hubungan tasawuf dengan akhlak

9
Pengertian Akhlak dan Tasawuf Pengertian Akhlak: • Secara bahasa akhlak berasal dari kata ا لاق خ – ا ق ل خ ي ق ل خ اartinya perangai, kebiasaan, watak, peradaban yang baik, agama. Kata akhlak sama dengan kata khuluq. Dasarnya adalah: 1. QS. Al- Qalam: 4: م ي عظ ق ل خ ى عل ل ك وان2. QS. Asy-Syu’ara: 137: ن ليلاو ا ق ل خلا ا ا هذ ان3. Hadis : لاق خلارم ا مكا م م ت لا ت. ث ع1 ب ما ت ا• Menurut Istilah, akhlak adalah: 1. Ibnu Miskawaih: sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melaksanakan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran danpertimbangan. 2. Imam Ghazali: sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan yang mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Ciri Perbuatan Akhlak: 1. Tertanam kuat dalam jiwa seseorang sehingga telah menjadi kepribadiannya. 2. Dilakukan dengan mudah tanpa pemikiran. 3. Timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar. 4. Dilakukan dengan sungguh-sungguh. 5. Dilakukan dengan ikhlas. Ruang lingkup Kajian Ilmu Akhlak: - Perbuatan-perbuatan manusia menurut ukuran baik dan buruk. - Objeknya adalah norma atau penilaian terhadap perbuatan tersebut. - Perbuatan tersebut baik perbuatan individu maupun kolektif. Manfaat mempelajari Ilmu Akhlak: 1. Menetapkan kriteria perbuatan yang baik dan buruk. 2. Membersihkan diri dari perbuatan dosa dan maksiat.

Upload: hafiz-hari-nugraha

Post on 24-Oct-2015

125 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

dsd

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan Tasawuf Dengan Akhlak

Pengertian Akhlak dan Tasawuf

Pengertian Akhlak:• Secara bahasa akhlak berasal dari kata – – اخالقا يخلق ,artinya perangai, kebiasaan, watak اخلقperadaban yang baik, agama. Kata akhlak sama dengan kata khuluq. Dasarnya adalah:

1. QS. Al- Qalam: 4: عظيم خلق لعلى وانك2. QS. Asy-Syu’ara: 137: االولين خلق اال هذا ان3. Hadis : االخالق مكارم التمم بعثت انما

• Menurut Istilah, akhlak adalah:1. Ibnu Miskawaih: sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melaksanakan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran danpertimbangan.2. Imam Ghazali: sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan yang mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

Ciri Perbuatan Akhlak:1. Tertanam kuat dalam jiwa seseorang sehingga telah menjadi kepribadiannya.2. Dilakukan dengan mudah tanpa pemikiran.3. Timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.4. Dilakukan dengan sungguh-sungguh.5. Dilakukan dengan ikhlas.

Ruang lingkup Kajian Ilmu Akhlak:- Perbuatan-perbuatan manusia menurut ukuran baik dan buruk.- Objeknya adalah norma atau penilaian terhadap perbuatan tersebut.- Perbuatan tersebut baik perbuatan individu maupun kolektif.

Manfaat mempelajari Ilmu Akhlak:1. Menetapkan kriteria perbuatan yang baik dan buruk.2. Membersihkan diri dari perbuatan dosa dan maksiat.3. Mengarahkan dan mewarnai berbagai aktivitas kehidupan manusia.4. Memberikan pedoman atau penerangan bagi manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik atau buruk.

Pengertian Tasawuf:• Secara bahasa tasawuf berarti:- saf (baris), sufi (suci), sophos (Yunani: hikmah), suf (kain wol)- sikap mental yang selalu memelihara kesucian diri, beribadah, hidup sederhana, rela berkorban untuk kebaikan dan bersikap bijaksana.

