hubungan pengetahuan

88
HUBUNGAN PENGETAHUAN, KOMUNIKASI INTERPERSONAL, DAN KETERAMPILAN TEKNIK DENGAN PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RSUD KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh derajat Sarjana Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Diajukan Oleh: Francisca Shanti Kusumaningsih 04/174716/EIK/00375 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2006

Upload: hanifa-bi-barito

Post on 06-Mar-2016

38 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

SKRIPSI

TRANSCRIPT

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 1/88

HUBUNGAN PENGETAHUAN, KOMUNIKASI

INTERPERSONAL, DAN KETERAMPILAN TEKNIK

DENGAN PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN

DI RSUD KOTA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh derajat Sarjana

Keperawatan

Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Diajukan Oleh:

Francisca Shanti Kusumaningsih

04/174716/EIK/00375

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA 2006

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 2/88

Lembar Pengesahan

Skripsi

HUBUNGAN PENGETAHUAN, KOMUNIKASI INTERPERSONAL, DAN

KETERAMPILAN TEKNIK DENGAN PELAKSANAAN PROSES

KEPERAWATAN DI RSUD KOTA YOGYAKARTA

Diajukan oleh :

Francisca Shanti Kusumaningsih

04/174716/EIK/00375

Telah diseminarkan pada

Hari Jumat, 18 November 2005

Penguji I Penguji II Penguji III

Tri Prabowo, S.Kp Sri Setiyarini, S.Kp Heny S. P.,S.Kp,

M.Kes

 NIP. 140 216 145 NIP. 140 310 080 NIP. 132 230 595

Mengetahui,

Dekanu.b. Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan

Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta

dr. Iwan Dwiprahasto, M.Med.Sc.,PhD

 NIP. 131 860 994

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 3/88

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia

yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul

“Hubungan Pengetahuan, Komunikasi Interpersonal, dan Keterampilan Teknik

dengan Penerapan Proses Keperawatan di RSUD Kota Yogyakarta”. Skripsi ini

disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh derajat Sarjana

Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Skripsi ini tidak

lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1.  dr. Iwan Dwiprahasto, M.Med.Sc., PhD., selaku Wakil Dekan Bidang

Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah

Mada Yogyakarta.

2.  dr. Sunartini, Sp.A(K)., PhD., selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

3. 

Bapak Tri Prabowo, S.Kp., selaku Pembimbing I yang telah memberikan

saran dan masukan bagi penulis.

4.  Ibu Sri Setiyarini, S.Kp., selaku Pembimbing II yang telah memberikan

masukan dan motivasi bagi penulis.

5.  Ibu Heny Suseani P.,S.Kp.,M.Kes., selaku Penguji yang telah memberikan

kritik dan saran yang membangun bagi penulis.

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 4/88

Pihak-pihak lain yang telah memberikan bantuannya baik moril maupun materiil

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu kritik maupun masukan yang konstruktif senantiasa penulis

harapkan demi perbaikan lebih lanjut.

Yogyakarta, Januari 2006

Penulis

Francisca Shanti K.

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 5/88

INTISARI

Keperawatan sebagai suatu profesi mengharuskan pelayanan keperawatan diberikansecara profesional berdasarkan pelaksanaan proses keperawatan dengan menggunakan

 pengetahuan, komunikasi interpersonal, dan keterampilan teknik yang baik. RSUD Kota

Yogyakarta mempunyai perawat dengan berbagai perbedaan pengetahuan, keterampilan

komunikasi interpersonal, dan keterampilan teknik yang tentunya akan berpengaruh

terhadap pelaksanaan proses keperawatan.

Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan

 penerapan proses keperawatan di RSUD Kota Yogyakarta, hubungan antara komunikasi

interpersonal dengan penerapan proses keperawatan di RSUD Kota Yogyakarta,

hubungan antara keterampilan teknik yang dimiliki perawat dengan penerapan proses

keperawatan di RSUD Kota Yogyakarta.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif

dengan metode cross-sectional. Data pengetahuan responden dikumpulkan dengankuesioner, data tentang komunikasi interpersonal, keterampilan teknik, dan penerapan

 proses keperawatan dikumpulkan dengan observasi. Subyek penelitian berjumlah 50

orang yaitu semua perawat pelaksana yang melakukan asuhan keperawatan yang bertugas

di ruang rawat inap dan instalansi rawat darurat dengan kriteria : pendidikan minimal

SPK, telah bekerja di rumah sakit tersebut minimal 1 tahun, tidak sedang cuti dan

mendapat tugas belajar, bersedia menjadi responden. Uji hipotesis menggunakan analisis

korelasi Rank Spearman dengan tingkat kepercayaan 95% atau ά= 0,05.

Hasil penghitungan hubungan antara pengetahuan dengan penerapan proses

keperawatan didapatkan rho = 0,186 dan p = 0,197; penghitungan hubungan komunikasi

interpersonal dengan penerapan proses keperawatan didapatkan rho = 0,384 dan p =

0,006; penghitungan hubungan keterampilan teknik dengan penerapan proses rho = 0,343

dan p = 0,015.Penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan

dengan penerapan proses keperawatan; ada hubungan positif dan bermakna antara

komunikasi interpersonal dengan penerapan proses keperawatan; ada hubungan positif

dan bermakna antara keterampilan teknik dengan penerapan proses keperawatan.

Kata kunci: Penerapan proses keperawatan, keterampilan teknik, komunikasi

interpersonal, pengetahuan

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 6/88

ABSTRACT

 Nursing, as a profession, required a nursing service given professionally based onaccomplishment of nursing process by means of good knowledge, interpersonal

communication, and technical skill. RSUD Kota Yogyakarta employed nurses of various

knowledge, interpersonal communications, and technical skills, which eventually brought

influences in completing the nursing process.

This study was aimed to identify the correlation of knowledge to the application of

nursing process at RSUD Kota Yogyakarta, the correlation of interpersonal

communication to the application of nursing process at RSUD Kota Yogyakarta, and the

correlation of technical skill to the application of nursing process at RSUD Kota

Yogyakarta.

This study was descriptive by means of quantitative framework employing a cross-

sectional method. Data of respondents’ knowledge was gathered through questionnaires,

while data of nurses’ interpersonal communication, technical skill, and the application ofnursing process were obtained from observations. The number of research subjects

involved in this study was all 50 nurse practitioners who had been giving upbringing

treatment and assigned in hospitalizing and emergency installations, who met the criteria

of: having minimum education of SPK, had been employed in the hospital at a minimum

of a year, not on leave nor assigned for higher education, available becoming respondent.

Hypothesis test was using Spearman Rank correlation at a significance level of 95% or α 

= 0.05.

The calculation resulted in the correlation of knowledge to the application of

nursing process at rho = 0.186 and p = 0.197; the correlation of interpersonal

communication to the application of nursing process at rho = 0.384 and p = 0.006; and the

correlation of technical skill to the application of nursing process at rho = 0.343 and p =

0.015.This study showed that there was no significant correlation of knowledge to the

application of nursing process; there was a positive and significant correlation of

interpersonal communication to the application of nursing process; and there was a

 positive and significant correlation of technical skill to the application of nursing process.

Key words: Application of nursing process, technical skill, interpersonal communication,

knowledge

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 7/88

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ ii

KATA PENGANTAR ........................................................................... iii

INTI SARI .............................................................................................. v

ABSTRACT ........................................................................................... vi

DAFTAR ISI .......................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1

A. 

Latar Belakang .................................................................. 1

B.  Rumusan Masalah ............................................................. 4

C.  Tujuan Penelitian .............................................................. 5

D.  Manfaat Penelitian ............................................................ 5

E. 

Keaslian Penelitian ............................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 8

A.  Pengetahuan Tentang Proses Keperawatan ....................... 8

B.  Komunikasi Interpersonal ................................................. 13

C.  Keterampilan Teknik ......................................................... 17

D. 

Penerapan Proses Keperawatan ......................................... 19

E.  Landasan Teori .................................................................. 21

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 8/88

  Halaman

F. 

Kerangka Penelitian .......................................................... 22

G.  Hipotesis ............................................................................ 22

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................... 24

A. 

Rancangan Penelitian ........................................................ 24

B.  Populasi dan Sampel ......................................................... 24

C.  Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................ 24

D.  Variabel Penelitian ............................................................ 25

E.  Definisi Operasional ......................................................... 25

F. 

Instrumen Penelitian ......................................................... 27

G.  Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................ 29

H.  Jalannya Penelitian ............................................................ 31

I. 

Analisa Data ...................................................................... 33

J.  Keterbatasan Penelitian ..................................................... 35

K.  Kesulitan Penelitian .......................................................... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................... 37

A. Karakteristik Responden .................................................... 37

B. Frekuensi responden Berdasar Pengetahuan ...................... 38

C. Frekuensi Responden Berdasar Komunikasi

Interpersonal ....................................................................... 39

D. Frekuensi Responden Berdasar Keterampilan Teknik ....... 40

E. Frekuensi Responden Berdasar Penerapan Proses

Keperawatan........................................................................ 41

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 9/88

  Halaman

F. 

Frekuensi Responden Berdasar Hubungan Pengetahuan

Dengan Penerapan Proses Keperawatan ............................ 42

G.  Frekuensi Responden Berdasar Hubungan Komunikasi

Interpersonal Dengan Penerapan Proses Keperawatan ...... 44

H.  Frekuensi Responden Berdasar Hubungan Keterampilan

Teknik Dengan Penerapan Proses Keperawatan ................ 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 51

A. Kesimpulan ........................................................................ 51

B. Saran .................................................................................... 51

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 10/88

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Distribusi Responden di RSUD Kota Yogyakarta Bulan

Desember 2005 – Januari 2006 ........................................... 35

2 Frekuensi Responden di RSUD Kota Yogyakarta

Berdasar Pengetahuan Bulan Desember 2005 –

Januari 2006 ........................................................................ 38

3 Frekuensi Responden di RSUD Kota Yogyakarta

Berdasar Komunikasi Interpersonal Bulan Desember 2005

 – Januari 2006 ..................................................................... 39

4 Frekuensi Responden di RSUD Kota Yogyakarta

Berdasar Keterampilan Teknik Bulan Desember 2005 –

Januari 2006 ....................................................................... 40

5 Frekuensi Responden di RSUD Kota Yogyakarta

Berdasar Penerapan Proses Keperawatan Bulan

Desember 2005 – Januari 2006 ........................................... 41

6 Frekuensi Responden di RSUD Kota Yogyakarta

Berdasar Hubungan Pengetahuan Dengan Penerapan Proses

Keperawatan Bulan Desember 2005 – Januari 2006 ......... 42

7  Frekuensi Responden di RSUD Kota Yogyakarta Berdasar

Hubungan Komunikasi Interpersonal Dengan Penerapan

Proses Keperawatan Bulan Desember 2005 –

Januari 2006 ........................................................................ 44

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 11/88

  Halaman

Frekuensi Responden di RSUD Kota Yogyakarta Berdasar

Hubungan Keterampilan Teknik Dengan Penerapan Proses

Keperawatan Bulan Desember 2005 – Januari 2006 .......... 47

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 12/88

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Hubungan Pengetahuan, Komunikasi Interpersonal,

dan Keterampilan Teknik Dengan Penerapan Proses

Keperawatan ........................................................................ 22

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 13/88

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Keperawatan sebagai suatu profesi mengharuskan pelayanan keperawatan

diberikan secara profesional oleh perawat. Untuk dapat dikatakan profesional

salah satu cirinya adalah pelayanan keperawatan yang diberikan berdasarkan pada

ilmu pengetahuan (Flexner, Cit  Chitty, 1997). Tingkat pengetahuan yang cukup

memungkinkan perawat untuk mengerti tentang suatu hal dan dapat menanggapi

 berdasarkan rasional dan secara konseptual memahami apa yang harus dilakukan

untuk mancapai tujuan yang diinginkan (Taylor et al  1993). Menurut Nursalam

(2001), perawat dituntut untuk mempunyai pengetahuan tentang konsep dan teori

sebagai dasar interaksi dalam mengartikan suatu informasi yang diterima serta

dapat menjalin komunikasi yang efektif.

Mencari data dan bekerjasama dengan pasien sangat diperlukan dalam

 pelaksanaan proses keperawatan, untuk itu sangat penting menyediakan

lingkungan yang aman secara emosional yang mengijinkan pasien untuk merasa di

dukung dan diterima. Komunikasi memainkan peran kunci dalam

mempertahankan lingkungan ini (Sieh dan Brentin, 1997). Komunikasi disini

diartikan sebagai komunikasi interpersonal, dimana ketrampilan komunikasi

interpersonal memungkinkan perawat untuk menciptakan dan menjaga hubungan

terapeutik yang baik yang akan memfasilitasi tercapainya tujuan. Keterampilan

 berkomunikasi yang baik sangat dibutuhkan dalam semua bidang. Setiap perawat

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 14/88

yang ingin menjadi seorang pemberi pelayanan yang efektif pertama-tama harus

 belajar berkomunikasi. Keterampilan komunikasi juga memungkinkan perawat

untuk mengenal pasien, membuat diagnosa dan memenuhi kebutuhan mereka.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa didalam unit keperawatan dimana perawat

 bertukar informasi dan ide, pemecahan masalah dilakukan bersama-sama, moral

 pegawai tinggi, pasien mendemonstrasikan peningkatan kesehatan dan

 peningkatan kerjasama dalam prosedur keperawatan (Taylor et al, 1993). Menurut

Meredith Cit  Soenarto (2000), dari hasil penelitian yang sudah dikerjakan selama

30 tahun menunjukkan bahwa komunikasi yang jelek merupakan penyebab

terbesar ketidakpuasan pasien.

Melakukan tindakan keperawatan atau implementasi harus menggunakan

keterampilan tehnik yang bagus. Kepercayaan pasien juga terletak pada

 bagaimana kemampuan perawat melakukan tindakan-tindakan keperawatan.

Keterampilan tehnik yang baik memungkinkan perawat untuk memanipulasi

 peralatan yang ada dengan terampil sesuai dengan prosedur untuk mencapai

tujuan yang diinginkan, meliputi penggunaan alat-alat yang tersedia sesuai dengan

kompetensi sehingga menimbulkan stress minimum terhadap klien dan

melaksanakan prosedur tindakan dengan benar (Taylor et al, 1993).

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta (RSUD Kota Yogyakarta)

merupakan rumah sakit milik Pemerintah Kota Yogyakarta yang terdiri dari ruang

rawat inap Kelas III, II, I, VIP, ICU/ICCU, Instalansi Bedah Sentral, Instalansi

Rawat Darurat, dan Rawat Jalan. Menurut data yang diperoleh dari bagian

Keperawatan didapatkan bahwa pendidikan tenaga keperawatan yang melakukan

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 15/88

asuhan keperawatan di RSUD Kota Yogyakarta terdiri dari beraneka ragam jenis

 pendidikan diantaranya 1 orang lulusan sarjana, 74 orang lulusan DIII, 35 orang

lulusan SPK, 2 orang SPRG, 3 orang pekarya, 4 orang asisten perawat.

