imkg setting time alginat-intan
DESCRIPTION
imkgTRANSCRIPT
1. TUJUAN
a. Mampu memanipulasi dengan tepat material cetak alginat
b. Mampu membedakan pengaruh suhu terhadap waktu setting
2. CARA KERJA
2.1 Bahan
a. Bubuk alginat
b. Air panas
c. Air dingin
d. Air dalam suhu ruangan
2.2 Alat
a. Mangkuk karet
b. Spatula
c. Gelas ukur
d. Stopwatch
e. Timbangan digital
f. Cetakan bentuk cincin dari pipa paralon dengan diameter 3cm dan
tinggi 16mm
g. Alat uji waktu setting berupa batang akrilik dengan diameter 6mm
dan panjang 10cm
h. Lempeng kaca
i. Termometer digital
2.3 Cara kerja
2.3.1 Persiapan alat dan bahan
a. Alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum
disiapkan. Bowl dan spatula yang akan digunakan
dibersihkan terlebih dahulu.
b. Timbangan digital disesuaikan (menunjukkan angka ‘0’).
c. Membersihkan bagian dalam cetakan berbentuk cincin
dengan menggunakan kertas tissue atau kain sehingga
terbebas dari debu dan kotoran.
d. Cetakan berbentuk cincin diletakkan di atas lempeng kaca.
e. Air yang telah diukur sebanyak 19ml (satu tanda batas
gelas ukur sesuai petunjuk pabrik), suhu air diukur dengan
thermometer digital dan dicatat.
f. Bubuk alginat ditimbang sebanyak 7 gram (satu sendok
takar sesuai petunjuk pabrik.
2.3.2 Manipulasi alginat
a. Air dengan suhu yang telah diukur, dituang ke dalam
mangkuk karet, selanjutnya ditambahkan bubuk alginat
yang telah ditimbang.
b. Stopwatch dinyalakan saat bubuk alginat kontak dengan air.
c. Campuran air dan bubuk alginat diaduk dengan gerakan
angka 8, membentuk putaran 180° intermitten. Pengadukan
dilakukan sambil menekan adonan alginat pada dinding
mangkuk karet sampai halus dan homogen selama 45 detik
(sesuai aturan pabrik) hingga adonan menjadi halus.
Gambar 1. Air dan bubuk alginat dicampur dengan
gerakan angka 8
d. Adonan alginat yang telah homogen dimasukkan ke dalam
cetakan berbentuk cincin hingga berlebih. Adonan alginat
diratakan dengan menggunakan spatula.
e. Ujung alat uji waktu setting disentuhkan pada permukaan
adonan alginat, kemudian tarik dengan cepat. Ujung alat uji
tersebut dikeringkan dengan kertas tissue. Tahap tersebut
diulang dengan interval 5 detik, hingga tidak ada bekas
tekanan dari ujung alat uji.
f. Waktu setting dihitung dari awal pencampuran bubuk
alginat dan air, hingga adonan alginat tidak ada bekas
tekanan dari ujung alat uji waktu setting menggunakan
stopwatch dalam satuan detik.
g. Tahap pekerjaan diulang menggunakan air dengan suhu
lebih dingin.
h. Tahap pekerjaan diulang menggunakan air dengan suhu
lebih panas.
i. Hasil waku setting dibedakan dengan variasi suhu.
3. HASIL PRAKTIKUM
No
.W/P (ml/gr) Suhu (°C)
Initial
Setting
(menit)
Final
Setting
(menit)
Setting
Time
(menit)
1.
19 : 7
7.0 02:12 03:34 05:46
2. 13.7 02:15 01:26 03:41
3. 27.8 02:17 00:33 02:50
4. 41.7 01:38 00:19 01:57
5. 41.8 01:38 00:19 01:57
Tabel 1. Hasil percobaan setting time alginat berdasarkan variasi suhu air
4. PEMBAHASAN
4.1 Kajian Teori
Hidrokoloid irreversible adalah salah satu bahan cetak yang
paling umum digunakan pada praktek kedokteran gigi. Hidrokoloid
irreversible membentuk bagian yang tidak terpisahkan dari restorasi
tidak langsung. Bahan ini murah, mudah dimanipulasi, tidak
memerlukan peralatan khusus, dan cukup akurat untuk prosedur gigi,
karena kelebihannya tersebut maka penggunaan hidrokoloid
irreversible jauh lebih umum dibandingkan bahan cetak lain yang
tersedia saat ini.
Alginat merupakan salah satu bahan cetak hidrokoloid
irreversible sebab substansi dasarnya berupa koloid yang direaksikan
dengan air sebagai medium pendispersi, serta tidak dapat kembali
menjadi wujud dasarnya setelah bereaksi membentuk wujud sol.
Alginat digunakan untuk mencetak detail minimal, seperti yang
diperlukan untuk membuat model studi. Bahan cetak ini biasanya
digunakan untuk pekerjaan prostetik dan ortodontik.
