ii - unismuh

79

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ii - Unismuh
Page 2: ii - Unismuh

ii

Page 3: ii - Unismuh

iii

Page 4: ii - Unismuh

iv

Page 5: ii - Unismuh

v

Page 6: ii - Unismuh

vi

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Adelia Elfrida

NIM : 105421104117

Tempat,Tanggal Lahir : Jakarta, 25 Maret 1999

Agama : Islam

Alamat : Jl. Toddopuli XXII Permai No.27

E-mail : [email protected]

Nomor Telepon/HP : 081288190072

Ayah : M. Djufri

Ibu : Farida

Riwayat Pendidikan :

1. SDN Gunung 03 Pagi Jakarta (2005 - 2011)

2. SMP Negeri 11 Jakarta (2011 - 2014)

3. SMAN 6 Jakarta (2014 - 2017)

4. Universitas Muhammadiyah Makassar (2017 - 2021)

Page 7: ii - Unismuh

i

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Undergraduate Thesis,

Adelia Elfrida1, dr. A. Salsa Anggeraini, M.Kes

2

1Students of the Faculty of Medicine and Health Sciences, University of

Muhammadiyah Makassar, batch 2017/ e-mail [email protected]

2Advisor

"RELATIONSHIP BETWEEN THE LEVEL OF KNOWLEDGE AND

ACNE VULGARIS SELF TREATMENT IN FACULTY OF MEDICINE

STUDENTS, MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF MAKASSAR"

ABSTRACT

Background: Acne vulgaris is the most common skin disease, so many

consider it a physiological thing. Nearly 80% -100% of the human population

has experienced acne vulgaris. Acne vulgaris is a self-limited disease. Even

though the disease is self-limiting, it is important to apply the principles of

acne vulgaris treatment to avoid secondary infection. Handling and proper

attitude when the occurrence of acne vulgaris to minimize complications that

interfere with the aesthetics of the face that can have a psychological impact.

Research Objectives: To determine whether or not there is a relationship

between the level of knowledge of students at the Faculty of Medicine,

Unismuh Makassar on attitudes and treatment when acne vulgaris occurs.

Methods: This study was an analytic observational study with adesign cross

sectional at the University of Muhammadiyah Makassar involving 54 students

of the Faculty of Medicine. Data analysis used chi square test.

Results: The majority of the subjects in this study were female (75.9%) and

came from the 2019 class (37%). The majority thought that the cause of acne

vulgaris was stress. In addition, the majority of the subjects of this study had a

level of knowledge that was in the sufficient category and the majority of them

did independent treatment of Acne Vulgaris.

Conclusion: There is a relationship between the level of knowledge and

independent management of acne among students of the Faculty of Medicine,

Unismuh Makassar.

Keywords: knowledge level; self treatment; acne vulgaris

Page 8: ii - Unismuh

ii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Skripsi,

Adelia Elfrida1, dr. A. Salsa Anggeraini, M.Kes

2

1Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Makassar angkatan 2017/ e-mail [email protected] 2Pembimbing

“HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN

PERAWATAN MANDIRI ACNE VULGARIS PADA MAHASISWA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR”

ABSTRAK

Latar Belakang: Acne vulgaris merupakan penyakit kulit yang paling banyak

terjadi, sehingga banyak yang mengganggapnya suatu hal yang fisiologis.

Hampir 80%-100% populasi manusia pernah mengalami acne vulgaris.Acne

vulgaris merupakan penyakit self limited disease.Meskipun penyakit ini

sembuh dengan sendirinya, prinsip pengobatan acne vulgaris penting untuk

dilakukan untuk menghindari terjadinya infeksi sekunder. Penanganan dan

sikap yang tepat saat terjadinya acne vulgaris untuk meminimalisir komplikasi

yang mengganggu estetika pada wajah yang dapat berdampak ke psikologis.

Tujuan Penelitian: Mengetahui ada atau tidaknya hubungan tingkat

pengetahuan mahasiwa Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar terhadap

sikap dan penanganan saat terjadinya acne vulgaris.

Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik

dengan desain cross sectional di Universitas Muhammadiyah Makassar yang

melibatkan 54 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran. Analisis data

menggunakan uji chi square.

Hasil: Mayoritas subjek penelitian ini berjenis kelamin perempuan (75,9%)

dan berasal dari angkatan 2019 (37%). Mayoritas menganggap bahwa

penyebab terjadinya Acne Vulgaris pada dirinya adalah stres.Selain itu,

mayoritas subjek penelitian ini memiliki tingkat pengetahuan yang termasuk

dalam kategori cukup dan mayoritas melakukan penanganan Acne Vulgaris

mandiri.

Kesimpulan:Terdapat adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dengan

penanganan mandiri saat acne pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Unismuh

Makassar.

Kata Kunci: tingkat pengetahuan; perawatan mandiri; acne vulgaris

Page 9: ii - Unismuh

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmat- Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal

penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dengan

Perawatan Mandiri Acne Vulgaris pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Makassar” tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari

proposal penelitian ini diajukan kepada Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Makassar untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh

gelar sarjana kedokteran.Pada kesempatan ini penulis hendak menyampaikan

terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan sehingga

proposal ini dapat selesai. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada :

1. Kepada kedua orang tua dan kedua kakak saya yang senantiasa

memberikan dukungan dan doanya selama proses penyusunan

proposal ini berlangsung

2. Ibunda dr. A. Salsa Anggeraini, M.Kes , selaku dokter yang telah

mendidik dan memberikan bimbingan selama proses pembuatan

proposal ini dilakukan.

3. Ibunda Juliani Ibrahim, M.Sc, Ph.D,selaku koordinator mata kuliah

metode penelitian yang telah mendidik dan memberikan bimbingan

selama masa perkuliahan secara offline maupun online.

4. Kepada teman – teman seperjuangan yang telah senantiasa

memberikan dukungan dan juga ilmunya selama proses penyusunan

ini berlangsung

5. Serta kepada seluruh sahabat – sahabat yang telah berperan selama

proses penyusunan proposal ini berlangsung.

Meskipun telah berusaha menyelesaikan proposal penelitian ini sebaik mungkin,

penulis menyadari bahwa proposal ini masih banyak kekurangan.Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca guna

menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan proposal penelitian in

Page 10: ii - Unismuh

iv

Akhir kata, penulis berharap semoga proposal penelitian ini berguna bagi

pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Makassar, 27 Agustus 2020

Penulis

Page 11: ii - Unismuh

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERNYATAAN PENGESAHAN UNTUK MENGIKUTI UJIAN HASIL

PENELITIAN

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

RIWAYAT HIDUP PENULIS

ABSTRACT ............................................................................................................. i

ABSTRAK .............................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 6

1. Tujuan Umum ........................................................................................... 6

2. Tujuan Khusus .......................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 6

1. Bagi peneliti ............................................................................................. 6

2. Bagi Universitas ....................................................................................... 6

3. Bagi Masyarakat ....................................................................................... 7

BAB II ..................................................................................................................... 8

TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 8

A. Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 8

1. Acne Vulgaris ........................................................................................... 8

2. Pengetahuan ............................................................................................ 23

B. Kerangka Teori........................................................................................... 30

BAB III ................................................................................................................. 31

KERANGKA KONSEP ........................................................................................ 31

A. KERANGKA KONSEP ............................................................................. 31

B. VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL ....................................... 31

1. Variabel .................................................................................................. 31

2. Definisi operasional ................................................................................ 32

Page 12: ii - Unismuh

vi

C. HIPOTESIS ................................................................................................ 33

BAB IV ................................................................................................................. 34

METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................ 34

A. OBJEK PENELITIAN ............................................................................... 34

B. METODE PENELITIAN ........................................................................... 34

C. TEKNIK PENGAMBILANSAMPEL ....................................................... 34

D. RUMUS SAMPEL DAN BESAR SAMPEL ............................................ 35

E. ALUR PENELITIAN................................................................................. 37

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA.......................................................... 37

G. TEKNIK ANALISIS DATA...................................................................... 38

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 40

A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 40

1. Karakteristik Subjek Penelitian .............................................................. 40

2. Faktor Penyebab Terjadinya Acne Vulgaris .......................................... 41

3. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap dan Penanganan Saat

Terjadinya Acne Vulgaris .............................................................................. 41

BAB VI .............................................................................................................. 43

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 49

A. Kesimpulan ................................................................................................ 49

B. Saran ........................................................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: ii - Unismuh

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rekomendasi acne grading Indonesia Acne Expert Meeting

(IAEM) menurut Lehmann…………………………………………………….13

Tabel 2.2 Detail lesi Acne Vulgaris …………………….……………………..13

Tabel 2.3 Algoritma menurut Aamir dan James ……………………………...15

Tabel 2.4 Algoritma menurut Fitzpatrick ……………………………….…….16

Tabel 2.5 Algoritme Tata Laksana Akne ………………………………….…..19

Tabel 3.1 Definisi Operasional ………………………………………………..26

Tabel 5.1 Karakteristik Subjek Penelitian……………………………………..34

Tabel 5.1 Faktor Penyebab Terjadinya Acne Vulgaris…………………...……35

Tabel 5.2 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap dan Penanganan

Saat Terjadinya Acne Vulgaris……………………………………………..….35

Page 14: ii - Unismuh

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Hasil Analisis SPSS

Kuesioner

Interpretasi

Uji Validitas dan Reabilitas

Uji Plagiasi

Page 15: ii - Unismuh

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Acne Vulgaris adalah suatu kejadian dimana keadaankulit mengalami

inflamasi kronik, umumnya hal ini sering terjadi pada kalangan anak remaja,

umumnya sering terjadi pada bagian wajah yang biasa dikenal dengan sebutan

jerawat.Acne vulgaris memberikan gambaran klinis lesi seperti papul, pustul,

komedo, nodul dan jaringan parut (scar).Komedo sendiripun merupakan lesi

utama pada kejadian jerawat.Komedo terdiri dari 2 tipe blackhead (komedo

terbuka) dan whitehead (komedo tertutup). Pada umumnya komedo mempunyai

ukuran sekitar 1 mm dan berwarna kekuningan sedangkan papul dan pustul

mempunyai ukuran sekitar 1-5 mm, lesi ini muncul karenaoleh adanya proses

inflamasi atau peradangan pada kulit, sehingga menyebabkan terjadinya eritema

atau kemerahan dan edema atau bengkak. Komedo ini dapat membesar menjadi

nodul atau nodular dan menyatu menjadi plak atau kompleks yang fluktuatif,

membentuk saluran atau sinus, danakan mengeluarkan cairan kekuningan atau

biasa dikenal sebagai nanah serosanguineous.1

Etiologi terjadinya Acne disebabkan oleh empat faktor diantaranya,

hipersekresi sebum, hiper keratinisasi, aktivitas dari Propionibacterium acnes,

dan inflamasi. Beberapa faktor pencetusnya Acne Vulgaris itu sendiri disebabkan

oleh beberapa faktor diantaranya faktor genetik atau keturunan , faktor ras, faktor

makanan seperti makanan yang mengandung banyak minyak, faktor iklim, faktor

jenis kulit, faktor penggunaan kosmetik, faktor kebersihan kulit dan diri, faktor

stress, faktor infeksi, faktor pola tidur, dan faktor pekerjaan.2

Page 16: ii - Unismuh

2

Acne Vulgaris ini sendiri pun merupakan penyakit kulit yang paling

banyak terjadi, sehingga banyak yang menganggapnya jerawat merupakan suatu

hal yang fisiologis. Hampir 80%-100% populasi manusia pernah mengalami acne

vulgaris.3Pada umur 16-19 tahun pada laki- laki dan umur 16-19 tahun pada

perempuan banyak merupakan umur yang sering terjadinya kejadian Acne

Vulgrais.Menurut studi Global Burden of Disease (GBD), sekitar 85% orang

dewasa muda mengalami Acne Vulgaris pada saat berusia berusia 12–25

tahun.Pada penelitian yang dilakukan di Jerman penderita acne vulgaris

ditemukan sekitar 64% pada usia 20-29 tahun dan 43% pada usia 30-39 tahun.

