ibm pengajar smk tri tunggal 45 dan smk...

38
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.122-128) 978-602-60766-2-5 122 I b M PENGAJAR SMK TRI TUNGGAL 45 DAN SMK HANDAYANI UNTUK MENGEMBANGKAN PEMBELAJARAN PNEUMATIK DAN HIDROLIK BERBASIS FLUID-SIM Simon Ka’ka’ 1) , Anthonius,L.S.H 2) , Abd. Rahman 3) 1) Dosen Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Ujung Pandang ABSTRACT IbM teaching staff of SMK aims to improve the system of Pneumatic and Hydraulic control system learning especially to the staff of vehicle engineering instructors in the form of training, to be transmitted to the students through learning process activities in the classroom or in the laboratory. The learning methods used are classroom meetings, problem- solving exercises, with models designing and simulating a cylinder piston motion control circuit using the Fluid Sim software, assembling hardware components on the practice table. According to circuit drawings. With the help of a simulation tool, the results achieved from this IbM activity is the increasing motivation to learn and the skills of the teaching staff to practice the simulation of pneumatic and hydraulic cylinder piston movement. The ability of the faculty to solve the various problems of piston movement, and convert it in the form of a series, know the components to be used, can answer the feedback questions given, the practice of learning process of learning pneumatic and hydraulic system to the students goes well and correctly. Keywords: Teachers, Learning, Increased, Pneumatic and Hydraulic, Fluid-sim 1. PENDAHULUAN Kualitas atau mutu layanan staf pengajar terhadap siswa menjadi masalah prioritas mitra untuk ditingkatkan dan dikembangkan. Kegiatan proses belajar-mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dinilai masih jauh dari yang diharapkan seiring dengan kemajuan pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang saat ini. Dalam dunia usaha termasuk industry padat karya memerlukan tenaga-tenaga terampil yang berkemampuan tinggi. Untuk merai keinginan tersebut maka Sumber Daya Manusia (SDM) yang umumnya bersumber dari dunia pendidikan memerlukan pengetahuan dasar dan keterampilan yang kuat. Sehubungan dengan itu maka dunia usaha dan dunia pendidikan harus saling berkolaborasi dalam hal sinkronisasi antara yang diperlukan oleh dunia usaha dan yang sedang dipelajari di sekolah. Usaha untuk membekali siswa menjadi SDM yang handal dibidangnya diperlukan suatu tenaga pendidik yang lebih handal pula serta menguasai teknologi, mampu berinovasi, dan memiliki keterampilan yang tinggi. Adanya kemampuan lebih yang dimiliki oleh tenaga pendidik (Guru), maka hampir dapat dipastikan bahwa aspek mutu pelayanan akan jauh lebih baik daripada sebelumnya. Terkait dengan hal itu maka tim I b M bermitra dengan pihak penyelenggara pendidikan di SMK Tri Tunggal 45 dan SMK Handayani Makassar berniat untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan khususnya bagi tenaga pendidik di Jurusan Teknik Kendaraan. Menyimak keadaan demikian, maka permasalahan yang bersifat spesifik, konkrit dan yang akan diprioritaskan untuk dibenahi oleh pihak mitra bersama dengan tim IbM saat ini antara lain: Bagaimana meningkatkan mutu/kualitas layanan proses belajar mengajar oleh tenaga pendidik kepada siswa- siswa di dalam kelas, Bagaimana membekali dan meningkatkan keterampilan guru-guru untuk menguasai teknologi yang kreatif dan inovatif kemudian menularkannya kepada siswa-siswa. 2. KAJIAN LITERATUR DAN PEGEMBANGAN HIPOTESIS Komponen - komponen utama sistem pneumatik (Simon, 2010) seperti pada Gambar 3.1 merupakan suatu gambaran utama yang harus dipahami lebih dahulu terutama sangat membantu menyusun suatu rangkaian kontrol gerak. Gambaran aplikasi pengontrolan gerakan silinder pneumatik menurut (M.Pany, 2005, Mayer, 2003) adalah dapat disimulasikan menggunakan alat simulasi pengontrolan sistem pneumatik maupun pengontrolan dengan sistem Elektropneumatik. Untuk meningkatkan mutu/kualitas layanan proses belajar mengajar dapat digunakan media pembelajaran yang menarik perhatian para siswa di dalam kelas (Simon, 1 Korespondensi: [email protected]

Upload: phunghanh

Post on 07-Feb-2018

256 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: IbM PENGAJAR SMK TRI TUNGGAL 45 DAN SMK …snp2m2017.poliupg.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/122-159.pdf · mata pelajaran Pneumatik dan Hidrolik, yaitu menyajikan pengajaran kepada

Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.122-128) 978-602-60766-2-5

122

IbM PENGAJAR SMK TRI TUNGGAL 45 DAN SMK HANDAYANI UNTUKMENGEMBANGKAN PEMBELAJARAN PNEUMATIK DAN HIDROLIK BERBASIS

FLUID-SIM

Simon Ka’ka’1), Anthonius,L.S.H 2), Abd. Rahman 3)

1)Dosen Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Ujung Pandang

ABSTRACT

IbM teaching staff of SMK aims to improve the system of Pneumatic and Hydraulic control system learning especiallyto the staff of vehicle engineering instructors in the form of training, to be transmitted to the students through learningprocess activities in the classroom or in the laboratory. The learning methods used are classroom meetings, problem-solving exercises, with models designing and simulating a cylinder piston motion control circuit using the Fluid Simsoftware, assembling hardware components on the practice table. According to circuit drawings. With the help of asimulation tool, the results achieved from this IbM activity is the increasing motivation to learn and the skills of theteaching staff to practice the simulation of pneumatic and hydraulic cylinder piston movement. The ability of the facultyto solve the various problems of piston movement, and convert it in the form of a series, know the components to beused, can answer the feedback questions given, the practice of learning process of learning pneumatic and hydraulicsystem to the students goes well and correctly.Keywords: Teachers, Learning, Increased, Pneumatic and Hydraulic, Fluid-sim

1. PENDAHULUAN

Kualitas atau mutu layanan staf pengajar terhadap siswa menjadi masalah prioritas mitra untuk ditingkatkandan dikembangkan. Kegiatan proses belajar-mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dinilai masih jauhdari yang diharapkan seiring dengan kemajuan pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang saatini. Dalam dunia usaha termasuk industry padat karya memerlukan tenaga-tenaga terampil yangberkemampuan tinggi. Untuk merai keinginan tersebut maka Sumber Daya Manusia (SDM) yang umumnyabersumber dari dunia pendidikan memerlukan pengetahuan dasar dan keterampilan yang kuat. Sehubungandengan itu maka dunia usaha dan dunia pendidikan harus saling berkolaborasi dalam hal sinkronisasi antarayang diperlukan oleh dunia usaha dan yang sedang dipelajari di sekolah.Usaha untuk membekali siswa menjadi SDM yang handal dibidangnya diperlukan suatu tenaga pendidikyang lebih handal pula serta menguasai teknologi, mampu berinovasi, dan memiliki keterampilan yangtinggi. Adanya kemampuan lebih yang dimiliki oleh tenaga pendidik (Guru), maka hampir dapat dipastikanbahwa aspek mutu pelayanan akan jauh lebih baik daripada sebelumnya.Terkait dengan hal itu maka tim IbM bermitra dengan pihak penyelenggara pendidikan di SMK Tri Tunggal45 dan SMK Handayani Makassar berniat untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan khususnya bagitenaga pendidik di Jurusan Teknik Kendaraan. Menyimak keadaan demikian, maka permasalahan yangbersifat spesifik, konkrit dan yang akan diprioritaskan untuk dibenahi oleh pihak mitra bersama dengan timIbM saat ini antara lain:Bagaimana meningkatkan mutu/kualitas layanan proses belajar mengajar oleh tenaga pendidik kepada siswa-siswa di dalam kelas,Bagaimana membekali dan meningkatkan keterampilan guru-guru untuk menguasai teknologi yang kreatifdan inovatif kemudian menularkannya kepada siswa-siswa.

2. KAJIAN LITERATUR DAN PEGEMBANGAN HIPOTESIS

Komponen - komponen utama sistem pneumatik (Simon, 2010) seperti pada Gambar 3.1 merupakan suatugambaran utama yang harus dipahami lebih dahulu terutama sangat membantu menyusun suatu rangkaiankontrol gerak. Gambaran aplikasi pengontrolan gerakan silinder pneumatik menurut (M.Pany, 2005, Mayer,2003) adalah dapat disimulasikan menggunakan alat simulasi pengontrolan sistem pneumatik maupunpengontrolan dengan sistem Elektropneumatik. Untuk meningkatkan mutu/kualitas layanan proses belajarmengajar dapat digunakan media pembelajaran yang menarik perhatian para siswa di dalam kelas (Simon,

1 Korespondensi: [email protected]

Page 2: IbM PENGAJAR SMK TRI TUNGGAL 45 DAN SMK …snp2m2017.poliupg.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/122-159.pdf · mata pelajaran Pneumatik dan Hidrolik, yaitu menyajikan pengajaran kepada

Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.122-128) 978-602-60766-2-5

123

2010, Mulyatiningsih, 2016). Prinsip yang berkaitan dengan pengembangan/ perbaikan proses pembelajaranmata pelajaran Pneumatik dan Hidrolik, yaitu menyajikan pengajaran kepadasiswa dalam bentuk teori dan praktek. Untuk membuat siswa mengerti tentang materi yang diajarkan maka, (Beny Agus, 2001, Suciati, 2001) lebih dahulu harus diarahkan pada pengenalan ciri-ciri dan prinsip kerjadari setiap komponen- komponen utama sistem Pneumatik Hidrolik, aktuator katup, sistem aliran energilistrik dan udara bertekanan yang mengalir melalui beberapa komponen dalam rangkaian sampai padapengontrolan gerakan aktuator Silinder kerja (Simon, 2015).

ELEMEN KERJA:

Silinder kerja tunggalSilinder kerja gandaSilinder kerja putar

ELEMEN KONTROL AKHIR:Katub memori 3/2, aktuasi solenoidKatub memori 4/2, aktuasi solenoidKatub memori 5/2, aktuasi solenoid

ELEMEN PROSESOR:Fungsi logika /Gerbang OR (ATAU)Fungsi logika/ Gerbang AND (DAN)

ELEMEN MASUKAN:

Katub solenoid 3/2 N.C/ NO Tombol push buttonSaklar-saklar. dan sensor-sensor

SUMBER ENERGI:

Kompressor +Unit Pelayan Udara. Power supply, DC, 24 VDC

ALIRAN ENERGIKo

mp

on

en

-ko

mp

on

en

utam

asis

tem

Ele

ktro

pn

eu

matik

udara

Listrik

Gambar 3.1. Komponen Utama sistem pneumatic

Stepper module, type TAA

Stepper module, type TAA

1 12

1 12

Gambar 3.2, Alat simulasi sistem kontrol pneumatik

Peningkatan proses pembelajaran elektro pneumatik berbasis multimedia pada dasarnya sangat membantumahasiswa untuk cepat memahami prinsip kerja dari setiap komponen dalam rangkaian.

3. METODE PENELITIANModel pertemuan di kelas (Suciati, 2001, Mulyatiningsih, 2016) adalah mencakup

Page 3: IbM PENGAJAR SMK TRI TUNGGAL 45 DAN SMK …snp2m2017.poliupg.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/122-159.pdf · mata pelajaran Pneumatik dan Hidrolik, yaitu menyajikan pengajaran kepada

Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.122-128) 978-602-60766-2-5

124

kegiatan mengajar dan langkah-langkah pokok pengajaran yang akan dipersiapkan oleh seorang tenagapengajar/pendidik serta kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa selama proses pengajaranberlangsung.Hubungan antara kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh tenaga pendidik dan kegiatan para siswa di kelasdapat diperlihatkan dalam tabel 3-1.

Tabel 3-1 Model Pertemuan di Kelas

Dari hasil pertemuan yang telah dilakukan di kelas,kemudian dilanjutkan dengan kegiatan latihan pemecahanmasalah (Problem solving). Bentuk-bentuk kegiatan yangdiungkapkan dalam tabel 3-1 menampilkan kegiatan dansasaran yang berbeda. Model latihan di dalam kelas menurut(Defina, 2012) umumnya lebih difokuskan pada bagaimanamasing-masing siswa mampu mengenali permasalahangerakan yang diberikan oleh seorang guru/tenaga pendidik.Kegiatan selanjutnya adalah merakit komponen sertamelakukan kegiatan simulasi di Laboratorium berdasarkangambar rangkaian kontrol yang telah dibuat (Peter Croser,2002, Simon, 2015).

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Bentuk luaran sebagai hasil yang telah dicapai melaluikegiatan IbM bagi tenaga pendidik di bidang teknikkendaraan ini adalah berupa Sertifikat Keahlian bidangpengontrolan gerak dengan memenuhi dimensi kompetensimenurut, (Endang, 2015, Arini, 2015) seperti berikut:Keterampilan melaksanakan Pekerjaan (Task Skill, TS)Keterampilan mengelolah Pekerjaan (Task ManagementSkill, TMS)Keterampilan mengelola lingkungan kerja (Job/RoleEnviroment Skill, J/RES)Keterampilan merespon dan mengelola kejadian danmasalah (Contigency Management Skill, CMS)

Dimensi kompetensi melaksanakan tugas secara individu TS, mengelola sejumlah tugasyang berbeda dalam satu pekerjaan TMS, merespon dan mengelola kejadian ireguler dan masalah CMS, sertamampu memenuhi tanggungjawab dan harapan di lingkungan kerja J/RES diharapkan diperoleh tenagapendidik sebagai luaran. Gambar 4.1 memperlihatkan sebuah alur proses untuk mendapatkan sertifikatkeahlian dalam bidang control pneumatic dan hidrolik. Tahapan-tahapan prosesnya dimulai denganmenetapkan lebih dahulu permasalahan gerakan silinder sesuai yang dikehendakinya. Tahap keduaadalah membuat atau mendisainpemecahan masalah tersebut dengan membuat rangkaian kontrol gerakan silinder serta mensimulasikangerakan tersebut melalui Laptop sambil memeriksa apakah sudah sesuai dengan konsep gerakan yangdiinginkan. Suatu permasalahan gerakan torak silinder yang akan diinginkan untuk dicapai baik dalam prosessimulasi maupun praktik di Laboratorium ditetapkan terlebih dahulu. Peserta harus memahami terlebihdahulu permasalahan tersebut dengan membuat gambar sketsa posisi. Dari pemahaman tersebut selanjutnyadibuat suatu simbol-simbol gerakan dari masing-masing silinder yang konkritnya dibuat dalam sebuahgambae diagram langkah perpindahan.Berdasarkan diagram langkah tersebut maka dapat didesain sebuah rangkaian sistem pneumatik dan hidrolikdengan software Fluid Sim menggunakan PC atau Laptop. Hasil gerakan yang telah diperoleh dapat

KegiatanMengajar

Langkah pokokpengajaran

KegiatanMahasiswa

Ciptakansituasiyangkondusif

Menciptakansuasana yangbaik

Melibatkandiri dalamsituasi

PancingmunculnyaperhatianPaparkankonteksmateri

Menyajikanbahan ajar

Perhatikandengansaksamamateri yangdipaparkan .

