hubungan pendidikan dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara

23
KONTRIBUSI PENDIDIKAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI Ada banyak bukti yang telah ditemukan untuk menunjukkan bahwa investasi dalam bentuk pendidikan, tidak hanya memberikan keuntungan bagi pribadi orang yang memiliki pendidikan tersebut, namun juga memberikan keuntungan bagi masyarakat dimana orang tersebut menetap. Jadi karena pendidikan juga bisa dibilang sebagai salah satu bentuk investasi, maka ada anggapan pendidikan pun juga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Pertanyaan yang perlu dijawab adalah (1) Apakah pendidikan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi (2) Seberapa besar pengaruh investasi dalam bentuk pendidikan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, dan yang paling banyak dibahas (terutam di Amerika Serikat) adalah pertanyaan nomor (2) DIMENSI PERTUMBUHAN EKONOMI Sebelum membahas seberapa besar konstribusi pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi, kita perlu menjelaskan terlebih dahulu apa yang disebut dengan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi adalah bertambahnya produksi suatu negara diukur dari nilai uangnya. Jadi bila kita ingin mengukur pertumbuhan ekonomi dari tahun 1975 – 1976, kita harus pertama kali mencari jumlah produksi nasional selama dua tahun tersebut, dan perbedaan nilai uang juga dinilai. Di Amerika hal seperti ini cukup gampang di negara-negara maju, seperti 1

Upload: iin-kobo

Post on 09-Feb-2016

106 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan Pendidikan Dengan Pertumbuhan Ekonomi Suatu Negara

KONTRIBUSI PENDIDIKAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

Ada banyak bukti yang telah ditemukan untuk menunjukkan bahwa investasi dalam

bentuk pendidikan, tidak hanya memberikan keuntungan bagi pribadi orang yang memiliki

pendidikan tersebut, namun juga memberikan keuntungan bagi masyarakat dimana orang

tersebut menetap. Jadi karena pendidikan juga bisa dibilang sebagai salah satu bentuk

investasi, maka ada anggapan pendidikan pun juga berkontribusi terhadap pertumbuhan

ekonomi. Pertanyaan yang perlu dijawab adalah (1) Apakah pendidikan memberikan

kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi (2) Seberapa besar pengaruh investasi dalam

bentuk pendidikan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, dan yang paling banyak

dibahas (terutam di Amerika Serikat) adalah pertanyaan nomor (2)

DIMENSI PERTUMBUHAN EKONOMI

Sebelum membahas seberapa besar konstribusi pendidikan terhadap pertumbuhan

ekonomi, kita perlu menjelaskan terlebih dahulu apa yang disebut dengan pertumbuhan

ekonomi. Pertumbuhan ekonomi adalah bertambahnya produksi suatu negara diukur dari nilai

uangnya. Jadi bila kita ingin mengukur pertumbuhan ekonomi dari tahun 1975 – 1976, kita

harus pertama kali mencari jumlah produksi nasional selama dua tahun tersebut, dan

perbedaan nilai uang juga dinilai. Di Amerika hal seperti ini cukup gampang di negara-negara

maju, seperti Amerika dimana jumlah produksi nasional yang diukur dalam bentuk uang,

dapat dilihat di media massa, seperti Laporan Keuangan Presiden, Organisasi Perkembangan

dan Kerjasama Ekonomi, dan lain-lain.

Misalnya pendapatan nasional AS tahun 1972 ada pertambahan pendapatan dari 956,9

miliar dollar pada tahun 1975 menjadi 1,018 miliar dolar, dimana ada pertambahan sebesar

62 miliar dollar, atau sekitar 6,5% pertambahan. Pertumbuhan ekonomi di tahun lain juga

dapat dikalkulasi dengan cara yang sama.

