ilmu sosial budaya dasar (isbd)

Download ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR (ISBD)

If you can't read please download the document

Upload: ririn-saputri

Post on 22-Dec-2015

59 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Beberapa materi kuliyah ISBD

TRANSCRIPT

ARTIKEL

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

Dosen pengampu: Soepri Tjahjono, S.Pd ,M.Pd.

Nama : Ririn Saputri

NIM: 14140109

Kelas: B11.2

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDY D4-BIDAN PENDIDIK

UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2014/2015

PERKEMBANGAN BUDAYA DIINDONESIA

Seperti yang kita ketahui, perkembangan budaya indonesia salalu saja naik dan turun. Pada awalnya, indonesia sangat banyak mempunyai peninggalan budaya dari nenek moyang kita terdahulu, hal seperti itulah yang harus dibanggakan oleh penduduk indonesia sendiri, tetapi sekarang-sekarang ini budaya indonesia agak menurun dari sosialisasi penduduk kini telah banyak yang melupakan apa itu budaya Indonesia. Semakin majunya arus globalisasi rasa cinta terhadap budaya semakin berkurang, dan ini sangat berdampak tidak baik bagi masyarakat asli Indonesia. Terlalu banyaknya kehidupan asing yang masuk ke Indonesia, masyarakat kini telah berkembang menjadi masyarakat modern.. namun akhir-akhir ini indonesia semakin gencar membudidayakan sebagian budaya indonesia, buktinya, masyarakat luar lebih mengenal budaya indonesia dibandingkan masyarakat indonesia.

Sebagai contoh adalah batik hasil dari budaya indonesia, batik tersebut belakangan ini termasuk bahan-bahan yang diminati oleh masyarakat luar. Muncul trend ini dikarenakan batik telah diresmikan bahwa batik tersebut telah ditetapkan oleh UNESCO pada hari jumat tanggal 02 oktober 2009 sebagai warisan budaya indonesia, dan hari itulah ditetapkannya sebagai hari batik nasional.

Ada sejumlah kekuatan yang mendorong terjadinya perkembangan sosial budaya masyarakat Indonesia. Secara kategorikal ada 2 kekuatan yang mmicu perubahan sosial, Petama, adalah kekuatan dari dalam masyarakat sendiri (internal factor), seperti pergantian generasi dan berbagai penemuan dan rekayasa setempat. Kedua, adalah kekuatan dari luar masyarakat (external factor), seperti pengaruh kontak-kontak antar budaya (culture contact) secara langsung maupun persebaran (unsur) kebudayaan serta perubahan lingkungan hidup yang pada gilirannya dapat memacu perkembangan sosial dan kebudayaan masyarakat yang harus menata kembali kehidupan mereka .

Didalam budaya seni, indonesia mempunyai kemajuan. khususnya Tarian tradisional telah mengalami kemajuan yang cukup baik dan telah meranjak ke internasional. Akan tetapi ada beberapa bagian dari budaya indonesia yang di klaim oleh negara lain. Berikut, data dari budaya yang di klaim oleh negara lain:

1. batik dari jawa oleh Adidas

2. Naskah kuno dari riau oleh pemerintah malaysia

3. Naskah kuno dari sumatera barat oleh pemerintah malaysia

4. Naskah kuno dari sulawesi selatan oleh pemerintah malaysia

5. Naskah kuno dari sulawesi tenggara oleh pemerintah malaysia

6. rendang dari Sumatera Barat oleh Oknum WN Malaysia

7. Sambal bajak dari jawa tengah oleh oknum WN belanda

8. Sambal petai dari riau oleh oknum WN belanda

9. tempe dari jawa oleh beberapa perusahaan asing

10. lagu rasa sayange dari maluku oleh pemerintah malaysia

11. Tari reog ponorogo dari jawa timur oleh pemerintah malaysia

12. Lagu soleram dari riau oleh pemerintah malaysia

13. Lagu injit-injit semut dari jambi oleh pemerintah malaysia

14. Alat musik gamelan dari jawa oleh pemerintah malaysia

15. Tari kuda lumping dari jawa timur oleh pemerintah malaysia

16. tari piring dari sumatera barat oleh pemerintah malaysia

17. Lagu kakak tua dari maluku oleh pemerintah malaysia

18. Lagu anak kambing saya dari nusa tenggara oleh pemerintah malaysia

19. Kursi taman dengan ornamen ukir khas jepara jawa tengah oleh oknum WN perancis

20. Pigura dengan ornamen ukir khas jepara dari jawa tengan oleh oknum WN inggris

21. Motif batik perang dari yogyakarta oleh pemerintah malaysia

22. Desain kerajinan perak desak suwarti dari bali oleh oknum WN amerika

23. Produk berbahan rempah-rempah dan tanaman obat asli indonesia oleh shiseido Co. Ltd

24. Badik tumbuk lada oleh pemerintah malaysia

25. kopi gayo dari aceh oleh perusahaan multinasional (MNC) belanda

26. kopi toraja dari sulawesi selatan oleh perusahaan jepang

27. Musik indang sungai garinggiang dari sumatera barat oleh malaysia

28. Kain ulos oleh malaysia

29. alat musik angklung oleh pemerintah malaysia

30.Lagu jali-jali oleh pemerintah malaysia

31. tari pendet dari bali oleh pemerintah malaysia

Dari data tersebut, bisa dibuktikan bahwa masyarakat indonesia sendiri kurang memperhatikan bagian dari budaya indonesia. dan diharapkan untuk masyarakat indonesia lebih memperhatikan bagian dari peninggalan budaya indonesia. dan sekarang akan diupayakan oleh pemerintah agar mendidik anak-anak muda untuk perduli terhadap hal tersebut, dan lebih mengenalkan dari dini sikap akan pentingnya pengetahuan budaya indonesia.

INDIVIDU, MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN

Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya,malainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Terdapat tiga aspek yang melekat sebagai persepsi terhadap individu, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek-sosial yang bila terjadi kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat pada aspek yang lainnya. Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan: pertama menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya, kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga memengaruhi masyarakat (Hartomo, 2004: 64).

Pertumbuhan IndividuTerdapat tiga aliran konsep pertumbuhan yaitu:

Aliran asosiasi: pertumbuhan merupakan suatu proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan pada seseorang secara bertahap karena pengaruh baik dari pengalaman luar melalui panca indra yang menimbulkan senssation maupun pengalaman dalam mengenal batin sendiri yang menimbulkan reflexions.Aliran psikologi gestalt: pertumbuhan adalah proses diferensiasi yaitu proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal sesuatu. Pertama mengenal secara keseluruhan, baru kemudian mengenal bagian demi bagian dari lingkungan yang ada.Aliran sosiologi: pertumbuhan merupakan proses perubahan dari sifat mula-mula yang asosial dan social kemudian tahap demi tahap disosialisasikan.

Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya.

Masyarakat adalah sekumpulan individu yang mengadakan kesepakatan bersama untuk secara bersama-sama mengelola kehidupan. Terdapat berbagai alasan mengapa individu-individu tersebut mengadakan kesepakatan untuk membentuk kehidupan bersama. Alasan-alasan tersebut meliputi alasan biologis, psikologis, dan sosial. Pembentukan kehidupan bersama itu sendiri melalui beberapa tahapan yaitu interaksi, adaptasi, pengorganisasian tingkah laku, dan terbentuknya perasaan kelompok. Setelah melewati tahapan tersebut, maka terbentuklah apa yang dinamakan masyarakat yang bentuknya antara lain adalah masyarakat pemburu dan peramu, peternak, holtikultura, petani, dan industri. Di dalam tubuh masyarakat itu sendiri terdapat unsur-unsur persekutuan sosial, pengendalian sosial, media sosial, dan ukuran sosial. Pengendalian sosial di dalam masyarakat dilakukan melalui beberapa cara yang pada dasarnya bertujuan untuk mengontrol tingkah laku warga masyarakat agar tidak menyeleweng dari apa yang telah disepakati bersama. Walupun demikian, tidak berarti bahwa apa yang telah disepakati bersama tersebut tidak pernah berubah. Elemen-elemen di dalam tubuh masyarakat selalu berubah di mana cakupannya bisa bersifat mikro maupun makro.

Kebudayaan :IPTEK sebagai paradigma material budaya akan menghasilkan apa yang dikenal dengan kebudayaan teknokratis. Perbedaan antara teknologis dan teknokratis adalah teknologis adalah ilmu mengenai penerapan ilmu-ilmu alam demi kebutuhan manusia yang harus diteruskan, sedangkan melalui teknokratis manusia hanya tahu menguasai dan menaklukkan alam, atau dengan kata lain adalah cara manusia berhadapan dengan kemungkinan-kemungkinan yang dibuka oleh teknologi.

Hubungan Antara Individu, Masyarakat dan Kebudayaan.

Aspek individu, keluarga, dan masyarakat adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Keempatnya mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Tidak akan pernah ada keluarga, masyarakat maupun kebudayaan apabila tidak ada individu. Sementara di pihak lain untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya. Di samping itu, individu juga membutuhkan kebudayaan yakni wahana bagi individu untuk mengembangkan dan mencapai potensinya sebagai manusia. Masyarakat merupakan lingkungan sosial individu yang lebih luas. Di dalam masyarakat, individu mengejewantahkan apa yang sudah dipelajari dari keluarganya. Mengenai hubungan antara individu dan masyarakat ini, terdapat berbagai pendapat tentang mana yang lebih dominan. Pendapat-pendapat tersebut diwakili oleh Spencer, Pareto, Ward, Comte, Durkheim, Summer, dan Weber. Individu belum bisa dikatakan sebagai individu apabila dia belum dibudayakan. Artinya hanya individu yang mampu mengembangkan potensinya sebagai individulah yang bisa disebut individu.

KONSEP NILAI, SISTEM NILAI DAN SISTEM SOSIAL.

