ii · 2020-02-21 · target dan realisasi jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko...
TRANSCRIPT
ii
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Kinerja ini secara garis besar berisi informasi rencana kerja dan capaian kinerja selama tahun 2019, mengacu pada rencana aksi kegiatan tahun 2015 - 2019.
Laporan kinerja memiliki dua fungsi yaitu sebagai sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja BBTKLPP Banjarbaru kepada Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dan sebagai sumber informasi untuk perbaikan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan.
Secara umum BBTKLPP Banjarbaru tahun 2019 telah mampu mencapai target yang ditetapkan. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, dari 9 indikator yang ditetapkan, 2 indikator target tercapai, sedangkan 7 indikator lainnya capaian melampaui target. Tujuh indikator yang melebihi target yaitu persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan BTKL sebesar 101,01 %, jumlah sertifikat hasil uji laboratorium dan kalibrasi 166,65 %, jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium sebesar 128,57 %, jumlah teknologi tepat guna bidang P2P yang dihasilkan sebesar 200 %, jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotik sebesar 158,82 %, jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya sebesar 150 % dan Jumlah pengadaan sarana prasarana sebesar 142,11 %. Dua indikator yang mencapai target (100 %) adalah jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium pengendalian penyakit menular langsung dan jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P.
Meski capaian tinggi, dalam pelaksanaan kegiatan pada tahun 2019, ditemukan
kendala/masalah sebagai berikut: 1. Perlunya dilakukan persiapan kegiatan secara baik (antara lain : advokasi, sosialisasi,
mapping dan list, persiapan lapangan secara baik) 2. Perlunya peningkatan sumber daya manusia (jumlah dan kapasitas) 3. Peningkatan jejaring dan kemitraan di wilayah layanan 4. Peningkatan kemampuan dalam penyiapan dan tindak lanjut proses TTG
Tindak lanjut yang akan dilakukan adalah :
1. Perbaikan dalam rancangan rencana kegiatan 2. Peningkatan kapasitas melaksanakan pelatihan, OJT termasuk usulan penambahan
jumlah pegawai 3. Peningkatan jejaring kerja melalui lintas sektor 4. Perbaikan teknis rencana pengembangan TTG
iii
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar ………………………………………………………………………………............ i
Ikhtisar Eksekutif ..….………………………………………………………………………............. ii
Daftar Isi ……….…………………………...............................…………………………................ iii
Daftar Tabel …………………………………………………………………………………………...
Daftar Grafik …………………………………………………………………………………………..
Daftar Gambar ………………………………………………………………………………………
iv
v
viii
Bab I : Pendahuluan………………………..…………………………………………. 1
A. Visi dan Misi ……………………………………...... 1
B. Latar Belakang ……………………………………...... 2
C. Tugas Pokok dan Fungsi
D. Struktur Organisasi
……………………………………......
………………………………………..
3
4
E. Sumber Daya
F. Sistematika Penulisan
……………………………………......
………………………………………..
5
13
Bab II : Perencanaan Kinerja………………….....…………………………………… 14
A. Perencanaan Kinerja ……………………………………...... 14
B. Perjanjian Kinerja ……………………………………...... 16
Bab III : Akuntabilitas Kinerja……………………………….…………………………. 19
A. Capaian Kinerja Organisasi ……………………………………...... 19
B. Realisasi Anggaran ……………………………………...... 68
Bab IV : Penutup….. ……………………………………………………………………. 69
Lampiran : 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2019
2. Data Dukung
iv
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
DAFTAR TABEL
Hal Tabel 1.1. Data Pegawai BBTKLPP Banjarbaru Berdasarkan Jenis Jabatan
Fungsional Umum (JFU) Tahun 2019 6
Tabel 1.2. Barang Milik Negara BBTKLPP Banjarbaru tahun 2018 dan tahun 2019 13 Tabel 2.1. Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Banjarbaru 2015-2019 15 Tabel 2.2. Rencana Kinerja Tahunan BBTKLPP Banjarbaru Tahun 2019 16
Tabel 2.3. Perjanjian Kinerja BBTKLPP Banjarbaru tahun 2019 17
Tabel 2.4. Perjanjian Kinerja BBTKLPP Banjarbaru tahun 2019 (Revisi) 18
Tabel 3.1. Rincian Tingkat Capaian Kinerja Masing-Masing Indikator Tahun 2019 20
Tabel 3.2. Layanan Respon KLB dan Wabah Tahun 2019 21
Tabel 3.3. Verifikasi Rumor Penyakit Berpotensi KLB Tahun 2019 22
Tabel 3.4. Capaian Jumlah Sertifikat Hasil Uji Laboratorium dan Kalibrasi Tahun 2019
27
Tabel 3.5. Kajian Dampak Faktor Risiko Penyakit Berpotensi KLB Berbasis Lingkungan Tahun 2019
32
Tabel 3.6. Surveilans Kesehatan pada Situasi Khusus Tahun 2019 33 Tabel 3.7. Jumlah Teknologi Tepat Guna Bidang P2P yang Dihasilkan Tahun 2019 38 Tabel 3.8. Monitoring Resistensi Insektisida dan Pemetaan Luas Wilayah
Reseptivitas Daerah Malaria Tahun 2019 43
Tabel 3.9. Uji kualitas RDT Tahun 2019 44 Tabel 3.10. Surveilans Arbovirosis Berbasis Laboratorium Tahun 2019 44
Tabel 3.11. Kajian Faktor Risiko Zoonosa Tahun 2019 45
Tabel 3.12. Survei Evaluasi Prevalensi Mikrofilaria Pasca POPM Tahun 2019 45
Tabel 3.13. Survei Penilaian Penularan Filariasiss dan Kecacingan (Transmission Assessment Survey/TAS Filariasiss) Terpadu Tahun 2019
45
Tabel 3.14. Survei Evaluasi Prevalensi Kecacingan Tahun 2019 46
Tabel 3.15. Survei Perilaku Vektor DBD Tahun 2019 46
Tabel 3.16. Pemantauan Pengobatan TB di Tempat Khusus Tahun 2019 51
Tabel 3.17. Capaian Jumlah Dokumen Pelaksanaan Pemantauan dan Informasi Tahun 2019
56
Tabel 3.18. Capaian Jumlah Dokumen Penyusunan Rencana Anggaran Tahun 2019 56
Tabel 3.19. Capaian Jumlah Laporan Keuangan dan BMN Tahun 2019 56
Tabel 3.20. Capaian Jumlah Dokumen KepegawaianTahun 2019 56
Tabel 3.21. Capaian Jumlah Peningkatan Kapasitas SDM Bidang P2P Tahun 2019 61
Tabel 3.22. Capaian Jumlah Pengadaan Sarana Prasarana Tahun 2019 65
Tabel 3.23. Pagu dan Realisasi Anggaran Masing-Masing Indikator Tahun 2019 68
v
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
DAFTAR GRAFIK
Hal Grafik 1.1. Data Pegawai BBTKLPP Banjarbaru Berdasarkan Jabatan Tahun 2019 5 Grafik 1.2. Data Pegawai BBTKLPP Banjarbaru Berdasarkan Jabatan Struktural
Tahun 2019 6
Grafik 1.3. Data Jabatan Fungsional Epidemiolog Kesehatan Berdasarkan Jenjang Jabatan Tahun 2019
7
Grafik 1.4. Data Jabatan Fungsional Sanitarian Berdasarkan Jenjang Jabatan Tahun 2019
7
Grafik 1.5. Data Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Kesehatan Berdasarkan Jenjang Jabatan Tahun 2019
8
Grafik 1.6. Data Jabatan Fungsional Pengadaan Barang dan Jasa Berdasarkan Jenjang Jabatan Tahun 2019
8
Grafik 1.7. Data Tenaga Kontrak Tahun 2019 9
Grafik 1.8. Data PNS BBTKLPP Banjarbaru Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2019
9
Grafik 1.9. Data Tenaga Kontrak BBTKLPP Banjarbaru Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2019
10
Grafik 1.10. Data Pegawai BBTKLPP Banjarbaru Berdasarkan Golongan Tahun 2019 10
Grafik 1.11. Data PNS BBTKLPP Banjarbaru Berdasarkan Pendidikan Tahun 2019 11
Grafik 1.12. Data Tenaga Kontrak BBTKLPP Banjarbaru Berdasarkan Pendidikan Tahun 2019
11
Grafik 1.13. Data PNS BBTKLPP Banjarbaru Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2019 12
Grafik 1.14. Data Tenaga Kontrak BBTKLPP Banjarbaru Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2019
12
Grafik 1.15. Perbandingan Jumlah Pegawai BBTKLPP Banjarbaru Tahun 2014 – 2019 12
Grafik 3.1. Target dan Realisasi Indikator Persentase Respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan Bencana di Wilayah Layanan BTKL Tahun 2019
22
Grafik 3.2. Capaian Indikator Persentase Respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan Bencana di Wilayah Layanan BBTKLPP Banjarbaru dari Tahun 2015 – 2019
23
Grafik 3.3. Capaian Indikator Persentase Respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan Bencana di Wilayah Layanan BBTKLPP Banjarbaru Dibandingkan RAK Tahun 2015 – 2019
23
Grafik 3.4. Realisasi Indikator Persentase Respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan Bencana di Wilayah Layanan BTKL Tahun 2019
24
Grafik 3.5. Perbandingan Capaian Indikator Persentase Respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan Bencana di Wilayah Layanan BTKL antara BBTKLPP Banjarbaru dengan BBTKLPP Jakarta Tahun 2019
25
Grafik 3.6. Target dan Realisasi Indikator Jumlah Sertifikat Hasil Uji Laboratorium dan Kalibrasi Tahun 2019
27
Grafik 3.7. Capaian Indikator Jumlah Sertifikat Hasil Uji Laboratorium dan Kalibrasi Tahun 2015 – 2019
28
Grafik 3.8. Capaian Indikator Jumlah Sertifikat Hasil Uji Laboratorium dan Kalibrasi Dibandingkan RAK Tahun 2015 – 2019
28
Grafik 3.9. Perbandingan Capaian Indikator Jumlah Sertifikat Hasil Uji Laboratorium dan Kalibrasi antara BBTKLPP Banjarbaru dengan BBTKLPP Jakarta Tahun 2019
29
vi
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
Grafik 3.10. Target dan Realisasi Jumlah Rekomendasi Surveilans atau Kajian Faktor Risiko Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Laboratorium Tahun 2019
34
Grafik 3.11. Capaian Indikator Jumlah Rekomendasi Surveilans atau Kajian Faktor Risiko Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Laboratorium Tahun 2015 – 2019
34
Grafik 3.12. Capaian Indikator Jumlah Rekomendasi Surveilans atau Kajian Faktor Risiko Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Laboratorium Dibandingkan RAK Tahun 2015 – 2019
35
Grafik 3.13. Perbandingan Capaian Indikator Jumlah Rekomendasi Surveilans atau Kajian Faktor Risiko Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Laboratorium antara BBTKLPP Banjarbaru dengan BBTKLPP Jakarta Tahun 2019
36
Grafik 3.14. Target dan Realisasi Jumlah Model atau TTG yang dihasilkan Tahun 2019 38
Grafik 3.15. Capaian Indikator Jumlah TTG bidang P2P yang Dihasilkan Tahun 2015 – 2019
39
Grafik 3.16. Capaian Indikator Jumlah Teknologi Tepat Guna Bidang P2P yang Dihasilkan Dibandingkan RAK Tahun 2015 – 2019
39
Grafik 3.17. Perbandingan Capaian Indikator Jumlah Teknologi Tepat Guna Bidang P2P yang Dihasilkan antara BBTKLPP Banjarbaru dengan BBTKLPP JakartaTahun 2019
40
Grafik 3.18. Target dan Realisasi Jumlah Rekomendasi Surveilans atau Kajian Faktor Risiko Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Laboratorium Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Tahun 2019
47
Grafik 3.19. Capaian Indikator Jumlah Rekomendasi Surveilans atau Kajian Faktor Risiko Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Laboratorium Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Tahun 2015 – 2019
47
Grafik 3.20. Capaian Indikator Jumlah Rekomendasi Surveilans atau Kajian Faktor Risiko Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Laboratorium Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Dibandingkan RAK Tahun 2015 – 2019
48
Grafik 3.21. Perbandingan Capaian Indikator Jumlah Rekomendasi Surveilans atau Kajian Faktor Risiko Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Laboratorium Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik antara BBTKLPP Banjarbaru dengan BBTKLPP Jakarta Tahun 2019
49
Grafik 3.22. Target dan Realisasi Jumlah Rekomendasi Surveilans atau Kajian Faktor Risiko Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Laboratorium Pengendalian Penyakit Menular Langsung Tahun 2019
51
Grafik 3.23. Capaian Indikator Jumlah Rekomendasi Surveilans atau Kajian Faktor Risiko Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Laboratorium Pengendalian Penyakit Menular Langsung Tahun 2015 – 2019
52
Grafik 3.24. Capaian Indikator Jumlah Rekomendasi Surveilans atau Kajian Faktor Risiko Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Laboratorium Pengendalian Penyakit Menular Langsung Dibandingkan RAK Tahun 2015 – 2019
52
Grafik 3.25. Perbandingan Capaian Indikator Jumlah Rekomendasi Surveilans atau Kajian Faktor Risiko Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Laboratorium Pengendalian Penyakit Menular Langsung antara BBTKLPP Banjarbaru dengan BBTKLPP Jakarta Tahun 2019
53
Grafik 3.26. Target dan Realisasi Indikator Jumlah Dokumen Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya Tahun 2019
57
Grafik 3.27. Capaian Indikator Jumlah Dokumen Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya Tahun 2015 – 2019
57
vii
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
Grafik 3.28. Capaian Indikator Jumlah Dokumen Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya Dibandingkan RAK Tahun 2015 – 2019
58
Grafik 3.29. Perbandingan Capaian Indikator Jumlah dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya antara BBTKLPP Banjarbaru dengan BBTKLPP Jakarta Tahun 2019
58
Grafik 3.30. Target dan Realisasi Indikator Jumlah Peningkatan Kapasitas SDM Bidang P2P Tahun 2019
61
Grafik 3.31. Capaian Indikator Jumlah Peningkatan Kapasitas SDM Bidang P2P Tahun 2015 – 2019
62
Grafik 3.32. Capaian Indikator Jumlah Peningkatan Kapasitas SDM Bidang P2P Dibandingkan RAK Tahun 2015 – 2019
62
Grafik 3.33. Perbandingan Capaian Indikator Jumlah Peningkatan Kapasitas SDM Bidang P2P antara BBTKLPP Banjarbaru dengan BBTKLPP Jakarta Tahun 2019
63
Grafik 3.34. Target dan Realisasi Indikator Jumlah Pengadaan Sarana Prasarana Tahun 2019
65
Grafik 3.35. Capaian Indikator Jumlah Pengadaan Sarana Prasarana Tahun 2015 – 2019
66
Grafik 3.36. Capaian Indikator Jumlah Pengadaan Sarana Prasarana Dibandingkan RAK Tahun 2015 – 2019
66
Grafik 3.37. Perbandingan Capaian Indikator Jumlah Pengadaan Sarana Prasarana antara BBTKLPP Banjarbaru dengan BBTKLPP Jakarta Tahun 2019
67
viii
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
RABMAD RATFAD
Hal Gambar 1.1. Struktur Organisasi BBTKLPP Banjarbaru Tahun 2019 4
1
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
BAB I PENDAHULUAN
A. VISI DAN MISI
1. VISI
Visi BBTKLPP Banjarbaru adalah mendukung visi dan misi pemerintah,
yaitu:
”TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI DAN
BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG”
2. MISI
Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 misi pembangunan yaitu:
a . Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulaan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumberdaya maritim,
dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
b. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungaan dan demokratis
berlandaskan negara hukum.
c. Mewujudkan politik luar negeri bebas aktif dan memperkuat jati diri sebagai
negara maritim.
d. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.
e. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing
f. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan
berbasiskan kepentingan nasional.
g. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Guna mewujudkan visi dan misi tersebut terdapat sembilan (9) agenda prioritas yang
dikenal dengan NAWA CITA yang ingin diwujudkan pada kabinet kerja yakni :
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan
rasa aman pada seluruh warga Negara.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan
yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan
desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
2
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh ke-Bhinneka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
B. LATAR BELAKANG
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah merupakan keinginan nyata pemerintah untuk
melaksanakan good governance dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara. Dalam
suatu Pemerintahan yang baik salah satu hal yang disyaratkan terselenggaranya good
governance.
Dalam rangka mewujudkan hal di atas diperlukan pengembangan dan penerapan
sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur dan legitimate sehingga
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya
guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dalam Pasal 3
menyebutkan bahwa asas-asas umum penyelenggaraan Negara meliputi :
1. Asas Kepastian Hukum
2. Asas Tertib Penyelenggaraan Negara
3. Asas Kepentingan Umum
4. Asas Keterbukaan
5. Asas Proporsionalitas
6. Asas Profesionalitas dan Asas Akuntabilitas.
Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan
fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan
anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah
pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai
hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.
Penyusunan Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru mengacu pada Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara
Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Hal ini bertujuan untuk mendorong
terciptanya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai salah satu cara untuk
menciptakan pemerintahan yang baik dan terpercaya.
3
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
BBTKLPP Banjarbaru sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 2349/Menkes/PER/XI/2011 merupakan UPT di lingkungan
Kementerian Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Direktorat Jenderal P2P dengan wilayah kerja meliputi empat provinsi (Kalimantan
Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara).
