hubungan pendampingan suami pada ibu … · pengumpulan data dengan kuesioner. teknik analisis data...
TRANSCRIPT
i
HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI PADA IBU BERSALIN
SERTA DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN DENGAN
KEBERHASILAN INISIASI MENYUSU DINI
TESIS
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Utama Kesehatan Ibu dan Anak
Oleh:
Fitriana
S021308035
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
BIODATA
a. Nama : Fitriana
b. Tempat, tanggal lahir : Karanganyar, 23 Oktober 1988
c. Email : [email protected]
d. Riwayat pendidikan di Perguruan Tinggi:
No Institusi Bidang Ilmu Tahun Gelar
1 STIKes „Aisyiyah Yogyakarta Kebidanan 2009 Amd.Keb
2 STIKes „Aisyiyah Yogjakarta Bidan pendidik 2011 SST
Surakarta, Juli 2015
Fitriana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
Fitriana. 2014. HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI PADA IBU BERSALIN
SERTA DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN DENGAN KEBERHASILAN
INISISASI MENYUSU DINI TESIS. Pembimbing I : Prof.Dr.Didik
Tamtomo,dr.,M.Kes, II : Dr. Diffah Hanim, Dra., M.Si, Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
ABSTRAK
Kesehatan Ibu dan Anak, sepertinya sebuah isu yang tidak pernah lekang oleh
waktu, karena kesehatan ibu dan anak tidak dapat terlepas dari Indikator Human
Development Index (HDI). Tidak hanya di Indonesia, bahkan di dunia, tidak heran
jika dalam kesepakatan MDG's (Millenium Development Goals), program-program
tersebut menjadi Indikator keberhasilan pembangunan kesehatan di suatu negara.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, jenis penelitian observasional
analitik dengan rancangan cross sectional. Teknik pengambilan sampel
menggunakan Sample Jenuh. Besar sampel yaitu 39 ibu hamil di Bidan Praktek
Swasta Di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Alat
pengumpulan data dengan kuesioner. Teknik analisis data regresi logistik.
Hasil penelitian terdapat hubungan positif dan signifikan antara
pendampingan suami pada ibu bersalin dengan keberhasilan inisiasi dini (IMD) (p =
0.014), Dukungan tenaga kesehatan dengan keberhasilan inisiasi menyusu dini (IMD)
(p = 0.048). Hubungan positif dan secara statistik signifikan antara pendampingan
suami pada ibu bersalin serta dukungan tenaga kesehatan dengan keberhasilan inisiasi
menyusu dini (p = 0.000).
Kesimpulan terdapat hubungan signifikan antara pendampingan suami pada
ibu bersalin serta dukungan tenaga kesehatan dengan keberhasilan inisiasi menyusu
dini (IMD) di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kata Kunci: Pendampingan suami, ibu bersalin, dukungan tenaga kesehatan, inisiasi
menyusu dini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
Fitriana. 2014. RELATED ASSISTANCE AND HUSBAND IN MOTHER
SUPPORT DELIVERY OF HEALTH WITH SUCCESS THESIS early breastfeeding
initiation. Supervisor I: Prof.Dr.Didik Tamtomo, dr., Kes, II: Dr. Diffah Hanim, Dra.,
M.Si, Department of Public Health Sciences, Graduate School, University of March,
Surakarta.
ABSTRACT
Maternal and Child Health, seems to be an issue that was never cracked by time,
because the maternal and child health can not be separated from the indicator is the
Human Development Index (HDI). Not only in Indonesia, even in the world, do not
be surprised if a deal MDG's (Millennium Development Goals), these programs
become successful development of indicators of health in a country.
This study used quantitative methods, analytical observational research with cross
sectional design. The sampling technique using Sample Saturated. A large sample of
39 pregnant women in Private Practice Midwife In Depok Sleman Yogyakarta. Data
collection tools with a questionnaire. Logistic regression data analysis technique.
Results of the study are positive and significant relationship between husband on
maternal assistance with the success of early initiation (IMD) (p = 0.014), support
health workers with the success of early breastfeeding initiation (IMD) (p = 0048).
Positive relationships and statistically significant between husband on maternity
assistance and support of health workers with the success of early breastfeeding
initiation (p = 0.000).
Conclusion there is a significant relationship between husband on maternity
assistance and support of health workers with the success of early breastfeeding
initiation (IMD) in Depok Sleman Yogyakarta.
Keywords: Assistance husband, maternity, health workers support, early
breastfeeding initiation.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul :
“Hubungan pendampingan suami pada ibu bersalin serta dukungan tenaga kesehatan
dengan keberhasilan inisiasi menyusu dini”.
Tesis ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mencapai
derajat Magister Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat. Penulis menyadari
bahwa Tesis ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan baik
dari segi isi maupun bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran guna
tercapainya maksud dan tujuan penulis.
Dalam penyusunan Tesis ini, penulis mendapat bantuan baik material maupun
moril dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi,M.S selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta
2. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta
3. Prof. Bhisma Murti, dr., MPH.,M.Sc.,Ph.D selaku Kepala Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat.
4. Prof.Dr.Didik Tamtomo,dr.,M.Kes selaku dosen pembimbing I yang telah senantiasa
meluangkan waktu serta memberikan bimbingan kepada penulis selama menyusun
Tesis ini.
5. Dr. Diffah Hanim, Dra., M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah senantiasa
meluangkan waktu serta memberikan bimbingan kepada penulis selama menyusun
Tesis ini.
6. Ibu-ibu bidan di Kecamatan depok Kabupaten Sleman yang telah mengizinkan
penulis untuk melakukan penelitian di puskesmas tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
7. Teman seperjuangan mahasiswa pascasarjana Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan dorongan dan semangat atas
kebersamaan baik dalam suka maupun duka selama menempuh pendidikan.
8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian penulisan Tesis ini
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga amal kebaikan dari semua pihak diterima Allah SWT dan
mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Penulis menyadari bahwa Tesis ini
masih jauh dari kesempurnaan, mengingat keterbatasan ilmu pengetahuan,
pengalaman serta waktu. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca. Akhirnya penulis berharap Tesis ini dapat bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan.
Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Surakarta, Juli 2015
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan ...................................................................................................... ii
Pernyataan Keaslian ....................................................................................................... iii
Biodata ............................................................................................................................. iv
Abstrak ............................................................................................................................. v
Abstract ............................................................................................................................ vi
Kata Pengantar ............................................................................................................... vii
Daftar Isi .......................................................................................................................... ix
Daftar Gambar ................................................................................................................ xi
Daftar Tabel ..................................................................................................................... xii
Daftar Lampiran ............................................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka ..................................................................................................... 7
1. Inisiasi Menyusu Dini ..................................................................................... 7
2. Pendampingan Suami ...................................................................................... 19
3. Dukungan Tenaga Kesehatan .......................................................................... 25
B. Penelitian yang Relevan ......................................................................................... 27
C. Kerangka Berpikir .................................................................................................. 31
D. Hipotesis ................................................................................................................. 33
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat Penelitian ................................................................................................... 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
B. Waktu Penelitian..................................................................................................... 34
C. Jenis Penelitian ....................................................................................................... 34
D. Populasi dan Sampel ............................................................................................... 34
E. Tehnik Pengambilan Sampel .................................................................................. 35
F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ........................................................ 36
G. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................................... 37
H. Instrumen dalam Pengumpulan Data ...................................................................... 38
J. Teknik dan Analisis Data ....................................................................................... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Univariat ................................................................................................... 47
B. Analisis Bivariat ..................................................................................................... 49
C. Analisis Multivariat ................................................................................................ 51
D. Pembahasan ............................................................................................................ 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 59
B. Implikasi ................................................................................................................ 60
C. Saran ....................................................................................................................... 61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka
Berpikir………………………………………………………… 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi instrumen dukungan tenaga
kesehatan…………………………………. ................................................. 39
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi pendampingan suami .................................................. 47
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dukungan tenaga kesehatan ........................................ 48
Tabel 3.3 Distribusi frekuensi keberhasilan inisiasi menyusu dini .............................. 49
Tabel 4.4 Hubungan antara pendampingan suami dengan keberhasilan inisiasi
menyusu dini ................................................................................................ 50
Tabel 4.5 Hubungan antara dukungan tenaga kesehatan dengan keberhasilan
inisiasi menyusu dini .................................................................................... 51
Tabel 4.6 Analisis regresi logistik pendampingan suami dengan dukungan tenaga
kesehatan ................................................................................................... 52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rencana Penelitian
Lampiran 2 : Surat keterangan permohonan studi pendahuluan kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten Sleman dari Universitas Sebelas maret
Lampiran 3 : Surat Permohonan Ijin Penelitian Kepada Kepala Badan
Penanaman Modal Semarang dari Universitas Sebelas maret
Lampiran 4 : Surat keterangan permohonan Ijin Penelitian kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten Sleman dari Universitas Sebelas maret
Lampiran 6 : Surat Rekomendasi Penelitian Dari Badan Penanaman Modal
Daerah Provinsi Jawa Tengah
Lampiran 7 : Surat Rekomendasi perijinan dari Badan Kesatuan Bangsa dan
Perlindungan Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta
Lampiran 8 : Surat Ijin Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Sleman
Lampiran 9 : Surat permohonan pengisian kuesioner
Lampiran 10 : Lembar persetujuan menjadi responden (Informed Consent)
Lampiran 11 : Kuesioner
Lampiran 13 : Tabulasi data penelitian
Lampiran 14 : Analisis univariat
Lampiran 15 : Analisis bivariat
Lampiran 16 : Analisis multivariat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kesehatan Ibu dan Anak, sepertinya sebuah isu yang tidak pernah
lekang oleh waktu, karena kesehatan ibu dan anak tidak dapat terlepas dari
Indikator Human Development Index (HDI). Tidak hanya di Indonesia,
bahkan di dunia, tidak heran jika dalam kesepakatan MDG's (Millenium
Development Goals), program-program tersebut menjadi Indikator
keberhasilan pembangunan kesehatan di suatu negara. Berbicara tentang
kesehatan ibu dan anak tentunya tidak bisa lepas dari angka kematian ibu,
angka kematian bayi, yang sampai saat ini masih menjadi masalah di Negara
berkembang, termasuk Indonesia (Setianingrum, 2012).
Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012,
Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup atau
mengembalikan pada kondisi tahun 1997 (Saputra, 2013). Adapun angka
kematian bayi pada tahun 2012 sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup
(BKKBN, 2013). Hasil SDKI tahun 2012 menunjukkan bahwa Angka
Kematian Bayi di DIY mempunyai angka yang relatif tinggi, yaitu sebesar 25
per 1.000 kelahiran hidup (taget MDG‟s sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup
pada tahun 2015). Apabila melihat angka hasil SDKI 2012 tersebut, maka
masalah kematian bayi merupakan hal yang serius yang harus
diupayakan penurunannya agar target MDG‟s dapat dicapai (Dinkes DIY,
2013).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Faktor penyebab utama kematian bayi di Indonesia adalah kematian
neonatal sebesar 46,2%, diare sebesar 15,0%, dan pneumonia sebesar 12,7%.
Berdasarkan hal tersebut, diperlukan langkah-langkah nyata dalam upaya
pencegahan kasus-kasus yang menyebabkan tingginya angka kematian bayi,
khususnya angka kematian neonatal. Faktor penyebab kematian neonatal
diakibatkan infeksi 36%, prematuritas 28%, dan asfiksia 23%. Upaya yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan kekebalan tubuh neonatal, yaitu dengan
sesegera mungkin memberi kolostrum yang ada dalam Air Susu Ibu (ASI)
kepada bayi baru lahir. Kolostrum adalah cairan kental berwarna kekuning-
kuningan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar payudara dan merupakan
sel darah putih dan antibodi yang mengandung imunoglobulin A (IgA) yang
membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan mencegah kuman
memasuki bayi (Sejatiningsih & Raksanagara, 2013).
Program Inisiasi Menyusu Dini sangat perlu dilakukan kepada bayi
yang baru lahir untuk mencegah tingginya kematian neonatal. Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) adalah perilaku pencarian puting payudara ibu sesaat
setelah bayi lahir. Pada IMD, bayilah yang diharapkan berusaha untuk
menyusu. Pada jam pertarma, bayi berhasil menemukan payudara ibunya.
Inilah awal hubungan menyusui antara bayi dan ibunya, yang akhirnya
berkelanjutan dalam kehidupan ibu dan bayi (Prasetyono, 2012).