Dari studi pendahuluan yang dilakukan bulan April 2005 tentang

dokumentasi penerapan proses keperawatan dari status pasien bulan Januari

sampai Maret yang diambil secara acak di lima ruang rawat inap di RSUD Kota

Yogyakarta yang dilakukan oleh tenaga keperawatan, diperoleh hasil bahwa dari

lima tahap proses keperawatan telah dilaksanakan pengkajian 77%, diagnosa 56%,

 perencanaan 46%, pelaksanaan 56,5%, evaluasi 38%. Dari observasi yang

dilakukan pada pada bulan Maret 2005 pada tiga orang perawat di tiga ruang

rawat inap diperoleh data bahwa dua orang perawat melakukan tindakan

keperawatan tidak sesuai dengan prosedur yang ditetapkan baik dalam persiapan

alat maupun pelaksanaan, teknik komunikasi yang dilakukan perawat terhadap

 pasien dan keluarga bukan merupakan tehnik hubungan yang terapeutik, perawat

tidak mengajak anggota keluarga untuk bekerjasama dalam menyelesaikan

masalah pasien. Dari hasil wawancara pada bulan April 2005 yang dilakukan pada

lima perawat di lima ruang rawat inap diperoleh data bahwa tiga orang perawat

melakukan penerapan proses keperawatan hanya sebatas yang mereka ketahui dan

dilakukan sebatas rutinitas, dua orang perawat diantaranya mengatakan mengisi

dokumentasi keperawatan berdasarkan yang mereka mengerti saat ini dan bukan

 berdasarkan standar asuhan keperawatan yang ada karena mereka belum begitu

 paham tentang standar tersebut dan satu orang perawat mengatakan tidak tahu

tentang standar asuhan keperawatan tersebut, perawat mengatakan mengetahui

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 16/88

lima tahap dalam proses keperawatan tetapi tidak bisa menjelaskan komponen-

komponen yang terdapat dalam lima tahap proses keperawatan tersebut, shift jaga

sore dan malam tidak mendokumentasikan kegiatan keperawatan yang dilakukan

(tidak berkesinambungan).

Dari data tersebut diatas diperoleh data bahwa terdapat perbedaan tingkat

 pengetahuan, teknik komunikasi interpersonal, dan tingkat keterampilan teknik

yang dimiliki perawat di RSUD Kota Yogyakarta, padahal ketiga hal tersebut

adalah keterampilan yang harus dimiliki perawat untuk dapat melaksanakan

 proses keperawatan dengan baik. Disamping itu juga RSUD Kota Yogyakarta

adalah rumah sakit yang menjadi lahan praktek mahasiswa program Diploma III

maupun mahasiswa program S1 keperawatan yang semuanya menjadi calon

tenaga keperawatan. Dalam fungsinya sebagai lahan praktek maka segala sesuatu

yang dilaksanakan dalam memberikan asuhan keperawatan menjadi salah satu

materi untuk belajar bagi peserta praktek.

Dari latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang “Hubungan pengetahuan, komunikasi interpersonal, dan keterampilan

teknik dengan penerapan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan RSUD

Kota Yogyakarta.”

B.  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti merumuskan

masalah penelitian yaitu “Bagaimanakah hubungan antara pengetahuan,

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 17/88

komunikasi interpersonal, dan keterampilan teknik yang dimiliki perawat dengan

 penerapan proses keperawatan di RSUD Kota Yogyakarta.”

C.  Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1.  Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan yang dimiliki perawat

dengan penerapan proses keperawatan di RSUD Kota Yogyakarta.

2.  Untuk mengetahui hubungan antara komunikasi interpersonal yang dilakukan

 perawat dengan penerapan proses keperawatan di RSUD Kota Yogyakarta.

3. 

Untuk mengetahui hubungan antara keterampilan teknik yang dimiliki perawat

dengan penerapan proses keperawatan di RSUD Kota Yogyakarta.

D. 

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Rumah Sakit.

Untuk memberikan masukan dan sebagai bahan pertimbangan bagi

manajemen rumah sakit dalam upaya peningkatan kualitas asuhan

keperawatan.

2. Institusi Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan

a. Sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar maupun

kegiatan praktek klinik terhadap mata ajaran yang berhubungan dengan

 proses keperawatan dan asuhan keperawatan.

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 18/88

 b. Sebagai bahan bacaan dalam menambah wawasan bagi mahasiswa tenaga

kesehatan khususnya keperawatan dalam memahami penggunaan proses

keperawatan dalam asuhan keperawatan.

E.  Keaslian Penelitian

Penelitian sejenis yang telah dilakukan adalah:

1.  Penerapan Proses Keperawatan di ruang ICU RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

yang dilakukan oleh Suranto (1999). Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif kualitatif cross sectional. Hasil dari penelitian ini adalah penulisan

 pada tahap-tahap pelaksanaan proses keperawatan termasuk kurang baik,

meskipun pada tahap implementasi dituliskan pada semua pasien yang dirawat

(100%). Pelaksanaan proses keperawatan ditulis lengkap hanya 26,6 % dengan

kata lain termasuk kategori buruk. Hal ini disebabkan karena motivasi kurang,

orientasi pada laporan harian, kurang role model. Beda penelitian di atas

dengan penelitian ini adalah metode yang digunakan, tehnik pengambilan

data, populasi dan sampel, lokasi penelitian dan dalam penelitian ini tidak

hanya mengukur bagaimana pendokumentasian pelaksanaan proses

keperawatan tetapi juga diukur bagaimana hubungan tingkat pengetahuan

 perawat tentang proses keperawatan dengan penerapan proses keperawatan

termasuk juga pendokumentasian.

2.  Evaluasi Pelaksanaan Proses Keperawatan di ruang A1 dan A2 IRNA I RSUP

Dr. Sardjito Yogyakarta yang dilakukan oleh Basuki (1999). Penelitian ini

dilakukan dengan survey dokumentasi secara retrospektif. Hasil dari penelitian

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 19/88

ini yaitu secara umum dalam penerapan proses keperawatan sudah baik,

namun pada pelaksanaan pendokumentasian proses keperawatan masih

 banyak menggunakan flowsheet, sehingga perlu melibatkan para perawat dan

dalam memenuhi standar belum sesuai seperti yang diharapkan. Beda

 penelitian diatas dengan penelitian ini adalah metode yang digunakan, tehnik

 pengambilan data, lokasi, populasi dan sampel, dan dalam penelitian ini

diukur bagaimana hubungan pengetahuan dan keterampilan perawat dengan

 pelaksanaan proses keperawatan.

3.  Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang Proses Keperawatan

Dengan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di ruang Rawat Inap RSUD

Purworejo oleh Ekaningtyas Darmiastuti (2002). Penelitian ini menggunakan

 pendekatan survey dengan tingkat eksplanasi asosiatif, rancangan penelitian

yang digunakan adalah cross-sectional. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa

42,59% responden yang mempunyai tingkat pengetahuan tentang proses

keperawatan yang tinggi melakukan dokumentasi yang baik pula dan 7,4 %

 perawat dengan tingkat pengetahuan tentang proses keperawatan melakukan

dokumentasi keperawatan yang buruk. Penelitian tersebut menganalisa tentang

hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang proses keperawatan dengan

 pelaksanaan dokumentasi keperawatan. Bedanya dengan penelitian ini adalah

lokasi, populasi dan sampel, dan dalam penelitian ini diukur juga hubungan

tingkat pengetahuan perawat tentang proses keperawatan dengan penerapan

 proses keperawatan termasuk juga dokumentasi.

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 20/88

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.  Pengetahuan Tentang Proses Keperawatan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu setelah orang melakukan

 penginderaan terhadap sesuatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata (penglihatan) dan

telinga (pendengaran). Pengetahuan juga dapat diperoleh melalui pendidikan,

 pengalaman diri sendiri maupun pengalaman orang lain, media masa maupun

lingkungan. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan

 psikis dalam menumbuhkan rasa percaya diri maupun dorongan sikap dan perilaku

setiap hari, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan stimulus dan

merupakan domain yang sangat penting terhadap tindakan seseorang

(Notoatmodjo,1993).

Pengetahuan sangat diperlukan untuk dapat melaksanakan asuhan

keperawatan pasien, terutama pengetahuan tentang pelaksanaan proses

keperawatan. Pengetahuan memungkinkan perawat untuk mengerti tentang suatu

hal dan dapat menanggapi berdasarkan rasional dan secara konseptual memahami

apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam

melaksanakan proses keperawatan perawat harus memenuhi standar asuhan

keperawatan, untuk itu perawat harus mengetahui dan mampu melaksanakan

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 21/88

komponen-komponen yang terdapat dalam standar asuhan keperawatan meliputi

 pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan

menulis catatan keperawatan (DepKes, 1997).

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan yang merupakan

suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data

untuk mengevaluasi dan mengidenditfikasi status kesehatan (Iyer et al, cit

 Nursalam, 2001). Kegiatan pengkajian meliputi pengumpulan data dan analisa

data. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengumpulan data adalah tipe data

dan karakteristik data. Tipe data dalam pengakajian ada dua yaitu: data subyektif

dan data obyektif. Data subyektif adalah data yang didapat dari klien sebagai

suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak dapat

ditentukan oleh perawat secara independen tetapi melalui suatu

interaksi/komunikasi. Data obyektif adalah data yang dapat diobservasi dan

diukur melalui inspeksi, auskultasi, perkusi, dan palpasi. Data dapat diperoleh dari

 berbagai sumber antara lain: klien, orang terdekat, catatan klien, riwayat penyakit,

konsultasi, hasil pemeriksaan diagnosa, catatan medis dan anggota tim kesehatan

lain, perawatan lain dan kepustakaan.

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai respon seseorang,

keluarga, atau masyarakat terhadap proses kehidupan/masalah kesehatan baik

aktual maupun potensial (NANDA, 1990). Untuk dapat merumuskan diagnosa

keperawatan, perawat harus mengetahui tipe-tipe diagnosa keperawatan.

Menurut NANDA (2005) ada empat tipe diagnosa keperawatan, yaitu: 1)

diagnosa keperawatan aktual, menggambarkan respon manusia terhadap kondisi

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 22/88

kesehatan/proses kehidupan yang terjadi pada individu, keluarga, atau komunitas.

Menegakkan diagnosa aktual harus ada unsur Problem (P) + Etiology (E) atau

Problem (P) + Etiology (E) + Sign & Symptom (S) yang memenuhi kriteria mayor

dan sebagian kriteria minor, 2) diagnosa keperawatan risiko, menggambarkan

respon manusia terhadap kondisi kesehatan/proses kesehatan yang mungkin

 berkembang dalam individu, keluarga, atau masyarakat yang rentan. Menegakkan

diagnosa risiko harus ada unsur PE , 3) diagnosa keperawatan syndrom,

sekelompok tanda dan gejala yang hampir selalu muncul secara bersamaan, 4)

diagnosa keperawatan kesejahteraan, menggambarkan respon manusia terhadap

tingkat kesejahteraan individu, keluarga, dan masyarakat yang mempunyai tingkat

kesejahteraan lebih tinggi. Diagnosa keperawatan mempunyai beberapa sifat

yaitu: berfokus pada reaksi/respon klien terhadap tindakan keperawatan dan

tindakan medis lainnya, berorientasi pada kebutuhan dasar individu, berubah

sesuai perubahan respon klien, mengarah pada fungsi mandiri perawat dalam

melaksanakan tindakan dan evaluasinya, dan mempunyai peranan melengkapi

diagnosa medis (Nursalam, 2001).

Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah,

mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasi pada diagnosa

keperawatan. Tahap ini dimulai setelah menentukan diagnosa keperawatan dan

menyimpulkan rencana dokumentasi (Iyer et al, cit  Nursalam, 2001).

Komponen yang perlu diperhatikan untuk mengevaluasi rencana tindakan

keperawatan adalah menentukan prioritas utama, menentukan kriteria hasil,

menentukan rencana tindakan, dan dokumentasi. Dalam menentukan perencanaan

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 23/88

 perlu menyusun suatu sistem untuk menentukan diagnosa yang akan diambil

tindakan pertama kali. Salah satu sistem yang bisa digunakan adalah hirarki

kebutuhan manusia. Contoh hirarki yang bisa digunakan adalah hirarki Maslow

dan hirarki Kalish.

Pedoman dalam menulis kriteria hasil yaitu: 1) berfokus pada klien, kriteria

hasil harus menunjukkan apa yang dilakukan klien, kapan, dan sejauh mana

tindakan akan bisa dilaksanakan; 2) singkat dan jelas; 3) dapat diobservasi dan

diukur, meliputi pertanyaan apa dan sejauh mana; 4) ada batas waktunya, meliputi

 batas waktu jangka panjang dan jangka pendek; 5) realistik, kriteria hasil harus

 bisa dicapai sesuai dengan sarana dan prasarana yang tersedia; 6) kriteria hasil

ditentukan oleh perawat dan klien. Lebih singkatnya menulis kriteria hasil

menggunakan metode SMART (Specific, Measurable, Achievable, Reasonable,

Time).

Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan

yang spesifik (Iyer, et al, cit   Nursalam, 2001). Tindakan keperawatan meliputi

tahap persiapan, pelaksanaan, dan dokumentasi. Tindakan keperawatan dibedakan

menjadi tindakan independen, interdependen dan dependen. Tindakan

keperawatan independen adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat

tanpa petunjuk dan perintah dari dokter atau tenaga kesehatan lainnya. Tindakan

keperawatan interdependen adalah suatu tindakan yang memerlukan suatu

kerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya. Tindakan dependen adalah tindakan

yang berhubungan dengan pelaksanaan rencana tindakan medis.

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 24/88

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan

yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan

 pelaksanaannya sudah berhasil dicapai (Ignatavicius dan Bayne, cit   Nursalam,

2001). Dalam melakukan evaluasi yang harus diperhatikan adalah evaluasi harus

mengacu pada tujuan dan hasil evaluasi harus dicatat. Proses evaluasi terdiri dari

dua tahap yaitu mengukur pencapaian tujuan klien dan membandingkan data yang

terkumpul dengan tujuan dan pencapaian tujuan.

Menurut Iyer et al, cit  Nursalam (2001), tujuan evaluasi adalah untuk

melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan. Hal ini bisa dilaksanakan

dengan mengadakan hubungan dengan klien berdasar respon klien terhadap

tindakan keperawatan yang diberikan, sehingga perawat dapat mengambil

keputusan: 1) mengakhiri rencana tindakan keperawatan (klien telah mencapai

tujuan yang ditetapkan), 2) memodifikasi rencana keperawatan ( klien mengalami

kesulitan untuk mencapai tujuan), 3) meneruskan rencana tindakan keperawatan (

klien memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai tujuan).

