hubungan stimulasi ibu dengan perkembangan …digilib.unila.ac.id/30150/5/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK
KASAR BATITA DI POSYANDU DI KELURAHAN PENENGAHAN
RAYA KECAMATAN KEDATON BANDAR LAMPUNG
(SKRIPSI)
ANUGERAH INDAH SARI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
HUBUNGAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK
KASAR BATITA DI POSYANDU DI KELURAHAN PENENGAHAN
RAYA KECAMATAN KEDATON BANDAR LAMPUNG
Oleh
ANUGERAH INDAH SARI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
SARJANA KEDOKTERAN
pada
Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRACT
RELATION BETWEEN MATERNAL STIMULATION AND GROSS
MOTOR DEVELOPMENT IN CHILDREN UNDER THREE YEARS OLD
AT POSYANDU IN KELURAHAN PENENGAHAN RAYA KECAMATAN
KEDATON BANDAR LAMPUNG
By:
ANUGERAH INDAH SARI
Background: Gross motor development is one of children development which
must detect in young age for minimize developmental delayed. Age 0-3 is a
Golden Period which children brain is rapidly develop. Stimulation is a method
that can increase children development. Stimulation in age 0-3 need for
optimizing children development.
Goals: To know the relation between maternal stimulation and gross motor
development in children under three years old at posyandu in Kelurahan
Penengahan Raya Kecamatan Kedaton Bandar Lampung
Methods: design of this study is kuantitatif observasional with cross sectional
approach to 80 kids and mother at posyandu in Kelurahan Penengahan Raya
Kecamatan Kedaton Bandar lampung. The data were taken in the from primary
data from denver II test and questionnaire to skor maternal stimulation
Result: 39 from 44 (88,6%) children who get good stimulation have normal gross
motor development and 5 from 44 (11,4%) children are suspect grossmotor
development delay. In lack stimulation only 22 from 36 (61,1%) children which
have normal grossmotor development and 14 from 36 (38,9%) children are
suspect grossmotor development delay . Chi Square result get p=0,004 (p<0,05)
Conclusion:There is relation between maternal stimulation and children under 3
years old gross motor development.
Keywords: children under 3 years old, gross motor development, maternal
stimulation.
ABSTRAK
HUBUNGAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK
KASAR BATITA DI POSYANDU DI KELURAHAN PENENGAHAN
RAYA KECAMATAN KEDATON BANDAR LAMPUNG
OLEH
ANUGERAH INDAH SARI
Latar Belakang: Motorik Kasar merupakan salah satu aspek perkembangan anak
yang harus dideteksi sedini mungkin untuk meminimalisir keterlambatan
perkembangan anak. Usia 0-3 tahun merupakan Golden Age Period dimana otak
anak berkembang dengan pesat. Stimulasi merupakan salah satu metode yang
dapat melatih perkembangan anak. Stimulasi pada usia 0-3 tahun sangat
diperlukan guna mengoptimalkan perkembangan anak.
Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan stimulasi ibu
dengan perkembangan motorik kasar batita di posyandu di kelurahan Penengahan
raya Kecamatan Kedaton Bandar Lampung
Metode:Desain penelitian ini adalah kuantitatif observasional dengan pendekatan
cross sectional terhadap 80 batita dan ibunya di posyandu kelurahan Penengahan
Raya kecamatan Kedaton. Data yang diambil berupa data primer yaitu hasil
Denver II dan kuisioner untuk menilai stimulasi ibu
Hasil Penelitian: 39 dari 44 (88,6%) anak yang mendapat stimulasi kategori baik
memiliki perkembangan motorik kasar yang sesuai dan 5 dari 44 (11,4%) anak
memiliki suspek keterlambatan perkembangan motorik kasar. Untuk stimulasi
kurang, hanya 22 dari 36 (61,1%) anak yang memiliki perkembangan motorik
kasar yang sesuai/normal dan 14 dari 36 anak (38,9%) memiliki suspek
keterlambatan perkembangan motorik kasar . Hasil Uji Chi-Square didapatkan
nilai p=0,004 (p<0,05)
Simpulan: Terdapat hubungan antara stimulasi ibu dengan perkembangan
motorik kasar batita
Kata kunci: batita, motorik kasar, stimulasi ibu
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Palembang pada tanggal 17 Oktober 1995 sebagai anak
kedua dari Bapak Mulyadi dan Ibu Yulizar
Pendidikan Sekolah Dasar diselesaikan di SD Yayasan IBA Palembang pada
tahun 2007, Sekolah Menengah Pertama (SMP) diselesaikan di SMP Kusuma
Bangsa Palembang pada tahun 2010, dan Sekolah Menengah Atas (SMA)
diselesaikan di SMA Plus Negeri 17 Palembang pada tahun 2013
Tahun 2014, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi
Negeri (SBMPTN).
Selama menjadi mahasiswa, penulis mengikuti Forum Studi Islam (FSI) Ibnu
Sina pada tahun 2014-2015 sebagai Anggota Cardiac dan PMPATD (Pasukan
Medis Pencinta Alam Tanggap Darurat) Pakis Rescue Team sebagai anggota
muda, lalu sebagai anggota divisi kaderisasi FSI Ibnu Sina dan anggota divisi
organisasi PMPATD Rescue Team 2015- 2016 dan sebagai sekretaris divisi
Saruan Tugas dan Logistik (Satgas-Log) PMPATD Pakis Rescue Team tahun
2016-2017.
Dipersembahkan untuk
Ayah, Ibu, Kakak,
Abang, Adek dan
Keluarga BESARku
Tercinta
‘Berusaha, Berdoa, dan
Percaya. Allah SWT
senantiasa menyertai
hambanya yang
senantiasa berikhtiar dan
tawakal’
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan segala nikmat, karunia, dan berkah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Stimulasi Ibu dengan
Perkembangan Motorik Kasar Batita di Posyandu di Kelurahan Penengahan
Raya Kecamatan Kedaton Bandar Lampung”
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapat masukan, bantuan,
dorongan, saran, bimbingan dan kritik dari berbagai pihak. Maka dengan
segenap kerendahan hati penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang
sebesar- besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas Lampung;
2. Dr. dr. Muhartono, S.Ked., M. Kes., Sp. PA, selaku Dekan Fakultas
Kedoketran UniversitasLampung ;
3. dr. Roro Rukmi Windi Perdani, M. Kes., Sp. A selaku pembimbing pertama
yang selalu bersedia untuk meluangkan waktunya, memberikan nasihat,
bimbingan, saran, dan kritik yang bermanfaat dalam proses penyelesaian
skripsi ini;
4. dr. Hanna Mutiara, M. Kes selaku pembimbing kedua atas kesediaannya
untuk meluangkan waktu, memberikan nasihat, bimbingan, saran, dan kritik
yang bermanfaat dalam proses penyelesaian skripsi ini;
5. dr TA Larasati, M. Kes selaku pembahas atas kesediannya untuk senantiasa
memberikan kritik, saran, dan masukan yang membangun dimana sangat
bermanfaat untuk memperbaiki dan menyempurnakan penulisan skripsi ini;
6. Seluruh staf dosen dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung atas ilmu, waktu, dan bimbingan yang telah diberikan dalam
proses perkuliahan;
7. Terimakasih teruntuk Ayah (Bapak Mulyadi) dan Ibu (Ibu Yulizar) yang
sangat saya cintai dan sayangi atas doa, perhatian, semangat, kesabaran,
kasih sayang, dan dukungan yang selalu menyertai saya;
8. Terimakasih kepada saudara-saudari saya Enggar Sari Kesuma Wardhani,
Bagus Muhammad Husein dan Zulfyah Hanny, serta seluruh keluarga besar
atas doa, dukungan, dan motivasinya sehingga saya dapat sampai ke tahap
ini;
9. Terimakasih kepada sahabat-sahabat tersayang Eva Aprilia, Maharani Sekar
Ningrum, Sekar Mentari, Claudia Clarasinta, Zafira Uswatun Hasanah, Ni
Made Ayu Linggayani Pasek, Angga Hendro Priyono dan Gusti Ngurah P P
Wisnu untuk doa, bantuan, semangat serta kesabaran waktu dan hiburannya
dikala sedih maupun senang;
10. Terimakasih kepada “Geng Rumah” Lulu Wilda Nurani, Leni Amelia,
Natasya Hayatillah dan Vermitia atas segala ilmu, motivasi waktu serta
kesabaran sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini;
11. Terimakasih kepada “Tim Skripsi dr Roro” Sabrina Fazriesa, Nisrina Afifah
dan Amira Puri Zahra atas segala segala doa, motivasi dan kesabaran hingga
saya dapat sampai ke tahap ini;
12. Terimakasih kepada Riska Permata, Desti Diana, Fistana Bella dan Zulfikar
MS dan teman teman lainnya atas segala bantuan selama menyelesaikan
skripsi ini;
13. Terimakasih kepada “Geng Valak Bapak Kau” Salwa Darin Luqyana,
Monika Rai Islamiah, dan Wita Aulia atas doa, hiburan dan motivasi selama
penulisan skripsi ini;
14. Terimakasih kepada teman-teman sejawat angkatan 2014 atas kebersamaan,
keceriaan, kekompakan, dan kebahagiaan selama 3,5 tahun perkuliahan ini,
semoga kelak kita bisa menjadi dokter yang amanah dan sukses bagi
masyarakat luas;
Penulis menyadari skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan
manfaat dan pengetahuan baru kepada setiap orang yang membacanya. Terima
kasih.
