iii objek dan metode penelitian 3 -...

24
III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah peternak sapi perah rakyat skala kecil yang tergabung di TPK Warnasari. Objek dari penelitian ini adalah karakteristik sikap dan perilaku kewirausahaan dan keberlanjutan usaha. Variabel yang diamati yaitu karakteristik sikap dan perilaku kewirausahaan sebagai variabel bebas (independent variable) dan keberlanjutan usaha sebagai variabel terikat (dependent variable). 3.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Metode penelitian survei bertujuan untuk mengetahui gambaran umum karakteristik dari populasi, dan menggunakan instrumen atau wawancara untuk mendapatkan tanggapan dari responden yang akan dijadikan sampel (Sigit, 1999). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang menganalisis data dengan alat statistik dalam bentuk angka-angka. 3.2.1 Penentuan Lokasi Penelitian Sesuai dengan lokasi para responden maka penelitian ini dilaksanakan di daerah TPK Warnasari. TPK Warnasari merupakan wilayah kerja dari KPBS Pangalengan. TPK Warnasari dipilih karena TPK Warnasari merupakan salah satu tempat diantara Los Cimaung, Cipanas, Mekarmulya, dan Citere dimana dibangunnya MCP sebagai program baru yang digagas oleh PT. Frissian Flag Indonesia dengan KPBS sejak tahun 2015.

Upload: dodiep

Post on 02-Apr-2019

233 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3 - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130425_3_6515.pdf · Wirausaha yang berhasil tidak pernah takut gagal. Penilaian terhadap

III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek dan Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah peternak sapi perah rakyat skala kecil yang

tergabung di TPK Warnasari. Objek dari penelitian ini adalah karakteristik sikap

dan perilaku kewirausahaan dan keberlanjutan usaha. Variabel yang diamati yaitu

karakteristik sikap dan perilaku kewirausahaan sebagai variabel bebas (independent

variable) dan keberlanjutan usaha sebagai variabel terikat (dependent variable).

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei.

Metode penelitian survei bertujuan untuk mengetahui gambaran umum

karakteristik dari populasi, dan menggunakan instrumen atau wawancara untuk

mendapatkan tanggapan dari responden yang akan dijadikan sampel (Sigit, 1999).

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang

menganalisis data dengan alat statistik dalam bentuk angka-angka.

3.2.1 Penentuan Lokasi Penelitian

Sesuai dengan lokasi para responden maka penelitian ini dilaksanakan di

daerah TPK Warnasari. TPK Warnasari merupakan wilayah kerja dari KPBS

Pangalengan. TPK Warnasari dipilih karena TPK Warnasari merupakan salah satu

tempat diantara Los Cimaung, Cipanas, Mekarmulya, dan Citere dimana

dibangunnya MCP sebagai program baru yang digagas oleh PT. Frissian Flag

Indonesia dengan KPBS sejak tahun 2015.

Page 2: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3 - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130425_3_6515.pdf · Wirausaha yang berhasil tidak pernah takut gagal. Penilaian terhadap

40

3.2.2 Teknik Penentuan Responden

Teknik penentuan responden yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan

secara acak sederhana (Simple Random Sampling). Jumlah sampel secara acak

sederhana yang digunakan adalah 30 orang dari 128 orang peternak sapi perah.

Menurut Arikunto (2002), apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua

sehingga penelitiannya bersifat penelitian populasi. Jika subjeknya lebih besar

dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%. Sudjana (2001) menegaskan bahwa

dengan n ≥30 maka nilai pengamatan mendekati sebaran normal. Berdasarkan

pendapat tersebut maka jumlah responden yang diambil adalah 23,5% dari 128

orang yaitu sebanyak 30 orang. Pemilihan peternak sapi perah dengan skala

kepemilikan kecil karena merupakan mayoritas sehingga dengan memilih

mayoritas peternak dapat menggambarkan keseluruhan peternak secara umum.

3.2.3 Teknik Pengambilan Data

Data yang dikumpulkan pada penelitian yaitu data primer dan data sekunder.

Data primer adalah data yang diperoleh peneliti dari interaksi langsung di lokasi

penelitian. Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara melakukan

serangkaian tanya jawab secara langsung pada peternak yang bersangkutan.

Wawancara dilaksanakan dengan bantuan kuisioner. Observasi dilakukan dengan

cara pengamatan langsung terhadap aktivitas yang berhubungan dengan penelitian.

Data yang diamati ialah dimensi sistem keberlanjutan peternakan sapi perah.

Data sekunder berupa data yang diperoleh dari pihak bersangkutan yang

mendukung penelitian. Sumber data sekunder berasal dari literatur, dan pihak

terkait yang dapat melengkapi data penelitian, seperti petugas koperasi dan

perangkat desa.

Page 3: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3 - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130425_3_6515.pdf · Wirausaha yang berhasil tidak pernah takut gagal. Penilaian terhadap

41

3.3 Operasional Variabel

3.3.1 Variabel Bebas (X)

Variabel bebas yaitu watak kewirausahaan (X) peneliti mengambil pendapat

Zimmerer (1996) mengemukakan watak wirausahawan, parameter watak

wirausahawan dijelaskan sebagai berikut:

1. Komitmen dan Determinasi, (X1)

Komitmen menurut kamus besar bahasa Indonesia yaitu perjanjian (keterikatan)

untuk melakukan sesuatu, sementara determinasi merupakan ketetapan hati

(dalam mencapai maksud atau tujuan). Penilaian terhadap Komitmen dan

Determinasi diperoleh dari dua dimensi yang dipilih oleh peternak yang sesuai

dengan keadaannya yaitu :

a) Komitmen

Pengertian komitmen merujuk pada kesetiaan dan loyalitas. Komitmen

karir, yaitu perilaku seseorang terhadap profesinya dalam kehidupan secara

menyeluruh, merupakan serangkaian sikap dan perilaku yang berkaitan

dengan pengalaman dan aktivitas kerja selama rentang waktu kehidupan

seseorang dan yang terus berkelanjutan (Bashawa dan Grant, dalam Bagia

2005). Indikator komitmen terdiri dari 1) Tetap melakukan kegiatan

peternakan sapi perah karena memiliki keyakinan bahwa tujuan hidupnya

akan tercapai bila melakukan kegiatan peternakan 2) Tetap melakukan

kegiatan peternakan karena tidak ada hal lain yang dikerjakan/rugi bila tidak

melakukan kegiatan peternakan 3) Tetap melakukan kegiatan peternakan

karena memiliki hasrat untuk bekerja pada bidang peternakan.

b) Determinasi

Page 4: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3 - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130425_3_6515.pdf · Wirausaha yang berhasil tidak pernah takut gagal. Penilaian terhadap

42

Determinasi merupakan ketetapan hati atau kebulatan tekad seseorang pada

suatu tujuan yang mau dicapai dalam hidupnya (Mamahit, 2014). Ketetapan

hati atau keyakinan peternak terhadap usahanya menjadi motivasi intrinsik

tersendiri bagi peternak dalam menjalankan usahanya. Indikator terdiri dari

1) usaha peternakan sapi perah menguntungkan 2) usaha peternakan sapi

perah masih relevan untuk dijadikan mata pencaharian di masa sekarang 3)

usaha peternakan sapi perah dapat dikembangkan lebih lanjut.

2. Rasa tanggung jawab, (X2)

Yaitu memiliki rasa tanggung jawab baik dalam mengendalikan sumber daya

yang digunakan maupun tanggung jawab terhadap keberhasilan berwirausaha

(Zimmerer dan Scarborough, 1996). Penilaian terhadap parameter rasa

tanggung jawab diperoleh dari dua dimensi yang dipilih oleh peternak yang

sesuai dengan keadaannya yaitu :

a) Tanggung jawab

Tanggung jawab adalah sikap seseorang yang melaksanakan segala sesuatu

atau pekerjaan dengan bersungguh-sungguh dengan sukarela, berani

menanggung segala resiko dan segala sesuatunya baik dari perkataan,

perbuatan dan sikap. Indikator terdiri dari 1) mengerjakan pekerjaan dengan

sungguh-sungguh (fokus, disiplin, dan tuntas) 2) Menepati janji yang dibuat

3) siap menanggung resiko yang ditimbulkan dari pekerjaan yang dijalani

dan tidak menyalahkan orang lain.

3. Ambisi dalam mencari peluang, (X3)

Yaitu kesanggupan peternak dalam melihat peluang yang bisa dimaksimalkan

untuk memajukan usahanya. selalu berambisi untuk selalu mencari peluang

(Zimmerer dan Scarborough, 1996). Keberhasilan wirausaha selalu diukur

Page 5: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3 - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130425_3_6515.pdf · Wirausaha yang berhasil tidak pernah takut gagal. Penilaian terhadap

43

dengan keberhasilan untuk mencapai tujuan. Pencapaian tujuan terjadi apabila

ada peluang. Penilaian terhadap parameter ambisi dalam mencari peluang

diperoleh dari dua pernyataan yang dipilih oleh peternak yang sesuai dengan

keadaannya yaitu :

a) Mencari peluang dari informasi yang berkaitan dengan produk usahanya.

Indikator terdiri dari 1) memperoleh informasi dari peternak lain 2)

memperoleh informasi dari intansi terkait seperti petugas koperasi,

penyuluh, dll. 3) memperoleh informasi dari media seperti buku, internet,

dll.

4. Daya tahan terhadap resiko dan ketidakpastian, (X4)

Yaitu daya tahan terhadap risiko dan ketidakpastian. Wirausaha yang berhasil

dalam mengambil keputusan tentu didasari oleh perhitungan yang matang

namun selain itu diperlukan juga keberanian dalam pengambilan keputusan

tersebut (Zimmerer dan Scarborough, 1996). Karena didasari oleh perhitungan

yang matang pula resiko yang ditimbulkan selalu siap dihadapi oleh

wirausahawan. Penilaian terhadap daya tahan terhadap resiko dan

ketidakpastian diperoleh dari dua pernyataan yang dipilih oleh peternak yang

sesuai dengan keadaannya yaitu :

a) Keberanian dalam mengambil keputusan. Indikator terdiri dari a)

mengambil keputusan oleh diri sendiri b) mengambil keputusan oleh

anggota keluarga lain c) mengambil keputusan oleh orang lain seperti orang

yang memparokan.

b) Kesiapan dalam menanggung resiko dalam setiap keputusan dan tindakan.

Indikator terdiri dari 1) mencoba lagi dengan cara lain 2) menjual sapi untuk

menutupi kerugian 3) mengganti usaha dengan mata pencaharian lain.

Page 6: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3 - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130425_3_6515.pdf · Wirausaha yang berhasil tidak pernah takut gagal. Penilaian terhadap

44

5. Percaya diri, (X5)

Yaitu percaya diri. Ia cenderung optimis dan memiliki keyakinan yang kuat

terhadap kemampuan yang dimilikinya untuk berhasil. Penilaian terhadap

parameter rasa percaya diri diperoleh dari pernyataan yang dipilih oleh peternak

yang sesuai dengan keadaannya yaitu :

a) Percaya Diri

Kepercayaan diri merupakan keyakinan seseorang terhadap segala aspek

kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut mampu untuk mencapai

berbagai tujuan di dalam hidupnya. Berbeda dengan determinasi,

kepercayaan diri tumbuh dari kemampuan pribadi, lingkungan sosial yang

mendukung, dan pandangan positif dari konsep diri (Lauster, 2002).