Konsep nilai adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan, yang pantas, berharga, yang mempengaruhi perilaku sosial dari orang yang memiliki nilai itu. ( Drs. Robert.M.Z. Lawang)

Nilai itu erat hubungannya dengan kebudayaan masyarakat, karena setiap masyarakat atau setiap kebudayaan memiliki nilai-nilai tertentu Koenjtaraningrat berargumentasi tentang sistim nilai budaya .

Sistem nilai budaya terdiri dari konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar keluarga masyarakat, mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat bernilai dalam hidup.

Sistem sosial adalah Suatu sistem yang sudah distabilisasikan dan merupakan hasil dari hubungan antara struktur sosial dan sistem kebudayaan.

Terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia atau tindakan-tindakan dan tingkah laku berinteraksi antar individu dalam rangka kehidupan masyarakat. ( Lebih konkret dan nyata dari sistem budaya).

Pendekatan struktural-fungsional memandang masyarakat sebagai suatu sistem yang secara fungsional terintegrasi ke dalam suatu bentuk keseimbangan, sehingga sering disebut pula pendekatan tertib sosial, pendekatan integrasi atau pendekatan keseimbangan.

Asumsi dasar dari pendekatan struktural fungsional adalah :

Masyarakat harus dilihat sebagai suatu sistem dari suatu sistem daripada bagian-bagian yang salaing berhubungan satu sama lain.Hubungan antara setiap bagian adalah bersifat saling mempengaruhi dan timbal balikSistem sosial cenderung bergerak ke arah keseimbangan yang bersifat dinamis, artinya menanggapi perubahan-perubahan yang datang dari luar dengan memelihara perubahan yang terjadi agar perubahannya terjadi secara minimal. Meskipun menyadari bahwa integrasi sosial tidak mungkin tercapai secara sempurna.Sistem sosial selalu mengarah ke integrasi sosial, melalui penyesuian ketegangan ketegangan dan proses institusionalisasi.

MORAL, ETIKA, NORMA, NILAI DAN AKHLAK

Moral/ Peraturan Moral (moral rules) adalah peraturan menyangkut tingkah laku yang seringkali menjadi kebiasaan sebagai nilai moral. Peraturan moral membimbing kita melewati situasi dimana terjadinya benturan kepentingan.

Plato (428-354 SM)....tentang moralitas negara. Moralitas hanyalah himpunan peraturan yang dibuat mereka yang berkuasa demi menaklukan yang lemah. Moralitas hanyalah kontrak sosial.

Moralitas dapat dibedakan menjadi :

Moralitas umum yaitu peraturan moral yang mengatur masalah etika sehari-hari : Menepati janji, tidak suka dengki, saling membantu, menghargai orang lain, menghargai milik. Moralitas kepedulian : menyangkut persepektif keadilan dan kepedulian.

Etika (melalui Latin ethica daripada bahasa Greek kuno [] "falsafah moral") merupakan salah satu cabang utama falsafah yang merangkumi kelakuan betul dan kehidupan baik. Liputan etika adalah lebih luas daripada manganalisis apa yang betul dan salah seperti yang sering dianggap. Antara aspek utama etika ialah "kehidupan baik", iaitu kehidupan yang bernilai atau memuaskan, yang dianggap lebih penting daripada tingkah laku moral oleh banyak ahli falsafah. Antara isu utama dalam etika ialah pencarian summum bonum, iaitu "kebaikan yang terbaik". Tindakan yang betul dikatakan mengakibatkan kebaikan terbaik, manakala tindakan tak bermoral dikatakan menghalangnya.[1]

Etika berkaitan dengan konsep-konsep moral seperti kebaikan, kejahatan, benar, salah, kewajipan, tanggungjawab, keadilan; iaitu analisis konsep-konsep seperti ini dan justifikasi pertimbangan (pernyataan, dakwaan) yang melibatkan konsep-konsep tersebut. Etika adalah teori tentang tingkah laku yang betul dalam kehidupan yang baik bukannya amalan. Etika mengkaji fakta, menganalisisnya dan merumuskan apakah tingkah laku yang sebetulnya. Etika tidak berpegang pada apa yang dinamakan "tanzil Tuhan" atau "wahyu Tuhan" terhadap jawapan akhir atau menyelesaikan isu-isu moral tertentu. Etika berbeza dengan agama.

Norma adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok tertentu. Norma memungkinkan seseorang untuk menentukan terlebih dahulu bagaimana tindakannya itu akan dinilai oleh rang lain, dan norma ini merupakan kriteria bagi orang lain untuk mendukung atau menolak perilaku seseorang.

Norma adalah fakta sosial yang memaksa orang untuk bertindak sesuai dengan apa yang tercantyum dalam norma itu. Kalau terjadi pelanggaran pada norma, maka si pelanggar itu dikenakan sangsi. (Emile Durkheim).

Nilai atau value adalah keinginan yang relatif permanen yang tampaknya mempunyai sifat baik seperti damai atau kehendak baik, bersusila. Dalam kebudayaan nilai adalah wujud idiil ( nilai, norma, hukum dan peraturan). (Supriyanto, 2002).

Nilai menjawab apa? Mengapa memberikan obat tersebut? Mengapa anda melakukan tindakan itu? Pertanyaan tersebut dapat diteruskan sampai anda mencapai titik, sampai anda tidak menginginkan sesuatu untuk sesuatu yang lain.

Nilai menjadi ukuran (standar) bagi manusia dalam menentukan pilihan aktivitas yang baik dan akan dilakukan sehari-hari di dalam masyarakat. Seorang pasien akan menilai cara bidan bertanya, memberikan obat atau cara mengajak dirinya untuk membicarakan perkembangan kandungannya. Ketika bidan menunjukkan bahasa yang kasar atau kurang sopan, maka pasien akan secara refleks memberikan penilaian yang buruk terhadapnya.

Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik.[1]Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat.[2]

Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali, dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.[3]

PANDANGAN NILAI MASYARAKAT TERHADAP INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT

Hubungan sosial antara para warga masyarakat desa sangatlah luas diatur oleh pola-pola ideal yang umum dan dianggap keharusan yang mengandung peraturan-peraturan. Ada tiga golongan norma di masyarakat yaitu :

Adat asli : terdir dari norma-noram yang dibangun oleh penduduk suatu daerah, yang dipandang oleh mereka sebagai pedoman warisan dari masayarakat.Syariah, ini berbeda dengan adat, merupak sistim norma yang mereka dapat dari agama Islam. Bagian pokok dari syariah terdiri dari ajaran-ajaran Quran, aturan-aturan yang termaktup dalam Hadist.Norma syariah ini lebih mementingkan individu sedangkan norma adat mementingkan keluarga-keluarag luas atau masyarakat sebagai keseluruhan.Sistem Norma Negara Indonesia terdiri dari norma-norma yang timbul dari UUD 1945, serta hukum, Ordonansi-ordonansi dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah juga terdiri dari norma-norma yang timbul sebagai akibat dari tumbuhnya negara Indonesia

KONSEP DASAR MANUSIA

Konsep manusia dibagi menjadi tiga bagian:1. Manusia sebagai system2. Manusia sebagai adaptif3. Manusia sebagai makhluk holisticA. Manusia sebagai system

Manusia ditinjau sebagai sistem, artinya manusia terdiri dari beberapa unsur/sistem yang membentuk suatu totalitas; yakni sistem adaptif, sistem personal, sistem interpersonal, dan sistem socialManusia sebagai sistem adaptif, disebabkan:

Setiap individu dapat berubahsetiap individu merespon terhadap perubahan

Manusia sebagai sistem personal, disebabkan:

setiap manusia memiliki proses persepsisetiap manusia bertumbuh kembang

Manusia sistem interpersonal, dibedakan:

setiap manusia berinteraksi dengan yang lainsetiap manusia memiliki peran dalam masyarakatsetiap manusia berkomunikasi terhadap orang lain

Manusia sebagai sistem sosial

setiap individu memiliki kekuatan dan wewenang dalam pengambilan keputusan dalam lingkungannya; keluarga, masyarakat, dan tempat kerja

Sistem terdiri dari :- Unsur unsur { kompenen , elemen , sub system }- Batasan- Tujuan

Manusia sebagai system terbuka yang terdiri dari berbagai sub system yang saling berhubungan secara terintegrasi untuk menjadi satu total system. Terdiri dari beberapa komponen :a. Komponen Biologik adalah anatomi tubuhb. Komponen Psikologik adalah kejiwaanc. Komponen Sosial adalah lingkungand. Komponen Kultural adalah nilai budaya

B. Manusia sebagai adaptif

Adaptasi adalah proses perubahan yang menyertai individu dalam berespon terhadap perubahan lingkungan mempengaruhi integritas atau keutuhan. Lingkungan : seluruh kondisi keadaan sekitar yang mempengaruhi perkembangan organisme atau kelompok organism. Model konsep adaptasi pertama kali dikemukakan oleh Suster Callista Roy (1969). Konsep ini dikembangkan dari konsep individu dan proses adaptasi seperti diuraikan di bawah ini.Terdapat tingkatan dan respon fisiologik untuk memudahkan adaptasi- Respon takut { mekanisme bertarung }- Respon inflamasi- Respon stress dan- Respon sensoriMenurut Roy Prilaku adaptif merupakan perilaku individu secara utuh. Beradaptasi dan menangani rangsang lingkungan.Asumsi dasar model adaptasi Roy adalah :

