hukum berqurban via online · asing (terutama arab) ke dalam tulisan latin. pedoman ini diperlukan...
TRANSCRIPT
HUKUM BERQURBAN VIA ONLINE
(Studi Kasus Lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT)
TB. Simatupang Cilandak Timur Pasar Minggu Jakarta Selatan)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Hukum Islam (S.H.)
Oleh :
Nina Inayah
NIM: 11140430000002
KONSENTRASI PERBANDINGAN MAZHAB FIKIH
PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2018 M
HUKUM BERQURBAN VIA ONLINE(Studi Kasus Lembaga Aksi Cepat Tanggap(ACT)
TBo Simatupang Cilandak Tinlur Pasar Rdinggu Jakarta Selatan)
Skripsi
Dittukan untuk Mclnenuhi Salah Satu Syarat Mcmpcrolch
Gelar Sttana Hukum lslam(S,H`)
Olch:
Nina lnayah
NIヽ4:11140430000002
Pembimbing:
,Lc,MA
KONSENTRASIPERBANDINGAN MAZHAB FIKIHPROGRAM STUDIPERBANDINGAN MAZHAB
FAKULTASSYARIAH DAN HUKUMUIN SYARIF ⅡIDAYATULLAH
JAKARTA' 144011/2018ヽ 4
NIP.195008171989031001
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
Shipsi yang beゴ udul“HUKUM BERQURBAN VIA ONL]NE STUDI ICASUSLEMBAGA AKSI CEPAT TANGGAP(ACT)TB,SIMATUPANG CILANDAKl`IMUR PASAR MINGGU JAKARTA SELATAN".Telah dittikan dalalll sidangmunaqasah Fakultas Syariall dan Hukum Universitas lslam Negeri(UIN)Syarif
Hidayatullah Jakarta. Pada tangga1 18 0ktobcr 2018. Skl・ipsi ini telah diterilna
sebagai sdah satu syartt untuk mcmpcrokh gelar Sttana PrOgraln Strtta Sttu(S-1)
pada Program Studi Perbandingan iVIazhab.
PANITIA UJIAN ⅣIUNAQASAH
Ketua :Fttmi Muhalllllnad Ahlnadi.M.Si.
NIP.197412132003121002
:Hidavatulloh,M.H.
NIIP,198708302018011002醜…………→Sekretaris
Pembilnbing
Pengu」 lI
Pcngll」 lH
:Prof Dr.Abdul Wallab Abd,Mllhaiminぅ Lc.3 NII.A.
NIP.195008171989031001
:Dr.Muh.Fudllail Rahman.M.A.
NIIP.197508102009121001
:Drs.Ahlllad Yani3 M・ Ag.NIP.196404121994031004
,Jakarta, 22 Oktober 2018
61996031001
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini :
l.lama : l{ina Inavah
Niln i ll140430000002
Tempat, TanggalLahir
Program Studi
Fakulta-s
Dengan ini
1.
Bckasi,03 Deselnber 1996
Perbandingan IIIttab Hukum
Sya五 ah dan I‐ Iukum
2.
3.
saya menyatakan bahlva:
Si<ripsi ini rnerupakan hasil karya asli saya diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar stlata I di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah iakarta.
Setnua sumber yang saya gunakan Calarn penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri run{) Syarif
HiCayatullah Jakarta.
Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya atau rnerupakan hasil
jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku
cii Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hida,vatullah Jakarta.
Jaka(a.23 Agr-rstus 2018 M'11 Dzulh5jah 1440
NINA INAYAHNIN1 11140430000002
iv
ABSTRAK
Para imam mazhab, sepakat bahwa udhiyyah (penyembelihan hewan
qurban) disyari’atkan dalam Islam, namun mereka berbeda pendapat apakah
qurban itu hukumnya sunnah, atau wajib.Menurut Maliki, Syafi’i, Hambali,
Qurban hukumnya Sunnah Mu’akkadah. Hanafi berpendapat hukumnya wajib
atas penduduk kota-kota besar, yaitu orang-orang yang sudah mempunyai harta
satu nisab. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jika dalam berkurban online ini
memenuhi syarat dan rukun berkurban serta rukun jual beli, mulai dari transaksi,
penyembelihan dan pendistribusian sesuai syarat, maka kurban melalui media
online dianggap sah.
Dalam skripsi ini penulis sependapat dengan lembaga aksi cepat
tanggap yang menyediakan qurban melalui online dianggap dapat mempermudah
masyarakat modern sekarang yang tidak memiliki waktu banyak untuk membeli
hewan qurban secara langsung dan praktis, oleh karenanya melalui qurban online
akan semakin membantu orang yang ingin berqurban, sehingga dagingnya dapat
tersalurkan.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan (Library
Reserch) metode yang digunakan wawancara (interview), dan Pendekatan yang
digunakan ialah pendekatan sosiologis. Sumber Penelitian ini adalah wawancara
sedangkan Sumber primer merujuk kepada kitab-kitab, atau buku-buku, yang
terkait dengan penelitian ini.
Kata Kunci: Kurban via online, Lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT).
v
ABSTRACT
The sect imam agreed that udhiyah was stated in islam, but they
differed whether the qurban was a sunnah or compulsory law, in the opinion of
Maliki Shafi’i, hambali, the secrifice of the law is sunnah muakkadah, Hanafi
believes that the law is mandatory for residents of large cities, and those people
have wealth of one nisab. The results of the study show that if online sacrifice
meets the requirements and harmony in the qurban area and the pillars os sale and
purchese, starting from transaction, slaughter, distribution, according to the
requirements, then sacrifice throught online media is considered valid.
In this thesis the other agrees with the ACT agency, which provides
qurban online is considered to be able to facilitate modern society who do not
have much time to buy qurban animals directly and practically, therefore throught
online qurban will help others who want to sacrifice, so that the meat can
channeled.
This study uses a type of library reserch, methods used in interview, and
the approach used is a sociological approach. The main source in this study is
interview, while primary sources use books books related to this research.
Keywords :qurban online, Resvonsive Action Agency (ACT)
vi
االطروحة
vii
بسم اهلل الرحمن الرحيمKATA PENGANTAR
Segala puji penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT, Yang dengan izin
dan Rido-Nya terlaksana segala macam rencana, dan daya upaya manusia.
Karenanya penulis diperkenankan menyelesaikan tugas akhir skripsi pada jurusan
Perbandingan Madzhab Fikih Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Solawat serta salam semoga selamat
senantiasa tercurah kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW, yang telah
membawa ummatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh dengan
ilmu pengetahuan.
Skripsi berjudul Hukum Berkurban Via Online Studi Kasus Lembaga Aksi
Cepat Tanggap (ACT), Harapan penulis skripsi ini turut menyumbangkan
informasi perihal hukum dan alasan hukum tentang Qurban Online.
Penulis menyadari tidak akan dapat menyelesaikan skripsi ini, jika tidak ada
dukungan dan bantuan, baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Olehnya,
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Asep Saepuddin Jahar, MA Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Fahmi Muhammad Ahmadi, M.Si, Ketua Program Studi
Perbandingan Mazhab Hukum, dan Ibu Siti Hanna, S.Ag, Lc, MA Sekertaris
Program Studi Perbandingan Mazhab Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Prof. Dr. Abdul Wahab Abd. Muhaimin, LC, MA Pembimbing Skripsi yang
telah banyak memberikan arahan, saran serta petunjuk dalam menyelesaikan
skripsi ini.
4. Lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT), Cilandak Timur Pasar Minggu Jakarta
Selatan, yang telah menerima penulis untuk melakukan penelitian dan telah
memberikan banyak informasi mengenai judul skripsi penulis.
5. Seluruh Staf dan karyawan perpustakaan utama dan staf karyawan fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas pelayanan yang
baik saat penulis mengumpulkan bahan materi skripsi.
viii
6. Kedua orang tua penulis Ayahanda Asmarahmat, dan Ibunda Faizah, Serta
Mertua Ayahanda Turyono Iswoyo, dan Ibunda Mahjuroh yang tidak kenal
lelah berjuang untuk memberikan yang terbaik kepada penulis, dalam setiap
untaian Do’a keduanya sebagai sumber kekuatan bagi penulis untuk
menjalani hidup dan mencapai masa depan yang cerah. Serta Kakak dan adik
penulis; Teguh Imam Perdana, Maspupah, Rama Al-Fian, Qurratul Aini,
keponakanku tercinta al-vhira Febriyona, dan Hasna Kamila.
7. Suami Miji Muzhoffar Al-Farisyi, dan anakku Azzamy Syauqi Al-Farisyi,
yang selalu memberikan dorongan semangat untuk penulis, sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan.
8. Sahabat Mahasiswa Perbandingan Mazhab Fikih (PMF) Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Seperjuangan angkatan 2014,
Annisa Nur Aida, Yusri Wahyuni, Rani Widiastuti, Ainun Mardia, Syahghina
Rahmi Lubis, Siti Sarah, Faizah Amaliah, Husnia Laili, Dewi Murti Hidayat,
Nur Episa, Ubayyana, Sarah Maulidianti, Nur Asiah, Muharromah, Husnul
Khotimah, Umi Kultsum, Delia Sucianingsih, Insani Sahputri, yang
senantiasa memberikan semangat kepada penulis.
Hanya Ucapan Terimakasih Yang dapat Penulis berikan, Semoga apa
yang telah diberikan kepada penulis, Allah membalas dengan balasan yang
berlipat ganda.
Jakarta ه 23 Agustus 2018 M
Zulhijjah 1439 H 11ه
Penulis
ix
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................ ii
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................. iii
ABSTRAK ......................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
PEDOMAN TRANSLITERASI ..................................................................... xi
BAB I : PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Permasalahan ................................................................................... 5
1. Identifikasi Masalah ................................................................. 5
2. Pembatasan Masalah ................................................................ 5
3. Perumusan Masalah.................................................................. 6
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ........................................................ 6
D. Metode Penelitian ............................................................................ 7
E. Review Kajian Terdahulu ................................................................ 8
F. Sistematika Penulisan .................................................................... 10
BAB II : QURBAN DI DALAM FIKIH ....................................................... 12
A. Pengertian Qurban ......................................................................... 12
B. Dasar Hukum Berqurban ............................................................... 14
C. Waktu Berqurban........................................................................... 16
D. Jenis dan Syarat hewan qurban...................................................... 18
E. Keutamaan qurban ......................................................................... 26
F. Bagian Daging qurban ................................................................... 28
BAB III : PROFIL LEMBAGA ..................................................................... 31
A. Sejarah Aksi cepat tanggap (ACT) ................................................ 31
x
B. Tugas dan Fungsi Lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) ............. 33
C. Sistem dan Prosedur Lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) ......... 33
BAB IV: PRAKTEK QURBAN ONLINE LEMBAGA AKSI CEPAT ...... ...
TANGGAP ........................................................................................ 36
A. Transaksi Pembayaran Qurban Online .......................................... 36
B. Penyembelihan Daging Qurban Online ........................................ 39
C. Pendistribusian Daging Qurban Online ......................................... 41
D. Analisis Praktik Qurban Online Pada Lembaga Aksi Cepat
Tanggap (ACT) ............................................................................. 44
BAB V : PENUTUP ....................................................................................... 47
A. Kesimpulan .................................................................................... 47
B. Saran .............................................................................................. 48
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 49
LAMPIRAN .................................................................................................... 51
xi
PEDOMAN TRANSLITERASI 1
Hal yang dimaksud dengan transliterasi adalah alih aksara dari tulisan
asing (terutama Arab) ke dalam tulisan Latin. Pedoman ini diperlukan
terutama bagi mereka yang dalam teks karya tulisnya ingin menggunakan
beberapa istilah Arab yang belum dapat diakui sebagai kata bahasa Indonesia
atau lingkup masih penggunaannya terbatas.
a. Padanan Aksara
Berikut ini adalah daftar aksara Arab dan padanannya dalam aksara Latin:
Huruf
Arab Huruf Latin Keterangan
Tidak dilambangkan ا
b be ب
t te خ
ts te dan es ث
j Je ج
h ha dengan garis bawah ح
kh ka dan ha خ
d de د
dz de dan zet ذ
r Er ر
z zet س
1Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi Faklutas Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017
xii
s es س
sy es dan ye ش
s es dengan garis bawah ص
d de dengan garis bawah ض
t te dengan garis bawah ط
z zet dengan garis bawah ظ
koma terbalik di atas ع
hadap kanan
gh ge dan ha غ
f ef ف
q Qo ق
k ka ك
l el ل
m em م
n en ن
w we و
h ha ه
apostrop ء
y Ya
xiii
b. Vokal
Dalam bahasa Arab, vokal sama seperti dalam bahasa Indonesia, memiliki
vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk vokal
tunggal atau monoftong, ketentuan alih aksaranya sebagai berikut:
Tanda Vokal
Arab
Tanda Vokal
Latin
Keterangan
a fathah ــــــــــ
i kasrah ــــــــــ
u dammah ــــــــــ
Sementara itu, untuk vokal rangkap atau diftong, ketentuan alih aksaranya
sebagai berikut:
Tanda Vokal
Arab
Tanda Vokal
Latin
Keterangan
ــــــــــ ai a dan i
ــــــــــو au a dan u
c. Vokal Panjang
Ketentuan alih aksara vokal panjang (madd), yang dalam bahasa Arab
dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:
Tanda Vokal
Arab
Tanda Vokal
Latin
Keterangan
â a dengan topi diatas اـــــ
î i dengan topi atas يـــــ
û u dengan topi diatas وـــــ
xiv
d. Kata Sandang
Kata sandang, yang dalam bahasa Arab dilambangkan dengan huruf alif
dan lam)ال), dialihaksarakan menjadi huruf “l” (el), baik diikuti huruf
syamsiyyahatau huruf qamariyyah. Misalnya: اإلجثهاد=al-ijtihâd
al-rukhsah, bukan ar-rukhsah = الزخصح
e. Tasydîd (Syaddah)
Dalam alih aksara, syaddah atau tasydîd dilambangkan dengan huruf, yaitu
dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah. Tetapi, hal ini
tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah
kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah. Misalnya: الشفعح
=al-syuî ‘ah, tidak ditulis asy-syuf ‘ah
f. Ta Marbûtah
Jika ta marbûtah terdapat pada kata yang berdiri sendiri (lihat contoh 1)
atau diikuti oleh kata sifat (na’t) (lihat contoh 2), maka huruf ta marbûtah
tersebut dialihaksarakan menjadi huruf “h” (ha). Jika huruf ta marbûtah
tersebut diikuti dengan kata benda (ism), maka huruf tersebut
dialihasarakan menjadi huruf “t” (te)(lihat contoh 3).