Catatan asuhan keperawatan atau dokumentasi adalah sistem pencatatan

sekaligus pelaporan semua kegiatan asuhan keperawatan sehingga terwujud data

yang lengkap, nyata dan tercatat bukan hanya tingkat kesakitan dari pasien tetapi

 juga jenis, kualitas dan kuantitas pelayanan dalam memenuhi kebutuhan klien

(Fisbach, 1991). Menurut Nursalam (2001), kegiatan konsep pendokumentasian

meliputi keterampilan berkomunikasi, keterampilan pendokumentasian proses

keperawatan, dan keterampilan standar.

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 25/88

B. Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal adalah interaksi yang terjadi antara dua orang atau

dalam suatu kelompok kecil. Dalam keperawatan biasanya dilakukan dengan tatap

muka. Komunikasi interpersonal dalam keperawatan merupakan interaksi antara

 perawat dengan klien atau keluarganya, didefinisikan sebagai suatu proses

 penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu, tukar

menukar perasaan, keinginan, kebutuhan dan pendapat (Arwani, 2003).

Keterampilan interpersonal memungkinkan perawat untuk menciptakan dan

menjaga hubungan terapeutik yang baik yang akan memfasilitasi tercapainya

tujuan. Komunikasi interpersonal digunakan untuk menciptakan hubungan

interpersonal yang bagus dengan klien, keluarga dan anggota tim kesehatan yang

lain ( Alfaro, cit  Taylor, 1993).

Komunikasi dalam praktik keperawatan profesional merupakan unsur utama

 bagi perawat untuk melaksanakan asuhan keperawatan untuk mencapai hasil yang

optimal. Perawat menggunakan keterampilan berkomunikasi di setiap tahap dalam

 proses keperawatan. Pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,

 pelaksanaan, dan evaluasi dalam perawatan klien tergantung pada keefektifan

komunikasi antara perawat, klien, keluarga dan tim kesehatan (Potter and

Perry,1993). Menurut Nursalam (2002), kegiatan keperawatan yang memerlukan

komunikasi meliputi: timbang terima, interview/anamnesa, komunikasi melalui

komputer, komunikasi rahasia klien, komunikasi melalui sentuhan, komunikasi

dalam pendokumentasian, komunikasi antara perawat dan profesi kesehatan

lainnya, dan komunikasi antar perawat dan pasien.

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 26/88

Dalam komunikasi interpersonal perawat dituntut untuk mampu:

 berinteraksi dengan klien, orang terdekat klien serta keluarga untuk mendorong

mereka ikut berpartisipasi dalam perawatan, mengetahui hambatan serta

kemampuan atau potensial yang dimiliki klien dan keluarga dalam mencapai

tujuan yang diharapkan, menjadi tenaga kesehatan yang memiliki pengetahuan

sehingga mampu memenuhi tujuan harapan dari perawatan (Taylor et al, 1993).

Teknik komunikasi interpersonal oleh perawat harus lebih baik, karena

untuk memulai dan meneruskan hubungan yang terapeutik. Dalam keterampilan

tersebut juga termasuk menggabungkan komunikasi verbal dan nonverbal.

Menurut Stuart and Sundeen (1998) komunikasi verbal terjadi melalui media dari

kata-kata, pembicaraan atau tulisan, dan komunikasi verbal mewakili segmen

kecil dari komunikasi manusia secara menyeluruh. Komunikasi nonverbal

termasuk kelima panca indera dan mencakup segala hal yang tidak berupa kata

yang tertulis atau diucapkan.

Tugas-tugas keperawatan dalam setiap fase hubungan terapeutik adalah: 1)

Tahap preinteraksi: menggali perasaan, fantasi dan rasa takut dalam diri sendiri;

menganalisis kekuatan dan keterbatasan profesional diri sendiri; mengumpulkan

data tentang pasien jika memungkinkan; merencanakan pertemuan pertama

 pasien, 2) Tahap perkenalan atau orientasi: menetapkan alasan pasien untuk

mencari bantuan; membina rasa percaya, penerimaan dan komunikasi terbuka;

menggali pikiran, perasaan, dan tindakan-tindakan pasien; identifikasi masalah

 pasien; tetapkan tujuan dengan pasien; merumuskan bersama kontrak yang

 bersifat saling menguntungkan dengan mencakup nama, peran, tanggung jawab,

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 27/88

harapan, tujuan, tempat pertemuan, waktu pertemuan, kondisi untuk terminasi,

dan kerahasiaan, 3) Tahap kerja: menggali stressor yang relevan; meningkatkan

 pengembangan penghayatan dan penggunaan mekanisme koping pasien yang

konstruktif; membahas dan mengatasi perilaku resisten, 4) Tahap terminasi:

membina realitas tentang perpisahan; meninjau kemajuan terapi dan pencapaian

tujuan; menggali secara timbal balik perasaan penolakan, kehilangan, kesedihan,

dan kemarahan serta perilaku yang terkait lainnya (Stuart and Sundeen, 1998).

Menurut Taylor et al  (1993), dalam komunikasi interpersonal diperlukan

metode komunikasi yang efektif (komunikasi terapeutik ) yaitu dengan 1)

mendengarkan dengan penuh perhatian dengan cara menghadap ke arah klien saat

ia bicara, mempertahankan kontak mata untuk menunjukkan keinginan

mendengar, postur tubuh memperhatikan dengan menghindari menyilangkan kaki,

menghindari pergerakan tubuh yang mengganggu seperti kaki yang mengetuk-

ngetuk atau tangan memilin sesuatu, menganggukan kepala saat klien berbicara

mengenai hal yang penting, mencondongkan badan ke arah klien, 2) menunjukkan

 penerimaan, tunjukkan keinginan untuk mendengarkan dan menerima

kepercayaan, nilai klien, oleh karena klien berasal dari latar belakang budaya yang

 berbeda, 3) tanyakan pertanyaan yang berhubungan, untuk memperoleh informasi

spesifik mengenai klien, 4) parafrase, mengucapkan kembali pesan klien dengan

kata-kata perawat sendiri, 5) klarifikasi, meminta klien mengulang kembali pesan

yang tidak dimengerti perawat, 6) memfokuskan area pembicaraan, 7)

menyampaikan hasil observasi atau pandangan perawat kepada klien, 8)

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 28/88

menawarkan informasi, 9) mempertahankan keheningan, 10) gunakan sikap

asertif, bicara dengan jelas, hindari mengkritik, 11) menyimpulkan hasil diskusi.

Menurut Potter and Perry (1993), komunikasi berlangsung selama proses

keperawatan. Komunikasi interpersonal yang terjadi seperti dalam pengkajian,

yaitu: dalam wawancara dan pengkajian riwayat kesehatan, dalam pemeriksaan

fisik (menggunakan penglihatan, pendengaran dan sentuhan), dalam observasi

lewat bahasa nonverbal (pola kebiasaan); dalam menegakkan diagnosa

keperawatan, meliputi: menuliskan analisa dari data yang diperoleh selama

 pengkajian, dan mendiskusikan perawatan yang dibutuhkan dan prioritasnya

 bersama klien dan keluarga; membuat perencanaan, meliputi: menuliskan rencana

 perawatan, mendiskusikan perencanaan dengan tim kesehatan, mendiskusikan

 bersama klien dan keluarga untuk menetapkan tindakan yang akan dilakukan;

dalam pelaksanaan tindakan, meliputi: mendiskusikan/merujuk kepada tenaga

 profesional yang lain, penyluhan kesehatan/penyampaian informasi, memberikan

dukungan dengan komunikasi terapeutik, berdiskusi dengan anggota tim

kesehatan yang lain, mencatat dan melaporkan kemajuan/perubahan yang terjadi

 pada klien dalam catatan rencana perawatan klien; dan dalam melakukan evaluasi,

meliputi: memberikan feedback secara verbal maupun nonverbal, menuliskan

 pencapaian kriteria hasil/tujuan, memperbarui penulisan rencana perawatan,

menjelaskan perubahan/rencana selanjutnya pada klien.

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 29/88

C. Keterampilan Teknik

Keterampilan adalah kemampuan melaksanakan tugas atau pekerjaan

dengan menggunakan anggota badan atau peralatan kerja yang tersedia.

Keterampilan teknik dalam keperawatan adalah kemampuan perawat untuk

memanipulasi peralatan yang ada dengan terampil sesuai dengan prosedur untuk

mencapai tujuan yang diinginkan, meliputi penggunaan alat-alat yang tersedia

sesuai dengan kompetensi sehingga menimbulkan stress minimum terhadap klien

dan melaksanakan prosedur yang benar (Taylor, et all, 1993). Keterampilan teknik

lebih banyak menggunakan unsur-unsur anggota badan daripada unsur lain (

Schein, 1992). Keterampilan teknik keperawatan meliputi keterampilan perawat

dalam memberikan tindakan untuk memenuhi kebutuhan pasien. Pengukuran

 praktek atau keterampilan dapat dilakukan dengan mengobservasi tindakan atau

kegiatan responden.

Menurut DepKes RI (1997) tentang Evaluasi Penerapan Standar Asuhan

Keperawatan khususnya dalam instrumen C terdapat keterampilan-keterampilan

yang harus dikuasai perawat yaitu:

a. 

Tindakan keperawatan di ruang penyakit dalam/ruang bedah, antara lain:

memberi oksigen, menyuapi pasien, memberi cairan infus, memberikan

transfusi, menolong pasien BAB, memberi huknah rendah, menjaga

keselamatan pasien di tempat tidur, memandikan pasien di tempat tidur,

membersihkan mulut, mengganti alat tenun kotor pada tempat tidur tanpa

memindahkan pasien, menyisir rambut, membantu pasien untuk istirahat/tidur,

melaksanakan ambulasi dini, memberi pelayanan mental spiritual kepada

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 30/88

 pasien yang menghadapi sakaratul maut, melaksanakan program orientasi

kepada pasien, melaksanakan komunikasi secara langsung/lisan, mengukur

suhu badan, menghitung nadi dan pernafasan, mengganti balutan luka,

mengukur tekanan darah, memberi kompres dingin, memberikan obat melalui

mulut, memberikan obat melalui suntukan, memberikan penyuluhan secara

individual, mengukur cairan yang masuk dan keluar.

 b.  Tindakan keperawatan di ruang kebidanan, antara lain: memberi bantuan

memelihara buah dada, memelihara kebersihan vulva, memonitor perdarahan

masa nifas, membimbing ibu menyusui bayi, membimbing ibu memandikan

 bayi, perawatan luka episiotomi, observasi gerakan janin, memasang sarung

tangan, mengatur posisi lithotomi.

c.  Tindakan keperawatan di kamar operasi antara lain: menerima pasien sebelum

 pembedahan, melaksanakan orientasi, melakukan fiksasi, mencuci tangan

 pembedahan, memasang jas operasi, memasang sarung tangan, membantu

 pelaksanaan tindakan pembedahan secara langsung, menyiapkan bahan

 pemeriksaan, menutup luka pembedahan, mengawasi tingkat kesadaran,

menutup luka pembedahan.

d. 

Tindakan keperawatan di instalansi gawat darurat, antara lain: resusitasi

 jantung paru, melakukan bilas lambung, menyiapkan pasien untuk

 pemeriksaan Radio Diagnostik, melakukan skin test, melakukan pemeriksaan

EKG 12 LEAD, menyiapkan pengambilan darah untuk pemeriksaan,

menyiapkan pasien untuk tindakan pembedahan akut, merawat luka bakar,

memasang bidai, menyiapkan pasien dan alat untuk pemasangan WSD.

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 31/88

e.  Tindakan keperawatan di ruang intensif, antara lain: menyiapkan pasien dan

alat untuk tindakan DC shock, menyiapkan pasien dan alat untuk tindakan

intubasi, menyiapkan pasien dan alat untuk tindakan extubasi, melakukan

 pemasangan ventilator, menyiapkan pasien dan alat untuk tindakan IPPB,

melakukan tindakan fisioterapi dada, melakukan tindakan humidifikasi,

memasang T. Piece, melakukan pemantauan CVP, melakukan pemasangan

monitor EKG.

f.  Tindakan keperawatan di ruang perinatologi, antara lain: menimbang berat

 badan bayi, memandikan bayi, mengganti pakaian bayi, memberi minum pada

 bayi, mengukur suhu per rectal, memberi cairan vena dengan jarum bersayap,

menyiapkan dan merawat bayi dengan foto therapi, menyiapkan bayi/anak

untuk tindakan lumbal pungsi, menyiapkan bayi untuk pemeriksaan astrup,

merawat tali pusat bayi.

D. Penerapan Proses Keperawatan

Proses keperawatan adalah suatu metode dimana suatu konsep diterapkan

dalam praktek keperawatan. Dalam penerapan proses keperawatan dalam asuhan

keperawatan perawat menggunakan standar praktik keperawatan profesional

sebagai pedoman. Standar praktik keperawatan profesional di Indonesia

dijabarkan oleh PPNI (2000), terdiri dari lima standar: 1) Pengkajian, 2) Diagnosa

Keperawatan, 3) Perencanaan, 4) Implementasi, 5) Evaluasi.

Penerapan proses keperawatan dievaluasi dengan pelaksanaan standar

asuhan keperawatan (Depkes, 1997) meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 32/88

 perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi. Dalam pengkajian perawat

harus melakukan: mencatat data yang dikaji sesuai dengan pedoman pengkajian;

mengelompokkan data (bio-psiko-sosial spiritual); mengkaji data pasien sejak

 pasien masuk sampai pulang; merumuskan masalah berdasarkan kesenjangan

antara status kesehatan dengan norma dan pola fungsi kehidupan. Menetapkan

diagnosa keperawatan dilakukan dengan: menetapkan diagnosa keperawatan

 berdasarkan masalah yang telah dirumuskan; diagnosa keperawatan yang

dirumuskan mencerminkan Problem (P) + Etiology (E) atau Problem (P) +

 Etiology (E) + Sign & Symptom (S); merumuskan diagnosa aktual atau potensial.

Perencanaan yang ditetapkan harus: berdasarkan diagnosa keperawatan; disusun

menurut urutan prioritas; rumusan tujuan mengandung komponen pasien/subyek,

 perubahan, perilaku, kondisi pasien atau kriteria; rencana tindakan mengacu pada

tujuan dengan kalimat perintah, terinci dan jelas dan atau melibatkan

 pasien/keluarga; rencana tindakan menggambarkan kerjasama dengan tim

kesehatan lain. Dalam pelaksanaan yang harus diperhatikan adalah: tindakan yang

dilaksanakan mengacu pada rencana perawatan; perawat mengobservasi respon

 pasien terhadap tindakan keperawatan; revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi;

semua tindakan yang telah dilaksanakan harus dicatat ringkas dan jelas. Evaluasi

yang dilakukan harus mengacu pada tujuan dan hasil evaluasi harus dicatat.

Dalam melakukan dokumentasi yang harus diperhatikan perawat adalah: menulis

 pada format yang baik; pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan yang

dilaksanakan; pencatatan ditulis dengan jelas, ringkas, istilah yang baku dan

 benar; setiap melakukan tinadakan/kegiatan perawat mencantumkan paraf/nama

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 33/88

 jelas, dan tanggal jam dilakukannya tindakan; berkas catatan keperawatan

disimpan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

E.  Landasan Teori

Asuhan keperawatan pasien dilakukan dengan pendekatan pelaksanaan

 proses keperawatan. Untuk melaksanakan proses keperawatan dalam praktek

keperawatan dalam praktek keperawatan terdapat tiga keterampilan penting yang

harus dimiliki perawat yaitu pengetahuan, komunikasi interpersonal, dan

keterampilan teknik.