Tetapkancontoh danbentukmasalah

Mengemukakancontoh masalah

Menuliskancontoh yangterkaitmasalah

Berikantugas-tugas yangterkaitbahan ajar

Memberikanumpan balik(feed back)

Mengerjakanbeberapatugas daridosen

PancingMahasiswa

Memberikankomentar

Berikomentarumum

Kajikomentarmahasiswa

Menetapkantindak lanjut

Tunjukkankomitmen

Page 4: IbM PENGAJAR SMK TRI TUNGGAL 45 DAN SMK …snp2m2017.poliupg.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/122-159.pdf · mata pelajaran Pneumatik dan Hidrolik, yaitu menyajikan pengajaran kepada

Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.122-128) 978-602-60766-2-5

125

disimulasikan melalui fluid Sim di Laptop atau dengan metode fisik yakni merakit komponen-komponenpneumatik dan hidrolik pada meja praktik.

Stepper module, type TAA

Stepper module, type TAA

1 12

1 12

Gambar 4.1 Alur proses pelatihan dan sertifikasi bidang pneumatic dan hidrolik

Kemampuan peserta dalam memahami proses pembelajaran yang diberikan selama kegiatan workshop adalahdievaluasi dalam bentuk teori adalah 40 % dan kemampuan praktik 60 % sebagaimana yang ditunjukkandalam Tabel 4.1.Berdasarkan pada sejumlah unsur teori yang dinilai yakni pengenalan komponen, memahami masalah, dankemampuan memberi solusi melalui gambar rangkaian rerata sudah mencapai nilai 86 sebagai nilai tertinggiyang dicapai oleh guru sedangkan nilai tertinggi yang peroleh siwsa adalah 81. Evaluasi terhadapkemampuan praktik yaitu penguasaan mengoperasikan software Fluid Sim dan kemampuanmerakit/merangkai komponen pada meja praktik, nilai angka capaian tertinggi oleh para guru adalah 85sedangkan para siswa nilai tertingginya adalah 82.Solusi/jawaban yang diberikan oleh para peserta atas semua pertanyaan dan permasalahan dalam lembaranfeedback di atas umumnya bernilai baik dan memuaskan. Dengan demikian maka tingkat keberhasilan yangdicapai oleh para peserta adalah sudah mencapai semua unsur pada target dan luaran IbM yang ingin dicapai.Hasil-hasil evaluasi yang telah dilakukan terhadap capaian feedback oleh para guru dan siswa di SMKHandayani Makassar seperti pada Gambar 4.2 adalah juga telah menunjukkan nilai/angka yang memuaskan.Nilai kemampuan teori yang dicapai oleh para guru rerata sebesar 84 sedangkan nilai kemampuan teori yangdimiliki oleh para siswa adalah 8Evaluasi terhadap keterampilan praktik berupa penggunaan software Fluid Sim dan kemampuanmerakit/meragkai komponen, nilai tertinggi yang dicapai oleh para guru adalah 84, sedangkan para siswamemperoleh nilai tertinggi 82. Berdasarkan hasil-hasil evaluasi tentang nilai-nilai feedback oleh para pesertaguru dan juga siswa terhadap proses pembelajaran teori dan praktik pada kegiatan workshop yang telahdilakukan di lokasi SMK Tri Tunggal 45 dan SMK Handayani sebagai mitra-1 dan mitra-2, maka target yangingin dicapai berupa penguasaan komponen, memahami permasalahan, mampu memerikan solusi, mampumengoperasikan software untuk simulasi gerakan serta kemampuan merakit komponen telah tercapai denganbaik.

Page 5: IbM PENGAJAR SMK TRI TUNGGAL 45 DAN SMK …snp2m2017.poliupg.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/122-159.pdf · mata pelajaran Pneumatik dan Hidrolik, yaitu menyajikan pengajaran kepada

Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.122-128) 978-602-60766-2-5

126

Tabel 4.1 Hasil-hasil capaian rerata teori dan praktik pneumatik dan hidrolik

Peserta

Teori PraktikPengenalanKomponen(15%)

MemahamiMasalah(25%)

MemberikanSolusi(30%)

OperasiSoftware(15%)

MerangkaiHardware(15%)

NilaiAkhir(100%)

Mitra-1 Guru 85.125 85.625 84.88 84.5 84.63 85Siswa 80.66 79.16 78.5 80.5 81.8 79.84

Mitra-2 Guru 83.14 83.43 83.57 83.21 83.86 83.46Siswa 78 80 79 78 82 79.4

(a)

(b)Gambar 4.2 (a) Kemampuan guru dan siswa SMK Tri Tunggal 45 memahami pembelajaran pneumatik dan

hidrolik. (b) Kemampuan guru dan siswa SMK Handayani memahami pembelajaran pneumatik dan hidrolik.

Sebuah karya disain yang dihasilkan dari kegiatan IbM ini adalah berupa prototype dari alat simulasi sistemPneumatik dan Hidrolik serta Elektropneumatik adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.3. Berbagaibentuk permasalahan gerakan yang akan diberikan solusi melalui gambar rangkaian kontrol, dapatdisimulasikan kebenarannya melalui kegiatan merakit komponen yang sudah tersedia di meja praktik.

Pemecahan masalah gerak pada sistem pneumatik dan Elektropneumatik diawali dengan mendisain sistemkontrol menggunakan software Fluid Sim pada computer atau Laptop.

Kebenaran suatu rangkaian dapat ditentukan dari simulasi yang dilakukan apakah sudah memenuhi gerakantorak silinder yang diinginkan pada permasalahan.

Kom

pone

Sol

usi(

30%

)

Softw

are…

N.A

. (10

0%)

Nil

ai (

Ang

ka)

Persentasi serapan teori-praktik

Tingkat penyerapan Guru dan SiswaSMK Tri Tunggal 45 terhadap materi

workshop

Guru

Siswa

74767880828486

Nil

ai f

eedb

ack

Persentasi Serapan teori dan praktik

Tingkat serapan guru dan siswa SMKHandayani Makassar

Guru

Siswa

Page 6: IbM PENGAJAR SMK TRI TUNGGAL 45 DAN SMK …snp2m2017.poliupg.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/122-159.pdf · mata pelajaran Pneumatik dan Hidrolik, yaitu menyajikan pengajaran kepada

Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.122-128) 978-602-60766-2-5

127

(a)

(b)Gambar 4.3 (a) dan (b) Tampak samping dan tampak atas alat simulasi sebagai luaran produk IbM.

Berdasarkan keberhasilan simulasi dari software Fluid Sim maka kegiatan simulasi lainnya yaknimenggunakan produk disain alat simulasi sistem pneumatik dan sistem elektropneumatik yangmenggambarkan kondisi sesungguhnya untuk diaplikasikan.

5. KESIMPULANSetelah para peserta dengan serius mengikuti kegiatan seminar sehari tentang proses pembelajaran sistemkontrol pneumatik dan hidrolik dengan kegiatan yang berfokus pada latihan pemecahan masalah melaluigambar rangkain, simulasi dan trouble shooting, maka dapat disimpulkan bahwa:Metode pembelajaran sistem pneumatik, elektropneumatik maupun sistem hidrolik yang telah disampaikanmelalui kegiatan workshop sehari sangat membantu para guru/pendidik untuk menjadikannya sebagaipedoman dalam proses pembelajaran. Demikian pula bahwa para guru sebagai peserta workshop dapatmemberikan jawaban benar terhadap contoh permasalahan sistem kontrol pneumatik dan Elektropneumatikmelalui feedback yang diberikan. Para guru dan siswa mampu memahami dan mengidentifikasi permasalahanterhadap gerakan yang ingin dicapaiPara guru juga mampu menjelaskan cara kerja setiap komponen dalam rangkaian kontrol serta mampumengatasi gangguan/ kemacetan dalam sistem. Para peserta mampu merakit/merangkai komponen-komponen

Page 7: IbM PENGAJAR SMK TRI TUNGGAL 45 DAN SMK …snp2m2017.poliupg.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/122-159.pdf · mata pelajaran Pneumatik dan Hidrolik, yaitu menyajikan pengajaran kepada

Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.122-128) 978-602-60766-2-5

128

pada meja praktik, melakukan simulasi serta menjelaskan cara kerja setiap komponen dalam rangkaiankontrol.

6. REFERENSIArini, D. E. 2015., Mengakses Kompetensi Badan Nasional Sertifikasi Nasional.Beny Agus, P., DKK., 2001. Ragam Media Dalam Pembelajaran.Defina, 2012. Analisis Materi Dalam Buku Ajar Bahasa Indoesia. 12.Endang, N., Irwan 2015. Merencanakan dan Mengorganisasikan Asesmen. 1, 82.M.Pany, S. S., 2005. Work Book Elektropneumatik. 200.Mayer, D., 2003. A Text Book of Electro Pneumatic Basic Level. Esslingen, Germany, 3.Mulyatiningsih, E., 2016. Pengembangan Model Pembelajaran. 8.Peter Croser, F. E., 2002. Text Book of Pneumatic Basic Level. Esslingen, GermanySimon, K. K., 2010. Peningkatan Proses Pembelajaran Pneumatik dan Hidrolik Metode Simulasi Berbasis Multimedia.

Politeknik Negeri Ujung Pandang: ADB-Loan.Simon, K. K., 2015. Bahan Ajar Sistem Pneumatik dan Hidrolik. 112. Politeknik Negeri Ujung PandangSuciati, 2001. Teori Belajar dan Motivasi.

Page 8: IbM PENGAJAR SMK TRI TUNGGAL 45 DAN SMK …snp2m2017.poliupg.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/122-159.pdf · mata pelajaran Pneumatik dan Hidrolik, yaitu menyajikan pengajaran kepada

Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.129-133) 978-602-60766-2-5

129

IbM PETERNAK RAMAH LINGKUNGAN DI DESA BONTOLOE KECAMATANBONTOLEMPANGAN, KABUPATEN GOWA

Rahmiah Sjafruddin1), Fajar2), Abdul Azis3)

1, 2, 3 Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Ujung Pandang

Abstract

This IPTEKS (scientific-based community development sponsored by Minister of higher Education andTechnology) for the community of cattle ranchers in Bontoloe Village, Bontolempangan Subdistrict, Gowa, is aimed atdeveloping a kind of cattle breeders who are environmentally friendly and skilled in breeding through improving theircow cage management to be healthier and permanent, and utilization of dung (TASI) through solid and liquid TASIprocessing in order to produce organic fertilizer (production aspect). Output target is the availability of infrastructure tosupport the manufacture of organic fertilizer (compost) and liquid fertilizer (biourine) in the form of composter. Besides,it is expected to build skilled breeders who are able to cultivate to process TASI into a product in the form of organicfertilizer (compost), and liquid fertilizer from cow urine (bio-urine) as well as the establishment of healthy cattle breedermanagement. This will create a productive, healthy, and environmentally friendly cattle farm. IPTEKS activitiesimplemented by the team are through some methods among others (1) gathering preliminary insight throughobservation, interview, and discussion activities; (2) The provision of infrastructure facilities that support the applicationof TASI processing into organic fertilizer (compost) and cow urine as liquid fertilizer (biourine); (3) providingcounseling, training, performing demonstration, and assisting in making of composting and liquid organic fertilizer(biourine). (4) supplying local based-microorganism activator materials (MOL) and training the breeders of how makelocal activator (MOL), and (5) providing assistance of making and keeping healthy and environmentally friendly cagemanagement. The results of the IPTEKS activities are to produce products such as organic fertilizer (compost), liquidfertilizer (biourine), local activator material (MOL) which all can become sources of income for farmers (cattlebreeders) through selling the fertilizers. Other results are the creation of healthy cage condition and the establishment ofenvironmentally friendly breeder.

Keywords: bio-urine, MOL, compost, composter, organic fertilizer, TASI.

1. PENDAHULUANMitra pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat (IbM) adalah kelompok tani : “Langkoa dan

Pattontongan/Satati” yang terletak desa Bontoloe Kecamatan Bontolempangan, Kabupaten Gowa, SulawesiSelatan. Penduduk desa Bontoloe sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian dari sektor pertanian(tamanan padi, palawija dan kopi) dan peternak, salah satunya ternak sapi. Mata pencaharian masyarakatpada sektor pertanian dan peternakan belum memberikan efek peningkatan ekonomi masyarakat yangmemadai, hal ini disebabkan salah satunya karena kemampuan sumber daya manusia yang masih memilikiwawasan dan pengalaman yang masih kurang dalam hal inovasi pengembangan pertanian dan peternakan.Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk (1) meningkatkan pengetahuan peternakterhadap manajemen penanganan TASI melalui proses pengomposan sehingga dihasilkan produk berupapupuk organik (kompos) dan pupuk cair (biourine); (2) meningkatkan pengetahuan peternak terhadapmanajemen kandang sapi; (3) menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat di desa Bontoloe; dan (4)Meningkatkan pendapatan peternak melalui penjualan pupuk organik dari kotoran sapi. Sektor peternakan didesa Bontoloe, berdasarkan hasil wawancara dengan para peternak, jumlah ternak sapi di desa Bontoloedusun Langkoa sekitar ± 213 ekor sapi yang dikandangkan di bawah kolong rumah dengan sistimpemeliharaan dengan pengandangan sementara yakni pagi sampai sore dibiarkan untuk mencari makanan(rumput) di lapangan rumput ataupun kebun. Sistim pengandangan sementara akan memberikan dampakterhadap lingkungan, dimana kotoran ternak sapi merupakan salah satu faktor yang mempercepat lajudegradasi lingkungan dan menjadi permasalahan karena menimbulkan polusi udara (bau) dan mencemariperairan masyarakat yang berefek pada timbulnya berbagai penyakit, sehingga menjadi pemicu konflik sosialantara peternak dan non peternak. Pengolahan limbah ternak menjadi suatu produk pupuk organik yangramah lingkungan memiliki arti yang penting bagi keberlanjutan peternak dan dapat menjadi sumberpenghasilan tambahan untuk penunjang perekonomian para peternak dan bisa menghindari konflik di tengahmasyarakat. Hasil penelitian, seekor sapi dalam sehari dapat menghasilkan tai sapi (TASI) rata-rata 15 –25kg/hari dan urine sekitar 10 – 15 liter/hari. Jika jumlah sapi di desa Bontoloe ± 213 ekor, maka TASI yang