No Kata Arab Alih Aksara
syarî ‘ah شزعح 1
al- syarî ‘ah al-islâmiyyah الشزعح اإلسالمح 2
Muqâranat al-madzâhib مقارنح المذاهة 3
g. Huruf Kapital
Walau dalam tulisan Arab tidak dikenal adanya huruf kapital, namun
dalam transliterasi, huruf kapital ini tetap digunakan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Perlu
xv
diperhatikan bahwa jika nama diri didahului oleh kata sandang, maka
huruf yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri
tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Misalnya, الثخار= al-
Bukhâri, tidak ditulis al-Bukhâri.
Beberapa ketentuan lain dalam EYD juga dapat diterapkan dalam alih
aksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring atau cetak
tebal. Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama yang berasal
dari dunia Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan meski akar
kara nama tersebut berasal dari bahasa Arab. Misalnya: Nuruddin al-
Raniri, tidak ditulis Nûr al-Dîn al-Rânîrî.
h. Cara Penulisan Kata
Setiap kata, baik kata kerja (fi’l), kata benda (ism) atau huruf (harf), ditulis
secara terpisah. Berikut adalah beberapa contoh alih aksara dengan
berpedoman pada ketentuan-ketentuan di atas:
No Kata Arab Alih Aksara
1 al-darûrah tubîhu الضزورج تثح المحظىراخ
almahzûrât
al-iqtisâd al-islâmî اإلقتصاد اإلسالم 2
usûl al-fiqh أصىل الفقه 3
4 al-‘asl fi al-asyyâ’ alibâhah األصل ف األشاء اإلتاحح
المزسلحالمصلحح 5 al-maslahah al-mursalah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Artinya:”Bagi tiap-tiap umat telah kami syariatkan penyembelihan
(kurban) supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang
ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka. Tuhanmu
ialah tuhan yang Maha Esa. Karena itu, berserah dirilah kamu
kepada-Nya dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang
tunduk patuh (kepada Allah).” (QS.al-Hajj /22:34)
Dalam Al-Qur‟an dijelaskan, selain bentuk pendekatan diri kepada
Allah dan syukur atas karunia yang diberikan-Nya, kurban adalah bentuk
ketakwaan seorang muslim dalam melaksanakan segala perintah Allah.
Berqurban merupakan salah satu bentuk ibadah yang sudah
disyariatkan dalam Islam, Ajaran ini merupakan ibadah yang pernah
dijalankan Nabi Ibrahim „alahis salam saat akan menyembelih anaknya
Nabi Ismail sebelum diganti dengan seekor kibas (domba) oleh Allah
SWT, Ibadah berqurban merupakan bentuk kepasrahan seorang hamba
kepada Allah untuk mendekatkan diri pada-Nya.1
Syariat berqurban yang merupakan salah satu dari syiar agama
Allah (Agama Islam) mempunyai sejarah yang panjang sejak Nabi Adam
AS, sebab itu syariat berqurban digolongkan sebagai salah satu ibadah
klasik sejarah yang tidak perlu diragukan lagi kebenarannya didalam kitab
suci Al-Qur‟ an.2Seperti yang dijelaskan dalam firman Allah SWT.
tentang qurban pada zaman Nabi Ibrahim A.S:
1Syahruddin El-Fikri, Sejarah Ibadah, (Jakarta: Republika, 2014) h., 119
2A.Latief Rosyidiy, Qurban dan Aqiqah Menurut Sunnah Rasulallah SAW,
(Medan:Firma Rimbow, 1996),h.1
2
Artinya:”Ya Tuhanku, Anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang
termasuk orang-orang saleh, maka kami beri kabar gembira
dengan anak yang sangat sabar. Maka tatkala anak itu sampai
(kepada umur sanggup) berusaha bersama Ibrahim. Ibrahim
berkata: “Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi
bahwa aku menyembelihmu. Maka perkirakanlah apa
pendapatmu”. Ia menjawab : “Hai bapakku, kerjakanlah apa
yang diperintahkan kepadamu, insya Allah kamu mendapatiku
termasuk orang-orang yang sabar”. (Q.S. as-Saffat: 100-102)
Nabi Ibrahim adalah seorang Rasul yang tergolong Ulul Azmi
yang diberi gelar Khalilullah (kawan karib Allah SWT) yang terkenal
sangat cintanya kepada Allah dan Allah juga mencintainya. Tetapi setelah
ia mendapatkan seorang anak, maka cinta Ibrahim kepada anaknya juga
luar biasa. Sebab itu dicoba dengan perintah Allah melalui mimpi, agar
Ibrahim bersedia mengurbankan anaknya yang paling dicintainya itu untuk
membuktikan bahwa cintanya kepada Allah melebihi cintanya kepada
anaknya dan manusia seluruhnnya.3
Ibadah qurban mempunyai nilai ketauhidan yang sangat kental,
yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dengan mengorbankan anak yang
dicintainya, mengajarkan kepada manusia sikap bertauhid yang
sesungguhnya. Nabi Ibrahim mampu membebaskan dirinya dari
penghambaan kepada materi (dalam hal ini anak yang dicintainya) menuju
penghambaan kepada Allah semata.
Melalui qurban ini, Nabi Ibrahim memperlihatkan keimanan,
ketundukan, dan ketaatannya hanya kepada Allah. Dia juga telah berhasil
melepaskan diri dari kecintaanya terhadap dunia, baik jasad, jiwa, hati,
maupun ruhnya, karena hal tersebut akan menjadi penghalang seseorang
untuk melakukan pengorbanan, ketaatan, atau kepatuhan dalam
menjalankan perintah Allah.
Disisi lain, nilai tauhid yang ada dalam kisah qurban Nabi
Ibrahim adalah pengorbanan dilakukan demi pengabdian kepada Allah
3A. Latief Rosyidiy, Qurban dan Aqiqah Menurut Sunnah Rasulallah SAW, h.
7.
3
semata. Ibadah qurban juga menegaskan larangan melaksanakan ibadah
untuk selain Allah.
Allah SWT, telah menjanjikan surga bagi mereka yang telah
menyisihkan sebagian dari harta mereka untuk berqurban dengan niat yang
ikhlas. Hewan yang telah kita qurbankan diyakini di kemudian hari dapat
membawa kita menuju syurga.
Bagian dari bertakwa kepada Allah ketika berqurban adalah
menjaga sunah dan syiar dalam berqurban. Sementara ketika berqurban
melalui via online, dikhawatirkan ada beberapa sunah yang hilang.
Diantara sunah yang tidak terlaksana ketika seseorang mengirim hewan
qurban ke luar daerah adalah Dzikir kepada Allah ketika penyembelihan
hewan qurban. Allah berfirman, ketika menjelaskan tentang berqurban,
Artinya:“Sebutlah nama Allah ketika menyembelihnya” (QS. al-Hajj/22:
36)
Sahibul qurban tidak bisa melakukan ajaran ini, jika hewan
qurbannya disembelih di tempat lain. Makan daging qurban dianjurkan
bagi sahibul Qurban untuk memakan bagian hewan qurbannya.4 Allah
berfirman
Artinya:“Makanlah bagian hewan kurban tersebut dan sedekahkan
kepada orang yang membutuhkan.” (QS. al-Hajj/22: 28)
Jika qurban melalui media online Sahibul qurban tidak
mengetahui kapan hewannya disembelih, karena prinsip dasar dalam
Islam, seorang muslim wajib mengikatkan dengan hukum syara sebagai
konsekuensi keimanannya pada islam. Oleh karena itu sudah seharusnya
4Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasi Syariah), Hukum Kurban
Online, Artikel www.Konsultasi Syariah.com, https://konsultasisyariah.com/8044-
hukum-kurban-online.html, (hukum kurban online, konsultasi Syariah.com/Artikel/
2011/10/14)
4
dan sewajarnya seorang muslim mengetahui halal-haramnya perbuatan
yang dilakukannya agar tidak salah dalam melakukan perbuatannya dan
mengaggap ringan perbuatannya. Melihat Kehidupan Umat Islam sekarang
ini sudah sangat berbeda dengan kehidupan umat Islam di zaman
Rasulullah masih hidup. Zaman sekarang ini, khususnya di negara-negara
maju atau di kota-kota besar umat Islam dituntut untuk hidup serba praktis
dan efesien. Hal ini berbeda dengan kehidupan di zaman Nabi dahulu,
yang masih serba seadanya, baik dalam memenuhi kepentingan hidup,
maupun dalam kehidupan sehari-hari.5 Kemudian muncul pertanyaan apa
boleh ibadah qurban melalui online, yang dirasa lebih praktis?
Semakin banyak manfaat di dunia informatika untuk menunjang
berbagai kebutuhan mansuia, semisal perkembangan akad telekomunikasi
yang awalnya manusia kesulitan untuk berkomunikasi lantaran harus
menggunakan pos, yang membutuhkan waktu yang lama, saat ini, kita
tidak perlu sulit-sulit dan tidak juga butuh waktu yang lama untuk sekedar
berbicara dengan orang yang jauh, bahkan berbeda negara sekalipun.
Bahkan tidak tanggung-tanggung, bukan hanya mengirim pesan melalui
kata-kata, saat ini kita bisa berbicara dan berdialog secara live dengan
bantuan berbagai alat telekomuniasi menggunakan vidiocall dan lain
sebagainya. Perkembangan alat dunia Informatika, khususnya
telekomunikasi ini juga tidak jarang disalah gunakan oleh sebagaian pihak
yang tidak bertanggung jawab. Semisal menyebarkan isu dan fitnah, atau
melakukan tindakan penipuan yang jelas-jelas merugikan masyarakat.
Terlepas dari min dan plus dari perkembangan tersebut, realitanya
Perkembangan Ilmu pengetahuan berupa dunia informatika tersebut tidak
bisa terelakkan lagi. Kita sebagai manusia yang hidup pada masa di mana
dunia Internet semakin pesat, harus mampu menyikapi dengan benar
Sebagian masyarakat memandang bahwa perkembangan tersebut sebagai
media mempermudah dan memenuhi kebutuhannya, sehingga mereka
menganggap sebagai peluang dan bukan sebagai penghambat. Kita bisa
5Huzaimah Tahido Yanggo,MA, Masail Fiqhiyah kajian Islam Kontemporer,
(Bandung: Angkasa, 2005), cet.I, h.30-31
5
temukan saat ini dunia Internet dijadikan media untuk mempromosikan
berbagai produk, bukan hanya pada blog, namun mereka juga menciptakan
berbagai aplikasi agar lebih mudah dijangkau oleh para pembeli.
Masalah ini diangkat karena banyaknya Permasalahan yang
dihadapi di era globalisasi ini, maraknya kemajuan zaman informatika,
sampai masalah ibadah pun bisa melalui media online, seperti qurban
online, sehingga peneliti berpendapat bahwa hal ini sangat perlu untuk
diteliti yang kemudian dijelaskan agar masyarakat lebih mengetahui betul
apa saja yang harus di terapkan dalam berqurban online
Berhubung dengan ibadah qurban melalui media online yang
dianggap bisa memudahkan transaksi dan penyaluran daging qurban yang
bisa disalurkan sampai kepelosok-pelosok, maka saya akan mencoba
menguraikan lebih jauh dengan melakukan penelitian tentang “Hukum
Berqurban Via Online Studi Kasus Lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT)”
Jl. TB. Simatupang Cilandak Timur Pasar Minggu.
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, beberapa
masalah yang dapat diidentifikasikan
a. Apa Dasar Hukum Berqurban?
b. Bagaimana Ciri-ciri hewan yang tidak layak sebagai hewan qurban?
c. Bagaimana pandangan pakar fikih tentang gambaran hewan qurban?
d. Bolehkah berqurban melalui online?
e. Bagaimana cara pembagian daging qurban online?
f. Bagaimana hukum jual beli hewan qurban online?
2. Pembatasan Masalah
Sehubungan dengan banyaknya permasalahan yang timbul dalam
penelitian ini, maka penulis perlu membatasi masalahnya. Hal ini
dimaksudkan supaya pembahasannya tidak terlalu melebar dan sesuai
sasaran, maka di dalam penelitian ini penulis membatasi
permasalahannya pada praktik transaksi, pendistribusian daging serta
hukum praktik qurban online pada lembaga aksi cepat tanggap penyedia
6
layanana qurban online yang berada di gedung menara 165 lantai 11, Jl.
TB. Simatupang Kav. 1, Cilandak RT.3/ RW3 Cilandak Timur Pasar
Minggu.
3. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah:
a. Bagaimana praktik transaksi qurban online di lembaga aksi cepat
tanggap?
b. Bagaimana pendistribusian daging qurban di lembaga aksi cepat
tanggap?
c. Bagaimanakah hukum praktik qurban online pada lembaga aksi
cepat tanggap menurut fikih?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah:
a. Untuk menegetahui transaksi qurban online di lembaga Aksi Cepat
Tanggap
b. Untuk mengetahui pendistribusian daging qurban online Aksi Cepat
Tanggap
c. Untuk mengetahui hukum praktik qurban online menurut fikih
2. Manfaat Penulisan diharapkan :
a. Dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat agar mengetahui
hukum berqurban online
b. Dapat menambah khazanah keilmuan tentang berqurban.
D. Metode Penelitian
Untuk menghasilkan suatu karya ilmiyah, perlu menggunakan
pendekatan yang tepat dan sistematis, sebagai pegangan dalam penulisan
skripsi dan pengolahan data untuk memperoleh data yang valid
1. Pendekatan
Dalam sebuah penelitian dibedakan dua jenis data, yaitu pertama data yang
diperoleh langsung dari masyarakat (primary data atau basic data), kedua
7
data yang diperoleh dari bahan kepustakaan (secondary data).6 Dalam
pembahasan skripsi ini penulis menggunakan jenis data yang kedua, yaitu
data kepustakaan yang mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku,
koran, internet, yang menjadi sumber rujukan penulis.
2. Jenis Penelitian
Seperti data yang penulis paparkan diatas, bahwa pembahasan skripsi ini
bersumber dari bahan kepustakaan (Library Reserch), oleh karena data
yang dikaji bersumber dari bahan-bahan kepustakaan yang terkait dengan
pembahasan ini, maka sumber data penulis adalah buku-buku fiqh, dan
buku-buku lain yang mendukung pembahasan ini.
3. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan.7 Dalam pengumpulan data ini penulis
berusaha mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan menggunakan
pustaka-pustaka utama. Dari data yang terkumpul, penulis menggali
keterangan tentang kriteria boleh dan tidaknya hukum qurban online.
proses selanjutnya penulis berusaha mengklasifikasikan data-data tersebut,
dan penulis dapat menggambarkan tentang pembahasan.