Pengetahuan yang diperlukan dalam melaksanakan proses keperawatan

adalah pengetahuan tentang proses keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa

keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan dokumentasi. Komunikasi

interpersonal merupakan komunikasi yang dilakukan antara perawat dengan klien,

 perawat dengan keluarga, perawat dengan perawat dan perawat dengan anggota

tim kesehatan yang lain, meliputi komunikasi verbal maupun nonverbal.

Keterampilan teknik dalam keperawatan adalah kemampuan perawat untuk

memanipulasi peralatan yang ada dengan terampil sesuai dengan prosedur untuk

mencapai tujuan yang diinginkan, meliputi penggunaan alat-alat yang tersedia

sesuai dengan kompetensi.

Penerapan proses keperawatan dilakukan sesuai dengan standar asuhan

keperawatan. Penerapan proses keperawatan yang dilandasi pengetahuan,

komunikasi interpersonal, dan keterampilan teknik akan menghasilkan mutu

asuhan keperawatan yang baik.

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 34/88

F.  Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 

Tingkat

 pengetahuan

tentang proses

keperawatan

G.  Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. 

Ada hubungan positif dan bermakna antara pengetahuan yang dimiliki perawat

dengan penerapan proses keperawatan di RSUD Kota Yogyakarta.

Keterampilan

komunikasi

interpersonal

Keterampilan

tehnikal meliputi

kemampuan

melaksanakan

 prosedur

tindakan dengan

 benar

Pengkajian

Diagnosa

Perencanaan

Pelaksanaan

Evaluasi

Dokumentasi

Penerapan

Proses

Keperawatan

Perawat

Gambar 1Hubungan Pengetahuan, Komunikasi Interpersonal, dan

Keterampilan Teknik dengan Penerapan Proses 

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 35/88

2.  Ada hubungan positif dan bermakna antara komunikasi interpersonal yang

dilakukan perawat dengan penerapan proses keperawatan di RSUD Kota

Yogyakarta.

3.  Ada hubungan positif dan bermakna antara keterampilan teknik yang dimiliki

 perawat dengan penerapan proses keperawatan di RSUD Kota Yogyakarta.

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 36/88

BAB III

METODE PENELITIAN

A.  Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif, dengan metode cross-

sectional. Data yang dikumpulkan bersifat kuantitatif. (Prasetyo dan Jannah,

2005).

B.  Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah perawat di RSUD Kota Yogyakarta sebanyak

125 orang. Sampel penelitian ini berjumlah 50 orang yaitu semua perawat

 pelaksana yang melakukan asuhan keperawatan yang bertugas di ruang rawat inap

dan instalansi rawat darurat dengan kriteria:

1.  Pendidikan minimal SPK

2.  Telah bekerja di rumah sakit tersebut minimal 1 tahun

3.  Tidak sedang cuti dan mendapat tugas belajar

4. 

Bersedia menjadi responden

Pengambilan sampel menggunakan tehnik purposive sampling.

C.  Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di ruang rawat inap dan instalansi rawat darurat

di RSUD Kota Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember

2005.

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 37/88

D.  Variabel Penelitian

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan perawat

tentang penerapan proses keperawatan, komunikasi interpersonal, dan

keterampilan teknik. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah penerapan proses

keperawatan.

E.  Definisi Operasional

1.  Pengetahuan tentang proses keperawatan adalah segala sesuatu yang diketahui

oleh perawat tentang proses keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa

keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi. Data yang

digunakan untuk pengukuran pengetahuan adalah data ordinal. Pengetahuan

 perawat dikategorikan baik apabila mengetahui dan memahami proses

keperawatan serta mengetahui komponen-komponen yang diperlukan dalam

 penerapan setiap tahapan dalam proses keperawatan. Pengetahuan perawat

dikategorikan cukup apabila perawat hanya mengetahui tentang proses

keperawatan tetapi tidak memahami komponen-komponen apa saja yang

diperlukan dalam penerapan tiap tahap proses keperawatan. Pengetahuan

 perawat dikategorikan jelek apabila perawat tidak mengetahui tentang proses

keperawatan.

2.  Keterampilan komunikasi interpersonal adalah keterampilan komunikasi yang

dilakukan perawat dengan klien dan keluarga dalam melakukan asuhan

keperawatan dalam hal ini difokuskan pada pengkajian dengan komunikasi

verbal dan nonverbal. Data yang digunakan untuk pengukuran keterampilan

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 38/88

komunikasi interpersonal adalah data ordinal. Keterampilan komunikasi

 perawat dikategorikan baik apabila perawat mampu berinteraksi dengan

 pasien, keluarga dan anggota tim kesehatan lain dengan baik dengan

menggunakan bahasa verbal yang baik dan mudah dimengerti dan

menggunakan bahasa nonverbal dengan sikap tubuh yang baik dan

mendukung dan dilakukan pada setiap tahap proses keperawatan.

Keterampilan komunikasi interpersonal perawat dikategorikan cukup bila

 perawat berkomunikasi dengan pasien, keluarga dan anggota tim kesehatan

lain dalam melakukan tindakan keperawatan hanya menggunakan komunikasi

verbal saja tanpa didukung komunikasi nonverbal yang baik atau sebaliknya.

Keterampilan komunikasi interpersonal perawat dikategorikan jelek apabila

 perawat tidak menggunakan komunikasi verbal yang baik dan nonverbal yang

sesuai dalam melakukan tindakan keperawatan..

3.  Keterampilan tehnik adalah keterampilan yang dilakukan perawat saat

melaksanakan tindakan perawat yang sesuai dengan standar asuhan

keperawatan. Data yang digunakan untuk pengukuran keterampilan tehnik

adalah data ordinal. Keterampilan tehnik perawat dikategorikan baik apabila

dalam tahap persiapan dan pelaksanaan tindakan keperawatan perawat mampu

melakukan sesuai prosedur dengan sempurna. Keterampilan tehnik perawat

dikategorikan cukup apabila dalam tahap persiapan dan pelaksanaan tindakan

keperawatan perawat melakukan sesuai prosedur tetapi tidak sempurna.

Keterampilan tehnik perawat dikategorikan jelek apabila dalam tahap

 persiapan dan pelaksanaan tindakan keperawatan perawat tidak melakukan

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 39/88

sesuai dengan prosedur. Keterampilan yang diobservasi adalah 8 kegiatan

yang sering dilakukan perawat di ruangan yaitu: memberikan oksigen,

memasang infus, menolong pasien BAB, melaksanakan ambulasi dini,

mengukur suhu badan per axillary (ketiak), menghitung nadi dan pernafasan,

mengukur tekanan darah, dan memberikan obat melalui suntikan.

4.  Penerapan proses keperawatan adalah pelaksanaan proses keperawatan yang

dilakukan secara utuh meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan,

 pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi yang difokuskan pada penerapan

instrumen A standar asuhan keperawatan. Data yang digunakan untuk

 pengukuran penerapan proses keperawatan adalah data ordinal. Penerapan

 proses keperawatan dikategorikan baik apabila pelaksanaan

 pendokumentasian tiap tahap dalam proses keperawatan dilakukan dengan

lengkap. Penerapan proses keperawatan dikategorikan cukup apabila

 pelaksanaan pendokumentasian tiap tahap dalam proses keperawatan

dilakukan tetapi tidak lengkap. Penerapan proses keperawatan dikategorikan

 jelek apabila pelaksanaan pendokumentasian tiap tahap dalam proses

keperawatan tidak dilakukan.

F.  Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu menggunakan

kuesioner dan observasi. Untuk menilai tingkat pengetahuan perawat tentang

 proses keperawatan digunakan kuesioner yang dibuat oleh peneliti dengan

menggunakan pertanyaan tertutup yang terdiri dari 40 item pernyataan, perawat

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 40/88

kemudian memberi jawaban “benar” atau “salah” dari pernyataan yang telah

disediakan. Pernyataan berisi tentang pengetahuan proses keperawatan yang

meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan

dokumentasi. Penilaian dilakukan dengan menghitung jawaban yang benar,

apabila jawaban yang diberikan benar akan diberi nilai “1” dan jawaban yang

diberikan salah diberi nilai “0”.

Komunikasi interpersonal perawat dinilai dengan observasi menggunakan

check list  yang dibuat peneliti. Lembar observasi terdiri dari 20 item yang berisi

tentang kegiatan komunikasi yang dilakukan perawat saat melakukan

 pengkajian/wawancara terhadap pasien/keluarga. Penilaian terhadap komunikasi

interpersonal dengan menghitung skor yang telah didapat. Untuk tiap item diberi

nilai “2” apabila pernyataan dilakukan responden dengan sempurna, nilai “1”

apabilai pernyataan dilakukan responden tetapi tidak sempurna, dan nilai “0”

apabila pernyataan tidak dilakukan.

Keterampilan teknik dinilai dengan observasi menggunakan check list  yang

disadur dari instrumen C evaluasi standar asuhan keperawatan di rumah sakit dari

DepKes RI 1997. Instrumen yang diambil adalah 8 kegiatan yang sering

dilakukan di setiap ruangan antara lain memberikan oksigen, memasang infus,

menolong pasien BAB, melaksanakan ambulasi dini, mengukur suhu badan per

axillary (ketiak), menghitung nadi dan pernafasan, mengukur tekanan darah, dan

memberikan obat melalui suntikan. Perawat diobservasi saat melakukan salah satu

tindakan keperawatan. Observasi yang dilakukan adalah untuk item tindakan yang

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 41/88

sama atau berbeda. Untuk item tindakan yang dilakukan diberi nilai 1, dan

keterampilan yang tidak dilakukan diberi nilai 0 .

Untuk mengetahui penerapan proses keperawatan dilakukan dengan

observasi terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan dengan menggunakan

check list   instrumen A evaluasi standar asuhan keperawatan di rumah sakit dari

DepKes RI 1997. Pada studi dokumentasi setiap item diberi tanda “√” bila

kegiatan dilakukan dan tanda “0” bila kegiatan tidak dilakukan

G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan uji

validitas dan reliabilitas kuesioner yang dilakukan di RSUD Sleman dengan

responden 20 orang dari perawat yang bertugas di ruang rawat inap dan rawat

darurat. Dari olah data yang dilakukan dengan tehnik korelasi Product Moment

dari Pearson didapat hasil 7 item dari 40 item pernyataan dalam kuesioner tentang

 pengetahuan proses keperawatan yang tidak valid dan peneliti menghilangkan

item tersebut sehingga dalam kuesioner tentang pengetahuan hanya terdapat 30

 pernyataan. Untuk uji reliabilitas kuesioner tidak dilakukan.

Instrumen observasi tidak dilkukan uji validitas, karena instrumen A dan

intrumen C SAK merupakan instrumen yang sudah baku. Untuk menentukan

toleransi perbedaan hasil observasi yang dilakukan observer pada studi

dokumentasi digunakan tehnik uji reabilitas pengamatan (observasi) yang

dikemukakan oleh H.J.X. Fernandes (Arikunto, 2002). Setelah koefisien

kesepakatan diperoleh kemudian diinterpretasikan sesuai dengan ketentuan: nilai

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 42/88

1 berarti ideal, nilai 0,8 – 1 berarti sangat baik, nilai 0,6 – 0,8 berarti memadai,

dan nilai < 0,6 berarti kurang baik. Uji reliabilitas dokumentasi dilakukan dengan

cara dua orang observer melakukan pengamatan terhadap satu catatan

keperawatan pasien kemudian hasil kedua pengamatan tersebut dimasukkan

kedalam tabel 2x2 untuk dilakukan penilaian dan hasil yang didapat adalah 0,68

yang berarti memadai.

Untuk menentukan toleransi hasil observasi yang dilakukan observer pada

observasi komunikasi interpersonal digunakan tehnik uji reabilitas pengamatan

(observasi) yang dikemukakan oleh H.J.X. Fernandes (Arikunto, 2002). Setelah

koefisien kesepakatan diperoleh kemudian diinterpretasikan sesuai dengan

ketentuan: nilai 1 berarti ideal, nilai 0,8 – 1 berarti sangat baik, nilai 0,6 – 0,8

 berarti memadai, dan nilai < 0,6 berarti kurang baik. Uji reliabilitas observasi

komunikasi terapeutik dilakukan dengan cara dua orang observer melakukan

 pengamatan terhadap satu responden kemudian hasil kedua pengamatan tersebut

dimasukkan kedalam tabel 3x3 untuk dilakukan penilaian dan hasil yang didapat

adalah 0,7 yang berarti memadai.

Untuk menentukan toleransi hasil observasi yang dilakukan observer pada

observasi keterampilan teknik, digunakan tehnik uji reabilitas pengamatan

(observasi) yang dikemukakan oleh H.J.X. Fernandes (Arikunto, 2002). Setelah

koefisien kesepakatan diperoleh kemudian diinterpretasikan sesuai dengan

ketentuan: nilai 1 berarti ideal, nilai 0,8 – 1 berarti sangat baik, nilai 0,6 – 0,8

 berarti memadai, dan nilai < 0,6 berarti kurang baik.

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 43/88

Uji reliabilitas observasi keterampilan teknik dilakukan dengan cara dua

orang observer melakukan pengamatan terhadap satu responden yang sedang

melakukan tindakan keperawatan kemudian hasil kedua pengamatan tersebut

dimasukkan kedalam tabel 2x2 untuk dilakukan penilaian dan hasil yang didapat

untuk pengamatan memberikan oksigen didapat hasil 0,81 yang berarti sangat

 baik, memasang infus didapat hasil 0,88 yang berarti sangan baik, mengukur suhu

 badan per axillary (ketiak) didapat hasil 0,88 yang berarti sangat baik, menghitung

nadi dan pernafasan didapat hasil 0,81 yang berarti sangat baik, mengukur tekanan

darahdidapat hasil 0,83 yang berarti sangat baik, serta memberikan obat melalui

suntikan didapat hasil 0,83 yang berarti baik.

Dari hasil uji kesepakatan didapatkan hasil yang memadai pada studi

dokumentasi, hasil yang memadai pada observasi komunikasi interpersonal, dan

hasil yang baik dan sangat baik pada observasi keterampilan teknik dengan sekali

 pengamatan maka uji kesepakatan hanya dilakukan sekali. Dan dari hasil yang

didapat maka kegiatan observasi dapat dilaksanakan.

H. Jalannya Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 30 Desember 2005 sampai 18 januari

2006. Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap observasi dan

 pembagian kuesioner. Tahap yang dilakukan adalah studi dokumentasi, observasi

keterampilan tehnik, observasi komunikasi interpersonal, dan yang terakhir adalah

 pembagian kuesioner. Sebelum penelitian dilakukan, peneliti terlebih dahulu

mencari data tentang perawat RSUD Kota Yogyakarta berdasar latar belakang

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 44/88

 pendidikan dan lama kerja perawat. Dari data yang diperoleh kemudian dipilah

dan dicatat sesuai dengan kriteria sampel. Setelah mendapat sejumlah nama

responden kemudian peneliti mencatat daftar shift jaga perawat di setiap ruang

untuk mengetahui jadwal tugas responden.

