hubungan regulasi diri dengan stres pengasuhan …
TRANSCRIPT
HUBUNGAN REGULASI DIRI DENGAN STRES PENGASUHAN
PADA ORANGTUA YANG MENDAMPINGI ANAK SEKOLAH
DARING DI MASA PANDEMI COVID-19
SKRIPSI
Oleh :
FATHIA ALIFA KHANSA
17320138
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2021
i
HUBUNGAN REGULASI DIRI DENGAN STRES PENGASUHAN
PADA ORANGTUA YANG MENDAMPINGI ANAK SEKOLAH
DARING DI MASA PANDEMI COVID-19
SKRIPSI
Diajukan Kepada Program Studi Psikologi
Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat Guna Memperoleh
Derajat Sarjana S1 Psikologi
Oleh :
FATHIA ALIFA KHANSA
17320138
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2021
ii
PERNYATAAN ETIKA AKADEMIK
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
Nama : Fathia Alifa Khansa
No. Mahasiswa : 17320138
Program Studi : Psikologi
Judul Skripsi : Hubungan Regulasi Diri dengan Stres Pengasuhan pada
Orangtua yang Mendampingi Anak Sekolah Daring di Masa
Pandemi COVID-19
Melalui surat ini saya menyatakan bahwa :
1. Selama melakukan penelitian dan pembuatan laporan penelitian skripsi, saya
tidak melakukan tindak pelanggaran etika akademik dalam bentuk apapun,
seperti penjiplakan, pembuatan skripsi oleh orang lain atau pelanggaran lain
yang bertentangan dengan etika akademik yang dijunjung tinggi Universitas
Islam Indonesia. Oleh karena itu, skripsi yang saya buat merupakan karya
ilmiah saya sebagai penulis, bukan karya jiplakan atau karya orang lain.
2. Apabila dalam ujian skripsi saya terbukti melanggar etika akademik,maka saya
siap menerima sanksi sebagaimana aturan yang berlaku di Universitas Islam
Indonesia.
3. Apabila di kemudian hari, setelah saya lulus dari Fakultas Psikologi dan Ilmu
Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia ditemukan bukti secara
meyakinkan bahwa skripsi ini adalah karya jiplakan atau karya orang lain, maka
saya bersedia menerima sanksi akademis yang diterapkan Universitas Islam
Indonesia.
Yogyakarta, 9 Maret 2021
Yang menyatakan,
(Fathia Alifa Khansa)
iii
MOTTO
بسم الله الرحمن الرحيم
يسرا العسر مع فان Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan
(Q.S. Al-Insyirah : 5)
فليستجيبوا دعان اذا الد اع دعوة اجيب قريب فان عن عبادى سالـك واذا
يرشدون لعل هم ب وليؤمنوا ل
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka
sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia
berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman
kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran
(Q.S. Al-Baqarah : 186)
من ل يذق ذل التـ علم ساعة تر ع ذل الهل طول حياته Barang siapa belum pernah merasakan pahitnya menuntut ilmu walau sesaat, ia harus
siap menelan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
بسم الله الرحمن الرحيم Alhamdulillahirabbil ‘alamin
Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga saya bisa menyelesaikan karya ilmiah ini.
Karya ini saya persembahkan untuk
Mama Ir. Iim Wahyuni, M.S. dan Ayah Dr. Ir. Salahuddin, M.P
Atas segala doa, dukungan dan kasih sayang yang diberikan kepada saya selama ini.
Kakak,
Ibnu Sina Aldamara
Terima kasih atas segala bantuan dan perhatiannya.
v
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi dengan Judul:
Hubungan Regulasi Diri dengan Stres Pengasuhan pada Orangtua yang
Mendampingi Anak Sekolah Daring di Masa Pandemi COVID-19
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi Program Studi Psikologi,
Jurusan Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam
Indonesia, Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat
Sarjana S1 Psikologi
Pada Tanggal
Resnia Novitasari, S.Psi., M.A.
Dewan Penguji Tanda Tangan
1. Hariz Enggar Wijaya, S.Psi., M.Psi., Psikolog
2. Muhammad Novvaliant Filsuf Tasufi, S.Psi., M.Psi., Psi.
3. Fitri Ayu Kusumaningrum, S.Psi., M.A.
Mengesahkan,
Program Studi Psikologi,
Jurusan Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya
Ketua Program Studi,
5 April 2021
vi
HALAMAN PRAKATA
بسم الله الرحمن الرحيم Alhamdulillahirabbil ‘alamin. Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala
yang dengan pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini
sampai akhir. Keberhasilan penulis dalam penyelesaian skripsi ini tidak akan diperoleh
tanpa adanya petunjuk dan karunia-Nya yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari
bimbingan, dukungan dan bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis ingin berterima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Fuad Nashori, S.Psi., M.A.g. Psikolog selaku Dekan Fakultas
Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia.
2. Ibu Resnia Novitasari, S.Psi., M.A. selaku Ketua Program Studi Psikologi,
Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia.
3. Bapak Dr. Faraz, SIP., M.M. selaku Dosen Pembimbing Akademik atas perhatian
kepada seluruh mahasiswa bimbingannya.
4. Bapak Hariz Enggar Wijaya, S.Psi., M.Psi. Psikolog selaku Dosen Pembimbing
Skripsi atas bimbingannya dalam proses penulisan skripsi.
5. Seluruh dosen Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam
Indonesia atas ilmu yang dibagi kepada penulis selama perkuliahan.
6. Seluruh karyawan di Program Studi Psikologi atas bantuan dan pelayanan yang
diberikan kepada penulis selama menempuh studi.
7. Teman-teman Psikologi angkatan 2017 atas kebersamaannya selama menjalani
masa perkuliahan.
vii
Semoga Allah subhanahu wa ta’ala senantiasa memberikan perlindungan dan
balasan yang lebih baik kepada pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan
skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.
Yogyakarta, Maret 2021
Fathia Alifa Khansa
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................................... ii
HALAMAN MOTTO .................................................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................... v
HALAMAN PRAKATA ............................................................................................ vii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... x
ABSTRAK .................................................................................................................. xii
BAB I : PENGANTAR ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 1
B. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 11
C. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 11
D. Keaslian Penelitian ............................................................................................. 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 16
A. Stres Pengasuhan ................................................................................................ 16
1. Definisi Stres Pengasuhan ............................................................................... 16
2. Aspek Stres Pengasuhan .................................................................................. 17
3. Faktor Stres Pengasuhan .................................................................................. 19
B. Regulasi Diri ....................................................................................................... 23
1. Definisi Regulasi Diri ...................................................................................... 23
2. Aspek Regulasi Diri ......................................................................................... 24
C. Dinamika Psikologis ........................................................................................... 28
D. Hipotesis ............................................................................................................. 32
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................. 33
A. Identifikasi Variabel Penelitian .......................................................................... 33
ix
B. Definisi Operasional ........................................................................................... 33
C. Responden Penelitian .......................................................................................... 34
D. Metode Pengumpulan Data ................................................................................ 34
E. Validitas dan Reliabilitas .................................................................................... 36
F. Metode Analisis Data .......................................................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................ 38
A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian ........................................................ 38
B. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................................ 40
C. Hasil Penelitian ................................................................................................... 41
D. Pembahasan ........................................................................................................ 49
BAB V PENUTUP ...................................................................................................... 55
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 55
B. Saran ................................................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 57
LAMPIRAN ................................................................................................................ 64
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Distribusi Butir Skala untuk Stres Pengasuhan.............................................. 35
Tabel 2 Distribusi Butir Skala untuk Regulasi Diri .................................................... 36
Tabel 3 Deskripsi Subjek Penelitian berdasarkan Jenis Kelamin ............................... 41
Tabel 4 Deskripsi Subjek Penelitian berdasarkan Tingkat Pendidikan Orangtua....... 42
Tabel 5 Deskripsi Subjek Penelitian berdasarkan Jumlah Anak yang Dimiliki ......... 42
Tabel 6 Deskripsi Subjek Penelitian berdasarkan Tingkat Pendidikan Anak ............. 43
Tabel 7 Deskripsi Subjek Penelitian berdasarkan Jenis Kelamin Anak ..................... 43
Tabel 8 Kategorisasi Stres Pengasuhan ...................................................................... 44
Tabel 9 Kategorisasi Regulasi Diri ............................................................................. 44
Tabel 10 Deskripsi Data Penelitian Stres Pengasuhan dan Regulasi Diri .................. 45
Tabel 11 Hasil Uji Normalitas .................................................................................... 46
Tabel 12 Hasil Uji Linearitas ...................................................................................... 46
Tabel 13 Hasil Uji Hipotesis ....................................................................................... 47
Tabel 14 Hasil Uji Regresi Linear .............................................................................. 48
xi
HUBUNGAN REGULASI DIRI DENGAN STRES PENGASUHAN PADA
ORANGTUA YANG MENDAMPINGI ANAK SEKOLAH DARING DI MASA
PANDEMI COVID-19
Fathia Alifa Khansa
Hariz Enggar Wijaya
INTISARI
Pandemi COVID-19 membuat peran orangtua meluas karena harus mendampingi anak
sekolah daring. Sulitnya mendampingi anak sekolah daring di masa pandemi membuat
orangtua rentan mengalami stres pengasuhan. Namun jika orangtua memiliki regulasi
diri yang baik, orangtua akan memiliki pertahanan yang lebih kuat sehingga resiko stres
pengasuhan rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
regulasi diri dan stres pengasuhan pada 112 orangtua yang mendampingi anak mereka
sekolah daring. Penelitian ini menggunakan Parenting Self Regulation Scale ‘Me as a
Parent’ (MaaP) oleh Hamilton dkk. (2015) untuk mengukur regulasi diri orangtua dan
Parenting Stress Scale oleh Berry dan Jones (1995) untuk mengukur stres pengasuhan.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada korelasi negatif antara regulasi
diri dan stres pengasuhan pada orangtua yang mendampingi anaknya sekolah daring.
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat korelasi negatif yang signifikan antara
regulasi diri orangtua dan stres pengasuhan (r = -0.464 dan p = 0.000) sehingga
hipotesis diterima. Semakin tinggi skor regulasi diri orangtua maka semakin rendah
skor stres pengasuhan orangtua.
Kata Kunci : Regulasi diri, stres pengasuhan, orangtua
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang Masalah
Sejak ditetapkannya COVID-19 sebagai pandemi oleh World Health
Organization (WHO) pada tanggal 11 maret 2020, lebih dari 200 negara sedang
berjuang melawan pandemi COVID-19. Di Indonesia sendiri, terhitung per tanggal 26
Oktober 2020 jumlah kasus terkonfirmasi telah mencapai 392.934 kasus dengan jumlah
kematian sebanyak 13.411 kasus (Covid19.go.id, 2020). Virus ini dapat menular antar
manusia melalui droplet dari bersin, batuk dan aerosol orang yang merupakan sumber
penularan (Li dkk., 2020). Tingkat penularan yang tinggi ini membuat WHO (2020)
menghimbau seluruh negara untuk segera mendeteksi, menguji, merawat, mengisolasi,
melacak setiap kontak dan memobilisasi warganya untuk mendapatkan edukasi yang
tepat. Seluruh negara juga dihimbau untuk meningkatkan mekanisme respon krisis
yang berhubungan dengan komunitas, dimana mereka bisa melindungi diri sendiri,
menyiapkan layanan kesehatan dan melatih tenaga kesehatan.
Masyarakat diwajibkan untuk mentaati aturan jaga jarak, rutin mencuci tangan
dan dilarang untuk melakukan aktivitas luar ruangan di area dengan kasus
terkonfirmasi tinggi. Bahkan kegiatan kantor dan belajar mengajar dilarang dilakukan
dengan tatap muka secara langsung sehingga kegiatan tersebut dilakukan dengan
metode daring agar mengurangi probabilitas penularan virus (Anjorin, 2020). Tidak
terkecuali di Indonesia, pemerintah juga menetapkan kebijakan Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) di akhir Maret 2020 untuk mencegah penyebaran virus (Setiati
2
dan Azwar, 2020). Selaras dengan kebijakan tersebut, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim menerbitkan Surat Edaran
Mendikbud Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang pembelajaran secara daring dan
bekerja dari rumah dalam rangka pencegahan penyebaran Corona Virus Disease
(Kemendikbud.go.id, 2020).
Kegiatan belajar dan mengajar yang dilakukan secara daring membuat peran
orangtua meluas karena pendidikan akademik sebelumnya lebih banyak diserahkan
kepada pihak sekolah. Kurniati dkk. (2020) melakukan penelitian tentang analisis
peran orangtua dalam mendampingi anak selama pandemi COVID-19. Berdasarkan
hasil penelitian, Kurniati dkk. (2020) menyebutkan bahwa selain menjadi pendidik
yang mendampingi anak dalam mengerjakan sekolah, orang tua juga berperan dalam
menjaga dan memastikan anak menerapkan protokol kesehatan, melakukan kegiatan
bersama selama di rumah, menciptakan lingkungan yang nyaman bagi anak, menjalin
komunikasi yang intens dengan anak, menjadi panutan yang baik bagi anak,
membimbing dan memotivasi anak, menafkahi dan memenuhi kebutuhan hidup, serta
memelihara nilai keagamaan. Pada dasarnya peran-peran tersebut merupakan peran
awal orangtua, namun peran tersebut bertambah intens di masa pandemi ini.
Di luar perannya sebagai orangtua, di masa pandemi ini orangtua juga
berhadapan dengan berbagai masalah seperti pemutusan hubungan kerja,
ketidakstabilan finansial, tingkat dukungan sosial yang rendah dari keluarga dan
kurangnya waktu luang karena sibuk mengawasi anak sekolah daring (Sorkkila, 2019).
Orangtua bisa saja meminta dukungan sosial dari keluarga (seperti nenek dan kakek)
3
untuk membantu dalam pengasuhan anak, tetapi peraturan pembatasan sosial menjadi
halangan bagi orangtua. Selain itu, lansia juga memiliki resiko tinggi dalam penularan
virus (Aronson, 2020). Padahal menurut penelitian Nastiti dkk. (2014) dukungan sosial
mempunyai hubungan yang negatif dengan parental stress (stres pengasuhan) yaitu
semakin tinggi dukungan sosial yang diterima orangtua, semakin rendah intensitas stres
pengasuhan yang dirasakan oleh orangtua.
Bagi orangtua yang bekerja, masalah ekonomi tentu menjadi dampak yang
paling berpengaruh di masa pandemi ini. Sejak diberlakukannya Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) di akhir Maret 2020, sektor ekonomi Indonesia mengalami
penurunan yang drastis. Hal tersebut disebabkan oleh berkurangnya aktivitas ekonomi
sehingga proses produksi, distribusi dan konsumsi tersendat. Selain itu sektor ekonomi
seperti industri manufaktur, perdagangan dan jasa akhirnya banyak yang berhenti
beroperasi (Fathin dkk., 2020).
Berhentinya operasi di sektor ekonomi membuat banyak tenaga kerja terpaksa
dirumahkan atau mengalami PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Menurut Kemnaker
(Kementrian Ketenagakerjaan) per tanggal 27 Mei 2020 terhitung sebanyak 3,06 juta
orang telah dirumahkan akibat pandemi COVID-19 (CNN, 2020). Mereka yang
terdampak PHK akan menambah angka pekerja rentan yaitu angkatan kerja yang
kondisinya tidak menentu dan di bawah rata-rata, sehingga rentan terjatuh dalam
kemiskinan (Fathin dkk., 2020).
Segala ketidakpastian yang muncul di masa pandemi membuat orangtua
kesulitan dalam menyeimbangkan kehidupan personal, profesional dan tanggung
4
jawab sebagai orangtua sehingga meningkatkan risiko stres pengasuhan (Parkes dkk.,
2015). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mikolajczak dkk.(2019) tentang
hubungan antara stres pengasuhan dengan children maltreatment, orangtua yang
memiliki tingkat stress tinggi mendapatkan skor yang lebih tingi pula dalam memiliki
ide melarikan diri, bunuh diri, konflik dengan pasangan dan penelantaran anak.
Survey daring yang dilakukan oleh Arbor (2020) pada tanggal 24 Maret 2020,
menunjukkan bahwa sebanyak 50 % orangtua dari 562 responden merasakan stres
dengan rasa khawatir tidak dapat membayar tagihan sebagai pemicunya. Sebanyak 12
% orangtua mengatakan bahwa mereka berteriak lebih sering dan 19 % orangtua
mengatakan bahwa mereka lebih mendisiplinkan anak mereka selama pandemi.
Kekerasan yang diterima anak dari orangtuanya baik kekerasan fisik maupun
psikologis akan berdampak pada tahap perkembangan anak selanjutnya. Menurut
Norman dkk. (2012) orang dewasa yang pernah mengalami pelecehan dan penelantaran
di usia kanak-kanak, lebih mungkin mengalami masalah kesehatan mental,
menggunakan obat-obatan terlarang, perilaku seksual beresiko dan perilaku bunuh diri.
Penulis melakukan survey daring kepada orangtua (ayah ataupun ibu) yang
mendampingi anaknya sekolah daring di masa pandemi. Responden survey berjumlah
79 orang dengan 65 (82,3%) diantaranya berjenis kelamin perempuan dan 14 (17,7%)
responden berjenis kelamin laki-laki. Responden terdiri dari 41 (53,2 %) orangtua yang
bekerja di luar rumah, 27 (32,9%) orangtua yang tidak bekerja dan 11 (13,9%) orangtua
yang bekerja dari rumah. Sedangkan untuk anak yang didampingi orangtua terdiri dari
5
anak yang bersekolah di SD sebanyak 70 (86,1%) responden dan anak yang bersekolah
di TK sebanyak 9 (13,9%) responden.
Hasil survey menunjukkan sebanyak 89,9% responden mempersepsi dirinya
bahwa mengasuh dan mendampingi anak belajar di masa pandemi lebih berat daripada
kondisi sebelum pandemi. Ketika ditanya tentang kesulitan saat mendampingi anak
sekolah daring, sebanyak 63,3% responden menjawab bahwa mereka mengalami
kesulitan saat mendampingi anak sekolah daring. Sebanyak 60,8% responden
kelelahan saat mendampingi anak sekolah daring dan sebanyak 60,8 % responden
mempersepsi diri bahwa anak lebih susah diatur dibandingkan saat sebelum pandemi.
Hal tersebut selaras dengan jumlah persentase responden yang mempersepsi
diri bahwa tingkat stres mereka meningkat selama mengasuh dan mendampingi anak
sekolah daring di masa pandemi yaitu sebanyak 68,4%. Berdasarkan hasil survey,
penulis mengelompokkan penyebab responden mempersepsikan diri mereka stres
menjadi 3 faktor penyebab. Faktor yang pertama adalah faktor yang disebabkan oleh
anak. Responden mengatakan bahwa anak masih belum mengerti maksud dari belajar
daring sehingga responden harus memahami tugas anak dan mengajarkan ulang
pelajaran sekolah tersebut. Responden yang memiliki 4 anak (2 diantaranya sekolah
daring dan 2 lainnya belum sekolah) mengatakan bahwa ia kesulitan untuk mengajar
kedua anaknya disamping mengasuh dua anaknya yang lain, ditambah pekerjaan rumah
yang harus diselesaikan sendiri.
Responden lain mengatakan bahwa anaknya sangat mudah terdistraksi oleh
gawai sehingga sulit untuk mengajak anak belajar. Ia juga merasa anak tidak serius
6
belajar dan cenderung malas mengerjakan tugas sehingga seringkali tugas tidak selesai
tepat waktu. Hal tersebut juga dikarenakan oleh anak yang terkadang merasa bosan dan
kurang antusias sehingga anak kurang konsentrasi saat sekolah daring.
Kurangnya konsentrasi anak saat sekolah daring membuat pemahaman anak
kurang terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Hal tersebut membuat orangtua
harus mempelajari materi yang diajarkan oleh guru sebelum menjelaskannya ulang
kepada anak. Selain kurangnya konsentrasi anak, penjelasan yang terlalu cepat dari
guru juga merupakan faktor penyebab kurangnya pemahaman anak akan materi yang
disampaikan.
Kemudian, faktor yang kedua adalah faktor yang berkaitan dengan kondisi
orangtua. Bagi responden yang bekerja, waktu pelaksanaan PJJ (Pembelajaran Jarak
Jauh) bertabrakan dengan waktu bekerja. Sehingga sangat sulit untuk mengatur waktu
antara bekerja dan mendampingi anak sekolah daring. Belum lagi jika tugas anak yang
menumpuk selaras banyaknya dengan pekerjaan yang dibawa pulang untuk dikerjakan
di rumah. Padahal ia harus bekerja lebih keras dikarenakan ekonomi yang kian
menyusut sedangkan kebutuhan terus bertambah.
Selanjutnya, faktor yang ketiga adalah faktor yang berkaitan dengan kendala
teknis. Hambatan teknis seperti jaringan yang tidak stabil juga menjadi penyebab
meningkatnya stres orangtua saat mendampingi anak sekolah daring. Selain itu
responden yang gagap teknologi merasa lebih kesulitan ketika harus menyiapkan
media sekolah daring seperti membuat akun zoom, mengunggah tugas via google form
7
atau google classroom, mengubah format word ke pdf, scanning prakarya anak dan
membuat tugas video.
