immersed&networked fix.docx
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perencanaan pembelajaran pada hakikatnya adalah rangkaian isi dan
kebutuhan pembelajaran yang bersifat menyeluruh dan sistematis yang
digunakan sebagai pedoman dari guru dalam mengelola proses pembelajaran.
Keberhasilan pembelajaran terpadu sangat ditentukan oleh seberapa jauh
pembelajaran terpadu itu direncanakan dan dikemas sesuai dengan kondisi
peserta didik seperti minat, bakat, kebutuhan dan kemampuan peserta didik.
Melalui pembelajaran tepadu, peserta didik dapat memperoleh
pengetahuan langsung sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima,
menyimpan, dan merapkan konsep yang telah dipelajarinya. Dengan demikian
peserta didik terlatih untuk menemukan sendiri berbagai konsep yang
dipelajari secara menyeluruh (holistis), bermakna, autentik dan aktif. Cara
pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat berpengaruh
terhadap kebermaknaan pengalaman bagi para peserta didik. (Trianto, 2010:7).
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam
pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam
intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan
itu peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh
sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi peserta didik. Pembelajaran
terpadu sangat memperhatikan kebutuhan anak sesuai dengan
perkembangannya yang holistic dengan melibatkan secara aktif dalam proses
pembelajaran baik fisik maupun emosionalnya.
Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan yang memperhatikan dan
menyesuaikan pemberian konsep sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
Pendekatan berangkat dari teori yang menolak drill-system sebagai dasar
pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak (Depdikbud dalam
Lutfiana, 2006; 12).
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat dikatakan sebagai
suatu pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi
untuk memberikan pengalaman bermakna kepada anak didik. Dikatakan
bermakna karena dalam pengajaran terpadu, anak akan memahami konsep-
konsep yang mereka pelajari itu melalui pengamatan langsung dan
menghubungkannya dengan konsep lain yang mereka pahami (Trianto,
2010:57).
Pembelajaran terpadu menurut Prabowo (2000; 1) adalah suatu proses
pembelajaran dengan melibatkan berbagai bidang studi. Pendekatan
pembelajaran seperti ini diharapkan akan dapat memberikan pengalaman yang
bermakna kepada peserta didik. Arti bermakna di sini adalah dalam
pembelajaran terpadu anak diharapkan dapat memperoleh pemahaman
terhadap konsep-konsep yang mereka pelajari dengan melalui pengalaman
langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka
pahami.
Secara umum dalam pembelajaran terpadu dikenal 3 cara memadukan
kurikulum, yaitu: perpaduan di dalam satu disiplin ilmu, perpaduan beberapa
disiplin ilmu, dan perpaduan di dalam dan beberapa disiplin ilmu. Prabowo
(2000:3) mengatakan bahwa pembelajaran terpadu sebagai suatu proses
mempunyai beberapa ciri yaitu: (1) berpusat pada siswa (student centered), (2)
proses pembelajaran mengutamakan pemberian pengalaman langsung, dan (3)
pemisahan antar bidang studi tidak terlihat jelas. Adapun menurut Robin
Fogarty(1991; xv), ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik,
dan unit tematisnya, (1991) terdapat sepuluh cara atau model dalam
merencanakan pembelajaran terpadu. Kesepuluh cara atau model tersebut
adalah tipe fragmented, connected, nested, sequenced, shared, webbed,
threaded, integrated, immersed, dan networked. Dari sepuluh tipe tersebut,
tiga tipe pertama yakni fragmented, connected, dan nested, merupakan
perpaduan kurikulum di dalam satu disiplin ilmu (mata pelajaran). Sedangkan
tipe sequenced, shared, webbed, threaded, dan integrated merupakan
perpaduan kurikulum dalam beberapa disiplin ilmu, dan dua tipe terakhir
yakni immersed, dan networked merupakan perpaduan kurikulum di dalam
dan beberapa disiplin ilmu.
Pembahasan pada makalah ini diarahkan kepada pembelajaran terpadu
tipe Immersed dan Networked. Tipe Immersed dimana pembelajaran
dirancang agar setiap individu dapat memadukan semua data dari beberapa
bidang ilmu dan menghasilkan pemikiran sesuai bidang minatnya. Sementara
tipe networked pembelajaran berupa kerjasama antara siswa dengan seorang
ahli dalam mencari data, keterangan, atau lainnnya yang berhubungan dengan
mata pelajaran yang disukainya atau yang diminatinya, sehingga siswa secara
tidak langsung mencari tahu dari berbagai sumber.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran terpadu tipe immersed?
