implementasi programap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/implementasi...dalam hal ini,...

12

Upload: others

Post on 19-Mar-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI PROGRAMap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/Implementasi...Dalam hal ini, penelitian ini akan mengungkap suatu peristiwa yang terjadi MAN 3 Malang yakni mengenai
Page 2: IMPLEMENTASI PROGRAMap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/Implementasi...Dalam hal ini, penelitian ini akan mengungkap suatu peristiwa yang terjadi MAN 3 Malang yakni mengenai
Page 3: IMPLEMENTASI PROGRAMap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/Implementasi...Dalam hal ini, penelitian ini akan mengungkap suatu peristiwa yang terjadi MAN 3 Malang yakni mengenai

IMPLEMENTASI PROGRAM TEACHER EXCHANGE DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU

Royan Khusnul AriefDjum Djum Noor BentyR. Bambang Sumarsono

E-mail: [email protected] Smartfren, Jl. Soekarno Hatta No.71 Kota Madiun

Abstract: This study aimed to describe the profile of the program, describes the successfulimplementation indicator, describe implementation steps, describes contributing factors, inhibitingfactors to explain, and explain alternative solutions. This study used a qualitative approach with casestudy design. The results showed that MAN 3 Malang Teacher Exchange Program has implementedin the country and abroad, indicators of program success is associated with changes in the teachers’motivational problems, competencies, strategies and methods of teaching, discipline, as well as theinsights of teachers, the implementation steps of preparation of the madrasah and teachers, supportingfactors are internal and external factors, inhibiting factors related to the budget, the turn of theheadmaster, the readiness of human resources, and constraints of teachers, and alternative solutionsto problems with the way the meeting, open the entrepreneur, mentor, and team teaching.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil program, menjelaskan indikatorkeberhasilan implementasi, mendeskripsikan langkah-langkah implementasi, menjelaskan faktorpendukung, menjelaskan faktor penghambat, dan menjelaskan alternatif pemecahan masalah. Penelitianini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis rancangan studi kasus. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa MAN 3 Malang telah melaksanakan Program Teacher Exchange di dalam negeridan luar negeri, indikator keberhasilan program ini terkait dengan perubahan guru yakni masalahmotivasi, kompetensi, strategi dan metode mengajar, kedispilinan, serta wawasan guru, langkahimplementasi yakni persiapan dari madrasah dan guru, faktor pendukung terdapat faktor internal daneksternal, faktor penghambat terkait dengan anggaran dana, pergantian kepala madrasah, kesiapanSDM, dan hambatan guru, dan alternatif pemecahan masalah dengan cara rapat, membuka wirausaha,mentor, dan team teaching.

Kata Kunci: teacher exchange, profesionalisme, guru

Kualitas guru dan komitmen mengajar masih perluditingkatkan. Menurut Kementerian Pendidikandan Kebudayaan Nasional (dalam Arif, 2012:1)disinyalir terdapat lebih dari 54% guru memilikistandar kualifikasi yang perlu ditingkatkan.Supono (2013:1) menyatakan pemecahanmasalah kualitas guru di Indonesia masih rendah,hal ini per lu adanya PengembanganProfesionalisme Guru (PPG) secaraberkelanjutan, sertifikasi sebagai titik awalpeningkatan kualitas pembelajaran. Di sisi lain,pada sertifikasi, hanya 2,06 juta guru atau sekitar70,5% guru yang memenuhi syarat sertifikasi(Wedhaswari, 2012:1). Hal ini diperkuat hasilpenelitian Koswara dkk (2009:5), bahwasertifikasi memiliki pengaruh yang rendah

terhadap profesionalisme dan mutu pembelajaran,hal ini disebabkan ada sesuatu yang salah padasertifikasi terkait dengan desain atau sistem,proses, atau hasil yang ditargetkan. Oleh sebabitu, sekolah secara mandiri harus bisameningkatkan kualitas guru, t idak hanyamenggantungkan program pemerintah yangsifatnya hanya sebatas formalitas.

Guru merupakan unsur manusia yang sangatdekat hubungannya dengan peserta didik dalamupaya pendidikan sehari-hari di sekolah. Gurumerupakan seseorang yang sangat menentukankeberhasilan pendidikan (Bafadal, 2008:4). Dalamlatar pembelajaran di sekolah pernyataan tersebutsangat bergantung kepada tingkat profesionalismeguru. Jadi, diantara keseluruhan komponen pada

193

Page 4: IMPLEMENTASI PROGRAMap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/Implementasi...Dalam hal ini, penelitian ini akan mengungkap suatu peristiwa yang terjadi MAN 3 Malang yakni mengenai

sistem pembelajaran di sekolah ada sebuahkomponen yang paling menentukan kualitaspembelajaran, komponen ini adalah guru.

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) sebagailembaga pendidikan di bawah naunganKementerian Agama (Kemenag) dapat melakukanpengembangan keprofesionalan guru. Hal inidikarenakan pihak madrasah lebih tahu kebutuhanpeningkatan sumber dayanya. Oleh sebab itu, ranahpengembangan profesionalisme guru yangdiimplementasikan adalah berbasis lembaga. Salahsatu program pengembangan guru berbasislembaga yakni Program Teacher Exchange(TEX). TEX adalah program pertukaran guru yangdilakukan antara suatu madrasah/sekolah danmadrasah/sekolah lain, baik dilaksanakan di dalamnegeri maupun ke luar negeri. Program pertukaranguru ini sangat bermanfaat untuk menunjangprofesionalisme guru, karena guru dapatmemperoleh pengalaman lebih banyak denganmengajar di tempat yang memiliki kultur dankeadaan sosial yang berbeda.

METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatankualitatif, pendekatan kualitatif merupakan suatupenelitian yang dilakukan secara intensif dansistematis untuk mendapatkan suatu fenomenasosial (Wiyono, 2007:72). Peneliti menggunakanpendekatan kualitatif dimaksudkan untukmembuktikan kajian yang mendalam mengenaikejadian istimewa dan dapat memaparkan secaralugas mengenai strategi madrasah dalammeningkatkan profesionalisme guru melaluiProgram TEX di MAN 3 Malang.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus, karenamendeskripsikan dan menganalisis secaramendalam tentang suatu lembaga. Studi kasusmerupakan suatu penelitian yang digunakan untukmenyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupannyata dengan menggunakan multi sumber bukti(Yin, 2002:18). Melalui jenis penelitian studi kasusdapat mengungkap suatu fenomena secaraterfokus dan mendalam. Dalam hal ini, penelitianini akan mengungkap suatu peristiwa yang terjadiMAN 3 Malang yakni mengenai implementasiProgram TEX dalam meningkatkan profesionalis-me guru di MAN 3 Malang.

Teknik pengumpulan data dilakukan melaluiobservasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisisdata pada penelitian ini menggunakan tiga langkahproses analisa, yakni reduksi data, display data,

dan verifikasi data. Pengecekan keabsahan datapada penelitian ini menggunakan triangulasi teknikdan triangulasi sumber. Tahap penelitian ini antaralain: (1) tahap persiapan meliputi penyusunanrancangan penelitian, studi eksplorasi, perijinan, danpenyusunan pedoman pengumpulan data, (2) tahappelaksanaan yakni pengumpulan data, pengolahandata, analisis data, dan penarikan kesimpulan, (3)tahap penulisan laporan penelitian.

HASIL

Profil Program TEX di MAN 3 Malang

Program TEX merupakan program pertukaranguru yang dilaksanakan oleh MAN 3 Malang.Program TEX dilaksanakan di dalam negeri dan diluar negeri. MAN 3 Malang melaksanakan ProgramTEX ini sebanyak tiga kali, yakni dua kalimelaksanakan Program TEX di dalam negeri dansatu kali melaksanakan Program TEX di dalamnegeri. Program TEX dalam negeri dilaksanakandi MAN IC Gorontalo dan MAN 4 Jakarta. AdapunProgram TEX luar negeri dilaksanakan di AquinasCollege Queensland Australia. PelaksanaanProgram TEX dalam negeri yakni Bulan November2011, sedangkan Program TEX luar negeridilaksanakan pada Bulan Maret 2011. Program iniberlangsung selama satu bulan.

Latar belakang melaksanakan Program TEXdalam negeri yakni adanya diskusi informal antarKepala madrasah pada saat pertemuan Kepalamadrasah Nasional, kemudian dicetuslah ProgramTEX dalam negeri yang tujuannya untukmemberikan training kepada guru agar semakinberkompeten baik dari segi pedagogik, sosial,profesional, maupun kepribadiannya, yangselanjutnya akan meningkatkan profesionalismeguru tersebut. Adapun latar belakang ProgramTEX luar negeri yakni adanya penunjukan daripihak Kemenag terkait kerjasama pemerintahIndonesia dengan Australia melalui BridgeProject. Bridge Project merupakan kerjasamasekolah antara Australia-Indonesia yang dimanajerioleh Asia Education Foundation, mitra proyekoleh Australia Government dan Kang GuruIndonesia, serta penyandang dana oleh AustraliaIndonesia Institute, The Myer Foundation, danAustralia Indonesia Partnership.

Berdasarkan hal tersebut, Kemenagmenunjuk MAN 3 Malang untuk mewakiliMadrasah Aliyah Jawa Timur dalam melaksanakanProgram TEX ke Australia. Tujuan Program TEX

194 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 24, NOMOR 3, MARET 2014: 193-202

Page 5: IMPLEMENTASI PROGRAMap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/Implementasi...Dalam hal ini, penelitian ini akan mengungkap suatu peristiwa yang terjadi MAN 3 Malang yakni mengenai

ini untuk memberikan wawasan terkait praktikpendidikan, bahasa, dan budaya Australia. PadaProgram TEX dalam negeri MoU bersifat lisan,tidak ada MoU tertulis.

Program TEX MAN 3 Malang di bawahtanggung jawab pihak PMM yang dinaungi olehkepala madrasah, sedangkan untuk Program TEXluar negeri penanggung jawabnya dari pihak AsiaEducation Foundation. Hal ini dikarenakanProgram TEX dalam negeri diprakarsai oleh Kepalamadrasah, sedangkan Program TEX luar negeripada saat ini merupakan Bridge Project yangdimanajeri oleh Asia Education Foundation.

Biaya dalam Program TEX dalam negerididapatkan melalui kerjasama antar madrasah.Pihak MAN 3 Malang membiayai transportasi danuang saku guru yang akan ditukarkan, sedangkanuntuk biaya hidup selama ditempat pertukaran ditanggung oleh pihak madrasah pertukaran.Sebaliknya MAN 3 Malang juga mempunyaikewajiban untuk mengurus kesejahteraan guru daripihak madrasah pertukaran. Adapun biayaProgram TEX luar negeri murni dari pihak Bridge

Guru yang sudah melaksanakan ProgramTEX ada sebanyak empat orang guru, dua orangguru melaksanakan Program TEX dalam negeriyakni Ibu Anita Yusianti, S.Pd di MAN ICGorontalo dan Bapak Fathur Rohman, S.Pd diMAN 4 Jakarta. Program TEX luar negeridilaksanakan oleh Bapak Ali Mukti, M.Pd danBapak A. Thohir Yoga, M.Pd, M.Ed di AquinasCollege Queensland Australia.

Materi yang diajarkan guru pada ProgramTEX dalam negeri sesuai dengan bidang studi gurupertukaran. Misalnya Ibu Anita Yusinta, S.Pdberasal dari background guru Bahasa Inggris,maka di MAN IC Gorontalo mengajarmatapelajaran Bahasa Inggris. Demikian juga BapakFathur Rochman, S.Pd yang merupakan guruMatematika, sewaktu di MAN 4 Jakarta mengajarmatapelajaran Matematika. Sedangkan padaProgram TEX luar negeri materi yang diajarkanadalah mengenai bahasa dan budaya. Jadi, sewaktuBapak Ali Mukti, M.Pd dan Bapak A. Thohir Yoga,M.Pd, M.Ed di Aquinas College QueenslandAustralia mengajar Bahasa dan Budaya Indonesia.