Selain dari penelitian GBD dan Jerman, ada juga penelitian di India yang

menjelaskan bahwa acne vulgarissering menyerang lebih dari 80% populasi dunia

selama beberapa periode kehidupan dan 85% remaja di negara maju. Menurut

catatan dermatologi kosmetika Indonesia setiap tahun terjadi peningkatan yang

terus menerus pada tahun 2006 didapatkan 60% penderita Acne Vulgaris, pada

tahun 2007 terjadi peningkatan dari 2006 menjadi 80%, dan pada tahun 2009

terjadi lagi peningkatan dari 2007 mencapai 90% penderita Acne Vulgaris,

sedangkan prevalensi pada kawasan Asia Tenggara mencapai 40-80% prevalensi

yang menderita Acne Vulgaris.2

Meskipun merupakan penyakit kulit yang paling sering terjadi dikalangan

masyarakat, tetapi Acne Vulgaris merupakan self limited disease atau penyakit

yang sembuh dengan sendirinya. Meskipun acne merupakan penyakit yang

sembuh dengan sendirinya, tetapi Acne Vulgaris mempunyai prinsip pengobatan

seperti mengurangi proses produksi atau menghasilkan kelenjar sebasea,

menghambat, memperlambat atau mencegah pertumbuhan bakteri dari

Page 17: ii - Unismuh

3

Propinobakterium acne yang hidup di saluran kelenjar sebasea, menghambat atau

menghindari terjadinya proses peradangan atau inflamasi pada kulit,

meningkatkan atau mempercepat proses regenerasi kulit melalui pengelupasan

agar tidak menjadi sumbatan3.

Menurut penelitian Yonathan Kevin tatalaksana Acne Vulgaris dengan

cara preventif seperti mengurangi sumber stress yang berlebihan, mencegah

terjadinya infeksi sekunder saat memegang lesi jerawat dengan menggunakan

tangan, menghindari penggunaan obat-obatan atau kosmetik yang mempunyai

sifat aknegenik atau komedogenik, melakukan atau menerapkan diet seimbang,

dan mencuci muka menggunakan air mengalir dan sabun khusus untuk muka

secara berkala4. Infeksi sekunder yang biasa terjadi seperti makula eritema, scar,

dan makula hiperpigmentasi. Makula hiperpigemntasi atau hiperpigmentasi post

inflamasi lebih sering terjadi pada kulit berwarna, Studi yang dilakukan di AS

menemukan kondisi ini pada 65,3% orang kulit hitam, 52,7% Hispanik, dan

47,4% orang Asia5. Menurut penelitian Sylvia anggraeni sekitar 45,2%

komplikasi makula hiperpigmentasi merupakan komplikasi yang paling sering

terjadi6.

Kesehatan merupakan modal penting untuk melakukan aktivitas kehidupan

sehari- hari, apabila jasmani dan rohani kita sehat, untuk menjalankan aktivitas

kehidupan sehari hari puntidak akan terganggu. Mendapatkan kesehatan juga

merupakan suatu nikmat Allah yang yang sangat besar yang diberikan kepada

seluruh hambanya, rutinitas akan sedikit terhambat atau terganggu disaat kondisi

tidak sehat baik secara fisik, mental dan sosial, akan sulit melakukan rutinitas

seperti biasanya karena menuntut kekuatan dan ketahanan fisik, suatu pandangan

Page 18: ii - Unismuh

4

hidup dalam masyarakat sekarang telah mulai bergeser, lebih baik mencegah

daripada mengobati atau dari upaya kuratif (mengobati) menjadi upaya kesehatan

preventif ( mencegah).7

Salah satu anugerah terbesar yang diberikan dari Allah Subhanahu wa

ta‟ala yaitu memiliki keadaan tubuh yang sehat dan bugar, Allah menciptakan

manusia secara baik, adil dan seimbang, kecuali Allah yang maha kuasa

menghendaki hal lain, ada kala saatnya dimana keadaan tubuh manusia tidak

seimbang, keadaan ini biasa manusia sendiri yang melakukannya dengan cara

merusak sistem tubuhnya seperti yang terjadi dengan kulit terutama pada wajah

yang sedang infeksi karena jerawat akan dapat meninggalkan bekas luka

menghitam bahkan sampai jaringan parut akibat suka memencet jerawat hingga

terjadi luka, saluran pencernaan juga dapat terganggu akibat mengkonsumsi

makanan secara berlebihan, makanan yang berlemak, terlalu manis, terlalu pedas

dan makanan yang tidak sehat atau kebiasaan lain seperti merokok yang dapat

merusak sistem pernafasan dan paru- paru, meminum minuman keras dan

memakai obat-obatan terlarang dapat merusak organ tubuh, selain itubekerja tanpa

istirahat dan pola hidup sehat dan bersih dapat memberikan dampak yang berarti

bagi tubuh.7 (QS.Asyu‟ara :30 )

صيثح فثما كسثت أيديكم ه م ثكم م ويعفىا عه كثير وما أص

Artinya : “Dan musibah apapun yang menimpamu, itu adalah akibat

perbuatan tanganmu”

Page 19: ii - Unismuh

5

Acne Vulgaris merupakan salah satu penyakit yang tidak hanya

memberikan efek yang dapat dilihat secara langsung melalui fisik pada pasien,

namun acne vulgaris ini juga dapat memberikan efek psikologis seperti rasa

cemas, minder dandepresi, bahkan pada beberapa orang yang sangat terpuruk

dengan jerawat dapat menyebabkan seseorang berpikir untuk mengakhiri

hidupnya dengan melakukan bunuh diri.2 Oleh Karena itu pentingnya kita

mengetahui penanganan dan sikap yang tepat saat terjadinya acne vulgaris untuk

meminimalisir komplikasi atau infeksi sekunder yang mengganggu estetika pada

wajah yang dapat berdampak ke psikologis6.

B. Rumusan Masalah

Komplikasi atau Infeksi sekunder yang disebabkan oleh Acne Vulgaris

sangat berdampak ke kehidupan dan psikologis yang mengalaminya. Ditemukan

pada orang Asia sebesar 47,5% mengalami makula hiperpigmentasi setelah

terjadinya acne. Beberapa mahasiswa Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar

sering mengeluhkan bekas jerawat yang sering terjadi setelah mengalami Acne

Vulgaris.Oleh karena itu pemahaman Acne Vulgaris, sikap dan penanganan saat

terjadinya Acne Vulgaris sangat penting untuk meminimalisir terjadinya

komplikasi seperti makula hiperpigmentasi.Apakah adanya hubungan tingkat

pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar terhadap sikap

dan penanganan saat terjadinya Acne Vulgaris?

Page 20: ii - Unismuh

6

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan

tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar

terhadap sikap dan penanganan saat terjadinya Acne Vulgaris.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan Mahasiswa Fakultas

Kedokteran Unismuh Makassar tentang Acne Vulgaris

b. Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya Acne Vulgaris pada

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar

c. Untuk mengetahui adanya hubungan tingkat pengetahuan tentang

sikap dan penanganan terhadap kejadian Acne Vulgaris pada

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan tentang

hubungan tingkat pengetahuan dengan perawatan mandiri Acne Vulgaris

pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar

2. Bagi Universitas

Sebagai bahan tambahan referensi tentang hubungan tingkat

pengetahuan mahasiswi Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar dengan

perawatan mandiri saat terjadinya Acne Vulgaris

Page 21: ii - Unismuh

7

3. Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang

Acne Vulgaris serta penatalaksanaan yang baik dan benar saat terjadinya

Acne Vulgaris.

Page 22: ii - Unismuh

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Acne Vulgaris

a. Definisi

Suatu penyakit peradangan menahun unit pilosebasea, komedo

merupakan lesi utama pada jerawat.Polimorfik yang terdiri atas

berbagai kelainan kulit atau lesi berupa: komedo whitehead (komedo

tertutup) ataupun komedo blackhead (komedo terbuka), papul, pustul,

nodul, dan jaringan parut atau scarmerupakan gambaran klinis yang

dari Acne vulgaris.1 Tempat predileksi biasa terjadi acne, diantaranya

seperti pada wajah, sekitar leher, bahu, lengan atas, dada dan

punggung8.

b. Etiologi

Penyebab terjadinya Acne Vulgaris masih belum dapat diketahui

lebih pasti8.Tetapi diketahui beberapa etiologi yang diduga pemicu

terjadinya acne seperti faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor

intrinsik terdiri dari, faktor genetik atau faktor bawaan , faktor ras, dan

faktor hormonal; dan faktor ekstrinsik berupa, stres, iklim, suhu,

kelembaban, kosmetik yang memiliki sifat acnegenik atau

komedogenik, diet dan obat-obatan, faktor kebersihan, faktor infeksi,

dan faktor pekerjaan1,3,9

.

Page 23: ii - Unismuh

9

Munculnya Acne Vulgaris disebabkan oleh karena adanya faktor

dari genetik. Penyebab karena faktor genetik ini diperkuat oleh

mayoritas penderita yang mengalami Acne Vulgaris sebesar 50%

mempunyai faktor resiko keluarga dengan lingkungan keluarga yang

memiliki riwayat Acne Vulgaris. Kebiasaan pola hidup yang tidak

baik seperti merokok atau paparan dari asap rokok disekitar juga dapat

menyebabkan terjadinya kejadian Acne Vulgaris meningkat dan

menambah derajat keparahan dari Acne Vulgaris. Pancaran sinar

matahari juga menjadi faktor pencetus munculnya Acne Vulgaris

karena dapat menyebabkan terjadinya peroksidasi yang bersifat

komedogenik dan reaksi inflamasi karena adanya paparan radiasi

sinar ultraviolet10

.

