iii. trammel net laut

21
3.5. Metode Pengoperasi Trammel Net 3.5.1. Metode pengoperasian trammel net Trammel net dapat dioperasikan dengan cara dipasang menetap di dasar perairan ataupun dihanyutkan. Ikan tertangkap secara terjerat atau terpuntal pada mata jaring. Alat ini dapat juga dioperasikan dengan ditarik lurus ke depan melalui kedua sisinya atau ditarik menelusuri dasar perairan melalui salah satu sisinya yang nantinya seakan membentuk seperti lingkaran dengan ujung sisi yang pertama kali diturunkan sebagai pusat dengan tujuan untuk mendapatkan area cakupan penangkapan seluas mungkin (sweeping trammel net). Pengoperasian alat tangkap ini dibiarkan menetap pada dasar perairan atau bisa juga dengan cara dihanyutkan. Dengan menggunakan cara seperti itu maka ikan akan tertangkap secara terjerat atau terpuntal pada mata jaring. Satu unit penangkapan trammel net merupakan satu kesatuan teknis yang saling menunjang dalam operasional penangkapan. Dalam satu kesatuan teknis tersebut terdiri atas perahu, nelayan dan alat tangkap itu sendiri (Subani dan Barus, 1989).

Upload: achmad-siddiq-bayusetiaji

Post on 25-Oct-2015

201 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: III. Trammel Net Laut

3.5. Metode Pengoperasi Trammel Net

3.5.1.Metode pengoperasian trammel net

Trammel net dapat dioperasikan dengan cara dipasang menetap di dasar

perairan ataupun dihanyutkan. Ikan tertangkap secara terjerat atau terpuntal pada

mata jaring. Alat ini dapat juga dioperasikan dengan ditarik lurus ke depan

melalui kedua sisinya atau ditarik menelusuri dasar perairan melalui salah satu

sisinya yang nantinya seakan membentuk seperti lingkaran dengan ujung sisi yang

pertama kali diturunkan sebagai pusat dengan tujuan untuk mendapatkan area

cakupan penangkapan seluas mungkin (sweeping trammel net).

Pengoperasian alat tangkap ini dibiarkan menetap pada dasar perairan atau bisa

juga dengan cara dihanyutkan. Dengan menggunakan cara seperti itu maka ikan

akan tertangkap secara terjerat atau terpuntal pada mata jaring. Satu unit

penangkapan trammel net merupakan satu kesatuan teknis yang saling menunjang

dalam operasional penangkapan. Dalam satu kesatuan teknis tersebut terdiri atas

perahu, nelayan dan alat tangkap itu sendiri (Subani dan Barus, 1989).

Menurut Mulyono (1986), metode pengoperasian trammel net ialah dengan

menghadang gerakan ikan, dan diharapkan ikan akan terpuntal di dalamnya.

Metode dalam pengoperasian trammel net ialah sebagai berikut:

1. Kapal dengan alat tangkap trammel net pergi menuju fishing ground

dimana trammel net akan dioperasikan;

2. Kegiatan penurunan alat tangkap (setting) trammel net, yang diawali

dengan penurunan pemberat, jaring, dan pelampung;

3. Kegiatan perendaman alat tangkap (immersing) trammel net, dimana

perendaman biasanya dilakukan selama 2 – 4 jam; dan

Page 2: III. Trammel Net Laut

4. Kegiatan penarikan alat tangkap (hauling) trammel net sebagai tanda

operasi penangkapan selesai. Penarikan alat tangkap (hauling) trammel

net dimulai dari penarikan pelampung, jaring, dan diakhiri pemberat.

Trammel net pada dasarnya dapat dioperasikan sepanjang tahun, namun

intensitasnya dipengaruhi musim. Musim selatan, biasanya pada bulan Juni

sampai September, saat dimana bertiup angin kencang dan laut bergelombang

besar. Trammel net tidak dapat dioperasikan pada musim peralihan, biasanya

berlangsung pada bulan April, Mei, Oktober, dan November, saat dimana kondisi

laut relatif tenang. Trammel net dapat dioperasikan lebih intensif pada musim

barat, biasanya berlangsung pada bulan Desember sampai Maret, saat kondisi laut

saat tenang (Naryo Sadhori, 1985). 

