iiz

Download IIZ

If you can't read please download the document

Upload: isnazira-khayati

Post on 05-Dec-2014

58 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

1

2

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Pendidikan tenaga kesehatan sebagai bagian integral pembangunan kesehatan nasional di bidang kesehatan yang diarahkan untuk mendukung pencapaian derajat kesehatan masyarakat secara optimal serta untuk menghasilkan tenaga kesehatan yang bermutu dan mampu mengemban tugas dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat. Untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal bagi setiap penduduk, pelayanan kesehatan harus dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu. Tenaga kesehatan yang professional dengan jumlah yang memadai merupakan sebuah kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Akademi Farmasi (AKFAR) Al-Fatah Bengkulu merupakan institusi pendidikan tinggi di bidang kefarmasian dalam upaya menciptakan Ahli Madya Farmasi yang profesional dan mempunyai kompetensi di bidang produksi, distribusi, dan pelayanan farmasi. Untuk menghasilkan tenaga farmasi tersebut, maka penyelenggaraan pemeriksaan proses belajar mengajar harus ditingkatkan secara terus menerus baik kualitas maupun kuantitasnya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan diantaranya dengan memberikan pengalaman kerja kepada peserta didik melalui Prektek Kerja Lapangan (PKL).

3

Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan suatu pengenalan program lapangan kerja bagi mahasiswa yang diharapkan agar dapat melihat dan mengatasi pola kesehatan yang ada di masyarakat. Selain itu Praktek Kerja Lapangan (PKL) dapat juga digunakan sebagai sarana informasi bagi dunia pendidikan kesehatan sehingga dapat mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan dapat menjadi tenaga farmasi yang profesional.

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan 1. Tujuan Umum

Dapat menghasilkan tenaga farmasi Ahli Madya Farmasi yang mampu bekerja dalam memberi pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang farmasi.2. Tujuan Khusus a. Meningkatkan,

memperluas dan memantap keterampilan yang

membentuk kemampuan peserta didik sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja yang sesuai dengan program pendidikan.b. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menerapkan

pengetahuan dan keterampilan yang belum diberikan secara intensif di kuliah secara terpadu.c. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menyesuaikan diri

dengan suasana kerja sebenarnya.

4

d. Memberikan kemudahan masuk kerja bagi tamatan diploma (D3)

Farmasi.

e. Memperoleh masukan dan umpan balik guna memperbaiki dan

menggambarkan serta dan meningkatkan penyelenggaraan materi pendidikan yang telah dibrikan di Akademi Farmasi.

1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan a. Agar peserta didik mampu memahami, menerapkan dan mengembangkan

teori-teori yang diperoleh dari mata kuliah yang telah diberikan dan diterapkan dilapangan kerja.b. Agar perserta didik mampu mencari generik pemecahan masalah,

kemudian sesuai dengan program pendidikan yang diterapkan. Secara lebih luas dan mendalam yang terungkap lapangan kerja yang di susun.c. Mengumpulkan sejumlah informasi dan data guna kepentingan institusi

pendidikan dan dirinya.d. Menambah

pembedaharaan

dan

kepustakaan

untuk

menunjang

peningkatan pengetahuan peserta didik lainnya.

5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Apotek

Menurut Permenkes RI NO 1332/menkes/SK/X/2002 tentang perubahan ketentuan dan tata cara pemberian izin apotek, memberikan batasan tentang apotek yaitu suatu tempat dilakukan pekerjaan farmasi kepada masyarakat. Apotek pada umumnya memiliki fungsi sebagai tempat pengabdian profesi seorang Apoteker maupun Asisten Apoteker, pelayanan resep dan sebagai sarana farmasi yang melakukan peracikan obat. Apotek juga menyediakan penyaluran perbekalan farmasi misalnya : obat, obat asli Indonesia, alat kesehatan, kosmetik dan lain-lain. Apotek juga melakukan suatu pengelolaan yang meliputi: Pembuatan, pengelolaan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran,

penyiapan, dan penyeranan obat atau bahan obat. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran, dan penyerahan perbekalan farmasi

lainnya.

6

Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi.

2.2 Tugas dan Fungsi Apotek

Secara umumnya sebuah apotek memiliki tugas dan fungsi tertentu yaitu:a. Tempat pengabdian profesi seorang Apoteker yang telah mengucapkan

sumpah jabatan.b. Sarana farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk,

pencampuran dan penyerahan obat atau bahan obat.c. Sarana penyaluran perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang

diperlukan masyarakat secara meluas dan merata.d. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penggunaan obat secara

rasioanal dalam praktek pengobatan sendiri.

2.3 Ketentuan Umum dan Peraturan Perundang-undangan Apotek

2.3.1 Ketentuan Umum Apotek:1. Alat kesehatan adalah instrument, apparatus, mesin, implant yang tidak

mengadung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan, dan meringankan, penyakit, merawat orang sakit serta

7

memulihkan kesehatan pada manusia dan untuk membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.2. Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukanya pekerjaan

kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat.3. Apoteker adalah mereka yang berdasarkan perundang-undangan yang

berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai Apoteker.4. Apoteker pendamping adalah Apoteker yang bekerja di apotek, disamping

Apoteker Pengelola Apotek dan atau menggantikannya pada jam-jam tertentu pada hari buka apotek.5. Apoteker pengganti adalah Apoteker yang mengganti Apoteker Pengelola

Apotek selama Apoteker Pengelola Apotek tersebut tidak berada di tempat lebih dari 3 bulan secara terus menerus, telah memiliki surat izin kerja tidak bertindak sebagai Apoteker Pengelola Apotek di apotek lain.6. Asisten Apoteker adalah mereka yang berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian sebagai asisten apoteker.7. Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan, peracikan, pengelolaan sedian

obat-obatan.8. Perbekalan farmasi adalah obat, bahan obat, obat asli Indonesia (OT), alat

kesehatan dan kosmetika.