Hormon

Pada biasanya kejadian acne terjadi pada saat adrenarche yaitu

masa pubertas. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan jumlah

produksi hormon adrenal. Pada keadaan seperti ini akan

menyebabkan perkembangan kelenjar sebasea terstimulasi dan

juga produksi sebum 1,6,9

. Pada individu yang sangat mudah

terkena penyakit atau keadaan tubuh yang rentan penyakit seperti

alopesia androgenic, seborea, hirsutisme, dan Acne Vulgaris

diakibatkan karena dermatosis androgenik10

. Dalam patogenesis

Acne Vulgaris dewasa peran androgen masih. Penyebab

munculnya Acne pada dewasa selain dari produksi hormon

sistemik, yaitu produksi lokal hormon10

.

Page 24: ii - Unismuh

10

Bakteri

Dalam praktik sehari-hari sering ditemukan penggunaan

antibiotik untuk acne dalam durasi waktu yang lebih lama

daripada yang dianjurkan. Penggunaan antibiotik yang

berkepanjangan akan menyebabkan Propionibacterium

acnesmenjadi resisten terhadap antibiotik standar untuk terapi

acne10,11

. Seribu pasien yang berkunjung ke dokter spesialis di

Harrogate 80% resisten terhadap eritromisin atau klindamisin atau

keduanya dan 20% resisten terhadap tetrasiklin10

.

Kosmetik

Mayoritas kasus Acne Vulgaris sebesar 95% dikarenakan oleh

akibat penggunaan kosmetik. Kligman menyebutkan acne

kosmetik memiliki keadaan wajah berupa acne ringan menetap

pada usia dewasa10

. Lamanya penggunaan kosmetik tidak

memiliki hubungan bermakna dengan derajat keparahan acne.

Berhenti menggunakan kosmetik tidak dapat memperbaikan acne.

Faktor penyebab Kosmetik secara langsung pada penderita Acne

Vulgaris tidak dapat ditemukan tetapi penggunaan kosmetik dapat

menyebabkan folikel untuk menyebabkan acne10

.

c. Patogenesis

Terdapat 4 patogenesis yang sangat berpengaruh pada timbulnya

Acne Vulgaris yaitu :

1) Produksi sebum yang berlebih

Page 25: ii - Unismuh

11

Trigliserida, asam lemak bebas, wax ester, skualen, dan

kolesterol merupakan bagian dari sebum. Pada penderita Acne

Vulgaris memiliki kadar wax ester, trigliserida, dan skualen

yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang normal9.

Ekskresi sebum berada dibawah control hormone androgen.

Pada usia anak 7-8 tahun kelenjar sebasea mulai berkembang

akibat dari hormon androgen. Perubahan sel sebosit dan sel-sel

keratinosit folikular diakibatkan oleh hormon androgen

menyebabkan terjadinya mikro komedo, komedo ini yang akan

berkembang menjadi lesi inflamasi.9

Trigliserida dan lipoperoxidase merupakan komponen yang

mempunyai peranan utama dalam proses patogenesis Acne

Vulgaris. Trigliserida akan terpecah menjadi asam lemak bebas

oleh floral normal di unit pilosebaseous atau folikel sebasea

yaitu, Propionibacterium acne. Bakteri Propionibacterium

acne akan mengalami kolonisasi, hal ini disebabkan oleh

adanya asam lemak tersebut Asam lemak tersebut. Sitokin

proinflamasi dan mengaktivasi jalur peroxisome proliferator-

activated reseptor (PPAR), yang menyebabkan terjadinya

peningkatan pada sebum, hal ini disebabkan akibat adanya

hasil proses dari lipoperoksidase11

.

2) Hiperproliferasi epidermis folikular sehingga terjadi sumbatan

folikel.

Page 26: ii - Unismuh

12

Lesi komedo dihasilkan akibat adanya Hiperproliferasi

epidermal folikular, dimana awal dari lesi acne akan ditandai

dengan mikrokomedo. Komedo terbentuk karena adanya

kesalahan deskuamasise panjang folikel.Pada pasien acne dapat

terjadinya abnormal deskuamasise, Pada keadaan umum epitel

dilepaskan dengan cara satu per satu kedalam lumen tetapi

dalam keadaan ini, epitel tidak dilepaskan secara satu per satu

bagaimana biasanya terjadi. Adanya lonjakan dari proliferasi

keratinosit basal dan berdeferensiasi dari sel ratinosit folikular,

hal tersebut mungkin disebabkan karena kurangnya kadar asam

linoleat sebasea dari biasanya.3,6

.

Lapisan granulosum akan terbentuk lebih tebal,

tonofilamen dan butir-butir keratohyalin terjadi peningkatan,

kadar dari lipid meningkat hingga menjadi tebal dan terjadi

suatu bentuk sumbatan. Diduga rangsangan hormon androgen,

meningkatnya aktivitas Interleukin- 1α, penurunan kadar asam

linoleat dan pengaruh bakteri merupakan salah satu faktor dari

beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya rangsangan

terhadap hiperproliferasi keratinosit dan meningkatnya adhesi3.9

3) Proses Inflamasi

Mikrokomedo yang terjadi akibat suatu sumbatan akan

menyebabkan lesi mikrokomedo tersebut akan tumbuh

berkembang dengan keratin yang padat, sebum dan bakteri

Propionibacterium acnes yang pada nantinya akan terjadi

Page 27: ii - Unismuh

13

rupturnya dinding folikel. Rupturnya dinding folikel tersebut

dengan cepat merangsang proses inflamasi. Pada sekitar kurun

waktu 24 jam setelah rupturnya dari dinding folikel maka

limfosit akan berkelompok menjadi satu, limfosit CD4+

ditemukan di sekitar folikel rambut sedangkan CD8+ di daerah

perivaskuler. Satu hingga dua hari setelah ruptur komedo,

neutrofil menjadi sel yang dominan di sekitar mikrokomedo

tersebut.3

Propionibacterium acnes berperan dalam patogenesis acne

dengan menghasilkan enzim lipase, protease, hialuronidase

yang penting untuk mengubah trigliserida menjadi asam lemak

bebas atau free fatty acid (FFA) yang berperan dalam proses

inflamasi dan mengeluarkan faktor kemotaktik.9

4) Aktivitas kolonisasi Propionibacterium acnes (PA)

Propionibacterium acne merupakan bakteri atau

mikroorganisme utama didaerah infra infundibulum yang dapat

menyebabkan terjadinya Acne Vulgaris. Bakteri ini dapat

menembus sampai ke permukaan kulit dengan mengikuti aliran

sebum. Bakteri ini akan dapat menaikan jumlah kadar

trigliserida dalam sebum, trigliserida merupakan nutrisi untuk

bakteri itu tersebut.9

Page 28: ii - Unismuh

14

d. Gejala Klinis

Lesi kejadian Acne Vulgaris dapat mengenai beberapa

bagian tubuh manusia diantaranya dapat mengenai badan bagian

belakang terutama punggung, bagian muka, dan bagian depan

tubuh seperti dada dan bahu. Lesi Acne Vulgaris ini dapat berupa

lesi non-inflamasi dan lesi inflamasi atau peradangan. Lesi Acne

Vulgaris non-inflamasi seperti komedo. Komedo dibagi menjadi 2

tipe, yaitu komedo tertutup (whiteheads) dan komedo terbuka

(blackheads). Komedo terbuka memiliki gambaran klinis seperti

lesi yang lebih tinggi sedikit atau bagian datar tetapi memiliki

folikel dengan warna yang lebih gelap dibanding lesi pada bagian

tengah lesi. Lesi inflamasi berupa papul, pustul dan

nodul/nodulokistik.Di sekitar papul dan pustul terdapat eritema

yang menandakan terjadinya suatu inflamasi. Nodus ditandai

dengan lesi papul eritematosa dan nyeri, lesi berdiameter sekitar

lebih dari 5 mm. Banyak terdapat klasifikasi Acne Vulgaris, namun

berdasarkan tata laksana acne di Indonesia klasifikasi acne yang

dipakai adalah klasifikasi acne menurut Lehmann dkk.1,11

Tabel 2.1. Rekomendasi acne grading Indonesia Acne Expert Meeting

(IAEM) menurut Lehmann.9

Derajat

Acne

Vulgaris

Kriteria

Page 29: ii - Unismuh

15

Ringan Komedo

kurang dari 20

Pustule kurang

dari 15

Kista = 0 Total kurang

dari 30

Sedang Komedo 20-

100

Pustule 15-50 Kista kurang

dari 5

Total 30-125

Berat Komedo lebih

dari 100

Pustule lebih

dari 50

Kista lebih

dari 5

Total lebih

dari 125

Sumber :Adhi, Djuanda,2017. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 7 Bagian

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.Fakultas kedokteran Universitas Indonesia.

Jakarta.

Tabel 2.2.Detail lesi Acne Vulgaris2

Lesi Acne Ukuran Warna Pus Efek Keterangan

Whiteheads Kecil Putih Tidak Nyeri (-),

Inflamasi

(-)

Kronik

disebut milia

Blackheads Kecil Hitam /

Cokelat

Tidak Nyeri (-),

Inflamasi

(-)

Hitam akibat

minyak dan

sel - sel mati

Papul < 5 mm Merah muda Tidak Hangat,

Nyeri,

Inflamasi

Sangat umum

Pustul < 5 mm Dasar merah

dengan

kekuningan

Ya Hangat,

Nyeri,

Inflamasi

Sangat umum

Page 30: ii - Unismuh

16

atau putih

ditengah

Nodul 5-10 mm Merah muda

dan merah

Tidak Hangat,

Nyeri,

Inflamasi

Serupa papul

namun lebih

jarang

Kista >10 mm Merah Tidak

tapi ada

cairan

Hangat,

Nyeri,

Inflamasi

Sangat Jarang

Sumber : Sibero, Hendra Tarigan, Ahmad Sirajudin danDwi Indria

Anggraini.2019.Prevalensi dan Gambaran Epidemiologi Akne Vulgaris di

Provinsi Lampung.Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

PenyakitAcne Vulgaris ini sangat sering dilihat di

kalanganlingkungan masyarakat, Acne Vulgaris ini mempunyai

sifat kronis dan sering mengalami kekambuhan.Meskipun tidak

mematikan ataupun mengancam jiwa, acne dapat menyebabkan

gangguan psikis dan psikososial yang dapat berpotensi menurunkan

kualitas hidup seseorang yang mengalami Acne Vulgaris.Gangguan

psikologis dilaporkan terus meningkat seiring waktu dengan

peningkatan derajat keparahan lesi.Keinginan untuk menghabiskan

nyawa diri sendiri juga dilaporkan lebih tinggi pada pasien acne,

terutama pada pasien wanita dengan acne dengan derajat

berat.Komplikasi Acne Vulgaris seperti hiperpigmentasi atau bekas

Page 31: ii - Unismuh

17

jerawat yang menghitam dan scar dapat memperburuk gangguan

psikologis yang telah ada.

e. Penatalaksanaan

Tatalaksana umum yang dapat diberikan pada pasien dengan Acne

Vulgaris merupakan tatalaksana preventif dengan cara mengurangi

sumber stress yang berlebihan, mencegah terjadinya infeksi

sekunderseperti pada saat memegang atau menyentuh lesi dengan

menggunakan tangan, menghindari penggunaan obat atau kosmetik

dengan sifat acnegenik dan komedogenik, menerapkan diet

seimbang, dan mencuci muka menggunakan air mengalir dan

sabun khusus yang diperuntukan untuk wajah secara berkala4.

