ii - unismuh
TRANSCRIPT
ii
iii
iv
v
vi
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama : Adelia Elfrida
NIM : 105421104117
Tempat,Tanggal Lahir : Jakarta, 25 Maret 1999
Agama : Islam
Alamat : Jl. Toddopuli XXII Permai No.27
E-mail : [email protected]
Nomor Telepon/HP : 081288190072
Ayah : M. Djufri
Ibu : Farida
Riwayat Pendidikan :
1. SDN Gunung 03 Pagi Jakarta (2005 - 2011)
2. SMP Negeri 11 Jakarta (2011 - 2014)
3. SMAN 6 Jakarta (2014 - 2017)
4. Universitas Muhammadiyah Makassar (2017 - 2021)
i
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Undergraduate Thesis,
Adelia Elfrida1, dr. A. Salsa Anggeraini, M.Kes
2
1Students of the Faculty of Medicine and Health Sciences, University of
Muhammadiyah Makassar, batch 2017/ e-mail [email protected]
2Advisor
"RELATIONSHIP BETWEEN THE LEVEL OF KNOWLEDGE AND
ACNE VULGARIS SELF TREATMENT IN FACULTY OF MEDICINE
STUDENTS, MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF MAKASSAR"
ABSTRACT
Background: Acne vulgaris is the most common skin disease, so many
consider it a physiological thing. Nearly 80% -100% of the human population
has experienced acne vulgaris. Acne vulgaris is a self-limited disease. Even
though the disease is self-limiting, it is important to apply the principles of
acne vulgaris treatment to avoid secondary infection. Handling and proper
attitude when the occurrence of acne vulgaris to minimize complications that
interfere with the aesthetics of the face that can have a psychological impact.
Research Objectives: To determine whether or not there is a relationship
between the level of knowledge of students at the Faculty of Medicine,
Unismuh Makassar on attitudes and treatment when acne vulgaris occurs.
Methods: This study was an analytic observational study with adesign cross
sectional at the University of Muhammadiyah Makassar involving 54 students
of the Faculty of Medicine. Data analysis used chi square test.
Results: The majority of the subjects in this study were female (75.9%) and
came from the 2019 class (37%). The majority thought that the cause of acne
vulgaris was stress. In addition, the majority of the subjects of this study had a
level of knowledge that was in the sufficient category and the majority of them
did independent treatment of Acne Vulgaris.
Conclusion: There is a relationship between the level of knowledge and
independent management of acne among students of the Faculty of Medicine,
Unismuh Makassar.
Keywords: knowledge level; self treatment; acne vulgaris
ii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Skripsi,
Adelia Elfrida1, dr. A. Salsa Anggeraini, M.Kes
2
1Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Makassar angkatan 2017/ e-mail [email protected] 2Pembimbing
“HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN
PERAWATAN MANDIRI ACNE VULGARIS PADA MAHASISWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR”
ABSTRAK
Latar Belakang: Acne vulgaris merupakan penyakit kulit yang paling banyak
terjadi, sehingga banyak yang mengganggapnya suatu hal yang fisiologis.
Hampir 80%-100% populasi manusia pernah mengalami acne vulgaris.Acne
vulgaris merupakan penyakit self limited disease.Meskipun penyakit ini
sembuh dengan sendirinya, prinsip pengobatan acne vulgaris penting untuk
dilakukan untuk menghindari terjadinya infeksi sekunder. Penanganan dan
sikap yang tepat saat terjadinya acne vulgaris untuk meminimalisir komplikasi
yang mengganggu estetika pada wajah yang dapat berdampak ke psikologis.
Tujuan Penelitian: Mengetahui ada atau tidaknya hubungan tingkat
pengetahuan mahasiwa Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar terhadap
sikap dan penanganan saat terjadinya acne vulgaris.
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik
dengan desain cross sectional di Universitas Muhammadiyah Makassar yang
melibatkan 54 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran. Analisis data
menggunakan uji chi square.
Hasil: Mayoritas subjek penelitian ini berjenis kelamin perempuan (75,9%)
dan berasal dari angkatan 2019 (37%). Mayoritas menganggap bahwa
penyebab terjadinya Acne Vulgaris pada dirinya adalah stres.Selain itu,
mayoritas subjek penelitian ini memiliki tingkat pengetahuan yang termasuk
dalam kategori cukup dan mayoritas melakukan penanganan Acne Vulgaris
mandiri.
Kesimpulan:Terdapat adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dengan
penanganan mandiri saat acne pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Unismuh
Makassar.
Kata Kunci: tingkat pengetahuan; perawatan mandiri; acne vulgaris
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat- Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dengan
Perawatan Mandiri Acne Vulgaris pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Makassar” tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
proposal penelitian ini diajukan kepada Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh
gelar sarjana kedokteran.Pada kesempatan ini penulis hendak menyampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan sehingga
proposal ini dapat selesai. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada :
1. Kepada kedua orang tua dan kedua kakak saya yang senantiasa
memberikan dukungan dan doanya selama proses penyusunan
proposal ini berlangsung
2. Ibunda dr. A. Salsa Anggeraini, M.Kes , selaku dokter yang telah
mendidik dan memberikan bimbingan selama proses pembuatan
proposal ini dilakukan.
3. Ibunda Juliani Ibrahim, M.Sc, Ph.D,selaku koordinator mata kuliah
metode penelitian yang telah mendidik dan memberikan bimbingan
selama masa perkuliahan secara offline maupun online.
4. Kepada teman – teman seperjuangan yang telah senantiasa
memberikan dukungan dan juga ilmunya selama proses penyusunan
ini berlangsung
5. Serta kepada seluruh sahabat – sahabat yang telah berperan selama
proses penyusunan proposal ini berlangsung.
Meskipun telah berusaha menyelesaikan proposal penelitian ini sebaik mungkin,
penulis menyadari bahwa proposal ini masih banyak kekurangan.Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca guna
menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan proposal penelitian in
iv
Akhir kata, penulis berharap semoga proposal penelitian ini berguna bagi
pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Makassar, 27 Agustus 2020
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
PERNYATAAN PENGESAHAN UNTUK MENGIKUTI UJIAN HASIL
PENELITIAN
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
RIWAYAT HIDUP PENULIS
ABSTRACT ............................................................................................................. i
ABSTRAK .............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 6
1. Tujuan Umum ........................................................................................... 6
2. Tujuan Khusus .......................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 6
1. Bagi peneliti ............................................................................................. 6
2. Bagi Universitas ....................................................................................... 6
3. Bagi Masyarakat ....................................................................................... 7
BAB II ..................................................................................................................... 8
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 8
A. Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 8
1. Acne Vulgaris ........................................................................................... 8
2. Pengetahuan ............................................................................................ 23
B. Kerangka Teori........................................................................................... 30
BAB III ................................................................................................................. 31
KERANGKA KONSEP ........................................................................................ 31
A. KERANGKA KONSEP ............................................................................. 31
B. VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL ....................................... 31
1. Variabel .................................................................................................. 31
2. Definisi operasional ................................................................................ 32
vi
C. HIPOTESIS ................................................................................................ 33
BAB IV ................................................................................................................. 34
METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................ 34
A. OBJEK PENELITIAN ............................................................................... 34
B. METODE PENELITIAN ........................................................................... 34
C. TEKNIK PENGAMBILANSAMPEL ....................................................... 34
D. RUMUS SAMPEL DAN BESAR SAMPEL ............................................ 35
E. ALUR PENELITIAN................................................................................. 37
F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA.......................................................... 37
G. TEKNIK ANALISIS DATA...................................................................... 38
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 40
A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 40
1. Karakteristik Subjek Penelitian .............................................................. 40
2. Faktor Penyebab Terjadinya Acne Vulgaris .......................................... 41
3. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap dan Penanganan Saat
Terjadinya Acne Vulgaris .............................................................................. 41
BAB VI .............................................................................................................. 43
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 49
A. Kesimpulan ................................................................................................ 49
B. Saran ........................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Rekomendasi acne grading Indonesia Acne Expert Meeting
(IAEM) menurut Lehmann…………………………………………………….13
Tabel 2.2 Detail lesi Acne Vulgaris …………………….……………………..13
Tabel 2.3 Algoritma menurut Aamir dan James ……………………………...15
Tabel 2.4 Algoritma menurut Fitzpatrick ……………………………….…….16
Tabel 2.5 Algoritme Tata Laksana Akne ………………………………….…..19
Tabel 3.1 Definisi Operasional ………………………………………………..26
Tabel 5.1 Karakteristik Subjek Penelitian……………………………………..34
Tabel 5.1 Faktor Penyebab Terjadinya Acne Vulgaris…………………...……35
Tabel 5.2 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap dan Penanganan
Saat Terjadinya Acne Vulgaris……………………………………………..….35
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Hasil Analisis SPSS
Kuesioner
Interpretasi
Uji Validitas dan Reabilitas
Uji Plagiasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Acne Vulgaris adalah suatu kejadian dimana keadaankulit mengalami
inflamasi kronik, umumnya hal ini sering terjadi pada kalangan anak remaja,
umumnya sering terjadi pada bagian wajah yang biasa dikenal dengan sebutan
jerawat.Acne vulgaris memberikan gambaran klinis lesi seperti papul, pustul,
komedo, nodul dan jaringan parut (scar).Komedo sendiripun merupakan lesi
utama pada kejadian jerawat.Komedo terdiri dari 2 tipe blackhead (komedo
terbuka) dan whitehead (komedo tertutup). Pada umumnya komedo mempunyai
ukuran sekitar 1 mm dan berwarna kekuningan sedangkan papul dan pustul
mempunyai ukuran sekitar 1-5 mm, lesi ini muncul karenaoleh adanya proses
inflamasi atau peradangan pada kulit, sehingga menyebabkan terjadinya eritema
atau kemerahan dan edema atau bengkak. Komedo ini dapat membesar menjadi
nodul atau nodular dan menyatu menjadi plak atau kompleks yang fluktuatif,
membentuk saluran atau sinus, danakan mengeluarkan cairan kekuningan atau
biasa dikenal sebagai nanah serosanguineous.1
Etiologi terjadinya Acne disebabkan oleh empat faktor diantaranya,
hipersekresi sebum, hiper keratinisasi, aktivitas dari Propionibacterium acnes,
dan inflamasi. Beberapa faktor pencetusnya Acne Vulgaris itu sendiri disebabkan
oleh beberapa faktor diantaranya faktor genetik atau keturunan , faktor ras, faktor
makanan seperti makanan yang mengandung banyak minyak, faktor iklim, faktor
jenis kulit, faktor penggunaan kosmetik, faktor kebersihan kulit dan diri, faktor
stress, faktor infeksi, faktor pola tidur, dan faktor pekerjaan.2
2
Acne Vulgaris ini sendiri pun merupakan penyakit kulit yang paling
banyak terjadi, sehingga banyak yang menganggapnya jerawat merupakan suatu
hal yang fisiologis. Hampir 80%-100% populasi manusia pernah mengalami acne
vulgaris.3Pada umur 16-19 tahun pada laki- laki dan umur 16-19 tahun pada
perempuan banyak merupakan umur yang sering terjadinya kejadian Acne
Vulgrais.Menurut studi Global Burden of Disease (GBD), sekitar 85% orang
dewasa muda mengalami Acne Vulgaris pada saat berusia berusia 12–25
tahun.Pada penelitian yang dilakukan di Jerman penderita acne vulgaris
ditemukan sekitar 64% pada usia 20-29 tahun dan 43% pada usia 30-39 tahun.