8

9. Perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang diperlukan

untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.10. Perlengkapan Apotek adalah semua peralatan yang diperlukan untuk

melaksanakan pengelolaan apotek.11. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan

kepada

Apoteker

pengelolaan

Apotek

untuk

menyediakan

dan

menyerahkan obat bagi penderita sesuai peraturan yang berlaku.12. Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan

upaya kesehatan.13. Surat Izin Apotek (SIA) adalah surat izin yang diberikan oleh DinKes

Kab/Kota kepada apoteker atau apoteker bekerja sama dengan pemilik sarana untuk menyelenggarakan apotek disuatu tempat tertentu.14. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam

bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melaui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangann untuk melakukan upaya kesehatan.15. Zat adiktif adalah bahan yang penggunaannya dapat menimbulkan

ketergantungan psikis.

2.3.2 Peraturan Perudang-udangan Apotek :

9

1. UU RI No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan 2. UU RI No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika. 3. UU RI No. 22 tahun 1997 tentang Narkotika 4. PP RI No. 25 tahun 1980 tentang perubakan atas PP No. 26 tahun 1965

tentang apotek.5. PP RI No. 32 tahun 1966 tentang tenaga kesehatan 6. SK Menkes RI No. 347/menkes/SK/VII/1990 tentang obat wajib apotek

no. 17. Kepmenkes RI No. 924/menkes/per/X/1993 tentang obat wajib apotek no.

28. Kepmenkes RI No. 1176/menkse/per/X/1999 tentang daftar obat wajib

apotek no.3.9. Kepmenkes RI No. 919/menkes/per/X/1993 tentang obat keras yang dapat

diserahkan tanpa resep dokter.10. Kepmenkes RI No. 922/menkes/per/X/1993 tentang ketentuan dan tata

cara izin apotek.11. KepMenKes

RI

NO.

1332/Menkes/SK/2002

tentang

tata

cara

memperoleh Surat Izin Apotek (SIA)

10

2.4 Persyaratan Apotek

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 922/Menkes/Per/X/1993 disebut bahwa persayaratan-persyaratan Apotek adalah :a. Seorang Apoteker bekerja sama dengan pemilik Sarana yang telah memenuhi

pesyaratan harus siap dengan tempat, perlengkapan termasuk sediaan farmasi dan perbekalan yang lain yang merupakan milik sendiri atau milik pihak lain.b. Sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan pelayanan

komoditas yang lain diluar kegiatan kefarmasian. Adapun persyaratan lain yang harus diperhatikan dalam pendirian apotek :A. Sarana dan Prasarana a. Memiliki ventilasi dan sistem sanitasi yang baik serta memenuhi

persyaratan hygine lainnya.b. Memiliki sarana dan prasarana yang cukup untuk menjamin pelaksanaan

tugas dan fungsi pokok apotek dengan baik.c. Memiliki sumber air yang memenuhi syarat kesehatan yang sesuai

ketentuan yang berlaku Apotek juga harus memiliki perlengkapan seperti:1. Alat pembuatan, pengelolaan, dan peracikan. 2. Perlengkapan dan Alat penyimpanan sediaan farmasi dan alat-alat

kesehatan lainnya.

11

3. Tempat penyimpanan khusus Narkotika. 4. Alat dan perlengkapan laboratorium khusu untuk pengujian sederhana.

Bangunan apotek sekurang-kurangnya memiliki ruang khusus untuk:1. Ruang racikan dan penyerahan resep. 2. Ruang administrasi dan kerja apoteker. 3. WC dan kelengkapan bangunan calaon apotek. 4. Sumber air harus memenuhi persyaratan kesehatan. 5. Alat pemadam kebakaran harus berfungsi dengan baik dan sekurang-

kurangnya 2 buah.6. Alat penerangan harus cukup terang sehingga dapat menjamin pelaksanaan

tugas dan fungsi apotek.

B.

Perlengkapan Apotek Perincian yang akan diperiksa dan persyaratan yang harus dipenuhi adalah :a. Alat pembuatan, pengelolaan dan peracikan. b. Perlengkapan dan alat perbekalan farmasi. c. Wadah pengemas dan pembukus.

12

d. Alat administrasi : Blangko pemesanan obat Blangko kartu stok Blangko salinan resep Blangko faktur dan blangko nota penjualan Buku pencatatan narkotika Buku pemesanan obat narkotika e. Buku acuan

C. Tata cara memperoleh Surat Izin Apotek (SIA)

Tata cara mengurus izin apotek berdasarkan KepMenKes RI No. 922/MENKES/SK/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek, yaitu :a. Salinan/foto copy Surat Izin Kerja Apoteker (SIKA) b. Salinan/ foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) c. Salinan/ foto copy denah bangunan d. Surat yang mengatakan status bangunan dalam bentuk Akte hak milik/

sewa/ kontrak

13

e. Daftar Asisten Apoteker dengan mencantumkan nama, alamat, tanggal

lulus dan nomor izin kerja.f. Asli dan salinan foto copy daftar terperinci alat perlengkapan apotek g. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)

2.5 Tugas dan Tanggung Jawab Pengelola Apotek

Personal adalah jumlah orang yang bertanggung jawab atas kelangsungan organisasi tersebut untuk mencapai tujuan. Personalia apotek memiliki tugas dan fungsi masing-masing yaitu :A. Apotek Apoteker Pengelola (APA) 1) Tugas dan Kewajiban Menetapkan kebijaksanaan kepada bawahan Mengadakan pemeriksaan, pengawasan terhadap seluruh pekerjaan

teknis yang dilakukan oleh bawahan Melayani resep dokter serta melakukan pengawasan terhadap bagian-

bagian peracikan dan penggambilan obat.