BBTKLPP Banjarbaru mempunyai tugas melaksanakan surveilens epidemiologi,
kajian dan penapisan teknologi, laboratorium rujukan, kendali mutu, kalibrasi,
pendidikan dan pelatihan, pengembangan model dan teknologi tepat guna,
kewaspadaan dini dan penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) dibidang
pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan serta kesehatan matra.
Dalam melaksanakan tugas, Unit pelaksana teknis bidang teknik kesehatan
lingkungan dan pengendalian penyakit menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
1. Pelaksanaan surveilans epidemiologi
2. Pelaksanaan analisis dampak kesehatan lingkungan
3. Pelaksanaan laboratorium rujukan
4. Pelaksanaan pengembangan model teknologi tepat guna
5. Pelaksanaan uji kendali mutu dan kalibrasi
6. Pelaksanaan penilaian dan respon cepat, kewaspadaan dini dan penanggulangan
KLB/wabah dan bencana
7. Pelaksanaan surveilans faktor risiko penyakit tidak menular
8. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
9. Pelaksanaan kajian dan pengembangan teknologi pengendalian penyakit, kesehatan
lingkungan dan kesehatan matra
10. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan B/BTKLPP.
4
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
D. STRUKTUR ORGANISASI
Gambar 1.1. Struktur Organisasi BBTKLPP Banjarbaru
5
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
E. SUMBER DAYA
1. Sumber Daya Manusia
Jumlah SDM BBTKLPP Banjarbaru per 31 Desember 2019 adalah sebanyak 95
orang terdiri dari 69 orang (72,63 %) PNS dan 26 orang (27,37 %) pegawai kontrak,
yang terdiri dari pramubakti, satpam, sopir dan cleaning service. Jumlah tersebut
diklasifikasikan berdasarkan jabatan, kelompok umur, golongan, pendidikan dan
jenjang jabatan fungsional.
a. Berdasarkan Jabatan
Berdasarkan kelompok jabatan, dibagi menjadi 3 yaitu Jabatan Struktural,
Jabatan Fungsional Umum (JFU), Jabatan Fungsional Tertentu (JFT) dan tenaga
kontrak. Data Pegawai BBTKLPP Banjarbaru berdasarkan Jabatan Tahun 2019
dapat dilihat pada grafik di bawah berikut ini:
Grafik. 1.1. Data Pegawai BBTKLPP Banjarbaru Berdasarkan Jabatan Tahun 2019
Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa pegawai BBTKLPP Banjarbaru sebanyak
11 pejabat struktural, 36 orang dengan jabatan fungsional tertentu, 22 orang
dengan jabatan fungsional umum dan tenaga kontrak 26 orang. Terdapat 2
jabatan struktural eselon 3 yaitu Kepala Bidang ADKL dan Kepala Bagian Tata
Usaha yang hingga saat ini masih mengalami kekosongan.
1) Jabatan Struktural
Jabatan struktural adalah suatu kedudukan yang menunjukkan tugas,
tanggungjawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam
rangka memimpin suatu satuan organisasi. Dari 69 orang pegawai BBTKLPP
Banjarbaru pada tahun 2019 sebanyak 11 orang (15,94%) menduduki Jabatan
Struktural. Data Pegawai BBTKLPP Banjarbaru berdasarkan Jabatan
Struktural Tahun 2019 dapat dilihat pada grafik berikut ini:
11
22
36
26
0
10
20
30
40
Struktural
JFU
JFT
Tenaga kontrak
6
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
Grafik. 1.2. Data Pegawai BBTKLPP Banjarbaru Berdasarkan Jabatan Struktural
Tahun 2019
2) Jabatan Fungsional Umum (JFU)
Jabatan Fungsional Umum adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,
tanggungjawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam
rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi keahlian dan/atau keterampilan
untuk mencapai tujuan organisasi. Dari 69 orang pegawai BBTKLPP
Banjarbaru pada tahun 2019 sebanyak 22 orang (31,88%) menduduki Jabatan
Fungsional Umum (JFU). Data pegawai BBTKLPP Banjarbaru berdasarkan
Jenis Jabatan Fungsional Umum (JFU) Tahun 2019 dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel.1.1. Data Pegawai BBTKLPP Banjarbaru Berdasarkan
Jenis Jabatan Fungsional Umum (JFU) Tahun 2019
Jenis Jabatan Fungsional Umum (JFU) Jumlah
Bagian Tata Usaha
Perencana/Analis Program Anggaran dan Pelaporan 5
Analis Keuangan 2
Bendahara 2
Pengadministrasi Keuangan/Pengelola Keuangan 1
Arsiparis/Pranata Kearsipan 3
Bidang Surveilans Epidemiologi
Epidemiolog 2
Bidang Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan
Sanitarian Ahli/Pemeriksa Sanitarian (JFU) 3
Bidang Pengembangan Teknologi Laboratorium
Pranata Laboratorium Kesehatan 3
Entomolog Kesehatan/Pengelola Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang
1
TOTAL 22
3) Jabatan Fungsional Tertentu (JFT)
Jabatan Fungsional Tertentu adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,
tanggungjawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu
satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada
1 2 8
0
5
10
Esselon 2 Esselon 3 Esselon 4
7
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
keahlian dan/atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri dan kenaikan
pangkatnya disyaratkan dengan angka kredit.
a) JFT Epidemiolog Kesehatan
Berdasarkan jenjangnya, JFT Epidemiolog Kesehatan di BBTKLPP
Banjarbaru terdiri dari: 2 orang Epidemolog Kesehatan Ahli Muda dan 2
orang Epidemiolog Kesehatan Ahli Pertama dan 1 orang Epidemiolog
Kesehatan Mahir. Adapun data tersebut bisa dilihat pada grafik berikut:
Grafik. 1.3. Data Jabatan Fungsional Epidemiolog Kesehatan
Berdasarkan Jenjang Jabatan Tahun 2019
b) JFT Sanitarian
Berdasarkan jenjangnya, JFT Sanitarian di BBTKLPP Banjarbaru terdiri dari:
2 orang Sanitarian Ahli Muda, 1 orang Sanitarian Ahli Pertama, 3 orang
Sanitarian Penyelia, 1 orang Sanitarian Mahir, dan 1 orang Sanitarian
Terampil. Adapun data tersebut bisa dilihat pada grafik berikut:
Grafik. 1.4. Data Jabatan Fungsional Sanitarian Berdasarkan
Jenjang Jabatan Tahun 2019
2 2
1
0
0.5
1
1.5
2
2.5
Epidkes ahlimuda
Epidkes ahlipertama
Epidkes mahir
2
1
3
1 1
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
Sanitarian AhliMuda
Sanitarian AhliPertama
SanitarianPenyelia
SanitarianMahir
SanitarianTerampil
8
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
c) JFT Pranata Laboratorium Kesehatan
Berdasarkan jenjangnya, JFT Pranata Laboratorium Kesehatan di BBTKLPP
Banjarbaru terdiri dari: 4 orang Pranata Labkes Ahli Muda, 6 orang Pranata
Labkes Ahli Pertama, 5 Orang Pranata Labkes Mahir dan 3 orang Pranata
Labkes Terampil. Adapun data tersebut bisa dilihat pada grafik berikut:
Grafik. 1.5. Data Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Kesehatan
Berdasarkan Jenjang Jabatan Tahun 2019
d) JFT Pengadaan Barang dan Jasa
Berdasarkan jenjangnya, JFT Pengadaan Barang dan Jasa di BBTKLPP
Banjarbaru terdiri dari: 1 orang fungsional Pengadaan Barang dan Jasa
Pertama, 1 orang fungsional Pengadaan Barang dan Jasa Muda. Adapun
data tersebut bisa dilihat pada grafik berikut:
Grafik. 1.6. Data Jabatan Fungsional Pengadaan Barang dan Jasa
Berdasarkan Jenjang Jabatan Tahun 2019
e) JFT Analis Kepegawaian
Berdasarkan jenjangnya, JFT Analis Kepegawaian di BBTKLPP Banjarbaru
hanya terdapat 1 orang fungsional Analis Kepegawaian Ahli Pertama.
4
6 5
3
01234567
Pranata Labkes ahlimuda
Pranata Labkes ahlipertama
pranata labkesmahir
Pranata labkesterampil
1 1
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
Pengadaan Barjas Ahli Muda Pengadaan Barjas Ahli Pertama
9
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
f) JFT Entomolog Kesehatan
Berdasarkan jenjangnya, JFT Entomolog Kesehatan di BBTKLPP
Banjarbaru hanya terdapat 1 orang fungsional Entomolog Kesehatan Ahli
Pertama.
4) Tenaga kontrak
Jumlah tenaga kontrak sebanyak 26 orang, dengan pembagian tugas sebagai
sopir sebanyak 4 orang, cleaning service sebanyak 8 orang, satpam sebanyak
8 orang dan pramubakti sebanyak 6 orang. Selengkapnya dapat dilihat pada
grafik berikut:
Grafik. 1.7. Data Tenaga Kontrak Tahun 2019
b. Kelompok Umur
Berdasarkan kelompok umur pegawai BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2019,
untuk kategori PNS jumlah terbanyak pada kelompok umur 36 – 45 tahun
sebanyak 30 orang, kemudian kelompok umur 46 – 55 tahun sebanyak 21 orang,
kelompok umur 26 – 35 tahun sebanyak 17 orang dan kelompok umur lebih dari
55 tahun sebanyak 1 orang. Untuk lebih jelasnya, data pegawai BBTKLPP
Banjarbaru berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik. 1.8. Data PNS BBTKLPP Banjarbaru Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2019
4
8 8
6
0
2
4
6
8
10
Sopir Cleaning service Satpam Pramubakti
17
30 21
1 0
10
20
30
40
Umur 26-35 Umur 36-45 Umur 46-55 Umur > 55
10
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
Sedangkan untuk kategori tenaga kontrak, jumlah terbanyak pada kelompok umur
26 – 35 tahun yaitu sebanyak 12 orang, kemudian kelompok umur 36 – 45 tahun
sebanyak 8 orang, kelompok umur < 26 tahun sebanyak 4 orang dan 46 – 55
tahun sebanyak 2 orang. Selengkapnya pada garafik berikut :
Grafik. 1.9. Data Tenaga Kontrak BBTKLPP Banjarbaru Berdasarkan Kelompok Umur
Tahun 2019
c. Golongan
Dilihat dari golongan, pegawai BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2019, golongan
IV b sebanyak 1 orang, golongan IV a sebanyak 5 orang, golongan III d sebanyak
15 orang, golongan IIIc sebanyak 11 orang, golongan III b sebanyak 17 orang,
pada golongan IIIa sebanyak 8 orang, golongan II d sebanyak 5 orang, golongan
II c sebanyak 7 orang, dan golongan II a sebanyak 1 orang. Data pegawai
BBTKLPP Banjarbaru berdasarkan golongan dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik. 1.10. Data Pegawai BBTKLPP Banjarbaru Berdasarkan Golongan Tahun 2019
4
12
8
2 0
2
4
6
8
10
12
14
Umur < 26 Umur 26-35 Umur 36-45 Umur 46-55
0
2
4
6
8
10
12
14
16
II b II c II d III a III b III c III d IV a IV b
1 2
6
11
15
13 14
6
1
11
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
d. Pendidikan
Berdasarkan jenjang pendidikan, pegawai BBTKLPP Banjarbaru pada tahun
2019, untuk kategori PNS jenjang pendidikan tertinggi pasca sarjana sebanyak 16
orang dan jenjang pendidikan terendah SLTA sebanyak 3 orang. Untuk lebih
jelasnya, data pegawai tersebut dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik. 1.11. Data PNS BBTKLPP Banjarbaru Berdasarkan Pendidikan Tahun 2019
Sedangkan jenjang pendidikan untuk tenaga kontrak BBTKLPP Banjarbaru pada
tahun 2019, jenjang pendidikan tertinggi S1 sebanyak 4 orang dan jenjang
pendidikan terendah tidak tamat SD sebanyak 1 orang. Untuk lebih jelasnya, data
pegawai tersebut dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik. 1.12. Data Tenaga Kontrak BBTKLPP Banjarbaru Berdasarkan Pendidikan Tahun 2019
e. Jenis Kelamin
Dilihat dari Jenis kelamin, pegawai BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2019, untuk
kategori PNS didominasi oleh perempuan sebanyak 44 orang dan laki-laki
sebanyak 25 orang. Data tersebut dapat dilihat pada grafik berikut:
16
29
1
19
1 3
0
5
10
15
20
25
30
35
S2 S1 D4 D3 D1 SLTA
4 3
1
17
1
0
5
10
15
20
S1 D4 D3 SLTA Tidak tamat SD
12
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
Grafik. 1.13. Data PNS BBTKLPP Banjarbaru
Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2019
Sedangkan untuk tenaga kontrak didominasi oleh laki-laki sebanyak 18 orang
dan perempuan sebanyak 8 orang. Selengkapnya dapat dilihat pada grafik
berikut:
Grafik. 1.14. Data Tenaga Kontrak BBTKLPP Banjarbaru
Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2019
f. Perbandingan Jumlah Pegawai
Perbandingan Jumlah Pegawai selama 2014-2019, seperti pada grafik di bawah
ini:
Grafik.1.15. Perbandingan Jumlah Pegawai BBTKLPP Banjarbaru Tahun 2014 – 2019
Pada tahun 2018 jumlah PNS sebanyak 70 orang bila dibandingkan
dengan tahun 2019 berkurang 1 orang menjadi 69 orang. Hal ini dikarenakan
25 44
0
20
40
60
Laki-laki Perempuan
18
8
0
5
10
15
20
Laki-laki Perempuan
0
20
40
60
80
100
2014 2015 2016 2017 2018 2019
83 84 85 86 96 95
70 71 72 71 70 69
13 13 13 15 26 26
Jumlah Total Pegawai PNS Tenaga Kontrak
13
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
terdapat tambahan 1 orang pindahan dari KKP Palangkaraya namun berkurang
dengan adanya 1 orang pensiun dan 1 orang pindah ke KKP Panjang
dikarenakan mengikuti suami.
2. Sumber Daya Sarana dan Prasarana
Sarana prasarana di BBTKLPP Banjarbaru dikelompokkan atas peralatan, sarana
gedung dan prasarana lainnya.Kegiatan ini dikelola oleh Bagian Tata uusaha
BBTKLPP Banjarbaru yang digunakan oleh bidang-bidang dan instalasi. Gedung
terletak di Komplek Kesehatan Jl. Mistar Cokrokusumo No 2 A Banjarbaru,
Kalimantan Selatan. Posisi neraca Barang Milik Negara per 31 Desember 2019
senilai Rp 63.678.995.035,-. Adapun rincian BMN tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 1.2. Barang Milik Negara BBTKLPP Banjarbaru tahun 2018 dan tahun 2019
Kelompok Barang
2018 2019
Posisi Posisi
Awal Akhir Awal Akhir
Ekstrakomptabel Rp 73.119.000 Rp 73.522.000 Rp 73.522.000 Rp 73.522.000
Intrakomptabel Rp 54.064.360.510 Rp 63.605.473.035 Rp 63.605.473.035 Rp 64.374.971.679
Gabungan Rp 54.137.479.510 Rp 63.678.995.035 Rp 63.678.995.035 Rp 64.448.493.679
F. SISTEMATIKA PENULISAN
IKHTISAR EKSEKUTIF
Bab I – Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang, maksud dan
tujuan, tugas pokok dan fungsi serta sistematika penulisan yang akan
disajikan.
Bab II – Perencanaan Kinerja, menjelaskan sasaran strategis dan sasaran
kegiatan, pengukuran kinerja serta kebijakan dan strategi untuk mencapai
visi dan misi.
Bab III – Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan pengukuran dan analisis pencapaian
kinerja berupa keberhasilan dan kegagalan, permasalahan serta usulan
pemecahan masalah, dan menjelaskan tentang sumber daya yang
dimiliki.
Bab IV – Penutup, menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas
Kinerja BBTKLPP Banjarbaru tahun 2019 dan menguraikan rekomendasi
yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa yang akan datang.
14
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
BAB II PERENCANAAN KINERJA
A. PERENCANAAN KINERJA
Perencanaan kinerja merupakan proses perencanaan yang berorientasi pada hasil
yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun secara sistematis
dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada
atau yang mungkin timbul.
1. RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK)
Berdasarkan rencana aksi kegiatan yang telah disusun BTKLPP Banjarbaru
tahun 2015-2019, pelaksanaan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan
berbasis laboratorium didistribusikan melalui pokok-pokok sebagai berikut :
a. Peningkatan Surveilans Epidemiologi
b. Peningkatan kemampuan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan
c. Peningkatan dan Pengembangan Teknologi Laboratorium
d. Peningkatan kemampuan rancang bangun dan Teknologi Tepat Guna
e. Dukungan administrasi dan manajemen
Tugas pokok kegiatan diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
mengidentifikasi faktor risiko, analisis situasi dan kecenderungan untuk memperkuat
pemantauan wilayah setempat, kewaspadaan dini dan upaya pencegahan maupun
pengendalian penyakit, bencana serta pencemaran lingkungan yang berdampak
kepada kesehatan masyarakat.
Agar penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi sebagaimana diuraikan di atas
dapat memberikan hasil yang efektif dan efisien disusun indikator kinerja yang
mencerminkan keluaran (output).