Selain dari penelitian GBD dan Jerman, ada juga penelitian di India yang
menjelaskan bahwa acne vulgarissering menyerang lebih dari 80% populasi dunia
selama beberapa periode kehidupan dan 85% remaja di negara maju. Menurut
catatan dermatologi kosmetika Indonesia setiap tahun terjadi peningkatan yang
terus menerus pada tahun 2006 didapatkan 60% penderita Acne Vulgaris, pada
tahun 2007 terjadi peningkatan dari 2006 menjadi 80%, dan pada tahun 2009
terjadi lagi peningkatan dari 2007 mencapai 90% penderita Acne Vulgaris,
sedangkan prevalensi pada kawasan Asia Tenggara mencapai 40-80% prevalensi
yang menderita Acne Vulgaris.2
Meskipun merupakan penyakit kulit yang paling sering terjadi dikalangan
masyarakat, tetapi Acne Vulgaris merupakan self limited disease atau penyakit
yang sembuh dengan sendirinya. Meskipun acne merupakan penyakit yang
sembuh dengan sendirinya, tetapi Acne Vulgaris mempunyai prinsip pengobatan
seperti mengurangi proses produksi atau menghasilkan kelenjar sebasea,
menghambat, memperlambat atau mencegah pertumbuhan bakteri dari
3
Propinobakterium acne yang hidup di saluran kelenjar sebasea, menghambat atau
menghindari terjadinya proses peradangan atau inflamasi pada kulit,
meningkatkan atau mempercepat proses regenerasi kulit melalui pengelupasan
agar tidak menjadi sumbatan3.
Menurut penelitian Yonathan Kevin tatalaksana Acne Vulgaris dengan
cara preventif seperti mengurangi sumber stress yang berlebihan, mencegah
terjadinya infeksi sekunder saat memegang lesi jerawat dengan menggunakan
tangan, menghindari penggunaan obat-obatan atau kosmetik yang mempunyai
sifat aknegenik atau komedogenik, melakukan atau menerapkan diet seimbang,
dan mencuci muka menggunakan air mengalir dan sabun khusus untuk muka
secara berkala4. Infeksi sekunder yang biasa terjadi seperti makula eritema, scar,
dan makula hiperpigmentasi. Makula hiperpigemntasi atau hiperpigmentasi post
inflamasi lebih sering terjadi pada kulit berwarna, Studi yang dilakukan di AS
menemukan kondisi ini pada 65,3% orang kulit hitam, 52,7% Hispanik, dan
47,4% orang Asia5. Menurut penelitian Sylvia anggraeni sekitar 45,2%
komplikasi makula hiperpigmentasi merupakan komplikasi yang paling sering
terjadi6.
Kesehatan merupakan modal penting untuk melakukan aktivitas kehidupan
sehari- hari, apabila jasmani dan rohani kita sehat, untuk menjalankan aktivitas
kehidupan sehari hari puntidak akan terganggu. Mendapatkan kesehatan juga
merupakan suatu nikmat Allah yang yang sangat besar yang diberikan kepada
seluruh hambanya, rutinitas akan sedikit terhambat atau terganggu disaat kondisi
tidak sehat baik secara fisik, mental dan sosial, akan sulit melakukan rutinitas
seperti biasanya karena menuntut kekuatan dan ketahanan fisik, suatu pandangan
4
hidup dalam masyarakat sekarang telah mulai bergeser, lebih baik mencegah
daripada mengobati atau dari upaya kuratif (mengobati) menjadi upaya kesehatan
preventif ( mencegah).7
Salah satu anugerah terbesar yang diberikan dari Allah Subhanahu wa
ta‟ala yaitu memiliki keadaan tubuh yang sehat dan bugar, Allah menciptakan
manusia secara baik, adil dan seimbang, kecuali Allah yang maha kuasa
menghendaki hal lain, ada kala saatnya dimana keadaan tubuh manusia tidak
seimbang, keadaan ini biasa manusia sendiri yang melakukannya dengan cara
merusak sistem tubuhnya seperti yang terjadi dengan kulit terutama pada wajah
yang sedang infeksi karena jerawat akan dapat meninggalkan bekas luka
menghitam bahkan sampai jaringan parut akibat suka memencet jerawat hingga
terjadi luka, saluran pencernaan juga dapat terganggu akibat mengkonsumsi
makanan secara berlebihan, makanan yang berlemak, terlalu manis, terlalu pedas
dan makanan yang tidak sehat atau kebiasaan lain seperti merokok yang dapat
merusak sistem pernafasan dan paru- paru, meminum minuman keras dan
memakai obat-obatan terlarang dapat merusak organ tubuh, selain itubekerja tanpa
istirahat dan pola hidup sehat dan bersih dapat memberikan dampak yang berarti
bagi tubuh.7 (QS.Asyu‟ara :30 )
صيثح فثما كسثت أيديكم ه م ثكم م ويعفىا عه كثير وما أص
Artinya : “Dan musibah apapun yang menimpamu, itu adalah akibat
perbuatan tanganmu”
5
Acne Vulgaris merupakan salah satu penyakit yang tidak hanya
memberikan efek yang dapat dilihat secara langsung melalui fisik pada pasien,
namun acne vulgaris ini juga dapat memberikan efek psikologis seperti rasa
cemas, minder dandepresi, bahkan pada beberapa orang yang sangat terpuruk
dengan jerawat dapat menyebabkan seseorang berpikir untuk mengakhiri
hidupnya dengan melakukan bunuh diri.2 Oleh Karena itu pentingnya kita
mengetahui penanganan dan sikap yang tepat saat terjadinya acne vulgaris untuk
meminimalisir komplikasi atau infeksi sekunder yang mengganggu estetika pada
wajah yang dapat berdampak ke psikologis6.
B. Rumusan Masalah
Komplikasi atau Infeksi sekunder yang disebabkan oleh Acne Vulgaris
sangat berdampak ke kehidupan dan psikologis yang mengalaminya. Ditemukan
pada orang Asia sebesar 47,5% mengalami makula hiperpigmentasi setelah
terjadinya acne. Beberapa mahasiswa Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar
sering mengeluhkan bekas jerawat yang sering terjadi setelah mengalami Acne
Vulgaris.Oleh karena itu pemahaman Acne Vulgaris, sikap dan penanganan saat
terjadinya Acne Vulgaris sangat penting untuk meminimalisir terjadinya
komplikasi seperti makula hiperpigmentasi.Apakah adanya hubungan tingkat
pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar terhadap sikap
dan penanganan saat terjadinya Acne Vulgaris?
6
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan
tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar
terhadap sikap dan penanganan saat terjadinya Acne Vulgaris.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Unismuh Makassar tentang Acne Vulgaris
b. Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya Acne Vulgaris pada
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar
c. Untuk mengetahui adanya hubungan tingkat pengetahuan tentang
sikap dan penanganan terhadap kejadian Acne Vulgaris pada
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan tentang
hubungan tingkat pengetahuan dengan perawatan mandiri Acne Vulgaris
pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar
2. Bagi Universitas
Sebagai bahan tambahan referensi tentang hubungan tingkat
pengetahuan mahasiswi Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar dengan
perawatan mandiri saat terjadinya Acne Vulgaris
7
3. Bagi Masyarakat
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang
Acne Vulgaris serta penatalaksanaan yang baik dan benar saat terjadinya
Acne Vulgaris.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Acne Vulgaris
a. Definisi
Suatu penyakit peradangan menahun unit pilosebasea, komedo
merupakan lesi utama pada jerawat.Polimorfik yang terdiri atas
berbagai kelainan kulit atau lesi berupa: komedo whitehead (komedo
tertutup) ataupun komedo blackhead (komedo terbuka), papul, pustul,
nodul, dan jaringan parut atau scarmerupakan gambaran klinis yang
dari Acne vulgaris.1 Tempat predileksi biasa terjadi acne, diantaranya
seperti pada wajah, sekitar leher, bahu, lengan atas, dada dan
punggung8.
b. Etiologi
Penyebab terjadinya Acne Vulgaris masih belum dapat diketahui
lebih pasti8.Tetapi diketahui beberapa etiologi yang diduga pemicu
terjadinya acne seperti faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor
intrinsik terdiri dari, faktor genetik atau faktor bawaan , faktor ras, dan
faktor hormonal; dan faktor ekstrinsik berupa, stres, iklim, suhu,
kelembaban, kosmetik yang memiliki sifat acnegenik atau
komedogenik, diet dan obat-obatan, faktor kebersihan, faktor infeksi,
dan faktor pekerjaan1,3,9
.
9
Munculnya Acne Vulgaris disebabkan oleh karena adanya faktor
dari genetik. Penyebab karena faktor genetik ini diperkuat oleh
mayoritas penderita yang mengalami Acne Vulgaris sebesar 50%
mempunyai faktor resiko keluarga dengan lingkungan keluarga yang
memiliki riwayat Acne Vulgaris. Kebiasaan pola hidup yang tidak
baik seperti merokok atau paparan dari asap rokok disekitar juga dapat
menyebabkan terjadinya kejadian Acne Vulgaris meningkat dan
menambah derajat keparahan dari Acne Vulgaris. Pancaran sinar
matahari juga menjadi faktor pencetus munculnya Acne Vulgaris
karena dapat menyebabkan terjadinya peroksidasi yang bersifat
komedogenik dan reaksi inflamasi karena adanya paparan radiasi
sinar ultraviolet10
.
