igd sanglah
DESCRIPTION
igd sanglahTRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. “A”
DENGAN DIAGNOSA MEDIS CEDERA KEPALA BERAT
DI RUANG TRIAGE RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH
TANGGAL 20 NOVEMBER 2015
I. PENGKAJIAN
Tanggal Masuk : 19 November 2015
Jam Masuk : 17.22 WITA
Tanggal Pengkajian : 19 November 2015
Ruangan : Triage Medik
Rumah Sakit : RSUP Sanglah
No. RM : 15056818
Diagnosa Medis : Cedera Kepala Berat
A. Data Biografi
1. Pasien
Nama : Tn ”A”
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 27 tahun
Agama : Hindu
Suku : Bali
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Kos Glogor Carik
2. Penanggung Jawab
Nama : Ny “S”
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 20 Tahun
Alamat : Kos Glogor Carik
Hubungan Dengan Pasien : Istri Klien
B. Riwayat Keshatan
1. Keluhan Utama
Keluarga mengatakan klien Tabrakan sepeda motor dan tidak sadar.
2. Riwayat Penyakit Saat Dikaji
Keluarga Klien mengatakan tidak pernah sadarkan diri sejak tanggal 19 november
2015 pukul 17.20, keluar darah dari hidung telinga dan mata lebam. Klien bernafas
dengan cepat RR : 41X/menit dan terpasang ETT dan oksigen kanul 6 Lpm
3. Riwayat Penyakit Saat Ini
Keluarga klien mengatakan klien mengalami kecelakaan sepeda motor, setelah itu
klien dibawa oleh polisi tanggal 19 november 2015 pukul 17.20 ke IRD RSUP
Sanglah. Klien dibawa dalam keadaan tidak sadar dan mengalami banyak luka pada
kepala dan tubuhnya
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Keluarga mengatakan klien tidak mempunyai penyakit sebelumnya. Klien hanya sakit
biasa seperti batuk pilek dan bisa sembuh dengan membeli obat.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga klien mengatakan tidak ada penyakit ketururan seperti hipertensi maupun
diabetes mellitus, penyakit jantung, hati, dll.
6. Primary Survey
a. Air Way
Setelah dilakukan pemeriksaan, pada jalan nafas klien terdapat darah, terpasang
ETT (Endotrakheal Tube), posisi ekstensi
b. Breathing
Pengembangan dada simetris, klien tampak sesak, pemberian O2 : 6 lpm,
terdengar ronchi.
c. Circulation
- Nadi : 132 x/menit
- CRT : <2 detik
- Warna kulit : mata lebam
- Perdarahan : keluar darah lewat hidung,mulut telinga, dan pada dahi
- Turgor kulit : Turgor kulit baik
d. Disability/Neurological
- Respon : Klien tidak sadar
- Pupil : midriasis
- GCS : E1V1M3
7. Genogram
KETERANGAN :
= Laki-Laki
= Perempuan
= Pasien
= Garis Perkawinan
= Garis Keturunan
= Garis Tinggal Serumah
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : lemah
2. Kesadaran : Semi coma
3. GCS : E1V1M3
4. Tanda-tanda vital :
a. Tekanan Darah : 129/ 79 mmHg
b. Nadi : 134 x/menit
c. Respirasi Rate : 41 x/menit
d. Suhu : 35,7 °C
5. Pemeriksaan Head To Toes
Organ Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi
Kepala tampak
bengkak/edema
warna rambut
hitam,
penyebaran
rambut merata,
ada lesi
terdapat edema,
terdapat nyeri
lepas
Mata Bentuk tidak
simetris, sclera
merah/lebam,
tampak lebam,
pupil midriasis
Ada edema, ada
nyeri tekan
Hidung Bentuk simetris,
tidak ada lesi,
tidak ada polip,
terdapat
perdarahan,
terdapat
pernafasan
Tidak ada nyeri
tekan
cuping hidung,
Mulut edema, mukosa
bibir kering,
tidak ada
sianosis, tidak
ada perdarahan
gusi. Terpasang
kawat gigi,
terpasang ETT
dan kanul O2
Tidak ada nyeri
tekan
Telinga Bentuk telinga
simetris,
terdapat
perdarahan.
