hubungan perhatian orang tua dengan hasil belajar matematika
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA
DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X IPA
DI SMA NEGERI 2 KANDANGAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk melakukan bimbingan
terhadap peserta didik oleh pendidik untuk menuju kedewasaan peserta
didik. Pendidikan juga dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya guna
mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Salah satu tujuan itu
antara lain memberi bekal kecerdasan kepada anak untuk digunakan kelak
dalam menjalani hidupnya setelah dewasa.
Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya
belajar. Belajar sendiri merupakan proses perubahan dalam perilaku,
pengetahuan, serta sikap. Proses belajar mengajar ditandai dengan adanya
pemberian stimulus yang diberikan kepada anak yaitu dapat berupa latihan,
pengalaman, motivasi, bimbingan, serta layanan. Selain guru di sekolah,
orang tua juga memiliki kewajiban yang sama dalam memberikan stimulus
tersebut. Pemberian stimulus oleh orang tua dapat berupa perhatian. Orang
tua merupakan pendidik utama dan pertama. Dapat dikatakan bahwa
perhatian dapat menimbulkan daya rangsang yang menyebabkan rangsangan
untuk belajar dengan sungguh-sungguh dan cara tertentu untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
1
Perhatian orang tua terhadap siswa, dapat direalisasikan dengan
penyediaan sarana belajar siswa, pemberian motivasi, pemberian
bimbingan, mengingatkan anak-anak terhadap kewajibannya, mengingatkan
anak-anak terhadap kebutuhan mereka dan sebagainya. Hal-hal tersebut
akan menimbulkan sikap atau rasa percaya diri dalam anak dan pada
akhirnya akan memunculkan kemandirian belajar pada diri mereka pula.
Dengan adanya perhatian dari orang tua maka akan mempengaruhi tingkah
laku anak yang akan berpengaruh pula terhadap hasil belajar yang
diharapkan.
Keberhasilan suatu pendidikan tidak hanya ditentukan oleh peran
guru, akan tetapi peran orang tua juga sangat diperlukan agar pendidikan
dan perkembangan anaknya terlaksana dengan baik. Salah satu fungsi
keluarga adalah melaksanakan pendidikan karena suatu pendidikan tidak
hanya dilaksanakan dalam pendidikan formal. Orang tua memiliki
kewajiban dan tanggung jawab untuk membantu anaknya jika mengalami
keulitan belajar dan memantau perkembangan anaknya.
Seharusnya orang tua dapat berperan dalam menciptakan suasana
yang mendorong anak senang belajar, yaitu dengan memberikan keamanan
dan kebebasan psikologis pada anak yang akan mendorong terciptanya
komunikasi yang aktif antara orang tua dengan anaknya. Komunikasi dan
koordinasi antara orang tua dan pihak sekolah juga perlu dibina dan dijaga
agar keduanya terlibat dalam pendidikan siswa dan diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
2
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut
apakah ada hubungan antara perhatian orangtua dengan hasil belajar
Matematika siswa kelas X IPA di SMA Negeri 2 Kandangan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah: “Apakah ada hubungan antara perhatian orang
tua dengan hasil belajar Matematika siswa kelas X IPA di SMA Negeri 2
Kandangan”.
C. Batasan Masalah
Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas, maka masalah
dalam penelitian ini perlu ada batasan masalah, yaitu :
a. Perhatian belajar oleh orang tua
Perhatian belajar oleh orang tua adalah suatu sikap yang diberikan oleh
orang tua kepada anak, baik dalam bentuk pemecahan masalah belajar,
waktu belajar, kebutuhan belajar dan hukuman dan ganjaran belajar.
b. Hasil belajar siswa
Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku
sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
c. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X IPA di SMA Negeri 2
Kandangan.
3
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perhatian orang tua
mempunyai hubungan dengan hasil belajar siswa kelas X IPA di SMA
Negeri 2 Kandangan.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Peneliti, dapat menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh dalam
perkuliahan dan sebagai salah satu persyaratan mencapai derajat sarjana
Pendidikan Matematika dan untuk menambah wawasan.
2. Sekolah, hasil penelitian ini sebagai bahan informasi dan pertimbangan
bagi penyelenggara dalam memantapkan hubungan antara sekolah dan
orang tua agar lebih komunikatif untuk mendukung keberhasilan siswa
dalam proses belajar mengajar.