Faktor-faktor penyebab stres pengasuhan yang dialami oleh reponden dalam
survey di atas selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Wardani dan Ayriza
(2020) tentang kendala-kendala yang dirasakan orangtua saat mendampingi anak
belajar di masa pandemi. Adapun kendala yang ditemukan diantaranya kurangnya
pemahaman orangtua terhadap materi yang diberikan guru, sulitnya menumbuhkan
minat belajar anak, kurangnya waktu untuk mendampingi anak karena harus bekerja,
kurangnya kesabaran orangtua saat mendampingi anak sekolah daring, kurangnya
pengetahuan orangtua dalam penggunaan gawai dan kendala yang terkait dengan
jaringan internet.
Stres pengasuhan yang dirasakan oleh responden dalam survey di atas
berdampak kepada perlakuan responden terhadap anak mereka. Sebanyak 19%
mengaku bahwa mereka lebih sering meninggikan suara ketika anak sulit diatur
dibandingkan sebelum pandemi. Sedangkan 59,5% mengatakan bahwa mereka
terkadang meneriaki anak mereka saat anak sulit diatur di masa pandemi. Bahkan
sebanyak 11,4% responden terkadang memukul anak mereka ketika sulit diatur (lebih
sering dibandingkan sebelum masa pandemi).
Ratnasari dan Kuntoro (2017) melakukan penelitian terhadap 6 responden yang
merupakan narapidana Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surabaya dengan riwayat kasus
kekerasan anak dalam rumah tangga dan 12 responden yang merupakan sampel negatif
kasus dari kelurahan tempat tinggal responden narapidana. Hasil penelitian
8
menunjukkan bahwa stres pengasuhan, pola pengasuhan dan penyesuaian dalam
keluarga memiliki hubungan dengan perilaku kekerasan anak dalam rumah tangga. Hal
tersebut membuktikan bahwa stres pengasuhan dapat mengarah pada kekerasan anak.
Penulis juga melakukan wawancara pada tanggal 13 September 2020 terhadap
ibu bekerja yang juga mendampingi anaknya sekolah daring selama pandemi
berlangsung yaitu ibu H. Ibu H memiliki 4 anak yang salah satu diantaranya masih
duduk di bangku SD. Ibu H bekerja menjadi salah satu Aparat Sipil Negara (ASN) di
salah satu Kedinasan di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Ibu H mengatakan bahwa selama pandemi ia merasa kelelahan dalam
mendampingi anaknya yang masih duduk di bangku kelas 2 SD untuk sekolah daring.
Ibu H merasa metode pengumpulan tugas yang diberikan guru sangatlah rumit.
Misalnya untuk mengumpulkan tugas karangan, ibu H harus memfoto lembar karangan
yang sudah dibuat oleh anaknya. Kemudian foto tersebut harus diunggah ke google
form. Belum lagi jika anak ibu H tidak mau mengerjakan tugas yang diberikan
sedangkan tenggat waktu tugas sudah dekat dan koneksi internet sedang tidak stabil.
Setelah memastikan anaknya mengerjakan tugas, ibu H menyuruh anaknya
untuk membaca materi pelajaran selanjutnya sedangkan ibu H melanjutkan pekerjaan
lain, misalnya memasak. Namun, ketika ibu H meninggalkan dapur untuk memeriksa
keadaan anaknya, anak ibu H malah asyik menonton youtube dan tidak membaca
materi pelajaran. Hal seperti inilah yang membuat ibu H merasa sangat kelelahan
ditambah pekerjaan kantor yang harus ia kerjakan.
9
Berdasarkan hasil wawancara tersebut terdapat 3 hal yang dapat diidentifikasi
sebagai aspek negatif (strain) menurut Berry dan Jones (1995). Pertama, adanya
stressor orangtua yaitu metode pengumpulan tugas yang sulit, anak yang tidak mau
mengerjakan tugas dan koneksi internet yang tidak stabil. Kedua, kurangnya kontrol
yang dapat dikendalikan orangtua yaitu ketika tugas orangtua mendampingi anak
bertabrakan dengan pekerjaan kantor dan pekerjaan rumah sehingga tidak terlaksana
dengan maksimal. Ketiga, adanya tuntutan tenaga dan waktu yang harus diberikan
terutama ketika anak harus mempelajari materi malah digunakan untuk bermain gawai.
Menurut Frazier dkk. (2011) ada 2 faktor yang mempengaruhi stres yaitu
lingkungan keluarga yang suportif dan kontrol diri terhadap peristiwa yang
menimbulkan stres. Tingkat stres juga berhubungan dengan dukungan sosial dan
regulasi emosi. Lisak dkk. (2019) menyatakan dalam penelitiannya bahwa orangtua
yang mampu menerima emosi mereka dengan baik dan mampu mengelola emosi
negatif memiliki skor stres yang rendah.
Kemudian menurut Fasicha (2019), kesulitan regulasi emosi berkorelasi negatif
dengan stres pengasuhan pada orangtua yang memiliki anak dengan disabilitas
intelektual. Ikasari dan Kristiana (2018) dalam penelitiannya mengatakan bahwa
regulasi emosi berkorelasi negatif dengan stres pengasuhan pada ibu yang memiliki
anak dengan cerebral palsy. Selaras dengan hal tersebut, Azzahra (2020) berpendapat
bahwa regulasi emosi berkorelasi negatif dengan stres pengasuhan pada orangtua yang
memiliki anak dengan tuna grahita.
10
Selanjutnya penelitian dari Srifianti (2020) menyatakan bahwa stres
pengasuhan berkorelasi negatif dengan regulasi emosi pada orangtua yang memiliki
anak usia Sekolah Dasar di Jabodetabek. Penelitian eksperimental Setyowati (2010)
sependapat dengan adanya korelasi negatif antara pelatihan ketrampilan regulasi emosi
dengan tingkat stres ibu yang memiliki anak dengan ADHD.
Menurut Marliani dkk. (2020), regulasi emosi yang tepat dapat membantu
dalam pengelolaan stres yang dirasakan ibu bekerja selama pandemi COVID-19. Hal
tersebut dikarenakan regulasi emosi membantu pembagian peran ibu sebagai pekerja
dan ibu rumah tangga. Menurut Lavi dkk. (2019) kurangnya kemampuan regulasi
emosi orangtua dapat mengarah ke penganiayaan anak
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan regulasi
emosi orangtua berpengaruh terhadap kemampuan pengelolaan stres yang
berhubungan dengan pengasuhan atau disebut juga stres pengasuhan. Pada penelitian
sebelumnya beberapa peneliti menggunakan variabel regulasi emosi dan melibatkan
orangtua yang memiliki anak dengan disabilitas intelektual. Di penelitian ini, peneliti
menggunakan variabel regulasi diri orangtua dan lebih fokus pada stres pengasuhan
orangtua yang sedang mendampingi anaknya sekolah daring khususnya di masa
pandemi.
Peneliti tertarik meneliti variabel regulasi diri karena regulasi diri memberikan
penjelasan yang lebih luas dan dinamis dalam menekankan karakteristik yang dinilai
dapat memunculkan kompetensi dan kepercayaan diri orangtua dalam konteks
pengasuhan (Hamilton dkk., 2015). Regulasi diri orangtua juga mengacu pada sejauh
11
mana orangtua menganggap diri mereka kompeten dan efektif dalam mengatasi
masalah yang berhubungan dengan pengasuhan anak sehingga lebih sesuai untuk
penelitian ini.
Selain itu peneliti juga belum menemukan penelitian yang mengkaji hubungan
antara regulasi diri orangtua dengan stres pengasuhan pada orangtua yang memiliki
anak tanpa disabilitas intelektual khususnya di masa pandemi ini. Maka dari itu,
peneliti tertarik untuk meneliti kedua variabel tersebut. Sehingga hadirnya penelitian
ini dapat menjadi pelengkap penelitian-penelitian sebelumnya.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara regulasi
diri terhadap stres pengasuhan pada orangtua yang mendampingi anak sekolah daring
di masa pandemi.
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan di
bidang psikologi khususnya mengenai kemampuan regulasi diri dan stres
pengasuhan pada orangtua.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang pentingnya
peran regulasi diri pada orangtua sehingga orangtua dapat meminimalisir
tingkat stres yang disebabkan oleh kegiatan pengasuhan anak. Orangtua juga
12
diharapkan dapat mengasah kemampuan regulasi diri dengan mempelajari
literatur yang terkait.
D. Keaslian Penelitian
Ikasari dan Kristiana (2018) melakukan penelitian tentang hubungan antara
regulasi emosi dengan stres pengasuhan pada ibu yang memiliki anak dengan cerebral
palsy. Penelitian ini dilakukan kepada 50 ibu yang memiliki anak cerebral palsy dan
menjalani terapi di Yayasan Pembinaan Anak Cacat dan Pediatric and
Neurodevelopmental Therapy Centre. Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat
hubungan negatif antara regulasi emosi dan stres pengasuhan.
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala stress pengasuhan
dengan 37 aitem valid dan koefisiensi reliabilitas sebesar 0,941 serta skala regulasi
emosi dengan total 37 aitem valid dan koefisiensi reliabilitas sebesar 0,972. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara regulasi emosi dan
stres pengasuhan, dimana semakin tinggi regulasi emosi maka semakin rendah stres
pengasuhan begitu juga sebaliknya.
Kemudian, Fasicha (2019) melakukan penelitian yang berkaitan dengan
hubungan kesulitan regulasi emosi dengan stres pengasuhan pada orangtua yang
memiliki anak dengan disabilitas intelektual. Penelitian dilakukan kepada 152 orangtua
yang memiliki anak dengan disabilitas intelektual di SLB C Swasta Kota Semarang
dengan menggunakan teknik cluster random sampling.
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur stres pengasuhan adalah skala
parenting stress index short-form (PSI-SF). Sedangkan alat yang digunakan untuk
13
mengukur kesulitan regulasi emosi adalah skala difficulties emotion regulation
questionnaire (DERS) dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,899. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa semakin tinggi kesulitan regulasi emosi maka semakin tinggi pula
stres pengasuhan pada orangtua begitu pula sebaliknya.
Selanjutnya, Azzahra (2020) melakukan penelitian tentang regulasi emosi dan
stres pengasuhan pada ibu yang memiliki anak tuna grahita. Penelitian ini dilakukan
terhadap 43 orangtua yang memiliki anak dengan tuna grahita. Metode pengambilan
sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Alat ukur yang digunakan untuk
mengukur regulasi emosi adalah skala regulasi emosi sedangkan untuk mengukur stres
pengasuhan menggunakan skala stres pengasuhan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa semakin tinggi skor regulasi emosi maka semakin rendah skor stres pengasuhan
dengan signifikasi < 0,05.
Srifianti (2020) juga melakukan penelitian tentang stres pengasuhan dan strategi
regulasi emosi pada orangtua yang memiliki anak usia SD di Jabodetabek. Penelitian
ini melibatkan 241 orangtua yang memiliki anak usia SD. Alat ukur yang digunakan
adalah Parenting Stress Scale oleh Berry dan Jones (1995) dan skala regulasi emosi
yang dikembangkan oleh Gross dan John (2003). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
semakin tinggi skor stres pengasuhan maka semakin rendah skor regulasi emosi
orangtua.
Kemudian Setyowati (2010) melakukan penelitian eksperimental mengenai
keefektifan pelatihan regulasi emosi terhadap stres pada ibu yang memiliki anak
dengan ADHD. Penelitian ini dilakukan terhadap 30 ibu yang memiliki anak dengan
14
ADHD. Alat ukur yang digunakan adalah Parental Stress Index oleh Abidin (1995)
untuk mengukur stres pengasuhan orangtua. Hasil penelitian menyatakan bahwa
pelatihan regulasi emosi efektif dalam menurunkan stres yang dirasakan responden.
Berdasarkan beberapa penelitian di atas, berikut keaslian penelitian penulis:
1. Keaslian topik
Dalam penelitian ini, peneliti akan mengangkat topik tentang hubungan
antara regulasi diri dengan stres pengasuhan pada orangtua yang
mendampingi anak sekolah daring. Topik ini memiliki kesamaan
variabel dengan penelitian Ikasari dan Kristiana (2018), Fasicha (2019),
Srifianti (2020), Setyowati (2010) dan Azzahra (2020) yaitu stres
pengasuhan. Sebagai variabel bebas, peneliti mengambil topik regulasi
diri.
2. Keaslian teori
Peneliti akan menggunakan teori stres pengasuhan seperti dalam
penelitian Fasicha (2019), namun dengan variabel independen yang
berbeda.
3. Keaslian alat ukur
Peneliti akan menggunakan alat ukur Parenting Stress Scale oleh Berry
dan Jones (1995) untuk mengukur stres pengasuhan. Alat ukur tersebut
sama dengan alat ukur dalam penelitian yang digunakan oleh Srifianti
(2020). Sedangkan untuk alat ukur regulasi diri, peneliti akan
15
menggunakan Parenting Self Regulation Scale ‘Me as a Parent’ (MaaP)
oleh Hamilton dkk. (2015).
4. Keaslian subjek penelitian
Peneliti akan melakukan penelitian terhadap orangtua yang sedang
mendampingi anak usia TK dan SD ketika sekolah daring. Subjek
penelitian berbeda dengan ketiga penelitian sebelumnya yang
melakukan penelitian terhadap orangtua yang memiliki anak dengan
disabilitas.
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Stres Pengasuhan
1. Definisi stres pengasuhan
Stres pengasuhan adalah reaksi psikologis yang dialami oleh orangtua saat
mereka terlibat dalam peran pengasuhan anak. Reaksi ini dialami sebagai reaksi negatif
atau bentuk ketidaksukaan terhadap kewajiban mereka sebagai orangtua, khususnya
ketika tuntutan pengasuhan tidak sejalan dengan harapan orangtua atau ketika orangtua
tidak mampu memenuhi tuntutan kebutuhan hidup (Deater-Deckard, 1998). Deater-
deckard dan Scarr (1996) juga mengatakan bahwa stres pengasuhan adalah persepsi
orangtua terhadap kepemilikan akses ke sumber daya yang digunakan untuk memenuhi
tuntutan (seperti pengetahuan, kompetensi dan tugas jangka panjang pengasuhan) tidak
sesuai dengan realita yang ada.
Sedangkan menurut Abidin (1990) stres pengasuhan adalah situasi ketika
orangtua tidak mampu menangani perilaku anak mereka yang diluar kendali sehingga
mereka mempersepsi ketidakmampuan mereka sebagai kegagalan orangtua. Tekanan
yang dirasakan oleh orangtua dapat mengarah ke disfungsi pengasuhan. Abidin (1995)
juga mendefinisikan stres pengasuhan sebagai ketidaksesuaian antara sumber daya
yang dimiliki seseorang dengan persepsi kemampuan mereka dalam menjalani
perannya sebagai orangtua.
Menurut Mortensen dan Barnett (2015) stres pengasuhan adalah dampak dari
interaksi risiko distal (faktor risiko yang mewakili kelemahan mendasar untuk keadaan
17
atau peristiwa tertentu), risiko proksimal (faktor risiko yang mewakili kerentanan bagi
keadaan atau peristiwa tertentu) dan faktor protektif yang mempengaruhi kemampuan
orangtua untuk terlibat secara efektif dalam pengasuhan anak. Stress pengasuhan juga
termasuk persepsi orangtua tentang frustasi, ketidakcakapan, gangguan dan kesulitan
sebagai respon atas tuntutan sehari-hari sebagai orangtua (Ventura dan Ventura, 1987).
Berdasarkan definisi stres pengasuhan yang telah dipaparkan di atas, peneliti
menyimpulkan bahwa stres pengasuhan adalah reaksi psikologis bersifat negatif yang
dialami orangtua yang disebabkan oleh persepsi orangtua tentang ketidakmampuan,
kesulitan, kegagalan, ketidakcakapan dan ketidaksukaan akan perannya sebagai
orangtua.
2. Aspek stres pengasuhan
Menurut Abidin (1995) aspek-aspek dari stres pengasuhan, yaitu :
a. Orangtua (parental distress)
Aspek orangtua mencakup depresi orangtua, cara orangtua menerapkan
pembatasan peran dalam pengasuhan dan rasa kompetensi yang dimiliki oleh
orangtua. Selain itu, isolasi dari lingkungan sosial (kurangnya dukungan
sosial), hubungan antara ayah dan ibu serta kesehatan orangtua juga termasuk
dalam aspek yang berkaitan dengan orangtua.
18
b. Anak (difficult child)
Aspek anak mencakup kemampuan anak dalam beradaptasi di berbagai situasi,
kemampuan anak dalam memenuhi tuntutan, perubahan suasana hati anak dan
gangguan yang berasal dari anak.
c. Interaksi orangtua-anak (parent-child dysfunctional interraction)
Aspek interaksi anak dan orangtua mencakup keterikatan orangtua-anak
(parental engagement), rasa penerimaan antara orangtua dan anak serta
dukungan yang diberikan oleh orangtua pada anaknya.
Menurut Berry dan Jones (1995) terdapat 2 aspek dalam stres pengasuhan,yaitu
aspek positif (pleasure) dan aspek negatif (strain). Aspek yang pertama yaitu aspek
positif mencakup penghargaan orangtua terhadap dirinya sendiri, kepuasan orang tua,
manfaat emosional, rasa percaya diri dan pengembangan diri. Sedangkan aspek yang
kedua yaitu aspek negatif mencakup stressor orangtua, kurangnya kontrol yang dapat
dikendalikan, tuntutan atas sumber daya seperti waktu, tenaga dan uang serta
keterbatasan yang disebabkan oleh perannya sebagai orangtua.
Kemudian, menurut Brannan dkk. (1997) terdapat 3 aspek dalam stres
pengasuhan yang disebabkan oleh anak dengan gangguan perilaku dan emosional.
Ketiga aspek tersebut adalah ketegangan obyektif (tuntutan waku), ketegangan
subyektif eksternal (seperti kemarahan orang tua terhadap anak-anaknya) dan
ketegangan subyektif internal (seperti rasa khawatir dan bersalah yang dialami oleh
orang tua berkaitan dengan anaknya).
19
Berdasarkan aspek-aspek yang telah disampaikan di atas, dapat disimpulkan
bahwa aspek-aspek yang terdapat dalam stres pengasuhan adalah aspek yang berkaitan
dengan orangtua, aspek yang berkaitan dengan anak dan aspek yang berkaitan dengan
interaksi orangtua-anak. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan aspek-aspek stres
pengasuhan yang disampaikan oleh Berry dan Jones (1995) karena sesuai dengan
responden yang dilibatkan oleh peneliti yaitu orangtua yang memiliki anak tanpa
gangguan klinis.
3. Faktor stres pengasuhan
Menurut Secco dkk. (2006), faktor yang mempengaruhi stres pengasuhan
adalah :
a. Kemampuan kognitif anak
Kemampuan kognitif anak merupakan faktor determinan yang penting terhadap
stres pengasuhan orangtua (Secco dkk., 2006). Pendapat serupa disampaikan
oleh Waisbren dkk. (2004) dalam hasil penelitiannya dimana orangtua yang
memiliki anak usia 6-18 bulan dengan gangguan biokimia lebih rentan terhadap
stres pengasuhan.
b. Kemampuan beradaptasi anak
Hasil penelitian Secco dkk. (2006) mengatakan bahwa mengasuh anak dengan
kemampuan adaptasi yang rendah akan menimbulkan stres. Orangtua akan
mengalami kesulitan dalam mengelola perilaku negatif anak dan kesulitan
dalam mendidik anak tentang perilaku prososial.
20
c. Kualitas interaksi orangtua-anak
Rendahnya kualitas interaksi orangtua-anak merupakan salah satu faktor dari
stres pengasuhan. Rendahnya kualitas interaksi orangtua-anak bisa disebabkan
oleh kemampuan kognitif anak yang rendah (Secco dkk., 2006). Menurut
Östberg (1998) stres pengasuhan juga bisa disebabkan oleh proses interaksi
orangtua-anak yang negatif akibat rendahnya responsivitas orangtua .
d. Kompetensi pengasuhan anak
Penelitian Secco dkk. (2006) menunjukkan bahwa kompetensi pengasuhan
anak dan evaluasi orangtua atas kemampuannya dalam mengasuh anak dan
berinteraksi dengan anak dapat membantu orangtua dalam mengidentifikasikan
kesulitan pengasuhan sehingga dapat beradaptasi dengan baik.
Selanjutnya, menurut Johnston dkk. (2003) faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi stres pengasuhan yaitu :
a. Perilaku anak (child behavior)
Perilaku anak yang dapat mempengaruhi stres pengasuhan orangtua adalah
perilaku bermasalah seperti kesulitan beradaptasi dengan teman sebaya,
kesulitan beradaptasi dengan lingkungan sosial, hiperaktif, agresif dan
kesulitan dalam mengatur emosi (Johnston dkk., 2003)
21
b. Keharmonisan keluarga (family cohesion)
Keharmonisan dalam keluarga mencakup adanya komitmen, dukungan dan
bantuan yang disediakan oleh anggota keluarga untuk anggota keluarga lain
yang membutuhkan satu sama lain (Moos, 1994).
c. Pendapatan rumah tangga (household income)
Pendapatan yang dimaksud adalah pendapatan tahunan yang didapatkan oleh
orangtua.
d. Kesejahteraan psikologis orangtua (parental psychological well-being)
Individu yang memiliki kemampuan dalam pemecahan masalah dan
manajemen stres cenderung dapat mencapai kesejahteraan psikologis.