Prinsip tatalaksana acne sesuai dengan 4 tahapan patofisiologinya

yaitu8:

1) mengurangi hiperproliferasi keratinosit folikular

2) menurunkan aktivitas kelenjar sebasea

3) mengurangi populasi bakteri folikel, utamanya P. Acnes

4) memunculkan efek anti-inflamasi

Menurut Aamir dan James, 2004.Tatalaksana Acne Vulgaris terdiri

dari pengobatan topical dan sistemik1.

Tabel 2.3.Algoritma menurut Aamir dan James, 2004.1

Hanya Komedo Derajat Ringan Derajat Sedang Derajat Berat

Topikal retinoid Menggabungkan Antibiotik oral Isotretinoid Oral

Page 32: ii - Unismuh

18

berupa

tretinoin,

adapalene, dan

Tarazoten

dapat

mengurangi 40-

70% komedo

dalam 12

minggu

Antibiotik topical

(Eritromycin,

Clindamycin)

dengan Benzoil

Peroksida dapat

mengurangi 30-

80% acne dalam 8-

12 minggu

(Tetracyline dan

erythromycin )

dapat mengurangi

64-86% acne

dalam 6-8 minggu

dan dapat

memerlukan

kortikosteroid

sistemik

Sumber : Sibero, Hendra Tarigan, I Wayan Ardana Putra dan Dwi Indria

Anggraini. 2019. Tatalaksana Terkini Acne Vulgaris. Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung.

Menurut Fitzpatrick, 2008. Tatalaksana Acne Vulgaris bertujuan

untuk menghilangi atau mengurangi etiologi dari Acne Vulgaris itu

sendiri, diantaranya seperti, menghilangkan sumbatan dari saluran

acne, mengurangi produksi minyak, dan mengatasi koloni bakteri

seperti Propionibacterium acnes.Pencegahan untuk jangka waktu

panjang yaitu mengurangi bekas jerawat1.

Tabel 2.4. Algoritma menurut Fitzpatrick, 2008.1

Derajat Ringan Derajat Sedang Derajat Berat

Antibiotik topical / Penambahan Antibiotik Isotretinoin oral untuk kista

Page 33: ii - Unismuh

19

Retinoid Topikal

dikombinasikan dengan

benzoil Peroksida. Acne

surgery (ekstrasisi

komedo)

oral. Isotretinoin untuk

mencegah scar

dan nodul meradang dapat

diberikan triamcinolone

intralesi

1. Sumber : Sibero, Hendra Tarigan, I Wayan Ardana Putra dan Dwi Indria

Anggraini. 2019. Tatalaksana Terkini Acne Vulgaris. Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung.

1) Rekomendasi terapi topical

Monoterapi acne dengan derajat ringan direkomendasikan dengan

menggunakan Benzoil peroksida (BPO) atau dikombinasikan

dengan eritromisin atau klindamisin topikal.Sementara terapi Acne

Vulgarisdengan derajat sedang dan berat dapat ditambahkan

retinoid topikal atau antibiotik sistemik.BPO dapat mencegah

resistensi bakteri sehingga direkomendasikan untuk diberikan pada

pasien yang mendapat terapi antibiotik topikal atau

sistemik.Antibiotik topikal tidak direkomendasikan sebagai

monoterapi karena risiko resistensi yang ditimbulkan.Retinoid

topikal direkomendasikan untuk monoterapi kasus akne komedonal

atau dikombinasikan dengan antibiotik topikal pada lesi akne

campuran atau inflamasi.Pada pasien inflamasi utamanya pasien

perempuan dewasa dapson topikal gel 5% direkomendasikan.Asam

Page 34: ii - Unismuh

20

azelat dapat digunakan sebagai terapi tambahan dan

direkomendasikan pada kasus dispigmentasi pasca inflamasi10

.

2) Rekomendasi antibiotik sistemik

Penggunaan antibiotik sistemik direkomendasikan pada kasus akne

vulgaris derajat sedang dan berat dan akne inflamasi yang resisten

terhadap terapi topikal.Doksisiklin dan minosiklin lebih efektif bila

dibandingkan dengan tetrasiklin.Eritromisin dan azitromisin oral

efektif dalam mengatasi akne, namun penggunaannya harus

berhati-hati pada pasien perempuan hamil dan anak usia10

.

3) Rekomendasi untuk isotretinoin

Isotretinoin oral direkomendasikan untuk terapi acne vulgaris

derajat berat.Selain itu isotretinon dapat 960 diberikan pada Acne

Vulgaris sedang yang resisten terhadap terapi atau untuk terapi

akne dengan komplikasi skar atau distress psikososial.Penggunaan

isotertinoin dosis rendah pada tatalaksana acne dapat mengurangi

frekuensi dan efek samping obat. Perlu dilakukan pemantau

terhadap fungsi hati, kadar kolesterol dan trigliserida pada pasien

yang mendapat terapi ini10

.

Tatalaksana Acne Vulgaris dilakukan seperti apa yang sudah

dijelaskan oleh Wasitatmadja di dalam buku “Ilmu Penyakit Kulit

dan Kelamin” terdiri atas ;

Page 35: ii - Unismuh

21

1) Prinsipumum

Diperlukan kerjasama yang baik antara dokter

danpasien.Harus berdasarkandari :

a) penyebab/ faktor-faktor

b) pencetus

c) patogenesis

d) keadaan klinis dan grading acne

e) aspekpsikologis.

2) Derajat atau grading dan diagnosis klinis

3) Aspek psikologis

Sebagian pasien Acne Vulgaris memiliki rasa malu

yang berlebihan, rendah diri, tidak percaya diri, perasaan

cemas dan menyendiri, sehingga memerlukan terapi lebih

efektif

4) Penatalaksanaan umum

a) Mencuci wajah 2 kali sehari dengan air mengalir dan

sabun khusus untuk wajah atau muka.

5) Penatalaksanaan medikamentosa

a) berdasarkan grading acne (ringan – berat)

b) diikuti terapi pemeliharaan/pencegahan

6) Tindakan Tindakan

Kortikosteroid intralesi (KIL), ekstraksi komedo,

laser (misalnya laser V-beam), terapi ultraviolet, blue light

(405-420 nm), red light (660 nm), chemical peeling dll.1,2,9

Page 36: ii - Unismuh

22

Menurut buku FKUI, 2018. Algoritma tatalaksana acne sebagai

berikut9:

Tabel 2.5. Algoritme Tata Laksana Akne9

Ringan Sedang Berat

Lini

Pertama

Komedonal Papular /

Pustular

Papular /

Pustular

Nodular Nodular / Conglobate

Retinoid

Topikal

Retinoid

Topikal +

Antimikroba

Topikal

Antibioti

k oral +

Retinoid

Topikal

+/- BPO

Antibiotik

oral +

Retinoid

Topikal +/-

BPO

Isotretinoin oral

Alternatif Alt.

Retinoid

topical atau

Azelaic acid

atau asam

salisilat

Alt.

Agenantimik

roba topical

+ Alt.

Retinoid

topical atau

azelaic acid

Alt.

Antibioti

k oral +

Alt.

Retinoid

topical

+/- BPO

Isotretinoi

n oral atau

Alt.

Antibiotik

oral + Alt.

Retinoid

topical ,

+/- BPO/

azelaic

acid

Antibiotik oral dosis

tinggi + retinoid

topical + BPO

Alternatif

untuk

Lihat lini

pertama

Lihat lini

pertama

Anti

androgen

Anti

androgen

Anti androgen oral

dosis tinggi+ retinoid

Page 37: ii - Unismuh

23

perempuan oral +

topical

retinoid /

azelaic

acid

topical

+/-

antimikro

ba topikal

oral +

topical

retinoid +/-

Antibiotik

oral +/-

Alt.

Antimikro

ba

topical +/- Antibiotik

oral +/- Alt.

Antimikroba topikal

Terapi

Maintenans

Retinoid Topikal Retinoid Topical , +/- BPO

Sumber : Hapsari, Yunita , Dedianto Hidajat dan Farida Hartati. 2019. Kepekaan

Mikrobiota Akne Terhadap Antibiotik Pada Pelajar SMA Penderita Acne Derajat

Sedang-Berat Di Mataram, Nusa Tenggara Barat. Fakultas Kedokteran

Universitas Mataram.

2. Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2014) pengetahuan merupakan sebuah hasil

tahu yang dari sebelumnya tidak tahu menjadi tahu pada seseorang

terhadap objek melalui indera yang dimilikinya seperti mata, telinga,

penghidu, perasa, peraba.Pengetahuan darisetiap individu pasti memiliki

perbedaan tergantung dari bagaimana cara penginderaannya masing-

masing terhadap objek atau sesuatu. Secara garis besar terdapat 6 tingkatan

pengetahuan menurut Notoatmodjo, yaitu:12

Page 38: ii - Unismuh

24

1. Tahu (know)

Pada tahap tahu atau know yaitu baru memiliki

pengetahuan yang baru dalam batas berupa mengingat kembali

apa yang telah dipelajari pada sebelumnya, menguraikan,

menyebutkan, mendefinisikan, menyatakan. Pada tahap tahu

ini, masih dalam tahap pengetahuan yang paling rendah

dibanding yang lain.12

2. Memahami (comprehension)

Pengetahuan yang dimiliki pada memahami atau

comprehension adalah dimana pada tahap ini sudah dapat

diartikan sebagai suatu kemampuan yang dapat menjelaskan

tentang suatu objek atau sesuatu dengan baik dan

benar.Seseorang yang telah faham dan mengerti tentang

pelajaran atau materi yang telah diberikan dapat menjelaskan,

menyimpulkan, dan menginterpretasikan suatu objek atau

sesuatu yang telah dipelajari pada saat sebelumnya.13

3. Aplikasi (application)

Pengetahuan yang dimiliki pada tahap Aplikasi atau

application ini yaitu pengetahuan yang sudah dapat

mengaplikasikan atau menerapkan suatu materi yang sudah

dipelajarinya sebelumnya, pada situasi kondisi nyata atau

sebenarnya.12

Page 39: ii - Unismuh

25

4. Analisis (analysis)

Pengetahuan yang dimiliki pada tahap analisis merupakan

suatu kemampuan yang sudah dapat menjabarkan sebuah

materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen yang

ada kaitannya satu sama lain atau berkesinambungan.