Tidak ada nyeri
tekan
Leher Terpasang
neckcolor,posisi
ekstensi
Terdapat nyeri
tekan
Dada Pengembangan
dada simetris,
ekspansi paru
maksimal
mengembang
dan mengempis
secara
bersamaan, ada
lesi/lecet
Taktil fremitus
simetris, tidak
ada nyeri tekan
Terdengar suara
redup pada
jantung dan
suara sonor pada
paru-paru.
Tidak
Terdengar
suara ronkhi:
- -
- -
- -
irama jantung
teratur, detak
jantung S1-S2.
Abdomen Bentuk simetris,
tidak ada lesi,
tidak ada
jaringan parut
Tidak terdapat
distensi
abdomen,
abdomen terasa
keras. tidak
timpani Bising usus
5x/menit,
terdengar
aliran arteri
abdominalis
terdapat distensi
kandung kemih
Ekstremitas (Atas) Terdapat luka
pada lengan atas
, terpasang infus
NaCl 0,9 % 20
tpm pada kaki
kanan.
Tidak ada
edema, tidak ada
nyeri tekan,
turgor kuliat
baik, CRT < 2
detik, kekuatan
otot:
1 1
Ekstremitas (Bawah) Terdapat lesi
dan jejas, pucat.
Tidak ada
edema, tidak ada
nyeri tekan,
kekuatan otot :
1 1
Akral dingin.
Genetalia Terpasang
kateter dengan
volume urine
tampung 500 cc.
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Lab (Tgl. 19 November 2015)
Jenis Pemeriksaan Hasil
WBC 41,7
HB 15,6
PLT 344
HCT 48,5
Na 140
K 3,49
RBC 4,85
BUN 7
Alb 4,78
SGOT 120,4
BSA 160
PT 14,6
INR 1,34
APPT 34,5
SGPT 4,78
2. Pemeriksaan CT-Scan
Tampak lesi hiperdens berdentsitas darah berbentuk crescent dengan ketebalan
maksimal sekitar 2,53 cm. Di regio tempuro –parietalis kiri disertai midline shift ke
sisi kanan sejauh 1,22 cm. Tampak lesi hiperdens berdensitas darah yang mengisi
tentarium cerebeli kanan kiri, subpalcine. Cisterna kuadrigeminal, fissura silvi kiri,
sulciregiotemporo, -parietalis kanan dan kiri. SCALP hematom regio temporo –
parietalis kanan dan kiri.
Kesan
Brain edema , SCALP hematom regio temporo –parietalis kanan dan kiri, hematosinus
ethmoidalis dan spenoidalis.
E. Terapy Pengobatan
1. Infus NS 20 tpm
2. Infus manitol 200 cc
3. Inj. Ranitidin 2 x 50 mg/iv
4. Inj. Ceptriaxone 2 x 1 gr/iv
5. Inj paracetamol 3 x 1 gr/iv
6. Inj citicollin 3 x 500 mg/ iv
7. Inj penitoin 3 x 100 mg/ iv
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Analisa Data
Nama : Tn. “A” Umur : 27 thn
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DS :
1. Keluarga klien mengatakan
klien tidak sadarkan diri sejak
tanggal 19 november 2015
pukul 17.20.
2. Keluarga klien mengatakan
keluar darah dari mata hidung
dan telinganya.
DO :
1. Perdarahan pada mata,
hidung, dan telinga.
2. CRT <2 dtk
3. Edema serebra
4. Keadaan Umum : lemah
5. Kesadaran : semi coma
GCS : 5 / E1V1M3
6. Akral dingin pada
ekstremitas atas dan bawah.
7. TTV :
TD : 129/ 79 mmHg
N : 134 x/menit
RR : 41 x/menit
S : 35,7 °C
Gangguan perfusi
jaringan serebral
2 DS :
1. Keluarga klien mengatakan
klien tidak sadarkan diri sejak
Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
tanggal 19 november 2015
pukul 17.20.
DO :
1. Klien tampak sesak
2. Terpasang nasal canul 6 LPM
3. Akral dingin pada ektremitas
atas dan bawah.
4. TTV :
TD : 129/ 79 mmHg
N : 134 x/menit
RR : 41 x/menit
S : 35,7 °C
5. Tampak darah di hidung dan
mulut pasien.