Alginat berupa kelompok polisakarida alami yang diekstrak
dari rumput laut cokelat. Alginat adalah polimer dari anhidra-β-d
mannuronat asam dan asam L-gulurolat.
Gambar 2. Struktur kimia dari asam alginat (Anusavice, 2003)
Ada dua macam alginat yang dibagi berdasarkan waktu
pengerasannya, yakni:
1. Fast set type, yang mengeras dalam waktu 1 - 2 menit dan
digunakan untuk mencetak rahang anak-anak atau penderita
yang mudah mual.
2. Regular set type, yang mengeras dalam waktu 2 - 4.5 menit
dan dipakai untuk pemakaian rutin.
Bahan aktif utama dalam alginat adalah kalium atau natrium
alginat, yang membentuk 15% sampai 20% dari bubuk. Proporsi bahan
bervariasi dari produsen dan dengan fast set, regular set, dan bahan-
bahan yang slow-set. Hal ini dihasilkan dari turunan rumput laut.
Komponen lain dari bubuk alginat termasuk kalsium sulfat dihidrat
(14% sampai 20%), pottasium sulfat (10%), trisodium fosfat (2%), dan
diatomaceous earth (55% sampai 60%). Bubuk alginat memiliki glikol
organik ditambahkan untuk menjaga bubuk dari udara ketika
dikeuarkan. Bahan aditif lainnya termasuk agen penyedap, pewarna
dan disinfektan.
Ketika bubuk alginat dicampur dengan air, kalsium sulfat
dihidrat bereaksi dengan natrium alginat untuk membentuk kalsium
alginat. Kalsium alginat tidak larut dan menyebabkan sol dari
campuran bubuk dan air menjadi gel. Karena ini terjadi oleh reaksi
kimia, tidak dapat dikembalikan kembali ke keadaan sol demikian pula
dengan agar hidrokoloid. Ini adalah reaksi kimia yang cukup cepat,
sehingga trisodium fosfat ditambahkan sebagai retarder untuk
menunda reaksi. Jumlah retarder yang ditambahkan akan mengontrol
waktu dan akan membedakan antara fast set dan regular-set alginat.
(Hatrick et al, 2011).
Pada umumnya, rata – rata 16 gram bubuk dicampur dengan 38
mL air, proses gelasi akan terjadi antara 3 – 4 menit pada suhu ruang.
Setting time dari alginat harus cukup bagi dokter gigi untuk
mencampur material, memindahkan pada sendok cetak, dan
mencetakkannya pada mulut pasien. (Anusavice, 2003)
Berikut ini adalah faktor – faktor yang mempengaruhi setting time
alginat.
1. Rasio W/P
Seperti reaksi kimia pada umumnya, reaksi akan
berlangsung lebih cepat jika konsentrasi pereaksi diperbesar. Zat
yang konsentrasinya besar mengandung jumlah partikel yang
lebih banyak, sehingga partikel – partikelnya tersusun lebih rapat
dibandingkan zat yang konsentrasinya rendah. Partikel yang
susunannya lebih rapat, akan lebih sering bertumbukan
dibandingkan dengan partikel yang susunannya renggang
sehingga kemungkinan terjadinya reaksi makin besar. Hal itulah
yang menyebabkan:
a. Semakin besar rasio W/P, maka akan semakin memperlambat
setting time.
b. Semakin kecil rasio W/P, maka akan semakin mempercepat
setting time.
(Anusavice, 2003)
Perbedaan rasio W/P selain berdampak pada waktu setting,
juga mempengaruhi karakteristik dari alginat itu sendiri. Rasio
W/P yang rendah meningkatkan kekuatan, ketahanan sobek,
konsistensi, dan menurunkan fleksibilitas. Sebaliknya, rasio W/P
yang tinggi menurunkan kekuatan, ketahanan sobek, konsistensi,
dan menurunkan fleksibilitas. (M.S. Koudi dan Sanjayagouda B.
Patil, 2007, hal. 33)
Pada praktikum ini, kami tidak melakukan percobaan
untuk menguji pengaruh perbedaan rasio W/P terhadap setting
time alginat. Dalam melakukan percobaan ini, kami menggunakan
rasio W/P sesuai aturan pabrik, yaitu 7 gram bubuk alginat untuk
19 mL air.
2. Temperatur air
Setiap partikel selalu bergerak. Dengan menaikkan
temperatur, energi gerak atau energi kinetik partikel bertambah,
sehingga tumbukan lebih sering terjadi. Dengan frekuensi
tumbukan yang semakin besar, maka kemungkinan terjadinya
tumbukan efektif yang mampu menghasilkan reaksi juga semakin
besar. Suhu atau temperatur ternyata juga memperbesar energi
potensial suatu zat. Zat-zat yang energi potensialnya kecil, jika
bertumbukan akan sukar menghasilkan tumbukan efektif. Hal ini
terjadi karena zat-zat tersebut tidak mampu melampaui energi
aktivasi. Dengan menaikkan suhu, maka hal ini akan memperbesar
energi potensial sehingga ketika bertumbukan akan menghasilkan
reaksi. Hal inilah yang menyebabkan:
a. Semakin tinggi suhu air, semakin cepat waktu setting.
b. Semakin rendah suhu air, semakin lambat waktu setting.