3.5.2.Hasil dan pembahasan

Hasil pengamatan pada metode pengoperasian alat tangkap trammel net

tersaji di bawah ini:

Tabel . Hasil Pengamatan dan Pengoperasian Alat Tangkap Trammel Net

No OperasiWaktu

(WIB)Lama (S)

Suhu (0C)

Air Udara

1. Setting 16.41 70 28 30

2. Immersing 16.42 69120 28 30

3. Hauling 11.30 152 30 30

Sumber: Praktikum Metode Penangkapan Ikan 2013

Penebaran jaring (setting) trammel net dilakukan pada jam 16.41 WIB

sampai dengan jam 16.42 WIB, dalam waktu 1 menit 10 detik untuk proses

penurunan jaring yang dimulai dari penurunan pemberat, tali selambar, tali ris

bawah, jaring utama, tali ris atas, tali pelampung dan pelampung, di daerah fishing

ground. Saat proses penebaran jaring (setting), suhu udara 30oC dan suhu perairan

Page 3: III. Trammel Net Laut

28 oC. Selanjutnya dilakukan perendaman jaring (immersing) mulai jam 16.42

WIB sampai dengan jam 11.30 WIB. Proses perendaman tersebut dilakukan

selama 19 jam 12 menit. Saat proses perendaman jaring (immersing), suhu udara

30 oC dan suhu perairan 28 oC . Proses terakhir yaitu pengangkatan jaring

(hauling) dilakukan pada jam 11.30 WIB sampai dengan jam 11.32 WIB.

Sedangkan waktu pengangkatannya selama 2 menit 32 detik mulai dari penarikan

pelampung pertama sampai dengan pelampung terakhir. Saat proses pengangkatan

jaring (hauling), suhu udara 30 oC dan suhu perairan 30 oC.

Menurut Mulyono (1986), metode pengoperasian trammel net ialah dengan

menghadang gerakan ikan, dan diharapkan ikan terpuntal di dalamnya. Daerah

yang sering dipilih oleh nelayan ialah daerah perairan pantai yang kedalaman

lautnya sekitar 15 - 30 meter, yang dasar perairannya berupa lumpur, lumpur

campur pasir, bersih daripada kerikil tajam, batu karang dan tonggak bagan serta

landai.

3.6. Hasil Penangkapan Trammel Net

3.6.1.Hasil tangkapan trammel net

Spesies ikan hasil tangkapan trammel net adalah udang penaeid yang

berukuran besar. Selain untuk menangkap udang, trammel net juga digunakan

untuk menangkap ikan tetengkek (Megalacpis cordyla), ikan terbang (Cypselurus

sp.), ikan belanak (Mugil sp.), ikan kuro (Polynemus sp.), ikan alu–alu (Sphyraena

sp.), ikan tenggiri (Scromberomorus commersoni) dan lain-lain. Hasil tangkapan

per hari dari jaring trammel net dapat mencapai 10 – 20 kg (Mulyono,1986).

Page 4: III. Trammel Net Laut

3.6.2.Hasil dan pembahasan

Hasil tangkapan pada metode pengoperasian alat tangkap trammel net tersaji

di bawah ini:

Tabel . Hasil Tangkapan Trammel NetNo

.