Sebaliknya, individu yang memiliki tingkat stres dan depresi tinggi memiliki
tingkat kesejahteraan psikologis yang rendah (Desiningrum, 2018).
Selanjutnya, beberapa ahli memaparkan beberapa faktor yang juga
mempengaruhi stres pengasuhan pada orangtua, diantaranya :
a. Kompetensi pengasuhan (parenting competency)
Menurut Chi dan Xu (2018) kompetensi pengasuhan yang dimiliki oleh
orangtua dapat mengurangi stres orangtua. Ketika orangtua lebih memahami
masalah yang berkaitan dengan pengasuhan, mereka akan lebih percaya diri
dan lebih memiliki sedikit kekhawatiran dalam menjalankan perannya sebagai
orangtua.
22
b. Perilaku anak (child behavior)
Serupa dengan Johnston dkk. (2003), Duchovic dkk. (2009) juga berpendapat
bahwa perilaku anak dapat mempengaruhi stres pengasuhan pada orangtua.
c. Jumlah dan gender anak
Menurut Duraku (2018) orangtua yang memiliki anak lebih dari satu cenderung
memiliki tingkat stres yang jauh lebih tinggi. Orangtua yang memiliki anak
laki-laki juga cenderung lebih stres dibandingkan orangtua yang memiliki anak
perempuan.
d. Regulasi emosi
Ketika individu mampu mengatur emosi sebagai respon stimulus yang berasal
dari luar, individu cenderung memiliki tingkat stres pengasuhan yang lebih
rendah (Ikasari dan Kristiana, 2018).
Berdasarkan faktor-faktor yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan
bahwa faktor yang mempengaruhi stres pengasuhan adalah bisa disebabkan oleh faktor
yang berkaitan dengan anak yaitu kemampuan kognitif anak, perilaku, gender, dan
kemampuan adaptasi anak, faktor yang berkaitan dengan orangtua yaitu kompetensi
pengasuhan anak, kesejahteraan psikologis ibu dan pendapatan keluarga serta faktor
yang berhubungan dengan interaksi orangtua-anak yaitu kualitas interaksi orangtua-
anak dan keharmonisan keluarga. Dalam penelitian ini, regulasi diri (variabel bebas)
masuk ke dalam faktor yang disampaikan oleh Ikasari dan Kristiana (2018) dimana
23
kemampuan individu meregulasi emosi dirinya mempengaruhi tingkat stres yang
berkaitan dengan pengasuhan.
B. Regulasi Diri
1. Definisi regulasi diri
Regulasi diri adalah kemampuan individu untuk mempertahankan
komitmennya terhadap suatu tujuan dalam periode waktu tertentu, khususnya ketika
tidak adanya penguatan yang berasal dari luar diri (Bandura, 1986). Regulasi diri
memiliki 3 subfungsi utama yaitu pemantauan diri (self monitoring) perilaku individu,
faktor penentu dan efeknya, penilaian perilaku individu dalam kaitannya dengan
standar pribadi dan keadaan lingkungan, serta reaksi diri (self reaction) yang bersifat
afektif (Bandura, 1991).
Papalia dkk. (2004) mendefinisikan regulasi diri sebagai kemampuan individu
dalam menahan dorongan-dorongan serta kemampuan individu dalam mengendalikan
tingkah lakunya ketika tidak ada kontrol yang ia terima dari lingkungan. Sedangkan
menurut Vohs (2004), regulasi diri adalah suatu proses yang terjadi dalam kepribadian
individu yang penting bagi individu untuk mengendalikan pikiran, perasaan, hasrat dan
dorongan.
Regulasi diri juga dapat didefinisikan sebagai kontrol atas suatu tindakan dan
perhatian yang dipertimbangkan sebagai kemampuan individu untuk menjaga
perhatiannya tetap fokus pada tujuan tertentu meskipun ada gangguan (Diehl dkk.,
2006). Kemudian Berk (2003), mendefinisikan regulasi diri sebagai proses tanpa henti
24
dalam pemantauan kemajuan menuju tujuan, memeriksa hasil dan mengarahkan upaya
yang tidak berhasil.
Pada ranah pengasuhan, kemampuan regulasi diri adalah kemampuan orangtua
dalam mengatur perilaku mereka sebagai reaksi terhadap persepsi dan interpretasi
perilaku anak disamping menghadapi tantangan kehidupan lainnya sebagai orang
dewasa, baik hubungan profesional maupun relasional (Barros dkk., 2015). Selain itu,
regulasi diri juga dapat dikonseptualisasikan sebagai melibatkan hubungan dialektis
antara upaya orangtua dalam mengatur perilaku mereka sendiri dan upaya mereka
untuk mengatur perilaku, kesehatan dan perilaku anak (Barros dkk., 2015).
Berdasarkan berbagai definisi yang telah disampaikan di atas, dapat
disimpulkan bahwa regulasi diri adalah kemampuan individu dalam menahan
dorongan-dorongan yang berasal dari dalam diri sebagai bentuk pertahanan atas
komitmennya untuk mencapai tujuan tertentu di saat tidak adanya penguatan yang
berasal dari luar.
2. Aspek regulasi diri
Menurut Baumeister dan Vohs (2007), aspek-aspek regulasi terdiri dari :
a. Penetapan standar
Menetapkan standar artinya melakukan perubahan berdasarkan standar yang
jelas dan terdefinisi dengan baik. Standar yang tidak pasti atau bertentangan
akan membuat regulasi diri menjadi tidak efektif.
25
b. Pemantauan (monitoring)
Pemantauan yang dimaksud adalah pemantauan yang terkait dengan
membandingkan diri dengan standar yang telah ditetapkan dan mengevaluasi
seberapa banyak hal yang berubah dan apa yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan.
c. Kemauan (willpower)
Mengubah diri untuk mencapai tujuan tidak mudah dan akan membutuhkan
kekuatan pengaturan diri atau energi. Namun, kekuatan pengaturan diri
tersebut merupakan sumber daya yang terbatas sehingga ketika habis akan
mengarah ke penipisan ego.
d. Motivasi
Motivasi untuk melakukan serangkaian proses regulasi diri.
Kemudian, menurut Hagler dkk. (2016) terdapat 4 aspek regulasi diri, yaitu :
a. Kesadaran emosional (emotional awareness)
Kesadaran emosional adalah kesadaran akan perasaan sendiri dan bagaimana
perasaan tersebut mempengaruhi kinerja seseorang (Goleman, 1998). Individu
yang memiliki kesadaran emosional akan mengetahui emosi apa yang mereka
rasakan dan penyebabnya. Mereka juga akan menyadari hubungan antara
perasaan, pikiran, perbuatan dan perkataan mereka. Selain itu, mereka juga
menyadari bahwa perasaan mereka akan mempengaruhi kinerja dan
mengarahkan mereka ke tujuan (Serrat, 2017).
26
b. Regulasi emosi (emotional regulation)
Regulasi emosi terdiri dari proses ekstrinsik dan intrinsik yang bertanggung
jawab untuk memantau, mengevaluasi dan memodifikasi reaksi emosional,
khususnya fitur yang bersifat intensif dan temporal untuk mencapai tujuan
individu. Dalam keseharian, ketrampilan regulasi emosi paling sering
digunakan untuk meredam emosi yang meledak (terutama emosi negatif)
(Thompson, 1994).
c. Ketahanan psikologis (psychological endurance)
Ketahanan psikologis merupakan kecenderungan individu untuk menjadi
sumber kekuatan bagi orang lain pada saat dibutuhkan dan untuk bertahan saat
dihadapkan pada kesulitan (Hamby dkk., 2015).
d. Manajemen emosi (anger management)
Manajemen emosi merupakan sebuah proses dimana individu berusaha secara
sadar untuk dapat memobilisasi dirinya sendiri dengan tidak mengekspresikan
amarah secara verbal dan dalam perilakunya (Potter-Efron, 2015).
Selanjutnya, menurut Serrat (2017) aspek-aspek regulasi diri terdiri dari :
a. Pengendalian diri (self control)
Individu dapat mengelola emosi dan impuls yang mengganggu.
b. Dapat dipercaya (trustworthiness)
Individu dapat mempertahankan standar kejujuran dan nilai integritas dalam
diri.
27
c. Kesadaran (conscientiousness)
Individu secara sadar dapat mengambil tanggung jawab atas kinerja pribadi.
d. Adaptabilitas (adaptibility)
Individu dapat menerapkan fleksibilitas dalam menghadapi perubahan yang
terjadi.
e. Inovasi (innovativeness)
Individu merasa nyaman dan terbuka dengan ide-ide baru dan ilmu
pengetahuan yang baru.
Dalam konteks pengasuhan, Hamilton dkk. (2015) berpendapat bahwa terdapat
4 aspek dalam regulasi diri yaitu:
a. Efikasi diri (self efficacy)
Efikasi diri mengacu pada keyakinan tentang keefektifan orangtua dalam
memecahkan masalah yang berkaitan dengan pengasuhan anak (Sanders,
2008).
b. Agen pribadi (personal agency)
Agen pribadi yang dimaksud mengacu pada lokus kontrol orangtua dalam
berkontribusi untuk pembentukan perilaku anak mereka dengan usaha sendiri
(Sanders, 2008).
c. Manajemen diri (self management)
Manajemen diri mengacu pada penetapan tujuan, pemantauan dan evaluasi
kinerja yang dilakukan secara mandiri (Sanders, 2008).
28
d. Kemandirian (self sufficiency)
Kemandirian mengacu pada kemandirian pemecahan masalah dan kemandirian
dalam penggunaan sumber daya yang dibutuhkan (Sanders, 2008).
Berdasarkan aspek-aspek yang terlah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan
bahwa aspek-aspek yang terdapat dalam regulasi diri adalah penetapan standar yang
jelas terperinci untuk mencapai tujuan, pemantauan atau evaluasi untuk memantau
perkembangan dan perubahan yang ada, kemauan untuk mencapai tujuan dan motivasi
agar dapat terus melakukan serangkaian proses regulasi diri. Selain itu kesadaran
emosional, regulasi dan manajemen emosi, ketahanan psikologis dan kemampuan
untuk beradaptasi juga merupakan aspek-aspek yang terdapat di dalam regulasi diri.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan aspek-aspek regulasi diri yang
disampaikan oleh Hamilton dkk. (2015) karena sesuai dengan variabel dan responden
yang ingin diteliti yaitu regulasi diri orangtua.
C. Dinamika Psikologis
Penelitian ini akan mengkaji hubungan antara regulasi diri dengan stres
pengasuhan pada orangtua yang mendampingi anak sekolah daring di masa pandemi.
Istilah regulasi diri secara umum mencakup keadaan dan proses yang terkait dengan
pengaturan stres, suasana hati, pikiran, perhatian, emosi dan dorongan hati (kelaparan,
agresi dan hasrat seksual) (Gross, 2007). Kemampuan regulasi diri yang baik
berhubungan dengan ketrampilan diri signifikan yang memungkinkan individu dapat
29
mengelola pikiran, perasaan, tindakan dan mencapai tujuan secara efektif (Gagnon
dkk., 2016).
Kemampuan regulasi diri merupakan salah satu karakteristik manusia yang
sangat penting. Hal itu dikarenakan regulasi diri terhubung dengan refleksi, kesadaran
diri, proses emosional dan kemauan, penetapan tujuan, pencapaian diri yang mengarah
pada pengembangan diri dan realisasi tujuan hidup. Maka dari itu, regulasi diri
memiliki komponen, aspek dan level yang berbeda (Ozhiganova, 2018). Terdapat 4
level regulasi diri yaitu level psikofisiologis (regulasi diri emosional dan keadaan
psikofisiologis), level sosiopsikologis (regulasi diri dalam proses interaksi sosial), level
psikologis (regulasi diri yang mencakup mengatur aktivitas, mengendalikan diri dan
menunjukkan kemauan serta mobilisasi energi) dan level spiritual (regulasi diri
tertinggi yang dilihat berdasarkan orientasi individu terhadap nilai-nilai dan makna
eksistensi) (Ozhiganova, 2018).
Dalam konteks pengasuhan, regulasi diri orangtua dikonseptualisasikan sebagai
kemampuan dalam menetapkan tujuan dan nilai pendidikan anak, mengenali
kebutuhan yang digunakan untuk mengubah pola perilaku yang biasa dilakukan,
merencanakan dan memecahkan masalah yang tidak terduga, mengatasi hambatan dan
memantau perilaku anak (Sanders, 2008). Kemampuan regulasi diri yang baik akan
membantu individu mencapai kesuksesan di sekolah, tempat kerja, hubungan dengan
pasangan, dan kesehatan mental secara umum (Baumeister dan Vohs, 2007).
Sama halnya dengan kemampuan regulasi diri orangtua. Jika orangtua memiliki
kemampuan regulasi diri yang baik, maka orangtua akan mudah dalam merencanakan
30
dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan pengasuhan anak. Sebaliknya, tidak
adanya atau rendahnya kemampuan regulasi diri pada orangtua akan menyebabkan
sulitnya mengatasi masalah yang berhubungan dengan pengasuhan anak.
Hal tersebut didukung dengan penelitian Lavi dkk. (2019) yang menunjukkan
bahwa orangtua yang memiliki regulasi emosi yang rendah cenderung melakukan
penganiyaan emosional pada anak. Kurangnya kemampuan regulasi diri orangtua
membuat orangtua tidak mampu menangani perilaku anak mereka yang diluar kendali
sehingga mereka mempersepsi ketidakmampuan mereka sebagai kegagalan orangtua.
Tekanan yang dirasakan oleh orangtua dapat mengarah ke stres pengasuhan (Abidin,
1990).
Pernyataan tersebut diperkuat dengan penelitian Fasicha (2016) terhadap
orangtua yang memiliki anak dengan disabilitas intelektual tentang kesulitan regulasi
emosi dan stres pengasuhan. Hasil uji hipotesis menyatakan bahwa keduanya memiliki
hubungan dengan nilai r = 0,476. Hasil yang sama ditunjukkan oleh penelitian Ikasari
dan Kristiana (2018) terhadap ibu yang memiliki anak dengan cerebral palsy. Hasil uji
hipotesis menunjukkan bahwa keduanya memiliki hubungan dengan nilai r = -0,451.
Kemudian penelitian Azzahra (2020) menyatakan bahwa regulasi emosi
berkorelasi negatif dengan stres pengasuhan pada orangtua yang memiliki anak tuna
grahita dengan nilai r = -0,622. Penelitian Srifianti (2020) sependapat dengan penelitian
sebelumnya dimana terdapat korelasi negatif antara regulasi emosi dengan stres
pengasuhan pada orangtua yang memiliki anak usia Sekolah Dasar di Jabodetabek. Hal
tersebut dilihat dari nilai r = -0,200.
31
Selanjutnya ada penelitian eksperimental oleh Setyowati (2010) yang
menyatakan bahwa pelatihan regulasi emosi efektif untuk menurunkan tingkat stres
pada ibu yang memiliki anak ADHD. Hal tersebut dilihat dari nilai z hitung sebesar -
2,892 dengan signifikansi sebesar 0,000. Orangtua yang memiliki regulasi emosi yang
baik cenderung dapat mengelola stres, seperti yang dirasakan oleh ibu bekerja di masa
pandemi COVID-19 sehingga dapat menyeimbangkan peran gandanya (Marliani dkk.,
2020). Sebaliknya jika orangtua tidak dapat mengelola stres maka akan mengarah ke
penganiayaan anak di rumah (Ratnasari dan Kuntoro, 2017)
Berdasarkan beberapa hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas, dapat
disimpulkan bahwa hubungan regulasi emosi dan stres pengasuhan orangtua memiliki
arah yang negatif (Ikasari & Kristiana, 2018) (Azzahra, 2020) (Srifianti, 2020)
(Setyowati, 2010). Orangtua yang memiliki kemampuan regulasi emosi yang baik akan
mudah dalam melaksanakan perannya sebagai orangtua. Sebaliknya, orangtua yang
kurang memiliki kemampuan regulasi emosi akan membuat orangtua merasa gagal jika
tidak dapat mengasuh anaknya dengan baik sehingga merasa tertekan. Perasaan
tertekan yang dirasakan orangtua secara terus menerus akan mengarah ke stres
pengasuhan.
32
D. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah diprediksikan akan ada korelasi negatif antara
regulasi diri dan stres pengasuhan, dimana semakin tinggi skor yang didapatkan
responden pada variabel regulasi diri maka semakin rendah tingkat stres pengasuhan.
Begitu pula sebaliknya, semakin rendah skor yang didapatkan responden pada variabel
regulasi diri maka semakin tinggi tingkat stres pengasuhan.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel Tergantung : Stres pengasuhan
2. Variabel Bebas : Regulasi diri
B. Definisi Operasional
1. Definisi Stres Pengasuhan
Stres pengasuhan adalah reaksi psikologis bersifat negatif yang dialami
orangtua. Hal tersebut disebabkan oleh persepsi orangtua tentang ketidakmampuan,
kesulitan, kegagalan, ketidakcakapan dan ketidaksukaan akan perannya sebagai
orangtua. Stres pengasuhan dalam penelitian ini diukur menggunakan Parental Stress
Scale oleh Berry dan Jones (1995). Semakin tinggi skor yang diperoleh dalam skala
stres pengasuhan maka semakin berat stres yang dirasakan. Begitu pula sebaliknya,
semakin rendah skor yang diperoleh dalam skala stres pengasuhan maka semakin
ringan stres yang dirasakan.
2. Definisi Regulasi Diri
Regulasi diri adalah kemampuan individu dalam menahan dorongan-dorongan
yang berasal dari dalam diri sebagai bentuk pertahanan atas komitmennya untuk
mencapai tujuan tertentu di saat tidak adanya penguatan yang berasal dari luar. Dalam
penelitian ini, regulasi diri diukur menggunakan Parenting Self Regulation Scale ‘Me
as a Parent’ (MaaP) oleh Hamilton dkk. (2015). Semakin tinggi skor yang diperoleh
34
dalam skala regulasi diri maka semakin tinggi kemampuan individu untuk meregulasi
dirinya. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh dalam skala
regulasi diri maka semakin rendah kemampuan individu untuk meregulasi dirinya.
C. Responden Penelitian
Responden yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah ayah atau ibu dengan
anak yang sedang menempuh pendidikan Taman Kanak-kanak ataupun Sekolah Dasar
yang sedang mendampingi anaknya sekolah daring.
D. Metode Pengumpulan Data
1. Skala Stres Pengasuhan
Stres pengasuhan diukur dengan menggunakan Parental Stress Scale oleh
Berry dan Jones (1995) yang diadaptasi ke Bahasa Indonesia oleh penulis. Sebelumnya
skala ini terdiri dari 18 aitem dengan 10 aitem favorable dan 8 aitem unfavorable. Skala
ini memiliki skor Cronbach’s Alpha sebesar 0.81. Namun setelah melewati proses
translasi dan uji validitas corrected item total correlation terdapat 4 aitem yang gugur
karena nilai r hitung < 0,25 yaitu aitem 2,3,4 dan 17. Skor corrected item total
correlation bergerak dari 0,304 hingga 0,493. Maka dari itu skor Cronbach’s Alpha
berubah menjadi 0,764. Bentuk penilaian skor dalam penelitian ini menggunakan skala
likert dengan skor 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4 = setuju dan 5
= sangat setuju.
35
Tabel 1
Distribusi Butir Skala untuk Stres Pengasuhan
Aspek Butir Favourable Butir Unfavourable
Nomor Butir Jumlah Nomor
Butir
Jumlah
Komponen positif
(pleasure)
- - 1,5,6,7,8,18 6
Komponen negatif
(strain)
9,10,11,12,1
3,14,15,16
8 -
-
Sub Total : 8 6
Total : 14
2. Skala Regulasi Diri
Regulasi diri diukur dengan menggunakan Parenting Self Regulation Scale ‘Me
as a Parent’ (MaaP) oleh Hamilton dkk. (2015) yang diadaptasi ke dalam Bahasa
Indonesia oleh penulis. Sebelumnya skala ini terdiri dari 16 aitem dengan 12 aitem
favorable dan 4 aitem unfavorable. Skala ini memiliki skor Cronbach’s Alpha sebesar
0,85. Namun setelah melewati proses translasi dan uji validitas corrected item total
correlation terdapat 2 aitem yang gugur karena nilai r hitung < 0,25 yaitu aitem 4 dan
16. Skor corrected item total correlation bergerak dari 0,422 hingga 0,758. Maka dari
itu skor Cronbach’s Alpha berubah menjadi 0,912. Bentuk penilaian skor dalam
penelitian ini menggunakan skala likert dengan skor 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak
setuju, 3 = netral, 4 = setuju dan 5 = sangat setuju.
36
Tabel 2
Distribusi Butir Skala untuk Regulasi Diri
Aspek Butir Favourable Butir Unfavourable
Nomor Butir Jumlah Nomor
Butir
Jumlah
Efikasi diri (self
efficacy)
3,11,12,15 4 - -
Agen personal
(personal agency)
- - 1,9
2
Manajemen diri (self-
management)
6,8,10,14 4 - -
Kemandirian (self-
sufficiency)
2,5,7,13 4 - -
Sub Total : 12 2
Total : 14
E. Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Validitas adalah sejauh mana kemampuan alat ukur dapat mengukur apa yang
ingin diukur (Duli, 2019). Menurut Kothari (2004) terdapat beberapa jenis validitas
yang biasa digunakan untuk mengukur kebenaran alat ukur diantaranya adalah validitas
rupa (face validity), validitas isi (content validity), validitas konstruk (construct
validity) dan validitas kriteria (criterion validity). Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan uji validitas corrected item total correlation. Uji validitas tersebut
digunakan untuk mengetahui apakah aitem-aitem yang terdapat di skala dapat
mengambil data layak digunakan atau tidak.
