aspek tumbeling dan
akrobbatik untuk mendapatkan efek-efek artistik dari gerakan-gerakan
yang dilakukan. Efek artistik dari besaran (amplitudo) gerakan serta
kesempurnaan gerak dalam menguasai tubuh ketika melakukan sebagai
posisi. Gerakan-gerakan tumbling digabung dengan akrobatik yang
dilaksanakan secara terkontrol, mampu memberikan pengaruh
mengejutkan yang mengandung rasa keindahan.
2. Senam ritmik sportif (sportif rhythmic gymnastics)
Senam ritmik sportif (sportif rhythmic gymnastics) adalah senam
yang dikembangkan dari senam irama sehigga dapat diperbandingkan.
Komposisi gerak yang diantarkan melalui tuntunan irama music dalam
menghasilkan gerak-gerak tubuh dan alat artistik, menjadi ciri senam
ritmik sportif ini.
3. Senam akrobatik (acrobatic gymnastics)
Senam akrobatik (acrobatic gymnastics) adalah senam yang
mengandalkan akrobatik dan tumbling, sehingga latihannya banyak
mengandung salto dan putaranya harus mendarat ditempat-tempat yang
sulit.
4. Senam aerobik sport (sports aerobic)
Senam aerobik sport (sport aerobic) merupakan pengembangan
dari senam aerobic. Agar pantas diperbandingkan, latihan-latihan
senam aerobic yang berupa tarian atau kalistenik tertentu digabung
dengan gerakan-gerakan akrobatik yang sulit.
10
5. Senam trampoline (trampolinning)
Senam trampoline (trampolinning) adalah merupakan
pengembangan dari satu bentuk latihan yang dilakukan di atas
trampoline. Trampoline adalah sejenis alat pantul yang terbuat dari
rajutan kain yang dipasang pada kerangka besi terbentuk segi empat,
sehingga memiliki daya pantul yang sangat besar.
6. Senam umum (general gymnastics)
Senam umum (general gymnastic) adalah sejenis senam diluar
kelima jenis senam di atas. Dengan demikian senam-senam seperti
aerobic, senam pagi, SKJ, senam wanita, termasuk kedalam senam
umum.
Senam lantai merupakan bagian dari senam artistik, menurut
Soekarno (1986: 110) senam dengan istilah lantai, merupakan gerakan
atau bentuk latihan yang dilakukan di atas lantai dengan beralaskan
permadani atau sebangsanya sebagai alat yang dipergunakan. Bentuk-
bentuk latihan dalam senam lantai (floor exercise) meliputi guling depan
(forward roll), guling belakang (back roll), kayang, splits, guling lenting
(roll kip), berdiri dengan kepala (hand stand), meroda (rad slag atau cart
wheel) dan lain sebagainya.
Berdasarkan materi yang ada dalam senam lantai (floor exercise),
keterampilan tersebut di atas terbagi dalam unsur gerakan yang bersifat
statis (di tempat) dan dinamis (berpindah tempat). Keterampilan senam
lantai yang bersifat statis (di tempat) meliputi: kayang, sikap lilin, splits,
11
dan lain sebagainya, sedangkan keterampilan senam lantai yang bersifat
dinamis (berpindah tempat) meliputi: guling depan, guling belakang,
guling lenting, meroda, loncat harimau dan sebagainya (Muhajir, 2004:
133). Senam lantai sering juga disebut latihan bebas, karena saat
melakukan senam tidak menggunakan benda atau perkakas lainnya.
Apabila saat melakukan senam lantai seseorang menggunakan perkakas
misalnya balok, tongkat, atau latihan yang dilakukan tidak termasuk dalam
senam irama, maka perkakas ini hanyalah semata-mata merupakan
bantuan sementara dalam peningkatan unsur kelemasan, ketangkasan,
keseimbangan, dan kekuatan. Bentuk latihan senam lantai dapat
dipisahkan dalam beberapa kelompok, di tinjau dari tempat (diam di
tempat) dan bergerak.
B. Loncat Harimau
Loncat harimau merupakan pengembangan dari gerakan guling
depan akan tetapi gerakan loncat harimau dilakukan dengan gerakan
loncatan pada saat di udara jaraknya lebih jauh. Untuk dapat melakukan
gerakan loncat harimau seorang siswa terlebih dahulu harus menguasai
gerakan guling kedepan. Pada dasarnya gerakan loncat harimau sama
dengan berguling kedepan akan tetapi gerakannya didahului dengan
gerakan meloncat keatas depan. Dalam latihan ini dapat dilakukan dengan
menggunakan rintangan berupa peti lompat atau pada teman yang
membungkuk. Dalam pembelajaran loncat harimau guru sangat berperan
penting dalam keselamatan dan keberasilan. Dosen berada disisi matras
12
dengan cepat mendekati tempat mendarat siswa di matras dengan
menempatkan tangan di tengkuk siswa dan membantunya dengan agak
mengangkat atau mengungkitnya. Cara membantu seperti ini dilakuan
setiap kali melakukan bantuan dalam latihan loncat harimau dalam
Muhajir (2003:115).
1. Cara Melakukan Loncat Harimau
Menurut Muhajir (2003: 115) cara melakukan gerakan loncat harimau
sebagai berikut:
a. Untuk awalan dapat dilakukan dengan cara awalan sikap jongkok
ataupun berdiri kemudian kedua kaki rapat, dan tumit diangkat.
b. Kedua tangan dengan siku dibengkokan ke depan badan, kedua
telapak tangan dan pandangan menghadap kedepan.
c. Bersamaan dengan menolakan kedua kaki, lompatlah keatas
kedepan dengan kedua tangan lurus kedepan hingga badan
melayang di udara dengan posisi badan dan kaki dalam keadaan
lurus.
d. Saat telapak tangan menyentuh matras, lipatkan kepala diantara
kedua tangan hingga pundak menyentuh matras
e. Kemudian ,lanjutkan dengan gerakan berguling kedepan secara
bulat dan sikap akhir jongkok, dimana kedua tangan lurus kedepan
menuju keatas.
13
Gambar 2.1 : Teknik gerakan loncat harimau.
Di Adopsi dari Muhajir (2003)
C. Kekuatan Otot
Otot merupakan alat gerak yang aktif karena tulang dalam tubuh
tidak dapat digerakan apabila ia tidak degerakan oleh otot yang mendapat
rangsangan yang di sampaikan ke otot melalui syaraf. Menurut Damiri,
Achmad (1992: 127) di dalam tubuh manusia terdapat 3 macam otot yaitu:
otot polos, otot jantung, dan otot lurik.