Hormon
Pada biasanya kejadian acne terjadi pada saat adrenarche yaitu
masa pubertas. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan jumlah
produksi hormon adrenal. Pada keadaan seperti ini akan
menyebabkan perkembangan kelenjar sebasea terstimulasi dan
juga produksi sebum 1,6,9
. Pada individu yang sangat mudah
terkena penyakit atau keadaan tubuh yang rentan penyakit seperti
alopesia androgenic, seborea, hirsutisme, dan Acne Vulgaris
diakibatkan karena dermatosis androgenik10
. Dalam patogenesis
Acne Vulgaris dewasa peran androgen masih. Penyebab
munculnya Acne pada dewasa selain dari produksi hormon
sistemik, yaitu produksi lokal hormon10
.
10
Bakteri
Dalam praktik sehari-hari sering ditemukan penggunaan
antibiotik untuk acne dalam durasi waktu yang lebih lama
daripada yang dianjurkan. Penggunaan antibiotik yang
berkepanjangan akan menyebabkan Propionibacterium
acnesmenjadi resisten terhadap antibiotik standar untuk terapi
acne10,11
. Seribu pasien yang berkunjung ke dokter spesialis di
Harrogate 80% resisten terhadap eritromisin atau klindamisin atau
keduanya dan 20% resisten terhadap tetrasiklin10
.
Kosmetik
Mayoritas kasus Acne Vulgaris sebesar 95% dikarenakan oleh
akibat penggunaan kosmetik. Kligman menyebutkan acne
kosmetik memiliki keadaan wajah berupa acne ringan menetap
pada usia dewasa10
. Lamanya penggunaan kosmetik tidak
memiliki hubungan bermakna dengan derajat keparahan acne.
Berhenti menggunakan kosmetik tidak dapat memperbaikan acne.
Faktor penyebab Kosmetik secara langsung pada penderita Acne
Vulgaris tidak dapat ditemukan tetapi penggunaan kosmetik dapat
menyebabkan folikel untuk menyebabkan acne10
.
c. Patogenesis
Terdapat 4 patogenesis yang sangat berpengaruh pada timbulnya
Acne Vulgaris yaitu :
1) Produksi sebum yang berlebih
11
Trigliserida, asam lemak bebas, wax ester, skualen, dan
kolesterol merupakan bagian dari sebum. Pada penderita Acne
Vulgaris memiliki kadar wax ester, trigliserida, dan skualen
yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang normal9.
Ekskresi sebum berada dibawah control hormone androgen.
Pada usia anak 7-8 tahun kelenjar sebasea mulai berkembang
akibat dari hormon androgen. Perubahan sel sebosit dan sel-sel
keratinosit folikular diakibatkan oleh hormon androgen
menyebabkan terjadinya mikro komedo, komedo ini yang akan
berkembang menjadi lesi inflamasi.9
Trigliserida dan lipoperoxidase merupakan komponen yang
mempunyai peranan utama dalam proses patogenesis Acne
Vulgaris. Trigliserida akan terpecah menjadi asam lemak bebas
oleh floral normal di unit pilosebaseous atau folikel sebasea
yaitu, Propionibacterium acne. Bakteri Propionibacterium
acne akan mengalami kolonisasi, hal ini disebabkan oleh
adanya asam lemak tersebut Asam lemak tersebut. Sitokin
proinflamasi dan mengaktivasi jalur peroxisome proliferator-
activated reseptor (PPAR), yang menyebabkan terjadinya
peningkatan pada sebum, hal ini disebabkan akibat adanya
hasil proses dari lipoperoksidase11
.
2) Hiperproliferasi epidermis folikular sehingga terjadi sumbatan
folikel.
12
Lesi komedo dihasilkan akibat adanya Hiperproliferasi
epidermal folikular, dimana awal dari lesi acne akan ditandai
dengan mikrokomedo. Komedo terbentuk karena adanya
kesalahan deskuamasise panjang folikel.Pada pasien acne dapat
terjadinya abnormal deskuamasise, Pada keadaan umum epitel
dilepaskan dengan cara satu per satu kedalam lumen tetapi
dalam keadaan ini, epitel tidak dilepaskan secara satu per satu
bagaimana biasanya terjadi. Adanya lonjakan dari proliferasi
keratinosit basal dan berdeferensiasi dari sel ratinosit folikular,
hal tersebut mungkin disebabkan karena kurangnya kadar asam
linoleat sebasea dari biasanya.3,6
.
Lapisan granulosum akan terbentuk lebih tebal,
tonofilamen dan butir-butir keratohyalin terjadi peningkatan,
kadar dari lipid meningkat hingga menjadi tebal dan terjadi
suatu bentuk sumbatan. Diduga rangsangan hormon androgen,
meningkatnya aktivitas Interleukin- 1α, penurunan kadar asam
linoleat dan pengaruh bakteri merupakan salah satu faktor dari
beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya rangsangan
terhadap hiperproliferasi keratinosit dan meningkatnya adhesi3.9
3) Proses Inflamasi
Mikrokomedo yang terjadi akibat suatu sumbatan akan
menyebabkan lesi mikrokomedo tersebut akan tumbuh
berkembang dengan keratin yang padat, sebum dan bakteri
Propionibacterium acnes yang pada nantinya akan terjadi
13
rupturnya dinding folikel. Rupturnya dinding folikel tersebut
dengan cepat merangsang proses inflamasi. Pada sekitar kurun
waktu 24 jam setelah rupturnya dari dinding folikel maka
limfosit akan berkelompok menjadi satu, limfosit CD4+
ditemukan di sekitar folikel rambut sedangkan CD8+ di daerah
perivaskuler. Satu hingga dua hari setelah ruptur komedo,
neutrofil menjadi sel yang dominan di sekitar mikrokomedo
tersebut.3
Propionibacterium acnes berperan dalam patogenesis acne
dengan menghasilkan enzim lipase, protease, hialuronidase
yang penting untuk mengubah trigliserida menjadi asam lemak
bebas atau free fatty acid (FFA) yang berperan dalam proses
inflamasi dan mengeluarkan faktor kemotaktik.9
4) Aktivitas kolonisasi Propionibacterium acnes (PA)
Propionibacterium acne merupakan bakteri atau
mikroorganisme utama didaerah infra infundibulum yang dapat
menyebabkan terjadinya Acne Vulgaris. Bakteri ini dapat
menembus sampai ke permukaan kulit dengan mengikuti aliran
sebum. Bakteri ini akan dapat menaikan jumlah kadar
trigliserida dalam sebum, trigliserida merupakan nutrisi untuk
bakteri itu tersebut.9
14
d. Gejala Klinis
Lesi kejadian Acne Vulgaris dapat mengenai beberapa
bagian tubuh manusia diantaranya dapat mengenai badan bagian
belakang terutama punggung, bagian muka, dan bagian depan
tubuh seperti dada dan bahu. Lesi Acne Vulgaris ini dapat berupa
lesi non-inflamasi dan lesi inflamasi atau peradangan. Lesi Acne
Vulgaris non-inflamasi seperti komedo. Komedo dibagi menjadi 2
tipe, yaitu komedo tertutup (whiteheads) dan komedo terbuka
(blackheads). Komedo terbuka memiliki gambaran klinis seperti
lesi yang lebih tinggi sedikit atau bagian datar tetapi memiliki
folikel dengan warna yang lebih gelap dibanding lesi pada bagian
tengah lesi. Lesi inflamasi berupa papul, pustul dan
nodul/nodulokistik.Di sekitar papul dan pustul terdapat eritema
yang menandakan terjadinya suatu inflamasi. Nodus ditandai
dengan lesi papul eritematosa dan nyeri, lesi berdiameter sekitar
lebih dari 5 mm. Banyak terdapat klasifikasi Acne Vulgaris, namun
berdasarkan tata laksana acne di Indonesia klasifikasi acne yang
dipakai adalah klasifikasi acne menurut Lehmann dkk.1,11
Tabel 2.1. Rekomendasi acne grading Indonesia Acne Expert Meeting
(IAEM) menurut Lehmann.9
Derajat
Acne
Vulgaris
Kriteria
15
Ringan Komedo
kurang dari 20
Pustule kurang
dari 15
Kista = 0 Total kurang
dari 30
Sedang Komedo 20-
100
Pustule 15-50 Kista kurang
dari 5
Total 30-125
Berat Komedo lebih
dari 100
Pustule lebih
dari 50
Kista lebih
dari 5
Total lebih
dari 125
Sumber :Adhi, Djuanda,2017. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 7 Bagian
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.Fakultas kedokteran Universitas Indonesia.
Jakarta.
Tabel 2.2.Detail lesi Acne Vulgaris2
Lesi Acne Ukuran Warna Pus Efek Keterangan
Whiteheads Kecil Putih Tidak Nyeri (-),
Inflamasi
(-)
Kronik
disebut milia
Blackheads Kecil Hitam /
Cokelat
Tidak Nyeri (-),
Inflamasi
(-)
Hitam akibat
minyak dan
sel - sel mati
Papul < 5 mm Merah muda Tidak Hangat,
Nyeri,
Inflamasi
Sangat umum
Pustul < 5 mm Dasar merah
dengan
kekuningan
Ya Hangat,
Nyeri,
Inflamasi
Sangat umum
16
atau putih
ditengah
Nodul 5-10 mm Merah muda
dan merah
Tidak Hangat,
Nyeri,
Inflamasi
Serupa papul
namun lebih
jarang
Kista >10 mm Merah Tidak
tapi ada
cairan
Hangat,
Nyeri,
Inflamasi
Sangat Jarang
Sumber : Sibero, Hendra Tarigan, Ahmad Sirajudin danDwi Indria
Anggraini.2019.Prevalensi dan Gambaran Epidemiologi Akne Vulgaris di
Provinsi Lampung.Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
PenyakitAcne Vulgaris ini sangat sering dilihat di
kalanganlingkungan masyarakat, Acne Vulgaris ini mempunyai
sifat kronis dan sering mengalami kekambuhan.Meskipun tidak
mematikan ataupun mengancam jiwa, acne dapat menyebabkan
gangguan psikis dan psikososial yang dapat berpotensi menurunkan
kualitas hidup seseorang yang mengalami Acne Vulgaris.Gangguan
psikologis dilaporkan terus meningkat seiring waktu dengan
peningkatan derajat keparahan lesi.Keinginan untuk menghabiskan
nyawa diri sendiri juga dilaporkan lebih tinggi pada pasien acne,
terutama pada pasien wanita dengan acne dengan derajat
berat.Komplikasi Acne Vulgaris seperti hiperpigmentasi atau bekas
17
jerawat yang menghitam dan scar dapat memperburuk gangguan
psikologis yang telah ada.
e. Penatalaksanaan
Tatalaksana umum yang dapat diberikan pada pasien dengan Acne
Vulgaris merupakan tatalaksana preventif dengan cara mengurangi
sumber stress yang berlebihan, mencegah terjadinya infeksi
sekunderseperti pada saat memegang atau menyentuh lesi dengan
menggunakan tangan, menghindari penggunaan obat atau kosmetik
dengan sifat acnegenik dan komedogenik, menerapkan diet
seimbang, dan mencuci muka menggunakan air mengalir dan
sabun khusus yang diperuntukan untuk wajah secara berkala4.