Pertumbuhan ekonomi juga dapat didefinisikan sebagai kecepatan naiknya

pendapatan perkapita suatu negara dalam jangka waktu tertentu. Karena untuk angka

produksi nasional suatu negara dilihat dari pendapatan seluruh penduduk negara tersebut

selama satu tahun, maka untuk mendapatkan pertumbuhan ekonomi, kita harus melihat

1

Page 2: Hubungan Pendidikan Dengan Pertumbuhan Ekonomi Suatu Negara

jumlah penduduk juga. Misalnya jumlah penduduk AS adalah 213.559.000 pada tahun 1975,

dan jumlah penduduk 215.142.000 pada tahun 1976, sehingga kita bisa menghitung

pendapatan perkapita pada tahun 1975, menjadi 4,481 dolar pertahun pada tahun 1975, dan

naik menjadi 4,736 per tahun pada tahun 1976. Disini terlihat ada pertambahan per kapita

sebesar 255 dollar, atau sekitar 5,6 persen. Jadi bila ada jumlah penduduk bertambah, maka

pertumbuhan ekonomi berdasarkan pendapatan besar persennya harus lebih besar dari besar

pertumbuhan ekonomi yang dihitung dari pendapatan per kapita per tahun.

Definisi pertumbuhan ekonomi seperti di atas tentu saja ada kelemahannya.

Contohnya saja, pendapatan nasional biasanya hanya dihitung pada pendapatan yang terjadi

di pasar. Sedangkan jual beli yang terjadi di perumahan (bukan di pasar) tidak masuk dalam

hitungan Apalagi alat hitung, metode perhitungan pendapatan nasional akan semakin baik

dari tahun ke tahun, jadi bisa saja perhitungan pertumbuhan ekonomi sebelumnya tidak

akurat. Karena itu pertumbuhan pendapatan nasional seharusnya bisa saja lebih besar

daripada yang terhitung dalam pertumbuhan ekonomi.

Lalu, bisa saja ada banyak faktor yang mempengaruhi pengukuran pendapatan

nasional yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi suatu negara. Misalnya,

terkadang adanya inflasi dan deflasi, apalagi mungkin saja ada penurunan kualitas produk

dan jasa yang menjadi sumber pendapatan nasional. Misalnya saja harga rata-rata mobill naik

dari 4,500 dolar menjadi 4,680 pada tahun berikutnya, yang berarti ada kenaikan harga mobil

sebesar 4 persen. Kita tidak tahu penyebab naiknya harga, bisa saja karena inflasi bisa saja

karena meningkatnya kualits proses pembuatan mobil atau karena sebab lain. Belum lagi bila

ternyata tidak ada pertambahan harga mobil, padahal kualitas mobil semakin bagus, yang

berarti bisa dibilang ada penurunan harga mobil. Jadi kita tidak bisa mendapatkan harga suatu

barang sebenarnya, apakah pada saat perhitungan pendapatan nasional harga-harga barang

sedang turun atau naik, sehingga perhitungan pendapatan nasional pun bisa dinilai lebih

rendah dari nilai sebenarnya.

Apalagi ada pendapat bahwa bila pendapatan nasional bertambah, semua orang lalu

berasumsi bahwa kualitas hidup masyarakat pun semakin bagus, padahal belum tentu hal itu

yang terjadi sebenarnya, bisa saja ada peningkatan pendapatan nasional, tapi sebenarnya

kualitas atau gaya hidup masyarakat malah lebih buruk daripada tahun sebelumnya. Ada

beberapa hal mengapa hal yang terbalik seperti ini terjadi, karena misalnya saja, perhitungan

pendapatan nasional dihitung dari jumlah pendapatan dari penjualan barang atau jasa, namun

2

Page 3: Hubungan Pendidikan Dengan Pertumbuhan Ekonomi Suatu Negara

ternyata pendapatan dan jasa tersebut bukan pendapatan dan jasa yang biasa dipakai oleh

orang biasa, jadi perhitungan pendapatan nasional dari hasil penjualan barang dan jasa seperti

ini menjadi tidak akurat. Misalnya saja bila untuk menghemat maka dibuatlah produk yang

lebih efisien dan lebih murah biaya produksinya, sehingga harga barang menjadi lebih murah,

bukan berarti bahwa pendapatan pun menjadi lebih rendah, namun hal ini membuat

pendapatan nasional menjadi lebih rendah, karena biaya produksi suatu benda lebih rendah,

padahal belum tentu pendapatan menjadi lebih rendah, hanya saja lebih murah, namun

terukur di perhitungan pendapatan nasional, adanya penurunan pendapatan karena rendahnya

biaya produksi, yang lalu menyebabkan lebih murah harga barang tersebut

Apalagi ada pendapat dalam dunia ekonomi, bahwa, harga suatu harga barang yang

tinggi, bukan berarti barang tersebut lebih baik di mata pembeli atau konsumen, hal ini