Hubungan IMD dan ASI eksklusif telah dibuktikan melalui
beberapa penelitian, antara lain dilaporkan bahwa IMD dapat: (1)
menurunkan kematian bayi sebesar 22% pada 28 hari pertama kehidupan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
(2) berpengaruh terhadap durasi menyusui, perilaku ibu dan fungsi fisiologis
bayi, (3) memberikan peluang delapan kali lebih besar untuk keberhasilan
pemberian ASI eksklusif, dan (4) memberikan mental positif bagi ibu yaitu
terjalin ikatan kuat dengan bayi dan perasaan nyaman untuk menyusui
(Noer et al, 2011).
Namun demikian, cakupan inisiasi menyusu dini (IMD) di Indonesia
masih rendah. Hasil Riskesdas tahun 2010 hanya 29,3 % bayi yang menyusu
kurang dari satu jam setelah persalinan (Sejatiningsih & Raksanagara, 2013).
Menurut data UNICEF tahun 2009, menyebutkan bahwa angka cakupan
praktik inisiasi menyusu dini (IMD) di Indonesia dari tahun 2003 hingga
2008 sebesar 39% dan cakupan ASI eksklusif 6 bulan sebesar 40% (Noer et
al, 2011) perlu dilakukan upaya-upaya secara komprehensif untuk
meningkatkan cakupan inisiasi menyusu dini (IMD).
Prasetyono (2012) menyatakan bahwa dalam proses IMD dibutuhkan
kesiapan mental ibu. Ibu tidak boleh merasa risih ketika bayi diletakkan di atas
tubuhnya. Saat inilah, dukungan dan pendampingan dari keluarga, terutarna
suami, sangat dibutuhkan oleh ibu yang akan melakukan IMD usai
melahirkan. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan suami antara lain
memberikan perhatian kepada istri, misalnya mengelus-elus rambut disertai
mengungkapkan kalimat yang menenangkan hati.
Selain pendampingan dari keluarga khususnya suami, maka dukungan
dari petugas kesehatan juga mendukung pelaksanaan IMD. Hal ini
dikarenakan tenaga kesehatan berperan menangani langsung proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
persalinan ibu, dan ibu tidak dapat melakukan IMD tanpa dukungan dan
fasilitasi dari tenaga kesehatan. Namun pada kenyataannya, sering ditemui
penolong persalinan memisahkan bayi dan ibunya segera setelah lahir, untuk
dibersihkan, ditimbang, ditandai, dan diberi pakaian. Hal ini menyebabkan
inisiasi menyusu dini tidak dilakukan.
Hasil studi pendahuluan di beberapa bidan praktik swasta dan RS di
Kecamatan Depok, masih ada yang tidak melakukan inisiasi menyusu dini
(IMD) terhadap bayi yang baru dilahirkan. Dari 6 Rumah sakit dan 15 Bidan
praktik swasta (BPS) yang ada di Kecamatan Depok hanya 2 rumah sakit dan
4 bidan praktik swasta yang mempunyai program untuk melakukan IMD
dengan benar. Tindakan itu dilakukan dengan alasan untuk memberikan
kesempatan kepada ibu melahirkan istirahat setelah proses persalinan yang
memakan banyak waktu dan tenaga. Sedangkan untuk pendampingan suami
hampir 70 % ibu bersalin didampingi oleh suaminya, tetapi tidak banyak para
suami yang mengetahui akan pentingnya inisiasi menyusu dini. Sejauh ini
pengertian mereka hanya sebatas memberikan support pada saat istri meneran
sampai melahirkan itu saja.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik melakukan
penelitian dengan judul : Hubungan Pendampingan Suami pada ibu bersalin
serta Dukungan Tenaga Kesehatan Dengan Keberhasilan Inisiasi Menyusu
Dini (IMD) di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini yaitu :
1. Apakah ada pengaruh pendampingan suami terhadap keberhasilan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman ?
2. Apakah ada pengaruh dukungan tenaga kesehatan terhadap keberhasilan
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman ?
3. Apakah ada pengaruh pendampingan suami dan dukungan tenaga
kesehatan secara bersama-sama terhadap keberhasilan Inisiasi Menyusu
Dini (IMD) di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menganalisis hubungan pendampingan suami dan dukungan tenaga
kesehatan secara bersama-sama dengan keberhasilan Inisiasi Menyusu
Dini (IMD) di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisis pengaruh pendampingan suami pada ibu bersalin
terhadap keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Kecamatan
Depok, Kabupaten Sleman.
b. Menganalisis pengaruh dukungan tenaga kesehatan terhadap
keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Kecamatan Depok,
Kabupaten Sleman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
c. Menganalisis hubungan pendampingan suami pada ibu bersalin dan
dukungan tenaga kesehatan terhadap keberhasilan IMD di Kecamatan
Depok Kabupaten Sleman.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini dapat menjadi bukti empirik tentang adanya hubungan
pendampingan suami pada ibu bersalin serta dukungan tenaga kesehatan
dengan keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
kepada :
a. Bagi Ibu dan keluarga pendamping persalinan
Penelitian ini dapat menjadi gambaran tentang adanya hubungan
pendampingan suami pada ibu bersalin serta dukungan tenaga
kesehatan dengan keberhasilan inisiasi menyusu dini (IMD).
b. Bagi Puskesmas
Penelitian ini dapat menjadi acuan tentang keadaan sebenarnya
bagaimana pelaksanaan inisiasi menyusu dini dilapangan serta menjadi
dasar dalam evaluasi dan perbaikan program tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
a. Pengertian Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah perilaku pencarian puting
payudara ibu sesaat setelah bayi lahir (Prasetyono, 2012). Inisiasi
menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah
bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Jadi, sebenarnya bayi
manusia seperti juga bayi mamalia lain mempunyai kemampuan untuk
menyusu sendiri. Asalkan dibiarkan kontak kulit bayi dengan kulit
ibunya, setidaknya selama satu jam segera setelah lahir (Roesli, 2008).
Pada IMD, bayilah yang diharapkan berusaha untuk menyusu.
Pada jam pertama, bayi berhasil menemukan payudara ibunya. Inilah
awal hubungan menyusui antara bayi dan ibunya, yang akhirnya
berkelanjutan dalam kehidupan ibu dan bayi (Prasetyono, 2012).
b. Pentingnya Kontak Kulit dan Menyusu Sendiri
Menurut Roesli (2008), pentingnya kontak kulit dengan kulit
segera setelah lahir dan bayi menyusu sendiri dalam satu jam pertama
adalah :
1) Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat selama bayi
merangkak mencari payudara. Ini akan menurunkan kematian bayi
karena kedinginan (hypothermia).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
2) Ibu dan bayi merasa lebih tenang. Pernafasan dan detak jantung
bayi lebih stabil. Bayi akan lebih jarang menangis sehingga
mengurangi pemakaian energi.
3) Saat merangkak mencari payudara, bayi memindahkan bakteri dari
kulit ibunya dan ia akan menjilat-jilat kulit ibu, menelan bakteri
„baik‟ di kulit ibu. Bakteri „baik‟ ini akan berkembangbiak
membentuk koloni di kulit dan usus bayi, menyaingi bakteri „jahat‟
dari lingkungan.
4) „Bonding‟ (ikatan kasih sayang) antara ibu-bayi akan lebih baik
karena pada 1-2 jam pertama, bayi dalam keadaan siaga. Setelah
itu, biasanya bayi tidur dalam waktu yang lama.
5) Makanan awal non-ASI mengandung zat putih telur yang bukan
berasal dari susu mamalia, misalnya dari susu hewan. Hal ini dapat
mengganggu pertumbuhan fungsi usus dan mencetuskan alergi
lebih awal.
6) Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil menyusu
eksklusif dan akan lebih lama disusui.
7) Hentakan kepala bayi ke dada ibu, sentuhan tangan bayi di putting
susu dan sekitarnya, emutan, dan jilatan bayi pada puting ibu
merangsang pengeluaran hormon oksitosin. Pentingnya hormon
oksitosin :
a) Membantu rahim berkontraksi sehingga membantu
pengeluaran ari-ari (plasenta) dan mengurangi perdarahan ibu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
b) Merangsang produksi hormon lain yang membuat ibu menjadi
lebih rileks, lebih mencintai bayinya, meningkatkan ambang
nyeri, dan perasaan sangat bahagia.
c) Menenangkan ibu dan bayi serta mendekatkan mereka berdua.
Oleh karena itu dinamakan juga hormone kasih sayang.
d) Merangsang pengaliran ASI dari payudara.
8) Bayi mendapatkan ASI kolostrum – ASI yang pertama kali keluar.
Cairan emas ini kadang juga dinamakan the gift of life. Bayi yang
diberi kesempatan inisiasi menyusu dini lebih dulu mendapatkan
kolostrum daripada yang tidak diberi kesempatan. Kolostrum, ASI
istimewa yang kaya akan daya tahan tubuh, penting untuk
ketahanan terhadap infeksi, penting untuk pertumbuhan usus,
bahkan kelangsungan hidup bayi. Kolostrum akan membuat
lapisan yang melindungi dinding usus bayi yang masih belum
matang sekaligus mematangkan dinding usus ini.
9) Ibu dan ayah akan merasa sangat bahagia bertemu dengan bayinya
untuk pertama kali dalam kondisi seperti ini. Bahkan, ayah
mendapat kesempatan mengazankan anaknya di dada ibunya.
Suatu pengalaman batin bagi ketiganya yang amat indah.
c. Keuntungan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Ganga et al (2007) menyatakan bahwa Inisiasi dini
memberikan beberapa keuntungan untuk bayi dan ibu, yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
1) Membantu bayi tetap hangat.
2) Mengarahkan keterampilan menyusu secara lebih cepat.
3) Bayi mulai mendapatkan kolostrum sebagai makanan pertama.
Kolostrum memiliki antibodi (kekebalan) dengan konsentrasi yang
tinggi. Bayi mulai mendapatkan koloni kuman yang aman (flora
bakteri) dari ibu. Kedua hal ini menawarkan perlindungan terhadap
infeksi dan karenanya penting untuk kelangsungan hidup bayi.
4) Membantu kontraksi uterus, pengeluaran plasenta lebih cepat,
mengurangi kehilangan darah ibu dan mencegah anemia.
5) Menghasilkan kadar gula yang lebih baik dan parameter biokimia
lain dalam beberapa jam pertama kelahiran.
6) Bagian awal dari mekonium (tinja pertama kehitaman-hijau) dan
karenanya menurunkan intensitas normal (fisiologis) ikterus.
7) Awal dari kesuksesan menyusui dalam jangka panjang.
8) Menambah ikatan ibu dan bayi.
9) dimungkinkan memiliki peran dalam meningkatkan perkembangan
sistem saraf bayi.
d. Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Pada pelaksanaan IMD, setelah bayi lahir, ia akan dibersihkan
dengan kain lap, lalu ditaruh di atas perut ibu. Selanjutnya, bayi
dibiarkan mencari putting payudara ibu secara mandiri. Ketika itu, ibu
dapat merangsang bayi dengan sentuhan lembut. Jika perlu, ibu boleh
mendekatkan bayi pada puting payudara, tetapi jangan memaksakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
bayi saat itu. Biasanya, bayi siap minum ASI pada 3040 menit setelah
dilahirkan (Prasetyono, 2012).
Menurut Roesli (2008), tatalaksana inisiasi menyusu dini
adalah sebagai berikut :
1) Dianjurkan suami dan keluarga mendampingi ibu saat persalinan.
2) Disarankan untuk tidak atau mengurangi penggunaan obat kimiawi
saat persalinan. Dapat diganti dengan cara non-kimiawi, misalnya
pijat, aromaterapi, gerakan, atau hypnobirthing.
3) Biarkan ibu menentukan cara melahirkan yang diinginkan misalnya
melahirkan normal, di dalam air, atau dengan jongkok.
4) Seluruh badan dan kepala bayi dikeringkan secepatnya, kecuali
kedua tangannya. Lemak putih (vernik) yang menyamankan kulit
bayi sebaiknya dibiarkan.
5) Bayi ditengkurapkan di dada atau perut ibu. Biarkan kulit bayi
melekat dengan kulit ibu. Posisi kontak kulit dengan kulit ini
dipertahankan minimum satu jam atau setelah menyusu awal
selesai. Keduanya diselimuti. Jika perlu, gunakan topi bayi.
6) Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu. Ibu dapat merangsang bayi
dengan sentuhan lembut, tetapi tidak memaksakan bayi ke putting
susu.
7) Ayah didukung agar membantu ibu untuk mengenali tanda-tanda
atau perilaku bayi sebelum menyusu. Hal ini dapat berlangsung
beberapa menit atau satu jam, bahkan lebih. Dukungan ayah akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
meningkatkan rasa percaya diri ibu. Biarkan bayi dalam posisi kulit
bersentuhan dengan kulit ibunya setidaknya selam satu jam,
walaupun ia telah berhasil menyusu pertama sebelum satu jam.