4. Metode Analisis Data
Teknik analisis data meliputi upaya melihat, membaca, menganalisa,
menafsirkan, dan membandingkan bahan-bahan dokumen yang meliputi :
(1) Otobiografi; (2) Surat-surat pribadi, buku atau catatan harian (Jurnal);
(3)surat kabar.8 Inilah yang disebut dengan analisis data kualitatif.
Ada 2 teknik yang penulis gunakan dalam menganalisis data, yaitu:
a. Metode deduktif, Metode deduktif adalah teknik analisis data yang
dimulai dariteori yang bersifat umum, selanjutnya dikemukakan
kenyataan yang bersifat khusus.9 Dalam menerapkan metode deduktif
6Soejono Sukanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Universitas
Indonesia, 1986),cet 3,h.12 7Moh Nasir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), cet 3,h.
211 8Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya 2004), h.103
9Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h.30
8
tersebut penulis memulai dari teori hukum berkurban yang bersifat
umum, kemudian penulis kemukakan secara khusus.
b. Metode deskriptif, prosedur pemecahan masalah yang diselidiki
dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek dalam penelitian
dapat berupa orang, lembaga, masyarakat lainnya berdasarkan fakta-
fakta yang tampak atau apa adanya.
E. Review Kajian Terdahulu
Untuk mengetahui kajian terdahulu yang sudah pernah ditulis
dan dibahas oleh penulis lainnya, maka penulis me-review beberapa
skripsi dan karya tulis terdahulu yang pembahasannya hampir sama
dengan pembahasan yang penulis angkat.
Dalam hal ini penulis menemukan beberapa skripsi dan karya
tulis terdahulu, yaitu:
Achmad Fatih NIM 11100431000410 dalam skripsinya
“Tinjauan Hukum Islam terhadap arisan qurban studi kasus
dikeluarga H.Moh Nur Cipete Utara Jakarta Selatan” Kesimpulannya
menurut hukum islam kegiatan arisan qurban diperbolehkan karena setelah
peristiwa Ibrahim AS ibadah qurban ini lebih ditekankan dalam bentuk
materi, karena qurban adalah pengorbanan yang berbentuk materi, tentu
hanya diperuntukan bagi mereka yang berlapang materi, bagi mereka yang
belum berlapang materi tidak bisa dipaksakan.
Kartini NIM 111004310003211
dalam skripsinya “Praktek
Qurban di Desa Kundur dalam Perspektif Hukum Islam Studi kasus
didesa kundur, kec. Kundur barat kab. Karimun kepulauan riau”
Kesimpulannya Ada beberapa praktek qurban di Desa Kundur Kepulauan
Riau yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Praktek qurban yang tidak
10
Achmad Fatih, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Arisan Keluarga.,
Perbandingan Mazhab Fiqh, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
Fakultas Syariah dan Hukum. 2015 11
Kartini, Praktek Kurban di Desa Kundur Dalam Perspektif Hukum Islam
Studi Kasus Didesa Kundur, Kec.Kundur Barat Kab.Karimun Kepulauan Riau,
Perbandingan Mazhab Fiqh, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
Fakultas Syariah dan Hukum. 2015
9
dibenarkan dalam ajaran Islam yakni pemanfaatan hewan qurban dan
penguburan kerangka hewan qurban. Pada dasarnya seluruh bagian hewan
qurban bisa dimanfaatkan, baik kepala, kulit maupun tulangnya. Boleh
saja tulang-belulang hewan qurban dikubur (dipendam) itu lebih baik,
akan tetapi setelah dimanfaatkan. Jika kerangka hewan qurban dikubur
sebelum dimanfaatkan, itu merupakan perbuatan yang menyia-nyiakan
atau mubazir. Karena baik kulit, kepala, maupun tulang-belulang hewan
qurban dapat digunakan sebagai konsumsi. Sedangkan praktek penguburan
tulang hewan qurban seperti dibungkus menggunakan kain putih dan
kerangka hewan tersebut dikubur layaknya seperti jenazah, ini tidak
dibenarkan dealam ajaran agama Islam. Tidak ada perbuatan menguburkan
hewan seperti manusia. Dalam Islam segala sesuatu ada tempatnya,
manusia memang diperlakukan seperti itu. Tetapi tidak dengan hewan.
Pada hakikatnya semua yang ada dimuka bumi ini adalah ditundukkan
untuk kemaslahatan manusia lain.
Fauzan NIM 111004310005312
dalam skripsinya “Hukum
Qurban Menggunakan Uang”, Pelaksanaaan qurban menggunakan
uanag dizaman sekarang memang sudah ada contohnya sejak lama, ada
beberapa riwayat sahabat yang berqurban dengan ayam, cincin, atau harta
benda lainnya, namun tidak terdapat indikasi bahwa apa yang mereka
lakukan adalah berqurban dalam pengertian syar’iyyah yang oleh
Rasulullah dibatasi objek dan waktunya, karena itu istilah berqurban
dengan uang itu tidak cukup sandaran kepada syari‟atnya. Kalaupun
mereka lakukan hal itu, maka tetap memiliki nilai kebaikan tapi masuk
katagori sedekah biasa.
Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasi Syariah) dalam
artikel yang berjudul “Waktu Penyembelihan Shahibul Qurban di
Eropa, Qurbannya di Indonesia”, Kesimpulan artikel Menurut yang di
pahami, qurban itu terkait dengan waktu shalat id di daerah mudhahhi
(shahibul qurban), dan bukan tempat keberadaan hewan qurban. Dan yang
12
Fauzan, Hukum Kurban Menggunakan Uang, Perbandingan Mazhab Fiqh,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Syariah dan Hukum. 2014
10
lebih hati-hati menurutnya hendaknya penyembelihan diakhirkan sampai
selesai shalat yang terakhir. Baik shalat yang terakhir di negara tempat
hewan qurban berada atau di negara Mudhahhi berada.
Dalam tulisan ini persamaannya dengan penilitian-penelitian
dan tulisan-tulisan sebelumnya ialah membahas dalam hal qurban, secara
umum perbedaannya ialah qurban melalui media online, berdasarkan
literatur di atas, penulis melihat saat ini belum ditemukan karya ilmiah
yang membahas secara khusus mengenai hukun qurban via online dengan
melakukan studi kasus ditempat penyedia layanan qurban onlinenya.
F. Sistematika Penulisan
Dalam memudahkan penyusunan skripsi ini dan untuk
memberikan gambaran secara rinci mengnai pokok pembahasan maka
penulis menyusun skripsi ini dalam beberapa bab dengan sistematika
sebagai berikut
Bab I merupakan pendahuluan, yang meliputi latar belakang
masalah, identifikasi masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, riview kajian terdahulu, signifikansi penelitian, metode
dan teknik penelitian, kerangka teori dan sistematika penulisan.
Bab II merupakan tinjauan umum mengenai qurban, yang
mencangkup Pengertian kurban , Syarat qurban, Cara Mengatur daging
kurban, serta keutamaan berqurban.
Bab III konsep qurban melalui online gambaran umum qurban
di dalam Fiqh, yang memuat penjelasan Sejarah Qurban, Kewajiban yang
harus dipenuhi oleh orang yang berqurban, Syarat Hewan yang
diqurbankan
Bab IV pandangan Islam tentang qurban melalui via online,
syarat Orang yang berqurban, Sunnah-sunnah qurban, Penyaluran daging
kurban melalui online,Teknik Penyembelihan Hewan qurban.
11
Bab V adalah merupakan penutup yang berisi tentang
kesimpulan yang menjawab perumusan masalah dan saran yang berguna
untuk perbaikan di masa yang akan datang.
12
BAB II
QURBAN DI DALAM FIKIH
A. Pengertian Qurban
Qurban berarti segala sesuatu yang mendekatkan seorang hamba
dengan Tuhannya baik berupa sembelihan atau yang lainnya.
Qurban adalah suatu amalan yang disyariatkan Islam pada tahun
kedua Hijriah berdasarkan dalil Al-Qur’an, hadits, dan ijma.1
Udhiyyah pada asalnya bermakna “waktu dhuha”, yaitu waktu
antara jam 07.00 hingga menjelang istiwa, kira-kira jam 12.00, kemudian
dijadikan nama sebagai nama bagi sembelihan qurban yang
pelaksanaannya dilakukan dan dianjurkan pada waktu dhuha, yang
dilakukan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah.2
Qurban artinya dekat. Dalam istilah syara artinya mendekat diri kepada
Allah dengan jalan menyembelih binatang dengan niat tertentu untuk
memberikan kenikmatan atas harta bendanya kepada orang yang berhak
menerima qurban tersebut dengan tujuan mencari keridhoan Allah semata
dan dalam waktu yang tertentu pula.3
Udhiyah ialah binatang yang disembelih baik unta, sapi, kerbau,
atau kambing karena menghampirkan diri kepada Allah pada waktu yang
akan diterangkan kemudian.4
Kata Qurban berasal dari bahasa Arab “Qaruba-Yaqrubu-
Qurban-Qurbanan” قسببوب -قسبب -يقسة -قسة Artinya, dekat, mendekatinya,
menghampiri.5 Namun menurut istilah fiqih Artinya: meyembelih hewan
1 Setiawan Budi Utomo, Fiqih Aktual, (Jakarta: Gema Insani Press, 2003),
Cet. 1, h. 292 2 T. A. Latief Rosydiy, Qurban dan Aqiqah Menurut Sunah Rasulullah Saw
(Medan: Firma Rimbow, 1996), Cet. 3, h. 15. 3 Ibnu Masu‟ ud dan Zainal abidin, Fiqih Mazhab Syafi‟I, (Bandung: Pustaka
Setia, 2005), h. 682 4 Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, Sabilal Muhtadin, (Surabaya: PT.
Bina Ilmu Offset, 2013), Jilid 2, h. 1051.
5 Nawawi Rambe, Fiqih Islam, (Jakarta: Duta Pahala, 1994), Cet I, h.557
(Fauzan, Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2016, h. 14 )
13
ternak pada hari raya haji (qurban)dan hari raya tasyrik untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT.6
Dalam bahasa arab, Hadyu artinya sesuatu yang dihadiahkan
(dikirim dan dipindahkan). Dalam istilah syariat, hadyu adalah hewan
ternak (unta, sapi, dan kambing).7
Hewan qurban berasal dari kata al-udhhiyah dan adh-dhahiyah,
kata sebutan bagi setiap yang disembelih berupa onta, sapi, dan kambing
pada hari qurban, dan hari-hari tasyriq, untuk mendekatkan diri kepada
Allah SWT.8
Berqurban (udhhiyah) adalah salah satu bentuk pendekatan diri
kepada Allah dengan mengorbankan sebagian kecil hartanya, untuk
dibelikan binatang ternak. Menyembelih binatang tersebut dengan
persyaratan yang sudah ditentukan. Sedangkan berqurban (tadhiyah)
mempunyai arti yang lebih luas yaitu berqurban dengan harta, jiwa,
pikiran dan apa saja untuk tegaknya Islam
Secara etimologis, qurban berarti sebutan bagi hewan yang
diqurbankan atau sebutan bagi hewan yang disembelih pada hari raya Idul
Adha. Adapun definisinya secara fiqih adalah perbuatan menyembelih
hewan tertentu dengan niat mendekatkan diri kepada Allah SWT. dan
dilakukan pada waktu tertentu atau bisa juga didefinisikan dengan hewan-
hewan yang disembelih pada hari raya Idul Adha dalam rangka
mendekatkan diri kepada Allah SWT.9 Qurban merupakan pendekatan diri
kepada Allah SWT. Menurut Syara’, Qurban adalah beribadah untuk
mendekatkan diri pada Allah SWT. Kurban berarti dekat atau mendekat
atau disebut Udhhiyah atau Dhahiyyah yang secara harfiah berarti hewan
sembelihan.
6 Abu Fatah Idris dan Abu Ahmadi, Fiqih Islam Lengkap, Jakarta:PT.Rineka
Cipta, 2004, Cet III, h.353 7
Az-Zuhaili Wahbah, Fiqih Islam Wa Adilatuhu, (Jakarta: Gema Insani
2011), Jilid III, h. 612 8 Al-Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, (Jakarta: Cakrawala Publishing, 2009), Cet.
I h.370 9 Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, (Jakarta: Gema Insani,
2011), Jilid 4,Cet I, h. 254.
14
B. Dasar Hukum Berqurban
Para ulama berbeda pendapat dalam menentukan hukum berqurban
apakah wajib atau sunnah, menurut Jumhur hukum qurban sunnah
muakkadah,
Sebagaimana firman Allah SWT :
Artinya:“Sesungguhnya Kami telah memberi kepadanya nikmat yang
banyak.Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu, dan
berqurbanlah.” (QS.al-Kausar/108:1-2)
Wajib hukumnya menurut mazhab Abu Hanifah, Istilah wajib di
sini menurut Abu Hanifah kedudukannya sedikit lebih rendah dari Fardhu,
dan lebih tinggi dari sunnah. Karena hukumnya wajib, maka berdosalah
orang yang meninggalkannya jika ia tergolong orang kaya.10
Abu Hurairah r.a. berkata, bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda :
11
Artinya:”Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: “Siapa yang memiliki
kelapangan tetapi ia tidak berkurban, maka jangan sekali-kali ia
mendekati tempat shalat kami.” (Riwayat Ahmad dan Ibnu
Majah. Hadits shahih menurut Hakim. Hadits mauquf menurut
para imam hadits selainnya).
Mayoritas ulama menghukumi sunah, bukan wajib, berdasarkan ayat:
Artinya:”Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkorbanlah”.
(Q.S.al-Kautsar/108:2)
10
Yusuf al-Qardawi, Fatwa-Fatwa Kontemporer, (Jakarta: Gema Insani, 1995),
Jilid I, Cet I, h.492 11
Ibnu Majah Abu Abdillah bin Yazid al-Quzwaini, Sunan Ibnu Majah, (Dar
Ihya Kitab al-Arabiyah, tth. 273), Juz 2,h.1044
15
Hukum menyembelih qurban menurut mayoritas Ulama selain
Imam Abu Hanifah, adalah sunnah muakkad bagi umat Islam, atau
sunnah yang sangat diharap dan dikukuhkan oleh yang sanggup. Ibadah
Qurban adalah termasuk syiar agama yang ditetapkan dalilnya.
