hukum tindik di telinga dan selain di...
TRANSCRIPT
HUKUM TINDIK DI TELINGA DAN SELAIN DI TELINGA
DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM
Univers1tas Islam Negan
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Piterin. rl~ri · ---------~-~
Oleh:
rg1. ~ 'G:'C:(":"i)'(";"i:J-0"'""'"··-.. JI.............. L v i'I,., !nduk : .. 9 .. ~\.Q..:::?::~;::1\;·'C) "\ J.. !.asifikasi : ......................................... ···
Muhammad Layli Sya'bani
NIM: 103043127965
KONSENTRASl PERBANDINGAN MADZHAB FIQH
PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MADZHAB DAN HUKUJVI
FAKULTAS SYARI'AH DAN HUKUM
VIN SY ARIF HIDA YATULLAH
JAKARTA
1430 H/2009 M
HUKUM TINDIK DI TELINGA DAN SELAIN DI TELINGA
DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syari'ah dan I-Iukum UIN SyarifHidayatullah
Jakarta Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI)
Oleh: ~RPUSTAKAAN UTAMA 1 I '~'IN SYAHID JAKARTA .
Muhammad Layli Sya'bani
NIM: 103043127965
Di Bawah Bimbingan
Prof. Dr. Hasanudclin, :\F,_MA,
NIP. 150050917
KONSENTRASI PERBANDINGAN MADZHAB FIQH
PROGRA.M STUDI PERBANDINGAN MADZHAB DAN HUKUM
FAKULTAS SYARl'AH DAN HUI<:UM
UIN SY ARIF HIDA YA TULLAH
JAKARTA
1430 H/2009 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul "HUKUM TINDIK DI TELINGA DAN SELAIN DJ TELINGA PERSPEKTIF HUKUM ISLAM" telah di•1jikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syari'ah dan Hukum (UIN) Syarifl-Iidayatullah Jakai1a pada tanggal 07 Desember 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Saijana Hukum Islam (SHI) pada Program Studi Perbandingan Mazhab dan Hukum.
PAN/TIA UJIAN
Ke tu a
Sekretaris
Pembimbing I
Jakarta, 07 Desember 2009
mmad Amin Suma, SH, MA, MM
. 150 210 422
: Prof Dr. 1-1. Muhammad Amin Suma, SH., M1L_MM. (~ .. ~· ~ .. '/a~.~ .. ~ ..... ) NIP. 150210422
: Dr. H. Muhammad Taufiki, M. Ag. N1P. 150290159
: Prof. Dr. Hasanuddin, AF., MA. NIP. 150 050 917
'· / , '!!(2---0'1
Penguji I
Penguji II
: Dr. H. Afifi Fauzi Abbas MA. NIP. 1956. 0906. 1982. 031004
: Dra. Halimah Ismail NIP. 150 075 192
( ..................... )
LEMHAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatalmn bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hiclayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunalmn clnlam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai clengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hiclayatullah Jalmrta.
3. Jika di kemudian hari 'ierbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli
saya atau merupakan hasil jiplakan clari karya ornng lain, maim saya
berseclia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hiclayatullah .Jakarta.
Jakarta, 30 September 2009
rif;J!-Muhammad Layli Sya'bani
KATA PENGANTAR
Segala puji serta syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah atas Nabi Muhammad SAW, keluarga,
para sahabat, serta orang yang selalu mengamalkan dan menyebarkan ajaran yang
dibawanya.
Alhamdulillah dengan rahmat dan hidayah-Nya, penulis memiliki
kesempatan dan kemampuan untuk menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan
pen~etahuan dan kemampuan yang penulis miliki.
Sadar akan kemampuan penulis yang terbatas maka dalam penulisan skripsi
ini banyak memerlukan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis patut
ucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM., selaku Dekan Fakultas
Syari'ah dan Hukum Universitas IslaIT, Negeri (UIN) SyarifHidayatullah Jakarta,
alas fasilitas yang telah diberikan dalam pelaksanaan perkuliahan,
2. DI<.. I-I. Muhammad Mukri Adji, MA selaku Ketua Program Studi Perbandingan
Madzhab Dan Hukum Konsentrasi Perbandingan Madzhab Figh. Universitas
Islam Negeri Syarifl-Iidayatullah Jakarta,
3. DR. H. Muhammad Taufik, MA., selaku Selaetaris Program Studi Perbandingan
Madzhab Dan Hukum Konsentrasi Perbandingan Madzhab Figh. Universitas
Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta,
4. Prof. Dr. H. Hasanuddin, AF, MA, sebagai pembimbing yang membunbing
JY!nuli£ dalam penulisan skripsi ini,
5. Seluruh Dosen Program Studi Perbandingan Madzhab Dan Hukum Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang selalu sabar dalam mendidik dan
memberikan banyak materi, serta seluruh staff karyawan Universitas Islam Negeri
SyarifHidayatullah Jakarta dalam memberikan pelayanan akademik yang baik
6. Ibunnda Hj. Amsanih Kakak-Kakakku dan Abang-abangku yang selalu
memberikan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan studi,
7. KH. Abdus Salam Zaini yang telah memberikan masukan kepada penulis dalam
pembuatan skripsi ini;
8. Drs. KH. Isma'il Ishaq yang telah memberikan motivasi dan suggesti kepada
penulis dalam penyelesaian skripsi ini;
9. KH. Lukmanul Hakim yang telah memberikan masukan serta doa kepada penulis
dalam pembuatan skripsi ini,
10. Ust. Muhammad Hasyim yang telah meluangkan waktu untuk .:lapat memberikan
pendapat tentang permasalahan yang penulis angkat.
I I. Paman, Bibi, dan sepupu, se11a keponakanku yang telah tulus mendukung dan
mendoakan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
12. Rekan-rekan Perbandingan Madzhab Fiqh, rekan-rekan Fukultas Syariah Dan
Hukum periode 2003 serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu,
yang telah memberikan semangat kepada penulis dalam pembuatan skripsi ini
Semoga kebaikan clan bantuan yang telah diberikan kepada penulis menjadi
suatu amal kebaikan yang mendapat balasan berlipat ganda dari Allah SWT.
Jakarta, Desember 2009
Penulis
"
DAFTARISI
KATA PENGANTAR .................................................................. ..
DAFTAR ISi ................................................................................. 111
BABI PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah . .. .. . .. . . .. . .. .. . .. . .. . .. ........................ I
B. Pembatasan dan Pernmusan Masalah .................................... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................... 9
D. Metode Penelitian dan Metode Penulisan .............................. 9
E. Sistematika Penulisan . .. .. . .. . .. . .. . .. . . .. .. . . .. .. . .. . . .. .. . .. . .. . .. . .. . .. 12
BAB II KAJIAN UMUM TENTANG PERHIASAN
A Pengertian Perhias:in .. . .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. , ................. , .. 14
B. Hukum Memakai Perhiasan .............................................. 15
C. Macam-macam Perhiasan .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . . .. .. . .. . .. . . .. .. . . .. .. . . .. 24
BAB III SEKILAS TENT ANG TINDIK
A Pengertian Tindik ......................................... , ......... , .. .. . 30
B. Sekilas Tentang Sejarah Tindik ..................... , .................... 31
C. Dampak Tindik Bagi Kesehatan ................... , ........ , .. , , ..... , .. 36
BAB IV ANALISIS TENT ANG TINDIK
A. Pendapat Ulama Tentang Hukum Tindik Di Telinga dan Tindik
Selain Di Telinga ......................................................... 42
B. Hukum Tindik Perspektif Hukum Islam .. . .. . .. . .. . .. . .. . . .. .. . .. . .. . . 44
C. Analisis Penulis Tentang Hukum Tindik Di Telinga dan Tindik
Selain Di Telinga ......................................................... 62
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................. 68
B. Saran-saran ................................................................. 70
DAFT AR PUST AKA ..
LAMPIRAN - LAMPIRAN
IlABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belalmng Masalah
Keserasian adalah salah satu ciri Islam. Keserasian dalam hal perhiasan dan
lainnya rnerupakan lawan dari berlebihan dan kelewat batas. Dan seyogyanya
dalam berhias diri dipelihara trad1si wanita mukmin di clalarn rnasyarakat, sebagai
0ontoh berhias clengan menggunakan sifat mata untuk menarnbah keinclahan rnata
clan berpakaian yang menutupi aural, sehingga ticlak .akan terjadi di dalam
perhiasan yang mencolok, yang menarik panclangan. Ticlak acla halangan dalam
perbedaan traclisi dari satu Negara dengan lain. Akan tetapi syarat keserasian
rnenclorninasi semua traclisi.
Islam memperkenankan kepacla setiap rnuslim, bahkan menyuruh supaya
geraknya baik, elok dipanclang dan hidupnya teratur dengan rapi untuk menikmati
perhiasan dan pakaian yang telah dicipta Allah. Aclapun tujuan pakaian clalarn
pandangan Islam adalah untuk menutup aurat clan untuk berhias. Ini adalah
rnerupakan pemberian Allah kepada umat manusia seluruhnya, di rnana Allah
telah menyecliakan pakaian dan perhiasan kepada hamba-Nya, kiranya rnereka
mau mengatumya sencliri. 1
Maka berfirmanlah Allah S.W.T.:
1 http://ustazmelaka.net/forum/index, diakses di Jakarta pada hari senin, 20 April 2009.
1
Artinya: "Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan pakaian untuk
menutupi 'auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian tagwa itulah yang baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.." (QS. al-A'raf/ 07: 26).
Barangsiapa yang mengabaikan salah satu dari dua perkara di atas, yaitu
berpakaian untuk menutup aurat dan berhias, malca sebenarnya orang tersebut
telah menyimpang dari ajaran Islam dan mengikuti jejak syaitan. Inilah rahasia
dua seruan yang dicanangkan Allah kepada tunat manusia, sesudah Allah
mengumandangkan seruan-Nya yang terdahulu itu, dimana dalam dua
seruan-Nya itu Allah melarang keras kepada mereka telanjang dan tidak mau
berhias, yangjustru keduanya itu hanya mengikuti jejak syaitan bclaka.
Untuk itulah maka Allah berfirman:
A1iinya: "Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan
sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu :lari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman". (QS. al-A'rafi 07: 27).
Sebelum Islam cenderung kepada masalah perhiasan dan gerak yang baik,
terlebih dahulu Islam mengerahkan kecenderungannya yang lebih besar kepada
3
masalah kebersihan adalah merupakan dasar pokok bagi setiap perhiasan yang
baik dan pemandangan yang elok.
Dal am salah satu hadisnya, Rasulullah S.A. W. pernah bersabda sebagai
berikut:
Artinya; "Menyuruh Sesuatu Yang Baik hingga kebersihan rarnbut, dan kebersihan
pakaian karena kebersihan termasuk bagian dari Islam". (Riwayat lbnu Hibban).
Rasulullah S.A. W. sangat menekankan tentang masalah kebersihan pakaian,
hadan, nnnah dan jalan-jalan. Dan lebih serius lagi, yaitu tentang kebersihan gigi,
tangan dan kepala3.
Ini bukan suatu hal yang mengherankan, karena Islam telah rneletakkan
kesucian (bersih) sebagai kunci bagi peribadatannya yang tertinggi yaitu shalat.
Oleh karena itu tidak akan diterima sernbahyangnya seorang muslim sehingga
badannya bersih, pakaiannya bersih dan tempat yang dipakai pun dalam keadaan
bersih. lni belum termasuk kebersihan yang diwajibkan te:rhadap seluruh badan
atau pada anggota badan. Kebersihan yang wajib ini dalam Islam dilakukan
dengan mandi dan wudhu.
2 Muhammad lbnu hibban, "Shohih lbnu Hibban" (Bairut; Musasah Al-Risa/ah, 1993) hal. 294
3 http://ustazmelaka.net/forum/index.php?topic=l22.0, diakses di Jakarta pada hari senin, 20
April 2009.
4
Kalau Islam telah menyerukan kepada umatnya supaya berhias dan
menentang keras kepada siapa yang mengharamkannya, yaitu seperti yang
dikatakan Allah dalam al-Qur'an:
Artinya: "Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang
telah di keluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik". Katakanlah:"Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat. Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bar;i orang-orang yang mengetahui". (QS. al-A'raf/ 07: 32).
Berhias disukai dan diminati oleh manusia karena berhias berarti keindahan
danjiwa manusia cenderung kepada keindahan, kecendcrungan kepada keindahan
ini dimiliki oleh laki-laki, di samping ia juga dimiliki oleh wanita. Suami
berharap istrinya tctap menarik, membahagiakan jika dipandang, istri berharap
suaminya berpenampilan baik sesuai dengan kelaki-lakiannya, hanya saja
kecenderungan wanita lebih kepada mcnghiasi diri, sementara kecenderungan
laki-laki lebih kepada menikmati perhiasan4.
Dalam lingkup rumah tangga berhiasnya seorang istri untuk suam1
merupakan perkara yang tidak patut disepelekan, ha! ini karena tabiat suami
sebagai laki-laki menyukai kecantikan dan keindahan, kalau dia tidak
"http://www.mustikafm.com/vl/news/news.php?id=76, diakses di Jakarta pada hari senin, 27 April 2009.
mendapatkan ini dari istri, lalu dari mana dia mendapatkannya. Dalam konteks
membahagiakan suami dengan cara-cara yang tidak melanggar batas-batas agarna
bisa bernilai sebagai sebuah ibadah yang mulia, karena ha! tersebut sebagai wuj ud
kecintaan dan kataatan istri kepada suami.
Ladang ibadah seorang istri adalah suami, dari sini maka hendaknya apa
yang dia lakukan pada dirinya adalah semata-mata demi suami te1masuk berhias
dan mempercantik diri, jika niat istri dalam berhias adalah demi suami maka ha!
tersebut bernilai ibadah, di samping itu istri tidak akan memperlihatkan perhiasan
dirinya kepada orang lain, karena dia memang berhias hanya untuk suami semata
bukan untuk orang lain. 5
Di zaman sekarang yang serba modem ini, banyak 111acam-111acam earn
yang dapat dipergunakan untuk mempercantik wajah/ berhias diri sekalipun
dengan meniru apa saja yang dilihat dalam TV, apakah yang ditiru tersebut cam
berpakaian, atau cara bertingkah laku atau cara bergaul yang bebas, dari segi
berpakaian kita terkadang tidak memperhatikan apakah pakaian yang digunakan
telah menutup aurat yang telah disya'riatkan oleh agama atau belum seperti;
pakaian yang tidak menutup aurat ataupun menutup aurat akan tetapi dalam
keadaan ketat yang memperlihatkan keelokan bentuk tubuh, dari segi cara
bertingkah laku apakah sikap dan tingkah laku kita sesuai dengan ajaran Islam
5 http://pesantrenbanyumas.wordpress.com/2008/I I/08/berhias/, diakses di Jakarta pada hari
senin, 20 April 2009.
6
seperti, tutur kata dan adab bergaul kita kepada sesama manusia, dari segi earn
1?.ergaul yang bebas apakah kita sudah menjalankan kehidupan kita sesuai dengan
koridor yang digariskan oleh agama seperti, pergaulan dengan sesama, lawan
jenis ataupun makhluk Allah SWT lainnya. Maka jika apa yang ditiru tersebut
adalah hal-hal yang dilarang oleh syariat agama Islam, hukurnnya adalah haram,
dan jika tidak dilarang, maka hukumnya boleli6.
Semua orang mungkin dekat dengan tindik telinga. Tapi, kita mash Gsing
dengan berbagai rnacam tindik yang terjadi pada zaman sekarang, Dari sudut
sejarah, tindik adalah satu cara rnanusia rnenghiasi tub uh dan penampilannya. 7
Zaman sekarang terkadang banyak yang menyalah artikan tujuan dari
berhias dengan menganalogikan segala sesuatu untuk berhias seperti tindik
telinga dengan tindik tubuh. Tindik tubuh adalah bentuk dari modifikasi tubuh.
Beberapa orang mernpraktekan tindik untuk alasan religius dan hudaya,
sementara banyak individu, terutama diBarat modern memilih ditindik untuk
spiritual atau alasan seksual a tau sebagai mengekspresikan diri seperti anak punk,
heavy metal, dan kebudayaan alternative. Selain itu, Tindik tubuh sudah menjadi
trend di kalangan kaula muda. Khususnya bagi perempuan, melakukan tindik
tubuh atau body piercing menjadi bagian dari usaha untuk memperindah did.
6 http://ustazmelaka.net/forum/index.php?topic=122.0, diakses di Jaka11a pada hari senin, 20 April 2009.
7 http://www.indonesiansubculture.com, diakses di Jakarta pada hari senin, 27 April 2009.
8 http://www.mustikafm.com/vl/news/news.php?id=76, diakses di Jakarta pada hari senin, 27 April 2009.
7
Tindik tubuh ini adalah budaya yang berasal dari Barat yang telah
mempengaruhi fikiran para remaja yang kebanyakannya mengganggap budaya
tindik tubuh ini adalah sesuatu yang dikatakan cool di kalangan para remaja. Ada
juga pendapat dari kalangan remaja yang mengganggap budaya tindik tubuh ini
adalah sebagian dari kepuasan hidup dan ada juga yang merasa bangga apabila
dapat menindik bagian tubuh mereka. 9
Fenomena tindik sebuah kegiatan lampau yang hingga kini masih
dilakukan. Tidak hanya orang-orang tua, tetapi juga oleh aimk muda, bahkan anak
kecil. Tindik adalah bagian dari kegiatan body moclifikasi 10 sekarang suclah
disalahgunakan. Namun fenomena sekarang banyak masyarakat yang menindik
bukan hanya clitelinga akan tetapi clibagian-bagin tubuh selain clitelinga (hidung,
lidah, alis sampai bagian yang sangat tertutup yaitu bagian kemaluan). 11 Dan
fenomena sekarang tindik bukan cligunakan untuk berhias yang dimaksudkan
dalam islam, tetapi fenomena tindik sekarang untuk gaya clan westernisasi.