Pada umumnya gerakan yang disebabkan oleh otot lurik adalah
gerakan yang disadari menurut kemauan kita. Dalam tubuh manusia ±
43% dari berat badan/ tubuh adalah jaringan otot. Jaringan otot
mempunyai sifat dapat dirangsang (irritable), dapat memendek atau
berkontraksi (contractable), dapat memanjang (extansible) dan elastic
Damiri, Achmad (1992: 126). Ditinjau dari komposisi kimianya otot
terdiri dari 75% air, 20% protein dan 5% mineral dan garam bukan
organik.
Menurut Suharno HP (1991: 31) menyatakan: kekuatan adalah
kemampuan dari otot untuk dapat mengatasai beban tahanan dalam
menjalankan aktivitasnya.
14
Tentang kekuatan otot (Suharno, 1991: 32) mengatakan: kekuatan
biasa digunakan untuk mengatasi beban yang berat gerakan meledak
dalam satu irama serta kekuatan yang tinggi dalam waktu yang lama,
berdasarkan kegunaannya kekuatan dapat dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu:
1. Maximum kekuatan adalah kekuatan otot dalam kontraksi maksimal,
serta dapat melawan beban yang maksimal
2. Explosif kekuatan adalah kemampuan sebuah otot atau untuk
mengatasi beban dengan kecepatan yang tinggi dalam suatu gerakan
3. Kekuatan endurance adalah kemampuan daya tahan lamanya kekuatan
otot untuk melakukan tahanan beban-beban yang tinggi intesitasnya.
Dalam olahraga kerja otot atau sekelompok otot secara explosive
mutlak sangat diperlukan, sedang dalam penelitian ini dimaksudkan adalah
kekuatan lengan. Telah banyak para ahlii mengemukakan bahwa
kemampuan olahragawan tergantung pada ciri-ciri antrofo mentri dan
mekanis. Agar kemampuan yang tinggi perlu adanya cirri-ciri genetik
yang memadai dan dapat dikembangkan melalui latihan-latihan yang
teratur. Kekuatan otot tidak bertalian dengan faktor keturunan. Akan lebih
baik jika ada permulaan latihan sesudah memiliki latihan kekuatan yang
cukup, lebih-lebih untuk olahraga yang memerlukan kekuatan otot.
Otot-otot yang berperan dalam gerakan loncat harimau, yang
terdapat pada lengan terdiri dari :
a) Otot Tendon Bisep, b) Otot Trisep, c) Otot Bisep Brakhii, d)
Otot Brakhialis, e) Otot Brachioradialis, f) Otot Pronator Teres, g)
15
Otot Palmaris Longus, h) Otot Fleksor Karpi Radialis, i) Otot Fleksor
Retinakulum, j) Otot Fleksor Karpi Ulnaris, k) Otot Fasia Palmaris
Gambar 2.2 : Otot Lengan
(Sumber: Evelyn C. Pearce, 2012: 132)
D. Panjang Lengan
Lengan termasuk anggota rangka gerak atas (Sceleton Ekstremitas
Superior), selanjutnya Suparman (1989: 26), menyatakan bahwa,
“Sceleton ekstermitas superior terbagi menjasi dua yaitu, gelang
dan rangka anggot gerak atas bahu. Cinghulum ekstremitas
superior (gelang bahu) terdiri dari dua pasang tulang yaitu, os
claviola (tulang selangka) dan os scapula (tulang belikat),
sedangkan skeleton catremitas superior libarae (rangka gerak ata
bebas), terdiri dari brachium (lengan atas), antebrachium (lengan
bawah) dan manus (tangan). Brachium terdiri dari satu tulang
disebut humerus, rangkanya disebut skeleton brachi.”
Lengan dibentuk oleh tulang-tulang yang panjang, panjang lengan
akan memberikan keuntungan mekanis untuuk menghasilkan kekuatan dan
kecepatan gerak. Gerakan badan dihasilkan melalui system
16
pengungkit,yang dihasilkan oleh kontraksi otot, selanjutnya Soedarminto
(1993 : 47) menyatakan bahwa :
“Pengungkit adalah suatu alat mekanik yang dimaksudkan untuk
menghasilkan gerak putar pada sumbunya, pengungkit terdiri dari
sumbu putar, tangan beban dan tangan gaya, tangan beban
merupakan jarak antara sumbu putar dan titik pangkal gaya.
Berdasarkan pada titik putar, tangan beban dan tangan gaya
terdapat tiga jenis pengungkit yang ditandai oleh letaknya sumbu
putar, tangan beban dan tangan gaya.”
Keuntungan mekanis dari pengungkit dinyatakan oleh perbadingan
antara tangan gaya dan tangan beban, makin panjang tangan gaya makin
besar moment gaya, makin pendek tangan gaya makin kecil moment
gayanya. Selanjutnya Soedarminto (1993:48) menyatakan bahwa,
“Besarnya moment gaya sama dengan gaya dikalikan jarak dari sumbu
putar”.
E. Power Tungkai
Power penting dan diperlukan oleh atlet cabang olahraga yang
menuntut unsur kekuatan dan kecepatan gerak.
Menurut Harsono (1988: 200) “Power terutama penting untuk
cabang-cabang olahraga dimana atlet harus mengerahkan tenaga yang
eksplosi”. Dewasa ini power telah diakui sebagai komponen kodisi fisik
yang memungkinkan atlet untuk mengembangkan kemampuannya guna
mencapai tingkat prestasi yang lebih tinggi dalam olahraga yang
digelutinya.
Karena power di tungkai, seorang atlet renang mampu dengan
cepat dan meledak ke luar nlok start, pemain basket mampu melompat
17
setinggi-tinggi sebelum melaakukan yang cepat dan kuat agar mampu
melakukannya berapa kali.
Power merupakan hasil dari gabungan dua komponene kondisi
fisik, yaitu kekuatan dan kecepatan. Ini sesuai dengan pendapat Pear and
Morgan (1986: 57) yang mengemukakan “Power is something different.
Power = strength + speed”. Begitu pula Rushall dan Pyke (1990: 252)
mengatakan “power is usuakky described as function of both the force
(strength) and speed movement”. Maksudnya adalah power biasanya
dinyatakan sebagai gabungan dari dua bentuk gerakan yaiut kekuatan dan
kecepatan.Berdasarkan beberapa pendapat di atas penulis dapat
menyimpulkan bahwa power adalah perpaduan dari dua unsure
komponene fisik yaitu kekuatan dan kecepatan.