1 Korespondensi: [email protected]

Page 9: IbM PENGAJAR SMK TRI TUNGGAL 45 DAN SMK …snp2m2017.poliupg.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/122-159.pdf · mata pelajaran Pneumatik dan Hidrolik, yaitu menyajikan pengajaran kepada

Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.129-133) 978-602-60766-2-5

130

dikeluarkan perhari sekitar 4260 Kg/hari dan urin sekitar 3774 Liter/hari. Potensi TASI yang dihasilkan parapeternak sapi sangat besar, sehingga perlu dilakukan langkah untuk mengedukasi peternak sehinggan TASIini bukan menjadi masalah tetapi akan menjadi sumber penghasilan bagi peternak melalui pengolahan. TASIdan urine sapi dapat menjadi sumber bahan baku pada pembuatan pupuk organik (kompos) dan pupuk cairorganik (biourine). Proses pembuatan pupuk organik (kompos) dan pupuk cair organik (biourine) dilakukandengan metode fermentasi sehingga diperlukan bahan tambahan berupa activator (mikroorganisme pemicu)dan membutuhkan alat berupa komposter pada proses fermentasi urine sapi untuk menghasilkan pupuk cair(biourine). Bahan activator merupakan sumber mikroorganisme pada proses fermentasi kotoran ternak sapimenjadi pupuk organik (kompos) dan pupuk cair (biourine), fungsi mikroorganisme adalah untukmempercepat proses degradasi komponen-komponen bahan baku pada proses fermentasi.2. METODE KEGIATAN

Kegiatan pengabdian bagi masyarakat, bagi kelompok tani peternak sapi di KecamatanBontolempangan Kabupaten Gowa dimulai pada bulan April – Nopember 2017. Metode Pendekatan yangdigunakan secara lebih rinci dapat diuraikan sebagai berikut:- Penyuluhan dan pelatihan manajemen beternak pola ‘zero waste’, melalui pengolahan kotoran sapi

menjadi pupuk organik (kompos) dan pupuk organik cair (biourine).- Melakukan Pembinaan dan pendampingan terutama mengenai persediaan bahan aktivator

(mikroorganisme pemicu) selama petani/peternak belum dapat melaksanakan secara mandiri denganbekerjasama dengan ketua kelompok tani di dusun langkoa.

- Pengusul akan menyediakan alat komposter dengan kapasitas 500 liter, Alat ini merupakan alat yangdigunakan sebagai fermentor untuk proses pembuatan pupuk cair dari urine sapi.

- Pelatihan, Pengawasan dan Pendampingan dilakukan dengan Pendekatan kelembagaan, yaitu prosespendampingan yang terus menerus selama kegiatan berlangsung. Pelaksanaan pelatihan danpendampingan ini difokuskan pada bimbingan dan pendampingan petani dalam hal penerapan teknologi,pelaksanaan SOP proses pembuatan kompos dan pembuatn pupuk cair. Pelatihan dan pendampingan inidiharapkan menghasilkan minimal 4 orang petani yang dapat mengolah kotoran sapi menjadi pupukorganik (kompos) dan pupuk cair (biourine) menjadi sumber penghasilan tambahan bagi petani.

- Penyediaan kandang sapi yang lebih sehat. Pembuatan kandang sepenuhnya dilakukan oleh peternakmelalui hasil diskusi dengan tim pengusul untuk membuat kandang yang strategis untuk memudahkanproses pengolahan kotoran ternak.

3. HASIL KEGIATAN IbMKegiatan pegabdian bagi masyarakat dimulai pada bulan April 2017 dengan tahapan melakukan

komunikasi dengan MITRA melalui alat komunikasi (HP), kunjungan awal untuk melakukan diskusi denganMITRA mengenai kesepakatan bentuk kegiatan yang akan dilakukan Tim Pengusul, Proses pelaksanaankegiatan pelatihan, proses pemantauan hasil. Proses kunjungan awal dilakukan pada hari Sabtu tanggal 01Juli 2017 di dusun Bontoloe, Kecamatan Bontolempangan, Kabupaten Gowa. Kegiatan pelaksanaanpelatihan dilakukan pada hari Sabtu, Tanggal 16 Juli 2017 keudian pada Tanggal 23 dilakukan kunjunganpemantauan (Monev Internal) yang ditinjau langsung oleh Dr. Nur Alam La Nafie, SE.,M.B.A selaku timdari UPPM Politeknik Negeri Ujung Pandang dan dihadiri oleh Ketua penyuluh se KecamatanBontolempangan Bapak Drs Abdul Azis dan kepala Dusun Bontoloe Bapak Swandi serta beberapa peserta(20 orang) yang tergabung dalam kelompok tani Langkoang dan Satati. Kegiatan ini diikuti sekitar 30 orangdengan jumlah tim pengusul 5 orang. Kegiatan Iptek bagi masyarakat peternak di desa Bontoloe,Kecamatan Bontolempangan, Kabupaten Gowa dilakukan dimulai dari proses menejemen kandang sehinggapengambilan bahan baku dari kotoran ternak (TASI) dapat diambil dengan mudah. Kemudian kegiatandilanjutkan dengan penyuluhan dan kegiatan pelatihan pembuatan bioactivator (mikroorganisme pemicu)dengan bahan EM4 dan Promol 12, pembuatan kompos dengan bahan TASI, dan pembuatan biourneberbahan urine sapi.a). Penyuluhan

Kegiatan penyuluhan bertujuan untuk memotivasi kelompok tani untuk berusaha mengolah limbahternak sapi menjadi produk kompos dan pupuk cair (biourine) yang bernilai ekonomi.Untuk dapatmenghasilkan kompos dan pupuk cair yang berkualitas, maka beberapa faktor yang perlu diperhatikan salahsatunya bahan baku (kotoran dan urine sapi), bioaktivator (MOL), dan bahan-bahan tambahan lainnya sepertikapur (pengatut pH), jerami/sekam/ sebagai sumber unsur hara C-organik, serta kondisi pengoperasian. Olehkarena itu, maka penyuluhan yang dilakukan dengan pemaparan beberapa tema diantaranya :- Bahan-bahan pembuatan pupuk kompos dan cara pengolahannya (proses)

Page 10: IbM PENGAJAR SMK TRI TUNGGAL 45 DAN SMK …snp2m2017.poliupg.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/122-159.pdf · mata pelajaran Pneumatik dan Hidrolik, yaitu menyajikan pengajaran kepada

Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.129-133) 978-602-60766-2-5

131

- Faktor-faktor yang berpengaruh pada proses pengomposan (fermentasi)- Karakteristik dari bahan baku pembuatan kompos dan biourine- Bahan-bahan pembuatan MOL dan cara pembuatan MOL (bioaktovator)- Standar kualitas produk kompos dan biourine- Pentingnya kemasan produk bagi pasar (label)- Pemasaranb). Pelatihan

Pelatihan pembuatan kompos, biourine dan pembuatan MOL secara umum dilakukan untuk anggotakelompok tani peternak di Desa Bontoloe, Kecamatan Bontolempangan Gowa. Pelatihan pembuatan komposyakni pembuatan kompos dimulai dengan proses pengumpulan TASI, dilanjutkan dengan prosespengurangan kadar air dari TASI, dan kemudian ditampung pada tempat yang kondusif untuk prosesfermentasi. Proses fermentasi dilakukan dengan menggunakan bioaktivator yang dibuat dengan mencampurbioaktivator dan bahan-bahan tambahan. Sebelum difermentasi, maka dilakukan proses penyiraman denganmenggunakan bioaktivator (MOL) dan kemudian siap untuk dilakukan proses fermentasi selama 15 hari.Selama proses fermentasi dilakukan pengecekan dan pengadukan. Produk kompos yang dihasilkan masihkasar dengan ukuran yang belum seragam, sehingga perlu dilakukan proses penggilingan dan penyaringansebelum dipakingc). Demonstrasi- Demonstrasi pembuatan MOL

MOL atau mikroorganisme lokal merupakan bahan yang ditambahkan pada proses pengomposan yangberfungsi sebagai sumber mikroorganisme pengurai, sehingga proses pematangan kompos lebih cepat(sekitar 15 hari). Pembiakan mikroorganisme pemicu (starter) dengan bahan EM4 dilakukan denganmemberikan nutrisi berupa gula merah/pasir, rempah-rempah, air kelapa dan lain-lain. Proses pembuatanMOL dapat dilihat pada Gambar 1.

-Gambar 1. Proses pembuatan MOL

- Demonstrasi Pembuatan KomposProses pelatihan pembuatan kompos TASI dimulai dengan menyiapkan TASI yang sudah agak kering(kadar air sekitar 30 - 45%), kemudian ditempatkan pada wadah pengomposan. Proses ini dapat dilihatpada Gambar 2.

Page 11: IbM PENGAJAR SMK TRI TUNGGAL 45 DAN SMK …snp2m2017.poliupg.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/122-159.pdf · mata pelajaran Pneumatik dan Hidrolik, yaitu menyajikan pengajaran kepada

Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.129-133) 978-602-60766-2-5

132

Gambar 2. Tahapan pembuatan kompos (a). Pengeringan bahan baku, (b). Pencampuran dengan bahanorganik, (c). Penyemprotan MOL, (d). Proses Fermentasi

- Demonstrasi Pembuatan biourine

d). Menejemen kandangSalah satu langkah awal yang dilakukan adalah dengan melakukan perbaikan pada bak penampung urine

sebagai tempat pengendapan kotoran yang terikut dengan urine sapi serta penambahan bak penampungsementara sebelum masuk ke bak komposter. Adapun Gambar proses pembuatan biourine seperti padaGambar 3

Gambar 3. Menejemen kandang untuk penampungan urine sapi (a) Bak pengendapan, (b). Bak penampungurine, (c). Bak komposter

e). Pembuatan KomposterPada kegiatan Ipteks bagi masyarakat kelompok peternak Langkoang dan kelompok Satati di Kecamatan

Bontolempangan, dilakukan proses penyediaan komposter dengan kapasitas 500 Liter sebagai tempat prosesfermentasi urine sapi selama kurang lebih 15 hari. Komposter yang dibuat dilengkapi dengan pompapengaduk sehingga bahan urine dalam komposter dapat diaduk dengan baik. Gambar 4 adalah prosespembuatan komposter yang dilakukan oleh Tim Pengusul bekerjasama dengan Mitra.

(a) (b) ©

(a) (b) (c) (d)

Page 12: IbM PENGAJAR SMK TRI TUNGGAL 45 DAN SMK …snp2m2017.poliupg.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/122-159.pdf · mata pelajaran Pneumatik dan Hidrolik, yaitu menyajikan pengajaran kepada

Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.129-133) 978-602-60766-2-5

133

Gambar 4. Pembuatan komposter (a). pemasangan pompa, (b). Uji coba sirkulasi biourine dengan pompa

f). Pendampingan dan pengawasan ProdukDari hasil penyuluhan, pelatihan dan demonstrasi, maka proses pendampingan dan pengawasan SOP

secara berkelanjutan tetap berjalan. Hasil kegiatan IbM berupa produk kompos dan pupuk cair (biourine)serta bioaktivator (MOL) diharapkan mempunyai kualitas yang lebih baik.

4. KESIMPULANLuaran yang dihasilkan pada kegiatan IbM bagi kelompok tani peternak sapi di Desa Bontoloe,

Kecamatan Bontolempangan, Kabupaten Gowa adalah tersedianya alat komposter kapasitas 500 Liter.Dihasilkan produk pupuk organik (kompos), pupuk cair (biourine) dan bioaktivator (MOL) sertamelaksanakan menejemen kandang yang lebih sehat dan menjadi petenak yang ramah lingkungan denganbeternak zero waste.

5. UCAPAN TERIMA KASIHPada kesempatan ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Direktorat Riset dan PengabdianMasyarakat Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementrian Riset, Teknologi, danPendidikan Tinggi sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Program Pengabdian MasyarakatNomor : 075/SP2H/PPM/DRPM/2017 Tanggal 3 April 2017 atas kepercayaannya untuk membiayaikegiatan Ipteks bagi masyarakat kelompok tani peternak di Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa.

6. REFERENSI1. Abdurohim, Oim. 2008. Pengaruh Kompos Terhadap Ketersediaan Hara Dan Produksi Tanaman

Caisin Pada Tanah Latosol Dari Gunung Sindur, sebuah skripsi. Dalam IPB Repository, diunduh 11Desember 2011.

2. Firman, 2006., Teknik Pembuatan Kompos. Majalah Andalan Peternakan. Dinas Peternakan Jawa Barat.3. Gaur, D. C. 1980. Present Status of Composting and Agricultural Aspect, in: Hesse, P. R. (ed). Improvig

Soil Fertility Through Organic Recycling, Compost Technology. FAO of United Nation. New Delhi.4. Hadisuwito, S. 2012. Membuat Pupuk Organik Cair, Agromedia Pustaka, Jakarta.5. Isroi. 2008. KOMPOS. Makalah. Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia, Bogor.6. Medionovianto, D. 2008. Membuat Pupuk Kompos dari Kotoran Sapi. Tabloid Sinar Tani. Jakarta.7. Parnata, S. A., 2004., Pupuk Organik Cair : Aplikasi dan Manfaatnya, Agromedia Pustaka, Jakarta.8. Sulaiman, dkk. 2005., Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk. Balai Penelitian Tanah. Agro

Inovasi, Bogor.9. Wahyuni, S., 2011. Menghasilkan Biogas dari Aneka Limbah, Penebar Swadaya, Bogor.

(a) (b)

Page 13: IbM PENGAJAR SMK TRI TUNGGAL 45 DAN SMK …snp2m2017.poliupg.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/122-159.pdf · mata pelajaran Pneumatik dan Hidrolik, yaitu menyajikan pengajaran kepada

Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.134-139) 978-602-60766-2-5

134

PENERAPAN MESIN POMPA AIR DAN PENYEMPROT HAMA PADA KELOMPOKTANI PENGGARAP SAWAH DI GENTUNGANG

Muas M1 1a),, Muh. Rusdi 1), dan Syaharuddin Rasyid 1)

1)Dosen Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Ujung Pandang,Makassar.

