iftitah - assakinah€¦ · tabayyun pd pemuda persatuan islam kota bandung 1 iftitah pandangan...
TRANSCRIPT
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
1
IFTITAH
Pandangan hidup Indonesia saat ini tidak terlepas dari kehidupan
masa lalu. Masa lalu yang selalu identik dengan sejarah, ternyata
memilki fungsi penting, salah satunya sebagai evaluasi. Dalam ilmu
sejarah, para ahli mempelajari dan melakukan pemetaan mulai dari
strategi, metedologi, faktor kegagalannya, dan sampai kepada faktor
keberhasilannya. Dari hasil itu semua diharapkan menghasilkan suatu
evaluasi ke arah yang lebih baik. Maka dari itu sejarah tidak hanya
memberikan informasi pengetahuan yang lampau, namum dapat
menjadikan pelajaran yang berguna di masa kini dan masa yang akan
datang.
Secara ekstrinsik sejarah juga dapat menyumbang berbagai hal,
mulai dari moralitas, kebajikan, perubahan, penalaran, masa depan,
ilmu, keindahan, dan politik. Begitu sangat kompleks dan kaya akan
nilai, maka dari keseluruhan yang termuat di dalamnya itu, sesuatu akan
dikatakan “bersejarah” jika mampu menunjukkan dan menghasilkan
continuity (kesinambungan) dan change (perubahan). Tanpa kedua hal
itu sejarah tidak akan pernah bisa dibaca dengan baik, akan tetapi hanya
akan menjadi museum tempat penyimpanan koleksi benda-benda kuno.
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
2
Maka dari itu, organisasi jam’iyyah PERSIS (Persatuan Islam) yang
tampil dalam pentas sejarah di Indonesia pada awal abad ke 20
menunjukkan “change dan continuity” nya sejak didirikannya pada
tanggal 1 Shafar 1342 H/ 12 September 1923 M hingga saat ini telah
memberikan corak dan warna baru dalam gerakan pembaruan Islam
dengan dasar pemahamam yang kuat dan seutuhnya terhadap Al-Qur’an
dan As-sunnah. PERSIS lahir sebagai jawaban atas tantangan dari
kondisi umat Islam yang tenggelam dalam kejumudan (kemandegan
berfikir), terperosok ke dalam kehidupan mistisisme, tumbuh suburnya
khurafat, bid’ah, takhayul, syirik, musyrik, rusaknya moral dan lebih
dari itu. Umat Islam terbelenggu oleh penjajahan kolonial Belanda yang
berusaha memadamkan cahaya Islam. Situasi demikian kemudian
mengilhami munculnya gerakan “reformasi” Islam, yang pada
gilirannya, melalui kontak-kontak intelektual, mempengaruhi
masyarakat Islam Indonesia untuk melakukan pembaharuan Islam.
Hal ini lah yang kemudian menjadikan kami segenap tasykil
Pimpinan Daerah Pemuda PERSIS Kota Bandung sebagai otonom dari
jam’iyyah PERSIS, merasa perlu untuk berupaya menggali informasi
dari berbagai sumber diantara para tokoh ulama PERSIS melalui
wawancara yang telah kami langsungkan. Dan diantara tokoh-tokoh
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
3
yang terkait itu adalah al-Ustadz KH. Romli (Pimpinan PPI Cibegol
No.34 Soreang Kabupaten Bandung), al-Ustadz KH. Akhyar Syuhada
(Pimpinan PPI No.04 Kabupaten Cianjur), al-Ustadz KH. Usman
Sholehuddin (Ketua Dewan Hisbah PERSIS & Pimpinan Pesantren
Tahdzibul Washiyyah Gumuruh No.69 Bandung), serta yang terakhir
al-Ustadz KH. Aceng Zakaria (Pimpinan PPI No.99 Rancabango
Garut).
Melalui buletin tabayyun ini kami hadirkan hasil wawancara kami
bersama para tokoh ulama PERSIS tersebut.
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
4
KATA PENGANTAR KETUA PD. PEMUDA PERSIS KOTA
BANDUNG
Persis sebagai ORMAS Islam yang lahir ditengah kejumudan
dan TBC merupakan harokah yang paling ideal dan luhur, bahkan
kebesaran Persis terasa bukan karena banyaknya jumlah anggota, akan
tetapi lebih disebabkan warna dan celupan yang disadari maupun tidak
masyarakat Indonesia terutama kota bandung telah tersibghah oleh
gerakan dan pemikiran Persis.
Pengaruh Persis terhadap semua elemen masyarakat tentu tidak
berlangsung begitu saja, sebab walau bagaimanapun Persis tetaplah
mesin, yang jika mesinnya bagus, diisi oleh para ulama, maka tentulah
persis akan tetap eksis dan menunjukan taring perubahan disetiap masa
dimana manusia ada. Maka apa jadinya Persis tanpa para ulama?
Kemana arah jihad persis jika kedepan persis hanya mampu melahirkan
banyak sarjana yang sekedar mencari formalitas belaka tanpa bekal
ilmu warisan ulama salaf dan khalaf apalagi tidak memiliki asa untuk
mengabdi pada umat persis khususnya, apalagi terhadap masyarakat
secara umum? Maka kita harus menjadi generasi pelanjut sejarah persis
dalam ilmu dan keulamaannya, jangan sampai karena kebodohan kita
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
5
semua, islam dan umat islam jadi hancur, sebagaimana sabda Nabi
tentang tercabutnya ilmu melalui diwafatkannya ulama dalam shahih
Bukhari Kitabu Al-'Itisham Bi Al-Kitab, jilid. 15, hlm. 169 dan tentang
"Tidak akan datang suatu zaman kecuali setelahnya lebih buruk dari
sebelumnya" ( Kitab Al-Fitan, Bab Laa Ya'tii Zamaanun Illa alladzi
ba'dahu Syarrun minhu, Hadits No.7068, Jilid. 14, Hlm.403) yang
disyarah oleh Ibnu hajar dengan mengangkat hadis: Dari Zaid bin Wahb
dia berkata: Aku mendengar 'Abdullah bin Mas'ud berkata: Tidak akan
datang kepada kalian masa kecuali keadaannya lebih buruk dari masa
yang sebelumnya hingga terjadi qiyamat. Aku tidak bermaksud (lebih
buruk itu) kehidupan yang makmur, tidak juga harta yang bermanfaat.
Akan tetapi tidak datang kepada kalian masa kecuali keadaannya
sedikit ilmu dari masa yang berlalu sebelumnya, maka ketika ulama
tiada, manusia sama (bodohnya), hingga mereka tidak mengajak orang
kepada kebaikan, dan tidak juga mencegah kemaksiatan, maka ketika
itu terjadi mereka akan binasa.-Fathul Bari-1 dalam keterangan lain
tersebut dari jalur Syu'bi dari Masruq dari Ibnu Mas'ud dia berkata:
1 Ibnu Hajar Al-'Atsqalani, Fathul Bari Syarah Shahih Bukhari (Dar-Al-Fikr:Beirut, 2007), Kitab Al-Fitan, Bab Laa Ya'tii Zamaanun Illa alladzi ba'dahu Syarrun minhu, Hadits No.7068, Jilid. 14, Hlm.405.
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
6
Tidak akan datang kepada kalian zaman kecuali setelahnya lebih buruk
dari sebelumnya. Adapun aku tidak bermaksud amir lebih baik dari
amir (setelahnya) juga taun lebih baik dari taun (setelahnya), akan
tetapi para ulama dan ahli fiqih kalian tiada, kemudian kalian tidak
mendapatkan generasi penerus dan datanglah suatu kaum yang
berfatwa dengan logika mereka. Pada satu lafadz dari Ibnu Mas'ud
dari jalur ini: Dan bukanlah itu karena banyaknya hujan dan
sedikitnya, akan tetapi disebabkan ketiadaan pada ulama, kemudian
muncul suatu kaum yang berfatwa dalam urusan-urusan agama dengan
logika mereka, lalu mereka merusak, menumpulkan dan memecah belah
islam dan menghancurkannya.-Fathul Bari-2
Ulama bukan sekedar berbicara kepintaran atau pemikiran
apalagi sekedar mencari ijazah dan gelar, sebab ulama adalah satu kata
yang utuh dan komprehensif yang menggambarkan integralitas antara
Ilmu, iman dan amal. Maka pemuda persis kota bandung khususnya,
harus berupaya keras menjadi lumbung kader persis dalam tradisi
keilmuannya, sehingga kedepan persis tidak kehilangan arah karena
miskinnya para ulama persis. Pemuda persis kota bandung jangan
2 Ibid.
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
7
merasa kecil hanya karena tidak terlalu plur seperti gerakan dan
pemikiran lain dalam merespon fenomena alam fikir para sarjana
lulusan barat yang melahirkan tiga serangkai pemahaman, yaitu
SEPILIS (sekularisme, pluralisme, liberalisme). Kita fokus pada
pembinaan diri dan anggota untuk mau mengkaji cara berfikir para
ulama salaf dan kholaf dalam semua kitab yang pernah dikarang
mereka, mempelajari apa yang pernah dipelajari orang persis dahulu
hingga melahirkan para ulamanya dengan tetap merespon
perkembangan pemikiran dan gerakan manusia sekarang dalam
kesesatan berlabel SEPILIS dll, dimana hal itu tidak lebih dari sekedar
merubah istilah saja tanpa merubah inti dari kesesatan akidah dan
pemikiran mereka bahwa semua itu adalah Bid'ah! Sebagaimana yang
dijelaskan dalam Al-Qur'an Surat Al-An'am:65 dan sabda nabi dalam
hadits tentang islam akan terbagi 73 golongan, dalam hal ini berkata
Ibnu 'Abbas: Mereka adalah ahli bid'ah yang bermacam-macam.3
Buruknya zaman dimasa setelahnya adalah merupakan takdir
dari ilahi, dimana gejala dan ciri-cirinya adalah dengan wafatnya para
ulama.Namun bagi kita bukan berarti harus pasrah dan diam tidak
3Ibid, jilid.9, hlm. 137-138. Lihat juga: Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur'an Al-'Adzhim (Dar Al-Fikr:Beirut, 2005), jilid. 2, hlm. 665.
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
8
melakukan apa-apa, sebab tentu harapan itu pasti ada.Paling tidak kita
bertekad ulama boleh ditakdirkan habis, tapi jangan diPersis. Dan kita
Pemuda Persis Kota Bandung harus terdepan dalam mewujudkan
harapan itu!
Maka dengan ini saya mengajak kepada seluruh elemen
Pimpinan Daerah Pemuda Persis Kota Bandung baik anggota maupun
pengurus ditingkat PD, PC maupun PJ, jadilah kita generasi penghancur
bid'ah dan segala embrionya, jadilah kita pendekar sunnah yang
dinamis dan idealis! Persiapkan diri kita dengan iman dan bai'at kita
terhadap jam'iyyah ini untuk mau mengkaji paling tidak tiga disiplin
ilmu, 'Ulumullughah, 'Ulumulqur'an dan 'Ulumulhadits hatta namuut
(sampai mati)!.
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
9
CONTENT
1. KH. AKHYAR SYUHADA
Tanya:Pandangan ustadz, Pemuda Persis ayeuna kedah
kumaha menyikapi Persis ayeuna kedah dipusaran mana?
Jawab:Pamadeugan teh prosesesingna teh datangna tina
pangalaman, pamadegana al-Qur’an as-sunnah, mau tidak mau ruju’an
Ila qur’an dan sunnah tah engke (terus ka) wa’tashimu billahi jami’an
dan saterusna. Berupa pertanyaan apa artinya jadi pemuda persis
kalau sama dengan pemuda lain? Ini harus ada beda, nah Bedana teh
pemuda persis mah kedah jadi ulama tapi dengan arti dan pengertian
bukan harus jadi ustadz semua, tapi tidak apa tidak jadi ustadz ge, asal
ruang lingkup Qur’an dan Sunnah itu terbawa kemana-mana, nanti jadi
timbul rujuu’an ila suunnah.jadi apapun, dimana pun, situasi
bagaimanapun, harus qur’an sunnah. teu cukup ku jami’an tapi wa laa
tafarraqu, (terus) dijelaskan deui wa laa tafarraqu lantaran aya nu
jam’ian tapi iftiraq dijerona, tah persis mah jami’an teh, ulah (bari)
iftriraq dijerona teh, nah jadi untuk membina supaya tidak iftiraq, ya
(harus) wa’tashimu, (membuat perumpamaan) inikan tiang atau tali
semua ‘itisham kesana, jadi bersatu itu bukan pekerjaan tapi hasil
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
10
perbuatan, kalau disatukan tapi tidak diberi I’tisham tidak mungkin
akan bersatu. Numawi di logo persis ge (aya tulisan) wa’tashimu
kan!,tapi jarang anu ngajelaskan atau bisa dikatakan belum ada yang
menjelaskan wa’tashimu padahal itu lambang.tapi tidak mungkin
(bisa) I’tisham jami’an kalau tanpa ilmu, ilmu apa? ilmu Qur’an
Sunnah. Kan sadayana oge rasulullah, kemudian para sahabat, tabi’in,
tabi’ut tabi’in dan imam-imam anu opat sadayana oge qur’an sunnah,
jadi pegang sajalah bersatu itu hasil daripada perbuatan. Pokokna mah
qur’an sunnah dimana-mana dagangkeun (sareng) ngamalkeun qur’an
sunnah, jangan mengembalikan (persoalan agama) kepada madzhab tapi
kita harus tahu madzhab, kalau ditelusuri madzhab teh qur’an sunnah
(siga) imam syafi’I, imam ahmad, (eta teh) qur’an sunnah sadayana
oge, tah ayeuna ngagemar-gemorkeun tah kuring madzhab syafi’I, (eta
mah) anak buahna nu nyebatkeun madzhab syafi’I sok teh, da imam
syafi’I (na mah) teu ngagemorkeun madzhab eta ge zaman ayeunakeun,
zaman kapungkur teu aya. Tah eta, Anu peryogi teh dikalangan
pemuda, kemudian kalau bersatu itu butuh pengorbanan tah (ieu tahap
nu) kadua tah. Cik kira-kira perjuangan apa yang bersatu teh? Jadi
jangan lepas dari qur’an sunnah, jadi jangan kembali kepada madzab
tapi kita harus tahu madzhab, bacalah imam madzhab, sewaktu-waktu
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
11
bila perlu kita kaji, kita ambil bikin makalah, menurut madzhab syafi’I
begini, itu murni dari madzhab syafi’I sedangkan imam syafi’I tidak
demikian, imam ahmad tidak demikian semuanya juga qur’an sunnah,
cuman belakangan (loba nu nyebatkeun) kuring mah madzhab syafi’I,
kuring mah persis tah eta, (terus aya deui) kuring mah persis, kuring
mah NU, (padahal) kuduna mah qur’an sunnah kuring teh ngan
organisasi persis sok teh, (tah) persis (mah) bukan tujuan, kan aya nu
qur’an sunnah tapi bukan persis, kita akui imam syafi’I itu madzhabnya
persis, da qur’an sunnah, numawi nu digedekeun teh lain persisna, tapi
keur muktamar, dina sidang karek disebutkeun persis teh tapi ketika
ngaji, beramal mah bukan persis. persis dimana ngajina tara
ngadagangkeun persis, (tapi) Qur’an sunnah weh dimana-mana,
eta keistimewaan persis teh. tah ieu teh, anu bener-benerna teh lain
persis numawi jumlah persis mah sakeudik anggotana mah, tapi
simpatisan na mah (langkung seeur), tah nu simpatisan teh tong
dibedakeun qur’an sunnah eta teh.