Prinsip tatalaksana acne sesuai dengan 4 tahapan patofisiologinya
yaitu8:
1) mengurangi hiperproliferasi keratinosit folikular
2) menurunkan aktivitas kelenjar sebasea
3) mengurangi populasi bakteri folikel, utamanya P. Acnes
4) memunculkan efek anti-inflamasi
Menurut Aamir dan James, 2004.Tatalaksana Acne Vulgaris terdiri
dari pengobatan topical dan sistemik1.
Tabel 2.3.Algoritma menurut Aamir dan James, 2004.1
Hanya Komedo Derajat Ringan Derajat Sedang Derajat Berat
Topikal retinoid Menggabungkan Antibiotik oral Isotretinoid Oral
18
berupa
tretinoin,
adapalene, dan
Tarazoten
dapat
mengurangi 40-
70% komedo
dalam 12
minggu
Antibiotik topical
(Eritromycin,
Clindamycin)
dengan Benzoil
Peroksida dapat
mengurangi 30-
80% acne dalam 8-
12 minggu
(Tetracyline dan
erythromycin )
dapat mengurangi
64-86% acne
dalam 6-8 minggu
dan dapat
memerlukan
kortikosteroid
sistemik
Sumber : Sibero, Hendra Tarigan, I Wayan Ardana Putra dan Dwi Indria
Anggraini. 2019. Tatalaksana Terkini Acne Vulgaris. Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung.
Menurut Fitzpatrick, 2008. Tatalaksana Acne Vulgaris bertujuan
untuk menghilangi atau mengurangi etiologi dari Acne Vulgaris itu
sendiri, diantaranya seperti, menghilangkan sumbatan dari saluran
acne, mengurangi produksi minyak, dan mengatasi koloni bakteri
seperti Propionibacterium acnes.Pencegahan untuk jangka waktu
panjang yaitu mengurangi bekas jerawat1.
Tabel 2.4. Algoritma menurut Fitzpatrick, 2008.1
Derajat Ringan Derajat Sedang Derajat Berat
Antibiotik topical / Penambahan Antibiotik Isotretinoin oral untuk kista
19
Retinoid Topikal
dikombinasikan dengan
benzoil Peroksida. Acne
surgery (ekstrasisi
komedo)
oral. Isotretinoin untuk
mencegah scar
dan nodul meradang dapat
diberikan triamcinolone
intralesi
1. Sumber : Sibero, Hendra Tarigan, I Wayan Ardana Putra dan Dwi Indria
Anggraini. 2019. Tatalaksana Terkini Acne Vulgaris. Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung.
1) Rekomendasi terapi topical
Monoterapi acne dengan derajat ringan direkomendasikan dengan
menggunakan Benzoil peroksida (BPO) atau dikombinasikan
dengan eritromisin atau klindamisin topikal.Sementara terapi Acne
Vulgarisdengan derajat sedang dan berat dapat ditambahkan
retinoid topikal atau antibiotik sistemik.BPO dapat mencegah
resistensi bakteri sehingga direkomendasikan untuk diberikan pada
pasien yang mendapat terapi antibiotik topikal atau
sistemik.Antibiotik topikal tidak direkomendasikan sebagai
monoterapi karena risiko resistensi yang ditimbulkan.Retinoid
topikal direkomendasikan untuk monoterapi kasus akne komedonal
atau dikombinasikan dengan antibiotik topikal pada lesi akne
campuran atau inflamasi.Pada pasien inflamasi utamanya pasien
perempuan dewasa dapson topikal gel 5% direkomendasikan.Asam
20
azelat dapat digunakan sebagai terapi tambahan dan
direkomendasikan pada kasus dispigmentasi pasca inflamasi10
.
2) Rekomendasi antibiotik sistemik
Penggunaan antibiotik sistemik direkomendasikan pada kasus akne
vulgaris derajat sedang dan berat dan akne inflamasi yang resisten
terhadap terapi topikal.Doksisiklin dan minosiklin lebih efektif bila
dibandingkan dengan tetrasiklin.Eritromisin dan azitromisin oral
efektif dalam mengatasi akne, namun penggunaannya harus
berhati-hati pada pasien perempuan hamil dan anak usia10
.
3) Rekomendasi untuk isotretinoin
Isotretinoin oral direkomendasikan untuk terapi acne vulgaris
derajat berat.Selain itu isotretinon dapat 960 diberikan pada Acne
Vulgaris sedang yang resisten terhadap terapi atau untuk terapi
akne dengan komplikasi skar atau distress psikososial.Penggunaan
isotertinoin dosis rendah pada tatalaksana acne dapat mengurangi
frekuensi dan efek samping obat. Perlu dilakukan pemantau
terhadap fungsi hati, kadar kolesterol dan trigliserida pada pasien
yang mendapat terapi ini10
.
Tatalaksana Acne Vulgaris dilakukan seperti apa yang sudah
dijelaskan oleh Wasitatmadja di dalam buku “Ilmu Penyakit Kulit
dan Kelamin” terdiri atas ;
21
1) Prinsipumum
Diperlukan kerjasama yang baik antara dokter
danpasien.Harus berdasarkandari :
a) penyebab/ faktor-faktor
b) pencetus
c) patogenesis
d) keadaan klinis dan grading acne
e) aspekpsikologis.
2) Derajat atau grading dan diagnosis klinis
3) Aspek psikologis
Sebagian pasien Acne Vulgaris memiliki rasa malu
yang berlebihan, rendah diri, tidak percaya diri, perasaan
cemas dan menyendiri, sehingga memerlukan terapi lebih
efektif
4) Penatalaksanaan umum
a) Mencuci wajah 2 kali sehari dengan air mengalir dan
sabun khusus untuk wajah atau muka.
5) Penatalaksanaan medikamentosa
a) berdasarkan grading acne (ringan – berat)
b) diikuti terapi pemeliharaan/pencegahan
6) Tindakan Tindakan
Kortikosteroid intralesi (KIL), ekstraksi komedo,
laser (misalnya laser V-beam), terapi ultraviolet, blue light
(405-420 nm), red light (660 nm), chemical peeling dll.1,2,9
22
Menurut buku FKUI, 2018. Algoritma tatalaksana acne sebagai
berikut9:
Tabel 2.5. Algoritme Tata Laksana Akne9
Ringan Sedang Berat
Lini
Pertama
Komedonal Papular /
Pustular
Papular /
Pustular
Nodular Nodular / Conglobate
Retinoid
Topikal
Retinoid
Topikal +
Antimikroba
Topikal
Antibioti
k oral +
Retinoid
Topikal
+/- BPO
Antibiotik
oral +
Retinoid
Topikal +/-
BPO
Isotretinoin oral
Alternatif Alt.
Retinoid
topical atau
Azelaic acid
atau asam
salisilat
Alt.
Agenantimik
roba topical
+ Alt.
Retinoid
topical atau
azelaic acid
Alt.
Antibioti
k oral +
Alt.
Retinoid
topical
+/- BPO
Isotretinoi
n oral atau
Alt.
Antibiotik
oral + Alt.
Retinoid
topical ,
+/- BPO/
azelaic
acid
Antibiotik oral dosis
tinggi + retinoid
topical + BPO
Alternatif
untuk
Lihat lini
pertama
Lihat lini
pertama
Anti
androgen
Anti
androgen
Anti androgen oral
dosis tinggi+ retinoid
23
perempuan oral +
topical
retinoid /
azelaic
acid
topical
+/-
antimikro
ba topikal
oral +
topical
retinoid +/-
Antibiotik
oral +/-
Alt.
Antimikro
ba
topical +/- Antibiotik
oral +/- Alt.
Antimikroba topikal
Terapi
Maintenans
Retinoid Topikal Retinoid Topical , +/- BPO
Sumber : Hapsari, Yunita , Dedianto Hidajat dan Farida Hartati. 2019. Kepekaan
Mikrobiota Akne Terhadap Antibiotik Pada Pelajar SMA Penderita Acne Derajat
Sedang-Berat Di Mataram, Nusa Tenggara Barat. Fakultas Kedokteran
Universitas Mataram.
2. Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2014) pengetahuan merupakan sebuah hasil
tahu yang dari sebelumnya tidak tahu menjadi tahu pada seseorang
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya seperti mata, telinga,
penghidu, perasa, peraba.Pengetahuan darisetiap individu pasti memiliki
perbedaan tergantung dari bagaimana cara penginderaannya masing-
masing terhadap objek atau sesuatu. Secara garis besar terdapat 6 tingkatan
pengetahuan menurut Notoatmodjo, yaitu:12
24
1. Tahu (know)
Pada tahap tahu atau know yaitu baru memiliki
pengetahuan yang baru dalam batas berupa mengingat kembali
apa yang telah dipelajari pada sebelumnya, menguraikan,
menyebutkan, mendefinisikan, menyatakan. Pada tahap tahu
ini, masih dalam tahap pengetahuan yang paling rendah
dibanding yang lain.12
2. Memahami (comprehension)
Pengetahuan yang dimiliki pada memahami atau
comprehension adalah dimana pada tahap ini sudah dapat
diartikan sebagai suatu kemampuan yang dapat menjelaskan
tentang suatu objek atau sesuatu dengan baik dan
benar.Seseorang yang telah faham dan mengerti tentang
pelajaran atau materi yang telah diberikan dapat menjelaskan,
menyimpulkan, dan menginterpretasikan suatu objek atau
sesuatu yang telah dipelajari pada saat sebelumnya.13
3. Aplikasi (application)
Pengetahuan yang dimiliki pada tahap Aplikasi atau
application ini yaitu pengetahuan yang sudah dapat
mengaplikasikan atau menerapkan suatu materi yang sudah
dipelajarinya sebelumnya, pada situasi kondisi nyata atau
sebenarnya.12
25
4. Analisis (analysis)
Pengetahuan yang dimiliki pada tahap analisis merupakan
suatu kemampuan yang sudah dapat menjabarkan sebuah
materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen yang
ada kaitannya satu sama lain atau berkesinambungan.
