iii. metode penelitian 3.1 waktu dan tempat penelitian iii.pdfpengendalian mutu universitas...
TRANSCRIPT
12
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Februari – April 2018, bertempat di
Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian – Peternakan
Universitas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium Kimia dan Teknologi
Pangan Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (BALITKABI)
Malang.
3.2 Alat dan Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan edible film adalah jagung
kuning dengan usia panen 89 hari yang didapat dari pasar Babat - Lamongan,
mahkota bunga mawar segar lokal, akuades, gliserol teknis, karagenan, silika gel,
Na-Bisulfit, NaOH, NaCl, Nutrient Agar, bakteri Escherichia coli dan bakteri
Salmonella thypimurium yang diperoleh dari Laboratorium Keamanan Pangan dan
Pengendalian Mutu Universitas Brawijaya Malang.
Alat-alat yang digunakan dalam penilitian ini adalah cabinet dryer,
timbangan analitik digital Ohauss, ayakan, hot plate strirrer Barnstead
Thermolyne Cimarec 2, tekstur analyzer Shimadzu, Spektofotometer Genesys20
Thermo Spectronic, saringan 100 mesh, micrometer sekrup Mitutoyo, Oven WTC
Binder 7200 Tutlingen, cawan porselen, desikator, kain saring, gelas beker, gelas
ukur, pipet volume, bola hisap, blender, loyang, kaca, plastik HDPE, plastik PP,
pisau, gunting, toples kaca, spatula, penggaris, jarum inoculum, batang L,
autoclave, LAF (Laminary Air Flow) dan sarung tangan.
13
3.3 Metode Penelitian
Penelitian ini hanya memiliki satu tahapan, yaitu tahapan pembuatan
edible film. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok
(RAK) Faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi pati jagung
dan faktor kedua adalah pigmen antosianin. Data yang diperoleh dianalisis dengan
menggunakan Analysis of Variant (ANOVA) dan dilanjutkan uji banding DMRT
(Duncan’s Multiple Range Test) dengan taraf nyata 5% (α=0,05).
Faktor 1 : Konsentrasi Pati Jagung (P)
P1 : 1% (b/ ) P2 : 2 % (b/ ) P3 : 3 % (b/vtotal)
Faktor 2 : Konsentrasi Ekstrak antosianin (A)
F1 : 2 % (v/ ) F2 : 3 % (v/ ) F3 : 4 % (v/ )
Kombinasi perlakuan (Tc) = 3x3=9, dengan jumlah ulangan minimum perlakuan
(n) adalah:
Tc (n-1) 15
9 (n-1) 15
9n 24
n 2,6 … dibulatkan menjadi n=3
Tabel 1. Kombinasi Perlakuan
A1 A2 A3
P1 P1A1 P1A2 P1A3
P2 P2A1 P2A2 P2A3
P3 P3A1 P3A2 P3A3
Perlakuan :
P1A1 = 1% (b/ ) pati jagung + 2 % (v/ ) ekstrak antosianin
P1A2 = 1% (b/ ) pati jagung + 3 % (v/ ) ekstrak antosianin
P1A3 = 1% (b/ ) pati jagung + 4 % (v/ ) ekstrak antosianin
P2A1 = 2% (b/ ) pati jagung + 2 % (v/ ) ekstrak antosianin
P2A2 = 2% (b/ ) pati jagung + 3 % (v/ ) ekstrak antosianin
14
P2A3 = 2% (b/ ) pati jagung + 4 % (v/ ) ekstrak antosianin
P3A1 = 3% (b/ ) pati jagung + 2 % (v/ ) ekstrak antosianin
P3A2 = 3% (b/ ) pati jagung + 3 % (v/ ) ekstrak antosianin
P3A3 = 3% (b/ ) pati jagung + 4 % (v/ ) ekstrak antosianin
3.4 Pelaksanaan Penelitian
Pada penelitian ini diawali dengan pembuatan pati jagung kemudian
pigmen antosianin, dan pembuatan edible film.
3.4.1 Pembuatan Pati Jagung (Maflahah, 2010)
Jagung kering direndam dengan 1800 ml larutan Na-bisulfit 0,2% selama
selama 48 jam yang bertujuan untuk mencegah biji jagung mengalami browning
enzimatis. Setelah perendaman dilakukan penirisan untuk untuk memisahkan
fraksi larutan natrium bisulfit yang meresap dalam biji jagung sampai kadar air
dirasa sesedikit mungkin. Biji jagung dihaluskan dengan blender hingga
diperoleh bubur jagung kasar dengan penambahan air 900 ml. Bubur jagung
dipindah dalam wadah plastik kemudian ditambah dengan air sebanyak 250 ml.
Larutan tersebut disaring kemudian ampas dipisahkan dengan filtrat, lalu filtrat
ditambah lagi dengan air 5600ml. Kemudian diendapkan selama 12 jam. Setelah
diendapkan, pisahkan air dan endapan pati. Endapan pati ditambah dengan larutan
NaOH 0,1 N sebanyak 250ml. Pencucian dengan air 500ml sebanyak 3x dan
setiap penambahan air dilakukan proses pengendapan selama 1 jam. Lakukan
pengeringan dengan cabinet dryer selama 24 jam.
3.4.2 Ekstraksi Ekstrak Antosianin (Saati dkk., 2016)
Tahap pertama ekstraksi pigmen antosianin adalah dengan mencuci
mahkota bunga mawar, kemudian lakukan pengecilan ukuran. Tahap selanjutnya
maserasi dengan akuades 1:2 dan asam sitrat 2% dengan suhu 85 selama 30
15
menit. Kemudian filtrasi dengan kertas Whatman no.41 dan dihasilkan filtrat
mawar.
3.4.3 Pembuatan Edible Film (Amaliya dkk., 2014)
Pembuatan edible film diawali dengan persiapan pati jagung dengan
konsentrasi (1%, 2%, 3%) b/v , karagenan 4% b/b pati, gliserol 10% v/b pati.
Kemudian bahan-bahan tersebut disuspensikan dengan akuades 150 ml.
Kemudian bahan-bahan yang telah disuspensikan dipanaskan dengan hot plate
stirrer selama 30 menit dengan suhu 85 . Adonan kemudian didinginkan
hingga mencapai suhu 45 . Siapkan ekstrak antosianin (2% v/b, 3% v/b, 4% v/b)
kemudian disuspensikan kedalam adonan edible film. Homogenisasi dengan
magnetic strirrer. Tuang adonan ke dalam loyang yang telah dilapisi plat kaca
20cm x 20cm. Pengeringan dengan cabinet dryer dengan suhu 50 selama 12
jam. Setelah kering edible film didinginkan pada suhu ruang selam 15 menit agar
mudah dilepas.
3.5 Parameter Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik edible film pati
jagung (Zea mays) dengan penambahan ekstrak antosianin sebagai agen
antibakteri. Karakteristik yang akan dianalisa yaitu ketebalan edible film, kuat
tarik (tensile stregth), elongasi (elongation at break), laju transmisi uap air (water
vapor transmission rute / WVTR), kelarutan dalam air dan zona hambat edible film
yang dihasilkan.
16
3.5.1 Parameter Pengamatan Bahan Baku
3.5.1.1 Kadar Pati Metode Hidrolisis Asam (AOAC, 1984) dilanjutkan
Metode Nelson Somogyi (Sudarmadji dkk., 1984)
1. Sebanyak 3 g sampel pati dicuci dengan menggunakan 30 ml etanol 80%
secara meserasi selama 15 menit untuk menghilangkan gula-gula
sederhana pada suhu kamar.
2. Suspensi disaring dengan kertas saring dan residu dicuci dengan aquades
sampai volume filtrate mencapai 250 ml. Residu dicuci 5 kali dengan 10
ml eter untuk menghilangkan lemak.
3. Sampel selanjutnya dibiarkan untuk menguapkan eter, kemudian dicuci
lagi dengan 150 ml alkohol 10% untuk membebaskan lebih lanjut
karbohidrat yang terlarut.
4. Residu pada kertas saring kemudian dikeringkan dengan menggunakan
oven pada suhu 50 selama 3-4 jam.
5. Sampel bebas lemak dan gula sederhana ini selanjutnya digunakan dalam
analisis kadar total pati.
6. Sebanyak 1 g sampel dimasukkan kedalam tabung ulir 50 ml dan
ditambahkan 5 ml HCl 25%.
7. Setelah dihidrolisis selama 2 jam dalam penangas air mendidih, sampel
didinginkan dan dinetralkan dengan NaOH 40% kemudian diencerkan
sampai 500 ml dan disaring.
8. Kadar glukosa lalu ditentukan dengan metode nelson-somogyi untuk
menentukan kadar pati dengan rumus sebagai berikut:
adar ati (%)= ati (mx 62)
gula (mx 0) x kadar gula
17
3.5.1.2 Kadar Amilosa Pati (AOAC, 1995)
1. Pati sebanyak 100 mg dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml kemudian
diberi 1 ml etanol 95% dan 9 ml NaOH 1 N.
2. Larutan dibiarkan selama 23 jam pada suhu kamar atau dipanaskan dalam
penanggas air bersuhu 100 selama 10 menit dan didinginkan selama 1
jam.
3. Larutan kemudian diencerkan dengan air suling menjadi 100 ml, di pipet
sebanyak 5 ml, dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml yang berisi 60 ml
air.
4. Larutan dalam labu ukur ditambahkan 1 ml asam asetat 1 N dan 2 ml I2 2%
dan diencerkan sampai volume 100 ml.
5. Larutan dikocok dan didiamkan selama 20 menit, lalu diukur
absorbansinya pada panjang gelombang 620 mm. Kadar amilosa dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
adar milo a (%)= 620 x fk x 00 x 00%
00 k.a
imana, fk=
ab ppm x
000 x 20
000000
3.5.1.3 Kadar Air Pati (AOAC, 1984)
1. Botol dipanaskan selama 15 menit dalam oven kemudian diangkat dan
didinginkan dalam desikator.
2. Botol lalu ditimbang dan dicatat beratnya sebagai botol timbang kosong.
3. Bahan ditimbang sebanyak 2 gram lalu dikeringkan dalam oven dengan
suhu 100-105 selama 3-5 jam.
18
4. Sampel bahan diangkat dan didinginkan dalam desikator. Sampel
kemudian dicatat beratnya sebagai berat akhir.
5. Kadar air dihitung dengan rumus sebagai berikut:
adar ir (%)= berat awal berat akhir
berat ampel x 00%
3.5.2 Parameter Pengamatan Produk
3.5.2.1 Ketebalan Edible Film (ASTM D6988-03, 2003)
1. Ketebalan film diukur dengan instrumen mikrometer sekrup ketelitian
0,001 mm.
2. Mikrometer diletakkan pada meja yang padat dan bersih dari kotoran.
3. Mikrometer diatur pada titik nol kemudian kaki pengepres diturunkan pada
sampel.
4. Kaki pengepres diangkat sedikit kemudian dipindahkan dari lokasi
pengukuran pertama.
5. Pengukuran diulangi pada lima tempat yang berbeda.
6. Nilai ketebalan edible film adalah rata-rata hasil dari kelima tempat
pengukuran tersebut.
3.5.2.2 Transparansi (Bao dkk., 2009 dalam Al-Hassan & Norziah, 2012)
1. Edible film dipotong dengan ukuran 1 cm x 4 cm.
2. Edible film diukur ketebalannya (X) dan dicatat.
3. Edible film dimasukkan pada kuvet kaca.
4. Transparansi (T) edible film diukur dengan menggunakan spektofotometer
pada panjang gelombang ( ) 546 nm.
5. Nilai transparansi dihitung dengan rumus.
19
= b orban i 546 nm
3.5.2.3 Kuat Tarik (Tensile Stregth) (ASTM D882-12, 2012)
1. Edible film dipotong dengan ukuran 20 mm x 50 mm.
2. Kuat tarik edible film diuji dengan Universal Testing Machine.
3. Nilai kekuatan tarik dibaca setelah penarikan sampel dengan persamaan
sebagai berikut:
uat arik( )= aya mak imum ( max)
ua penampang ( )
3.5.2.4 Elongasi (Elongation at Break) (ASTM D882-12, 2012)
1. Edible film dipotong dengan ukuran 20 mm x 50 mm.
2. Kuat tarik edible film diuji dengan Universal Testing Machine.
3. Elongasi atau kemuluran adalah kemampuan rentang edible film yang
dihasilkan. Kemuluran dihitung dengan rumus sebagai berikut :
longa i (%)=d e udah d ebelum (mm)
d ebelum (mm) x 00
3.5.2.5 Laju Transmisi Uap Air (Water Vapor Transmission Rate/WVTR)
(ASTM E96/E96M-16, 2016)
1. Edible film yang akan diuji dipasang pada cawan yang berisi 2 g silica gel.
2. Bagian tepi cawan dan edible film ditutup dengan wax atau isolasi.
3. Cawan dan edible film ditimbang, dimasukkan kedalam toples plastic
berisi 100 ml larutan NaCl 40%.
4. Toples ditutup rapat. Setiap jam cawan ditimbang dan pengamatan
dilakukan selama 24 jam.
20
5. Data yang diperoleh dibuat persamaan regresi linier, sehingga diperoleh
slope kenaikan berat cawan (g/hari) dibagi dengan luas area edible film
yang diuji (m2).
3.5.2.6 Kelarutan dalam Air (Saberi dkk., 2015)
1. Pengujian dilakukan dengan cara memotong sampel dengan ukuran 1 cm x
1 cm.
2. Sampel kemudian ditimbang berat awal yang akan diuji (W0), dan
dimasukkan kedalam cawan petri yang berisi aquades 15 ml selama 10
menit.
3. Sampel yang telah direndam kemudian diangkat dan air yang terdapat
pada permukaan plastik dihilangkan dengan tisu kertas.
4. Sampel lalu dilakukan penimbangan berat akhir sampel (W). Sehingga
diperoleh presentae air yang diserap.
5. Presentase kelarutan dari edible film dihitung menggunakan persamaan
sebagai berikut:
% elarutan= erat wal ( 0 erat khir ( )
erat awal ( 0)
3.5.2.7 Zona Hambat Edible Film (Fardiaz, 1992)
1. Nutrient Agar (NA) yang telah disterilisasi didinginkan hingga suhu 50 .
2. Kultur masing-masing bakteri yang berumur 24 jam dimasukkan kedalam
media NA sebanyak 60 l untuk setiap 20 ml media NA.
3. Pembuatan media NA pada cawan dengan ketebalan 4-5 mm.
4. Edible film antibakteri dipotong dengan 3 cm x 3 cm, kemudian ditempel
dipermukaan agar.
21
5. Cawan diinkubasi pada suhu 37 selama 24-48 jam dengan posisi cawan
dibalik.
6. Pengukuran diameter penghambatannya.
22
3.6 Rancangan Penelitian
Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Pati Jagung (Maflahah, 2010)
Keterangan :
= Proses = Bahan Tambahan
= Output/Input
Perendaman 48 jam
Penirisan
Penghalusan dengan blender
Penyaringan Ampas
Filtrat
Pengendapan 12 jam
Endapan
Pencucian & pengendapan 1jam
sebanyak 3x
Pengeringan cabinet dryer
Jagung kering
Pati jagung
1800 ml
Na-bisulfit
0,2 %
900 ml air
250 ml air
5600 ml air
250 ml
NaOH 0,1 N
500 ml air
23
Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Filtrat Mawar (Saati dkk., 2016)
Mahkota mawar
pencucian
Pengecilan ukuran
Maserasi
T=850C; t=30 menit
Filtrasi dengan
kertas Whatman
no. 41
Ekstrak pigmen
Aquades
1:2
asam sitrat
2%
air
Air dan
kotoran
Ampas
24
Gambar 3. Diagram Alir Pembuatan Edible Film (Amaliya dkk., 2014)
Pati jagung
1%; 2%; 3%
Homogenisasi
Pemanasan dengan hot plate selama
30 menit; T=850C
Pendinginan T=450C
Homogenisasi
dengan stirer
Tuang ke loyang 20cm x 20cm
yang telah dilapisi plat kaca
Pengeringan cabinet dryer selama
12 jam suhu 500C
Pendinginan pada suhu ruang
selama 15 menit
Analisis karakteristik edible
film:
1. Ketebalan
2. Transparansi
3. Kuat tarik (tensile
stregth)
4. Elongasi
5. Laju transmisi uap air
(WVTR)
6. Kelarutan dalam air
7. Zona Hambat Bakteri
(E.coli & Salmonella)
Edible film
150 ml
akuades
Gliserol 10%
Karagenan 4%
Ekstrak
antosianin
2%; 3%; 4%