Bandar Lampung, Januari 2018
Penulis
Anugerah Indah Sari
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ......................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ............................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 5
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................... 5
1.3.2 Tujuan Khusus .................................................................................. 6
1.4 Manfaat . .......................................................................................................... 6
1.4.1 Manfaat Bagi peneliti ........................................................................ 6
1.4.2 Manfaat bagi masyarakat .................................................................. 6
1.4.3 Manfaat bagi tenaga kesehatan ......................................................... 6
1.4.4 Manfaat bagi peneliti lain ................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Tumbuh Kembang Anak ................................................................................ 7
2.1.1 Pengertian Tumbuh Kembang Anak ................................................. 7
2.1.2 Tahapan Tumbuh Kembang Anak .................................................... 8
2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan .................................... 10
2.1.4 Ciri Perkembangan .......................................................................... 12
2. 2 Perkembangan Motorik Kasar ...................................................................... 13
2.2.1 Tahapan Perkembangan Motorik Kasar .......................................... 13
2.2.2 Tanda Bahaya Perkembangan Motorik Kasar ................................. 14
2. 3 Stimulasi ....................................................................................................... 15
2.3.1 Pengertian Stimulasi ........................................................................ 15
2.3.2 Prinsip Dasar Stimulasi .................................................................... 15
2.3.3 Stimulasi Ibu .................................................................................... 16
ii
2.3.4 Stimulasi Perkembangan Motorik Kasar ......................................... 17
2. 4 Alat untuk mengukur Perkembangan ........................................................... 18
2.4.1 Denver II .......................................................................................... 18
2.4.2 KPSP (Kuisioner Pra Skrining Perkembangan ............................... 21
2. 5 Kerangka Teori ............................................................................................. 25
2. 6 Kerangka Konsep .......................................................................................... 26
2. 7 Hipotesis ........................................................................................................ 26
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................ 27
3.2 Waktu dan Tempat ....................................................................................... 27
3.3 Subjek Penelitian ......................................................................................... 27
3.3.1 Populasi ............................................................................................ 27
3.3.1.1 Kriteria inklusi ..................................................................... 28
3.3.1.2 Kriteria eksklusi ................................................................... 28
3.3.2 Sampel ............................................................................................. 28
3.4 Identifikasi Variabel Penelitian ................................................................... 29
3.5 Instrumen Penelitian .................................................................................... 30
3.6 Metode Pengambilan Data ........................................................................... 30
3.7 Definisi Operasional Variabel Penelitian .................................................... 31
3.8 Prosedur Penelitian ...................................................................................... 32
3.9 Pengolahan dan Analisis Data ..................................................................... 33
3.9.1 Pengolahan Data .............................................................................. 33
3.9.2 Analisis Data .................................................................................... 33
3.10 Etika Penelitian ............................................................................................ 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................ 36
4.1.1 Analisis Univariat ............................................................................ 36
4.1.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Terakhir Ibu ..................................................................... 36
4.1.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Ibu .............. 36
4.1.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu ..... 37
4.1.1.4 Skor Pemberian Stimulasi Motorik Kasar Ibu ................ 37
4.1.1.5 Distribusi Perkembangan Motorik Kasar Anak .............. 38
4.1.2 Analisis Bivariat .............................................................................. 38
4.2 Pembahasan ................................................................................................. 39
4.2.1 Stimulasi Motorik Kasar yang dilakukan Ibu .................................. 39
4.2.2 Perkembangan Motorik Kasar ......................................................... 41
4.2.3 Hubungan Stimulasi Ibu dengan Perkembangan Motorik Kasar
Batita ................................................................................................ 44
4.3 Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 46
iii
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ..................................................................................................... 47
5.2 Saran .......................................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 49
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Definisi Operasional .................................................................................... 32
2. Distribusi Pendidikan Terakhir Ibu ............................................................. 37
3. Distribusi Usia Ibu ....................................................................................... 37
4. Distribusi Pekerjaan Ibu .............................................................................. 38
5. Distribusi Stimulasi Ibu ................................................................................ 38
6. Distribusi Perkembangan Motorik Kasar Anak ........................................... 39
7. Tabulasi Stimulasi Ibu terhadap Perkembangan Motorik Kasar Batita....... 39
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Teori ............................................................................................ 26
2. Kerangka Konsep......................................................................................... 27
3. Alur penelitian ............................................................................................. 33
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Ethical Clereance
Lampiran 2. Lembar Kesediaan Pengisian Kuisioner
Lampiran 3. Daftar Pertanyaan Kuisioner
Lampiran 4. Lembar Kerja Denver II
Lampiran 5. Data Hasil Penelitian
Lampiran 6. Tabel hasil uji statistika
Lampiran 7. Surat Perizinan Penelitian
Lampiran 8. Dokumentasi Selama Pengambilan Data
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan merupakan perubahan psiko-fisik sebagai hasil dari proses
pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik pada anak, ditunjang oleh faktor
lingkungan dan proses belajar dalam waktu tertentu yang berkaitan dengan
perubahan kualitatif dan kuantitatif (Wiyono, 2009). Perkembangan adalah
bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur yang dapat diprediksi dan merupakan hasil
dari proses pematangan (Soetjiningsih, 2012).
Anak memiliki masa keemasan (Golden Periode) atau Window of Opportunity
yang merupakan fase pertumbuhan dan perkembangan otak anak yang paling
pesat yaitu pada usia 0-2 tahun dan pematangan masih berlangsung hingga usia
3 tahun. Pada masa ini, otak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang
paling cepat dan kritis sehingga kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan dan
stimulus motorik dan psikis untuk perkembangan anak harus dipenuhi. Jika
tidak, tumbuh kembang otak anak tidak akan optimal. Masa emas pertumbuhan
dan perkembangan otak ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu fase dalam
2
kandungan yaitu sejak mulainya konsepsi sampai kelahiran dan fase setelah
kelahiran (Hariyanto, 2012).
