hubungan self-esteem...

150
HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGAN KECENDERUNGAN BERPERILAKU BULL YING PADA REM AJA Oleh: LUTHFIAH NIM. 102070026045 Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1428 HI 2007 M

Upload: others

Post on 18-Feb-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGAN

KECENDERUNGAN BERPERILAKU BULL YING PADA

REM AJA

Oleh:

LUTHFIAH

NIM. 102070026045

Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam

memperoleh gelar Sarjana Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1428 HI 2007 M

Page 2: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

HUBUNGP.N SELF-ESTEEM DENGAN KECENDERUNGAM

BE.RPERILAKU BULL YING PADA REMAJA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikoloqi untuk memenuhi syarat-syarat

memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S. Psi)

Oleh:

LUTHFIAH

NIM : 102070026045

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing II

Hartati. M. Si

~~ ',~ Shol\c €?::7filt

15 938 NIP. 150 293 234

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSIT AS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAY ATULLAH

JAKARTA

1428 H/2007 M

Page 3: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

HALAMANPENGESAHAN

Skripsi yang berjudul "HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN

KECENDERUNGAN BERPERILAKU BULL YING PADA REMAJA" telah

diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam

Negeri Syarif Hiclayatullah Jakarta pada tanggal 27 Februari 2007. Skripsi ini

telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Psikologi (S. Psi.)

Jakarta, 27 Februari 2007

Sidang Munaqasyah

Dekan/ Pembantu Dekan I/

2'15 938

Anggota

Ora. H. N tt Hartati, M. Si. NIP. 1 215 938

Pem1

imbing II,

~/ ·-

Page 4: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

MOTTO:

Jfai ora110-orann ya1l{J 6erima11, ja111Ja11fali suatu fig.um menoofok,-ofof(,fig,n fig.um

yann fain (lig,mia) 6ofeli ju.di. mere/ig, (Jann awfof(,-ofo/if\fln) {e6ifi 6aik,tfari ;nerefig,

(Jann menoofok,-ofof(,lig,n) tfan jannan pufa wanita-wanita (menoofoft-oful{.lig,n)

wanita-wanita fain (lig,mia) 6ofeli ju.di. wanita-wanita (Jann atperofok,-ofok,lig,n)

fefjifi 6aik,tfari wanita (Jann menoofo/(,-ofof(,/ig,n) tfan Jannanfali fig.mu mencefa

&rimu semliri tfan jannanfali fW,mu pa1llJlJif-mema111J!Ji£ d"engan gefar-gefuryann

6urul(, ....... (Jlf-Jfujurat: 11)

"J[aroa auimu tidal(, 6eratfa patfa puntfak, orann fain, tapi & atas puntfaR!,nu.

Sefama C111JfW,U titfaftmenoliar9ai orann fain, titfaftpantas 6ll1Jimu menU71ti!JU

pC11fJliar9aan tfari siapa pun»

(Syaik,li jt6u <BafW,r jt[9rf.uzani)

Page 5: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

PERSEMBAHAN

'Yil}Iffafi 6erifafi afi,u rezelij cinta-'.Mu Jan cinta oratl{J yatl{J 6enna1ifaat 6uatk,u cintarrya Ji sisi-'.Mu 'Ya jl{[afi segafa yatl{J 'E11fj/igu rezclijfi.gn untuk,/(,u Ji antara yang a/iy ci11tai, jadifi.gn itu se6agai kff(,uatan untu/(,menJapat/ign yang 'Engfi.gu cintai 'Ya }lffafi apa yatl{J 'Etl{J/i.siu sing/ijrftrtn di antara scsuatu yang a/(,u cintai, jadi'fi.gn itu kf6e6asan wztuk,liy Jafam segafa fia{ yatl{J 'Etl{J/i.siu cintai )lmin 'Ya ra66afafamin (J{rJ?.,Jlt-'Iirmizi)

'l(JLpersem6ali.l{fr.n

'Kflrya setferlianak,u ini untuk,orang-orang tercintak,u:

.Jlya/i. dan I6uk,u yang tefali. m.erufuftk,da.n mem6im6ingk,u

'l(flempat l{fr,l{fr.~l{fr.l{fr.k,k.u yang pengertian dan aatk,k,u yang

sefa{u mem6uat k.§ceriaan

Page 6: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

ABSTRAKSI

(C) LUTHFIAH

(A) Fakultas PSikologi (B) Februari 2007

(D) HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGAN KECENDERUNGAN BERPERILAKU BULL YING PADA REMAJA

(E) xix+1149 halaman (F) Masa remaja merupakan transisi periode perkembangan antara masa

kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada masa ini, remaja sedang mencari jati dirinya. Hal ini ditandai dengan hubungan yang erat dengan teman sebayanya. Pada masa ini kebutuhan, keinginan, dan minat remaja mulai meningkat. Salah satu kebutuhan pada masa remaja adalah, kebutuhan akan harga diri. Harga diri remaja berkembang dan terbentuk dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta perilaku orang lain terhadap individu yang bersangkutan. Remaja ingin diakui eksistensinya oleh lingkungan dengan berusaha menjadi bagian dari lingkungan itu. Kebutuhan untuk diakui keberadaannya menyebabkan remaja dengan self-esteem tinggi melakukan bullying di sekolah terhadap adik kelasnya. Mereka tidak terima jika ada junior yang melakukan hal yang dapat melukai harga dirinya.

Bullying adalah bentuk perilaku agresif yang dilakukan secara sadar oleh orang/kelompok yang memiliki kekuatan yang lebih besar terhadap orang yang lebih lemah, bertujuan untuk menyakiti korban baik secara fisik, verbal maupun psikologis, dan dilakukan secara berulang-ulang, dalam periode waktu tertentu.

Self-esteem yang adalah penilaian, penghormatan dan keyakinan seseorang terhadap kemampuan, kekuatan dan keberartian dirinya berdasarkan standar subyektif yang diekspresikan dalam bentuk kata-kata (verbal) maupun perilaku.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara self-esteem dengan kecenderungan berperilaku bullying pada remaja. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 180 orang. Sampel penelitian ini berjumlah 123 siswa kelas 3 SMKN 7 Rawamangun, dimana 102 orang adalah responden laki-laki dan 21 orang responden wanita. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik random sampling. Teknik pengambilan data menggur.c::k~>n skala model Likert, skala yang

Page 7: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

digunakan adalah skala self-esteem dan skala kecenderungan berperilaku bullying.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui sejauhmana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain berdasarkan koefisien korelasi.

Setelah kedua skala diuji validitasnya dengan korelasi product moment Pearson dan diuji reliabilitas dengan Alpha Cronbach, untuk skala self­esteem diperoleh 37 item valid dan koefisien reliabilitas 0,869., semua item yang valid pada skala self-esteem ini digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian , dan untuk skala kecenderungan berperilaku bullying diperoleh 69 item yang valid dengan koefisien reliabiiitas 0,939., namun, tidak semua item yang valid tersebut digunakan sebagai alat ukur penelitian, dengan pertimbangan efisiensi dan efektifitas kerja peneliti dan juga waktu responden yang terbatas. Item valid yang digunakan sebagai alat ukur penelitian dipilih berdasarkan nilai validitas yang lebih tinggi sedangkan nilai validitas yang rendah diabaikan. Dengan demikian, item valid yang digunakan dalam penelitian sebanyak 55 item, kemudian data dianalisis dengan menggunakan program SPSS 12.0 for Windows dengan teknik uji korelasi Spearman's rho. Dari hasil penelitian diperoleh r-hitung sebesar (-0,283) lebih besar dari r-tabel pada signifikansi 0,05 adalah 0, 176 dan uji signifikansinya dengan nilai t-hitung = 2,0939 > nilai t-tabel = 1,980 pada tingkat signifikansi 0,05(df121). Dengan demikian keputL1san statistiknya adalah Ho ditolak dan menerima H1• maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan negatrr yang signifikan antara self­esteem dengan kecenderungan berperilaku bullying pada remaja.

(G)Daftar pustaka: 47 (1980-2006)

Page 8: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

ABSTRACT

(C) Luthfiah

(A) Fakultas Psikologi (B) Februari 2007

(D) Correlation of Self-Esteem with Bullying behavior tendences in adolescent

(E) xix+ 149 pages (F) Adolescent is development period transition between children and

adulthood. In this period, adolescent were searching their self identity. This is marked with close relationship with their friends. In this period, need desire and interest of adolescent are beginning for improve. One of needs in adolescent is need fer self esteem. Self esteem of adolescent developes and shaped in interaction to others, through appreciation and accepldnce, and aether's behavior to pertinent indiv!dual. Existence of adolescent want" to be confessed by others with try to be part of them. Need for existence confession causes adolescents with high self esteem to behave bullying in school to their juniors. They don't accept if there is a junior do anything may hurt their self esteem.

Bullying is awared aggressive behavior form by person or group who has bigger power to weak person, aims to hurt victim physically, verbally and psychologically, and done repeatedly in a certain times.

Self esteem is assessment, respectation and confidence of somebody about ability, power and self meaning based subjective standarts were expressed verbally and behavior.

This reseach aims to find the existence correlation between self esteem with bullying behavior tendencies in adolescents. The population in this research is 180 persons. The sample in this research 123 third year students SMKN 7 Rawamangun, in which there are 102 boys and 21 girls as respondents. Sample taking was done by used random sampling technique. Data taking technique by used Likert scale. Scale was used is self esteem scale and bullying behavior tendencies scale.

The approach was used in this research is quantitative approachment with correlational research method aims to knows how far the variation in one variable correlate with variation in one or more others variables based correlation coeffident.

Page 9: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

After both of validity scale tested by Pearson product moment and both of reliability tested by Alpha Cronbach, for self esteem scale was reached 37 items were valids and reliability coefficient is 0,869, all valid items in this self esteem scale were used as measuring instruments in the research, and for bullying behavior tendencies scale was reached 69 item were valid and reliability coefficient is 0,939., but no that valid all items were used as measu1ing instruments, with consideration of work efficiency and effectivity of researcher and time limited af respondents. Valid items were used as measuring instruments of research were choosen based higher values of validity. While lower values of validity were disregarded. So, valid items were used in this research were 55 items.and then, the datas were analized by using the program of SPSS for windows version 12.00 with Spearman's rho correlation technique,. From the finding research was reached r is -0,283 and it is highe~ than r table on significantion 0,05 is 0, 176., and the significantion was tested by t value= 2,0939 > ttable value= 1,980 on significantion 0,05 (df=121 ). So the statistical decision is HO is refused and 1-11 is accepted. So, it is conclused there are significant negative correlation between self esteem with bullying behavior tendences in adolescents.

(G)References: 47 (1980-2006)

Page 10: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

KATA PENGANTAR

Assalamu'alakum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWf yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul "Hubungan Self-Esteem dengan Kecenderungan Berperilaku

Bullying pada Remaja". Shalawat serta salam semoga tetap terlimpah atas

Nabi Muhammad Saw., yang telah menjadi suri tauladan terbaik bagi umat

manusia, kepada keluarga, para sahabat dan para pengikutnya hingga <'lkhir

zaman.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesulitan-kesulitan yang

penulis hadapi dalam menyelesaikan skripsi ini. Tugas akhir ini dapat

terselesaikan berkat kontribusi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan

penuh rasa hormat perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih

yang mendalam kepada:

1. Oekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, ibu Ora. Hj.

Netty Hartati, M. Si; Pudek Fakultas Psikologi ibu Hj. Zahrotun Nihayah,

M. Si., beserta civitas akademik Psikologi yang telah membantu

kelancaran administrasi untuk penelitian.

2. Bapak Ors. Sugeng Priyana selaku Kepala Sekolah, dan Bapak Kusmanto

selaku Koordinator bidang kesiswaan SMKN 7 Rawamangun yang telah

Page 11: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

memberikan kepercayaan kepada penulis untuk meneliti di tempat yang

bersangkutan. Serta para siswa-siswi terima kasih atas kesediaan kalian

menjadi responden dalam penelitian ini.

3. lbu Ora. Hj. Netty Hartati, M. Si. Selaku dosen pembimbing I dan ibu

Solicha, S. Ag. Selaku dosen pembimbing II, yang di tengah

kesibukannya telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan,

bimbingan dan saran dalam penulisan skripsi ini.

4. Seluruh dosen Fakultas Psikologi yang telah banyak memberikan ilmu

dan bimbin\:jannya.

5. Teruntuk Bapak dan lbuku tercinta, H. Muhammad dan Hj. Zulfah yang

dengan tulus ikhlas memberikan kasih sayang dan dorongan baik moriil

maupun materi, serta doa yang tak henti-hentinya dipanjatkan guna

keberhasilan dan kebahagiaan anak-anakmu, terima kasih kepada-mu

yang tak terhingga.

6. Untuk kakak-kakak dan adikku tercinta, terima kasih atas nasehat,doa

dan dukungan yang telah kalian berikan.

7. Untuk Nurul, terima kasih atas informasi mengenai sekolahnya dan

bantuannya dalam penyebaran angket.

8. Untuk Atop dan Oiah, terima kasih atas bantuan kalian yang telah dengan

setia menemani penulis selama penelitian, serta gelak tawa yang telah

mewarnai hari-hari penulis.

Page 12: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

9. Untuk Mursal, dan Andi yang telah banyak memberikan tambahan ilmu,

saran, dukungan dan guyonan di kaia penulis sedang berada dalam

keterpurukan dan kelemahan.

10. Untuk kakak seniorku, Ag us yang telah meminjamkan buku-bukunya

selama berbulan-bulan guna penyeiesaian skripsi ini, terima kasih juga

atas kursus SPSS yang telah diberikan secara cuma-cuma.

11. Teruntuk sahabat-sahabatku (Dhona, lka, Hany, Vivi, lrha, dan Ozi),

terima kasih atas persahabatan yang teiah kalian berikan dengan begitu

indah yang te.lah mewarnai masa-masa perkuliahan.

Terakhir, terima kasih kepada seluruh pihak yang belum disebutkan, semoga

Allah membalas semuanya. Amien.

Jakarta, Februari 2007

Luthfiah

Page 13: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

DAFTAR ISi

HALAMAN JU DUL ............................................................. .i

LEMBAR PERSETUJUAN .................................................. .ii

LEM BAR PENGESAHAN ................................................... iii

MO TIO .......................................................................... .iv

PERS EM BA HAN ................................................................ v

ABSTRAKSI ..................................................................... vi

KAT A PENG ANT AR ........................................................... x

DAFT AR ISi. .................................................................. xiii

DAFT AR T ABEL ............................................................. xvii

DAFT AR GAMBAR ......................................................... xix

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................ 1-10

1.1. Latar Belakang Masalah .................................................. 1

1.2. ldentifikasi Masalah ........................................................ 8

1.3. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................ 8

1.3.1. Pembatasan Masalah .......................................... 8

1.3.2. Perumusan Masalah ............................................. 9

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 9

1.4.1. Tujuan Penelitian ................................................ 9

1.4.2. Manfaat Penelitian .............................................. 9

Page 14: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

1. 5. Sistematika Penulisan ................................................... 10

BAB 2 KAJIAN PUST AKA ............................................ 11-43

2.1. Bullying ......................................................................... . 11

2.1.1. Definisi bullying ..................................................... .. 11

2.1.2. Tempat te~adinya bullying ........................... ............... 15

2.1.3. Jenis-jenis bullying ................................................... 16

2.1.4. Karakteristik pelaku bullying ................................... .... 17

2. 1. 5. Tipe korban bullying .................................... ............. 19

2.1.6. Sumber-sumber psikologis yang mendasari perilaku

Bullying ............................................. .................... .20

2.1.7. Dampak bullying terhadap korban ............................... 21

2.2. Self Esteem ............ ......................................................... 22

2.2.1. Definisi Self-esteem .................................................. 22

2.2.2. Komponen Self-esteem ............................................. 25

2.2.3. Karakteristik orang berdasarkan harga dirinya ............... 27

2.3. Remaja ........................................................................... 30

2.3.1. Definisi Rernaja ....................................................... 30

2.3.2. Batasan Remaja ...................................................... 32

2.3.3. Tugas Perkembangan dan Kebutuhan-kebutuhan

Remaja ................................................................. 34

Page 15: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

2.4. Kerangka Berpikir. ............. _ ............................................. 37

2.5. Hipotesis Penelitian ......................................................... .43

BAB 3 METODOLOGI PENEUTIAN ............................... 44-60

3.1. Jenis Penelitian ......... ___ ......... ___ -·· -·· ... ___ ......... ·-- ...... ·-- --· .. .44

3.1.1. Pendekatan Penelitian ...... -·- ___ ......... --· ...... ___ -·· ... -·- .. .44

3.1.2. Metode Penelitian .................................................. .44

3.2. Variabel Penelitian ___ ......................................................... 44

2 .2.1. Definisi Konseptual. .... _ .... ____ .......... ____ ...... _ ... ____ .... _ .. -45

3.2.2. Definisi Operasional Variabel. ................................... .45

3.2.2.1. lndikator perilaku bullying ............................. .46

3.2.2.2. lndikator self-esteem ......... _______ .. ___ ...... ____ .. .. .47

3.3. Pengambiian Sampel.. ...................................................... .47

3.3. i. Populasi dan sampel. .............................................. .47

3.3.2. Teknik pengambilan sampel.. .................................... .48

3.4. Pengumpulan Data ........................................................... .48

3.4.1. Metode dan lnstrumen Penelitian ............................... 48

3.4.2. Teknik uji instrumen penelitian ................................... 52

3.5. Teknik Analisa Data .......................................................... 58

3.6. Prosedur Penelitian ........................................................... 59

Page 16: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISIS DATA .................... 61-76

4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian ..................................... 66

4.1.1. Gambaran subjek berdasarkan jenis kelamin ................ 66

4.1.2. Gambaran subjek berdasarkan usia ............................ 67

4.1.3. Gambaran subjek berdasarkan penyebaran skor. ........... 62

4.2. Hasil Utama Penelitian ....................................................... 67

4.2.1. Uji persyaratan ........................................................ 67

4.2.2. Uji hipotesis ............................................................ 72

4.2.3. Uji signifikansi.. ....................................................... 7 4

4.3 Hasil tambahan penelitian ................................................... 74

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ............•..... 77-84

1.1. Kesimpulan .................................................................. 77

1.2. Diskusi.. ...................................................................... 77

1.3. Saran .......................................................................... 84

'

DAFT AR PUST AKA ................................................... 85-90

LAMPIRAN ............................................................... 91-149

Page 17: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Bagan kerangka berpikir. ................................................ 42

Tabel 3.1 Bobot nilai ................................................................... .49

Tabel 3.2 Blue print self-esteem ................................................... .. 50

Tabel 3.3 Blue print perilaku bullying ............................................ .. 51

Tabel 3.4 Blue print hasil try out skala self-esteem ........................... .. 54

Tabel 3.b Blue print hasil try out skala kecenderungan

berperilaku bullying ...................................................... .. 56

Tabel 4.1 Gambaran subyek berdasarkan jenis kelamin ...................... 61

Tabel 4.2 Gambaran subyek berdasarkan usia ................................. 62

Tabel 4.3 Deskripsi statistik skor skala self-esteem laki-laki dan

perempuan ................................................................... 62

Tabel 4.4 Statistik skor skala self-esteem ....................................... .. 63

Tabel 4.5 lnterpretasi skor self-esteem .......................................... .. 64

Tabel 4.6 Kategorisasi skor skala self-esteem ................................. .. 64

Tabel 4.7 Deskripsi statistik skor skala kecenderungan berperilaku

bullying laki-laki dan perempuan ....................................... 65

Tabel 4.8 Statistik skor skala kecenderungan berperilaku bullying ...... ... 66

Tabel 4.9 lnterpretasi skor kecenderungan berperilaku bullying ......... ... 66

Tabel 4.10 Kategorisasi skor skala kecenderungan berperilaku bullying .. . 67

Page 18: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

Tabel 4.11 Hasil uji normalitas skala self-esteem .............................. ... 68

Tabel 4.12 Hasil uji normalitas skala kecenderungan

berperilaku bullying ................................................... ..... 70

Tabel 4.13 Hasil uji homogenitas ...................................................... 72

Tabel 4.14 Hasil uji hipotesis ........................................................... 73

Tabel 4.15 Nilai rata-rata jenis bullying laki-laki dan perempuan ............. 75

Tabel 4.16 Independent sample test.. ............................................... 76

Page 19: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

Gambar4.1

Gambar4.2

DAFTAR GAMBAR

Scatterplot skala self-esteem ................................. . 69

Scatterplot skala kecenderungan berperilaku

bullying ........................................................................... 70

Page 20: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

BABI

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk dapat menjadikan

manusia yang seutuhnya, yang berguna tidak hanya bagi dirinya sendiri,

melainkan juga untuk keluarga, bangsa dan negara. Dalam

perkembangannya, untuk memenuhi tuntutan zaman yang semakin

kompleks, anak membutuhkan pendidikan lebih dari yang bisa didapatkan

dari keluarga. Oleh karenanya, anak kemudian membutuhkan sebuah

lembaga pendidikan yang bersifat formal untuk dapat mengembangkan

potensi yang ada di dalam dirinya dan memperlu2s wawasannya. Lem!:Jaga

pendidikan yang dimaksud itu adalah sekolah. Sebagai lembaga pendidikan,

sekolah sudah sepatutnya menjadikan anak didiknya sebagai manusia yang

cerdas tidak hanya secara intelektual tetapi juga cerdas secara emosional

dan spiritual. Namun pada kenyataannya banyak para pelajar yang masih

berperilaku negatif dan melakukan tindak kekerasan. Hal ini bisa kita lihat dari

berbagai pemberitaan di media massa tentang pelajar yang melakukan

tawuran, menggunakan obat terlarang, dan berkelahi. Kekerasan dan

perilaku negatif ini bisa terjadi di luar maupun di dalam sekolah. Di dalam

Page 21: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

lingkungan sekolah bentuk dari tindak kekerasan yang sering terjadi antara

lain adalah pemukulan, pemalakan, olok-olok, intimidasi dan lain sebagainya

yang dilakukan oleh seorang siswa atau sekelompok siswa terhadap siswa

lainnya. Berikut ini adalah contoh kasus kekerasan yang terjadi di sekolah

yang dilakukan oleh sekelompok siswa terhadap siswa lainnya:

2

" ... _ .. Wiwik merasa sedih ketika menceritakan kembali mengenai anak /aki­

/akinya yang berperawakan kecil kerap jadi bahan ejekan teman-temannya

saat masih duduk di kelas 1 SMA. Dia diejek sebagai banci Jan ha/ ini

menyebabkannya mogok seko/ah. Pemah karena tak tahan, si anak

melawan, lalu terjadi perke/ahian tak seimbang karena yang mengeroyok

adalah sekelompok anak berbadan besar. Sedangkan teman anaknya diejek

dengan sebutan homo, gendut sampai-sampai si anak sakit akibat tekanan

psikis ........ "(Kompas, 26 Maret 2006)

Kasus di atas hanyalah sebagian kecil dari kasus-kasus kekerasan yang

terjadi di sekolah. Faisal (bukan nama sebenarnya), pernah dilempari kulit

duren di mukanya hanya karena ia memakai tindik di kuping dan dianggap

menyalahi aturan tidak resmi para senior. Dia dianggap bertingkah dan

memancing kemarahan para senior (Hai, Juli 2006). Lain lagi yang pernah

dialami oleh Andi, ia pemah diculik sewaktu pulang sekolah. t:saru hari

pertama sekolah, waktu pulang, j;:t dibawa senior naik mobil. Bersama

Page 22: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

keempat temannya satu angkatan, ia diangkut ke kawasan Cilandak di salah

satu rumah sang senior. Di rumah itu, Andi dan kawan-kawan harus

menghadapi bentakan, dikerjai habis, sampai dipukul

(http://www.kompas.com/kompas-cetak/0306/06/muda/3!:i1498.htm, 21 Juli

2005). Olok-olok, intimidasi, pengucilan, atau serangan fisik adalah warna­

warni kehidupan di sekolah. Perilaku tersebut mengandung unsur tindakan

agresivitas 'jang sistematis, terencana dan bertujuan dari satu pihak kepada

pihak lain dengan penggunaan kekuasaan secara sewenang-wenang.

Tindakan ini dikenal ciengan istilah bui/ying (Olweus, 1993, Smith &

Sharp, 1994 dalam Randall, 1997).

lstilah bullying menurut laporan SEJIWA, belum banyak dikenal di Indonesia,

kendati fenomena bullying telah lama menjadi bagian dari dinamika

kehidupan di sekolah-sekolah negeri ini. Sebenarnya bullying dapat terjadi

kepada siapa pun dan di mana pun antara lain "ketika ada sejumlah orang

yang merasa punya kekuasaan menemukan pihak lain untuk dikuasai"

(http://news.antara.eo.id/seenws/?id=33112, 5 Mei 2006).

Bullying berpotensi menciptakan pribadi-pribadi yang rapuh seperti sulit

berkonsentrasi sehingga menurunkan kemampuan akademis siswa, minder,

merasa tidak berharga bahkan menyumbangkan saham terhadap

kecenderungan bunuh diri di masa mendatang. Namun tidak sedikit guru

3

Page 23: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

yang menganggap kekerasan yang terjadi di sekolah seperti olok-olok,

ejekan, intimidasi, dan pengucilan adalah hal yang biasa dalam kehidupan

remaja. Padahal jika perilaku tersebut didiamkan dan tidak diatasi, maka

perilaku ini terus-menerus akan tumbuh subur,dan ada kemungkinan korban

dari bullying menjadi pelakunya di kemudian hari (http://www.republika

. co .id/korandetail .asp?id=245850&katid=13&katid 1 &katid2=).

4

Olweus (1993) mengatakan bahwa sekolah tanpa diragukan lagi merupakan

tempat yang paling banyak timbulny3 perilaku bullying, dai1 pefil8ku bullyi.ryg

di antara murid rata-rata banyak terjadi di sekolah yang besar dan kelas yang

besar. Hasil penelitian tim Fakultas Psikologi UI menunjukkan, bullying

banyak terjadi di kalangan SMA, terutama di kota-kota besar, seperti Jakarta,

Bogor, dan Bandung

(http://www.sampoernafoundation.org/contenUview/99/105/lang.id/27 April

2006)

Bullying di sekolah biasanya terjadi pada saat MOS (masa orientasi siswa)

yang kemudian diperpanjang waktunya secara tidak resmi oleh pihak-pihak

yang tidak bertanggung jawab sampai satu atau dua tahun, sehingga hal

tersebut menimbulkan perasaan tertekan bagi siswa (dalam Ayu Ambarwati &

Andra Nuryadi, 2005). Kebanyakan pelaku bullying atau yang biasa disebut

dengan bully di sekolah adalah mereka yang berkedudukan sebagai kakak

Page 24: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

5

kelas atau senior dan target atau sasaran bullying mereka adalah para siswa

baru.

Senioritas adalah sebuah julukan yang sering disangkutkan dengan

kekuasaan. Celakanya, menurut Dr. Winarni Wilman D Mansoer, dosen

Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, dalam kekuasaan itu ada unsur

kekuatan. Siapa yang kuat dialah yang berkuasa (dalam Ayu Ambarwati &

Andra Nuryadi, 2005). Sehingga setiap junior sudah sepatutnyaiah mengikuti

a;:ia yang dikatakan oleh senior sebag"li pihak yang berkuasa dail tidak boleh

bertingkah macam-macam di depan senior. Jika sang junior bertingkah

dengan melakukan hal tidak disukai oleh senior maka junior akan

mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari senior, perlakuan

tersebut antara lain dalam bentuk hinaan, intimidasi, pengucilan dan lain

sebagainya. Bentuk perilaku-perilaku tersebut merupakan perilaku yang

disebut dengan bullying.

Fenomena bullying di Indonesia, menurut Ratna Juwita, psikolog sosial dari

Fakultas Psikologi UI, memiliki keunikan tersendiri. Jika di Negara-negara

barat, bully biasanya hanya perorangan atau geng kecil, di Indonesia bully

sering dilakukan oleh satu angkatan terhadap angkatan yang lebih muda

(rGmina, Mei 2006).

Page 25: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

Pada dasarnya pelaku bullying/bullies tidak memperhitungkan alasan

mengapa mereka melakukan bullying tersebut. Terkadang pelaku hanya

mencari alasan yang dapat diterima atas tindakan yang ia lakukan, misalnya

melakukan bullying untuk mendisiplinkan adik kelas atau korban, tetapi

perilaku tersebut berlangsung selama periode yang cukup lama dan

membuat korban mengalami Iuka baik fisik maupun psikologis. Hasil

penelitian Dina Wiyasti (2004) tentang gambaran penyebab terjadinya

bullying oleh senior terhadap senior di SMU "Z" menunjukkan bahwa salah

satu penfebab terjadinya bullying adalah ka.-ena adik kelas bersikap tidak

menghargai seniornya.

6

Pelajar di sekolah menengah tingkat atas (SMA) pada umumnya berada pada

tahapan usia remaja. Usia remaja ditandai oleh terjadinya perubahan yang

besar dalam aspek fisik yaitu terjadinya pubertas, perubahan kognitif,

maupun perubahan psikososial (Santrock, 2002).

Masa remaja ini merupakan masa yang penting dalam rentang kehidupan

karena masa ini dikenal antara lain sebagai masa dimana individu melakukan

pencarian identitas diri. Remaja yang sedang dalam proses pencarian

identitas diri, penilaian orang lain menjadi sangat penting bagi dirinya karena

hal ini berkaitan dengan meningkatnya kebutuhan remaja akan harga diri

(self-esteem) (Muryantinah M. Handayani, 2000).

Page 26: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

Coopersmith menyatakan bahwa harga diri merupakan hasil penilaian

individu terhadap dirinya sendiri. Pendapat ini didukung oleh Klass dan

Hodge yang menambahkan bahwa harga diri tersebut sebagian besar

dihasilkan oleh refleksi penghargaan orang lain terhadap dirinya (dalam

Muryantinah M. Handayani, 2001).

7

Abraham Maslow (dalam Goble, 1998) menjelaskan bahwa, setiap orang

memiliki dua kategori kebutuhan akan penghargaan, yakni harga diri dan

penghargaa11 dari orang lain. Pertama, harga diri meliput1: kebutuh::m akan

kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi,

ketidaktergantungan dan kebebasan. Kedua, penghargaan dari orang lain

meliputi: prestise, pengakuan, penerimaan, perhatian, kedudukan, nama baik

serta penghargaan. Brocker (dalam Berta Esti Ari Prasetya, 2002)

menyatakan hal yang serupa bahwa setiap orang memiliki kebutuhan untuk

mendapat penerimaan dan penghargaan dari orang lain. Dalam teorinya

disebutkan c;emakin kebutuhan ini ticiak dipenuhi, maka semakin kuat

keinginan individu tersebut untuk memuaskan kebutuhan ini dengan cara

apapun, termasuk dengan melakukan bullying.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti ingin mengangkat permasalahan

tersebut ke dalam penelitian yang berjudul "Hubungan Self-Esteem dengan

Kecenderungan Berperilaku Bullying pada remaja ".

Page 27: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

1.2. ldentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, penulis

mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

8

1. Apakah orang yang berkecenderungan melakukan bullying memiliki harga

diri yang tinggi?

2. Bentuk-bentuk bullying yang seperti apakah yang sering muncul di

st!kolah tersebut?