Kemampuan analisis yang dimiliki seperti dapat

menggambarkan (membuat bagan), memisahkan dan

mengelompokkan, membedakan atau membandingkan.12

5. Sintesis (synthesis)

Pengetahuan yang pada tahap sintesis adalah kemampuan

yang dimiliki seseorang dalam mengaitkan berbagai elemen

atau unsur pengetahuan yang ada menjadi suatu pola baru yang

lebih menyeluruh dan komplek.12

3. Pandangan Islam

Allah SWT sebagai Pencipta telah menciptakan langit dan bumi, dan

segala sesuatu yang ada di antara keduanya. Salah satu ciptaan Allah itu

adalah manusia, yang diberi keistimewaan berupa kemampuan berfikir

melalui alat inderanya yang melebihi jenis makhluk lain yang sama- sama

menjadi penghuni bumi. Jadi, kita sebagai manusia sudah sepantasnya

memanfaatkan apa yang sudah dianugerahkan oleh Allah SWT dengan

Page 40: ii - Unismuh

26

sebaik-baiknya. Hal ini dibahas pada salah satu ayat Al-Qurán pada surah

An-Nahl ayat 78.

ر وٱلف تكم ل تعلمىن شيـا وجعل لكم ٱلسهمع وٱلتص ه ه تطىن أمه أخرجكم م كرون وٱلله ـدج لعلهكم ت

Terjemahnya : “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam

keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu

pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur.”

Menurut tafsir al Maraghi ayat ini menjelaskan bahwa Allah

menjadikan kalian mengetahui apa-apa yang tidak kalian ketahui, setelah

Dia mengeluarkan kalian dari dalam perut ibu. Kemudian memberi kalian

akal yang dengan itu kalian dapat memahami dan membedakan antara

yang baik dengan yang buruk, antara petunjuk dengan kesesatan, dan

antara yang salah dengan yang benar.

Sesuai dengan penjelasan tafsir diatas, Salah satu pemanfaatan

anugerah tersebut yang bisa dilakukan adalah dengan menuntut ilmu.

Seperti yang kita ketahui, bahwa islam merupakan agama yang

menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, hal ini ditegaskan dalam sebuah

hadist riwayat Ibnu Majah no. 224 yang berbunyi :

مسلم كل عل فريضح العلم طلة

Artinya : “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim.” (HR. Ibnu Majah

no. 224)

Salah satu anugerah terbesar lainnya yang diberikan oleh Allah

Subhanahu Wa Taála yaitu memiliki keadaan tubuh yang sehat dan bugar,

Allah menciptakan manusia secara baik, adil dan seimbang, kecuali Allah

Page 41: ii - Unismuh

27

yang maha kuasa menghendaki hal lain, ada kala saatnya dimana keadaan

tubuh manusia tidak seimbang, keadaan ini biasa manusia sendiri yang

melakukannya dengan cara merusak sistem tubuhnya seperti yang terjadi

dengan kulit terutama pada wajah yang sedang infeksi karena jerawat akan

dapat meninggalkan bekas luka menghitam bahkan sampai jaringan parut

akibat suka memencet jerawat hingga terjadi luka, saluran pencernaan juga

dapat terganggu akibat mengkonsumsi makanan secara berlebihan,

makanan yang berlemak, terlalu manis, terlalu pedas dan makanan yang

tidak sehat atau kebiasaan lain seperti merokok yang dapat merusak sistem

pernafasan dan paru- paru, meminum minuman keras dan memakai obat-

obatan terlarang dapat merusak organ tubuh, selain itu bekerja tanpa

istirahat dan pola hidup sehat dan bersih dapat memberikan dampak yang

berarti bagi tubuh.7 (QS.Asyu‟ara :30 )

ه ثكم م صيثح فثما كسثت أيديكم ويعفىا عه كثير وما أص م

Artinya : “Dan musibah apapun yang menimpamu, itu adalah akibat

perbuatan tanganmu”

Menurut Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa Rasulullah Saw. bersabda,

“Hai Ali, aku akan menafsirkannya kepadamu: Apa saja yang menimpa kamu

berupa sakit atau siksaan atau musibah di dunia, maka dikarenakan ulah tanganmu

sendiri, dan Allah Swt. Maha Penyantun dari menduakalikan siksaan-Nya di

akhirat nanti. Dan apa yang dimaafkan oleh Allah di dunia, maka Allah Swt.

Mahamulia dari mengulanginya sesudah memaafkannya.”

Page 42: ii - Unismuh

28

Mencegah penyakit lebih diprioritaskan daripada pengobatannya.Salah

satu iman dalam Islam ialah kebersihan, jadi masalah menjaga kebersihan dalam

Islam sangat penting.Selain di agama Islam, masalah menjaga kebersihan juga

penting dalam bidang kesehatan dan ilmu Kedokteran.Al- Thaharat disebut juga

dengan masalah yang dihubungkan dengan kebersihan dalam terminologi

Islam.Upaya –upaya yang dilakukan dapat menghambat terjadinya penularan

ataupun penyebaran dari berbagai jenis penyakit, kuman, bakteri maupun virus

merupakan upaya preventif atau pencegahan. Imam Al- Suyuthi, 'Abd Al- Hamid

Al Qudhat, dan ulama yang lain menyatakan, dalam Islam menjaga kesucian dan

kebersihan termasuk bagian dari ibadah.7

Dalam ucapan -ucapan bijaksana Nabi Daud „alaihis-salam berkata

"kesehatan adalah kerajaan yang tersembunyi". Selain itu Nabi Daud „alaihis-

salam berkata "Kesehatan adalah mahkota di kepala orang-orang yang sehat,

yang hanya bisa dilihat oleh orang- orang yang sakit." , "kesehatan adalah harta

karun yang tak terlihat." dan juga “sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami

akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat Ku),

Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.

Rasulullah bersabda “Dua nikmat yang sering tidak diperhatikan oleh

kebanyakan manusia yaitu kesehatan dan waktu luang.”(HR. Bukhari yang

diriwayatkan oleh Ibnu Abbas).7

Page 43: ii - Unismuh

29

Berikut adalah ayat yang membahas tentang kisah nabi Ayyub.AS

yang dimana pada ayat ini menceritakan cobaan berupa sakit yang di hadapi

Nabi Ayyub.AS.

حميه ر وا وت ارحم الر ي رتهه اوي مسهىي الض وا يىب اذ وا د

"dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, (Ya

Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang

Maha Penyayang dari semua yang penyayang."

(QS. Al-Anbiya 21: Ayat 83)

Berdasarkan tafsir Ibnu Katsir “Allah Ta‟ala menceritakan tentang Ayyub

as. yang mendapatkan ujian musibah dalam harta, anak dan tubuhnya. Dahulu,

beliau memiliki kendaraan, binatang ternak dan tanaman yang banyak sekali, anak

yang banyak dan tempat tinggal yang menyenangkan. Lalu, semua yang beliau

miliki diuji dengan musibah dan dilenyapkan seluruhnya, kemudian diberi

musibah pula tubuhnya, hingga tidak ada seorang pun yang mendekatinya selain

isteri yang mengurusnya. Dikatakan bahwa isterinya itu merasa lelah, lalu

mempekerjakan seseorang untuk mengurus suaminya itu.

Penjelasan tafsir Ibnu Katsir di atas juga menjelaskan tentang

cobaan penyakit yang Nabi Ayyub A.S hadapi, dimana dalam kisahnya juga

menceritakan penyakit kulit yang Nabi Ayyub A.S derita sehingga Nabi Ayyub

A.S mengucapkan doa, seperti doa yang ada pada surah Al-Anbiya ayat 83. Pada

kisah Nabi Ayyub A.S bisa menjadi contoh di mana bisa untuk di baca ketika kita

di timpa musibah. Merujuk dari penyakit Akne Vulgaris yang sesuai penelitian ini

Page 44: ii - Unismuh

30

maka sangat di peruntukan untuk bisa membaca do‟a ini ketika tertimpa musiba

penyakit kulit seperti Akne Vulgaris.

B. Kerangka Teori

Keterangan :

* = Yang diteliti

Gejala Klinis :

Lesi

Inflamasi

Lesi Non-

Inflamasi

Faktor Intrinsik Faktor Ekstrinsik

Akne Vulgaris*

Patogenesis :

1.Produksi sebum yang

berlebih

2.hiperproliferasi epidermis

folikular

3. Proses Inflamasi

4. Aktivitas kolonisasi

Propionibacterium Acnes

(PA)

Tatalaksana*

sesuai grading

Grading :

o Akne Vulgaris

Ringan

o Akne Vulgaris

Sedang

o Akne Vulgaris

Berat

Pengetahuan*

Perilaku dan

tindakan*

Meninggalkan bekas

jerawat

Tidak Meninggalkan

bekas

Page 45: ii - Unismuh

31

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. KERANGKA KONSEP

B. VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL

1. Variabel

Keterangan :

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

Tingkat Pengetahuan Acne Vulgaris

Tatalaksana

Tingkat Pengetahuan Penanganan saat

Acne

Page 46: ii - Unismuh

32

2. Definisi operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi

operasional

Alat

ukur

Hasil ukur Cara ukur Skala ukur

Penangan

an saat

akne

Penanganan

saat acne adalah

tindakan dan

sikap yang

dilakukan baik

medikamentosa

maupun non

medika

mentosa saat

sedang

munculnya

jerawat

Kuesion

er

1. Melakukan

penanganan

mandiri

akne secara

baik dan

benar : Jika

score ≥ 3

pertanyaan

dijawab

benar

2. Tidak

melakukan

penanganan

mandiri

acne secara

baik dan

benar : Jika

< 3

pertanyaan

Dengan

mengolah

hasil data

yang

didapatkan

dari

kuesioner

sesuai dengan

yang

dibutuhkan

peneliti.