BBTKLPP Banjarbaru memiliki wilayah layanan empat provinsi yakni Kalimantan
Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara meliputi 42
kabupaten/kota dengan berbagai variasi, dan dinamika kependudukan, epidemiologi,
kondisi lingkungan serta geografi. Secara bertahap BBTKLPP Banjarbaru telah
melakukan berbagai upaya agar pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dapat
terlaksana secara optimal.
Adapun rencana aksi kegiatan BBTKLPP Banjarbaru tahun 2015-2019 dapat
dilihat pada tabel berikut :
15
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
Tabel 2.1. Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Banjarbaru 2015-2019
No INDIKATOR SATKER
SATUAN TARGET KEGIATAN
2015 2016 2017 2018 2019
1.
Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan BTKL
persen 50% 90%
2. Jumlah sertifikat hasil uji laboratorium dan kalibrasi
sampel 7000 7050 7100 7150 7200
3.
Jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium
laporan 43 51 20 16 16
4. Jumlah Teknologi Tepat Guna bidang P2P yang dihasilkan
unit 5 6 6 4 6
5.
Jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotik
laporan 16 10 36 13 13
6.
Jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium pengendalian penyakit menular langsung
laporan 3 4 14 3 3
7. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya
dokumen 35 65 70 40 40
8. Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P
jenis 13 13
9. Jumlah pengadaan sarana prasarana
unit 49 49
2. RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2018
Rencana Kinerja Tahunan merupakan proses penetapan target tahunan indikator
kinerja sasaran berdasarkan target yang telah ditetapkan dalam rencana aksi
kegiatan. Rencana Kinerja Tahunan BBTKLPP Banjarbaru tahun 2019, adalah
sebagai berikut:
16
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
Tabel 2.2. Rencana Kinerja Tahunan BBTKLPP Banjarbaru Tahun 2019
No Indikator Target
1. Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan BTKL
90 %
2. Jumlah sertifikat hasil uji laboratorium dan kalibrasi 7500
3. Jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium
14
4. Jumlah Teknologi Tepat Guna bidang P2P yang dihasilkan
2
5.
Jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotik
17
6. Jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium pengendalian penyakit menular langsung
3
7. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya
40
8. Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P 13
9. Jumlah pengadaan sarana prasaranan 19
B. PERJANJIAN KINERJA
Penetapan kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang
mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam
rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumberdaya yang
dikelolanya. Penetapan kinerja ini merupakan tolok ukur evaluasi akuntabilitas kinerja pada
akhir tahun 2018. Penyusunan Penetapan Kinerja ini didasarkan pada Inpres No. 5 Tahun
2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi RI Nomor: 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah. Sasaran-sasaran yang akan dicapai BBTKLPP Banjarbaru tahun
2017 dinyatakan dalam Perjanjian Kinerja 2018.
17
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
Tabel 2.3. Perjanjian Kinerja BBTKLPP Banjarbaru tahun 2019
No Indikator Target Anggaran (Rp)
1. Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan BTKL
90 % 229.393.000
2. Jumlah sertifikat hasil uji laboratorium dan kalibrasi
7500 1.182.180.000
3. Jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium
14 550.795.000
4. Jumlah Teknologi Tepat Guna bidang P2P yang dihasilkan
2 53.928.000
5. Jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotik
17 3.800.000.000
6. Jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium pengendalian penyakit menular langsung
3 100.000.000
7. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya
40 10.521.035.000
8. Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P
13 130.062.000
9. Jumlah pengadaan sarana prasarana 19 773.249.000
Total Anggaran Awal 19.200.958.000
18
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
Tabel 2.4. Perjanjian Kinerja BBTKLPP Banjarbaru tahun 2019 (Revisi)
No Indikator Target Anggaran (Rp)
1. Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan BTKL
90 % 229.393.000
2. Jumlah sertifikat hasil uji laboratorium dan kalibrasi
7500 1.182.180.000
3. Jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium
14 569.029.000
4. Jumlah Teknologi Tepat Guna bidang P2P yang dihasilkan
2 41.665.000
5. Jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotik
17 3.800.000.000
6. Jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium pengendalian penyakit menular langsung
3 100.000.000
7. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya
40 12.374.472.000
8. Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P
13 130.970.000
9. Jumlah pengadaan sarana prasarana 19 773.249.000
Total Anggaran setelah Revisi 19.200.958.000
19
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Akuntabilitas Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan
suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi
organisasi yang tertuang dalam perumusan perencanaan strategis suatu organisasi.
Pengukuran kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai
keberhasilan/kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, untuk
mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi dan misi
organisasi. Pengukuran kinerja merupakan suatu metode untuk menilai kemajuan yang
telah dicapai dibandingkan dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.Pengukuran
kinerja tidak dimaksudkan sebagai mekanisme untuk memberikan reward/punishment,
melainkan sebagai alat komunikasi dan alat manajemen untuk memperbaiki kinerja
organisasi.
Tahun 2019 merupakan tahun kelima pelaksanaan dari Rencana Aksi Kegiatan
BBTKLPP Banjarbaru tahun 2015-2019. Pengukuran kinerja diperlukan untuk
mengetahui sampai sejauh mana realisasi atau capaian kinerja yang berhasil dilakukan
oleh BBTKLPP Banjarbaru dalam kurun waktu Januari – Desember 2019. Pengukuran
tingkat capaian kinerja BBTKLPP Banjarbaru tahun 2019 dilakukan dengan cara
membandingkan antara target pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan dengan
realisasinya, sehingga terlihat apakah sasaran yang telah ditetapkan tercapai atau tidak.
Secara umum, semua target kinerja berhasil dicapai, bahkan beberapa melebihi target
dalam tahun 2019 ini.
Manfaat pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran kepada
pihak-pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan program dan kegiatan dalam
rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam RAK dan
Penetapan Kinerja.
Rincian tingkat capaian kinerja masing‐masing indikator kinerja tersebut diuraikan
dalam tabel berikut ini.
20
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
Tabel 3.1. Rincian Tingkat Capaian Kinerja Masing-Masing Indikator Tahun 2019
Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %
Kabupaten/kota yang melakukan pemantauan kasus penyakit berpotensi kejadian luar biasa (KLB) dan melakukan respon penanggulangan terhadap sinyal KLB untuk mencegah terjadinya KLB
Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan BTKL
persen 90 % 90,91 % 101,01
Jumlah sertifikat hasil uji laboratorium dan kalibrasi
sampel 7500 12.499 166,65
Jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium
laporan 14 18 128,57
Jumlah Teknologi Tepat Guna bidang P2P yang dihasilkan
unit 2 4 200
Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotik
Jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotik
laporan 17 27 158,82
Menurunnya penyakit menular langsung
Jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium pengendalian penyakit menular langsung
laporan 3 3 100
Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya
dokumen 40 60 150
Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P
jenis 13 13 100
Jumlah pengadaan sarana prasarana
unit 19 27 142,11
Dilihat dari capaian masing-masing indikator, BBTKLPP Banjarbaru dapat melaksanakan
tugas utama yang menjadi tanggung jawab unit organisasi. Uraian capaian kinerja dari
masing-masing indikator adalah sebagai berikut :
1. PERSENTASE RESPON SINYAL KEWASPADAAN DINI (SKD), KLB DAN BENCANA DI WILAYAH LAYANAN BTKL a. Pengertian
Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya kejadian kesakitan/kematian dan atau
meningkatnya suatu kejadiaan kesakitan kematian yang bermakna secara
epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu (Undang Undang
Wabah, 1984). Sedangkan Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD
KLB) merupakan kewaspadaan terhadap penyakit berpotensi KLB beserta faktor-
faktor yang mempengaruhinya dengan meningkatkan sikap tanggap kesiapsiagaan,
upaya-upaya pencegahan dan tindakan penanggulangan KLB yang cepat dan
tepat.
Jumlah SKD, KLB dan bencana di wilayah layanan adalah jumlah fasilitasi respon
Sinyal Kewaspadaan Dini, KLB dan bencana kurang dari 24 jam dari laporan
diterima dan lainnya yang dilaksanakan dalam 1 tahun di wilayah layanan
BBTKLPP Banjarbaru.
21
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
b. Definisi Operasional
Jumlah SKD, KLB dan bencana yang direspon kurang dari 24 jam berdasarkan
permintaan stakeholder dibandingkan dengan jumlah laporan sinyal yang diterima
dalam periode satu tahun.
c. Rumus/Cara Perhitungan
Rumus perhitungan :
A X = x 100 % B
Keterangan: A = jumlah sinyal SKD, KLB dan bencana yang direspon kurang dari 24 jam selama
satu tahun B = jumlah sinyal SKD, KLB dan bencana yang diterima selama satu tahun X = persentase respon sinyal SKD, KLB dan bencana di wilayah layanan BTKL
d. Capaian Indikator
Capaian Indikator persentase respon sinyal kewaspadaan dini (SKD), KLB dan
bencana di wilayah layanan BTKL pada tahun 2019 ini sebesar 90,91 % yang
diperoleh dari 20 respon terhadap sinyal yang diterima sebanyak 22, target kinerja
sebesar 90 %. Persentase pencapaian target indikator ini sebesar 101,01 %.
Capaian ini terdiri dari kegiatan layanan respon KLB dan wabah sebanyak 10
kegiatan dan kegiatan verifikasi rumor penyakit berpotensi KLB sebanyak 10
kegiatan. Pelaksanaan kegiatan layanan respon KLB dan wabah tergantung
laporan dari dinas kesehatan provinsi maupun dinas kesehatan kabupaten/kota
setempat. Untuk lebih jelasnya kegiatan layanan respon KLB dan wabah yang
dilaksanakan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.2. Layanan Respon KLB dan Wabah Tahun 2019
No Kegiatan Jumlah
1. Respon KLB keracunan pangan di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah
1
2. Respon cepat dan penanggulangan KLB/wabah Leptospirosis di Kota Tarakan, Kalimantan Utara
1
3. Respon cepat penanggulangan KLB dalam rangka penyelidikan vektor virus DBD di Kota Bontang, Kalimantan Utara
1
4. Respon cepat penanggulangan KLB/bencana kabut asap di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah
1
5. Respon KLB kabut asap di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan
1
6. Respon KLB kabut asap di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan 1
7. Supervisi pengukuran kabut asap dalam rangka respon KLB 1
8. Respon KLB kabut asap di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan
1
22
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
9. Respon KLB kabut asap di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan
1
10. Pengambilan sampel air dalam rangka respon KLB kasus Hepatitis A di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan
1
Total 10
Kegiatan verifikasi rumor penyakit berpotensi KLB dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.3. Verifikasi Rumor Penyakit Berpotensi KLB Tahun 2019
No Kegiatan Jumlah
1. Verifikasi penyakit berpotensi KLB peningkatan kasus DBD di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara
1
2. Verifikasi rumor peningkatan kasus Hepatitis A di Pondok Pesantren Darul Hijrah Putra Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan
2
3. Verifikasi rumor penyakit berpotensi KLB kasus suspek Leptospirosis di Kota Bontang, Kalimantan Timur
1
4. Verifikasi kasus kabut asap di Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan
1
5. Verifikasi kasus kabut asap di Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan
1
6. Pelaksanaan kewaspadaan dini penyakit berpotensi KLB peningkatan kasus suspek Chikungunya di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah
1
7. Verifikasi rumor peningkatan kasus Hepatitis A di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan
2
8. Verifikasi rumor peningkatan kasus Hepatitis A di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan
1
Total 10
1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2019
Target indikator Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan
bencana di wilayah layanan BTKL pada tahun 2019 sebesar 90 %, realisasi
capaian indikator ini sebesar 90,91 %. Perbandingan antara target dan capaian
indikator ini dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Grafik 3.1. Target dan Realisasi Indikator Persentase Respon Sinyal Kewaspadaan Dini
(SKD), KLB dan Bencana di Wilayah Layanan BTKL Tahun 2019
2) Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2015 s/d 2019
Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, persentase capaian indikator
Persentase Respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan Bencana di
Target Realisasi
90% 90.91%
23
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
Wilayah Layanan BTKL pada tahun 2015 mengalami peningkatan hingga tahun
2017, kemudian menurun di tahun 2018 dan 2019. Untuk lebih jelasnya
perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Grafik 3.2. Capaian Indikator Persentase Respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB
dan Bencana di Wilayah Layanan BBTKLPP Banjarbaru dari Tahun 2015 – 2019
3) Perbandingan Capaian Kinerja dengan Target Kinerja dalam RAK BBTKLPP Banjarbaru 2015 – 2019 Target dalam RAK BBTKLPP Banjarbaru 2015 – 2019, untuk tahun 2019
Persentase Respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan Bencana di
Wilayah Layanan BTKL sebesar 90%. Realisasi kinerja pada tahun 2019
sebesar 90,91 % menunjukkan bahwa capaian melebihi yang ditargetkan pada
tahun 2019. Untuk tahun – tahun sebelumnya hanya dapat dibandingkan
persentase capaiannya karena perbedaan target dimana tahun 2015 – 2017
target dan realisasi berupa angka absolut, bukan persentase. Untuk lebih
jelasnya perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Grafik 3.3. Capaian Indikator Persentase Respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB
dan Bencana di Wilayah Layanan BBTKLPP Banjarbaru Dibandingkan RAK Tahun 2015 – 2019
73.33% 81.25%
125% 118.18%
101.01%
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
120.00%
140.00%
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
50% 90.00% 59.09%
90.91%
73.33% 81.25%
125.00% 118.18%
101.01%
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
2015 2016 2017 2018 2019
Target RAK
Realisasi
Capaian
24
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
4) Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja Ditjen P2P Indikator persentase SKD, KLB dan bencana di wilayah layanan BTKL
untuk mendukung indikator persentase respon sinyal SKD, KLB dan bencana di
wilayah layanan BTKL yang tertuang dalam Rencana Aksi Program (RAP) Ditjen
P2P Kemenkes RI. Target nasional (RAP Ditjen P2P) untuk indikator tersebut
pada tahun 2019 adalah 90 %. Realisasi dari BBTKLPP Banjarbaru sebesar
90,91%. Capaian ini sedikit di atas target nasional. Untuk lebih jelasnya
perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Grafik 3.4. Realisasi Indikator Persentase Respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB
dan Bencana di Wilayah Layanan BTKL Tahun 2019
5) Perbandingan Capaian Kinerja dengan Instansi Sejenis (BBTKLPP Jakarta)
Target indikator persentase SKD, KLB dan bencana di wilayah layanan BTKL
pada tahun 2019 ini 90 % sedangkan realisasinya 90,91 %. Persentase
capaiannya sebesar 101,01 %. Jika dibandingkan dengan BBTKLPP Jakarta,
target 90 % dan realisasinya 100 %. Persentase capaiannya sebesar 111,11 %.
Hal ini menunjukkan bahwa BBTKLPP Jakarta telah berhasil melampaui target
nasional (90 %). Keberhasilan ini disebabkan antara lain: semakin baiknya
tingkat kepercayaan wilayah layanan dan unit utama terhadap kemampuan
BBTKLPP Jakarta, makin kuatnya jejaring dengan wilayah layanan sehingga
respon KLB dapat dilakukan dengan cepat dilakukan serta meningkatnya
kemampuan melakukan penyelidikan epidemiologi dan pemeriksaan konfirmasi
laboratorium penyakit potensi KLB. Sedangkan capaian BBTKLPP Banjarbaru
masih dibawah BBTKLPP Jakarta dikarenakan tidak semua penyakit Berpotensi
KLB dpt dilakukan pemeriksaan serta belum bisa mengakses data secara
langsung dari sumbernya. Untuk lebih jelasnya perbandingan tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
89.50%
90.00%
90.50%
91.00%
Realisasi tahun iniTarget RAP
90.91%
90%
25
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
Grafik 3.5. Perbandingan Capaian Indikator Persentase Respon Sinyal Kewaspadaan Dini
(SKD), KLB dan Bencana di Wilayah Layanan BTKL antara BBTKLPP Banjarbaru dengan BBTKLPP Jakarta Tahun 2019
e. Upaya untuk menunjang pencapaian indikator
1) Pengecekan kesiapan alat dan bahan
2) Pembekalan petugas yang akan melaksanakan kegiatan
3) Peningkatan kapasitas petugas
4) Melengkapi sarana dan prasrana termasuk media reagensia
5) Memperkuat kerjasama antar bidang terutama dalam penunjukan petugas dan
dukungan laboratorium
6) Penyusunan laporan KLB sesegera mungkin
7) Meningkatkan koordinasi dengan stakeholder
f. Analisis Penyebab Keberhasilan
Jika dibandingkan dengan target satker, capaian untuk indikator Persentase
Respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan Bencana di Wilayah Layanan
BTKL ini berhasil melebihi yang ditergetkan. Penunjang keberhasilan kinerja ini
diantaranya ditunjuknya BBTKLPP Banjarbaru sebagai koordinator dalam
kewaspadaan dini, kesiapsiagaan, penanggulangan KLB/Wabah dan Bencana di
wilayah layanan BBTKLPP Banjarbaru serta Keputusan Dirjen PP dan PL nomor
HK.00.06.11.3137 tentang prosedur kerja kewaspadaan dini, kesiapsiagaan,
penanggulangan KLB/Wabah dan Bencana di lingkungan Ditjen PP dan PL. Selain
itu kerjasama yang semakin baik antar bidang, kerjasama lintas sektor yaitu dinas
kesehatan di wilayah layanan sehingga koordinasi dan pelaksanaan kegiatan dapat
dilakukan dengan baik dan lancar.
Jika dibandingkan terget nasional, target satker jauh dibawah target nasional. Hal
ini dikarenakan terbatasnya jumlah sumber daya manusia yang melaksanakan
kegiatan ini dan tidak semua penyakit berpotensi KLB dapat dilakukan pemeriksaan
di laboratorium BBTKLPP Banjarbaru.