Jenis Ikan Panjang Ikan Terbesar

(cm)

Cara Tertangkap Berat

(gr)

1. – - - -

Sumber: Praktikum Metode Penangkapan Ikan 2013

Hasil tangkapan dari kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan

trammel net tidak didapatkan ikan. Hal ini disebabkan beberapa faktor yang

mempengaruhi. Faktor pertama, karena disebabkan posisi trammel net yang

berada di dasar perairan, dimana pemberat yang terlalu berat sehingga tidak sesuai

dengan kemampuan pelampung. Faktor kedua, yaitu peletakan alat tangkap yang

tidak pada fishing ground karena terlalu dekat dengan bibir pantai. Faktor ketiga,

yaitu jumlah pieces pada jaring trammel net yang minim, sehingga mempengaruhi

hasil tangkapan.

Menurut Naryo Sadhori (1985), immersing trammel net dilakukan pada

malam hari dimana jaring tidak terlihat oleh ikan .agar ikan dapat terpuntal

kedalam jaring. Adapun pada saat praktikum immersing dilakukan pada siang

hari, sehingga ikan tidak terpuntal oleh jaring karena jaring dapat terlihat jelas

oleh ikan.

Lama waktu perendaman (immersing) juga menentukan jumlah hasil

tangkapan. Semakin lama kita merendam jaring maka jumlah hasil tangkapan

yang kita dapat akan semakin banyak. Setelah menunggu selama satu malam kita

akhirnya memperoleh hasil tangkapan bandeng (Chanos chanos) setelah

perendaman maka dilakukan penarikan (hauling) (Mulyono, 1986).

Page 5: III. Trammel Net Laut

Menurut Naryo Sadhori (1985), fishing ground yang cocok untuk trammel

net adalah perairan pantai yang berdasar lumpur, pasir, atau lumpur campur pasir

dengan kedalaman air berkisar antara 15 – 60 cm dan bertopografi dasar yang

relatif datar. Adapun bentuk dasar laut pada saat praktikum metode penangkapan

ikan daerah fishing ground yang digunakan adalah di tengah laut dengan topografi

dasar yang tidak datar. Kedalamannya pun relatif pendek, akan tetapi banyak

terdapat karang-karang yang sudah mati sehingga ikan pun tidak dapat bertahan

hidup.

Menurut Sudirman dan Mallawa (2004), apabila saat perendaman jaring

direntang terlalu tegang maka ikan akan sukar terpuntal, dan ikan yang telah

terpuntal pun akan mudah terlepas. Demikian juga jika trammel net terlalu kendur

maka ikan juga akan sulit terpuntal. Terutama bagi ikan yang tertangkapnya

secara entangled, ketegangan rentangan tubuh jaring ini akan mempunyai

pengaruh yang besar.

3.7. Kajian Teknis Trammel Net

3.7.1.Analisis hanging ratio, shortening, tinggi dan luas jaring

Menurut Direktorat Jenderal Perikanan (1991),

a. Hanging ratio

Hanging ratio didefinisikan sebagai perbandingan antara panjang tali

tempat lembaran jaring dipasang dengan panjang tegang yang tergantung

pada tali tersebut.

Hanging ratio (E) =

Panjang tali risBesar mata jaring x Jumlah mata jaring horizontal

Page 6: III. Trammel Net Laut

b. Shortening (S)

Shortening didefinisikan srbagai nilai perbandingan antara panjang tali ris

tempat lembar jaring dipasang dengan panjang jaring tegang mendatar.

Shortening (S) = 1 - E

c. Tinggi jaring

Tinggi jaring merupakan perbandingan antara besarnya mesh size , mata

jaring vertical dan tinggi tegang.

Tinggi tegang = Besarnya mesh size x ∑ mata jaring vertical

Tinggi jaring (H) = Tinggi tegang x√1−E2

d. Luas jaring

Luas jaring digunakan untuk mengetahui seberapa besar jaring yang

digunakan . Luas jaring diperoleh berdasarkan hanging ratio dan tinggi

jaring.

Luas jaring (S) = E×√1−E2×L×H ×a2

3.7.2.Hasil dan pembahasan

1. Inner net

a. Hanging ratio

Diketahui:

Panjang tali ris = 1089 cm

Besar mata jaring = 4,69 cm

Jumlah mata jaring horizontal = 425

Ditanyakan:

Hanging ratio (E)?

