identifikasi kasus
TRANSCRIPT
Tugas individu
MK Studi kasus
TUGAS STUDI KASUS
OLEH :
NURHAYATI
064 404 057
B
JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2009
BAB I
DESKRIPSI KASUS
A. KONFIDENSIAL
Sasaran dari penyusunan studi kasus ini adalah diutamakan pada anak yang mengalami
hambatan-hambatan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dan pada anak yang berperilaku
menyimpang yang mengakibatkan proses belajar mengajar terganggu. Di sinilah penyusun
memilih salah satu siswa dari SMP NEG 1 MARBO sebagai klien (objek). Klien tersebut lambat
dalam belajar dan terlalu manja. Klien tersebut bernama Naufa Nabila, duduk di kelas I pada
tahun ajaran 2009/2010.
Dalam penyusunan studi kasus ini mempunyai beberapa tujuan utama diantaranya adalah :
1. Sebagai calon guru harus memiliki wawasan dan pengetahuan dalam menangani
permasalahan siswanya.
2. Sebagai seorang calon guru sekaligus konselor harus mempunyai kepekaan terhadap siswa
yang berpotensi terkena kasus.
3. Sebagai seorang guru harus dapat memahami pada diri siswa akan muncul berbagai karakter
dan keunikan watak yang berbeda antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya.
4. Memberi bantuan secara mendalam kepada siswa yang mengalami permasalahan (kasus)
untuk memperoleh jalan keluar.
5. Membantu siswa dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya dengan menciptakan
kondisi yang sesuai dengan tingkat perkembangannya.
B. IDENTIFIKASI KASUS
Dalam penyusunan studi kasus, identifikasi siswa yang berkasus (klien) merupakan tahap
awal yang harus dilalui di dalam proses penyusunan studi kasus. Pada saat ini konselor
mengamati klien yang mengalami lambat dalam belajar dan terlalu manja. Klien tersebut
diterima di SMP NEG 1 MARBO sebagai siswa kelas 1 pada tahun ajaran 2009/2010. Dia selalu
rutin masuk sekolah dan mematuhi peraturan yang ada di sekolah. Pada saat pembelajaran dia
termasuk anak yang aktif. Hampir semua pertanyaan guru dijawab tetapi sebagian jawaban salah.
Pada saat menerangkan dia lebih banyak berbicara sendiri daripada memeperhattikan penjelasan
guru. Ayah Nabila bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil, pulang kerja sore hari, kadang juga
lembur atau piket, sehingga ayahnya kurang bisamemeperhatikan Nabila. Dia di rumah
diperhatikan oleh kakek, nenek, ibu dan saudara-saudaranya. Untuk belajar dia selalu diingatkan
oleh ibunya jika tidak diingatkan dia tidak belajar. Ibunya selalu menemani saat ia belajar, tetapi
ibunya juga harus mengawasi adiknya yang masih kecil. Di rumah dia termasuk anak yang
dimanja. Semua keinginanya selalu dituruti orang tuanya atau oleh kakek neneknya. Apabila
tidak dituruti dia menangis dan marah. Pada waktu berangkat sekolah dia sellu diantar dan saat
pulangnya dia pun di jemput. Kebiasaan orang tua Nabila yang selalu memanjakanya itu
memebuat Nabila manja dan maunya sendiri.
1) Identitas klien
a. Nama Siswa : Naufa Nabila
b. Nama Panggilan : Nabila
c. Kelas :
d. Tempat/tgl. Lahir : Takalar, 29 April 199
e. Agama : Islam
f. Jenis Kelamin : Perempuan
g. Alamat : lengkese takalar
h. Sekolah : SMP NEG 1 MARBO TAKALAR
i. Hobby : Menggambar
j. Jumlah saudara : 2 (dua)
k. Anak ke : 1 (satu)
l. Keadaan Jasmani Siswa
Tinggi Badan : 145 cm
Berat badan : 35 kg
Warna kulit : sawo matang
Warna rambut : hitam bentuk muka : lonjong
m. Keadaan Kesehatan
Penglihatan : Normal
Pendengaran : Normal
Pembicaraan : Normal
Potensi jasmani : Normal
n. Kegiatan Siswa di Rumah
Klien bangun pagi setiap pukul 05.00 WIB, cuci muka, lihat tv, mandi, sarapan
dan berangkat sekolah.
Klien berangkat ke sekolah diantar orang tua.