3. STKIP PGRI Banjarmasin, untuk dimanfaatkan sebagai sumber
informasi dan bahan referensi untuk menambah ilmu pengetahuan.
F. Kajian Pustaka
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran.
Nana Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada
hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam
pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan
hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan
4
tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses
evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan
berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.
Menurut Anas Sudijono (2008) dengan evaluasi hasil belajar yang
dilaksanakan secara teratur, terencana dan terjadwal maka
dimungkinkan bagi evaluator untuk memperoleh informasi yang dapat
memberikan gambaran mengenai kemajuan atau perkembangan peserta
didik, sejak dari awal mula mengikuti program pendidikan sampai pada
saat mereka mengakhiri program pendidikan yang mereka tempuh itu.
Sebagai salah satu alat yang dipakai untuk mengukur hasil belajar siswa
adalah alat ukur test yang baik harus mempunyai cirri bersifat valid,
reliabel, menunjukkan tingkat kesukaran tertentu dan menunjukkan
kemampuan deskriminasi yang baru.
2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Secara umum, menurut Toto Ruhimat, dkk., hasil belajar siswa
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu
faktor-faktor yang ada dalam diri siswa. Faktor eksternal yaitu faktor-
faktor yang berada di luar diri siswa. Yang tergolong faktor internal
adalah:
a) Faktor fisiologis atau jasmani individu baik bersifat bawaan maupun
yang diperoleh dengan melihat, mendengar, struktur tubuh, cacat
tubuh, dan sebagainya.
5
b) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun keturunan,
meliputi:
1) Faktor intelektual terdiri atas:
- Faktor potensial, yaitu intelegensi dan bakat.
- Fakor aktual yaitu kecakapan nyata dan prestasi.
2) Faktor non-intelektual yaitu komponen-komponen kepribadian
tertentu seperti sikap, kebiasaan, motivasi, kebutuhan, konsep
diri, penyesuaian diri, emosional, dan sebagainya.
3) Faktor kematangan baik fisik maupun psikis.
Yang tergolong faktor eksternal adalah:
a) Faktor sosial yang terdiri atas:
1) Faktor lingkungan keluarga
2) Faktor lingkungan sekolah.
3) Faktor lingkungan masyarakat.
4) Faktor kelompok.
b) Faktor budaya seperti: adat istiadat, ilmu pengetahuan dan teknologi,
kesenian dan sebagainya.
c) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar,
iklim, dan sebagainya.
d) Faktor spiritual atau lingkungan keagamaan.
Menurut Nana Sudjana (2005: 39), “hasil belajar yang dicapai
siswa dipengaruhi oleh dua faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor
yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan”. Faktor yang
6
datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor
dari luar diri siswa adalah lingkungan belajar, yang paling dominan
salah satunya adalah kualitas pengajaran.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa ada dua, yaitu faktor
internal yang meliputi kesehatan jasmani, intelegensi, minat, bakat,
motivasi, kematangan, dan kesiapan. Faktor eksternal meliputi pola asuh
keluarga, keadaan ekonomi keluarga, metode mengajar guru, fasilitas
belajar, hubungan siswa dengan guru dan teman, waktu belajar, disiplin
sekolah, lingkungan masyarakat.
3. Hakikat Perhatian Orang Tua
a. Pengertian orang tua
Keluarga merupakan unit organisasi terkecil dalam masyarakat
yang terdiri dari orang tua dan anak. Maka secara umum orang tua
bisa diartikan dengan ibu-bapak dari anak-anak yang dilahirkan.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, Bahwa : “Orang tua adalah
sebagai ayah-ibu kandung, orang yang dianggap tua, orang yang
dihormati atau disegani di kampung.”
Sementara itu St. Meichati dalam bukunya berpendapat bahwa
“Orang tua adalah pendidik yang pertama menanamkan dasar-dasar
bagi perkembangan jiwa anaknya”.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa orang tua
adalah orang dewasa yang bertanggung jawab untuk memberikan
7
motivasi dalam menumbuhkembangkan keharmonisan membina
kelangsungan hidup anak, agar memiliki keterampilan dan wawasan
yang luas dalam cara berpikir guna meningkatkan prestasi dalam
sikap belajar anak. Dengan memberikan dorongan, perhatian dan
rasa kasih sayang. Sebab orang tua sebagai tempat menggantungkan
diri bagi anak-anak secara wajar.
b. Pengertian perhatian orang tua
Menurut pendapat Bimo Walgito (2004: 98), “perhatian
merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas yang
ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek”.