Manusia adalah keseluruhan dari biopsikologi dan sosial yang terus-menerus berinteraksi dengan lingkungan.Manusia menggunakan mekanisme pertahanan untuk mengatasi perubahan-perubahan biopsikososial.Setiap orang memahami bagaimana individu mempunyai batas kemampuan untuk beradaptasi. Pada dasarnya manusia memberikan respon terhadap semua rangsangan baik positif maupun negatif.Kemampuan adaptasi manusia berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya,jika seseorang dapat menyesuaikan diri dengan perubahan maka ia mempunyai kemampuan untuk menghadapi rangsangan baik positif maupun negatif.Sehat dan sakit merupakan adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari dari kehidupan manusia.Dalam asuhan keperawatan, menurut Roy (1984) sebagai penerima asuhan keperawatan adalah individu, keluarga, kelompok, masyarakat yang dipandang sebagai Holistic adaptif systemdalam segala aspek yang merupakan satu kesatuan.System adalah Suatu kesatuan yang di hubungkan karena fungsinya sebagai kesatuan untuk beberapa tujuan dan adanya saling ketergantungan dari setiap bagian-bagiannya. System terdiri dari proses input, autput, kontrol dan umpan balik ( Roy, 1991 ),Dalam memahami konsep model ini, Callista Roy mengemukakan konsep keperawatan dengan model adaptasi yang memiliki beberapa pandangan atau keyakinan serta nilai yang dimilikinya diantaranya:Manusia sebagai makhluk biologi, psikologi dan social yang selalu berinteraksi dengan lingkungannya.Untuk mencapai suatu homeostatis atau terintegrasi, seseorang harus beradaptasi sesuai dengan perubahan yang terjadi.Terdapat tiga tingkatan adaptasi pada manusia yang dikemukakan oleh roy, diantaranya:Focal stimulasi yaitu stimulus yang langsung beradaptasi dengan seseorang dan akan mempunyai pengaruh kuat terhadap seseorang individu.Kontekstual stimulus, merupakan stimulus lain yang dialami seseorang, dan baik stimulus internal maupun eksternal, yang dapat mempengaruhi, kemudian dapat dilakukan observasi, diukur secara subjektif.Residual stimulus, merupakan stimulus lain yang merupakan cirri tambahan yang ada atau sesuai dengan situasi dalam proses penyesuaian dengan lingkungan yang sukar dilakukan observasi.

System adaptasi memiliki empat mode adaptasi diantaranya:Pertama, fungsi fisiologis, komponen system adaptasi ini yang adaptasi fisiologis diantaranya oksigenasi, nutrisi, eliminasi, aktivitas dan istirahat, integritas kulit, indera, cairan dan elektrolit, fungsi neurologis dan fungsi endokrin.Kedua, konsep diri yang mempunyai pengertian bagaimana seseorang mengenal pola-pola interaksi social dalam berhubungan dengan orang lain.Ketiga, fungsi peran merupakan proses penyesuaian yang berhubungan dengan bagaimana peran seseorang dalam mengenal pola-pola interaksi social dalam berhubungan dengan orang lain Keempat, interdependent merupakan kemampuan seseorang mengenal pola-pola tentang kasih sayang, cinta yang dilakukan melalui hubungan secara interpersonal pada tingkat individu maupun kelompok.Dalam proses penyesuaian diri individu harus meningkatkan energi agar mampu melaksanakan tujuan untuk kelangsungan kehidupan, perkembangan, reproduksi dan keunggulan sehingga proses ini memiliki tujuan meningkatkan respon adaptasi.Roy mengemukakan bahwa manusia sebagai sebuah sistem adaptif. Sebagai sistem adaptif, manusia dapat digambarkan secara holistik sebagai satu kesatuan yang mempunyai input, kontrol, out put dan proses umpan balik. Proses kontrol adalah mekanisme koping yang dimanifestasikan dengan cara- cara adaptasi. Lebih spesifik manusia didefenisikan sebagai sebuah sistem adaptif dengan aktivitas kognator dan regulator untuk mempertahankan adaptasi dalam empat cara-cara adaptasi yaitu : fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi. Dalam model adaptasi keperawatan, manusia dijelaskan sebagai suatu sistem yang hidup, terbuka dan adaptif yang dapat mengalami kekuatan dan zat dengan perubahan lingkungan. Sebagai sistem adaptif manusia dapat digambarkan dalam istilah karakteristik sistem, jadi manusia dilihat sebagai satu-kesatuan yang saling berhubungan antara unit fungsional secara keseluruhan atau beberapa unit fungsional untuk beberapa tujuan. Input pada manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah dengan menerima masukan dari lingkungan luar dan lingkungan dalam diri individu itu sendiri. Input atau stimulus termasuk variabel standar yang berlawanan yang umpan baliknya dapat dibandingkan. Variabel standar ini adalah stimulus internal yang mempunyai tingkat adaptasi dan mewakili dari rentang stimulus manusia yang dapat ditoleransi dengan usaha-usaha yang biasa dilakukan. Proses kontrol manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah mekanisme koping. Dua mekanisme koping yang telah diidentifikasi yaitu : subsistem regulator dan subsistem kognator. Regulator dan kognator digambarkan sebagai aksi dalam hubungannya terhadap empat efektor atau cara-cara adaptasi yaitu : fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependen.

C. Manusia sebagai Holistik

Manusia sebagai makhluk holistik mengandung pengertian, manusia makhluk yang terdiri dari unsur biologis, psikologis, sosial dan spritual, atau sering disebut juga sebagai makhluk biopsikososialspritual. Dimana, keempat unsur ini tidak dapat terpisahkan, gangguan terhadap salah satu aspek merupakan ancaman terhadap aspek atau unsur yang lain.

Manusia sebagai makhluk biologis, disebabkan karena:- manusia terdiri dari gabungan sistem-sistem organ tubuh- manusia mempertahankan hidup- manusia tidak terlepas dari hukum alam (khususnya hukum perkembangan)

Manusia sebagai makhluk psikologis, karena:- setiap individu memiliki kepribadian yang unik (sanguin, melankholik,dll)- setiap individu memiliki tingkahlaku yang merupakan manifestasi dari kejiwaan- setiap individu memiliki kecerdasan dan daya pikir- setiap individu memiliki kebutuhan psikologis untuk mengembangkan kepribadian

Manusia sebagai Makluk sosial, karena:- setiap individu hidup bersama dengan orang lain- setiap individu dipengaruhi oleh kebudayaan- setiap individu terikat oleh norma yang berlakuk dimasyarakat- setiap individu dipengaruhi dan beradaptasi dengan lingkungan sosial- setiap individu tidak dapat hidup sendiri perlu bantuam orang lain

Manusia sebagai makhluk Spritual karena:- setiap individu memiliki keyakinan sendiri tentang adanya Tuhan- setiap individu memiliki pandangan hidup, dan dorongan sejalan dengan keyakinan yang dipegangnya

Manusia sebagai makhluk cultural- Manusia mempunyai nilai dan kebudayaan yang membentuk jatidirinya- Sebagai pembeda dan pembatas dalam hidup social- Kultur dalam diri manusia bisa diubah dan berubah tergantung lingkungan manusia hidup.

PROSES TERBENTUKNYA MASYARAKAT

oleh: seta basri

Proses terbentuknya masyarakat Indonesia ini merupakan bagian dari kajian sistem budaya Indonesia yang memiliki lokus masyarakat Indonesia. Apakah masyarakat itu? Masyarakat dapat didefinisikan sebagai kumpulan individu dan lembaga yang terorganisir, yang dibatasi oleh satu wilayah yang sama, yang merupakan subyek dari satu otoritas politik, dan terorganisasikan sedemikian rupa melalui nilai-nilai serta cita-cita bersama.

Menurut Kimmel and Aronson, maksud dari kumpulan individu dan lembaga yang yang terorganisir adalah, masyarakat bukan merupakan kumpulan acak melainkan kumpulan yang sengaja dibentuk serta diorganisir. Masyarakat tidak hanya terdiri atas individu, melainkan juga lembaga-lembaga seperti keluarga, agama, pendidikan, atau perekonomian. Masyarakat dibatasi oleh satu wilayah yang sama, yang berarti masyarakat sungguh-sungguh menempati suatu tempat, memiliki eksistensi nyata, bukan sebuah gagasan imajinatif. Potret Indonesia

Masyarakat juga harus merupakan subyek otoritas politik yang sama, yang bermakna setiap orang di satu lokasi tertentu tersebut (masyarakat) agar dapat disebut satu kesatuan, setiapnya harus merupakan subyek dari peraturan (regulasi) yang sama. Sementara itu, kumpulan individu yang terorganisir tersebut memiliki cita-cita serta nilai-nilai bersama bermakna bahwa setiap anggota masyarakat mengakui dan mempraktekkan nilai-nilai konsensual serupa sekaligus memiliki cita-cita ataupun tujuan hidup yang secara umum juga serupa.

Masih menurut Kimmel and Aronson, masyarakat tidak sekonyong-konyong ada. Masyarakat sengaja diciptakan baik melalui metode bottom-up maupun up-to-bottom. Individu-individu dan lembaga-lembaga di dalam masyarakat saling berinteraksi satu sama lain yang menyebabkan masyarakat juga dikatakan sebagai sekumpulan interaksi sosial yang terstruktur.

Terstruktur mengartikan bahwa setiap tindakan individu ketika berinteraksi dengan sesamanya tidaklah terjadi bergerak di ruang vakum karena terjadi dalam konteks sosial. Misalnya, interaksi tersebut berlangsung di dalam komunitas keluarga, kelompok keagamaan, hingga negara. Masing-masing konteks membutuhkan perilaku yang spesifik, berbeda-beda. Namun, keseluruhan interaksi tersebut diikat oleh norma serta dimotivasi oleh nilai-nilai yang diakui secara bersama. Kata sosial mengacu pada fakta bahwa tidak ada individu dalam masyarakat yang hidup sendiri. Individu selalu hidup di dalam keluarga, kelompok, dan jaringan. Kata interaksi mengacu pada cara berperilaku disaat berhubungan dengan orang lain. Akhirnya, dapat dikatan bahwa masyarakat diikat melalui struktur sosial.

Perilaku hubungan ini berbeda antara masyarakat satu dengan masyarakat lain. Konsep-konsep yang juga terkandung di dalam masyarakat selain yang sudah disebutkan adalah sosialisasi, peran, status, kelompok, jaringan, organisasi, dan lembaga.