Pada pukul 15.30 klien pulang sekolah dan selanjutnya bermain.
Pada pukul 16.30 klien mandi setelah itu makan.
Fasilitas Belajar dan Pendukung
Kelengkapan belajar Buku paket : lengkap
Buku catatan : lengkap
Ruang belajar : tidak punya
Bimbingan Dari ayah : pernah, Dari ibu : selalu, Dari saudara : selalu
Waktu belajar Waktu belajar siswa kurang teratur.Siswa belajar jika disuruh
orang tua.
Kelakuan dan prestasi Klien Sikap pada teman : Cukup baik, tidak membeda-
bedakan teman Sikap pada guru : Baik, tapi masih merasa segan untuk bertanya.
Prestasi : Kurang baik/lambat, prestasi rendah.
2) Identitas keluarga
a. Ayah
Nama; Makmur
Umur/TTL : 39 tahun / takalar, 7 April 1969
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
Hubungan dengan anak : Anak kandung
Alamat : lengkese takalar
b. Ibu
Nama lengkap : Salma
Umur/TTL : 31 tahun / takalar, 28 Agustus 1977
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat:lengkesetakalar
C. GAMBARAN UMUM KASUS
Adapun gambaran lebih rinci tentang kasus ini adalah sebagai berikut:
a. Kurang minat belajar
b. Bimbingan dari orang tua kurang.
c. Pengaruh kemajuan teknologi
d. Anggota keluarga terlalu memanjakannya
Gambaran diri klien
a. Penampilan fisik, sesuai dengan pengamatan, anak tersebut tergolong normal dari segi
fisik dengan postur tubuh yang agak proporsional dengan tinggi badannya, rambut, kulit
dan cara berpakaian yang selalu rapi.
b. Penampilan psikis, anak tersebut cukup sehat secara normal, hal ini ditunjukkan oleh
kemampuan berkomunikasi dengan teman-temannya. Namun, menampakkan gejala
malas belajar yang diperoleh dari hasil raport/nilai yang diperolehnya.
D. ALASAN MEMILIH KASUS
Adapun alas an memilih kasus ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi calon konselor
Terampil dalam mengidentifikasi siswa yang dianggap memiliki maslah
Terampil dalam melaksanakan konseling secara individual
Terampil menilai efektifitas konseling beserta kegiatan tindak lanjut (follow-up)
b. Bagi siswa
Dapat lebih memahami dirinya serta masalah yang telah dihadapinya
Dapat merubah dan meningkatkan cara belajarnya agar dapat meningkatkan
prestasi belajarnya
Klien dapat berkonsentrasi dalam belajar dan dapat berperan aktif dalam kegiatan
kelompok
c. Bagi sekolah
Kegiatan ini dapat membantu siswa yang sedang mengalami masalah sehingga
dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
BAB II
GEJALA, PENYAJIAN, ANALISIS DAN SINTESIS DATA
A. GEJALA
Kurang minat belajar.
Bimbingan dari orang tua kurang.
Pengaruh kemajuan teknologi.
Motivasi yang kurang.
.Anak tidak mau meneliti kembali hasil pekerjaannya.
Anak terlalu manja.
Semua keinginanya harus dipenuhi.
Kurang bimbingan orang tua saat belajar.
Terlalu dimanja dengan selalu menuruti keinginan klien.
Pelanggaran-pelangaran klien kurang mendapat teguran dari orang tua.
Anggota keluarga terlalu memanjakannya.
B. PEYAJIAN DATA
Sebagai upaya untuk memahami kasus ini secara mendalam dan terarah pada diri klien ,
maka digunakanlah alat pengumpul data yang di harapkan dapat memberikan gambaran yang
jelas tentang kasus dan apa yang menjadi factor penyebab munculnya masalah-masalah yang di
hadapi oleh klien dan bagaimana alternatif pemecahan yang akan di berikan, yang konsisten
dengan gejala yang di tuampakkan.
Adapun alat pengumpul data yang di gunakan dalam pengumpulan tentang diri klien adalah :
Observasi , Yaitu pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala2 yg di
teliti.observasi menjadi salah satu teknik pengumpul data apabila : (1) sesuai dengan
tujuan penelitian, (2) direncanakan dan dicatat secara sistematis, dan dapat di Kontrol
keandalannya ( reliabilitasnya ) dan kesahihannya ( validitasnya ).
Wawancara , yaitu melakukan tanya jawab lisan dengan klien .orang tua dan guru klien.
Wawancara adalah suatu teknik mengumpulkan data dengan tanya jawab baik secara
langsung maupun tidak langsung yang terarah pada tujuan tertentu.
Dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari data/dokumentasi tentang
siswa.
C. ANALISIS DAN SINTESIS
1) HASIL ANALISIS
Analisis merupakan langkah pengumpulan informasi diri klien besertta latar belakangnya.
Informasi dan data yang di kumpulkan mencakup segala aspek kepribadian klien seperti
kemampuan, minat, kesehatan fisik serta karakteristik lainnya yang dapat mempermudah dan
menghambat penyesuaian diri klien, baik untuk kehidupan di rumah,disekolah, maupun
penyesuaian diri pada umumnya.
Berdasarkan Pengamatan di Sekolah:
1. Kepribadian
Pribadi klien baik walaupun cenderung mudah putus asa dan kurang teliti dalam
mengerjakan sesuatu. Dia selalu ingin semua keinginannya dituruti. Dia juga cenderung
untuk memilih-milih teman.
2. Tingkah Laku Tingkah laku klien di rumah menunjukkan sikap yang cukup baik. Ia juga
sangat patuh terhadap peraturan sekolah. Ia termasuk siswa yang disiplin baik dalam
piketnya, datang ke sekolah atau mengikuti kegiatan-kegiatan sekolah lainnya.
3. Perkembangan Jasmani Perkembangan jasmani klien cukup baik. Klien memiliki fisik
yang normal dan sama seperti teman-teman seusianya, taapi kurang lincah. Di dalam kelas
klien termasuk siswa yang lembut dan tidak urakan.
4. Hubungan dengan Guru Klien memiliki hubungan yang baik dengan guru. Klien patuh dan
hormat dengan guru-guru di sekolah. Dalam kesehariannya, klien terlihat memilki rasa
tidak percaya diri untuk mengutarakan isi hatinya ketika ada materi pelajaran yang belum
ia pahami. Pada saat guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya klien
cenderung untuk memilih diam saja. Ia tidak berani angkat tangan untuk bertanya.
. Berdasarkan Wawancara
1. Latar Belakang Keluarga. Berdasarkan wawancara dengan orang tua klien, klien adalah
anak pertama dari dua bersaudara. Ayahnya bekerja sebagai pegawi negeri sipil di Pemkab
Blitar Sanankulon. Ibunya sebagai ibu rumah tangga. Klien dan keluarganya tinggal di
lingkungan desa Ringinanom, Sumberjati. Rumahnya tergolong sedang dan sederhana.
Di dalam lingkungan desa tersebut klien tidak mengalami hambatan dalam berinteraksi
dengan lingkungan tempat tinggalnya, sehingga hubungan bertetangganyapun cukup baik
dan akrab.
2. Minat. Minat klien terhadap kegiatan sekolah yang berhubungan dengan masalah
pelajaran cukup baik walaupun secara intelektual klien tertinggal dengan teman yang lain-
lainnya. Hal ini dapat dilihat dari presensi klien yang tidak pernah membolos dan selalu
masuk sekolah.
3. Kebiasaan Klien di rumah Berdasarkan angket yang diberikan pada klien dan wawancara
kepada orang tua dapat disimpulkan bahwa waktu klien kurang dimanfaatkan untuk
melakukan kegiatan yang berguna. Sepulang sekolah klien memafaatkan waktu untuk
bermain atau melihat tv. Ia belajar setiap harinya maksimal 1 jam. Kalau dia merasa tidak
bias dia minta diajari oleh ibunya.
4. Hobby Klien Klien memiliki hobby bermain menggambar. Kadang waktu luangnya
digunakan untuk menggambar daripada mempelajari kembali pelajaran sekolah.
Berdasarkan Studi Dokumentasi
1. Hasil Nilai Raport. Hasil nilai raport yang diterima klien kurang baik. Nilai raport dari
kelas I tengah semester 1 hingga kelas I tengah semester 2, nilai klien menunjukan
penurunan
2. Absensi Siswa. Dari daftar kehadiran siswa di sekolah dapat diketahui bahwa klien
termasuk anak yang rajin masuk sekolah. Ia tidak pernah membolos sekolah. Klien hanya
ijin jika kondisinya benar-benar sakit atau kepentingan yang mendesak.
2) HASIL SINTESIS
Sintesis adalah merupakan kegiatan yang di lakukan untuk menghubungkan dan
merangkum data sehingga bisa nampak jelas hal-hal yang melatar belakangi adanya suatu
masalah yang di hadapi oleh klien.
a. Penghambat
Adapun faktor penghambatnya yaitu :
Penulis sangat di batasi oleh waktu sehingga kasus dan laporannya belum tuntas
betul, sehingga sebagai tindak lanjutnya di harapkan bantuan dari konselor, wali
kelas ,orang tua serta semua staf yang ada di SMP NEGERI 1 MANGARABOMBANG
TAKALAR dalam membantu siswa yang bersangkutan dalam hal bagaimana
meningkatkan prestasi belajarnya, mengubah kebiasaan belajarnya yang kurang baik dan
dapat memotivasi klien sehingga dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tujuan
pendidikan.
b. pendukung
Adapun faktor pendukungnya yaitu :
Klien yang sangat terbuka dalam mengungkapkan permasalahan yang tengah
dihadapinya sehingga dapat mempermudah dalam membantu siswa yang bersangkutan.
Adanya kerja sama yang baik dengan konselor, wali kelas ,orang tua serta semua
staf yang ada di SMP NEGERI 1 MENGARABOMBANG TAKALAR dalam membantu
siswa yang bersangkutan.
Sarana dan prasarana yang yang memadai yang menunjang terlaksananya
pemberian bantuan secara efektif dan efisien.
BAB III
DIAGNOSIS DAN PROGNOSIS
A. DIAGNOSIS
Diagnosis merupakan tahap menginterpretasi data dalam bentuk (dalam studi) problem
yang di tunjukkan yang permasalahannya di lakukan melalui proses pengambilan atau penarikan
kesimpulan yang sifatnya logis.
Dengan melihat data dan informasi yang telah ada, maka dapatlah di rumuskan bahwa
penyebab timbulnya masalah yang di hadapi oleh klien yakni masalah “kurang dapat
beronsentrasi dalam belajar ” yang sangat berpengaruh pada prestasi belajar yang di capai oleh
klien
. Adapun penyebab dari masalah tersebut adalah :
Tidak ada keinginan / motivasi dalam belajar
Cara belajar yang kurang baik (tidak mempunyai jadwal belajar)
Jarang berada di rumah di luar jam sekolah
Tidak suka belajar
Bersifat acuh tak acuh dan kurang perhatian terhadap pelajaran
Hubungan sosial dengan teman sekelas kurang baik
Kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya
Berdasarkan pengungkapan masalah di atas, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa
masalah yang di hadapi klien adalah masalah akademik, yakni prestasi belajar yang rendah.
B. PROGNOSIS
Prognosis merupakan bagian dari diagnosis, di mana di dalam prognosis ini bersangkutan
dengan upaya memprediksikan kemungkinan- kemungkinan yang akan terjadi berdasarkan data
yang telah ada sekarang.
Setelah diketaui masalah yang di hadapi atau yang sedang di alami oleh klien, maka perlu
di berikan perhatian khusus untuk membantu klien memecahkan masalah yang di hadapinya.
Berdasarkan hasil diagnosis di atas, maka perencanaan pemberian bantuan sebagai berikut :
1. Pemberian konseling :Trait and Factor”, seperti :
Pemahaman diri dan kemungkinan keberhasilan dan memusatkan perhatian pada buku
Menyusun langkah-langkah/ rencana untuk mencapai tujuan dan cita-cita ke depannya
Memberi kebebasan penuh pada klien untuk memilih keputusan yang di anggap baik
baginya dan sesuai dengan keinginannya tanpa ada paksaan dari pihak lain
2. Melaksanakan konseling rasional emotif theraphy , seperti :
Mengubah pandangan klien tentag manfaat dan pentingnya belajar sejak dini
Mengubah pandangan klien tentang dirinya maupun orang tuanya
3. Pemberian informasi tentang :
Nilai- nilai moral
Cita-cita dan masa depan
Kiat-kiat bergaul yang baik
Cara belajar yang efektif dan efisien
4. Memberikan tips cara belajar yang baik dan mengatur waktu belajar
5. Meyakinkan klien bahwa ia akan berhasil dengan baik jika mau berusaha semaksimal
mungkin.