14

Memberikan informasi tentang keguanaan obat. Membuat Visi dan Misi Membuat strategi, tujuan, sasaran dan program kerja. 2) Tanggung Jawab APA berkewajiban menghentikan karyawan Memberikan gaji kepada karyawan sesuai dengan profesi dan tugas

masing-masing Membuat rencana kerja bagi karyawan-karyawan sesuai dengan

struktur organisasi yang di buat Bertanggung jawab terhadap kinerja yang diperoleh Menentukan system atau peraturan yang akan digunakan

B. Asisten Apoteker (AA) 1. Tugas dan Kewajiban Melakukan pembuatan, pengolahan, peracikan, pengubahan bentuk,

pencampuran, penyimpanan dan penyerahan obat kepada pasien Membuat laporan Narkotika dan Psikotropika serta obat-obat generik Memberikan informasi tentang keguanaan obat kepda pasien

15

Menerima dan menyiapkan obat-obat sesuai dengan resep dokter serta

pelayanan obat bebas Menyiapkan surat pesanan obat apabila ada stok yang kosong Menerima dan menanda tangani bukti barang yang masuk ke apotek 2. Tanggung Jawab Menentukan dan melakukan negosiasi harga beli barang dan masa

pembayaran dengan supplier Bertanggung jawab terhadap kelengkapan barang Bertanggung jawab terhadap perolehan harga beli Bertanggung jawab terhdapa pelayanan resep yang diberikan kepada

pasien Bertangugng jawab sepenuhnya terhadap semua tugas yang diberikan

oleh atasannya sesuai dengan profesi seorang AA

C. Administrasi yang dikerjakan oleh AA 1) Tugas dan kewajiban

16

Pencatatan buku-buku antara lain buku hutang, buku penerima barang,

buku pembayaran pajak dan pelaporan pajak Mengarsipkan surat-surat, baik surat masuk maupun keluar Mengetik surat pesanan, laporan obat narkotika, obat psikotropika dan

obat generik serta sekaligus mengantarnya.2) Tanggung Jawab Bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan atau

dilakukan oleh pimpinan

D. Pemegang Kas 1) Tugas dan Kewajiban Mentransaksikan pembayaran hutang Menerima, menyiapkan, dan mengeluarkan obat Pencatatan buku-buku yaitu buku kas Menerima uang pembelian pasien Menjaga dan memelihara aliran kas agar tidak deficit 2) Tanggung Jawab

17

Seorang kasir bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan

oleh pimpinan yang ada kaitannya dengan masalah uang baik penerima ataupun pengeluaran

2.6 Tata Cara Pendirian Apotek

Tata cara permohonan izin Apotek berdasarkan pada KepMenKes RI No. 1332/MENKES/SK/X/2002 tentang perubahan PerMenKes RI No.

922/MENKES/SK/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pendirian Apotek, yaitu :a) Yang berwenang member SIA : Kadinkes Kabupaten/Kota b) Yang berhak memperoleh izin : Apoteker

Prosedur dan Administrasi memperoleh SIA :1. Apoteker mengajukan Surat Permohonan SIA kepada Kepala Dinas Kesehatan

(Kadinkes) Kabupaten/Kota setempat dengan lampiran :a. Rekomendasi Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) b.

Surat Lolos Butuh (untuk di daerah yang berbeda dari Apoteker yang bersangkutan)

c. Surat Tanda Registrasi (STRA) d.

Surat Izin Pengelola Apotek (SIPA)

18

e. KTP setempat f. Fotokopi denah bangunan dan keterangan kondisi bangunan g. Surat Keterangan Status Bangunan (hak milik, sewa) h. Daftar tenaga kesehatan (Asisten Apoteker) i. Daftar

alat perlengkapan apotek (alat pengolahan/peracikan, alat

perlengkapan farmasi / lemari dan buku-buku standar)j. Surat pernyataan tidak bekerja di perusahaan farmasi lain atau tidak

menjadi APA di Apotek laink. Surat izin atasan (untuk pegawai negeri dan ABRI) l. Akte perjanjian kerja sama dengan Pemilik Sarana Apotek (PSA) m. Surat pernyataan PSA tidak terlibat pelanggaran peraturan perundang-

undangan di bidang obat2. Tim Dinas Kesehatan Kab/Kota setelah menerima permintaan bantuan teknis,

paling lambat 6 (enam) hari kerja harus melaporkan hasil pemeriksaan setempat.3. Bila paling lambat 6 (enam) hari kerja, pemeriksaan tidak dilaksanakan, maka

Apoteker pemohon dapat membuat surat persyaratan setiap melakukan kegiatan kepada Kepala Dinkes Kab/Kota setempat dengan tembusan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.

19

4. Kepala Dinkes Kab/Kota dalam waktu 12 (dua belas) hari kerja setelah laporan

hasil pemeriksaan, kemudian menerbitkan SIA.

BAB III TINJAUAN UMUM APOTEK

1. 2. 3. 3.1 Sejarah Apotek Kimia Farma No. 72

Apotek kimia farma No. 72 berdiri dari mulai beroperasi pada tanggal 1 juli 1998, pada waktu itu namanya apotek perlengkapan rumah sakit umum Bengkulu.

20

Apotek ini merupakan salah satu apotek milik pemerintah sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Apotek perlengkapan rumah sakit umum merupakan kerja sama PT. kimia Farma dengan rumah sakit Bengkulu yang ada pada itu APA (Apoteker Pengelola Apotek) adalah Drs. Umar Said, Apt. (1988-1990). Adapun kerja sama ini adalah memberikan pelayanan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin bagi masyarakat dalam bidang kesehatan serta untuk membantu pemerintah dalam bidang pemasaran obat generik berlogo. Pada tanggal 1 Desember 1990, APA kemudian diganti dengan Drs. Mansyur Syah, Apt (1990-1997) kemudian tanggal 1 Desember 1993 Apotek Kimia Farma memidahkan loksai apotek ke jalan Soeprapto No. 64 Bengkulu. Sejak kepindahannya, apotek perlengkapan rumah sakit berubah menjadi nama menjadi apotek Kimia Farma No. 72 berdasarkan Surat Izin Apotek (SIA) No. 442/09.APTK/IX/2005. Pada bulan Agustus 1997 apotek dipimpin oleh Drs. Noviardi, Apt. pada bulan Juli 2001 PT Kimia Farma menjadi perusahaan yang menyatu ketengah-tengah masyarakat. Pada tahun 2001 Apotek dipimpin oleh Drs. Juri Walta, Apt. pada bulan Januari 2004 apotek dipimpin oleh Drs. E.R. Rusman, Apt, bulan September 2005 diganti oleh M. Rony Hidayat, Ssi, Apt. pada tanggal 1 September 2008 apotek dipimpin oleh Herlambang Wahyu Utomo, S.farm, Apt. pada tanggal 10 februari 2010 sampai sekarang Apotek dipimpin oleh Oskar Skarayadi, S.si, Apt.