Indikator Keberhasilan Implementasi Program TEXdi MAN 3 Malang

Suatu program dikatakan dapat berhasil jikamemiliki indikator keberhasilan program. Indikatorkeberhasilan Program TEX yakni adanya

peningkatan yang signifikan terkait kompetensiguru yang bisa dilihat melalui pembelajaran di kelasdan profesionalisme guru yang bisa diamati padasikap guru sehari-hari di madrasah.

Hasil imlementasi Program TEX nampak darimeningkatnya profesionalitas guru pascamelaksanakan Program TEX. Misalnya caramengajar dan sikap Ibu Anita Yusianti, S.Pd yangpandai dalam mengelola kelas, ontime, loyal, dankomunikatif dengan peserta didik. Ibu Anitamenggunakan metode pembelajaran yangmenyenangkan, sehingga peserta didik tidakmerasa bosan. Selain itu, Ibu Anita juga sebagaianggota LDC MAN 3 Malang, yang mana hanyaguru-guru pilihan yang bisa masuk forum ini.

Begitu pula dengan Bapak A. Thohir Yoga,M.Pd, M.Ed, guru Bahasa Inggris ini termasuk guruyang smart dan memiliki banyak relasi. Dalamproses pembelajaran guru bisa mengaktifkanseluruh peserta didik untuk berpartisipasi dalamproses pembelajaran. Saat ini, Bapak A. ThohirYoga diangkat sebagai Komisaris PSBB.

Demikian juga dengan Bapak Ali Mukti,M.Pd, guru ini sudah mampu menguasai mediapembelajaran berbasis Information andTechnology (IT), misalnya dalam mengajarmenggunakan laptop dan LCD untuk menarikpeserta didik. Bapak Ali Mukti saat ini menjadistaf Humas MAN 3 Malang. Sehingga Bapak AliMukti dalam mudah bergaul dengan orang lain danjuga komunikatif.

Bapak Fathur Rochman selaku pelaksanaProgram TEX di MAN 4 Jakarta, saat mengajardikelas mampu menguasai materi ajar dan caramenjelaskan materi ke peserta didik sangat aplikatifpada kehidupan sehari-hari. Bapak FathurRochman saat ini tidak hanya berprofesi sebagaiguru Matematika saja, namun mendapat tugastambahan dari sekolah sebagai staf KurikulumMAN 3 Malang yang mengatur masalah nilaipeserta didik dan jadwal mengajar guru.

Dampak Program TEX juga berimbas padaprestasi akademik peserta didik yaitu pada Tahun2012 dan 2013 mengalami kenaikan. Prestasiakademik ini terkait bidang studi Matematika danBahasa Inggris. Hal ini wujud dari peningkatanmutu pembelajaran di MAN 3 Malang.

Program TEX memberikan guru banyakpengalaman yang belum pernah didapatkan.Pengalaman ini meliputi pengalaman saat mengajar,pengalaman menghadapi suasana kerja baru danbudaya baru, serta pengalaman beradaptasi denganrekan kerja baru. Pada Program TEX luar negeri,

Arief dkk, Implementasi Program Teacher Axchange dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru 195

Page 6: IMPLEMENTASI PROGRAMap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/Implementasi...Dalam hal ini, penelitian ini akan mengungkap suatu peristiwa yang terjadi MAN 3 Malang yakni mengenai

pengalaman yang sangat berarti adalah speakingdengan penutur asli. Guru juga dapat berlatihdengan gaya hidup disiplin guru-guru luar negeridan kepribadian guru luar negeri yang sangatmenjaga kebersihan dan sikap respek yang luarbiasa.

Guru pelaksana menyebarluaskan pengalamanyang didapatkan kepada guru-guru lain di MAN 3Malang melalui presentasi, rapat, dan MGMP lokal.Dalam forum ini guru pertukaran sharing denganguru yang lain mengenai pengalaman dan sesuatuyang didapatkan selama melaksanakan ProgramTEX.

Profit yang diperoleh oleh guru saatmelaksanakan Program TEX adalah bertambahnyawawasan mengenai praktik pendidikan, wawasantentang bahasa dan budaya, menambah teman baru,bisa mengadopsi program yang sudah berhasildilaksanakan di sekolah pertukaran, serta bisamenambah ilmu tentang cara pembelajaran danpembimbingan peserta didik.

Langkah-Langkah Implementasi Program TEX diMAN 3 Malang

Langkah awal dalam mengimplementasikanProgram TEX di MAN 3 Malang adalah denganmelakukan perencanaan. Pada Program TEXdalam negeri perencanaan dimulai melalui evaluasidiri madrasah. Melalui evaluasi tersebut akandiketahui kekurangan dan kelebihan dari MAN 3Malang. Salah satu hal yang ingin ditingkatkan olehMAN 3 Malang adalah dari sisi sumber dayamanusia yakni guru. Peningkatan kompetensi guruakan memberikan dampak yang positif terhadapproses pembelajaran. Langkah selanjutnya yaknimenyiapkan guru yang akan ditukarkan, biayaakomodasi, dan insentif guru. Adapun langkahdalam melaksanakan Program TEX luar negeri,pihak MAN 3 Malang hanya sebagai pelaksana.Dalam hal ini MAN 3 Malang menyiapkanpersyaratan administratif yang berupa profilmadrasah, profil guru yang akan dikirim, danmenyiapkan materi yang akan diajarkan oleh guru.

Kriteria guru untuk Program TEX dalamnegeri tidak ditentukan secara paten, melainkanberdasarkan atas pertimbangan komunikasi antarKepala madrasah. Dengan kata lain tidak adaseleksi dan kriteria khusus pada Program TEXdalam negeri. Adapun untuk Program TEX luarnegeri kriteria gurunya harus menguasai BahasaInggris, Teknologi dan Informasi, serta pandaiberkomunikasi. Seleksi guru pada Program TEX

luar negeri melalui cara tes wawancara dan testulis di Kemenag Kanwil Jatim dan di IELTSCenter Surabaya. MAN 3 Malang pada waktuitu mengirimkan tiga orang guru, namun yang loloshanya dua orang guru, karena pada waktudibutuhkan hanya dua orang guru.