C. PELAKSANAAN TREATMENT/TERAPI
Sesuai gejala yang ditampakkan oleh klien, maka teknik konseling yang akan digunakan
dalam penanganan kasusu ini adalah teori konseling Rational emotif terapi yang dikembangkan
oleh Dr. Albert Elllis, seorang ahli clinical psychology (psikologi klinis).
Tujuan dari rational emotif terapi adalah pada intinya untuk mengatasi fikiran yang tidak
logis tentyang diri sendiri dan lingkungannya. Konselor berusaha agar klien makin menyadari
fikiran dan kata-katanya sendiri, serta mengadakan pendekatan yang tegas, melatih klien untuk
bisa berfikir dan berbuat yang lebih realistis dab rasional.
Menurut konseling ini bahwa individu merasa dicela , diejek dan diacuhkan oleh individu
lain, karena ia memiliki keyakinan dan berfikir bahwa individu lain itu mencela dan
mengacuhkandirinya. Kondisi yang demikian inilah yang cara berfikir yang tidak rasionaloleh
konseling rationa emotif terapi.
Alasan konselor mengguanakan teknik ini dalam penanganan masalah klien adalahkarena
konselor berusaha menghilangkan peasaan-perasaan atau fikiran-fikiran yang tidak rasional yang
menganggap bahwa orang tua klien tidak menyayangi klien dan merasa kurang diperhatikan
padahal itu disebabkan karenasifat kekamnak-kanakan dan kemanjaannya.
Dimana dengan pemberian teknik ini, klien di harapkan mampu untuk :
Memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi, cara dan keyakinan serta pandangan-
pandangan klien yang irrasional dan illogis menjadi rasional dan logis sehingga klien
dapat mengembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan tahap perkembangannya.
Menghilangkan gangguan-gangguan emosional yang merusak diri sendiri seperti rasa
berdosa dan bersalah. Rasa penyesalan, sebagai konsekuensi dari cara berpikir dan
system keyakinan yang keliru dengan jalan melatih hidup secara rasional dan
membangkitkan kemampuan diri sendiri.
BAB IV
PEMBERIAN BANTUAN DAN EVALUASI
A. PEMBERIAN BANTUAN
1. Usaha Bantuan Yang Direncanakan
Adapun usaha pemberian bantuan yang di rencanakan yaitu :
Melaksanakan konseling rasional emotif theraphy seperti :
a. Menunjukkan kepada klien bahwa mereka terlalu banyak memanfaatkan hal – hal
yang seharusnya atau seyogyanya.
b. Melolong klien memodifikasi pemikiran rasional dengan jalan memahami lingkaran
setan proses menyalahkan diri.
c. Menantang klien mengembangkan falsafah hidup rasional dengan jalan menyerang
inti pemikiran irasional.
Pemberian informasi
Pemberian konseling :Rational emotif terapi”, yaitu menunjukkan dan menekankan
bahwa cara berfikir yang tidak logis itulah yang merupakan penyebab gangguan
emosionalnya.
2. Usaha Bantuan Yang Dilaksanakan
Adapun usaha pemberian bantuan yang di laksanakan yaitu :
Bantuan melalui layanan konseling, yakni dengan melaksanakan layanan informasi,
meyakinkan klien bahwa keberhasilan dapat di peroleh bila mana ada usaha yang serius
dan optimal. Adapun tujuannya adalah bahwa melalui kegiatan ini di garapkan agar klien
dapat memahami dirinya dan keadaan keluarganya sehingga ia dapat berkembang
semaksimal mungkin khususnya dalam mengubah sikap dan perilakunya atau kebiasaan
yang kurang baik .Di samping itu juga kegiatan ini di maksudkan untuk membangkitkan
gairah, minat dan motivasi klien dalam belajar dengan tekun.
Bantuan pemberian informasi . Tujuannya yaitu agar siswa memperoleh suatu gambaran
tentang cara belajar yang baik, pembagian waku luang, informasi tentang seolah lanjutan
dengan harapan agar siswa mengetahui dan dapat menerapkan serta menyiapkan diri
sesuai dengan kebutuhannya.
3. Usaha Bantuan Yang Belum Terlaksana
Dalam studi kasus ini , semua proses pemberian bantuan yang di rencanakan secara
umum telah terlaksana walaupun belum begitu optimal.