Berdasarkan fenomena di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih
clalam tentang penyalahgunaan tindik di zaman sekarang. Sehingga penulis
mengangkatnya dalam bentuk skripsi yang berjudul: "HUKUM TINDIK DI
TELINGA DAN SELAIN DI TELINGA DALAM PERSPEKTIF HUKUM
ISLAM."
9 http://www.mustikafm.com/vl/news/ncws.php?id=76, c\iakses di Jakarta pada hari senin, 27 April 2009.
10 http:/ I ndobos.com/arcives/166, diakses di Jakarta pada hari Rabu, 22 April 2009. 11 http://www.indonesiansubculture.com, diakses di Jakarta pada hari Rabu, 22 April 2009
8
B. Pembatasan clan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, ruang lingkup
permasalahan sangat luas. Demikian juga dengan tindik dan akibatnya. Masalah
yang timbul adalah banyak sekali masyarakat kita yang terpengaruh pada
pergaulan modern yang kebarat - baratan seperti; body piercing atau yang lebih
kita kenal clengan tinclik tubuh sehingga banyak pemucla - pemudi zaman
sekarang yang telah melakukan tindik tanpa melihat aclat istiadat serta pandangan
agama tentang ha! tinclik tubuh. Ini pula dapat berakibat banyaknya penyakit yang
akan timbul clari tindik tubuh.
Untuk mempennudah penulis dalam pembahasan, maka pada penelitian ini
akan dibatasi pada hukum tindik di telinga dan selain di telinga dalam perspektif
hukurn Islam.
Dalam skripsi ini penulis akan rnembahas kasus tind1k di telinga clan selain
di telinga dalam perspektif hukurn Islam, terutama mengenai hukumnya menurut
perspektif hukum Islam.
Adapun pokok-pokok masalah yang clibahas dalam skripsi 1111, penulis
merumuskan permasalahan sebagai berikut;
1. Apa yang dimaksud dengan tindik?
2. Bagaimana sejarah permulaan tirnbulnya tindik?
3. Bagaimana pendapat ulama tentang tindik di telinga dan tinclik selain tindik
telinga bagi wanita?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
9
Adapun tujuan penulisan dalam skripsi ini dapat disimpulkan sebagai
berikut:
I. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tindik.
2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah permulaan timbulnya tindik.
3. Untuk mengetahui bagaimana pendapat ulama tentang hukum tindik di
telinga dan tindik selain tindik telinga bagi wanita.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam melaksanakan penelitian ini adalah;
I. Bagi penulis, manfaat yang diharapkan adalah bertambahnya wawasan
dan pengetahuan dalam bidang hukum Islam,
2. Diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran yang bermanfaat
dalam praktek hukmn Islam yang terjadi di masyarakat.
D. Metode Penelitian clan Metode Penulisan
1. Metode Penelitian
Untuk menyelesaikan penelitian 1111, maka penulis menggunakan
metode-metode sebagai berikut :
a. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Pertama, data primer. Dengan metode kualitatif yaitu bahan
kepustakaan yang terdiri dari buku-buku, literatur - literatur, dokumen
10
dan artikel yang berkaitan dengan masalah hukum tindik di telinga dan
tindik selain tindik telinga bagi wanita dalam perspektif hukum Islam.
Diantaranya ialah Kitab I 'anatu A-tholibin, dengan pengarang Ad
Dimyati Bakar Bin As-sayyid Muhammad Syathon dan Kitab Slwhih
Ibnu Hibban dengan pengarang Muhammad lbnu Hibban. Dengan
menganalisis sumber atau data tersebut, penulis menggunakan pendekatan
- pendekatan keilmuan yang sesuai dengan masalah yang dibahas.
Kedua, data sekunder. Y akni sumber data dari studi kepustakaan
diambil dari buku-buku yang menjadi kutipan penulis seperti Jndahnya
Berhias karangan Muhammad Bin Abdul Azis Al-Musnid yang
menjelaskan tentang korelasi antara tindik dengan berhias, buku Busana
dan l'erhiasan Wanita Menurut Al-Qur 'an dan Hadiths Fiqh Wani/a
karangan Abdul Halim Mahmud Abu Syuqoh dan sumbcr-sumber data
dari buku-buku lain. Untuk mendapatkan data, penulis mengunjung1
beberapa perpustakaan seperti perpustakaan imam jama, p~rpustakaan
utama UIN SyarifHidayatullah Jakai1a dan lain-lain perpustakaan.
Adapun sumber-sumber lain penulis mendapatkan data melalui
wawancara. Wawancara dilakukan dengan melakukan melakukan tanya
jawab terhadap beberapa para ulama diantaranya adalah KH. Lukmanul
Hakim, LC., dan Ust. Muhammad Hasyim dan memperoleh informasi
dari pihak-pihak yang terkait.
11
b. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini, sebagaimana yang telah dijelaskan merupakan library
reseach. Teknik pengumpulan data library reseach dengan cara
mengumpulkan kitab-kitab atau buku-buku dan berbagai literatur yang
ada di perpustakaan yang kemudian penulis melakukan studi dokumen
atau penelaahan teks-teks dari referensi primer dan sekunder dari berbagai
literatur.
Pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian field reseach
dengan menggunakan wawancara. Wawancara dilakukan secara
berstruktur dengan menggunakan instrument pedoman wawancara.
Wawancara dalam ha! ini adalah percakapan yang diarahkan kepada
masalah tertentu dan pusat perhatian untuk mendapatkan informasi.
c. Metode Pengolahan Data
Data yang terkumpul kemudian diolah, pertama data diseleksi atas
dasar relialitas dan validitasnya, data yang rendah reliabitas dan validitas
dan kurang lengkap digugurkan atau dilengkapi dengan data yang
lainnya.
d. Metode Analisis Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data tersedia
dari berbagai sumber, baik primer maupun sekunder. Setelah dipelajari
12
dan ditelaah maka langkah penulis berikutnya adalah mereduksi data,
dengan merangkum masalah yang penulis teliti. Dalam menganalisG data
penulis menggunakan metode pendekatan falsafati, dan dalam
pengambilan kesimpulan penulis menggunakan metode yuridis
normative, yaitu suatu metode yang menggambarkan suatu masalah
nonna hukurn yang berlaku.
2. Metode Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini, penulis berpedornan pada buku pedoman
skripsi, tesis dan disertasi UIN SyarifHidayatullah Jakarta 12, dengan catatan:
Untuk penulisan ayat-ayat Al-Qur'an berpedornan pada yang
diterbitkan oleh Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an dan
terjemahannya (Semarang: CV. Toha Putra, 1989).
E. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini, untuk mempermudah memahami isi skripsi,
maka penulis membagi isi skripsi ini ke dalam lima bab, tiap bab yang di
dalamnya terdiri dari beberapa sub bab. Adapun sistematika sebagai berikut:
BAB I: Pendahuluan terdiri dari lima pokok pembahasan, yaitu latar belakang
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian dan
12 Fakultas Syari'ah dan Hukum, Pedo111a11 Pe1111/isa11 Skripsi (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), h, 39.
13
manfaat penelitian, metodologi penelitian dan metode penulisan,
sistematika penulisan.
BAB II: Membahas tentang ketentuan umum dalam perhiasan, yang meliputi;
pengertian perhiasan, hukum memakai perhiasan, serta maca111-111acam
perhiasan.
BAB III: Pada bab ketiga ini akan dijelaskan secara umum tentang tindik yang
mencakup sejarah tindik, sebab-sebab terjadinya tindikan dan dampak
tindikan bagi kesehatan.
BAB IV: Bab ini menerangkan tentang hukum tindik perspektif hukum islam,
dalam bab ini mencakup tentang pendapat ulama tentang hukum
tindik perspektif hukum Islam dan Analisis penulis tentang hukum
tindik.
BAB V: Bab kelima merupakan tahap akhir dari penulisan skripsi, yang berisi
kesirnpulan dan saran seputar persoalan yang diangkat dari awal
sampai akhir pernbahasan.
BAB II
KAJIAN UMUM TENT ANG PERHIASAN
A. l'engertian Perhiasan
Perhiasan berasal dari kata hias yang diberi imbuhan per dan an. Kata hi as
diaiiikan memperelok diri dengan pakaian atau perhiasan yang indah-indah;
berdandan; bersolek, sedangkan kata perhiasan memiliki arii barang apa yg
dipakai untuk berhias: seperti cincin, subang, anting-anting. 1
Dalam bahasa Arab pehiasan diariikan :\Jlj yang bernsal dari kata (JI)- 0iii.
yang berarti berhias2
Berhias bagi wanita muslimah dengan kadar perhiasan lahir dalam keadaan
pada umumnya juga mernpakan kewajiban syari'at. Sesungguhnya berhias
dirinya wanita muslim dengan kadar perhiasan !ahir adalah pokok fitriah yang
dituntut oleh fitrah wanita yang diciptakan Allah yang cinta akan perhiasan sejak
awal penciptaannya. Firman-Nya,
Artinya: "Dan apakah patut (menjadi anak Allah) orang yang dibesarkan dalam
keadaan berperhiasan sedang dia tidak dapat memberi alasan yar.g terang dalam pertengkaran." (QS. Az-zukhruf/ 43:18)
1 Depaitemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa !11do11esia ,(Jakarta; Balai Pustaka, 2005), Cet. -3, hal. 398
2 Al-Tabiq 'Ali dan Ahmad Zuhdi Muchdhor, Kamus Ko11temporer Arab !11donesia, (PonPes Krapyak; Multi Krya Grafika, 1995), Cet-7, hal. 2006.
14
15
Islam adalah agama fitrah sehingga ia mewajibkan atas orang mukmin,
lelaki dan wanita, atau menganjurkan kepada mereka untuk mengikuti fitrah3.
Pengertian perhiasan adalah apa yang dipakai sebagai hiasan sepe1ti cincin,
gelang dan kalung. Sama adanya perhiasaan itu terbuat dari emas, perak atau
yang lainnya. Sedangkan menurut Jumhur Fuqaha berpendapat bahwa pt:rhiasan
selain dari emas dan perak tidak dikenakan zakat kecuali perhiasan tersebut
dijadikan sebagai barang perniagaan. Demikian halnya ulama tidak berbeda
pendapat tentang wajibnya zakat pada er.1as dan perak yang dijadikan perhiasan
yang clilarang, seperti bejana emas, dan emas yang dipakai oleh laki-laki clan
selainnya. Sementara itu ulama berbeda pendapat tentang zakat emas dan perak
yang dijadikan perhiasan dalam konteks perhiasan yang dibolehkan4.
B. Hukum Memakai Perhiasan
Pada dasarnya berhias atau perhiasan dibolehkan, ticla.k clilarang kecuali apa
yang clilarang oleh dalil, ia termasuk salah satu nikmat Allah kepacla hamba-
hambaNya, Allah telah mengingkari siapa pun yang mengharamkan perhiasan
yang Dia sediakan untuk hamba-hambaNya5.
3 Prof. Abdul Halim Mahmud Abu Syuqoh, Busana dan Perhiasan Wanita Me1111r111 AlQur 'an dan Hadiths, (Kuwait; Daar al-Qolam, J 990M). h. 226
4 http://nackmayost.blogdetik.com/2008/09/21/zakat-perhiasan/, diakses di Jakarta pada hari Rabu, 22 April 2009
5 http://pesantrenbanyumas.wordpress.com/2008/I 1/08/berhias, , diakses di Jakarta pada
hari Rabu, 22 April 2009
16
Dalam ha! hiasan Islam juga mengenal menindik tel inga, Sebagaimana hadits
Rosulullah:
Artinya: "Dari Ibnu Abbas ra. Sesungguhnya Nabi SAW melaksankan shalat led dua
rakaat dan tidak melakukan sholat lagi, baik sebelum atau sesudahnya. Kemudian beliau disertai Bilal ra. mendatangi jama'ah wanita, lalu memerintahkan mereka untuk bershadaqah. Kemudian para wanita tersebut melemparkan anting-anting mereka."( HR. Bukhori).
Firman Allah, "Katakanlah, 'Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari
Allah yang telah Dia keluarkan untuk hamba-hambaNya dan (siapa pula yang
mengharamkan) rizki yang baik?' Katakanlah, 'Semuanya itu (disediakan) bagi
orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di
Hari Kiamat." (Al-A'raf/ 07: 32).
Berhias bagi wanita ada 3 macam, yaitu berhias unt.uk suami, berhias di
depan wanita dan lelaki mahram (orang yang haram dinikahi), dan berhias di
depan lelaki bukan mahram. Berhias untuk suami hukumnya dianjurkan dan tidak
memiliki batasan. Berhias di hadapan wanita dan lelaki mahram dibolehkan tetapi
dengan batasan tidak menampakkan aurat clan boleh menampakkan perhiasan
yang melekat pada selain aurat. Di mana aurat wanita bag1 wanita lain adalah
6 Muhammad Bin Ismail Abu Abdillah Al-Bukhari, Al-Jami Ah-Shoheh Al-Mukhtashor (Al-Yamamah, Bairut: Dar Ibnu Katsir, 1987), Jus. 6 h. 2207
17
mulai pusar hingga lutut sedangkan aurat wanita di hadapan lelaki mahram adalah
seluruh tubuh kecuali muka, kedua tangan dan kedua kaki. Berhias di depan lelaki
bukan mahram hukumnya haram dan inilah yang disebut dengan labarruj.
Ladang ibadah seorang istri adalah suami, dari sini maka hendaknya apa yang dia
lakukan pada dirinya adalah semata-mata demi suami termasuk berhias dan
mempercantik diri, jika niat istri dalam berhias adalah demi suami maka ha!
tersebut bernilai ibadah, di samping itu istri tidak akan memperlihatkan perhiasan
dirinya kepada orang lain, karena dia memang berhias hanya untuk suami semata
bukan untuk orang lain.7
Dalam ha! berhias seorang istri untuk suami, Nabi SAW bersabda:
,.. ,, ,p ,, ,. f dl J<' " o,- o ,, J,,. x., i llaP o o ,. ,. o r:;.,. J , t ,o,, o .J.I\ o.-} o ,, ,, 1 J o ~ ,, :'" "", i
+,>- if '.r.>- > 01 )rY ,y. J_..,.._., 0 /">- <.sl ,y. , -f;..-Y ,y y Y- ,y. <.9"'~ i.; .r.>-" ,. ,.. " ,, ,,
::JLl.; -r.L J .c,J.v Ji1 J..P- :s?1 ~)) ~~ ~ Lk; J~ ti ~~I 0 ~I~ 0 ~DI ,. ,, ,.. ,, ,, ,. ,, ' ;i1 J ,. ,..
i.; 1.:V, G » Jw J_;) ~ pGG cS~ ,j c.Si) r-L J .c,J.v .illl l.SLp :;.Lil J_?:1 ~cf-> ' , :G G j\ ~ cJ; .« ~LS') 0;~j5\ » J~ ;1J1 J_?~ L; 2JJ 0:)\ ~ ~ .« ~~
8 ,,; ,, k ,. ,, J ,.. ~ .. ~
(>JI.; yl olJ_;) }.JI c:-: ~"'" J.,. » Ji..i .~UI
Artinya: "Meriwayatkan kepada kan1i Yahya bin Ayub clan Ubaidillah Bin Abi
Ja'far, bahwa sesungguhnya Muhammad bin Amer bin Atho mengabakan kepada saya dari Abdullah bin Syadad bin Hadi bawa sesungguhnya berkata, kami datang bersama Aisyah istri Nabi SAW, Aisyah berkata, Rasulullah SAW datang kepadaku sementara di tanganku terpasang gelang dari perak, be! iau bertanya kepadaku, "Ini apa wahai Aisyah?" Aku menjawab, "Aku melakukannya dengan
7 http://pesantrenbanyumas.wordpress.com/2008/l !/08/berhias/, diakses di Jakarta pada
hari Rabu, 22 April 2009 ' Abu Daud Sulaiman Bin Al-Asyats Al-Sajastani, Suncm Abi Daud, (Baimt; Daar
Al-Kitab Al-Arabi), Juz 2, h. 4
18
maksud berhias untukmu." Nabi SAW bertanya, "Kamu menzakatinya?" Alm berkata, "Tidak, masya Allah." Nabi SAW bersabda, "la adalah bagianmu dari neraka". (H.R Abu Daud).
Kita melihat dalam hadits ini apa yang dilakukan oleh Aisyah dengan
memakai gelang dari perak dalam rangka berhias demi suaminya yaitu Rasulullah
SAW dan beliau tidak mengingkarinya, yang beliau persoalkan dalam hadits di
atas adalah sisi yang tidak berkait dengan pembicaraan kita yaitu zakat
perhiasan. 9
Yang terjadi saat ini dan pada zaman ini adalah kebalikannya, seorang istri
tidak hanya berhias untuk suaminya semata, akan tetapi di samping untuk
suaminya, dia juga berhias untuk selain suami, bahkan sebagian istri tidak berhias
untuk suami, tetapi justru berhias untuk orang lain, bukti dari hal ini adalah
berhiasnya sebagian istri pada saat dia keluar rumah, sementara di dalam rumah,
istri tidak rnemperhatikan dirinya, berpakaian ala kadarnya clan rarnbutnya tidak
tertata rapi, tidak masalah kalau suarni sedang tidak di rurnah, tetapi yang sering
hal itu terjadi pada saat suarni sedang berada di rurnah, akan tetapi begitu ada
acara di I uar rurnah, rnaka dia akan berdandan habis, untuk siapa? Jadi suami
ticlak meraih yang khusus clari istrinya, sebagian jatahnya cliberikan kepacla orang
lain.