Pada tahap pertama peneliti melakukan pengumpulan data dengan studi

dokumentasi asuhan keperawatan. Studi dokumentasi dilakukan dengan melihat

catatan keperawatan pasien yang diisi oleh responden dimana catatan keperawatan

yang diambil adalah catatan keperawatan pasien yang telah dirawat minimal 3

hari di setiap ruang rawat inap dan catatan keperawatan pasien yang pernah

menggunakan fasilitas kesehatan di ruang rawat darurat. Catatan keperawatan

yang dapat dikaji sejumlah 50 berkas sesuai dengan jumlah sampel. Observasi ini

dilakukan satu kali pada hari pertama dan kedua awal penelitian pada shift pagi

dan siang.

Tahap selanjutnya adalah observasi keterampilan teknik dengan satu

observer mengobservasi satu responden. Observasi dilakukan sesuai dengan

 jadwal tugas responden yang akan diobservasi. Untuk setiap responden dilakukan

observasi sebanyak tiga kali dengan jenis keterampilan yang sama ataupun

 berbeda tergantung tindakan yang dilakukan responden saat diobservasi.

Keterampilan teknik yang berhasil diobservasi adalah memberikan oksigen,

memasang infus, mengukur suhu badan per axillary (ketiak), menghitung nadi dan

 pernafasan, mengukur tekanan darah, serta memberikan obat melalui suntikan.

Observasi keterampilan menolong pasien BAB dan melakukan ambulasi dini

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 45/88

tidak dilakukan karena selama observasi kegiatan tersebut dilakukan oleh keluarga

 pasien sendiri.

Observasi komunikasi interpersonal dilakukan dengan satu observer

mengamati satu responden. Observasi ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan

observasi keterampilan teknik dimana observasi keterampilan teknik dilakukan

saat perawat melakukan pengkajian atau berinteraksi dengan pasien/keluarga

untuk pertama kalinya. Observasi ini hanya dilakukan satu kali untuk setiap

responden karena hanya ada sedikit pasien baru yang menjadi obyek penelitian

sehingga kegiatan komunikasi terbatas.

Pengumpulan data yang terakhir adalah pengisian kuesioner. Pada pengisian

kuesioner peneliti menjelaskan maksud dan tujuan pelaksanaan penelitian,

memberikan lembar permohonan menjadi responden untuk diisi bila bersedia, dan

menjelaskan cara pengisian kepada kepala ruangan atau ketua shift pagi pada saat

itu. Kuesioner kemudian diserahkan kepada kepala ruangan atau ketua shift dan

kepala ruang/ketua shift diminta untuk menjelaskan prosedur pengisian kuesioner

dan membagikan kepada responden pada shift selanjutnya. Kuesioner yang

dibagikan sejumlah 50 berkas yang masing-masing telah diberi nama responden.

Setelah diisi kuesioner dikumpulkan kembali serta diperiksa kelengkapannya,

kuesioner yang telah dibagikan bisa terkumpul kembali sejumlah 50 berkas.

Setelah data terkumpul semua,selanjutnya dilakukan analisa data.

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 46/88

I. Analisa Data

Analisa data dilakukan dengan mengecek kelengkapan data dan mengecek

kembali instrumen. Kuesioner dicek kembali kelengkapan identitas pengisinya.

Selanjutnya dilakukan tabulasi yang meliputi scoring terhadap item-item

dalam kuesioner; memberi kode item; pendidikan, lama kerja, dan

 penataran/pelatihan yang pernah diikuti; dan yang terakhir mengolah data dengan

memberikan kode dan melakukan analisa data dengan uji hipotesis.

Untuk memperoleh nilai dari kuesioner pengetahuan dilakukan dengan

menjumlahkan nilai dari aspek yang didapat kemudian dibagi dengan jumlah nilai

aspek yang dinilai dan dikalikan seratus persen. Interpretasi dari nilai tersebut

menggunakan pedoman menurut Sugiyono (1996), yaitu: pengetahuan perawat

tinggi/baik apabila 76%-100% pertanyaan dijawab benar: pengetahuan sedang

apabila 56%-75% pertanyaan dijawab benar : pengetahuan perawat rendah apabila

≤ 55% pertanyaan dijawab benar.

Memperoleh nilai dari komunikasi interpersonal menggunakan observasi

dilakukan dengan menjumlahkan nilai dari setiap item dari aspek yang didapat

kemudian dibagi dengan jumlah nilai aspek yang dinilai dan dikalikan seratus

 persen. Interpretasi dari nilai tersebut menggunakan pedoman: komunikasi

 perawat tinggi/baik apabila perolehan nilai 76%-100% ; komunikasi sedang

apabila perolehan nilai 56%-75%; komunikasi perawat rendah/buruk apabila

 perolehan nilai ≤ 55%.

Penilaian keterampilan teknik menggunakan observasi dilakukan dengan

menjumlahkan nilai dari setiap item dari aspek yang didapat kemudian dibagi

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 47/88

dengan jumlah nilai aspek yang dinilai dan dikalikan seratus persen. Untuk

masing-masing observasi dihitung sendiri. Setelah diperoleh hasil kemudian

ketiga hasil observasi tersebut dijumlahkan dan diambil nilai rata-rata.

Interpretasi dari nilai tersebut menggunakan pedoman: keterampilan teknik

 perawat tinggi/baik apabila perolehan nilai 76%-100% ; keterampilan teknik

sedang apabila perolehan nilai 56%-75%; keterampilan teknik perawat

rendah/buruk apabila perolehan nilai ≤ 55%.

Penilaian dari penerapan proses keperawatan lewat studi dokumentasi

dilakukan dengan menjumlahkan nilai dari setiap item dari aspek yang didapat

kemudian dibagi dengan jumlah nilai aspek yang dinilai dan dikalikan seratus

 persen. Interpretasi dari nilai tersebut menggunakan pedoman nilai 76%-100%:

dokumentasi baik, 56%-75%: dokumentasi cukup, ≤ 55%: dokumentasi kurang.

Uji hipotesis asosiatif korelasi hubungan pengetahuan, komunikasi interpersonal,

dan keterampilan tehnik dengan penerapan proses keperawatan dilakukan dengan

teknik Korelasi  Rank Spearman. Kemudian ditetapkan taraf kesalahan 5% (ά  =

0,05), apabila didapatkan p≤0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti

menunjukkan ada hubungan antar variabel, tetapi jika hasil yang didapat p≥0,05

maka Ho diterima yang berarti tidak ada hubungan antar variabel.

J. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam metodologinya antara lain:

1. 

Alat yang digunakan untuk mengukur tetntang pengetahuan, jawaban yang

diberikan mungkin tidak mewakili pengetahuan yang ada pada individu

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 48/88

responden bila jawaban hanya bersifat spekulatif saja atau bukan jawaban

murni dari responden.

2.  Observasi komunikasi interpersonal hanya dilakukan sekali saja untuk tiap

responden, hal ini kurang mewakili karakteristik responden sebenarnya karena

 perilaku bisa berubah atau tidak konsisten berdasarkan kondisi psikologis dan

lingkungan.

3.  Penelitian ini tidak bisa menentukan faktor apakah yang paling berpengaruh

terhadap penerapan proses keperawatan

4.  Tidak dilakukan uji reliabilitas pada instrumen kuesioner

K. Kesulitan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini peneliti mengalami berbagai kesulitan

antara lain:

1.  Peneliti hanya dibantu oleh dua orang peneliti sehingga dalam observasi

memakan waktu yang cukup lama.

2.  Jadwal responden yang kadang tidak tepat karena responden kadang saling

tukar-menukar jadwal dinas sehingga dalam observasi menjadi agak sulit.

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 49/88

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.  Karakteristik Responden

Dari hasil penelitian didapat karakteristik responden sebagai berikut:

Tabel 1. Distribusi Responden di RSUD Kota Yogyakarta

Bulan Desember 2005 – Januari 2006

 No Karakteristik Frekuensi N=50

Prosentase

1

2

3

4

5

6

Ruang tempat bekerja

Anggrek

Bougenville

Dahlia

Kenanga

Perinatologi

Vinolia

Gawat darurat

Pendidikan

D III KeperawatanSPK

Usia

21-25

26-30

31-35

>36

Jenis kelamin

Laki-laki

Perempuan

Lama Kerja

1-56-10

11-15

>16

Mengikuti Pelatihan

SAK

Satu kali

Dua kali

Tiga kali

Belum pernah

9

7

10

2

3

8

11

3515

10

23

10

7

8

42

2215

8

5

18

5

2

25

18

14

20

4

6

16

22

7030

20

46

20

14

16

84

4430

16

10

36

10

4

50

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 50/88

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa responden terbanyak ada di ruang

Dahlia yaitu sebanyak 20 orang (20%), sedangkan responden yang paling sedikit

di ruang Kenanga sebanyak 2 orang (4%). Mayoritas responden adalah

 berpendidikan D III Keperawatan yaitu sebanyak 35 orang (70%) kemudian SPK

sebanyak 15 orang (30%). Responden terbanyak berusia antara 26-35 tahun yaitu

23 orang (46%) dan paling sedikit berusia lebih dari 36 tahun yaitu 7 orang (14%).

Mayoritas responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 42 orang (84%).

Lama kerja responden paling banyak antara 1-5 tahun yaitu 22 orang (44%).

Berdasarkan banyaknya pelatihan tentang proses keperawatan yang pernah diikuti,

mayoritas responden yaitu 25 orang (50%) belum pernah mengikuti, 18 orang

(36%) pernah mengikuti satu kali, 5 orang (10%) pernah mengikuti dua kali, dan 2

orang (4%) pernah mengikuti tiga kali.

B.  Frekuensi Responden Berdasar Pengetahuan

Tabel 2. Frekuensi Responden di RSUD Kota Yogyakarta Berdasar

Pengetahuan Bulan Desember 2005- Januari 2006

 No Kategori Frekuensi Prosentase

1.

2.

3.

Pengetahuan tinggi

Pengetahuan sedang

Pengetahuan rendah

43

7

-

86

14

-Total 50 100

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 50 responden, 43 (86%) responden

mempunyai pengetahuan tinggi tentang proses keperawatan, 7 (14%) responden

dan tidak ada responden yang mempunyai pengetahuan rendah. Berdasarkan hasil

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 51/88

tersebut dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden mempunyai

 pengetahuan tentang proses keperawatan yang tinggi.

Dari data didapatkan bahwa dari responden yang mempunyai pengetahuan

tinggi 30 (69,8%) responden mempunyai latar belakang pendidikan D III

Keperawatan dan 25 (58,1%) responden pernah mengikuti pelatihan SAK. Hal ini

 berarti bahwa sebagian besar responden yang mempunyai pengetahuan tinggi

 berlatar belakang pendidikan dari DIII Keperawatan dan pernah mengikuti

 pelatihan SAK.

C.  Frekuensi Responden Berdasar Komunikasi Interpersonal

Tabel 3. Frekuensi Responden di RSUD Kota Yogyakarta Berdasar

Komunikasi Interpersonal Bulan Desember 2005 – Januari 2006

 No Kategori Frekuensi Prosentase

1.2.

3.

Komunikasi interpersonal baikKomunikasi interpersonal sedang

Komunikasi interpersonal buruk

-18

32

-36

64

Total 50 100

Dari tabel diatas diketahui bahwa 18 (36%) responden mempunyai

keterampilan komunikasi keterampilan sedang, 32 ( 64%) responden mempunyai

keterampilan komunikasi interpersonal yang buruk. Berdasarkan hasil tersebut

dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden melakukan komunikasi

interpersonal dengan buruk.

Berdasarkan tahap-tahap komunikasi didapatkan bahwa tahap pre interaksi

dikategorikan buruk, tahap orientasi dikategorikan sedang, tahap kerja

dikategorikan sedang , tahap kerja dikategorikan sedang, tahap terminasi

dikategorikan buruk. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa buruknya

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 52/88

komunikasi interpersonal dipengaruhi oleh tahap pre interaksi dan terminasi yang

 buruk.

Dari data didapat bahwa dari responden yang melakukan komunikasi

interpersonal dengan buruk 20 (62,5%) responden mempunyai masa kerja kurang

dari 10 tahun. Hal ini berarti sebagian besar responden yang melakukan

komunikasi interpersonal dengan buruk mempunyai masa kerja yang belum lama.

D.  Frekuensi Responden Berdasar Keterampilan Teknik

Tabel 4. Frekuensi Responden di RSUD Kota Yogyakarta Berdasar

Keterampilan Teknik Bulan Desember 2005- Januari 2006

 No Kategori Frekuensi Prosentase

1.

2.

3.

Keterampilan teknik tinggi

Keterampilan teknik sedang

Keterampilan teknik rendah

10

33

7

20

66

14

Total 50 100

Berdasar tabel diatas terlihat bahwa 10 (20%) responden memiliki

keterampilan teknik yang tinggi, 33 (66%) responden memiliki keterampilan

teknik sedang, dan 7 (14%) responden memiliki keterampilan teknik yang rendah.

Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden mempunyai

keterampilan teknik sedang.

Dari data yang diperoleh bahwa dari responden yang mempunyai

keterampilan teknik sedang dan rendah 20 (50%) responden belum pernah

mengikuti pelatihan SAK. Hal ini berarti sebagian dari responden yang

mempunyai keterampilan teknik sedang dan rendah belum pernah mengikuti

 pelatihan SAK.

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 53/88

E.  Frekuensi Responden Berdasar Penerapan Proses Keperawatan

Tabel 5. Frekuensi Responden di RSUD Kota Yogyakarta Berdasar PenerapanProses Keperawatan Bulan Desember 2005 – Januari 2006

 No Kategori Frekuensi Prosentase

1.

2.

3.

Penerapan proses keperawatan baik

Penerapan proses keperawatan sedang

Penerapan proses keperawatan buruk

13

6

31

26

12

62

Total 50 100

Dari tabel diatas terlihat bahwa 13 (26%) responden dengan penerapan

 proses keperawatan baik, 6 (12%) responden dengan penerapan proses

keperawatan sedang, dan 31 (62) responden dengan penerapan proses

keperawatan buruk. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa sebagian besar

responden melakukan penerapan proses keperawatan dengan buruk.

Dari data didapatkan bahwa dari responden yang melakukan penerapan

 proses keperawatan 20 (64,5%) responden belum pernah mengikuti pelatihan

SAK, 10 (33,3%) responden mempunyai latar belakang pendidikan SPK. Hal ini

 berarti sebagian besar responden yang melakukan proses keperawatan dengan

 buruk belum pernah mengikuti pelatihan SAK dan sebagian besar responden yang

 berlatar belakang pendidikan SPK melakukan penerapan proses keperawatan yang

 buruk.