6. Terpasang Endotraceal tube.
2. Rumusan Diagnosa
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan leukositosis ditandai dengan
keluarga klien mengatakan klien mengalami sesak nafas dan batuk disertai dahak
berwarna kuning, terdengar suara ronchi pada : + +
+ +
_ _
2. Gangguan pola nafas berhubungan dengan ditandai dengan Keluarga klien
mengatakan klien tidak sadarkan diri sejak tanggal 19 november 2015 pukul 17.20, klien
tampak sesak, terpasang nasal canul 6 LPM, akral dingin pada ektremitas atas dan bawah,
TTV : TD : 129/ 79 mmHg, N : 134 x/menit, RR : 41 x/menit
S : 35,7 °C, tampak darah di hidung dan mulut pasien,terpasang Endotraceal tube.
III. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama : Tn”A”
Umur : 27 Tahun
A. Prioritas Masalah
1. Gangguan perfusi jaringan
B. Rencana Keperawatan
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan Dan Criteria
HasilIntervensi
Bersihan Jalan Nafas
tidak Efektif
Definisi :
Ketidakmampuan
untuk membersihkan
sekresi atau
obstruksi dari
saluran pernafasan
untuk
mempertahankan
kebersihan jalan
nafas.
Batasan
Karakteristik :
a. Dispneu,
Penurunan
suara nafas
b. Orthopneu
c. Cyanosis
d. Kelainan suara
nafas (rales,
wheezing)
NOC :
1. Respiratory status :
Ventilation
2. Respiratory status :
Airway patency
3. Aspiration Control
Kriteria Hasil :
1. Mendemonstrasikan
batuk efektif dan suara
nafas yang bersih,
tidak ada sianosis dan
dyspneu (mampu
mengeluarkan sputum,
mampu bernafas
dengan mudah, tidak
ada pursed lips)
2. Menunjukkan jalan
nafas yang paten
(klien tidak merasa
tercekik, irama nafas,
frekuensi pernafasan
dalam rentang normal,
NIC :
Airway suction
a. Pastikan kebutuhan oral /
tracheal suctioning
b. Auskultasi suara nafas sebelum
dan sesudah suctioning.
c. Informasikan pada klien dan
keluarga tentang suctioning
d. Minta klien nafas dalam
sebelum suction dilakukan.
e. Berikan O2 dengan
menggunakan nasal untuk
memfasilitasi suksion
nasotrakeal
f. Gunakan alat yang steril sitiap
melakukan tindakan
g. Anjurkan pasien untuk istirahat
dan napas dalam setelah
kateter dikeluarkan dari
nasotrakeal
h. Monitor status oksigen pasien
i. Ajarkan keluarga bagaimana
e. Kesulitan
berbicara
Batuk, tidak efekotif
atau tidak ada
f. Mata melebar
g. Produksi
sputum
h. Gelisah
i. Perubahan
frekuensi dan
irama nafas
Faktor-faktor yang
berhubungan:
a. Lingkungan :
merokok,
menghirup asap
rokok, perokok
pasif-POK,
infeksi
b. Fisiologis :
disfungsi
neuromuskular,
hiperplasia
dinding
bronkus, alergi
jalan nafas,
asma.
c. Obstruksi jalan
nafas : spasme
jalan nafas,
tidak ada suara nafas
abnormal)
3. Mampu
mengidentifikasikan
dan mencegah factor
yang dapat
menghambat jalan
nafas
cara melakukan suksion
j. Hentikan suksion dan berikan
oksigen apabila pasien
menunjukkan bradikardi,
peningkatan saturasi O2, dll.
Airway Management
a. Buka jalan nafas, guanakan
teknik chin lift atau jaw thrust
bila perlu
b. Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
c. Identifikasi pasien perlunya
pemasangan alat jalan nafas
buatan
d. Pasang mayo bila perlu
e. Lakukan fisioterapi dada jika
perlu
f. Keluarkan sekret dengan
batuk atau suction
g. Auskultasi suara nafas, catat
adanya suara tambahan
h. Lakukan suction pada mayo
i. Berikan bronkodilator bila
perlu
j. Berikan pelembab udara
Kassa basah NaCl Lembab
k. Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan
keseimbangan.
l. Monitor respirasi dan status O2
sekresi tertahan,
banyaknya
mukus, adanya
jalan nafas
buatan, sekresi
bronkus,
adanya eksudat
di alveolus,
adanya benda
asing di jalan
nafas.