Abu Hanifah dan para sahabatnya menyatakan bahwa “berqurban
hukunya adalah wajib satu kali setiap tahun bagi seluruh orang yang
menetap dinegeri” Argumentasi yang dikemukakan mazhab Hanafi
mewajibkan qurban adalah berdasarkan sabda Rasulullah SAW:
12
Artinya:”diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW,
bersabda”siapa yang dalam kondisi mampu lalu tidak berkurban,
maka janganlah mendekati tempat shalat kami”(H.R.Ibnu Majah)
Berqurban adalah sunnah muakkadah, makruh meninggalkannya
padahal mampu melakukannya. Ini berdasarkan hadist Annas yang
diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, bahwa Rasulullah, berqurban
dengan dua ekor biri-biri berwarna hitam bercampur putih dan bertanduk.
Beliau menyembelih kedua biri-biri tersebut dengan tangan beliau sendiri
dan beliau menyebut nama Allah serta bertakbir.
Para imam mazhab, sepakat bahwa udhiyyah (penyembelihan
hewan qurban) disyari’atkan dalam Islam, namun mereka berbeda
pendapat apakah qurban itu hukumnya sunnah, atau wajib?
Menurut pendapat Maliki, Syafi’i, Hambali, qurban Hukumnya
adalah Sunnah Mu’akkadah, Hanafi Berpendapat Hukumnya adalah Wajib
atas penduduk kota-kota besar, yaitu orang-orang yang sudah mempunyai
Harta satu nisab.13
Para ulama telah menyepakati pensyariatan qurban, dan mereka
hanya berbeda pendapat mngenai hukum berqurban bagi orang yang
12
Abu abdillah Muhammad bin Yazid Al-Qazwani, Sunnan Ibnu Majah,
(Beirut: Dar al-Fikr)Jil II. h.1004 13
Al-Allamah Muhammad bin Abdurrahman ad-Dimasyqi, Fikih Empat
Mazhab, (Bandung: Hasyimi 2014), h.186
16
mampu. Dalam hal ini, pendapat ulama terbagi menjadi dua, yaitu sebagai
berikut.14
Pertama, hukumnya wajib, dengan konsekuensi orang yang tidak
melaksanakannya berarti telah berdosa. Pendapat ini dikemukakan oleh
Al-Auza’i, Al-Laits, dan Madzhab Abu Hanifah. Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah, Cendrung memilih pendapat ini.
Kedua, hukumnya sunnah muakkad. Pendapat ini dikemukakan
oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar Bin Al-khatab, dan bilal bin rabah,
dan Abu Mas’ud Al-anshari.
Pendapat terakhir ini dikemukakan oleh Suwaid bin Ghaflah,
Sa’id bin Musayyab, Alqamah, Al-aswad, Atha, dan Asy-Sya’bi.
Selain ini, pendapat ini juga dipilih oleh mazhab Asy-Syafi’i,
Ahmad, Ishaq, Sekaligus menjadi pendapat yng masyhur dikalangan
Mazhab Malik.
C. Waktu Berqurban
Seperti halnya ibadah lain, Islam menentukan batasan waktu
dalam berqurban. Pembatasan waktu tersebut bertujuan agar umat Islam
mau menghargai waktu dan memiliki disiplin tinggi. Tidak boleh
menyembelih hewan qurban setelah matahari terbit pada hari raya qurban,
penyembelihan hendaknya dilakukan setelah shalat Idul Adha dan tiga hari
sesudahnya (hari-hari Tasyrik).15
Disyariatkan pada hewan qurban untuk tidak disembelih kecuali
setelah matahari terbit pada hari raya Idul Adha. dan setelah melewati
waktu dengan durasi yang cukup untuk mengerjakan shalat hari raya
Sesudah itu boleh menyembelihnya di hari mana saja yang termasuk hari-
hari Tasyrik, baik malam ataupun siang. Setelah tiga hari tersebut tidak
ada lagi waktu penyembelihannya.
14
Wahid Abdus Salam Bali, 474 Ibadah Salah Kaprah, (Jakarta: Amzah
2006), Cet.1, h. 460 15
Adul Mutaalal-Jabari, Al-Adhiyyah: ahkamuhawa Falsafatu haal-Tarbiyah,
diterjemah oleh Ainul Haris, Cara Berkurban, (Jakarta : Gema Insani Perss, 1996), h. 59
17
Bagi umat islam, waktu qurban dilakukan pada 10 Dzulhijjah
(hari nahar) dilaksanakan setelah sholat Idul Adha, dan 11, 12 dan 13
Dzulhijjah (hari tasyrik) bertepatan pada hari raya Idul Adha. kalau
memungkinkan orang yang menyembelih hewan qurban ialah orang yang
berqurban itu sendiri.
Sebuah Hadis Menyatakan:
Artinya:”dari Ummi Salamah r.a bahwasanya Nabi SAW. Telah bersabda,
Bila telah masuk tanggal 10 bulan Zulhijjah dan salah seorang
diantara kamu hendak berqurban, maka tidaklah boleh
menyentuhnya rambut dan kulit hewan qurbannya sedikitpun”.
(H.R.Muslim).
Kalangan fuqaha terjadi beberapa perselisihan pendapat dalam hal
persial, yaitu tentang awal dan akhir waktu berqurban, serta dalam hal
makruhnya menyembelih hewan qurban pada malam Idul Adha. Para
fuqaha juga menyepakati tidak bolehnya melakukan penyembelihan
sebelum shalat Id atau pada malam hari raya Idul Adha.17
Menurut pendapat Syafi’i, waktu penyembelihan hewan qurban
adalah sejak terbit matahari pada hari nahar (Idul Adha) dan telah berlalu
kadar waktu shalat hari raya dan dua khutbahnya, apabila penyembelihan
dilakukan sebelum shalat Idul dan Khutbah, maka hukumnya tidak sah.
Sedangkan menurut pendapat Hanafi, waktu berqurban baru masuk
dengan terbitnya fajar hari raya dan terus berlangsung hingga sesaat
sebelum terbenamnya matahari pada hari ketiga (tanggal 12 Dzulhijjah).
Menurutnya makruh hukumnya menyembelih hewan qurban di malam
hari, karena terbukanya kekeliruan terjadinya kekeliruan penyembelihan
yang dilakukan ditengah malam. Dalam mazhab Maliki waktu berqurban
dimulai setelah shalat dan khutbah Id. Jika ia menyembelih sebelum itu,
16
Abu Abdurrahman ahmad bin syuaib an-nasa’i, Sunan an-Nasa‟i, (Maktaba
al-Matbuat al-Islamiyah, 1986), cet 2, Juz 7, h.212 17
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, (Jakarta: Gema Insani,
2011), cet. I, Jilid 4, h. 266.
18
maka tidak sah. Tidak sah disini menyembelih hewan qurban sebelum
shalat dan sebelum imam menyembelih.18
Dalam mazhab Hambali waktu penyembelihan hewan qurban
dimulai dari hari raya, yaitu dengan berlalunya waktu seukuran
pelaksanaaan yang paling minimal dari shalat dan dua khutbah Idul Adha.
Akan tetapi, mereka semua sepakat menyatakan bahwa waktu yang paling
utama untuk berqurban adalah pada hari pertama sebelum matahari
tergelincir, karena inilah sunnah Rasulullah saw.19
Jadi Jumhur ulama sepakat tentang waktu qurban yakni dilakukan
pada 10 Dzulhijjah (hari nahar) dilaksanakan setelah shalat idul adha, dan
11, 12, dan 13 Dzulhijjah (hari tasyrik).
D. Jenis dan Syarat Hewan Qurban
Tidak semua hewan biasa dijadikan qurban. Binatang-binatang
yang biasa dijadikan qurban adalah binatang ternak, seperti unta, sapi,
domba, dan kambing.20
Para ulama sependapat bahwa ibadah qurban tidak
sah kecuali menggunakan binatang an’am, yaitu: unta, sapi (kerbau),
kambing atau domba dan semua hewan yang termasuk jenisnya. Dengan
demikian tidak sah berkurban dengan menggunakan binatang selain
an’am,21
berdasarkan firman Allah SWT:
Artinya:”Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan
(kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap
binatang ternak". (QS.al-Hajj:34)
18
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, (Jakarta: Gema Insani,
2011), cet. Ke-1, Jilid 4, h. 266. 19 Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, (Jakarta: Gema Insani,
2011), Cet.I, Jilid 4, h. 265. 20
Abu Malik Kamal bin As-Sayyid Salim, Shahih Fikih Sunnah, (Jakarta:
Pustaka Azam, 2007), Cet. II, h. 615 21
Wahhab Az- Zuhailiy, Al-Fiqhu al-Islamy Wa Adilatuhu, (Beirut: Dar el-fikr,
1989), Cet.III, h. 9
19
Syarat sahnya qurban, disyariatkan memenuhi kriteria sebagai
berikut:
1. Hewan qurban hanya boleh dari kalangan Bahimah al-An‟am (hewan
ternak tertentu). Kambing, harus berumur lebih dari 1 tahun dan
memasuki tahun kedua, atau giginya mulai lepas, Sapi dan domba,
harus berumur lebih dari 2 tahun dan memasuki tahun ketiga. Unta,
harus berumur lebih dari 5 tahun dan memasuki tahun keenam, Syarat
Hewan qurban yang sah untuk ibadah qurban haruslah yaitu onta,
sapi, kambing atau domba dan tidak boleh selain itu. Bahkan
sekelompok ulama menukilkan adanya ijma’ (kesepakatan)
bahwasanya qurban tidak sah kecuali dengan hewan-hewan tersebut.
2. Usia hewan tersebut telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan
oleh syariat (syara‟), yakni jadz‟ah untuk domba dan musinnah untuk
yang lainnya (unta, sapi dan kambing), berdasarkan hadits yang
diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah, Nabi bersabda
نب تربحاإنب مسىة إنب أن يعسس قبل: قبل زسل اهلل صه اهلل عهي سهمعه جببس زضي اهلل عى
22انضأ ن )زاي مسهم( كم فتربحا جرعة مهعهي
Artinya:”Diriwayatkan dari Jabir radhiyallahu „anhu, ia berkata,
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, „Janganlah
kalian menyembelih kecuali musinnah. Kecuali jika terasa sulit
bagi kalian, maka sembelihlah jadza‟ah dari domba‟.” (HR
Muslim)
Para ulama sepakat mengenai bolehnya berqurban dengan unta,
sapi, dan domba, yang sudah mencapai tingkat tsani namun mereka
berbeda pendapat dalam hal domba yang baru mencapai tingkatan jidz‟,
menurut mazhab Hanafi dan Hanbali, dibolehkan berqurban dengan jidz‟
yang tubuhnya besar atau gemuk dan umurnya sudah mencapai enam
bulan masuk tujuh bulan. Pendapat ini dipegang juga oleh sebagian
mazhab Maliki.23
22
An-Nasaiburi, Muslim bin al-hajjaj al-Qusyairi, Ensiklopedi Hadits Shahih
Muslim 2, (Jakarta: almahira, 2012), Jilid 4, cet. I, h. 264
23
Pendapat Lembaga Aksi Cepat Tanggap, http://globalqurban.com ,18/05/28
20
Berbedaan antara domba jidz‟ dan kambing jidz‟ adalah bahwa
domba jidz‟ sudah memiliki masa birahi dan sudah bisa menghasilkan
keturunan (jika kawin dengan domba betina), namun kambing jidz‟ belum
memiliki hal demikian. Seekor anak domba sudah bisa dikatakan
mencapai tingkatan jidz‟ dengan sudah tumbuhnya bulu dibagian
punggung. Sedangkan menurut pendapat yang dipandang kuat dalam
mazhab Syafi’i dan Maliki, seekor domba jidz‟ baru boleh dijadikan
qurban jika usianya sudah genap setahun dan masuk tahun kedua. Adapun
usia hewan ternak lainnya yang dibolehkan untuk dijadikan qurban
menurut pandangan para ulama adalah sebagai berikut.24
Menurut mazhab Hanafi, untuk kambing adalah yang telah
sempurna berusia satu tahun dan masuk ke tahun kedua, untuk sapi atau
kerbau adalah yang telah sempurna berusia dua tahun dan masuk tahun
ketiga sementara untuk unta adalah yang telah sempurna berusia lima
tahun dan masuk tahun keenam. Menurut mazhab Maliki, untuk kambing
adalah yang telah sempurna berusia satu tahun menurut perhitungan tahun
arab (qamariyah) dan jelas-jelas masuk ke tahun kedua, seperti berusia
satu tahun satu bulan. Hal ini berbeda dengan domba yang sudah boleh
diqurbankan sekedar masuk tahun kedua. Adapun untuk sapi atau kerbau
adalah yang telah sempurna berusia tiga tahun dan sekadar masuk tahun
keempat, sementara untuk unta adalah yang telah sempurna berusia lima
tahun dan masuk tahun keenam.25
mazhab Syafi’i, syarat untuk unta adalah
berusia enam tahun, sapi dan kambing berusia tiga tahun, adapun domba
berusia dua tahun. Dan dalam mazhab Hambali, Syarat untuk kambing
adalah berusia sempurna satu tahun, untuk sapi berusia sempurna dua
tahun, adapun unta berusia sempurna lima tahun.26
Dari uraian diatas dapat kita lihat bahwa para ulama mazhab yang
empat sepakat menetapkan usia untuk unta adalah lima tahun. Adapun
untuk sapi, mereka berselisih pendapat kedalam dua pendapat Menurut
24 Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, (Jakarta: Gema Insani,
2011), cet. 1, Jilid 4, h. 275 25
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, h. 276 26
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, h. 276
21
mazhab Hanafi, Hambali, dan Syafi’i syaratnya adalah berusia dua tahun,
sementara menurut mazhab Maliki tiga tahun. Mereka juga berselisih
pendapat tentang umur untuk kambing dimana menurut mazhab selain
Syafi’i syaratnya adalah sudah berusia setahun penuh, sementara menurut
mazhab Syafi’i sudah berusia 2 tahun penuh.27
Yang dimaksud musinnah adalah hewan yang telah mencapai
usia tsaniyah atau lebih tua daripada itu. Jika usianya kurang
dari tsaniyiah maka disebut jadz‟ah. Kambing tsaniyah adalah kambing
yang berumur 1 tahun dan masuk tahun ke-2 tahun masuk tahun ke-3.
Unta tsaniyah adalah unta yang berumur 5 tahun masuk tahun ke-6.28
Usia tsaniyah untuk unta adalah unta yang telah genap berusia 6
tahun masuk 7 tahun. Adapun untuk sapi adalah yang telah genap berusia
2 tahun. Sementara untuk kambing jika telah genap berusia 1 tahun.