1.3. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.3.1. Pembatasan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada:

a. Perilaku Bullying yang dimaksud adalah perilaku kekerasan yang terjadi di

:>ekolah yang dilakukan oleh siswa senior terhadap juniornya dilakukan

secara berulang-ulang dan dalam periode waktu tertentu. Bentuk dari

perilaku bullying dapat berupa fisik, psikologis baik verbal maupun

nonverbal, dan gabungan dari keduanya.

b. Self-esteem yang dimaksud dalam penelitian adalah keyakinan individu

terhadap keberhargaan dan kemampuan dirinya.

c. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 3 di SMKN 7 Grafika

Rawamangun.

Page 28: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

1.3.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, penulis

merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu "Apakah ada hubungan

antara Self-esteem dengan kecenderungan berperilaku bullying pada

remaja?"

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1. Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara

self-esteem dengan kecenderungan berperilaku bullying pada remaja?

1.4.2. Manfaat penelitian

1.4.2.1. Manfaat secara Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam melengkapi

kajian ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Psikologi tentang bahaya

bullying dalam lingkungan sekolah atau lembaga pendidikan.

1.4.2.2. Manfaat secara praktis

Secara praktis, penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi praktisi

pendidikan untuk mencari cara bagaimana menghentikan perilaku bullying

yang banyak terjadi di sekolah atau lembaga pendidikan.

9

Page 29: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

10

1.5. Sistematika Penulisan

Bab I PENDAHULUAN meliputi: latar belakang masalah, identifikasi

masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, sistematika penulisan.

Bab II

Bab Ill

Bab IV

BabV

KAJIAN PUSTAKA meliputi: definisi bullying, tempat

terjadinya bullying, jenis-jenis bullying, karakteristik pelaku

bullying, tipe korban bullying, sumber-sumber psikologis yang

mendasari perilaku bullying, dampak bullying terhadap

korban, definisi self-esteem, komponen self esteem,

karakteristik orang berdasarkan harga dirinya, definisi remaja,

batasan remaja, tugas perkembangan dan kebutuhan­

kebutuhan remaja.

METODOLOGI PENELITIAN meliputi: pendekat<:.n dan

metode penelitian, definisi konseptional dan definisi

operasional, populasi dan sampel, teknik pengambilan

s<=!mpel, metode dan instrumen penelitian, teknik uji instrumen

penelitian, teknik analisa data, dan prosedur penelitian.

PRESENTASI DAN ANALISIS DATA meliputi: gambaran

umum subyek penelitian, presentasi data, hasil penelitian dan

hasil tambahan penelitian.

KESIMPULAN meliputi: kesimpulan, diskusi dan saran.

Page 30: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

2.1. BULL YING

2.1.1. Definisi Bullying

BAB2

KAJIAN PUSTAKA

Berbagai definisi serta konsep mengenai perilaku bullying telah banyak

diberikan oleh para ahli diantaranya yaitu Olweus (1993) yang mendefinisikan

bullying sebagai berikut: "A student is being bullied or victimized when fie ur

she is exposed, repeatedly and over time, to negative actions on the part of

one or more other students" . Sedangkan David Elkind mendefinisikan

bullying: "Children who consistently try to control peers through verbal or

physical aggression to relieve their own feelings of inadequacy" (dalam

Sheras,P & Sherill T, 2002).

Randall mengatakan bahwa perilaku bullying adalah: "Bullying is the

aggressive behavior arising from the deliberate intent to cause physical or

psychological distress to others" (Randall, 1997). Smith dan Sharp juga

memberikan definisi bullying sebagai berikut: "Bullying can be described as

the systematic abuse of power"(Smith & Sharp dalam Randall, 1997)

Page 31: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

12

Ketua yayasan Semai Jiwa Amini, Diena Trigg, yang aktif melakukan

penelitian tentang bullying di sekolah-sekolah mendefinisikan bullying

sebagai penggunaan kekuasaan atau kekuatan untuk menyakiti seseorang

atau kelompok, sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tidak berdaya

(http:/lwww .sampoernafoundation.org/content/view/99/105/lang, id/).

Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa bullying adalah

suatu perilaku agresif yang dilakukan secara sadar oleh individu atau

ke1ompok yang te1iihat memiliki kekuasaan dan kekuatan (seni0;) terhadap

orang yang lemah (junior), bertujuan untuk menyakiti korban, serta

menimbulkan ketakutan pada diri korban, dan dilakukan secara berulang­

ulang, dalam periode waktu tertentu.

Sullivan (2000) mengatakan ada beberapa elemen di dalam bullying yaitu:

1. Adanya niat melukai atau merugikan orang lain

2. Adanya ketidak-seimbangan kekuatan (imbalance of power')

3. Dilakukan secara terorganisir dan sistematis

4. Dilakukan secara berulang-ulang dalam periode tertentu

5. Pengalaman yang menyakitkan bagi korban yang berbentuk fisik

(eksternal) dan psikologis (internal).

Page 32: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

13

Ketidak-seimbangan kekuatan/kekuasaan antara pelaku dengan korban

dapat berbentuk macam-macam, misalnya ketidakseimbangan yang

berkaitan dengan keadaan tubuh, kapasitas untuk mendominasi orang lain

secara verbal, maupun mengucilkan seseorang dari kelompok tertentu.

Menurut Olweus (1993), ketidakseimbangan kekuatan/kekuasaan (imbalance

of power) antara pelaku dengan korban ini merupakan ciri khusus dari

perilaku bullying.

Pelaku bullying memiliki tujuan untuk menyakiti orang lain, maksudnya adalah

hal yang dilakukan oleh pelaku merupakan hal yang disengaja bukan hal

yang tidak disengaja untuk dilakukan. Kebanyakan pelaku bullying mencari

popularitas dengan cara menekankan agresi pada anak-anak yang lemah,

tidak populer dan tidak mampu balas dendam. Beberapa anak terlihat baik

dan ramah secara pribadi akan tetapi berperilaku bullying ketika berkelompok

(Sheras, P. & Sherill T, 2002).

Bullying memiliki makna yang berbeda dengan sarkasme, meskipun

sarkasme juga mengandung olok-olok ataupun penghinaan untuk menyakiti

orang lain.

Sarkasme berasal dari kata Yunani sarkasmos, yang lebih jauh diturunkan

dari kata kerja sakasein yang berarti "berbicara dengan kepahitan" (Keraf,

Page 33: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

Gorys, 1985). Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (2000) sarkasme

mengandung arti penggunaan kata-kata pedas untuk menyakiti hati orang

lain; cemoohan atau ejekan kasar. Pengertian lain menyebutkan sarkasme

adalah sindiran yang disajikan secara keras dan kasar tanpa menggunakan

upaya penyiratan melalui pembalikkan makna (http://en.bitacle.org/v/4z7c-­

eipp0/majas.html?usrmode=1 ).

14

Berbeda dengan bullying, di dalam sarf(8sme tic!3k ada unsur kekuasaan

ataupun kekuatan sedangkan pada bullying terdapat unsur tersebut. Pelaku

sarkasme bukanlah orang yang terlihat memiliki kekuasaan dan kekuatan,

siapapun bisa melakukannya. Dengan kata lain tidak ada unsur senioritas di

dalam sarkasme. Sarkasme sering diekspesikan dalam pernyataan sindiran

dan sering digunakan dalam gaya humor dan kadang-kadang diekspresikan

melalui intonasi suara yang khusus

(http://www.gooqle.eo.id/search?hl=id&defl=en&q=define:sarcasm&sa=X&oi=

glossary definition&ct=title). Dalam sarkasme terdapat pembalikkan makna.

Hal ini mengandung pengertian bahwa apa yang dikatakan berlainan dengan

apa yang terkandung dalam rangkaian kata-katanya, dan sarkasme ini akan

berhasil apabila pendengar sadar akan maksud yang disembunyikan di balik

rangkaian kata-katanya (Keraf, Gorys, 1985).

Page 34: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

Bullying dan sarkasme pada dasarnya memiliki kesamaan yakni bisa

menyakiti orang lain. Namun di dalam sarkasme tidak terdapat elemen­

elemen yang terkandung dalam bullying seperti terdapat unsur kekuasaan,

dilakukan secara berulang-ulang dan dalam periode waktu tertentu.

2.1.2. Temrat Terjadinya Bullying

15

Penelitian mengenai sekolah sebagai salah satu tempat terjadinya perilaku

bullying pernah dilakukan ol6h Olweus (1993) ci mana menurutnya se:mlah

tanpa diragukan lagi merupakan tempat yang paling banyak timbulnya

perilaku bullying dan perilaku ini banyak terjadi di antara murid di sekolah

yang besar dan kelas yang besar.

Sheras, P dan Sherill T. (2002) menyebutkan beberapa tempat terjadinya

bullying, tempat-tempat tersebut adalah di halaman sekolah, di dalam kelas,

kamar mandi sekolah, bus sekolah, dalam perjalanan pulang dari sekolah,

serta dalam perjalanan menuju ke sekolah.

Page 35: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

16

2.1.3. Jenis-Jenis Bullying

Jenis bullying menurut Randall, P. (1997) adalah:

1. Bullying yang bersifat fisik, seperti: menjambak, memukul, menendang,

mengunci di kamar, mendorong, mencakar, meludahi dan berbagai

serangan fisik lainnya. Termasukjuga diantaranya merusak barang orang.

2. Bullying yang bersifat nonfisik/psikologis

Dapat bersifat verbal maupun nonverbal

11 Bullying yang bersifat verbal, misalnya: telepon ancaman, meminta

uang atau barang dengan paksaan (memalak), intimidasi, meniberi

julukan yang tidak pantas, mengolok-olok ras, pelecehan seksual

secara verbal, mempermalukan, menyebarkan isu tidak benar.

" Bullying yang bersifat nonverbal terbagi lagi menjadi dua, yakni:

langsung dan tidak langsung. Yang langsung mencakup mimik muka

yang jahat dan gerak tubuh yang kasar. Yang tidak langsung

mencakup manipulasi dan meruntuhkan pertemanan, mengisolasi atau

tidak mengikutsertakan seseorang, dan mengirimkan catatan yang

menjelek-jelekan.

Bullying dapat dilakukan dalam salah satu bentuk di atas atau kombinasi dari

beberapa bentuk perilaku bullying. Pada perilaku bullying tidak

memperhitungkan alasan pelaku melakukan bullying. Terkadang pelaku

hanya mencari alasan yang dapat diterima atas tindakan yang ia lakukan,

misalnya melakukan bullying untuk mendisiplinkan adik kelas atau korban,

Page 36: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

tetapi perilaku tersebut berlangsung selama periode yang cukup lama dan

membuat korban mengalami Iuka baik fisik maupun psikologis.

17

Pada umumnya anak laki-laki lebih sering melakukan bullying. Hal tersebut

dikarenakan hubungan pertemanan di antara sesama laki-laki lebih keras,

lebih kuat, dan lebih agresif daripada hubungan pertemanan di antara

sesama perempuan (Randall, 1997). Selain itu, laki-laki lebih sering

menggunakan perilaku bullying aktif seperti menyerang korban daripada

perilaku bullying pasif seperti memperlihatkan mimik rr.uka yang jahat. Bukan

berarti laki-laki tidak pernah melakukan perilaku bullying dalam bentuk pasif.

Menurut Olweus (1993), jumlah laki-laki yang melakukan bullying pasif

setidaknya hampir sama dengan perempuan yang melakukan perilaku

bullying pasif, walaupun perempuan yang melakukan bullying lebih sedikit

daripada laki-laki.

2.1.4. Karakteristik pelaku Bullying

Para pelaku bullying memiliki karakteristik umum (Olweus, 1993) yaitu:

1. Memiliki kebutuhan yang besar untuk mendominasi orang lain

2. Menggunakan orang lain untuk mendapatkan hal yang diinginkan

3. Hanya memperhatikan kesenangan dan kebutuhan diri sendiri, serta

mengaoaikan kebutuhan, hak, serta perasaan orang lain.

Page 37: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

4. Apabila merupakan anak laki-laki, maka memiliki fisik yang lebih kuat

dibandingkan anak laki-laki pada umumnya.

5. Memiliki sikap positif terhadap kekerasan

6. Populer dalam pergaulan di sekolah.

7. Memiliki rasa percaya diri yang tinggi

Sedangkan Stephenson dan Smith (1989, dalam Diana Amalia Z, 2005),

mengatakan bahwa ada tiga tipe pelaku bullying, yaitu:

1. Pelaku dengan tipe percaya diri. Memiliki karakteristik sebagai berikut:

secara fisik kuat, menikmati agresivitas, merasa aman dan biasanya

populer.

18

2. Pelaku dengan tipe pencemas. Memiliki karakteristik sebagai berikut:

secara akademik lemah, lemah dalam berkonsentrasi, kurang populer dan

kurang merasa aman.

3. Pelaku/korban. Memiliki karakteristik sebagai berikut: seseorang yang

terkadang menjadi pelaku, terkadang menjadi ~orban, tergantung situasi.

Menurut beberapa psikolog dan psikiatris, individu yang berperilaku agresif

dan memiliki kekuatan sebenamya merupakan individu yang mempunyai sifat

cemas dan tidak aman di dalam diri mereka akan tetapi mereka mempunyai

rasa percaya diri yang tinggi. Tidak semua bully yang berkelompok terdiri dari

orang-orang yang selalu memberikan inisiatif atau bully aktif. Hal itu

dikarenakan adanya pelaku bullying yang terdiri dari beberapa orang yang

Page 38: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

19

saling mendukung satu sama lain sehingga dalam suatu kelompok ada bully

aktif dan ada bully pasif atau pengikut. Ada juga kelompok bully yang

semuanya aktif. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa karakter utama dari

pAlaku bullying dapat dijelaskan sebagai seseorang yang memiliki perilaku

agresif yang dikaitkan dengan fisik yang kuat (Olweus, 1993).

2.1.5. Tipe Korban Bullying

Stephenson dan Smith (1989, dalam Dina Amalia Z., 2005), membagi tipe

korban bullying menjadi tiga:

1. Korban dengan tipe pasif. Memiliki karakteristik sebagai berikut:

pencemas, memiliki self-esteem yang rendah, secara fisik lemah dan tidak

populer. Mereka tidak melakukan apa-apa untuk mengantisipasi tindakan

bullying dan mereka juga tidak bisa melawan ketika peristiwa itu terjadi.

2. Korban dengan tipe provokatif. Memiliki karakteristik sebagai berikut:

secara fisik lebih kuat daripada korban dengan tipe pasif, memiliki

masalah dengan kemampuan konsentrasi, m~micu amarah atau

ketidaksukaan dari orang-orang sekeliling mereka sehingga

memungkinkan terjadinya tindak bullying pada mereka.

3. Korban/pelaku. Memiliki karakteristik sebagai berikut: Perry (1988, dalam

Diana Amalia Z., 2005), menemukan bahwa banyak dari korban bullying

menjadi sa!"'!Jat agresif memprovokasi anak·anak lain, menjadi korban di

Page 39: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

satu pihak, tetapi juga melampiaskan amarahnya terhadap murid lain

yang lebih lemah.

20

2.1.6. Sumber-sumber Psikologis yang Mendasari Perilaku Bullying

Olweus (1993) mengemukakan beberapa sumber psikologis yang mendasari

munculnya perilaku bullying, yang sebagian berkaitan dengan motif. Sumber­

sumber psikologis tersebut adalah:

1. Para bully mempunyai keinginan yang kuat untuk kekuasaan dan

dominasi. Mereka terlihat sangat menikmat' dalam mengontrol orang lain

dan adanya keinginan untuk memiliki orang lain dalam maksud yang tidak

baik.

2. Bagaimana para bully ini dibesarkan di lingkungan keluarganya. Bully

dibesarkan di dalam keluarga yang authoritarian dengan tingkat kepaduan

yang rendah dan menunjukkan sikap bermusuhan. Orangtua

menganggap bahwa pendapat orangtualah yang benar dan tidak

menghargai pendapat anak. Hukuman fisik pun sering dilakukan untuk

menghukum anak mereka. Dengan demikian, adalah hal yang wajar untuk

berasumsi bahwa para bully tersebut telah rnengembangkan sikap

bermusuhan terhadap lingkungan mereka sendiri, seperti perasaan yang

dapat membuat mereka merasa senang atau puas ketika telah membuat

seseorang terluka dan menderita.

Page 40: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

21

3. Adanya komponen keuntungan atas perilaku mereka. Para pelaku bullying

terkadang suka memaksa korban bullying untuk memberikan mereka

uang, rokok, atau sesuatu yang berharga atau ada harganya untuk para

bu//y. Dapat disimpulkan bahwa bullying merupakan perilaku yang

mengandung komponen antisosial dan perilaku yang suka melanggar

aturan. Hal itu dapat menyebabkan remaja yang berperilaku agresif dan

suka melakukan bu//ying terhadap orang lain mempunyai kesempatan

menjadi seseorang yang selalu dipenuhi dengan masalah-masalah seperti

kriminalitas dan alkoholik (pecandu !Tlinuman kercis).

Peter Sheras dan Sherill Tippins (2002) mengatakan bahwa kebanyakan

pelaku bu//ying mencari popularitas dengan cara menekankan agresi pada

anak-anak yang lemah, tidak populer dan tidak mampu balas dendam.

2.1.7. Dampak Bullying terhadap Korban

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa ciri-ciri d"!ri korban bullying

adalah pemalu, penakut, memiliki harga diri yang rendah, lemah secara fisik

dan lain sebagainya. Bullying juga mempunyai dampak yang tidak baik bagi

korbannya. Bullying bagi korban akan menjadi pengalaman yang tidak

menyenangkan (trauma) dan memunculkan gejala psikosomatis. Karban

berisiko besar untuk depresi dan seringkali menghindari situasi yang

memungkinkan mereka kembali menjadi korban. Bullying juga berpotensi

Page 41: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

22

menghambat kemajuan siswa karena dapat menurunkan kemampuan

akademis siswa. Hal ini dikarenakan siswa kerapkali gundah, sulit

berkonsentrasi sehingga kurang bergairah dalam belajar. Mereka juga kerap

takut dan tidak percaya diri. Dampaknya, potensi siswa gaga! diberdayakan di

sekolah (http://www.republika.eo.id/korandetail.asp?id=245850&kat

id=13&kat id1=&kat id2=).

2.2. SELF-ESTEEM

:.!.2.1. Definisi Self-esteem

Coopersmith (dalam Murtadho imam, 2005) menjelaskan bahwa harga diri

(self-esteem) adalah "The evaluation which the individual makes and

customarily maintains with regard to himself,· it's expressesan attitude of

approval or disapproval and indicates the extent to which the individual

believes himself to be capable significance, successful and worthy''. (Self­

esteem merupakan evaluasi atau penilaian yang dibuat individu mengenai

keberhargaan dirinya, yang ditampilkan dalam sikap penerimaan atau

penolakan dan menunjukkan keyakinan individu kepada diri sendiri bahwa ia

mampu, berarti, berhasil dan berharga).

Lebih lanjut ia menjelaskan pula bahwa penilaian atau evaluasi diri

menunjukkan sebuah proses pertimbangan dari individu dalam menilai

Page 42: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

23

penampilan-penampilan, kecakapan-kecakapan dan sifat-sifatnya

berdasarkan standar pribadi dan nilai-nilai yang dimilikinya sampai akhirnya

menjadi sebuah keputusan mengenai harga diri. Self-esteem merupakan

pengalaman subyektif seseorang yang diekspresikan dalam sikap-sikap yang

dipegang individu kepada orang lain baik dalam bentuk kata-kata (verbal)

maupun dalam bentuk perilaku ekspressif secara terbuka lainnya (Gilmore,

1974 dalam Murtadho Imam, 2005).

Sant,ock (2002) dalam b:.ikunya y::mg berjudul "Life-Span develop,11enf'

menerangkan bahwa Self-esteem adalah "Dimensi penilaian (evaluatif) global

dari kepribadian" atau "suatu penilaian atau pencitraan diri yang mengacu

pada suatu bidang keterampilan-keterampilan yang berbeda dan penilaian

diri secara umum".

Sedangkan Abraham Maslow salah seorang tokoh psikologi humanistik

(dalam Goble, 1998) secara panjang lebar menjelaskan bahwa, setiap orang

memiliki dua kategori kebutuhan akan penghargaan, yakni harga diri dan

penghargaan dari orang lain. Pertama, harga diri meliputi: kebutuhan akan

kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi,

ketidaktergantungan dan kebebasan. Kedua, penghargaan dari orang lain

meliputi: prestise, pengakuan, penerimaan, perhatian, kedudukan; ;1ama baik

serta penghargaan.

Page 43: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

24

Dalam uraian tersebut nampak bahwa Abraham Maslow membagi self­

esteem menjadi dua kategori, yakni harga diri dan penghargaan dari orang

lain serta memandangnya sebagai sebuah kebutuhan, sama halnya dengan

kebutuhan-kebutuhan yang berada di bawahnya, yakni; Kebutuhan akan rasa

cinta dan memiliki-dimiliki, kebutuhan akan rasa aman dan kebutuhan

fisiologis (fisik). Kemudian, selain kebutuhan tersebut, terdapat pula

kebutuhan yang disebut dengan kebutuhan aktualisasi diri (self actualization)

yang berada di atas kebutuhan self-esteem. Masing-masing tersusun secara

hierarki::i-jika kebutuhan di bawahnya belum t&rpenuhi maka pemenuilan

kebutuhan di atasnya menjadi tertunda.

Branden Nathaniel (2005) mengatakan bahwa self-esteem adalah suatu

kebutuhan mendasar bagi manusia karena bisa berfungsi sebagai kontributor

utama dalam proses kehidupan seseorang. Self-esteem sangat diperlukan

bagi tercapainya pengembangan hidup yang sehat dan normal serta

mengandung nilai-nilai kelangsungan hidup (survival value).

Terpuaskannya kebutuhan akan harga diri pada individu akan menghasilkan

sikap percaya diri, rasa berharga, rasa kuat, mampu dan perasaan berguna.

Akan tetapi sebaliknya, frustasi karena terhambatnya pemuasan kebutuhan

ini akan menimbulkan sikap rendah diri, rasa tak pantas, rasa lemah, rnk

mampu, dan rasa tak berguna, sehingga menyebabkan individu tersebut

Page 44: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

mengalami kehampaan, keputusasaan, guilty feeling serta penilaian yang

rendah atas dirinya sendiri dalam berinteraksi dengan orang lain. Dengan

perkataan lain, self-esteem merupakan hasil usaha individu yang

bersangkutan dan merupakan bahaya psikologis yang nyata apabila

seseorang lebih mengandalkan rasa harga dirinya pada opini orang lain

ketimbang pada kemampuan dan prestasi nyata dirinya sendiri (Engkos

Koswara, 1991).

25

Dari berbagai uraian pengerti::m self-esteem di atas, dapat ditarik sebuah

pengertian bahwa self-esteem merupakan penilaian, penghormatan dan

keyakinan seseorang terhadap kemampuan, kekuatan dan keberartian

dirinya berdasarkan standar subyektif yang diekspresikan dalam bentuk kata­

kata (verbal) maupun perilaku.

2.2.2. Komponen Harga Diri

Brown (1998) mengatakan bahwa ada dua komponen harga diri, yaitu:

1. feelings of belonging

Menyangkut perasaan bahwa seseorang dicintai dan dihargai dengan tanpa

syarat apapun. Komponen ini merupakan dasar perasaan secure

seseorang dalam hidupnya dan merupakan komponen yang menunjukkan

::isi afektif dari harga diri.

Page 45: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

2. feelings of mastery

Menyangkut perasaan seseorang bahwa dia adalah orang yang berharga

dan memiliki peran yang berarti di dalam lingkungannya. Komponen ini

lebih menunjukkan sisi kognitif dari harga diri.

26

Sela in itu Felker (197 4 dalam Margarheta T. Kuera, 2005) juga menyebutkan

bahwa harga diri terdiri dari tiga kornponen. Kornponen harga diri itu adalah:

1 . feelings of belonging

Komponen ini menyangi<ut perasaan bahwa seorang individu merupakan

bagian dari kelompok tertentu, diterima, dicintai, dan dihargai oleh

kelompoknya.

2. feelings of competence

Komponen ini menyangkut perasaan individu ketika dia berhasil mencapai

suatu hasil yang diharapkan. Perasaan ini merupakan persepsi mengenai

kemampuan yang dimiliki seseorang.

3. feelings of worth

Merupakan komponen harga diri yang menyangkut perasaan mengenai

apakah seseorang berharga atau tidak di mata orang lain.

Jika dilihat dengan seksama, sebenarnya komponen-komponen harga diri

yc:~g disebutkan oleh tokoh-tokoh di atas tidak memiliki perbedaan yang

signifii<an. Komponen feelings of belonging rnenurut Brown sebenamya sama

Page 46: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

27

dengan feelings of belonging menu rut Felker. Sedangkan feelings of mastery

menurut Brown serupa dengan feelings of competence menu rut Felker.

Hanya saja Felker mengajukan satu lagi komponen harga diri, yaitu feelings

of worth.

2.2.3. Karakteristik orang berdasarkan harga dirinya

Coopersmith menyebutkan beberapa karakteristik orang dengan harga diri

yang tinggi dan orang dengan harga diri yang rendah. Adapu11 karakteristik

orang der.gan harga diri tinggi (dalam Margarheta T. K11era, 2005):

1. Merasa bahwa dirinya adalah individu yang berharga dan sama baiknya

dengan orang lain yang sebaya dan juga dapat menghargai orang lain.

2. Dapat mengendalikan dan mengontrol tindakan-tindakannya terhadap

dunia di luar dirinya dan dapat menerima kritik dari orang lain.

3. Menyukai tugas baru yang menantang dan tidak mudah bingung bila ada

hal-hal tertentu yang terjadi di luar rencana.

4. Memiliki prestasi akademis, aktif, dan dapat mengekspresikan diri dengan

baik.

5. Tidak menganggap bahwa dirinya adalah individu yang sempurna,

mengetahui keterbatasan-keterbatasan diri, dan selalu mengharapkan

perbaikan diri.

6. Memiliki nilai-nilai dan sikap-sikap demokratis serta orientasi yang

realistis.

Page 47: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

r-~;rtP;~~-~···-· ......... .......... ! 11 lf!N S'tARIF '+ . : 'J.ii I

n,1~1 · ;;.;;.c•or~ !

-------- '' 1 •• 't;, if ' ·····- -. . I --- --------~- --~-.J

28

7. Lebih bahagia dan efektif dalam menghadapi tuntutan lingkungan.

Sedangkan karakteristik orang dengan harga diri rendah (Margarheta T.

Kuera, 2005) yaitu:

1. Merasa bahwa dirinya adalah individu yang tidak berharga dan tidak

disukai sehingga seringkali takut mengalami kegagalan dalam melakukan

hubungan sosial. Oleh karena itu, individu ini sering menolak dirinya

sendiri, merasa tidak puas, dan bahkan meremehkan dirinya sendiri.

2. T:dak mer11iliki keyakinan terhadap pendapat dan kema.npuan dirinya

sendiri sehingga kurang mampu mengnekspresikan diri dan menganggap

ide serta pekerjaan orang lain pasti jauh lebih baik.

3. Tidak menyukai hal atau tugas baru sehingga sulit untuk beradaptasi ke

segala sesuatu yang belum jelas.

4. Merasa bahwa tidak banyak yang dapat diharapkan dari dirinya, baik pada

saat ini maupun pada masa yang akan datang, sehingga individu ini

Sf:!ringkali kelihatan putus asa dan depresi.

5. Merasa bahwa orang lain tidak ada yang memperhatikan dirinya, merasa

diasingkan, dan tidak dicintai.

6. Menganggap bahwa segala sesuatu yang dikerjakannya akan selalu

menyebabkan hasil yang tidak baik meskipun dia sudah bekerja keras.

Page 48: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

29

Rendahnya harga dirilself-esteem memang mungkin sekali menimbulkan

gangguan fungsional, tetapi harga diri yang tinggi dan dibuat-buat bisa

menimbulkan masalah juga. Anak yang diajari mantra "Aku anak istimewa"

akan merugikan diri si anak jika tanpa disertai pengembangan keterampilan

yang diperlukan dalam hidup secara berkesinambungan. Pujian berlebihan

dan serampangan tanpa membantu si anak untuk sungguh-sungguh meraih

sesuatu yang patut mendapat penghargaan dapat menyebabkan bencana

ketika dunia si anak tidak terus menerus memujinya atas kesuksesan yang

bukan hosil jerih payahnya.

Dr. Robert Hare, pakar terkemuka mengenai para psikopat melakukan

penelitian atas anggapan bahwa self-esteem yang tinggi biasanya

menghambat sikap agresif dan tindakan abnormal lainnya kepada sejumlah

besar pembunuh berantai dan penjahat kambuhan sadis yang mendekam di

penjara di seluruh dunia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak dari

mereka mengaku memiliki harga diri yang berlebihan dan menggambarkan

diri mereka sebagai manusia yang sangat hebat. lbu mereka mencintai

mereka dan pacar mereka memuja mereka (Stein, Steven dan Howard E.

Book, 2004). Hal senada juga dikatakan oleh Baumeister, Smart, dan Boden

(1996 dalam Baron, Roberta dan Donn Byrne, 2003), orang yang agresif

cenderung memiliki self-esteem yang tinggi. Pria y-:::ng sangat jahat, sebagai

contoh, cenderung memiliki rasa superioritas yang kuat; mereka terlibat

Page 49: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

dalam kekerasan ketika ada orang yang tidak memandang diri mereka

sepositif ia memandang dirinya sendiri, sehingga harga diri mereka terluka.

2.3. Remaja

2.3.1. Defrnisi Remaja

30

lstilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere, yang

berarti "tumbuh" atau "tumbuh menjadi dewasa". Hurlock (1980) menjelaskan

istilah adolescence seperti yang dipergunakan saat ini, mempunyai arti yang

lebih luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Hal ini

sejalan dengan Santrock (2000) yang mengatakan bahwa usia remaja

ditandai oleh terjadinya perubahan yang besar dalam aspek fisik yaitu

terjadinya pubertas, perubahan kognitif, maupun perubahan psikososial.

Sarlito (2004) mengemukakan bahwa seringkali orang mendefinisikan remaja

sebagai periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa, atau masa

usia belasan tahun, atau jika seseorang menunjukkan tingkah laku tertentu

seperti susah diatur, mudah terangsang perasaannya dan sebagainya.

Menurut Hurlock (1980) masa remaja merupakan suatu periode transisi di

mana seseorang berubah secara fisik dan psikologis dari seorang anak

menjadi orang dewasa.

Page 50: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

31

Sedangkan Salzman (dalam Syamsu Yusuf, 2004) mengemukakan bahwa

remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung (dependence)

terhadap orangtua ke arah kemandirian (independence), minat-minat seksual,

perenungan diri, dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.

Masa remaja ini merupakan masa yang penting dalam rentang kehidupan.

Masa ini dikenal sebagai suatu periode peralihan; suatu masa perubahan;

usia bermasalah; saat dimana individu mencari identitas; usia yang

menai<utkan; masa tidak realistik dan masa ambang dewasa (Hurlock, r::.,

1980).