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 54/88

F.  Frekuensi Responden di RSUD Kota Yogyakarta Berdasar Hubungan

Antara Pengetahuan Tentang Proses Keperawatan dengan Penerapan Proses

Keperawatan

Tabel 6. Frekuensi Responden di RSUD Kota Yogyakarta Berdasar Hubungan

Antara Pengetahuan Tentang Proses Keperawatan dengan Penerapan

Proses Keperawatan Bulan Desember 2005 – Januari 2006

Penerapan Proses Keperawatan

Baik Sedang Buruk

TotalPengetahuan

f (%) f (%) f (%) f (%)

TinggiSedang

Rendah

13 (26%)-

-

3 (6%)3 (6%)

-

27 (54%)4 (8%)

-

43 (86%)7 (14%)

-

Total 13 (26%) 6 (12%) 31 (62%) 50 (100%)

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa responden dengan pengetahuan tinggi

dan penerapan proses keperawatan baik ada 13 (26%), responden dengan

 pengetahuan tinggi dan penerapan proses keperawatan sedang ada 3 (6%),

responden dengan pengetahuan tinggi dan penerapan proses keperawatan buruk

ada 27 (54%), respoden dengan pengetahuan sedang dan penerapan proses

keperawatan sedang ada 3 (6%), dan responden dengan pengetahuan sedang dan

 penerapan proses keperawatan buruk ada 4 (8%). Dari hasil tersebut dapat

dikatakan bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan tinggi dan

melakukan proses keperawatan dengan buruk.

Hasil penghitungan menggunakan korelasi rank Spearman mengenai

hubungan antara pengetahuan dengan penerapan proses keperawatan dengan

 N=50 didapatkan hasil rho = 0,186 dan p = 0,197. Dari uji statisitik diatas

didapatkan bahwa p≥0,05, sehingga dapat ditarik kesimpulan Ho diterima dan

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 55/88

secara statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan

 penerapan proses keperawatan.

Dari penelitian ini dadapatkan bahwa hipotesa ditolak karena didapatkan

 bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan penerapan

 proses keperawatan. Hal ini dapat diartikan bahwa perawat dengan pengetahuan

yang tinggi tidak berpengaruh terhadap penerapan proses keperawatan yang baik

 pula. Hasil ini bertentangan dengan pendapat yang diungkapkan Fisbach (1991)

 bahwa pengetahuan diperlukan dalam menggali masalah-masalah yang timbul

atau yang ada dalam pasien yang kemudian diaplikasikan dalam proses

keperawatan. Menurut Doengoes (2000) pengetahuan berfungsi sebagai pedoman

untuk penerapan proses keperawatan dan mempertinggi kualitas asuhan

keperawatan. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan bukan

faktor yang terkuat dalam penerapan proses keperawatan, dan dalam hal ini

dimungkinkan ada faktor lain yang berhubungan dan mempengaruhi penerapan

 proses keperawatan.

Dari hasil wawancara tidak terstruktur dengan responden di ruang rawat inap

didapatkan bahwa responden tidak sempat melakukan pendokumentasian

dikarenakan jumlah tenaga perawat tidak sebanding dengan jumlah dan kondisi

keparahan penyakit dan ketergantungan pasien terhadap pelayanan keperawatan,

sehingga perawat tidak mempunyai cukup waktu untuk mengisi catatan

keperawatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Carpenito (2000) bahwa keparahan

kondisi klien akan menentukan waktu pencatatan, pada kenyataannya

 bagaimanapun perawat menghabiskan paling banyak waktunya dalam pencatatan

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 56/88

duplikatif, pengulangan perawatan rutin dan observasi. Sebagai akibat terlalu

sering observasi atau dialog yang spesifik yang signifikan tidak dicatat karena

keterbatasan waktu.

Menurut Gartinah (1993) didalam makalahnya mengemukakan bahwa

terlaksananya asuhan/pelayanan keperawatan sangat tergantung pada aspek

ketenagaan/sumber daya manusianya baik kualitas maupun kuantitas, sedangkan

 penetapan jumlah atau kuantitas tenaga keperawatan perlu didasarkan pada beban

kerja dan sifat pelayanan/asuhan yang diberikan, yang berarti selain

memperhatikan jumlah pasien atau klien yang dirawat juga memperhatikan derajat

ketergantungan pasien atau klien terhadap pelayanan keperawatan

G.  Frekuensi Responden di RSUD Kota Yogyakarta Berdasar Hubungan

Antara Komunikasi Interpersonal dengan Penerapan Proses Keperawatan

Tabel 7. Frekuensi Responden di RSUD Kota Yogyakarta Berdasar Hubungan

Antara Komunikasi Interpersonal dengan Penerapan Proses Keperawatan

Bulan Desember 2005 – Januari 2006

Penerapan Proses Keperawatan

Baik Sedang Buruk

TotalKomunikasi

Interpersonal

f (%) f (%) f (%) f (%)

Baik

SedangBuruk

-

8 (16%)5 (10%)

-

1 (2%)5 (10%)

-

9 (18%)22 (44%)

-

18 (36%)32 (64%)

Total 13 (26%) 6 (12%) 31 (62%) 50 (100%)

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa responden dengan komunikasi

interpersonal sedang dan penerapan proses keperawatan baik ada 8 (16%),

responden dengan komunikasi interpersonal sedang dan penerapan proses

keperawatan sedang ada 1 (2%), responden dengan komunikasi interpersonal

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 57/88

sedang dan penerapan proses keperawatan buruk ada 9 (18%), responden dengan

komunikasi interpersonal buruk dan penerapan proses keperawatan baik ada 5

(10%), responden dengan komunikasi interpersonal buruk dan penerapan proses

keperawatan sedang ada 5 (10%), dan perawat dengan komunikasi interpersonal

 buruk dan penerapan proses keperawatan buruk ada 22 (44%). Dari hasil tersebut

dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden melakukan komunikasi

interpersonal buruk dan melakukan proses keperawatan dengan buruk pula.

Hasil penghitungan menggunakan korelasi rank Spearman mengenai

hubungan komunikasi interpersonal dengan penerapan proses keperawatan dengan

 N=50 didapatkan hasil rho = 0,384 dan p = 0,006. Dari uji statisitik diatas

didapatkan bahwa p≤0,05, sehingga dapat ditarik kesimpulan Ho ditolak dan

secara statistik ada hubungan yang bermakna antara komunikasi interpersonal

dengan penerapan proses keperawatan.

Dari uji statistik diatas didapat bahwa hipotesa dapat ditegakkan yaitu ada

hubungan positif dan bermakna antar komunikasi interpersonal dengan penerapan

 proses keperawatan. Hubungan tersebut bersifat positif sehingga dapat dikatakan

 bahwa semakin baik komunikasi interpersonal maka penerapan proses

keperawatan juga semakin baik. Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan

 bahwa semakin buruk komunikasi interpersonal yang dilakukan perawat maka

 penerapan proses keperawatan juga semakin buruk.

Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Perry dan Potter (1993) yaitu

komunikasi interpersonal adalah kunci dari penerapan proses keperawatan.

komponen penting dalam praktek keperawatan adalah kemampuan untuk

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 58/88

 berkomunikasi secara efektif yang mendukung terciptanya sebuah perawatan dan

hubungan timbal balik yang sifatnya saling tolong menolong. Sistem – sistem

yang terjadi dalam keperawatan adalah berdasar proses interpersonal.

Keterampilan komunikasi interpersonal yang baik dari perawat memungkinkan

 perawat memperoleh fakta yang sebenarnya, mengerti masalah, mendapatkan

orang lain untuk menolong, dan menjadi anggota tim kesehatan yang efektif

(Alfaro, cit  Perry and Potter, 1993).

Dari data didapatkan bahwa yang berpengaruh terhadap buruknya

komunikasi interpersonal dalam penelitian ini adalah terletak pada tahap pre

interaksi dan terminasi. Dari hasil wawancara tidak tersruktur didapat bahwa

 perawat hanya berkomunikasi seperlunya saja, perawat belum mengumpulkan

data tentang klien, perawat mengatakan malas bicara dengan klien atau keluarga

karena mereka sulit diajak komunikasi dan enggan mendengar permintaan dan

kritikan dari pasien dan keluarga yang bermacam-macam. Hal ini berarti kesiapan

diri perawat kurang untuk melakukan pertemuan dengan pasien.

Menurut Keliat (1996) tahap pre interaksi dilakukan sebelum perawat

memulai kontak pertama dengan klien, perawat mengeksplorasi perasaan, fantasi

dan ketakutannya, sehingga kesiapan dan kesadaran perawat untuk melakukan

hubungan dengan klien dapat dipertanggungjawabkan. Hal yang sama ditunjukkan

oleh Kusrini (2000) bahwa kesiapan psikologis perawat untuk berkomunikasi

akan mempengaruhi mutu asuhan keperawatan. Semakin perawat itu siap secara

 psikologis untuk berkomunikasi maka kualitas komunikaai yang diberikan dalam

memberikan asuhan keperawatan kepada pasien/keluarganya juga akan tinggi. Hal

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 59/88

ini juga bisa menunjukkan bahwa pada penelitian ini didapat bahwa sebagian

 besar komunikasi yang buruk dilakukan oleh responden dengan pengalaman kerja

yang belum lama dikarenakan kesiapan psikologis yang kurang karena kurangnya

 pengalaman dan latihan.

Di dalam tahap terminasi didapatkan bahwa perawat tidak menyimpulkan

hasil kegiatan, merencanakan tindak lanjut dan mengakhiri kegiatan dengan cara

tidak baik, yang kesemuanya dapat berpengaruh pada perawat dalam berinteraksi

dengan klien pada rencana pertemuan berikutnya. Hal ini sesuai dengan pendapat

Keliat (1996) bahwa tahap terminasi merupakan tahap yang sulit dan penting bagi

komunikasi terapeutik dalam menjalin hubungan berikutnya.

H.  Frekuensi Responden di RSUD Kota Yogyakarta Berdasar Hubungan

Antara Keterampilan Teknik dengan Penerapan Proses Keperawatan

Tabel 8. Frekuensi Responden di RSUD Kota Yogyakarta Berdasar Hubungan

Antara Keterampilan Teknik dengan Penerapan Proses Keperawatan

Bulan Desember 2005 – Januari 2006

Penerapan Proses Keperawatan

Baik Sedang Buruk

TotalKeterampilan

Teknik

f (%) f (%) f (%) f (%)

Tinggi

SedangRendah

6 (12%)

7 (14%)-

-

4 (8%)2 (4%)

4 (8%)

22 (44%)5 (10%)

10 (20%)

33 (66%)7 (14%)

Total 13 (26%) 6 (12%) 31 (62%) 50 (100%)

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa responden dengan keterampilan teknik

tinggi dan penerapan proses keperawatan tinggi ada 6 (12%), responden dengan

keterampilan teknik tinggi dan penerapan proses keperawatan buruk ada 4 (8%),

responden dengan keterampilan teknik sedang dan penerapan proses keperawatan

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 60/88

tinggi ada 7 (14%), responden dengan keterampilan teknik sedang dan penerapan

 proses keperawatan sedang ada 4 (8%), responden dengan keterampilan teknik

sedang dan penerapan proses keperawatan buruk ada 22 (44%), responden dengan

keterampilan teknik rendah dan penerapan proses keperawatan sedang ada 2 (4%),

dan responden dengan keterampilan teknik rendah dan penerapan proses

keperawatan rendah ada 7 (14%). Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa

sebagian besar responden mempunyai keterampilan teknik sedang dan melakukan

 proses keperawatan dengan buruk.

Hasil penghitungan menggunakan korelasi rank Spearman mengenai

hubungan keterampilan teknik dengan penerapan proses keperawatan dengan

 N=50 didapatkan hasil rho = 0,343 dan p = 0,015. Dari uji statisitik diatas

didapatkan bahwa p≤0,05, sehingga dapat ditarik kesimpulan Ho ditolak dan

secara statistik ada hubungan yang bermakna antara keterampilan teknik dengan

 penerapan proses keperawatan.

Dari uji statistik diatas didapat bahwa hipotesa dapat ditegakkan yaitu ada

hubungan positif dan bermakna antara keterampilan teknik dengan penerapan

 proses keperawatan. Hubungan tersebut bersifat positif sehingga dapat dikatakan

 bahwa semakin baik keterampilan teknik maka penerapan proses keperawatan

 juga semakin baik. Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa

semakin buruk keterampilan teknik yang dilakukan perawat maka penerapan

 proses keperawatan juga semakin buruk.

Hasil dari penelitian ini sesuai dengan pendapat Taylor el al (1993) bahwa

kemampuan kognitif dan keterampilan teknik dalam melakukan tindakan

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 61/88

keperawatan diperlukan sebagai salah satu cara dalam merubah status kesehatan

klien dari status sakitnya. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Alfaro, cit  Taylor

et al (1993) bahwa dalam proses keperawatan diperlukan keterampilan teknikyang

 baik untuk bisa melengkapi prosedur teknik. Keterampilan teknik yang baik

memungkinkan perawat untuk bekerja menggunakan peralatan seefektif mungkin

tanpa menyalahi prosedur dan prinsip penggunaan peralatan dan keterbatasan

 peralatan. Selain itu dengan keterampilan teknik yang baik akan memberikan

kepercayaan diri terhadap perawat sendiri dan pasien/keluarga yang menerima

 pelayanan kesehatan juga akan merasa aman atau hanya mengalami stress yang

minimal saat dilakukan tindakan terhadap pasien.

Terciptanya kepercayaan yang diberikan pasien akan membuat perawat

dengan mudah melakukan tindakan sesuai dengan prosedur dan pasien/keluarga

akan mudah diajak bekerja sama sehingga tujuan dari asuhan keperawatan

tercapai. Maka untuk meningkatkan pelayanan keperawatan diperlukan

 peningkatan keterampilan teknik.

Dari data yang diperoleh bahwa dari responden yang mempunyai

keterampilan teknik sedang dan rendah 20 (50%) responden belum pernah

mengikuti pelatihan SAK. Hal ini berarti sebagian dari responden yang

mempunyai keterampilan teknik sedang dan rendah belum pernah mengikuti

 pelatihan SAK dan hal ini berpengaruh dengan penerapan proses keperawatan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Nancy (1996) bahwa salah satu faktor yang

mempengaruhi penerapan proses keperawatan adalah pelatihan dimana pelatihan

merupakan upaya untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 62/88

melalui kegiatan proses belajar mengajar dan menggunakan metode yang

 bervariasi. Sedangkan SAK berfungsi membimbing kearah tindakan keperawatan

yang tepat sehingga dicapai pelayanan yang bermutu, meningkatkan efisiensi

 pelayanan keperawatan dan melindungi perawat dari kelalaian melakukan tugas

(Isawitri, 1998). Sehingga dapat disimpulkan dengan adanya pelatihan SAK

diharapkan akan meningkatkan keterampilan teknik sehingga akan meningkatkan

 penerapan proses keperawatan.