Indikator terdiri dari 1) memiliki keyakinan dengan kemampuan pribadi

mampu meraih tujuan yang ingin dicapai 2) merasa lingkungan pekerjaan

mendukung kegiatan usaha yang dijalankan 3) memiliki tujuan yang jelas

dalam menjalankan usaha (menjadi peternak yang sukses, memiliki

peternakan yang besar, menjadi kaya raya, dll).

6. Kreatifitas dan Luwes, (X6)

Yaitu berdaya cipta dan dan luwes. Salah satu kunci penting adalah kemampuan

untuk menghadapi perubahan permintaan. Kekakuan dalam menghadapi

perubahan ekonomi dunia yang serba cepat sering kali membawa kegagalan.

Kemampuan untuk menanggapi perubahan yang cepat dan fleksibel tentu saja

memerlukan kreativitas yang tinggi (Zimmerer dan Scarborough, 1996).

Penilaian terhadap parameter kreatifitas dan fleksibilitas diperoleh dari dua

pernyataan yang dipilih oleh peternak yang sesuai dengan keadaannya yaitu :

a) Kreatif

Page 7: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3 - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130425_3_6515.pdf · Wirausaha yang berhasil tidak pernah takut gagal. Penilaian terhadap

45

Memilki pemikiran dalam menciptakan terobosan baru (inovasi) dalam

kegiatan usahanya. Indikator terdiri dari 1) melakukan inovasi baik dari

pakan atau limbah dan tetap dilakukan 2) pernah melakukan inovasi namun

tidak dilanjutkan karena sulit atau hasil inovasi tersebut gagal 3) tidak

pernah melakukan inovasi dari berbagai bidang.

b) Luwes

Menyesuaikan diri dengan perubahan secara cepat dan tepat yang berkaitan

dengan usahanya sehingga tidak berhenti di tengah jalan. Indikator terdiri

dari 1) mencari barang yang dibutuhkan hingga dapat 2) mengganti barang

yang dibutuhkan dengan barang lain yang bersifat subtitusif 3) membeli

barang yang dibutuhkan jika ada yang menjual.

7. Menginginkan umpan balik yang segera, (X7)

Yaitu selalu memerlukan umpan balik yang segera. Ia selalu ingin mengetahui

hasil dari apa yang dikerjakannya. Oleh karena itu, dalam memperbaiki

kinerjanya, ia selalu memiliki kemauan untuk menggunakan ilmu pengetahuan

yang telah dimilikinya dan selalu belajar dari kegagalan (Zimmerer dan

Scarborough, 1996). Penilaian terhadap parameter keinginan timbal balik yang

segera diperoleh dari dua pernyataan yang dipilih oleh peternak yang sesuai

dengan keadaannya yaitu :

a) Umpan balik

Umpan balik merupakan informasi yang didapatkan terkait dengan skill atau

performa sebagai dasar dari pengembangan (Apruebo, 2005). Umpan balik

kegiatan peternak diperoleh salah satunya dari struk hasil penjualan susu ke

MCP yang didalamnya tertera kualitas dari susu hasil produksi sapi peternak

per dua minggu. Indikator terdiri dari 1) umpan balik yang didapat dirasa

Page 8: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3 - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130425_3_6515.pdf · Wirausaha yang berhasil tidak pernah takut gagal. Penilaian terhadap

46

sesuai dengan performa yaang dilakukan 2) umpan balik yang didapat

terlalu lambat dan menginginkan umpan balik yang lebih cepat 3) selalu

melaksanakan evaluasi terhadap umpan balik yang didapat untuk

meningkatkan kualitas dan performa sapi perah.

8. Tingkat energi yang tinggi, (X8)

Yaitu memiliki tingkat energi yang tinggi (Zimmerer dan Scarborough, 1996).

Wirausaha yang berhasil biasanya memiliki daya juang yang lebih tinggi

dibanding rata-rata orang lainnya, sehingga ia lebih suka kerja keras walaupun

dalam waktu yang relatif lama. Penilaian terhadap parameter level energi yang

tinggi diperoleh dari dua pernyataan yang dipilih oleh peternak yang sesuai

dengan keadaannya yaitu :

a) Semangat kerja

Memilki perasaan senang dan bersemangat dengan pekerjaan yang

dijalankan. Indikator terdiri dari 1) merasa senang dengan pekerjaan yang

dijalankan 2) tidak merasa bosan dengan pekerjaan yang dijalankan 3)

bersemangat dengan pekerjaan yang dijalankan.

b) Waktu

Menghabiskan waktu lebih banyak dalam melakukan kegiatan usaha.

Peternak yang menghabiskan waktu lebih banyak dalam melakukan

kegiatan peternakan sapi perah memiliki energi yang besar/tinggi. Indikator

terdiri dari 1) menghabiskan waktu 9-12 jam dalam satu hari untuk

melakukan kegiatan usaha 2) menghabiskan waktu 4-8 jam dalam satu hari

untuk melakukan kegiatan usaha 3) menghabiskan waktu 1-4 jam dalam

satu hari untuk melakukan kegiatan usaha.

9. Motivasi untuk unggul, (X9)

Page 9: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3 - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130425_3_6515.pdf · Wirausaha yang berhasil tidak pernah takut gagal. Penilaian terhadap

47

Yaitu memiliki dorongan untuk selalu unggul. Ia selalu ingin lebih unggul, lebih

berhasil dalam mengerjakan apa yang dilakukannya dengan melebihi standar

yang ada. Penilaian terhadap parameter motivasi untuk unggul diperoleh dari

pernyataan yang dipilih oleh peternak yang sesuai dengan keadaannya yaitu :

a) Motivasi

Motivasi merupakan suatu kondisi yang menimbulkan perilaku tertentu dan

yang memberi arah dan ketahanan pada tingkah laku tersebut (Suciati,

1994). Memilki motivasi untuk menjadi yang unggul salah satunya

tercermin dari perilakunya dalam menjadi peternak yang sukses daintara

yang lain. Indikator terdiri dari 1) merasa senang dengan pekerjaan yang

dijalankan 2) melihat peternak yang sudah maju sebagai pesaing dan

bersaing secara sehat 3) memberikan motivasi pada peternak lain untuk

menjadi peternak unggul.