Target MAN 3 Malang dalam pelaksanaanProgram TEX yakni meningkatnya profesio-nalisme guru yang ditandai oleh meningkatnyawawasan guru, meningkatnya pengalaman guru,meningkatnya kompetensi guru, dan meningkatnyarelasi guru. Peningkatan guru terkait denganprofesinya dapat diketahui pada aktivitas dan peranguru saat berada di madrasah, khususnya pada saatproses pembelajaran berlangsung.

Kompensasi atau kesejahteraan guru yangmelaksanakan Program TEX dalam negeri tiapharinya diberi uang saku Rp 100.000,00 per haridan biaya akomodasi perjalanan ke lokasipertukaran oleh pihak MAN 3 Malang. Adapunbiaya menginap dan makan ditanggung oleh pihakmadrasah pertukaran. Sedangkan untuk ProgramTEX luar negeri, guru yang melaksanakan programini tidak diberi uang saku oleh pihak MAN 3Malang. Namun, guru yang melaksanakanprogram ini biaya hidup dan biaya transportasinyasudah ditanggung sepenuhnya oleh pihak Bridge.

Langkah yang harus ditempuh oleh gurusebelum melaksanakan Program TEX dalamnegeri yakni mengikuti pembekalan atau briefingyang dipimpin oleh Kepala MAN 3 Malang.Adapun untuk guru yang akan melaksanakanProgram TEX luar negeri harus membuat profilmadrasah dan profil diri yang nantinya di uploaddi website Bridge serta di website itu guru mengisiborang pendaftaran.

Persiapan guru dalam melaksanakanProgram TEX menyangkut mengenai persiapanfisik dan persiapan psikologis. Persiapan fisikberupa menyiapkan surat tugas, materi yang akandiajarkan, lesson plan untuk guru pengganti,membuat paspor, dan barang bawaan. Adapunpersiapan psikologis yakni menyiapkan mentaluntuk menghadapi lingkungan kerja baru, temanbaru, bahasa dan budaya baru, serta berpisahdengan keluarga.

Monitoring pada Program TEX dalamnegeri dilaksanakan oleh Kepala madrasah danWakil Kepala madrasah tempat pertukaran gurutersebut. Kepala madrasah kemudian melaporkanke Kepala madrasah asal. Selain itu, pada waktuguru bertugas di madrasah pertukaran, kehadiranguru dibuktikkan oleh tanda hadir finger print yang

196 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 24, NOMOR 3, MARET 2014: 193-202

Page 7: IMPLEMENTASI PROGRAMap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/Implementasi...Dalam hal ini, penelitian ini akan mengungkap suatu peristiwa yang terjadi MAN 3 Malang yakni mengenai

kemudian pada saat pulang di-print out. Sedangkanuntuk monitoring Program TEX luar negeri, pihakMAN 3 Malang mempercayakan sepenuhnyapada pihak Bridge Project. Jadi, monitoringlangsung dari pihak Asia Education Foundation.Pada waktu selesai program, pihak gurumelaporkan hasil kegiatan ke Kemenag KanwilJatim.

Evaluasi Program TEX dalam negeridilakukan melalui rapat akhir tahun pelajaran yangpada akhirnya menghasilkan evaluasi dirimadrasah. Pada Evaluasi Program TEX luar negerihasil yang diperoleh adalah kepala madrasahmenugaskan untuk merealisasikan hubungandengan pihak Aquinas College agar lebih akrablagi dan lebih intensif.

Tindak lanjut Program TEX luar negeri adalahmenjadikan Aquinas College sebagai sisterschool MAN 3 Malang, namun upaya ini belumterealisasikan. Selain itu, MAN 3 Malang berupayauntuk mengadopsi program dari Aquinas Collegeyakni Program High Star, program ini merupakanprogram kesepahaman antara Perguruan Tinggidengan MAN 3 Malang. Jadi, materi yangdiajarkan di MAN 3 Malang hampir sama denganmateri yang diajarkan di Perguruan Tinggi (PT).Hal ini akan meringankan angka kredit pesertadidik saat di PT. Selain ingin mempertegashubungan sister school atau partner schooldengan pihak Aquinas College, MAN 3 Malangjuga juga mengadopsi program dari pihak AquinasCollege yakni pengadaan buku tata tertib (hak dankewajiban) peserta didik. MAN 3 Malang jugasudah menjalin hubungan dekat dengan pihakAquinas College melalui Wikispace dan email.

Adapun untuk tindak lanjut Program TEXdalam negeri lebih kearah program-programmadrasah dan menginginkan untuk melaksanakanProgram TEX secara berkelanjutan. Misalnya sajatindak lanjut dari Program TEX di MAN 4 Jakartayakni MAN 3 Malang mengadopsi programpembelajaran dengan Sistem Kredit Semester(SKS) dan moving class. Tindak lanjut dari ProgramTEX di MAN IC Gorontalo adalah mengadopsiprogram yaitu program apel guru yang dilaksanakansetiap pagi dan pulang pada Hari Senin dan Rabu.Apel ini dipimpin oleh unsur pimpinan madrasahselama 30 – 45 menit. Selain itu, juga mengadopsiperaturan bagi guru wanita untuk menggunakan roktidak boleh menggunakan celana. MAN 3 Malangjuga mengadopsi sistem pembelajaran di MAN ICGorontalo yakni lima hari kegiatan belajar mengajar(KBM) dan satu harinya yaitu Hari Sabtu kegiatan

pengembangan diri. MAN 3 Malang juga berharapuntuk melanjutkan pertukaran guru dari bidang studiyang lain.

Faktor Pendukung Implementasi Program TEX diMAN 3 Malang

Faktor pendukung implementasi ProgramTEX terdiri atas faktor eksternal dan faktor internal.Faktor internal diantaranya kesiapan guru, adanyaanggaran dana, dan adanya infrastruktur madrasahyang memadai. Faktor eksternal yang mendukungimplementasi Program TEX yakni adanyakesepahaman antar madrasah pertukaran (MAN4 Jakarta dan MAN IC Gorontalo) dan adanyaBridge Project yang memberikan kesempatanguru untuk melaksanakan Program TEX ke luarnegeri. Tokoh kunci terlaksananya Program TEXdalam negeri adalah Kepala madrasah. Tokohkunci Program TEX luar negeri adalah AsiaEducation Foundation selaku manajer proyekAsia Education Foundation dan pihak Kemenag.

