identifikasi persisten miskonsepsi (misconception

153
IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION PERSISTENCE) SISWA PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : Trisnaning Diah Dwi Rachmawati 11150161000067 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2021

Upload: others

Post on 29-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

PERSISTENCE) SISWA PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

Trisnaning Diah Dwi Rachmawati

11150161000067

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2021

Page 2: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Identifikasi Persisten Miskonsepsi (Misconception

Persistence) Siswa Pada Materi Sistem Peredaran Darah disusun oleh

Trisnaning Diah Dwi Rachmawati, NIM 11150161000067, Program Studi

Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakutas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak

untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan

oleh fakultas.

Jakarta, 15 Desember 2020

Yang mengesahkan,

Pembimbing I Pembimbing II

Meiry Fadilah Noor, M.Si Dina Rahma Fadlilah, S.Pd., M.Si

NIP. 19800516 200710 2 001

Page 3: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul Identifikasi Persisten Miskonsepsi (Misconception

Persistence) Siswa Pada Materi Sistem Peredaran Darah disusun oleh

Trisnaning Diah Dwi Rachmawati, NIM. 11150161000067, diajukan kepada

Fakutas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, yang telah dinyatakan lulus ujian munaqasah pada tanggal

20 Januari 2020 dihadapan dewan penguji. Oleh karena itu, penulis memperoleh

gelar sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Biologi.

Jakarta, 20 Januari 2021

Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia (Ketua Prodi Biologi)

Dr. Yanti Herlanti, M.Pd 01-02-2021

NIP. 19710119 200801 2 010 ………... ……………….

Penguji I

Dr. Zulfiani, M.Pd 29-01-2021

NIP. 19760309 200501 2 002 ………… ……………….

Penguji II

Yuke Mardiati, M. Si 26-01-2021

NIP. 19760117 200701 2 013 ………… ………………..

Mengetahui:

Dekan Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Dr. Sururin, M.Ag

NIP. 19710319 199803 2 001

……………….

Page 4: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

iii

KEMENTERIAN AGAMA

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-068

UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010

FITK No. Revisi: : 01 Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

N a m a : Trisnaning Diah Dwi Rachmawati

Tempat/Tgl.Lahir : Bekasi, 06 Januari 1997

NIM : 11150161000067

Jurusan / Prodi : Pendidikan IPA/Pendidikan Biologi

Judul Skripsi : Identifikasi Persisten Miskonsepsi (Misconception

Persistence) Siswa Pada Materi Sistem Peredaran

Darah.

Dosen Pembimbing 1 : Meiry Fadilah Noor, M.Si

Dosen Pembimbing 2 : Dina Rahma Fadlilah, S.Pd., M.Si

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya

sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta, 12 Januari 2020

Mahasiswa Ybs.

Trisnaning Diah Dwi Rachmawati

NIM. 11150161000067

Page 5: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

iv

ABSTRAK

Trisnaning Diah Dwi Rachmawati, NIM. 11150161000067. “Identifikasi

Persisten Miskonsepsi (Misconception Persistence) Siswa Pada Materi Sistem

Peredaran Darah. Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2020.

Penelitian ini membahas mengenai persistensi miskonsepsi pada materi sistem

peredaran darah. Penelitian ini memiliki tujuan mengidentifikasi persistensi

miskonsepsi siswa pada materi sistem peredaran darah. Tujuan ini dicapai

menggunakan tes diagnostik berupa pilihan ganda beralasan terbuka dan uraian.

Instrumen divalidasi melalui validasi konten oleh 7 orang yang terdiri dari bidang

pendidikan biologi dan ahli biologi. Tes ini diberikan kepada 119 siswa dari

berbagai tingkat kelas berbeda yang berasal dari kelas 5 MI, 8 MTs, dan 11 MA.

Hasil analisis yang dilakukan ditemukan 5 butir soal yang mengalami persistensi

miskonsepsi di setiap sub konsep. Sub konsep tersebut adalah komponen darah

beserta fungsinya, organ peredaran darah, sistem peredaran darah manusia, dan

gangguan peredaran darah manusia. Persistensi miskonsepsi dilihat dari

persentase miskonsepsi yang meningkat dan penggunaan alasan yang sama.

Persistensi miskonsepsi terjadi dikarenakan tidak adanya upaya mereduksi

miskonsepsi pada jenjang sebelumnya. Faktor terbesar siswa mengalami

miskonsepsi adalah siswa tidak dapat mengasimilasi pengetahuan awal dengan

pengetahuan yang baru didapat dan siswa lebih cenderung belajar secara hafalan.

Kata Kunci : Persistensi Miskonsepsi, Belajar hafalan, Tes diagnostic, Sistem

peredaran darah

Page 6: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

v

ABSTRACK

Trisnaning Diah Dwi Rachmawati, NIM. 11150161000067. "Identification of

Students' Persistent (Persistence) Misconceptions on Blood Circulatory

System". The Undergraduate Thesis of Biology Education Program, Faculty of

Tarbiyah and Teacher’s Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University

Jakarta, 2020.

This study discusses the persistent misconceptions in the blood circulatory system.

This study aimed to identify students' persistent misconceptions on the blood

circulatory system. This goal is achieved using a diagnostic test in the form of

open-ended quesstion and two-tier question. The instrument was validated

through content validation by 7 people consisting of biology education and

biologists. This test was given to 119 students from various levels of different

classes from grade 5 MI, 8 MTs, and 11 MA. The results of the analysis carried

out found 5 items that experienced persistent misconceptions in each sub-concept.

The sub-concept is the component of blood and its functions, circulatory organs,

human circulatory system, and human circulatory disorders. The persistence of

misconceptions is seen from the increasing percentage of misconceptions and the

use of the same reasons. The persistence of misconceptions occurs due to the

absence of efforts to reduce misconceptions at the previous level. The biggest

factor in students experiencing misconceptions is that students cannot assimilate

their initial knowledge with the newly acquired knowledge and students are more

likely to learn by rote.

Keywords:Persistence Misconception, Rote learning, diagnostic test, circulatory

system

Page 7: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya

karena dengan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi sebagai

tugas akhir untuk mendapatkan gelar Sarjana (S1). Shalawat beserta salam

semoga tetap tercurah limpahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW

beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya sampai akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan menjadi

baik tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Dengan tulus ikhlas penulis

menyampaikan terimakasih kepada:

1. Dr. Sururin, M.Ag, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Yanti Herlanti, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Meiry Fadilah Noor, M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan

waktu untuk memberikan bimbingan, dukungan dan arahan dalam

membimbing penulis selama ini.

4. Dina Rahma Fadlilah, S.Pd., M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah

membantu memberikan masukan dan membimbing penulis dengan baik selama

ini.

5. Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd, Dosen Penasehat Akademik yang selalu

memberikan motivasi dan nasehat kepada penulis selama mengikuti

perkuliahan.

6. Prof. Dr. Muammer Calik for the explenations of your article.

Page 8: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

vii

7. Bapak Drs. H. Yon Sugiono selaku Kepala P3JM Madrasah Pembangunan

yang telah memberikan bantuan selama pengambilan data di Madrasah

Pembangunan.

8. Ibu Yayah Zakiah, M.Pd, Elfa Sofiah, S.Pd, dan Bapak M. Dahlan, S.Pd selaku

guru di Madrasah Pembangunan yang telah memvalidasi instrumen dan

membimbing saya dalam melakukan pengambilan data.

9. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd, Dr. Sugiarti, M.Pd, Devi Solehat, M.Pd, Dr.

Fahma Wijayanti, M.Si dan Bapak Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd yang telah

membantu peneliti dalam memvalidasi instrumen.

10. Siswa dan siswa Madrasah Pembangunan yang telah bersedia menjadi sampel

dalam penelitian ini.

11. Kedua orang tua serta kakak dan adik yang telah mendukung dan mendoakan

dalam penyelesaian skripsi ini.

12. Seno Murdiono yang telah membantu dan mendukung selama ini dalam proses

penyelesaian skripsi.

13. Like, Azka, Hasna, Dyah, Syifa, Rani, Ica dan Galuh yang telah memberikan

motivasi tiada henti dalam penyelesaian skripsi ini.

14. Teman-teman seperjuangan Mimosa B yang telah memberikan dukungan serta

doa selama masa kuliah ini

Semoga Allah SWT membalas atas semua kebaikan yang telah diberikan. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat dan berkontribusi dalam dunia pendidikan.

Wassalamualaikum wr.wb.

Jakarta, Desember 2020

Penulis

Page 9: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .......................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ....................................................... iii

ABSTRAK .............................................................................................................. iv

ABSTRACK ............................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ............................................................................................ vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii

BAB I : PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 5

C. Batasan Masalah ............................................................................................ 6

D. Rumusan Masalah ......................................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 6

BAB II : KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR ........................... 8

A. Kajian Teoritis ............................................................................................... 8

1. Belajar Konsep .......................................................................................... 8

2. Miskonsepsi............................................................................................. 13

3. Tes Diagnostik Pilihan Ganda Beralasan dan Uraian ................................ 17

4. Tinjauan Umum mengenai Konsep Sistem Peredaran Darah .................... 20

B. Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................................... 25

C. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 29

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 32

Page 10: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

ix

A. Waktu dan Tempat ...................................................................................... 32

B. Metode Penelitian ........................................................................................ 32

1. Alur Penelitian ......................................................................................... 32

C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................... 33

D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 34

E. Instrumen Penelitian .................................................................................... 35

F. Teknik Analisis data .................................................................................... 36

BAB VI : HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 39

A. Deskripsi Data (Temuan) ............................................................................. 39

1. Data Persentase Derajat Pemahaman Siswa dalam 3 Kategori .................. 39

2. Data Jawaban Siswa Persisten Miskonsepsi ............................................. 42

B. Pembahasan ................................................................................................. 50

1. Sub konsep Komponen Darah Beserta Fungsinya .................................... 52

2. Sub konsep Organ Peredaran Darah ......................................................... 53

3. Sub konsep Sistem Peredaran Darah ........................................................ 54

4. Sub konsep Gangguan Sistem Peredaran Darah ....................................... 56

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 59

A. Kesimpulan ................................................................................................. 59

B. Saran…… ................................................................................................... 59

Daftar Pustaka ...................................................................................................... 60

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 64

Page 11: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Derajat Pemahaman Siswa................................................................. 12

Tabel 2. 2 Cara Mengidentifikasi Miskonsepsi ................................................... 19

Tabel 2. 3 Analisis Miskonsepsi Materi Sistem Peredaran Darah ....................... 21

Tabel 3. 1 Kisi-Kisi Soal Tes Diagnostik............................................................ 35

Tabel 3. 2 Derajat Pemahaman Siswa Berdasarkan Kriteria Jawaban ................. 37

Tabel 4. 1 Persentase Derajat Pemahaman Siswa Subkonsep 1 mengenai

Komponen Darah Beserta Fungsinya ................................................. 39

Tabel 4. 2 Persentase Derajat Pemahaman Siswa Subkonsep 2 mengenai Organ

Peredaran Darah ................................................................................. 39

Tabel 4. 3 Persentase Derajat Pemahaman Siswa Subkonsep 3 mengenai Sistem

Peredaran Darah ................................................................................. 41

Tabel 4.4 Persentase Derajat Pemahaman Siswa Subkonsep 4 mengenai

Gangguan Peredaran Darah Manusia .................................................. 41

Tabel 4.5 Persebaran Alasan Siswa pada Butir Soal 4 ........................................ 43

Tabel 4.6 Persebaran Alasan Siswa Pada Butir Soal 6 ........................................ 44

Tabel 4.7 Persebaran Alasan Siswa Pada Butir Soal 7 ........................................ 46

Tabel 4.8 Persebaran Alasan Siswa Pada Butir Soal 14 ...................................... 48

Tabel 4.9 Persebaran Alasan Siswa Pada Butir Soal 16 ...................................... 50

Page 12: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Peta Konsep Sistem Peredaran Darah ............................................. 24

Gambar 2. 2 Bagan Kerangka Berpikir ............................................................... 31

Gambar 4. 5 Butir Soal 4.................................................................................... 42

Gambar 4. 6 Butir Soal 6.................................................................................... 44

Gambar 4. 7 Butir Soal 7.................................................................................... 45

Gambar 4. 8 Butir Soal 14 .................................................................................. 47

Gambar 4. 9 Butir Soal 16 .................................................................................. 49

Page 13: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kompetensi Dasar ........................................................................... 67

Lampiran 2 Analisis Kompetensi dengan Materi ................................................ 68

Lampiran 3 Irisan Konsep Sistem Peredaran Darah ............................................ 82

Lampiran 4 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ........................................................ 84

Lampiran 5 Hasil Validasi Ahli Instrumen Penelitian ......................................... 96

Lampiran 6 Instrumen Penelitian...................................................................... 111

Lampiran 7 Rekapitulasi Jawaban Siswa Pada Soal Tes Diagnostik ................. 132

Lampiran 8 Surat Izin Penelitian MI Madrasah Pembangunan.......................... 137

Lampiran 9 Surat Izin Penelitian MTs Madrasah Pembangunan ....................... 138

Lampiran 10 Surat Izin Penelitian MA Madrasah Pembangunan ...................... 139

Lampiran 11 Surat Rekomendasi...................................................................... 140

Page 14: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar yang merupakan tujuan dari sekolah adalah proses yang rumit.1

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat

fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.2 Belajar

itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan

serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan,

meniru dan lain sebagainya. Belajar bukan hanya verbalistik namun mengalami

atau melakukannya.3 Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses

belajar.4 Oleh karena itu belajar merupakan aspek dasar dalam pendidikan yang

meliputi berbagai macam kegiatan yang melibatkan siswa.

Proses belajar terjadi saat siswa memperoleh sesuatu yang ada di

lingkungan sekitar.5 Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap

individu dan sebaliknya individu memberikan respon terhadap lingkungan.

Lingkungan merupakan faktor yang penting dalam proses belajar mengajar.6

Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda,

hewan, tumbuhan-tumbuhan, manusia, atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar.7

Materi pembelajaran yang berkaitan dengan lingkungan hidup salah satunya

Biologi.

Gagasan yang bertentangan dengan temuan ilmiah berkembang di

masyarakat dapat menjadi konsep awal yang dibawa oleh siswa dalam proses

belajar di sekolah. Konsep awal tersebut muncul dari masa kanak-kanak sebagai

pemikiran pribadi siswa. Konsep awal yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah

1 Douglas Fisher dan Nancy Frey, Better Learning Through Structured Teaching, ( United

States of America: ASCD Publication, 2008), p. 1. 2 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2013), h. 87. 3 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2014), h. 20. 4 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 7. 5 Dimyati dan Mudjiono, loc.cit, h. 7. 6 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 194. 7 Dimyati dan Mudjiono, loc.cit.

Page 15: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

2

biasanya disebut miskonsepsi atau salah konsep. Konsep awal yang mereka bawa

cenderung bertentangan dengan konsep yang diterima para ahli.8 Hal tersebut

dapat mempengaruhi pengajaran dan pembelajaran, karena siswa cenderung

memberikan penafsiran sendiri sebagai hasil rekonstruksi pengetahuan awal dan

pengetahuan yang diperoleh dari guru.9

Faktor-faktor yang menghasilkan hambatan belajar menciptakan konsep

baru yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan mencegah pembelajaran

konsep lainnya. Siswa tidak menerima konsep hasil pemikirannya sebagai suatu

yang salah, tidak efektif, atau disfungsional kecuali siswa mengalami kontradiksi.

Situasi inilah yang menghasilkan kesalahpahaman yang terus berlanjut meskipun

siswa telah mengalami peningkatan kelas.10

Miskonsepsi dapat berlanjut terus ke

jenjang pendidikan berikutnya bila tidak diatasi secara tepat. Sejumlah

miskonsepsi yang tetap stabil pada siswa dari tingkat dasar, menengah dan

perguruan tinggi mengindikasikan sifat keuletan dari miskonsepsi dan

ketahanannya terhadap perubahan.11

Sehingga miskonsepsi terbawa ke jenjang

pendidikan selanjutnya yang persistensi terhadap perubahan.

Konsep sistem peredaran darah pada konsep Biologi sangat berkaitan

dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi materi pelajaran dari tingkat dasar

sampai perguruan tinggi. Penyembuhan luka dengan penggunaan senyawa kimia

berkaitan pada konsep sistem peredaran darah. Salah satu penyembuh luka yang

dipahami masyarakat umum yaitu iodine povidine. Banyak sekali masyarakat

terutama orang tua bila anaknya mengalami luka menggunakan iodine povidine

sebagai pertolongan pertamanya. Hal ini diyakini akan mempercepat

penyembuhan luka. Namun, pemahaman hal tersebut kurang tepat.

8 Paul Suparno, “Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika”, (Jakarta:

Grasindo, 2013), h. 2. 9 Nurul Inayah Khairaty, A. Mushawwir Taiyeb, dan Hartati, Identifikasi Miskonsepsi

Peserta Didik Pada Materi Sistem Peredarann Darah dengan Menggunakan Three-Tier Test di

Kelas XI IPA 1 SMA Negeri Bontonompo, Jurnal Nalar Pendidikan, Vol. 6 No. 1, 2018, h. 8. 10 Sami Özgür, “The Persistence of Misconceptions about the Human Blood Circulatory

System among Students in Different Grade Levels”, Journal of Environmental & Science

Education, Vol. 8 No.2, 2018, p. 257. 11 Ibid., p. 256.

Page 16: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

3

Proses penyembuhan luka ada tiga tahap, yaitu : tahap inflamasi, tahap

proliferasi, dan tahap maturasi.12

Penggunaan iodine providen tidak diperbolehkan

dalam tahapan proliferasi karena menghambat kinerja sel fibroblast dalam sintesis

kolagen.13

Selain itu konsep yang sering terjadi miskonsepsi pada materi sistem

peredaran darah antara lain mengenai: kecepatan dan arah aliran darah, peran

paru-paru dalam sistem peredaran darah, karakteristik pembuluh darah. Hal ini

sudah dipelajari sejak Sekolah Dasar kelas lima hingga Universitas. 14

Miskonsepsi memiliki karakteristik cenderung bertahan dan stabil pada

kognitif setiap individu, sehingga sulit diubah dengan metode pengajaran

tradisional dan tetap bertahan sampai dewasa.15

Berbagai strategi yang digunakan

untuk mengatasi miskonsepsi tidak dapat sepenuhnya hilang dan dapat muncul

kembali setelah dilakukan perbaikan. Hal ini diduga dari beberapa faktor yang

diabaikan atau tidak disadari siswa maupun pengajar yang dapat menghambat

pembelajaran secara konseptual. Informasi fungsional siswa, strategi, metode dan

hasil penalaran siswa dapat menghasilkan hambatan belajar.16

Sehingga

miskonsepsi dapat terbagi menjadi dua bagian. Seperti yang dikategorikan

Abraham miskonsepsi terbagi menjadi specific misconception (miskonsepsi utuh)

dan partial understanding with specific misconception (paham sebagian dengan

miskonsepsi).17

Hasil penelitian Fina Nurul Khotimah tahun 2017 pada jenjang Menengah

Atas disalah satu sekolah menunjukkan adanya miskonsepsi 19%.18

Walaupun

miskonsepsi ini tidak lebih besar dari kategori tidak paham konsep (61%), namun

persentase miskonsepsi dan tidak paham konsep menunjukkan adanya faktor yang

menghambat proses belajar secara konseptual. Pernyataan miskonsepsi yang

12 I Made Sukma Wijaya, Perawatan Luka dengan Pendekatan Multidisiplin, (Yogyakarta:

Andi Offset, 2018), h. 21-25. 13 Ibid., h. 23. 14 Lampiran 3, h. 89. 15 Ceren Tekkaya, “Misconceptions as Barrier to Understanding Biology”, Journal of

Hacettepe Universitesi Egitim Fakultesi Dergisi, 23, 2002, p. 259. 16 Sami Özgür., op.cit, p. 257. 17 Michel R. Abraham, et al.,”Understanding and Misunderstanding of Eighth Graders of

Five Chemistry Concept Found in Textbooks”, Journal of Research in Science Teaching,Vol. 29,

No.2, 1992, p. 112. 18 Fina Nurul Khatimah, Meiry Fadillah Noor, dan Nengsih Juanengsih, “Miskonsepsi

Konsep Archaebacteria dan Eubacteria,” Edusains, Vol VI No. 02, 2014, h. 4.

Page 17: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

4

diduga persistensi yaitu “peran bakteri pada ekosistem hanya sebagai pengurai

bangkai organisme, karena sifat bakteri yang saprofit (pengurai zat sisa) di dalam

ekosistem”. Penggunaan alasan tersebut termunculkan dari 11 orang siswa dari 18

siswa yang masuk kategori miskonsepsi.

Persistensi miskonsepsi juga ditemukan pada penelitian Muammer Calik

pada jenjang pendidikan kelas 7-10.19

Miskonsepsi terkait penggunaan istilah

larutan, pelarut dan terlarut menunjukkan siswa kesulitan menghubungkan

pengetahuan dengan pengalaman kehidupan sehari-hari. Siswa di tingkat kelas

yang lebih rendah tidak dapat membedakan antara zat terlarut dan pelarut.

Penelitian Tyler A. Kummer pada materi evolusi.20

Penelitian ini

mengukur persistensi miskonsepsi pada mahasiswa tingkat awal dan mahasiswa

tingkat akhir yang menunjukkan persistensi miskonsepsi terkait pohon filogenik

dan kemiripan dengan keterkaitan. Miskonsepsi pada pemahaman pohon filogenik

dikarenakan penalaran teleologis. Hal ini terjadi karena ketidakmampuan siswa

untuk menafsirkan dengan benar pohon filogenik. Sementara miskonsepsi

terhadap subkonsep kemiripan dan keterkaitan bertahan dikarenakan mahasiswa

membangun pohon filogenik berdasarkan kesamaan suatu spesies untuk

menentukan keterkaitan. Miskonsepsi tersebut bertahan dari mahasiswa tingkat

awal dan tingkat akhir.

Kurang tepatnya pemahaman masyarakat yang menjadi prakonsepsi siswa

di sekolah saat belajar, dapat berdampak pada miskonsepsi. Penyebab

miskonsepsi dapat dari siswa, guru, buku teks, konteks, ataupun metode

mengajar.21

Proses kesalahapahaman tanpa adanya perbaikan dapat berdampak

pada persistensi miskonsepsi. Untuk membuktikan persistensi miskonsepsi pada

konsep sistem peredaran darah, maka perlu dianalisis pemahaman siswa dari

19 Muammer Calik dan Alipasa Ayas, “A Cross-age Study on the Understanding of

Chemical Solution and Their Compoonents”, International Education Journal. Vol. 6. No.1, 2005,

p. 36. 20 Tyler A Kummer, Clinton J. Whipple, dan Jamie L. Jensen, “Prevalence and Persistence

of Misconceptions in Tree Thinking”, Journal Of Microbiology & Biology Education, Vol. 17 No.

3, 2016, p. 395. 21 Paul Suparno, op.cit. h. 29.

Page 18: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

5

jenjang terendah. Hal ini didasarkan bahwa siswa menerima materi sistem

peredaran darah dari jenjang sekolah dasar.

Alat tes diagnostik yang baik dapat memberikan gambaran yang akurat

tentang miskonsepsi yang dimiliki siswa berdasarkan informasi kesalahan yang

dibuatnya. Menurut Thorndike dan Hagen (2005: 172) dikutip oleh Suwarto

mendefinisikan tes diagnostik pada intinya mencari kembali ke belakang tentang

kesulitan yang muncul dan berkembang. Ada beberapa cara dalam tes diagnostik

untuk mendeteksi miskonsepsi siswa. Beberapa cara yang biasa digunakan

peneliti antara lain: wawancara, peta konsep, tes esai, tes pilihan ganda beralasan,

diskusi di dalam kelas, dan praktikum dengan tanya jawab.22

Penggunaan tes esai

memiliki keuntungan yaitu guru dapat langsung mengklasifikasikan pemahaman

siswa berdasarkan tingkat pemahamannya akan suatu konsep.23

Tes pilihan ganda

yang disertai alasan dapat digunakan untuk menguji konsepsi alternatif pada siswa

karena bentuk soal ini dapat meminimalisir jawaban tebakan siswa dan dapat

menentukan tipe kesalahan siswa dalam suatu konsep.24

Penelitian persistensi sudah dilakukan di Turki oleh Sami Ozgur dan

Muammer Calik, namun perlu juga dilakukan di wilayah Tangerang Selatan,

khsususnya lembaga pendidikan yang memiliki jenjang dari tingkat dasar,

menengah sampai atas agar miskonsepsi yang mengalami persistensi dapat

teridentifikasi. Oleh sebab itu, penulis akan melakukan penelitian yang berjudul:

“Identifikasi Persisten (Persistence) Miskonsepsi Siswa Pada Materi Sistem

Peredaran Darah”.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini, meliputi:

1. Konsep awal siswa dipengaruhi pendidikan masyarakat sekitarnya.

2. Rekontruksi pemahaman dalam proses belajar tidak sempurna.

3. Adanya miskonsepsi yang terjadi pada konsep biologi.

22 Paul Suparno, op.cit. h. 129. 23 Michel R. Abraham, et all, loc. cit. 24 Depdiknas, Tes Diagnostik, (Jakarta : Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan

Menegah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menegah Pertama, 2007), h. 4.