ABSTRACT

Farmer Group "Bontoa" is a farmer group of rice field located in Gentungang Village, Kec. West Bajeng, Kab. Gowa.This farmer group provides services in working on rice fields. Where the rice harvest divided by two with the owner ofthe rice field. In this partnership process, the rice farming groups bear all operational costs ranging from providingseeds, plowing the fields, increasing the water if the water in the fields is reduced, fertilizing, eradicating pests, andharvesting. Based on the results of consultation with farmer group in Gentungang Village, the agreed solution solution isto increase the knowledge and skill in operating and maintaining the water pump and spraying machine. Outcometargets to be achieved are: 1). Availability of infrastructure that can be used to treat water pumping machines such as;wrench / ring, screwdriver set, tracker, iron hammer, and plastic hammer. The types of equipment needed forinfrastructure to maintain the water pump machine, 2). Availability of 1 unit of water pump that can add equipment inproviding water in rice field, 3). Availability of 1 unit of pest spraying machine that can add equipment to eradicatepests, 4). At least two members of the farmer group have the knowledge and skills to maintain and repair the waterpump machine. Other targets and outcomes related to IbM's activities are; 1). Progress report and end of activity report,2). Scientific publications. Conclusion of community service activity at farmer group in Bontoa Environment,Gentungang Village, West Bajeng District, Kab. Gowa is 1). Members of farmer groups have knowledge or insight onhow to operate and maintain water pumping machines and spray pumps, 2). Farmer group members can already operatewater pumps and spray pumps, and 3). The group members have a water pump machine (1 unit), a pest spray pump (1unit), and hand tools (1 set) that can be used to increase productivity in cultivating rice fields.

Keywords; Group of Farmers, Rice Farmers, Bontoa.

PENDAHULUANKecamatan Bajeng Barat adalah salah kecamatan yang berada di Kabuaten Gowa. Kecamatan ini

merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Bajeng. Luas wilayah Kecamatan Bajeng Barat adalah 19,04Km2 dengan jumlah penduduk sebesar 22.700 jiwa dengan tingkat pertumbuhan dan kepadatan penduduk1,85 dan 1182 jiwa/Km2. Luas lahan sawah tadah hujan di kecamatan ini adalah 1429 Ha. Sebagian besarpenduduk dikecamatan ini bermata pencaharian sebagai petani. Komoditas pertanian yang sering ditanampada areal persawahan tadah hujan adalah padi, jagung, kacang kedele, kacang hijau, kacang tanah, dan buahsemangka. (LP2B Kab Gowa. 2015)

Kelompok Tani “Bontoa” adalah kelompok tani penggarap sawah yang berada di Desa Gentungang,Kec. Bajeng Barat, Kab. Gowa. Kelompok tani ini menyediakan jasa dalam menggarap sawah. Dimana hasilpanen sawah dibagi dua dengan pemilik sawah. Dalam proses kerjasama ini, kelompok penggarap sawahmenanggung semua biaya operasional mulai dari menyediakan bibit, membajak sawah, menambah air jika airdi sawah berkurang, memupuk, membasmi hama, dan memanen. Kelompok Tani “Bontoa” diketuai olehBpk. Jufri Dg. Tayang. Kelompok tani penggarap sawah ini memiliki anggota sebanyak 15 orang denganumur rata-rata 35 tahun. Tingkat pendidikan kelompok tani adalah SMP sampai SMA. Luas areal sawah yangdigarap oleh kelompok ini adalah 850 Are. Dimana setiap anggota kelompok tani menggarap sawah seluas50-60 Are. Jenis tanaman yang ditanami dalam setahun adalah padi sebanyak 2-3 kali dan sisanya tanamanpalawija seperti; kacang hijau, kacang kedelai, cabe, kacang tanah, dan buah semangka.

Dalam membajak sawah kelompok ini mengandalkan traktor tangan yang disewa dari petani lain.Untuk menambah air di persawahan jika debit air di sawah berkurang maka kelompok ini menggali lubang diareal persawahan sedalam 2-3 meter lalu mengambil air dengan menggunakan pompa air. Jumlah pompa airyang mereka miliki adalah satu unit pompa air yang menggunakan bahan bakar dari bensin. Frekwensipenggunaan pompa air yang digunakan pada kelompok ini cukup tinggi karena lahan sawah yang harusdialiri cukup luas (850 are). Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah mereka harus menyewapompa.

1 Korespondensi: [email protected]

Page 14: IbM PENGAJAR SMK TRI TUNGGAL 45 DAN SMK …snp2m2017.poliupg.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/122-159.pdf · mata pelajaran Pneumatik dan Hidrolik, yaitu menyajikan pengajaran kepada

Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.134-139) 978-602-60766-2-5

135

Informasi yang kami peroleh dari ketua kelompok tani (Jufri Dg. Tayang, 34 th), bahwa dalam satukali masa penanaman padi (3-4 bulan) maka sawah yang kekurangan air harus ditambah air denganmengunakan pompa sebanyak 5 sampai 6 kali (tergantung dari luas areal tanam dan ketinggian permukaansawah). Jumlah bahan bakar yang digunakan untuk mengairi sawah selama 1 hari (6-8 jam) adalah 5-6 liter.Jika menyewa pompa air, maka mereka harus membayar sewa pompa seharga 5-6 liter bensin.

Banyaknya areal persawahan yang harus ditambahkan air setiap satu kali masa penanamanmenyebabkan frekuensi penggunaan mesin pompa air sangat tinggi. Informasi yang kami dapatkan dari Bpk.Jufri Dg. Tayang bahwa mesin pompa air hanya istirahat 3 hari dalam seminggu, sehingga pompa yangdigunakan sering mengalami kerusakan dengan gejala seperti; mesin pompa mati total, mesin hidup tetapitidak dapat menyedor air, mesin hidup tetapi air yang keluar kecil, dan mesin mati karena konsleting. Untukmemperbaiki mesin pompa ini, mereka harus membawa ke bengkel yang berada di Makassar. Bila inginmemperbaiki sendiri, mereka tidak mempunyai keterampilan dan peralatan kerja.

Jenis peralatan pertanian lain yang mereka sering gunakan adalah pompa penyemprot hama. Kendalayang dihadapi dalam menggunakan pompa penyemprot hama adalah beban yang cukup berat untukmenyemprot satu petak lahan sawah seluas 20-30 are.

Gambar 1.1. Mesin pompa air yang digunakan untuk menambah jumlah air dipersawahan.

Berdasarkan hasil pertemuan dengan ketua kelompok tani ini bahwa kelompok ini sangat berharapdapat dibantu dalam meningkatkan keterampilan dalam merawat peralatan pertanian terutama mesin pompaair, dapat menambah 1 unit pompa agar dapat memenuhi kebutuhan air di sawah, dan dapat menambah 1 unitmesin menyemprot hama.

Banyaknya areal persawahan yang harus ditambahkan air setiap satu kali masa penanamanmenyebabkan frekuensi penggunaan mesin pompa air sangat tinggi. Pompa air yang dimiliki oleh kelompoktani ini hanya satu unit pompa sehingga harus digunakan secara bergantian. Jika pompa mengalamikerusakan / kendala teknis, maka pompa tersebut harus dibawa kebengkel yang berada di kota kabupaten atautoko dimana pompa tersebut dibeli yang berlokasi di Jl Irian, Makassar. Jenis peralatan pertanian lain yangmereka sering gunakan adalah pompa penyemprot hama. Kendala yang dihadapi dalam menggunakan pompapenyemprot hama adalah beban yang cukup berat untuk menyemprot satu petak lahan sawah seluas 20-30are.

Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh kelompok tani penggarap sawah diDesa Gentungang, Kec. Bajeng Barat, Kab. Gowa, dapat diuraikan sebagai berikut:1. Tingginya frekuensi penggunaan mesin pompa air yang menyebabkan mesin sering mengalami

kerusakan.2. Jarak bengkel perawatan mesin terdekat cukup jauh dan memerlukan kendaraan untuk membawa mesin

pompa air yang rusak.3. Rendahnya pengetahuan anggota kelompok tani menyebabkan proses perawatan dan perbaikan mesin

pompa air tidak dapat dilakukan secara mandiri dan harus membawa mesinnya ke Makassar jika terjadikerusakan.

4. Adanya keinginan anggota kelompok tani untuk memiliki peralatan bantu dalam merawat mesin pompadan menambah 1 unit pompa air.

5. Adanya keinginan anggota kelompok tani untuk menambah satu unit pompa air dan satu unit mesinpenyemprot hama yang digerakkan oleh motor penggerak.

Page 15: IbM PENGAJAR SMK TRI TUNGGAL 45 DAN SMK …snp2m2017.poliupg.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/122-159.pdf · mata pelajaran Pneumatik dan Hidrolik, yaitu menyajikan pengajaran kepada

Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.134-139) 978-602-60766-2-5

136

METODE PENELITIAN

Metode pelaksanaan yang akan dilakukan berdasarkan solusi dan target luaran pada kelompok tanipenggarap sawah di Desa Gentungang adalah;1. Mempersiapkan peralatan dan bahan pengabdian. Jenis peralatan dan bahan yang akan diadakan

meliputi; mesin pompa air, mesin penyemprot hama, kunci ring/pas, tool box, palu-palu, tracker, obengset, oli mesin. Waktu yang dibutuhkan pada tahapan ini adalah 1 bulan. Jenis-jenis peralatan dan bahanpengabdian dapat dilihat pada gambar 3.1

Gambar 3.1. Jenis-jenis peralatan dan bahan pengabdian.2. Membuat dan menggandakan modul pelatihan berupa Teknik Merawat dan Memperbaiki mesin pompa

air dan mesin penyemprot hama. Waktu yang dibutuhkan pada tahapan ini adalah 2 bulan.3. Memberi pelatihan dan pendampingan kepada 5 orang anggota kelompok tani selama 1 bulan dengan

frekuensi pertemuan sebanyak 2-3 kali.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jenis peralatan yang diadakan untuk kegiatan pengabdian ini adalah mesin pompa air (1 unit), mesinpenyemprot hama (1 buah), dan peralatan perawatan dan perbaikan mesin (1 box). Jenis-jenis peralatanpengabdin ini dapat dilihat pada gambar 5.1.

Gambar 5.1. Jenis-jenis peralatan pengabdian.Pembuatan spanduk pengabdian masyarakat ini bertujuan agar masyarakat umum dapat mengetahui

tentang adanya kegaiatan pengabdian yang dilakukan oleh institusi Politeknik Negeri Ujung Pandang sebagaisalah satu wujud dari tri dharma perguruan tinggi. Bentuk desain dari spanduk pengabdian ini dapat dilihatpada gambar 5.2

Gambar 5.2. Desain spanduk pengabdian.Kegiatan penyuluhan dan pelatihan pengoperasian mesin pompa air dan mesin penyemprot hama pada

kelompok tani penggarap sawah di Lingkungan Bontoa, Desa Gentungang telah dilaksanakan secara intensif

Page 16: IbM PENGAJAR SMK TRI TUNGGAL 45 DAN SMK …snp2m2017.poliupg.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/122-159.pdf · mata pelajaran Pneumatik dan Hidrolik, yaitu menyajikan pengajaran kepada

Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.134-139) 978-602-60766-2-5

137

selama 1 hari, yaitu pada hari Sabtu Tanggal 15 Juli, Tahun 2017. Peserta pelatihan yang hadir sebanyak 8-10 orang.

Jadwal kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan pada kelompok tani “Bontoa”dapat dilihat pada Tabel 5.1 berikut.Tabel 5.1 Jadwal kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

No Waktu Uraian Kegiatan Pelaksana1 09.00 – 09.30 Persiapan pelaksanaan penyuluhan

dan pemasangan spanduk pengabdianTim pengabdian dananggota kelompok tani

2 09.30 – 10.00 Pembukaan dan kata sambutan Tim Pengabdian3 10.00 – 10.30 Penjelasan cara mengoperasikan dan

merawat mesin pompa air.Tim Pengabdian

4 10.30 – 11.00 Penjelasan cara mengoperasikan danmerawat mesin penyemprt hama.

Tim Pengabdian

5 11.00 – 12.00 Diskusi dengan anggota kelompoktani tani tentang masalah padapengoperasian mesin pompa air danmesin penyemprot hama.

Tim Pengabdian dananggota kelompok tani

6 12.00 – 13.00 Istirahat7 13.00 – 13.30 Uji coba pengoperasian mesin pompa

air.Anggota kelompok tani

8 13.30 – 15.00 Uji coba pengoperasian mesinpenyemprot hama.

Anggota kelompok tani

9 15.00 – 15.30 Uji coba pengoperasian mesinpenyemprot hama di persawahan.

Anggota kelompok tani

10 15.30 – 16.00 Penyerahan alat & Penutup Tim Pengabdian danKetua kelompok tani

Pada tahap ini tim pelaksana pengeabdian menjelaskan tentang tujuan dari kegiatan pengabdian padamasyarakat dan peran Politeknik Negeri Ujung Pandang dalam membantu kelompok masyarakat dalammeningkatkan taraf hidup masyarakat kecil terutama yang berada di pedesaan. Dokumentasi pembukaankegiatan penyuluhan dapat dilihat pada gambar 5.3.

Gambar 5.3. Pembukaan penyuluhan pengoperasian dan perawatan mesin.Selanjutnya tim pelaksana pengabdian memberikan petunjuk pengorasian dan perawatan mesin

pompa air dan pompa penyemprot hama. Materi penyuluhan pengoperasian dan perawatan mesin pompa airadalah;1. Prinsip kerja penggerak mesin pompa,2. Prinsip kerja pompa air,3. Komponen-komponen utama pada mesin penggerak dan pompa air,4. Prosedur pengoperasian mesin pompa air, dan5. Prosedur perawatan mesin pompa air.

Materi penyuluhan pengoperasian dan perawatan pompa penyemprot hama adalah;1. Prinsip kerja pompa penyemprot hama,

Page 17: IbM PENGAJAR SMK TRI TUNGGAL 45 DAN SMK …snp2m2017.poliupg.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/122-159.pdf · mata pelajaran Pneumatik dan Hidrolik, yaitu menyajikan pengajaran kepada

Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.134-139) 978-602-60766-2-5

138

2. Komponen-komponen utama pada pompa penyemprot hama,3. Prosedur pengoperasian pompa penyemprot hama, dan4. Prosedur perawatan pompa penyemprot hama.

Dokumentasi kegiatan ini dapat dilihat pada gambar 5.4. pada gambar 5.5 memperlihatkandokumentasi pengoperasian mesin.

Gambar 5.4. Dokumentasi cara mengoperasikan dan merawat mesin.

Gambar 5.5. Dokumentasi pengoperasioan mesin pompa air dan pompa penyemprot hama.

Page 18: IbM PENGAJAR SMK TRI TUNGGAL 45 DAN SMK …snp2m2017.poliupg.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/122-159.pdf · mata pelajaran Pneumatik dan Hidrolik, yaitu menyajikan pengajaran kepada

Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.134-139) 978-602-60766-2-5

139

Berdasarkan target luaran dari kegiatan pengabdian ini adalah tersedianya peralatan pertanian yangdapat meningkatkan hasil panen padi dan tanaman palawija lainnya pada kelompok tani penggarap sawah,maka tim pelaksana pengabdian telah menyerahkan mesin pompa air (1unit), mesin penyemprot hama (1unit), dan alat-alat untuk merawat dan memperbaiki peralatan pertanian kepada kelompok tani penggarapsawah di Lingkungan Bontoa, Desa Gentungang. Diharapkan dengan adanya peralatan ini, produktifitasanggota kelompok tani lebih meningkat yang berdampak pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraankeluarga. Dokumentasi penyerahan peralatan pertanian pada kelompok tani dapat dilihat pada gambar 5.6.