Faktor Penghambat Implementasi Program TEX diMAN 3 Malang

Hambatan yang dihadapi oleh pihak MAN 3Malang yakni belum bisa melaksanakan ProgramTEX setiap tahun, karena terhalang oleh masalahbudgeting, karena untuk melaksanakan ProgramTEX ini membutuhkan anggaran yang cukup besar.Selain itu, yang menjadi hambatan yakni adanyapergantian Kepala madrasah pada Madrasahpertukaran. Sehingga untuk melaksanakanProgram TEX dalam negeri perlu ada pertemuanantar Kepala madrasah lagi.

Faktor penghambat yang dijumpai lagi yaknidari segi SDM/guru. Adakalanya guru merasa irikarena tidak dipilih untuk mengikuti Program TEX.Adakalanya guru yang dipilih untuk melaksanakanpertukaran keberatan karena jauh dari keluarga.Pada saat pelaksanaan Program TEX guru jugamengalami kendala. Pada Program TEX luar negeri,guru mengalami kendala saat menerangkanpelajaran di kelas, karena speaking Bahasa Inggrisyang kurang sesuai dengan pronounciation ,sehingga kurang dipahami oleh peserta didik. Halini terkadang membuat peserta didik ramai sendiri.Pada Program TEX dalam negeri guru jugamengalami hambatan. Hambatan ini terkait materiajar yang tidak sesuai dengan kurikulum di MAN 3Malang. Materi yang diajarkan tidak sesuai denganyang disiapkan oleh guru.

Arief dkk, Implementasi Program Teacher Axchange dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru 197

Page 8: IMPLEMENTASI PROGRAMap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/Implementasi...Dalam hal ini, penelitian ini akan mengungkap suatu peristiwa yang terjadi MAN 3 Malang yakni mengenai

Alternatif Pemecahan Masalah Implementasi ProgramTEX di MAN 3 Malang

MAN 3 Malang dalam mengatasi kurangnyaanggaran untuk Program TEX dalammenindaklanjuti Program TEX pada tahunberikutnya, cara yang dilakukan yakni melalui rapatevaluasi diri madrasah yang dilakukan setiap akhirtahun pelajaran serta mengadakan rapat rutinsetiap dua minggu sekali

Selain rapat, dalam mengatasi hal budgetingMAN 3 Malang membuka usaha madrasah yangdiberi nama UUM3M. Usaha ini terdiri ataskoperasi yang dibuka untuk umum, kantin, photocopy, percetakan, periklanan, travel pariwisata,dan rent car . Selain itu, MAN 3 Malang jugamendirikan PSBB.

Pemecahan masalah dalam mengatasikendala dalam implementasi Program TEX yangterkait dengan guru, pihak MAN 3 Malangmelakukan berbagai macam kegiatan untukpengembangan SDM. Guru yang tidak dikirimuntuk Program TEX luar negeri akan terpacuuntuk lebih meningkatkan kualitasnya, misalnyadengan memperkaya akan kemampuan bahasaasing melalui kursus-kursus.

Cara mengatasi masalah guru dalampembelajaran di kelas saat pelaksanaan ProgramTEX di Aquinas College yakni dengan caramengajar menggunakan sistem team teachingdengan rekan yang kemampuan speaking BahasaInggrisnya fasih dan dimentori oleh wali kelas.

Pemecahan masalah saat guru mengalamiproblem pembelajaran yang materinya tidak sesuaidengan materi yang telah disiapkan yakni dengancara berkomunikasi secara intensif dengan pihakguru pertukaran, sehingga nantinya didapatkanmateri yang relevan untuk diajarkan kepadapeserta didik.

PEMBAHASAN

Profil Program TEX

Program TEX dapat dilakukan baik antarnegara maupun dalam negeri, sistem pertukaranguru ini dapat dilakukan rutin setiap tahunnya (Arif,2012:1). Di MAN 3 Malang, program inidilaksanakan sebanyak tiga kali. Satu kali di luarnegeri dan dua kali di dalam negeri. PelaksanaanProgram ini pada Tahun 2011.

Tujuan MAN 3 Malang melaksanakanProgram TEX yakni untuk meningkatkanprofesionalisme guru, menambah wawasan terkait

praktik pendidikan, bahasa, dan budaya. Haltersebut sesuai dengan pendapat Gachnang(1999:8) Program TEX untuk membangunprofesionalisme guru dan memberikan kesempatankepada guru untuk mendapatkan perspektif globalpada sejumlah isu-isu pendidikan. Selain itu,Mayness & Brink (1980:1) menyatakan tujuan dariProgram TEX yakni memberikan kesempatan bagilembaga pendidikan untuk bertukar teknikpelatihan, bahan, dan prosedur serta untukmenyediakan pelatihan pengembangan sumberdaya personil yang digunakan untuk membantulembaga dalam pembangunan program ke luar danke dalam pada masa yang akan datang dengananggaran dana yang tersedia.

Pelaksanaan Program TEX tidak lepas darikerjasama antara sekolah satu dan sekolah lain.Persetujuan kerjasama kedua belah pihak sekolahdisepakati secara tertulis melalui notakesepahaman/Memorandum of Understanding(MoU). Program pertukaran guru dibuktikanmelalui nota kesepahaman antara kedua belahpihak sekolah pertukaran (Finney dkk, 2002:96).Hal ini berbanding terbalik dengan Program TEXdi MAN 3 Malang. Program TEX dalam negeridi MAN 3 Malang MoU bersifat lisan, tidak adaMoU tertulis.

Berdasarkan penjelasan di atas dapatdisimpulkan bahwa Program TEX merupakansalah satu program pengembangan profesi guruyang tujuannya untuk meningkatkanprofesionalisme guru. Dalam pelaksanaannyakerjasama yang baik antara kedua belah pihaksekolah sangat dibutuhkan demi terealisasinyaprogram agar berjalan sesuai dengan tujuan.