Terdapat empat aspek perkembangan anak yang dapat dipantau yaitu motorik
kasar, motorik halus, personal sosial dan bahasa. Motorik kasar adalah
kemampuan anak menggerakan otot-otot besar. Motorik halus adalah
kemampuan anak menggerakkan otot-otot kecil. Personal sosial adalah
kemampuan anak berinteraksi dengan lingkungannya. Bicara dan bahasa
adalah kemampuan anak berespon dan mengikuti suara (Depkes RI, 2013).
Kemampuan motorik kasar merupakan kemampuan dasar anak yang penting
sebab menunjang aspek perkembangan anak lainnya.
Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot
otot besar seperti duduk, berdiri, berjalan dan melompat (Depkes RI, 2013).
Pelatihan atau stimulasi motorik kasar pada batita (bayi dibawah tiga tahun)
penting untuk mengembangkan keterampilan anak.
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan anak dan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak serta menjadi penguat dalam proses
perkembangan anak. Stimulasi juga merupakan kebutuhan dasar anak yaitu
asah yang akan menunjang perkembangan anak menjadi lebih optimal.
(Depkes RI ,2013). Stimulasi penting dilakukan pada masa keemasan (usia 0-3)
sangat penting dilakukan.
3
Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang dikenal anak dan juga
menjadi sarana pembelajaran pertama di kehidupan anak (Susetyo, 2012).
Orang tua, baik ayah maupun ibu memiliki keterlibatan masing-masing dalam
menunjang perkembangan anak. Namun, pada praktiknya, ibu memiliki peran
yang lebih besar dari ayah sebab ibu adalah individu pertama yang berinteraksi
dengan anak saat kelahiran dan memiliki waktu yang lebih untuk berinteraksi
dan memberikan stimulasi sebab saat menyusui anak, ibu juga dapat
menstimulasi anaknya untuk menunjang perkembangan anak menjadi lebih
optimal serta menurunkan angka keterlambatan perkembangan anak (Kholifah,
2014).
Penelitian yang dilakukan Noritz dan Murphy di Amerika Serikat pada tahun
2013 menunjukkan bahwa keterlambatan motorik kasar menempati angka
kejadian yang tinggi yaitu dengan prevalensi 3.3 per 1000 orang yang
dilakukan dengan cara skrining pada usia 9, 18, 30 dan 48 bulan. Penelitian
yang dilakukan Muhoozi et al di Uganda tahun 2016 menyatakan bahwa
keterlambatan perkembangan terutama pada sektor motorik kasar menempati
angka yang tinggi yaitu 18,1% anak membutuhkan perhatian lebih dan 7,1%
anak (Muhoozi et al, 2016). Hal ini menunjukkan angka keterlambatan
tumbuh-kembang anak di negara maju termasuk tergolong tinggi terutama pada
sektor motorik kasar.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tjandrajani pada RSAB Harapan
Kita di Jakarta pada tahun 2012, keterlambatan perkembangan anak paling
4
banyak adalah pada bagian motorik yaitu 85,1%. Kemudian disusul oleh
keterlambatan bicara sebanyak 78,7%, keterlambatan sosialisasi sebanyak
75,5% dan terakhir keterlambatan kognitif sebanyak 73,4%. Hal ini
menunjukkan bahwa keterlambatan tumbuh-kembang anak terutama pada
sektor motorik memiliki angka yang cukup tinggi baik di dunia maupun di
Indonesia.
Di Surabaya pada tahun 2014, Kholifah dkk telah melakukan studi mengenai
perkembangan motorik kasar bayi melalui stimulasi ibu dan menyatakan
bahwa stimulasi ibu mempengaruhi perkembangan motorik kasar bayi Di
Provinsi Lampung telah dilakukan penelitian yang serupa yaitu pada tahun
2012 di Kelurahan Gedong Meneng Kecamatan Rajabasa telah dilakukan
penelitian mengenai hubungan pengetahuan orangtua dengan stimulasi
perkembang bahasa anak yang mendapatkan hasil 91,3% anak dikategorikan
normal dan 8,7% anak dikatakan suspek keterlambatan perkembangan bahasa
serta pada tahun 2015 di Desa Anak Tuha, Kecamatan Lampung Tengah
dilakukan penelitian mengenai hubungan pengetahuan orangtua dengan
stimulasi perkembang motorik kasar anak didapatkan hasil 74,8 anak
dikategorikan normal dan 25,2% anak dikatakan suspek keterlambatan
perkembangan motorik kasar. Namun, penelitian mengenai hubungan stimulasi
ibu dengan perkembangan motorik kasar batita belum dilakukan baik di
kabupaten maupun kota di provinsi Lampung.
5
Kelurahan Penengahan Raya merupakan kelurahan yang baru di kecamatan
kedaton dan merupakan perpecahan dari kelurahan Penengahan. Kelurahan ini
memiliki 3 posyandu dan terdapat 84 batita yang terdaftar pada posyandu di
kelurahan Penengahan Raya. Angka ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan
kelurahan penengahan yang merupakan pecahan dari Kelurahan Penengahan
Raya. Pada tahun 2016, di puskesmas kedaton tercatat 11 batita mengalami
keterlambatan tumbuh kembang, antara lain 3 batita mengalami keterlambatan
perkembangan motorik dan 8 batita mengalami keterlambatan perkembangan
bahasa. Belum ada data mengenai keterlambatan perkembangan batita pada
2017 baik di puskesmas kedaton maupun posyandu di kelurahan Penengahan
Raya (Puskesmas Kedaton, 2016). Berdasarkan data tersebut, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian untuk mengetahui apakah ada hubungan stimulasi
ibu dengan perkembangan motorik kasar batita di posyandu di Kelurahan
Penengahan Raya Kecamatan Kedaton Bandar Lampung
1.2 Rumusan Masalah
Memperhatikan latar belakang diatas, penulis menetapkan rumusan masalah
“Apakah terdapat hubungan stimulasi ibu dengan perkembangan motorik kasar
batita di Kelurahan Penengahan Raya Kecamatan Kedaton Bandar Lampung?”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara stimulasi ibu dengan
perkembangan motorik kasar batita Kelurahan Penengahan Raya,
Kecamatan Kedaton, Bandar Lampung
6
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran stimulasi ibu di Kelurahan Penengahan Raya,
Kecamatan Kedaton, Bandar Lampung
b. Mengetahui gambaran perkembangan motorik kasar batita di
Kelurahan Penengahan Raya, Kecamatan Kedaton, Bandar Lampung
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat bagi peneliti
Menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam hal menulis
karya ilmiah terutama mengenai perkembangan motorik kasar batita
1.4.2 Manfaat bagi masyarakat
Sebagai tambahan informasi dan memotivasi orang tua terkhusus ibu
untuk lebih intens dalam menstimulasi anak untuk mengurangi risiko
keterlambatan perkembangan motorik kasar batita
1.4.3 Manfaat bagi tenaga kesehatan
Sebagai tambahan informasi bagi tenaga kesehatan mengenai
perkembangan motorik kasar batita dan cara penilaian perkembangan
anak
1.4.4 Manfaat bagi peneliti lain
Sebagai acuan atau informasi tambahan bagi penelitian dengan tema
serupa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tumbuh Kembang Anak
2.1.1 Pengertian Tumbuh Kembang Anak
Dalam kehidupan anak terdapat dua proses yang berjalan sinergis
yakni pertumbuhan dan perkembangan, kedua proses ini berlangsung
sinergis dan bergantung satu sama lainya (Ikalor, 2013). Pertumbuhan
adalah bertambahnya jumlah sel dan bertambahnya ukuran sel alat
tubuh yang menyebabkan bertambah besarnya tubuh secara
keseluruhan (Sastroasmoro, 2007).
