iii bahan dan metode penelitian 3.1 bahan...
TRANSCRIPT
III
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1 Bahan Penelitian
3.1.1 Ternak Percobaan
Ternak penelitian yang digunakan adalah ayam Sentul yang diperoleh dari
pembibitan Ayam Sentul Warso Unggul di Kabupaten Sukabumi. Pemeliharaan
dimulai dari 0 sampai 12 minggu sebanyak 100 ekor dengan umur 0 sampai 2
minggu diberi pakan komersil yang diperoleh dari Missouri (kandungan energi
metabolis 3200 kkal/kg dan protein 22%). Setelah berumur 2 minggu kemudian
dihitung koevisien variasinya dan diperoleh 14,78% lalu dibagi secara acak ke
dalam 20 unit kandang yang setiap kandangnya berisi 5 ekor. Pemberian ransum
perlakuan dilakukan setelah umur 2 minggu.
3.1.2 Kandang
Kandang yang digunakan sistem litter yang terbuat dari bahan bambu dan
kawat berukuran 75 cm x 75 cm x 75 cm. Setiap kandang dilengkapi dengan
tempat pakan (round feeder) dan tempat minum (round waterer).
3.1.3 Ransum Peneltian
Ransum terdiri dari 5 perlakuan ransum dengan tingkatan energi protein
berbeda. Ransum yang digunakan adalah ransum hasil formulasi yang diberikan
dalam bentuk mash, bahan pakan diperoleh dari Missouri Bandung. Adapun
kandungan zat makanan dan energi metabolis bahan pakan, susunan ransum
penelitian dan kandungan nutrient dan energi metabolis ransum penelitian
disajikan dalam Tabel 2, Tabel 3, dan Tabel 4.
21
Tabel 2. Kandungan Zat Makanan dan Energi Metabolis Bahan Pakan
Bahan Pakan PK Ca P Lysin Metionin EM
-------------------------%----------------------------- (k.kal/kg)
Tepung Ikan 65,00 4,0 2,60 5,2 1,80 2830
Bungkil Kedelai 48,00 0,32 0,29 2,90 0,65 2240
Jagung Kuning 8,60 0,02 0,10 0,20 0,18 3370
Dedak Halus 12,00 0,12 0,21 0,71 0,27 1630
CaCO3 0,00 40,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Tepung Tulang 0,00 23,30 18,00 0,00 0,00 0,00
Minyak Kelapa 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 8600
Topmix 0,70 0,00 0,00 0,40 0,30 0,00
Sumber : Scott dkk,1982
Tabel 3. Susunan Ransum Penelitian
Bahan Pakan R1 R2 R3 R4 R5
.........................................%...........................................
Tepung Ikan 8,00 10,50 11,50 7,50 10,50
Bungkil Kedelai 4,75 7,00 11,50 6,50 8,00
Jagung Kuning 58,00 55,25 52,75 64,00 61,00
Dedak Halus 27,50 25,50 22,50 19,00 17,50
CaCO3 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50
Tepung Tulang 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75
Minyak Kelapa 0,00 0,00 0,00 1,25 1,25
Premix 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50
Jumlah 100 100 100 100 100
Keterangan : Hasil perhitungan menggunakan aplikasi winfeed
Tabel 4. Kandungan Nutrient dan Energi Metabolis Ransum Penelitian
Nutrien R1 R2 R3 R4 R5 Kebutuhan
Energi Metabolis
(k.kal/kg) 2750 2750 2750 2950 2950 2750
a
Protein Kasar (%) 15,00 17,00 19,00 15,00 17,00 15a
Lemak Kasar (%) 6,66 6,54 6,19 7,01 6,99 4,0-7,0a
Serat Kasar (%) 4,89 4,75 4,62 4,09 3,97 Maks 7,00c
Kalsium (%) 1,05 1,25 1,34 1,01 1,24 0,90-1,1a
Posfor (%) 0,58 0,67 0,72 0,55 0,67 0,45b
Lysin (%) 0,97 1,18 1,35 0,94 1,16 0,87b
Methionin (%) 0,35 0,40 0,44 0,35 0,40 0,38-0,42a
Methionin + Sistin (%) 0,67 0,74 0,80 0,64 0,72 0,69d
aSumber : Widodo, 2002
cSumber : Sinurat, 2000
bSumber : Sinurat, 1991
dSumber : Chen, 1996
22
3.1.4 Alat dan Bahan yang digunakan
1) Alat
a) Vaccutainer ber-EDTA 5 mL untuk menyimpan darah agar tidak cepat
membeku.
b) Needle untuk mengambil darah sebanyak 5 mL.
c) Spectrophotometer untuk mengukur hasil absorban yang diperoleh dari
campuran larutan dan darah.