Tanya:Aya benteun na ustadz antawis persis dulu sareng nu
ayeuna?
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
12
Jawab:Dina tujuan sareng daftar qonun asasi sareng
peribadahan mah teu aya, duka tah paling aya oge kanu kedudukan
mah, ya teu naon-naon halal kanu jabatan oge, asal niatnna weh bener,
hayang jadi pamimpin di persis teh, (silahkan) boleh-boleh saja. jadi
kita harus sesuai, bukan karena kedudukan tapi ingin untuk berjuang.
Tanya:Upami sikap Pemuda Persis kedah kumaha
menyikapi politik persis?
Jawab:Yang namanya organisasi mah pasti kabawa ka politik
kumaha weh siga partai, tapi ari persis mah ka bimbingan ku Qur’an
Sunnah sareng aya tawadhu ka pimpinan, sebab pimpinan teh jadi figur.
Janten sikap urang mah kedah kumaha pimpinan lantaran urang percaya
urusan kitu (ka pamimpin).da ari budak mah kumaha kolot. Tah ieu teh
urusan jam’iyyah tong sampe pecah terus misah engke lemah
organisasina. Ari persis mah ludeng atuh nyebat bid’ah teh tapi ari tos
calik dikorsi mah sesah eta teh jang, nyebatkeun bid’ah mudah-
mudahan manehna tong kapilih deui.
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
13
2. KH. ACENG ZAKARIA
Tanya:Sejauh mana sepak terjang PERSIS dulu dibanding
dengan sekarang apakah ada perbedaan ataukah justru ada
pergeseran visi dilihat sejak awal persis itu bediri? Sehingga kita
merasa perlu untuk mendatangi para orangtua, sepuh atau ulama
yang telah bersusah payah mengembangkan PERSIS seperti ini,
janten hoyong terang teh sejarahna tipayun, dugi ka ustadz sareng
rengrengan sadayana dugi ka ngaganti PERSIS kieu teh kumaha?
Jawab: Nya benten pertama anu katingal, nu karaos ku ana
meureun ti kawit icikibung di Persis lah, di Bandung boh di garut.
Secara jami’yyah mah teu kantos ari gaul di bandung mah. Meskipun
kantos di PD, PC di Bandung mah kaetang sakedap, mun didieu mah
(Garut) benten, nya sakitu mah teu ningal ari perkembangan kapungkur
di Bandung kumaha di jaman Almarhum Ust.Abdurrohman. Nya ningal
kahiji na mah, mereunan nu ku nyalira karaos, mereunan jihad na
memang betul-betul kuat. Yang kedua benten celahna mah imamahna
kitu meureunnya, imahma lain boga artian administrasi wae, tapi
imamahna dalam arti pemahaman, imamahna dalam arti
pengembangan, memang masih kuat,dina hartos ku Almarhum Ust.
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
14
Abdurrahman kapungkur mah nu ka tingal benten ku ana, sehingga
Almarhum Ust. Abdurrahman leres-leres tokoh kanggo sadayana.Nya
atuh ust. Abdurrahman memang pada umumna, biasana ge nu araktif di
jami’yyah pasti muridna, jadi teu seueur masalah, da aya hubunganna,
kahiji hubungan emosional murid ka guru, kadua hubungan ka
jami’yyah.Sok sanaos ditangani ku Ust.Abdurrahman hungkul.
Memang aya sababaraha hal nu panginten teu kapaham ku umat harita,
diantawisna nu kahiji nu namina sakola the kapungkur mah sangat
sederhana sekali, ana mah teu boga kelas, jaba ana mah ukur dua-an
sakelas teh sareng Ust. Nashor, diajar teh samanggihna tempat weh, tapi
nu karaos walaupun demikian, kiat pisan ajaranna, belum pernah ana
diliburkan oleh beliau (Ust.Abdurrahman) dengan alasan sibuk, kajeun
muridna dua-an oge, anjeunna tekun pisan.Kaemutna ayeuna ku ana.
Ana mah mung 2 taun di mu’alimin teh, mapay ti tsanawiyyah, pami
ngawulang mah tos 5taun di pajagalan teh. Teras nguping ti anjeunna
waktos diajar sareng A. Hasan, disiplinna begitu kuat, pami ngaos
shubuh telat lima menit weh, panto teh moal dibuka. Teras A. Hasan
sok sering miwarang ngadamel materi kango musyawarah-musyawarah
ka Ust.Abdurrahman, saur anjeunna (Ust. Abdurrahman) sempet aya
pikiran gorengna teh, batur nu tenar na, urang nu cape na. tapi karaosna
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
15
ayeuna, mun teu dijeujeuhkeun ku A. Hasan kapungur, ayeuna moal
katanagaan.Rupina eta pengkaderan model A. Hasan kapungkur mah.
Tanya: Upami Ust. Abdullah teu disebat-sebat kumaha tah
ustadz?
Jawab: Ust. Abdullah nu kantos mah, di pesantren lebet teh
tabuh setengah 7, tos siap eta teh di lawang panto tabuh 6.Ustad
Abdullah mah bagian tazijiyyah, teras ukuran bangunan sakola
kapungkur mah, pangseueurna nu usul milarian sumbangan pemerintah
teh, kumaha ulah nyakola siga kieu.Diwaler ku Ust. Abdurrahman “laa
yutsmin wa laa yughniih minhu” Teras dina disiplin waktosna, jam 10
malam harus tidur, teras deui, mun ningal mua’limin kapungkur mah
atuh darewasa barudak teh, katingal leres-leres hoyong elmu na teh,
Ust.Suraedi teh sersan mayor nu ana nguping teh, lebet ka tazijiyyah na
teh tos dewasa. Teras deui kapungkur mah aya pernyataan ti
Ust.Abdurrahman teh ulaheun jadi pagawe negri. Sing teu payu ijazah
teh ka negeri. Aya kahariwang ti anjeunna panginten.
Tanya:Eta ustadz kinten-kinten panginten guru-guru anu
kantos ngawulang ustad saha bae? Teras deui ketertarikan ustad
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
16
harita ka persis teh secara umum kumaha dugi ka“ngartos” ? Teras
deui sobat-sobat ustad panginten nu sami tertarik, teras kapungkur
ciri khasna persis naon ustadz dupi ka kitu pengajaranna teh?
Jawab :Nya kumargi seseurna mah umumna mah tertarik ku
tuntutan, sapertos tuntutan ngawulang di daerah. Di jaman ana ge
ngawulang barudak teh kiat keneh semangatna, semangat untuk betul-
betul menimba ilmu di mua’limin teh kapungkur mah, bahkan langsung
aktif ngawulang deui di kampung-kampungna, matak jaranten. Teras
waktos ana sumping ka garut, Pak Zaenudin selaku ketua cabang
waktos harita nu nyungkeun ana ditugaskeun ka garut. Hiji waktos ana
kantos ngawulang the bari damel di assembling (ngarakit jam), jadwal
ngajar rada kaganggu, dipasihan terang ku anjeunna teh kieu: “mun erek
usaha, usaha nu bener sakalian, mun rek ngajar, ngajar nu bener
sakalian”. Teras aya nasehat kieu ti Ustadz teh, ada orang itu yang
dirinya milik dirinya sendiri, ada juga yang dirinya itu milik orang lain,
ari tukang dagang mah, siga tukang beca, eta mah dirinya milik dirinya
sendiri, tapi lamun ustadz mah dirinya itu milik orang lain, nyaeta milik
umat. Tah lamun tos jadi milik orang lain mah, jangankan yang halal,
yang mubah pun kadang harus ditinggalkan.
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
17
Tanya:Upami dugikeun ka kitu prinsipna Ust. Abdurrahman
kitu teh, kinten-kinten eta teh diarahkeun ku A. Hassan?
Jawab:Duka eta teh, rupina mah tos lami di A.Hassan mah
emang anjeuna pertimbanganna sok matang pisan. Tah eta mereunan
bekalna mah ti A. Hassan teh, kantos anjeuna aya emutan hoyong jadi
lurah, sanes persis jadi lurah, tapi lurah kudu jadi persis.
Tanya:Tapi kantos aya tanggapan ti beliau (Ust.
Abdurrahman) tentang keterlibatan A.Hassan, M.Natsir nu kantos
terlibat di Masyumi?
Jawab: Duka tah eta teh, ngan kantos, dinasegi sejarahna teh
putus, kantos A.Hassan teh anjeunna hoyong ngadirikeun negara islam
pasundan, menggebu-gebu waktos harita teh.
Tanya :Stadz ieu mah kieu, da urang teh butuh satu
kebijakan nu pasti, nya minimal kangge urang di PD sareng di
cabang-cabang pemuda, ieu kan nu namina politik anu ayeuna
istilahna pada dekade ieu teh aya suatu kekhawatiran utamina mah
di PW, aya anu “ngajual jam’iyyah” untuk kepentingan tertentu,
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
18
akan tetapi realita na sababaraha minggon kamari kan PD pemuda
teh nampi artos stadz, ti PD Persis nu mana ieu oge tos tangtos ti PW
Persis, da aya kaitanna sareng pilgub, waktos sosialisasi pilgub teh
dibagi artos, melihat realita seperti itu sikap pemuda kedah kumaha
ustadz?
Jawab: Nyaa, da kedah na mah eta teh kebijakan jam’iyyah,
siyasah na kumaha, nya ngan paling sikap urang singketna mah jangan
sampai menjual lah, di henteu-henteu ge da meureun urang teh kedah
mengikuti perkembangan nu ayeuna, nya panginten kantun sikap urang
na weh dina hartosan selama tidak merugikan jam’iyyah, paling ge kitu.
Memang kadang-kadang, urang kedah siap na teh nu namina kebijakan
teh gening teu angger, robih-robih kebijakanna. Tah kamari kantos aya
nu nawisan, eta mah manga bade sabaraha puluh milyar ge saurna siap,
keur ngabantos persis ngadamel perguruan tinggi, naon kontrakna? Aya
seorang calon pilpres, ana langsung jawab: “entong ah! Entong ngajual
persis! Rek kumaha jadina persis kudu dikorbankeun, entong!Beban!
Nu kitu-kitu mah persis bisa keneh ku sorangan.
Tanya:Mun ditaros status tea mah? Eta teh kumaha status
artosna ustadz?
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
19
Jawab: Nya, dimanfaatkeun weh meureun ku batur mah. Mun
nawaran mah tong ditarima eta teh. Tingalikeun kamandirian persis teh.
Tanya:Pan panginten secara hierarki teh, perkawis
keputusan sosialisasi sapertos kieu teh kedah terang sadaya ti PP, PW
dugi ka PD? Minimal aya obrolan-obrolan?
Jawab: Teu Aya
Tanya:Tah upami secara jam’iyyah nu kieu kumaha
hukumna stadz?
Jawab: Kedah aya nguping-nguping nu aya kapentingan
ngalaksanakeun eta teh, ngan ana di PP teu kantos kauleman mah, teu
ngantos ngayakeun.Da lamun apal mah ana ge langsung nolak
Tanya:Upami ningal pemikiranna Ust. Abdurrahman,
kinten-kinten kumaha saur ustadz?Ningal atanapi nguping sapertos
kieu?
Jawab:muhun, pasti weeh moal.
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
20
Tanya: Kami selaku pemuda berkunjung kepada para ulama
persis, selain daripada itu juga pemuda merupakan bagian ujung
tombak dari perjuangan persis, ingin mengetahui sejarah persis, dan
pesris kedepan, tetapi juga harus punya prinsip bagaimana supados
henteu kabaur ku hal-hal anu sapertos kieu?
Jawab: Ya tetep intinya yang terpenting persis harus mandiri,
jangan banyak punya hutang terhadap yang lain. Tong loba hutang
persis mah.Nya meuruen ana ayeuna menganggap merasa perlu adanya
perguruan tinggi persis, da gening ayeuna mah barudak mu’alimin teh
can kataringali dewasa perkembangannana, beda jeung kapungkur.
Tanya:Upami tingal pangalaman kapungkur, punten, tradisi
keilmuan sapartos kumaha sehingga umat ningal, dugi hoyong
ngarepkeun sakaliber ustad, dugikeun sapartos kitu? Nu kadua na,
kinten-kinten tiasa teu mualimin-mualimin ayeuna diharapkeun tiasa
berjuang ka masyarakat-masayarakat secara umum?
Jawab:Nya ana kitu nya, di garut keur mah ustadna ge
sabaraha urang di garut teh, can seueur. Ayeuna mah Alhamdulillah
seueur kader-kader persis teh. Nya kapungkur, lewat radio kapungkur
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
21
mah, alit keneh persis teh di garut lewat radio, lima radio garut ku
persis weh kabeh, batur mah teu acan ngalirik eta persis, ngan saliwat
umat tau tentang persis teh, tanya jawab lewat radio, nahwiyah lewat
radio. Sagarut nyaretel kabeh urang NU. Nepikeun kitab Al-hidayah nu
ana dibagikeun ka kabeh orang NU, termasuk ajengan-ajengan NU di
Garut.Aya omongon, ah persis mah dina urusan fiqih ibadah weh dikaji
teh, tapi henteu kitu oge, da mun ningal Ust. Abdurrahman, fiqih na
jalan, siyasah na teu kapalingan.
Tanya: Stadz, ieu mah kangge PD Pemuda Persis Kota
Bandung kedah kumaha nalika ningali dinamika persis sapertos
kieu?
Jawab:Nya ari ana mah kitu, cik ayakeun kajian di pemuda
teh, da ari da’wah na mimbar mah geus loba ayeuna teh, ayakeun kajian
terutama tentang aliran-aliran sesat, kajian tentang syi’ah, tentang
ahmadiyyah, tentang inkarus-sunnah, ulah majarkeun teh lebar waktu
diajar nu kitu, da kudu disanghareupan nu karitu teh
Tanya:Kahariwang ustadzpanginten nya, ningal pamuda,
khususna pamuda persis eta ti hal naon stadz? Teras deui nu kadua
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
22
na, ayeuna mah ulama- ulama rupina panginten sabagian anu
kapungkur sakola di pajagalan teras deui ditarik janten Dewan Da’i
Muhammadiyah, dugikeun seolah-olah engke teh nerapkeun tina
perkawis fatwa-faftwana teu aya hormat pisan ka nu janten guruna,
tanpa aya isin, tanpa aya ngobrol heula, dugikeun difatwakeun teh,
dugikeun ka nantang ka dewan hisbah teh? Tah eta kumaha stadz?
