hubungan perilaku merokok dengan harga diri …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/skripsi feni...

107
i SKRIPSI HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI REMAJA (Studi di MTs Darul Ulum kelas VII dan VIII Ranupakis Klakah Lumajang) FENI ROFIKA NURDIYANA EKA WIJAYA 13.321.0231 PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017

Upload: others

Post on 23-Jul-2020

15 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

i

SKRIPSI

HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN

HARGA DIRI REMAJA

(Studi di MTs Darul Ulum kelas VII dan VIII Ranupakis Klakah Lumajang)

FENI ROFIKA NURDIYANA EKA WIJAYA

13.321.0231

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2017

Page 2: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

ii

HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN

HARGA DIRI REMAJA

(Studi di MTs Darul Ulum kelas VII dan VIII Ranupakis Klakah Lumajang)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada

Program Studi S1 Keperawatan Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Insan Cendekia Medika Jombang

FENI ROFIKA NURDIYANA EKA WIJAYA

133210231

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2017

Page 3: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

iii

Page 4: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

iv

Page 5: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

v

Page 6: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

vi

MOTTO

JANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH

MENGHIANATI HASIL

Page 7: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan beribu-ribu nikmat

dan hidayah di setiap detik hidup dan langkahku, tempatku berlindung, berdoa dan

memohon segala sesuatu. Dengan segala kerendahan hati kepersembahkan karya

tulis ini untuk :

1. Kedua orang tuaku Bapak Abd Rofiq dan Ibu Nur Rocmah yang telah

senantiasa mendukung dan mendo’akan aku sehingga bisa menyelesaikan

karya tulis ilmiah ini dengan lancar.

2. Terimakasih kepada Adikku tersayang Alfitri Novita yang selalu memberi

semangat.

3. Terimakasih kepada selaku Pembimbing utama Inayatur

Rosyidah.,S.Kep.Ns.,M.Kep dan selaku pembimbing kedua Iva Milia

HR.,S.Kep.Ns.,M.kep terima kasih telah bersabar membimbing saya

hingga dapat terselesaikannya karya tulis ilmiah ini.

4. Terimakasih kepada Bapak Kepala Sekolah MTs Darul Ulum dan seluruh

staff yang telah membantu

5. Terima Kasih buat teman-teman seperjuangan, M Rois Assidiq, Virda

Riski, Septian Armanda, Yulia Andani yang selalu ada setiap senang

maupun susah canda tawa sudah jadi kehidupan kita sehari-hari sudah

seperti keluarga sendiri.

Page 8: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

viii

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Lumajang, 04 juni 1993, peneliti merupakan anak

pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Abdul rofiq dan Ibu Nur

Rochmah

Pada tahun 2006 peneliti lulus dari SD NEGERI 01 TEKUNG, pada tahun

2009 peneliti lulus dari SMPN 01 TEKUNG Lumajang, pada tahun 2012 peneliti

lulus dari SMAN YOSOWILANGUN ,Dan pada tahun 2013 peneliti lulus seleksi

masuk STIKes “Insan Cendekia Medika” Jombang melalui jalur Reguler. Peneliti

memilih program studi S1 Keperawatan dari tiga pilihan program studi yang ada

di STIKes “ICMe” Jombang.

Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar - benarnya.

Jombang, juli 2017

Feni Rofika New

Page 9: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan

karunia–Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul

“Hubungan Perilaku Merokok Dengan Harga Diri Remaja (Studi Di MTs Darul

Ulum Ranupakis Kabupaten Lumajang) ini dengan sebaik-baiknya.

Dalam penyusunan Skripsi penelitian ini penulis telah banyak mendapat

bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih

kepada yang terhormat H. Bambang Tutuko S.H.,S.Kep.,Ns.,M.H. selaku ketua

STIKes ICMe Jombang, Ibu Inayatur Rosyidah, S.Kep.,Ns.,M.Kep. selaku

Kaprodi S1 Keperawatan, Ibu Inayatur Rosyidah, S.Kep.,Ns.,M.Kep. selaku

pembimbing I yang telah memberikan bimbingan serta motivasi kepada penulis

sehingga terselesaikannya Skripsi ini, Ibu Iva Milia HR., S.Kep.Ns.,M.Kep.

selaku pembimbing II yang telah rela meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya

demi terselesaikannya Skripsi penelitian ini, Kepala Sekolah MTs Darul Ulum

Ranupakis Klakah yang telah memberikan ijin penelitian. Kedua orang tua yang

selalu memberi dukungan baik moril maupun materil selama menempuh

pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang

hingga terselesaikannya Skripsi ini, serta semua pihak yang tidak bisa peneliti

sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dorongan dan bantuannya dalam

penyusunan Skripsi ini, dan teman-teman yang ikut serta memberikan saran dan

kritik sehingga penelitian ini dapat terselesaikan tepat waktu.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Skripsi penelitian

ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran

demi perbaikan Skripsi penelitian ini dan semoga Skripsi penelitian ini

bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya,

Amin.

Jombang, Juli 2017

Feni Rofika New

13.321.0093

Page 10: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

x

ABSTRAK

HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA

DIRI REMAJA

(Studi di MTs Darul Ulum kelas VII dan VIII Ranupakis Klakah Lumajang)

Oleh:

FENI ROFIKA NURDIYANA EKA WIJAYA

Harga diri merupakan dimensi evaluatif global mengenai diri sendiri.

Individu mendapatkatkan nilai harga dirinya melalui persepsi yang diperoleh dari

persepsi diri sendiri dan orang lain. Bagi remaja merokok dapat menjadi salah satu

cara untuk mengurangi perasaan negatif yang remaja rasakan. Penelitian ini

bertujuan untuk menganalisis hubungan perilaku merokok dengan harga diri

remaja di MTs Darul Ulum Ranupakis Kec. Klakah Kab. Lumajang.

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan

menggunakan pendekatan cross sectional, populasinya adalah seluruh siswa laki-

laki kelas VII dan VIII di MTs Darul Ulum Ranupakis Kec. Klakah Kab.

Lumajang sejumlah 51 remaja dengan jumlah sampel 45 orang dengan

menggunakan teknik propotional random sampling. Alat ukur dengan kuesioner

dengan pengolahan data editing, coding, scoring, tabulating. Variabel Independen

yaitu perilaku merokok dan variabel dependen yaitu harga diri remaja. Analisa

data menggunakan uji Chi-square dengan nilai Alpha (0,05).

Hasil penelitian di MTs Darul Ulum Ranupakis Kec. Klakah Kab.

Lumajang yang perilaku negatif merokok (64,4%) dan perilaku positif tidak

merokok (35,6%) dengan harga diri rendah (62,2%), dan harga diri tinggi

(37,8%). Berdasarkan uji Chi-Square p <rho α antara variabel hubungan perilaku

merokok dengan harga diri remaja didapatkan nilai p=0.001 < 0.05, hasil tersebut

kurang dari tarif signifikan yang digunakan yaitu α=0,05, sehingga ada hubungan

antara perilaku merokok dengan harga diri remaja.

Kesimpulan dari penelitian ini ada hubungan perilaku merokok dengan

harga diri remaja di MTs Darul Ulum Ranupakis Kec. Klakah Kab. Lumajang.

Kata kunci: harga diri, perilaku, merokok, remaja.

Page 11: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

xi

ABSTRACT

RELATION of SMOKING BEHAVIOR to TEENAGERS PRIDE

(study in MTs Darul Ulum Class VII & VIII Rnupakis Klakah Lumajang)

By :

FENI ROFIKA NURDIYANA EKA WIJAYA

Pride is a global evaluative dimention about our selft. Individu gets it’s

pride by perception from it self and other people. For teenagers, smoking can be

one of many ways to reduce negative feeling that they feel. This research has a

purpose to analyze relation of smoking behavior to teenagers pride in MTs Darul

Ulum Ranupakis Kec. Klakah Kab. Lumajang.

Research design used is quantitative research by cross sectional approach,

population are all male student of class VII & VIII in MTs Darul Ulum Ranupakis

Kec. Klakah Kab. Lumajang a number of 51 student with number of proportional

random sampling technique. Date are measured by questionaire and managed by

editing, coding, scoring, tabulating, independent variable that is smoking behavior

and dependent variable is teenagers pride dan. Data analysis using chi square test

with an alpha value (0,05).

Research results at MTs Darul Ulum Ranupakis Kec. Klakah Kab.

Lumajang the negative behavior of smoking (64,4%) and positive behavior is not

smoking (35,6%) with low self esteem (62,2%), and high self esteem (37,8%).

Based on chi-square test p value = 0,001 <0,05, the result is less than significant

value used that is α-0,05, so that there is relation between smoking behavior to

teenagers pride.

The conclution of this research, there is relation between can control their

children, because patrents are first educator hen teenagerrs at home.

Keyword : Pride, Behavior, Smoking, teenagers

Page 12: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN JUDUL DALAM .................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iii

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iv

PENGESAHAN PENGUJI .......................................................................... v

MOTTO........................................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... vii

RIWAYAT HIDUP........................................................................................ viii

KATA PENGANTAR.................................................................................... xi

ABSTRAK....................................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL........................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

DAFTAR LAMBANG................................................................................... xvii

DAFTAR SINGKATAN............................................................................... xviii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 3

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 4

1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Remaja ............................................................................... 6

2.2 Konsep Harga Diri .......................................................................... 12

2.3 Konsep Perilaku Merokok .............................................................. 21

2.4 Konsep Hubungan perilaku merokok dengan harga diri remaja ..... 37

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konseptual ...................................................................... 32

3.2 Hipotesis .......................................................................................... 33

Page 13: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

xiii

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian ............................................................................ 34

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian.......................................................... 34

4.3 Populasi, sampel dan sampling ........................................................ 35

4.4 Kerangka Kerja ................................................................................ 37

4.5 Identifikasi Variabel ........................................................................ 39

4.6 Definisi Operasional ........................................................................ 39

4.7 Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data ........................................ 41

4.8 Prosedur Pengumpulan Data ........................................................... 44

4.9 Etika penelitian ............................................................................... 50

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil penelitian ................................................................................ 51

5.2 Pembahasan hasil penelitian ............................................................ 54

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN

6.1 kesimpulan ........................................................................................ 60

6.2 saran .................................................................................................. 60

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

xiv

DAFTAR TABEL

No. Daftar Tabel Halaman

4.1. Definisi operasional...............................................................................37

5.1. Distribusi responden berdasarkan usia .................................................50

5.2 Distribusi responden berdasarkan status siswa......................................50

5.3 Distribusi responden berdasarkan jumlah rokok yang dihisap...............51

5.4 Distribusi responden berdasarkan pendidikan terakhir orang tua..........51

5.5 Distribusi responden berdasarkan pekerjaan orang tua..........................51

5.6 Distribusi responden berdasarkan sumber informasi..............................52

5.6 Distribusi responden berdasarkan perilaku merokok.............................52

5.7 Distribusi responden berdasarkan harga diri remaja..............................53

5.8 Tabulasi silang hubungan perilaku merokok dengan harga diri............53.

Page 15: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

xv

DAFTAR GAMBAR

No. Daftar Gambar Halaman

3.1 Kerangka konseptual ................................................................................ 30

4.1 Kerangka kerja ......................................................................................... 35

Page 16: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal kegiatan

Lampiran 2 Surat perpustakaan

Lampiran 3 Surat pre survey data, studi pendahuluan dan penelitian

Lampiran 4 Surat balasan penelitian

Lampiran 5 Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 6 Lembar Pernyataan Menjadi Responden

Lampiran 7 Kisi – kisi Kuesioner

Lampiran 8 Lembar Kuesioner

Lampiran 9 Tabulasi data umum

Lampiran 10 Tabulasi data khusus

Lampiran11 Hasil uji SPSS

Lampiran 12 Lembar konsultasi

Lampiran 13 Surat pernyataan bebas plagiasi

Page 17: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

xvii

DAFTAR LAMBANG

DAFTAR LAMBANG

1. H1/Ha : hipotesis alternatif

2. % : prosentase

3. : alfa (tingkat signifikansi)

4. N : jumlah skor total

5. n : jumlah sampel

6. S : total sampel

7. > : lebih besar

8. < : lebih kecil

9. ≤ :kurang dari sama dengan

10. F :jumlah jawaban yang benar

11. X :skor responden pada skala sikap yang hendak diubah menjadi Skor-

T

12. x :mean skor kelompok

13. Sd :deviasi standar kelompok

14. ≥ :lebih besar dari

15. Rxy : Koefisien validitas item yang dicari

16. X : Skor yang di peroleh subyek dari seluruh item

17. Y : Skor total yang di peroleh subyek dari seluruh item

18. ∑X : Jumlah skor dalam distribusi X

19. ∑Y : Jumlah skor dalam distribusi

20. ∑X² : Jumlah kuadrat skor dalam distribusi X

21. ∑Y² : Jumlah kuadrat skor dalam distribusi Y

22. N : Banyaknya responden

23. rxy : Realibilitas

24. k : Jumlah butir soal

25. 2b : Varian skor setiap butir

26. 2t : Varian total

Page 18: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

xviii

DAFTAR SINGKATAN

STIKes : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

ICMe : Insan Cendekia Medika

MTs : Madrasah Tsanawiyah

SS : Sangat sering

S : Sering

KK : Kadang-kadang

S : Selalu

TP : Tidak Pernah

J : Jarang

Page 19: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Harga diri merupakan dimensi evaluatif global mengenai diri sendiri.

Individu mendapatkatkan nilai harga dirinya melalui persepsi yang diperoleh dari

persepsi diri sendiri dan orang lain. Bagi remaja merokok dapat menjadi salah satu

cara untuk mengurangi perasaan negatif yang remaja rasakan (Veselka, 2009).

Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan

jumlah perokok yang terus mengalami peningkatan dari tahun ketahun (Santrock,

2007). Fenomena yang terjadi pada remaja banyak yang mengkonsumsi rokok,

Karena beranggapan bahwa ketika remaja merokok harga diri mereka naik, selain

itu mereka beranggapan ketika merokok dapat memberikan dampak positif seperti

pikiran merasa tenang, muncul ide-ide baru atau inspirasi baru (Cahanar &

Suhanda, 2006).

Harga diri rendah merupakan gangguan konsep diri dimana klien

menganggap dirinya selalu rendah sebanyak 5-7% dari populasi di dunia

menderita harga diri rendah. Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun

2014, menyatakan jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia mencapai 2,5 juta

yang terdiri dari pasien harga diri rendah, diperkirakan sekitar 60% menderita

harga diri rendah di Indonesia. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Jukarnain

(2015) di Rumah Sakit Khusus Daerah Propinsi Sulawesi Selatan, sebanyak 7,897

klien gangguan jiwa dan sebanyak 1,467 (18,6%) orang klien harga diri rendah.