Pola Nafas tidak
efektif
Definisi : Pertukaran
udara inspirasi
dan/atau ekspirasi
tidak adekuat
Batasan karakteristik
:
a. Penurunan
tekanan
inspirasi/ekspiras
i
b. Penurunan
pertukaran udara
per menit
c. Menggunakan
otot pernafasan
tambahan
NOC :
1. Respiratory status :
Ventilation
2. Respiratory status :
Airway patency
3. Vital sign Status
Kriteria Hasil :
1. Mendemonstrasikan
batuk efektif dan suara
nafas yang bersih,
tidak ada sianosis dan
dyspneu (mampu
mengeluarkan sputum,
mampu bernafas
dengan mudah, tidak
ada pursed lips)
2. Menunjukkan jalan
nafas yang paten
NIC :
Airway Management
a. Buka jalan nafas, guanakan
teknik chin lift atau jaw thrust
bila perlu
b. Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
c. Identifikasi pasien perlunya
pemasangan alat jalan nafas
buatan
d. Pasang mayo bila perlu
e. Lakukan fisioterapi dada jika
perlu
f. Keluarkan sekret dengan batuk
atau suction
g. Auskultasi suara nafas, catat
adanya suara tambahan
d. Nasal flaring
e. Dyspnea
f. Orthopnea
g. Perubahan
penyimpangan
dada
h. Nafas pendek
i. Assumption of
3-point position
j. Pernafasan
pursed-lip
k. Tahap ekspirasi
berlangsung
sangat lama
l. Peningkatan
diameter
anterior-
posterior
m. Pernafasan rata-
rata/minimal
1. Bayi : < 25 atau
> 60
2. Usia 1-4 : < 20
atau > 30
3. Usia 5-14 : < 14
atau > 25
4. Usia > 14 : < 11
atau > 24
a. Kedalaman
pernafasan
1. Dewasa
(klien tidak merasa
tercekik, irama nafas,
frekuensi pernafasan
dalam rentang normal,
tidak ada suara nafas
abnormal)
3. Tanda Tanda vital
dalam rentang normal
(tekanan darah, nadi,
pernafasan)
h. Lakukan suction pada mayo
i. Berikan bronkodilator bila
perlu
j. Berikan pelembab udara Kassa
basah NaCl Lembab
k. Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan
keseimbangan.
l. Monitor respirasi dan status
O2
Terapi Oksigen
a. Bersihkan mulut, hidung dan
secret trakea
b. Pertahankan jalan nafas yang
paten
c. Atur peralatan oksigenasi
d. Monitor aliran oksigen
e. Pertahankan posisi pasien
f. Onservasi adanya tanda tanda
hipoventilasi
g. Monitor adanya kecemasan
pasien terhadap oksigenasi
Vital sign Monitoring
a. Monitor TD, nadi, suhu, dan
RR
b. Catat adanya fluktuasi tekanan
darah
c. Monitor VS saat pasien
berbaring, duduk, atau berdiri
volume tidalnya
500 ml saat
istirahat
2. Bayi volume
tidalnya 6-8 ml/Kg
a. Timing rasio
b. Penurunan
kapasitas vital
Faktor yang
berhubungan :
a. Hiperventilasi
b. Deformitas
tulang
c. Kelainan bentuk
dinding dada
d. Penurunan
energi/kelelahan
e. Perusakan/
pelemahan
muskulo-skeletal
f. Obesitas
g. Posisi tubuh
h. Kelelahan otot
pernafasan
i. Hipoventilasi
sindrom
j. Nyeri
k. Kecemasan
l. Disfungsi
Neuromuskuler
d. Auskultasi TD pada kedua
lengan dan bandingkan
e. Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan setelah
aktivitas
f. Monitor kualitas dari nadi
g. Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
h. Monitor suara paru
i. Monitor pola pernapasan
abnormal
j. Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
k. Monitor sianosis perifer
l. Monitor adanya cushing triad
(tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan
sistolik)
m. Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign
m. Kerusakan
persepsi/kognitif
n. Perlukaan pada
jaringan syaraf