• Menurut Istilah:1. Upaya mensucikan diri dengan cara menjauhkan pengaruh kehidupan dunia dan memusatkan perhatian hanya kepada Allah Swt.2. Kegiatan yang berkenaan dengan pembinaan mental ruhaniah agar selalu dekat dengan Tuhan.

Page 2: Hubungan Tasawuf Dengan Akhlak

Hubungan Tasawuf dengan Akhlak

Tasawuf dan akhlak merupakan  disiplin  ilmu dalam islam yang sangat erat sekali

hubungannnya, dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. karena ketika kita

membicarakan akhlak apek tasawuf tidak bisa dilepaskan.  Demikian sebaliknya jika tasawuf

dibincangkan maka akhlak menjadi hal utama yang harus bahas. Untuk mengetahui seberapa

pentingkah hubungan akhlak dengan tasawuf mungkin kita dapat mengkaji pendapat-pendapat

ulama sebagai berikut.

األخالق   نهاية والتصوف االتصوف بداية األخالق

Artinya:

Akhlak adalah pangkal permulaan tasawuf sedangkan tasawuf  batas akhir dari akhlak.

Begitu juga halnya yang dikemuakakakan oleh Al-kattany yang telah dikemukakan oleh al-

Ghazali yang meyatakan hubungan akhlak dan tasawuf  yang dinyatakan dalam perkataannya

التصوف في عليك زاد الخلق في عليك زاد فمن خلق التصوف

Artinya:  tasawuf itu adalah budi pekerti, barang siapa yang menyiapkan bekal atasmu dalam

budi pekerti, maka berarti ia menyiapkan bekal atas dirimu dalam bertasawuf.

Pengalaman tsawuf yang dilakukan para sufi telah memberikan kesan kepada kita, bahwa

tasawuf  merupakan ajaran yang meruang lingkup kepada hubungan transenden; yang berarti

hubungan hamba allah dan tuhannya, hal ini telah diperkuat oleh pendapat Syekh Muhammad

Amin Al-Kurdi, yang mengemukakan beberapa prinsip-prinsip ajaran taawuf, sebagaimana yang

telah dikatakannya;

: والرجوع والرضا واإلعراض السنة وتباع الله تقوى خمسة التصوف أصول

Artinya;

Prinsip-prinsip tasawuf  ada lima; yaitu taqwa kepada allah mengikuti sunnah, menahan diri,

rela dan bertaubat.

Page 3: Hubungan Tasawuf Dengan Akhlak

Selanjutnya  pekerjan Taqwa yang dilakukan oleh para suif membentuik sifat wara’ dan

istiqamah. Mengikui Sunnah dalam perkataan maupun perbuatan akan membentuk perilaku yang

berakhlak mulia. Menahan diri dari hal-hal yang bersifat sementara(Al-‘irad), akan membentuk

dirinya selalu sabar dan bertawakal. Bersikap rela (Ridla) dari pemberian allah yang kadang

relative sedikit atau banyak, membentuk dirinya bersikap Qana’ah dan lapang dada.  Bertaubat

kepada allah yang dilakukan baik dengan cara terang-terangan maupun rahasia, dilakukan pada

saat senang maupun susah, sehingga dapat membentuk dirinya berkepribadian yang suka

bersyukur ketika mendapat kesenangan dan bersabar ketika mendapat kesusahan.

Dari kelima prinsip  yang dikemukakan syekh  Muhammad  Imam Kurdiahlah  dapat diambil

kesimpulan bahwa tasawuf hanya berupa transendel ( hubungan hamba dan allah semata).

Sementara   akhlak lebih luas lagi yaitu yang mencakup hubungan manusia dengan seorang allah

dan hubungan manusia dan sesama makhluk,.