9 http://pesantrenbanyumas.wordpress.com/2008/J l/08/berhias/, diakses pada hari Rabu,
22 'April 2009
19
Dalam hal menentukan hukum perhiasan penulis membagi me:njadi 2
macam hukum perhiasan 10;
1. Perhiasan yang dihalalkan memakainya bagi wanita,
a. Minyak wangi demi kemesraan suami, tidaklah diharamkan.
b. Emas dan sutera, boleh dipakai.
Hal ini sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW;
. .J ·.;,. ~ '.,_,\ -~ ~ ·:c. ,..>\5 • . .;,.: ... :ti· . .;,.'.:.;._: tS·:;J J~ J('ll \'.<- Ll·.:;..f \?: L.F ; ,, v: ';-'' ,,. -.- lT y u- ' .J- LX -' ·- - J. ,, .JJ .. ' -I•
, i,f '. ..;;\Jill ::. l( ._J,,:U1 '1_(" J, ~ '. l'..: .j_s, .JJ1 i· - ' ~)I '.' , ' 1,5• ~ - ;.- .r..: J . er,- r-J -. !$""' IF;' if r.5" Y'
l l ( (.5.1,.. _;JI J <l>.-l. <J.I J > JY y.I olJ.) ) \.), !;-; J_;,. (::~) Artinya: "Mengabarkan kepada saya Abdur Rozaq berkata, mengabarkan
kepada saya Ma'mar dari Ayub dari Nafi' dari Said bin Abi Hindi dari Abu Musa ra. Bahwa Nabi SAW, bersabcla: "Emas dan sutera dilialalkan bagi kaum wanita clari ummatku, clan cliharamkan atas kaum lelaki". (HR. Abu Daud, lbnu Majah dan At-Tirmidzi).
c. Pakaian bercelup 'Ushfur" 12 boleh dipakai dalam rumah, bila tak ada
maksucl berbangga dan menyornbongkan diri dengannya terhadap orang
lain.
Hal ini sesuai dengan Hadith Nabi SAW;
10 Anshori Umar, Fiqih Wanita, (Semarang; CV. Asy-Syifa, I 999), h. 140 11 Abubakr abdur rozaq bin humam al-shonhani, Mus/ma/ Abdul Rozaq, (Bairut; a/Maktab
Al-lslami ), eel. Ke-2, I 403 H, juz I 1, h. 67 12 'Ushflir discbutjuga Qirthim, ialah tanaman bahan pencelup pakaian, berwarna kuning
e1nas 1nengkilat.
20
:.:_.;;(; ; j G ~;J . « ~~ ~}I ~+;,, G » Jw _),,;31.i ~:,.:a; ~) ;fa:, , , ,
;SI ,, ... ,, " r " o,, ,,... .. " ... r G ~I ~ \! » JW +JI 0-: ~ r-: ~ ~..W r~ l~_;f 0 J~ ~J 0 .).'.-
olJ_;) ·L1l! ~ J-~ ~ i~ ~f ~ 4.;rS' ~f » jt.:~ :c _;J.i .« ~k;}I >=-Ll 13eJI> y.I
Artinya; "Meriwayatkan kepada kami Musadad, meriwayatkan kepada kami
Isa bin Yunus, meriwayatkan kepada kami Hisyam bin al-Ghoz dari 'Amr bin Syuiaib dari bapaknya dari kakeknya, dia mengatakan: Kami datang bersama Rasul SAW, dari Tsaniyah. Maka beliau menoleh kepadaku, khususnya kepada bajuku yang tipis lagi lunak bercelup 'Ushfur. Tanya beliau: "Apa ini?" dan tahula!l aim apa yang tidak beliau sukai. Sesudah itu saya pulang ke rumah , waktu itu keluargaku sedang menyalakan tungku dapur mereka, maka saya lemparkan bajuku itu kedalamnya. Kemudian besoknya saya datang lagi menemui Nabi, maka bertanyalah beliau: "Hai Abdullah, kamu apakan bajn 'Ushfurmu itu?" dan semua yang telah alrn lakukan itupun sai'a katakan. Maka sabda beliau: "Kenapa tidak kamu berikan saja kepada salah seorang keluargamu, biar dia pakai?". "Sesungguhnya pakaian seperti itu tak apa dipakai wanita".( HR. Abu Daud ).
2. Perhiasan yang terlarang bagi wanita14
a. Pakaian yang dipakai dengan maksud menimbulkan kehebohan,
menyombongkan diri dan menarik perhatian orang, tamu, baik wanita
atau lainnya.
b. Minyak wangi yang menyengat hidung, dipakai di hadapan selain
muhrimnya sendiri.
c. Mernbuka aurat dihadapan orang yang bukan rnuhrimnya sendiri.
13 Abu Daud Sulaiman Bin Al-Asyats Al-Sajastani, Sunan Abi Daud, (Bairut; Daar alKitab al-Arabi, 1985), Juz 4, h. 91
14 Anshori Umar, Fiqih Wanita, (CV. Asy-Syifa: Semarang), h.143
21
Sesungguhnya cara berhias sangatlah banyak dan beragam. Hendaknya
seorang muslimah berhati-hati dalam memilih cara berhias, di antaranya adalah
sebagai berikut15:
I). Tidak boleh menyerupai laki-Jaki dalam hal berpakaian. 16
Artinya: "Meriwayatkan kepada kami Mahmud bin Ghilan, meriwayatkan
kepada kami Abu Daud ath-Thoya!isi, meriwayatkan kepada kami Syubah dan Humam dari Qotadah dari Akromah dari Ibnu Abbas berkata. "Sungguh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melaknat seorang wanita yang menyerupai laki-laki dan melaknat laki-laki yang menyerupai wanita." (HR. At-Tinnidzi)
2). Tidak boleh menyerupai orang kafir dalam ha! berpakaian
J " ~ l,, ,, l ".';.,, " I~ > I> ,. " .:;; !\ } 1>..- l "."~;i; ,,. ,,,_ ~\\ "1 t ".'j);; ,. ·.: ,-Q,.:. ;I } 0 ~ l,, 0
} I:'~$ ..
0! (.) '-"'"' w ..G- ;:; u 0! ~ J' ..t.,Y w..L~ r J' w..\:>- . ..,,...., cs; 01 c) """'"' w ..G-
~ l'"L,, J ~ dJi1 ~- ~I J_,.'.,,j J\i J~ ;.;. J.1 .}- ~;.J1 ~ ts.f ~ Q,_;. " ,. - ... ,.
18 "'" ,.,,~ 0 ,.~ ,.;;;,. ,.
(;'JI> y.I olJJ) ~ft> i .J"I ~..:; ' ,
Artinya: "Meriwayatkan kepada kami Utsman bin Abi Syaibah, meriwaya1kan
kepada kami Abu an-Nad:iri, meriwayatkan kepada kami Abdur Rahman bin Tsabit, meriwayatkan kepada kami Hasan bin Uthiyah dari Abi Munib al-
15 http://alishlahfise.multiply.com/journal/item/10, diakses pada hari Rabu, 22 April 2009 16 Khaliq Abdurrahman, Fiqh Wanita, (Semarang; PT. Pustaka R!zki Putra), h. 169 17 Muhammad bin isa abu isa At-tirmidzi, Al-Jami-Al-Shohih Sunan At-1/rmidi, (Bairut; Daar
lhyaAt-tarots Al-arobi. tth), juz 3, h.105 18
Abu Daud Sulaiman Bin Al-Asyats Al-Sajastani, Sunan Abi Daud, (Bairut; Daar AJ-Kitab Al-Arabi, tth), Juz 4, h. 78
2') ,_
J urosyi dari Abi Umar berkata: Nabi SAW bersabda. Barangsiapa menyerupai suatu kaum, rnaka dia tennasuk mereka." (HR. Abu Daud).
3). Tidak boleh berbentuk perrnanen sehingga tidak hilang seumur hidup
misalnya tatto dan tidak rnengubah ciptaan Allah mi:mlnya operasi plastik.
Hal ini disebabkan terrnasuk hasutan setan sebagairnana diceritakan oleh
Allah.
"' J ;-;,... -: J~¢" ,,,.~ "'"' " rt .J Y/ ,1 J ~ • J"' {... J-£ {,.. ' ''.~'I' ;,..:;,'_."}3' ~';/I ,,,,- IT .,?-;,'-;!<;,_a,:,',,.')!<· "'''j, • ;~1·-';/' -.__:,.,)~ I • V • -.__:,.,) ) ' V "' \ 0 J -' ~ J ('"'~ J
;::' t :: ,, J ,, ,, .. ,, ... .;, ... J ,. t ,, "' .;' ... . rf" ,, t .;, "" / ., ,,
f /,WI)~ l.Jl_;:J>- d .W ~I yJ) Lr L;lj ~I ~ l.)"J ~I~ .( \ \ ~
Artinya: "Dan aku benar-benar akan rnenyesatkan rnereka, dan akan
rnembangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan menyuruh rnereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (merobah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka merobahnya". Barangsiapa yang menjadikan syaitan rnenjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia rnenderita kerugian yang nyata". (QS. An Nisa/ 4: 119).
4). Tidak berbahaya bagi tubuh seperti ha! khitanan pacla laki-laki ataupun
perempuan, ha! yang clernikian sekali pun terasa sakit tetapi baik bagi
kesehatan karena mernbuang sisi kotor pada kelamin.
5). Tidak mengha!angi air untuk bersuci ke kulit atau rambut
6 ). Tidak rnenganclung pernborosan a tau membuang-buang uang
Allah berfirman:
Artinya: "Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah
kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah,
23
karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik." (Q.S Al-Baqoroh/ 02: 195).
7). Tidak membuang-buang waktu sehingga kewajiban lain terlalaikan
8). Penggunaannya jangan sampm membuat wanita sombong, takabur,
membanggakan diri dan tinggi hati di hadapan orang lain, seperti menghias
ma ta dengan si fat ma ta.
9). Terutama, dilakukan untuk suami. Boleh juga ditampakkan dihadapan yang
halal melihat perhiasannya sebagaimana difirmankan oleh Allah dalam Al-
Qur'an ayat 31 dari surat An-Nur 19
IO). Jangan bertentangan dengan fitrah seperti laki-laki yang menggunakan
perhiasan diperuntukkan bagi wanita dan begitujuga sebaliknya.
11). Jangan sampai menampakan aural ketika dikenakan.
Jangan sampai menampakan postur wanita bagi laki-laki yang bukan
mahram, menampakan diri wanita dan menjadikannya berbeda dari wanita
lain, sehingga menjadi pusat perhatian. Seperti berdandan yang berlebihan
dan sangat menunjukan keelokan bentuk tubuh. Itulah yang dinamakan :
jilbab modis.
12). Jangan sampai meninggalkan kewajibannya, sebagairnana yang dilakukan
oleh sebagian wanita pada malarn penggantin mereka atau pada berbagai
kesempatan lainnya. Inilah beberapa kaedah penting bagi wanita dalam
berhias sebatas yang nampak bagi penulis dari nash-nash syari'at dan
19 Muhammad bin abdul azis al-musnid, !ndalmya Berhias, (Daar Al-haq Jakarta), cet 2, h. 132.
24
pernyataan para ulama hendaknya setiap wanita menghadapkan diri kepada
masing-masing kaedah ini ketika berhias. Satu saja yang hilang, maka berati
ia dilarang berhias dengan cara itu.
C. Macam-macam Pcrhiasan
Pada dasarnya berhias dan perhiasan terbagi menjadi dua; perhiasaan
bawaan atau pemberian dan perhiasan buatan. perhiasaan bawaan atau pemberian
berarti perhiasan yang sudah dibawa atau dimiliki oleh seorang wanita sebagai
pemberian dari Allah SWT seperti kecantikan wajah dan keindahan tubuh.
Sedangkan perhiasan buatan berarti perhiasan yang dihasilkan dan dilakukan oleh
seorang wanita dalam upaya menjaga dan menambah pe:rhiasan yang pertama
seperti pakaian, make up, perlengkapan perhiasan, emas, perak clan sebagainya. 20
1. Perhiasan bawaan atau pemberian
Perhiasan bawaan merupakan karunia Ilahi, seorang wanita tidak
memiliki upaya dalam bagian ini, karena ia merupakan jatah dari 'Sang
Khalik', maka dia hams menerimanya dengan rela, tidak perlu menggerutu
dan meratapi jatah, lebih-lebih melakukan usaha-usaha merubah ciptaan
Allah, tidak perlu, karena pada dasarnya Allah menciptakan kaum hawa ini
dengan kecantikan clan keindahan, masing-masing memiliki porsi darinya
yang sudah ditakar oleh sang Pemberi, di lain pihak penilai,m terhadap
20 http://pesantrenbanyumas.wordpress.com/2008/11/08/berhias,, diakses di Jakarta pada hari Rabu, 22 April 2009.
25
kecantikan bersifat relatif dan yang penting bagi seorang wanita adalah
suam1.
Barangkali yang perlu dan bisa dilakukan adalah menjaga, banyak hat
yang bisa dilakukan demi menjaga ini, misalnya menjaga makanan, makan
makanan yang berimbang sehingga tubuh tetap langsing dan tidak melebar,
makan sayur dan buah-buahan sehingga tubuh terlihat segar, minum jamu
atau ramuan-ramuan tertentu, beristirahat yang cukup sehingga kesehatan
terjaga, berolah raga sebatas yang diizinkan dan mungkin dilakukan, dan
masih banyak lagi perkara-perkara yang bisa dilakukan demi menjaga
perhiasan bawaan dan pemberian ilahi ini, tidak masalah selama motivasi istri
dalam melakukannya adalah hanya untuk suami seorang.
2. · Perhisan Buatan
Perhiaan buatan berarti perhiasan yang dihasilkan dan dilakukan oleh
seorang wanita dalam upaya menjaga dan menambah perhiasan yang pertama
seperti pakaian, make up, perlengkapan perhiasan, emas, perak dan
sebagainya.
Namun perhiasan ini tidak seluruhnya dapat ditampakan dalam
kehidupan sehari-hari, ada yang dapat ditampakan dan ada pula yang tidak
boleh ditampakan kesembarang orang.
Dalam suatu riwayat ditemukan bahwa Asma' bin Murisid pemilik
kebun kurma, sering dikunjungi wanit-wanita yang bermain-main dikebunnya
26
tanpa berkain panjang sehingga kelihatan gelang kakinya, demikian dada dan
sanggul mereka. Berkatalah Asma': "Alangkah buruknya ini".21
Yang dimaksud perhiasan perempuan, yaitu apa saja yang dipakai
berhias dan untuk mempercantik tubuh, baik berbentuk ciptaan asli seperti
wajah, rambut dan potongan tubuh, ataupun buatan seperti pakaian,
perhiasan, make-up dan sebagainya. Kebanyakan ulama salaf berpendapat
menurut arti kedua, Misalnya Ibnu Abbas, ia berkata dalam menafsirkan apa
yang tampak itu ialah: celak dan cincin. Yang berpendapat sepe1ti ini ialah
sahabat Anas. Sedang bolelmya dilihat celak dan cincin, berarti boleh
dilihatnya kedua tempatnya, yaitu muka dan kedua tapak tangan.
Demikianlah apa yang ditegaskan oleh Said bin Jubair, 'Atha', Auza'i dan
Jain-lainn
Sedangkan Aisyah, Qatadah dan lain-lain menisbatkan dua gelang
termasuk perhiasan yang boleh dilihat. Dengan demikian, malca sebagian
lengan ada yang dikecualikan. Tetapi tentang batasnya dari pergelangan
sampai siku, masih diperselisihkan23.
Tetapi pendapat yang kami anggap lebih kuat (ru/ih), yaitu dibatasinya
pengertian apa yang tampak itu pada wajah dan dua tapak tangan serta
perhiasan yang biasa tampak dengan tidak ada maksud kesombongan dan
21 KH. Ahmad Dahlan, Asbabun Nuzul, (:,Bandung; CV. Diponogoro, J 992), h. 356 22 hllp://chandrairawan.livejurnal.corn/1627.htrnl,, diakses di Jakarta padu hari Rubu, 22
April 2009 23 Ibid, h. 3
27
berlebih-lebihan, seperti celak di mata dan cmcm pada tangan. Begitulah
seperti apa yang ditegaskan oleh sekelompok sahabat dan tabi'in.
Ini tidak sama dengan make-up dan cat-cat yang biasa dipakai oleh
perempuan-perempuan zaman sekarang untuk mengecat pipi dan bibir serta
kuku. Make-up ini semua tem1asuk berlebih-lebihan yang sangat tidak baik,
yang tidak boleh dipakai kecuali di dalam rumah. Sebab perempuan-
perempuan sekarang memakai itu semua di h;ar rumah, adalah untuk menarik
perhatian lald-laki. Jadi jelas hukumnya adalah haram. 2'1
Imam Qurthubi berkata: "Kalau menurut ghalibnya muka dan dua tapak
tangan itu dinampakkan, baik menurut adat ataupun dalam ibadat, seperti
waktu sembahyang dan haji, malca layak kiranya kalau pengecualian itu
kembalinya kepada kedua anggota tersebut. Dali! yang kuat u:ituk pentafsiran
ini ialah hadis riwayat Abu Daud dari jalan Aisyah r.a., bahwa Asma' binti
Abubakar pernah masuk ke rumah Nabi s.a.w. dengan berpakaian tipis,
kemudian Nabi memalingkan mukanya sambil ia berkata: "Hai Asma' 1
Sesungguhnya perempuan apabila sudah datang waktu haidhnya (sudah
baligh) tidak patut dinampakkan badannya, kecuali ini dan ini - sambil ia
menunjuk muka clan dua tapak tangannya. "25
24 http://pesantrenbanyumas.wordpress.com/2008/l l/08/berhias, diakses di Jakarta pada
hari Rabu, 22 April 2009 25 http://asysyariah.com/syariah.php?menu=det;l&id_online=J56, diakses di Jakarta pada
hari Senin, 20 April 2009.
