iconk tunica vasciculosa + pemeriksaan.doc

11
2.2 Tunica Vasculosa Lapisan tengah (vaskular) mata terdiri atas 3 bagian: koroid, korpus siliaris, dan iris. Ketiga bagian ini bersama-sama dikenal sebagai traktus uveal. a. Koroid: Koroid adalah lapisan yang sangat vaskular. Diantara pembuluh darahnya terdapat jaringan ikat longgar dengan banyak fibroblas, makrofag, limfosit, sel mast, sel plasma, serat kolagen, dan serat elastin. Juga terdapat banyak melanosit dalam lapisan ini, yang memberi lapisan ini warna hitam yang khas. Lapisan dalam dari koroid lebih banyak mengandung pembuluh darah kecil dari pada lapisan luar dan disebut lapisan koriokapiler. Ia memiliki fungsi penting untuk nutrisi retina, dan bil jaringan ini rusak berakibay buruk terhadat retina. Membran hialin amorf tipis (3-4 μm) memisahkan lapisan koriokapiler ini dari retina. Lapisan ini dikenal sebagai membran Bruch dan meluas dari diskus optikus sampai ke sera orata. Diskus optikus, juga disebut papila optikus, adalah daerah tempat nerus optikus memasuki bola mata. Membrana Bruch dibentuk oleh 5 lapisan. Lapisan tenagh terdiri atas jalinan serat elastin. Jalinan ini dilapisi kedua permukaannya oleh lapisan serat kolagen, ditutupi lamina basal dari kapiler lapisan koriokapiler pada satu sisi dan lamina basal dari epiteg pigmen pada sisi lain. Koroid terikat pada sklera oleh

Upload: melisa-maharani

Post on 06-Nov-2015

246 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

2.2 Tunica Vasculosa

Lapisan tengah (vaskular) mata terdiri atas 3 bagian: koroid, korpus siliaris, dan iris. Ketiga bagian ini bersama-sama dikenal sebagai traktus uveal.

a. Koroid: Koroid adalah lapisan yang sangat vaskular. Diantara pembuluh darahnya terdapat jaringan ikat longgar dengan banyak fibroblas, makrofag, limfosit, sel mast, sel plasma, serat kolagen, dan serat elastin. Juga terdapat banyak melanosit dalam lapisan ini, yang memberi lapisan ini warna hitam yang khas. Lapisan dalam dari koroid lebih banyak mengandung pembuluh darah kecil dari pada lapisan luar dan disebut lapisan koriokapiler. Ia memiliki fungsi penting untuk nutrisi retina, dan bil jaringan ini rusak berakibay buruk terhadat retina. Membran hialin amorf tipis (3-4 m) memisahkan lapisan koriokapiler ini dari retina. Lapisan ini dikenal sebagai membran Bruch dan meluas dari diskus optikus sampai ke sera orata. Diskus optikus, juga disebut papila optikus, adalah daerah tempat nerus optikus memasuki bola mata.

Membrana Bruch dibentuk oleh 5 lapisan. Lapisan tenagh terdiri atas jalinan serat elastin. Jalinan ini dilapisi kedua permukaannya oleh lapisan serat kolagen, ditutupi lamina basal dari kapiler lapisan koriokapiler pada satu sisi dan lamina basal dari epiteg pigmen pada sisi lain. Koroid terikat pada sklera oleh lamina suprakoroidal, yaitu lapisan jaringan ikat longgr dengan banyak melanosit.

b. Korpus Siliaris: Korpus Siliaris, sebuah perluasan koroid ke anterior setinggi lensa, merupakan cincin tebal yang utuh pada permukaan dalam bagian anterior sklera; ia membentuk segitiga pada potongan melintang. Salah satu permukaannya berkontak dengan korpus vitreus, satu dengan sklera dan yang ketiga dengan lensa dan kamera okuli posterior. Struktur histologik korpus siliaris pada dasarnya ialah jaringan ikat longgar (dengan banyak serat elastin, pembuluh, dan melanosit) mengelilingi muskulus siliaris. Struktur ini terdiri atas 2 berkas serat otot polos yang berinsersi pada sklera di anterior dan pada berbagai daerah dari korpus siluaris di posterior. Salah satu berkas ini mempunyai fungsi meregangkan koroid; berkas lain, bila berkontraksi, mengendurkan ketegangan pada lensa. Gerakan otot ini penting untuk akomodasi visual. Permukaan korpus siliaris yang menghadap ke korpus vitreus, bilis posterior dan lensa ditutupi oleh perluasan retina ke anterior. Di daerah ini, retina hanya terdri atas 2 lapisan sel. Lapisan yang langsung berbatasan dengan korpus siliaris terdiri atas epitel selapis silindris yang banyak mengandung melanin dan sesuai dengan juluran lapisan pigmen retina. Lapisan kedua, yang menutupi lapisan pertama, berasal dari lapisan sensoris retina dan terdiri atas epitel selapis silindris tanpa pigmen.