Memang ada beberapa ide  untuk mendapat keridlaan dari allah, yaitu  ide-ide itu

mengaharapkan agar kegiatan tasawuf  tidak hanya diarahkan kepada kegiatan vertikal saja,

tetapi lebih dari itu ibadah horisontal dikaitkan juga, sehingga nantinya ulama tasawuf

memikirkan kebutuhan umat manusia yang sangat mendesak, maka dari itu konsekuensinya

istila-istilah yang sering dipakai dikalangan sufi harus diartikan kembali, misalnya zuhud yang

selama ini diartikan sebagai sikap  meninggalkan kesenangan duniawi yang dapat mengganggu

kekonsentrasian beribadah dan lupa kepada tuhannya, hal tersebut harus  dimaksudkan dampak

negtifnya bukan Dzat dari pada kekayaannya  itu sendiri. Karena kekayaan yang dimiliki 

manusia digunakan untuk mempermudah ibadah, hidup sederhana meninggalkan dari dunia

kemawahan  dan untuk kesejahteraan umat manusia, hal tersebut bisa dikatakan zuhud. Jadi yang

dihindari dari pada sikap zuhud bukan dzat dari pada kekayaan itu sendiri, tapi efek negatif dari

kekayaan itu. seperti sikap sombong, takabur, dan lalai terhadap kehidupan akhirat.

Ide-ide seperti ini memang sangat sulit diterima oleh para kalangan masyarakat, terutama bagi

mereka yang telah menekuni ajaran tasawuf, karena menjauhkan dari kehidupan dunia (zuhud)

dan memfakirkan diri menjadi tradisi yang turun temurun  bagi ajaran tasawuf, yang bermula

Page 4: Hubungan Tasawuf Dengan Akhlak

dari kehidupan rasulullah SAW, dan para sahabatnya yang termasyhur namanya sebagai Ahlu

suffah, hingga kehidupan tasawuf sekarang.

Perlu diketahui perumusan devinisi zuhud yang menekankan sukap menjauhi dunia, dipengaruhi

oleh suasana kehidupan para sahabat dan tabi’in yang terlalu mengejar keduniaan, terutama

pembesar kerajaan, sehingga soal agama nyaris ditingalkan. Barangkali sikap yang demikian

dilatar belakangi  oleh kehidupan yang mewah dengan cara yang foya-foya pada pembesar

kerajaan romawi dan Persia sebelum datangnya agama islam, lalu tradisi tersebut dilakukan lagi

oleh sebagian sahabat dan tabi’in, terutama yang dilakukan oleh keluarga pembesar dinasti bani

umayyah dan Ab-Basyiah.

Dari sinilah sehingga ulama tasawuf menyusun system kehidupan yang tercermin dalam

ajarannya, dengan cara mendakwah sikap zuhud dan fakir, untuk menjauhi kehidupan mewah 

yang selalu membawa manusia lalai menekuni agamanya ketika itu.

Ketika kita  menengok hancurnya peradaban danpuncak kejayaan islam dengan runtuhnya

Dinasti Bani Ab-Basyiah di Baqhdat. dari kejadian tersebut telah menyebar para kalangan umat

islam yang mulai menjauhi kehidupan dunia dengan cara mengasingkan diri, untuk memperbaiki

moral dan akhlak umat islam. Karena pada masa sebelumnya umat islam mengalamami krisis

moral dan akhlak, dan terlalu banyak bergelimang dengan kehidupan dunia. Akan  tetapi umat

islam  dalam kegiatan spiritualnya keterlaluan sehingga ajaran tasawuf terkesan dengan

mengharamkan kehidupan dunia. Yang menyebabkan aspek vertikal dan horizontal kurang

seimbang.

Dengan suasana yang berbeda antara masa lampau dengan masa sekarang maka devinisi zuhud

harus ditinjau kembali, sehingga tekanan zuhud bukan terletak pada menjauhi dunia akan tetapi

menekankan pada efek pada negatif dari kekayaan dan kekuasaannya itu sendiri, sehingga para

sufi tetap menekuni ajaran tasawufnya dan menekuni pula kegiatan bisnisnya. Pada akhirnya

ajaran tasawuf  tidak hanya menekankan kepada aspek vertikal saja, tetapi juga melakukan

hubungan secara horisontal. Dan ajaran akhlak dan tasawuf dapat terpadu, akhlak sebagai

hubungan hamba allah dengan antar sesama dan tasawuf sebagai ajaran yang transenden.