2. Bagaimana karakteristik pembelajaran terpadu tipe immersed?
3. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran terpadu tipe immersed?
4. Bagaimana penerapan pembelajaran terpadu tipe immersed?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan pembelajaran terpadu tipe immersed?
6. Apa tujuan model pembelajaran tipe immersed?
7. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran terpadu tipe networked?
8. Bagaimana karakteristik pembelajaran terpadu tipe networked?
9. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran terpadu tipe networked?
10. Bagaimana penerapan pembelajaran terpadu tipe networked?
11. Apa saja kelebihan dan kekurangan pembelajaran terpadu tipe networked?
12. Apa tujuan model pembelajaran tipe networked?
C. Tujuan Penulisan
1. Mendeskripsikan model pembelajaran terpadu tipe immersed.
2. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik pembelajaran terpadu tipe
immersed
3. Memaparkan langkah-langkah pembelajaran terpadu tipe immersed.
4. Mendeskripsikan contoh penerapan terpadu tipe immersed.
5. Mendeskripsikn kelebihan dan kekurangan pembelajaran terpadu tipe
immersed.
6. Mendeskripsikan tujuan model pembelajaran tipe immersed.
7. Mendeskripsikan model pembelajaran terpadu tipe networked.
8. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik pembelajaran terpadu tipe
networked.
9. Memaparkan langkah-langkah pembelajaran terpadu tipe networked.
10. Mendeskripsikan penerapan sains terpadu tipe networked.
11. Mendeskripsikn kelebihan dan kekurangan pembelajaran terpadu tipe
networked.
12. Mendeskripsikan tujuan model pembelajaran tipe networked.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Dapat dijadikan sebagai bahan bacaan mahasiswa calon guru
2. Memberikan pengetahuan mengenai model pembelajaran terpadu tipe
Immersed dan Networked.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Model Pembelajaran Terpadu Tipe Immersed
1. Pengertian Model Pembelajaran Terpadu Tipe Immersed.
Pembelajaran terpadu tipe Immersed (pembenaman) yaitu suatu
pembelajaran yang menggunakan pendekatan antar disiplin ilmu, dimana
siswa dapat memadukan semua data dari setiap bidang ilmu dan
menghasilkan pemikiran sesuai bidang minatnya untuk diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari (Fogarty, 1991). Fogarty (1991) mengemukakan
bahwa ada sepuluh tipe pembelajaran terpadu, pada tipe immersed
perpaduan dilakukan oleh siswa, guru hanya menyediakan fasilitasdan
mengarahkan proses perpaduan yang dilakukan siswa, tipe immersed
hanya sesuai untuk siswa dengan tingkat pemikiran yang sudah tinggi.
Model Immersed adalah model pembelajaran terpadu yang
berpusat untuk memadukan kebutuhan para siswa/mahasiswa, dimana
mereka akan melihat apa yang dipelajarinya dari minat dan pengalaman
mereka sendiri. Keterpaduan secara internal dan intrinsic dicapai oleh
siswa/mahasiswa yang belajar dengan sedikit atau tanpa intervensi dari
luar atau ekstrinsik. Setiap individu memadukan semua data, ide-ide
melalui bidang yang sangat diminatinya. Pendekatan ini umumnya
dilakukan oleh mahasiswa baik mahasiswa S1, S2, maupun S3.
2. Karakteristik Model Pembelajaran Terpadu Tipe Immersed.
Pembelajaran terpadu tipe immersed merupakan pembelajaran
yang dirancang agar setiap individu dapat memadukan semua data dari
beberapa bidang ilmu dan menghasilkan pemikiran sesuai bidang
minatnya. Pembelajaran immersed ini memerlukan kemampuan berpikir
yang tinggi pada anak.
Tipe ini tidak mengharuskan sebuah perancangan yang rumit. Tipe
ini dapat berlangsung secara otomatis karena proses perpaduan terjadi
secara internal dalam diri pebelajar, akan tetapi sekali tipe ini dipakai,
maka tim pengajar harus dapat memfasilitasi proses perpaduan dengan
memperhitungkan materi pembelajaran yang luas, variasi materi
pembelajaran, yang dipadukan dengan berbagai keterampilan, konsep, dan
sikap kerja yang baik dari pebelajar immersed (Fogarti, 1991; 86).