Kemampuan analisis yang dimiliki seperti dapat
menggambarkan (membuat bagan), memisahkan dan
mengelompokkan, membedakan atau membandingkan.12
5. Sintesis (synthesis)
Pengetahuan yang pada tahap sintesis adalah kemampuan
yang dimiliki seseorang dalam mengaitkan berbagai elemen
atau unsur pengetahuan yang ada menjadi suatu pola baru yang
lebih menyeluruh dan komplek.12
3. Pandangan Islam
Allah SWT sebagai Pencipta telah menciptakan langit dan bumi, dan
segala sesuatu yang ada di antara keduanya. Salah satu ciptaan Allah itu
adalah manusia, yang diberi keistimewaan berupa kemampuan berfikir
melalui alat inderanya yang melebihi jenis makhluk lain yang sama- sama
menjadi penghuni bumi. Jadi, kita sebagai manusia sudah sepantasnya
memanfaatkan apa yang sudah dianugerahkan oleh Allah SWT dengan
26
sebaik-baiknya. Hal ini dibahas pada salah satu ayat Al-Qurán pada surah
An-Nahl ayat 78.
ر وٱلف تكم ل تعلمىن شيـا وجعل لكم ٱلسهمع وٱلتص ه ه تطىن أمه أخرجكم م كرون وٱلله ـدج لعلهكم ت
Terjemahnya : “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam
keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur.”
Menurut tafsir al Maraghi ayat ini menjelaskan bahwa Allah
menjadikan kalian mengetahui apa-apa yang tidak kalian ketahui, setelah
Dia mengeluarkan kalian dari dalam perut ibu. Kemudian memberi kalian
akal yang dengan itu kalian dapat memahami dan membedakan antara
yang baik dengan yang buruk, antara petunjuk dengan kesesatan, dan
antara yang salah dengan yang benar.
Sesuai dengan penjelasan tafsir diatas, Salah satu pemanfaatan
anugerah tersebut yang bisa dilakukan adalah dengan menuntut ilmu.
Seperti yang kita ketahui, bahwa islam merupakan agama yang
menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, hal ini ditegaskan dalam sebuah
hadist riwayat Ibnu Majah no. 224 yang berbunyi :
مسلم كل عل فريضح العلم طلة
Artinya : “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim.” (HR. Ibnu Majah
no. 224)
Salah satu anugerah terbesar lainnya yang diberikan oleh Allah
Subhanahu Wa Taála yaitu memiliki keadaan tubuh yang sehat dan bugar,
Allah menciptakan manusia secara baik, adil dan seimbang, kecuali Allah
27
yang maha kuasa menghendaki hal lain, ada kala saatnya dimana keadaan
tubuh manusia tidak seimbang, keadaan ini biasa manusia sendiri yang
melakukannya dengan cara merusak sistem tubuhnya seperti yang terjadi
dengan kulit terutama pada wajah yang sedang infeksi karena jerawat akan
dapat meninggalkan bekas luka menghitam bahkan sampai jaringan parut
akibat suka memencet jerawat hingga terjadi luka, saluran pencernaan juga
dapat terganggu akibat mengkonsumsi makanan secara berlebihan,
makanan yang berlemak, terlalu manis, terlalu pedas dan makanan yang
tidak sehat atau kebiasaan lain seperti merokok yang dapat merusak sistem
pernafasan dan paru- paru, meminum minuman keras dan memakai obat-
obatan terlarang dapat merusak organ tubuh, selain itu bekerja tanpa
istirahat dan pola hidup sehat dan bersih dapat memberikan dampak yang
berarti bagi tubuh.7 (QS.Asyu‟ara :30 )
ه ثكم م صيثح فثما كسثت أيديكم ويعفىا عه كثير وما أص م
Artinya : “Dan musibah apapun yang menimpamu, itu adalah akibat
perbuatan tanganmu”
Menurut Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa Rasulullah Saw. bersabda,
“Hai Ali, aku akan menafsirkannya kepadamu: Apa saja yang menimpa kamu
berupa sakit atau siksaan atau musibah di dunia, maka dikarenakan ulah tanganmu
sendiri, dan Allah Swt. Maha Penyantun dari menduakalikan siksaan-Nya di
akhirat nanti. Dan apa yang dimaafkan oleh Allah di dunia, maka Allah Swt.
Mahamulia dari mengulanginya sesudah memaafkannya.”
28
Mencegah penyakit lebih diprioritaskan daripada pengobatannya.Salah
satu iman dalam Islam ialah kebersihan, jadi masalah menjaga kebersihan dalam
Islam sangat penting.Selain di agama Islam, masalah menjaga kebersihan juga
penting dalam bidang kesehatan dan ilmu Kedokteran.Al- Thaharat disebut juga
dengan masalah yang dihubungkan dengan kebersihan dalam terminologi
Islam.Upaya –upaya yang dilakukan dapat menghambat terjadinya penularan
ataupun penyebaran dari berbagai jenis penyakit, kuman, bakteri maupun virus
merupakan upaya preventif atau pencegahan. Imam Al- Suyuthi, 'Abd Al- Hamid
Al Qudhat, dan ulama yang lain menyatakan, dalam Islam menjaga kesucian dan
kebersihan termasuk bagian dari ibadah.7
Dalam ucapan -ucapan bijaksana Nabi Daud „alaihis-salam berkata
"kesehatan adalah kerajaan yang tersembunyi". Selain itu Nabi Daud „alaihis-
salam berkata "Kesehatan adalah mahkota di kepala orang-orang yang sehat,
yang hanya bisa dilihat oleh orang- orang yang sakit." , "kesehatan adalah harta
karun yang tak terlihat." dan juga “sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami
akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat Ku),
Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
Rasulullah bersabda “Dua nikmat yang sering tidak diperhatikan oleh
kebanyakan manusia yaitu kesehatan dan waktu luang.”(HR. Bukhari yang
diriwayatkan oleh Ibnu Abbas).7
29
Berikut adalah ayat yang membahas tentang kisah nabi Ayyub.AS
yang dimana pada ayat ini menceritakan cobaan berupa sakit yang di hadapi
Nabi Ayyub.AS.
حميه ر وا وت ارحم الر ي رتهه اوي مسهىي الض وا يىب اذ وا د
"dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, (Ya
Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang
Maha Penyayang dari semua yang penyayang."
(QS. Al-Anbiya 21: Ayat 83)
Berdasarkan tafsir Ibnu Katsir “Allah Ta‟ala menceritakan tentang Ayyub
as. yang mendapatkan ujian musibah dalam harta, anak dan tubuhnya. Dahulu,
beliau memiliki kendaraan, binatang ternak dan tanaman yang banyak sekali, anak
yang banyak dan tempat tinggal yang menyenangkan. Lalu, semua yang beliau
miliki diuji dengan musibah dan dilenyapkan seluruhnya, kemudian diberi
musibah pula tubuhnya, hingga tidak ada seorang pun yang mendekatinya selain
isteri yang mengurusnya. Dikatakan bahwa isterinya itu merasa lelah, lalu
mempekerjakan seseorang untuk mengurus suaminya itu.
Penjelasan tafsir Ibnu Katsir di atas juga menjelaskan tentang
cobaan penyakit yang Nabi Ayyub A.S hadapi, dimana dalam kisahnya juga
menceritakan penyakit kulit yang Nabi Ayyub A.S derita sehingga Nabi Ayyub
A.S mengucapkan doa, seperti doa yang ada pada surah Al-Anbiya ayat 83. Pada
kisah Nabi Ayyub A.S bisa menjadi contoh di mana bisa untuk di baca ketika kita
di timpa musibah. Merujuk dari penyakit Akne Vulgaris yang sesuai penelitian ini
30
maka sangat di peruntukan untuk bisa membaca do‟a ini ketika tertimpa musiba
penyakit kulit seperti Akne Vulgaris.
B. Kerangka Teori
Keterangan :
* = Yang diteliti
Gejala Klinis :
Lesi
Inflamasi
Lesi Non-
Inflamasi
Faktor Intrinsik Faktor Ekstrinsik
Akne Vulgaris*
Patogenesis :
1.Produksi sebum yang
berlebih
2.hiperproliferasi epidermis
folikular
3. Proses Inflamasi
4. Aktivitas kolonisasi
Propionibacterium Acnes
(PA)
Tatalaksana*
sesuai grading
Grading :
o Akne Vulgaris
Ringan
o Akne Vulgaris
Sedang
o Akne Vulgaris
Berat
Pengetahuan*
Perilaku dan
tindakan*
Meninggalkan bekas
jerawat
Tidak Meninggalkan
bekas
31
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. KERANGKA KONSEP
B. VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL
1. Variabel
Keterangan :
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
Tingkat Pengetahuan Acne Vulgaris
Tatalaksana
Tingkat Pengetahuan Penanganan saat
Acne
32
2. Definisi operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel Definisi
operasional
Alat
ukur
Hasil ukur Cara ukur Skala ukur
Penangan
an saat
akne
Penanganan
saat acne adalah
tindakan dan
sikap yang
dilakukan baik
medikamentosa
maupun non
medika
mentosa saat
sedang
munculnya
jerawat
Kuesion
er
1. Melakukan
penanganan
mandiri
akne secara
baik dan
benar : Jika
score ≥ 3
pertanyaan
dijawab
benar
2. Tidak
melakukan
penanganan
mandiri
acne secara
baik dan
benar : Jika
< 3
pertanyaan
Dengan
mengolah
hasil data
yang
didapatkan
dari
kuesioner
sesuai dengan
yang
dibutuhkan
peneliti.