Sementara itu usia jadz‟ah untuk domba adalah domba yang sudah genap
berusia 1/2 tahun (6 bulan). Dengan demikian tidak sah hukumnya
berqurban dengan hewan ternak yang belum memasuki
usia tsaniyah untuk unta, sapi, dan kambing atau ukuran jadz‟ah untuk
domba (kibasy).
3. Bebas dari aib/cacat
Hewan qurban tersebut disyaratkan bebas dari cacat yang bisa
menghalangi keabsahannya. Adapun cacat yang dimaksudkan memiliki
27
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, (Jakarta: Gema Insani,
2011), cet. Ke-1, Jilid 4, h. 276 28
Imam Syafi’i, Ringkasan Kitab Al-Umm, (Jakarta: Pustaka Azzam 2004),
Jilid 1-2, h.737
Jenis
Hewan
Umur
Unta 5 tahun
Sapi 2 tahun
Kambing 1 tahun
Domba ½ tahun (6 bulan)
22
beberapa persoalan antara lain29
: Salah satu matanya buta, baik disebabkan
karena tidak memiliki bola mata, bola mata menonjol keluar seperti
kancing baju atau karena bagian mata yang hitam berubah warnanya
menjadi putih yang sangat jelas menunjukkan kebutaan. Tirmidzi
mengatakan, bahwa hadis ini hasan shahih. Maksud tidak berisi adalah
tidak berlemak, ada pula yang mengatakan tulangnya tidak berisi adalah
tidak berlemak, ada pula yang mengatakan tulangnya tidak berisi susum,
dalam keadaan pincang, yakni pincang yang bisa menghalangi hewan
tersebut untuk berjalan sekiranya binatang tersebut didahului oleh binatang
lain sehingga dapat tertinggal dari kelompoknya, Kalau pincangnya hanya
sedikit yang sekiranya tidak tertingal saat berjalan bersama kelompoknya,
maka tidak apa-apa.30
Ketika dibaringkan untuk disembelih binatang kakinya sehat, lalu
meronta-ronta hingga kakinya patah atau pincang pada saat disembelih,
maka tidak cukup menurut pendapat yang ashah, karena binatang tersebut
pincang ketika disembelih, jadi serupa dengan kambing yang kakinnya
patah lalu segera disembelih untuk qurban, maka tidak cukup. Hewan yang
sakit, yakni sakit yang gejalanya jelas terlihat pada hewan, yang
menyebabkan kurus atau dagingnya rusak. Demikian juga penyakit kudis
yang parah sehingga bisa merusak kelezatan daging atau mempengaruhi
kesehatannya. Begitu pula luka yang dalam sehingga mempengaruhi
kesehatan tubuhnya. Diantara sakit tersebut sakit huyam yaitu selalu haus
terus menerus yang tidak pernah merasa segar dengan air. Ahli bahasa
mengatakan: huyam adalah penyakit yang menimpa binatang yang
membuatnya selalu bingung sehingga tidak mau merumput. Dalam
keadaan kurus, sehingga tulangnya tidak bersumsum.31
29
Al-imam Taqiuddin Abu Bakar Al-Husaini, Terjemahan Kifayatul akhyar
(Surabaya: PT.Bina Ilmu 1997), Jilid III, h.242 31
Al-imam Taqiuddin Abu Bakar Al-Husaini, Terjemahan Kifayatul akhyar
)Surabaya: PT.Bina Ilmu 1997), Jilid III, h.242 31
Al-imam Taqiuddin Abu Bakar Al-Husaini, Terjemahan Kifayatulakhyar
(Surabaya: PT.Bina Ilmu 1997), Jilid III, h.242
23
Keempat hal tersebut di atas didasarkan pada sabda Nabi ketika
beliau ditanya mengenai hewan yang tidak boleh dijadikan sebagai hewan
qurban, maka beliau berisyarat dengan tangannya dan bersabda:
يب؟ بانضح ذا يتق مه سئم مبعهي سهم زسل اهلل صه اهللعبشة أن انبساء بهعه
ن كب قبل أزبعب يد زس مه قصس أيقل يد انبساء يشيس بيدي اهلل عهي صه ل انه
ب نعسجبء ا سهم ب انبيه ظهع ز زاء انبيه ع ب انبيه مس انمسيضة انع انعجفبء ض
انمهك(زاي ) انت ال تىق32
Artinya:”Dari Al-Bara‟ bin „Azib berkata, “Rasulullah shallallahu
„alaihi wasallam ditanya, „Apa yang harus dijauhi untuk hewan
kurban? „ Beliau memberikan isyarat dengan tangannya lantas
bersabda: “Ada empat.” Barra‟ lalu memberikan isyarat juga
dengan tangannya dan berkata; “Tanganku lebih pendek
daripada tangan Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam: (empat
perkara tersebut adalah) hewan yang jelas-jelas pincang kakinya,
hewan yang jelas buta sebelah, hewan yang sakit dan hewan yang
kurus tak bersumsum.” (H.R.Malik)
Keempat sifat di atas membuat tidak sahnya berqurban dengan suatu
hewan, berdasarkan kesepakatan ulama.
Sifat-sifat hewan yang akan dikurbankan ada tiga macam sifat-
sifat yang dianjurkan. Sifat-sifat yang menghalangi sahnya qurban, dan
sifat-sifat yang makruh keberadaanya pada hewan qurban. Berkenaan
dengan sifat-sifat yang dianjurkan terdapat pada domba/kambing qurban
menurut kesepakatan ulama adalah hendaklah berupa domba jantan yang
gemuk, bertanduk, berbulu putih, pejantan
ataupun yang dikebiri, sebab yang pejantan dipandang lebih
utama oleh jumhur ulama, sementara mazhab Hanafi memandang yang
dikebirilah yang lebih utama. Qurban tidak sah jika hewan qurbannya
memiliki empat cacat di atas, Demikian pula dengan cacat-cacat yang lain
yang mirip dengan keempat cacat di atas dan tentunya cacat lain yang
lebih parah dari itu.
Berqurban dengan hewan yang memiliki cacat berikut ini juga tidak sah :
1. Kedua belah matanya buta.
32
Malik bin Annas al-Madani, Muato Abdul Malik, (Bairut Libanon:Dar al-
ihya at-Turast al-Araby, 1983), Juz II, h.482
24
2. Hewan yang pencernaan tidak sehat sehingga kotorannya encer.
Hewan ini boleh digunakan untuk berqurban jika penyakitnya telah
sembuh.
3. Hewan yang sulit melahirkan. Hewan ini diperkenankan untuk
dijadikan hewan qurban setelah proses melahirkan selesai.
4. Hewan yang tertimpa sesuatu yang bisa menyebabkan kematian
seperti tercekik atau jatuh dari atas. Hewan ini bisa digunakan sebagai
hewan qurban setelah selamat dari bahaya kematian yang
mengancamnya.
5. Hewan yang lumpuh karena cacat.
6. Hewan yang salah satu kaki depan atau kaki belakangnya terputus.
Jika 6 tipe cacat ini ditambahkan dengan 4 cacat yang telah disebutkan,
maka total hewan yang tidak boleh digunakan untuk berqurban ada 10
jenis hewan. Sifat-sifat yang makruh keberadaaanya pada hewan kurban,
penjelasan para ulama masing-masing mazhab terhadap masalah ini adalah
sebagai berikut.33
Menurut mazhab Hanafi, makruh hukumnya berqurban dengan
hewan yang terbelah daun telinganya, yang dibelah daun telinganya
sebagai tanda/cap, yang dipotong sedikit bagian atas daun telinganya.
Makruh juga hukumnya berqurban dengan hewan yang bulunya sudah
diambil terlebih dahulu (dimanfaatkan untuk keperluan tertentu) sebelum
disembelih dan hewan yang matanya juling. Menurut mazhab Maliki,
hewan yang makruh diqurbankan adalah yang mengandung sifat-sifat yang
berkenaan dengan telinga, yaitu seperti terlahir tanpa daun telinga,
terpotong sedikit bagian dari telinganya, yang mengandung cacat berkaitan
dengan tanduk, seperti yang tanduknya tidak sempurna sejak lahir, atau
yang patah tanduknya. Makruh juga berqurban dengan hewan yang rontok
beberapa giginya disebabkan usia yang sudah lanjut atau sebab-sebab
lainnya.
33
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, (Jakarta: Gema Insani,
2011), cet. Ke-1, Jilid 4, h. 282
25
Menurut Syafi’i makruh hukumnya berqurban dengan hewan
yang terbelah atau dilubangi daun telinganya, berdasarkan pendapat yang
lebih kuat dalam mazhab ini, makruh juga berqurban dengan hewan yang
tidak bertanduk sejak lahir, yang terkelupas kulit tanduknya, dan yang
patah/pecah tanduknya. Hal itu dikarenakan kondisi yang demikian
membuat hewan qurban itu terlihat jelek. menurut mazhab Hambali,
makruh hukumnya berqurban dengan hewan yang terbelah atau berlubang
telinganya, ataupun yang terpotong sedikit bagian telinganya. Hanya saja
status makruhnya adalah makruh tanziih. Bukan tahrim, sehingga jika
seorang tetap menyembelih hewan seperti itu, maka qurbannya tetap
dipandang sah. Tidak ada perbedaaan pendapat mengenai kemakruhan
berqurban, hal ini dikarenakan jika agama mensyaratkan bahwa hewan
yang akan diqurbankan itu harus benar-benar terbebas dari cacat apapun,
maka tentu saja tuntutan demikian sangat berat. Sebab, hampir-hampir
tidak ada hewan yang betul-betul sempurna kondisinya.34
Hewan-hewan tersebut haruslah jinak atau peliharaan hewan liar
seperti kambing hutan atau banteng yang hidup didalam hutan, tidak boleh
dijadikan qurban.35
Selanjutnya, tentang hewan yang paling utama untuk
diqurbankan, para ulama berbeda pendapat kedalam dua hal, menurut
mazhab Maliki secara berurutan hewan yang paling utama untuk
diqurbankan dari jenis domba dan kambing adalah domba pejantan, domba
jantan yang dikebiri, domba betina, lalu kambing. Urutan selanjutnya
setelah kambing adalah sapi lalu unta. Hal ini melihat pada rasa dagingnya
yang lebih lezat. Disamping itu, Rasulallah SAW juga berqurban dengan
dua ekor domba jantan, sementara beliau tidak mungkin berqurban kecuali
dengan hewan yang terbaik. Demikian juga sekiranya Allah SWT
mengetahui ada hewan lain yang lebih baik dari domba, niscaya Allah
SWT akan mengganti Nabi Ismail dengannya (yaitu ketika Nabi Ibrahim
menyembelihnya). Jadi, menurut mazhab Maliki, hewan yang jantan lebih
34 Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, (Jakarta: Gema Insani,
2011), Cet.I, Jilid 4, h. 283 35
A. Fuad Said, Qurban dan Aqiqah Menurut Ajaran Agama Islam, (Jakarta:
Pustaka Zaman, 1994), h.9.
26
utama secara mutlak dibandingkan dengan yang betina, sebagaimana
hewan yang berwarna putih lebih utama dari yang berwarna hitam.
Mazhab Syafi’i dan Hambali juga sependapat dengan Maliki. Adapun
mazhab Syafi’i dan Hambali justru berpendapat sebaliknya. Menurut
mereka, hewan untuk qurban yang paling utama adalah unta, baik yang
jantan atau betina (karena unta adalah yang paling banyak dagingnya) lalu
sapi (sebab daging unta biasanya lebih banyak dari sapi), lalu domba, lalu
yang terakhir kambing (sebab daging domba lebih enak dari daging
kambing). Hal itu melihat dari sisi hewan yang paling banyak dagingnya,
sehingga lebih bermanfaat bagi fakir miskin. Menurut pendapat yang
dipandang lebih kuat dalam mazhab Syafi‟ i, hewan jantan lebih utama
dibanding yang betina sebab dagingnya lebih enak. Sementara itu menurut
mazhab Hambali, domba jantan yang dikebiri lebih utama dibanding
domba betina dikarenakan dagingnya lebih banyak dan lebih enak. Lebih
lanjut menurut kedua mazhab ini, hewan pejantan lebih utama untuk
diqurbankan dibanding hewan jantan yang dikebiri. Demikian juga, hewan
yang gemuk lebih utama dibanding yang tidak gemuk. Sedangkan menurut
mazhab Hanafi, hewan qurban yang paling utama adalah yang paling
banyak dagingnya.
Perinsipnya adalah bahwa apabila ada dua jenis hewan qurban
yang sama dalam jumlah dagingnya dan harganya, maka yang lebih utama
adalah yang dipersembahkan yang lebih lezat dagingnya. Adapun jika
berbeda, maka jelas yang lebih utama dipersembahkan adalah yang lebih
baik.
E. Keutamaan Berqurban
Adapun keutamaan berqurban, adalah sebagai berkut:
Untuk mengenang nikmat-nikmat yang diberikan Allah kepada
Nabi Ibrahim A.S, dengan digagalkannya perintah penyembelihan putera
beliau Ismail A.S, dan ditebus dengan seekor kambing dari surga.
Untuk membagi-bagikan rizki yang diberikan oleh Allah SWT.
pada umat manusia pada saat hari raya Idil-Adha, yang memang menjadi
27
hari bahagia bagi umat Islam, agar yang miskin juga merasakan
kegembiraan seperti yang lain. Agar menyamai terhadap apa yang
dilakukan umat Islam yang sedang melaksanakan ibadah haji pada hari itu
dengan menyembelih hewan qurban dan membagikan dagingnya pada
fakir miskin.36
Berqurban merupakan syi’ar-syi’ar Allah, sebagaimana dalam
firman Allah surat al-Hajj ayat 36
Artinya:”Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian
dari syi'ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak
padanya, Maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu
menyembelihnya dalam Keadaan berdiri (dan telah terikat).
kemudian apabila telah roboh (mati), Maka makanlah
sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa
yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang
meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan untua-unta itu
kepada kamu, Mudah-mudahan kamu bersyukur”.(QS.al-
Hajj/22:36)
Berqurban merupakan bagian dari Sunnah Rasulullah, karena
beliau telah menganjurkan, dan melaksanakannya. Setiap muslim yang
berqurban seyogianya mencontoh beliau dalam pelaksanaan ibadah yang
mulia ini. Berqurban termasuk ibadah yang paling utama. Allah berfirman:
Artinya:”Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku
dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada
sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan
kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama
menyerahkan diri (kepada Allah)".(QS.al-An’am/6:162-163)
36 Husain Nashir, Fiqih Dzabihah Kurban, Aqiqah, Khitan, (Pustaka Sidogiri,
1426 H), h. 34-35.
28
Keutamaan bagi orang yang melaksanakan kurban tentu saja
tidaklah sedikit, kalaupun kita dapat menyebutkannya, hanya pada batas
kemampuan cara pandang saja, seperti contoh dibawah ini:
Darahnya yang telah menetes jatuh kebumi itu menjadi ampunan
bagi orang yang berkurban terhadap dosanya yang telah lalu.