Masa remaja merupakan periode perubahan yang sangat pesat baik dalam

perubahan fisiknya maupun perubahan sikap dan perilakunya. Ada empat

perubahan yang bersifat universal selama masa remaja, yaitu:

" Meningkatnya emosi, ini tergantung intensitasnya pada tingkat perubahan

fisik dan psikologis yang terjadi; perubahan emosi ini banyak terjadi pada

awal remaja.

" Perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial

untuk diperankan, menimbulkan masalah baru, sehingga selama masa ini

remaja merasa ditimbuni masalah.

" Dengan berubahnya minat dan perilaku, maka nilai-nilai juga berubah.

Apa yang dianggap penting/bernilai pada masa kanak-kanak sekarang

Page 51: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

tidak lagi. Kalau pada masa kanak-kanak kuantitas yang dipentingkan

sekarang segi kualitas yang diutamakan.

32

" Sebagian besar remaja bersikap ambivalensi terhadap setiap perubahan.

Mereka menginginkan dan me;iuntut kebebasan, tetapi mereka sering

takut bertanggung jawab akan akibatnya dan meragukan kemampuan

mereka untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut.

2.3.2. Batasan Remaja

Terd2pat ambiguitas mengenai batasan masa ·emaja. Sebagian para teoritis

menyatakan dalam usia, sehingga mengesankan masa remaja berkisar

antara usia 11 hingga 18 atau 20 tahun. Sebagian lagi menyatakan masa

remaja dalam tahun-tahun yang terbentang sejak timbulnya pubertas hingga

dimilikinya peran-peran dan tanggung jawab orang dewasa. Beane dan Lipka

(dalam Tetty Elitasari, 1996) menyatakan bahwa konflik mengenai batasan

usia dan peran merupakan sumber kebingungan dalam pencarian identitas

diri remaja.

Hurlock (1980) membagi masa remaja menjadi dua periode, yaitu masa

remaja awal dan masa remaja akhir, hal tersebut disebabkan karena

perubahan perilaku, sikap dan nilai-nilai sepanjang remaja tidak hanya

menunjukkan bahwa setiap perubahan terjadi k:bih cepat pada awal masa

remaja daripada tahap akhir masa remaja, tetap1 juga menunjukkan bahwa

Page 52: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

perilaku, sikap dan nilai-nilai pada awal masa remaja berbeda dengan pada

akhir masa remaja. Masa remaja awal berlangsung kira-kira dari usia 13-16

atau 17 tahun bagi anak perempuan, dan bagi anak laki-laki berlangsung

kira-kira dari usia 14-16 atau 17 tahun. Sedang masa remaja akhir dimulai

dari usia 16 atau 17 tahun sampai dengan usia 18 tahun. Sedangkan

menurut J.P Chaplin (2002) membatasi usia remaja pada usia 12-21 tahun

untuk anak perempuan yang dinilai lebih cepat menjadi matang daripada

anak laki-laki, dan antara 13-22 tahun bagi anak laki-laki.

33

Menurut Zakiah Daradjat (1995) masa remaja berlangsung dari usia 13-21

tahun. Pada masa ini terjadi perubahan peranan yaitu ke arah kemandirian

dalam berpikir dan bertanggung jawab seperti halnya orang dewasa.

Selanjutnya WHO (dalam Sarlito, 2004) memberi batasan kurun usia remaja

dalam dua bagian, yaitu remaja awal pada 10-14 tahun dan remaja akhir 15-

20 tahun. Demikian juga PBB memberikan batasan bagi remaja di Indonesia

dalam kurun usia 14-24 tahun yang dikemukakan dalam sensus penduduk

1980.

Dari beberapa batasan mengenai remaja di atas, maka peneliti mengambil

batasan berdasarkan teori Hurlock (1980) karena dinilai lebih mewakili

batasan remaja akhir. Batasan remaja dalam pens:;t'.an ini adalah dalam

Page 53: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

rentang usia 17-18 tahun, di mana usia tersebut adalah usia remaja akhir

yang duduk di bangku kelas 3 SMA.

2.3.3. Tugas Perkembangan dan Kebutuhan-kebutuhan Remaja

Menurut Havinghurst (dalam Abin Syamsuddin M., 2004) tugas

perkembangan yang harus dilakukan pada masa ini adalah:

1. mencapai hubungan-hubungan yang baru dan lebih matang dengan

teman-teman sebaya dari kedua jenis.

2. mencapai suatu peranan sosial sebagai pria atau wanita

3. menerima dan menggunakan fisiknya secara efektif

4. mencapai kebebasan emosional dari orangtua dan orang lainnya

5. mencapai kebebasan keterjaminan ekonomis

6. memilih dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan/jabatan

7. mempersiapkan diri bagi perkawinan dan berkeluarga

8. mengembangkan konsep-konsep dan keterampilan intelektual yang

diperlukan sebagai warga Negara yang kompet~n

9. secara sosial menghendaki dan mencapai kemampuan bertindak secara

bertanggungjawab

10. mempelajari dan mengembangkan seperangkat system nilai-nilai dan

etika sebagai pegangan untuk bertindak.

34

Page 54: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

35

Selanjutnya Havinghurst (1972 dalam Woro Aryati P dan Farida L. S., 1990)

mengemukakan bahwa remaja mempunyai kebutuhan-kebutuhan psikis

seperti:

., Kebutuhan akan afeksi, yang berarti kebutuhan akan kasih sayang yang

wajar. Mereka ingin memperoleh perhatian dan kasih sayang terutama

dari orangtua mereka sendiri. Bila hal ini tidak dipenuhi maka mereka

akan mencarinya di luar hubungan dengan orangtua/keluarga tersebut.

" Kebutuhan akan rasa ikut memiliki dan dimiliki (sense of belonging).

Kebutuhan ini cukup kuat pada diri seseorang, adar.ya perasaan aman,

karena adanya keterikatan pada seseorang atau sekelompok dengan

adanya keterlibatan diri

., Kebutuhan akan kemandirian. Kebutuhan ini sudah nampak semenjak

awal dan makin penting artinya dalam masa remaja. Ada keinginan untuk

menentukan dan membuat keputusan sendiri. Semua ini adalah bekal

seseorang untuk menjadi orang dewasa dan bertanggung jawab serta

mempunyai kepercayaan diri, di samping mengetah_ui batasannya.

'" Kebutuhan untuk berprestasi atau mencapai sesuatu. berprestasi

menumbuhkan aspek-aspek positif dalam diri dan mengurangi

pertumbuhan aspek-aspek negatif dalam diri seseorang.

'" Kebutuhan akan pengakuan. Apabila seseorang memperoleh pengakuan

akan kemandiriannya, hal ini dapat menimbulkan perasaan bahwa ia

memperoleh perhatian. Dengan memperoleh perasaan ini dapat

Page 55: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

36

menumbuhkan perasaan bahwa ia adalah penting, paling tidak cukup

penting sehingga layak diperhatikan. Dengan demikian ia pun akan dapat

menghargai orang lain dan menganggap orang lainpun penting selain

dirinya sendiri.

m Kebutuhan akan harga diri. Dengan terpenuhinya kebutuhan ini ia pun

akan dapat belajar menghargai orang lain, menghormati orang lain secara

layak sebagai sesama.

Kebutuhan tersebut di atas berkaitan satu sama lainnya dan sating

menunjang. Cara bagaimana terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tersebut

memang tidak sama pada semua orang dan tidak selalu sesuai dengan

harapan atau sebagaimana diinginkannya. Terpenuhi atau tidak terpenuhinya

kebutuhan-kebutuhan tersebut baik secara wajar ataupun kurang wajar, baik

dalam perbandingan yang seimbang maupun yang kurang seimbang; hal ini

akan saling berkaitan dan menunjang serta mewamai perilaku seseorang

dalam usaha memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

Remaja dalam kehidupan sosial sangat tertarik kepada kelompok sebayanya

sehingga tak jarang orangtua dinomor duakan sedangkan kelompoknya

dinomor satukan. Apa-apa yang diperbuatnya ingin sama dengan anggota

kelompok lainnya, kalau tidak sama ia akan merasa turun harga dirinya dan

menjadi rendah diri (Zulkifli, 1995). Remaja memiliki kebutuhan afiliasi yang

Page 56: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

37

sangat kuat. Dengan peer affiliation, seseorang mengukuhkan konsep­

konsep dirinya, mengintegrasikan individu ke kelompoknya dan memudahkan

proses ia mengembangkan diri dari orangtuanya. Dalam kelompok teman

sebaya, remaja dapat memenuhi kebutuhannya, misalnya kebutuhan untuk

dimengerti, kebutuhan diperhatikan, kebutuhan mencari pengalaman baru,

kebutuhan berprestasi, kebutuhan diterima statusnya, kebutuhan harga diri,

rasa aman yang belum tentu dapat diperoleh di rumah rnaupun sekolah.

Pada 111asa ini juga berkembang sikap "conformity", yaitu kecenderungo.n

untuk menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran

(hobby) atau keinginan orang lain (teman sebaya). Perkembangan sikap

konformitas pada remaja dapat memberikan dampak yang positif maupun

yang negatif bagi dirinya.

2.4. Kerangka berpikir

Masa remaja adalah tahapan yang penting dalam rentang kehidupan

manusia karena pada masa ini dikenal antara lain sebagai masa dimana

individu melakukan pencarian identitas diri. Remaja yang sedang dalam

proses pencarian identitas diri, penilaian orang lain menjadi sangat penting

bagi dirinya karena hal ini berkaitan dengan meningkatnya kebutuhan remaja

akan harga diri (self-esteem). Pelajar di tingkat SMA yang mempunyai

Page 57: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

38

rentang usia 16-18 tahun yang juga berada pada tahapan remaja yang

sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan sangat membutuhkan

harga diri. Harga diri remaja berkembang dan terbentuk dari interaksinya

dengan orang lain, melalui p~nghargaan, penerimaan, dan respons sikap

yang baik dari orang lain secara terus menerus.

Maslow (dalam Goble, 1998) mengatakan bahwa kebutuhan akan harga diri

pada remaja merupakan kebutuhan yang sangat penting. Dalam kebutuhan

harga diri terkandu:ig harga diri dan peng:1argaan dari orang lain. Harga diri

meliputi kebutuhan akan prestasi, keunggulan dan kompetensi, kepercayaan

diri, kemandirian dan kebebasan. Sedangkan penghargaan dari orang lain

meliputi prestise, kedudukan, kemasyuran dan nama baik, kekuasaan,

pengakuan, perhatian, penerimaan, martabat dan penghargaan.

Coopersmith (dalam Muryantinah M. Handayani, 2000) mengatakan bahwa

yang memiliki peran besar dalam pembentukan harga diri seseorang adalah

orang-orang yang berada di sekitar anak tersebut, seperti orangtua, teman

sebaya dan lain-lain. Orangtua memiliki andil yang sangat besar dalam

pembentukan harga diri ini.

Terpuaskannya kebutuhan akan harga diri pada individu akan menghasilkan

sikap percaya diri, rasa berharga, rasa kuat, mampu dan perasaan berguna.

Page 58: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

Akan tetapi sebaliknya, frustasi karena terhambatnya pemuasan kebutuhan

ini akan menimbulkan sikap rendah diri, rasa tak pantas, rasa lemah, tak

mampu, dan rasa tak berguna, sehingga menyebabkan individu tersebut

mengalami kehampaan, keputusasaan, gui:ty feeling serta penilaian yang

rendah atas dirinya sendiri dalam berinteraksi dengan orang lain.

Pada umumnya orang beranggapan bahwa seseorang dengan self-esteem

yang tinggi sudah pasti memiliki sikap dan perilaku yang baik. Namun

beberapa pene!itian mer.unjukkar. bahwa harga diri yans terlalu tinggi atau

tidak stabil lebih berkemungkinan untuk menimbulkan tindakan kekerasan

daripada self-esteem yang rendah. Sebagai contoh, angka pembunuhan di

AS yang tinggi lebih dikarenakan mereka memandang bahwa

mempertahankan kehormatan sangat penting artinya bagi mereka yang

memiliki norma kultural sama, dan tindakan balasan sebagai respons

terhadap pelanggaran kehormatan pribadi atau kelompok adalah tindakan

yang wajib dilakukan (Krahe, Barbara, 2005).

Kekerasan yang banyak terjadi di kalangan pelajar kemungkinan besar

dilakukan untuk memenuhi kebutuhan akan self-esteem. Mengingat pada

masa remaja ini kebutuhan akan self esteem menjadi meningkat. lnomata

(1996, dalam Syamsul Bachri Thalib, 2002) mengatakcui bahwa sifat-sifat

kepribadian seperti harga diri mempengaruhi periiaku kekerasan siswa.

39

Page 59: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

40

Ada berbagai macam kekerasan yang dilakukan oleh para pelajar, salah

satunya yakni bullying. Umumnya, orang lebih mengenal bullying dengan

istilah penggencetan, pengucilan, intimidasi dan lain-lain. Bullying adalah

suatu perilaku agresif yang dilakukan secara sadar oleh individu atau

kelompok yang memiliki kekuatan terhadap orang yang lemah, bertujuan

untuk menyakiti korban, serta menimbulkan ketakutan pada diri korban, dan

dilakukan secara berulang-ulang, dalam periode waktu tertentu.

Bullying di sekolah bukar.lah sesuatu hal yang oaru. Fenomena ini sangat

banyak terjadi terutama di sekolah, namun hal ini kurang mendapatkan

perhatian dari para guru dan orangtua murid. Bullying yang terjadi di sekolah

biasanya dilakukan oleh senior terhadap juniornya. Sang junior merupakan

sasaran empuk bagi para seniornya. Gejala "bullying" diawali dengan adanya

tradisi MOS (Masa orientasi siswa) dan sejenisnya, yang kemudian secara

informal diperpanjang sampai satu atau dua tahun, sehingga hal tersebut

menimbulkan perasaan tertekan bagi siswa. Gejala ini juga dianggap hal

yang biasa terjadi pada siswa SMA

Motif yang melatarbelakangi tindakan bullying yang dilakukan bullies ini pada

dasarnya kurang diperhitungkan. Berbagai macam alasan dikemukakan oleh

para bully agar tindakan yang mereka lakukan dapat diterima, mulai dari

sekedar iseng belaka, menjalin kebersamaan sampai dengan memupuk

Page 60: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

41

kedisiplinan. Akan tetapi perilaku tersebut berlangsung selama periode yang

cukup lama dan membuat korban mengalami Iuka baik fisik maupun

psikologis. Namun hasil penelitian Dina Wiyasti (2005) tentang gambaran

penyebab terjadinya bullying oleh senior terhadap junior di SMU "Z"

menunjukkan bahwa motif perilaku bullying yang dilakukan oleh kakak kelas

terhadap adik kelasnya adalah lebih kepada motif ingin dihormati dan

dihargai. Motif lain dari bullying ini adalah mencari popularitas dengan cara

menekankan agresi pada anak-anak yang lemah, tidak populer dan tidak

mamr:u balas dendam (Sheras, Peter dan Sherill T!ppins, 2002).

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa harga diri

mempunyai pengaruh terhadap perilaku kekerasan yang dilakukan oleh

siswa. Salah satu perilaku kekerasan yang dilakukan oleh siswa yaitu

perilaku bullying. Karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa harga diri

yang terlalu tinggi atau tidak stabil lebih berkemungkinan untuk menimbulkan

tindakan kekerasan daripada self-esteem yang rendah, maka dapat

diasumsikan semakin tinggi self-esteem maka kecenderungan berperilaku

bullying juga tinggi dan sebaliknya, semakin rendah self-esteem

kecenderungan berperilaku bullying juga rendah.

Page 61: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

Tinggi

Tabel 2.1.

Bagan Kerangka Berpikir

Self Esteem :

> Feelings of belonging

> Feelings of competence

> Feelings of worth

Bullying:

•!• Bullying fisik

•!• Bullying Psikologis

•!• Gabungan Bullying

fisik dan psikologis

42

Rendah

Page 62: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

43

2.5. Hip,.ptesis Pegelitian

Berdasarkan deskripsi teori di atas, penulis merumuskan hipotesis penelitian

sebagai berikut:

H1 : ada hubungan yang signifikan antara self-esteem dengan

kecenderungan berperilaku bullying pada remaja

Ho : tidak ada hubungan yang signifikan antara self-esteem dengan

kecenderungan berperilaku bullying pada remaja

Page 63: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

BAB3

METODOLOGI PENELITIAN

1.1. Jenis Pene!itian

1.1.1. Pem:lekatan penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian

kuantitatif adalah penelitian yang datanya dikumpulkan dan disajikan dalam

bentuk angka-angka (Syamsir Salam & Jaenal Aripin, 2006).

1.1.2. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode korelasi. Penelitian

korelasi adalah penelitian yang melihat hubungan antara variabel. Dua atau

lebih variabel diteliti untuk melihat hubungan yang terjadi di antara mereka

tanpa coba untuk merubah atau mengadakan perlakuan terhadap variabel­

variabel tersebut (Ronny Kountur, 2005).

1.2. Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu karakteristik yang mempunyai dua atau lebih nilai atau

sifat yang satu sama lain terpisah (Sevilla, et al, 1993). Variabel terbagi dua

macam, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat

Page 64: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

{.'~~~~;,~---~-,;",;;- ") " •. ·''"I '!'"I' I , 'n! ,! \nl lfr.\ I - ... ______ - ·- ·' ' ,'

- --..._ . ---· -----------!

45

(dependent variable). Dalam penelitian ini yang menjadi kedua variabel

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas : Self esteem

2. Variabel terikat : Bullying

3.2.1. Definisi konseptual

a. Self esteem adalah penilaian, penghormatan dan keyakinan seseorang

terhadap kemampuan, kekuatan dan keberart1an dirinya berdasarkan

standar subyektif yarig diekspresikan dalam bentuk kata-kata (verhal)

maupun perilaku.

b. Bullying adalah suatu perilaku agresif yang dilakukan secara sadar oleh

individu atau kelompok yang memiliki kekuatan terhadap orang yang

lemah, bertujuan untuk menyakiti korban, serta menimbulkan ketakutan

pada diri korban, dan dilakukan secara berulang-ulang, dalam periode

waktu tertentu.

3.2.2. Definisi operasional variabel

Skar yang diperoleh dari subyek penelitian tentang perilaku bullying diukur

dengan indikator yang dikemukakan oleh Randall. Sedangkan skor yang

diperoleh dari responden tentang self-esteem diukur dengan indikator yang

dikemukakan oleh Felker. Rincian indikator yang digunakan dalam

pengukuran, sebagai berikut:

Page 65: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

3.2.2.1. lndikator perilaku bullying

1. Bullying yang bersifat fisik, seperti: menjambak, memukul, menendang,

mengunci di kamar, mendorong, mencakar, meludahi dan berbagai

serangan fisik lainnya. Termasukjuga di antaranya merusak barang

orang.

2. Bullying yang bersifat nonfisik/psikologis, dapat bersifat verbal maupun

nonverbal

• Bullying yang bersifat verbal, misalnya: telepon ancaman, meminta

uang atau barang denga;i paksaan (memalak), intimidasi, memberi

julukan yang tidak pantas, mengolok-olok ras, pelecehan seksual

secara verbal, mempermalukan, menyebarkan isu tidak benar.

46

,. Bullying yang bersifat nonverbal terbagi lagi menjadi dua, yakni:

langsung dan tidak langsung. Yang langsung mencakup mimik muka

yang jahat dan gerak tubuh yang kasar. Yang tidak langsung

mencakup manipulasi dan meruntuhkan pertemanan, mengisolasi atau

tidak mengikutsertakan SBseorang, dan mengirimkan catatan yang

men~lek-jelekkan.

3. Gabungan bullying yang bersifat fisik dan nonfisik/psikologis.

Page 66: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

3.2.2.2. lndikator Self-esteem

1. feelings of belonging

47

Komponen ini menyangkut perasaan bahwa seorang individu merupakan

bagian dari kelompok tertentu, diterima, dicintai, dan dihargai oleh

kelompoknya.

2. feelings of competence

Komponen ini menyangkut pe•asaan individu ketika dia berhasil mencapai

suatu hasil yang diharapkan. Perasaan ini merupakan persepsi mengenai

kemampuan yang dimiliki seseorang.

3. feelings of worth

Merupakan komponen harga diri yang menyangkut perasaan mengenai

apakah seseorang berharga atau tidak di mata orang lain.

3.3. Pengambilan Sampel

3.3.1. Populasi dan sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Subjek penelitian ini diambil

dari populasi siswa kelas 3 SMKN 7 Grafika yang berjumlah 180 siswa dari

enam kelas. Pemilihan tempat penelitian di SMKN 7 Grafika Rawamangun ini

dengan pertimbangan karena di sekolah tersebut sebagian besar siswanya

berjenis kelamin laki-laki, dan perilaku bullying yang lebih terlihat adalah di

antara siswa laki-laki.

Page 67: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

48

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu

yang memiliki karakteristik yang dianggap bisa mewakili populasi. Penarikan

jumlah sampel yang dipakai dalam penelitian ini mengikuti penghitungan

Krejcie dan Morgan mengenai jumlah sampel yang dapat dipakai dalam

sebuah penelitian terhadap populasi yang telah diketahui jumlahnya (Lihat

Lampiran). Sampel dalam penelitian ini berjumlah 123 orang siswa kelas 3.

3.3.2. Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik random sampling dengan metode simple random sampling. Dengan

metode ini setiap individu dalam populasi mempunyai hak yang sama untuk

dipilih sebagai sampel penelitian (Arikunto, 2002).

3.4. Pengumpulan Data

3.4.1. Metode dan instrumen penelitian

Untuk memperoleh data dalam penelitian, peneliti menggunakan skala sikap

yang dibuat dalam bentuk pernyataan. Skala sikap adalah teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan menyertakan atau mengirimkan

daftar pernyataan untuk diisi sendiri oleh responden, yaitu orang yang

memberikan tanggapan atau menjawab pernyataan-pernyataan yang

diajukan. Skala yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dengan

Page 68: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

49

menggunakan model Likert, yaitu dengan menetapkan 4 kategori jawaban

dengan alasan agar tidak menyulitkan subjek. Sebagaimana yang dikatakan

oleh Syaifuddin Azwar (2004) bahwa tidak ada manfaatnya untuk

memperbanyak pilihan karena akan mengaburkan perbedaan jawaban yang

diinginkan, di samping itu juga subyek tidak cukup peka untuk jenjang yang

lebih dari lima tingkat. Penilaian dari 4 kategori jawaban dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

Pilihan

Tabel 3.1.

Bobot Nila:

Pernyataan .

Favorable Unfavorable

SS (Sangat Setuju) 4 1

S (Setuju) 3 2

TS (fidak Setuju) 2 3

STS (Sangat Tidak Setuju) 1 4

lnstrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua skala yaitu:

1. Skala Self-Esteem

Pembuatan item-item pernyataan skala Self.cesteem disusun berdasarkan

komponen harga dirilself.cesteem yang dikemukakan oleh Felker (dalam

Page 69: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

50

Margarheta T. Kuera, 2005) yang kemudian dijadikan aspek dan indikator

dari self-esteem.

Tabel 3.2.

Blue print self-esteem

Aspek lndikator Favorabel Unfavorabel I

Jumlah

Feelings of Perasaan bahwa 1, 3, 5, 7, 9, 11, 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14

I . I belonging individu merupakan 13 14

i

bagian dari kelompok

tertentu, diterima,

dicintai uan diharga1

oleh kelompoknya

Feelings of Perasaan mengena\ 16, 18, 20, 22, 15, 17, 19,21, 16

competence kemampuan yang 24,26,28, 30 23,25,27,29

dimiliki seseorang

Fee/i.~gs of Perasaan mengenai 32, 34, 36, 38, 31, 33, 35, 37, 16

worth apal<ah seseorang 40,42,44,46 39,41,43,45

berharga atau tidak di

mata orang lain

Jumlah 23 23 46

2. Skala perilaku bullying

Penyusunan item-item pernyataan skala perilaku bullying mengacu pada teori

yang dikemukakan oleh Randall (1997) yang aspek dan indikatornya diambil

dari jenis dan bentuk bullying yang meliputi:

Page 70: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

51

Tabel 3.3.

Blue print perilaku bullying

Aspek lndikator Favorabel Unfavorabel Jumlah

Bullying yang Seperti: Menjambak, memukul, 1, 3, 5, 7, 2, 4, 6, 8, 10, 20

bersifat fisik menendang, mengunci di kamar, 9, 11, 13, 12, 14, 16,

I mendorong, mencakar, meludahi dan 15, 17, 19 18,20

berbagai serangan fisik lainnya. Termasuk

juga di antaranya merusak barang orang

Bullying yang • Verbal, mencakup: telepon ancaman, Verbal: Verbal: I

bersifat meminta uarg atau barang dengan 22, 24, 26, 21, 23, 25, 28 I nonfisik I 28, 30, 32, 27, 29, 31, I psikologis

paksaan (memalak), intimidasi, memberi 34, 36, 38, 33, 35, 37,

julukan yang tidak pantas, mengolok-olok 40, 42, 44, 41, 43, 45,

ras, pelecehan seksual secara verbal, 46,48 47,49

mempermalukan, menyebarkan isu tidak

benar.

• Nonverbal, terbagi menjadi dua yakni Nonverbal: Nonverbal: 18

langsung dan tidak langsung. Yang 50, 52, 54, 39, 51, 53,

langsung mencakup mimik muka yang 56, 58, 60, 55, 57, 59,

jahat dan gerak tubuh yang kasar. Yang 62,64,66 61,63,65

tidak langsung mencakup manipulasi dan

meruntuhkan pertemanan, mengisolasi

atau tidak mengikutsertakan seseorang, '

dan mengirimkan catatan yang menjelek-

jelekan

Gabungan Bersifat Fisik dan psikologis (verbal dan 67, 69, 71, 68, 70, 72, 20

bullying fisik nonverbal) 73, 75, 77, 74, 76, 78,

dan nonfisik 79, 81, 83, 80,82,84,86

85

Jumlah 43 43 86 -

Page 71: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

52

3.4.2. Teknik uji instrumen penelitian

Uji instrument dilakukan di STM Borobudur Cilandak dengan responden

sebanyak 100 orang. Pemilihan tempat try out di sekolah tersebut

dikarenakan kondisi dan kriteria responden mirip dengan sampel yang akan

dipakai pada saat penelitian.

1. Uji validitas sk:ala

Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah skala psikologi

mampu me11ghasilkan data yang akurat dan sesuai dengan tujuan ukurannya

(Syaifuddin Azwar, 2004). Untuk menguji validitas dari setiap item pernyataan

dilakukan analisis item, yaitu mengkorelasikan setiap item dengan skor total.

Koefisien korelasinya diperhitungkan sebagai validitas.

Untuk menguji validitas skala, peneliti menggunakan rumus korelasi Product

Moment Pearson dalam Saifuddin Azwar (2003) yaitu dengan rumus:

Page 72: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

Keterangan :

rxy = Angka lndeks korelasi 'r' product moment

n = Jumlah subjek

IXY = Jumlah hasil perkalian antara skor aitem dan skor total

I X = Jumlah skor aitem

I Y = Jumlah Skor total

Penghitungan uji validitas menggunakan perangkat lunak SPSS 12.0 for

Windows.

1. 1. Hasil pengujian validitas skala self-esteem

53

Data mengenai skala self-esteem diperoleh dengan melibatkan 100

responden, yang terdiri dari 81 orang siswa dan 19 orang siswi pada SMK

Borobudur Cilandak. Skala terdiri dari 46 item dan taraf signifikansinya 0,05

dan 0,01 dengan r tabel = 0, 195, setelah diuji validitasnya diperoleh hasil 37

item yang valid dan ~ item gugur. Semua iterr. yang valid pada skala self­

esteem ini digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian. Data selengkapnya

dapat dilihat pada tabel di berikut ini :

Page 73: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

Tabet 3.4.

Blue print hasil try out skala self-esteem

Aspek lndikator

Feelings of Perasaan bahwa

Belonging individu merupakan

bagian dari kelompok

tertentu, diterima,

dicintai dan dihargai

oleh kelomooknya

Feelings of Perasaan mengenai

Competence kemampuan yang

dimiliki seseorang

Feelings of Perasaan mengenai

Worth apakah seseorang

berharga atau tidak di

mata orang lain

Jumlah

Keterangan * : Taraf signifikansi 0.05

** : Taraf signifikansi 0.01

Favorabel Unfavorabel

1**, 3, 5**, 2**, 4, 6, 8**,

7**, 9**, 11**, 10**, 12, 14**

13**

16**, 18**, 15**, 17, 19**,

20**, 22**, 21, 23**, 25**,

24**, 26**, 27**, 29**

28**, 30**

32**, 34**, 31, 33, 35**,

36**, 38, 37**, 39**,

40**, 42**, 41**, 43**,

44**, 46** 45**

23 23

54

Jumlah

14 I I I

I

16

16

46

Page 74: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

55

1.2. Hasil pengujian validitas skala kecenderungan berperilaku bullying

Data mengenai skala kecenderungan berperilaku bullying diperoleh dengan

melibatkan 100 responden yang terdiri dari 81 orang siswa dan 19 orang

siswi pada SMK Borobudur Cilandak. Skala terdiri dari 86 item dan taraf

signifikansinya 0,05 dan 0,01 dengan r tabel = 0, 195, setelah diuji

validitasnya diperoleh hasil bahwa ada 69 item yang valid dan ada 17 item

yang gugur. Namun, tidak sem•ta item yang valid tersebut digunakan sebagai

alat ukur penelitian, dengan pertimbangan efisiensi dan efektifitas kerja

peneliti dan juga waktu responden yang terbata::;. Item va:id yang digunakan

sebagai alat ukur penelitian dipilih berdasarkan nilai validitas yang lebih tinggi

sedangkan nilai validitas yang rendah diabaikan. Dengan demikian, item valid

yang digunakan dalam penelitian sebanyak 55 item. Adapun nomor-nomor

item valid yang digunakan sebagai alat ukur penelitian yaitu: 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,

10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18,20,22,23,25,30,31,32,33, 34, 37,40,41,

42,46,48,49,50,51,52,54, 56,57, 58,61,62,65,69, 71, 72, 73, 74, 75,

76, 77, 79,80,81,82,83,84.

Page 75: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

Tabel 3.5.

Blue print try out skala kecenderungan berperilaku bullying

Aspek

Bullying yang

bersifat fisik

Bullying yang

biersifat

nonfisik/

psikologis

Gabungan

bullyingfisik

dan nonfisik

Keterangan

lndikator

Seperti: Menjambak, memukul,

menendang, mengunci di kamar,

mendorong, mencakar, meludahi dan

berbagai serangan fisik lainnya.

Tennasuk juga di antaranya merusak

barang orang

• Verbal, mencakup: telepon ancaman,

meminta u3ng atau bara::g dengan

paksaan (memalak), intimidasi,

memberi julukan yang tidak pantas,

mengolok-olok ras, pelecehan

seksual secara verbal,

mempermalukan, menyebarkan isu

tidak benar.