d) Gelas ukur untuk menempatkan aquadest dan larutan yang akan
dimasukan kedalam tabung.
e) Pipet tetes untuk mengambil larutan dari gelas ukur dan memasukkannya
kedalam tabung.
f) pH meter untuk mengecek pH larutan yang dibuat.
g) Alat Sentrifugasi untuk memisahkan endapan dan larutan.
h) Kertas label untuk menandai ransum perlakuan.
i) Timbangan kapasitas 5 kg untuk menimbang bobot badan ayam dan
ransum.
j) Timbangan analitik kapasitas 1 kg untuk menimbang zat-zat kimia yang
digunakan untuk pembuatan larutan.
k) Wingtag 30 buah untuk menandai ternak percobaan.
2) Bahan :
a) Darah
b) Desinfektan (Alkohol 70%)
c) Aquadest
d) HCl 1 N
e) NaCl 9 gram
23
f) NaH2PO4.H2O 0,215 gram
g) Na2HPO4 1,365 gram
3.2 Metode Penelitian yang digunakan
3.2.1 Prosedur Penelitian
Prosedur percobaan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Tahap Persiapan
Tahap persiapan dimulai dengan mempersiapkan alat dan bahan yang
digunakan selama penelitian berlangsung, kemudian membersihkan kandang,
fumigasi dan sanitasi kandang terlebih dahulu dengan cara pengapuran dinding
dan lantai serta penyemprotan dengan menggunakan desinfektan agar bakteri
maupun virus penyebab penyakit yang ada pada pemelihaan sebelumnya mati.
2) Tahap Adaptasi
Ayam yang berumur 0 hingga 2 minggu diberi pakan komersil, setelah
berumur 2 minggu, ayam ditimbang bobot badannya dan dihitung koefisien
variasinya yang bertujuan untuk mengetahui keseragaman bobot badan ayam di
awal penelitian. Pemberian vaksin ND diberikan melalui tetes mata pada umur 4
hari, kemudian vaksin gumboro diberikan melalui pemberian air minum pada
umur 14 hari.
3) Tahap Perlakuan
Ayam diberi ransum perlakuan setelah memasuki umur 2 minggu.
Pemberian ransum perlakuan disesuaikan dengan kebutuhan ayam/umur/ekor.
Tempat minum dicuci setiap hari menggunakan antiseptik agar tidak kotor serta
24
tidak menimbulkan jamur dan bakteri. Pemberian dan penimbangan sisa ransum
dilakukan setiap hari.
4) Tahap pengumpulan dan pencatatan data
a) Pengambilan sampel darah
Pengambilan darah dilakukan pada akhir penelitian yakni pada
minggu ke-10 perlakuan atau umur 12 minggu. Pengambilan darah
dilakukan pada pagi hari sebelum ayam diberi makan, posisi ayam dibuat
nyaman terlebih dahulu sebelum diambil darahnya agar tidak mengakibatkan
stress. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut :
(a) Ayam Sentul dipersiapkan
(b) Mengambil darah sebanyak 5 mL pada bagian vena pektoralis eksterna
yang terdapat di bawah sayap dan dibersihkan menggunakan alkohol
70%.
(c) Darah tersebut harus segera dimasukkan ke dalam vaccutainer yang
mengandung antikoagulan EDTA untuk mencegah proses pembekuan
darah, kemudian diaduk sampai homogen agar EDTA dan darah
tercampur sempurna.
(d) Vaccutainer dimasukan ke dalam cooling box pada saat dibawa ke
laboratorium.
b) Menghitung total protein darah
Prosedur perhitungan total protein darah menggunakan Biolabo
Reagents dengan prinsip uji biuret, tahapannya adalah :
(a) Menyediakan tabung sebanyak 22 buah yang terdiri dari 20 tabung
untuk sampel, 1 blanko dan 1 standar kemudian masing-masing
tabung diberi label agar tidak tertukar.
25
(b) Memasukkan 60 µl plasma darah serta menambahkan 3 mL reagen
kedalam tabung
(c) Menghangatkan sampel dengan menggunakan penangas bersuhu
37°C selama 10 menit.
(d) Mengukur absorban pada panjang gelombang 570 nm dengan
menggunakan spectrophotometer.
(e) Mencatat angka yang tercantum pada layar spectrophotometer
kemudian dimasukkan kedalam rumus untuk mendapatkan total
protein darah.
c) Penentuan nilai kerapuhan sel darah merah
Prosedur penentuan nilai kerapuhan sel darah merah menggunakan
metode Johnson Oyewale (1992).
(a) Membuat larutan buffer saline NaCl 1% dengan cara menimbang
NaCl, NaH2PO4 dan Na2HPO4 menggunakan neraca analitik dan
dimasukkan kedalam beaker glass, kemudian dilarutkan dengan
aquadest hingga 1000 mL.