Jika belum menemukan puting payudara ibunya dalam waktu satu
jam, biarkan kulit bayi tetap bersentuhan dengan kulit ibunya
sampai berhasil menyusu pertama.
8) Dianjurkan untuk memberikan kesempatan kontak kulit dengan
kulit pada ibu yang melahirkan dengan tindakan, misalnya operasi
Caesar.
9) Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur, dan dicap
setelah satu jam atau menyusu awal selesai. Prosedur yang
invasive, misalnya suntikan vitamin k dan tetesan mata bayi yang
ditunda.
10) Rawat gabung-ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar. Selama 24
jam ibu-bayi tetap tidak dipisahkan dan bayi selalu dalam jangkuan
ibu. Pemberian minuman pre-laktal (cairan yang diberikan sebelum
ASI „keluar‟) dihindari.
Ganga et al (2007) menyatakan bahwa segera setelah
melahirkan dan setelah bayi telah menangis dan mulai bernapas
dengan baik, maka :
1) Bayi itu harus benar-benar dikeringkan (kecuali untuk tangan)
dengan kain katun lembut.
2) Tangan harus dicuci dengan benar menggunakan sabun dan air
sebelum menyentuh bayi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
3) Selanjutnya bayi ditunjukkan dan kemudian didekatkan kepada ibu
serta dilakukan sebentar kontak pipi dengan pipi. Hal ini
memungkinkan ibu untuk mencium bayi dan juga memfasilitasi
kebiasaan mengatakan pesan suci di telinga bayi.
4) Telungkupkan bayi di antara payudara ibu. Bayi dan dada ibu
keduanya telanjang, sehingga bayi memiliki kontak kulit ke kulit
dengan ibu secara penuh. Bayi dan ibu harus ditutup bersama-sama
dengan kain, sehingga mereka tetap hangat sambil terus dengan
kontak kulit ke kulit.
5) Perawatan harus dilakukan untuk mencegah bayi jatuh.
6) Bayi sangat waspada dan responsif segera setelah dilahirkan
sehingga nalurinya berada di tingkat yang terbaik.
7) Bayi dijaga tetap hangat selama kontak kulit ke kulit dengan ibu.
Sentuhan juga merupakan stimulus yang kuat untuk perkembangan
saraf.
8) Risiko infeksi pada bayi berkurang karena kuman yang aman
(bakteri) dari ibu mulai menjajah kulitnya dan usus, serta
mencegah kuman berbahaya untuk tumbuh.
9) Posisi ini memastikan stimulasi naluriah awal dan memberikan
kehangatan, cinta, keamanan dan makanan. Hal ini juga memulai
proses ikatan antara bayi dan ibu.
10) Bila mungkin, angkat kepala ibu di atas bantal untuk memfasilitasi
kontak visual ibu-bayi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
11) Tendangan dari bayi akan memberikan sentakan yang merangsang
kontraksi rahim. Hal ini akan membantu untuk mengeluarkan
plasenta dan mengurangi perdarahan.
12) Setelah bayi menyadari bahwa terdapat makanan di dekatnya, dia
mulai mengeluarkan air liur.
13) Bau payudara merupakan stimulus kuat yang mendorong bayi
menuju puting. Penciuman bayi berkembang dengan baik. Bau zat
yang dikeluarkan oleh puting mirip dengan bau zat dalam cairan
ketuban yang mengelilingi bayi di dalam rahim.
14) Pijatan bayi membuat puting memanjang. Pijatan terhadap puting
juga melepaskan hormon yang disebut oksitosin pada ibu. Hal ini
membantu untuk kontrak rahim, mengurangi perdarahan dan
mencegah anemia pada ibu.
15) Bayi mulai membuat gerakan. Tangan bayi harus memiliki cairan
ketuban pada mereka, sebagai panduan bayi ke puting.
16) Bahu, pinggul dan leher otot bayi yang cukup berkembang untuk
membantu dia bergerak.
17) Walaupun dengan pandangan yang terbatas, bayi dapat melihat
areola. Jika bayi mengangkat kepalanya, dia juga bisa melihat
wajah ibunya.
18) Bayi itu kemudian mencapai puting, mengangkat kepalanya dan
posisi melekat ke puting yang baik dengan mulut terbuka lebar
untuk mengambil seteguk ASI.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
19) Kontak kulit ke kulit pertama ini harus terus dipertahankan sampai
bayi selesai menyusu pertama.
Pencarian putting susu pada bayi akan terjadi dengan sendirinya,
karena adanya bau yang khas dari ibunya sehingga bau sang ibu itulah
yang akhirnya menuntun bayi untuk mencari puting susu ibu sesaat
setelah bayi lahir (Widjanarko, 2011).
Usaha bayi merangkak mencari payudara secara standar pasti
tidak dapat dilakukan pada persalinan operasi Caesar. Namun, jika
diberikan anastesi spinal atau epidural, ibu dalam keadaan sadar
sehingga dapat segera memberi respons pada bayi. Bayi dapat segera
diposisikan sehingga kontak kulit ibu dan bayi dapat terjadi. Usahakan
menyusu pertama dilakukan di kamar operasi. Jika keadaan ibu atau
bayi belum memungkinkan, bayi diberikan pada ibu pada kesempatan
yang tercepat. Jika dilakukan anastesi umum, kontak dapat terjadi di
ruang pulih saat ibu sudah dapat merespons walaupun masih
mengantuk atau dalam pengaruh obat bius. Sementara menunggu ibu
sadar, ayah dapat menggantikan ibu untuk memberikan kontak kulit
dengan kulit sehingga bayi tetap hangat. Untuk mendukung terjadinya
inisiasi menyusu dini pada persalinan Caesar, berikut ini
tatalaksananya.
1) Tenaga dan pelayanan kesehatan yang suportif.
2) Jika mungkin, diusahakan suhu ruangan 20 derajad-25 derajad C.
disediakan selimut untuk menutupi punggung bayi dan badan ibu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Disiapkan juga topi bayi untuk mengurangi hilangnya panas dari
kepala bayi.
3) Tatalaksana selanjutnya sama dengan tatalaksana umum.
4) Jika inisiasi menyusu dini belum terjadi di kamar bersalin, kamar
operasi, atau bayi harus dipindah sebelum satu jam maka bayi tetap
diletakkan di dada ibu ketika dipindahkan ke kamar perawatan atau
pemulihan. Menyusu dini dilanjutkan di kamar perawatan ibu atau
kamar pulih (Roesli, 2008).
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Aprillia (2009) menyebutkan beberapa faktor yang
mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini antara
lain:
1) Kebijakan Instansi pelayanan kesehatan tentang IMD dan ASI
Eksklusif.
2) Pengetahuan, Motivasi dan Sikap tenaga penolong persalinan.
3) Pengetahuan, Motivasi dan Sikap ibu.
4) Gencarnya promosi susu formula
5) Dukungan anggota keluarga
Penelitian Örün (2012) mendapatkan hasil adanya hubungan
yang positif antara multiparitas dan bayi yang cukup bulan terhadap
inisiasi menyusu dini (IMD). Lumula et al (2012) dalam penelitiannya
mendapatkan hasil bahwa dukungan keluarga, pendidikan ibu, dan
tindakan bidan mempunyai pengaruh positif terhadap pelaksanaan
inisiasi menyusu dini (IMD). Adapun dalam penelitian Lessen et al
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
(dalam Örün et al, 2010) mendapatkan hasil bahwa pengalaman
menyusui sebelumnya mempunyai hubungan positif dengan inisiasi
menyusui dini (IMD).
Adapun faktor penghambat inisiasi menyusu dini (IMD)
menurut Roesli (2008) adalah sebagai berikut :
1) Bayi kedinginan tidak benar
Bayi berada dalam suhu yang aman jika melakukan kontak kulit
dengan sang ibu. Suhu payudara ibu meningkat 0,5 derajad dalam
dua menit jika bayi diletakkan di dada ibu.
Berdasarkan hasil penelitian Dr, Neils Bergman (2005) ditemukan
bahwa suhu dada ibu yang melahirkan menjadi 1 derajad celcius
lebih panas dari pada suhu dada ibu yang tidak melahirkan. Jika
bayi yang diletakkan di dada ibu ini kepanasan, suhu dada ibu akan
turun 1 derajad celcius. Jika bayi kedinginan, suhu dada ibu akan
meningkat 2o C untuk menghangatkan bayi. Jadi dada ibu yang
melahirkan merupakan tempat terbaik bagi bayi yang baru lahir
dibandingkan tempat tidur yang canggih dan mahal.
2) Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui
bayinya-tidak benar
Seorang ibu jarang terlalu lelah untuk memeluk bayinya segera
lahir. Keluarnya oksitosin saat kontak kulit ke kulit serta saat bayi
menyusu dini membnatu menenangkan ibu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
3) Tenaga kesehatan kurang tersedia-tidak masalah
Saat bayi di dada ibu, penolong persalinan dapat melanjutkan
tugasnya. Bayi dapat menemukan sendiri payudara ibu. Libatkan
ayah atau keluarga terdekat untuk menjaga bayi sambil memberi
dukungan pada ibu.
4) Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk-tidak masalah
Dengan bayi di dada ibu, ibu dapat dipindahkan ke ruang pulih
atau kamar perawatan. Beri kesempatan pada bayi untuk
meneruskan usahanya mencapai payudara dan menyusu dini.
5) Ibu harus dijahit-tidak masalah
Kegiatan merangkak mencari payudara di area payudara terjadi di
area payudara yang dijahit bagian bawah tubuh ibu.
6) Suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit
gonore (gonorrhea) harus segera diberikan setelah lahir –tidak
benar
Menurut American College of Obstetrics and Gynecology and
Academy Breasfeeding Medicine (2007), tindakan pencegahan ini
dapat ditunda setidaknya selama satu jam sampai bayi menyusu
sendiri tanpa membahayakan bayi.
7) Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang, dan diukur-
tidak benar
Menunda memandikan bayi berarti menghindarkan hilangnya
panas badan bayi. Selain itu, kesempatan vernic caseosa meresap,
melunakkan dan melindungi kulit bayi lebih besar. Bayi dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
dikeringkan segera setelah lahir. Penimbangan dan pengukuran
dapat ditunda sampai menyusui awal selesai.
8) Bayi kurang siaga-tidak benar
Justru pada 1-2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga
(alert). Setelah itu, bayi tidur dalam waktu yang lama, jika bayi
mengantuk akibat obat yang diasup ibu, kontak kulit akan lebih
penting lagi karena bayi memerlukan bantuan lebih untuk bonding.
9) Kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai
sehingga diperlukan cairan lain (cairan pralaktal)-tidak benar.
Kolostrum cukup dijadikan makanan pertama bayi baru lahir. Bayi
dilahirkan dengan membawa bekal air dan gula yang dapat dipakai
pada saat itu.
10) Kolostrum tidak baik, bahkan berbahaya untuk bayi-tidak benar
Kolostrum sangat diperlukan untuk tumbuh kembang bayi. Selain
sebagai imunisasi petama dan mengurangi kuning pada bayi baru
lahir, kolostrum melindungi dan mematangkan dinding usus yang
masih muda.
2. Pendampingan Suami
Suami merupakan keluarga yang paling dekat dengan ibu
melahirkan. Pendampingan suami akan mempengaruhi keberhasilan
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yang dilakukan ibu yang baru melahirkan.
Kehadiran suami mendatangkan rasa tenang dan aman bagi ibu, serta
percaya diri sehingga berpengaruh terhadap keberhasilan pelaksanan IMD.
Hal ini juga didukung dengan hasil penelitian Suryani & Mularsih (2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
yang menunjukkan bahwa ada hubungan dukungan suami dengan
pelaksanaan inisiasi menyusui dini pada ibu post partum.
Menurut (Marshall, 2000) menyebutkan bahwa dukungan pada
persalinan dapat di bagi menjadi dua yaitu:
1. Dukungan Fisik
Adalah dukungan langsung berupa pertolongan langsung yang
diberikan oleh keluarga atau suami kepada ibu bersalin.
2. Dukungan Emosional
Adalah dukungan berupa kehangatan, kepedulian maupun ungkapan
empati yang akan menimbulkan keyakinan bahwa ibu merasa di cintai
dan diperhatikan oleh suami, yang pada akhirnya dapat berpengaruh
kepada keberhasilan.
Persalinan merupakan saat yang menegangkan dan menggugah
emosi bagi ibu dan keluarga. Persalinan menjadi saat yang menyakitkan
dan menakutkan bagi ibu, kerena itu pastikan bahwa setiap ibu
mendapatkan asuhan sayang ibu selama persalinan dan kelahiran. Asuhan
ibu yang dimaksud berupa dukungan emosional dari suami dan angota
keluarga lain untuk berada di samping ibu selama proses persalinan dan
kelahiran. Suami dianjurkan untuk melakukan peran aktif dalam
mendukun ibu dan mengidentifikasikan langkah-lngkah yang mungkin
untuk kenyamanan ibu. Hargai keinginan ibu untuk menghadirkan teman
atau saudara untuk menemaninya (BKKBN, 2013).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Dukungan suami dalam proses persalinan akan memberi efek pada
ibu yaitu dalam hal emosi, emosi ibu yang tenang akan menyebabkan sel-
sel sarafnya mengeluarkan hormon oksitosin yang reaksinya akan
menyebabkan kontraksi pada rahim pada akhir kehamilan untuk
mengeluarkan bayi yang selanjutnya juga akan berpengaruh terhadap
pengeluaran ASI ibu (Ganggal, 2007).
Menurut Devi dalam Hamilton (2008) Bagi suami yang siap
mental mendampingi istrinya selam proses persalinan dapat memberikan
manfaat seperti:
1. Memberi rasa tenang dan penguat psikis pada istri
Suami adalah orang terdekat yang dapat memberikan rasa aman dan
tenang yang diharapkan istri selama proses persalinan. Ditengah
kondisi yang tidak nyaman , istri memerlukan pegangan, dukungan
dan semangat untu mengurangi kecemasan dan ketakutannya.
2. Selalu ada bila dibutuhkan
Dengan berada di samping istri, suami siap membantu apa saja yang
dibutuhkan istri. Di saat-saat bersalin kebutuhan akan kasih sayang,
dukungan, serta perhatian lebih diharapkan oleh sang ibu daripada
kebutuhan materi seperti makan, minum meskipun itu juga penting
dalam proses persalinan (Dashti, 2010).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
3. Kedekatan emosi suami-istri bertambah
Suami akan melihat sendiri perjuangan hidup dan mati sang istri saat
melahirkan anak sehingga membuatnya semakin sayang kepada
istrinya.
4. Suami akan lebih menghargai istri
Melihat pengorbana istri saat persalinan suami akan dapat lebih
menghargai istrinya dan menjaga priakunya. Karena dia akan
mengingat bagaimana besarnya pengorbanan istrinya.
5. Membantu keberhasilan IMD
IMD merupakan Inisiasi Menyusui Dini yang akan digalakkan oleh
pemerintah untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi. IMD akan
tercapai dengan adanya dukungan dari suami terhadap istrinya.
6. Pemenuhan nutisi
Nutrisi ibu saat melahirkan akan terpenuhi karena tugas pendamping
adalah memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan tubuh ibu yaitu dengan
cara pemberian makan dan minum saat kontraksi rahim ibu mulai
melemah.
7. Membantu mengurangi rasa nyeri saat persalinan
Dengan adanya pendamping maka akan memberikan rasa nyaman
dan aman bagi ibu yang sedang mengalami persalinan karena adanya
dukungan dari orang yang paling di sayang sehingga mampu
mengurangi rasa sakit dan nyeri yang dialami.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Menurut Hamilton dalam Kurniasih (2009) menyatakan peran pendamping
selama proses persalinan yaitu:
1. Mengatur posisi ibu, dengan membantu ibu tidur miring atau sesuai
dengan keinginan ibu disela-sela kontraksi dan mendukung posisi ini
agar dapat mengedan secara efektif saat relaksasi.
2. Mengatur nafas ibu, dengan cara membimbing ibu mengatur nafa saat
kontraksi dan beristirahat saat relaksasi.
3. Memberikan asuhan tubuh, dengan menghapus keringat ibu,
memegang tangan, memberikan pijatan, mengelus perut ibu dengan
lembut.
4. Memberi informasi kepada ibu tentang kemajuan persalinan.
5. Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa aman.
6. Membantu ibu ke kamar mandi.
7. Memberi cairan dan nutrisi sesuai keinginan ibu.
8. Memberikan dorongan spiritual dengan ikut berdoa.
9. Memberi dorongan semangat mengedan saat kontraksi serta
memberikan pujian atas kemampuan ibu saat mengedan.
Menurut Azwar (2012) suami sebagai pendamping persalinan dapat
melakukan hal sebagai berikut:
1. Memberi dorongan semangat yang akan dibutuhkan jika persalinan
lebih lama dari yang diperkirakan. Suami sebaiknya iberitahu terlebih
dahulu bahwa jika istri berteriak padanya hanya karena sang istri tidak
mungkin berteriak pada dokter.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
2. Memijat bagian tubuh, agar anda tidak terlalu tegang atau untuk
mengalihkan perhatian istri dari kontraksi. Pukulan perlahan pada
perut yang disebut effleurage, dengan menggunakan ujung jari
merupakan pijatan yang disarankan.
3. Memastikan istri merasa nyaman dengan menyediakan bantal, air,
permen atau potongan es untuk istri atau memanggil perawat atau
dokter jika istri membutuhkan bantuan.
4. Memegang istri saat mengedan agar istrimemiliki pegangan saat
mendorong dan memimpin istri agar mengedan dengan cara yang
paling efektif.
Kehadiran suami tanpa tekanan dari luar, pada proses persalinan
akan sangat penting dalam membantu istri teruteme jika suami tahu
banyak tentang proses melahirkan. Para suami sering mengeluh betapa
tertekannya mereka karena sama sekali tidak tahu apa yang harus
dikerjakan untuk menolong istrinya. (lutfiatus Sholilah, 2008:35).
Situasi atau kondisi dimana suami tidak bisa mendampingi selama
proses persalinan seperti:
1. Suami tidak siap mental
Umumnya, suami tidak tega, lekas panik, saat melihat istrinya
kesakitan atau tidak tahan bila harus melihat darah yang keluar saat
persalinan. Tipe suami seperti ini bukanlah orang yang tepat menjadi
pendamping diruang bersalin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
2. Tidak diizinkan pihak RS
Beberapa RS tidak mengizinkan kehadiran pendamping selain petuga
medis bagi ibu yang menjalani proses persalinan, baik normal maupun
cesar. Beberapa alasan yang diajukan adalah kehadiran pendamping
dapat mengganggu konsentrasi petugas medis yang telah membantu
proses persalinan, tempat yang tidak luas dan kesterilan ruang oprasi
menjadi berkurang dengan hadirnya orang luar.
3. Pengetahuan yang kurang
Pengetahuan yang cukup sangat diperlukan oleh para suami, selain
untuk mengetahui seberapa penting dukungan yang diberikan kepada
para istri saat melahirkan dan juga pemdamingan setelah persalinan,
maka para suami juga akan sedikit mengetahui kalau-kalau istri
menghendaki sesuatu atau menerima saran dari petugas kesehatan
tentang hal yang berkaitan dengan persalinan tersebut.
3. Dukungan Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan memiliki peranan penting untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar
masyarakat mampu untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat sehingga akan terwujud derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya
manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi serta sebagai salah satu
unsur kesejahteraan umum sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Hal ini
menyebabkan pemerintah merasa perlu membuat peraturan secara khusus,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
yang diimplementasikan dengan pembuatan Undang-Undang Nomor 36
tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.
Pada pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan, disebutkan bahwa tenaga kesehatan adalah setiap
orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan. Pada ayat 2 dinyatakan bahwa asisten
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan bidang kesehatan di bawah jenjang Diploma Tiga.
Adapun pada Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996
tentang Tenaga Kesehatan menyebutkan bahwa :
(1) Tenaga kesehatan terdiri dari :
b. tenaga medis;
c. tenaga keperawatan;
d. tenaga kefarmasian;
e. tenaga kesehatan masyarakat;
f. tenaga gizi;
g. tenaga keterapian fisik;
h. tenaga keteknisian medis.
(2) Tenaga medis meliputi dokter dan dokter gigi.
(3) Tenaga keperawatan meliputi perawat dan bidan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
(4) Tenaga kefarmasian meliputi apoteker, analis farmasi dan asisten
apoteker.
(5) Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiolog kesehatan,
entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan, penyuluh
kesehatan, administrator kesehatan dan sanitarian.
(6) Tenaga gizi meliputi nutrisionis dan dietisien.
(7) Tenaga keterapian fisik meliputi fisioterapis, okupasiterapis dan terapis
wicara.
(8) Tenaga keteknisian medis meliputi radiografer, radioterapis, teknisi
gigi, teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien,
otorik prostetik, teknisi transfusi dan perekam medis.
Tenaga kesehatan mempunyai peran yang besar dalam peningkatan
keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Aprillia (2008) menyatakan
bahwa berhasil atau tidaknya penyusuan dini di tempat pelayanan ibu
bersalin, rumah sakit sangat tergantung pada petugas kesehatan yaitu
perawat, bidan atau dokter karena merekalah yang pertama-tama akan
membantu ibu bersalin melakukan Inisiasi Menyusu Dini. Petugas
kesehatan di kamar bersalin harus memahami tatalaksana IMD yang baik
dan benar, petugas kesehatan tersebut diharapkan selalu mempunyai sikap
yang positif terhadap IMD. Mereka diharapkan dapat memahami,
menghayati dan mau melaksanakannya. Betapa pun sempitnya waktu yang
dipunyai oleh petugas kesehatan tersebut, diharapkan masih dapat
meluangkan waktu. untuk memotivasi dan membantu ibu habis bersalin
untuk melaksanakan IMD. Menurut Yulianty (2010) dukungan tenaga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
kesehatan diwujudkan dengan pemberian informasi, melatih keterampilan,
dan tindakan tenaga kesehatan terhadap Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
B. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelitian yang masih relevan dengan penelitian ini, diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Lumula et al (2012)
Melakukan penelitian dengan judul : Determinan Pelaksanaan
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Wilayah Kerja Puskesmas Tilamuta
Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo. Jenis penelitian adalah
observasional analitik dengan rancangan cross sectional study. Populasi
penelitian adalah ibu bersalin di wilayah kerja Puskesmas Tilamuta
mulai bulan Januari-Desember 2012. Sampel sebanyak 215 orang
yang dilakukan secara simple random sampling. Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan wawancara. Teknik analisis data
dilakukan dengan menggunakan chi square dan regresi logistik. Hasil
penelitian menunjukkan :
a. Ibu yang mendapatkan dukungan keluarganya 6,8 kali lebih besar
dapat melakukan IMD dibandingkan dengan ibu yang tidak
mendapatkan dukungan dari keluarganya.
b. Ibu yang berpendidikan cukup 5,9 kali lebih besar dapat melakukan
IMD dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan kurang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
c. Ibu yang mendapatkan tindakan nyata dari bidan 2,6 kali lebih
besar dapat melakukan IMD dibandingkan pada ibu yang tidak
mendapatkan tindakan dari bidan.
2. Suryani & Mularsih (2011)
Melakukan penelitian dengan judul : Hubungan Dukungan Suami
dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini Pada Ibu Post Partum di BPS
Kota Semarang. Penelitian menggunakan rancangan cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah suami dari semua ibu nifas yang
bersalin pada bulan Februari dan Maret di BPS Ny. Ida Purwanto
sebanyak 30 orang. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini,
adalah sampel jenuh (total sample), yaitu keseluruhan dari anggota
populasi yaitu sebanyak 30 orang. Hasil penelitian menunjukkan :
a. Semua responden (suami dari ibu nifas yang bersalin pada bulan
Februari dan Maret di BPS Ny. Ida Purwanto) berumur 20 –35 tahun.
Sebagian besar responden menempuh tingkat Pendidikan Menengah
(SMA/sederajat sebanyak 17 (56,7%) responden dan sebagian besar
responden bekerja sebagai karyawan swasta sebanyak 9 (30%)
responden.
b. Sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik tentang ASI dan
inisiasi menyusui dini sebanyak 15 (50%) responden.
c. Sebagian besar responden termasuk dalam kategori mendukung ibu
post partum dalam pelaksanaan IMD sebanyak 18 (60%) responden.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
d. Sebagian besar responden termasuk dalam kategori berhasil
melaksanakan inisiasi menyusui dini pada bayi mereka sebanyak 17
(56,7%) responden.
e. Ada hubungan dukungan suami dengan pelaksanaan inisiasi menyusui
dini pada ibu post partum di BPS Ny. Ida Purwanto, dengan ρ value
sebesar 0,004 (ρ value< 0,05).
3. Widiastuti et al (2013)
Melakukan penelitian dengan judul : Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Ruang Mawar
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Soewondo Kendal. Desain yang
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional. Rancangan
penelitian yang digunakan adalah rancangan cross sectional. Populasi
dalam penelitian ini adalah semua perawat dan bidan di ruang mawar
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Soewondo Kendal sebanyak 37 orang.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampel.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Teknik
analisis data yang digunakan adalah korelasi Spearman Rank. Hasil
penelitian menunjukkan :
a. Ada pengaruh pengetahuan perawat dan bidan terhadap pelaksanaan
inisiasi menyusu dini di ruang Mawar RSUD Dr. H. Soewondo
Kendal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
b. Ada pengaruh sikap perawat dan bidan terhadap pelaksanaan inisiasi
menyusu dini di ruang Mawar RSUD Dr. H. Soewondo Kendal.
c. Ada pengaruh pengalaman perawat dan bidan terhadap pelaksanaan
inisiasi menyusu dini di ruang Mawar RSUD Dr. H. Soewondo
Kendal.
4. Hidayat & Dewantiningrum (2012)
Melakukan penelitian dengan judul : Perbandingan Pelaksanaan
Inisiasi Menyusu Dini Berdasar Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil.
Penelitian ini adalah penelitian cohort prospektif. Sebanyak 56 sampel ibu
hamil dengan usia kehamilan > 28 minggu yang memeriksakan
kehamilannya di Puskesmas Halmahera dan Puskesmas Ngesrep selama
Maret-Juni 2012 serta memenuhi kriteria inklusi dan menjadi sampel
dalam penelitian ini. Sampel dibagi dalam kelompok pengetahuan tinggi
(n=28) dan rendah (n=28). Semua sampel mengisi kuesioner dan
diwawancarai setelah ibu melahirkan. Analisis data dilakukan dengan uji
chi-square untuk analis is bivariat dan uji regresi logistik ganda untuk
analisis multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan
IMD pada ibu dengan tingkat pengetahuan mengenai IMD yang tinggi
lebih besar di bandingkan ibu dengan tingkat pengetahuan mengenai IMD
yang rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
C. Kerangka Berpikir
Gambar 2.1. Kerangka pikir penelitian hubungan pendampingan suami pada
ibu ibu bersalin serta dukungan kesehatan dengan keberhasilan inisisasi
menyusu dini
1. Hubungan Pendampingan Suami Dengan Keberhasilan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD)
Keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini melibatkan tiga hubungan
insani, yaitu bayi yang disusui, ibu yang memberikan ASI, dan suami.
Roesli (2008) bahwa kondisi emosi yang stabil menentukan tingkat
produksi ASI yang dihasilkan ibu. Kestabilan emosi tersebut, bisa
diraih bila sang suami turut mendukung.
Keterlibatan seorang suami dalam Inisasi Menyusu Dini (IMD)
akan memberi motivasi pada ibu dan menentukan kestabilan emosi ibu.
Kondisi emosi yang stabil menentukan sikap yang positif dari ibu.
Kestabilan emosi tersebut, bisa diraih bila sang suami atau keluarga
memberikan dukungan dan motivasinya secara maksimal. Dukungan
Ibu Bersalin
Faktor Internal :
Kemampuan ibu
Kesehatan ibu
Pengetahuan ibu
Faktor Eksternal :
Pendampingan
suami
Dukungan
tenaga
kesehatan
Proses Persalinan
Bayi Sehat
Pelaksanaan
IMD
Motivasi
Berhasil
Tidak Berhasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
memberikan suatu kesan bahwa ia dicintai dan diperhatikan, memiliki
harga diri dan dihargai. Sehingga dengan sendirinya akan berpengaruh
terhadap emosional ibu dimana ia lebih tenang, nyaman, percaya diri
dalam melakukan proses IMD pada bayinya (Lumula et al, 2012).
Beberapa peneliti telah membuktikan hubungan dukungan suami
dengan keberhasilan IMD, diantaranya adalah Suryani dan Mularsih
(2011). Hasil penelitian Mularsih dkk (dalam Lumula et al, 2012)
membuktikan bahwa responden yang mendapatkan dukungan dalam
pelaksanaan inisiasi menyusui dini, 77,8% menyatakan bahwa bayi
mereka berhasil melakukan IMD.
4. Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan Dengan Keberhasilan
Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Tenaga kesehatan merupakan suatu hal yang penting dalam
keberhasilan pelaksanaan IMD, karena tenaga kesehatan merupakan orang
yang melakukan pertolongan persalinan. Dukungan tenaga kesehatan
berupa pemberian informasi dan keterampilan mengenai IMD setelah ibu
melahirkan menimbulkan niat dan keinginan untuk melakukan IMD.
Informasi dan pemberian keterampilan yang diberikan tenaga
kesehatan mengenai IMD akan meningkatkan pengetahuan ibu hamil. Ibu
hamil akan mengetahui mengenai pengertian, manfaat, dan
penatalaksanaan IMD. Pengetahuan ibu hamil akan berpengaruh terhadap
pelaksanaan IMD. Hal ini seperti terungkap dari penelitian Hidayat dan
Dewantiningrum (2012) yang mendapatkan hasil tingkat pengetahuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
memiliki hubungan bermakna dengan pelaksanaan IMD dengan angka
signifikansi sebesar p=0.029 dan RR sebesar 1,615 yang berarti bahwa
angka pelaksanaan IMD pada kelompok dengan tingkat pengetahuan
tinggi lebih tinggi 1,6 kali dibanding kelompok dengan tingkat
pengetahuan rendah.
D. Hipotesis
1. Ada hubungan pendampingan suami dengan keberhasilan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.
2. Ada hubungan dukungan tenaga kesehatan dengan keberhasilan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.
3. Ada hubungan pendampingan suami dan dukungan tenaga kesehatan
secara serentak dengan keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di
Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta. Penelitian dilakukan pada 4 Bidan Praktik Swasta
(BPS) yang telah menerapkan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
B. Waktu Penelitian
Waktu yang diperlukan dalam penelitian ini adalah selama 2 bulan,
yaitu bulan April sampai bulan Juni tahun 2015.
C. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional sedangkan
desain yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional, yang
mempelajari hubungan-hubungan atau korelasi antara faktor-faktor resiko dan
dampak atau efeknya di observasi pada waktu yang sama (Sastroasmoro dan
Ismael, 2006).
D. Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah bidan praktik swasta (BPS) di
kecamatan Depok Kabupaten Sleman diketahui ada 12 BPS, tetapi hanya 4
BPS yang menerapkan program inisiasi menyusu dini (IMD) secara benar.
Sehingga 4 BPS ini yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari populasi (Zuriah, 2009). Sampel dalam
penelitian ini digunakan sampel jenuh, yaitu semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel penelitian (Sugiyono, 2010). Sehingga sampel
dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil dengan HPL antara bulan
Mei-Juni tahun 2015 yang melakukan pemeriksaan serta berencana
melahirkan di 4 bidan praktek swasta yang menerapkan program IMD
secara benar berjumlah 39 ibu hamil.
E. Variabel Penelitian
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel bebas
dan 1 variabel terikat.
1. Variabel Bebas
X1 = Pendampingan Suami
X2 = Dukungan tenaga kesehatan
2. Variabel Terikat
(Y) : Keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
F. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Pendampingan Suami
a. Tindakan asuh dan asih suami kepada istri pada waktu proses persalinan
sampai melahirkan yang berdampak pada berhasil tidaknya ibu dalam
melakukan IMD.
b. Alat Ukur
Alat yang digunakan adalah lembar kuesioner
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
c. Skala Data
Skala data: ordinal, dengan criteria :
Pendampingan baik : jika jumlah skor 1-6
Pendampingan sedang : jika jumlah skor 7-13
Pendampingan kurang : jika jumlah skor 14-20
2. Dukungan Tenaga Kesehatan
a. Definisi
Motivasi, pemberian kesempatan dan bantuan serta fasilitas oleh tenaga
kesehatan pada ibu bersalin untuk melakukan IMD pada bayi yang
dilahirkanya.
b. Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner
c. Skala Data
Skala data : ordinal, dengan criteria :
Dukungan tenaga kesehatan tinggi : jika jumlah nilai 1-5
Dukungan tenaga kesehatan sedang : jika jumlah nilai 6-12
Dukungan tenaga kesehatan rendah : jika jumlah nilai 13-18
3. Keberhasilan inisiasi menyusu dini
a. Definisi
Ketersediaan ibu dalam memberikan kesempattan kepada bayinya
untuk mencari putting susu ibu sendiri selama satu jam setelah
melahirkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
b. Alat ukur data
Alat ukur data keberhasilan inisiasi menyusu dini menggunakan daftar
tilik (checklist) yang disadur dari lembar observasi JNPK-KR Depkes
RI tahun 2008.
c. Skala Data
Skala data : kontinu diubah menjadi dikotomi dengan kriteria :
Berhasil : jika jumlah nilai 1-7
Tidak berhasil : jika jumlah nilai 8-18
G. Prosedur Pengumpulan Data
1. Data primer
Dalam penelitian ini pengumpulan data primer dilakukan melalui checklist
yang kemudian dijadikan acuan dalam melakukan observasi pada suami
tentang ketersediaanya mendampingi istrinya yang sedang melahirkan,
sedangkan untuk mengetahui ada dukungan dari tenaga kesehatan peneliti
menggunakan kuesioner yang akan diisi oleh tenaga kesehatan. Untuk
keberhasilan inisiasi menyusu dini juga berpedoman dengan checklist
sesuai dengan teori yang ada.
2. Data sekunder
Dalam penelitian ini yang menjadi data sekunder adalah data yang
diperoleh dari dinas kesehatan Sleman dan data dari puskesmas yang
berhubungan dengan penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
3. Pendokumentasian
Dalam penelitian ini baik data primer yang di dapatkan akan di catat pada
lembar penilaian atau checklist sebagai instrumen dalam penelitian ini.
Sedangkan data sekunder dicatat sebagai bahan acuan sewaktu-waktu.
H. Instrumen dan pengumpulan data
Pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
4. Kuesioner
Kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk pengambilan data
dukungan tenaga kesehatan. Kuesioner atau angket adalah satu set tulisan
tentang pertanyaan yang diformulasi supaya responden mencatat
jawabannya. Pertanyaan dalam kuesioner ialah tentang indikator dari
konsep (Silalahi, 2009). Instrumen yang dipergunakan adalah kuesioner
dukungan tenaga kesehatan yang pernah digunakan oleh Roslina Yuliaty
dalam penelitaianya yang berjudul “Pengaruh Peran Tenaga Kesehatan
Terhadap Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Puskesmas Bromo
Medan Tahun 2010”.
Tabel 3.3. Kisi-kisi Instrumen Dukungan Tenaga Kesehatan
No. Indikator No. Item Jml. Item
1. Pemberian Informasi tentang IMD 1, 2, 3, 4 4
2. Pemberian keterampilan tatalaksana
IMD
5, 6, 7, 8, 9,
10, 11
7
3. Dukungan terhadap pelaksanaan IMD 12, 13, 14,
15, 16, 17, 18
7
Jumlah 18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
5. Observasi
Observasi adalah aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan
secara sistematis. Pengamatan dapat dilakukan secara terlibat (partisipatif)
ataupun non partisipatif. Pengamatan partisipatif merupakan jenis
pengamatan yang melibatkan peneliti dalam kegiatan orang yang menjadi
sasaran penelitian, tanpa mengakibatkan perubahan pada kegiatan atau
aktivitas yang bersangkutan dan tentu saja dalam hal ini peneliti tidak
menutupi dirinya selaku peneliti (Idrus, 2009). Observasi dipergunakan
untuk mengambil data pendampingan suami dan keberhasilan IMD.
Instrumen yang dipergunakan untuk melakukan observasi adalah pedoman
observasi.
I. Pelaksanaan Penelitian
Secara garis besar penelitian ini meliputi dua tahap yaitu tahap
persiapan penelitian dan tahap pelaksanaan penelitian.
1. Tahap Persiapan
Persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Menentukan BPS yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian.
b. Membuat surat izin penelitian dari Program Pasca Sarjana Ilmu
Kesehatan Masyarakat Universitas Sebelas Maret Surakarta.
c. Melakukan Studi Pendahuluan di Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
d. Menghubungi pihak BPS di Kecamatan Depok yang melakukan
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan melihat rekam medik untuk melihat
ibu hamil yang mempunyai HPL bulan Mei – Juni 2015.
e. Menyiapkan instrumen untuk melakukan observasi.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dalam dua tahap, yaitu sebagia
berikut :
a. Tahap Pertama
Tahap pertama penelitian dilakukan pada bulan Desember 2014 –
Januari 2015, dengan mengambil data Rumah sakit maupun BPS yang
mempunyai program IMD.
b. Tahap Kedua
Tahap kedua penelitian dilakukan pada bulan Februari– Maret 2015,
terhadap subjek penelitian yang sebelumnya telah diambil data
dukungan tenaga kesehatan dikumpulkan melalui kuesioner
sedangkan pendampingan suami dan keberhasilan IMD, menggunakan
pedoman observasi. Pengamatan dilakukan segera setelah ibu
melahirkan.