Jawab:Muhun nya ana age kitu kahariwang ayeuna teh, Nya
kahiji, khawatir banyak direkrut ku urang luar, nya pan seueur ta teh rek
ngarekrut ti persis saperti PKS, pan loba oge orang persis atuh ayeuna
mah di PKS teh, persis teh utuh bareto mah, ku LDII teu beunang, ku
Syi’ah teu beunang, ku Ahmadiyah teu beunang, ku PKS beunang na
mah. Tah di garut 5 eta teh anggota DPR teh, alumni persis kabeh, jadi
DPR sekarang teu ngalongok-ngalongok acan ka pasantren, mere kapur
ge tara, komo ngalongok, da ari wawuh mah pasti wawuheun da sok
nanya, ngan ari saukur nanya hungkul mah rek naon. Aya deui alumni
teh, nu tepi ka teu salam-salam acan.Ngan Alhamdulillah di Garut mah
masih bisa tertangani, nu kararitu teh kurang berkembang. Osok aya nu
ngajak debat ka persis teh, paling ge ana sok nitah santri weh nu maju,
ana ngadangukeun, paling oge lolobana mah nu ngajak debat teh
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
23
hayang ngajual ngaranna urang, euweuh caritana aya nu ngajak debat
ka persis mah.
3. Ust. KH. Romli
Tanya : Aya sababaraha patarosasn nu mudah-mudahan tiasa jadi
elmu kanggo urang sadaya, tpi ieu patarosan teh berkaitan sareng
upami tea mah gerakan persis tipayun tiasa ngalahirkeun ustad oge
ustadz-ustadz nu sanes naon nu kintena bekal kanggo pemuda khususna
bandung, dugika mudah-mudahan mah aya dai, mun tea mah moal
sami pasti moal sami ngan saheunteuna anu orisinil dina mahamkeun
quran sunnah na, teu kacampuran kunu sejen, naha bau politik, naha
bau-bau nu sanes, janten seolah-olah hoyong nyuhunkeun arahan kanu
jadi sepuh. Naon nu kinten na bagi pemuda persis bandung,
Nyuhunkeun arahan tinu jadi sepuh.
Jawab : Anu katingal jeung karasa ku ana, sok sanajan ana mah kan
lain kaluaran pajagalan tapi ngalaman sakola di pajagalan, bongan nu
snes mah kaluaran ti pajagalan da ana mah kaluar ti pajagalan, sanes
kaluaran pajagalan ana mah,, kaluar ti pajagalan,, tapi S4..tsanawiyah 4,
s4 snes s3, du gi tsanawiyah 4 tapi teu ngalaman mualimin.
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
24
Ku sabab ana mah da tiasa disebat tos dewasa tum, ana
dilahirkeun tahun 48 sakola ka pajagalan tahun 62 berarti ana keur
umur sabara thn?(14), sabab Saacan ka pajagalan rarasaan ana mah
tiasa disebatkeun teu gaduh pendidikan secara formal, SR (sekolah
rakyat) wae ana mah mung 2 tahun, ijazah na 6 tahun..ijazah SR teh 6
tahun tapi diajarna ngan 2 tahun, kelas 5 jeung kelas 6, umur 10 tahun
58 ana asup ka SR kelas 5, thn 59 ana kluar ti SR tah tidinya the
teraskeun we kaditu kadieu ku pun bapak teh titah masantren. pertama
cokot ka si anu yeuh, terus ka sinu anu, kumaha carana ngajarkeun ka
batur.
Kalebet alm kang Ilyas, cokot ti si ilyas (ceuk pun bapak)
alfiyah, kan atos tamat, ieu mah abeh apal kumaha cara batur
ngajarkeun ka batur. babari asal geus bisa ngarti katalar bait-baitna, di
bere ka apal 3 bulan, kitu we kaditu kdieu teh, meakeun umur ampir
1.5. ngan teu betah kana pelajarannya.
Ngan teu betah kana pelajarana, ngan mutommimah, sharaf
ngan yakul sailan, ah kabur we ti menges teh. Aprak-aprakan ka banten
diajar gelut, guru teh rerencangan ka bapak, Menta hampura ka ana,
Kakara ana ka pajagalan tahun 63/ 62 69/62 berarti 3 tahun, Ari ka
pajagalan teh sanes ku pun bapak da ana mah geus eureun. Moal apa ah
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
25
aprak-aprakan ngaji, cape, naha kitu? mening ngangon munding jueng
domba.
Pun paman adi pun biang, (saur mang) jeung mang we kaditu,
atoh sabab da kaimpleng dibere jurus nu aralus, pas kaditu teh lain
dibere jurus kalah di beulikeun kareta mesin, lain speda. Sepeda mah
sepeda kumbang.thn 64. Di sakolakeun we. Ka sakola teh gening
ningali persatuan islam, aduh aing ka persis keun, lami pun paman
sareng ust Abdullah teh, mung eta teh saminggu dai bade imtihan, tos
saminggu teh arujian we, tos eta ujian we, mung kataji, nu ka alaman ku
ana persis.
Persis itu modern dina sistem pengajaran, Ana asup ka
tsanawiah 1 di tes marfuatul asma bab fail, padahal eta teh acan, mun
teu salah mah di tsanawiyah oge eta teh akhir marfuatul asma teh, 4
kaidah ku ana dihaleuangkeun, dugikeun ka ku ust abdullah ana
diumumkeun jago nahwiyah.
Ana mah paantel meja teh sareng meja guru, tempo diajar,
Waktu ditanya fail, ana mah bujeng-bujeng mah fail nu mustatir nu
dhohir ge teu apal, naha babaturan sarua karek asup tsanawiyah mah
yakin moal apal ma huwal fail, bujeng-bujeng nu dohir nu mustatir ge
arapal, ust Abdullah lungsur, tina meja ngusapan ana, naha jang fail-fail
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
26
wae teu apal, kumaha diajar teh, mun teu era mah ceurik. Saur ust
Abdullah teh, keun cenahlah boga dasar kari ngartina, datang ka imah
teh ngahuleng, ngahuleng teh berpikir da teu ngarti tea ngalamun,
mandeg ana di bobos antara majalengka, kuningan, sareng Cirebon,
kagambar ajengan nerangkeun inget, oh fail teh sopo, mun fail sopo,
opo teh maful, ungkap dai gubrak kana alquran, kaharti geningan. Lebet
teh ka sakola giliran nahwiyah teh ooh ieu kaharti.
Ari diajar di pajagalan, di persis, simkuring nyebatna
pengajaran modern, model nembongkeun combro ka budak, ieu ngarana
combro, bentukna apal, rasana apal, rupa na apal eta budak moal bisa
ditipu, mun manehna euy ceurik hayang combro, dibere nu bentuk na
sarua jeung combro di asaan lain, lain euy, palebah ma huwal combro
tah ieu pajagalan taluk, geus ngarti kana pembahasan teh tuluy kari
dibeungkeut ku kaidah
Pengertian geus kaharti tuluy dibengkeut ku kaidah, itu suatu
sistem modern teh, di batur mah can aya nepi ka kiwari oge ngan aya di
persis,bongan persis parinter kieu gening carana. lain aing nu bodo tapi
aing nu salah di ajar.
ari ku antum, pelajaran model pelajaran ana di pondok di
pajagalan ka alaman, pelajaran mustolah hadits, kitu guru teh alm teh
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
27
ust andi, ieu mah lam nyaceuk aing mah moal ngarti-ngarti.nepikeun ka
ana usul ka ust Abdullah, ust gentos, ana ngarasa loba dosa ka guru teh
di pajagalan. nerangkn ka ust abdullah ust ana mah moal ngartos-
ngartos pelajaran mustolah sarua we jeung na teu ngarti ditaros fail. teu
terang maksadna.
Ke atuh cenah urang badamikeun heula, na di gentos we ku
putra alm, nyeta alm. Yunus anis, rakana dedi, tum tempo pelajaran
mustolah kelas 3 pan tos diganti, tempo pelajaran mustolahdis alm ust
andi, aya dina panto urang deuk bebersih geus aya, wah ieu mah kunu
muka jurus, saurna teh :silaing nu nitah aing diganti ngajar mustolah,
muhun ustadz da teu ngartos atuh ku ustadz, saur ustadz atoh aing mah
da cape ngajar teh.
nepikn ka harita ana harita naros ka ust yanis, naon bedakan
perbedaan antara muallaq, mu’dol, munqote, mursal mudallas, mursal
khofi, nya ust anis teh nerangkeun hiji hadits nu ana geus hapal, ku ana
ditentang sebab eta amalan ana, saur ust anis : contoh hadits muallaq.
kata tirmidzi ada riwayat dari aisyah, kata aisyah Rasul bersabda : man
sholla isyrina rokatan badal maghribi banalloh baitan fil jannah. dina
hadits muallaq, hadits ini hadits doif, urang nentang, entar dulu dulu
ustadz,amalan itu sudah menjadi kebiasan di kami, itu shalat awabin
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
28
namanya, kitu eta teh ust anis nguji, kan anjeun nyuhunkeun conto
hadits muallaq.ya itu.
balik teh ana ka ust Abdullah tum neangan annasai, deuk naon
rom neangan annasai, ustadz abi bade milari hadits shalat
awwabin.hadits awwabin?, muhun pan shalat awabin teh di keluarga
ana, margi ana mah pan ti tarekat tijaniyah, di naqsabandiyah mah eta
teh shalat goflah, anu mana rom? eta nu 20 rakaat bada maghrib, atuh
eta mah hadits muallaq, muhun eta nu pilari teh haditsna, pek teh
nyampak dina tirmidi teh,: qola abu isya ruwiya an aisyata mana
eweuh sanadna. balik ka imah nyerang ka pun bapak, sangeunahna
bebel siah, karek ge sababara poe siah jadi persis, engke siah jeung
aing ba’da isya.
ana mah urakan. guru anu tara benang ditenggel, malah ka ana
tibeubeut wae, nyaeta ust usman, tapi bedegong ana mah ah bae mun
teu spendapat teh, matak dina TMD mun urg geus nyekel dalil ust
ngagunakeun royu, nantang ka urang,, urang mah angger we.
ust suhada ka ustd,, ust usman atos waktos seep,, ust rom mah
nga dalil ustadz mah ku royu, naha bade ngagugulung royu wae?ach
urang mah nguji we, baheula we bedegong teh keur di pajagalan,, komo
ayeuna mah geus kolot.
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
29
aya geningnya punteun, ceuk ana mah bahasa-bahasa nu
mengakibatkan dikembangkeun pamikiran ana, diantawis elmu nu bakal
manfaat ka urang, nyaeta kaikhlasan, eta teh kaitan sareng politik oge,
mutiara anu ku ana karasa nepikeun ka kiwari, ti ustadz abdurrahman,
sami ka sadaya, ti ust abdurrahman, mun urang asup ka organisasi kudu
boga niat rek ngahirupkeun organisasi ulah boga niat rek hirup di
organisasi, lamun urang niat rek ngahirupkeun organisasi urang bakal
hirup sabab urang deuk ngahirupkeun, urang nu hirup.tapi lamun urang
nurut hirup ka organisasi, urang bakal paeh, organisasi bakal ancur.
terangkeun masalah ngajar, sok saha nu narima gaji, dipenta
kaikhlasan aranjeun, malah lamun anjeun geus gede di jamiyyah persis
kaparengkeun jadi mubaligh, ku antum bakal karasa jadi mubaligh di
persis mah lain narima duit tapi kudu ngaluarkeun duit pikeun ongkos
ka pangajian. sipat eta tum ngagambarkeun kaikhlasan alm, engke
lamun hirup sipatna ges kitu dina hate anjeun bakal timbul rasa simpati,
timbal balik na engke bakal nyata. ceuk ana mah kanayan guru ka
murid najan henteu mapakal (sarua) kana kanyaah indung bapaknya
bakal bisa sarua. eta di antawisna,
punten nya ayeuna di jamiyyah persis, antum manga orang
kota, seuseueurna najan henteu sadayana anu jadi pengurus teh seolah-
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
30
olah dipake lapak dipake lahan untuk ma’isyah, nepikeun ka aya istilah
mubaligh, sekarang, jeung nu kitu teh sok nepi ka ieu ceuli, geus loba
nu nyartita ka ana, mubaligh teh digambarkeun manuk, lamun hiber ka
cabang anu, parab na ge eta mah parab piit, parabna nu ieu mah
cangkurileung, ini sudah menjadi kenyataan, langkung parahna,
pada saat jadwal ti jamiyyah kabenneran bentrok, jeung nu
miwarang ngaos ti umum wantun ngantunkeun, bikeun we ka batur
kanu sejen anjeuna nyokot itu, dan itu bukan rahasia lagi, kalo kamu
katakana rahasia tapi rahasia umum. eta anu diantawisna tum, sebab
langkah mubaligh termasuk pendidikan itu diayomi oleh jamiyyah,
ieu mah mangrupi conto, ana kantos ngaji di magung ciparay,
ust farhan teh kan urg magung, di rama na ajeungan badrun, di natwis
santrina pun lanceuk ti nanjung, di parengkeun teh tum, ana teh boga
ongkos sainditkeun dikersaeukeun kunu maha kawasa hilap di bumi, da
kudu balik, ana mah ngadaprak numpak sandal nepi ka imah cibegol tos
ngaji diditu, eta gambaran dikersakeun kunu maha kawasa.
malah ana mah nyimpulkeun kapungkur, Politik na persis teu
ulubiung kana partai politik, eta anu golput teh politik, ngan politikna
golput,
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
31
hartina naon, Naha persis bet awal nu kaluar ti masyumi, sabab
harita nu karampa ku almarhum langkah masyumi kadieukeunnana
sudah bukan politik islam tpi politik muslim, karena politik muslim,
kan muslim ini banyak, mungkin kata muslim ini merah, kata muslim
yang lain kan belum tentu merah, tapi kayas. matak lamun ceuk islam
mah moal kitu, nu haram mah tetep we haram, moal karna untuk itu,
untuk anu, itu, ieu, moal aya.