Page 5: Hubungan Tasawuf Dengan Akhlak

Berkenaan dengan hubungan akhlak dengan tasawuf lebih lanjut kita harus memahami beberapa

istilah dalam ilmu tasawuf  yang menghantarkan kita dapat memahami sepenuhnya antara akhlak

dengan tasawuf, sebagai berikut;

1. Takhalli ialah membersihkan hati dengan mengosongkan hati dari sifat yang tercela

sepert rasa dengki, hasut, sombong dan rasa kecintaan yang berlebihan kepada dunia.

Dunia dan isinya, oleh para sufi, dipandang rendah. Ia bukan hakekat tujuan manusia.

Manakala kita meninggalkan dunia ini, harta akan sirna dan lenyap. Hati yang sibuk pada

dunia, saat ditinggalkannya, akan dihinggapi kesedihan, kekecewaan, kepedihan dan

penderitaan. Untuk melepaskan diri dari segala bentuk kesedihan, lanjut para saleh sufi,

seorang manusia harus terlebih dulu melepaskan hatinya dari kecintaan pada dunia,

dalam artian dampak negatif dari pada dunia yang berlebihan harus dijauhi.

2. sebagai tahapan yang ke dua ialah Tahalli yaitu  mengisi hati yang dikosongkan tadi

dengan sifat-siafat yang terpuji dengan cara berperilaku yang terpuji dan mengasibukkan

hatinya kapanpun dan dimanapun dengan berdzikir kepada allah karena mendekatkan diri

dengan cara bedzikir menurut para sufi dapat membawa ketentraman pada hati, ibadah

yang diwajibkan saja tidak cukup, untuk lebih memuaskan pendekatan diri kepada tuhan

diperlukan amalan-amalan khusus dengan cara berdzikir.

3. Tajalli, yang merupakan kelanjutan proses dari takhalli dan tahalli yang intinya

terbukanya pintu hijab yang membatasi manusia dengan tuhan, para kalangan sufi

menyebut dengan ungkapan ma'rifah.

Ketika seorang sufi melakukan tahapan yang utama yaitu tahapan takhalli( menghilangkan sifat-

sifat tercela) , maka ia masih dalam tingkat berakhlak. Pada tahapan yang kedua  yaitu tahalli

seorang sufi dapat dikatakan berakhlak manakala masih menghiasi dirinya dengan sifat-sifat

terpuji( Tahalli) , jika dalam tahap bersyari’at, tarekat dan ma’rifat (dalam arti tahalli) maka ia

sudah dalam tahapan tasawuf.

Page 6: Hubungan Tasawuf Dengan Akhlak

Setelah sang sufi sudah bertakhalli dan bertahalli ( menghiasi dengan sifat terpuji dan bersyari’at,

tarekat dan ma’rifat), ia akan menuju tahapan yang ketiga  yaitu Tajalli sebuah tahapan yang

terakhir dalam tasawuf yang disebut ma’rifah.

Dari uraian diatas dapat saya simpulkan bahwa akhlak merupakan awal dari pada menuju

tasawuf dengan cara bertakhalli dan tahalli( dalam artian menghiasi denan sifat-sifat terpuji)

sedangkan tasawuf  tujuan akhir dari pada akhlak  yang dengan terpenuhinya tahapan tahalli

( dalam arti bersyari’at, tarekat, hakekat dan ma’rifat) setelah para sufi sudah bertakhalli dan

berhalli maka tahapan ketiga yaitu tajalli yang sering disebut ma’rifat sebagai kesuksesan dari

pada bertasawuf.