Indikator Keberhasilan Implementasi Program TEX

Pencapaian keberhasilan suatu programdapat terwujud adanya suatu indikatorkeberhasilan. Keberhasilan Program TEX di MAN3 Malang dapat diketahui melalui peningkatanprofesionalisme guru. Guru profesional adalah guruyang mampu mengelola dirinya sendiri dalammelaksanakan tugas-tugasnya sehari-hari (Ricedan Bishoprick dalam Bafadal, 2008:5).Profesionalisme guru dipandang sebagai satuproses yang bergerak dari ketidaktahuan menjaditahu, dari ketidakmatangan menjadi matang, daridiarahkan oleh orang lain menjadi mengarahkandiri sendiri.

Berdasarkan pengamatan peneliti, guruMAN 3 Malang yang sudah melaksanakan

198 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 24, NOMOR 3, MARET 2014: 193-202

Page 9: IMPLEMENTASI PROGRAMap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/Implementasi...Dalam hal ini, penelitian ini akan mengungkap suatu peristiwa yang terjadi MAN 3 Malang yakni mengenai

Program TEX kemampuan kompetensi guru sudahbaik. Hal ini dapat diketahui saat mengajar di kelasdan peran guru tersebut pada kedudukan organisasidi madrasah. Hal ini mencerminkan ciri-ciri guruprofesional, adapun ciri-ciri guru profesional antaralain: (a) mampu berkomunikasi efektif denganpeserta didik, (b) memiliki empati yang kuat, (c)memiliki loyalty, (d) siap bekerja tanpa diseru, dan(e) memiliki kemampuan bersosialisasi antar guruatau kelompok (Danim dan Khairil, 2012:24).

Guru mendapat mengalaman yang banyakmelalui Program TEX. Pengalaman guru dalamProgram TEX akan memberikan dampak yangberarti terhadap gaya mengajar guru tersebut. Halini dikarenakan guru sudah memiliki pengalamanyang lebih banyak mengenai situasi belajar-mengajar yang diterapkan di tempat lain. Chapman& Thiel (1999: 470) menyatakan Program TEXmemberikan kesempatan bagi pendidik untukmendapatkan pemahaman budaya danpengetahuan tentang praktik pendidikan di seluruhdunia. Pendidik mendapat ide-ide baru mengenaisistem pembelajaran.

Madrasah dan guru mendapat profit daripelaksanaan Program TEX. Hal ini dapat diketahuimelalui bertambahnya relasi guru, bertambahnyapengetahuan tentang bahasa dan budaya, adanyasharing guru pasca pelaksanaan Program TEX,dan adanya program madrasah yang mengadopsidari sekolah pertukaran. Hal ini sesuai denganpendapat Rapoport (2007:83) bahwa profit PogramTEX yakni: (a) guru memiliki kesempatan untukmembandingkan organisasi, (b) guru memperolehpendidikan baru dan pengetahuan budaya, (c)memperkaya program pembelajaran rutin, (d) dapatberbagi pengetahuan baru dan pengalaman barudengan kolega, (e) memperluas ikatan antara duasekolah.

Berdasarkan hasil penjelasan tersebut, secaraglobal Program TEX dapat meningkatkanprofesionalisme guru. Hal ini disebabkan ProgramTEX dapat menempa kemandirian dankedewasaan, memperbanyak relasi guru, sertameningkatkan kualitas guru (Arif, 2012:1).

Langkah-Langkah Implementasi Program TEX

Program TEX merupakan salah satuprogram pengembangan SDM/guru. Dalammelaksanakan program ini substansi manajemenpendidikan yakni MSDM sebagai kunci utama.Departemen MSDM dapat mengaturpengembangan karier, misalnya mengadakan

program-program latihan dan kursus-kursuspengembangan karier dan SDM yang dibutuhkanlembaganya (Martoyo, 2000:88).

Pelaksanaan program TEX berawal dariperencanaan program yang terdiri atas evaluasidiri madrasah, pertemuan kepala madrasah,penentuan target, penentuan guru, dan kompensasiguru. Ketika Program TEX terselenggara, halyang tidak kalah penting yakni pengawasan ataumonitoring guru. Monitoring Program TEXdalam negeri di MAN 3 Malang yakni dilakukandengan kerjasama antar pihak kepala madrasahserta presensi guru yang dibuktikan melalui hasilprint out finger print. Pada Program luar negeridilakukan langsung oleh pihak Asia EducationFoundatin. Hal ini untuk mengetahui keberadaanguru di sekolah pertukaran agar tujuan programtercapai. Dalam melakukan monitoring,ketentuan-ketentuan standar diantaranya berapajumlah personel/guru yang harus ada dalamorganisasi yang bersangkutan untuk dapatmencapai sasaran yang ingin dicapai, kualitaskemampuan tenaga kerja/guru, dan pola karierguru (Martoyo, 2000:225).

Langkah selanjutnya dalam implementasiProgram TEX yakni melakukan evaluasi program.Terdapat dua jenis evaluasi dalam MSDM yaknievaluasi formatif dan evaluasi sumatif. MenurutUlfatin (2004:33), evaluasi formatif diarahkanuntuk perbaikan profesionalisme guru. Sedangkanevaluasi sumatif untuk membuat kebijakan bagiguru. Pada Program TEX di MAN 3 Malangevaluasi formatif dilakukan melalui one daypresentation pasca pelaksanaan Program TEX,MGMP lokal, rapat mingguan, dan rapat akhirtahun pelajaran yang pada akhirnya menghasilkanevaluasi diri madrasah. Tindak lanjut Program TEXyakni mengadopsi program dari sekolahpertukaran, menjalin komunikasi, dan melanjutkanProgram TEX pada tahun berikutnya.