Matak ti kapungkur cita-cita baldatun toyyibatun tidak akan
tercapai, sabab kabeh beda, nguningakeun politikna politik muslim, nya
kaluar we, sabab nu disandang, dibawa, dipanggul ku persis mah
ummatun toyyibatun wa rabbun ghafur bukan baldatunnya tapi
ummatnya, seandainya mereka yang punya cita-cita punya baldatun
toyyibatun berhasil, kita sudah mempersiapkan ummatun thoyyibatun
untuk ngisian baldatun toyyibatun, seandainya, kan buktinya nepi ka
ayeuna henteu. lajeng hasilna ti sepuh eta, dina saat masyumi
dibubarkeun ku sukarno, persis geus teu aya hubungan sareng masyumi
matak salamat, teu kabawa2, lamun persis masih keneh under bow na
masyumi, daek teu daek persis kudu milu bubar, tah eta,
terus peta dakwahna alm, mujadwil, ngajadwalan mubalig-
mubalig, di RRI studio radio ust ngalebetan pangaosan sasihan rebo ka
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
32
2/4 judulna budi pekerti, heunteu ceramah keagamaan tapi budi pekerti,
ku judul budi pekerti eta boh anu embung disebut anti islam tapi
ngamusuhan ka islam,nyaeta orang kebatinan, teu bisa ngalebetkeun
acara, sabab maranehanna nu di usung teh acara budi pekerti ceuk
maranehanna mah, mun diurang mah pangajian eta teh. da tos aya ust
Abdurrahman,
Sabab yg dikatakan akhlaq ceuk urang teh ceuk kebatinan mah
budi pekerti, alus ka tatangga, alus ka dulur, eta teh digarap kumanehna,
matak ceuk maranehna mah najan urang teu shaum, teu shalat, teu
zakat, urang teh moal aya siksaeun nana sabab ka kolot alus, ka dulur
alus, ka tatangga alus, pan kitu, pan siga akhlak budi pekerti teh, naon
beda na, akhlak mah ibadah, budi pekerti mah sanes, da ceuk ana mah
yg dikatakan khuluk atau akhlak teh tabiat, nu sering disebut ayeuna
mah karakter nu geus kasentuh ku wahyu. ana ngawartoskeun Tina
kasauran arraghib, alkhalqu walkhuluku fil asli wahidun, secara bahasa
hartina sarua, asup kadituna nyaeta kana lafad kholaqo, anu kadituna wa
khussol kholqu bil haiati wal asykali almudrikati bil bashar, kana
waruga, akal sehat, anu katingali ku paningal panon, wakhusol khuluk
bil qowa almudrikati bil bashirah, dihususkeun kana tabiat karakter nu
geu kasentuh ku katerangan.
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
33
tah dimaranehna aya budi pekerti, matak jang naon islam, tah
diantawis na eta nu karasa ku ana, sarta aya dai nu tos dipikauninga ku
sadayana bahkan seolah-olah ku para pakar nu aya di persis ayeuna tos
dicemoohkan, almarhum begitu ngabagikeun ijazah, emang leres, saya
doakan agar ijazah ini tidak berlaku di pemerintah, jadi mubaligh,
ajengan, ustad di Indonesia, sapajang pamrentah Indonesia kieu lamun
daek ngadekeutan teh bakal lengit mubalighna, nalika almarhumah ibu
na ust latif ibu khadijah, ngantunkeun, ari ana mah sareng ust latif
papah ti pajagalan, ka astana anyar, di jalan weh ngadongeng yen
anggota persis sekarang sudah membandingi propinsi, ku ana ditaros,
ust dupi anggota nu sakitu seueur teh tiasa disebat ummat persis atanapi
anggota persis ?nah saur ust latif, ust romli, jaman urang mah
kapungkur, anggota persis teh umat persis, bukan hanya sekedar
anggota persis, tapi ummat persis, ayeuna mah anggota we. ceuk urang,
naha tiasa kitu ustad? pan ustad romli ge uninga ana mah PNS pan saur
ustad oge guru urang kapungkur sapanjang rerendengan, layeut jeung
pamarentah, lengit kaulamaan, nya karasa ku anjeuna.
buktos na kamari, antum tos papada apal, roisul am persis
janten hakim dina MTQ, sabara fulus na sa hari? sok. nepikeun ka
anggota persis, pas ana harita, hari H terjadi eta, ana nganteur barudak
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
34
ka ciamis, bujeng-bujeng milu na aya dina pembukaana wae oge pan
tidak boleh mnghadiri, lajeung kumaha? ketua umum janten hakim
cenah ustad. kedah kumaha pemuda persis ayeuna?
ana tidak menghalang-halangi kepada persis ikut serta kana
politik, ngan lamun naroskeun ka ana, mun politik islam mah nu
diperjuangkeun, tapi da kitu, pendidikan wae ayeuna di urang ges
robah, kaalaman ku ana ti mimiti teu milu J-J, ana anggeur we S-S, ana
nepikeun ka teu milu kurikulum, loba cariosanna tum, pedah ana mah
mempertahankeun kurikulum baheula satu pun pelajaran tidak ada yang
dikurangi, tibatan dikurangi ku ana kalahka ditambahan, kurikulum-
kurikulum nu kapungkur anu ana teu ngalaman pelajaran umum
khususna, dilebetken, da peryogi ana teh, ana nju di pajagalan
kapungkur da teu di ajar ekonomi, tapi pelajarn anu poko ulah lengit,
ngan wayahna waktu nambahan, wayahna budak teh dicepret, nundutan
sakeudeung di kelas udah we tinggaleun, kitu tum, berjalan we, tempo
ujian negeri, boh ti tsanawiyyah boh tingkat mualimin milu ujian
aliyyah, eta mah kumaha barudak, anu arek diusahakeun, anu moal teu
jadi masalah, anu kawitna tingkat tsanawiyah, ana ngiringan ka rongga
ciliin, akhirna bisa didieu, keur aliyah sami, anu lucu na,nurus
tunjungna santri cibegol, ari anu ujian negeri can pernah saurang ge
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
35
euweuh nu teu lulus ari ujian pesantren aya we nu teu lulus. palebah
saur dari suhaya ahli bahasa sastra sunda ti unpad, nalika jajap putuna
dina pembagian rapot, putuna ti kelas 2 tsanawiyah ka kelas 3
tsanawiyah teu naek diumumkeun, noel, pak kiai, masih keneh aya nu
teu naek kelas gening, saur ana, har kan aya kelas na ge aya, maeunya
naek kelas ari kelas na teu aya, ari kitu mah cuci gudang naek teras
sadayna, ah geus we diburuan di ajarna make di kelas - kelas, eta
mutiara nu ulah hilang di pendidikan urang teh, nu akibatna ciri tanda
teu naek kelas teh budak teh teu mampu di kelas ieu oge dipaksakan
naek, komo bisa leuwih ancur pikiranna, akibatna kan sulit, susul ku
duit. kitu kanyataanna.
4. Ust. KH. Usman Sholehudin (alm)
Tanya : Sababraha hal anu hayong ka uninga ku PD Pemuda,
numutkeun naon nu ku Ust terang dugi ka siga kieu kader-kader persis
ayeuna sapertos ust. Syuhada, ust. Utsman, Ust. Ikin, Ust. Romli, Ust.
Aceng, sepak terjang persis ka pungkur sepertos kumaha?
Jawab :
Ari Persis baheula mah anu ku ana kaalaman keur umur-umur
nu samodel kieu (usia muda), ana teh kungsi ti zaman tsanawiyyah
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
36
keneh geus aktif di jam’iyyah, ngan persis bareto mah can tartib jiga
ayeuna. Di Buah Batu teh mimiti aya persis teh teu aya pikiran-pikiran
jam’iyyah (Organisasi), anu kapikir teh persis keur harita mah, ngarasa
jadi persis teh lamun geus ninggalkeun khurofat, tahayyul, mun dina
ibadah geus ninggalkeun bid’ah, eta teh geus ngarasa hirup teh geus jadi
persis, tapi can aya semanget hayang jadi anggota, lantaran ku
masyarakat ge dicirian nu kitu mah persis, misalna lamun shalat teu
make ushali Persis, lamun adzan teu ngahaleuangkeun shalawatan
persis, nu tara muludan jeung rajaban persis, jadi geus dicap seolah-olah
lamun geus ninggalkeun bangsa nyuguh jeung nu sejenna eta teh geus
karasa jadi persis, masyarakat ge geus netepkeun jeung ngeucap, tah nu
kitu mah persis, jeung tara disebut persis baretomah disebutna wahabi,
lantaran masyarakat wawuh yen anu sumangeut ngur’ankeun jeung
nyunahkeun teh ngarana Muhammad bin Abdul wahhab, malah
ditepikeun ku mubaligh-mubaligh persis teh, kasebutna we wahabi, teu
pati wawuh jeung persis komo make jeung Persatuan Islam mah. Mun
diondang tahlil tara datang keun bae da wahabi, boro-boro nyumbang
muludan jeung rajaban diundang wae ge tara datang. Jadi ngawangun
hiji kawani di masyarakat pikeun beda jeung batur/umum, itu teh aya
akibat sosial, lamun aya budak indung bapana persis, maka budakna teh
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
37
bakal dimarusuhan, boro-boro anakna hayamna wae dibaledog lantaran
ngewa ka jelemana anu ngabogaan faham wahabi, jadi disebutna teh
nagacaukeun masyarakat, memecah belah keluarga, lantaran di keluarga
ge lamun aya nu ngayakeun tahlilan sok tara datang jeung sajabana.
Tapi ari ayeuna mah tong boro ku anggota ku masyarakat umum
ge Qur’an Sunnah teh geus ditarima, lantaran perekat pikeun
ngahijikeunna nyaeta Qur’an jeung Sunnah geus jadi ciri tersendiri, tah
ayeuna mah tuduhan-tuduhan wahabi teh geus mulai ngurangan, ayeuna
mah meningkat sebutan teh, nu kitu mah persis, nepikeun aya tilu
sebutan, aya nu nyebut persis, aya nu nyebut persatuan, aya oge nu
nyeubut Persatuan Islam. Lantaran anu diajarkeun persis secara sosial
geus ditarima ku masyarakat.
Pengorbanan baheula, nu disebut mubaligh teh beresiko tinggi,
sabab boro-boro bisa hirup mapan, jadi nu disebut mubaligh teh keur
harita mah ku masyarakat dimusuhan, keur hirup sapopoena ge
sakapeung mah teu boga naon-naon, nu di kantor ge jabatan hese
ningkat. Jadi pengorbanan para orang tua kita dulu itu sudah sangat
besar, nu matak ana sok nganjurkeun: kade persis ulah sok diraruksak
karunya kanu boga jasana, diantara anu sok ngarusak persis teh anu
sok NGADUITKEUN PERSIS. Dina musyawarah kerja PW persis,
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
38
saparantos ngajelaskeun sababaraha katerangan, dina kalimat akhirna
malah ku ana ditulis, jadi: hidup-hidupilah Persatuan Islam, jangan
cari hidup di Persatuan Islam, sabab nu kieu nu bakal ngondangna
perpecahan, anu ngondang kelemahan, anu ngalemahkeun semangat
jihad teh nu kieu, sabab ku Rasul geus disebatkeun “lamun semangat
keduniaan atau kebendaan itu sudah mendominasi pola pikir kamu
maka bakal dituturkeun saha wae oge walaupun bertentangan
dengan akidah dan ibadah kamu” tah ayeuna keur meujeuhna duit,
lantaran nempo anu ngawur-ngawur duit, ana nempo ieu sekian persen
duit palsu, kaduana duit haram lantaran dijerona aya gembling, menang
atau kalah kan jadi seolah-olah taruhan, walaupun dengan perhitungan
politisnya matang atau tidak matang tetep ini kan ada kompetisi untuk
meraup jabatan dan sudah diperhitungkan, da moal teu jadi bangsat
engkena, kenapa? karena, kieu contona lamun biaya pikeun jadi
gubernur teh misalna sakian triliun, paling tidak ratusan miliar, eta keur
ngagantina timana? mustahil tina gaji mah, dan pengeluaran ini
darimana? jadi ana nyebutkeun gembling teh kieu, harta itu tidak keluar
kecuali darimana dia masuk, abalmalu harom fayakhruju ila min
haitsu ja’a etapan hadits “harta itu mogok/tidak mau keluar kecuali
bagaimana cara dia masuk” berdasarkan hadits nu eta dina kaayaan
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
39
jika kieu mun urang narima duit eta kira-kira halal / haram ? keur
pemuda persis mah kudu boga pegangan, tapi dumasar kana situasi dan
kondisi ari golput mah entong bisi masrahkeun kanu sejen, ieu mah
dimana nu kuat weh mun bisa kuurang dipigawe, sakurang-kurangna
dimana urang milih teh, ari neangan dodol anu bersih dodol mah moal
aya, rata-rata aya tai hayaman, tapi ari kudu milih tai hayam mah moal,
najan aya dodolan ge moal, soalna dina qur’an sudah menyatakan
“kamu jangan memilih pemimpin kamu kecuali orang beriman,
dan pemimpin orang yang beriman itu adalah orang-orang yang
beriman” artinya dengan ayat itu, mun urang milih seseorang berarti
kita bertanggung jawab nanti di Yaumil Qiyamah naha make milih nu
eta? entong ceuk ustad, tah persis mah kudu kitu, jadi ngawangun
manusia bahwa taqlid itu bukan dalam urusan sholat saja, dalam urusan
ini juga, persis harus berusaha bisa menumbuhkan rasa tanggung jawab
jadi anggota, mengapa memilih itu, entong ceuk ketua umum, entong
ceuk sekum, tanggung jawab sendiri bahwa saya ini persis, anu
bertanggung jawab engke di Yaumil Qiyamah, naon sababna urang
berbuat seperti itu, eta mah hubungan jeung urusan kaayaan, da bongan
kaayaan nu samodel kieu ayeuna. Aya anu datang ka ana, kaharti
maksudna mah nya besar atau kecil dianggap aya bantuan lah, aya
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
40
pangaruh untuk tujuan-tujuan saperti itu, tapi ana ngajawab “di persis
mah moal bisa dipangaruhan, lantaran persis geus ngajar hirup teh
bukan taqlid tapi ittiba’, masing-masing sudah ditanami rasa tanggung
jawab untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu”
kapegatan tah, teu tuluy ngomongna ge, dek mere meureun teu tulus,
nya mereun disakuan deui we.
Ieu ku ana ngahaja ditepikeun teh, tah ieu nu ngaruksak Persis
teh, tah ieu lamun secara pulgar, inilah amal-amal penghianatan
terhadap jasa-jasa orang tua Persis, sabab tujuan Persis didirikan bukan
untuk itu, lamun maca dina Qanun Asasi-Qanun Dakhili dulu, persis
mah pasantren, lamun guru bosen nerangkeun tangtu meureun kelas teh
bakal bubar, sabab nu diterangkeun pan eta keneh-eta keneh, ganti
murid eta, di Persis mah, Persis teh pasantren, teu meunang aya ustadz
anu bosen nerangkeun masalah, lamun bosen nerangkeun masalah rek
nerangkeun naon?. Ka ana aya anu kieu, ana nganggap ieu beungeut teh
beungeut setan, cek ana mah, beres ngaji panggih jeung ana teh, “ana
mah cenah teu resep ngaji kieu mah, da nu kieu mah cenah enggeus”,
langsung ngomong ka ana, ari ceuk ana: “sok we anta tanggung jawab
lamun ibadah umat salah, ana mah enggeus nerangkeun, anta mah
enggeus ngahalangan ana, ana enggeus anta enggeus”.