21

Apotek kimia Farma Bengkulu termasuk area bisnis Meneger (BM) Palembang, adapun yang termasuk area Palembang, Bengkulu, Jambi, Bangka dan Belitung.

3.2 Struktur Organisasi

APOTEKER PENGELOLA APOTEK (APA)

TATA USAHA

KASIR ASISTEN APOTEKER

22

Gambar 1. Struktur Organisasi

Personalia

Di apotek Kimia Farma No. 72 seluruh pegawai berjumlah 11 orang yang terdiri dari : Oskar Skaryadi, S.si., Apt Murdi Basuki, S.Sos Intan Yulia Sari, S. Far., Apt Eliyani Azhari Endang Rani Sabatini Julia Elza Yunita Reni Damayanti Ratika Dwi Clara Luviana

: Apoteker Pengelola Apotek : Tata Usaha (TU) : Apoteker Pendamping : Kasir : Asisten Apoteker : Asisten Apoteker : Asisten Apoteker : Asisten Apoteker : Asisten Apoteker : Asisten Apoteker : Asisten Apoteker

23

3.3 Tata Ruang Apotek

Apotek Kimia Farma No. 72 terdapat 3 (tiga) ruangan yang digunakan sebagai pelaksanaan kegiatan sehari-hari dan lantai ke 3 yaitu ruangan TU (Tata Usaha). Lantai I

Digunakan sebagai tempat pekerjaan, penjualan bebas dan pelayanan resep dokter dan tempat peracikan resep (gambar 2)

(1)

Alkes

Vitamin & Topikal

Oral

(2)

(3)

24

(4)

(5) (7) (6)

(11) (8)

(12)

(9) (10)

(13)

(14)

Keterangan Lantai I :

25

1. Pintu geser utama 2. Lemari pendingin untuk minum 3. Ruang tunggu pasien 4. Rak obat saluran cerna, anti infeksi, saluranpernafasan, hormone, kardiovaskuler, vitamin,dll

8. Wastafel 9. Meja racikan 10. 11. 12.Lemari pendingin obat tertentu Obat Generik Rak obat salep dan cream serta tetes

telinga

5. Kasir 1 6. Lemari obat Narkotika,OKT dan Prekusor 7. Kasir 2

13. 14.

Wc Tangga menuju lantai II

Gambar 2. Tata Ruangan Apotek Lantai I Lantai II

Terdiri dari 4 (empat) ruangan yaitu Kepala Apotek (APA), gudang obat dan 2 (dua) ruangan tempat praktek dokter (lihat gambar 3).

(7) (6)

(5)

26

(2)

(8)

(4)

(3) (5)

(2)

(2)

(1)

27

Keterangan Lantai II :

1. Teras 2. Ruang Tunggu 3. Gudang 4. Ruang Prak. dr. Jenni

5. Meja Perawat 6. Ruang Prak. dr. Marlyna 7. Ruang Pasien 8. Tangga menuju lantai III

Gambar 3. Tata Ruangan Apotek Lantai II3.4 Pengelola Apotek 3.4.1 Pengelolaan Obat A. Perencanaan

Aliran barang masuk di Apotek Kimia Farma No. 72, terbagi menjadi 2 (dua) yaitu :1. Aliran barang intern, yaitu aliran barang-barang masuk dari Bisnis

Manager Palembang atau dari apotek lain di BM Palembang.2. Aliran barang ektern, yaitu aliran barang masuk dari PBF. 3. Pembelian mendesak, permintaan obat ke apotek lain yang ifatnya

mendesak, permintaan obat dari resep dokter (diizinkan apabila stock obat kosong), mohon beli ke apotek lain untuk resep-resep yang obatnya habis atau kurang.

28

B. Pengadaan 1. Pemesanan

Pemesanan barang dilakukan dengan mencatat nama barang yang akan dipesan yang telah dicatat pada buku defekta, kedalam suatu surat pesanan. Surat pesanan adalah surat yang berisi permintaan barang yang dibutuhkan Apotek yang ditujukan ke pedagang Besar Farmasi dan ditanda tangani oleh Apoteker.1) Konsinyasi

Konsinyasi adalh perbekalan farmasi yang dititipkan kepada apotek. Konsinyasi menpunyai jangka waktu tertentu misalnya 2-3 bulan. Apabila obat atau perbekalan farmasi tersebut habis terjual maka pihak apotek harus membayar dan difakturkan oleh Pedagang Besar Farmasi yang menitipkan obat atau perbekalan farmasi tersebut.2) Stock Opname

Stock opname adalah pengecekan terhadap obat atau perbekalan farmasi, stock opname dilakukan 3 bulan sekali yang berguna memenuhi : Jumlah dan jenis obat yang paling banyak diperlukan dan

untuk memudahkan pemesanan.