37
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketepatan atau keajegan suatu alat ukur dalam mengukur apa
yang ingin diukur (Sudjana, 2005). Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan standar
koefisien alat ukur di angka 0.7 mengacu pada Hair (2010) yang menyatakan bahwa
suatu alat ukur dikatakan memenuhi kriteria reliabilitas jika memiliki skor Cronbach’s
Alpha sebesar > 0.7. Berdasarkan kriteria tersebut skala stres pengasuhan dan skala
regulasi diri telah memenuhi standar koefisien karena memiliki skor Cronbach’s Alpha
sebesar > 0.7.
F. Metode Analisis Data
Penelitian ini akan menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi serta
uji hipotesis untuk menguji hubungan antara regulasi diri dan stres pengasuhan
orangtua. Instrumen yang digunakan adalah IBM SPSS Statistics versi 22.0 for
Windows.
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian
1. Orientasi Kancah
Penelitian mengenai hubungan antara regulasi diri dan stres pengasuhan ini
melibatkan orangtua yang sedang mendampingi anaknya sekolah daring sebagai
responden. Peneliti bekerja sama dengan beberapa dewan guru yaitu, Kepala Sekolah
dan Wali kelas 1 SD di SD Muhammadiyah 1 Tenggarong, Kepala Sekolah TK ABA
1 Tenggarong, Wali kelas 4 SD IT Al-Azhar Bekasi dan anggota Dharmawanita Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kutai Kartanegara. Kerjasama yang dimaksud
adalah peneliti meminta tolong kepada guru-guru dan anggota perkumpulan untuk
menyebarkan tautan yang berisi kuesioner ke grup Whatsapp wali murid dan
menghimbau wali murid untuk mengisi tautan tersebut. Orangtua yang menjadi
responden berasal dari berbagai daerah di Indonesia, meliputi Jawa Barat (Bandung,
Bekasi, Tasikmalaya), Banten (Pandeglang, Lebak dan Tangerang), Kalimantan Timur
(Kutai Kartanegara, Samarinda dan Balikpapan), Jawa Timur (Surabaya) dan Sulawesi
Selatan (Enrekang).
2. Persiapan Penelitian
a. Persiapan Administrasi
Dalam penelitian ini, pengambilan data dilakukan secara daring yaitu
melalui aplikasi Google Form. Kuesioner dapat diakses oleh responden
melalui link yang peneliti bagikan melalui aplikasi Whatsapp.
39
b. Persiapan Alat Ukur
Penelitian ini menggunakan 2 skala psikologi sebagai alat ukur yaitu
Parental Stress Scale dan Parenting Self Regulation Scale ‘Me as a Parent’
(MaaP). Kedua alat ukur diadaptasi oleh penulis ke dalam Bahasa Indonesia
melalui tahapan translasi dengan 2 orang penerjemah, sintesis, back translation
dengan 2 orang penerjemah, uji keterbacaan dan uji validitas serta uji
reliabilitas.
1) Parental Stress Scale
Parental Stress Scale oleh Berry dan Jones (1995) adalah skala
yang digunakan untuk mengukur tingkat stres yang dialami oleh
orangtua. Skala ini diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia oleh penulis.
Sebelumnya skala ini terdiri dari 18 aitem dengan 10 aitem favorable
dan 8 aitem unfavorable dengan skor Cronbach’s Alpha sebesar 0,81.
Namun setelah melewati proses translasi dan uji validitas corrected item
total correlation terdapat 4 aitem yang gugur karena nilai r hitung <
0,25 yaitu aitem 2,3,4 dan 17. Skor corrected item total correlation
bergerak dari 0,304 hingga 0,493. Maka dari itu skor Cronbach’s Alpha
berubah menjadi 0,764. Bentuk penilaian skor dalam penelitian ini
menggunakan skala likert dengan skor 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak
setuju, 3 = netral, 4 = setuju dan 5 = sangat setuju.
40
2) Parenting Self Regulation Scale ‘Me as a Parent’ (MaaP)
Parenting Self Regulation Scale ‘Me as a Parent’ (MaaP) oleh
Hamilton dkk. (2015) adalah skala yang digunakan untuk mengukur
tingkat regulasi diri orangtua. Skala ini diadaptasi ke dalam Bahasa
Indonesia oleh penulis. Skala ini terdiri dari 16 aitem dengan 12 aitem
favorable dan 4 aitem unfavorable. Namun setelah melewati proses
translasi dan uji validitas corrected item total correlation terdapat 2
aitem yang gugur karena nilai r hitung < 0,25 yaitu aitem 4 dan 16. Skor
corrected item total correlation bergerak dari 0,422 hingga 0,758. Maka
dari itu skor Cronbach’s Alpha berubah menjadi 0,912. Terdapat 4
aspek dalam skala ini yaitu efikasi diri (self efficacy), agen personal
(personal agency), manajemen diri (self-management) dan kemandirian
(self-sufficiency). Bentuk penilaian skor dalam penelitian ini
menggunakan skala likert dengan skor 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak
setuju, 3 = netral, 4 = setuju dan 5 = sangat setuju.
B. Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan data secara daring melalui Google Form dilaksanakan pada
tanggal 7 Januari 2021 sampai tanggal 25 Januari 2021. Prosedur pengambilan data
dilakukan dengan menyebarkan tautan yang berisi kuesioner kepada responden-
responden yang memenuhi kriteria, yaitu orangtua (ayah atau ibu) dengan anak usia
TK atau SD yang sedang mendampingi anaknya sekolah daring di masa pandemi ini.
41
Sebelum mengisi kuesioner, peneliti menjelaskan terlebih dahulu tata cara mengisi
kuesioner dan meminta responden untuk mengisi identitas diri serta informed consent
sebagai bentuk persetujuan dalam mengikuti penelitian ini.
C. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Subjek Penelitian
Responden yang dilibatkan dalam penelitian ini merupakan orangtua (ayah atau
ibu) dengan anak usia TK atau SD yang sedang mendampingi anaknya sekolah daring
di masa pandemi ini. Responden yang berhasil dikumpulkan berjumlah 112 orang
dengan gambaran umum sebagai berikut :
Tabel 3
Deskripsi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin Orang Tua Jumlah Subjek Persentase (%)
Laki-laki 15 13,4%
Perempuan 97 86,6%
Berdasarkan tabel 3 sebanyak 97 responden dengan persentase 86,6% berjenis
kelamin wanita. Sedangkan 15 responden dengan persentase 13,4% berjenis kelamin
pria.
42
Tabel 4
Deskripsi subjek penelitian berdasarkan tingkat pendidikan orangtua
Tingkat Pendidikan Orang Tua Jumlah Subjek Persentase (%)
SMA /sederajat 41 36,6%
S1 62 55,4%
S2 9 8%
Tabel 4 menunjukkan bahwa sebanyak 41 responden dengan persentase 36,6 %
merupakan lulusan SMA/sederajat. Sedangkan sebanyak 62 responden dengan
persentase 55,4 % merupakan lulusan S1 dan sebanyak 9 responden dengan persentase
8 % merupakan lulusan S2.
Tabel 5
Deskripsi subjek penelitian berdasarkan jumlah anak yang dimiliki
Jumlah anak yang dimiliki Jumlah Subjek Persentase (%)
1 Anak 13 11,6%
2 Anak 49 43,8%
> 2 Anak 50 44,6%
Tabel 5 menunjukkan bahwa sebanyak 13 responden dengan persentase 11,6 %
memiliki 1 anak. Kemudian sebanyak 49 responden dengan persentase 43,8 %
memiliki 2 anak dan 50 responden dengan persentase 44,6 % memiliki lebih dari 2
anak.
43
Tabel 6
Deskripsi subjek penelitian berdasarkan tingkat pendidikan anak
Tingkat Pendidikan Anak Jumlah Subjek Persentase (%)
TK 31 27,7%
Kelas 1 SD 18 16,1%
Kelas 2 SD 15 13,4%
Kelas 3 SD 17 15,2%
Kelas 4 SD 9 8,0%
Kelas 5 SD 7 6,2%
Kelas 6 SD 15 13,4%
Tabel 6 menunjukkan bahwa sebanyak 31 responden dengan persentase 27,7 %
memiliki anak TK, sebanyak 18 responden dengan persentase 16,1 % memiliki anak
kelas 1 SD dan 15 responden dengan persentase 13,4 % memiliki anak kelas 2 SD.
Kemudian sebanyak 17 responden dengan persentase 15,2 % memiliki anak kelas 3
SD, sebanyak 9 responden dengan persentase 8,0 % memiliki anak kelas 4 SD, 7
responden dengan persentase 6,2 % memiliki anak kelas 5 SD dan 15 responden dengan
persentase 13,4% memiliki anak kelas 6 SD.
Tabel 7
Deskripsi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin anak
Jenis Kelamin Anak Jumlah Subjek Persentase (%)
Laki-laki 59 52,7%
Perempuan 53 47,3%
44
Berdasarkan tabel 7 sebanyak 59 responden dengan persentase 52,7% memiliki
anak perempuan. Sedangkan 53 responden dengan persentase 47,3% memiliki anak
laki-laki.
2. Deskripsi Data Penelitian
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, maka diperoleh deskripsi data
penelitian sebagai berikut :
Tabel 8
Kategorisasi Stres Pengasuhan
Kategori Rentang Skor Frekuensi Persentase (%)
Rendah X<28 102 91,1%
Sedang 28≤X≤40 9 8%
Tinggi >40 1 0,9%
Tabel 8 menunjukkan bahwa stres pengasuhan pada orangtua terkategorisasi
rendah sebanyak 102 responden dengan persentase 91,1% sedang sebanyak 9
responden dengan persentase 8% dan tinggi sebanyak 1 responden dengan persentase
0,9%.
Tabel 9
Kategorisasi Regulasi Diri
Kategori Rentang Skor Frekuensi Persentase (%)
Rendah X<44 6 5,4%
Sedang 44≤X≤60 80 71,4%
Tinggi >60 26 23,2%
45
Tabel 9 menunjukkan bahwa regulasi diri pada orangtua terkategorisasi rendah
sebanyak 6 responden dengan persentase 5,4% sedang sebanyak 80 responden dengan
persentase 71,4% dan tinggi sebanyak 26 responden dengan persentase 23,2%.
Tabel 10
Deskripsi data penelitian Stres Pengasuhan dan Regulasi Diri
Data Empirik
Variabel Mean Skor
SD Min Max
Stres Pengasuhan 20,4286 14,00 44,00 5,11087
Regulasi diri 54,6964 26,00 70,00 8,26132
3. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Dalam penelitian ini, uji normalitas sebaran menggunakan
Kolmogorov-Smirnov Test. Data dikatakan normal apabila hasil Sig. memiliki
nilai (p > 0.05). Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa sebaran data variabel
stres pengasuhan terdistribusi tidak normal dengan nilai Sig. 0,004 (p < 0.05)
Begitu juga sebaran data variabel regulasi diri terdistribusi tidak normal dengan
nilai Sig. 0,014 (p < 0.05).
46
Tabel 11
Hasil uji normalitas
Variabel P Normalitas
Stres Pengasuhan 0,004 Tidak Normal
Regulasi Diri 0,014 Tidak Normal
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari uji normalitas, diketahui bahwa
sebaran data pada variabel stres pengasuhan tidak terdistribusi normal begitu
juga sebaran data pada variabel regulasi diri tidak terdistribusi normal. Maka
dari itu, uji hipotesis yang digunakan adalah analisis korelasi non parametrik,
yaitu korelasi Rank Spearman.
b. Uji Linearitas
Uji linieritas digunakan untuk melihat hubungan linier yang terbentuk
dari kedua variabel, yaitu variabel stres pengasuhan dan variabel regulasi diri.
Kedua hubungan antar variabel dikatakan linear jika p < 0,05.
Tabel 12
Hasil uji linearitas
Variabel F p Linearitas
Stres Pengasuhan 20.622 0,000 Linier
Regulasi Diri
Berdasarkan uji linearitas yang telah dilakukan, diketahui bahwa kedua
variabel dalam penelitian ini linier dengan deviation from linearity sig. 0,000
(p < 0,05).
47
4. Uji Hipotesis
a. Uji Korelasi
Dalam penelitian ini uji hipotesis yang digunakan adalah analisis korelasi non
parametrik, yaitu uji korelasi Rank Spearman. Uji hipotesis digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara kedua variabel, yang dalam penelitian ini
merupakan variabel Stres Pengasuhan dan Regulasi Diri.
Tabel 13
Hasil uji hipotesis
Variabel r P r2
Regulasi Diri dan
Stres Pengasuhan
-0,464 0,000 0,215
Berdasarkan analisis korelasi, diketahui bahwa nilai koefisien korelasi antara
regulasi diri dengan stres pengasuhan r = -0,464 (p = > 0,05) artinya terdapat hubungan
antara regulasi diri dengan stres pengasuhan. Nilai correlation coefficient antara
regulasi diri dengan stres pengasuhan = -0,464 artinya hubungan sedang dengan
korelasi negatif (Cohen, 1988). Korelasi negatif berarti semakin tinggi regulasi diri
maka semakin rendah stres pengasuhan. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah
regulasi diri maka semakin tinggi stres pengasuhan. Sumbangan regulasi diri terhadap
stres pengasuhan adalah sebayak 21,5 %.
b. Uji Regresi Linear
Dalam penelitian ini peneliti juga menggunakan uji regresi linear untuk
mengetahui apakah aspek-aspek dari variabel regulasi diri berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel stres pengasuhan. Uji asumsi yang digunakan adalah uji
48
normalitas dengan hasil data terdistribusi normal, uji multikolinearitas dengan hasil
tidak ada gejala multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dengan hasil tidak ada gejala
dan uji autokorelasi dengan hasil tidak ada gejala. Aspek dikatakan berpengaruh secara
signifikan jika nilai Sig. sebesar <0,05.
Tabel 14
Hasil uji regresi linear
Variabel P Signifikansi
Efikasi Diri 0,956 Tidak Signifikan
Agen Personal 0,000 Signifikan
Manajemen Diri 0,900 Tidak Signifikan
Kemandirian 0,566 Tidak Signifikan
Berdasarkan uji regresi linear, diketahui bahwa nilai Sig. untuk aspek efikasi
diri sebesar 0,956 (p>0,05) yang artinya aspek ini tidak memprediksi secara signifikan
terhadap variabel stres pengasuhan. Begitu juga dengan nilai Sig. untuk aspek
manajemen diri dan kemandirian yang masing-masing sebesar 0,900 dan 0,566
(p>0,05) yang tidak memiliki prediksi signifikan terhadap stres pengasuhan.
Sedangkan aspek agen personal yang memiliki nilai Sig. sebesar 0,000 (p<0,05)
memiliki prediksi yang signifikan terhadap variabel stres pengasuhan.
49
D. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara regulasi diri dengan
stres pengasuhan pada orangtua yang sedang mendampingi anaknya sekolah daring.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah diprediksikan akan ada korelasi
negatif antara regulasi diri dan stres pengasuhan, dimana semakin tinggi skor yang
didapatkan responden pada variabel regulasi diri maka semakin rendah tingkat stres
pengasuhan. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah skor yang didapatkan responden
pada variabel regulasi diri maka semakin tinggi tingkat stres pengasuhan. Berdasarkan
analisis yang telah dilakukan, hipotesis diterima karena terdapat korelasi negatif yang
signifikan.
Hasil penelitian tersebut selaras dengan penelitian Azzahra (2020) yang
menunjukkan bahwa regulasi emosi berkorelasi negatif dengan stres pengasuhan,
dimana semakin tinggi regulasi emosi orangtua maka semakin rendah tingkat stres
pengasuhannya. Penelitian Srifianti (2020) juga memiliki pendapat serupa. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi negatif antara stres pengasuhan dan
regulasi emosi pada orangtua yang memiliki anak usia Sekolah Dasar di Jabodetabek.
Marliani dkk. (2020) dalam penelitiannya menyatakan bahwa regulasi emosi
yang tepat dapat berperan dalam pengelolaan stres yang dirasakan ibu bekerja selama
masa pandemi COVID-19. Regulasi emosi yang baik juga dapat membantu ibu dalam
menjalankan peran gandanya sebagai ibu dan pekerja. Penelitian eksperimental
Setyowati (2010) juga sependapat dengan penelitian sebelumnya. Hasil penelitian
50
menunjukkan bahwa pelatihan ketrampilan regulasi emosi efektif dalam menurunkan
tingkat stres pada ibu yang memiliki anak dengan ADHD.
Penelitian yang dilakukan Fasicha (2016) menunjukkan bahwa semakin tinggi
tingkat kesulitan regulasi emosi maka semakin tinggi pula tingkat stres pengasuhan
orangtua. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Ikasari dan Kristiana
(2018). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi regulasi emosi maka
semakin rendah stres pengasuhan ibu.
Beberapa penelitian di atas mengangkat topik tentang regulasi emosi, namun
dalam penelitian ini peneliti menggunakan variabel regulasi diri orangtua. Variabel
tersebut digunakan untuk menekankan regulasi diri yang dimiliki oleh khususnya
orangtua. Istilah regulasi diri orang tua juga memberikan penjelasan yang lebih luas
dan dinamis dalam menekankan empat karakteristik yang dinilai dapat memunculkan
kompetensi dan kepercayaan diri orangtua dalam konteks pengasuhan (Hamilton dkk.,
2015). Empat karakteristik tersebut mencakup efikasi diri, agen personal, manajemen
diri dan kemandirian (Sanders, 2008). Sehingga lebih mencerminkan kemampuan
adaptasi pengasuhan anak secara menyeluruh.
Regulasi diri orangtua mengacu pada sejauh mana orangtua menganggap diri
mereka kompeten dan efektif dalam kemampuan memecahkan masalah, mengarahkan
diri, menyesuaikan tujuan dan ketrampilan menjadi orangtua dengan segala
tantangannya dari waktu ke waktu (Sanders dan Mazzucchelli, 2013). Orangtua yang
memiliki regulasi diri yang baik akan mampu beradaptasi dengan tantangan di setiap
51
fase perkembangan anak dan mampu menyelesaikan masalah pengasuhan yang
dihadapi. Sebaliknya jika orangtua memiliki regulasi diri yang kurang maka mereka
akan kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka sebagai orangtua dan tidak
percaya diri akan kompetensi mereka. Kesulitan dan ketidakpercayaan akan
kompetensi tersebut akan mengarah pada stres pengasuhan.
Stres pengasuhan terjadi ketika orangtua memiliki persepsi bahwa mereka tidak
mampu, kesulitan, gagal dan tidak cakap sebagai orangtua dikarenakan perilaku anak
mereka yang berada di luar kendali. Jika tantangan orangtua yang memicu stres
pengasuhan di penelitian-penelitian sebelumnya adalah anak dengan disabilitas fisik
dan intelektual, orangtua dalam penelitian ini ditantang dengan kondisi pandemi
COVID-19. Di masa pandemi ini orangtua dihadapkan dengan berbagai masalah,
seperti ekonomi (adanya pemutusan hubungan kerja dan kebijakan bekerja dari rumah
yang membagi fokus pikiran orangtua), kecemasan akan kesehatan anggota keluarga
dan dalam konteks pengasuhan khususnya harus mendampingi anak yang sedang
sekolah daring.
Kegiatan belajar-mengajar merupakan satu dari sekian banyak kegiatan yang
diwajibkan untuk dilakukan di rumah. Orangtua harus belajar dari awal untuk
menyesuaikan diri menjadi pengajar bagi anaknya. Orangtua dituntut untuk mencari
cara agar anak dapat fokus selama pembelajaran daring, dapat mengerjakan tugas tepat
waktu, tidak terdistraksi dengan kegiatan lain dan dapat memahami materi yang
diajarkan oleh guru. Selain itu terdapat masalah yang berkaitan dengan teknis yang
52
perlu diantisipasi oleh orangtua sepeti gangguan sinyal dan cara mengoperasikan
aplikasi pembelajaran daring. Bagi orangtua yang mengurus keperluan rumah tangga
harus membagi tugasnya dengan tugas mendampingi anak sekolah daring dan bagi
orangtua yang bekerja harus membagi waktunya untuk mengerjakan pekerjaan kantor
dan tugas mendampingi anaknya sekolah daring. Perpaduan masalah dan
ketidakpastian itulah yang memicu stres pengasuhan pada orangtua di masa pandemi
ini.
Stres pengasuhan dalam kasus ekstrem cenderung mengarah ke penganiyaan
anak. Penelitian Ratnasari dan Kuntoro (2017) mendukung pendapat tersebut bahwa
stres pengasuhan yang dialami oleh orangtua berhubungan dengan penganiyaan anak
dalam rumah. Dalam mencegah hal tersebut, orangtua perlu memiliki pondasi yang
kuat yaitu regulasi diri yang baik sebagai bentuk pertahanan mereka dalam menghadapi
pengasuhan anak khususnya di masa pandemi ini. Pondasi regulasi diri dalam bentuk
kepercayaan diri akan kompetensi yang dimiliki orangtua inilah yang dapat berperan
dalam penurunan tingkat stres pengasuhan, sebagaimana yang dibuktikan dari hasil
penelitian ini.