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 63/88

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.  Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa :

1.  Tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan penerapan

 proses keperawatan, hal ini berarti tidak ada hubungannya antara tingginya

 pengetahuan dengan tingginya penerapan proses keperawatan.

2. 

Ada hubungan positif dan bermakna antara komunikasi interpersonal dengan

 penerapan proses keperawatan, hal ini berarti ada hubungannya antara

rendahnya komunikasi interpersonal dengan rendahnya penerapan proses

keperawatan.

3.  Ada hubungan positif dan bermakna antara keterampilan teknik dengan

 penerapan proses keperawatan, hal ini berarti ada hubungannya antara

rendahnya keterampilan teknik dengan rendahnya penerapan proses

keperawatan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Kepada Pihak Rumah sakit dan pihak terkait:

a. 

Melihat gambaran penerapan proses keperawatan yang rendah dan didapat

hasil wawancara bahwa perawat mengatakan jumlah, kondisi keparahan dan

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 64/88

ketergantungan pasien yang tidak sesuai dengan jumlah tenaga perawat

maka dipandang perlu melakukan pengkajian ulang tentang keseimbangan

 beban kerja perawat dengan jumlah tenaga perawat di rumah sakit.

 b.  Melihat gambaran komunikasi interpersonal perawat yang buruk dan adanya

hubungan positif dan bermakna antara komunikasi interpersonal dengan

 penerapan proses keperawatan maka dipandang perlu diadakan pelatihan

tentang teknik komunikasi terapeutik dan diadakan gerakan/program untuk

melaksanakan komunikasi terapeutik.

c.  Melihat gambaran keterampilan teknik perawat yang kurang baik/sedang

dan adanya hubungan positif dan bermakna antara keterampilan teknik

dengan penerapan proses keperawatan maka dipandang perlu diadakan

 pengenalan, pelatihan, bimbingan dan penyegaran terhadap pelaksanaan

standar asuhan keperawatan yang dijadikan pedoman rumah sakit untuk

meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.

2. Kepada peneliti lain:

a.  Mengingat adanya keterbatasan dalam penelitian ini antara lain hanya

menggunakan kuesioner tertutup dan observasi komunikasi yang dilakukan

sekali setiap responden, untuk itu kepada peneliti berikutnya agar lebih

menyempurnakan penelitian dengan metode yang lebih lengkap dan

observasi yang lebih intensif sehingga didapatkan hasil yang lebih baik.

 b.  Dalam penelitian tentang hubungan pengetahuan, komunikasi interpersonal,

dan keterampilan teknik tidak didapatkan hubungan yang bermakna dengan

 proses keperawatan sehingga perlu adanya penelitian untuk menggali secara

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 65/88

dalam tentang faktor yang dapat menghambat penerapan proses keperawatan

yang lebih akurat.

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 66/88

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., 2002, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek , PT Rineka

Cipta, Jakarta

Arwani, 2003, Komunikasi dalam Keperawatan, EGC, Jakarta

Basuki, 1999,  Evaluasi Pelaksanaan Proses Keperawatan di ruang A1 dan A2

 IRNA I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, Skripsi, UGM, Yogyakarta

Carpenito, L.J., 2000,  Rencana Asuhan Keperawatan dan Dokumentasi

Keperawatan: Diagnosa Keperawatan dan Masalah Kolaboratif ( Nursing

care Plans and Documentation : Nursing Diagnosis and ColaborativeProblems), edisi 2, EGC, Jakarta 

Chitty, E., 1997, Professional Nursing Concepts and Challenges, second edition,

W. B. Saunder Company, Philadelphia

Darmiastuti, Ekaningtyas, 2002, Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Perawat

Tentang Proses Keperawatan Dengan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di

Ruang Inap RSUD Purworejo, Skripsi, UGM, Yogyakarta

DepKes R.I., 1997, Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan

di Rumah sakit

Doenges, M., Moorhouse M.F., dan Burley J.T., 2000, Penerapan Proses

Keperawatan (Aplication of Nursing Proccedd and Nursing Diagnosis: An

 Interactive Text for Diagnostic Reasoning), edisi 2, EGC, Jakarta 

Fiscbach, F.T., 1991,  Documenting Care: Communication, The Nursing Procces

and Documentation Standars, F.A. Davis Company, Philadelphia

Gartinah, T., Sitorus, R., Irawaty, D., 1999, Standar Praktek Keperawatan

Profesional, PPNI, Jakarta 

Green, L.W., 1991,  Health Education Planning Diagnostic Approach, Meyfield

Publishing Company, California

Keliat, B.A., 1996, Peningkatan kesadaran Diri Perawat , FKUI, Jakarta 

Kusrini, E., 2000, Kesiapan Psikologis Perawat Pada Tahap Pre-komunikasi

Dalam Memberikan Asuhan Keperawatan di Bangsal D1 Penyakit Dalam

RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, Karya Tulis Ilmiah, UGM, Yogyakarta

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 67/88

 NANDA International, 2005, Nursing Diagnoses: Definitions and Classification,

 NANDA International, Philadelpia

 Notoatmodjo, S., 1997, Ilmu Kesehatan Masyarakat , PT Rineka Cipta, Jakarta

 Notoatmodjo, S., 2002,  Metodologi Penelitian Kesehatan, PT Rineka Cipta,

Jakarta

 Nursalam, 2001, Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktek ,

Salemba Medika, Jakarta

 Nursalam, 2002,  Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan

Profesional, salemba Medika, Jakarta

Potter, P.A., and Perry, A.G., 1993, Fundamentals of Nursing: Concepts, Process,

and Practice, Mosby Year Book, St. Louis Missouri

Prasetyo, B.dan Jannah, L.M., 2005,  Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan

 Aplikasi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta

Roper, N., 1996, Prinsip-prinsip Keperawatan, Penerjemah Hartono, A., Yayasan

Essentica Medica, Jakarta 

Sieh, A. and Brentin,L.K., 1997, The Nurse Communicates, W.B. Saunders,

Philadelpia

Soenarto, S.Y., 2000, Komunikasi Terapeutik yang Efektif dalam Praktek , CHBP,

UGM, Yogyakarta

Stuart dan Sudeen, 1998, Buku Saku Keperawatan Jiwa, EGC, Jakarta

Sugiyono, 2005, Statistika Untuk Penelitian, PT Rineka Cipta, Jakarta

Suranto, 1999, Evaluasi Penerapan Proses Keperawatan di ruang ICU RSUP Dr.

Sardjito Yogyakarta, Skripsi, UGM, Yogyakarta

Taylor, C., Lillis, C., and Priscilla, 1993, Fundamental of Nursing: The Art and

science of Nursing Care, J.B. Lipincott Company, Philadelpia

Yuningsih, D., 2000, Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang KMS Balita

Dengan Perilaku Ibu Dalam Upaya Kesehatan Balita di Wilayah Kerja

Puskesmas Gondokusuman II Yogyakarta, Skripsi, UGM, Yogyakarta

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 68/88

LAMPIRAN

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 69/88

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada :

Yth. Perawat RSUD Kota Yogyakarta

Di tempat

Dengan hormat,

Saya mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta bermaksud melakukan penelitian dengan

 judul “Hubungan Pengetahuan, Komunikasi Interpersonal, dan Keterampilan

Teknik dengan Penerapan Proses Keperawatan di RSUD Pemerintah Kota

Yogyakarta”. Data yang diperoleh dari saudara dijamin kerahasiaannya, hanya

digunakan untuk keperluan penelitian saja. Data yang diperoleh dalam penelitian

ini akan sangat bermanfaat dalam peningkatan kualitas pelayanan asuhankeperawatan di RSUD Kota Yogyakarta. Untuk itu kami mohon kesediannya

untuk membantu jalannya penelitian ini dengan menjadi responden penelitian.

Atas perhatian dan kesediaan saudara untuk menjadi responden penelitian,

kami ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Francisca Shanti K

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 70/88

PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan telah mendapat

 penjelasan dan bersedia untuk turut berpartisipasi sebagai responden dengan

memberikan informasi yang sebenar-benarnya dalam penelitian dengan judul

“Hubungan Pengetahuan, Komunikasi Interpersonal, dan Keterampilan

Teknik dengan Penerapan Proses Keperawatan di RSUD Kota Yogyakarta”

tanpa paksaan.

 Nama : ………………………………………

Umur : ………………………………( Tahun )

Bertugas di ruang : …………………………………………

Saya mengetahui bahwa keterangan yang saya berikan akan

 bermanfaat bagi penelitian ini.

Yogyakarta,……………………

(…………………….)

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 71/88

  KUESIONER

Petunjuk pengisian:

1.  Pada bagian pertama isilah sesuai dengan identitas anda

2.  Bagian kedua isilah bila anda pernah mengikuti pelatihan tentang proses

keperawatan

3.  Bagian ketiga berilah tanda “ √ “ sesuai pilihan anda bila:

B : Bila menurut anda pernyataan tersebut benar

S : Bila menurut anda pernyataan tersebut salah

4. Isilah hal-hal yang menjadi kendala anda dalam melaksanakan proses

keperawatan.

I.  Identitas Responden:

 Nomer Responden : ………………………….

Tempat Kerja : ………………………….

Usia : ………………………….

Lama Kerja : ………………………….

Jenis Kelamin : ………………………….

Pendidikan terakhir : ………………………….

II. 

Pelatihan/kursusPernah mengikuti pelatihan/ kursus tentang penerapan proses keperawatan

……….. kali

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 72/88

III. Kuesioner

No Pernyataan B S

1. Proses keperawatan merupakan seperangkat langkah

yang direncanakan yang dilakukan secara berurutan dan

sistematis

2. Kegiatan pengkajian meliputi pengumpulan data dan

analisa data

3. Sumber data diperoleh dari klien, keluarga, tenaga

kesehatan lain, catatan medik, konsultasi, hasil

 pemeriksaan diagnostik, dan kepustakaan

4. Data yang diperoleh dari keluhan dan ungkapan klien

merupakan data obyektif

5. Data subyektif dapat ditentukan oleh perawat tanpa

komunikasi dengan klien/keluarga

6. Inspeksi, auskultasi, perkusi, dan palpasi dilakukan untuk

memperoleh data obyektif

7. Pengkajian dilakukan sejak pasien masuk sampai pasien pulang

8. Diagnosa keperawatan menurut NANDA ada empat tipe

yaitu diagnosa keperawatan aktual, risiko, syndrom, dan

kesejahteraan

9. Rumusan diagnosa keperawatan aktual adalah problem +

etiologi + simptom

10. Menegakkan diagnosa risiko harus ada unsur problem +

etiologi

11. Diagnosa keperawatan selalu berubah sesuai perubahan

respon klien

12. Tujuan keperawatan harus dapat diukur, khususnya

tentang perilaku klien; dapat dilihat, didengar, diraba,

dirasakan, dan dibau

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 73/88

No Pernyataan B S

13. Penentuan prioritas didasarkan atas kebutuhan dasar

menurut hirarki Maslow

14. Tujuan perencanaan adalah untuk menentukan prioritas

 perawatan dan menentukan hasil yang diharapkan

15. Kriteria hasil dan rencana tindakan keperawatan

dirumuskan perawat bersama dengan klien

16. Rencana tindakan keperawatan dikategorikan menjadi

dependen dan independen saja

17. Membuat rencana tindakan tidak harus menjawab who,

what, where, when, which, dan how 

18. Rencana tindakan keperawatan paling efektif jika

dilaksanakan setelah pertama kali perawat kontak dengan

klien

19. Kriteria evaluasi dalam perencanaan adalah

menggunakan SMART

20. Tindakan keperawatan dependen adalah suatu kegiatanyang dilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan

 perintah dari dokter atau tenaga kesehatan lainnya

21. Intervensi mencakup pemantauan respon pasien terhadap

 pencapaian hasil yang diharapkan

22. Perawat tidak perlu melakukan observasi respon klien

terhadap tindakan keperawatan dalam tahap evaluasi

23. Evaluasi mencakup kemajuan klien ke arah pencapaian

hasil yang diharapkan

24. Kealpaan yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa,

 perencanaan dan pelaksanaan tindakan dimonitor dalam

evaluasi

25. Untuk menentukan efektifitas tindakan keperawatan

dilakukan dengan mengukur perkembangan klien dalam

mencapai suatu tujuan

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 74/88

No Pernyataan B S

26. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan dilakukan jika

klien mengalami kesulitan untuk mencapai tujuan

27. Pengkajian ulang digunakan untuk merevisi pernyataan

diagnosa klien, hasil yang diharapkan dan/intervensi

keperawatan

28. Hasil mencakup batas waktu yang realistik untuk dicapai

29. Dokumentasi merupakan sistem pencatatan pelaporan

semua kegiatan asuhan keperawatan

30. Dokumentasi proses keperawatan dapat digunakan

sebagai wahana komunikasi tim kesehatan

IV. Apa yang menjadi kendala anda dalam melaksanakan proses keperawatan

dalam asuhan perawatan pasien

…………………………………………………………..

………………………………………………………………...……………………

…………………………………………...…………………………………………

……………………...

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 75/88

LEMBAR OBSERVASI KOMUNIKASI INTERPERSONAL

NilaiNo Aspek Yang Dinilai

0 1 2

1 Mengumpulkan data tentang klien

2 Memberi salam dan tersenyum kepada klien dan

keluarga

3 Memperkenalkan diri kepada klien

4 Menanyakan nama panggilan kesukaan klien

5 Menanyakan perasaan klien saat ini

6 Menjelaskan tanggung jawab perawat dan klien

7 Menjelaskan peran perawat dan klien8 Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan:

wawancara

9 Menjelaskan tujuan wawancara

10 Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk

wawancara

11 Menjelaskan dan mengatakan akan menjamin

kerahasiaan data yang diperoleh

12 Memberi kesempatan kepada klien/ keluarga untuk

 bertanya

13 Menanyakan keluhan utama klien14 Menyimpulkan kemudian menginformasikan

kepada klien hasil wawancara

15 Memberikan reinforcement positif kepada klien

16 Merencanakan tindak lanjut bersama dengan klien

dan keluarga

17 Melakukan kontrak waktu untuk kegiatan

selanjutnya

18 Berhadapan saat berkomunikasi dengan klien

19 Mempertahankan kontak mata saat berkomunikasi

dengan klien

20 Bersikap empati dan tidak mengkritik

SUB TOTAL

TOTAL

PROSENTASE

Keterangan:

0  : tidak dilakukan

1  : dilakukan tapi tidak sempurna

: dilakukan dengan sempurna

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 76/88

 INSTRUMEN C

INSTRUMEN OBSERVASIPELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (STANDAR

VI)

PETUNJUK : BERI TANDA 1 BILA KEGIATAN DILAKUKAN

BERI TANDA 0 BILA KEGIATAN TIDAK DILAKUKAN

OBSERVASINO

JENIS

KEGIATANASPEK YANG DINILAI

1 2 3 4 5KET

1 Memberikan

Oxygen

a.  Kriteria persiapan

1). Cek instruksi dokter (dosis & cara pemberian).

