implan

11
BAB 2 IMPLAN GIGI 2.1 Definisi Implan Gigi Implan gigi merupakan salah satu cara untuk mengganti gigi yang hilang sehingga diperoleh fungsi pengunyahan, estetik dan kenyamanan yang ideal. Implan gigi adalah suatu alat yang ditanam secara bedah ke dalam jaringan lunak atau tulang rahang sehingga dapat berfungsi sebagai akar pengganti untuk menahan gigi tiruan maupun jembatan. (9,14) Keuntungan implan gigi adalah restorasi tersebut sangat menyerupai gigi asli karena tertanam di dalam jaringan sehingga dapat mendukung dalam hal estetik, perlindungan gigi tetangga serta pengembangan rasa percaya diri (9) . Gambar 1. Implan menyerupai gigi asli.(Taylor T. D,and Laney. W.R. Dental Implant.<http://dentalimplants.uchc.edu/about/index. html> ) Universitas Sumatera Utara

Upload: yock-headshooter

Post on 22-Nov-2015

28 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • BAB 2

    IMPLAN GIGI

    2.1 Definisi Implan Gigi

    Implan gigi merupakan salah satu cara untuk mengganti gigi yang hilang

    sehingga diperoleh fungsi pengunyahan, estetik dan kenyamanan yang ideal. Implan

    gigi adalah suatu alat yang ditanam secara bedah ke dalam jaringan lunak atau tulang

    rahang sehingga dapat berfungsi sebagai akar pengganti untuk menahan gigi tiruan

    maupun jembatan.(9,14)

    Keuntungan implan gigi adalah restorasi tersebut sangat menyerupai gigi asli

    karena tertanam di dalam jaringan sehingga dapat mendukung dalam hal estetik,

    perlindungan gigi tetangga serta pengembangan rasa percaya diri (9).

    Gambar 1. Implan menyerupai gigi asli.(Taylor T. D,and Laney. W.R. Dental Implant. )

    Universitas Sumatera Utara

  • Pada prinsipnya implan gigi memerlukan bahan yang dapat diterima jaringan

    tubuh, cukup kuat dan dapat berfungsi bersama-sama dengan restorasi protesa di

    atasnya. Menurut Boskar (1986) dan Reuther (1993), syarat implan gigi adalah

    sebagai berikut : (8,9,14,15,16)

    1. Biokompatibel

    Yang dimaksud dengan biokompatibel adalah non toksik, non alergik,

    non karsinogenik, tidak merusak dan mengganggu penyembuhan

    jaringan sekitar serta tidak korosif.

    2. Cukup kuat untuk menahan beban pengunyahan

    3. Resistensi tinggi terhadap termal dan korosi

    4. Elastisitasnya sama atau hampir sama dengan jaringan sekitar

    5. Dapat dibuat dalam berbagai bentuk

    2.2 Indikasi Dan Kontra indikasi Pemasangan Implan

    Indikasi pemasangan implan gigi adalah : (8,9,14,16)

    1. Pada pasien dengan ketebalan tulang rahang yang cukup.

    2. Pasien dengan kebersihan rongga mulut yang baik.

    3. Pasien yang kehilangan semua atau sebagian gigi geliginya, akan tetapi

    sulit memakai gigi tiruan konvensional akibat adanya koordinasi otot

    mulut yang kurang sehingga stabilitas gigi tiruan sulit tercapai atau

    adanya refleks muntah sehingga sulit memakai gigi tiruan.

    4. Pasien yang menolak gigi aslinya diasah untuk pembuatan gigi tiruan.

    Universitas Sumatera Utara

  • Kontra indikasi pemasangan implan gigi : (8,9,14,16)

    1. Pada pasien dengan keadaan patologi pada jaringan lunak dan keras.

    2. Luka ekstraksi yang baru.

    3. Pasien dengan penyakit sistemik.

    4. Pasien yang hipersensitif terhadap salah satu komponen implan.

    5. Pasien dengan kebiasaan buruk seperti bruksism, merokok dan alkohol.

    6. Pasien dengan kebersihan mulut yang jelek.

    2.3 Klasifikasi Implan Gigi

    Implan dapat diklasifikasikan kepada tiga kategori, antara lain :

    1. Berdasarkan bahan yang digunakan.

    2. Berdasarkan penempatannya dalam jaringan.

    3. Berdasarkan pilihan perawatan.

    2.3.1 Berdasarkan bahan yang digunakan

    Bahan yang digunakan untuk implan gigi, antara lain : (8,9)

    1. Logam

    Terdiri dari Stainless Steel, Vitallium, Titanium dan logam. Pemakaian

    Stainless Steel merupakan kontra indikasi bagi pasien yang alergi terhadap nikel,

    pemakaiannya juga dapat menyebabkan arus listrik galvanik jika berkontak dengan

    logam campuran atau logam murni. Vitallium paling sering digunakan untuk

    Universitas Sumatera Utara

  • kerangka implan subperiosteal. Titanium terdiri dari titanium murni dan logam

    campuran titanium yang tahan terhadap korosi. Implan yang dibuat dari logam

    dengan lapisan pada permukaan adalah implan yang menggunakan titanium yang

    telah diselubungi dengan lapisan tipis keramik kalsium fosfat pada bagian

    strukturnya.

    2. Keramik

    Keramik terdiri keramik bioaktif dan bio-inert. Bioaktif berarti bahan

    yang memiliki kemampuan untuk merangsang pertumbuhan tulang baru disekitar

    implan, contoh dari bahan ini adalah hidroksiapatit dan bioglass. Bio-inert adalah

    bahan yang bertolenrasi baik dengan tulang tetapi tidak terjadi formasi tulang.

    3. Polimer dan komposit

    Polimer dibuat dalam bentuk porus dan padat, digunakan untuk

    peninggian dan penggantian tulang. Ia merupakan suatu bahan yang sukar

    dibersihkan pada bagian yang terkontaminasi dan pada partikel porusnya karena

    sifatnya yang sensitif terhadap formasi sterilisasi.

    2.3.2 Berdasarkan penempatannya dalam jaringan.

    Menurut lokasi tempat implan ditanam, maka implan gigi terdiri dari :

    a) Implan subperiosteal(8,9,17,18)

    Implan ini lebih lama dibanding jenis implan yang lain dan pertama sekali

    diperkenalkan oleh Muller dan Dahl pada tahun 1948.(17) Implan ini tidak ditanam ke

    Universitas Sumatera Utara

  • dalam tulang, melainkan diletakkan diatas tulang alveolar dan dibawah periosteum.

    Terutama digunakan pada kondisi rahang yang mengalami atrofi yang hebat, apabila

    pasien telah mengalami kegagalan berkali-kali dalam pemakaian protesa atau pada

    kasus dimana proses atrofi menimbulkan rasa sakit pada daerah mentalis.(18) Implan

    ini memerlukan teknik insersi dua tahap.(17) Penggunaan implan subperiosteal pada

    rahang atas telah dibatasi karena dilaporkan bahwa keberhasilannya dalam lima tahun

    tidak mencapai 75%. Implan ini juga tidak dianjurkan untuk ditempatkan pada tempat

    yang antagonisnya merupakan gigi asli.

    Gambar 2. Implan subperiosteal yang pertama diperkenalkan oleh Muller dan Dahl pada tahun 1948 (Booth P.W, Schendel S. Maxillofacial Surgery : Advanced Oral Implanthology. 2nd ed. Germany : Elsevier, 2007 : 1572-88)

    Universitas Sumatera Utara

  • Gambar 3. Implan subperiosteal. (Taylor T. D,and Laney. W. R. Dental Implant. )

    b) Implan endosteal

    Implan endosteal ditanam ke dalam tulang rahang melalui gusi dan

    periosteum, sebagian tertanam dan terkait dalam tulang. Implan ini mempunyai tiga

    desain dasar yaitu blade, cylinder dan screw.(8,17) Dalam implan endosteal diharapkan

    terjadi osseointegrasi yaitu penyatuan tulang dengan implan tanpa diperantarai

    jaringan lunak. Popularitas implan endosteal semakin meningkat, terlihat dari

    banyaknya pilihan desain yang dapat digunakan. Laporan-laporan menyebutkan

    bahwa tingkat keberhasilannya dapat melebihi 15 tahun apabila teknik bedah dan

    perawatan pasca bedah dilakukan dengan baik.(18) Ditinjau dari teknik bedahnya,

    implan endosteal terdiri dari teknik insersi satu tahap dan insersi dua tahap.(17,18) Pada

    teknik satu tahap, pembedahan hanya dilakukan sekali sehingga tonggak abutment

    Universitas Sumatera Utara

  • menonjol keluar mukosa setelah operasi selesai. Sedangkan pada teknik dua tahap,

    operasi dilakukan dua kali yaitu operasi pertama untuk meletakkan implan pada

    tulang rahang. Setelah masa penyembuhan, dilakukan operasi kedua untuk

    pemasangan abutment.

    Gambar 4. Implan endosteal. (Taylor T. D,and Laney. W. R. Dental Implant. )

    c) Implan transosteal atau transosseous(8,10)

    Merupakan implan gigi yang menembus tulang rahang dan hanya

    digunakan pada rahang bawah. Implan jenis ini jarang dipakai dan dilaporkan

    memiliki tingkat keberhasilan yang rendah.

    Universitas Sumatera Utara

  • Gambar 5. Implan transosteal. (Taylor T. D,and Laney. W. R. Dental Implant.)