90% 90% 90.91% 100%
101.01% 111.11%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
BBTKLPP Banjarbaru BBTKLPP Jakarta
Target
Realisasi
Capaian
26
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
g. Analisis Efisiensi Sumber Daya
Capaian indikator persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan
bencana di Wilayah Layanan BTKL tahun 2019 ini adalah 101,01 % dan
dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran untuk indikator ini sebesar
95,53 % yang berarti terdapat efisiensi sumber pembiayaan sebesar 5,48 %. Hal ini
karena kerjasama yang baik dengan stakeholder, pembinaan dari pimpinan serta
dukungan dari bagian dan bidang.
h. Kendala/masalah yang dihadapi
1) Dalam kegiatan respon SKD, KLB dan bencana, pemeriksaan parameter
tertentu belum dapat dilakukan secara cepat karena masih menggunakan
metode konvensional serta keterbatasan alat dan bahan
2) Wilayah layanan BBTKLPP Banjarbaru yang luas dengan topografi berupa
pegunungan sehingga kesulitan dalam merespon laporan KLB < 24 jam.
3) Jejaring dan kemitraan dengan daerah belum maksimal
4) Kurangnya jumlah personil pendukung kegiatan.
i. Pemecahan Masalah
1) Peningkatan kemampuan pemeriksaan sampel
2) Meningkatkan sarana dan prasarana laboratorium dalam rangka pengembangan
pengujian sampel
3) Peningkatan jejaring kerja dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan provinsi/
kabupaten/kota
2. JUMLAH SERTIFIKAT HASIL UJI LABORATORIUM DAN KALIBRASI
a. Pengertian
Pengujian laboratorium adalah merupakan analisis biokimia dan media lingkungan
terhadap media lingkungan akibat dari penyakit/pencemaran lingkungan.
Pemeriksaan/uji laboratorium dilakukan untuk menunjang diagnosa penyakit / faktor
risiko lingkungan.
b. Definisi Operasional
Jumlah sertifikat hasil uji laboratorium dan kalibrasi adalah Jumlah hasil
pemeriksaan uji laboratorium dan kalibrasi dalam rangka pengendalian faktor risiko
lingkungan dan faktor risiko penyakit berpotensi wabah, penyakit menular, tidak
menular dalam kurun waktu 1 tahun. Pengukuran kinerja dilakukan dengan
27
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
menghitung seluruh jumlah sampel yang diselesaikan/diuji oleh laboratorium baik
faktor risiko, mikrobiologi, parasitologi serta virologi dan imunologi.
c. Rumus/Cara Perhitungan
Cara perhitungan :
d. Capaian Indikator
Capaian Indikator ini sebesar 166,65 %. Capaian ini diperoleh dari target indikator
sebesar 7.500 sampel dan realisasi sebesar 12.499 sampel. Sampel tersebut
berasal dari instalasi laboratorium Faktor Risiko 5.162 sampel, dari instalasi
laboratorium Mikrobiologi 4.105 sampel, instalasi laboratorium Parasitologi 1.990
sampel, instalasi laboratorium Virologi dan Imunologi 676 sampel serta instalasi
Entomologi 566 sampel. Capaian jumlah pengujian laboratorium BBTKLPP
Banjarbaru tahun 2019 dapat dilihat pada 27able berikut ini:
Tabel 3.4. Capaian Jumlah Sertifikat Hasil Uji Laboratorium dan Kalibrasi Tahun 2019
No Instalasi Laboratorium Asal sampel
Jumlah Program PNBP
1. Faktor Risiko 407 4.755 5.162
2. Mikrobiologi 803 3.302 4.105
3. Parasitologi 1990 0 1.990
4. Virologi dan Imunologi 676 0 676
5. Entomologi 566 0 566
TOTAL 12.499
1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2019
Indikator jumlah sertifikat hasil uji laboratorium dan kalibrasi ini telah tercapai
sebesar 166,65 %.Target indikator ini sebanyak 7.500 sampel, realisasi
sebanyak 12.499 sampel. Perbandingan antara target dan realisasi ini dapat
dilihat pada grafik berikut ini:
Grafik 3.6. Target dan Realisasi Indikator Jumlah Sertifikat Hasil Uji Laboratorium dan
Kalibrasi Tahun 2019
TargetRealisasi
7500 12499
X = Jumlah sampel yang telah dilakukan pengujian oleh laboratorium BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2019
28
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
2) Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2015 s/d 2019
Realisasi indikator jumlah sertifikat hasil uji laboratorium dan kalibrasi pada
tahun 2015 sebanyak 7.000 sampel, tahun 2016 sebanyak 6.558 sampel, tahun
2017 sebanyak 11.793 sampel, tahun 2018 sebanyak 13.125 sampel dan tahun
2019 sebanyak 12.499 sampel. Pada tahun 2019 ini sedikit mengalami
penurunan dibandingkan tahun 2018, hal ini disebabkan karena adanya
perubahan tarif pengujian sampel sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun
2019 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang
berlaku pada Kementerian Kesehatan. Perbandingan realisasi capaian indikator
ini dari tahun 2015 s/d 2019 dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Grafik 3.7. Capaian Indikator Jumlah Sertifikat Hasil Uji Laboratorium dan Kalibrasi
Tahun 2015 – 2019
3) Perbandingan Capaian Kinerja dengan Target Kinerja dalam RAK BBTKLPP Banjarbaru 2015 – 2019 Target indikator jumlah sertifikat hasil uji laboratorium dan kalibrasi dalam RAK
BBTKLPP Banjarbaru 2015 – 2019 untuk tahun 2019 sebanyak 7.200 sampel,
realisasinya sebanyak 12.499 sampel. Capaian untuk indikator ini sebesar
173,6 %. Berikut perbandingan target dan realisasi untuk indikator ini :
Grafik 3.8. Capaian Indikator Jumlah Sertifikat Hasil Uji Laboratorium dan Kalibrasi
Dibandingkan RAK Tahun 2015 – 2019
0
5000
10000
15000
Tahun2015
Tahun2016
Tahun2017
Tahun2018
Tahun2019
7000 7050 7100 7500 7500 7000 6558
11793 13125 12499
TARGET
REALISASI
7000 7050 7100 7150 7200 7000 6558
11793 13125 12499
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
TARGET
REALISASI
29
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
4) Perbandingan Capaian Kinerja dengan Instansi Sejenis (BBTKLPP Jakarta)
Target indikator jumlah sertifikat hasil uji laboratorium dan kalibrasi tahun 2019
ini sebanyak 7.500 sedangkan realisasinya 12.499. Persentase capaian indikator
ini sebesar 166,65 %. Jika dibandingkan dengan BBTKLPP Jakarta, target
14.117 sedangkan realisasinya 19.297. Persentase capaiannya sebesar
136,69 %. Hal ini menunjukkan bahwa persentase capaian untuk indikator ini,
BBTKLPP Banjarbaru melebihi persentase capaian BBTKLPP Jakarta meskipun
secara target dan realisasi BBTKLPP Jakarta lebih tinggi dibanding BBTKLPP
Banjarbaru. Untuk lebih jelasnya perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Grafik 3.9. Perbandingan Capaian Indikator Jumlah Sertifikat Hasil Uji Laboratorium dan Kalibrasi antara BBTKLPP Banjarbaru dengan BBTKLPP Jakarta Tahun 2019
e. Upaya untuk menunjang pencapaian indikator
1) Komitmen untuk melakukan Pemeriksaan Sampel
Adanya komitmen untuk melakukan pengujian terhadap sampel pasif dan aktif
yang masuk ke laboratorium, baik sampel program maupun sampel yang berasal
dari pelanggan sesuai parameter yang diminta.
2) Melakukan peningkatan Operasional Laboratorium
Kegiatan operasional laboratorium meliputi implementasi sistem mutu,
melakukan kalibrasi peralatan, pengadaan media dan reagensia, pengadaan alat
laboratorium, pengadaan peralatan penunjang, dan pemeliharaan IPAL
3) Melakukan Jejaring kemitraan
Jejaring kemitraan ini berupa kunjungan ke laboratorium yang ada daerah-
daerah guna sharing kemampuan laboratorium di daerah serta
mensosialisasikan kemampuan laboratorium BBTKLPP Banjarbaru.
7500
14117 12499
19297
166.65% 136.69% 0
5000
10000
15000
20000
25000
BBTKLPP Banjarbaru BBTKLPP Jakarta
30
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
f. Analisis Penyebab Keberhasilan
Faktor penyebab keberhasilan dalam pencapaian indikator ini adalah :
1) Akreditasi laboratorium BBTKLPP Banjarbaru oleh Komite Akreditasi Nasional
dengan sertifikat Nomor LP-479-IDN dan sertifikat registrasi kompetensi
laboratorium lingkungan dengan nomor 00065/LPJ/LABLING-1/LRK/KLH dan
sebagai laboratorium jejaring penyakit (re)emerging.
2) Laboratorium BBTKLPP Banjarbaru sudah teregistrasi kompetensinya sebagai
laboratorium lingkungan oleh Kementerian Lingkungan Hidup.
3) Tarif jasa pengujian laboratorium lebih murah dibanding laboratorium daerah.
4) Pengembangan laboratorium penyakit
5) SDM yang kompeten
6) Sarana prasarana yang memadai
7) Pendanaan yang cukup
8) Jejaring dan kemitraan antar laboratorium daerah yang terjalin harmonis.
g. Analisis Efisiensi Sumber Daya
Capaian indikator jumlah sertifikat hasil uji laboratorium dan kalibrasi tahun 2019 ini
adalah 166,65 % dan dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran untuk
indikator ini sebesar 99,62 % yang berarti terdapat efisiensi sumber pembiayaan
sebesar 67,03 %. Hal ini karena komitmen yang baik dari personil laboratorium,
pembinaan dari pimpinan serta dukungan dari bagian dan bidang.
h. Masalah yang dihadapi
1) Jumlah personil laboratorium yang tidak mencukupi dibandingkan dengan jumlah
sampel yang masuk sehingga beban kerja terlalu tinggi yang mengakibatkan
penyelesaian sampel melewati waktu yang ditentukan.
2) Kompetitor laboratorium penguji didaerah yang terakreditasi semakin banyak.
i. Pemecahan Masalah
1) Peningkatan kompetensi SDM
2) Penambahan personil laboratorium.
3) Pengadaan alat dan bahan pengembangan laboratorium
4) Memperkuat jejaring kerja dengan lintas sektor dan lintas program.
31
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
3. JUMLAH REKOMENDASI SURVEILANS ATAU KAJIAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN BERBASIS LABORATORIUM
a. Pengertian
Menurut WHO (2004), surveilans merupakan proses pengumpulan, pengolahan,
analisis dan interpretasi data secara sistemik dan terus menerus serta penyebaran
informasi kepada unit yang membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kajian artinya penyelidikan/penelaahan
tentang sesuatu yang diharapkan dapat menciptakan suatu kesimpulan yang
selanjutnya mengarah untuk melakukan suatu perbuatan.
Surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan lingkungan merupakan
proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data berbasis
laboratorium yang selanjutnya ditelaah agar dapat menciptakan suatu kesimpulan.
b. Definisi Operasional
Jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan
lingkungan berbasis laboratorium adalah jumlah laporan hasil kegiatan surveilans
atau kajian faktor risiko kesehatan yang berbasis laboratorium baik analisis dampak
kesehatan lingkungan, surveilans epidemiologi, kajian pengembangan pengujian
dan kendali mutu laboratorium dalam 1 tahun.
c. Rumus/Cara Perhitungan
Cara perhitungan :
d. Capaian Indikator
Capaian indikator ini sebesar 128,57 %. Capaian ini diperoleh dari target sebanyak
14 laporan dan realisasi sebanyak 18 laporan. Indikator ini dicapai melalui kegiatan
(sub komponen) :
Pengambilan dan pemeriksaan specimen surveilans lingkungan ERAPO;
Jejaring dan kemitraan pelaksanaan kewaspadaan dini dan respon;
Kajian dampak faktor risiko penyakit berpotensi KLB berbasis lingkungan;
Pelaksanaan surveilans kesehatan pada situasi khusus;
Pemantauan TTG Sistem Pengolahan Air Sungai Menjadi Air Bersih
X = jumlah laporan hasil kegiatan surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium baik analisis dampak kesehatan lingkungan, surveilans epidemiologi, kajian pengembangan pengujian dan kendali mutu laboratorium pada tahun 2019
32
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
Layanan kewaspadaan dini berbasis laboratorium
Untuk lebih jelasnya capaian dan lokasi kegiatan surveilans atau kajian faktor
risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium kami uraikan
sebagai berikut:
Pengambilan dan pemeriksaan specimen surveilans lingkungan ERAPO
berupa kegiatan surveilans dan monitoring polio lingkungan dengan melakukan
pengambilan dan pengiriman sampel polio lingkungan. Pengambilan dilakukan di
Perusahaan Daerah Pengelolaan Air Limbah Banjarmasin yang merupakan
pengelola limbah komunal di Banjarmasin. Pengambilan dilakukan sebulan sekali
selama 1 tahun. Kemudian sampel dikirim ke Laboratorium Polio Puslitbang
Biomedis Teknologi Dasar Kesehatan Jakarta.
Jejaring dan kemitraan pelaksanaan kewaspadaan dini dan respon KLB dan
bencana/wabah berupa kegiatan pertemuan dengan mengundang narasumber dari
Ditjen P2P dan dinas kesehatan provinsi di wilayah layanan dengan peserta dari
dinas kesehatan kota/kabupaten terpilih di wilayah layanan. Kegiatan ini bertujuan
untuk meningkatkan jejaring dan kemitraan dalam pelaksanaan kewaspadaan dini
dan respon di wilayah layanan.
Kajian dampak faktor risiko penyakit berpotensi KLB berbasis lingkungan
bertujuan untuk mengetahui faktor risiko pencemaran udara di pemukiman
penduduk, dalam rangka pengendalian dan pencegahan penyakit berpotensi KLB
berbasis lingkungan di wilayah layanan. Kegiatan ini dilaksanakan di 2 lokasi yang dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.5. Kajian Dampak Faktor Risiko Penyakit Berpotensi KLB Berbasis Lingkungan
Tahun 2019
No Lokasi Jumlah
1. Kajian Dampak Faktor Risiko Penyakit Berpotensi KLB Berbasis Lingkungan di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah
1
2. Kajian Dampak Faktor Risiko Penyakit Berpotensi KLB Berbasis Lingkungan di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan
1
Total 2
Surveilans kesehatan pada situasi khusus dilaksanakan sebagai bentuk
kewaspadaan dini terhadap KLB pada saat aktivitas matra. Aktivitas matra
lapangan yang direncanakan antara lain meliputi haji, transmigrasi, berkemah,
perjalanan mudik lebaran, berkumpulnya penduduk saat festival ataupun acara-
acara keagamaan, perjalanan wisata, kegiatan bawah tanah, dan kegiatan lintas
alam. Adapun kondisi matra yang tidak direncanakan adalah lingkungan
pengungsian akibat terjadinya bencana, gangguan kamtibmas maupun krisis
lainnya. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
33
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
Tabel 3.6. Surveilans Kesehatan pada Situasi Khusus
Tahun 2019
No Lokasi Jumlah
1. Surveilans kesehatan pada situasi khusus Upacara Adat Isen Mulang di Kota Palangkaraya, Kalimantan Selatan
1
2. Surveilans kesehatan pada situasi khusus Upacara Adat Baayun Maulid di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan
1
3. Surveilans kesehatan pada situasi khusus Arus Mudik Lebaran di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan
1
4. Surveilans kesehatan pada situasi khusus Arus Mudik Lebaran di Kota Samarinda, Kalimantan Timur
1
5. Surveilans kesehatan pada situasi khusus Embarkasi Haji Tahap H-7 di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan
1
6. Surveilans kesehatan pada situasi khusus Embarkasi Haji Tahap Operasional di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan
1
7. Surveilans kesehatan pada situasi khusus Embarkasi Haji Tahap H-7 di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur
1
8. Surveilans kesehatan pada situasi khusus Embarkasi Haji Tahap Operasional di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur
1
9. Surveilans kesehatan pada situasi khusus Upacara Keagamaan Haul Kasyful Anwar di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan
1
10. Surveilans kesehatan pada situasi khusus Arus Mudik/Balik Natal dan Tahun Baru di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah
1
11. Surveilans kesehatan pada situasi khusus Arus Mudik/Balik Natal dan Tahun Baru di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur
1
12. Kajian Faktor Risiko Peningkatan Kepadatan Lalat di Bandara APT Pranoto Samarinda, Kalimantan Timur
1
Total 12
Kegiatan pemantauan TTG pada tahun 2019 ini berupa pemantauan terhadap
TTG yang telah dimanfaatkan masyarakat yaitu TTG pengolahan air sungai
menjadi air bersih. Kegiatan ini dilaksanakan di 1 lokasi yaitu di Kabupaten Tanah
Laut Provinsi Kalimantan Selatan.
Kegiatan layanan kewaspadaan dini berbasis laboratorium berupa pengelolaan
data-data yang ada di BBTKLPP Banjarbaru agar dijadikan informasi yang dapat
dimanfaatkan oleh pihak-pihak terkait. Kegiatan ini dilaksanakan secara terus-
menerus sepanjang tahun dan hasilnya dituangkan dalam laporan.