disebut faktor eksternal, yang harus dipertimbangkan juga saat menghitung pendapatan

nasional dan pertumbuhan ekonomi. Selain itu juga, terkadang pengukuran rasa puas

pelanggan yang membeli suatu barang, terkadang tidak tergantung pada barang itu sendiri,

terkadang laporan rasa puas pelanggan terhadap suatu barang yang sedang lebih dijual lebih

sering dipengaruhi oleh pemasaran atau gaya marketing penjual atau kompetisi satu

perusahaan dengan perusahaan lain yang menjual barang yang sama. Menurut hukum

ekonomi, semakin ketat kompetisi pemasaran, maka semakin tidak valid harga barang

tersebut. Belum lagi, pertumbuhan ekonomi tidak bisa mengukur hal yang tidak tampak,

seperti peningkatan kualitas hidup orang-orang yang bekerja menghasilkan barang yang

dijual yang akhirnya akan menyumbang pada besar nilai pendapatan nasional.

Walau banyak lemahnya, pendapatan nasional tetap menjadi tolak ukur yang dipakai

untuk melihat perkembangan ekonomi suatu negara. Selain pengukuran pendapatan nasional,

perkembangan ekonomi suatu negara juga bisa diukur dari sisi lain, seperti pertumbuhan

produksi sumber penghasil listrik.

SUMBER-SUMBER PERTUMBUHAN EKONOMI

Pertumbuhan ekonomi tidak tumbuh sendiri tanpa dipengaruhi oleh beberapa aspek.

Ada banyak hal yang mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Karena itulah maka

penting sekali melihat pertumbuhan ekonomi pada tahun-tahun sebelumnya. Yang paling

mudah dilakukan dan yang paling sering dilakukan adalah mengukur nilai pertumbuhan

3

Page 4: Hubungan Pendidikan Dengan Pertumbuhan Ekonomi Suatu Negara

ekonomi tahun-tahun lalu dinilai dari nilai uang yang berlaku sekarang, padahal ada faktor x

yang merupakan perbedaan nilai uang sekarang dengan tahun-tahun sebelumnya, hal seperti

ini harus menjadi pertimbangan. Untuk melihat seberapa besar faktor x ini maka kita dapat

melihat hubungan teori-teori ekonomi dan praktek-praktek ekonomi yang sebenarnya terjadi

(empiris) yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

Fungsi Produksi Agregat

Salah satu cara untuk menghitung faktor x (perbedaan nilai uang dari tahun ke tahun),

adalah dengan menggunakan Fungsi Produksi agregat. Caranya, pertama kita membagi faktor

yang mempengaruhi besar produksi menjadi tiga kategori masukan (input): Labour (Pekerja):

L, Capital (Modal): C, dan Faktor lahan (Land): A. Bila kita menggambarkan produksi

nasional agregat X, maka fungsi produksi dapat digambarkan dengan:

X = f(L,K,A) (rumus 7.1)

Rumus 7.1 tidak dinamis alias statis dan tidak akan berubah-ubah. Faktor teknologi tidak

dimasukkan dalam fungsi produksi di atas. Persamaan di atas menunjukkan kuantitas atau

jumlah L (pekerja,) , K (Modal) dan A (lahan) sangat mempengaruhi output.

Agar lebih realistis (karena persamaan di atas statis dan tidak memperhitungkan

faktor-faktor lain), maka persamaan di atas menjadi Xt, dimana X menjadi dipengaruhi waktu

t, sehingga persamaan di atas menjadi:

Xt=f(Lt,Kt,At, t) (rumus 7.2)

Persamaan di atas kemudian berubah menjadi persamaan 7.4, yang memperlihatkan bahwa X

adalah hasil dari penambahan perubahan ketiga faktor berdasarkan waktu ke waktu.