Berdasarkan definisi seperti dikemukakan Kimmel and Aronson, Indonesia merupakan sebuah masyarakat. Kumpulan individu yang ada di 33 provinsi di Indonesia adalah masyarakat Indonesia. Mereka ini terorganisir melalui struktur-struktur sosial yang dikembangkan baik oleh komunitas-komunitas adat setempat, pemerintah lokal, juga pemerintah pusat. Di masing-masing wilayah, terdapat lembaga-lembaga kemasyarakatan yang bervariasi, yang berkisar pada lembaga keluarga, pendidikan, ekonomi, atau agama.

Batasan antara masyarakat Indonesia dengan Timor Leste (misalnya) jelas dan spesifik dan bahkan dilegalisasi oleh hukum internasional. Setiap individu di dalam wilayah Indonesia tunduk pada regulasi dari pemerintah pusat maupun pemerintah lokal di masing-masing wilayah. Pengharapan-pengharapan serta nilai-nilai bersama telah dikembangkan dalam konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia (UUD 1945) yang sifatnya mengikat, sementara nilai-nilai bersama Indonesia dikodifikasi dalam bingkai Pancasila.

MASYARAKAT DESA DAN KOTA

Posted on 2/21/2010 07:29:00 PM by vlawadi

Ini adalah beberapa ciri-ciri masyarakat kota dan desa.Masyarakat kota :

Kehidupan keagamaan berkurang dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu.Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa.Interaksi yang lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu.Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh.

Masyarakat desa :

Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuan terhadap kebiasaan.Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam sekitar seperti : kekayaan alam adalah bersifat sambilan.Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat.Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan. Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian.Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat, dan sebagainya.

SUMBER DAYA SARANA KESEHATAN PEDESAAN DAN PERKOTAAN

Untuk mecapai pembangunan yang berkualitas tentunya diperlukan sumber daya yang juga berkualitas, sehingga perlu diupayakan kegiatan dan strategi pemerataan kesehatan dengan mendayagunakan segenap potensi yang ada. Sumber daya tersebut dapat dicakup dari lingkungandesa maupun dari lingkungan dari lingkungan kota.

Sumber Daya di Desa

Tingkat kepercayaan masyarakat desa terhadap petugas kesehatan masih rendah karena mereka masih percaya kepada dukun, sehingga kita perlu untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat desa tentang dunia medis.

Gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan di kelompokkan dalam sajian informasi mengenai sarana kesehatan dan tenaga kesehatan.

Sarana Kesehatan

1. Puskesmas

Di desa untuk saat ini hampir 100% sudah membangun puskesmas untuk mensejahterakan masyarakatnya. Secara konseptual, puskesmas menganut konsep wilayah dan diharapkan dapat melayani sasaran jumlah penduduk yang ada di wilayah masing-masing.

2. BPS (Bidan Praktek Swasta)

Merupakan salah satu sumber daya yang dapat mensejahterakan kesehatan ibu dan anak. Di BPS bidan dapat memberikan penyuluhan yang dapat meningkatkan kesehatan ibu dan anak di wilayah tersebut, khususnya di daerah pedesaan.

3. Sarana Kesehatan di Desa Bersumber Daya Masyarakat

Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) diantaranya adalah:

Posyandu

Posyandu merupakan jenis UKM yang paling memasyarakatkan dewasa ini. Posyandu yang meliputi lima program prioritas yaitu: KB, KIA, Imunisasi, dan penanggulangan Diare. Terbukti mempunyai daya ungkit besar terhadap penurunan angka kematian bayi. Sebagai salah satu tempat pelayanan kesehatan masyarakat yang langsung bersentuhan dengan masyarakat level bawah, sebaiknya posyandu digiatkan kembali sperti pada masa orde baru karena terbukti ampuh mendeteksikan permasalahn gizi dan kesehatan di berbagai daerah. Permasalahan gizi buruk anak balita, kekurangan gizi, busung lapar dan masalah kesehatan lainnya menyangkut kesehatan ibu dan anak akan mudah dihindari jika posyandu kembali diprogramkan secara menyeluruh.

Kegiatan posyandu lebih dikenal dengan sistem lima meja yang meliputi:

1. Meja 1: Pendaftaran

2. Meja 2: Penimbangan

3. Meja 3: Pengisian kartu menuju sehat

4. Meja 4: Penyuluhan kesehatan pemberian oralit vitamin A, dan tablet besi

5. Meja 5 : Pelayanan kesehatan yang meliputi imunisasi, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, serta pelayanan keluarga berencana

PKK

Adalah gerakan pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah dengan wanita sebagai motor penggerakan untuk membangun keluarga sebagai unit atau kelompok terkecil dalam masyarakat dan bertujuan membantu pemerintah untuk ikut serta memperbaiki dan membina tata kehidupan dan penghidupan keluarga yang dijiwai oleh Pancasila menuju terwujudnya keluarga yang dapat menikmati keselamatan, ketenangan dan ketentraman hidup lahir dan bathin (keluarga sejahtera).

Pos Obat Desa (POD)

Pos obat desa merupakan wujud peran serta masyarakat dalam hal pengobatan sederhana. Kegiatan ini dapat dipandang sebagai perluasan kuratif sederhana. Kegiatan ini dapat dipandang sebagai perluasan kuratif sederhana, melengkapi kegiatan preventif dan promotif yang telah di laksanakan di posyandu.Dalam implementasinya POD dikembangkan melalui beberapa pola di sesuaikan dengan stuasi dan kondisi setempat. Beberapa pengembangan POD itu antara lain:

a. POD murni, tidak terkait dengan UKBM lainnya.

b. POD yang di integrasikan dengan Dana Sehat.

c. POD yang merupakan bentuk peningkatan posyandu.

d. POD yang dikaitkan dengan pokdes/ polindes.

e. Pos Obat Pondok Pesantren ( POP ) yang dikembangkan di beberapa pondok pesantren.

POD jumlahnya belum memadai sehingga bila ingin digunakan di unit-unit desa, maka seluruh, diluar kota yang jauh dari sarana kesehatan sebaiknya mengembangkan Pos Obat Desa masing-masing.

Poskesdes

Merupakan pelayanan kesehatan yang bersumber pada daya masyarakat yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan dan menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat yang ada di desa.

Polindes

Merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam rangka mendekatkan pelayanan kebiadanan melalui penyediaan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak.

Sarana Tenaga Kesehatan

a. Bidan Desa

Bidan Desa adalah bidan yang ditempatkan, diwajibkan tinggal serta bertugas melayani masyarakat di wilayah kerjanya, yang meliputi satu atau dua desa yang dalam melaksanakan tugas pelayanan medik baik di dalam maupun di luar jam kerjanya bertanggung jawab langsung kepada kepala Puskesmas dan bekerja sama dengan perangkat desa.

b. Dukun Bersalin

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan non-medis seringkali dilakukan oleh seseorang yang disebut sebagai dukun beranak, dukun bersalin atau peraji. Pada dasarnya dukun bersalin diangkat berdasarkan kepercayaan masyarakat setempat atau merupakan pekerjaan yang sudah turun temurun dari nenek moyang atau keluarganya dan biasanya sudah berumur 40 tahun ke atas.

Dukun dapat dibedakan menjadi:

1. Dukun Terlatih

Dukun terlatih adalah dukun yang telah mendapatkan latihan oleh tenaga kesehatan yang dinyatakan lulus.

2. Dukun tidak terlatih

Dukun tidak terlatih adalah dukun bayi yang belum pernah dilatih oleh tenaga kesehatan atau dukun bayi yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus.

Peranan dukun beranak sulit ditiadakan karena masih mendapat kepercayaan masyarakat dan tenaga terlatih yang masih belum mencukupi. Dukun beranak masih dapat dimanfaatkan untuk ikut serta memberikan pertolongan persalinan

Sumber Daya di Kota

Sarana Kesehatan

1. Puskesmas

Seperti halnya di desa, di kota juga terdapat puskesmas, akan tetapi untuk mekanisme pengobatan masyarakat lebih banyak pergi ke rumah sakit. Pembinaan pembangunan kesehatan dengan adanya puskesmas yang memiliki tenaga dokter yang didukung tenaga keperawatan/bidan, non medis lainnya sesuai standar, sarana dan biaya operasional yang memadai, sehingga puskesmas mampu melaksanakan pelayanan obstretrik dan neonatal emergensi dasar (PONED) dan diperlukan potensi peningkatan pengetahuan tenaga medis.

2. Rumah Sakit

Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan rumah sakit antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan jumlah rumah sakit dan tempat tidurnya serta rasio terhadap jumlah penduduk. Semua RS kabupaten/kota mampu melaksanakan pelayanan Obstretrik Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK), sehingga kemauan kemampuan dan kesadaran penduduk dalam upaya kesehatan ibu dan anak dapat diwujudkan. Setiap daerah dapat memanfaatkan sumber daya yang ada, dari APBD, termasuk lembaga donor internasional.

3. Klinik Bersalin

Merupakan suatu institusi professional yang menangani proses persalinan dan pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, bidan dan tenaga kesehatan lainnya. Klinik bersalin biasanya lebih banyak terdapat di daerah perkotaan.

4. Sarana produksi dan distribusi sedian dan alat kesehatan

Salah satu factor penting untuk menggambarkan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan adalan jumlah sarana produksi dan distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan.

Sarana Tenaga Kesehatan

1. Dokter Kandungan

2. Bidan

3. Apoteker

4. Perawat

5. Ahli Gizi

6. Tenaga Kesehata Masyarakat

Sumber Dana Kesehatan

Wujud lain partisipasi masyarakat adalah dalam bentuk pembiayaan kesehatan seperti dana sehat, asuransi kesehatan, jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat, dan berbagai bentuk asuransi dibidang kesehatan. Secara umum jenis-jenis partisipasi pemberdayaan kesehatan masyarakat adalah sebagai berikut:

Berbagai bentuk dana sehat seperti dana sehat pola PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa), dana sehat pola UKS (Upaya Kesehatana Sekolah), dana sehat pondok pasantren, dana sehat pola KUD (Koperasi Unit Desa), dana sehat yang dikembangkan oleh LSM, dan dana sehat organisasi/kelompok lainnya (Supir angkot, tukang becak dan lain-lain).Asuransi kesehatan oleh PT Asuransi Kesehatan Indonesia, dengan sasaran para pengawai negeri sipil, pensiunan, dan sebagaian karyawan swasta atau pengawai pabrik.Jaminan sosial tenaga kerja (termasuk pemiliharaan kesehatan) khusunya bagi para pekerja Perusahaan swasta.Asuransi kesehatan swasta atau badan penyelenggara Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (Bapel JPKM), seperti asuransi kesehatan yang dikelola PT tugu mandiri, PT Bintang Jasa, dan lain-lain.