Menurut Erikson (1963) dalam penelitian Akiyati (2012) menyebutkan, latar

Page 20: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

2

belakang remaja mulai merokok berkaitan dengan adanya krisis aspek psikososial

pada masa perkembangan remaja, yaitu masa ketika remaja sedang mencari jati

diri, Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Azkiyati, 2012) Tentang

hubungan perilaku merokok dengan harga diri remaja laki-laki yang merokok di

SMK Putra Bangsa menunjukkan bahwa harga diri pada remaja dipengaruhi oleh

hasil eksplorasi yang remaja lakukan diantaranya adalah mencoba perilaku

merokok. Penelitian tersebut menunjukkan hubungan yang bermakna antara

perilaku merokok dengan harga diri remaja laki-laki yang merokok. Berdasarkan

hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 8 April 2016 di MTs Darul

Ulum Ranupakis Klakah dengan wawancara kepada siswa didapatkan bahwa 8

dari 10 orang siswa laki-laki merokok diluar sekolah ketika pulang sekolah, siswa

beranggapan ketika mereka merokok pikiran menjadi tenang dan selain itu mereka

beranggapan agar terlihat lebih dewasa.

Faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi lingkungan social ,hal

tersebut merupakan hasil dari proses lingkungan, penghargaan, penerimaan, dan

perlakuan orang lain kepadanya, dari proses lingkungan social mengakibatkan

remaja mempunyai keinginan untuk merokok, karena remaja yang merokok akan

mendapatkan masalah social serta kejiwaan (Ghufron, 2010). Dalam konteks

sosial, remaja yang merokok kemungkinan besar teman-temannya juga merokok

hal ini yang menyebabkan rasa ingin tahu dan mencoba untuk mengkonsumsi

rokok. Akibat dari lingkungan sosial, remaja akan merasa dikucilkan oleh teman

sebayanya dan dikucilkan dari lingkungan pergaulan jika mereka tidak merokok,

selain itu akibat dari bahaya merokok akan meningkatkan resiko kanker paru-paru

dan bronchitis, iritasi pada mata dapat merasakan perih dan pedih (Wulandari,

Page 21: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

3

2013). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Azkiyati (2012) menyebutkan bahwa

harga diri pada remaja dipengaruhi oleh hasil eksplorasi yang remaja lakukan,

diantaranya adalah mencoba perilaku merokok.

Seiring dengan perkembangan pergaulan yang semakin bebas, lingkungan

social yang baik sangat diperlukan dalam mengatasi perilaku merokok pada

remaja, diharapkan orang tua dapat mengawasi anaknya, karena orang tua adalah

sebagai pendidik pertama saat remaja dirumah. Peran tenaga pengajar dalam hal

ini guru juga sangat penting dalam memberikan pemahaman kepada siswanya,

oleh karenanya guru harus dapat mengevaluasi tentang perilaku laku siswanya

disekolah. Dari permasalahan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul ”Hubungan perilaku merokok dengan harga diri remaja

kelas VII dan VIII di MTs Darul Ulum Ranupakis Klakah Kabupaten Lumajang”

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan perilaku merokok dengan harga diri remaja kelas VII

dan VIII di Mts Darul Ulum Ranupakis Klakah Kabupaten Lumajang?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Peneliti ini bertujuan untuk menganalisis hubungan perilaku merokok

dengan harga diri remaja kelas VII dan VIII di Mts Darul Ulum Ranu pakis

Klakah Kabupaten Lumajang.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi perilaku merokok remaja laki-laki di MTs Darul Ulum

Ranupakis Klakah Kabupaten Lumajang.

Page 22: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

4

2. Mengidentifikasi harga diri remaja laki-laki di MTs Darul Ulum

Ranupakis Klakah Kabupaten Lumajang.

3. Menganalisis hubungan perilaku merokok dengan harga diri remaja kelas

VII dan VIII di Mts Darul Ulum Ranupakis Klakah Kabupaten Lumajang.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai kajian pustaka

untuk menambah keilmuan dalam bidang keperawatan.

1.4.2 Manfaat praktis

1. Bagi Guru MTs Darul Ulum Ranupakis Klakah

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan pengetahuan

tentang perilaku merokok pada remaja sehingga dapat menjadi acuan

untuk menuju hidup yang lebih baik dan sehat.

2. Bagi Siswa Mts Darul Ulum Ranupaki Klakah

Dari penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih luas

mengenai bahaya merokok

3. Bagi Dosen STIKes ICME Jombang

Hasil penelitian ini dijadikan bahan kajian bagi dosen STIKes ICME

Jombang sebagai data dan memberikan pemikiran perkembangan ilmu

pengetahuan dan penelitian kesehatan.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dari penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian

selanjutnya dengan masalah dan judul yang berbeda, serta menambah

wawasan bagi mahasiswa Prodi S1 Keperawatan STIKes ICME Jombang.

Page 23: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Remaja

2.1.1 Definisi Remaja

Remaja (adolescense) berasal dari Bahasa Latin yang memiliki arti "tumbuh

untuk mencapai kematangan" (Wong, 2008). Masa remaja merupakan suatu

periode transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Masa remaja merupakan

waktu untuk kematangan fisik, kognitif, emosional, yang cepat pada laki-laki dan

wanita untuk mempersiapkan diri menjadi individu dewasa (Wong, 2008).

2.1.2 Fase Remaja

Masa remaja sangat penting. Oleh karena itu, beberapa ahli membagi masa

remaja menjadi tiga fase (Hockenberry, 2009). Fase-fase tersebut antara lain꞉

1. Masa remaja awal (11-14 tahun)

Selama tahap remaja awal, remaja merasa harus menjadi bagian dari

kelompok, sebab kelompok dapat memberikan status kepada dirinya

(Wong, 2008). Remaja akan berusaha untuk mengikuti gaya kelompok,

mulai dari gaya berpakaian, merias wajah, serta menata rambut dengan

kreteria yang dianut oleh kelompok. Remaja berusaha untuk menjadi

bagian dengan cara-cara demikian.Sebab, menjadi individu yang berbeda

dari kelompok dapat menyebabkan remaja tidak dapat diterima, bahkan di

asingkan oleh kelompok (Hockenberry, 2009).

2. Masa remaja pertengahan (15-17 tahun)

Masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan berpikir yang

baru, mampu mengarahkan diri sendiri (self direct), mulai

Page 24: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

6

mengembangkan kematangan tingkah laku, belajar mengendalikan diri,

dan membuat keputusan awal yang berkaitan dengan tujuan yang ingin

dicapai (Hockenberry, 2009).

3. Masa remaja akhir (18-20 tahun)

Masa ini ditandai dengan persiapan akhir remaja untuk memasuki

peran dewasa.Selain periode ini, remaja berusaha memantapkan tujuan dan

mengembangkan identitas personal (Hockenberry, 2009). Ciri dari tahap

ini adalah꞉ (1) remaja memiliki keinginan yang kuat untuk menjadi pribadi

yang matang; dan (2) remaja berusaha agar dapat diterima dalam

kelompok teman sebaya serta orang dewasa (hockenberry, 2009)

2.1.2 Perkembangan pada Masa Remaja

Setiap individu yang memasuki usia remaja akan mengalami berbagai

perkembangan pada dirinya. Berikut ini adalah berbagai perkembangan yang

dialami oleh remaja (Wong, 2008)꞉

1. Perkembangan fisik

Perubahan fisik pada masa pubertas merupakan hasil perubahan

hormonal yang berada dibawah pengaruh system saraf pusat. Perubahan

fisik yang sangat jelas tampak pada pertumbuhan fisik serta pada

penampakan dan perkembangan karakteristik seks sekunder (Wong, 2008).

Perbedaan fisik antara kedua jenis kelamin ditentukan berdasarkan kedua

karakteristik, yaitu꞉ (1) karakteristik seks primer merupakan organ

eksternal dan internal yang melaksanakan fungsi reproduksi (misal꞉

ovarium, uterus, payudara, penis); dan (2) karakteristik seks sekunder yang

merupakan perubahan diseluruh tubuh sebagai hasil dari perubahan di

Page 25: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

7

seluruh tubuh sebagai hasil dari perubahan hormonal (misal; perubahan

suara, munculnya rambut pubertas, penumpukan lemak) tetapi tidak

berperan langsung dalam fungsi reproduksi (Wong, 2008).

2. Perkembangan emosional

Remaja sering dijuluki sebagai orang yang labi, tidak konsisten, dan

tidak dapat diterka (Wong, 2008). Hal ini di dikarenakan status emosional

remaja masih belum stabil.Remaja awal beraksi cepat dan emosional dan

sedangkan remaja akhir sudah mampu mengendalikan emosi hingga

mendapatkan situasi dan kondisi yang tepat untuk mengekspresikan

dirinya (Wong, 2008).

3. Perkembangan kognitif

Piaget menjelaskan bahwa perkembangan kognitif pada remaja

mencapai puncaknya pada kemampuan berpikir abstrak (Wong, 2008).

Remaja sudah memiliki pola piker sendiri sebagai upaya untuk

menyelesaikan permasalahan yang kompleks dan abstrak.

4. Perkembangan moral

Konlberg menyebutkan bahwa pada masa remaja mulai terbentuk

sikap autonomi. Remaja sudah memiliki suatu prinsip yang diyakini, mulai

memikirkan keabsahan dari pemikiran yang ada serta mencari dan

mempertimbangkan cara-cara alternative untuk mencapai tujuan (Wong,

2008).

5. Perkembangan spiritual

Perkembangan spiritual remaja ditandai dengan munculnya

pertnyaan terkait nilai yang dianut keluarga. Remaja akan mengeksplorasi

Page 26: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

8

keberadaan tuhan dan membandingkan agamanya dengan orang lain

(Wong, 2008). Hal ini dapat menyebabkan remaja seringkali

mempertanyakan kepercayaan yang dianut oleh diri remaja sendiri (Wong,

2008).

6. Perkembangan social

perkembangansosial remaja ditandai dengan kemampuan

bersosialisasi yang kuat, mulai membebaskan diri dari dominasi keluarga,

serta menetapkan identitas yang mandarin dari wewenang orang tua

(Wong, 2008).

7. Perkembangan konsep diri

Perkembangan konsep diri remaja ditandai dengan menerima

perubahan, tubuh menggali tujuan hidup untuk masa depan, menilai positif

tentang dirinya sendiri, dan terjalin hubungan dengan lawan jenis

(Sianturi, 2009). Perkembangan konsep diri, khususnya harga diri, akan

terus mengalami perkembangan. Robinson et, al (2010) menyebutkan

bahwa individu yang memasuki masa remaja dengan harga diri yang utuh,

akan mampu mengatasi semua perubahan perkembangan yang terjadi pada

masa remaja (Shaffer, 2009).

8. Perkembangan psikososial

Perkembangan psikososial dicirikan dengan tingginya inisiatif dan

kesenangan remaja untuk mencoba suatu hal yang baru. Erikson (1963)

menyebutkan, latar belakang remaja mulai merokok berkaitan dengan

adanya krisis aspek psikososial pada masa perkembangannya, yaitu masa

Page 27: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

9

ketika remaja sedang mencari jati diri dan memiliki inisiatif tinggi untuk

mencoba hal-hal baru yang menentang (Mubarok, 2009).

2.1.3 Tugas Perkembangan Remaja

Tugas perkembangan remaja menurut Havighurst (Dariyo, 2008; Gunarsa

& Yulia, 2008) adalah꞉

1. Menyesuaikan diri dengan perubahan fisiologi dan psikologis.

Perbedaan antara harapan remaja dan lingkungan terhadap

penampilan fisik remaja, dapat menimbulkan masalah bagi remaja untuk

menerima keadaannya dan pengaruh pada perilaku remaja (Gunarsa &

Yulia, 2008). Permasalahan ini dapat menimbulkan masalah pada konsep

diri dan beresiko terjadinya perilaku yang membahayakan kesehatan,

seperti merokok. Hal ini remaja lakukan untuk menghilangkan perasaan

negatif yang remaja rasakan.

2. Belajar bersosialisasi dengan orang lain.

Kozier et, al (2004) menyebutkan, nilai-lain yang ditanamkan oleh

orang tua sering diabaikan oleh remaja karena remaja seringkali

mengadopsi nilai-nilai yang baru (Dariyo, 2008). Perubahan nilai-nilai

yang dianut dapat menyebabkan konflik dengan orang tua.Konflik ini

dapat memicu remaja untuk mudah terjerumus pada perilaku maladapatif

seperti merokok.

3. Memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tua dan orang dewasa

lainnya.

Remaja harus memiliki kemampuan membedakan mana yang baik

dan mana yang tidak baik, serta dapat mengambil keputusan yang tepat

Page 28: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

10

(Gunarsa & Yulia, 2008). Hal ini dapat menjadi konflik bagi remaja saat

remaja menginginkan kebebasan dengan cara berkumpul dengan teman

sebaya. Remaja seringkali menghabiskan sebagian besar waktunya untuk

bergaul bersama dengan teman sebaya (Dariyo, 2004). Konflik dapat

terjadi jika nilai yang dianut oleh teman sebayanya bertentangan dengan

nilai dalam keluarga.

4. Memperoleh kemandirian secara ekonomi.

Keinginan terbesar dari remaja adalah mulai menjadi seseorang yang

mandiri dan tidak bergantung kepada orang tua secara ekonomi (Desmita,

2005). Kondisi internal dan eksternal dapat menyebabkan remaja tidak

mendapatkan keinginannya untuk menjadi individu yang mandiri dan

terbebas dari masalah ekonomi (Desmita, 2005). Permasalahan ini dapat

menjadi konflik bagi remaja dan dapat menjerumuskan remaja pada

perilaku merokok.

5. Menemukan model untuk identifikasi.

Tugas perkembangan remaja adalah menemukan model untuk

identitasnya. Remaja seringkali memberikan identitas pada dirinya seperti

pada tokoh remaja kagumi. Tokoh tersebut merupakan model bagi remaja

yang patut untuk dicontoh, baik karena tingkah laku maupun

kepribadiannya. Permasalahannya saat ini, banyak remaja yang

mengidolakan tokoh yang seringkali menonjolkan kekerasan dan perilaku

tidak sehat, seperti merokok, pornografi, maupun pornoaksi. Hal ini

menyebabkan munculnya resiko masalah perilaku merokok, agresif dan

seksual pada remaja (Gunarsa & Yuliya, 2008).

Page 29: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

11

2.2 Konsep Harga Diri

2.2.1 Definisi Harga Diri

Harga diri sebagai nilai yang ditempatkan individu pada diri sendiri

(Wong, 2008). Hal ini mengacu pada evaluasi diri secara menyeluruh terhadap

diri sendiri (Wong, 2008). Santrock (2007) juga mendefinisikan harga diri (Self

esteem) sebagai suatu dimensi evaluasi global mengenai diri sendiri. Harga diri

berasal dari dua sumber, yaitu sumber internal dan eksternal, yang mencakup

penerimaan diri meski lemah dan terbatas (Potter & Perry, 2005). Maka, harga diri

dapat dikatakan sebagai evaluasi individu terhadap dirinya sendiri dengan menilai

dirinya sendiri secara positif dan negatif.