Page 7: III. Trammel Net Laut

Jawab:

Hanging ratio (E) =

Panjang tali risBesar mata jaring x Jumlah mata jaring horizontal

=

10894 ,69×425

= 0,546

b. Shortening (S)

Diketahui:

Hanging ratio (E) = 0,546

Ditanyakan:

Shortening (S)?

Jawab:

Shortening (S) = 1 - E

= 1 – 0,546

= 0,3454

c. Tinggi jaring

Diketahui:

Besar mata jaring = 4,69 cm

Hanging ratio (E) = 0,546

Jumlah mata jaring vertical = 25

Ditanyakan :

Tinggi jaring (H)?

Jawab :

Tinggi tegang = Besar mata jaring x ∑ Mata jaring vertical

Page 8: III. Trammel Net Laut

= 4,69 x 25

= 117,25 cm

Tinggi jaring = Tinggi tegang×√1−E2

= 117 ,25×√1−0 , 5462

= 98,23 cm

d. Luas jaring

Diketahui:

Hanging ratio (E) = 0,546

Jumlah mata jaring horizontal (L) = 425

Jumlah mata jarring vertical (H) = 25

Besar mata jaring (a) = 4,69 cm

Ditanyakan:

Luas jaring (S)?

Jawab:

Luas jaring (S) = E×√1−E2×L×H ×a2

= 0 ,546×√1−0 ,5462×425×25×4 , 692

= 106775,66 cm2

= 10,6775 m2

2. Outter net

a. Hanging ratio

Diketahui:

Panjang tali ris = 1089 cm

Besar mata jaring = 11,545 cm

Page 9: III. Trammel Net Laut

Jumlah mata jaring horizontal = 141

Jumlah mata jaring vertical = 9

Ditanyakan:

Hanging ratio (E)?

Jawab:

Hanging ratio (E) =

Panjang tali risBesar mata jaring x Jumlah mata jaring horizontal

=

108911 , 545×141

= 0,668

b. Shortening (S)

Diketahui:

Hanging ratio (E) = 0,668

Ditanya:

Shortening (S)?

Jawab:

Shortening (S) = 1 - E

= 1 – 0,668

= 0,332

c. Tinggi jaring

Diketahui:

Besar mata jaring = 11,545 cm

Hanging ratio (E) = 0,668

Jumlah mata jaring vertical = 9

Ditanyakan:

Page 10: III. Trammel Net Laut

Tinggi jaring (H)?

Jawab:

Tinggi tegang = Besar mata jaring x ∑ mata jaring vertical

= 11,545 x 9

= 103,9 cm

Tinggi jaring (H) = Tinggi tegang x√1−E2

= 103 , 9×√1−0 ,6682

= 77,31 cmd. Luas jaring

Diketahui:

Hanging ratio (E) = 0,668

Jumlah mata jaring horizontal (L) = 141

Jumlah mata jarring vertical (H) = 9

Besar mata jaring (a) = 11,545 cm

Ditanyakan:

Luas jaring (S)?

Jawab:

Luas jaring (S) = E×√1−E2×L×H ×a2

= 0 ,668×√1−0 ,6682×141×9×11 ,5452

= 84080,06216 cm2

= 8,4080 m2

Page 11: III. Trammel Net Laut

3.8. Plotting Posisi Penangkapan Trammel Net

3.8.1.Plotting dengan baringan

Menurut Akmal (1975), pembaringan adalah salah satu cara untuk

menentukan posisi suatu tempat berdasarkan koordinat garis lintang dan garis

bujur bumi. Kegiatan ini dilakukan dengan cara menentukan arah atau sudut suatu

benda dari kapal dengan mempergunakan pedoman (kompas baring). Cara

membaring ini dapat diperoleh sudut baringan dari dua target baringan yang

dikenal dan terdapat di peta laut dan dapat dilihat secara visual dengan atau alat

bantu. Caranya dengan mencari titik potong dari perpanjangan kedua sudut

tersebut diperoleh posisi kapal pada peta.