~USTAKAAN UTAMA l I UIN SYAHID JA~CARTA .
28
Dal am Tq/.i'ir al Kasy,1ya) mendefm1s1kan z1na sel5agm segala sesuatu
yang dipergunakan oleh kaum wanita untuk berhias. Contoh zina yang
tampak danboleh ditampakkan ialah cincin, celak, dan pewarna kuku (alami).
Sedangkan zina yang tak tampak clan dilarang menampakkannya kecuali
kepada orang-orang tertentu sebagaimana dalam lanjutan ayat QS/ 24:31
meliputi antara lain: gelang tangan, gelang kaki, kalung, tali pinggang, dan
anting-anti ng26.
Az Zamakhsyari, pengarang tafsir ini, lalu merijelaskan segi falsafah
hukum keizinan memperlihatkan zina yang tampak, bahwa ia hanya terletak
di clua tempat, yaitu wajah clan keclua telapak tangan. Imam Fakhrurrazi
dalam TC{/.vir al Kabir berpenclapat sama clan senacla clengan penclapat
27 az Zamakhsyari .
Diriwayatkan dari Ali bin Ibrahim al Qumi, dari Abi Ja'fat (Imam
al Baqirra), beliau menyatakan bahwa zina yang tampak terbagi tiga28:
a. Untuk umum: pakaian, celak, cincin, pewarna kuku (alami), dan gelang.
b. Untuk muhrim: leher ke atas, lengan, dan pergelangan kaki ke bawah.
c. Untuk suami: seluruh tubuh wanita.
Menurut Abu! A'la al Maududi, arti ayat "kecua/i yang biasa
tampak darinya "adalah zinat wanita yang terpaksa tampak, kendati pria
26 http://www.indomedia.com/bpost/022005/l I/opini/opini l.htrn, diakses di Jakarta pada hari Senin, 27 April 2009
27 Ibid, ha!. 2 28 Ibid, ha!. 3
29
benninat memandangnya. Allah SWT telah menegur para wanita
muslimah agar mereka tidak menampakkan zina yang dapat mereka tutupi
di hadapan lelaki bukan muhrim, dan telah mengizinkan menampakkan
zina yang terpaksa tampak sebatas keperluan saja, seperti wajah dan
telapak tangan, dengan syarat: niat mereka harus luhur dan tidak semata
mata ingin memamerkan kecantikan di hadapan laki-laki bukan muhrim.
Lalu setelah itu, bila tampak sebagian dari anggota badanny<i yang lain
karena suatu sebab darurat, maka Allah akan mengampuninya. Misalnya
karena sesuatu lain karena suatu ha! seorang wanitaterpaksa membuka
lengannya atau betisnya. Andaikata dalam kedaruratan ini, ada lelaki yang
masih mencari kelezatan pandangan, dia sendirilah yang akan
menanggung risiko dosanya. Para mufassir seperti lbnu Mas'ud, lbnu
'Abbas, Mujahid, dan Atha' sepakat bahwa maksud ayat "kecua/i yang
biasa tampak darinya" adalah kaum wanita diizinkan menampakkan
sesuatu yang terpaksa tampak sebatas keperluannya, bukan untuk
memikat dan menarik perhatian lelaki bukan muhrim29.
29 Ibid, ha!. 6
BAB III
SEKILAS TENT ANG TINDIK
A. Pengertian Tindik
Tin·dik v, ber-tin·dik v berlubang pd cuping telinga (tempat memakai
subang): telinga anak itu belum -; -telinga upacara menembuk (melubangi)
cuping telinga; me·nin·dik v menembuk (melubangi) cuping telinga: dukun itu -
cuping anak dara itu. 1 Dan dalam bahasa Arab tindik berarti 1 • 1;i';·; yang berasal
dari kata ~ - ')'Yi. yang berarti tembus atau berlubang2, sedangkan dalam
bahasa inggris tindik biasa dikenal dengan kata pi ere atau piercing yang memiliki
arti tajam atau menusuk.3
Tindik tubuh biasanya merujuk pada tindik bagian tubuh manusia dengan
penggunakan perhiasan. Tindik tubuh adalah bentuk dari modifikasi tubuh.
Beberapa orang mempraktekan tindik untuk alasan religius dan budaya,
sementara banyak individu, terutama Barnt modern me:milih ditindik untuk
spiritual, ornamental atau alasan seksual, atau sebagai bentuk pemberontakan
pada punk, heavy metal, dan kebudayaan alternative. selain itu, para remaja pada
hari ini menjadikan budaya tindik tubuh ini sebagai tren masa kini.Amalan tindik
tubuh ini adalah amalan yang berasal dari barat yang telah rnempengaruhi fikiran
1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa !11do11esia, (Balai Pustaka, Jakarta, 2005), Cet. - 3, hal. 1196.
2 Ahmad Warson Munawwir, Munawir Kamus Arab Indonesia, (unit Pengadaan Bukubuku ilmiyah keagamaan, Pon-Pes Al-Munawwir),Krapyak, Yogyakarta, hal. 164
3 Djalinus Syah dkk, Ka11111s !11ggris !11do11esia,( Rineka Cipta, Jakarta 1993), hal. 269
31
para remaja yang kebanyakannya mengganggap budaya tindik tubuh ini adalah
sesuatu yang dikatakan cool dikalangan para remaja. Ada juga pendapat dari
kalangan remaja yang mengganggap budaya tindik tubuh ini sebagian dari
kepuasan hidup dan ada juga yang merasa bangga apabila dapat menindik bagian
tubuh mereka, tetapi dalam hukum-hukum agama Islam melarang perbuatan
tindik tubuh ini terutama sekali bagi golongan anak Adam. Dalam Islam ada
mengatakan bahwa siapa saja lelaki yang menindikkan telinganya aclalah
diharamkan untuk menjadi wali4.
B. Sekilas Tentang Sejarah Tindik
Semua orang mungkin dekat clengan tindik telinga. Tapi, di luar itu banyak
sekali bagian tubuh yang bisa dilubangi. Mulai dari alis,, hidung, b1bir, dagu,
lidah, puling, pusar dan organ yang biasa tertutup rapat. Dari sudut sejarah, tindik
adalah satu earn manusia menghiasi tubuh dan penampilannya. Masing-masing
negara menggunakan tradisi tua ini sesuai kebudayaan yang dianut. Sekitar lima
ribu tahun lampau, di Mesir, tindik di pusar menjadi ritual, tentara Romawi
menindik putingnya untuk menunjukkan kejantanan, Suku Maya menindik lidah
sebagai ritual spiritual, dan anggota Kerajaan Victoria dahulu memilih menindik
puling dan alat genitalnya. 5
4 http://id.wikipedia.org/wikiffindik_tubuh, diakses di Jakarta, pada hari Rabu 07 Desember 2009
' http://www.indonesiansubculture.com/isc/artipierview, diakses di Jakarta pada hari Rabu, 22 April 2009
32
Tindik hidung dibawa bangsa Hippies yang berkelana kc India di akhir 60-
an. Tindik lidah merupakan salah satu ritual kuno dari suku Maya di Amerika
Tengah terkait dengan upacara pemujaan yang biasa mereka adakan. Untuk tindik
telinga, diperkirakan sebagai tindikan tertua di dunia, karena Mumi tertua yang
ditemukan di Austria Glacier talum 1991, memiliki lubang tindik di telinga
dengan diameter 7-11 mm. 6
Body Piercing (tindik tubuh) sebenamya sudah dikenal sejak 10 abad silam
hampir di seluruh belahan dunia. Catatan sejarah menunjukkan, suku-suku
primitif melakukan tindik sebagai bagian ritual adat dan penunjuk identitas
derajat sosial. Tindik dianggap sebagai salah satu earn manusia menghiasi tubuh
dan penampilannya. Masing-masing negara menggunakan tradisi tua ini sesuai
kebudayaan yang dianut7.
Suku Indian melakukan body Piercing dengan cara mengantungkan dada
dengan kait besi di bagian dada. Ritual yang disebut OKIPA ini diperuntukan
bagi lelaki yang akan diangkat menjadi tentara atau panglima perang. Sementara
sebuah suku di India melakukan ritual menusuki tubuh dengan jarum yang
panjangnya bisa mencapai sekitar satu meter untuk menghormati dewa. Ritual
bemama Kavandi ini biasanya digelar setiap Februari8.
6 http://www.mustikafm.com/vl/news/news.php?id=76, diakses di Jakarta pada hari Rabu, 22 April 2009
7 http ://iyankjustagirl. b logspot. com/2007 /05/ti nd i k-tubuh-body-pierci ng. html, diakses di Jakarta pada hari Senin, 07 Dese1nber 2009
8 !hid, ha!. 2.
33
Di Indonesia, tradisi tindik juga dilakukan warga Suku Asmat di kabupaten
Merauke dan Suku Dani di Kabupaten Jayawijaya, Papua. Lelaki Asmat
menusuki bagian hidung dengan batang kayu atau tulang belikat babi sebagai
tanda telah memasuki tahap kedewasaan. Suku Dayak di Kalimantan mengenal
tradisi penandaaan tubuh melalui tindik di daun telinga sejak abad ke-17. Tak
sembarangan orang bisa menindik diri, hanya pemimpin suku atau panglima
perang yang mengenakan tindik dikuping. Sedangkan kaum wanita Dayak
menggunakan anting-anting pemberat untuk memperbesar cuping daun telinga.
Menurut kepercayaan mereka, semakin besar pelebaran lubang daun tclinga,
semakin cantik dan tinggi status sosialnya dimasyarakat. Model primitif inilah
yang akhirnya ban yak ditiru komunitas Piercing di duniii9.
Masyarakat pedalaman dayak dan irian jaya (papua) sudah memakai tindik
yang mungkin merupakan status sosial dari mereka, status sosial disini belum
jelas eksistensinya dibandingkan dengan tattoo. Tattoo untuk masyarnkat tradisi
merupakan suatu kedudukan atau golongan terkemuka mengenai motif yang khas
setiap daerahnya rn
Secara lebih rinci, berikut bebernpa sejarah tindik dan body piercing
berdasarkan Jokasi penempatan aksesori.
9 http://iyankjustagirl.blogspot.com/2007/05/tindik-tubuh-body-piercing.html, diakses pada
di Jakarta hari Rabu, 22 April 2009 10 http://ligagame.com/index.php?option=com_smf&Itemid=45&topic=73068.5;wap2,
diakses di Jakarta pada hari Senin, 07 Desember 2009
34
1. Hidung
Tindik hidung bisa memberikan aksentuasi pada wajah. Dalam catatan
sejarah, dilakukan sejak 4.000 tahun lalu di Timur Tengah dan kisahnya
tertulis di Alkitab. Abraham pernah memberikan cincin ernas yang dikenakan
di hidung pada Rebekah. Tindik hidung masuk ke India pada abad ke 16,
dibawa dari Timur Tengah pada masa dinasti Moghul. Biasanya dikenakan di
hidung sebelah kiri dan disarnbungkan dengan perhiasan di telinga. Ilmu
obat-obatan India menyebutkan, bisa memudahkan wanita saat melahirkan
dan mengurangi sakit kepala di saat haidh 11 .
Dalam budaya Baral, tindik hidung dibawa pada masa hippies yang
berkelana ke India di akhir 60-an. Diadopsi gerakan punk di akhir 70-an
sebagai symbol perlawanan terhadap nilai-nilai mapan. Kini mewabah setelah
berbagai selebritis seperti Madonna, Lenny Kravitz, Sinead O'Connor clan
Slash dari Gun and Roses menggunakannya 12.
2. Lidah
Salah satu ritual kuno dari zaman Maya di Amerika Tengah. Lidah
dilubangi berkaitan dengan upacara pemujaan. Di zaman modern, digunakan
untuk rnenunjang penampilan.seperti Janet Jackson, Mel B dari Spice Girls,
serta Malcolm dari Cosby Show pernah memakainya u
11 Media Indonesia, Minggu, 31 Oktob"r 2004, diakses di Jakarta pada hari Senin, 07
Desembcr 2009 12 I bid, hal. 2 13 I bid, hal. 3
35
3. Mulut
Di masa lalu, tindik mulut dilakukan suku Dogon di Mali serta Nuba
dari Ethiopia. Berkaitan dengan makna religius 14.
4. Telinga
Besar kemungkinan, tindik telinga adalah tindikan tertua di dunia.
Mumi te1iua yang ditemukan di Austria Glacier tahun 1991, menunjukkan
lubang tindik di telinga dengan diameter 7-11 mm. Pada mulanya bersifat
magis karena adanya kepercayaan bahwa setan merasuki tubuh manusia
melalui telinga. Mulai terkenal pada masa Elizabethan, antara lain dikenakan
Shakespeare, Sir Walter Raliegh dan Francis Drake15•
5 .. Pusar
Pusar merupakan salah satu jenis piercing modern. Tidak pernah
ditemukan di budaya primitive. Dalam dunia mode, pusar menjadi salah salu
titik sensual wanita ketika bikini mulai diperkenalkan pada 1953. Menjadi
tren sekitar 1980-an, dan diramaikan artis caliber dunia seperti Madonna,
Cher, Naomy Campbell serta Christy Turlington 16,
Tindik (Piercing) dikenal secara universal di berbagai belahan dunia, sejak
awal kemunculannya yang diperkirakan sudah ada pada ja.man pra sejarah dan
14 Ibid, hal. 4 15 Ibid, ha!. 4 16 Ibid, ha!. 5
36
telah menjadi trend pada zaman sekarang. Trend di zaman sekarang banyak kita
lihat para remaja yang menyukai tindik. Cara orang mengekspresikan diri tak
sama. Ada yang sudah nyaman dengan bergaya seperti orang kebanyakan. Tapi,
tak sedikit yang lebih suka tampil beda. Tindik tubuh atau body piercing bisa
menjadi pilihan bagi mereka yang ingin dilihat unik. 17
Pada zaman modern sekarang ini, para remaja di Indonesia trer. tindik
diperkirakan sekitar tahun 1970 an dan mulai diminati oleh masyarakat awal
tahun 1990 an. Awalnya tindik dipakai oleh pemain band yang beraliran keras,
dan pada sekarang, Tato dan body percing kini memang c\inikmati dan menjadi
tren di kalangan muda. Kebanyakan dari mereka adalah wanita, diantaranya
eksekutif muda 18.
Body piercing dilakukan demi seni, tuntutan komunitas, serta mengikuti
trend, yang merupakan lifestyle, banyak kita lihat mereka para remaja mernakai
tindik dimana saja sesuka yang mereka mau, seperti di lic\ah, alis, hidung, pusar19
C. Dampak Tindik Bagi Kesehatan
Dalam menindik ada dampak-dampak yang timbul setelah terjac\inya
penindikan tersebut, diantaranya:
17 http://www.indonesiansubculture.com/isc/artipierview, , diakses di Jaka11a pada hari Rabu, 22 April 2009
18http://www.jangkar.org/index. php ?option=com _ content&task=view&id=202&! temi d=3 5 , diakses di Jakarta pada hari Senin, 20 April 2009
19 http://www.indonesiansubculture.com/isc/artipierview, diakses di Jakarta pada hari Senin, 20 April 2009
37
1. Menindik telinga
Menurut para ahli kesehatan, tindik tubuh yang aman adalah di telinga
Karena telinga memiliki jaringan lemak yang bisa rnelindungi telinga dan
bahaya infeksi daun telinga terbuat dari jaringan lemak dan merupakan bagian
tubuh yang memperoleh banyak aliran darah. Aliran darah itu sanggup
melindungi tubuh, bahkan saat terkena infeksi. Jadi, daun telinga memang
aman untuk ditindik lalu dipasangi giwang atau antingw, tindik di telinga
masih aman. Karena berada di tulang rawan, yang lukanya mudah dikontrol
dan dan bila te~jadi infeksi bisa dilokalisir. Infeksi kronis dampak yang akan
timbul dari tindik telinga antara lain Pendarahan yang lama, Parut Iuka (bekas
Iuka), Hepatitis B & C, Tetanus dan berbagai penyakit lain yang disebabkan
alat yang tidak bersih21.
2. Tindik lidah
Tindik lidah yang Iagi menjadi tren saat ini sangatlah berbahaya dan
besar resikonya, bahkan bisa menyebabkan penyakit jantung. Seperti kita
ketahui, mulut manusia mengandung berjuta-juta bakteri, hingga lubang, pada
daerah tindikan di lidah akan membentuk sarang bakteri, dan disitulah
kesempatan besar bakteri ikut mengalir bersama darah dan akhirnya
menyebabkan infeksi-infeksi berat dapat terjadi.
20 http://www.mustikafm.com/vl/news/news.php?id=76,, d1akses di Jakarta pada hari Rabu, 22 April 2009
21 http://www.astaga.com/content/bahaya-di-balik-body-piercing-dan-tato, diakses di Jakarta pada hari Senin, 20 April 2009
38
Seperti kita ketahui, mulut manusia mengandung berjuta-juta bakteri,
hingga lubang pada daerah tindikan di lidah akan membentuk sarang bakteri,
dan disitulah kesempatan besar bakteri ikut mengalir bersama darah dan
akhirnya menyebabkan infeksi-infeksi berat dapat terjadi, seperti Angina
Ludwig dan Endokarditis. Adapun yang dimaksud dengan Angina Ludwig
adalah infeksi akut yang disebabkan oleh kuman Streptokokus, yang
menginfeksi lapisan dalam dasar mulut, yang ditandai dengan pembengkakan
yang dapat menutup saluran nafas. Sedangkan Endokarditis adalah infeksi
pada endokardium (lapisan dalam jantung) atau peradangan yang serius di
katup jantung, yang merupakan salah satu penyebab penyakit jantung, karena
bakteri oral dapat masuk ke dalam aliran darah melalui Iuka di lidah dan
membukajalan menujujantungn
3. Tindik bibir
Penelitian yang dilakukan pada 58 orang. Dipimpin oleh Dr Dimitri
Tatakis, para peneliti mengamati dampak yang muncul setelah responden
menindik bibirnya lalu dipasangi hiasan dari logam. Hasilnya, seperti yang
dipresentasikan baru-baru ini, disimpulkan bahwa orang yang memakai
perhiasan di bibirnya umumnya memiliki gusi yang buruk. Gusi mereka jadi
susut ke belakang23.