B. EVALUASI
Berdasarkan follow up dan penilaian yang diberikan, penulis telah melihat perubahan-
perubahan yang terjadi yang terangkum dalam 2 aspek berikut:
a. Aspek Keberhasilan :
1. Klien dengan senang hati mendengar dan menerima setiap arahan dan bimbingan dari
kakak pembimbingnya
2. Klien mulai bergairah dan cukup antusias dalam mengikuti pelajaran
3. Klien telah memahami permasalahannya dan berusaha untuk memecahkannya secara
mandiri.
4. Klien telah mengetahui dan menerima segala kekurangan dan potensi yang dimilikinya
dan berusaha akan mengoptimalkan potensinya.
5. Sudah mulai ada perhatian orang tua terhadap klien,
6. Informasi dari klien bahwa ia sudah mulai bisa menerima keberadaan ibu tirinya.
b. Aspek Ketidakberhasilan
1. Siswa bersangkutan masih sungkan berkomunikasi dengan ayah.
2. Pemberian bantuan yang diberikan belum mencapai taraf optimal karena dibatasi waktu
yang sangat terbatas sehingga tidak mencapai hasil yang optimal pula.
BAB V
PELIMPAHAN DAN TINDAK LANJUT
Pelimpahan dan tindak lanjut dalam proses knseling ini akan dilakukan jika hasil yang
diinginkan tidak tercapai. Maka pelimpahan dan tindak lanjutnya akan diserahkan kepada pihak
yangmemiliki wewenang yaitu seoran psikolog yang dianggap lebih mampu dan ahli dalam
bidang psikologi.
Dalam membantu siswa yang bersangkutan dalam meningkatkan prestasi belajarnya, serta
mengubah kebiasaan belajarnya yang kurang baik agar mampu mengembangkan diri dan
potensinya secara optimal maka diharapkan adanya bantuan dari konselor, wali kelas, dan yang
terpeting adalah orang tua klien. Olehnya itu di harapkan agar kedepannya proses konseling ini
dapat memberikan manfaat bagi:
1. Terhadap Klien
Mengajak klien berbincang-bincang mengenai masalah yang dihadapinya sehingga
memudahkan konselor untuk megetahui pribadi siswa dan masalah yang sedang
dihadapinya serta mempermudah memberikan bantuan dan bimbingan.
Memberi bimbingan yang luas pada klien yang berhungan dengan pendidikan
sehingga dapat menimbulkan minat dan motivasi untuk meningkatkan semangat
belajarnya .
memberi pengarahan pada klien bahwa sikapnya yang semaunya sendiri menimbulkan
kerugian pada dirinya sendiri.
Memberikan pengarahan dan penjelasan agar klien memeperhatikan penjelasan dari
guru. Serta tidak mudah menyerah bila mengalami kesulitan belajar.
Menasihati klien agar tidak telalu manja pada siapapun
Menasihati klien agar lebih rajin belajar.
2. Terhadap Orang Tua
Memberikan pengarahan pada orang tua agar tidak terlalu memanjakannya karena hal
itu dapat berakibat buruk pada klien.
Memeberikan penjalasan pada orang tua agar selalu memeperingatkan klien untuk
belajar dan selalu menasihati dan memeberikan dorongan pada klien untuk lebih rajin
belajar.
Memeberikan penjelasan pada orang tua bahwa mereka harus selalu memeperhatikan
dan membimbing anaknya untuk belajar lebih giat agar tidak tertinggal dengan teman-
temannya.
Memeberikan penjelasan pada orang tua agar menanamkan pada diri klien sikap
menghormati dan menghargai orang lain.
3. Terhadap Teman Klien
Menasihati teman-teman klien agar mau memebantu klien bila ada kesulitan dalam
belajar.
Menasihati teman-teman klien agar mau menegur klien bila melakuakn
penyelewengan-penyelewengan.
DAFTAR PUSTAKA
Abimanyu. 1997. Diagnostik Kesulitan Belajar. Suatu Petunjuk Praktis. Makassar. FIP UNM.
Ambo Enre Abdullah. 1998. Pokok-pokok Layanan Bimbingan Belajar . Ujung Pandang FIP
IKIP Ujung Pandang.
Anti, E dan Prayitno, 1994. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Slameto . 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta
Sardiman, A.M . 2001 . Interaksi dan Motivasi belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo
Persada.
Yin,. 1995. Studi Kasus . Desain dan Metode. Jakarta : Rajawali Pers.
A. Razak daruma, dkk. 2003. Studi Kasus . Makassar : FIP UNM