ilmu gizi ternak non ruminansia - unud · 2017. 6. 4. · serat kasar yang terlampau banyak akan...
TRANSCRIPT
1
BAHAN AJAR
ILMU GIZI TERNAK NON RUMINANSIA
(PERANAN MINERAL PADA TERNAK BABI DAN UNGGAS)
Oleh :
Ir. Desak Putu Mas Ari Candrawati,MSiNIP. 196902071994032001
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Penulis ucapkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya
penulisan Bahan Ajar Ilmu Gizi Ternak Non Ruminansia (“Peranan Mineral Pada
Ternak Babi Dan Unggas)” dapat diselesaikan tepat waktu.
Penulisan Bahan Ajar ini bertujuan untuk membantu mahasiswa dan dosen
Fakultas Peternakan Universitas Udayana didalam memahami mineral untuk ternak babi
dan unggas, dalam Mata Kuliah Ilmu Gizi Ternak Non Ruminansia.
Bahan Ajar ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran kami
harapkan demi penyempurnaan bahan ajar ini.
Denpasar, 1 Februari 2016
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Halaman JudulDAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
II. TERNAK BABI ............................................................................................................ 3
2.1. Ternak Babi.............................................................................................................. 3
2.2. Fase Pertumbuhan Babi ........................................................................................... 4
2.3. Sistem Pencernaan Ternak Babi .............................................................................. 7
2.4. Pemberian Pakan Induk Babi................................................................................... 8
III. MINERAL UNTUK TERNAK BABI....................................................................... 10
3.1. Fungsi Mineral Pada Ternak Babi ......................................................................... 10
3.2. Mineral-Mineral Yang Sering Defisiensi............................................................... 11
3.4. Interelasi Unsur-Unsur Mineral ............................................................................. 17
3.5. Kemanfaatan Mineral............................................................................................. 19
3.6. Unsur-Unsur Mineral ............................................................................................. 20
IV. TERNAK UNGGAS .................................................................................................. 31
4.1. Ternak Unggas ....................................................................................................... 31
V. MINERAL UNTUK TERNAK UNGGAS................................................................. 32
5.1. Klasifikasi Mineral................................................................................................. 32
5.2. Fungsi Mineral ....................................................................................................... 32
5.3. Mineral Makro ....................................................................................................... 33
5.4. Mineral Mikro (Trace Element)............................................................................. 39
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 48
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berdasarkan jenis makanannya hewan dikelompokkan menjadi KARNIVORA
(pemakan daging), HERBIVORA (pemakan tumbuhan), dan OMNIVORA (pemakan
tanaman/nabati dan makanan asal hewani).
Menurut tipe alat pencernaannya hewan digolongkan ke dalam MONOGASTRIK
dan POLIGASTRIK. Monogastrik adalah hewan berperut tunggal dan sederhana. Alat
pencernaannya terdiri dari mulut, esophagus, perut, usus halus, usus besar dan rektum.
Sistem pencernaannya disebut Simple Monogastric System. Poligastrik adalah hewan
berperut ganda (kompleks) seperti ruminansia sejati (hewan yang mempunyai rumen)
yaitu sapi kerbau, kambing, domba, rusa, anoa, antelope dan pseudo-ruminant (onta,
llama). Sistem pencernaannya disebut Pollygastric System.
Hewan karnivora adalah kelompok hewan pemakan daging (makanan asal
hewan), mempunyai gigi taring untuk mencabik makanannya, perutnya tunggal
(monogastrik) dan sederhana. Alat pencernaannya pendek (Tabel 3.1) karena pakannya
(daging) yang tidak berserat sehingga mudah dicerna. Yang termasuk kedalam kelompok
ini adalah anjing, kucing dan beberapa jenis hewan liar lainnya.
Hewan omnivora memiliki berperut tunggal. Alat pencernaannya relatif lebih
panjang, lebih kompleks dan cecum-colonnya (usus besar) lebih berkembang karena
sebagian pakannya adalah nabati yang mengandung serat. Sistem pencernaannya sama
dengan karnivora, yaitu simple monogastric system contohnya babi. Cecum dan colon
2
babi hutan lebih besar daripada babi peliharaan. Hewan omnivora dengan sistem
pencernaan sederhana, mempunyai perut berupa kantong yang dilengkapi dengan
kelenjar yang mensekresikan HCl dan pepsinogen sebagai precursor pepsin.
3
II. TERNAK BABI
2.1. Ternak Babi
Ternak babi mempunyai kelebihan dan kekurangan bila dibandingkan dengan ternak
lain.Adapun Kelebihan ternak babi adalah:
1. Babi memiliki konversi terhadap makanan yang cukup tinggi.Semua bahan makanan
bisa diubah menjadi daging. Menurut Derek H.Goodwin, untuk pembentukan 1 kg
daging rata-rata diperlukan 3,5 kg makanan.
2. Ternak babi sangat prolifik (cepat tumbuh dan cepat dewasa), yakni banyak anak
yang lahir dari satu kelahiran dengan sekali beranak bisa 6-12 ekor dan setiap induk
bisa beranak 2 kali dalam satu tahun.. Babi dara dapat dikawinkan pada umur 8 bulan
beranak pada umur ±1 tahun,dan anak-anaknya dapat mencapai berat 100Kg pada
umur 5,5-6 bulan bila dipelihara dalam keadaan sehat.
3. Persentase karkas babi cukup tinggi,bisa mencapai 65-80%,sedangkan persentase
karkas sapi 50-60%,domba,kambing 45-55% kerbau 38%. Berat karkas babi yang
dapat terjual dengan baik berkisar antara 90-150 kg,bahkan di Indonesia babi yang
lebih kecilpun digemari oleh beberapa konsumen tertentu.Hal ini memungkinkan
peternak mempunyai cukup waktu untuk memperhatikan kemungkinan harga yang
lebih menguntungkan.(dibandingkan dengan ayam pedaging yang hanya mempunyai
waktu yang pendek untuk dijual dengan harga yang baik)
4. Daging babi kandungan fatnya lebih tinggi,sehingga nilai energinyapun lebih
tinggi,sedangkan kadar airnya lebih rendah.
5. Ternak babi sangat efisien dalam mengubah sisa-sisa makanan serta hasil ikutan
pertanian maupun pabrik.(sisa-sisa restoran)
4
6. Ternak babi mudah beradaptasi terhadap system pemakaian alat-alat perlengkapan
kandang seperti tempat minum dan makan otomatis,sehingga biaya lebih bisa
dihemat,karena tenaga buruh bisa dikurangi.
Disamping kebaikan yang disebutkan diatas ternak babi tidak luput dari beberapa
kekurangan yang penting dipertimbangkan peternak. Kekurangan dari ternak babi adalah:
1. Tidak semua lingkungan masyarakat dapat menerima adanya ternak babi.Agama
islam mengharamkan umatnya makan daging babi,tidak seperti daging sapi yang
2. bisa diterima oleh segala lapisan masyarakat. Jadi usaha ternak babi tidak bisa
dilakukan disembarang tempat atau tak semudah usaha-usaha ternak-ternak lainnya
seperti ayam,sapi atau domba.
3. Sesuai dengan system pencernaannya pakan yang banyak diberikan adalah
konsentrat,sedangkan hijauan dalam jumlah yang sedikit
4. Ternak babi sangat peka terhadap infeksi dari berbagai jenis penyakit dan parasit.Hal
ini serupa dengan unggas.Bila pengelolaan kurang baik maka kerugian bukan hanya
kematian,tapi juga berupa penurunan berat badan dan penurunan pertambahan bb.
Bila penyakit sudah masuk dalam suatu usaha peternakan babi maka ongkos
produksinyapun akan naik dengan cepat.
5. Ternak babi dapat merusak tanah. Sifat pengungkit tanah merupakan sifat khusus
dari ternak babi yang dapat timbul bila ternak tersebut tidak diberi ransom yang
sempurna, sehingga ia akan mencari kekurangannya dalam tanah.
2.2. Fase Pertumbuhan Babi
Ada beberapa fase pertumbuhan babi yaitu:
5
1. Starter. Pada fase ini anak babi masih menyusui sampai umur 8-10 minggu (disapih).
Komposisi makanan disusun dengan pakan yang mudah dicerna (mengandung serat
yang rendaha) Kadar protein yang diperlukan 19-21% dan kandungan energinya
2800-3000 kcal.
2. Grower. Fase grower sampai umur 5 bulan (berat 50kg) Ransum untuk fase ini
diperlukan kadar protein 17-19%. Kandungan energi 2800-3000 kcal dengan serat
kasar 5-6 %.
3. Fattening.Adalah babi yang digemukkan sebagai babi potong yang beratnya mulai
50kg sampai 100kg. Penggemukan dimulai sesudah lewat fase grower. Ransum
untuk fase ini kadar proteinnya 13-15% dan kandungan energinya 2800-3000kcal
4. Bibit. Adalah babi dara (babi betina berat 50kg) atau babi bunting 3 bulan
pertama.Babi bibit tidak boleh terlampau gemuk dan banyak lemak. Babi diberikan
ransum dengan kandungan sk agak tinggi yakni 8,5%, energi 2700-2900kcal dan
protein 14%
5. Induk menyusui. Ransum yang diberikan harus disusun dengan kadar protein yang
cukup tinggi karena sangat diperlukan untuk pertumbuhan embrio dan persiapan
untuk produksi susu. Kadar protein yang diperlukan 18,5% energi 2700-2900kcal
dan sk 7%.