Setiap jenis keterampilan dalam olahraga dilakukan oleh
sekelompok otot tertentu. Kekuatan merupakan komponen yang sangat
penting untuk meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan karena
kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktifitas fisik. Disamping itu
kekuatan memegang peranan penting melindungi atlet dari kemungkinan
cedera. Otot-otot tungkai :
1. Otot-Otot Tungkai atas Meliputi:
M. abduktor maldanus,M. abduktor brevis, M. abduktor longus.
Ketiga otot ini menjadi satu yang disebut M. abduktor femoralis dan
berfungsi menyelenggarakan gerakan abduksi dari femur,M. rektus
femuralis, M. vastus lateralis eksternal, M. vastus medialis internal,
18
M. vastus inter medial, Biseps femoris, berfungsi membengkokkan
paha dan meluruskan tungkai bawah, M. semi membranosus, berfungsi
tungkai bawah, M. semi tendinosus (seperti urat), berfungsi
membengkokkan urat bawah serta memutar ke dalam, M. sartorius,
berfungsi eksorotasi femur, memutar keluar waktu lutut fleksi, serta
membantu gerakan fleksi femur dan membengkokkan keluar.
Gambar 2.3 : Struktur otot tungkai atas
(Evelyn, 2012: 113)
2. Otot-Otot Tungkai bawah Meliputi:
Otot tulang kering, depan M. tibialis anterior, berfungsi
mengangkut pinggir kakisebelah tengah dan membengkokkan kaki, M.
ekstensor talangus longus, berfungsi meluruskan jari telunjuk ke jari
tengah, jari manis dan kelingking jari, Otot ekstensi jempol, berfungsi
dapat meluruskan ibu jari kaki, Tendo achilles, berfungsi meluruskan
kaki di sendi tumit dan membengkokkan tungkai bawah lutut (M.
popliteus), M. falangus longus, berfungsi membengkokkan empu kaki,
M. tibialis posterior, berfungsi membengkokkan kaki di sendi tumit
dan telapak kaki disebelah ke dalam.
Spina iliaka
iliakus
Otot tensor fasia lata
Otot sartorius
Otot vastus lateratis
Otot rektus femoris
Vastus medialis
patelus
19
Gambar 2.4 : Otot tungkai bawah
(Evelyn, 2012 :135-136)
F. Pengertian Tungkai
Salah satu komponen yang penting dalam prestasi olahraga yaitu
ukuran tubuh, struktur tubuh atau kualitas biometrik. Prestasi olahraga
memerlukan kualitas biometrik tertentu sesuai dengan nomor atau cabang
olahraga yang dikembangkan.
Postur tubuh atau anthropometrik sering dijadikan bahan
pertimbangan dalam menentukan cabang olah aga yang ditekuni oleh atlet
tertentu. Anthropometrik merupakan pengukuran lebih jauh mengenai
bagian bagian luar dari tubuh (verducci 1980:215). Lebih lanjut verducci
mengemukakan mengenai, dua tipe instrumen pengukuran antropometrik
yang meliputi bagian bagian tubuh yang mana itu berkaitan dengan
besarnya tubuh dan itu behubungan dengan somatotipe. Antropometrik
tubuh dapat diukur melalui pengukuran bagian-bagian tubuh dan bentuk
tubuh secara keseluruhan. Postur tubuh merupakan salah satu komponen
yang penting dalam prestasi olahraga. Sajoto (1995:2) mengemukakan
Otot tabialis interior Otot aduktor
Otot paha medial
Ruang poplitelium
kalkaneus
Gluteus maksimus
Tendon rektus
femoris
patela
Peroneus
longus
Eksensor digitorum
longus
gastrokanemius
lateral
Eksensor atas
Retinakula
bawah
Tendon sartorius
Otot soleus
Maleolus
medialis
T.achel
is
Tendon ekstensor
20
bahwa “salah satu aspek biologis yang ikut menentukan pencapaian
prestasi dalam olahraga yaitu struktur dan postur tubuh”. Lebih lanjut
Sajoto (1995:2) mengemukakan bahwa struktur dan postur tersebut
meliputi:
a. Ukuran tinggi dan panjang tubuh
b. Ukuran besar, lebar dan berat tubuh
c. Somatotype (bentuk tubuh)
Tungkai menurut (Ucup 2001: 14) adalah terdiri dari paha atau
tungkai atas (thigh/ femur), lutut (knee), tungkai bawah (leg/ crus) dan
kaki (foot/ pes/ pedis), jadi tungkai adalah keseluruhan rangkaian dari
pangkal paha sampai ujung kaki.
Tulang terbentuk oleh tulang-tulang yang panjang, panjang tungkai
akan memberikan keuntungan mekanis untuk menghasilkan kekuatan dan
kecepatan gerak. Panjang tulang tungkai akan membawa konsekwensi
terhadap panjangnya otot tungkai, panjang tungkai akan memberikan
keuntungan berupa kekuatan otot tungkai yang akan menghasilkan
kekuatan otot tungkai maksimal. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa kekuatan tungkai akan dapat memberikan keuntungan yang lebih
besar dalam menempuh kecepatan maksimal, kekuatan tungkai dalam
olahraga, sangat dibutuhkan di setiap cabang olahraga.
1. Anatomi Tungkai
Tungkai merupakan bagian tubuh sebagai anggota dan alat gerak
bagian bawah yang memegang peranan penting dalam penampilan
21
gerak. Tungkai dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu tungkai atas dan
tungkai bawah. Adapun yang dimaksut tungkai adalah anggota gerak
bawah yang meliputi seluruh kaki, mulai dari pangkal paha sampai
dengan jari kaki. Menurut Satimin Hadiwidjaja (1996:39) anatomi
anggota gerak bawah (tungkai) terdiri dari tulang tulang sebagai
berikut:
1) Femur, 2) Patella, 3) Tibia, 4) Fibula, 5) Ossa tarsi, 6) Ossa
metatarsi, 7) Digit
Otot otot yang ada di tungkai bagian atas, menurut Evelyn C. Pearce
(2012: 1113) terdiri dari:
1) Otot tensor facia lata, 2) Otot abduktor dari paha, 3) Otot vastus
laterae, 4) Otot rektus femoris, 5) Otot sartoros, 6) Vastus medialis,
7) Otot abductor, 8)Otot gluteus maximus, 9) Otot paha lateral dan
medial
Gambar 2.5 Otot-otot yang terdapat pada tungkai atas
(Evelyn C. Pearce 2012:1113)
Tungkai bawah adalah tungkai pada betis. Otot-otot yang terletak
didaerah tungkai bawah menurut Evelyn C. Pearce (2012:114) terdiri
dari:
Spina iliaka
iliakus
Otot tensor fasia lata
Otot sartorius
Otot vastus lateratis
Otot rektus femoris
Vastus medialis
patelus
22
1) Otot tabialis enterior, 2) Otot proneus longus, 3) Otot ektensor
digitorum longus, 4) Otot gastrocnemius, 5) Otot soleus, 6) Otot
maleolus medialis, 7) Otot retinakula bawah, 8) Otot tendon akhiles
Gambar 2.6 Otot-otot tungkai bawah.