Berdasarkan uraian di atas, langkah-langkahimplementasi Program TEX yang merupakanprogram pengembangan guru sependapat denganpenjelasan Bafadal (2008:45) antara lain: (a)mengidentifikasi kekurangan, kelemahan, danmasalah, (b) menetapkan program peningkatankemampuan profesional guru, (c) merumuskantujuan program, (d) menetapkan serta merancangmateri dan media yang akan digunakan dalampeningkatan kemampua profesional guru, (e)menetapkan serta merancang metode dan media,(f) menyusun dan mengalokasikan anggaranprogram, (g) melaksanakan program, (h) mengukur

Arief dkk, Implementasi Program Teacher Axchange dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru 199

Page 10: IMPLEMENTASI PROGRAMap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/Implementasi...Dalam hal ini, penelitian ini akan mengungkap suatu peristiwa yang terjadi MAN 3 Malang yakni mengenai

keberhasilan program, dan (i) menetapkan programtindak lanjut peningkatan kemampuan profesionalguru.

Faktor Pendukung Keberhasilan ImplementasiProgram TEX

Keberhasilan implementasi Program TEXtidak lepas dari adanya faktor pendukung dan tokohkunci dari pelaksanaan program ini. Faktorpendukung implementasi Program TEX terdiri atasfaktor eksternal dan faktor internal dari madrasah.Faktor eksternal adalah faktor dari luar yangmendukung terlaksananya program ini, misalnyakesepahaman antar sekolah pertukaran danadanya Bridge Project. Faktor internal yakni fakorpendukung yang berasal dari dalam madrasah,misalnya kesiapan guru, tersedianya anggarandana, dan infrastruktur yang memadai.

Tokoh kunci terlaksananya Program TEX diMAN 3 Malang adalah kepala madrasah, AsiaEducation Foundation, dan Kemenag. Hal inisesuai dengan pendapat Chapman & Thiel(1999:470) menjelaskan setiap program pertukarandikoordinasikan oleh departemen pendidikannegara bagian dengan bantuan stakeholderssekolah.

Faktor Penghambat Implementasi Program TEX

Saat Program TEX berlangsung gurumengalami kendala. Pada Program TEX luarnegeri, guru mengalami kendala saat menerangkanpelajaran di kelas, karena speaking BahasaInggr is yang kurang sesuai denganpronounciation atau kurang dipahami olehpeserta didik. Hal ini terkadang membuat pesertadidik ramai sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapatFinney dkk (2002:97) menyatakan guru pelaksanaProgram TEX melaporkan bahwa kesulitanterbesar mereka ada kaitannya dengan pengelolaankelas dan disiplin. Guru juga mengalami hambatanpada Program TEX dalam negeri, yakni terkaitmateri ajar yang tidak sesuai dengan kurikulum diMAN 3 Malang. Hal ini mengakibatkan materiyang diajarkan tidak sesuai dengan yang disiapkanoleh guru sebelumnya.

Alternatif Pemecahan Masalah Implementasi ProgramTEX

Pemecahan masalah dalam implementasiProgram TEX di MAN 3 Malang yakni dengan

mengadakan rapat. Dari hasil rapat inimenimbulkan tindak lanjut yang berupa langkahkonkrit untuk mewujudkan hasil rapat. MisalnyaMAN 3 Malang dalam mengatasi kurangnyaanggaran untuk Program TEX dalammenindaklanjuti Program TEX pada tahunberikutnya, cara yang dilakukan yakni melalui rapatevaluasi diri madrasah yang dilakukan setiap akhirtahun pelajaran serta mengadakan rapat rutinsetiap dua minggu sekali. Selain rapat, dalammengatasi hal budgeting MAN 3 Malangmembuka UUM3M sebagai unit usaha madrasahdan PSBB. Untuk mengatasi minimnya anggaran,pihak madrasah perlu mempertimbangkanbeberapa faktor dalam memilih teknikpengembangan peningkatan profesionalisme guru.Menurut Bafadal (2008:46) faktor-faktor tersebutyakni, (a) guru yang akan dikembangkan, (b)kemampuan guru yang akan dikembangkan, dan(c) kondisi lembaga, seperti dana, fasilitas, danorang yang bisa dilibatkan sebagai pelaksana.

Solusi untuk memecahkan persoalan dalammengatasi kendala dalam implementasi ProgramTEX yang terkait dengan guru yakni pihak MAN3 Malang melakukan berbagai macam kegiatanuntuk pengembangan SDM. Peningkatanprofesionalisme guru dapat dilakukan melaluipenataran, lokakarya, pendidikan lanjutan,pendidikan dalam jabatan, studi perbandingan, danberbagai kegiatan akademik lainnya (Soetjipto danKosasi, 1994:42).

Pemecahan masalah praktis diselesaikansecara kondisional oleh guru pelaksana ProgramTEX. Misalnya saat pelaksanaan Program TEXdi Aquinas College yakni dengan cara mengajarmenggunakan sistem team teaching dan mentoryang berasal dari wali kelas. Hal ini merupakanbantuan yang paling efektif untuk manajemenkelas pada program pertukaran guru (Finney ,dkk,2002:97).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil paparan data danpembahasan, dapat disimpulkan: (1) profil ProgramTEX di MAN 3 Malang, MAN 3 Malang telahmelaksanakan Program TEX dalam negeri diMAN 4 Jakarta, MAN IC Gorontalo pada TahunAjaran 2011/2012. Selain itu, MAN 3 Malangmelaksanakan Program TEX luar negeri diAquinas College Queensland Australia pada

200 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 24, NOMOR 3, MARET 2014: 193-202

Page 11: IMPLEMENTASI PROGRAMap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/Implementasi...Dalam hal ini, penelitian ini akan mengungkap suatu peristiwa yang terjadi MAN 3 Malang yakni mengenai