tulang belakang
o. Imaturitas
Neurologis
IV. IMPLEMENTASI
Nama : Tn”K”
Umur : 62 Tahun
Hari/Tanggal Dx Jam Implementasi Respon Hasil Paraf
Senin/16
November
2015
1 08.00
a. Mengauskultasi suara
nafas ,catat suara nafas
tambahan
a. Suara nafas ronchi
08.10
b. Memposisikan pasien
untuk memaksimalkan
ventilasi
b. Klien tampak nyaman
dengan posisi setengah
duduk
08.20c. Mengeluarkan sekret
dengan suction
c. Sekret berhasil dikeluarkan
08.30
d. Melakukan fisioterapi
dada
d. klien mau dilakukan
fisiotrapi dada dan sekret
berhasil dikeluarkan
e. Mengajarkan batuk
efektif e. Klien bisa melakukan batuk
efektif dan sekret berhasil
dikeluarkan
f. Memonitor respirasi dan
status oksigen
f. RR :23x/menit
2 08.35 a. Memposisikan pasien
untuk memaksimalkan
ventilasi
a. Kilien tampak nyaman
dengan posisi setengah
duduk/semifowler
08.40
b. Mengauskultasi suara
nafas, catat adanya suara
tambahan
b. Suara nafas ronchi,suara
nafas tambahan ada
08.42c. Mengobservasi tanda-
tanda vital
c. TD : 120/70 mmHg
N : 88x/menit
S : 36,8ᵒC
RR: 26x/menit
08.50
d. Memonitor sianosis
perifer
d. Tidak ada tanda-tanda
sianosis
09.00 e. Memonitor aliran oksigen
e. oksigen dapat mengalir
dengan lancar dan klien
mendapatkan oksigen 3
Lpm
09.10
f. Kalaborasi dengan dokter
dalam pemberian
antibiotik
f. klien diinjeksi obat
cifrofrolaksacin degan
dosis 2x400 gr melalui
IV
Selasa,17
November
2015
1 09.06
a. Mengauskultasi suara
nafas ,catat suara nafas
tambahan
a. Suara nafas ronchi
09.10
b. Memposisikan pasien
untuk memaksimalkan
ventilasi
b. Klien tampak nyaman
dengan posisi setengah
duduk
09.20 c. Mengeluarkan sekret c. Sekret berhasil
dengan suction dikeluarkan
09.24
d. Melakukan fisioterapi
dada
d. klien mau dilakukan
fisiotrapi dada dan sekret
berhasil dikeluarkan
09.28e. Mengajarkan batuk
efektif
e. Klien bisa melakukan
batuk efektif dan sekret
berhasil dikeluarkan
09.30f. Memonitor respirasi dan
status oksigen
f. RR :23x/menit
2
09.35
a. Memposisikan pasien
untuk memaksimalkan
ventilasi
a. Kilien tampak
nyaman dengan posisi
setengah
duduk/semifowler
09.40
b. Mengauskultasi suara
nafas, catat adanya
suara tambahan
b. Suara nafas
ronchi,suara nafas
tambahan ada
09.45c. Mengobservasi tanda-
tanda vital
c. TD : 120/70 mmHg
a. N : 88x/menit
b. S : 36,8ᵒC
c. RR: 26x/menit
09.50
d. Memonitor sianosis
perifer
d. Tidak ada tanda-tanda
sianosis
10.00
e. Memonitor aliran
oksigene. oksigen dapat
mengalir dengan
lancar dan klien
mendapatkan oksigen
3 Lpm
10.10
f. Kalaborasi dengan
dokter dalam
pemberian antibiotik
f. klien diinjeksi obat
cifrofrolaksacin degan
dosis 2x400 gr
melalui IV
V. EVALUASINama : Tn”K”Umur : 62 Tahun
No Hari/Tanggal Dx Jam Catatan Perkembangan Paraf
1 Selasa,18
November
2015
1 10.15 S : Keluarga klien mengatakan sudah tidak ada
dahak pada saat batuk
O : 1. Klien tampak nyaman
2. Tidak terdengar suara ronchi
A :masalah teratsai
P : intervensi dihentikan ,lakukan KIE
1. Anjurkan untuk banyak minum air hangat
2. Anjurkan istirahat yang cukup, dan minum
obat secara teratur
2 Selasa,18
November
2015
2 10.20 S : Keluarga klien mengatakan sesak klien
berkurang
O : 1. TD : 120/70 mmHg
N : 88x/menit
S : 36,8ᵒC
RR: 26x/menit
A :Masalah Teratasi sebagian
P : intervensi dihentikan ,klien pulang