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan
fungsi organ tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang benar,
sebagai hasil dari proses pematangan sehingga organ tersebut dapat
menjalankan fungsinya. Perkembangan merupakan suatu proses yang
bersifat kualitatif yang pengukuranya jauh lebih sulit daripada
pengukuran pertumbuhan (Andriana, 2011).
8
2.1.2 Tahapan Tumbuh Kembang Anak
Tumbuh kembang anak adalah suatu proses yang saling berkaitan dan
berkesinambungan. Namun, anak akan melalui “Milestone” atau
tahapan tumbuh kembang yang memiliki ciri tersendiri. Terdapat
beberapa literatur mengenai tahapan perkembangan anak dan
disimpulkan sebagai berikut: (Depkes RI, 2013)
a. Masa prenatal atau masa intrauterin yang dibagi menjadi 3 periode:
1) Masa zigot atau mudigah, sejak saat konsepsi sampai umur
kehamilan 2 minggu
2) Masa embrio, sejak umur kehamilan 2 minggu sampai 8 atau
12 minggu.
3) Masa janin atau fetus sejak umur kehamilan 9 atau 12
minggu sampai akhir kehamilan. Dibagi menjadi masa fetus
dini (minggu ke-9 hingga trimester ke-2) dan masa fetus
lanjut (trimester ke-2 hingga akhir kehamilan)
b. Masa Bayi (infancy) umur 0 sampai 11 bulan
Masa ini dibagi menjadi 2 periode
1) Masa neonatal
Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan karena
merupakan masa janin pertama kali berada diluar rahim ibu.
Masa neonatal dibagi 2 yaitu masa neonatal dini (usia 0-7
hari) dan masa neoatal lanjut (usia 8-28 hari)
9
2) Masa pasca neonatal: 29 hari – 11 bulan
Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan melaju
sangat pesat. Karena itu diperlukan perhatian ekstra dalam
merawat anak pada masa ini, misalnya ASI eksklusif selama
6 bulan, diperkenalkan MPASI (makan pendamping ASI),
diberikan imunisasi sesuai jadwal, pendekatan dengan orang
tua yang harus intens karena berkaitan dengan psiko-sosial
anak. Pada masa ini kontak antara orang tua-anak harus erat,
karena itu peran ibu dalam mendidik anak sangat besar.
3) Masa Balita (Bayi dibawah Lima Tahun)
Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai menurun
namun perkembangan motorik semakin cepat. Setelah lahir,
terutama 3 tahun pertama kehidupan, pertumbuhan dan
perkembangan otak masih berlangsung dan membentuk
cabang saraf yang makin kompleks yang mempengaruhi
segala kinerja otak mulai dari kemampuan belajar, mengenal
huruf dan bersosialisasi. Pada masa balita, perkembangan
kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial,
emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan
merupakan landasan perkembangan berikutnya. Sehingga
deteksi penyimpangan sangat diperlukan pada usia ini
4) Masa Pra Sekolah: usia 5-6 tahun
Pada masa ini, pertumbuhan berlangsung stabil dan terjadi
perkembangan aktivitas jasmani dan kemampuan berpikir.
10
Pada fase ini anak mulai dikenalkan dengan lingkungan luar
rumah dan bersosialisasi dengan anak anak lain yang
sebayanya. Pada masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah,
karena itu panca indra, sistem reseptor rangsang dan memori
anak harus sudah baik. Orang tua diharapakan dapat
memantau perkembangan anak dan melakukan intervensi dini
bila terdapat kelainan atau gangguan.
5) Masa sekolah: usia 6-18/20 tahun
a. Masa pra remaja:
b. Masa remaja
- Masa remaja dini: wanita usia 8-13 tahun dan pria usia
10-15 tahun
- Masa remaja lanjut: wanita usia 13-18 tahun dan pria 15-
20 tahun
2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Perkembangan dipengaruhi banyak faktor antara lain:
a. Faktor Internal
1) Umur
Perkembangan paling pesat terjadi pada usia 0-3 tahun
kehidupan, sedangkan usia kurang dari lima tahun merupakan
masa perkembangan motorik paling pesat (Depkes RI, 2013).
11
2) Jenis Kelamin
Perkembangan anak perempuan terjadi lebih cepat
dibandingkan anak laki-laki sebelum usia lima tahun. Namun,
setelah usia lima tahun, perkembangan anak laki-laki
cenderung lebih cepat daripada anak perempuan (Hull, 2008).
3) Keluarga
Beberapa penyakit yang menyebabkan keterlambatan
perkembangan seperti retardasi mental dan autisme dapat
diturunkan dalam keluarga (Soetjiningsih, 2012).
4) Genetik
Beberapa penyakit misalnya Duschene Muskular Distorfi
diturunkan melalui gen X resesif akibat mutasi gen pada
distropin sehingga terjadi kelemahan progresif dan pengecilan
otot tungkai sehingga akan mempengaruhi perkembang
motorik anak baik motorik kasar maupun motorik halus (Betz,
2009).
b. Faktor Eksternal
1) Nutrisi
Anak membutuhkan nutrisi yang adekuat dari segi kuantitas
dan kualitas untuk menunjang perkembangan anak
2) Penyakit kronis atau kongenital
Beberapa penyakit kronis atau kongenital seperti down
Syndrom, Cerebral Palsy, penyakit jantung bawaan
12
3) Lingkungan fisik atau kimia
Lingkungan seperti sinar matahari, sanitasi dan paparan
radioaktif dapat memberikan dampak negatif bagi
perkembangan anak
4) Psikologi
Hubungan anak dengan orang tuanya atau dengan orang lain
mempengaruhi perkembangan anak. Psikologi anak penting
karena dapat mempengaruhi keinginan anak belajar atau
bermain serta personal sosial anak
5) Stimulasi
Stimulasi merupakan kebutuhan dasar anak dan sangat
mempengaruhi perkembangan anak. Anak yang mendapatkan
stimulasi yang terarah dan teratur cenderung berkembang lebih
optimal (IDAI, 2008).
2.1.4 Ciri Perkembangan
Perkembangan anak yang sudah dimulai sejak konsepsi sampai
dewasa itu memiliki ciri ciri antara lain: (Depkes RI, 2013)
a. Perkembangan yang terjadi karena maturitas organ akan
menyebabkan perubahan fungsi organ
b. Terjadi bertahap sehingga bila terjadi keterlambatan atau gangguan
pada satu tahap anakn mempengaruhi tahap lainnya
c. Kecepatan perkembangan tiap anak berbeda beda`
13
d. Perkembangan mempunyai pola yang tetap, yaitu sefalocaudal (dari
kepala-ekor) dan proksimodistal (gerak motorik kasar, lalu ke jari-
jari di distal)
e. Perkembangan terjadi berurutan dengan mengikuti pola yang
teratur, misalnya anak harus bisa berdiri terlebih dahulu untuk bisa
berjalan
2.2 Perkembangan Motorik Kasar
2.2.1Tahapan perkembangan motorik kasar
Terdapat beberapa kemampuan motorik kasar yang harus dikuasai batita
antara lain: (Depkes RI, 2013)
a. Umur 0-3 bulan
1) Mengangkat kepala setinggi 450
2) Menggerakkan kepala dari kiri atau kanan ke tengah
b. Umur 4-6 bulan
1) Berbalik dari telungkup ke telentang
2) Mengangkat kepala setinggi 900
3) Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil
c. Umur 7-9 bulan
1) Duduk (sikap tripod-sendiri)
2) Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan
3) Merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang
14
d. Umur 10-12 bulan
1) Mengangkat badanya ke posisi berdiri
2) Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan pada kursi
3) Dapat berjalan dengan dituntun
e. Umur 13-18 bulan
1) Berdiri sendiri tanpa berpegangan
2) Membungkuk memungut mainan kemudian berdiri kembali
3) Berjalan mundur 5 langkah
f. Umur 19-24 bulan
1) Berdiri sendiri tanpa berpegangan 30 detik
2) Berjalan tanpa terhuyung-huyung
3) Bertepuk tangan, melambai-lambai
g. Umur 24-36 bulan
1) Jalan naik tangga sendiri
2) Dapat bermain dan menendang bola kecil (Depkes RI, 2013)
2.2.2 Tanda Bahaya Perkembangan Motorik Kasar
a. Gerakan yang asimetris atau tidak seimbang misalnya antara anggota
tubuh bagian kiri dan kanan
b. Menetapnya refleks primitif (refleks yang muncul saat bayi) hingga
lebih dari usia 6 bulan
c. Hiper/hipotonus
d. Hiper/hiporefleksia
e. Adanya gerakan tidak terkontrol (IDAI, 2008)
15
2.3 Stimulasi
2.3.1 Pengertian Stimulasi
Stimulasi merupakan rangsang yang datang dari lingkungan luar anak
dan kebutuhan yang sangat penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak dan juga termasuk satu dari 3 kebutuhan dasar
anak yaitu asah (Soetjiningsih, 2012). Stimulasi juga dapat berfungsi
sebagai penguat yang penting dalam proses perkembangan anak serta
mengoptimalkan perkembangan anak. Stimulasi ada beberapa jenis
antara lain visual (penglihatan), verbal (bicara), auditif (pendengaran)
dan taktil (sentuhan) (Kania, 2006). Stimulasi yang diberikan pada anak
dimasa Golden Period (usia 0-3 tahun) yang sesuai dengan aspek
tumbuh kembang akan mengoptimalkan perkembangan anak (Susanto,
2011).