1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2019
Target kinerja untuk indikator jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor
risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium sebanyak 14
laporan. Realisasi untuk indikator ini sebanyak 18 laporan. Capaian untuk
indikator ini sebesar 128,57 %. Perbandingan antara target dan realisasi
indikator ini dapat dilihat pada grafik berikut ini :
34
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
Grafik 3.10. Target dan Realisasi Jumlah Rekomendasi Surveilans atau Kajian Faktor Risiko
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Laboratorium Tahun 2019
2) Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2015 s/d 2019
Pencapaian indikator untuk indikator jumlah rekomendasi surveilans atau kajian
faktor risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium pada
tahun 2015 sebanyak 80 laporan, tahun 2016 sebanyak 74 laporan, tahun 2017
sebanyak 19 laporan, tahun 2018 sebanyak 23 laporan dan tahun 2019
sebanyak 18 laporan. Secara target dan realisasi dari tahun 2015 – 2019
mengalami penurunan dikarenakan bergeser ke kegiatan yang berhubungan
dengan penyakit menular langsung maupun penyakit tular vektor dan zoonotik.
Untuk lebih jelasnya perbandingan capaian tersebut dapat dilihat pada grafik
berikut :
Grafik 3.11. Capaian Indikator Jumlah Rekomendasi Surveilans atau Kajian Faktor Risiko
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Laboratorium Tahun 2015 – 2019
3) Perbandingan Capaian Kinerja dengan Target Kinerja dalam RAK BBTKLPP Banjarbaru 2015 – 2019 Target kinerja untuk indikator jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor
risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium dalam RAK
BBTKLPP Banjarbaru 2015 – 2019 untuk tahun 2019 sebanyak 16 laporan,
realisasinya 18 laporan. Berikut perbandingan target dan realisasi untuk indikator
ini :
14 18
0
10
20
Target Realisasi
79 62
13 16 14
80 74
19 23 18 0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
TARGET
REALISASI
35
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
Grafik 3.12. Capaian Indikator Jumlah Rekomendasi Surveilans atau Kajian Faktor Risiko Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Laboratorium Dibandingkan
RAK Tahun 2015 – 2019
4) Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja Ditjen P2P
Indikator jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan
penyehatan lingkungan berbasis laboratorium tidak dapat dibandingkan
langsung dengan indikator kinerja Ditjen P2P (RAP) tetapi mendukung kinerja
Ditjen P2P untuk indikator persentase rekomendasi kajian surveilans dan faktor
risiko penyakit sebesar 50 % dari jumlah rekomendasi tahun 2014. Hal ini karena
kinerja satker untuk indikator ini tidak dapat dibandingkan dengan tahun 2014
yang disebabkan adanya perbedaan indikator kinerjanya.
5) Perbandingan Capaian Kinerja dengan Instansi Sejenis (BBTKLPP Jakarta)
Target indikator jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit
dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium tahun 2019 ini sebanyak 14
laporan sedangkan realisasinya 18 laporan. Persentase capaiannya 128,57 %.
Jika dibandingkan dengan BBTKLPP Jakarta, target 26 sedangkan realisasinya
39. Persentase capaiannya sebesar 150 %. Hal ini menunjukkan bahwa
persentase capaian indikator ini BBTKLPP Jakarta melebihi persentase capaian
BBTKLPP Banjarbaru padahal secara target dan realisasi BBTKLPP Jakarta
lebih tinggi dibanding BBTKLPP Banjarbaru. Untuk lebih jelasnya perbandingan
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :
43 51
20 16 16
80 74
19 23 18
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
TARGET
REALISASI
36
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
Grafik 3.13. Perbandingan Capaian Indikator Jumlah Rekomendasi Surveilans atau Kajian
Faktor Risiko Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Laboratorium antara BBTKLPP Banjarbaru dengan BBTKLPP Jakarta Tahun 2019
e. Upaya untuk menunjang pencapaian indikator
Dalam rangka mencapai target indikator dilakukan upaya-upaya antara lain :
1) Penyusunan proposal kegiatan serta instrumen yang diperlukan dalam
pengumpulan data kegiatan
2) Persiapan alat dan bahan kegiatan
3) Pembekalan pada petugas yang akan melaksanakan kegiatan
4) Memperkuat kerjasama antar bidang terutama dalam penunjukan petugas dan
pemeriksaan sampel
5) Peningkatan kerjasama lintas program dan lintas sektor
f. Analisis Penyebab Keberhasilan
Tercapainya target indikator ini karena tersedianya dana yang cukup, sarana-
prasarana yang memadai, komitmen yang kuat untuk mencapai kinerja, kerjasama
yang baik antar bidang dan bagian, arahan dan bimbingan dari kepala maupun dari
Dirjen P2P serta koordinasi yang baik dengan instansi daerah di wilayah layanan.
g. Analisis Efisiensi Sumber Daya
Capaian indikator jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit
dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium tahun 2019 ini adalah 128,57 %
dan dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran untuk indikator ini sebesar
91,75 %. Hal ini berarti terdapat efisiensi sumber pembiayaan sebesar 36,82 %.
h. Masalah Yang Dihadapi
1) Kurangnya personil pendukung kegiatan
2) Jejaring kerja dan koordinasi belum maksimal
14
26
18
39
128.57% 150.00%
0
10
20
30
40
50
BBTKLPP Banjarbaru BBTKLPP Jakarta
37
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
i. Pemecahan Masalah
1) Peningkatan jejaring kerja dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi/
Kabupaten/Kota
2) Meningkatkan jejaring surveilans epidemilogi baik dengan Dinas Kesehatan di
wilayah layanan maupun instansi lintas sektor.
3) Penambahan personil melalui penerimaan pegawai pindahan maupun tenaga
kontrak.
4. JUMLAH TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG P2P YANG DIHASILKAN
a. Pengertian
Rancang bangun TTG adalah rancang bangun teknologi yang dibutuhkan oleh
masyarakat dalam bentuk unit rakitan TTG fungsional dan teruji dan bermanfaat
untuk menjawab kebutuhan teknologi di masyarakat.
Jumlah rancang bangun model dan teknologi tepat guna adalah jumlah kegiatan
(jenis) rancangan model/teknologi/metodologi ataupun bedah teknologi yang
dilakukan oleh BBTKLPP Banjarbaru.
b. Definisi Operasional
Jumlah teknologi tepat guna bidang P2P yang dihasilkan adalah jumlah teknologi
tepat guna yang dihasilkan selama satu tahun. Pengukuran kinerja dilakukan
dengan menghitung jumlah model teknologi /metodologi /rancang bangun yang
dibuat /diterapkan /dikembangkan oleh BBTKLPP Banjarbaru.
c. Rumus/cara perhitungan
Cara perhitungan :
d. Capaian Indikator
Jumlah model atau Teknologi Tepat Guna (TTG) yang dihasilkan dihitung dari
jumlah model atau TTG penyehatan lingkungan, jumlah TTG pengendalian
penyakit bersumber binatang maupun teknologi lain yang dihasilkan dalam 1 tahun.
Indikator ini dicapai melalui output bidang surveilans dan karantina kesehatan
dalam komponen pelaksanaan pembuatan model dan teknologi tepat guna dalam
rangka kewaspadaan dini dan respon KLB pada sub komponen :yaitu:
1) TTG pengendalian bakteri udara
X = Jumlah teknologi tepat guna yang dihasilkan selama tahun 2019
38
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
2) TTG pengendali vektor
Capaian indikator ini pada tahun 2019 sebesar 200 %. Capaian ini diperoleh dari
target sebanyak 2 unit dan realisasi 4 unit. Kegiatan dalam indikator ini dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 3.7. Jumlah Teknologi Tepat Guna Bidang P2P yang Dihasilkan Tahun 2019
No. TTG Jumlah
1. Model dan teknologi pengendalian bakteri udara 1 unit
2. Model dan teknologi pengendalian vektor (kulit jeruk nipis sebagai anti nyamuk semprot)
1 unit
3. Model dan teknologi pengendalian vektor ekstrak rimpang lengkuas 1 unit
4. Model dan teknologi pengendalian vektor ekstrak rimpang kunyit 1 unit
T o t a l 4 unit
1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2019
Target indikator jumlah teknologi tepat guna bidang P2P yang dihasilkan pada
tahun 2019 ini sebanyak 2 unit. Realisasi indikator ini sebanyak 4 unit. Capaian
indikator ini sebesar 200 %. Perbandingan antara target dan realisasi jumlah
model atau TTG yang dihasilkan tahun 2019 tersebut dapat dilihat pada grafik
berikut:
Grafik 3.14. Target dan Realisasi Jumlah Model atau TTG yang dihasilkan Tahun 2019
2) Perbandingan Capaian Capaian Kinerja Tahun 2015 s/d 2019
Realisasi jumlah TTG bidang P2P yang dihasilkan tahun 2015 sebanyak 5 unit,
tahun 2016 sebanyak 7 unit, tahun 2017 sebanyak 9 unit, tahun 2018 sebanyak
7 unit dan tahun 2019 sebanyak 4 unit. Untuk lebih jelasnya perbandingan
capaian jumlah TTG dari tahun ke tahun dapat dilihat pada grafik berikut:
0
1
2
3
4
Target Realisasi
2
4
39
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
Grafik 3.15. Capaian Indikator Jumlah TTG bidang P2P yang Dihasilkan
Tahun 2015 – 2019
3) Perbandingan Capaian Kinerja dengan Target Kinerja dalam RAK BBTKLPP Banjarbaru 2015 – 2019
Target kinerja untuk indikator jumlah teknologi tepat guna bidang P2P yang
dihasilkan dalam RAK BBTKLPP Banjarbaru 2015 – 2019 untuk tahun 2019
sebanyak 6 unit. Realisasi indikator ini sebanyak 4 unit. Berikut perbandingan
target dan realisasi untuk indikator ini :
Grafik 3.16. Capaian Indikator Jumlah Teknologi Tepat Guna Bidang P2P yang Dihasilkan
Dibandingkan RAK Tahun 2015 – 2019
4) Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Taregt Kinerja Ditjen P2P
Indikator jumlah teknologi tepat guna bidang P2P yang dihasilkan ini mendukung
indikator kinerja Ditjen P2P (dalam RAP) yaitu persentase teknologi tepat guna
P2P yang dihasilkan B/BTKLPP meningkat 50 % dari jumlah TTG tahun 2014.
Target nasional untuk indikator tersebut tahun 2019 ini 50 %. Jumlah teknologi
0
2
4
6
8
10
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
5 5
3 4
2
5
7
9
7
4 TARGET
REALISASI
0
2
4
6
8
10
Tahun2015
Tahun2016
Tahun2017
Tahun2018
Tahun2019
5 6 6
4
6 5
7
9
7
4 TARGET
REALISASI
40
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
tepat guna bidang P2P tahun 2014 sebanyak 26 unit. Realisasi dari tahun 2015
hingga 2019 sebanyak 31 unit. Jika dibandingkan dengan jumlah di tahun 2014
maka kenaikannya sebesar 119,23 %, jauh di atas target nasional yaitu 50 % di
tahun 2019.
5) Perbandingan Capaian Kinerja dengan Instansi Sejenis (BBTKLPP Jakarta)
Target indikator jumlah teknologi tepat guna bidang P2P yang dihasilkan untuk
tahun 2019 ini sebanyak 2 unit sedangkan realisasinya 4 unit. Persentase
capaiannya sebesar 200 %. Jika dibandingkan dengan BBTKLPP Jakarta, target
sebanyak 4 dan realisasinya 4. Capaiannya 100 %. Hal ini menunjukkan bahwa
persentase capaian indikator ini BBTKLPP Banjarbaru melebihi persentase
capaian BBTKLPP Jakarta. Untuk lebih jelasnya perbandingan tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Grafik 3.17. Perbandingan Capaian Indikator Jumlah Teknologi Tepat Guna Bidang P2P
yang Dihasilkan antara BBTKLPP Banjarbaru dengan BBTKLPP Jakarta Tahun 2019
e. Upaya yang dilakukan untuk mencapai target indikator
Guna mencapai target indikator dilakukan upaya-upaya antara lain :
1) Peningkatan kapasitas SDM khususnya untuk pelatihan rancang-bangun
2) Melakukan konsultasi teknis ke eselon I ke subdit terkait kegiatan.
3) Bekerjasama dengan bidang lain pada saat pelaksanaan kegiatan
4) Melakukan koordinasi dengan daerah
f. Analisis Penyebab Keberhasilan
Target indikator jumlah teknologi tepat guna bidang P2P yang dihasilkan ini
sebanyak 2, pencapaian sebanyak 4 atau sebesar 200 %. Keberhasilan
pencapaian kinerja karena faktor pendukung : pendanaan yang cukup, tersedianya
sarana-prasarana penunjang kegiatan berupa workshop TTG dan peralatan
penunjang lain, kerjasama SDM yang maksimal, pembinaan dari Ditjen P2P,
2
4 4 4
200%
100%
0
1
2
3
4
5
BBTKLPP Banjarbaru BBTKLPP Jakarta
41
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
kemitraan dengan lintas sektor dan lintas program, wilayah layanan BBTKLPP
Banjarbaru yang mempunyai local spesifik berupa wilayah berlahan gambut
sehingga mempermudah rancang bangun model/teknologi, setiap tahun dilakukan
penyempurnaan teknologi.
g. Analisis Efisiensi Sumber Daya
Capaian indikator jumlah teknologi tepat guna bidang P2P yang dihasilkan tahun
2019 ini adalah 200 % dan dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran untuk
indikator ini sebesar 99,92 %. Hal ini berarti terdapat efisiensi sumber pembiayaan
sebesar 100,08 %.
h. Masalah yang dihadapi
1) Kemampuan SDM masih terbatas, terutama teknologi yang berhubungan
dengan pengendalian penyakit.
2) Jumlah SDM yang kurang, sehingga banyak yang rangkap tugas.
3) Produk TTG mirip dengan produk program kementerian lain sehingga kurang
menarik masyarakat.
i. Pemecahan Masalah
1) Diklat SDM yang berhubungan dengan rancang bangun TTG.
2) Mengusulkan penambahan jumlah SDM sesuai keahlian yang dibutuhkan ke
eselon I.
3) Meningkatkan jejaring kerja lintas program maupun lintas sektor.
4) Memperluas wawasan dengan studi dari berbagai literatur yang berhubungan
dengan masalah kesehatan di wilayah layanan.
5. JUMLAH REKOMENDASI ATAU KAJIAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN BERBASIS LABORATORIUM PENGENDALIAN PENYAKIT TULAR VEKTOR DAN ZOONOTIK a. Pengertian
Menurut WHO (2004), surveilans merupakan proses pengumpulan, pengolahan,
analisis dan interpretasi data secara sistemik dan terus menerus serta penyebaran
informasi kepada unit yang membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kajian artinya penyelidikan/penelaahan
tentang sesuatu yang diharapkan dapat menciptakan suatu kesimpulan yang
selanjutnya mengarah untuk melakukan suatu perbuatan.
42
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
Surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan lingkungan merupakan
proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data berbasis
laboratorium yang selanjutnya ditelaah agar dapat menciptakan suatu kesimpulan.
b. Definisi Operasional
Jumlah laporan hasil kegiatan surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan
penyehatan lingkungan berbasis laboratorium pengendalian penyakit tular vektor
dan zoonotik adalah jumlah rekomendasi hasil kegitan surveilans atau kajian faktor
risiko kesehatan yang berbasis laboratorium baik analisis dampak kesehatan
lingkungan, surveilans epidemiologi, kajian pengembangan pengujian dan kendali
mutu laboratorium pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotik dalam 1 tahun.
c. Rumus/Cara Perhitungan
Cara perhitungan :
d. Capaian Indikator
Capaian indikator ini sebesar 158,82 %. Capaian ini diperoleh dari target sebanyak
17 laporan dan realisasi sebanyak 27 laporan. Indikator ini dicapai melalui output :
1) Layanan capaian eliminasi malaria melalui komponen :
Monitoring resistensi dan uji efikasi obat anti malaria sebanyak 1 laporan;
Monitoring resistensi insektisida dan pemetaan luas wilayah reseptifitas
daerah malaria sebanyak 2 laporan;
Percepatan eliminasi malaria sebanyak 1 laporan;
Uji kualitas RDT sebanyak 3 laporan.
2) Layanan pengendalian penyakit arbovirosis melalui komponen surveilans
arbivirosis berbasis laboratorium sebanyak 3 laporan.
3) Layanan pengendalian penyakit zoonosis di BTKL melalui komponen :
Kajian faktor risiko zoonosa sebanyak 2 laporan;
Pertemuan koordinasi program pengendalian zoonosa sebanyak 1 laporan;
Surveilans penyakit zoonosa melalui sub komponen surveilans leptospirosis
pada masyarakat daerah banjir/kumuh sebanyak 1 laporan;
X = jumlah laporan hasil kegitan surveilans atau kajian faktor risiko kesehatan yang berbasis laboratorium baik analisis dampak kesehatan lingkungan, surveilans epidemiologi, kajian pengembangan pengujian dan kendali mutu laboratorium pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotik pada tahun 2019
43
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
4) Layanan pengendalian penyakit filariasiss dan kecacingan melalui komponen:
Survei evaluasi prevalensi mikrofilaria pasca POPM filariasiss terpadu
sebanyak 3 laporan;
Pertemuan diseminasi dan advokasi hasil kegiatan sebanyak 1 laporan;
Survei penilaian penularan filariasiss dan kecacingan (Transmission
Assessment Survey/TAS Filariasiss) terpadu sebanyak 2 laporan;
Survei Evaluasi Prevalensi Kecacingan sebanyak 4 laporan;
5) Layanan Pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit melalui
komponen:
Survei perilaku vektor DBD sebanyak 3 laporan;
Untuk lebih jelasnya capaian dan lokasi kegiatan surveilans atau kajian faktor
risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium pengendalian
penyakit tular vektor dan zoonotik kami uraikan sebagai berikut.