(Evelyn C. Pearce, 2012:1114)
G. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dibutuhkan untuk mendukung kajian
teoritis yang dikemukakan. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini
adalah
1. Penelitian yang dilakukan oleh Sulistyanto Hari purwanto (2013) yang
berjudul “Kontribusi Kekuatan Anggota Gerak Atas Fleksibilitas
Togok Dan Power Tungkai Terhadap Kemampuan Senam Lantai
Loncat Harimau Siswa Putra”
2. Penelitian yang dilakukan oleh Riyan Jaya Sumantri (2014) yang
berjudul “Kontribusi Kekuatan, Power Otot, Panjang Lengan, Tungkai
Dan Kelentukan Terhadap Loncat Harimau SMPN 1 Metro’
23
3. Penelitian yang dilakukan oleh Pajar Andela (2013) yang berjudul
“Hubungan Power Otot Lengan Dan Power Otot Tungkai Dengan
Hasil Loncat Harimau”
H. Kerangka Fikir
Dengan melihat uraian dari kajian teori di atas dapat disusun
kerangka pemikiran sebagai berikut:
Penampilan yang baik dalam loncat harimau sangat tergantung
pada kekuatan otot, karenanya meningkatkan kekuatan pesenam akan
meningkatkan pula tingkat prestasinya dalam senam dan sebaliknya
keikutsertaan seseorang dalam senam akan otomatis meningkatkan
kekuatan seseorang. Menurut Suharno HP (1991: 31) menyatakan:
kekuatan adalah kemampuan dari otot untuk dapat mengatasai
beban/tahanan dalam menjalankan aktivitasnya.
Tentang kekuatan otot (Suharno, 1991: 32) mengatakan: kekuatan
biasa digunakan untuk mengatasi beban yang berat gerakan meledak
dalam satu irama serta kekuatan yang tinggi dalam waktu yang lama,
berdasarkan kegunaannya kekuatan dapat dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu:
1. Kekuatan maksimum adalah kekuatan otot dalam kontraksi maksimal,
serta dapat melawan beban yang maksimal
2. Daya Ledak adalah kemampuan sebuah otot atau untuk mengatasi
beban dengan kecepatan yang tinggi dalam suatu gerakan
3. Daya Tahan adalah kemampuan daya tahan lamanya kekuatan otot
untuk melakukan tahanan beban-beban yang tinggi intesitasnya.
24
Lengan dibentuk oleh tulang-tulang yang panjang, panjang lengan
akan memberikan keuntungan mekanis untuuk menghasilkan kekuatan dan
kecepatan gerak. Gerakan badan dihasilkan melalui system
pengungkit,yang dihasilkan oleh kontraksi otot, selanjutnya Soedarminto
(1993 : 47) menyatakan bahwa :
“Pengungkit adalah suatu alat mekanik yang dimaksudkan untuk
menghasilkan gerak putar pada sumbunya, pengungkit terdiri dari
sumbu putar, tangan beban dan tangan gaya, tangan beban
merupakan jarak antara sumbu putar dan titik pangkal gaya.
Berdasarkan pada titik putar, tangan beban dan tangan gaya
terdapat tiga jenis pengungkit yang ditandai oleh letaknya sumbu
putar, tangan beban dan tangan gaya.”
Keuntungan mekanis dari pengungkit dinyatakan oleh perbadingan
antara tangan gaya dan tangan beban, makin panjang tangan gaya makin
besar moment gaya, makin pendek tangan gaya makin kecil moment
gayanya. Selanjutnya Soedarminto (1993:48) menyatakan bahwa,
“Besarnya moment gaya sama dengan gaya dikalikan jarak dari sumbu
putar”.
Power adalah suatu atribut fisik yang paling dominan yang
diperlukan dalam senam. Kebanyakan keterampilan senam bergantung
pada kualitas fisik yang satu ini dalam hal bahwa pesenam harus
menggerakan tubuhnya atau bagian tubuhnya secara cepat, sehingga
memerlukan kekuatan dan kecepatan secara simultan Mahendra (2000:
39). Power penting dan diperlukan oleh atlet cabang olahraga yang
menuntut unsur kekuatan dan kecepatan gerak. Menurut Harsono (1988 :
200) “Power terutama penting untuk cabang-cabang olahraga dimana atlet
harus mengerahkan tenaga yang eksplosi”. Dewasa ini power telah diakui
25
sebagai komponen kodisi fisik yang memungkinkan atlet untuk
mengembangkan kemampuannya guna mencapai tingkat prestasi yang
lebih tinggi dalam olahraga yang digelutinya.
Karena power ditungkai, seorang atlet renang mampu dengan cepat
dan meledak ke luar blok start, pemain basket mampu melompat setinggi-
tinggi sebelum melaakukan yang cepat dan kuat agar mampu
melakukannya berapa kali. Dengan demikian jika seseorang memiliki
power otot tungkai yang baik maka akan memberikan kontribusi yang
lebih besar terhadap performa saat saat melakukan gerakan loncat
harimau.
Salah satu komponen yang penting dalam prestasi olahraga yaitu
ukuran tubuh, struktur tubuh atau kualitas biometrik Menurut Bompa
(1990:342), bahwa. “kualitas biometrik adalah mencangkup somatotipe
dan pengukuran-pengukuran anthropometrik”. Prestasi olahraga
memerlukan kualitas biometrik tertentu sesuai dengan nomor atau cabang
olahraga yang dikembangkan.
Postur tubuh atau anthropometrik sering dijadikan bahan
pertimbangan dalam menentukan cabang olahraga yang ditekuni oleh atlet
tertentu. Anthropometrik merupakan pengukuran lebih jauh mengenai
bagian bagian luar dari tubuh (verducci 1980:215). Lebih lanjut verducci
mengemukakan mengenai, dua tipe instrumen pengukuran antropometrik
yang meliputi bagian bagian tubuh yang mana itu berkaitan dengan
besarnya tubuh dan itu behubungan dengan somatotipe. Antropometrik
tubuh dapat diukur melalui pengukuran bagian-bagian tubuh dan bentuk
26
tubuh secara keseluruhan. Postur tubuh merupakan salah satu komponen
yang penting dalam prestasi olahraga.