Pada dasarnya ternak babi memiliki bangsa yang membedakan antara babi yang satu
dengan babi yang lain. Adapun bangsa-bangsa babi tersebut terbagi menjadi tiga (3) tipe,
yaitu diantaranya.
1. Tipe lemak (lard type), memiliki ciri-ciri:
Ukuran tubuh berlebihan, lebar
6
Cepat atau mudah menjadi gemuk, kemampuan dalam pembentukan lemak cukup
tinggi
Ukuran kaki pendek
Contoh : bangsa-bangsa babi Indonesia cenderung ke arah tipe lemak.
2. Tipe daging (Meat type), memiliki ciri-ciri:
Ukuran tubuh panjang dan halus
Bagian sisi tubuh panjang, dalam halus
Punggung berbentuk busur, kuat dan lebar
Susunan badan padat, lemak sedikit
Kepala dan leher ringan, halus
Ukuran kaki panjang sedang, tumit pendek kuat
Ham berkembang cukup bagus dan dalam
Kelompok babi ini banyak diternakkan di AS.
Contoh: Hampshire, Polan China, Spotted Poland China, Berkshire, Chester
White, Duroc.
3. Tipe dwiguna (bacon type). Termasuk kelompok babi type sedang ialah yang
memiliki tanda-tanda sebagai berikut:
Ukuran tubuh panjang dan dalamnya tubuh sedang dan halus
Ukuran lebar tubuh sedang, timbunan lemak sedang, halus
Kelompok babi tipe bacon banyak diternakkan di Inggris, Belanda, Kanada dan
Polandia.
Contoh : Yorkshire, Landrace, Tamworth
7
2.3. Sistem Pencernaan Ternak Babi
Makanan menelan biaya yang tertinggi diantara biaya-biaya produksi ternak babi
dan umumnya diperkirakan 70-80% dari biaya yang dikeluarkan untuk produksi. Ternak
babi tergolong ternak omnivore monogastrik, pemakan semua bahan makanan yang
memiliki perut besar sederhana, yang membutuhkan makanan konsentrat. Pada ternak
ruminansia, bekteri-bakteri atau mikroorganisme berperan penting dalam pencernaan
didalam perut majemuk. Sebaliknya pada ternak babi pengubahan zat-zat makanan yang
komplek seperti protein dan Kh dari bahan makanan adalah hasil pekerjaan enzim-enzim
pencernaan. Ternak babi tidak dapat mencerna serat kasar dalam jumlah yang banyak.
Serat kasar merupakan karbohidrat yang kompelk yang terdiri dari selulosa, hemiselulosa
dan lignin. Bagi babi serat kasar yang terdapat didalam makanan ini hanya diperlukan
untuk :
1. Menstimulir sekresi enzim-enzim
2. Menstimulir gerak pristaltik pada alat pencernaan
Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau menurunkan daya
cerna, karena enzim-enzim tadi tidak bisa menembus jarinagn serat kasar. Itulah
sebabnya pada babi harus diberi makanan yang kadar serat kasarnya rendah, lebih-lebih
babi muda. Apabila diberi serat kasar tinggi pertumbuhannya akan lambat, sebab babi
dewasa saja hanya mampu menggunakan serat kasar + 6 %.
Babi sangat sensitive akan kualitas ransom oleh pelbagai alasan:
1. Babi bertumbuh cepat
2. Babi terbatas memanfaatkan makanan berserat kasar
8
3. Babi biasanya dipelihara terkurung dan oleh karena itu semua zat-zat makanan
harus sudah tersedia dalam ransum
Ternak babi membutuhkan makanan yang imbang nilai nutrisinya agar diperoleh
produksi dan reproduksi yang optimal. Ternak babi membutuhkan energi, protein,
mineral, vitamin dan air. Setiap zat mempunyai fungsi dan kaitan spesifik didalam tubuh.
Kekurangan satu atau ketidakseimbangan zat-zat makanan dapat memperlambat
pertumbuhan dan berefek lanjut terhadap performans.
2.4. Pemberian Pakan Induk Babi
Fase induk babi : periode kering tidak bunting,bunting dan menyusui. Masa
kebuntingan terutama akhir kebuntingan dan masa menyusui adalah masa kritis
dibandingkan fase lainnya. Pemberian makanan pada induk yang sedang bunting
digunakana untuk :
1. Hidup pokok (memelihara jaringan yang rusak)
2. Mensuply energi untuk proses hidup
3. Untuk perkembangan anak –anak yang sedang dikandung
9
4. Menyimpan cadangan zat makanan digunakan untuk menyusui anak-anak mereka
setelah partus
5. Pertambahan berat badan
Kualitas ransum pada waktu induk bunting sangat mempengaruhi daya hidup anak-
anak babi yang akan lahir.Semakin baik ransum yang diberikan pada waktu bunting
semakin baik pula kondisi anak-anak yang akan lahir dan semakin baik anak-anak babi
tersebut akan dapat disapih.
Pemberian makanan pada induk pada saat sebelum dan sesudah partus :
1. Pemberian pakan berkisar 2-2.5 kg/ekor/hari
2. Sifat mengisi (bulky) yang dapat menolong induk dari konstipasi, ada cara lain
untuk mencegah konstipasi adalah membatasi jumlah makanan yang diberikan
selama 3-4 hari sebelum dan 7 hari sesudah beranak.
3. Bila induk tidak memperlihatkan gejala gelisah oleh karena lapar,induk tidak
perlu diberi makan selama 8-12 jam setelah beranak tapi air harus disediakan
cukup banyak. Pada hari kedua dapat diberikan 1-1,5 kg makanan untuk pagi dan
sore.Setelah 5-7 hari induk dapat diberikan pakan normal kembali.
Anak-anak babi yang sedang menyusu kadangkala menderita diare. Pemberian
antibiotika pada induk sebanyak 100-200 g/ton ransum pada waktu beranak dan 1-2
minggu setelah partus akan dapat mengurangi problem diare dan mortalitas pada anak-
anak babi. Induk menyapih anak anaknya pada umur 3-6 minggu.induk belum dapat
dikawinkan 4-6 minggu kemudian.
10
III. MINERAL UNTUK TERNAK BABI
3.1. Fungsi Mineral Pada Ternak Babi
Didalam tubuh hewan maupun manusia terdapat sekitar 4-6% dari bobot badan. Kini
telah diketahui paling sedikit 16 unsur mineral yang esensial bagi ternak dan ternak babi
membutuhkan paling sedikit 14 unsur mineral esensial. Unsur esensial bagi tubuh ternak
digunakan untuk :
1. Unsur pokok tulang dan gigi
2. Komponen berbagai enzim
3. Komponen protein,organ-organ tubuh dan darah
4. Fungsi otot dan syaraf
5. Memelihara berbagai proses metabolisme dalam tubuh.
Mineral-mineral yang dibutuhkan ternak dikenal sebagai unsur makromineral dan
mikromineral.
Tabel 3.1 Unsur Makromineral dan Unsur Mikromineral
Esensial Diduga esensial
Makromineral Mikromineral
Fosfor (P) Besi (Fe) Barium (Ba)
Kalium (K) Fluorin (F) Bromium (Br)
Khlorin (Cl) Khromium (Cr) Nikel (Ni)
Magnesium (Mg) Kobalt (Co) Strontium (Sr)
Natrium (Na) Mangan (Mn) Timah putih (Sn)
Sulfur (S) Molybdenum (Mo) Vanadium (V)
Selenium (Se)
Silikon (Si)
Tembaga(Cu)
11
Zink (Zn)
Setiap mineral esensialmempunyai paling sedikit satu fungsi spesifik dalam tubuh
atau mungkin suatu mineral mempunyai peran khusus dalam suatu metabolisme. Mineral
sendiri tidak menghasilkan energi, meskipun mungkin mineral tertentu terlibat dalam
proses metabolisme. Unsur mineral yang telah diketahui kini esensial bagi tubuh ataupun
ternak, bila tubuh mengalami defisiensi akan berakibat buruk, namun bila berlebihan
sampai batas tertentu akan berakibat toksik bagi tubuh bahkan mungkin mengakibatkan
kematian
Dalam kondisi alami, babi sudah mendapat cukup mineral dari hijauan dan dari
tanah, namun dengan system pemeliharaan yang dikurung ransum babi harus disuplemen
dengan mineral yang cukup. Bila kurang maka pertumbuhan dan reproduksi babi akan
terganggu. Hal yang sering dilakukan ternak babi adalah : perusakan tembok dan lantai
kandang, hal ini dilakukan untuk mendapatkan mineral yang dibutuhkan dari tanah.
Dibandingkan dengan biaya untuk energi dan protein, biaya mineral tidak mahal. Dari
sebab itu dengan tambahan sedikit biaya, mineral ditambahkan dalam ransum sebagai
tindakan untuk menjamin hasil yang memuaskan.
3.2. Mineral-Mineral Yang Sering Defisiensi
1. Kalsium dan Fosfor
Sekitar 70% mineral dalam tubuh babi terdiri dari kalsium dan fosfor. Kalsium
adalah mineral yang paling sering kurang dalam ransum. Butiran serelia mengandung
sedikit kalsium sekitar 0,4%, sehingga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan babi.
Pada butiran serelia fosfor biasanya tinggi. Bila sumber protein hewani digunakan dalam
12
ransum biasanya hanya dalam persentase kecil, sehingga kekurangan mineral akan
semakin besar.