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
41
Kolot baheula, dina carana ngabina kieu, aya sepuh jenenganna
Safi’i, urang Bandung kidul, daerah pamengpeuk lah, aya pangajian,
anjeuna di utus, ku ketua nyaeta ku ust Abdurrahman al marhum, nya
angkat, ngajina wengi, ari nu ngaji di rumah tangga teh, meureunan
bapana, salakina, istrina, anakna, tatangga we, jadi lamun lobaan teh
kira-kira lima genep urang, tapi terus we ngaji, beres ngaji, isukna
ditaroskeun, kunu ngutus nyaeta ku ust Abdurahman, mun teu salah
mah, ana ngadenge sorangan ust Abdurrahman sasauran: “ajeungan,
kumaha cenah wengi pangaosan di ditu teh?” ajeungan Safi’i ngawaler:
“euweuh nu menta udud-udud acan” eta jawabanna.
Ana ngalaman jeung al marhum ust. Syarif Sukandi, mimiti
ayana Qur’an Hadits di Sumedang, eta teh cukang lantaran masduki
bapana tukang jait, nu di daerah UIN ayeuna mah, jeung tukang foto
ngaranna Syarif, nepi ka ayeuna kan di Sumedang teh, jadi pasantren,
jadi masjid, jadi pimpinan daerah. Tah eta dua jelema, minangka
tutunggulna, munculna Qur’an Sunnah di Sumedang. Harita mah mun
ngaji teh di imah jeung sabulan sakali deuih, ana, jeung ust Syarif
Sukandi, ngaji kaditu (Sumedang), memeh ngaji, ngariung di bumi,
diajar nahwu sharaf. Can aya masjid, lantaran aya sumanget ngaji
sacara Qur’an Sunnah, hayang ngayakeun jum’atan misah, tibatan
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
42
juma’ah di Kaum Sumedang. Kumaha carana; nya ngontrak imah butut
anu kubilik, teu make ubin, make amparan, giribig ngaranna teh,
disamakan, ari juma’ahan teh ngan tujuhan mimitina. Ana kaditu sok
sorangan, atawa sakapeung mah jeung ust Syarif Sukandi, unggal
malem Jum’ah ngajina, ari indit teh kanu beus, tara balik, mondok,
sabab tara aya kendaraan ka Bandung, kira-kira taun 62 63 an, memeh
taun 65 an lah, lantaran langka disuguhan, ari rek indit ngaji teh,
mikirkeun heula kudu mawa duit, jadi memeh asup teh ka Sumedang,
turun tina mobil teh, neangan warung nasi, dahar heula, tapi sok
disuguhan, ngan geus peuting. Ka teun masduki, aya jalma urang
Cikoneng, anu ngilu pangajian, manehna leumpang ti Cikoneng, kira-
kira lima kilo, sabab teu aya kendaraan, indit teh ba’da maghrib, tepi
kaditu teh hampir Isya. Ngayakeun pangajian teh di hiji imah, anu imah
eta teh, cempor wae diselapkeun dina bilik, can aya listrik, arina ngajina
bari ngariung, anu ngaji teh aya opatan nepi kalimaan, sedengkeun
mubalegh nu datang tiluan; ana, Supanji, jeung Dais, aya deui saurang
nu nyampeurkeun, teu asup ka imah, ngadengekeun ngajina teh, bari
ngais budak, dikutang teu dibaju. Harita mah jiga kitu, ah teu jadi
nanaon, ngaji we terus, balik teh leumpang deui ka Sumedang. Akibat
tidinya, aya jalma anu sumanget, mun teu salah ngaranna teh pa uneng,
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
43
ieu mah tukang heureuy jelema na, jadi lamun aya ngaji di Sumedang
teh, manehna sok datang, mimiti nambahan nu ngilu ngaji teh, nya
akibatna putra doi aya anu dipasantrenkeun di pajagalan, ngarana
Ahmad Sobir, tapi geus al marhum cenah, ari Doi teh lanceukna tukang
jait anu di UIN. Tah eta di Sumedang mah kitu, nepi ka jadi pasantren,
jadi masjid, jadi cabang, jadi PD teh, eta lalakonna teu enteng-enteng,
malah kungsi ngaji bari jeung beus na butut, jadi kungsi indit ngaji, dua
kali ban teh bitu.
Ari di Batu Jajar, eta teh minangka sesepuhna pa Ashari, anu
di damelna di jawatan sosial, ari istrina ngawarung, di perumahan
jawatan sosial, hasil dina warung nasi, manehna ngahaja ngayakeun
pangajian di Batu Jajar, ditanggung ku sorangan, bari manehna ngan
sakadar padamel rendahan, di jawatan sosial ngan aya kaahlian
administrasi. Sakapeung pangajian teh diayakeun di kantor, nya
sakapeung mah pangajian teh di lemburna di Batu Jajar, malah kungsi
kajadian pangajian teh dinu nikahkeun, pangajianna beurang jam
sapuluhan, lantaran kudu make beus Bandung-Cililin, ti Cililin kudu
make keretek, can usum ojeg harita mah, ari pangajianna make korsi
biasa, keur pangajian aya nu geulut, nu dariuk paburencay, istri ting
gorowok atuh kaamanan meni riweuh misah. Sok sanajan kitu keukeuh
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
44
pangajianna kudu dituluykeun. Tah eta nepi ka kitu lalakon pangajian di
Batu Jajar teh, nepi ka jadi Cabang, jadi pasantren teh, diantarana aya
jasa ieu.
Waktu aya di Cililin, ngarana teh Romli, ngayakeun diskusi
masalah qobla jum’ah, jeung ajeungan di Cililin, ari eta debat teh di
Masjid, nya ana teh diutus ku Ust Abdurrahman, angkat sareng
ajeungan itoh, duka kumaha masalahna, teu boga dalil, duka naonlah,
masalah qobla jum’ah, aya ajeungan make sarung, duaan ajeungan teh,
nu saurang mah nyarios, nu saurang deui mah make sarung, mesat
bedog, di Masjid teh, jempe-jempe, sidik ana teh gigireun, harita sugan
sieun, hentue ana mah, ken bae, lamun tea mah dikadekeun, rek luncat
we ana mah, beres, ana mah buka kopeh blus we kana baju, tuluy
leumpang mapay-mapay pager, da pararoek, blus we ka imah, cicing di
dapur, nya pada neangan ana teh, teuing dek dikumaha, pada neangan,
da eta teh masjid kaca peupeus, pot oge dibalang-balangkeun, isukna
datang dua beus, nu mawa linggis, nu mawa naon kitu lah, datang ka
masjid eta, bari gogorowokan, jadi meureunan kumah kitu lah,
nuluykeun ka teugenah peuting meureun, tah eta kajadian di Cililin.
Aya deui kajadian, debat masalah qunut, di jalan Mustofa, eta
teh sesepuhna haji Hamid al marhum, aya deui tah sepuh guru maenpo,
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
45
debat di Masjid, jeung ajengan anu ti Situ Aksan, duka dimana tah,
poho deui ngaranna, der weh, harita teh, ingeut keneh ana nepi
kaayeuna, ari qunut teh disyare’atkeun, ti zaman Ibrahim, qunut teh, tah
yeuh cingteh menang elmu yeuh, dalilna wa kana ibrahimu minal
qonitin, tah kumah eta teh, urang nepikuen elmu kanu ajeungana
samodel kitu, elmuna teh sakitu, bingung, kudu kumaha ngomongna,
mangkaning kolot, ceuk ana teh sanes eta atu ajeungan dalilna, terus
kumaha, punten weh cingteh bilih abdi lepat lereskeun, naon cenah aya
dalil nu sejen, aya qul huwallahu ahad, naha cenah make dalil nu eta,
maenya dalil qunut nu eta, sami we sareng dalil nu tadi, nu tadi sanes
dalilna ieu ge sanes dalilna, aya jelema nu ngambek, ngagembol batu,
dilebetkeun kanu sarung maksudna, rek dipake neunggeul ana, ngan teu
nyaho, waktu ana bubar, ana teh indit tah, disarengan ku sesepuh anu
eta tea, teu nyaho deui, nu disebut ust Usman teh nu mana, jadi
bingung, ngan kungsi panggih, kira-kira sabara tahun ti harita, aya
jelema menta dihampura, nyaho soteh aya jelema ngagembol batu, ti
manehna, lantaran menta dihampura, ngalakonkeun kapungkur kitu,
punten we harita teh kitu, da teu terang, teu sawios, ternyata ayeuna
mah geus jadi anggota persis, ngan nepi kaayeuna can panggih deui
saha ngaranna poho deui, jadi tah berkembangna persis teh jiga kitu.
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
46
Nepi kasebut we ana mah tukang debat, lantaran nu diutus teh
ana wae, kungsi tah jeung ajeungan Memed sababaraha masalah, kungsi
aya perdebatan masalah ngabagikeun zakat qobla shubuh di Sukabumi,
jeung Abdul Karim sarjana hukum, sesepuh NU di Sukabumi, sareng
ajeungan cantayan, teu nyaho harita kajadian kumaha, ngan isukna nu
ngayakeun perdebatan teh jenenganna ust Abdur Razaq, di Sukabumi,
anu putrana duanana di pasantrenkeun di pajagalan, ana poho deui duka
di kebon jati duka dimana, ternyata isukna, pot-pot kembang teh ancur,
malah ceuk cenah panto masjid wae ge rujad, ngarambek kitu tah,
karena ngarasa kiaina jiga kitu meureun tah, di dieu tah, di haji kosasih
al marhum, ana pernah debat sareng undangan haji kosasih kiyai ti
Tasik, eta teh sok ngaji di dieu, tuluy ngayakeun diskusi tepi ka
masalah taraweh 23, ari sumping teh sok disuguhan, kasedepna teh sok
pais lauk cenah, make pengeras suara kaluar, make tihang awi, daratang
nu ti ranca ekek nu timana, daratang resep ngayakeun perdebatan, pinuh
di masjid teh, aya ngarana teh al marhum pa daud, jangkung ageung nya
wanian, ari perdebatan teh sipengeras suara dipareuman, sedengkeun di
masjid pinuh, nu diluar teu kabagean, da pengeras suara teh atuh dituar,
be cing teh mawa bedog, meureun, atuh sadaya teh ribut, teu bisa
nyarek nanaon, bubar weh, tah persis teh siga kitu.
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
47
Jadi, memperjuangkeun masalah teh, bareto mah nepi kakitu,
ayeuna mah geus moal mungkin, anu mungkin diperjuangkeun ayeuna
mah, nyaeta mengisi apa-apa yang sudah mereka terima, kieu geura
masalahna, apan ari perjuangan awalna teh, ar ruju’u ila qur’an wa
sunnah, umat geus narima, lain ngan sakadar di jero persis hungkul,
tapi kan geus merebak kaluar, sok geura bandungan; dina tv, dina
majalah, bahkan mubalegh diluar Persis, kapan dalilna teh Qur’an jeung
hadits, mana anu make dalil qola syafi’i? pan teu aya, sanajan yen
merasa taqlid ka imam syafi’i, tapi kan ayeuna mah geus teu make qola
syafi’i dalilna teh, anggeur we qur’an hadits. Artina perjuangan urang
teh geus merebak ka masyarakat, untuk mengembalikan umat kepada
qur’an dan hadits, saenggeus kembali kepada qur’an dan hadits muncul
perbedaan, anu sama-sama berdasarkan qur’an dan hadits, ayeuna geus
mimiti hese, matak na pangajian ana ngomong kieu: “bareto mah, apal
dua hadits ge pan disebut ustadz” jiga ngagunakeun hadits Rosulullah
Saw. “miftahus shalata attakbiru”, ku hadits eta, nu ushali teh leungit,
tah ayeuna mah moal bisa! lantaran orang-orang yang berfikir seperti
dulu sudah tidak ada, datang generasi muda, anu pola fikirna bukan
pola fikir ushali jeung pola fikir qunut baheula, tapi pola fikirna ingin
mengambil keputusan yang benar dari dalil yang sama, tapi ternyata ada
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
48
kesimpulan yang berbeda, termasuk dikalangan urang sorangan.
Kusabab kitu baheula mah dewan hisbah teh tidak berperan, lantaran
tidak seupenting seperti sekarang, makana timbul pertanyaan ari dewan
hisbah munculna ti iraha? Yaitu sejak al marhum ust Abdurrahman
wafat, yang dulu masalah-masalah itu cukup dengan figur ust
Abdurrahman sendiri, dengan cara ditulis dina majalah risalah dengan
kolom istifta, sabab ari baheula mah Persis teh belum meluas seperti
sekarang, paling sa Jawa Barat, eta ge teu sadayana, ayeuna mah pan
geus meuntas; ka Sulawesi, Kalimatan, nepi ka luar negri jiga Singapur.
Ku kondisi Persis samodel kieu, dina menyeragamkan masalah teh
mesti bagaimana? Matak ana ngarasa jadi ketua dewan hisbah teh
beurat pisan, kudu kumaha mengolahna berbagai macam masalah?
Sabab pan lamun timbul berbagai permasalahan di jero Persis, nu
ngakibatkeun teu seragam deui, maka itulah yang menjadi kelemahan
Persis.
Ini dari segi politis yah, kenapa Persis tetep bersikukuh,
taraweh opat-opat tilu, dan dilakukan di awal, juga dilakukan
berjama’ah di masjid, ini kan ketiga macam ini kan bertentangan, dari
segi jumlah raka’at kan bertentangan, tos eta weh nu bertentangan teh,
lantaran bareto mah antara nu sabelas jeung dua puluh tilu, nah setelah
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
49
merebak qur’an dan sunnah bahwa taraweh itu empat-empat tiga, rata-
rata ditarima ku umat, walaupun masih ada tapi tidak serame dulu,
artinya empat-empat tiga itu diterima oleh umat. Muncul masalah,
kumaha mun dua-dua, kitu pan, dijero persis eta teh, padahal tetep opat-
opat tilu, persis teh, kumah lamun dua-dua? Muncul nu ieu, tapi
munculna lain ti luar kejero, muncul gejolak ti jero, muncul deui eta
mah cenah berjama’ah soteh di zaman Nabi, alesan kieu, ari taraweh
mah cenah cukup di imah weh bari waktuna kudu geus peuting, nepi ka
aya masjid dikonci sagala, ini setelah kejadian qur’an sunnah itu
diterima secara umum di masyarakat, tidak mempersoalkan dua puluh
tiga lagi. Ternyata kenapa Persis bersikukuh terhadap empat-empat
tiga? Sok dalilna teh kumah, eta nu dipenta ku umat teh, dalilna, dari
perbedaan yang muncul di jero persis. Contoh nu sejen, qomat, boleh ga
qomat dengan allahu akbar-Allahu Akbar? Boleh, bagaimana kalau
Allahu Akbarna satu kali? Boleh, tapi di Indonesia itu, sampai dengan
di Umat Islam Asia, yang dimaksud itu di Malasia, Singapur, termasuk
sebagaian Tailand, umat Islam di seluruh Indonesia, bisa disebut kitu,
qomat teh dua-dua Allahu Akbarna tidak ada dikenal selain itu,
bagaimana memunculkan Persis di masyarakat? Justru harus menembus
dengan semacam perbedaan, maka mulailah dikumandangkan qomat itu
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
50
Allahu Akbarna sakali, itu taun berapa? Dan mengapa begitu, padahal
dua-dua ge menang pan, tapi kenapa satu? dimana-mana nu qomatna
hiji “Persis”, anu qomatna lain hiji lain Persis, ini satu tindakan politik,
bagaimana membesarkan Persis, naha? apan dua-dua ge meunang, ken
we atuh antep, ah teu bisa, nyokot we nu hiji untuk menunjukkan
bagaimana cara membesarkan Persis, meneroboskan Persis di
masyarakat seperti itu, tah mubalegh-mubalegh ge kudu ngarti, tapi
mubalegh-mubalegh teh maraca hadits henteu, maraca risalah, ngartina
tina risalah, tapi kan gara-gara eta, nepi ka gunung-gunung takbir teh
hiji, tiap nu qomatna sakali pasti Persis. Kitu hebatna Persis teh, jadi
ulah di anggap Persis teh buta politik, nepi ka kumaha atuh cenah milih
gubernur, ah nukitu mah teu kudu kusarjana ku urang we, teu mikirkeun
bagaimana membesarkan persis dengan cara seperti itu. Tapi ayeuna
mah, bermunculan sikap-sikap anu mencerminkan jiga geus teu loyal
deui ka jam’iyyah, dengan bermunculan seperti ini tidak bisa
disalahkan, tapi harus ada introspeksi ka jero, naon sababna pangna
muncul eta, lamun make pikiran filsafat mah kieu; ada seorang tamu
kepada A. Hasan, tamu itu mengatakan begini: Tuan, dulu kalau ibu
bapak saya sedang duduk di rumah, lewat saja saya tidak berani, apalagi
kalau saya dilirik dengan mata ibu bapa saya, tapi anak sekarang,
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
51
termasuk anak saya (ceuk tamu teh) itu roko saya aja diambil, gimana?