(b) Menyesuaikan pH larutan hingga pH 7,4 dengan cara menambahkan
larutan HCl 1% tetes demi tetes hingga pH sudah mendekati 7,4.
(c) Menyediakan tabung sebanyak 15 buah lalu dibuat pengenceran
bertingkat larutan NaCl dengan konsentrasi 0,90%; 0,85%; 0,80%;
0,75%; 0,70%; 0,65%; 0,60%; 0,55%; 0,50%; 0,45%; 0,40%;
0,30%; 0,20%; 0,10% serta membuat blanko dari larutan
berkonsentrasi 0,90%.
(d) Memasukkan 50 µl darah kedalam tabung yang berisi larutan, tutup
dan homogenkan.
26
(e) Campuran darah dan larutan yang sudah di homogenkan kemudian
di diamkan selama 30 menit.
(f) Tabung yang telah didiamkan kemudian di sentrifugasi selama 5
menit dengan menggunakan alat sentrifuge berkecepatan 3000 rpm.
(g) Mengukur absorban dari supernatant pada panjang gelombang 540
nm dengan menggunakan spectrophotometer.
(h) Mencatat angka yang tercantum pada layar spectrophotometer
kemudian dimasukan kedalam rumus dan dibuatkan kurvanya.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Prosedur penelitian
1.) Tahap Persiapan
Meliputi penyediaan bahan pakan penyusun ransum, pemesanan
DOC serta persiapan kandang diantaranya: pengapuran kandang,
penomoran kandang, sanitasi kandangyang dilakukan seminggu sebelum
penelitian dimulai. Penomoran dilakukan pada waktu DOC tiba di lokasi
kandang penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan sebelum DOC tiba
di lokasi kandang penelitian, yaitu :
a. Persiapan alat timbangan dan air minum yang telah dicampur gula
b. Menyalakan Lampu pijar 60 watt sebelum kedatangan DOC
c. Pemasangan Koran sebagai litter
d. Pemasangan Tempat pakan dan minum yang sudah didesinfeksi
menggunakan antiseptik.
2.) Tahap Persiapan Pakan
27
Bahan Pakan yang digunakan untuk pembuatan ransum ditimbang.
Kemudian, bahan pakan yang telah ditimbang kemudian di homogenkan
diatas terpal hingga benar-benar tercampur rata. Setelah itu, Ransum yang
telah selesai kemudian dibagi kedalam beberapa wadah sesuai dengan
jumlah perlakuan dan ulangan yang akan digunakan.
3.) Tahap Pemeliharaan
Penimbangan bobot badan awaldilakukan pada waktu kedatangan
DOC, kemudian ditempatkan dalam 20 unit kandang, masing-masing lima
ekor per unit kandang dan dipelihara selama 8 minggu. Akhir
pemeliharaan dilakukan kembali penimbangan bobot akhir. Ransum dan
air minum diberikan ad-libitum.
4.) Tahap Pengumpulan Data
Pengumpulan data awal yangdilakukan adalah penimbangan DOC,
selanjutnya pengumpulan data konsumsi ransum, pertambahan bobot
badan dan konversi ransum secara rutin dilakukan setiap minggu sampai
dengan akhir pemeliharaan.
5.) Pencegahan Penyakit
Selama penelitian berlangsung upaya untuk mencegah timbulnya
penyakit yaitu dengan memperhatikan kebersihan kandang dan peralatan,
serta melalui vaksinasi. Vaksinasi dilakukan sebanyak tiga kali selama
pemeliharaan meliputi ND-I, Gumboro(IBD), dan ND-II. Vaksinasi ND
melalui tetes mata pada anak ayam umur empat hari, vaksinasi gumboro
melalui pemberian air minum pada umur 14 hari dan vaksinasi ND-II
melalui air minum pada umur 18 hari. Guna mengatasi stres pada saat
28
penimbangan dan vaksinasi, maka ayam diberikan Vitastress melalui air
minum.
6.) Tahap Perlakuan
1. Ayam yang diberi tahap perlakuan adalah ayam yang berumur 3 minggu
yang telah diberi ransum starter. Pemberian ransum perlakuan diberikan
secara bertahap selama 1 minggu.
2. Tempat minum dicuci setiap hari untuk menghindari tempat minum yang
kotor dan timbulnya jamur, mencuci tempat minum menggunakan
antiseptik untuk meminimalisir timbulnya bakteri.
3. Pemberian litter diberikan ketika umur 2 minggu dan kemudian ditambah
setiap minggunya menyesuaikan keadaan kandang.
4. Penimbangan dilakukan setiap 1 minggu sekali untuk mengetahui
pertambahan bobot badan dan jumlah ransum yang dikonsumsi.