Stimulasi dari orang terdekat seperti orang tua sangatlah dibutuhkan
anak untuk mencapai perkembangan yang optimal di usianya. Anak
yang mendapat stimulasi terarah dan teratur akan lebih cepat
berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang mendapat
stimulasi (Soetjiningsih, 2012).
2.3.2 Prinsip dasar stimulasi
a. Stimulasi dilakukan dengan rasa cinta dan kasih sayang
b. Pemberi stimulasi menunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena
anak cenderung meniru
16
c. Memberikan stimulasi kepada anak sesuai usianya
d. Memberikan stimulasi dengan cara yang menyenangkan (bermain,
menyanyi) tanpa paksaan dan hukuman
e. Stimulasi dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur
anak
f. Dapat menggunakan alat bantu peraga yang aman dan sederhana
g. Memberikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan
perempuan
h. Selalu berikan pujian atas keberhasilan anak (Depkes RI, 2013)
2.3.3 Stimulasi Ibu
Keluarga merupakan lingkungan primer yang menjadi media
pembelajaran pertama anak pada usia awal kehidupan. Keluarga primer
terdiri dari ayah, ibu dan anak. Ibu merupakan orang yang melahirkan,
merawat serta membesarkan anak sedangkan ayah merupakan kepala
dari suatu keluarga yang mempunyai tugas utama untuk mencari nafkah
untuk keluarga. Baik ayah maupun ibu memiliki peran penting dalam
tumbuh-kembang anak. Anak yang usia kurang dari satu tahun dapat
mengenali orang yang dekat dengannya sehingga akan merasa nyaman
bila orang terdekat seperti ayah atau ibunya berada di dekat dan
bermain dengan anak (Soetjiningsih, 2012).
Anak membutuhkan orang terdekat yaitu orang tua dalam
perkembangannya untuk mencapai perkembangan yang optimal
17
(Yuniarti, 2009). Walau ayah memiliki peran dalam perkembangan
anak, ibu cenderung memiliki peran lebih. Hal ini dikarenakan ayah
menghabiskan lebih banyak waktu di luar rumah untuk bekerja
sedangkan ibu cenderung lebih sering di rumah dan memiliki waktu
berinteraksi yang lebih lama dengan anak.
Berdasarkan data di Surabaya 2014, tenaga kesehatan yang melakukan
promosi langsung ke ibu di Surabaya dapat menekan angka
keterlambatan perkembangan anak. Hal ini diduga karena stimulasi dari
ibu sebagai orang terdekat anak memenuhi prinsip stimulasi sehingga
stimulasi yang diberikan pada anak bersifat terarah dan dapat
menunjang perkembangan anak secara optimal (Kholifah, 2014).
2.3.4 Stimulasi perkembangan motorik kasar
Stimulasi motorik kasar yang dapat dilakukan antara lain:
a. Stimulasi anak usia 0-1 tahun
1) Memposisikan anak ketika berbaring atau tengkurap agar anak
dapat mengangkat kepalanya
2) Mencoba mendudukan anak dengan bantuan
3) Mencoba memposisikan anak untuk berdiri dengan bantuan
b. Stimulasi anak usia 1-2 tahun
1) Mendorong anak untuk menaiki tangga dengan bantuan
2) Mengajarkan anak melangkah dan berjalan
3) Mengajarkan anak menendang bola
18
4) Mengajarkan anak melompat
c. Stimulasi anak usia 2-3 tahun
1) Mendorong anak untuk naik tangga tanpa bantuan
2) Mengajarkan anak mengendarai sepeda roda tiga
3) Mengajak anak bermain lempar-tangkap bola (Depkes RI, 2013).
2.4 Alat untuk Mengukur Perkembangan
2.4.1 Denver II
DDST (Denver Developmental Screening Test) adalah salah satu metode
skrining terhadap kelainan perkembangan anak. DDST memenuhi semua
persyaratan yang diperlukan untuk metode skrining anak yang
menggunakan waktu singkat (15-20 menit) dengan tingkat validitas yang
tinggi (Depkes RI, 2013). Beberapa penelitian membuktikan bahwa
DDST secara efektif dapat mengidentifiksi antara 85-100% bayi dan
anak anak prasekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan, dan
pada bayi yang “di-follow up” selanjutnya terdapat 89% dari kelompok
DDST abnormal mengalami kegagalan di sekolah 5 tahun kemudian.
(Soetjiningsih, 2012). Pada tahun 1986, terjadi perubahan DDST menjadi
Denver II oleh Frankernburg dan penilaian perkembangan ditambah satu
aspek yaitu bahasa.
19
Tujuan pokok dari Denver II adalah untuk mendeteksi cepat anak usia 0-
6 tahun yang memerlukan evaluasi lebih lanjut.. Denver II ini dapat
digunakan untuk berbagai tujuan antara lain:
1. Menilai tingkat perkembangan anak pada usianya
2. Menilai tingkat perkembangan anak yang tampak sehat
3. Menilai tingkat perkembangan anak yang tidak menunjukkan gejala
kemungkinan adanya kelainan perkembangan
4. Memastikan anak yang diduga mengalami kelainan perkembangan
5. Memantau anak yang beresiko mengalami kelainan perkembangan
Denver II terdiri atas 125 item perkembangan yang sesuai dengan usia
anak 0-6 tahun. Item itu terbagi atas beberapa sektor antara lain:
1. Sektor personal sosial yaitu kemampuan anak berinteraksi dengan
lingkungan
2. Sektor motorik halus yaitu kemampuan anak untuk melibatkan
gerakan tertentu yang dilakukan otot-otot kecil namun membutuhkan
koordinasi yang cermat
3. Sektor bahasa yaitu kemampuan anak untuk memberikan reflek
terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan
4. Sektor motorik kasar yaitu kemampuan anak untuk mempertahankan
sikap dan menggerakkan otot-otot besar yang biasanya memerlukan
tenaga
20
Dalam Denver II, perkembangan dites sesuai dengan penilaian yang
diberikan pada balok dengan hasil P (lulus), F (gagal), R (menolak) dan
No opportunity (tidak bisa melakukan).
