iii. metodologi penelitian a. tempat penelitian b.digilib.unila.ac.id/16181/15/bab iii.pdf · bahan...
TRANSCRIPT
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan dilaboratorium Material Teknik Mesin Universitas
Lampung dan laboratorium uji material kampus baru Universitas Indonesia
Depok.
B. Alat dan Bahan yang digunakan
1. Alat yang digunakan untuk penelitian yaitu sebagai berikut :
a. Cetakan
berbentuk seperti balok untuk mencetak bahan dengan ukuran dimensi
yang sudah ditentukaan.
Gambar 18. Cetakan
Pembuka
spesimen
Bagian
bawah
Bagian
tengah
Bagian
atas
38
b. Thermo controler
Thermo controler dan heater ini digunakan untuk mengatur suhu
temperatur pada cetakan spesimen. Thermo controller dan heater ini
dapat memanaskan elemen pemanas hingga temperatur 600o
C.
Gambar 19. Thermo controler dan heater
c. Furnace
Digunakan untuk proses curing (perlakuan panas komposit) dimana
material komposit dipanaskan dengan temperatur dan waktu tertentu.
Gambar 20. Furnace
Thermo
controler heater
39
d. Mixer
Mixer digunakan sebagai pencampuran bahan-bahan seperti phenolik,
fly ash, serbuk besi, dan bahan lainya, untuk mendapatkan komposisi
yang seragam.
Gambar 21. mixer
e. Dongkrak hidrolik
Untuk mempresskan komposit didalam cetakan agar spesimen menjadi
padat.
Gambar 22. Dongkrak hidrolik
40
f. Timbangan digital
Sebagai alat untuk menimbang berat fly ash, NBR(Nitrile butadine
rubber), phenolic, carbon black, serbuk besi, dan grafit, sebelum
melakukan pencampuran/mixing pada pembuatan komposit.
Gambar 23. Timbangan digital
g. Mesin uji ketahanan aus (Ogoshi high speed universal wear testing
machine)
Fungsi ogoshi high speed universal wear testing machine type OAT-U
adalah untuk menentukan laju keausan suatu material dimana benda uji
memperoleh beban gesek dari disk yang berputar (revolving disc).
Pembebanan. ini akan menghasilkan kontak yang pada akhirnya akan
mengambil sebagian material pada benda uji. Besarnya jejak
permukaan dari material yang tergesek itulah yang dijadikan dasar
penentuan tingkat keausan pada material.
41
`
Gambar 24. Ogoshi high speed universal wear testing machine type
OAT-U
2. Bahan yang digunakan untuk penelitian sebagai berikut :
a. Phenolik resin
Sebagai matrik pada komposit, bahan ini berupa serbuk berwarna hitam
yang memiliki ketahanan panas yang baik. Phenolik digunakan sebagai
bahan utama untuk membuat spesimen. Resin ini mampu tahan pada
temperatur tinggi (thermoset), sampai 2000C.
Gambar 25. Phenolic resin
42
b. Fly ash (abu terbang batu bara)
Sebagai penguat pada bahan komposit dan juga sebagai bahan utama
yang digunakan untuk membuat spesimen
.
Gambar 26. Fly ash
c. Grafit
Grafit termasuk bahan friction modifier tingkat gesekan grafit
dipengaruhi oleh kelembaban dan strukturnya. Penambahan grafit dapat
meningkatkan ketahanan aus serta dapat mempengaruhi koefisien
gesek.
Gambar 27. Grafit
43
d. NBR (Nitril Butadiene Rubber)
NBR digunakan untuk mengurangi kekerasan. NBR dipilih menjadi
bahan penyusun komposit, karna NBR memiliki ketahanan thermal
yang baik dibandingkan jenis karet lainnya.
Gambar 28. NBR (Nitril Butadiene Rubber)
e. Barium sulfat (BaSo4)
Barium sulfat (BaSo4) dapat meningkatkan kerapatan massa dan dapat
meningkatkan ketahanan pada temperatur tinggi serta dapat mengurangi
tingkat keausan. Di indonesia, barium sulfat dalam bentuk serbuk
berwarna putih.