A. Hasan menjawab: orang tua dulu sudah berhasil mendidik anaknya,
orang tua sekarang tidak berhasil mendidik anaknya, termasuk anda.
Tah eta jawaban ana, naha make aya bimbingan umrah, kan geus aya di
viade, tah eta jawabanna, jadi kelihatannya central figur di persis
sudah mulai melemah. Ieu coba ku pemuda usahakeun, di pemuda
mah entong aya nu kitu, harus muncul sikap central figur yang betul-
betul berpengaruh, supaya tidak bisa muncul hal-hal seperti itu.
Kedengarannya di jero Persis ge sudah ada jalan yang tidak
sejalan, ningali kaayaan ayeuna, matak Pemuda Persis sebaiknya, ceuk
ana: jangan mengarahkan, tapi mampu tidak pimpinan daerah
pemuda persis, mampu mengitibakan umat pemuda persis, untuk
masing-masing bertanggung jawab sendiri mengapa memilih yang
itu, kira-kira kuat moal? Ya dinamika demokrasi pan kitu, dinamika
jam’iyyah diurang ge pan kitu, kalau begitu kita harus punya satu
pegangan, yang orang tidak bisa jeung mempengaruhi urang, jangan
dianggap murah urang teh.
Tanya :Tapi apakah dulu persis berpolitik teu sadz?
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
52
Jawab : Pulitik Persis bareto, kieu carana, harita teh partai teh aya
petilu, gambarna Ka’bah, aya GOLKAR, aya deui PDI, lalu bagaimana
dalam situasi dan kondisi seperti itu? Supaya Islam teh kabagean, lain
partai Islam, sedengkeun sangkan Islam kabagean teh harita teh pan
kudu Ka’bah, nu merjuangkeun Islam teh harita mah, acan aya naon-
naon, apakah Persis mengarahkan anggotanya untuk memilih Ka’bah?
Henteu, persis nagayakeun latihan haji di Banjaran, ana ketuana, tah
kitu carana, eta teh mengarahkan harus nyolok Ka’bah? Bukan, pek
tanggung jawab sorangan, tapi kudu ngarti we kitu, setelah ngayakeun
latihan haji di Banjaran, aya nu datang ka PP persis, dupi urang teh
kedah milih mana cenah, pan hese, kudu ngomong jeung jelema kieu
kumaha? Nya saenggues ngayakeun latihan haji, masih keneh aya nu
nanyakeun, tah eta teh ulah kaget, artinya, kita juga bertanggung jawab
secara jihad, untuk mengilmukan atau mencerdaskan orang-orang
seperti itu.
lamun Persis baheulamah, da duh, sampai ust Suraedi, ada
pengajian di Soreang, hujan gede taya kendaraan, mentas teh kana
parahu, keur pangajian kitu teh, lantaran euweuh parahu, laan baju,
ngojay, eta ust. Suraedi, bakat ku kudu ngaji, nya kitu lah bareto mah,
jadi sumangeut nu dibela teh bukan figur seorang ketua umum, naha, da
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
53
harita mah teu pati merhatikeun, ketua umum, sekertaris umum, merasa
jadi persis itu, karena sudah memiliki tanggung jawab untuk masalah
begini, harita disebut wahabi teh pan bungah, disebut wahabi teh lain
ngambek, kalakah atoh, artinya dengan tindakan dia sudah kembali
kepada qur’an dan sunnah itu sudah diperhatikan. Jadi keur pemuda
Persis teh, keur ana mah aya kagumbiraan, masih keneh banyak anu
bersemangat, untuk betul-betul mengetahui yen persis teh nu kumaha,
keur ana mah jadi kegumbiraan dengan keingin tauannya, sekarang
situasi dan kondisi sudah lain, dan kelihatannya di jam’iyyah Persis ini
sudah ada kelemahan central figur, tah cing atuh di PD mah entong,
tetep kudu aya central figur teh, anu memperjuangkeun qur’an sunnah
dengan aturan yang sudah jelas.
Tanya : Pami kedah pokus pembinaan atanapi pengembangan sdm di
pemuda khususna kota Bandung, numutkeun ust supados urang teh teu
mencar jadi teraarah?
Jawab : Ku pangajian weh, da gampil kaluar ti Persis mah, eueruen
weh ngaji, kaluar, pek we tingali kana pangajian tara datang, diondang
geus hare-hare nya kaluar, ngan kartu mah can dicokot, hartina can
mulangkeun kartu, matak ana ngarencanakeun, secara keuilmuan, urang
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
54
make kitab, biar gaungnya keluar bagaimana, ana ningali nu alus nyaeta
tafsir qur’an versi Bukhari, kitabut tafsir Shahih Bukhari, ceuk al
Bukhari mah ayat ieu teh kieu, dengan pandangan yang luas nanti,
jangan sampai pengajian di PD teh seperti pengajian Umum, tapi harus
ada daya tarik termasuk orang-orang tua yang mau mendengar.
Tanya :Kan tadi tos dijelaskeun secara gamblang nya upami kedah
dicarioskeun mah, emang saminggon kamari aya sosialisasi pigub di
PD dina sosialisasi teh langsung diketok palu, sabab anu ieu na
langsung PW, tapi rengse acara ari ditegaskeun mah henteu, mung
rengse acara dibahanan masing-masing otonom, ngan ieu mah kalebet
pemuda, terus terang simkuring nembe terang teh pas bade angkat
kunjungan ka kabupaten, 500 rebu kanggo pemuda teh, ketika kita
sudah tau status dana yang kita terima seperti nu tadi diuningakeun,
tentu nu dilema na teh, urang kan ari kedah fron sendiri komo deui ari
bentur mah saren persis tidak mungkin, akan tetapi juga kalau
ngaiyahkeun teuing, dalam arti tampi angge juga, moal mungkin, jadi
dilemana teh posisi pemuda ayeuna sampai kamari teh dina rapat teh
sapertos kitu, saena hubungan urang terhadap persis kaitan sareng
naon anu muncul ieu, da kita bukan tidak berani, sebagai pemuda tentu
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
55
berani untuk menunjukkan sikap terbuka, akan tetapi tentu yang kita
inginkan adalah bagaimana supaya ada persatuan yang tidak retak
akan tetapi urang teh da henteu menerima begitu saja, apa yang kita
dapat?
Jawab : Ceuk sunda mah eta teh disebut wanian ulah, disebut borangan
teu narima, jadi hayang laukna beunang caina herang, tah eta teh moal
bisa, pisan moal bisana ge, hayang caina herang laukna beunang teh,
sabab satungtung herang mah da laukna ge moal bisa ditewak, jadi bisa
teh dikubek heula sina kiruh, kakara weh eungap, bisa ditewak, matak
ceuk ana mah, teu nanaon sok, sudah konsultasi ka ketua dewan hisbah,
PD pemuda persis kota Bandung harus bagaimana, yang kami
biacarakan juga termsuk hal-hal yang seperti ini, bahkan dari ketua
Dewan Hisbah menjawab, bagaimana pemuda Persis, betul-betul
berinisiatif untuk agar umat Persis tidak taqlid, termsuk dalam hal-hal
yang seperti ini, oleh karena itu kita wajib, untuk berusaha supaya
masing-masing bertanggung jawab mengapa harus memilih orang itu,
inilah jawaban ketua dewan hisbah, sekarang urusan uangnya lamun
bisa pulangkeun, gede henteu, mun kitu mah duit lima puluh juta ana ge
meuruen mikir-mikir, sabab da moal aya, ana mah kieu sabab anu 500
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
56
teh eta teh nu sesa, nu dibikeun ka urang teh, nu dibagi-bagi pan lain
urang hungkul, kemudian uang dari mana itu teh, apakah ini uang dari
PW secara jam’iyyah? Atau PW menerima amanat dari sumber tertentu
untuk kepentingan tertentu yang harus dibagikan, ana yakin tidituna
mah lain sakitu, jadi ceuk ana mah mening dipulangkeun, tegas pemuda
persis teh, tidak akan mentaqlidkan umat.
5. K.H. Ikin Shadikin (alm)
MENJAGA DIRI AGAR TIDAK TERJERUMUS KE JURANG
KEBINASAAN PADA AKHIR PERJALANAN
Setiap kali kita shalat, kita ikrarkan kalimat isti’adzah dengan
penuh keyakinan bahwa tidak ada tempat memohon bantuan dan
perlindungan kecuali kepada Allah semata. Oleh karenanya ketika kita
ikrarkan kalimat isti’adzah tersebut di atas pada hakikatnya kita yakini
pula ma’na kalimat yang tersirat, istiladzah.
Percaya dan yakin adanya godaan syaithan sama sekali tidak
berguna apabila kita tidak dan belum mengetahui mana yang baik dan
mana yang buruk. Sebab orang yang buta mata kepala tidak mampu
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
57
melihat apa yang akan dia telusuri dan jalani dihadapannya. Terlebih
lagi orang yang buta mata hati tidak mengetahui yang hak dan bathal
serta mudah sekali dijerumuskan syaithan.
Maka sebagai manusia yang berbudi, tidak ada lagi baik yang
tersembunyi ataupun buruk yang tidak diketahui. Begitu pula tidak ada
seorangpun manusia yang benci kebaikan dan cinta keburukan secara
garizahnya.
Begitulah manusia itu digembirakan menghadang bahaya dan
dituntun rapih jangan menempuh jalan yang berbahaya. Malah, jika ia
telah menjadi tua renta ia tetap merindukan yang baik dan membenci
yang buruk, yang kemudian dipesankan kepada generasi pelanjutnya.
Ringkasnya tujuan dari budi pekerti ialah mendekati yang baik dan
menjauhi serta menghindarkan diri dari yang buruk.
Namun apa yang kita amati pada kenyataanya adalah jauh dari
harapan, terjadi hukum kebalikan. Berbeda dengan fitrah manusia serta
berlainan dengan yang selalu diajarkan sejak kecil. Menyalahi apa yang
pernah diajarkan oleh guru dan orang tua yang terdahulu malahan
terjadi akhir dari semua itu bertemu dengan kejelekan.
Sebenarnya manusia sejak dini telah benci kepada kejelekan,
namun kenapa dia rela menempuhnya? Manusia telah mengetahui dan
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
58
mengerti arti dari keburukan dan segala akibatnya, namun mengapa ia
masih suka mengenyampingkan pengetahuan dan pengertiannya?.
Jika orang yang tidak berpengetahuan sama sekali menempuh
jalan yang tidak baik, kiranya masih ada alasan karena dia bodoh.
Namun di luar itu masih banyak orang yang berpengetahuan namun
pada kenyataanya dia tetap menempuh jalan yang buruk itu. Sesat dan
sangat berbahaya. Ini bukanlah karena tidak tahunya, bukan pula karena
kehilangan fitrah manusianya, namun karena ia terjerumus dan
dijerumuskan.
Oleh karenanya setelah kita mengetahui yang baik dan buruk
seyogianya kita senantiasa memelihara serta menjaga diri agar jangan
sampai jatuh dan terjerumus kedalam lembah kehinaan. Oleh karenanya
bukan karena tidak mengindahkan ilmu bukan suka kepada yang buruk,
tetapi ialah karena kekuatan tarikan yang menghendaki manusia
terjerumus. Dengan demikian terjerumus itu ada beberapa unsur; yaitu
dijerumuskan, yang menjerumuskan dan sebab-sebab terjerumus.
Kalau kita perhatikan secara seksama dapat kita tetapkan
bahwa manusia itu terjerumus tidak karena dirinya sendiri, namun
dijerumuskan dan ada sebab yang menjerumuskan.
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
59
Pada umumnya seseorang terjerumus karena dijerumuskan
oleh kawan sepergaulannya. Maka untuk memelihara diri seyogianya ia
memperhatikan kawan seiring dalam pergaulannya, jangan sampai ia
menohok dirinya.
Akhir-akhir ini ternyata terasa sekali bahwa memelihara diri
dari lingkungan kita lebih penting daripada sekedar mengenal beberapa
sifat yang baik yang kita miliki, karena adakalanya setelah mengenal
beberapa sifat yang buruk yang harus dihindari, biasanya manusia suka
terjerumus sebab menganggap enteng dan kecil pekerjaan buruk yang
melintas dihadapan dirinya.
Oleh karenanya jangan menganggap enteng dan kecil akan
kudis sebab ternyata borok yang besar penyebabnya adalah kudis yang
kecil. Demikian pula menganggap kecil terjerumus kepada sesuatu yang
kecil baru kelihatan akibatnya setelah menjadi besar. Bukankah ketika
kita melewati jalan berlumpur sekedar telapak kaki, akhirnya menjadi
berlumpur sampai lutut.
Sebagaimana telah kita ma’lumi, bahwa semua pekerjaan yang
baik seyogianya diawali dengan “Basmalah, Bismillahir Rahmanir
Rahim”. Namun rupanya ungkapan itu sudah kering merupakan kulit
tanpa isi.
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
60
Oleh karenanya hendaklah ungkapan dan ucapan tersebut
sanggup manggugah hati dan mencerminkan kasih sayang.
Seorang dokter mengobati pasiennya, hakim menjatuhkan hukuman,
petani membunuh hama yang merusak tanaman, orang tua dan guru
yang memarahi anaknya. Ketentuan dan paksaan undang-undang,
semuanya itu jangan terlepas dari keikhlasan dan rasa kasih sayang.