4

Page 5: Hubungan Pendidikan Dengan Pertumbuhan Ekonomi Suatu Negara

Dari persamaan diatas, akan menjadi persamaan yang lebih rumit lagi, yang nantinya akan

memasukkan juga faktor teknologi dalam faktor-faktor yang dapat mempengaruhi besar

perhitungan produksi nasional (X). Dari sana terlihat, kita bisa menambah kecepatan

pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan kecepatan akumulasi modal dan peningkatan

jumlah tenaga kerja atau meningkatkan kemampuan teknik produksi. Dan menurut analisis,

salah satu senjata ampuh yang dapat mendorong kecepatan pertumbuhan ekonomi adalah

dengan mempercepat perkembangan teknologi, karena perkembangan teknologi ternyata

adalah satu faktor paling penting dalam usaha untuk meningkatkan pendapatan per kapita

suatu negara. Walaupun seperti itu, kita juga harus memperhatikan beberapa faktor, misalnya

banyaknya fungsi dan persamaan atau rumus yang digunakan untuk menghitung produksi

nasional, maka ada rumus yang lebih akurat ada pula rumus yang tidak akurat dalam

mengukur X (produksi nasional), selain itu kita juga harus mempertimbangkan keakuratan

data statistik yang digunakan untuk menghitung X. Ada pula yang berpendapat, pertumbuhan

ekonomi tidak bisa hanya dilihat dari faktor yang terlihat dari beberapa rumus di atas, masih

ada faktor-faktor lain juga mempengaruhi.

Pertumbuhan Modal, Tenaga Kerja dan Lahan

Walaupun relevansi fungsi produksi agregat yang dipakai diatas masih diragukan, kita

masih dapat melihat pentingnya pertumbuhan ketiga faktor mempengaruhi produksi nasional

(Modal, tenaga kerja, dan Lahan). Tabel 7.3 menunjukkan gambaran Modal, tenaga kerja dan

lahan dari tahun ke tahun

Tabel 7.3

Tahun Lahan (Juta Hektar) Tenaga Kerja Tetap Modal (dalam Miliar

Dollar)

1 2 3

1929 987 47.630 623,8

1940 1.061 50.350 567,5

1950 1.202 58.920 693,5

1960 1.179 65.778 963,9

1970 1.102 78.627 1.421,6

1976 1.078 87.485 1743,4

5

Page 6: Hubungan Pendidikan Dengan Pertumbuhan Ekonomi Suatu Negara

Kolom 1 menunjukkan indikasi penggunaan lahan untuk pertanian di Amerika

Serikat. Penggunaan pupuk, teknik pertanian yang lebih canggih, metode irigasi yang lebih

baik menambah kualitas lahan-lahan yang digunakan untuk pertanian. Jadi, karena adanya

perbedaan metode pertanian, perbaikan irigasi, berarti kondisi lahan pada tahun 1976 jelas

berbeda dengan kondisi lahan pada tahun 1929, walaupun lahan pada tahun 1976 adalah

lahan yang sama digunakan untuk pertanian pada tahun 1929. Hal yang sama juga terjadi

pada kolom ke-2, yaitu tenaga kerja, data yang ada di kolom ke-2 tersebut juga tidak

memperhatikan peningkatan kemampuan atau pendidikan tenaga kerja tahun ke tahun yang

mempengaruhi kemampuan kerja tenaga kerja tersebut. Sama seperti pada kolom 3, juga

banyak kekurangan pada data tersebut, karena data tersebut tidak mempertimbangkan faktor

lain atau kesalahan (error) yang terjadi selama perhitungan.

KONTRIBUSI PENDIDIKAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

Bagaimana sebenarnya sehingga tingkat pendidikan masyarakat warga negara suatu

negara dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Seperti yang pernah ditulis W.L. Miller

(1967), bahwa untuk mencari seberapa besar angka pengaruh pendidikan terhadap

pertumbuhan ekonomi, maka kita harus tahu sebab-sebab dan aspek-aspek mengapa

pendidikan dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Jadi untuk mengetahui

besar pengaruh kontribusi pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi, kita harus melihat

analysis yang dibuat oleh Miller tentang bagaimana sebenarnya sehingga pendidikan dapat

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Kita harus tahu, bahwa tidak semua pendidikan memberikan kontribusi pada

pertumbuhan ekonomi suatu negara, tapi pendidikan yang dapat berkontribusi besar pada

pertumbuhan ekonomi adalah pendidikan yang berlawanan dengan pendidikan gaya lama

(tradisional), dan juga pendidikan yang membebaskan dan menstimulasi (merangsang) agar

seorang individu bisa mendorong dirinya untuk lebih berusaha. Jadi pendidikan yang kira-

kira mendorong pertumbuhan ekonomi punya empat karakteristik utama, yang tujuan

utamanya mendorong orang untuk semakin produktif. Pertama, adalah pendidikan yang

mengembangkan kemampuan yang mengarah pada perkembangan ekonomi. Contohnya

6

Page 7: Hubungan Pendidikan Dengan Pertumbuhan Ekonomi Suatu Negara

adalah pendidikan yang mendorong mobilitas sosial, pertumbuhan literasi agar tercipta

komunikasi yang terlancar, dan perbankan.