Menurut Suprayekti (2003; 69) arti harfiah dari
kata immersed adalah pencelupan atau pembenaman. Pada pembelajaran
terpadu tipe ini, seluruh mata pelajaran merupakan bagian dari sudut
pandang keahlian para siswa secara individu. Para siswa menyaring sendiri
seluruh konsep yang dipelajarinya menurut sudut pandang mereka sendiri
dan meleburkan atau membenamkan diri mereka dalam pengalaman
melalui kegiatan yang dijalaninya.
3. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Terpadu Tipe Immersed.
Pada dasarnya langkah-langkah pembelajaran terpadu
tipe immersed mengikuti tahap-tahap yang dilalui dalam setiap
pembelajaran terpadu yang meliputi tiga tahap, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi (Prabowo 2006; 4)
a. Tahap perencanaan, terdiri dari :
1) Menentukan jenis mata pelajaran yang dipadukan.
2) Memilih kajian materi, standar kompetensi, kompetensi dasar dan
indikator. Langkah ini akan mengarahkan guru untuk menentukan
sub-keterampilan dari masing-masing keterampilan dalam satu unit
pelajaran.
3) Menentukan sub-keterampilan yang dipadukan. Secara umum,
keterampilan-keterampilan yang harus dikuasai meliputi
keterampilan berpikir (thinking skill), keterampilan sosial (social
skill), dan keterampilan mengorganisasi (organizing skill) yang
masing-masing terdiri atas sub-sub keterampilan.
4) Merumuskan indikator hasil belajar. Berdasarkan kompetensi dasar
dan sub-keterampilan yang telah dipilih, dirumuskan indikator.
Setiap indikator dirumuskan berdasarkan kaidah penulisan yang
meliputi: audience, behaviour, condition, dan degree.
5) Menentukan langkah-langkah pembelajaran. Langkah ini
diperlukan sebagai strategi guru untuk memadukan setiap sub-
keterampilan yang telah dipilih pada setiap langkah pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan. Tahap ini meliputi skenario langkah-langkah
pembelajaran. Menurut Samani (dalam Lutfiana, 2006; 32) tidak ada
model pembelajaran tunggal yang cocok untuk suatu topik dalam
pembelajaran terpadu. Dalam Depdiknas (1996; 6) prinsip-prinsip
pelaksanaan pembelajaran terpadu meliputi:
1) Guru hendaknya jangan menjadi aktor tunggal yang mendominasi
pembicaraan dalam proses pembelajaran.
2) Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas
dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok.
3) Guru perlu mengakomodasi ide-ide yang terkadang sama sekali
tidak terpikirkan dalam perencanaan.
c. Tahap evaluasi. Tahap ini dapat berupa evaluasi proses pembelajaran
dan evaluasi hasil pembelajaran. Tahap evaluasi sebagaimana termuat
pada Depdiknas (dalam Lutfiana, 2006; 32) hendaknya memperhatikan
prinsip evaluasi pembelajaran terpadu.
4. Penerapan Model Pembelajaran Terpadu Tipe Immersed.
Model immersed adalah model pembelajaran yang melibatkan
beberapa mata pelajaran dalam satu proyek. Misalnya seorang mahasiswa
yang memperdalam ilmu kedokteran maka selain Biologi, Kimia,
Komputer, juga harus mempelajari fisika dan setiap mata pelajaran
tersebut ada kesatuannya. Model ini dapat pula diterapkan pada siswa SD,
SMP, maupun SMA dalam bentuk proyek di akhir semester. Model ini
melatih kreatifitas berfikir siswa secara bertahap dari jenjang SD hingga
SMA. Bagi siswa kelas 4 SD model ini dapat dilaksanakan pada hari HUT
RI. Misalnya merancang sebuah pesawat terbang yang seimbang lalu
dipamerkan.