Interpretasinya antara lain:
1. Lebih / advance
Bila anak lulus melakukan tugas yang terletak disebelah kanan garis
umur, perkembangan anak dinyatakan lebih pada tugas tersebut
2. Berhasil / ok
Bila anak gagal melakukan tugas yang terletak disebelah kanan garis
umur dinilai normal, demikian juga bila anak lulus (P), gagal (F)
atau menolak (R) pada tugas perkembangan dimana garis umur
terletak antara persentil 25 dan 75, maka dikategorikan normal.
3. Peringatan / caution
Bila anak gagal (F) atau menolak (R) tugas perkembanganya dimana
garis umur terletak lengkap di sebelah kiri garis umur atau antara
persentil 75 dan 90.
4. Keterlambatan / delay
Bila anak gagal (F) atau menolak (R) melakukan tugas yang terletak
di sebelah kiri garis umur
5. Tidak ada kesempatan / No Opportunity
Bila orangtua melaporkan anaknya tidak mempunyai kesempatan
mencoba suatu tugas, namun tidak dimasukkan ke interpretasi tes
secara keseluruhan
21
Setelah dilakukan interpretasi penilaian individual, maka dapat ditarik
sebagai berikut:
1. Normal
Bila didapatkan tidak terdapat delay atau minimal 1 caution
2. Suspect/ diduga
Bila >2 caution dan / >1 delay
3. Untestable / Tidak dapat diuji
Bila ada skor menolak pada ≥1 uji yang terletak di sebelah kiri garis
umur atau menolak pada >1 uji coba yang ditembus garis umur pada
daerah 75-90%. Dilakukan uji ulang dalam 1-2 minggu
2.4.2 KPSP (Kuisioner Pra Skrining Perkembangan)
KPSP (Kuesioner Pra-skrining Perkembangan) adalah instrumen
yang digunakan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau
ada penyimpangan. Tujuan skrining ini untuk mengetahui
apakah perkembangan anak normal atau tidak. Jadwal skrining
KPSP rutin dilakukan pada saat umur anak mencapai 3, 6, 9, 12, 15,
18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan. Bila orang tua
datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah tumbuh
kembang pada usia anak diluar jadwal skrining, maka gunakan
KPSP untuk usia skrining terdekat yang lebih muda (Depkes RI,
2013).
22
Cara menggunakan KPSP menurut Departemen Kesehatan RI tahun
2012:
1. Pada waktu skrining anak harus dibawa.
2. Tentukan umur anak dengan menjadikannya dalam bulan. Bila
umur anak lebih dari 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan.
Contoh : bayi umur 3 bulan 16 hari dibulatkan menjadi 4 bulan
bila umur bayi 3 bulan 15 hari dibulatkan menjadi 3 bulan.
3. Setelah menentukan umur anak pilih KPSP yang sesuai dengan
umur anak.
4. KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan yaitu:
a. Pertanyaan yang dijawab oleh ibu atau pengasuh anak. Contoh:
“dapatkah bayi makan kue sendiri?”
b. Perintah kepada ibu atau pengasuh anak atau petugas untuk
melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP. Contoh: “pada
posisi bayi anda terlentang, tariklah bayi pada pergelangan
tangannya secara perlaham – lahan ke posisi duduk”
5. Baca dulu dengan baik pertanyaan – pertanyaan yang ada. Bila
tidak jelas atau ragu tanyakan lebih lanjut agar mengerti sebelum
melaksanakan.
6. Pertanyaan dijawab berurutan satu persatu.
7. Setiap pertanyaan hanya mempunyai satu jawaban YA atau
TIDAK.
8. Teliti kembali semua pertanyaan dan jawaban.
23
Interpretasi Hasil KPSP:
1. Hitung jawaban Ya (bila dijawab bisa atau sering atau kadang –
kadang).
2. Hitung jawaban Tidak (bila jawaban belum pernah atau tidak
pernah).
3. Bila jawaban YA = 9-10, perkembangan anak sesuai dengan
tahapan perkembangan (S).
4. Bila jawaban YA = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M).
5. Bila jawaban YA = 6 atau kurang, kemungkinan ada
penyimpangan (P).
6. Rincilah jawaban TIDAK pada nomer berapa saja.
Untuk Anak dengan Perkembangan SESUAI (S)
1. Orang tua atau pengasuh anak sudah mengasuh anak dengan baik.
2. Pola asuh anak selanjutnya terus lakukan sesuai dengan bagan
stimulasi sesuaikan dengan umur dan kesiapan anak.
3. Keterlibatan orang tua sangat baik dalam tiap kesempatan
stimulasi. Tidak usah mengambil moment khusus. Laksanakan
stimulasi sebagai kegiatan sehari–hari yang terarah.
4. Ikutkan anak setiap ada kegiatan Posyandu.
Untuk Anak dengan Perkembangan MERAGUKAN (M)
1. Konsultasikan nomor jawaban tidak, mintalah jenis stimulasi apa
yang diberikan lebih sering.
24
2. Lakukan stimulasi intensif selama 2 minggu untuk mengejar
ketertinggalan anak.
3. Bila anak sakit lakukan pemeriksaan kesehatan pada dokter atau
dokter spesialis anak. Tanyakan adakah penyakit pada anak
tersebut yang menghambat perkembangannya.
4. Lakukan KPSP ulang setelah dua minggu menggunakan daftar
KPSP yang sama pada saat anak pertama dinilai.
5. Bila usia anak sudah berpindah golongan dan KPSP yang pertama
sudah bisa semua dilakukan. Lakukan lagi untuk KPSP yang
sesuai umur anak. Misalnya umur anak sekarang adalah 8 bulan
dua minggu dan ia hanya bisa 78 YA. Lakukan stimulasi selama
dua minggu. Pada saat menilai KPSP kembali gunakan dulu
KPSP 6 bulan. Bila semua bisa, karena anak sudah berusia 9
bulan, bisa dilaksanakan KPSP 9 bulan.
6. Lakukan skrining rutin, pastikan anak tidak mengalami
ketertinggalan lagi.
7. Bila setelah dua minggu intensif stimulasi, jawaban masih (M) =
78 jawaban YA. Konsultasikan dengan dokter spesialis anak
atau ke rumah sakit dengan fasilitas klinik tumbuh kembang
(Depkes RI, 2012).
25
2.5 Kerangka Teori
Keterangan: Tulisan yang tebal merupakan variabel yang akan diteliti.
Dari kerangka teori tersebut, terdapat dua faktor yang dapat
mempengaruhi perkembangan anak yaitu faktor internal berupa umur,
jenis kelamin, genetik serta keluarga dan faktor eksternal berupa nutrisi,
penyakit kronis, lingkungan fisik atau kimia, psikologi serta stimulasi.
Perkembangan anak terdiri dari motorik kasar, motorik halus, bahasa dan
personal-sosial Kurangnya stimulasi ibu merupakan salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi perkembangan motorik kasar anak
Gambar 1. Kerangka Teori
(Depkes RI, 2013; IDAI, 2008; Soetjiningsih, 2012)
Perkembangan Anak:
1. Motorik Kasar
2. Motorik halus
3. Bahasa
4. Personal Sosial
Faktor Postnatal
1. Nutrisi
2. Penyakit
kronis/kongenital
3. Lingkungan fisik
dan kimia
4. Psikologi
5. Stimulasi
1. Umur
2. Jenis Kelamin
3. Keluarga
4. Genetik
Faktor Internal:
5. Umur
6. Jenis
Kelamin
7. Keluarga
8. Genetik
Faktor Eksternal:
1. Umur
2. Jenis
Kelamin
3. Keluarga
4. Genetik
Faktor Antenatal:
1. Trauma kepala
2. Asfiksi
Faktor Prenatal
1. Gizi
2. Endokrin
3. Infeksi
4. Kelainan imunologis
5. Anoksia embrio
6. Psikologi ibu
26
2.6 Kerangka Konsep
Variabel Bebas Variabel Terikat
Gambar 2. Kerangka Konsep
2.7 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini antara lain:
a. Ho: Tidak terdapat hubungan stimulasi ibu dengan perkembangan
motorik kasar batita di Kelurahan Penengahan Raya, Kecamatan
Kedaton, Bandar Lampung
b. Ha: Terdapat hubungan stimulasi ibu dengan perkembangan
motorik kasar batita di Kelurahan Penengahan Raya, Kecamatan
Kedaton, Bandar Lampung.