Kategorik

Nominal

Page 47: ii - Unismuh

33

C. HIPOTESIS

H0 :Tidak adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dengan penanganan

mandiri saat acne pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Ha :Adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dengan penanganan mandiri

saat acne pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Makassar.

dijawab

benar

Tingkat

Pengetahu

an tentang

acne

vulgaris

Tingkat

pengetahuan

adalah hasil

tahu seseorang

terhadap objek

melalui indera

yang

dimilikinya

tentang akne

vulgaris

Kuesion

er

Baik : jikaskor 8-10

Cukup : jikaskor 6-

7

Kurang : jika skor ≤

5

Dengan

mengolah

hasil data

yang

didapatkan

dari

kuesioner

sesuai dengan

data yang

dibutuhkan

peneliti.

Kategorik

ordinal.

Page 48: ii - Unismuh

34

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. OBJEK PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di rumah masing-masing subjek penelitian

pada bulan September-Desember 2020.Adapun penelitian ini dilakukan

pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Makassar angkatan 2017, 2018, 2019 dan 2020.

B. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian

observasional analitik. Dengan pendekatan cross sectional.

C. TEKNIK PENGAMBILANSAMPEL

1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar angkatan 2017,

2018, 2019 dan 2020.

2. Sampel

Sampel penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar angkatan 2017,

2018, 2019 dan 2020. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan

teknik random sampling.Sampel yang memenuhi kriteria inklusi

dan ekslusi. Kriteria Inklusi dan Eksklusi, yaitu :

Page 49: ii - Unismuh

35

a. Kriteria inklusi

1) Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Makassar yang bersedia menjadi

responden

2) Mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Makassar yang menandatangani

informed consent

3) Mahasiswa yang menyelesaikan kuesioner.

b. Kriteria eksklusi

1) Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Makassar yang tidak mengisi

kuisioner dengan lengkap.

2) Mahasiswa yang menyelesaikan kuesioner, tetapi lewat

dari batas waktu pengumpulan.

3) Mahasiswa yang menyelesaikan kuesioner tetapi tidak

mengembalikan.

D. RUMUS SAMPEL DAN BESAR SAMPEL

( α√ √

( ))

: deviat baku alfa

: deviat baku beta

Page 50: ii - Unismuh

36

: Proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya

: 1 - P2

: proporsi pada kelompok yang lainya merupakan judgement

peneliti

: 1 – P1

: selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna

:Proporsi total = (P1 + P2)/2

: 1 – P

( α√ √

( ))

( √ √

( ))

( √ √

( ))

(

( ))

(

( ))

(

( ))

( )

54 sampel

Page 51: ii - Unismuh

37

E. ALUR PENELITIAN

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

primer yang diperoleh melalui pengisian kuesioner oleh

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unismuh

yang ditetapkan menjadi sampel

Informed consent

Pengisian kuisioner oleh responden

Pengumpulan data responden

Pengolahan dan analisis data responden

Hasil

Page 52: ii - Unismuh

38

Mahasiswa/i preklinik Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Sumber Data

Sumber data primer adalah data yang diperoleh langsung

peneliti dari kuesioner yang dibagikan dan dijawab oleh

responden.

3. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen adalah kuesioner tentang Pengetahuan seputar

acne vulgaris pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Makassar.

4. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan cara

membagikan kuesioner kepada responden secara acak yang

kemudian dijawab lalu dikumpulkan langsung.

G. TEKNIK ANALISIS DATA

1. Metode analisis data

Dalam penelitian ini, metode analisis data dilakukan dalam 2 tahap,

yaitu:

a. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik

dari variable independen dan dependen.Keseluruhan data yang ada

Page 53: ii - Unismuh

39

dalam kuisioner diolah dan disajikan dalam bentuk table distribusi

frekuensi.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariate digunakan untuk melihat hubungan antara

variable independen dan variable dependen dengan menggunakan

analisis uji chi squre.Melalui uji statistic chi square akan diperoleh

nilai p, dimana dalam penelitian ini digunakan tingkat kemaknaan

sebesar 0,05. Penelitian dikatakan bermakna jika mempunyai nilai

p ≤ 0,05. Penelitian dikatakan bermakna jika mempunyai nilai p ≤

0,05 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima dan dikatakan tidak

bermakna jika mempunyai nilai p > 0,05 yang berarti Ho diterima

dan Ha ditolak.

Page 54: ii - Unismuh

40

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di rumah masing masing pada bulan

September - Desember 2020. Data penelitian ini diperoleh melalui

pengisian kuesioner secara daring oleh Mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Makassar. Penelitian ini melibatkan 54 orang

subjek penelitian. Karakteristik subjek penelitian ini ditampilkan pada

tabel di bawah.

Tabel 5.3. Karakteristik Subjek Penelitian

Variabel Frekuensi Persentase

Jenis Kelamin

Laki-laki 13 24,1

Perempuan 41 75,9

Angkatan

2017 17 31,5

2018 11 20,4

2019 20 37,0

2020 6 11,1

Total 54 100,0

Page 55: ii - Unismuh

41

Tabel 5.1 di atas menunjukkan bahwa mayoritas subjek penelitian

ini berjenis kelamin perempuan dan berasal dari angkatan 2019.

2. Faktor Penyebab Terjadinya Acne Vulgaris

Tabel 5.4 Faktor Penyebab Terjadinya Acne Vulgaris

Faktor Penyebab Frekuensi Persentase

Stres 31 57,4

Hormon 35 64,8

Kosmetik 15 27,8

Makanan 6 11,1

Tabel 5.2 di atas menunjukkan bahwa mayoritas subjek penelitian

ini menganggap bahwa penyebab terjadinya Acne Vulgaris pada dirinya

adalah stres. Frekuensi dari empat faktor penyebab tersebut memiliki

jumlah yang tidak sama dengan jumlah subjek penelitian ini karena

terdapat beberapa subjek penelitian yang menjawab lebih dari satu faktor.

3. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap dan

Penanganan Saat Terjadinya Acne Vulgaris

Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap dan

penanganan saat terjadinya Acne Vulgaris dianalisis dengan metode Chi

square.Metode ini dipilih karena kedua variabel tersebut memiliki skala

kategorik.Uji hipotesis ini dilakukan di aplikasi SPSS versi 22.

Page 56: ii - Unismuh

42

Tabel 5.5. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap dan

Penanganan Saat Terjadinya Acne Vulgaris

Penanganan Secara Mandiri Nilai

p Melakukan Tidak

Melakukan

Pengetahuan Baik n 19 7 0,027

% 11,6% 13,0%

Cukup n 6 6

% 11,1% 11,1%

Kurang n 5 11

% 9,3% 20,4%

Total n 30 24

% 55,6% 44,4%

Tabel 5.3 di atas menunjukkan bahwa mayoritas subjek penelitian

ini memiliki tingkat pengetahuan yang termasuk dalam kategori cukup dan

mayoritas melakukan penanganan Acne Vulgaris mandiri secara

baik.Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa pada tingkat pengetahuan

apapun (baik, cukup, kurang), mayoritas subjek penelitian melakukan

penanganan Acne Vulgaris mandiri secara baik. Uji hipotesis

menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan

dengan sikap dan penanganan saat terjadinya akne vulgaris (p = 0,027; p<

0,05).

Page 57: ii - Unismuh

43

BAB VI

PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas subjek penelitian

ini menganggap bahwa penyebab terjadinya Acne Vulgaris pada dirinya

adalah stres.Hasil ini sejalan dengan sebuah penelitian yang dilakukan oleh

Paran (2017) di Jakarta.Penelitian dengan desain cross sectional yang

melibatkan 82 orang subjek penelitian tersebut bertujuan untuk menentukan

hubungan stres dan pola makan dengan Acne Vulgaris pada siswa-siswi SMK.

Penelitian tersebut mendapati bahwa terdapat hubungan antara stres dengan

kejadian Acne Vulgaris13

.

Hasil serupa juga didapatkan pada sebuah penelitian yang dilakukan

oleh Mahasin (2017) di Jakarta. Penelitian dengan desain cross sectional yang

melibatkan 101 orang subjek penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui

hubungan tingkat stres dan pola tidur dengan Acne Vulgaris pada siswa kelas

3 SMA Negeri 9 Jakarta. Penelitian tersebut mendapati bahwa terdapat

hubungan antara tingkat stres dengan kejadian Acne Vulgaris14

.Sebuah

penelitian yang dilakukan oleh Silvia (2017) di Lampung juga mendukung

hasil penelitian tersebut. Penelitian dengan desain cross sectional yang

melibatkan 76 orang subjek penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui

perbandingan tingkat stres akne vulgaris ringan dengan Acne Vulgaris berat

Page 58: ii - Unismuh

44

berdasarkan klasifikasi Lehmann pada mahasiswa angkatan 2015-2018 prodi

pendidikan dokter Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati. Penelitian

tersebut mendapati bahwa tingkat stres akan mempengaruhi derajat keparahan

akne vulgaris15

.

Ada sejumlah mekanisme yang menjelaskan stres sebagai faktor

penyebab terjadinya akne vulgaris.Pada wanita dewasa dengan acne, stres

kronis meningkatkan sekresi androgen adrenal dan menyebabkan hiperplasia

sebasea.Aktivasi aksis hipotalamus-hipofisis-adrenal (HPA) adalah respons

adaptif utama terhadap stres sistemik.Menanggapi stres emosional, aksis HPA

mengaktifkan peningkatan tingkat pelepasan kortisol.Corticotropin-releasing

hormone (CRH) merupakan elemen paling proksimal dari aksis HPA.Hormon

ini bertindak sebagai koordinator sentral untuk respon neuroendokrin dan

perilaku terhadap stres.CRH merangsang produksi lipid kelenjar sebaceous

dan steroidogenesis yang berkontribusi pada akne. Penelitian juga telah

menunjukkan peningkatan ekspresi CRH di kelenjar sebaceous pada kulit

yang terkena akne dibandingkan dengan ekspresi rendah pada kulit

normal.Peningkatan regulasi ekspresi CRH pada kulit yang terlibat acne ini

dapat mempengaruhi proses inflamasi yang menyebabkan lesi akne yang

diinduksi oleh stres. CRH juga menginduksi produksi sitokin IL-6 dan IL-11

dalam keratinosit, berkontribusi pada inflamasi, yang dianggap sebagai

komponen kunci dalam patogenesis acne16

.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa mayoritas subjek

penelitian ini memiliki tingkat pengetahuan yang termasuk dalam kategori

baik dan mayoritas melakukan penanganan Acne Vulgaris mandiri secara

Page 59: ii - Unismuh

45

baik.Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa pada tingkat pengetahuan

apapun (baik, cukup, kurang), mayoritas subjek penelitian melakukan

penanganan Acne Vulgaris mandiri secara baik. Hasil deskriptif ini sejalan

dengan sebuah penelitian yang dilakukan oleh Victor (2020) di Yogyakarta.