• Nonverbal, terbagi menjadi dua yakni

langsung dan tidak langsung. Yang

langsung mencakup mimik muka

yang jahat dan gerak tubuh yanu

kasar. Yang tidak langsung

mencakup manipulasi dan

meruntuhkan pertemanan,

mengisolasi atau tidak

mengikutsertakan seseorang, dan

mengirimkan catatan yang menjelek-

jelekan

Bersifat Fisik dan psikologis (verbal dan

nonverbal)

Jumlah

* : Taraf s1gnifikans1 0.05

**: Taraf signifikansi 0.01

Favorabel Unfavorabel

1**, 3**, 5**, 2, 4**, 6**, 8**,

7**, 9**, 11**, 10**, 12**, 14**,

13-, 15 .. , 16**, 18**, 20**

17**, 19*

Verbal: Verbal:

22**, 24**, 21*, 23**, 25**,

26**, 28**, 27, 29, 31··,

30**, 32**, 33 .. , 35, 37'*,

34**, 36**, 41-, 43, 45, 47,

38 .. ,40 .. , 49 ..

42**, 44**,

46**, 48**

Nonverbal: Nonverbal:

50**, 52**, 39, 51-, 53, 55,

54"'*, 56"*, 57 .. , 59, 61 .. ,

58 .. ,60 .. , 63, 65 ..

62 .. , 64 .. , 66

67 .. ,69 .. , 68, 10, n-, 71**, 73**, 74 .. , 76 .. , 78,

75 .. , 77 .. , so-, 82 .. , 84 .. ,

79 .. , s1-, 86

83**, 85**

43 43

56

Jumlah

20

l

46

20

86

Page 76: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

57

2. Uji reliabilitas skala

Pengujian reliabilitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh

mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat

dipercaya jika dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap

kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek

yang diukur dalam diri subjek tidak dirubah. Untuk menguji reliabilitas skala,

penulis menggunakan rumus Alpha Cronbach (Syaifuddin Azwar, 2003):

a

s/dan s/

s/

= Koefisien Reliabilitas

= Varians skor belahan 1 dan 2

= Varians skor skala

Penghitungan uji reliabilitas skala dilakukan dengan menggunakan perangkat

lunak SPSS versi 12.0 for windows. Hasil yang diperoleh untuk skala self-

esteem dengan 37 item yang valid, maka diperoleh koefisien reliabilitasnya,

sebesar 0,869 dan koefisien reliabilitas skala kecenderungan berperilaku

bullying dengan 69 item valid diperoleh sebesar 0,939. Berdasarkan data

tersebut maka dapat dikatakan bahwa kedua instrumen yang digunakan

reliabel, sehingga dapat dipercaya untuk dijadikan sebagai alat ukur.

Page 77: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

58

3.5. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian deskriptif korelasional besar atau tingginya hubungan antar

variabel dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi. Koefisien korelasi

adalah besaran yang dapat menunjukkan kekuatan hubungan antara dua

variabel dan dapat diketahui berdasarkan nilai r hasil analisis korelasi (dalam

Triton, 2006).

Untuk menganalisis data yang diperoleh dan mengetahui ada tidaknya

imrelasi antara dua variabel, penulis menggunakan teknik statistik korelasi

Spearman's rho dengan penghitungan menggunakan perangkat lunak SPSS

12.00 for windows.

Dengan rumus (Syaifuddin Az:war, 2003):

Keterangan :

_ 62::D' rho - 1- ( , ) N N· -I

rho = Koefisien korelasi Spearman's yang dicari

D = Perbedaan skor antara kedua kelompok pasangan

N = Jumlah subjek penelitian

1&6 = Bilangan konstanta

Page 78: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

Nilai r atau koefisien korelasi yang telah diperoleh pada hasil korelasi masih

perlu diuji signifikansinya. Pengujian signifikansi dilakukan dengan nilai t,

yaitu dengan mengkonsultasikan nilai t hitung dengan t tabel (Triton, 2006),

dengan rumus:

Keputusan:

t=r~ ..J1 - ,.2

Jika t hitung > t tabel a 0,05 df (n-2), maka nilai r hasil korelasi signifikan

59

Jika t hitung < t tabel a 0,05 df (n-2), maka nilai r hasil korelasi tidak signifikan

3.6. Prosedur Penelitian

Berkaitan dengan jalannya penelitian ini, peneliti membuat langkah-langkah

prosedur penelitian yang diharapkan dapat menunjang kelancaran serta

keberhasilan penelitian ini, yang meliputi:

1. Tahap persiapan

• Merumuskan masalah

• Menentukan variabel yang akan diteliti

• Melakukan studi pustaka untuk mendapatkan gambaran dan landasan

teori yang tepat yang berkaitan dengan variabel penelitian

• Menyusun dan mempersiapkan instrumen penelitian

Page 79: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

60

• Menentukan subjek penelitian

2. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan ini dimulai dengan menentukan subyek penelitian,

kemudian menguji cobakan (try out) instrumen penelitian berupa skala,

yang dilakukan untuk melihat tingkat validitas dan reliabilitas dari alat '

ukur. Uji coba dilaksanakan pada tanggal 21 - 22 November 2006 di SMK

Borobudur Cilandak. Baru setelah itu penyebaran instrumen penelitian

hasil uji coba/pelaksanaan penelitian yang dilaksanakari pada tanggal 13 -

14 Desember 2006 di SMK 7 Rawamangun. Respo:-1der. diminta un.!uk

mengisi alat ukur yang berupa skala, yaitu skala self-esteem dan skala

kecenderungan berperilaku bullying.

3. Tahap analisis data

Data yang telah terkumpul diberi skor, ditabulasi dan kemudian dianalisis

dan dibuat laporannya.

Page 80: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

BAB4

PRESENT ASI DAN ANALISA DAT A

4.1. Gambaram Umum Subyek Peneiitian

Gambaran umum tentang subyek penelitian akan diuraikan secara rinci yang

. beru~a gambaran u111um frekuensi dan prosentase dari jenis kelamin, usia,

dan penyebaran skor. Pad a penelitian ini penulis menggunakan sampel

sebanyak 123 orang dari populasi 180 orang di SMKN Grafika 7

· Rawamangun.

4.1.1. Gambaran subyek berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.1.

Gambaran subyek berdasarkan jenis kelamin

Jenis kelamin Frekuensi Prosentase (%)

Laki-laki 102 82,93 %

Perempuan 21 17,07 %

Jumlah 123 100 % I

I I

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa yang menjadi subyPk penelitian

berjenis keiamin iaki-laki dan perempuan. Subyek yang berje;;:s kelamin laki-

Page 81: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

I I

62

laki berjumlah 102 orang atau 82,93 %, sedangkan subyek yang berjenis

kelamin perempuan berjumlah 21 orang atau 17,07 %.

4.1.2. Gambaran subyek berdasarkan usia

Tabel 4.2.

Gambaran subyek berdasarkan usia

U,;ia Frekuensi Prosentase (%)

16tahun 8 6,5%

17 tahun 76 61,79 %

18 tahun 37 30,08%

19 tahun 2 1,63 %

Jumlah 123 100 %

4.1.3. Gambaran subyek berdasarkan penyebaran skor

1. Gambaran self-esteem

Variabel x

Tabel 4.3.

Deskripsi statistik skor skala self-esteem

laki-laki dan perempuan

N Minimum Maximum Sum Mean

Self- L 102 85 127 10499 102.9314

Esteem p 21 62 123 2081 99.0952

Total 123

~----

SD

8.28485

13.66347

Page 82: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

63

Diketahui dari tabel di atas bahwa subyek penelitian berjumlah 123 orang

yang terdiri dari 102 laki-laki dan 21 perempuan. Skor self-esteem terendah

untuk laki-laki 85 dan skor tertinggi 127 dengan nilai rata-rata 102.9314.

Sedangkan skor self-esteem terendah untuk perempuan 62 dan skor tertinggi

123 dengan nilai rata-rata 99.0952.

Untuk menentukan tingkat self-esteem maka digunakan kategori jenjang yaitu

tinggi, sedang dan rendah. Dalam menentukan jenjang tersebut diperoleh

dari ; ,ilai skala yaitu 1,2,3, dan 4 dengan jumlah item 37.

Tabel 4.4.

Statistik skor skala self-esteem

Skala Item N Skor Min SkorMax Mean SD

Self-esteem 37 123 37 148 102 9

Diketahui jumlah responden 123 orang, skor tingkat self-esteem terendah

adalah 37 X 1 = 37, dan skor tertinggi 37 X'A, = 148, dengan nilai mean 102

dan standar deviasi 9, kategorisasi jenjang dapat diinterpretasikan seperti

tabel di berikut ini:

Page 83: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

64

Tabel 4.5.

lnterpretasi skor self-esteem

Posisi nilai X Kategorisasi

X > M + 1 (SD) = X > 102 + 1 (9) = > 111 Tinggi

M + 1 (SD)= 102 + 1 (9) = 111 Sedang

X < M - 1 (SD) = X < 102 - 1 (9) = < 93 Rendah

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa jika x (sebaran skor pada

skala self-esteem) lebih besar dari 111 maka termasuk kategori tinggi, jika x

lebih besar dari 93 sampai 111 maka termasuk kategori sedang. Dan jika x

lebih kecil dari 93 maka termasuk kategori rendah.

Tabel 4.6.

Kategorisasi skor skala self-esteem

No Kategori Jumlah Prosentase

1 ' Tinggi 14 11,382 %

2 Sedang 91 73,984 %

3 Rend ah 18 14,634 %

Total 123 100 % _J

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 123 responden terdapat 14 responden

atau 11,382 % yang memiliki kategori tinggi, 91 responden atau 73,984 %

Page 84: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

65

berkategori sedang, dan 18 atau 14,634 % responden yang memiliki kategori

rendah.

2. Gambaran kecenderungan berperilaku bullying

Tabel 4.7.

Deskripsi Statistik skor skala kecenderungan berperilaku

bullying laki-laki dan perempuan

Variabel y N Minimum Maximum Sum Mean SD

'- 102 58 152 10768 105.5636 18.77987 Bullying

p 21 70 135 2161 102.9048 18.11879

Total 123

Diketahui dari tabel di atas bahwa subyek penelitian berjumlah 123 orang

yang terdiri dari 102 laki-laki dan 21 perempuan. Skor terendah tingkat

kecenderungan berperilaku bullying untuk laki-laki 58 dan skor tertinggi 152

dengan nilai rata-rata 105,5686. Sedangkan untuk perempuan skor terendah

70 dan skor tertinggi t35 dengan nilai rata-rata 102,9048.

Untuk menentukan tingkat kecenderungan berperilaku bullying maka

digunakan kategori jenjang yaitu tinggi, sedang dan rendah. Dalam

menentukan jenjang tersebut diperoleh dari nilai skala yaitu 1,2,3, dan 4

dengan jumlah item 55.

Page 85: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

66

Tabel 4.8.

Statistik skor skala kecenderungan berperilaku bullying

Skala Item N Skor Min SkorMax Mean SD

Kecenderungan 55 123 55 220 105 18

berperilaku bullying

Diketahui jumlah responden 123 orang, skor tingkat kecenderungan

berperilaku bullying terend2h adalah 55 X 1 = 55, dan skor tortir.ggi 55 X 4 =

220, dengan nilai mean 105 dan standar deviasi 18, kategorisasi jenjang

dapat diinterpretasikan seperti tabel di bawah ini:

Tabel 4.9.

lnterpretasi skor kecenderungan berperilaku bullying

Posisi nilai X Kategorisasi

X > M + 1(SD)=X>105 + 1 (18) = > 123 Tinggi

M + 1 (SD)= 105 + 1 (18) = 123 Sedang

X < M-1 (SD)= X < 105-1 (18) = < 87 Rend ah

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa jika x (sebaran skor pada

skala kecenderungan berperilaku bullying) lebih besar dari 123 maka

termasuk kategori tinggi, jika x lebih besar dari 87 sampai 123 maka

--

Page 86: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

termasuk kategori sedang. Dan jika x lebih kecil dari 87 maka termasuk

kategori rendah.

Tabel 4.10.

Kategorisasi skor skala kecenderungan berperilaku bullying

No Kategori Jumlah Prosentase

1 Tinggi 17 13,82 %

2 Sedang 85 69,11 %

3 Rend ah 21 17,07 %

Total 123 100 %

67

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 123 responden terdapat 17 responden

atau 13,82 % yang memiliki kategori tinggi, 85 responden atau 69, 11 %

berkategori sedang, dan 21 atau 17,07 % responden yang memiliki kategori

rendah.

4.2. Hasil Utama Penelitian

4.2.1. Uji persyaratan

Uji persyaratan ini adalah syarat untuk melakukan analisis lebih lanjut dalam

mengolah data. Uji persyaratan yang digunakan di sini adalah uji normalitas

dan uji homogenitas dengan menggunakan SPSS 12.0 for Windows.

Page 87: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

69

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa berdasarkan uji normalitas dengan

menggunakan program SPSS 12.0 untuk skala self-esteem diperoleh nilai

probabilitas Kolmogorov-Smirnov 0,098 > taraf signifikansi 0,05 sehingga

dapat disimpull<an bahwa data tersebut berdistribusi normal. Berikut ini

adalah gambar diagram scatterplot hasil SPSS 12.0 for Windows

Gambar4.1

Scatterplot skala self-esteem

Normal Q-Q Plot of skor self-esteem

3

(ii 2

E 0 1 z "O 0 .s <.> gt -1 x

w -2

-3

0

0

60 70 80 90 100 110 120 130

Observed Value

Dari gambar tersebut, dapat terlihat bahwa sebaran data variabel self-esteem

saling berdekatan dan menempel di sekitar garis uji, dan terlihat hanya

beberapa data yang terletak jauh dari sebaran data, dengan demil<ian data

tersebut dikatakan normal.

Page 88: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

Tabel 4.12

Hasil uji nonnalitas skala kecenderungan

berperilaku bullying

__ _l59lmo~_c:i_rov-~mirnqv(a) Statistic 1 df I Sia.

J---~~Gk I Statistic df

skor bullvina .045 I 123 I .200(*l I • This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction

.996 I 123 I

70

Sia. .971

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa berdasarkan uji normalitas dengan

menggunakan program SPSS 12.0 untuk skala kecenderungan berperilaku

bullying diperoleh nilai probabilitas Kolmogorov-Smirnov 0,200 > taraf

signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut

berdistribusi normal. Berikut ini adalah gambar diagram scatterplot hasil

SPSS 12.0 for Windows.

Gambar4.2

Scatterplot skala kecenderungan berperilaku bullying

3

(ii 2

E 0 1 z -0 0

~ 8- -1 >< w -2

-3

Normal 0-Q Plot of skor bullying

0

40 60 80 100 120 140 160

Observed Value

Page 89: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

71

Dari gambar tersebut, dapat terlihat bahwa sebaran data variabel

kecenderungan berperilaku bullying saling berdekatan dan hampir seluruhnya

menempel di sekitar garis uji, dengan demikian data tersebut dikatakan

normal.

2. Uji homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui variabilitas mean dari data

dalam suatu kelompok. Adapun hipotesis yang dapat diajukan adalah:

HJ = Varians data adalah sama

H1 = Varians data adalah berbeda

Pengambilan keputusan dilakukan dengan menggunakan probabilitas yaitu:

Jika probabilitas (signifikansi) > 0,05, maka Ho= diterima

Jika probabilitas (signifikansi) < 0,05, maka Ho = ditolak

Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dilakukan melalui program_ SPSS

12.0 for Windows diperoleh hasil sebagai berikut :

Page 90: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

72

Tabel 4.13.

Hasil uji homogenitas

Test of Homogeneity of Variance

Levene !

Statistic df1 .

df2 Sig.

Self-esteem Based on Mean 4.834 1 121 .030 Based on Median 3.331 1 121 .070 Based on Median 3.331 1 78.635 .072 and with adjusted df Based on trimmed 4.254 1 121 .041 mean

Bullying Based on Mean .000 1 121 .999 Ba:;ed on Median .000 1 121 .992 Based on Median

.000 1 120.045 .992 and with adjusted df Based on trimmed

.000 1 121 .999 mean

Dari hasil perhitungan di atas didapat nilai signifikansi pada self-esteem

0,030<0,05. Dengan demikian Ho= ditolak dan dapat ditarik kesimpulan

bahwa varians data self-esteem adalah berbeda. Sedangkan pada tingkat

kecenderungan berperilaku bullying 0,999 > 0,05. Dengan demikian Ho=

diterima dan dapat ditarik kesimpulan bahwa varians data kecenderungan

berperilaku bullying adalah sama.

4.2.2. Uji hipotesis

Hasil penelitian berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunakan

rumus korelasi Spearman's rho, yaitu dengan cara mengkorelasikan jumlah

skor variabel self-esteem dengan variabel kecenderungan berperilaku

Page 91: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

73

bullying. Adapun hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 4.14.

Hasil uji hipotesis

N t. c onparame nc l t" orrea 10ns skor skor self-

bullying esteem Spearman's skor bullying Correlation 1.000 -.283(**) rho Coefficient

Sig. (2-.001

tailed) N 123 123

skor self- Correlation -.283(**) 1.000

esteem Coefficient Sig. (2-

.001 tailed) N 123 123

- Correlation 1s Significant at the 0.01 level (2-tatled).

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa hasil penelitian ini menunjukkan

koefisien korelasi antara skala self-esteem dengan kecenderungan

berperilaku bullying diperoleh sebesar -0,283. Harga yang negatif

menunjukkan hubungan yang negatif. Artinya, semakin tinggi self-esteem '

maka semakin rendah kecenderungan untuk berperilaku bullying, atau

sebaliknya semakin rendah self-esteem maka semakin tinggi kecenderungan

untuk berperilaku bullying.

Page 92: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

74

Berdasarkan nilai koefisien korelasi sebesar -0,283 dan dibandingkan dengan

nilai r tabel pada taraf signifikansi 0,05 sebesar 0, 176, hal ini menunjukkan

bahwa nilai r hitung lebih besar dari dari r tabel. Dengan demikian keputusan

statistiknya adalah Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti terdapat hubungan

yang lemah antara self-esteem dengan kecenderungan berperilaku bullying.

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah adanya hubungan negatif antara

self-esteem dengan kecenderungan berperilaku bullying.

4.2.3. Uji signifikansi

Berdasarkan hasil uji signifikansi diperoleh t-hitung = 2,0939 sedang nilai

t-tabel pada tingkat signifikansi 0,05 (df 121) = 1,980. Jadi 2,0939 > 1,980

dengan demikian Ho ditolak. Dapat disimpulkan bahwa "terdapat hubungan

negatif yang signifikan antara self-esteem dengan kecenderungan berperilaku

bullying."

4.4. Hasil Tambahan Penelitian

Pada penelitian ini dilakukan juga analisis jenis bullying yang paling banyak

dilakukan dengan menggunakan t-test untuk melihat perbedaan nilai rata-rata

dari jenis kelamin laki-laki dan perempuan.

Page 93: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

75

Tabet 4.15

Nilai rata-rata jenis bullying laki-laki dan perempuan

Std. Std. Error

Jenis kelamin N Mean Deviation Mean bullying fisik laki-laki 102 29.8824 6.12622 .60659

perempuan 21 29.0952 6.32380 1.37997 bullying verbal laki-laki 102 29.0882 5.60781 .55526

perempuan 21 28.0000 5.43139 1.18523 bullying non laki-laki 102 18.9020 3.69241 .36560 verbal perempuan 21 19.0952 4.17019 .91001 bulliyng fisik & laki-laki 102 27.6961 5.70008 .56439 psikologis perempuan 21 26.7143 4.47373 .97625

Dari tabel di atas diketahui bahwa nilai rata-rata bentuk bullying fisik lebih

tinggi dibandingkan dengan bentuk bullying yang lain baik pada laki-laki

maupun perempuan yakni sebesar 29.8824 dan 29.0952. Nilai rata-rata

bentuk bullying tertinggi kedua yakni bullying psikologis yang berbentuk

verbal, hal ini berlaku baik pada laki-laki maupun perempuan yakni sebesar

29.0882 dan 28.{)000.

Page 94: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

76

Tabel 4.16

Independent Samples Test

i

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equa!i of Means

I Sig. 95°,t. Confidence

I Mean Std. Error Interval of the F Sig. t df (2- Difference Difference Difference tailed) ' Lower Upper I

bullying fisik Equal -

3.709171 I variances .191 663 .533 121 .595 .7871 I 1.47596 -2.13494

assumed Equal variances not .522 28.266 .606 .7871 1.50740 -2.29934 I 3.87357 assumed

bullying verbal Equal I 121 I I

variances .261 .610 .814 .417 1.0882 1.33691 -1.55853 3.73500 as~umed

Equal ' variances not .831 29.461 .412 1.0882 1.30884 -1.58683 3.76330 I assumed

bullying non Equal verbal variances .129 .720 -.214 121 .831 -.1933 .90474 -1.98445 1.59789

assumed Equal I variances not -.197 26.839 .845 -.1933 .98071 -2.20608 1.81953 assumed

bulliyng fisik & Equal psikologis variances 1.585 .210 .743 121 .459 .9818 1.32186 -1.63517 3.59875

assumed Equal variances not .871 34.833 .390 .9818 1.12765 -1.30786 3.27144 assumed

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa t hitung dari semua jenis bullying lebih

kecil ( <) dari t tabel pada taraf signifikansi 95% (a= 5 %) dan df = 122

sebesar 1,98. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

perbedaan yang signifikan pada jenis bullying yang paling banyak dilakukan

di antara laki-laki dan perempuan.

Page 95: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

BABS

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data serta pengujian hipotesis, maka dapat diambil

kesimpulan cahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara self

esteem dengan kecenderungan berperilal<u bullying pada tar2f signifikansi

0,05 diperoleh r hitung = -0,283 lebih besar daripada r tabel = 0, 176. karena

hasil perhitungan menunjukkan hubungan negatif, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa semakin tinggi self-esteem maka semakin rendah

kecenderungan berperilaku bullying, atau sebaliknya semakin rendah self­

esteem maka semakin tinggi kecenderungan berperilaku bullying.

5.2. Diskusi

Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara self-esteem dengan

kecenderungan berperilaku bullying pada remaja. Adapun hasil yang

diperoleh adalah bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara

self-esteem dengan kecenderungan berperilaku bullying. Hal ini berarti

bahwa semakin tinggi self-esteem maka semakin rendah kecenderungan

Page 96: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

berperilaku bullying, sebaliknya semakin rendah self-esteem maka semakin

tinggi kecenderungan untuk berperilaku bullying.

78

Bullyiny merupakan bentuk khusus agresi yang telah dikenal sebagai

masalah sosial yang terutama ditemukan di kalangan anak-anak sekolah.

Hasil penelitian yang menunjukkan terdapat hubungan antara self-esteem

dengan kecenderungan berperilaku bullying sejalan dengan apa yang

dikemukakan oleh lnomata (1996 dalam Syamsul Bachri Thalib, 2002) bahwa

sifat-sifat kepribadi2;i seperti harga diri mempengaruhi perilaku kP-kerasan

siswa. Namun asumsi yang menyatakan bahwa arah hubungan antara self­

esteem dengan kecenderungan berperilaku bullying positif seperti apa yang

dikemukakan oleh Baumeister dan Boden (Krahe, Barbara, 2005) tidak

terbukti. Karena hasil penelitian menunjukkan bahwa arah hubungan self­

esteem dengan kecenderungan berperilaku bullying yang merupakan bentuk

dari perilaku agresi adalah bukan positif tetapi negatif. Hal ini mungkin

dikarenakan ada beberapa faktor lain yang ikut mempengaruhi perilaku

agresi. Secara umum Allan et al (1997, dalam Syamsul Bachri Thalib, 2002)

menjelaskan faktor keluarga, sekolah, sosial budaya, dan kepribadian

sebagai faktor utama yang mempengaruhi perilaku kekerasan siswa. Selain

itu, variabel demografis, seperti jenis kelamin, urutan kelahiran, usia,

pengalaman prasei\clah, jumlah saudara kandung, ti;;Qkat pendidikan

orangtua, status sosial ekonomi orangtua, dan lingkungan fisik seperti iklim,

Page 97: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

cuaca, dan kepadatan penduduk berhubungan pula dengan perilaku

kekerasan (Conger, Rueter, & Elder, 1999 dalam Syamsul Bachri Thalib,

2002).

79

Sejumlah karakteristik keluarga seperti kekerasan domestik, praktik

pengasuhan, status sosial ekonomi keluarga, latar belakang pendidikan, dan

kepribadian antisosial orangtua memberikan kontribusi terhadap

perkembangan perilaku anak termasuk perilaku kekerasan. Murray (2000,

d~lam Syamsul Bachri Tl-ialib, 2002) mengatakan bahwa orangtua sebagai

pemegang posisi kunci dalam keluarga memainkan peran besar dalam

memunculkan perilaku agresi dan kekerasan. Kurangnya pengawasan

orangtua, inkonsistensi disiplin, hukuman fisik dan sikap menolak orangtua

yang ditandai dengan sikap kritis secara berlebihan, kebencian dan hukuman

fisik berpengaruh terhadap perilaku agresi dan kekerasan.

Tidak terbuktinya asumsi yang menyatakan bahwa self-esteem yang tinggilah

yang berkecenderungan berperilaku bullying seperti apa yang dikemukakan

oleh Baumeister dan Boden (Krahe, Barbara, 2005) boleh jadi karena

dipengaruhi oleh latar belakang budaya yang berbeda. Anak-anak Amerika

lebih agresif dibandingkan dengan anak Indonesia, dan perbedaan ini terjadi

karena latar budaya Arr.z:ika yang lebih induvidualistik sedEingkan Indonesia

lebih kolektivistik (Syamsui Bachri Thalib, 2002). Dan perilaku kekerasan

Page 98: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

80

dalam hat ini bullying yang terjadi di Indonesia lebih banyak dilakukan secara

kolektif. Sehingga hasil pengukuran self-esteem secara individu tidak akan

mencerminkan perilaku agresif yang dilakukan secara kolektif tersebut. Hal

tersebut senada dengan apa yang dikemukakan oleh Ratna Juwita, psik0log

sosial dari Fakultas Psikologi UI bahwa di Negara-negara barat, bully

biasanya hanya perorangan atau geng kecil, di Indonesia bully sering

dilakukan oleh satu angkatan terhadap angkatan yang lebih muda (Femina,

Mei 2006).

Remaja memiliki keinginan yang kuat untuk diterima di lingkungan kelompok

bermainnya sebagai bukti bahwa mereka cukup menarik bagi lingkungannya

(Dewey dalam Berta Esti A. Prasetya, 2002).

Rosenberg dan Kaplan (1982, dalam Berta Esti A. Prasetya, 2002)

menjelaskan bahwa perasaan tidak berharga yang dirasakan remaja yang

memiliki self-esteem rendah dikompensasikan dalam bentuk perilaku negatif.

Bullying merupakan salah satu perilaku negatif yang rupanya dianggap oleh

sekelompok remaja yang memiliki self-esteem rendah dapat memberikan

penerimaan lingkungan dan pengakuan akan keberadaan diri mereka,

sehingga mereka merasa berharga. Berawal dari perasaan tidak mampu dan

berharga, remaja dengan self-esteem rendah kemudian

Page 99: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

mengkompensasikannya dalam bentuk perilaku negatif bullying ini untuk

mencari perhatian dan pengakuan dari teman-temannya.

81

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa jenis bullying yang paling banyak

terjadi di sekolah baik dikalangan pelajar laki-laki maupun pelajar perempuan

adalah bullying fisik yang kemudian diikuti dengan bullying yang bersifat

psikologis dalam bentuk verbal. Randall ( 1997) mengatakan bahwa laki-laki

lebih sering menggunakan perilaKu bullying aktif seperti menyerang korban

daripada perilaku bullying pasif seperti memperlihatkan mimik muka yang

jahat. Hal tersebut kemungkinan besar dikarenakan hubungan pertemanan di

antara sesama laki-laki lebih keras, lebih kuat, dan lebih agresif daripada

hubungan pertemanan di antara sesama perempuan. Namun hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa perempuan juga lebih banyak melakukan jenis

bullying fisik. Hal ini kemungkinan terjadi disebabkan oleh pengaruh faktor

kondisi lingkungan sekolah yang sebagian besar dihuni oleh pelajar laki-laki

yang memiliki hubungan pertemanan yang lebih kuat dan keras, karena

perilaku agresi dan kekerasan dapat dipelajari melalui pengalaman langsung

dan pengamatan (Syamsul Bachri Thalib, 2002). Selain itu item pemyataan

yang kurang spesifik dan juga terlalu banyaknya item juga bisa menyebabkan

hal tersebut terjadi.

Page 100: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

82

Bullying di sekolah bukanlah sesuatu hal yang baru. Fenomena ini sangat

banyak terjadi terutama di sekolah, Gejala "bullying" diawali dengan adanya

tradisi MOS (Masa orientasi siswa) dan sejenisnya, yang kemudian secara

informal diperpanjang sampai satu atau dua tahun. Hasil penelitian ini juga

menunjukkan bahwa sebagian besar siswa di sekolah tersebut sangat tidak

menyetujui apabila acara MOS (masa orientasi siswa) dilakukan dengan

tanpa adanya kegiatan yang sifatnya "mengerjai" siswa baru lewat bentakan

dan omelan karena dianggap tidak akan seru. Kesimpulan ini diperoleh dari

jumlah iawaban item pernyata;;in yang berisi pemyataan mengenai hal

tersebut sangat tinggi dibandingkan dengan jumlah jawaban item pernyataan

lainnya. Bullying yang terjadi di sekolah ini dilakukan oleh senior terhadap

juniornya. Gejala ini dianggap sebagai hal yang biasa terjadi pada siswa

tingkat SMA.

Remaja yang sedang dalam masa pencarian identitas diri mulai mempersepsi

dirinya, yaitu mengarahkan perhatian serta minatnya kepada dirinya sendiri

secara mendalam. Penilaian orang lain menjadi sangat penting bagi dirinya

karena hal ini berkaitan dengan meningkatnya kebutuhan remaja akan harga

diri (self-esteem). Harga diri remaja berkembang dan terbentuk dari

interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

perilaku orang lain terhadap ;.,rlividu yang bersangkutan. Lingkungan

keluarga juga merupakan fakto1 pertama dan utama dalam pembentukan

Page 101: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

83

harga diri remaja. Orangtua yang memberikan kehangatan dan tanggung

jawab terhadap anaknya maka akan menghasilkan sifat yang baik terhadap

diri anak. Kehangatan, penerimaan yang positif menjadikan anak-anak

merasa mampu, dan beruntung menjadi manusia. Harga diri anak akan

berkembang dari bagaimana perlakuan orang tua terhadap anaknya.

Sehingga yang terpenting adalah perasaan diterima, perasaan kompeten dan

perasaan berharga dari si anak itu sendiri terhadap dirinya, dan bukan dari

orang tuanya.

Dalam kehidupan sosial, remaja sangat tertarik kepada kelompok sebayanya.

Apa-apa yang diperbuatnya ingin sama dengan anggota kelompok lainnya,

kalau tidak sama ia akan merasa turun harga dirinya dan menjadi rendah diri

(Zulkifli, 1995). Pengukuhan konsep-konsep diri remaja juga terjadi dalam

hubungan teman sebayanya. Hubungan dengan teman sebaya merupakan

sumber pengaruh sosial lain yang sangat relevan dengan agresi. Konsep diri

remaja yang belum kuat dan stabil akan memungkinkan seorang remaja

mudah terjerumus dalam bentuk-bentuk perilaku yang merugikan seperti

kenakalan remaja. Perkembangan harga diri pada seorang remaja akan

menentukan keberhasilan maupun kegagalannya di masa mendatang.

Page 102: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

84

5.3. Saran

Sebagai penutup bab ini peneliti mengajukan beberapa saran terkait dengan

adanya kekurangan dalam penelitian ini:

,. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang sama ada

baiknya menggunakan sampel siswa-siswi tingkat SL TP (sekolah lanjutan

tingkat pertama) karena siswa-siswi di tingkat SL TP ini merupakan anak

baru menginjak masa remaja dan emosi mereka masih belum stabil.

,. Penulis berharap untuk penelitian seianjutnya, menggali masalah ini lebih

dc>lam dan sebaiknya subyek yar:g diarP.bil lebih ·,;ariatif lagi, atau bila

memungkinkan dapat dipergunakan kombinasi dua pendekatan, yaitu

kuantitatif dan kualitatif dengan jumlah subyek yang lebih besar, sehingga

bisa diperoleh sebuah gambaran menyeluruh mengenai self-esteem

remaja yang berkecenderungan melakukan bullying.

'" Hasil dalam penelitian ini hanya baru mengungkap mengenai hubungan

antara self-esteem dengan kecenderungan berperilaku bullying saja,

belum mengungkap faktor-faktor pemicu, bullying lainnya. Ada variabel­

variabel lain yang bisa diteliti yang diperkirakan berpengaruh terhadap

perilaku bullying, antara lain seperti faktor kelekatan orangtua dengan

anak (attachment), kondisi lingkungan tempat tinggal dan keadaan

ekonomi keluarga lain sebagainya.

Page 103: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

85

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Arikunto, Suharsimi. (2002). Manajemen Penelitian. Get ke-6. Jakarta: Rineka

Cipta.

Azwar, Syaifuddin. (2003). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

-------------. (2004). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Baron, R. dan Donn Byrne. Social Psychology. Psikologi Sosial. Ratna Juwita

(terj). Jilid 1. (2003). Jakarta: Erlangga.

Brown, Jonathan. (1998). The Self. Boston, Massachusets: Mc Graw Hill

Companies, Inc.

Budi, Triton P. (2006). SPSS 13.0 Terapan Riset Statistik Parametrik.

Yogyakarta: C. V. ANDI OFFSET.

Chaplin, J.P. (2002). Kamus Lengkap Psikologi. Get ke-8. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Daradjat, Zakiah. (1995). Remaja Harapan dan Tantangan. Get ke-2. Jakarta:

Ruhama.

Page 104: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

Departemen Pendidikan Nasional. (2000). Kamus Besar Bahasa Indonesia.

edisi ke-3. Jakarta: Balai Pustaka

Goble, Frank G. The Third Force, The Psychology of Abraham , Maslow. A.

Mazhab Ketiga; Psikologi Humanistik Abraham Maslow. Supratiknya

(Teri). (1998). Yogyakarta: Kanisius.

86

Gunarsa, Singgih D. (1997). Dasardan Teori Perkembangan Anak. Jakarta:

PT BPK Gunung Mulia.

Hurlock, E. Developmental Psyct>ology A Life-Span Approach. Psikologi

Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.

lstiwidayanti, et.al (terj). (1980). Jakarta: Erlangge.

Keraf, Gorys. (1985). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia.

Koeswara, Engkos. (1991). Teori-Teori Kepribadian. Bandung: Eresko.

Kountur, Ronny. (2005). Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan

Tesis. Jakarta: PPM.

Krahe, Barbara. The Sosial Psychology of Aggresion. Perilaku Agresif. Helly

Prajitno S. dan Sri Mulyantini (terj). (2005). Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Kuncono. (2003). Panduan Praktikum Laboratorium Komputer Psikologi.

Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia.

Page 105: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

87

Olweus, Dan. (1993). Bullying at School. London UK: Blackwell Publishing.

Randall, P. (1997). Adult Bullying: Prepetators and Victims. Amerika:

Routledge.

Salam, Syamsir dan Jaenal Aripin. (2006). Metodologi Penelitian Sosial.

Jakarta: UIN Press.

Santrock, John W. Life - Span Development. Perkembangan Masa Hidup.

Achmad Chusairi dan Juda Damanik (terj). (1895). Jakart3: Erlangga.

Sarwor.o, Sarlitc W. (2004). Psikologi P.emaja. Cet ke-8. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Sevilla, Consuelo G., et.al. An Introduction to Research Methods. Pengantar

Metode Penelitian. Alimuddin Tewu (terj). (1993). Jakarta: UI Press

Sheras, P. & Sherill T. (2002). Your Child: Bully or Victim? Understanding

and Ending School Yard Tyranny. London: A Skylight Press Book

Stein, Steven J. dan Howard E. Book. The EQ Edge: Emotional Intelligence

and Your Success. Ledakan EQ: 15 Prinsip Dasar Kecerdasan

Emosional Meraih Sukses. Trinanda Rainy J. dan Yudhi M. (terj).

(2004). Bandung: PT Mizan Pustaka.

Sullivan, Keith. (2000). The Anti-Bullying Handbook. New York: Oxford

University Press.

Page 106: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

88

Zulkifli. (1995). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remadja Karya CV.

Jurnal:

Aryati P., Woro. dan Farida. (1990). Penelaahan tentang Perasaan dan

Penghayatan Terhadap Lingkungan dari 25 Anak Remaja Bermasalah.

Jumal Psikologi Indonesia, nr.3, 42.

Goebel, B.L. dan Brown, O.R. (1981). Age Differences in Motivation Related

to Maslows Need Hierarchy. Journal of Developmental Psychology, nr.

117, Juli 1981, 809-815.

Handaya~i. Murya~tinah M .. (2000). Efektivitas Pe'.atihan Pengenalan Diri

Terhadap Peningkatan Penerimaan Diri dan Harga Diri pada

Remaja. lnsan, nr. 1, 39-44.

Prasetya, Berta Esti A.. (2002). Hubungan Antara Nilai Sosial Obat dengan

Self Esteem dengan lntensi Penyalahgunaan Obat pada Remaja.

Jurnal Psikologi, nr. 1, Maret 2002, 1-11.

Thalib, Syamsul Bachri. (2002). Dinamika Sosial Psikologis Perilaku

Kekerasan Siswa. Jumal llmiah Psikologi. Nr. 2, 80-88.

Skripsi:

Amalia Z., Diana. (2005). Hubungan Peer Status dengan Peran dalam

Konteks Perilaku Bullying Psikologis di Kalangan Pelajar Remaja

Perempuan. Skripsi (tidak diterbitkan). Depok: Fakultas Psikologi

Universitas Indonesia.

Page 107: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

Imam, Murtadho. (2005). Self Esteem dan lmplikasinya terhadap Perilaku

Prososial Penyandang Tunanetra. Skripsi (tidak diterbitkan).

Jakarta: Fakultas Psikologi UIN.

89

Setiana, Desi. (2005). Hubungan Tipe Sekolah dengan Perilaku Bullying pada

Pelajar SMA. Skripsi (tidak diterbitkan). Depok: Fakultas Psikologi

Universitas Indonesia.

Tjipsastra, Tetty Elitasari. (1996). Hubungan Antara Konsep Diri, Motivasi

Be~prestasi dengan Prestasi Belajar anak-anak Panti Asuhan dan

Perbedaan dari Anak-anak yang Diasuh dalam Keluarga. Tesis (tidak

diterb!tkan). Depok: F~!<ultas Psikologi Universitas lr,donesia.

Wiyasti, Dina. (2005). Gambaran Penyebab Terjadinya Bullying oleh Senior

terhadap Junior di SMA "Z". Skripsi (tidak diterbitkan). Depok:

Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Internet:

Ayu Ambarwati dan Andra Nuryadi. (2005). Apa Untungnya Menggencet Adik

Ke/as? Diperoleh pada 26 Juni 2006, dari '

http:/fwww.kompas.com/kompas-cetak/0306/06/muda/351498. htm ).

Hentikan Bullying!. (2006). Diperoleh pada 20 Juli 2006, dari

http:/fwww.republika.eo.id/koran detail.asp?id=245850&kat id=13&kat

id=&kat id2=.

Page 108: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

• 90

Kekerasan Siswa Ancaman Bangsa-Guru Harus Waspadai Bullying. (2006).

Diperoleh pada 18 Juli 2006, dari

http://www.sampoernafoundation.org/content/view/99/105/lang.id/.

Majas. (2006). Diperoleh pada 5 Maret 2007, dari http://en.bitacle.org/v/4z7c-­

eipp0/majas.html?usrmode=1

Sarcasm. (2006). Diperoleh pada 5 Maret 2007, dari

http://www.google.eo.id/search?hl=id&defl=en&q=define:sarcasm&

sa=X&oi=glossarydefinition&ct=title.

Se/amatkan Putral/ Ande dari Bullying. (2006). Diperoleil padc:: 18 Juli 2006,

dari http://news.antara.eo.id/seenws/?id=33112.

Majalah & Surat Kabar:

Anonim. (2006). Bullying Ancam Pembangunan Manusia. Kompas, Mei 2006,

9.

Maria H. & Chris P. (2006). Teror di Lingkungan Sekolah. Kompas, 26 Maret

2006.

Tanjung, Yuniarti. (2006). Awas Preman Cilik Berkeliaran di Sekolah. Femina,

vol.34, nr.18, Mei 2006, 42.

Yorgi. (2006). Lempar Duren, Menuai Dendam. Hai, vol.30, nr. 27, Juli 2006,

43.

Page 109: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Saya adalah mahasiswi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Nama Luthfiah

Semester IX (akhir)

Program Strata 1 (S-1)

Akan mengadakan penelitian sehubung<m deng;:;n tugas oenyelesaian skripsi

yang berjudul "Hubungan Self-esteem dengan Kecenderungan

Berperilaku Bullying pada Remaja". Saya mohon kesediaan saudarc./i

untuk menjadi responden dalam penelitian ini.

Atas kesediaan saudara/i saya ucapkan terima kasih. Data yang saya peroleh

dari saudara/i akan dijaga kerahasiaannya dan hanya akan digunakan untuk

kepentingan penelitian.

Jakarta, Desember2006

(Peneliti) (Responden)

Page 110: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama (inisial)

2. Jenis Kelamin : Laki-laki I Perempuan

3. Usia : ....... tahun

4. Anak ke ......... dari ........ orang bersaudara

5. Tingkat pendidikan orangtua

• Ayah : o SD o SMP o SMA o Perguruan Tinggi

o Lainnya ...

• lbu : o SD o SMP o SMA D Perguruan Tinggi

o Lainnya ........ .

6. Tinggal Bersama:

o Orangtua

o Kakek dan Nenek

p Paman/Bibi

o Lainnya .......................................... (sebutkan)

Page 111: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

SKALA TRY OUT

Skala Kecenderungan Berperilaku Bullying

NO PERNYATAAN SS s TS STS

1 Saya senang berkelahi dengan seseorang yang dapat saya i

I kalahkan dengan mudah.

2 Kehadiran siswa baru bagi saya merupakan ajang untuk

memperbanyak teman

3 Saya puas jika dapat merusakkan benda kesayangan milik orang

yang sangat saya benci

4 Memberi pelajaran kepada adik kelas dengan memukul atau i

menampar hanyalah menambah masalah bagi saya I 5 Saya senang jika orang yang saya rusak benda miliknya menjadi

takut kepada saya I 6 "Dikerjai" oleh kakak kelas adalah hal yang tidak mengenakkan,

karena bisa terkena pukulan ataupun tendangan oleh karena itu

saya tidak mau "mengerjai" adik kelas.

7 Saya tidak akan segan-segan untuk "memberi pelajaran" berupa

tamparan dan pukulan terhadap adik kelas yang membantah

perintah saya

8 Kekerasan fisik yang terjadi di sekolah adalah ha! yang tidak baik

karena akan berdampak buruk bagi korbannya.

9 Saya tidak akan segan-segan untuk merusak benda-benda milik

adik kelas atau teman yang tidak mau memberikan uangnya kepada

saya

10 Saya tidak senang melihat adik kelas yang "dikerjai" oleh kakak

kelasnya sendiri terutama jika sampai memakai kekerasan fisik

11 Jika sepulang sekolah saya melihat teman-teman sedang

"mengerjai" adik kelas, maka saya akan ikut bergabung dengan

mereka.

12 Saya lebih senang bersaing dengan adik kelas secara sportif dalam

bidang-bidang yang positif daripada adu kekuatan fisik

13 Jika ada siswa yang terkenal pelit, maka saya akan dengan sengaja

merusak benda yang dimilikinya atau menyembunyikannya.

Page 112: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

94

14 Saya senang berbagi pengalaman kepada adik kelas

15 Saya yakin jika adik kelas diberi "pelajaran" berupa pukulan atau

kekerasan fisik lainnya, bisa menjadikannya lebih hormat dan sopan

kepada kakak kelas. I ' --- t-1 16 Saya lebih senang mengajak bertanding olahraga adik kelas.

daripada mengajaknya bermusuhan dengan mene~dang mereka_

17 Saya pikir memukul atau menampar adik kelas dengan tujuan untuk

mendisiplinkan dan mengajarkan mereka agar tidak berlaku I

-H "songong" adalah ha! yang wajar dilakukan

18 Jika saya melihat teman-teman "mengerjai" siswa baru dengan

memukul dan menyuruhnya melakukan ha! yang tidak sepantasnya, I I ' maka saya akan berusaha mengnentik&n ti11dakan tersebut ' I

19 Saya tahu bahwa tendangan dan serangan fisik lainn~a akan

mengakibatkan rasa sakit b3gi yang rPenerimanya, namun itu

adalah hal yang biasa terjadi di kalangan remaja laki-laki.

20 Jika saya membutuhkan pertolongan adik kelas. saya akan

memintanya dengan baik-baik

21 Saya akan menyadarkan teman saya yang sering mengejek dan

mengolok-olok adik kelas ataupun temannya sendiri.

22 Saya senang ikut bersorak-sorak saat melihat ada teman yang

berkelahi dengan adik kelas agar suasana bertambah panas dan

seru_

23 Meskipun saya sakit hati pada seseorang, tapi saya tidak mau

membalasnya dengan menyebarkan isu yang tidak benar tentang

dirinya

24 Saya senang ikut mengolok-0lok anak yang dijadikan bahan celaan

oleh teman-teman_

25 Jika saya melihat ada teman saya yang sedang memarahi adik

kelas hanya karena ha! yang sepele, maka saya akan berusaha

melerainya.

26 Jika saya mengetahui bahwa ada siswa baru yang sangat kaya,

maka di saat istirahat saya akan memintanya untuk mentraktir saya_

27 Saya tidak akan membela orang yang menyebarkan gosip atau

Page 113: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

95

memfitnah orang lain meskipun ia adalah teman dekat saya sendiri.

28 Jika ada adik kelas yang menyukai seorang teman perempuanllaki-

laki yang menjadi incaran saya, maka saya akan mengancamnya

agar ia segera mundur. I

29 Jika ada adik kelas yang menyukai seorang teman perempuan/laki-I

laki yang juga saya sukai, maka saya akan bersaing sehat I dengannya. I

30 Saya akan memalak adik kelas terutama siswa baru jika saya tidak

mempunyai uang

31 Jika ada teman saya yang suka memalak adik kelas, saya akan 0

berusaha menasehatinya agar menghentikan tindakannya itu.

32 Jika ada siswa yang berani mengadukan saya karena pe!anggaran I yang telah saya lakukan, maka saya akan menyebarkan isu/gosip

buruk tentang dirinya agar tidak aria yang mau berteman

dengannya. I

33 Jika ada teman saya yang tetap memalak maka saya akan

mengadukannya ke pihak sekolah.

34 Ketika sedang marah, saya sering melampiaskan rasa marah saya

kepada adik kelas dalam bentuk bentakan dan cacian

35 Saya tidak peduli jika adik kelas ada yang tidak suka dengan saya

36 Bentakan dan cacian yang dilakukan senior terhadap juniomya

adalah hal yang biasa dan sudah menjadi tradisi

37 Setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan, oleh karena itu

kita tidak boleh mengejek dan mengolok-olok orang yang

mempunyai kekurangan terutama dalam segi fisik. .,

38 Saya pikir mengolok-olok antar teman ataupun adik kelas adalah hal

yang biasa terjadi dan bukanlah masalah yang besar

39 Saya pikir menakuti adik kelas dengan mengirimkan surat kaleng

yang berisi ancaman adalah hal yang biasa dilakukan oleh seorang

pengecut

40 Pemalakan yang biasa terjadi di sekolah adalah hal yang wajar

41 Saya senang bermain dan berkunjung ke rumah adik kelas

42 Kegiatan MOS (masa orieniasi siswa) merupakan ajang bagi saya

Page 114: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

96

untuk "mengerjai" siswa baru dengan menyuruhnya melakukan hal-

hal apa saja yang saya inginkan

43 Mengolok--olok teman dengan membawa nama ras/suku adalah hal

yang tidak baik karena akan menimbulkan permusuhan antar suku

44 Saya merasa senang melihat wajah adik kelas yang rnemerah

karena saya permalukan di depan umum

45 Saya senang mengajak adik kelas untuk berdiskusi mengenai hal-

hal yang sedang hangat dibicarakan orang banyak

46 Mengolok--olok siswa baru yang bertampang culun dan aneh adalah

hal yang sangat mengasyikkan. I

47 Mempermalukan seseorang di depan umum bukanlah suatu

I tindakan yan\) baik meskipun itu dilakukan untuk membalas sakit

hati kita.

48 Saya puas jika dapat mencaci dan membeb<>rkan kejelekan orang

yang saya benci di depan umum

49 Saya berusaha untuk tidak balas dendam dengan mengejek dan

memaki orang yang telah menyakiti hati saya

50 Jika saya mengetahui ada seorang siswa yang dijauhi karena

dianggap berpenampilan aneh, pendiam dan suka menyendiri, maka

saya akan ikut menjauhinya --

51 Saya tidak akan ikut menjauhi siswa yang dijauhi oleh teman-teman

hanya karena bertampang "culun" dan aneh.

52 Saya akan mengucilkan siswa yang kurang solider dan jarang mau

melibatkan diri dalam kegiatan yang saya dan teman-teman adakan

53 Saya tidak takut dijauhi teman-teman hanya karena saya menemani '

orang yang mereka anggap aneh dan menyebalkan

54 Bila ada seorang siswa yang tidak saya sukai secara tidak sengaja

menyenggol saya ketika berpapasan, saya akan memelototinya dan

menunjukkan mimik muka yang sinis.

55 Mengucilkan seseorang hanya karena orang tersebut kurang solider

bukanlah suatu solusi yang baik

56 Saya akan membantu teman saya menyebarluaskan kejelekan adik

I ;.caias yang telah membuatnya sakit hati

Page 115: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

97

57 Saya merasa senang jika berhasil mempersatukan kembali

pertemanan yang hancur karena kesalahpahaman

58 Saya puas jika berhasil membuat orang yang saya tidak suka dijauhi

oleh teman-temannya I

59 Membalas sakit hati dengan menjelek-jelekkan orang lewat catatan I

hanyalah akan menunjukkan ketidakberdayaan diri kita I 60 Saya senang menakut-nakuti adik kelas dengan cara mengirimkan

surat kaleng yang berisi ancaman dan menjelek-jelekkan dirinya_

61 Jika ada adik kelas yang menyenggol saya sehingga saya terjatuh, I saya anggap itu sebagai suatu ketidaksengajaan dan saya akan I

' I I

memaafkannya I 62 Saya senang jika berhasil tidak mengikut:;ertakan orang yang soya

tidak suka ke dalam kepanitiaan suatu acara --

03 Tidak meng:!~utsertakan seseorang yang kita benci ke dalam suat~

kepanitiaan hanya akan menunjukkan betapa lemahnya diri kita I

I 64 Saya pikir mengucilkan orang yang tidak solider perlu dilakukan

agar orang tersebut menjadi sadar

65 Cara yang baik untuk membuat seseorang sadar akan

kesalahannya, bukanlah dengan cara mengisolasinya akan tetapi

dengan menasehatinya

66 Saya yakin bahwa dengan menjauhi dan tid:ik mengikutsertakan

orang yang sombong dalam suatu acara akan membuatnya berpikir

dan menginstrospeksi dirinya ------

67 Jika ada siswa baru yang berani berpenampilan dan memakai I

a!ribut mencolok, saya tidak aknn segan-segan mencopot atributnya

dan memarahinya.

68 Tidak pantas rasanya apabila ada senior yang "memberi pelajaran"

kepada junior hanya karena hal yang sepele

69 Jika ada adik kelas yang terlihat angkuh dan tidak menghorrnati

senior, maka saya akan mengerjainya sampai ia berubah. _I 70 Menurut saya, setiap siswa bebas untuk berpenampilan seperti apa

saja yang mereka inginkan

71 Saya akan memukul, menendang serta mengancam adik kelas yang

Page 116: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

98

berani menempati tempat tongkrongan yang biasa saya dan kawan-

kawan tempati

72 Kegiatan "mengerjai" siswa baru seperti menyuruh melakukan hal-

hal yang aneh, menendang dan membentak sebaiknya dihapuskan

karena kegiatan seperti ini tidak mendidik.

73 Acara MOS tidak akan seru dan tidak akan berkesan apabila tanpa

disertai dengan bentakan. omelan dan kegiatan lain yang sifatnya

I I I "mengerjai" siswa baru. ! '

74 MOS di sekolah sebenamya baik jika kegiatan tersebut benar-benar ! !

atau mumi ditujukan sebagai sarana pengenalan sekolah dan I I ; I I '

I I lingkungannya I

I I 75 Sebaiknya pihak sekolah tidak ikut campur ketika para senior --- -~ I I

"mengerjai" siswa baru karena hal itu adalah sebuah tradisi turun I tcmurun

76 Pihak sekolah seharusnya ikut andil sepenuhnya dalam acara MOS

I agar tidak ada kekerasan baik fisik ataupun verbal yang terjadi

dalam pelaksanaannya I

77 Sebagai senior, saya merasa pantas untuk "memberi pelajaran" baik I

yang bersifat fisik maupun nonfisik kepada siswa baru agar mereka ' tidak "songong" terhadap senior.

78 Jika memang ada adik kelas yang berpenampilan "~yolof'. maka

saya akan membiarkannya karena itu bukan urusan saya.

79 Saya menikmati rengekan anak lain

80 Jika memang ada adik kelas yang bertingkah kurang sopan di

depan seniornya, maka tindakan yang zebaiknya dilakukan adalah

memberitahukan secara baik-baik

81 Saya suka "memberi pelajaran" pada anak-anak yang lemah --

82 Saya senang jika melihat senior dan junior dapat bersaing secara

sportif dalam kegiatan yang mendidik yang tentunya tidak berakhir

dengan perrnusuhan

83 Saya menjadi bagian kelompok yang senang berkeliaran ke sana-

kernari untuk mengganggu anak-anak yang lain

84 Saya senang jika dalam pelaksanaan MOS tidak terjadi kekerasan I __J

Page 117: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

99

sehingga hubungan antara senior dan junior akan bertambah akrab.

85 Saya senang membuat anak-anak lain takut kepada saya

86 Saya pikir membentak ataupun menampar adik kelas dengan tujuan

agar mereka lebih hormat kepada kakak kelas bukanlah solusi yang

tepat. I

Skala Self-Esteem

NO PERNYATAAN SS s TS STS

1 Sa ya populer di antara teman-teman sepergau Ian

2 Orang lain lebih menyukai teman-teman saya dibandingkan

dengan saya

3 Saya merasa keluarga saya memahami perasaan saya

4 Saya mercisa keluarga saya mengharapkan terlalu banyak

dari diri saya

5 Orang-orang biasanya mengikuti gagasan saya

6 Saya merasa orang-orang jarang mau mengikuti gagasan/ide

yang saya berikan

7 Saya merasa teman-teman sepergaulan dan lingkungan

d8pat memahami saya

8 Saya merasa tak seorang pun yang dapat memahami diri

say a

9 Saya disukai teman-teman sepergaulan -------

10 Saya merasa bahwa orang-orang yang mendekati saya lebih

karena menginginkan sesuatu dari saya bukan karena benar-

benar ingin menjadi teman saya.

11 Orang-orang sangat menyukai kehadiran saya

12 Ada atau tidaknya saya di tengah-tengah perkumpulan teman-

teman adalah sama saja dan bukanlah suatu masalah

13 Orang-orang di sekeliling saya menerima saya apa adanya

14 Saya merasa tidak memiliki teman yang benar-benar mau ikut

merasakan suka duka saya

Page 118: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

100

Saya merasa sangat sulit untuk berbicara di depan I I ' 15 '

I sekelompok orang

16 Secara keseluruhan, saya puas dengan kemampuan saya ---+-17 Saya membutuhkan waktu yang lama untuk membiasakan diri '

dalam hal-hal yang baru I ' --·

18 Saya yakin bahwa saya memiliki kemampuan dan kelebihan

I I yang orang lain tidak punya i ~-

I H 19 Saya mudah merasa putus asa

20 Saya tidak mudah terganggu dalam menghadapi hal~~--\ I sepele i I i l

21 Segalanya dalar.i kehidupan saya sangat sulit I '

+-~ I ---Jika ada sesuatu ya~g ingin saya katak&n, biasanya saya -I

! 22

' I

langsung menyatakannya I 23 Saya merasakan banyak ke~uranga,, pada diri ;,aya

24 Saya dapat mengambil keputusan tanpa banyak kesulitan I

25 Saya sering merasa kecewa dengan hasil belajar saya

26 Saya mampu melakukan sesuatu seperti apa yang dilakukan

orang lain

27 Saya seringkali tidak yakin akan berhasil terhadap sesuatu I

yang saya lakukan I I

28 Saya puas dengan tugas yang saya kerjakan sendiri

dibandingkan dengan tugas yang dikerjakan oleh teman_

29 Di dalam segala hal, saya cenderung merasa gaga!

30 Saya tidak takut akan kegagalan

31 Saya sering membayangkan diri saya sebagai orang lain

32 Saya merasa bahwa diri saya cukup berharga, setidak-

tidaknya sama dengan orang lain

33 Sekiranya mungkin, banyak hal dalam diri saya yang ingin

saya ubah

34 Banyak orang yang merasa senang bergaul dengan saya

35 Tidak menyenangkan menjadi orang seperti saya

36 Keluarga saya sangat menghargai segala keputusan yang

saya ambil I -- --

Page 119: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

101

37 Saya sering merasa tidak berguna

38 Saya sering dilibatkan dalam acara yang dibuat oleh teman-

tern an

39 Saya rasa tak banyak yang dapat dibanggakan dari diri saya I

40 Teman-teman sering mengajak saya untuk mendiskusikan

s£gala hal dengan saya

41 Penampilan saya tak semenarik orang lain

42 Kehadiran saya sangat berarti bagi banyak orang

43 Saya berharap saya dapat lebih dihargai

44 Banyak orang menyukai saya karena kelebihan yang saya

miliki

45 Saya tidak dapat diandalkan

46 Saya senang memiliki teman-teman dan keluarga seperti saat

ini I I

Page 120: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

ANGKET PENELITIAN

Skala Kecenderungan Berperilaku Bullying

NO PERNYATAAN SS s TS STS

1 Saya puas jika dapat merusakkan benda kesayangan milik orang yang

I sangat saya benci

2 Memberi pelajaran kepada adik kelas dengan memukul atau

menampar hanyalah menambah masalah bagi saya

3 Saya senang jika orang yang saya rusak benda miliknya menjadi tai<ut

kepada saya I 4 "Dikerjai" oleh kakak kelas adalah hal yang tidak mengenakkan,

I karena bisa terkena pukulan ataupun tendangan oleh karena itu saya

tidak mau "mengerjai" adik kelas.

5 Saya tidak akan segan-segan untuk "memberi pelajaran" berupa

tamparan dan pukulan terhadap adik kelas yang membantah perintah I

I say a

6 Kekerasan fisik yang terjadi di sekolah adalah ha! yang tidak baik

karena akan berdampak buruk bagi korbannya.

7 Saya tidak akan segan-segan untuk merusak benda-benda milik adik

kelas atau teman yang tidak mau memberikan uangnya kepada saya i

8 Saya tidak senang melihat adik kelas yang "dikerjai" oleh kakak

kelasnya sendiri tenutama jika sampai memakai kekerasan fisik

9 Jika sepulang sekolah saya melihat teman-teman sedang "mengerjai"

adik kelas, maka saya akan ikut bergabung dengan mereka.

10 Saya lebih senang bersaing dengan adik kelas secara sportif dalam

bidang-bidang yang positif daripada adu kekuatan fisik

11 Jika ada siswa yang terkenal pelit, maka saya akan dengan sengaja

merusak benda yang dimilikinya atau menyembunyikannya.

12 Saya lebih senang mengajak bertanding olahraga adik kelas, daripada

mengajaknya bermusuhan dengan menendang mereka.

13 Saya yakin jika adik kelas diberi "pelajaran" benupa pukulan atau

kekerasan fisik lainnya, bisa menjadikannya lebih hormat dan sopan

kepada kakak kelas.

14 Jika saya melihat teman-teman "mengerjai" siswa baru dengan

Page 121: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

103

memukut dan menyuruhnya metakukan hat yang tidak sepantasnya, i I maka saya akan berusaha menghentikan tindakan tersebut. i

15 Saya pikir memukut atau menampar adik ketas dengan tujuan untuk I I '

mendisiplinkan dan mengajarkan mereka agar tidak bertaku "songong"

adatah hat yang wajar dilakukan I I

16 Jika saya membutuhkan pertotongan adik ketas, saya akan

memintanya dengan baik-baik

17 Saya senang ikut bersorak-sorak saat melihat ada teman yang

berketahi dengan adik ketas agar suasana bertambah panas dan seru. I 18 Meskipun saya sakit hati pada seseorang, tapi saya tidak mau I

membatasnya dengan menyebarkan isu yang tidak benar tentang

I !

dirinya I

19 Saya akan mematak adik ketas terutama siswa baru jika saya tidak

mempunyai uang

20 Jika saya metihat ada teman saya yang sedang memarahi adik ketas I hanya karena hat yang sepete, maka saya akan berusaha meterainya.

21 Jika ada siswa yang berani mengadukan saya karena petanggaran

yang tetah saya takukan, maka saya akan menyebarkan isu/gosip

buruk tentang dirinya agar tidak ada yang mau berteman dengannya.

22 Jika ada teman saya yang suka mematak adik ketas, saya akan

berusaha menasehatinya agar menghentikan tindakannya itu.

23 Ketika sedang marah, saya sering metampiaskan rasa marah saya

kepada adik ketas datam bentuk bentakan dan cacian

24 Jika ada teman saya yang tetap mematak maka saya akan

mengadukannya ke pihak sek'?tah.

25 Pematakan yang biasa terjadi di sekotah adatah hat yang wajar

26 Setiap orang mempunyai ketebihan dan kekurangan, oteh karena itu

kita tidak boteh mengejek dan mengotok-otok orang yang mempunyai I kekurangan terutama datam segi fisik.

27 Kegiatan MOS (masa orientasi siswa) merupakan ajang bagi saya

untuk "mengerjai" siswa baru dengan menyuruhnya metakukan hat-hat

apa saja yang saya inginkan I 28 Saya senang bermain dan berkunjung ke rumah adik kelas

Page 122: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

104

29 Mengolok-olok siswa baru yang bertampang culun dan aneh adalah

hat yang sangat mengasyikkan.