Perkembangan motorik
kasar batita
Stimulasi ibu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini berjenis kuantitatif observasional dengan pendekatan cross
sectional, dimana data yang menyangkut variabel bebas dan variabel terikat
diambil dalam waktu yang bersamaan, dengan tujuan mencari hubungan
antara dua variabel (Notoatmojo, 2010). Variabel bebas dari penelitian ini
adalah stimulasi ibu, sementara variabel terikat dari penelitian ini adalah
perkembangan motorik kasar batita.
3.2 Waktu dan Tempat
Adapun waktu pelaksanaan peneltian ini dari November -Desember 2017 dan
tempat dalam pelaksanaan penelitian ini adalah di posyandu yang berada di
Kelurahan Penengahan Raya Kecamatan Kedaton Bandar Lampung
3.3 Subjek Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian yang diteliti (Notoatmodjo,
2010). Populasi dalam penelitian ini adalah batita (bayi berusia 0-3 tahun)
28
yang datang ke posyandu di Kelurahan Penengahan Raya Kecamatan
Kedaton Bandar Lampung.
3.3.1.1 Kriteria Inklusi
a. Batita (anak usia 0-3 tahun) dalam keadaan sehat
b. Batita yang kooperatif untuk dilakukan tes Denver II
c. Batita yang mempunyai status gizi normal atau mempunyai
nilai -2<SD<2 dalam standar pengukuran BB/PB
3.3.1.2 Kriteria Eksklusi
a. Ibu tidak bersedia anaknya dilakukan tes Denver II
b. Batita yang memiliki riwayat penyakit: hidrosefalus,
Cerebral palsy
c. Batita yang berkunjung sedang sakit (rewel/gelisah, TTV
tidak normal, ibu mengatakan bahwa anak sedang sakit, anak
mengidap autis, retardasi mental, Down Syndrom, )
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian populasi yang akan diteliti dan dianggap
mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Teknik pengambilan
sampel menggunakan teknik Consecutive sampling. Sampel penelitian
ini adalah batita yang datang ke posyandu di Kelurahan Penengahan
Raya Kecamatan Kedaton Bandar Lampung pada bulan November-
Desember 2017 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi tersebut.
Besar sampel diperoleh dengan rumus Slovin adalah sebagai berikut:
29
n = 69,4 = 70 ibu dan batita
Keterangan :N = ukuran populasi
n = ukuran sampel
d2= sampling eror
Dengan ditambah 10% sampel drop out, maka diperoleh
70+7= 77 ibu dan batita
3.4 Indentifikasi Variabel Penelitian
a. Variabel bebas adalah variabel yang dapat merubah variabel lain jika
variabel bebas tersebut berubah (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian
ini variabel bebasnya adalah stimulasi ibu
b. Variabel terikat adalah variabel yang berubah akibat pengaruh variabel
bebas (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini, variabel terikatnya
adalah perkembangan motorik kasar batita di Posyandu Kelurahan
Penengahan Raya Kecamatan Kedaton Bandar Lampung.
30
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket yang dibagikan
kepada ibu batita, timbangan bayi dan anak, mikrotoise dan alat ukur panjang
badan bayi, bola, serta lembar kerja Denver II
3.6 Metode Pengambilan Data
Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data primer yang berasal dari
jawaban kuisioner ibu dan hasil tes Denver II batita
31
3.7 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Tabel 1.Definisi Operasional Varibel Definisi Cara ukur Alat Hasil Skala
Variabel
bebas:
stimulasi
ibu
Stimulasi ibu
adalah kegiatan
merangsang
kemampuan dasar
batita agar dapat
tumbuh dan
berkembang
secara optimal
Pengisian
kuesioner
Kuesioner Bobot kuisioner
1. Tidak pernah
2. 1-3hari/
minggu
3. 4-6 hari/
minggu
4. 7hari/minggu
0=Baik
:jika skor yang
diperoleh >
median
1=kurang baik
:jika skor yang
diperoleh ≤
median
Nominal
Variabel
terikat:
perkemba
ngan
motorik
kasar
batita
Perkembangan
motorik kasar
adalah semua
gerakan yang
menggunakan
otot-otot besar
tubuh, misalnya
duduk, berdiri dan
berjalan
Tugas
perkemban
gan
Denver II
pada sektor
motorik
kasar
Formulir
Denver II
0=Normal
:jika tidak ada
delay dan atau
paling banyak
satu caution.
1=suspek
keterlambatan
perkembangan
motorik kasar
:jika didapatkan
≥ 2 caution atau
≥ 1 delay atau
interpretasi
normal pada tes
yang kedua bagi
anak untestable
pada
pemeriksaan
sebelumnya
Nominal
32
3.8 Prosedur Penelitian
Adapun cara kerja dari penelitian ini dijelaskan pada gambar 3.1 berikut.
Gambar 3. Alur Penelitian
1. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner
di posyandu kelurahan pada Kecamatan
Kedaton pada 25 ibu yang memiliki
batita untuk tiap golongan usia kuisioner
2. Melakukan izin dengan Lurah
setempat serta koordinasi dengan kader
posyandu di Kelurahan Penengahan raya
3. Pengambilan sampel anak usia 0-3
tahun beserta ibunya yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi pada
posyandu di Kelurahan Penengahan
Raya
4. Informed consent: meminta kesediaan
ibu mengisi kuesioner dan anaknya
untuk dijadikan sebagai sampel dan
menjelaskan isi kuesioner yang akan
diisi oleh ibu
5. Pengumpulan data: pengisian
kuesioner oleh ibu yang didampingi
oleh peneliti,, mengukur berat badan
serta panjang/tinggi badan anak untuk
menilai status gizinya dan melakukan
tes Denver II pada anak
6. Melakukan input dan pengolahan
data: editing, coding, data entry, dan
cleaning dengan bantuan program
software statistika pada komputer
7. Analis data dengan menggunakan chi-
square dan menyajikan data
33
3.9 Pengolahan dan Analisis Data
3.9.1 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan beberapa tahap, antar lain:
a. Editing yaitu melakukan pengecekan jawaban kuisioner, apakah
jawaban yang diberikan sudah lengkap. Editing dilakukan ditempat
pengumpulan data sehingga jika ada kekurangan dapat langsung
dilengkapi
b. Coding yaitu merubah data dari bentuk huruf menjadi angka untuk
mempermudah analisis data. Setelah data terkumpul, masing masing
jawaban diberi kode untuk memudahkan analisis data
c. Data Entry yaitu proses memasukkan data kedalam komputer untuk
dilakukan pengolahan data sesuai kriteria dengan menggunakan
software statistika pada komputer
d. Cleaning yaitu pengecekan kembali data untuk melihat
kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan
dan sebagainya. Kemungkinan dilakukan pembetulan atau koreksi
(Notoadmojo, 2010)
3.9.2 Analisis Data
Data diolah dengan alat bantu perangkat komputer software statistika.