Monitoring resistensi dan uji efikasi obat anti malaria dilaksanakan di satu
lokasi yaitu di Kabupaten Penajam Paser Utara. Kegiatan ini bertujuan untuk
mengetahui resistensi penderita malaria terhadap obat anti malaria yang diberikan.
Kegiatan monitoring resistensi insektisida dan pemetaan luas wilayah
reseptifitas daerah malaria bertujuan untuk mengetahui tingkat reseptifitas
lingkungan terhadap kejadian malaria. Kegiatan ini dilaksanakan di 2 lokasi pada
wilayah layanan. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.8. Monitoring Resistensi Insektisida dan Pemetaan Luas Wilayah Reseptivitas
Daerah Malaria Tahun 2019
No Lokasi Jumlah
1. Monitoring resistensi insektisida dan pemetaan luas wilayah reseptifitas daerah malaria di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan
1
2. Monitoring resistensi insektisida dan pemetaan luas wilayah reseptifitas daerah malaria di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara
1
Total 2
Kegiatan percepatan eliminasi malaria berupa pertemuan lintas program dalam
rangka eliminasi malaria di wilayah layanan BBTKLPP Banjarbaru. Kegiatan ini
bertujuan untuk koordinasi lintas provinsi dalam rangka percepatan eliminasi
malaria. Kegiatan ini dihadiri oleh dinas kesehatan provinsi dan dinas kesehatan
kabupaten/kota terpilih terutama yang berbatasan wilayah provinsi.
Kegiatan pertemuan koordinasi program pengendalian zoonosa dilaksanakan
berbarengan dengan kegiatan pertemuan di atas. Kegiatan ini bertujuan untuk
koordinasi program pengendalian zoonosa dengan lintas program dan lintas sector.
44
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
Kegiatan ini dihadiri oleh dinas kesehatan provinsi, dinas kesehatan kabupaten/kota
terpilih yaitu yang angka penyakit zoonosanya masih tinggi, dinas
pertanian/peternakan kabupaten/kota terpilih yaitu yang angka penyakit
zoonosanya masih tinggi, Balai Veteriner, Bappeda serta TNI.
Kegiatan pertemuan lain yang dilaksanakan adalah diseminasi dan advokasi
hasil kegiatan yang telah dilaksanakan BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2018 dan
mensinergikan kegiatan yang akan dilaksanakan tahun 2019 dengan stakeholder di
wilayah layanan. Kegiatan ini dihadiri oleh dinas kesehatan provinsi dan dinas
kesehatan kabupaten/kota.
Uji kualitas RDT dilaksanakan di 3 lokasi. Kegiatan ini bertujuan untuk menguji
efektifitas RDT malaria yang telah didistribusikan ke Puskesmas. Selengkapnya
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.9. Uji kualitas RDT Tahun 2019
No Lokasi Jumlah
1. Uji Kualitas RDT Malaria di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan 1
2. Uji Kualitas RDT Malaria di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah 1
3. Uji Kualitas RDT Malaria di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur 1
Total 3
Kegiatan surveilans arbovirosis berbasis laboratorium dilaksanakan di 3 lokasi
sentinel DBD. Kegiatan ini berupa kerjasama bahwa jika terdapat pasien Demam
Berdarah Dengue (DBD) maka pihak rumah sakit atau puskesmas mengirimkan
sampel darahnya ke laboratorium BBTKLPP Banjarbaru. Selengkapnya dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.10. Surveilans Arbovirosis Berbasis Laboratorium Tahun 2019
No Lokasi Jumlah
1. RS Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan, Kalimantan Timur 1
2. Puskesmas Gambut Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan 1
3. Puskesmas Martapura 1 Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan 1
Total 3
Kegiatan kajian faktor risiko zoonosa dilaksanakan di 2 lokasi. Kegiatan ini
bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang faktor risiko penyakit rabies
terutama pada daerah yang di lingkungan masyarakatnya banyak terdapat hewan
liar yang dapat menularkan rabies. Capaian dan lokasi kegiatan dapat dilihat pada
tabel berikut:
45
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
Tabel 3.11. Kajian Faktor Risiko Zoonosa Tahun 2019
No Lokasi Jumlah
1. Kajian Faktor Risiko Zoonosa di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan 1
2. Kajian Faktor Risiko Zoonosa di Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah 1
Total 2
Kegiatan surveilans penyakit zoonosa/survei leptospirosis pada masyarakat
daerah banjir/kumuh bertujuan untuk mengetahui angka suspek kasus leptospirosis
pada masyarakat (dengan melakukan RDT) dan faktor yang mempengaruhi
terjadinya peningkatan kasus Leptospirosis di daerah kumuh/banjir. Kegiatan ini
dilakukan di Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan.
Survei evaluasi prevalensi mikrofilaria pasca POPM (Pemberian Obat
Pencegahan Massal) filariasiss terpadu bertujuan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan POPM yang telah dilaksanakan. Kegiatan ini dilaksanakan di 3 lokasi.
Selengkapnya pada tabel berikut:
Tabel 3.12. Survei Evaluasi Prevalensi Mikrofilaria Pasca POPM Tahun 2019
No Lokasi Jumlah
1. Survei evaluasi prevalensi mikrofilaria pasca POPM di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan
1
2. Survei evaluasi prevalensi mikrofilaria pasca POPM di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan
1
3. Survei evaluasi prevalensi mikrofilaria pasca POPM di Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah
1
Total 3
Survei penilaian penularan filariasis dan kecacingan (Transmission
Assessment Survey/TAS Filariasiss) terpadu bertujuan untuk menilai secara umum
tingkat penularan Filariasiss setelah pelaksanaan kegiatan POPM Filariasiss.
Kegiatan ini dilaksanakan di 2 lokasi. Selengkapnya pada tabel berikut:
Tabel 3.13. Survei Penilaian Penularan Filariasiss dan Kecacingan (Transmission Assessment
Survey/TAS Filariasiss) Terpadu Tahun 2019
No Lokasi Jumlah
1. Survei penilaian penularan filariasis dan kecacingan (Transmission Assessment Survey/TAS Filariasiss) terpadu di Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah
1
2. Survei penilaian penularan filariasis dan kecacingan (Transmission Assessment Survey/TAS Filariasiss) terpadu di Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah
1
Total 2
46
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
Survei Evaluasi Prevalensi Kecacingan bertujuan untuk mengetahui prevalensi
kecacingan pada anak sekolah dasar. Kegiatan ini dilaksanakan di 4 lokasi.
Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.14. Survei Evaluasi Prevalensi Kecacingan Tahun 2019
No Lokasi Jumlah
1. Survei Evaluasi Prevalensi Kecacingan di Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah
1
2. Survei Evaluasi Prevalensi Kecacingan di Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah
1
3. Survei Evaluasi Prevalensi Kecacingan di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan
1
4. Survei Evaluasi Prevalensi Kecacingan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan
1
Total 4
Kegiatan survei perilaku vektor menuju eliminasi dan eradikasi berupa survei
perilaku vektor DBD dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui perilaku
nyamuk vektor DBD. Kegiatan ini dilaksanakan di 3 lokasi. Selengkapnya dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.15. Survei Perilaku Vektor DBD Tahun 2019
No Lokasi Jumlah
1. Survei Perilaku Vektor DBD di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan 1
2. Survei Perilaku Vektor DBD di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan 1
3. Survei Perilaku Vektor DBD di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah 1
Total 3
1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2019
Target kinerja untuk indikator jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor
risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium pengendalian
penyakit tular vektor dan zoonotik sebanyak 17 laporan. Realisasi untuk indikator
ini sebanyak 27 laporan. Capaian untuk indikator ini sebesar 158,82 %.
Perbandingan antara target dan realisasi indikator ini dapat dilihat pada grafik
berikut ini :
47
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
Grafik 3.18. Target dan Realisasi Jumlah Rekomendasi Surveilans atau Kajian Faktor Risiko
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Laboratorium Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Tahun 2019
2) Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2015 s/d 2019
Pencapaian indikator untuk indikator jumlah rekomendasi surveilans atau kajian
faktor risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium
pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotik pada tahun 2015 sebanyak 29
laporan, tahun 2016 sebanyak 11 laporan, tahun 2017 sebanyak 15 laporan,
tahun 2018 sebanyak 52 laporan dan tahun 2019 sebanyak 27 laporan. Untuk
lebih jelasnya perbandingan capaian tersebut dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 3.19. Capaian Indikator Jumlah Rekomendasi Surveilans atau Kajian Faktor Risiko Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Laboratorium Pengendalian
Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Tahun 2015 – 2019
3) Perbandingan Capaian Kinerja dengan Target Kinerja dalam RAK BBTKLPP Banjarbaru 2015 – 2019 Target kinerja untuk indikator jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor
risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium pengendalian
penyakit tular vektor dan zoonotik dalam RAK BBTKLPP Banjarbaru 2015 –
2019 untuk tahun 2019 sebanyak 13 laporan, realisasinya 52 laporan. Berikut
perbandingan target dan realisasi untuk indikator ini :
17 27
0
10
20
30
Target Realisasi
31
10 13 13 17 29
11 15
52
27
0
10
20
30
40
50
60
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
TARGET
REALISASI
48
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
Grafik 3.20. Capaian Indikator Jumlah Rekomendasi Surveilans atau Kajian Faktor Risiko Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Laboratorium Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Dibandingkan RAK Tahun 2015 – 2019
4) Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja Ditjen P2P
Indikator jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan
penyehatan lingkungan berbasis laboratorium pengendalian penyakit tular vektor
dan zoonotik tidak dapat dibandingkan langsung dengan indikator kinerja Ditjen
P2P (RAP) tetapi mendukung kinerja Ditjen P2P untuk indikator persentase
rekomendasi kajian surveilans dan faktor risiko penyakit sebesar 50 % dari
jumlah rekomendasi tahun 2014. Hal ini karena kinerja satker untuk indikator ini
tidak dapat dibandingkan dengan tahun 2014 yang disebabkan adanya
perbedaan indikator kinerjanya.
5) Perbandingan Capaian Kinerja dengan Instansi Sejenis (BBTKLPP Jakarta)
Target indikator jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit
dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium pengendalian penyakit tular
vektor dan zoonotik untuk tahun 2019 ini sebanyak 17 laporan sedangkan
realisasinya 27 laporan. Persentase capaiannya sebesar 158,82 %. Jika
dibandingkan dengan BBTKLPP Jakarta, target sebanyak 38 dan realisasinya
42. Capaiannya 110,53 %. Hal ini menunjukkan bahwa persentase capaian
indikator ini BBTKLPP Banjarbaru melebihi persentase capaian BBTKLPP
Jakarta. Untuk lebih jelasnya perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
16 10
36
13 13
29
11 15
52
27
0
10
20
30
40
50
60
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
TARGET
REALISASI
49
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
Grafik 3.21. Perbandingan Capaian Indikator Jumlah Rekomendasi Surveilans atau Kajian
Faktor Risiko Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Laboratorium Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik antara BBTKLPP Banjarbaru
dengan BBTKLPP Jakarta Tahun 2019
e. Upaya untuk menunjang pencapaian indikator
Dalam rangka mencapai target indikator dilakukan upaya-upaya antara lain :
1) Penyusunan proposal kegiatan serta instrumen yang diperlukan dalam
pengumpulan data kegiatan
2) Persiapan alat dan bahan kegiatan
3) Pembekalan pada petugas yang akan melaksanakan kegiatan
4) Memperkuat kerjasama antar bidang terutama dalam penunjukan petugas dan
pemeriksaan sampel
5) Peningkatan kerjasama lintas program dan lintas sektor
f. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan
Tercapainya target indikator ini karena tersedianya dana yang cukup, sarana-
prasarana yang memadai, komitmen yang kuat untuk mencapai kinerja, kerjasama
yang baik antar bidang dan bagian, arahan dan bimbingan dari kepala maupun dari
Dirjen P2P serta koordinasi yang baik dengan instansi daerah di wilayah layanan.
g. Analisis Efisiensi Sumber Daya
Capaian indikator jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit
dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium pengendalian penyakit tular
vektor dan zoonotik tahun 2019 ini adalah 158,82 % dan dibandingkan dengan
capaian realisasi anggaran untuk indikator ini sebesar 96,78 %. Hal ini berarti
terdapat efisiensi sumber pembiayaan sebesar 62,04 %.
h. Masalah Yang Dihadapi
1) Kurangnya personil pendukung kegiatan
2) Jejaring kerja dan koordinasi belum maksimal.
17
38
27
42
158.82% 110.53% 0
10
20
30
40
50
BBTKLPP Banjarbaru BBTKLPP Jakarta
50
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
i. Pemecahan Masalah
1) Peningkatan jejaring kerja dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi/
Kabupaten/Kota
2) Meningkatkan jejaring surveilans epidemilogi baik dengan Dinas Kesehatan di
wilayah layanan maupun instansi lintas sektor.
3) Penambahan personil melalui penerimaan pegawai pindahan maupun tenaga
kontrak.
6. JUMLAH REKOMENDASI ATAU KAJIAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN BERBASIS LABORATORIUM PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR LANGSUNG a. Pengertian
Menurut WHO (2004), surveilans merupakan proses pengumpulan, pengolahan,
analisis dan interpretasi data secara sistemik dan terus menerus serta penyebaran
informasi kepada unit yang membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kajian artinya penyelidikan/penelaahan
tentang sesuatu yang diharapkan dapat menciptakan suatu kesimpulan yang
selanjutnya mengarah untuk melakukan suatu perbuatan.
Surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan lingkungan merupakan
proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data berbasis
laboratorium yang selanjutnya ditelaah agar dapat menciptakan suatu kesimpulan.
b. Definisi Operasional
Jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan
lingkungan berbasis laboratorium pengendalian penyakit menular langsung adalah
jumlah rekomendasi hasil kegitan surveilans atau kajian faktor risiko kesehatan
yang berbasis laboratorium baik analisis dampak kesehatan lingkungan, surveilans
epidemiologi, kajian pengembangan pengujian dan kendali mutu laboratorium
pengendalian penyakit menular langsung dalam 1 tahun.
c. Rumus/Cara Perhitungan
Cara perhitungan :
X = jumlah rekomendasi hasil kegitan surveilans atau kajian faktor risiko kesehatan yang berbasis laboratorium baik analisis dampak kesehatan lingkungan, surveilans epidemiologi, kajian pengembangan pengujian dan kendali mutu laboratorium pengendalian penyakit menular langsung pada tahun 2019
51
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
d. Capaian Indikator
Capaian indikator ini sebesar 100 %. Capaian ini diperoleh dari target sebanyak 3
laporan dan realisasi sebanyak 3 laporan. Indikator ini dicapai melalui output
layanan pengendalian penyakit TB melalui komponen penguatan surveilans,
monitoring dan evaluasi program TB pada sub komponen pemantauan pengobatan
TB di tempat khusus (ponpes, lapas dan asrama).
Untuk lebih jelasnya capaian dan lokasi kegiatan surveilans atau kajian faktor
risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium pengendalian
penyakit menular langsung kami uraikan sebagai berikut.
Kegiatan pemantauan pengobatan TB di tempat khusus yaitu Lapas dan
pondok pesantren bertujuan untuk mengetahui besaran masalah serta faktor risiko
yang mempengaruhi terjadinya kejadian TB Paru di Lapas dan pondok pesantren.
Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.16. Pemantauan Pengobatan TB di Tempat Khusus Tahun 2019
No Lokasi Jumlah
1. Kajian faktor risiko kejadian TB paru di Pondok Pesantren Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah
1
2. Kajian faktor risiko kejadian TB paru di Lapas Narkotika Kelas II A Karang Intan Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan
1
3. Kajian faktor risiko kejadian TB paru di Pondok Pesantren Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan
1
Total 3
1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2019
Target kinerja untuk indikator jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor
risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium pengendalian
penyakit menular langsung sebanyak 3 laporan. Realisasi untuk indikator ini
sebanyak 3 laporan. Capaian untuk indikator ini sebesar 100 %. Perbandingan
antara target dan realisasi indikator ini dapat dilihat pada grafik berikut ini :
Grafik 3.22. Target dan Realisasi Jumlah Rekomendasi Surveilans atau Kajian Faktor Risiko
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Laboratorium Pengendalian Penyakit Menular Langsung Tahun 2019
0
5
TargetRealisasi
3 3
52
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
2) Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2015 s/d 2019
Pencapaian indikator untuk indikator jumlah rekomendasi surveilans atau kajian
faktor risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium
pengendalian penyakit menular langsung pada tahun 2015 sebanyak 3 laporan,
tahun 2016 sebanyak 4 laporan, tahun 2017 sebanyak 6 laporan, tahun 2018
sebanyak 3 laporan dan tahun 2019 sebanyak 3 laporan. Untuk lebih jelasnya
perbandingan capaian tersebut dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 3.23. Capaian Indikator Jumlah Rekomendasi Surveilans atau Kajian Faktor Risiko Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Laboratorium Pengendalian
Penyakit Menular Langsung Tahun 2015 – 2019
3) Perbandingan Capaian Kinerja dengan Target Kinerja dalam RAK BBTKLPP Banjarbaru 2015 – 2019 Target kinerja untuk indikator jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor
risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium pengendalian
penyakit tular vektor dan zoonotik dalam RAK BBTKLPP Banjarbaru 2015 –
2019 untuk tahun 2019 sebanyak 3 laporan, realisasinya 3 laporan. Berikut
perbandingan target dan realisasi untuk indikator ini :
Grafik 3.24. Capaian Indikator Jumlah Rekomendasi Surveilans atau Kajian Faktor Risiko Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Laboratorium Pengendalian
Penyakit Menular Langsung Dibandingkan RAK Tahun 2015 – 2019
4 4 5
3 3 3 4
6
3 3
0
1
2
3
4
5
6
7
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
TARGET
REALISASI
3 4
14
3 3 3 4 6
3 3 0
2
4
6
8
10
12
14
16
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
TARGET
REALISASI
53
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
4) Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja Ditjen P2P
Indikator jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan
penyehatan lingkungan berbasis laboratorium pengendalian penyakit menular
langsung tidak dapat dibandingkan langsung dengan indikator kinerja Ditjen P2P
(RAP) tetapi mendukung kinerja Ditjen P2P untuk indikator persentase
rekomendasi kajian surveilans dan faktor risiko penyakit sebesar 50 % dari
jumlah rekomendasi tahun 2014. Hal ini karena kinerja satker untuk indikator ini
tidak dapat dibandingkan dengan tahun 2014 yang disebabkan adanya
perbedaan indikator kinerjanya.