10. Harapan di masa depan, (X10)

Yaitu berorientasi pada masa yang akan datang. Penilaian terhadap parameter

harapan di masa depan diperoleh dari pernyataan yang dipilih oleh peternak

yang sesuai dengan keadaannya yaitu :

a) Memiliki harapan terhadap usahanya di masa depan.

Orientasi masa depan merupakan gambaran yang dimiliki individu tentang

dirinya dalam konteks masa depan (Lerner, 2009). proses pembentukan

orientasi masa depan, secara umum dibagi menjadi tiga tahap yaitu: a)

Tahap motivasi b) Tahap perencananaan c) Tahap evaluasi. Dalam hal ini

orientasi yang dimaksud adalah gambaran peternak terhadap usahanya di

masa depan. Indikator terdiri dari 1) memiliki keinginan untuk memajukan

usaha (menambah populasi sapi, produksi, dan kualitas susu, dsb) 2)

Page 10: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3 - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130425_3_6515.pdf · Wirausaha yang berhasil tidak pernah takut gagal. Penilaian terhadap

48

memiliki rencana terkait usahanya di masa depan (akan membeli sapi,

peralatan, kebun rumput, dll) 3) memilki keyakinan bahwa dengan sumber

daya yang ada saat ini mampu meraih tujuan yang ingin dicapai.

11. Belajar dari kegagalan, (X11)

Yaitu selalu belajar dari kegagalan. Wirausaha yang berhasil tidak pernah takut

gagal. Penilaian terhadap parameter rasa selalu ingin belajar dari kegagalan

diperoleh dari dua pernyataan yang dipilih oleh peternak yang sesuai dengan

keadaannya yaitu :

a) Menyikapi kegagalan

Kegagalan adalah sebuah sukses yang tertunda. Menyikapi sebuah

kegagalan diperlukan sikap yang tepat sehingga dapat bangkit dan

memperbaiki kesalahan dan meraih kesuksesan. Indikator terdiri dari 1)

tidak bermalas-malasan 2) tidak pernah menunda pekerjaan 3) selalu

bersabar dalam menghadapi kegagalan.

12. Kepemimpinan, (X12)

Yaitu kemampuan dalam kepemimpinan. Wirausaha yang berhasil memiliki

kemampuan untuk menggunakan pengaruh tanpa kekuatan (power). Penilaian

terhadap parameter kemampuan kepemimpinan diperoleh dari dua pernyataan

yang dipilih oleh peternak yang sesuai dengan keadaannya yaitu :

a) Sifat Kepemimpinan

Memiliki taktik mediator dan negotiator yang baik. Jenis kepemimpinan

yang dimiliki peternak akan berdampak pada cara penyelesaian masalah

yang ada di lingkungannya. Indikator terdiri dari 1) bermusyawarah dalam

menyelesaikan masalah 2) otoriter dalam menyelesaikan masalah bersama

3) tidak ikut campur atau apatis terhadap permasalahan yang dihadapi.

Page 11: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3 - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130425_3_6515.pdf · Wirausaha yang berhasil tidak pernah takut gagal. Penilaian terhadap

49

b) Komunikasi

Dapat bergaul dengan orang lain. Intensitas pertemuan peternak dengan

peternak yang lain baik pada suatu acara tertentu maupun kunjungan biasa

menggambarkan keterbukaan seorang peternak dalam berkomunikasi

dengan peternak yang lain atau orang lain salah satunya dengan keaktifan

dalam mengikuti acara rapat atau kumpul anggota. Indikator terdiri dari 1)

peternak sering mengikuti berinteraksi dengan peternak lain 2) peternak

cukup sering berkomunikasi dengan peternak lain 3) tidak pernah/ jarang/

pasif dalam berkomunikasi dengan peternak lain.

Pernyataan dibuat disertai dengan alasan peternak agar memudahkan

peneliti dalam menentukan jawaban dari peternak. Matriks penilaian tiap butir

kuisioner dapat dilihat pada Lampiran 2. Nilai tingkat kelengkapan dukungan

dalam tingkat karakteristik sikap dan perilaku kewirausahaan (Xi) diperoleh dari

nilai total seluruh jawaban responden atas pertanyaan yang dirumuskan menjadi

beberapa pertanyaan yang terdiri dari 3 butir pilihan yang berskala ordinal dari 3,

2, 1. Masing – masing menunjukkan nilai kualitatif ya, ragu – ragu, dan tidak

dengan berpedoman pada variable kelengkapan dukungan (Xi). Penentuan rentang

skala adalah sebagai berikut :

𝑅𝑆 =𝑚 − 𝑛

𝑏

Keterangan :

RS = Rentang Skala

m = skor maksimal yang dijawab

n = skor minimal yang dijawab

b = jumlah interval kelas

Page 12: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3 - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130425_3_6515.pdf · Wirausaha yang berhasil tidak pernah takut gagal. Penilaian terhadap

50

Dari penggunaaan 3 skala dan total pertanyaan yang diajukan adalah 17,

maka akan didapatkan m = 51 (jika responden menjawab semua dengan skor 3)

dan n = 17 (jika responden menjawab semua dengan skor 1), selanjutnya guna

menambah ketelitian data yang diperoleh, maka batas atas kelas interval yang

didapat ditambah 0,5 menjadi 51,5 dan batas bawah interval kelas dikurangi 0,5

menjadi 16,5 maka akan dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut :

𝑅𝑆 =51,5−16,5

3

= 11,67 ~ 12 (dibulatkan)