Hadis menyatakan :
Artinya:”Dari Abu Said Al-Khudri r.a, bahwasanya Rasulullah SAW
Pernah berkata kepada Fatimah r.a „Bangunlah Saksikanlah
qorbanmu itu, sesungguhnya tetesan pertama dari darahnya yang
menetes itu merupakan ampunan bagimu atas dosamu yang telah
lalu.”(H.R.al-Baihaqi)
Darahnya itu memberikan timbangan kebajikan di hari kiamat
setelah perbuatan dihisab. Hadis dari Nabi menyatakan :
Artinya:”Dari Aisyah r.a dari Nabi SAW, Bersabda „berqurbanlah kamu
dengan hati yang rela, sesungguhnya tiap-tiap muslim yang
menghadapkan sembelihannya ke arah kiblat, maka darahnya,
kotorannya, dan bulunya itu adalah kebajikan bukti bagi
timbangan pada hari kiamat.” (H.R.al-Baihaqi)
F. Bagian Daging Kurban
Perintah memakan, menyedakahkan, dan menyimpan daging
qurban disini menurut jumhur ulama adalah sunah bukan wajib, sehingga
disunnahkan bagi orang yang berqurban untuk makan daging hewan
37
Ibnu Mas’ud, Zainal Abidin: Fikih Mazhab Syafi‟i Buku I Ibadah.
(Bandung: Pustaka Setia 2005), Cet.II h. 969
29
qurbannya dan memberikan sebagiannya kepada fakir miskin. Namun
seandainya ia menyedekahkan semua kepada fakir miskin, maka hal itu
diperbolehkan.38
Dianjurkan untuk orang berqurban untuk memakan sebagian
daging qurbannya, menghadiahkan sebagiannya kepada kerabatnya, dan
menyedekahkan sebagian lagi kepada orang-orang miskin. Rasulullah Saw
Para ulama mengatakan.” Yang paling utama adalah bahwa orang yang
berqurban makan sepertiga, menyedekahkan sepertiga, dan menyimpan
sepertiga.39
Menurut pendapat yang terpopuler mazhab Maliki, tidak ada
aturannya bahwa pembagiannya harus dalam kerangka sepertiga untuk
masing-masing bagian. Akan tetapi menurut mazhab Hanafi dan Hambali,
dianjurkan untuk membaginya sama besar, yaitu sama-sama sepertiga
bagian. Artinya, hendaklah yang bersangkutan memakan sepertiga dari
qurbannya menghadiahkan sepertiga bagian kepada karib kerabat dan
teman-temannya, sekalipun mereka adalah orang-orang kaya, serta
menyedekahkan sepertiga lainnya kepada orang-orang miskin. 40
Hasil penyembelihan qurban dibagi 1/3 untuk shahibul qurban,
1/3 untuk sedekah pada fakir miskin dan 1/3 sebagai hadiah. Dalil QS.al-
Hajj/22:28
Artinya:”Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan
supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah
ditentukan atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka
berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian
daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan
orang-orang yang sengsara dan fakir”. (QS.al-Hajj/22:28)
38
Abu Malik Kamal bin As-Sayyid Salim, Shahih Fikih Sunnah Wa
Adillatuhuwa Taudhih Madzāhib Al „immah, Penerjemah Besus Hidayat Amin, Shahih
Fikih Sunnah cet. II, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007), h.633 (Skripsi Kartini
1110043100032, 2015 h.29) 39
al-Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah 5, (Jakarta: Cakrawala Publishing, 2009),
Cet. I h.376 40
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, (Jakarta: Gema Insani,
2011), cet. Ke-1, Jilid 4, h. 290
30
Dalilnya, dari Ali bin Abi Thalib R.a
Artinya:“Nabi shallallahu ‟alaihi wa sallam memerintahkan dia untuk
mengurusi unta-unta hadyu. Beliau memerintah untuk membagi
semua daging qurbannya, kulit dan jilalnya (kulit yang ditaruh
pada punggung unta untuk melindungi dari dingin) untuk orang-
orang miskin. Dan beliau tidak diperbolehkan memberikan
bagian apapun dari qurban itu kepada tukang jagal (sebagai
upah).” (HR.al-Bukhari)
Intinya Perintah memakan, menyedakahkan, dan menyimpan
daging qurban disini menurut jumhur ulama adalah sunah bukan wajib,
sehingga disunnahkan untuk memakan daging hewan qurbannya dan
memberikan sebagiannya kepada fakir miskin.
41Muhammad bin Ismail Abu Abdillah al-Bukhari al-Ja’fi, Shahih Bukhari,
(Daar Taufiq an-Najah 1422), Juz 9, h.172
31
BAB III
PROFIL LEMBAGA
A. Sejarah Aksi cepat tanggap (ACT) TB. Simatupang Cilandak Timur
Pasar Minggu
Tanggal 21 April 2005, Aksi Cepat Tanggap (ACT) secara resmi
diluncurkan secara hukum sebagai yayasan yang bergerak di bidang sosial
dan kemanusiaan. Untuk memperluas karya, ACT mengembangkan
aktivitasnya, mulai dari kegiatan tanggap darurat, kemudian
mengembangkan kegiatannya ke program pemulihan pascabencana,
pemberdayaan dan pengembangan masyarakat, serta program berbasis
spiritual seperti Qurban, Zakat dan Wakaf.
ACT didukung oleh donatur publik dari masyarakat yang
memiliki kepedulian tinggi terhadap permasalahan kemanusiaan dan juga
partisipasi perusahaan melalui program kemitraan dan Corporate Social
Responsibility (CSR). Sebagai bagian dari akuntabilitas keuangannya ACT
secara rutin memberikan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh
Kantor Akuntan Publik kepada donatur dan pemangku kepentingan
lainnya, serta mempublikasikannya melalui media massa.1
Sejak tahun 2012 ACT mentransformasi dirinya menjadi sebuah
lembaga kemanusiaan global, dengan jangkauan aktivitas yang lebih luas.
Pada skala lokal, ACT mengembangkan jejaring ke semua provinsi baik
dalam bentuk jaringan relawan dalam wadah MRI (Masyarakat Relawan
Indonesia) maupun dalam bentuk jaringan kantor cabang ACT. Jangkauan
aktivitas program sekarang sudah sampai ke 30 provinsi dan 100
kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Pada skala global, ACT
mengembangkan jejaring dalam bentuk representative person sampai
menyiapkan kantor ACT di luar negeri. Jangkauan aktivitas program
global sudah sampai ke 22 Negara di kawasan Asia Tenggara, Asia
1 http://www.globalqurban.com, Fitri, Front Office ACT, 18/05/28
32
Selatan, Indocina, Timur Tengah, Afrika, Indocina dan Eropa
Timur. Wilayah kerja ACT di skala global diawali dengan kiprah dalam
setiap tragedi kemanusiaan di berbagai belahan dunia seperti bencana
alam, kelaparan dan kekeringan, konflik dan peperangan, termasuk
penindasan terhadap kelompok minoritas berbagai negara.
Dengan spirit kolaborasi kemanusiaan, ACT mengajak semua
elemen masyarakat dan lembaga kemanusiaan untuk terlibat bersama.
Berbekal pengalaman selama puluhan tahun di dunia kemanusiaan, kami
melakukan edukasi bersama, membuka jaringan kemitraan global yang
menjadi sarana kebersamaan. Semua program global ACT menjadi sarana
merajut kemitraan berbagai lembaga amil zakat, komunitas peduli, artis
dan publik figur yang memiliki visi yang sama untuk kemanusiaan.
Tahun 2014 menjadi awal bagi ACT untuk menjalin kolaborasi
kemanusiaan dunia, bersamaan dengan visi baru: menjadi lembaga
kemanusiaan global profesional, berbasis kedermawanan dan
kerelawanan masyarakat global, kami ingin mewujudkan peradaban
dunia yang lebih baik. Menghadirkan sebuah dunia yang nyaman bagi
umat manusia, dunia beradab dan memiliki peradaban mulia di bawah
naungan cahaya ilahi. Cita-cita ini akan menjadi nyata dengan keterlibatan
semua pihak. Kami memiliki keyakinan penuh, bantu kami untuk bersama
mewujudkannya.2
Jadi Sejak Tanggal 21 April 2005, Aksi Cepat Tanggap (ACT)
secara resmi diluncurkan secara hukum sebagai yayasan yang bergerak di
bidang sosial dan kemanusiaan, Dan Tahun 2014 menjadi awal bagi ACT
untuk menjalin kolaborasi kemanusiaan lebih luas menjangkau sampai
dunia. dan melahirkan berbagai program kemanusiaan, salah satunya ialah
program Global Qurban (GQ) Yang ada didalam lembaga Lembaga Aksi
Cepat Tanggap (ACT).
2 http://www.globalqurban.com, Fitri, Front Office ACT, 18/05/28
33
B. Tugas dan Fungsi Lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT)
Tugas Lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT), memfokuskan kerja-
kerja kemanusiaan pada penanggulangan bencana mulai fase darurat
sampai dengan fase pemulihan paska bencana. organisasi ini merupakan
kemanusiaan global profesional berbasis kedermawanan dan kerelawanan
masyarakat global, untuk mewujudkan peradaban dunia yang lebih baik.
Fungsi Lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT), Mengorganisir dan
mengelola berbagai persoalan kemanusiaan secara terencana, terkonsep,
terintegrasi, dan berkesinambungan sehingga menjadi formula ideal dalam
mengatasi berbagai problem kemanusiaan baik dalam skala lokal,
nasional, regional, maupun global.
Mengorganisir dan mengelola segala potensi kerelawanan global
sebagai modal sosial untuk mengatasi berbagai problem kemanusiaan baik
dalam skala lokal, nasional, regional, maupun global.3
Jadi tugas dan fungsi Lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) ialah
lebih kepada kemanusiaan yang berbasis kedermawanan dan kerelawanan
masyarakat global
C. Sistem dan Prosedur Lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT)
Sistem dalam lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) salah satunya
menangani transaksi qurban online, Berqurban melalui Global Qurban
juga mudah karena calon pequrban dapat menunaikan keinginan
berqurbannya dengan cara paling memudahkan. Selain secara online dan
kebetulan sedang berbelanja, Anda dapat berqurban seperti halnya
melempar senyum kepada para SPG Global Qurban yang ada di jaringan
gerai Transmart Carrefour &Grosirindo Carrefour, jaringan gerai Hero
Supermarket serta Giant Hipermart, jaringan Superindo, jaringan
Alfamidi, juga Swalayan Sodaqo. Secara online, pequrban dapat
menunaikan ibadah qurbannya melalu www.bukalapak.com atau
globalqurban.com. Dengan 3 langkah mudah tips berqurban yang ada di
3 http://www.globalqurban.com, Fitri, Front Office ACT, 18/05/28
34
dalamnya, calon pequrban sudah langsung tercatat sebagai peserta Global
Qurban. Bagi pequrban yang tak sempat lagi berselancar, mereka dapat
mengunjungi gerai-gerai GQ di seluruh swalayan dan hipermart Giant,
Hero, Trans Carrefour, Carrefour, Superindo, Alfamidi dan swalayan
Sodaqo, atau semua kantor cabang BNI Syariah.
Sinergi Program tabungan qurban, qurban progresif dan lumbung
ternak masyarakat, memberikan nilai ibadah dan benefit lebih bagi
pequrban. Selain ibadah qurbannya lebih terencana, pequrban juga turut
memberdayakan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat khususnya
masyarakat peternak yang membutuhkan.
Untuk peningkatan serta perluasan jangkauan layanan terhadap
masyarakat, program tabungan qurban telah bekerjasama dengan
perbankan syariah di Indonesia yaitu BNI Syariah (52 outlet/kantor
cabang, capem dan Kantor Kas di Jabodetabek) serta Bank
Muamalat Cabang Fatmawati (dengan 7 capem dan KK: Capem Cirendeu,
Cilandak, Bona, UIN, Cinere serta Kantor Kas Masjid Pondok Indah dan
PB Sudirman).
Prosedurnya di lembaga Aksi Cepat Tanggap, mudah misal
dalam global qurban melalui program tabungan qurbannya yang
fleksibel pekurban dapat menentukan besaran dan waktunya, serta tetap
mendapat harga istimewa sesuai periode pelunasan melalui berbagai
kemudahan ber- transaksi, murah dengan menawarkan harga yang hemat
untuk pemesanan kurban di awal waktu, melalui program qurban
progressif, memberdayakan dengan pemesanan qurban di awal waktu
turut menggerakkan perekonomian masyarakat, melalui program lumbung
ternak masyarakat yang telah berjalan sejak tahun 2007 di berbagai daerah
nusantara, demi sejahteraan masyarakat setempat.4
Sistem lembaga Aksi Cepat Tanggap Lebih kepada transaksi
melalui media online karena jangkauannya lebih meluas, bisa diakses
4 http://www.globalqurban.com, Fitri, Front Office ACT, 18/05/28
35
berbagai negara. Prosedur pada lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) yakni
Mudah, Murah, Memberdaykan.
36
BAB IV
PRAKTEK QURBAN ONLINE
LEMBAGA AKSI CEPAT TANGGAP
A. Transaksi Pembayaran Qurban Online
Ajaran Islam telah menghalalkan umatnya untuk melakukan
aktivitas jual-beli atau berniaga. Hal itu sesuai dengan firman Allah SWT
dalam Al-Quran surah QS.al-Baqarah/2:275
Artinya:”dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba”. (QS.al-Baqarah/2:275)
Dan dalam transaksi jual beli harus memenuhui Rukun dan
Syarat yang telah disyariatkan, sebagai berikut:
Rukun-rukun jual beli itu menurut jumhur ulama:
1. Ada penjual.
2. Ada pembeli.
3. Ijab Kabul.
4. Barang yang diakadkan1
Syarat-syarat sah jual beli adalah :
1. Syarat-syarat pelaku akad : bagi pelaku akad disyaratkan, berakal dan
memiliki kemampuan memilih. Jadi orang gila, orang mabuk, dan anak
kecil (yang belum bisa membedakan) tidak bisa dinyatakan sah.