Penilaian harga diri secara positif atau negatif diperoleh dari evaluasi

individual terhadap dirinya.Individu mengevaluasi diri dalam lingkungan

keluarga, sekolah, tempat berorganisasi tempat bekerja, maupun lingkungan

sosial. Penilaian positif terhadap diri sendiri adalah penilaian terhadap kondisi

diri, seperti: menghargai kelebihan, menghargai potensi diri, dan menerima

kekurangan diri sendiri (Santrock, 2007). Sedangkan penilaian negatif terhadap

diri sendiri adalah: penilaian tidak suka atau tidak puas dengan kondisi diri

sendiri, tidak menghargai kelebihan diri sendiri sebagai sesuatu yang selalu

berkurang (Santrock, 2007).

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Diri

Harga diri dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktor-faktor yang

melatar belakangi harga diri terdiri atas empat komponen (Sriati & Hernawati,

2007), yaitu:

Page 30: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

12

1. Pengalaman

Yusuf (2000) mendefinisikan pengalaman sebagai suatu bentuk emosi,

perasaan, tindakan, dan kejadian yang pernah dialami individu, dirasakan

bermakna, dan meninggalkan pesan dalam hidup individu (Sriati &

Hernawaty, 2007). Pengalaman individu yang positif dapat meningkatkan

harga diri seperti: prestasi yang diraih dan kompetensi diri dalam berbagai

hal. Sedangkan pengalaman individu yang negative dapat menurunkan

harga diri seperti: merasa dirinya tidak diterima, tidak kompeten, dan tidak

bernilai.

2. Pola asuh

Mendefinisikan pola asuh sebagai cara orang tua dalam menunjukkan

otoritasnya (Sriati & Hernawaty, 2007). Pola asuh merupakan cara orang

tua untuk memberikan perhatian serta tanggapan terhadap anak (Sriati &

Hernawaty). Adanya hukuman dalam keluarga yang tidak konsisten serta

perilaku orang tua yang selalu membanding-bandingkan anak, dapat

menurunkan harga diri anak (Potter & Perry, 2005).

3. Lingkungan

Yusuf (2000) menyebutkan, lingkungan memberikan dampak besar

kepada remaja melalui hubungan yang baik antara remaja dengan orang

tua, teman sebaya, dan lingkungan sekitar (Sriati, 2007). Lingkungan yang

membuat remaja merasa diterima, dihargai, dan hormati akan menjadikan

remaja merasa bahwa dirinya bernilai untuk dirinya sendiri dan orang lain.

Page 31: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

13

4. Sosial ekonomi

Sosial ekonomi merupakan suatu hal mendasari perbuatan individu

untuk memenuhi dorongan sosial yang memerlukan dukungan finansial

(Sriati, 2007). Individu dengan latar belakang sosial ekonomi tinggi, akan

merasa dirinya lebih berarti dan berharga, dibandingkan dengan orang lain

dengan status sosial ekonomi dibawah.

2.2.3 Aspek-aspek Harga Diri

Harga diri individu terdiri dari tiga aspek yaitu:

1. Perasaan berharga

Perasaan berharga merupakan perasaan yang dimiliki individu saat

merasa dirinya berharga karena dihargai oleh orang lain. Individu yang

merasa dirinya berharga, akan mengekspresikan dirinya dengan baik, dapat

menerima kritik dan memiliki kecenderungan dapat mengontrol perilaku

(Sriati, 2007).

2. Perasaan mampu

Perasaan mampu merupakan perasaan yang dimiliki individu pada

saat individu merasa mampu untuk mencapai suatu hasil yang

diharapkan.Individu yang memiliki harga diri positif menyukai tugas baru

yang menantang, aktif, dan tidan cepat bingung jika sesuatu berjalan diluar

rencana.Perasaan mampu dan merasa kompeten ketika melaksanakan

tugas, secara bertahan dapat meningkatkan harga diri remaja (Sriati, 2007).

3. Perasaan diterima

Perasaan diterima merupakan perasaan yang dimiliki individu ketika

individu diterima sebagai dirinya sendiri oleh suatu kelompok. Ketika

Page 32: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

14

individu diperlukan sebagai bagian dari kelompok, maka ia akan merasa

dirinya diterima dan dihargai dalam kelompok tersebut (Sriati, 2007).

2.2.4 Perkembangan Harga Diri Remaja

Shaffer (2005) menyebutkan bahwa remaja awal akan mengalami

kebingungan karena mengalami perubahan dari segi fisik, kognitif, dan sosial saat

pubertas. Individu yang memasuki masa remaja dengan harga diri yang utuh, akan

mampu mengatasi semua perubahan perkembangan yang terjadi pada masa

remaja. Remaja yang mampun mengatasi semua perubahan perkembangan yang

terjadi, akan mengalami peningkatan harga diri secara bertahap.

Pencapaian harga diri yang tinggi akan menolong remaja melewati masa

perkembangannya dengan optimal. Harga diri remaja dapat ditingkatkan dengan:

1. Mengidentifikasi penyebab rendahnya harga diri

Intervensi yang diberikan kepada remaja dengan harga diri negatif,

harus sampai pada penyebab rendahnya harga diri.Hal ini dilakukan agar

harga diri remaja dapat meningkat.Berbagai penelitian menyebutkan,

intervensi yang dilakukan untuk membuat remasa merasa nyaman dengan

dirinya sendiri, ternyata tidak efektif untuk meningkatkan harga diri

remaja (Santrock, 2007).

2. Mengidentifikasi bidang-bidang kopetensi yang penting bagi diri remaja.

Remaja memiliki harga diri positif apabila dapat tampil dengan

kompeten dalam bidangnya. Sehingga, remaja harus didorong agar dapat

mengidentifikasi bidang kompetensi yang dicapainya (Santrock, 2007).

Page 33: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

15

3. Menyediakan emosional dan persetujuan sosial.

Dukungan dan persetujuan dari orang tua dan teman sebaya menjadi

hal yang sangat penting bagi remaja untuk meningkatkan harga diri

(Santrock, 2007). Lingkungan yang nyaman bagi remaja, meliputi

lingkungan yang memberikan dukungan emosional dan sosia, dapat

miningkatkan harga diri remaja, karena remaja merasa dicintai dan

diterima oleh orang lain.

4. Meningkatkan prestasi.

Prestasi dapat meningkatkan harga diri remaja. Sebab, prestasi

membuat remaja merasadirinya mampun untuk melakukan tugas, yang

belum tentu dapat dilakukan oleh orang lain.

5. Meningkatkan keterampilan koping remaja.

Harga diri remaja akan meningkat apabila mencoba untuk mengatasi

masalah yang dihadapi, bukan menghindari masalah, menghadapi masalah

dengan relistis, jujur dan tidak defensive dapat menghasilkan evaluasi diri

yang positif. Sebaliknya, menghadapi masalah dengan pengingkaran,

menipu diri dan menghindar dapat menjadi pemicu bagi remaja untuk

mengevaluasi diri secara negative (Santrock, 2007).

2.2.5 Kategori Harga Diri

Santrock, (2008) membagi taraf harga diri dalam tiga kategori, yaitu taraf

harga diri tinggi, taraf harga diri sedang, dan taraf harga diri rendah.

Page 34: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

16

1. Harga diri tinggi

Individu yang harga dirinya tinggi mempunyai sifat aktif dan agresif,

dalam bidang akademis cenderung sukses dan juga dalam hal hubungan

sosial.

Ciri-ciri membagi karakteristik harga diri tinggi sebagai berikut:

a. Bertindak mandiri.

Individu akan membuat pilihan dan mengambil keputusan masalah

seperti pemanfaatan waktu, uang, pekerjaan dan pakaian.

b. Menerima tanggung jawab.

Individu akan bertindak dengan segera dan penuh keyakinan dan

kadang-kadang menerima tanggung jawab untuk tugas dan kebutuhan

sehari-hari.

c. Merasa bangga akan presentasinya.

Individu akan menerima pengakuan terhadap prestasi yang dicapainya

dengan gembira dan bahkan kadang-kadang memuji diri sendiri.

d. Mendekati tantangan baru dengan penuh antusias.

Tugas yang belum diketahui, belajar dan melakukan aktivitas baru

menarik perhatiannya dan ia mau melibatkan dirinya dengan penuh

percaya diri.

e. Menunjukkan segala perasaan dan sederet emosional luas.

f. Individu mampu tertawa berteriak, menangis, mengungkapkan kasih

sayangnya secara sepontan dan secara umum mengalami berbagai

perasaan emosi tanpa menyadarinya.

Page 35: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

17

g. Mentolerir frustasi dengan baik.

Individu akan mampu menghadapi frustasinya dengan berbagai reaksi

seperti menertawakan diri sendiri, berteriak keras-keras dan sebagainya

dan dapat berbicara tentang apa saja yang membuatnya frustasi.

h. Merasa mampu mempengaruhi orang lain.

Ia merasa percaya diri akan kesan yang diperolehnya dan mampu

mempengaruhi anggota keluarga, teman, bahkan para pemimpin seperti

guru, menteri, direktur dan lain-lain.

2. Harga Diri Rendah.

Individu yang mempunyai harga diri rendah memiliki ciri-ciri:

a. Meremehkan bakatnya sendiri. Individu akan mengatakan “saya tidak

bisa melakukan ini atau itu, saya tidak tahu bagaimana saya pernah

belajar itu”.

b. Merasa bahwa orang lain tidak menghargainya. Individu akan merasa

tidak yakin atau selalu bersikap negatif terhadap dukungan dan kasih

sayang orang tua dan temannya.

c. Merasa tidak berdaya. Kurang percaya diri atau bahkan tidak

keberdayaan akan tampak dalam sikap dan tindakan anak remaja.

Individu tidak mampu berusaha keras menghadapi tantangan atau

masalah.

d. Mudah dipengaruhi orang lain. Gagasan dan perlakuannya kerap

berubah mengikuti orang yang banyak bergaul dengannya, seringkali

individu dimanipulasi orang yang berkepribadian kuat.

e. Menunjukkan deretan emosi dan perasaan yang sempit.

Page 36: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

18

f. Remaja dengan harga diri rendah ini sering menunjukkan beberapa

emosi yang khas seperti tidak sopan, keras keras kepala, histeria.

g. Menghindari situasi yang menimbulkan kecemasan. Toleransi yang

rendah terhadap stres terutama rasa takut, amarah atau lingkungan yang

menimbulkan kecemasan.

h. Menjadi defensif dan mudah frustasi. Individu akan mudah tersinggung,

tidak mampu menerima kritik atau perintah yang tidak diduga dan

selalu mempunyai dalih mengapa individu tidak dapat

melaksanakannya.

i. Menyalahkan orang lain karena kelemahan sendiri. Individu jarang

mengikuti kesalahan atau kelemahan dan kerap kali menyalahkan orang

lain atau keadaan yang tidak menguntungkan sebagai penyebab

kesulitannya.

2.2.6 Pengukuran Harga diri

Harga diri dapat terukur melalui beberapa perilaku positif maupun perilaku

negatif yang dilakukan oleh seseorang (Santrock, 2007). Berikut ini adalah

indikator yang digunakan untuk mengukur harga diri individu melalui observasi

perilaku:

1. Indikator Positif

a. Memberika arahan atau perintah kepada orang lain

b. Menggunakan kualitas suara yang sesuai dengan situasinya.

c. Mengungkapkan pendapat.

d. Duduk bersama orang lain selama melakukan aktivitas sosial.

e. Bekerja secara kooperatif dalam sebuah kelompok.

Page 37: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

19

f. Memulai percakapan yang ramah dengan orang lain.

g. Menjaga jarak jarak yang nyaman antara dirinya dengan orang lain

h. Menatap orang lain ketika sedang berbicara atau diajak berbicara.

i. Mempertahankan kontak mata selama melakukan percakapan.

j. Lancer dan tidak ragu-ragu dalam berbicara.

2. Indikator Negatif.

a. Merendahkan orang lain dengan cara mengejek, memanggil nama

secara secara langsung, atau bergosip.

b. Menggunakan bahasa tubuh secara berlebihan atau diluar konteks.

c. Melakukan sentuhan yang tidak pada tempatnya atau menghindari

kontak fisik.

d. Membiarkan kesalahan terjadi.

e. Menyombongkan prestasi, ketrampilan dan penampilan.

f. Secara verbal merendahkan dirinya sendiri atau menjatuhkan dirinya

sendiri.

g. Berbicara dengan nada yang keras, kasar dan dognatik.

Pengukuran menggunakan “Skala Guttman” dari setiap jawaban “Ya”

diberi skor 1 dan “Tidak” diberi skor 0. Kemudian data ditabulasikan dan

dikelompokkan sesuai subvariabel yang diteliti ( Aziz, 2009). Hasil jawaban

diberi nilai kemudian dijumlahkan dan dibandingkan dengan skor tertinggi

100%.

Rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:

P =

X100%

Keterangan:

Page 38: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

20

P: Prosentase

f: Jumlah jawaban yang benar

N: Jumlah skor total

(Aziz, 2009)

Setelah diprosentasikan hasil data ditafsirkan secara komulatif dengan

kreteria sebagai berikut:

1) >50% : Harga diri rendah

2) ≤50% : Harga diri tinggi

(Aziz, 2012).

2.3 Konsep Perilaku Merokok

2.3.1 Definisi Merokok

Rokok sebagai gulungan tembakau yang dibungkus dengan daun nipah,

dibungkus kertas berbentuk silinder, ukuran 70-120 mm, diameter 10 mm, serta

berwana putih atau cokelat (Widowati, 2010). Rokok adalah hasil olahan

tembakau yang terbungkus, sejenis cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan

dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan sejenisnya (Sa’diah,

2007). Asap rokok mengandung sekitar 4000 bahan kimia dengan 43 diantaranya

bersifat karsinogen. Pengaruh asap rokok dapat mengakibatkan berbagai macam

penyakit: seperti kanker mulut, kanker faring, kanker paru, kanker prostat,

gangguan kehamilan dan janin, penyakit jantung coroner, pneumonia, dan lainnya

(Sriamin, 2006).

2.3.2 Jenis Rokok.

Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini didasarkan atas

bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan rokok,

Page 39: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

21

dan penggunaan filter pada rokok (Yulianto, n.d). jenis rokok berdasarkan bahan

pembungkus:

1. Klobot: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daung jagung.

2. Kawung: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.

3. Sigaret: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun kertas.

4. Cerutu: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.

Sedangkan jenis rokok berdasarkan bahan baku atau isi rokok yaitu:

1. Rokok putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau

yang diberi bahan tertentu untuk mendapatkan efek rasa dan aroma

tertentu.

2. Rokok kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau

dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma

tertentu.

3. Rokok klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun

tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan

efek rasa dan aroma tertentu.

Jenis rokok berdasarkan proses pembuatannya terbagi menjadi dua

(Yulianto, n.d), yaitu:

1. Sigaret kretek tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya dengan

cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangandan atau alat bantu

sederhana.

2. Sigaret kretek mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya

menggunakan mesin. Sigaret kretek sendiri dikatagorikan kedalam dua

bagia:

Page 40: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

22

3. Sigaret kretek mesin full flavor (SKM FF): rokok yang dalam proses

pembuatannya ditambahkan aroma rasa yang khas. Contoh: gudang garam

filter Internasional, djarum super, dan lain-lain.