Kelentukkan merupakan kemampuan sendi otot untuk merenggang
seluas-luasnya. Daya lentur atau flexibility adalah ukuran kemampuan
seseorang dalam penyesuaian diri untuk segala aktivitas dengan
penguluran tubuh yang luas, hal ini akan sangat mudah ditandai dengan
tingkat flexibility persendian pada seluruh tubuh.
Bompa (dalam Budiwanto, 2004:40) menjelaskan bahwa kapasitas
melakukan gerakan dengan rentangan yang luas diketahui sebagai
kelenturan. Kelenturan menurut Kirkendall dkk (1980:248) adalah
kemampuan tubuh atau bagian-bagian tubuh untuk melakukan berbagai
gerakan dengan leluasa dan seimbang antara kelincahan dan respon
keseimbangan.
I. Hipotesis
Untuk dapat dipakai sebagai pegangan dalam penelitian ini, maka
perlu menentukan suatu penafsiran sebelumnya tentang hipotesis yang
akan dibuktikan kebenarannya. Hipotesis adalah pernyataan yang masih
lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kebenarannya, jika
hipotesis telah dibuktikan kebenarannya namanya bukan lagi hipotesis
melainkan tessa Hadi (1993 : 257). Menurut Arikunto (2010 : 62) hipotesis
adalah jawaban sementara suatu masalah penelitian oleh karena itu suatu
hipotesis perlu diuji guna mengetahui apakah hipotesis tersebut terdukung
oleh data yang menunjukan kebenarnnya atau tidak. Jadi intinya hipotesis
harus dibuktikan kebenarannya dengan cara penelitian.
27
Atas dasar kerangka berpikir, maka hipotesis penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
H1: Seberapa besar hubungan antara panjang lengan dengan hasil loncat
harimau pada mahasiswa penjaskesrek universitas lampung angkatan 2017
H0: Tidak ada hubungan antara panjang lengan dengan hasil loncat
harimau pada mahasiswa penjaskesrek universitas lampung angkatan 2017
H2: Seberapa besar hubungan antara kekuatan lengan dengan hasil loncat
harimau pada mahasiswa penjaskesrek universitas lampung angkatan 2017
H0: Tidak ada hubungan antara kekuatan lengan dengan hasil loncat
harimau pada mahasiswa penjaskesrek universitas lampung angkatan 2017
H3: Seberapa besar hubungan antara panjang tungkai dengan hasil loncat
harimau pada mahasiswa penjaskesrek universitas lampung angkatan 2017
H0: Tidak ada hubungan antara panjang tungkai dengan hasil loncat
harimau pada mahasiswa penjaskesrek universitas lampung angkatan 2017
H4: Seberapa besar hubungan antara power tungkai dengan hasil loncat
harimau pada mahasiswa penjaskesrek universitas lampung angkatan 2017
H0: Tidak ada hubungan antara power tungkai dengan hasil loncat harimau
pada mahasiswa penjaskesrek universitas lampung angkatan 2017
III. METODE PENELITIAN
A. Metode penelitian
Metodologi penelitian perlu diterapkan sesuai dengan prosedur dan
ketentuan yang sebenarnya untuk memperoleh data yang mempunyai
tingkat validitas dan reliabilitas. Dalam bab ini akan dikemukakan hal-hal
yang menyangkut variabel penelitian, desain penelitian populasi dan
sampel, teknik pengumpulan data, dan analisis data.
Pelaksanaan penelitian pada dasarnya adalah ingin memperoleh
informasi atau data guna memecahkan masalah yang diteliti. Informasi
yang diharapkan hendaklah melalui prosedur yang sistematis serta terarah
dan bersifat ilmiah. Penggunaan metode yang tepat akan menghasilkan
jawaban terhadap masalah yang diteliti. Jadi metode penelitian berarti
cara-cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan operasional suatu
penelitian.
Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui
hubungan panjang lengan, kekuatan lengan, panjang tungkai, dan power
tungkai dengan hasil loncat harimau pada mahasiswa penjaskesrek
Universitas Lampung angkatan 2017, maka metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif korelasional.
29
B. Populasi dan Sampel
1) Populasi
Menurut Sugiyono (2011:117), populasi adalah generalisasi yang
terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam
penelitian ini adalah mahasiswa penjaskesrek universitas lampung
angkatan 2017.
2) Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive sampling. Menurut Sugiyono (2011: 96) Purposive
sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Sampel penelitian ini berjumlah 30 orang dengan beberapa
ketentuan yaitu mereka mendapatkan nilai tertinggi pada mata kuliah
senam lantai.
C. Variabel Penelitian
Menurut Arikunto (2010 : 96) : “variabel adalah objek penelitian
atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Ada dua variabel
yang terlibat dalam penelitian ini, yakni variabel bebas dan variabel
terikat.
Kedua variabel tersebut akan diidentifikasikan ke dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1. Variabel Bebas
a. Panjang lengan (X1)
30
b. Kekuatan lengan (X2)
c. Panjang tungkai (X3)
d. Power tungkai (X4)
2. Variabel Terikat
Keterampilan gerak dasar loncat harimau (Y).
a. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Untuk menghindari terjadinya pengertian yang keliru tentang
konsep variabel yang terlibat dalam penelitian ini, maka variabel-
variabel tersebut perlu didefinisikan ssecara operasional sebagai
berikut :
1) Panjang lengan dimaksut adalah komponen kondisi fisik
seseorang tentang kemampuannya yang menghasilkan
keuntungan mekanis. Panjang lengan seseorang dapat
diketahui anthropometer.
2) Kekuatan otot adalah kemampuan otot atau sekelompok otot
untuk melakukan satu kali kontraksi secara maksimal melawan
tahanan / beban. Secara mekanis kekuatan otot didefinisikan
sebagai gaya yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok
otot dalam satu kontraksi maksimal. Kekuatan otot lengan
seseorang dapat diketahui dengan tes push dan pull
dynamometer.
3) Panjang tungkai dimaksud adalah komponen kondisi fisik
seseorang tentang keuntungannya berupa kekuatan otot tungkai
31
yang akan menghasilkan kekuatan otot tungkai maksimal.
Panjang tungkai seseorang dapat diketahui anthropometer.