Gambar 29. BaSo4(Barium Sulfat)
44
f. Serbuk besi
Serbuk besi yang berwarna hitam dengan massa jenis besi besar
sehingga dengan kadar yang sama dengan komponen penyusun lainnya,
volume besi ini relatif lebih kecil. Serbuk ini ditambahkan sebagai
material gesek agar dapat memperbaiki karakteristik thermal komposit.
Serbuk besi memiliki konduktivitas thermal dan difusivitas thermal
yang baik.
Gambar 30. Serbuk besi
C. Prosedur Penelitian
Prosedur pada pengambilan data dalam penelitian ini menjadi beberapa
tahapan yaitu sebagai berikut :
1. Study literature
Pada proses penelitian yang dilakukan yaitu dengan pengumpulan data
awal. Pada study awal dilakukan langkah-langkah seperti survey lapangan
yaang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan serta mengambil
data-data penelitian yang sudah ada sebagai pembanding terhadap hasil
pengujian yang akan dianalisa.
45
2. Melakukan persiapan pemilihan serbuk
Serbuk yang digunakan pada penelitian ini memiliki bermacam-macam.
Langkah-langkah dalam persiapan serbuk ini sebagai berikut :
a. Pemilihan serbuk yang digunakan.
b. Serbuk yang digunakan menurut kebutuhan yang diinginkan.
c. Campurkan serbuk menggunakan mixer agar setiap campuran serbuk
merata.
d. Setelah merata serbuk siap dimasukkan kedalam cetakan.
3. Proses pencampuran komposit
Pada proses pembuatan komposit memiliki langkah-langkah yang
dilakukan sebagai berikut :
a. Persiapan serbuk-serbuk yang sudah dicampurkan (mixing) kemudian
dilakukan proses pembuatan sesuai bentuk pada cetakan.
1. Persiapan matriks
Pencampuran untuk pembuatan spesimen uji keausan, matriks yang
digunakan adalah resin phenolic. Resin ini memiliki warna hitam
pekat dan berbentuk serbuk. Resin ini digunakan karna memiliki
ketahanan temperatur tinggi. Komposisi matriks yang digunakan
sebanyak 60%.
2. Persiapan bahan penguat (Reinforcement)
Bahan penguat yang digunakan adalah fly ash batu bara PLTU
Tarahan. Fly ash mengandung bahan seperti: silikat (SiO2),
alumina(Al2O3), dan besi oksida(Fe2O3), sisanya adalah karbon,
46
kalsium, magnesium, dan belerang. Fly ash ini memiliki bentuk
serbuk berwarna abu-abu. Komposisi fly ash yang digunakan yaitu
sebanyak 5%, 10%, dan 15%.
3. Persiapan bahan pengisi (Filler)
Bahan pengisi yang digunakan dalam pembuatan komposit ini
adalah serbuk besi (Fe), dan barium sulfat (BaSO4). Serbuk besi
(Fe) digunakan untuk menaikkan konduktifitas thermal, dan akan
meningkatkan koefisien gesek. Barium sulfat (BaSo4) memiliki
fungsi memperbaiki ketahanan matriks pnenolic terhadap
temperatur tinggi. Komposisi serbuk besi (Fe) yang digunakan
yaitu sebanyak 5%, dan barium sulfat (BaSO4) sebanyak 10%.
4. Persiapan bahan pengikat (Binder)
Bahan pengikat yang digunakan adalah NBR (Nitrile Butadiene
Rubber). NBR digunakan untuk meningkatkan fleksibilitas
komposit dan memiliki ketahanan thermal yang baik
dibandingkan dengan jenis karet yang lain. Komposisi NBR yang
digunakan sebanyak 15%, 10%, 5%.
5. Persiapan bahan Friction modifier
Friction modifier berfungsi untuk memodifikasi atau mengatur
koefisien gesek. Bahan yang digunakan sebagai Friction modifier
adalah grafit. Grafit dapat meningkatkan ketahanan aus serta
mempengaruhi koefisien gesek. Komposisi grafit yang digunakan
sebanyak 5%.