Gambar 5.4. Proses penyerahan alat pada akhir kegiatan pengabdian.Kegiatan pengabdian kepada masyarakat pada kelompok tani “Bontoa” yang berlokasi di

Lingkungan Bontoa, Desa Bajeng Baret telah dilaksanakan pada tanggal 15 Juli 2017. Kegiatan pengabdianini bertujuan meningkatkan produktifitas anggota kelompok tani melalui penerapan mesin pompa air danpompa penyemprot hama.

KESIMPULAN

Kesimpulan dari kegiatan pengabdian masyarakat pada kelompok tani di Lingkungan Bontoa, DesaGentungang Kecamatan Bajeng Barat, Kab. Gowa adalah 1). Anggota kelompok tani telah memilikipengetahuan atau wawasan tentang cara mengoperasikan dan merawat mesin pompa air dan pompapenyemprot hama, 2). Anggota kelompok tani sudah dapat mengoperasikan mesin pompa air dan pompapenyemprot hama, dan 3). Anggota kelompok tni telah memiliki mesin pompa air (1 unit), pompapenyemprot hama (1 unit), dan Peralatan tangan (1 set) yang dapat digunakan untuk meningkatkanproduktifitas dalam mengolah lahan sawah.

DAFTAR PUSTAKA

BPS Kab. Gowa. 2015. Statistik Daerah Kabupaten Gowa. Badan Pusat Statistik Kab. Gowa, Kabupaten Gowa.BPS Kab. Gowa. 2015. Kecamatan Bajeng Barat dalam angka Tahun 2014. Badan Pusat Statistik Kab. Gowa,

Kabupaten Gowa.BPS Kab. Gowa. 2015. Gowa dalam Angka 2014 (ISSN : 02156466)). Penerbit Badan Pusta Statisitik Kabupaten Gowa.Steven. 2016. Merawat Alat Semprot Pertanian / Sprayer. http://www.klikteknik.com. Diakses pada tanggal 5 Pebruari

2017.Honda. 2016. Petunjuk Pengoperasian Mesin Pompa Air type GX120, GX160, GX200.

Page 19: IbM PENGAJAR SMK TRI TUNGGAL 45 DAN SMK …snp2m2017.poliupg.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/122-159.pdf · mata pelajaran Pneumatik dan Hidrolik, yaitu menyajikan pengajaran kepada

Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.140-144) 978-602-60766-2-5

140

PENGOLAHAN PRODUK HASIL PERIKANAN DI KELURAHAN PINCENGPUTE,KABUPATEN WAJO

Sri Indriati1), Fajriyati Masúd2), Abigael Todingbua3)

1),2),3) Dosen Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Ujung Pandang, Makassar

ABSTRACT

Doyok fish is found only in Lake Tempe and the amount is quite abundant, but not many who consume it because it hasa lot of fine bones. This causes many catches of fish that doyok fish as waste. The purpose of this activity was empowerthe community to give economic value to the doyok fish in the form of processed products abon and fish nuggets, whichcan be sold so as to contribute economically to the local community. The specific target to be achieved was theformation of an economically independent community with the activities of entrepreneurial processing of fish productsthat doyok economic value. This activity is carried out in the form of Counseling, Demonstration and Training of doyokfish processing into abon product and fish nugget. The community conducts sensory tests of color, taste, and smell. Thisis a form of community participation in this activity in addition to providing fish doyok as the main ingredient in thisactivity.

Keywords: Pincengpute, doyok fish, abon, fish nugget.

PENDAHULUAN

Kelurahan Pincengpute berada di Kabupaten Wajo dan terletak di pesisir Danau Tempe sehinggamasyarakat umumnya bekerja sebagai nelayan. Produksi ikan di Danau Tempe pada tahun 2016 yangsempat tercatat sekitar 19.361 ton, dan hanya sekitar 5.000 ton yang dapat dimanfaatkam untuk memberikankontribusi ekonomi kepada masyarakat dan pemerintah daerah. Kecilnya jumlah produksi ikan yang dapatdimanfaatkan tersebut umumnya dipengaruhi oleh perubahan iklim yang terjadi yang menyebabkan ikantidak mampu bertahan hidup untuk mencapai usia dewasa, hal tersebut menyebabkan ikan yang ditangkap didanau berukuran kecil-kecil sehingga sebagian besar tidak laku dipasaran untuk dijual segar. Dapatdibayangkan besarnya jumlah ikan yang hanya menjadi limbah dan tidak dapat dimanfaatkan, hal tersebutlebih diperparah dengan cara masyarakat menangkap ikan yang umumnya menggunakan alat tradisional,sehingga ikan yang kecil-kecil pun ikut tertangkat (tidak selektif). Hal ini menjadi masalah utama bagimasyarakat setempat sebab ikan yang berukuran kecil-kecil sebagian besar membusuk dan terbuang karenatidak laku terjual.

Permasalah mitra semakin diperparah akibat keberadaan ikan Doyok merupakan jenis ikan yang munculsejak kemarau panjang melanda wilayah Danau Tempe tahun 2013-2014 dan telah menjadi masalahtersendiri bagi nelayan, sebab jumlah tangkapan ikan ini terus bertambah namun tidak disenangi masyarakatakibat keberadan tulang-tulang halus pada dagingnya. Hal tersebut menyebabkan banyak tangkapan ikandoyok yang hanya dibuang. Tujuan kegiatan ini adalah memberdayakan masyarakat agar dapat memberikannilai ekonomi pada ikan doyok dalam bentuk produk olahan abon dan nugget ikan, yang dapat dijualsehingga dapat memberikan kontribusi ekonomi pada masyarakat setempat. Target khusus yang ingin dicapaiadalah terbentuknya masyarakat yang mandiri secara ekonomi dengan adanya kegiatan wirausahapengolahan produk ikan doyok yang bernilai ekonomi. Harapan ke depan adalah terbentuknya UKM diKelurahan Pincengpute yang dapat lebih meningkatkan perekonomian masyarakat. Luaran dari kegiatan iniadanya artikel tentang pengolahan ikan doyok menjadi produk abon dan nugget ikan yang terpublikasinasional sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Selain itu juga dapat menjadi bahan/materiuntuk penyusunan Bahan Ajar yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa.

Berdasarkan masalah yang ada, maka bersama pemerintah Kelurahan Pincengpute telah disepakatiuntuk melakukan kegiatan yang dapat membekali masyarakat dengan pemahaman dan keterampilan tentangteknologi tepat guna pembuatan abon dan nugget ikan, luarannya berupa produk abon dan nugget ikan yangbernilai jual.

1 Korespondensi penulis: Sri Indriati, 081354931817, [email protected]

Page 20: IbM PENGAJAR SMK TRI TUNGGAL 45 DAN SMK …snp2m2017.poliupg.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/122-159.pdf · mata pelajaran Pneumatik dan Hidrolik, yaitu menyajikan pengajaran kepada

Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.140-144) 978-602-60766-2-5

141

2. METODE PELAKSANAAN PENGABDIAN

Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk Penyuluhan, Demonstrasi, dan Pelatihan pengolahan ikandoyok menjadi produk abon dan nugget ikan. Masyarakat melakukan uji sensori terhadap warna, rasa danaroma. Hal tersebut merupakan bentuk partisipasi masyarakat pada kegiatan ini (disamping menyediakanikan doyok sebagai bahan utama pada kegiatan ini).1. Penyuluhan

Tema penyuluhan terdiri atas:a. Potensi ikan doyok dan ikan yang berukuran kecil, serta metode pengolahan ikan air tawar yang tepatb. Jenis-jenis olahan ikan doyok dan ikan berukuran kecil yang dapat bernilai ekonomi

Pemberian penyuluhan dengan metode ceramah, dilengkapi dengan alat peraga berupa gambar, danposter tentang materi penyuluhan. Diskusi yang melibatkan masyarakat, pejabat dinas terkait, dananggota PKK tentang materi penyuluhan2. Demonstrasi

Demonstrasi yang dilakukan terdiri atas pemberian contoh pembuatan abon ikan dan nugget ikanberbahan baku ikan doyok dan ikan yang berukuran kecil3. Pelatihan

Pelatihan yang dilakukan terdiri atas pelatihan pembuatan abon, kerupuk, dan nugget ikan doyokserta ikan yang berukuran kecil.

Adapun bentuk partisipasi mitra dalam realisasi program-program yang telah disepakati bersamaantara lain adalah:a. Partisipasi aktif selama kegiatan berlangsung, masyarakat terlibat langsung dalam semua kegiatan,

serta aktif dalam diskusi pada saat kegiatan penyuluhanb. Melakukan uji sensorik/organoleptik terhadap produk abon ikan dan nugget ikan yang dihasilkan

Kegiatan pendampingan selama 3 (tiga) bulan merupakan bentuk evaluasi pelaksanaan program. Timpelaksana melakukan pemantauan dan pendampingan keberlanjutan program, tingkat keberhasilan programdapat dinilai minimal di tingkat masing-masing rumah tangga mitra telah mengaplikasikan pengetahuanyang diperoleh dari hasil kegiatan ini, hal tersebut juga dapat dinilai dari berkurangnya jumlah ikan doyokdan ikan kecil-kecil hasil tangkapan yang terbuang.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Realisassi pelaksanaan program dilakukan dengan uraian sebagai berikut :

1. Penyuluhan

Bahan-bahan untuk penyuluhan adalah materi-materi yang terkait dengan tema penyuluhan,dikumpulkan dari berbagai pustaka dan hasil-hasil penelitian. Materi-materi tersebut disusun dalam bentukpower point sehingga diharapkan dapat lebih dimengerti oleh peserta. Tema penyuluhan yaitu “Potensi ikandoyok dan metode pengolahan ikan yang tepat”. Tahap persiapan terdiri atas penyiapan bahan dan alatpenyuluhan. Alat-alat yang disiapkan untuk penyuluhan adalah materi yang dibagikan kepada semua pesertadan spanduk kegiatan. Pelaksanaan penyuluhan terdiri atas pemberian penyuluhan dengan metode ceramah,dilengkapi dengan alat peraga berupa bahan tentang materi penyuluhan. Pada kegiatan ini peserta sangatantusias mengikuti penyuluhan, selanjutnya diskusi yang melibatkan masyarakat.

2. Demosntrasi dan pelatihan

Pada kegiatan demosntrasi dan pelatihan terlebih dahulu dilakukan persiapan alat dan bahan untukdemonstrasi yang dilakukan sejak bulan Mei 2017 dengan membeli alat-alat dan bahan-bahan yangdibutuhkan. Alat-alat yang dibutuhkan utamanya adalah alat-alat pengolahan abon dan nugget. Demonstrasiyang dilakukan terdiri atas pemberian contoh pembuatan abon dan nugget ikan doyok. Selanjutnya pesertamelakukan uji sensorik/organoleptik terhadap produk. Penyerahan peralatan pengolahan ikan kepada mitradilakukan setelah kegiatan pelatihan berlangsung. Peralatan tersebut antara lain adalah 2 (dua) buah komporgas yang masing-masing dilengkapi dengan tabung gas 3 kg, selang dan regulator, baskom dan panci.

Page 21: IbM PENGAJAR SMK TRI TUNGGAL 45 DAN SMK …snp2m2017.poliupg.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/122-159.pdf · mata pelajaran Pneumatik dan Hidrolik, yaitu menyajikan pengajaran kepada

Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.140-144) 978-602-60766-2-5

142

Gambar 1. Ikan doyok

Kegiatan tersebut dinilai cukup berhasil ditinjau dari antusias peserta dalam mengikuti setiapkegiatan, partisipasi aktif peserta selama kegiatan, serta harapan besar peserta untuk membuat usahapengolahan ikan yang dilaksanakan secara berkelompok. Uji organoleptik secara umum peserta sangatmenyukai produk yang dihasilkan, terutama produk nugget ikan, mengingat selama ini masyarakat hanyamengenal dan mengkonsumsi nugget curah yang dibeli di pasar.

Page 22: IbM PENGAJAR SMK TRI TUNGGAL 45 DAN SMK …snp2m2017.poliupg.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/122-159.pdf · mata pelajaran Pneumatik dan Hidrolik, yaitu menyajikan pengajaran kepada

Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.140-144) 978-602-60766-2-5

143

Gambar 2. Dokumentasi kegiatan penyuluhan, demonstrasi dan pelatihan

Peralatan pengolahan abon dan nugget ikan yang disumbangkan pada kelurahan Pincengputemerupakan modal awal yang digunakan masyarakat untuk mempelajari lebih lanjut pengolahan ikankhususnya menjadi produk nugget yang terbilang “hal baru” atau pengetahuan baru bagi mereka. Peralatan-peralatan tersebut disimpan di kantor kelurahan dan digunakan secara bergantian oleh masyarakat di setiapRW dan RT sehingga pengetahuan tentang mengolah ikan menjadi produk nugget dapat tersebar ke seluruhwilayah Kelurahan Pincengpute.

Saat ini, masyarakat sangat merasakan manfaat dari hasil kegiatan ini. Ikan doyok dan ikan-ikanyang kecil sudah dapat diselamatkan dengan mengolahnya menjadi produk nugget ikan yang ternyata sangatdisukai oleh anak-anak. Pengolahan ikan menjadi produk nugget membuat anak-anak dapat mengkonsumsiikan tanpa mereka tahu bahwa mereka telah mengkonsumsi ikan dalam bentuk/kenampakan yang berbeda.Pencampuran sayur-sayuran wortel dan buncis pada adonan nugget ikan juga menambah nilai gizi padanugget ikan, sehingga anak-anak yang tidak senang mengkonsumsi sayuran akhirnya dapatmengkonsumsinya dalam bentuk lain. Pencampuran sayur-sayuran pada adonan nugget tersebut juga dapatmenambah kuantitas produk nugget yang diperoleh, sehingga dapat menambah keuntungan jika produktersebut dijual.