Total pertanyaan 17 butir dengan sistem penilaian :

a. 41 – 51 = tinggi

b. 29 – 40 = sedang

c. 17 – 28 = rendah

3.3.2 Variabel Terikat (Y)

Variabel keberlanjutan usaha (Y) diambil dari prinsip keberlanjutan usaha

sapi perah yang dikemukakan oleh Chambers dan Conway dalam Krantz (2001),

yaitu:

1. Kapabilitas Peternak (Y1)

Kapabilitas peternak terdiri dari kompetensi peternak dalam tatalaksana

pemeliharaan meliputi : perkandangan, reproduksi, manajemen pakan,

pemilihan bibit, pemerahan, dan penyakit pada ternak. Aspek teknis

pemeliharaan sapi perah (perkandangan, kelengkapan alat perkandangan,

pemilihan bibit, pemerahan susu, pengendalian penyakit) yang efisien dalam

artian menggunakan biaya seoptimal mungkin dan menggunakan sumber daya

Page 13: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3 - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130425_3_6515.pdf · Wirausaha yang berhasil tidak pernah takut gagal. Penilaian terhadap

51

secara bijaksana. Penilaian terhadap parameter Sistem peternakan berkelanjutan

dan pemeliharaan sapi perah diperoleh dari hasil observasi dan pernyataan

peternak yang sesuai dengan keadaannya yang terdiri dari :

a) Perkandangan, kandang yang dibangun mencerminkan tingkat efisiensi

dalam pemeliharaan sapi perah dan produksi susunya. Oleh karena itu dalam

perencanaan perlu dipikirkan secara baik sistem perkandangan yang

memberikan tingkat efisiensi tinggi dalam pemeliharaan sapi perah.

Penilaian terhadap parameter perkandangan diperoleh dari keadaan

perkandangan peternak yang dinilai oleh peneliti yang sesuai dengan

keadaannya yaitu : 1) Jarak kandang dari rumah lebih dari 5 meter 2) Jauh

dari keramaian 3) Bebas dari sejarah penyakit endemik 4) Terhindar dari

polusi berlebih 5) Dekat dengan sumber air/ sumber air mudah didapat 6)

Akses jalan mudah dijangkau 7) Atap genting (teduh tidak terkena sinar

matahri secara langsung) 8) Lantai kokoh (beton) dengan karpet karet 9)

Cukup sinar matahari dan sirkulasi baik 10) Ternak mudah menjangkau

makanan 11) Ternak dapat berdiri secara baik dan berbaring 12) Saluran

pembuangan limbah lancar 13) Mudah dibersihkan.

b) Manajemen penyediaan pakan, pakan merupakan salah satu faktor produksi

yang sangat penting karena biaya dalam penyediaan pakan cukup tinggi.

Pemberian pakan secara tepat juga akan memberikan efisiensi produksi

selain itu, pada saat musim kemarau peternak perlu memikirkan kelangkaan

pakan seperti rumput agar ternak tetap mampu berproduksi secara baik.

Penilaian terhadap parameter manajemen penyediaan pakan diperoleh dari

pernyataan peternak sesuai dengan kebiasaannya yaitu : 1) memberi pakan

sapi perah secara rutin 2) memberi air minum dan mengisi bak minum

Page 14: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3 - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130425_3_6515.pdf · Wirausaha yang berhasil tidak pernah takut gagal. Penilaian terhadap

52

ketika habis 3) mengolah bahan pakan untuk disimpan 4) menjaga

kebersihan bak pakan dari sampah/benda tajam/racun yang membahayakan

ternak 5) memiliki/menyewa kebun rumput serta merawatnya 6)

mengupayakan bahan pakan baik mencari /membeli/ menyiapkan cadangan

pada saat terjadi kelangkaan.

c) Penerapan Standart Operational Prosedure (SOP) pemerahan, SOP

pemerahan yang dibuat oleh MCP sebagai program pengelolaan hasil susu

produksi peternakan sapi perah, bila ditaati akan membawa manfaat bagi

hasil produksi peternak sendiri. Penilaian terhadap parameter penerapan

SOP diperoleh dari pernyataan peternak sesuai dengan kebiasaannya yaitu :

1) membersihkan kandang dari kotoran secara rutin 2) menggunakan serbuk

gergaji untuk menyerap air kotoran di lantai kandang 3) menggunakan air

hangat untuk merendam alat-alat (untuk menghindari jamur dan bakteri) 4)

menali ekor sapi, agar tidak mengotori susu dan tidak mengganggu

pemerahan 5) membersihkan ambing dengan air hangat agar merangsang

turunnya susu 6) mengelap ambing dengan lap kering sampai benar-benar

kering 7) mencuci tangan menggunakan sabun 8) membuang 3-4 perahan

awal setiap puting pada tempat terpisah 9) melakukan pemerahan dengan

cara yang baik dan benar 10) merendam puting pada larutan desinfektan

selama beberapa detik setelah pemerahan 11) menyaring susu saat

dipindahkan pada milk can 12) menyetorkan susu ke TPK secepatnya 13)

membersihkan alat-alat perah di tempat yang bersih, tidak kehujanan,

ditempatkan pada keadaan terbalik dan tidak terkena sinar matahari

langsung.