4) Power tungkai dimaksud adalah komponen kondisi fisik
seseorang tentang kemampuannya memadukan antara
kecepatan dan kekuatan. Power seseorang dapat diketahui
dengan tes standing broad jump dengan satuan centimeter.
5) Loncat harimau yang dimaksud adalah komponenen fisik yang
diawali dengan awalan di tempat kemudian menolak dengan
kedua kaki, melayang di udara kemudian mendarat dengan
kedua tangan, kemudian lanjut dengan gerakan roll depan dan
dilanjutkan dengan berdiri tegak.
D. Desain Penelitian
X1
X2
Y
X3
X4
Gambar 3.1 : Desain Penelitian
Sumber: Suharsimi. 2010
32
Keterangan :
X1 : Panjang lengan Y : Loncat Harimau
X2 : Kekuatan lengan
X3 : Panjang tungkai
X4 : Power tungkai
E. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2011:148), instrumen penelitian adalah suatu
alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati secara spesifik fenomena ini disebut variabel penelitian. Dalam
penelitian ini ada pun alat-alat yang digunakan untuk pengambilan data
yaitu :
1. Panjang lengan diukur dengan menggunakan anthropometer.
Gambar. 3.2 : Anthropometer
2. Kekuatan lengan diukur dengan menggunakan push and pull
dynamometer.
Gambar 3.3 : Push and Pull dynamometer
33
3. Panjang tungkai diukur dengan menggunakan anthropometer.
Gambar 3.4 : Anthropometer
4. Power tungkai diukur dengan menggunakan tes standing broad jump.
Tabel. 1 : Konveksi Standing Broad Jump
Gambar 3.5 : Standing broad Jump Test
5. Loncat harimau diukur dengan menggunakan skala observasi,
terlampir.
F. Teknik Pengumpulan Data
Arikunto (2010:192), metode pengumpulan data adalah cara-cara
yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik
pengambilan data dilaksanakan dengan tes dan pengukuran. Dengan
melalui tes dan pengukuran kita akan memperoleh data yang objektif. Tes
Putra Putri Kriteria
>82 >65 Baik Sekali
78-81 57-64 Baik
65-77 49-56 Sedang
52-64 42-48 Cukup
<51 <41 Kurang
34
adalah alat ukur yang dapat digunakan untuk memperoleh data yang
objektif, sedangkan pengukuran adalah proses pengumpulan data atau
informasi dari suatu objek tertentu dan dalam proses pengukuran
diperlukan suatu alat ukur atau instrumen tertentu.
Tes dan pengukuran yang dilakukan meliputi:
1. Panjang lengan diukur dengan menggunakan Anthropometer
a. Tujuan
Untuk mengukur panjang lengan.
b. Alat dan fasilitas :
1) Anthropometer
2) Alat tulis
3) Formulir tes
c. Pelaksanaan
Orang yang dites berdiri tegak lurus, tubuh tetap tegak lurus dan
pandangan lurus ke depan. Panjang lengan mula diukur dari pundak
sampai ujung tangan. Apabila penggaris sudah menunjukkan dari
pundak sampai ujung tangan maka baca angka dalam satuan cm.
d. Penilaian
Pengukuran panjang lengan sampai sepersepuluh sentimeter. Satuan
ukur panjang lengan adalah cm (sentimeter).
35
2. Kekuatan lengan diukur dengan menggunakan Push and Pull
Dynamometer
a. Tujuan
Untuk mengukur kekuatan otot lengan dalam menarik dan atau
mendorong.
b. Alat dan fasilitas
1) Push and Pull dynamometer
2) Alat tulis
3) Formulir tes
c. Pelaksanaan
Peserta tes berdiri tegak dengan kaki direganggangkan dan
pandangan lurus ke depan, tangan memegang push and pull
dynamometer dengan kedua tangan lurus di depan dada. Posisi
lengan dan tangan lurus sejajar dengan bahu. Tarik alat tersebut
sekuat tenaga. Pada saat menarik atau mendorong alat tidak boleh
menempel pada dada, tangan dan siku tetap sejajar dengan bahu.
d. Penilaian
Skor kekuatan dorong terbaik dari 3 kali percobaan dicatat dengan
skor, dalam satuan kg dengan tingkat ketelitian 0,5 kg.
3. Panjang tungkai diukur dengan menggunakan Anthropometer
a. Tujuan
Untuk mengukur panjang tungkai.
36
b. Alat dan fasilitas
1) Anthropometer
2) Alat tulis
3) Formulir tes
c. Pelaksanaan
Peserta tes berdiri tegak, kedua kaki rapat, kemudian diukur dengan
Anthropometer mulai pangkal paha sampai telapak kaki, dengan
demikian dapat diketahui berapa panjang tungkai masing - masing
siswa.
d. Penilaian
Pengukuran panjang tungkai sampai sepersepulu sentimeter. Satuan
ukur panjang lengan adalah cm (sentimeter).
4. Power tungkai diukur dengan menggunakan Standing Broad Jump
a. Tujuan
Untuk mengukur power tungkai dengan meloncat ke atas
(horisontal).
b. Alat dan fasilitas
1) Meteran
2) Alat tulis
3) Formulir tes
c. Pelaksanaan
Peserta tes melakukan setangah berjongkok, kaki ditempatkan pada
balok lompat jauh atau tanda garis, lengan luruskan ke belakang.
Meloncat atau menolak ke depan sejauh mungkin disertai ayunan
37
lengan dari kedua tangan. Setelah itu mendarat denga kedua kaki
Percobaan dilakukan 3 kali.
d. Penilaian
Skor peserta tes adalah skor tertinggi dari tiga kali kesempatan. Skor
tersebut selanjutnya dikonversikan ke dalam tabel 3.5.
5. Keterampilan loncat harimau diukur dengan menggunakan Tes
loncat harimau
a. Tujuan
Untuk mengetahui loncat harimau para siswa.
b. Alat dan fasilitas
1) Matras
2) Alat tulis
c. Pelaksanaan
Sikap Awalan
Berdiri tegap, buka kaki selebar bahu, pandangan lurus kedepan.
Pelaksanaan
Tolakkan kaki sekuat mungkin di atas keset, Setelah melewati alat
bantu, letakkan kedua tangan sejauh mungkin dari alat bantu di atas
matras, Kemudian masukkan kepala di antara 2 tangan yang terlebih
dahulu menyentuh matras, Di ikuti bahu, punggung dan pinggang
memutar, seperti gerakan guling depan (roll).
Sikap Akhir
Secepat mungkin kaki di tekuk ( posisi jongkok ), Kemudian berdiri
tegap seperti posisi semula ( awal ).