2. Syarat-syarat barang yang diakadkan:
a. Suci (halal dan baik).
b. Bermafaat.
c. Milik orang yang melakukan akad.
d. Mampu diserahkan oleh pelaku akad.
e. Mengetahui status barang (kualitas, kuantitas, jenis dan lain-lain)
1Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, (Jakarta: Gema Insani,
2011), cet. Ke-1, Jilid 5, h. 29
37
f. Barang tersebut dapat diterima oleh pihak yang melakukan akad.2
Hal yang perlu juga diperhatikan oleh si pembeli yang melakukan
pembelian via internet, adalah memastikan bahwa barang yang akan
dibelinya sesuai dengan yang disifatkan oleh si penjual sehingga tidak
menimbulkan perselisihan di kemudian hari.
Tulisan ini bukan bertujuan menentukan legalitas hukumnya,
namun proses transaksinya. Karena penentuan hukum tersebut nantinya
akan kita ketahui dengan mengetahui terlebih dahulu proses transaksinya.
Syarat terjadinya transaksi jual beli (syuruth in‟iqaad) adalah hal-hal yang
disyariatkan terpenuhi agar transaksi dianggap legal menurut syariat,
sedang jika tidak terpenuhi maka transaksi dianggap batal. Untuk syarat
terjadinya transaksi hanafi mensyaratkan empat hal, yaitu pelaku transaksi,
transaksi itu sendiri, tempat transaksi, dan objek transaksi.
Pertama hendaknya transaksi orang yang berakal atau mumayyiz
(bisa mebedakan antara yang benar dan tidak). Karena itu transaksi yang
dilakukan oleh orang gila dan anak-anak yang belum mumayyiz tidak
sah.kedua hendaknya pelaku berbilang maka jual beli tidak sah bila
dilakukan dengan prantara wakil yang ditunjuk oleh kedua belah pihak,
kecuali kalau wakil itu adalah ayah, penerima wasiatnya, hakim. Dan
utusan dari kedua belah pihak.3
Transaksi dilakukan disatu tempat, hendaknya ijab qabul
dinyatakan disatu tempat, konkreatnya kedua pelaku transaksi hadir
bersama ditempat transaksi, atau transaksi dilangsungkan di satu tempat di
mana pihak yang absen mengetahui terjadinya pernyataan ijab.
Bila salah satu pihak menyatakan transaksi, lalu pihak yang lain
pergi dari tempat transaksi sebelum menyatakan qabul, atau sibuk dengan
urusan lain sehingga memaksanya meninggalkan tempat, setelah beberapa
2al-Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah 5, (Jakarta: Cakrawala Publishing, 2009),
Cet. I h.163 3
Wahbah Az-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami Wa Adillatuhu, (Jakarta: Gema
Insani, 2011), cet.I, Jilid 5, h. 34
38
saat kemudian baru menyatakan qabul maka jual beli dianggap tidak sah
Akan tetapi, perlu ditegaskan bahwa pernyataan qabul tidak disyaratkan
untuk diucapkan secara langsung. Karena pihak yang mengucapkan qabul
butuh sedikit waktu untuk berfikir. Sedangkan jika dibatasi agar
diucapakan secara langsung maka tidak mungkin untuk berfikir.
Sedangkan jika dibatasi agar diucapkan secara langsung maka tidak
mungkin untuk berfikir. Dengan demikian kesatuan tempat transaksi itu
terhitung dengan menggabungkan juga hal-hal yang terpisah-pisah karena
darurat. Begitu juga halnya dengan pendapat maliki. Tidak mengapa bila
ada pemisah antara ijab-qabul, kecuali jika menurut „urf (kebiasaan) telah
keluar dari konteks jual beli untuk kepentingan lainnya4.
Lalu bagaimana jika transaksi jual beli hewan qurban dilakukan
melalui media online seperti transaksi yang dilakukan di Lembaga Aksi
Cepat Tanggap (ACT), menggunakan transaksi online, jika ingin
melakukan transaksi qurban online di lembaga aksi cepat tanggap (ACT)
di bawah naungan Global Qurban (GQ), www. Globalqurban.com,
Halaman utama Menu Home menampilkan halaman UtamaYang berisi
informasi tentang qurban.
Terdapat menu distribusi Hewan untuk input, pembeli akan
ditawar kan data detail qurban mulai dari pilihan jenis hewan yang akan
dijadikan qurban dan akan terlihat nominal masing-masing dari jenis
hewan qurban
Tipe hewan qurban yang disediakan ada 5 jenis :
1. Kambing Nasional/Global (1/7 Sapi): Rp. 1.600.000
2. Sapi Nasional/Global: Rp. 11.200.000
3. Kambing istimewa Gaza : Rp. 4.750.000
4. Sapi istimewa Gaza: Rp. 33.250.000
5. Unta Global: Rp. 24.750.0005
4Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, (Jakarta: Gema Insani,
2011), cet. Ke-1, Jilid 5, h. 41
5 http://www.globalqurban.com, (Fitri, Front Office ACT, 18/05/28)
39
Didalam transaksinya mengisi kolom nama untuk siapa qurban
ini diberikan dan jika semua data sudah terisi lalu menceklis kolom
menyetuji syarat dan kondisi jika ada perubahan di akhir transaksi, lalu
mengklik kolom yang memuat tulisan tambahkan keranjang, setelah itu
transaksi terakhir memilih metode pembayaran, yang transaksinya melalui
Bank, melalui Bank BNI Syariah, Muamalat, Mandiri, Bank Syariah
Mandiri dan membeli bisa mentransfer uangnya melalui Bank yang
ditentukan.
Peserta Global Qurban ACT 1438H.6
Jumlah Pequrban 1,236
Kambing 1344
Sapi 33
Kambing Palestina & Suriah 4
Sapi Palestina & Suriah
Unta
Total Donasi Qurban 1,192,014,803
B. Penyembelihan Binatang Qurban Online
jika berbicara penyembelihan maka yang pertama dibahas ialah
perihal orang yang akan menyembelih, orang yang melakukan
penyembelihan dapat dibedakan menjadi tiga golongan: yang haram
6 http://www.globalqurban.com, (Fitri, Front Office ACT, 18/05/28)
40
sembelihannya berdasarkan kesepakatan ulama, dan yang boleh
sembelihannya berdasarkan kesepakatan ulama, serta golongan yang
sembelihannya masih diperdebatkan.
Golongan yang seluruh ulama sepakat haram sembelihannya tidak
boleh dimakan dan hukumnya haram adalah sembelihan orang-orang kafir
selain ahlul kitab. Larangan ini berdasarkan pada firman Allah SWT
Artinya:”Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi,
(daging hewan) yang disembelih bukan atas nama selain Allah”.
(Q.S.al-Maidah/5:3)
Alasannya, memakan hewan yang penyembelihannya
dimaksudkan bagi selain Allah SWT hukumnya haram. Sementara itu
seorang yang murtad dari Islam tidak kokoh berada diatas agama baru
yang dianutnya.
Sementara itu, sembelihan yang disepakati oleh seluruh ulama
kehalalan memakannya adalah sembelihan seorang muslim laki-laki yang
balig dan berakal serta tidak meninggalkan shalat. Hal ini didasarkan pada
firman Allah SWT
Artinya:”kecuali yang sempat kamu sembelih”. (Q.S.al-Maidah/5:3)
Redaksinya ditunjukan kepada orang-orang Muslim. Adapun
sembelihan yang paling populer diperselisihkan para ulama tentang
kebolehan memakanannya adalah, sembelihan yang dilakukan ahlul kitab,
majusi, dan penganut shabi‟in.serta sembelihan yang dilakukan oleh
perempuan,anak-anak, orang gila, orang mabuk, orang yang mencuri
hewan sembelihan itu, dan orang yang merampas hewan tersebut.
Syarat-syarat orang yang menyembelih, yang harus dipenuhi
seseorang yang akan menyembelih, yaitu mumayyiz dan berakal, muslim
41
atau dari golongan ahlul kitab (baik dzimmi atau harbi yang memerangi
kaum muslimin) atau dari golongan nasrani bani taghlib). Hal ini
dikarenakan redaksi yang disebutkan dalam berbagai dalil yang berkaitan
dengan masalah ini bersifat umum dan tidak ada pembatasan tertentu.
Sebaliknya tidak sah sembelihan seseorang yang belum
mumayyiz, gila maupun dalam kondisi mabuk menurut jumhur ulama
berbeda dengan pendapat imam Syafi‟i sebagaimana tidak dibolehkan
memakan sembelihan orang musyrik, majusi, penyembah berhala, dan
orang yang murtad. Dalam pandangan Syafi‟i Hukumnya makruh
memakan sembelihan seorang yang buta, belum mumayyiz, gila, dan
mabuk. Selain itu, makruh pula hukumnya menurut pendapat seluruh
mazhab memakan sembelihan seorang Nasrani, Yahudi, fasik, dan orang
yang melalaikan shalat.7
Berbicara mengenai penyembelihan binatang qurban ialah orang
yang menyembelih binatang qurban pada intinya jika orang yang
menyembelih seseorang yang belum mumayyiz, gila maupun dalam
kondisi mabuk tidak sah sembelihannya, dan bila yang meyembelih hewan
qurbannya seorang Nasrani, Yahudi, dan orang yang melalaikan shalat
memakan dagingnya makruh hukumnya menurut pendapat seluruh
mazhab.
C. Pendistribusian Daging Kurban Online
Secara umum Islam mengarahkan mekanisme berbasis moral
dalam pemeliharaan keadilan sosial dalam bidang ekonomi, sebagai dasar
pengambilan keputusan dalam bidang distribusi, sebagaimana telah
diketahui bahwasanya Nabi Muhamad SAW terlahir dari keluarga
pedagang dan beristrikan seorang pedagang (siti khadijah) dan beliau
berdagang sampai negeri Syiria. Saat beliau belum menikah dengan
Khadijah, beliau merupakan salah satu bawahan Siti Khadijah yang paling
7
Wahbah Az-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami Wa Adillatuhu, (Jakarta: Gema
Insani, 2011), cet.I, Jilid 5, h. 41
42
dikagumi oleh Siti Khadijah pada masa itu karena teknik pemasaran
beliau. Pada saat itu Nabi Muhamad SAW telah mengajarkan dasar-dasar
nilai pendistribusian yang benar yaitu dengan kejujuran dan ketekunan.
Adapun landasan-landasan dalam hal distribusi dalam Islam antara lain
sebagai berikut:
1. Tauhid Yaitu konsep ketuhanan yang maha esa, yang tidak ada yang
wajib di sembah kecuali Allah dan tidak ada pula yang menyekutukannya.
Konsep ini menjadi dasar segala sesuatu karena dari konsep inilah manusia
menjalankan fungsinya sebagai hamba yang melakukan apa yang
diperintahkannya dan menjauhi larangannya. Hal ini ditegaskan dalam
firman Allah SWT
Artinya:“dan sesungguhnya jika kamu bertanya kepada mereka:
”siapakah yang menciptakan langit dan bumi?”niscaya mereka
akan menjawab, “Allah”. Katakanlah :”maka terangkanlah
kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah
hendak mendatangkan kemadharatan kepadaku, apakah berhala-
berhala itu akan menghilangkan kemadharatan itu, atau jika
Allah akan memberikan rahmat kepadaku, apakah mereka dapat
menahan rahmatnya?”, katakanlah: “cukuplah Allah
bagiku.” (QS. az-Zumar/39: 38)
2. Adil, Menurut bahasa adalah “wadh‟usyaiin „ala mahalih” yaitu
meletakan sesuatu pada tempatnya, konsep keadilan haruslah diterapkan
dalam mekanisme pasar untuk menghindari kecurangan yang dapat
mengakibatkan kezhaliman bagi satu pihak. Fiman Allah dalam surat al-
Muthafifin/83:1-3
43
Artinya:“kecelakaan besarlah bagi orang-orang curang, yang apabila
menerima takaran dari orang lain mereka meminta
dipenuhi,apabila mereka menakar untuk orang lain mereka
kurangi”(QS.al-Muthafifin/83:1-3)
3. Kejujuran dalam bertransaksi, Syariat islam sangat konsen terhadap
anjuran dalam berpegang teguh terhadap nilai-nilai kejujuran dalam
bertransaksi. Firman Allah dalam surah al-Ahzab/33: 70 dan 71:
Artinya:"Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah,
dan katakanlah perkataan yang tepat – benar (dalam segala
perkara). Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu
dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. dan Barangsiapa
mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia telah
mendapat kemenangan yang besar.” (QS. al-Ahzab/33: 70-71)
Dalam pendistribusian daging kurban online yang dilakukan oleh
lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) ini dimulai tahun 2014 sebagai
tahun kolaborasi kemanusiaan dunia, mendorong ACT untuk memperluas
jangkauan Global Qurban hingga ke 20 negara yang dilanda kelaparan dan
kemiskinan akibat bencana alam dan konflik kemanusiaan. Mulai dari
pelosok nusantara Indonesia, Palestina, Malaysia, Mesir, Somalia, Sri
Lanka, Bangladesh, Filipina, Laos, Vietnam, Kenya, Thailand, Kamboja,
Timor Leste, India, Bosnia, dan Albania.
Untuk mengimplementasi kegiatan GQ ACT di luar daerah
dilaksanakan dengan mengandalkan jaringan Masyarakat Relawan
Indonesia (MRI) yang tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia dan
bekerja sama dengan pengurus masjid di daerah. Sedangkan misi ke luar
negeri dilakukan melalui pengiriman relawan ACT/MRI yang bekerja
sama dengan warga lokal di negara tersebut.
44
Untuk menentukan lokasi dan penerima qurban, GQ bersinergi
dengan program ACT yang telah teruji dan terjun langsung dalam
penanganan bencana, serta bekerja sama dengan pengurus masjid setempat
sehingga diharapkan hasilnya tepat berdasarkan kenyataan di lapangan.8
prinsipnya pendistribusian daging qurban didalam lembaga aksi
cepat tanggap (ACT), Mengikuti landasan distribusi dalam Islam yakni
tauhid, adil, dan Kejujuran dalam bertransaksi.
D. Analisis Praktik Kurban Online Pada Lembaga Aksi Cepat Tanggap
(ACT)
Dalam ajaran Islam, tujuan berkurban adalah untuk mendekatkan
diri kepada Allah SWT, dan pernyataan syukur manusia kepada-Nya atas
karunia-Nya.9 Dengan berkurban kita akan semakin dekat dengan Allah
SWT. Yang merupakan inti hakikat dari semua jenis ibadah, yaitu
Attaqarrubu Ilallahi Ta‟ala (mendekatkan diri kepada Allah SWT).10
Pembangkit niatnya itu adalah ketaqwaan dan dilakukan sesuai dengan
perintah agama.