Page 15: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3 - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130425_3_6515.pdf · Wirausaha yang berhasil tidak pernah takut gagal. Penilaian terhadap

53

d) Keputusan dalam menyeleksi bibit, bibit sapi perah yang berkuaitas baik

akan memberikan hasil produksi yang baik disamping pemberian pakan

yang baik. Peternak pastilah memiliki kriteria tertentu dalam memilih bibit

yang unggul. Penilaian terhadap parameter keputusan dalam menyeleksi

bibit diperoleh dari pernyataan peternak sesuai dengan kebiasaannya yaitu :

1) jenis sapi 2) produksi susu indukannya 3) pola warna 4) bobot tubuh 5)

catatan produksi susu 6) lingkar dada 7) pertautan ambing 8) Body

Condition Score (nilai kondisi tubuh).

e) manajemen reproduksi dan penyakit, sapi perah sebagai hewan ternak tentu

memiliki tingkah laku yang menggambarkan keadaan tubuhnya dan

tentunya peternak perlu melakukan suatu tindakan agar hewan ternaknya

dapat kembali berproduksi secara normal. Penilaian terhadap parameter

manajemen perawatan dan penyakit diperoleh dari pernyataan peternak

sesuai dengan kebiasaannya yaitu : 1) mengecek birahi secara berkala dan

melakukan inseminasi/kawin alam pada indukan yang birahi 2)

mengobati/melaporkan pada petugas/dokter hewan terhadap ternak yang

berpenyakit 3) mengisolasi ternak yang sakit agar menghindarkan

penyebaran penyakit.

2. Aset (Y2)

Menurut Siregar (2004) pengertian aset adalah barang (thing) atau sesuatu

barang (anything) yang mempunyai nilai ekonomi (economic value), nilai

komersial (commercial value) atau nilai tukar (exchange value) yang dimiliki

badan usaha, instansi atau individu. Penilaian terhadap parameter keberlanjutan

ekonomi diperoleh dari pernyataan peternak yang sesuai dengan keadaannya

yaitu :

Page 16: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3 - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130425_3_6515.pdf · Wirausaha yang berhasil tidak pernah takut gagal. Penilaian terhadap

54

a) Tangible Asset

Menurut Sutrisno (2004), aset berwujud (tangible) adalah bangunan,

infrastruktur, mesin/peralatan, dan fasilitas. Menurut Kantz (2001) aset

berwujud bisa berupa persediaan (makanan, emas, berlian, tabungan uang)

dan sumber daya (tanah, air, pohon, ternak, peralatan perkandangan).

1) Bangunan dan lahan

Aset bangunan dan lahan meliputi kepemilikan rumah, kandang, dan

lahan rumput. Pemilihan jawaban didasarkan kepada status kepemilikan

yaitu :

i. Bangunan rumah, Bangunan rumah merupakan tempat tinggal

peternak. Status kepemilikan dinilai berdasarkan : a) memiliki b)

menyewa c) tidak memiliki ataupun menyewa (menumpang).

ii. Kandang, Kandang merupakan tempat berteduh dan menyimpan

ternak secara aman. Status kepemilikan dinilai berdasarkan : a)

memiliki b) menyewa c) tidak memiliki ataupun menyewa

(menumpang).

iii. Lahan rumput, Lahan rumput merupakan produsen dari rumput

sebagai pakan utama ternak. Status kepemilikan dinilai berdasarkan

: a) memiliki b) menyewa c) tidak memiliki ataupun menyewa/

mencari-cari/ membeli.

2) Alat perkandangan

Peralatan perkandangan yang lengkap akan menunjang tingkat efisiensi

sistem pemeliharaan sapi perah. Penilaian terhadap parameter alat

perkandangan diperoleh dari kelengkapan kepemilikan perkandangan

peternak yang dinilai oleh peneliti yang sesuai dengan keadaannya yaitu

Page 17: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3 - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130425_3_6515.pdf · Wirausaha yang berhasil tidak pernah takut gagal. Penilaian terhadap

55

: 1) memiliki ember perah khusus 2) memiliki milk can 3) memiliki

ember air (untuk memandikan ternak)/ mengangkut air 4) memiliki

cangkul/ Garpu 5) memiliki golok/ arit 6) memiliki motor (untuk

mencari rumput/transportasi) 7) memiliki botol celup putting 8)

memiliki lap ambing khusus 9) memiliki ember khusus air hangat 10)

memiliki alat pemeriksaan susu (cawan/ khusus/ lantai) 11) Saringan

susu.

3) Barang dan persediaan

Barang dan persediaan meliputi kepemilikan tabungan uang, persediaan

makanan, dan barang/persediaan lain yang memiliki nilai ekonomi.

Penilaian terhadap sub variabel barang dan persediaan diperoleh dari

kepemilikan diantaranya : 1) memiliki tabungan uang 2) memiliki emas

atau berlian 3) memiliki asuransi (kesehatan, ternak, dll) 4) memiliki

persediaan makanan (dalam bentuk beras) 5) memiliki mobil 6)

memiliki motor.

4) Ternak

Aset ternak meliputi jumlah kepemilikan ternak dan status kepemilikan.

Jumlah kepemilikan ternak terdiri dari :

1. Jumlah Ternak, penilaian jumlah ternak terdiri dari : a) kepemilikan

tiga ekor sapi perah laktasi b) kepemilikan dua ekor sapi perah

laktasi c) kepemilikan satu ekor sapi perah laktasi.

2. Status kepemilikan sapi perah, penilaian status kepemilikan terdiri

dari : a) milik sendiri b) maro dari orang lain c) tidak memiliki ternak

induk dewasa (sedang vakum).

3. Mata pencaharian (Y3)

Page 18: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3 - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130425_3_6515.pdf · Wirausaha yang berhasil tidak pernah takut gagal. Penilaian terhadap

56

Mata pencaharian direprentasikan sebagai segala kegiatan yang menunjang

berlanjutnya kehidupan. Mata pencaharian meliputi segala kegiatan peternak

dalam mencari pendapatan yaitu berternak sapi perah, berkerja sebagai petani,

dan pekerjaan lain yang digeluti oleh peternak selain pada bidang lain. Penilaian

terhadap parameter mata pencaharian diperoleh dari pernyataan peternak yang

sesuai dengan keadaannya yaitu :

a) Mata Pencaharian

Mata pencharian utama seorang peternak sapi perah adalah berternak sapi

perah namun dalam perjalanannya terkadang dibutuhkan kegiatan tambahan

guna mengsiasati semakin bertambahnya kebutuhan rumah tangga namun

dalam menunjang keberlanjutan usaha diperlukan fokus yang lebih pada

kegiatan usaha daripada kegiatan lain. Penilaian terhadap parameter mata

pencaharian diperoleh dari pernyataan peternak sesuai dengan keadaannya

yaitu : 1) berternak sapi perah sebagai mata pencaharian utam dan

melakukan kegiatan sampingan lainnya 2) berternak sapi perah saja 3)

melakukan kegiatan lain sebagai mata pencaharian utama dan berternak

sebagai sampingan.