Kebutuhan Ca dan P tergantung pada beberapa hal:
1. Kecukupan dalam ransum sesuai status pertumbuhan dan reproduksi babi
2. Perbandingan Ca dan P harus tepat.Bila perbandingan tidak tepat maka fungsi
salah satu unsur tersebut maka akan mengganggu fungsi mineral yang
lain,sehingga akan menggangu pertumbuhan dan performans. Rasio yang ideal
untuk babi untuk pertumbuhan 1,2 :1 dan untuk babi bibit 1,25-1,5 : 1
3. Vitamin D yang cukup karena dibutuhkan untuk penyerapan kalsium dan fosfor
untuk perkembangan tulang dan gigi. Namur bila vitamin D terlalu banyak
mengakibatkan laju pembentukan tulang dan pertumbuhan yang kurang baik,
demikian juga bila rasio Ca terhadap P tidak tepat peranan vitamin D tidak akan
berarti dalam penyerapan Ca dan P.
Defisiensi Ca dan P mengakibatkan Rakhitis yang ditandai :
1. Pembenjolan persendian dan tulang rusuk
2. Kondisi tubuh dan pertumbuhan yang tidak baik
3. Pada induk bunting dan pejantan sering mengalami patah tulang punggung
4. Pada pertengahan dan akhir laktasi mungkin timbul osteomalasia pada induk
5. Osteomalasia ditandai kelumpuhan dan kekakuan kaki belakang
6. Kalsium akan diambil dari tulang untuk memenuhi produksi air susu bila tidak
cukup tersedia dalam ransum.
13
Tabel 3.2.Kebutuhan kalsium dan fosfor babi pertumbuhan
Bobot badan babi (Kg) Unsur Mineral dalam Ransum (%)
Kalsium Fosfor Rasio
1-5 0,9 0,7 1,28:1
5-10 0,8 0,6 1,33:1
10-20 0,65 0,55 1,18:1
20-35 0,6 0,5 1,2:1
35-60 0,55 0,45 1,22:1
60-100 0,5 0,4 1,25:1
Bibit (110-250) 0,75 0,6 1,25:1
Induk laktasi(110-250) 0,75 0,5 1,5:1
2. Garam Dapur
Garam dapur kombinasi antara unsur Na dan Cl. Na sebagian besar terdapat di
tulang dan sebagian besar terdapat pada cairan diluar sel. Khlorin terdapat didalam cairan
dan diluar cairan sel. Air susu mengandung Cl dan Na yang lumayan banyak. Bila
defisiensi garam dapur maka produksi susu akan menurun. Air susu babi mengandung
340 ppm natrium dan 1000ppm khlorin. Disamping itu garam dapat berperan sebagai
penyedap dalam pakan,karena dapat merangsang sekresi air ludah yang mengandung
enzim yang penting dalam pencernaan makanan.
Defisiensi garam dapur :
1. Nafsu makan berkurang
2. Bobot tubuh menurun
Penambahan garam dapur yang direkomendasikan dalam ransum 0,25-0,5%. Meskipun
garam dapur terdapat secara alamiah dalam bahan makanan konvensional namun masih
perlu ditambahkan untuk memenuhi kebutuhan ternak babi. Garam dapur sering
14
digunakan sebagai pembawa pelbagai unsur mikromineral lain seperti : iodin, kobalt,
tembaga, besi, zink, mangan dan selenium.
3. Besi dan Tembaga
Besi dan tembaga keduanya berperan penting dalam pembentukan hemoglobin
dalam sel-sel darah merah. Hb bertugas membawa oksigen keseluruh bagian tubuh.
Kedua unsur ini penting untuk mencegah anemia. Tembaga tidak terdapat dalam
Hb,tetapi is dibutuhkan dalam jumlah sedikit sebelum unsur besi digunakan untuk tubuh
untuk pembentukan Hb. Kedua unsur ini adalah komponen dari beberapa enzim.
Contoh :
Anak babi yang baru lahir sangat rendah persediaan besi dalam tubuhnya sehingga
sering mengalami anemia, hal ini terjadi bila kandungan air susu yang rendah akan
unsur besi. Apalagi babi yang dipelihara secara terkurung, maka kekurangan zat besi
akan terjadi.
Tanda-tanda kekurangan zat besi pada anak babi :
1. Nafsu makan kurang
2. Menjadi lemah dan kurang aktif
3. bulunya tidak mulus dan sering disertai diare ringan.
4. Anak babi bernafas berat untuk mencukupi kebutuhan oksigen bagi seluruh
tubuhnya
Tubuh Anak babi yang baru lahir mengandung 47mg besi per hari, padahal karena ia
tumbuh cepat, seharusnya membutuhkan 7 mg besi per hari. Air susu induk mengandung
1mg/lt atau 1ppm, sedangkan setiap anak membutuhkan 7 mg/hari sampai umur 3mg.
15
Hendaknya anak babi yang baru lahir sebaiknya disuntik dengan 150-200 mg saat
berumur 2-3 hari. Level Hb dalam darah menentukan status anemia pada anak babi.
Level Hb normal dalam darah 10mg/100ml darah.
4. Zink
Pada babi kekurangan Zn menyebabkan penyalit kulit parakeratosis. Tanda-tanda
penyakit ini :
1. Kulit koreng dan merah
2. Kulitnya kering dan karena terkelupas keluar cairan berwarna gelap
3. Pada defisiensi yang parah babi mencret dan muntah-muntah dan mungkin mati
4. Pada babi induk, anak yang dilahirkan menurun
5. Kelenjar thymus juga membesar
Parakeratosis paling sering terjadi pada babi muda yang dikurung intensif dan diberi
ransum kering. Babi akan segera pulih dalam jangka waktu 1 bulan jika diberi segera
mineral Zn. Interelasi Zn terjadi pada :
1. Bila Ca tinggi dalam ransum maka dibutuhkan pula unsur Zn yang tinggi pula
2. Unsur Cu yang tinggi dalam ransum juga akan menguras simpanan Zn dalam hati.
Lazimnya Zn yang diperlukan dalam ransum adalah berkisar 50-150ppm, namun dengan
1000 ppm belum meracuni babi asal unsur-unsur lain memadai. Tapi level 2000ppm Zn
sudah memperlihatkan gejala keracunan.
Dedak mengandung 30ppm Zn, tetapi hampir 90% terikat dengan asam fitat.
Butiran serelia mengandung rendah Zn dengan rataan 39 ppm, padahal babi
membutuhkan 50-100 ppm dalam makanannya.
16
5. Iodin
Defisiensi I penting diperhatikan pada babi induk dan babi muda, namun
dianjurkan semua ransum babi mengandung 0,2 ppm I. Iodium dibutuhkan untuk
menghasilkan tiroksin yang mengontrol laju metabolisme dalam tubuh. Bila I kurang
maka kelenjar tiroid yang menghasilkan tiroksin akan membesar, yang dikenal dengan
penyakit gondok pada babi.
Gejala defisiensi :
1. Babi induk akan menghasilkan sebagian anak yang tidak ada rambutnya
2. kulit tebal dan lembek terutama dileher
3. Sering mati lahir
Cara mengatasi adalah dengan memberikan garam dapur yang mengandung iodin
6. Selenium
Selenium belum lama diketahui sebagai mineral yang esensial bagi ternak. Fungsi
Se erat kaitannya dengan fungsi vitamin E, namun kaitan mekanisme biologis kedua zat
yang sebenarnya masih belum diketahui.
Tanda-tanda defisiensi Se :
1. Mati tiba-tiba justru terjadi pada babi yang tumbuh baik. Tanda yang lain jantung
membesar dan merah yang dikenal dengan mulberry heart disease. Kadang-
kadang kematian didahului dengan kurang nafsu makan, sehingga pertumbuhan
terhambat, otot gemetar, susah bernafas dan temperatur tinggi. Kulit kuku dan
telinga warnanya berubah.
17
2. Nekrosis hati dan kematian yang tiba-tiba disebabkan oleh kerusakan hati dan
perdarahan hati.
3. Distrofi otot yang dikenal dengan white muscle disease. Babi kelihatan kaku atau
lumpuh karena degenerasi otot.
Kebutuhan babi akan Se sangat sedikit sekitar 0,1 ppm atau 0,1 mg/kg ransum,
namun esensial. Kisaran menjadi toksik 50-80 kali kebutuhan. Untuk mengatasi
keracunan Se dapat diberikan arsenat 0,02%. Babi yang sedang tumbuh mendapat Se
berlebihan misalnya 5-8 ppm akan mengakibatkan babi lemah,rambut rontok,sirosis
dan kuku terlepas.
3.3.Penyediaan Mineral Lengkap Bagi Ternak
Sejalan dengan meningkatnya produksi ternak, perhatian harus banyak dicurahkan
pada kebutuhan mineral, sebab berbagai mineral yang disediakan dalam tanah atau
pasture tidak akan mencukupi kebutuhan ternak
3.4. Interelasi Unsur-Unsur Mineral
Interelasi adalah hubungan timbal balik unsur-unsur mineral sangat penting
diperhatikan dalam menentukan kebutuhan unsur mineral Contoh:
1. Ca, P dan vitamin D. Ketiganya dibutuhkan untuk penggunaan kalsium dan fosfor
dengan baik. Apabila kurang salah satunya akan memberikan gejala defisiensi.