22 http://chandrairawan.livejurnal.com/I627.html, diakses di Jakarta pada hari Rabu, 22 April 2009
23 http://healthy-place.blogspot.com/2008/0J/bahaya-tindik-bibir.html, diakses di Jakarta pada hari Senin, 07 Desember 2009
,,
39
Jika dibiarkan gusi yang melesak ke belakang itu akan berakibat buruk
terhadap gigi. Semakin lama, gigi yang dilindungi gusi tersebut akan rontok.
Menurut Prof Jimly Steele da1i Universitas Kesehatan Gigi Newcastle di
Inggris, semua itu terjadi karena hiasan logam pada bibir akan mendesak
l\iung gusi yang melindungi gigi. Akibatnya, gusi lama-kelamaan akan
bergeser. Untuk menghindarinya, tiada pilihan lain kecuali melupakan
kegemaran menindik bibir.24
Menurut cir Grace NS Wardhana SpKK, de1matologi dari Rumah Sakit
Brawijaya Anak clan Wanita mengatakan, sah-sah jika memang menggemari tato
dan body percing. "Asalkan jarumnya steril atau jarum disposable (sekali pakai
buang). Sebab, jarum yang dipakai berulang-ulang bisa berisiko menularkan
penyakit, sepe1ii hepatitis, AIDS, atau herpes. Selain itu, jarum pun harus dalam
kondisi tajam sehingga tidak menimbulkan trauma pada kulit,". Selain itu, Grace
juga mengingatkan agar Piercing dilakukan secara hati-hati. "Piercing memang
terbilang aman. Hanya, sebaiknya pilih-pilih tempat atau organ tubuh yang akan
di-piercing," paparnya.Grace memberi contoh, piercing di lidah yang berisiko
tinggi. "Bisa berisiko tinggi timbul infeksi saat penyembuhan Iuka. Apalagi di
tempat tersebut banyak memiliki saraf dan pembuluh darah. Jadi, kalau tidak
dilakukan dengan benar, pendarahan mungkin saja terjadi," 25.
24http ://maj alah. tempointeraktif com/id/rsi p/2005/04/04/KSJ1Jmbm .20050404 .KS HI 0
9364.id htm, diakses di Jakarta pada hari Rabu, 22 April 2009 25 http://www.aids-rspiss.com/articles.php?lng=in&pg=512, diakses di Jakarta pada
hari Senin, 07 Desember 2009
40 ..
Saat piercing belum sembuh benar disarankan agar anting Jangsung dipakai.
Jika tidak, Iuka itu akan menyembuh dan lubang akun t(:rtutup dengan sendirinya.
Ini sebagai bentuk proteksi tubuh. Kalau proses penyembuhan sudah sempuma,
lalu Anda bosan memakai anting dan melepasnya, lubang itu tak menutup karena
di Iuka itu sudah terbentuk ja~ingan kulir6.
Tindik makin digemari kaum muda di Tanah Air. Padahal, hal itu
merupakan salah satu cara penularan virus hepatitis. Karena itu, kaum muda
dihimbau berhati-hati bila ingin menato dan menindik anggota badannya.
Menurut Ketua Perhimpunan Peneliti Hati Indon1~sia Unggul Budihusodo,
Selasa (14/4), saat dihubungi di Jakarta, mereka yang ditindik atau ditato berisiko
tinggi tertular virus hepatitis27.
3elain tato dan tindik dengan alat yang tercemar virus, hepatitis bisa
menular melalui hubungan seksual tanpa pengaman dengan penderita hepatitis,
transfusi darah, dan suntikan. Pada hepatitis A, penularan bisa melalui makanan
yang tercemar virus itu.
Baru-baru ini, suatu penelitian yang dilakukan Universitas Carlow,
Pittsburgh pada 146 pria dan perempuan yang melakukan tindik pada bagian dada
dan organ kelamin menemukan mayoritas responden mengalami masalah infeksi
dan perubahan arah buang air kecil. Sebanyak 43% responden menindik bagian
dada, 25% pada bagian kelamin dan 32% menindik pada kedua bagian sensitif
itu. Para peneliti dalam jurnal Advanced Nursing menyebutkan, mereka
26 Ibid, ha! 3 27 Jakarta, Kompas.Com, , diakses di Jakarta pada hari Senin, 20 April 2009.
41
"menemukan kenyataan 66% penindik dada dan 52% penindik bagian kelamin
mengalami persoalan kesehatan. Sebanyak 3% responden yang mengaku
melakukan pertemuan dengan dokter setelah dmbul pennasalahan dalam
pemasangan tindik di bagian sensitiftubuhnya28.
Menurut Prof Carol Caliendo dari Universitas Carlow, umumnya penindik
bagian tubuh terlarang mengalami keengganan untuk berkonsultasi dengan
kalangan medis saat timbul masalah. Persoalan yang timbul bagi perempuan
penindik dada adalah pengaruh kepekaan (37%), iritasi kulit (21 %), dan infeks1
(21 %). Bagi pria yang menindik bagian kelamin mengalami perubahan arah
aliran saat buang air kecil (39%) dan kepekaan (31 %)w
28 http://www.untukku.com/artikel-untukku/infeksi-akibat-tindik-bagian-vital-untukku. html, diakses di Jakarta pada hari Senin, 07 Desember 2009
29 www. plazaraya.com, diakses di Jakarta pada hari Senin, 20 April 2009.
BAB IV
ANALISIS TENTANG TINDIK
A. Pendapat Ulama Tentang Hukum Tindik Di Telinga dan Tindik Selain Di
Telinga
Alim Ulama merupakan pemimpin di tengah-tengah masyarakat dan benar
benar memahami aspirasi dan jiwa rakyat. Para ulama mempunyai tempat
tersendiri di hati rakyat, sebagai informal leaders, yang lebih dekat kepada rakyat
dan kadang-kadang melebihi dekatnya dari pejabat-pejabat resmi sekalipun.
Berdasarkan hal ini penulis menganggap pendapat ulama sangatlah
diperlukan. Penulis mewawancarai dua ulama yang penulis lihat kedua ulama ini
lebih mendalami keilmuan agama Islam yaitu Ust. Muhammad Hasyim (Pengajar
di Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Jakarta),
Dalam ha! menindik telinga menurut Ust. Muhammad Hasyim sudah acla
sebelum zaman Nabi SAW namun nabi tidak memberikan komentar apapun
tentang hal itu, hanya diamnya Nabi menanclakan kebolehan menge1jakan ha!
tersebut. Akan tetapi yang terjadi saat ini adalah sesuatu hal yang luar biasa,
karena tinclik sudah menjadi sesuatu yang sangat digemari oleh kaula muda
sampai dengan anak-anak dan sekarang pun tindik bukan hanya ditelinga akan
tetapi ada yang dihidung ataupun alis, bibir ataupun lidah, saya tidak setuju
dengan kebiasan yang seperti ini menurut saya memperindah diri tidak harus
43
seperti itu, banyak cara yang dapat dipergunakan untuk mempercanik dan
menghiasi jasad ini 1 .
.. Menurut Ust. Muhammad Hasyim fenomena tindik bukan sebuah budaya
yang berasal dari Islam ataupun perhiasan yang berasal dari Islam, akan tetapi
tindik telah ada sebelum Nabi. Dalam hal ini ada haiiits yang mengisyaratkan hal
tersebut diperbolehkan, akan tetapi dalam masalah tindik di selain telinga saya
belum menemukan nash hadits atau pun al-Quran yang menjelaskan ha! itu2.
Menurut Ust. Muhmmm.d Hasyim tindik di telinga itu boleh akan tetapi bila
tinclik di telinga itu melebihi dari satu tinclikan haram hukumnya, clikarenakan di
zaman Nabi itu hanya satu tinclikan. Apapun hukum asli tindikjaiz atau boleh. Ini
awalnya boleh tapi hukum yang seperti ini clapat berubah menjacli wajib, haram
atau yang lainnya seperti hukum nikah, bisa menjacli wajib, mubah ataupun
haram tergantung situasi clan konclisinya3.
Dan penulis juga mewawancarai KH. Lukmanul Hakim (Anggota PBNU
DKI fakarta), menurut KI-I. Lukmanul Hakim untuk masalah tinclik telinga
KH. Lukmanul Hakim berpegang kepacla penclapat banyaknya ulama yang
mengatakan bolehnya tinclik telinga bagi perempuan. Sedangkan meninclik
clihiclung apalagi di hiclung itu jelas bukan tempat untuk mengenakan perhiasan
clisitu. Karena masalah tindik hiclung itu hanya cligunakan oleh sebagian orang
saja atau sebagian kecil kelompok saja, clan itu ticlak bisa dijadikan suatu dasar
1 Wawancara Pribadi dengan Ust. Muhammad Hasyim. Jakarta, 13 Mei 2009 2 Ibid, ha!. 2 3 Ibid, ha!. 3
44
hukum, sedangkan kenapa tindik telinga itu boleh, di karena seluruh wanita di
belahan dunia mana pun menggunakan anting di telinga,dan pada zaman jahiliyah
sampai kepada zaman Nabi pun itu ada dan h11l itu tidak diingkari oleh Nabi4.
" Sedangkan ha! tindik merupakan suatu budaya kebiasaan atau tradisi, dan
tradisi itu berlanjut sampai zaman Nabi dan Nabi tidak ingkar atas ha! tersebut itu
alasannya, jadi tindik itu bukan dalam Islam, tidik itu bukan lslami tetapi tradisi
yang tidak disalahkan dalam Islam hukum asli tindik itu boleh Oaiz) akan tetapi
bisa jadi wajib di kala sesuatu yang jawaz itu diperintahkan oleh suami kepada
istrinya, Seperti seorang istri itu boleh keluar rumah, akan tetapi bila
mendapatkan perintah dari seorang suami jangan keluar rumah, Maka keluar
rumah itu terlarang dan wajib mengikuti apa yang diperintahkan oleh suamL
B. Ilukum Tindik Perspektif Hukum Islam
Sebelum penulis membahas tentang hokum tindik perspektif hokum Islam,
ada baiknya penulis menjelaskan terlebih dahulu metode-metode yang 111enjadi
acuan Imam empat Mazhab dalam pengambilan istinbat hokwn, karena dengan
berbeda metode dalam pengambilan istinbat hokum juga akan menentukan sama
atau tidaknya istinbat hokum keempat mazhab tersebut, Sebenamya mazhab fiqih
itu bukan hanya sebatas empat itu saja, tapi masih banyak yang lainnya, Namun
yang besar dan hingga hari ini masih eksis bias dikatakan memang keempat
mazhab itu, Sebenarnya setiap mazhab fiqih itu merupakan metode ilmiyah yang
4 Wawancara Pribadi dengan Ust Muhammad Hasyim, Jakarta, J 4 Mei 2009
45
sangat sistematis untuk bisa mensarikan hukum dari sekian banyak dalil baik dari
Al-Quran Al-Karim maupun sunnah yang berserakan. Ada sekian banyak kaidah
yang digunakan sesuai dengan nalar dan pemahaman para peletak dasar dari
~etiap mazhab. Masing-masing mazhab itu memang sangat kuat dalam berhujjah
dan tidak bisa dinafikan begitu saja kekuatan httjjah itu. Terkadang antara satu
mazhab dengan lainnya sering kita dapati perhedaan dan tapi tidak jarang juga
ada banyak persamaan dalam hasil akhirnya. Semua itu bisa dipahami karena
memang masing-masing mazhab bisa saja menggunakan sudut pandang dan
standar logika yang bervariasi. Tapi semuanya tetap bisa dipertanggung
jawabkan secara ilmiyah.
a. Mazhab Al-Hanafiyah
Dasar mazhab ini sebagaimana yang diletakkan oleh pendirinya, Al
Hanafiyah (80-150 H) adalah Al-Quran Al-Karim, Sunnah Nabawiyah .:Jan
ijtihad dalam pengertian yang luas. Diantaranya adalah qiyas, istihsan dan
sebagainya. Arlinya jika nash Al-Quran Al-Karim dan sunnah secara jelas
menyebutkan suatu hukum, maka hukum itu disebut 'diambil dari Al-Quran
Al-Karim dan sunnah'. Tetapi bila nash tadi hanya menyebutkan secara tidak
langsung atau hanya menyebutkan kaidah dasar berupa t•.1juan moral, 'illat dan
lain sebagainya, maka pengambilan hukwn tersebut disebut melalui qiyas.
Abu Hanifah terkenal sangat ketat dalam menerima hadits ahad.
Apabila hadits ahad itu kurang syaratnya, beliau cenderung menggunakan
46
ijtihad. Dan tidak seperti yang lain, beliau sering mengaitkan antara suatu
nash dengan 'ilia!, hilanah, tujuan moral dan bentuk kemaslahatan lainnya
yang dipahami beliau. Secara faktual, pemikiran Al-Hanafiyah ini sangat
mendalam dan rasional
b. Al-Malildyah
Mazhab ini didirikan oleh Al-Imam Malik bin Anas bin Malik bin Amir
al-Asbahi (93 H - 179 H). dengan berclasarkan kepada Al-Quran Al
Karim, sunnah, qiyas, Ijma' shahabi, tradisi orang Madinah, qaul shahabi,
istihsan, istishab, 'urf, sadcl azzarai', muro'atul khilaf, mashlahah mursalah,
dan syar'u man qablana. Jadi acuannya adalah acuan kalangan ahli hadits
yang muncul di Hijaz. Penggunaan qiyas jarang sekali dilakukan karena
sebagai penduduk dan imam di Madinah, beliau lebih banyak merujuk kepada
perbuatan orang-orang Madinah sebagai tempat awal mula syariat Islam di
tegakkan. Sedangkan ratio dengan menggunakan qiyas sangat jarang
dilakukannya dan pernah beliau mengungkapkan bahwa selama I 0 tahun
tidak pernah melakukan qiyas. Salah satu yang clominan dari mazhab Malik
ini adalah rujukan beliau kepada praktek yang dilakukan penduduk Madinah
yang bisa dikatakan sebagai sunnah yang mutawatirah karena cliriwayatkan
secara massal dari generasi ke generasi sehingga tertutup kemungkinan
terjadinya penyimpangan dari praktekRasulullah SAW. Namun
kekurangannya adalah kalau terjadi perke111bangan fenomena sosial yang
dahulu di masa Rasulullah SAW belum pernah terjadi
47
c. Asy-Syafi'iyah
Mazhab ini didirikan oleh Al-Imam Asy-Syafi'i yang nama lengkapnya
adalah Abdullah bin Muhammad bin Idris (150 H-204 H). Dasar-dasar dari
mazhab beliau adalah merupakan perpaduan antara kekuatan ijtihad ratio
gaya Al-I-Ianafiyah dengan keaslian riwayat gaya Al-Malikiyah. Dan Al-
Imam Asy-Syafi'i memang murid langsung dari Al-Imam Malik di Madinah
· setelah sebelumnya beliau bermukim di Iraq, di negeri pusat mazhab Al-
Hanafiyah. Perpaduan dasar mazhab inilah yang membuat mazhab ini
rnenjadi isitimewa, seolah-olah merupakan perpaduan atau penggabungan
dari kekuatan dua mazhab sekaligus. Beliau 1rn:nggunakan metode ahli hadits
dalam kehati-hatiannya menyeleksi hadits dan pada saat yang sarna
mengernbangkan pemikiran ahli ra'yi dalam menggali tujuan-tujuan moral
dan 'illat di balikhukum yang tampak (literal), mis.alnya dengan bentuk
penggunaan teologi qiyas. Dalam perkembangan selanjutnya, Al-Imam Asy-
Syafi'i merevisi beberapa pendapatnya yang terangkum dalam qaul qadim
(pendapat lama) ketika beliau masih di Iraq dengan beberapa koreksi yi:ng
terhimpun dalam qaul jaded (pendapat b•p.i.i.cµ.~· wb..,elia~indah ke Mesir ._ - ---Ll d. Al-Hanabilah PUERINi:>UST AKAAN LITAMA SYAHID JAKARTA
Mazhab mi didirikan oleh Al-Imai·-n-A'"'hr-rn-a_d.,...,...61-11 Trrmoal y<tllg ratrtM!th n
164 H di Baghdad. Dasar mazhabnya adalah [!] Nushush yang terdiri dari Al-
Quran Al-Karim, sunnah dan nash ijma'. [2] fatwa para shahabat, [3] Apabila
terjadi perbedaan, maka beliau memilih yang paling dekat dengan Al-Quran
48
Al-Karim dan sunnah, [4] hadits-hadits mursal dan dha'if, [5] qiyas, [6]
istihsan, [7] sadd az-zara-i', [8] istishab, [9] ibtal al-ja'l, dan [10] almaslahah
almursalah. Imam malik menganggap bahwa fatwa para shahabat merupakan
bagian dari sunnah. Beliau hidup di zaman aliran qaidah mu'tazilah sedang
berkuasa dan bahkan beliau sempat mengalami penyiksaan pisik lantaran
menolak memfatwakan bahwa Al-Quran Al-Karim adalah makhluq sesuai
dengan maunya kalangan mu'tazilah itu. Sikap Kita Terhadap Pendapat
Mazhab Yang Beraneka Ragam Para imam mazhab tidak pernah mewajibkan
manusia untuk memegang satu mazhab saja sebagai syarat dari kebenaran
syariat Islam. Bahkan perkataan mereka yang terkenal adalah bahwa
"pendapatku ini benar namun boleh jadi mengandung kesalahan dan pendapat
orang lain salah namun boleh jadi mengandung kebenaran". Sehingga
fanatisme mazhab tidak pernah diajarkan oleh para pendiri mazhab itu
sendiri. Seseorang boleh menerima has.ii ijtihad dari suatu mazhab bila dirasa
olehnya lebih mendekati kepada kebenaran. Namun apabila ada orang yang
ingin secara menyeluruh mengikuti sebuah mazhab saja,. maka orang itu tidak
boleh disalahkan. Apalagi bila dia tidak memiliki kemampuan dalam
berijtihad dan melakukan istimbath hukum sendiri. Tetapi sebaliknya,
memaksakan orang agar hanya berpegang kepada satu mazhab saJa juga
bukan ha! yang bisa dibenarkan, terutama bila orang tersebut memiliki
kapasitas dan kemampuan dalam mengistinbat hukum dari sumber
sumbernya.