Kategorik
Nominal
33
C. HIPOTESIS
H0 :Tidak adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dengan penanganan
mandiri saat acne pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Ha :Adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dengan penanganan mandiri
saat acne pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Makassar.
dijawab
benar
Tingkat
Pengetahu
an tentang
acne
vulgaris
Tingkat
pengetahuan
adalah hasil
tahu seseorang
terhadap objek
melalui indera
yang
dimilikinya
tentang akne
vulgaris
Kuesion
er
Baik : jikaskor 8-10
Cukup : jikaskor 6-
7
Kurang : jika skor ≤
5
Dengan
mengolah
hasil data
yang
didapatkan
dari
kuesioner
sesuai dengan
data yang
dibutuhkan
peneliti.
Kategorik
ordinal.
34
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. OBJEK PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di rumah masing-masing subjek penelitian
pada bulan September-Desember 2020.Adapun penelitian ini dilakukan
pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Makassar angkatan 2017, 2018, 2019 dan 2020.
B. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian
observasional analitik. Dengan pendekatan cross sectional.
C. TEKNIK PENGAMBILANSAMPEL
1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar angkatan 2017,
2018, 2019 dan 2020.
2. Sampel
Sampel penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar angkatan 2017,
2018, 2019 dan 2020. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan
teknik random sampling.Sampel yang memenuhi kriteria inklusi
dan ekslusi. Kriteria Inklusi dan Eksklusi, yaitu :
35
a. Kriteria inklusi
1) Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar yang bersedia menjadi
responden
2) Mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar yang menandatangani
informed consent
3) Mahasiswa yang menyelesaikan kuesioner.
b. Kriteria eksklusi
1) Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar yang tidak mengisi
kuisioner dengan lengkap.
2) Mahasiswa yang menyelesaikan kuesioner, tetapi lewat
dari batas waktu pengumpulan.
3) Mahasiswa yang menyelesaikan kuesioner tetapi tidak
mengembalikan.
D. RUMUS SAMPEL DAN BESAR SAMPEL
( α√ √
( ))
: deviat baku alfa
: deviat baku beta
36
: Proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya
: 1 - P2
: proporsi pada kelompok yang lainya merupakan judgement
peneliti
: 1 – P1
: selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna
:Proporsi total = (P1 + P2)/2
: 1 – P
( α√ √
( ))
( √ √
( ))
( √ √
( ))
(
( ))
(
( ))
(
( ))
( )
54 sampel
37
E. ALUR PENELITIAN
F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer yang diperoleh melalui pengisian kuesioner oleh
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unismuh
yang ditetapkan menjadi sampel
Informed consent
Pengisian kuisioner oleh responden
Pengumpulan data responden
Pengolahan dan analisis data responden
Hasil
38
Mahasiswa/i preklinik Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Sumber Data
Sumber data primer adalah data yang diperoleh langsung
peneliti dari kuesioner yang dibagikan dan dijawab oleh
responden.
3. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen adalah kuesioner tentang Pengetahuan seputar
acne vulgaris pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar.
4. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan cara
membagikan kuesioner kepada responden secara acak yang
kemudian dijawab lalu dikumpulkan langsung.
G. TEKNIK ANALISIS DATA
1. Metode analisis data
Dalam penelitian ini, metode analisis data dilakukan dalam 2 tahap,
yaitu:
a. Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik
dari variable independen dan dependen.Keseluruhan data yang ada
39
dalam kuisioner diolah dan disajikan dalam bentuk table distribusi
frekuensi.
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariate digunakan untuk melihat hubungan antara
variable independen dan variable dependen dengan menggunakan
analisis uji chi squre.Melalui uji statistic chi square akan diperoleh
nilai p, dimana dalam penelitian ini digunakan tingkat kemaknaan
sebesar 0,05. Penelitian dikatakan bermakna jika mempunyai nilai
p ≤ 0,05. Penelitian dikatakan bermakna jika mempunyai nilai p ≤
0,05 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima dan dikatakan tidak
bermakna jika mempunyai nilai p > 0,05 yang berarti Ho diterima
dan Ha ditolak.
40
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di rumah masing masing pada bulan
September - Desember 2020. Data penelitian ini diperoleh melalui
pengisian kuesioner secara daring oleh Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Makassar. Penelitian ini melibatkan 54 orang
subjek penelitian. Karakteristik subjek penelitian ini ditampilkan pada
tabel di bawah.
Tabel 5.3. Karakteristik Subjek Penelitian
Variabel Frekuensi Persentase
Jenis Kelamin
Laki-laki 13 24,1
Perempuan 41 75,9
Angkatan
2017 17 31,5
2018 11 20,4
2019 20 37,0
2020 6 11,1
Total 54 100,0
41
Tabel 5.1 di atas menunjukkan bahwa mayoritas subjek penelitian
ini berjenis kelamin perempuan dan berasal dari angkatan 2019.
2. Faktor Penyebab Terjadinya Acne Vulgaris
Tabel 5.4 Faktor Penyebab Terjadinya Acne Vulgaris
Faktor Penyebab Frekuensi Persentase
Stres 31 57,4
Hormon 35 64,8
Kosmetik 15 27,8
Makanan 6 11,1
Tabel 5.2 di atas menunjukkan bahwa mayoritas subjek penelitian
ini menganggap bahwa penyebab terjadinya Acne Vulgaris pada dirinya
adalah stres. Frekuensi dari empat faktor penyebab tersebut memiliki
jumlah yang tidak sama dengan jumlah subjek penelitian ini karena
terdapat beberapa subjek penelitian yang menjawab lebih dari satu faktor.
3. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap dan
Penanganan Saat Terjadinya Acne Vulgaris
Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap dan
penanganan saat terjadinya Acne Vulgaris dianalisis dengan metode Chi
square.Metode ini dipilih karena kedua variabel tersebut memiliki skala
kategorik.Uji hipotesis ini dilakukan di aplikasi SPSS versi 22.
42
Tabel 5.5. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap dan
Penanganan Saat Terjadinya Acne Vulgaris
Penanganan Secara Mandiri Nilai
p Melakukan Tidak
Melakukan
Pengetahuan Baik n 19 7 0,027
% 11,6% 13,0%
Cukup n 6 6
% 11,1% 11,1%
Kurang n 5 11
% 9,3% 20,4%
Total n 30 24
% 55,6% 44,4%
Tabel 5.3 di atas menunjukkan bahwa mayoritas subjek penelitian
ini memiliki tingkat pengetahuan yang termasuk dalam kategori cukup dan
mayoritas melakukan penanganan Acne Vulgaris mandiri secara
baik.Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa pada tingkat pengetahuan
apapun (baik, cukup, kurang), mayoritas subjek penelitian melakukan
penanganan Acne Vulgaris mandiri secara baik. Uji hipotesis
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan
dengan sikap dan penanganan saat terjadinya akne vulgaris (p = 0,027; p<
0,05).
43
BAB VI
PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas subjek penelitian
ini menganggap bahwa penyebab terjadinya Acne Vulgaris pada dirinya
adalah stres.Hasil ini sejalan dengan sebuah penelitian yang dilakukan oleh
Paran (2017) di Jakarta.Penelitian dengan desain cross sectional yang
melibatkan 82 orang subjek penelitian tersebut bertujuan untuk menentukan
hubungan stres dan pola makan dengan Acne Vulgaris pada siswa-siswi SMK.
Penelitian tersebut mendapati bahwa terdapat hubungan antara stres dengan
kejadian Acne Vulgaris13
.
Hasil serupa juga didapatkan pada sebuah penelitian yang dilakukan
oleh Mahasin (2017) di Jakarta. Penelitian dengan desain cross sectional yang
melibatkan 101 orang subjek penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui
hubungan tingkat stres dan pola tidur dengan Acne Vulgaris pada siswa kelas
3 SMA Negeri 9 Jakarta. Penelitian tersebut mendapati bahwa terdapat
hubungan antara tingkat stres dengan kejadian Acne Vulgaris14
.Sebuah
penelitian yang dilakukan oleh Silvia (2017) di Lampung juga mendukung
hasil penelitian tersebut. Penelitian dengan desain cross sectional yang
melibatkan 76 orang subjek penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui
perbandingan tingkat stres akne vulgaris ringan dengan Acne Vulgaris berat
44
berdasarkan klasifikasi Lehmann pada mahasiswa angkatan 2015-2018 prodi
pendidikan dokter Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati. Penelitian
tersebut mendapati bahwa tingkat stres akan mempengaruhi derajat keparahan
akne vulgaris15
.
Ada sejumlah mekanisme yang menjelaskan stres sebagai faktor
penyebab terjadinya akne vulgaris.Pada wanita dewasa dengan acne, stres
kronis meningkatkan sekresi androgen adrenal dan menyebabkan hiperplasia
sebasea.Aktivasi aksis hipotalamus-hipofisis-adrenal (HPA) adalah respons
adaptif utama terhadap stres sistemik.Menanggapi stres emosional, aksis HPA
mengaktifkan peningkatan tingkat pelepasan kortisol.Corticotropin-releasing
hormone (CRH) merupakan elemen paling proksimal dari aksis HPA.Hormon
ini bertindak sebagai koordinator sentral untuk respon neuroendokrin dan
perilaku terhadap stres.CRH merangsang produksi lipid kelenjar sebaceous
dan steroidogenesis yang berkontribusi pada akne. Penelitian juga telah
menunjukkan peningkatan ekspresi CRH di kelenjar sebaceous pada kulit
yang terkena akne dibandingkan dengan ekspresi rendah pada kulit
normal.Peningkatan regulasi ekspresi CRH pada kulit yang terlibat acne ini
dapat mempengaruhi proses inflamasi yang menyebabkan lesi akne yang
diinduksi oleh stres. CRH juga menginduksi produksi sitokin IL-6 dan IL-11
dalam keratinosit, berkontribusi pada inflamasi, yang dianggap sebagai
komponen kunci dalam patogenesis acne16
.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa mayoritas subjek
penelitian ini memiliki tingkat pengetahuan yang termasuk dalam kategori
baik dan mayoritas melakukan penanganan Acne Vulgaris mandiri secara
45
baik.Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa pada tingkat pengetahuan
apapun (baik, cukup, kurang), mayoritas subjek penelitian melakukan
penanganan Acne Vulgaris mandiri secara baik. Hasil deskriptif ini sejalan
dengan sebuah penelitian yang dilakukan oleh Victor (2020) di Yogyakarta.