PERMASALAHAN SOSIAL MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN

Masalah di Perkotaan

Banjir

Penyebab banjir di DKI Jakarta, secara umum terjadi karena dua faktor utama yakni faktor alam dan faktor manusia. Penyebab banjir dari faktor alam antara lain karena lebih dari 40% kawasan di DKI Jakarta berada di bawah muka air laut pasang. Sehingga Jakarta Utara akan menjadi sangat rentan terhadap banjir saat ini. Berbagai faktor penyebab memburuknya kondisi banjir Jakarta saat itu ialah pertumbuhan permukiman yang tak terkendali disepanjang bantaran sungai, sedimentasi berat serta tidak berfungsinya kanal-kanal dan sistem drainase yang memadai. Kondisi ini diperparah oleh kecilnya kapasitas tampung sungai saat ini dibanding limpasan (debit) air yang masuk ke Jakarta. Kapasitas sungai dan saluran makro ini disebabkan karena konversi badan air untuk perumahan, sedimentasi dan pembuangan sampah secara sembarangan

Urbanisasi

Berdasarkan survei penduduk antar sensus (Supas) 1995, tingkat urbanisasi di Indonesia padatahun 1995 adalah 35,91 persen yang berarti bahwa 35,91 persen penduduk Indonesia tinggal didaerah perkotaan. Tingkat ini telah meningkat dari sekitar 22,4 persen pada tahun 1980 yanglalu. Sebaliknya proporsi penduduk yang tinggal di daerah pedesaan menurun dari 77,6 persenpada tahun 1980 menjadi 64,09 persen pada tahun 1995.Meningkatnya kepadatan penduduk perkotaan membawa dampak yang sangat besar kepadatingkat kenyamanan yang tinggi. Kota seperti Jakarta misalnya tidak dirancang untuk melayanimobilitas penduduk lebih dari 10 juta orang. Dengan jumlah penduduk lebih dari 8 jutapenduduk saat ini, ditambah dengan 4-6 juta penduduk yang melaju dari berbagai kota sekitarJakarta, menjadikan Jakarta sangatlah sesak.

Kriminalitas

Kejahatan atau kriminalitas di kota-kota besar sudah menjadi permasalahan sosial yang membuat semua warga yang tinggal atau menetap menjadi resah, karena tingkat kriminalitas yang terus meningkat setiap tahunnya.faktor penyebab Tingkat pengangguran yang tinggi , Kurangnya lapangan pekerjaan membuat tingkat kriminal juga meningkat karena kurangnya lapangan pekerjaan danKemiskinan yang dialami oleh rakyat kecil kadang membuat mereka berfikir untuk melakukan tindakan kriminalitas.

Masalah yang ada pedesaan

Pendidikan

Pada dasarnya, pendidikan yang baik itu haruslah mampu menciptakan proses belajar mengajar yang efektif dan bermanfaat serta menjadikan masyarakat pedesaan lebih terbuka dan akses terhadap pendidikan. Seiring perkembangan zaman, pengertian pendidikan pun mengalami perkembangan.Sehingga, pengertian pendidikan menurut beberapa ahli (pendidikan) berbeda, tetapi secara esenssial terdapat kesatuan unsur-unsur atau faktor-faktor yang terdapat di dalamnya, yaitu bahwa pendidikan menunjukkan suatu proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang didalamnya mengandung unsur-unsur seperti pendidik, anak didik, tujuan dan lainnya.

Umumnya masyarakat pedesaan kurang begitu sadar akan pentingnya pendidikan, Mereka lebih memilih mengajak anak-anak mereka berkebun atau bertani, ketimbang menyekolahkan mereka. Alhasil banyak dari masyarakat pedesaan yang buta tulis dan hitung. Oleh karena itu taraf hidup masyarakat pedesaan relative

POLARISASI DESA KOTA

Desa

Pengertian DesaMenurut Sutardjo Kartohardikusumo

Desa adalah satu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri.

Menurut Prof. Drs Bintarto

Desa adalah perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografis, sosial, ekonomi, politik dan kultural yang terdapat di suatu daerah serta memiliki hubungan timbal balik dengan daerah lain.

Menurut UU No. 5 th 1979

Desa adalah suatu wilayah yang ditempati sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangga sendiri dalam ikatan negara kesatuan RI

Menurut William Ogburn dan MF Nimkoff

Desa adalah kesatuan organisasi kehidupan sosial di dalam daerah terbatas.

Ciri-ciri desa, antara lain :

a. Masyarakat sangat erat dengan alam.

b. Kehidupan warga petani sangat bergantung pada musim

c. Merupakan satu kesatuan sosial dan kesatuan kerja

d. Jumlah penduduk dan luas wilayah relatif kecil

e. Struktur ekonomi bersifat agraris

f. Masyarakatnya bersifat gemeinschaft

g. Proses sosial relatif lambat

h. Sosial kontrol ditentukan oleh hukum informal

Unsur-unsur desa, antara lain :

a. Daerah

b.Penduduk

c. Tata kehidupan

Klasifikasi desa

a. Berdasarkan angka kepadatan penduduk

1. Desa terkecil

2. Desa kecil 100-500 / km2

3. Desa sedang 500-1500 / km2

4. Desa besar 1500-3000 / km2

5. Desa terbesar 3000-4500 / km2

b. Berdasarkan faktor luas

1. Desa terkecil 0-2 km2

2. Desa kecil 2-4 km2

3. Desa sedang 4-6 km2

4. Desa besar 6-8 km2

5. Desa terbesar 8-10 km2

c. Berdasarkan jumlah penduduk desa

1. Desa terkecil Penduduk

2. Desa kecil Penduduk 800-1600 orang

3. Desa sedang Penduduk 1600-2400 orang

4. Desa besar Penduduk 2400-3200 orang

5. Desa terbesar Penduduk > 3200 orang

d. Berdasarkan perkembangan masyarakat

1. Desa tradisional

2. Desa swadaya

3. Desa swakarya

4. Desa swasembada

5. Desa pancasila

e. Berdasarkan aktivitas masyarakat

1. Desa agraris

2. Desa industri

3. Desa nelayan

f. Berdasarkan ikatannya

1. Desa geneologis

2. Desa territorial

3. Desa campuran

Potensi Desa

a. Potensi fisik : tanah, air, iklim, ternak, manusia

b. Potensi Non Fisik :

1. Masyarakat desa yang gotong royong

2. Lembaga-lembaga sosial

3. Aparatur atau pamong desa yang tertib

Struktur keruangan desa / pola desa

a. Dilihat dari tingkat penyebaran penduduknya (SD Misra)

1. Compact Settlements (pemukiman yang mengelompok) karena :

Tanah yang subur

Relief rata

Keamanan belum dapat dipastikan

Permukaan air tanah dalam

2. Fragmented Settlements (pemukiman yang tersebar) karena :

Daerah banjir

Topografi kasar

Keamanan terjamin

Permukaan air tanah dangkal

b. Dilihat dari bentuknya (Menurut Daldjoeni)

1. Pola desa linier atau memanjang jalan / sungai

2. Pola desa mengikuti garis pantai

3. Pola desa terpusat

4. Pola desa mengelilingi fasilitas

c. Menurut Bintarto

1. Memanjang jalan

2. Memanjang sungai

3. Radial

4. Tersebar

5. Memanjang pantai

6. Memanjang pantai dan jalan kereta api

d. Dilihat dari pesebarannya

1. Nucleated Agricultural Village Community / menggerombol

2. Line Village Community / memanjang

3. Open Country or Trade Center Community / tersebar

Kota

Pengertian kota

a. Menurut Max Weber, kota adalah tempat yang penghuninya sebagian besar telah mampu memenuhi kebutuhannya lewat pasar setempat yang barang-barangnya berasal dari pedesaan.

b. Menurut Bintarto, kota adalah sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistik dibanding dengan daerah belakangnya.

Karakteristik kota

a. Ciri fisik ditandai adanya :

1. Tempat-tempat untuk pasar

2. Tempat-tempat untuk parkir

3. Tempat-tempat rekreasi dan olahraga

b. Ciri sosial

1. Pembagian kerja tegas

2. Masyarakatnya heterogen

3. Individualisme

4. Materialisme dan konsumerisme

5. Adanya toleransi sosial

6. Kontrol sosial

7. Segregasi keruangan

Potensi kota

a. Potensi sosial

b. Potensi fisik

c. Potensi ekonomi

d. Potensi politik

e. Potensi budaya

Pola keruangan kota

Ada tiga teori pola keruangan kota :

1. Teori konsentris oleh Ernest W. Burgess

2. Teori sektoral oleh Homer Hoyt

3. Teori Inti Ganda oleh Harris Ullman

Klasifikasi kota

a. Berdasarkan fungsinya

1. Kota sebagai pusat industri

2. Kota sebagai pusat perdagangan

3. Kota sebagai pusat pemerintahan

4. Kota sebagai pusat kebudayaan

5. Kota sebagai pusat pendidikan

6. Kota sebagai pusat kesehatan

b. Berdasarkan jumlah penduduk

1. Kota kecil penduduknya 20000-50000 jiwa

2. Kota sedang penduduknya 50000-100000 jiwa

3. Kota besar penduduknya 100000-1000000 jiwa

4. Metropolitan penduduknya 1000000-5000000 jiwa

5. Megapolitan penduduknya > 5000000 jiwa

Tahap perkembangan kota

a. Menurut Lewis Mumford, tingkat perkembangan kota ada 6 tahap :

1. Tahap eopolis : Tahapan perkembangan desa yang sudah teratur menuju arah kehidupan kota

2. Tahap polis : Suatu kota yang sebagian penduduknya masih agraris

3. Tahap metropolis : Kota yang kehidupannya sudah mengarah industri

4. Tahap megapolis : Wilayah perkotaan yang terdiri dari beberapa dari beberapa kota metropolis

5. Tahap tryanopolis : Suatu kota yang ditandai dengan adanya kekacauan , kemacetan lalu lintas , tingkat kriminalitas

6. Tahap nekropolis : Suatu kota yang mulai ditinggalkan penduduknya / kota mati

b. Menurut teknologi dan peradaban ada 3 fase perkembangan kota :

1 . Fase Mezo Teknik : Perkembangan kota yang menyandarkan eksploitasi manusia atas sumber daya angin dan air .