Demikian pula tuntutan dan tuntunan dari Allah dan Rasul-Nya adalah
merupakan kenyataan sifat kasih sayang-Nya. Yang membuktikan
bahwa Allah Maha Rahman dan Maha Rahim.
Meratakan jalan ke arah kemewahan, menyalurkan nafsu
semaunya, semuanya itu menggembirakan manusia, menyenangkan hati
dan menyebabkan manusia puas, namun akhirnya menyebabkan
manusia menjadi buas. Sebab hal itu lahir bukan dari rasa kasih sayang,
tapi pada umumnya terdorong satu kesempatan dalam kesempitan dan
mengeruk keuntungan dalam kelemahan manusia lainnya.
Ada orang kuat namun lemah ketika berhadapan dengan tahta,
harta dan jabatan. Menyerah kepada keinginan serta mengikuti nafsu
dan bujukan syaithan dan ia meninggalkan Dzat Yang Mempunyai
Keinginan.
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
61
Kita yakin bahwa larangan agama bukanlah hambatan
kemajuan, namun sebagai pagar di pinggir jurang kebinasaan,
semuanya diwujudkan demi kasih sayang yang pasti dan hakiki. Untuk
keselamatan bersama bukan merintangi kebebasan dan kemerdekaan.
Siti ‘Aisyah pernah bertanya kepada Rasulullah saw karena
beliau bercakap dan bertutur kata dengan lemah lembut menggunakan
kata-kata yang sedap didengar, padahal sebelum tamu itu datang
Rasulullah saw menyatakan kepada Siti ‘Aisyah bahwa dia itu “Bisal
‘asyira” ia termasuk yang jelek dalam kabilahnya. Siti ‘Aisyah berkata:
Tadi engkau mengatakan apa yang telah engkau katakan, tapi engkau
bercakap-cakap dengannya secara lemah-lembut”
Rasulullah saw menjawab: “Kapan kau menemukan aku kasar,
sesungguhnya sejelek-jeleknya manusia pada hari kiamat pada
pandangan Allah ialah orang yang ditinggalkan orang lain karena takut
akan kekasarannya”.
Saling membuka diri menciptakan suasana ketenangan dan
kehangatan hubungan, maka yang pahit beralih menjadi manis, yang
manis terasa keledzatannya. Sedang saling memuji dengan cara yang
berlebihan dan membiarkan kekeliruan masing-masing akan
mengakibatkan persatuan dalam perpisahan.
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
62
Rasulullah saw pernah mengungkapkan: “Senyumanmu
dihadapan kawanmu adalah shadaqah”
Dalam kesempatan lain beliau menyatakan: “Hartamu tidak akan cukup
untuk menarik hati manusia, namun kecerahan wajah, dada yang
terbuka dan akhlak yang cukup menarik hati mereka”.
Rasulullah saw memelihara suasana tenang dan hubungan
hangat dalam rumah tangganya. Wajah beliau senantiasa dihiasi dengna
senyum dan tawa tanda gembira yang tidak berlebihan. Karena
Rasulullah menerangkan bahwa terlalu banyak tertawa itu akan
mematikan hati.
Akhirnya Rasulullah saw menyatakan dalam sabdanya:
“Mereka itu adalah golongan orang-orang yang satu sama lainnya
bergaul dengan menyertakan cinta dan kasih sayang dengan ruh Allah”
Semoga kita berjama’ah dan berjam’iyyah tidak terlepas dari
aqidah isti’adzah, istiladzah, serta rasa saling menyayangi, demi
tercapainya yang kita harapkan terbentuknya satu lingkungan yang
dicintai dan saling mencintai karena Allah semata, serta akhirnya kita
selamat dalam akhir perjalanan amal, tidak dijerumuskan atau
terjerumuskan, Insya Allah. (Taushiyah Majlis Penasehat pada
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
63
Musyawarah kerja Persis V, 31 Oktober-01 Nopember 2009, di Hotel
Antik)
PEMIMPIN MENURUT TINJAUAN AL QURAN DAN AS
SUNNAH
Manusia meskipun termasuk kelompok jenis hayawanat dari
segi hidup dan bergerak secara aktif, namun manusia tetap berbeda
dengan hayawanat secara mutlaq. Manusia diciptakan oleh Penciptanya
bukan hanya sekedar untuk hidup, namun untuk beramal (ibadah).
Hayawanat secara mutlaq berkumpul sesuai dengan jenisnya
masing-masing, namun manusia sesuai dengan keberadaanya sebagai
“khalqun ijtima’i”, makhluk sosial, tidak berkumpul hanya sebatas
keturunan / nasabnya. Namun akan terus berkembang dan berkomuniti
dengan masyarakat yang berbeda latar belakangnya; nasab, suku,
bangsa dan agama.
Sebagai makhluk sosial manusia tidak bisa hidup berdiri
sendiri, karena sebagai makhluk sosial dia paling banyak keperluan
hidupnya. Oleh karenanya akan memerlukan tangan-tangan lain demi
tercapai keperluannya itu. Dengan keberadaan tersebut perlu ada
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
64
batasan agar tidak terjadi hal yang tidak diharapkan. Maka dengan budi
daya akalnya, manusia mampu membuat batasan sesuai dengan
keperluan dan keberadaannya. Sehingga timbulah ungkapan “Hukum
adat” dalam batas tertentu.
Namun hal itu tidak mencukupi, karena manusia akan bergerak
keluar dari lingkungannya dan akan berhubungan dengan kelompok
manusia lainnya yang berbeda latar belakang “hukum adatnya”. Dan hal
ini akan terus berkembang dalam bentuk yang lebih luas, sehingga
kepada tingkatan nasional atau internasional.
Sesuai dengan hal tersebut di atas, tingkatan budi daya akal
manusia dalam lingkungan tertentu pasti akan ada perbedaan. Oleh
karenanya mereka memerlukan yang mengarahkan kehidupan pada
lingkungan tersebut. Sehingga timbulah ungkapan bagi mereka yang
dianggap mempunyai kelebihan dari yang lain; kepala suku, kepala
adat, pemimpin dan sebagainya.
Namun sebagaimana keberadaan manusia diciptakan oleh
Penciptanya untuk beramal/beribadah. Maka Allah sebagai pencipta
mengutus para Nabi dan Rasul untuk mengarahkan membimbing dan
memimpin manusia ke arah kesempurnaan hidupnya dalam segala
bentuk kehidupannya.
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
65
Oleh karenanya, dengan diutusnya para Nabi dan Rasul, maka
mereka secara langsung akan menjadi pemimpin bagi umatnya.
Oleh karenanya, timbullah perbedaan prinsip kepemimpinan
yang berdasarkan “Wahyu” dan “Ra’yu”. Dan hal itu menimbulkan
perbedaan bentuk lingkungan dan segala akibatnya. Ada yang
mengikuti kepemimpinan “Wahyu” dan ada pula yang bertahan kepada
“Ra’yu”. Hal ini akan terus berlanjut sampai hari akhir selama manusia
masih ada di dunia ini.
Kepemimpinan Rasul :
Dalam al-Quran ada tuntutan keta’atan kepada Rasulullah saw
dalam segala bentuk kehidupan, sebagaimana diungkapkan dalam
firman-Nya:
عوا الرسول وأولي الأمر منكم عوا الله وأطي فإن ت نازعتم في شيء ف ردوه إلى الله أطي
والرسول
Hendaklah kamu tha’at kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada
pemimpin-pemimpin kamu. Kemudian jika kamu bertentangan dalam
satu perkara, maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul-Nya.
Tuntutan tha’at kepada Allah akan menjadi kenyataan apabila
tha’at kepada Rasul-Nya. Karena ketha’atan kepada Rasul-Nya
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
66
hakikatnya ketha’atan kepada Allah. Karena Rasulullah hanya sebagai
penjelas dan penyampai tuntutan-Nya.
Oleh karenanya, dengan tha’at kepada Rasulullah, maka secara
langsung mengangkat Rasul sebagai “Al Imamul ‘adham”, bukan
hanya dalam masalah ibadah mahdhah saja.
Kepemimpinan Rasul tidak terlepas dari bimbingan langsung
dari Allah melalui Malaikat Jibril yang mewujudkan ‘Ishmah sehingga
Rasulullah selamat dari kekeliruan dan kesalahan, dan itulah yang
dimaksud dengan ungkapan “Ma’shum”.
Tujuan utama kepemimpinan Rasulullah tidak terlepas
daripada “Da’wah dan Tabligh Risalah Allah”.
Imam ath-Thabari meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa
yang dimaksud “Ulil Amri” ialah “Umara”. (Tafsir Ath-Thabari Juz 7
hal. 497)
Selanjutnya ath-Thabari menyatakan bahwa “Umara” disini
ialah yang keberadaannya mewujudkan ketaatan kepada Allah dan
kemaslahatan bagi kaum muslimin. (Tafsir Ath-Thabari Juz 7 hal. 502)
Kepemimpinan setelah wafat Rasulullah saw
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
67
Setelah Rasulullah saw wafat, terjadi kekosongan
kepemimpinan. Sedangkan untuk menentukan masalah yang dialami
umat perlu ada penentu apa dan bagaimana menyikapi dan menghadapi
masalah tersebut.
Oleh karenanya, para shahabat Anshar dan Muhajirin sepakat
untuk mengangkat Abu Bakar sebagai khalifah, meskipun sebelumnya
telah terjadi perbedaan faham, karena masing-masing mengajukan calon
khalifah.
Al-Haitsami mengatakan: “Sesungguhnya para shahabat
sepakat untuk mengangkat “Imam” setelah habis masa nubuwwah,
bahkan mereka menetapkan kepentingan yang luar biasa, padahal
mereka sedang sibuk mengurus penguburan Rasulullah saw”.
Kepemimpinan setelah Rasulullah saw hakekatnya adalah
untuk mewujudkan kesinambungan “Da’wah dan Tabligh” sesuai
dengan keberadaan Islam yang diberlakukan untuk seluruh manusia
sampai hari kiamat. Oleh karenanya yang mendapat kepercayaan untuk
memimpin umat harus mewujudkan ketentuan yang ditetapkan oleh
Allah dan Rasul-Nya.
Tujuan kepemimpinan dalam Islam :
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
68
1. Menegakkan agama.
2. Memelihara agama dari perkara syubhat bid’ah dan kebathilan.
3. Memelihara keamanan baik jiwa dan raga umat.
Dari ketentuan di atas, maka jelaslah bahwa kepemimpinan
dalam Islam itu hukumnya wajib. Namun tentu hal itu terbatas kepada
tujuan pokok dan sarana yang sasarannya adalah selamat dunia dan
akhirat.
Kepemimpinan para pelanjut Rasulullah saw dalam da’wah dan
tabligh.
Demi kelangsungan da’wah dan tabligh Rasalah Allah kepada
seluruh manusia di muka bumi, sebagaimana yang dinyatakan oleh
Rasulullah saw bahwa Nabi yang terakhir diutus untuk seluruh manusia
sampai akhir zaman.
Maka setelah Rasulullah saw wafat, harus ada penerus dalam
da’wah dan tabligh. Oleh karenanya, dalam hal ini Rasulullah saw
terlebih dahulu telah memberikan isyarat kepada uamatnya bahwa
dalam ruang lingkup kecil pun harus ada pemimpin yang memelihara
agama dan aqidahnya. Hal ini dinyatakan dalam sabdanya :
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
69
عن عبد الله بن عمر أن رسول الله قال: ألا كلكم راع وكلكم مسئ ول عن رعيته،
لناس راع وهو مسئ ول عن رعيته ...... )فتح الباري فالإمام الأعظم الذي على ا
31 :333)
Dari Abdullah bin Umar r.a bahwasanya Rasulullah bersabda:
“Perhatikanlah, kamu sekalian ada “Ra’in” dan kamu sekalian akan
diminta pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya, al-imamul
‘adhamu yang memimpin rakyat adalah pemimpin dan akan diminta
pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya .....”.
Untuk hal ini para ulama mengungkapkan syarat “Al iamamul
‘adham”:
1. Al-Islamu. Sehubungan dengan syarat ini diungkapkan dalam
sejumlah dalil, diantaranya :
يا أي ها الذين آمن وا لات تخذوا آباءكم وإخوانكم أولياء إن استحب وا الكفر
على الإيمان ومن ي ت ولهم منكم فأولئك هم الظالمون.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-
bapak kamu dan saudara-saudara kamu pemimpin-pemimpinmu
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
70
jika mereka lebih mengutamakan kekufuran daripada keimanan.
Maka barangsiapa diantara kamu yang menjadikan mereka
pemimpin-pemimpin, maka mereka itu adalah orang-orang yang
dzalim. (Q.S At-Taubah: )
2. Merdeka. Para ulama sepakat bahwa masalah imamah tidak boleh
dipegang oleh hamba sahaya. Hal ini sebagaimana diungkapkan
oleh Al-Mahlab Asyanqithi menyatakan bahwa dalam hal ini tidak
ada perbedaan pendapat dikalangan ulama. (Fathulbari : 13/122)
3. Laki-laki. Pensyaratan ini pun tidak ada perbedaan dikalangan
ulama. Hal ini berdasarkan firman Allah :
ألرجال ق وامون على النساء
Kaum laki-laki adalah pemimpin atas kaum perempuan
Kemudian sabda Rasulullah menjelaskan
ي فلح ق وم ولوا أمرهم امرأة لن
“Satu kaum yang menyerahkan urusannya kepada perempuan tidak
akan berbahagia”.
4. Berilmu. Imam asy-Syaathibi menyatakan:
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
71
عقد إ رى لات ن لا لمن نال رت بة إن العلماء ن قلوا الإت فاق على أن الإمامة الكب
وى في علوم الشرع الإجتهاد والفت
Sesungguhnya para ulama sepakat bahwasanya “Kepemimpinan
besar” tidak boleh diserahkan kecuali kepada orang yang mencapai
derajat ijtihad dan fatwa dalam ilmu-ilmu syara’” (Al i’thisham :
2/126)
5. Adil. ‘Adalah ialah sifat yang tersembunyi dalam jiwa yang
menyebabkan manusia menjauhi dosa-dosa besar, dosa kecil dan
mampu menahan diri dari perkara yang mubah namun akan
merusak Muruah (harga diri).
Dalam hal ini diungkapkan pada salah satu firman Allah:
عهدي الظالمين إني جاعلك للناس إمام ا قال ومن ذريتي قال لاي نال
Sungguh Aku akan menjadikan kamu imam bagi manusia. Dia
(Ibrahim) berkata: “Apakah berlaku pula pada keturunanku”. Dia
berfirman: “Ketetapanku tidak akan berlaku bagi orang-orang yang
dhalim”.
Imam Asyaukani ketika menjelaskan ayat itu mengatakan:
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
72
وقد استدل بهذه الآية جماعة من أهل العلم على أن الإمام لا بد أن يكون من
لعمل بالشرع كما ورد لأنه إذا زاغ عن ذالك كان ظالما أهل العدل وا
Sungguh para ulama beristidlal dengan ayat ini bahwasanya seorang
imam itu harus orang yang adil dan senantiasa mengamalkan hukum-
hukum syara’ sebab jika dia menyimpang dari hal itu maka dia dhalim.