5) Perbandingan Capaian Kinerja dengan Instansi Sejenis (BBTKLPP Jakarta)
Target indikator jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit
dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium pengendalian penyakit
menular langsung untuk tahun 2019 ini sebanyak 3 laporan sedangkan
realisasinya 3 laporan. Persentase capaiannya sebesar 100 %. Jika
dibandingkan dengan BBTKLPP Jakarta, target sebanyak 6 dan realisasinya 6.
Capaiannya 100 %. Hal ini menunjukkan bahwa persentase capaian indikator ini
baik di BBTKLPP Banjarbaru maupun BBTKLPP Jakarta sama-sama mencapai
target. Untuk lebih jelasnya perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Grafik 3.25. Perbandingan Capaian Indikator Jumlah Rekomendasi Surveilans atau Kajian
Faktor Risiko Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Laboratorium Pengendalian Penyakit Menular Langsung antara BBTKLPP Banjarbaru dengan
BBTKLPP Jakarta Tahun 2019
e. Upaya untuk menunjang pencapaian indikator
Dalam rangka mencapai target indikator dilakukan upaya-upaya antara lain :
1) Penyusunan proposal kegiatan serta instrumen yang diperlukan dalam
pengumpulan data kegiatan
3
6
3
6
100% 100%
0
2
4
6
8
BBTKLPP Banjarbaru BBTKLPP Jakarta
54
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
2) Persiapan alat dan bahan kegiatan
3) Pembekalan pada petugas yang akan melaksanakan kegiatan
4) Memperkuat kerjasama antar bidang terutama dalam penunjukan petugas dan
pemeriksaan sampel
5) Peningkatan kerjasama lintas program dan lintas sektor
f. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan
Tercapainya target indikator ini karena tersedianya dana yang cukup, sarana-
prasarana yang memadai, komitmen yang kuat untuk mencapai kinerja, kerjasama
yang baik antar bidang dan bagian, arahan dan bimbingan dari kepala maupun dari
Dirjen P2P serta koordinasi yang baik dengan instansi daerah di wilayah layanan.
g. Analisis Efisiensi Sumber Daya
Capaian indikator jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit
dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium pengendalian penyakit menular
langsung tahun 2019 ini adalah 100 % dan dibandingkan dengan capaian realisasi
anggaran untuk indikator ini sebesar 99,90 %. Hal ini berarti terdapat efisiensi
sumber pembiayaan sebesar 0,1 %.
h. Masalah Yang Dihadapi
1) Kurangnya personil pendukung kegiatan
2) Jejaring kerja dan koordinasi belum maksimal.
i. Pemecahan Masalah
1) Peningkatan jejaring kerja dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi/
Kabupaten/Kota
2) Meningkatkan jejaring surveilans epidemilogi baik dengan Dinas Kesehatan di
wilayah layanan maupun instansi lintas sektor.
3) Penambahan personil melalui penerimaan pegawai pindahan maupun tenaga
kontrak.
7. JUMLAH DOKUMEN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TUGAS TEKNIS LAINNYA
a. Pengertian
Manajemen adalah suatu proses dalam rangka mencapai tujuan dengan bekerja
bersama melalui orang-orang dan sumber daya organisasi.
55
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
Manajemen kantor adalah perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasiaan dan
pengawasan pekerjaan kantor dan pelaksanaannya untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan.
Dukungan administrasi dan manajemen sangat diperlukan untuk menjamin
kelancaran administrasi dan meningkatkan kualitas manajemen.
b. Definisi Operasional
Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya adalah dokumen
dukungan manajemen pada program pencegahan dan pengendalian penyakit
selama satu tahun sebanyak 11 dokumen yakni sebagai berikut :
- RKAKL/DIPA
- Laporan tahunan
- Laporan keuangan
- Laporan BMN
- Laporan akuntabilitas kinerja pemerintah
- Profil
- Proposal PNBP
- Dokumen Kepegawaian
- E-monev Bappenas
- Laporan Eksekutif Bulanan (LEB)
- E-monev DJA
c. Cara Perhitungan
Cara perhitungan :
d. Capaian Indikator
Indikator jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya tercapai
sebanyak 60 dokumen dari target 40 dokumen atau sebesar 150 %.
Untuk mencapai indikator ini, melalui output :
1) Jumlah dokumen pelaksanaan pemantauan dan informasi telah tercapai
sebanyak 45 dokumen, target sebanyak 31 dokumen. Capaian jumlah dokumen
data dan informasi BBTKLPP Banjarbaru tahun 2019 dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
X = Jumlah dokumen dukungan manajemen pada program pencegahan dan pengendalian penyakit pada tahun 2019
56
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
Tabel 3.17. Capaian Jumlah Dokumen Pelaksanaan Pemantauan dan Informasi Tahun 2019
No Nama Dokumen Jumlah
1. Laporan Tahunan 1 dokumen
2. Profil 1 dokumen
3. Lakip 1 dokumen
4. E-monev Bappenas 16 dokumen
5. Laporan Eksekutif Bulanan (LEB) 12 dokumen
6. E-monev DJA 14 dokumen
J u m l a h 45 dokumen
2) Jumlah dokumen penyusunan rencana anggaran tercapai sebanyak 9 dokumen,
target sebanyak 3 dokumen. Capaian jumlah dokumen penyusunan rencana
anggaran dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.18. Capaian Jumlah Dokumen Penyusunan Rencana Anggaran Tahun 2019
No Nama Dokumen Jumlah
1. Draft usulan RKA-KL TA 2020 1 dokumen
2. RKA-KL/DIPA TA 2020 1 dokumen
3. Revisi DIPA TA 2019 1 dokumen
4. Revisi POK TA 2019 4 dokumen
5. Proposal PNBP 2 dokumen
J u m l a h 9 dokumen
3) Jumlah laporan keuangan dan BMN tercapai sebanyak 4 dokumen, target 4
dokumen. Capaian jumlah laporan keuangan dan BMN BBTKLPP Banjarbaru
tahun 2019 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.19. Capaian Jumlah Laporan Keuangan dan BMN Tahun 2019
No Nama Dokumen Jumlah
1. Laporan keuangan 2 dokumen
2. Laporan BMN 2 dokumen
J u m l a h 4 dokumen
4) Jumlah dokumen kepegawaian tercapai sebanyak 2 dokumen, target sebanyak
2 dokumen. Capaian jumlah dokumen kepegawaian BBTKLPP Banjarbaru
tahun 2019 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.20. Capaian Jumlah Dokumen KepegawaianTahun 2019
No Nama Dokumen Jumlah
1. Dokumen kontrak kinerja pegawai 1 dokumen
2. Dokumen penilaian kinerja pegawai 1 dokumen
J u m l a h 2 dokumen
1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2019
Indikator jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya
tercapai sebesar 150 %. Target indikator ini sebanyak 40 dokumen, capaian
57
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
sebanyak 60 dokumen. Perbandingan antara target dan capaian indikator ini
dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Grafik 3.26. Target dan Realisasi Indikator Jumlah Dokumen Dukungan Manajemen
dan Tugas Teknis Lainnya Tahun 2019
2) Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2015 s/d 2019
Capaian indikator jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis
lainnya pada tahun tahun 2015 sebanyak 49 dokumen, pada tahun 2016
sebanyak 68 dokumen, tahun 2017 sebanyak 65 dokumen, tahun 2018
sebanyak 52 dokumen dan tahun 2019 sebanyak 60 dokumen. Untuk lebih
jelasnya perbandingan capaian indikator ini dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Grafik 3.27. Capaian Indikator Jumlah Dokumen Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis
Lainnya Tahun 2015 – 2019
3) Perbandingan Capaian Kinerja dengan Target kinerja dalam RAK BBTKLPP Banjarbaru 2015 – 2019
Target kinerja untuk indikator jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas
teknis lainnya dalam RAK BBTKLPP Banjarbaru 2015 – 2019 untuk tahun 2019
sebanyak 40 dokumen, realisasinya 60 dokumen. Berikut perbandingan target
dan realisasi untuk indikator ini :
0
20
40
60
Target Realisasi
40
60
49
68 65
40 40 49
68 65 52
60
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
TARGET
REALISASI
58
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
Grafik 3.28. Capaian Indikator Jumlah Dokumen Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis
Lainnya Dibandingkan RAK Tahun 2015 – 2019
4) Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja Ditjen P2P
Untuk indikator jumlah dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya tidak bisa
dibandingkan dengan indikator kinerja Ditjen P2P, tetapi indikator ini mendukung
indikator persentase satker program P2P yang memperoleh penilaian SAKIP
dengan hasil minimal AA.
5) Perbandingan Capaian Kinerja dengan Instansi Sejenis (BBTKLPP Jakarta)
Target indikator jumlah dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya untuk
tahun 2019 ini sebanyak 40 dokumen sedangkan realisasinya 60 dokumen.
Persentase capaiannya sebesar 150 %. Jika dibandingkan dengan BBTKLPP
Jakarta, target sebanyak 40 dan realisasinya 64. Capaiannya 160 %. Hal ini
menunjukkan bahwa persentase capaian indikator ini di BBTKLPP Jakarta
melebihi capaian BBTKLPP Banjarbaru. Untuk lebih jelasnya perbandingan
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Grafik 3.29. Perbandingan Capaian Indikator Jumlah dukungan manajemen dan tugas teknis
lainnya antara BBTKLPP Banjarbaru dengan BBTKLPP Jakarta Tahun 2019
35
65 70
40 40 49
68 65 52 60
0
20
40
60
80
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
TARGET
REALISASI
40 40
60 64
150% 160% 0
10
20
30
40
50
60
70
BBTKLPP Banjarbaru BBTKLPP Jakarta
59
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
e. Upaya untuk Menunjang Pencapaian Indikator
Untuk mencapai target indikator dilakukan upaya antara lain :
1) Menyusun format laporan tahunan dan profil yang disebarkan ke bidang/bagian
2) Memberikan batas waktu pengumpulan laporan tahunan dan profil
bidang/bidang
3) Mengkompilasi laporan tahunan dan profil dari bidang/bagian
4) Menyusun outline/format TOR sesuai format terbaru diserahkan ke
bidang/bagian
5) Menyusun format exel untuk RAB disebarkan ke bagian/bidang
6) Melakukan perencanaan yang terintegrasi antar bidang/bagian dan berbasis
kinerja.
7) Menyusun outline/format laporan kinerja
8) Menyusun outline/format laporan PP 39 dan e-monev DJA
9) Memberikan deadline batas waktu laporan kinerja, PP 39 dan e-monev DJA.
10) Melakukan entry data SPM.
11) Melakukan rekonsiliasi ke KPPN setiap bulan
12) Melakukan konsultasi dan koordinasi dengan pihak eselon 1
13) Menghadiri pertemuan terkait dengan kegiatan penyusunan laporan keuangan.
14) Melakukan koordinasi internal
15) Menyusun laporan tepat waktu
16) Menghadiri pertemuan penyusunan target PNBP yang diselenggarakan oleh
Ditjen P2P maupun Biro Keuangan Kementerian Kesehatan.
17) Melakukan konsultasi dengan kepegawaian Ditjen P2P
18) Menghadiri pertemuan terkait dengan kegiatan kepegawaian baik yang
dilakukan oleh bagian kepegawaian Ditjen P2P maupun Biro Kepegawaian.
19) Melakukan layanan administrasi kepegawaian dengan segera.
20) Diklat SDM yang berhubungan dengan administrasi, keuangan, pengadaan
barang/ jasa dan kepegawaian.
f. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan
Faktor yang mendukung keberhasilan pencapaian indikator ini adalah :
1) Pendanaan yang cukup
2) Sarana-prasarana penunjang kegiatan yang memadai
3) SDM yang mendukung kegiatan
4) Pembinaan dari Ditjen P2P
5) Kemitraan dengan lintas sektor dan lintas program.
60
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
g. Analisis Efisiensi Sumber Daya
Capaian indikator jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya
tahun 2019 ini adalah 150 % dan dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran
untuk indikator ini sebesar 99,30 %. Hal ini berarti terdapat efisiensi sumber
pembiayaan sebesar 50,70 %.
h. Masalah yang Dihadapi
1) Terbatasnya SDM di bagian Tata Usaha sehingga terjadi rangkap tugas
2) Kurang tenaga administrasi sehingga pekerjaan administrasi ketatausahaan
dikerjakan oleh tenaga teknis
3) Penyelesaian laporan kegiatan dari bidang agak lambat sehingga penyusunan
penyusunan laporan tahunan, profil dan Lakip di bagian tata usaha juga
terhambat.
i. Cara Pemecahan Masalah
1) Diklat SDM yang berhubungan dengan administrasi, keuangan, pengadaan
barang/ jasa dan kepegawaian.
2) Mengusulkan penambahan formasi SDM sesuai keahlian yang dibutuhkan ke
eselon I.
3) Lebih meningkatkan jejaring kerja dengan lintas sektor dan lintas program
4) Kerjasama antar bidang lebih ditingkatkan terutama kesamaan pemahaman
pentingnya penyebaran informasi dari hasil kegiatan yang telah dilakukan.
5) Berkonsultasi dengan eselon 1 secara kontinyu
8. JUMLAH PENINGKATAN KAPASITAS SDM BIDANG P2P a. Pengertian
SDM berupa manusia yang dipekerjakan di sebuah organisasi sebagai penggerak,
pemikir dan perencana untuk mencapai tujuan organisasi itu.
Peningkatan kapasitas SDM adalah proses meningkatkan kemampuan
pengetahuan dan keterampilan, serta sikap dan perilaku.
b. Definisi Operasional
Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P adalah jumlah jenis peningkatan
kapasitas bidang P2P yang diikuti oleh SDM B/BTKLPP dalam kurun waktu satu
tahun.
61
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
c. Rumus/cara perhitungan
Cara perhitungan :
d. Capaian Indikator
Indikator jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P ini telah tercapai sebesar
100 %. Target indikator ini sebanyak 13 jenis, realisasi sebanyak 13 jenis. Capaian
jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P tahun 2019 dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 3.21. Capaian Jumlah Peningkatan Kapasitas SDM Bidang P2P
Tahun 2019
No Pelatihan Jumlah
1. Peningkatan kapasitas Pelaksanaan Surveilans penyakit 1 jenis
2. Diklat Teknik Pengukuran dan Kalibrasi Massa 1 jenis
3. Diklat Identifikasi Vektor Filariasis dan Pembedahan Larva Stadium 3
1 jenis
4. OJT Pengembangan Metode 1 jenis
5. Diklat Statistik Praktis untuk Laboratorium Penguji Terakreditasi
1 jenis
6. OJT Pemeriksaan Legionella 1 jenis
7. OJT QA/QC Pembuatan Media/Reagensia 1 jenis
8. In House Training Pengujian Virus Campak dan Rubella 1 jenis
9. Anti Mikrobial Resisten 1 jenis
10. Peningkatan Kapasitas Dalam Pengolah Data 1 jenis
11. In house Training GIS 1 jenis
12. Peningkatan Kompetensi (Diklat SAKIP) 1 jenis
13. Peningkatan Kompetensi (In house training Pelayanan Prima)
1 jenis
T O T A L 13 jenis
1) Perbandingan Target Dan Realisasi Tahun 2019
Indikator jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P dari target sebanyak
13 jenis terealisasi sebanyak 13 jenis. Perbandingan antara target dan realisasi
indikator ini dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Grafik 3.30. Target dan Realisasi Indikator Jumlah Peningkatan Kapasitas SDM Bidang P2P
Tahun 2019
13 13
0
5
10
15
Target Realisasi
X = jumlah jenis peningkatan kapasitas bidang P2P yang diikuti oleh SDM B/BTKLPP selama tahun 2019
62
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
2) Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2015 – 2019
Capaian indikator jumlah peningkatan kapasitan SDM bidang P2P pada tahun
tahun 2015 sebanyak 20 jenis, pada tahun 2016 sebanyak 9 jenis, tahun 2017
sebanyak 10 jenis, tahun 2018 sebanyak 21 jenis dan tahun 2019 sebanyak 13
jenis. Untuk target tidak dapat dibandingkan karena satuannya berbeda. Untuk
lebih jelasnya perbandingan capaian indikator ini dapat dilihat pada grafik berikut
ini:
Grafik 3.31. Capaian Indikator Jumlah Peningkatan Kapasitas SDM Bidang P2P
Tahun 2015 – 2019
3) Perbandingan Capaian Kinerja dengan Target Kinerja dalam RAK BBTKLPP Banjarbaru 2015 – 2019 Target kinerja untuk indikator jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P
dalam RAK BBTKLPP Banjarbaru 2015 – 2019 untuk tahun 2019 sebanyak 13
jenis, realisasinya 13 jenis. Untuk tahun 2015 – 2017, target tidak dapat
dibandingkan dikarenakan berbeda satuan. Berikut perbandingan target dan
realisasi untuk indikator ini :
Grafik 3.32. Capaian Indikator Jumlah Peningkatan Kapasitas SDM Bidang P2P
Dibandingkan RAK Tahun 2015 – 2019
0
5
10
15
20
25
Tahun2015
Tahun2016
Tahun2017
Tahun2018
Tahun2019
13 13
20
9 10
21
13
Target
Realisasi
13 13
20
9 10
21
13
0
5
10
15
20
25
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
TARGET
REALISASI
63
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
4) Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja Ditjen P2P
Untuk indikator jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P tidak bisa
dibandingkan dengan indikator kinerja Ditjen P2P, tetapi indikator ini mendukung
indikator persentase satker program P2P yang memperoleh penilaian SAKIP
dengan hasil minimal AA.