49
Sedangkan sama sekali tidak mengindahkan pendapat dari mazhab-
mazhab fiqih atau yang dikenal dengan anti mazhab (aHaa mazhabiyah) justru
sulit dilakukan, karena syarat untuk boleh melakukan ijtihad secara mutlak
cukup berat sehingga hampir mustahil dilakukan oleh sembarang orang. Dan
apabila ada seseorang yang dinyatakan mampu serta layak untuk melakukan
ijtihad, pada dasarnya dia sedang merintis sebuah mazhab juga yaitu
mazhabnya sendiri5.
I. Hukum Tindik Telinga
Ulama berbeda pendapat tentang menindi\c telinga untuk
menggantungkan anting. Menindik telinga merupakan perkara biasa bagi
wanita dari dulu hingga sekarang. Tidak ada larangan tentangnya, baik di
dalam Al-Qur'an maupun hadits, justru ada riwayat yang mengisyaratkan
diperbolehkan dan pengakuan manusia atasnya. 6
Terdapat riwayat dari Abdurrahman bin Abbas, ia berkata bahwa lbnu
Abbas: Pernahkah kamu menyaksikan hari raya bersama Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam? Dia menjawab, Pemah, kalaulah bukan karena
kedudukanku di sisinya, saya menyaksikan semenjak kecil. Beliau
mendatangi tanda di rumah Katsir bin Shalt (rumah Katsir bin Salt dipakai
sebagai kiblat untuk shalat Ied). Lalu beliau shalat kemudian berkhutbah
tanpa terdengar adzan ataupun iqamah. Beliau memerintahkan untuk
bersedekah, maka para wanita mengulurkan tangan ke telinga-telinga mereka
' http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg07070.html 6 Ibid
50
dan leher-leher mereka (untuk mencopot perhiasan mereka) dan beliau
memerintahkan kepada Bilal untuk mendatangi tempat wanita, (setelah
selesai) kemudian Bilal kembali menghadap Nabi. Dalam lafazh riwayat Al-
Bukhari dari Ibnu Abbas disebutkan, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
memerintahkan untuk bersedekah, maka saya melihat para wanita
mengulurkan tangan ke telinga dan leher mereka (mengambil perhiasan
mereka )7.
Beberapa pendapat Ulama yang menghukumi boleh menindik telinga
diantaranya;
a. Sebagian dari ulama madzhab Hanafiyah dan Hanabilah menghukumi
boleh menindik telinga untuk menggantungkan antin'' mereka "
berdasarkan dari :
(1) Hadits Nabi SAW
Artinya; "Meriwayatkan kepada kami Ahmad din Qosim berkata
meriwayatkan kepada kami Abi Umay Isa bin Musawir. Berkat
7 Ibid 3 Abu Al-Qosim Sulaiman Bin Ahmad At-Tabrani, Al-Mu jam Al-Ausalh, Al-Qohirah,
(Beirul; Daar Al-Haromaini, 1415 H), Juz I, H.176
51
keduanya rneriwayatkan kepada saya Ruwad bin al-Jaroh dari Abdul Malik Abi Sulairnan dai Atho dari Ibnu Abbas berkata: Ada 7 perkara yang termasuk sunnah bagi seorang anak dihari ketujuh dari kelahirannya ": I. Memberikan nama 2. Dikhitan 3. Membersihkan sesuatu yang berbahaya dari nya 4. Menindik telinganya 5. Mengaqiqahkannya 6. Memotong rambutnya 7. Melumuri darah aqiqahnya 8. Dan mensedekahkan seukuran rambut kepalanya dengan emas
atau perak ( HR. Ath-Thobroni )
Berdasarkan hadis di atas bahwa hukum menindik telinga
adalah sunnah bagi sebagian kalangan ulama madzhab Hanafiyah dan
Hanabilah
Artinya: "Bahwa sesungguhnya nash hadits tersebut menunjukan bahwa
menindik telinga adalah sunnah".
(2) Danjuga berdasarkan hadits Nabi:
Artinya; "Dari Ibnu Abbas ra. sesungguhnya Nabi SAW melaksanakan
shalat led dua rakaat dan tidak melakukan sholat lagi, baik sebelum atau sesudahnya. Kemudian beliau disertai Bilal ra. mendatangi
9 Dr. Muhammad Utsman Stubair, Ahkam Jarohatu At-'liljmil Fi A/-Fiqh Al!s/a111i,\Kuwait; Universitas Syariah Dan Dirosat Al-Jslamiyah). Juz I, h. 31
0Muhammad Bin Ismail Abu Abdillah Al-Bukhori, Al-Jami Ah-Sho/ieh Al-M11khtashor (Al-Yamamah, Bairut: Dar lbnu Katsir, 1987), Jus. 6 h. 2207
52
jama'ah wanita, lalu memerintahkan mereka untuk bt:rshadaqah. Kemudian para wanita tersebut melemparkan anting-anting mereka." ( HR. Bukhori).
Dan berdasarkan hadist ini pulalah adanya pengisyaratan bahwa
menindik itu diperbolehkan bagi wanita. Menurut pendapat sebagian
Ulama Madzhab Hanafiyah dan Hanabilah dikarenakan tiada larangan
Nabi SAW.
,, ,, ... ,, ,,. , ," ",, ,. } " " "' f ,, 0
~ ~ ~ 0\.5' ~ , \.J;,:;1 ~ 0~ lfl.5' ;j81 01 : J'!~)ll ;,;_::,::,
. ~1y.J1 j;, JJ; ~I r~ , rl:-'.J ~ ~I J:_, :s?1 }f , 01:)1 ~ ).'~.
Artinya: "Dan wajhul ist idlal-nya adalah: "Sesungguhnya manusia
melakukan melubangi telinga. Seandainya ha! itu dilarang maka Al-Quran akan melarangnya atau pun Nabi.. Akan tetapi tidak ada laranagan Nabi itu, menunjukan atas bolehnya menindik Penjelasan ini yang dimaksudkan bagi wanita maka bagi Jaki-laki tidak boleh".
Dan dari sebagian kalangan ulama 1-lanafiyah clan Hanabilah
menyatakan alasan yar,g selanjutnya yaitu dikarenakan wanita
memerlukan mempercantik diri dan berhias kaena keduanya itu adalh
hajat yang penting bagi wanita.
(3) Wanita memerlukan akan berhias
11 Ibid., h. 32 12 Ibid., h. 3 I
'·
53
Artinya: "Dilrnrenakan perempuan membutuhkan dandan dan berhias.
Dan keduanya itu salah satu kebutuhan pokok bagi wanita. Maka boleh menindik telinga untuk berhias".
Namun ada sebagian dari kalangan Ulama Hanabilah malah
melarang masalah tindik dengan menyamakan tindik kepada larangan
mentato tubuh. Dengan alasan menyakitkan.sebagaimana pendapat
dari Imam Ibnu Al-Jauzi
Sedangkan lbnu Al-Jauzi dari kalangan Hanabilah berpendapat:
Artinya: "Dan hal itu dikuatkan oleh Imam lbnu Al-Jauzi dari kalangan
Hambaliyah. Dan beliau mengkiaskan tindik itu kepada tato larangan kepada itu juga peringatan atas larangan menindik telinga. Dan kebanyakan wanita menganggap boleh bagi anak-anak perempuan mereka, dan mereka beranggapan bahwa hal tersebut adalah baik".
Sedangkan ar-Ri'ayah dari ulama Madzhab Imam Ahmad
berdasarkan hadist di atas berpendapat:
13 Ibid., h. 31 ,., Sulaiman bin Muhammad bin umarAl-Bujairomi, /iihfa111 Ai-Habib Ala Syarhi Al
Klwrib, Bairut, Daar Al-Kutub Al-llmiyah, cet. I, Juz 2, h. 508
54
Artinya: "Ar-Riayah dalam madzhab Imam Ahmad. boleh melubangi
telinga anak perempuan untuk berhias dan makruh bagi anak lakilaki".
b. Sedangkan menurut pendapat ulama Syafiiyah ada beberapa pendapat:
Artinya; "Ulama Syafiiyah berbeda pendapat dalam masalah menindik kedua
telinga anak yang baru lahir untuk menggantungkan anting dikeduanya" I. Sebagian mengatakan boleh 2. Sebagian yang lain mengatakan Sunnah 3. Sebagian yang lain membedakan. Bagi laki-laki adalah haram
sedangkan bagi anak perempuan adalah boleh.
Dan pendapat ulama Syafi'iyah yang ketiga ini berdasarkan kepada
hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas. Dan rnereka
melihatt bahwa hadist ini hanya diperuntukan kepada lcaum hawa bukan
kepada kaum adam dikarenakan yang melemparkan anting - anting itu
ad al ah wanita - wani ta.
c. Sedangkan menurut pendapat Imam Al-ghozali. Menidindik adalah
menyakitkan. Dan sesuatu yang rnenyakitkan itu adalah sesuatu yang
dilarang oleh Islam. Maka hukum menindik adalah haram:
15 Wazirotu Al-Auqof Al-islamiyah, A/-mausuah Al-fiqhiyah Al-islamiyah, Al-kuwait, Daar Al-salasil, 1427H, Juz. 39, h. 349
55
Artinya: "Sedangkan menurnt Imam Ghozali dalam masalah meninclik
telinga anak perempuan yang bertujuan untuk menggantungakan perhiasan emas. Sesungguhnya ha! tersebut melukai yang dapat membuat sakit clan begitu juda ha! tersebut clapat menyebabkab qisos. Melukai diri itu ticlak boleh kecuali aclanya sesuatau kebutuhan )'ang penting seperti mengeluarkan darah kotor dan khitan. Sementara berhias dengan perhiasan yang digantungkan itu bkan seseuatau hale yang penting. Bahkan menggantungkannya ketelinga adalah ha! yang gegabah atau siasia. Maka oleh karena itu cukuplah berhias tanpa melukai diri. Apabila dengan cara melukai diri itu haram maka mclarang untuk melakukan ha! tersebut hukumnya adalah wajib. Jasa melakukan jasa pekerjaa.n tindik itu tidak baik maka upah yang diterima hukumnya adalah haram. Kecuali ada ketentuan dari segi penukilan a tau rukhsoh clan kami sam pai sekarang belum menemui sampai adanya rukhsoh itu''.
d. Sedangkan menurut Jumhur Ulama berpendapat bahwa untuk menindik
telinga bagi wanita aclalah boleh, karena pada zaman Nabi tindik itu
suclah ada namun Nabi tidak mengingkari ataupun melarangnya mi
menandakan bahwa menindik telinga bagi wanita itu boleh:
16 Dr. Muhammad Utsman Stubair, Ahkam Jarohatu At-Tajmil Fi Al-Fiqh Al-!slami, Kuwait, Universitas Syariah Dan Dirosat Al-Islamiyah, Juz 1, h. 32
56
Artinya: "Menmut Jumhur Ulama atas menindik telinga anak perempuan
untuk menggantungkan anting itu boleh dengan alasan karena manusia pada zaman Nabi melaksanakan ha! tersebut dan Nabi tidak mengikari hal tersebut".
1. Adapun hukum menindik selain telinga itu pun terjadi perbedaan pendapat
dikalangan Ulama :
a. Sebagian para Ulama berpendapat bahwa tindik di selain telinga adalah
bidak boleh.
Menurut Imam Ibnu Ha jar Al-Haytami dalam Kit ab Fathul Mu 'in
berpendapat bahwa menindik selain di telinga adalah haram secara mutlak
bagi wanita atau pun laki-laki.
Artinya: "Sedangkan menurut Imam Ibnu Hajar Al-Haytami dalam kitab
tuhfatul muhtaj. Bahwa melubangi hidung untuk menggunakan emas dan perak adalah haram, karena tidak ada perhiasan yang diperbolehkan untuk digunakan dihidung dan dibibir. Kecuali ada sebagian kecil golongan saja, dan itu tidak bisa dijadikan sebagai pegangan karena melihat adat
17 Wazirotu AI-Auqof Al-islam:yah, Al-mausuah /11-jiqhiyah Al-is/amiyah, Al-kuwait, Daar Al-salasil, 14271-1, Juz. 11, h. 272
18 Zainuddin Bin Abdul Azis, Fathul M11i11 Bi Syarhi Qurotil Ai11i, Daar Al-Kutub, Bairut, Juz 4, h. 174
57
yang Jebih umum, berbeda dengan ditelinga, karena semua perempuan dimana pun itu menggunakan perhiasan ditelinga. kesimpulannya maka berlakulah beberapa kaidah tentang haramnya mi~nindik hidung karena tiadanya kebutuhan yang diperbolehkan dalam ha! tersebut. Dan tidak diperdulikan bahwa itu menjadi perhiasan selama masih anak-anak karena kenyataan sebenarnya tidak harus menggunakan perhiasan''.
Imam Al-Bujairomi di dalam Kitab Tuhfatul Habib nya
menyatakan bahwa Imam Asy'Syarif Rahmani menyatakan bahwa
menindik selain telinga adalah haram secara mutlak. Dikarenakan selain
telinga adalah bukanlah tempat untuk menggantungkan perhiasan.
Artinya: "Menurut Imam Bujairomi dalam Kitab T11!1fc11u/ Habib. bahwa
Imam Syarif ar-rohmani berpendapat bahwa melubangi hiclung itu hukumnya adalah haram secara mutlak. clan ticlak bisa dijaclikan sebagai pegangan walaupun ada sebagian golongan yang melakukan adat kebiasaan atas hal tersebut. clan begitu juga hararn melubangi telinga lakiJalci. akan tetapi ticlak hararn bagi perempuan. menurut pendapat yang mu 'tamad (yang clapat clijaclikan pegangan)''.
19 Sulaiman Bin Muhammad Bin Umar Al-Bujairomi, 7i1!1fa111/ Habib Ala Syarhi/ Min Hqji, Bairut, Jus 2, h. 508.
58
Artinya: "Dan haram menindik hidung secara mutlak bagi laki-laki clan
perempuan keterangan dalam kitab tuhfah dan jelas dalam masalah menindik hidung dengan cara membakar untuk menggunakan emas atau perak sesungguhnya hal ters.;but haram secara mutlak dikamakan tidak ada perhiasan yang diperbolehkan digunakan di hidung. kecuali menurut sebagian kecil kelompk. dan ticlak bisa clijadikan pegangan dengan bolehnya menindik itu dengan adanya adat yang umum. berbeda clengan meninclik telinga karena itu merrjacli perhiasan bagi permpuan clisemua tempat".
"Dan menurut Imam Ali Syibro AJ-Malisyi21 bersamaan clengan hal tersebut maka ticlak haram bagi orang yang melakukan tindik untuk meletakan perhiasan untuk berhias clan tidak ada pendapat yang menerangkan secara mendalam atas ha! tersebut".
"Seclangkan menurut Imam Romli22 mengambil pendapat meninclik bagi anak laki-laki dan perempuan itu boieh.secara mutlak".
b. Beberapa ulama memperbolehkan menindik di selain telinga dengan
mensyaratkan ticlak berbahaya jika dilakukan dan dengan alasan karena
wanita butuh dengan berhias dan memperc:antik diri sebagaiman pendapat
dari Imam Ibnu Abidin.
20 Abi Bakar Bin As-sayyid Muhammad Syathon Ad-Dimyati, Hasyiah ianatu Atholibin, Bairut, Daar Al-Fikr, Juz 4, h. 199
21 lmam Ali Syibro Al-Malisyi adalah salah satu Ulama dari kalangan Syafi'iyyah 22 Imam Romli adalah salah satu pembesar mazhab Syafi'iyyah.
59
Artinya: "Apabila berlaku adat perempuan muslimat menggunakan perhiasan
pada hidung karena mengkiaskan kepada tindik telinga. Yang diperbolehkan oleh sebagian ahli ilmu. Dengan segi kesamaannya. Dengan adanya kebutuhan pada tindik yaitu untuk berhias akan a dengan syarat tidak terdapat bahaya yang berdasarkan pada hadits " '1 )_,....:. '1.; .Jfa " dan tindakm menyamai atau menyerupai suatu kaum sepe1ii India." Berkata Ibnu Abidin dari kalangan ulama Hanafiyah dalam Kitab Hasyiyah saya tidak melihat adanya penukilan dalam madzhab. Imam Abidin mengatakan apabila ha! tersebut untuk berhiasnya perempuan sebagai mana yang ada di beberapa negara maka tindik di hi dung hukumnya sama seperti memakai anting. Maka tidak jadi masalah menurut Ulama I-Ianafiyah dengan alasan menganggap hal tersebut adalah baik.