3.2.2 Peubah yang Diamati dan Cara Perhitungannya
Peubah yang diamati pada penelitian ini adalah :
a) Menghitung Total Protein Darah
Pengukuran total protein darah menggunakan Biolabo Reagents
dengan prinsip uji biuret dimana uji ini berdasarkan atas pengukuran
serapan cahaya oleh ikatan kompleks biru-ungu yang terjadi bila protein
bereaksi terhadap tembaga dan lingkungan alkali diharapkan dengan
pemberian protein dalam ransum dapat meningkatkan total protein dalam
darah. Prinsip kerja spektrofotometer adalah bila cahaya (monokromatik
maupun campuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari
sinar masuk akan dipantulkan, sebagian di serap dalam medium itu, dan
29
sisanya diteruskan. Nilai yang keluar dari cahaya yang diteruskan
dinyatakan dalam nilai absorbansi karena memiliki hubungan dengan
konsentrasi sampel, adapun rumus perhitungannya adalah :
b) Penentuan Nilai Kerapuhan Sel Darah Merah
Kerapuhan sel darah merah menggunakan metode Johnson
Oyewalle (1992) dimana dalam metode ini berdasarkan tekanan osmosis
larutan, apabila darah berada dalam keadaan isotonis berarti darah dapat
mempertahankan bentuknya sehingga tidak mengalami kerapuhan.
Berbeda halnya bila keadaan larutan hipertonis dan hipotonis maka sel
darah merah tidak bisa mempertahankan keutuhan selnya sehingga
terjadilah kerapuhan. Pemberian imbangan energi protein dalam ransum
ini diharapkan membran sel darah merah dapat mempertahankan
keutuhan selnya dan tidak mudah rapuh dalam kondisi hipotonis atau
hipertonis. Adapun rumus dari kerapuhan sel darah merah adalah :
3.2.3 Rancangan Percobaan dan Analisis Statistka
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 5 perlakuan dan 4 kali ulangan
sehingga terdapat 20 unit percobaan. Masing-masing perlakuan adalah
sebagaiberikut :
R1 = EM2750 kkal/kg dan Protein15%
R2 = EM 2750 kkal/kg dan Protein17%
30
R3 = EM2750 kkal/kg dan Protein 19%
R4 = EM 2950 kkal/kg dan Protein 15%
R5 = EM 2950 kkal/kg dan Protein 17%
Data yang diperoleh diuji dengan menggunakan analisis ragam serta
menggunakan uji Duncan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Model
matematika dari rancangan percobaan yang digunakan yaitu :
Yijk = μ + αi + εij
Keterangan :
Yij = Respon hasil pengamatan perlakuan ke-i ulangan ke-j
μ = Rata-rata umum
αi = Pengaruh perlakuan ke-i
εij = Pengaruh komponen galat
i = 1, 2, 3, 4, 5
j = 1, 2, 3, 4
Asumsi :
1. Nilai εijk menyebar normal satu sama lain
2. Nilai harapan dari εijk = 0
3. Ragam dari εijk = σ2 jadi, εijk ~ NI (0, σ2)
Tabel 4. Daftar Sidik Ragam
Sumber Keragaman DB JK KT Fhit F0,05
Perlakuan 4 JKP KTP KTP/KTG 3,06
Galat 15 JKG KTG
Total 19 JKT
Keterangan : DB = Derajat Bebas
JK = Jumlah Kuadrat
KT = Kuadrat Tengah
Dengan hipotesis sebagai berikut :
H0 : R1 = R2 = R3 = R4 = R5
H1 : R1 ≠ R2 ≠ R3 ≠ R4 ≠ R5 (atau paling sedikit ada satu pasang perlakuan yang
tidak sama
31
Kaidah Keputusan :
1. Jika Fhitung ≤ Ftabel 0,05 artinya perlakuan tidak berpengaruh nyata (non
significant), terima H0 dan tolak H1.
2. Jika Fhitung> Ftabel 0,05 artinya perlakuan berpengaruh nyata (significant),
tolak H0 dan terima H1.
Apabila perlakuan berpengaruh nyata maka akan di laksanakan uji lanjut
dengan menggunakan uji Duncan dengan rumus:
S ̅ = √
LSR α = SSRα S ̅
Keterangan:
S ̅ = Standard Error
KTG = Kuadrat Tengah Galat
r = Banyaknya Ulangan
LSRα = Least Significant Range
SSRα = Studentized Significant Range
Apabila selisih antara perlakuan (d) dibandingkan dengan LSRα, kaidah
keputusannya adalah sebagai berikut:
1. Bila d ≤ LSRα: (perlakuan tidak berbeda nyata)
2. Bila d > LSRα: (perlakuan berbeda nyata)