Pada saat lebaran dan acara-acara syukuran bahkan pada acara penikahan, masyarakat tidak lagimembeli daging sapi yang cukup mahal sebagai lauk pauk, atau membeli telur yang biasanya merupakanmenu sajian mereka pada acara-acara tersebut, masyarakat memanfaatkan ikan doyok dan ikan-ikan kecilyang diolah menjadi produk nugget sebagai menu sajian mereka. Dengan kata lain, kegiatan ini sangatdirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

4. KESIMPULAN

Kegiatan Ipteks bagi Masyarakat yang dilaksanakan oleh dosen sangat membantu masyarakat untukmengenal teknologi. Pada kegiatan ini, teknologi pengolahan pangan khususnya pengolahan ikan doyokmenjadi produk abon dan nugget ikan dinilai cukup berhasil ditinjau dari antusias peserta dalam mengikutisetiap kegiatan, partisipasi aktif peserta selama kegiatan, serta harapan besar peserta untuk membuat usahapengolahan ikan yang dilaksanakan secara berkelompok. Pada uji organoleptik secara umum peserta sangatmenyukai produk yang dihasilkan.

5. SARAN

Departemen Pertanian sebaiknya membentuk tim penyuluh teknologi pengolahan pangan di setiapdesa atau minimal di kecamatan, agar masyarakat bisa memperoleh pembinaan yang berkesinambungan.Sumber daya/bahan baku tersedia melimpah di daerah, namun masyarakat tidak mengenal teknologi untukmengolah bahan baku tersebut menjadi produk yang dapat langsung dikonsumsi, bernilai jual dan menambahpendapatan masyarakat.

6. UCAPAN TERIMA KASIH

Page 23: IbM PENGAJAR SMK TRI TUNGGAL 45 DAN SMK …snp2m2017.poliupg.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/122-159.pdf · mata pelajaran Pneumatik dan Hidrolik, yaitu menyajikan pengajaran kepada

Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.140-144) 978-602-60766-2-5

144

Ucapan terima kasih kepada pemerintah dan masyarakat Kelurahan Pinceng Pute atas partisipasiaktifnya selama kegiatan berlangsung.

REFERENSI

Eko Nurcahaya Dewi, Ratna Ibrahim, dan Nuzulia Yusniva, 2011. Daya simpan abon ikan nila merah yangdiproses dengan metode penggorengan berbeda. Jurnal Saintek Perikanan Vol. 6, no. 1:6-12.

Istanti, I. 2005. Pengaruh Lama Penyimpanan terhadap Karakteristik Kerupuk Ikan Sapu-sapu(Hyposarcus pardalis). Skripsi. Program Studi Teknologi Hasil Perikanan dan Ilmu Kelautan, InstitutPertanian Bogor.

Kabupaten Wajo dalam Angka, 2016. Badan Pusat Statistik Kabupaten Wajo kerjasama dengan BadanPerencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Wajo.

Restu, 2016. Pengolahan Abon Ikan Karandang (Channa pleurophthalmus) dengan penambahanKelapa Parut. Jurnal Ilmu Hewani Tropika Vol 5. No.1.

Sakinah haryati dan Aris Munandar, 2012. Penerapan konsep zero waste pada pengolahan abon ikanbandeng. Jurnal Perikanan dan Kelautan, Vol. II No. 2: 127-130.

Siti Tsaniyatul Miratis Sulthoniyah, Titik Dwi Sulistiyati, dan Eddy Suprayitno, 2013. Pengaruh suhupengukusan terhadap kandungan gizi dan organoleptik abon ikan gabus. THPi Student Journal, Vol. INo. 1, pp 34-45.

Sulthoniyah, S.T.M, Titik Dwi Sulistiyati, dan Eddy Suprayitno, 2013. Pengaruh Suhu Pengukusan terhadapKandungan Gizi dan Organoleptik Abon Ikan Gabus. THPi Student Journal, Vol. I, No. 1 pp 33-45

Zulmanwardi dan Fajriyati, 2011. Optimasi Proses Pembuatan Surimi Ikan dari Ikan Kurisi. LaporanHasil Penelitian. Politeknik Negeri Ujung Pandang.

Page 24: IbM PENGAJAR SMK TRI TUNGGAL 45 DAN SMK …snp2m2017.poliupg.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/122-159.pdf · mata pelajaran Pneumatik dan Hidrolik, yaitu menyajikan pengajaran kepada

Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.145-150) 978-602-60766-2-5

145

IBM PEMBUATAN SUMUR BOR DUSUN TALA TALA DI DESA BINAAN

Nursamiah1), Abdul Fattah2) , Ismail2)

1),2),3) Dosen Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Ujung Pandang, Makassar

ABSTRACT

One of the best source of clean water used by humans is groundwater. In the Tala-tala village some of the inhabitantshave not been able to get clean water easily. To meet their daily water needs they usually take it directly from the nearestwater source. Groundwater is one of the alternatives to get a clean water supply, but it costs a lot to drill wells so that peopledo not drill wells. To solve community problems is to use groundwater as a source of water. The target and outcome in Ibm'simplementation is (a). Preparation of drilling wells as one of the alternative water supply. (b) Knowing the role of the wellsin improving efficiency in meeting the needs of clean water for the community in Dusun Tala-Tala. (c) Knowing theproportion of the fulfillment of the needs of clean water with the use of groundwater through the well by the community inDusun Tala-Tala. The result of the devotion activity is a borehole built at the Puskesmas Pembantu (Pustu) complete with itsdistribution pipeline network.

Keywords: groundwater, drilling wells

1. PENDAHULUANDesa Nisombalia terdiri dari empat dusun dengan luas desa 2.092,50 Ha. Jarak dari Ibukota Kabupaten

21 km dan jarak dari Ibukota Kecamatan 4 km.Batas Wilayah Desa Nisombalia :Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa BorimasungguSebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Pa’bentenganSebelah Utara : Berbatasan dengan Desa A’bulosibatangSebelah Timur : Berbatsan dengan Selat MakassarDesa Nisombalia adalah daerah dataran tinggi dengan skala 1:22,500. Kondisi alam Desa Nisombalia

adalah lahan pertanian dan tambak dengan sebagian besar tadah hujan. Jalan menuju desa ini telah dibeton,dengan jarak kurang lebih 4 km dari Ibukota Kabupaten untuk mencapainya.

Warga Desa Nisombalia sebagian besar hidup bekerja di sektor bahari, bertani, tambak, nelayan,usaha ternak sapi, itik dan ayam. Semua diusahakan secara tradisional di daerah topografi yang datar dan lautyang menyimpan kekayaan bahari yang banyak. Hanya sedikit diantaranya yang bekerja di kantorpemerintah. Latar belakang pendidikan masyarakatnya juga masih sangat rendah. Hanya sekitar 3%diantaranya yang bergelar sarjana, sebagian besar hanya mengenyam pendidikan sampai sekolah.

Desa Nisombalia termasuk dalam kecamatan Marusu yang terbagi dalam 4 Dusun yaitu: DusunMambue, Dusun Tala-Tala, Dusun KuriLompo, dan Dusun Kuri Caddi. Desa Nisombalia mempunyaijumlah penduduk 3.733 jiwa dan 961 KK, dengan asumsi jumlah penduduk laki-laki 1.902 jiwa danperempuan sebanyak 1.831 jiwa yang tersebar di 4 (empat) dusun.

Pada tahun 2017, Politeknik Negeri Ujung Pandang menjadikan Desa Nisombalia sebagai DesaBinaan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan atau masalah-masalah yang dihadapi oleh mitra. Programdan Kegiatan Indikatif berdasarkan penjaringan masalah yang dilakukan pada setiap dusun, terdapatberbagai masalah, meliputi bidang pekerjaan umum, bidang ekonomi dan bidang sosial budaya.

Air bersih merupakan kebutuhan esensial bagi setiap mahluk hidup. Hal ini dikarenakan airberperan dalam metabolisme setiap mahluk hidup seperti manusia, hewan dan tumbuhan. Selain itu, airbersih juga digunakan untuk kebutuhan rumah tangga seperti, memasak, mencuci, dsb. Akan tetapi, jumlahair bersih yang ada saat ini semakin menipis. Hal tersebut menyebabkan terjadinya krisis air bersih.

Krisis air bersih di Indonesia menjadi ironi karena sebagai negara yang kaya akan sumber airIndonesia harusnya Indonesia memiliki sumber air yang melimpah. Namun kenyatannya setiap tahunnya,masyarakat Indonesia mengahadapi krisis air. Pencemaran lingkungan dan berkurangnya daerah resapanair menjadi penyebab masalah krisis air bersih. Padahal tiap tahunnya kebutuhan air bersih meningkatsesuai dengan laju pertumbuhan penduduk. Tidak hanya di musim kemarau, pada musim hujan, krisis air

1 Korespondensi: [email protected]

Page 25: IbM PENGAJAR SMK TRI TUNGGAL 45 DAN SMK …snp2m2017.poliupg.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/122-159.pdf · mata pelajaran Pneumatik dan Hidrolik, yaitu menyajikan pengajaran kepada

Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.145-150) 978-602-60766-2-5

146

bersih tetap menjadi masalah yang meghantui mereka. Pada saat musim hujan, genangan air yangmelimpah menyebabkan sumber air menjadi terkontaminasi dan tidak dapat dikonsumsi.

Salah satu sumber air bersih yang paling banyak dimanfaatkan oleh manusia adalah airtanah.Seperti yang telah kita ketahui airtanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan dibawah permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber daya air bersih selain air sungai dan airhujan yang jumlahnya mencapai 30% dari total air tawar yang ada di bumi sehingga pemanfaatan airtanahmerupakan salah satu cara yang paling efisien untuk memperoleh kebutuhan air bersih. Dibeberapadaerah, ketergantungan pasokan air bersih dan airtanah telah mencapai ± 70%. Melihat dari data tersebutbisa dikatakan bahwa airtanah merupakan satu-satunya sumber air bersih yang mungkin untukdimanfaatkan oleh masyarakat umum.

Di dusun Tala-tala sebagian penduduk belum semuanya dapat mendapatkan air bersih secaramudah. Untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari biasanya mereka mengambil langsung dari sumber airterdekat. Air tanah merupakan salah satu alternatif untuk mendapatkan suplai air bersih, namun biayayang besar untuk membuat sumur bor sehingga masyarakat tidak membuat sumur bor.

2. METODE PENELITIAN / PELAKSANAAN PENGABDIANAdapun metode pelaksanaan kegiatan untuk mendukung realisasi program kegiatan pengabdian ini

adalah sebagai berikut :1. Berkoordinasi dengan kepala desa dan masyarakat setempat. Setelah dilakukan koordinasi dengan kepala

desa dan masyakat setempat, maka puskesmas pembantu (Pustu) merupakan lokasi yang akan dibuatkansumur bor.

2. Menentukan titik lokasi pembuatan sumur bor. Penentuan lokasi ini berdasarkan penelitan dan penerapansumur bor yang telah ada sebelumnya yang berada di daerah sekitar lokasi. Perkiraan kedalamanmeninjau kondisi geologi lokasi. Di Lokasi pada kedalaman 30 meter ditemukan pasir dan cadas yangkeras, biasanya pada kondisi tersebut, sumber air yang melimpah dan memenuhi syarat air baku.

3. Semakin dalam sumur bor, berarti kita akan mengabaikan sumber air yang di atasnya (kalau belummenemukan pasir/cadas). Tetapi secara teknis, semakin dalam maka akan semakin bagus karenakemungkinan tercampur dengan air resapan semakin berkurang dan tentu hal tersebut akan mengurangiresiko pencemaran air.Salah satu cara untuk meminimalisir pencemaran air karena resapan ini, tadi sudahdisebutkan di atas, bisa dengan memasang casing dari permukaan sampai ke kedalaman.

4. Merencanakan sumur bor.5. Kedalaman minimum drawdown (penurunan muka air tanah) harus konsisten dengan kapasitas

aquifer.6. Kualitas air tanah yang bagus dengan mengadakan perlindungan yang tepat terhadap pencemaran- Air tetap berada pada lapisan pasir/lapisan aquifer- Usia guna sumur berkisar kurang lebih 25 tahun- Layak secara ekonomis baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang

7. Menyiapkan bahan dan peralatan untuk pembuatan sumur bor.- Besi berbentuk pipa berdiameter minimal 3 inch, panjang disesuaikan dengan dalam sumur yang ingin

digali.

- Besi pipa silang empat, yang nantinya digunakan sebagai tangan bor untuk memutar/kunci monyet

Page 26: IbM PENGAJAR SMK TRI TUNGGAL 45 DAN SMK …snp2m2017.poliupg.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/122-159.pdf · mata pelajaran Pneumatik dan Hidrolik, yaitu menyajikan pengajaran kepada

Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.145-150) 978-602-60766-2-5

147

- Cangkul

- Mesin penyedot air

- Pipa berdiameter 5 inch, 3 inch, 1 inch, dan ½ inch.

- Cari tempat yang akan dijadikan sumur, lalu cangkul permukaannya sampai sekira 60cm. Lalu isi air agarmemudahkan pemasangan pipa bor

Page 27: IbM PENGAJAR SMK TRI TUNGGAL 45 DAN SMK …snp2m2017.poliupg.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/122-159.pdf · mata pelajaran Pneumatik dan Hidrolik, yaitu menyajikan pengajaran kepada

Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.145-150) 978-602-60766-2-5

148

- Pasang mesin penyedot air; satu lubangnya dipasang selang untuk menyedot, satu lubanynya lagidipasang ke pipa besi/pipa bor untuk mengairi tanah supaya lebih gampang dibor

- Benamkan pipa bor ke dalam tanah

- Capit batang pipa bor dengan kunci monyet, lalu putar satu arah

- Setelah merasa cukup dalam dan sesuai dengan kedalaman yang diinginkan, selanjutnya pasang pipasecara berurutan dari yang paling besar sampai yang terkecil; gunanya untuk menopang tanah agar tidakambruk

- Hubungkan pipa dari dalam sumur bor ke pompa air

Page 28: IbM PENGAJAR SMK TRI TUNGGAL 45 DAN SMK …snp2m2017.poliupg.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/122-159.pdf · mata pelajaran Pneumatik dan Hidrolik, yaitu menyajikan pengajaran kepada

Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.145-150) 978-602-60766-2-5

149

- Air sumur bor sudah bisa dialirkan melalui kran

8. Melakukan pembangunan sumur bor di lokasi pengabdian.9. Evaluasi kinerja dari sumur bor.

3. HASIL DAN PEMBAHASANUntuk mengatasi masalah masyarakat di dusun Tala-tala adalah memanfaatkan air tanah sebagai

sumber air. Banyak cara yang bisa digunakan untuk memperoleh airtanah, salah satunya adalah denganmembuat sumur baik itu sumur gali maupun sumur bor. Sumur bor sendiri memiliki keunggulandibandingkan dengan sumur biasa, antara lain adalah kedalaman yang dicapai lebih maksimal serta kualitasairnya lebih baik sehingga membuat sumur bor menjadi pilihan yang paling efisien untuk memanfaatkan airtanah secara optimal.