Penelitian dengan desain cross sectional tersebut bertujuan untuk mengetahui

hubungan tingkat pengetahuan dan sikap terhadap Acne Vulgaris pada

mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana. Penelitian

tersebut mendapati bahwa mayoritas subjek penelitiannya sebesar 76%

memiliki tingkat pengetahuan dalam kategori baik.

Hasil deskriptif ini tidak sejalan dengan sebuah penelitian yang

dilakukan oleh Tilla (2020) di Medan, Sumatera Utara. Penelitian dengan

desain cross sectional yang melibatkan 63 orang subjek penelitian tersebut

bertujuan untuk mengetahuihubungan tingkat pengetahuan dan sikap remaja di

SMA Muhammadiyah 02 Medan dengan kejadian Acne Vulgaris.Penelitian

tersebut mendapati bahwa mayoritas subjek penelitiannya memiliki tingkat

pengetahuan yang termasuk dalam kategori cukup17

.

Hasil tidak serupa juga didapatkan pada sebuah penelitian yang

dilakukan oleh Hidajat (2016) di Mataram, Nusa Tenggara Barat. Penelitian

dengan desain cross sectional yang melibatkan 162 orang subjek penelitian

tersebut bertujuan untuk mengetahuikarakteristik pengetahuan dan persepsi

penderita Acne Vulgaris terkait faktor penyebab, sumber informasi,

penatalaksanaan dan dampak psikososial Acne Vulgaris di kota Mataram.

Penelitian tersebut mendapati bahwa mayoritas subjek penelitiannya memiliki

pengetahuan yang termasuk dalam kategori cukup18

.Sebuah penelitian yang

Page 60: ii - Unismuh

46

dilakukan oleh Pratama (2017) di Jember, Jawa Timur juga menunjukkan

hasil tidak serupa dengan penelitian ini. Penelitian dengan desain cross

sectional yang melibatkan 193 orang subjek penelitian tersebut bertujuan

untuk mengetahuipengetahuan tentang Acne Vulgaris dan pilihan

pengobatannya di kalangan mahasiswa ilmu kesehatan Universitas

Jember.Penelitian tersebut mendapati bahwa mayoritas subjek penelitiannya

memiliki tingkat pengetahuan yang termasuk dalam kategori cukup dan

mayoritas melakukan penanganan acne mandiri secara baik.19

Uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antaratingkat

pengetahuan dengan sikap dan penanganan saat terjadinya Acne Vulgaris (p =

0,027; p > 0,05). Hasil ini sejalan dengan sebuah penelitian yang dilakukan

oleh Chandra (2017) di Yogyakarta.Penelitian dengan desain cross sectional

tersebut bertujuan untuk mengetahuihubungan tingkat pengetahuan dan sikap

terhadap acne vulgaris pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas

Kristen Duta Wacana.Penelitian tersebut mendapati bahwa terdapat hubungan

antara tingkat pengetahuan dengan sikap penanganan Acne Vulgaris pada

mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana20

.

Hasil yang sama juga didapatkan pada sebuah penelitian yang

dilakukan oleh Yusuf (2020) di Surabaya, Jawa Timur. Penelitian dengan

desain cross sectional yang melibatkan 263 orang subjek penelitian tersebut

bertujuan untukmengetahuihubungan antara pengetahuan pelajar SMA tentang

acne pada wajah dengan perilaku pengobatannya. Penelitian tersebut

mendapati bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

pengetahuan tentang acne dengan perilaku pengobatan acne21

.Sebuah

Page 61: ii - Unismuh

47

penelitian yang dilakukan oleh Febryery (2012) di Surakarta, Jawa Tengah,

juga menunjukkan hasil yang sejalan. Penelitian dengan desain cross sectional

yang melibatkan 100 orang subjek penelitian tersebut bertujuan

untukmengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan mahasiswa Farmasi

Universitas Muhammadiyah Surakarta terhadap tindakan swamedikasi Acne

Vulgaris.Penelitian tersebut mendapati bahwa terdapat hubungan antara

pengetahuan mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta

terhadap tindakan swamedikasi Acne Vulgaris22

.

Persamaan hasil pada penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti

dengan berbagai penelitian sebelumnya sesuai dengan pendapat

Notoadmojo(2014) yaitu pengetahuan merupakan hasil dari penginderaan

manusia atau hasil tahu dari seseorang terhadap objek melalui indra yang

dimilikinya seperti mata, hidung, telinga. Sebagian besar pengetahuan

seseorang diperoleh dari indra pendengaran (telinga) dan indra penglihatan

(mata). Dimana menurut Notoadmojo, pengetahuan dibagi menjadi 4

tingkatan, dan pada penelitian kali ini responden berada pada tahap aplikasi

atau application. Selain itu sejalannya penelitian ini diduga karena adanya

persamaan instrument penelitian yang digunakan dimana pada penelitian ini

dan penelitian pembanding sama sama menggunakan kuesioner.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan salah satu ayat di Al-Qur‟an

yaitu surah An-Nahl ayat 78 yang berbunyi

أخرج ر وٱلفـدج لعله وٱلله تكم ل تعلمىن شيـا وجعل لكم ٱلسهمع وٱلتص ه ه تطىن أمه كم كم م

كرون ت

Page 62: ii - Unismuh

48

Terjemahnya :“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam

keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran,

penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur.”

Menurut tafsir al Maraghi ayat ini menjelaskan bahwa Allah

menjadikan kalian mengetahui apa-apa yang tidak kalian ketahui, setelah Dia

mengeluarkan kalian dari dalam perut ibu. Kemudian memberi kalian akal

yang dengan itu kalian dapat memahami dan membedakan antara yang baik

dengan yang buruk, antara petunjuk dengan kesesatan, dan antara yang salah

dengan yang benar (al Maraghi, 1992: 211)

Berdasarkan penelitian yang saya lakukan dan meninjau dari aspek

islam di atas dimana membahas tentang pemahaman atau pengetahuan

seseorang tentang penyakit akne vulgaris. Ayat diatas sangat jelas dimana dari

tafsir menjelaskan tentang Allah lah yang memberikan kita akal sehingga akal

inilah yang dapat berguna dan bermanfaat untuk manusia dimana manusia

dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, penelitian ini

menggunakan desain cross sectional yang kurang tepat digunakan untuk

menganalisis hubungan sebab-akibat antara variabel. Namun desain ini

merupakan desain yang paling superior untuk mengetahui prevalensi dari

suatu fenomena pada populasi. Kedua, penelitian ini kesulitan untuk

menyingkirkan variabel perancu penelitian karena berbagai variabel perancu

tersebut telah melekat erat dan tidak mungkin untuk dipisahkan seluruhnya.

Page 63: ii - Unismuh

49

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Mayoritas Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar memiliki

pengetahuan tentang Acne Vulgaris yang termasuk dalam kategori baik

2. Faktor penyebab terbanyak terjadinya Acne Vulgaris pada Mahasiswa

Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar adalah faktor stres

3. Terdapat adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dengan penanganan

mandiri saat acne pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unismuh

Makassar

B. Saran

1. Bagi penelitian selanjutnya agar menggunakan desain penelitian lain yang

lebih tepat untuk mengetahui hubungan sebab-akibat antar variabel, seperti

case control dan kohort

2. Bagi penelitian selanjutnya agar mempertimbangkan berbagai variabel

perancu penelitian dan sedapat mungkin menyingkirkan variabel-variabel

perancu tersebut

Page 64: ii - Unismuh

DAFTAR PUSTAKA

1. Sibero, Hendra Tarigan, I Wayan Ardana Putra dan Dwi Indria Anggraini.

2019. Tatalaksana Terkini Acne Vulgaris. Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung.

2. Sibero, Hendra Tarigan, Ahmad Sirajudin danDwi Indria

Anggraini.2019.Prevalensi dan Gambaran Epidemiologi Akne Vulgaris di

Provinsi Lampung.Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

3. Rahmanisa, Soraya dan Rika Oktaria. 2016. PengaruhEpigallocatechin-3-

Gallate (EGCG) pada Teh HijauTerhadap Acne vulgaris.Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung.

4. Yonathan, Kevin. 2017. POTENSI EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI

(Psidium guajava) SEBAGAI ALTERNATIF TERAPI ACNE

VULGARIS.Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

5. Franca, Katlein dan Jonette Keri. 2017. Psychosocial impact of acne and

postinflammatory hyperpigmentation.University of Miami Miller School

of Medicine.

6. Anggraeni, Sylivia, Trisniartami Setyaningrum dan M.Yulianto Listiawan.

2017. Perbedaan Kadar Malondialdehid (MDA) sebagai Petanda Stres

Oksidatif pada Berbagai Derajat Akne Vulgaris. .Fakultas Kedokteran

Universitas Airlangga

7. Anam, Khairul . 2016.PENDIDIKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN

SEHAT DALAM PRESFEKTIF ISLAM. Fakultas Ilmu Kesehatan

Masyarakat Universitas Islam Kalimantan MAB Kalimantan Selatan.

Page 65: ii - Unismuh

8. Hapsari, Yunita , Dedianto Hidajat dan Farida Hartati. 2019. Kepekaan

Mikrobiota Akne Terhadap Antibiotik Pada Pelajar SMA Penderita Akne

Derajat Sedang-Berat Di Mataram, Nusa Tenggara Barat. Fakultas

Kedokteran Universitas Mataram.

9. Sitohang IBS, S, Wasitatmadja SM. Akne Vulgaris. Dalam :Sri Linuwih

SW Menaldi, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-7. Jakarta:

Badan Penerbit FKUI; 2018. h.288-291

10. Teresa, Astrid. 2020. AKNE VULGARIS DEWASA : ETIOLOGI,

PATOGENESIS DAN TATALAKSANA TERKINI. Fakultas Kedokteran

Universitas Palangka Raya.

11. Yenny, Satya Wydya. 2018. RESISTENSI ANTIBIOTIK PADA

PENGOBATAN AKNE VULGARIS. Fakultas Kedokteran Universitas

Andalas

12. Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta

13. Abdullah Budi. 2018 . Konsep Manusia Dalam Islam Studi Terhadap

Eksistensi Manusia. Program Studi Perbankan Syariah STAI Syekh

H.Abdul Halim Hasan Binjai.