Untuk analisis data digunakan analisis data univariat dan analisis data
bivariat
34
a. Analisis Univariat
Analisis data univariat adalah ketika variabel-variabel yang ada baik
variabel bebas maupun variabel terikat dianalisis untuk mengetahui
hubungan stimulasi ibu dengan perkembangan motorik kasar batita
di Posyandu Kelurahan Penengahan Raya Kecamatan Kedaton
Bandar Lampung. Hasil analisis telah dideskripsikan menggunakan
tabel distribusi frekuensi dan analisis persentase (Dahlan, 2013).
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan
menggunakan uji statistik. Uji statistik yang digunkaan dalam
penelitian ini adalah uji Chi Square dengan tingkat kepercayaan
95% dan =0.05%. Nilai p (p-value) ≤0,05 (0,004) maka hasil
perhitungan statistik bermakna (signifikan) atau menunjukkan
adanya hubungan antara variabel dependen dan independen
(Dahlan, 2013).
3.10 Etika Penelitian
Penelitian ini telah disetujui oleh komisi etik Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung dengan nomor 191/UN26.8/DL/2018 dan dalam pelaksanaan di
lapangan telah melalui informed consent.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan, penulis menarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Terdapat 44 (55%) ibu memberikan stimulasi baik dan 36 (45%) ibu
memberikan stimulasi kurang
2. Terdapat 61 (76,2%) batita memiliki perkembangan sesuai dan 19
(23,8%) batita memiliki suspek keterlambatan perkembangan motorik
kasar
3. Terdapat hubungan antara stimulasi ibu dengan perkembangan motorik
kasar batita di posyandu di Kelurahan Penengahan Raya Kecamatan
Kedaton Bandar Lampung
5.2 Saran
Dari penelitian yang telah dilakukan, penulis menyarankan beberapa hal
sebagai berikut:
1. Bagi peneliti lain untuk dapat mempertimbangkan faktor lain seperti usia
kehamilan, berat dan panjang badan saat lahir, frekuensi ibu membawa
anaknya ke fasilitas layanan kesehatan (posyandu) serta pengalaman ibu
dalam mengasuh anak.
48
2. Bagi Masyarakat terkhusus ibu untuk lebih menstimulasi anaknya sesuai
pada tahap perkembangan agar motorik kasar anak dapat berkembangan
dengan optimal
3. Bagi tenaga kesehatan agar mengedukasi ibu untuk lebih intens
menstimulasi motorik kasar anak dengan baik dan benar serta sesuai usia
anak
DAFTAR PUSTAKA
Andrina D. 2011. Tumbuh Kembang & Terapi Bermain pada Anak. Jakarta:
Salemba Medika
Azizah, NN. 2012. Gambaran stimulasi perkembangan oleh ibu terhadap anak
usia Prasekolah di TKIT cahaya Ananda Depok (Skripsi). Depok:
Universitas Indonesia
Betz C L, Linda A S. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatrik Edisi 5. Jakarta:
EGC
Dahlan S. 2013. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam penelitian
Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika
Depkes RI. 2013. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Dinkes Kota Bandar Lampung. 2014. Profil Kesehatan Kota Bandar Lampung
2014. Bandar Lampung: Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung
Hariyanto. 2014. The Window of Opportunity: Memahami Aspek Penting Masa
Perkembangan Anak Usia Dini.Fakultas Tarbiyah IAI Ibrahimy Situbondo.
KOPERTAIS. 6(2):71-9
Hashim A. 2014. Research Level of Gross Motor Development and Age
Equivalent of Children 7-9 years. IJELD. 2(4):48-59
Herlina. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Ibu Tentang
Perkembangan Motorik Kasar Anak Prasekolah (Usia 4-6 tahun). E-Kp. 3(1):
26-32
IDAI. 2008. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: Sagung Seto
Ikalor A. 2013. Pertumbuhan dan Perkembangan. DIKTI. 7(1):97-13
Kania N. 2006. Stimulasi Tumbuh Kembang Anak untuk Mencapai Tumbuh
Kembang yang Optimal. Dalam: Seminar Stimulasi Tumbuh Kembang Anak
Bandung 11 Maret 2006
50
Kemenkes RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Kholifah S N, Fadillah N, As’ari H, Hidayat T. 2014. Perkembangan Motorik
Kasar Bayi Melalui Stimulasi Ibu di Kelurahan Kemayoran Surabaya.
Poltekkes Kemenkes Surabaya. Jurnal Sumber Daya manusia Kesehatan
1(1):106-22
Malekpour M. 2007. Effects of Attachment on Early and Later Development.
BJDD. 53(2):81-95
Marischa S. 2015.Hubungan Pengetahuan Orang Tua Tentang Stimulasi Dengan
Perkembangan Motorik Kasar Anak usia 0-5 Tahun di Desa Bumi Aji
Kecamatan Anak Tuha Kabupaten Lampung Tengah (Skripsi). Bandar
Lampung: Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
Maulina E I N, Makhudli, Ulfina E. 2014. Perbedaan Peran ibu dalam Stimulasi
Perkembangan Anak Usia Prasekolah Pada Ibu Bekerja di Wilayah Kerja
Puskesmas banyu Urip Surabaya. JKI. 3(1): 52-6
Muhoozi G K, Atukunda P, Mwadime R, Iversen P O, Westernberg A C. 2016.
Nutritional and Developmental Status Among 6-8 Month Children in
Southwestern Uganda: A Cross Sectional Study. Food and Nutritional
Research 60(1):30270. Diakses pada 3 Oktober 2016
http://dx.doi.org/10.3402/fnr.v60.30270
Noritz G H, Nancy A M. 2013. Motor Delays: Early Identificationand Evolution.
AAP. diakses pada 28 Juni 2017 pada
http://www.pediatrics.org/cgi/doi/10.1542/peds.2013-1056
Notoatmojo S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Permatasari F D. 2011. Hubungan Stimulasi Dini dengan Perkembangan Motorik
Kasar pada Anak Usia Toddler di Teman Sejati Sarihusada Kotabaru
Yogyakarta (Skripsi). Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan Aisyiyah
Sastroasmoro S. 2007. Membina Tumbuh-Kembang Bayi dan Balita. Jakarta:
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Soetjiningsih. 2012. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
Suhartini B. 2005. Deteksi Dini Keterlambatan Perkembangan Motorik Kasar
Anak. Medikora. 1(2): 177-85
Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Edisi 1. Jakarta: Prenada
Media Grup
Susetyo, Ratnasari Y, Hidayati DA. 2012. Peran Ayah Dalam Perkembangan
Anak balita. Prosem. 3(2): 104-9
51
Taju C M, Ismanto A Y, Babakal A. 2015. Hubungan Status Pekerjaan \ibu
dengan Perkembangan Motorik Halus dan Kasar Anak Usia Prasekolah di
Paud GMIM Bukit Hermon dan TK Idhata Kecamatan Malalayang Kota
Manado. E-Kp 3(2):1-8
Thompson RG, Goldberg WA, Prause J. 2010. Maternal Work Early in Lives of
Children and Its Distal Associations with Achievement and Behaviour
Problems: Meta-Analysis. APA. 136(6):914-42
Tjandrajani A, Attila D, Amril A B, Joanne A W. 2012. Keluhan Utama pada
Keterlambatan Perkembangan Umum di Klinik Khusus Tumbuh Kembang
RSAB Harapan Kita. Saripediatri. 13(6):373-7
Utina J, Palamani S, Tamunu E. 2012. Hubungan Antara status Bekerja Ibu
dengan Pencapaian Tumbuh Kembang Anak Usia Batita di Kelurahan
Maasing kecamatan Tuminting Kota Manado. Juiperdo 1(1):18-22
Yuniarti. 2009. Pengaruh Pendiudikan Anak Usia Dini (PAUD) terhadap
perkembangan Anak Usia Tiga Sampai Empat tahun di Desa Sukamulya
Kecamatan Singaparna (Thesis). Semarang: Universitas Negeri Semarang