J. Teknik Analisis Data
1. Deskripsi Data
Deskripsi data adalah teknik analisis untuk mengolah data yang
diperoleh. Data yang diperoleh setelah ditabulasi, kemudian disusun secara
teratur, agar lebih mudah dimengerti. Dalam penelitian ini dideskripsikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
data pendampingan suami, dukungan tenaga kesehatan, dan keberhasilan
Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Data penelitian dideskripsikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi.
a. Deskripsi Dukungan Tenaga Kesehatan
Data dukungan tenaga kesehatan ditafsirkan dengan kalimat
Azwar (2012(a)) menyatakan bahwa pada dasarnya, interpretasi
terhadap skor bersifat normatif, artinya makna skor diacukan pada
posisi relatif skor terhadap suatu norma (mean) skor populasi teoritik
sebagai parameter sehingga hasil ukur yang berupa angka (kuantitatif)
dapat diinterpretasikan secara kualitatif. Acuan normatif tersebut
memudahkan pengguna memahami hasil pengukuran.
Interpretasi skor data penelitian dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan konsep kurva normal, dengan norma interpretasi
sebagai berikut :
1) Di dukung oleh tenaga kesehatan (1): jika skor kuesioner ≥ 9
2) Tidak di dukung oleh tenaga kesehatan (0) : jika skor kuesioner ˂ 9
b. Pendampingan Suami
Data pendampingan suami dideskripsikan dengan kategori
sebagai berikut :
1) Didampingi suami (1) : jika skor pada lembar observasi ≥ 15
2) Tidak didampingi suami (0) : jika skor pada lembar observasi ˂ 15
c. Keberhasilan IMD
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Data keberhasilan IMD dideskripsikan dengan kategori sebagai
berikut :
1) Berhasil (1) : jika skor pada lembar observasi ≥ 8
2) Tidak berhasil (0) : jika skor pada lembar observasi ˂ 8
2. Analisis Bivariat dan Multivariat
Analisis bivariat dan multivariat dalam penelitian ini dilakukan
menggunakan regresi logistik. Regresi logistik digunakan karena data
variabel terikat dalam penelitian ini merupakan variabel dengan skala data
nominal. Adapun persamaan logistik regression adalah sebagai berikut :
(Murti, 2006)
ln p1
p
= a + b1 x1 + b2 x2
Keterangan :
a = Konstanta
x1 = Pendampingan suami
x2 = Dukungan tenaga kesehatan
p = Probabilitas keberhasilan IMD
b1, b2 = Koefisien regresi
Tahap-tahap dalam pengujian dengan regresi logistik adalah
sebagai berikut :
a. Menilai Model Fit
Beberapa statistik uji yang dapat digunakan untuk menguji
kesesuaian model regresi logistik adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
1) -2 Log Likelihood
Statistik 2-log likelihood kadangan-kadang disebut
likelihood chi square statistik, dimana chi square distribusi dengan
derajat kebebasan n – q, dimana q adalah jumlah parameter dalam
model. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
G2 = 2
i j Eij
OijLogOij
Dimana :
Oij = Frekuensi observasi
Eij = Frekuensi harapan (Notobroto, 2004)
2) Goodness of Fit
2 =
i j
2
Eij
)EijOij(
Dimana :
2 = Statistik Chi Square
Oij = Frekuensi observasi
Eij = Frekuensi harapan
3) 2
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
2 = -2 ln
iabelvardenganlikelihood
)iabelvarpatanlikelihood(
Statistik -2 Log Likelihood dan Goodness of Fit digunakan
untuk menguji hipotesis :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Ho : Model sesuai (tidak ada perbedaan antara observasi dengan
kemungkinan hasil prediksi)
H1 : Model tidak sesuai (ada perbedaan antara observasi dengan
kemungkinan hasil prediksi)
Adapun statistik 2 dipergunakan untuk mengetahui apakah
satu atau lebih variabel bebas yang belum masuk dalam model
memiliki peranan yang penting dalam model. Adapun hipotesisnya
adalah sebagai berikut :
Ho : Model tanpa variabel tertentu adalah model terbaik.
H1 : Model dengan variabel bebas tertentu adalah model terbaik.
b. Pengujian Parameter
Pengujian signifikansi parameter merupakan pemeriksaan
untuk menentukan apakah variabel prediktor dalam model signifikan
atau berpengaruh secara nyata terhadap variabel respon.
1) Uji Parsial (Bivariat)
Dalam uji parsial ini, pengujian dilakukan dengan menguji
setiap i secara individual. Hasil pengujian secara individual akan
menunjukkan apakah suatu variabel prediktor layak untuk masuk
dalam model atau tidak.
Dalam pengujian ini digunakan uji statistik Wald, dengan
rumus sebagai berikut :
W = )bi(.SE
bi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
analog untuk a :
W = )a(.SE
a
Keterangan :
W = Harga statistik Wald
SE = Standar Error
bi = Koefisien regresi
a = intercept (Murti, 2006)
Pengujian dilakukan dengan menggunakan SPSS for
Windows release 16.0 dengan kriteria :
p 0,05 = Ho ditolak
p > 0,05 = Ho diterima
2) Uji Serentak (Multivariat)
Pengujian secara serentak juga merupakan uji model Chi
Square yang digunakan untuk menguji parameter hasil estimasi
secara bersama.
Hipotesis :
Ho : 1 = 2 = ........ = k = 0
H1 : Paling tidak ada satu i yang tidak sama dengan nol.
Statistik uji yang digunakan adalah G-likelihood ratio dengan
rumus sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
G = -2 ln yi1
iy i
i
n0
n1
)1(n
)n/n()n/n( 01
Dimana : n1 = yi, n0 = (1 – yi), n = n1 + n0 (Notobroto, 2004)
Statistik uji G ini mengikuti distribusi chi square dengan
derajat bebas banyaknya parameter dalam model. Karena itu, untuk
memperoleh keputusan uji, nilai G dibandingkan dengan nilai 2,y.
Kriteria penolakan Ho adalah jika G > 2,y.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Univariat
Analisis univariat dalam penelitian ini merupakan distribusi frekuensi
dari variabel penelitian yang meliputi variabel pendampingan suami,
dukungan tenaga kesehatan, dan keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
Analisis univariat ditampilkan dalam distribusi frekuensi sebagai berikut:
1. Pendampingan suami
Pendampingan suami merupakan pendampingan pada waktu
asuh, asih kepada istri yang sedang hamil pada waktu persalinan sampai
melahirkan yang berdampak pada berhasil tidaknya ibu dalam melakukan
IMD. Jumlah subjek pada penelitian ini sebanyak 39 responden.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pendampingan Suami
Pendampingan Suami n %
Tidak didampingi suami 10 25,6
Didampingi suami 29 74,4
Jumlah 39 100,0
(Sumber : Data primer, 2015)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas ibu bersalin di
dampingi oleh suaminya sejumlah 29 ibu bersalin (74,4 %).
2. Dukungan tenaga kesehatan
Dukungan tenaga kesehatan merupakan motivasi, pemberian
kesempatan dan bantuan serta fasilitas oleh tenaga kesehatan pada ibu
bersalin untuk melakukan IMD pada bayi yang dilahirkanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Skor dukungan tenaga kesehatan diperoleh skor rata-rata sebesar
13,05 atau lebih kecil dari skor 9, yang berarti dapat dinyatakan bahwa
para ibu hamil yang melakukan pemeriksaan serta berencana melahirkan
rata-rata mendapatkan dukungan yang kuat oleh tenaga kesehatan. Untuk
lebih detailnya mengenai klasifikasi dukungan tenaga kesehatan pada ibu
hamil adalah sebagai berikut.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Dukungan Tenaga Kesehatan
Dukungan tenaga kesehatan N %
Dukungan tenaga kesehatan lemah 8 20,5
Dukungan tenaga kesehatan kuat
Jumlah
31
39
79,5
100,0
(Sumber : Data primer, 2015)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas ibu bersalin
mendapat dukungan yang kuat dari tenaga kesehatan yaitu sebanyak 31
orang (79,5%).
3. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Keberhasilan inisiasi menyusu dini (IMD) adalah kebersediaan
ibu dalam memberikan kesempatan kepada bayinya untuk mencari puting
susu ibu sendiri selama satu jam setelah melahirkan.
Skor keberhasilan inisiasi menyusu dini (IMD) diperoleh skor
rata-rata sebesar 8,13 atau lebih kecil dari skor 8, yang berarti dapat
dinyatakan bahwa para ibu hamil telah berhasil dalam hal inisiasi
menyusu dini (IMD). Untuk lebih detailnya mengenai klasifikasi
keberhasilan inisiasi menyusu dini (IMD) adalah sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Keberhasilan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD)
n %
Tidak berhasil 9 23,1
Berhasil
Jumlah
30
39
76,9
100,0
(Sumber : Data Primer, 2015)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu bersalin
telah berhasil melakukan inisiasi menyusu dini (IMD) yaitu sebanyak 30
orang (76,9%).
B. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara
pendampingan suami pada ibu bersalin dan dukungan tenaga kesehatan dengan
keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan menunjukkan besaran
kemungkinan keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Analisis bivariat ini
dilakukan dengan menggunakan uji chi square, hasil pengujiannya dapat
ditunjukkan sebagai berikut:
1. Hubungan pendampingan suami dengan keberhasilan IMD
Hasil perhitungan chi square hubungan pendampingan suami pada
ibu bersalin dengan keberhasilan inisiasi menyusu dinidapat dilihat pada
cross tabulation tabel 4.4.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Tabel 4.4. Hubungan antara pendampingan suami dengan keberhasilan
Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Pendampingan
suami
Inisiasi Menyusu
Dini (IMD) Total
OR p Tidak
berhasil Berhasil
F %
F %
F %
Tidak didampingi
suami
8 20,5 2 5,1 10 25,6 11,20 0,000
Didampingi suami 1 2,6 28 71,8 29 74,4
Jumlah 9 23,1 30 76,9 39 100
(Sumber: Data primer, 2015)
Tabel 4.4 menunjukkan nilai odds Ratio sebesar 11,20 yang berarti
bahwa ibu bersalin yang di dampingi oleh suaminya mempunyai
kemungkinan 11,20 kali lebih besar dari pada ibu bersalin yang tidak di
dampingi oleh suaminya. Hasil uji chi square menunjukkan adanya
pengaruh antar pendampingan suami pada ibu bersalin dengan
keberhasilan inisiasi menyusu dini dengan nilai statistik signifikan
(p=0,000).
2. Hubungan Dukungan tenaga kesehatan dengan keberhasilan IMD
Hasil perhitungan chi square hubungan pendampingan suami pada
ibu bersalin dengan keberhasilan inisiasi menyusu dinidapat dilihat pada
cross tabulation tabel 4.5.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Tabel 4.5. Hubungan antara dukungan tenaga kesehatan dengan
keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Dukungan tenaga
kesehatan
Keberhasilan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) Total OR p
Tidak
berhasil berhasil F %
F
%
F %
Dukungan tenaga
kesehatan lemah
7 17,9 1 2,6 8 20,5 10,15 0,000
Dukungan tenaga
kesehatan Kuat
2 5,1 29 74,4 31 79,5
9
23
30
77
39
100
Total
(Sumber: Dataprimer, 2015)
Tabel 4.5 menunjukkan nilai odds Ratio sebesar 10,15 yang berarti
bahwa ibu bersalin yang mendapat dukungan kuat oleh tenaga kesehatan
mempunyai kemungkinan 10,15 kali lebih besar dari pada ibu bersalin
yang mendapatkan dukungan lemah dari tenaga kesehatan. Hasil uji chi
square menunjukkan adanya pengaruh antar Dukungan tenaga kesehatan
dengan keberhasilan inisiasi menyusu dini dengan nilai statistik signifikan
(p=0,000).