14. Al-Quran

15. Tafsir Al-Maraghi

16. Hadist Riwayat Ibnu Majah No.224

17. Tafsir Ibnu Katsir

18. Paran A. HUBUNGAN STRES DAN POLA MAKAN DENGAN AKNE

VULGARIS PADA SISWA-SISWI SMK SKRIPSI [Internet]. SKRIPSI-

Page 66: ii - Unismuh

2017. Jakarta: Universitas Trisakti; 2018 Jun [cited 2021 Jan 12].

Available from:

http://www.repository.trisakti.ac.id/webopac_usaktiana/index.php/home/d

etail/detail_koleksi/0/SKR/judul/00000000000000093350/0

19. Mahasin I. HUBUNGAN TINGKAT STRES DAN POLA TIDUR

DENGAN AKNE VULGARIS PADA SISWA KELAS 3 SMA NEGERI

9 JAKARTA PERIODE MARET 2017 [Internet]. Jakarta; 2017 Apr [cited

2021 Jan 12]. Available from: http://repository.upnvj.ac.id/

20. Silvia E, Panonsih RN, Purwaningrum R, Rhavika DR.

PERBANDINGAN TINGKAT STRES AKNE VULGARIS RINGAN

DENGAN AKNE VULGARIS BERAT PADA MAHASISWA

PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

MALAHAYATI. J Ilmu Kedokt dan Kesehat [Internet]. 2019 Dec 28

[cited 2021 Jan 12];6(1):43–8. Available from:

http://www.ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan/article/view/2286

21. Zari S, Alrahmani D. The association between stress and acne among

female medical students in Jeddah, Saudi Arabia. Clin Cosmet Investig

Dermatol [Internet]. 2017 Dec 5 [cited 2021 Jan 12];10:503–6. Available

from: /pmc/articles/PMC5722010/?report=abstract

22. Tilla A. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Dengan Kejadian

Acne Vulgaris Pada Remaja di SMA Muhammadiyah 02 Medan. J

PANDU HUSADA [Internet]. 2019 Dec 13 [cited 2021 Jan 12];1(1).

Available from: http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/JPH/article/view/3849

23. Hidajat D. Karakteristik Pengetahuan dan Persepsi Penderita Akne

Page 67: ii - Unismuh

Vulgaris di Kota Mataram. Unram Med J. 2016;5(4).

24. Pratama A. Survei Pengetahuan dan Pilihan Pengobatan Jerawat di

Kalangan Mahasiswa Kesehatan Universitas Jember (A Survey on

Knowledge and Treatment Options of Acne Vulgaris Among Health

Science Students of Universitas Jember). J Pustaka Kesehat [Internet].

2017 May 26 [cited 2021 Jan 12];5(2):2017. Available from:

https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPK/article/view/5871

25. Chandra V. HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP

TERHADAP ACNE VULGARIS PADA MAHASISWI FAKULTAS

KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA.

Yogyakarta; 2017.

26. Yusuf V. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Pelajar Sekolah

Menengah Atas Tentang Acne Vulgaris Pada Wajah Dengan Perilaku

Pengobatannya. Tunas Med J Kedokt Kesehat [Internet]. 2020 [cited 2021

Jan 12];6(2). Available from:

http://jurnal.ugj.ac.id/index.php/tumed/article/view/3723

27. Febryery LC. Evaluasi Hubungan Tingkat Pengetahuan Mahasiswa

Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Terhadap Tindakan

Swamedikasi Acne Vulgaris. Surakarta; 2012.

Page 68: ii - Unismuh

LAMPIRAN

Hasil Analisis SPSS

Page 69: ii - Unismuh
Page 70: ii - Unismuh

KUESIONER

Page 71: ii - Unismuh

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Dengan hormat, saya:

Nama :

NIM :

Sebagai Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Makassar, sedang melakukan penelitian skripsi yang

berjudul Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dengan Perawatan Mandiri

Acne Vulgaris pada Mahasiswa Fakultas Kedokeran Universitas

Muhammadiyah Makassar. Skripsi ini dilakukan sebagai salah satu syarat

kelulusan dari Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar. Untuk

membantu penelitian berjalan dengan lancar, saya meminta kesediaan Anda untuk

menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini. Jawaban yang telah diisi

anda akan saya jamin kerahasiannya dan hanya akan digunakan untuk

kepentingan penelitian.

Demikianlah permohonan dari saya. Atas perhatian dan kerja sama anda, saya

ucapkan terima kasih.

Peneliti

Page 72: ii - Unismuh

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang berrtanda tangan dibawah ini:

Nama Lengkap :……………………………………………………………...

Tanggal Lahir :

Menyatakan bahwa saya telah mendapat penjelasan mengenai penelitian dengan

judul: Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dengan Perawatan Mandiri

Acne Vulgaris pada Mahasiswa Fakultas Kedokeran Universitas

Muhammadiyah Makassar dan saya bersedia menjadi responden dengan

mengikuti kegiatan penelitian yang akan dilakukan.

Makassar, _____________2020

Saksi Yang Membuat Pernyataan

____________________ ____________________

Page 73: ii - Unismuh

PETUNJUK PENGISIAN KUISIONER

Mohon dibaca sebelum Anda mengisi kuesioner.

1. Sebelum mengisi kuesioner, Anda diminta untuk mengisi identitas

responden terlebih dahulu.

2. Dalam suatu pertanyaan, terdapat beberapa pilihan jawaban. Berilah tanda

(X) pada pilihan jawaban yang tersedia yang sesuai dengan keadaan yang

dialami, atau isilah titik-titik yang sesuai dengan keadaan yang dialami.

3. Jawablah pertanyaan dengan jujur dan sesuai dengan keadaan yang

dialami. Tidak ada jawaban yang benar ataupun salah. Jawaban yang jujur,

yang menunjukkan diri Anda, sangat diharapkan dalam pengisian lembar

kuesioner ini.

Page 74: ii - Unismuh

KUESIONER

IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama atau Inisial :……………………………………………………...

2. Usia :………. tahun.

3. Angkatan :……………………………………………………..

4. JenisKelamin : L / P (Lingkari yang sesuai)

5. No. Handphone (WA) :……………………………………………………...

Kuesioner

1. Apa nama bakteri yang menyebabkan akne vulgaris?

a. Mycobacterium leprae

b. Staphylococcus Aureus

c. Propionibacterium acnes

d. Trichophyton rubrum

2. Mana yang merupakan lesi utama pada akne vulgaris?

a. Pustul

b. Komedo

c. Papul

d. Nodul

3. Gejala klinis akne dibagi menjadi 2, lesi inflamasi dan lesi non inflamasi.

Manakah lesi berikut yang termasuk dalam lesi non-inflamasi?

a. Pustul

b. Nodulokistik

c. Komedo

d. Nodul

e. Papulerimatosa

4. Berikut ini merupakan patogenesis acne vulgaris, kecuali…

a. Produksi sebum yang berlebih

b. Terjadi sumbatan folikel

Page 75: ii - Unismuh

c. Terjadinya proses anti-inflamasi

d. Aktivitas kolonisasi bakteri

e. Proses inflamasi

5. Ada berapa grading (tingkatkeparahan) akne vulgaris?

a. 2

b. 3

c. 4

d. 5

6. Berikut ini termasuk dalam faktor ekstrinsik akne vulgaris, kecuali…

a. Stress

b. Suhu

c. Kelembaban

d. Hormonal

7. Berikut ini termasuk dalam pencegahan akne vulgaris, kecuali…

a. Mengurangi sumber stress yang berlebihan

b. Menghindari memegang lesi dengan tangan

c. Menghindari penggunaan kosmetik yang bersifat acnegenik

d. Melakukan ekstrasisi komedo

8. Manakah kebiasaan buruk berikut yang dapat menyebabkan infeksi sekunder

pada akne vulgaris?

a. Mencuci muka secara berkala dengan sabun dan air 2x sehari

b. Tidak memegang jerawat dengan tangan

c. Mengurangi faktor pemicu jerawat

d. Memecahkan jerawat dengan paksa

9. Bagaimana tata laksana akne ringan?

a. Antibiotik oral dikombinasikandengan Isotretinoin

b. Retinoid topikal dikombinasikan dengan benzoil peroksida

c. Antibiotik topikal dikombinasikandengan triamcinolone

d. Isotretinoin oral dikombinasikan dengan triamcinolone

10. Berikut ini merupakan infeksi sekunder akne vulgaris, kecuali…

a. Scar

b. Gangguan psikologis

c. Hiperpigmentasi

Page 76: ii - Unismuh

d. Hipopigmentasi

11. Ketika anda mengalami akne vulgaris, apakah anda mengurangi faktor pencetus

atau faktor yang memperparah kondisi tersebut?

a. Ya

b. Tidak

12. Apakah anda sering memecahkan jerawat dengan paksa?

a. Ya

b. Tidak

13. Apakah anda rutin mencuci muka dengan air dan sabun 2 kali sehari?

a. Ya

b. Tidak

14. Ketika anda mengalami akne vulgaris, apakah anda tetap menggunakan

kosmetik?

a. Ya

b. Tidak

15. Ketika anda mengalami akne vulgaris, apakah anda menggunakan obat yang

mengandung antibiotik atau retinoid dan benzoil peroksida?

a. Ya

b. Tidak

Page 77: ii - Unismuh

3

INTERPRETASI

Soal nomor 1-10 digunakan untuk mengidentifikasi variable tingkat pengetahuan

tentang akne vulgaris. Skoring dan interpretasi:

Jawaban benar diberikan skor 1, jawaban salah diberikan skor 0.

Total skor 0-5 pengetahuan buruk

Total skor 6-7 pengetahuan cukup

Total skor 8-10 pengetahuan baik

Soal nomor 11-15 digunakan untuk mengidentifikasi variable penanganan saat

akne. Skoring dan interpretasi:

11. A = 1; B = 0

12. A = 0; B = 1

13. A = 1; B = 0

14. A = 0; B = 1

15. A = 1; B = 0

Skor 0-2 tidak melakukan penanganan mandiri akne secara baik dan benar

Skor 3-5 melakukan penanganan mandiri akne secara baik dan benar

Page 78: ii - Unismuh

4

UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Uji validitas dilakukan pada responden sebanyak 50 orang. Berdasarkan tabel

standar(Sugiyono, 2008), nilai R yang digunakan sebagai nilai minimal

perhitungan analisis dari sebuah kuesioner dengan 50 responden adalah 0,279.

Artinya, kuesioner ini baru dikatakan valid apabila uji validitas menunjukkan

angka > 0,279 dan baru dikatakan reliabel apabila nilai Cronbach’s alpha

menunjukkan angka > 0,279. Beberapa ahli menyatakan bahwa nilai minimal

Cronbach’s alpha adalah 0,600.

Page 79: ii - Unismuh

5

Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan aplikasi SPSS. Pada kolom hasil uji korelasi

(Corrected Item-Total Correlation) menunjukkan semua pertanyaan (item 1-15)

bernilai > 0,279 yang berarti semua pertanyaan dalam kuesioner ini valid.