Page 19: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

6

4. Adanya persistensi miskonsepsi pada konsep biologi yang sudah dipelajari

pada jenjang pendidikan terbawahnya.

C. Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini, meliputi:

1. Identifikasi persistensi miskonsepsi hanya pada materi sistem peredaran

darah.

2. Identifikasi persistensi miskonsepsi menggunakan tes diagnostik pilihan

ganda beralasan dan uraian.

3. Identifikasi persistensi miskonsepsi pada siswa di lembaga pendidikan pada

Yayasan Madrasah Pembangunan yang memiliki jenjang pendidikan dasar,

menengah dan atas (MI, MTs, dan MA).

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: “Bagaimana persistensi

miskonsepsi siswa pada konsep sistem peredaran darah?”.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan, yaitu: Identifikasi persistensi miskonsepsi

siswa pada materi sistem peredaran darah.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi banyak pihak,

diantaranya:

1. Bagi Siswa

Hasil ini diharapkan dapat menjadi referensi siswa dalam mengetahui sub

konep - sub konsep yang mengalami miskonsepsi. Oleh karena itu siswa dapat

memperbaiki teknik dalam memahami suatu konsep agar tidak menjadi

pembelajaran secara hafalan.

Page 20: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

7

2. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk guru dalam

mengevaluasi permasalahan dalam pembelajaran Biologi. Oleh karena itu guru

dapat melakukan tindak lanjut terhadap siswa yang mengalami miskonsepsi

pada pembelajaran Biologi.

3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan menambah wawasan pengetahuan khususnya

dalam masalah miskonsepsi. Sehingga dapat menjadi bekal untuk pendidik di

masa depan untuk tidak salah dalam mengajarkan konsep. Umumnya untuk

peneliti lain dapat untuk terus melakukan penelitian agar miskonsepsi dapat

dikurangi.

Page 21: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

8

BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Teoritis

Proses pembelajaran Biologi bertujuan pada pemahaman mendalam

terhadap suatu konsep. Realitas yang terjadi, siswa sering kali kurang memahami

konsep-konsep Biologi secara mendalam. Hal ini disebabkan karena siswa lebih

cenderung hanya menghafalkan materi yang di dalamnya mengandung konsep

dibanding memahami konsep yang terkandung.

Siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami suatu konsep akan

memberikan penafsiran sendiri sebagai hasil rekonstruksi pengetahuan awal dan

pengetahuan yang diperoleh dari guru.1 Konsep awal yang tidak sesuai dengan

konsep ilmiah itu biasanya disebut miskonsepsi atau salah konsep.2 Miskonsepsi

memiliki karakteristik cenderung bertahan dan stabil pada kognitif setiap individu,

sehingga sulit diubah dengan metode pengajaran tradisional dan akan tetap

bertahan sampai dewasa.3

1. Belajar Konsep

Begitu banyak objek yang siswa jumpai pada pelajaran dan kehidupan

sehari-hari. Objek-objek tersebut memiliki stimulus yang berbeda. Stimulus yang

beda tersebut juga akan membuat kita memberikan respon yang berbeda pula. Hal

tersebut akan membuat beban yang berat pada kognitif siswa. Dalam mengatasi

hal tersebut maka penting untuk belajar secara konsep. Konsep merupakan

kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada di lingkungan. Konsep

menyediakan skema terorganisasi untuk mengasimilasikan stimulus baru dan

menentukan hubungan di dalam dan di antara kategori-kategori.4

1 Nurul Inayah Khairaty, A. Mushawwir Taiyeb, dan Hartati, Identifikasi Miskonsepsi

Peserta Didik Pada Materi Sistem Peredarann Darah dengan Menggunakan Three-Tier Test di

Kelas XI IPA 1 SMA Negeri Bontonompo, Jurnal Nalar Pendidikan, Vol. 6 No. 1, 2018, h. 8. 2 Paul Suparno, “Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika”, (Jakarta:

Grasindo, 2013), h. 2. 3 Ceren Tekkaya, “Misconceptions As Barrier To Understanding Biology”, Journal of

Hacettepe Universitesi Egitim Fakultesi Dergisi, 23, 2002, p. 259. 4 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011), h.

62.

Page 22: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

9

a. Definisi Belajar

Belajar adalah key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha

pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan.5

Belajar adalah sebagai suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya

sebagai akibat pengalaman.6 Belajar merupakan suatu usaha sadar individu untuk

mencapai tujuan peningkatan diri atau perubahan diri melalui latihan-latihan dan

pengulangan-pengulangan dan perubahan yang terjadi bukan karena peristiwa

kebetulan.7 Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang

sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.

Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat

bergantung pada proses pembelajaran yang dialami siswa baik ketika berada di

sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya.8 Dapat disimpulkan

belajar adalah perubahan tingkah laku melalui proses adaptasi suatu individu yang

dilakukan secara sadar akibat dari pengalaman dan latihan.

Proses belajar terdiri dari tiga tahap. Tahapan itu sebagai berikut: (i)

persiapan untuk belajar, (ii) pemerolehan dan unjuk perbuatan (performasi), (iii)

alih belajar. Pada tahap persiapan dilakukan tindakan mengarahkan perhatian,

pengharapan, dan mendapatkan kembali informasi. Pada tahap pemerolehan dan

performasi digunakan untuk prespektif selektif, sandi sematik, pembangkitan

kembali dan respons, serta penguatan. Tahap alih belajar meliputi pengisyaratan

untuk membangkitkan, dan pemberlakuan secara umum.9 Menurut pandangan dan

teori konstruktivisme, belajar merupakan proses aktif dari subjek belajar untuk

merekonstruksi makna, sesuatu entah itu teks, kegiatan dialog, pengalaman fisik

dan lain-lain. Belajar merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan

pengalaman atau bahan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah

dimiliki, sehingga pengertiannya menjadi berkembang.10

5 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2013), h. 93. 6 Ratna Wilis Dahar, op.cit., h. 2. 7 Mulyati, Psikologi Belajar, (Yogyakarta: Andi Offset, 2005), h. 5. 8 Muhibbin Syah, op.cit., h. 87. 9 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2006) h. 12. 10 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2014), h. 37-38.

Page 23: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

10

b. Definisi Konsep

Konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek, kejadian,

kegiatan atau hubungan yang mempunyai atribut yang sama.11

Konsep merupakan

suatu abstraksi mental yang mewakili satu kelas stimulus. Kita menyimpulkan

bahwa suatu konsep telah dipelajari bila yang diajar dapat menampilkan perilaku-

perilaku tertentu.12

Pengertian konsep meliputi:

1) Satu ide atau pengertian umum yang disusun dengan kata, symbol, dan tanda.

2) Satu ide yang mengombinasikan beberapa unsur sumber-sumber berada ke

dalam satu gagasan tunggal.13

Belajar konsep adalah pengalaman belajar dengan menentukan ciri atau

atribut dari objek yang dipelajarinya sehingga objek tersebut ditempatkan dalam

klasifikasi tertentu. Misalnya pengalaman belajar dengan melihat sesuatu dari

ukurannya, dari warnanya, dari bentuknya, dan lain sebagian. Setiap individu

dapat mempelajari konsep bukan karena adanya asosiasi stimulus dan respon tapi

karena adanya kemampuan mengabstraksi sesuatu.14

Belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan. Konsep merupakan

batu pembangun berpikir. Konsep merupakan dasar bagi proses mental yang lebih

tinggi untuk merumuskan prinsip dan generalisasi. Untuk memecahkan masalah,

seorang siswa harus mengetahui aturan-aturan yang relevan dan aturan-aturan ini

didasarkan pada konsep-konsep yang diperolehnya. Walaupun para ahli psikologi

menyadari pentingnya konsep, belum ada suatu definisi yang tepat. Definisi-

definisi yang diberikan dalam kamus, seperti “sesuatu yang diterima dalam

pikiran” atau suatu ide yang umum dan abstrak” terlalu luas untuk digunakan.

Mungkin tidak ada satu pun definisi yang dapat mengungkapkan arti konsep

secara kaya atau berbagai macam konsep yang diperoleh para siswa. Karena

konsep merupakan penyajian internal sekelompok stimulus., konsep tidak dapat

diamati; konsep harus disimpulkan dari perilaku. Walaupun kita dapat

11 Ratna Wilis Dahar, op.cit. h. 63. 12 Ibid., h. 64. 13 Mulyati, op.cit. h. 53. 14 Wina Sanjaya, Perenncanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana,

2008), h. 162.

Page 24: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

11

memberikan suatu definisi verbal suatu konsep, suatu definisi tidak

mengungkapkan semua hubungan antara konsep itu dengan konsep yang lain.15

1) Perolehan Konsep

Konsep diperoleh dengan dua cara, yaitu pembentukan konsep dan

asimilasi konsep. Pembentukan konsep merupakan bentuk perolehan konsep

sebelum anak-anak masuk sekolah. Pembentukan konsep merupakan proses

induktif. Bila anak dihadapkan pada stimulus lingkungan, anak mengabstraksi

sifat atau atribut yang sama dari berbagai stimulus. Pembentukan konsep

mengikuti pola contoh atau aturan atau pola “egrule” (eg=example=contoh). Anak

yang belajar dihadapkan pada sejumlah contoh dan noncontoh konsep tertentu.

Melalui proses diskriminasi dan abstraksi, anak menetapkan suatu aturan yang

menentukan kriteria untuk konsep itu.16

Berlawanan dengan pembentukan konsep yang bersifat induktif, asimilasi

konsep bersifat deduktif. Dalam proses ini anak-anak diberi nama konsep dan

atribut konsep itu, ini berarti bahwa mereka akan belajar arti konseptual baru

dengan memperoleh penyajian atribut-atribut kriteria konsep, kemudian mereka

akan menghubungkan atribut-atribut ini dengan gagasan – gagasan relevan yang

sudah ada dalam struktur kognitif mereka.

Pembentukan konsep melalui asimilasi, orang yang belajar harus sudah

memperoleh definisi formal konsep itu. Suatu definisi formal suatu kata

menunjukan kesamaan dengan konsep tertentu dan membedakan kata itu dari

konsep-konsep lain. Sesudah definisi konsep itu disajikan, konsep itu dapat

diilustrasikan dengan memberikan contoh atau deskripsi verbal contoh. Hal ini

biasanya disebut belajar konsep sebagai aturan atau contoh atau “rule-eg”.17

2) Pemahaman Konsep

Pemahaman atau comprehension dapat diartikan menguasai sesuatu

dengan pikiran. Memahami maksudnya, menangkap maknanya, adalah tujuan

akhir dari setiap belajar. Perlu diingat bahwa comprehension/ pemahaman, tidak

15 Ratna Wilis Dahar, op.cit. h. 62. 16 Ibid, h. 64. 17 Ibid, h. 65.

Page 25: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

12

sekedar tahu, tetapi juga menghendaki agar subjek belajar dapat memanfaatkan

bahan-bahan yang telah dipahami. Kalau sudah demikian, belajar akan bersifat

mendasar. 18

Terdapat enam derajat pemahaman dalam menjawab soal uraian untuk

mengetahui pemahaman siswa terhadap konsep. Derajat mengenai pemahaman

siswa dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut:19

Tabel 2. 1 Derajat Pemahaman Siswa

No. Derajat Pemahaman Kriteria Penilaian

1. Tidak ada respon Kosong

Tidak tahu

Tidak mengerti

2. Tidak paham Mengulangi pertanyaan

Respon tidak jelas

3. Miskonsepsi utuh Respon menunjukan

ketidaklogisan atau informasi

yang diberikan tidak jelas

4. Paham sebagian

dengan miskonsepsi

Respon menunjukkan

pemahaman konsep tetapi juga

miskonsepsi

5. Paham sebagian Respon yang diberikan

memberikan komponen yang

diinginkan tetapi belum lengkap

6. Paham secara

lengkap

Respon yang diberikan meliputi

semua komponen yang

diinginkan

Kategori siswa dalam menjawab soal dikelompokkan menjadi 3, yaitu :

tidak ada respon dan tidak paham masuk kedalam kategori “tidak paham”,

Miskonsepsi utuh dan paham sebagian dengan miskonsepsi masuk ke dalam

18 Sardiman A.M, op.cit, h. 42-43. 19 Michael R. Abraham, et al.,”Understanding and Misunderstanding of Eighth Graders of

Five Chemistry Concept Found in Textbooks”, Journal of Research in Science Teaching,Vol.29,

No.2, 1992, p. 112.

Page 26: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

13

kategori “miskonsepsi”, paham sebagian dan paham secara lengkap masuk ke

dalam kategori “paham”.20

3) Kegunaan Konsep

Belajar konsep berguna dalam rangka pendidikan siswa atau paling tidak

punya pengaruh tertentu. Adapun kegunaan konsep, yaitu sebagai berikut:21

a) Konsep-konsep mengurangi kerumitan lingkungan. Lingkungan adalah sangat

kompleks. Dalam mempelajarinya tentu saja sulit jika tidak dirinci menjadi

unsur-unsur yang lebih sederhana.

b) Konsep-konsep membantu untuk mengidentifikasi objek-objek yang ada di

sekitar.

c) Konsep dan prinsip membantu kita untuk mempelajari sesuatu yang baru, lebih

luas, dan lebih maju.

d) Konsep dan prinsip mengarahkan kegiatan instrumental. Berdasarkan konsep

dan prinsip yang telah diketahui, maka seseorang dapat menentukan tindakan-

tindakan yang selanjutnya perlu dikerjakan atau dilakukan.

e) Konsep dan prinsip memungkinkan pelaksanaan pengajaran.

f) Konsep dapat digunakan untuk mempelajari dua hal yang berbeda dalam kelas

yang sama.

2. Miskonsepsi

Mengenai belajar sains, Vygotsky menyarankan bahwa interaksi sosial itu

penting saat siswa menginternalisasi pemahaman-pemahaman yang sulit,

masalah-masalah, dan proses. Selanjutnya proses internalisasi melibatkan

rekonstruksi aktivitas psikologis dengan dasar penggunaan bahasa. Jelas tampak

bahwa penggunaan bahasa secara aktif yang didasarkan pemikiran merupakan

sarana bagi para siswa untuk mengasosiasi kebermaknaan pengalaman-

pengalaman mereka. Konsepsi anak sebagai hasil konstruksi tentang alam

20 Ibid., pp. 113-114. 21 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2009), h. 164-166.

Page 27: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

14

sekitarnya berbeda dengan konsepsi ilmiah. Oleh karena itu, ada yang memberi

nama miskonsepi pada konsepsi anak ini.22

a. Pengertian Miskonsepsi

Miskonsepsi adalah ide konseptual apa pun yang berbeda dari konsensus

ilmiah yang diterima umum.23

Siswa datang ke sekolah dengan berbagai

pengalaman dengan ide-ide dan penjelasan tentang dunia alami. Ruang lingkup

ide-ide ini beragam seperti latar belakang siswa dan mereka sering berbeda dari

para ilmuwan. Kerangka kerja yang berbeda ini telah digambarkan sebagai

miskonsepsi.24

Konsep awal yang mereka bawa itu kadang-kadang tidak sesuai

atau bertentangan dengan konsep yang diterima para ahli. Konsep awal yang tidak

sesuai dengan konsep ilmiah itu biasanya disebut miskonsepsi atau salah konsep.

Konsep awal itu mereka dapatkan sewaktu berada di sekolah dasar, sekolah

menegah, dari pengalaman dan pengamatan mereka di masyarakat atau dalam

kehidupan sehari-hari. Dari sini tampak jelas bahwa siswa dan mahasiswa

bukanlah suatu tabula rasa atau kertas kosong yang bersih, yang dalam proses

pembelajaran akan ditulis oleh guru atau dosen mereka.25

Miskonsepsi adalah bentuk delusi yang memanifestasikan pemahaman

yang salah, kesalahan biasa atau gangguan kognitif yang dimiliki seorang siswa.

Siswa menghasilkan kesalahan yang konsisten sebagai akibat dari miskonsepsi. Di

mata para siswa, jawaban seperti itu masuk akal dan berguna. Oleh karena itu,

siswa yang memiliki kesalahpahaman dapat membenarkan jawaban salah mereka

dan yakin tentang kebenaran jawaban mereka. Ini karena miskonsepsi merupakan

gagasan yang sering masuk akal bagi siswa yang bahkan tidak sadar bahwa

mereka memiliki miskonsepsi.26

22 Ratna Wilis Dahar, op.cit. h. 153. 23 E.Galvin, G. Mooney Simmie, A. O’Grady, “Identification of Misconceptions in the

Teaching of Biology: A Pedagogical Cycle of Recognition, Reduction and Removal”, Journal

Higher Education and Social Science, Vol. 8, No.2, 2015, p. 2. 24 Ceren Tekkaya, loc.cit. 25 Paul Suparno, “Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika”, (Jakarta:

Grasindo, 2013), h. 2. 26 Mehmet Suat Bal, “Misconceptions of High School Students Related to The

Conceptions of Absolutism and Constitutionalism in History Courses”, Jurnal Educational

Reasearch dan Reviews, Vol.6 No.3, 2011, p. 285.

Page 28: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

15

b. Sifat Miskonsepsi

Miskonsepsi merupakan suatu penghambat untuk kedepannya bagi

pembelajaran selanjutnya. Hal itu terjadi karena miskonsepsi memiliki beberapa

sifat, yaitu:

1) Miskonsepsi bersifat pribadi. Bila dalam suatu kelas anak-anak disuruh

menulis tentang percobaan yang sama (mungkin hasil demonstrasi guru),

mereka memberikan berbagai interpretasi. Setiap anak “melihat” dan

menginterpretasikan eksperimen itu menurut caranya sendiri. Setiap anak

mengkonstruksi kebermaknaannya sendiri.

2) Miskonsepsi memiliki sifat yang stabil. Kerap kali terlihat bahwa gagasan anak

yang berbeda dengan gagasan ilmiah ini tetap dipertahankan anak, walaupun

guru sudah sudah berusaha memberikan suatu kenyataan yang berlawanan.

3) Bila menyangkut kohersi, anak tidak merasa butuh pandangan yang koheren

sebab interpretasi dan prediksi tentang peristiwa-peristiwa alam praktis

kelihatannya cukup memuaskan. Kebutuhan akan kohersi dan kriteria untuk

kohersi menurut persepsi anak tidak sama dengan yang di persepsi ilmuan.

c. Terbentuknya Miskonsepsi

Terbentuknya miskonsepsi dalam pembelajaran terutama untuk tingkat

primer dikemukakan sebagai berikut:27

1) Terbentuknya miskonsepsi disebabkan karena anak cenderung mendasarkan

berpikirnya pada hal-hal yang tampak dalam suatu situasi masalah.

2) Dalam banyak kasus, anak itu hanya memperhatikan aspek-aspek tertentu

dalam suatu situasi. Hal ini disebabkan karena anak lebih cenderung

menginterpretasikan suatu fenomena dari segi sifat absolute benda-benda,

bukan dari segi interaksi antara unsur-unsur suatu sistem.

3) Anak lebih cenderung memperhatikan perubahan daripada situasi diam.

4) Bila anak-anak menerangkan perubahan, cara berpikir mereka cenderung

mengikuti urutan kausal linier.

27 Ratna Wilis Dahar, op.cit. h. 154-155.

Page 29: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

16

5) Gagasan yang dimiliki anak mempunyai berbagai konotasi: gagasan anak lebih

inklusif dan global.

6) Anak kerap kali menggunakan gagasan yang berbeda untuk

menginterpretasikan situasi-situasi yang oleh para ilmuwan digunakan cara

yang sama.

d. Penyebab Miskonsepsi

Secara garis besar, penyebab miskonsepsi dapat diringkas dalam lima

kelompok, yaitu: siswa, guru, buku teks, konteks, dan metode mengajar. Penyebab

yang berasal dari siswa dapat terdiri dari berbagai hal, seperti prakonsepsi awal,

kemampuan, tahap perkembangan, minat cara berpikir, dan teman lain. Penyebab

kesalahan dari guru dapat berupa ketidakmampuan guru, kurangnya penguasaan

bahan, cara mengajar yang tidak tepat atau sikap guru dalam berelasi dengan

siswa yang kurang baik. Penyebab miskonsepsi dari buku teks biasanya terdapat

dari penjelasan atau uraian yang salah dalam buku tersebut. Konteks, seperti

budaya, agama, dan bahasa sehari-hari juga mempengaruhi miskonsepsi siswa.

Sedangkan metode mengajar yang hanya menekankan kebenaran satu segi sering

memunculkan salah pengertian pada siswa.28

Penyebab miskonsepsi dapat diklasifikasikan dalam tiga kategori utama,

yaitu:.

1) Epistemologi: Kesulitan yang timbul karena sifat khas dari konsep itu sendiri.

2) Psikologi: kesulitan yang timbul karena perkembangan pribadi siswa, kapasitas

dan kemampuan untuk memahami bidang tersebut.

3) Pedagogi: kesulitan yang timbul karena metode pengajaran dan / atau bahan

ajar termasuk buku teks dan alat. Ini adalah faktor-faktor seperti model

pengajaran yang dipilih, implementasi model-model ini, metafora, analogi dan

buku pelajaran yang digunakan oleh guru, urutan dan cara di mana subjek dan

konsep ditangani dalam buku-buku dan kurikulum.29

Belajar adalah perubahan tingkah laku melalui proses adaptasi suatu

individu yang dilakukan secara sadar akibat dari pengalaman dan latihan.

28 Paul Suparno, op.cit. h. 29 29 Mehmet Suat Bal, op.cit. p. 285.

Page 30: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

17

Keberhasilan suatu belajar bergantung kepada individu siswa dan tenaga pendidik.

Belajar yang baik merupakan belajar melalui konsep. Belajar konsep merupakan

dasar untuk mempelajari sesuatu yang lebih kompleks. Jika siswa tidak mampu

memahami suatu konsep maka pembelajaran tersebut akan bersifat belajar

hafalan. Siswa dapat memahami suatu konsep jika siswa mampu mengasimilasi

konsep awal dengan konsep-konsep yang baru diterima. Sedangkan siswa yang

salah dalam memahami suatu konsep dan tidak mengalami kontradiksi di dalam

kognitifnya maka siswa akan mengalami miskonsepsi terhadap konsep tersebut.

3. Tes Diagnostik Pilihan Ganda Beralasan dan Uraian

Tes adalah alat pengumpul informasi yang digunakan untuk mengetahui

atau mengukur sesuatu dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.30

Tujuan tes yang penting adalah untuk: 31

a. mengetahui tingkat kemampuan siswa

b. mengukur pertumbuhan dan perkembangan siswa

c. mendiagnosis kesulitan belajar siswa

d. mengetahui hasil pengajaran

e. mengetahui hasil belajar

f. mengetahui pencapaian kurikulum

g. mendorong siswa belajar, dan

h. mendorong guru agar mengajar lebih baik.

Sehingga dapat dipahami bahwa tes adalah suatu alat yang digunakan

untuk mengumpulkan data atau informasi yang berguna salah satunya untuk

mendiagnosis kesulitan belajar siswa.

a. Tes Diagnostik

Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-

kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut guru dapat

30 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta; Bumi Aksara, 2006),

h. 53. 31 Suwarto, “Pengembangan Tes Diagnostik”, Jurnal Pendidikan, Vol. 22 No.2, 2013, h.

188.

Page 31: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

18

melakukan pemberian perlakuan yang tepat.32

Tes diagnostik adalah tes yang

dilaksanakan untuk menentukan secara tepat, jenis kesukaran yang dihadapi oleh

siswa dalam suatu pelajaran tertentu. Materi dalam tes ini biasanya merupakan

materi yang biasanya sulit dipahami oleh siswa.33

Tes diagnostik digunakan untuk

menilai pemahaman konsep siswa terhadap konsep-konsep kunci (key concepts)

pada topik tertentu, secara khusus untuk konsep-konsep yang cenderung dipahami

secara salah.34

Jadi, dapat disimpulkan tes diagnostik adalah suatu tes yang terdiri

soal-soal yang bertujuan untuk mencari atau mengungkap miskonsepsi yang

terjadi terhadap siswa melalui analisis secara mendalam.

b. Tes Pilihan Ganda Beralasan

Terdapat beberapa jenis tes pilihan ganda beralasan, diantaranya yaitu tes

pilihan ganda beralasan terbuka dan tes pilihan ganda beralasan tertutup. Tes

pilihan ganda beralasan terbuka adalah tes pilihan ganda yang mengharuskan

siswa memilih jawaban dari pilihan ganda pada soal dengan menyertakan alasan

mengapa ia memilih jawaban tersebut.35

Instrumen ini telah digunakan oleh

Muammer Calik dan Alipasa Ayas untuk mengungkap miskonsepsi pada konsep

larutan kimia dan komponennya.36

Jenis kedua yaitu pilihan Ganda beralasan

tertutup. Tes ini selain terdiri dari soal dan pilihan jawaban, juga dilengkapi

dengan pilihan alasan jawaban yang telah tersedia dalam setiap butir soalnya.