Kapasitas kedua adalah menekankan kemampuan untuk mengatasi masalah sumber

yang langka dengan sumber yang ada. Contohnya bagaimana dengan pendidikan, orang akan

lebih efisien memakan sumber daya alam, tanpa membuang-buangnya. Pendidikan juga dapat

memungkinkan suatu negara untuk menciptakan teknologi yang dapat mengatasi kurangnya

sumber daya alam yang mereka miliki. Tanpa pendidikan, orang tidak akan punya

kemampuan adaptif yang baik dengan lingkungannya yang tidak mendukung.

Kapasitas ketiga, adalah durabilitas investasi pendidikan. Miller mengatakan bahwa

pendidikan adalah investasi yang aman bahkan lebih aman dari pada investasi atau modal

lain, apalagi pendidikan punya ketahanan yang lebih lama dibandingkan dengan investasi

lain. Miller juga menambahkan modal dalam bentuk sumber daya manusia, habisnya lebih

lama dibanding dengan cepat habisnya modal dalam bentuk lain. Jadi Miller berpendapat,

bahwa investasi dalam pendidikan lebih produktif, dibandingkan dengan investasi dalam

bentuk lain.

Keempat atau yang terakhir, pendidikan adalah alternatif dari investasi modal biasa.

Dan karena paling tidak, pendidikan yang ada sekarang, hanya memiliki satu atau lebih

kapasitas pendorong pertumbuhan ekonomi, maka pertanyaan tentang seberapa besar

pengaruh pendidikan (dihitung dalam bentuk angka) untuk meningkatkan pertumbuhan

ekonomi, maka kita bisa melihat beberapa strategi untuk menjawab pertanyaan di atas.

Studi yang dilakukan Schultz

Usaha pertama untuk menghitung besar pengaruh atau kontribusi pendidikan terhadap

pertumbuhan ekonomi dilakukan oleh Schultz pada tahun 1961. Berikut ini adalah garis besar

strategi atau langkah yang dilakukan Schultz untuk menghitung seberapa besar kontribusi

pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Pertama kita harus mencari data jumlah tenaga

kerja dengan jenjang pendidikan berdasar per tahun, dengan melihat durasi lama belajar.

Tenaga kerja ini hanya difokuskan pada tenaga kerja yang terlatih secara formal atau

mendapat pendidikan formal, walaupun ada juga pendidikan non formal, misalnya

pendidikan yang didapat seseoarang dari orang tuanya di rumah. Jadi dilihat dari tabel

sebelumnya, misalnya ada tahun 1957, pendapatan mencapai 226,5 miliar dolar, atau lebih

7

Page 8: Hubungan Pendidikan Dengan Pertumbuhan Ekonomi Suatu Negara

besar 71 miliar dibanding dengan bila tenaga kerja tidak bertambah atau masih sama seperti

pada tahun 1929. Kemudian Schultz juga menunjukkan selain bertambahnya pendapatan

dengan bertambahnya jumlah tenaga kerja, Schultz menyimpulkan bahwa investasi

pendidikan, dilihat dari akumulasi pendidikan pada jumlah tenaga kerja, juga meningkat. Bila

dihitung dari persentase pertambahan pendapatan nasional per pertambahan jumlah tenaga

kerja, maka bisa diperhitungkan nilai tenaga kerja bila dihitung akan bernilai 286 miliar pada

tahun 1959.

Pertanyaan selanjutnya yang harus dijawab adalah seberapa besar 286 miliar ini

memberikan kontribusi terhadap bertambahnya pendapatan nasional sebesar 71 miliat dolar

dari tahun 1929 ke tahun 1959. Schultz lalu menerangkan ada tiga cara agar investasi

pendidikan berhasil menutupi biaya yang telah dikeluarkan untuk pendidikan tersebut.

