ikpros-pengecoran tgr
DESCRIPTION
ConstructionTRANSCRIPT
PT WIJAYA KARYADivisi Sipil Umum 1
Proyek Peningkatan Jalan Lingkar Selatan Serpong - Tigaraksa
No. Dok : WIKA-K2-09-IK-TGR-010
No. Rev : 00
Judul : INSTRUKSI KERJA
PEKERJAAN PENGECORAN
Tanggal Berlaku :2 APRIL 2004
Bentuk Perubahan : Tidak ada
Sebab Perubahan : Tidak ada
Peraturan Peralihan : Tidak ada
Pembuat Atasan Langsung
Project Representatif
Nama Ir. Tutuko Sriharto Ir. M Yusrizal Ir. M Yusrizal
Jabatan Pelaksana Utama Manajer Proyek Manajer Proyek
Tanda Tangan
Tanggal
No. Salinan Penerimaan No. Salinan Penerimaan
1 Pelaksana Utama
2 PPD – DSU 1
Hal. 1 dari 6
PT WIJAYA KARYADivisi Sipil Umum 1
Proyek Peningkatan Jalan Lingkar Selatan Serpong – Tigaraksa
No. Dok : WIKA-K2-09-IK-TGR-010
No. Rev : 00
Judul : INSTRUKSI KERJA
PEKERJAAN PENGECORAN
Tanggal Berlaku :
SEJARAH PERUBAHAN
NO REVISI TANGGAL PERUBAHAN
Hal. 2 dari 6
PT WIJAYA KARYADivisi Sipil Umum 1
Proyek Peningkatan Jalan Lingkar Selatan Serpong - Tigaraksa
No. Dok : WIKA-K2-09-IK-TGR-010
No. Rev : 00
Judul : INSTRUKSI KERJA
PEKERJAAN PENGECORAN
Tanggal Berlaku :
1.0. TUJUAN
Untuk memberikan pedoman cara melaksanakan pekerjaan pengecoran agar didapat hasil pekerjaan sesuai yang disyaratkan.
2.0. RUANG LINGKUP
Instruksi kerja pekerjaan pengecoran meliputi pekerjaan pengecoran ( Struktur jembatan, dan Rigid pavement ).
3.0. DEFINISI
3.1. Ready Mix : adukan semen, pasir, split, dan admisture (beton jadi) yang siap digunakan untuk pelaksanaan pengecoran.
3.2. Slump : suatu ukuran untuk mengetahui plastisitas beton dilapangan3.3. Tremy : sebagai alat Bantu untuk mencurahkan beton3.4. Surveyor : Juru ukur dilengkapi alat theodolite / water pas
4.0. REFERENSI
4.1. Spesifikasi teknik dan Dokumen kontrak4.2. Gambar Kerja yang telah disetujui pelanggan dan / atau wakilnya (Konsultan Pengawas)4.3. Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI-71 NI.24.4. Prosedur perencanaan dan Pengendalaian Proses N0. WIKA-P0-09-PM-0014.5. Prosedur Umum Inspeksi dan Pengetesan Serta Statusnya N0. Dok. WIKA-P0-10-PM-001
5.0. KETENTUAN UMUM
5.1. Beton tidak diperbolehkan jatuh bebas lebih tinggi dari 150 cm5.2. Adukan beton segera dituang dilokasi pengecoran dalam waktu kurang dari 1(satu) jam
dari saat tiba dilokasi.5.3. Adukan beton tidak boleh dituang atau diaduk setelah mencapai tahap initial set.5.4. Pada waktu menuang beton jangan sampai jatuhnya adukan terhalang oleh pembesian
sehingga menyebabkan segregasi.5.5. Adukan beton harus dipadatkan (dengan cara digetar) pada saat beton masih plastis,
vibrator tidak boleh mengenai besi tulangan atau bekisting.5.6. Pastikan bahwa contoh untuk tes kuat tekan beton mendapatkan perlakuan yang sama
dengan kondisi lapangan.5.7. Mutu beton harus sesuai dengan mutu beton yang disetujui / sesuai persyaratan kontrak.
Hal. 3 dari 6
N0. Dok : WIKA-K2-09-IK-TGR-010Rev : 0.0
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengecoran
5.8. Petunjuk perawatan (curing beton) untuk mencegah pengeringan bidang-bidang beton, minimum selama 3 hari harus dibasahi terus menerus dengan menutupinya karung-karung basah atau langsung menggunakan curing compound.