Pernyataan dibuat disertai dengan alasan peternak agar memudahkan peneliti

dalam menentukan jawaban dari peternak. Matriks penilaian tiap butir kuisioner

dapat dilihat pada Lampiran 2. Nilai tingkat kelengkapan dukungan dalam tingkat

keberlanjutan usaha (Xi) diperoleh dari nilai total seluruh jawaban responden atas

pertanyaan yang dirumuskan menjadi beberapa pertanyaan yang terdiri dari 3 butir

pilihan yang berskala ordinal dari 3, 2, 1. Penentuan rentang skala adalah sebagai

berikut :

𝑅𝑆 =𝑚 − 𝑛

𝑏

Page 19: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3 - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130425_3_6515.pdf · Wirausaha yang berhasil tidak pernah takut gagal. Penilaian terhadap

57

Keterangan :

RS = Rentang Skala

m = skor maksimal yang dijawab

n = skor minimal yang dijawab

b = jumlah pertanyaan

Dari penggunaaan 3 skala dan total pertanyaan yang diajukan adalah 13,

maka akan didapatkan m = 39 (jika responden menjawab dengan point 3) dan n =

13 (jika responden menjawab dengan 1), selanjutnya guna menambah ketelitian

data yang diperoleh, maka batas atas kelas interval yang didapat ditambah 0,5

menjadi 39,5 dan batas bawah interval kelas dikurangi 0,5 menjadi 12,5 maka akan

dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut :

𝑅𝑆 =39,5−12,5

3

= 9

Total pertanyaan 13 butir dengan sistem penilaian :

a. 31 – 39 = tinggi

b. 22 – 30 = sedang

c. 13 – 21 = rendah

3.4 Uji Instrumen Penelitian

Sebelum kuesioner dibagikan kepada responden, kuesioner diuji validitas

dan reliabilitas terlebih dahulu agar instrument yang digunakan benar-benar telah

memenuhi syarat sebagai alat pengukur data (Notoatmodjo,2002). Uji validitas dan

reliabilitas dilakukan pada 10 peternak sapi perah TPK Warnasari Kabupaten

Bandung.

Page 20: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3 - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130425_3_6515.pdf · Wirausaha yang berhasil tidak pernah takut gagal. Penilaian terhadap

58

3.4.1 Uji Validitas

Menurut Notoatmodjo, (2010) validitas adalah suatu indeks yang

menunjukan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Dalam penelitian

ini peneliti menggunakan Construct Validity untuk uji validitasnya yaitu dengan

memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada 10 responden sebagai sarana uji,

kemudian dilakukan uji korelasi antara skor (nilai) tiap-tiap item (pertanyaan)

dengan skor total kuesioner tersebut.

Apabila kuesioner tersebut telah memiliki validitas konstruk, berarti semua

item (pertanyaan) yang ada dalam kuesioner itu mengukur konsep dengan peneliti

ukur. Teknik korelasi yang dipakai adalah teknik korelasi product moment.

Perhitungan uji validitas menggunakan program SPSS version 25.0 for

Windows dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menulis hasil data tiap butir kuisioner pada program Microsoft Excel beserta

skor total dari tiap-tiap responden secara horizontal.

2. Buka program SPSS version 25.0 for Windows lalu klik data view dan copy

paste data yang telah di tulis di Microsoft Excel.

3. Klik variable view dan pada kolom name ganti tiap butir nama menjadi nama

yang diinginkan (secara default:VAR00001, contoh ubah: ITEM_1) untuk

tiap-tiap nomor kuisioner beserta nilai totalnya dan ubah decimals menjadi 0.

4. Klik Analyze lalu klik Correlations dan klik Bivariate setelahnya akan muncul

bagan Bivariate dan masukan tiap butir kuisioner beserta nilai skor total ke

dalam bagan kanan. Pastikan mencentang kotak Pearson, two tailed, dan Flag

significant correlations.

5. Setelahnya muncul hasil dari perhitungan, butir kuisioner yang valid ditandai

dengan tanda bintang pada kolom paling kanan (total jumlah skor).

Page 21: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3 - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130425_3_6515.pdf · Wirausaha yang berhasil tidak pernah takut gagal. Penilaian terhadap

59

Hasil perhitungan tiap-tiap item dibandingkan dengan tabel nilai product

moment Bila r hitung lebih besar dari tabel, maka kuesioner dikatakan valid dan

dapat dipakai untuk penelitian. Namun sebaliknya, jika r hitung kuesionernya lebih

kecil r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid dan harus dikeluarkan dari

kuesioner. Nilai r tabel untuk N = 10 dengan uji dua arah dengan tingkat signifikansi

sebesar 0,05 adalah 0,6319.

Hasil perhitungan (lampiran 3) menunjukan bahwa semua butir pertanyaan

karakteristik sikap dan perilaku kewirausahaan dan keberlanjutan usaha berkategori

valid, dan semua butir pertanyaan dapat digunakan untuk penelitian.

3.4.2 Uji Reliabilitas

Menurut Arikunto (2006) reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian

bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data, karena instrument tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah

dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dipercaya juga.

Apabila data yang memang benar sesuai dengan kenyataan.maka berapa kalipun

diambil tetap akan sama.