Soemanto (2006: 34) mengatakan bahwa, “Perhatian adalah
pendayagunaan kesadaran untuk menyertai suatu aktivitas”. Maka
dari rumusan tersebut, perhatian yang dimaksud adalah pemusatan
tenaga psikis dalam memberikan rangsangan terhadap suatu objek.
Gagne dan Bliner (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006: 42)
menyatakan bahwa, “Perhatian mempunyai peranan penting dalam
belajar. Dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap
bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar”.
Perhatian ini tidak hanya berhubungan dengan pengamatan,
melainkan juga dengan fungsi-fungsi jiwa lain seperti pikiran,
perasaan, dan kemauan. Menurut Dalyono (2010: 59), beliau
menyatakan bahwa, “Keluarga adalah ayah, ibu, dan anak-anak serta
famili yang menjadi penghuni rumah. Faktor orang tua sangat besar
8
pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar”. Keterangan
lain ang disampaikan oleh beliau yaitu:
Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan orang tua, atau besarnya perhatian dan bimbingan orang tua, serta rukun tidaknya kedua orang tua, akrab atatu tidaknya orang tua dengan anak-anaknya, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah, semua itu turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak. Faktor keadaan rumah sepertibesar kecilnya rumah tempat tinggal, ada tidaknya peralatan atau media belajar (papan tulis, gambar, peta, kamar/meja belajar, alat tulis, dan sebagainya), semua itu juga menentukan keberhasilan belajar seseorang.
Purwanto (2007: 104) mengemukakan bahwa, “Faktor yang
mempengaruhi belajar, salah satunya adalah keadaan keluarga”. Ada
keluarga yang miskin, ada pula yang kaya. Ada keluarga yang selalu
diliputi oleh suasana tentram dan damai., tetapi ada pula yang
sebaliknya. Ada keluarga yang terdiri dari ayah ibu yang terpelajar
dan ada pula yang kurang pengetahuan. Ada keluarga yang memiliki
cita-cita tinggi bagi anak-anaknya, ada pula yang biasa saja. Suasana
dan keadaan keluarga yang bermacam-macam itu mau tidak mau
turut menentukan bagaimana dan sampai dimana belajar dialamii
dan dicapai anak-anak. Termasuk dalam keluarga ini, ada tidaknya
fasilitas yang diperlukan dalam belajar turut memegang peranan
penting pula dalam proses belajar anak.
Berdasarkan keterangan yang telah dikemukakan oleh para
ahli, penulis merumuskan beberapa indikator perhatian orang tua
kepada anaknya yaitu:
9
1) Faktor emosional seperti kasih sayang, kebutuhan religi, situasi
rumah yang tenang, nyaman, dan tentram, kerukunan antar
anggota keluarga, terjalinnya komunikasi yang baik, mengetahui
teman bergaul anaknya. Cinta kasih merupakan dasar
pendidikan, dan terwujud dalam kehidupan sehari-hari, melalui
aturan-aturan (Sudharto, dkk, 2009: 92). Faktor keadaan rumah
juga turut mempengaruhi keberhasilan belajar anak (Dalyono,
2012: 59). Pergaulan dengan teman-teman sebaya penting sekali
bagi pertumbuhan jiwa anak-anak, terutama dalam pertumbuhan
sosialnya dan wataknya (Purwanto, 2007: 88). Menurut Yusuf
dan Juntka (2006: 178), “Keluarga bahagia merupakan suatu hal
yang sangat penting bagi perkembangan emosi para anggota
keluarganya (terutama anak). Fungsi dasar keluarga adalah
memberikan rasa memiliki, rassa aman, kasih sayang, dan
mengembangkan hubungan yang baik di antara anggota
keluarga”.
2) Perhatian material berupa kebutuhan sandang pangan,
penyediaan sarana prasarana belajar atau fasilitas belajar, dana
sekolah, uang saku. Dalam keluarga, tersedia atau tidaknya
fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam belajar turut memegang
peranan penting pula pada proses pembelajaran (Purwanto: 104).
Menurut Ahmadi dan Widodo (2004: 88) mengemukakan bahwa
keadaan peralatan seperti pensil, tinta, penggaris, buku tulis,
10
buku pelajaran, jangka, dan lain-lain akan membentuk
kelancaran dalam belajar, dan tempat belajar itu merupakan salah
satu sarana terlaksananya belajar secara efisien dan efektif.