C. Analisis Multivariat
Pada analisis ini digunakan regresi logistic, penggunaan ini didasari oleh
data variabel terikat dalam penelitian ini merupakan variabel dengan skala data
nominal. Untuk menghindari kesalahan yang cukup signifikan dalam
penggunaan regresi linier yang menggunakan rumus Least Square sebagai
akibat dari variabel dependen yang merupakan skala kontinu, maka dalam
penelitian ini digunakan regresi logistik yang diharapkan hasil persamaan
regresi yang diperoleh adalah baik atau sesuai dengan data penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
1. Hasil uji koefisien regresi logistik
Analisis regresi logistik ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pendampingan suami dan dukungan tenaga kesehatan terhadap keberhasilan
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6. Analisis regresi logistik pendampingan suami serta dukungan
tenaga kesehatan
Variabel OR CI 95% p
Batas bawah Batas atas
Pendampingan suami 3,54 1,44 6,00 0,014
Dukungan tenaga
kesehatan
3,13 1,58 3,91 0,048
N Observasi 39
(Sumber: Data primer, 2015)
2. Pengujian hipotesis
Uji hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
variabel pendampingan suami dan dukungan tenaga kesehatan terhadap
keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Berdasarkan dari hasil
perhitungan yang ditunjukkan pada Tabel di atas dapat diinterpretasikan
sebagai berikut:
a. Pengaruh pendampingan suami terhadap keberhasilan Inisiasi Menyusu
Dini (IMD)
Variabel pendampingan suami memiliki nilai koefisien regresi yang
positif sebesar 3,546 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,014. Hal ini
menunjukkan bahwa pendampingan suami pada ibu bersalin berpengaruh
signifikan terhadap keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
b. Pengaruh dukungan tenaga kesehatan terhadap keberhasilan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD)
Dukungan tenaga kesehatan memiliki nilai koefisien regresi negatif
sebesar 3,135 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,048. Hal ini
menunjukkan bahwa dukungan tenaga kesehatan berpengaruh signifikan
terhadap keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
D. Pembahasan
1. Hubungan antara pendampingan suami dengan keberhasilan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD)
Berdasarkan hasil analisis data diatas diperoleh hasil bahwa para ibu
bersalin sebagian besar didampingi suami dengan persentase pendampingan
sebesar 74,4%, sedangkan ibu bersalin yang tidak didampingi suaminya
yaitu dengan persentase sebesar 25,6%. Padahal kita tahu bahwa
pendampingan dari keluarga terutarna suami sangat dibutuhkan oleh ibu
yang bersalin. Selain mendapatkan dukungan mental ibu juga akan merasa
terbantu dengan adanya suami pada saat proses persalinan. Beberapa
tindakan yang dapat dilakukan suami antara lain memberikan perhatian
kepada istri, misalnya mengelus-elus rambut disertai mengungkapkan
kalimat yang menenangkan hati. Hal inilah yang sangat mempengaruhi
tindakan apa saja yang akan dilakukan oleh ibu setelah bersalin seperti IMD
dan sebagainya.
Pada pengujian pendampingan suami ini, menunjukkan bahwa
pendampingan suami pada ibu bersalin berpengaruh signifikan terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), sehingga hipotesis yang
menyatakan pendampingan suami berpengaruh terhadap keberhasilan
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) diterima atau terbukti. Hal ini memberikan
gambaran bahwa suami ikut berperan dalam keberhasilan ibu menyusui dini
terutama dengan hadir dan memberikan dukungan kepada ibu saat
melahirkan dan membangun percaya diri ibu agar mau dan mampu
menyusui.
Adanya pengaruh ini t dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ibu
bersalin mengharapkan didampingi oleh suaminya maupun keluarganya
yang lain, adanya dorongan dan kedekatan suami dalam mendampingi ibu
dalam proses persalinan menyebabkan para ibu juga sadar untuk melakukan
inisiasi menyusu dini. Kehadiran suami mendatangkan rasa tenang dan
aman bagi ibu, serta percaya diri sehingga berpengaruh terhadap
keberhasilan pelaksanan IMD.
Keterlibatan seorang suami dalam Inisasi Menyusu Dini (IMD)
akan memberi motivasi pada ibu dan menentukan kestabilan emosi ibu.
Kondisi emosi yang stabil menentukan sikap yang positif dari ibu.
Kestabilan emosi tersebut, bisa diraih bila sang suami atau keluarga
memberikan dukungan dan motivasinya secara maksimal. Dukungan
memberikan suatu kesan bahwa ia dicintai dan diperhatikan, memiliki
harga diri dan dihargai. Sehingga dengan sendirinya akan berpengaruh
terhadap emosional ibu dimana ia lebih tenang, nyaman, percaya diri dalam
melakukan proses IMD pada bayinya (Lumula et al, 2012). Beberapa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
peneliti telah membuktikan hubungan dukungan suami dengan keberhasilan
IMD, diantaranya adalah Suryani dan Mularsih (2011). Hasil penelitian
Mularsih dkk (dalam Lumula et al, 2012) membuktikan bahwa responden
yang mendapatkan dukungan dalam pelaksanaan inisiasi menyusui dini,
77,8% menyatakan bahwa bayi mereka berhasil melakukan IMD.
Suryani & Mularsih (2011) yang menunjukkan bahwa ada hubungan
dukungan suami dengan pelaksanaan inisiasi menyusui dini pada ibu
post partum. Dan juga sependapat dengan Guyton (1997), yang menyatakan
bahwa dukungan suami dalam proses persalinan akan memberi efek pada
ibu yaitu dalam hal emosi, emosi ibu yang tenang akan menyebabkan sel-sel
sarafnya mengeluarkan hormon oksitosin yang reaksinya akan
menyebabkan kontraksi pada rahim pada akhir kehamilan untuk
mengeluarkan bayi yang selanjutnya juga akan berpengaruh terhadap
pengeluaran ASI ibu.
2. Hubungan antara dukungan tenaga kesehatan dengan keberhasilan
Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu
bersalin mendapat dukungan yang kuat oleh tenaga kesehatan yaitu sebesar
79,5% sedangkan ibu bersalin yang mendapatkan dukungan tenaga
kesehatanya lemah sebesar 20,5%. Hal ini menunjukkan keberadaan tenaga
kesehatan memiliki peranan penting dalam memberikan dukungannya
kepada para ibu hamil dalam melakukan tindakan inisiasi menyusu dini.
Dan dalam penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
dari dukungan tenaga kesehatan terhadap keberhasilan Inisiasi Menyusu
Dini (IMD), sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa dukungan tenaga
kesehatan berpengaruh terhadap keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
diterima atau terbukti.
Adanya pengaruh ini dapat dikarenakan sudah tingginya kesadaran
para ibu yang melahirkan akan pentingnya melakukan inisiasi menyusu dini,
dengan pengetahuan dan wawasannya para ibu dengan melakukan inisiasi
menyusu dini untuk anaknya yang baru lahir. Dukungan dari tenaga
kesehatan mampu mendorong para ibu untuk melakukan inisiasi menyusu
dini pada anaknya yang lahir. Tenaga kesehatan merupakan suatu hal yang
penting dalam keberhasilan pelaksanaan IMD, karena tenaga kesehatan
merupakan orang yang melakukan pertolongan persalinan. Dukungan tenaga
kesehatan berupa pemberian informasi dan keterampilan mengenai IMD
setelah ibu melahirkan menimbulkan niat dan keinginan untuk melakukan
IMD.
Informasi dan pemberian keterampilan yang diberikan tenaga
kesehatan mengenai IMD akan meningkatkan pengetahuan ibu hamil. Ibu
hamil akan mengetahui mengenai pengertian, manfaat, dan penatalaksanaan
IMD. Pengetahuan ibu hamil akan berpengaruh terhadap pelaksanaan IMD.
Dengan demikian hasil penelitian ini sependapat dengan Aprillia (2008),
yang menyatakan bahwa tenaga kesehatan mempunyai peran yang besar
dalam peningkatan keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), berhasil atau
tidaknya penyusuan dini di tempat pelayanan ibu bersalin, rumah sakit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
sangat tergantung pada petugas kesehatan yaitu perawat, bidan atau dokter
karena merekalah yang pertama-tama akan membantu ibu bersalin
melakukan Inisiasi Menyusu Dini. Petugas kesehatan di kamar bersalin
harus memahami tatalaksana IMD yang baik dan benar, petugas kesehatan
tersebut diharapkan selalu mempunyai sikap yang positif terhadap IMD.
Mereka diharapkan dapat memahami, menghayati dan mau
melaksanakannya. Betapa pun sempitnya waktu yang dipunyai oleh petugas
kesehatan tersebut, diharapkan masih dapat meluangkan waktu. untuk
memotivasi dan membantu ibu habis bersalin untuk melaksanakan IMD.
Menurut Yulianty (2010) dukungan tenaga kesehatan diwujudkan
dengan pemberian informasi, melatih keterampilan, dan tindakan tenaga
kesehatan terhadap Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Hasil penelitian ini juga
sejalan dengan penelitian Widiastuti et al (2013), yang menyatakan ada
pengaruh pengetahuan perawat dan bidan terhadap pelaksanaan inisiasi
menyusu dini.
E. Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian ini hanya dilakukan di BPS Kecamatan Depok Kabupaten
Sleman sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan di
tempat lain.
2. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang membahas tentang
dukungan tenaga kesehatan serta lembar observasi untuk mengetahui
keberhasilan inisiasi menyusu dini sehingga kurang adanya wawancara
yang lebih mendalam dengan responden.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
3. Waktu penelitian yang singkat sehingga sampel yang diperoleh tidak
terlalu banyak karena berhubungan dengan jumlah ibu bersalin yang ada
pada Bidan Praktek Swasta yang dijadikan tempat penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis pengaruh dari variabel pendampingan suami dan
dukungan tenaga kesehatan terhadap keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Ada pengaruh pendampingan suami terhadap keberhasilan Inisiasi Menyusu
Dini (IMD), hal ini menjelaskan tingginya kontribusi dari pendampingan
suami terhadap tindakan ibu dalam melakukan inisiasi menyusu dini.
2. Ada pengaruh dukungan tenaga kesehatan terhadap keberhasilan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD), yang berarti dukungan dari tenaga kesehatan mampu
memberikan peran besar terhadap para ibu yang melakukan inisiasi menyusu
dini pada anaknya.
3. Tingginya pendampingan suami dan dukungan tenaga kesehatan secara
bersamaan akan meningkatkan keberhasilan para ibu hamil dalam Inisiasi
Menyusu Dini (IMD), yang berarti bayi berhasil menemukan payudara
ibunya pada saat setelah melahirkan. Karena keberhasilan inisiasi dini ini
akan memberikan beberapa keuntungan baik untuk bayi dan ibu, seperti
membantu bayi tetap hangat dan dimungkinkan memiliki peran dalam
meningkatkan perkembangan sistem saraf bayi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
B. Implikasi
1. Teoritis
Teori pengembangan ketrampilan (A Skill Building Approach) dari
Sekaran. U (2006) dapat digunakan sebagai landasan teori dalam perencanaan
program promosi kesehatan khususnya upaya untuk memberikan ASI sedini
mungkin kepada bayi baru lahir. Untuk mensosialisasikan program tersebut
ibu butuh ppendampingan dari keluarga dan juga informasi atau dukungan
dari tenaga kesehatan, dimana perhatian dari merekalah yang sangat
dibutuhkan. Tidak hanya itu, semangat dan kemauan dari ibu sendiripun
sangat berperan dalam pemberian ASI sedini mungkin.
Dalam penelitian ini teori-teori tersebut dapat dibuktikan bahwa
variabel prediktor yyang diteliti baik secara terpisah maupun bersama-sama
memepunyai pengaruh yang signifikan. Oleh sebab itu, upaya untuk
mensukseskan program Inisiasi Menyusu Dini harus mendapat dukungan
penuh baik dari keluarga atau suami serta tenaga kesehatan yang membantu
persalinan ibu ersebut. Jadi semakin tinggi pendampingan suami pada bu
bersalin serta kuatnya dukungan tenaga kesehatan akan mempengaruhi
tingginya proses Inisiasi Menyusu dini.
2. Praktis
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara pendampingan
suami pada ibu bersalin serta adanya dukungan tenaga kesehatan dengan
keberhasilan inisiasi menyusu dini pada ibu. Semakin tinggi tingkat
kesadaran suami dalam mendampingi ibu saat proses persalinan semakin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
tinggi juga keberhasilan ibu dalam melakukan inisiasi menyusu dini. Begitu
juga dengan pemberian informasi serta dukungan tenaga kesehatan terhadap
proses inisisi menyusu dini maka semakin tinggi tingkat keberhasilan proses
inisiasi menyusu dini.
C. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan diatas, maka dapat diberikan
beberapa saran sebagai berikut :
1. Sehubungan dengan adanya pengaruh dari pendampingan suami terhadap
keberhasilan inisiasi menyusu dini dapat memberikan dukungan kepada para
suami akan pentingnya dalam mendampingi istri saat melahirkan, dan dapat
memberikan dorongan kepada istri untuk melakukan kegiatan inisiasi
menyusu dini pada bayinya yang baru lahir.
2. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi lembaga kesehatan seperti
Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dan bagi puskesmas yang ada untuk
memberikan masukan bagi para tenaga kesehatan untuk memberikan
dukungannya kepada para ibu hamil yang melahirkan untuk melakukan
kegiatan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) bagi anaknya yang baru lahir, karena
tingginya manfaat dari inisiasi menyusu dini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR PUSTAKA
Aprillia, Y. (2009). Analisis Sosialisasi Program Inisiasi Menyusu Dini dan ASI
Eksklusif Kepada Bidan di Kabupaten Klaten. Tesis Magister Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Program Pascasarjana UNDIP. dalam
http://eprints.undip.ac.id.
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
_______. (2012). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
BKKBN. (2013). Profil Kependudukan dan Pembangunan di Indonesia Tahun
2013. Jakarta: BKKBN.
Dashti M. Determinants of breastfeeding initiation among mothers in Kuwait. Int
breastfeed J [serial on internet]. 2010 [cited 2013 Jan 23]; 5:7. dalam:
www. International Breastfeeding Journal.com. diakskes tanggal 29 Juni
2015.
Dinas Kesehatan DIY. (2013). Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2012. Yogyakarta : Dikens DIY.
Gangal, P., Bhagat, K., Prabhu, S., Nair, R. (2007). Breast Crawl: Initiation Of
Breastfeeding By Breast Crawl. Mumbai: UNICEF Maharashtra.
Hidayat, K. A. dan Dewantiningrum, J. (2012). Perbandingan Pelaksanaan Inisiasi
Menyusu Dini Berdasar Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil. dalam
http://portalgaruda.org.
Idrus, M. (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif. Jakarta : Erlangga.
JNPK-KR, Depkes RI. (2008). Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal,
Jakarta, Indonesia.
Lumula, S. N., Abdullah, T., Sirajuddin, S. (2012). Determinan Pelaksanaan
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Wilayah Kerja Puskesmas Tilamuta
Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo. dalam http://pasca.unhas.ac.id.
Mannion CA. Maternal perceptions of partner support during breastfeeding. Int
Breastfeed J [serial on internet]. 2013 [cited 2013 Jul 4]; 8: 4. Available
from: www. International Breastfeeding Journal.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Murti, B, (2006). Prinsip dan Metode Penelitian Epidemiologi. Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press.
Noer, E. R, Muis, S. F., Aruben, R. (2011). Praktik Inisiasi Menyusu Dini dan
Pemberian ASI Eksklusif Studi Kualitatif pada Dua Puskesmas, Kota
Semarang. Jurnal Media Medika Indonesiana. Volume 45, Nomor 3,
Tahun 2011: 144-150.
Notobroto, H. B. (2004). Regresi Logistik. Materi Pelatihan Analisis Regresi
Linier, Ordinal dan Regresi Logistik (Teori dan Praktek). Lembaga
Penelitian Universitas Airlangga Surabaya. 7 – 8 Desember 2004.
Örün, E., Yalçın, S., Madenda, Y., Eras, Z, Ü., Kutluk, Ü., Yurdakök, K. (2012).
Factors Associated With Breastfeeding Initiation Time in a Baby-Friendly
Hospital. The Turkish Journal of Pediatrics 2010; 52: 10-16.
Prasetyono, D. S. (2012). Buku Pintar ASI Eksklusif: Pengenalan, Praktik, dan
Kemanfaatan-kemanfaatannya. Yogyakarta : DIVA Press.
Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan. Lembaran Negara RI Tahun 2014. No. 60. Sekretariat
Negara.Jakarta.
Roesli, U. (2008). Inisiasi Menyusui Dini plus ASI Eksklusif. Jakarta : Pustaka
Bunda.
Saputra, W. (2013). Angka Kematian Ibu (AKI) Melonjak, Indonesia Mundur 15
Tahun. Prakarsa Policy Review. dalam
http://theprakarsa.org/new/ck_uploads/files/Prakarsa%20Policy_Oktober_
Rev3-1.pdf
Sastroasmoro, S. (2006). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta :
Sagung Seto.
Sejatiningsih, S dan Raksanagara, A. S. (2013). Program Inisiasi Menyusu Dini
dalam rangka Menurunkan Angka Kematian Neonatal. dalam
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2013/02/Pustaka_unpad_Inisiasi_Menyusu_Dinipdf
Sekaran, U. (2003). Research Methods For Business: A Skill Building Approach.
NewYork : John Wiley dan Sons.
Setegn T. Determinants of timely initiation of breastfeeding among mothers in
Goba Woreda, South East Ethiopia. BMC Public Health [serial on
internet]. 2011 Apr [cited 2012 Aug 18]; 11: 217. Available from:
www.ncbi.nlm.nih.gov /pubmed/21473791. Diakses tanggal 30 Juli 2015.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Setianingrum, E. (2012). Penurunan AKI dan AKB melalui ANC Jampersal.
Buletin Jendela Husada. Edisi 3/2012: 6-8.
Silalahi, U. (2009). Metode Penelitian Sosial. Jakarta : Refika Aditama.
Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung Alfabeta.
Suryani, D. N & Mularsih, S. (2011). Hubungan Dukungan Suami dengan
Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini Pada Ibu Post Partum di BPS Kota
Semarang. Jurnal Dinamika Kebidanan, Vol.1 No.1, Januari 2011, hlm. 1-
15.
Widjanarko, Bambang. (2010). Payudara dan Laktasi, reflek Laktasi. dalam
http/reproduksi.imj.blogspot.com. diakses pada tanggal 29 Juli 2015.
Widiastuti, Y. P., Rejeki, S., Khamidah, N. (2013). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Ruang Mawar
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Soewondo Kendal. Jurnal
Keperawatan Maternitas. Volume 1, No. 2, November 2013, hlm. 142-
146.
Yulianty, R. (2010). Pengaruh Peran Tenaga Kesehatan Terhadap Pelaksanaan
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Puskesmas Bromo Kota Medan. Tesis
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat USU. dalam
http://repository.usu.ac.id.
Zuriah, N. 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori – Aplikasi.
Jakarta : Bumi Aksara.
Unicef, Initiation Of Breastfeeding By Breast Cawl. India: Unicef Maharastra 19,
Harish
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penelitian Masalah
Pengajuan judul
Penyusunan proposal
Seminar proposal
Revisi proposal
Penyerahan proposal
Pelaksanaan penelitian
Pengolahan Data
Bab IV
Bab V
Ujian Tesis
Revisi tesis
Penjilidan Tesis
Pengumpulan Tesis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Analisis Univariate Descriptives
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PendampinganSuami 39 7 23 15,85 3,281
Valid N (listwise) 39
Frequencies
Statistics
PendampinganSuami
N Valid 39
Missing 0
PendampinganSuami
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak didampingi suami 10 25,6 25,6 25,6
Didampingi suami 29 74,4 74,4 100,0
Total 39 100,0 100,0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Descriptives
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DukunganTenagaKesehatan 39 7 18 13,05 3,448
Valid N (listwise) 39
Frequencies
Statistics
DukunganTenagaKesehatan
N Valid 39
Missing 0
DukunganTenagaKesehatan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak di dukung oleh tenaga
kesehatan
8 20,5 20,5 20,5
Di dukung oleh tenaga
kesehatan
31 79,5 79,5 100,0
Total 39 100,0 100,0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Descriptives
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KeberhasilanIMD 39 6 9 8,13 1,005
Valid N (listwise) 39
Frequencies
Statistics
KeberhasilanIMD
N Valid 39
Missing 0
KeberhasilanIMD
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak berhasil 9 23,1 23,1 23,1
Berhasil 30 76,9 76,9 100,0
Total 39 100,0 100,0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Analisis Bivariate Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PendampinganSuami *
KeberhasilanIMD
39 100,0% 0 0,0% 39 100,0%
PendampinganSuami * KeberhasilanIMD Crosstabulation
KeberhasilanIMD Total
Tidak berhasil Berhasil
PendampinganSuami
Tidak didampingi
suami
Count 8 2 10
% of Total 20,5% 5,1% 25,6%
Didampingi suami Count 1 28 29
% of Total 2,6% 71,8% 74,4%
Total Count 9 30 39
% of Total 23,1% 76,9% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 24,548a 1 ,000
Continuity Correctionb 20,425 1 ,000
Likelihood Ratio 23,428 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear Association 23,918 1 ,000
N of Valid Cases 39
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,31.
b. Computed only for a 2x2 table
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient ,622 ,000
N of Valid Cases 39
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
PendampinganSuami (Tidak
didampingi suami / Didampingi
suami)
112,000 8,960 1400,072
For cohort KeberhasilanIMD =
Tidak berhasil
23,200 3,299 163,171
For cohort KeberhasilanIMD =
Berhasil
,207 ,060 ,717
N of Valid Cases 39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
DukunganTenagaKesehatan *
KeberhasilanIMD
39 100,0% 0 0,0% 39 100,0%
DukunganTenagaKesehatan * KeberhasilanIMD Crosstabulation
KeberhasilanIMD Total
Tidak
berhasil
Berhasil
DukunganTena
gaKesehatan
Tidak di dukung oleh
tenaga kesehatan
Count 7 1 8
% of Total 17,9% 2,6% 20,5%
Di dukung oleh tenaga
kesehatan
Count 2 29 31
% of Total 5,1% 74,4% 79,5%
Total Count 9 30 39
% of Total 23,1% 76,9% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 23,531a 1 ,000
Continuity Correctionb 19,187 1 ,000
Likelihood Ratio 21,276 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear Association 22,928 1 ,000
N of Valid Cases 39
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,85.
b. Computed only for a 2x2 table
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient ,613 ,000
N of Valid Cases 39
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
DukunganTenagaKesehatan
(Tidak di dukung oleh tenaga
kesehatan / Di dukung oleh
tenaga kesehatan)
101,500 8,018 1284,918
For cohort KeberhasilanIMD =
Tidak berhasil
13,563 3,461 53,149
For cohort KeberhasilanIMD =
Berhasil
,134 ,021 ,838
N of Valid Cases 39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Analisis Multivariate Logistic Regression
Case Processing Summary
Unweighted Casesa N Percent
Selected Cases
Included in Analysis 39 100,0
Missing Cases 0 ,0
Total 39 100,0
Unselected Cases 0 ,0
Total 39 100,0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of
cases.
Dependent Variable Encoding
Original Value Internal Value
Tidak berhasil 0
Berhasil 1
Block 0: Beginning Block
Iteration Historya,b,c
Iteration -2 Log likelihood Coefficients
Constant
Step 0
1 42,250 1,077
2 42,136 1,200
3 42,136 1,204
4 42,136 1,204
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 42,136
c. Estimation terminated at iteration number 4
because parameter estimates changed by less than
,001.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Classification Tablea,b
Observed Predicted
KeberhasilanIMD Percentage
Correct Tidak berhasil Berhasil
Step 0 KeberhasilanIMD
Tidak berhasil 0 9 ,0
Berhasil 0 30 100,0
Overall Percentage 76,9
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is ,500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 0 Constant 1,204 ,380 10,035 1 ,002 3,333
Variables not in the Equation
Score df Sig.
Step 0 Variables
PendampinganSuami_A 24,548 1 ,000
DukunganTenagaKesehatan
_A
23,531 1 ,000
Overall Statistics 27,974 2 ,000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Block 1: Method = Enter
Iteration Historya,b,c,d
Iteration -2 Log likelihood Coefficients
Constant PendampinganS
uami_A
DukunganTenag
aKesehatan_A
Step 1
1 19,121 -1,735 1,876 1,782
2 15,124 -2,443 2,773 2,553
3 14,431 -2,806 3,323 2,976
4 14,380 -2,925 3,523 3,119
5 14,380 -2,937 3,546 3,135
6 14,380 -2,937 3,546 3,135
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 42,136
d. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed
by less than ,001.
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1
Step 27,756 2 ,000
Block 27,756 2 ,000
Model 27,756 2 ,000
Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 14,380a ,509 ,771
a. Estimation terminated at iteration number 6 because
parameter estimates changed by less than ,001.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 1,075 1 ,300
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test
KeberhasilanIMD = Tidak berhasil KeberhasilanIMD = Berhasil Total
Observed Expected Observed Expected
Step 1
1 7 6,648 0 ,352 7
2 1 1,705 3 2,295 4
3 1 ,648 27 27,352 28
Classification Tablea
Observed Predicted
KeberhasilanIMD Percentage
Correct Tidak berhasil Berhasil
Step 1 KeberhasilanIMD
Tidak berhasil 7 2 77,8
Berhasil 0 30 100,0
Overall Percentage 94,9
a. The cut value is ,500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a
PendampinganSuami_A 3,546 1,447 6,001 1 ,014 34,668
DukunganTenagaKesehatan
_A
3,135 1,584 3,915 1 ,048 22,982
Constant -2,937 1,456 4,068 1 ,044 ,053
a. Variable(s) entered on step 1: PendampinganSuami_A, DukunganTenagaKesehatan_A.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user