Dengan mengalikan kecepatan balik modal investasi pendidikan dengan 286 miliar di atas

(286 miliar dolar ini adalah nilai nominal tenaga kerja tahun 1959 bila dilihat dari nilai uang

tahun 1929), maka Schultz mendapatkan estimasi besar kontribusi pendidikan terhadap

pendapatan. Dengan membagi beberapa estimasi yang didapat Schultz tersebut dengan 71

miliar (besar peningkatan pendapatan nasional dari tahun 1929 ke 1959) lalu membaginya

dengan 100, maka Schultz mendapatkan bahwa kontribusi pendidikan terhadap pertumbuhan

ekonomi sebesar 30% – 70 %.

Lalu bagaimana caranya sampai Schultz mendapatkan angkat diatas? Schultz

menggunakan analisis kuantitatif, dengan pertama kali Schultz mengukur besar biaya yang

harus dikeluarkan untuk bersekolah baik secara langsung maupun tidak langsung (misalnya

mulai dari biaya yang harus dikeluarkan untuk mengoperasikan sekolah SD, SMP, SMA

sampai ke Universitas, dan berapa pendapatan yang tidak bisa didapat seseorang karena

sedang sekolah dan bukannya bekerja selama mereka kuliah atau SMA), yang dapat dilihat

pada tabel 7.6, yang merupakan tabel yang menggambarkan secara detail nilai rata-rata

sekolah dinilai darii nilai uang pada tahun 1956. Tabel 7.5 dan 7.6 dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

8

Page 9: Hubungan Pendidikan Dengan Pertumbuhan Ekonomi Suatu Negara

Tabel 7.5

Tahun Tenaga Kerja

(Juta)

Jumlah

Durasi

Sekolah

Orang per

Orang

Jumlah

Durasi

Sekolah (Juta

Tahun)

Rata-rata

Durasi

Sekolah

orang per

orang (dilihat

dari nilai

tahun 1949)

Jumlah

Durasi

Sekolah

(dilihat dari

nilai Tahun

1949)

1 2 3 4 5

1900 28.1 7.70 216 4.14 116

1910 35.8 7.91 23 4.65 167

1920 41.4 8.12 336 5.26 217

1930 48.7 8.41 410 6.01 293

1940 52.8 9.02 476 7.24 32

1950 60.1 10.10 607 8.65 520

1957 70.8 10.96 776 10.45 740

Tabel 7.6 Ekuivalen Nilai Pendidikan

Tahun Ekuivalen

Nilai Sekolah

(dalam harga

di tahun

1956)

Ekuivalen

Durasi

Sekolah

(dalam Juta

tahun)

Jumlah

Penduduk

berumur 14

atau lebih

Nilai Total

tenaga kerja

Nilai Total

Orang

berumur 14

tahun atau

lebih

1 2 3 4 5

1900 540 116 212 63 114

1910 563 167 299 94 168

1920 586 217 388 127 277

1930 614 293 535 180 328

1940 650 382 714 248 465

1950 690 520 951 359 656

1957 723 740 1.173 535 848

9

Page 10: Hubungan Pendidikan Dengan Pertumbuhan Ekonomi Suatu Negara

Untuk melihat nilai total pendidikan bila diukur dengan nominal, maka kita harus

mengalikan jumlah total durasi sekolah yang dienyam seluruh tenaga kerja per tahun.

Hasilnya bisa dilihat pada komom 4 tabel 7.6. dari sini kita lalu bisa melihat pertumbuhan

nilai pendidikan yang dapat dijadikan modal untuk menyokong pertumbuhan ekonomi dari

tahun 1929 sampai dengan tahun 1957, yang setelah diukur Schultz mencapai 355 miliar

dollar (lihat kolom 4).

Di tabel di atas kita juga melihat nilai pendidikan pada tahun 1929 bila dilihat dari

harga uang pada tahun 1956, yaitu mencapai 180 miliar dolar. Dari sini terlihat, “nilai tenaga

kerja meningkat sebesar lebih dari 38 persen dari tahun 1929 ke tahun 1957”.