2 . Fase Paleo Teknik : Perkembangan kota yang sumber tenaga yang digunakan uap air dan mesin mesinnya dikonstruksi dari besi dan baja

3 . Fase Neo Teknik : Perkembangan kota yang sumber tenaga yang digunakan bensin dan uap air

c . Menurut Griffith Taylor , tingkat perkembangan kota ada 4 tahap :

1 . Tahap infantile

Pada tahap ini ditandai dengan tidak adanya tempat pemisah antara pusat perekonomian dengan tempat peumahan sehingga biasanya dijadikan satu antara toko dan perumahan.

2. Tahap Juvenile

Pada tahap ini ditandai dengan munculnya rumah-rumah baru diantara rumah-rumah lama atau tua dan mulai nampak terpisahnya antara toko atau perusahaan atau perumahan.

3. Tahap Mature

Pada tahap ini ditandai adanya pengaturan tempat ekonomi dan perumahan atau sudah adanya perencanaan tata kota yang baik

4. Tahap sinile

Pada tahap ini kota kembali menjadi rumit karena adanya pengembangan-pengembangan kota yang lebih luas lagi sehingga terjadi pembongkaran dan penggusuran perumahan maupun untuk dipindahkan keluar kota.

URBANISASI DAN URBANISME

URBANISASI

Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.

Berbeda dengan perspektif ilmu kependudukan, definisi urbanisasi berarti persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Perpindahan manusia dari desa ke kota hanya salah satu penyebab urbanisasi. Perpindahan itu sendiri dikategorikan 2 macam, yakni migrasi penduduk dan mobilitas penduduk. Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota yang bertujuan untuk tinggal menetap di kota, sedangkan Mobilitas Penduduk berarti perpindahan penduduk yang hanya bersifat sementara saja atau tidak menetap.

Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah atau pergi ke kota dari desa, seseorang biasanya harus mendapatkan pengaruh yang kuat dalam bentuk ajakan, informasi media massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya.

Pengaruh-pengaruh tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang mendorong, memaksa atau faktor pendorong seseorang untuk urbanisasi, maupun dalam bentuk yang menarik perhatian atau faktor penarik. Di bawah ini adalah beberapa atau sebagian contoh yang pada dasarnya dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan urbanisasi perpindahan dari pedesaaan ke perkotaan.

Penyebab urbanisasi atau perpindahan penduduk perdesaan ke perkotaan terjadi karena adanya daya tarik (pull factors) dari perkotaan dan daya dorong (push factors) dari perdesaan.

Faktor Pendorong dari Desa:

Faktor pendorong dan desa yang menyebabkan terjadinya urbanisasi sebagai beriikut.Terbatasnya kesempatan kerja atau lapangan kerja di desa.Tanah pertanian di desa banyak yang sudah tidak subur atau mengalami kekeringan.Kehidupan pedesaan lebih monoton (tetap/tidak berubah) daripada perkotaan.Fasilitas kehidupan kurang tersedia dan tidak memadai.Upah kerja di desa rendah.Timbulnya bencana desa, seperti banjir, gempa bumi, kemarau panjang, dan wabah penyakit.

Faktor Penarik dari Kota

Faktor penarik dan kota yang menyebabkan terjadinya urbanisasi sebagai berikut.Kesempatan kerja lebih banyak dibandingkan dengan di desa.Upah kerja tinggi.Tersedia beragam fasilitas kehidupan, seperti fasilitas pendidikan, kesehatan, transportasi, rekreasi, dan pusat-pusat perbelanjaan.Kota sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

Terjadinya urbanisasi membawa dampak positil dan negatif, baik bagi desa yang ditinggalkan, maupun bagi kota yang dihuni. Dampak positif urbanisasi bagi desa (daerah asal) sebagai berikut.

Meningkatnya kesejahteraan penduduk melalui kiriman uang dan hasil pekerjaan di kota.Mendorong pembangunan desa karena penduduk telah mengetahui kemajuan dikota.Bagi desa yang padat penduduknya, urbanisasi dapat mengurangi jumlah penduduk.Mengurangi jumlah pengangguran di pedesaan.

Adapun dampak negatif urbanisasi bagi desa sebagai berikut:

Desa kekurangan tenaga kerja untuk mengolah pertanian.Perilaku yang tidak sesuai dengan norma setempat sering ditularkan dan kehidupan kota.Desa banyak kehilangan penduduk yang berkualitas.

Dampak Urbanisasi bagi Kota terdiri dari dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif urbanisasi bagi kota sebagai berikut.

Kota dapat memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja.Semakin banyaknya sumber daya manusia yang berkualitas.

Dampak negatif urbanisasi bagi kota sebagai berikut.

Timbulnya pengangguran.Munculnya tunawisma dan gubuk-gubuk liar di tengah-tengah kota.Meningkatnya kemacetan lalu lintas.Meningkatnya kejahatan, pelacuran, perjudian, dan bentuk masalah sosial lainnya.Solusi Penangan Urbanisasi MegapolitanOrientasi kebijakan pembangunan nasional harus mulai dirancang kembali. Selama ini tidak jelas kemana arah pembangunan nasional. Pembangunan nasional seringkali hanya berupa proyek-proyek sporadis bersifat politis yang keberlanjutannya sering tidak jelas. Misalnya program Inpres Desa Tertinggal (IDT) pada masa pemerintahan Soeharto sekarang tidak lagi dilaksanakan IDT adalah salah satu contoh tindakan untuk meningkatkan daya saing desa terhadap kota. Jika daya saing desa bagus, yang ditandai peningkatan kualitas sarana dan prasarana pembangunan, maka godaan terhadap penduduk desa untuk migrasi ke kota bisa semakin ditekan.

Dengan kata lain perlu dilakukan proses pengkotaan atau melengkapi desa dengan kualitas sarana dan prasarana setara dengan kota. Tetapi melengkapi desa dengan fasilitas kota harus dibatasi hanya pada hal-hal yang secara sosiologis bisa diterima masyarakat. hal lain dengan pembatasan tertentu agar tidak merusak bangunan kultur setempat. Serta tentu saja membangun sentra pengembangan ekonomi setempat, misalnya sentra kerajinan, pertanian dengan teknologi tepat guna, atau pengolahan bahan mentah. Pembangunan sentra ekonomi di daerah harus pula diimbangi dengan kebijakan perdagangan atau perlindungan harga bagi hasil produksi desa.

Hal ini penting mengingat salah satu alasan klasik urbanisasi (migrasi) adalah rendahnya penghasilan sektor ekonomi desa. Kebanyakan migran adalah mantan petani, pengrajin, serta pelaku usaha-usaha ekstraktif lainnya yang merasa putus asa karena hasil usaha mereka di desa dihargai terlalu rendah sehingga tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Uraian-uraian di atas pada dasarnya bicara mengenai upaya menahan penduduk desa agar tidak migrasi ke Jakarta. Jika kondisi perekonomian desa/wilayah di sekeliling kota telah berkembang, kota akan sedikit mendapat pasokan tenaga kerja. Akibat lebih lanjut, penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) di Jakarta mulai berkurang. Atau setidaknya tidak akan ada lagi penambahan jumlah penduduk, sehingga pemerintah Kota bisa lebih berkonsentrasi menangani PMKS yang sudah ada tanpa was-was akan penambahan PMKS baru dari daerah/desa.

Sebaliknya wilayah yang kenyamanan sosial-ekonomi-spasialnya rendah akan membuat kohesi longgar. Akibatnya melonggarnya kohesi, penduduk akan tertarik oleh gaya kohesi wilayah lain yang tingkat kenyamanan sosial-ekonomi-spasialnya lebih tinggi. Perpindahan penduduk dari wilayah kohesi lemah menuju wilayah kohesi kuat merupakan bentuk dasar urbanisasi/migrasi dari desa ke kota. Demi pencegaha urbanisasi, maka pembangunan desa/wilayah harus lebih diutamakan dibanding pembangunan kota. Sekali lagi, tujuannya adalah menguatkan kohesi antara desa dengan penduduknya demi memperlemah arus urbanisasi.

Langkah-langkah yang perlu dilaksanakan dalam pemecahannya terhadap masalah Urbanisasi dan Perkotaan adalah, adalah:

Mengembalikan para penganggur di kota ke desa masing-masing.Memberikan keterampilan kerja (usaha) produktif kepada angkatan kerja di daerah pedesaan.Memberikan bantuan modal untuk usaha produktif.Mentransmigrasikan para penganggur yang berada di perkotaan.Dan langkah-langkah lainnya yang dapat mengurangi atau mengatasi terjadinya urbanisasi.

Selain langkah-langkah tersebut di atas, juga dapat dilaksanakan berbagai upaya preventif yang dapat mencegah terjadinya urbanisasi, antara lain:

Mengantisipasi perpindahan penduduk dari desa ke kota, sehingga urbanisasi dapat ditekan.Memperbaiki tingkat ekonomi daerah pedesaan, sehingga mereka mampu hidup dengan penghasilan yang diperoleh di desa.Meningkatan fasilitas pendidikan, kesehatan dan rekreasi di daerah pedesaan, sehingga membuat mereka kerasan betah tinggal di desa mereka masing-masing.Dan langkah-langkah lain yang kiranya dapat mencegah mereka untuk tidak berbondong-bondong berpindah ke kota.