30 Saya berusaha untuk tidak balas dendam dengan mengejek dan I

I memaki orang yang telah menyakiti hati saya I

31 Saya puas jika dapat mencaci dan membeberkan kejelekan orang ' I yang saya benci di depan umum

! -32 Saya tidak akan ikut menjauhi siswa yang dijauhi oleh teman-teman

hanya karena bertampang "culun", I 33 Jika saya mengetahui ada seorang siswa yang dijauhi karena i

dianggap berpenampilan aneh, pendiam dan suka menyendiri, maka I

I saya akan ikut menjauhinya ' I

~ ~4 Saya merasa senang jika oerhasii mempersatukan kembali I

I pertemanan yang hancur karena kesalahpaharrian I

35 Saya akan mengucil~an siswa y'lng kurang solider dan jar21g mau I

melibatkan diri dalam kegiatan yang saya dan teman-teman adakan

36 Jika ada adik kelas yang menyenggol saya sehingga saya terjatuh,

saya anggap itu sebagai suatu ketidaksengajaan dan saya akan

memaafkannya

37 Bila ada seorang siswa yang tidak saya sukai secara tidak sengaja

menyenggol saya ketika berpapasan, saya akan memelototinya dan

menunjukkan mimik muka yang sinis.

38 Cara yang baik untuk membuat seseorang sadar akan kesalahannya,

bukanlah dengan cara mengisolasinya akan tetapi dengan 0

menasehatinya --

39 Saya akan membantu teman saya menyebarluaskan kejelekan adik

kelas yang telah membuatnya sakit hati

40 Saya puas jika berhasil membuat orang yang saya tidak suka dijauhi

oleh teman-temannya

41 Saya senang jika berhasil tidak mengikutsertakan orang yang saya

tidak suka ke dalam kepanitiaan suatu acara

42 Saya akan memukul, menendang serta mengancam adik kelas yang

berani menempati tempat tongkrongan yang biasa saya dan kawan-I kawan tempati

Page 123: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

105

43 Kegiatan "mengerjai" siswa baru seperti menyuruh melakukan hal-hal !

yang aneh, menendang dan membentak sebaiknya dihapuskan I

karena kegiatan seperti ini tidak mendidik. i J

44 Acara MOS tidak akan seru dan tidak akan berkesan apabila tanpa I

I I

disertai dengan benlakan, omelan dan kegiatan lain yang sifatnya I I ' I

"mengerjai" siswa baru. I 45 MOS di sekolah sebenarnya baik jika kegiatan tersebut benar-benar I I

atau murni ditujukan sebagai sarana pengenalan sekolah dan

I j_I I lingkungannya

46 Sebaiknya pihak sekolah tidak ikut campur ketika para senior I

i- I I !

"mengerjai" siswa baru karena hal itu adalah sebuah tradisi turun I

I I . I

I '

temurun I I I 47 Pihak sekolah seharusnya ikut andil sepenuhnya dalam acara MOS I

I agar tidak ada kokerasan baik fisik 3laupun verbal yang terjadi dalam

I I I

pelaksanaannya i I

48 Sebagai senior, saya merasa pantas untuk "memberi pelajaran" baik I

I !

yang bersifat fisik maupun nonfisik kepada siswa baru agar mereka I I

lidak "songong" terhadap senior. I Jika memang ada adik kelas yang bertingkah kurang sopan di depan

~

49

I seniornya, maka tindakan yang sebaiknya dilakukan adalah I

memberitahukan secara baik-baik I 50 Saya menikmati rengekan anak lain

51 Saya senang jika melihat senior dan junior dapat bersaing secara

sportif dalam kegiatan yang mendidik yang tentunya lidak berakhir

dengan permusuhan '

52 Saya suka "memberi pelajaran" pada anak-anak yang lemah

53 Saya sangat senang jika dalam pelaksanaan MOS tidak terjadi

kekerasan sehingga hubungan antara senior dan junior akan

bertambah akrab. _L __ 54 Saya menjadi bagian kelompok yang senang berkeliaran ke sana-

kemari untuk mengganggu anak-anak yang lain

55 Jika ada adik kelas yang terlihat angkuh dan tidak menghormati

senior, maka saya akan mengerjainya sampai ia berubah.

Page 124: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

106

Skala Self-Esteem

NO PERNYATAAN SS s TS STS

1 Saya populer di antara teman-teman sepergaulan

2 Orang lain lebih menyukai teman-teman saya dibandingkan

dengan saya

3 Orang-orang biasanya mengikuti gagasan saya ! 4 Saya merasa tak seorang pun yang dapat memahami diri saya v _J ' 5 Saya merasa teman-teman sepergaulan dan lingkungan dapat I

memahami saya

I

I I I I

6 Saya merasa bahwa orang-orang yang mendekati saya lebih

I

I

I I I I

I

karena menginginkan sesuatu dari saya bukan karena benar- I I

I I

I

I

benar ingin menjadi teman saya. I I I

I 1 7 . Saya disukai teman-teman sepergadan I I --~ 8 Saya merasa tidak memiliki teman yar.g benar-banar mau ikut

I ' merasakan suka duka saya

g Orang-orang sangat menyukai kehadiran saya I ! I

10 Orang-orang di sekeliling saya menerima saya apa adanya ! 11 Secara keseluruhan, saya puas dengan kemampuan saya I 12 Saya merasa sangat sulit untuk berbicara di depan sekelompok

1 orang i

13 Saya yakin bahwa saya memiliki kemampuan dan kelebihan yang I orang lain tidak punya I

14 Saya mudah merasa putus asa ~-~-j 15 Saya tidak mudah terganggu dalam menghadapi hal-hal yang

I sepele

16 Saya merasakan banyak kekurangan pada diri saya

17 Jika ada sesuatu yang ingin saya katakan, biasanya saya

langsung mengatakannya

18 Saya sering merasa kecewa dengan hasil belajar saya ' 19 Saya dapat mengambil keputusan tanpa banyak kesulitan

20 Saya seringkali tidak yakin akan berhasil terhadap sesuatu yang

saya lakukan -

21 Saya mampu melakukan sesuatu seperti apa yang dilakukan

Page 125: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

Validitas dan Reliabilitas Skala Self Esteem

'.;orrelations Correlations

Correlations Correlations

VAR00001 total skor VAR00006 total skor VAR00001 Pearson Correlation 1 .432 .. VAR00006 Pearson Correlation 1 .222·

Sig. (2Mtailed) .000 Sig. {2Aailed) .027

N 100 100 N 100 100

total skor Pearson Correlation .432* 1 total skor Pearson Correlation .222· 1

Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tai!ed) .027

N 100 100 N 100 100

*".Correlation is significant at the 0.01 \evel (2-tailed). *.Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations Correlations

Correlations Correlations

VAR00002 total skor VAR00007 total skor VAR00002 Pearson Correlation 1 .345 .. VAR00007 Pearson Correlation 1 .460··

Sig. (2"tai!ed) .000 Sig. (2-tailed) .000 N 100 100 N 100 100

total skor Pearson Correlation _345• 1 total skor Pearson Correlation .460* 1 Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000 N 100 100 N 100 100

0

• Correlation is significant at the 0.01 leve! (2-tai!ed), **.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations Correlations

Correlations Correlations

VAR00003 total skor VAROOOOB total skor VAR00003 Pearson Correlation 1 _240• VAR00008 Pearson Correlation 1 .453 ..

Sig. (2-tailed) .016 Sig. (2-tailed) .000 N 100 100 N 100 100

total skor Pearson Correlation .240* 1 total skor Pearson Correlation .453' 1 Sig. (2Aailed) .016 Sig. (2-tailed) .000 N 100 100 N 100 100

".Correlation ls significant at the 0.05 level (2-tailed). "*.Correlation is significant at the 0.01 level (2-taile:i}.

Correlations Correlations Correlations Correlations

VAR00004 total skor VAR00009 total skor VAR00004 Pearson Correlation 1 .083 VAR00009 Pearson Correlation 1 .504"~

Sig. (2-tailed) .409 Sig. (2-tailed) .000 N ' 100 100 N 100 100

total skor Pearson Correlation .083 1 total skor Pearson Correlation .so4· 1 Sig. (2-tailed) .409 Sig. (2-tailed) .000 N 100 100 N 100 100

Correlations **.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations Correlations

VAROOOOS total skor Correlations

VAROOOOS Pearson Correlation 1 .370*" VAR00010 total skor Sig. (2-tailed) .000 VAR00010 Pearson Correlation 1 Aos· N 100 100 Sig. (2-tailed) .000

total skor Pearson Correlation .370" 1 N 100 100 Sig. (2-tailed) .000 total skor Pearson Correlation .408· 1 N 100 100 Sig. (2-tailed) .000

"*.Correlation is significant at the 0.01 level (2Aailed). N 100 100

Correlation is significant at the 0.01 leve! (2-tai!ed).

Page 126: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

109

Gorrelations Correlations

Correlations Correlations

VAR00011 total skor VAR00016 total sl<or VAR00011 Pearson Correlation 1 .515"* VAR00016 Pearson Correlation 1 .295 ..

Sig. (2-tai!ed) .000 Sig. (2-tai!ed) .003

N 100 100 N 100 100

total skor Pearson Correlation .515* 1 total sl<or Pearson Correlation .295" 1

Sig. (2-tai!ed) .000 Sig. (2-tailed) .003 N 100 100 N 100 100

u. Correlation is significant at the 0.01 leve! (2-tailed). ** · Correlation is significant at the 0.01 level (2-tai!ed).

Correlations Correlations

Correlations Correlations

VAR00012 total skor VAR00017 total sl<or VAR00012 Pearson Correlation 1 .134 VAR00017 Pearson Correlation 1 .231·

Sig. (2-tailed) .185 Sig. (2-1ailed) .021 N 100 100 N 100 100

total skor Pearson Correlation .134 1 total sl<or Pearson Correlation .231· 1 Sig. (2-tailed) .185 N 100 100

Sig. (2-tailed) .021 I N 100 100

Correlations •. Correlation 1s significant at the 0.0~ level (2-tailed).

Correlations Correlations

VAR00013 total skor Correlations

VAR00013 Pearson Correlation 1 .539*' VAR00018 total sl<or Sig. (2-tailed) .000 VAR00018 Pearson Correlation 1 .374. N 100 100 Sig. (2-tailed) .000

total skor Pearson Correlation .539*' 1 N 100 100 Sig. (2-tailed) .000 total skor Pearson Correlation .374. 1 N 100 100 Sig. (2-tailed) .000

**.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed), N 100 100

Correlations ••. Correlation is significant at the 0.01 !eve! (2-tailed).

Correlations Correlations

VAR00014 total skor Correlations

VAR00014 Pearson Correlation 1 .384* VAR00019 total sl<or Sig. (2-tailed) .000 VAR00019 Pearson Correlation ·---

1 285"' N 100 100 Sig. (2-tailed) .004

total skor Pearson Correlation .384. 1 N 100 100 Sig. (2-tailed) .000 total sl<or Pearson Correlation .2ss· 1 N 100 100 Sig. (2Aai!ed) .004

0

- Corretat1on is significant at the 0.01 level (2-tailed}. N 100 100

Correlations **.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations Correlations

VAR00015 total skor Correlations

VAR00015 Pearson Correlation 1 .339.

Sig. (2-tailed) .001 VAR00020 total skor

VAR00020 Pearson Correlation 1 .279 .. N 100 100 Sig. (2-tailed) .005

total skor Pearson Correlation .339. 1 N 100 100 Sig. (2-tailed) .001 total skor Pearson Correlation .279*' 1 N 100 100 Sig. (2-tailed) .005

0

• Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). N 100 100 .. · Corr:lation 1s s1gmficant at the 0.01 level (2-talled).

Page 127: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

110

Correlations Correlations

Correlations Correlations

VAR00021 total skor VAR00026 total skor

VAR00021 Pearson Correlation 1 .176 VAR00026 Pearson Correlation 1 .438 ..

Sig. (2-tailed) .080 Sig. (2-tailed) .000

N 100 100 N 100 100

total skor Pearson Correlation .176 1 total skor Pearson Correlation .438. 1

Sig. (2-tailed) .080 Sig. (2-tailed) .000

N 100 100 N 100 100

Correlations **.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tai!ed)

Correlations Correlations

VAR00022 total skor Correlations

VAR00022 Pearson Correlation 1 .381 • VAR00027 total skor Sig. {2-taifed) .000 VAR00027 Pearson Correlation 1 .362·· N 100 100 Sig. (2-tailed) .000

total skor Pearson Correlation .381 • 1 N 100 100 Sig. (2-tailed) .000 total skor Pearson Correlation .362. 1 N 100 100 Sig. (2-tailed) .000

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). N 100 100

Correlations "".Correlation is :::ignificant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations Correlations

VAR00023 total skor Correlations

VAR00023 Pearson Correlation 1 _345·· VAR00028 total skor

Sig. (2-tailed) .000 VAR00028 Pearson Correlation 1 .433 •• N 100 100 Sig. (2-tailed) .000

total skor Pearson Correlation .345*' 1 N 100 100 Sig. (2-tailed) .000 total skor Pearson Correlation .433. 1 N 100 100 Sig. (2-tailed) .000

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). N 100 100

Correlations *".Correlation is significant at the 0.01 !eve! (2-tai!ed).

Correlations Correlations

VAR00024 total skor Correlations

VAR00024 Pearson Correlation 1 .41s·· VAR00029 total skor

Sig. (2-tailed) .000 VAR00029 Pearson Correlation 1 .Si i,;; N 100 100 Sig. (2-tailed) .000

total skor Pearson Correlation .416· 1 N 100 100 Sig. (2-tailed) .000 total skor Pearson Correlation .511" 1 N 100 100 Sig. (2-tailed) .000

"*.Correlation is significant at the 0.01 leve! (2-tailed). N 100 100

Correlations **. Correlation is significant at the 0.01 level {2-tai!ed).

Correlations Correlations

VAR00025 total skor Correlations

VAR00025 Pearson Correlation 1 .344 ..

Sig. (2-tailed) .000 VAR00030 total skor

VAR00030 Pearson Correlation 1 _339•• N 100 100 Sig. (2-tailed) .001

total skor Pearson Correlation _344• 1 N 100 100 Sig. (2-!ailed) .000 total skor Pearson Correlation _339• 1 N 100 100 Sig. (2-tailed) .001

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). N 100 100

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 128: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

111

Correlations Correlations

Correlations Correlations

VAR00031 total skor VAR00036 total skor

VAR00031 Pearson Correlation 1 .242* VAR00036 Pearson Correlation 1 .371*'

Sig. (2-tailed) .015 Sig. (2-tai!ed) .000

N 100 100 N 100 100

total skor Pearson Correlation ,242• 1 total skor Pearson Correlation .371* 1

Sig. (2-tailed) .015 Sig. (2-tailed) .000

N 100 100 N 100 100

•.Correlation is significant at the 0.05 level (2-tai!ed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations Correlations

Correlations Correlations

VAR00032 total skor VAR00037 total skor

VAR00032 Pearson Correlation 1 .298H VAR00037 Pearson Correlation 1 .624 ..

Sig. (2-tailed) .003 Sig. (2-tailed) .000

N 100 100 N 100 100

total skor Pearson Correlation .298. 1 total skor Pearson Correlation .624· 1

Sig. (2-teiled) .003 Sig. (2-tailed) .000

N 100 100 N 100 100

**.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level {2-tailed).

C::irrelations Correlations Correlations Correlations

VAR00033 total skor VAR00038 total skor VAR00033 Pearson Correlation 1 .177 VAR00038 Pearson Correlation 1 .095

Sig. (2-tailed) .077 Sig. (2-tailed) .348

N 100 100 N 100 100

total skor Pearson Correlation .177 1 total skor Pearson Correlation .095 1

Sig. (2-tailed) .077 Sig. (2-tailed) .348

N 100 100 N 100 100

Correlations Correlations Correlations Correlations

VAR00034 total skor VAR00039 total skor VAR00034 Pearson Correlation 1 .39o· VAR00039 Pearson Correlation 1 .562"'

Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000

N 100 100 N 100 100

total skor Pearson Correlation .39o· 1 total skor Pearson Correlatio-ti .562" 1

Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000

N 100 100 N 100 100

_. · Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations Correlations

Correlations Correlations

VAR00035 total skor VAR00040 total skor VAR00035 Pearson Correlation 1 .338. VAR00040 Pearson Correlation 1 .388°

Sig. (2-tailed) .001 Sig. (2-tailed) .000

N 100 100 N 100 100

total skor Pearson Correlation .338* 1 total skor Pearson Correlation .388* 1

I Sig. (2-tailed) .001

N 100 100

Sig. (2-tailed) .000

N 100 100

"".Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). ..

· Correlation is significant at the 0.01 level (2-tai!ed).

Page 129: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

112

Correlations Correlations

Correlations Correlations

VAR00041 total skor VAR00044 total skor VAR00041 Pearson Correlation 1 .484H VAR00044 Pearson Correlation 1 .461 ..

Sig. {2-taifed) .000 Sig. (2-tailed) .000

N 100 100 N 100 100

total skor Pearson Correlation .484* 1 total skor Pearson Correlation .461*' 1 Sig. (2-tailed) .ODO Sig. (2-tailed) .000

N 100 100 N 100 100

'**.Correlation is significant at the 0.01 leve! (2-tai!ed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations Correlations

Correlatlons Correlations

VAR00042 total skor VAR00045 total skor VAR00042 Pearson Correlation 1 .421 .. VAR00045 Pearson Correlation 1 .558**

Sig. (2-tai!ed) .000 Sig. (2-tailed) .000 N 100 100 N 100 100

total skor Pearson Correlation .421· 1 total skor Pearson Correlation .ssa· 1 Sig. (2-tai!ed) .000 Sig. (2-tailed) .ODO N 100 100 N 100 100

0

. Correlaflo~ is significant at the 0.01 level (2-talled). ,.. · Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correla dons Correlations

Correlations Correlations

VAR00043 total skor VAR00046 total skor VAR00043 Pearson Correlation 1 .237. VAR00046 Pearson Correlation 1 .457*'

Sig. {2-tailed) .018 Sig. (2-tailed) .000 N 100 100 N 100 100

total skor Pearson Correlation .237' 1 total skor Pearson Correlation .457* 1 Sig. (2-tailed) .018 Sig. (2-tailed) .000 N 100 100 N 100 100

*.Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed}. **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 130: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

Validitas Reliabilitas Skala Bullying

Correlations Correlations

Correlations Correlations

VAR00001 total skor VAR00006 total skor VAR00001 Pearson Correlation 1 .289*" VAR00006 Pearson Correlation 1 .548"

Sig. (2-tailed) .004 Sig. (2-tailed) .000 N 100 100 N 100 100

total skor Pearson Correlation .289*" 1 total skor Pearson Correlation .548"'' 1 Sig. (2-tailed) .004 Sig. (2-tai!ed) .000 N 100 100 N 100 100

"".Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 Jevel (2-taifed).

Correlations Correlations

Correlations Correlations

VAR00002 total skor VAR00007 total skor VAR00002 Pearson Correlation 1 .129 VAR00007 Pearson Correlation 1 .601"

Sig. (2-tailed} .202 Sig. {2-tailed) .000 N 100 100 N 100 100

Iota! skor Pearson Correlation .129 1 total skor Pearson Correlation .601' 1 Sig. (2-tailed) .202 Sig. (2-tailed) .000 N 100 100 N 100 1~0

Correlations "". Corretallon is significant at the 0.01 level (2-tafled}.

Correlations Correlations

VAR00003 total skor Correlations

VAR00003 Pearson Correlation 1 .292"' VAR00008 total skor Sig. (2-tai!ed) .003 VAROOOOB Pearson Correlation 1 .392" N 100 100 Sig. (2-tailed) .000

total skor Pearson Correlation .2g2· 1 N 100 100 Sig. (2-tailed) .003 total skor Pearson Correlation _3g2 .. i-N 100 100 Sig. (2-tailed) .000

•• · Correlation is significant at the 0.01 lever (2-tai!ed). N 100 100 --Correlations

.. · Correiation ls significant at the 0.01 lever (2-tai!ed).

Correlations Correiations

VAR00004 total skor Correlations

VAR00004 Pearson Correlation 1 .366*•

Sig. (2-tailed) .000 VAROOoog total skor

VAROOOOg Pearson Correlation 1 ~-:·::;54~:,

N 100 100 Sig. (2-tai!ed) .000 total skor Pearson Correlation .366' 1

' Sig. (2-tailed) .000 N 100 100

total skor Pearson Correlation .354"' 1 N 100 100 Sig. (2-lailed) .000 ..

· Correlation 1s srgn1ficant at the 0.01 level (2-tailed). N 100 100 - ---·-· ;orrelations

. "' · Correlation ts significant at the 0.01 level (2-tailed}.

Correlations Correlations

VAR00005 total skor Correlations

VAR00005 Pearson Correlation 1 .475*'

Sig. (2-tailed) .000

·~•-o~-

VAR00010 total skor VAR00010 Pearson Correlation 1 ·-- :507'~

N 100 100 Sig. (2-tailed) .000 total skor Pearson Correlation .475" 1 N 100 100

Sig. (2-tailed) .000 total skor Pearson Correlation .507"'' 1 N 100 100 Sig. (2-tailed) .000 ..

· Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-tailed). N 100 100 .. · Correlatron rs significant at the 0.01 level {2-tailed).

Page 131: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

114

Correlations Correlations

Correlations Correlations

VAR00011 total skor VAR00016 total skor

VAR00011 Pearson Correlation 1 .551'*' VAR00016 Pearson Correlation 1 .432 ..

Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000

N 100 100 N 99 99

total skor Pearson Correlation .551* 1 total skor Pearson Correlation .432' 1

Sig. (2-lailed) .000 Sig. (2-tailed) .000

N 100 100 N 99 too

**.Correlation is significant at the 0.01 levet (2-tailed). """.Correlation is significant at the 0.01 level (2-talled).

Correlations Correlations

Correlations Correlations

VAR00012 total skor VAR00017 total skor VAR00012 Pearson Correlation 1 .44s·· VAR00017 Pearson Correlation 1 .433 ..

Sig. (2-tai!ed) .000 Sig. (2-tailed) .000

N 100 100 N too 100

total skor Pearson Correlation .445' 1 total skor Pearson Correlation .433. 1

Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000

N 100 100 N 100 100

**.Correlation is significant at the 0.01 level {2-taited). .

* - Correlation is significant at the 0.01 level (2-tai!ed).

Correlations Correlations

Correlations Correlations

VAR00013 total skor VAR00018 total skor VAR00013 Pearson Correlation 1 .432. VAR00018 Pearson Correlation 1 .453'

Sig. (2-lailed) .000 Sig. (2-tailed) .000

N 100 100 N 100 100

total skor Pearson Correlation .432' 1 total skor Pearson Correlation .453. 1

Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-taifed) .000

N 100 100 N 100 100

'** · Correlation is significant at the 0.01 level (2-tai!ed). *"'.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tai!ed).

Correlations Correlations

Correlations Correlations

VAR00014 total skor VAR00019 total skor VAR00014 Pearson Correlation 1 .287' VAR00019 Pearson Correlation 1 --·22F

Sig. (2-tailed) .004 Sig. (2-tailed) .026

N 100 100 N 100 100

total skor Pearson Correlation .287' 1 total skor Pearson Correlation .222' 1

Sig. (2-tailed) .004 Sig. (2-tailed) .026

N 100 100 N 100 100

**.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *.Correlation is significant at the 0.05 level (2-taHed).

=:orrelations Correlations Correlations Correlations

VAR00015 total skor VAR00020 total skor VAR00015 Pearson Correlation 1 .531 .. VAR00020 Pearson Correlation 1 .468 ..

Sig. (2-taited) .000 Sig. (2-tailed) .000 N 100 100 N 100 100

total skor Pearson Correlation .531* 1 total skor Pearson Correlation .468. 1 Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000 N 100 100 N 100 100

** · Correlation is significant at the 0.01 level (2-taHed). ..

· Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-tai!ed).

Page 132: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

115

Correlations Correlations

Correlations Correlations

VAR00021 total skor VAR00026 total skor

VAR00021 Pearson Correlation 1 .242' VAR00026 Pearson Correlation 1 .428*

Sig. (2-taifed) .015 Sig. (2-tailed) .000

N 100 100 N 100 100

total skor Pearson Correlation .242. 1 total skor Pearson Correlation .428* 1

Sig. (2-tailed) .015 Sig. (2-tailed) .ODO

N 100 100 N 100 100

•. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tai!ed). *"'.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations Correlations

Correlations Correlations

VAR00022 total skor VAR00027 total skor

VAR00022 Pearson Correlation 1 .465' VAR00027 Pearson Correlation 1 .238'

Sig. (2-tailed) .ODO Sig. (2-tai!ed) .017

N 100 100 N 100 100

total skor Pearson Correlation .465' 1 total skor Pearson Correlation .238' 1

Sig. (2-tailed) .DOD Sig. (2-tailed) .017

N 100 100 N 100 100

d. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tai!ed). *.Correlation ls signific::int at the 0.05 level (2-tailed).

Correlation::s Corr:)lations

Correlations Correlations

VAR00023 total skor VAR00028 total skor VAR00023 Pearson Correlation 1 .408' VAR00028 Pearson Correlation 1 .335 ..

Sig. (2-tailed) .ODO Sig. (2-tai!ed) .001

N 100 100 N 100 100

total skor Pearson Correlation .408. 1 total skor Pearson Correlation .335"'" 1

Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .001

N 100 100 N 100 100

**.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.Correlation is significant at the 0.01 level (2-lailed).

Correlations Correlations Correlations Correlations

VAR00024 total skor VAR00029 total skor VAR00024 Pearson Correlation 1 .302· VAR00029 Pearson Correlation 1 . .2527 .

Sig. (2-tailed) .002 Sig. {2-tailed) .011 N 100 100 N 100 100

total skor Pearson Correlation .302* 1 total skor Pearson Correlation .252· 1 Sig. (2-tailed) .002 Sig. (2-tailed) .011 N 100 100 N 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations Correlations

Correlations Correlations

VAR00025 total skor VAR00030 total skor VAR00025 Pearson Correlation 1 .390° VAR00030 Pearson Correlation 1 .470H

Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000 N 100 100 N 100 100

total skor Pearson Correlation .390. 1 total skor Pearson Correlation .470* 1 Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) 000 N 100 100 N 100 100

*"'.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlation is significant at the 0.01 level (2-tai!ed).

Page 133: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

116

Correlations Correlations

Correlations Correlations

VAR00031 total skor VAR00036 total skor VAR00031 Pearson Correlation 1 .425 .. VAR00036 Pearson Correlation 1 .365 ..

Sig. (2-tai!ed) .000 Sig. {2-tailed) .000

N 100 100 N 100 100

~otal skor Pearson Correlation .425· 1 total skor Pearson Correlation .365" 1

Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000

N 100 100 N 100 100

"'*.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.Correlation is significant at the 0.01 !eve! {2-tailed).

Correlations Correlations

Correlations Correlations

VAR00032 total skor VAR00037 total skor VAR00032 Pearson Correlation 1 .462 .. VAR00037 Pearson Correlation 1 .334*"

Sig. (2-tai!ed) .000 Sig. {2-tai!ed) .001 N 100 100 N 100 100

total skor Pearson Correlation .462. 1 total skor Pearson Correlation .334. 1 Sig. (2-tai!ed) .000 Sig. (2-tailed) .001

N 100 100 N 100 100

""*.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). "*.Correlation is significant at the 0.01 level (2-talled).

Correlations Correlations

Correlations Correlations

VAR00033 total skor VAR00038 total skor VAR00033 Pearson Correlation 1 .412· VAR00038 Pearson Correlation 1 .324 ..

Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .001 N 100 100 N 100 100

total skor Pearson Correlation .412· 1 total skor Pearson Correlation .324" 1 Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .001 N 100 100 N 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). '*'*. Correlation is significant at the 0.01 level {2-tai!ed).

Correlations Correlations Correlations Correlations

VAR00034 total skor VAR00039 total skor VAR00034 Pearson Correlation 1 .577 .. VAR00039 Pearson Correlation 1 -.090

Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .375 N 100 100 N 100 100

total skor Pearson Correlation .577. 1 total skor Pearson Correlation -.090 1 Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed} .375 N 100 100 N 100 100

0

• Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations

Correlations Correlations

Correlations VAR00040 total skor

VAR00035 total skor VAR00040 Pearson Correlation 1 .544u

VAR00035 Pearson Correlation 1 .005 Sig. {2-tailed) .ODO

Sig. {2-tai!ed) .960 N 100 100

N 100 100 total skor Pearson Correlation .544. 1

total skor Pearson Correlation .005 1 Sig. (2-tailed) .coo-Sig. (2-tailed) .960 N 100 100

N 100 100 "*.Correlation is significant at the 0.01 level {L-taii.: . .::!).

Page 134: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

117

Correlations Correlations

Correlations Correlations

VAR00041 total skor VAR00046 total skor

VAR00041 Pearson Correlation 1 .443* VAR00046 Pearson Correlation 1 .588"

Sig. {2-tailed) .ODO Sig. (2-tailed) .ODO

N 100 100 N 100 100

total skor Pearson Correlation .443* 1 total skor Pearson Correlation .588. 1

Sig. (2-tailed) .ODO Sig. {2-tailed) .ODO

N 100 100 N 100 100

*'".Correlation is significant at the 0.01 level (2-tai!ed). **.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations Correlations

Correlations Correlations

VAR00042 total skor VAR00047 total skor

VAR00042 Pearson Correlation 1 .546 .. VAR00047 Pearson Correlation 1 .162

Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tai!ed) .107

N 100 100 N 100 100

total skor Pearson Correlation .546. 1 total skor Pearson Correlation .162 1

Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .107

N 100 100 N 100 100 . * · Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed) . Correlations

Correlations Correlationz

Correlations VAR00048 total skor

VAR00043 total skor VAR00048 Pearson Correlation 1 .601 ..

VAR00043 Pearson Correlation 1 .196 Sig. (2-tai!ed) .000

Sig. (2-tailed) .050 N 100 100

N 100 100 total skor Pearson Correlation .601'*' 1

total skor Pearson Correlation .196 1 Sig. (2-tailed) .000

Sig. (2-tailed) .050 N 100 100

N 100 100 0

• Correlation is significant at thie 0.01 level (2-tailed).

Correlations Correlations

Correlations Correlations

VAR00044 total skor VAR00049 total skor VAR00044 Pearson Correlation 1 .461*- VAR00049 Pearson Correlation 1 .512 ..

Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .ODO N 100 100 N 100 100 I

·-· total skor Pearson Correlation .461* 1 total skor Pearson Correlation .512· 1

Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .OC-Q

N 100 100 N 100 100 .. · Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed}. "*.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations Correlations Correlations Correlations

VAR00045 total skor VAR00050 total skor VAR00045 Pearson Correlation 1 .120 VAR00050 Pearson Correlation 1 .31'1 ..

Sig. (2-tailed) .235 Sig. (2-tai!ed) .002 N 100 100 N 100 100

total skor Pearson Correlation .120 1 total skor Pearson Correlation .311' 1 ::;;;,;. {2-tailed) .235 Sig. (2-tailed) .002 N 100 100 N 100 100 ..

· Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 135: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

118

Correlations Correlations

Correlations Correlations

VAR00051 total skor VAR00056 total skor

VAR00051 Pearson Correlation 1 .313 .. VAR00056 Pearson Correlation 1 .648"'

Sig. (2-tai!ed) .002 Sig. (2-tailed) .000

N 100 100 N 100 100

total skor Pearson Correlation .313" 1 total skor Pearson Correlation .648" 1

Sig. (2-tailed) .002 Sig. (2-tailed) .000

N 100 100 N 100 100 0

• Correlation is s'1gnlfrcant at the 0.01 level (2-tailed). h. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations Correlations

Correlations Correlations

VAR00052 total skor VAR00057 total skor

VAR00052 Pearson Correlation 1 .566 .. VAR00057 Pearson Correlation 1 .336"'

Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-taHed) .001

N 100 100 N 100 100

total skor Pearson Correlation .566" 1 total skor Pearson Correlation .336* 1

Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tai!ed) .001

N 100 100 N 100 i 100

**. Correlatmn is significant at the 0.01 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations Correlations

Correlations Correlations

VAR00053 total skor VAR00058 total skor VAR00053 Pearson Correlation 1 .205· VAR00058 Pearson Correlation 1 .423*'

Sig. (2-tailed) .041 Sig. (2-tai!ed) .000

N 100 100 N 100 100

total skor Pearson Correlation .205· 1 total skor Pearson Correlation .423" 1 Sig. (2-tai!ed) .041 Sig. (2-tailed) .000 N 100 100 N 100 I 100

•. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). ~·. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tal!ed).

Correlations Correlations Correlations Correlations

VAR00054 total skor VAR00059 total sk.or VAR00054 Pearson Correlation 1 .318 .. VAR00059 Pearson Correlatlon 1 .067

Sig. (2-tailed) .001 Sig. (2-tailed) .507 N 100 100 N 100 100

total skor Pearson Correlation .318* 1 total skor Pearson Correlation .067 1 Sig. (2-tailed) .001 Sig. (2-tailed) .507 N 100 100 N 100 100

**.Correlation is significant at the 0.01 level (2-talled). Correlations

Correlations Correlations

Correlations VAR00060 total skor

VAR00055 total skor VAR00060 Pearson Correlation 1 .409 ..

VAR00055 Pearson Correlation 1 .156 Sig. (2-tailed) .000

Sig. (2-tai!ed) .121 N 100 100

N 100 100 total skor Pearson Correlation .409* 1

total skor Pearson Correlation .156 1 Sig. (2-tailed) .000

Sig. (2-tai!ed) .121 N 100 100

N 100 100 ..

· Correlation is significant at the U.U i level (2-tailed).

Page 136: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

119

Correlations Correlations

Correlations Correlations

VAR00061 total skor VAR00066 total skor

VAR00061 Pearson Correlation 1 .531* VAR00066 Pearson Correlation 1 .170

Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .091

N 100 100 N 100 100

total skor Pearson Correlation .531*' 1 total skor Pearson Correlation .170 1

Sig. {2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .091

N 100 100 N 100 100

**.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations Correlations Correlations

Correlations VAR00067 total skor

VAR00062 total skor VAR00067 Pearson Correlation 1 .2a1·

VAR00062 Pearson Correlation 1 _390· Sig. (2-tailed) .005

Sig. {2-tai!ed) .000 N 100 100

N 100 100 total skor Pearson Correlation .w1· 1

total skor Pearson Correlation _390· 1 Sig. (2-tailed) .005

Sig. (2-tailed) .000 N 100 100

N 100 100 ·~.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

**.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations Correlations Correlations

Correlations VAR00068 total skor

VAR00063 total skor VAR00068 Pearson Correlation 1 .179

VAR00063 Pearson Correlation 1 .260* Sig. (2-tailed) .074

Sig. (2-tailed) .oog N 100 100

N 100 100 total skor Pearson Correlation .179 1

total skor Pearson Correlation .260* 1 Sig. (2-tailed) .074

Sig. (2-tailed) .009 N 100 100

N 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations

Correlations Correlations

VAR00069 total skor Correlations VAROOoSg Pearson Correlation 1 .379*

VAR00064 total skor VAR00064 Pearson Correlation 1 _303·

Sig. (2-tailed) .000 N 100 100

s,g. (2-tailed) .002 N 100 100

total skor Pearson Correlation _379• 1 Sig. (2-tailed) .000

total skor Pearson Correlation _303• 1 N 1-:;io 100

Sig. (2-tai!ed) .002 '*'*. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

N 100 100

... Correlation is significant at the 0.01 level (2-tai!ed). Correlations

Correlations Correlations

VAR00070 total skor Correlations VAR00070 Pearson Correlation 1 .105

VAR00065 total skor VAR00065 Pearson Correlation 1 .374 ..

Sig. (2-tailed) .297 N 100 100

Sig. (2-tailed) .000 total skor Pearson Correlation .105 1

N 100 100 Sig. (2-tailed) _2g7

total skor 1-'t::arson Correlation _374• 1 N 100 100

Sig. (2-tailed) .000 N 100 100

••. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 137: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

120

Correlations Correlations

Correlations Correlations

VAR00071 total skor VAR00076 total skor

VAR00071 Pearson Correlation 1 .556 .. VAR00076 Pearson Correlation 1 _394•

Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000

N 100 100 N 100 100

total skor Pearson Correlation .556. 1 total skor Pearson Correlation .394* 1

Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000

N 100 100 N 100 100

*". Corre!ation is significant at the 0.01 level {2-tailed). *".Correlation is significant at the 0.01 leve! (2-tailed).

Correlations Correlations Correlations Correlations

VAR00072 total skor VAR00077 I total skor VAR00072 Pearson Correlation 1 .514 ..

Sig. (2-tailed) .000

N 100 100

VAR00077 Pearson Correlation .

10~ I .435'

Sig. (2-tailed) .000 N 100

total skor Pearson Correlation .514* 1 total skor Pearson Correlation .435. 1

Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000 N 100 100 N 100 100

**.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tai!ed). ••. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations Correlations Correlations Correlations

VAR00073 total skor VAR00078 total skor VAR00073 Pearson Correlation 1 .397" VAR00078 Pearson Correlation 1 -.101

Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tai!ed) .319 N 100 100 N 100 100

total skor Pearson Correlation .397*' 1 total skor Pearson Correlation -.101 1 Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .319 N 100 100 N 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations

Correlations Correlations

Correlations VAR00079 total skor

VAR00074 total skor VAR00079 Pearson Correlation 1 .445**

VAR00074 Pearson Correlation 1 .399 .. Sig. (2-tai!ed) .000

Sig. (2-tailed) .000 N 100 100

N 100 100 total skor Pearson Correlation .445. 1

total skor Pearson Correlation _399• 1 Sig. (2-tailed) .000

Sig. (2-tailed) .000 N 100 100

N 100 100 .

• · Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*"".Correlation is significant at the 0.01 leve! (2-tailed). Correlations

Correlations Correlations

Correlations VAROOOBO total skor

VAR00075 total skor VAROOOBO Pearson Correlation 1 .361 ..

VAR00075 Pearson Correlation 1 .436 .. Sig. (2-tailed) .000

Sig. (2-tailed) .000 N 100 100

N 100 100 total skor Pearson Correlation .361. 1

total skor Pearson Correlation

I .436. 1

Sig. (2-tailed) .000 N 100 100

Sig. (2-tailed) .000

i N 100 100

... Correlation is significant at the 0.01 !ever (2-tailed). . *. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 138: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

121

Correlations Correlations Correlations

Correlations VAR00081 total skor

VAR00081 Pearson Correlation 1 . 365* Sig. (2-tailed) .000

N 100 100

VAR00084 total skor VAR00084 Pearson Correlation 1 .483 •

Sig. (2-tailed) .ODO

total skor Pearson Correlation .365* 1 N 100 100

Sig. (2-tailed) .000

N 100 100

total skor Pearson Correlation .483. 1

Sig. (2-tailed) .000

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). N 100 100

**.Correlation 1s significant at the 0.01 level {2 tailed).

Correlations Correlations Correlations

Correlations VAR00082 total skor

VAR00082 Pearson Correlation 1 .368 .. VAR00085 total skor

Sig. {2-tailed) .000 N 100 100

VAR00085 Pearson Correlation 1 .624 .. Sig. {2~tailed) .000

total skor Pearson Correlation .368. 1 N 100 100

Sig. (2-tai!ed) .000 N 100 100

total skor Pearson Correlation .624• 1 Sig. {2-tai!ed) .000

-**. Correlation 1s significant at the 0.01 level (2 ta!led). N 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-ta!led).

Correlations Correlations

Correlations Correlations

VAR00083 total skor VAR00083 Pearson Correlation 1 .575 .. VAR00086 total skor

Sig. (2-tailed) .000 N 100 100

VAROOOB6 Pearson Correlation 1 .081 Sig. (2-taited) .422

total skor Pearson Correlation .575. 1 N 100 100

Sig. (2-tailed) .000 N 100 100

total skor Pearson Correlation .081 1 Sig. (2-tailed) .422

*"'-. Correlation is significant at the 0.01 level (2-talled}. N 100 100

Page 139: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

Reliabilitas Skala Self-Esteem

Warnings

The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or used in the analysis.

Case Processing Summary

N % Cases Valid 100 100.0

Excluded( a} 0 .0

Total 100 100.0 a L1stw1se deletion based on all vanables 1n the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's 1

! Aloha N of Items

.869 I 37

Item-Total Statistics

Corrected Item- Cronbach's Scale Mean if Scale Variance Total Alpha if Item Item Deleted I if Item Deleted Correlation Deleted

VAR00001 103.0700 100.995 _399 .865

-VAR00002

103.0000 103.556 .315 .867

VAR00005 103.2900 102.309 .354 .866

VAR00007 102.8600 102.324 .449 .865

VAR00008 103.1700 101.658 .409 .865

VAR00009 102.7500 102.028 .520 .864

VAR00010 103.1400 101.798 .354 .866

VAR00011 102.8400 101.732 _540 .863

VAR00013 102.6700 101.132 .518 .863

Page 140: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

VAR00014 103.1400 102.425 .283 .868

VAR00015 103.3000 104.354 .227 .869

VAR00016 102.8100 104.115 .302 .867

VAR00018 102.8900 102.240 .358 .866

VAR00019 102.9100 104.568 .280 .868

VAR00020 102.8700 104.013 .296 .867

VAR00022 102.8500 103.058 .392 .866

VAR00023 103.6000 103.697 .274 .868

VAR00024 103.1000 102.051 .369 .866

VAR00025 103.5100 104.495 .232 .869

VAR00026 103.040G 101 796 .396 .865

VAR00027 103.4000 103.475 .274 .868

VAR00028 102.6800 101.897 .410 .865

VAR00029 103.0600 101.411 .408 .865

VAR00030 102.8200 103.442 .342 .867

VAR00032 102.8500 103.785 .316 .867

VAR00034 102-7400 103.103 .382 .866

VAR00035 103.1100 103.574 .254 .869

VAR00036 102.9900 103.667 .261 .868

VAR00037 103.0200 98.545 .581 .861

VAR00039 103.3300 100.405 .487 .863

VAR00040 102.8200 102.513 .396 .866

VAR00041 103.2500 101.482 .359 .866

VAR00042 102.9600 101.655 .418 .865

VAR00043 103.7700 106.058 .079 .873

VAR00044 102.9900 101.525 .447 .864

VAR00045 102.9100 101.012 .508 .863

Page 141: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

I VAR00046 102.5300 I 101.141 I .4531 8641

Scale Statistics

Mean Variance ! Std. Deviation N of Items

105.8900 : 107.897 10.38734 ' 37

Reliability Skala Kecenderungan Berperilaku Bullying

Warnings

The space saver method is used. Tr.at is, the covariance matrix is not calculated used in the analysis.

Case Processing Summary

N % Cases Valid 100 100.0

Excluded{ a) 0 .0 Total 100 100.0

a L1stwise deletion based on all variables m the pcocedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.939 69

Item· Total Statistics

i I Cronbach's

Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item~ Alpha if Item Item Deleted Item Deleted Tota! Correlation Deleted

VAR00001 141.1900 551.267 .302 .938

VAR00003 141.2100 551.703 .323 .938

VAR00004 140.7100 552.026 .235 .939

VAR00005 141.2200 545.870 .488 .938

Page 142: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

VAR00051 141.5100 554.717 .290 .938

VAR00052 141.1200 543.339 .597 .937

VAR00054 141.1000 554.192 .287 .938

VAR00056 141.3600 539.768 .643 .937

VAR00057 141.6900 552.923 .289 .938

VAR00058 141.1800 549.503 .401 .938

VAR00060 141.4500 550.896 .379 .938

VAR00061 141.2900 543.824 .480 .938

VAR00062 141.0600 550.623 .367 .938

VAR00064 140.5500 552.189 .294 .938

VAR00065 141.5000 550.616 .346 .938

VAR00067 140.9800 552.828 .255 .939

VAR00069 14n.?QOO 548.455 .363 .93e

VAR00071 141.2300 543.128 .542 .937

VAR00072 141.2900 542.814 .454 .938

VAROOO'i3 140.5100 546.273 .409 .938

VAR00074 141.4600 551.362 .362 .938

VAR00075 140.7400 544.033 .443 .938

VAR00076 141.2400 548.709 .338 .938

VAR00077 140.7600 546.366 .436 .938

VAR00079 141.1700 548.829 .427 .938

VAR00080 141.4400 550.996 .328 .938 VAR00081 141.2900 549.885 .341 .938

VAR00082 141.6000 551.697 .302 .938

VAR00083 141.3700 544.195 .579 .937

VAR00084 141.5600 546.714 .452 .938

VAR00085 141.2900 542.693 .595 .937

Scale Statistics

Mean Variance I Std. Deviation I N of Items

143.2800 563.517 I 23.73851 I 69

Page 143: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

NV 1 2 ' 4 5 l 8 ! " 11 12 114 15 17 20 21 ,4 ;:8 3< •1 •2 34 35 •6 •7 3c 39 40 4 3 44 4o 46 JML '

. ,, ..• .,. '" " , .. ,, •

1 2 3 2 2 ' 3 3 3 2 2 3 ' ' 3 ' 2 ' 3 3 4 ' ' l 2 4 2 3 3 3 4 ' 2 2 2 4 1 2 2 2 ' 3 3 ' 11t 4 3 3 3 2 ' 3 ' ' 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 1 4 3 4 3 2 3 : : ' 1

4 ' 3 12e

3 3 2 4 2 3 1 3 3 4 2 3 1 3 1 3 3 1 3 4 3 3 3 4 4 ' 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 2 4 2 4 2 4 2 4 ' 4 121 4 4 2 3 ' 3 1 4 1 ' 3 1 ' 3 2 3 2 2 ' 3 ' ' ' 4 1 ' 3 ' 2 ' ' 3 3 3 3 ' ' . ' ' ' ' ' ' 11'

• 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 '

2 3 3 3 3 2 3 3 ' 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 : : 2 3 2 2 1 ... 6 2 3 3 3 2 3 3 ' 3 2 3 3 3 3 2 ' 3 3 2 3 ' 2 2 2 2 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 ' 2 4 3 2 ' 3 4 4 131 7 2 3 ' ' 3 3 3 3 3 3 ' ' ' ' ' 2 3 ' ' ' 3 ' 2 ' 2 2 3 4 4 3 3 1 3 3 3 3 3 2 4 3 2 2 3 4 4 128

• ' 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 ' 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 ' 2 4 4 3 3 3 2 1 2 ' 1 3 3 1 11f 9 4 3 3 ' 3 4 ' ' 2 3 2 4 3 2 3 ' 3 2 3 3 4 3 3 ' ' 4 3 ' ' 4 3 ' 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 ' ·137

'" ' ' ' 2 ' 3 3 3 ' ' ' ' 3 ' 3 ' ' ' ' ' ' ' ' ' 3 ' ' 2 ' 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 ' 3 ' 3 ' 3 12<

'' 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 ' 3 2 2 2 2 2 2 4 4 3 3 2 3 2 1 2 2 2 2 : ' 1 2 2 2 11, .,, 3 3 4 • 4 2 ' 4 3 3 3 ' 3 ' 4 2 4 4 ' ' ' 4 ' 3 ' 4 ' 2 ' ' 4 3 l ,. 3 ' ' 3 3 3 4 3 3 2 ' ' 3 ' ' 3 ' ' ' ' ' 3 ' ' 3 3 3 3 3 3 3 4 ' 3 4 3 ' ' 3 ' ' ' ' ' 137 14 3 2 4 2 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 ' 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 117 15 2 3 ' 3 3 2 ' ' ' ' ' 3 2 ' ' 3 2 3 2 ' 2 2 2 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 2 4 ' 3 4 4 131

4 4 1 1 4 ' 4 4 4 1 4 4 l 4 3 4 3 4 4 ' 4 1 4 ' 4 4 4 1 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 14t

" 3 3 4 4 ' ' ' 3 ' 3 3 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 '·'" 18 4 4 3 1 4 4 3 3 4 4 4 2 4 1 ' 4 1 4 4 4 ' ' ' ' 4 4 3 3 2 4 1 4 3 4 ' ' 4 ' 4 1 4 4 4 145

3 3 ' ' 3 4 4 ' 3 4 3 2 3 1 3 3 3 ' 2 ' 3 1 2 4 3 ' 2 4 2 3 4 3 2 ' 3 3 2 ' 1 2 4 4 ,, <U 4 ' 1 4 4 4 4 4 4 4 1 3 2 3 4 1 3 4 4 1 4 2 2 2 2 1 4 3 4 2 4 1 4 3 2 : 4 2 4 2 2 2 3 4 1 _,, ,., 4 3 2 . 2 4 1 3 4 3 4 ' ' 4 ' 3 3 ' 4 4 1 ' 4 2 4 4 2 3 ' ' 4 1 ' 4 ' 3 ' ' 4 3 '133 42 3 3 ' 3 2 ' ' 4 3 ' 3 ' 4 ' ' 4 ' 2 4 ' 4 ' ' ' 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 ' 3 ' ' : 14 ,. 4 3 ' ' 2 4 2 1 2 3 4 2 4 2 2 4 ' ' 3 3 3 ' 4 2 4 4 2 3 3 ' 4 1 3 4 ; 2 2 4 1 1., ;:4 4 4 4 1 4 1 4 4 4 •. 1 4 4 1 4 ' 4 4 4 2 4 1 4 2 4 1 4 3 4 4 4 ' 4 2 4 4 4 3 4 1 4 ' 4 4 4 148 •• 3 ' : 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 ' 3 3 3 3 2 3 3 : 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 ' 3 4 : '·" 26 4 3 3 3 2 ' 4 4 4 ' 3 ' 4 4 3 3 3 ' 4 3 ' 2 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 ' 4 ' 2 4 14 47 3 2 ' . 2 ' 3 ' 3 ' ' ' ' ' ' ' 2 3 3 ' ' ' ' 2 2 ' 3 4 3 3 3 3 2 ' ' 2 ' : ' ' ' ' 2 ' ' ' " ,. 2 3 ; 2 2 2 ' ' 2 3 ' ' ' 3 ' 2 3 ' 1 3 ' ' 2 2 3 3 " •• 3 ' 3 ' 3 • 4 3 4 ' ' ' 3 ' ' ' ' ' ' 4 ' ' ' 4 ' ' 2 4 3 4 3 4 ' ' ' ' ' 4 3 ' ' ' ' ' ' ' 141 •u 3 2 4 ' : ' : 2 3 3 : ' 3 3 ' ' 2 3 3 3 3 3 ' 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 : : 2 4 1 2 3 3 125 31 2 2 3 3 2 ' 3 ' 3 3 ' ' ' ' ' ' ' 3 ' 3 ' ' ' 2 ' 3 3 ' 3 3 3 2 2 ' ' 3 ' ' . ' ' ' ' ' ' ' ,.1 ., 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 4 2 4 ' 3 ' 1 ,, 4 1 : 4 ' ' ' 3 ' ' 3 4 2 1 3 3 3 4 3 4 3 4 2 ' 3 4 138

·'·' 3 3 3 3 3 3 3 ' 3 3 3 3 3 ' 3 3 3 3 ' 3 4 3 ' 3 3 ' ' 3 3 2 3 2 ' 3 4 4 4 3 3 ' 4 ' 4 4 4 , ·143 34 3 3 ' 2 2 ' 2 2 ' 2 ' ' 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 2 3 2 3 111 35 3 3 3 2 3 2 3 2 ' 2 3 3 2 3 3 ' 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 ' 3 2 '

,,, OD 3 ' 4 2 ' 2 ' ' 4 4 4 1 4 3 ' 4 ' 4 3 3 3 4 ' 3 ' ' 4 4 3 3 3 3 1 ' 2 4 ' 3 . 3 3 4 1 4 ' 4 136 .. 4 3 4 2 3 3 4 3 4 3 4 1 4 2 ' 4 4 4 4 4 4 ' 3 3 3 2 4 ' 4 2 4 2 4 2 4 3 3 3 3 3 4 4 2 4 145

3 3 3 3 2 3 3 3 ' 3 3 2 3 ' ' ' ' ' ' 3 ' 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 ' ' 4 4 4 3 ' 3 ' ' "°' •• 2 3 ' 2 2 ' ' ' ' 2 ' ' 3 3 3 2 1 2 3 3 3 1 3 3 3 4 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 ' 11t 40 4 3 3 3 : 4 2 ' 2 4 ' 4 3 ' 4 3 3 3 4 3 ' 3 4 3 4 3 1 3 2 4 3 3 2 2 3 ' 2 4 14( 41 3 3 ' 3 3 3 2 ' 1 4 1 4 1 ' 4 1 3 3 ' 3 2 4 ' 2 3 3 4 2 3 2 4 1 4 2 3 2 3 . 3 2 ' 2 3 ' 4 1'4 •• 2 3 4 ' ' ' ' ' 4 3 ' ' 4 1 1 4 2 4 3 3 2 2 ' 3 3 3 3 4 ' 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 2 2 1 3 3 4 129 •• 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 ' 2 ' 3 2 3 2 ' 2 3 2 3 ' 3 2 2 2 3 2 2 ' ' 2 1H 44 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 ' 3 3 3 3 ' 3 3 ' 3 3 ' 3 3 3 3 3 3 2 3 ' ' ' ' 2 3 ' ' 4 ·131 45 2 2 ' 3 3 3 3 3 ' 3 3 . 3 3 ' 3 ' ' 3 ' 3 3 3 ' 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 ' ' ' : 3 2 2 3 ' '

,, •• 2 3 ' : 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 ' 3 3 3 3 2 2 2 ' 2 3 3 ' 2 3 2 3 ' 3 3 2 3 2 2 ' 2 12( 47 2 3 3 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 ' 3 3 ' 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 ' 2 2 ' 2 ' 4 n2 48 2 2 ' 3 ' 3 3 3 3 3 3 ' 3 ' 3 3 2 ' 3 3 3 3 : ' 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 ' 3 2 2 3 3 3 128 49 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 ' ' 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 . ' 3 4 " 50 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 ' '· ' 3 3 3 ' ' 3 < 3 ' 3 2 3 2 3 . 3 ' 1 4 3 3 3 2 3 3 ''"' "' 2 3 3 3 2 ' 3 3 3 3 ' 2 31 3 ' 3 2 3 3 3 3 ' : 2 3 2 2 3 3 ' 3 ' 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 1251

Page 144: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

o• 4 1 4 1 ' 2 ' 2 ' 2 3 2 3 2 2 3 3 3 ' 2 2 ' 2 2 2 2 2 3 2 3 1 3 3 3 2 2 1 4 2 3 2 3 2 ' 3 3 113 4 3 ' ' 3 2 ' ' 3 ' 2 3 4 4 3 ' 3 ' ' ' ' ' ' 3 3 3 3 3 ' 3 3 3 2 3 ' 4 3 3 3 4 4 4 140

OS 3 4 ' ' 4 3 3 3 3 ' 3 4 ' 3 ' ' 1 3 4 3 3 ' 4 ' ' ' ' ' 4 4 3 3 2 ' 4 3 4 ' 4 ' 4 4 ' ' 4 4 149 57 2 3 3 3 3 3 ' 3 2 2 4 ' 2 ' ' 3 2 3 3 3 3 3 ' 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 ' ' ' ,oo 00 2 3 3 ' . ' ' 4 ' ' ' 2 4 4 3 ' ' 3 ; ' 3 3 ' 3 ' 3 ' ' 4 I 2 ' 2 ' 4 3 4 ' 4 3 4 4 ' ' 4 4 142 59 2 2 3 1 3 2 4 1 2 ' 2 4 1 1 3 1 3 2 2 2 4 2 4 2 2 1 3 1 2 2 4 1 3 2 2 1 4 1 3 1 ' ' • 4 1U2 OU ' 2 4 1 1 2 2 I 1 4 ' ' 3 4 ' 3 2 1 2 4 2 3 2 4 1 1 2 ' 2 1 2 2 1 2 2 1 98 00 4 ' ' . ' 4 3 ' ' ' 1 3 1 4 ' 2 3 ' 3 ' ' ' ' ' 2 ' 4 2 4 . ' ' 4 ' 2 4 4 4 4 130 O< :1 3 3 3 2 3 3 3 ' ' ' 2 3 ; ' ' 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 ' 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 ' 3 2 ' ' ' 13\ DO 3 ' ' 2 2 3 3 ' 3 2 2 4 3 ' ' ' ' 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 ' 2 ' 3 3 3 3 3 2 3 3 4 127 o4 3 3 ' ' . 2 3 3 ' ' 3 ' ' ' 3 ' 3 ' ' ' ' ' 3 2 " 2 3 ' ' ' 3 3 3 ' ' 3 3 3 ' ' 2 122 00 . 3 ' 3 1 2 3 2 3 ' ' 1 ' 4 ; ' ' 2 4 4 3 3 2 1 1 ' ' ' 3 3 3 1 ' 4 3 4 3 2 ' 3 ' ' ' 4 117 00 3 3 2 3 3 ' ' 0 3 3 3 : ' ' 3 : 2 ' ' ' ' 2 3 3 3 3 3 ' 3 2 3 3 3 ' 2 3 ' ' 3 ' ' ' ' 132 ., 3 3 2 2 2 ' 4 ' ' ' 4 I 4 1 ' ' ' 2 ' 2 3 ' 4 2 3 2 3 2 1 ' 2 3 3 1 3 4 ' 2 4 117

3 4 3 3 4 ' ' ' 4 ' 1 4 4 ' ' 4 ' 1 4 4 4 1 4 4 ' 4 1 ' 4 4 4 4 ' 4 4 1 4 4 . 1•2 6• 1 4 ' 2 1 4 3 1 3 4 ' 4 3 4 4 1 1 4 1 2 4 1 3 ' ' 1 4 4 1 3 2 4 4 4 4 2 3 4 ' 4 1 4 ' 4 ·129

'" 2 3 4 3 3 4 ' 0 3 3 4 3 2 • 2 4 : 3 2 2 2 2 4 2 4 2 2 1 4 1 3 4 4 3 4 2 4 ; 2 3 2 3 4 133 ,.. 3 ' ' 3 ' ' ' ' ' ' 2 ' ' ' 3 3 3 ' 3 2 2 2 2 3 2 ' 2 4 3 ' ' 2 ' 2 3 ' ' 3 ,,4 72 2 3 ' ' 2 3 ' ' ' ' ' ' ' 1 2 ' ' ' 3 ' ' ' ' 2 ' 2 ' 4 2 3 3 3 2 3 3 ' ' ' 1 4 ' 3 ' 4 ,. 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 ' 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 ' 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 ' 3 ' 3 ; ' ' ' .. 74 2 2 4 3 4 4 3 ' 4 ' ' 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 2 4 4 3 4 3 4 3 3 1 2 ' 3 3 14B

'" ' 3 ' ' 3 3 3 3 3 3 3 ' ' ' ' 3 ' ' 3 ' ; 3 ' 3 ' ' 3 3 3 3 ' ' ' 3 ' ' 2 ' ' 3 1 4 102 75 3 4 4 1 4 4 4 4 4 2 4 , 4 3 3 4 1 4 3 4 4 ' ' 4 ' 4 3 4 3 4 3 3 2 3 3 2 4 2 ' ' ' ' ' ' 3 ' 147 77 2 3 4 ' ' 3 3 4 3 4 ' ' 2 ' ' 1 ' ' 4 ' 3 4 4 ' ' ' 3 1 ' ' ' 2 1 3 ' 4 127 •o 3 3 ' ' 2 2 3 ; ' 1 ' ' ' 1 ' 4 2 ' ' ' 1 ; 1 2 ' ' 1 ' 1 3 . 2 1 2 1 ; 1 ' 1 ' ·1 1 •O 79 4 3 3 ' ' 3 3 4 ' 3 2 2 4 2 2 3 3 3 3 ' 3 : ' 4 2 3 2 2 3 4 2 2 4 4 2 3 3 4 ' ' ' 3 ' 1 1 ' 130

2 3 2 ' 2 ' ' ' ' 3 3 3 ' ' 2 2 3 ' 3 3 3 3 ' 3 3 3 ' 3 ' 2 2 2 : ' ' 120 81 2 4 4 1 ' 3 3 ; 2 4 4 ' 4 ' ' 4 3 4 ' 4 4 ' 2 2 ' 1 1 1 ' 1 2 1 ' ' 4 4 4 ' ' 3 ' 4 ' ' 1<7 KZ 4 2 3 . ' ' ' 4 ' ' ' 4 ' ' 3 4 ' ' 3 3 4 ' ' ' 4 4 141 03 ' 3 2 ' ' '

3 ; ' ' ' 2 ' ' 1 ' ' ' ' ' ' ' ; 3 ' 3 ' ' 3 3 3 3 4 4 . ; ' ' ' ' ' ' ' 64 2 2 ' 2 2 3 ' 3 2 2 3 ' 2 4 1 3 3 3 2 ' ' 3 2 3 ' 3 ' 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 ; 4 116 oS 3 3 ' ' . ' • 3 ' ' ' ' ' ' ' 3 ' 3 3 ' ' 3 ' 3 3 ' 4 3 3 ' ' 4 ' 3 . ' ' ' ' 4 10 85 3 4 1 2 3 2 4 3 4 4 3 , 4 4 3 2 3 4 2 4 2 : 3 4 2 3 3 4 3 3 ' 3 3 3 2 2 ' ' ' 4 ' ' ' ' ' 4 14l 87 2 2 3 3 ' ' ' 4 2 4 ' ' ' ' ' ' ' . 2 ' 3 .. ' ' 3 ' 3 1 ' 3 ' 4 ' 2 1 ' 2 2 ' ,,7 00 3 3 ' ' ' 3 3 3 ' ' ' 3 ' 4 3 ' 3 • 2 4 3 : ' 4 ' 4 ' ' ' 3 3 3 3 4 3 2 : 3 4 ' 4 ' ' ' ' 4 143

"" 3 3 4 ' 1 3 ' 3 4 4 2 4 ' ' ' 2 ' 1 ' ' 1 3 2 3 ' ' ' 3 3 1 2 ' ' ' ' 3 ' 4 4 3 2 3 ,,4 OU 2 3 ' ' ' 2 3 2 ' 2 ' ' 3 ' ' ' ' 3 ' 3 3 ' 2 ' 2 3 ' ' ' 3 2 3 ' ' 3 2 ' 3 ' ' ' 3 ' ' ' ' .•. •. , 4 3 3 3 1 3 4 3 4 3 4 3 ' 3 . 4 ' ' ' 3 3 4 3 3 4 3 4 ' 3 4 2 3 4 ' 4 ' ' 4 4 145 .. ' 3 3 ' 2 ' ' ' ' ' 3 ' ' ' ' 4 2 4 ' ' 4 ' ; 3 4 3 3 ' 4 3 ' 3 2 ' 3 3 3 ; 2 ' ' 3 ' ' 132 00 2 2 ' ' 2 2 3 3 3 2 ' 3 3 3 : 2 3 3 3 3 3 2 3 ' 4 3 3 3 3 2 ' ' 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 4 126 94 2 2 2 2 ' . 3 ' 2 3 3 ' ' ' . . 2 3 2 3 3 3 3 3 3 . ' ' 2 2 2 2 3 ' 112 00 ' 4 ' ' 2 4 2 3 ' 3 1 3 ' ' ' ' 4 3 2 3 2 3 3 ; 3 ; 4 3 3 3 3 2 4 2 3 3 4 ' ' . 3 ' ' ' ·127 00 2 3 3 ' 2 2 3 3 3 3 7 4 3 2 2 2 3 ' 3 2 2 2 3 2 3 ' ' ' 3 3 2 ,_ 3 3 ' ' 2 3 2 3 2 3 3 3 1"5 97 4 1 ' 4 ' 2 3 3 2 3 3 ' ' 2 3 ' ' ' ' 3 2 3 3 3 3 ' 3 ' 3 ' 3 3 4 ' 3 ' ' 12E 90 4 3 ' ; 4 3 3 ' 4 3 3 3 3 ' ' ' 3 4 3 3 ' 4 3 3 3 ' ; 4 ' 3 3 3 2 4 ' 3 3 3 4 ' 4 3 ' 3 ' ' 144 99 4 3 2 3 4 4 3 2 ' 1 3 3 3 3 ·' 3 3 3 2 4 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 2 2 2 ' 130 1u0 4 ' 4 • 3 3 ' ' 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 ' 3 3 2 4 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 ' 4 3 3 3 4 14

Page 145: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

No i:sut r t-'ernyataan ' ' .. ..... ' ' • I • ' I ' 1l 11 "

.. ,. •o 10 " '° " £U £> ££ •• £0 £0 £0 " £0 "" '°" ,, •• •• 34 on oa • 0 ... "" ., ,., '" ••• , ' J ' ' ' ' ' 2 ' 2 2 ' 2 2 2 2 2 ' 2 ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 2 , ' 2 ' 2 2 ' 1 1 1 2 2 ' ' ' ' 1 ' ' ' ' ' ' ' ' ) ' 2 2 ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 4 ' ' 4 ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 2 J 1 J 1 2 2 ' 2 1 2 ' ' J 1 4 2 J 2 • 1 ' ' J ' 2 ' 2 1 2

' ' ' ' ' ' ' ' ' 2 2 1 ' 2 1 2 2 J 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 ' 1 2 ' 2 ' ' 2 1 2 2 2 2 2 ' 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 , 2 ' ' ' 1 ' ' ' ' ' ' 1 ' 7 1 1 1 2 1 1 1 1 ' ' 1 ' ' ' ' ' ' ' ' .,

' ' 4 ' ' ' 1 ' ' ' ' ' ' 4 ' ' ' 1 ' ' 4 1 ' 2 . ' 4 ' 4 1 ' ' ' ' J . J ' 1 ' 2 J 1 ' 1 4 4 4 4 1 4 J 4 1 4 2 4 1 4 4 2 2 ' ' ' ' ' ' ' ' 2 2 2 ' ' J 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 ' 2 2 2 2 2 • 2 2 2 ' 2 2 2 2 2 2

' 1 ' 2 ' 2 2 1 1 J 2 2 ' 1 ' 2 2 :< 2 2 2 2 ' : ' ' ' . ' ' ' ' 1 ,. 1 2 3 3 ' ' ' 2 ' ' 3 2 ' 4 ' ' 4 • 4 1 ' ' ' ' ' • .. 3 2 • ' ' ' ' ' ' 1 ' ' ' • ' 1

' . • ' 1 ' ' 1 ' 1 ' 1 ' ' ' 4 ' ' ' . ' 1 . 1 ' ' ' ' 1 2 ' 1 1 ' 2 1 ' ' 1 3 3 ' ' ' 1 ' 1 ' 3 1 1 1 1 ' 1 4 1 • ' 4 • 1 4 ' 1 ' 4 4 4 1 4 3 4 ' 2 ' ' ' ' 1 ' 1 • ' ' 1 4 J 4 4 1 1 4

' ' J J ' J ' J J J J J 2 J J J 2 J J ' 2 2 J 3 2 ' ' 2 1 1 3 2 4 2 4 3 3 2 2 2 2 ' 2 2 3 J J J 2 J 2 ' J 2 2 3 ' ' J 2 ' J 2 2 2 2 ' 2 2 3 ' 2 ' 2 ' ' ' ' ' ' 2 3 2 2 3 ' 2 2 2 2 2 2 ' ' 1 1 3 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 1 3 2 3 2 1 2 2 ' 2 2 ' 2 ' ' ' • ' ' • ,

' 2 ' ' ' £U 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 ,_ 1 ' ~··

1 1 2 2 2 4 4 1

' ' ' ' ' ~ I ' • ' 2 ' ' 1 J 2 ' J '

4 4 4 ' • 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 1 4 1 • 1 4 4 4 1 • 1 4 1 4 4 1 1 4

' ' ' 2 J ' 2 J J ' J J ' 2 J J J 3 J J 2 J 2 3 2 J 2 2 3 3 3 3 2 ' ' 3 2 3 3 ' 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 1 2 J 3 4 3 3 1 2 • 2 3 2 2 2 1 1 4 4 2 ' ' • ' • ' ' ' 4

" 3 1 2 2 2 1 1 ' ' ' ' ' .,

' ' • £, ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' '

' ' ' ' ' ' ' ' 1 2 ' 2 J 4 J

' J 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 J 2 2 ' 4 4 J 1 4 1 1 2 2

' J 2 2 2 2 2 2 2 3 J J 2 2 2 2 J ' 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 ' 3 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 ' 1 ' ' ' 1 1 1 ' ' ' ' ' ' •• 3 1 3 3 ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' '

' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 4 ' ' ' ' ' ' ' 1 ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 1 1 ' ' ' J ' ' J ' ' ' ' ' ' ' ' ' • ' ' ' 1 2 1 1 ' 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 3 3 2 2 J 4 4 ' 1 4 1 1 2 1 2 J 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 2 1 ' 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 ' 2 2 2 3 3 4 2 2 3 2 2 2 3 2 1 1 2 2

2 1 1 4 2 3 2 3 2 3 2 J 2 1 2 2 1 ' ' ' ' ' 4 ' 1 • ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' .. • 1 : 2 ' 2 ' 2 ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 1 ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 2 4 1 3 ' • ' ' ' • ' ' ' ' ' ' ' '

' • ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 3 2 3 2 2 2 ' ' ' 3 2 2 2 2 2 2 2 J 3 J " 3 2 2 J ' 2 J 2 2 ' 2 ' 2 2

' 4 2 2 2 3 1 2 1 3 3 3 4 2 2 0 2 2 1 1 2 ' ' ' ' ' ' 4 • ; 1 2 ' ' ' 1 2 .. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' . ' ' ' ' ' ' ' . ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 2 ' ' ' 21 2 ' ' ' ' 2 ' 1 ' ' ' 1 ' 2 2 ' 3 1 ' 3 2 ' J 3 ' 1 ' ' 1 ' ' ' ' ' 2 J 21 1 ' ' " 1 ' 1 ! ~ 1 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 3 2 2 3 2 ' 3 ' 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 4 2 .3:~~-~ 2 1 2 'I! 2" 2 2 ' ' ; 2 2 2 2 2 ' ' ' ' ' ' 1 ' ' ' ' ' ' ' 2 ' ' ' ' ' ' 2 2 '

Page 146: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

51 2 ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 2 ' ' ' ' ' 2 2 2 ' ' ' 2 ' 3 2 3 3 2 " " 2 ' 2 ' 3 ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 2 ' ' ' ' 2 2 2 ' 2 : • 1 2 ' 2

VO ' ' 4 ' ' ' ' ' ' ' ' ., ' ' ' ' ' ' ' ' . 4 I 4 I 4 ' ' ' ' 1 I

~ ' 1 1 ' • 1 3 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 ' 1 1 4 1 1 ' ' 4 1 1 1 2 ' ' " ' ' ' ' ' ' ' ' ' . . ' ' ' ' 00 1 , 1 , . ' ' : 3 ' 3 3 2 2 ' ' ' ' ' 2 ' 2 ' 2 2 ' 3 ' 3 3 3 ' " ' 3 4 " 4 ' ' ' '

' ' ' ' ' ' ' ' ' I ' ' ' ' I 2 3 ' I ' 2 2 2 1 1 2 2 ' ' 1 ' ' 1 ' ' ' ' ' 1 ' ' ' 1 ' ' ' 1 4 ' 1 2

' ' ' ' 1 ' ' " 1 ' ' 4 " 1 1 1 1 . ' ' 2 3 1 ' 2 2 3 2 3 ' " 2 2 ' 2 3 ' ' ' 4 1 2 2 ' ' 4 1 2 1 ' ' 4 1 1 1

DU 1 2 ' 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 I ' ' 1 ' I 1 1 2 L ' 2 1 1 2 1 ' 3 1 2 4 1 1 ' 01 3 1 4 4 ' 1 2 4 1 1 ' ' 1 2 ' I 1 4 1 4 1 3 3 1 1 • ' 1 1 4 ' 1

3 ' ' ' ' ' ' ' ' ' 1 2 2 ' 3 .2 2 3 2 ' ' 1 1 1 2

' ' ' ' ' . ' ' ' ' ' 1 2 2 2 2

' ' 3 ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 4 ' 1 ' ' ' 4 1 1 2 1 ' ' 1 1 ' 2 ' ' ' 1 ' 2 ' ' 2 1 1 1 1

DD " ' ' ' ' " 3 2 2 ' ' ' 3 ' ' 2 " ' ' ' 1 ' " 1 2 3 1 ' ' 3 2 ' ' 1 ' ' 1 ., " 2 3 2 ' 1 2 3 1 I 1 1 2 2 2 ' 3 ' 4 2 ' 4 1 2 ' 1 2 1 2 3 ' ' L 3 1 1 ' 1 1 ' '

DO 3 1 I 3 2 3 . : 2 4 3 2 1 I 4 4 1 1 1 L 4 1 3 4 2 " " 3 1 1 ' • ' I 1 ' 1 ' ' 4 ' 1 . 1 3 1 ' 1 2 3 " 1 1 4

' ' ' ' 2 2 2 3 1 2 1 3 2 " 1 L L

' 1 I ' 2 ' ' ' 2 ' 2 1 " L 1 3 1 ' 4 2 2 2 " 3

' L 1 ' ' ' 2 2 2 3

' 1 ' 4 1 L 4 1 4 ' 1 L 1 1 " 2 " ' 1 1 1 : ' " ,. L L 1 2 L L 2 1 2 2 2 ' 1 2 ' 2 2 . ' ' ' ' 2 2 ' ' 1 2 1 ' ' ' ' 3 ' ,. 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 4 1 4 1 4 1 4 4 3 1 3 1 3 1 4 1 4 1 2 2 3 " 3 3 4 1 3 1 3

" I ' 2 1 2 2 ' I ' 2 2 2 1 ' 3 2 1 1 2 2 ' 3 1 1 2 ' ' ' 1 ' ' ' ' 2 2 I L ' 1 2 2 2 2 1 2 2 ' ' 3 1 ' 1 ' ' ' 2 4 ' 1 ' 3 1 1 2 ' ' ' 1

' 1 ' 4 2 2 1 1 3 L ' 3 1 ' ' 3 ' 2 2 2 2 3

D 1 2 ' 4 3 L " 1 " 2 ' ' ' " 2 3 2 ' 1 ' 3 . ' ' 2 ' 1 ' . ' ' 00 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 ' 1 1 1 1 3 1 2 1 1 2 1 ' 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 o• • '

. 1 1 I 2 ' 3 2 2 2 ' ' ' " 2 ' 2 2 ' 2 1 2 3 3 3 2 2 ' " ' ' ' " ' . ' ' ' ' . ' ' 2 ' ' ' 3 3 ' ' 3 2 3 ' • 4 4 ' ' 4 ' ' ' 4 ' ' ' 4 ' 3 2 2 2 " . 1 . 4 2 ' 1 1 ' ' I ' 4 ' 1 2 2 2 2

" " 4 ' 1 " " 3 3 1 4 4 ' 1 ' 3 " " " 4 1 . ' 4 " ' ' 3 . 2 00 4 2 3 3 ' " " 3 1 3 2 " 3 1 3 1 2 2 1 1 3 1 1 " 2 3 1 ' " 1 1 3 1 " 1 4 " " 4 " 4 '

IU 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 I 2 2 2 2 ' ' 2 2 1 2 2 2 2 2 ' 3 2 3 ' 2 2 ' ' ' ' ' • ' ' 4 ' • ' ' I ' I ' ' ' 3 ' ' ' ' 1 3 4 2 1 2 4 '

' 1 I 1 ' 1 1 1 ' ' . . . ' . ' ' . . ' . 3 ' ' . 1 2 1 1 1

' ' 1 ' ' 1 ' 2 L L ' 2 2 L ' . 3 ' L ' " 2 3 ' ' ' ' ' ' ' ' 00 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 4 3 ' ' 2 1

1 " 1 4 2 4 2 3 2 1 ' ' ' 3 4 4 3 3 ' 4 ' I

I 2 ' ' I < I ' 2 1 ' ' 2 1 2 ' ' 2 1 3 4 • ' ' I 2 2 3 2 3 ' 2 ' ' ' ' ' 4 I I ' ' ' ' ' ' ' ' I 1 ' ' ' ' 4 ' ' 4 ' 4 2 2 2 3 2 2 ' 3

' ' 1 ' ' ' ' ' ' ' 4 " ' 4 ., ' I 2 1 ' ' ' 4 . ' ' 1 ' ' . . 2 2 1 3

' ' ' 4 ' 11 1 ' 1 2 1 4 . ' 1 3 • L 2 ' 4 ' ' . 3 ' ' " 1 3 4 " ' . ' 1 ' '

1uu 3 1 3 2 ' :.'.f :! 1 3 2 2 3 3 ;j " 3

1 2 1 2 4 1 , 3 1 ' 1 1 1 2 1 4 3 ' ' 1 4 2 3 ' 4 4 ' ' . . '

Page 147: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

...J ~ ~ ~~;§ •;i: ~~~ '"'~ ~~ "~~~- ~~ -~ ~~ ~ ~ ~ ;; ~(i: t::: @~ :;; ~ R;; ,._ - ~~--- -- ,._ - - "-.., "' N N IN IN .,..,. "'rt "' .. ..... i<"> t:"> <t ~ "' t<t ... "<T .... N t<"- !N "'' - . " r "'

,.. ,., rt IN IN N - ,.. r IN NN "',, -N C> IN "'N ,., MIN rro> .. NIN -IN- ... (') iC") i'N-IN NN "r '" N

NIN r N ,- C> INr "' .. ·r

N<•> ,, "',, -- ,- f" f"r --- -,, ,._ ,.-_ .. f" ,. r r- ,.- IN r ,._

N <'> - '°IN -N IN IN '' o> ,, f" f" ,._ . f" N,-"¢ "'"'IN N NN INr ,., ,., NIN ,._ ,., ,-N ,._ ,._ 0. N NIN -

IN NN -"' MIN '"~IN.-,._ ,._ i--1<-N NN NI<- ,._ ,._ ,, -N f" ,._ INN N ,._

t;; "' " "'"' " -,._ "' ., "' INl<-N """' 1"<-1'<-c'IV°l'I ' .. IN N N ""' "' ,., NN f" IN .,_. i<- IN

"' " "''" "' "' .. ., "' "' ,._ IN " . IC°'ll"<-Nvc"' . -"' N "" "'" ,_"' f"IN" . ~,. . "' "' ... "' "' "' " " "' "' ,.. "' "' "' "' "' ~"' . '"""' . "' "' . "' "' "' "' "' "' " . "' "' .. ., "' "' "' !:: IN -,, "' "' "' '"" ... .. ,,,,_

"' "' "' " . . "' "' "' " ·•

f" ,. ,., ,., f" ,._ '"' rt,.- - v ,., r "'rt ,._ ,._ r

f" "' ,., IN NN

,.. "' "' '"" "' . ~"' "' ,., .... "' " " rt"' ,., "' rt rt .. ., ,. ,._IN "' ,, N <'> N "'IN

,., ,., ,., '°IN """ ,., r f" F' o> N

~"' " "' ,_ IC'l!C'>lr-~ "" "' ,_ ,._IN ,._ ,._ "'" ,_"' ' ,._IN "" ,._IN

:.:.: IC'l .-. . "' "' " ·• .. "' . ·• "' .... ,., . "' "' " "'N "' "' " 'IN "'IN ,., .., .,

,. "' . "' ,__ . . ,._ "' ·• ,._ "' "' ,._ ,._ ,._ ,., .. "' "' " ,., "' "' .. " " "'"' .•

·•"''' ·•"' ,., .. "' " ·• ,._ "' ., "'"' "' " .. ,._"' "'" " ,. "'', ·"'l"'IC'l •" ·•"' "' "' " .. ..• I"' IC'l I"<- "'"' "" , "'"' .. ''"' "'"' .. "' .. "' "' .. . , "' "' . , "' "' "' ,, .. , "' tN N' .. "'"' " .• "'"' ,, " .• "' N' . "' "' ,., "

.. "' ··le'> ...... . "' "' r"' !C'-11"' '<;f' '" .. "' "' "' ,, .. . "' "' " .. ,. "' "' '"'' N "' "' o> N "' "' . -"' '"" v"'"' . -"' "' "' "' -"' "' . "'"' "

"' ,.__ ,., v ''IN . . • P' F' r"' , ... <"! IN!"ltv"" '.IN!'?' . I - "'rt ·•"' "' "' N

" f" ,, N ,._ ,.. ''IN N-N -!NIN NN v ,_rt ,, N f' IN~· " ~· IN IN,.."

.. "' ,., ,., ·• "' f" ,., ~rt"' ,., ,., ,., IN l"1 v r>"' ,., ., "' "'IN "'IN "" . "' .. - . , "' .. . "',_ "' "' ,_ " . "' .. N "" ., "'"' ,., " ., "'"' ,., "' "' IN".,.

N <"" ·•"' "' .. ·•,., IC'lfT""" ....... .. "' "' "' .. .. "' "' ', ,.. "' "' " .. "'"'- .. ·•"' ,., ,, Nf' ,_rt ·r .. "' ,.- "' "' r"' -"' "'N "' ' N ,, f" ,._ .. ,.,- ,, c• ,.- N ,. ,.- .. ""'" f" ,. "' ,

" ,.,. "' NN ,., "' r> "'' '" M IM rti<-N '" '" i'N- r- IN '"' '"' ,., rt"' "' "' "'N N N N f" ,._ V<'t<'lf<- "' IN IN ~·rt t:"> r<- <'> '" IN rt IN ..- '" ,., IN "' p< r N

N r I<- _,._ N - f' f.-N ,._ ,._ .-..-..-.-!C'-1 rt IN ,._ r _N,_

IN"' r-

N ,., " IN " ,._ rt ""' ,._ r> f"IN- • "' r> N " '°IN

,._ --- "' IN -" NN rlN

~ " " .• .. ,, ..

~· "' N f.- IC'> "'"" "' '" ,., rt IN '" ,,, , ... !<"> '. "' "'f" N

" "' " "' "' " , "' "' "' "' ntv "' '"' " IN IN "' ,._ """ "'N ,._ ,.,

. "' - .. "' " " "'"' - Nt<- "' "' "' "'"' .. .. "' "' ,._ ,_

Page 148: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

~ '°' --~ ~~ ~~§ f2 (j.. §~ r;: t:: E~~ a: ~ § ~ ~~~ ~~~ ~

~~~ ~ ~ fli ~~

' .. r- "' ,._ .. .,... IN I<" ,., """" ,. "" !NIN "'' ••IN IN """" " " ... """' r-IN

' .. IN """ JNI""'"' """""" .. """" .. i.-r- ..... h-'" ~IN !Ni<" "'" - •!NP- I" IN !NIN ,.,~~

'"" "" ~ ~IN ·- ,..~ r- ~r- h- IN '" ~~ h-h- ~" -rlN •• "" I"' h-IN IN ~IN

..... "IN IN !NIN IN IN '' ~r- .,... ... ,, ",, .,... ... ~ I" IN

,,,..._ ,, , .. IN!o " N INh- ~N ININ IN

.. , . .,... ... "' ''IN,._ . ~ .. -IN .,. '" ~,- i.- " r- " ~IN INI<'> ~ 1'- N "

' .... , .. " "'""" """"" "",. IN IN IN IN " ,. IN INl""r c-...ININ 1....-

.. """" ~""" INr "", . "I" IN INr- .. ,.. r-" ININ JNIN !NIN

'IN "" """""" , . .., -- !NIN~ IN 1'"' !NIN <"IN ININ IN,., JNh- i<"IN ,., "" "'"' "'"' ~ '•· "" "'.., ,, ,. ••IN t<IN~ "' "' !NIN IN" "'r- !NIN IN

'"" "" ,. ·•ININ """' .... --r-IN '""IN" IN IN h-h- "''" .... .., "",. "'""

..,,,_ "IN !NIN ~

'"' IV'" !Vf' "''' IN'' ~ r- j.-k• ...... -IN ,., "" h-" ~"' jo "' ,, INF-> "' "'"' v

OJN "' - ,., "'IN ..- ""i.- N- ,, r- INN ,, " "'IN ..- "''" .. ~ ... ,,. !NIN "' N v ~ ~ "' "'"'"' "'

<IN r- ,., ,.. INF-> !NIN IN" ,,.,... "" ,. ,, ,, h-IN ~ "'h- "' ,, h-jo ""' !NIN "' """'

OIN ~IN "'"" r- ,., ',.. I<' I' h-IN ""'""" "' ' " ... ""r-" """"" ',. " N !NI""' N "r- "" r- """'"" ,., IN I<" """" ',. .... " r- ININ l""'IN P-IN "" .. INP- "IN IN ~"' 1'"'1N1" IN~ '7 IN "' ' .. IV C" .. ,.. - INf'" .... IN~ IN"' "'"' IN~ ,.,~ INININ IN - IN

<IN IN • .. !NIN "'"' ,, "" """"' '" ,, ,., """" ,. IN • jo "'"" " Nh-IN

'IN h- ,, "" ''"" r- ,. ,., ~IN F->P- -t< "" "" "' IN m ~,,, "' " '" r-" ""'IN IN mr- IN "" INP- ,., NININ ••IN1" IN

'''"" ••1'"'1"" ,,,,... ..,,.,. IN,, .,- INI" .. "" "'"" IN IV .... .., "" . ~-!NIN "''" " '"' , .... ~ ... ~ ,. IN ,., ... r-IN "'~ !NIN NIN IN

"· "' ,. "'"' "' ,., N rvlNr ~..,. "" . F->~ Np INF-> .... NIN !'¢ NM(") ., "'

' ·•"' .. "' .... "'"' ,., INN ,., ,.. "' IN IN '" "'IN "' N NIN ,_,IN

' .. IV,, ,. !NIN "'~ """' "'"'" ,., IN ""' ....... !NIN N -"'"' IN " !NIN N . ,., .... .. ,.. ,, ... .,... I"'"' " ,., "' INF-> "' r- !NIN "'"' ... .,... IN~ N ~-

• I"' ~r- ~" !NIN !NIN" INI"' - !NIN ~·r- jo "' "'""" r-"' ,...

""' ,., " "I<' .. ~" .. " jNIN N _., .. ,.. ,., ·' """ _,,,

"' .. _,"' """'" .. ""' "' "' ,~ ... ... .. " ·•ON N ON1'"' N '' "' "' ' ·"'""" ("') "'' .. "' IN,. ·""'IN IN ,.,. "'"' r- NIC\I N <"~ . ·• ..... .. "' ..-- IN0-1" ....... ·• "'r- r- ·"IN t.- ~ ... "'""" "'"' ,., . ,, 0-IN ~ r- r-IN "' IN !NIN -. """' INN "'"'

.., ... ~ . .., "' N r<'

'IN ,.. .. " "I"' !NIN ,.. "'"' ,., "'r- IN "'

..,.,... .. IN"' IN

> ,. "' " "' IN ,., " 'IN IN ININ,. ;"IN IC'J '" "' "' '"'"" > •• ~ """"" "' "' I"' IN rlN I"' IN IC')'" ·•"'"" ' .. """" " ··"" m~ ,._ m N -·· "'

Page 149: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

------ -

NO PERNYATAAN

Jml JK Kategorl 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37

1 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 95 1 Sedang 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 102 1 Sedang 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 98 1 Sedang 4 3 4 3 3 4 4 4 2 3 4 4 4 3 4 3 4 4 2 3 2 4 3 4 2 3 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 4 4 123 2 Tinggi 5 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 4 1 4 2 4 3 4 2 3 2 4 3 3 4 4 3 4 2 3 2 4 3 3 1 4 3 4 110 1 Sedang 6 1 1 2 1 2 4 2 4 2 2 2 1 2 1 1 1 4 1 3 1 1 2 4 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 62 2 Rendah 7 3 3 3 2 2 3 4 3 4 4 3 2 4 3 3 2 3 2 2 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 2 3 2 3 3 4 114 1 Tinggi 8 3 3 2 3 3 1 3 3 3 4 3 2 3 3 4 2 3 2 3 1 3 2 2 2 4 1 4 3 3 2 3 2 3 2 3 3 4 100 1 Sedang 9 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 100 1 Sedang 10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 110 1 Sedang 11 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 ' 3 3 4 4 3 4 2 2 3 3 3 1 3 3 4 108 2 Sedang 12 2 3 2 2 2 4 3 3 4 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 H' 3 3 3 4 4 2 2 1 3 2 1 2 3 3 4 95 1 Sedang 13 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 2 3 4 4 4 1 3 4 4 116 2 Tlnggi 14 3 3 2 1 2 2 3 1 2 3 2 3 3 1 2 1 2 1 2 1 2 3 4 2 4 2 3 4 1 3 2 3 2 1 3 1 1 81 2 Rendah 15 3 3 3 1 1 1 3 1 3 3 1 1 3 1 2 1 4 1 2 2 2 1 4 3 4 1 3 1 2 4 3 1 3 1 4 1 1 79 2 Rendah 16 2 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 95 1 Sedang 17 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 4 2 2 1 4 1 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 96 1 Sedang 18 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 1 3 3 3 2 4 3 3 3 4 2 2 3 3 1 4 2 3 1 3 4 4 102 1 Sedang

19 3 3 3 4 3 4 3 4 2 3 2 3 3 3 3 1 3 2 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 110 1 Sedang 20 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 1 2 4 4 98 1 Sedang 21 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 4 98 1 Sedang 22 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 105 1 Sedang 23 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 2 3 2 2 1 4 3 4 4 3 2 3 4 3 3 3 3 2 1 3 3 4 111 1 Sedang 24 3 3 3 1 4 1 3 1 3 3 3 2 4 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 4 4 3 3 4 3 2 3 2 3 1 3 4 4 102 1 Sedang 25 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 2 2 1 4 2 4 3 1 3 3 1 4 4 1 3 4 4 4 2 3 2 4 4 1 2 4 4 111 1 Sedang 26 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 110 1 Sedang 27 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 1 4 3 3 2 2 4 2 3 2 4 4 3 3 4 4 3 3 2 3 2 2 1 3 3 3 106 1 Sedang

28 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 2 3 3 2 3 4 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 4 108 1 Sedang

29 2 3 2 3 3 3 3 4 3 4 4 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 4 ;; 4 3 4 3 3 2 4 2 2 2 3 3 4 106 1 Sedang

30 4 2 2 4 2 4 4 4 4 '! 2 3 4 4 4 4 4 2 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 2 118 1 Tinggi

31 2 2 4 1 3 1 3 3 1 4 4 2 4 4 4 1 3 2 3 2 4 2 4 3 4 4 3 2 3 1 4 2 2 2 4 4 4 105 1 Sedang

32 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 4 4 4 2 2 2 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 2 3 3 2 1 3 3 4 106 1 Sedang

33 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 1 2 2 3 102 1 Sedang 34 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 92 1 Rendah 35 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 4 2 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 4 2 110 1 Sedang 36 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 1 3 1 3 2 1 1 2 4 4 3 4 4 4 4 2 3 3 3 2 1 3 4 4 111 1 Sedang

37 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 2 3 4 4 120 1 Tinggi 38 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 2 4 4 117 1 Tinggi 39 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 4 104 1 Sedang 40 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 4 100 1 Sedang 41 3 3 2 1 2 3 3 1 3 3 3 1 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 2 4 2 3 3 3 98 1 Sedang 42 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 4 112 1 Tinggi 43 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 2 4 1 2 3 2 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 2 3 3 2 2 2 4 2 104 1 Sedang 44 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 100 1 Sedang

45 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 106 1 Sedang

Page 150: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28556/1/LUTHFIAH-FPS.pdf · dari interaksinya dengan orang lain, melalui penghargaan, penerimaan, serta

99 3 3 2 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 2 3 2 2 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 1 3 4 4 120 1 Tlnggl 100 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 1 3 3 4 109 2 Sedang 101 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 93 1 Rendah 102 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 94 1 Sedang 103 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 4 107 1 Sedang 104 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 2 2 3 2 4 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 1 3 3 3 94 1 Sedang 105 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 1 3 3 4 2 3 1 3 1 3 3 4 3 3 2 3 2 4 1 3 2 3 2 2 3 4 99 2 Sedang 106 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 103 2 Sedang 107 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 4 102 1 Sedang 108 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 2 4 4 4 2 4 2 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 1 2 4 4 119 1 Tlnnnl 109 3 3 3 2 3 2 4 2 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 1 3 4 3 109 1 Sedang 110 2 3 2 1 2 3 3 1 3 3 4 3 4 3 4 2 4 1 2 4 3 4 3 4 4 4 3 2 4 4 4 3 3 1 3 4 4 111 1 Sedann 111 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 1 3 3 3 105 1 Sedang 112 1 4 1 4 4 2 3 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 1 3 4 3 3 3 1 2 3 4 110 1 Sedano 113 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 105 1 Sedano 114 4 2 4 2 4 2 4 1 3 3 4 2 4 2 2 2 3 2 4 1 3 1 3 3 4 1 3 1 3 1 3 1 3 1 2 2 4 94 1 Sedano 115 3 1 3 2 4 1 3 2 4 2 3 4 3 1 3 2 2 2 3 2 3 1 3 4 3 2 4 2 3 1 3 4 3 1 3 4 4 98 1 Sedang 116 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 107 1 Sedano 117 3 2 3 2 3 3 3 1 3 3 3 1 4 2 2 1 2 3 3 2 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 1 4 4 4 108 1 Sedang 118 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 85 1 Rendah 119 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 4 2 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 1 3 2 4 104 1 Sedang 120 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 2 2 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 113 1 Tlnnol 121 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 1 2 1 3 3 4 102 1 Sedang 122 2 3 3 2 3 2 3 3 3 4 4 1 4 4 4 2 3 4 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 104 1 Sedang 123 4 3 3 2 3 4 3 3 4 4 3 1 4 4 2 1 4 1 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 1 3 4 4 119 1 Tlnggl