Peneliti juga melakukan uji regresi linear berganda untuk mengetahui secara
spesifik aspek-aspek dari variabel regulasi diri yang berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel stres pengasuhan. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa aspek agen
personal adalah satu-satunya aspek yang memiliki prediksi signifikan terhadap variabel
stres pengasuhan. Sedangkan aspek lainnya yaitu aspek efikasi diri, aspek manajemen
53
diri dan kemandirian tidak memiliki prediksi yang signifikan terhadap stres
pengasuhan.
Perbandingan jumlah antara orangtua yang menjadi responden cukup jauh,
dimana ibu yang menjadi responden berjumlah 97 orang sedangkan ayah yang menjadi
responden hanya berjumlah 15 orang. Data tersebut menggambarkan bahwa mayoritas
pendamping anak belajar daring di masa pandemi ini adalah ibu. Hal itu dapat
disebabkan oleh ketiadaan atau ketidakhadiran peran ayah (fatherless).
Padahal peran ayah penting bagi perkembangan psikologis anak. Menurut
Sundari dan Herdajani (2013) tidak adanya peran ayah berdampak pada rendahnya
harga diri, hadirnya rasa kesepian, kecemburuan, rendahnya kontrol diri, inisiatif dan
keberanian mengambil resiko. Kemudian penelitian Rahayu (2020) juga menyatakan
bahwa tidak adanya peran ayah juga berhubungan dengan penyesuaian sosial anak.
Tidak adanya peran ayah juga membuat beban pengasuhan ibu bertambah sehingga
dapat meningkatkan resiko stres pengasuhan pada ibu (Mahyastuti, 2017).
Jumlah responden yang terkategorisasi rendah memiliki perbandingan yang
sangat jauh dengan responden terkategorisasi tinggi, dimana sebanyak 102 responden
terkategorisasi rendah sedangkan responden terkategorisasi tinggi hanya sebanyak 1
responden. Hal ini menggambarkan bahwa sebanyak 91,1% responden memiliki
tingkat stres yang rendah.
Menurut Abidin (1995) salah satu aspek stres pengasuhan adalah aspek
orangtua, termasuk di dalamnya perasaan terisolasi dari lingkungan sosial (lack of
social support) yang dirasakan oleh orangtua. Di masa pandemi ini memang
54
Pembatasan Sosial Berskala Besar masih diberlakukan, namun orangtua masih bisa
menjaga hubungan sosial dengan keluarga terdekat dengan adanya gawai. Hal tersebut
dikarenakan menurut Vinkers dkk. (2020) adanya penggunaan gawai dan komputer
dapat meningkatkan hubungan sosial di masa pandemi.
Dukungan sosial yang diterima orangtua akan membuat orangtua memiliki
kontrol terhadap situasi yang membuat mereka stres dan membuat mereka mampu
mengatasi situasi pandemi ini (Vinkers dkk., 2020). Semakin tinggi dukungan sosial
yang diterima oleh orangtua maka semakin rendah tingkat stres yang dirasakan
orangtua (Nastiti dkk., 2014). Hal itulah yang dapat menjadi sebab rendahnya tingkat
stres pengasuhan orangtua dalam penelitian ini.
Peneliti menyadari adanya kekurangan dalam penelitian ini yaitu kurangnya
data tingkat sosial ekonomi responden. Padahal pendapatan keluarga merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi stres pengasuhan (Johnston dkk., 2003). Rentang usia
anak responden juga terlalu jauh, seharusnya usia anak yang dilibatkan hanya anak usia
TK hingga kelas 3 SD karena anak masih butuh pendampingan orangtua saat belajar
daring. Kurangnya responden juga membuat kurangnya sampel yang dapat mewakili
populasi orangtua pendamping sekolah daring anak. Selain itu peneliti juga kurang
jelas dalam menjelaskan instruksi pengisian kuesioner sehingga ada beberapa data
yang perlu dieliminasi karena terdapat kesalahan dalam pengisian.
55
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
negatif antara regulasi diri dan stres pengasuhan. Hal tersebut ditandai dengan nilai
koefisien korelasi r = -0,464 (p = > 0,05) yang masuk ke dalam kategori sedang.
Sehingga semakin tinggi skor yang didapatkan responden pada variabel regulasi diri
maka semakin rendah tingkat stres pengasuhan. Begitu pula sebaliknya, semakin
rendah skor yang didapatkan responden pada variabel regulasi diri maka semakin tinggi
tingkat stres pengasuhan.
B. Saran
1. Bagi peneliti selanjutnya
Berdasarkan kekurangan yang ada dalam penelitian ini, diharapkan bagi
peneliti selanjutnya untuk mencari lebih banyak responden sehingga dapat
mewakili populasi yang ada. Kemudian diharapkan juga untuk lebih teliti dan
lebih rinci dalam memberikan penjelasan mengenai tata cara pengisian
kuesioner sehingga dapat memperkecil resiko eliminasi data. Peneliti
selanjutnya juga diharapkan untuk melibatkan ayah dan ibu agar lebih
mengetahui perbedaan hubungan regulasi diri dan stres pengasuhan antara
keduanya.
56
2. Bagi orangtua
Orangtua yang memiliki skor regulasi diri rendah diharapkan untuk dapat
mempelajari cara untuk meningkatkan regulasi diri sehingga dapat lebih mudah
dalam merencanakan dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan
pengasuhan anak.
57
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, R. R. (1990). Introduction to the Special issue: The Stresses of Parenting.
Journal of Clinical Child Psychology, 19(4), 298–301.
https://doi.org/10.1207/s15374424jccp1904
Anjorin, A. A. (2020). The coronavirus disease 2019 ( COVID-19 ) pandemic : A
review and an update on cases in Africa. Asian Pasific Journal of Tropical
Medicine, 13(5), 199–203. https://doi.org/10.4103/1995-7645.281612
Aronson, L. (2020). Age, Complexity, and Crisis — A Prescription for Progress in
Pandemic. The New England Journal of Medicine, 1–3.
Azzahra, R. (2020). Hubungan Regulasi Emosi dengan Stres Pengasuhan pada
Orangtua yang Memiliki Anak Berkebutuhan Khusus Tuna Grahita. Universitas
17 Agustus 1945 Surabaya.
Bandura, A. (1991). Social cognitive theory of self-regulation. Organizational
Behavior and Human Decision Processes, 50(2), 248–287.
https://doi.org/10.1016/0749-5978(91)90022-L
Barros, L., Goes, A. R., & Pereira, A. I. (2015). Parental self-regulation, emotional
regulation and temperament: Implications for intervention TT - Autorregulação
parental, regulação emocional e temperamento: implicações para a intervenção.
Estud. Psicol. (Campinas), 32(2), 295–306.
http://www.scielo.br/scielo.php?script=sci_arttext&pid=S0103-
166X2015000200295
Baumeister, R. F., & Vohs, K. D. (2007). Self-Regulation, Ego Depletion, and
Motivation. Social and Personality Psychology Compass, 1(1), 115–128.
http://doi.wiley.com/10.1111/j.1751-9004.2007.00001.x
Berry, J. O., & Jones, W. H. (1995). The Parental Stress Scale: Initial Psychometric
Evidence. Journal of Social and Personal Relationships 1995, 12(3), 463–472.
https://doi.org/10.1177/0265407595123009
Brannan, A. M., Heflinger, C. A., & Bickman, L. (1997). The Caregiver Strain
58
Questionnaire: Measuring the Impact on the Family of Living with a Child with
Serious Emotional Disturbance. Journal of Emotional and Behavioral
Disorders, 5(4), 212–222. https://doi.org/10.1177/106342669700500404
Chi, L. C., & Xu, H. X. (2018). Parenting Stress and its Associated Factors among
Parents Working in Hospitality and Services Industries of Macau. Journal of
Tourism & Hospitality, 7(3), 3–8. https://doi.org/10.4172/2167-0269.1000362
Deater-Deckard, K. (1998). Parenting stress and child adjustment: Some old
hypotheses and new questions. Clinical Psychology: Science and Practice, 5(3),
314–332. https://doi.org/10.1111/j.1468-2850.1998.tb00152.x
Deater-deckard, K., & Scarr, S. (1996). Parenting Stress Among Dual-Earner
Mothers and Fathers : Are There Gender Differences ? Journal of Family
Psychology, 10(1), 45–59.
Desiningrum, D. R. (2018). Grandparents’ roles and psychological well-being in the
elderly: a correlational study in families with an autistic child. Enfermeria
Clinica, 28, 304–309. https://doi.org/10.1016/S1130-8621(18)30175-X
Diehl, M., Semegon, A. B., & Schwarzer, R. (2006). Assessing attention control in
goal pursuit: A component of dispositional self-regulation. Journal of
Personality Assessment, 86(3), 306–317.
https://doi.org/10.1207/s15327752jpa8603_06
Duchovic, C. A., Gerkensmeyer, J. E., & Wu, J. (2009). Factors associated with
parental distress. Journal of Child and Adolescent Psychiatric Nursing, 22(1),
40–48. https://doi.org/10.1111/j.1744-6171.2008.00168.x
Duraku, Z. H. (2018). Parenting Stress and its Influencing Factors Among Kosovar
Mothers. Psychology Applications & Developments III C, February, 215–221.
Fasicha, N. (2019). Hubungan Kesulitan Regulasi Emosi dengan Stres Pengasuhan
pada Orang Tua yang Memiliki Anak dengan Disabilitas Intelektual. Universitas
Negeri Semarang.
Fathin, A., Ranggajati, A., & Wijayanti, R. (2020). Melindungi Pekerja Rentan di
Masa (dan Pasca) Pandemi Covid-19.
59
Frazier, P., Keenan, N., Anders, S., Perera, S., Shallcross, S., & Hintz, S. (2011).
Perceived Past , Present , and Future Control and Adjustment to Stressful Life
Events. Journal of Personality and Social Psychology, 100(4), 749–765.
https://doi.org/10.1037/a0022405
Gagnon, M.-C. J., Durand-Bush, N., & Young, B. W. (2016). Self-regulation capacity
is linked to wellbeing and burnout in physicians and medical students:
Implications for nurturing self-help skills. International Journal of Wellbeing,
6(1), 101–116. https://doi.org/10.5502/ijw.v6i1.425
Hagler, M., Grych, J., Banyard, V., & Hamby, S. (2016). The ups and downs of self-
regulation: Tracing the patterns of regulatory abilities from adolescence to
middle adulthood in a rural sample. Journal of Rural Mental Health, 40(3–4),
164–179. https://doi.org/10.1037/rmh0000053
Hamby, S., Grych, J. H., & Banyard, V. (2015). Psychological Endurance. In Life
Paths measurement packet: Finalized scales (Issue August, pp. 2–4).
https://doi.org/10.13140/RG.2.1.3886.5764
Hamilton, V. E., Matthews, J. M., & Crawford, S. B. (2015). Development and
Preliminary Validation of a Parenting Self-Regulation Scale: “Me as a Parent.”
Journal of Child and Family Studies, 24(10), 2853–2864.
https://doi.org/10.1007/s10826-014-0089-z
Ikasari, A., & Kristiana, I. F. (2018). Hubungan Antara Regulasi Emosi Dengan Stres
Pengasuhan Ibu Yang Memiliki Anak Cerebral Palsy. Empati, 6(4), 323–328.
Johnston, C., Hessl, D., Blasey, C., Eliez, S., Erba, H., Dyer-Friedman, J., Glaser, B.,
& Reiss, A. L. (2003). Factors associated with parenting stress in mothers of
children with fragile X syndrome. Journal of Developmental and Behavioral
Pediatrics, 24(4), 267–275. https://doi.org/10.1097/00004703-200308000-00008
Kurniati, E., Nur Alfaeni, D. K., & Andriani, F. (2020). Analisis Peran Orang Tua
dalam Mendampingi Anak di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi : Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 241. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.541
Lavi, I., Manor-Binyamini, I., Seibert, E., Katz, L. F., Ozer, E. J., & Gross, J. J.
60
(2019). Broken bonds: A meta-analysis of emotion reactivity and regulation in
emotionally maltreating parents. Child Abuse and Neglect, 88(October 2018),
376–388. https://doi.org/10.1016/j.chiabu.2018.11.016
Li, Q., Guan, X., Wu, P., Wang, X., Zhou, L., Tong, Y., Ren, R., Leung, K. S. M.,
Lau, E. H. Y., Wong, J. Y., Xing, X., Xiang, N., Wu, Y., Li, C., Chen, Q., Li,
D., Liu, T., Zhao, J., Liu, M., … Feng, Z. (2020). Early Transmission Dynamics
in Wuhan, China, of Novel Coronavirus–Infected Pneumonia. New England
Journal of Medicine, 382(13), 1199–1207.
https://doi.org/10.1056/nejmoa2001316
Lisak, N., Alimović, S., & Jakab, A. W. (2019). Parental Stress of Parents with
Children with Disabilities -Correlation between Stress and other Variables in
Croatian Context Parental Stress of Parents with Children with Disabilities -
Correlation between Stress and other Variables in Croatian Context. Conference
Paper, April.
Mahyastuti, P. R. (2017). Hubungan Antara Keterlibatan Ayah Dalam Mengasuh
Anak Dengan Tingkat Stres Pengasuhan Pada Ibu yang Memiliki Anak
Retardasi Mental di SLB Yayasan Widya Bakti Semarang.
Marliani, R., Nasrudin, E., Rahmawati, R., & Ramdani, Z. (2020). Emotional
Regulation, Stress, and Psychological Well-Being: A Study of Work from Home
Mothers in Facing the COVID-19 Pandemic. Journal of Psychology, 1.
http://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/30722
Mikolajczak, M., Gross, J. J., & Roskam, I. (2019). Parental Burnout: What Is It, and
Why Does It Matter? Clinical Psychological Science, 7(6), 1319–1329.
https://doi.org/10.1177/2167702619858430
Mortensen, J. A., & Barnett, M. A. (2015). Risk and Protective Factors, Parenting
Stress, and Harsh Parenting in Mexican Origin Mothers with Toddlers. Marriage
and Family Review, 51(1), 1–21. https://doi.org/10.1080/01494929.2014.955937
Nastiti, H., Azni, P., & Nugraha, S. (2014). Hubungan Social Support dengan
Parenting Stress pada Ibu dengan Anak Tunagrahita di SLB-C Z Bandung.
61
Jurnal Psikologi, 3(1), 153–157.
Norman, R. E., Byambaa, M., De, R., Butchart, A., Scott, J., & Vos, T. (2012). The
Long-Term Health Consequences of Child Physical Abuse, Emotional Abuse,
and Neglect: A Systematic Review and Meta-Analysis. PLoS Medicine, 9(11).
https://doi.org/10.1371/journal.pmed.1001349
Östberg, M. (1998). Parental stress, psychosocial problems and responsiveness in
help- seeking parents with small (2-45 months old) children. Acta Paediatrica,
International Journal of Paediatrics, 87(1), 69–76.
https://doi.org/10.1080/08035259850157903
Ozhiganova, G. V. (2018). SELF-REGULATION AND SELF-REGULATORY
CAPACITIES : COMPONENTS , LEVELS , MODELS. RUDN Journal of
Psychology and Pedagogics, 15(3), 255–270. https://doi.org/10.22363/2313-
1683-2018-15-3-255-270
Parkes, A., Sweeting, H., & Wight, D. (2015). Parenting stress and parent support
among mothers with high and low education. Journal of Family Psychology,
29(6), 907–918. https://doi.org/10.1037/fam0000129
Rahayu, S. (2020). Pengaruh Fatherless dan Status Identitas Terhadap Kemampuan
Penyesuaian Sosial Pada Siswa SMA Negeri di Kota Bandung.
Ratnasari, K. A., & Kuntoro. (2017). Hubungan Parenting Stress, Pengasuhan dan
Penyesuaian dalam Keluarga Terhadap Perilaku Kekerasan Anak dalam Rumah
Tangga. JURNAL MANAJEMEN KESEHATAN Yayasan RS Dr. Soetomo, 3(1),
86–98.
Sanders, M. R. (2008). Triple P-Positive Parenting Program as a Public Health
Approach to Strengthening Parenting. Journal of Family Psychology, 22(3),
506–517. https://doi.org/10.1037/0893-3200.22.3.506
Sanders, M. R., & Mazzucchelli, T. G. (2013). The Promotion of Self-Regulation
Through Parenting Interventions. Clinical Child and Family Psychology Review,
16(1), 1–17. https://doi.org/10.1007/s10567-013-0129-z
Secco, M. L., Askin, D., Yu, C. T., Garinger, J., Mulaire-Cloutier, C., Scharf, L.,
62
Schwartzman, L., Konyk, D., & Feldman, M. (2006). Factors affecting parenting
stress among biologically vulnerable toddlers. Comprehensive Child and
Adolescent Nursing, 29(3), 131–156.
https://doi.org/10.1080/01460860600846867
Serrat, O. (2017). Understanding and Developing Emotional Intelligence. In
Knowledge Solution (pp. 329–339). https://doi.org/10.1007/978-981-10-0983-9
Setiati, S., & Azwar, M. K. (2020). COVID-19 and Indonesia. Acta Med Indones -
Indones J Intern Med, 52(April), 84–89.
Setyowati, R. (2010). Keefektifan Pelatihan Ketrampilan Regulasi Emosi Terhadap
Penurunan Tingkat Stres Pada Ibu Yang Memiliki Anak Attention Deficit and
Hyperactive Disorder.
Sorkkila, M. (2019). Risk Factors for Parental Burnout among Finnish Parents : The
Role of Socially Prescribed Perfectionism. Journal of Child and Family Studies.
https://doi.org/10.1007/s10826-019-01607-1
Srifianti. (2020). Hubungan Antara Parenting Stress Dengan Strategi Regulasi Emosi
Orang Tua Yang Memiliki Anak Usia Sekolah Dasar (Middle Childhood) Di
Jabodetabek. Jurnal Psikologi : Media Ilmiah Psikologi, 18(9).
https://jpsikologi.esaunggul.ac.id/index.php/JPSI/article/view/93
Sundari, A. R., & Herdajani, F. (2013). Dampak Fatherlesness Terhadap
Perkembangan Psikologis Anak. Prosiding Seminar Nasional Parenting 2013,
53(9), 1689–1699.
Thompson, R. A. (1994). Emotion Regulation: a Theme in Search of Definition.
Monographs of the Society for Research in Child Development, 59(2–3), 25–52.
https://doi.org/10.1111/j.1540-5834.1994.tb01276.x
Ventura, J. N., & Ventura, J. N. (1987). The Stresses of Parenthood Reexamined.
National Council on Family Relations, 36(1), 26–29.
Vinkers, C. H., van Amelsvoort, T., Bisson, J. I., Branchi, I., Cryan, J. F., Domschke,
K., Howes, O. D., Manchia, M., Pinto, L., de Quervain, D., Schmidt, M. V., &
van der Wee, N. J. A. (2020). Stress resilience during the coronavirus pandemic.
63
European Neuropsychopharmacology, 35, 12–16.
https://doi.org/10.1016/j.euroneuro.2020.05.003
Waisbren, S. E., Rones, M., Read, C. Y., Marsden, D., & Levy, H. L. (2004). Brief
report: Predictors of parenting stress among parents of children with biochemical
genetic disorders. Journal of Pediatric Psychology, 29(7), 565–570.
https://doi.org/10.1093/jpepsy/jsh058
Wardani, A., & Ayriza, Y. (2020). Analisis Kendala Orang Tua dalam Mendampingi
Anak Belajar di Rumah Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi : Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 772. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.705
64
LAMPIRAN
65
LAMPIRAN 1
SKALA ORIGINAL
66
1. Skala stres pengasuhan
No. Item
1. I am happy in my role as a parent
2. There is little or nothing I wouldn’t do for my child(ren) if it was necessary
3. Caring for my child(ren) sometimes takes more time and energy than I have
to give
4. I sometimes worry whether I am doing enough for my child(ren)
5. I feel close to my child(ren)
6. I enjoy spending time with my child(ren)
7. My child(ren) is (are) an important source of affection for me
8. Having children gives me a more certain and optimistic view for the future
9. The major source of stress in my life is my child(ren)
10. Having children leaves little time and flexibility in my life
11. Having children has been a financial burden
12. It is difficult to balance different responsibilities because of my child(ren)
13. The behavior of my child(ren) is often embarassing or stressful to me
14. If I had it to do over again, I might decide not to have children
15. I feel overwhelmed by the responsibility of being a parent
16. Having children has meant having too few choices and too little control over
my life
17. I am satisfied as a parent
18. I find my child(ren) enjoyable
67
2. Skala regulasi diri
No. Item
1. When something goes wrong between me and my child, there is little I can
do to fix it
2. I know how to solve most problems that arise with parenting
3. I have confidence in myself as a parent
4. My child usually ends up getting their own way, so why try
5. I have the skills to deal with new situations with my child as they arise
6. When changes are needed in my family I am good at setting goals to
achieve those changes
7. I can find out what’s needed to resolve any problems my child has
8. I meet my expectations for providing emotional support for my child
9. I often feel helpless about my child’s behaviour
10. I am good at making plans and arranging fun and educational activities for
my child to engage in
11. I have all the skills necessary to be a good parent to my child
12. I know I am doing a good job as a parent
13. I know how to work out which situations my child is likely to be happiest in
14. I can stay focused on the things I need to do as a parent even when I’ve had
an upsetting experience
15. My parenting skills are effective
16. How my child turns out is mainly due to luck
68
LAMPIRAN 2
SKALA HASIL TRANSLASI
69
1. Translator 1
Parental Stress Scale (Berry & Jones, 1995)
No. English Bahasa Indonesia
1. I am happy in my role as a parent Saya bahagia dengan peran saya
sebagai orang tua
2. There is little or nothing I wouldn’t do
for my child(ren) if it was necessary
Jika diperlukan, hanya sedikit atau
tidak ada yang saya tidak akan
lakukan bagi anak saya
3. Caring for my child(ren) sometimes
takes more time and energy than I
have to give
Merawat anak saya terkadang
membutuhkan waktu dan energi
yang lebih banyak dari apa yang saya
harus berikan
4. I sometimes worry whether I am
doing enough for my child(ren)
Saya terkadang khawatir apakah saya
telah cukup berbuat bagi anak saya
5. I feel close to my child(ren) Saya merasa dekat dengan anak
/anak-anak saya.