Gambar 1. Hasil Ipteks Yang Diterapkan

Page 29: IbM PENGAJAR SMK TRI TUNGGAL 45 DAN SMK …snp2m2017.poliupg.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/122-159.pdf · mata pelajaran Pneumatik dan Hidrolik, yaitu menyajikan pengajaran kepada

Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.145-150) 978-602-60766-2-5

150

Gambar 2. Hasil Ipteks Yang Diterapkan

4. KESIMPULAN

Dengan terlaksananya IBM pembuatan sumur bor ini, pustu dapat memperoleh air bersih untuk pemenuhankebutuhannya. Sumur bor sebagai alternatif sumber air dalam pemenuhan kebutuhan air bersih di pustu desaNisombalia. Air yang berasal dari sumur bor ini telah mencukupi dan memenuhi syarat bagi sebuah pustu didesa Nisombalia.

5. DAFTAR PUSTAKA

Gilang Cempaka. 2014, Konstruksi Sumur bor air tanah dalam sumur “x” Desa Nyemek Kecamatan Brigin KabupatenSemarang. Jurnal Ilmiah MTG, Yogyakarta

Samsuhadi Samoen. 2016, Air Bersih dan Permasalahannya. Jurnal Inspirasi Insinyur, Jakarta

Page 30: IbM PENGAJAR SMK TRI TUNGGAL 45 DAN SMK …snp2m2017.poliupg.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/122-159.pdf · mata pelajaran Pneumatik dan Hidrolik, yaitu menyajikan pengajaran kepada

Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.151-155) 978-602-60766-2-5

151

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PRODUKSI KOPI HERBAL DENGAN ALIHTEKNOLGI MEKANIS

Sri Suwasti1*, Muhammad Yusuf Yunus2, Fatmawati3

1Jurusan Teknik Mesin Program Studi Konversi Energi, Politeknik Negeri Ujung Pandang,2Jurusan Teknik Mesin Program Studi Konversi Energi, Politeknik Negeri Ujung Pandang

3Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Ujung Pandang

ABSTRAK

Peningkatan produksi kopi herbal ditentukan oleh proses pengolahan kopi dan tanaman herbal. Proses dimulai denganpencampuran, pengayakan dan pengepakan kopi herbal. Ke tiga proses tersebut masih dilakukan secara manual,sehingga produksi kopi herbal sangat lambat dan mempengaruhi pemasaran kopi herbal. Sistem Proses pengelolaanusaha belum standar, tidak dilakukan berdasarkan prinsip manajemen. Metode yang dilakukan dalam program ini adalahmenguraikan prosedur dan rencana kerja disertai dengan pelatihan dan penyuluhan. Hasilnya adalah diperoleh alatpencampur kopi kapasitas 10 kg, alat pengayak kopi herbal otomatis dan model penanganan produksi dan pemasarankopi herbal serta model pembukuan UKM yang standard melalui proses pelatihan dan penyuluhan.

Kata Kunci : kopi herbal, pencampur, pengayak

I. PENDAHULUANPengolahan biji kopi beragam bentuknya , diantaranya yaitu pengolahan biji kopi herbal. Cara

pengolahan biji kopi dengan bahan tanaman herbal adalah dengan proses pengahalusan masing-masing bahanlalu dicampurkan. Campuran kopi dan tanaman herbal ini mempunya tujuan untuk meningkatkan kesehatan.Jenis tanaman herbal yang dicampurkan ke dalam kopi adalah jahe, temulawak, kunyit dan kencur. Untukmendapatkan produksi biji kopi jenis ini diperlukan langkah pencampuran biji kopi dengan tanaman-tanamanherbal yang telah distrilkan. Hasil produksi ini sangat sedikit karena dilakukan oleh tenaga manusia denganjangka waktu yang lama dan alat yang digunakan masih sangat sederhana yang dilakukan di rumah.

Proses pencampuran (mix) kopi herbal yang telah digiling dengan tanaman herbal sangat lambatsehingga kapasitas bubuk kopi yang dihasilkan sangat rendah. Hal ini disebabkan proses pencampuean (mix)masih dilakukan oleh tenaga manusia secara sederhana dan manual. Akibatnya, membutuhkan waktu yanglama dan tenaga untuk mempercepat proses produksi. Untuk Proses pengayakan (penapisan) dilakukan secaramanual, sehingga komposisi keseimbangan antara kopi dan tenaman herbal kadang tidak baik. Akibatnyakualitas kopi herbal untuk waktu produksi yang tidak sama bisa terjadi perbedaan, sehingga pihak usaha kopiherbal (Mitra) mengalami kerugian. Sementara proses pengelolaan usaha belum standar, belum dilakukanberdasarkan prinsip manajemen. Belum ada struktur organisasi dan belum ada pembagian tugas yang jelasdiantara anggota.

Dari latar belakang tersebut maka diperlukan alat pencampur kopi herbal dan pengayak kopi herbaldengan tujuan untuk mendapatkan hasil kopi herbal yang homogen dan produksi kopi herbal sampai padapengepakan lebih cepat dan efesien. Untuk pengembangan usaha diperlukan system manajemen pembukuandan pemasaran yang standar dan memiliki model yang seragam agar penghasilan dari usaha tersebut dapatdisusun lebih professional. Pencampuran adalah suatu proses pencampuran bahan sehingga dapat bergabungmenjadi suatu homogeny yang bersifat seragam dan memiliki pentebaran yang sempurna. Campuranhomogeny adalah suatu campuran yang terdiri dari 2 bahan atau lebih dalam fase yang sama. Prinsippencampuran didasarkan pada penignkatan pengacakan dan distribusi dua atau lebih komponen yangmempunyai sifat yang berbeda.pencampuran dapat dikarakterisasi dari waktu yang dibutuhkan, keadaanproduk atau bahkan jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk melakukan pencampuran (Hazirur, 2010).

II. BAHAN DAN METODETim peniliti dari jurusan Teknik Mesin melaksanakan pembuatan kopi herbal dan

mengimplementasikan mesin untuk mengaduk dan mengayak campuran kopi herbal dimulai bulan april – juli2017. . Langkah-langkah penyelesaian penelitian adalah sebagai berikut :

1 Korespondensi: [email protected]

Page 31: IbM PENGAJAR SMK TRI TUNGGAL 45 DAN SMK …snp2m2017.poliupg.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/122-159.pdf · mata pelajaran Pneumatik dan Hidrolik, yaitu menyajikan pengajaran kepada

Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.151-155) 978-602-60766-2-5

152

a. Tim peneliti merancang dan membuat mesin pencampur dan mesin pengayak kopi herbal. Untuk alatpencampur kopi herbal, bahan tabung yang dipakai adalah stainless steel dengan tebal 2mm dan ukuran1000 mm x 1000 mm., poros, bantalan, puli, sabuk, motor listrik dan rangka dudukan. Tabung stainlesssteel ditambahkan pisau pengaduk yang merupakan alat utama yang fungsinya sebagai pencampur darialat kpi dan herbal. Untuk mesin pengayak kopi herbal terdiri dari alat pengayak yang bergerak bolakbalik secara horizontal sesuai dengan lintasan pengayak dengan pergerakan poros engkol penghubungdimana pergerakan tersebut dilakukan. Poros engkol tersebut akan berputar searah sehingga alat pengayakdapat bergerak bolak-balik pada lintasannya. Secara langsung motor tersebut diputar oleh putaran motorlistik DC yang disuplay dari tegangan AC yang dihubungkan. Tegangan sebelum motor adalah teganganlistrik AC 220 Volt yang terlebih dahulu tegangannya diturunkan dan dikonversi menjadi tegangan DCmenggunakan konverter. Sebelum masuk ke motor, daya listrik tersebut masuk ke alat kontrol yangdisebut mikrokontroler, dimana fungsi dari mikrokontroler tersebut sebagai pengatur variasi kecepatanmotor secara otomatis.

b. Tim peneliti melaksanakan pelatihan penggunaan alat pencampur dan alat pengayak kopi herbalc. Penyuluhan tentang manajemen pembukuan dan pemasaran yang sesuai dengan kebutuhanUraian

prosedur dan Rencana Kerja dalam kegiatan IbM.d. Tim peneliti melakukan pendampingan pengoprasian alat pencampur dan pengayak kopi herbal.e. Tim peneliti melakukan evaluasi alat yang sudah diujikan.

Gambaran Teknologi yang diterapkan pada kopi Herbal ditunjukkan pada gambar 1 sebagai berikut :

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Hasil Rancangan Alat Pencampur Kopi Herbal

Gambar 2. Hasil Rancang bangun alat pencampur Kopi herbal dengan kapasitas maks 10 kgPada proses pengujian diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 1 Hasil pengamatan pengaruh putaran terhadap pembebanan

Silinder Pencampur

Saluran keluaran

Penutup Saluran Keluaran

Puli

Poros Pengaduk

Bantalan

Motor penggerak

Page 32: IbM PENGAJAR SMK TRI TUNGGAL 45 DAN SMK …snp2m2017.poliupg.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/122-159.pdf · mata pelajaran Pneumatik dan Hidrolik, yaitu menyajikan pengajaran kepada

Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.151-155) 978-602-60766-2-5

153

No V(volt) I (amp) Nm(rpm) P (watt) Tm(Nm) W (kg) Np (rpm) cosθ1 99 0.4 278 31.7 1.1 2.0 104.25 0.82 105 0.41 278 34.4 1.2 2.5 104.25 0.83 110 0.43 278 37.8 1.3 3.0 104.25 0.84 112 0.46 278 41.2 1.4 3.5 104.25 0.85 120 0.50 278 48.0 1.6 4.0 104.25 0.86 124 0.52 278 51.6 1.8 4.5 104.25 0.87 136 0.58 278 63.1 2.2 5.0 104.25 0.88 138 0.62 278 68.4 2.4 5.5 104.25 0.89 158 0.68 278 86.0 3.0 6.0 104.25 0.8

10 168 0.70 278 94.1 3.2 7.0 104.25 0.811 201 0.86 350 138.3 3.8 8.0 104.25 0.812 204 0.90 350 146.9 4.0 9.0 104.25 0.813 209 0.94 278 157.2 4.2 10 104.25 0.8

Gambar 2. Grafik gabungan antara tegangan V (volt), putaran n (rpm) terhadap Beban W (kg)

Gambar 3.Grafik hubungan antara I (Ampere) terhadap W (kg)

Hubungan antara n (r.p.m), V (Volt),) terhadap W (kg). Dimana terlihat trendline pada grafik mengalamipeningkatan ditiap variasi beban,untuk hubungan terhadap putaran terlihat data ke-1 sampai data ke-9 tetapkonstan pada 278 r.p.m, hal ini dikarenakan motor masih mampu melakukan putaran pencampuran yangbaik, namun pada data ke-9 sampai data ke-14 terlihat bahwa putaran mengalami peningkatan, hal ini terjadikarena penambahan tegangan pada motor untuk meningkatkan kecepatan agar putaran motor dapatmengimbangi beban yang terus bertambah. Jika menggunakan alat pencampur otomatis maka kualitascampuran dapat meningkat dan jumlah campuran lebih banyak. Dalam proses pencampuran kopi dantanaman herbal, dibutuhkan waktu sekitar 1-5 menit dengan putaran berkisar 278 r.p.m.

0100200300400500600

0 2 4 6 8 10 12Puta

ra (r

.p.m

) & T

egan

gan

(vol

t)

Beban (kg)

Tegangan,V (Volt)

Putaran(rpm)

0

0.5

1

1.5

0 2 4 6 8 10 12

Arus

(Am

pere

)

Beban(kg)

Page 33: IbM PENGAJAR SMK TRI TUNGGAL 45 DAN SMK …snp2m2017.poliupg.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/122-159.pdf · mata pelajaran Pneumatik dan Hidrolik, yaitu menyajikan pengajaran kepada

Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.151-155) 978-602-60766-2-5

154

b. Hasil Rancangan Alat Pengayak kopi Herbal

1. Ayakan

2. Rangka Pengarah3. Rangka dudukan pengayak4. Poros Penggerak5. Motor DC dan Kipas Pendingin6. Alat kontrol (power suplaay dan

Mikrokontroller)7. Rangka Utama

Gambar 4. Hasil rancangan alat pengayak kopi Herbal

Pada proses pengujian diperoleh data sebagai berikut :Tabel 2. Data hasil percobaan dengan Massa bahan baku jahe (mb) = 85 gram

No Waktu (t) mh (kg) N (rpm) V (v) I (A) Keterangan1 1 menit 2,0 66 12 3,1 Low2 3 menit 20,7 90 14 3,6 High3 5 menit 40,9 92 14 3,4 High4 7 menit 54,0 90 14 3,4 High5 9 menit 62,1 92 14 3,3 High6 10 menit 64,2 94 14 3,2 High

Tabel 3.Data hasil analisa dengan Massa bahan baku jahe (mb) = 85 gramNo Waktu (t) mh (gr) N (rpm) V (v) I (A) Pout (W) Pin (W) ηd (%) ηp (%)

1 1 menit 2 66 12 3.1 11.53 32.7 35.26 2.42 3 menit 20.7 90 14 3.6 15.67 50.4 31.07 24.43 5 menit 40.9 92 14 3.4 16.13 47.6 33.89 48.14 7 menit 54 90 14 3.3 15.57 46.2 33.7 63.55 9 menit 62.1 92 14 3.3 16.07 46.2 34.38 73.16 10 menit 64.2 94 14 3.2 16.06 44.8 32.91 75.5

(a) (b)Gambar 5. (a). Grafik Massa mb (gr) vs waktu (t) , (b) Grafik ηp (%) vs Waktu (t)

0

20

40

60

80

0 5 10 15

mh

(gr)

Waktu (t)

mh (gr)

0

20

40

60

80

0 5 10 15

ηp (%

)

Waktu (t)

ηp (%)

Page 34: IbM PENGAJAR SMK TRI TUNGGAL 45 DAN SMK …snp2m2017.poliupg.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/122-159.pdf · mata pelajaran Pneumatik dan Hidrolik, yaitu menyajikan pengajaran kepada

Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.151-155) 978-602-60766-2-5

155

Massa awal bahan baku sebelum pengayakan adalah 85 gr menghasilkan ayakan sebesar 64,2 grrempah dan waktu yang dibutuhkan adalah 10 menit, sementara pada penelitian observasi langsung untukmenghasilkan hasil ayakan membutuhkan waktu yang lama karena menggunaka ayakan manualberkemampuan 10 gr untuk satu kali ayakan dengan waktu 10 menit.

c. Implementasi mesin pencampur dan pengayak Kopi Herbal- Setelah proses pengujian alat dilakukan maka dapat langsung diimplementasikan kepada pihak terkait

yaitu kelompok kopi herbal dengan tujuan untuk meningkatkan produksi dan pemasaran kopi herbal,kegiatan ini dilakukan dengan proses penyerahan/pelatihan alat dari tim peneliti kepada kelompokKopi Herbal dan Penyuluhan Penanganan Produksi Kopi Herbal dan Pengembangan Pemasaran kopiherbal.