Sebagaimana firman Allah SWT, berbunyi :
Artinya:“Katakanlah, sesungguhnya shalatku, nusukku, hidupku dan
matiku hanyalah untuk Allah tuhan semesta alam.” (Q.S. al-
An‟am: 162)
Manifestasi paling utama syukur adalah menunjukkan keikhlasan
kepada Allah SWT. Dalam beribadah tidak menyekutukan dan dalam
8 http://globalqurban.com, (Fitri, Front Office ACT, 18/05/28)
9 D. Rohanady (ed), Menuju Haji Mabrur, (Jakarta: Pustaka Zaman, 2000),
h.105 10
T.A. Lathief Rusydiy, Qurban dan Aqiqah Menurut Sunnah Rasulullah Saw,
(Medan: Firman Rinbow,1996), cet.3 h. 13
45
menunjukkan kekhusyukan hati pada-Nya semata-mata. Disamping itu
pula, menafkahkan harta bagi fakir miskin.11
Akidah yang sehat merupakan landasan bagi masyarakat Islam,
sedangkan tauhid merupakan inti akidah (kepercayaan) dan ruh Islam
secara keseluruhan. Menjaga akidah dan tauhid yang murni adalah
prioritas utama yang dilakukan Islam dalam pensyariatan dan pemberian
tuntunannya. Sedangkan memerangi kepercayaan jahiliyah yang
dikembangkan oleh paham keberhalaan yang sesat merupakan hal yang
harus dilakukan untuk membersihkan masyarakat Islam dari noda-noda
syirik dan sisa-sisa kekesatan. Kepercayaan pertama yang ditanamkan oleh
Islam kedalam jiwa para pemeluknya ialah bahwa alam semesta tempat
manusia hidup di muka bumi dan di bawah kolong langit ini tidaklah
berjalan tanpa aturan dan tanpa bimbingan, tidak pula berjalan menuruti
keinginan hawa nafsu seseorang makhluk pun.Karena hawa nafsu mereka
disamping buta dan sehat, selalu saling bertentangan. Allah berfirman
QS.al-Mu‟minun/23:71
Artinya:“Andai kata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti
binasalah langit dan bumi dan semua yang ada di dalamnya.”
(QS.al-Mu‟minun/23: 71)
Dari pemaparan point pertama, maka penulis berpendapat bahwa
kurban online di lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT), pada intinya adalah
Jual beli atau transaksi via internet diperbolehkan selama tidak
mengandung unsur-unsur yang dapat merusaknya seperti riba, kezhaliman,
penipuan, kecurangan dan yang sejenisnya serta memenuhi rukun-rukun
dan syarat-syarat didalam jual belinya.
Jika dalam transaksinya memenuhui Rukun dan Syarat yang
telah disyariatkan, rukun-rukun jual beli itu menurut jumhur ulama, ada
11
E.Abdurrahman, Hukum Kurban Aqiqah dan Sembelihan, (Bandung:
SinarBaru, 1990), h.7.
46
penjual, ada pembeli, ijab kabul, ada barang yang diakadkan. Untuk syarat
terjadinya transaksi, Hanafi mensyaratkan empat hal, yaitu pelaku
transaksi, transaksi itu sendiri, tempat transaksi, dan objek transaksi. Jika
empat syarat ini terpenuhi maka transaksi dinyatakan sah menurut syariat.
Jika dalam penyembelihan yang pertama dibahas ialah perihal orang yang
akan menyembelih, ulama sepakat dalam penyembelihan hewan kurban
syarat-syarat orang yang menyembelih, yang harus dipenuhi yaitu
mumayyiz, berakal, dan muslim.
Dalam pendistribusian dagingnya, jika pendistribusian daging
disalurkan secara benar dan diberikan kepada yang membutuhkan,
pendistribusiannya dianggap sah.
47
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jika melihat transaksi qurban online melihat syarat sahnya qurban
seperti adanya pelaku akad, memiliki kemampuan memilih, dirasa dalam
praktik qurban online di lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) sudah
terpenuhi, syarat barang yang diakadkan sudah dipenuhi suci, bermanfaat,
mengetahui status barang baik dalan segi kualitas, kuantitas, jenis. Karena
jika melihat pelayanan dalam transaksi qurban online pembeli mengetahui
status barangnya, memilih sendiri jenis hewan qurbannya.
Pendistribusian daging qurban online pada lembaga aksi cepat
tanggap, dengan mengandalkan jaringan masyarakat relawan indonesia
(MRI) yang bekerja sama dengan pangurus masjid didaerah untuk terlebih
dahulu melakukan pembagian zona sekaligus survei untuk mengetahui
siapa saja warga yang berhak menerima daging qurban tersebut, sehingga
diharapkan daging sampai kepada yang berhak menerima berdasarkan
kenyataan dimasyarakat dan terjadi pemerataan dalam proses berqurban.
Hukum qurban jumhur ulama sepakat sunnah muakkadah, soal
qurban melalui media online, tidak dibahas oleh karenanya penulis
berpendapat hukumnya boleh jika tidak ada unsur-unsur yang dapat
merusaknya.
B. Saran
Orang yang berqurban harus mampu menyediakan hewan sembelihan
dengan cara halal tanpa berhutang, qurban hendaknya binatang ternak,
seperti unta,sapi kambing. Binatang yang akan disembelih tidak memiliki
cacat, tidak buta, tidak pincang, tidak sakit, kuping serta ekor harus utuh.
48
DAFTAR PUSTAKA
Al-qardhawi, Dr.Yusuf, fatwa-fatwa kontemporer, Cet I, Jilid I
Jakarta:Gema Insani, 1995
Cholis Muhammad, dkk, Pendidikan Agama Islam, Universitas Negeri
Malang, 2010
Nasir Moh, Metode Penelitian, Cet 3, Jakarta:Ghalia Indonesia, 1988
Tahido Prof. Dr. Huzaimah MA, Masail Fiqhiyah kajian Islam
Kontemporer, Cet I bandung:Angkasa 2005
Sukanto Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum, Cet.3 Jakarta:
Universitas Indonesia, 1986
El-Fikri Syahruddin, sejarah ibadah, Jakarta: Penerbit Republika, 2014
Moleong Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja
2000
Budi Setiawan Utomo, Fiqih Aktual, Jakarta: Gema Insani Press, 2003
Rosyidiy T. A. Latief, Qurban dan Aqiqah Menurut Sunah Rasulullah Saw
Medan: Firma Rimbow, 1996
Ibnu masu’ud dan zainal abidin, fiqih mazhab syafi’I, Bandung: Pustaka
Setia,2005
Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, Sabilal Muhtadin, Surabaya: PT.
Bina Ilmu Offset, 2013
Nawawi Rambe, Fiqih Islam, Cet I, Jakarta: Duta Pahala, 1994
Abdul Fatah Idris dan Abu Ahmadi, Fiqih Islam Lengkap, Cet III,
Jakarta:PT.Rineka Cipta, 2004
Az-Zuhaili wahbah, Fiqih Islam Wa Adilatuhu 3, Jakarta: Gema Insani
2011
Al-Sabiq Sayyid, Fiqih Sunnah 5, Jakarta: Cakrawala Publishing, 2009
Cet. 1
Abu abdillah Muhammad bin Yazid Al-Qazwani, Sunnan Ibnu Majah,
Jil.II, Beirut: Dar al-Fikr
49
Al-Allamah Muhammad bin ad-Dimasyqi Abdurrahman, Fikih Empat
Mazhab, Bandung: Hasyimi 2014
Wahid Abdus Salam Bali, 474 Ibadah Salah Kaprah, Cet I, Jakarta:
Amzah 2006
Abu Malik Kamal bin As-Sayyid Salim, Shahih Fikih Sunnah, Jakarta:
Pustaka Azam, 2007
An-Nasaiburi,Muslim bin al-hajjaj al-qusyairi, Ensiklopedi Hadits Shahih
Muslim 2, Cet.I, Jakarta: almahira, 2012
Imam Syafi’i, Ringkasan Kitab Al-Uum, Jakarta: Pustaka Azzam 2004
Al-imam Taqiuddin Abu Bakar Al-husaini, Terjemahan Kifayatul akhyar, Surabaya: PT.Bina Ilmu 1997
Said, Fuad Qurban dan Aqiqah Menurut Ajaran Agama Islam, Jakarta:
Pustaka Zaman, 1994
Husain Nashir, Fiqih Dzabihah (Kurban, Aqiqah, Khitan), Pustaka
Sidogiri, 1426 H
Ibnu Mas’ud, Zainal Abidin: Fikih Mazhab Syafi’i Buku I Ibadah.
Bandung: Pustaka Setia 2005
Abu Abdurrahman ahmad bin syuaib an-nasa’i, Sunan an-Nasa’i,
(Maktaba al-Matbuat al-Islamiyah, 1986
Abu abdillah Muhammad bin Yazid Al-Qazwani, Sunnan Ibnu Majah,
Beirut: Dar al-Fikr
Malik bin Annas al-Madani, Muato Abdul Malik, Bairut Libanon:Dar al-
ihya at-Turast al-Araby, 1983
Muhammad bin Ismail Abu Abdillah al-Bukhari al-Ja’fi, Shahih
Bukhari, Daar Taufiq an-Najah, 1422
50
LAMPIRAN
Nama
Pekerjaan
Tempat
Waktu
LAMPIRAN
WAWANCARA
Fitria Wahyuni
Front Office
Menara 165 lantai 11, Jl. TB. Simatupang Kav. 1
Cilandak RT.3/ RW3 Cilandak Timur Pasar Minggu
28 Mei 2018
1. Apa itu Global Qurban ACT?
Global Qurban ACT adalah program qurban yang dilakukan secara
profesional oleh salah satu unit di bawah Yayasan Aksi Cepat Tanggap.
Nilai lebih program ini berupa transaksi yang mudah dan jaringan yangluas hingga internasional dalam memastikan qurban sampai kepada pihakyang benar-benar membutuhkan.
2. Sejak kapan Global Qurban ACT dilaksanakan?
Sejak berdiri tahun 2005 ACT telah konsisten melaksanakan programqurban. Namun, sebagai unit khusus yang profesional, GQ mulaidilaksanakan pada tahun 20 I lM/ I 432H.
3. Daerah distribusinya ke mana saja?
2014 sebagai tahun kolaborasi kemanusiaan dunia, mendorong ACT untukmemperluas jangkauan Global Qurban hingga ke 20 negara yang dilandakelaparan dan kemiskinan akibat bencana alam dan konflik kemanusiaan.
Mulai dari pelosok nusantara Indonesia, Palestina, Suriah, Yordania,Mesir, Somalia, Afrika Tengah, Kamerun, Uganda, Sri Lanka,Bangladesh, Myanmar, Filipina, Laos, Vietnam, Thailand, Kamboja,Timor Leste, Bosnia dan Albania.
4. Mengapa qurban disalurkan untuk daerah bencana dan rawanpangan di Indonesia, serta berbagai negara yang dilanda kelaparan,kemiskinan, bencana alam dan konflik kemanusiaan?
Bencana menimpakan beban psikologis yang dahsyat kepada para korbanyang selamat. Membantu meringankan beban derita psikologis merekaadalah salah satu misi program qurban ACT. Dengan menyalurkannya ke
daerah bencana dan rawan pangan, diharapkan qurban dapat menyentuhpihak-pihak yang paling membutuhkan, sehingga akan tepat sasaran.
5. Siapa yang melaksanakan kegiatan GQ ACT di luar daerah danluar negeri?
Implementasi kegiatan GQ ACT di luar daerah dilaksanakan dengan
mengandalkan jaringan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) yangtersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia dan bekerja sama denganpengurus masjid di daerah. Sedangkan misi ke luar negeri dilakukanmelalui pengiriman relawan ACTA4RI yang bekerja sama dengan wargalokal di negara tersebut.
6. Apakah benar bahwa qurban saya akan disalurkan ke daerah yangtepat?
Untuk menentukan lokasi dan penerima qurban, GQ bersinergi denganprogram ACT yang telah teruji dan terjun langsung dalam penanganan
bencana, serta bekerja sama dengan pengurus masjid setempat sehinggadiharapkan hasilnya tepat berdasarkan kenyataan di lapangan.
7. Apa laporan yang dibbrikan untuk saya sebagai bukti pemotongandan distribusi Qurban?
Laporan khusus yang diberikan kepada pequrban berupa foto yang dikirimmelalui e-mail atau notifikasi SMS. Laporan umum kegiatan akandilaporkan melalui website dan media jejaring sosial Global Qurban. Diakhir proses, juga akan diberikan laporan cetak berupa profil lokasidistribusi dan foto qurban.
8. Kapan waktu pendaftarannya?
Pendaftaran dibuka sepanjang tahun hinggahari Tasyrik ke-dua atau dua
hari setelah 'Idul Adha.
9. Bagaimana caranya agar saya bisa terdaftar sebagai peserta GQACT?
Untuk mendaftar, Anda cukup mengisi form pendaftaran anggota(member) yang dapat diakses melalui tautan (link) di sisi kanan atas webini. Setelah mengikuti semua proses dan melakukan pembayaran, rrama
Anda akan otomatis muncul dalam daftar peserta di website GQ.
10. Apa saja tipe hewan qurban, ukuran, dan harganya?
Tipe hewan qurban yang disediakan ada 5 jenis :
. Kambing Nasional/Global (l/7 Sapi): Rp. 1.750.000
. Sapi Nasional/Global: Rp. 12.250.000
. Kambing istimewa Gaza; Rp. 4.275.000
. Sapi istimewa Gaza: Rp. 29.925.000
. Unta Global: Rp. 24.750.000
11. Dapatkan saya mengubah Tipe Qurban dan atas nama Qurbansaya jika saya sudah terlanjur melakukan transaksi pembelian?
Hal tersebut dapat dilakukan, cukup dengan mengubah data secara
langsung melalui akun Anda di website GQ atau dengan mengirimkanemail ke: info@ globalqurban.com atau melalui careline: 02I -29 4065 65
12. Bagaimana jika tabungan saya tidak mencukupi untuk qurban?Apakah dananya akan hangus?
Dana yang sudah disetor tidak akan hangus. Tabungan qurban secara
otomatis akan dialihkan untuk program qurban tahun berikutnya.
13. Apakah ada batasan minimum penyetoran jumlah tabunganqurban?
Tidak ada batas minimum penyetoran tabungan qurban. Penyetoran juga
dapat dilakukan kapan saja.