2. Magnesium juga berkaitan dengan dengan kebutuhan Ca dan P. Tulang
mengandung 0,75% Mg,tetapi peneliti belum yakin bagaimana fungsi magnesium
dalam tulang. Mg yang berlebihanakan mengurangi penyerapan kalsium,
18
mengusir kalsium dari tulang sehingga mengakibatkan eksekresi kalsium. Terlalu
banyak Mg akan menekan metabolisme Ca dan P.Namun bila Mg dan unsur-
unsur lainnya cukup padahal Ca dan P tinggi dapat mengakibatkan defisiensi Mg.
3. Ca yang berlebihan akan menganggu kebutuhan zink, karena hal tersebut
mengurangi penyerapan zink. Dan mengakibatkan parakeratosis. Disamping itu
Ca yang berlebihan mengharuskan peningkatan Cu, Mn, Fe, I, P, Mg.
4. Cu yang berlebihan membutuhkan Zn dan Fe yang harus ditingkatkan.
5. Mo yang berlebihan mengharuskan peningkatan Cu sebanyak 2-3 kali ruminansia
6. Kalium tinggi membutuhkan Na yang tinggi pula.demikian pula antara K dan Mg.
Level K yang tinggi mempengaruhi penyerapan Mg, lagipula kalium terlampau
tinggi akan memperlambat denyut jantung. Hasil penelitian menunjukan tingkat K
yang tinggi dibutuhkan sapi perah yang sedang berproduksi tinggi memerlukan
peningkatan kebutuhan Na bagi sapi perah. Pemberian NaCl yang berlebihan
mengakibatkan pengurasan pesendian kalium tubuh, sebab Na dan K harus
seimbang dalam tubuh.
7. Na, K dan Cl erat kaitannya. Ketiga unsur tersebut erat kaitannya dan berperan
vital dalam mengontrol tekanan osmotis, keseimbangan asam-basa.dan berperan
penting dalam metabolisme air.Ion ion Na dan Kdalam tubuh terutama berkaitan
erat dengan ion khlorin. Oleh sebab itu defisiensi Na dan K jarang terjadi bila
defisiensi khlorin tidak terjadi.
8. Kehilangan Cl bersamaan dengan kehilangan Na.Semakin meningkat kehilangan
Na yang terjadi melalui keringat atau diae mengakibatka kehilang bersama Cl.
19
9. Sulfur erat kaitannya dengan asam amino metionin, sistin dan sistein, biotin,
tiamin, insulin, koenzim A.
Interelasi Vitamin dan mineral juga ada. Contoh :
1. Vitamin E dan Se. Sampai batas tertentu Se dapat mengantikan vitamin E atau
sebaliknya. Tetapi tidak satupun diantara kedua zat tersebut dapat mengantikan
seluruhnya.
2. Hubungan searah antara vitamin dan asam amino contohnya: antara niasin dan
triptophan. Ternak babi, ayam, kuda dapat mengkonversi asam amino esensial
triptophan menjadi niasin, tetapi sebaliknya niasin dapat menjadi triptohan. Dari
beberapa contoh hubungan timbal balik antara mineral dan zat-zat makanan
lainnya menunjukan bagaimana kompleknya menentukan kebutuhan mineral yang
tepat bagi ternak. Selama ini yang digunakan hanyalah perkiraan kebutuhan
mineral yang dapat dilakukan.
3.5. Kemanfaatan Mineral
Mineral dikatakan bermanfaat bila mempunyai kemanfaatan:
1. Biologis. Kemanfaatan biologis adalah :banyaknya mineral yang dapat digunakan
oleh tubuh. Biasanya terjadi perbedaan antara analisis kimia dengan kemanfaatan
biologisnya. Contoh:
a) Fosfor fitin.Sekitar separuh atau lebih P dalam butiran serelia dalam bentuk asam
fitat. Kemanfaatan P fitin bagi ternak babi berkisar 20-50%.
b) 20-33% Ca dalam alfalfa dalam bentuk kalsium oksalat.
c) K sebagian ada dalam bentuk kalium oksalat.
20
d) Adanya serat kasar memiliki kapasitas yang tinggi dalam mengikat mineral
2. Sumber mineral anorganik kemanfaatannya lebih tinggi daripada yang alami, Dari
sebab itu sumber anorganiklah yang baik untuk suplementasi bagi ternak.
3. Taraf ketuaan hijauan atau kadar air dalam bahan makanan. Contoh : Kemanfaatan P
dari jagung berkadar air tinggi lebih tinggi dari P dari jagung kering bagi babi.
Hijauan yang lebih tua kurang kemanfatan mineralnya bagi ternak.
3.6. Unsur-Unsur Mineral
A. Makromineral
1. Kalsium (Ca)
Kalsium adalah mineral yang terbanyak dalam tubuh. Kalsium dan fosfor dua-
duanya mencakup 70% dari kandungan mineral dalam tubuh. Sekitar 99% kalsium dan
80% P tubuh terdapat dalam tulang dan gigi. Semua ternak akan lebih menderita bila Ca,
P dan garam dapur sangat kurang dibandingkan dengan mineral-mineral lainnya.
Fungsi utamanya adalah membangun tulang dan gigi, serta memelihara tulang.
Sedangkan fungsi yang lainnya :
1. Pembekuan darah. Bila Ca tidak tersedia seperti terikat dalam sitrat atau
oksalat,maka pembekuan darah akan tidak terjadi. Oleh sebab itu bila mengalami
perdarahan akan sulit penyembuhannya.
2. Kontraksi dan relaksasi otot, terutama otot jantung. Makin banyak Ca dalam
darah maka denyut jantung makin meningkat, begitu pula sebaliknya.
3. Aktivator atau pengaktiv enzim
4. Sekresi beberapa hormon seperti hormon releasing factor
21
5. Produksi susu dan pembentukan kerabang telur
Defisiensi yang paling dramatis tercermin dari tulang dan gigi pada ternak muda:
1. Pertumbuhan terganggu
2. Kualitas tulang dan gigi tidak baik
3. Osteomalasia terjadi pada ternak dewasa,yaitu suatu keadaan tulang menjadi
sangat kecil akibat resorspi melebihi dari pembentukan tulang
4. Produksi air susu turun. Kandungan air susu dapat berubah hanya sedikit kurang
kalsium, dan produksi makin berkurang lagi bila kebutuhan kalsium tak terpenuhi.
5. Produksi telur menurun,kerabang telur tipis dan lembek dan daya tetas turun.
6. Batu ginjal dapat timbul bila kalsium dalam makanan berlebihan
7. Kekejangan (hypocalcemia). Kalsium dalam darah dikontrol oleh hormon
parathyroid dan calcitonin. Pada sapi segera setelah anak lahir, induk mungkin
mengalami kurang ca dalam darah dan mengakibatkan kekejangan hipokalsemis
yang lazim disebut milk fever. Ditandai dengan denyut jantung sangat lambat
sehingga induk sapi kehilangan keseimbangan kaki untuk berdiri dan bila tidak
diobati akan mengalami kematian atau koma.Suntikan intravenous dengan larutan
kalsium biasanya sapi akan dapat berdiri dalam waktu singkat dan sehat.
8. Rakhitis dicirikan oleh :
Pembengkakan persendian tulang panjang
Tulang bengkok oleh aktivitas ternak dan beban tubuh
Cara ternak berjalan terganggu dengan punggung melengkung keatas
Toksisitas terhadap mineral ditandai dengan pengapuran dalam ginjal dan organ
internal lainnya.tulang keras (osteopetrosis) atau bisa menyebabkan batu ginjal.
22
Penyerapan, Metabolisme dan Eksresi
Penyerapan.
Garam-garam kalsium lebih larut dalam kondisi asam. Penyerapan terbanyak
terjadi di bagian awal dari usus halus,sebab makanan lebih masam setelah baru
keluar dari lambung. Banyaknya Ca yang diserap sekitar 20-30% hal ini disebabkan
sangat tergantung dari banyak kalsium yang dimakan, kebutuhan dan tipe makanan.
Metabolisme.
Setelah diserap melalui dinding usus halus, yang banyak disimpan dalam tulang
dan dari itu bila kekurangan akan dikeluarkanlagi melalui tulang. Bila level Ca
dalam darah tinggi maka Ca tersebut dapat disimpan dalam tulang juga, dan bila
dibutuhkan akan dikeluarkan atau dieksekresikan. Deposisi dan mobilisasi Ca
dikontrol oleh hormon. Mobilisasi tulang yang mudah diambil adalah dari tulang
rahang.
Ekskresi.
Ca biasanya dieksresikan melalui urin,meskipun sebagian melalui tinja dan
keringat.
Imbangan kalsium dengan Fospor dan Vitamin D
Pemanfaatan mineral ini bagi tubuh sangat tergantung pada :
1. Cukup Ca dan P dalam bentuk yang dimanfaatkan
2. Imbangan yang serasi antara Ca dan P. Biasanya 1-2 bagian Ca dan 1 bagian P.
Untuk ternak non ruminansia imbangan Ca dan P biasanya :1:1 hingga 2:1 dan
23
untuk ruminansia 1:1 Hingga 7:1. Tapi imbangan kurang dari 1:1 dapat
membahayakan.
3. Cukupnya vitamin D. Bila banyak tersedia vitamin D perimbangan Ca dan P
tidak begitu genting. Jadi vitamin D kurang dibutuhkan bila rasio kalsium dan P
telah baik.