c. Prosesus Siliaris: Prosesus Siliaris adalah juluran mirip rabung dari korpus siliaris. Sebagai pusatnya ialah jaringan ikat longgar dengan banyak kapiler bertingkap dan ditutupi oleh 2 lapisan epitel yang disebutkan di atas. Dari prosesus siliaris muncul serat-serat zonula yang tertanam ke dalam simpai dari lensa dan menahannya di tempat. Ujung apical sel-sel epitel terdapat pada batas antara sel-sel berpigmren dan yang tidak berpigmen, dan sel-sel itu jadi bertemu kepala dengan kepala. Ujung-ujung apical sel-sel epitel disatukan oleh desmosom, dan ditemukan taut kedap rumit disekitar permukaan apical sel-sel epitel dari kedua lapisan. Sel-sel tanpa pigmen dari lapisan dalam memiliki lipatan-lipatan basal serta interdigitasi luas, yang khas untuk sel pentranspor ion. Sel-sel ini secara aktif mentranspor unsure-unsur plasma tertentu ke dalam bilik posterior, dengan demikian membentuk humor akueus. Cairan ini memiliki komposisi ion anorganik serupa dengan plasma, tetapi kadar proteinnya kurang dari 0,1% (plasma memiliki protein 7%). Humor akueus mengalir ke lensa dan melalui celah antara lensa dan iris sampai ke bilik anterior mata. Setibanya di bilik anterior, dia menuju ke sudut antara kornea dan bagian basal iris. Ia menerobos jaringan limbus dalam sederetan celah labirintis (jalinan trabekula) dan akhirnya sampai pada kanal schlemm yang tidak teratur, dilapisi oleh sel-sel endotel. Struktur ini berhubungan dengan vena-vena kecil sclera, dan melalui humor akueus itu keluar.

Gambar Prosesus Siliaris

d. Iris: Iris adalah perluasan koroid yang untuk sebagian menutupi lensa, menyisakan lubang bulat dipusat yang disebut pupil. Permukaan anterior iris teratur dan kasar, dengan rabung dan alur. Ia dibentuk oleh lapisan sel pigmen yang tidak utuh dan fibroblas. Di bawah lapisan ini terdapat jaringan ikat dengan sedikit pembuluh darah dan beberapa serat dan banyak fibrobras dan melanosit. Lapisan berikut adalah jaringan ikat longgar yang sangat vaskular. Permukaan posterior iris yang rata dilapisi oleh 2 lapisan epitel, yang juga melapisi korpus silisaris serta prosesusnya. Epitel dalam, yang berhubungan dengan bilik anterior, penuh denga granul melanin (pigmen). Sel-sel epitel luar memiliki juluran-juluran mirip lidah pada bagian basalnya yang tersusun radier; mereka dipenuhi miofilamen yang saling meliputi (overlapping), membentuk muskulus dilator pupil dari iris. Banyaknya pigmen mencegah masuknya cahaya ke dalam mata kecuali yang melalui pupil.

Fungsi melanosit yang banyak itu dalam berbagai bagian mata adalah untuk mecegah berkas cahaya yang tidak seharusnya mengganggu pembentukan bayangan. Melanosit dari stroma iris ikut menentukan warna mata.

Iris mengandung berkas otot polos yang disusun melintang, konsentris dengan tepian pupil, membentuk muskulus sfingter pupil dari iris. Muskulus dilator dan sfingter pupil berturut-turut memiliki persyarafan simpais dan parasimpatis.

1 anterior epithelium 2 - anterior terminal layer 3 - vascular layer 4 - posterior terminal layer 5 - pigmented layer 6 - blood vessel 7 - dilator pupillae musle 8 constrictor pupillae musle Lensa

Struktur bikonkaf ini sangat elastis, suatu sifat yang makin hilang dengan meningkatkatnya usia karena lensa mengerasnya. Lensa memiliki 3 komponen utama:

a. Simpai Lensa: Lensa dibungkus oleh sebuah simpai tebal (10-20 m), homogen, refraktil, dan kaya karbohidrat. Lensa merupakan suatu membran basal ayng sangat tebal dan terutama terdiri atas kolegen tipe IV dan glikoprotein amorf.

b. Epitel Subkapsular: Ia terdiri atas selapis sel epitel kuboid, hanya terdapat pada permukaan anterior lensa. Lensa bertambah besar dan bertumbuh deumur hidup dengan terbentuknya serat lensa baru dari sel-sel yang terdapat di ekuator lensa. Sel-sel dari epitel ini memiliki bnayak interdigitasi dengan serat-serat lensa

c. Serat Lensa : Serat Lensa panjang dan tampak sebagai struktur tipis dan gepeng. Mereka adalah sel-sel yang berkembang jauh (highly differentia) berasal dari sel-sel epitel subkapsular. Mereka ahirnya kehilangan intinya serta organel lain dan menjadi sangat panjang 7-10 m, lebar 8-10 m, dan tebal 2 m. Sel-sel ini berisikan kelompok-kelompok protein yang disebut kristalin. Meskipun produksi serat-serat lensa berlangsung seumur hidup, namun semakin lama produksinya semakin berkurang.