Tahun Ajaran 2010/2011. Program TEX dalamnegeri atas prakarsa Kepala madrasah, sedangkanProgram TEX luar negeri atas rekomendasi daripihak Kemenag Kanwil Jatim dalam mengikutiBridge Project, (2) indikator keberhasilanimplementasi Program TEX di MAN 3 Malang,terkait dengan perubahan guru yakni masalahmotivasi, kompetensi, strategi dan metodemengajar, kedispilinan, serta wawasan guru. Haldemikian ini terangkum menjadi satu yaknipeningkatan profesionalisme guru. Peningkatanprofesionalisme guru ini dapat dilihat melaluiaktivitas dan jabatan guru di madrasah. Dalamhal ini aktivitas guru terkait dengan aktivitasmengajar di kelas dan aktivitas tambahan guruterkait urusan manajerial madrasah, (3) langkah-langkah implementasi Program TEX di MAN 3Malang, yang pertama terkait persiapan madrasahdan persiapan guru yang akan melaksanakanprogram. Pihak madrasah melakukan monitoring,evaluasi, dan tindak lajut terhadap pelaksanaanprogram ini, (4) faktor pendukung keberhasilanimplementasi Program TEX di MAN 3 Malang,terdapat faktor internal, eksternal, dan tokoh kuncidalam implementasi Program TEX di MAN 3Malang. Faktor internal terkait kesiapan guru,anggaran dana, dan infrastruktur. Faktor eksternalterkait kesepahaman antar madrasah atau sekolah.Tokoh kunci yakni kepala madrasah dan pihak AsiaEducation Foundation, (5) faktor penghambatimplementasi Program TEX di MAN 3 Malang,hambatan yang dihadapi oleh pihak MAN 3Malang dalam implementasi Program TEX adalahterkait dengan anggaran dana, adanya pergantianKepala madrasah, faktor kesiapan SDM, dan

hambatan guru saat pelaksanaan program, (6)alternatif pemecahan masalah implementasiProgram TEX di MAN 3 Malang, dalammemecahkan masalah Progran TEX secaramanajerial menggunakan cara rapat. Adapununtuk mengatasi masalah anggaran danamenggunakan cara membuka usaha madrasahyakni UUM3M dan PSBB. Pemecahan masalahguru terkait pengelolaan dan pembelajaran di kelasmelalui mentor dari wali kelas dan team teaching.

Saran

Saran yang dapat diberikan: (1) bagi KepalaMAN 3 Malang, hendaknya dapat menindaklanjutiProgram TEX pada setiap tahun ajaran; (2) bagiGuru MAN 3 Malang, dapat lebih menyiapkan diriapabila ditunjuk untuk mengikuti Program TEX;(3) bagi para Dosen dan Ketua JurusanAdministrasi Pendidikan, hendaknya dapatberkontribusi dalam Program TEX ini, hal ini akanmenambah kajian mengenai Program TEX yangtermasuk pengembangan manajemen sumber dayamanusia di bidang pendidikan; (4) bagi KepalaDinas Pendidikan dan Kebudayaan, dapat menjadiperbaikan pelaksanaan Program TEX di lembagapendidikan formal yang dinaunginya; (5) bagiKepala Kementerian Agama, dapat melakukanmonitoring terhadap pelaksanaan Program TEXluar negeri dan pada Program TEX dalam negeridapat sebagai masukan untuk memperbaiki kualitasguru madrasah; dan (6) bagi peneliti lain, hasilpenelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satusumber rujukan dalam melakukan penelitiansejenis.

DAFTAR RUJUKAN

Arif. 2012. Teacher Exchange, SolusiPerbaikan Kualitas Guru, (Online),(http://arifabiw.blogspot.com/2012/10/teacher-exchange-solusi-perbaikan_8361.html), diakses Tanggal 19Februari 2013.

Bafadal, I. 2008. Peningkatan ProfesionalismeGuru Sekolah Dasar. Jakarta: BumiAksara.

Danim, S. & Khairil. 2012. Profesi Kependi-dikan. Bandung: Alfabeta.

Finney, P.B., Torres, J., & Jurs, S. 2002. The SouthCarolina/Spain Visiting Teacher Program.Scholarly Journals, (Online), 76 (2): 94-

97, (http://search.proquest.com), diaksesTanggal 17 April 2013.

Gachnang, S., Katherine, M., & Cynthia, B. 1999.Trading places: teacher e x c h a n g eprogram is an eye-opening experience forteachers from Down Under and Alberta.Trade Journals. (Online), 34 (1):8 – 10,(http://search.proquest.com), diaksesTanggal 1 Maret 2003.

Koswara, D. D., Suryana, A., & Triatna, C. 2009.Studi Dampak Program Sertifikasi Guruterhadap Peningkatan Profesionalisme danMutu. Jurnal Ilmu Pendidikan, 3 (1),

Arief dkk, Implementasi Program Teacher Axchange dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru 201

Page 12: IMPLEMENTASI PROGRAMap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/Implementasi...Dalam hal ini, penelitian ini akan mengungkap suatu peristiwa yang terjadi MAN 3 Malang yakni mengenai

(Online), (http://upi.edu.com), diaksesTanggal 21 Maret 2013.

Martoyo, S. 2000. Manajemen Sumber DayaManusia. Yogyakarta: BPFE.

Mayness, J.O & Brink, D. 1980. Arizona MigrantChild Education Teacher Exchange:Colorado. Educational Journal, 2 (1),(Online), (http://ovidsp.ovid.com), diaksesTanggal 1 Maret 2013.

Rapoport, A. 2007. International Exchange forEducators: The Role of Participants Culturein The Interpretation of Results. ScholarlyJournals, (Online), 36 (1): 83-105, (http://search.proquest.com), diakses Tanggal 1Maret 2003.

Soetjipto & Kosasi. 1994. Proyek Pembinaan danPeningkatan Mutu TenagaKependidikan. Jakarta: Direktorat Jendral

Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikandan Kebudayaan.

Supono, D. 2013. Pembenahan Kualitas GuruKunci Tingkatkan Pendidikan diIndonesia, (Online), (http://rri.co.id/index.php/berita/39759/Pembenahan-Kua li t as-Guru-Kunci-T ingkatka n-Pendidikan.htm), diakses Tanggal 19 Maret2013.

Ulfatin, N. 2004. Manajemen Sumber DayaManusia. Malang: AP FIP UM.

Wiyono, B. B. 2007. Metodologi Penelitian:Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, danAction Research (Burhanuddin, Ed).Malang: Universitas Negeri Malang.

Yin, R.K. 1996. Studi Kasus: Desain danMetode. Terjemahan M. Djauzi Mudzakir.2002. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

202 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 24, NOMOR 3, MARET 2014: 193-202