29

Data ini digunakan untuk evaluasi apotek. Pengecekan kadaluarsa (expired date). C. Penyimpanan Obat dan Pencatatan Obat

Barang yang telah diterima dari Pedagang Besar Farmasi setelah dicatat barang tersebut harus disimpan menurut jenis dan sifat barang dan disimpan ditempat terpisah. Contohnya : Obat generik Obar Paten Obat Luar Obat Narkotika Obat Psikotropika Obat Tidak Tahan Panas Sirup, dll 1. Pencatatan Obat

Setiap sediaan Farmasi yang masuk dan keluar harus diperiksa pada : Kartu Stock 2. Penyimpanan Obat Narkotika

30

Menurut Permenkes Nomor 28/Menkes/Per/1978 tentang penyimpanan obat narkotika, dilakukan di lemari khusus atau bahan lain yang kuat yaitu : Dibuat dari kayu atau bahan lain yang kuat. Mempunyai kunci-kunci yang kuat. Dibagi 2 (dua) dengan kunci berlainan yaitu : 1. Bagian pertama : penyimpanan morfin, petidin, dan garam-

garamnya.2. Bagian kedua : penyimpanan narkotika yang dipakai sehari-hari.

D. Fungsi Pelayanan/Pendistribusian Obat

Apotek memiliki fungsi pelayanan untuk dapat memberikan kepuasan kepada konsumen dan memperoleh keuntungan yang optimal. Fungsi pelayanan ini termasuk pelayanan kefarmasian. Pelayanan kefarmasian di Apotek Kimia Farma No. 72 meliputi pelayanan resep dokter, penjualan obat bebas (Hand Verkop / HV) atau OTC (Over The Counter), UPDS (Upaya Pengobatan Diri Sendiri)a. Pelayanan dengan resep dokter

Pelayanan dengan resep dokter dilakukan dengan prosedur bertahap. Langkah prosedur layanan resep :

31

1) Penerimaan resep i. Pemeriksaan keabsahan dan kelengkapan resep a) Nama, alamat, No. SIP dan tanda tangan/paraf dari penulis

resepb) Nama obat, dosis, jumlah dan aturan pakai c) Nama pasien, umur, alamat dan No. Telp. ii. Pemberian No. Resep iii. Penetapan harga iv. Pemeriksaan ketersediaan obat 2) Perjanjian dan pembayaran i. Pengambilan obat semua atau sebagian ii. Ada/tidak penggantian obat atas persetujuan dokter atau pasien iii. Pembayaran tunai/kredit iv. Validasi dan penyerahan no. resep v. Pembuatan kuitansi dan salinan resep 3) Peracikan i. Penyiapan etiket/penandaan obat dan kemasan

Contoh etiket, label dan kemasan

32

ii. Peracikan obat (hitung dosis-timbang-campur-kemas) iii. Penyajian hasil akhir peracikan

4) Pemeriksaan akhir i. Kesesuaian hasil peracikan dengan resep a) No. Resep b) Nama obat, bentuk dan jenis sediaan, dosis, jumlah dan

aturan pakaic) Nama pasien, umur, alamat dan no. telp ii. Kesesuaian salinan resep dengan resep asli iii. Kebenaran kitansi 5) Penyerahan obat dan pemberian informasi i. Penyerahan obat harus disertai dengan penjelasan informasi

tentang :a) Nama obat, bentuk dan jenis sediaan, dosis, jumlah dan

aturan pakaib) Cara penyimpanan

33

c) Efek samping yang mungkin timbul dan cara mengatasinya ii. Tanda terima pasien/penerima obat 6) Layanan purna jual i. Komunikasi dan informasi setiap waktu ii. Penggantian obat bila diperlukan atas permintaan dokter

d) Penjualan bebas HV (Hand Verkoop) atau OTC (Over The Counter)

Apotek Kimia Farma No. 72 melayani penjualan bebas yang meliputi penjualan obat bebas, bebas terbatas, sediaan mandi, kosmetik, perlengkapan bayi, alat kesehatan (tensimeter, alat ukur gula darah), susu, makanan, minuman dan suplemen kesehatan. Barang-barang untuk penjualan bebas disusun dalam rak swalayan farmasi yang dibuat rapi dan menarik, sehingga pasien tertarik untuk melihat dan membeli produk-produk yang dijual. Prosedur penjualan bebas adalah :1) Konsumen memilih barang/produk yang diinginkan atau petugas

akan memperlihatkan barang yang dikehendaki konsumen dan menginformasikan harga barang yang sudah terdaftar dalam komputer.

34

2) Setelah konsumen setuju, pembayaran dilakukan di kasir kemudian

diberikan struk penjualan rangkap dua (untuk konsumen dan disimpan untuk arsip).3) Obat diserahkan setelah dikemas dalam kantong plastik.

e) Upaya Pengobatan Sendiri (UPDS)

Apotek Kimia Farma No. 72 melayani Upaya pengobatan Sendiri (UPDS). UPDS merupakan bagian dari penjualan yang masuk dalam Obat Wajib Apotek (OWA). Penjualan obat wajib apotek adalah penjualan atau penyerahan obat keras yang harus dengan resep dokter serta dapat diserahkan langsung oleh apoteker tanpa resep dari dokter. Penyerahan obat disertai dengan pemberian informasi mengenai caracara pemakaian dan efek samping oabat yang mungkin timbul/terjadi.f) Penyerahan Narkotika dan Psikotropika

Penyerahan obat golongan narkotika dan psikotropika hanya dapat dilakukan oleh apotek lain, rumah sakit, balai pengobatan, dokter dan kepada pasien berdasarkan resep dokter. Resep dokter harus asli dan tidak boleh diulang. Penanganan resep narkotika dan psikotropika di apotek adalah dengan member tanda warna merah pada obat golongan narkotika yang diresepkan dan pengarsipannya dipisahkan dari resep lain.

35

ALUR PELAYANAN PENERIMAAN RESEP

36

Gambar 4. Alur Pelayanan Penerimaan Resep Untuk resep langganan kredit penagihannya dilakukan setiap bulan, semua resep direkap sesuai dengan PT atau perusahaan masing-masing. Lalu bersama dengan rekapan dari Kimia Farma 220 kemudian disatukan dan ditagih ke PT atau perusahaan yang bersangkutan. Cara pembayarannya adalah dengan cara mentransfer uang melalui Bank ke Nomor Rekening Apotek Kimia Farma 72 dari PT atau Perusahaan tersebut.