Dilihat dari tabel, nilai investasi pendidikan menjadi total sebanyak 286 miliar dolar

bila dihitung dari nilai pendidikan tenaga kerja dari tahun 1929 sampai ke tahun 1957,

dimana nilai pendidikan tenaga kerja hanya sebesar 112.5 miliar dollar pada tahun 1929 dan

menjadi bernilai 226.5 pada tahun 1957. Karena jumlah tenaga kerja mencapai 49.3 juta

orang pada tahun 1929, pendapatan per orang adalah 2.287 dollar. Dan bila pendapatan per

orang dianggap tetap dari tahun 1929 ke tahun 1957, maka 68 juta tenaga kerja akan

mendapat pendapatan sebesar 226.8 miliar dolar pada tahun 1957, yang menyebabkan

kenaikan pendapatan total seluruh tenaga kerja sebesar 71 miliar dolar.

Studi yang dilakukan Denison

Analisis kuantitatif kontribusi pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi dilakukan

oleh Denison pada tahun 1962, 1964, 1967 dan 1974). Langkah-langkah yang diambil

Denison untuk menghitung besar kontribusi pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi

adalah sebagai berikut:

1. Dengan menggunakan data sensus tahun 1960, Denison menghitung faktor pemberat

(Wg) yang menggambarkan pendapatan seseorang bila dibanding dengan pendapatan

orang lain dengan tingkat pendidikan yang berbeda. Denison memilih 8 tahun

sebagai faktor pemberat dengan level Wg = 100 pada faktor pemberat 8 tahun.

Denison juga menghitung faktor pemberat tujuh tingkat pendidikan lain, Denison juga

mempertimbangkan faktor-faktor lain. Contoh faktor pemberat misalnya orang yang

tidak bersekolah maka nilai Wg = 75 namun bila seseorang mengenyam pendidikan

10

Page 11: Hubungan Pendidikan Dengan Pertumbuhan Ekonomi Suatu Negara

perguruan tinggi (misalnya 4 – 5 tahun), maka nilai Wg = 219 (ini bisa dilihat pada

tabel 7.8).

Tabel 7.8 Faktor Pemberat

Pendidikan

tertinggi tenaga

kerja

Faktor

pemberat Wg

Persentasi Ketersedian

Lahan Pekerjaan

Indeks

Laki-laki Perempuan Laki-Laki Perempuan

1 2 3 4 5

Tidak punya

pendidikan

75 0,42 0,21 0,315 0,158

Pendidikan

Dasar (1 – 4

tahun)

89 2,46 1,00 2,189 0,890

Pendidikan8,14

Dasar (5 -7

18tahun)

97 7,07 4,19 6,858 4,064

Pendidikan,

Kelas (8 tahun)

100 10,82 8,14 10,820 8,140

SMA (1 – 3

tahun)

111 17,91 18,16 19,880 20,158

SMA (4 tahun) 124 36,77 50,60 45,595 62,744

Kuliah

Diploma (1 – 3

tahun)

147 12,67 12,70 18,625 18,669

Kuliah (4

tahun)

189 7,27 3,49 13,740 6,596

Kuliah (5

tahun atau

lebih

219 4,62 1,52 10,118 3,329

2. Denison lalu menghitung persentase distribusi fulltime equivalent (FTE) atau nilai

ekuivalen pekerja penuh.

11

Page 12: Hubungan Pendidikan Dengan Pertumbuhan Ekonomi Suatu Negara

3. Saat faktor pemberat (tingkat pendidikan) dikalikan dengan distribusi penempatan

pekerjaan.

4. Perhitungan dan indeks yang dipakai juga memperhitungkan faktor lain seperti orang-

orang yang menganggur.

5. Nilai-nilai indeks yang didapat juga diatur berdasarkan nilai kehadiran seseorang

selama sekolah.

Denizon menekankan indeks yang diperlihatkan di atas menunjukkan kuantitas

pendidikan, dengan asumsi kualitas pendidikan tahun ke tahun dan hari ke hari tidak berubah.

Tabel di atas juga menunjukkan indeks kontribusi pendidikan terhadap meningkatnya

kemampuan tenaga kerja (salah satu input produksi nasional) dan tidak mempertimbangkan

efek pendidikan terhadap input lain.