Sumber Ca bagi ternak
Hijauan leguminosa, hasil ikutan ikan,tetes. Sedangkan bahan suplementasi ada
tepung tulang,kalsium fosfat,kapur dan kulit kerang.
2. Fosfor (P)
Fungsi utama fosfor adalah :
1. Pembentukan tulang dan gigi, serta pemeliharaan tulang.
2. Sekresi air susu dan membangun jaringan otot
3. Mempertahankan keseimbangan asam-alkalis dan osmotis
4. Komponen asam nukleat (RNA dan DNA) yang penting dalam metabolisme
terutama dalam :
Pemakaian energi
Pembentukan fosfolipida
Metabolisme protein dan pembentukan protein
Sistem enzimatik
Defisiensi :
1. Memburuknya nafsu makan (pica)
2. Menurunya produksi telur pada unggas
24
Toksisitas : belum pernah dikenal toksisitas hanya oleh fosfor itu sendiri. Namun
konsumsi fosfor yang berlebihan dapat menyebabkan penyerapan kalsium turun dan
dapat menyebabkan kadar Ca dalam darah rendah (Hypocalcemia). Demikian juga
imbangan fosfat dan Ca tinggi.
Penyerapan, metabolisme dan Eksresi
Penyerapan.
Fosfor diserap lebih efisien dari kalsium.Fosfor yang dicerna 70% diserap dan
30% dieksresikan dalam feses, padahal kalsium yang dicerna hanya 20-30% dan
70-80% dieksresikan lewat urin.
Metabolisme.
Fosfor yang diserap dari usus disirkulasi keseluruh tubuh dan siap dikembalikan
dari darah digunakan untuk pertumbuhan tulang dan gigi.Fosfor dapat ditarik dari
tulang bila kekurangan. Level fosfor dan calsium dalam plasma diatur oleh
hormon parathyroid dan thyrocalcitonin.
Eksresi.
Ginjal adalah pengatur utama mekanisme pengeluaran yang mengatur level fosfor
dalam darah, namun sebagian kecil fosfor dieksekresikan dalam feses.
Sumber fosfor bagi Ternak
Bahan nabati, fosfor terikat dalam bentuk asam fitat dan sulit diserap pada ternak
non ruminansia. ½- 2/3 dalam biji-bijian dalam bentuk asam fitat. Oleh sebab
suplementasi mineral fosfor harus dilakukan. Suplementasi fosfor : ammonium fosfat,
tepung tulang dan kalsium fosfat.
25
3. Kalium (K)
Kalium (potassium) adalah unsur terbanyak nomor 3 dalam tubuh setelah kalsium
dan fosfor. Konsentrasi kalium sebanyak 2 kali konsentrasi natrium (sodium).
Konsentrasi natrium dalam plasma darah lebih tinggi dari kalium. Konsentrasi kalium
dalam jaringan otot beberapa kali lipat dari natrium.
Fungsi :
1. Berperan memelihara asam-alkalis yang layak dan transfer keluar-masuk zat
makanan bagi setiap sel.
2. Relaksasi otot jantung, aksi yang berlawanan dengan kerja kalsium yakni sebagai
stimulasi
3. Dibutuhkan pankreas untuk sekresi insulin,berperan dalam reaksi enzimatik untuk
fosforilasi kreatin, dalam metabolisme kh dan dalam sintesis protein.
Defisiensi.
Defisiensi kalium jarang terjadi, namun sesekali muncul pada penggemukan sapi
atau domba bila tinggi konsentrat diberikan.
Simtom defisiensi ditunjukan :
1. Pertumbuhan yanag lambat
2. kelemahan otot
3. Pica(nafsu makan buruk)
4. Hipertrofi jantung dan ginjal
5. Perut menegang
26
Penyerapan, Metabolisme dan Ekskresi
Penyerapan.
Lebih dari 90% kalium yang dicerna dapat diserap. Penyerapan yang terbanyak di
usus halus.Stimulasi atau pendorong eksekresi kalium adalah hormon aldosteron
dan hormon adrenal. Penimbunan kalium yang berlebih dapat diakibatkan oleh
malfungsi ginjal atau kekurangan cairan tubuh yang parah.
Sumber Kalium
Bahan makanan nabati terutama hijauan sangat baik sebagai sumber hijauan. Oleh
karena itu kalium umunya tidak ditambahkan dalam ransum herbivora. Bahan
suplemntasi adalah kalium khlorida, kalium glukonat dan ragi.
4. Natrium (Na)
Hampir semua Na (sodium) dalam bahan makanan ada dalam bentuk natrium
khlorida (NaCl).
Fungsi :
1. Sebagai komponen getah pankreas,empedu,keringat dan air mata
2. Berfungsi dalam kontraksi otot dan syaraf
3. Berperan spesifik dalam penyerapan karbohidrat
4. Kation utama dalam tekanan osmotis dan keseimbangan asam basa cairan tubuh.
Defisiensi :
1. Nafsu makan hilang
2. Pertumbuhan lambat
27
3. Reproduksi rendah
4. Pada ayam petelur berakibat produksi telur turun,bobot badan turun dan
kanibalisme.
Sumber Na
Hasil ikutan hewan,molasis sedangkan bahan suplementasi adalah garam dapur.
5. Khlorin (Cl)
Khlorin yang berbau tajam,gas kuning-hijau tidak pernah terdapat sebagai unsur
tersendiri di alam tetapi dalam bentuk bersenyawa seperti natrium klorida (garam dapur)
Penyerapan, Metabolisme dan Eksresi
Cl yang berasal dari makanan dan dari getah lambung terutama diserap melalui
dinding usus halus.Selama pencernaan sebagian Cl darah digunakan untuk pembentukan
asam klorida asam khlorin kelenjar-kelenjar pencernaan dan dieksresikan kedalam
lambung.eksresi urin melalui urin,keringat,ludah diare.Toksitas jarang terjadi asalkan
tersedia air minum.
Sumber Cl
Hijauan leguminosa,tepung daging,bahan suplementasi kalium khlorida dan
natrium klorida (garam dapur), kebutuhan Cl separuh dari kebutuhan Na.
6. Sulfur (S) / belerang
Terdapat dalam setiap sel tubuh dan esensial bagi sel dan terbanyak sebagai
komponen 3 asam amino esensial yakni metionin,sistin dan sistein.Sulfur sebagai bagian
28
2 vitamin yaitu tiamin dan biotin dan terdapat pula dalam air ludah dan empedu dan pada
hormon insulin.
Penyerapan, Metabolisme dan Eksresi
Sewaktu dicerna asam amino pengandung sulfur dipisahkan dari protein dan
dibawa kedalam sirkulasi portal.Sulfur disimpan dalam setiap sel tubuh dan konsentrasi
tertinggi terdapat pada rambut,kuliy,kuku dan tanduk. Sulfur diekskresikan lewat urin
dan feses.
Fungsi
1. Komponen asam amino pengandung sulfur (metionin,sistin dan sistein)
2. Komponen biotin juga penting untuk metabolisme lemak
3. Komponen tiamin dan insulin juga penting untuk metabolisme KH
4. Komponen koenzim A,penting untuk metabolisme energi
5. Komponen insulin dan glutathionine
6. Komponen utama rambut,kulit dan kuku
Defisiensi dan Toksisitas
Pertumbuhan lambat karena tidak terpenuhinya asam amino pengandung sulfur
untuk sintesis protein. Pembentukan hidrogen sulfida suatu gas beracun tinggi, oleh
mikroorganisme rumen dapat membahayakan bila sulfur terlalu banyak diberikan. Ternak
monogastrik harus disediakan makanan perprotein mengandung sulfur, sebab terbatas
atau tidak mampu memanfaatkan sulfur untuk mensintesa asam amino. Sedangkan ternak
ruminansia dapat mensintesis dapat membentuk asam amino yang mengandung sulfur
melalui kerja mikroorganisme. Urea daoat dimanfaatkan untuk ternak ruminansia sebagai
29
sumber nitrogen dengan suplementasi sulfur.Sering disarankan rasio Nitrogen dan sulfur
10:1 untuk ransum ruminansia.
Sumber Sulfur
Bungkil kedelai,molasis,tepung darah, sedangkan bahan suplemntasinya sulfur
organik, ragi.
7. Magnesium (Mg)
Hampir diseluruh jaringan tubuh terdapat magnesium, hampir separuh dari
magnesium terdapat pada tulang dan separuh lainnya terdapat pada jaringan lunak dan
cairan tubuh. Dalam fungsinya Mg erat kaitannya dengan Ca terutama dalam
pembentukan tulang.
Penyerapan, Metabolisme dan Eksresi
Penyerapan Mg sangat terganggu konsumsi Ca yang tinggi, P asam fitat, asam
organik dan asam lemak (asam lemak jenuh berantai panjang). Penyerapan Mg
dimudahkan oleh protein, laktosa, vitamin D, hormon pertumbuhan dan antibiotik.
Eksresinya melalui urin
Fungsi
1. Unsur dasar tulang dan geligi
2. Aktivator bagi enzim
3. Turut mengaktifkan peptidase tertentu dalam pencernaan protein
Defisiensi
Defisiensi Mg sering dijumpai pada babi, dan sapi. Defisiensi Mg dapat
menyebabkan grass tetany pada sapi yang dicirikan oleh otot pengkor (biasanya pada
30
kepala dan leher), leher diangkar tinggi, pernafasan lebih cepat, temperatur tinggi, gigi
mengerut dan air liur banyak. Gertakan sedikit saja dapat mengakibatkan rebah ke lantai
dan akhirnya mati. Penyakit ini biasanya timbul dalam waktu 2 minggu setelah ternak
dilepas dalam pasture.
Sumber
Hijauan leguminosa,molasis,tepung daging dan tulang,bahan suplementasi
dolomit,magnesium glukonat,magnesium oksida atau magnesium sulfat.
31
IV. TERNAK UNGGAS
4.1. Ternak Unggas
Agar tubuh ternak unggas dapat berfungsi dengan sempurna, maka sebagai
tambahan terhadap protein, lemak dan karbohidrat diperlukan juga zat-zat mineral dalam
jumlah yang sedikit untuk mencegah penyakit–penyakit difisiensi. Mineral atau zat
inorganik sering pula disebut abu oleh karena sekumpulan mineral dari bahan nabati
ataupun hewan diperoleh dengan mengabukan bahan tersebut. Oksidasi dari zat-zat
menyebabkan mineral terikat dengan zat-zat organik tersebut menjadi inorganik.
Antara Zat-zat mineral dengan vitamin terdapat hal serupa antara lain zat nutrisi
tersebut diperlukan dalam tubuh dalam jumlah sedikit dan sama-sama merupakan nutrisi
mikro penting,baik dalam kehidupan ternak maupun manusia. Meskipun demikian antara
mineral dan vitamin terdapat beberapa perbedaan yaitu vitamin merupakan komponen
organik, sedangkan mineral merupakan komponen anorganik..
Zat-zat mineral merupakan kurang lebih 3-5 % dari tubuh ternak. Hewan tidak
dapat membuat mineral, karenannya harus ada dalam makanannya dan harus disediakan
dalam perbandingan yang tepat dan dalam jumlah yang cukup. Defisiensi mineral jarang
memberikan kematian, tetapi kesehatan si ternak menjadi begitu mundur, sehingga
menyebabkan kerugian ekonomis yang besar.
Untuk itu kiranya perlu dibahas mengenai peranan mineral pada ternak unggas,dan
akibat yang ditimbulkan bila unggas kekurangan mineral.
32
V. MINERAL UNTUK TERNAK UNGGAS
5.1. Klasifikasi Mineral
Berdasarkan konsentrasi yang terdapat dalam tubuh hewan, mineral dibagi
menjadi 2 yaitu mineral makro dan mineral mikro. Konsentrasi mineral mikro dinyatakan
dalam istilah ”parts per million” (ppm), karena konsentrasinya sangat kecil dalam
tumbuh-tumbuhan dan dalam tubuh.Sedangkan mineral makro dinyatakan dalam istilah
persentase. Yang tergolong dalam mineral makro : Ca, P, Mg, Na, K, Cl. Sedangkan yang
tergolong mineral mikro : Mn, Zn, Fe, Cu, Mo, Se, I dan Cr.
5.2. Fungsi Mineral
Fungsi mineral secara umum dibagi menjadi 4 macam yaitu :
1. Struktur. Mineral yang dapat membentuk komponen struktur dari organ-organ dan
jaringan tubuh
2. Fisiologis. Mineral berada dalam cairan tubuh dan jaringan sebagai elektrolit untuk
menjaga tekanan osmotik, keseimbangan asam basa, permeabilitas membrane dan
iritabilitas jaringan
3. Katalis. Mineral dapat bekerja sebagai katalis dalam system enzim dan hormone,
sebagai bagian dari komponen spesifik dari struktur metalloenzim atau activator
enzim.
4. Regulator. Akhir-akhir ini ditemukan bahwa mineral ikut berperan dalam regulasi
replikasi dan diferensiasi sel.
Didalam praktek ada 3 cara ternak untuk mendapatkan mineral yang dibutuhkan
yakni :
33
1. Seadanya mineral dalam ransum/bahan-bahan makanan yang diberikan
2. Disamping yang telah ada dalam bahan makanan juga tambahkan campuran
mineral selengkap mungkin
3. Atau hanya menambahkan unsur-unsur yang tersangka defisiensi dalam ransum
yang diberikan.
5.3. Mineral Makro
Kalsium Dan Fosfor
Ca dan P dibicarakan bersama-sama karena sangat erat hubungannya dengan
metabolisme terutama dalam pembentukan tulang. Pada Unggas yang sedang tumbuh,
seluruh Ca diperlukan untuk untuk pembentukan tulang, sedangkan pada unggas betina
dewasa sebagian besar digunakan untuk pembentukan kulit telur. Ca juga penting pada
pembekuan darah dan dibutuhkan bersama-sama dengan Na, K yang penting untuk
denyut jantung agar normal.
Sedangkan P penting untuk pembentukan tulang juga penting dalam metabolisme
karbohidrat dan lemak. Batas minimal untuk ‘available “ P adalah + 0,5% pada ayam.
Perbandingan Ca dan P untuk ayam yang sedang pertumbuhan bervariasi antara
1:1 dan 2,2:1. Ratio 2,5 :1 merupakan batas yang baik,sedangkan perbandingan 3,3 : 1
adalah berbahaya yang mengakibatkan bentuk kaki yang abnormal (Juju Wahju 1992).
Tapi menurut Anggorodi (1995) perbandingan Ca:P adalah 2:1 dan 1:1, umumnya
perbandingan 1,2 :1 dianggap ideal. Tetapi perbandingan 1:1 sampai 1:1,5 dapat diterima.
Untuk unggas yang sedang bertelur perbandingan harus lebih luas 4:1 atau lebih.
34
Kelebihan kalsium itu akan bergabung dengan fosfor membentuk trikalsium
fosfat, yang tidak dapat larut. Sebaliknya kebanyakan fosfor akan mengurangi
penyerapan kalsium dan fosfor. Kebutuhan kalsium dan fosfor yang memadai tergantung
pada tiga faktor: cukup penyediaan setiap zat mineral tersebut, perbandingan yang sesuai
diantara kedua zat mineral tersebut dan adannya vitamin D. Walapun cukup penyediaan
mineral kalsium fosfor merupakan syarat utama,kedua zat tersebut akan lebih efektif
digunakan bila kedua zat mineral tersebut ada dalam perbandingan tertentu satu terhadap
yang lain.
Kebutuhan Kalsium
a. Kebutuhan Untuk Pertumbuhan
Pada ayam yang sedang tumbuh memerlukan tingkat kalsium antara 0,6 sampai 1,2%
(dengan fosfor tersedia kira-kira 0,5%). Tingkat 1 % yang direkomendasikan NRC adalah
tingkat yang baik. Kebutuhan Ca anak ayam 0-8 minggu 1% dan umur 8-20 minggu
0,6%.
b. Kebutuhan Kalsium Untuk Ayam Petelur
Ayam-ayam petelur yang berproduksi tinggi memerlukan kalsium yang cukup untuk
menghasilkan kulit telur yang kuat dan untuk memudahkan pemasaran terutama untuk
masalah transportasi. Kebutuhan calsium untuk pembentukan kulit telur dapat berasal
dari makanan,tetapi dapat juga berasal dari tulang terutama pada waktu malam hari
karena ayam tidak makan. Kurang lebih 2 g Ca disimpan dalam tiap-tiap kuli telur. Jadi
ayam petelur membutuhkan Ca dalam ransum dengan tingkat yang tinggi, lebih tinggi
dibandingkan ternak lainnya.
35
Kebutuhan kalsium untuk ayam petelur pada tingkat produksi telur dapat dilihat pada
Tabel. 5.1
Tabel 5.1. Tingkat Kasium yang Mutlak dalam Ransum Yang DibutuhkanPada Tiap TK.Produksi
Produksi (%) Kalsium Dalam Ransum Yang Diperlukan Per Hari (%)
Ayam Muda
(Umur 22-40minggu)
Ayam Dewasa
(Sesudah Umur 40 minggu)
100 3,3 3,7
90 3,0 3,3
80 2,7 3,0
70 2,3 2,6
Scott,1982
Defisiensi Ca
Bila sampai terjadi defisiensi Ca pada ternak unggas akan terjadi beberapa macam
penyakit defisiensi antara lain :
Cage Layer Fatigue (kelelahan petelur sangkar) adalah suatu jenis osteoporosis yang
ditandai oleh pelepasan kalsium fosfat (Ca3(PO4)2 dari tulang terutama tulang-tulang
kaki. Tulang-tulang menjadi begitu tipis sehingga mudah patah atau sedemikian
banyak mineral hilang dari tulang sehingga tulang-tulang tersebut tidak sanggup lagi
menunjang berat badan ayam. Penyakit tersebut timbul pada ayam yang dikurung
dalam sangkar (Cage/bateray) dan jarang timbul pada ayam yang dipelihara dalam
lantai litter. Ayam yang menderita CLF dapat sembuh kembali bila dipindahkan dari
sangkar dan ditempatkan pada litter. CLF biasanya menghinggapi ayam dara bila
sudah mulai berproduksi dan bertelur dalam jumlah tinggi. Tanda-tanda lain yang
diperlihatkan adalah : ayam kelihatan cukup sehat, akan tetapi ayam tersebut tidak
36
sanggup bergerak dalam sangkar dan kualitas kulit telurnya tidak mengalami
gangguan.