Berbagai langkah tersebut di atas akan dapat dilaksanakan apabila ada jalinan kerja sama yang baik antara masyarakat dan pihak pemerintah. Dalam hal ini partisipasi aktif masyarakat sangat diperlukan, sehingga program-program pembangunan akan berjalan lebih tertib dan lancar. Dan tujuan pembangunan nasional yaitu pembangunan manusia Indonesia seutuhnya sebagai suatu ethopia atau cita-cita belaka.

URBANISME

Urbanisme adalah cara karakteristik interaksi penduduk kota-kota (daerah perkotaan) dengan lingkungan binaan atau dengan kata lain karakter kehidupan perkotaan, organisasi, masalah, dll, serta studi tentang karakter yang (cara ), atau kebutuhan fisik masyarakat perkotaan, atau perencanaan kota. Urbanism juga pergerakan penduduk ke daerah perkotaan (urbanisasi) atau konsentrasinya di dalamnya (tingkat urbanisasi).

Teori Urbanisme teori penulis abad ke-20

Saat ini banyak arsitek, perencana, dan sosiolog (seperti Louis Wirth) menyelidiki cara orang hidup di daerah perkotaan padat penduduk dari berbagai perspektif termasuk perspektif sosiologis. Untuk sampai pada konsepsi yang memadai urbanisme sebagai cara hidup Wirth mengatakan perlu untuk menghentikan mengidentifikasi [ing] urbanisme dengan entitas fisik kota, pergi di luar garis batas yang sewenang-wenang dan mempertimbangkan bagaimana teknologi perkembangan transportasi dan komunikasi telah sangat besar diperpanjang modus perkotaan hidup di luar batas-batas kota itu sendiri.

Dalam urbanisme kontemporer, juga dikenal sebagai perencanaan kota di berbagai belahan dunia, ada banyak cara yang berbeda untuk membingkai praktek karena ada kota di dunia. Menurut arsitek Amerika dan perencana Jonathan Barnett pendekatan mendefinisikan semua urbanisms yang berbeda di dunia adalah salah satu yang tak ada habisnya.

Mainstream vs urbanisme alternatif

Dalam buku kami dan Desain, Paul Knox mengacu pada salah satu dari banyak tren dalam urbanisme kontemporer sebagai aestheticization dari kehidupan sehari-hari. Alex Krieger mempelajari teori urbanisme dalam rangka memberikan wawasan tentang bagaimana praktisi perkotaan bekerja. Dia mengidentifikasi sepuluh bidang di mana urbanisme terjadi dalam praktek. Sepuluh adalah: menghubungkan perencanaan jembatan dan arsitektur, kategori-bentuk berbasis kebijakan publik, arsitektur kota, desain perkotaan sebagai urbanisme restoratif, desain perkotaan sebagai seni pembuatan tempat-, desain perkotaan pertumbuhan pintar, infrastruktur kota, desain perkotaan sebagai urbanisme lansekap, desain perkotaan sebagai visioner urbanisme, dan desain perkotaan sebagai advokasi masyarakat atau tidak membahayakan. Krieger menyimpulkan dengan menyatakan bahwa desain perkotaan kurang disiplin teknis daripada pola pikir berdasarkan komitmen untuk kota.

Dalam Tiga Urbanisms dan Alam Publik, Douglas Kelbaugh dari University of Michigan menulis tentang tiga urbanisms di ujung tombak kegiatan teoritis dan profesional di kota-kota Barat. Ketiga paradigma termasuk New Urbanism, Everyday Urbanism, dan pasca-Urbanism. Dia meneliti tumpang tindih dan oposisi, metodologi dan modalitas, kekuatan dan kelemahan, dengan harapan membuat sketsa garis besar posisi yang lebih terintegrasi.

Jaringan Urbanisme

Melalui buku Networks Perkotaan Jaringan Urbanism, Gabriel Dupuy berusaha untuk menerapkan pemikiran jaringan di bidang urbanisme sebagai respon terhadap apa yang dianggap sebagai krisis di arena perencanaan kota. Konflik dikatakan ada antara perencanaan kota berdasarkan konsepsi terpisah ruang (yaitu zona, batas-batas dan tepi) dan perencanaan kota pada konsepsi berbasis jaringan ruang. Jaringan Urbanism menekankan kebutuhan untuk memahami sociation tidak dalam hal dibatasi, skala kecil, masyarakat dengan ruang publik yang intens, tetapi dalam hal karakter desentralisasi dan luas mereka yang bergantung pada segudang jaringan teknologi, informasi, pribadi dan organisasi bahwa lokasi link dalam cara yang kompleks.

Jaringan Urbanisme dipandang sebagai paradigma baru yang menghadapkan perencanaan tata ruang dengan tantangan untuk perubahan mendasar dalam pertimbangan konteks baru. Berpikir jaringan memiliki implikasi langsung untuk cara proses perencanaan diatur dengan mengharuskan gaya pemerintahan yang mencakup berbagai pemangku kepentingan yang mengorganisir diri dalam jaringan. Namun, Albrechts dan Mandelbaum menggambarkan pemikiran fisik berorientasi, berpikir paradigmatik dan pemikiran jaringan berorientasi sosial kadang-kadang sebagai jauh dari satu sama lain sebagai zonal dan pemikiran jaringan dalam perencanaan tata ruang.

Konteks sejarah

The Urbanis dekade awal abad kedua puluh dikaitkan dengan perkembangan manufaktur terpusat, penggunaan lingkungan campuran, lapisan tebal organisasi sosial mendarah daging lokal dan jaringan, dan konvergensi antara kewarganegaraan politik, sosial dan ekonomi di mana para elit telah mereka kepentingan ekonomi tegas terletak di salah satu tempat. Mereka juga memberikan kontribusi untuk mengembangkan lanskap sipil melalui berada di dalam kota itu.

Teknologi, proses ekonomi dan sosial telah berubah urbanisme melalui desentralisasi energi menuju lokasi perifer. Stephen Graham dan Simon Marvin berpendapat bahwa kita sedang menyaksikan sebuah lingkungan pasca-urban di mana inti mengatur peran ruang publik perkotaan dikalahkan melalui kebangkitan lingkungan desentralisasi dan zona aktivitas yang longgar terhubung satu sama lain melalui jalan, telekomunikasi dan sirkuit organisasi yang tidak memiliki pusat jelas. Gabriel Dupuy menunjukkan bahwa karakteristik dominan tunggal urbanisme modern karakter jaringan tersebut.

Konsep urbanisme

Pendekatan pragmatis terhadap urbanisme mempromosikan tindakan di atas refleksi. Pragmatisme menekankan budaya inklusi di dalam kota di mana kontradiksi dan bekerja perselisihan untuk membangun kebenaran kuat. Inti dari pragmatisme tetap dalam kehidupan sehari-hari kontemporer di daerah perkotaan sebagai bahan filosofis utama. Meskipun ekspresi telah digunakan selama lebih dari satu abad, itu bukanlah konsep tetap. Sementara dunia bahwa gerakan berakar di memiliki banyak perubahan, sebagai bingkai untuk melihat dunia, pragmatisme juga mengalami berbagai tingkat modifikasi. Perubahan tersebut sangat relevan dengan perkembangan kota dan tema dasar pragmatisme dapat diterapkan pada urbanisme bahkan lebih kuat.

Anti-fondasionalisme dan fallibilism erat berhubungan satu sama lain. Dalam konteks yang sama dari kedua, konsep kota adalah sementara dan tidak pernah absolut atau tertentu, dan pragmatis berpendapat bahwa ide ruang harus lentur dan mudah beradaptasi dan mampu mengatasi ketidakpastian dan perubahan. Gagasan tentang masyarakat sebagai penanya adalah proses berkelanjutan dari koreksi diri dan legitimasi spasial ditentukan dari masyarakat yang lebih besar di mana mereka disajikan, dalam pengertian ini ide tempat akan dipertahankan hanya selama ada komunitas untuk mendukung itu. William James pluralisme terlibat mendorong orang untuk secara aktif menjangkau titik persimpangan di mana orang kritis dapat terlibat dengan orang lain. Di bawah pragmatisme tidak mungkin ideal platonis dari tak bertempat atau definisi penting dari tempat karena tempat didefinisikan seluruh interaksi terus-menerus dengan penghuninya.

John Dewey percaya bahwa personifikasi pengetahuan dalam praktik sehari-hari adalah penting dan pertanyaan proaktif tentang hubungan antara teori dan praktek menghubungkan ke ide tanggung jawab sosial. Tema demokrasi adalah pusat versi Dewey pragmatisme. Dia percaya bahwa dalam suatu masyarakat demokratis, setiap warga negara berdaulat mampu mencapai kepribadian. Dia berpendapat bahwa konsep tempat harus terbuka untuk eksperimen untuk harapan mewujudkan dunia yang lebih baik.

Menurut Bernstein, tema ini juga aplikasi dasar urbanisme. Sebagai pragmatisme berbagi sejarah perkembangan dengan kota-kota modern, baik pragmatis dan praktisi perkotaan telah mempengaruhi satu sama lain. Dewey mengatakan bahwa interaksi adalah pengalaman manusia. Untuk hidup ada pawai terganggu seragam atau aliran Ini adalah hal sejarah, masing-masing dengan plot sendiri, awal sendiri dan gerakan menuju penutupan, masing-masing memiliki gerakan yang berirama tertentu sendiri; masing-masing dengan kualitas yang tidak berulang sendiri meresapi ke seluruh.

STRATIFIKASI SOSIAL

Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat).

DASAR-DASAR PEMBENTUK STRATIFIKASI SOSIAL

Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial adalah sebagai berikut.

Ukuran kekayaan

Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, yang tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja,serta kemampuannya dalam berbagi kepada sesama

Ukuran kekuasaan dan wewenang

Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.

Ukuran kehormatan

Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.

Ukuran ilmu pengetahuan

Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan seterusnya.

SIFAT-SIFAT STRATIFIKASI SOSIAL

Stratifikasi memiliki tiga sifat, yaitu:

Stratifikasi tertutup

Stratifikasi Tertutup Adalah Sistem pelapisan yang jalan masuk menjadi anggota atau warga suatu pelapisan tertentu hanyalah melalui kelahiran. Contoh Pelapisan pada masyarakat berkasta, pada masyarakat dengan sistem feodal, atau pada masyarakat yang masih menggunakan kriteria ras sebagai dasar pelapisan sosialnya.

Stratifikasi sosial terbuka

Stratifikasi Terbuka Adalah Setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk naik ke pelapisan sosial yang lebih tinggi karena kemampuan dan kecakapannya sendiri, atau turun ke pelapisan sosial yang lebih rendah bagi mereka yang tidak cakap dan tidak beruntung. Contoh Masyarakat di negara industri maju atau masyarakat pertanian yang telah mengalami gelombang modernisasi.

Stratifikasi sosial campuran Gambar :

Stratifikasi Campuran Adalah Stratifikasi gabungan antara stratifikasi terbuka dan tertutup. Contoh Kehidupan masyarakat Bali, walaupun budaya masyarakatnya tertutup, tetapi secara ekonomi sistem pelapisan sosialnya bersifat terbuka.

20 Nov. 12

CIRI-CIRI STRATIFIKASI SOSIAL

Adanyastratifikasisosialmembuatsekelompokorangmemilikiciri-ciriyangberbeda dalam hal kedudukan, gaya hidup, dan perolehan sumber daya. Ketiga ciri stratifikasi sosial adalah sebagai berikut :

PerbedaanKemampuanAnggotamasyarakatdarikelas(strata)tinggimemilikikemampuanlebihtinggi dibandingkan dengan anggota kelas sosialdi bawahnya. Misalnya, orangkaya tentu mampu membeli mobil mewah, rumah bagus, dan membiayaipendidikan anaknya sampai jenjang tertinggi. Sementara itu, orang miskin,harus bejuang keras untuk biaya hidup sehari-hari.

PerbedaanGayaHidupGaya hidup meliputi banyak hal, seperti mode pakaian, model rumah, seleramakanan, kegiatan sehari-hari, kendaraan, selera seni, caraberbicara, tata kramapergaulan, hobi (kegemaran), dan lain-lain. Orang yang berasal dari kelas atas(pejabat tinggi pemerintahan atau pengusaha besar) tentu memiliki gaya hidupyangberbedadenganorangkelasbawah.Orangkalanganatasbiasanyaberbusana mahal dan bermerek, berlibur ke luar negeri, bepergian denganmobil mewah atau naik pesawat, sedangkan orang kalangan bawah cukupberbusana dengan bahan sederhana, bepergian dengan kendaraan umum, danberlibur di tempat-tempat wisata terdekat.

Perbedaan Hak dan Perolehan Sumber DayaHakadalah sesuatu yang dapat diperoleh atau dinikmati sehubungan dengankedudukan seseorang, sedangkan sumber daya adalah segala sesuatu yangbermanfaat untuk mendukung kehidupan seseorang. Semakintinggi kelas sosialseseorang maka hak yang diperolehnya semakin besar, termasuk kemampuanuntuk memperoleh sumber daya. Misalnya, hak yang dimiliki oleh seorangdirektur sebuah perusahaan dengan hak yang dimiliki para karyawan tentuberbeda. Penghasilannya pun berbeda. Sementara itu, semakin besarpenghasilan seseorang maka semakin besar kemampuannya untuk memperolehhal-hal lain

UNSUR UNSUR STRATIFIKASI SOSIAL

A. Kedudukan (Status)

Status atau kedudukan adalah posisi sosial yang merupakan tempat di mana seseorang menjalankan kewajibankewajiban dan berbagai aktivitas lain, yang sekaligus merupakan tempat bagi seseorang untuk menanamkan harapan-harapan. Dengan kata lain status merupakan posisi sosial seseorang dalam suatu hierarki.

Ada beberapa kriteria penentuan status seperti dikatakan oleh Talcott Parsons, yang menyebutkan ada lima criteria yang digunakan untuk menentukan status atau kedudukan seseorang dalam masyarakat, yaitu kelahiran, mutu pribadi, prestasi, pemilikan, dan otoritas.

Sementara itu, Ralph Linton mengatakan bahwa dalam kehidupan masyarakat kita mengenal tiga macam status, yaitu ascribed status, achieved status, dan assigned status.

Ascribed Status

Ascribed status merupakan status yang diperoleh seseorang tanpa usaha tertentu. Status sosial ini biasanya diperoleh karena warisan, keturunan, atau kelahiran. Contohnya seorang anak yang lahir dari lingkungan bangsawan, tanpa harus berusaha, dengan sendirinya ia sudah memiliki status sebagai bangsawan.

Achieved Status

Status ini diperoleh karena suatu prestasi tertentu. Atau dengan kata lain status ini diperoleh seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja. Status ini tidak diperoleh atas dasar keturunan, akan tetapi tergantung pada kemampuan masing-masing dalam mengejar serta mencapai tujuan-tujuannya. Misalnya seseorang dapat menjadi hakim setelah menyelesaikan kuliah di Fakultas Hukum dan memenuhi persyaratan-persyaratan yang memerlukan usaha-usaha tertentu.

Assigned Status

Assigned status adalah status yang dimiliki seseorang karena jasa-jasanya terhadap pihak lain. Karena jasanya tersebut, orang diberi status khusus oleh orang atau kelompok tersebut. Misalnya gelar-gelar seperti pahlawan revolusi, peraih kalpataru atau adipura, dan lainnya.

B. Peranan (Role)

Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan atau status. Dalam kehidupan di masyarakat, peranan diartikan sebagai perilaku yang diharapkan oleh pihak lain dalam melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan status yang dimilikinya. Status dan peranan tidak dapat dipisahkan karena tidak ada peranan tanpa status, dan tidak ada status tanpa peranan.

Interaksi sosial yang ada di dalam masyarakat merupakan hubungan antara peranan-peranan individu dalam masyarakat. Ada tiga hal yang tercakup dalam peranan, yaitu sebagai berikut.

Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau kedudukan seseorang dalam masyarakat.Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.Peranan merupakan perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.

Setiap manusia memiliki status atau kedudukan dan peranan sosial tertentu sesuai dengan struktur sosial dan pola-pola pergaulan hidup di masyarakat. Dalam setiap struktur, ia memiliki kedudukan dan menjalankan peranannya sesuai dengan kedudukannya tersebut. Kedudukan dan peranan mencakup tiap-tiap unsur dan struktur sosial. Jadi, kedudukan menentukan peran, dan peran menentukan perbuatan (perilaku). Dengan kata lain, kedudukan dan peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat, serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan masyarakat kepadanya. Semakin banyak kedudukan dan peranan seseorang, semakin beragam pula interaksinya dengan orang lain. Interaksi seseorang berada dalam struktur hierarki, sedangkan peranannya berada dalam setiap unsur-unsur social tadi. Jadi hubungan antara status dan peranan adalah bahwastatus atau kedudukan merupakan posisi seseorang dalam struktur hierarki, sedangkan peranan merupakan perilaku actual dari status.

Daftar Pustaka

https://lorentfebrian.wordpress.com/perkembangan-budaya-di-indonesia/

https://ahmadprasetya.wordpress.com/2011/04/22/individu-keluarga-masyarakat-dan-kebudayaan/

http://meyadnya.blogspot.com/2011/10/perkembangan-nilai-budaya.html

http://ms.wikipedia.org/wiki/Etika

http://id.wikipedia.org/wiki/Akhlak

http://masanday.blogspot.com/

http://vandredi-blog.blogspot.com/2010/02/ciri-ciri-masyarakat-kota-dan-desa.html

http://setabasri01.blogspot.com/2011/12/masyarakat-indonesia.html

http://nurulfajariy.blogspot.com/2012/10/sumber-daya-yang-ada-di-pedesaan-dan.html

http://riawindari.wordpress.com/2011/09/02/konsep-ilmu-sosial-dan-budaya-dasar/

http://meyadnya.blogspot.com/2011/10/sosial-budaya-masyarakat-pedesaan-dan.html

http://kumpulanbahankesehatan.blogspot.com/2011/03/upaya-kesehatan-bersumberdaya.html

http://joesrhan.blogspot.com/2012/02/makalah-bidan-desa.html

https://yanniyanoll.wordpress.com/2012/12/11/6-masalah-masyarakat-perkotaan-dan-pedesaan/

http://apakahandatau.blogspot.com/2012/01/perbedaan-permasalahan-masyarakat.html

http://smamuhammadiyah1tasikmalayageografi.blogspot.com/2010/01/pola-keruangan-desa-dan-kota.html

https://ghifariardiansyah.wordpress.com/2014/11/06/pengertian-urbanisasi-dan-urbanisme/

http://id.wikipedia.org/wiki/Urbanisasi

http://www.pengertianahli.com/2014/03/pengertian-penyebab-dampak-urbanisasi.html

http://zainudinfauzi.blogspot.com/2013/09/permasalahan-dan-solusi-bagi-urbanisasi.html

http://en.wikipedia.org/wiki/Urbanism

http://www.gunadarma.ac.id

http://id.wikipedia.org/wiki/Stratifikasi_sosial

http://arissetiyad.blogspot.com/2013/02/stratifikasi-sosial.html

http://ssbelajar.blogspot.com/2013/02/unsur-unsur-stratifikasi-sosial.html

https://sosiologiblog.wordpress.com/2012/11/20/ciri-ciri-stratifikasi-sosial/

http://zein-homework.blogspot.com/2012/12/masalah-sosial-di-desa-dan-perkotaan_28.html