3) Mengikuti perkembangan belajar anak berupa terjalinnya
komunikasi dan kerjasama yang baik dengan pihak sekolah,
mengetahui perkembangan nilai anak, mengetahui kesulitan
anak, menghadiri acara atau rapat di sekolah. Menurut Purwanto
(2007: 78) berpendapat bahwa, “Sekolahlah yang harus
membantu keluarga atau orang tua dalam mendidik dan mengajar
anak-anaknya”, sehingga antara orang tua dengan pihak sekolah
harus menjalin pertemuan antara orang tua dengan guru dapat
menjadi jembatan antara rumah dengan sekolah dan sebagai
wahana dalam membantu anak dengan melakukan koordinasi
berbagai upaya, orang tua dan guru dapat bekerja sama untuk
membantu anak mencapai kemajuan.
4) Memberikan motivasi dan bimbingan kepada anak berupa
motivasi untuk giat belajar, membimbing anak saat belajar,
memberi pengarahan dalam belajar, dan mendukung anak untuk
melanjutkan pendidikannya. Memang wajib bagi kita sebagai
orang tua menuntut anak-anaknya agar sejak kecil mulai belajar
bertanggung jawab atas beberapa hal tertentu (Purwanto, 2007:
81). Besar kecilnya bimbingan yang diberikan orang tua turut
menentukan keberhasilan belajar anaknya (Dalyono, 2012: 59).
11
Segala yang diperbuat orang tua tanpa disadari akan ditiru oleh
anak-anaknya, karena sikap orang tua yang tidak baik hendaknya
dibuang jauh-jauh. Demikian pula belajar memerlukan
bimbingan dari orang tua agar sikap dewasa dan tanggung jawab
tumbuh pada diri anak (Ahmadi dan Widodo, 2004: 87). Yusuf
dan Juntika (2006: 178) mengemukakan pendapatnya bahwa
fungsi keluarga yaitu sebagai pemberi bimbingan dalam belajar
keterampilan, motorik, verval, dan sosial dan stimulator
perkembangan kemampuan anak untuk mencapai prestasi baik di
sekolah maupun masyarakat.
4. Hubungan Perhatian Orang Tua dengan Hasil Belajar Siswa
Dari serangkaian penelitian yang dilakukan oleh Tata Eliestiana
Dyah Armunanto (2004) menyimpulkan bahwa peranan orang tua dalam
lingkungan keluarga yang terpenting adalah memberikan pengalaman
pertama pada masa anak-anak, sebab pengalaman pertama merupakan
faktor penting dalam perkembangan pribadi anak. Disimpulkan pula
bahwa siswa yang mendapat perhatian baik dari orang tuanya mendapat
prestasi belajar lebih baik dibanding siswa yang kurang mendapat
perhatian dari orang tua. Perhatian orang tua memiliki hubungan positif
dengan prestasi belajar anak di sekolah.
Menurut hasil-hasil penelitian selama 30 tahun terakhir oleh
National Parent Teacher Asosiation, yang juga dikutip oleh Slameto
12
(2003), menyimpulkan tentang manfaat perhatian orang tua, terutama
ayah, hubungannya dengan pendidikan anak, adalah:
“...makin baiknya tumbuh kembang anak secara fisik, sosio-emosional, keterampilan kognitif, pengetahuan dan bagaimana anak belajar sehingga prestasi belajarnya lebih tinggi sering mendapat nilai A (9-10), kehadiran sekolah lebih tertib/disiplin serta aktif dalam ekstrakurikuler, menyelesaikan dengan tepat dan benar PR, bersikap lebih positif terhadap sekolah, masuk ranking yang lebih tinggi dan setamat SMTA memasuki Perguruan Tinggi favorit”.
Perhatian orang tua pada aktivitas belajar anak dengan segala
yang berhubungan dengannya, dapat memberikan motivasi berprestasi
yang tinggi dan memunculkan simpati anak kepada orang tua yang pada
akhirnya dapat menumbuhkan kepercayaan pada diri anak. Perhatian
orang tua sesungguhnya merupakan investasi kepada anak dalam
meningkatkan aktivitas belajar, dan membantu memaksimalkan
perkembangan kepribadian serta prestasi belajar.
Senada dengan hal tersebut, Pramuji Wibowo (2007) menyatakan
sebagai berikut:
“Motivasi ekstrinsik yang paling utama adalah dari orang tua atau keluarga. Hal ini dikarenakan semenjak kecil anak bersosialisasi, menerima pendidikan (pendidikan informal) pertama kalinya adalah di dalam keluarga, dan pendidikan yang diperoleh dalam keluarga ini merupakan pendidikan yang terpenting atau utama terhadap perkembangan pribadi anak. Belajar sebagai proses interaksi untuk mencapai tujuan akan lebih efektif, bila ditunjang dengan motivasi yang tinggi, baik yang berupa intrinsik maupun ekstrinsik, dan orang tua adalah hal yang signifikan dalam membangkitkan motivasi seseorang”.
Perhatian yang cukup dan perlakukan orang tua yang bijaksana
terhadap anak, akan berdampak pada kemampuan pengembangan
potensi diri anak yang melahirkan motivasi belajar yang tinggi dan
13
kemampuan berkonsentrasi dalam aktivitas belajarnya yang akhirnya
berpengaruh kepada pencapaian prestasi yang maksimal.
Berdasarkan beberapa keterangan di atas, dapat disimpulkan
bahwa pengaruh perhatian orang tua sangat dominan terhadap
keberhasilan belajar anak. Dengan kata lain bahwa perhatian yang
diberikan orang tua terhadap anak, terutama dalam hal pendidikan dan
belajarnya, memiliki hubungan dan pengaruh positif terhadap prestasi
belajar yang dicapai anak di sekolah.
Dengan demikian, rasa bangga akan melingkupi perasaan anak,
sehingga anak semakin bersemangat dalam menjalankan kewajibannya
sebagai pelajar. Perhatian orang tua dalam pendidikan anaknya sangat
diperlukan, sebab dengan memberi perhatian, orang tua dapat menolong
anak untuk mengenali diri, mengembangkan potensi diri serta mampu
mengatasi masalah-masalah yang timbul sehubungan dengan pribadinya
sehingga kegiatan belajar anak dapat berjalan dengan baik. Dengan
demikian diasumsikan bahwa prestasi belajarnya pun akan meningkat.
G. Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan atau jawaban bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti kenyataanya. Sehubungan dengan
hal tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini: Ada
Pengaruh Perhatian Orang Tua terhadap Hasil Belajar Siswa.
14
H. Metodologi Penelitian
Metode adalah suatu cara yang sistematis yang digunakan dalam suatu
kegiatan penelitian untuk mencapai tujuan penelitian. Pengertian tersebut
menunjukan bahwa metode penelitian yaitu suatu cara yang ditempuh
peneliti dalam melaksanakan penelitian, sehingga perlu ditentukan secara
jelas sesuai dengan arah dan tujuan penelitian.
Berdasarkan variabel penelitian, permasalahan dan teknik
pengumpulan data atau instrumen penelitian maka metode penelitian yang
digunakan adalah metode studi korelasi yang merupakan bagian dari metode
deskriptif kuantitatif.
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 2 Kandangan yang
terletak di Jalan Gambah Dalam RT. I No. 40, Kecamatan Kandangan
Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
2. Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPA
SMA Negeri 2 Kandangan yaitu 112 orang siswa.
Adapun jumlah populasi penelitian ini adalah sebagai berikut:
15
Tabel Sebaran populasi menurut kelas
No. Kelas Populasi
1 X IPA 1 27
2 X IPA 2 28
3 X IPA 3 29
4 X IPA 4 28
Jumlah 112
Sumber: SMA Negeri 2 Kandangan
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. (Sugiyono, 2013). Suharsimi
Arikunto menjelaskan bahwa apabila subyeknya kurang dari 100
orang, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subyeknya lebih besar
dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.
Dalam penelitian ini karena populasinya ada 112 orang, maka
peneliti akan menggunakan sampel sebanyak 25%, yaitu sebanyak 28
siswa.
3. Variabel Penelitian
Dalam hal ini penelitian dilakukan sesuai dengan judul yang
diangkat dan terdiri dari dua variabel penelitian, yaitu:
Variabel bebas/independent variable (X), yaitu: Perhatian Orang tua.
Variabel terikat/dependent variable (Y), yaitu: Hasil Belajar Siswa.