(McCabe, 2008)
Gambar 8. Pengaruh kenaikan suhu terhadap setting time alginat tiap kenaikan
10°C (Anusavice, 2003)
3. Faktor situasional, yaitu cara pengadukan.
Pengadukan merupakan salah satu faktor yang
mempercepat terjadinya reaksi kimia. Hal itu dikarenakan
pengadukan memperbesar peluang terjadinya tumbukan antar
partikel. Dengan frekuensi tumbukan yang semakin besar, maka
kemungkinan terjadinya tumbukan efektif yang mampu
menghasilkan reaksi juga semakin besar.
a. Semakin cepat pengadukan, yaitu semakin banyak jumlah
pengadukan dalam satu menit, maka semakin cepat waktu
setting.
b. Semakin lambat pengadukan, yaitu semakin sedikit jumlah
pengadukan dalam satu menit, maka semakin lama waktu
setting.
(McCabe, 2008)
4.2 Analisa
Dari tabel percobaan praktikum diatas dapat dilihat pada nomor
1 – 5 memiliki w/p ratio yang sama tetapi memiliki suhu yang berbeda
satu sama lain.
Pada percobaan nomor 1 menggunakan air dingin dengan suhu
7.0°C mendapatkan setting time setelah 5 menit 46 detik. Dan pada
percobaan ke-2 menggunakan air dingin dengan suhu 13.7°C setting
time setelah 3 menit 41 detik. Berdasarkan hasil kedua percobaan
tersebut didapatkan rata-rata setting time material cetak alginat selama
4 menit 18.5 detik. Pada percobaan ke-3 menggunakan air bersuhu
ruang dengan suhu 27.8°C mendapatkan setting time setelah 2 menit
50 detik. Pada percobaan ke-4 menggunakan air panas dengan suhu
41.7°C mendapatkan setting time 1 menit 57 detik. Dan pada
percobaan ke-5 menggunakan air panas dengan suhu 41.8°C
mendapatkan setting time setelah 2 menit 50 detik. Berdasarkan hasil
kedua percobaan tersebut didapatkan rata-rata setting time material
cetak alginat selama 2 menit 50 detik.
Ketiga macam percobaan setting time material cetak alginat
yang dimanipulasi dengan suhu yang berbeda menunjukkan bahwa
initial setting, final setting, dan setting time material cetak alginat
dipengaruhi oleh suhu. Berdasarkan rata-rata waktu yang didapatkan
dapat dijelaskan bahwa setting time material cetak alginat yang
dimanipulasi dengan air panas lebih cepat dibandingkan setting time
material cetak alginat yang dimanipulasi dengan suhu normal,
didapatkan pula setting time material cetak alginat yang dimanipulasi
dengan air dingin akan lebih lama dibandingkan setting time material
cetak alginat yang dimanipulasi dengan air bersuhu normal. Selain itu
didapatkan pula setting time material cetak alginat yang dimanipulasi
dengan air dingin akan lebih lama dibandingkan setting time material
cetak alginat yang dimanipulasi dengan air bersuhu panas.
KESIMPULAN
Manipulasi menggunakan air dingin yang bersuhu 13.7 oC setting time material
cetak alginatnya lebih lambat dibandingkan dengan manipulasi menggunakan air
yang bersuhu kamar 27.8 oC, sedangkan manipulasi menggunakan air panas yang
bersuhu 41.9oC setting time material cetak alginatnya lebih cepat dibandingkan
dengan manipulasi menggunakan air yang bersuhu kamar 27.8 oC. Jadi, semakin
tinggi suhu air maka semakin cepat setting timenya, sedangkan semakin rendah
suhu air maka setting time material cetak alginatnya akan lebih lama.
DAFTAR PUSTAKA
Hatrick, CD, Eakle, WS and Bird, WF. 2011. Dental Materials: Clinical
Applications for Dental Assistants and Dental Hygienists Second Edition. Imprint
of Elsevier Inc. p. 179.
Anusavice KJ. Phillips: Buku ajar ilmu kedokteran gigi. Ahli bahasa: Budiman
JA, Purwoko S. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003. hal. 240-242.
M.S. Koudi dan Sanjayagouda B. Patil. 2007. Dental Materials. Elsevier India
Pvt. Ltd. hal. 33
McCabe, JF and Walls, AWG, 2008. Applied Dental Materials. 9 th edition. Wiley-
Blackwell. p. 159)