5) Perbandingan Capaian Kinerja dengan Instansi Sejenis (BBTKLPP Jakarta)
Target indikator jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P untuk tahun
2019 ini sebanyak 13 jenis sedangkan realisasinya 13 jenis. Persentase
capaiannya sebesar 100 %. Jika dibandingkan dengan BBTKLPP Jakarta, target
sebanyak 22 dan realisasinya 32. Capaiannya 145,45 %. Hal ini menunjukkan
bahwa persentase capaian indikator ini di BBTKLPP Banjarbaru melebihi
capaian BBTKLPP Jakarta. Untuk lebih jelasnya perbandingan tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Grafik 3.33. Perbandingan Capaian Indikator Jumlah Peningkatan Kapasitas SDM Bidang
P2P antara BBTKLPP Banjarbaru dengan BBTKLPP Jakarta Tahun 2019
e. Upaya untuk Menunjang Pencapaian Indikator
1) Menyusun kebutuhan jenis pelatihan
2) Menyusun rencana pelatihan beserta rencana anggaran
3) Bekerjasama dengan penyelenggara pelatihan
4) Untuk diklat tertentu dilakukan in house training agar lebih efisien anggaran
5) Bekerjasama dengan B/BTKLPP lain yang lebih kompeten sebagai tempat on
the job training.
f. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan
Faktor yang mendukung keberhasilan pencapaian indikator ini adalah :
1) Pendanaan yang cukup
13
22
13
32
100% 145.45%
0
10
20
30
40
BBTKLPP Banjarbaru BBTKLPP Jakarta
64
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
2) Sarana-prasarana penunjang kegiatan yang memadai
3) SDM yang mendukung kegiatan
4) Pembinaan dari Ditjen P2P
5) Kemitraan dengan lintas sektor dan lintas program.
g. Analisis Efisiensi Sumber Daya
Capaian indikator jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P tahun 2019 ini
adalah 161,54 % dan dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran untuk
indikator ini sebesar 93,54 %. Hal ini berarti terdapat efisiensi sumber pembiayaan
sebesar 188,22 %.
h. Masalah yang dihadapi
1) Pelatihan yang berhubungan dengan analisis laboratorium penyakit masih
terbatas lembaga penyelenggaranya
2) Penyelenggaraan pelatihan yang berhubungan dengan dukungan manajemen
seperti perencanaan, penyusunan laporan kinerja, arsiparis, retensi arsip, sangat
sedikit diselenggarakan, padahal pelatihan ini sangat dibutuhkan.
i. Pemecahan Masalah
1) Melaksanakan in house training untuk diklat tertentu
2) Diklat berhubungan dengan analisis penyakit dilakukan OJT ke laboratorium lain.
9. JUMLAH PENGADAAN SARANA DAN PRASARANA
a. Pengertian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian sarana adalah segala sesuatu
yang dapat dipakai sebagai alat mencapai tujuan atau maksudnya, sedangkan
prasarana adalah segala yang merupakan penunjang utama terselenggaranya
suatu proses.
Sarana kerja kantor adalah suatu fasilitas yang secara langsung berfungsi sebagai
penunjang proses penyelenggaraan pemerintah dalam pencapaian sarana yang
ditetapkan, antara lain: ruangan kantor, perlengkapan kerja dan kendaraan dinas.
Prasarana kantor adalah fasilitas yang secara tidak langsung berfungsi menunjang
terselenggaranya suatu proses kerja aparatur dalam meningkatkan kinerja sesuai
dengan tugas dan tanggung jawabnya yang sifatnya permanen atau tetap seperti
gedung kantor, lapangan, aula rumah jabatan dan rumah instansi.
65
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
b. Definisi Operasional
Jumlah pengadaan sarana prasarana adalah jumlah pengadaan tanah, gedung,
alat kesehatan dan fasilitas penunjang perkantoran selama satu tahun.
c. Rumus/cara perhitungan
Cara perhitungan :
d. Capaian Indikator
Indikator jumlah pengadaan sarana prasarana ini sebanyak 27 unit, target
sebanyak 19 unit atau sebesar 142,11 %. Capaian jumlah pengadaan sarana
prasarana tahun 2019 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.22. Capaian Jumlah Pengadaan Sarana Prasarana Tahun 2019
No Sarana Prasarana Jumlah
1. Tanah -
2. Gedung -
3. Alat kesehatan 11 unit
4. Fasilitas penunjang perkantoran 16 unit
T O T A L 27 unit
1) Perbandingan Target Dan Realisasi Tahun 2019
Indikator jumlah pengadaan sarana prasarana dari target sebanyak 19 unit
terealisasi sebanyak 27 unit. Perbandingan antara target dan realisasi indikator
ini dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Grafik 3.34. Target dan Realisasi Indikator Jumlah Pengadaan Sarana Prasarana
Tahun 2019
2) Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2015 – 2019
Capaian indikator jumlah pengadaan sarana prasrana pada tahun 2015 – 2017
tidak dapat dibandingkan karena indikator kinerjanya berbeda, sedangkan tahun
0
10
20
30
Target Realisasi
19 27
X = jumlah pengadaan tanah, gedung, alat kesehatan dan fasilitas penunjang perkantoran selama tahun 2019
66
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
2019 sebanyak 27 unit. Untuk lebih jelasnya perbandingan capaian indikator ini
dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Grafik 3.35. Capaian Indikator Jumlah Pengadaan Sarana Prasarana Tahun 2015 – 2019
3) Perbandingan Capaian Kinerja dengan Target Kinerja dalam RAK
BBTKLPP Banjarbaru 2015 – 2019 Target kinerja untuk indikator jumlah pengadaan sarana prasaran dalam RAK
BBTKLPP Banjarbaru 2015 – 2019 untuk tahun 2019 sebanyak 49 unit,
realisasinya 133 unit. Berikut perbandingan target dan realisasi untuk indikator
ini :
Grafik 3.36. Capaian Indikator Jumlah Pengadaan Sarana Prasarana
Dibandingkan RAK Tahun 2015 – 2019
4) Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja Ditjen P2P Untuk indikator jumlah pengadaan sarana prasarana ini mendukung indikator
kinerja P2P yaitu persentase satker pusat dan daerah yang ditingkatkan
saran/prasarananya untuk memenuhi standar.
0
20
40
60
80
100
120
140
Tahun2015
Tahun2016
Tahun2017
Tahun2018
Tahun2019
49
19
133
27
Target
Realisasi
49 49
133
27
0
20
40
60
80
100
120
140
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
TARGET
REALISASI
67
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
5) Perbandingan Capaian Kinerja dengan Instansi Sejenis (BBTKLPP Jakarta)
Target indikator jumlah pengadaan sarana prasarana untuk tahun 2019 ini
sebanyak 19 unit sedangkan realisasinya 27 unit. Persentase capaiannya
sebesar 142,11 %. Jika dibandingkan dengan BBTKLPP Jakarta, target
sebanyak 2 dan realisasinya 2. Capaiannya 100 %. Hal ini menunjukkan bahwa
persentase capaian indikator ini di BBTKLPP Banjarbaru melebihi capaian
BBTKLPP Jakarta. Untuk lebih jelasnya perbandingan tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Grafik 3.37. Perbandingan Capaian Indikator Jumlah Pengadaan Sarana Prasarana antara
BBTKLPP Banjarbaru dengan BBTKLPP Jakarta Tahun 2019
e. Upaya untuk Menunjang Pencapaian Indikator
1) Menyusun kebutuhan sarana prasarana
2) Menyusun rencana pengadaan sarana prasarana beserta rencana anggaran
3) Melakukan koordinasi internal
4) Melakukan konsultasi dan koordinasi dengan pihak eselon 1
f. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan
Faktor yang mendukung keberhasilan pencapaian indikator ini adalah :
1) Pendanaan yang cukup
2) Sarana-prasarana penunjang kegiatan yang memadai
3) SDM yang mendukung kegiatan
4) Pembinaan dari Ditjen P2P
5) Kemitraan dengan lintas sektor dan lintas program.
g. Analisis Efisiensi Sumber Daya
Capaian indikator jumlah pengadaan sarana prasarana tahun 2019 ini adalah
142,11 % dan dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran untuk indikator ini
19
2
27
2 142.11% 100%
0
5
10
15
20
25
30
BBTKLPP Banjarbaru BBTKLPP Jakarta
68
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
sebesar 99,28 %. Hal ini berarti terdapat efisiensi sumber pembiayaan sebesar
42,83 %.
h. Masalah yang dihadapi
1) Proses buka blokir anggaran yang memakan waktu lama sehingga pengadaan
belum dapat dilaksanakan
2) Anggaran terbuka blokirnya mendekati akhir tahun sehingga proses pengadaan
kurang waktu
i. Pemecahan Masalah
1) Konsultasi ke eselon I untuk proses buka blokir anggaran
2) Melaksanakan pengadaan sarana prasarana sesuai prosedur
B. REALISASI ANGGARAN
Pagu dan realisasi anggaran masing-masing indikator dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.23. Pagu dan Realisasi Anggaran Masing-Masing Indikator Tahun 2019
No Indikator Kinerja Pagu Anggaran
(Rp) Realisasi
(Rp) Persentase
(%)
1. Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan BTKL
229.393.000 219.150.092 95,53
2. Jumlah sertifikat hasil uji laboratorium dan kalibrasi
1.182.180.000 1.177.672.213 99,62
3.
Jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium
574.695.000 527.279.442 91,75
4. Jumlah Teknologi Tepat Guna bidang P2P yang dihasilkan
35.999.000 35.971.645 99,92
5.
Jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotik
3.800.000.000 3.677.814.555 96,78
6.
Jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium pengendalian penyakit menular langsung
100.000.000 99.898.800 99,90
7. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya
12.374.472.000 12.288.078.406 99,30
8. Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P
130.970.000 130.227.703 99,43
9. Jumlah pengadaan sarana prasarana
773.249.000 767.681.144 99,28
Total 19.200.958.000 18.932.877.212 98,60
69
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
Secara umum BBTKLPP Banjarbaru tahun 2018 telah mampu mencapai target
yang ditetapkan. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, dari 9 indikator yang ditetapkan,
2 indikator tercapai target dan 7 indikator tercapai melampaui target.
Tujuh indikator yang melebihi target yaitu persentase respon Sinyal Kewaspadaan
Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan BTKL sebesar 101,01 %, jumlah
sertifikat hasil uji laboratorium dan kalibrasi 166,65 %, jumlah rekomendasi surveilans
atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium
sebesar 128,57 %, jumlah teknologi tepat guna bidang P2P yang dihasilkan sebesar 200
%, jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan
lingkungan berbasis laboratorium pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotik
sebesar 158,82 %, jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya
sebesar 150 % dan Jumlah pengadaan sarana prasarana sebesar 142,11 %. Dua
indikator yang mencapai target (100 %) adalah jumlah rekomendasi surveilans atau
kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium
pengendalian penyakit menular langsung dan jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang
P2P.
Faktor-faktor yang mendukung capaian kinerja diantaranya: anggaran yang
cukup, bimbingan dan arahan dari Ditjen P2P, peningkatan kemampuan laboratorium,
kerjasama yang baik di internal BBTKLPP Banjarbaru, sarana-prasarana yang memadai,
SDM yang menguasai dalam bidang surveilans epidemiologi serta kemitraan dengan
lintas sektor dan lintas program di wilayah layanan.
Meskipun secara umum capaian kinerja tahun 2019 telah memenuhi target,
namun selama pelaksanaan banyak kendala/hambatan yang ditemukan.
Hambatan/kendala tersebut adalah : kondisi wilayah layanan yang luas dengan kondisi
terpencil sulit dijangkau menyebabkan sulitnya penanggulangan KLB < 24 jam, jumlah
SDM yang kurang sehingga banyak yang rangkap tugas, kemampuan SDM dalam hal
rancang bangun TTG masih terbatas terutama untuk TTG pengendalian penyakit,
kemampuan pemeriksaan spesimen yang terbatas sehingga kesulitan bila terjadi KLB
penyakit diluar kemampuan laboratorium BBTKLPP Banjarbaru, jejaring dan kemitraan
dengan daerah belum maksimal.
70
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2019
B. TINDAK LANJUT
Adapun langkah-langkah yang akan diambil untuk peningkatan kinerja di masa yang
akan datang adalah :
1. Perbaikan dalam rancangan rencana kegiatan
2. Peningkatan kapasitas melaksanakan pelatihan, OJT termasuk usulan penambahan
jumlah pegawai
3. Peningkatan jejaring kerja melalui lintas sektor
4. Perbaikan teknis rencana pengembangan TTG
5. Meningkatkan jejaring kerja dengan lintas sektor dan lintas program
6. Meningkatkan sarana dan prasarana laboratorium
LAMPIRAN 1
PERJANJIAN KINERJA
LAMPIRAN 2
DATA DUKUNG
Pengambilan sampel pada kegiatan
Respon Cepat peningkatan kasus DBD di
Kota Bontang Provinsi Kalimantan Timur
FOTO-FOTO KEGIATAN RESPON SINYAL KEWASPADAAN DINI (SKD), KLB DAN BENCANA
DI WILAYAH LAYANAN BTKL
Pengambilan sampel serum darah untuk Uji RDT
HAV IgM kepada santri Suspek Hepatitis A
Wawancara dengan penderida keracuanan
makan di Ruangan Rawat Inap Puskesmas
Lamunti
Pengambilan sampel usap tangan penjamah
makanan di Pondok Pesantren
FOTO-FOTO KEGIATAN SURVEILANS ATAU KAJIAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT DAN
PENYEHATAN LINGKUNGAN BERBASIS LABORATORIUM
Pengambilan sampel polio lingkungan di Kota
Banjarmasin provinsi Kalimantan Selatan
Pengukuran kadar CO pada kegiatan Kajian Dampak Faktor Risiko Penyakit Berpotensi KLB Berbasis Lingkungan yang dilaksanakan di Kota Palangka
Raya Provinsi Kalimantan Tengah
Pengambilan sampel usap lantai dapur catering Embarkasi Haji di Kota Balikpapan Provinsi
Kalimantan Timur
Uji fungsi pada kegiatan pemantauan terhadap TTG yang telah dimanfaatkan masyarakat yaitu TTG
pengolahan air sungai menjadi air bersih di Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan
FOTO-FOTO KEGIATAN
PEMBUATAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA
Uji efektivitas rimpang lengkuas terhadap jentik nyamuk Aedes aegypty
Uji Coba Maserasi Kulit Jeruk Nipis
Pemilihan larva nyamuk Aedes aegypti
Pengumpulan jentik nyamuk Aedes aegypti
Teknologi Tepat Guna Pengendalian Bakteri Udara
Uji coba Teknologi Tepat Guna Pengendalian Bakteri Udara di Puskesmas Martapura I Kabupaten Banjar Provinsi
Kalimantan Selatan
FOTO-FOTO KEGIATAN SURVEILANS ATAU KAJIAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN BERBASIS LABORATORIUM PENGENDALIAN PENYAKIT TULAR VEKTOR DAN ZOONOTIK
Survei Breeding Place
OJT di Puskesmas Tambarangan
Pengambilan Sampel Darah jari
Pengambilan Jentik Nyamuk di Luar Rumah
Koordinasi dengan Puskesmas
FOTO-FOTO KEGIATAN SURVEILANS ATAU KAJIAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
BERBASIS LABORATORIUM PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR LANGSUNG
Pengukuran berat badan dan tinggai badan responden pada kegiatan kajian faktor risiko kejadian TB paru di
lapas narkotika kelas II A Karang Intan Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan
Wawancara responden pada kegiatan kajian faktor risiko kejadian TB paru di lapas narkotika
kelas II A Karang Intan Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan
Pengukuran kualitas udara dalam ruang pada kegiatan kajian faktor risiko kejadian TB paru di Pondok Pesantren Kabupaten Banjar Provinsi
Kalimantan Selatan
Wawancara responden pada kegiatan kajian faktor risiko kejadian TB paru di Pondok Pesantren
Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan