i'lal

3
لع اIlal adalah membuang huruf illat, menggantinya, atau membaca sukun huruf tersebut. Adapun kaidahnya ada 19, yaitu: 1. Huruf wawu atau yadiganti menjadi alif apabila ada huruf wawu atau ya’ berharakat jatuh sesudah harakat fathah dalam satu kata, maka wawu atau ya’ tersebut harus diganti dengan alif. Contoh: َ انَ صasalnya َ نَ وَ ص, dan َ اعَ بasalnya َ عَ يَ ب. 2. Harakat huruf wawu atau yapada fiil ajwaf dipindahkan ke huruf sebelumnya apabila wawu atau ya’ berharakat berada pada ‘ain fi’il dan huruf sebelumnya terdiri dari huruf shahih yang mati (sukun). Contoh: ُ مْ وُ قَ يasalnya ُ مُ وْ قَ يdan ُ عْ يِ بَ يasalnya ُ عِ يْ بَ ي. 3. Huruf wawu atau ya’ di belakang alif zaidah diganti menjadi hamzah pada ain fiil isim fail atau akhir mashdar. Contoh: نِ ائَ صasalnya نِ اوَ ص, َ سِ ائ رasalnya َ سِ اي رdan اءَ قِ لasalnya ايَ قِ ل. 4. Huruf wawu diganti yakarena berkumpul dalam satu kata dan yang pertama sukun. Contoh : ت يَ مasalnya تِ وْ يَ م. 5. Harakat dammah wawu atau yadi akhir kata diganti sukun. Contoh: ْ يِ مْ رَ يasalnya يِ مْ رَ ي. 6. Huruf wawu di akhir kata empat yang mempunyai 4 huruf atau lebih diganti menjadi ya’. Contoh ىَ ضْ رَ يaslinya ُ وَ ضْ رَ ي. 7. Huruf wawu dibuang setelah huruf mudharaah di antara fathah dan dhammah. Contoh: ُ دِ عَ يasalnya ُ دِ عْ وَ ي. 8. Huruf wawu setelah harkah kasrah diganti menjadi ya’, baik isim maupun fiil. Contoh: َ ىِ ضَ رasalnya َ وِ ضَ ر. 9. Apabila ada huruf wawu atau ya’ sukun bertemu dengan huruf sukun lainnya dalam satu kata, maka wawu atau ya’ tersebut dibuang, untuk menolak bertemunya dua huruf mati. Contoh: ْ نُ صasalnya ْ نُ وْ صُ ا.

Upload: phityy-pittyy

Post on 21-Jan-2016

49 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

I'lal dalam bahasa Arab adalah...

TRANSCRIPT

Page 1: i'lal

اإلعالل

I’lal adalah membuang huruf illat, menggantinya, atau membaca sukun huruf tersebut.

Adapun kaidahnya ada 19, yaitu:

1. Huruf wawu atau ya’ diganti menjadi alif apabila ada huruf wawu atau ya’ berharakat

jatuh sesudah harakat fathah dalam satu kata, maka wawu atau ya’ tersebut harus diganti

dengan alif. Contoh: صان asalnya صون, dan باع asalnya بيع.

2. Harakat huruf wawu atau ya’ pada fi’il ajwaf dipindahkan ke huruf sebelumnya apabila

wawu atau ya’ berharakat berada pada ‘ain fi’il dan huruf sebelumnya terdiri dari huruf

shahih yang mati (sukun). Contoh: يقوم asalnya يقوم dan يبيع asalnya يبيع.

3. Huruf wawu atau ya’ di belakang alif zaidah diganti menjadi hamzah pada ain fi’il isim

fa’il atau akhir mashdar. Contoh: صائن asalnya ر ائس ,صاون asalnya ر ايس dan لقاء asalnya

.لقاي

4. Huruf wawu diganti ya’ karena berkumpul dalam satu kata dan yang pertama sukun.

Contoh : ميت asalnya ميوت .

5. Harakat dammah wawu atau ya’ di akhir kata diganti sukun. Contoh: يرمي asalnya يرمي.

6. Huruf wawu di akhir kata empat yang mempunyai 4 huruf atau lebih diganti menjadi ya’.

Contoh يرضى aslinya يرضو.

7. Huruf wawu dibuang setelah huruf mudhara’ah di antara fathah dan dhammah.

Contoh: .يوعد asalnya يعد

8. Huruf wawu setelah harkah kasrah diganti menjadi ya’, baik isim maupun fi’il.

Contoh: رضى asalnya رضو.

9. Apabila ada huruf wawu atau ya’ sukun bertemu dengan huruf sukun lainnya dalam satu

kata, maka wawu atau ya’ tersebut dibuang, untuk menolak bertemunya dua huruf mati.

Contoh: .اصون asalnya صن

Page 2: i'lal

10. Apabila ada dua huruf sejenis atau hampir sama makhrajnya berkumpul dalam satu kata,

maka huruf yang pertama harus di-idgham-kan pada huruf yang kedua, karena beratnya

pengulangan (lihat kaidah ke-18). Contoh مد asalnya مدد.

11. Apabila terdapat dua huruf hamzah berkumpul sejajar dalam satu kata dan yang kedua

sukun, maka huruf hamzah ini harus diganti dengan huruf yang sesuai dengan harakah

hamzah yang pertama. contoh .أأمن asalnya ءامن

12. Huruf wawu atau ya’ yang sukun, keduanya tidak boleh diganti alif, kecuali jika

sukunnya tidak asli dengan sebab pergantian harakat keduanya pada huruf sebelumnya

(lihat kaidah ke-2). Contoh: ابان asalnya . ابين

13. Apabila ada wawu berada di akhir kata yang jatuh sesudah harakat dhammah di dalam

asal kata isim yang mutamakkin (bisa menerima tanwin), maka wawu tersebut diganti

ya’, kemudian harakat dhammah sebelum ya’ diganti kasrah. Contoh: ياتعاط asalnya تعاطوا.

14. Apabila ada ya’ mati dan sebelumnya adalah huruf yang berharakat dhammah, maka

huruf ya’ harus diganti dengan wawu. Contoh: يوسر dan موسر asalnya ييسر dan ميسر.

15. Apabila ‘ain fi’il dari isim maf’ul berupa huruf ‘illat (ajwaf), maka wajib membuang

wawu maf’ulnya menurut Imam Syibawaeh (menurut imam lain, yang dibuang adalah

‘ain fi’ilnya). Contoh: مصون dan مسير asalnya مصوون dan مسيور

16. Apabila ada fa’ fi’il dari wazan افتعل berupa huruf ص, , ض maka ,(huruf ithbaq) ظ atau ط

huruf ت yang jatuh sesudah huruf Ithbaq tersebut harus diganti ط, karena sulitnya

mengucapkan huruf ت yang jatuh setelah huruf Ithbaq. Digantinya ت dengan ط itu karena

berdekatanya makhrojnya. Contoh: اصطلح asalnya اصتلح.

17. Apabila ada fa’ fi’il dari wazan افتعل berupa huruf ذ ,د, atau ز, maka huruf ت (ta’ zaidah

wazan افتعل ) yang jatuh sesudah huruf-huruf tersebut harus diganti د, karena sulit

mengucapkanya. Digantinya ت dengan د karena berdekatan makhrajnya. Contoh:

رأد ا asalnya . ادترأ

Page 3: i'lal

18. Apabila ada kata yang berwazan افتعل dan fa’ fi’ilnya berupa huruf ي ,و, atau ث, maka

harus diganti ت, karena sulitnya mengucapkah huruf “layn” (لين) sukun yang bertemu

dengan huruf ت. Kedua huruf tersebut termasuk berdekatan makhrojnya, tetapi berbeda

sifatnya, karena huruf “layn” (ي – و) bersifat jahr sedangkan huruf ت bersifat hams.

Contoh: ات صل asalnya اوتصل .

19. Apabila ada kata yang berwazan تفع ل dan تفاعل dan fa’ fi’ilnya berupa

huruf س ز، ذ، د، ث، ت ض, ص ,ش , dari kedua wazan tersebut boleh ت maka ,ظ atau ,ط ,

diganti dengan huruf yang mendekati makhrojnya (ت s/d ظ ), kemudian huruf yang

pertama di-idghom-kan pada huruf yang kedua. Setelah huruf yang pertama dari kedua

huruf yang berdekatan makhrojnya tersebut dijadikan serupa dengan huruf yang kedua,

tambhakan hamzah washol untuk mengawali huruf yang mati. Contoh: .تثاقل asalnya اث اقل

Sumber:

Musthafa Al-Ghulayaini, terjemah jami’ud durusil Arabiyyah (Semarang: CV Asy Syifa’,

2005

http://nahwusharaf.wordpress.com/belajar-ilal/

http://luckfikri.blogspot.com/2012/07/idgom-ilal-ibdal.html