4. Sigaret kretek mesin ligh mild (SKM LM): rokok mesin yang

menggunakan kandungan tar dan nikotin yang rendah, rokok jenis ini

jarang menggunakan aroma yang khas. Contoh: A Mild, Clas Mild, Star

Mild, U Mild, LA Light, Surya Slim, dan lain-lain.

Sedangkan, jenis rokok berdasarkan penggunaan filter terbagi menjadi dua

(Yulianto, n.d).yaitu:

1. Rokok filter (RF): rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus.

2. Rokok non filter (RNF): rokok yang pada bagian pangkalnya tidak

terdapat gabus.

2.3.3 Definisi Perilaku

Nasution (2007), mendefinisikan perilaku sebagai sesuatu yang konkrit,

dapat diobservasi, direkam maupun dipelajari. Perilaku juga didefinisikan sebagai

segala sesuatu yang dilakukan individu, untuk merespon stimulus yang berasal

dari internal maupun eksternal (Sunaryo, 2004). Perilaku individu tidak ada yang

sama. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan kepribadian yang dimiliki individu,

yang dipengaruhi oleh berbagai aspek kehidupan seperti: pengalaman, usia,

watak, tabiat, sistem norma, nilai dan kepercayaan yang dianutnya (Sunaryo,

2004).

2.3.4 Definisi Perilaku Merokok

Nasution (2007) mendefinisikan merokok sebagai suatu aktivitas menghisap

asap tembakau yang dibakar kedalam tubuh dan menghembuskannya kembali

Page 41: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

23

keluar. Maka, perilaku merokok merupakan suatu kegiatan membakar rokok dan

menghisap asap rokok.

Perilaku merokok merupakan perilaku yang berkaitan erat dengan perilaku

kesehatan (Notoatmojo, 2005). Sebab, perilaku merokok merupakan salah satu

perilaku yang dapat membahayakan kesehatan. Perilaku merokok sudah menjadi

salah satu kebiasaan yang sangat umum dan meluas pada masyarakat Indonesia.

2.3.5 Tipe Perilaku Merokok.

Mu’tadin (2002) mengklasifikasi tipe perilaku merokok menjadi empat

tipe:

1. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif

Perokok tipe ini merokok untuk mendapatkan relaksasi dan

kesenangan, hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya kenikmatan yang

didapat dari merokok, rangsangan untuk meningkatkan kepuasan dari

merokok, dan dilator belakangi karena kesenangan individu dalam

memegang rokok.

2. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif

Perokok tipe ini merokok untuk menurunkan perasaan negative yang

perokok alami.Misalkan untuk menurunkan perasaan cemas, marah dan

gelisah. Motivasi individu untuk merokok adalah sebagai upaya untuk

menghindarkan diri dari perasaan yang tidak menyenangkan bagi dirinya.

3. Perilaku merokok karena kecanduan psikologis

Perokok tipe ini sudah mengalami kecanduan psikologis dari rokok.

Perokok akan meningkatkan jumlah batang rokok yang dihisap setiap

Page 42: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

24

harinya. Hal ini akan dilakukan hingga individu mendapatkan ketenangan

seperti yang diharapkan.

4. Perilaku merokok karena sudah menjadi kebiasaan

Perokok tipe ini menggunakan rokok sama sekali bukan untuk

mengendalikan perasaannya. Kegiatan merokok sudah menjadi kebiasaan

atau rutinitas individu.

2.3.6 Tipe Perokok

Sitepoe (2002) mengklasifikasikan perilaku merokok pada remaja menjadi

empat tahap. Empat tahap perilaku merokok remaja adalah:

1. Tahap persiapan

Tahap ini berlangsung pada saat remaja belum pernah merokok. Pada

tahap ini, remaja mulai membentuk opini tentang merokok dan perilaku

merokok. Hal ini disebabkan karena adanya perkembangan sikap pada

remaja, munculnya tujuan mengenai merokok, dan citra perilaku yang

diperoleh remaja.

2. Tahap inisiasi.

Tahan ini merupakan tahap coba-coba untuk merokok. Remaja

beranggapan bahwa dengan merokok. Remaja akan terlihat dewasa, keren,

gagah dan berani.

3. Tahap menjadi seorang perokok

Tahap ini, remaja memberikan identitaspada dirinya sebagai seseorang

perokok. Remaja menggambarkan dirinya sebagai seseorang perokok,

besar kemungkinan akan tetap menjadi seorang perokok dimasa akan

datang (okoli et, al.,2011).

Page 43: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

25

4. Tahap tetap menjadi perokok

Tahap ini dipengaruhi oleh faktor psikologis dan biologis. Faktor

psikologis yang mempengaruhi remaja untuk terus merokok adalah:

adanya kebiasaan setres, depresi, kecanduan, menurunkan kecemasan,

ketegangan, upaya untuk memiliki teman (Hedman et, al.,2007).

2.3.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok pada Remaja

Perilaku merokok disebabkan oleh berbagai faktor yang berasal dari internal

dan eksternal. Terdapat tiga faktor penyebab perilaku merokok pada remaja, yaitu:

(1) kepuasan psikologis; (2) sikap permisif orang tua terhadap perilaku merokok

remaja; (3) pengaruh teman sebaya (Komalasari & Helmi, 2000).

Pendapat lain juga dikemukakan oleh Mu’tadin (2002) yang menyebutkan,

ada empat faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja. Faktor-

faktor tersebut adalah :

1. Pengaruh orang tua

Remaja yang tinggal dengan orang tua yang tidak memperhatikan anak

dan adanya hukuman fisik yang keras dalam keluarga, akan lebih mudah

untuk menjadi perokok. Perilaku orang tua dalam merokok. Akan

berpengaruh pada anak. Sebab anak akan memiliki kecenderungan untuk

mengikuti perilaku yang dicontohkan oleh orang tua.

2. Pengaruh teman

Hedman et, al (2007) menyebutkan bahwa salah satu faktor resiko

pencetus remaja merokok adalah memiliki teman yang juga sebagai

perokok. Widianti (2007) juga menyebutkan, diantara remaja perokok

Page 44: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

26

terdapat 87% di antaranya memiliki satu atau lebih sahabat yang perokok,

begitu pula dengan remaja bukan perokok.

3. Faktor kepribadian

Salah satu sifat kepribadian yang mempengaruhi remaja mengkonsumsi

rokok dan obat-obatan, yaitu sifat konformitas sosial (Widianti, 2007).

4. Pengaruh iklan

Remaja tertarik untuk mengikuti perilaku seperti iklan rokok, baik dari

media cetak maupun media elektronik, yang menggambarkan bahwa

perokok terlihat jantan dan gagah (Laily, 2007).

2.3.8 Dampak Perilaku Merokok.

Ogden (2000) mengklasifikasikan dampak perilaku merokok menjadi dua

bagian (Nasution, 2007), yaitu:

1. Dampak positif

Nasution (2007) menyebutkan, manfaat rokok bagi perokok adalah

mengurangi ketegangan yang individu rasakan, membantu konsentrasi

untuk menghasilkan sebuah karya, upaya memperoleh dukungan sosial,

dan menjadi relaksasi yang menyenangkan.Penelitian yang dilakukan oleh

prof. Soesmalijah Soewondo dari fakultas psikologi Universitas Indonesia

menyebutkan, rokok dapat membuat perokok menjadi lebih dewasa,

mudah konsentrasi, dan dapat memunculkan ide-ide atau inspirasi

(Cahanar & Sunanda, 2006).

2. Dampak negative

Meskipun saat ini sudah tersedia rokok yang memiliki kandungan tar

dan nikotin yang rendah, tetapi tidak ada rokok yang aman bagi kesehatan.

Page 45: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

27

Penyakit yang diakibatkan oleh rokok, seperti: kanker mulut, kanker

faring, kanker paru, kanker prostat, gangguan kehamilan dan janin,

penyakit jantung coroner, dan lainnya (Sriamin, 2006).

2.3.9 Pengukuran Perilaku Merokok

Teknik yang sederhana dalam melakukan pengukuran sikap adalah dengan

menempatkan benda atau orang ke dalam dua katagori pilihan, misalnya suka atau

tidak suka, setuju atau tidak setuju dan sebagainya. Sementara itu teknik yang

lebih kompleks adalah dengan menempatkanbenda atau orang kedalam katagori

yang pilihannya lebih dari dua, biasanya pilihan tersebut merupakan pilihan dari

kesukaan atau ketidaksukaan, setuju atau tidak setuju, misalnya sangat setuju,

setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju, rendah, sedang, tinggi. Teknik

pengukuran sikapyang sering digunakan adalah dengan menggunakan metode

Likert (Likert Method of Summated Rating). Teknik ini dilakukan dengan cara

menepatkan pilihan terhadap objek sikap dengan ranting 1 sampai 5 atau 1 sampai

4, dengan katagori sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju dan sangat

tidak setuju (Notoatmodjo, 2003).

Pengukuran menggunakan “Skala Likert” yang memperlihatkan item yang

dinyatakan dalam beberapa respons alternatif (SL= Selalu, SR= Sering, KK=

Kadang-kadang, J= Jarang, TP= Tidak Pernah). Dengan menggunakan kreteria

bobot 1,2,3,4, dan 5, kemudian diolah dengan cara mengkalikan setiap point

jawaban dengan bobot yang sudah ditentukan. Maka Hasil Perhitungan jawaban

respon sebagai berikut:

1. Responden yang jawabannya Tidak pernah x 5

2. Responden yang jawabannya Jarang x 4

Page 46: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

28

SD

X X T 10 50

3. Responden yang jawabannya Kadang-kadang x 3

4. Responden yang jawabannya Sering x 2

5. Responden yang jawabanya sangat Selalu x 1

Total Skor = TP + J + KK + SR + SL

Skala pengukuran sikap yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode pengenbangan Skala Likert adalah Skor-T, yaitu :

Keterangan :

X = Skor responden pada skala sikap yang hendak diubah menjadi Skor-T

x = Mean skor kelompok

sd = Deviasi standar kelompok

Untuk mencari s digunakan rumus (Azwar, 2003) :

1

2

n

XX

SD

Keterangan :

SD = Varian skor pernyataan

n = Jumlah responden

Skor T responden

Skor mean T =

Jumlah responden

Positif jika T hitung ≥ T mean atau ≥ 50%

Negatif jika T hitung < T mean atau < 50% (Azwar, 2003).

Page 47: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

29

2.4 Konsep Hubungan Perilaku Merokok dengan Harga diri Remaja.

Penelitian yang dilakukan peneliti Zulfi (2016), remaja yang memiliki

perilaku merokok yang tinggi dan harga diri tinggi mengatakan bahwa setelah

merokok membuat dirinya dapat mengendalikan emosi, menurunkan kecemasan,

membuat dirinya lebih percaya diri, dan setelah menjadi perokok merasa dirinya

di terima oleh orang lain.

Kompetensi remaja memiliki harga diri positif apabila dapat kompeten

dalam bidangnya. Sehingga remaja harus terus didorong agar dapat

mengidentifikasi bidang kopetensi yang ingin dicapainya. Menyediakan dukungan

emosional dan persetujuan sosial dukungan dan persetujuan orang tua dan teman

sebaya menjadi hal yang penting bagi remaja untuk meningkatkan harga diri.

Lingkungan yang nyaman bagi remaja, meliputi lingkungan yang memberikan

dukungan emosional dan sosial, dapat meningkatkan harga diri remaja karena

merasa dicintai dan diterima orang lain.

Perokok aktif merupakan seseorang yang benar-benar memiliki kebiasaan

merokok, merokok menjadi bagian hidupnya, sehingga rasanya tidak enak bila

sehari saja tidak merokok. Perokok ringan menghisap 1-4 batang rokok perhari,

dan perokok sedang 5-14 batang rokok dan perokok berat menghisap lebih dari 15

batang rokok perhari. Perokok pasif adalah seseorang yang tidak memiliki

kebiasaan merokok, namun terpaksa harus menghisap asap rokok yang

dihembuskan oleh orang lain yang kebetulan ada didekatnya.

Page 48: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

30

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian menurut Notoatmodjo (2010), merupakan

formulasi kerangka teori atau teori-teori yang mendukung penelitian terdiri dari

variabel-variabel serta hubungan variable satu dengan yang lain. Adapun

kerangka konseptual dapat dilihat pada gambar 3.1

Gambar 3.1 Kerangka konseptual hubungan perilaku merokok dengan harga

diri.

Keterangan :

= Faktor yang diteliti = Faktor yang tidak diteliti

= Berpengaruh = Hubungan

Faktor-faktor yang

mempengaruhi

perlaku merokok:

1. Pengaruh orang

tua

2. Pengaruh teman

3. Faktor

kepribadian

4. Pengaruh iklan

Harga diri remaja:

1. Perasaan

berharga

2. Perasaan

mampu 3. Perasaan

diterima

Faktor-faktor harga

diri 1. Pengalaman

2. Pola asuh

3. Lingkungan

4. Sosial ekonomi

Harga diri Tinggi

Harga diri

rendah

1. Lebih percaya diri

2. Membanggakan

bakat dirinya sendiri

3. Merasa orang disekitarnya

menghargainya

4. Merasa dirinya

dewasa

Page 49: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

31

3.2 Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitia.

Biasanya hipotesis ini di rumuskan dalam bentuk hubungan antara dua variabel

(Notoatmodjo, 2012). Hipotesis sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis

diantara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang

dapat diuji (Noor, 2013).

H1 : Ada hubungan antara perilaku merokok dengan harga diri remaja

Page 50: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

32

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu

pengetahuan atau pemecahan suatu masalah, pada dasarnya menggunakan metode

ilmiah (Notoatmodjo, 2010), metode penelitian ini meliputi jenis penelitian,

rancangan penelitian, waktu dan tempat penelitian, populasi, sampel, sampling,

kerangka kerja atau Frame work, identifikasi variabel, definisi operasional,

pengumpulan dan analisa data, serta etika penulisan.

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan suatu strategi penelitian dalam

mengidentifikasi permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan data dan

digunakan untuk mendefinisikan struktur dimana penelitian dilaksanakan

(Nursalam, 2016). Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan desain

korelasi. Rancangan ini digunakan untuk mengidentifikasi hubungan antara dua

variabel yaitu perilaku merokok sebagai variabel bebas dan harga diri remaja yang

merokok sebagai variabel terikat. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

Cross sectional, dimana pengumpulan data dilakukan sebanyak satu kali dalam

waktu bersamaan.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan perilaku merokok

dengan harga diri remaja kelas VII dan VIII di MTs Darul Ulum Klakah

Kabupaten Lumajang, dilaksanakan pada:

Page 51: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

33

4.2.1Waktu.

Penelitian ini dilaksanakan didimulai dari perencanaan (penyusunan

proposal) sampai dengan penyusunan laporan akhir sejak bulan Februari sampai

bulan Juni 2017.

4.2.2 Tempat penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di MTs Darul Ulum kelas VII dan VIII

Ranupakis Kabupaten Lumajang.

4.3 Populasi, Sampel dan Sampling

4.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri dari objek atau subjeky

yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

dan kemudian kemudian ditarik kesimpulan (Sujarweni, 2014). Populasi pada

penelitian ini adalah seluruh siswa laki-laki kelas VII dan VIII di MTs Darul

Ulum Ranupakis Kabupaten Lumajang yang sebanyak 51 remaja.

4.3.1Sampel

Sampel penelitian adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimikiki

oleh populasi yang digunakan penelitian (Sujarweni, 2014). Sampel dalam

penelitian ini adalah sebagian siswa laki-laki di MTs Darul Ulum Ranupakis

Lumajang sebanyak 45 Dalam menentukan jumlah sampel, penelitian

menggunakan rumus Slovin (Noor, 2011) dengan kesalahan 5% atau 0.05 yaitu

sebagai berikut:

n =

Page 52: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

34

keterangan:

n = Jumlah elemen / anggota sampel

N = Jumlah elemen / anggota populasi

e = Error level / tingkat kesalahan, 5% atau 0.05

n =

n =

=

= 45siswa

kelas VII A sebanyak 19 anak n=

x 45 = 17 siswa

kelas VII B sebanyak 15 anak n=

x 45 = 13 siswa

kelas VIII sebanyak 17 anak n=

x 45 = 15 siswa

Jadi jumlah sampel pada penelitian ini adalah 17+13 + 15 = 45 siswa.

4.3.3 Teknik Sampling

Teknik sampling adalah cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan

sampel guna memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan

subjek penelitian (Nursalam, 2016). Menurut Sugiyono (2003), sampling adalah

teknik pengambilan sample.

Dalam penelitian ini menggunakan penelitian sampel yaitu dengan

menggunakan teknik propotional random sampling. Pengambilan sampel secara

proporsi dilakukan dengan mengambil subyek dari setiap strata atau setiap

wilayah ditentukan seimbang dengan banyaknya subyek dalam masing-masing

strata atau wilayah (Arikunto, 2006)

Page 53: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

35

4.4 Kerangka Kerja

Langkah kerja adalah tahapan yang dilakukan penelitu untuk mencapai

tujuan penelitian mulai dari pengambilan perumusan masalah sampai dengan

penarikan sebuah kesimpulan (Nursalam, 2011).

Gambar 4.1 Kerangka kerja penelitian tentang perilaku merokok dengan harga

diri remaja kelas VII dan VIII di MTs Darul Ulum Ranupakis

Klakah Kabupaten Lumajang.

Perumusan masalah

Populasi

Seluruh siswa laki-laki kelas VII dan VIII di MTs Darul Ulum

Ranupakis Klakah Kabupaten Lumajang, berjumlah 51 remaja

Sampel

Sebagian siswa laki-laki kelas VII dan VIII di MTs Darul Ulum

Ranupakis Klakah Kabupaten Lumajang yang berjumlah 45 remaja

Desain penelitian

Cross sectional

Pengolahan data

(Editing, Coding, Scoring, Tabulating)

Analisa data

Uji Chi-Square

Penarikan kesimpulan

Penyajian hasil penelitian

Teknik Sampling

Propotional Random

Sampling

Page 54: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

36

4.5 Identifikasi Variabel

4.5.1 Identifikasi Variabel

Menurut Notoatmojo (2010), variabel penelitian adalah sesuatu yang

digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh

satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu. Pada penelitian

inimenggunakan dua variabel meliputi:

1. Variabel independen (bebas)

Variabel independen adalah variabel yang menjadi sebab perubahan atau

timbulnya variabel dependen (terikat) (Aziz Alimul, 2007). Pada

penelitian ini variabel independen adalah perilaku merokok.

2. Variabel dependen (tergantung)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau ada tidaknya

hubungan atau pengaruh dari variabel bebas (independen) (Nursalam,

2016). Pada penelitian ini variabel dependen adalah harga diri remaja.

4.6 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang dapat

memungkinkan penelitian untuk melakukan observasi atau pengukuran secara

cermat dalam suatu objek atau fenomena yang dapat diulang oleh orang lain

(Nursalam, 2011).

Page 55: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

37

Tabel 4.2 Definisi operasional hubungan perilaku merokok dengan harga diri

remaja. Variabel Definisi

Operasional

Parameter Alatuk

ur

Skala Kriteria

Variabel

Indepen

den

Perilaku

meroko

k

Salah satu

aktifitas

menghisap

asap tembakau

yang dibakar

kedalam tubuh

dan

menghembusk

annya kembali

ke luar

1. Pengaruh orang

tua

2. Pengaruh teman

3. Faktor

kepribadian

4. Pengaruh iklan

K

U

E

S

I

O

N

E

R

N

O

M

I

N

A

L

Skala likert

Pernyataan positif

diberi skor :

Selalu (SL) : 5

Sering (SR): 4

Kadang-kadang

(KK): 3

Jarang (J): 2

Tidak pernah(TP): 1

Pernyataan negatif

diberi skor :

Selalu (SL) : 1

Sering (SR) : 2

Kadang-kadang

(KK) : 3

Jarang (J) : 4

Tidak pernah (TP) : 5

(Azwar, 2008)

Kemudian

diklasifikasikan:

Tskor ≥ Tmeanatau ≥

50: perilaku positif

tidak merokok (1)

Tskor<Tmean<50:

perilaku

negatifmerokok (2)

Variabel

Depend

en :

Harga

diri

Suatu

dimensi

evaluasi

global

mengenai diri

sendiri.

1. Perasaan

berharga

2. Perasaan

mampu

3. Perasaan

diterima

K

U

E

S

I

O

N

E

R

N

O

M

I

N

A

L

Skala gutmman

Dari setiap jawaban

“Ya” diberi skor 1

dan “Tidak” diberi

skor 0. Dengan

kategori sebagai

berikut:

>50% : Muncul

harga diri rendah

(2)

≤50% : Muncul

harga diri tinggi

(Aziz, 2012).

Page 56: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

38

4.7 Pengumpulan Data dan Analisa Data

4.7.1 Instrumen

Instrumen adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data

(Notoatmodjo, 2010). Arikunto (2010) mengatakan Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah kuesioner sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal

pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner yang digunakan bersifat

tertutup, dimana kuesioner tersebut sudah disediakan jawabannya sehingga

responden tinggal memilih (Arikunto, 2010). Kuisioner dalam penelitian ini telah

diuji.

1. Uji validitas

Uji validitas digunakan untuk menguji apakah suatu kuesioner dianggap

valid. Kuesioner dianggap valid bila semua item (pertanyaan) yang ada dalam

kuesioner itu apa yang ingin diukur (Saryono & Mekar, 2013). Hasil uji

validitas akan dinyatakan valid jika nilai X² hitung > X² dan p-value< 0,05

dalam teknik korelasi.

Rumus yang digunakan untuk melakukan uji validitas adalah

menggunakan Pearson Product Moment dengan rumus sebagai berikut:

rxy :

2222 Y - Y NX - X N

YXXY N

Keterangan :

Rxy : Koefisien validitas item yang dicari

X : Skor yang di peroleh subyek dari seluruh item

Y : Skor total yang di peroleh subyek dari seluruh item

Page 57: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

39

∑X : Jumlah skor dalam distribusi X

∑Y : Jumlah skor dalam distribusi

∑X² : Jumlah kuadrat skor dalam distribusi X

∑Y² : Jumlah kuadrat skor dalam distribusi Y

N : Banyaknya responden

Apabila nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel maka dapat dikatakan

bahwa butir pertanyaan yang digunakan adalah valid, dan sebaliknya. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan instrument berupa kuisioner yang telah di uji

oleh peneliti sebelumnya yaitu Muniroh, 2015 dimana nilai signifikasi dari total

skor lebih kecil dari 0,05 maka seluruh pernyataan dinyatakan valid.

2. Uji reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu hasil

pengukuran relatif konsisten apabila dilakukan pengukuran berulang

(Saryono, 2013).Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu

alat ukur dalam mengukur gejala yang sama. Untuk mengetahui reliabilitas

kuesioner, penelitian ini menggunakan pendekatan pengukuran reliabilitas

konsistensi internal dengan menghitung koefisien alpha. Koefisien alpha ini

berkisar antara 0 sampai 1. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable

jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,6. Mengetahui reliabilitas

digunakan rumus Alpha sebagai berikut (Arikunto, 2010):

tk

kr

b

xy 2

2

11

Keterangan:

rxy : Realibilitas

Page 58: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

40

k : Jumlah butir soal

2b: Varian skor setiap butir

2t : Varian total

4.7.2 Prosedur penelitian

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan penelitian

untuk mengungkap atau menjaring informasi kuantitatif dari responden sesuai

lingkup penelitian (Sujarweni, 2014). Prosedur yang ditetapkan dalam penelitian

ini adalah :

1. Peneliti melakukan survey awal studi pendahuluan di MTs Darul Ulum

Ranupakis Kabupaten Lumajang.

2. Peneliti meminta izin kepada kepala sekolah untuk melakukan penelitian

kepada siswa MTS Darul Ulum Ranupakis Klakah kabupaten Lumajang.

3. Peneliti menyebarkan kuesioner kepada responden yang memenuhi

syarat/kreteria penelitian.

4. Setelah calon responden menyetujui untuk berpartisipasi dalam penelitian,

maka responden akan diminta kesediaan untuk menandatangani surat

persetujuan untuk menjadi responden.

5. Peneliti mendampingi responden saat pengisian kuesioner. Responden

diberikan kesempatan untuk bertanya dan diharuskan untuk menjawab

semua pertanyaan.

6. Setelah semua pertanyaan dijawab, kuesioner dikumpulkan kembali dan

diperiksa oleh peneliti. Peneliti menvalidasi kuesioner untuk melihat

kelengkapan kuesioner dan dilakukan penyusunan laporan hasil penelitian.

Page 59: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

41

4.8 Pengolahan dan Analisa Data

4.8.1 Pengolahan data

Data yang diperoleh kemudian diolah, sedangkan penyajian datanya

dilakukan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dengan presentasi dan

pengolahan tabel. Sebelum data diolah secara sistematik terlebih dahulu

dinyatakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Editing.

Editing adalah hasil wawancara, angket atau pengamatan dari

lapangan harus dilakukan penyuntingan (editing)terlebih dahulu. Secara

umum editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan

perbaikan isian formulir atau kuesioner tersebut (Notoatmodjo, 2010).

Merupakan langkah pemeriksaan ulang atau pengecekan jumlah dan

kelengkapan data kemudian dilakukan pengecekan dengan memeriksa

kelengkapan data, kesinambungan dan keseragaman data.

2. Coding.

Coding data didasarkan pada kategori yang dibuat berdasarkan

pertimbangan penulisan sendiri (Notoatmodjo, 2012).

a. Data umum

1) Kode Responden

Responden 1 =R1

Responden 2 = R2

Responden 3 = R3,dst

2) Umur

≤ 13 tahun = 1

Page 60: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

42

14 tahun = 2

15 tahun = 3

≥ 16 tahun = 4

3) Pendidikan terakhir orang tua

Pendidikan Dasar (SD/SMP) = 1

Pendidikan Menengah = 2

Perguruan Tinggi = 3

4) Status Responden

Bukan perokok = 1

Mantan perokok = 2

Bukan perokok harian = 3

Perokok harian = 4

5) Jumlah rokok yang di hisap dalam satu hari :

1-4 batang rokok = 1

5-14 batang rokok = 2

≥ 15 batang rokok = 3

0 batang rokok = 4

6) Apakah memperoleh informasi dari media?

Ya = 1

Tidak = 2

7) Media informasi

Internet/TV = 1

Majalah/Koran = 2

Tempat Kesehatan = 3

Page 61: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

43

Tidak ada = 4

8) Pekerjaan orang tua

PNS = 1

Wiraswasta = 2

Tani = 3

b. Data khusus

1) Kriteria Perilakumerokok

Perilaku positif tidak merokok = 1

Perilaku negatif merokok = 2

2) Kriteria Harga diri

Harga diri tinggi = 1

Harga diri rendah = 2

3. Scoring

Penentuan jumlah skor, dalam penelitian ini menggunakan skala

Nominal. Memberi tiap butir soal sesuai dengan kategori yaitu: bentuk

angka atau bilangan. (Notoatmodjo, 2012).

a. Untuk variabel independen jawaban soal dari akan diberikan skor

yaitu:

1) Ya = 1

2) Tidak = 0

b. Untuk variabel dependen diberikan skor berdasarkan kriteria bobot

1,2,3,4, dan 5, kemudian diolah dengan cara mengkalikan setiap

point jawaban dengan bobot yang sudah ditentukan. Maka Hasil

Perhitungan jawaban responden sebagai berikut:

Page 62: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

44

1) Responden yang menjawab tidak pernah x 5

2) Responden yang menjawab sering x 4

3) Responden yang menjawab kadang-kadang x 3

4) Responden yang menjawab jarang x 2

5) Responden yang menjawab tidak tidak pernah x 1

4. Tabulasi

Tabulasi yakni membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan

penelitian (Notoatmodjo, 2012). Kemudian dimasukkan kedalam tabel

distribusi frekuensi. Pada perilaku merokok, masing-masing jawaban

responden dimasukkan ke dalam table tabulasi untuk mengetahui selalu,

sering, kadang-kadang, jarang, tidak pernah. Sedangkan pada harga diri

remaja untuk mengetahui harga diri tinggi dan harga diri rendah

4.8.2 Analisa data

1. Analisis univariate

Analisis univariate dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil

penelitian. Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan distribusi

dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010), yaitu variabel

perilaku merokok dengan harga diri remaja.

Untuk mengukur perilaku digunakan skala likert. Pada skala likert

disediakan lima alternatif jawaban dan setiap jawaban sudah tersedia

nilainya. Dalam skala likert item ada yang bersifat positif terhadap masalah

yang diteliti, dan sebaliknya ada yang bersifat negatif terhadap masalah

yang diteliti.

Untuk pernyatannya positif adalah sebagai berikut:

Page 63: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

45

SD

X X T 10 50

a. Tidak Pernah (TP) : 5

b. Jarang(J) : 4

c. Kadang-kadang (KK) : 3

d. Sering(SR) : 2

e. Selalu (SL) : 1

Kemudian dari jawaban responden masing-masing item pernyataan

dihitung tabulasi. Untuk perilaku dikategorikan menjadi positif dan

negatif dengan menghitung terlebih dahulu Skor-T.

Untuk mencari T-skor menggunakan rumus (Azwar, 2011)

Keterangan

X = Skor responden pada skala sikap yang hendak diubah menjadi Skor-T

x = Mean skor kelompok

sd = Deviasi standar kelompok

Untuk mencari s digunakan rumus:

SD = Varian skor pernyataan

n = Jumlah responden

Skor T responden

Skor mean T =

Jumlah responden

Positif jika T hitung ≥ T mean atau ≥ 50%

Negatif jika T hitung < T mean atau < 50%

(Azwar, 2003).