Penerapan bagi kelas 5 SD misalnya pada materi pencemaran udara
dapat dijelaskan pada materi pelajaran IPA, PKN, Bahasa Indonesia, dan
Seni Rupa. Materi tersebut membahas tentang:
IPA : Pernafasan pada manusia
PKN : Peraturan Pemerintah
Bahasa Indonesi : Menceritakan hasil pengamatan
Seni Rupa : Membuat poster sederhana
Pada siswa tingkat menengah, misalkan siswa SMA yang tertarik
dengan optik ia ingin mendalami mengenai lensa, sehingga ia harus
memperdalam materi lain seperti:
Matematika : kalkulus, skala
Fisika : optik, lensa, persamaan lensa
Komputer : program/software (flash, ppt)
Bahasa : menulis, menyampaikan hasil
Gambar 1. Penerapan Immersed
Pada siswa tingkat menengah, misalkan siswa SMK yang
mengambil kejuruan teknik gambar bangunan untuk memenuhi
keingintahuannya, ia harus memperdalam materi lain seperti:
Matematika : bagan/ grafik data, skala
Fisika : kesetimbangan,
Komputer : software design bangun,
Seni : gambar manual,
Pada mahasiswa geologi, selain mempelajari materi tentang
geologi, mereka juga memerlukan pengetahuan lain diluar bidangnya
seperti :
Matematika : tekhnologi komputer, bagan / grafik data, aliran data dan
interpretasi
IPA : mineral, gunung berapi, masalah lingkungan dan gempa
bumi
Bahasa : membuat pidato, membaca, menulis
IPS : hak asasi manusia, sungai dan implikasi hukum
5. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Terpadu Tipe
Immersed.
a. Kelebihan Pembelajaran Terpadu Tipe immersed
Terdapat beberapa kelebihan dari pembelajaran terpadu
tipe immersed yakni sebagai berikut:
1) Dampak positif dari membenamkan ide-ide dari beberapa bidang
studi adalah siswa dapat memadukan semua data dari setiap bidang
ilmu dan menghasilkan pemikiran sesuai dengan minatnya.
2) Siswa mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus menerus
sehingga terjadi proses internalisasi.
3) Membenamkan ide-ide beberapa bidang studi memungkinkan
siswa mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta
mengasimilasi ide-ide secara terus menerus sehingga memudahkan
terjadinya proses transfer ide-ide bidang studi tersebut.
b. Kelemahan Pembelajaran Terpadu Tipe immersed
Beberapa kelemahan yang mungkin dijumpai pada
pembelajaran terpadu tipe immersed diantaranya adalah:
1) Penyaringan semua gagasan melalui cara pandang tunggal yang
sempit dapat menimbulkan terlalu prematur atau terlalu tajamnya
sebuah fokus.
2) Agar dimensi sudut pandang siswa menjadi lebih dalam,
diperlukan pengalaman dan pengetahuan yang luas. Keadaan ini
tentu cukup sulit dipenuhi oleh siswa pada jenjang pendidikan
dasar.
3) Model pembelajaran terpadu tipe immersed, menekankan pada
penggabungan pengetahuan pada beberapa bidang studi berbeda
untuk membahas suatu masalah khusus. Keadaan ini berpotensi
untuk mempersempit cakupan pemikiran siswa terhadap bidang-
bidang studi tertentu.
4) Pada jenjang pendidikan dasar, keluasan wawasan pemikiran siswa
merupakan hal semestinya ditekankan, tidak perlu terburu-buru
untuk mengkhususkannya.
6. Tujuan Model Pembelajaran Terpadu Tipe Immersed.
Model immersed dirancang untuk membantu siswa dalam
menyaring dan memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan
dihubungkan dengan medan pemakaiannya. Dalam hal ini tukar
pengalaman dan pemanfaatan pengalaman sangat diperlukan dalam
kegiatan pembelajaran.
B. Model Pembelajaran Terpadu Tipe Networked
1. Pengertian Model Pembelajaran Terpadu Tipe Networked.
Menurut pandangan Robin Fogarty ( 1991 ) networked merupakan
model pemaduan pembelajaran yang mengandalkan kemungkinan
pengubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan
bentuk keterampilan baru setelah siswa mengadakan studi lapangan dalam
situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda – beda. Belajar disikapi
sebagi proses yang berlangsung secara terus – menerus karena adanya
hubungan timbal balik antara pemahaman dan kenyataan yang dihadapi
siswa.
Model networked adalah model pembelajaran berupa kerjasama
antara siswa dengan seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau
lainnya sehubungan dengan mata pelajaran yang disukainya atau yang
diminatinya sehingga siswa secara tidak langsung mencari tahu dari
berbagai sumber. Sumber dapat berupa buku bacaan, internet, saluran
radio, TV, atau teman, kakak, orangtua atau guru yang dianggap ahli
olehnya. Siswa memperluas wawasan belajarnya sendiri artinya siswa
termotivasi belajar karena rasa ingin tahunya yang besar dalam
dirinya. Networked model merupakan rancangan kurikulum yang
berfilosofi. Jika dilaksanakan dalam pembelajaran akan memberikan bekal
kepada siswa untuk mampu memfilter (memilih) seluruh kegiatan belajar
melalui kacamata keahlian dan kemampuan membuat hubungan internal
dan mampu memandu ke jaringan kerja eksternal dari para ahli di
lapangan atau bidang-bidang terkait. Sebagai contoh yaitu seorang arsitek
ketika mengadaptasi sebuah program ia bekerja sama dengan ahli teknik
pemrograman, dan ahli interior desain. Ia bekerja secara lintas bidang dan
bekerjasama dengan keahlian pelajar lain untuk memperoleh keterampilan
yang sempurna.