38
d. Penilaian
Terlampir
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data menggunakan teknik statistik multiple regresi
atau regresi ganda dilanjutkan dengan mencari hubungan dari masing-
masing predictor terhadap variable tidak bebas, dalam (Suharsimi
Arikunto, 1998: 245).
Data yang di nilai adalah variabel bebas : Panjang lengan (X₁),
Kekuatan lengan (X₂), Panjang tungkai (X₃), Power tungkai (X₄) dan
variabel terikat yaitu Loncat harimau (Y).
1. Uji Normalitas
a. Panjang Lengan
Uji Normalitas data yang digunakan pada penelitian ini
menggunakan uji liliefors dengan kriteria uji jika nilai L hitung < L
tabel, maka data tersebut berdistribusi normal. Berdasarkan hasil tes
panjang lengan dengan taraf signifikan 0,05 dan taraf kepercayaan
95 % memiliki nilai L hitung yang lebih kecil dari pada L tabel, sehingga
dapat disimpulkan bahwa distribusi data untuk semua variabel
adalah normal.
Berikut hasil uji normalitas data pada panjang lengan disajikan pada
tabel berikut :
Tabel . 2 : Hasil Uji Normalitas Panjang Lengan
Data Lhitung Ltabel Kesimpulan
Panjang Lengan 0,0069 0,249 Normal
39
Dari tabel diatas dapat diketahui data panjang lengan berdistribusi
normal.
b. Kekuatan Lengan
Uji Normalitas data yang digunakan pada penelitian ini
menggunakan uji liliefors dengan kriteria uji jika nilai L hitung < L
tabel, maka data tersebut berdistribusi normal. Berdasarkan hasil tes
panjang lengan dengan taraf signifikan 0,05 dan taraf kepercayaan
95 % memiliki nilai L hitung yang lebih kecil dari pada L tabel, sehingga
dapat disimpulkan bahwa distribusi data untuk semua variabel
adalah normal.
Berikut hasil uji normalitas data pada power lengan disajikan pada
tabel berikut :
Tabel. 3 : Hasil Uji Normalitas Kekuatan Lengan
Data Lhitung Ltabel Kesimpulan
Kekuatan Lengan 0,004 0,258 Normal
Dari tabel diatas dapat diketahui data power lengan
berdistribusi normal.
c. Panjang Tungkai
Uji Normalitas data yang digunakan pada penelitian ini
menggunakan uji liliefors dengan kriteria uji jika nilai L hitung < L
tabel, maka data tersebut berdistribusi normal. Berdasarkan hasil tes
panjang lengan dengan taraf signifikan 0,05 dan taraf kepercayaan
95 % memiliki nilai L hitung yang lebih kecil dari pada L tabel, sehingga
dapat disimpulkan bahwa distribusi data untuk semua variabel
adalah normal.
40
Berikut hasil uji normalitas data pada panjang tungkai disajikan pada
tabel berikut :
Tabel. 4 : Hasil Uji Normalitas Panjang Tungkai
Data Lhitung Ltabel Kesimpulan
Panjang tungkai 0,003 0,249 Normal
Dari tabel diatas dapat diketahui data panjang tungkai berdistribusi
normal.
d. Power Tungkai
Uji Normalitas data yang digunakan pada penelitian ini
menggunakan uji liliefors dengan kriteria uji jika nilai L hitung < L
tabel, maka data tersebut berdistribusi normal. Berdasarkan hasil tes
panjang lengan dengan taraf signifikan 0,05 dan taraf kepercayaan
95 % memiliki nilai L hitung yang lebih kecil dari pada L tabel, sehingga
dapat disimpulkan bahwa distribusi data untuk semua variabel
adalah normal.
Berikut hasil uji normalitas data pada power tungkai disajikan pada
tabel berikut :
Tabel. 5 : Hasil Uji Normalitas Power Tungkai
Data Lhitung Ltabel Kesimpulan
Power tungkai 0,009 0,206 Normal
Dari tabel diatas dapat diketahui data power tungkai berdistribusi
normal.
e. Loncat Harimau
Uji Normalitas data yang digunakan pada penelitian ini
menggunakan uji liliefors dengan kriteria uji jika nilai L hitung < L
41
tabel, maka data tersebut berdistribusi normal. Berdasarkan hasil tes
panjang lengan dengan taraf signifikan 0,05 dan taraf kepercayaan
95 % memiliki nilai L hitung yang lebih kecil dari pada L tabel, sehingga
dapat disimpulkan bahwa distribusi data untuk semua variabel
adalah normal.
Berikut hasil uji normalitas data pada loncat harimau disajikan pada
tabel berikut :
Tabel. 6 : Hasil Uji Normalitas Loncat Harimau
Data Lhitung Ltabel Kesimpulan
Loncat Harimau 0.039 0,285 Normal
Dari tabel diatas dapat diketahui loncat harimau berdistribusi normal.
2. Uji Linier
a. Panjang Lengan Dengan Hasil Loncat Harimau
Hubungan linier Antara Panjang Lengan Dengan Hasil Loncat
Harimau Jika FHit < Ftab.
Fhit 0,572 < Ftab 4,20
b. Kekuatan Lengan Dengan Hasil Loncat Harimau
Hubungan linier Antara Kekuatan Lengan Dengan Hasil Loncat
Harimau Jika FHit < Ftab
Fhit 0,021 < Ftab 4,20
c. Panjang Tungkai Dengan Hasil Loncat Harimau
Hubungan linier Antara Panjang tungkai Dengan Hasil Loncat
Harimau Jika FHit < Ftab
Fhit 0,026 < Ftab 4,20
42
d. Power Tungkai Dengan Hasil Loncat Harimau
Hubungan linier Antara Power tungkai Dengan Hasil Loncat
Harimau Jika FHit < Ftab
Fhit 0,015 < Ftab 4,20
3. Uji Homogenitas
a. Panjang Lengan
Uji Homogenitas data yang digunakan pada penelitian ini dengan
kriteria uji jika nilai F hitung < F tabel, maka data tersebut berarti
homogen. Berdasarkan hasil tes panjang lengan dengan taraf
signifikan 0,05 dan taraf kepercayaan 95% memiliki nilai F hitung
yang lebih kecil dari pada F tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa
distribusi data untuk semua variabel adalah homogen.