37

3.4.2 Pengelolaan Resep Ketika penjualan resep selesai maka keesokkan harinya resep

diperiksa kembali berdasarkan LPH (Laporan Penjualan Harian). Setelah resep diperiksa, resep dipisahkan berdasarkan jenis resep. Seperti penjualan tunai yang terdiri dari :a. Penjualan resep tunai b. UPDS (Upaya Pengobatan diri Sendiri) c. HV Penyimpanan dan pemusnahan resep

Sesuai dengan PerMenKes No. 922/MenKes/1993 tentang pemusnahan resep, resep selama 3 (tiga) tahun. Resep ini dikelompokkan dan disusun menurut hari masuknya resep dan disimpan ditempat yang aman. Setelah resep disimpan selama 3 (tiga) tahun maka dimusnahkan dengan cara ditanam, dibakar atau dengan cara lain yang memungkinkan. Pemusnahan resep harus dibuat berita acaranya dan dilakukan oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) bersama sekurang-kurangnya 1 (satu) orang petugas (Asisten Apoteker) dan Petugas dari DinKes Kota. Pada berita acara tersebut harus memuat :a. Hari, tanggal, bulan dan tahun pemusnahan

38

b. Nama pemegang izin khusus Apoteker Pengelola Apotek

(APA)c. Nama-nama dan jumlah saksi d. Nama dan jumlah resep yang dimusnahkan dalam Kg

(kilogram)e. Cara Pemusnahan f. Tanda tangan penanggung jawab Apotek pemegang izin

khusus dan saksi-saksi Berita acara pemusnahan resep tersebut ditujukan kepada : Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Dinas Kesehatan Kota Bengkulu Balai POM Arsip Apotek

39

3.4.3 Pengelolaan Administrasi3.4.3.1 Pembukuan

1. Klad Kas (Buku Kas)

Berguana untuk mencatat semua transaksi yang masuk dan yang keluar, klad kas dibuat setiap harinya berdasarkan bukti pengeluaran dan pemasukkan kas. Buku ini ditutup setiap akhir bulan dan dapat dilihat keadaan apotek setiap 1 (satu) bulan.APOTEK KIMIA FARMA 72 JL. SOEPRAPTO No. 64 BENGKULU KLAD KAS 25 OKTOBER 2009No. No No Validasi Validasi Terima HP Resep + HV Tunai 72 1 Terima Selisih+/+ pnj. Apt. 72 Terima HP Resep + HV Tunai 220 2 3 Terima HP Resep + HV Tunai 72 B. THPB Apt. 72 Jumlah Saldo Total 200 2.332.200 13.847.937 16.180.137 20.000 20.000 16.160.137 16.160.137 7.200 602.000 1.722.300 Uraian Uraian Debet Kredit

SUPERVISOR KEU/AKUNT

PIMPINAN

PEMBUKUAN/KASIR

40

Tabel 1. Klad Kas2. Klad Bank (buku Bank)

Klad

Bank

ada

ditempat

pencatatan

semua

transaksi

pemasukkan dan pengeluaran uang yang dibayar melalui Bank berupa cek, bilyet giro sesuai rekening di Bank maupun tunai.

APOTEK KIMIA FARMA 72 JL. SOEPRAPTO No. 64 BENGKULU KLAD BANK MANDIRI 25 OKTOBER 2009No. No No Validasi Validasi Terima PD Inkaso no. 104 PTPN 1 2 Stork e BM. Plg Jumlah Saldo Total 56.507.924 14.835.902 71.343.856 56.507.924 56.507.924 14.835.902 71.343.856 56.507.924 Uraian Uraian Debet Kredit

SUPERVISOR KEU/AKUNT

PIMPINAN

PEMBUKUAN/KASIR

Tabel 2. Klad Bank

41

3. Buku Pencatatan Narkotika

Buku pencatatan narkotika adalah buku yang digunakan untuk mencatat keluar dan masuknya obat narkotika di apotek setiap hari.4. Buku Pencatatan Psikotropika

Buku pencatatan psikotropika adalah buku yang digunakan untuk mencatat keluar dan masuknya obat psikotropika di apotek setiap harinya.5. Buku Pencatatan Prekusor

Buku pencatatan prekusor adalah buku yang digunakan untuk mencatat keluar dan masuknya obat prekusor di apotek setiap harinya.6. Rekap Tagihan

Buku ini digunakan untuk mencatat nam karyawan yang menjadi tanggungan perusahaan yang berlangganan di Apotek. Pembuatan rekening setiap perusahaan tempatnya terpisah dan bentuk formulirnya masing-masing beda.7. Kartu Stok

42

Kartu stok adalah kartu yang digunakan untuk mengetahui masuk dan keluarnya obat setiap hari di Apotek. Obat masuk dan keluarnya setiap hari dicatat pada kartu ini.

8. Buku Salinan Resep (Copy Resep)

Salinan resep adalah salinan yang dibuat oleh Apoteker yang memuat semua keterangan yang terdapat dalam resep asli. Buku salinan resep adalah buku yang terdiri dari lembaran yang digunakan untuk mencatat kembali resep dokter. Pencatatan ini dilakukan atas kemauan pasien bila pasien ingin mengambil obat tidak secara keseluruhan.APOTEK KIMIA FARMA 72 JL. Letjend Soeprapto No. 64 Bengkulu 38222 Telp. (0736) 20601 Apoteker SIK No SIA No Salinan Resep No Dari Dibuat tanggal Untuk : Oskar Skarayadi, S.Si., Apt : : : 03 : dr. Jenni :: Shinta R/ Amoxan no. XX S3dd1 Did R/ Mefinal no. XX S3dd1

43

Did

PCC

44

Tabel 3. Copy Resep9. Blanko Kuitansi

Blanko kwitansi adalah blanko yang digunakan apabila pasien menginginkan bukti pembayaran untuk keperluan tertentu.