Kelebihan dari tes ini yaitu guru dapat lebih mudah untuk menganalisis jawaban

dan alasan siswa. Sedangkan kelemahan dari jenis tes ini yaitu siswa tidak diberi

kebebasan dalam memberikan alasan sendiri, sehingga pemikiran siswa tidak

32 Suharsimi Arikunto, op.cit.h. 34. 33 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2011),

h. 70-71. 34 Suwarto, op.cit., h. 189-190. 35 Paul Suparno, op.cit., h. 123. 36 Muammer Calik dan Alipasa Ayas, “A Cross-age Study on The Understanding of

Chemical Solution and Their Components”, International Education Journal. Vol. 6. No.1, 2005,

p. 32.

Page 32: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

19

terlalu terungkap.37

Instrumen ini telah digunakan oleh David F. Treagust untuk

mengungkap miskonsepsi pada konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan.38

c. Tes Esai (Uraian)

Tes esai (uraian) merupakan bentuk tes berupa sebuah pertanyaan dan

siswa menjawab dengan cara menguraikan atau menjelaskan proses (alur) secara

terorganisir hingga mengarah kepada jawaban dari tes tersebut. Pada tes uraian

siswa diberikan kebebasan dalam menyusun kerangka berpikir, menjelaskan

gagasan dan mengorganisir gagasan yang akan digunakan untuk memecahkan

masalah.39

Penggunaan tes esai memiliki keuntungan yaitu guru dapat langsung

mengklasifikasikan pemahaman siswa berdasarkan tingkat pemahamannya akan

suatu konsep.40

Dari tes uraian tersebut dapat diketahui miskonsepsi yang dibawa

siswa dan dalam bidang apa.41

Cara mengidentifikasi miskonepsi yang disampaikan beberapa ahli dapat dilihat

pada Tabel 2.2 berikut.

Tabel 2. 2 Cara Mengidentifikasi Miskonsepsi

No Nama Judul Metode

1 Ceren

Tekkaya

Misconceptions As Barrier To

Understanding

Biology42

- Kuis dan diskusi yang memberi kesempatan bagi

siswa untuk mengekspresikan ide-ide mereka dengan

jelas. - Peta konsep

- Wawancara

- Soal Pilihan Ganda sederhana - Two Tier Multiple Choice

- Pernyataan salah benar

2 Din Yan Yip

Teachers’

Misconception Of The Circulatory

System43

Tes tertulis yang terdiri dari sejumlah pertanyaan

pendek yang berisi pernyataan pendek tentang konsep biologi tertentu. Subjek diminta untuk membaca setiap

pernyataan dengan cermat dan

37 Paul Suparno, op.cit., h. 124. 38 David F. Tragust, Development and Use of Diagnostic Tests to Evaluate Students’

Misconception in Sciences, International Journal of Sciences Education, Vol. 10, No. 2, 1988, p.163.

39 Ni Wayan Sri Darmayanti dan I Komang Wisnu Budi Wijaya, Evaluasi Pembelajaran

IPA, (Bali: Nilacakra, 2020), h. 45-46. 40 Michel R. Abraham, et all, loc. cit. 41 Paul Suparno, op.cit., h. 126. 42 Ceren Tekkaya, op.cit., p. 263. 43 Din Yan Yip, Teachers’ Misconceptions of The Circulatory System, Journal of

Biological Education, 32, 3, 1998, p. 208.

Page 33: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

20

a. Menunjukan apakah pernyataan itu benar, sebagian benar atau tidak

b. Menggarisbawahi bagian-bagian yang mereka

anggap salah c. Membenarkan jawaban mereka

3 Nancy J.

Pelaez

Prevalence Of

Blood Circulation

Misconceptions Among

Prospective

Elementary Teachers

44

Menggunakan 2 tipe, yaitu:

1. Kegiatan instruksional yang terdiri dari:

- Tes menggambar - Debat

2. Penilaian yang terdiri dari:

- Ujian essay - Wawancara

4 S O Adodo

Effects of Two-

Tier Multiple

Choice Diagnostic

Assessment Items

on Students’

Learning

Outcome in Basic

Science Technology

(BST)45

Two tier Multiple Choice

5

Bahar Kumandas,

Armagan

Ateskan, and

Jannie Lane

Misconceptions In

Biology: A Meta-Synthesis Study

Of Research,

2000–201446

- Pilihan Ganda Sederhana

- Two tier Multiple Choice - Tes uraian

- Wawancara

- Peta Konsep

4. Tinjauan Umum mengenai Konsep Sistem Peredaran Darah

Konsep Sistem Peredaran Darah merupakan salah satu konsep yang

diajarkan dari tingkat Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas. Jenjang

Sekolah Dasar diajarkan pada kelas V, konsep ini dipelajari dengan Kompetensi

Dasar (KD) 3.4 yaitu menjelaskan organ peredaran darah dan fungsinya pada

44 Nancy J. Pelaez, et.all, Prevalence of Blood Circulation Misconceptions Among

Prospective Elementary Teachers, Adv Phsyiol Edu, Vol. 29, No. 172-181, 2005, p. 173. 45 S O Adodo, Effectsof Two-Tier Multiple Choice Diagnostic Assessment Items on

Students’ Learning Outcome in Basic Science Technology (BST), Journal of Interdisciplinary

Studies,Vol. 2, No. 2, 2013, p. 202. 46 Bahar Kumandas, Armagan Ateskan, and Jennie Lane, Misconceptions in Biology : a

Meta-synthesis Study of Research. 200-2014, Journal of Biological Education, 2018, p. 5-6.

Page 34: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

21

hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan organ peredaran darah

manusia. Jenjang Sekolah Menengah Pertama diajarkan pada kelas VIII, konsep

ini dipelajari dengan Kompetensi Dasar (KD) 3.7 yaitu menganalisis sistem

peredaran darah pada manusia dan memahami gangguan pada sistem peredaran

darah, serta upaya menjaga kesehatan sistem peredaran darah. Jenjang Sekolah

Menengah Atas diajarkan pada kelas XI, konsep ini dipelajari dengan Kompetensi

Dasar (KD) 3.6 yaitu menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun

organ pada sistem sirkulasi dalam kaitannya dengan bioproses dan gangguan

fungsi yang dapat terjadi pada sistem sirkulasi manusia.47

Miskonsepsi yang terjadi pada materi Sistem Peredaran Darah dapat

dilihat pada Tabel 2.3 berikut.

Tabel 2. 3 Analisis Miskonsepsi Materi Sistem Peredaran Darah

No. Nama Judul Metode Hasil

1 Din Yan Yip Teachers’

Misconception Of

The Circulatory System

48

Tes tertulis yang terdiri dari

sejumlah pertanyaan pendek

yang berisi pernyataan pendek tentang konsep biologi tertentu.

Subjek diminta untuk membaca

setiap pernyataan dengan

cermat dan d. Menunjukan apakah

pernyataan itu benar,

sebagian benar atau tidak

e. Menggarisbawahi

bagian-bagian yang mereka anggap salah

f. Membenarkan jawaban

mereka

Miskonsepsi terjadi

dibeberapa aspek

seperti: - hubungan antara

laju aliran darah,

tekanan darah

dan diameter pembuluh darah

- hubungan antara

pembentukan cairan jaringan

dan pertukaran

bahan pada jaringan kapiler.

2 Ceren Tekkaya

Misconceptions As Barrier To

Understanding

Biology49

- Kuis dan diskusi yang memberi kesempatan bagi

siswa untuk

mengekspresikan ide-ide mereka dengan jelas.

- Peta konsep

- Wawancara

- Soal Pilihan Ganda sederhana

- Two Tier Multiple Choice

Miskonsepsi yang terjadi:

- Serum adalah

penyimpanan dari plasma.

- Dinding arteri

yang tebal dan

elastis. membantu

mencegah tubuh

47 Lampiran Permendikbud tahun 2016 No. 24 48 Din Yan Yip, op.cit., pp. 208-212. 49 Ceren Tekkaya, op.cit., p. 262.

Page 35: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

22

- Pernyataan salah benar kehilangan panas. - Kecepatan darah

rendah terjadi

dalam kapiler karena diameter

pembuluh yang

kecil.

- Jantung bertanggung

jawab untuk

menyimpan, penyaringan,

pembersihan dan

pembuatan darah.

3 Ainayah The Profil of Student

Misconception on

The Human and Plant Transport

50

Three Tier Based Test Miskonsepsi yang terjadi pada :

- Tekanan Darah di

pembuluh darah - Kecepatan aliran

darah

- Pertukaran gas antara pembuluh

darah dengan

paru-paru

- Karakteristik pembuluh darah

4 Nancy J.

Pelaez, dkk

Prevalence Of

Blood Circulation Misconceptions

Among

Prospective

Elementary Teachers

51

Menggunakan 2 tipe, yaitu:

1. Kegiatan instruksional yang terdiri dari:

- Tes menggambar

- debat

2. Penilaian yang terdiri dari: - Ujian essay

- Wawancara

Miskonsepsi terjadi

dibeberapa aspek: - Arah aliran darah

- Pembuluh darah

- Pertukaran gas

antara pembuluh darah dengan paru-

paru

- Transportasi dan pemanfaatan

molekul gas

- Fungsi paru-paru

5 Joel A. Michael, et all.

Undergraduates’ Understanding Of

Cardiovascular

Phenomena52

Pilihan ganda sederhana Miskonsepsi terjadi pada :

- Aliran darah

- Kecepatan aliran darah

- Resistensi

- Volume darah

50 M. Ainiyah, M. Ibrahim, and M. T. Hidayat, The Profile of Student Misconception on

The Human and Plant Transport Systems, Journal of Physics, 2018, p. 4. 51 Nancy J. Pelaez, et.all, p. 174. 52 Joel A. Michael, et.all,Undergraduates’ Understanding of Cardiovascular Phenomena,

Advances in Physiology Education, Vol. 26, No. 2, 2002, p. 74.

Page 36: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

23

Data Tabel 2.3 menunjukkan miskonsepsi pada materi Sistem Peredaran

Darah terjadi beberapa sub konsep. Subkonep yang paling banyak mengalami

miskonsepsi adalah organ peredaran darah. Miskonsepsi yang muncul pada sub

konsep tersebut berkaitan dengan kecepatan aliran darah, tekanan darah, dan

struktur pembuluh darah. Sub konsep lain yang banyak mengalami miskonsepsi

yaitu berkaitan dengan mekanisme pertukaran antara pembuluh darah kapiler

dengan jaringan. Miskonsepsi tersebut terjadi pada guru hingga siswa. Peta

konsep mengenai Sistem Peredaran Darah dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut:

Page 37: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

24

Sumber : Buku Biologi kelas XI, Masmedia Buana Pustaka, 2014

Gambar 2. 1 Peta Konsep Sistem Peredaran Darah

Mempelajari

Sistem Peredaran Darah

Sistem Peredaran Darah

Hewan

Sistem Peredaran Darah

Manusia

Sistem

Peredaran

Darah Terbuka

macamnya

Sistem

Peredaran

Darah Tertutup

macamnya

Sistem

Peredaran Darah

Besar

Sistem

Peredaran Darah

Kecil

pada

Avertebrata Vertebrata

Serangga

Cacing

Ikan

Katak

Reptil

Aves

Melibatkan

Darah Alat

Peredaran

Darah

Jantung

Meliputi Meliputi

Sel Darah Plasma

Darah

Eritrosit

Leukosit

Trombosit

Imun

Pembuluh

Darah

Page 38: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

25

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Berbagai penelitian yang telah dilakukan untuk mengungkap miskonsepsi

pada konsep ilmu pengetahuan alam. Salah satunya penelitian oleh David F.

Treagust yang berjudul “Development and Use of Diagnostic Tests to Evaluate

Students’ Misconceptions in Science”. Penelitian ini memiliki latar belakang

kesulitan penggunaan tes diagnostik berupa wawancara untuk mengungkap

miskonsepsi membutuhkan waktu sangat lama dan pelatihan khusus. Oleh karena

itu penelitian bertujuan untuk mengembangkan tes diagnostik berupa pilihan

ganda beralasan yang mudah digunakan oleh guru dan dapat mengungkap

miskonsepsi pada materi lebih spesifik.

Penelitian ini mengungkap miskonsepsi pelajaran Kimia pada konsep

ikatan kovalen kelas 11 dan 12 dan Biologi pada konsep fotosintesis dan respirasi

di sekolah menengah pertama dan menengah atas. Sampel dibagi menjadi 4 grup,

yaitu grup 1 dan 2 terdiri dari siswa kelas 11 dan 12 dan grup ke 3 dan 4 terdiri

dari siswa berumur 18-19 tahun dari 2 institusi yang berbeda. Penelitian ini

menggunakan metode pengembangan two tier multiple choice baik yang tertutup

maupun yang terbuka. Hasil yang didapat pada soal Kimia menunjukan siswa di

semua kelompok (87%, 97%, 100% dan 89%) menjawab dengan benar bahwa

kekuatan antarmolekul bertanggung jawab atas perbedaan keadaan hidrogen

sulfida dan air pada suhu kamar. Hampir semua siswa kimia paham akan

hubungan antara kekuatan gaya antarmolekul dan titik leleh / titik didih suatu zat.

Namun, hanya 11%, 33%, 19% dan 18%, yang dapat memahami dengan benar

mengapa hubungan tersebut ada. Sedangkan pada soal Biologi yang diujikan pada

siswa kelas 8-12 menunjukan (39%, 44%, 41%, 65%, 88%) menjawab benar,

tentang gas yang diambil dalam jumlah besar oleh tanaman hijau ketika tidak ada

energi cahaya. Namun, ketika alasan jawaban siswa dipertimbangkan, respon

yang benar jauh lebih rendah (9%, 11%, 7%, 28%, 65%).

Hasilnya menggambarkan adanya miskonsepsi siswa dan kurangnya

pemahaman bahwa respirasi pada tanaman adalah proses berkelanjutan baik

dalam kondisi terang maupun gelap. Melalui tes diagnostik two tier multiple

Page 39: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

26

choice baik terbuka dan tertutup dapat mengungkap miskonsepsi pada materi

spesifik dan membantu guru dalam mengimplementasikannya.53

Penelitian selanjutnya yang telah dilakukan oleh Tyler A. Kummer et.all,

yang berjudul Prevalence and Persistence of Misconceptions in Tree Thinking.

Penelitian ini berfokus pada miskonsepsi dalam membaca grafik pohon evolusi

yang dibagi menjadi dua fokus permasalahan yaitu membaca tips dan perhitungan

simpul sedangkan dasar-dasar teori evolusi dibagi menjadi dua permasalahan

yaitu pemikiran tangga tentang evolusi dan keterkaitan atau kesamaan individu.

Berasal dari permasalahan tersebut penelitian ini memiliki tujuan untuk

menentukan prevalensi dan persistensi dari keempat miskonsepsi di antara

mahasiswa Biologi. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa tingkat awal pada

mata kuliah pengantar sains kehidupan dan mahasiswa tingkat akhir pada mata

kuliah evolusi. Dalam menentukan prevalensi dan persistensi miskonsepsi pada

konsep evolusi digunakan pilihan ganda dan pilihan ganda dengan alasan terbuka.

Hasil penelitian ini menunjukan secara signifikan lebih sedikit mahasiswa

tingkat akhir pada mata kuliah evolusi yang miskonsepsi pada aspek membaca

tips. Namun, kami menemukan bahwa miskonsepsi pada perhitungan simpul di

mahasiswa tingkat akhir pada mata kuliah evolusi lebih tinggi dari pada

mahasiswa tingkat awal pada mata kuliah pengantar sains kehidupan. Persistensi

miskonsepsi paling umum dalam penelitian ini pada berpikir tangga dan

keterkaitan atau kesamaan individu; mahasiswa dikedua tingkat menunjukkan

tingkat kesalahpahaman yang tinggi.54

Jurnal selanjutnya yaitu dari Michel R Abraham et.all. melakukan

penelitian dengan judul “Únderstanding and Misunderstanding of Eighth Grader

of Five Chemistry Concept Found in Textbooks”. Penelitian ini memiliki fokus

masalah pada siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep Kimia yang

disebabkan oleh buku teks. Berdasarkan hal tersebut tujuan penelitian ini untuk

menganalisis pola pemahaman siswa dan miskonsepsi siswa pada konsep kimia

53 David F. Tragust, op.cit., pp. 160-167. 54 Tyler A. Kummer, Clinton J. Whipple dan Jamie L. Jensen, “Prevalence and Persistence

of Misconceptions in Tree Thinking”, Journal Of Microbiology & Biology Education, Vol. 17 No.

3, 2016, pp. 389-392.

Page 40: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

27

yang diajarkan pada tingkat kelas 7 dan 8. Penelitian ini menguji 247 siswa kelas

8 dari sekolah berbeda yang menggunakan 2 buku teks kimia. Dalam mengungkap

miskonsepsi, penelitian ini menggunakan pertanyaan terbuka dan pilihan ganda

disertai alasan yang terdiri dari 5 item. Hasil yang didapat rata-rata 19% dari

tanggapan terhadap butir soal mengindikasikan bahwa para siswa ini tidak

memiliki pemahaman atau telah mengembangkan miskonsepsi utuh dari konsep-

konsep kimia. Penelitian ini membagi derajat pemahaman siswa menjadi 6

tingkat. 55

J.R. Ballester Perez et.all. dalam jurnal yang berjudul “Student’s

Misconceptions on Chemical Bonding: A Comparative Study between High

School and First Year University Students”. Latar belakang dalam penelitian ini

adalah banyak siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep kimia terutama

materi ikatan kimia. Materi tersebut adalah dasar untuk pembelajaran kimia

selanjutnya. Sejalan dengan latar belakang, penelitian ini memiliki tujuan untuk

mendeteksi dan menganalisis miskonsepsi siswa dalam tingkat makroskopik dan

submikroskopis, yang berfokus pada warna, titik didih, konduktivitas dan

kelarutan, gaya intra dan intermolekul serta geometri dan polaritas molekul.

Selain itu, penelitian ini juga membuat perbandingan siswa yang berasal dari dua

tingkat pendidikan yang berbeda: tahun terakhir sekolah menengah dan

mahasiswa tahun pertama. Penelitian ini menggunakan 2 tipe instrumen yaitu

pilihan ganda sederhana dan pilihan ganda tertutup. Hasil yang didapat

miskonsepsi sering terjadi di siswa tahun terakhir sekolah menengah

dibandingkan mahasiswa tahun pertama. Namun, pada konsep kekuatan ikatan

kimia miskonsepsi lebih besar terjadi pada mahasiswa tingkat pertama

dibandingkan siswa tingkat akhir sekolah menengah.56

Muammer Calik dan Alipasa Ayas melakukan penelitian yang berjudul “A

Cross-age Study on the Understanding of Chemical Solution and Their

Components”. Penelitian ini memiliki fokus masalah banyak siswa yang

55 Michel R. Abraham, et all., op.cit. pp. 106-116. 56 J.R. Ballester Perez et all., Student’s Misconceptions on Chemical Bonding: A

comparative Study between High School and First Year University Students, Asian Journal of

Education and e-Learning, Vol. 05, 2017, pp. 2-11.

Page 41: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

28

miskonsepsi terhadap terlarut, pelarut dan larutan serta kesulitan siswa dalam

membuat koneksi dengan pengetahuan pribadi. Penelitian ini memiliki tiga tujuan

salah satunya mengidentifikasi miskonsepsi mengenai pelarut, terlarut, dan larutan

yang dilakukan pada siswa kelas 7-10. Penelitian ini berbasis studi kasus yang

menggunakan metode pencil and paper. Instrumen dalam penelitian

menggunakan 3 soal uraian dan 1 soal two-tier dengan reasoning terbuka. Hasil

penelitian menunjukan bahwa 4% dari kelas 7-10 menunjukan pemahaman yang

baik, proporsi tanggapan siswa yang dikategorikan pemahaman parsial masing-

masing adalah 51%, 40%, 70%, dan 72 %. Sementara 24% dari kelas 7, 24% dari

kelas 8, 19% dari kelas 9, dan 17% dari kelas 10 memiliki pemahaman parsial

dengan miskonsepsi tertentu. Respon siswa yang diklasifikasikan kategori

miskonsepsi masing-masing adalah 15%, 19%, 4 % dan 5%. Adanya penggunaan

alasan yang sama di jenjang 7-10 menunjukkan dasar konsep yang mengalami

miskonsepsi. Hal ini disebabkan siswa kesulitan membuat koneksi antara

pengetahuan baru dan pengetahuan pribadi. 57

Ceren Tekkaya dalam penelitiannya yang berjudul “Misconceptions as

Barrier to Understanding Biology”. Penelitian ini menyebutkan sebagian besar

siswa lulus dari sekolah menengah dengan membawa pemikiran yang

menyimpang dari objek dan peristiwa biologi. Banyak siswa mengalami

miskonsepsi pada topik-topik yang menjadi dasar dalam Biologi. Materi-materi

Biologi yang mengalami miskonsepsi diantaranya adalah: respirasi, fotosintesis,

ekologi, genetika, klasifikasi, dan sistem sirkulasi manusia.58

Teknik identifikasi

sudah banyak dikembangkan dalam berbagai penelitian, diantaranya adalah kuis,

diskusi, peta konsep, wawancara, pilihan ganda beralasan, serta pertanyaan benar

salah. Beberapa cara untuk meremidi miskonsepsi disebutkan dalam penelitian ini,

yaitu : peta konsep dan teks konsep.59

57 Muammer Calik dan Alipasa Ayas, op.cit., pp. 30-34. 58 Ceren Tekkaya, op.cit., p. 259. 59 Ceren Tekkaya, op.cit., pp. 263-264.

Page 42: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

29

C. Kerangka Berpikir

Kehidupan anak-anak setiap harinya mengalami proses belajar dari

lingkungan sekitarnya. Lingkungan menyediakan stimulus yang memunculkan

berbagai gagasan. Gagasan-gagasan tersebut yang menjadi konsep awal atau

prakonsepsi pada struktur kognitif masing-masing anak. Konsepsi awal yang

dimiliki anak dapat sesuai dengan konsep ilmiah tetapi banyak juga yang tidak

tepat dengan konsep ilmiah. Saat memasuki pembelajaran di sekolah anak akan

bertemu konsep baru yang mungkin berbeda dengan konsep awal yang dimiliki

sebelumnya. Jika anak selama pembelajaran tersebut berhasil melakukan asimilasi

antara konsep awal yang dimilikinya dengan konsep yang baru diterima akan

menghasilkan pembentukan konsep yang baik dan lengkap. Sehingga pengetahuan

yang dimilikinya berkembang. Akan tetapi jika anak tidak berhasil melakukan

asimilasi karena pembelajaran yang dialami siswa bukan pembelajaran yang

bermakna, maka akan mengakibatkan siswa bisa lupa, tidak paham dengan konsep

dan miskonsepsi. Hal ini dapat disebabkan oleh banyak hal seperti: siswa, guru,

buku teks, konteks, dan metode mengajar. Miskonsepsi memiliki sifat yang ulet

dan tahan akan perubahan. Apabila miskonsepsi ini tidak teridentifikasi dan

diatasi maka hal ini akan berlanjut ke jenjang pendidikan selanjutnya dan

menetap.

Siswa tidak akan menyadari bahwa dirinya miskonsepsi terhadap suatu

materi. Siswa akan menyadari bahwa dirinya miskonsepsi bila mengalami

kontradiksi dengan pengetahuan yang dimilikinya. Miskonsepsi yang tidak

disadarai dan tidak ada upaya mereduksinya akan menyebabkan miskonsepsi

persisten. Oleh sebab itu, hal ini akan menghambat siswa dalam menerima

informasi baru dan akan menimbulkan masalah-masalah dalam belajar di masa

mendatang pada jenjang pendidikan selanjutnya. Oleh sebab itu, miskonsepsi

perlu dideteksi untuk mengetahui bagian konsep atau subkonsep yang salah dalam

pemahaman siswa.

Salah satu cara untuk mendeteksi adanya miskonsepsi pada siswa adalah

melakukan tes diagnostik. Tes dalam dunia pendidikan berfungsi sebagai alat

mengumpulkan informasi tentang pengetahuan siswa atau keberhasilan suatu

Page 43: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

30

program pengajaran yang bentuknya dapat berupa pertanyaan atau penugasan

yang dapat dinilai atau diukur menggunakan standar penilaian tertentu. Tes

diagnostik berfungsi untuk menilai pemahaman konsep siswa terhadap konsep-

konsep tertentu, secara khusus untuk konsep-konsep yang cenderung dipahami

secara salah. Bagan mengenai kerengka berpikir dapat dilihat pada Gambar 2.2

berikut.

Page 44: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

31

Gambar 2. 2 Bagan Kerangka Berpikir

Prakonsepsi Siswa

Prakonsepsi sesuai

dengan konsep ilmiah

Prakonsepsi tidak

sesuai dengan konsep

Ilmiah

Proses Belajar

Siswa membangun struktur kognitif

Konsepsi salah masuk ke dalam

struktur kognitif siswa

Penyebab:

Siswa, guru, buku

teks, konteks dan

metode mengajar

Identifikasi Miskonsepsi

Paham Miskonsepsi Tidak Paham

Konsep

Upaya Reduksi

Miskonsepsi

Tidak Upaya

Reduksi

Miskonsepsi

Miskonsepsi

hilang Miskonsepsi bertahan

(persisten)

Page 45: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini akan dilakukan di Yayasan Madrasah Pembangunan

(Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah). Penelitian

ini dilakukan pada semester genap bulan Januari tahun ajaran 2019/2020.

B. Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif

adalah penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki keadaan atau kondisi suatu hal

yang hasilnya dipaparkan secara lugas dan apa adanya.1 Penelitian ini bertujuan

untuk mengidentifikasi persistensi miskonsepsi siswa MI, MTs, dan MA di

Madrasah Pembangunan pada konsep sistem peredaran darah dengan

menggunakan instrumen Pilihan Ganda Beralasan dan Uraian agar mendapatkan

informasi atau gambaran yang jelas mengenai persistensi miskonsepsi siswa.

Tes diagnostik seperti pilihan ganda beralasan dan tes uraian dapat

mengidentifikasi miskonsepsi yang terjadi pada siswa. Tes pilihan ganda

beralasan ini terdiri dari soal dan pilihan jawaban serta dilengkapi kolom alasan

jawaban siswa yang harus diisi. Kolom alasan jawaban ini memiliki kelebihan

untuk menghindari jawaban tebakan siswa. Penelitian ini tidak memberikan

perlakuan dalam bentuk kegiatan pembelajaran terlebih dahulu kepada siswa.

1. Alur Penelitian

Secara garis besar penelitian ini memiliki tiga tahapan, yaitu: tahap

perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Penjelasan lebih rinci mengenai

tahapan-tahapan tersebut dijabarkan sebagai berikut:

1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2010), h. 3.

Page 46: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

33

a. Tahap Perencanaan

Dalam tahap ini peneliti mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah,

menganalisis antara kompetensi dasar dengan isi materi pada jenjang MI, MTs,

MA dilanjutkan dengan membuat kisi-kisi soal untuk menyusun instrumen tes

pilihan ganda beralasan dan uraian. Instrumen tes pilihan ganda beralasan dan

uraian yang telah jadi lalu divalidasi kepada ahli. Lalu hasil validasi instrumen tes

pilihan ganda beralasan dan uraian dianalisis oleh peneliti dan dilakukan

perbaikan hingga dapat menentukan butir soal yang layak digunakan untuk

penelitian.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini instrumen tes pilihan ganda beralasan dan uraian yang telah lulus

hasil validasi ahli dan perbaikan instrumen, kemudian diteskan kepada siswa

Yayasan Madrasah Pembangunan yang meliputi MI, MTs, dan MA. Siswa yang

dijadikan sampel adalah siswa kelas 5 untuk MI sebanyak 45 siswa, kelas 8 untuk

MTs sebanyak 45 siswa, dan kelas 11 untuk MA sebanyak 29 siswa. Tes ini

dilaksanakan menggunakan waktu pengerjaan 90 menit.

c. Tahap akhir

Pada tahap ini peneliti mengolah data yang telah diperoleh melalui jawaban-

jawaban siswa agar dapat diidentifikasi peresisten miskonsepsi yang dialami oleh

siswa pada konsep sistem peredaran darah. Kemudian menganalisis dan

membahas hasil tes pilihan ganda beralasan dan uraian. Setelah itu peneliti

menyimpulkan hasil penemuannya dan menuangkan dalam laporan.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik khusus tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.2 Sampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.3

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Yayasan Madrasah Pembangunan.

2 Sugiyono, “Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”,

(Bandung: Alfabeta, 2012), h. 80. 3 Ibid., h. 81.

Page 47: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

34

Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah siswa kelas 5 untuk MI, kelas 8

untuk MTs, kelas 11 untuk MA di Madrasah Pembangunan. Sampel dalam

penelitian ini adalah 20% dari populasi terjangkau.4 Penggunaan populasi dalam

penelitian ini dikarenakan untuk menganalisis persistensi miskonsepsi dari jenjang

Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas. Selain itu pemilihan kelas 5, 8

dan 11 didasarkan pada konsep sistem peredaran darah diterima pada tingkat kelas

tersebut disetiap jenjang.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Stratified

Random Sampling dengan jenis Sampel Berstrata Disproprosional. Teknik ini

digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang

proporsional.5 Teknik ini digunakan karena populasi terjangkau pada siswa kelas

5 untuk MI, kelas 8 untuk MTs, kelas 11 untuk MA di Madrasah Pembangunan

memiliki populasi yang tidak proporsional. Populasi untuk kelas 5 MI berjumlah

224 siswa, 224 siswa untuk MTs, dan 29 siswa untuk MA. Populasi siswa MA

diambil semuanya menjadi sampel dikarenakan populasi tersebut terlalu kecil

dibandingkan dengan MI dan MTs.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data diperoleh dari Tes Diagnostik yang terdiri dari

Pilihan Ganda Beralasan dan Uraian yang diberikan kepada sampel penelitian.

Berdasarkan pada tulisan Muammer Calik dan Alipasa Ayas, tes semacam ini juga

disebut dengan istilah two-tier question dikarenakan soal terdiri dari bagian

pilihan ganda dan bagian alasan jawaban siswa yang diisi secara terbuka

sementara untuk tes uraian disebut dengan istilah open ended question. 6 Waktu

pengambilan data adalah saat siswa sudah mendapatkan materi sistem peredaran

darah.

4 Mahmud, “Metode Penelitian Pendidikan”, (Pustaka Setia: Bandung, 2011), h. 159. 5 Sudaryono, “Metodologi Penelitian”, (RajaGrafindo Persada: Depok, 2018), h. 172. 6 Muammer Calik dan Alipasa Ayas, “A Cross-age Study on the Understanding of

Chemical Solution and Their Components”, International Education Journal. Vol. 6. No.1, 2005,

p. 32.

Page 48: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

35

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis yang

berbentuk Pilihan Ganda Beralasan Terbuka dan Uraian merujuk pada penelitian

Muammer Calik dan Alipasa Ayas. Tes Pilihan Ganda Beralasan Terbuka adalah

bentuk tes diagnostik yang terdiri dari bagian pilihan ganda dan bagian alasan

jawaban siswa yang diisi secara terbuka.7. Instrumen penelitian dikembangkan

dengan mempertimbangkan tingkat perkembangan kognitif siswa pada setiap

jenjang pendidikan dan tingkat Kompetensi Dasar yang terkait dengan sistem

peredaran darah dalam pengajaran. Soal yang diujikan sebelumnya melalui

validasi konten oleh 7 orang yang terdiri dari bidang pendidikan biologi dan ahli

biologi. Setelah itu diperbaiki sesuai saran yang diberikan sebelum soal

digunakan. Instrumen yang telah mengikuti proses terbentuk sebanyak 16 butir

soal. Soal yang telah melewati validasi dapat dilihat melalui kisi-kisi pada Tabel

3.1 berikut.

Tabel 3. 1 Kisi-Kisi Soal Tes Diagnostik

Sub

Konsep Indikator Soal

Nomor Tingkat

Kognitif

Komponen

darah

beserta

fungsinya

Menyebutkan fungsi dari darah 1 C1

Menjelaskan fungsi komponen darah pada

manusia

2 C2

Memprediksi keadaan komponen darah pada

saat kondisi tertentu.

7 C3

Mengkorelasikan hubungan tempat tinggal

dengan kondisi peredaran darah manusia.

12 C4

Organ

peredaran

darah

Mengidentifikasi organ penyusun sistem

peredaran darah.

3 C1

Menentukan organ tempat proses detoksifikasi

darah.

4 C1

Mengorganisasikan ciri-ciri pembuluh darah 8 C4

Mengkorelasikan pengaruh gangguan peredaran

darah terhadap struktur organ peredaran darah

13 C4

Sistem Menjelaskan macam-macam peredaran darah 5 C2

7 Ibid. p. 32.

Page 49: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

36

peredaran

darah

manusia

pada manusia berdasarkan area persebarannya.

Mengurutkan aliran peredaran darah pada

manusia

9 C3

Menghubungkan peranan antara paru-paru dan

jantung

10 C4

Menganalisis hubungan sistem peredaran darah

dan sistem pernapasan

14 C4

Gangguan

peredaran

darah

manusia

Mengidentifikasi penyakit pada peredaran darah

manusia

6 C1

Menganalisis hubungan gaya hidup dengan

gangguan pada peredaran darah

11 C4

Menganalisis dampak penyakit pada sistem

peredaran darah

15 C4

Mendiagnosis penyakit pada sistem peredaran

darah berdasarkan gejala.

16 C4

F. Teknik Analisis data

Instrumen yang digunakan merupakan tes yang berjenis tes diagnostik. Tes

diagnostik yang terdiri dari pilihan ganda beralasan dan tes uraian. Data yang

didapatkan dari tes diagnostik yaitu data kuantitatif berupa data perhitungan

persentase dan data kualitatif berupa analisis alasan jawaban siswa. Adapun

langkah-langkah analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Teknik analisis jawaban dari tes pilihan ganda beralasan mengacu pada

penelitian yang dilakukan oleh Muammer Calik dan Alipasa Ayas yaitu dengan

mengkombinasikan pilihan jawaban siswa dengan alasannya sehingga

menghasilkan pernyataan jawaban yang serupa dengan jawaban pada soal

uraian.8 Tetapi dalam penelitian Muammer Calik dan Alipasa Ayasa

menyatukan kategori siswa “tidak menjawab atau menanggapi” dan “siswa

tidak paham konsep” menjadi satu ke dalam kategori siswa “ tidak paham

konsep”.

2. Selanjutnya hasil analisis 5 derajat pemahaman siswa dikelompokan menjadi 3

kategori yang terdiri dari “Paham”, yang merupakan jumlah dari kategori

Paham Konsep (PK) dan Paham Sebagian Konsep (PS). Kategori kedua,

8 Muammer Calik dan Alipasa Ayas, op.cit. p. 33.

Page 50: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

37

“Miskonsepsi” yang merupakan jumlah dari kategori Paham Sebagian disertai

Miskonsepsi (PSM) dan Miskonsepsi Utuh (M). Kategori terakhir yaitu “Tidak

Paham Konsep”. Kategori siswa dalam menjawab soal dikelompokkan menjadi

3 yang dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut.9

Tabel 3. 2 Derajat Pemahaman Siswa Berdasarkan Kriteria Jawaban

No. Derajat

Pemahaman Kriteria Penilaian Kategori

1. Paham Konsep

(PK)

Jawaban menunjukan

komponen yang sesuai

dengan konsep secara

lengkap Paham

2. Paham Sebagian

Konsep (PS)

Jawaban menunjukkan satu

atau beberapa komponen

yang sesuai dengan konsep,

tetapi belum lengkap

3. Paham Sebagian

Konsep disertai

Miskonsepsi

(PSM)

Jawaban menunjukan adanya

pemahaman pada suatu

konsep tetapi disertai dengan

pernyataan yang

mengandung miskonsepsi Miskonsepsi

4. Miskonsepsi

Utuh (M)

Jawaban mengandung

ketidaklogisan atau informasi

yang salah

5. Tidak Paham

Konsep

Mengulangi pertanyaan;

jawaban tidak relevan atau

jawaban tidak tuntas; atau

tidak dijawab

Tidak Paham

Konsep

9 Michel R. Abraham, et al.,”Understanding and Misunderstanding of Eighth Graders of

Five Chemistry Concepts Found in Textbooks”, Journal of Research in Science Teaching,Vol.29,

No.2, 1992, p. 112.

Page 51: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

38

Dengan demikian derajat pemahaman siswa dalam penelitian ini terdiri dari 3

kategori. Selanjutnya dihitung persentase 3 derajat pemahaman siswa.10

Kemudian dilakukan perhitungan persentase berdasarkan 3 derajat pemahaman

pada setiap butir soal dengan rumus:11

Keterangan:

P = angka persentase

N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)

f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya

3. Hasil persentase yang telah dihitung disajikan dalam bentuk tabel.

4. Tahap terakhir dilakukan analisis terhadap persistensi miskonsepsi yang terjadi

berdasarkan hasil persentase yang masuk ke dalam kategori miskonsepsi sesuai

sub konsep materi beserta penjabaran alasan yang digunakan.

10 Ibid., pp. 113-114. 11 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2006), h.

43.

Page 52: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

39

BAB VI

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data (Temuan)

Penelitian dilakukan menggunakan tes diagnostik yang terdiri dari soal

pilihan ganda beralasan dan uraian untuk mengungkap persistensi miskonsepsi

siswa pada konsep sistem peredaran darah. Hasil temuan disajikan dalam bentuk

persentase derajat pemahaman dalam bentuk tabel. Soal tes terbagi menjadi 4 sub

konsep dengan soal sebanyak 16 butir yang diujikan terhadap 45 siswa Madrasah

Ibtidaiyah, 45 siswa Madrasah Tsanawiyah, dan 29 siswa Madrasah Aliyah.

1. Data Persentase Derajat Pemahaman Siswa dalam 3 Kategori

Sesuai pada Tabel 3.2 (Derajat Pemahaman Siswa berdasarkan Kriteria

Jawaban), hasil analisis jawaban siswa dikelompokkan menjadi 3 kategori. Data

tersebut dirangkum pada masing-masing subkonsep. Persentase derajat

pemahaman siswa di sub konsep 1 dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut.

Tabel 4. 1 Persentase Derajat Pemahaman Siswa Subkonsep 1 mengenai

Komponen Darah Beserta Fungsinya

Butir

Soal

Derajat Pemahaman (%)

MI MTs MA

PK M TPK PK M TPK PK M TPK

1 42,2 46,7 11,1 62,2 37,8 0 20,7 72,4 6,9

2 35,6 40 24,4 55,6 33,3 11,1 20,7 37,9 41,4

7 13,3 11,1 75,6 48,9 40,0 11,1 10,3 72,4 17,2

12 0 0 100 6,7 22,2 71,1 10,3 20,7 69,0

Rata-

rata 22,8 24,4 52,8 43,3 33,3 23,3 15,5 50,9 33,6

Keterangan: PK(Paham Konsep), M (Miskonsepsi), TPK (Tidak Paham Konsep).

Data pada Tabel 4.1 menunjukkan nilai rata-rata persentase Paham Konsep

(PK) baik di MI dan MA masih di bawah 25%. Sedangkan di MTs nilai rata-rata

persentase PK sudah mendekati 50%, namun tidak jauh berbeda dengan nilai rata-

rata persentase Miskonsepsi. Data nilai rata-rata persentase Tidak Paham Konsep

(TPK) tertinggi terdapat pada jenjang MI. Sedangkan pada data nilai rata-rata

persentase Miskonsepsi (M) menunjukkan adanya persistensi dan penambahan

Page 53: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

40

miskonsepsi. Persentase miskonsepsi di sekolah dasar diduga menjadi

miskonsepsi awal siswa dan tetap ada, bahkan menunjukkan adanya penambahan

miskonsepsi dengan rata-rata persentase miskonsepsi yang meningkat di MTs dan

MA.

Selanjutnya persentase derajat pemahaman siswa di sub konsep 2 dapat

dilihat pada Tabel 4.2 berikut.

Tabel 4. 2 Persentase Derajat Pemahaman Siswa Subkonsep 2 mengenai

Organ Peredaran Darah

Butir Soal

Derajat Pemahaman (%)

MI MTs MA

PK M TPK PK M TPK PK M TPK

3 31,1 44,4 24,4 6,7 75,6 17,8 27,6 51,7 20,7

4 4,4 26,7 68,9 13,3 33,3 53,3 6,9 58,6 34,5

8 0 8,9 91,1 15,6 31,1 53,3 3,4 31,0 65,5

13 0 0 100 8,9 13,3 77,8 24,1 10,3 65,5

Rata-

rata 8,9 20,0 71,1 11,1 38,3 50,6 15,5 37,9 46,6

Data pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa siswa di tiap jenjang cenderung

tidak paham konsep (TPK) daripada paham konsep (PK). Hal ini dilihat dari nilai

rata-rata persentase PK di MI, MTs dan MA di bawah 20%. Sedangkan TPK pada

rentang 50% sampai dengan 75%. Lain halnya pada kategori Miskonsepsi (M).

Pada tiap jenjang miskonsepsi tetap terjadi. Pada MI miskonsepsi sebesar 20%

dan mengalami penambahan miskonsepsi di MTs. Sedangkan di jenjang MA

Miskonsepsi mengalami penurunan yang tidak rendah dari persentase di MI.

Persentase Miskonsepsi dari MI yang tidak berkurang di jenjang MTs dan MA

mengindikasikan adanya ketahanan miskonsepsi (persistensi).

Page 54: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

41

Selanjutnya persentase derajat pemahaman siswa di sub konsep 3 dapat

dilihat pada Tabel 4.3 berikut.

Tabel 4. 3 Persentase Derajat Pemahaman Siswa Subkonsep 3 mengenai

Sistem Peredaran Darah

Butir Soal

Derajat Pemahaman (%)

MI MTs MA

PK M TPK PK M TPK PK M TPK

5 26,7 8,9 64,4 88,9 2,2 8,9 75,9 13,8 10,3

9 22,2 2,2 75,6 68,9 28,9 2,2 48,3 18,8 20,7

10 4,4 0 95,6 35,6 35,6 31,1 37,9 20,7 41,4

14 6,7 2,2 91,1 22,2 8,9 68,9 20,7 17,2 62,1

Rata-

rata 15,0 3,3 81,7 53,9 18,9 27,8 45,7 17,6 33,6

Data pada Tabel 4.3 menunjukkan rata-rata persentase TPK mengalami

penurunan dari jenjang MI menuju MA. Persentase TPK tertinggi dimiliki di

jenjang MI. Paham Konsep pada jenjang MI memiliki nilai yang fluktuatif. Nilai

persentase mengalami kenaikan pada jenjang MTs dan penurunan pada jenjang

MA. Sedangkan untuk kategori Miskonsepsi mengalami peningkatan dari jenjang

MI menuju MA. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat miskonsepsi bertahan

hingga jenjang MA.

Selanjutnya derajat pemahaman siswa di sub konsep 4 dapat dilihat pada

Tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4 Persentase Derajat Pemahaman Siswa Subkonsep 4 mengenai

Gangguan Peredaran Darah Manusia

Butir

Soal

Derajat Pemahaman (%)

MI MTs MA

PK M TPK PK M TPK PK M TPK

6 6,7 6,7 86,7 31,1 22,2 46,7 17,2 44,8 37,9

11 2,2 2,2 95,6 62,2 20 17,8 69,0 3,4 27,6

15 0 0 100 4,4 35,6 60 0,0 31,0 69,0

16 0 0 100 24,4 11,1 64,4 10,3 24,1 65,5

Rata-

rata 2,2 2,2 95,6 30,6 22,2 47,2 24,1 25,9 50,0

Page 55: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

42

Data pada Tabel 4.4 menunjukkan pada kategori PK memiliki persentase

dibawah 40%. Berbeda dengan kategori TPK yang memiliki rentang 47% - 95%.

Persentase TPK tertinggi dimiliki oleh jenjang MI. sedangkan untuk kategori

Miskonsepsi mengalami peningkatan dari jenjang MI menuju MA dengan rentang

persentase 2-26%. Peningkatan persentase miskonsepsi tersebut menunjukan

miskonsepsi bertahan bahkan bertambah.

2. Data Jawaban Siswa Persistensi Miskonsepsi

Alasan yang digunakan siswa dalam menjawab menjadi indikasi adanya

persistensi miskonsepsi yang terjadi. Berdasarkan persentase derajat pemahaman

di setiap sub konsep, terdapat butir soal yang mengalami persistensi miskonsepsi.

Butir soal yang mengalami persistensi miskonsepsi sebanyak 5 soal. Butir Soal 4

dan 6 teridentifikasi mengalami persistensi miskonepsi dari jenjang MI-MA.

Sedangkan butir soal 7, 14, dan 16 teridentifikasi mengalami persistensi

miskonepsi dari jenjang MI-MA. Berikut tabel alasan siswa pada butir soal yang

mengalami persistensi miskonsepsi dan persebaran jawabannya.

a. Jawaban Siswa pada Butir Soal 4

Adapun pertanyaan pada butir soal 4 mengenai organ yang berperan dalam

detokfikasi obat-obatan yang masuk ke dalam peredaran darah dapat dilihat pada

Gambar 4.1 berikut:

Gambar 4. 1 Butir Soal 4

Alasan yang teridentifikasi mengalami persistensi miskonsepsi dari jenjang MI-

MA dirangkum dalam Tabel 4.5 berikut ini:

Page 56: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

43

Tabel 4.5 Persebaran Alasan Siswa pada Butir Soal 4

Kategori Jawaban Siswa Kelas

5 8 11

M Makanan akan masuk ke ginjal

X

Ginjal termasuk organ pencernaan X X

Ginjal untuk menghaluskan obat yang ditelan X

Karena darah dan obat melewati paru-paru X

Karena sistem peredaran darah akan

diuraikan melewati paru-paru

X

Karena di ginjal terdapat sesuatu yang dapat

menguraikan obat

X

Karena ginjal membuang obat-obatan yang

masuk ke darah

X X

Ginjal berfungsi membersihkan darah dan

obat-obat yang ada pada darah diuraikan di

ginjal

X X X

Karena fungsi ginjal adalah menetralkan

racun

X X

Ginjal menyaring air dan biasannya obat-

obatan diminum bersama air

X X

Karena semua yang dikonsumsi diuraikan di

hati

X

Karena ginjal menyerap sari-sari X

Karena makanan akan diserap di ginjal

setelah dari lambung

X X

Karena hati adalah sumber produksi darah

dan kandungan obat-obatan dapat disebarkan

melalui hati

X

Karena ginjal memiliki asam sehingga obat

tersebut larut dan menyebar ke seluruh tubuh

X X

Hati terdapat empedu yang fungsinya sebagai

penawar racun

X X

Di ginjal terdapat 3 tahap: filtrasi,

augmentasi, diarbsopsi

X

Ginjal berfungsi mengedarkan dan memompa

darah ke seluruh tubuh. Pada organ ini juga

terjadi filtrasi

X

Ginjal juga termasuk alat sekresi atau

pembuangan

X

Hati mempunyai tugas salah satunya

menguraikan zat-zat dan merubahnya

X

Page 57: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

44

menjadi cairan dan masuk sistem pencernaan

Pada ginjal terdapat glomerulus yang

merupakan tempat untuk menguraikan zat-zat

yang masuk ke dalam tubuh

X

Obat yang diminum masuk ke ginjal akan

melakukan filtrasi dan dibawa oleh darah

X

Data pada Tabel 4.5 menunjukkan pernyataan miskonsepsi yang terjadi pada

butir 4 didominasi peran ginjal dalam menetralkan racun. Alasan tersebut muncul

dari jenjang MI hingga MA. Namun, ada kesamaan alasan yang sama digunakan

oleh di setiap jenjang adalah ginjal berfungsi membersihkan darah dan obat-obat

yang ada pada darah diuraikan di ginjal. Besar persentase miskonsepsi pada butir

soal ini adalah 26,7% untuk MI, 33,3% untuk MTs, 58,6% untuk MA.