    2.3.3 Berdasarkan pilihan perawatan

    Pada tahun 1989, Misch melaporkan bahwa terdapat lima pilihan perawatan

    berdasarkan prostetik pada implan. Dari kelima pemilihan perawatan tersebut tiga

    yang pertama merupakan protesa cekat (FP), dimana ia boleh disekrupkan atau

    disemenkan. Protesa cekat diklasifikasikan berdasarkan jumlah struktur jaringan

    keras dan lunak yang diganti.(8)

    Dua lagi merupakan protesa lepasan (RP) yang diklasifikasikan berdasarkan

    kekuatannya.(8)

    FP-1 : Protesa cekat, hanya mahkota gigi yang diganti; tampak seperti

    gigi asli

    FP-2 : Protesa cekat; mahkota dan sebagaian dari akarnya tampak normal

    pada sebagian oklusal tetapi mengalami elongasi pada sebagian gingiva.

    Universitas Sumatera Utara

  • FP-3 : Protesa cekat; menggantikan mahkota yang hilang dan warna

    gingiva sebagian dari ruang edentulus; protesa yang paling sering

    digunakan adalah gigi palsu dan gingiva akrilik, tetapi boleh dibuat dari

    porselen atau logam

    RP-4 : Protesa lepasan; dukungan overdenture sepenuhnya oleh implan.

    RP-5 : Protesa lepasan; dukungan overdenture oleh jaringan lunak dan

    implan.

    2.4 Penatalaksanaan Faktor Resiko Dalam Pemasangan Implan

    2.4.1 Rencana perawatan

    Dokter gigi harus memahami dan berkomunikasi dengan pasien bahwa

    pemasangan implan tidak selamanya sukses. Faktor yang bisa mempengaruhi

    keberhasilan perawatan implan ini harus dipertimbangkan sejak tahap rencana

    perawatan, termasuk resiko operasi, potensi kegagalan dan desain protesa pada

    restorasi akhir. (15,17,19)

    2.4.1.1 Kondisi sistemik pasien

    Kondisi medis dan terapi dapat mempengaruhi keberhasilan perawatan

    implan gigi, dan melalui pemeriksaan secara menyeluruh kondisi medis pasien

    sebelum pemasangan implan sangat penting untuk dipertimbangkan. (8,20) Misalnya,

    diabetes melitus bukan merupakan kontra indikasi pemasangan implan, tetapi

    diabetes melitus harus berada dalam keadaan terkawal dan pasien harus memahami

    bahwa tahap keberhasilan pada pasien diabetes melitus mempunyai persentase sedikit

    Universitas Sumatera Utara

  • lebih rendah jika dibandingkan pada pasien non diabetes.(11,19,21) Osteoporosis

    merupakan satu lagi kondisi yang bisa mempengaruhi pada pemasangan implan.

    Kualitas tulang pada daerah implan harus dievaluasi secara teliti pada pasien ini.

    Kondisi kardiovaskular, kelainan pendarahan, dan kondisi sistemik lain

    yang bisa mempengaruhi mekanisme penyembuhan tubuh juga harus diteliti terlebih

    dahulu. Infeksi HIV, leukemia, sindroma Sjogrens dan penyakit autoimun lain yang

    memerlukan penggunaan kortikosteroid untuk jangka waktu yang lama akan

    menghambat proses penyembuhan dan mempengaruhi infeksi bakteri.(7,22,23) Pasien

    yang mempunyai dua atau lebih kondisi sistemik ini memiliki resiko kegagalan yang

    lebih tinggi. Adalah sangat penting untuk meninjau kondisi medis pasien secara hati-

    hati sebelum mempertimbangkan perawatan implan dan menjelaskan kepada pasien

    bagaimana kondisi sistemik dapat mempengaruhi keberhasilan perawatan.

    2.4.1.2 Kondisi daerah implan

    Pertimbangan yang paling penting dalam pemasangan implan ini adalah

    kualitas dan kuantitas tulang serta bentuk alveolar ridge pada daerah implan.(8)

    Pemeriksaan radiografi dan klinis juga merupakan sesuatu yang penting dalam

    melakukan penilaian dan untuk menemukan daerah implan dengan dukungan tulang

    yang optimal.(9) Dokter gigi juga harus hati-hati dalam mempertimbangkan

    pengambilan keputusan apakah pemasangan implan dapat dilakukan segera setelah

    ekstraksi.(24)

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.4.1.3 Persetujuan tindakan medis

    Setelah melakukan penilaian apakah pasien tersebut sudah memenuhi

    kriteria untuk dapat dilakukan perawatan implan, persetujuan tindakan medis harus

    diperoleh dari pasien sebelum perawatan dimulai. Suatu persetujuan tindakan medis

    harus mencakup: (15,19)

    1. Jumlah dan lokasi implan yang telah direncanakan

    2. Operasi tambahan jika perlu

    3. Prosedur anastesi

    4. Potensi resiko dari operasi dan anastesi

    5. Desain protesa dan restorasi akhir.

    2.4.2 Pembuatan protesa

    Pembuatan implan protesa memerlukan teknik keahlian yang khusus yang

    berbeda dengan pembuatan protesa konvensional. Tujuan utama adalah untuk

    mencapai fungsi dan estetik wajah dan gigi, maka perhatian yang khusus harus

    diberikan dalam pemeliharaan implan dan restorasi akhir dalam mencapai

    keberhasilan jangka panjang. (8,20)

    Universitas Sumatera Utara