Seperti bisa kita lihat pada tabel 7.9, indeks pendidikan gabungan naik dari 83,71 pada

tahun 1929 menjadi 106,71 pada tahun 1969, dengan peningkatan sebesar 27,5 persen. Hal

ini menunjukkan bahwa pekerja atau tenaga kerja pada tahun 1969 memberikan kontribusi

lebih besar 27,5 persen lebih besar dari tahun 1929 terhadap hasil produksi nasional. Dan bila

pendapatan dari tenaga kerja diasumsikan menyumbang 75% pendapatan nasional, maka bisa

dibilang ada kenaikan sebesar 0,75 x 0,275 = 20,6 persen kenaikan pendapatan nasional. Jadi

bila kecepatan naik pendapatan perkapita per tahun 1,89 dari tahun 1929 ke tahun 1969, maka

kontribusi pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 0,39. Hal seperti ini hampir

sesuai dengan hasil yang didapat oleh Denizon, yang menghitung kontribusi pendidikan

terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 30 – 70%.

Tabel 7.9 Indeks yang didapat Denizon untuk Hasil Perhitungan Kontribusi Pendidikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Tahun Laki-laki Perempuan Gabungan

1 2 3

1929 83,18 86,79 83,71

1948 93,40 96,33 93,85

1969 107,08 105,01 106,71

12

Page 13: Hubungan Pendidikan Dengan Pertumbuhan Ekonomi Suatu Negara

Kita juga harus melihat bahwa perhitungan besar peran pendidikan terhadap pertumbuhan

ekonomi hanya dilihat dari faktor tenaga kerja saja, tidak termasuk didalamnya kontribusi

pendidikan yang diberikan orang yang lebih senior (yang pendidikannya lebih tinggi) kepada

yunior (bawahannya) yang belum terlatih.

Sedangkan Selowsky, dengan metode yang agak berbeda menghitung kontribusi pendidikan

terhadap pertumbuhan ekonomi dari tahun 1940 ke tahun 1965 hanya sebesar 12,9 persen,

dan sebesar 20,9 persen bila ditambah dengan pertambahan jumlah tenaga kerja. Jadi selain

menghitung kontribusi pendidikan yang lebih tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi, maka

bertambahnya jumlah tenaga kerja juga harus diperhitungkan dalam memperkirakan besar

kontribusi pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Perbandingan dengan Negara Lain

Ada banyak penelitian yang kemudian dilakukan tentang kontribusi pendidikan terhadap

pertumbuhan ekonomi, setelah Denison melakukan studinya, penelitian-penelitian ini tidak

hanya dilakukan di Amerika Serikat tetapi juga dilakukan pada negara-negara lain. Beberapa

penelitian yang menghitung kontribusi pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada

negara-negara lain, salah satunya juga dilakukan oleh Denison sendiri dalam rentang waktu

1950 – 1962, yang dilakukan pada beberapa negara di Eropa. Hasil penelitian dapat dilihat

pada tabel 7.11 berikut:

13

Page 14: Hubungan Pendidikan Dengan Pertumbuhan Ekonomi Suatu Negara

Tabel 7.11 Kontribusi Pendidikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Amerika Serikat

dan Eropa, tahun 1950 – 1962

Negara Kecepatan Tumbuh Kontribusi

Pendidikan

(persentase

dalam

koma)

Kontribusi pendidikan per

orang terhadap

Pertumbuhan Ekonomi

Pendapatan

Nasional

Pendapatan

Orang per

Orang

Pendapatan

Nasional

Pendapatan

orang per

orang

AS 3,32 2,15 0,49 15 23

Negara Eropa

Utara dan

Barat

4,78 3,80 0,23 5 6

Belgia 3,20 2,64 0,43 13 16

Denmark 3,51 2,56 0,14 4 5

Prancis 4,92 4,80 0,29 6 6

Jerman 7,26 5,15 0,11 2 2

Belanda 4,73 3,65 0,24 5 7

Norwegia 3,45 3,27 0,24 7 7

Inggris 2,29 1,63 0,29 13 18

Itali 5,96 5,36 0,40 7 7

Peran pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi negara-negara Eropa tahun-tahun

sebelumnya terlihat jauh lebih kecil dibanding dengan di Amerika Serikat.

14

Page 15: Hubungan Pendidikan Dengan Pertumbuhan Ekonomi Suatu Negara

Referensi

1. Jhon, Elchanan. The Economic of Education. University of California.

15