Peningkatan persentase ini diduga miskonsepsi pada materi terbawa ke materi

selanjtnya dikarenakan tidak ada upaya mereduksi miskonsepsi. Oleh sebab itu,

miskonsepsi terbawa ke jenjang pendidikan selanjtnya.

b. Jawaban Siswa Pada Butir Soal 6

Adapun pertanyaan pada butir soal 6 mengenai penyakit yang menyerang

pembuluh darah dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut:

Gambar 4. 2 Butir Soal 6

Alasan yang teridentifikasi mengalami persistensi miskonsepsi dari jenjang MI-

MA dirangkum dalam Tabel 4.6 berikut ini:

Tabel 4. 6 Persebaran Alasan Siswa Pada Butir Soal 6

Kategori Jawaban Siswa Kelas

5 8 11

M Anemia adalah pecah pembuluh darah X

Menyebabkan pembuluh darah menjadi

menyempit X X X

Page 58: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

45

Karena berada di dalam pembuluh darah X

Karena varises = penyakit tulang, anemia

adalah penyakit sel darah merah dan hemofilia

menyerang hemoglobin

X

Varises disandingkan dengan hipertensi dan

penyakit lain juga yang menyerang pembuluh

darah

X

Varises merupakan pecah pembuluh darah X X

Karena pembuluh darah kejepit X

Karena varises mengandung virus X

Varises seperti pembuluh darah yang tertarik X

Karena menyerang pembuluh darah yang

menyebabkan produksi trombosit berkurang X

Hemofilia menyerang pembuluh darah. Karena

jawaban lain merupakan penyakit darah X

Karena pembuluh nadinya menggumpal pada

kaki X

Karena varises menyerang sel darah X

Penyakit ini berpengaruh pada jumlah darah

yang ada di pembuluh darah X

Data Tabel 4.6 menunjukkan alasan yang sering digunakan siswa dalam

menjawab adalah penyakit varises menyebabkan pembuluh darah menjadi

menyempit. Alasan tersebut digunakan disemua jenjang. Adapun alasan yang

digunakan pada jenjang MTs dan MA menyebutkan bahwa varises merupakan

pecah pembuluh darah. Persentase miskonsepsi yang dimiliki pada butir soal 6

untuk MI 6,7%, untuk MTs 22,2%, dan untuk MA 44,8%. Hal ini diduga siswa

kesulitan dalam memahami konsep terkait varises sehingga hal tersebt mendorong

terjadinya pembelajaran secara hafalan.

c. Jawaban Siswa Pada Butir Soal 7

Adapun pertanyaan pada butir soal 7 mengenai kerja komponen darah

dalam proses menutup luka dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut:

Gambar 4. 3 Butir Soal 7

Page 59: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

46

Alasan yang teridentifikasi mengalami persistensi miskonsepsi dari jenjang MTs-

MA dirangkum dalam Tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4. 7 Persebaran Alasan Siswa Pada Butir Soal 7

Kategori Jawaban Siswa Kelas

5 8 11

M Otomatis kulit akan menutup lukanya X

Kita pernah harus mencuci darahnya kalo kita

terjatuh di tempat yang kotor, dan jika sudah

dikasih obat khusus dan kelamaan obat akan

meresap dan akan menutup luka itu

X

Sel darah putih yang akan bekerja untuk

menutup lukanya X X

Luka akan menyerang kuman, luka akan meresap

obat yang sudah diberi, obat akan bereaksi dan

mengendap

X

Saat luka trombosit pecah dan timbul

trombokinase dan menutup luka X

Keping darah akan diikat benang fibrin X

Trombosit pecah lalu menjadi fibrin X

Trombosit pecah akan melepaskan trombokinase

yang akan menghasilkan protrombin menjadi

trombin. Trombin akan megaktifkan enzim

fibrinogen yang akan menjadi benang fibrin yang

saling mengikat trombosit

X

Saat terjadi luka Trombosit, leukosit dan platelet

bersatu dan menutup luka dan mencegah darah

keluar

X X

Trombikanse dibantu vit.k lalu jadi trombin terus

jadi benang fibrin X

Karena keping darah membeku, lalu menutuplah

luka tersebut X

Sel darah putih dan trombosit akan membantu

menutup luka X

Luka akan di recovery secara alami dengan

menutupi permukaan bagian luka dengan sel

darah putih

X

Jadi, ketika luka dan berdarah proses penutupan

luka itu akan dilaukan oleh sel darah putih,

karena sel darah putih berfungsi untuk

menyaring / membunuh kuman yang ada di

dalam tubuh begitu pun luka akan ditutup oleh

X

Page 60: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

47

sel darah putih secara perlahan

Darah putih, jika terjadi luka darah akan keluar

disini peran darah putih yaitu langsung

membekukan dan menghentikan darah agar tidak

terus keluar

X

Hemoglobin kan mengeraskan atau membekukan

eritrosit lalu luka secara perlahan oleh luka

ditutup oleh suatu zat

X

Dengan sel darah putih yang melawan bakteri

melalui luka sehingga sembuh X

Di dalam darah terdapat trombosit, saat luka

sudah dicuci bersih maka didalamnya terdapat

sel eritrosit dan trombosit, sel eritrosit akan

memecah dan menutup luka secara perlahan

X

Data tabel 4.7 menunjukkan alasan yang sama digunakan pada jenjang

MTs dan MA adalah Saat terjadi luka Trombosit, leukosit dan platelet bersatu dan

menutup luka dan mencegah darah keluar. Persentase pada butir soal ini adalah

MTs 40% dan MA 72,4%. Hal ini diduga siswa memiliki pandangan yang salah

terkait luka.

d. Jawaban Siswa Pada Butir Soal 14

Adapun pertanyaan pada butir soal 14 mengenai faktor yang menyebabkan

sesorang tidak dapat menahan napas dalam waktu lama dapat dilihat pada Gambar

4.4 berikut:

Gambar 4.4 Butir Soal 14

Page 61: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

48

Alasan yang teridentifikasi mengalami persistensi miskonsepsi dari jenjang MTs-

MA dirangkum dalam Tabel 4.8 berikut ini:

Tabel 4.8 Persebaran Alasan Siswa Pada Butir Soal 14

Kategori Jawaban Siswa Kelas

5 8 11

M Karena tidak menghasilkan CO2, O2 terus

meningkat X

Karena ketika kita menahan napas kita

menghirup terlebih dahulu jadi kita butuh

membuang CO2 setelah menahan napas

X

Karena kita tidak menghirup oksigen, tetapi

darah tetap mengangkat oksigen tubuh menjadi

sesak

X

Saat menahan napas, O2 dalam tubuh

mengalami penurunan sehingga konsentrasinya

menjadi fokus dalam peningkatan O2 dan

menimbulkan dorongan yang kuat untuk

bernapas

X

Karena kalau bernapas kita akan menghirup

O2 dan mengeluarkan CO2, jika kita menahan

napas, kita akan menghirup saja jadi yang akan

turun adalah CO2

X

Karena di paru-paru di ubah menjadi CO2

terlebih dahulu X

Karena kita sudah menghirup O2 lalu semua

O2 sudah tertutup oleh CO2 sehingga

mendorong

X

Karena saat kita menahan napas kadar O2

dalam tubuh kita akan mengalami penurunan

yang menyebabkan kita terdorong untuk

melakukan pernapasan

X

Ketika orang menahan napas, tubuh tidak

teraliri O2. Hasil dari oksidasi O2 adalah CO2,

saat CO2 ingin keluar namun dihambat

otomatis tubuh akan kekurangan O2 karena

tidak terjadi pertukaran gas

X

Karena ketika menahan napas kita berhenti

untuk menghirup napas sehingga O2 berhenti

untuk bersirkulasi

X

Page 62: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

49

Data Tabel 4.8 memuat pertanyaan terkait mekanisme sistem peredaran

darah saat menahan napas. Alasan yang diberikan pada soal ini berbeda-beda.

Secara garis besar alasan yang digunakan untuk menjawab adalah adanya

penurunan Oksigen yang menjadi dorongan kuat untuk bernapas setelah menahan

napas beberapa waktu. Hal ini menunjukkan adanya penalaran siswa yang tidak

sesuai dengan konsep ilmiah yang diterima para ahli. Persentase miskonsepsi

untuk MTs 8,9%, dan MA 17,2%.

e. Jawaban Siswa Pada Butir Soal 16

Adapun pertanyaan pada butir soal 16 siswa diminta memprediksi

gangguan pada sistem peredaran darah berdasarkan gejala yang disediakan.

Adapun soal yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 4.5, yaitu:

Gambar 4.5 Butir Soal 16

Page 63: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

50

Alasan yang teridentifikasi mengalami persistensi miskonsepsi dari jenjang MTs-

MA dirangkum dalam Tabel 4.9 berikut ini:

Tabel 4.9 Persebaran Alasan Siswa Pada Butir Soal 16

Kategori Jawaban Siswa Kelas

5 8 11

M Karena terhambat jantung akan memompa lebih

keras sehingga jadi tekanan darah tinggi X X

Tekanan darah naik akibat menyempitnya

pembuluh darah sehingga harus bekerja lebih

keras

X

Karena darah terhambat oleh otot

X X

Sirkulasi darah tidak lancar sehingga tekanan

darah naik, orang akan mengalami hipertensi X

Ketika orang hipertensi otot akan mengeras dan

menyempitkan pembuluh nadi darah sehingga

darah beku

X

Karena akan terjadi penumpukan darah dan otot

akan terus menebal dan mungkin akan pecah X

Karena adanya lekukan pada arteri koronaria

yang menyebabkan sirkulasi darah terhambat X

Data Tabel 4.9 menunjukkan pernyataan miskonsepsi pada butir soal 16

yang memuat soal identifikasi gangguan pada sistem peredaran darah adalah

“karena terhambat jantung akan memompa lebih keras sehingga jadi tekanan

darah tinggi” dan “Karena darah terhambat oleh otot”. Alasan tersebut digunakan

pada jenjang MTs dan MA. Pada butir soal 16 siswa MI tidak berada dipersebaran

pada tabel tersebut diarenakan seluruh sampel MI masuk ke dalam kategori Tidak

Paham Konsep.

B. Pembahasan

Hasil analisis yang telah dilakukan, siswa MI memiliki level kognitif C1-

C2 berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) yang terlampir pada Permendikbud

Tahun 2016 no. 24. Sehingga cenderung memberikan respon “tidak menjawab”

pada soal dengan level kognitif C3-C4. Banyaknya respon “tidak menjawab”

menyebabkan persentase kategori “Tidak Paham Konsep” jenjang MI lebih tinggi

dibandingkan jenjang MTs dan MA. Sedangkan siswa MTs dan MA lebih banyak

Page 64: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

51

memberikan respon dengan menjawab pertanyaan dibandingkan tidak menjawab.

Hal tersebut disebabkan semakin meningkat jenjang pendidikan maka semakin

luas wawasan pengetahuan dan level kognitif yang meningkat.

Rendahnya kategori “Tidak Paham Konsep” di jenjang MTs dan MA

dikarenakan data terdistribusi pada kategori “Paham Konsep” dan “Miskonsepsi”.

Rata-rata persentase kategori “Paham Konsep” mengalami peningkatan dari

jenjang MI ke MTs tetapi mengalami penurunan persentase ke MA (lihat Tabel

4.1, 4.3, dan 4.4). Sehingga persentase kategori “Paham Konsep” paling tinggi

dimiliki oleh jenjang MTs. Hal ini diduga pada saat pengambilan data, rentang

waktu antara materi yang telah diterima di kelas berbeda-beda. Pada MI dan MA

data diambil setelah siswa mendapatkan materi satu bulan sebelumnya.

Sedangkan pada MTs siswa mendapatkan materi satu minggu sebelumnya. Hal ini

menjadi asumsi bahwa siswa cenderung belajar dengan hafalan bukan dengan

memahami konsep.

Kategori “Miskonsepsi” memiliki persentase yang fluktuatif sama dengan

kategori “Paham Konsep”. Terdapat 2 sub konsep yang memiliki nilai persentase

rata-rata miskonsepsi naik pada jenjang MTs dan mengalami penurunan di jenjang

MA. Sub konsep tersebut adalah organ peredaran darah dan sistem peredaran

darah (lihat Tabel 4.2 dan 4.3). Sedangkan terdapat 2 sub konsep yang memiliki

nilai rata-rata miskonsepsi meningkat mengikuti jenjang pendidikan. Sub konsep

tersebut adalah komponen darah beserta fungsinya, dan gangguan peredaran darah

(lihat Tabel 4.1 dan 4.4). Persentase miskonsepsi tertinggi dimiliki oleh jenjang

MTs sebesar 75,6%. Siswa mengalami miskonsepsi disebabkan ketidakmampuan

siswa dalam mengasimilasi antara pengetahuan awal yang dimiliki dengan

pengetahuan baru yang didapat. Sehingga siswa memberikan penafsiran sendiri

sebagai hasil rekontruksi pengetahuan awal dengan pengetahuan yang diperoleh

dari guru.1 Penyebab lain yang mendukung adanya miskonsepsi adalah

miskonsepsi yang tidak teratasi dari jenjang sebelumnya. Sehingga miskonsepsi

1 Nurul Inayah Khairaty, A. Mushawwir Taiyeb, dan Hartati, Identifikasi Miskonsepsi

Peserta Didik Pada Materi Sistem Peredarann Darah dengan Menggunakan Three-Tier Test di

Kelas XI IPA 1 SMA Negeri Bontonompo, Jurnal Nalar Pendidikan, Vol. 6 No. 1, 2018, h. 8.

Page 65: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

52

tersebut terbawa ke jenjang pendidikan selanjutnya. Situasi tersebut mengindikasi

sifat miskonsepsi yang persisten terhadap perubahan.

Persisten miskonsepsi dalam penelitian ini terindikasi sebanyak 5 butir

soal. Persisten miskonsepsi ditunjukkan adanya peningkatan persentase dan

kesamaan alasan jawaban yang digunakan oleh siswa. Peningkatan persentase

berbanding lurus dengan peningkatan jenjang pendidikan. Hal ini akan dibahas

setiap subkonsep dengan memfokuskan pada 5 butir soal yang mengalami

persistensi miskonsepsi. Butir soal 4 dan 6 mengalami pesistensi miskonsepsi dari

jenjang MI-MA. Sedangkan butir soal 7, 14, dan 16 mengalami persistensi

miskonsepsi dari jenjang MTs-MA.

1. Subkonsep Komponen Darah Beserta Fungsinya

Persistensi miskonsepsi pada sub konsep ini tergambar di butir soal nomor

7. Butir soal nomor 7 menanyakan terkait mekanisme komponen darah dalam

menutup luka. Butir soal ini memiliki level kognitif C3. Butir soal ini wajib

dijawab oleh siswa MTs dan MA.

Hasil analisis terhadap jawaban siswa terdapat satu alasan sama yang

digunakan siswa jenjang MTs dan MA. Alasan tersebut adalah “Saat terjadi luka

Trombosit, leukosit dan platelet bersatu dan menutup luka dan mencegah darah

keluar”. Siswa mengalami miskonsepsi tersebut diduga karena belajar secara

hafalan dan salah dalam pemaknaan.

Belajar hafalan terindikasi di jawaban siswa MTs karena saat pengambilan

hanya terjeda 1 minggu dari materi sistem peredaran darah yang telah

disampaikan. Keadaan tersebut menandakan pengetahuan mengenai sistem

peredaran darah masih segar dalam kognitif siswa, tetapi siswa memberikan

alasan yang menunjukkan miskonsepsi. Hal tersebut menunjukkan retensi siswa

terhadap materi sistem peredaran darah rendah. Retensi dapat berkurang dengan

cepat setelah interval waktu tertentu dan lupa.2 Sehingga siswa yang mengalami

hal tersebut akan memberikan hasil penafsiran sendiri yang dapat berdampak pada

miskonsepsi.

2 Elya Nusantari, Kajian Faktor yang Mempengaruhi Retensi Siswa SMA (Analisis Hasil

Penelitian Eksperimen dan PTK), 2018, (www.repository.ung.ac.id). Diakses tanggal 24 Januari

2021 jam 15.00.

Page 66: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

53

Pada siswa MA terdapat beberapa jenis alasan yang mengungkap sel darah

putih berfungsi sebagai pembekuan darah. alasan tersebut antara lain: 1) Luka

akan di recovery secara alami dengan menutupi permukaan bagian luka dengan

sel darah putih, 2) Jadi, ketika luka dan berdarah proses penutupan luka itu akan

dilakukan oleh sel darah putih, karena sel darah putih berfungsi untuk

menyaring/membunuh kuman yang ada di dalam tubuh begitu pun luka akan

ditutup oleh sel darah putih secara perlahan, 3) Darah putih, jika terjadi luka darah

akan keluar disini peran darah putih yaitu langsung membekukan dan

menghentikan darah agar tidak terus keluar, 4) Dengan sel darah putih yang

melawan bakteri melalui luka sehingga sembuh. Hal ini memberi gambaran

bahwa siswa MA memiliki pandangan “luka” adalah suatu penyakit sehingga

yang berperan dalam menutup luka adalah sel darah putih. Anggapan siswa yang

memiliki pandangan tersebut diduga disebabkan siswa tidak berhasil dalam

mengasimilasi antara konsep awal dengan konsep yang baru didapat. Bila tidak

ada usaha yang dilakukan untuk mengasimilasikan pengetahuan baru pada

konsep-konsep relevan yang sudah ada dalam struktur kognitif akan terjadi belajar

hafalan.3 Hal tersebut akan menimbulkan hambatan belajar sehingga faktor-faktor

yang menghasilkan hambatan belajar menciptakan bidang reabilitas dan validitas

mereka sendiri.4 Sehingga siswa menggunakan konsep yang mampu diterima oleh

pemikiran mereka.

2. Subkonsep Organ Peredaran Darah

Pada subkonsep ini terdapat 1 butir soal yang mengalami persistensi

miskonsepsi, yaitu butir soal nomor 4. Butir soal 4 memiliki pertanyaan terkait

organ yang menguraikan obat-obatan yang masuk ke dalam sistem peredaran

darah. Butir soal ini memiliki level kognitif pada C1. Soal ini wajib dijawab oleh

semua jenjang pendidikan.

Analisis telah dilakukan terhadap jawaban yang diberikan oleh siswa.

Hasil analisis menunjukkan teradapat kesamaan alasan. Terdapat 1 alasan yang

3 Ratna Wilis Dahar, op.cit., h. 97. 4 Sami Özgür, “The Persistence of Misconceptions about the Human Blood Circulatory

System among Students in Different Grade Levels”, Journal of Environmental & Science

Education, Vol. 8 No.2, 2018, p. 257.

Page 67: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

54

sama untuk jenjang MI-MA, 2 alasan yang sama untuk MI-MTs dan 4 alasan yang

sama untuk MTs-MA. Alasan yang sama digunakan oleh siswa MI-MA yaitu

“Ginjal berfungsi membersihkan darah dan obat-obat yang ada pada darah

diuraikan di ginjal”. Berdasarkan alasan tersebut menggambarkan bahwa siswa

mengeneralisasi fungsi ginjal dalam pembentukan urin dari hasil sisa metabolisme

menjadi menguraikan obat. Ginjal hanya menerima hasil penguraian obat yang

dilakukan oleh hati yang diantar oleh darah untuk dieksresikan. Ginjal bukan

tempat penguraian obat. Pengeneralisasi fungsi ginjal juga terdapat pada alasan

yang sama digunakan pada jenjang MI-MTs yaitu “Karena ginjal membuang

obat-obatan yang masuk ke darah” dan di siswa MTs-MA yaitu “Ginjal

menyaring air dan biasannya obat-obatan diminum bersama air”.

Alasan sama lainnya yang digunakan oleh jenjang MI-MTs yang lainnya

adalah “Ginjal termasuk organ pencernaan”. Selain itu terdapat alasan yang

hampir serupa digunakan oleh siswa MTs-MA yaitu “Karena makanan akan

diserap di ginjal setelah dari lambung”. Alasan tersebut menggambarkan bahwa

siswa mengalami miskonsepsi pada materi sistem pencernaan. Miskonsepsi yang

tidak teratasi pada materi sistem pencernaan akhirnya berpengaruh pada materi

selanjutnya. Materi sistem pencernaan disampaikan sebelum materi sistem

peredaran darah dan sistem eksresi.

Alasan sama lainnya yang digunakan siswa MTs-MA adalah “Karena

ginjal memiliki asam sehingga obat tersebut larut dan menyebar ke seluruh

tubuh” dan “Hati terdapat empedu yang fungsinya sebagai penawar racun”.

Alasan tersebut menunjukkan siswa mengalami miskonsepsi pada jenjang

sebelumnya. Dikarenakan untuk tingkat MA, siswa sudah mendapatkan materi

sistem ekskresi dan sistem peredaran darah pada jenjang MTs. Miksonsepsi

tersebut terbawa disebabkan tidak adanya upaya mengatasi miskonsepsi pada

jenjang sebelumnya dan jenjang pendidikan mendatang. Miskonsepsi yang tidak

teratasi seperti halnya itu akan terbawa ke jenjang pendidikan selanjutnya karena

miskonsepsi memiliki sifat bertahan atau persisten.

3. Subkonsep Sistem Peredaran Darah

Page 68: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

55

Pada sub konsep ini terdapat 1 butir soal yang mengalami peningkatan

persentase mengikuti meningkatnya jenjang pendidikan yaitu butir soal 14. Butir

soal menanyakan terkait mekanisme sistem peredaran darah pada peristiwa

seseorang tidak dapat menahan nafas dalam waktu yang lama. Pertanyaan ini

tergolong dalam level kognitif C4. Soal ini dijawab pada jenjang MTs dan MA.

Hasil analisis menunjukkan walaupun tidak terdapat alasan yang sama

digunakan tetapi setelah dilihat secara menyeluruh terdapat dasar konsep

miskonsepsi yang sama digunakan. Dasar konsep yang sama untuk menjawab

pertanyaan butir soal 14 adalah faktor penurunan oksigen yang mendorong

seseorang tidak dapat menahan napas dalam waktu yang lama. Dasar konsep

tersebut digunakan pada jenjang MTs dan MA. Alasan yang digunakan siswa

yang menggambarkan penurunan oksigen pada jenjang MTs adalah “Karena kita

tidak menghirup oksigen, tetapi darah tetap mengangkat oksigen tubuh menjadi

sesak”. Sedangkan alasan yang menggambarkan penurunan oksigen pada jenjang

MA terdapat 3 alasan, yaitu: (1) Karena saat kita menahan napas kadar O2 dalam

tubuh kita akan mengalami penurunan yang menyebabkan kita terdorong untuk

melakukan pernapasan, (2) Ketika orang menahan napas, tubuh tidak teraliri O2.

Hasil dari oksidasi O2 adalah CO2, saat CO2 ingin keluar namun dihambat

otomatis tubuh akan kekurangan O2 karena tidak terjadi pertukaran gas. (3)

Karena ketika menahan napas kita berhenti untuk menghirup napas sehingga O2

berhenti untuk bersirkulasi.

Timbulnya reaksi bernapas kembali setelah seseorang menahan napas

dikarenakan peningkatan CO2. Hal ini dikarenakan pernapasan kita dikontrol oleh

pusat-pusat kontrol pernapasan yang terletak di dua wilayah otak, medula

oblongata dan poris. Sirkuit kontrol di dalam medula menentukkan ritme

pernapasan, sementara neuron-neuron di dalam pons meregulasi temponya. Dalam

meregulasi pernapasan, medula menggunakan pH cairan jaringan disekitar sebagai

indikator konsentrasi CO2 darah. Alasan pH dapat digunakan seperti ini adalah

bahwa CO2 darah merupakan penentu utama pH cairan serebrospinal, cairan

Page 69: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

56

yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang.5 Adanya mekanisme

tersebut disaat seseorang menahan napas, metabolisme di dalam tubuh tetap

berjalan dan aktif membawa CO2 hasil dari metabolisme. CO2 hasil metabolisme

yang tidak di keluarkan akan menumpuk di dalam tubuh dan mengubah pH di

cairan jaringan sekitar sehingga medulla akan memberi umpan balik dengan

mengaktifkan kembali ritme pernapasan.

Sedangkan alasan yang diberikan oleh siswa menggambarkan siswa

menggunakan penalaran yang masuk ke dalam ranah kognitif mereka dalam

menjelaskan situasi tersebut. Penggunaan penalaran yang berbeda dari konsep

ilmiah dapat menimbulkannya miskonsepsi. Penalaran yang menyebabkan

miskonsepsi disebabkan “Bila anak-anak menerangkan perubahan, cara berpikir

mereka cenderung mengikuti urutan kausal linier”6. Kausal linier yang dimaksud

adalah siswa menggambarkan hubungan sebab akibat atas suatu kejadian secara

linier.

4. Subkonsep Gangguan Sistem Peredaran Darah

Butir soal yang mengalami persistensi miskonsepsi terdapat pada butir soal

ke- 6 dan 16. Butir soal 6 dan 16 memiliki level kognitif C1dan C4. butir soal 6

wajib dijawab oleh semua jenjang pendidikan sedangkan butir soal 16 wajib

dijawab oleh jenjang MTs dan MA. Butir soal 6 menanyakan penyakit yang

menyerang pembuluh darah. Sedangkan pada butir soal 16 meminta siswa untuk

menentukan jenis penyakit dan penyebabnya berdasarkan kondisi yang tertera

pada gambar.

Setelah dilakukan analisis jawaban pada butir soal 6 yang diberikan oleh

siswa terdapat alasan yang sama digunakan disemua jenjang. Alasan tersebut

adalah “Menyebabkan pembuluh darah menjadi menyempit”. Selain itu terdapat

alasan yang sama digunakan pada jenjang MTs dan MA adalah “Varises

merupakan pecah pembuluh darah” alasan tersebut diberikan oleh siswa dengan

pilihan pada tier pertama adalah varises. Jawaban tersebut menggambarkan bahwa

siswa belajar hafalan. Varises merupakan pembengkakan dan pelebaran pembuluh

5 Neil A. Campbell, dan Jane B. Reece, Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3 oleh Wibi Hardani

dan Prinandhita Andhika, (Jakarta: Erlangga, 2010), h. 81. 6 Ratna Wilis Dahar, op.cit. h. 155.

Page 70: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

57

darah vena akibat penumpukkan darah sehingga tampak pada permukaan kulit.

Menurut Nurul Inayah, belajar hafalan menunjukkan siswa mengalami kesulitan

dalam memahami konsep. Sehingga siswa memberikan hasil penafsirannya

sendiri.7 Selain itu belajar hafalan dapat terjadi bila struktur kognitif seseorang

tidak terdapat konsep-konsep relevan atau subsumer-subsumer relevan, informasi

baru dipelajari secara hafalan.8

Gambar yang disediakan pada butir soal 16 adalah menggambarkan

keadaan pembuluh arteri koronaria yang tersumbat karena adanya timbunan lemak

pada dinding pembuluh darah. Timbunan lemak tersebut akan menyumbat aliran

darah yang membawa oksigen untuk jantung. Sedangkan siswa mengidentifikasi

gambar tersebut dengan penyakit hipertensi dan arteriosklerosis. Alasan yang

sama ditemukan pada jenjang MTs dan MA. Alasan tersebut adalah “Karena

terhambat jantung akan memompa lebih keras sehingga jadi tekanan darah

tinggi” dan “Karena darah terhambat oleh otot”. Alasan pertama menjelaskan

terkait hipertensi dan alasan kedua terkait arteriosklerosis. Siswa memberikan

jawaban tersebut dikarenakan siswa salah dalam memproses informasi yang

tersedia pada gambar dan soal. Kesalahan siswa terletak pada penafsiran gambar

sumbatan yang banyak siswa berpendapat sumbatan tersebut berasal dari otot

yang menebal. Penafsiran lain yang diberikan oleh siswa berdasarkan alasan yang

sama digunakan adalah hipertensi disebabkan oleh adanya sumbatan pada

pembuluh darah. Menurut Kementrian Kesehatan hipertensi primer atau esensial

adalah hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. Walaupun dikaitkan dengan

kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang bergerak dan pola makan. Terjadi

pada sekitar 90% penderita hipertensi.9 Adanya kesalahan dalam memproses

informasi pada gambar atau bacaan akan menimbulkan adanya miskonsepsi.

Terjadinya miskonsepsi berdasarkan hasil penjabaran di atas disebabkan

oleh beberapa faktor, yaitu: siswa belajar secara hafalan bukan belajar bermakna,

siswa menggunakan penalaran yang mampu dipahami oleh kognitif mereka, siswa

7 Nurul Inayah Khairaty, A. Mushawwir Taiyeb, dan Hartati, loc.cit. 8 Ratna Wilis Dahar, op.cit. h. 97. 9 Kementrian Kesehatan, Infodatin:Hipertensi, 2020, h. 2, (www.kemenkes.go.id). Diakses

tanggal 15 Juli 2020 jam 22.00.

Page 71: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

58

mengeneralisasi peran atau fungsi suatu organ, dan tidak mampunya siswa dalam

mengasimilasi pengetahuan awal yang dimiliki dengan pengetahuan baru yang

didapat. Kendala-kendala tersebut dapat menyebabkan hambatan dalam belajar

sehingga situasi ini menghasilkan miskonsepsi yang terus berlanjut ke jenjang

pendidikan selanjutnya. Keadaaan tersebut yang dinamakan persistensi

miskonsepsi.

Page 72: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

59

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil temuan penelitian persistensi miskonsepsi siswa pada jenjang

pendidikan MI hingga MA, dapat disimpulkan bahwa terdapat 5 butir soal yang

mengalami persistensi miskonsepsi. Butir soal yang mengalami persistensi dari

jenjang MI-MA yaitu: 4 dan 6. Sedangkan butir soal yang mengalami persistensi

di jenjang MTs-MA yaitu: 7, 14, dan 16. Persistensi miskonsepsi siswa pada

Madrasah Pembangunan dilihat dari nilai persentase dan alasan yang sama

digunakan di setiap jenjang pendidikan. Faktor yang mendukung terjadinya

miskonsepsi pada siswa antara lain: siswa belajar secara hafalan bukan belajar

bermakna, siswa menggunakan penalaran yang mampu dipahami oleh kognitif

mereka, siswa mengeneralisasi peran atau fungsi suatu organ, dan tidak

mampunya siswa dalam mengasimilasi pengetahuan awal yang dimiliki siswa

dengan pengetahuan baru yang didapat. Sehingga miskonsepsi yang tidak teratasi

akan terbawa ke jenjang selanjutnya dan persisten terhadap perubahan.

B. Saran

Setelah penelitian dilakukan, saran yang penulis dapat sampaikan adalah:

1. Perlu dilakukan pengkajian terhadap kesesuaian metode pembelajaran dengan

kompleksitas materi tertentu untuk meminimalisir terjadinya miskonsepsi

pada siswa. Penyampaian kesimpulan di akhir pembelajaran dapat dilakukan

untuk memperkuat konsep siswa.

2. Perlu adanya pengkajian mendalam terhadap konsep yang sering

memunculkan miskonsepsi pada siswa.

3. Dapat digunakan metode identifikasi miskonsepsi lain seperti metode

Certainty of Response Index (CRI) diperuntukkan bagi siswa di jenjang

pendidikan dasar.

4. Perlu ditelusuri penyebab siswa sulit dalam memahami konsep, agar tidak

menimbulkan miskonsepsi yang dapat mengganggu pembelajaran biologi

mendatang.

Page 73: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

60

Daftar Pustaka

Abraham, Michel R. et al. Understanding and Misunderstanding of Eighth

Graders of Five Chemistry Concpt Found in Textbooks. Journal of

Research in Science Teaching. 29. 1992.

Adodo, S. O. Effectsof Two-Tier Multiple Choice Diagnostic Assessment Items

on Students’ Learning Outcome in Basic Science Technology (BST).

Journal of Interdisciplinary Studies. 2. 2013.

Ainiyah, M, M. Ibrahim, and M. T. Hidayat. The Profile of Student

Misconception on The Human and Plant Transport Systems. Journal of

Physics. 2018.

A.M, Sardiman. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Arikunto, Suharsimi.2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta; Bumi

Aksara.

Arikunto, Suharsimi . 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Ballester Perez, J.R. et.al. Student’s Misconceptions on Chemical Bonding: A

Comparative Study between High School and First Year University

Students. Asian Journal of Education and e-Learning. 05. 2017.

Calik, Muammer dan Alipasa Ayas. A Cross-age Study on the Understanding of

Chemical Solution and Their Compoonents. International Education

Journal. 6. 2005.

Campbell, Neil A dan Jane B. Reece. 2010. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Dahar, Ratna Wilis. 2011. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:

Erlangga.

Depdiknas. 2007. Tes Diagnostik. Jakarta : Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar

dan Menegah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menegah Pertama.

Dimiyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Fisher, Douglas dan Nancy Frey. 2008. Better Learning Through Structured

Teaching. United States of America: ASCD Publication.

Page 74: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

61

Galvin, E., G. Mooney Simmie, A. O’Grady. Identification of Misconceptions in

the Teaching of Biology: A Pedagogical Cycle of Recognition,

Reduction and Removal. Journal Higher Education and Social

Science. 8. 2015.

Hamalik, Oemar. 2009. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan

Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar. 2013.Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Kementrian Kesehatan, “Infodatin: Hipertensi”, www.kemenkes.go.id, 15 Juli

2020.

Khairaty, Nurul Inayah, A. Muhawwir Taiyeb, dan Hartati. Identifikasi

Miskonsepsi Siswa Pada Materi Sistem Peredaran Darah Dengan

Menggunakan Three-Tier Test di kelas XI Ipa 1 SMA Negeri 1

Bontonompo. Jurnal Nalar Pendidikan. 6. 2018.

Khatimah, Fina Nurul, Meiry Fadillah Noor, dan Nengsih Juanengsih.

Miskonsepsi Konsep Archaebacteria dan Eubacteria. Edusains. VI.

2014.

Kumandas, Bahar, Armagan Ateskan, and Jennie Lane. Misconceptions in

Biology : a Meta-synthesis Study of Research. 200-2014. Journal of

Biological Education. 2018.

Kummer, Tyler A , Clinton J. Whipple dan Jamie L. Jensen,. Prevalence and

Persistence of Misconceptions in Tree Thinking. Journal Of

Microbiology & Biology Education. 17. 2016.

Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:Pustaka Setia.

Michael, Joel A. et.all. Undergraduates’ Understanding of Cardiovascular

Phenomena. Advances in Physiology Education. 26. 2002.

Mulyati. 2005. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Andi Offset.

Nusantari, Elya. “Kajian Faktor yang Mempengaruhi Retensi Siswa SMA

(Analisis Hasil Penelitian Eksperimen dan PTK)”.

www.repository.ung.ac.id. 24 Januari 2021.

Page 75: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

62

Özgür, Sami. The Persistence of Misconceptions about The Human Blood

Circulatory System among Students in Different Grade Levels. Journal

of Environmental & Science Education. 8. 2018.

Pelaez, Nancy J. et.all. Prevalence of Blood Circulation Misconceptions Among

Prospective Elementary Teachers, Adv Phsyiol Edu. 29. 2005.

Sanjaya, Wina. 2008. Perenncanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:

Kencana.

Suat Bal, Mehmet. Misconceptions of High School Students Related to The

Conceptions Of Absolutism And Constitutionalism In History Courses.

Jurnal Educational Reasearch dan Reviews. 6. 2011.

Sudaryono. 2018. Metodologi Penelitian. Depok: RajaGrafindo Persada.

Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo

Persada.

Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo

Persada.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sukma Wijaya, I made. 2018. Perawatan Luka dengan Pendekatan

Multidisiplin, Yogyakarta: Andi Offset.

Suparno, Paul. 2013. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan

Fisika. Jakarta: Grasindo.

Suwarto. Pengembangan Tes Diagnostik. Jurnal Pendidikan. 22. 2013.

Syah, Muhibbin. 2013. Pikologi Belajar dengan Pendekatan Baru. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Tekkaya, Ceren. Misconceptions as Barrier to Understanding Biology. Journal

of Hacattepe Universities Egitim Fakultasi Dergisi. 23. 2002.

Tragust, David F. Development and Use of Diagnstik Tests to Evaluate

Students’ Misconception in Sciences, International Journal of Sciences

Education, 10, 1988.

Wayan Sri Darmayanti, Ni dan I Komang Wisnu Budi Wijaya. 2020. Evaluasi

Pembelajaran IPA. Bali: Nilacakra.

Page 76: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

63

Yan Yip, Din. Teachers’ Misconceptions of The Circulatory System, Journal of

Biological Education. 32. 1998.

Page 77: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

64

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 78: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

65

Lampiran 1

Kompetensi Dasar Sekolah Dasar

Kelas V

Page 79: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

66

Lampiran 1

Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Pertama

Kelas VIII

Page 80: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

67

Lampiran 1 Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Atas

Kelas XI

Page 81: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

68

Lampiran 2 Analisis Kompetensi dengan Materi

Sekolah Dasar

Buku

Tema 4: Sehat

itu Penting

(Puskurbuknas)1

BUPENA2

Tema 4: Organ

peredaran darah

hewan dan

Manusia3

Seri Tematik :

Sehat Itu Penting4

Tema 4 : Sehat

Itu Penting5

Irisan

Kompetens

i Dasar (KI

3)

Menjelaskan organ peredaran darah dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan organ peredaran darah

manusia.

Kompetens

i Dasar (KI

4)

Menyajikan karya tentang organ peredaran darah pada manusia.

Materi Subtema 1:

peredaran

darahku sehat

Subtema 1 :

peredaran

darahku sehat

Subtema 1:

peredaran darahku

sehat

Subtema 2 : Pola

Hidup Sehat

1. Mengenal

Subtema 1:

Peredaran

darahku sehat

1. Sistem peredaran darah

manusia (peredaran darah

kecil dan besar)

1 Ari Subekti, Sehat Itu Penting Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, (Jakarta:Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2017), h.1-93. 2 Irene MJA, BUPENA, (Jakarta: Erlangga, 2017), h. 3-49. 3 Eko Wiyanto, Tema 4: Organ Peredaran Darah,(Jakarta: Fokus, 2017), h. 4-86. 4 Dhiah Saptorini, dan Lili Nurlaili, Seri Tematik: Sehat Itu Penting, (Jakarta: Yudhistira, 2014), h. 5 Warsito Adnan, dkk., Tema 4: Sehat itu Penting,(Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2018), h.1-107.

Page 82: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

69

Buku

Tema 4: Sehat

itu Penting

(Puskurbuknas)1

BUPENA2

Tema 4: Organ

peredaran darah

hewan dan

Manusia3

Seri Tematik :

Sehat Itu Penting4

Tema 4 : Sehat

Itu Penting5

Irisan

1. Peredaran

darah pada

manusia

2. Organ

peredaran

darah dan

fungsinya

- Jantung

- Pembuluh

darah

(Pembulu

h arteri,

nadi, dan

kapiler)

- Paru-paru

1. Organ

peredaran

darah pada

manusia dan

fungsinya.

- Jantung

(peredara

n darah

besar

dan kecil

dan

pembulu

h darah

(pembul

uh arteri,

1. Peredaran darah

pada manusia

(peredaran

darah kecil dan

besar)

2. Organ

peredaran darah

pada manusia

(jantung dan

pembuluh

darah)

3. Proses

peredaran darah

(peredaran

darah tertutup

Sistem

Peredaran

Darah pada

Manusia

- Jantung

- Pembuluh

darah (

pembuluh

nadi, balik,

dan kapiler)

- Gangguan

pada organ

peredaran

darah

manusia (

1. Alat peredaran

darah pada

manusia

beserta

fungsinya

- Darah

- Jantung

- Pembuluh

darah

(arteri, vena,

dan kapiler)

- Sistem

portae

- Sistem

Imunitas

2. Organ peredaran darah

(jantung, dan pembuluh

darah)

3. Sel-sel darah beserta

fungsinya(Plasma darah, sel

darah merah, sel darah putih

dan trombosit)

4. Gangguan kesehatan pada

organ peredaran darah

5. Cara memelihara kesehatan

organ peredaran darah

Page 83: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

70

Buku

Tema 4: Sehat

itu Penting

(Puskurbuknas)1

BUPENA2

Tema 4: Organ

peredaran darah

hewan dan

Manusia3

Seri Tematik :

Sehat Itu Penting4

Tema 4 : Sehat

Itu Penting5

Irisan

(alveolus)

3. Peredaran

manusia

hewan

vertebrata

- Peredara

n darah

tertutup.

- Peredara

n darah

terbuka

Subtema 2:

Gangguan

kesehatan pada

organ peredaran

vena,

dan

kapiler)

- Darah

2. Peredaran

darah hewan

dan

fungsinya

(serangga,

cacing, ikan,

amfibi,

reptilian,

burung dan

mamalia)

3. Manfaat

dan terbuka)

Subtema 2:

1. Mengenal darah

(eritrosit,

leukosit,

trombosit, dan

plasma darah)

2. Penyebab

gangguan pada

peredaran

darah.

Subtema 3: Cara

memlihara

kesehatan

peredaran darah

penyumbatan

pembuluh

darah, stroke,

wasir, dan

varises)

(kekebalan)

pada

manusia.

2. Organ

peredaran

darah hewan

- Siput

- Belalang

- Udang

- Ikan

- Katak

- Burung

Subtema 2:

Gangguan

kesehatan pada

Page 84: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

71

Buku

Tema 4: Sehat

itu Penting

(Puskurbuknas)1

BUPENA2

Tema 4: Organ

peredaran darah

hewan dan

Manusia3

Seri Tematik :

Sehat Itu Penting4

Tema 4 : Sehat

Itu Penting5

Irisan

darah

1. Faktor-

faktor yang

mempengar

uhi

kesehatan

Subtema 3: Cara

memilihara

kesehatan organ

peredaran darah

manusia

peredaran

darah lancar.

Subtema 2:

gangguan

kesehatan pada

organ peredaran

darah.

1. Faktor-

faktor yang

mempengar

uhi

kesehatan

sistem

peredaran

darah

1. Cara menjaga

kesehatan.

organ peredaran

darah

1. Gangguan

peredaran

darah

(hipertensi,

hipotensi,

leukemia,

jantung

koroner, gagal

jantung,

anemia)

2. Mengidentifika

si gangguan

organ

Page 85: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

72

Buku

Tema 4: Sehat

itu Penting

(Puskurbuknas)1

BUPENA2

Tema 4: Organ

peredaran darah

hewan dan

Manusia3

Seri Tematik :

Sehat Itu Penting4

Tema 4 : Sehat

Itu Penting5

Irisan

Subtema 3: cara

memelihara

kesehatan organ

peredaran darah

manusia.

peredaran

darah manusia

(faktor genetis,

gaya hidup,

mengkonsumsi

makanan

berlemak,

kebiasaan

merokok,

mengonsumsi

minuman

beralkohol,

makan

makanan

sampah,

Page 86: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

73

Buku

Tema 4: Sehat

itu Penting

(Puskurbuknas)1

BUPENA2

Tema 4: Organ

peredaran darah

hewan dan

Manusia3

Seri Tematik :

Sehat Itu Penting4

Tema 4 : Sehat

Itu Penting5

Irisan

terinfeksi zat

beracun,

kurang

olahraga).

Subtema 3: Cara

memelihara

kesehatan organ

peredaran darah

manusia

Sekolah Menengah Pertama

Page 87: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

74

Buku IPA Terpadu6

Ilmu Peengetahuan

Alam7

Ilmu Pengetahuan

Alam8

Ilmu Pengetahuan

Alam9

Irisan

Kompetensi

Dasar (KI 3)

Menganalisis sistem peredaran darah pada manusia dan memahami gangguan pada sistem peredaran darah, serta

upaya menjaga kesehatan sistem peredaran darah.

Kompetensi

Dasar (KI 4)

Menyajikan hasil percobaan pengaruh aktivitas (jenis, intesitas, atau durasi) pada frekuensi denyut jantung.

Materi Pokok

1. Organ penyusun

sistem

peredaran darah

manusia

- Jantung

(bagian-bagian

jantung, cara

kerja jantung,

faktor-faktor

yang

1. Struktur dan

Fungsi Sistem

Peredaran Darah

- Darah (Plasma

darah, Sel darah

merah,Sel darah

putih, Keping

darah)

- Jantung (struktur

dan fungsi

1. Sistem transportasi

pada manusia

- Darah ( sel

darah merah, sel

darah putih,

keping darah)

- Pembekuaan

darah

- Plasma darah

2. Organ Peredaran

1. Alat transportasi

pada manusia

- Jantung

(struktur,

fungsi, dan

tekanan

darah)

- Pembuluh

darah (

pembuluh

1. Struktur dan

fungsi organ

peredaran

darah (jantung

dan pembuluh

darah)

*fungsi,

struktur dan

cara kerja

jantung

6 Tim Abdi Guru, IPA TERPADU Untuk SMP/MTs VIII, (Jakarta: Erlangga, 2017), h. 203-222. 7 Siti Zubaidah, dkk, Ilmu Pengetahuan Alam, (Jakarta:Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2017), h.253-277. 8 Siti Zubaidah, dkk, Ilmu Pengetahuan Alam, (Jakarta:Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2014), h. 4-17. 9 Eka Purjiyatna, dkk., Ilmu Pengetahuan Alam, (Jakarta: Erlangga, 2008), h. 41-48.

Page 88: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

75

Buku IPA Terpadu6

Ilmu Peengetahuan

Alam7

Ilmu Pengetahuan

Alam8

Ilmu Pengetahuan

Alam9

Irisan

mempengaruhi

cara kerja

jantung)

- Pembuluh

Darah

(pembuluh

nadi, pembuluh

balik, dan

pembuluh

kapiler)

- Sistem

Peredaran

Darah

(Peredaran

darah kecil,

Peredaran arah

besar,

jantung)

- Pembuluh darah

(struktur dan

fungsi pembuluh

darah arteri,

vena, dan

kapiler, dan

perbedaan

pembuluh vena

dan arteri)

- Peredaran darah

pada manusia

- Frekuensi denyut

jantung

- Golongan Darah

(dalam bentuk

info tambahan)

darah

- Jantung (fungsi,

struktur jantung,

cara kerja

jantung)

- Pembuluh darah

(pembuluh nadi,

balik, kapiler

dan perbedaan

pembuluh nadi

dan balik)

3. Sistem Peredaran

Darah Manusia

- Peredaran darah

kecil

- Peredaran darah

besar

arteri, vena,

dan kapiler)

2. Darah

- Plasma darah

- Sel darah

merah

- Sel darah

putih

- Keping darah

- Fungsi darah

- Golongan

darah

3. Peredaran darah

- Peredaran

darah besar

- Peredaran

darah kecil.

2. Sistem

peredaran

darah manusia

(peredaran

darah

kecildan

peredaran

darah besar)

3. Struktur dan

fungsi

komponen

darah

4. Proses

pembekuan

darah

5. Golongan

darah

Page 89: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

76

Buku IPA Terpadu6

Ilmu Peengetahuan

Alam7

Ilmu Pengetahuan

Alam8

Ilmu Pengetahuan

Alam9

Irisan

Peredaran darah

jantung)

2. Struktur dan

Fungsi Darah

- Plasma darah

- Sel darah merah

- Sel darah putih

- Keping darah

3. Proses

Pembekuan

Darah

4. Golongan Darah

5. Limfa, Kura

(Limpa), dan

Tonsil.

6. Kelainan dan

penyakit pada

2. Gangguan pada

sistem peredaran

darah Manusia

dan upaya untuk

mencegah serta

menanggulangin

ya.

4. Aliran dan

Tekanan Darah

- Pengertian dan

fungsi tekanan

darah

5. Gangguan pada

sistem peredaran

darah

4. Kelainan dan

penyait pada

sistem peredaran

darah

6. Gangguan

pada sistem,

peredaran

darah.

Page 90: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

77

Buku IPA Terpadu6

Ilmu Peengetahuan

Alam7

Ilmu Pengetahuan

Alam8

Ilmu Pengetahuan

Alam9

Irisan

sistem

transportassi

manusia.

Sekolah Menegah Atas

Page 91: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

78

Buku Biologi10

Biologi11

Biologi12

Advance Learning

Biology 2A13

Cakrawala

Biologi14

Irisan

Kompetensi

Dasar (KI

3)

Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem sirkulasi dalam kaitannya dengan bioproses dan gangguan

fungsi yang dapat terjadi pada sistem sirkulasi manusia

Kompetensi

dasar (KI 4)

Menyajikan karya tulis tentang kelainan pada struktur dan fungsi darah, jantung, pembuluh darah yang menyebabkan gangguan sistem

sirkulasi manusia serta kaitannya dengan teknologi melalui studi literatur

Materi

1. Sistem peredaran

darah pada

manusia

- Darah

(Plasma

darah, dan

sel darah)

- Mekanisme

1. Bagian-bagian

darah

- Sel-sel

darah

(eritrosit,

leukosit,

dan

trombosit)

1. Sistem

peredaran darah

pada manusia

- Darah

(Plasma

darah, dan

sel darah)

- Mekanisme

1. Darah

- Fungsi darah

- Komponen

darah (plasma

darah, sel

darah putih, sel

darah merah,

keping darah)

1. Mengenal

bagian-bagian

darah

- Sel-sel

darah (sel

darah

merah, sel

darah putih,

1. Struktur dan fungsi

komponen darah.

2. Organ peredaran

darah (jantung dan

pembuluh darah)

*struktur, cara kerja,

fungsi, dan tekanan

darah.

10 Irnningtyas, Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok Peminatan Mateematika dan Ilmu Alam, (Jakarta: Erlangga, 2014), h.178-213. 11 Slamet Prawirohartono, dkk., Biologi SMA/MA Kelompok Perminatan MIPA, (Jakarta: Bumi Aksara, 2017) 12 Irnaningtyas dan Yossa Istiadi, Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Kurikulum 2013 yang Disempurnakan, (Jakarta: Erlangga, 2017), h. 111-136. 13 Manian dan Yusa, Advance Learning Biology 2A, (Bandung: Grafindo, 2014), h. 145-172. 14

Sukarman, dkk, Cakrawala Biologi, (Jakarta: Mediantara Semesta, 2014), h. 95-113.

Page 92: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

79

Buku Biologi10

Biologi11

Biologi12

Advance Learning

Biology 2A13

Cakrawala

Biologi14

Irisan

pembekuan

darah

(proses

pembekuan

darah, dan

fakktor-

faktor

pembekuan

darah)

- Golongan

darah

(sistem

rhesus, dan

sistem AB0)

- Tes

golongan

darah

- Plasma

Darah

2. Golongan Darah

(sistem AB0 dan

rhesus)

- Transfusi

darah

- Fungsi

darah

3. Alat-alat

peredaran darah

- Jantung

(dinding

jantung,

ruang

jantung,

klep

pembekuan

darah

(proses

pembekuan

darah, dan

fakktor-

faktor

pembekuan

darah)

- Golongan

darah

(sistem

rhesus, dan

sistem

AB0)

- Tes

golongan

- Pembekuan

darah

2. Alat – alat

peredaran darah

- Jantung

(lapisan

jantung, ruang

dan katup

jantung,

pembuluh

darah jantung,

saraf jantung,

tekanan darah)

- Pembuluh

darah (arteri,

vena dan

kapiler)

dan keping

darah)

- Plasma

darah

2. Memahami

golongan

darah dan

transfusi

(penggolonga

n darah,

sistem rhesus,

dan sisteem

MN)

3. Pembekuan

darah

4. Alat-alat

pererdaran

3. Mekanisme

pembekuan darah

beserta faktor yang

mempengaruhi.

4. Mekanisme

peredaran darah

(peredaran darah

besar dan peredaran

darah kecil)

5. Golongan darah dan

transfusi darah

6. Gangguan dan

kelainan pada sistem

peredaran darah

Page 93: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

80

Buku Biologi10

Biologi11

Biologi12

Advance Learning

Biology 2A13

Cakrawala

Biologi14

Irisan

- Transfusi

darah

- Organ

peredaran

darah

(jantung dan

pembuluh

darah)

- Mekanisme

pembuluh

darah

(peredaran

darah kecil,

besar,

sirkulasi

portal,

sirkulasi

jantung,

saraf

jantung, dan

kerja

jantung)

- Pembuluh

darah

(pembuluh

nadi,

pembuluh

balik,

pembuluh

kapiler, dan

dinding

pembuluh)

4. Proses

peredaran darah

darah

- Transfusi

darah

- Organ

peredaran

darah

(jantung

dan

pembuluh

darah)

- Mekanisme

pembuluh

darah

(peredaran

darah kecil,

besar,

sirkulasi

3. Proses peredaran

darah (peredaran

darah tertutup

dan peredaran

darah ganda)

- Peredaran

darah kecil

- Peredaran

darah besar

4. Golongan darah

(sistem AB0 dan

Rhesus)

5. Transfusi darah

6. Kelainan dan

gangguan pada

sistem sirkulasi

(genetis dan

darah

- Jantung

(Struktur

jantung, cara

kerja

jantung,

tekanan

darah)

- Pembuluh

darah (arteri,

vena dan

kapiler)

5. Proses

peredaran

darah

- Peredaran

darah besar

Page 94: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

81

Buku Biologi10

Biologi11

Biologi12

Advance Learning

Biology 2A13

Cakrawala

Biologi14

Irisan

koroner, dan

peredaran

darah fetus)

2. Sistem Limfa

- Organ limfa

- Cairan limfa

- Aliran limfa

(duktus

limfa

sisnistra dan

duktus limfa

dekstra)

3. Gangguan sistem

peredaran darah

4. Teknologi pada

sistem peredaran

darah.

(peredaran

darah besar dan

peredaran darah

kecil)

5. Peredaran getah

bening

- Cairan

limfa

- Pembuluh

limfa

- Kelenjar

limfa

- Limpa

- Tonsil

6. Gangguan pada

sistem

peredaran darah

portal,

sirkulasi

koroner,

dan

peredaran

darah fetus)

2. Sistem Limfa

- Organ limfa

- Cairan

limfa

- Aliran limfa

(duktus

limfa

sisnistra

dan duktus

limfa

dekstra)

nongenetis)

- Peredaran

darah kecil

6. Kelainan-

kelainan pada

sistem

peredaran

darah

Page 95: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

82

Buku Biologi10

Biologi11

Biologi12

Advance Learning

Biology 2A13

Cakrawala

Biologi14

Irisan

3. Gangguan

sistem

peredaran darah

4. Teknologi pada

sistem

peredaran

darah.

Lampiran 3 Irisan Konsep Sistem Peredaran Darah

Page 96: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

83

SD SMP SMA

Kompetensi dasar 3

(KD 3)

Menjelaskan organ peredaran darah

dan fungsinya pada hewan dan

manusia serta cara memelihara

kesehatan organ peredaran darah

manusia.

Menganalisis sistem peredaran

darah pada manusia dan memahami

gangguan pada sistem peredaran

darah, serta upaya menjaga

kesehatan sistem peredaran darah.

Menganalisis hubungan antara

struktur jaringan penyusun organ

pada sistem sirkulasi dalam

kaitannya dengan bioproses dan

gangguan fungsi yang dapat terjadi

pada sistem sirkulasi manusia

Kompetensi dasar 4

(KD 4)

Menyajikan karya tentang organ

peredaran darah pada manusia.

Menyajikan hasil percobaan

pengaruh aktivitas (jenis, intesitas,

atau durasi) pada frekuensi denyut

jantung.

Menyajikan karya tulis tentang

kelainan pada struktur dan fungsi

darah, jantung, pembuluh darah

yang menyebabkan gangguan

sistem sirkulasi manusia serta

kaitannya dengan teknologi melalui

studi literatur

Subkonsep *

1. Sistem peredaran darah manusia

(peredaran darah kecil dan

besar)

2. Organ peredaran darah (jantung,

dan pembuluh darah)

3. Sel-sel darah beserta

fungsinya(Plasma darah, sel

darah merah, sel darah putih dan

trombosit)

**

1. Struktur dan fungsi organ

peredaran darah (jantung dan

pembuluh darah)

*fungsi, struktur dan cara kerja

jantung

2. Sistem peredaran darah manusia

(peredaran darah kecil dan

peredaran darah besar)

3. Struktur dan fungsi komponen

***

1. Struktur dan fungsi komponen

darah.

2. Organ peredaran darah (jantung

dan pembuluh darah)

*struktur, cara kerja, fungsi, dan

tekanan darah.

3. Mekanisme pembekuan darah

beserta faktor yang

mempengaruhi.

Page 97: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

84

4. Gangguan kesehatan pada organ

peredaran darah

5. Cara memelihara kesehatan

organ peredaran darah

darah

4. Proses pembekuan darah

5. Golongan darah

6. Gangguan pada sistem,

peredaran darah.

4. Mekanisme peredaran darah

(peredaran darah besar dan

peredaran darah kecil)

5. Golongan darah dan transfusi

darah

6. Gangguan dan kelainan pada

sistem peredaran darah

Su mber

* Ari Subekti, Sehat Itu Penting Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, (Jakarta:Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2017), h.1-93.

Irene MJA, BUPENA, (Jakarta: Erlangga, 2017), h. 3-49.

Eko Wiyanto, Tema 4: Organ Peredaran Darah,(Jakarta: Fokus, 2017), h. 4-86.

Dhiah Saptorini, dan Lili Nurlaili, Seri Tematik: Sehat Itu Penting, (Jakarta: Yudhistira, 2014), h.

Warsito Adnan, dkk., Tema 4: Sehat itu Penting,(Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2018), h.1-107.

** Tim Abdi Guru, IPA TERPADU Untuk SMP/MTs VIII, (Jakarta: Erlangga, 2017), h. 203-222.

Siti Zubaidah, dkk, Ilmu Pengetahuan Alam, (Jakarta:Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2017), h.253-277.

Siti Zubaidah, dkk, Ilmu Pengetahuan Alam, (Jakarta:Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2014), h. 4-17.

Eka Purjiyatna, dkk., Ilmu Pengetahuan Alam, (Jakarta: Erlangga, 2008), h. 41-48.

*** Irnningtyas, Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok Peminatan Mateematika dan Ilmu Alam, (Jakarta: Erlangga, 2014),

h.178-213.

Slamet Prawirohartono, dkk., Biologi SMA/MA Kelompok Perminatan MIPA, (Jakarta: Bumi Aksara, 2017)

Irnaningtyas dan Yossa Istiadi, Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Kurikulum 2013 yang Disempurnakan, (Jakarta: Erlangga,

2017), h. 111-136.

Manian dan Yusa, Advance Learning Biology 2A, (Bandung: Grafindo, 2014), h. 145-172.

Sukarman, dkk, Cakrawala Biologi, (Jakarta: Mediantara Semesta, 2014), h. 95-113.

Lampiran 4 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Page 98: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

85

Jenjang sekolah : SD-SMP-SMA

Semester : I

Mata Pelajaran : Biologi

Kurikulum Acuan : Kurikulum 2013

Konsep : Sistem Peredaran Darah

Bentuk soal : Pilihan Ganda dan Uraian

Jumlah Soal : 16

Subkonsep Indikator Soal No

Soal

Soal Kunci Jawaban Tingkat

Kognitif

Komponen

darah beserta

fungsinya

Menyebutkan

fungsi dari darah

1 Sebutkan fungsi dari darah? Fungsi darah sebagai

berikut:

Mengangkut dan

mengedarkan oksigen,

mengangut

karbondioksida,

mengedarkan sari-sari

makanan, menjaga

suhu tubuh, menutup

luka, melawan kuman

dan bakteri

C1

Menjelaskan

fungsi komponen

darah pada

manusia

2 Komponen apa yang terkandung dalam darah

untuk menjalankan fungsi yang telah

disebutkan sebelumnya?

Eritrosit =

mengedarkan oksigen

Plasma darah =

mengedarkan sari-sari

makanan

C2

Page 99: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

86

Trombosit = menutup

luka

Leukosit = melawan

kuman dan bakteri

Elastisitas pembuluh

darah = menjaga suhu

tubuh

Memprediksi

keadaan komponen

darah pada saat

kondisi terjadi

luka.

3 Jika terjadi terjadi luka, bagaimana kerja

komponen darah dalam proses menutup luka?

Jelaskan!

Bagian darah yang

bekerja dalam

menutup luka adalah

protein pembekuan

darah yang

terkandung dalam

plasma darah dan

keping darah. Saat

pembuluh darah

terluka atau robek

maka secara cepat

keping darah

menempel pada luka

dan pecah

mengeluarkan enzim

trombokinase.

Trombokinase

bersama-sama dengan

ion Ca dan vitamin K

akan mengubah

C3

Page 100: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

87

protombin menjadi

trombin. Trombin

akan mengubah

protein pembekuan

darah pada plasma

yaitu fibrinogen

menjadi benang-

benang fibrin yang

akan menutup luka.

Mengkorelasikan

hubungan tempat

tinggal dengan

kondisi peredaran

darah manusia.

4 Kandungan oksigen pada dataran tinggi lebih

sedikit dibandingkan dengan dataran rendah.

Dengan kondisi tersebut apakah

mempengaruhi komponen darah pada

manusia yang tinggal di dataran tinggi?

Ya, mempengaruhi.

Kandungan oksigen

yang sedikit pada

dataran tinggi dapat

menyebabkan kadar

hemoglobin tinggi

pada sel darah merah

dan peningkatan sel

darah merah. Hal ini

bertujuan untuk

mengikat oksigen

secara maksimal agar

menghindari kondisi

hipoksia.

C4

Organ

peredaran

darah

Mengidentifikasi

organ penyusun

sistem peredaran

darah.

5 Dibawah ini yang termasuk organ peredaran

darah adalah…

A. pembuluh darah, jantung, dan paru- paru

B. pembuluh darah, jantung dan ginjal

D

Organ penyusun

peredaran darah

terdiri dari jantung

C1

Page 101: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

88

C. pembuluh darah, jantung dan limfa

D. pembuluh darah dan jantung

Alasan saya untuk jawaban di atas adalah…

dan pembuluh darah.

Jantung berfungsi

memompa darah dan

pembuluh darah

berfungsi untuk

mengalirkan darah.

Sistem peredaran

darah di topang oleh

beberapa organ lain

sperti paru-paru, limfa

dan ginjal.

Mengidentifikasi

organ tempat

proses detokfikasi

darah

6 Obat-obatan yang dikonsumsi dan masuk

dalam sistem peredaran darah akan

diuraikan/didetoksifikasikan di dalam

organ…

A. Hati

B. Ginjal

C. Kulit

D. Paru-paru

Alasan saya untuk jawaban di atas adalah…

A

Hati berfungsi untuk

menetralkan sisa

metabolisme obat-

obat yang masuk ke

dalam tubuh agar

tidak berbahaya saat

di teruskan ke gi8injal

untuk dikeluarkan

melalui urine.

C1

Mengorganisasikan

ciri-ciri pembuluh

darah

7 Hasil identifikasi struktur pembuluh darah

sebagai berikut:

1. Letaknya tidak di dekat permukaan tubuh

2. Diameter kecil

3. Memiliki percabangan yang membentuk

saluran halus

4. Berhubungan langsung dengan jaringan.

D

Pembuluh yang

memiliki karakteristik

tersebut adalah

pembuluh kapiler.

Fungsi pembuluh

kapiler adalah sebagai

C4

Page 102: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

89

Berdasarkan ciri-cirinya, fungsi dari

pembuluh darah tersebut adalah…

A. Mengangkut darah yang banyak

mengandung CO2 menuju atrium kanan

B. Mengangkut hasil metabolisme tubuh dari

aorta menuju atrium kiri jantung

C. Tempat terjadinya pertukaran darah yang

banyak mengandung O2, CO2, dan zat

makanan dari paru-paru ke dalam jaringan

D. Tempat terjadinya pertukaran gas O2,

CO2, dan zat makanan dari darah ke

dalam jaringan

Alasan saya untuk jawaban di atas adalah…

tempat pertukaran

antara gas CO2 dan

O2, serta sari-sari

makanan antara darah

dan jaringan.

Mengkorelasikan

pengaruh

gangguan

peredaran darah

terhadap struktur

organ peredaran

darah

8 Hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi

jika tekanan darah sistole dan diastole di atas

normal. Hipertensi menyebabkan jantung

harus bekerja keras sehingga otot-ototnya

menebal, hal ini dapat menyebabkan beban

terhadap pembuluh… sehingga mudah pecah

A. Arteri semakin membesar

B. Vena semakin membesar

C. Arteri semakin kecil

D. Vena semakin kecil

Alasan saya untuk jawaban di atas adalah…

A

Hipertensi

menyebabkan tekanan

dan kecepatan aliran

darah meningkat pada

pembuluh arteri, hal

ini menyebabakan

otot pembuluh darah

arteri sedikit demi

sedikit akan menebal.

Akibat penebalan ini,

lumen pembuluh

darah akan

menyempit, yang

C4

Page 103: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

90

dapat menyebabkan

gangguan aliran

darah. Penyempitan

ini mengakibatkan

jantung bekerja lebih

keras dan beban arteri

semakin besar

sehingga mudah

mengalami pecah

pembuluh darah

Sistem

peredaran

darah manusia

Menjelaskan

macam-macam

peredaran darah

pada manusia

berdasarkan area

persebarannya.

9 Terbagi menjadi berapa sistem peredaran

darah pada manusia berdasarkan area

persebarannya? Jelaskan!

2 yaitu, peredaran

darah besar dan

peredaran darah kecil.

Peredaran darah besar

= bilik kiri – aorta –

seluruh tubuh – vena

cava – atrium kanan

Peredaran darah kecil

= bilik kanan – arteri

pulmonalis – paru-

paru – vena

pulmonalis – atrium

kiri.

C2

Page 104: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

91

Mengurutkan

aliran peredaran

darah pada

manusia

10

Urutan peredaran darah besar yang benar

adalah…

A. 5 – 6 – 7 – 9 – 11

B. 1 – 2 – 3 – 4 – 5

C. 10 – 11 – 1 – 2 – 3

D. 5 – 3 – 2 – 1 – 11

Alasan saya untuk jawaban di atas adalah…

A

Karena peredaran

darah besar dimulai

dari bilik kiri mengalir

ke aorta lalu di

sebarkan ke seluruh

tubuh dan masuk ke

serambi kanan

C3

Menghubungkan

peranan antara

paru-paru dan

jantung

11 Hubungan antara paru-paru dan jantung

adalah…

A. Paru-paru memisahkan karbodioksida dari

udara untuk dioksidasi dengan darah yang

akan ke jantung

B. Jantung memisahkan karbondioksida dari

D

Karena paru-paru

memiliki fungsi untuk

menukar oksigen

melalui alveolus

dengan

C4

Page 105: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

92

udara untuk di oksidasi dengan darah yang

akan ke jantung

C. Jantung memisahkan oksigen dari udara

untuk dioksidasi dengan darah yang akan

ke paru-paru

D. Paru-paru memisahkan oksigen dari udara

untuk dioksidasi dengan darah yang akan

ke jantung

Alasan saya untuk jawaban di atas adalah…

karbondioksida yang

terdapat pada

pembuluh kapiler

melalui proses difusi

Menganalisis

hubungan sistem

eksresi dan sisteem

pernapasan

12 Ketika Anda menahan napas, yang mana di

antara gas darah ini yang akan berubah

konsentrasinya terlebih dulu sehingga

menimbulkan dorongan yang kuat untuk

bernapas ...

A. Peningkatan O2

B. Penurunan O2

C. Peningkatan CO2

D. Penurunan CO2

Alasan saya untuk jawaban di atas adalah…

C

Karena saat menahan

napas pembuluh darah

tetap membawa CO2

kedalam paru-paru

yang menyebabkan

peningkatan CO2.

Peningkatan CO2

menyebabkan kadar

pH dalam darah

menurun sehingga

otak merespon dengan

menghidupkan

kembali proses

bernapas.

C4

Gangguan

peredaran

darah manusia

Mengidentifikasi

penyakit pada

peredaran darah

manusia

13 Penyakit dibawah ini yang menyerang

pembuluh darah adalah…

A. Anemia

B. Talasemia

D

Varises adalah

pembengkakan atau

pelebaran pembuluh

C1

Page 106: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

93

C. Hemofilia

D. Varises

Alasan saya untuk jawaban di atas adalah…

darah vena yang

disebabkan adanya

penumpukan darah di

dalam pembuluh

tersebut.

Menganalisis

hubungan gaya

hiup dengan

gangguan pada

peredaran darah

14 Alya tertidur dengan posisi tangan menekuk

di belakang kepala dalam waktu lama

menyebabkan peredaran darah tidak lancar.

Keadaan yang dialami Alya dapat

berakibat…

A. Nyeri pada pergelangan tangan

B. Sakit pada siku

C. Telapak tangan pegal-pegal

D. Tangan kesemutan

Alasan saya untuk jawaban di atas adalah…

D

Akibat posisi tidur

yang menindih tangan

dalam waktu lama

menyebabkan

peredaran darah

menuju serabut saraf

pada pergelangan

tangan terhambat

yang mengakibatkan

kesemutan sementara.

C4

Menganalisis

dampak penyakit

pada sistem

peredaran darah

15 Akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti

seorang anak terinfeksi virus Dengue,

sehingga menderita penyakit demam

berdarah. Virus dengue menyerang sistem

peredaran darah dan akan mengakibatkan…

A. Kadar zat besi pada hemoglobin

berkurang

B. Produksi eritrosit meningkat

C. Elastisitas arteri meningkat

D. Jumlah trombosit berkurang

Alasan saya untuk jawaban di atas adalah…

D

Virus Dengue yng

dibawa oleh nyamuk

Aedes Aegypti akan

merusak pembuluh

darah, maka secara

bersamaan trombosit

yang memiliki peran

terhadap

penyembuhan luka

akan berusaha

menutup luka.

C4

Page 107: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

94

Penggunaan trombosit

yang banyak secara

bersamaan

menyebabkan jumlah

trombosit pada darah

berkurang.

Mendiagnosis

penyakit pada

sistem peredaran

darah berdasarkan

gejala.

16

Jantung sebagai pemompa akan mengedarkan

darah ke seluruh tubuh. Perjalanan darah

yang dipengaruhi antara lain kondisi

pembuluh darah. Ibarat kita berkendara di

jalan raya kecepatan kita tergantung keadaan

jalan rayanya. Semakin sedikit hambatan,

perjalanan akan semakin cepat, demikian

sebaliknya.

Apa yang terjadi pada tubuh seseorang jika

mengalami kondisi pembuluh darah seperti

pada gambar di atas?

A. Sirkulasi darah tidak lancar karena adanya

C

Penyempitan

pembuluh darah

terjadi pada arteri

koronaria.

Penyempitan atau

penyumbatan pada

arteri jantung (arteri

koronaria)yang

disebabkan

penumpukan plak,

dapat menyebabkan

aliran darah tersumbat

dan mengakibatkan

jantung bekerja lebih

berat dan

menyebabkan jantung

koroner.

C4

Page 108: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

95

bekuan darah yang disebut embolus

B. Sirkulasi darah tidak lancar sehingga

tekanan darah naik, orang akan

mengalami hipertensi

C. Sirkulasi darah pada arteri koronaria

lambat yang akan menyebabkan penyakit

jantung koroner

D. Elastisitas otot pembuluh darah kurang,

orang akan menderita arteriosklerosis

Alasan saya untuk jawaban di atas adalah…

Page 109: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

96

Lampiran 5 Hasil Validasi Ahli Instrumen Penelitian

Butir

Soal

Ahli

1

Ahli

2

Ahli

3

Ahli

4

Ahli

5

Ahli

6

Ahli

7 Hasil Keterangan

1 58 47 42 47 48 47 60 83,1% Cukup Valid

2 53 45 44 37 36 47 60 76,7% Cukup Valid

3 80 59 57 70 65 73 78 86% Sangat Valid

4 56 46 45 40 44 47 53 78,8% Cukup Valid

5 60 47 44 46 65 47 60 87,8% Sangat Valid

6 60 45 46 37 65 47 60 85,7% Sangat Valid

7 75 67 59 65 53 66 75 87,6% Sangat Valid

8 73 74 57 62 71 66 75 91% Sangat Valid

9 72 65 53 73 75 70 75 92% Sangat Valid

10 66 69 59 63 75 70 75 90,8% Sangat Valid

11 71 73 58 75 64 70 75 92,5% Sangat Valid

12 73 69 56 50 64 74 75 87,8% Sangat Valid

13 79 76 59 55 68 70 80 86,9% Sangat Valid

14 70 65 55 57 63 70 75 86,6% Sangat Valid

15 53 64 44 43 55 47 57 86,4% Sangat Valid

16 80 69 58 57 80 70 80 88,2% Sangat Valid

17 67 69 57 75 75 70 75 92,9% Sangat Valid

18 74 67 60 67 70 70 75 92% Sangat Valid

19 75 66 61 74 65 70 75 92,5% Sangat Valid

20 75 65 57 60 65 70 73 88,5% Sangat Valid

21 74 68 59 59 75 70 73 91% Sangat Valid

22 71 66 58 69 66 70 75 90,4% Sangat Valid

23 74 71 62 52 70 69 75 84,4% Cukup Valid

24 71 66 58 59 58 60 71 84,3% Cukup Valid

25 72 68 61 60 59 70 70 87,6% Sangat Valid

26 72 69 59 62 75 70 70 90,8% Sangat Valid

Rumus :

Validitas (V) =

Kategori

Skor Kriteria Validitas

85,01 – 100,00% Sangat Valid

70,01 – 85,00 % Cukup Valid

50,01 – 70,00% Kurang Valid

01,00 – 50,00% Tidak Valid

Page 110: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

97

Ahli 1 : Muh. Dahlan, S.Pd

Page 111: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

98

Page 112: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

99

Ahli 2 : Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd

Page 113: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

100

Page 114: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

101

Ahli 3 : Elfa Sofiah, S.Pd

Page 115: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

102

Page 116: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

103

Ahli 4 : Dr. Fahma Wijaanti, M.Si

Page 117: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

104

Page 118: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

105

Ahli 5 : Yayah Zakiyah, M.Pd

Page 119: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

106

Page 120: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

107

Ahli 6: Devi Sholehat, M.Pd

Page 121: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

108

Page 122: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

109

Ahli 7: Dr. Sugiarti, M.Pd

Page 123: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

110

Page 124: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

111

Lampiran 6 Instrumen Penelitian

SOAL TES DIAGNOSTIK

Nama :…………………………….

Kelas : …………………………….

Hari/Tanggal : …………………………….

Petunjuk Umum

1. Tuliskan nama, kelas, dan tanggal pada kolom yang sudah tersedia.

2. Soal terdiri dari 2 tipe, yaitu : Pilihan ganda disertai alasan dan uraian.

3. Untuk soal pilihan ganda, pilih dan silanglah jawaban yang paling tepat

pada tahap pertama.

4. Tuliskan alasan atas jawaban tahap pertama di kolom yang tersedia.

5. Untuk soal uraian, tuliskan jawaban pada kolom yang tersedia.

6. Kerjakan soal dengan serius, jujur dan teliti.

7. Periksalah kembali jawaban anda sebelum diserahkan.

Tingkat Sekolah Dasar (SD)

1. Sebutkan minimal 5 fungsi dari darah!

2. Komponen apa yang terkandung dalam darah untuk menjalankan fungsi

yang telah disebutkan pada soal nomor 1?

3. Di bawah ini yang termasuk organ peredaran darah adalah…

A. pembuluh darah, jantung, dan paru- paru

B. pembuluh darah, jantung dan ginjal

C. pembuluh darah, jantung dan limfa

D. pembuluh darah dan jantung

Alasan saya untuk jawaban di atas adalah…

Page 125: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

112

4. Obat-obatan yang dikonsumsi dan masuk dalam sistem peredaran darah

akan diuraikan/didetoksifikasikan di dalam organ…

A. Hati

B. Ginjal

C. Kulit

D. Paru-paru

Alasan saya untuk jawaban di atas adalah…

5. Terbagi menjadi berapa sistem peredaran darah pada manusia berdasarkan

area persebarannya? Jelaskan!

6. Penyakit di bawah ini yang menyerang pembuluh darah adalah…

A. Anemia

B. Talasemia

C. Hemofilia

D. Varises

Alasan saya untuk jawaban di atas adalah…

Page 126: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

113

SOAL TAMBAHAN

Petunjuk Umum

1. Tuliskan nama, kelas, dan tanggal pada kolom yang sudah tersedia.

2. Soal terdiri dari 2 tipe, yaitu : Pilihan ganda disertai alasan dan uraian.

3. Untuk soal pilihan ganda, pilih dan silanglah jawaban yang paling tepat

pada tahap pertama.

4. Tuliskan alasan atas jawaban tahap pertama di kolom yang tersedia.

5. Untuk soal uraian, tuliskan jawaban pada kolom yang tersedia.

6. Kerjakan soal dengan serius, jujur dan teliti.

7. Periksalah kembali jawaban anda sebelum diserahkan.

7. Jika terjadi luka, bagaimana kerja komponen darah dalam proses menutup

luka? Jelaskan!