Gambar 6. Penyerahan mesin pencampur dan pengayak kopi herbal serta penyuluhan dan pelatihan modelpemasaran kopi herbal

IV. KESIMPULANKesimpulan yang dapat ditarik dari kegiatan peningkatan produktivitas produksi kopi herbal dengan alih

teknologi mekanis adalah sebagai berikut :a. Implementasi mesin pencampur kopi herbal dan mesin pengayak kopi herbal berjalan dengan baik.b. kualitas campuran dapat meningkat dan jumlah campuran lebih banyak. Dalam proses pencampuran kopi

dan tanaman herbal, dibutuhkan waktu sekitar 1-5 menit dengan putaran berkisar 278 r.p.m. dan produksihasil pengayakan adalah 85 gr menghasilkan ayakan sebesar 64,2 gr rempah dan waktu yang dibutuhkanadalah 10 menit, sementara pada penelitian observasi langsung untuk menghasilkan hasil ayakanmembutuhkan waktu yang lama karena menggunakan ayakan manual berkemampuan 10 gr untuk satukali ayakan dengan waktu 10 menit.

c. Model Penanganan Produksi Kopi Herbal dan Pengembangan Pemasaran dan model pembukuan UKMstandar disampaikan lewat penyuluhan dan pelatihan pada mitra.

DAFTAR PUSTAKADjuhana Djoekardi,ir, “Mesin-Mesin Listrik Motor Induksi”, Penerbit Universitas trisakti,1996.Hanafi, Gunawan, ir, Drs, 1993.“Mesin dan Rangkaian Listrik”, Penerbit Erlangga, JakartaKementrian koprasi dan UMKM, 2012Khurmi R.S and Gupta J. K. 1982. A Text Book of machine Design. New DelhnEurasia Publishing Hous Ram NagarPanduan penulisan artikel ilmiah hasil program pengabdian kepada masyarakatSularso dan K. suga. 1991. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen MesinJakarta : Pradnya ParamitaSumanto.1993.“Motor Arus Bolak-Balik (Motor AC)”, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.Suryanto. 1995. Elemen Mesin. Bandung: PEDC.

Page 35: IbM PENGAJAR SMK TRI TUNGGAL 45 DAN SMK …snp2m2017.poliupg.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/122-159.pdf · mata pelajaran Pneumatik dan Hidrolik, yaitu menyajikan pengajaran kepada

Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.156-159) 978-602-60766-2-5

156

PENINGKATAN MUTU PEMBUATAN PERAHU FIBER GLASS KELOMPOKNELAYAN KURI CA’DI DESA NISOMBALIA KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

MAROS

Ahmad1), Ikram2)

1),2) Dosen jurusan Teknik mesin Politeknik Negeri Ujung pandang makassar

ABSTRACTThe objective of the devotion for the community is to cultivate the potential and ability of fishermen community in orderto empowering the fishing communities in the village of Nisombalia, Marusu district, Maros regency in the field ofcompetence of glass fiber boat production. The method that has been implemented to achieve the goal is the trainingmodel as educative method for the community about the manufacture of fiber glass composite boats. Mentoring modeland model of providing the results of the training of fiber composite making conducted to the fishermen community as amotivation to become entrepreneurs in creating new jobs in order to improve the welfare of the community. During theimplementation of this devotion has produced one type of boat made of glass feber composite until the stage before thefinishing. As the next follow-up will be monitoring the activities of community service programs with the purpose oftraining results can really be utilized

Key word: composites, fishing communities, training, glass fiber

PENDAHULUANIndonesia merupakan negara maritim yang terdiri dari beribu ribu pulau yang tersebar di 34 provinsi di

seluruh wilayah kesatuan negara Indonesia (Munajat, 1981), (singgih, 2007). Salah satu diantaranya adalahProvinsi Sulawesi Selatan.

Provinsi Sulawesi Selatan terdiri dari 24 kabupaten, salah satu diantaranya adalah kabupaten Maros(Syahrul Yasin Limpo, 2013). Daerah pesisir Provinsi Sulawesi Selatan memiliki potensi pengembanganperikanan yang cukup besar. Saat ini jenis budidaya perikanan yang diusahakan adalah pantai (melaluikeramba jaring apung), tambak, air tawar (sungai, dan kolam). Sebagai contoh, Kabupaten Maros pada tahun2014 memiliki produksi perikanan mencapai 20.197,93 ton dimana 68,3% merupakan hasil perikanantangkap laut, 26,4% merupakan hasil tambak, sisanya sebesar 5,3% adalah produksi sumberdaya perikananlainnya (Dinas Perikanan, 2014).

Dalam melakukan penangkapan ikan di daerah Maros seperti yang dilakukan oleh para nelayan di salahsatu desa di kecamatan Marusu yaitu Desa Nisombalia yang berjarak + 16 km dari kampus Politeknik NegeriUjung Pandang (35 menit jika ditempuh lewat jalur darat) (lihat Gambar 1), rata-rata menggunakan saranatransportasi berupa perahu tradisonal yang terbuat dari kayu. Adapun beberapa nelayan sudah menggunakanperahu fiber karena ada bantuan dari pemerintah namun jumlahnya terbatas.

Dari wawancara yang kami lakukan dengan beberapa nelayan di pantai Kuri Ca’di. Merekamenggunakan perahu kayu yang dia buat sendiri dan jarang menggunakan perahu dari fiber glass sebabmereka tidak tahu cara membuat perahu fiber glass. Selain itu sekarang ini pemanfaatan perahu kayu sudahsangat terbatas disebabkan karena adanya larangan penebangan hutan yang menyulitkan pengrajin perahutradisional untuk mendapatkan bahan baku kayu. Untuk itu mereka berharap dapat mengetahui teknologipembuatan perahu fiber glass sebagai alternatif sarana transportasi para nelayan dalam melakukanpenangkapan ikan. Selain itu alasan mereka tidak menggunakan perahu fiber glass karena menurut merekaharga perahu fiber glass sangat mahal disbandingkan dengan bahan kayu, padahal perahu fiber glass jauhlebih murah dinadingkan perahu yang terbuat dari kayu selain itu dari segi lamanya proses pembuatan perahufiber glass jauh lebih cepat disbandingkan dengan perahu kayu.

Teknologi fiberglass (serat gelas) memang sudah lama dikenal masyarakat, namun pemanfaatannya olehnelayan di kabupaten Maros khususnya di kecamatan Marusu desa Nisombalia belum optimal. Oleh karenaitu, kami melaksanakan program Penerapan Teknologi komposit fiberglass yang selain bisa dibuat untukmenjadi sebuah perahu fiber juga bisa digunakan untuk penampungan air ataupun penampungan ikan.

Adapun tujuannya adalah membuat terobosan ke masyarakat tentang teknologi fibeglass yang akanmemberikan informasi dalam pembuatan komposit fiberglass, membantu meningkatkan keterampilanmasyarakat khususnya para nelayan yang ada di desa Nisombalia ,

1 Korespondensi penulis : Ahmad, Telp. 082291995575, [email protected]

Page 36: IbM PENGAJAR SMK TRI TUNGGAL 45 DAN SMK …snp2m2017.poliupg.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/122-159.pdf · mata pelajaran Pneumatik dan Hidrolik, yaitu menyajikan pengajaran kepada

Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.156-159) 978-602-60766-2-5

157

Gambar 1. Peta Administrasi Desa Nisombalia Kecamatan Marusu Kabupaten MarosMETODE PENELITIAN

Berdasarkan hasil musyawarah kami dengan pengurus kelompok nelayan yang ada di Desa NisombaliaKecamatan Marusu kabupaten Maros, disepakati untuk melakukan pelatihan pembuatan produk yang terbuatdari komposit fiber glass sehingga nelayan yang terhimpun dalam kelompok nelayan kuri Ca’di terampildalam membuat peralatan yang terbuat dari fiber glass.

Untuk mendukung realisasi program Ipteks bagi Masyarakat ini, maka solusi yang dilakukan adalahMetode Pendekatan dengan memberi pengetahuan dasar dan keterampilan tentang pembuatan produkkomposit fiber glass. Agar kegiatan ini lebih efektif, telah disepakati pula untuk membimbing 20 anggotakelompok nelayan. Pengetahuan dan keterampilan dasar pembuatan produk komposit fiber glass yang akandiberikan meliputi : Menjelaskan jenis-jenis komposit Menjelaskan bahan-bahan yang berhubungan dengan produk komposit terutama untuk perahu fiber Menjelaskan cara membuat komposit fiber glass secara umum Menjelaskan cara membuat produk komposit fiber glass seperti perahu yang lebih hemat bahan, cepat

dan mempunyai nilai jual yang tinggi.Bahan yang digunakan dalam pengabdian ini adalah bahan bahan yang lazim digunakan dalam membuat

perahu fiber glass seperti rovin dan matt, resin, katalis, pewarna (pigmen) dan lain-lain (lihat Gambar 2).Sedangkan untuk peralatan yang digunakan adalah sesuai dengan metode pembuatan perahu yang digunakanyakni metode hand lay up jadi hanya menggunakan kuas rol dan kuas biasa.

Roving Mat Resin

Hardener Gel coat Bubuk talkGambar 2. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan perahu fiber glass

Sebelum dilakukan pembuatan perahudengan menggunakan bahan-bahan yang ada pada semua gambar2, terlebih dahulu bubuk talk dan resin dicampur dengan katalis sambil diaduk perlahan-lahan untukmenghindari pengeringan awal sebelum ditempelkan pada mat dan roving dengan metode hand lay up yang

Page 37: IbM PENGAJAR SMK TRI TUNGGAL 45 DAN SMK …snp2m2017.poliupg.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/122-159.pdf · mata pelajaran Pneumatik dan Hidrolik, yaitu menyajikan pengajaran kepada

Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.156-159) 978-602-60766-2-5

158

telah diberi lapisan gel coat dan pigmen sebelumnya pada cetakan. Hal tersebut dapat dilihat seperti ilustrasiyang digambarkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Pembuatan campuran resin, talk dan katalis pengeringLapisan mat dan rovin yang digunakan untuk membuat perahu dilakukan dengan menggunakan 5 lapisan

yang ditempelkan pada cetakan dengan cara bergantian.

HASIL DAN PEMBAHASANUntuk tercapainya target yang diinginkan dalam pelaksanaan pengabdian di Desa Nisombalia kecamatan

Marusu Kabupaten Maros ini, dilakukan pelatihan dengan memberikan penjelasan seperti pengantar tentangfiber glass serta teori dasar pendukungnya, pembuatan 1 jenis perahu fiber glass yang biasa diguanakannelayan dalam menangkap ikan di laut ataupun di tambak. Hal ini dilakukan agar nelayan tidak hanya tahutentang membuat perahu fiber saja tetapi juga mengetahui sedikit teori tentang fiber glass sehingga apa yangnantinya dia buat menyangkut pembuatan perahu mereka faham pembuatan sesuai teori bukan otodidak saja.

Satu hal yang paling penting yang diajarkan pada pelatihan pembuatan produk fiber glass di DesaNisombalia tersebut adalah dengan menjelaskan cara yang paling seuai untuk membuat produk fiber glassdalam hal ini pembuatan perahu fiber glass termasuk didalamnya teknik pencampuran dan teknik pembuatanperahu itu sendiri dengan menggunakan mall yang terbuat dari teripleks. Perahu yang dibuat mempunyailapisan fiber glass sebanyak 5 lapis terdiri dari 3 lapisan Mat dan 2 lapisan woven Roven.

Dalam pelatihan ini dihasilkan satu jenis perahu yang masih diperlukan tahap finishing. Sebelumdilakukan pelatihan, nelayan yang membuat satu jenis perahu biasa dibuat sampai beberapa hari namundalam pelatihan ini berhasil dibuat 1 jenis perahu dengan waktu yang diperlukan hanya kurang lebih 3 jamsaja.

Kelebihan lain yang diperoleh dari pelatihan pembuatan perahu ini selain waktu yang relative cepat,diperoleh perahu yang lebih hemat dalam penggunaan bahan resin. Biasanya resin yang digunakan dalammembuat satu perahu oleh para nelayan sebanyak kurang lebih 50 kg dengan ukuran perhu 4.5 meter x 1meter. Tapi dengan metode yang kami perkenalkan kepada masyarakat ini banyaknya resin yang digunakanhanya sebanyak 15 kg.

Adapun pelaksanaan pengabdian berupa pelatihan pembuatan perhu fiber glass yang dilakukan dapatdilihat pada Gambar 4 di bawah ini.

Gambar 4. Pelaksanaan Pelatihan Pembuatan perahu komposit fiber glass

Dalam Gambar 5 di bawah ini dapat dilihat hasil pengabdian kepada masyarakat dengandiselesaiakannya sebuah perahu fiber glass dengan ketebalan 4 mm dengan panjang 4.5 m dan lebar 1 m.

Page 38: IbM PENGAJAR SMK TRI TUNGGAL 45 DAN SMK …snp2m2017.poliupg.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/122-159.pdf · mata pelajaran Pneumatik dan Hidrolik, yaitu menyajikan pengajaran kepada

Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M) 2017 (pp.156-159) 978-602-60766-2-5

159

Gambar 5. Hasil Perahu komposit fiber glass sebelum difinishing

KESIMPULANDari pelaksanaan pengabdian yang telah dilaksanakan di Desa Nisombalia kecamatan Marusu kabupaten

Maros ini diperoleh kegiatan yang sangat bermanfaat kepada para masyarakat khususnya bagi nelayan untukmendapatkan ilmu selain profesi utama mereka mencari ikan. Selama ini mereka membuat perahu denganteknik otodidak, namun setelah mengikuti penyuluhan dan pelatihan pembuatan komposit serat gelas untukdiaplikasikan ke perahu/kapal mereka semakin mahir dan mengerti bagaimana cara membuat perahu fibergelas yang baik dan hemat dalam penggunaan bahan serta waktu yang cepat dengan kualitas yang baik pula.

DAFTAR PUSTAKAData produksi Dinas Perikanan Kelautan dan Peternakan Kabupaten Maros, 2014.Munajat Danusaputro, Wawasan Nusantara dalam pendidikan dan Kebudayaan. Buku III, Bandung penerbit Alumni,

1981 ; hal 58Singgih Sulistiono, Makalah pada seminar 50 tahun Deklarasi Juanda, Menegembangkan Kawasan Wawasan Nusantara

Bagi Masyarakat Indonesia, 2007 ; hal 1Syahrul Yasin Limpo, Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Propinsi Sulawesi Selatan, 2013.