16
4. Instrumen Penelitian
Teknik pengumpulan data merupakan cara khusus yang
digunakan peneliti dalam menggali data yang diperlukan dalam
penelitian tentang perhatian orang tua yang merupakan variabel bebas.
Adapun instrumen penelitian atau alat ukur penelitian yang
digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah angket
yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai sejumlah alternatif
jawaban yang disediakan. Pertanyaaan ini dirancang untuk menjaring
jawaban yang telah disediakan pilihannya. Penggunaan metode
kuesioner ini mengungkapkan bagaimana deskripsi perhatian orang tua
terhadap hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran matematika.
Kisi - Kisi Perhatian Orang Tua
No Variabel Indikator Jumlah soal Penyebaran
1 Perhatian
Orang tua
1.1 Perhatian
Emosional
2, 10, 17, 18, 19,
20
6
1.2 Perhatian
Material
1, 3, 11, 14 4
1.3 Mengikuti
perkembangan
hasil belajar
4, 12, 13, 16 4
1.4 Memberi
motivasi dan
bimbingan belajar
5, 6, 7, 8, 9, 15 6
17
Alternatif jawaban yang tersedia bagi butir/item terdapat 4 gradasi
jawaban. Cara penyekoran untuk kriteria jawaban adalah sebagai
berikut:
Tabel Cara Penyekoran Butir/Item
No Kriteria Jawaban Skor
1.
2.
3.
4.
Tidak Pernah (TP)
Jarang (J)
Sering (S)
Selalu (SL)
1
2
3
4
5. Teknik Pengolahan / Analisis Data
Hasil pengolahan data tersebut akan dianalisis dengan
menggunakan dua pendekatan yaitu :
a. Analisis kualitatif yaitu analisis data yang dijabarkan melalui
pengamatan yang tidak berupa angka-angka. maksudnya adalah
dilakukan dengan cara menguraikan dalam bentuk kalimat kemudian
direlevansikan dengan rujukan teori yang mendukung.
b. Analisis kuantitaif yaitu analisis terhadap data yang berupa angka-
angka dengan cara menggunakan statistik yang relevan dalam bentuk
persentase. Maka rumus yang digunakan adalah :
P = F/N x 100%
Keterangan :
P = Persentase (%)
F = Frekuensi atau kategori jabatan
N = Number (Jumlah Frekuensi/individu).
18
Dengan demikian, metode analisis data yang dipergunakan dalam
skripsi ini adalah analisis kualitatif dan kuantitatif, yaitu sumber dari
hasil angket, interview, observasi dan dokumentasi, guna memperoleh
sesuatu kesimpulan yang betul-betul akurat dan dapat dipertanggung
jawabkan.
Analisis persentase dalam penelitian ini menggunakan rumus
persentase sebagai berikut:
Rumus:
P = fn
x 100 %
Keterangan:P = Persentase (%)f = Frekuensi jawabanN = Jumlah total jawaban
Angket yang telah dipersentase kemudian di beri skor setiap
variabel dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment sebagai
berikut:
R xy=N∑ X .Y −(∑ X ) (∑Y )
√ {N ∑ X 2−(∑ X )2} {N ∑Y 2−(∑ Y )2}
Keterangan:
Rxy = Angka Indeks Korelasi “r” product moment
∑Χ = Jumlah seluruh skor dari pengaruh latar belakang tingkat
pendidikan orang tua
∑Y = Hasil belajar
∑ΧY = Jumlah hasil perkalian skor X dan Y
∑Χ2 = Jumlah kuadrat seluruh skor dari pengaruh perhatian orang tua
∑Y2 = Jumlah kuadrat seluruh hasil belajar
19
Nilai Rxy yang diperoleh akan diinterprestasikan menggunakan
Tabel Interprestasi nilai “r” yang disajikan pada tabel untuk mengetahui
hubungan antara pengaruh latar belakang pendidikan orang tua terhadap
hasil belajar, apakah hubungannya signifikan atau tidak signifikan.
Tabel Interprestasi Nilai r
Besarnya nilai r Interprestasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,00
Antara 0,600 sampai dengan 0,800
Antara 0,400 sampai dengan 0,600
Antara 0,200 sampai dengan 0,0400
Antara 0,000 sampai dengan 0,200
Tinggi
Cukup
Agak rendah
Rendah
Sangat rendah (Tak berkolerasi)
Sumber: Arikunto, 2010: 319
20