6. I enjoy spending time with my
child(ren)
Saya menikmati waktu bersama
dengan anak/anak-anak saya
7. My child(ren) is (are) an important
source of affection for me
Anak/anak-anak saya merupakan
sumber kasih sayang yang penting
bagi saya
8. Having children gives me a more
certain and optimistic view for the
future
Memiliki anak memberi saya
pandangan yang lebih pasti dan
optimis untuk masa depan
9. The major source of streets in my life
is my child(ren)
Anak/Anak-anak saya merupakan
sumber utama dalam perjalanan
hidup saya
10. Having children leaves little time and
flexibility in my life
Memiliki anak mengurangi waktu
dan fleksibilitas dalam hidup saya
11. Having children has been a financial
burden
Memiliki anak merupakan beban
keuangan.
12. It is difficult to balance different
responsibilities because of my
child(ren)
Karena anak/anak-anak saya, sulit
bagi saya untuk menyeimbangkan
tanggung-jawab yang berbeda-beda
13. The behavior of my child(ren) is often
embarassing or stressful to me
Perilaku anak-anak saya seringkali
memalukan atau membuat saya
tertekan
14. If I had it to do over again, I might
decide not to have children
Jika saya harus melakukannya lagi,
saya mungkin memutuskan untuk
tidak memiliki anak
15. I feel overwhelmed by the
responsibility of being a parent
Saya merasa terbebani dengan
tanggung jawab sebagai orang tua
70
16. Having children has meant having too
few choices and too little control over
my life
Memiliki anak berarti memiliki
terlalu sedikit pilihan dan kendali
atas hidup saya
17. I am satisfied as a parent Saya merasa puas sebagai orang tua
18. I find my child(ren) enjoyable Saya melihat kebahagiaan pada
anak/anak-anak saya
Parenting Self-Regulation Scale ‘Me as a Parent’ (MaaP)
(Hamilton dkk., 2015)
No. English Bahasa Indonesia
1. When something goes wrong
between me and my child, there is
little I can do to fix it
Saya tidak bisa berbuat banyak untuk
menyelesaikan masalah antara saya
dan anak saya.
2. I know how to solve most problems
that arise with parenting
Saya tahu bagaimana untuk
mengatasi masalah terkait dengan
pola asuh
3. I have confidence in myself as a
parent
Sebagai orang tua, saya memiliki
rasa percaya diri
4. My child usually ends up getting
their own way, so why try
Biasanya, anak saya pada akhirnya
mendapatkan keinginannya sendiri.
Karenanya, mengapa harus mencoba
5. I have the skills to deal with new
situations with my child as they arise
Saya cakap dalam menghadapi
situasi baru dengan anak saya
6. When changes are needed in my
family I am good at setting goals to
achieve those changes
Ketika perubahan dibutuhkan dalam
keluarga saya, saya mampu
menetapkan tujuan untuk
mencapainya.
7. I can find out what’s needed to
resolve any problems my child has
Saya tahu apa yang diperlukan untuk
menyelesaikan permasalahan pada
anak saya
8. I meet my expectations for providing
emotional support for my child
Saya memenuhi harapan saya untuk
memberikan dukungan emosional
bagi anak saya
9. I often feel helpless about my child’s
behaviour
Saya seringkali merasa tidak berdaya
dengan perilaku anak saya
10. I am good at making plans and
arranging fun and educational
activities for my child to engage in
Saya cakap dalam membuat rencana
dan mengatur kegiatan yang
menyenangkan serta mendidik bagi
anak saya
71
11. I have all the skills necessary to be a
good parent to my child
Saya memiliki semua kecakapan
yang diperlukan untuk menjadi orang
tua yang baik bagi anak saya
12. I know I am doing a good job as a
parent
Saya mengetahui bahwa saya sudah
melakukan pekerjaan sebagai orang
tua dengan baik
13. I know how to work out which
situations my child is likely to be
happiest in
Saya mengetahui situasi apa yang
mungkin akan membuat anak saya
sangat bahagia
14. I can stay focused on the things I
need to do as a parent even when
I’ve had an upsetting experience
Saya mampu untuk tetap fokus pada
hal-hal yang saya perlu lakukan
sebagai orang tua bahkan ketika saya
menghadapi pengalaman yang
mengecewakan.
15. My parenting skills are effective Kemampuan pola asuh saya sudah
efektif
16. How my child turns out is mainly due
to luck
Bagaimana anak saya berubah jelas
karena keberuntungan
December 16, 2020
TRANSLATOR STATEMENT
The information appearing herein has been translated by a Center for International Language and Cultural Studies of
Islamic University of Indonesia
CILACS UII Jl. DEMANGAN BARU NO 24 YOGYAKARTA, INDONESIA.
Phone/Fax: 0274 540 255
72
2. Translator 2
Parental Stress Scale (Berry & Jones, 1995)
No. English Bahasa Indonesia
1. I am happy in my role as a parent Saya merasa bahagia menjadi orang
tua.
2. There is little or nothing I wouldn’t do
for my child(ren) if it was necessary
Saya akan melakukan apapun untuk
anak-anak saya jika diperlukan.
3. Caring for my child(ren) sometimes
takes more time and energy than I
have to give
Mengasuh anak terkadang
menghabiskan banyak waktu dan
energi melebihi kemampuan saya.
4. I sometimes worry whether I am
doing enough for my child(ren)
Saya terkadang khawatir apakah saya
telah berbuat cukup baik untuk anak-
anak saya.
5. I feel close to my child(ren) Saya merasa dekat dengan anak-anak
saya.
6. I enjoy spending time with my
child(ren)
Saya menikmati saat-saat bersama
anak-anak.
7. My child(ren) is (are) an important
source of affection for me
Anak-anak adalah sumber kasih
sayang penting bagi saya.
8. Having children gives me a more
certain and optimistic view for the
future
Memiliki anak membuat saya
berpandangan semakin yakin dan
optimis untuk masa depan.
9. The major source of streets in my life
is my child(ren)
Sumber utama jalan hidup saya
adalah anak-anak.
10. Having children leaves little time and
flexibility in my life
Memiliki anak membuat saya
kekurangan waktu dan membuat
kehidupan saya kurang fleksibel.
11. Having children has been a financial
burden
Memiliki anak menjadi beban
finansial.
12. It is difficult to balance different
responsibilities because of my
child(ren)
Saya kesulitan menyeimbangkan
berbagai tugas karena anak-anak
saya.
13. The behavior of my child(ren) is often
embarassing or stressful to me
Tingkah laku anak-anak seringkali
memalukan saya dan membuat
stress.
14. If I had it to do over again, I might
decide not to have children
Seandainya saya boleh mengulang
lagi dari awal, mungkin saya akan
memutuskan untuk tidak memiliki
anak.
15. I feel overwhelmed by the
responsibility of being a parent
Saya merasa terbebani dengan
tanggung jawab sebagai orang tua.
73
16. Having children has meant having too
few choices and too little control over
my life
Memiliki anak berarti terbatasnya
pilihan dan memiliki sedikit kendali
atas hidup saya.
17. I am satisfied as a parent Saya merasa puas menjadi orang tua.
18. I find my child(ren) enjoyable Saya merasa anak-anak saya
menyenangkan.
Parenting Self-Regulation Scale ‘Me as a Parent’ (MaaP)
(Hamilton dkk., 2015)
No. English Bahasa Indonesia
1. When something goes wrong
between me and my child, there is
little I can do to fix it
Ketika ada kesalahpahaman antara
saya dan anak, saya tidak dapat
berbuat banyak untuk
menyelesaikannya.
2. I know how to solve most problems
that arise with parenting
Saya tahu cara untuk menyelesaikan
hampir semua masalah terkait dengan
pengasuhan anak.
3. I have confidence in myself as a
parent
Saya merasa percaya diri sebagai
orang tua.
4. My child usually ends up getting
their own way, so why try
Anak saya biasanya bertindak sesuai
keinginan mereka, jadi mengapa
harus repot-repot.
5. I have the skills to deal with new
situations with my child as they arise
Saya mampu mengatasi berbagai
masalah baru yang dialami anak
seiring dengan tumbuh kembang
mereka.
6. When changes are needed in my
family I am good at setting goals to
achieve those changes
Ketika ada hal-hal yang harus diubah
di lingkungan keluarga, saya mampu
menentukan tujuan untuk melakukan
perubahan tersebut.
7. I can find out what’s needed to
resolve any problems my child has
Saya mampu memahami hal-hal yang
diperlukan untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi anak.
8. I meet my expectations for providing
emotional support for my child
Saya mampu bertindak sesuai
harapan dalam memberikan
dukungan emosional untuk anak.
9. I often feel helpless about my child’s
behaviour
Saya sering merasa putus asa dengan
tingkah laku anak saya.
74
10. I am good at making plans and
arranging fun and educational
activities for my child to engage in
Saya mampu membuat berbagai
rencana dan mengatur kegiatan yang
menyenangkan dan mendidik untuk
anak.
11. I have all the skills necessary to be a
good parent to my child
Saya memiliki semua keterampilan
yang diperlukan untuk menjadi orang
tua yang baik bagi anak saya
12. I know I am doing a good job as a
parent
Saya tahu bahwa saya telah berusaha
menjadi orang tua yang baik.
13. I know how to work out which
situations my child is likely to be
happiest in
Saya tahu bagaimana memahami
situasi apa yang paling
menyenangkan anak saya.
14. I can stay focused on the things I
need to do as a parent even when
I’ve had an upsetting experience
Saya bisa tetap fokus pada hal-hal
yang perlu saya lakukan sebagai
orang tua bahkan ketika saya
mengalami hal yang mengecewakan.
15. My parenting skills are effective Keterampilan pengasuhan saya
cukup efektif.
16. How my child turns out is mainly due
to luck
Anak saya tumbuh seperti sekarang
hanya karena faktor keberuntungan.
December 16, 2020
TRANSLATOR STATEMENT The information appearing herein has been translated
by a Center for International Language and Cultural Studies of
Islamic University of Indonesia CILACS UII Jl. DEMANGAN BARU NO 24
YOGYAKARTA, INDONESIA. Phone/Fax: 0274 540 255
75
LAMPIRAN 3
SKALA HASIL SINTESIS
76
1. Skala stres pengasuhan
No. Original Version Bahasa Indonesia 1 Bahasa Indonesia 2
1. I am happy in my role
as a parent
Saya bahagia dengan
peran saya sebagai orang
tua
Saya merasa bahagia
menjadi orang tua.
2. There is little or
nothing I wouldn’t do
for my child(ren) if it
was necessary
Jika diperlukan, hanya
sedikit atau tidak ada
yang saya tidak akan
lakukan bagi anak saya
Saya akan melakukan
apapun untuk anak-anak
saya jika diperlukan.
3. Caring for my
child(ren) sometimes
takes more time and
energy than I have to
give
Merawat anak saya
terkadang membutuhkan
waktu dan energi yang
lebih banyak dari apa
yang saya harus berikan
Mengasuh anak terkadang
menghabiskan banyak
waktu dan energi melebihi
kemampuan saya.
4. I sometimes worry
whether I am doing
enough for my
child(ren)
Saya terkadang khawatir
apakah saya telah cukup
berbuat bagi anak saya
Saya terkadang khawatir
apakah saya telah berbuat
cukup baik untuk anak-
anak saya.
5. I feel close to my
child(ren)
Saya merasa dekat
dengan anak /anak-anak
saya.
Saya merasa dekat dengan
anak-anak saya.
6. I enjoy spending time
with my child(ren)
Saya menikmati waktu
bersama dengan anak-
anak saya
Saya menikmati saat-saat
bersama anak-anak.
7. My child(ren) is (are)
an important source of
affection for me
anak-anak saya
merupakan sumber kasih
sayang yang penting bagi
saya
Anak-anak adalah sumber
kasih sayang penting bagi
saya.
8. Having children gives
me a more certain and
optimistic view for the
future
Memiliki anak memberi
saya pandangan yang
lebih pasti dan optimis
untuk masa depan
Memiliki anak membuat
saya berpandangan
semakin yakin dan optimis
untuk masa depan.
9. The major stress in my
life is my child(ren)
Anak/Anak-anak saya
merupakan sumber utama
stres dalam hidup saya
Sumber utama stres saya
adalah anak-anak saya.
10. Having children leaves
little time and
flexibility in my life
Memiliki anak
mengurangi waktu dan
fleksibilitas dalam hidup
saya
Memiliki anak membuat
saya kekurangan waktu
dan membuat kehidupan
saya kurang fleksibel.
11. Having children has
been a financial burden
Memiliki anak
merupakan beban
keuangan.
Memiliki anak menjadi
beban finansial.
12. It is difficult to balance
different
Karena anak/anak-anak
saya, sulit bagi saya
untuk menyeimbangkan
Saya kesulitan
menyeimbangkan berbagai
77
responsibilities because
of my child(ren)
tanggung-jawab yang
berbeda-beda
tanggung jawab karena
anak-anak saya.
13. The behavior of my
child(ren) is often
embarassing or
stressful to me
Perilaku anak-anak saya
seringkali memalukan
atau membuat saya stres
Tingkah laku anak-anak
seringkali memalukan
saya dan membuat stress.
14. If I had it to do over
again, I might decide
not to have children
Jika saya harus
melakukannya lagi, saya
mungkin memutuskan
untuk tidak memiliki
anak
Seandainya saya boleh
mengulang lagi dari awal,
mungkin saya akan
memutuskan untuk tidak
memiliki anak.
15. I feel overwhelmed by
the responsibility of
being a parent
Saya merasa terbebani
dengan tanggung jawab
sebagai orang tua
Saya merasa terbebani
dengan tanggung jawab
sebagai orang tua.
16. Having children has
meant having too few
choices and too little
control over my life
Memiliki anak berarti
memiliki terlalu sedikit
pilihan dan kendali atas
hidup saya
Memiliki anak berarti
terbatasnya pilihan dan
memiliki sedikit kendali
atas hidup saya.
17. I am satisfied as a
parent
Saya merasa puas sebagai
orang tua
Saya merasa puas menjadi
orang tua.
18. I find my child(ren)
enjoyable
Saya melihat kebahagiaan
pada anak/anak-anak saya
Saya merasa anak-anak
saya menyenangkan.
2. Skala regulasi diri
No. Original Version Bahasa Indonesia 1 Bahasa Indonesia 2
1. When something goes
wrong between me and
my child, there is little
I can do to fix it
Saya tidak bisa berbuat
banyak untuk
menyelesaikan masalah
antara saya dan anak
saya.
Ketika ada
kesalahpahaman antara
saya dan anak, saya tidak
dapat berbuat banyak untuk
menyelesaikannya.
2. I know how to solve
most problems that
arise with parenting
Saya tahu bagaimana
untuk mengatasi masalah
terkait dengan pola asuh
Saya tahu cara untuk
menyelesaikan hampir
semua masalah terkait
dengan pengasuhan anak.
3. I have confidence in
myself as a parent
Sebagai orang tua, saya
memiliki rasa percaya
diri
Saya merasa percaya diri
sebagai orang tua.
4. My child usually ends
up getting their own
way, so why try
Biasanya, anak saya pada
akhirnya mendapatkan
keinginannya sendiri.
Karenanya, mengapa
harus mencoba
Anak saya biasanya
bertindak sesuai keinginan
mereka, jadi mengapa harus
repot-repot.
5. I have the skills to deal
with new situations
Saya cakap dalam
menghadapi situasi baru
dengan anak saya seiring
Saya mampu mengatasi
berbagai masalah baru
yang dialami anak seiring
78
with my child as they
arise
dengan tumbuh kembang
mereka.
dengan tumbuh kembang
mereka.
6. When changes are
needed in my family I
am good at setting
goals to achieve those
changes
Ketika perubahan
dibutuhkan dalam
keluarga saya, saya
mampu menetapkan
tujuan untuk
mencapainya.
Ketika ada hal-hal yang
harus diubah di lingkungan
keluarga, saya mampu
menentukan tujuan untuk
melakukan perubahan
tersebut.
7. I can find out what’s
needed to resolve any
problems my child has
Saya tahu apa yang
diperlukan untuk
menyelesaikan
permasalahan pada anak
saya
Saya mampu memahami
hal-hal yang diperlukan
untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi
anak.
8. I meet my expectations
for providing
emotional support for
my child
Saya memenuhi harapan
saya untuk memberikan
dukungan emosional bagi
anak saya
Saya mampu bertindak
sesuai harapan dalam
memberikan dukungan
emosional untuk anak.
9. I often feel helpless
about my child’s
behaviour
Saya seringkali merasa
tidak berdaya dengan
perilaku anak saya
Saya sering merasa putus
asa dengan tingkah laku
anak saya.
10. I am good at making
plans and arranging
fun and educational
activities for my child
to engage in
Saya cakap dalam
membuat rencana dan
mengatur kegiatan yang
menyenangkan serta
mendidik bagi anak saya
Saya mampu membuat
berbagai rencana dan
mengatur kegiatan yang
menyenangkan dan
mendidik untuk anak.
11. I have all the skills
necessary to be a good
parent to my child
Saya memiliki semua
kecakapan yang
diperlukan untuk menjadi
orang tua yang baik bagi
anak saya
Saya memiliki semua
keterampilan yang
diperlukan untuk menjadi
orang tua yang baik bagi
anak saya
12. I know I am doing a
good job as a parent
Saya mengetahui bahwa
saya sudah melakukan
pekerjaan sebagai orang
tua dengan baik
Saya tahu bahwa saya telah
bertindak dengan baik
sebagai orang tua.
13. I know how to work
out which situations
my child is likely to be
happiest in
Saya mengetahui
bagaimana membuat
situasi yang paling
membahagiakan anak
saya
Saya tahu bagaimana
memahami situasi apa yang
paling membahagiakan
anak saya.
14. I can stay focused on
the things I need to do
as a parent even when
I’ve had an upsetting
experience
Saya mampu untuk tetap
fokus pada hal-hal yang
saya perlu lakukan
sebagai orang tua bahkan
ketika saya menghadapi
pengalaman yang
mengecewakan.
Saya bisa tetap fokus pada
hal-hal yang perlu saya
lakukan sebagai orang tua
bahkan ketika saya
mengalami hal yang
mengecewakan.
79
15. My parenting skills are
effective
Kemampuan pola asuh
saya sudah efektif
Keterampilan pengasuhan
saya cukup efektif.
16. How my child turns
out is mainly due to
luck
Bagaimana anak saya
berubah adalah terutama
karena faktor
keberuntungan
Anak saya tumbuh seperti
sekarang hanya karena
faktor keberuntungan.
80
LAMPIRAN 4
SKALA HASIL BACK TRANSLATE
81
1. Translator 3
Parenting Stress Scale (Berry & Jones, 1995)
No. Bahasa Indonesia English
1. Saya bahagia dengan peran saya sebagai
orang tua
I am happy with my role as a
parent.
2. Jika diperlukan, hanya sedikit atau tidak
ada yang saya tidak akan lakukan bagi anak
saya
If necessary, there is only little or
even nothing I wouldn’t do for
my child.
3. Merawat anak saya terkadang
membutuhkan waktu dan energi yang lebih
banyak dari apa yang saya harus berikan
Caring for my child sometimes
takes more time and energy than
I should give.
4. Saya terkadang khawatir apakah saya telah
cukup berbuat bagi anak saya
I am sometimes worried about
whether I have done enough for
my child.
5. Saya merasa dekat dengan anak /anak-anak
saya.
I feel close to my child/children.
6. Saya menikmati waktu bersama dengan
anak/anak-anak saya
I enjoy spending time together
with my child/children.
7. Anak/anak-anak saya merupakan sumber
kasih sayang yang penting bagi saya
My child/children is/are an
important source of affection for
me.
8. Memiliki anak memberi saya pandangan
yang lebih pasti dan optimis untuk masa
depan
Having a child gives me more
certain and optimistic views of
the future.
9. Anak/Anak-anak saya merupakan sumber
utama dalam perjalanan hidup saya
My child/children is/are the main
source of my life.
10. Memiliki anak mengurangi waktu dan
fleksibilitas dalam hidup saya
Having a child reduces my time
and flexibility in life.
11. Memiliki anak merupakan beban
keuangan.
Having a child gives a financial
burden.