Untuk mengkur harga diri digunakan skala Guttman, dari setiap

jawaban “Ya” diberi skor 1 dan “Tidak” diberi skor 0. Kemudian data

Page 64: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

46

ditabulasikan dan dikelompokkan sesuai subvariabel yang diteliti ( Aziz,

2009). Hasil jawaban diberi nilai kemudian dijumlahkan dan dibandingkan

dengan skor tertinggi 100%.

Rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:

P =

X100%

Keterangan:

P: Prosentase

f: Jumlah jawaban yang benar

N: Jumlah skor total

(Aziz, 2009)

Setelah diprosentasikan hasil data ditafsirkan secara komulatif dengan

kreteria (Aziz, 2012) sebagai berikut:

3) >50% : Harga diri rendah

4) ≤50% : Harga diri tinggi

Hasil presentase dari pengolahan di atas kemudian diinterpretasikan

dengan menggunakan skala sebagai berikut :

1) 100% : Seluruhnya

2) 76% - 99% : Hampir seluruhnya

3) 51% - 75% : Sebagian besar

4) 50% : Setengahnya

5) 26% - 49% : Hampir setengahnya

6) 1% - 25% : Sebagian kecil

7) 0% : Tidak satupun

Page 65: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

47

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkolerasi (Notoatmodjo, 2012), yaitu hubungan

perilaku merokok dengan harga diri remaja. Untuk mengetahui hubungan

antara dua variable apakah signifikan atau tidak dengan kemaknaan 0,05

dengan menggunakan Uji Chi-Square dengan software SPSS, dimana p < α

= 0,05 maka ada hubungan perilaku merokok dengan harga diri remaja di

MTs Darul Ulum Ranupakis Klakah Kabupaten Lumajang, sedangkan p > α

= 0,05 tidak ada hubungan perilaku merokok dengan harga diri remaja di

MTs Darul Ulum Ranupakis Klakah Kabupaten Lumajang.

4.9 Etika Penelitian

Dengan melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan manusia sebagai

objek, maka peneliti mendapatkan pengantardari institusi kemudian ke Kepala

Sekolah untuk mendapatkan persetujuan, baru melakukan penelitian dengan

menekankan masalah etika, meliputi:

1. Informed consent (Lembar persetujuan)

Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden dengan

memberikan lembar persetujuan (Hidayat, 2007). Saat pengambilan

sampel terlebih dahulu peneliti meminta izin pada setiap subyek yang akan

diteliti baik secara lisan dan lembar persetujuan atas kesediaan dijadikan

subyek penelitian.

2. Amonimity (Tanpa nama)

Peneliti memberikan jaminan dalam penggunaan subjek peneliti dengan

cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar

Page 66: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

48

alat ukur dan hanya menulis kode pada lembar pengumpulan data atau

hasil penelitian yang akan disajikan (Hidayat, 2007). Dalam etika ini

peneliti hanya menuliskan atau memberi kode tertentu pada lembar

observasi

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Informasi yang telah dikumpulkan dari subjek dijamin kerahasiaannya

oleh peneliti (Aziz Aimul, 2007). Dalam etika ini peneliti merahasiakan

semua yang bersangkutan tentang responden seperti nama, masalah dan

lain-lainnya.

4.10 Keterbatasan Penelitian

4.10.1 Responden

1. Keterbatasan waktu

Keterbatasan waktu saat penelitian rasakan mulai dari pelaksanaan

penelitian, pengolahan data, sampai dengan penyusunan skripsi sehingga

mempengaruhi hasil penelitian. Waktu penelitian lebih lama tentu akan

memperoleh hasil yang lebih baik.

2. Responden kurang kooperatif

Waktu membagikan kuesioner ada beberapa responden yang kurang

kooperatif. Hal ini membuat hasil peneliti kurang maksimal.

3. Keterbatasan data

Pengumpulan data menggunakan kuesioner mempunyai dampak yang

sangat subjektif sehingga kebenaran data tergantung dari kejujuran

responden. Selain itu juga terjadi kesalahfahaman responden tentang

pernyataan pada kuesioner. Untuk mengatasi hal tersebut peneliti

Page 67: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

49

memberikan kesempatan bagi responden untuk bertanya jika kurang

faham.

Page 68: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

50

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menjelaskan tentang hasil penelitian yang telah didapatkan

oleh peneliti dari penelitian di MTs Darul Ulum Ranupakis Kec. Klakah Kab.

Lumajang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku merokok

dengan harga diri remaja yang dibagi dalam 2 bagian, yaitu data umum dan data

khusus. Data umum meliputi: gambaran umum lokasi penelitian dan karakteristik

responden yang terdiri dari: Usia siswa, status siswa, jumlah rokok yang dihisap,

pendidikan terakhir orang tua, pekerjaan orang tua, memperoleh informasi,

sumber informasi, sedangkan data khusus terdiri dari: kriteria perilaku merokok

dan harga diri.

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang perilaku merokok

dengan harga diri remaja kelas VII dan VIII di MTs Darul Ulum Ranupakis Kec.

Klakah Kab. Lumajang Tahun 2017 yang telah dilaksanakan pada tanggal 17

April-17 Mei 2017 dengan jumlah responden 45 siswa di MTs Darul Ulum

Ranupakis Klakah Lumajang.

Untuk mengetahui gambaran umum mengenai wilyah penelitian maka

penulis disamping mengadakan penelitian, juga melakukan kegiatan, dokumentasi

adapun data-data yang diperoleh yang menunjang kegiatan penelitian diantaranya

yaitu:

Gambaran luas lokasi MTs Darul Ulum Ranupakis Klakah Lumajang adalah

luas tanah 2621 m2 luas bangunan 1292 m

2 terdiri dari 4 kelas, ruang guru,

Page 69: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

51

perpustakaan, ruang BK, ruang tamu, kamar mandi, parkiran, masjid. Untuk

tenaga kerja, MTs Darul Ulum Ranupakis merupakan salah satu MTs di

Ranuklakah dimana MTs Darul Ulum Ranupakis memiliki tenaga kerjanya

sebanyak 10 orang, jam kerja MTs Darul Ulum Ranupakis Klakah Lumajang

setiap hari senin-minggu kecuali hari jum’at libur mulai jam 07.00-14.00 wib.

5.1.2 Data Umum

a. Karakteristik Responden Berdasarkan usia siswa

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia siswa di MTs Darul Ulum

Ranupakis Klakah Lumajang Tahun 2017.

No Usia siswa Frekuensi Prosentase (%)

1

2

3

≤13 tahun

14 tahun

15 tahun

12

27

6

26,7

60,0

13,3

Jumlah 45 100 Sumber : Data primer (2017)

Pada tabel 5.1 di atas menunjukan bahwa sebagian besar siswa berusia 14

tahun sejumlah 27 orang ( 60,0 %).

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Siswa

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan status siswa di MTs Darul

Ulum Ranupakis Lumajang Tahun 2017.

No Status Frekuensi Prosentase (%)

1

2

3

4

Bukan perokok

Mantan perokok

Bukan perokok harian

Perokok harian

16

9

18

2

35,6

20,0

40,0

4,4

Jumlah 45 100 Sumber : Data primer (2017)

Pada tabel 5.2 di atas menunjukkan bahwa hampir setengah siswa bukan

perokok harian sejumlah 18 orang (40,0%).

Page 70: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

52

c. Karakteristik responden berdasarkan jumlah rokok yang dihisap

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jumlah rokok yang dihisap di

MTs Darul Ulum Ranupakis Lumajang Tahun 2017.

No Jumlah rokok Frekuensi Prosentase (%)

1

2

3

4

1-4 batang

5-14 batang

>15 batang

0 batang

18

10

1

16

40,0

22,2

2,2

35,6

Jumlah 45 100 Sumber: Data primer (2017)

Pada tabel 5.3 diatas menunjukkan bahwa hampir setengah siswa jumlah

rokok 1-4 batang yang dihisap sebanyak 18 orang (40,0%).

d. Karakteristik Responden Berdasarkan pendidikan terakhir orang tua

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan terakhir orang tua

siswa di MTs Darul Ulum Ranupakis Klakah Lumajang Tahun 2017.

No Pendidikan Orang Tua Frekuensi Prosentase (%)

1

2

3

Dasar

Menengah

Tinggi

17

25

3

37,8%

55,6%

6,7%

Jumlah 45 100 Sumber : Data primer (2017)

Pada tabel 5.4 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar pendidikan

orang tua siswa yaitu menengah berjumlah 25 orang (55,6%).

e. Karakteristik Responden Berdasarkan pekerjaan orang tua

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan orang tua siswa di

MTs Darul Ulum Ranupakis Lumajang Tahun 2017.

No Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%)

1

2

3

PNS

Wiraswasta

Tani

3

22

20

6,7

48,9

44,4

Jumlah 45 100 Sumber : Data primer (2017)

Pada tabel 5.5 di atas menunjukkan bahwa hampir setengah pekerjaan

orang tua siswa wiraswasta sejumlah 22 orang (48,9).

Page 71: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

53

f. Karakteristik Berdasarkan memperoleh informasi dari media

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan memperoleh informasi dari

media di MTs Darul Ulum Ranupakis Lumajang Tahun 2017.

No Memperoleh informasi Frekuensi Prosentase (%)

1

2

Ya

Tidak

40

5

88,9

11,1

Jumlah 45 100 Sumber : Data primer (2017)

Pada tabel 5.6 diatas menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa

memperoleh informasi dari media sejumlah 40 orang (88,9%).

g. Karakteristik Responden Berdasarkan sumber informasi

Tabel 5.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan sumber informasi di TK

Wonogriyo Kec. Tekung Lumajang Tahun 2017.

No Sumber informasi Frekuensi Prosentase (%)

1

2

3

4

Internet/TV

Majalah/koran

Tempat Kesehatan

Tidak ada

34

2

3

6

67,3

17,3

5,8

9,6

Jumlah 52 100 Sumber: Data primer (2017)

Pada tabel 5.7 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa

mendapatkan informasi melalui media internet sebanyak 34 orang (67,3%).

5.1.2 Data Khusus

a. Perilaku merokok

Tabel 5.8 Distribusi frekuensi responden berdasarkan perilaku merokok di MTs

Darul Ulum Ranupakis Lumajang tahun 2017.

No Kategori Perilaku merokok Frekuensi Prosentase (%)

1

2

Positif tidak merokok

Negatif merokok

16

29

35,6

64,4

Jumlah 45 100 Sumber : Data primer (2017)

Pada tabel 5.8 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa dalam

kategori Perilaku negatif merokok sejumlah 29 orang (64,4%).

Page 72: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

54

b. Harga diri

Tabel 5.9 Distribusi frekuensi responden berdasarkan harga diri siswa di MTs

Darul Ulum Ranupakis Lumajang Tahun 2017.

No Harga diri Frekuensi Prosentase (%)

1

2

Tinggi

Rendah

17

28

37,8

62,2

Jumlah 45 100 Sumber data: primer (2017)

Pada tabel 5.9 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa dalam

kategori harga diri rendah sejumlah 28 orang (62,2%).

c. Hubungan perilaku merokok dengan harga diri

Tabel 5.10 Tabulasi silang hubungan perilaku merokok dengan harga diri di MTs

Darul Ulum Ranupakis Lumajang Lumajang Tahun 2017.

Perilaku

Harga Diri Total

Tinggi Rendah

F % F % F %

Positif Tidak

merokok 11 22,4 5 11,1 16 35,6

Negatif

Merokok 6 13,3 23 51,1 29 64,4

Total 17 37,8 28 62,2 45 100

Hasil Uji statistik Chi-Square diperoleh p = 0,001

Sumber data : primer (2017)

Pada tabel 5.10 di atas menunjukkan bahwa siswa di MTs Darul Ulum

yang mempunyai perilaku positif tidak merokok dengan harga diri tinggi sebagian

kecil sejumlah 11 siswa (22,4%), sedangkan jumlah siswa MTs Darul Ulum yang

negatif merokok sebagian besar dengan harga diri rendah sejumlah 23 siswa

(51,1%). Berdasarkan uji Chi-Square didapatkan p value 0,001 < α: 0,05

menunjukkan H1 diterima dan Ho ditolak, ada hubungan antara perilaku merokok

dengan harga diri remaja di MTs Darul Ulum Ranupakis Lumajang tahun 2017.

Page 73: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

55

5.2 Pembahasan Hasil Penelitian

5.2.1 Perilaku Merokok Remaja

Perilaku merokok berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Darul

Ulum Ranupakis Kec. Klakah Kab. Lumajang didapatkan bahwa, sebagian besar

siswa dalam kategori perilaku negatif merokok sejumlah 29 siswa (64,4%).

Menurut peneliti, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar

siswa perilaku negatif merokok, karena mereka beranggapan ketika merokok

dapat memberikan kepuasan tersendiri seperti merasa lebih tenang, selain itu

siswa beranggapan bahwa merokok sudah menjadi kebiasaan. Pengaruh orang tua

sangatlah penting pada anak, karena apa yang dilakukan oleh orang tua akan di

tiru oleh anak, anak juga beranggapan jika merokok akan terlihat dewasa, selain

itu pengaruh teman juga sangat berpengaruh dimana remaja laki-laki lebih tertarik

bermain dengan teman sebayanya, seperti bermain sepak bola, berkumpul di

tempat umum.

Hal ini sesuai dengan teori Notoatmojo (2005). Yang menyatakan bahwa

perilaku merokok merupakan perilaku yang berkaitan erat dengan perilaku

kesehatan Sebab, perilaku merokok merupakan salah satu perilaku yang dapat

membahayakan kesehatan. Perilaku merokok sudah menjadi salah satu kebiasaan

yang sangat umum dan meluas pada masyarakat Indonesia.

Pada tabel 5.2 di atas menunjukkan bahwa hampir setengah siswa bukan

perokok harian sejumlah 18 siswa (40,0%).

Menurut peneliti perilaku merokok dikatakan tinggi, apabila remaja masuk

dalam kategori seorang perokok, dalam kategori tahapan menjadi seorang

perokok, merokok minimal satu batang rokok dalam satu hari, intensitas merokok

termasuk sering, serta jenis rokok yang dihisap memiliki kandungan tar dan

Page 74: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

56

nikotin yang tinggi. Perilaku merokok remaja yang tinggi dapat disebabkan karena

faktor kecanduan yang dirasakan.

Teori yang dikemukakan oleh Berdita (2010) menyatakan bahwa bahan

aktif yang dihasilkan oleh rokok memiliki mekanisme efek tertentu. Efek tersebut

secara umum sama dengan efek dari obat bius kokain yang dapat mengubah

perilaku seseorang. Bila keterpaparan nikotin (bahan aktif yang menyebabkan

kecanduan) berlangsung lama, akan menyebabkan perokok kecanduan dan

ketergantungan pada rokok.

Pada tabel 5.3 diatas menunjukkan bahwa hampir setengah siswa jumlah

rokok 1-4 batang yang dihisap sebanyak 18 siswa (40,0%).

Menurut peneliti tipe perokok pada siswa MTs Darul Ulum termasuk dalam

tipe perokok ringan, tahapan perilaku merokok pada siswa remaja laki-laki MTs

Darul Ulum adalah tahapan menjadi seorang perokok.