Penelitian dengan desain cross sectional tersebut bertujuan untuk mengetahui
hubungan tingkat pengetahuan dan sikap terhadap Acne Vulgaris pada
mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana. Penelitian
tersebut mendapati bahwa mayoritas subjek penelitiannya sebesar 76%
memiliki tingkat pengetahuan dalam kategori baik.
Hasil deskriptif ini tidak sejalan dengan sebuah penelitian yang
dilakukan oleh Tilla (2020) di Medan, Sumatera Utara. Penelitian dengan
desain cross sectional yang melibatkan 63 orang subjek penelitian tersebut
bertujuan untuk mengetahuihubungan tingkat pengetahuan dan sikap remaja di
SMA Muhammadiyah 02 Medan dengan kejadian Acne Vulgaris.Penelitian
tersebut mendapati bahwa mayoritas subjek penelitiannya memiliki tingkat
pengetahuan yang termasuk dalam kategori cukup17
.
Hasil tidak serupa juga didapatkan pada sebuah penelitian yang
dilakukan oleh Hidajat (2016) di Mataram, Nusa Tenggara Barat. Penelitian
dengan desain cross sectional yang melibatkan 162 orang subjek penelitian
tersebut bertujuan untuk mengetahuikarakteristik pengetahuan dan persepsi
penderita Acne Vulgaris terkait faktor penyebab, sumber informasi,
penatalaksanaan dan dampak psikososial Acne Vulgaris di kota Mataram.
Penelitian tersebut mendapati bahwa mayoritas subjek penelitiannya memiliki
pengetahuan yang termasuk dalam kategori cukup18
.Sebuah penelitian yang
46
dilakukan oleh Pratama (2017) di Jember, Jawa Timur juga menunjukkan
hasil tidak serupa dengan penelitian ini. Penelitian dengan desain cross
sectional yang melibatkan 193 orang subjek penelitian tersebut bertujuan
untuk mengetahuipengetahuan tentang Acne Vulgaris dan pilihan
pengobatannya di kalangan mahasiswa ilmu kesehatan Universitas
Jember.Penelitian tersebut mendapati bahwa mayoritas subjek penelitiannya
memiliki tingkat pengetahuan yang termasuk dalam kategori cukup dan
mayoritas melakukan penanganan acne mandiri secara baik.19
Uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antaratingkat
pengetahuan dengan sikap dan penanganan saat terjadinya Acne Vulgaris (p =
0,027; p > 0,05). Hasil ini sejalan dengan sebuah penelitian yang dilakukan
oleh Chandra (2017) di Yogyakarta.Penelitian dengan desain cross sectional
tersebut bertujuan untuk mengetahuihubungan tingkat pengetahuan dan sikap
terhadap acne vulgaris pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas
Kristen Duta Wacana.Penelitian tersebut mendapati bahwa terdapat hubungan
antara tingkat pengetahuan dengan sikap penanganan Acne Vulgaris pada
mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana20
.
Hasil yang sama juga didapatkan pada sebuah penelitian yang
dilakukan oleh Yusuf (2020) di Surabaya, Jawa Timur. Penelitian dengan
desain cross sectional yang melibatkan 263 orang subjek penelitian tersebut
bertujuan untukmengetahuihubungan antara pengetahuan pelajar SMA tentang
acne pada wajah dengan perilaku pengobatannya. Penelitian tersebut
mendapati bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat
pengetahuan tentang acne dengan perilaku pengobatan acne21
.Sebuah
47
penelitian yang dilakukan oleh Febryery (2012) di Surakarta, Jawa Tengah,
juga menunjukkan hasil yang sejalan. Penelitian dengan desain cross sectional
yang melibatkan 100 orang subjek penelitian tersebut bertujuan
untukmengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan mahasiswa Farmasi
Universitas Muhammadiyah Surakarta terhadap tindakan swamedikasi Acne
Vulgaris.Penelitian tersebut mendapati bahwa terdapat hubungan antara
pengetahuan mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta
terhadap tindakan swamedikasi Acne Vulgaris22
.
Persamaan hasil pada penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
dengan berbagai penelitian sebelumnya sesuai dengan pendapat
Notoadmojo(2014) yaitu pengetahuan merupakan hasil dari penginderaan
manusia atau hasil tahu dari seseorang terhadap objek melalui indra yang
dimilikinya seperti mata, hidung, telinga. Sebagian besar pengetahuan
seseorang diperoleh dari indra pendengaran (telinga) dan indra penglihatan
(mata). Dimana menurut Notoadmojo, pengetahuan dibagi menjadi 4
tingkatan, dan pada penelitian kali ini responden berada pada tahap aplikasi
atau application. Selain itu sejalannya penelitian ini diduga karena adanya
persamaan instrument penelitian yang digunakan dimana pada penelitian ini
dan penelitian pembanding sama sama menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan salah satu ayat di Al-Qur‟an
yaitu surah An-Nahl ayat 78 yang berbunyi
أخرج ر وٱلفـدج لعله وٱلله تكم ل تعلمىن شيـا وجعل لكم ٱلسهمع وٱلتص ه ه تطىن أمه كم كم م
كرون ت
48
Terjemahnya :“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam
keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur.”
Menurut tafsir al Maraghi ayat ini menjelaskan bahwa Allah
menjadikan kalian mengetahui apa-apa yang tidak kalian ketahui, setelah Dia
mengeluarkan kalian dari dalam perut ibu. Kemudian memberi kalian akal
yang dengan itu kalian dapat memahami dan membedakan antara yang baik
dengan yang buruk, antara petunjuk dengan kesesatan, dan antara yang salah
dengan yang benar (al Maraghi, 1992: 211)
Berdasarkan penelitian yang saya lakukan dan meninjau dari aspek
islam di atas dimana membahas tentang pemahaman atau pengetahuan
seseorang tentang penyakit akne vulgaris. Ayat diatas sangat jelas dimana dari
tafsir menjelaskan tentang Allah lah yang memberikan kita akal sehingga akal
inilah yang dapat berguna dan bermanfaat untuk manusia dimana manusia
dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, penelitian ini
menggunakan desain cross sectional yang kurang tepat digunakan untuk
menganalisis hubungan sebab-akibat antara variabel. Namun desain ini
merupakan desain yang paling superior untuk mengetahui prevalensi dari
suatu fenomena pada populasi. Kedua, penelitian ini kesulitan untuk
menyingkirkan variabel perancu penelitian karena berbagai variabel perancu
tersebut telah melekat erat dan tidak mungkin untuk dipisahkan seluruhnya.
49
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Mayoritas Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar memiliki
pengetahuan tentang Acne Vulgaris yang termasuk dalam kategori baik
2. Faktor penyebab terbanyak terjadinya Acne Vulgaris pada Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar adalah faktor stres
3. Terdapat adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dengan penanganan
mandiri saat acne pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unismuh
Makassar
B. Saran
1. Bagi penelitian selanjutnya agar menggunakan desain penelitian lain yang
lebih tepat untuk mengetahui hubungan sebab-akibat antar variabel, seperti
case control dan kohort
2. Bagi penelitian selanjutnya agar mempertimbangkan berbagai variabel
perancu penelitian dan sedapat mungkin menyingkirkan variabel-variabel
perancu tersebut
DAFTAR PUSTAKA
1. Sibero, Hendra Tarigan, I Wayan Ardana Putra dan Dwi Indria Anggraini.
2019. Tatalaksana Terkini Acne Vulgaris. Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung.
2. Sibero, Hendra Tarigan, Ahmad Sirajudin danDwi Indria
Anggraini.2019.Prevalensi dan Gambaran Epidemiologi Akne Vulgaris di
Provinsi Lampung.Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
3. Rahmanisa, Soraya dan Rika Oktaria. 2016. PengaruhEpigallocatechin-3-
Gallate (EGCG) pada Teh HijauTerhadap Acne vulgaris.Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung.
4. Yonathan, Kevin. 2017. POTENSI EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI
(Psidium guajava) SEBAGAI ALTERNATIF TERAPI ACNE
VULGARIS.Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
5. Franca, Katlein dan Jonette Keri. 2017. Psychosocial impact of acne and
postinflammatory hyperpigmentation.University of Miami Miller School
of Medicine.
6. Anggraeni, Sylivia, Trisniartami Setyaningrum dan M.Yulianto Listiawan.
2017. Perbedaan Kadar Malondialdehid (MDA) sebagai Petanda Stres
Oksidatif pada Berbagai Derajat Akne Vulgaris. .Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga
7. Anam, Khairul . 2016.PENDIDIKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN
SEHAT DALAM PRESFEKTIF ISLAM. Fakultas Ilmu Kesehatan
Masyarakat Universitas Islam Kalimantan MAB Kalimantan Selatan.
8. Hapsari, Yunita , Dedianto Hidajat dan Farida Hartati. 2019. Kepekaan
Mikrobiota Akne Terhadap Antibiotik Pada Pelajar SMA Penderita Akne
Derajat Sedang-Berat Di Mataram, Nusa Tenggara Barat. Fakultas
Kedokteran Universitas Mataram.
9. Sitohang IBS, S, Wasitatmadja SM. Akne Vulgaris. Dalam :Sri Linuwih
SW Menaldi, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-7. Jakarta:
Badan Penerbit FKUI; 2018. h.288-291
10. Teresa, Astrid. 2020. AKNE VULGARIS DEWASA : ETIOLOGI,
PATOGENESIS DAN TATALAKSANA TERKINI. Fakultas Kedokteran
Universitas Palangka Raya.
11. Yenny, Satya Wydya. 2018. RESISTENSI ANTIBIOTIK PADA
PENGOBATAN AKNE VULGARIS. Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas
12. Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta
13. Abdullah Budi. 2018 . Konsep Manusia Dalam Islam Studi Terhadap
Eksistensi Manusia. Program Studi Perbankan Syariah STAI Syekh
H.Abdul Halim Hasan Binjai.