Adapun data hasil plotting menggunakan kompas baring tersaji pada tabel di

bawah ini:

Tabel . Pengamatan Baringan pada Trammel NetBaringan LPWP Teluk Awur

Setting 350o 190o

Sumber: Praktikum Metode Penangkapan Ikan 2013

Plotting posisi penangkapan dengan baringan trammel net saat praktikum

dengan baringan adalah dengan acuan LPWP adalah 350o. Plotting posisi dengan

baringan terhadap Teluk Awur adalah 190°.

Perhitungan:

Diketahui :

Baringan pedoman (Bp) LPWP = 350o

Baringan pedoman (TA) Teluk Awur = 190°.

Variasi peta (Vp) = 0030’00” (Tahun 1995)

Annual (An) = 0030’00”

Page 12: III. Trammel Net Laut

Ditanya :

a. Baringan sejati LPWP dan Teluk Awur trammel net?

b. Back azimuth LPWP dan Teluk Awur trammel net?

Jawab :

Variasi (V) = Vp + An

= 0030’00” + [(0030’00” x (2013 – 1995))]

= 0030’00” + (0030’00” x 18)

= 0030’00” + 00540’00”

= 00570’00”

= 9030’00”

a. Baringan sejati (Bs)

LPWP = Bp + V

= 3500 + 9030’00”

= 359030’00”

Teluk Awur = TA + V

= 1900 + 9030’00”

= 199030’00”

b. Back azimuth (Ba)

LPWP = Bp - 1800

= 3500 - 1800

= 1700

Teluk Awur = TA - 1800

= 1900 - 1800

= 100

Page 13: III. Trammel Net Laut

Gambar . Plotting Baringan Trammel Net

Posisi trammel net

Page 14: III. Trammel Net Laut

3.8.2.Plotting dengan GPS

GPS (Global Positioning System) adalah sistem radio navigasi dan

penenyuan posisi suatu tempat dengan menggunakan satelit. Sesuai dengan

pengertiannya, GPS dapat digunakan sebagai alat navigasi arah jalur transportasi

baik di darat, laut maupun udara. GPS dapat digunakan sebagai alat survei

geodetik dan dapat digunakan tanpa tergantung waktu dan tempat. GPS saat ini

telah banyak digunakan dalam berbagai bidang aplikasi yang memerlukan

informasi tentang posisi, kecepatan, percepatan dan waktu (Abidin, 2003).

Hasil pengamatan plotting dengan GPS pada alat tangkap trammel net

tersaji dalam tabel berikut:

Tabel . Pengamatan Posisi dengan GPS pada Trammel NetPosisi GPS BT LS

Setting 110038’55,7” 6035’29,4”

Sumber: Praktikum Metode Penangkapan Ikan 2013

Plotting posisi penangkapan dengan GPS trammel net saat praktikum

metode penangkapan ikan yaitu 110038’55,7”BT dan 6035’29,4”LS. GPS

digunakan sebagai alat penunjuk posisi trammel net saat operasi, sehingga kita

dapat mengetahuinya pada peta dengan melihat posisi Bujur Timur dan Lintang

Selatan. Menurut Dirjen Perikanan (1991), GPS dapat memberikan informasi

posisi dan waktu dengan ketelitian sangat tinggi. GPS memperoleh sinyal dari

beberapa satelit yang yang mengorbit bumi. Satelit yang mengitari bumi pada

orbit pendek ini terdiri dari 24 susunan satelit, dengan 21 satelit aktif dan 3 satelit

sebagai cadangan. Satelit GPS bisa diterima diseluruh permukaan bumi dengan

penampakan antara 4 sampai 8 satelit.

Page 15: III. Trammel Net Laut

Gambar . Plotting GPS Trammel Net

Posisi trammel net