Okoli et, al (2011) menyebutkan bahwa tahap ini, remaja memberikan

identitas pada dirinya sebagai seseorang perokok. Remaja menggambarkan

dirinya sebagai seseorang perokok, besar kemungkinan akan tetap menjadi

seorang perokok dimasa akan datang. Pendapat yang sama juga didapat dari

Aditama (2002) yang menyebutkan, bahwa anak yang memiliki kebiasaan

merokok, baik menjadi perokok harian atau bukan perokok harian, mengatakan

akan melanjutkan kegiatan merokok pada masa yang akan datang.

Pada tabel 5.5 di atas menunjukkan bahwa hampir setengah pekerjaan

orang tua siswa wiraswasta sejumlah 22 orang (48,9).

Menurut peneliti, orang tua siswa akan memberikan uang jajan kepada

anak guna untuk keperluan sekolah dan keperluan yang lain, namun di usia

Page 75: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

57

remaja, anak perlu dampingan dari orang tua agar perilaku berdampak positif.

Orang tua yang bekerja akan memiliki lebih sedikit waktu dalam memberikan

asuhan kepada anaknya.

Hurlock (2005) menyatakan bahwa studi terhadap anak-anak dalam masa

sekolah telah membuktikan bahwa dengan semakin meningkatnya usia remaja,

pendekatan efisien akan berkurang. Tahun demi tahun remaja laki-laki semakin

melakukan pendekatan yang ramah tetapi juga semakin melakukan pendekatan

yang bermusuhan terhadap anak lain.

5.2.2 Harga diri Remaja

Pada tabel 5.9 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa dalam

kategori harga diri rendah sejumlah 28 siswa (62,2%).

Menurut peneliti harga diri seseorang tergantung bagaimana dia menilai

tentang dirinya yang dimana hal ini akan mempengaruhi perilaku dalam

kehidupan sehari-hari, penilaian individu ini diungkapkan dalam sikap-sikap yang

dapat bersifat tinggi dan rendah..

Berdasarkan kuesioner yang telah dijawab oleh responden yang terdiri dari

enam item pertanyaan. Berdasarkan kuesioner nomor satu sampai dua

menjelaskan tentang perasaan berharga, responden menyatakan bahwa, sebagian

besar rokok membuat dirinya merasa dirinya dihargai oleh orang lain, dan terlihat

trendy, cool, dan maco setelah menjadi perokok, berdasarkan kuesioner nomor

tiga sampai empat menjelaskan tentang perasaan mampu, responden menyatakan

bahwa, sebagian kecil remaja menyatakan bahwa dirinya mampu berkonsentrasi

dengan baik disaat belajar dan rokok menginspirasi untuk mengerjakan tugas

sekolah dengan baik dan benar setelah menjadi perokok.

Page 76: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

58

Santrock (2007) mendefinisikan harga diri (self esteem) sebagai suatu

dimensi evaluatif global mengenai diri sendiri. Harga diri berada pada rentang

positif dan negatif. Setiap individu memiliki karakteristik masing-masing sesuai

dengan tingkat harga dirinya. Penilaian positif terhadap diri sendiri adalah

penilaian poditif terhadap kondisi diri, seperti : menghargai kelebihan,

menghargai potensi diri, dan menerima kekurangan diri sendiri. Sedangkan

penilaian negatif terhadap diri sendiri adalah penilaian tidak suka atau tidak puas

dengan kondisi diri sendiri dan tidak menghargai kelebihan diri dengan melihat

diri sebagai sesuatu yang selalu kurang.

5.2.3 Hubungan perilaku merokok dengan harga diri remaja

Pada tabel 5.10 di atas menunjukkan bahwa siswa di MTs Darul Ulum

yang mempunyai perilaku positif tidak merokok dengan harga diri tinggi sebagian

kecil sejumlah 11 siswa (22,4%), sedangkan jumlah siswa MTs Darul Ulum yang

negatif merokok sebagian besar dengan harga diri rendah sejumlah 23 siswa

(51,1%).Berdasarkan uji Chi-Square didapatkan p value 0,001 < α: 0,05

menunjukkan H1 diterima dan Ho ditolak, ada hubungan antara perilaku merokok

dengan harga diri remaja di MTs Darul Ulum.

Menurut peneliti, remaja yang perilaku negatif merokok dengan harga diri

rendah mengatakan bahwa ketika dirinya berperilaku merokok yang sebelumnya

memiliki harga diri rendah, mereka beranggapan bahwa setelah menjadi perokok

dirinya memiliki kelebihan, dan lebih percaya diri.

Teori yang dikemukakan oleh Wong (2008). Harga diri sebagai nilai yang

ditempatkan individu pada diri sendiri. Hal ini mengacu pada evaluasi diri secara

menyeluruh terhadap diri sendiri (Wong, 2008). Santrock (2007) juga

Page 77: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

59

mendefinisikan harga diri (Self esteem) sebagai suatu dimensi evaluasi global

mengenai diri sendiri. Harga diri berasal dari dua sumber, yaitu sumber internal

dan eksternal, yang mencakup penerimaan diri meski lemah dan terbatas (Potter &

Perry, 2005).

Teori yang dikemukakan oleh (Ellizabeth, 2010). Perokok aktif merupakan

seseorang yang benar-benar memiliki kebiasaan merokok. Merokok menjadi

bagian hidupnya, sehingga rasanya tidak enak bila sehari saja tidak merokok.

Perokok ringan menghisap 1-4 batang rokok perhari,dan perokok sedang 5-14

batang rokok dan perokok berat menghisap lebih dari 15 batang rokok perhari.

Perokok pasif adalah seseorang yang tidak memiliki kebiasaan merokok, namun

terpaksa harus menghisap asap rokok yang dihembuskan oleh orang lain yang

kebetulan ada didekatnya.

Menurut penyelidikan Charles Gilbert Wernn dan Shirley Schwarzrock

dalam (Mangoenprasodjo, 2005). Remaja-remaja itu mulai merokok karena ikut-

ikutan dengan teman-temannya, untuk iseng agar lebih tenang apalagi pada waktu

pacaran, berani ambil resiko karena bosan dan tidak ada yang dilakukan dan

supaya kelihatan seperti orang dewasa.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Abdul

Aziz, dkk, (2015). Tentang hubungan harga diri dengan perilaku merokok siswa

di SMA negeri 1 Susut Bangli mengatakan bahwa ada hubungan antara harga diri

dengan perilaku merokok siswa. Sedangkan penelitian Azkiyani (2012) tentang

hubungan perilaku merokok dengan harga diri remaja laki-laki yang merokok di

SMK Putra Bangsa mengatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara

perilaku merokok dengan hargadiri remaja laki-laki yang merokok. Dalam

Page 78: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

60

penelitian Zulfi (2016) tentang hubungan perilaku merokok dengan harga diri

mahasiswa S1 Keperawatan Stikes Mega Rezky Makassar mengatakan bahwa ada

hubungan antara perilaku merokok dengan harga diri diri mahasiswa S1

keperawatan Stikes Mega Rezky Makassar.

Page 79: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

61

BAB 6

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Perilaku merokok remaja laki-laki di MTs Darul Ulum Ranupakis Klakah

Kabupaten Lumajang sebagian besar perilaku negatif.

2. Harga diri remaja laki-laki di MTs Darul Ulum Ranupakis Klakah Kabupaten

Lumajang sebagian besar dalam kategori harga diri rendah.

3. Ada hubungan perilaku merokok dengan harga diri remaja kelas VII dan VIII di

Mts Darul Ulum Ranupakis Klakah Kabupaten Lumajang.

6.2 Saran

1. Bagi Guru MTs Darul Ulum Ranupakis Klakah

Diharapkan untuk dapat menambah informasi dan pengetahuan siswa tentang

perilaku merokok pada remaja dengan cara memberikan edukasi informasi

tentang bahaya merokok.

2. Bagi Siswa Mts Darul Ulum Ranupaki Klakah

Hasil penelitian ini di harapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang bahaya

merokok khususnya bagi siswa yang berperilaku merokok untuk menghindari

merokok.

3. Bagi Dosen STIKes ICME Jombang

Diharapkan untuk dapat dijadikan bahan kajian bagi dosen STIKes ICME

Jombang sebagai data dan memberikan pengabdian masyarakat pada siswa

tentang bahaya merokok.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya meneliti tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku merokok pada siswa.

Page 80: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

62

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta : PT

Rineka Cipta. 2006)

Azwar. (2002). “Skala Likert Untuk mengukur Sikap/motivasi”, diakses dalam”

Content://.sec.android.app.sbrowser/readinglist/0418093010.mhtml.

(Diakses pada tanggal 12 April 2017), pukul 11.20 WIB.

Cahanar, P., & Suhanda , I (2009). “Makan sehat, hidup sehat”, diakses dalam”

http://www.library/download/fk.345.pdf (Diakses pada tanggal 6 April

2017), pukul 10.30 WIB.

Dahlan, S., Besar Samper Dan Cara Pengambilan Sampel Dalam Penelitian

Kedokteran Dan Kesehatan (Edisi 2). (Jakarta: Penerbit Salemba

Medika. 2009)

Dariyo, A., Psikologi Perkembangan Remaja. (Bogor : Ghalia Indonesia. 2004)

Depkes, RI. (2016). ”Suarakan Kebenaran Jangan Bunuh Dirimu Dengan Candu

Rokok”, diakses dalam” http꞉//www.depkes.go.id (Diakses pada tanggal

6 April 2017), pukul 11.00 WIB.

Desmita., Psikologi Perkembangan. (Bandung : PT Rosdakarya. 2005)

Dinysabila. (2014). “Skala pengukuran dan instrumen penelitian”, diakses

dalam” https//dinysabila.wordpress.com/2014/01/16/sala-pengukuran-

dan-instrumen-penelitian (Diakses pada tanggal 8 April 2017), pukul

09.00 WIB.

Indiati. (2012). “Faktor-faktor yang mempengaruhi Kebiasaan/Perilaku

Merokok”, diakses dalam” Content://.sec.android.app.sbrowser/

readinglist/04112200650.mhtml (Diakses pada tanggal 9 April 2017),

pukul 20.00 WIB.

Mu’tadin, z. (2002). “Kemandirian sebagai kebutuhan psikologis pada remaja”,

diakses dalam” http//www.e-psikologi.com/remaja050602.htm (Diakses

pada tanggal 8 April 2017), pukul 11.00 WIB.

Mubarok. (2009). “Remaja dan perilaku merokok”, diakses dalam”

http://id.shoong.com/medicine-and-health/1928293-remaja-dan-perilaku-

merokok (Diakses pada tanggal 8 April 2017), pukul 11.20 WIB.

Nasution, I. (2010). “Perilaku Merokok pada remaja”, diakses dalam”

http꞉//www.library.usu.ac.id/download/ fk/132316815.pdf (Diakses pada

tanggal 6 April, 2017), pukul 14.22 WIB.

Page 81: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

63

Notoatmodjo, Soekidjo., Ilmu Perilaku Kesehatan. (Jakarta : Rineka Cipta. 2010)

Notoatmodjo,Soekidjo., Metodologi Penelitian Kesehatan. (Jakarta: Rineka Cipta.

2010)

Nursalam., Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. (Jakarta

: Salemba Medika. 2013)

Roby, M. (2016). “Pengertian Harga Diri Menurut Ilmu Psikologi”, diakses

dalam” http://psikologihore.com/definisi-pengertian-harga-diri/ (Diakses

pada tanggal 8 April), pukul 19.00 WIB.

Saleh, N. (2014). “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Harga Diri”, diakses

dalam” Content://com.sec.android.app.sbrowser/

readinglist/0407094418.mhtml (Diakses pada tanggal 9 April 2017),

pukul 20.00 WIB.

Santrok, J. W., Remaja. Edisi ke 11. Widjaya, Benedictine, Penerjemah. (Jakarta :

Penerbit Erlangga. 2007)

Sianturi, dkk., Pengaruh pola komunikasi dalam keluarga terhadap pembentukan

harga diri remaja. (Laporan peneliti tidak diterbitkan. Universitas

Indonesia. Depok, Indonesia. 2004)

Sriamin, L. (2006). “Konsumsi rokok yang menggelisahkan”, diakses dalam”

www.lizaherbal.com/main/index2.php?option=com_content (diakses

pada tanggal 8 April 2017), pukul 19.30.

Sriati, A., & Hernawaty,T (2007). “Pengaruh training perkembangan diri

terhadap harga diri remaja putri homoseksual di desa Cibeureum,

Kecamatan Cimalaka, kabupaten Sumedang. 3 Januari 2013”, diakses

dalam” http//www.scribd.com/doc/15261731/Aspek-Aspek-Dalam-

Darga-Diri (diakses pada tanggal 8 April 2017), pukul 09.00 WIB.

Syaifuddin, A. (2009). “Data Skala Likert”, diakses dalam” diakses dalam”

Conten://com.sec.android.app.sbrowser/readinglist/0418093044.mhtml

(diakses pada tanggal 12 April 2017), pukul 22.00 WIB.

Ulina, R., Pengaruh lingkungan keluarga dan sekolah terhadap perilaku merokok

pada remaja. (Laporan penelitian tidak diterbitkan. Universitas

Indonesia, Depok. 2008)

Widianti, E,. Remaja dan permasalahannya : bahaya merokok, penyimpangan

seks pada remaja, dan bahaya penyalahgunaan minuman keras/narkoba.

Makalah disampaikan dalam penyuluhan sosial mengenai remaja dan

permasalahannya di Tsanawiyah Banuraja dan Tsanawiyah. (Bandung:

Al Ihsan Batujajar.2007).

Page 82: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

64

Widowati, dkk., Hubungan perilaku merokok dengan konsentrasi belajar siswa

kelas XI SMK Binakarya Mandiri. (Laporan penelitian tidak diterbitkan.

Universitas Indonesia. Depok, Indonesia. 2010)

Wijaya, A.M. (2011). “Data dan situasi rokok Indonesia terbaru”, diakses dalam,

http꞉//www.infodokterku.com/index.php?option=

com_content&view=article&id=143꞉data-dan-situasi-rokok-cigerette-

indonesia-terbaru&catid=40꞉data&itemid=54 (diakses pada tanggal 7

April 2017), pukul 23.00 WIB.

Page 83: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

65

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

No. Kegiatan

Bulan

Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Konsultasi judul

2. Penyusunan proposal

3. Pendaftaran ujian proposal

4. Ujian proposal

5. Revisi proposal

6. Pengambilan data

7. Pengolahan data

8. Konsultasi hasil

9. Pendaftaran ujian hasil

10. Ujian hasil

11. Revisi hasil

12. Penggandaan dan pengumpulan skripsi

Lampiran 1

Page 84: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

66

Lampiran 2

Page 85: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

67

Lampiran 3

Page 86: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

68

Lampiran 4

Page 87: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

69

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada

Yth : Calon responden

Di MTs Darul Ulum Lumajang

Yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Program S1 Keperawatan

STIKES Insan Cendekia Medika:

Nama : Feni Rofika Nurdiyana Eka Wijaya

NIM : 13.321.0224

Prodi : S1 Keperawatan

Institusi : STIKES Insan Cendekia Medika Jombang

Adapun tujuan dari peneliti ini adalah untuk mempelajari Hubungan

perilaku merokok dengan harga diri remaja di MTs Darul Ulum Ranupakis

Klakah Kabupaten Lumajang. Sedangkan manfaat dari peneliti ini adalah sebagai

masukan atau informasi bagi tenaga kesehatan umumnya.

Sebagai bukti ketersediaan menjadi responden dalam penelitian, saya

mohon kesediaan untuk menandatangani lembar persetujuan yang telah kami

siapkan. Mohon partisipasi anda dalam bersedia untuk mengisi lembar kuisioner

dan sebelumnya saya ucapkan terima kasih.

Lumajang, Juni 2017

Peneliti

Feni Rofika New

NIM : 13.321.0224

Lampiran 5

Page 88: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

70

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan menyatakan bersedia untuk berpartisipasi

sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa program studi S1

Keperawatan STIKES Insan Cendekia Medika Jombang yang berjudul

“Hubungan Perilaku Merokok Dengan Harga Diri Remaja di MTs Darul Ulum

Ranupakis Kabupaten Lumajang”.

No. Responden :

Umur :

Kelas :

Dengan sukarela menyetujui diikut sertakan dalam penelitian dengan

catatan bila sewaktu-waktu merasa dirugikan dalam bentuk apapun berhak

membatalkan persetujuan ini. Atas partisipasinya, kami ucapkan terima kasih.

Lumajang, Juni 2017

Responden

Lampiran 6

Page 89: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

71

KISI-KISI KUESIONER

PERILAKU MEROKOK

No Indikator Perilaku merokok No soal Jumlah Soal

1 Pengaruh orang tua 1,2,3,4 4

2 Pengaruh teman 5,6,7,8 4

3 Faktor kepribadian 9,10,11,12 4

4 Pengaruh iklan 13,14,15,16 4

Lampiran 7

Page 90: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

72

KISI-KISI KUESIONER

HARGA DIRI REMAJA

NO. Indikator Harga diri remaja No. Soal Jumlah Soal

1. Perasaan berharga 1,2 2

2. Perasaan mampu 2,4 2

3. Perasaan diterima 5,6 2

Page 91: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

73

LEMBAR KUESIONER

HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI REMAJA

KELAS VII DAN VIII DI MTs DARUL ULUM RANUPAKIS

KABUPATEN LUMAJANG

A. Data Umum

1. No Responden

2. Usia

≤ 13 tahun

14 tahun

15 tahun

≥ 16 tahun

3. Kelas

VII A

VII B

VIII

4. Status yang paling tepat untuk saya adalah:

Saya bukan perokok

Saya mantan perokok

Saya bukan perokok harian

Saya perokok harian

5. Jumlah rokok yang saya hisap dalam satu hari sebanyak

1-4 batang rokok

5-14 batang rokok

≥15 batang rokok

6. Pendidikan orang tua

Pendidikan Dasar (SD/SMP)

Pendidikan Menengah

Perguruan Tinggi

Lampiran 8

Page 92: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

74

7. Pernahkah memperoleh informasi tentang rokok dan harga diri?

Ya

Tidak

8. Sumber informasi

Internet/TV = 1

Majalah/Koran = 2

Tempat Kesehatan = 3

0 batang rokok = 4

Page 93: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

75

LEMBAR KUESIONER PERILAKU MEROKOK

Petunjuk

Jawablah pernyataan dibawah ini dengan memberikan tanda ceklist/centang (√)

pada kolom jawaban. (SL= Selalu, SR = Sering, KK= Kadang-kadang, J= Jarang,

TP= Tidak pernah)

Nomor Responden :

Kelas : No Pernyataan Selalu Sering Kadang-

kadang

Jarang Tidak

pernah

1 1. Saya dimarahi orang tua ketika

saya merokok.

2. Orang tua tidak memperbolehkan

saya untuk merokok

3. Apakah orang tua merokok saat

atau sesudah meminum kopi?

4. Apakah orang tua merokok

sesudah makan?

2 5. Saat saya merokok, saya tidak

mengajak teman untuk merokok

6. Saya merokok ditempat yang sepi

dan tidak banyak orang

7. Saya merokok , saat bersama

teman

8. Saya merokok terutama saat ada

teman yang mengajak untuk

merokok

3 9. saya tetap beribadah, setelah saya

menjadi perokok

10. saya dianggap bersalah sama

orang tua jika saya merokok

11. saya merasa banyak teman jika

merokok

12. saya merasa lebih percaya diri

saat merokok

4 13. Saya takut merokok karena saya

pernah menonton iklan rokok

yang menyebabkan tenggorokan

berlubang.

14. Saya takut merokok karena di

iklan rokok menjelaskan bahwa

merokok menimbulkan banyak

gangguan di organ tubuh

terpenting seperti jantung, paru-

paru dan ginjal

15. Saya tertarik dengan rokok

karena saya melihat iklan rokok

di tv bisa membuat laki-laki

menjadi keren dan maco

Page 94: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

76

16. Saya tertarik dengan rokok

karena saya melihat iklan rokok

di tv bisa membuat perempuan

lebih tertarik dengan si perokok

tersebut

Page 95: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

77

LEMBAR KUESIONER HARGA DIRI REMAJA

Nomor responden :

Kelas :

No Indikator Harga diri remaja Ya Tidak

1 Perasaan berharga

1. Apakah anda terlihat trendy, cool dan maco ketika

menjadi perokok?

2. Apakah anda merasa lebih dihargai oleh orang lain,

setelah menjadi perokok?

2 Perasaan mampu

3. Apakah anda mampu berkonsentrasi dengan baik

di saat belajar setelah menjadi perokok?

4. Apakah rokok menginspirasi untuk mengerjakan

tugas sekolah dengan baik dan benar?

3 Perasaan diterima

5. Apakah teman-teman anda, yang sesama perokok,

selalu menolong anda ketika anda membutuhkan

bantuan?

6. Apakah setelah menjadi perokok anda memiliki

hubungan yang baik dengan orang lain?

Page 96: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

78

DATA UMUM

No.

Resp usia status

jumlah rokok yang

dihisap

pendidikan orang tua

memperoleh informasi

sumber informasi

perkerjaan orang tua

1 1 1 4 1 1 1 2

2 2 3 1 2 2 1 3

3 2 3 1 1 1 1 3

4 1 1 4 2 1 1 3

5 2 3 1 1 1 1 2

6 1 3 1 2 1 1 2

7 2 2 2 2 1 1 3

8 1 3 1 2 2 1 2

9 2 1 4 2 1 1 3

10 2 3 1 2 1 3 2

11 1 1 4 2 1 1 2

12 2 3 1 2 1 1 2

13 1 2 2 2 1 1 3

14 2 1 4 2 1 4 3

15 3 1 4 2 1 1 2

16 2 3 3 2 1 4 2

17 2 3 2 2 1 1 3

18 2 3 1 2 2 3 3

19 2 2 2 3 1 1 2

20 1 3 1 2 1 1 2

21 2 2 2 2 1 1 3

22 1 1 4 2 2 3 2

23 1 1 4 1 1 4 3

24 2 3 1 1 1 1 1

25 1 3 1 2 1 1 2

26 2 1 4 2 1 1 3

27 2 3 1 1 1 4 3

28 1 2 2 2 1 1 2

29 1 3 1 2 1 1 3

30 2 2 1 2 1 1 3

31 3 3 2 1 2 4 2

32 2 4 2 2 1 4 1

33 3 2 2 1 1 1 2

34 2 1 4 2 1 1 2

35 2 3 1 1 1 1 3

Lampiran 9

Page 97: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

79

36 3 1 4 1 1 2 2

37 2 1 4 1 1 1 3

38 2 2 2 1 1 1 1

39 2 1 4 3 1 1 3

40 2 1 4 3 1 1 2

41 3 3 1 1 1 1 2

42 2 1 4 1 1 2 2

43 2 4 1 1 1 1 3

44 2 2 1 1 1 1 3

45 3 1 4 1 1 1 2

Page 98: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

80

Lampiran 10

Page 99: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

81

Page 100: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

82

HARGA DIRI

No Berharga Mampu Diterima

SKOR % Kriteria Kode 1 2 Jml 3 4 Jml 5 6 Jml

1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 2 33.33 Tinggi 1

2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 6 100.00 Rendah 2

3 1 1 2 1 1 2 1 1 2 6 100.00 Rendah 2

4 0 0 0 1 1 2 0 0 0 2 33.33 Tinggi 1

5 1 1 2 1 1 2 1 1 2 6 100.00 Rendah 2

6 1 1 2 0 0 0 0 1 1 3 50.00 Tinggi 1

7 0 0 0 1 1 2 0 0 0 2 33.33 Tinggi 1

8 1 1 2 0 0 0 0 1 1 3 50.00 Tinggi 1

9 1 1 2 1 1 2 1 1 2 6 100.00 Rendah 2

10 1 1 2 1 1 2 1 1 2 6 100.00 Rendah 2

11 0 0 0 1 1 2 0 0 0 2 33.33 Tinggi 1

12 1 1 2 0 0 0 1 1 2 4 66.67 Rendah 2

13 1 1 2 1 1 2 1 1 2 6 100.00 Rendah 2

14 1 1 2 0 0 0 1 1 2 4 66.67 Rendah 2

15 0 0 0 1 1 2 0 0 0 2 33.33 Tinggi 1

16 1 1 2 1 1 2 1 1 2 6 100.00 Rendah 2

17 1 1 2 1 1 2 1 1 2 6 100.00 Rendah 2

18 1 1 2 1 1 2 1 1 2 6 100.00 Rendah 2

19 1 1 2 1 1 2 1 1 2 6 100.00 Rendah 2

20 1 1 2 0 0 0 1 1 2 4 66.67 Rendah 2

21 0 0 0 1 0 1 0 1 1 2 33.33 Tinggi 1

22 0 1 1 1 0 1 0 1 1 3 50.00 Tinggi 1

23 0 1 1 1 0 1 1 0 1 3 50.00 Tinggi 1

24 1 1 2 1 1 2 1 1 2 6 100.00 Rendah 2

25 1 1 2 1 1 2 1 1 2 6 100.00 Rendah 2

26 1 0 1 0 1 1 0 1 1 3 50.00 Tinggi 1

27 1 1 2 1 1 2 1 1 2 6 100.00 Rendah 2

28 0 1 1 1 1 2 1 0 1 4 66.67 Rendah 2

29 1 1 2 1 1 2 1 1 2 6 100.00 Rendah 2

30 0 1 1 0 1 1 0 1 1 3 50.00 Tinggi 1

31 1 0 1 0 0 0 1 0 1 2 33.33 Tinggi 1

32 1 1 2 1 1 2 1 1 2 6 100.00 Rendah 2

33 1 1 2 1 1 2 1 1 2 6 100.00 Rendah 2

34 1 0 1 1 1 2 1 1 2 5 83.33 Rendah 2

35 1 1 2 1 1 2 1 1 2 6 100.00 Rendah 2

36 1 1 2 0 1 1 0 0 0 3 50.00 Tinggi 1

Page 101: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

83

37 1 0 1 0 0 0 1 1 2 3 50.00 Tinggi 1

38 1 1 2 1 1 2 1 1 2 6 100.00 Rendah 2

39 1 1 2 1 1 2 1 1 2 6 100.00 Rendah 2

40 1 0 1 1 0 1 0 1 1 3 50.00 Tinggi 1

41 1 1 2 0 0 0 1 1 2 4 66.67 Rendah 2

42 1 1 2 1 0 1 1 0 1 4 66.67 Rendah 2

43 1 1 2 0 0 0 1 1 2 4 66.67 Rendah 2

44 1 1 2 0 0 0 1 1 2 4 66.67 Rendah 2

45 1 0 1 1 0 1 1 0 1 3 50.00 Tinggi 1

Jml Skor 35 33 68 32 28 60 32 35 67 195 Rata2 skor 0.78 0.73 1.51 0.71 0.62 1.33 0.71 0.78 1.49 4.33 Rata2 parameter 0.76 0.67 0.74

Page 102: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

84

Frequency Table

Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

<=13th 12 26,7 26,7 26,7

14th 27 60,0 60,0 86,7

15th 6 13,3 13,3 100,0

Total 45 100,0 100,0

Status

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Bukan perokok 16 35,6 35,6 35,6

Mantan perokok 9 20,0 20,0 55,6

Bukan perokok harian 18 40,0 40,0 95,6

Perokok harian 2 4,4 4,4 100,0

Total 45 100,0 100,0

Jml_rokok

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

1-4 btg 18 40,0 40,0 40,0

5-14 btg 10 22,2 22,2 62,2

>=15 btg 1 2,2 2,2 64,4

0 btg 16 35,6 35,6 100,0

Total 45 100,0 100,0

Pend.Ortu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Dasar 17 37,8 37,8 37,8

Menengah 25 55,6 55,6 93,3

Tinggi 3 6,7 6,7 100,0

Total 45 100,0 100,0

Informasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Ya 40 88,9 88,9 88,9

Tdk 5 11,1 11,1 100,0

Total 45 100,0 100,0

Sb.Informasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Internet/TV 34 75,6 75,6 75,6

Majalan/koran 2 4,4 4,4 80,0

Tmpt.Kesehatan 3 6,7 6,7 86,7

Tdk ada 6 13,3 13,3 100,0

Total 45 100,0 100,0

Lampiran 11

Page 103: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

85

Pekrj.Ortu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

PNS 3 6,7 6,7 6,7

Wiraswasta 22 48,9 48,9 55,6

Tani 20 44,4 44,4 100,0

Total 45 100,0 100,0

Perilaku

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tdk merokok 16 35,6 35,6 35,6

Merokok 29 64,4 64,4 100,0

Total 45 100,0 100,0

Hargadiri

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tinggi 17 37,8 37,8 37,8

Rendah 28 62,2 62,2 100,0

Total 45 100,0 100,0

Page 104: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

86

Crosstabs

Perilaku * Hargadiri Crosstabulation

Hargadiri Total

Tinggi Rendah

Perilaku

Tdk merokok

Count 11 5 16

% within Perilaku 68,8% 31,2% 100,0%

% of Total 24,4% 11,1% 35,6%

Merokok

Count 6 23 29

% within Perilaku 20,7% 79,3% 100,0%

% of Total 13,3% 51,1% 64,4%

Total

Count 17 28 45

% within Perilaku 37,8% 62,2% 100,0%

% of Total 37,8% 62,2% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 10,132a 1 ,001

Continuity Correctionb 8,191 1 ,004

Likelihood Ratio 10,223 1 ,001

Fisher's Exact Test ,003 ,002

Linear-by-Linear Association 9,907 1 ,002

N of Valid Cases 45

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,04.

b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient ,429 ,001

N of Valid Cases 45 a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

Page 105: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

87

Lampiran 12

Page 106: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

88

Page 107: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/276/1/Skripsi feni N.pdfJANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH MENGHIANATI HASIL . vii HALAMAN

89

Lampiran 13