Hypercalcemia dan Hyposphatemia pada ayam umur 8 dan 18 minggu yang diberi
ransum dengan tingkat kalsium yang tinggi. Ayam-ayam yang berumur 8-18 minggu
yang diberi ransum dengan kadar kalsium 2,5 % mengakibatkan nephrosis,
kebengkakan dalam usus, penimbunan kalsium urat dalam ureter (Ca
deposit/kelebihan) dan angka kematian 10-20%. Dalam waktu 1-2 minggu sesudah
ayam muda mendapat ransum dengan kadar kalsium yang tinggi terjadi hypercalcmia
dan hypophosphatemia.
Sumber Ca:
Leguminosa merupakan sumber Ca yang baik. Biji-bijian adalah sumber Ca yang
kurang baik. Produk dari hewan yang mengandung tulang misalnya tepung ikan
merupakan sumber yang bagus. Suplementasi Ca terutama kapur mengandung lebih
kurang 34% Ca dan kulit kerang mengandung lebih kurang 45%Ca.
Sedangkan Fosfor mempunyai fungsi :
1. Sebagai bagian dari ATp dan ADP
2. Mempunyai peranan didalam proses bioenergi,transduksi energi untuk aktivitas sel
3. P juga merupakan bagian yang aktif dari koenzim beberapa vitamin B
4. P berperan juga dalam pengatur keseimbangan asam basa
Gejala defisiensi :
Berkurangnya nafsu makan
Ayam sangat lemah dan mati dalam jangka waktu 10-12 hari
Defisiensi yang ringan menyebabkan riketsia dan pertumbuhan terhambat.
37
Rakitis atau osteomalasia seperti halnya dengan Ca
Disamping itu ada gejala lain yang terlihat adalah “Pica” yang berarti kelainan
nafsu makan misalnya hewan akan makan tanah, tulang, kayu dll serta benda yang
tidak semestinya dimakan
Kebutuhan P untuk Ayam Petelur
NRC (1971) menyarankan bahwa tingkat fosfor 0,6% untuk ayam petelur,
Hurwitz dan Griminger (1962) menyimpulkan bahwa konsumsi P antara 0,24-0,36 g/hari
untuk mempertahankan produksi sebanyak 79%.
Sumber Fosfat:
Tepung ikan, tepung daging, produk tulang, juga bungkil adalah sumber P yang
baik
Magnesium (Mg)
Elemen ini sangat erat hubungannya dengan Ca dan P dalam distribusi dan
metabolismanya. 60-70% Mg yang ada dalam tubuh berada dalam tulang selebihnya
dalam cairan tubuh dan jaringan tubuh yang lunak. Magnesium adalah esensial sebagai
activator banyak enzim,terutama enzim-enzim yang berhubungan dengan metabolisme
KH. Mg merupakan bagian esensial tulang dan gigi.
Fungsi Mg:
Magnesium berfungsi sebagai pengaktif berbagai enzim . Pengaktif enzim yang
termasuk dalam gerup kinase, mutase, ATPase dll.
Kebutuhan Mg:
Pada Ayam Dara :
38
Ayam dara umur 9-20 mg, pertumbuhan akan sedikit tertekan oleh 1% jumlah Mg
dalam ransum dan turun secara menyolok bila kandungan Mg naik sampai 1,83%
Abu tulang ayam dara yang mendapat 1,83% Mg dalam ransumnya nyata
menurunkan dibandingkan dengan abu tulang ayam dara yang diberikan kadar Mg
lebih rendah.
Pada Ayam Petelur :
Mg sejumlah 1,2 % dalam ransum menyebabkan sedikit penurunan produksi telur,
sedangkan 1,96% jumlah Mg adalah sangat merugikan
Tebalnya kulit telur berkurang bila terlalu banyak Mg diberikan pada ayam
petelur
Ayam yang mendapat ransum dengan lebih dari 0,7 % Mg, akan mengeluarkan
kotoran basah (berair)
Secara umum dilaporkan bahwa lebih dari 1,0% Mg dalam ransum ayam petelur
akan berpengaruh buruk.
Pada ayam petelur terlalu banyak pemakaian batu kapur dolomite/limestone (batu
kapur yang tinggi kadar Mgnya) Sebagai sumber Ca dalam ransum ayam petelur
perlu dihindari .
Adapun gejala defisiensi Mg sebagai berikut :
Pada unggas gejala defisiensi Mg yang paling menonjol adalah gangguan
keseimbangan (ataksia), cara berjalan terhuyung-huyung, tidak ada koordinasi dalam
pergerakan, tremor, dan pertumbuhan bulu terganggu.
Pada Ayam Muda:
1. Pertumbuhan terlambat
39
2. Kadang-kadang nafasnya terengah-engah
3. Kematian(mortalitas) tinggi
4. Kadar Mg pada darah sangat rendah pada ayam yang menderita defisiensi Mg
Pada Ayam Petelur:
1. Produksi telur turun secara cepat
2. Besar telur,berat kulit telur,kandungan Mg dalam kuning telur dan kulit telur
menurun
3. Hipomagnesemia darah dan pelepasan Mg tulang
Sumber Mg :
Pada umumnya hijauan dan butiran (konsentrat sumber protein) merupakan
sumber yang kaya akan Mg sedangkan sebagian besar bahan pakan berasal dari hewan
yang sedikit mengandung Mg. Biasanya kebutuhan Mg bertambah dengan produksi telur.
Natrium (sodium), Kalium dan Khlor
Tiga mineral esensial tersebut sebagian besar dalam cairan tubuh dan jaringan
lunak.
Berfungsi untuk :
1. Menjaga tegangan osmotic dan keseimbangan asam-basa
2. Mengontrol pergerakan zat-zat makanan kedalam sel
3. Mengatur metabolisme air
5.4. Mineral Mikro (Trace Element)
Dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil: Mangan (Mn), Zinkum (Zn), Frrum
(Fe), Cuprum/tembaga (Cu), Molybdenum (Mo), Selenium (Se), Iodium (I) dan
Chromium (Cr).
40
Mangan(Mn)
Fungsi Mangan:
1. Mangan terlibat dalam metabolisme asam amino
2. Mengaktifkan beberapa enzim seperti arginase
Gejala defisiensi Mn:
Terjadinya defisiensi Mn erat hubungannya dengan tingginya kadar Ca, P dan
besi dalam ransum. Dalam hal ini ketiga mineral tersebut menghambat penyerapan Mn
1. Gejala yang paling jelas pada anak ayam adalah Perosis atau urat yang tergelincir
(slipped tendon) (urat mengeliat). Perosis adalah kelainan bentuk tulang. Gejala
yang terlihat adalah pembengkokan dan penggepengan persendian tibiometatarsal
yang kemudian tergelincirnya urat akhilles dari persendiannya.
2. Penyakit tersebut secara menyolok akan menjadi lebih parah oleh jumlah Ca dan
P yang terlalu banyak dalam ransum, karena hal tersebut akan mengakibatkan
penyerapan Mn dalam saluran pencernaan oleh endapan kalsium fosfat
3. Pada ayam petelur dan ayam bibit defisiensi Mn mengakibatkan produksi telur
dan daya tetas turun dan kekuatan kulit telur berkurang
4. Embrio yang mati akibat defisiensi Mn memperlihatkan khondrodistrofi yaitu
suatu keadaan ditandai paruh seperi burung nuri dan perpendekan tulang-tulang
panjang
Kebutuhan Mn:
Untuk memenuhi kebutuhan Mn pada ayam, garam-garam Mn ditambahkan
kedalam ransum komersial bagi semua golongan unggas.
41
Zn (zinkum)
Jumlah Zn yang ada dalam tubuh adalah 3 mg. Jumlah terbanyak ada dalam
jaringan epidermal (kulit, rambut, bulu, wol) dan terdapat dalam jumlah yang
sedikitdalam tulang,otot, darah dll.
Gejala defisiensi zn :
1. Pada ayam muda pertumbuhannya tertekan
2. Perpendekan dan penebalan tulang kaki oleh pembesaran persendian
kaki,pecahnya kulit terutama pada kaki
3. Pertumbuhan bulu kurang baik/keratosis pada unggas menyerupai keratosis pada
babi,terlihat bulu yang mengeriting. Kulit bersisik terutama kulit pada kaki
4. Embrio yang menderita defisiensi Zn memperlihatkan mikromelia yaitu
pembengkokan tulang punggung dan jari-jari seringkali tidak ada.
5. Kurang efisien mempergunakan pakan, kurang nafsu makan
6. Hilangnya nafsu makan dan diakhiri dengan kematian
Pemberian ransum jagung-bungkil kedelai dengan tingkat kalsium diatas normal,
menghasilkan difisensi Zn. Hal tersebut terjadi karena pengambilan Ca tinggi
menyebabkan kenaikan pH pada usus yang dapat menurunkan ketersediaan Zn.
Terbentuknya khelat yang tidak dapat larut dengan asam folat menyebabkan Zn menjadi
tidak tersedia.
Kebutuhan Zn:
Kebutuhan Zn adalah + 60ppm. Kebutuhan akan naik apabila berlebihan Ca
diberikan dan juga unggas menderita koksidiosis, karena penyakit tersebut menurunkan
penyeranan Zn.
42
Zn dalam bentuk anorganik selalu terdapat dalam bentuk tersedia dan tersebar
luas dialam. Kenyataannya baik manusia maupun hewan memerlukan dalam jumlah yang
sedikit, maka kemungkinan defisiensi Zn sangat kecil terjadi atau hamper tidak pernah
terjadi. Gejala defisiensi Zn terjadi bila rdalam ransum kekurangan Zn atau akibat adanya
asam fitat. Mikromineral tersebut dengan asam fitat mudah membentuk senyawa yang
dapat diabsorbsi tubuh.