Seorang peserta didik membuat jaringan dengan orang lain baik
dalam bidang yang mereka tekuni maupun di luar bidang tersebut dan
mereka menghubungkan ide-ide baru ke dalam ide-ide lama secara kontinu
atau terus-menerus. Peserta didik menyaring semua yang mereka pelajari
melalui kajian para ahli dan membuat koneksi internal yang mengarah ke
jaringan eksternal ahli di bidang terkait. Model ini digambarkan seperti
sebuah bangun prisma yaitu merupakan sebuah bangun yang apabila
dilihat dapat menciptakan berbagai dimensi dan arah fokus. Pendidikan
seorang manusia tidak pernah selesai sampai ia mati. (Robert E. Lee).
Model networked dalam model pembelajaran terpadu merupakan
sumber masukan eksternal yang berkelanjutan, model ini seterusnya akan
memberikan ide-ide baru, dan ide-ide ekstrapolasi atau ide yang halus.
Jaringan profesional peserta didik biasanya tumbuh di arah yang jelas dan
kadang-kadang tidak begitu jelas. Dalam pencarian pengetahuannya,
peserta didik bergantung pada jaringan ini sebagai sumber informasi
utama dan mereka harus menyaring melalui sudut pandang mereka sendiri
sesuai dengan keahlian dan minat yang mereka miliki.
Model networked, tidak seperti di model sebelumnya, pelajar
mengarahkan proses integrasi melalui ruang pemilihan jaringan yang
mereka butuhkan. Hanya pembelajar sendiri yang mengetahui seluk-beluk
dan dimensi bidang mereka, peserta didik dapat menargetkan sumber daya
yang diperlukan. Model ini, seperti model yang lain, berkembang dan
tumbuh sebagai kebutuhan tambahan yang dapat mendorong peserta didik
ke arah yang baru. Contoh: arsitek, jika mereka mengadaptasi teknologi
CAD / CAM untuk desain, jaringan dengan teknik pemrograman dan
memperluas pengetahuan dasar yang mereka miliki, seperti yang dia
lakukan secara tradisional dengan para desainer interior.
2. Karakteristik Model Pembelajaran Terpadu Tipe Networked.
Model networked ini terdengar seperti tiga atau empat arah
konferensi yang memberikan berbagai jalan eksplorasi dan penjelasan.
Meskipun ide-ide yang beragam mungkin tidak datang sekaligus, pelajar
pada model jaringan ini terbuka untuk menerima beberapa input sebagai
komponen yang berbeda yang disaring dan diurutkan sesuai kebutuhan
seorang pelajar. Model ini terdengar seperti jaringan berita yang menarik
yang tersaji dalam gambar dan cerita yang berasal dari seluruh penjuru
dunia. Model networked ini mirip dengan sinyal satelit yang bertebaran
dan menerima sinyal dariberbagai arah.
Model ini, seperti model yang tersamar, model jaringan sering
memindahkan tanggung jawab integrasinya lebih berat kepada pelajar
daripada seorang desainer pembelajarannya. Namun, itu adalah model
yang sesuai untuk menyajikan motivasi kepada peserta didik. Tutor atau
mentor sering menyarankan model jaringan untuk memperluas cakrawala
para pelajar atau memberikan perspektif yang diperlukan. Sebagai jaringan
berkembang, koneksi atau suatu hubungan terkadang muncul secara
kebetulan di sepanjang proses pembelajaran. Seringkali, tanpa sengaja hal
ini mendorong peserta didik menemukan kedalaman pengetahuan baru
disuatu bidang atau sebenarnya mengarah kepenciptaan bidang yang lebih
khusus. Salah satu contoh seperti di era modern sekarang, dalam bidang
genetika yang telah mengembangkan sebuah penemuan baru yang dikenal
sebagai rekayasa genetik. Ini berlangsung dari lapangan yang merupakan
hasil dari pengembangan model jaringan seorang pelajar yang berbakat
dengan pelajar lainnya yang mendalami keahliannya tersebut.
3. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Terpadu Tipe Networked.
Langkah-langkah pengembangan model jaringan adalah sebagai
berikut.
1. Analisis perkembangan anak.
2. Tentukan konten kurikulum berdasarkan perkembangan anak dengan
membuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan hasil
belajar.
3. Buat rancangan kegiatan mingguan (RKM).
4. Tentukan tema dan subtemanya, kaitkan dengan aspek-aspek
perkembangan anak.
5. Kemudian tentukan indikator yang akan dikembangkan disetiap aspek
kemampuan.
6. Desain model networked, lalu masukkan minat-minat anak sesuai
dengan aspek perkembangan anak.
7. Hasil dari rancangan model jaringan (networked) dimasukkan dalam
Rancangan Kegiatan Harian dengan berpijak pada tema dan subtema.
8. Tentukan media, fasilitas, strategi, pendekatan maupun metode
langkah- langkah kegiatan dalam pelaksanaan (pembukaan, kegiatan
inti, dan penutup).
9. Langkah evaluasi terhadap kegiatan tersebut dengan menggunakan
RKH yang telah dibuat
4. Penerapan Model Pembelajaran Terpadu Tipe Networked.
Model networked dipandang secara terbatas memperpanjang
dimulai sejak sekolah dasar. Bayangkan seorang anak kelas lima yang
telah memiliki minat di Indiana sejak hari anak itu bermain koboi dan
Indian. Semangat untuk pengetahuan Indian membawa dia membaca
buku-buku sejarah dan non fiksi dengan baik.
Keluarganya, sadar ketertarikan anaknya dengan orang Indian,
kemudian mereka mendengar dan menggali tentang arkeologis yang
mendukung anak-anak untuk benar-benar menggali dan berpartisipasi
sebagai bagian dari peserta program liburan musim panas yang ditawarkan
oleh sebuah perguruan tinggi lokal. Sebagai hasil dari ini “perkemahan”
musim panas ini, pelajar tersebut menjumpai orang dari sejumlah bidang
seperti: seorang antropolog, ahli geologi, arkeolog, dan ilustrator,
mahasiswa seni rupa, mereka disewa untuk mewakili menggali
kemampuan siswa dalam menggambar.
Jaringan yang dimiliki peserta didik ini sudah mulai terbentuk.
Ketertarikan secara alami yang dimilikinya telah menyebabkan dia untuk
belajar dari orang lain di bidang yang menawarkan berbagai tingkat
pengetahuan dan wawasan yang memperluas jangkauan belajarnya.
Tutor atau mentor sering menyarankan model jaringan untuk
memperluas cakrawala para pelajar atau memberikan perspektif yang
diperlukan. Sebagai jaringan berkembang, koneksi atau suatu hubungan
terkadang muncul secara kebetulan di sepanjang proses pembelajaran.
Seringkali, tanpa sengaja hal ini mendorong peserta didik menemukan
kedalaman pengetahuan baru disuatu bidang atau sebenarnya mengarah ke
penciptaan bidang yang lebih khusus. Salah satu contoh seperti di era
modern sekarang, dalam bidang genetika yang telah mengembangkan
sebuah penemuan baru yang dikenal sebagai rekayasa genetik. Ini
berlangsung dari lapangan yang merupakan hasil dari pengembangan
model jaringan seorang pelajar yang berbakat dengan pelajar lainnya yang
mendalami keahliannya tersebut.
Bertahun-tahun kemudian para pemikir di sekolah pascasarjana
membicarakan kepada dua ahli model jaringan, seorang ahli psikolog
kognitif dan seorang programmer komputer.
Sebagai contoh ketika seseorang menganggap dirinya sebagai
pustakawan yang memiliki ketrampilan ilmu perpustakaan. Tapi sebagai
seorang kandidat doktor di bidang kecerdasan buatan, dia perlu membuat
jaringan dengan orang lain di bidang yang sangat teknis. Ia mencari
sebuah program untuk membantu mensimulasikan pencarian kognitif
untuk informasi.
Penerapan model networked pada siswa SMA yang memiliki
tujuan untuk dapat memperlihatkan jalannya sinar pada lensa serta
menyelesaikan persoalannya menggunakan program power point dan
flash.