6.0. TANGGUNG JAWAB DAN PROSEDUR6.1. Kepala seksi Teknik :
6.1.1 Menyiapkan dan mendistribusikan gambar kerja yang telah disetujui oleh Pelanggan dan atau wakilnya (Konsultan Pengawas).
6.1.2 Mengkoordinir Surveyor pada pekerjaan penentuan tanda batas elevasi permukaan beton yang akan dicor.
6.1.3 Menyiapkan dan mendistribusikan schedule pelaksanaan pengecoran kepada Pelaksana Utama.
6.2. Pelaksana Utama:6.2.1 Menyiapkan schedule pelaksanaan pembetonan6.2.2 Mengadakan cek ulang terhadap persiapan lokasi peralatan bantu pengecoran.6.2.3 Mengkoordinir tenaga kerja mandor selama pelaksanaan pengecoran dengan urutan
pelaksanaan pengecoran.6.2.4 Mengkoordinir pelaksanaan curing 24 jam setelah selesainya pengecoran selama 3
hari atau sesuai spesifikasi.
7.0. PENGECUALIAN
7.1. Jika slump yang terjadi tidak sesuai persyaratan, adukan tidak dapat dipakai, tetapi masih dapat dimanfaatkan untuk beton non structural misalnya lantai kerja, jalan kerja.
7.2. Apabila hasil uji tidak memenuhi persyaratan maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :7.2.1 Melakukan uji kekuatan beton dengan Hammer Test pada tiga (3) titik lokasi yang
bersangkutan7.2.2 Apabila hasil uji Hammer Test memenuhi syarat maka dimintakan approval kepada
Pelanggan dan / atau wakilnya (Konsultan Pengawas). Apabila tidak memenuhi syarat maka dilakukan uji kekuatan beton dengan mengambil sample “Core Drill” dan kemudian benda uji diambil 3 titik lokasi yang bersangkutan.
7.2.3 Apabila hasil uji “Core Drill” memenuhi syarat maka dimintakan approval kepada Pelanggan atau wakilnya (Konsultan Pengawas). Apabila memenuhi syarat maka dilakukan perhitungan design ulang untuk memeriksa apakah beban kerja yang direncanakan dapat dipikul dengan kekuatan beton karakteristik tersebut.
7.2.4 Apabila hasil perhitungan design ulang menunjukkan bahwa beban kerja yang direncanakan dapat dipikul dengan aman maka dimintakan approval kepada Pelanggan atau wakilnya (Konsultan Pengawas). Apabila tidak maka struktur beton pada lokasi pengecoran harus dibongkar
7.2.5 Apabila spesifikasi mensyaratkan cara pengecoran berbeda dengan IK ini, maka akan dibuat IK tersendiri.
Hal. 4 dari 6
N0. Dok : WIKA-K2-09-IK-TGR-010Rev : 0.0
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengecoran
8.0. REKAMAN
Tidak ada
9.0. LAMPIRAN
9.1. Urutan pelaksanaan pekerjaan pengecoran
Lampiran : 9.1
Hal. 5 dari 6
N0. Dok : WIKA-K2-09-IK-TGR-010Rev : 0.0
Instruksi Kerja Pekerjaan Pengecoran
Urutan Pelaksanaan Pekerjaan Pengecoran
Step. 1 : Menentukan lokasi pengecoran, hitung volume, dan mutu beton yang akan digunakan
Step. 2.: Menentukan elevasi dan batas-batas pengecoran.
Step. 3 : Menentukan interval pengiriman untuk pengorderan beton sesuai mutu
Step.4 : Pembersihan lahan pengecoran dengan menggunakan compressor
Step. 5 : Sebelum dituang, diambil sample benda uji slump untuk test kuat desak, beri nomor identifikasi dan tanggal pengecoran.
Step. 6 : Tuangkan beton ketempat / letak yang akan dicor dan dijaga jangan sampai terjadi penumpukan terlalu besar segera diratakan.
Step. 7 : Ratakan beton menggunakan cangkul, selama penuangan beton harus dipadatkan dengan vibrator secara merata dan dijaga jangan sampai merusak besi tulangan, dan atur elevasi beton hingga mencapai tinggi permukaan yang diharapkan.
Step. 8 : Haluskan permukaan dengan menggunakan trowel tangan (raskam,cetok).
Step. 9 : Setelah selesai pengecoran, bersihkan sisa-sisa adukan / tumpahan beton dengan air serta rapikan kembali alat-alat kerja.
Step.10 : Curing hasil pengecoran dengan karung goni basah atau bahan kimia (Curing Compound).
Hal. 6 dari 6