2). Beri tanda dengan tulisan.3). Hubungkan tabung O2, dan flow meter.4). Botol pelembab yang didisi dengan 2/3

air steril.5). Slang nasal canula / masker.6). Memberikan penjelasan kepada pasien.

b.  Kriteria Pelaksanaan1). Cuci tangan.

2). Mengatur posisi pasien.3). Membuka flow meter dan mengukur

dosis secara bertahap.4). Memasang slang canula / masker pada

 pasien.5). Memperhatikan reaksi pasien.6). Mencatat dalam lembaran catatatan

 perawatan.7). Cuci tangan.

Sub Total

T o t a l

Prosentase

TOTALPROSENTASE =

5 x (6 + 7)x 100% = ...................... %

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 77/88

INSTRUMEN OBSERVASI

PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (STANDAR VI)

 PETUNJUK : BERI TANDA 1 BILA KEGIATAN DILAKUKAN

BERI TANDA 0 BILA KEGIATAN TIDAK DILAKUKANOBSERVASI

NOJENIS

KEGIATANASPEK YANG DINILAI

1 2 3 4 5KET

2 Memasang

infus

a.  Kriteria persiapan

1). Cuci tangan2). Standar infus

3). Cairan yang akan diberikan4). Infus set5). Kapas

6). Alkohol 70%7). Kasa steril8). Gunting9). Plester10). Pengalas11). Bengkok

b.  Kriteria Pelaksanaan1). Cuci tangan.2). Pasien diberi penjelasan3). Posisi pasien supine (terlentang).4). Siapkan area yang akan dipasang.5). Memeriksa ulang cairan yang akan

diberikan.6). Keluarkan udara dari slang infus.7). Menentukan vena yang akan di tusuk.8). Pasang pengalas.9). Desinfeksi area yang akan ditusuk

dengan diameter 5 – 10 cm.10). Menusuk jarum infus pada vena yang

telah ditentukan.11). Melakukan fixasi.12). Menutup bagian yang ditusuk dengan

kasa steril.13). Menghitung jumlah tetesan sesuai

dengan kebutuhan.

14). Memperhatikan reaksi pasien.15). Catat waktu pemasangan, jenis cairan

dan jumlah tetesan.16). Pasien dirapikan.17). Alat-alat dibereskan.18). Cuci tangan.

Sub Total

T o t a l

Prosentase

TOTALPROSENTASE = 5 x (11 + 18) x 100% = ...................... %

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 78/88

 

INSTRUMEN OBSERVASI

PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (STANDAR VI)PETUNJUK : BERI TANDA 1 BILA KEGIATAN DILAKUKAN

BERI TANDA 0 BILA KEGIATAN TIDAK DILAKUKANOBSERVASI

NOJENIS

KEGIATANASPEK YANG DINILAI

1 2 3 4 5KET

3 Menolong

Pasien BAB

a.  Kriteria persiapan1). Pispot2). Alas pispot3). Botol berisi air cebok4). Kertas kloset5). Alat memanggil / bell

6). Selimut7). Sampiran8). Pasien diberi penjelasan

b.  Kriteria Pelaksanaan1). Cuci tangan.2). Sampiran dipasang / pintu ditutup.

3). Pakaian bagian bawah ditanggalkan dan bagian yang terbuka ditutup denganselimut.

4). Pasien dianjurkan menekuk lutut danmengangkat bokong.

5). Pasang pengalas.

6). Pispot diletakkan dibawah bokong pasien.

7). Bila telah selesai, anus dan daerahgenetalia dibersihkan dengan air dankertas kloset lalu dibuang kedalam pispot, diulang beberapa kali sampai

 bersih.8). Pispot diangkat dan faeces diamati bila

ada kelainan segera dilaporkan dandicatat.

9). Bokong pasien dikeringkan dengan pengalas.

10). Pasien dirapikan, alat-alat dibersihkan.

11). Sampiran dibuka kembali.12). Cuci tangan.13). Mencatat kegiatan dalam dokumen

 perawatan.

Sub Total

T o t a l

Prosentase

TOTALPROSENTASE =

5 x (8 + 13)x 100% = ...................... %

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 79/88

INSTRUMEN OBSERVASI

PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (STANDAR VI)

PETUNJUK : BERI TANDA 1 BILA KEGIATAN DILAKUKAN

BERI TANDA 0 BILA KEGIATAN TIDAK DILAKUKAN

OBSERVASINO

JENIS

KEGIATANASPEK YANG DINILAI

1 2 3 4 5KET

4 Melaksanakanambulasi dini

turun dari

tempat tidur

a.  Kriteria persiapan1). Alat bantu : kursi / kursi roda.

2). Memberikan penjelasan kepada pasien.

b.  Kriteria Pelaksanaan

1). Cuci tangan.2). Alat bantu didekatkan.3). Perawat berdiri disisi tempat tidur.

4). Membantu pasien menggeser kakinyakesamping tempat tidur.

5). Membantu pasien duduk danmenurunkan kaki secara perlahan dari

tempat tidur.6). Membantu pasien turun dari tempat tidur

/ berdiri.7). Membantu pasien duduk di kursi / kursi

roda.8). Perhatikan respon pasien dan catat.

9). Cuci tangan.

Sub Total

T o t a l

Prosentase

TOTALPROSENTASE =

5 x (2 + 9)x 100% = ...................... %

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 80/88

INSTRUMEN OBSERVASI

PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (STANDAR VI)

PETUNJUK : BERI TANDA 1 BILA KEGIATAN DILAKUKAN

BERI TANDA 0 BILA KEGIATAN TIDAK DILAKUKAN

OBSERVASINO

JENIS

KEGIATANASPEK YANG DINILAI

1 2 3 4 5KET

5 Mengukursuhu badan per

axillary(ketiak)

a.  Kriteria persiapan1). Termometer bersih dalam tempatnya.

2). Bengkok.3). Potongan kertas tissue.4). Catatan suhu dan nadi.

5). Memberikan penjelasan kepada pasien.

b.  Kriteria Pelaksanaan

1). Cuci tangan.2). Bila perlu baju pasien dibuka, ketiak

dikeringkan.3). Termometer diperiksa apakah air raksa

tepat pada angka 36, atau dijepitkandengan tepat ditengah ketiak dan lengan pasien diletakan di dada.

4). Setelah 8 – 10 menit termometer diangkat dan dibaca angka padatermometer dengan posisi sejajar mata,

hasilnya dicatat pada buku.5). Termometer dilap dengan tissue / kapas

alkohol.6). Air raksa diturunkan kembali dan

diletakan pada tempatnya.7). Cuci tangan.

Sub Total

T o t a l

Prosentase

TOTALPROSENTASE =

5 x (5 + 7)x 100% = ...................... %

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 81/88

INSTRUMEN OBSERVASI

PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (STANDAR VI)

PETUNJUK : BERI TANDA 1 BILA KEGIATAN DILAKUKAN

BERI TANDA 0 BILA KEGIATAN TIDAK DILAKUKAN

OBSERVASINO

JENIS

KEGIATANASPEK YANG DINILAI

1 2 3 4 5KET

6 Menghitungnadi dan

pernapasan.

a.  Kriteria persiapan1). Arloji tangan dengan petunjuk detik.

2). Catatan nadi dan pernapasan pasien.3). Pasien diberi penjelasan.

b. 

Kriteria Pelaksanaan1). Cuci tangan.2). Menghitung denyut nadi selama satu

menit pada arteri radialis.3). Obaservasi frekuensi, irama dan volume.4). Menghitung pernapasan selama satu

menit.

5). Mencatat hasil tindakan dan respon pasien.

6). Cuci tangan.

Sub Total

T o t a l

Prosentase

TOTALPROSENTASE =

5 x (3 + 6)x 100% = ...................... %

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 82/88

INSTRUMEN OBSERVASI

PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (STANDAR VI)

PETUNJUK : BERI TANDA 1 BILA KEGIATAN DILAKUKAN

BERI TANDA 0 BILA KEGIATAN TIDAK DILAKUKAN

OBSERVASINO

JENIS

KEGIATANASPEK YANG DINILAI

1 2 3 4 5KET

7 Mengukur

tekanan darah.

a.  Kriteria persiapan1). Tensimeter.2). Stetoskop.3). Buku catatan.

4). Pasien diberi penjelasan dan posisi

 pasien di atur sesuai kebutuhan.

b.  Kriteria Pelaksanaan1). Cuci tangan.2). Lengan baju pasien dibuka atau

digulung.3). Manset tensimeter dipasang pada lengan

atas dengan pipa karetnya berada disisiluar lengan. Manset dipasang tidakterlalu kencang atau terlalu longgar.

4). Pompa tensimeter dipasang.

5). Denyut arteri brachialis diraba lalustetostkop ditempatkan didaerah tersebut.

6). Sekrup balon karet ditutup, pengunci airraksa dibuka. Selanjutnya balon dipompasampai denyut arteri tidak terdengar lagidan air raksa didalam pipa gelas naik.

7). Sekrup balon dibuka perlahan-lahan

sehingga air raksa turun perlahan-lahan.Sambil memperhatikan turunnya airraksa dengarkan bunyi denyutan pertama/sistole dan terakhir/ diastole.

8). Respon pasien dicatat.9). Pasien dan alat dirapikan.

10). Cuci tangan..

Sub Total

T o t a l

Prosentase

TOTALPROSENTASE =

5 x (4 + 10)x 100% = ...................... %

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 83/88

INSTRUMEN OBSERVASI

PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (STANDAR VI)

PETUNJUK : BERI TANDA 1 BILA KEGIATAN DILAKUKAN

BERI TANDA 0 BILA KEGIATAN TIDAK DILAKUKAN

OBSERVASINO

JENIS

KEGIATANASPEK YANG DINILAI

1 2 3 4 5KET

8 Memberikanobat melalui

suntikan.

a.  Kriteria persiapan1). Spuit disposible sesuai kebutuhan.

2). Kapas alkohol 70%.3). Kikir ampul.4). Obat yang akan diberikan.

5). Pasien diberi penjelasan.

b.  Kriteria Pelaksanaan

1). Cuci tangan.2). Memperhatikan prinsip aseptik.3). Membaca etiket obat.4). Membaca dosis obat.

5). Memasukan obat kedalam spuit,kemudian udara dalam spuit dikeluarkan.

6). Mengatur posisi pasien.7). Menentukan daerah nyang akan disuntik8). Mengdesinfeksi kulit yang akan disuntik

sesuai dengan jenis suntikan.

9). Memasukan jarum sesuai dengan teknik penyuntikan.

10). Melakukan aspirasi.11). Memasukan obat dengan perlahan-

lahan.12). Memperhatikan respon pasien.13). Mencabut jarum perlahan-lahan.

14). Mendessinfeksi kulit dengan alkohol70%.

15). Mencatat respon pasien dan pemberianobat.

16). Cuci tangan.

Sub Total

T o t a l

Prosentase

TOTALPROSENTASE =

5 x (5 + 16)x 100% = ...................... %

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 84/88

 

 INSTRUMEN: A

INSTRUMEN STUDI DOKUMENTASIPENERAPAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

PETUNJUK : BERI TANDA “V” BILA KEGIATAN DILAKUKAN

BERI TANDA “O” BILA KEGIATAN TIDAK DILAKUKAN 

PERIODE : ............................ s/d ...................... (DUA BULAN)

KODE BERKAS REKAM MEDIK

PASIENNO ASPEK YANG DINILAI1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

KET

A

1

2

3

4

Pengkajian

Mencatat data yang dikaji sesuai

dengan pedoman pengkajian.

Data dikelompokkan (bio-psiko-

sosial-spritual).

Data dikaji sejak pasien masuk

sampai pulang

Masalah dirumuskan berdasarkan

kesenjangan antara status kesehatandengan norma dan pola fungsi

kehidupan

SUB TOTAL

TOTAL

PROSENTASE

B

1

2

3

Diagnosa

Dx. Keperawatan berdasarkan

masalah yang telah dirumuskan.

Dx. Keperawatan mencerminkan

PE/PES.

Merumuskan diagnosa keperawatan

aktual/potensial.

SUB TOTAL

TOTAL

PROSENTASE

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 85/88

 

KODE BERKAS REKAM MEDIK

PASIENNO ASPEK YANG DINILAI1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

KET

C

1

2

3

4

5

6

Perencanaan

Berdasarkan Dx. Keperawatan

Disusun menurut urutan prioritas

Rumusan tujuan mengandung

komponen pasien/subyek,

 perubahan, perilaku, kondisi pasien

dan atau kriteria waktu.

Rencana tindakan mengacu pada

tujuan dengan kalimat perintah,

terinci dan jelas.

Rencana tindakan menggambarkan

keterlibatan pasien/keluarga.

Rencana tindakan menggambarkan

kerjasama dengan tim kesehatan

lain.

SUB TOTAL

TOTAL

PROSENTASE

D

1

2

3

4

Tindakan

Tindakan dilaksanakan mengacu

 pada rencana perawatan.

Perawatan mengobservasi respon

 pasien terhadap tindakan

keperawatan.

Revisi tindakan berdasarkan hasil

evaluasi.

Semua tindakan yang telah

dilaksanakan dicatat ringkas dan

 jelas.

SUB TOTAL

TOTAL

PROSENTASE

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 86/88

 

KODE BERKAS REKAM MEDIK

PASIENNO ASPEK YANG DINILAI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

KET

E

1

2

Evaluasi

Evaluasi mengacu pada tujuan.

Hasil evaluasi dicatat.

SUB TOTAL

TOTAL

PROSENTASE

F

1

2

3

4

5

Catatan Asuhan Keperawatan

Menulis pada format yang baku.

Pencatatan dilakukan sesuai dengan

tindakan yang dilaksanakan.

Pencatatan ditulis dengan jelas,

ringkas, istilah yang baku dan benar.

Setiap melakukan tindakan/ke-giatan perawat mencantumkan

 paraf/nama jelas, dan tanggal jam

dilakukannya tindakan.

Berkas catatan keperawatan

disimpan sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

SUB TOTAL

TOTAL

PROSENTASE

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 87/88

 

BIAYA PENELITIAN

 No. Kegiatan Biaya (Rp)

1.

2.

3.

4.

5.

6.7.

8.

9.

Studi pendahuluan

Penyusunan proposal

Pelaksanaan ujian proposal

Ijin penelitian

Pengumpulan data

Analisa dataPenyusunan laporan

Pelaksanaan ujian penelitian

Revisi dan penggandaan

50.000,00

250.000,00

150.000,00

150.000,00

500.000,00

300.000,00150.000,00

150.000,00

300.000,00

T O T A L 2.000.000,00

7/21/2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-56dbbc765529b 88/88

 

KEGIATAN PENELITIAN

 No Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb

1 Pengajuan

Judul

2 Administrasi

dan Perijinan

3 StudiPendahuluan

4 Penyusunan

Proposal

5 Uji Sidang

Proposal

6 Uji Validitas

dan

Reliabilitas

7 Pelaksanaan

Penelitian

8 Analisa Data

9 Presentasi

Hasil

10 Pengumpulan

Skripsi