47
Dibawah ini merupakan tabel data bahan penyusun komposit dan variasi
komposisi yaitu:
Tabel 3. Komposisi bahan penyusun komposit
Bahan penyusun komposit
Variasi komposisi komposit (%)
A B C
Phenolic resin
60%
60%
60%
Fly ash
5%
10%
15%
NBR (Nitrile Butadiene Rubber)
15%
10%
5%
BaSO4 (Barium sulfat)
10%
10%
10%
Grafit
5%
5%
5%
Serbuk besi (Fe)
5%
5%
5%
48
4. Pembuatan spesimen uji
Setelah menyiapkan bahan penyusun komposit yang berupa phenolic resin,
fly ash, NBR, BaSO4 (Barium sulfat), grafit, serbuk besi (Fe) dengan
komposisi yang sudah sesuai, selanjutnya mencampur komposisi (mixing)
dengan lama waktu pencampuran 20 menit. Sehingga mendapatkan
campuran yang homogen. Selanjutnya adalah memasukkan bahan bahan
yang telah tercampur kedalam cetakan yang telah diberi oli untuk
mempermudah mengeluarkan komposit dari cetakan. Kemudian
memanaskan komposit dengan temperatur 250o C dan ditekan dengan
tekanan 5 ton selama 30 menit. Setelah proses penekanan selesai
selanjutnya adalah proses curing pada proses ini spesimen komposit
dipanaskan dengan menggunakan Furnace selama 4 jam dengan
temperatur 150o C. Selanjutnya mengamplas spesimen agar permukaan
yang akan diuji kekerasan memiliki permukaan yang rata dan halus,
selanjutnya memberi label (Kode spesimen).
Tabel 4. Jumlah spesimen pengujian ketahanan aus sebagai berikut :
Pengujian Jumlah spesimen komposit
Ketahanan aus
Variasi A Variasi B Variasi C
6 6 6
49
Tabel 5. data hasil pengujian yang diinginkan :
Kode
Sampel
lebar
(b)
[mm]
Tebal
cincin
(B)
[mm]
(d)
[mm]
Beba
n
(P)
[Kg]
Jrk
lcr
(x)
[m]
Kecepatan
[m/s]
Spesifik
abrasi
[mm³/mm]
Na151
Nb152
Na153
Nb154
Na155
Nb156
Na101
Nb102
Na103
Nb104
Na105
Nb106
Na51
Nb52
Na53
Nb54
Na55
Nb56
a. Pengujian cetakan ketahanan aus sesuai dengan standar ASTM G 99 -
95 yaitu sebagai berikut :
Pengujian keausan dapat dilakukan dengan berbagai macam metode
dan teknik, yang semuanya bertujuan untuk mensimulasikan kondisi
keausan aktual. Salah satunya adalah dengan metode Ogoshi dimana
50
benda uji memperoleh beban gesek dari disk yang berputar (revolving
disc). Pembebanan gesek ini akan menghasilkan kontak antar
permukaan yang berulang-ulang yang pada akhirnya akan mengambil
sebagian material pada permukaan benda uji. Besarnya jejak
permukaan dari material tergesek itulah yang dijadikan dasar
penentuan tingkat keausan pada material. Semakin besar dan dalam
jejak keausan maka semakin tinggi volume material yang terlepas dari
benda uji. Ilustrasi skematis dari kontak permukaan antara revolving
disc dan benda uji. (Novianto, 2013)
Gambar 31. Ilustrasi pengujian keausan(Callister, 2007)
Keterangan :
P : Beban h : Kedalaman bekas injakan
r : jari- jari revolving disk b : Lebar bekas injakan
B : Tebal revolving disk ω : Kecepatan putar
51
Rumus uji keausan yaitu sebagai berikut :
………………………………...…………………..…(1)
Dimana:
B = lebar piringan pengaus (mm)
b = lebar keausan pada benda uji (mm)
r = jari-jari piringan pengaus (mm)
W = harga keausan spesifik (mm3/mm)
x = jarak luncur (m)
52
D. Alur proses Penelitian
Dibawah ini menunjukkan gambar diagram alur penelitian yang akan
dilakukan yaitu sebagai berikut :
Gambar 32. Diagram alir penelitian
Pengumpulan data
Selesai
Pengolahan data
Pengujian keausan dan pengujian makro
Pencampuran bahan pembuatan spesimen seperti :
phenolic, fly ash, NBR, carbon black, grafit,
serbuk besi, BaSo4
MULAI
Study literatur
Alat ukur, bahan, dan alat uji
Pembuatan komposit