12. Karena anak/anak-anak saya, sulit bagi
saya untuk menyeimbangkan tanggung-
jawab yang berbeda-beda
My child/children makes/make it
hard for me to balance different
responsibilities.
13. Perilaku anak-anak saya seringkali
memalukan atau membuat saya tertekan
My children’s behavior often
embarrasses or depresses me.
14. Jika saya harus melakukannya lagi, saya
mungkin memutuskan untuk tidak
memiliki anak
If I had to do it again, I might
have decided not to have a child.
15. Saya merasa terbebani dengan tanggung
jawab sebagai orang tua
I feel overwhelmed by the
responsibility as a parent.
82
16. Memiliki anak berarti memiliki terlalu
sedikit pilihan dan kendali atas hidup saya
Having a child means having too
few choices and very little
control of my life.
17. Saya merasa puas sebagai orang tua I am satisfied as a parent.
18. Saya melihat kebahagiaan pada anak/anak-
anak saya
I see happiness in my
child/children.
Parenting Self-Regulation Scale/Me as a Parent (MaaP)
(Hamilton et al., 2015)
No. Bahasa Indonesia English
1. Saya tidak bisa berbuat banyak untuk
menyelesaikan masalah antara saya dan
anak saya.
There is little I can do to fix
when something goes wrong
between me and my child.
2. Saya tahu bagaimana untuk mengatasi
masalah terkait dengan pola asuh
I know how to solve parenting
problems.
3. Sebagai orang tua, saya memiliki rasa
percaya diri
I have confidence in myself as a
parent.
4. Biasanya, anak saya pada akhirnya
mendapatkan keinginannya sendiri.
Karenanya, mengapa harus mencoba
Usually, my child ends up
getting his/her own way, so why
should I try?
5. Saya cakap dalam menghadapi situasi baru
dengan anak saya
I am good at dealing with new
situations with my child.
6. Ketika perubahan dibutuhkan dalam
keluarga saya, saya mampu menetapkan
tujuan untuk mencapainya.
When changes are needed in my
family, I am able to set a goal to
achieve the changes.
7. Saya tahu apa yang diperlukan untuk
menyelesaikan permasalahan pada anak
saya
I know what is needed to solve
my child’s problems.
8. Saya memenuhi harapan saya untuk
memberikan dukungan emosional bagi
anak saya
I meet my expectation of giving
emotional support to my child.
9. Saya seringkali merasa tidak berdaya
dengan perilaku anak saya
I often feel helpless about my
child’s behavior.
10. Saya cakap dalam membuat rencana dan
mengatur kegiatan yang menyenangkan
serta mendidik bagi anak saya
I am good at planning and
arranging fun and educational
activities for my child.
11. Saya memiliki semua kecakapan yang
diperlukan untuk menjadi orang tua yang
baik bagi anak saya
I have all the skills needed to be
a good parent for my child.
83
12. Saya mengetahui bahwa saya sudah
melakukan pekerjaan sebagai orang tua
dengan baik
I know I have been doing a good
job as a parent.
13. Saya mengetahui situasi apa yang mungkin
akan membuat anak saya sangat bahagia
I know which situations likely
make my child very happy.
14. Saya mampu untuk tetap fokus pada hal-hal
yang saya perlu lakukan sebagai orang tua
bahkan ketika saya menghadapi
pengalaman yang mengecewakan.
I am able to stay focused on the
things I need to do as a parent
even when I have a
disappointing experience.
15. Kemampuan pola asuh saya sudah efektif My parenting skills are
effective.
16. Bagaimana anak saya berubah jelas karena
keberuntungan
How my child changes is
certainly because of luck.
December 17, 2020
TRANSLATOR STATEMENT The information appearing herein has been translated
by a Center for International Language and Cultural Studies of
Islamic University of Indonesia CILACS UII Jl. DEMANGAN BARU NO 24
YOGYAKARTA, INDONESIA. Phone/Fax: 0274 540 255
84
2. Translator 4
Parental Stress Scale (Berry & Jones, 1995)
No. Indonesian Language English
1. Saya merasa bahagia menjadi orang tua. I feel happy in my role as a
parent.
2. Saya akan melakukan apapun untuk anak-
anak saya jika diperlukan.
I will do anything for my child if
necessary.
3. Mengasuh anak terkadang menghabiskan
banyak waktu dan energi melebihi
kemampuan saya.
Raising a child sometimes takes
more time and energy than I have
to give.
4. Saya terkadang khawatir apakah saya telah
berbuat cukup baik untuk anak-anak saya.
I sometimes feel worried
whether I have done enough for
my child.
5. Saya merasa dekat dengan anak-anak saya. I feel close to my child.
6. Saya menikmati saat-saat bersama anak-
anak.
I enjoy spending time with my
child.
7. Anak-anak adalah sumber kasih sayang
penting bagi saya.
My children are an important
source of love for me.
8. Memiliki anak membuat saya
berpandangan semakin yakin dan optimis
untuk masa depan.
Having a child has given me a
more certain and optimistic view
for the future.
9. Sumber utama jalan hidup saya adalah
anak-anak.
The main source of stress in my
life is my child.
10. Memiliki anak membuat saya kekurangan
waktu dan membuat kehidupan saya
kurang fleksibel.
Having a child has left little time
and flexibility in my life.
11. Memiliki anak menjadi beban finansial. Having a child has become a
financial burden.
12. Saya kesulitan menyeimbangkan berbagai
tugas karena anak-anak saya.
It is difficult for me to balance
different responsibilities due to
my child.
13. Tingkah laku anak-anak seringkali
memalukan saya dan membuat stress.
My child’s behavior is often
embarrassing or stressful to me.
14. Seandainya saya boleh mengulang lagi dari
awal, mungkin saya akan memutuskan
untuk tidak memiliki anak.
If I could do it over again, I
would decide not to have any
child.
15. Saya merasa terbebani dengan tanggung
jawab sebagai orang tua.
I feel burdened by the
responsibilities as a parent.
16. Memiliki anak berarti terbatasnya pilihan
dan memiliki sedikit kendali atas hidup
saya.
Having a child means having too
few choices and too little control
over my life.
17. Saya merasa puas menjadi orang tua. I feel satisfied as a parent.
85
18. Saya merasa anak-anak saya
menyenangkan.
I feel my child is fun.
'Me as a Parent' (MaaP) Questionnaire
(Hamilton et al., 2015)
No. Indonesian Language English
1. Ketika ada kesalahpahaman antara saya
dan anak, saya tidak dapat berbuat banyak
untuk menyelesaikannya.
When there is misunderstanding
between me and my child, there is
not much I can do to fix it.
2. Saya tahu cara untuk menyelesaikan
hampir semua masalah terkait dengan
pengasuhan anak.
I know how to solve most of the
problems that arise with
parenting.
3. Saya merasa percaya diri sebagai orang
tua.
I feel confident as a parent.
4. Anak saya biasanya bertindak sesuai
keinginan mereka, jadi mengapa harus
repot-repot.
My child usually ends up getting
their own way, so why do I have
to try.
5. Saya mampu mengatasi berbagai masalah
baru yang dialami anak seiring dengan
tumbuh kembang mereka.
I am capable of dealing with new
situations with my children as
they grow up.
6. Ketika ada hal-hal yang harus diubah di
lingkungan keluarga, saya mampu
menentukan tujuan untuk melakukan
perubahan tersebut.
When there are changes that my
family needs, I am capable of
setting goals to achieve these
changes.
7. Saya mampu memahami hal-hal yang
diperlukan untuk menyelesaikan masalah
yang dihadapi anak.
I am capable of determining what
is needed to solve any problems
that my child has.
8. Saya mampu bertindak sesuai harapan
dalam memberikan dukungan emosional
untuk anak.
I can meet my expectations for
providing emotional support for
my child.
9. Saya sering merasa putus asa dengan
tingkah laku anak saya.
I often feel helpless about my
child’s behavior.
10. Saya mampu membuat berbagai rencana
dan mengatur kegiatan yang
menyenangkan dan mendidik untuk anak.
I am capable of making plans and
arranging fun educational
activities for my child.
11. Saya memiliki semua keterampilan yang
diperlukan untuk menjadi orang tua yang
baik bagi anak saya
I have all the skills needed to
become a good parent for my
child.
12. Saya tahu bahwa saya telah berusaha
menjadi orang tua yang baik.
I know I have tried my best to
become a good parent.
86
13. Saya tahu bagaimana memahami situasi
apa yang paling menyenangkan anak
saya.
I know how to determine which
situations my child feels the
happiest in.
14. Saya bisa tetap fokus pada hal-hal yang
perlu saya lakukan sebagai orang tua
bahkan ketika saya mengalami hal yang
mengecewakan.
I can stay focused on the things I
need to do as a parent, even if I
have a disappointing experience.
15. Keterampilan pengasuhan saya cukup
efektif.
My parenting skills are quite
effective.
16. Anak saya tumbuh seperti sekarang hanya
karena faktor keberuntungan.
How my child turns out is only
due to luck.
December 17, 2020 TRANSLATOR STATEMENT
The information appearing herein has been translated
by a Center for International Language and Cultural Studies of Islamic University of Indonesia
CILACS UII Jl. DEMANGAN BARU NO 24
YOGYAKARTA, INDONESIA. Phone/Fax: 0274 540 255
87
LAMPIRAN 5
TABULASI DATA UJI BACA
88
SKALA STRES PENGASUHAN
SKALA REGULASI DIRI
Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4
3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4
4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4
5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4
Mean 4.8 4.8 5 4.6 5 4.8 5 5 4.8 5 4.6 5 5 4.4 5 4
Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12. 13 14 15 16 17 18
1 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
2 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5
3 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5
4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5
Mean 5 5 4,8 5 5 5 5 4,2 4,8 4,4 5 4,4 4,8 4,8 5 4,6 5 5
89
LAMPIRAN 6
KUESIONER GOOGLE FORM
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
LAMPIRAN 7
TABULASI DATA PENELITIAN
109
SKALA STRES PENGASUHAN
Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Total
1 1 1 5 5 1 1 1 1 4 3 3 2 1 1 1 2 1 1 35
2 1 1 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24
3 1 1 3 4 2 2 1 1 3 2 1 2 1 1 1 2 2 1 31
4 1 1 4 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25
5 1 1 5 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26
6 1 1 5 3 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 5 5 1 1 37
7 1 1 5 5 1 1 1 1 4 2 3 3 2 1 1 2 1 1 36
8 1 1 5 4 1 1 1 1 2 2 2 3 2 1 1 2 2 1 33
9 1 1 5 5 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 32
10 1 1 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24
11 1 1 5 5 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 30
12 1 3 5 5 1 1 1 1 4 1 2 5 2 5 1 2 1 1 42
13 1 1 5 5 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 33
14 1 1 4 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 26
15 1 1 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 25
16 2 2 4 5 3 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 39
17 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 21
18 1 1 4 5 1 1 1 2 3 4 2 3 1 1 1 1 2 1 35
19 1 1 5 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26
20 1 1 5 4 2 2 1 1 1 3 3 3 1 1 1 2 2 2 36
21 2 2 5 4 1 2 1 1 4 2 1 2 2 1 1 2 4 4 41
22 1 1 5 5 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 28
23 1 1 5 5 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 28
24 1 1 4 5 2 2 2 1 3 2 2 2 3 1 2 2 2 3 40
110
25 1 1 5 5 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 28
26 1 1 4 4 2 1 1 1 3 1 2 2 2 1 1 1 3 1 32
27 1 3 5 5 1 1 1 2 5 4 2 3 3 1 2 2 2 1 44
28 2 3 4 4 3 1 2 2 2 3 3 2 1 1 1 2 3 3 42
29 1 1 5 5 1 1 1 1 2 2 2 2 3 1 1 1 1 3 34
30 1 1 5 5 2 2 1 1 5 5 1 1 3 1 1 1 1 1 38
31 1 1 5 5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 3 2 1 38
32 1 2 4 4 1 1 1 1 2 3 2 2 2 1 1 1 1 1 31
33 1 1 5 5 1 1 1 1 1 3 1 3 2 1 1 2 3 2 35
34 1 1 5 5 2 1 1 1 3 2 4 3 2 1 1 2 1 1 37
35 1 1 5 5 1 1 1 1 2 1 1 3 2 1 2 1 1 1 31
36 1 1 5 5 1 1 1 1 1 1 1 4 4 1 1 1 1 1 32
37 1 1 5 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26
38 1 1 4 5 1 1 1 1 3 2 1 3 3 1 1 1 1 1 32
39 1 1 4 5 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 2 1 29
40 1 2 4 3 2 2 2 3 1 3 2 2 1 2 2 2 2 2 38
41 1 1 5 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25
42 1 1 5 5 1 2 1 1 2 2 3 2 3 1 4 2 4 2 42
43 1 1 5 4 2 1 1 1 1 1 1 2 3 1 5 1 1 1 33
44 1 1 5 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 27
45 5 2 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 40
46 1 1 5 4 1 1 1 2 3 2 1 3 2 1 1 2 2 2 35
47 3 2 4 4 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 29
48 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 26
49 1 1 5 5 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 30
50 3 2 4 4 3 3 1 1 3 2 1 3 3 1 3 2 2 3 44
111
51 1 1 5 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26
52 2 2 5 5 2 2 2 1 2 3 2 2 2 1 1 2 1 1 38
53 1 1 5 5 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 27
54 1 1 5 4 1 1 1 1 3 2 1 1 3 1 1 1 1 2 31
55 1 2 5 4 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
56 1 1 3 3 1 1 2 3 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 27
57 2 2 4 4 2 2 2 2 3 2 2 2 4 1 1 3 1 3 42
58 1 2 4 4 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 30
59 1 1 5 4 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 27
60 1 1 5 5 1 1 1 1 4 4 1 4 1 1 1 4 1 1 38
61 1 1 4 5 1 1 1 1 3 1 2 2 2 1 1 1 1 1 30
62 1 1 5 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 28
63 1 1 5 5 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 28
64 1 1 5 5 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 2 1 30
65 1 1 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
66 2 2 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 56
67 1 1 4 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 28
68 1 1 5 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26
69 1 1 4 4 1 1 1 2 5 1 1 2 2 1 1 2 2 2 34
70 1 1 4 4 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 34
71 1 2 4 4 1 1 1 1 4 3 1 1 2 1 3 1 1 1 33
72 1 1 5 5 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 30
73 1 1 4 4 1 4 1 1 1 2 2 4 2 1 2 1 1 1 34
74 1 2 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 38
75 1 1 5 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 3 1 1 27
76 1 4 3 5 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 31
112
77 1 1 4 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25
78 1 1 5 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25
79 1 1 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24
80 1 1 5 5 2 1 1 1 2 5 1 4 2 1 1 4 2 2 41
81 1 3 3 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 27
82 1 2 4 4 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 31
83 2 1 5 5 2 1 1 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 32
84 1 2 4 4 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 30
85 1 1 5 5 1 1 1 2 2 2 1 3 2 1 1 2 4 1 36
86 1 2 5 5 1 1 1 1 5 1 1 1 3 1 1 1 2 1 34
87 1 1 5 5 1 1 1 1 3 2 1 2 2 1 1 2 1 1 32
88 2 2 2 4 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 3 1 31
89 1 1 5 4 1 1 1 1 3 2 1 2 2 1 3 2 1 1 33
90 2 1 5 5 1 1 1 1 4 1 1 1 3 1 4 3 2 1 38
91 1 1 5 5 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29
92 1 1 5 5 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 28
93 1 1 5 4 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 29
94 2 2 5 3 3 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 35
95 3 3 3 3 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 32
96 1 1 5 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26
97 1 1 5 5 2 2 1 1 3 3 3 3 3 1 2 2 2 1 41
98 1 1 5 5 1 1 1 1 3 5 2 4 1 1 1 1 1 1 36
99 1 1 5 5 1 1 1 1 2 3 3 4 1 1 1 1 1 1 34
100 1 2 4 4 1 1 1 1 2 2 1 2 5 1 1 2 1 2 34
101 2 1 5 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 33
102 1 2 3 3 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 25
113
103 1 1 4 5 1 1 1 1 3 1 1 3 3 1 2 3 1 1 34
104 1 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 23
105 1 1 4 4 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 29
106 1 1 4 4 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 37
107 1 1 5 5 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 30
108 1 1 5 4 1 1 1 1 5 2 1 2 2 1 1 1 1 1 32
109 1 1 5 5 1 1 1 1 5 2 2 2 2 2 2 2 1 1 37
110 1 1 5 4 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 27
111 1 1 4 5 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 31
112 1 2 4 4 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 33
114
SKALA REGULASI DIRI
Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Total
1 5 4 5 2 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 72
2 2 4 4 2 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 63
3 4 4 4 2 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 63
4 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 73
5 5 3 5 3 4 4 5 4 4 4 4 1 4 4 5 5 64
6 1 5 5 1 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 2 1 64
7 4 5 5 3 4 5 5 5 3 4 5 5 5 4 5 5 72
8 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 66
9 4 5 5 3 3 5 5 5 3 3 5 3 3 3 4 3 62
10 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 73
11 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 63
12 5 4 4 5 4 4 4 5 2 4 1 4 5 4 4 3 62
13 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 61
14 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 57
15 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 65
16 3 4 4 2 4 4 4 3 2 3 3 3 4 4 3 4 54
17 5 4 5 1 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 3 70
18 4 4 5 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 60
19 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 78
20 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 3 62
21 4 2 4 4 4 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58
22 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 58
23 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 75
24 2 4 4 3 2 2 5 4 2 3 4 3 3 4 4 4 53
115
25 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 76
26 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 60
27 3 3 2 4 4 4 4 4 2 4 4 2 3 4 3 4 54
28 3 3 4 4 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 49
29 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 51
30 5 3 4 3 4 4 4 4 5 4 3 2 4 4 5 2 60
31 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 2 3 4 3 4 56
32 4 3 5 3 4 4 5 5 4 3 3 4 4 5 4 4 64
33 3 3 4 4 3 4 5 4 3 4 3 3 5 3 4 4 59
34 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 3 63
35 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 57
36 5 4 5 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5 66
37 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 72
38 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 54
39 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 5 5 5 5 4 61
40 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 5 53
41 3 3 5 3 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 3 3 68
42 3 4 2 4 2 3 4 2 2 2 2 2 3 2 2 4 43
43 5 5 5 3 4 5 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 73
44 5 3 4 4 4 3 5 4 3 5 3 3 5 4 4 5 64
45 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 56
46 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 5 57
47 5 5 5 3 4 4 4 4 5 5 3 3 3 3 4 4 64
48 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 5 62
49 2 4 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 50
50 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 49
116
51 1 1 2 1 3 1 2 1 3 1 2 3 2 3 1 1 28
52 4 3 4 5 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 5 60
53 5 5 5 3 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 76
54 5 4 5 2 4 4 4 3 5 5 4 5 4 5 3 4 66
55 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 64
56 5 3 3 4 4 3 5 3 3 4 3 4 5 4 4 5 62
57 3 4 4 2 3 4 3 4 2 3 4 3 4 4 3 4 54
58 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 51
59 5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 5 62
60 4 5 5 5 5 2 5 5 4 2 4 5 2 4 2 5 64
61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 4 4 4 63
62 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 3 76
63 5 5 5 5 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 63
64 5 5 5 5 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 5 4 66
65 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 78
66 2 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 56
67 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 74
68 5 5 3 5 5 5 5 5 5 3 3 3 5 3 3 3 66
69 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 52
70 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 2 3 3 4 3 4 53
71 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 5 60
72 5 5 5 4 5 5 5 5 4 3 3 5 5 4 5 2 70
73 2 4 5 3 5 4 4 3 2 2 3 4 4 4 2 2 53
74 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 62
75 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 74
76 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 5 4 4 4 61
117
77 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 73
78 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 78
79 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 2 74
80 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 62
81 5 1 5 3 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 69
82 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 52
83 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 62
84 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 58
85 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 3 3 59
86 1 4 5 1 5 4 4 3 2 5 3 4 5 5 3 2 56
87 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 51
88 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 3 3 5 4 4 3 62
89 3 4 5 5 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 60
90 2 3 4 3 3 5 4 5 1 4 4 5 4 4 4 3 58
91 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 70
92 5 5 5 5 3 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 67
93 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 3 4 65
94 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 56
95 5 1 3 5 1 2 2 1 5 1 2 1 1 1 1 5 37
96 5 5 5 2 4 2 5 2 5 5 2 2 5 4 2 5 60
97 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 50
98 4 4 5 5 4 5 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 64
99 5 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 75
100 2 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 64
101 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 61
102 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 3 71
118
103 3 4 5 4 1 5 5 5 3 4 3 4 4 4 4 3 61
104 4 4 4 5 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 62
105 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 54
106 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 66
107 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 64