APOTEK KIMIA FARMA 72 JL. LETJEND. SOEPRAPTO NO. 64 BENGKULU (0736) 38222

No. Telah diterima dari Uang Sejumlah Untuk Pembayaran Pro Resep No. Tanggal : : : Obat-obat/Askes : : : Dokter : Bengkulu, ..20

Rp.

Tabel 4. Kuitansi Pembayaran

10. Buku Stor Kasir

45

Buku setor kasir adalah blanko yang digunakan untuk mencatat setiap uang setoran tunai dari kasir kecil ke kasir besar setiap hari.

3.4.3.2 Pelaporan

1. Pelaporan Obat Narkotika

Dibuat untuk menghindari penyalahgunaan obat narkotika. Pelaporan digunakan setiap bulan yang dibuat 5 (lima) rangkap yang ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Bengkulu dengan tebusan : Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Kepala Badan POM Bengkulu Penanggung Jawab Narkotika PT. Kimia

Farma Arsip Apotek 2. Pelaporan Obat Psikotropika

Obat Psikotropika merupakan zat atau alamiah maupun sintetis bukan narkotika yang berkhasiat psikotropika melalui pengaruh selekif pada susunan saraf pusat. Laporan ini dibuat 4

46

(empat) rangkap ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Bengkulu dengan tebusan : Kepala Dinas Kesehatan Provinsi

Bengkulu Kepala Badan POM Bengkulu Arsip Apotek

3. Pelaporan Obat Prekusor

Obat prekusor merupakan zat /bahan kimia yang dapat dibuat narkotika. Laporan ini dibuat 4 (empat) rangkap ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Bengkulu dengan tebusan : Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Kepala Badan POM Bengkulu Arsip Apotek 4. Laporan Obat Generik

Obat generik adalah obat dengan nama dagang yang ditetapkan dalam zat berkhasiat didalamnya. Laporan ini dibuat 4

47

(empat) rangkap yang ditujukan kepada Kepal Dinas Kesehatan Kota Bengkulu dengan tebusan : Kepala Dinas Kesehatan Provinsi

Bengkulu Kepala Badan POM Bengkulu Arsip Apotek 5. Laporan Ikhtisar Penerimaan Harian/Laporan Penjualan

Laporan ikhtisar penerimaan harian merupakan laporan yang digunakan untuk mencatat semua penerimaan harian resep tunai maupun kredit.6. Laporan Pembelian

Laporan pembelian adalah laporan yang digunakan untuk mencatat semua transaksi pembeliaan baik tunai maupun kredit berdasarkan kreditas tanggal dan nomor faktur dari pihak distributor intern dan ekstern.7. Laporan BPMB/Droping

Laporan BPBM (Bon Permintaan Barang Apotek) jumlah permintaan obat Bisnis Manager dalam satu bulan. Jumlah obat yang diberikan atau didroping untuk Apotek Kimia Farma 72 atau

48

Apotek Kimia Farma lainnya dalam lingkup Bisnis Manager Palembang.

49

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Pengelolaan Apotek Kimia Farma No. 72

Pengelolaan apotek Kimia Farma No. 72 sudah hamper sama dengan yang ada diteori yang telah dipelajari, seperti : pembuatan, pengolaan obat, peracikan, penyerahan obat, pengadaan obat, penyimpanan obat, pendistribusian obat dan perbekalan farmasi lainnya dalam pemberian pelayanan kefarmasian kepada pasien dengan baik. Di Apotek Kimia Farma No. 72 seluruh pegawai berjumlah 11 orang yang terdiri dari :1. Oskar Skaryadi, S.si., Apt 2. Murdi Basuki, S.Sos 3. Intan Yulia Sari, S. Far., Apt 4. Eliyani 5. Azhari 6. Endang 7. Rani Sabatini Julia

: Apoteker Pengelola Apotek : Tata Usaha (TU) : Apoteker Pendamping : Kasir : Asisten Apoteker : Asisten Apoteker : Asisten Apoteker

50

8. Elza Yunita 9. Reni Damayanti 10. Ratika Dwi Clara 11. Luviana

: Asisten Apoteker : Asisten Apoteker : Asisten Apoteker : Asisten Apoteker

Pengelolaan obat di Apotek Kimia Farma No. 72 sebagian besar sudah sama dengan teori dan juga sudah berjalan dengan baik. Obat-obat yang masuk dan keluar dicatat dalam buku defecta, termasuk juga bila obat-obat yang kosong atau habis. Kemudian dari buku defecta obat dipesan menggunakan surat pesanan, baik generik, paten ataupun obat-obat bebas. Obat tersebut dipesan di PBF (Pedagang Besar Farmasi). Tapi khusus untuk obat narkotika dipesan melalui PBF Kimia Farma. Obat-obat narkotika dan psikotropika mempunyai surat pesanan yang berbeda dengan obat-obat lainnya. Surat pesanan obat bebas, bebas terbatas, keras dibuat rangkap 2 (dua), yang

asli dikirim ke PBF dan copiannya/tebusannya sebagai arsip apotek. Surat pesanan psikotropika, pemesanannya dilakukan di luar provinsi,

sebelumnya dikirim ke PBF, surat pesanan dilegalisir terlebih dahulu ke Dinas Kesehatan Provinsi setempat. Surat pesanan narkotika dibuat 4 (empat) rangkap dan yang berhak tanda

tangan adalah Apoteker Pengelola Apotek (APA).

51

Surat pesanan yang dipesan di luar Provinsi harus dilegalisir, sedangkan yang di dalam provinsi tidak dilegalisir.