Pelajar tersebut harus mendalami serta menguasai materi yang ia
senangi misalnya fisika mengenai lensa tapi juga harus mencari tambahan
informasi lain yang mendukung tercapainya tujuan tersebut dari para ahli
computer dan matematika, seperti gambar berikut:
Gambar 2. penerapan networked
Mahasiswa ilmu gizi yang mendalami tentang miskonsepsi tentang
nutrisi dan membentuk jaringan dengan ahli dalam penerbitan dan ahli
pemrograman komputer, seperti bagan dibawah ini:
Mahasiswa ilmu gizi (pelajar)
Matematika : menganalisa hasil pemeriksaan
Sains : gagasan-gagasan nutrisional biokimia yang
keliru
Seni bahasa : pekerjaan dari Dr. Lendon Smith
Pembelajaran social : focus kemampuan loby pabrik susu
Penerbit Edukational (ahli)
Matematika : penonjolan jumlah penjualan
Sains : kemampuan penelitian dan kesehatan
(focus ilmu gizi)
Seni bahasa : pengajaran kurikulum penerbitan buku
pelajaran
Pembelajaran social : suasana untuk focus baru
Programmer computer (ahli)
Matematika : analisa statistic dan pemrograman
Sains : lemak, serat garam, gula
Seni bahasa : perintah laporan
Pembelajaran social : persoalan kebijaksanaan penelitian data
dukungan pencarian keterangan
5. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Terpadu Tipe
Networked.
Kelebihan dari model jaringan ini sangat beragam. Pendekatan
pembelajaran terintegrasi ini sangat pro-aktif dan alami, dengan model ini
peserta didik memulai pencarian dan mengikuti jalan yang baru dia
temukan dengan kemampuanya sendiri. Peserta didik dirangsang dengan
informasi yang relevan, keterampilan, atau konsep yang diberikan di
sepanjang proses pembelajaran. Nilai tambahan dari model jaringan ini
bagaimanapun tidak bisa dipaksakan pada peserta didik melainkan harus
muncul dari dalam diri masing-masing peserta didik. Namun, mentor
memberikan dan memberikan layanan yang diperlukan untuk mendukung
tingkat pembelajaran yang lebih tinggi. Pada model networked ini peserta
didik terstimulasi oleh informasi, ketrampilan atau konsep-konsep baru.
Kelemahan model jaringan, jika diambil untuk perbedaan-
perbedaan besar, dapat menyebarkan minat yang terlalu tipis dan tidak
terkonsentrasi atau memecah perhatian peserta didik sehingga upaya-
upaya pengajaran yang dilakukan menjadi tidak efektif . Selain itu
motivasi anak akan berubah sehingga kedalaman materi pelajaran menjadi
dangkal secara tidak sengaja karena mendapat hambatan dalam mencari
sumber.
6. Tujuan Model Pembelajaran Terpadu Tipe Networked
Model networked dirancang untuk memadukan pembelajaran yang
mengandaikan kemungkinan pengubahan konsepsi, bentuk pemecahan
masalah, maupun tuntutan bentuk keterampilan baru setelah siswa
mengadakan studi lapangan dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang
berbeda-beda. Belajar disikapi sebagai proses yang berlangsung secara
terus-menerus karena adanya hubungan timbal balik antara pemahaman
dan kenyataan yang dihadapi siswa.
Model jaringan merupakan model yang sesuai untuk menyajikan
motivasi kepada peserta didik. Tutor atau mentor sering menyarankan
model jaringan untuk memperluas cakrawala para pelajar atau
memberikan perspektif yang diperlukan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model pembelajaran terpadu tipe immersed adalah suatu pembelajaran
yang menggunakan pendekatan inter dan antar disiplin ilmu, dimana siswa
dapat memadukan semua data setiap bidang ilmu dan menghasilkan pemikiran
sesuai dengan bidang minatnya untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Disamping itu, pembelajaran ini juga dirancang agar setiap individu dapat
memadukan semua data dari setiap bidang ilmu dan menghasilkan pemikiran
sesuai bidang minatnya. Pembelajaran terpadu tipe immersed adalah tipe
pembelajaran yang memerlukan tingkat kemampuan berpikir tinggi.
Sedangkan model Networked yaitu model pembelajaran yang berupa
kerjasama antara siswa dengan seorang ahli dalam mencari data, keterangan,
atau lainnya sehubungan dengan mata pelajaran yang disukainya atau yang
diminatinya sehingga siswa secara tidak langsung mencari tahu dari berbagai
sumber. Sumber dapat berupa buku bacaan, internet, TV, atau teman, kakak,
orang tua dan sebagainya yang dianggap ahli olehnya. Siswa memperluas
wawasan belajarnya sendiri artinya siswa termotivasi belajar karena rasa ingin
tahunya yang besar dalam dirinya.