Dan haram menindik hidung secara mutlak bagi laki-laki clan
perempuan Keterangan dalam Kitab Tuhfah clan jelas dalam masalah
menindik hidung dengan cara membakar untuk menggunakan emas atau
perak sesungguhnya ha! tersebut haram secara mutlak diakarnakan tidak ada
perhiasan yang diperbolehkan digunakan di hidung. Kecuali menurut
sebagian kecil kelompk.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin24 ketika ditanya mengenai
pendapatnya tentang hukum tindik dengan tujuan berhias:
I. Apa hukum melubangi telmga dan hidung bayi perempuan untuk
perhiasan?
23 Zainuddin Bin Abdul Azis, Fat/111/ M11i11. Bairut, Daa Al-Fikr, Juz. 4, h. 175 2•1 Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin memiliki nama asli Abdillah Muhammad
Bin Shalih Bin Muhammad Bin Utsaimin Al-Wahib At-Tamimi. Dilahirkan di kota Unaizah tanggal 27 Ramadhan 1347 Hijriyah. Dan beliau adalah salah satu Ulama Sunnah.
60
Pendapat yang benar adalah, melubangi telinga tidak masalah,
karena tujuan di balik itu untuk perhiasan yang dibolehkan. Sebagaimana
tercatat (dalam sejarah) bahwa wanita-wanita sahabat memiliki perhiasan
emas yang dipasang di telinga (anting-anting). Ini termasuk perbuatan
melukai yang ringan, terlebih lagi bila dilakukan saat masih kecil karena
cepat sembuh.
Sedangkan melubangi hidung (tindik), maka saya ticlak pernah
menjumpai penclapat ulama tentang ha! itu. Tapi menurut saya clalam ha!
ini acla semacam menyiksa atau merubah bentuk seperti yang kita lihat,
tetapi mungkin saja orang lain tidak sepenclapat clengan saya. Bila clalam
suatu negeri perhiasan di hidung termasuk kecantikan clan keindahan,
maka ticlak masalah clengan melubangi clan memakai perhiasan di
hiclung25
2. Apa hukum menindik telinga dan hiclung perempuan untuk tujuan
berhias?
Meninclik telinga hukumnya boleh, karena tluuannya aclalah untuk
berhias. Telah cliriwayatkan bahwa para istri-istri sahabat mempunyai
anting-anting yang mereka pergunakan di telinga mereka. Menusuknya
aclalah menyakti, tapi hanya seclikit, jika clitinclik ketika masih kecil,
sembuhnya pun cepat. Sedang meninclik hidung, hukumnya sama dengan
meninclik telinga
25 Syaikh lbnu Utsaimin, Majmu' Fatawa Syaikh 4/137 Disalin dari kitab Fatawa AthThiflul Muslim, edisi Indonesia 150 Fatwa Seputar Anak Muslim, Penerbit Griya llmu
61
Syaild1 Abdullah bin Jibrin26 ditanya pendapatnya tentang hukum tindik
untuk hiasan:
1. Apa hukum menggunakan gelang di hidung untuk hiasan ?
Diperbolehkan bagi wanita untuk berhias dengan perhiasan
sebagaimana adat kebiasaan, meski mengaharnskannya untuk me! ubangi
sebagian tubuhnya, seperti menindik telinga. Jadi menggunakan gelang di
hidung diperbolehkan sebagaimana diperbolehkan menindik hidung sapi
dan mengikatnya dengan tali untuk mengendalikannya. Dan hal itu tidak
dianggap sebagai kesia-siaan.27
Syaikh Abdullah Al-Fauzan28 ditanya meneenai masalah tindik, Syaikh
Abdullah Al-Fauzan berkata: "Diperbolehkan menindik telinga karena
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan fitrah wanita untuk berhias. Ada rasa
sakit ketika ditindik tidaklah merupakan halangan, karena itu merupakan sakit
sedikit dan sebentar. Dan menindik telinga seringkali dilakukan ketika anak
masih kecil".29
26 Syaikh Abdullah bin Jibrin adalah salah satu Anggota Haiah Kibaril Ulama AlMamlakah Al-Arabiyyah Al-Su'udiyyah Tentang Hasan Al-Banna dan Sayyid Quthub
27 Disalin dari buku Al-Fatawa Al-Jami' ah Lil Mar'atil Muslimah, edisi Indonesia FatwaFatwa Tentang Wanita, penyusun Amin bin Yahya Al-Wazan, terbitan Darul Haq, Penerjemah Amir Hazmah Fakhruddin
28 Syaikh Abdullah Al-Fauzan adalah Syaikh yang mulia, DR. Shalih Fauzan bin Abdillah dari keluarga al-Fauzan dari Keluarga As-Syamsiyyah, beliau dilahirkan pada tahun I 345 HI 1933 M, beliau adalah seorang anggota Haiah Kibaril Ulama dan Komite Fiqh Robithah Alam Jslamy di Mekkah Serta Anggota Komite Pengawas Du'at Haji sekaligus sebagai Ketua Lajnah Daimah Iii Buhuts Wal Jjta'.
29 http://groups.yahoo.com/group/assunnah/message/7159, di akses di Jakarta, pada hari Senin 07 Desember 2009
62
C. Analisis Penulis Tentang Hulmm Tindik Di Telinga clan Tindik Selain Di
Telinga
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memperindah dan mempercantik
diri bagi seorang wanita salah satu caranya ialah dengan cara yang sejak dahulu
telah digunakan sehingga saat sekarang ini yaitu dengan cara menindik bagian
tuhuh sepe1ii telinga dan lain sebagainya, namun sebelum melakukan hal tersebut
baik kiranya seseorang yang ingin menindik telinga dan selain ditelinga harus
mengetahui bagaimana hukum tindik di telinga dan apa tujuan diperbolehkan
tindik telinga dalam perspektif hukum Islam.
Dalam hal hukum tindik penulis memandang bahwa hukum tindik di telinga
hukumnya jaiz atau boleh, bahkan tindik telinga 1tu bisa menjadi wajib jika
sesuatu yangjawaz itu diperintahkan oleh suami kepada sang istri.
Dalam hal pembolehan meninclik di telinga bagi wanita penulis berdasarkan
kepada:
1. ·Wanita adalah makhluk yang Allah SWT ciptakan dengan kodrat suka dengan
berhias clan mempercantik diri dengan segala kemarnpuannya. Dalam hal
berhias seorang istri untuk suami, Nabi SAW bersabda:
,. ... ;p .. ... t: ~ }" '
if ;:,.;;:.r olk.P J. J;.s- d, ~ JI fo (.Sil J. ;.!JI~~::;. y) ~ ,;?-~ lS'.,,~I .. ... ,, ,; ......
-r J ~ Jii1 ~ -:;i1 r. )j ~\$. J_<. cl;.:; Ju ti ~~I J. ~1'.W, J. ~I H-... >--- ... ...
Jw '-'JJ ~ ;::'t;G (.5~ ~ (.5r:;. r-L J ~ :~1 ~ -~1 :i;.~ ~ J.;c> ::Jw ' '
$>J,,-",.,. '1!..-fo "'; ~"' J.,. ,,,, "J~_,,."i~Jkn ) Q)~ J,. ,. ,, ",,. ,. ». Cr6"ts'j <Po.fl« Ji.; :;.!JI JyJ \;;:.Li <PY ~ Z:.J.a.. ». ~L<- l; l..l» C.«
Artinya:
63
) , 30( ) I' °'1 '1" ) .) J.) y. • )_!
"Meriwayatkan kepada kami yahya bin ayub dari ubaidillah bin abi ja'far,bahwa sesungguhnya Muhammad bin amer bin atho mengabakan kepada saya dari Abdullah bin syadad bin hadi bawa sesungguhnya berkata, kami dating bersama aisyah istri Nabi SAW, Aisyah berkata, Rasulullah saw datang kepadaku sementara di tanganku terpasang gelang dari perak, beliau be1ianya kepadaku, "Ini apa wahai Aisyah?" Aku menjawab, "Aku melakukannya dengan maksud berhias untukmu." Nabi saw bertanya, "Kamu menzakatinya?" Alm berkata, "Tidak, masya Allah." Nabi saw bersabda, "la adalah bagianmu dari neraka." (HR Abu Daud).
2. Berdasarkan Hadist Nabi SAW yang mengisyaratkan bahwa tindik di telinga
dipebolehkan. Yaitu Hadist Nabi SAW yang diriwayatkan oleh lbnu Abbas
yang berbunyi:
• 1 , . ·::<- .wJ1 -- - r-~ '. !'. .. - ..:iP ;iii r-" • ~11 0f L:, ~,, ::U1 - · - G. ·1 -r U""'-' J , -- i Y.. ,_,.- r-J , - LS" <..F' -6-' IF" J <f . <J. d' ,, ,, ,, ,, ,,
~, ~:w~ 0'.-;~ - :.i;~ ~) - :w1 Jl ;i, w,:.:...; ~) 1:6i'.i J:a.: ... ) 0 )(. ~
( t>}><.,JI ,, 1JJ ) ~) ijl1 ;1:,;J1
Artinya; "Dari Ibnu Abbas ra. sesungguhnya Nabi SAW melaksanakan Sha lat
led dua rakaat dan tidak melakukan sholat lagi, baik sebelum atau sesudahnya. Kemudian beliau disertai Bilal ra. mendatangi jama'ah wanita, lalu memerintahkan mereka untuk bershadaqah. Ke:mudian para wanita tersebut melemparkan anting-anting mereka." (HR. Bukhori).
3. Berdasarkan ljtihad Jama 'i yaitu mengambil keputusan hukum secara
kelompok. Dalam hal ini penulis mengambil Jjlihad beberapa Ulama
diantaranya;
30 Abu Daud Sulaiman Bin Al-Asyats Al-Sajastani, Su11a11 Ahi Dallll,( Bairut, Daar AlKitab Al-Arabi), Juz 2, h. 4
64
a. Sebagian dari ulama madzhab Hanafiyah dan Hanabilah menghukumi
boleh menindik telinga untuk menggantw1gkan anting mereka. Yang
menjadi alasan mereka adalah karena berdasarkan Hadits diatas dan
karena wanita memerlukan mempercantik diri dan berhias kaena
keduanya itu adalah hajat yang penting bagi wanita.
b. Jumhur Ulama berpendapat bahwa untuk menindik telinga bagi wanita
adalah boleh, karena pada zaman Nabi tindik itu sudah ada namun Nabi
tidak mengingkari ataupun melarangnya ini menandakan bahwa menindik
telinga bagi wanita itu boleh.
c. Berdasarkan ljtihdd Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Syaikh
Abdullah Al-Fauzan dan Imam Ibnu Hajar al-Haytami mereka menitik
beratkan pada hal tindik di telinga bagi wanita adalah bahwa tindik
tersebut tidak berbahaya jika dilakukan dan dengan alasan karena wanita
butuh dengan berhias dan mempercantik dirL
4. Berdasarkan kepada qowaid fiqh yang berbunyi;
Artinya: "Kebiasaan dapat dijadikan sebuah hukum"
Dikarenakan hampir seluruh wanita dimana pun berada memakai
perhiasan di telinga atau menindik telinga, Atas kebiasaan inilah maka
penulis mengambil hukum menindik telinga itu diperbolehkan.
65
5. Menurut penelitian yang dilakukan oleh ahli kedokternn belakangan ini
tentang masalah tindik. Menurut para ahli kesehatan, tindik tubuh yang aman
adalah di telinga. Karena telinga memiliki jaringan lemak yang bisa
melindungi telinga dari bahaya infeksi dikarenakan daun telinga terbuat dari
jaringan lemak dan merupakan bagian tubuh yang mernperoleh banyak aliran
darah. Aliran darah itu sanggup melindungi tubuh, bahkan saat terkena
infeksi.
Dengan lima alasan inilah p~nulis lebih memilih pendapat yang
memperbolehkan menindik telinga. Walaupun tiadanya Nash Al-Quran yang
rnenerangkan secara Qut 'i atau jelas dalam permasalahan ini namun ada hadits
Nabi SAW yang mengisyaratkan tentang diperbolehkannya ha! tersebut dan
wanita diciptakan dengan kodrat suka akan berhias dan mempercantik diri serta
tinjauan ilrnu kedokteran bahwa tindik telinga adalah sesuatu yang tidak
berbahaya.
Sedangkan dalam ha! melubangi hidung dengan rnenggunakan emas dan
perak penulis lebih bersepakat dengan rncmgambil pendapat banyaknya para
ularna yang menyatakan bahwa menindik selain telinga adalah haram dengan
berdasarkan kepada.
1. Tiadanya nash Al-Quran atau pun hadits yang rnenjelaskan ataupun yang
mengisyaratkan tentang masalah tindik diselain telinaga.
2. Berdasarkan kepada qowaid fiqh yang berbunyi;
66
Artinya;
"Menolak kerusakan lebih didahulukan dari pada mcnarik kebaikan"
3. Berdasarkan tinjauan ilrnu kedokteran bahwa menindik selain di telinga
seperti menindik bibir, rnenindik Hidung atau pun rnenindik di bagian tubuh
lainnya rnemiliki dam pale yang negatif untuk kesehatan tub uh atau pun bagian
yang ditindik, karena dapat menimbulkan infeksi dan pendarahan pada bagian
tubuh yang tindik.
4. Berdasarkan kebiasaan masyarakat Indonesia pada urnumnya bahwa tempat
meletakkan perhiasan adalah di telinga bukan di selain di telinga.
Karena tidak ada perhiasan yang diperbolehkan untuk digunakan dihidung
dan dibibir. Walaupun ada sebagian kecil golongan yang menggunakan
perhiasan di tempat itu, namun sebagian golongan itu tidak bisa dijadikan sebagai
pegangan dalarn pengambilan suatu hukum karena rnelihat adat yang Jebih
umum, berbeda dengan ditelinga, karena sernua perempuan dim«na pun itu
menggunakan perhiasan di telinga. Kesirnpulannya maka hararnnya rnenindik
selain telinga karena tiadanya kebutuhan yang diperbolehkan dalarn hal tersebut.
Dan tidak diperdulikan bahwa itu menjadi perhiasan selarna masih anak-anak
karena kenyataan sebenamya tidak harus rnenggunakan perhiasan.
67
Dan dalam ha! tujuan tindik di telinga ataupun cliselain telinga penulis
menggaris bawahi alasan diperbolehkan tindik di telinga untuk berhias clan
mempercantik clan memperhias diri, karena sudah merupakan fitrah seorang
wanita untuk melakukan kedua ha! tersebut, disamping itu juga ada tujuan tindik
di telinga yang menjaclikan tinclik di telinga diperbolehkan untuk kaum wanita
yaitu ur.tuk mempermuclahkan bagi para wanita dalam bershodaqoh.
BABY
PENUTUP
Setelah penulis uraikan pengertian dari perhiasan dan macam-macam
hukumnya dalam Islam yang menyangkut tentang perhiasan dan tindik, maka
dibawah ini penulis sajikan beberapa kesimpulan sebagai intisari dari pembahasan
sebelurnnya. Selain itu penulis mengernukakan juga saran-saran sebagai himbauan,
harapan dan pertimbangan-pertimbangan.
A. Kesim1rnlan
Dalam ha! menentukan hukum tindik perspektif h.ukum Islam penulis
mernbagi menjadi;
I. Tindik dalam bahasa Indonesia diartika berlubang pada cuping telinga (tempat
memakai subang), dalam bahasa Arab tindik berarti '-: 1.ii\i yang berasal dari
kata ~ - '. 19';·;, yang berarti tembus atau berlubang1, sedangkan dalam
bahasa Inggris tindik biasa dikenal dengan kata piuc atau piercing yang
memiliki arti tajam atau menusuk. Penge1iian tindik menurut istilahi adalah
bentuk dari modifikasi tubuh, beberapa orang mempraktekan tindik untuk
alasan religius dan budaya.
~' Sejarah asal muasal tindik adalah satu cara manusia menghiasi tubuh dan
penarnpilannya. Masing-rnasing negara menggunakan tradisi tua 1111 sesua1
1 Ahmad Warson Munawwir, Munawir Kamus Arab Indonesia, (unit Pengadaan Bukubuku ilmiyah keagamaan, Pon-Pes Al-Munawwir),Krnpyak, Yogyakarta, hal. 164
69
kebudayaan yang dianut. Sekitar Jima ribu tahun lampau, di Mesir, tindik di
pusar menjadi ritual, tentara Romawi menindik putingnya untuk menunjukkan
kejantanan, Suku Maya menindik lidah sebagai ritual spiritual, dan anggota
Kerajaan Victoria dahulu memilih menindik puling dan alat genit<.lnya.
3. Hukum tindik di telinga bagi wanita adalah Jaiz, sedangkan bagi laki-laki
hukumnya haram, hal ini karena tindik telinga bagi wanita adalah untuk
berhias dan setiap wanita membutuhkan dandan dan berhias. Kejaizan hukum
tindik ditelinga juga dikarenakan manusia pada zaman Nabi melaksanakan hal
tersebut (tindik di telinga) dan Nabi tidak mengikari hal tersebut.hal tersebut
sesuai dengn hadits Nabi SAW;
Artinya: "Dari lbnu Abbas ra. sesungguhnya Nabi SAW melaksankan shalat led
dua rakaat dan tidak melakukan sholat Jagi, baik sebelum atau sesudahnya. Kernudian beliau disertai Bilal ra. mendatangi jama'ah wanita, lalu memerintahkan mereka untuk bershadaqah. Kemudian para wanita tersebut melemparkan anting-anting mereka. "( HR. Bukhori)
Akan tetapi hukum tindik di selain telinga bagi wanita dan laki-laki
adalah haram, ha! ini karena tidak ada perhiasan yang diperbolehkan untuk
digunakan dihidung dan dibibir dan di selain keduannya. Kecuali ada
sebagian kecil golongan saja, dan itu tidak bisa dijadikan sebagai pegangan
karena melihat adat yang lebih umum, berbeda dengan ditelinga, karena
semua perempuan dimana pun itu menggunakan perhiasan sesuai dengan
70
pendapat salah satu ulama yaitu Imam Ibnu hajar Al-Haytami dalam kitab
Fathu Muin mengatakan:
Artinya: "Sedangkan menurut Imam Ibnu Hajar al-Haytami dalam Kitab
Tuhfatul Muhtaj. Bahwa melubangi hidung untuk menggunakan emas dan perak adalah haram, karena tidak ada perhiasan yang diperbolehkan untuk digunakan dihidung dan dibibir. Kecuali ada sebagian kecil golongan saja, dan itu tidak bisa dijadikan sebagai pegangan karena melihat adat yang lebih umum, berbeda dengan ditelinga, karena semua perempuan dimana pun itu menggunakan perhiasan di telinga. kesimpulannya maka berlakulah beberapa kaidah tentang haramnya menindik hidung karena tiadanya kebutuhan yang diperbolehkan dalam ha! tersebut. Dan tidak diperdulikan bahwa itu menjadi perhiasan selama masih anak-anak karena kenyataan sebenarnya tidak harus menggunakan perhiasan".