Penyimpanan obat narkotika dan psikotropika harus disimpan secara tertentu yaitu di dalam lemari kayu dan diberi kunci. Barang atau obat yang diterima dari PBF, barang atau obat tersebut diperiksa ED (Expire Date), keadaan obat atau barang yang masuk dan dapat dilihat apakah sudah sesuai atau belum dengan faktur atau surat pesanan. Bila sudah sesuai, obat tersebut di stok. Barang yang masuk dan keluar dicatat di buku/kartu stok. Kemudian barulah faktur di tandatangani oleh APA atau AA, lalu obat di hargai dan disusun pada tempatnya atau diletak pada tempatnya atau diletak dalam gudang Apotek yang terlindung dari cahaya matahari langsung. Fungsinya untuk mencegah masuk atau penurunan mutu obat dari barang yang disimpan tersebut. Obat-obat yang ada di Apotek di simpan di tempatnya masing-masing sesuai dengan abjad. Obat golongan narkotika dan psikotropika disimpan dilemari yang sangat khusus, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya

kesalahgunaan pada obat tersebut. Golongan obat lain seperti : obat generik, obat paten, antibiotik, sirup, salep, cream, tablet dan yang lainnya disimpan di rak yang telah ditentukan. Untuk obat-obat yang tidak tahan panas seperti : suppositoria, ovula dan G-amoxyclav disimpan di lemari pendingin. Penyusunan obat Apotek Kimia Farma No. 72 berdasarkan farmakologi (khasiat obat) dan disusun berdasarkan alfabetis.

52

4.2 Pengelolaan Resep

Pengolaan resep di Apotek Kimia Farma No. 72 sudah sesuai dengan yang ada di teori. Apotek Kimia farma 72 melayani resep dokter, resep kredit dan penjualan obat bebas. Adapun cara Apotek Kimia Farma No. 72 melayani resep, yaitu :1. Resep diterima dari pasien, lalu dilihat apakah obat tersebut ada atau tidak. 2. Apabila obat tesebut tidak ada, maka dilakukan MB ke Apotek Kimia Farma

lain. Namun apabila di Apotek kimia Farma juga kosong, maka dilakukan MB ke Apotek lain, jika obat tersebut habis atau kosong juga maka harus dikonfirmasikan kepada dokter yang bersangkutan. Akan tetapi, apabila obat tersebut ada, maka obat tersebut dihargai dan diberitahukan kepada pasien.3. Kemudian AA (Asisten Apoteker) menanyakan kepada pasien, apa obat

tersebut ingin diambil semua atau setengahnya saja. Apabila pasien tidak sanggup untuk membayar seluruh harga obat, maka pasien berhak meminta setengah. Jadi, Apotek harus menyediakan salinan resep (copy resep). Bila pasien telah setuju, maka resep di beri nomor urut. Lalu obat tersebut di siapkan dan apabila ada obat yang harus diracik maka obat tersebut diracik dahulu, hingga obat di beri etiket. Lalu obat tersebut diperiksa kembali.4. Obat diberikan atau diserahkan kepada pasien oleh AA dengan informasi

tentang penjelasan aturan pakai obat, efek samping obat, khasiat obat, lama penggunaan obat dan cara penyimpanan obat.

53

5. Untuk cara pemakaian obat syrup : syrup (dikocok), antasida (dikunyah),

sublingual (diletakkan dibawah lidah), suppositoria (melalui dubur), injeksi (disuntik), tablet atau kapsul (ditelan). Semua resep disimpan selama 3 (tiga) tahun, setelah 3 (tiga) tahun resep tersebut dimusnahkan. Pemusnahan resep dilakukan dengan cara dibakar atau dengan cara lainnya yang memadai yang dilakukan oleh APA (Apoteker Pengelola Apotek) yang disaksikan oleh sekurang-kurangnya 1 (satu) orang AA (Asisten Apoteker) dan Petugas dari Dinas BPOM. Pada pemusnahan resep ini harus dibuat berita acara pemusnahan resep dalam format yang telah ditentukan dibuat 4 (empat) rangkap yang ditandatangani oleh APA bersama AA dan petugas Dinas BPOM yang menyaksikan pemusnahan resep tersebut. Berita acara pemusnahan resep memuat :1. Hari, tanggal dan tahun pemusnahan 2. Nama dan jumlah saksi 3. Nama dan jumlah resep yang dimusnahkan 4. Cara pemusnahan 5. Tandatangan dari APA, AA dan Petugas BPOM

4.3 Pengelolaan Administrasi

54

Pengolaan administrasi di apotek Kimia Farma No. 72 saat ini semakin mudah, karena semua perhitungan menggunakan komputer. Jadi, harga obat sudah tertera dikomputer sehingga AA atau petugas lainnya tidak mengalami kesulitan dalam menghargai obat atau barang. Harga obat atau barang semua yang tertera didalam computer juga termasuk didalamnya HJA (Harga jual Apotek) dan HNA (Harga Neto Apotek) dan juga termasuk didalamnya keuntungan apotek dan PPN. Pengeluaran dan penghasilan Apotek per harinya dicatat di dalam bukti setoran kasir, termasuk juga bagi pembelian obat yang mendesak ke Apotek lain juga dicatat didalam bukti setoran kasir, fungsinya agar tidak ada kesalahpahaman dan penyalahgunaan uang.

BAB IV PEMBAHASAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Apotek Kimia Farma No. 72 yang telah dilaksanakan dari tanggal 13 Februari - 10 Maret 2012 dapat disimpulkan sebagai berikut : Apotek Kimia Farma No. 72 dalam melayani pasien sangat cukup optimal. Apotek Kimia Farma No. 72 tidak melayani penjualan kredit kecuali untuk reseprsep dari perusahan tertentu yang telah bekerjasama dengan Apotek Kimia Farma

55

No. 72. Tata ruang Apotek cukup baik, rapi dan bersih, hanya saja tata ruang sedikit lebih besar agar lebih leluasa dalam melakukan penyimpanan obat dan melayani resep dari dokter.

5.2 Saran

Berdasarkan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini, saya juga memberikan saransaran sebagai berikut :1. Perlunya perluasan ruangan racikan agar mempermudah penataan ruangan dan

memperlancar dalam peracikan obat dalam pelayanan resep.2. Adanya ruang khusus untuk beribadah, agar para karyawan lebih khusyuk

dalam menunaikan ibadah.