Fe (Ferrum)
Tubuh mengandung lebih kurang 0,004% Fe. Setengah dari jumlah tersebut
terdapat dalam hemoglobin. Lainnya terdapat dalam protein yaitu mioglobulin.
Fungsi Fe:
1. Pembawa O2
Berkurangnya kadar hemoglobin darah pada anemia diakibatkan terutama oleh
berkurangnya jumlah sel darah merah
Gejala Defisiensi :
Defisiensi Fe menimbulkan anemia mikrositik hipokhromik. Fe mungkin
diperlukan tidak hanya untuk pigmentasi bulu merah yang diketahui mengandung Fe,
akan tetapi dapat berfungsi dalam susunan enzim yang menyangkut dalam proses
pigmentasi.
1. Menyebabkan anemia mikrositik dan hipokromik
2. Berkurangnya warna pigmen merah pada ayam
Kebutuhan Fe:
43
Kebuntingan dan produksi telur kedua-duanya memerlukan Fe yang banyak.
Menyediakan cukup Fe dalam ransum,hewan biasanya mengatur penyerapan Fe sesuai
dengan kebutuhan.
Cuprum/Tembaga
Fungsi Kupprum:
Kepentingan kuprum dalam metabolisme Fe belum diketahui jelas.Cu activator
atau bagian berbagai enzim seperti asam askorbat,tirosinase, sitokhrom C dan katalase.
Lebih kurang dari sejumlah Cu dalam tubuh terdapat dalam otot.Yang lainya terdapat
disumsum tulang dan hati. Cu dan besi sering dibicarakan bersama-sama, karena
mempunyai sifat yang sama dan kepentingan yang sama dalam pembentukan
hemoglobin. Tetapi Fe adalah bagian dari molekul hemoglobin sedangkan Cu tidak.
Gejala defisiensi Cu :
1. Pada umumnya ternak mengalami anemia
2. Pertumbuhan terlambat
3. Depigmentasi daripada rambut/bulu
Kekurangan kuprum dalam ransum mengakibatkan turunnya absorbsi ferrum dan
menyebabkan anemia mikrositik hipokhromoik. Defisiensi Cu mengurangi penyerapan
Fe.
Kebutuhan Cu :
Pada ayam kebutuhan Cu adalah 4 ppm (NRC). Atau hanya sepersepuluh
kebutuhan Fe atau malah kurang dari itu.Dari hasil penelitian diketahui bahwa tubuh
hanya membutuhkan sejumlah kecil cuprum saja. Cu bersama sama dengan ferrum
44
berfungsi untuk pembentukan hemoglobin.Cu bukan bagian hemoglobin, melainkan
terdapat sebagai hemokuprein dalam sel-sel darah. Anak ayam yang diberi ransum
dengan kekurangan Cu pertumbuh lemah dalam dua sampai empat minggu. Tulang-
tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
Molybdenum(Mo):
Mo merupakan bagian dari satu atau lebih enzim. Gejala utama keracunan Mo
adalah diare,berat badan turun,kekurusan,anemia dan kekakuan. Diare dapat
disembuhkan dengan Cu SO4.
Selenium(Se)
Peranan Se dalam ransum unggas:
Peranan Se dalam ransum unggas berkaitan dengan peranan vitamin E.Penyediaan
vitamin E yang cukup akan membuat seimbang jumlah Se yang tidak cukup.Demikian
pula sebaliknya. Ada bukti-bukti bahwa Se dapat dianggap merupakan zat makanan
esensial.Jadi tidak hanya dianggap sebagai pengganti vitamin E saja. Tiga macam
penyakit pada anak ayam sebagai akibat defisiensi vitamin E dan selenium adalah:
1. Ensefalomalasia, anak ayam yang kena penyakit ini memperlihatkan kerusakan
syaraf.Sering kepalanya diletakkan diantara kedua kaki atau dilekukkan
kebelakang.Anak ayam tidak sanggup makan dan minum dan akhirnya mati
kelaparan.
2. Diathesa eksudatif adalah suatu udema jaringan dibawah kulit. Pada dinding
pembuluh darah terjadi perubahan-perubahan yang mengakibatkan pelepasan
cairan. Cairan tersebut membentuk warna hijau kebiru-biruan karena perdarahan
45
didaerah tersebut timbul dari jaringan-jaringan yang menjadi lunak.Cairan dapat
diraba dan terlihat melalui kulit ayam.
3. Distrofia otot. Otot dada ayam yang mengalami defisiensi memperlihatkan garis-
garis berwarna muda bila ayam berumur sekitar 4 minggu.
Fungsi selenium:
Se kelihatan lebih kritis untuk reproduksi pada unggas dan beberapa mamalia
dibandingkan vitamin E, terutama untuk pertumbuhan dini bagi hewan yang baru lahir
untuk mencegah distrofi otot. Se dan vitamin E mempunyai peran yang terpisah,
meskipun demikian terdapat keterkaitan erat antara kedua zat nutrisi tersebut dalam
fungsinya dalam tubuh. Se dapat mengantikan fungsi vitamin E dalam tiga hal yaitu:
1. Diperlikan untuk menjaga integritas kelenjar pancreas agar terjadi pencernaan
lemak secara normal,pembentukan garam empedumisel secara normal dan
absorbsi vitamin E secara normal pula.
2. Karena Se merupakan bagian integral system enzim glutathione peroksidase yang
mengubah bentuk reduksi glutathione menjadi bentuk oksidasi glutathione pada
waktu bersamaan merusak peroksida dengan cara konversi peroksida menjadi
bentuk alcohol yang tidak berbahaya. Reaksi tersebut mencegah terjadinya proses
peroksidasi terhadap asam-asam lemak tidak jenuh pada membrane sel dan oleh
karena itu menurunkan jumlah vitamin E yang diperlukan untuk menjaga
integritas sel-sel membrane.
3. Mineral Se dengan cara yang belum diketahui membantu retensi vitamin E dalam
plasma darah.
46
Kebutuhan Se:
1. Kebutuhan Se untuk anak ayam antara 0,15-0,20ppm.Untuk ayam petelur dan
ayam bibit dibutuhkan pada tingkat 0,1ppm
2. Tingkat selenium yang toksis adalah 10-20ppm
Defisiensi Se :
Pada unggas menimbulkan diathesis eksudatif ditandai dengan adanya udema
pada bagian dada,sayap dan leher kemudian diikuti dengan perdarahan dibawah kulit,
karena permeabilitas tidak normal pada dinding kapiler sehingga akumulasi cairan
diseluruh bagian tubuh, kaki menjadi lemah dan akhirnya mati. Jadi pemberian Se atau
vitamin E dalam ransum dapat mencegah timbulnya penyakit tersebut.
Iodium (I)
Yodium adalah zat mineral esensial untuk pembentukan hormone thyroxin dalam
glandula thyroidea
Defisiensi I:
1. Pembesaran glansula thyroidea/kelenjar thyroid yang disebut gondok(goiter)
2. Produksi turun sampai akhirnya berhenti
3. Menurunnya daya tetas
Kebutuhan I:
1. Untuk ayam pertumbuhan umur 0-8 mg dan 8-20 mg adalah 0,35/kg ransum
2. Untuk ayam petelur umur 20 mg dan>40 mg adalah 0,3mg/kg ransum.
Sumber I:
47
Hasil-hasil protein hewan, tepung ikan. Penambahan I dalam bentuk garam
beryodium diperlukan sebagai tindakan pencegahan terhadap defisiensi. Penambahan
0,5% garam beryodium kedalam ransum unggas tidak akan menimbulkan defisiensi.
48
DAFTAR PUSTAKA
Agriculture Research Council. 1967. The Nutrient Requirements of Farm Livestock. 3.Pigs. A.R.C., London.
Anggorodi, R.. 1979. Ilmu Makanan Ternak Umum. Penerbit PT. Gramedia Jakarta.
Hartadi, H., Reksohadiprodjo, S., Tillman, A.D.. 1990. Tabel Komposisi Pakan untukIndonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Lesson, S and JD Summers. 2001. Nutrition of the Chicken. 4th Ed. University Books.Guelph , Ontario , Canada .
Linder, M. C.. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Penerbit Universitas Indonesia,Jakarta.
McDonald, Edwards, R.A., Greenhalgh, J.F.D., Morgan, C.A.. 1995. Animal Nutrition.Printed in Singapure by Longman Singapure Publishers Ltd.
McDonald, P., RA Edwards, Greenhalgh J.F.D, and CA Morgan. 2002. AnimalNutrition. 6th Ed. Prentice Hall. London .
National Research Council. 1979. Nutrient Requirements of Domestic Animal. 2.Nutrient Requirements of Swine 8th . Rev. Ed. N.R.C. ; Washington, D.C.
National Research Council. 1984. Nutrient Requirement of Domestic Animal. 2. NutrientRequirements of Poultry. 8th . Rev. Ed. N.R.C. ; Washington, D.C.
Parakkasi, A.. 1980. Ilmu Gizi dan Makanan Ternak Monogastrik. Penerbit Angkasa,Bandung.
Tillman, A.D., Hartadi, H., Reksohadiprodjo,S., Prawirokusumo,S., Lebdosukoco, S..1984. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Winarno, F.G.. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama,Jakarta.