8. Hasil identifikasi struktur pembuluh darah sebagai berikut:

1. Letaknya tidak di dekat permukaan tubuh

2. Diameter kecil

3. Memiliki percabangan yang membentuk saluran halus

4. Berhubungan langsung dengan jaringan.

Berdasarkan ciri-cirinya, fungsi dari pembuluh darah tersebut adalah…

A. Mengangkut darah yang banyak mengandung CO2 menuju atrium

kanan

B. Mengangkut hasil metabolisme tubuh dari aorta menuju atrium kiri

jantung

C. Tempat terjadinya pertukaran darah yang banyak mengandung O2, CO2,

dan zat makanan dari paru-paru ke dalam jaringan

D. Tempat terjadinya pertukaran gas O2, CO2, dan zat makanan dari darah

ke dalam jaringan

Alasan saya untuk jawaban di atas adalah…

Page 127: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

114

9. Perhatikan gambar berikut!

Urutan peredaran darah besar yang benar adalah…

A. 5 – 6 – 7 – 9 – 11

B. 1 – 2 – 3 – 4 – 5

C. 10 – 11 – 1 – 2 – 3

D. 5 – 3 – 2 – 1 – 11

Alasan saya untuk jawaban di atas adalah…

10. Hubungan antara paru-paru dan jantung adalah…

A. Paru-paru mengambil karbodioksida dari udara untuk dioksidasi

dengan darah yang akan ke jantung

B. Jantung mengambil karbondioksida dari udara untuk dioksidasi

dengan darah yang akan ke jantung

C. Jantung mengambil oksigen dari udara untuk dioksidasi dengan darah

yang akan ke paru-paru

D. Paru-paru mengambil oksigen dari udara untuk dioksidasi dengan

darah yang akan ke jantung

Alasan saya untuk jawaban di atas adalah…

Page 128: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

115

11. Alya tertidur dengan posisi tangan menekuk di belakang kepala dalam

waktu lama menyebabkan peredaran darah tidak lancar. Keadaan yang

dialami Alya dapat berakibat…

A. Nyeri pada pergelangan tangan

B. Sakit pada siku

C. Telapak tangan pegal-pegal

D. Tangan kesemutan

Alasan saya untuk jawaban di atas adalah…

12. Kandungan oksigen pada dataran tinggi lebih sedikit dibandingkan

dengan dataran rendah. Dengan kondisi tersebut apakah mempengaruhi

komponen darah pada manusia yang tinggal di dataran tinggi? Mengapa?

13. Hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi jika tekanan darah sistole dan

diastole di atas normal. Hipertensi menyebabkan jantung harus bekerja

keras sehingga otot-ototnya menebal, hal ini dapat menyebabkan beban

terhadap pembuluh ….. sehingga mudah pecah

A. Arteri semakin membesar

B. Vena semakin membesar

C. Arteri semakin kecil

D. Vena semakin kecil

Alasan saya untuk jawaban di atas adalah…

Page 129: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

116

14. Ketika Anda menahan napas, yang mana di antara gas darah ini yang akan

berubah konsentrasinya terlebih dulu sehingga menimbulkan dorongan

yang kuat untuk bernapas ?

A. Peningkatan O2

B. Penurunan O2

C. Peningkatan CO2

D. Penurunan CO2

Alasan saya untuk jawaban di atas adalah…

15. Akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti seorang anak terinfeksi virus

dengue, sehinngga menderita penyakit demam berdarah. Virus dengue

menyerang sistem peredaran darah dan akan mengakibatkan…

A. Kadar zat besi pada hemoglobin berkurang

B. Produksi eritrosit meningkat

C. Elastisitas arteri meningkat

D. Jumlah trombosit berkurang

Alasan saya untuk jawaban di atas adalah…

16. Perhatikan gambar berikut!

Jantung sebagai pemompa akan mengedarkan darah ke seluruh tubuh.

Perjalanan darah yang dipengaruhi antara lain kondisi pembuluh darah.

Page 130: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

117

Ibarat kita berkendara di jalan raya kecepatan kita tergantung keadaan

jalan rayanya. Semakin sedikit hambatan,, perjalanan akan semakin cepat,

demikian sebaliknya.

Apa yang terjadi pada tubuh seseorang jika mengalami kondisi pembuluh

darah seperti pada gambar di atas?

A. Sirkulasi darah tidak lancar karena adanya bekuan darah yang disebut

embolus.

B. Sirkulasi darah tidak lancar sehingga tekanan darah naik, orang akan

mengalami hipertensi.

C. Sirkulasi darah pada arteri koronaria lambat yang akan menyebabkan

penyakit jantung koroner.

D. Elastisitas otot pembuluh darah kurang, orang akan menderita

arteriosklerosis.

Alasan saya untuk jawaban di atas…

Page 131: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

118

SOAL TES DIAGNOSTIK

Nama :…………………………….

Kelas : …………………………….

Hari/Tanggal : …………………………….

Petunjuk Umum

1. Tuliskan nama, kelas, dan tanggal pada kolom yang sudah tersedia.

2. Soal terdiri dari 2 tipe, yaitu : Pilihan ganda disertai alasan dan uraian.

3. Untuk soal pilihan ganda, pilih dan silanglah jawaban yang paling tepat

pada tahap pertama.

4. Tuliskan alasan atas jawaban tahap pertama di kolom yang tersedia.

5. Untuk soal uraian, tuliskan jawaban pada kolom yang tersedia.

6. Kerjakan soal dengan serius, jujur dan teliti.

7. Periksalah kembali jawaban anda sebelum diserahkan.

Tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP)

1. Sebutkan minimal 5 fungsi dari darah!

2. Komponen apa yang terkandung dalam darah untuk menjalankan fungsi

yang telah disebutkan pada soal nomor 1?

3. Di bawah ini yang termasuk organ peredaran darah adalah…

A. Pembuluh darah, jantung, dan paru- paru

B. Pembuluh darah, jantung dan ginjal

C. Pembuluh darah, jantung dan limfa

D. Pembuluh darah dan jantung

Alasan saya untuk jawaban di atas adalah…

Page 132: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

119

4. Obat-obatan yang dikonsumsi dan masuk dalam sistem peredaran darah

akan diuraikan/didetoksifikasikan di dalam organ…

A. Hati

B. Ginjal

C. Kulit

D. Paru-paru

Alasan saya untuk jawaban di atas adalah…

5. Terbagi menjadi berapa sistem peredaran darah pada manusia berdasarkan

area persebarannya? Jelaskan!

6. Penyakit di bawah ini yang menyerang pembuluh darah adalah…

A. Anemia

B. Talasemia

C. Hemofilia

D. Varises

Alasan saya untuk jawaban di atas adalah…

7. Jika terjadi luka, bagaimana kerja komponen darah dalam proses menutup

luka? Jelaskan!

Page 133: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

120

8. Hasil identifikasi struktur pembuluh darah sebagai berikut:

1. Letaknya tidak di dekat permukaan tubuh

2. Diameter kecil

3. Memiliki percabangan yang membentuk saluran halus

4. Berhubungan langsung dengan jaringan.

Berdasarkan ciri-cirinya, fungsi dari pembuluh darah tersebut adalah…

A. Mengangkut darah yang banyak mengandung CO2 menuju atrium

kanan

B. Mengangkut hasil metabolisme tubuh dari aorta menuju atrium kiri

jantung

C. Tempat terjadinya pertukaran darah yang banyak mengandung O2, CO2,

dan zat makanan dari paru-paru ke dalam jaringan

D. Tempat terjadinya pertukaran gas O2, CO2, dan zat makanan dari darah

ke dalam jaringan

Alasan saya untuk jawaban diatas adalah…

9. Perhatikan gambar berikut!

Urutan peredaran darah besar yang benar adalah…

A. 5 – 6 – 7 – 9 – 11

B. 1 – 2 – 3 – 4 – 5

Page 134: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

121

C. 10 – 11 – 1 – 2 – 3

D. 5 – 3 – 2 – 1 – 11

Alasan saya untuk jawaban di atas adalah…

10. Hubungan antara paru-paru dan jantung adalah…

A. Paru-paru mengambil karbodioksida dari udara untuk dioksidasi

dengan darah yang akan ke jantung

B. Jantung mengambil karbondioksida dari udara untuk dioksidasi

dengan darah yang akan ke jantung

C. Jantung mengambil oksigen dari udara untuk dioksidasi dengan darah

yang akan ke paru-paru

D. Paru-paru mengambil oksigen dari udara untuk dioksidasi dengan

darah yang akan ke jantung

Alasan saya untuk jawaban di atas adalah…

11. Alya tertidur dengan posisi tangan menekuk di belakang kepala dalam

waktu lama menyebabkan peredaran darah tidak lancar. Keadaan yang

dialami Alya dapat berakibat…

A. Nyeri pada pergelangan tangan

B. Sakit pada siku

C. Telapak tangan pegal-pegal

D. Tangan kesemutan

Alasan saya untuk jawaban di atas adalah…

Page 135: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

122

SOAL TAMBAHAN

Petunjuk Umum

1. Tuliskan nama, kelas, dan tanggal pada kolom yang sudah tersedia.

2. Soal terdiri dari 2 tipe, yaitu : Pilihan ganda disertai alasan dan uraian.

3. Untuk soal pilihan ganda, pilih dan silanglah jawaban yang paling tepat

pada tahap pertama.

4. Tuliskan alasan atas jawaban tahap pertama di kolom yang tersedia.

5. Untuk soal uraian, tuliskan jawaban pada kolom yang tersedia.

6. Kerjakan soal dengan serius, jujur dan teliti.

7. Periksalah kembali jawaban anda sebelum diserahkan.

12. Kandungan oksigen pada dataran tinggi lebih sedikit dibandingkan

dengan dataran rendah. Dengan kondisi tersebut apakah mempengaruhi

komponen darah pada manusia yang tinggal di dataran tinggi? Mengapa?

13. Hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi jika tekanan darah sistole dan

diastole di atas normal. Hipertensi menyebabkan jantung harus bekerja

keras sehingga otot-ototnya menebal, hal ini dapat menyebabkan beban

terhadap pembuluh ….. sehingga mudah pecah

A. Arteri semakin membesar

B. Vena semakin membesar

C. Arteri semakin kecil

D. Vena semakin kecil

Alasan saya untuk jawaban di atas adalah…

14. Ketika Anda menahan napas, yang mana di antara gas darah ini yang akan

berubah konsentrasinya terlebih dulu sehingga menimbulkan dorongan

yang kuat untuk bernapas ?

A. Peningkatan O2

B. Penurunan O2

C. Peningkatan CO2

D. Penurunan CO2

Alasan saya untuk jawaban di atas adalah…

Page 136: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

123

15. Akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti seorang anak terinfeksi virus

dengue, sehinngga menderita penyakit demam berdarah. Virus dengue

menyerang sistem peredaran darah dan akan mengakibatkan…

A. Kadar zat besi pada hemoglobin berkurang

B. Produksi eritrosit meningkat

C. Elastisitas arteri meningkat

D. Jumlah trombosit berkurang

Alasan saya untuk jawaban di atas adalah…

16. Perhatikan gambar berikut!

Jantung sebagai pemompa akan mengedarkan darah ke seluruh tubuh.

Perjalanan darah yang dipengaruhi antara lain kondisi pembuluh darah.

Ibarat kita berkendara di jalan raya kecepatan kita tergantung keadaan

jalan rayanya. Semakin sedikit hambatan,, perjalanan akan semakin cepat,

demikian sebaliknya.

Apa yang terjadi pada tubuh seseorang jika mengalami kondisi pembuluh

darah seperti pada gambar di atas?

A. Sirkulasi darah tidak lancar karena adanya bekuan darah yang disebut

embolus.

B. Sirkulasi darah tidak lancar sehingga tekanan darah naik, orang akan

mengalami hipertensi.

Page 137: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

124

C. Sirkulasi darah pada arteri koronaria lambat yang akan menyebabkan

penyakit jantung koroner.

D. Elastisitas otot pembuluh darah kurang, orang akan menderita

arteriosklerosis.

Alasan saya untuk jawaban di atas…

Page 138: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

125

SOAL TES DIAGNOSTIK

Nama :…………………………….

Kelas : …………………………….

Hari/Tanggal : …………………………….

Petunjuk Umum

1. Tuliskan nama, kelas, dan tanggal pada kolom yang sudah tersedia.

2. Soal terdiri dari 2 tipe, yaitu : Pilihan ganda disertai alasan dan uraian.

3. Untuk soal pilihan ganda, pilih dan silanglah jawaban yang paling tepat

pada tahap pertama.

4. Tuliskan alasan atas jawaban tahap pertama di kolom yang tersedia.

5. Untuk soal uraian, tuliskan jawaban pada kolom yang tersedia.

6. Kerjakan soal dengan serius, jujur dan teliti.

7. Periksalah kembali jawaban anda sebelum diserahkan.

Tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)

1. Sebutkan minimal 5 fungsi dari darah!

2. Komponen apa yang terkandung dalam darah untuk menjalankan fungsi

yang telah disebutkan pada soal nomor 1?

3. Di bawah ini yang termasuk organ peredaran darah adalah…

A. Pembuluh darah, jantung, dan paru- paru

B. Pembuluh darah, jantung dan ginjal

C. Pembuluh darah, jantung dan limfa

D. Pembuluh darah dan jantung

Alasan saya untuk jawaban di atas adalah…

Page 139: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

126

4. Obat-obatan yang dikonsumsi dan masuk dalam sistem peredaran darah

akan diuraikan/didetoksifikasikan di dalam organ…

A. Hati

B. Ginjal

C. Kulit

D. Paru-paru

Alasan saya untuk jawaban di atas adalah…

5. Terbagi menjadi berapa sistem peredaran darah pada manusia berdasarkan

area persebarannya? Jelaskan!

6. Penyakit di bawah ini yang menyerang pembuluh darah adalah…

A. Anemia

B. Talasemia

C. Hemofilia

D. Varises

Alasan saya untuk jawaban di atas adalah…

7. Jika terjadi luka, bagaimana kerja komponen darah dalam proses menutup

luka? Jelaskan!

Page 140: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

127

8. Hasil identifikasi struktur pembuluh darah sebagai berikut:

1. Letaknya tidak di dekat permukaan tubuh

2. Diameter kecil

3. Memiliki percabangan yang membentuk saluran halus

4. Berhubungan langsung dengan jaringan.

Berdasarkan ciri-cirinya, fungsi dari pembuluh darah tersebut adalah…

A. Mengangkut darah yang banyak mengandung CO2 menuju atrium

kanan

B. Mengangkut hasil metabolisme tubuh dari aorta menuju atrium kiri

jantung

C. Tempat terjadinya pertukaran darah yang banyak mengandung O2, CO2,

dan zat makanan dari paru-paru ke dalam jaringan

D. Tempat terjadinya pertukaran gas O2, CO2, dan zat makanan dari darah

ke dalam jaringan

Alasan saya untuk jawaban diatas adalah…

9. Perhatikan gambar berikut!

Page 141: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

128

Urutan peredaran darah besar yang benar adalah…

A. 5 – 6 – 7 – 9 – 11

B. 1 – 2 – 3 – 4 – 5

C. 10 – 11 – 1 – 2 – 3

D. 5 – 3 – 2 – 1 – 11

Alasan saya untuk jawaban di atas adalah…

10. Hubungan antara paru-paru dan jantung adalah…

A. Paru-paru mengambil karbodioksida dari udara untuk dioksidasi

dengan darah yang akan ke jantung

B. Jantung mengambil karbondioksida dari udara untuk dioksidasi

dengan darah yang akan ke jantung

C. Jantung mengambil oksigen dari udara untuk dioksidasi dengan darah

yang akan ke paru-paru

D. Paru-paru mengambil oksigen dari udara untuk dioksidasi dengan

darah yang akan ke jantung

Alasan saya untuk jawaban di atas adalah…

11. Alya tertidur dengan posisi tangan menekuk di belakang kepala dalam

waktu lama menyebabkan peredaran darah tidak lancar. Keadaan yang

dialami Alya dapat berakibat…

A. Nyeri pada pergelangan tangan

B. Sakit pada siku

C. Telapak tangan pegal-pegal

D. Tangan kesemutan

Alasan saya untuk jawaban di atas adalah…

Page 142: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

129

12. Kandungan oksigen pada dataran tinggi lebih sedikit dibandingkan

dengan dataran rendah. Dengan kondisi tersebut apakah mempengaruhi

komponen darah pada manusia yang tinggal di dataran tinggi? Mengapa?

13. Hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi jika tekanan darah sistole dan

diastole di atas normal. Hipertensi menyebabkan jantung harus bekerja

keras sehingga otot-ototnya menebal, hal ini dapat menyebabkan beban

terhadap pembuluh ….. sehingga mudah pecah

A. Arteri semakin membesar

B. Vena semakin membesar

C. Arteri semakin kecil

D. Vena semakin kecil

Alasan saya untuk jawaban di atas adalah…

14. Ketika Anda menahan napas, yang mana di antara gas darah ini yang akan

berubah konsentrasinya terlebih dulu sehingga menimbulkan dorongan

yang kuat untuk bernapas ?

A. Peningkatan O2

B. Penurunan O2

C. Peningkatan CO2

D. Penurunan CO2

Alasan saya untuk jawaban di atas adalah…

Page 143: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

130

15. Akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti seorang anak terinfeksi virus

dengue, sehinngga menderita penyakit demam berdarah. Virus dengue

menyerang sistem peredaran darah dan akan mengakibatkan…

A. Kadar zat besi pada hemoglobin berkurang

B. Produksi eritrosit meningkat

C. Elastisitas arteri meningkat

D. Jumlah trombosit berkurang

Alasan saya untuk jawaban di atas adalah…

16. Perhatikan gambar berikut!

Jantung sebagai pemompa akan mengedarkan darah ke seluruh tubuh.

Perjalanan darah yang dipengaruhi antara lain kondisi pembuluh darah.

Ibarat kita berkendara di jalan raya kecepatan kita tergantung keadaan

jalan rayanya. Semakin sedikit hambatan,, perjalanan akan semakin cepat,

demikian sebaliknya.

Apa yang terjadi pada tubuh seseorang jika mengalami kondisi pembuluh

darah seperti pada gambar di atas?

A. Sirkulasi darah tidak lancar karena adanya bekuan darah yang disebut

embolus.

B. Sirkulasi darah tidak lancar sehingga tekanan darah naik, orang akan

mengalami hipertensi.

C. Sirkulasi darah pada arteri koronaria lambat yang akan menyebabkan

penyakit jantung koroner.

D. Elastisitas otot pembuluh darah kurang, orang akan menderita

arteriosklerosis.

Page 144: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

131

Alasan saya untuk jawaban di atas…

Page 145: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

132

Lampiran 7 Rekapitulasi Jawaban Siswa Pada Soal Tes Diagnostik

1. Butir Soal 1

Kategori Jawaban Siswa Kelas

5 8 11

PK Membunuh kuman yang masuk ke tubuh

X X X

Membawa oksigen ke seluruh tubuh

Mengeringkan luka

Mengedarkan sari makanan ke seluruh

tubuh

Mengangkut gas O2 dan CO2

Pembekuan darah

Menjaga suhu tubuh

Mengangkut air

Mengangkut sisa-sisa pembakaran

X X X

Membawa CO2

Mengangkut sisa metabolisme tubuh

Mengantar O2 dari paru-paru ke seluruh

tubuh

Mengangkut CO2 dari seluruh tubuh ke

paru-paru

Mengangkut zat sisa pembakaran

Membawa zat sisa ke hati

Mengangkut protein

Membawa mineral X

PS Membawa oksigen ke seluruh tubuh X

Membantu sistem kesehatan manusia

PSM Mengedarkan sari makanan ke seluruh

tubuh

X Mengeringkan luka

Membawa oksigen ke seluruh tubuh

Supaya tidak kekurangan darah

Mengangkut makanan ke paru-paru

X Mengeringkan luka

Membawa oksigen ke seluruh tubuh

Membunuh kuman yang masuk ke tubuh

X Mendapat tenaga

Membawa oksigen ke seluruh tubuh

Supaya tidak kekurangan darah

Mengedarkan sari makanan ke seluruh

tubuh

X Membawa sel darah merah

Membawa zat besi

Membawa sel darah putih

Memompa jantung X X

Page 146: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

133

Mengalirkan zat-zat tubuh

Membunuh kuman yang masuk ke tubuh

X Agar darah mengalir ke jantung

Agar ada cairan dalam tubuh

Mengatur oksigen

X

Pembekuan darah

Membunuh kuman yang masuk ke tubuh

Mengedarkan sari makanan ke seluruh

tubuh

Menyaring makanan

X X X Mengalir untuk hidup

Membawa oksigen ke seluruh tubuh

Membunuh kuman yang masuk ke tubuh

Membawa oksigen ke seluruh tubuh

X Mengedarkan CO2

Membunuh kuman yang masuk ke tubuh

Pembekuan darah

Mengedarkan darah

X X

Mengangkut air

Membawa oksigen ke seluruh tubuh

Mengedarkan sari makanan ke seluruh

tubuh

Mengalir ke jantung

X Membawa CO2

Mengedarkan sari makanan ke seluruh

tubuh

Mengalirkan oksigen ke paru-paru X

Mengeluarkan CO2 dari seluruh tubuh

Mengangkut oksigen dari paru-paru ke

jantung dan ke seluruh tubuh

X

Pembekuan darah

Mengedarkan sari makanan ke seluruh

tubuh

Membunuh kuman yang masuk ke tubuh

Mengangkut CO2 dari seluruh tubuh ke

jantung

Membawa oksigen ke seluruh tubuh

X

Membawa CO2 ke paru-paru

Pembekuan darah

Membunuh kuman yang masuk ke tubuh

Membawa rangsangan ke otak

Membawa oksigen ke seluruh tubuh

X Membunuh kuman yang masuk ke tubuh

Pembekuan darah

Menukar CO2 menjadi O2

Page 147: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

134

Mengedarkan sari makanan ke seluruh

tubuh

Pembekuan darah

X Membunuh kuman yang masuk ke tubuh

Membantu pertukaran gas di alveolus

Membawa oksigen ke seluruh tubuh X

Membunuh kuman yang masuk ke tubuh

Mengeluarkan CO2 dari seluruh tubuh

Menutup trombosit yang pecah

Membawa oksigen ke seluruh tubuh

X Membawa CO2

Membunuh kuman yang masuk ke tubuh

Mencerna oksigen

Membawa oksigen ke seluruh tubuh

X

Melancarkan aktifitas tubuh

Membuat imun tubuh

Membuat sel darah putih

Mengurangi penyakit

Mengedarkan sari makanan ke seluruh

tubuh

X X Mengangkut zat sisa pembakaran

Membawa oksigen ke seluruh tubuh

Memperbanyak nutrisi tulang

Membawa oksigen ke seluruh tubuh

X

Mengangkut CO2 dari seluruh tubuh ke

paru-paru

Membunuh kuman yang masuk ke tubuh

Pembekuan darah

Indikasi adanya luka parah

Membawa oksigen ke seluruh tubuh

X Membantu sistem peredaran darah

Membunuh kuman yang masuk ke tubuh

Pembekuan darah

Membawa oksigen ke seluruh tubuh

X

Meningkatkan kekebalan tubuh

Mengedarkan sari makanan ke seluruh

tubuh

Pembekuan darah

Membantu pertumbuhan

Membawa oksigen ke seluruh tubuh

X

Meningkatkan kekebalan tubuh

Mengedarkan sari makanan ke seluruh

tubuh

Pembekuan darah

Membantu pertumbuhan

Page 148: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

135

Melancarkan sirkulasi udara

X X Membawa oksigen ke seluruh tubuh

Membunuh kuman yang masuk ke tubuh

Membawa oksigen ke seluruh tubuh

X Membunuh kuman yang masuk ke tubuh

Menjalankan fungsi organ

Menjaga metabolisme tubuh

X Membunuh kuman yang masuk ke tubuh

Mengedarkan oksigen ke paru-paru dan

jantung

Menjalankan fungsi tubuh

X Membawa oksigen ke seluruh tubuh

Menjalankan jantung

Agar tidak pusing

Menghantar dan menghasilkan oksigen ke

seluruh tubuh X

Sebagai pelindung organ tubuh yang

membutuhkan darah

Membawa oksigen ke seluruh tubuh

X Untuk oksidasi

Kelangsungan hidup

Membawa CO2

Mengangkut gas O2 dan CO2

X

Pembekuan darah

Menyimpan cadangan makanan

Mengedarkan sari makanan ke seluruh

tubuh

Membawa oksigen ke seluruh tubuh

Penghantar kalor atau panas

Tempat pergantian CO2 dan O2

Sebagai antibodi

Pembekuan darah

Membawa oksigen ke seluruh tubuh

X Memberi energi

Membuat tubuh menjadi sehat

Pembekuan darah

Mengalirkan oksigen ke paru-paru

X Membawa CO2

Mengedarkan sari makanan ke seluruh

tubuh

Menjaga metabolisme tubuh

X

Membawa oksigen ke seluruh tubuh

Meningkatkan fungsi otak

Mengedarkan sari makanan ke seluruh

tubuh

Page 149: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

136

Mengedarkan energi ke seluruh tubuh

Mengalirkan Oksigen ke paru-paru

X

Mengedarkan CO2 dari paru-paru

Mengedarkan O2 dari paru-paru ke

jantung

Menggerakan tubuh

Pembekuan darah

Membawa oksigen ke seluruh tubuh

X

Menghangatkan tubuh

Membawa CO2 ke jantung

Pembekuan darah

Sebagai kekebalan tubuh

M Memompa darah X

Darah lebih cepat mengalir

Mengangkut CO2 ke seluruh tubuh

Mengangkut makanan ke paru-paru X

Tempat pergantian CO2 dan O2 X

Page 150: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

137

Lampiran 8 Surat Izin Penelitian MI Madrasah Pembangunan

Page 151: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

138

Lampiran 9 Surat Izin Penelitian MTs Madrasah Pembangunan

Page 152: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

139

Lampiran 10 Surat Izin Penelitian MA Madrasah Pembangunan

Page 153: IDENTIFIKASI PERSISTEN MISKONSEPSI (MISCONCEPTION

140

Lampiran 11 Surat Rekomendasi