Berikut hasil uji homogenitas data pada panjang lengan disajikan
pada tabel berikut :
Tabel . 7 : Hasil Uji Homogenitas Panjang Lengan
Data Fhitung Ftabel Kesimpulan
Panjang Lengan 2,08 4,17 Homogen
Dari tabel diatas dapat diketahui data panjang lengan berarti
homogen.
b. Kekuatan Lengan
Uji Homogenitas data yang digunakan pada penelitian ini dengan
kriteria uji jika nilai F hitung < F tabel, maka data tersebut berarti
homogen. Berdasarkan hasil tes kekuatan lengan dengan taraf
signifikan 0,05 dan taraf kepercayaan 95% memiliki nilai F hitung
43
yang lebih kecil dari pada F tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa
distribusi data untuk semua variabel adalah homogen.
Berikut hasil uji homogenitas data pada kekuatan lengan disajikan
pada tabel berikut :
Tabel . 8 : Hasil Uji Homogenitas Kekuatan Lengan
Data Fhitung Ftabel Kesimpulan
Kekuatan Lengan 1,25 4,17 Homogen
Dari tabel diatas dapat diketahui data kekuatan lengan berarti
homogen.
c. Panjang Tungkai
Uji Homogenitas data yang digunakan pada penelitian ini dengan
kriteria uji jika nilai F hitung < F tabel, maka data tersebut berarti
homogen. Berdasarkan hasil tes panjang tungkai dengan taraf
signifikan 0,05 dan taraf kepercayaan 95% memiliki nilai F hitung
yang lebih kecil dari pada F tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa
distribusi data untuk semua variabel adalah homogen.
Berikut hasil uji homogenitas data pada panjang tungkai disajikan
pada tabel berikut :
Tabel . 9 : Hasil Uji Homogenitas Panjang Tungkai
Data Fhitung Ftabel Kesimpulan
Panjang Tungkai 1,95 4,17 Homogen
Dari tabel diatas dapat diketahui data panjang tungkai berarti
homogen.
44
d. Power Tungkai
Uji Homogenitas data yang digunakan pada penelitian ini dengan
kriteria uji jika nilai F hitung < F tabel, maka data tersebut berarti
homogen. Berdasarkan hasil tes power tungkai dengan taraf
signifikan 0,05 dan taraf kepercayaan 95% memiliki nilai F hitung
yang lebih kecil dari pada F tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa
distribusi data untuk semua variabel adalah homogen.
Berikut hasil uji homogenitas data pada power tungkai disajikan
pada tabel berikut :
Tabel . 10 : Hasil Uji Homogenitas Power Tungkai
Data Fhitung Ftabel Kesimpulan
Power Tungkai 1,41 4,17 Homogen
Dari tabel diatas dapat diketahui data power tungkai berarti
homogen.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data, mengenai
hubungan panjang lengan, kekuatan lengan, panjang tungkai dan power
tungkai dengan hasil loncat harimau yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa :
1. Panjang lengan memberikan hubungan dengan hasil loncat harimau
pada mahasiswa Penjaskesrek Universitas Lampung angkatan 2017.
2. Kekuatan lengan memberikan hubungan dengan hasil loncat harimau
pada mahasiswa Penjaskesrek Universitas Lampung angkatan 2017.
3. Panjang tungkai memberikan hubungan dengan hasil loncat harimau
pada mahasiswa Penjaskesrek Universitas Lampung angkatan 2017.
4. Power tungkai memberikan hubungan dengan hasil loncat harimau pada
mahasiswa Penjaskesrek Universitas Lampung angkatan 2017.
Dalam penelitian ini, unsur aspek fisik yang sangat berhubungan
dengan hasil loncat harimau adalah kekuatan tungkai. Akan tetapi,
perpaduan antara panjang lengan, kekuatan lengan, panjang tungkai dan
power tungkai memberikan hubungan yang signifikan dengan hasil loncat
harimau.
60
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat saran
yang ingin peneliti sampaikan, adapun saran yang diberikan peneliti adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mencapai keberhasilan loncat harimau aspek fisik perlu
diperhatikan lagi.
2. Untuk mencapai hasil loncat harimau yang bagus, power tungkai perlu
dijadikan dasar supaya loncat harimau lebih sempurna, karena dalam
tolakan yang kuat akan memudahkan berat badan melayang.
3. Agar hasil penelitian lebih komprehensif dan mendalam, perlu
menambah sampel dan variabel.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Edisi VI. Yogyakarta: Rineka
Cipta.
Budiwanto, S. 2004. Pengetahuan Dasar Melatih Olahraga. Malang: Depdiknas.
Universitas Negeri Malang.
Damiri, Achmad. 1992. Anatomi Manusia. Bandung: FPOK IKIP.
Evelyin C. P. 2012. Anatomi & Fisiology Untuk Paramedis. Alih Bahasa Sri
Yuliani Handoyo. Jakarta: PT. Gramedia.
Hadi, Sutrisno. 1993. Metodologi Research. Yogyakarta: UGM.
Hadiwidjaja, Satimin. 1996. Anatomi Extremitas Jilid Pertama Seri Extremitas
Kosasi. Jakarta: Akademik Pressindo.
Harsono. 1988. Coaching Dan Aspek-Aspek Psikologi Daalm Coaching. Jakarta:
CV Tambak Kusuma.
Mahendra, Agus. 2000. Senam. DEPDIKNAS: Direktorat Jendral Pendidikan
Dasar dan Menengah Proyek Penataran Guru SLTP Setara D3.
Margono, Agus. 2009. Senam. Surakarta: UNS Press.
Muhajir. 2003. Teori dan Praktik Pendidikan Jasmani Untuk SMP Kelas VIII.
Jakarta: Yudhistira.
Muhajir. 2004. Pendidikan Jasmani Teori dan Praktek. Jakarta: Erlangga.
Pear, Bill and More, Gary T. 1986. Weight Training For Men And Women,
Getting Stronger. Shelter Publications. Inc, Bolinas California.
Riduwan. 2005. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Rushall, Brent S. And Pyke, Frank S. 1990. Training For Sport And Fitnes. The
Macmillan Company Of Australia. Pty Ltd.
62
Sajoto, M. 1995 .Pembinaan Kondisi Fisik Olahraga. Jakarta: Depdikbud Dirjen.
Soedarminto. 1993. Kinesiologi. Jakarta: Depdikbud.
Soekarno, W. 1986. Teori dan Praktek Senam Dasar. Yogyakarta: Intan Pariwara.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Afabeta
Suharno, HP. 1991. Olahraga Atletik. Semarang: Diponegoro.
Verduci, F. N. Measurement Concept Of Physical Education.www.nsca-
lift.org.volume 7 issue2. Diakses 10 Januari 2014, 20.32 WIB.
Yusuf, Ucup. 2001. Anatomi Manusia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.