Lensa ditahan pada tempatnya oleh kelompok serat zoonula, yang tertanam satu sisi pada simpai lensa dan sisi lain padakorpus siliaris. Serat-serat zoonular serupa dengan mikrofibril dari serat-serat elastin. Sistem ini penting untuk proses yang dikenal sebagai akomodasi, yang dapat memfokus objek dekat dan jauh dengan mengubah kelengkungan lensa.

Korpus Vitreus

Korpus vitreus menempati ruangan mata di belakang lensa. Ia merupakan gel transparan yang terdiri atas air (lebih kuran 99%), kolagen, dan glikosaminoglikans yang berhidrasi berat, yang unsur utamanya ialah asam hialuronat.

Pemeriksaan Fisik

o Riwayat penyakit pasien harus diselidiki, dan pemeriksaan fisik, termasuk tanda vital, harus dilakukan. Terleih lagi, tekanan darah harus diperiksa untuk menyingkirkan hipertensi maligna.

o Pasien harus diperiksa akan adanya gangguan neurologis dan penyakit yang berhubungan dengan demam.

o Tajam pengelihatan, pengelihatan warna, dan pemeriksaan pupil seharusnya normal. Defek relatif aferen pupil biasanya tidak ditemukan. Defisi abduksi sebagai akibat seunder dari kelumpuhan saraf kranialis keenam terkadang dapat ditemukan berkaitan dengan peningkatan tekanan intrakranial.

o Pemeriksaan fundus dengan dilatasi yang cermat harus dilakukan untuk menemukan tanda-tanda berikut:

o Manifestasi awal

Hiperemia diskus

Edema yang kurang jelas pada serabut saraf dapat diidentikasi dengan pemeriksaan slit lamp biomicroscopy yang cermat dan oftalmoskopi langung. Ini seringkali dimulai pada daerah nasal dari diskus. Tanda kunci terjadi ketika edema lapisan serabut saraf mulai menghambat pembuluh darah peripapiler.

Perdarahan kecil pada lapisan serabut saraf dideteksi paling mudah denan cahaya bebas merah (hijau).

Pulsasi vena spontan yang normalnya ditemukan pada 80% individu dapat menghilang ketika tekanan intrakranial meningkat lebih dari 200 mm air.

o Manifestasi lanjut

Jika papilledema terus memburuk, pembengkakkan lapisan serabut saraf akhirnya menutupi batas normal diskus dan diskus secara kasar terlihat terangkat.

Terjadi sumbatan vena, dan perdarahan peripapiler menjadi lebih jelas, diikui dengan eksudat dan cotton-wool spots.

Retina sensoris peripapiller dapat tumbuh secara konsentris atau, terkadang, membentuk lipatan radial yang dikenal sebagai Paton lines. Lipatan Choroidal juga dapat ditemukan.

o Manifestasi kronis

Jika papilledema menetap selama beberapa bulan, hiperemia diskus perlahan menghilang, memberikan gambaran abu-abu atau pucat pada diskus yang sudah hilang central cup-nya.

Seiring dengan waktu, disus dapat mengembangkan deposit kristalin yang mengkilat (disc pseudodrusen).

PEMERIKSAAN PENUNJANG

o Pemeriksaan lab:

Pemeriksaan darah biasanya tidak membantu dalam diagnosis papilledema. Jika diagnosis meragukan, hitung darah lengkap, gula darah, angiotensin-converting enzyme (ACE), Laju endap darh (LED), dan serologi sifilis dapat membantu dalam emnemukan tanda-tanda penyakit infeksi, metabolik, atau peradangan.

o Pemeriksaan Pencitraan:

o Neuroimaging segera (CT scan, MRI) otak dengan kontras harus dilakukan dalam usaha untuk mengidentifikasi adanya lesi massa SSP.

o B-scan ultrasonography dapat berguna untuk meningkirkan disc drusen yang tersembunyi.

o Fluorescein angiography dapat digunakan untuk mebantu menegakkan diagnosis. Papilledema akut menunjukkan peningkatan dilatasi kapiler peripapillar dengan kebocoran lanjut pada kontras.

o Pemeriksaan lain:

o Perimetri

Lapang pandang harus diperiksa. Umumnya menunjukkan pembesaran titik buta. Pada edema diksus yang ekstrim, suatu pseudo hemianopsia bitemporal dapat terlihat.

Pada papilledema kronis, pembatasan lapang pandang, terutama daerah inferior, secaar bertahap dapat terjadi, ang selanjutnya dapat memburuk menjadi kehilangan pengelihaan sentral dan kebutaan total.

o Fotografi warna Stereo pada diskus optikus berguna untuk mendokumentasikan perubahan yang terjadi.