Perhitungan uji validitas menggunakan program SPSS version 25.0 for

Windows dengan langkah-langkah yang sama dengan uji validitas namun pada

langkah keempat (4) klik Analyze lalu klik Scale dan klik Reliablity Analyze

setelahnya akan muncul bagan dan masukan tiap butir kuisioner tanpa nilai skor

total ke dalam bagan kanan. Pastikan menggunakan model Alpha untuk

menggunakan rumus Cronbach Alpha.

Untuk mengetahui apakah harga koefisien reliabilitas itu reliabel atau tidak,

maka perlu di konsultasikan dengan ketetapan koefisien reliabilitas. Apabila

Page 22: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3 - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130425_3_6515.pdf · Wirausaha yang berhasil tidak pernah takut gagal. Penilaian terhadap

60

koefisien Cronbach Alpha (r) ≥ 0,7 maka dapat dikatakan instrumen tersebut

reliabel (Johnson & Christensen, 2012).

Hasil perhitungan (lampiran 3) menunjukan bahwa semua butir pertanyaan

karakteristik sikap dan perilaku kewirausahaan dan keberlanjutan usaha berkategori

reliabel, dan semua butir pertanyaan dapat digunakan untuk penelitian.

3.5 Metode Analisis

Metode analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

mendeskripsikan dan menginterpretasikan data yang ada untuk menggambarkan

fenomena yang terjadi. Pengukuran masing-masing indikator variabel dilakukan

dengan skala ordinal dan selanjutnya dilakukan pendekatan kuantitatif. Data

masing-masing variabel dijumlahkan skornya lalu dianalisis menggunakan teknik

analisis non parametrik korelasi Rank-Spearman untuk mengetahui keeratan

hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat (Sugiyono, 2008). Untuk

dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut

besar atau kecil pengaruhnya, maka dapat berpedoman pada aturan Guilford

(Rakhmat, 1997).

3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah teknik analisis yang digunakan untuk

menggambarkan persoalan yang berdasarkan data yang dimiliki yakni dengan

menata data tersebut sedemikian rupa sehingga mudah memahami karakteristik

yang ada. Statistika deskriptif adalah bagian dari statistika yang mempelajari alat,

teknik, atau prosedur yang digunakan untuk mendeskripsikan kumpulan data atau

hasil pengamatan yang telah dilakukan.

Page 23: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3 - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130425_3_6515.pdf · Wirausaha yang berhasil tidak pernah takut gagal. Penilaian terhadap

61

3.5.2 Analisis Korelasi Rank Spearman

Pengukuran masing-masing indikator untuk mengetahui keeratan hubungan

antara variabel bebas (X) atau karakteristik sikap dan perilaku kewirausahaan

dengan variabel terikat (Y) atau keberlanjutan usaha peternak sapi perah digunakan

analisis koefisien Rank Spearman (Siegel, 1997). Validitas analisis penelitian ini

dilakukan pula uji signifikan hipotesis dengan menggunakan program SPSS version

25.0 for Windows.

Hipotesis yang diajukan:

Ho :Tidak terdapat hubungan antara karakteristik sikap dan perilaku

kewirausahaan dengan keberlanjutan usaha peternak sapi perah.

H1 : Terdapat hubungan antara karakteristik sikap dan perilaku kewirausahaan

dengan keberlanjutan usaha peternak sapi perah.

Kaidah keputusan:

a. ρV ≥ α Ho diterima

Maka tidak ada hubungan antara karakteristik sikap dan perilaku

kewirausahaan dengan keberlanjutan usaha peternak sapi perah.

b. ρV < α H1 diterima

Maka ada hubungan antara karakteristik sikap dan perilaku kewirausahaan

dengan keberlanjutan usaha peternak sapi perah.

Keterangan:

ρV = nilai kesalahan yang didapat peneliti dari hasil perhitungan statistik (nilai

signifikansi)

α = batas kesalahan maksimal yang dijadikan patokan oleh peneliti (0,05)

Analisis data menggunakan aplikasi SPSS, dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

Page 24: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3 - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130425_3_6515.pdf · Wirausaha yang berhasil tidak pernah takut gagal. Penilaian terhadap

62

1. Buka program SPSS, kemudian klik Variable View, pada kolom Name baris

pertama tuliskan X dan baris kedua tuliskan Y. Pada Decimals ubah angka

menjadi angka 0, pada bagian Label X untuk karakteristik sikap dan perilaku

kewirausahaan dan untuk Y tuliskan keberlanjutan usaha peternak.

2. Klik Data View, selanjutnya tuliskan atau masukkan data penelitian untuk

masing-masing variabel.

3. Jika data sudah di input dengan benar, lanjutnya klik menu Analyze, klik

Correlate, klik Bivariate.

4. Muncul kotak dialog “Bivariate Correlations”, langkah berikutnya adalah

masukkan variabel karakteristik sikap dan perilaku kewirausahaan [X] dan

keberlanjutan usaha peternak [Y] ke kolom Variable (s), kemudian pada

bagian “Correlation Coefficient” beri tanda centang (v) pada pilihan

Spearman, pada bagian “Test of Significance” pilih One-Tailed. Selanjutnya,

beri tanda centang (v) pada Flag significant correlations, lalu klik OK.

Interprestasi terhadap keeratan hubungan antara kedua variabel menggunakan

aturan Guilford (Rakhmat, 1997) yaitu:

Tabel 1. Derajat Hubungan dan Penafsiran

Nilai Koefisien Hubungan

rs < 0,20

0,20 < rs < 0,40

0,40 < rs < 0,70

0,70 < rs < 0,90

0,90 < rs < 1,00

Hubungan dua variabel sangat lemah

Hubungan dua variabel lemah

Hubungan dua variabel cukup berarti

Hubungan dua variabel kuat

Hubungan dua variabel sangat kuat