H. Sarnn
Pertama, bagi yang ingin menindik di telinga untuk laki-laki maupun di
selain telinga untuk laki-laki dan wanita agar memikirkannya berkali-kali, walau
pun tindik itu tujuannya untuk berhias, akan tetapi masih banyak cara berhias
yang lebih aman dan dapat dipergunakan selain tidak menyakitkan dan juga tidak
melanggar apa yang dilarang oleh agama.
Kedua, membahas masalah tindik senantiasa akan menarik, karena tindik
merupakan trend anak muda. Akan tetapi mereka tidak mengetahui bagaimana
hukum tindik yang sebenarnya berdasarkan hukum Islam. Berdasarkan inilah
71
maka masih perlu menuntaskan pengkajian terhadap hukuman-hukuman dalam
hukum tindik, yang disesuaikan dengan kehidupan sekarang.
Ketiga, bagi Majelis Ulama Indonesia (MUI) agar menetapkan hukum
tindik agar tindik tidak disalah gunakan oleh anak mud.a dan bagi MlJI agar
melakukan penyuluhan akan sisi positive dan negative dari tindik, supaya
masyarakat tidak dapat menindik karena trend, akan tetapi menindik karena untuk
berhias.
Keempat, bagi orang tua haruslah memperhatikan putra dan putrinya agar
tidak mengikuti apapun trend yang dapat membawa kepada kenegatifan yang
akan mcrusak masa depan mereka, karena anak muda sekilrang selalu mengikuti
trend, akan tetapi tidak memikirkan dampak tindik dari segi kesehatan apalagi
dari segi hukum agama Islam.
Akhirnya, penulis panjatkan bisikan hati nurani yang tutus dan ikhlas
kepada Allah SWT seraya menengadahkan tangan, merendahkan hati dan
bersimpuh serta bersujud dihadapan-Nya, semoga karya tulis yang sederhana ini
ada manfaatnya khususnya bagi penulis sendiri dan masyarakat luas umumnya.
Andaikan ini merupakan amal baik, semoga bermanfaat da.n mendapat limpahan
pahala yang akan diterima oleh penulis dan semua orang yang pernah berjasa baik
moril maupun materil dari dunia sampai akhirat.
DAFTARI'USTAKA
Al-Quran al-Karim.
Ahmad, Abu! Walid Muhammad bin. Bidayatul Mujtahid, Beirnt: Darn! Fikri, 595 H, Juz. Ke-2.
Al-Bukhori, Muhammad Bin Ismail Abu Abdillah. Al-Jami Ah-Shoheh Al-Mukhtashor Al-Yamamah, Bairut: Dar Ibnu Katsir, 1987.
Al-Bujairomi, Sulaiman Bin Muhammad Bin Umar. Tulifatu Al-Habib Ala Syarhi Al-Khatib. Bairut: Daar Al-Kutub Al-Ilmiyah, Cet. I, Juz 2.
Al-Islamiyah, Wazirotu Al-Auqof. Al-mausuah Al-flqhiyah Al-is/amiyah. Al-kuwait: Daar Al-salasil, 1427 I-I, Juz. 39.
Al-Musnid, Muhammad Bin Abdul Azis. lndahnya Berhias. Jakarta: Daar Al-haq, Cet2.
Al-Sajastani, Abu Daud Sulaiman Bin Al-Asyats. Sunan Abi Daud. Bairut: Daar AlKitab Al-Arabi, Juz 2.
Al-Sajastani, Abu Daud Sulaiman Bin Al-Asyats. Sunan Abi f)aU1i. Bairut: Daar AlKitab Al-Arabi, Juz 4.
Anshori, Umar. Fiqih Wanita. Semarang: CV. Asy-Syifa. 1986.
At-Tabiq dan Ahmad Zuhdi Muchdhor, 'Ah. Kamus Kontemporer Arab Indonesia. Pon-Pes Krapyak: Multi Krya Grafika, Cet - 7.
At-Tabrani, Abu Al-Qosim Sulaiman Bin Ahmad. Al-lviu'jamAl-Ausath. Al-Qohirah: Daar Al-Haromaini, 1415 H, Juz 1.
At-tirmidzi, Muhammad Bin Isa Abu Isa. Al-Jami-Al-Shohih Sunan At-Tirmidi. Bairut: Daar Ihya At-tarots Al-arobi, Juz 3.
Azis, Zainuddin Bin Abdul. Fathul Muin Bi Syarhi Qurotil Aini. Bairut: Daar Al-Kutub, Juz 4.
Dahlan, Ahmad. Asbabun Nuzul. Bandung: CV. Diponogoro, 1992.
Departemen Agarna RI, Al-Qur 'an dan Te1jemahnya, Jakarta: PT. Bumi Restu Peli ta II, 1977/ 1978, Cet ke-1.
73
Departemen Agama RI, Direktorat Jenderal Bim'oingan Masyarakat Islam dan Penyelengaraan Haji, Kompilasi Hukum !slam di lndosesia, Jakarta: 2004.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa !ndonesi. Jakarta: Batai Pustaka, 2005, Cet. - 3
Djalinus, Syah. dkk, Kamus lnggris Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. I 993.
Fakultas Syari'ah dan I-Iukum, Pedoman Penu/isan Skripsi. Jaka1ia: UIN Jakaiia Press, 2007.
Ghazaly, Abd Rahman. Fiqh Munakaliat, Jakarta: Prenada Media, 2003.
Hibban, Muhammad Ibnu. Shohih lhnu Hibban. Bairut: Musasah Al-Risalah, 1993.
Khaliq, Abdurrahman. Fiqh Wanita. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2007.
Munawwir, Ahmad Warson. al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia. Surabaya: Pustaka Progressif, 1997.
Mulia, Musdah. Pandangan Islam Tentang Poligami, Jakarta: Lembaga Kajian Agama dan Jender, Perserikatan Solidaritas Perempuan, The Asia Foundation, 1999, Cet ke-1.
Natsir, Muhammad. Jvfetode Research. Yogyakarta; Andi Ofeset, 2000. Cet. Ke-3.
Nu' aim, M, Yasin. Fikih Kedoktera., Kairo: Dams-Salam, 1421 H, Cet ke-1.
Rakhmat, dan Muhtar Gandaatmaja, Jalaludin. Keluarga Muslim Da/am Jvfmyarakat Modern, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1994. Cet. Ke-2.
Rasyid, Sulaiman. Fiqh Islam, Jakarta: Attahiriyyah, 1954.
Stubair, Muhammad Utsman. Ahkam Jarohatu At-Tajmil Fi Al-Fiqh A/-ls/ami, Kuwait: Universitas Syariah Dan Dirosa! Al-Islamiyah, Juz I.
Syuqoh, Abdul Halim Mahmud Abu. Busana dan Perhiasan Wanita Menurut Al-Qur 'an dan Hadiths. Kuwait: Dar al-Qolam, 1990.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1995, Edisi 2, Cet. ke-4.
74
Utsaimin, Syaikh Ibnu. Majmu' Fatawa Syaikh 41137 Disalin dari kitab Fatawa AthThiflul Muslim, edisi Indonesia 150 Fatwa Seputar Anak Muslim, Penerbit Griya Ilmu.
Uways, Abdul Halim, Fiqih Statis Dinamis, Bandung: Pustaka Hidayah, 1998, Cet-1.
Lampiran I
PEDOMAN UMUM
• Kembangkan "raport", buat suasana pertemuan tidak tegang. • Pergunakan bahasa yang sederhana dan netraL • Jelaskan apa tujuan dari wawancara. • Berikan dukungan (empathy) agar yang bersangkutan mau berbicara. • Bantu interviewee agar dapat berpikir clan mengnngkapkan isi serta aktivitas
dalam bekerja secara runtut. • Setiap kali bertanya hanya menanyakan satu pertanyaan. • Siapkan peiianyaan sedemikian rupa sehingga tidak hanya dijawab dengan
Hya" atau "tidak". • Hindari "leading questions". • Pertimbangkan hubungan yang ada antara satu pekerjaan/jabatan dengan
pekerjaan/jabatan yang lain. • Pastikan bahwa anda memperoleh informasi yang lengkap sehubungan
dengan pekerjaan serta karakteristik individual yang dituntut oleh peke~jaan yang dilakukan oleh interviewee.
• Buat perjanjian untuk pertemuan berikutnya.
WA WANCARA DENGAN KU. LUKMANUL HAKIM
(ANGGOTA PBNU DKI JAKAR.TA)
I. Setujukah ustadz dengan gaya hidup wanita sekarang dengan menindik
te!inga dan diselain telinga?
Untuk masalah tindik telinga saya berpegang kepada pendapat banyaknya
ulama yang mengatakan bolehnya tindik telinga bagi perempuan. Sedangkan
menindik dihidung apalagi dihidung itu jelas bukan tempat untuk
mengenakan perhiasan disitu. Karena masalah tindik hidung itu hanya
digunakan oleh sebagian orang saja atau sebagian kt:cil kelompok saja, dan
itu tidak bisa dijadikan suatu dasar hukum, sedangkan kenapa tindik telinga
itu boleh, di karena seluruh wanita dibelahan dunia mana pun menggunakan
anting ditelinga.dan pada zaman jahiliyah sampai kepada zaman Nabi pun itu
ada dan ha! itu tidak di ingkari oleh Nabi.
2. Apakah menurut ustadz tindik itu adalah bagian dari syariat islam?
Hal tersebut suatu budaya kebiasaan atau tradisi,dan tradisi itu berlaqjut
sampai zaman Nabi dan Nabi tidak ingkar atas ha! tersebut itu alasannya, jadi
tindik itu bukan dalam islam, tidik itu bukan islami t<:tapi tradisi yang tidak
disalahkan dalam islam, seperti orang-orang jawa m.enggunakan blangkon
misalnya. Apakah itu pakaian islami, tidak. Itu artinyzi islam tidak melarang
walau pun itu tradisi. Artinya tidak ada perintah Nabi untuk menindik telinga
..
tidak ada. Akan tetapi yang ada adalah kebiasaan yang berlangsung sampzi
zaman Nabi dan Nabi tidak mengingkari ha! tersebut.
3. Apakah menurut ustadz menindiic telinga clan selain ditelinga dengan tujuan
untuk berhias itu sesuatu yang melampaui batas?
Saya tidak dapat menjawab itu termasuk melampaui batas atau tidak. Yang
jelas.sebagian besar ulama menyatakan haram menindik hidung dengan
alasan kebiasaan yang segolongan kecil lakukan tidak dipandang dengan kata
lain kebiasaan yang dilakukan segolongan orang tidak selamanya dapat
dijadikan sebagai pegangan atau dapat dijadikan sebuah hukum
4. Menyakiti tubuh adalah sesuatu yang menyakitkan dan menyakitkan tubuh
adalah seuatu yang dilarang dalam islam. Menurut ustadz bagimana menindik
dengan tujuan untuk berhias?
Memang menyakitkan akan tetapi menyakitkan yang seperti itu sesuatu yang
dimaaflcan. Dan pada zaman sekarang menindik itu dapat dilakukan tanpa
memberi rasa sakit. Salah satu caranya yaitu dengan cara suntik bius.seperti
sekarang sunnat atau khitan dapat dilakukan dengan cara dilaser yang tidak
memberikan rasa sakit kepada orang yang dikhitan
5. Bagaimana menurut ustadz tentang menindik telinga tetapi lebih dari satu?
Menurut saya itu memiliki hukum haram. Dikarenakan tindik yang dilakukan
pada zaman jahiliyah sampai dengan zaman nabi itu hanya satu tindikan
6. Bagaimana tanggapan ustadz apakah dalam kitab lebih banyak menggunakan
kata shobiyah ( anak perempuan ) bagaimana bila anak tersebut sudah baligh
ataupun telah menikah ?
Boleh saja, apalagi bila seserang istri diperintah oleh seorang suaminya
maka ha! tersbut meqjadi wajib. Hal tersebut diterangkan didalam kitab fathul
muin halaman 132. disitu dijelaskan "Menyakitkan yang seperti itu untuk
berhias untuk menyenangkan suami itu sesuatu yang diperbolehkan dan hal
tersebut ha! yang dimaafkan karena ha! tersebut demi kemaslahatan. ini
adalah pendapat imam ibnu hajar al-atsqolani. dan saya adalah salah
seseorang yang memegang pendapat ini".
7. Apakah hukum asli dari menindik itu ?
hukum asli tindik itu boleh ( jaiz ) akan tetapi bisa jadi wajib dikala sesuatu
yang jawaz itu diperintahkan oleh suami kepada istrinya. Seperti seorang istri
itu boleh keluar rumah, akan tetapi bila mendapatkan perintah dari seorang
suami jangan keluar rumah. Maka keluar rumah itu terlarang dan wajib
mengikuti apa yang diperintahkan oleh suami.
Jakarta, 12 Juni 2009
Mengetahui;
KH. Lukma I Hakim
'·
Lampiran !I
WA WAN CARA DEN GAN UST. MUHAMMAD .HASYIM
(PENGAJAR DI PONDOK PESANTREN MIFTAHUL ULUM, JAKARTA)
I. Setujukah ustadz dengan gaya hidup wanita sekarang dengan menindik
telinga dan diselain telinga?
Dalam menindik telinga ada sebeltun zaman Nabi SAW namun nabi tidak
memberikan komentar apapun tentang hal itu, hanya diamnya Nabi
menandakan kebolehan mengerjakan hal tersebut. Akan tetapi yang terjadi
saat ini adalah sesuatu ha! yang luar biasa, karena tindik sudah menjadi
sesuatu yang sangat digemari oleh kaula muda sampai clengan anak-anak clan
sekarang pun tindik bukan hanya clitelinga akan tetapi ada yang clihiclung
ataupun alis.bibir ataupun lidah, ana tidak setuju dengan kebiasan yang
seperti ini menurut ana memperindah diri tidak harus seperti itu, banyak earn
yang dapat dipergunakan untuk mempercanik clan menghiasi jasad ini.
2. Apakah menurut ustaclz tindik itu adalah bagian dari syariat islam?
Menurut ana ini bukan sebuah buclaya yang berasal dari islam ataupun
perhiasan yang berasal dari islam, akan tetapi tindik telah ada sebelum Nabi,
jadi menurut ana tindik itu bukan berasal dari islam akan tetapi islam atau
Nabi tidak menyalahkan kebiasaan tersebut.
3. Apakah menurut ustadz menindik telinga dan selain ditelinga dengan tujuan
untuk berhias itu sesuatu yang melampaui batas?
Islam mengajarkan kita agar selalu hidup bersih dan indah dipandang, akan
tetapi islarn juga rnelarang kita untuk sesuatu yang menyakitkan tubuh kita
untuk sesuatu yang tidak penting, dalam ha! menindik telinga untuk berhias
ada hadits yang mengisyaratkan ha! tersebut diperbolehkan, akan tetapi dalam
masalah tindik diselain telinga ana belum menemukan nash hadits tau pun al
quran yang menjelaskan hal itu. Menurut ana lebih baik berhiaslah dengan
sesuatu yang bisa tetapi indah dipandang.
4. Menyakiti tubuh adalah sesuatu yang menyakitkan dan menyakitkan tubuh
adalah seuatu yang dilarang dalam islam. Menurut ustadz bagimana menindik
. dengan tujuan untuk berhias ?
Mungkin zaman dulu tindik itu menyakitkan, tetapi sekarang rasa sakit itu
dapat tidak dirasakan oleh si tertindik akan tetapi sakitnya tindik itu hanya
sedikit dan cepat untuk sembuhjadi menyakitkan seperti ini tidak mengapa,
5. Bagaimana menurut ustadz tentang menindik telinga tetapi lebih dari satu?
Menurut ana tindik ditelinga itu bolah akan tetapi bila tindik ditelinga itu
melebihi dari satu tindikan haram lmkumnya, dikarnakan dizaman Nabi itu
hanya satu tindikan.
6. Bagaimana tanggapan ustadz apakah dalam kitab lebih banyak menggunakan
kata shobiyah ( anak perempuan ) bagaimana bila anak tersebut sudah baligh
atauptm telah menikah ?
Ya boleh saja apa Jagi waniat tersebut telah menjadi seorang istri dan ha!
tersebut diperintahkan oleh eorang suami, maka ha! tersebut wajib untuk
dilaksanakan seorang istri.
7. Apakah hukum asli dari menindik itu?
Hukum salinya Jaiz atau boleh. Ini awalnya boleh tapi hukum yang seperti ini
dapat berubah menjadi wajib, haram atau yang lainnya seperti hukum nikah,
bisa nmejadi waji mubah taupun haram tergantung situasi dan kondisinya.
rPEl~PUSTAKAAN UTAMA l I~ UiN SYAH!D JAKARTA __ /
Jakarta, 02 Juni 2009
Ust. Muhammad Hasyim