(Fathulqodir, Juz 1 hal 138)
Dalam ayat lain diungkapkan:
[31. ]الأنبياء : أئمة ي هدون بأمرناوجعلناهم
Dan Kami menjadikan mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi
petunjuk dengan perintah Kami ....
مة ي ؤتم بهم في الخير في طاعة الله في ات باع أمره ون هيه وي قتدى بهم أي أئ
(33/94وي تبعون عليه. )الطبري:
Yaitu pemimpin-pemimpin yang diikuti karena kebaikan dalam tha’at
kepada Allah dan mengikuti perintah dan larangan-Nya, mereka
senantiasa menjadi ikutan/contoh.
[93وي وم القيامة لا ي نصرون. ]القصص : أئمة يدعون إلى النار وجعلناهم
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
73
Dan Kami menjadikan mereka itu pemimpin-pemimpin yang
senantiasa mengajak kepada neraka dan pada hari kiamah mereka
tidak akan mendapat pertolongan.
أي جعلنا فرعون وق ومه أئمة يأتم به أهل العت و على الله والكفر به. )الطبري:
02/34)
Yaitu Kami menjadikan Fir’aun dan kaumnya itu pemimpin-pemimpin
bagi orang-orang yang melampaui batas dan kufur kepada Allah.
يأمرونكم بما لاي فعلون سيكون عليكم أمراء عن ابن عمر قال: قال رسول الله :
ف ليس مني ولست منه ولن يرد علي وأعان هم على ظلمهم فمن صدق هم بكذبهم
الحوض. )احمد(
Dari Ibnu Umar berkata: Rasulullah saw bersabda: “Akan ada para
pemimpin atas kamu yang memerintah kepada kamu apa yang mereka
tidak mengerjakannya. Maka siapa yang membenarkan mereka dengan
dustanya dan membela mereka atas kedhalimannya, maka dia bukan
dari golonganku dan aku bukan bagian darinya dan tidak akan datang
kepadaku di telaga.
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
74
هم بكذبهم ف هو وفي الت رمذي زيادة: ق ومن لم يدخل عليهم ولم ي عنهم ولم يصد
9400وهو وارد علي الحوض. عن كعب بن عجرة: مني وانا منه
Pada riwayat Tirmidzi ada tambahan: “Dan barangsiapa yang tidak
masuk kepada mereka dan tidak menolongnya serta tidak
membenarkan dusta mereka, maka dia bagian dariku dan aku bagian
darinya dan akan datang kepadaku di telaga.
يريدون بما أنزل إليك وما أنزل من ق بلك ي زعمون أن هم آمن وا الذين ألم ت ر إلى
وقد أمروا أن يكفروا به ويريد الشيطان أن يضلهم أن ي تحاكموا إلى الطاغوت
ا [02. ]النساء : ضلالا بعيد
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku iman
kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada yang sebelum
kamu, namun mereka mau berhukum kepada Thaghut padahal
sungguh mereka diperintah mengkufurinya, dan syaithan senantiasa
mau menyesatkan mereka sejauh-jauhnya.
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
75
عمل عليكم أمراء عن أم سلمة عن النبى أنه قال: عرف ون وت نكرون إنه يست ف ت
ولكن من رضى وتابع ... )مسلم: ( فمن كره ف قد برئ ومن أنكر ف قد سلم
Dari Ummu Salamah dari Nabi saw bahwasanya beliau bersabda:
“Sungguh akan ada para amir yang kamu mengetahui dan
mengingkarinya, maka siapa yang tidak menyukainya sungguh dia
telah lepas tanggung jawab dan siapa yang kufur kepadanya sungguh
dia telah selamat. Adapun orang yang ridla dan mengikutinya ....
KEADILAN DAN KEBATILAN
عة يظلهم الله تحت ظله ي وم لاظل إلا ظله: عن أبي هري رة قال رسول الله : سب
ق لبه معلق في المساجد ورجلان تحابا إمام عدل وشاب نشأ في عبادة ربه ورجل
في الله إجتمعا عليه وت فرقا عليه ورجل دعته امرأة ذات منصب وجمال ف قال: إني
نه ورجل ذكر الله أخاف الله ورجل تصدق أخفاها حتى لات علم شماله ما ت نفق يمي
ناه خالي ا ف فاضت عي
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
76
Dari Abu Hurairah ra Rasulullah saw bersabda: “Tujuh orang yang akan
mendapatkan perlindungan Allah pada saat tidak ada perlindungan
kecuali perlindungan-Nya; pemimpin yang adil, pemuda yang
pertumbuhan rohani dan jasmaninya dalam ibadah kepada Allah, orang
yang hatinya terkait dengan masjid, dua orang yang saling mencintai
karena Allah; mereka berkumpul dan berpisahpun karena Allah, orang
yang diajak berbuat fahsya oleh seorang perempuan yang kaya dan
cantik dia berkata: “Sungguh saya takut akan (adzab) Allah, seorang
laki-laki yang bershadaqah secara sembunyi sehingga tangan kirinya
tidak mengetahui yang diinfaqkan tangan kanannya, seorang laki-laki
yang selalu ingat kepada Allah sehingga menetes air matanya”.
(Fathulbari : 3/293)
Semua manusia wajib berlaku adil, dan bagi para pemimpin
keadilan itu lebih wajib atau lebih penting. Dengan berlakunya
keadilan, semua aturan dan ketentuan akan berjalan dengan baik, kita
tidak dapat berlaku adil apabila kita tidak tahu akan syari’at atau
undang-undang, tidak tahu yang bathal dan yang haq.
Dan keadilan itu bukan hanya tahu tapi berani
melaksanakannya. Berlaku adil bukan hanya terhadap orang lain, tetapi
yang terpenting berlaku adil terhadap diri sendiri. Merasa salah apabila
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
77
berbuat salah, dan membela kebenaran apabila ternyata dia didhalim
orang.
Rasulullah saw pernah menyatakan: “Kalaulah Fathimah bintu
Muhammad mencuri pasti aku akan potong tangannya”.
Ada ungkapan yang menyatakan “Seolah-olah kematian itu
hanya akan menimpa bagi orang lain dan seolah-olah hak kebenaran
hanya wajib dilakukan oleh orang lain”.
Ia merasa diganggu apabila orang tidak berlaku adil terhadap
dirinya, tapi tidak merasa mendhalimi tatkala ia melakukan ketidak
adilan terhadap dirinya sendiri, pengkhianatan terhadap dirinya sendiri.
Keadilan itu seperti cahaya, hakikatnya memang diperlukan,
tapi tidak semua orang merasa senang ketika cahaya menerangi dirinya,
dia merasa terganggu gerakannya tatkala cahaya meneranginya, dia
lebih aman dan tentram di tempat yang gelap. Ia merasa dirugikan bila
mesti bergerak bekerja di tempat yang terang bercahaya terutama
dengan sinar Ilahi.
Demikian pula sehubungan dengan keadilan, diantara manusia
ada yang merasa dirugikan dan diganggu apabila keadilan ditegakkan,
dilaksanakan, sebab sumber keuntungannya dari sumber-sumber yang
gelap, dengan usaha yang salah.
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
78
Ketidak adilan membingungkan orang terutama para pemuda.
Mematahkan semangat untuk melakukan cara yang wajar dalam
usahanya. Putus asa untuk mengejar cita-citanya dengan jalan yang
benar, sebab hak dan kebenaran seolah-olah tidak berharga lagi, tidak
jadi jaminan untuk dapat mencapai cita-citanya, bila ijazah bisa dibeli,
kesalahan bisa berganti warna menjadi kebenaran karena harta, wanita
atau tahta, yang khianat dianggap amanat dan yang amanat dianggap
pengkhianat, tentu jalan yang benar akan ditinggalkan.
Dan sebaliknya akan melahirkan angkatan baru, para pemuda
yang “Nasyaa fi ‘ibadatillah”. Para pemuda yang berkembang
ilmunya, rohaninya dan jasmaninya dalam kebaktian dan ketaqwaan.
Hidup dalam alam dan suasana yang adil akan meratakan jalan untuk
mencapai tujuan dengan cara yang halal, dengan usaha yang wajar dan
benar tidak terlepas dari ketaqwaan.
Pertumbuhan jasmani dan ruhani para pemuda dalam bakti dan
ibadah lebih penting daripada orang yang sudah lanjut usianya. Sebab
kemudaan hanya satu kali, dan disaat itulah Allah memberi
perlengkapan yang sempurna untuk melaksanakan bakti dan perjuangan
yang suci, antara semangat dan kekuatan serta kemampuan pada saat itu
masih seimbang.
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
79
Pada hakikatnya manusia itu tidak akan lepas dari
kepemimpinan yang akan diminta pertanggung jawaban tentang
kepemimpinannya sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah saw:
مر أن رسول الله قال: ألا كلكم راع وكلكم مسئ ول عن رعيته، عن عبد الله بن ع
ألإمام الأعظم راع وهو مسئ ول عن رعيته والمرأة راعية على أهل ب يت زوجها
تهم وعبد الرجل راع على مال سيده وهو مسئ ول عن وولده وهي مسئ ولة عن رعي
رعيته. )البخاري: (
Dari Abdullah bin Umar sesungguhnya Rasulullah saw bersabda:
“Ingatlah, kamu sekalian adalah pemimpin dan kalian akan diminta
pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya; Pemimpin besar
adalah pemimpin dan dia akan diminta pertanggung jawaban atas
kepemimpinannya, seorang perempuan adalah pemimpin atas keluarga
suaminya dan anaknya dan dia akan diminta pertanggung jawaban atas
kepemimpinannya, seorang hamba adalah pemimpin atas pengurusan
harta majikannya dan dia akan diminta pertanggung jawaban
kepemimpinannya
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
80
Dengan pernyataan Rasulullah saw jelas sekali bahwa semua
pihak harus berbuat adil dalam bidangnya masing-masing. Apabila hal
ini berjalan sesuai dengan ketentuannya, tentu tidak akan ada pihak
yang dirugikan, masing-masing akan memperhatikan jasa orang lain
sebagaimana orang lain memperhatikan jasanya. Sehingga akan
terwujud saling mencintai yang dasarnya karena Allah samata.
Masing-masing akan membawa suasana agama, ibadah dalam
kehidupan sehari-hari di masyarakat luas. Sehingga godaan apapun
kuatnya akan terhindarkan karena aqidah rasa takut akan akibatnya
telah melekat pada diri, sehingga ia senantiasa ingat kepada Allah
walaupun sedang menyendiri.
Apabila suasana seperti ini diestafetkan dari generasi
kegenerasi berikutnya, maka niscaya kesinambungan kesholehan akan
terwujud dengan segala akibatnya, baik di dunia atau di akhirat nanti.
Suasana seperti inilah dalam Al Qur’an diungkapkan dengan
kata “IKHWATUN”. Meskipun secara mutlak kata “IKHWANUN” dan
“IKHWATUN” diungkapkan dalam bahasa kita dengan kata
“SAUDARA” namun ada ma’na yang berbeda antara keduanya,
“IKHWATUN” adalah saudara disebabkan sedarah senasab, sedangkan
“IKHWAN” adalah saudara dalam pengertian persahabatan.
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
81
Hal ini seperti diungkapkan dalam firman Allah: Innal
mubadzirina kanu ikhwana “syayathin” “innamal mu’minun
ikhwatun”
Dalam Al Quran ada diterangkan; meskipun tidak senasab,
seketurunan, tidak seibu sebapak, tapi orang mu’min dengan sesamanya
mu’min lagi adalah saudara, disebabkan mereka itu seiman, se-Quran
dan se-Sunnah keadaan mereka itu adalah seperti senasab.
Dengan sebutan “IKHWATUN” tidaklah berarti bahwa dalam
kehidupan antar mereka tidak terjadi perselisihan. Kata Ikhwatun tidak
menjamin hilangnya perbedaan pendapat, namun dengan ikhwatun
dengan mudah dihentikan sebab mereka mempunyai “orang tua” yang
berwibawa yang wajib dithaati segala perintah dan anjurannya, yaitu
Al-Quran & As-Sunnah.
Kemudian dengan ungkapan “Ashalihu baina akhawaikum”
damaikanlah diantara saudara-saudaramu adalah suatu perintah yang
menunjukkan adanya perselisihan. Kemudian bakti kepada Allah adalah
suatu jaminan untuk menjadi golongan yang mendapatkan rahmat.
Lebih tegas lagi diterangkan lagi bagi mereka yang menerima
rahmat, pimpinan Tuhan, ikhtilaf antara mereka itu tidak untuk selama-
lamanya, sehingga menjadikan firqah ataupun golongan. Ikhtilaf bagi
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
82
mu’minin tidak untuk dipertahankan, tapi untuk diambil putusan setelah
dikembalikan kepada Al Quran dan As Sunnah.
Dikalangan para shahabat ada terjadi perbedaan faham namun
segera sirna perbedaan setelah masing-masing fihak dengan
keikhlasannya berpegang kepada petunjuk Al Quran dan As Sunnah.
Kebebasan berfikir dan pendapat dikalangan mu’minin
tidaklah layak untuk dijadikan permusuhan yang membangkitkan
hasud. Bagi kaum mu’minin meski jadi lawan dalam pendapat, namun
senantiasa tetap ia adalah kawan dalam berfikir.
Ikhwatu iman dalam Islam senantiasa gemilang dan bercahaya.
Ikhwatu iman tidak pernah pudar dan suram disebabkan perselisihan
dan perbedaan pendapat, selama hawa nafsu tidak ikut campur.
Senantiasa ikhlas berniat untuk tunduk dan thaat kepada dalil dan
keterangan yang shahih.
Seorang penyair pernah mengungkapkan dengan syairnya
bahwa yang menyebabkan tumbuh rasa ikhwan itu ialah ni’mat Allah
berupa agama. Apabila ni’mat itu lenyap hilang, maka akan hilang pula
rasa ihwan dan menyebabkan lemahnya kemauan untuk menjalankan
yang haq. Dan apabila hal itu telah hilang, maka yang akan muncul
adalah rasa hasud dan kedengkian.
TABAYYUN PD PEMUDA PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
83
Ukhuwwah adalah buah dari akhlak dan budi pekerti yang
tinggi. Maka apabila akhlak yang demikian hilang, maka akan timbul
persaingan yang akan berlomba dengan latar belakang hawa nafsu.
Yang jauh dari hidup kebersamaan dan saling menyayangi.
Apabila ikhwatu iman hilang, maka yang akan timbul
kepermukaan adalah ikhwanu syayathin.
Dengan ikhwatun dan ikhwanun akan senantiasa keseragaman
dalam suara, rasa dan usaha yang bermanfaat. Maka marilah kita
pelihara suasana ikhwatu iman dalam diri kita masing-masing agar
terwujud segala harapan kebaikan dunia dan akhirat.