B. Saran
Sebelum mengembangkan kurikulum sebaiknya kita mengembangkan
hasil-hasil belajar. Pengembangan kurikulum sebaiknya mencakup ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik. Pemerolehan hasil belajar pada dasarnya
adalah bagaimana menyiapkan peserta didik menjadi individu yang kreatif dan
kritis dengan mendasarkan pada keberanian, mampu mengembangkan
komunikasi dan interaksi inter dan antar personal baik dengan teman maupun
musuh. Pelaksanaan model pembelajaran terpadu di sekolah harusnya
didukung dengan kemampuan dan kesiapan guru yang optimal serta media
pembelajaran yang memadai, menuntut adanya kreativitas dan inovasi guru
dalam pengembangan pembelajaran, bertotal dan dikembangkan dari
kurikulum yang sudah terpadu.
DAFTAR PUSTAKA
Fogarty, Robin.1991.The Mindful School How to Integrate the Curricula.IRI/Skylight Publishing, Inc.Palatine, Illinois.
Lutfiana, A. F., 2006, Implementasi Pembelajaran Kimia Pokok Bahasan Minyak Bumi Berorientasi Pembelajaran Terpadu Tipe Immersed, Makalah Komprehensif Universitas Negeri Surabaya. Program Studi Sains, PPS Unesa, Surabaya.
http://lensa.wiraraja.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/lutfi-Implementasi-Pembelajaran-Kimia.pdf
Prabowo, 2000, Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Terpadu Dalam Menghadapi Perkembangan IPTEK Millenium III. Makalah disampaikan pada seminar dan lokakarya Jurusan Fisika FMIPA UNESA bekerjasama dengan Himpunan Fisika Indonesia (HFI)
Suprayekti, dkk., 2003, Pembaharuan Pembelajaran di SD, Universitas Terbuka, Jakarta.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa bahwasanya
karena anugerah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah “Kelebihan dan
Kelemahan Model Pembelajaran Terpadu” ini.
Dalam penyusunan makalah “Kelebihan dan Kelemahan Model
Pembelajaran Terpadu” ini tidak sedikit penyusun mendapat dukungan maupun
bantuan. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Zuhdan Kun Prasetyo, M.Ed., dosen mata kuliah Pendidikan Sains
Terpadu,
2. Teman-teman yang selalu mensupport dalam penyusunan makalah ini,
3. dan semua pihak yang tidak dapat panulis sebutkan satu per satu.
Seperti peribahasa, tak ada gading yang tak retak, kami menyadari bahwa
makalah ini masih terdapat kekurangan. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca guna memperbaiki makalah ini. Semoga makalah ini dapat
berguna bagi pembaca.
Yogyakarta, Oktober 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................
B. Rumusan Masalah ...................................................................................
C. Tujuan Penulisan .....................................................................................
D. Manfaat Penulisan ...................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Model Pembelajaran Terpadu Tipe Immersed ......................................
1. Pengertian Model Pembelajaran Terpadu Tipe Immersed ............
2. Karakteristik Model Pembelajaran Terpadu Tipe Immersed .......
3. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Terpadu
Tipe Immersed ....................................................................................
4. Penerapan Model Pembelajaran Terpadu Tipe Immersed.............
5. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Terpadu
Tipe Immersed ....................................................................................
6. Tujuan Model Pembelajaran Terpadu Tipe Immersed ..................
B. Model Pembelajaran Terpadu Tipe Networked ....................................
1. Pengertian Model Pembelajaran Terpadu Tipe Networked ...........
2. Karakteristik Model Pembelajaran Terpadu Tipe Networked ......
3. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Terpadu
Tipe Networked ...................................................................................
4. Penerapan Model Pembelajaran Terpadu Tipe Networked ...........
5. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Terpadu
Tipe Networked ...................................................................................
6. Tujuan Model Pembelajaran Terpadu Tipe Networked .................
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN ........................................................................................
B. SARAN ......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
MODEL PEMBELAJARAN TERPADU TIPE IMMERSED DAN NETWORKED
Makalah ini Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Sains Terpadu
OLEH
NANA MARDIANA (14708251005)
LAILI ULVIAH (14708251037)
PENDIDIKAN SAINS
KONSENTRASI PENDIDIKAN FISIKA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2014