14. Al-Quran
15. Tafsir Al-Maraghi
16. Hadist Riwayat Ibnu Majah No.224
17. Tafsir Ibnu Katsir
18. Paran A. HUBUNGAN STRES DAN POLA MAKAN DENGAN AKNE
VULGARIS PADA SISWA-SISWI SMK SKRIPSI [Internet]. SKRIPSI-
2017. Jakarta: Universitas Trisakti; 2018 Jun [cited 2021 Jan 12].
Available from:
http://www.repository.trisakti.ac.id/webopac_usaktiana/index.php/home/d
etail/detail_koleksi/0/SKR/judul/00000000000000093350/0
19. Mahasin I. HUBUNGAN TINGKAT STRES DAN POLA TIDUR
DENGAN AKNE VULGARIS PADA SISWA KELAS 3 SMA NEGERI
9 JAKARTA PERIODE MARET 2017 [Internet]. Jakarta; 2017 Apr [cited
2021 Jan 12]. Available from: http://repository.upnvj.ac.id/
20. Silvia E, Panonsih RN, Purwaningrum R, Rhavika DR.
PERBANDINGAN TINGKAT STRES AKNE VULGARIS RINGAN
DENGAN AKNE VULGARIS BERAT PADA MAHASISWA
PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MALAHAYATI. J Ilmu Kedokt dan Kesehat [Internet]. 2019 Dec 28
[cited 2021 Jan 12];6(1):43–8. Available from:
http://www.ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan/article/view/2286
21. Zari S, Alrahmani D. The association between stress and acne among
female medical students in Jeddah, Saudi Arabia. Clin Cosmet Investig
Dermatol [Internet]. 2017 Dec 5 [cited 2021 Jan 12];10:503–6. Available
from: /pmc/articles/PMC5722010/?report=abstract
22. Tilla A. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Dengan Kejadian
Acne Vulgaris Pada Remaja di SMA Muhammadiyah 02 Medan. J
PANDU HUSADA [Internet]. 2019 Dec 13 [cited 2021 Jan 12];1(1).
Available from: http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/JPH/article/view/3849
23. Hidajat D. Karakteristik Pengetahuan dan Persepsi Penderita Akne
Vulgaris di Kota Mataram. Unram Med J. 2016;5(4).
24. Pratama A. Survei Pengetahuan dan Pilihan Pengobatan Jerawat di
Kalangan Mahasiswa Kesehatan Universitas Jember (A Survey on
Knowledge and Treatment Options of Acne Vulgaris Among Health
Science Students of Universitas Jember). J Pustaka Kesehat [Internet].
2017 May 26 [cited 2021 Jan 12];5(2):2017. Available from:
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPK/article/view/5871
25. Chandra V. HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP
TERHADAP ACNE VULGARIS PADA MAHASISWI FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA.
Yogyakarta; 2017.
26. Yusuf V. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Pelajar Sekolah
Menengah Atas Tentang Acne Vulgaris Pada Wajah Dengan Perilaku
Pengobatannya. Tunas Med J Kedokt Kesehat [Internet]. 2020 [cited 2021
Jan 12];6(2). Available from:
http://jurnal.ugj.ac.id/index.php/tumed/article/view/3723
27. Febryery LC. Evaluasi Hubungan Tingkat Pengetahuan Mahasiswa
Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Terhadap Tindakan
Swamedikasi Acne Vulgaris. Surakarta; 2012.
LAMPIRAN
Hasil Analisis SPSS
KUESIONER
LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN
Dengan hormat, saya:
Nama :
NIM :
Sebagai Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Makassar, sedang melakukan penelitian skripsi yang
berjudul Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dengan Perawatan Mandiri
Acne Vulgaris pada Mahasiswa Fakultas Kedokeran Universitas
Muhammadiyah Makassar. Skripsi ini dilakukan sebagai salah satu syarat
kelulusan dari Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar. Untuk
membantu penelitian berjalan dengan lancar, saya meminta kesediaan Anda untuk
menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini. Jawaban yang telah diisi
anda akan saya jamin kerahasiannya dan hanya akan digunakan untuk
kepentingan penelitian.
Demikianlah permohonan dari saya. Atas perhatian dan kerja sama anda, saya
ucapkan terima kasih.
Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Saya yang berrtanda tangan dibawah ini:
Nama Lengkap :……………………………………………………………...
Tanggal Lahir :
Menyatakan bahwa saya telah mendapat penjelasan mengenai penelitian dengan
judul: Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dengan Perawatan Mandiri
Acne Vulgaris pada Mahasiswa Fakultas Kedokeran Universitas
Muhammadiyah Makassar dan saya bersedia menjadi responden dengan
mengikuti kegiatan penelitian yang akan dilakukan.
Makassar, _____________2020
Saksi Yang Membuat Pernyataan
____________________ ____________________
PETUNJUK PENGISIAN KUISIONER
Mohon dibaca sebelum Anda mengisi kuesioner.
1. Sebelum mengisi kuesioner, Anda diminta untuk mengisi identitas
responden terlebih dahulu.
2. Dalam suatu pertanyaan, terdapat beberapa pilihan jawaban. Berilah tanda
(X) pada pilihan jawaban yang tersedia yang sesuai dengan keadaan yang
dialami, atau isilah titik-titik yang sesuai dengan keadaan yang dialami.
3. Jawablah pertanyaan dengan jujur dan sesuai dengan keadaan yang
dialami. Tidak ada jawaban yang benar ataupun salah. Jawaban yang jujur,
yang menunjukkan diri Anda, sangat diharapkan dalam pengisian lembar
kuesioner ini.
KUESIONER
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama atau Inisial :……………………………………………………...
2. Usia :………. tahun.
3. Angkatan :……………………………………………………..
4. JenisKelamin : L / P (Lingkari yang sesuai)
5. No. Handphone (WA) :……………………………………………………...
Kuesioner
1. Apa nama bakteri yang menyebabkan akne vulgaris?
a. Mycobacterium leprae
b. Staphylococcus Aureus
c. Propionibacterium acnes
d. Trichophyton rubrum
2. Mana yang merupakan lesi utama pada akne vulgaris?
a. Pustul
b. Komedo
c. Papul
d. Nodul
3. Gejala klinis akne dibagi menjadi 2, lesi inflamasi dan lesi non inflamasi.
Manakah lesi berikut yang termasuk dalam lesi non-inflamasi?
a. Pustul
b. Nodulokistik
c. Komedo
d. Nodul
e. Papulerimatosa
4. Berikut ini merupakan patogenesis acne vulgaris, kecuali…
a. Produksi sebum yang berlebih
b. Terjadi sumbatan folikel
c. Terjadinya proses anti-inflamasi
d. Aktivitas kolonisasi bakteri
e. Proses inflamasi
5. Ada berapa grading (tingkatkeparahan) akne vulgaris?
a. 2
b. 3
c. 4
d. 5
6. Berikut ini termasuk dalam faktor ekstrinsik akne vulgaris, kecuali…
a. Stress
b. Suhu
c. Kelembaban
d. Hormonal
7. Berikut ini termasuk dalam pencegahan akne vulgaris, kecuali…
a. Mengurangi sumber stress yang berlebihan
b. Menghindari memegang lesi dengan tangan
c. Menghindari penggunaan kosmetik yang bersifat acnegenik
d. Melakukan ekstrasisi komedo
8. Manakah kebiasaan buruk berikut yang dapat menyebabkan infeksi sekunder
pada akne vulgaris?
a. Mencuci muka secara berkala dengan sabun dan air 2x sehari
b. Tidak memegang jerawat dengan tangan
c. Mengurangi faktor pemicu jerawat
d. Memecahkan jerawat dengan paksa
9. Bagaimana tata laksana akne ringan?
a. Antibiotik oral dikombinasikandengan Isotretinoin
b. Retinoid topikal dikombinasikan dengan benzoil peroksida
c. Antibiotik topikal dikombinasikandengan triamcinolone
d. Isotretinoin oral dikombinasikan dengan triamcinolone
10. Berikut ini merupakan infeksi sekunder akne vulgaris, kecuali…
a. Scar
b. Gangguan psikologis
c. Hiperpigmentasi
d. Hipopigmentasi
11. Ketika anda mengalami akne vulgaris, apakah anda mengurangi faktor pencetus
atau faktor yang memperparah kondisi tersebut?
a. Ya
b. Tidak
12. Apakah anda sering memecahkan jerawat dengan paksa?
a. Ya
b. Tidak
13. Apakah anda rutin mencuci muka dengan air dan sabun 2 kali sehari?
a. Ya
b. Tidak
14. Ketika anda mengalami akne vulgaris, apakah anda tetap menggunakan
kosmetik?
a. Ya
b. Tidak
15. Ketika anda mengalami akne vulgaris, apakah anda menggunakan obat yang
mengandung antibiotik atau retinoid dan benzoil peroksida?
a. Ya
b. Tidak
3
INTERPRETASI
Soal nomor 1-10 digunakan untuk mengidentifikasi variable tingkat pengetahuan
tentang akne vulgaris. Skoring dan interpretasi:
Jawaban benar diberikan skor 1, jawaban salah diberikan skor 0.
Total skor 0-5 pengetahuan buruk
Total skor 6-7 pengetahuan cukup
Total skor 8-10 pengetahuan baik
Soal nomor 11-15 digunakan untuk mengidentifikasi variable penanganan saat
akne. Skoring dan interpretasi:
11. A = 1; B = 0
12. A = 0; B = 1
13. A = 1; B = 0
14. A = 0; B = 1
15. A = 1; B = 0
Skor 0-2 tidak melakukan penanganan mandiri akne secara baik dan benar
Skor 3-5 melakukan penanganan mandiri akne secara baik dan benar
4
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Uji validitas dilakukan pada responden sebanyak 50 orang. Berdasarkan tabel
standar(Sugiyono, 2008), nilai R yang digunakan sebagai nilai minimal
perhitungan analisis dari sebuah kuesioner dengan 50 responden adalah 0,279.
Artinya, kuesioner ini baru dikatakan valid apabila uji validitas menunjukkan
angka > 0,279 dan baru dikatakan reliabel apabila nilai Cronbach’s alpha
menunjukkan angka > 0,279. Beberapa ahli menyatakan bahwa nilai minimal
Cronbach’s alpha adalah 0,600.
5
Uji Validitas
Uji validitas dilakukan dengan aplikasi SPSS. Pada kolom hasil uji korelasi
(Corrected Item-Total Correlation) menunjukkan semua pertanyaan (item 1-15)
bernilai > 0,279 yang berarti semua pertanyaan dalam kuesioner ini valid.