108 4 3 4 4 3 3 3 3 2 4 3 3 4 3 4 5 55
109 4 5 5 1 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 2 66
110 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 3 5 4 4 4 4 66
111 3 5 5 3 5 5 5 5 3 4 4 4 5 5 4 1 66
112 4 4 5 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 61
119
LAMPIRAN 8
HASIL ANALISIS AITEM, HASIL
UJI VALIDITAS DAN
RELIABILITAS
120
1. Skala stres pengasuhan sebelum aitem digugurkan
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 112 100.0
Excludeda 0 .0
Total 112 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.742 18
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
sp1 1.19 .562 112
sp2 1.32 .604 112
sp3 4.43 .791 112
sp4 4.35 .835 112
sp5 1.28 .523 112
sp6 1.26 .515 112
sp7 1.16 .393 112
sp8 1.21 .454 112
sp9 2.11 1.196 112
sp10 1.76 .961 112
sp11 1.43 .694 112
sp12 1.93 .927 112
sp13 1.73 .838 112
sp14 1.11 .509 112
sp15 1.33 .810 112
sp16 1.62 .830 112
sp17 1.53 .735 112
sp18 1.32 .604 112
121
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
sp1 30.87 30.838 .256 .735
sp2 30.73 30.991 .208 .739
sp3 27.62 31.318 .092 .751
sp4 27.71 31.741 .033 .758
sp5 30.78 30.103 .414 .726
sp6 30.79 30.345 .377 .728
sp7 30.89 31.430 .266 .736
sp8 30.84 31.127 .281 .735
sp9 29.95 26.538 .389 .727
sp10 30.29 26.732 .513 .709
sp11 30.62 28.849 .459 .719
sp12 30.12 27.552 .446 .717
sp13 30.32 27.788 .483 .714
sp14 30.95 30.502 .355 .730
sp15 30.72 29.247 .326 .730
sp16 30.44 28.392 .415 .721
sp17 30.53 30.396 .224 .739
sp18 30.73 29.982 .364 .728
2. Skala stres pengasuhan sesudah aitem digugurkan
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 112 100.0
Excludeda 0 .0
Total 112 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
122
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.764 14
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
sp1 1.19 .562 112
sp5 1.28 .523 112
sp6 1.26 .515 112
sp7 1.16 .393 112
sp8 1.21 .454 112
sp9 2.11 1.196 112
sp10 1.76 .961 112
sp11 1.43 .694 112
sp12 1.93 .927 112
sp13 1.73 .838 112
sp14 1.11 .509 112
sp15 1.33 .810 112
sp16 1.62 .830 112
sp18 1.32 .604 112
123
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
sp1 19.24 24.383 .256 .761
sp5 19.15 23.697 .422 .749
sp6 19.17 23.818 .405 .751
sp7 19.27 24.738 .315 .758
sp8 19.21 24.548 .304 .758
sp9 18.32 20.851 .352 .764
sp10 18.67 20.908 .488 .738
sp11 19.00 22.613 .459 .743
sp12 18.50 21.532 .433 .745
sp13 18.70 21.583 .493 .738
sp14 19.32 24.040 .365 .753
sp15 19.10 22.738 .353 .753
sp16 18.81 21.938 .449 .743
sp18 19.11 23.646 .360 .753
3. Skala regulasi diri sebelum aitem digugurkan
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 112 100.0
Excludeda 0 .0
Total 112 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.876 16
124
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
rd1 3.89 1.025 112
rd2 3.80 .928 112
rd3 4.29 .767 112
rd4 3.63 1.092 112
rd5 3.92 .840 112
rd6 3.92 .850 112
rd7 4.15 .713 112
rd8 4.04 .838 112
rd9 3.71 .974 112
rd10 3.79 .892 112
rd11 3.54 .879 112
rd12 3.80 .938 112
rd13 4.11 .787 112
rd14 3.94 .739 112
rd15 3.79 .864 112
rd16 3.63 1.032 112
125
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
rd1 58.05 61.853 .510 .870
rd2 58.14 63.457 .461 .871
rd3 57.65 62.553 .659 .864
rd4 58.32 67.950 .111 .890
rd5 58.03 62.495 .597 .866
rd6 58.03 62.152 .616 .865
rd7 57.79 63.066 .667 .864
rd8 57.91 60.821 .736 .860
rd9 58.24 63.284 .445 .872
rd10 58.15 61.247 .651 .863
rd11 58.40 61.666 .630 .864
rd12 58.14 61.169 .619 .864
rd13 57.84 62.136 .675 .863
rd14 58.01 62.856 .660 .864
rd15 58.16 60.893 .704 .861
rd16 58.32 70.959 -.051 .896
4. Skala regulasi diri setelah aitem digugurkan
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 112 100.0
Excludeda 0 .0
Total 112 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.912 14
126
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
rd1 3.89 1.025 112
rd2 3.80 .928 112
rd3 4.29 .767 112
rd5 3.92 .840 112
rd6 3.92 .850 112
rd7 4.15 .713 112
rd8 4.04 .838 112
rd9 3.71 .974 112
rd10 3.79 .892 112
rd11 3.54 .879 112
rd12 3.80 .938 112
rd13 4.11 .787 112
rd14 3.94 .739 112
rd15 3.79 .864 112
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
rd1 50.80 60.466 .422 .915
rd2 50.89 60.655 .466 .912
rd3 50.40 59.576 .683 .904
rd5 50.78 59.184 .647 .905
rd6 50.78 59.022 .651 .905
rd7 50.54 60.232 .679 .905
rd8 50.66 57.884 .758 .901
rd9 50.99 60.640 .439 .914
rd10 50.90 58.252 .676 .904
rd11 51.15 58.436 .673 .904
rd12 50.89 58.006 .655 .905
rd13 50.59 59.055 .709 .903
rd14 50.76 59.590 .711 .903
rd15 50.91 58.442 .686 .904
127
LAMPIRAN 9
TABULASI DATA PENELITIAN
SAHIH
128
SKALA STRES PENGASUHAN
Subjek 1 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 18 Total
1 1 1 1 1 1 4 3 3 2 1 1 1 2 1 23
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
3 1 2 2 1 1 3 2 1 2 1 1 1 2 1 21
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
6 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 5 5 1 27
7 1 1 1 1 1 4 2 3 3 2 1 1 2 1 24
8 1 1 1 1 1 2 2 2 3 2 1 1 2 1 21
9 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 20
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
11 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 18
12 1 1 1 1 1 4 1 2 5 2 5 1 2 1 28
13 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 20
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 15
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 15
16 2 3 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 26
17 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 15
18 1 1 1 1 2 3 4 2 3 1 1 1 1 1 23
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
20 1 2 2 1 1 1 3 3 3 1 1 1 2 2 24
21 2 1 2 1 1 4 2 1 2 2 1 1 2 4 26
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 15
23 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 16
24 1 2 2 2 1 3 2 2 2 3 1 2 2 3 28
129
25 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 16
26 1 2 1 1 1 3 1 2 2 2 1 1 1 1 20
27 1 1 1 1 2 5 4 2 3 3 1 2 2 1 29
28 2 3 1 2 2 2 3 3 2 1 1 1 2 3 28
29 1 1 1 1 1 2 2 2 2 3 1 1 1 3 22
30 1 2 2 1 1 5 5 1 1 3 1 1 1 1 26
31 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 3 1 25
32 1 1 1 1 1 2 3 2 2 2 1 1 1 1 20
33 1 1 1 1 1 1 3 1 3 2 1 1 2 2 21
34 1 2 1 1 1 3 2 4 3 2 1 1 2 1 25
35 1 1 1 1 1 2 1 1 3 2 1 2 1 1 19
36 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 1 1 1 1 20
37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
38 1 1 1 1 1 3 2 1 3 3 1 1 1 1 21
39 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 17
40 1 2 2 2 3 1 3 2 2 1 2 2 2 2 27
41 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
42 1 1 2 1 1 2 2 3 2 3 1 4 2 2 27
43 1 2 1 1 1 1 1 1 2 3 1 5 1 1 22
44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
45 5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 28
46 1 1 1 1 2 3 2 1 3 2 1 1 2 2 23
47 3 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 18
48 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 20
49 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 17
50 3 3 3 1 1 3 2 1 3 3 1 3 2 3 32
130
51 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
52 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 1 1 2 1 25
53 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 15
54 1 1 1 1 1 3 2 1 1 3 1 1 1 2 20
55 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 18
56 1 1 1 2 3 1 1 1 2 1 1 1 1 1 18
57 2 2 2 2 2 3 2 2 2 4 1 1 3 3 31
58 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 19
59 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 15
60 1 1 1 1 1 4 4 1 4 1 1 1 4 1 26
61 1 1 1 1 1 3 1 2 2 2 1 1 1 1 19
62 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 16
63 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 16
64 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 17
65 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
66 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 44
67 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 17
68 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
69 1 1 1 1 2 5 1 1 2 2 1 1 2 2 23
70 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 23
71 1 1 1 1 1 4 3 1 1 2 1 3 1 1 22
72 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 18
73 1 1 4 1 1 1 2 2 4 2 1 2 1 1 24
74 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 26
75 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 3 1 18
76 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 17
131
77 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
78 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
79 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
80 1 2 1 1 1 2 5 1 4 2 1 1 4 2 28
81 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 18
82 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 19
83 2 2 1 1 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 20
84 1 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 19
85 1 1 1 1 2 2 2 1 3 2 1 1 2 1 21
86 1 1 1 1 1 5 1 1 1 3 1 1 1 1 20
87 1 1 1 1 1 3 2 1 2 2 1 1 2 1 20
88 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 20
89 1 1 1 1 1 3 2 1 2 2 1 3 2 1 22
90 2 1 1 1 1 4 1 1 1 3 1 4 3 1 25
91 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 17
92 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 16
93 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 18
94 2 3 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 23
95 3 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 20
96 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
97 1 2 2 1 1 3 3 3 3 3 1 2 2 1 28
98 1 1 1 1 1 3 5 2 4 1 1 1 1 1 24
99 1 1 1 1 1 2 3 3 4 1 1 1 1 1 22
100 1 1 1 1 1 2 2 1 2 5 1 1 2 2 23
101 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 23
102 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 15
132
103 1 1 1 1 1 3 1 1 3 3 1 2 3 1 23
104 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
105 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 17
106 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 26
107 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 18
108 1 1 1 1 1 5 2 1 2 2 1 1 1 1 21
109 1 1 1 1 1 5 2 2 2 2 2 2 2 1 25
110 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 16
111 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 20
112 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 22
133
SKALA REGULASI DIRI
Subjek 1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Total
1 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 66
2 2 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 56
3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 57
4 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 66
5 5 3 5 4 4 5 4 4 4 4 1 4 4 5 56
6 1 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 2 62
7 4 5 5 4 5 5 5 3 4 5 5 5 4 5 64
8 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58
9 4 5 5 3 5 5 5 3 3 5 3 3 3 4 56
10 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 67
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
12 5 4 4 4 4 4 5 2 4 1 4 5 4 4 54
13 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 54
14 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 49
15 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 58
16 3 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 4 4 3 48
17 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 66
18 4 4 5 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 53
19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70
20 4 3 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 55
21 4 2 4 4 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 50
22 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 50
23 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 65
24 2 4 4 2 2 5 4 2 3 4 3 3 4 4 46
134
25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70
26 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 53
27 3 3 2 4 4 4 4 2 4 4 2 3 4 3 46
28 3 3 4 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 42
29 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 43
30 5 3 4 4 4 4 4 5 4 3 2 4 4 5 55
31 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 2 3 4 3 49
32 4 3 5 4 4 5 5 4 3 3 4 4 5 4 57
33 3 3 4 3 4 5 4 3 4 3 3 5 3 4 51
34 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 56
35 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 51
36 5 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 56
37 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 63
38 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 47
39 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 5 5 5 5 54
40 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 44
41 3 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 3 62
42 3 4 2 2 3 4 2 2 2 2 2 3 2 2 35
43 5 5 5 4 5 3 4 4 5 5 5 5 5 5 65
44 5 3 4 4 3 5 4 3 5 3 3 5 4 4 55
45 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 50
46 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 49
47 5 5 5 4 4 4 4 5 5 3 3 3 3 4 57
48 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 53
49 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44
50 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 41
135
51 1 1 2 3 1 2 1 3 1 2 3 2 3 1 26
52 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 50
53 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 68
54 5 4 5 4 4 4 3 5 5 4 5 4 5 3 60
55 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 55
56 5 3 3 4 3 5 3 3 4 3 4 5 4 4 53
57 3 4 4 3 4 3 4 2 3 4 3 4 4 3 48
58 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 45
59 5 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 54
60 4 5 5 5 2 5 5 4 2 4 5 2 4 2 54
61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 4 4 55
62 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 68
63 5 5 5 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 54
64 5 5 5 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 5 57
65 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70
66 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 52
67 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 66
68 5 5 3 5 5 5 5 5 3 3 3 5 3 3 58
69 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 44
70 4 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 4 3 45
71 2 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 51
72 5 5 5 5 5 5 5 4 3 3 5 5 4 5 64
73 2 4 5 5 4 4 3 2 2 3 4 4 4 2 48
74 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 54
75 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 65
76 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 5 4 4 53
136
77 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 64
78 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70
79 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 67
80 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 57
81 5 1 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 62
82 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 46
83 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 56
84 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
85 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 3 51
86 1 4 5 5 4 4 3 2 5 3 4 5 5 3 53
87 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 45
88 4 4 3 5 4 4 4 4 4 3 3 5 4 4 55
89 3 4 5 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 51
90 2 3 4 3 5 4 5 1 4 4 5 4 4 4 52
91 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 60
92 5 5 5 3 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 58
93 5 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 3 57
94 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 52
95 5 1 3 1 2 2 1 5 1 2 1 1 1 1 27
96 5 5 5 4 2 5 2 5 5 2 2 5 4 2 53
97 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 44
98 4 4 5 4 5 4 4 2 3 4 4 4 4 4 55
99 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 69
100 2 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 56
101 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 54
102 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 64
137
103 3 4 5 1 5 5 5 3 4 3 4 4 4 4 54
104 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 53
105 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 46
106 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
107 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 57
108 4 3 4 3 3 3 3 2 4 3 3 4 3 4 46
109 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 63
110 4 4 5 4 4 4 5 4 4 3 5 4 4 4 58
111 3 5 5 5 5 5 5 3 4 4 4 5 5 4 62
112 4 4 5 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 54
138
LAMPIRAN 10
HASIL UJI ASUMSI DAN UJI
HIPOTESIS
139
1. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Stres
pengasuhan Regulasi diri
N 112 112
Normal Parametersa,b Mean 20.4286 54.70
Std. Deviation 5.11087 8.261
Most Extreme Differences Absolute .104 .096
Positive .096 .096
Negative -.104 -.079
Test Statistic .104 .096
Asymp. Sig. (2-tailed) .004c .014c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
2. Uji Linearitas
Case Processing Summary
Cases
Included Excluded Total
N Percent N Percent N Percent
stress_pengasuhan *
regulasi diri 112 100.0% 0 0.0% 112 100.0%
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Stres
pengasuhan *
regulasi diri
Between
Groups
(Combined) 1235.517 30 41.184 2.005 .007
Linearity 423.621 1 423.621 20.622 .000
Deviation from
Linearity 811.896 29 27.996 1.363 .140
Within Groups 1663.912 81 20.542
Total 2899.429 111
140
Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
Stres pengasuhan * regulasi
diri -.382 .146 .653 .426
3. Uji Hipotesis
Correlations
Stres
pengasuhan Regulasi diri
Spearman's rho Stres
pengasuhan
Correlation Coefficient 1.000 -.464**
Sig. (1-tailed) . .000
N 112 112
Regulasi diri Correlation Coefficient -.464** 1.000
Sig. (1-tailed) .000 .
N 112 112
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
4. Uji Regresi Linear
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Stres pengasuhan 20.4286 5.11087 112
Efikasi_diri 15.4286 2.77282 112
Agen_personal 7.5982 1.76278 112
Manajemen_diri 15.6875 2.71808 112
Kemandirian 15.9821 2.52548 112
141
Correlations
Stres
pengasuha
n
Efikasi_dir
i
Agen_person
al
Manajemen_di
ri
Kemandiria
n
Pearson
Correlatio
n
Stres
pengasuhan 1.000 -.271 -.548 -.262 -.289
Efikasi_diri -.271 1.000 .410 .814 .705
Agen_personal -.548 .410 1.000 .376 .401
Manajemen_di
ri -.262 .814 .376 1.000 .755
Kemandirian -.289 .705 .401 .755 1.000
Sig. (1-
tailed)
Stres
pengasuhan . .002 .000 .003 .001
Efikasi_diri .002 . .000 .000 .000
Agen_personal .000 .000 . .000 .000
Manajemen_di
ri .003 .000 .000 . .000
Kemandirian .001 .000 .000 .000 .
N Stres
pengasuhan 112 112 112 112 112
Efikasi_diri 112 112 112 112 112
Agen_personal 112 112 112 112 112
Manajemen_di
ri 112 112 112 112 112
Kemandirian 112 112 112 112 112
Variables Entered/Removeda
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 Kemandirian,
Agen_personal,
Efikasi_diri,
Manajemen_diri
b
. Enter
a. Dependent Variable: stres pengasuhan
142
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .553a .306 .280 4.33712 2.455
a. Predictors: (Constant), Kemandirian, Agen_personal, Efikasi_diri, Manajemen_diri
b. Dependent Variable: stres pengasuhan
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 886.693 4 221.673 11.784 .000b
Residual 2012.736 107 18.811
Total 2899.429 111
a. Dependent Variable: stres pengasuhan
b. Predictors: (Constant), Kemandirian, Agen_personal, Efikasi_diri, Manajemen_diri
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 34.488 2.814 12.255 .000
Efikasi_diri .015 .266 .008 .055 .956 .311 3.217
Agen_personal -1.490 .260 -.514 -5.733 .000 .807 1.239
Manajemen_diri -.037 .290 -.020 -.127 .900 .272 3.677
Kemandirian -.149 .259 -.074 -.576 .566 .396 2.525
a. Dependent Variable: stres pengasuhan
143
Collinearity Diagnosticsa
Mod
el
Dimensi
on
Eigenval
ue
Conditi
on
Index
Variance Proportions
(Consta
nt)
Efikasi_d
iri
Agen_perso
nal
Manajemen_
diri
Kemandiri
an
1 1 4.935 1.000 .00 .00 .00 .00 .00
2 .034 12.108 .01 .02 .96 .02 .01
3 .018 16.508 .87 .08 .03 .04 .00
4 .008 25.161 .12 .39 .00 .00 .79
5 .005 30.922 .00 .52 .01 .94 .20
a. Dependent Variable: stres pengasuhan
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 16.1580 27.5152 20.4286 2.82634 112
Std. Predicted Value -1.511 2.507 .000 1.000 112
Standard Error of Predicted
Value .434 2.381 .863 .308 112
Adjusted Predicted Value 16.0678 29.3057 20.4364 2.87081 112
Residual -13.22945 18.21469 .00000 4.25826 112
Std. Residual -3.050 4.200 .000 .982 112
Stud. Residual -3.281 4.329 -.001 1.009 112
Deleted Residual -15.30571 19.34927 -.00783 4.49933 112
Stud. Deleted Residual -3.443 4.744 .002 1.034 112
Mahal. Distance .118 32.470 3.964 4.220 112
Cook's Distance .000 .338 .012 .039 112
Centered Leverage Value .001 .293 .036 .038 112
a. Dependent Variable: stres pengasuhan
144
145
146
147
LAMPIRAN 11 SYNTAX
148
RELIABILITY
/VARIABLES=sp1 sp2 sp3 sp4 sp5 sp6 sp7 sp8 sp9 sp10 sp11 sp12 sp13
sp14 sp15 sp16 sp17 sp18
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE
/SUMMARY=TOTAL.
*Skala stres pengasuhan
RELIABILITY
/VARIABLES=rd1 rd2 rd3 rd4 rd5 rd6 rd7 rd8 rd9 rd10 rd11 rd12 rd13
rd14 rd15 rd16
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE
/SUMMARY=TOTAL.
*Skala regulasi diri orangtua
RELIABILITY
/VARIABLES=sp1 sp5 sp6 sp7 sp8 sp9 sp10 sp11 sp12 sp13 sp14 sp15
sp16 sp18
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE
/SUMMARY=TOTAL.
*Skala stres pengasuhan setelah aitem digugurkan
RELIABILITY
/VARIABLES=rd1 rd2 rd3 rd5 rd6 rd7 rd8 rd9 rd10 rd11 rd12 rd13
rd14 rd15
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE
/SUMMARY=TOTAL.
*Skala regulasi diri orangtua setelah aitem digugurkan
COMPUTE stres pengasuhan=sp1 + sp5 + sp6 + sp7 + sp8 + sp9 + sp10 +
sp11 + sp12 + sp13 + sp14 + sp15 + sp16 + sp18.
EXECUTE.
COMPUTE regulasi diri= rd1 + rd2 + rd3 + rd5 + rd6 + rd7 + rd8 + rd9
+ rd10 + rd11 + rd12 + rd13 + rd14 + rd15.
EXECUTE.
NPAR TESTS
/K-S(NORMAL)=stres pengasuhan regulasidiri
/MISSING ANALYSIS.
*Uji normalitas
149
NONPAR CORR
/VARIABLES=strespeng regulasidirifix
/PRINT=SPEARMAN ONETAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
*Uji Korelasi
MEANS TABLES=strespeng BY regulasidirifix
/CELLS=MEAN COUNT STDDEV
/STATISTICS LINEARITY.
*Uji Linearitas
REGRESSION
/DESCRIPTIVES MEAN STDDEV CORR SIG N
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA COLLIN TOL
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT strespeng
/METHOD=ENTER Efikasi_diri Agen_personal Manajemen_diri
Kemandirian
/SCATTERPLOT=(*SRESID ,*ZPRED)
/RESIDUALS DURBIN HISTOGRAM(ZRESID) NORMPROB(ZRESID)
/SAVE RESID.
*Uji regresi